YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL

KOPERASI SIMPAN PINJAM

(Studi Kasus Pada Koperasi Pondok Pesantren Darul

Muttaqien Parung Bogor)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

KAMALUDIN

NIM : 201046100854

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008M

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL

KOPERASI SIMPAN PINJAM

(Studi Kasus Pada Koperasi Pondok Pesantren Darul

Muttaqien Parung Bogor)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

KAMALUDIN

NIM : 201046100854

Di Bawah Bimbingan

Dr. Muhammad Taufiqi, M Ag.

NIP : 150 290 159

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008M

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM

OPERASIONAL KOPERASI SIMPAN PINJAM (STDI KASUS PADA KOPERASI

PONDOK PESANTREN DARUL MUTTAQIEN PARUNG BOGOR) telah diujikan

dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 November 2008. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 17 November 2008

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM

NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA (

...................... )

130 789 745

2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (

...................... )

150 269 678

3. Pembimbing : Dr. Muhammad Taufiqi, M Ag. (

...................... )

150 290 159

4. Penguji I : Drs. H. Ahmad Yani, MA (

...................... )

150 269 678

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

5. Penguji II : Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA (

...................... )

130 789 745

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa ;

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 16 Desember 2008

KAMALUDIN

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Dzat

Yang Maha Pengasih lagi Penyayang atas segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya,

yang membawa penulis sampai pada tahap akhir studi pada Program Strata 1

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Hanya karena berkat-

Nya lah penulis sampai pada tahap menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dalam

waktu lebih dari tiga bulan.

Penulis dapat mempertanggungjawabkan skripsi ini secara ilmiah, namun penulis

menyadari bahwa skripsi ini dilihat dari beberapa aspek masih jauh dari sempurna,

untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran

demi penyempurnaan yang lebih baik.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil

kepada penulis selama menuntut proses penulisan skripsi, terutama kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk

kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta memberikan nasehat-nasehat

kepada penulis demi kelancaran penulisan skripsi ini.

2. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

3. Euis Amaliya, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam),

bapak Ah. Azharudin Latif, M.Ag dan ibu Oke selaku sekretaris dan staf di

Prodi Muamalat.

4. Muhammad Taufiqi, M Ag selaku pembimbing yang telah menyediakan

waktu untuk membimbing penulis dalam pembuatan skripsi.

5. Pengurus Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah dan Hukum yang

telah menyediakan berbagai macam literatur dalam proses belajar di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada

saat pembuatan skripsi.

6. Pondok Pesantren Darul Muttaqien, khususnya Koperasi Unit Simpan Pinjam

yang telah membantu penulis dalam mencari literature-literatur primer dalam

skripsi ini.

7. ‘The special one’ yang sangat membantu penulis dalam menumbuhkan

kesadaran agar tidak bermalas-malasan dalam pembuatan skirpsi.

8. Alicia Rental, maulana al mantovani, yang telah membantu dan mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Serta berbagai pihak yang tak dapat penulis sebutkan seluruhnya, semoga amal baik

mereka diterima Allah SWT dan skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

16 Desember 2008

18 Dzul Hijjah 1429 H

Penulis

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah .......................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 7

D. Metode Penelitian ....................................................................... 10

E. Sistematika Penulisan ................................................................. 10

BAB II KONSEP DASAR KOPERASI DALAM ISLAM ......................... 12

A. Pengertian Koperasi ................................................................... 12

B. Landasan Hukum dan Asas Koperasi .......................................... 15

C. Tujuan dan fungsi Koperasi ........................................................ 35

D. Koperasi Simpan Pinjam ............................................................ 21

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI USP DARUL MUTTAQIEN 26

A. Sejarah Berdirinya ...................................................................... 26

B. Struktur Organisasi ..................................................................... 31

C. Manajemen dan Sistem Operasional............................................ 35

D. Fungsi Sosial dan Ekonomi......................................................... 35

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM

OPERASIONAL KOPERASI USP DARUL MUTTAQIEN........ 39

A. Karakteristik Bagi Hasil.............................................................. 39

B. Unsur Riba Uang ........................................................................ 43

C. Relevansi Hukum Islam terhadap Sistem Operasional Koperasi USP

Darul Muttaqien.......................................................................... 47

BAB V PENUTUP....................................................................................... 51

A. Kesimpulan................................................................................. 51

B. Saran-saran ................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 35

LAMPIRAN

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak semula, masa yang jauh silam, manusia berjuang untuk hidup. Jika

awalnya, seseorang bekerja menghasilkan suatu barang untuk digunakan sendiri

atau untuk keluarganya, maka dalam perkembangannya guna mencapai kehidupan

yang lebih baik, mereka bertindak bukan lagi sebagai individu, tetapi sebagai

anggota dari suatu kelompok masyarakat.

Berbagai cara telah digunakan manusia untuk memecahkan permasalahan

ekonomi yang mereka hadapi. Bahwa jika semula dalam pemecahan kebutuhan

hidupnya, manusia melakukannya secara individual, maka dalam

perkembangannya manusia berusaha melakukannya secara bersama-sama dan

dalam perkembangannya lebih lanjut, cara-cara yang digunakan oleh masyarakat

untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi itu berbeda-beda,

seirama dengan berkembangnya zaman.1

Kerjasama dalam masyarakat modern telah tampak wujudnya dalam suatu

jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentuk-bentuk ikatan persekutuan hidup

telah berkembang dan untuk menjaga kelangsungan hidup dan rasa aman, juga

untuk memperoleh kasih sayang dan persahabatan seperti dalam keluarga dan

1 Hendrojogi, Koperasi Azas-azas, Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002), cet. Ke-4, edisi 3, h.2.

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

paguyuban juga telah digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan,

seperti terlihat pada bentuk-bentuk organisasi yang resmi.

Kerjasama dalam lapangan ekonomi bagi masyarakat modern sudah

sangat berkembang, bukan saja dalam rangka kegiatannya, tetapi juga sangat luas

lingkupnya. Kerjasama terjalin dalam sistem pembagian kerja yang rumit pada

setiap lapangan kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, perdagangan,

koperasi, dan lain-lain.2

Koperasi adalah suatu bentuk kerjasama dalam lapangan perekonomian.

Kerjasama ini diadakan orang karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup

mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari,

kebutuhan yang bertalian dengan perusahaan ataupun rumah tangga mereka.

Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerjasama yang akan berlangsung

terus-menerus.3

Perkembangan perkoperasian di Indonesia menunjukan bahwa koperasi

mula-mula berkembang di kalangan pegawai pemerintah, kemudian di daerah

pedesaan. Yang akhirnya pada saat ini sudah meluas di segala lapisan masyarakat

seperti petani, buruh/karyawan, pedagang, pegawai negeri, nelayan, guru (ustadz),

santri dan sebagainya.

2 Ninik Widiyanti dan Y.W. Shunindhia, Koperasi dan perekonomian Indonesia, (Jakarta: PT

Bina Aksara, 1989), h.2. 3 Pandji Anoraga, dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),

cet. Ke-2, h.1.

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Koperasi didirikan dengan tujuan unuk membantu dalam hal pemenuhan

kebutuhan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Prinsip seperti ini

harus benar-benar dijalankan oleh organisasi yang menamakan dirinya sebagai

koperasi. Dan manfaat koperasi yaitu memberi keuntungan kepada para anggota

pemilik saham, membuka lapangan kerja bagi calon karyawannya, memberi

bantuan keuangan dari sebagian hasil usahanya untuk mendirikan sarana ibadah

sekolah dan sebagainya. Maka jelaslah bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur

kezhaliman dan pemerasan, pengelolanya demokratis dan terbuka serta membagi

keuntungan dan kerugian kepada anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang

berlaku.4

Penekanan prinsip tolong menolong, kerjasama dan persaudaraan yang

diusung kopersi, sesuai dengan ajaran agama Islam, sebagaimana Allah telah

memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Tetapi pada

praktiknya apakah prinsip tolong menolong yang diusung, telah sesuai dengan

ajaran Islam?

Salah satu jenis kegiatan yang dijalankan koperasi adalah usaha simpan

pinjam (kredit). Usaha ini merupakan usaha yang banyak digemari oleh para

anggota koperasi karena sangat minimnya bunga kredit yang harus dibayar oleh

peminjam. Kendala yang dihadapi oleh usaha ini adalah kekurangan modal.

Kurangnya modal disebabkan oleh jumlah anggota yang meminjam cukup besar,

sedangkan modal yang tersedia minim sekali. Kendala lainnya adalah keragu-

4 H. Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Bandung: Gunung Djati Press, 1997), h.297.

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

raguan mayoritas masyarakat Indonesia, yaitu muslim khususnya masyarakat

menengah kebawah sebagai calon pengguna koperasi terbanyak terhadap

keabsahan produk-produk koperasi simpan pinjam ini, sebagai masyarakat

muslim mereka tidak mau terjebak kedalam praktik riba.

Koperasi pondok pesantren (KOPONTREN) Darul Muttaqien adalah

salah satu koperasi dimana salah satu unit usahanya adalah unit simpan pinjam

(USP), selain unit mini market, unit wartel dan unit lainnya. Seluruh anggotanya

adalah para santri, guru (ustadz), dan masyarakat sekitar pondok, telah banyak

dibantu dengan kehadiran koperasi tersebut, karena mereka bisa menabung,

meminjam atau yang lainnya.

Koperasi USP Darul Muttaqien sebagai salah satu penyumbang dana

pesantren yang seluruh anggotanya bisa dipastikan muslim, untuk bisa menjaga

kredibilitasnya di mata masyarakat pesantren khususnya, umumnya di mata

masyarakat luar pesantren, harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip-

prinsip operasional yang sesuai dengan hukum Islam.

Dari latar bekang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL

KOPERASI UNIT SIMPAN PINJAM (STUDI KASUS PADA KOPERASI

PONDOK PESANTREN DARUL MUTTAQIEN BOGOR)”.

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

B. pembatasan dan Perumusan Masalah

Masalah penelitian akan dibatasi pada sistem operasional koperasi simpan

pinjam yang mencakup mekanisme simpan pinjam yang berlangsung di koperasi

USP Darul Muttaqien.

Secara singkat masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dasar koperasi Islam?

2. Bagaimanakah sistem operasional yang dijalankan pada koperasi USP

Darul Muttaqien?

3. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap sistem operasional koperasi

simpan pinjam Darul Muttaqien?

C. Tujuan Penelitian

Diantara tujuan yang ingin dicapai pada penelitian tersebut adalah:

1. Untuk mengetahui konsep dasar koperasi dalam Islam

2. Untuk mengetahui sistem operasional yang dijalankan pada koperasi USP

Darul Muttaqien

3. Untuk mengetahui perspektif hukum Islam terhadap sistem operasional di

koperasi tersebut

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan (library

research) dan penelitian lapangan (field research).

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan antara lain:

a) Untuk penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dari

berbagai literatur yang ada, seperti buku-buku sumber, dokumen-

dokumen koperasi USP Darul Muttaqien, dan tulisan lain yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

b) Untuk penelitian lapangan, yaitu dengan wawancara langsung secara

pribadi dengan beberapa pengurus koperasi bersangkutan yaitu dengan

ketua umum dan pendiri koperasi USP Darul Muttaqien.

3. Metode Pengolahan dan Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan

menggunakan pola fikir induksi. Teknik ini dilaksanakan dengan metode

interaktif sebagaimana dikemukakan oleh Matthew B. Miles dan A. Michael

Huberman, yang terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.

Reduksi dapat diartikan sebaagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah suatu penyajian sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.5

Adapun sistem penulisan skripsi ini, mengacu pada “Buku Pedoman

Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab

dengan rincian sebagai berikut:

BAB I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub-Bab yaitu

Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Pelitian,

Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II, menjelaskan kajian materi berkenaan dengan judul penelitian.

Bagian ini membahas konsep dasar koperasi dalam Islam, meliputi: Pengertian

Koperasi, Landasan Hukum dan Asas Koperasi, Tujuan dan Fungsi Koperasi,

Koperasi Simpan Pinjam.

BAB III, memaparkan gambaran umum koperasi USP Darul Muttaqien

yang meliputi: Sejarah berdirinya, Struktur Organisasi, Manajemen dan Sistem

Operasional, Fungsi Sosial dan Ekonomi.

BAB IV, menjelaskan tenteng tinjauan hukum Islam terhadap sistem

operasional koperasi USP Darul Muttaqien, yang mencakup: Karakteristik Bagi

5 Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisa Data Kualitatif: buku tentang Sumber

Metode-metode baru, (Jakarta: UI Press, 1992) h.18.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Hasil, Unsur Riba Uang, Relevansi Hukum Islam terhadap Sistem Operasional

Koperasi USP Darul Muttaqien.

BAB V, merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari berbagai

temuan dengan desertai saran-saran yang ditujukan kepada koperasi yang

bersangkutan.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

BAB II

KONSEP DASAR KOPERASI DALAM ISLAM

B. Pengertian Koperasi

Koperasi secara etimologi atau menurut bahasa berasal dari kata

“cooperation” dari bahasa Inggris yang berarti kerjasama. Akan tetapi tidak

semua bentuk usaha bersama disebut koperasi. Bisa saja tiga atau empat orang

yang mengangkat barang yang berat bekerja bersama akan tetapi tidak bisa

disebut koperasi. Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah: “suatu

badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian,

beranggotakan mereka yang berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela

dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya”. Koperasi

merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi

dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri

para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh

mereka.6

6 G. Kartasaputra, Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2001), cet. Ke-5, h.1.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Menurut undang-undang No.12 tahun 1967 pasal 3 menyatakan bahwa:

“Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial,

beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan

tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.”7

Pengertian koperasi Indonesia secara yuridis dapat dilihat pada Undang-

undang di atas yang menekankan pada pengertian koperasi sebagai organisasi

ekonomi, yang berwatak sosial, dan dikelola berdasarkan kekeluargaan. Dari

pengertian tersebut di atas sudah jelas bahwa koperasi seharusnya menjadikan

anggotanya sebagai kekuatan (inti). Jadi anggotalah yang berperan serta secara

aktif dalam kegiatan kopersi. Sebagai contoh, ada beberapa orang yang

mempunyai tujuan bersama (membeli kain) dimana wadah kegiatannya dikelola

secara bersama (perusahaan pembeli kain) untuk mencukupi kebutuhan bahan

kain tersebut. Pembelian bahan kain diusahakan dengan harga yang semurah-

murahnya sesuai dengan kualitas yang dikehendaki, sehingga ada efisiensi biaya

yang dikeluarkan.8

Dalam rangka mewujudkan cita-cita tata perokonomian nasional yang

disusun bersama menurut asas kekeluargaan, maka koperasi perlu membangun

diri. Untuk menyelaraskannya dengan keadaan, ketentuan perkoperasian di

Indonesia telah diperbaharui, yaitu dengan Undang-undang perkoperasian No.25

tahun 1992. pada Bab 1 pasal 1 ayat 1 UU 25/1992 yang berbunyi:

7 Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,

(Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002), cet. Ke-1, h.40. 8 Ign Sukamdiyo, Manajemen Koperasi, (Jakarta: Erlangga, 1996), h.5.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

“ yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan”.9

Definisi lain tentang koperasi dikemukakan oleh Paul Hubert Casselman

dalam bukunya berjudul: “ The Cooperative Movement and some of its Problems”

mengatakan: “ Cooperation is an economic system with social contrast” (koperasi

adalah suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial).10

Definisi Casselman di atas nampak sederhana, tetapi di dalamnya

terkandung makna yang luas. Koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur

ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana

diketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian yang

saling berkaitan yang secara bersama-sama berfungsi mencapai tujuan.

Tujuan ekonomi yang dimaksud adalah bahwa koperasi harus bekerja

berdasarkan motif ekonomi atau mencari keuntungan, sedangkan unsur sosial

yang terdapat dalam definisi tersebut bukan dalam arti kedernawanan, tetapi lebih

untuk menerangkan kedudukan anggota dalam organisasi, hubungan antar sesama

anggota dan hubungan anggota dengan pengurus. Juga unsur sosial ditemukan

dalam cara kerja koperasi yang demokratis, kesamaan derajat, kebebasan keluar

9 Ibid, h.6 10 Firdaus dan Susanto, Perkoperasian Sejarah, teori dan Praktek, h.39

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

masuk bagi anggota, calon anggota, persaudaraan, pembagian sisa hasil usaha

kepada anggota secara proporsional dengan jasanya serta menolong diri sendiri.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, pengertian koperasi disebutkan

sebagai “ perkumpulan yang berusaha di lapangan ekonomi, tetapi tidak

bermaksud mencari keuntungan.”11

Adapun yang dimaksud tidak mencari keuntungan disini, mereka bekerja

berdasarkan semangat kekeluargaan, tidak mementingkan untung dan rugi bagi

dirinya sendiri, melainkan bekerja demi kesejahteraan bersama. Apa yang dikejar

dalam koperasi adalah tidak hanya kesejahteraan ekonomi, namun kesejahteraan

sosial. Kesejahteraan ekonomi berarti koperasi berkawajiban melayani kebutuhan

anggotanya dengan harga yang relatif lebih murah. Apabila dalam usaha itu

mendapatkan keuntungan, maka masing-masing anggota menerima pembagian

keuntungan secara adil sesuai dengan kadar kerjanya. Adapun kesejahteraan

sosial yang dimaksudkan dalam koperasi adalah semua anggota mempunyai hak

dan kewajiban yang sama (equal treatment), yang merupakan prinsip dasar dalam

demokrasi.

Perlakuan sama inilah yang akan menciptakan suasana kekeluargaan, yang

akan saling mengingatkan satu sama lainnya, karena semua anggota merupakan

pasar sekaligus pemilik dari koperai, sense of belonging dan sense of

11 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: P.H. Balai Pustaka,

1976), h.522.

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

responsibility (rasa saling memiliki dan tanggung jawab) akan senantiasa melekat

pada diri anggota.

Prof. R.S. Soerja Atmadja memberikan definisi tentang koperasi sebagai

berikut: “Koperasi adalah perkumpulan dari orang-orang yang berdasarkan

persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak membedakan haluan agama

atau politik dengan sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama

yang bersifat kebendaan atau tanggung jawab.”12

Jadi koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang secara

bersama-sama bergotong-royong, bekerja untuk mewujudkan kepentingan

ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat di sekitarnya. Dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, koperasi memiliki peran yaitu:

1. Mempersatukan, mengerahkan, membina dan mengembangkan potensi, daya

kreasi dan daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan mewujudkan

tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata.

2. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat.

3. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.13

Dalam khazanah ilmu pengetahuan Islam, kata koperasi sangat sulit

ditemukan, apalagi jika merujuk literatur-literatur klasik. Namun secara

12 Hendrojogi, Koperasi Azas-azas, Teori dan praktek, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2000), cet ke-4, h.22. 13 Sagimun MD, Koperasi Soko Guru Ekonomi Nasional Indonesia, (Jakarta: Haji Masagung,

1989), h.15

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

terminologi ada sebuah akad yang mirip terminologi koperasi. Akad tersebut

dalam khazanah fiqih disebut dengan syirkah atau musyarakah. Akad syirkah

dipraktekkan dari zaman Rasulullah SAW sampai sekarang.

Secara etimologi, al-syirkah berarti percampuran, yaitu percampuran

antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan. Sedangkan secara

terminologi, ada beberapa definisi al-syirkah yang dikemukakan oleh para ulama

fiqih. Pertama, dikemukakan oleh ulama Malikiyah. Menurut mereka syirkah

adalah suatu keizinan untuk bertindak secara hukum bagi dua orang yang

bekerjasama terhadap harta mereka. Kedua, definisi yang dikemukakan oleh

ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, syirkah adalah hak bertindak hukum bagi dua

orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati. Ketiga, definisi yang

dikemukakan oleh ulama Hanafiyah, syirkah adalah akad yang dilakukan oleh

orang-orang yang bekerjasama dalam modal dan keuntungan.14

Sebagian ulama menyebut koperasi dengan syirkah ta’awuniyah

(persekutuan tolong menolong) yaitu suatu perjanjian kerjasama antara dua orang

atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha sedangkan pihak lain

melakukan usaha atas dasar profit sharing menurut perjanjian. Maka dalam

koperasi terdapat unsur mudharabah karena satu pihak memiliki modal dan pihak

lain melakukan usaha atas modal tersebut.

Menurut Mahmud Syaltut syirkah ta’awuniyah merupakan syirkah baru

yang belum dikenal oleh para fuqoha terdahulu akan tetapi syirkah ini diciptakan

14 Nasroen Haroen, Fiqih Mu’amalah, (Jakarta: Gaya media Pratama, 2002), cet. Ke-1, h.165.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

oleh para ahli ekonomi, yang banyak sekali manfaatmya yaitu memberi

keuntungan kepada para anggota, memberikan lapangan pekerjaan kepada

karyawan, memberikan bantuan keuangan dan lain sebagainya. Sehingga dengan

demikian dalam syirkah ini tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan dari orang

kaya terhadap orang miskin. Berdasarkan pengertian diatas maka menurut

Mahmud Syaltut syirkah ta’awuniyah dapat dibenarkan dalam Islam.

Demikian juga dengan Kopontren USP Darul Muttaqien termasuk syirkah

ta’awuniyah, karena usaha bersama di bidang ekonomi yang dilakukan oleh

masyarakat pesantren Darul Muttaqien Parung ini banyak memberikan manfaat

bagi para anggotanya yang membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan

usahanya, serta membantu mereka menghindari jeratan rentenir ketika mereka

sedang kesulitan keuangan.

C. Landasan Hukum dan Asas Koperasi

Dalam UUD 1945 pada pasal 33 ayat 1 berbunyi:

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asa

kekeluargaan”. Dan penjelesannya berbunyi: “Dasar ekonomi, produksi

dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pinpinan atau pemilikan anggota

masyarakat”.15

15 Departemen Kehakiman RI, Pokok-pokok undang-undang Dasar Tahun 1945, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1991) cet. 13, h.34.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Penjelasan pasal diatas menerangkan kepada kita bahwa kemakmuran

masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang-seorang, sebab itu

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Bumi, air Indonesia dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat Indonesia. Kekayaan alam

itu harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat baik materil

maupun spirituil. Kekayaan alam itu harus dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia

dengan menyelenggarakan susunan ekonomi atas asas kekeluargaan dan

kegotongroyongan. Bangun yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Hal ini

tercantum dalam Undang-undang koperasi No 25 tahun 1992: “ Koperasi

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berdasarkan atas asas

kekeluargaan.”16

Dalam Islam syirkah bentuk koperasi dibolehkan, karena koperasi

termasuk dalam syirkah ta’awuniyah. Para ulama fiqih mendasarkan hal tersebut

pada firman Allah dalam surat sa (38): 24 yang berbunyi:

�� ب���� �ء�� ا���ا � � آن�إو�� ) 24:ص (�� ه �/��- و�ت+��)اا�*��( ا و)' &��ی$�� ا#� إ"�� ب� �

Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang yang berserikat itu

sebahagian mereka berbuat dzalim kepada sebahagian yang lain kecuali orang-

orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan amat sedikitlah mereka

itu.”

Ayat di atas menjelaskan kebolehan berserikat atau bekerjasama dalam hal

kebaikan tentunya, seperti syirkah ta’awuniyah yang secara bahasa dirtikan

bekerjasama dalam tolong menolong. Ini sesuai dengan yang disyaratkan ayat

16 Sagimun , koperasi Sokoguru Ekonomi Nasional Indonesia, h.20.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

tersebut di atas yaitu hanya orang yang beriman dan beramal solehlah yang

mampu bekerjasama dalam kebaikan tanpa mendzalimi pihak lain atau partner

bisnisnya.

Disamping ayat di atas dijumpai pada sabda Rasulullah yang

membolehkan adanya akad syirkah. Dalam sebuah hadits qudsy Rasulullah

bersabda:

خ:�نا خذF 9:��ح� ص(هDح أ�� ی�� � ���Bی ا��A@��� ثن أل)= ی ا>ن� إ�ل -:�9 رة ی � هب أ� IJ

�'� ب��) �)��K� Lروا(

Artinya: “ Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya

Allah Azza wa Jalla berfirman, Aku (Allah) adalah orang ketiga dalam

perserikatan antara dua orang, selama salah seorang tidak mengkhianati yang lain,

jika diantara mereka ada yang berkhianat maka Aku meninggalkan mereka

berdua.” (HR. Muslim)

Atas dasar ayat dan hadits di atas pula para ulama fiqih menyatakan

bahwa akad syirkah (koperasi) mempunyai landasan yang kuat dalam agama

Islam.17

Dari ketentuan-ketentuan hukum di atas baik dari segi hukum positif

ataupun hukum agama Islam, jelaslah sudah bahwa koperasi boleh dilaksanakan

karena sama sekali tidak bertentangan dengan hukum, akan tetapi sesuai dengan

peraturan pemerintahan dan peraturan agama, bahkan koperasi banyak sekali

memberikan manfaat bagi para anggotanya yang mayoritas kelas menengah ke

bawah ini.

17 Haroen, Fiqih Mu’amalah, h.167.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

D. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Walaupun koperasi adalah suatu perkumpulan yang bergerak di bidang

ekonomi, namun tujuan utamanya bukanlah mencari keuntungan yang sebesar-

besarnya. Koperasi Indonesia di negara pancasila juga tidak bertujuan untuk

mengadakan persaingan, akan tetapi justru harus mengadakan kerjasama dengan

siapapun dan dengan pihak manapun juga. Maksud dan tujuan koperasi adalah

untuk mencapai perbaikan hidup dengan usaha bersama berdasarkan

kekeluargaan dan kegotongroyongan. Tujuan koperasi Indonesia yang jauh lebih

luhur ialah mencapai serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.18

Dalam pasal 3 UU RI No.25/1992 dikatakan bahwa:

“Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahtraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil

dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.”

Selain itu koperasi berusaha memajukan kemakmuran materi atau harta

benda anggota-anggotanya. Koperasi berusaha memenuhi kebutuhan anggotanya

dengan jalan mudah dan murah. Koperasi memang mempunyai tujuan ekonomis,

disamping harus pula mementingkan cita-cita sosial, terutama bagi anggota-

anggotanya dan memperhatikan pendidikannya dan pendidikan anak-anaknya.

Dan sekiranya nanti koperasi mempunyai kelebihan kemampuan, maka

usaha tersebut diperluas ke masyarakat sekitarnya. Karena para anggota koperasi

18 Ibid, h.33

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan alasan ini

secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pada pasal 4 UU RI No.25/1992 diuraikan fungsi dan peran koperasi

sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan demokrasi

ekonomi.19

Selain fungsi dan peranan, koperasi juga memiliki prinsip-prinsip, yang

dijelaskan dalam ICA dan UU Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian yaitu:

1. dikemukakan dalam forum ICA yang menghasilkan Cooperative Identity

Statement (pernyataan identitas koperasi), Manchaster September 23, 1995

yang terdiri dari tujuh prinsip, yaitu:

19 Kartasaputra, Koperasi berdasar Pancasila dan UUD 1945, h.57.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

i. Keanggotaan sukarela dan Terbuka

Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang membutuhkan dan dapat

memanfaatkan jasa-jasa koperasi. Tidak ada diskriminasi terhadap agama,

jender, suku, dan apapun. Dan tidak ada paksaan, baik sebelum ataupun

sesudah menjadi anggota. Setiap anggota boleh keluar setiap waktu.

ii. Pengendalian oleh Anggota-anggota secara Demokratis

Anggota sebagai pemilik koperasi, mempunyai hak suara yang sama

dalam forum bersama, yang sering disebut Rapat Anggota Tahunan

(RAT). Dalam forum tersebut, anggota berhak menentukan kebijakan

strategis dari koperasi, bahkan sampai membubarkan koperasi, pada saat

itu sah untuk diajukan dan diputuskan. Setiap anggota berhak untuk

memilih dan dipilih.

iii. Partisipasi Ekonomi Anggota

Modal koperasi yang paling utama adalah dari anggota (modal

penyertaan). Namun, banyaknya jumlah simpanan yang ditanam di

koperasi tidak menjadikan seorang anggota mempunyai hak istimewa

dibanding yang lainnya yang menanam uangnya lebih sedikit. Surplus

usaha yang didapat oleh koperasi dibagikan kepada anggota sebagian,

sesuai dengan aktivitas transaksi anggota di koperasinya. Dan sebagian

keuntungan yang lain ditanam kembali untuk modal usaha koperasi.

Prosentase pembagian keutungan sepenuhnya menadi wewenang anggota.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

iv. Otonomi dan Kemerdekaan

Anggota sebagai pemilik dari koperasi, menjadikan koperasi memiliki

independensi. Kekuasaan tertinggi ada di tangan anggota, yaitu dalam

Rapat Anggota.

v. Pendidikan, Latihan dan Informasi

Koperasi merupakan organisasi/badan usaha, memerlukan anggota yang

tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai anggota. Tiap anggota

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan memilih menjadi

pengurus atau pengawas. Sehingga koperasi mempunyai kewajiban untuk

menyiapkan dana pendidikan untuk anggotanya sebagai upaya

mengusahakan kontinuitas estapeta kepemimpinan di dalam tubuh

koperasi. Anggota juga berhak menerima informasi tentang segala sesuatu

yang berkenaan dengan koperasinya.

vi. Kerjasama antar Koperasi

Kerjasama antar koperasi merupakan kekuatan tersendiri bagi koperasi

yang akan menaikan bargaining position (posisi tawar) di kalangan pelaku

ekonomi lainnya, dan koperasi mampu memberikan pelayanan yang

efektif kepada anggotanya.

vii. Kepedulian terhadap Lingkungan

Koperasi memberikan kontribusi langsung dalam pembangunan

komunitas yang berkesinambungan, sesuai dengan persetujuan anggota.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

2. UU Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian

menyebutkan bahwa prinsip koperasi itu ada tujuh, yaitu:

i. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

ii. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

iii. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

iv. Pemberian balas jasa terhadap modal

v. Kemandirian

vi. Pendidikan perkoperasian

vii. Kerjasama antar koperasi

E. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang bergerak dalam

usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur

dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara

mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.20

Koperasi simpan pinjam sering disebut koperasi kredit. Karena koperasi jenis ini

didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya

memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan ongkos yang ringan.

20 Panji Anoraga, Manajemen koperasi: Teori dan Praktek, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995),

cet.ke-1, h.33

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Koperasi mempunyai adagium yang sama dengan demokrasi, yaitu dari

anggota, oleh anggota untuk anggota. Artinya di dalam koperasi, anggota adalah

pemilik sekaligus konsumen bagi koperasinya sendiri. Semua anggota memiliki

hak dan kewajiban yang sama, termasuk dalam hal suara dalam memutuskan

kebijakan strategis bagi koperasi, setiap anggota memiliki satu suara, tidak

melihat besar jasa dan modal yang ditanam di koperasinya.

Aturan yang menyatakan bahwa KSP harus melayani anggotanya,

koperasi lain dan atau anggotanya (sesuai perjanjian), merupakan prinsip dasar

sekaligus ciri khas yang membedakan koperasi dengan Bank. Sehingga menjadi

suatu hal yang dianggap melanggar hukum apabila ada KSP melayani bukan

anggota. Terhadap pelanggar ketentuan ini bisa berakibat fatal, yaitu sampai

pembubaran koperasi secara paksa oleh pemerintah. Ketatnya aturan pelayanan

pada hakekatnya untuk kepentingan anggota. Yaitu terjaminnyua uang anggota

apabila ada kesalahan di pihak pengurus dan atau pengelola. Pemerintah tidak

menjamin dana masyarakat yang ada di koperasi, seperti halnya di Bank.

Selain dari anggota (modal utama), modal koperasi bisa didapat dari

modal penyertaan yang berasal dari perorangan atau institusi pemerintah atau

swasta yang bersifat tidak mengikat (orang atau institusi yang menanam modal

tidak punya kuasa apapun terhadap urusan koperasi). Dan pengelolaan

(perhitungan) terhadap modal tersebut harus dipisah dengan modal dari anggota.

Hal ini sangat penting untuk manajemen keuangan koperasi yang rapi, karena

akan berimplikasi pada perhitungan sisa hasil usaha (SHU) anggota.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Dalam hal pengelolaan usaha, koperasi boleh mengelolanya sendiri, oleh

pengurus atau mengangkat perorangan atau institusi yang berbadan hukum yang

diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada pengurus.

Keberhasilan koperasi tidak hanya ditentukan oleh besarnya volume usaha

yang dimiliki, tetapi sejauh mana koperasi bisa menjawab kebutuhan dan

kesejahteraan anggota. Karena koperasi merupakan badan usaha yang tidak

berorientasi pada profit semata, tapi lebih kepada pelayanan terhadap anggota.

Orientasi pelayanan inilah yang membuat suasana di koperasi lebih bernuansa

kekeluargaan.

Secara prinsip, koperasi berhak mengelola jenis usaha apa saja, termasuk

produk-produk yang dijalankan dalam koperasi simpan pinjam. Pemerintah tidak

mengatur jenis usahanya. Semuanya ditentukan dalam forum bersama yang

disebut rapat anggota.

Pemerintah Indonesia secara legal membolehkan koperasi simpan pinjam.

Hal ini dipaparkan dengan jelas dalam:

1. UU Republik Indonesia no. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, Bab VII.

Lapangan usaha, pasal 44 ayat (1): “Koperasi dapar menghimpun dana dan

menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk: (a)

anggota koperasi yang bersangkutan (b) koperasi lain dan atau

anggotanya….”

2. Peraturan pemerintah no.9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha

simpan pinjam oleh koperasi.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

3. Keputusan Menteri koperasi, pengusaha kecil dan menengah Republik

Indonesia nomor: 351/KEP/M/XII/1998, tentang petunjuk pelaksanaan

kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

4. Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha kecil dan menengah Republik

Indonesia no.194/KEP/M/1998, tentang petunjuk pelaksanaan penilaian

kesehatan koperasi simpan pinjam.

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

BAB III

GAMBARAN UMUM KOPERASI USP DARUL MUTTAQIEN

F. Sejarah Berdirinya

Koperasi USP Darul Muttaqien didirikan pada tahun 1997, berawal dari

sebuah toko kecil yang dibangun tahun 1992, berada di dalam lingkungan

pesantren, untuk menjual keperluan para santri dan ustadznya. Pendirian toko

tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinan pimpinan pondok yaitu KH.Drs. Mad

Rodja Sukarta, terhadap kesejahteraan para ustadznya. Pimpinan pondok selain

membangun toko juga bercita-cita ingin mendirikan sebuah koperasi untuk

meningkatkan kesejahteraan para Ustadz khususnya, umumnya untuk

kepentingan masyarakat sekitar pondok. Cita-cita tersebut muncul terutama

disebabkan kekhawatiran pimpinan terhadap para ustadz ketika memerlukan

dana, untuk kebutuhan mereka yang mendesak, dikhawatirkan meminjam dari

rentenir yang akan menjerumuskan mereka ke dalam praktek riba yang

diharamkan dalam agama Islam.

Sejalan dengan cita-cita pimpinan pondok, tahun 1996 pemerintah

mengadakan program pelatihan koperasi syari’ah khusus pondok pesantren se-

Jawa Barat, yang diadakan di Pondok Pesantren Darul Muttaqien, ketika itu

pimpinan pondok mengutus tiga Ustadznya untuk menjadi peserta, yaitu:

Ust.Teguh Widodo, Ust.Iwan Bagja, Ust.Duklan Wastim. Berawal dari pelatihan

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

tersebut, atas izin pimpinan dan kesepakatan dari para ustadz, maka pada tahun

1997 berdirilah Koperasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien, atau disingkat

KOPONTREN DM, dengan bermodalkan dana 15.000.000,- dari pemerintah

lewat departemen koperasi usaha kecil dan menengah, KOPONTREN DM

beroperasional, jumlah anggota 60 orang, dengan awal susunan kepengurusan

sebagai berikut:

Ketua : Ust.Teguh Widodo

Bendahara : Usth.Martini

Kasir : Usth.Sulistiyah

Perjalanan koperasi ini penuh hambatan baik dari internal maupun

eksternal, menurut pengakuan pendiri hambatan yang paling berat dirasakan

adalah hambatan internal yaitu lemahnya sumberdaya manusia yang dimiliki dan

kesadaran anggota yang relatif masih minim terhadap gerakan koperasi, sehingga

koperasi berjalan sangat lamban, namun berkat keuletan pengurus dalam

memajukan usahanya, secara bertahap kopontren ini mulai menunjukan

kemajuan, hal ini terlihat dari jumlah anggota yang bertambah sehingga modal

koperasi juga ikut bertambah.

Pada awal tahun 2000 kopontren mengembangkan usahanya dengan

membentuk unit-unit usaha, yaitu Unit Wartel, Unit Mini Market (Toko), dan

termasuk di dalamnya usaha simpan pinjam yang merupakan usaha awal koperasi

menjadi bagian unit usaha tersendiri, yaitu Unit Simpan Pinjam, berada di bawah

kopontren. Alasan pemisahan ini didasari oleh cita-cita pimpinan pondok yang

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

ingin menjadikan Unit Simpan Pinjam ini ke depan menjadi Baitul Mal wa

Tamwil (BMT), Masing-masing unit usaha di kepalai oleh seorang manajer, dan

yang menjadi manajer Unit Simpan Pinjam (USP) yang pertama waktu itu adalah

Ustadzah Yusriyanti,SE, dibawah kepemimpinannya USP masih belum

menunjukan kemajuan yang berarti. Dikarenakan suatu hal alasan pribadi ibu

Yusriyanti tidak bisa melanjutkan kepengurusan, maka kepengurusan diserahkan

kepada Ustadzah Ninyoman Muliantari, SE, yang sebelumnya menjadi staf di

USP bagian teller. Dimasa kepemimpinan beliau USP mulai berbenah diri

merapihkan kredit-kredit yang tersendat pembayarannya, dan memperketat

pengawasan pembiayaan, sehingga USP mengalami kemajuan yang signifikan ini

terlihat dari pendapatan yang diperoleh setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Tahun 2003 kopontren mengalami perubahan pengurus, yaitu Ust.Teguh

Widodo sebagai ketua umum, yang juga termasuk sebagai pendiri kopontren,

mengundurkan diri dari ketua umum, dikarenakan alasan pribadi sehingga beliau

tidak bisa melanjutkan kepemimpinannya yang kemudian diserahkan kepada

Ust.Asnawi Mangku Alam, S.Ag, tapi perubahan puncak kepengurusan di

kopontren ini tidak menimbulkan kekacauan ataupun dampak yang negatif

terhadap unit-unit usahanya, karena Ust.Teguh telah merintis kopontren dengan

mendidik staf-stafnya bukan saja dengan manajerial perkoperasian, tetapi juga

beliau menerapkan nilai-nilai islami dalam kepemimpinannya, sehingga kegiatan

kopontren tetap berjalan seperti biasa. Di masa kepemimpininnya Ust. Asnawi

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

berhasil mengembangkan usaha koperasi dengan menambah unit usaha lain yaitu

Cafe dan Cofy Center.

G. Struktur Organisasi

Struktur organisasi kopontren USP Darul Muttaqien terdiri dari: ketua

umum yang bertugas membuat kebijakan yang sifatnya mengkoordinasikan

semua kerja pimpinan unit-unit usaha. Kemudian manajer atau koordinator yang

bertugas memimpin operasional harian USP, bekerjasama dengan pihak luar

dalam pengembangan usaha USP, mengawasi hasil kerja keuangan Akuntan dan

Teller, membuat laporan keuangan USP yang akan dipertanggungjawabkan

kepada ketua umum. Selanjutnya Akuntan dan Teller bertugas dan bertanggung

jawab terhadap pencatatan, penerimaan dan pengeluaran keuangan.

Sebagai organisasi yang berwatak sosial, maka pada struktur

organisasinya terdapat badan pengawas yang bertugas mengarahkan, memeriksa,

dan mengawasi kegiatan koperasi guna menjamin bahwa koperasi telah

beroperasi sesuai dengan ketentuan dan tidak menyimpang dari aturan AD/ART

koperasi yang telah dibuat sesuai dengan kesepakatan.

Selain itu terdapat anggota, yang selain menjadi anggota koperasi juga

sebagai pemilik koperasi dan struktur organisasi yang ada di koperasi harus patuh

pada keputusan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Struktur organisasi lengkap terlampir.

H. Manajemen dan Sistem Operasional

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

1. Manajemen Kopontren USP Darul Muttaqien Bogor

Manajemen sebagai proses khas yang menggerakan organisasi

merupakan hal yang penting, karena tanpa manajemen efektif tak akan ada

usaha yang akan berhasil cukup lama. Manajemen memberikan efektivitas pada

usaha manusia.

Istilah manajemen berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan

tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang tersedia dalam

organisasi dengan cara sebaik mungkin. Karena dalam pengertian “organisasi”

selalu terkandung sekelompok (lebih dari 2 orang) manusia maka

manajemenpun biasanya digunakan dalam hubungan dengan usaha suatu

kelompok manusia, walaupun manajemen itu dapat pula diterapkan terhadap

usaha-usaha secara individu.

Berdasarkan buku terbitan International Labour Organization (ILO)

yang berjudul Cooperative Management and Administration, cenderung untuk

melihat manajemen koperasi dari segi administrasi dan pembahasan koperasi

mengarah ke bidang masalah-masalah ilmu administrasi dan birokrasi.21

Maka

penjelasan tentang manajemen Kopontren USP Darul Muttaqien Bogor akan

berbicara tentang organisasi dan administrasi.

21 Pandji Anoraga, Manajemen Koperasi, Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya,

1995), cet. Ke-1, h.79

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

a. Kopontren USP Darul Muttaqien merupakan milik bersama warga pondok

pesantren Darul Muttaqien dan masyarakat sekitar, terutama yang telah

menjadi anggotanya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

b. Hubungan kerja:

1) Hubungan vertikal

a) Dengan Muspika Kecamatan Parung

b) Dengan kantor koperasi kabupaten Bogor

c) Dengan Dekopinda kabupaten Bogor

2) Hubungan horizontal

a) Dengan koperasi-koperasi primer

b) Dengan instansi pemerintah atau swasta terkait

c. Alat perlengkapan organisasi:

1) Rapat anggota

2) Pengurus

3) Badan pengawas

d. Permodalan Kopontren USP Darul Muttaqien didapat dari simpanan

anggota yang terdiri dari: simpanan wajib dan simpanan manasuka, serta

modal penyertaan dari perorangan dan institusi pemerintah.

2. Sistem Operasional Kopontren USP Darul Muttaqien

a. Sumber permodalan koperasi

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Menurut UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41

dinyatakan bahwa “Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

pinjaman”.

Modal sendiri terdiri dari:

1) Simpanan pokok; Simpanan ini harus dibayar masing-masing anggota,

ketika masuk menjadi anggota sebesar Rp.50.000,- dan tidak dapat

diminta kembali selama anggota tersebut belum berhenti sebagai

anggota koperasi.

2) Simpanan wajib; simpanan ini harus dibayar oleh para anggota sejumlah

Rp.20.000,-

3) Dana cadangan; yaitu dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil

usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal dan menutup kerugian

koperasi bia diperlukan.

Modal pinjamandiperoleh dari:

1) Pinjaman dari pemerintah melalui program P2KER sebesar

15.000.000,- pada tahun 1997

2) Pinjaman dari Bank Syari’ah sebesar Rp.50.000.000,- pada tahun

2000.

b. Aktivitas simpan pinjam

Jenis pinjaman yang diberikan oleh koperasi hanya terbatas pada

pinjaman produktif, yang dimaksudkan untuk pengembangan usaha

mereka melalui pemberian tambahan modal sesuai dengan tingkat

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

kebutuhan usaha mereka. Jumlah pinjaman yang bisa mereka terima

antara Rp.100.000,- sampai batas maksimal pinjaman adalah sejumlah 4

kali penghasilan pendapatan mereka perbulan. Adapun sistem

pembayarannya diangsur perbulan dengan jasa pinjaman yang tetap

sebesar 3%.

Praktek simpan pinjam kopontren USP yaitu memberikan

layanan kredit. Layanan kredit diberikan kepada anggota yang sudah

menjadi anggota dengan syarat sebagai berikut:

1) telah menjadi anggota minimal 5 bulan dan aktif menabung minimal 3

bulan

2) mengisi formulir pinjaman yang telah disediakan pihak koperasi

disertai dengan materai sebagai jaminan dari anggota yang dipegang

oleh koperasi

3) memenuhi kewajiban sebagai anggota, antara lain:

a) mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan-

keputusan rapat anggota.

b) membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan

lainnya yang diputuskan oleh rapat anggota.

c) berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh

koperasi.

d) mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas

kekeluargaan.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

3. Sisa Hasil Usaha dan Pembagiannya

Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya

termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa USP ini merupakan bagian dari

unit usaha kopontren Darul Muttaqien, maka untuk pembagian SHU

dilaksanakan oleh kopontren yang didapat dari persentase pendapatan tiap-tiap

unit usaha. USP harus menyetor sebesar 35% dari pendapatannya kepada

koperasi.22

Adapun perincian persentase pendapatan USP adalah sebagai

berikut:

a. 25 % untuk pemupukan modal USP

b.15 % untuk dibagikan kepada anggota yang sebanding dengan nilai

bertransaksi dengan USP

c. 25 % untuk membiayai usaha lain yang menunjang USP.

d. 35 % untuk diserahkan kepada kopontren.

22 Kopontren Darul Muttaqqien, Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus tahun buku 2007

(Bogor, 2007),h.16

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Sedangkan mekanisme pembagian SHU kopontren Darul Muttaqien

setelah dikurangi biaya penyelenggaraan kegiatan koperasi, dipergunakan untuk

keperluan sebagai berikut:

a. Cadangan modal : 30%

b. Anggota : 40%

c. Pendidikan : 5%

d. Pengurus : 15%

e. Sosial : 2,5%

f. Pembangunan daerah kerja : 2,5%

D. Fungsi Sosial dan Ekonomi

1. Fungsi Sosial

Kopontren USP Darul Muttaqien adalah koperasi yang bergerak dalam

bidang simpan pinjam yang menjadi sumber tambahan modal bagi anggota.

Serta bertujuan mengembangkan usaha anggota-anggotanya.

Mengingat wadah koperasi bukanlah suatu badan usaha yang mencari

keuntungan semata, tetapi juga bukan usaha sosial yang memberikan bantuan

secara cuma-cuma, maka sasaran utama dari usaha koperasi lebih didasarkan

kepada tujuan pengembangan usaha bagi anggotanya. Dengan itu bagi

anggota yang membutuhkan modal atau dana yang mendesak dapat

merasakan manfaat dari usaha koperasi.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Nilai sosial lainnya adalah bahwa kopontren ini memberikan

keringanan bagi anggotanya yaitu dengan jasa pinjaman yang tetap, selain itu

koperasi menganggarkan dana sosial dan pembangunan daerah sebesar 5%

dari SHU yang dihitung di akhir tahun.

2. Fungsi Ekonomi

Dengan adanya kegiatan usaha sumpan pinjam pada kopontren USP

Darul Muttaqien ini maka para anggota dapat merasakan manfaatnya yaitu

untuk kemajuan usaha mereka, juga untuk kehidupan perekonomian mereka.

Diantara fungsi ekonomi kopontren USP Darul Muttaqien adalah:

a. Terciptanya hubungan perekonomian yang harmonis diantara koperasi

dan anggota, karena koperasi lebih mengedepankan asas kekeluargaan

dalam membina anggotanya.

b. Mempersempit ruang gerak para lintah darat yang hanya mementingkan

keuntungan semata dalam usahanya.

c. Membantu pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran

dan mengentaskan kemiskinan

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL

KOPERASI USP DARUL MUTTAQIEN

I. Karakteristik Bagi Hasil

Pembahasan tentang karakteristik bagi hasil dimaksudkan untuk

memberikan gambaran sifat dasar dari transaksi simpan pinjam yang dikehendaki

Islam. Sehingga kemudian, kita dapat mengkomparasikannya dengan apa yang

penyusun teliti, adapun jenis transaksi yang dipilih adalah wadi’ah pada sisi

produk simpanan, dan mudharabah pada sisi produk pinjaman atau kredit.

1. Karakteristik Bagi Hasil Wadi’ah

i. Definisi Wadi’ah

Secara etimologi, kata wadi’ah berarti menempatkan sesuatu

yang ditempatkan bukan pada pemiliknya untuk dipelihara. Di kalangan

paara fuqoha, terminologi wadi’ah dikenal dua definisi, yaitu: pertama,

yang dikemukakan oleh ulama Hanafiyah, menurut mereka, wadi’ah

adalah mengikutsertakan orang lain dalam memelihara harta, baik dengan

ungkapan yang jelas, melalui tindakan, maupun melalui isyarat. Kedua,

definisi yang dikemukakan ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Yaitu wadi’ah adalah mewakilkan orang lain untuk memelihara harta

tertentu dengan cara tertentu.23

ii. Landasan Hukum Wadi’ah

Akad wadi’ah dipandang jelas (tidak ada hal yang dianggap

samar) dan bermanfaat, sehingga merupakan hal yang dibolehkan oleh

syari’at. Hal ini ditunjukan dalam firman Allah dalam Q.S Al-Nisa (4) :

58:

وإذا حT)B� ب�� ا�'��س أن B+N()ا ب���Dل إن� ا> � ��ه� أ� إ�ت�نR�وا ادN OPن ا�آ �M ی ا>ن�إ

)58: ا�'�Kء ( ن�(�� ی�BV� ب: إن� ا> آ�ن س(��� ب*� ا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kalian

membuat keputusan hukum, maka berbuat adillah, sesungguhnya

Allah sebaik-baik mengajar kepadamu, sesungguhnya Allah Mah

mendengar lagi Maha melihat.

Rasulullah SAW, pernah bersabda:

�� �� إ[�نR� اد\ ص�� ا> ��: وس�� أ ا>ل)س ر�ل-: �ل -:' ا>]ض رة ی � هب أ�

�$ى وا�+�آ�. (_�ن خ� ��� N# و_'(TاTأب) داود وا� Lروا(

Dari Abu Hurairah, diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:

Serahkanlah/sampaikanlah amanah yang mempercayai engkau, dan

jangan kamu (membalas) mengkhianati orang yang mengkhiangati

engkau. (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi dan al-Hakim).

iii. Karakteristik Bagi Hasil Wadi’ah

Para ulama sepakat bahwa sifat akad wadi’ah mengikat bagi

kedua belah pihak yang melakukan akad. Apabila seseorang dititipi

23 Nasroen Haroen, Fiqih Mu’amalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h.245.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

barang oleh orang lain dan akadnya ini memenuhi rukun dan syarat

wadi’ah,24 maka pihak yang dititipi bertanggung jawab memelihara

barang titipan itu. Pada dasarnya tangung jawab yang ditanggung oleh

penerima titipan bersifat amanah atau yang disebut yad al-amanah,

sehingga dia (yang dititipi barang) tidak bertanggung jawab atas

kerusakan yang terjadi selama penitipan barang, kecuali kerusakan itu

dilakukan secara disengaja atau atas kelalaiannya. Sebagaimana hadits

Nabi SAW, dari Amr Ibn Syu’aib, (“orang yang dipercaya memegang

amanah tidak boleh dituntut ganti rugi” HR. Ad-Daroquthni).

Berdasarkan hadits diatas, maka persyaratan di dalam akad

wadi’ah untuk mengganti kerugian atas rusaknya barang (baik

disengaja atau tidak) oleh orang yang dititipi, para ulama fiqih

bersepakat menyatakan bahwa akad tersebut batal. Dan orang yang

dititipi barang tidak boleh meminta upah dari penitipan tersebut.

Berkaitan dengan sifat akad wadi’ah, sebagai akad yang bersifat

amanah, Haroen mengutip pendapat ulama fiqih yang membahas

kemungkinan perubahan sifat akad wadi’ah dari sifat amanah menjadi

sifat Adh-dhamanah (tanggungan atau jaminan). Beberapa

kemungkinan itu adalah:

1). Barang itu tidak dipelihara oleh orang yang dititipi, dan terjadi

kerusakan. Meskipun kerusakan itu disebabkan oleh orang lain,

24 Ibid.,h. 246-247

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

tapi orang yang dititipi tidak berusaha menjaganya, sehingga

diwajibkan meanggung atau menjamin kerugian ( adh-dhamanah)

tersebut.

2). Barang titipan itu dititipkan oleh pihak kedua kepada orang lain

(pihak ketiga) bukan berasal dari keluarga dekat dan bukan pula

menjadi tanggung jawabnya. Dan ternyata di tangan ketiga barang

titipan tersebut rusak. Di kalangan para ulama terdapat perbedaan

dalam siapa yang mengganti rugi ke pihak yang empunya barang.

Yang jelas terhadap kerusakan barang yang dititipkan. Orang yang

punya barang berhak meminta ganti rugi kepada pihak kedua atau

ketiga. Kalau menurut hemat penyusun, pihak pertama meminta

ganti rugi pada pihak kedua, demi kejelasan tanggung jawab dalam

berakad.

3). Barang itu dimanfaatkan oleh orang yang dititipi, dan terjadi

kerusakan. Meskipun kerusakan tersebut bukan karenanya. Hal ini

disepakati oleh para ulama fiqih.

4). Orang yang dititipi mengingkari barang yang dititipkan, sedangkan

akad wadi’ah itu memang betul-betul terjadi.

5). Orang yang dititipi barang itu mencampurkannya dengan harta

pribadinya.

6). Orang yang dititipi melanggar apa yang disyaratkan waktu akad

dilakukan.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

7). Barang yang dititipi dibawa bepergian, dan selama dalam

perjalanan (yang panjang dan lama) terjadi kerusakan maka

diwajibkan mengganti kerugian.25

d. Operasionalisasi wadi’ah pada Lembaga Keuangan

Dalam aktivitas perekonomian modern, si penerima simpanan

(titipan) tidak mungkin akan mengidelkan aset tersebut, tetapi

mempergunakannya dalam aktivitas perekonomian tertentu. Oleh

sebab itu, wadi’ah yang oleh para ahli fiqih disifati dengan yad al-

amanah (titipan murni tanpa ganti rugi) dimodifikasi dalam bentuk yad

ad-dhamanah (dengan resiko anti rugi). Konsekwensinya adalah

apabila pihak bank (yang dititipi) mengelola aset (uang) yang

dititipkan dan kemudian mendapatkan keuntungan dari pengelolaan

barang titipan tersebut, maka seluruh keuntungan menjadi milik pihak

bank. Namun apabila pihak bank mau berbagi dengan nasabah, maka

pembagian keuntungan tersebut tidak dijanjikan pada waktu akad,

sebatas kebijaksanaan dari pihak bank saja. Aplikasi wadi’ah dalam

dunia perbankan berbentuk giro dan deposito berjangka.26

2. Karakteristik Bagi Hasil pada Mudharabah

i. Definisi Mudharabah

25 Ibid.,h.248-250 26 Ibid.,h. 251

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atar berjalan.

Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses

seseorang memukulkan kakinya dalam menjanlakan usaha, sebagaimana

firman Allah surat Al-Muzamil (73) ayat 20:

� ینو اخءو....... )20: ا�(�c/ ( ...... ا>/� 9� �ن)�� یضرR] ا 9ن)ب

“… dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari

sebagian karunia Allah …”

Kata dharb di atas diartikan berjalan, tidak diartikan memukul.

Lebih jauh, arti berjalan di sini dimaksudkan usaha atau bekerja.

Mudharabah sering dikatakan qiradh, karena mempunyai makna

yang sama. Kata qiradh berasal dari kata qaradha, yaitu memotong,

karena dalam kasus ini yang punya harta memotong sebagian hartanya.

Untuk diperdagangkan (diproduktifkan dalam suatu usaha) dan

mndapatkan potongan dari keuntungannya, berbagi hasil dengan yang

mengusahakan hartanya itu. Masyarakat Irak menyebutnya mudharabah

sedangkan masyarakat Hijaz menyebutnya qiradh. Sedangkan pengertian

mudharabah menurut syara’ (menurut ahli fiqih) sebagai berikut: “Pemilik

harta (modal) menyerahkan hartanya kepada pekerja (pedagang) untuk

diusahakan (dijadikan modal dagang) dan keuntungannya menjadi milik

bersama dan dibagi menurut kesepakatan bersama.”27

27 Ibid., h.176

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Pendapat tersebut mendapatkan kritikan. Karena mengesankan,

seolah-olah mudharabah itu adalah pemberian/penyerahan itu sendiri. Dan

pengertian yang lain itu adalah persetujuan kongsi dengan harta dari salah

satu pihak dan kerja dari pihak lain.

ii. Landasan Hukum

Semua ulama bersepakat bahwa hukum mudharabah adalah boleh.

Hal ini berdasarkan pada Q.S. Al-Muzammil ayat 20, yang telah

disebutkan di atas, dan didukung dengan keterangan yang menjelaskan

bahwa tradisi (mudharabah) ini, merupakan usaha yang banyak dilakukan

oleh Nabi Muhammad SAW.

iii. Karakteristik Bagi Hasil pada Mudharabah

Mudharabah merupakan akad/persetujuan salah satu pihak untuk

memberikan hartanya untuk dikelola oleh pihak yang dipercayainya. Dari

hal tersebut, ada beberapa komponen penting dalam mudharabah. Masing-

masing komponen penting itu adalah pihak yang memberikan modal saja,

yang disebut shahib al-mal, pihak yang mengelola modal (mudharib), dan

diantara keduanya ada kepercayaan yang membuat akad ini terlaksana.

Unsur kepercayaan inilah yang menyebabkan tidak diperkenankannya

shahib al-mal mensyaratkan kepada mudharib sesuatu yang berharga

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

sebagai jaminan. Sehingga para ulama fiqih bersepakat bahwa,

pensyaratan jaminan pada akad menyebabkan akad tersebut batal.28

Berkenaan dengan pembagian resiko usaha dalam akad mudharabah,

shahib al-mal bertanggung jawab atas kerugian yang diderita, sebatas pada

jumlah modal yang ditanam pada proyek tersebut, sedangkan mudharib

tidak ikut bertanggung jawab secara materi terhadap kerugian tersebut, dia

(mudharib) hanya tidak memperoleh keuntungan usaha yang telah

disepakati, karena merugi. Kerena demikian adanya, M. Umar Capra

menyebut akad mudharabah sebagai partnership in profit. Dan keuntungan

bersih yang dihasilkan dalam usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan.

iv. Operasionalisasi Mudharabah pada Lembaga Keuangan

Dalam perbankan Islam, perjanjian mudharabah telah meliputi tiga

pihak, yaitu: para nasabah penyimpan dana (depositors) sebagai shahib al-

mal, bank sebagai suatu Intermediary, dan pengusaha sebagai mudharib

yang membutuhkan dana. Bank bertindak sebagai pengusaha (mudharib)

dalam hal bank menerima dana dari nasabah penyimpan dana (depositors),

dan sebagai shahib al-mal dalam hal bank menyediakan dana bagi para

nasabah debitor selaku mudharib.29

28 Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Ichtiar

Baru Van Hoeve, 1994) jilid 4, h.1197 29 Remy Sjahdeini, mengutip Elias G. Kazarian, dalam: Perbankan Islam dan Kedudukannya

dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999), h.47

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Bank Muamalat Indonesia (BMI) mempraktekkan dua bentuk

simpanan mudharabah, yaitu tabungan mudharabah dan deposito

mudharabah. Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah

simpanan masyarakat (disebut nasabah) di BMI yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan peranjian. Dalam

hal ini, BMI bertindak sebagai mudharib (yang mengelola modal) dan

deposan sebagai shahib al-mal (pemilik modal). BMI sebagai mudharib

akan membagi keuntungan kepada shahib al-mal sesuai dengan nisbah

(prosentase) yang telah disetujui bersama. Hal yang lazim dalam

periodisasi pembagian keuntungan adalah tiap bulan.

Deposito mdharabah merupakan investasi melalui simpanan nasabah

yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalm jangka waktu tertentu,

dengan mendapatkan imbalan bagi hasil dari pendapatan (revenue

sharing).

Selain itu, BMI juga menyediakan fasilitas pembiayaan mudharabah

dengan sistem bagi hasil. Maksudnya, pembiayaan modal investasi atau

modal kerja disediakan sepenuhnya olah BMI, sedangkan nasabah

menyediakan usaha dan manajemennya. Keuntungan akan dibagi sesuai

dengan kesepakatan bersama dalam bentuk nisbah (prosentase) tertentu

dari keuntungan pembiayaan.

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

J. Unsur Riba Uang

Riba dalam ajaran Islam merupakan suatu hal yang telah jelas hukumnya,

yaitu haram, karena bisa merusak mental dan tatanan sosial suatu masyarakat.

Perekonomian akan terasa tidak adil, ketimpangan antara yang kaya dan yang

miskin akan terus bertambah parah karena praktek riba, sehingga ketegangan

sosial akan terus menghantui roda kehidupan, seperti bom waktu yang siap

meledak setiap saat.

Namun, kejelasan tentang riba yang bagaimana, yang dimaksud al-Quran

menjadi persoalan yang masih akan terus mengemuka selama masih terus

bermunculan bentuk-bentuk baru dalam transaksi ekonomi. Para ulama sejak

dahulu hingga kini, ketika membahas ini tidak melihat esensi riba guna sekedar

mengetahuinya, tetapi mereka melihat dan membahasnya sambil meletakkan di

pelupuk mata hati mereka beberapa praktek transaksi ekonomi guna mengetahui

dan menetapkan apakah praktek-praktek tersebut sama dengan riba yang

diharamkan itu sehingga ia pun menjadi haram, ataukah tidak sama.

Perbedaan pandangan diantara para ulama ini antara lain disebabkan oleh

wahyu mengenai riba yang terakhir turun kepada Rasul SAW. Beberapa waktu

sebelum beliau wafat, sampai-sampai Umar bin Khathab r.a. sangat

mendambakan kejelasan masalah riba ini. Beliau berkata, “Sesungguhnya

termasuk dalam bagian akhir al-Quaran yang turun, adalah ayat-ayat riba

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Rasulullah wafat sebelum beliau menjelaskannya. Maka tinggalkanlah apa yang

meragukan kamu kepada apa yang tidak meragukan kamu”.30

Sejarah menjelaskan, bahwa masyarakat Arab sebelum datangnya syari’at

pelarangan riba telah mempraktekkan membungakan uang. Thaif, tempat

pemukiman suku Tsaqif merupakan daerah subur dan menjadi salah satu pusat

perdagangan antara suku, terutama suku Quraisy yang bermukim di Mekah. Di

Thaif juga bermukim orang-orang Yahudi yang telah lebih dulu mengenal

praktek-praktek riba, sehingga keberadaan mereka di sana menumbuhsuburkan

praktek tersebut. Hal ini digambarkan dalam al-Quran surat Al-Nisa: 160-161.

pada waktu datangnya syari’at pelarangan terhadap praktek riba, kaum musyrikin

merasa keheranan karena mereka menganggap bahwa kelebihan yang dipungut

dari pinjaman uang yang bertempo sama dengan jual beli.

Praktek pembungaan uang yang lazim dilakukan pada waktu itu adalah

jenis bunga berkembang. Sehingga terjadi proses penumpukan akumulasi modal

di satu pihak dan pihak lain penambahan beban yang tiada akhir (selama

hutangnya belum lunas). Hal ini merupakan hal yang dianggap oleh kaum

agamawan (agama-agama samawi) adalah perbuatan keji dan dosa besar bagi

yang melakukannya.

Jadi ada sedikit gambaran yang bisa dijadikan acuan dalam menyikapi

persoalan riba uang yang dikutuk keras oleh agama. Yaitu menunjuk kepada

30 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quaran, (Bandung: Mizan, 1992), h.258

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

praktek pembungaan uang yang berkembang dan berlipat ganda. Selanjutnya,

penyusun akan memaparkan tentang definisi riba menurut para ulama.

Menurut bahasa, riba bermakna : ziyadah (tambahan)31

. Dalam pengertian

lain, riba bisa berarti “ Bertambah dan tumbuh berkembang”. Sedangkan menurut

istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal

secara bathil.32

Dalam Islam riba secara khusus menunjuk pada kelebihan yang

diminta dengan cara khusus.

Afzalurrahman mengutip pendapat beberapa ahli/ulama berkenaan dengan

definisi riba, yaitu diantaranya: Ibn Khazar al-Asqalani berpendapat bahwa, “

Esensi riba adalah kelebihan, apakah itu berupa barang ataupun uang, seperti

uang dua dinar sebagai pengganti uang satu dinar.”33

Syah Waliyullah dari

Delhi, berpendapat bahwa unsur riba terdapat pada hutang yang diberikan dengan

syarat sipeminjam bersedia membayarnya lebih banyak dari apa yang telah

diterimanya. Sedangkan Qatadah mengatakan bahwa sebelum kedatangan Islam,

yang disebut riba adalah jika seseorang menjual barangnya pada orang lain untuk

jangka waktu tertentu, dan ketika sampai batas waktu yang ditentukan si pembeli

tidak dapat membayarnya, lalu si penjual memberikan perpanjangan waktu

pembayarannya bersamaan itu pula ia menaikkan harga pembeliannya.

31 Ahnad Warson Munawwir, Kamus Al Munawwi, (Surabaya: Pustaka Progressif), cet.ke-

14,h.469 32 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah suatu Pengenalan Umum,(Jakarta: Tazkia Institute,

1999), h.59 33 Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, penterj.Dewi Nurjulianti,

(Jakarta: Intermasa, 1997), cet.ke.2, h.310

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Menurut mujahid, unsur riba terdapat dalam setiap bentuk transaksi pada

masa pra Islam; setiap kali seseorang mengadakan perjanjian pinjaman ia akan

meminta kepada kreditornya untuk memberikan jangka waktu pembayaran yang

panjang dan berjanji akan mengembalikan padanya sejumlah kelebihan dari uang

pokok yang dipinjamkan.

Imam al-Razi mengemukakan bahwa menaikkan sejumlah uang yang

dipinjamkan pada seseorang pada masa pra Islam dengan alasan jangka waktu

pengembaliannya dan si pemberi pinjaman menerima bunga setiap bulannya,

sudah menjadi kebiasaan, dan ketika waktu yang ditentukan tadi berakhir si

peminjam diminta membayar hutang tersebut, kemudian jika ia tidak mampu

membayarnya, maka ia diberi perpanjangan waktu pembayaran dan bunganya pun

semakin meningkat.”

Menurut Quraish Syihab, dalam al-Quran ditemukan kata riba terulang

sebanyak delapan kali, terdapat dalam empat surat, yang menunjukan proses

diharamkannya riba dalam perekonomian. Secara berurutan, tahapan ayat-ayat

yang bercerita tentang riba adalah:

Tahap pertama, merupakan ayat Makiyah yang menggambarkan tentang

adanya unsur negatif di dalam perbuatan riba, terdapat dalam Q.S. Al-Rum (30)

ayat 39:

�Nةآ ز� ��T��N ءا� و ا>D' )ب یe �9س ا�'�ال)�] أ 9)ب �� �ب ر� ��T�اNء� �وDونوی I:<9 ا M�وg_

�( ا��ه�h(ن ) وم )39: ا�

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Artinya: “Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan, agar menambahi

harta orang, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah, apa yang kamu

berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mendari ridha Allah,

maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).”

Tahap kedua, mengisyaratkan keharaman riba dengan menggambarkan

perbuatan orang Yahudi yang lalai terhadap peringatan terdahulu, sehingga

diancam siksa yang pedih, Q.S An-Nisa (4) ayat 160-161:

9�V��� �حو�د ه�ی$ ا�� � �' � ����l \��ح أ�ت��J� �� ب ا� \�ه$خأو{} ا � آ ا>/�� س� �هD\* ب و�

)161-160: ا�'�Kء ( {}�(��� أاب$ ��' ��ی �B9�� �نTD أ و/�l��� ب�س ا�'�ال)� أ���آأ و:'ا )� نD-و

Artinya: “ Oleh karena keaniayaan orang-orang yahudi, Kami

haramkan atas mereka (makanan) yang baik-baik yang telah

dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka kerap kali menghalangi

orang dari jalan Allah (160) Dan disebabkan mereka makan riba,

padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan mereka

memakan harta orang lain dengan jalan yang batil. Kami telah

menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa

pedih” (161)

Tahap ketiga, secara eksplisit dinyatakan keharaman salah satu bentuk

riba, yaitu suatu tambahan yang berlipat ganda. Para ahli tafsir berpendapat,

bahwa pengambilan bunga dengan tingkat suku bunga yang cukup tinggi dan

berkembang, merupakan fenomena yang banyak dipraktekan pada masa

tersebut. Q.S Al-Imran (3) ayat 130:

�ض� أب)ا ا� \�آN Mا #)' &��ی$� ا���ی�Pأی9�� �� �h]و �Nا ا>=ا(� ���B�N h�+(ن ) ان )130:ال (

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba

dengan berlipatganda, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, agara

kamu beruntung.”

Tahap terakhir keempat, pengharaman riba secara total dalam berbagai

bentuknya. Q.S Al-Baqarah (1) ayat 275-281:

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

/ s���� ا�(ن�ا إ)�� -��ن�M ب_� ذr\( ا�� ��ن�� ا�T���T:�A یي$ ا��م)=� ی( آ#� إن)�)= ی� #ب ا� \��آM ی�ی$ا��

\ �أ وt�� س �:�� 9�T�ن 9:ب\ ر� �[�L� ( Vء I�(� 9ب ا� \م �ح وs�� ا� ا>/�حأ� وبا�Lد �� و� ا>� إ�

9M�وg_ه�ر ا�'��ب+ص أ �9 �� ��ث أ�ر�h آ/� آPw+ ی #ا> و�ت-�D ا�*�ب ی� وب ا� \ ا>v+(ی {} نو�D�� خ

ف) خ# و��ب\ رD' �ه I أ�� ��ةآ)ا ا�N&�c وةe)ا ا�*���-أ و�ت+��)ا ا�*��( ا و)' &��ی$ ا��ن�إ{}

��� � ��ن� {} 9F�� O�'�T' آن� إب ا� \� �]=� با �ورذ و)ا ا>=ا ا�N)' &��ی$� ا���ی�Pأی {} ن)نc+ ی�ه# و�

Nh� �ن آإنو {} ن)(N V�# ون)(# N V��Bا�)� أسوء ر��9 B��N نإ و:�)سر و> ا� �\ب +ا ب)نذMا 9)�

� خ)ا-N *�Dنأ وة K� � إ��ة V' 9ة K وذ�� B�آ إن 'T�N � � N�)ا ی)=ا�Nو {} ن)(�I� إ�� ا>:� 9ن)

)281-275: ا��= ة ( {}ن)(V� ی #�ه و�K�J آ r� ن/�P آ�9) N��ث

Artinya: “ orang-orang yang memakan (mengambil) riba, tidak dapat

berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan

riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari

Tuhannya lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa

yang telah diambilnya dahulu (sebelum datangnya larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil

riba), maka orang ittu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal

didalamnya. {275} Allah memusnahkan riba dan menyuburkan

sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam

kekafiran, dan selalu berbuat dosa. {276} Sesungguhnya orang-orang

yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan

menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Rabb-nya. Tidak

ada kekhawatiran terhadap mereka dan ttidak (pula) mereka bersedih

hati.{277} Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah dan

tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang

yang beriman.{278} Jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa

riba), maka ketahuilah Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan

jika kamu bertobat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak

menganiaya dan tidak pula dianiaya.{279} Dan jika (orang berhutang

itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.

Dan menyedekahkan (sebagian atau semua hutang) itu, lebih baik

bagimu, jika kamu mengetahui.{280} Dan peliharalah dirimu dari

(azab yang terjadi pada) hari kamu semua dikembalikan kepada Allah.

Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

apa yang dikerjakannya sedang mereka sedikitpun tidak

dianiaya.{281}”

Ibnu Qayim seorang ulama yang tajam pandangannya tentang hal-hal

kemasyarakatan tetapi melarang keras perbuatan-perbuatan yang menyalahi

ajaran Rasulullah. Adapun riba yang terang ialah riba nasi’ah yakni

sebagaimana yang berlaku di zaman jahiliyyah. Ditangguhkannya piutang dan

penundaan tempo pembayaran ini menentukan pula akan tambahan dari besar

jumlah piutang itu. Sekian kali ditunda sekali pula piutangnya bertambah,

sehingga yang seratus menjadi beribu-ribu. Hal inilah yang tidak dibolehkan

oleh beliau jika riba itu berlipat ganda seperti terdapat dalam firman Allah

surat Ali Imran ayat 30. selanjutnya beliau berkata atas rahmat dan keadilan

Tuhan diharamkanlah perbuatan riba itu, mendapat laknat orang yang

memakannya, orang yang membayarnya, juru tulis dan saksinya. Tuhan

mengundang orang-orang untuk berperang dengan Dia dan rasul-Nya, tidak

ada dosa besar yang demikian sengitnya mendapat ancaman seperti dosa

memakan riba itu.34

Imam Fakhruddin ar Razzy (1210 M) mengatakan larangan riba

dengan alasan. Pertama, karena riba berarti mengambil harta si peminjam

secara tidak adil. Pemilik uag biasanya berdalih ia berhak atas keuntungan

bisnis yang dilakukan si peminjam. Namun ia tampaknya lupa bila ia tidak

meminjamkannya, uangnya tidak bertambah, iapun berdalih kesempatannya

34 Ibn Qayyim Al-Jauziyah, Buah Ilmu,(Jakarta: Pustaka Azzam, 1999), Cet.ke-1, h.31

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

berbisnis hilang karena meminjamkan uangnya, karenanya ia berhak atas riba.

Inipun keliru karena belum tentu bisnisnya menghasilkan untung dan yang

pasti ia harus menganggung resiko bisnis. Kedua, dengan riba seseorang akan

malas bekerja dan berbisnis karena dapat duduk-duduk tenang sambil

menunggu uangnya berbunga. Imam ar-Razzy mengatakan bahwa tanpa

adanya bekerja dan berbisnis, kegiatan produksi dan perdagangan akan lesu.

Ketiga, riba akan merendahkan martabat manusia karena untuk memenuhi

hasrat dunianya seseorang tidak segan-segan meminjam dengan bunga tinggi

walau akhirnya dikejar-kejar penagih hutang. Keempat, riba akan membuat

yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin. kelima, riba

jelas-jelas dilarang dalam al Quran dan al Hadits.

Quraish berkesimpulan bahwa ‘illat keharaman riba adalah sifat aniaya

(adz-dzulm), sebagaimana yang tercantum di akhir ayat 279 surat Al-Baqarah.

Pendapatnya ini didasarkan atas argumentasi yang dikemukakan oleh

Muhammad Rasyid Ridha, yang menyebutkan tiga alasan, yaitu: pertama,

kaidah kebahasaan menyebutkan bahwa apabila ada suatu koskata berbentuk

ma’rifah berulang, maka pengerian kosakata kedua (yang diulang) sama

dengan kosakata pertama. Dan kata al-riba dalam Ali-Imran ayat 130

berbentuk ma’rifah, demikian pula halnya dalam Al-Baqarah ayat 287. kedua,

kaidah memahami ayat yang tidak bersyarat berdasarkan ayat yang sama

tetapi bersyarat. Ketiga, pembicaraan Al-Quran tentang riba selalu

digandengkan dengan pembicaraan tentang sedekah, dan riba dinamakan

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

dhulm (penganiayaan atau penindasan). Dan akhirnya, kalimat �Bرءوس أ�)ا� �B�9

yang berarti bagimu modal-modal kamu, dijelaskan kemudian dengan kondisi

.�VN # yang berarti kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya()ن و# �VN()ن

Dari uraian di atas, penyusun mempunyai sebuah kesimpulan yang

bernada sepakat dengan para ulama yang berpendapat bahwa riba dalam

bentuk apapun tetap hukumnya haram dilarang agama karena hukum riba itu

sudah jelas tertulis dalam Al-Quran dan Hadits.

K. Relevansi Hukum Islam terhadap Sistem Operasional Koperasi USP Darul

Muttaqien

Seperti yang telah diuraikan pada bab III, bahwa koperasi USP DM ini

bergerak di bidang simpan pinjam, dan kerena itu maka fungsinya lebih mirip

Bank. Namun dengan mekanisme yang tentunya berbeda dengan bank.

Diantaranya adalah yang dilayani dalam koperasi hanya anggota, sedangkan

dalam bank tidak dikenal adanya istilah anggota. Hal tersebut mempengaruhi

hubungan yang ada, kalau dalam koperasi anggota adalah konsumen sekaligus

pemilik lembaga tersebut, sedangkan dalam bank hanya sebatas hubungan

nasabah dan bank (konsumen dan produsen).

Sehubungan dengan masalah diatas, penulis akan meninjau jasa pinjaman

yang terdapat pada koperasi simpan pinjam Darul Muttaqien dari segi hukum

Islam. Badan usaha koperasi mempunyai tujuan kesejahteraan bersama dengan

mengurusi kepentingan anggota-anggotanya. Disamping itu koperasi

melaksanakan simpan pinjam secara bersama-sama, dan untuk memberikan

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

pinjaman uang. Modal koperasi tidak tetap selalu berubah-ubah, hal ini

disebabkan keluar masuknya anggota karena koperasi tidak mengikat para

anggotanya.

Koperasi simpan pinjam Darul Muttaqien melaksanakan kegiatan pinjam

meminjam uang, menurut hemat penulis kegiatan tersebut termasuk dalam

kategori riba Nasi’ah yaitu penambahan bersyarat dari orang yang meminjamkan

kepada orang yang meminjam karena adanya penangguhan atau tenggang waktu.

Jadi jasa pinjaman yang dipungut oleh Koperasi simpan pinjam Darul

Muttaqien sebesar 3 % itu dalam pandangan penulis tidak sesuai dengan hukum

Islam, sebagaimana dalam firman Allah surat al Baqarah (1) ayat 275:

ا��$ی� یMآ�� ا� \ب� # ی=)�)ن إ#� آ(� ی=)م ا��$ي یT���T: ا��A���ن �� ا�(r\ ذ�_ بMن��� -��)ا إن�(� ا���s �/ ا� \ب�

� ]V (� Lء�I �)9 ب�\ �� 9�: �� سt� وأ� L إ�� ا> و�� �د M9وg�_ وأح/� ا> ا���s وح �م ا�Tرب\: �9ن �

) 275: ا��= ة ( أص+�ب ا�'��ر ه� 9��� خ�D�ون

Artinya: “ orang-orang yang memakan (mengambil) riba, tidak dapat

berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Yang demikian itu, adalah disebabkan

mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang

yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus berhenti

(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu

(sebelum datangnya larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang ittu adalah penghuni-

penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. (Qs.Al Baqarah : 275)

Pengembalian pinjaman tidak boleh melebihi dari pokok pinjaman, karena

akad qiradl atau utang dimaksudkan untuk berlemah lembut terhadap sesama

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

manusia, menolong urusan kehidupan mereka dan melicinkan bagi sarana hidup

mereka, bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan, bukan pula salah satu

cara untuk mengeksploitir. Karena inilah seorang yang diberikan hutang tidak

dibenarkan mengembalikan kepada pemberi qiradl kecuali apa yang telah

diterima darinya atau yang semisalnya. Mengikuti kaidah fiqih yang berbunyi:

�) رب)ا9 ]�h'�� I ض - P/-

Artinya: “Semua bentuk qiradl yang membuahkan manfaat adalah riba” 35

Dari kaidah fiqih di atas juga menunjukan jelasnya larangan riba, dimana

dalam hal ini riba disamakan dengan qiradl yang membuahkan hasil.

Pinjaman adalah salah satu jenis pendekatan untuk bertaqarrub kepada

Allah SWT, karena pinjaman berarti berlemah lembut kepada manusia, mengasihi

mereka, memberikan kemudahan dalam urusan mereka dan memberikan jalan

keluar dari duka dan kabut yang meliputi mereka.

35 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Bandung: PT. Al Ma’arif , 1987), cet. Ke-1, h. 143.

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

BAB V

PENUTUP

L. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan melalui kajian pustaka dan observasi

langsung ke lapangan dengan metode analisis komparatif, beberapa dapat

disimpulkan berikut ini:

1. Dalam khasanah ilmu pengetahuan Islam, kata koperasi sangat sulit

ditemukan, apalagi jika merujuk literatur-literatur klasik. Namun secara

terminologi ada sebuah akad yang mirip terminologi koperasi. Akad

tersebut dalam khasanah fiqih disebut dengan syirkah atau musyarakah.

Akad syirkah telah dipraktekan dari zaman Rasulullah SAW sampai

sekarang. Sebagian ulama menyebut koperasi dengan syirkah ta’awuniyah

(persekutuan tolong menolong) yaitu suatu perjanjian kerjasama antara dua

orang atau lebih yang satu pihak menyediakan modal usaha sedangkan

pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing menurut perjanjian.

Jadi berdasarkan kesamaan terminologi antara koperasi dengan syirkah yang

mempunyai landasan hukum Al-Quran dan hadits, maka penyusun

menyatakan bahwa cita-cita koperasi sudah sejalan dengan ajaran Islam

dalam hal tolong menolong antar sesama, terutama dalam hal yang berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan hidup.

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

2. Koperasi simpan pinjam Darul Muttaqien ini salah satu usahanya adalah

simpan pinjam, dengan jasa pinjaman bersifat tetap perbulan sebesar 3%,

diperuntukan bagi masyarakat pondok dan masyarakat sekitar pondok, jenis

pinjaman yang diberikan hanya terbatas pada pinjaman produktif, yaitu

pinjaman yang digunakan untuk usaha bukan untuk pemenuhan kebutuhan

sehari-hari yang sifatnya konsumtif.

3. Praktek simpan pinjam yang dijalankan oleh koperasi simpan pinjam Darul

Muttaqien ini belum sesuai dengan hukum Islam karena didalam prakteknya

masih terdapat unsur riba nasiah yang diharamkan

M. Saran-saran

1. Untuk koperasi USP Darul Muttaqien Parung Bogor hendaknya melakukan

perbaikan manajemen berupa melengkapi fungsi organisasi yang ada, dan

pendidikan koperasi syari’ah bagi anggota agar menumbuhkan kesadaran

yang tinggi dalam berkoperasi yang baik dan sesuai dengan yang di gariskan

Allah.

2. Selanjutnya melakukan sosialisasi atau promosi di wilayah sekitar yang

potensial, guna merekrut anggota baru, sekaligus syiar keagamaan melalui

ekonomi.

3. Dalam rangka pelayanan terhadap anggota, sebaiknya koperasi USP

melakukan sistem jemput bola, demi memperlancar dan mempermudah

pembayaran.

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

4. Untuk masyarakat Jabon Mekar Parung Bogor dan sekitarnya diharapkan

sadar akan bahaya rentenir dan lebih memilih lembaga-lembaga keuangan

yang bisa dipercaya seperti koperasi atau Bank syariah.

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Karim, Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia.

Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, penterj.Dewi Nurjulianti,

Jakarta: Intermasa, 1997, cet.ke.2.

Anggoro, Pandji, dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta,

1997, Cet. Ke-2.

Anoraga, Pandji, Manajemen koperasi: Teori dan Praktek, Jakarta: Pustaka Jaya,

1995, cet.ke-1.

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syari’ah suatu Pengenalan Umum,Jakarta:

Tazkia Institute, 1999.

Burhan, Umar, Prinsip-Prinsip Manajemen Koperasi Produksi, Jakarta: Kalam

Mulia, 1989, Cet. Ke-1

Damanik, E.D, dkk, Pengantar Perkoperasian, Jakarta: Dwi Sagara, 1986

Departemen Kehakiman RI, Pokok-pokok undang-undang Dasar Tahun 1945,

Jakarta: Balai Pustaka, 1991, cet. 13.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Islam, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT

Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, jilid 4.

Fachrudin, Fuad Moch, Riba dalam Bank, Koperasi, Perseroan dan Asuransi,

Bandung: PT Al-Ma’arif, 1985, Cet. Ke-4.

Firdaus, Muhammad, dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, &

Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002, cet. Ke-1.

Haroen, Nasrun, Fiqih Mu’amalah, Jakarta: Gaya media Pratama, 2002, cet. Ke-1.

Hendrojogi, Koperasi Azas-azas, Teori dan Praktek, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002, cet. Ke-4, edisi 3, h.2.

Imam Nawawi, Shahih Muslim, Beirut: Darul Fikr, 1983, Juz 11, Jilid VI.

Karim, Adiwarman Azwar, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta:

Gema Insani Press, 2001, Cet. Ke-1.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Kartasaputra, G, Koperasi Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,

Jakarta: Rineka Cipta, 2001, cet. Ke-5.

Kopontren Darul Muttaqqien, Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus tahun buku

2007 Bogor, 2007.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, Analisa Data Kualitatif: buku tentang

Sumber Metode-metode baru, Jakarta: UI Press, 1992.

Nurdin, Bahri, Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta: PT

Salemba Empat, 1993.

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: P.H. Balai Pustaka,

1976.

Sagimun MD, Koperasi Soko Guru Ekonomi Nasional Indonesia, Jakarta: Haji

Masagung, 1989.

Shihab, M Quraish, Membumikan Al-Quaran, Bandung: Mizan, 1992.

Sjahdeini, Remy mengutip Elias G. Kazarian, dalam: Perbankan Islam dan

Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka

Utama Grafiti, 1999.

Suhendi, Hendi, Fiqih Muamalah, Bandung: Gunung Djati Press, 1997.

Sukamdiyo, Ign, Manajemen Koperasi, Jakarta: Erlangga, 1996.

Warson, Ahmad Munawwir, Kamus Al Munawwir, Surabaya: Pustaka Progressif, cet.

Ke-14.

Widiyanti, Ninik dan Y.W. Shunindhia, Koperasi dan perekonomian Indonesia,

Jakarta: PT Bina Aksara, 1989.

Widiyanti, Ninik, Manajemen Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, Cet. Ke-2.

Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah, Jakarta: CV Haji Masagung, 1996, cet. Ke-9.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Lampiran 1:

RA

PEMBINA

KH. MAD RODJA S

PENGURUS

Ketua : ASNAWI.M,SAG

Sekretaris : AHMAD, SPD

Bendahara : TUTI RUSYANTI

PENGAWAS

YASIN DAHLAN

MANAJER

CAFE

MANAJER

TOKO

MANAJER USP

NI NYOMAN MULIANTARI

MANAJER

WARTEL

MANAJER

COPY CNTR

AKUNTAN

SA’DIYAH

TELLER

ERLI & TIWI

ANGGOTA

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Lampiran 2:

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : H. Teguh Widodo

Jabatan : Pendiri Kopontren Darul Muttaqien

Tempat : Rumah H. Teguh Widodo

Waktu : 20 November 2008

1. Siapakah yang mendirikan Kopontren Darul Muttaqien?

Jawab: yang mendirikannya saya atas perintah pimpinan pondok yaitu bapak KH

Mad Rodja Sukarta, yang kemudian didukung oleh para ustadz dan ustadzahnya

2. Kapan berdirinya Kopontren Darul Muttaqien ini?

Jawab: didirikan pada tahun 1997, berawal dari sebuah toko kecil yang dibangun

tahun 1992, berada di dalam lingkungan pesantren, untuk menjual keperluan para

santri dan ustadznya.

3. Apa tujuan didirikannya Kopontren Darul Muttaqien?

Jawab: tujuannya adalah untuk mensejahtrakan masyarakat pondok khususnya

dan masyarakat sekitar pada umumnya, selain itu juga untuk mempersempit ruang

lingkup para rentenir di sekitar pondok pada khusunya.

4. Bergerak dalam bidang apakah Kopontren Darul Muttaqien?

Jawab: pada awal berdirinya kopontren Darul Muttaqien bergerak dalam bidang

simpan pinjam, tetapi seiring perkembangannya kopontren ini memperluas

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

usahanya yaitu dengan membuka unit usaha yang lainnya yaitu mini market,

wartel, foto copy dan kafe.

5. Bagaimana perkembangan kopontren Darul Muttaqien?

Jawab: Kopontren Darul Muttaqien ini pada awal tahun berdirinya belum

memperlihatkan kemajuan yang signifikan dan mengalami perkembangan yang

pesat antara tahun 2000 dimana kopontren ini sampai sekarang berhasil

memperluas usahanya dengan menambah unit usaha mini market, wartel, foto

copy dan kafe.

Parung, 20 november 2008

Yang mewawancara Yang di wawancara

KAMALUDIN H. TEGUH WIDODO

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Lampiran 3:

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Ninyoman Muliantari, SE

Jabatan : Manager Koperasi Unit Simpan Pinjam

Tempat : Kantor Koperasi Unit Simpan Pinjam

Waktu : 20 November 2008

6. Dari manakah sumber permodalan koperasi ini?

Jawab: Modal koperasi berasal dari anggota melalui simpanan pokok, yang harus

dibayar ketika masuk menjadi anggota sebesar Rp. 50.000,- dan tidak dapat

diminta kembali selama anggota belum berhenti sebagai anggota koperasi. Modal

juga berasal dari simpanan wajib, yang harus dibayar oleh para anggota sebesar

Rp. 20.000,- setiap bulan dan tidak dapat diminta kembali selama anggota belum

berhenti sebaga anggota koperasi. Dan juga dari dana cadangan yaitu dana yang

diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk

modal dan menutup kerugian koerasi bila diperlukan.

7. Selain dari anggota apakah koperasi mendapatkan modal dari luar?

Jawab: Ya, koperasi mendapatkan pinjaman dari pemerintah melalui program

P2KER sebesar Rp. 15.000.000,- pada tahun 1997, dan juga mendapatkan

pinjaman dari Bank Syari’ah sebesar Rp. 50.000.000,- pada tahun 2000.

8. Apa fungsi dari koperasi ini?

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Jawab: sebagaimana kita tahu ada dua fungsi koperasi yaitu : fungsi sosial dan

fungsi ekonomi, fungsi sosial dari koperasi ini yaitu membuka usaha simpan

pinjam bagi anggota dengan jasa pinjaman yang rendah sehingga sangat

membantu dan menjaga keberlangsungan usaha para anggotanya, sedangkan

fungsi ekonomi dari koperasi ini yaitu membantu meningkatkan taraf hidup para

anggotanya dengan penyediaan modal usaha bagi mereka yang tidak mempunyai

modal untuk usaha, dan menyediakan tambahan modal bagi paran anggota yang

kekurangan modal dalam usahanya.

Parung, 20 November 2008

Yang mewawancara Yang di wawancara

KAMALUDIN NINYOMAN MULIANTARI,

SE

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM · PDF fileTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM OPERASIONAL ... harus bisa menjalankan dalam praktiknya prinsip- ... Untuk memudahkan penulisan,

Related Documents