Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas KedokteranUniversitas Mulawarman
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN (UPK) PUSKESMAS SEMPAJA
2012
Disusun Oleh:
Amina Thayiba
Auliaur Rahmah
Kiki Ariananda
Pembimbing :
dr. Hj. Irama Madjid
dr. Rachmat Bahtiar, M. Kes
dr. Ronny Isnuwardhana, MIH
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas
PUSKESMAS Sempaja/FK Unmul
Samarinda
2012
sumber : Administrasi dan
pemegang program UPK
Puskesmas Sempaja Samarinda
BAB I
PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana
pembangunan kesehatan yang mandiri dan bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan dan
bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten (KEPMENKES
No.128 th 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas).
Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Puskesmas berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pelayanan kesehatan strata pertama
meliputi pelayanan medik dasar individu dan keluarga, serta pelayanan kesehatan
masyarakat yang mencakup usaha pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Wujud dari pelaksanaan ketiga fungsi puskesmas hadir dalam
program puskesmas yaitu program dasar yang tercermin dalam Unit Pelayanan
Kesehatan (UPK).
Pada perkembangan terakhir, Upaya Pelayananan Kesehatan (UPK)
dibagi menjadi UPK wajib dan UPK pengembangan. UPK wajib merupakan
upaya kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia
dan merupakan kesepakatan secara nasional. UPK wajib terdiri atas 6 kegiatan
pokok atau yang disebut Basic Six, yaitu: (1) Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan
Lingkungan, (3) KIA dan KB, (4) Peningkatan Gizi, (5) Penanggulangan Penyakit
Menular/P2M, (6) Pengobatan Dasar. UPK pengembangan merupakan program
yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten dengan berbagai
pertimbangan kebutuhan kesehatan di wilayah kerja masing-masing seperti UPK
kesehatan Lansia dan Usaha kesehatan Sekolah (UKS).
Puskesmas Sempaja mengemban tanggung jawab dalam pelayanan
kesehatan masyarakat di Kelurahan Sempaja Utara dan Selatan. Guna
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat di wilayah kerjanya,
2
Puskesmas Sempaja juga melaksanakan UPK wajib dan UPK pengembangan.
Diharapkan dengan berjalannya upaya pelayanan kesehatan tersebut, puskesmas
Sempaja dapat memberikan pelayanan yang merata dan menyeluruh dan
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pengetahuan mengenai UPK merupakan hal yang penting, karena UPK
merupakan wujud dari fungsi puskesmas secara keseluruhan dan merupakan
tonggak pelaksanaan program di Puskesmas dalam rangka mewujudkan
pembangunan kesehatan. Hal tersebut harus diketahui dan dipahami agar peran
dan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik. Pembuatan makalah ini
bertujuan memberikan informasi mengenai UPK Puskesmas, khususnya UPK
Puskesmas Sempaja.
3
BAB II
PROFIL PUSKESMAS SEMPAJA
A. VISI, MISI, MOTTO DAN JANJI PELAYANAN
1. Visi :
Mewujudkan Masyarakat Sempaja Sehat & ber-PHBS (Perilaku Hidup
Bersih & Sehat)
2. Misi :
a. Ciptakan Managemen Kesehatan yang Bermutu
b. Sempurnakan Pelayanan Kesehatan
c. Padukan Lintas Program & Lintas Sektoral di Bidang Kesehatan
d. Mewujudkan Masyarakat Sempaja ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih&
Sehat)
e. Jadikan Masyarakat Sempaja yang Mandiri untuk Hidup Sehat
3. Motto Pelayanan :
Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami
4. Janji Pelayanan
Santun, Sabar, Cermat, Ikhlas
B. DATA DEMOGRAFI DAN GEOGRAFI
1. Data Demografi Puskesmas Sempaja Samarinda Tahun 2011
Wilayah kerja puskesmas sempaja terdiri dari 2 kelurahan, yaitu kelurahan
Sempaja Selatan dan kelurahan Sempaja Utara. Jumlah total penduduk wilayah
kerja puskesmas Sempaja adalah 29.326 jiwa. Sasaran dihitung berdasarkan dari
jumlah penduduk kelurahan masing-masing.
a. Kelurahan Sempaja Utara, terdiri dari 16 RT, dimana :
Jumlah KK : 1.357
Jumlah Penduduk : 5.252 Jiwa
1) 5 RT (RT 7, 34, 35, 36, dan 37) yang sulit dijangkau.
4
2) 9 RT (RT 1, 7, 8, 23, 24, 33, 34, 35, 36) yang tidak memiliki posyandu
3) sasaran PUS 945, WUS 2836, BUMIL 104
b. Kelurahan Sempaja Selatan, terdiri dari 64 RT, dimana :
Jumlah KK : 5.945
Jumlah Penduduk : 24.074 Jiwa
1) Seluruh RT mudah dijangkau
2) 9 RT (14, 15, 23, 24, 27, 37,38,42,50) yang belum memiliki posyandu
3) sasaran PUS 4.333, WUS 13.000, BUMIL 478
2. Data Geografi Puskesmas Sempaja Samarinda Tahun 2012
5
Sumber : Administrasi Puskesmas Sempaja Samarinda
6
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SEMPAJA TAHUN 2012
C. Jumlah Tenaga dan Fasilitas Kesehatan di Puskesmas Sempaja
Tabel 1. Jumlah tenaga kesehatan di puskesmas sempaja
Fasilitas kesehatan di Wilayah Puskesmas Sempaja
1) Puskesmas Induk : 1 buah
2) Puskesmas Pembantu : 2 buah (Gunung Cermin dan Sempaja Lestari
Indah)
3) Puskesmas Keliling : 4 lokasi (Langsat, Ayu, Keledang, Kitadine)
4) Posyandu : 27 buah (25 posyandu bayi & balita; 2 posyandu
lansia)
a. Sempaja Utara 4 posyandu, 9 RT (1, 7, 8, 23, 24, 33, 34, 35, 36)
belum memiliki posyandu
b. Sempaja Selatan 21 posyandu, 9 RT (14, 15, 23, 24, 27, 37,38,42,50)
belum memiliki posyandu.
5) Mobil Ambulance : 1 buah
6) Motor dinas : 3 buah
6
TENAGA KESEHATAN PKM SempajaDokter Umum 4Dokter Spesialis -Dokter Gigi 1SKM 5D4 Keb 1Akper 5Akbid 5Akfar 2Ak Analis 2Akzi 1SPK 3SPRG 1SMF 1SE 1SMA 6SMP 2
D. UNIT PELAYANAN KESEHATAN (UPK)
1. UPK Promosi Kesehatan
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan
pentingnya kesehatan dan merubah perilaku masyarakat agar mandiri untuk
hidup sehat. Pemegang program ini di Puskesmas Sempaja adalah seorang ahli
kesehatan masyarakat (SKM/sarjana kesehatan masyarakat). Pokok kegiatan
UPK ini di Puskesmas Sempaja tahun 2012 yaitu :
a. Upaya Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan di SMP
Penyuluhan Kesehatan di SMA
Penyuluhan PHBS di PG/TK
Penyuluhan TB Paru
Penyuluhan Kesehatan di Masyarakat
Penyuluhan Kesehatan Posyandu Lansia
b. Pendidikan Kesehatan
Pembelajaran Bumil
Senam Ibu Hamil
Pengawasan Kantin Sekolah
Pertemuan Kader Balita
Pertemuan Kader Lansia
Pelatihan Kadarsih
Revitalisasi Kader Jumantik
Pembinaan UKS
Pelatihan Guru UKS SD
Studi Banding Guru UKS
Pelatihan ASI Eksklusif
Refreshing Kader Posyandu
Pembinaan Kader Posyandu Pratama
c. Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
7
Program ini bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga,
dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Kegiatan pokok
yang dilaksanakan dalam program ini antara lain meliputi:
UKGS
1. Penjaringan Kesehatan Gigi di TK
2. Penjaringan Kesehatan Gigi di SD
3. Praktek Sikat Gigi Masal SD
UKGMD
1. Pemeriksaan Gigi di Posyandu
Posyandu
4. Lomba Balita Sehat
5. Pelayanan Kesehatan Posyandu Balita
6. Pelayanan Kesehatan Posyandu Lansia
7. Senam Lansia
8. Abatisasi oleh Kader
UKS
1. Penjaringan Kesehatan SMP
2. Penjaringan Kesehatan SMU
3. Penjaringan Kesehatan SD
4. Penjaringan Gizi Anak Sekolah
d. PHBS
Pembinaan PHBS Rumah Tangga
Survey PHBS Rumah Tangga
MMD PHBS
Pembentukan Forum Desa Siaga dan RT ber PHBS
e. Pembuatan Media Promosi
Pembuatan Leaflet/Brosur
Pembuatan Spanduk
Pembuatan Banner
Pembuatan Stiker PHBS
8
Pembuatan Slogan Kesehatan
Cetak Buku PHBS
Pembuatan Informasi Kesehatan di Mading
Saat ini masyarakat yang terlibat dalam upaya kesehatan berbasis
masyarakat yaitu 155 orang kader aktif posyandu, 25 orang juru pemantau
jentik (Jumantik) dan 50 orang kader PHBS.
Tabel 2. Kegiatan UPK Promosi Kesehatan
No Kegiatan Sasaran Target Pelaksanaan
1. Penyuluhan di Posyandu Seluruh ibu-ibu dilingkungan posyandu
1x / bulan
2. Penyuluhan PHBS sekolah TK,SD,SMP,SMA diwilayah kerja PKM
1x/tahun tiap sekolah
3. Penyuluhan kesehatan diorganisasi kemasyarakatan dan keagamaan
Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan diwilayah kerja PKM
1x/tahun
4. Pelatihan dokter kecil Siswa TK dan SD diwilayah kerja PKM
2x/tahun
5. Pelatihan Kader Kesehatan Remaja ( KKR )
Siswa SMP dan SMA 2x/tahun
6. Pelatihan guru UKS 8 sekolah yang memiliki UKS diwilayah kerja
2x/tahun
7. Revitalisasi kader posyandu
Seluruh kader posyandu diwilayah kerja PKM
1x/tahun
8. Pelatihan kader PHBS Anggota PKK dan Kader posyandu
1x/tahun
9. Survey PHBS Rumah Tangga dan Sekolah
Seluruh KK dan sekolah diwilayah kerja PKM
1x/tahun
10.
Kelas ibu hamil Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM
1x/tahun
11.
Senam ibu hamil Seluruh ibu hamil diwilayah kerja PKM
1x/bulan
12 Senam Lansia Seluruh lansia di wilayah 1x/bulan
9
. kerja PKM
13.
Penyuluhan NAPZA ( bermitra dengan BNK )
SMP dan SMA diwilayah kerja PKM
1x/tahun
14.
Pertemuan dan Pembinaan kader
Seluruh kader posyandu diwilayah kerja PKM
1x/bulan
15.
Revitalisasi kader Jumantik Seluruh kader jumantik diwilayah kerja PKM
1x/tahun
16.
Pembinaan UKS Guru UKS dan dokter kecil diwilayah kerja PKM
1x/tahun
17.
Praktik cuci tangan dan sikat gigi
Seluruh sekolah diwilayah PKM
1x/tahun
18.
Penyebaran informasi kesehatan melalui pembuatan brosur,poster,spanduk
Seluruh masyarakat dan petugas diwilayah kerja PKM
Situasional
2. UPK Kesehatan Lingkungan
UPK ini terdiri dari 1 orang sebagai pemegang program ahli kesehatan
lingkungan dengan 2 anggota yang juga ahli kesehatan lingkungan. Tujuan
dari UPK kesehatan lingkungan adalah :
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,
kuratif dan promotif secara terpadu, terarah dan terus menerus.
b. Mewujudkan pelayanan Klinik Sanitasi secara terpadu.
c. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien akan pentingnya
lingkungan dan perilaku hidup sehat.
d. Meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih sehat guna meningkatkan
keamanan dan kenyamanan bagi penghuninya
e. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit berbasis lingkungan.
f. Menciptakan perubahan dan peningkatan perilaku hidup sehat serta
menumbuhkan kemandirian masyarakat.
Kegiatan UPK Kesehatan Lingkungan antara lain:
a. Pendataan sasaran kesehatan lingkungan.
b. Inspeksi sanitasi / pengawasan kualitas air
10
c. Pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih secara bakteri & kimia
terbatas.
d. Pengawasan Sanitasi Lingkungan.
SLI, Pinang Mas, Kayu Manis, Korpri, Sempaja, Residen, Mutiara, S.
Durian, UNMUL, Surya Indah, Rapak Benuang, Tepian, Pemda, Bumi
sempaja, Yeschar, TVRI, Kehutanan.
e. Pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU).
Hotel, Kolam renang, Pasar pusat perbelanjaan, Sarana ibadah, Salon
kecantikan, Pangkas rambut, Panti pijat, Sarana kesehatan, Sarana
kebugaran, tempat bilyard, Puskesmas, Sekolah.
Target 2012 :
1. 80% tempat–tempat umum yang harus diawasi.
2. 60% tempat–tempat umum memiliki sertifikat laik sehat atau
rekomendasi kesehatan dari DKK.
3. 75% petugas sanitasi puskesmas yang melakukan pembinaan
tempat–tempat umum di wilayah kerjanya.
f. Pengawasan tempat pembuangan sampah (TPS)
g. Pengawasan sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM).
Restoran, Rumah Makan, Kantin Sekolah, Pedagang kaki-5, Industri
Rumah Tangga, Jasa Boga, Institusi.
Target 2012 :
1. 80 % Restoran dan rumah makan yang diperiksa.
2. 80 % jasa boga yang diperiksa
3. 80 % industri rumah tangga yang diperiksa
4. 80 % kantin sekolah/ makanan jajanan yang diperiksa.
5. 70 % pedagang kaki lima/ makanan jajanan yang diperiksa.
6. 70% penjamah makanan dan minuman/ pengelola yang telah
mengikuti kursus/penyuluhan keamanan pangan.
7. 50 % sampel makanan dan minuman yang diperiksa secara
bakteriologis dan kimia.
h. Pengambilan sampel makanan.
11
i. Penyuluhan kesehatan lingkungan di dalam maupun di luar gedung.
j. Pemeriksaan kantin sekolah.
k. Pengawasan & pembinaan depot air minum (DAM).
l. Pemantauan PHBS
m. Klinik sanitasi
n. PHN
o. Lintas sektoral.
Kegiatan harian dari UPK kesehatan lingkungan di puskesmas
Sempaja adalah menerima konsulan dari bagian / poli lain seperti KIA,
umum, dan lansia, bila ditemukan penyakit-penyakit infeksi yang berbasis
lingkungan misalnya diare. Selain itu, juga bekerja sama dengan
pemegang program lain bila ditemukan adanya KLB terhadap suatu
penyakit yang berbasis lingkungan.
3. UPK KIA dan KB
UPK KIA dan KB bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB), menjaga kesehatan sebelum dan selama
kehamilan, persalinan, nifas, dan menyusui.
Salah satu program KIA ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas
kesehatan (bidan) di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan
secara berkala dan terjadwal sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta
perkembangan dan kesehatan janin dalam kandungan. Proses yang dilakukan
dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan mengevaluasi kunjungan dari ibu
hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan ke empat (K1 hingga K4),
sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan
persalinan oleh petugas kesehatan, tidak termasuk pertolongan persalinan
pendampingan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh Dokter Ahli,
Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya yang telah memperoleh
pelatihan tehnis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin.
12
Dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah
ditetapkan.
Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu
paket dengan istilah K4 atau Kunjungan ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri
mempunyai pengertian dari beberapa sumber yaitu
1. Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal untuk memonitoring
kemajuan kabupaten dan kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu
hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan
dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe
selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
2. Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI
2009. Menyebutkan bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah
cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
3. Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebagai penjabaran dari SPM Bidang
Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu hamil K 4 adalah: ibu hamil yang
kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC
sesuai dengan standar 5 T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali
selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II
minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali.
Jadi karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta
tentunya K4. Dari pengertian K4 diatas, maka pengertian K1 sudah sangat
jelas yaitu Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester pertama,
K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai
standar pada smester pertama dan kedua kehamilan, K3 adalah pemgertian
K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada smester
13
pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3 tambah
pemeriksaan ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan
pelayanan pemeriksaan ibu hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan
pendekatan prospektif atau biasa dikenal dengan istilah kohor atau dalam
program pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) adalah buku register kohor.
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan
petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC)
sesuai dengan standar 5T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali
selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali, trimester II
minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali. Standar 5 T yang
dimaksud adalah:
- Pemeriksaan/pengukuran tinggi dan berat badan
- Pemeriksaan/pengukuran tekanan darah
- Pemeriksaan/pengukuran tinggi fundus
- Pemberian imunisasi TT
- Pemberian tablet besi
Pokok Kegiatan :
1. Pelaksanaan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)
1) Menentukan sasaran tiap kelurahan dan keseluruhan wilayah.
2) Pengumpulan data, dengan cara pencatatan PWS bumil perkelurahan,
register kegiatan harian, kegiatan pemantauan ibu hamil, kegiatan ANC
ibu hamil di posyandu dan di lapangan bidan praktek swasta.
3) Pengolahan data
2. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi (KIB)
1) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan pertama (K1).
2) Pelayanan kesehatan bagi bumil untuk kunjungan lengkap (K4).
3) Pelayanan kesehatan pada Ibu Hamil (Bumil) sesuai standar untuk
kunjungan lengkap.
14
4) Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan
persalinan dukun oleh tenaga kesehatan.
5) Pelayanan nifas kontak pertama (KN1). Pelayanan nifas lengkap (ibu
dan neonatus) sesuai standar KN2.
6) Pelayanan dan atau rujukan ibu hamil resiko tinggi/komplikasi.
Hasil kegiatan : Pencapaian sasaran PWS-KIA Puskesmas Sempaja
Januari – Desember 2011
Kegiatan K1 K4 Deteksi Resti Persalinan KN1 KN2 ASI
EkslusifNakes Masy
.
Nakes Dukun Neonatus
Sasaran 582 582 582 582 556 - 529 529 556
Target 582 582 116 116 556 - 423 423 500
Pencapaian 552 564 114 1 524 31 421 413 173
Pencapaian
(%)
94,8
%
96,9
%
98,3 1,7
%
94,2 5,58 99,5% 97,6
%
34,6%
Pencapaian
2010 (%)
49,5 45,5
3. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Pelaksanaan DDTK (deteksi dini tumbuh kembang)
Pelayanan deteksi dilakukan waktu bayi atau balita kontak dengan
petugas di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, play group dan
TK. Kegiatan DDTK meliputi :
I. Persiapan
1. Diseminasi informasi dan bimtek kepada Nakes.
2. Diseminasi informasi dan bimtek kepada :
a.Lingkungan Sekolah
b.Guru PG / TK
c.Kader
15
3. Pendataan sasaran DDTK
4. Pembinaan kasus DDTK
5. Pelatihan guru PG
6. Penyuluhan DDTK
7. Pembinaan DTKA di PG
8. Pembinaan DTKA di TK
9. Pelatihan Nakes Pusban
10. Penyegaran wawasan DDTK
II. Penatalaksanaan
1. Tingkat PKM / Pusban
2. Tingkat Posyandu
3. Tingkat PG / TK
4. Pelaporan Tribulanan
III. Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan dan pelaporan Semester (PG/TK)
2. Pencatatan dan pelaporan Tahunan (Penjamas)
4. Pelayanan Imunisasi
Tujuan dan Sasaran Imunisasi di Indonesia
Tujuan
a. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
b. Tujuan Khusus
Program Imunisasi dengan tercapainya target Universal Child
Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% pada
tahun 2010 sebesar 86% sehingga target telah tercapai, dan secara
merata pada bayi dengan target 100% di desa/kelurahan pada tahun
2011.
5.1 Sasaran Program Imunisasi
Target sasaran ; 100%
16
Sasaran berdasarkan usia yang diimunisasi
1) imunisasi rutin Bayi, WUS dan Bumil
Cakupan imunisasi rutin bayi tahun 2011 :Sasaran Pencapaian
Target
Jenis VaksinBCG Polio HB Combo Camp
ak1 2 3 4 0 1 2 395% 95
%90%
90%
85%
75%
95%
90%
85%
90%
529 Kumulatif 521 504 497 491 471 459 519 501 469 484Presentasi 98 95 94 92 89 87 98 95 89 92
Imunisasi Rutin Wanita usia subur (WUS) : wanita usia 15-39
tahun termasuk ibu hamil (Bumil) & calon pengantin (Catin). Cakupannya
sebagai berikut :
TT WUS Januari- Desember 2011Sasaran
Pencapaian Target Status TT1 2 3 4 5
1593 Kumulatif 100% 79 49 44 1142 7Presentasi 4,6 3,1 2,8 71,7 4,4
TT Bumil Januari – Desember 2011Sasaran Pencapaian Target Status TT
1 2 3 4 5
582 Kumulatif 100% 106 139 144 86 44Presentasi 18,2 23,9 24,7 14,8 7,6
2) Imunisasi tambahan
Bayi dan anak
a) Sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan
1) Imunisasi dasar
Bayi
2) Imunisasi lanjutan
Anak usia sekolah tingkat dasar
Wanita usia subur
b) Sasaran wilayah/lokasi
Seluruh desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Sempaja
c) Sasaran wilayah/lokasi
17
Seluruh desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Sempaja.
Pokok Kegiatan
1. Imunisasi Rutin
a. Menentukan Sasaran
- Mencari data kelurahan
- Pertemuan Linsek dengan kelurahan
- Menghitung sasaran sesuai jumlah penduduk
b. Pengelolaan vaksin dan bahan logistik
- Permintaan vaksin dan spuit
- Perawatan cold chain & pemantauan suhu vaksin
- Monitoring evaluasi permintaan dan pemakaian vaksin dan spuit
c. Pelayanan imunisasi di PKM dan Posyandu
- Imunisasi bayi
- Imunisasi TT WUS
- Imunisasi balita yang belum mendapat imunisasi lengkap
- Imunsasi pasien luka rawan tetanus
d. Sosialisasi dan Bimtek laporan dengan BPS
f. Pengambilan data laporan
- Bidan praktek swasta
- Dokter praktek swasta
g. Mencatat dan melaporkan KIPI
h. Pemetaan kasus campak kerjasama lintas program dengan surveillan
i. Pelacakan bayi rawan DO
- Membuat Monitoring
- Kerjasama dengan Pembina posyandu dan kader (Lintas Program)
- Mengevaluasi hasil monitoring
- Sweeping
j. Membuat PWS per kelurahan
k. Membuat dan mengevaluasi laporan bulanan
l. Membuat dan mengevaluasi hasil kerja setahun
18
2. Bias Campak, Bias DT & TT, dan TT WUS
a. Pendataan
b. Penentuan sasaran
c. Linsek dengan pihak sekolah
d. Membuat surat pemberitahuan
e. Pengadaan bahan logistic dan vaksin
f. Pelaksanaan BIAS campak
g. Pelaksanaan BIAS DT/TT
h. Monitoring dan evaluasi
i. Sweeping.
5. Pelayanan KB
o Pemutakhiran data PUS, WUS, dan akseptor KB per RT.
o Pencatatan jumlah alat kontrasepsi KB program BKKBN dan KB mandiri.
o Pencatatan dan pelayanan KB baru dan KB aktif di puskesmas, pusban,
posyandu, laporan bidan praktek swasta.
o Membuat laporan KB
o Pemetaan bidan
o Pelayanan KB di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, bidan
praktek swasta dan dokter praktek.
Akseptor KB Januari-Desember 2011
Metode Kotrasepsi
Jumlah Peserta yang dilayani TotalKlinik KB Dokter praktik swasta Bidan praktik swasta
Baru Ulangan Baru Ulangan Baru UlanganIUD 1 1 - - 61 5 68MOW - - - - - - -MOP - - - - - - -Kondom 5 29 - - 3 5 42Implant 22 2 - - 6 2 32Suntikan 47 10 - - 393 3941 4381Pil 32 5 - - 239 1869 2135Jumlah 107 47 - - 682 5822 6658
Jadwal kegiatan pelayanan Poli KIA dan KB.
19
Pemegang program UPK ini adalah seorang bidan, terdiri dari 1 orang
dokter umum di bagian konsultasi KIA, seorang Bidan dibagian KB, imunisasi,
DDTK, dan PWS dibantu oleh 3 orang perawat. Jadwal kegiatan pelayanan
Poli KIA dan KB setiap hari kerja dengan jadwal pelayanan harian, yaitu :
Jadwal Kegiatan Pelayanan poli KIA dan KB
Hari PelayananSenin Imunisasi, KB, ANCSelasa Imunisasi (BCG), KB, ANCRabu Imunisasi, KB, ANCKamis Imunisasi, KB, ANCJumat Imunisasi, KB, ANCSabtu Imunisasi (campak), KB, ANC
4. UPK Gizi
Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli Gizi dengan pokok
kegiatan berikut:
a. Pemantauan Pertumbuhan Anak Balita di Posyandu
Untuk melihat anak yang mengalami kurang gizi dapat menggunakan
beberapa cara, yaitu :
1) Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS adalah kartu untuk mencatat berat badan anak yang ditimbang
setiap bulan yang berguna untuk mengamati pertumbuhan anak sampai dengan
usia 5 tahun. Kegunaan KMS adalah memonitor pertumbuhan anak. Untuk
memonitor pertumbuhan tersebut, diperlukan data berat badan anak balita
setiap bulannya.
2) Indikator pemantauan pertumbuhan
Pemantauan pertumbuhan balita dilakukan di posyandu setiap bulan untuk
mengetahui adanya gangguan pertumbuhan.Pemantauan pertumbuhan balita
dilakukan dengan SKDN dan BGM (Bawah Garis Merah).
S : seluruh balita di wilayah kerja
K : jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS
D : jumlah seluruh balita yang ditimbang
N : balita yang naik BB sesuai garis pertumbuhan
20
BGM : balita dengan BB menurut umur berada pada dan di bawah garis
merah pada KMS
D/S : indikator untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap
kegiatan posyandu
N/D : indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan
program.
Cara menghitung :
Presentase K /S=∑ balita yangmempunyai KMS
∑ sasaran balita yang ada di wilayahkerjax100 %
Presentase D /S=∑ balita yang datangditimbang
∑ sasaran balita yang ada di wilayahkerjax100 %
Presentase N / D=∑ balita yang naik berat badannya
∑ balita yang datang ditimbangx 100 %
Presentase BGM /D=∑ balita BGM
∑ balita yangdatang ditimbangx 100 %
3) Pengumpulan Data
Sumber data berasal dari register bayi dan balita posyandu yang
dikumpulkan oleh kader setiap bulan.
4) Pencatatan, Pengolahan, dan Pelaporan Data
b. Pemberian Kapsul Vitamin A
Prinsip dasar untuk menanggulangi masalah kekurangan vitamin A di
Indonesia adalah menyediakan vitamin A yang cukup untuk tubuh. Hal ini
dapat ditempuh dengan 2 cara :
1) Penyuluhan peningkatan konsumsi sumber vitamin A alami (sayuran
hijau)
2) Suplemen vitamin A yang dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
- Cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi (kapsul
biru 100.000 IU untuk bayi 6-11 bulan, dan kapsul merah 200.000 IU
untuk anak 1-5 tahun).
21
- Cara tidak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan makanan.
Tujuan :
Mencegah dan menurunkan jumlah kasus-kasus kekurangan vitamin A.
Sasaran :
- Bayi usia 6-11 bulan dan balita usia 1-5 tahun
- Balita dengan xerophtalmia
- Balita dengan sakit campak, demam tinggi, dan diare
- Ibu dalam masa nifas
Cakupan Anak Balita mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali/tahun
Balita yang dimaksud dalam program distribusi adalah bayi yang
berumur 6-11 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul
vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A ini berupa kapsul vitamin A
berwarna biru dengan dosis 100.000 SI yang diberikan kepada bayi umur 6-
11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 SI
yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.
Cara Perhitungan/rumus
Cakupan balita dapat kapsul vitamin A
∑ Balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi x 100%
x
∑ balita yang ada di satu wilayah kerja
Cakupan ibu nifas dapat kapsul vitamin A :
∑ Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin Ax 100%
∑ Ibu nifas yang ada di suatu wilayah
Pengumpulan Data :
Untuk bayi balita sumber data berasal dari register pemberian vitamin A
baik dari posyandu maupun dari puskesmas yang dikumpulkan oleh bidan
maupun dari petugas gizi. Dilaksanakan setiap bulan Februari dan Agustus
Untuk Bufas data berasal dari kohort ibu, bidan praktek dan rumah sakit
yang dikumpulkan bidan maupun dari petugas gizi setiap bulannya.
22
Pencatatan dan Pelaporan
a) Bayi (usia 6-11 bulan)
b) Balita (usia 12-59 bulan)
c) Bufas
Mendata sasaran ibu nifas diambil dari register kohort ibu, buku KIA,
atau buku bantu.
Mencatat ibu nifas yang diberi kapsul vitamin A dengan memberi tanda
Al untuk pemberian 1 kapsul pertama dan A2 untuk pemberian kapsul
yang ke 2 di dalam kohort ibu.
Di tingkat bidan desa menjumlah seluruh ibu nifas yang telah diberi 2
kapsul vitamin A dari seluruh posyandu/klinik/polindes/RB yang ada
menggunakan formulir bantu.
Di tingkat puskesmas, TPG puskesmas menjumlah seluruh ibu nifas
yang telah diberi 2 kapsul vitamin A dari seluruh wilayah kerja PKM.
c. Ibu Hamil Yang mendapat 90 tablet Fe
Definisi :
1) Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trimester
III
2) Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi
Anemia Defisiensi Besi yang diberikan kepada ibu hamil
3) Anemia adalah keadaan dimana kadar darah merah atau
Haemoglobin (Hb) lebih rendah dari nilai normal. Batasan nilai
normal Hb yaitu :
Anak prasekolah 11gr% Wanita Hamil 11 gr%
Anak Sekolah 12 gr% Ibu Menyusui 12 gr% Wanita Dewasa 12 gr% Laki-laki Dewasa 13 gr%
Kebijaksanaan program
1. Usaha penanggulangan masalah anemia defisiensi besi dilakukan
pada penggunaan preparat besi khusus untuk ibu hamil.
23
2. Meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber zat besi.
Kegiatan
Pemberian tablet besi bagi wanita-wanita hamil/menyusui dan
balita.
Penggalakkan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi
yang diusahakan lewat penyuluhan gizi
Sumber data
Kohort ibu, PWS KIA, perkiraan sasaran ibu bersalin di wilayah
kerja Puskesmas Sempaja dihitung dengan formula 1.05 x CBR wilayah
kerja x jumlah penduduk.
Kegiatan Sasaran Target CakupanKapsul vit.A dosis tinggi bayi (6-11 bln)
90 % 72,7%
Kapsul vit.A balita 3842 90% 48,13 %Vit.A Bufas 548 100% 73,54%Bumil yang dapat tablet Fe1 & Fe3 583 80% 78,5 % dan 72,2 %
d. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi & balita (6-24 bulan)
dari keluarga miskin dan atau yang BGM
Definisi :
a) Bayi balita Keluarga Miskin (Gakin) adalah bayi usia 6-11 bulan dan
balita usia 12-24 bulan dari keluarga miskin yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Koordinasi Kabupaten/
Kota dengan melibatkan Tim Desa dalam mengidentifikasi nama dan
alamat Gakin secara tepat sesuai dengan Gakin yang disesuaikan.
b) MP-ASI dapat berbentuk bubur, nasi tim atau biskuit yang dapat dibuat
dari campuran beras, beras merah, kacang-kacangan, sumber protein
hewani/nabati, terigu, margarine, gula, susu, lesitin, kedelai, garam
bikarbonat dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.
Tujuan :
Membantu mewujudkan kemandirian masyarakat dalam upaya
meningkatkan status gizi balita
24
Meningkatkan status gizi yang diarahkan pada penurunan kasus penderita
gizi buruk
Kegiatan:
Pendataan sasaran
Pelatihsn pemberian makanan bagi anak/konseling menyusui
Pengadaan MP-ASI
Penyimpanan MP-ASI
Distribusi sampai ke sasaran
Pencatatan pelaporan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemberian MP-ASI
e. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Definisi
Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun s/d 4 tahun 11 bulan)
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sempaja
Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
dengan Z-score < -3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor).
Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup
- Pemeriksaan klinis : kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi
- Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB
- Pemberian larutan elektrolik dan multi-mikronutrien serta
memberikan makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai
kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi, Transisi dan Rehabilitasi
- Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta
- Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai
mencapai Z-score-1
- Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan
anak.
Sasaran:
25
Balita gizi buruk menurut standar BB/TB Z-score <-3 atau ada tanda-
tanda klinis yang berada di wilayah kerja PKM sempaja dalam kurun waktu
tertentu.
Sumber Data
R1/Gizi, LB3-SIMPUS, W1 (laporan wabah KLB), Laporan KLB gizi
buruk Puskesmas.
Kegiatan
Surveilance gizi termasuk penemuan kasus secara aktif
Respon cepat penanagnan kasus gizi buruk
Pelatihan tatalaksana gizi buruk
Penyediaan mineral MIX
Perawatan kasus gizi buruk di RS (Therapeutic Feeding Center)
Pendampingan kasus gizi buruk pasca rawat (Community Therapeutic
Center)
Bimtek dan supervisi berjenjang
Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup
- Pemeriksaan klinis : kesadaran, dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermi
- Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB
- Pemberian larutan elektrolit dan multi-mikronutrien serta
memberikan makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai
kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi, Transisi dan Rehabilitasi
- Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta
- Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai
mencapai Z-score-1
- Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan
anak.
Sumber Data
R1/Gizi, LB3-SIMPUS, W1 (laporan wabah KLB), Laporan KLB gizi buruk
Puskesmas
f. Pemberian ASI Eksklusif
26
Pengertian
ASI eksklusif adalah Air Susu lbu yang diberikan kepada bayi sampai
bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain.
Sumber Data
Register kohort bayi dan pencatatan kegiatan Puskesmas.
Langkah Kegiatan
- Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja tahun 2012.
- Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi
ASI saja dari catatan Puskesmas.
Sasaran :
Semua bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI.
Target=80%
Kegiatan :
1) Konsultasi perorangan di poli KIA
2) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu
h. Konsultasi Gizi
Konsultasi gizi adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan
pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar pasien dapat membentuk
dan memiliki kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan
ini diberikan pada pasien dengan masalah gangguan Gizi. Pasien yang
dikonsulkan oleh poli lain (umum, lansia, KIA) misalnya gizi kurang, hipertensi,
dan diabetes melitus. Pasien secara langsung dijelaskan tentang pengaturan diet
harian yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Tujuan
a) Membantu mengidentifikasi dan menganalisa masalah-masalah
yang dihadapi klien/pasien.
b) Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien/pasien bahwa ia memiliki
kemampuan untuk mengambil satu atau serangkaian keputusan yang terbaik
bagi dirinya.
27
Sasaran
Sasaran langsung konsultasi gizi adalah klien/pasien
a) Wawancara
Wawancara adalah teknik konsultasi gizi dengan jalan tanya jawab,
diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
b) Pengembangan media konsultasi gizi
Media yang sering digunakan dalam konsultasi gizi yaitu leaflet
Perencanaan konsultasi
Di dalam perencanaan konsultasi ditetapkan tujuan, materi, metode dan media.
Pelaksanaan konseling
1) Tahap pencairan
Membina suasana yang dapat menumbuhkan kepercayaan, menyiapkan
kondisi yang menyenangkan, menumbuhkan sikap keterbukaan pasien.
2) Tahap penjelasan
Membantu pasien mengurutkan cerita dengan benar misal urutan
kebiasaan makan dari mulai bangun tidur sampai dengan mau tidur malam
hari. Dalam tahapan ini boleh mengarahkan pasien pada pokok permasalahan
dan belum diperbolehkan memberi nasehat.
3) Tahap pemecahan masalah
Menyampaikan cara pemecahan masalah dengan jelas sesuai dengan
harapan pasien. Menjelaskan anjuran diit sesuai dengan kondisi pasien.
Menunjukkan contoh menu dan jumlah makanan sehari, serta cara memilih
dan mengolah bahan makanan yang baik. Menggunakan alat bantu berupa
leaflet, contoh makanan. Memberi pujian kepada pasien yang sudah pintar.
4) Tahap kesimpulan
Ulangi hal-hal yang perlu diingatkan oleh pasien dan memberi
kesempatan bertanya bila belum jelas. Konselor menyampaikan kesimpulan
dari konsultasi dan memberi waktu kepada pasien untuk merenung sebentar
tentang alternative pemecahan masalah. Memberi semangat dan dorongan
kepada pasien terhadap keputusan yang telah diambil dan membuat
kesepakatan untuk pertemuan berikutnya.
28
5) Penilaian/evaluasi
Evaluasi dalam proses konsultasi ada 2 yaitu evaluasi proses dan evaluasi
dampak. Evaluasi proses untuk melihat tingkat partisipasi pasien, isi materi dan
metode yang dipilih sesuai . waktu yang digunakan sesuai, tujuan konseling
tercapai dan lain-lain. Evaluasi dampak untuk melihat keberhasilan konselor
dalam pelaksanaan konseling,misalnya pasien melakukan kunjungan ulang,
terjadi perubahan berat badan, perubahan positif sikap dan perilaku pasien
terhadap makanan dan kesehatan.
Kegiatan :
1) Konsultasi perorangan di klinik gizi
2) Penyuluhan oleh pembina dan kader posyandu
5. UPK Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
UPK P2M memiliki beberapa program kerja berdasarkan jenis penyakit
yaitu DBD, TB paru, Malaria, Kusta, Diare, pneumonia, demam tifoid,
campak, PMS, dan beberapa penyakit lain. Pemegang program ini adalah
seorang ahli kesehatan masyarakat, dan khusus bagian ini memiliki sub divisi
tersendiri yang dipegang juga oleh ahli kesehatan masyarakat yaitu untuk kasus
DBD serta sub divisi Kusta dan TB yang juga dipegang oleh sorang perawat.
Kegiatan pada UPK ini adalah :
1. Surveilans
Pencatatan dan Pelaporan untuk Penyakit-penyakit Menular.
2. Penyelidikan epidemiologi
Kegiatan terjun langsung ke lapangan bila ditemukan adanya KLB
yang dicurigai dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, kemudian
akan berkoordinasi dengan pemegang program lain untuk tindak lanjut
kasus tersebut.
3. TB
a. Penemuan tersangka penderita TB
b. Pelayanan dan Pengobatan penderita TB
c. Kunjungan rumah pasien TB
29
d. Monitoring pengobatan
e. Penyuluhan
f. Pengiriman slide untuk cross cek
g. Target sasaran kesembuhan TB paru : > 85%
4. DBD
a. Pengamatan jentik berkala oleh Jumantik
b. Kegiatan Abatisasi massal
c. Penyelidikan epidemiologi dan pemetaan kasus
d. Fogging Focus dan abatisasi selektif
e. Penyuluhan Kesehatan
f. Target sasaran penderita yang ditangani : 80%.
5. Kusta
a. Penemuan tersangka penderita Kusta
b. Pelayanan dan Pengobatan Penderita Kusta
c. Kunjungan Rumah Pasien Kusta
d. Pemeriksaan kontak penderita
e. Penyuluhan
f. Target sasaran penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) : >90%
6. Malaria
a) Pengobatan penderita malaria klinis
b) Pengobatan penderita malaria (plasmodium positif)
c) Pemeriksaan sampel darah
d) Target sasaran penderita malaria yang ditangani : 100%.
7. ISPA
a) Penemuan kasus ISPA
b) Pengobatan penderita ISPA
c) Target sasaran balita dengan pneumonia yang ditangani : 100%.
8. Diare
a) Penemuan kasus diare
b) Pengobatan penderita diare
c) Target sasaran balita dengan diare yang ditangani : 80%.
30
9. Thypoid
a) Penemuan kasus typoid
b) Pengobatan penderita typoid
10. Campak
a) Penemuan kasus campak, memakai formulir penyelidikan kasus campak
b) Pengobatan penderita campak
11. Penyakit Menular Seksual
a) Penemuan kasus Penyakit Menular Seksual
b) Pengobatan penderita Penyakit Menular Seksual
c) Target sasaran pasien dengan menular seksual yang diobati : 100%.
12. Difteri
Tahap pengendalian dan penanggulangan difteri
1. Penyelidikan Epidemiologi
Dilakukan setiap adanya 1 kasus difteri (Rumah Sakit, Puskesmas,
Masyarakat) untuk memastikan terjadinya KLB dan menemukan kasus
tambahan serta kelompok rentan.
2. Penanggulangan
a. Tata laksana kasus
Confirmed case (isolasi di RS)
Probable case (isolasi di rumah)
Carrier
b. Pemberian profilaksis bagi kelompok kontak
c. Pemberian vaksinasi bagi kelommpok kontak dan kelompok kontak dan
kelompok rentan sesuai indikasi dan umur.
Instruksi kerja pemberian imunisasi difteri yaitu :
1. Mengisi identitas pasien oleh petugas kesehatan yang memberi imunisasi.
2. Kepada semua petugas kesehatan yang memberikan imunisasi harus
melihat status imunisasi klien:
a) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien belum mencapai 18 bulan
tidak perlu diimunisasi.
31
b) Jika DPT 1, 2, 3 lengkap dan umur pasien antara 18 bulan sampai
dengan 4 tahun maka diberikan imunisasi DT satu kali dengan dosis
0,5 cc im deltoid.
c) Jika kontak dengan penderita/carrier difteri:
Booster I : 5 tahun dari imunisasi terakhir
Booster II : 10 tahun booster I
d) Jika DPT 1, 2, 3 tidak lengkap/tidak ingat imunisasi sebelumnya dan
sudah lebih dari 5 tahun maka diberi imunisasi.
No UmurX
Imunisasi
Jenis Vaksin
Interval Dosis Lokasi
1 < 7 tahun 2 x Dt 4 minggu 0,5 cc im2 7-15 tahun 2 x dT 4 minggu 0,5 cc im
3 > 15 tahun 2 x dT0 minggu4 minggu6 bulan
0,5 cc0,5 cc0,5 cc
imimim
3. Harus mencatat semua KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
4. Pastikan semua klien yang perlu diimunisasi ulang untuk dating
dengan memberikan kartu kontrol kunjungan vaksin berikutnya.
3. Surveilans ketat
Oleh Rumah Sakit, petugas Puskesmas dan masyarakat.
4. Promosi kesehatan
Melalui Tim Penggerak PKK Kota Samarinda (Peserta Semua Ibu Lurah
selaku TP PKK Tingkat Kelurahan)
5. Rapat koordinasi LS dan LP terkait
Pertemuan Koordinasi dengan Rumah Sakit di seluruh Samarinda dalam
rangka SKD-KLB difteri.
32
Review difteri bagi petugas analis Puskesmas oleh dokter spesialis
Patologi Klinik.
Review difteri bagi dokter & perawat Puskesmas oleh dokter Spesialis
anak.
Hasil Kegiatan survailens Januari – Juni 2012
Penyakit Jumlah penderita Tahun 2011
Diare
Diare berdarah
Tifoid
TB paru BTA +
Pnemonia
Hepatitis klinis
M.Falsifarum
M.vivax
Campak
Influenza
291
91
231
6
8
5
2
2
4
1527
386
266
174
7
93
13
2
1
14
1692
6. UPK Pengobatan Dasar
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh
dokter berdasarkan temuan yang diperoleh selama anamnesis dan
pemeriksaan. Proses pengobatan dilandasi oleh pengetahuan dan
keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat
maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien sehingga dapat melakukan
pengobatan yang rasional.
Standar pengobatan di puskesmas merupakan pengobatan rawat jalan
yang melakukan pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi
observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medis tanpa tinggal di ruang
rawat inap.
Tujuan pengobatan dasar di puskesmas adalah menghentikan proses
perjalanan penyakit yang diderita seseorang, mengurangi penderitaan
seseorang karena sakit, mencegah dan mengurangi kecacatan, meneruskan
33
penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih canggih bila
diperlukan.
Pelayanan di Poli Umum Puskesmas Sempaja berupa pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan :
- Kuratif (pengobatan)
- Preventif (pencegahan)
- Promotif (peningkatan kesehatan)
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pemegang program UPK ini adalah seorang dokter umum. Proses
pelayanan di Poli Umum meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik,
penegakan diagnosis, terapi dan tindakan, dan pelayanan rujukan.
Kegiatan pengobatan dasar di puskesmas Sempaja, meliputi :
a. Konsultasi langsung dengan dokter Umum (4 orang), dibantu 5
orang perawat.
b. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
c. Pembentukan klinik DM dan hipertensi.
d. Persiapan pelaksanaan safety pasien dan universal protection.
e. Pengobatan memakai protap buku pedoman dasar pengobatan
puskesmas.
f. Melakukan konsul pasien ke bagian kesehatan lingkungan dan gizi
bila ditemukan kasus penyakit yang berbasis lingkungan dan
masalah gizi.
g. Melakukan rujukan ke unit kerja yang lebih tinggi untuk kasus
yang dianggap memerlukan sarana diagnostik & terapi yang lebih
komplek.
h. Melakukan tindakan pencegahan melalui edukasi yang bertujuan
untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kecacatan.
i. Kegiatan puskesmas keliling yang diadakan di posyandu-posyandu
yang terdapat di wilayah kerja dengan frekuensi 2 kali/bulan pada
wilayah kerja yang sama. Kegiatan yang dilakukan serupa dengan
kegiatan harian di puskesmas pelayanan kesehatan di poli umum
34
dengan melibatkan dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas
apotek, dan ahli gizi.
j. Melakukan koordinasi, monitoring, pencatatan dan pelaporan
dipoli umum.
Peny
....
Gas
tr...
Mya
lg...
Peny
a...
Teka
n...
Dia
re...
Peny
. ...
Der
mat
...
Peny
. ...
Der
mat
...
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800 1,644
460 459381 341
223 194 181 180 156
10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Sempaja Mei-Juni 2012
7. UPK Pengembangan / Inovatif
a. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pemegang program UPK ini adalah seorang perawat yang khusus
menangani masalah UKS. UKS memiliki tiga pelayanan utama yang dikenal
dengan TRIAS UKS
Pendidikan kesehatan
Pelayanan kesehatan
Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah dasar
Sasaran:
TK, SD, SMP dan SMU di wilayah puskesmas Sempaja
35
Kegiatan :
- Pengawasan terhadap kantin, sumber air bersih, sampah, air limbah,
tempat pembuangan tinja dan kebersihan lingkungan sekolah.
- Pendataan murid baru.
- Pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dan penjaringan
kesehatan (pengukuran BB, TB, ketajaman penglihatan dan pendengaran,
serta pemeriksaan kesehatan gigi).
- Program dokter kecil dilaksanakan 2 tahun sekali.
- Program Palang Merah Remaja (PMR) mulai tahun 2008.
- Mengadakan pertemuan dengan guru UKS di sekolah.
- Pencatatan dan pelaporan.
b. UPK Kesehatan Gigi dan Mulut
1) Upaya kesehatan gigi masyarakat
- Pelatihan kader UKGM.
- Pemeriksaan gigi geligi dan gusi pada balita dan bumil.
- Penyuluhan oleh kader dan petugas kepada masyarakat pengunjung
posyandu.
- Perujukan pasien dengan masalah kesehatan gigi dan mulut ke
Puskesmas Sempaja.
2) Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)
- Pemeriksaan gigi seluruh murid TK dan murid kelas 1 SD meliputi
pemeriksaan karies gigi dan gigi geligi, jaringan penyangga gigi dan
kebersihan mulut.
- Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.
3) Pelayanan medik dasar di puskesmas
- Dilaksanakan setiap hari kerja. Perawatannya berupa pencabutan gigi
susu dan gigi permanen, penambalan dengan bahan amalgam,
pembersihan karang gigi, penambalan sementara, insisi abses serta
pengobatan lainnya.
36
- Penyuluhan terhadap individu pasien yang datang serta melayani kasus-
kasus rujukan dan merujuk kasus-kasus yang tidak dapat dilayani di
puskesmas.
- Pencatatan dan pelaporan
UPK ini memiliki 1 dokter gigi yang khusus menangani pasien
dengan permasalahan gigi dan mulut dengan 1 perawat sehingga perhatian
lebih terfokus pada pasien tersebut.
c. UPK Kesehatan Lansia
Pelayanan kesehatan usia lanjut meliputi upaya promotif yaitu upaya
untuk menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap
dihargai dan tetap berguna bagi diri mereka sendiri, keluarga maupun
masyarakat.
Pemegang program UPK ini adalah seorang ahli kesehatan masyarakat.
Unit kegiatan harian UPK ini di puskesmas adalah adanya poli lansia yang
dilakukan 1 dokter umum yang khusus menangani pasien lansia dengan 1
perawat sehingga perhatian lebih terfokus pada pasien lansia.
Tujuan :
Meningkatkan kesehatan dan kemandirian lansia (berusia 60 tahun atau
lebih) baik secara jasmani, rohani dan sosial.
Sasaran :
1. Langsung :
a. Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-59 tahun)
b. Kelompok usia lanjut dalam masa prenisivirum (60-69 tahun)
c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (≥ 70 tahun)
2. Tidak langsung :
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan permasalahan usia lanjut
c. Masyarakat luas
37
Kegiatan :
Pembentukan Posyandu Lansia yang diadakan 1 kali/bulan di posyandu
yang sama dengan melibatkan dokter umum, perawat, pemegang program,
petugas laboratorium, petugas gizi, dan petugas apotek.
Jenis kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia adalah :
1. Pemantauan aktifitas sehari – hari
- Makan minum
- Berjalan
- Mandi, buang air besar/kecil
- Berpakaian
- Naik turun tangga
2. Pemeriksaan status mental
Mengetahui gangguan mental emosional yang terjadi pada usia lanjut
melalui pertanyaan :
- Mengalami susah tidur
- Sering merasa gelisah
- Sering murung/menangis sendiri
- Sering was – was/kuatir
3. Pemeriksaan status gizi
Untuk mengetahui status gizi usia lanjut melalui :
- Pengukuran tinggi badan
- Penimbangan berat badan
- Pengukuran tekanan darah
- Pemeriksaan kadar darah/ HB
- Pemeriksaan kadar gula darah
4. Penyuluhan dan konseling
Bertujuan memberikan pengetahuan kepada usia lanjut untuk memahami
perilaku hidup sehat.
5. Pengobatan dan rujukan
Pengobatan dan rujukan dilakukan terhadap usia lanjut yang memerlukan
yaitu usia lanjut yang sakit pada saat kegiatan dilakukan.
38
6. PMT penyuluhan/ pemulihan
Tujuan memberikan contoh makanan sesuai kebutuhan & kondisi usia
lanjut.
7. Kunjungan rumah
Bertujuan mengetahui keadaan anggota kelompok yang tidak hadir pada
saat kegiatan misalnya sakit.
8. Kegiatan lain
- Kegiatan olah raga/ latihan fisik (senam, gerak jalan santai, dll)
- Kerohanian
- Rekreasi
- Arisan
- Iuran kematian
- Forum diskusi
- Penyaluran dan pengembangan hobi
Kegiatan yang bersifat produktif (disesuaikan dengan kondisi)
Puskesmas Santun Usila
1. Senam lansia di PKM
2. Penyuluhan kesehatan kelompok
3. Pengobatan dasar bagi pasien lansia
10 Penyakit terbesar lansia di Posyandu Lansia 2011
1. Myalgia/Rhematoid
2. Hipertensi
3. Gastritis
4. ISPA
5. Diabetes Mellitus
6. Dermatitis alergika
7. Anemia
8. Penyakit mata lainnya
9. Penyakit degenerative
10. Asma Bronchiale
39
Konsultasi Gizi lansia Puskesmas Sempaja
Tahun 2008 2009 2010
Jumlah 81 orang 236 orang 123 orang
d. Upaya Kesehatan Mata
Kunjungan Dokter Spesialis Mata 1 x / bulan pada hari selasa minggu kedua.
Kegiatan : Melakukan pemeriksaan dan konsultasi mata.
Jadwal Kunjungan Spesialis Mata Untuk Thn 2012
BULAN TANGGAL
Januari 17
Februari 14
Maret 13
April 10
Mei 15
Juni 12
Juli 10
Agustus 14
September 11
Oktober 9
Nopember 13
Desember 11
e. UPK Penanggulangan HIV dan AIDS (Klinik VCT) dan IMS
Pemegang program UPK ini langsung ditangani oleh seorang dokter
umum (pimpinan puskesmas) serta dibantu petugas laboratorium untuk
konfirmasi pemeriksaan darah (antibodi HIV) pasien yang dicurigai.
Tujuan : Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat HIV dan AIDS
Kegiatan :
40
- Penyuluhan berupa sosialisasi program, promosi.
- Pemeriksaan bagi penderita yang dicurigai penderita HIV dan AIDS
- Rujukan ke RS bagi penderita yang terbukti menderita HIV dan AIDS
Sasaran :
- Penjasun/IDU
- WPS/PSK
- Pelanggan
- Gay / Waria
Sumber data :
Diambil dari tempat yang menjadi sasaran : Lokalisasi Bandang, bayur,
Loa hui, lapas kelas IIA samarinda, rutan kelas IIA samarinda.
41
BAB III
PENUTUP
Puskesmas Sempaja telah menyelenggarakan Puskesmas program
upaya kesehatan wajib yang tercermin dalam 6 Unit pelayanan kesehatan
pokok setiap Puskesmas di Indonesia. Pelaksanaan 6 UPK pokok tersebut
dinilai dapat berjalan dengan baik sehingga puskesmas juga
menyelenggarakan beberapa program pengembangan unit pelayanan
inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sempaja, ketersediaan sumber daya manusia, serta pendanaan.
Program inovatif yang dilaksanakan adalah UKS, UPK Gigi dan Mulut,
Lansia, Mata, dan Klinik VCT.
Setiap bulan Puskesmas Sempaja mengadakan mini lokakarya yang
bertujuan untuk membahas pelaksanaan kegiatan secara mendetail.
Dilakukan juga pertemuan-pertemuan yang sifatnya situasional bila ada
hal-hal penting yang menyangkut kegiatan dan tanggung jawab
puskesmas. Sedangkan untuk evaluasi dilakukan pada akhir tahun untuk
melihat pencapaian masing-masing program, pembahasan permasalahan
yang timbul, pembahasan kemungkinan pemecahan masalah, serta
pengajuan program-program yang akan dilaksanakan pada tahun yang
sedang berjalan.
Dengan diadakan mini lokakarya dan evaluasi tahunan, Puskesmas
Sempaja diharapkan mampu menyusun rencana kegiatan secara optimal
berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber
daya yang ada, dengan tetap mengembangkann dan membina peran serta
masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerja.
42