YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

BAB I

PENDAHULUAN

Rotavirus merupakan golongan famili Reoviridae yang berperan dalam penyebaran

diare. Diare merupakan beban masalah kesehatan baik di tingkat global, regional maupun

nasional. Rotavirus adalah penyebab diare paling banyak pada anak balita dan anak-anak.

Anak-anak dapat terkena infeksi rotavirus beberapa kali dalam hidupnya, dan hampir setiap

anak akan terkena infeksi ini. Dilaporkan oleh WHO bahwa setiap tahun diare rotavirus

menyebabkan > 500.000 kematian anak usia balita di seluruh dunia dan >80% di antaranya

terjadi di Negara berkembang

Gejala berentang dari ringan sampai terjadi dehidrasi berat disertai muntah-muntah,

suhu badan tinggi serta kematian. Rotavirus dapat menular dengan mudah dari anak ke anak.

Mencegah infeksi dengan cara menjaga higiene, rajin mencuci tangan dan menjaga

kebersihan adalah sangat penting. Pengobatan diare karena rotavirus bersifat suportif seperti

rehidrasi, nutrisi, pemberian zinc. Perbaikan sanitasi lingkungan dan higiene serta upaya

rehidrasi oral dengan oralit saja tidak dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

diare rotavirus, sehingga vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang paling efektif. WHO

merekomendasikan semua lembaga kesehatan dunia untuk memberikan vaksinasi rotavirus.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 1

Page 2: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

BAB II

ROTAVIRUS

1. Definisi

Rotavirus adalah virus golongan famili Reoviridae yang berperan dalam penyebab

utama penyakit diare akut pada bayi dan anak-anak.1,2 Diare merupakan masalah kesehatan

baik di tingkat global, regional maupun nasional. Di daerah tropis infeksi rotavirus terjadi

sepanjang tahun dan kebanyakan menyebar melalui jalur fekal – oral dan sebagian melalui

saluran nafas.2

2. Epidemiologi

Rotavirus menjadi penyebab utama diare berat pada anak usia balita baik di negara

maju maupun negara berkembang. Dilaporkan oleh WHO bahwa setiap tahun diare rotavirus

menyebabkan > 500.000 kematian anak usia balita di seluruh dunia dan >80% di antaranya

terjadi di Negara berkembang. Pada daerah empat musim, infeksi rotavirus umumnya terjadi

pada musim dingin. Di Indonesia, kejadian rotavirus terjadi sepanjang tahun dengan kejadian

tertinggi pada musim panas yaitu sekitar bulan Juli – Agustus.2

Gambar 1. Distribusi kasus diare rotavirus rawat inap.8

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 2

Page 3: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Rotavirus umumnya menyerang anak berusia di bawah 0 - 5 tahun dan insidens

tertinggi diare rotavirus dijumpai pada kelompok usia 1-2 tahun (42,2%). Kelompok usia 1-5

tahun (63,7%) berisiko lebih sering menderita diare rotavirus dibanding usia bayi (36,2% ).

Tidak ada perbedaan jenis kelamin antara pasien, laki-laki (59,5%) dan perempuan (40,5%).8

3. Struktur Virus

Rotavirus adalah virus double helix RNA dari famili Reoviridea.1 Rotavirus terdiri

dari 7  serotype, yaitu dari Grup A hingga Grup G. Virus memiliki sifat sebagai parasit, di

mana virus memerlukan sel inang untuk memproduksi protein, memodifikasi genom dalam

proses replikasinya dan dalam propagasi virion agar memiliki sifat infeksius. Akibat dari

propagasi tersebut adalah kerusakan sel inang yang menyebabkan terjadinya penyakit. Dalam

proses replikasinya beberapa virus dapat menyebabkan infeksi laten sebagai hasil dari

interaksi genom virus ke dalam sel inang, dan beberapa jenis virus dapat menimbulkan

transformasi pada sel inang.

Rotavirus termasuk dalam anggota keluarga virus Reoviridae, memiliki kapsid yang

berbentuk icosahedral, berukuran 70 nm, dan tidak memiliki envelope. Virus ini terdiri dari

tiga lapisan yaitu kapsid luar, kapsid dalam dan inti. Tiga kapsid terluar terbagi menjadi sub

unit kapsid yang membentuk gambaran seperti roda (rota= wheel). Kapsid tersebut berbentuk

konsentris yang mengitari suatu genom dan terdiri atas 11 segmen RNA untai ganda di dalam

lapisan inti. Virus ini terdiri dari grup A, B, C, D, E dan F. Rotavirus grup A yang merupakan

golongan rotavirus yang paling banyak menginfeksi manusia, dapat dibagi menjadi dua

berdasarkan jenis kapsid protein VP7 (viral protein-7) yang disebut sebagai tipe G, dan

kapsid protein VP4 (viral protein-4) yang disebut sebagai tipe P. 1

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 3

Page 4: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Gambar 2. Susunan virion rotavirus 1

Dua struktur protein yaitu VP7 yang terdiri dari protein G dan glikoprotein dan VP4

yang terdiri dari protein P dan protease pembelahan protein, merupakan protein yang

melapisi bagian luar dari virus dan merupakan pertimbangan yang penting untuk membuat

vaksin dari rotavirus. Protein pembuat kapsid bagian dalam paling banyak adalah VP6, dan

sangat mudah ditemukan dalam pemeriksaan antigen, sedangkan protein nonstruktur kapsid

bagian dalam adalah NSP4 yang merupakan sebagai faktor virulensi dari rotavirus. 1

4. Patogenesis

Mekanisme terjadinya diare rotavirus dimulai dengan rusaknya sel epitel yang

melapisi permukaan dinding usus halus yang fungsinya sebagai penyerap garam dan air yang

berasal dari makanan.2,3 Virus menyerang dan memasuki sel enterosit yang matang pada

ujung vili usus kecil. Virus ini menyebabkan perubahan pada struktur dari mukosa usus kecil,

berupa pemendekan villi dan terdapatnya infiltrat sel-sel radang mononuklear pada lamina

propria. Sel enterosit yang rusak digantikan oleh sel sekretorik yang berasal dari kripte vilus

usus halus yang kemudian mensekresi garam maupun air secara berlebihan ke dalam lumen

usus.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 4

Page 5: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Gambar 3. Patofisiologi infeksi rotavirus 1

Secara histologi perubahan pada jaringan sel akibat infeksi rotavirus ditandai dengan

adanya akumulasi sel - sel enterosit yang mengalami vakuolisasi, apoptosis dan terjadinya

proliferasi yang meningkat pada hari kesatu sampai hari ketujuh pasca infeksi. Semua proses

tersebut menyebabkan vilus atrofi, disamping itu juga banyak sel yang hilang akibat proses

apoptosis. Selain itu terjadi juga percepatan masa penggantian antar sel yang berakibat

terbentuknya sel - sel epitel yang kurang terdeferensiasi yang kesemuanya berakibat pada

penurunan fungsi absorpsi dari sel epitel intestinal.

Sebagian dari sel epitel yang melapisi permukaan dinding usus halus juga bersifat

sebagai sel endokrin penghasil ensim disakaridase. Rusaknya sel epitel akibat invasi virus

menyebabkan kadar ensim disakharidase usus juga menurun dan pencernaan disakarida

terganggu. Disakarida yang tidak tercerna akan menarik lebih banyak air sehingga terjadi

diare osmotik.

5. Gejala dan Tanda

Infeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48 jam dengan

demam yang disertai dengan mulainya BAB cair yang sering. Muntah dan demam khas

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 5

Page 6: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

mereda selama hari kedua sakit, tapi diare sering berlanjut selama 5-7 hari. Dehidrasi

mungkin terjadi dan memburuk dengan cepat, terutama pada bayi. 2,3 Walaupun kebanyakan

neonatus yang terinfeksi dengan rotavirus tidak bergejala. Rotavirus ada dimana-mana.

Penularan Virus ini biasa melalui fekal oral.

Pada bayi dan anak, mula-mula akan menjadi rewel, gelisah, suhu badan mungkin

meningkat, nafsu makan berkurang atau bahkan tidak ada kemudian akan timbul diare.

Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam

akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat di

absorbsi oleh usus. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gejala

dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi akan terlihat ubun-ubun cekung. Tonus dan turgor

kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.

6. Diagnosis

Diagnosis diare akut yang disebabkan infeksi rotavirus sering hanya berdasarkan

gejala klinis dan pemeriksaan fisik.

Anamnesis didapatkan :

Demam

BAB cair

Muntah

Batuk dan pilek (ISPA)

Gejala - Gejala Dehidrasi mulai ringan, sedang sampai berat.

Pada Pemeriksaan fisik didapatkan :

Keadaan Umum : kesadaran, mulai rewel, gelisah, apatis, sampai terjadinya

penurunan kesadaran, status gizi, derajat sakit, keaktifan dan kondisi yang relevan

dengan penyakit.

Tanda Vital : Normal atau meningkat jika sudah mencapai dehidrasi berat.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 6

Page 7: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Kepala : ubun – ubun cekung

Mata : Cowong, air mata berkurang.

Hidung : Sekret , Nafas cuping hidung

Mulut : bibir dan mukosa kering, stomatitis, sianosis, lidah kotor.

Thoraks : Retraksi jika sudah terjadi dehidrasi berat.

Abdomen : cembung , bising usus meningkat, hipertimpani, turgor normal, lambat

atau sangat lambat.

Anus : perianal eritema

Ekstremitas : akral hangat atau dingin, sianosi, capillary refill time normal atau

lambat.

Pemeriksaan laboratorium meliputi darah rutin, feses rutin, pemeriksaan gula darah

sewaktu, elektrolit dan BGA.

Untuk memastikan diagnosis dari diare akut karena infeksi rotavirus diperlukan

pemeriksaan feses dengan metode rapid antigen test.3 Salah satunya dengan enzyme

immunoassay (EIA) dengan sensitivitas dan spesifik lebih dari 98 % atau latex agglutination

test yang kurang sensitif dibanding EIA. Antibodi anti rotavirus yaitu imunoglobulin A dan

M diekresikan difeses setelah hari pertama terinfeksi rotavirus. Tes antibodi masih positif

sampai 10 hari setelah infeksi pertama dan dapat lebih lama lagi jika terjadi infeksi berulang.

Oleh karena itu pemeriksaan tes antibodi dapat digunakan untuk mendiagnosa rotavirus.

Namun dalam praktek sehari-hari bila manifestasi klinis sudah jelas biasanya tidak

diperlukan lagi pemeriksaan serologis tersebut.

7. Penatalaksanaan

Pengobatan diare karena rotavirus bersifat suportif.2,3 Tujuan dari farmakoterapi

adalah untuk mengurangi morbiditas, mencegah komplikasi, dan untuk profilaksis. Agen anti

diare (misalnya, kaolin-pektin) dan antimotility (yaitu, loperamide) dikontraindikasikan

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 7

Page 8: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

dalam pengobatan diare karena infeksi virus pada anak-anak karena kurangnya manfaat dan

meningkatkan risiko efek samping, termasuk ileus, mengantuk, dan mual.

Pemberian antibiotika tidak dianjurkan dan direkomendasikan. Karena infeksi

rotavirus adalah penyakit “Self limiting Disease” atau sembuh sendiri dengan atau tanpa

antibiotika dalam 5-7 hari. Pengobatan terpenting adalah terapi rehidrasi atau cairan oralit

dan nutrisi. Sebelum memberikan terapi rehidrasi pada pasien, perlu dinilai dulu derajat

dehidrasinya. WHO merekomendasikan suplementasi Zinc 10-20 mg untuk 10-14 hari untuk

semua anak diare akut. 2,3 Probiotik adalah suplemen makanan mikroba hidup yang umum

digunakan dalam pengobatan dan pencegahan diare akut. Mekanisme yang mungkin untuk

probiotik termasuk sintesis zat antimikroba, persaingan dengan patogen untuk nutrisi,

modifikasi racun, dan stimulasi respon imun nonspesifik terhadap patogen. Dua tinjauan

sistematis besar telah menemukan probiotik (terutama GG Lactobacillus) efektif dalam

mengurangi durasi diare pada anak-anak yang mengalami diare akut.

8. Pencegahan

Rotavirus dapat menular dengan mudah. Mencegah infeksi dengan cara rajin cuci

tangan dan menjaga kebersihan adalah sangat penting. Namun kadang perilaku tersebut tidak

cukup untuk mencegah penularan infeksi rotavirus bila anak sering memasukkan tangan ke

dalam mulut. Vaksin rotavirus dapat mencegah diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.2

Vaksin rotavirus dapat mencegah hingga kira-kira 57% kasus infeksi rotavirus dan 98% kasus

infeksi berat. Saat ini tersedia dua jenis vaksin rotavirus yaitu RotaTeq dan Rotarix.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 8

Page 9: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

BAB III

VAKSIN ROTAVIRUS

1. Definisi

Vaksinasi adalah imunisasi secara aktif dengan pemberian antigen yang dapat

merangsang pembentukan antibodi dari sistem imun tubuh.2 Pada bulan April 2009 WHO

merekomendasikan semua lembaga kesehatan dunia untuk memberikan vaksinasi rotavirus

secara rutin.

2. Jenis Vaksin

Vaksin rotavirus yang sudah beredar merupakan vaksin hidup yang mengandung 1

strain rotavirus ( monovalen ), 4 strain rotavirus ( tetravalen ) maupun 5 strain rotavirus

( pentavalen ).2

1. Vaksin Monovalen

Vaksin ini merupakan vaksin hidup yang mengandung 1 jenis rotavirus dengan tipe

G1P. Vaksin ini di pasaran lebih dikenal dengan nama Rotarix. Vaksin Rotarix telah

diketahui efektif untuk menurunkan kejadian diare rotavirus sebesar 57%.2

Komposisi 4,5,6,9

Rotarix mengandung virus rotavirus hidup yang dilemahkan. Rotarix juga

mengandung dextran, sorbitol, xanthan, dan Dulbecco’s Modified Eagle Medium

(DMEM). Kandungan DMEM adalah natrium klorida, kalium klorida, magnesium

sulfat, ferric nitrate, natrium fosfat, natrium pirufat, glukosa, hydrogenocarbonate dan

phenol red.

Porcine circovirus type 1 (PCV-1), adalah sejenis virus dari babi terkandung dalam

Rotarix. PCV-1 tidak dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 9

Page 10: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Gambar 4. Cara pemberian vaksin Rotarix 4

Cara pemberian 4,5

Pemberian diberikan secara oral dengan dosis 1 ml sekali

Rotarix diberikan dalam 2 dosis dengan rentang waktu 8 minggu setiap pemberian

vaksin. Dosis pertama diberikan dalam rentang usia 6 – 14 minggu dan dosis kedua

pada umur 24 minggu.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 10

Page 11: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Gambar 5. Vaksin Rotarix 4

Penyimpanan 5,6

Botol vaksin harus didinginkan pada suhu 2° sampai 8° C.

Pastikan botol terlindung dari cahaya.

Pengencer dapat disimpan pada suhu kamar 20° sampai 25°. Jangan biarkan

membeku. Buang jika vaksin telah beku.

Rotarix harus diberikan dalam waktu 24 jam setelah rekonstitusi.

Buang vaksin jika tidak digunakan dalam waktu 24 jam

Selain Rotarix vaksin monovalen lain yang sedang dikembangkan adalah RV3 yang

mengandung virus hidup dengan tipe G3P. Vaksin ini ditemukan pada neonatus sehat dan

diisolasi pertama kali di Australia. Vaksin ini memiliki keuntungan dibandingkan vaksin

yang lain karena biaya yang murah serta tidak menyebabkan penyakit pada neonatus.

Vaksin ini sedang dalam tahap uji klinis selama 33 bulan di sejumlah rumah sakit dan

Pukesmas di Klaten dan Sleman. Diharapkan pada tahun 2016, Indonesia sudah dapat

meluncurkan vaksin Rotavirus.10

2. Vaksin Tetravalen

Merupakan vaksin rotavirus yang mengandung 4 strain rotavirus. Vaksin ini dahulu

dikenal dengan nama dagang Rota Shield yang dirilis di Amerika pada tahun 1998. Vaksin

ini kemudian ditarik dari peredaran karena berkaitan dengan kejadian ikutan pasca imunisasi

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 11

Page 12: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

(KIPI) berupa intususepsi. Namun jumlah kejadian ini sangat sedikit dibandingkan kematian

yang ditimbulkan akibat diare.2

Komposisi5

Rotashield merupakan virus hidup yang dilemahkan. Dibuat untuk melindungi

manusia dari rotavirus serotype G tipe 1, ,2, 3, dan 4.

Cara Pemberian5

Vaksin ini terdiri 3 dosis lengkap, juga diberikan secara oral, yaitu pada bayi berusia 2

bulan, 4 bulan dan 6 bulan.

Usia minimum yang bisa mulai diberikan vaksin ini adalah saat bayi telah berusia 6

minggu

Jarak interval atau selang waktu antara dosis pertama dan dosis yang kedua, dan dosis

berikutnya, adalah 4 – 10 minggu.

3. Vaksin Pentavalen

Vaksin ini merupakan vaksin rotavirus dengan 5 strain rotavirus. Vaksin ini

dikembangkan dari serum bovine dan dikenal dengan nama dagang Rotateq. Vaksin ini

memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah keparahan akibat rotavirus.2

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 12

Page 13: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Gambar 6. Cara pemakaian vaksin Rotateq 7

Komposisi 5,6,7,9

Rotateq mengandung 5 strain virus Rotavirus yang dilemahkan yaitu G1, G2, G3, G4

dan P1.  RotaTeq juga mengandung sukrosa, natrium nitrat, natrium fosfat monobasic

monohidrat, natrium hidroksida, polysorbate dan fetal bovine serum.

Komponen Porcine circovirus tipe 1 dan 2 (virus yang menginfeksi babi) ditemukan

di dalam RotaTeq.  Porcine circovirus tipe 1 dan 2 tidak menyebabkan penyakit pada

manusia.

Cara Pemberian 7

Vaksin Rotateq, vaksin rotavirus ini diberikan melalui mulut.

Rotateq diberikan dalam 3 dosis. Sekali pemberian 2 ml. Jarak antara pemberian dosis

berkisar 2 bulan dari pemberian pertama. Dosis pertama diberikan saat bayi berumur

2 bulan. Dosis kedua diberikan saat umur 4 bulan dan dosis ketiga diberikan saat bayi

berumur 6 bulan.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 13

Page 14: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Gambar 7. Vaksin Rotateq7

Penyimpanan 7

Rotateq harus didinginkan pada suhu 2-8°C. RotaTeq harus diberikan sesegera

mungkin setelah dikeluarkan dari pendingin.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pemberian vaksin rotavirus di

antaranya :

Pernah hipersensitifitas setelah mendapatkan vaksin sebelumnya.

Alergi terhadap salah satu komponen vaksin

Bayi dengan penyakit imuno defisiensi atau yang mendapat pengobatan kortikosteroid

sistemik.

Pernah mengalami intususepsi (obstruksi saluran pencernaan).

Bayi yang mendapat terapi aspirin

Bayi yang mendapat obat antiretroviral.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 14

Page 15: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

Gambar 8. Jadwal imunisasi IDAI 2011 – 2012.

3. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization

adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.

KIPI yang dilaporkan adalah : 2

Muntah

Diare

Buang air besar bercampur darah

Demam tinggi

Nyeri perut

Intususepsi

Pneumonia

Intususepsi merupakan salah satu KIPI yang menjadi perhatian dalam perkembangan

vaksin rotavirus terbaru. Intususepsi merupakan penyebab umum terjadinya obstruksi

pada usus secara akut pada balita dan anak.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 15

Page 16: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

BAB IV

KESIMPULAN

Infeksi Rotavirus adalah penyebab utama penyakit diare hebat dengan dehidrasi serius

yang sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Biasanya bayi mulai terinfeksi pada saat mereka

berusia antar 0 – 5 tahun. Cara penularan yang paling sering adalah melalui cara fekal oral

(dari kotoran yang masuk kedalam mulut) sehingga penularan antara anggota keluarga yang

sakit, penularan antara anak yang sedang dirawat dalam rumah sakit  sering terjadi (infeksi

nosokomial).

Tidak ada obat yang khusus untuk rotavirus ini. Penyakit ini bersifat self limiting

disease.Yang bisa dilakukan adalah dengan rehidrasi cairan tubuh dan elektrolit yang hilang

dalam kotoran diare, untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, misalnya kegagalan fungsi

organ vital lainnya akibat penyakit diare akut. Satu-satunya cara yang termudah dan cost

effective adalah pencegahan terhadap penyakit infeksi rotavirus ini dengan pemberian

vaksinasi bagi bayi dan anak-anak yang berada dalam rentang usia penularan virus ini. Saat

ini vaksin yang tersedia adalah vaksin rotateq dan rotarix. Namun kedua vaksin tersebut

masih kontroversi di Indonesia dikarenakan dalam bahan yang terkandung pada kedua vaksin

tersebut mengandun virus yang menginfeksi babi.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 16

Page 17: vaksin-rotavirus CENDOL

Referat Vaksin Rotavirus Hernita Ferliyani (030.07.107)

DAFTAR PUSTAKA

1. Jawetz,Melnick,Adelberg,1996, Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. 2002. Hal 92 -94.

2. Firmasnyah A, Soenarto Y. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Hal 318 – 323.

3. Subagyo B, Santoso NB. Buku ajar Gastroenterologi – hepatologi. Jilid1. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Hal 87 – 116.

4. Vaksin Rotarix. Available at https://www.gsksource.com/gskprm/en/US/adirect/gskprm?cmd=ProductDetailPage&product_id=1244173585205&featureKey=600594, Maret 2013.

5. Vaksin Rotavirus. Available at : http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5802a1.htm?s_cid=rr5802a1_e , maret 2013.

6. Rotavirus Vaccine. Available at http://www.immunize.org/askexperts/experts_rota.asp , maret 2013.

7. Rotateq vaccine. Available at www.rotateq.com/prescribing-information-for-rotateq.html , maret 2013.

8. Titis W, Nenny S, dkk. Diare rotavirus pada anak balita. Sari Pediatri 2012; 13(5):340-5.

9. Dennehy PH. Rotavirus vaccine, an update. Vaccine 2007;25:3137-41.

10. RV3. Available at http://www.ugm.ac.id/index.php?page=headline&artikel=342 ,

maret 2013.

Kepanitraan Ilmu Penyakit AnakFakultas Kedokteran Universitas Trisakti RSUD Kota Semarang Periode 21 Januari – 30 Maret 2013 17


Related Documents