YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA INTEGRATED FINANCIAL

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (IFMIS) DENGAN

GABUNGAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

DAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL

(STUDI PADA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN)

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Magister

Oleh:

DEDYE PRIYO WIBOWO

156020304111016

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis
Page 3: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis
Page 4: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis
Page 5: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

v

RIWAYAT HIDUP

Dedye Priyo Wibowo lahir di Blitar pada tanggal 10 Mei 1983, anak bungsu dari Bapak Suwasono dan Ibu Saitun. Peneliti menempuh pendidikan dasar di SDN Binangun 1, SMPN 1 Binangun, dan SMA 1 Blitar lulus tahun 2002. Studi Diploma III Anggaran di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) lulus pada tahun 2005. Studi S1 Akuntansi di Universitas Brawijaya lulus tahun 2013. Pada tahun 2015, peneliti menempuh pendidikan Magister Akuntansi melalui Program State Accountability Revitalization (STAR) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP-RI). Saat ini peneliti adalah Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Malang, 15 Agustus 2017

Peneliti

Page 6: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS selaku Rektor Universitas Brawijaya.

2. Nurcholis, SE., M.Bus. (Acc)., Ak., Phd. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Univrsitas Brawijaya.

3. Dr. Roekhudin, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Magister

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

4. Dr. Rosidi, SE., MM., Ak selalu ketua komisi pembimbing yang telah

memberikan berbagai pencerahan kepada penulis sehingga tesis ini

dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dr. Lilik Purwanti, SE., M.Si., Ak selaku komisi pembimbing yang telah

dengan sabar membimbing serta dan memberikan berbagai wawasan

dalam penyelesaian tesis ini.

6. Prof. Eko Ganis S, SE., M.Com(Hons), Ph.D dan Yeney Widya P, SE.,

Ak., MSA, Ph.D selaku penguji yang memberikan masukan-masukan

yang sangat berharga dalam upaya penyempurnaan tesis ini.

7. Orang tua peneliti, Ibu Saitun, Istri RAW, Anak-anak MMH dan NDA, dan

Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak

memberikan dukungan kepada penulis selama menempuh studi ini.

8. Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Sekretaris Dirjen Perbendaharaan

Kementerian Keuangan yang telah memberikan ijin tugas belajar dan

mendukung studi ini.

Page 7: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

vii

9. Bapak Taukid selaku Kepala Kantor Wilayah DJPB Provinsi NTB dan

keluarga besar DJPB Provinsi NTB memberikan perhatian dan dukungan

kepada peneliti selama masa tugas belajar.

10. Teman-teman seperjuangan STAR-BPKP Batch 5, khususnya kelas A.

11. Semua staf pengajar dan administrasi Program Studi Magister Akuntansi

Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang

telah memberikan berbagai perhatian dan bantuan.

12. Segenap pegawai DJPB yang telah membantu dan mendukung sehingga

proses penelitian dapat berjalan lancar.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selama ini

telah banyak memberikan dukungan kepada peneliti.

Malang, 15 Agustus 2017

DEDYE PRIYO WIBOWO

Page 8: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

viii

ABSTRAK

Dedye Priyo Wibowo: Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Agustus 2017. Analisis Kepuasan Pengguna Integrated Financial Management Information System (IFMIS) dengan Gabungan Technology Acceptance Model dan Information System Success Model (Studi pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan). Ketua pembimbing: Rosidi, Komisi Pembimbing: Lilik Purwanti

Penelitian ini bertujuan menilai kepuasan pengguna IFMIS menggunakan model sistem informasi. Model penelitian merupakan penggabungan model Technology Acceptance Model (TAM) dan model DeLone dan McLean dengan menambahkan pengaruh sosial dan Computer Self Efficacy. Jenis penelitian ini adalah causal explenatory dengan non probability sampling sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian dilakukan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB), Kementerian Keuangan, sebanyak 201 responden berhasil diperoleh pada penelitian ini. Hasil analisis dengan partial least square menunjukkan bahwa seluruh hipotesis didukung yang ditunjukkan dengan hubungan positif dan signifikan antar variabel dalam model. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan TAM, model DeLone dan McLean serta Cognitif Social Theory. Selain hal tersebut, SPAN dan SAKTI dapat dimanfaatkan lebih optimal sebagai aplikasi dalam IFMIS. Implikasi lainnya adalah sebagai referensi pengambilan kebijakan oleh DJPB dalam pengembangan SPAN dan SAKTI.

Kata Kunci: computer self efficacy (CSE), IFMIS, kepuasan pengguna, pengaruh sosial, sitem informasi, SPAN,

Page 9: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

ix

ABSTRACT

Dedye Priyo Wibowo: Post Graduate Program, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University, August 2017. Analysis of User Integrated Financial Management Information System (IFMIS) Satisfaction with Unified of Technology Acceptance Model dan Information System Success Model (Study in Directorate General of Treasury). Chairman of Supervision Commission: Rosidi, Co-Supervisor: Lilik Purwanti

Objective of this study is to assess IFMIS user satisfaction using the information system model. This is combination of Technology Acceptance Model (TAM) and model of DeLone and McLean, adding with social influence and Computer Self Efficacy. This is causal explenatory research with non probability sampling as sampling technique. The research was conducted at the Directorate General of Treasury (DJPB), Ministry of Finance, 201 respondens has attained in this reseach. The result with partial least square shows that all hypotheses are supported which is indicated by positive and significant relation between variables in the model. The results of this research can be used to development of TAM, model of DeLone and McLean and Cognitive Social Theory. Furthermore, optimalization of SPAN and SAKTI can be done as an IFMIS application. Another implication is policy-making references by DJPB in the development of SPAN and SAKTI.

Keywords: computer self efficacy (CSE), IFMIS, information system, SPAN, social influence, TAM user satisfaction

Page 10: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

x

PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyajikan tulisan tesis yang berjudul: Analisis Kepuasan Pengguna Integrated Financial Management Information System (IFMIS) dengan Gabungan Technology Acceptance Model dan Information System Success Model (Studi pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan). Tulisan ini berusaha untuk mengetahui keberhasilan program IFMIS melalui implementasi aplikasi SPAN dan SAKTI dengan mengukur kepuasan pengguna menggunakan model sistem informasi. Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangtepatan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 15 Agustus 2017

Peneliti

Page 11: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii

LEMBAR IDENTITAS KOMISI PEMBIMBING DAN PENGUJI.............................iii

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS.................................................................iv

RIWAYAT HIDUP..................................................................................................v

UCAPAN TERIMA KASIH.....................................................................................vi

ABSTRAK............................................................................................................viii

ABSTRACT...........................................................................................................ix

PENGANTAR........................................................................................................x

DAFTAR ISI..........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL...................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Motivasi Penelitian ...................................................................... 12

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 13

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 14

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 17

2.1 Sistem Informasi ......................................................................... 17

2.2 Teori Kepuasan ........................................................................... 19

2.3 Theory of Reasoned Action (TRA) dan Theory of Planned Behavior (TPB) ........................................................................... 23

2.4 Model Penelitian Sistem Informasi .............................................. 24

2.4.1. Model Keberterimaan Teknologi ....................................... 24

2.4.2. Model Kepuasan Pengguna/Model Kesuksesan Teknologi ......................................................................... 25

2.5 Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Terintegrasi ................................................................. 26

2.5.1. Kualitas Informasi ............................................................ 27

2.5.2. Kualitas Sistem ................................................................ 28

2.5.3. Persepsi Kemudahan Penggunaan ................................. 28

Page 12: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xii

2.5.4. Persepsi Kegunaan ......................................................... 30

2.5.5. Pengaruh Sosial .............................................................. 30

2.5.6. Computer Self Efficacy ................................................... 31

2.5.7. Sikap/Attitude Pengguna ................................................. 32

2.5.8. Minat Menggunakan Sistem Informasi ............................. 33

2.5.9. Penggunaan Aktual ......................................................... 34

2.5.10. Kepuasan Pengguna ....................................................... 34

2.6 Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) ............. 35

2.7 Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) ................... 37

BAB III KERANGKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ........ 39

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 39

3.2 Pengembangan Hipotesis ........................................................... 46

3.2.1. Pengaruh Positif Kualitas Informasi terhadap Persepsi Kegunaan ......................................................... 46

3.2.2. Pengaruh Kualitas Sistem terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan ................................................ 48

3.2.3. Pengaruh Computer Self Efficacy terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan ................................................ 52

3.2.4. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Persepsi Kegunaan .......................................... 54

3.2.5. Pengaruh Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Sikap Pengguna ...... 57

3.2.6. Pengaruh Sikap/Attitude Pengguna dan Pengaruh Sosial terhadap Minat/Intention to use Pengguna ............ 60

3.2.7. Pengaruh Minat/Intention to use terhadap Penggunaan Aktual ......................................................... 63

3.2.8. Pengaruh Penggunaan Aktual terhadap Kepuasan Pengguna ........................................................................ 65

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 68

4.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 68

4.2 Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel ...................................... 68

4.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 70

4.4 Definisi Operasional Penelitian .................................................... 71

4.4.1. Kualitas Informasi ............................................................ 71

4.4.2. Kualitas Sistem ................................................................ 72

4.4.3. Pengaruh Sosial .............................................................. 73

4.4.4. Computer Self Efficacy .................................................... 73

Page 13: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xiii

4.4.5. Persepsi Kegunaan ......................................................... 74

4.4.6. Persepsi Kemudahan Penggunaan ................................. 75

4.4.7. Sikap ............................................................................... 75

4.4.8. Minat ............................................................................... 76

4.4.9. Penggunaan Aktual ......................................................... 76

4.4.10.Kepuasan Pengguna ........................................................ 77

4.5 Analisis Data ............................................................................... 77

4.6 Evaluasi Model ............................................................................. 82

4.7 Pengujian Hipotesis...................................................................... 83

4.8 Hasil Pilot Test ............................................................................. 83

4.8.1. Hasil Uji Validitas Pilot Test ............................................. 84

4.8.2. Pengujian Realibilitas ...................................................... 86

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 88

5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 88

5.1.1. Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ....................... 88

5.1.2. Deskripsi Responden ....................................................... 89

5.1.3. Deskripsi Tanggapan Responden .................................... 91

5.1.4. Analisis Data.................................................................... 92

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 99

5.2.1. Kualitas Informasi Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kegunaan ....................................................... 100

5.2.2. Kualitas Sistem Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan ............................... 102

5.2.3. Computer Self Efficacy Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan ............................... 103

5.2.4. Persepsi Kemudahan Penggunaan Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kegunaan .............................. 105

5.2.5. Persepsi Kegunaan Berpengaruh Positif terhadap Sikap/attitude Pengguna SI ........................................... 106

5.2.6. Persepsi Kemudahan Penggunaan Berpengaruh Positif terhadap Sikap/attitude Pengguna ...................... 108

5.2.7. Sikap/attitude Pengguna Berpengaruh Positif terhadap Minat/intention to use Pengguna ..................... 109

5.2.8. Pengaruh Sosial Berpengaruh Positif terhadap Minat/Intention to Use Pengguna ................................... 110

5.2.9. Minat/intention to Use Pengguna Berpengaruh Positif terhadap Penggunaan Aktual ........................................ 112

Page 14: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xiv

5.2.10.Penggunaan Aktual Berpengaruh Positif terhadap Kepuasan Pengguna ..................................................... 113

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 114

6.1 Kesimpulan ................................................................................ 114

6.2 Implikasi Penelitian.................................................................... 116

6.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................ 117

6.4 Saran Penelitian Selanjutnya .................................................... 117

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xvii

Page 15: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xv

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

4.1 Nilai Loading Faktor dan AVE 85

4.2 Nilai Cross loading Factor 86

4.3 Hasil Uji Relibilitas 87

5.1 Statistik Responden 90

5.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 93

5.3 Nilai R Square dan R Square Adjusted 94

5.4 Nilai Q Square Predictive Relevance 96

5.5 Koefisien Jalur, Rata-rata, Standar Deviasi, T statistik, serta P Values Hasil Penelitian

97

Page 16: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual 43

3.2

4.1

Model Penelitian

Model Struktural dan Pengukuran dengan PLS

44

82

5.1 Model Struktural Hasil Penelitian 96

Page 17: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan komunikasi telah menghadirkan begitu banyak

perubahan dalam kehidupan manusia. Semakin tingginya tingkat kemajuan

teknologi diyakini telah membawa kita kepada tahap keempat revolusi industri

(World Economic Forum, 2016). Penyelarasan dengan kemajuan teknologi

menjadi hal yang tidak dapat lagi diabaikan, baik di lingkungan swasta dan

terutama di lingkungan sektor publik, dalam bentuk penerapan electronic

government (e-goverment).

E-goverment merupakan sebuah konsep yang multidimensi dan kompleks

(Ndou, 2004). Deloitte Research (2000) menggambarkan e-goverment terkait

dengan penggunaan teknologi untuk meningkatkan akses dan pengiriman

informasi serta layanan pemerintah untuk peningkatan keuntungan masyarakat,

rekan kerja dan pegawai. World Bank (2015) menyatakan penggunaan e-

goverment merujuk pada penggunaan teknologi informasi oleh lembaga

pemerintah. Hal ini menunjukkan pentingnya teknologi informasi sebagai alat

dan sarana mediasi antara pemerintah dan entitas lainnya. Dalam bidang

pengelolaan keuangan, hal ini terwujud dalam Integrated Financial Management

Information System (IFMIS).

IFMIS ditujukan untuk mengatasi efek buruk yang muncul akibat penggunaan

sistem manual dalam eksekusi anggaran dan proses akuntansinya. Hal tersebut

antara lain, ketidakhandalan dan ketepatan waktu data pendapatan dan belanja

Page 18: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

2

untuk perencanaan anggaran, monitoring, pengendalian belanja, dan pelaporan

yang mempengaruhi pengelolaan anggaran (Diamond dan Khemani, 2005).

Secara umum penggunaan sistem informasi dan teknologi ditujukan untuk

meningkatkan produktifitas organisasi dan kualitas pengambilan keputusan (Ives

et al., 1983). Selain itu juga ditujukan untuk mengukur peningkatan kinerja

tingkat individu maupun organisasi (DeLone dan McLean, 1992).

Penerapan sebuah sistem informasi dan teknologi merupakan sebuah hal

yang menantang, banyak rintangan dan permasalahan yang harus dihadapi

(Eggers dan Bellan, 2015). Literasi teknologi informasi dan komunikasi serta

kemampuan pengguna menjadi salah satu masalah dalam penerapannya pada

negara berkembang. Verdegem dan Verleye (2009) melihat masalah

modernisasi teknologi terletak pada pembuat keputusan yang tidak

mempertimbangkan harapan dan pilihan pengguna, tapi lebih berfokus kepada

peningkatan teknis sistem, pengurangan biaya dan desain sistem. Heinze dan

Hu (2005) menyoroti penggunaan teknologi sebagai salah satu tantangan dalam

penerapannya, sehingga fokus tidak seharusnya hanya kepada penerapan

teknologi informasi dan komunikasi, tapi lebih kepada penggunaannya (Al-

Khatib, 2013).

Penerapan IFMIS di Indonesia terwujud dalam pemakaian aplikasi Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan Sistem Aplikasi Keuangan

Tingkat Instansi (SAKTI). Pengembangan IFMIS di Indonesia sebagai sistem

informasi dan teknologi terintegrasi membutuhkan biaya yang besar dan dalam

waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, keberhasilan implementasinya menjadi

hal yang sangat penting. Sebagaimana disampaikan Verdegem dan Verleye

(2009) dan Heinze dan Hu (2005) di atas, pengembangan dan implementasi

IFMIS harus memperhatikan peran pengguna sebagai faktor utamanya. Apabila

Page 19: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

3

melihat dari sisi pengguna, rangkaian proses dalam diri menjadi pendorong

bagaimana dia akan menerima datau menolak sistem informasi dan bagaimana

sistem informasi tersebut mempengaruhinya. Oleh sebab itu, terdapat tiga hal

penting yang dapat digunakan dalam mengukur keberhasilan sistem informasi

yaitu penggunaan, kepuasan dan net benefit. Penggunaan sebagai ukuran

keberhasilan merujuk pada intensitas, utilisasi dan optimalisasi sistem informasi.

Terdapat kesulitan apablila penggunaan digunakan sebagai alat ukur, terutama

apabila sistem informasi tersebut digunakan pada lingkungan mandatory (Davis

et al., 1989; DeLone dan McLean, 1992). Penggunaan tidak dapat menunjukkan

secara tepat reaksi dalam diri pengguna terhadap sistem informasi.

Net benefit merupakan pengaruh yang muncul dan pengukurannya bisa

menggunakan penentuan nilai sebuah sistem informasi. Ives et al. (1983)

menyatakan secara teori penentuan nilai sistem informasi didasarkan pada nilai

ekonomis yang diperoleh dari pengurangan net benefit (peningkatan efektifitas

organisasi) dengan biaya pengembangan dan operasi sistem informasi tersebut.

Lebih lanjut, Ives et al. (1983) juga menyatakan bahwa dalam praktek,

pengukuran secara ekonomi tersebut sulit untuk dilaksanakan. Kesulitan ini

antara lain disebabkan, kesulitan melakukan penilaian secara moneter akibat

adanya intangible cost serta keuntungan non moneter yang juga muncul.

Kesulitan lainnya adalah penggunaan sistem informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan bersifat ad hoc dan insidental menyebabkan pengukuran

menjadi sulit. Selain itu, banyak data yang dapat digunakan untuk mengukur

kesuksesan sistem yang tidak tersimpan.

Penentuan keberhasilan sistem informasi juga dapat diukur menggunakan

konsep kepuasan pengguna. Beberapa peneliti menggunakan kepuasan

pengguna sebagai surrogate keberhasilan sistem informasi (Ives et al., 1983;

Page 20: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

4

DeLone dan McLean, 1992; Seddon dan Kiew, 1996; Wixom dan Todd; 2005;

Vaezy, 2013). Hal ini di dasarkan pada konsep bahwa sebuah sistem informasi

yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna akan menghadirkan kepuasan

terhadap sistem informasi tersebut. Apabila sistem informasi tidak dapat

memenuhinya, maka mereka akan mencari sistem informasi lainnya (Cyert dan

March, 1963 p.126 dalam Ives et al., 1983). Dalam menentukan kepuasan

terdapat dua pendekatan yang sering digunakan. Pertama, terkait proses yang

terlibat dalam pembentukan kepuasan dan mekanisme terbentuknya

kepuasan/ketidakpuasan. Kedua, pendekatan yang melihat kepuasan sebagai

hasil dari pengalaman dalam mengkonsumsi suatu hal (Yi, 1989). Pendekatan

pertama lebih sering digunakan dalam penelitian kepuasan pengguna. Beberapa

penelitian terkait kepuasan pengguna berusaha menjelaskan mengapa

pengguna memperoleh kepuasan/ketidakpuasan terhadap sistem informasi yang

didasarkan pada teori proses-orientasi (Bhattacherjee, 2001; Wixom dan Todd,

2005).

Kepuasan dapat menunjukkan reaksi pengguna terhadap sistem informasi.

Kepuasan juga tidak terpengaruh oleh lingkungan penggunaan, baik bersifat

voluntary atau mandatory. Apabila dibandingkan dengan pengukuran nilai,

pengukuran kepuasan pengguna relatif lebih mudah dilakukan. Oleh sebab itu,

pengukuran menggunakan kepuasan dinilai lebih tepat dalam menggambarkan

bagaimana sistem informasi dapat diterima oleh pengguna. Hal ini juga dinilai

lebih tepat, apabila melihat masih munculnya berbagai permasalahan dalam

pemakaian SPAN dan SAKTI. Permasalahan tersebut baik berupa sistem,

output yang dihasilkan hingga proses penggunaannya. Permasalahan teknis

SPAN maupun SAKTI banyak ditemui pengguna terkait masih sering terjadinya

sistem berhenti ketika digunakan, kurang lengkapnya fitur yang diberikan, sampai

Page 21: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

5

terbatasnya akses yang diberikan. Terkait output yang dihasilkan, permasalahan

yang muncul diantaranya kelengkapan data yang dihasilkan, data yang kurang

valid, kesalahan dan masalah penampilan hasil sampai integrasi sistem yang

dinilai masih kurang. Selain kedua hal tersebut, permasalahan juga muncul

ketika menggunakan aplikasi tersebut, seperti fitur-fitur yang susah ditemukan,

penggunaan istilah asing yang tidak mudah dipahami pengguna baru, aplikasi

yang tidak bisa diakses ketika digunakan. Berbagai hal tersebut tentunya

bertolak belakang dengan harapan penggunaan aplikasi SPAN dan SAKTI

sebagai aplikasi tunggal dan terintegrasi untuk menyelesaikan berbagai proses

pengelolaan keuangan. Penggunaan teknologi yang dinilai lebih maju juga

menghadirkan keyakinan bahwa aplikasi ini lebih unggul dari aplikasi-aplikasi

sebelumnya. Permasalahan tersebut akan menyebabkan munculnya

diskonfirmasi antara ekpektasi dengan kenyataan, dan mendorong munculnya

ketidakpuasan pengguna. Berbagai hal ini menjadi pendukung perlunya

pengukuran kepuasan pengguna dalam menilai keberhasilan implementasi

IFMIS di Indonesia.

Selain berbagai masalah yang mengarahkan pada ketidakpuasan pengguna.

Implementasi SPAN sendiri juga tidak dapat terlepas dari kesalahan

penggunaan. Masalah optimalisasi SPAN dan SAKTI, dimungkinkan dipengaruhi

oleh latar belakang pengguna. Kemampuan dan penguasaan seseorang

terhadap suatu hal akan menciptakan persepsi dan mendorong kepercayaan diri

untuk melakukan suatu tindakan berkaitan dengan hal tersebut. Bandura dan

Cervone (1983) menyatakan bahwa perceived self efficacy berkenaan dengan

penilaian seberapa baik seseorang dapat melakukan serangkaian tindakan yang

berkaitan dengan situasi prospektif. Tercapainya tujuan menggunakan SPAN

dan SAKTI sebagai alat bantu pekerjaan sangat terkait dengan bagaimana

Page 22: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

6

seseorang mampu mengoperasikannya. Dalam hal ini computer self efficacy

memegang peranan penting. Kemampuan penggunaan komputer dapat dilihat

sebagai bentuk perceived self efficacy. Computer self efficacy (CSE) dapat

diartikan tingkat kepercayaan seseorang bahwa dia memiliki kemampuan dalam

menyelesaikan tugas/pekerjaan khusus menggunakan komputer (Compeau dan

Higgins, 1995).

Berbagai permasalahan terkait SI tersebut merupakan hal yang perlu diatasi.

Berbagai penelitian berusaha menjawab masalah penggunaan sistem informasi

ini. Berbagai penelitian berusaha memahami mengapa sebagian orang dapat

menerima teknologi, sedangkan sebagian menolaknya (Al-Khatib, 2013).

Penelitian lain berusaha mengukur efektifitas penggunaan sistem informasi.

Dua model SI yang paling banyak digunakan dalam penelitian SI adalah Model

Keberterimaan (TAM) dan Model Kesuksesan SI.

Model keberterimaan teknologi, berfokus pada penggunaan sistem informasi.

Davis et al. (1989) berpendapat bahwa penggunaan sistem informasi (behavior),

merupakan dorongan dari dalam diri (belief dan attitude) setelah melakukan

interaksi dengan sistem informasi. Davis et al. (1989) selanjutnya mengajukan

Technology Acceptance Model (TAM), dengan dasar dari Theory of Reasoned

Action (TRA). TAM meyakini pengaruh eksternal akan mempengaruhi persepsi

penggunaan teknologi, baik kebermanfaatannya maupun kemudahaan

penggunaannya dan akan mengarahkan pada attitude toward system dan

intention to use, dan mendorong penggunaan aktual.

Domain penelitian lainnya yang juga banyak dilakukan terkait sistem informasi

adalah keberhasilan sistem informasi. DeLone dan McLean (1992) mengajukan

IS success model yang diperoleh dari hasil sintesis berbagai literatur sistem

informasi untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan

Page 23: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

7

penggunaan sistem informasi, yang diukur dengan pengaruh sistem informasi

terhadap kinerja pengguna dan organisasi (DeLone dan McLean, 1992).

Menggunakan theory of communication Shanon dan Weaver dan disempurnakan

menggunakan teori dari Mason, DeLone dan McLean membangun rangkaian

kejadian dalam penggunaan sebuah sistem (Maier, 2007:426). Variabel yang

berguna dalam mengukur keberhasilan sistem informasi adalah kualitas sistem

(technical level), kualitas informasi (semantic level), penggunaan/use dan

kepuasan pengguna (influence level), serta dampaknya dalam level individu

maupun organisasi (De Lone dan Mc Lean, 1992).

Dalam menciptakan sebuah sistem yang baik, tahapan evaluasi harus dapat

memberikan gambaran nyata dan menyeluruh, bagaimana pandangan pengguna

terhadap sistem tersebut, baik dari sisi teknis maupun keberterimaan sistem. Hal

ini akan membantu perbaikan desain sistem yang baik dan meningkatkan

optimalisasi dan utilisasi sistem tersebut. Oleh sebab itu, berbagai penelitian

perlu dilakukan yang tidak hanya mengukur keberterimaan sistem oleh

pengguna, tetapi juga dapat menunjukkan efektifitas dan kesuksesan sebuah

sistem informasi.

Penelitian ini akan mengukur keberhasilan sistem informasi dengan

melakukan pengukuran terhadap kepuasan pengguna. Penggabungan model

TAM dengan DeLone dan McLean untuk mengetahui determinan kepuasan

pengguna termasuk yang jarang ditemukan. Penggabungan model tidak hanya

bertujuan menemukan model yang dapat memberikan gambaran penerimaan

pengguna, juga memberikan masukan bagi pengembangan model (Al-Khatib,

2013). Model kesuksesan informasi dinilai memiliki keunggulan dalam perbaikan

sistem informasi tetapi dinilai lemah dalam memprediksi penggunaan sistem

informasi. Model kegunaan lebih mampu dalam memprediksi penggunaan

Page 24: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

8

sistem informasi, tetapi lemah dalam memberikan masukan perbaikan sistem

(Wixom dan Todd, 2005).

Banyak peneliti berusaha mengabungkan kedua model tersebut. Namun,

kebanyakan penggabungan bersifat parsial, dengan hanya mengambil sisi

kualitas sistem, kualitas informasi atau keduanya, persepsi serta minat (Seddon

dan Kiew, 1996; Dishaw dan Strong, 1999; Venkatesh dan Davis, 2000; Yusof et

al., 2008; Venkatesh dan Balla, 2008). Penelitian ini berusaha menggabungkan

variabel kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan dan kepuasan pengguna

dengan variabel TAM yaitu perceived usefulness, perceived ease of use, attitude

dan intention. Selain menggabungkan model, penelitian ini juga memberikan

suatu hal baru dengan menambahkan CSE dan pengaruh sosial ke dalam model

yang terbentuk. Penambahan dua variabel ke dalam model gabungan

merupakan hal baru, sebagai upaya memberikan gambaran lebih tepat

bagaimana kepuasan pengguna SPAN dan SAKTI.

Merujuk pada Model Keberhasilan SI Delone dan McLean, terdapat dua

antesenden utama yang digunakan mengukur kepuasan pengguna, yaitu kualitas

informasi yang merupakan karakteristik diharapkan atas keluaran sistem serta

kualitas sistem, sebagai karakteristik yang diharapkan dari sistem informasi itu

sendiri. Kualitas sistem ini berkaitan erat dengan persepsi kemudahan

penggunaan sistem informasi sebagaimana penelitian Haryani et. al. (2014),

dimana persepsi kemudahan penggunaan merupakan anggapan pengguna

bahwa dalam menggunakan sistem informasi tidaklah dibutuhkan usaha yang

besar (Davis et al., 1989).

Persepsi kegunaan merupakan variabel yang sering digunakan dalam

mengukur keberterimaan sistem informasi. Persepsi kegunaan adalah

bagaimana pengguna beranggapan bahwa menggunakan sistem informasi akan

Page 25: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

9

membantu dirinya dalam menyelesaikan tugas (Davis et al., 1989). Persepsi

kegunaan dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan sebagaimana

hasil penelitian Chen et al. (2012); Persepsi kegunaan juga dipengaruhi oleh

kualitas informasi sebagaimana penelitian Haryani et. al. (2014); Seddon dan

Kiew (1996); Seddon (1997); Rai et al. (2002); Wu, 2013; Hassn et al., 2016;

Malik et al., 2016.

Sikap/attitude merupakan kondisi dalam diri seseorang terhadap suatu hal.

Sikap merupakan hasil dari proses keyakinan seseorang terhadap suatu hal dan

dikonfirmasi melalui hasil evaluasi (Davis, 1985). Sikap menjadi salah satu

variabel penentu keberterimaan SI (Davis et al., 1989). Sikap dipengaruhi oleh

persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan, dan sikap mempengaruhi

minat dalam menggunakan sistem informasi. Pengaruh persepsi kemudahan

penggunaan terhadap sikap ditemukan dalam penelitian Davis et al. (1989);

Agarwal dan Prasad (1999); Koh et al. (2010); Chen et al. (2012); Wahyudi

(2011); Xu et al. (2013); Haryani et al. (2014); Rahadian et al. (2015); Hassn et

al. (2016). Pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap ditunjukkan dalam hasil

penelitian Davis et al. (1989); Agarwal dan Prasad (1999); Koh et al. (2010);

Wahyudi (2011); Chen et al. (2012); Xu et al. (2013); Wu (2013); Rahadian et al.

(2015); Hassn (2016). Selain menunjukkan pengaruh yang signifikan, ternyata

penelitian Haryani et al. (2014) tidak dapat menunjukkan pengaruh signifikan

persepsi kegunaan terhadap sikap.

Sikap mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak, melalui minat yang

muncul dalam diri (Davis et al., 1989). Oleh sebab itu, sikap berhubungan erat

dengan minat. Pengaruh signifikansi sikap terhadap minat/intention to use,

ditunjukkan dari hasil penelitian Davis et al. (1989); Wixom dan Todd (2005);

Page 26: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

10

Chen et al. (2012). Namun, hasil berbeda ditemukan dalam penelitian Brown et

al. (2002) dan Wahyudi (2011).

Salah satu faktor yang sering digunakan dalam penentuan sikap persepsi

kemudahan penggunaan adalah kemampuan penggunaan komputer (computer

self efficacy). Kemampuan penggunaan komputer erat kaitannya dengan teknis

sistem. Oleh sebab itu, kemampuan penggunaan komputer berpengaruh

terhadap kemudahan penggunaan sistem, hubungan ini menunjukkan pengaruh

yang signifikan (Venkatesh dan Davis, 2000; Ong dan Lai, 2006).

Ajzen (1991) menyatakan faktor penentu yang mendorong seseorang

melakukan sebuah tindakan nyata (behavior) adalah minat dalam diri seseorang.

Minat ini sebagai hasil dorongan sikap/attitude dan pengaruh sosial/social

influence individu tersebut. Pengaruh sosial merupakan salah satu pendorong

minat penggunaan sistem informasi (Venkatesh dan Davis, 2000; Venkatesh et

al., 2003; Venkatesh dan Balla, 2008; Brown et al., 2002; Handayani, 2005;

Wahyudi, 2011). Peran pengaruh sosial di keputusan penerimaan teknologi

merupakan hal yang kompleks dan banyak dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh

kontigensi. Pengaruh sosial mempunyai dampak pada perilaku individual melalui

tiga mekanisme: ketaatan (compliance), internalisasi (internalization), dan

identifikasi (identification) (Venkatesh dan Davis, 2000).

Pada SI yang digunakan dalam lingkungan mandatory, pengguna diwajibkan

menggunakan SI dalam menyelesaikan tugasnya, dan tidak terdapat pilihan SI

lainnya. Pengguna dibutuhkan untuk menggunakan teknologi atau sistem

khusus dengan tujuan menjaga atau melaksanakan tugas (Brown et al., 2002).

Penggunaan sistem informasi ditujukan membantu pengguna dalam

menyelesaikan pekerjaan. Job performance menjadi alasan penggunaan

sebuah sistem. Model TAM menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan

Page 27: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

11

antara minat pemanfaatan intention to use dengan penggunaan sistem informasi,

hasil ini didukung penelitian Taylor dan Todd (1995); Venkatesh dan Davis

(2000); Venkatesh et al. (2003). Namun, hasil berbeda ditemukan dalam

penelitian Handayani (2005).

Hubungan antara penggunaan dan kepuasan pengguna adalah saling

mempengaruhi menurut DeLone dan McLean (1992). Namun, banyak peneliti

menggunakan penggunaan sebagai determinan dari kepuasan pengguna dan

tidak sebaliknya. Penelitian empiris membuktikan bahwa penggunaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna (Fazizah et al.,

2016; Chiu et al., 2007; Halawi et al., 2007; Livari, 2005).

Kepuasan sebagai ukuran penentu keberhasilan sistem informasi, banyak

diukur berdasarkan hubungan langsung maupun tidak langsung dengan berbagai

variabel selain penggunaan sebagaimana digunakan dalam penelitian ini.

Kualitas informasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan ditemui dalam

penelitian Seddon dan Kiew (1996). Penelitian lain menggunakan hubungan

tidak langsung antara kepuasan pengguna dan kualitas informasi (Chiu et al.,

2007; Halawi et al., 2007; Livari, 2005; Wu dan Wang, 2006; McGill et al., 2003;

Rai et al., 2002). Hasil berbeda dari pengaruh kualitas informasi terhadap

kepuasan pengguna ditemukan dalam penelitian Marble (2003). Untuk mengukur

kepuasan pengguna beberapa peneliti juga menggunakan kualitas sistem,

sebagaimana penelitian Chiu et al. (2007); Halawi et al. (2007); Livari (2005);

McGill et al. (2003); Rai et al. (2002). Kualitas layanan juga menjadi variabel

yang digunakan dalam menentukan kepuasan pengguna, sebagaimana

didukung oleh penelitian Agarwal dan Prasad (1999); Gefen dan Keil (1998).

Namun, hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan pengguna tidak

berhasil didukung oleh penelitian Yoon dan Guimaraes (1995).

Page 28: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

12

Berbagai penelitian di atas memunculkan hasil yang beragam. Pengaruh

positif dan signifikan pada hubungan antar variabel banyak ditemui pada

penelitian-penelitian terdahulu. Di lain pihak hasil yang menunjukkan tidak

adanya pengaruh yang signifikan juga banyak ditemukan pada penelitian yang

menggunakan hubungan variabel yang sama tersebut, bahkan hasil yang

menunjukkan pengaruh yang berlawanan juga ditemui pada beberapa penelitian.

Penelitian ini berusaha mempersempit munculnya berbagai celah penelitian

tersebut, baik akibat perbedaan hasil yang ditemukan, maupun penggunaan

determinan yang berbeda-beda untuk menentukan kepuasan pengguna. Hal

baru yang dapat ditemui dalam penelitian ini yaitu: (1) penggunaan obyek

penelitian yaitu IFMIS sebagai sistem informasi terintegrasi di Indonesia. (2)

penambahan variabel pengaruh sosial dan CSE ke dalam model gabungan TAM

dan DeLone dan McLean Information Success Model, sebagai variabel dalam

menentukan kepuasan pengguna, didasarkan penyesuaian dengan lingkungan

dan kondisi organisasi DJPB.

1.2 Motivasi Penelitian

Terdapat beberapa hal yang menjadikan motivasi peneliti menyajikan tema

penelitian kepuasan pengguna IFMIS di lingkup DJPBN, diantaranya:

1) Pentingnya pengukuran keberhasilan IFMIS, sehingga dapat memberikan

gambaran penerimaan pengguna dan memberikan masukan untuk

perbaikan sistem informasi;

2) Berbagai masalah yang masih sering terjadi dalam penggunaan aplikasi

SPAN dan SAKTI, sehingga memberikan gambaran baik dari sisi pengguna

maupun kualitas sistem informasi;

3) Beragam hasil penelitian yang diperoleh, baik dalam tingkat signifikansi, arah

hubungan antar variabel, maupun variabel lain yang digunakan,

Page 29: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

13

menunjukkan masih adanya celah penelitian yang muncul. Penelitian ini,

yang menggunakan penggabungan model keberterimaan dan kesuksesan

sistem informasi, berusaha mengurangi celah penelitian tersebut.

4) Konteks penelitian di sektor publik yang masih jarang jika dibandingkan

dengan sektor swasta, serta model aplikasi yang terintegrasi dalam

pengelolaan keuangan negara yang masih sedikit dilakukan penelitian.

1.3 Rumusan Masalah

Era teknologi digital menuntut dilakukan berbagai perbaikan dalam berbagai

bidang. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan pengaruh

terhadap terjadinya perubahan dan perbaikan dalam sistem administrasi

pemerintahan. Penggunaan teknologi tidak dapat lagi dikesampingkan.

Digitalisasi pengelolaan pada sektor publik tidak lagi hanya didasarkan

pencapaian efektifitas dan efisiensi, serta pengurangan biaya tetapi telah

beranjak menjadi sebuah tuntutan dari masyarakat penerima layanan (Eggers

dan Bellan, 2015). Hal ini didasarkan pada tuntutan yang semakin tinggi

terhadap pemberian layanan/service delivery dari instansi publik.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi pilihan yang

tidak dapat dihindari. Penggunaan teknologi yang lebih canggih dan terintegrasi

dapat menjadi solusi atas tuntutan masyarakat tersebut. Selain itu, pencapaian

efektifitas dan efisiensi dalam penyelesaian pekerjaan menjadi keunggulan

penggunaan teknologi informasi. Pada sektor publik, dimana penggunaan

sistem informasi adalah hal wajib, pengembangan sebuah sistem informasi harus

memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana sistem informasi tersebut

dapat diterima serta dapat mendukung pekerjaan penggunanya (Koh et al.,

2010). Kepuasan pengguna atas sistem informasi yang digunakan dapat

menunjukkan aplikasi tersebut diterima dan sebagai salah satu ukuran

Page 30: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

14

keberhasilan implementasi sistem informasi tersebut. Berdasarkan hal di atas,

rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kualitas informasi pengaruh positif terhadap persepsi kegunaan?

2. Apakah kualitas sistem berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan

penggunaan?

3. Apakah computer self efficacy berpengaruh positif terhadap persepsi

kemudahan penggunaan?

4. Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap

persepsi kegunaan?

5. Apakah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap/attitude

pengguna?

6. Apakah persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap

sikap/attitude pengguna?

7. Apakah sikap/attitude pengguna berpengaruh positif terhadap minat/intention

to use pengguna?

8. Apakah pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat/intention to use

pengguna?

9. Apakah minat/intention to use berpengaruh positif terhadap penggunaan

aktual?

10. Apakah penggunaan aktual berpengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Menguji pengaruh kualitas informasi terhadap persepsi kegunaan;

Page 31: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

15

2. Menguji pengaruh kualitas sistem terhadap persepsi kemudahan

penggunaan;

3. Menguji pengaruh computer self efficacy terhadap persepsi kemudahan

penggunaan;

4. Menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap persepsi

kegunaan;

5. Menguji pengaruh persepsi kegunaan terhadap sikap/attitude pengguna;

6. Menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap sikap/attitude

pengguna;

7. Menguji pengaruh sikap/attitude pengguna terhadap minat/intention to use

penggunaan SI;

8. Menguji pengaruh pengaruh sosial terhadap minat/intention to use

penggunaan SI;

9. Menguji pengaruh minat/intention to use terhadap penggunaan aktual SI;

10. Menguji pengaruh penggunaan aktual terhadap kepuasan pengguna.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori baik

terkait penerimaan sistem informasi yang didasarkan pada Theory of

Reasoned Action (TRA) maupun teori yang digunakan dalam

pengembangan model keberhasilan sistem informasi. Selain itu penelitian

ini dapat memberikan kontribusi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi

keberterimaan dan kesuksesan penerapan SI terintegrasi dalam

lingkungan wajib/mandatory. Penelitian SI pada sektor publik yang masih

sedikit dibandingkan penelitian SI pada sektor privat dandengan

Page 32: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

16

karakteristik penggunaan mandatory yang dimiliki dalam penelitian ini,

sehingga dapat dijadikan referensi dan perbandingan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini membantu pengembang sistem

informasi untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberterimaan dan keberhasilan sistem informasi, sehingga dapat menjadi

masukan dalam meningkatkan performance sistem informasi. Selain itu,

hasil yang didapat juga memberikan kontribusi bagi pimpinan organisasi

mengenai perilaku penggunaan sistem informasi (SPAN dan SAKTI) di

lingkup DJPB.

3. Manfaat Kebijakan

Dalam penentuan kebijakan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bentuk

evaluasi implementasi IFMIS dan secara khusus SAKTI dan SPAN, baik

dari proses bisnis maupun pengembangan teknologi informasi. Di samping

itu, hasil penelitian ini juga dapat digunakan dalam membantu

menyempurnakan proses penetapan kebijakan perencanaan dan

penyusunan anggaran, pelaksanaan serta pertanggungjawaban dan

pelaporan keuangan menjadi lebih baik.

Page 33: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Penggunaan sistem informasi dari tahun ketahun semakin krusial dan penting,

terutama dalam menunjang pencapaian hasil sebuah kegiatan. Secara umum

sistem dapat diartikan sebagai rangkaian cara yang tersusun secara sistematis.

Di sisi lain, informasi terkait sistem dapat diartikan sebagai data, dapat berupa

input ataupun output, yang berguna dan dapat diolah. Informasi dapat dijadikan

dasar dalam pengambilan keputusan (Bodnar dan Hopwood, 2000:1). Sebuah

informasi akan bernilai tinggi apabila informasi tersebut mampu memberikan

kepastian yang tinggi, dalam arti kata lain mengandung ketidakpastian paling

rendah.

Menurut Firmawan (2009), sistem informasi (SI) adalah sebuah rangkaian

prosedur formal mengenai pengumpulan data yang kemudian diproses menjadi

informasi dan didistribusikan kepada para pemakai. Terdapat tiga bagian dalam

sistem informasi, yaitu input, processing dan output. Input merupakan

sekumpulan data mentah dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi

untuk diproses dalam suatu SI. Processing adalah pemindahan manipulasi dan

analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Output

adalah distribusi informasi yang sudah diproses dalam sistem informasi (Husein

dan Wibowo, 2002).

Menurut Loudon (1996) dalam Husein dan Wibowo (2000:89) dari sudut

pandang bisnis, SI berbasis komputer adalah pemecahan masalah manajemen

Page 34: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

18

18

dan organisasi berlandaskan pada teknologi informasi untuk menghadapi

tantangan dari lingkungan. Lebih lanjut, Goodhue dan Thompson (1995)

mendefinisikan teknologi sebagai sarana yang dipakai seseorang dalam

membantu menyelesaikan tugas. Teknologi Informasi merupakan suatu

teknologi yang menitikberatkan pada penggunaan komputer dan teknologi yang

berhubungan dengan pengaturan sumber informasi. Teknologi informasi

berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran

data informasi tersebut dalam batas-batas ruang dan waktu. Implementasi

teknologi sistem informasi berkaitan dengan aspek perilaku karena

pengembangannya berhubungan dengan masalah individu dan organisasi. Oleh

sebab itu, kebutuhan dan kepuasan pengguna harus dijadikan fokus dalam

pengembangannya.

Sistem informasi berkaitan erat dengan teknologi informasi sebagai sarana

dasar yang digunakan. Menurut Haag dan Keen (1996) teknologi informasi

merupakan seperangkat alat yang akan membantu dalam pekerjaan dengan

informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan suatu

pemrosesan informasi. Indrajit (2000:2) berpendapat TI adalah teknologi yang

berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran

data informasi tersebut dalam batasbatas ruang dan waktu. TI memiliki fungsi

yang sangat komplek yang dapat digunakan individu dalam menyelesaikan

tugasnya. Teknologi informasi terdiri dua komponen utama yang digunakan yaitu

teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Teknologi komputer adalah

teknologi yang berhubungan dengan komputer. Teknologi komunikasi adalah

teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh. Oleh sebab itu,

teknologi informasi merupakan teknologi yang memanfaatkan teknologi komputer

Page 35: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

19

dan teknologi komunikasi di mana keduanya saling berhubungan untuk

mengolah data, menyimpan, mengubah data dan mengirim data.

2.2 Teori Kepuasan

Kepuasan merupakan salah satu tipe emosi, dapat berupa kebahagiaan,

kesenangan dan kenikmatan yang akan menimbulkan dua bentuk yaitu

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu hal (Oliver dan DeSarbo, 1988).

Kepuasan dapat berupa agregat feeling terhadap sebuah aspek terpenting dari

sebuah pengalaman (Westbrook et al., 1978). Merujuk pada need-satisfaction

model dari Maslow (1943) dalam Isac dan Rusu (2014) dapat diketahui

bagaimana peran penting kepuasan dalam membentuk motivasi serta

pencapaian dalam diri seseorang.

Meskipun memiliki peran penting pada diri seseorang, namun sulit

menemukan definisi baku kepuasan. Oleh sebab itu, pengukuran kepuasan

merupakan hal yang sulit dilakukan (Vaezy, 2013). Sebagai usaha mengatasi

hal tersebut, banyak peneliti sepakat menggunakan ukuran kognitif, afektif atau

keduanya. Hal ini didasarkan pada sifat kepuasan itu sendiri.

Beberapa penelitian berkembang terkait kepuasan dan yang paling banyak

dilakukan adalah penelitian terkait kepuasan pelanggan. Definisi kepuasan

pelanggan berfokus baik pada proses kepuasan maupun hasil dari proses

mencapai kepuasan. Kepuasan sebagai proses dapat didefinisikan sebagai

respon evaluatif pelanggan terhadap perbedaan persepsi antara ekspektasi

dengan persepsi actual performance dari produk setelah dikonsumsi (Tse dan

Wilton, 1988:204). Definisi pada process-oriented berpendapat bahwa proses

evaluasi merupakan faktor kritis dalam pembentukan kepuasan. Di lain pihak,

beberapa peneliti beranggapan bahwa kepuasan merupakan hasil dari proses

pengalaman mengkonsumsi suatu hal. Kepuasan merupakan jumlah dari

Page 36: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

20

keadaan psikologis yang dihasilkan ketika keadaan emosional terkait

diskonfirmasi ekspektasi dipasangkan dengan perasaan konsumen sebelumnya

terkait pengalaman mengkonsumsi suatu hal (Oliver, 1981:72 dalam Vaezy,

2013). Dua hal utama tersebut memunculkan banyak penelitian terkait

bagaimana kepuasan muncul, penyebab kepuasan dan bagaimana pengukuran

kepuasan dapat dilakukan. Hasil penelitian memunculkan banyak teori terkait

kepuasan yang terus berkembang. Beberapa teori terkait kepuasan antara lain:

1. Contrast Theory

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Hovland, Harvey dan Sherif,

menyajikan pendekatan alternatif untuk mengevaluasi proses post-usage yang

disampaikan pada Assimilation Theory (Isac dan Rusu, 2014). Menurut Cardozo

(1965) dalam Vaezy (2013), Contrast Theory erat kaitannya dalam mengukur

kepuasan pelanggan, sebagai hasil interaksi dengan produk yang diberikan.

Evaluasi setelah penggunaan mengarahkan pada hasil prediksi berlawanan

untuk efek dari ekspektasi kepuasan (Cardozo, 1965 dalam Isac dan Rusu,

2014). Sedangkan Dawes., et al (1972) dalam Isac dan Rusu (2014)

mendefinisikan Contrast Theory sebagai tendensi untuk memperbesar

discrepancy antara sikap yang dimiliki seseorang dengan sikap yang

direpresentasikan oleh opini.

Teori ini menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari

kinerja produk, dimana kepuasan muncul dari hasil evaluasi perbandingan antara

kinerja aktual dan ekpektasi yang diharapkan. Teori ini memunculkan

diskonfirmasi (perbedaan antara ekspektasi dan kinerja) untuk menentukan

kepuasan pelanggan dapat berupa positif atau negatif diskonfirmasi. Positif

diskonfirmasi terjadi apabila kinerja melebihi ekspektasi dan negatif diskonfirmasi

muncul ketika ekspektasi melebihi kinerja produk. Pendekatan ini menyatakan

Page 37: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

21

meskipun pelanggan mengalami diskonfirmasi mereka akan berusaha

meminimalkan discrepancy antara ekspektasi dengan performa aktual produk,

dengan menggeser evaluasinya dari ekspektasi awal. Berdasarkan Contrast

Theory setiap pengalaman discrepancy dari ekspektasi akan dilebihkan pada

arah discrepancy tersebut.

Dalam penelitiannya, Cardozo (1965) dalam Vaezy (2013) menguji harapan

terhadap kualitas ballpoint yang digunakan dengan memberikan katalog atas

berbagai ballpoint yang berbeda. Kemudian pengguna diberikan ballpoint untuk

digunakan secara langsung. Selanjutnya dilakukan pengujian evaluasi produk,

untuk mengetahui bahwa ekspektasi lebih tinggi daripada kualitas objektif.

Dengan kata lain, ketika muncul harapan negatif, kualitas pena dianggap lebih

rendah daripada ketika harapan tersebut dikonfirmasi.

2. Comparison Level Theory

Kepuasan dalam Comparison Level Theory didasarkan pada penilaian

perbandingan antara outcome yang diperoleh dengan standard level yang

dimiliki. Comparison Level Theory merupakan pendekatan yang berusaha

memperbaiki pendekatan yang hanya mendasarkan kepada perbandingan

antara ekspektasi terhadap suatu produk dengan performa aktual yang

dihasilkan produk tersebut. Teori ini mendasarkan bahwa dalam menentukan

kepuasan seseorang dapat disebabkan standar level tertentu, sehingga

munculnya diskonfirmasi disebabkan adanya perbedaan antara keadaan aktual

dengan standar level yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Thibaut dan

Kelley (1959) dalam Vaezy (2013), kepuasan konsumen terhadap pembelian

akan ditentukan berdasarkan perbedaan antara hasil aktual dan tingkat

perbandingan standar yang ditetapkan. Hasil perbandingan dapat berupa positif,

sama dan negatif. Perbandingan yang melebihi tingkat standar menghasilkan

Page 38: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

22

perbedaan positif dan memberikan kepuasan. Hasil perbandingan yang sama

dengan standar level yang ditetapkan menyatakan kesamaan diskonfirmasi.

Sementara itu, hasil perbandingan yang berada di bawah standar tingkat akan

menghasilkan perbedaan negatif dan pada gilirannya menghasilkan

ketidakpuasan.

LeTour dan Peat (1979) berpendapat bahwa kepuasan adalah fungsi dari

seberapa baik performa produk atas seperangkat atribut dan pada setiap atribut

pelanggan akan membandingkannya dengan comparison level. Terdapat tiga

hal yang dijadikan standar penilaian tingkat perbandingan terhadap suatu produk

yaitu: (1) pengalaman masa lalu dengan tingkatan atribut berbeda untuk produk

yang mirip yang digunakan untuk tujuan yang mirip; (2) ekspektasi situasional

produk, berupa informasi yang disediakan penyedia (seperti hasil iklan, promosi)

atau atribut level yang diharapkan berdasar karakteristik unik pada situasi

khusus; (3) level atribut dari pengalaman konsumen lain atas produk tersebut

yang dijadikan referensi. Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan,

ditemukan bahwa kondisi situasiona ternyata hanya sedikit berpengaruh kepada

kepuasan pelanggan jika dibandingkan dengan pengalaman dengan produk

yang mirip. Contoh yang sering dipakai adalah kepuasan pemilik kendaraan

dengan atribut yang digunakan adalah tingkat konsumsi bahan bakar kendaraan

baru, akan sangat ditentukan oleh pengalaman atas konsumsi bahan bakar mobil

yang pernah dimilikinya, informasi konsumsi bahan bakar dari teman yang

pernah menggunakan mobil sejenis, maupun pernyataan konsumsi bahan bakar

oleh perusahaan pembuat.

Page 39: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

23

2.3 Theory of Reasoned Action (TRA) dan Theory of Planned Behavior (TPB)

The Theory of Reasoned Action (TRA) menjelaskan bagaimana tindakan

seseorang terbentuk dan merupakan salah satu teori perilaku. Teori ini

menggabarkan tindakan seseorang didorong oleh terbentuknya minat. Dorongan

ini muncul sebagai hasil reaksi antara sikap positif dengan norma subyektif yang

dimiliki. Keseluruhan proses dalam diri ini bermula dengan adanya variabel

eksternal yang menimbulkan reaksi dalam bentuk munculnya persepsi/belief.

TRA percaya bahwa terdapat beragam belief yang disesuaikan dengan kondisi

yang dihadapi. Reaksi atas belief ini akan dikonfirmasi melalui evaluasi oleh

pengguna, kedua fungsi inilah yang membentuk seseorang akan bersikap, baik

positif maupun negatif Fishbein dan Azjen, 1975 dalam Davis, 1985). Terkait

pemanfaatan atau menggunakan sistem informasi, seseorang akan

mewujudkannya ketika mereka menilai bahwa sistem informasi tersebut

bermanfaat baginya (Davis, 1989).

Fokus dari theory of Planned Behavior (TPB) terletak pada intensi seseorang

untuk melakukan perilaku tertentu. TPB menambahkan kontrol perilaku.

Perilaku seseorang akan berhubungan kuat dengan keyakinan tentang

konsekuensi yang akan terjadi atau lainnya (keyakinan perilaku), keyakinan

tentang harapan normatif orang lain (keyakinan normatif), dan keyakinan tentang

adanya faktor yang mendukung atau menghambat kinerja perilaku (keyakinan

kontrol).

Dalam keyakinan perilaku, seseorang menimbang apa keuntungan dan

kerugian yang didapat jika dia melakukan perilaku tersebut. Keyakinan normatif

menekankan pada penilaian atau harapan orang lain atas tindakan yang

dilakukan. Keyakinan kontrol, perceived behavioral control, akan menyebabkan

seseorang mengatur perilakunya, atas dasar persepsi tingkat kesulitan yang

Page 40: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

24

dialami dalam berperilaku. Konsep ini didasarkan pada dua faktor penentu

perceived behavioral control. Pertama adalah persepsi dalam menilai mudah

atau sulitnya memunculkan tingkah laku. Kedua adalah refleksi yang muncul

akibat pengalaman masa lalu. Ketiga adalah antisipasi atas hambatan yang

kemungkinan muncul ketika melakukan sebuah tindakan. Ketiga keyakinan

tersebut akan membentuk niat seseorang dalam berperilaku. Niat disertai kontrol

tersebut akan mendorong seseorang untuk melaksanakan tindakan jika ada

kesempatan (Ajzen, 2002).

2.4 Model Penelitian Sistem Informasi

2.4.1. Model Keberterimaan Teknologi

Technology Acceptance Model (TAM) adalah suatu model untuk memprediksi

dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan menggunakan

teknologi tersebut dalam pekerjaan individual pengguna. Karena kemudahan

penerapannya dan kesederhanaan disamping kemampuannya dalam

memprediksi perilaku pengguna sistem informasi, menjadikan TAM sebagai

salah satu model yang paling banyak digunakan (Hartwick dan Barki, 1994;

Venkantesh et al., 2003; Koh et al., 2010). Model ini menggunakan latar

belakang TRA yang diperkenalkan Ajzen dan Fishbein, Davis mencoba

menggunakan TRA dalam menjelaskan bagaimana teknologi digunakan dan hal

faktor apa saja yang mempengaruhi.

Dari berbagai belief yang mempengaruhi dan menjelaskan minat

sebagaimana diajukan TRA. Davis et al., (1989) melalui TAM, percaya bahwa

hanya terdapat dua salient belief dalam pemanfaatan dan penggunaan sistem

informasi, yaitu variabel usefulness dan ease to use. Kemanfaatan (usefulness)

terkait dengan tingkat keyakinan pengguna terhadap peningkatan kinerja yang

akan didapatkan apabila menggunakan sistem informasi. Kemudahan

Page 41: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

25

Penggunaan (ease to use) sebagai bentuk keyakinan/belief terhadap

kemudahan dan tidak adanya hambatan/kesulitan ketika mengoperasikan sistem

informasi. Davis et al. (1989) meyakini aspek keperilakuan pengguna mampu

dijelaskan melalui pengujian kedua variabel tersebut.

Kedua variabel tersebut di atas memiliki determinan yang tinggi dan validitas

yang sudah teruji secara empiris. Penelitian Davis et al. (1989) yang dilakukan

terhadap 200 responden menunjukkan bahwa persepsi kegunaan dan persepsi

kemudahan penggunaan berpengaruh tidak langsung terhadap penggunaan

melalui attitude dan intention. Hasil lain yang diperoleh juga menunjukkan

bahwa prsepsi kegunaan lebih kuat dalam memprediksi penggunaan

dibandingkan persepsi kemudahan penggunaan. Penelitian ini juga menguji

alternatif hubungan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan

terhadap intention tanpa melalui attitude, dan menunjukkan kedua variabel

independen tersebut tetap berpengaruh terhadap penggunaan.

2.4.2. Model Kepuasan Pengguna/Model Kesuksesan Teknologi

Perkembangan penelitian dalam bidang sistem informasi sangat beragam.

Namun, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah terkait keberterimaan

sistem informasi (IS user acceptance model) dan kepuasan penggunaan sistem

informasi (IS user satisfaction model) (Brown et al., 2002; Wixon dan Todd, 2005;

Koh et al., 2010). Dalam perkembangannya model DeLone dan McLean adalah

yang banyak diaplikasikan (Maier, 2007:443). Model ini didasari pada

banyaknya penelitian yang berusaha mengukur manfaat atau keberhasilan

penggunaan sistem informasi. Model pertama diajukan pada tahun 1992, atas

hasil literatur review dari ratusan penelitian terkait SI.

Keberhasilan SI tidak dapat diukur secara langsung tetapi harus diukur

menggunakan beberapa ukuran yang relevan. Banyak peneliti menggunakan

Page 42: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

26

beragam pendekatan baik variabel, indikator dan ukuran dalam mengukur

keberhasilan SI, seperti (Maier, 2007:403) seperti user (information) satisfaction,

atau user acceptance; user engagement,user participation atau user

involvement; (perceived) information quality atau system quality. Dengan

banyaknya variabel, indikator dan ukuran DeLone dan McLean merasa perlu

ditetapkan dengan baik variabel dependen untuk mengukur keberhasilan

penerapan SI (DeLone dan McLean, 1992).

Latar belakang teori yang digunakan dalam mengembangkan model DeLone

dan McLean adalah teori komunikasi Shanon dan Weaver (1949) serta konsep

dari Mason (1978) (DeLone dan McLean, 1992). Menurut Shanon dan Weaver

(1949) dalam DeLone dan McLean (1992), informasi sebagai hasil dari SI dapat

diukur dalam tiga tingkatan yaitu: technical level, semantic level dan

effectiveness level. Selanjutnya Mason menamakan ulang effectiveness menjadi

influence.

Dari konsep informasi Shanon dan Weaver dan Mason, DeLone dan McLean

merumuskan model kesuksesan SI/kepuasan pengguna SI. Untuk mengukur

impact peggunaan SI, terlebih dahulu pengguna harus memperoleh kepuasan

terhadap SI yang dipakai. Kepuasan pengguna didasarkan pada penggunaan

dengan variabel independen yang menentukan adalah kualitas sistem,

merupakan karakteristik sistem yang digunakan, serta kualitas informasi, berupa

karakteristik hasil/output sistem yang dihasilkan.

2.5 Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi Terintegrasi

Keberhasilan implementasi sistem informasi terintegrasi (SPAN dan SAKTI),

dapat ditentukan melalui bagaimana sistem tersebut dapat diterima dengan baik

oleh pengguna. Di samping itu dapat diketahui pula bagaimana kualitas sistem

informasi tersebut, guna mengetahui kekurangan dan kelebihan sistem informasi

Page 43: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

27

dan mengetahui bagaimana sistem informasi yang diinginkan oleh pengguna.

Untuk mencapai hal tersebut digunakan beberapa faktor dalam model TAM dan

ISM D/M, yang diuraikan sebagai berikut.

2.5.1. Kualitas Informasi

Kualitas informasi diartikan sebagai persepsi pengguna terhadap kualitas

informasi di dalam sebuah SI (Wixom dan Todd, 2005). Kualitas informasi

merujuk pada hasil keluaran yang diharapkan pengguna dari sebuah sistem

informasi (DeLone dan McLean, 1992; Seddon dan Kiew, 1996; Rai et al., 2002).

Informasi merupakan sebuah obyek sebagai hasil keluaran/output SI. Informasi

yang berkualitas harus memiliki karakteristik dimensi completeness, accuracy,

format, dan currency yang menentukan persepsi kualitas informasi.

Kualitas informasi menjadi salah satu ukuran pengguna menilai seberapa

bagus sistem informasi dan sering digunakan sebagai determinan dalam

menentukan keberhasilan sistem informasi (Seddon dan Kiew, 1996; Rai et al.,

2002). Hasil penelitian Seddon dan Kiew menunjukkan bahwa kualitas informasi

merupakan prediktor kuat dalam menentukan keberhasilan sistem informasi,

dengan menggunakan kepuasan pengguna sebagai ukuran keberhasilan sistem

informasi. Melanjutkan penelitian Seddon dan Kiew, Rai et al. (2002) melakukan

penelitian untuk menguji pengaruh kualitas informasi dan kualitas sistem

terhadap penggunaan dan kepuasan, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh kualitas informasi dan kualitas sistem terhadap penggunaan

dan kepuasan dengan kualitas informasi memiliki pengaruh yang lebih besar.

Beberapa penelitian selanjutnya yang menunjukkan kualitas informasi

berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan SI dilakukan oleh Wu (2013);

Hassn et al.(2016); dan Malik et al. (2016).

Page 44: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

28

2.5.2. Kualitas Sistem

Sistem informasi merupakan rangkaian proses teknis untuk mengubah

masukan menjadi keluaran. SI erat kaitannya dengan teknologi, yang

merupakan alat/tools dalam membantu penyelesaian pekerjaan (Goodhue dan

Thompson, 1995). Sebuah sistem harus dapat menyediakan informasi yang

mencukupi bagi pengguna, sehingga dapat membantu dalam proses

pengambilan keputusan (Elie-Dhit-Cosaque, 2009). Kualitas sistem merujuk

pada seberapa baik sistem informasi itu sendiri (DeLone dan McLean, 1992;

2003; Rai et al., 2002; Livari, 2005).

Dalam model keberhasilan sistem informasi, kualitas sitem merupakan salah

satu variabel independen yang digunakan dalam menentukan baik penggunaan

maupun kepuasan pengguna. Pada tingkat individu, kualitas sistem

berpengaruh kuat terhadap kepuasan pengguna (Livari, 2005; Rai et al., 2002;

Sedon dan Kiew, 1996). Kualitas sistem juga mempengaruhi penggunaan

terdapat pada penelitian Livari (2005); McGill et al. (2003); Rai et al. (2002) dan

Igbaria et al. (1997). Kualitas sistem sangat erat kaitannya dengan bagaimana

sistem tersebut digunakan/diutilisasi oleh pengguna. Penelitian Davis et al.

(1989) menunjukkan kualitas sistem berpengaruh signifikan terhadap persepsi

kemudahan penggunaan, dan didukung penelitian Lederer et al. (2000); Liao dan

Cheung (2001); Wu (2013); Cheong dan Park (2005); Malik et al. (2016).

2.5.3. Persepsi Kemudahan Penggunaan

Pengguna akan berharap sebuah sistem mudah untuk digunakan, sehingga

dapat membantu penyelesaian tugas serta menghemat waktu penyelesaian

tugas. Davis (1989) mendefinisikan persepsi ini sebagai tingkat dimana

seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak memerlukan usaha yang

besar. Penggunaan sistem ditujukan untuk peningkatan job performance, ketika

Page 45: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

29

kesesuaian antara tugas dan teknologi yang dipakai tinggi, maka pengguna akan

merasa mudah dalam menggunakan sebuah sistem (Goodhue dan Thompson,

1995; Dishaw dan Strong, 1999), hal ini akan mendorong ekspektasi pada

penggunaan sistem tersebut.

Venkantesh et al. (2003) mendefinisikan ekspektasi usaha (effort expectancy)

sebagai tingkat kemudahan terkait penggunaan sistem. Venkantesh et al. (2003)

membentuk konstruk ekspektasi usaha dari tiga konstruk berbeda yang memiliki

kedekatan makna, yaitu: (1). Perceive ease of use dari model TAM; (2).

Complexity dari model MPCU; (3) Ease of use dalam model IDT (Venkantesh et

al., 2003). Ekspektasi usaha erat kaitannya dengan bagaimana pengguna

mengoperasikan sistem. Berbagai penelitian menunjukkan persepsi kemudahan

penggunaan sebagai variabel penentu penggunaan sistem, disamping

ekspektasi kinerja/kegunaan (Chau, 1996; Igbaria et al., 1997). Namun,

seringkali persepsi kemudahan penggunaan digunakan sebagai variabel tidak

langsung dalam mengukur penggunaan melalui kegunaan, attitude atau intention

dan menunjukkan pengaruh positif dan hubungan yang signifikan (Davis et al.,

1989; Taylor dan Todd, 1995; Dishaw dan Strong, 1999; Venkantesh dan Davis,

2000; Venkantesh et al., 2003; Handayani, 2005; Koh et al., 2010). Penelitian

Bajaj dan Nidomulu (1998) dan Hu et al. (1999) menunjukkan tidak adanya

hubungan yang signifikan antara persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi

kegunaan. Meskipun banyak penelitian menunjukkan persepsi kegunaan

sebagai prediktor peling kuat dalam penerimaan SI, penelitian Chau dan Hu

(2002) dan Compeau dan Higgin (1995) menunjukkan persepsi kemudahan

penggunaan yang paling kuat dalam menentukan keberterimaan SI.

Page 46: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

30

2.5.4. Persepsi Kegunaan

Persepsi kegunaan merupakan tingkat kepercayaan individu/pengguna bahwa

menggunakan sistem informasi akan membantunya meningkatkan kinerja (Davis

et al., 1989; Venkantesh et al., 2003). Konsep ini digunakan untuk

menggambarkan manfaat yang diharapkan pengguna terhadap sistem informasi

yang digunakan.

Berbagai penelitian menunjukkan perceived usefulness memiliki hubungan

yang kuat dan konsisten dalam sistem informasi dan menjadi faktor penentu

kemauan individu dalam menggunakan sistem/use (Davis, 1989; Taylor dan

Todd, 1995; Venkantesh dan Davis (2000)). Penelitian Venkantesh et al. (2003)

menunjukkan ekspektasi kinerja sebagai prediktor kuat dalam minat

pemanfaatan SI (intention behavior) baik dalam setting sukarela maupun wajib

dan sejalan dengan penelitian Davis et al.(1989); Thompson et al. (1991);

Compeau dan Higgins (1995); Taylor dan Todd (1995); Venkantesh dan Davis

(2000).

2.5.5. Pengaruh Sosial

Koh et al. (2010) berpendapat lingkungan sosial tidak dapat dilepaskan dari

penggunaan aplikasi bersifat wajib, dimana pandangan rekan, atasan maupun

kelompok sangat berpengaruh pada penggunaan dan hasil penggunaan SI.

Berdasar teori ekspektasi, hasil yang diharapkan oleh pegawai, tidak hanya

dalam bentuk materi. Namun, dapat berupa pandangan kelompok, baik berupa

penerimaan ataupun penolakan kelompok atas hasil pada tingkat pertama

(Gibson et al., 2009: 135). Selain faktor dalam diri, yaitu sikap maupun persepsi,

salah satu determinan yang berpengaruh langsung terhadap minat adalah

pengaruh sosial. Beberapa penelitian menggunakan konstruk norma subyektif,

image maupun faktor sosial (Venkantesh et al., 2003).

Page 47: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

31

Ajzen dan Fishbein dalam TRA berpendapat bahwa hal yang menentukan

seseorang akan mengambil tindakan nyata adalah munculnya minat melakukan

tindakan tersebut. Minat merupakan hasil kumulatif attitude dan subjective norm

berupa pandangan lingkungan sosial terhadap pengguna untuk melakukan

tindakan tersebut. Subjective norm merupakan salah satu dasar penggunaan

pengaruh sosial dalam penelitian SI. Pengaruh sosial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerimaan individu terhadap SI (Venkatesh et al., 2003;

Handayani, 2005; Venkatesh dan Balla, 2008; dan Koh et al., 2010).

2.5.6. Computer Self Efficacy

Teori yang dikemukakan oleh Bandura (1977) dalam Bandura dan Cervone

(1983) menyatakan dengan adanya orientasi kepada tujuan, seseorang akan

membuat rencana untuk mencapai tujuan tersebut dan akan membangun

kemampuan/ keberhasilan diri (self efficacy). Definisi self efficacy adalah

kepercayaan pada kemampuan diri untuk menyelesaikan suatu kegiatan.

Seseorang yang merasa self efficacy rendah akan menolak untuk melakukan

sesuatu atau cenderung menghindarinya termasuk dalam hal kemampuan

menggunakan komputer. Untuk meraih self efficacy, seseorang akan

mengevaluasi diri dari pengalaman masa lalu dan capaian yang diraihnya

sekarang, prestasi orang lain, dan emosi mereka. Implikasi self efficacy sangat

jelas terhadap motivasi dan kinerja tugas. Seseorang dengan self efficacy tinggi

akan berusaha untuk berhasil dan memperoleh tujuan mereka. (Gibson, et.al.,

2009: 113)

Keberhasilan diri mempunyai tiga dimensi yaitu besarnya (magnitude),

kekuatan (strength) dan generalisasi. Besarnya keberhasilan diri berkaitan

dengan keyakinan seseorang atas seberapa sulit tugas mampu diselesaikan.

Kekuatan berhubungan dengan keyakinan diri terhadap kekuatan yang

Page 48: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

32

dimilikinya (magnitude) untuk menyelesaikan tugas, apakah kuat atau lemah.

Generalisasi mengacu pada tingkat harapan yang ingin diwujudkan berdasarkan

situasi yang ada (Gibson, et al., 2009: 159). Dalam pengoperasian komputer,

magnitude yang tinggi dapat diartikan dengan tingkatan seseorang dapat

menyelesaikan tugas, mengoperasikan komputer, tanpa bantuan orang lain.

Strength berkaitan dengan seberapa besar tingkat magnitude yang diyakini.

Generalisasi berarti seseorang dapat menjalankan berbagai aplikasi yang

berbeda. Oleh sebab itu seseorang dengan computer self efficacy yang baik

akan mampu mengoperasikan komputer dengan baik tanpa bantuan dari orang

lain. Penelitian Thong et al. (2006); Venkatesh et al. (2003); Dalcher dan Shine

(2003); Ong dan Lai (2006); Al-Haderi (2013) menunjukkan pengaruh yang

signifikan antara kemampuan seseorang dalam menggunakan komputer

terhadap keberterimaan SI.

2.5.7. Sikap/Attitude Pengguna

Pada Tahun 1975, Ajzen dan Fishbein berhasil merumuskan teori perilaku,

yang dapat menggambarkan rangkaian tindakan yang mendorong seseorang

untuk bertindak terhadap suatu hal yang dihadapinya. Ketika mewujudkan

sebuah tindakan nyata, seseorang akan mengalami perasaan negatif/positif,

sebagai pengaruh evaluasi atas keyakinan yang muncul sebelumnya, dalam

melaksanakan tindakan tersebut (Davis, 1985). Perasaan ini merupakan

sikap/attitude seseorang terhadap suatu hal, dan berfungsi sebagai pemicu

munculnya minat dalam melakukan tindakan/behavior.

Davis et al. (1989) menggunakan TRA Ajzein dan Fishbein untuk

merumuskan sebuah model (TAM) yang menunjukkan bagaimana seseorang

menerima sebuah sistem informasi dan mewujudkannya dalam tindakan nyata.

Davis et al. (1989) menunjukkan bahwa perilaku seseorang didasarkan pada

Page 49: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

33

keyakinan/belief, dengan konstruk yang paling dominan adalah persepsi

kemudahan dan persepsi kegunaan. Dalam melakukan sebuah tindakan,

seseorang bergantung kepada probabilitas subyektif yang dirasakannya (belief),

bahwa dalam melakukan tindakan nyata tersebut akan memberikan konsekuensi.

Evaluasi atas probabilitas subyektif (menggunakan atau tidak) ini mengarahkan

pada attitude toward behavior (Davis et al., 1989). Pengaruh attitude terhadap

keberterimaan SI memunculkan hasil yang beragam. Attitude sering digunakan

sebagai variabel mediasi terhadap minat atau penggunaan. Penelitian yang

menunjukkan pengaruh positif attitude terhadap penggunaan melalui minat dapat

ditemui dalam penelitian Davis et al. (1989). Attitude terhadap penggunaan

dapat dilihat dari hasil penelitian Bajaj dan Nidumolu (1998) dan Agarwal dan

Prasad (1997). Hasil yang menunjukkan attitude tidak berpengaruh signifikan

terhadap intention atau penggunaan ditemukan dalam penelitian Taylor dan

Todd (1995) dan Jackson et al. (1997).

2.5.8. Minat Menggunakan Sistem Informasi

Menurut TRA seseorang melakukan sebuah tindakan khusus didasarkan pada

minat terhadap hal khusus tersebut. Minat yang muncul merupakan hasil attitude

dan pengaruh norma subyektif (Davis, 1985). Minat merupakan salah satu

variabel yang paling sering digunakan dalam mengukur keberterimaan SI. Minat

juga digunakan sebagai salah satu variabel penentu dalam mengukur

keberhasilan SI (DeLone dan McLean, 2003).

Penggunaan minat erat kaitannya dengan sikap pengguna, minat juga sering

menjadi pertimbangan dalam lingkungan penelitian yang bersifat wajib atau

sukarela. Hasil beragam pengaruh minat terhadap penggunaan dipengaruhi baik

lingkup penggunaan maupun variabel yang digunakan. Minat dipertimbangkan

untuk dihilangkan karena dinilai tidak akan mempengaruhi pengguna dapat

ditemui dalam penelitian Koh et al. (2010). Davis et al.(1989) berpendapat

Page 50: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

34

penghilangan sikap, dengan langsung menggunakan minat sebagai variabel

mediasi dari persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan terhadap

penggunaan lebih kuat dan parsimoni. Penelitian yang menunjukkan minat

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan dapat ditemui dalam penelitian

Taylor dan Todd (1995); Venkatesh dan Davis (2000); Venkatesh et al. (2003);

Venkatesh dan Balla (2008). Hasil yang menunjukkan bahwa minat tidak

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan dapat ditemukan dalam penelitian

Dishaw dan Strong (1999) dan Handayani (2005).

2.5.9. Penggunaan Aktual

Penggunaan merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk

menentukan kesuksesan sistem informasi (DeLone dan McLean, 1992).

Pengguna dibutuhkan untuk menggunakan teknologi atau sistem khusus dengan

tujuan menjaga atau melaksanakan tugas (Brown et al., 2002).

Salah satu pengukuran penggunaan yang sering dipakai adalah intensitas.

Intensitas penggunaan menunjukkan bagaimana seseorang secara aktif

memanfaatkan sistem informasi tersebut untuk mendukung keperluannya.

Namun, di dalam lingkungan bersifat wajib intensitas penggunaan dinilai kurang

tepat menggambarkan kesuksesan sistem informasi. Perasaan negatif terhadap

aplikasi dapat muncul, meskipun intensitas penggunaan tinggi. Burton-Jones

dan Straub (2006) berpendapat untuk pengukuran lebih tepat dalam penggunaan

SI, maka harus memperhatikan konteks, baik tujuan penggunaan maupun

penggunaan aplikasi itu sendiri. Penggunaan sering digunakan sebagai ukuran

akhir dalam menilai keberterimaan SI sebagaimana penelitian Davis et al. (1989);

Taylor dan Todd (1995); Bajaj dan Nidumolu (1998); Agarwal dan Prasad (1999).

2.5.10. Kepuasan Pengguna

Kepuasan adalah tingkat kesenangan yang muncul ketika berinteraksi dengan

aplikasi (Seddon dan Kiew, 1996). Kepuasan pengguna merupakan hal paling

Page 51: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

35

umum dalam mengukur persepsi individu terhadap sistem informasi (Seddon dan

Kiew, 1996). DeLone dan McLean (2003) menganggap kepuasan pengguna

termasuk salah satu ukuran terpenting dalam kesuksesan SI. Kepuasan

pengguna merupakan attitude yang memperkuat pengguna setelah berinteraksi

dengan SI (Wixon dan Todd, 2005).

Kesuksesan penerapan SI dapat diasosiasikan dengan kepuasan pengguna

(DeLone dan McLean, 2003). Perasaan pengguna akan menentukan apa yang

menjadi pilihan seseorang. Perasaan positif mengarahkan pada pencapaian

kepuasan, begitu pula dalam persepsi dan penggunaan SI (Koh et al., 2010).

Kepuasan pengguna juga dikaitkan dengan bagaimana sistem informasi tersebut

dinilai berdasarkan ekspektasi yang diberikan (Ives et al., 1982). Beberapa

peneliti beranggapan bahwa dalam menilai keberhasilan implementasi SI, lebih

tepat menggunakan kepuasan pengguna dibandingkan penggunaan (Ives et al.,

1982; Seddon dan Kiew, 1996) dan manfaat. Kepuasan pengguna merupakan

salah satu variabel kesuksesan SI yang dikembangkan DeLone dan McLean

(1992; 2003), dan banyak digunakan mengukur keberhasilan SI dan

dihubungkan dengan penggunaan SI maupun kualitas sistem ataupun kualitas

informasi. Penelitian Seddon dan Kiew (1996); Rai et al. (2002); McGill et al.

(2003) menunjukkan hubungan yang signifikan antara kualitas informasi

terhadap kepuasan pengguna.

2.6 Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

Reformasi pengelolaan keuangan, sebagaimana terencana dalam GFMRAP

diwujudkan dalam beberapa bidang pengelolaan. Pada bidang manajemen

pengeluaran, reformasi dilaksanakan mulai antara lain pada proses

pengganggaran serta proses perbendaharaan. Reformasi proses bisnis,

sistem teknologi informasi, dan tata kelola perubahan menjadi komponen utama

Page 52: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

36

pelaksanaan reformasi pada bidang ini. Penentuan tujuan yang jelas menjadi

awal dalam menyusun strategi dan mengukur keberhasilan program ini.

Pengendalian anggaran, aset, dan kewajiban pemerintah pusat; tersedianya

informasi keuangan pemerintah yang komprehensif, tepat waktu, dan dapat

dipercaya; serta mempermudah pengambilan keputusan dan manajemen

keuangan pemerintah merupakan serangkaian tujuan program ini.

Sebagai tindak lanjut dalam pencapaian tujuan di atas, program SPAN

disusun dengan melakukan penyempurnaan proses bisnis yang dapat

disesuaikan dengan karakteristik SPAN. Selanjutnya menyusun dukungan

teknologi informasi, kemudian dilengkapi dengan manajemen komunikasi dan

perubahan sebagai penunjang proses transformasi yang terjadi. Tahapan

pertama yaitu penyempurnaan proses bisnis. Proses ini dilaksanakan dengan

melakukan perbaikan pada 8 proses yang terdiri dari bagian penganggaran,

pelaksanaan dan pelaporan. Sebagai pelengkap tahapan ini dilengkapi dengan

sistem aplikasi pendukung, yaitu SAKTI. Delapan proses tersebut terdiri dari

perencanaan anggaran, manajemen DIPA, manajemen komitmen, manajemen

pembayaran, manajemen kas, manajemen penerimaan, buku besar dan bagan

akun standar, dan pelaporan (Reporting), serta modul Sistem Aplikasi Keuangan

Tingkat Instansi (SAKTI).

Perubahan proses bisnis menjadi tantangan utama reformasi ini. Perubahan

proses bisnis tidak hanya tekait penyusunan peraturan, standar operasional,

penggunaan teknologi baru, namun juga menyangkut perubahan pola pikir

pelaku. Tiga pilar tersebut disusun dengan harapan perubahan proses bisnis

dapat diterima dengan baik dan mendukung tercapainya tujuan pelaksanaan

reformasi dalam bidang keuangan.

Page 53: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

37

2.7 Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) merupakan sebuah sistem

informasi keuangan yang digunakan oleh instansi/satuan kerja pengelola dana

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik

dalam lingkup kementerian maupun dinas di pemerintah daerah. Aplikasi ini

disusun untuk mendukung sistem keuangan terintegrasi di Indonesia, dimana hal

tersebut telah terlaksana dengan diimplementasikannya SPAN. Proses

bisnisnya, SPAN mengintegrasikan proses perencanaan, pelaksanaan sampai

dengan pertanggungjawaban dan pelaporan anggaran (Kementerian Keuangan,

2013).

Sebagai bentuk reformasi keuangan di Indonesia, yang dimulai sejak 2003,

maka pemisahan kewenangan pengelolaan keuangan ditentukan secara tegas.

Kementerian keuangan berperan sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara

(Kuasa BUN) dengan Menteri Keuangan berperan sebagai Chief Financial

Officer (CFO). Di sisi lain kementerian pengguna anggaran berperan sebagai

Chief Operational Officer (COO).

Reformasi ini juga menuntut penggunaan teknologi informasi, dengan adanya

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang proses transformasi menuju e-

Goverment. Kementerian Keuangan merespons dengan menyusun GFMRAP

dengan salah satu bagiannya adalah IFMIS. Penerapan IFMIS, terkait

kewenangan Kuasa BUN dilaksanakan melalui implementasi SPAN. Idealnya

integrasi sistem informasi keuangan dan manajemen terjadi antara Kuasa BUN

dan Kuasa Pengguna Anggaran. Namun, kondisi di lapangan menjadi hambatan

pengintegrasian tersebut, dengan satuan kerja lebih dari 24 ribu dan dengan

kondisi geografis yang beragam maka dibutuhkan waktu dan infrastruktur yang

sangat besar (Kementerian Keuangan, 2016). Oleh sebab itu, diciptakan aplikasi

SAKTI sebagai pelengkap SPAN, dimana SAKTI berfungsi mengintegrasikan

Page 54: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

38

proses pengelolaan keuangan di tingkat instansi/satker. Untuk menghubungkan

data transaksi dari dua sistem informasi ini, dilaksanakan melalui portal SPAN

dan sms gateway (Kementerian Keuangan, 2016).

Page 55: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

39

BAB III

KERANGKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Perkembangan teknologi yang seakan tiada henti, telah membawa pada

kemajuan penggunaan teknologi yang belum pernah ditemui sebelumnya.

Digitalisasi tidak hanya menyentuh kehidupan personal, tapi juga menyentuh

pengelolaan pemerintahan, baik secara teknis operasional, maupun pada tingkat

pengambilan keputusan. Saat ini penggunaan teknologi tidak hanya dimonopoli

sektor privat. Namun, sektor publik semakin menyadari pentingnya penggunaan

teknologi informasi dalam penyelesaian tugas, layanan maupun memenuhi

tuntutan stakeholder yang terus meningkat. Beragam keunggulan penggunaan

teknologi informasi mendorong implemntasi di sektor publik. Salah satu

implementasi digitalisasi dan pemanfaatan teknologi informasi di sektor

pengelolaan keuangan negara di Indonesia adalah penggunaan sistem informasi

terintegrasi melalui aplikasi SPAN dan SAKTI.

Investasi pengembangan sistem informasi terintegrasi tidaklah sedikit,

harapan besar diberikan untuk keberhasilan implementasi SPAN dan SAKTI.

Berbagai perbaikan terus dilakukan, tidak hanya berhenti sebatas pada awal

pengembangan. Berbagai penelitian dilakukan untuk memberikan masukan dan

perbaikan sistem. Penelitian SI bukanlah bidang baru, penelitian ini terus

berkembang seiring berkembangnya teknologi. Namun, penelitian SI yang paling

banyak dilakukan adalah mengukur keberterimaan teknologi (Davis et al., 1989)

dan keberhasilan teknologi/kepuasan pengguna (DeLone dan McLean, 1992,

Page 56: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

40

2003). Fokus pada penggunaan dan faktor yang mempengaruhi pengguna,

merupakan inti penelitian kesuksesan SI. Keberhasilan teknologi mencoba

mengukur net benefit sebagai ukuran terakhir (DeLone dan McLean, 1992;

2003).

Model keberhasilan teknologi DeLone dan McLean (1992; 2003) didasarkan

pada teori komunikasi yang dikembangkan Shanon dan Weaver (1949). Teori ini

berfokus pada informasi. Proses bagaimana informasi dapat tersampaikan

kepada penerima menjadi landasan konsep ini. Rangkaian yang terbentuk

dimulai dari informasi sebagai hasil sistem, selanjutnya informasi akan

tersampaikan kepada penerima. Terdapat tiga kelompok dalam proses ini,

dimana sistem sebagai technical level, informasi sebagai semantic level serta

effectivness sebagai penyampaian informasi kepada penerima. Konsep ini

selanjutnya dikembangkan oleh Mason (1978) dengan mengubah efectivness

level menjadi influence, hal ini didasarkan kepada informasi yang tersampaikan

akan mempengaruhi/tidak mempengaruhi penerima melalui proses receipt,

evaluation dan application. Influence juga menjadi alat bantu pengukuran

pengaruh informasi kepada penerima.

Model DeLone dan McLean menggunakan konsep tersebut untuk mengukur

efektifitas sistem informasi, dengan technical system sebagai penghasil informasi

diwakili oleh kualitas sistem. Semantic level digambarkan dengan kualitas

informasi. Influence sebagai ukuran bagaimana informasi tersebut

mempengaruhi pengguna diwakili dengan penggunaan dan kepuasan. Hasil

yang muncul dari proses penerimaan informasi diukur menggunakan net benefit.

Konsep dan model ini berpendapat jika proses penerimaan informasi mendahului

perubahan diri (behavior) dan kinerja sistem (DeLone dan McLean, 1992). Oleh

sebab itu model ini sering disebut sebagai model kesuksesan sistem informasi,

Page 57: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

41

dengan faktor yang mempengaruhi adalah kualitas sistem, kualitas informasi,

penggunaan, kepuasan dan net benefit. Pengukuran net benefit dipercaya

sebagai variabel yang perlu diukur untuk menentukan keberhasilan sistem

informasi. Namun, terdapat kesulitan pengukuran net benefit karena banyaknya

faktor lain diluar SI yang berpengaruh. Oleh karena itu, banyak peneliti

beranggapan kepuasan pengguna/user satisfaction lebih tepat dipakai sebagai

pengganti/surrogate dalam mengukur keberhasilan/kesuksesan SI (Seddon dan

Kiew, 1996; DeLone dan McLean, 2003), karena kemudahan dan ketepatan

dalam pengukurannya.

Technology Acceptance Model merupakan model pengujian keberhasilan

sistem informasi dari sisi pengguna. Model ini sering digunakan untuk

memprediksi tindakan (behavior) pengguna sistem informasi. Prediksi ini

didasarkan bagaimana sistem informasi memunculkan persepsi dan ekspektasi,

yang mengarahkan pada perubahan sikap dan minat. Model ini didasarkan pada

Theory of Reasoned Action , dengan landasan konsep yang digunakan adalah

seseorang akan bertindak dan tindakan tersebut mencerminkan minat orang

tersebut. Proses perubahan dalam diri disebabkan adanya reaksi atas eksternal

variabel yang memunculkan keyakinan/belief. Keyakinan akan dikonfirmasi

melalui proses evaluasi, dimana hasil yang diperoleh terwujud dalam bentuk

sikap positif/negatif. Sikap positif dapat mempengaruhi minat pengguna apabila

norma subyektif dalam diri juga mendukung. Tindakan nyata sebagai tindakan

yang muncul dalam menggambarkan minat.

TAM percaya bahwa minat sebagai hal utama yang perlu diukur untuk

menentukan tindakan nyata pengguna sistem informasi. Terdapat dua persepsi

utama dari penggunaan sistem informasi, yaitu Perceived Usefulness dan

Perceived Ease of Use. Dua persepsi utama ini yang akan membentuk sikap

Page 58: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

42

terhadap sistem informasi dan memunculkan minat terhadap sistem informasi.

TAM memiliki fokus kepada pengguna dan oleh sebab itu juga sering disebut

model keberterimaan informasi. Masing-masing model memiliki kelebihan dan

kekurangan tersendiri. Model pendekatan keberterimaan SI dianggap lebih

mampu dalam memprediksi penggunaan dan berbagai hal yang

mempengaruhinya. Meskipun model ini dianggap bagus dalam mengetahui

penerimaan pemakai dan hal pendorong penggunaan SI, tetapi tidak

memberikan feedback nyata dalam perbaikan sebuah sistem, yang diperlukan

oleh penyusun/desainer sistem guna dilakukan perbaikan pada titik yang

dianggap masih lemah. Hal berbeda ditemui dalam model pendekatan

kesuksesan SI, dimana model ini mampu mengukur dampak dan manfaat

penggunaan SI. Model ini dianggap lebih mampu memberikan masukan bagi

pengembang sistem, dengan masukan perbaikan pada sistem maupun output

yang dinilai baik dan bermanfaat bagi pengguna

Oleh sebab itu, penggabungan kedua model dinilai dapat saling menutupi

kelemahan yang ada, sehingga dapat menggambarkan dengan lebih baik

keberhasilan implementasi SPAN dan SAKTI melalui pengukuran kepuasan.

Untuk menambah akurasi dan memperhatikan lingkungan penggunaan SPAN

dan SAKTI sebagai aplikasi bersifat mandatory serta penggunaan dalam

lingkungan kerja, maka variabel CSE dan pengaruh sosial dinilai perlu

ditambahkan. Landasan teori yang dapat digunakan adalah TRA dan SCT

sebagai dasar CSE. Bandura (1986) berpendapat bahwa orientasi tujuan

menjadi dasar dalam tindakan seseorang. Seseorang akan memiliki sistem

dalam diri yang akan mengontrol fikiran, perasaan dan tindakan. Kemampuan

pribadi dan kognisi, behavior serta lingkungn merupakan faktor yang saling

terkait dan menentukan pencapaian tujuan. CSE sebagai kemampuan

Page 59: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

43

pengguna sistem informasi terkait erat dengan kemampuan kognitif.

Penggunaan SPAN dan SAKTI sebagai sistem informasi terintegrasi merupakan

bentuk perubahan kearah digitalisasi pengelolaan keuangan negara.

Kemampuan penggunaan komputer sebagai salah satu faktor yang mendukung

keprcayaan diri penggunaan kedua aplikasi tersebut. Faktor sosial merupakan

bentuk pengaruh lingkungan terhadap seseorang. Pengaruh sosial berperan

memperkuat stimulus dalam diri seseorang. Kedua hal tersebut erat kaitannya

dengan behavior. Lingkungan kerja, dan sifat mandatory dalam penggunaan

SPAN dan SAKTI sangat dipengaruhi bagaimana pandangan atasan, rekan kerja

maupun organisasi itu sendiri. Oleh sebab itu, kedua variabel ini dinilai tepat

ditambahkan dalam gabungan model di atas, untuk menggambarkan

keberhasilan sistem informasi melalui pengukuran kepuasan pengguna.

Oleh karena itu, kerangka konseptual akan menggunakan Komunikasi, TRA,

dan SCT sebagai konsep dasar yang digunakan dalam model DeLone dan

McLean serta TAM. Berikut gambar kerangka konseptual dalam penelitian ini:

Page 60: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

44

Keterangan : TRA : Theory of Reasoned Action TAM : Technology Acceptance Model

D/M ISSM : DeLone dan Mc Lean Information System Success Model SCT : Social Cognitif Theory

Sikap (Si)

H1

H10

H9 H5

H8

H4 H7

H3

H2

H6 Kualitas Sistem

(KS)

Persepsi Kemudahan Penggunaan

(PKP)

Minat (Min)

Penggunaan Aktual (PAkt)

Kepuasan Pengguna

(KP)

Pengaruh Sosial (PSos)

TRA,TAM Davis et al. (1989); Agarwal dan Prasad (1999); Xu et al.(2013); Chen et al. (2012); Rahadian et al. (2015); Wu (2013); Hassn (2016).

D/M ISSM, Comparison Level Theory penelitian Chiu et al. (2007); Halawi et al. (2007); Iivari (2005); Guimares et al. (1996)

SCT, TRA

Karahanna et al. (1999); Brown et al. (2002); Venkatesh et al. (2003); Handayani (2007); Venkatesh dan Balla (2008); Wahyudi (2011)

Kualitas Informasi

(KI)

Persepsi Kegunaan

(PK)

TRA,TAM Rai et al (2002); Seddon dan Kiew (1996); Wu (2013); Hassnet al (2016); Malik et al (2016)

TRA,TAM Lederer et al(2000); McGill et al(2003); Rai et al(2002); Liao dan Cheung (2001); Cheong dan Park (2005)

TRA,TAM Davis et al., 1989; Dishaw dan Strong, 1999; Venkantesh dan Davis, 2000; Venkantesh et al., 2003; Wixom dan Todd, 2005; Koh et al., 2010; Hurst, 2010

Computer Self-Efficacy

(CSE)

SCT Venkatesh (2000); Thong et al. (2006); Dalcher dan Shine (2003); Ong dan Lai (2006); Al-Haderi (2013)

TRA,TAM Davis et al. (1989); Agarwal dan Prasad (1999); Xu et al. (2013); Chen et al. (2012); Haryani et. al., 2014; Rahadian et al. (2015); Hassn et al. (2016).

TRA,TAM Davis et al. (1989); Taylor dan Todd (1995); Venkatesh dan Davis (2000)

TRA,TAM Davis et al. (1989); Ajzen (1991); Brown et al. (2002); Wixom dan Todd (2005); Wahyudi (2011); Chen et al. (2012); Xu et al. (2013); Hassn et al. (2016)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Page 61: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

45

Sikap (Si)

H1

H10

H9 H5

H8

H4

H7

H3

H2

H6 Kualitas Sistem (KS)

Persepsi Kemudahan Penggunaan

(PKP)

Minat (Min)

Penggunaan

Aktual

Kepuasan Pengguna

(KP)

Pengaruh Sosial (PSos)

Kualitas Informasi

(KI)

Persepsi Kegunaan

(PK)

Computer Self-Efficacy

(CSE)

Gambar 2.2. Model Penelitian

Page 62: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

46

3.2 Pengembangan Hipotesis

3.2.1. Pengaruh Positif Kualitas Informasi terhadap Persepsi Kegunaan

Kepuasan merupakan salah satu tipe emosi, dapat berupa kebahagiaan,

kesenangan dan kenikmatan yang akan menimbulkan dua bentuk yaitu

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu hal (Oliver dan DeSarbo, 1988).

Comparison Level Theory menyatakan bahwa munculnya kepuasan didasarkan

pada penilaian perbandingan antara outcome yang diperoleh dengan standard

level yang dimiliki. LeTour dan Peat (1979) menyatakan terdapat tiga hal yang

dijadikan standar penilaian terhadap suatu produk/obyek yaitu: (1) pengalaman

atas produk/obyek sejenis; (2) ekspektasi situsional produk/obyek (seperti hasil

iklan, promosi); (3) pengalaman konsumen lain atas produk/obyek tersebut yang

dijadikan referensi. Kepuasan akan diperoleh apabila outcome yang didapat

melebihi standar komparasi yang ditetapkan.

Kepuasan seseorang terhadap sebuah obyek didasarkan hasil evaluasi

pengguna atas obyek tersebut. Obyek sebagai variabel eksternal dapat

mempengaruhi kepercayaan seseorang dalam bentuk belief/keyakinan atas

obyek tersebut (Ajzen, 1991). Selanjutnya, eksternal variabel dapat

mempengaruhi kepuasan terhadap obyek trsebut. Tingkat kepuasan terhadap

obyek akan mempengaruhi kepercayaan/belief tentang konsekuensi penggunaan

obyek tersebut. Dalam penelitian sistem informasi obyek eksternal yang sering

digunakan adalah kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan.

Kualitas informasi diartikan sebagai ukuran-ukuran dari keluaran sistem itu

sendiri (DeLone dan McLean 1992; 2003), persepsi pengguna terhadap kualitas

informasi di dalam sebuah SI (Wixom dan Todd, 2005). Informasi merupakan

sebuah obyek sebagai hasil keluaran/output SI. Informasi yang berkualitas harus

Page 63: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

47

memiliki karakteristik dimensi completeness, accuracy, format, dan currency

yang menentukan persepsi kualitas informasi (DeLone dan McLean, 1992).

Kualitas informasi akan mempengaruhi kepercayaan diri dalam menggunakan

sebuah informasi. Seseorang akan merasa lebih puas ketika mereka

mendapatkan informasi yang berkualitas (Wixom dan Todd, 2005; Koh et al.,

2010; Xu et al., 2013). Pemahaman pengguna terhadap kualitas informasi yang

dipakainya akan meningkatkan persepsi kegunaan (Seddon dan Kiew, 1996;

Seddon, 1997). Kualitas informasi mempunyai pengaruh signifikan dan positif

terhadap persepsi kegunaan (Rai et al., 2002). Dengan semakin

tingginya/meningkatnya kualitas informasi, akan mengarahkan pada peningkatan

kegunaan (Seddon dan Kiew, 1996). Penelitian lain yang menunjukkan

hubungan signifikan antara kualitas informasi dan persepsi kegunaan dilakukan

oleh Wu (2013); Hassn et al. (2016); Malik et al. (2016).

IFMIS merupakan sitem informasi yang mengintegrasikan tidak hanya proses

kerja dalam sebuah sistem informasi itu sendiri, juga rangkaian prosedur dan

tahapan pekerjaan yang menjadi tugas pengguna dalam satu sistem informasi.

IFMIS yang terwujud dalam aplikasi SPAN dan SAKTI, memiliki keunggulan baik

dalam segi teknologi yang digunakan juga dari segi bagaimana keterkaitan antar

tugas yang diolah dalam sistem informasi. Pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI

membutuhkan informasi yang dihasilkan aplikasi tersebut haruslah memenuhi

kriteria:

1. akurasi/tepat, data yang dihasilkan menunjukkan keadaan yang

sebenarnya dan dapat dengan tepat digunakan menyelesaikan tugas

selanjutnya.

Page 64: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

48

2. memiliki format yang mudah dipahami dan lengkap, sehingga pengguna

dengan mudah memahami data yang dihasilkan dan tidak menimbulkan

salah penafsiran atas data tersebut.

3. dapat tersedia ketika dibutuhkan, hal ini sangat membantu dalam

penyelesaian tugas pengguna, terutama dapat meningkatkan efisiensi

penyelesaian pekerjaan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja

pengguna tersebut.

Keluaran dari SPAN atau SAKTI dapat berupa data laporan, data untuk diolah

menjadi transaksi selanjutnya, bukti pengesahan transaksi dan beragam jenis

keluaran lainnya. Beragam data tersebut mengandung informasi yang berguna

untuk menunjang tugas pengguna. Hasil keluaran SPAN dan SAKTI haruslah

memenuhi kriteria tersebut di atas, sehingga integrasi antar tugas pengguna

dapat berjalan dengan baik dan proses transaksi sampai pelaporan dapat

dijalankan dengan sempurna. Penggunaan SPAN dan SAKTI yang bersifat

terintegrasi ditujukan membantu kelancaran pekerjaan, penyederhanaan proses

transaksi, membantu mengurangi kesalahan, serta menjamin seluruh prosedur

telah dilalui. Pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI akan merasa aplikasi tersebut

berguna apabila aplikasi tersebut dapat memenuhi hal di atas. Atas dasar

tersebut dan dengan memperhatikan bahwa aplikasi SPAN dan SAKTI disusun

dengan sistem yang lebih canggih dari aplikasi-aplikasi sebelumnya, maka dapat

disusun hipotesis:

H1 : Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap persepsi

kegunaan.

3.2.2. Pengaruh Kualitas Sistem terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan

Kepuasan merupakan salah satu tipe emosi, dapat berupa kebahagiaan,

kesenangan dan kenikmatan yang akan menimbulkan dua bentuk yaitu

Page 65: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

49

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu hal (Oliver dan DeSarbo, 1988).

Dalam Contrast Theory (Cardozo, 1965 dalam Vaezy, 2013), kepuasan muncul

sebagai akibat interaksi dengan produk/obyek, yang akan memunculkan

diskonfirmasi positif atas obyek tersebut. Diskonfirmasi positif muncul apabila

kinerja nyata obyek tersebut melebihi kinerja yang diekspektasikan sebelumnya.

Menurut Ajzen dan Fishbein (1980) dalam Wixom dan Todd (2005), Object

based merupakan eksternal variabel yang dapat mempengaruhi kepercayaan

yang diyakini/belief. Eksternal variabel dapat mempengaruhi kepuasan terhadap

obyek. Tingkat kepuasan terhadap obyek akan mempengaruhi

kepercayaan/belief tentang konsekuensi penggunaan obyek tersebut.

Salah satu jenis object based yang merupakan eksternal variabel dalam

penelitian sistem informasi adalah kualitas sistem. Sistem informasi merupakan

rangkaian proses teknis untuk merubah input menjadi output. SI erat kaitannya

dengan teknologi, yang merupakan alat/tools dalam membantu penyelesaian

pekerjaan (Goodhue dan Thompson, 1995). Kualitas sistem merupakan ukuran

terhadap sistem itu sendiri, dan merupakan aspek yang diharapkan dari sistem

(DeLone dan McLean, 1992). Kualitas sistem adalah akses yang terjadi melalui

interaksi dengan sistem, ketika pengguna menyelesaikan pekerjaannya (Maes

dan Poels, 2007). Kepercayaan/belief penggunaa SI dalam menyelesaikan

pekerjaan akan meningkatkan attitude terhadap sistem itu sendiri (Wixom dan

Todd, 2005). Kemampuan sistem dalam mendukung penyelesaian pekerjaan

akan meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap SI tersebut.

Kepercayaan terhadap sistem pada akhirnya akan mempengaruhi persepsi

pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut.

Penggunaan sistem ditujukan untuk peningkatan job performance, ketika

kesesuaian antara tugas dan teknologi yang dipakai tinggi, maka pengguna akan

Page 66: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

50

merasa mudah dalam menggunakan sebuah sistem (Goodhue dan Thompson,

1995; Dishaw dan Strong, 1999). Hal ini akan mendorong ekspektasi pada

penggunaan sistem tersebut.

Pengguna akan berharap sebuah sistem mudah untuk digunakan, sehingga

dapat membantu penyelesaian tugas serta menghemat waktu penyelesaian

tugas. Davis (1989) mendefinisikan persepsi ini sebagai tingkat dimana

seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tidak memerlukan usaha yang

besar. Persepsi kemudahan penggunaan erat kaitannya dengan bagaimana

pengguna mengoperasikan sistem.

Kualitas sistem didasarkan kepada kebutuhan pengguna, selama proses

evaluasi dan pengembangan. Pengembangan sistem erat kaitannya dengan

membantu pengguna menyelesaikan tugas, serta kesulitan dan hambatan yang

akan dihadapi pengguna dalam menggunakan sistem dan akan mempengaruhi

penerimaan sistem oleh pengguna. Kualitas sistem yang tinggi akan mampu

melayani pengguna, akan lebih dipilih, lebih aman serta lebih cepat dalam

menyelesaikan suatu tugas. Kualitas sistem yang baik tersebut berpengaruh

positif terhadap persepsi kemudahan penggunaan (Lederer et al., 2000; Liao dan

Cheung, 2001; Rai et al., 2002; McGill et al., 2003; Livari, 2005; Wu, 2013;

Cheong dan Park, 2005; Malik et al., 2016).

SPAN dan SAKTI sebagai sebuah sistem informasi wajib, dituntut memiliki

kualitas yang tinggi serta memiliki kesesuaian dengan kebutuhan penyelesaian

pekerjaan penggunanya, dan mendorong intensitas penggunaan. Intensitas

penggunaan meningkatkan pengalaman dalam menggunakan sebuah sistem

(Dishaw dan Strong, 1999) dan dapat meningkatkan persepsi kemudahan

penggunaan sistem tersebut. Sebagai aplikasi wajib dan menjadi satu-satunya

aplikasi yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan, pengembang aplikasi

Page 67: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

51

telah berupaya dengan maksimal menyusun aplikasi yang mampu digunakan

dalam berbagai tingkatan pekerjaan, tingkat intensitas yang berbeda-beda serta

kondisi lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi kinerja aplikasi tersebut.

Beragamnya pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI, mendorong pengembang

menyediakan aplikasi yang dapat diterima dan digunakan semua orang tanpa

perlu usaha keras mempelajarinya. Pengguna akan mengharapkan aplikasi

yang digunakan mampu membantu dalam menyelesaikan tugas. Dalam

lingkungan wajib, penggunaan aplikasi membantunya mempercepat

penyelesaian pekerjaan. Aplikasi dengan kriteria tersebut merupakan aplikasi

yang memiliki kualitas yang baik. Untuk memenuhi kriteria tersebut aplikasi

haruslah memiliki karakteristik:

1. Reliable. Aplikasi yang digunakan haruslah memiliki reliabilitas yang baik,

sehingga tidak mudah rusak baik dari sisi hardware dan software. Berbagai

ancaman terhadap software, intensitas penggunaan, kompleksitas pekerjaan

yang diolah merupakan ancaman terhadap reliabilitas sistem informasi.

Pengguna akan merasa sistem tersebut berkualitas apabila dalam berbagai

kondisi tersebut sistem tetap mampu menunjang pekerjaan pengguna.

2. Mudah diakses. Pengguna akan merasakan sebuah sistem berkualitas,

ketika sistem tersebut mudah diakses oleh pengguna dan ketika

membutuhkan data yang tersimpan di dalam aplikasi, akan mudah diperoleh.

Kemudahan akses juga meningkatkan interaksi penggunaan aplikasi/sistem

informasi.

3. Fleksibel. Aplikasi yang berkualitas juga harus mampu memenuhi

kebutuhan pengguna yang beragam serta dapat disesuaikan dengan kondisi

yang baru atau berubah. Fleksibilitas sistem informasi akan mendorong

intensitas penggunaan sistem informasi.

Page 68: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

52

4. Terintegrasi. Tingkat dan jenis pekerjaan yang beragam dan saling

terhubung pada DJPB, mendorong kebutuhan penggunaan sebuah aplikasi

yang mampu mengintegrasikan keseluruhan pekerjaan. Sistem akan dinilai

berkualitas apabila kebutuhan pengolahan data dari beragam bagian

berbeda dapat dilakukan dan selanjutnya mampu menyediakan data sebagai

input bagian lainnya.

Berbagai karakteristik di atas, selain menunjukkan bahwa sistem informasi

berkualitas juga akan meningkatkan intensitas penggunaan. Demikian pula pada

aplikasi SPAN dan SAKTI, yang disusun dengan tingkat keamanan yang lebih

tinggi serta ditujukan untuk berbagai latar belakang pengguna, persepsi

kemudahan penggunaan akan muncul ketika pengguna percaya pada kualitas

sistem tersebut baik dan tidak muncul kesulitan dalam menggunakan aplikasi

dalam memenuhi kebutuhan penyelesaian pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut

hipotesis yang diajukan adalah:

H2 : Kualitas sistem berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan

penggunaan.

3.2.3. Pengaruh Computer Self Efficacy terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan

Konsep teori self efficacy berasal dari Social Cognitif Theory yang

dikembangkan oleh Alberta Bandura, dinyatakan bahwa dengan adanya orientasi

kepada tujuan, seseorang akan membuat rencana untuk mencapai tujuan

tersebut dan akan membangun kemampuan/keberhasilan diri (self efficacy).

Definisi self efficacy adalah kepercayaan pada kemampuan diri untuk

menyelesaikan suatu kegiatan atau aktivitas berhubungan dengan

kompetensinya (Bandura dan Cervone, 1983). Terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi self efficacy yaitu behavior, environment, dan personal cognitive

factors.

Page 69: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

53

Hal penting dari self efficacy adalah seseorang yang merasa mampu

menjalankan suatu tugas, maka akan cenderung terlibat aktif dalam tugas

tersebut. Namun, seseorang yang merasa memiliki self efficacy rendah akan

menolak untuk melakukan sesuatu atau cenderung menghindarinya termasuk

dalam hal kemampuan menggunakan komputer. Untuk meraih self efficacy,

seseorang akan mengevaluasi diri dari pengalaman masa lalu dan capaian yang

diraihnya sekarang, prestasi orang lain, dan emosi mereka. Implikasi self

efficacy sangat jelas terhadap motivasi dan kinerja tugas. Seseorang dengan

self efficacy tinggi akan berusaha untuk berhasil dan memperoleh tujuan mereka.

(Gibson, et.al., 2009: 113). Keberhasilan diri mempunyai tiga dimensi yaitu

besarnya (magnitude ), kekuatan (strength) dan generalisasi. Besarnya

keberhasilan diri berkaitan dengan keyakinan seseorang atas seberapa sulit

tugas mampu diselesaikan.

Computer Self Efficacy, merupakan konsep kemampuan individu terkait

pengoperasian komputer terkait penyelesaian pekerjaan. Konsep CSE dalam SI,

banyak didasarkan pada penelitian Compeau dan Higgins (1995). Konsep CSE

sendiri dapat dikategorikan menjadi tiga: (1) Terkait dengan domain khusus

potensi, kepercayaan atau kemampuan seseorang dalam menjalankan komputer

terkait tugas; (2). Internet Self efficacy, terkait kemampuan pengguna untuk

menjalankan, mengoperasikan aplikasi internet. (3). Web Based Profesional

Selaf Efficacy, terkait kemampuan menggunakan web based untuk

pengembangan kemampuan profesional (Kao et al., 2014). Banyak peneliti

menghubungkan antara CSE dengan kemudahan penggunaan SI. Penelitian

Venkatesh (2000); Thong et al. (2006); Dalcher dan Shine (2003); Ong dan Lai

(2006); Al-Haderi (2013) menunjukkan hubungan yang signifikan dan antara CSE

dan persepsi kemudahan penggunaan.

Page 70: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

54

Kemampuan dan pemahaman individu yang baik terkait komputer, baik

software dan hardware, sangat membantu seseorang dalam memahami aplikasi

yang dia gunakan. Pemahaman ini memungkinkan seseorang menjalankan SI

lebih baik, dan akan meningkatkan kepercayaan diri terhadap penggunaan SI.

Dengan pemahaman yang lebih baik, pengguna akan merasa lebih mudah

dalam menggunakan SI. Aplikasi SPAN dan SAKTI merupakan langkah

modernisasi proses kerja pada DJPB, dimana mayoritas transaksi saat ini

dilakukan menggunakan kedua aplikasi tersebut. Aplikasi SPAN dan SAKTI juga

menunjukkan langkah perubahan dari orientasi manual ke arah orientasi digital.

Kemampuan CSE pengguna terkait pemahaman dan penggunaan komputer

dalam penyelesaian pekerjaan akan sangat membantu dalam penggunaan

aplikasi SPAN dan SAKTI. Kemampuan CSE yang tinggi akan memunculkan

persepsi bahwa kedua aplikasi tersebut mudah dioperasikan dan menimbulkan

kepercayaan diri untuk menggunakannya lebih jauh, sehingga hipotesis yang

diajukan adalah:

H3 : CSE berpengaruh positif terhadap persepsi kemudahan

penggunaan.

3.2.4. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Persepsi Kegunaan

Theory of Reasoned Action (TRA), merupakan teori tindakan yang beralasan

yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) dengan satu premis bahwa

reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal akan menentukan sikap dan

perilaku orang tersebut. Teori ini membuat model perilaku seorang sebagai

suatu fungsi dari tujuan perilaku. Teori ini dapat digunakan dalam memprediksi

tindakan nyata seseorang/behavior melalui persepsi, sikap dan minat yang

mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

Page 71: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

55

TRA menyatakan adanya salient belief akan menghasilkan reaksi, yang akan

mendorong pengguna melakukan evaluasi atas belief tersebut. Secara

matematis, jumlah perkalian evaluasi-evaluasi atas berbagai belief tersebut,

memunculkan sikap ke arah tindakan. Sikap ketika digabungkan dengan norma

subyektif yang dimiliki seseorang dapat menghasilkan minat baik positif ataupun

negatif. Ajzen dan Fishbein menyatakan adanya hubungan antar belief dari

suatu obyek. Selanjutnya, mereka membedakan belief menjadi dua: (1).

Descriptive belief, tersusun berdasarkan obyek atau kejadian yang dapat diamati;

(2). Inferential belief, berdasarkan atas hal yang tidak teramati (Davis 1985).

Davis (1985), percaya bahwa perlu melakukan pengelompokan belief, atas

pengaruh yang ditimbulkannya. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa antar

belief memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Selain itu, pengelompokan

dapat digunakan untuk mengetahui dan menginterpretasikan salient belief yang

paling berpengaruh dalam pengukuran. Dalam sistem informasi terdapat dua

kelompok salient belief, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use

(Davis, 1985; Davis et al., 1989). Perceived ease of use dapat dilihat lebih

sebagai descriptive belief dalam konteks keberterimaan pengguna.

Berdasarkan pengalaman langsung pengguna terhadap sistem yang digunakan,

sedangkan beberapa inferential belief dapat berpengaruh pada perceived ease

of use ketika proses penguasaan sistem tersebut. Namun, perceived usefulness

secara sifatnya dikategorikan sebagai inferential belief, disebabkan penilaian

estimasi pengaruh sistem terhadap kinerja pengguna.

Hubungan antar belief, dapat menunjukkan bahwa terdapat beberapa belief

yang mempengaruhi belief lainnya. Perceived ease of use berpengaruh

terhadap perceived usefulness (Davis, 1985; Davis et al., 1989). Sebuah sistem

yang mudah digunakan akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja

Page 72: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

56

pengguna. Berdasarkan hal tersebut, bagian/fraksi dari kinerja pengguna

ditentukan atas penggunaan secara fisik sistem informasi. Semakin produktif

pengguna pada bagian/fraksi tersebut melalui perceived ease of use, maka

secara keseluruhan dia semakin produktif. Oleh sebab itu, karakteristik sistem

dapat mempengaruhi usefulness secara tidak langsung, dengan mempengaruhi

ease of use.

Persepsi kemudahan penggunaan merupakan determinan langsung dari

persepsi kegunaan (Daviset al., 1989). Berbagai penelitian menunjukkan

hubungan yang kuat antara persepsi kemudahan penggunaan dengan persepsi

kegunaan (Davis et al., 1989; Taylor dan Todd, 1995; Chau, 1996; Igbaria et al.,

1997; Dishaw dan Strong, 1999; Venkantesh dan Davis, 2000; Venkantesh et al.,

2003; Wixom dan Todd, 2005; Koh et al., 2010; Hurst, 2010). Namun, beberapa

penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak signifikan

terhadap ekspektasi kegunaan (Jackson et al., 1997; Bajaj dan Nidumolu, 1998;

Hu et al., 1999; Chau dan Hu, 2002; Wu, 2013; Hassn et al. 2016; Malik et al.,

2016).

Persepsi kemudahan penggunaan terkait dengan kemudahan dalam

penggunaan sebuah sistem, dimana dengan semakin mudahnya penggunaan

maka pengguna menjadi lebih yakin dalam menggunakan SI. Hubungan antara

persepsi kemudahan penggunaan dengan persepsi kegunaan terlihat dari

peningkatan kinerja, dalam hal semakin sedikit usaha yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan pekerjaan yang sama (Davis et al., 1989).

Penerapan IFMIS merupakan upaya peningkatan kualitas pngelolaan

keuangan negara. Aplikasi yang digunakan di satu sisi harus mampu

mendukung proses pengelolaan keuangan yang lebih baik, di sisi lain juga harus

mampu mendukung peningkatan kualitas kerja pengguna. Aplikasi SPAN dan

Page 73: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

57

SAKTI memerlukan waktu pengembangan yang lama dengan teknologi yang

lebih baik dari aplikasi-aplikasi sebelumnya. Proses pengembangan,

pengenalan dan penerapan dilakukan secara bertahap, salah satu tujuannya

adalah agar aplikasi tersebut benar-benar mampu diimplementasikan dengan

baik oleh pengguna. Lingkungan mandatory mengharuskan pegawai

menggunakan aplikasi tersebut. Persepsi kemudahan penggunaan mendorong

kepercayaan diri pengguna dan meningkatkan intensitas penggunaan serta

utilisasi aplikasi tersebut. Pemahaman yang lebih baik terhadap aplikasi SPAN

dan SAKTI mendorong persepsi pengguna bahwa aplikasi tersebut berguna baik

dalam menyelesaikan tugas rutin maupun memenuhi keperluan tugas insidental.

Hal ini juga sesuai dengan action identification theory Venkatesh dan Balla

(2008), dimana dengan meningkatnya pengalaman penggunaan sistem,

pengguna akan memiliki informasi lebih tentang kemudahan dan kesulitan

penggunaan sistem. Dengan meningkatnya pengalaman akan meningkatkan

pengaruh terhadap persepsi kegunaan. Berdasar hal tersebut hipotesis yang

diajukan adalah:

H4 : Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap

persepsi kegunaan

3.2.5. Pengaruh Persepsi Kegunaan dan Persepsi Kemudahan Penggunaan terhadap Sikap Pengguna

Theory of Reasoned Action menyatakan bahwa pemanfaatan sistem/usage

merupakan sebuah behavior dimana untuk mewujudkan dalam bentuk tindakan

terlebih dahulu terdapat intention untuk melakukannya. Ketika mewujudkan

sebuah tindakan nyata, seseorang akan mengalami perasaan negatif/positif,

sebagai pengaruh evaluasi dalam melaksanakan tindakan tersebut. Perasaan

tersebut disebut sebagai sikap/attitude, dan berfungsi sebagai mediasi persepsi

kemudahan penggunaan terhadap intention. Ajzen dan Fishbein menyatakan

Page 74: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

58

terdapat 9 belief yang dapat berpengaruh kepada tindakan seseorang (Davis,

1985). Namun, Davis percaya bahwa terdapat dua salient belief yang dengan

tepat digunakan dalam menggambarkan penggunaan sistem informasi oleh

seseorang, yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use.

Ajzen dan Fishbein (1975) dalam Davis (1985) menyatakan bahwa adanya

hubungan yang sangat erat antara belief dan attitude, dimana ketika seseorang

membentuk keyakinan/belief terhadap suatu obyek, seseorang secara otomatis

dan simultan akan memperoleh attitude terhadap obyek tersebut. Persepsi

kemudahan penggunaan dapat mengarahkan seseorang untuk menggunakan

atau tidak menggunakan sebuah SI. Hal ini bergantung kepada probabilitas

subyektif yang dirasakannya (belief), bahwa dalam melakukan tindakan nyata

tersebut akan memberikan konsekuensi. Evaluasi atas probabilitas subyektif

(menggunakan atau tidak) ini mengarahkan pada attitude toward behavior (Davis

et al., 1989), sehingga ketika persepsi kemudahan penggunaan SI besar, maka

akan memunculkan perasaan positif untuk menggunakannya (attitude).

Persepsi kemudahan penggunaan merupakan tingkat kemudahan terkait

penggunaan sistem (Venkantesh et al., 2003). Persepsi kemudahan erat

kaitannya dengan kemudahan penggunaan sistem dalam menyelesaikan suatu

tugas. Persepsi kemudahan penggunaan merupakan persepsi atas sistem itu

sendiri dan salah satu yang membentuk konstruk ini adalah kompleksitas sistem.

Kompleksitas adalah tingkat dimana inovasi dipersepsikan sebagai sesuatu yang

relatif sulit untuk diartikan dan digunakan oleh individu (Rogers dan Shoemaker,

1971 dalam Venkatesh et al., 2003). Hubungan antara kompleksitas dan

pemanfaatan SI bersifat negatif, dimana semakin tinggi kompleksitas sebuah

sistem, maka pemanfaatan SI menjadi semakin rendah (Thompson et al., 1991).

Page 75: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

59

TAM menyatakan persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan

SI sebagai belief yang paling menonjol yang mendorong penggunaan SI (Davis

et al., 1989). Baik persepsi kegunaan maupun persepsi kemudahan

penggunaan merupakan hasil penilaian konsekuensi penggunaan sebuah sistem

dalam menyelesaikan pekerjaan (Wixom dan Todd, 2005), dan mengarahkan

pada perasaan positif atau negatif atas penggunaan SI, yang pada akhirnya akan

berpengaruh pada intention/keinginan untuk menggunakan/tidak sebuah SI.

Persepsi kegunaan terbukti berpengaruh signifikan terhadap sikap pengguna

sebagaimana hasil penelitian Davis et al. (1989); Agarwal dan Prasad (1999); Xu

et al.(2013); Chen et al. (2012); Rahadian et al. (2015); Wu (2013); Hassn

(2016). Persepsi kemudahan penggunaan sebagai salah satu beleif penentu

penggunaan aktual, memilki hubungan yang signifikan terhadap sikap

sebagaimana hasil penelitian Davis et al. (1989); Agarwal dan Prasad (1999); Xu

et al. (2013); Chen et al. (2012); Haryani et. al., 2014; Rahadian et al. (2015);

Hassn et al. (2016).

Penggunaan aplikasi SAKTI dan SPAN sebagai aplikasi wajib, digunakan

dalam membantu menyelesaikan pekerjaan. Penggunaan TI sebagai alat bantu,

tidak terlepas dari harapan/ekspektasi bahwa alat tersebut dapat meningkatkan

kinerja. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, dorongan penggunaan,

memunculkan kepercayaan pengguna bahwa aplikasi tersebut memberikan

manfaat ketika digunakan, sebagai bentuk persepsi kegunaan dari aplikasi SPAN

dan SAKTI. Selain keyakinan akan kegunaan, aplikasi SPAN dan SAKTI

memunculkan persepsi kemudahan penggunaan dengan dorongan penggunaan

dan interaksi terus menerus yang memunculkan persepsi kemudahan

penggunaan pada diri pengguna. Persepsi yang muncul tersebut akan

mendorong munculnya sikap positif pengguna terhadap aplikasi SPAN dan

Page 76: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

60

SAKTI. P enggunaan yang bersifat wajib juga mendorong pengguna untuk

bersikap positif dan memunculkan minat dalam menggunakan aplikasi tersebut.

Tingkat utilisasi aplikasi SPAN dan SAKTI sebagai kondisi voluntary,

memungkinkan pengguna memunculkan sikap negatif atau positif dalam

penggunaan. Namun, kepercayaan bahwa aplikasi SPAN dan SAKTI berguna

dan mudah digunakan membantu memunculkan sikap positif pengguna. Oleh

sebab itu hipotesis yang disusun adalah:

H5 : Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap/attitude

pengguna

H6 : Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap

sikap/attitude pengguna

3.2.6. Pengaruh Sikap/Attitude Pengguna dan Pengaruh Sosial terhadap Minat/Intention to use Pengguna

Minat didefinisikan sebagai probabilitas subyektif individu dimana seseorang

akan melakukan sebuah tindakan tertentu (Davis et al., 1989). Minat dalam

melakukan tindakan merupakan determinan kausal yang ditampilkannya dengan

jelas atas tindakan tersebut. Minat melakukan sebuah tindakan ditentukan oleh

hasil penjumlahan sikap dan norma subyektif. Sikap merujuk pada tingkatan

individual terhadap evaluative affect atas target tindakan sebagai belief yang

muncul dalam diri individu. Sikap dapat bernilai positif maupun negatif (Davis et

al., 1989). Norma subyektif merujuk pada persepsi bahwa orang-orang yang

sangat penting baginya berpikir/menilai bahwa dia harus atau tidak harus

melakukan tindakan tersebut (Ajzen dan Fishbein, 1975 dalam Davis, 1985).

Sikap sangat erat kaitannya dalam menentukan tindakan yang akan diambil

seseorang, terkait dengan afektif, yaitu hasil evaluasi belief/keyakinan yang

dialami individu tersebut. TAM menyebutkan terdapat terdapat dua

keyakinan/belief paling menonjol dalam menentukan tindakan penggunaan SI

Page 77: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

61

yaitu persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan (Davis et al.

1989). Sikap terhadap suatu hal dapat positif maupun negatif, tergantung proses

evaluasi atas belief tersebut. Sikap positif terhadap SI akan mengarahkan pada

minat positif pada SI tersebut, dan dapat terwujud dalam bentuk minat untuk

menggunakan. Sementara sikap negatif atas SI dapat mendorong seseorang

memunculkan minat terhadap SI, dalam bentuk tidak adanya minat untuk

menggunakan SI. Jadi sikap merupakan salah satu penentu tingkat kekuatan

minat/magnitude terhadap target behavior. Beberapa penelitian menunjukkan

hubungan yang signifikan antara sikap dan minat diantaranya adalah Davis et al.

(1989); Ajzen (1991); Brown et al. (2002); Wixom dan Todd (2005); Wahyudi

(2011); Chen et al. (2012); Xu et al. (2013); Hassn et al. (2016).

Selain ditentukan oleh sikap, minat terhadap target behavior juga dipengaruhi

oleh norma subyektif (Ajzen dan Fishbein, 1975 dalam Davis, 1985).

Berdasarkan teori ekspektasi, hasil yang diharapkan oleh pegawai, tidaklah

hanya dalam bentuk materi, tetapi dapat berupa penerimaan ataupun penolakan

kelompok atas hasil pada tingkat pertama (Gibson et al., 2009:136). Pengaruh

atasan dan rekan kerja dalam lingkungan kerja dengan penggunaan sistem

bersifat wajib, lebih terasa dan lebih besar jika dibandingkan dengan

penggunaan sistem informasi bersifat sukarela. Dorongan kelompok untuk

menggunakan aplikasi dapat berupa perintah atasan, maupun tindakan

mayoritas kelompok untuk menggunakan sistem informasi. Ketika kelompok

menggunakan sistem informasi secara aktif, seseorang akan berusaha

melakukan hal yang sama, sehingga dapat diterima dalam kelompok tersebut.

Dorongan dari kelompok ini akan meningkatkan minat penggunaan sistem

informasi.

Page 78: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

62

Terdapat beberapa istilah terkait pengaruh orang yang penting bagi individu

dalam mempengaruhinya melakukan sebuah tindakan. Salah satu yang sering

digunakan dalam penelitian SI adalah istilah Pengaruh Sosial, yang digunakan

Venkatesh et al. (2003) dalam model UTAUT. Koh et al. (2010) berpendapat

lingkungan sosial tidak dapat dilepaskan dari penggunaan aplikasi bersifat wajib,

dimana pandangan rekan, atasan maupun kelompok sangat berpengaruh pada

penggunaan dan hasil penggunaan SI.

Venkantesh et al. (2003) berpendapat bahwa faktor sosial sebagai determinan

langsung dari minat pemanfaatan SI adalah direpresentasikan oleh konstruk-

konstruk yang terkait yaitu norma subyektif, faktor sosial dan image. Penelitian

Karahanna et al. (1999); Brown et al. (2002); Venkatesh et al. (2003); Handayani

(2007); Venkatesh dan Balla (2008); Wahyudi (2011) menunjukkan hubungan

yang signifikan antara pengaruh sosial dengan minat penggunaan sistem

informasi.

Dalam lingkungan mandatory, selain pengaruh dari dalam diri, minat dalam

melakukan sebuah tindakan nyata sangat kuat dipengaruhi pihak luar/lingkungan

dimana pengguna berada. Pengaruh lingkungan ini, pengaruh sosial, lebih kuat

jika dibandingkan dengan lingkungan bersifat sukarela. Demikian pula dalam

implementasi SPAN dan SAKTI. Pengaruh sosial dapat berupa rekan kerja,

atasan, maupun orang-orang dekat pengguna aplikasi.

Pengaruh rekan kerja pada pengguna dapat dilihat dari bagaimana

pandangan, harapan maupun ekspektasi mempengaruhi bagaimana minat

menggunakan muncul pada diri pengguna aplikasi SPAN dan SAKTI. Individu

dalam sebuah organisasi memiliki keterkaitan pekerjaan antara satu individu

dengan individu lain, bagian dan bagian lain. Hal ini meningkatkan pengaruh

rekan kerja dan atasan terhadap diri pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI.

Page 79: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

63

Atasan seringkali memiliki kewenangan mendorong bawahan menggunakan

aplikasi SPAN atau SAKTI, terutama untuk penyelesaian pekerjaan. Atasan juga

memiliki kewenangan sebagai penilai kinerja bawahan, dan peran ini menuntut

pegawai bekerja sebaik mungkin untuk mendapatkan penilain baik dari atasan.

Ketika mayoritas pekerjaan diselesaikan menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI, pencapaian target kinerja didasarkan pada pemanfaatan kedua aplikasi

tersebut. Kemampuan penggunaan aplikasi SPAN atau SAKTI yang diikuti

peningkatan kinerja merupakan salah satu dasar atasan menilai bawahannya.

Oleh sebab itu, pandangan atasan dapat mempengaruhi minat penggunaan

aplikasi SPAN atau SAKTI. Berdasarkan hal tersebut hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

H7 : Sikap/attitude pengguna berpengaruh positif terhadap

minat/intention to use pengguna

H8 : Pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat/intention to

use pengguna

3.2.7. Pengaruh Minat/Intention to use terhadap Penggunaan Aktual

Tindakan aktual dalam penggunaan sistem informasi merupakan reaksi atas

minat menggunakan sistem informasi tersebut. Berdasarkan TRA tindakan nyata

(actual behavior) didasarkan rangkaian proses dalam diri seseorang yang

bekerja secara simultan. Berbagai afeksi, sebagai object based, akan

memunculkan keyakinan/belief dalam diri seseorang akan obyek tersebut.

Seorang akan melakukan evaluasi atas obyek tersebut, dimana hal ini akan

menghasilkan sikap, baik positif atau negatif. Selanjutnya, sikap bersama-sama

dengan norma subyektif akan memunculkan minat atas obyek tersebut.

Munculnya minat dapat bersifat negatif, apabila hasil akumulasi sikap dan norma

subyektif bernilai negatif, demikian sebaliknya. Penggunaan aktual sebagai

behavior, didasarkan atas munculnya minat tersebut (positif atau negatif).

Page 80: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

64

Lean et al. (2009) menyatakan bahwa minat sebagai sejenis prediksi

sendiri/self prediction atau ekspektasi tindakan/behavior expectation, yang

mengindikasikan sebagai salah satu prediktor paling akurat yang tersedia untuk

memprediksi tindakan individu di masa datang. Berdasarkan teori yang diajukan

Ajzen dan Fishbein, minat merupakan probabilitas subyektif bahwa seseorang

akan melakukan tindakan khusus. Minat merupakan hasil dari akumulasi sikap

dan subjective norm yang mempengaruhinya (Davis, 1985).

Penggunaan aktual merupakan tindakan nyata dari minat yang muncul dalam

diri seseorang. Penggunaan merujuk pada penggunaan aktual langsung oleh

individu atas sistem yang diberikan dalam konteks pekerjaan yang dilakukan.

Pengguna dibutuhkan untuk menggunakan teknologi atau sistem khusus dengan

tujuan menjaga atau melaksanakan tugas (Brown et al.,2002). Penggunaan

merujuk pada tingkat atau kebiasaan staf atau pelanggan dalam menggunakan

kemampuan sistem informasi (Petter et al., 2008). Jones dan Straub (2006)

mengelompokkan penggunaan dapat berupa penggunaan terhadap informasi

sebagai output sistem dan penggunaan sistem itu sendiri. Minat merupakan

penentu dalam melakukan penggunaan terhadap SI sebagaimana hasil

penelitian Davis et al. (1989); Taylor dan Todd (1995); Venkatesh dan Davis

(2000).

Minat menggunakan aplikasi SPAN dan SAKTI merupakan dorongan dalam

diri pegawai/pengguna, bahwa penggunaan aplikasi tersebut akan membawa

manfaat bagi dirinya, terutama dalam menyelesaikan pekerjaan. Lingkup

pekerjaan yang luas, beragam stakeholder yang terkait, mendorong semakin

beragam tugas, data, laporan dan permintaan dari berbagai pihak kepada DJPB.

Hal tersebut mendorong pegawai DJPB harus mampu memenuhi permintaan

berbagai pihak tersebut. Aplikasi SPAN dan SAKTI sebagai aplikasi terintegrasi

Page 81: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

65

telah dirancang dan disusun dengan memperhatikan berbagai perkembangan

tersebut. Berbagai fitur telah disediakan dalam aplikasi SPAN dan SAKTI

melebihi kebutuhan pokok dalam menyelesaikan pekerjaan pengguna. Minat

memanfaatkan aplikasi lebih jauh, akan mendorong intensitas interaksi

pengguna dengan aplikasi, dan meningkatkan utilisasi aplikasi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut hipotesis yang diajukan adalah:

H9 : Minat/intention to use berpengaruh positif terhadap penggunaan

aktual

3.2.8. Pengaruh Penggunaan Aktual terhadap Kepuasan Pengguna

Oliver dan DeSarbo (1988), menyatakan bahwa kepuasan merupakan salah

satu tipe emosi, dapat berupa kebahagiaan, kesenangan dan kenikmatan yang

akan menimbulkan dua bentuk yaitu kepuasan dan ketidakpuasan terhadap

suatu hal. Kepuasan dapat berupa agregat feeling terhadap sebuah aspek

terpenting dari sebuah pengalaman (Westbrook et al., 1978). Meskipun

kepuasan merupakan sebuah perasaan, tetapi dalam penelitian, kepuasan

umumnya diukur berdasarkan proses kognitif atau menggunakan kombinasi

antesenden antara afektif dan kognitif (Yi, 1989). Contrast theory menyatakan

bahwa kepuasan terhadap suatu hal muncul dari hasil evaluasi, yaitu apabila

kinerja aktual lebih baik dari ekspektasi yang diharapkan (Cardozo, 1965 dalam

Vaezy, 2013). Comparison Level Theory mendasarkan kepuasan pada penilaian

perbandingan antara outcome yang diperoleh dengan standard level yang dimiliki

(LeTour dan Peat, 1979).

Apabila merujuk kepada dua teori kepuasan di atas, kepuasan dapat

ditentukan berdasarkan ekspektasi yang diharapkan atas obyek tersebut

dibandingkan dengan kinerja nyata yang dirasakan pengguna atas produk

tersebut. Selain itu, kepuasan dapat juga dipengaruhi atas ekspektasi pengguna

Page 82: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

66

atas sebuah obyek, yang diperoleh baik dari pengalaman menggunakan produk

sejenis, ekspektasi yang muncul disebabkan situasional produk, maupun

informasi dari pengalaman pengguna lainnya atas obyek dimaksud. Terjadinya

ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realitas yang diperoleh memunculkan

kepuasan maupun ketidakpuasan.

Dalam penelitian bidang SI, banyak peneliti menilai kesuksesan SI dapat

diukur melalui tingkat kepuasan pengguna. Kepuasan adalah tingkat kesenangan

yang muncul ketika berinteraksi dengan aplikasi (Seddon dan Kiew, 1996).

Kepuasan pengguna merupakan hal paling umum dalam mengukur persepsi

individu terhadap sistem informasi (Seddon, 1997). DeLone dan McLean (2003)

menganggap kepuasan pengguna termasuk salah satu ukuran terpenting dalam

kesuksesan SI. Kepuasan pengguna merupakan attitude yang memperkuat

pengguna setelah berinteraksi dengan SI (Wixon dan Todd, 2005).

Kesuksesan penerapan SI dapat diasosiasikan dengan kepuasan pengguna

(DeLone dan McLean, 2003). Perasaan pengguna akan menentukan apa yang

menjadi pilihan seseorang. Perasaan positif mengarahkan pada pencapaian

kepuasan, begitu pula dalam persepsi dan penggunaan SI (Koh et al., 2010).

Kepuasan pengguna juga dikaitkan dengan bagaimana sistem informasi tersebut

dinilai berdasarkan ekspektasi yang diberikan (Ives et al.,1982). Penggunaan SI

merupakan proses interaksi pengguna dengan SI tersebut. Interaksi ini akan

memunculkan pengalaman pengguna terhadap SI. Venkatesh et al. (2003)

menyebutkan pengalaman terhadap SI akan memberikan pengaruh lebih besar,

sehingga periode implementasi pada tahap post adopsi akan lebih baik daripada

awal adopsi. Pengalaman menggunakan akan membantu pengguna dalam

melakukan evaluasi terhadap SI tersebut. Apabila pengguna menilai SI

memberikan manfaat lebih dari ekspektasi pengguna, kepuasan terhadap SI

Page 83: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

67

akan muncul. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang berpengaruh

signifikan antara penggunaan dan kepuasan diantaranya penelitian Chiu et al.

(2007); Halawi et al. (2007); Iivari (2005); Guimares et al. (1996).

Berbagai fitur yang lebih lengkap, beragam data yang tersedia dan dihasilkan,

penggunaan single database dan kemudahan akses, tingkat keamanan yang

tinggi, sistem yang terintegrasi yang meminimalkan kesalahan dan

menyederhanakan prosedur, merupakan berbagai keuntungan penggunaan

SPAN dan SAKTI. Berbagai keuntungan tersebut dan sifat mandatory

mendorong penggunaan aplikasi SPAN dan SAKTI. Selain sifat mandatory

dalam menyelesaikan pekerjaan rutin, sifat voluntary dapat muncul dalam hal

utilisasi aplikasi SPAN dan SAKTI. Kepuasan pengguna aplikasi SPAN atau

SAKTI muncul sebagai hasil dari penggunaan.

Penggunaan akan mengarahkan pengguna aplikasi dalam mengevaluasi atas

manfaat aktual yang diperoleh dibandingkan dengan ekspektasi aplikasi SPAN

dan SAKTI, yaitu kemampuan aplikasi membantu menyelesaikan pekerjaan.

Semakin tinggi persepsi pengguna bahwa aplikasi SPAN atau SAKTI membantu

menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik, maka akan meningkatkan

kepuasan terhadap aplikasi tersebut. Kepuasan pengguna juga dapat dilihat dari

seberapa jauh pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI memanfaatkan fitur yang

tersedia diluar penyelesaian pekerjaan rutin. Pemanfaatan fitur aplikasi seperti

ini menunjukkan penggunaan dan interaksi yang tinggi pengguna dengan

aplikasi dan menunjukkan kepuasan pengguna terhadap aplikasi SPAN atau

SAKTI. Berdasarkan hal tersebut dan penelitian terdahulu, hipotesis yang

diajukan adalah:

H10 : Penggunaan aktual berpengaruh positif terhadap kepuasan

pengguna

Page 84: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

68

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan dalam penelitian causal explanatory karena

penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian

hipotesis dan secara umum data yang disajikan dalam bentuk angka-angka yang

dihitung melalui uji statistik. Penelitian causal explanatory, menurut Cooper dan

Schindler (2011:86) adalah penelitian yang menjelaskan bagaimana satu

variabel mempengaruhi perubahan variabel lain dan mencoba menjelaskan

hubungan antara variable-variabel melalui pengujian hipotesis.

4.2 Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan dilingkup DJPB baik pada tingkat pusat, kantor wilayah

maupun KPPN di seluruh Indonesia. Pada tingkat pusat, penelitian dilakukan

pada Sekretariat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Pelaksanaan Anggaran

dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Pada tingkat wilayah

dilakukan pada 33 Kantor Wilayah DJPB seluruh Indonesia. Penelitian di tingkat

KPPN dilakukan di KPPN diseluruh Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pengguna aplikasi

SAKTI atau SPAN di Kantor Pusat DJPB, Kantor Wilayah DJPB, dan KPPN di

seluruh Indonesia. Pengguna SPAN dan SAKTI berdasarkan kewenangan terdiri

dari kewenangan operator dan kewenagan otorisasi. Pengguna SAKTI adalah

pengelola keuangan instansi, yaitu: Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pembuat Surat Perintah Membayar

(PPSPM), Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Pengelola Barang

Page 85: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

69

Milik Negara (BMN), serta bagian akuntansi dan pelaporan. Pengguna SPAN

adalah pelaksana pada front office dan middle office, kepala seksi serta kepala

kantor di KPPN. Pada tingkat wilayah adalah para pelaksana, kepala seksi,

kepala bidang teknis serta kepala kantor. Pengguna SPAN pada tingkat pusat

adalah pelaksana serta kepala seksi di Direktorat Pelaksana Anggaran,

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

Secara umum terdapat dua fungsi umum pengguna SAKTI dan SPAN pada

tingkat pengguna yaitu fungsi pengoperasian dan pengolahan data serta fungsi

pengesahan dan supervisi. Fungsi pengolahan dilakukan oleh pengguna SPAN

dan SAKTI yang memiliki level kewenangan operator, dengan berbagai fitur yang

tersedia berdasarkan kewenangan tersebut dan umumnya dijalankan pengguna

pada tingkat pelaksana. Pada level ini pengguna melaksanakan kegiatan

transaksi menggunakan SPAN atau SAKTI dalam bentuk rekam, ubah, hapus

data, monitoring, rekonsiliasi maupun penyusunan. Kewenangan otorisasi dan

supervisi memiliki kewenangan pengesahan atas hasil pada level operator dan

dijalankan oleh pengguna SPAN pada level kepala seksi, kepala kantor atau

kepala bidang. Jumlah populasi dalam penelitian ini sulit ditentukan dengan

pasti, disebabkan oleh adanya perbedaan besaran tugas dan fungsi kantor

pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI, ukuran dan tipe kantor, jabatan yang dapat

dirangkap, serta pola mutasi pegawai. Selain itu, data pegawai yang masuk

dalam kategori populasi juga tidak tersedia.

Sampel pada penelitian ini adalah pelaksana dan kepala seksi pengguna

SPAN dan SAKTI pada lokasi penelitian. Pelaksana digunakan untuk mewakili

kewenangan level operator dan kepala seksi digunakan mewakili kewenangan

level supervisi dan pengesahan. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan

penelitian survei. Menggunakan non probability sampling, sampel diambil

Page 86: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

70

menggunakan purposive sampling. Pemilihan purposive sampling sebagai teknik

pengumpulan data dipilih dengan pertimbangan data dari level operator dan

supervisi akan lebih tepat menggambarkan kepuasan pengguna SPAN dan

SAKTI dengan lebih baik. Selain hal tersebut, pemilihan sampel penelitian dapat

dilaksanakan melalui penugasan sehingga dapat langsung dipilih sampel yang

diinginkan yaitu operator dan pengguna setingkat kepala seksi. Pengumpulan

sampel dilakukan mulai tanggal 9 Mei 2017 ampai dengan 31 Mei 2017.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data diperoleh melalui penyebaran

kuesioner dalam bentuk pernyataan-pernyataan secara terstruktur yang setiap

responden dibatasi dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu

saja. Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada

para pegawai DJPB pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI dengan maksud agar

pihak tersebut dapat memberikan respon terkait dengan permasalahan yang

diangkat oleh peneliti.

Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan mengisi form

kuesioner melalui tautan di internet. Penggunaan internet sebagai media

pengisian kuesioner disebabkan lokasi responden yang sulit dijangkau secara

langsung oleh peneliti dan tersebar diseluruh Indonesia. Prosedur yang

digunakan untuk penyebaran kuesioner tersebut yaitu melalui surat dari

Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan, c.q. Bagian Sumber Daya

Manusia yang akan dikirimkan ke seluruh jajaran DJPB baik yang berada di

Kantor Pusat, Kantor Wilayah, maupun KPPN. Surat permohonan pengisian

kuesioner penelitian tersebut menyertakan tautan form yang harus diisi

responden. Responden dapat mengisi kuesioner dengan tautan tersebut melalui

smartphone maupun komputer.

Page 87: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

71

Sebelum digunakan dalam penelitian, pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner

terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahui keterbacaan/keterpahaman

instrumen dan validitas/realibilitas instrumen melalui pretest. Jumlah responden

minimal untuk dapat menguji keterpahaman dan validitas instrumen penelitian

adalah sebanyak 25 responden (Cooper dan Schindler, 2011: 187).

4.4 Definisi Operasional Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan

menjadi:

1. Variabel eksogen, atau variabel independen, merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan variabel lain (variabel

dependen) dalam model. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah

Kualitas Informasi (KI), Kualitas Sistem (KS), Computer Self Efficacy (CSE),

Pengaruh Sosial (PSOS).

2. Variabel endogen, atau variabel dependen, merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas dalam

suatu model. Variabel endogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Persepsi Kegunaan (PK), Persepsi Kemudahan Penggunaan (PKP), Sikap

(Si), Minat (Min), Penggunaan Aktual (PAkt), Kepuasan Pengguna (PP).

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam pembuktian hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.4.1. Kualitas Informasi

Kualitas informasi didefinisikan sebagai tingkat output yang diharapkan

pengguna dari aplikasi SPAN atau SAKTI. Output yang dihasilkan dapat berupa

data transaksi (seperti Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, Surat Perintah

Membayar, Surat Perintah Pencairan Dana, dokumen kontrak dan lain-lain data

yang sejenis), data validasi (seperti surat setoran pajak, surat setoran bukan

Page 88: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

72

pajak, surat setoran pengembalian belanja, dan data sejenis lainnya), informasi

laporan (seperti laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, laporan

perubahan ekuitas, laporan mutasi barang, dan laporan sejenis lainnya).

Informasi yang dihasilkan aplikasi SPAN atau SAKTI dapat berupa data akhir

maupun data yang digunakan sebagai masukan pihak lainnya untuk diolah lebih

lanjut.

Variabel kualitas informasi menunjukkan persepsi pengguna terhadap output

yang dihasilkan aplikasi SPAN atau SAKTI, baik dalam berbagai format

informasi. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan instrumen yang

digunakan oleh Wixom dan Todd (2005), yang terdiri dari 5 item, dengan

pengukuran menggunakan skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 7

(sangat setuju). Instrumen untuk mengukur variabel kualitas informasi yang

digunakan mengandung karakteristik lengkap/completenes, akurat/accuracy dan

terbaru/currency

4.4.2. Kualitas Sistem

Kualitas sistem adalah akses yang terjadi melalui interaksi dengan sistem,

ketika pengguna menyelesaikan pekerjaannya (Maes dan Poels, 2007). Kualitas

sistem didefinisikan sebagai karakteristik yang diinginkan pengguna dari aplikasi

SAKTI atau SPAN. Kualitas sistem merujuk pada bagaimana kualitas software

aplikasi SPAN atau SAKTI, kualitas tersebut terkait kemampuan sistem baik

dalam hal daya tahan terhadap kerusakan, kemampuan menyediakan data,

tingkat kemudahan akses sampai bagaimana aplikasi tersebut mampu

memenuhi kebutuhan integrasi antar bagian/seksi dalam lingkup DJPB. Variabel

ini diukur melalui tanggapan pengguna, baik dari berbagai tingkat kantor yang

berbeda maupun tingkat kewenangan dan tugas yang berbeda-beda, terhadap

kemampuan teknis aplikasi SPAN dan SAKTI dalam membantu menyelesaikan

Page 89: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

73

tugas. Karaktetiristik ini diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Wixom dan

Todd (2005). Variabel kualitas sistem terdiri dari 5 item, yang diukur

menggunakan skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 7 (sangat

setuju). Item pertanyaan yang digunakan mengandung karakteritik

handal/reliable, kemudahan akses/accesibility, integrasi/integration, dan tepat

waktu/timeliness.

4.4.3. Pengaruh Sosial

Pengaruh sosial didefinisikan sebagai tingkat keyakinan pegawai bahwa rekan

kerja dan atasan mendorong dirinya untuk menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pengaruh rekan kerja dapat berupa

dorongan untuk menggunakan dalam sebuah kelompok tugas, bantuan dalam

menggunakan aplikasi SPAN dan SAKTI, atau dorongan menggunakan aplikasi

untuk menyelesaikan tugas yang saling terkait/terintegrasi. Pengaruh atasan

dapat berupa perintah dan dorongan untuk menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI, serta penilaian pekerjaan pegawai yang menggunakan aplikasi SPAN

atau SAKTI.

Variabel pengaruh sosial diukur menggunakan instrumen penelitian yang

digunakan Venkantesh et al. (2003) yang dikembangkan dari Ajzen (1991), Davis

et al. (1989), Fishbein dan Ajzen (1975), Mathieson (1991), Taylor dan Todd

(1995) sebanyak 4 item. Pengukuran dilakukan menggunakan skala likert 1

(sangat tidak setuju) sampai dengan 7 (sangat setuju). Item pertanyaan yang

digunakan menunjukkan pandangan pihak luar dalam bentuk pendapat, penilaian

serta dukungan.

4.4.4. Computer Self Efficacy

Computer Self Efficacy didefinisikan sebagai kemampuan dan pemahaman

pegawai pengguna aplikasi SPAN dan SAKTI dalam mengoperasikan komputer.

Page 90: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

74

Kemampuan pengoperasian komputer dalam penelitian ini dikaitkan dengan

kemampuan dan pemahaman pegawai dalam mengoperasikan aplikasi SPAN

atau SAKTI tanpa ada bantuan pihak/faktor luar.

Pengukuran variabel CSE didasarkan pada instrumen penelitian Compeau

dan Higgins (1995), yang terdiri dari 3 item pertanyaan. Pengukuran item

menggunakan skala Likert 1 (sangat tidak yakin) samapai 7 (sangat yakin).

Berikut item pertanyaan yang digunakan :

“Saya dapat menyelesaikan pekerjaan menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI”:

1. Tanpa ada bantuan orang lain yang membantu saya memulainya.

2. Walaupun tidak terdapat orang lain yang menunjukkan terlebih dahulu cara

menggunakannya.

3. Tanpa melihat buku petunjuk manual.

4. Karena saya pernah menggunakan aplikasi yang mirip sebelumnya.

4.4.5. Persepsi Kegunaan

Persepsi kegunaan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pegawai

pengguna SAKTI atau SPAN, bahwa dengan menggunakan aplikasi maka

pekerjaanya dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan dengan hasil yang lebih

baik. Hal lainnya adalah kepercayaan bahwa menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI pegawai pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI akan menghasilkan output

pekerjaan lebih banyak jika dibandingkan dengan tanpa aplikasi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan 3 instrumen penelitian dari

Venkantesh (2003). Pengukuran masing-masing item menggunakan skala likert

dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju). Item pertanyaan yang

digunakan mengandung karakteristik antara lain mendukung pekerjaan,

Page 91: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

75

mempercepat penyelesaian pekerjaan dan membantu meningkatkan

produktivitas.

4.4.6. Persepsi Kemudahan Penggunaan

Persepsi kemudahan penggunaan dioperasionalkan sebagai penilaian

pegawai, bahwa aplikasi SPAN dan SAKTI mudah dipelajari, digunakan dan

dipahami. Secara teknis, kemudahan penggunaan dapat dinilai dari fitur-fitur

yang tersedia dalam aplikasi SPAN atau SAKTI mudah ditemukan dan

digunakan, alur kerja sistem dapat dipahami, sistem yang mudah dipahami dan

digunakan untuk proses penyelesaian pekerjaan, bahkan tanpa adanya bantuan

pihak lain, serta mudah menjadi terlatih apabila digunakan terus menerus.

Pengukuran persepsi kemudahan penggunaan didasarkan pada 3 instrumen

penelitian Venkatesh et al. (2003). Pengukuran item menggunakan skala likert 1

(sangat tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju). Item pertanyaan tersebut

mengandung karakteristik antara lain mudah digunakan, mudah dipelajari, dan

mudah untuk menjadi terlatih.

4.4.7. Sikap

Sikap merupakan salah satu bentuk perasaan dalam diri seseorang atas

suatu hal. Sikap dioperasionalkan sebagai bagaimana pegawai pengguna

aplikasi SPAN atau SAKTI menyimpulkan bahwa berinteraksi menggunakan

aplikasi SPAN atau SAKTI menimbulkan perasaan dalam dirinya. Perasaan

yang muncul dalam menyelesaikan pekerjaan menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI tersebut bisa dalam bentuk perasaan menyenangkan, perasaan

menikmati, perasaan bahagia, maupun perasaan bosan, tidak menikmati,

tertekan.

Variabel sikap diukur menggunakan instrumen yang digunakan Wixom dan

Todd (2005) sebanyak 2 item dan Venkatesh et al. (2003) sebanyak 1 item.

Page 92: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

76

Pengukuran instrumen ini menggunakan skala likert dalam rentang 1 (sangat

tidak setuju) sampai 7 (sangat setuju). Item pertanyaan yang digunakan adalah:

1. Menurut saya, menyenangkan ketika menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI.

2. Secara keseluruhan, saya merasakan pengalaman yang menyenangkan

ketika menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI.

3. Saya sangat menyukai bekerja menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI.

4.4.8. Minat

Minat dioperasionalkan sebagai keinginan pegawai untuk menggunakan atau

tidak menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI. Dorongan dalam diri pengguna

ini terkait keinginan yang muncul dalam menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI untuk menyelesaikan pekerjaan baik yang bersifat rutin maupun insidental

serta keinginan pengguna memahami aplikasi SPAN atau SAKTI lebih jauh.

Variabel Minat diukur menggunakan instrumen penelitian Venkatesh dan Balla

(2008), yang juga digunakan dalam penelitian Xu et al. (2013), sebanyak 3 item

pertanyaan. Variabel minat diukur menggunakan skala Likert 1 (sangat tidak

setuju) sampai 7 (sangat setuju). Kategori item pertanyaan yang digunakan

tersebut terkait kontinyuitas dan penggunaan aktif.

4.4.9. Penggunaan Aktual

Penggunaan Aktual didefinisikan sebagai interaksi pegawai dengan aplikasi

SPAN atau SAKTI untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Interaksi yang terjadi

berupa aktifitas fisik pegawai dengan hardware dan software SPAN atau SAKTI.

Aktifitas ini dapat berupa proses input data, analisis, proses pencarian, proses

cetak output hasil aplikasi SPAN atau SAKTI maupun penggunaan fitur-fitur yang

ada dalam aplikasi.

Page 93: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

77

Penggunaan aktual diukur berdasarkan persepsi pengguna atas penggunaan

aplikasi SPAN dan SAKTI. Pengukuran penggunaan aktual didasarkan proses

kognitif pegawai selama menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI. Proses

kognitif ini dapat dalam bentuk tingkat konsentrasi pegawai terhadap

penggunaan aplikasi SPAN atau SAKTI. Variabel penggunaan ini diukur dengan

menggunakan instrumen penelitian Agarwal dan Karahana (1999) sebanyak 2

item dan instrumen penelitian yang dikembangkan Burton-Jones dan Straub

(2006) sebanyak 1 item pertanyaan yang mengandung karakteristik kognitif.

4.4.10. Kepuasan Pengguna

Variabel kepuasan pengguna dioperasionalkan sebagai penilaian pegawai

terhadap kinerja keseluruhan aplikasi SPAN atau SAKTI. Kinerja yang dinilai baik

dalam hal sistem secara fisik maupun non fisik. Kinerja fisik dinilai dari hardware

dimana aplikasi SPAN atau SAKTI terinstal maupun output yang dihasilkan

aplikasi SPAN atau SAKTI, sedangkan kinerja non fisik dinilai dari kinerja aplikasi

SPAN atau SAKTI dalam memproses suatu perintah/aktifitas, kelengkapan fitur,

kemudahan dalam penggunaan, daya tahan aplikasi ketika digunakan dalam

waktu lama maupun kelengkapan aplikasi dalam menyediakan data yang

dibutuhkan.

Variabel ini diukur menggunakan intrumen penelitian Seddon dan Kiew

(1996) yang terdiri dari 4 item yang diukur menggunakan skala Likert dari 1

sampai 7. Item pertanyaan yang digunakan tersebut memiliki karakteristik

memenuhi kebutuhan, efisien dan efektif.

4.5 Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least

Square (PLS) dengan bantuan program Smart PLS versi 3.0. PLS merupakan

analisis multivariate dengan variabel dependen berganda dan variabel

Page 94: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

78

independen berganda. PLS adalah analisis persamaan struktural (SEM)

berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model

pengukuran sekaligus pengujian model struktural (Abdillah dan Jogiyanto, 2015 :

164). Keunggulan PLS adalah tidak mendasarkan pada berbagai asumsi, dapat

digunakan untuk memprediksi model dengan landasan teori yang lemah, dapat

digunakan pada data yang tidak memenuhi asumsi klasik (seperti data yang tidak

berdistribusi normal, mengalami masalah multikolinearitas dan masalah

autokorelasi), dapat digunakan untuk sampel kecil dan dapat digunakan untuk

konstruk formatif dan reflektif.

Dalam PLS, peneliti harus melakukan pengembangan dan pengukuran

konstruk (Ghozali dan Latan, 2015: 48). Pemodelan dalam PLS terdiri atas

model inner model dan outer model. Outer model (model pengukuran)

digunakan untuk menilai validitas dan reabilitas model. Inner model (model

struktural) memprediksi hubungan kausalitas antar variabel laten (Abdillah dan

Jogiyanto, 2015: 193).

Variabel laten memiliki indikator yang dapat berbentuk reflektif maupun

formatif. Model indikator reflektif merupakan manifestasi dari konstruk latennya.

Arah kausalitas dari konstruk ke indikator. Model indikator formatif

mengasumsikan bahwa pengukuran saling terikat mempengaruhi variabel

latennya. Arah kausalitas dari indikator ke konstruk (Abdillah dan Jogiyanto,

2015: 20). Dalam penelitian ini indikator reflektif digunakan dalam semua

variabel laten. Selanjutnya menggambarkan diagram jalur seperti pada Gambar.

4.1. Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi model dan pengujian hipotesis

dengan persamaan untuk model penelitian ini adalah:

1. Persamaan model pengukuran (outer model)

a. Untuk variabel laten KI

Page 95: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

79

KI.1 = λ1KI+ δ1

KI.2 = λ2KI+ δ2

KI.3 = λ3KI+ δ3

KI.4 = λ4KI+ δ4

KI.5 = λ5KI+ δ5

b. Untuk variabel laten KS

KS.1 = λ6 KS+ δ6

KS.2 = λ7KS+ δ7

KS.3 = λ8 KS+ δ8

KS.4 = λ9 KS+ δ9

KS.5 = λ10 KS+ δ10

c. Untuk variabel laten CSE

CSE.1 = λ11 CSE + δ11

CSE.2 = λ12 CSE + δ12

CSE.3 = λ13 CSE + δ13

CSE.4 = λ14 CSE + δ14

d. Untuk variabel laten PSos

PSos.1 = λ15 PSos+ δ15

PSos.2 = λ16 PSos+ δ16

PSos.3 = λ17 PSos+ δ17

PSos.4 = λ18 PSos+ δ18

e. Untuk variabel laten PK

PK.1 = λ19 PK + δ19

PK.2 = λ20 PK + δ20

Page 96: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

80

PK.3 = λ21 PK + δ21

f. Untuk variabel laten PKP

PKP.1 = λ22 PKP + δ23

PKP.2 = λ23 PKP + δ24

PKP.3 = λ24 PKP + δ25

g. Untuk variabel laten Si

Si.1 = λ25 Si + δ25

Si.2 = λ26 Si + δ26

Si.3 = λ27 Si + δ27

h. Untuk variabel laten Min

Min.1 = λ28 Min + δ28

Min.2 = λ29 Min + δ29

Min.3 = λ30 Min + δ30

i. Untuk variabel laten PAkt

PAkt.1 = λ31 PAkt + δ31

PAkt.2 = λ32 PAkt + δ32

PAkt.3 = λ33 PAkt + δ33

j. Untuk variabel laten PP

KP.1 = λ34 KP + δ34

KP.2 = λ35 KP + δ35

KP.3 = λ36 KP + δ36

KP.4 = λ37 KP + δ37

Page 97: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

81

2. Persamaan model struktural (inner model)

PK = γ1KI+ ζ1

PKP= γ2KS + γ3CSE+ ζ2

Si = β1PK+ β2PKP+ ζ3

Min = β3Si + γ4Psos+ ζ4

PAkt = β4Min + ζ5

KP = β5PAkt + ζ6

Keterangan:

KI = kualitas informasi

KS = kualitas sistem

PSos = pengaruh sosial

CSE = Computer Self Efficacy

PK = persepsi kegunaan

PKP = persepsi kemudahan penggunaan

Si = sikap

Min = minat

PAkt = penggunaan aktual

KP = Kepuasan pengguna

γ (Gama) = koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen

β (Beta) = koefisien pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen

ζ (Zeta) = galat model struktural

λ (Lambda) = koefisien model pengukuran (loading weight);

δ (Delta) = galat model pengukuran

Page 98: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

82

Gambar 4.1. Model Struktural dan Pengukuran dengan PLS

4.6 Evaluasi Model

Evaluasi model dalam PLS dibagi dalam evaluasi outer model dan inner

model. Evaluasi outer model dilakukan dengan pengukuran nilai dari uji validitas

convergent dan diskriminan serta uji reliabilitas. Uji validitas menunjukkan

seberapa jauh pengujian terhadap konstruk dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Uji reliabilitas menjelaskan bahwa konstruk yang dibentuk

telah akurat dan konsisten dalam pengukuran. Evaluasi inner model dilakukan

dengan melihat nilai koefisien determinan.

Uji validitas convergent indikator reflektif dapat dilihat dari nilai loading factor

dan nilai average variance extracted (AVE). Untuk mencapai validitas, nilai

loading factor > 0,7 atau nilai AVE harus > 0,5 (Chin, 1998 dalam Ghozali dan

Latan, 2015: 76). Uji validitas diskriminan dilakukan dengan melihat nilai cross

loading yang harus > 0,70 dalam satu variabel (Ghozali dan Latan, 2015: 77).

Uji realibilitas dilakukan dengan melihat nilai cronbach’s alpha dan Composite

Page 99: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

83

Reliability. Data yang reliabel memiliki cronbach’s alpha dan Composite

Reliability> 0.7 (Ghozali dan Latan, 2015: 77).

Evaluasi inner model dilakukan dengan melihat nilai R-Square dan nilai Q-

Square. Nilai R-square digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan

variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R-square

berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan (Abdillah

dan Jogiyanto, 2015: 197). Nilai R-square sebesar 0,75; 0,50; dan 0,25

mengindikasikan bahwa model kuat, moderat, dan lemah (Ghozali dan Latan,

2015: 78).

4.7 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk inner model merupakan uji satu arah di mana

tingkat signifikansi yang dipakai 5% (α = 0,5). Untuk menentukan apakah

hipotesis didukung atau ditolak, dilihat dari nilai p-value dari T statistics output

program SmartPLS. Pengambilan kesimpulan berdasarkan perbandingan antara

p-value dengan α jika p-value < α (α = 0,5), hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini didukung. Sebaliknya jika p-value > α (α = 0,5), hipotesis yang

diajukan ditolak.

4.8 Hasil Pilot Test

Instrumen penelitian yang digunakan harus memiliki validitas dan realibilitas

yang mencukupi, sehingga instrumen pertanyaan tersebut dapat digunakan

dengan tepat dalam penelitian. Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen

dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pilot test. Tujuan pilot test lainnya

adalah untuk meningkatkan keyakinan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang

digunakan dapat dipahami responden. Jumlah responden yang digunakan

dalam pilot test penelitian ini adalah sebanyak 35 orang. Instrumen pertanyaan

dalam pilot test ini disebarkan kepada mahasiswa program kerjasama instansi

Page 100: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

84

dengan Universitas Brawijaya pada Jurusan Magister Akuntansi Universitas

Brawijaya yang juga merupakan para pegawai yang pernah menggunakan

aplikasi SPAN dan SAKTI atau aplikasi keuangan sejenis lainnya.

4.8.1. Hasil Uji Validitas Pilot Test

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian

mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Dalam uji validitas,

terdapat dua pengujian yang dilakukan yaitu uji validitas konvergen dan uji

validitas diskriminan. Uji validitas konvergen dapat dilihat dari nilai loading faktor

(outer loading) memiliki nilai lebih besar dari 0,7 dan AVE lebih besar dari 0,5.

Hasil uji validitas konvergen pilot test dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dari Tabel

4.1, terlihat bahwa seluruh instrumen pertanyaan telah memenuhi kriteria

validitas konvergen yang ditentukan berdasarkan nilai loading faktor tiap

instrumen pertanyaan melebihi 0,7. Hal lainnya yang menunjukkan terpenuhinya

nilai validitas konvergen ditunjukkan dengan nilai AVE tiap konstruk melebihi 0,5.

Selain melakukan uji validitas konvergen, pengujian outer model juga

dilakukan dengan melakukan uji validitas diskriminan dengan melihat nilai cross

loading. Nilai cross loading indikator dalam konstruk memiliki nilai lebih besar

dari nilai cross loading indikator ke konstruk lainnya. Hasil uji cross loading factor

dapat dilihat pada Tabel 4.2

Page 101: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

85

Tabel 4.1. Nilai Loading Faktor dan AVE

Konstruk Indikator Loading Faktor AVE

Kualitas Informasi

KI1 0,858

0,724

KI2 0,900

KI3 0,789

KI4 0,877

KI5 0,827

Kualitas Sistem

KS1 0,801

0,685

KS2 0,850

KS3 0,837

KS4 0,871

KS5 0,865

Computer Self Efficacy

CSE1 0,878

0,681

CSE2 0,944

CSE3 0,724

CSE4 0,733

Persepsi Kegunaan PK1 0,936

0,987 PK2 0,972

PK3 0,933

Persepsi Kemudahan

Penggunaan

PKP1 0,830

0,723 PKP2 0,814

PKP3 0,905

Sikap Si1 0,849

0,792 Si2 0,930

Si3 0,888

Pengaruh Sosial

Psos1 0,842

0,665

Psos2 0,895

Psos3 0,730

Psos4 0,781

Minat Mi1 0,890

0,847 Mi2 0,941

Mi3 0,925

Penggunaan Aktual PAkt1 0,731

0,687 PAkt2 0,866

PAkt3 0,880

Kepuasan Pengguna

KP1 0,884

0,851

KP2 0,938

KP3 0,950

KP4 0,917

Page 102: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

86

Tabel 4.2. Nilai Cross loading Factor

4.8.2. Pengujian Realibilitas

Pengujian relibilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi internal alat ukur.

Realibilitas terpenuhi apabila nilai Cronhbach’s Alpha atau Composite Realibility

melebihi 0,7 untuk semua konstruk. Hasil pilot test menunjukkan bahwa nilai

seluruh instrumen dan konstruk yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi

nilai realibilitas, yang ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Page 103: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

87

Tabel 4.3. Hasil Uji Relibilitas

Konstruk Cronbach’s

Alpha

Composite Realibility

Kualitas Informasi 0,905 0,929

Kualitas Sistem 0,887 0,916

Computer Self Efficacy 0,840 0,894

Persepsi Kegunaan 0,943 0,963

Persepsi Kemudahan Penggunaan 0,809 0,887

Sikap 0,868 0,919

Pengaruh Sosial 0,830 0,888

Minat 0,911 0,943

Penggunaan Aktual 0,780 0,867

Kepuasan Pengguna 0,941 0,958

Page 104: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

88

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menjabarkan deskripsi responden, dan tanggapan responden

atas variabel yang diteliti, serta analisis data.

5.1.1. Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner

Penelitian ini dilakukan dengan cara survei, dengan menyebarkan kuesioner

ke pegawai DJPB pengguna SPAN atau SAKTI. Disebabkan lokasi penelitian

yang luas, mencakup seluruh kantor pengguna SPAN atau SAKTI dalam lingkup

DJPB di seluruh Indonesia, maka untuk penyebaran kuesioner digunakan jenis

kuesioner online melalui tautan yang telah disusun sebelumnya.

Prosedur penyebaran kuesioner kepada seluruh kantor yang dituju dilakukan

melalui pengajuan surat permohonan bantuan penelitian kepada Bagian Sumber

Daya Manusia, Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Selanjutnya Bagian

Sumber Daya Manusia akan menyampaikan permohonan kepada kantor yang

dimaksud untuk menunjuk pegawai pengguna aplikasi SPAN dan SAKTI untuk

mengisi kuesioner online tersebut. Setiap kantor menugaskan 2 pegawai

pengguna aplikasi SPAN dan 2 pegawai pengguna aplikasi SAKTI, khusus untuk

kantor pusat ditugaskan 4 pengguna aplikasi SAKTI pada Sekretariat DJPB,

serta masing-masing 2 pengguna aplikasi SPAN pada Direktorat Pelaksanaan

Anggaran dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan.

Page 105: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

89

Periode penelitian dimulai pada tanggal 9 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei

2017. Sebanyak 201 responden mengisi kuesioner dan seluruh kuesioner

tersebut layak digunakan. Sekaran dan Bougie (2010: 296-297) berpendapat

bahwa untuk mendapatkan kekuatan observasi statistik sebesar 80% dengan

kesalahan 5%, jumlah sampel yang dibutuhkan setidaknya 10 kali variabel dalam

model yang digunakan. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 10 variabel, maka dibutuhkan sedikitnya 100 sampel penelitian. Sampel

penelitian yang berhasil dikumpulkan sebanyak 201 responden, sehingga lebih

besar dari jumlah minimal yang dibutuhkan.

5.1.2. Deskripsi Responden

Dari 201 responden, sebanyak 151 responden berasal dari KPPN (75,1

persen), kantor wilayah sebanyak 43 orang (21,4 persen) dan 7 orang responden

dari kantor pusat (3,5 persen). Berdasarkan jenis kelamin, terdapat 164 orang

(81,6 persen) adalah pria dan sebanyak 37 (18,4 persen) adalah perempuan.

Usia responden beragam, 48 orang responden berusia di bawah 31 tahun (24

persen). Menurut wilayah, 54 orang dari Jawa (27 persen), 28 dari Sumatera (14

persen), 14 orang dari Kalimantan (7 persen), 22 orang dari Sulawesi (11 persen)

67 orang dari Bali-Nusa Tenggara (33 persen), Maluku 16 orang (8 persen).

Berdasarkan pengguna aplikasi, sebanyak 125 orang pengguna SPAN (62,2

persen) dan 76 orang pengguna SAKTI (37,8 persen), dengan kewenangan

sebagai operator 151 orang (75 persen), kepala seksi dan yang setingkat 50

orang (25 persen). Responden yang menggunakan lebih dari 4 jam sebanyak 75

orang, setiap hari namun hanya 0-4 jam sebanyak 42 orang, dan tidak setiap hari

60 orang. Statistik responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 5.1.

Page 106: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

90

Tabel 5.1. Statistik Responden

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pria 81,6% 164 orang

Wanita 18,4% 37 orang

Jumlah Responden Berdasarkan Umur

< 30 Tahun 23,9% 48 orang

30-40 Tahun 43,3% 87 orang

> 40 Tahun 32,8% 66 orang

Jumlah Responden Berdasarkan Unit Kerja

KPPN 75,1% 151 orang

Kantor Wilayah 21,4% 43 orang

Pusat 3,5% 7 orang

Jumlah Responden Berdasarkan Wilayah Kerja

Jawa 26,9% 54 orang

Sumatera 13,9% 28 orang

Kalimantan 7% 14 orang

Sulawesi 10,9% 22 orang

Bali Nusa Tenggara 33,3% 67 orang

Maluku Papua 8% 16 orang

Jumlah Responden Berdasarkan Aplikasi yang Digunakan

SPAN 62,2% 125 orang

SAKTI 37,8% 76 orang

Jumlah Responden Berdasarkan Kewenangan Penggunaan Aplikasi

Pelaksana/Operator 75,1% 151 orang

Kepala Seksi 17,9% 36 orang

Lainnya 7% 14 orang

Jumlah Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Aplikasi

Tidak Setiap Hari 29,9% 60 orang

< 30 menit 2,5% 5 orang

30-60 menit 9,5% 19 orang

1-2 jam 6,5% 13 orang

2-3 jam 7% 14 orang

3-4 jam 7,5% 15 orang

> 4jam 37,3% 75 orang

Sumber: Lampiran 2

Page 107: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

91

5.1.3. Deskripsi Tanggapan Responden

Analisis deskriptif tanggapan responden atas kuesioner dalam penelitian ini

menjelaskan hasil dari pernyataan yang digunakan. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain kualitas informasi, kualitas sistem, Computer Self

Efficacy, persepsi kegunaan, persepsi kepuasan pengguna, sikap, pengaruh

sosial, minat, penggunaan aktual dan kepuasan pengguna. Pernyataan yang

digunakan untuk menerjemahkan variabel-variabel tersebut dalam bentuk

kuesioner berjumlah 37 pernyataan, dengan nilai 1 (sangat tidak setuju) sampai

dengan 7 (sangat setuju). Sebanyak 201 tanggapan responden berhasil

dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan pernyataan yang diajukan, secara umum responden

memberikan tanggapan setuju dengan pernyataan yang diajukan. Kesimpulan

tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata tanggapan atas pernyataan dari

variabel yang digunakan. Tanggapan responden terhadap 5 (lima) pernyataan

pada variabel kualitas informasi yang diajukan menunjukkan nilai rata-rata

tanggapan sebesar 6,14 (setuju). Sementara itu nilai rata-rata tanggapan untuk 5

(lima) pernyataan pada variabel kualitas sistem menunjukkan nilai 5,94. Hal ini

menunjukkan responden setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal berbeda

ditemui dari nilai rata-rata tanggapan responden terhadap pernyataan pada

variabel CSE yang menunjukkan nilai rata-rata 4,53. Nilai ini dapat

menggambarkan responden cenderung berpandangan netral terhadap

kemampuan komputer terkait pengaruhnya dalam kemudahan menggunakan

SPAN dan SAKTI.

Tanggapan responden atas persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan

penggunaan menunjukkan nilai 6,09 dan 5,71 yang menunjukkan bahwa secara

umum ressponden setuju bahwa SPAN dan SAKTI berguna dalam menunjang

Page 108: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

92

pekerjaan dan mudah dalam pengoperasiannya. Pernyataan yang mewakili

variabel sikap ditanggapi dengan nilai rata-rata 5,80 dari 201 responden yang

menunjukkan secara umum bahwa responden setuju dengan pernyataan-

pernyataan tersebut. Nilai rata-rata terkait pengaruh sosial yang terkait dengan

responden berhasil menunjukkan bahwa responden setuju dengan pernyataan-

pernyataan yang diajukan dengan nilai sebesar 6,35. Minat untuk menggunakan

aplikasi SPAN dan SAKTI responden adalah tinggi, hal ini sesuai dengan hasil

pernyataan yang menunjukkan nilai rata-rata 6,00 atau setuju. Secara umum

responden setuju bahwa menggunakan aplikasi dapat membantu menyelesaikan

pekerjaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata tanggapan ressponden

sebesar 5,96. Secara keseluruhan responden menyetujui bahwa mereka puas

dengan aplikasi SPAN dan SAKTI, yang ditujukkan dengan nilai rata-rata

tanggapan pernyataan sebesar 6,09.

Nilai tanggapan responden atas pernyataan-pernyataan yang diajukan

bervariasi, mulai dari 1 (sangat tidak setuju) samapai dengan 7 (sangat setuju).

Tanggapan sangat tidak setuju terutama terkait pernyataan pada variabel

kualitas sistem, CSE, kemudahan penggunaan dan sikap. Sedangkan

perbedaan antar tanggapan yang diberikan ditunjukkan dengan nilai standar

deviasi. Nilai tertinggi ditunjukkan pada pernyataan-pernyataan pada variabel

CSE. Lebih lanjut atas tnggapan responden disajikan pada lampiran 2.

5.1.4. Analisis Data

Analisis data meliputi evaluasi model dan pengujian hipotesis dengan

analisis partial least square.

5.1.4.1. Evaluasi Model

Analisis outer model dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas masing-

masing variabel. Uji validitas terdiri atas validitas konvergen dan validitas

Page 109: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

93

diskriminan. Item dalam instrumen memenuhi validitas konvergen jika nilai

loading lebih dari 0,70 dan nilai Average Variances Extracted (AVE) lebih dari

0,5. Uji reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach’s Alfa dan Composite Reliability,

masing-masing melebihi 0,7. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat dari

Tabel 5.13. Untuk memenuhi validitas diskriminan, nilai loading tertinggi ada

pada konstruk yang ditetapkan. Matriks cross loading disajikan lebih lengkap

pada Lampiran 3.

Tabel 5.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Cronbach's

Alpha

Composite

Reliability

Average Variance

Extracted (AVE) Keterangan

KI 0,898 0,925 0,712 Valid dan Reliabel

KS 0,894 0,922 0,705 Valid dan Reliabel

PSos 0,892 0,925 0,755 Valid dan Reliabel

CSE 0,822 0,880 0,648 Valid dan Reliabel

PK 0,934 0,958 0,884 Valid dan Reliabel

PKP 0,938 0,961 0,890 Valid dan Reliabel

Si 0,966 0,978 0,937 Valid dan Reliabel

Min 0,885 0,929 0,814 Valid dan Reliabel

Pakt 0,880 0,926 0,807 Valid dan Reliabel

KP 0,937 0,955 0,843 Valid dan Reliabel

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 5.2 terlihat bahwa seluruh variabel penelitian telah

memenuhi kriteria validitas konvergen, dimana nilai Average Variances Extracted

(AVE) lebih dari 0,5. Nilai validitas tertinggi diperoleh variabel sikap dengan nilai

AVE 0,937. Nilai terendah muncul pada variabel CSE dengan nilai AVE sebesar

0,648. Untuk uji reliabilitas, terlihat bahwa keseluruhan variabel memiliki nilai

yang melebihi kriteria yang ditetapkan, dari nilai Cronbach’s Alfa dan Composite

Page 110: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

94

Reliability, terlihat keseluruhan variabel memiliki nilai di atas 0,7. Berdasarkan

hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang digunakan seluruhnya telah

valid dan reliabel untuk pengujian model lebih lanjut.

Selain melakukan pengujian validitas dan realibilitas dalam melakukan

evaluasi model juga dilakukan evaluasi inner model dengan melihat nilai R-

square (Tabel 5.3) dari variabel dependen dan nilai Q-square model penelitian.

Nilai R-square untuk Persepsi Kegunaan sebesar 0,697 artinya sebesar 69,7

persen variasi persepsi kegunaan dapat dijelaskan oleh karakteristik kualitas

informasi dan persepsi kemudahan penggunaan, sisanya sebesar 30,3 persen

dijelaskan oleh variabel lain di luar model. R-square untuk persepsi kemudahan

penggunaan bernilai 0,513 artinya 51,3 persen variasi persepsi kemudahan

penggunaan dijelaskan oleh kualitas informasi dan CSE, sisanya sebesar 48,7

persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Pengaruh persepsi

kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan cukup tinggi dalam

menentukan sikap pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI. Hal ini terlihat dari nilai

R-square yang bernilai 0,792 atau sebesar 79,2 persen.

Tabel 5.3. Nilai R Square dan R Square Adjusted

R Square R Square Adjusted

PK 0,700 0,697

PKP 0,518 0,513

Si 0,795 0,793

Min 0,734 0,731

PAkt 0,648 0,646

KP 0,718 0,717

Sumber: Lampiran 3

Hal lain diluar kedua variabel tersebut berpengaruh sebesar 26,9 persen

dalam menjelaskan sikap pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI. Tingginya nilai

R-square menunjukkan sikap pengguna aplikasi akan muncul dari persepsi yang

Page 111: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

95

dirasakan pengguna terhadap aplikasi SPAN atau SAKTI, baik dari segi

kegunaan maupun kemudahan dalam penggunaan.

Minat menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI pengguna mampu dijelaskan

oleh sikap dan pengaruh sosial pengguna sebesar 73,1 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa minat yang muncul untuk menggunakan aplikasi SPAN atau

SAKTI akan sejalan dengan dengan sikap pengguna dan pengaruh sosial yang

mempengaruhi. Sikap pengguna baik positif maupun negatif serta bagaimana

atasan, rekan kerja dapat berpengaruh cukup besar dalam menentukan minat

untuk menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI.

Penggunaan aktual dapat dipengaruhi oleh minat dalam menggunakan

aplikasi SPAN atau SAKTI sebesar 64,6 persen, sedangkan pengaruh sebesar

33,4 persen muncul dari hal lain di luar model penelitian. Hal ini menunjukkan

bahwa pengaruh minat dalam menggunakan aplikasi cukup besar dalam

mendorong pengguna melakukan sebuah tindakan nyata yaitu penggunaan

aplikasi SPAN atau SAKTI. Model juga mampu menunjukkan bahwa pengguna

merasa puas terhadap aplikasi SPAN atau SAKTI setelah menggunakan aplikasi

tersebut, dimana hal ini ditunjukkan dengan nilai R-square sebesar 0,717 atau

sebesar 71,7 persen kepuasan pengguna mampu dijelaskan dengan

penggunaan aktual aplikasi SPAN atau SAKTI. Sebesar 28,3 persen faktor lain

merupakan penentu kepuasan pengguna atas aplikasi SPAN atau SAKTI yang

merupakan faktor di luar model penelitian ini.

Pengujian inner model juga dilakukan dengan melakukan uji Q-square

predictive relevance. Uji ini dilakukan untuk menentukan seberapa baik nilai

obeservasi dapat dihasilkan dari model dan berapa besar nilai estimasinya. Nilai

Q-square diukur dalam rentang nilai 0 sampai dengan 1, dimana semakin tinggi

nilai yang dihasilkan menunjukkan semakin baik kemampuan model untuk

Page 112: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

96

digunakan dalam mengobservasi suatu obyek penelitian. Nilai Q-square pada

model ini adalah sebesar 0,99921. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Q-square

model penelitian ini lebih besar dari 0 dan mendekati angka 1. Hal tersebut

menunjukkan bahwa model penelitian ini termasuk dalam kategori kuat/baik.

Tabel 5.4 menunjukkan nilai Q-square predictive relevance

Tabel 5.4. Nilai Q Square Predictive Relevance

Nilai R2 1-R

2

Total ((1-R1

2)(1-R2)...(1-RP

2))

Q Square

R2PK 0,718 0,282

R2PKP 0,734 0,266

R2Si 0,700 0,300

R2Mi 0,518 0,482

R2PAkt 0,648 0,352

R2KP 0,795 0,205

Total Nilai 0,0007845 0,999218

Sumber : Lampiran 3 (diolah)

5.1.4.2. Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian yang dilakukan secara ringkas dapat dilihat dari gambar 5.5

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan nilai p-value dan koefisien

dari masing-masing jalur. Tingkat kesalahan yang digunakan 5 persen (α= 0,05)

sehingga jalur (hipotesis) dikatakan didukung jika nilai p-value ≤ 0,05.

Keterangan: p < 0,05

Gambar 5.1. Model Struktural Hasil Penelitian

CSE 0,217

KS PKP KP

0,632 0,323

0,520

0,543

KI PK PAkSi

PSoss

Mi

0,60 0,451 0,389

0,8050,847

Page 113: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

97

Tabel 5.5. Koefisien Jalur, Rata-rata, Standar Deviasi,

T statistik, serta P Values Hasil Penelitian

Original

Sample (O) Sample

Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values Hasil Uji

Hipotesis

KI -> PK 0,602 0,605 0,062 9,673 0,000 didukung

KS -> PKP 0,632 0,631 0,060 10,460 0,000 didukung

CSE -> PKP 0,217 0,226 0,043 5,076 0,000 didukung

PKP -> PK 0,323 0,321 0,068 4,781 0,000 didukung

PK -> Si 0,451 0,451 0,059 7,641 0,000 didukung

PKP -> Si 0,520 0,519 0,060 8,707 0,000 didukung

Si -> Mi 0,543 0,546 0,065 8,335 0,000 didukung

PSos -> Min 0,389 0,385 0,061 6,344 0,000 didukung

Min -> PAkt 0,805 0,803 0,039 20,794 0,000 didukung

PAkt -> KP 0,847 0,846 0,027 31,727 0,000 didukung

Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa:

Hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa kualitas informasi berpengaruh

positif terhadap persepsi kegunaan oleh pengguna dapat didukung. Hal ini

disimpulkan dari nilai p-value 0,000 < 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien KI ->

PK positif sebesar 0,796. Semakin tinggi kualitas informasi maka akan semakin

tinggi pula persepsi kegunaan dari pengguna SPAN atau SAKTI.

Hipotesis 2 (H2) yang menyatakan bahwa kualitas sistem berpengaruh positif

terhadap persepsi kemudahan penggunaan dapat didukung. Hal ini disimpulkan

dari nilai p-value 0,000 < 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien KS -> PKP positif

sebesar 0,632. Semakin tinggi kualitas sistem maka akan semakin tinggi pula

persepsi kemudahan penggunaan dari pengguna SPAN atau SAKTI.

Hipotesis 3 (H3) yang menyatakan bahwa CSE pengguna berpengaruh positif

terhadap persepsi kemudahan penggunaan didukung. Hal ini disimpulkan dari

nilai p-value 0,000 < 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien CSE -> PKP positif

sebesar 0,218. Semakin tinggi CSE maka akan semakin tinggi pula persepsi

kemudahan penggunaan dari pengguna SPAN atau SAKTI

Page 114: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

98

Hipotesis 4 (H4) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan

berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan didukung. Hal ini disimpulkan

dari nilai p-value 0,000 < 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien PKP -> PK positif

sebesar 0,323. Semakin tinggi persepsi kemudahan penggunaan maka akan

semakin tinggi pula persepsi kegunaan pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI.

Hipotesis 5 (H5) yang menyatakan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh

positif terhadap sikap/attitude pengguna SI didukung. Hal ini disimpulkan dari

nilai p-value 0,000 < 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien PK -> Si positif sebesar

0,451. Semakin tinggi persepsi kegunaan maka akan semakin tinggi pula sikap

pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI.

Hipotesis 6 (H6) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan

berpengaruh positif terhadap sikap/attitude pengguna SI didukung. Hal ini

disimpulkan dari nilai p-value 0,000 > 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien PKP ->

Si positif sebesar 0,520. S emakin tinggi persepsi kemudahan penggunaan maka

akan semakin tinggi pula sikap pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI.

Hipotesis 7 (H7) yang menyatakan bahwa sikap/attitude pengguna

berpengaruh positif terhadap minat/intention to use penggunaan SI didukung.

Hal ini disimpulkan dari nilai p-value 0,000<0,05 (signifikan) serta nilai koefisien

Si -> Min positif sebesar 0,543. Semakin tinggi sikap pengguna maka akan

semakin tinggi pula minat menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI.

Hipotesis 8 (H8) yang menyatakan bahwa pengaruh sosial berpengaruh positif

terhadap minat/intention to use penggunaan SI didukung. Hal ini disimpulkan

dari nilai p-value 0,000<0,05 (signifikan) serta nilai koefisien PSos -> Min positif

sebesar 0,389. Semakin tinggi pengaruh sosial pengguna maka akan semakin

tinggi pula minat menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI.

Page 115: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

99

Hipotesis 9 (H9) yang menyatakan bahwa minat/intention to use penggunaan

SI berpengaruh positif terhadap penggunaan aktual didukung. Hal ini

disimpulkan dari nilai p-value 0,000 < 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien Min ->

PAkt positif sebesar 0,805. Semakin tinggi minat untuk menggunakan maka

akan semakin tinggi pula penggunaan aktual aplikasi SPAN atau SAKTI.

Hipotesis 10 (H10) yang menyatakan bahwa penggunaan aktual berpengaruh

positif terhadap kepuasan pengguna didukung. Hal ini disimpulkan dari nilai p-

value 0,000 < 0,05 (signifikan) serta nilai koefisien PAkt -> KP positif sebesar

0,847. Semakin tinggi penggunaan aktual maka akan semakin tinggi pula

kepuasan pengguna terhadap apikasi SPAN atau SAKTI.

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Bagian ini adalah penjelasan uji hipotesis atas hasil penelitian. Variabel

independen dalam penelitian ini yaitu kualitas informasi, kualitas sistem,

pengaruh sosial dan Computer Self Efficacy diuji terhadap variabel independen,

yaitu persepsi kemudahan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap pengguna,

minat menggunakan SI, penggunaan aktual dan kepuasan pengguna. Penelitian

ini menguji hubungan pengaruh antara kualitas informasi dan persepsi

kemudahan penggunaan terhadap persepsi kemudahan, pengaruh kualitas

sistem dan CSE terhadap kemudahan penggunaan, pengaruh persepsi

kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan terhadap sikap, pengaruh sikap

dan pengaruh sosial terhadap minat, pengaruh minat terhadap penggunaan

aktual dan pengaruh penggunaan aktual terhadap kepuasan pengguna.

Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh hasil seluruh hipotesis yang diajukan

didukung dengan arah hubungan yang positif.

Page 116: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

100

5.2.1. Kualitas Informasi Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kegunaan

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa kualitas informasi berpengaruh

positif terhadap persepsi kegunaan oleh pengguna. Berdasarkan hasil

pengujian, hipotesis ini didukung. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas informasi

yang dihasilkan SPAN atau SAKTI, semakin tinggi pula persepsi kegunaan oleh

pengguna.

Informasi merupakan obyek yang dapat dinilai kemanfaatannya oleh

pengguna informasi tersebut. Salah satu penilaian kemanfaatan atau kegunaan

suatu obyek dapat ditentukan melalui bagaimana obyek tersebut dapat

memenuhi harapan/ekspektasi penggunanya, dalam konteks penelitian ini

adalah untuk penyelesaian pekerjaan. Dari analisis yang dilakukan, bahwa

responden merasa informasi yang dihasilkan SPAN memenuhi kriteria lengkap,

akurat, format yang tepat, up to date atau berguna ketika dibutuhkan. Hal ini pula

yang menjelaskan pengguna merasa puas atas kualitas informasi yang

dihasilkan, sebagaimana comparison level theory menyatakan bahwa salah satu

pendorong munculnya kepuasan adalah ekspektasi situasional terhadap suatu

hal terpenuhi atau bahkan melebihi.

Kepuasan yang tinggi inilah yang mendorong kepercayaan pengguna SPAN

atau SAKTI terhadap informasi yang dihasilkan. Kepercayaan dalam diri

pengguna merupakan sebuah belief atas variabel eksternal seseorang

sebagaimana diungkapkan dalam TRA. Responden menganggap bahwa

persepsi kegunaan dapat dijelaskan dari pernyataan mengenai kualitas informasi

yang diajukan. Kepercayaan yang kuat bahwa kualitas informasi yang dihasilkan

SPAN atau SAKTI mampu membantunya menyelesaikan pekerjaan menjelaskan

optimalisasi penggunaan aplikasi tersebut serta apresiasi pengguna terhadap

SPAN dan SAKTI yang baik. Terdukungnya hipotesis ini berarti responden

Page 117: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

101

merasakan kesesuaian pekerjaan dengan informasi yang tersedia dalam aplikasi

SPAN atau SAKTI.

Dengan kualitas informasi sebagai prediktor yang baik untuk persepsi

kegunaan, pengembang SPAN atau SAKTI dapat mempertimbangkan untuk

memperhatikan kualitas informassi dalam pengembangan aplikasi tersebut,

sehingga keberterimaan dan keberhasilan implementasi kedua aplikasi tersebut

dapat tercapai. Hasil uji ini mendukung penelitian yang sudah ada sebelumnya,

diantaranya penelitian Rai et al. (2002) yang dilakukan pada sistem informasi

mahasiswa terintegrasi di Amerika, yang menemukan bukti bahwa kualitas

informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kemudahan

penggunaan, penelitian ini merupakan usaha menyempurnakan penelitian

Seddon dan Kiew (1996).

Hubungan positif dan signifikan ditemukan pula dari hasil penelitian Lin et al.

(2010) yang melakukan penelitian pada penggunan mobile banking di China.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan aplikasi

tersebut mempengaruhi persepsi kegunaan pengguna. Kualitas informasi terbukti

sebagai variabel yang paling berpengaruh diantara kualitas sistem dan kualitas

layanan. Penelitian Hassn et al. (2016) kepada sopir pengguna Intelegent

Transport System di Kuala Lumpur, Malaysia menemukan bukti bahwa kualitas

informasi sebagai faktor yang paling berpengaruh dan membuktikan hubungan

positif dan signifikan terhadap persepsi kegunaan. Demikian pula penelitian

Malik et al. (2016) menemukan bukti pengaruh positif dan signifikan kualitas

informasi terhadap persepsi kegunaan. Penelitian lain yang memperoleh hasil

serupa adalah penelitian Saha (2008) dan Lin et al. (2013).

Page 118: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

102

5.2.2. Kualitas Sistem Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan

Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kualitas sistem berpengaruh positif

terhadap persepsi kemudahan penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hipotesis ini didukung. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas sistem maka

semakin tinggi pula persepsi kemudahan penggunaan. Kualitas sistem

menggambarkan karakteristik teknologi SPAN dan SAKTI itu sendiri. Dari

analisis yang dilakukan, responden menganggap bahwa kualitas sistem dalam

SPAN dan SAKTI dapat terjelaskan dari pernyataan yang diajukan. Pengguna

SPAN atau SAKTI beranggapan aplikasi tersebut memiliki karakteristik reliable,

mudah untuk diakses, fleksibel serta terintegrasi. Menurut responden,

karakteristik SPAN dan SAKTI tersebut sudah baik dan memberikan

kepercayaan akan kehandalan dan kemampuan aplikasi dalam mendukung

penyelesaian tugas pengguna.

Variabel eksternal yang memberikan tingkat kepuasan yang tinggi dapat

mendorong meningkatnya kepercayaan pengguna. Dalam TRA belief

merupakan penentu munculnya minat untuk melakukan suatu tindakan.

Tanggapan responden menunjukkan kualitas sistem SPAN dan SAKTI baik dan

memberikan keyakinan pengguna untuk diggunakan dalam penyelesaian

pekerjaan. Keyakinan normatif berupa penilaian yang baik atas penggunaan

SPAN merupakan salah satu yang mempengaruhi perilaku menggunakan SPAN,

sesuai dengan Theory of Planned Behavior (TPB). Pengembangan aplikasi oleh

kantor pusat DJPB yang terus dilakukan merupakan salah satu upaya

meningkatkan kualitas sistem dan kepercayaan pengguna terhadap aplikasi

SPAN dan SAKTI. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Saha (2008) yang melakukan penelitian terkait penggunaan e-tax

Page 119: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

103

di negara Swedia. Penelitian ini menggunakan berbagai komponen dalam model

sistem informasi, e-commerce dan teori pemasaran untuk menggambarkan

layanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Kualitas sistem

merupakan variabel yang mempengaruhi secara positif terhadap persepsi

kemudahan penggunaan e-tax di Swedia. Hasil serupa yang menunjukkan

pengaruh positif dan signifikan antara kualitas sistem dan persepsi kemudahan

penggunaan ditemukan pada penelitian Wu (2013); Malik et al. (2016) dan Lin et

al. (2013) yang berhasil membuktikan kualitas sistem berpengaruh positif dan

signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan.

5.2.3. Computer Self Efficacy Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan

Hipotesis ketiga (H3) adalah CSE pengguna berpengaruh positif terhadap

persepsi kemudahan penggunaan. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis ini

didukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan CSE

maka akan semakin tinggi persepsi kemudahan pengunaan. DJPB telah

menginvestasikan sumber daya dalam mengembangkan SPAN dan SAKTI, dan

menyediakan berbagai sarana yang diperlukan baik software, hardware maupun

sarana lainnya. Meskipun demikian keputusan penggunaan terhadap kedua

aplikasi tersebut dapat saja rendah disebabkan pengaruh dari kemampuan

pengguna. Hasil penelitian menunjukkan jika rata-rata pengguna memberikan

respon ragu-ragu atas kemampuan mereka. Meskipun berpengaruh signifikan

namun nilai koefisien jalur yang terbentuk merupakan yang terkecil dalam model

ini. Dengan kata lain, pengguna SPAN atau SAKTI merasa tidak yakin terhadap

kemampuan teknis teknologi yang mereka miliki, terdapat kelompok yang merasa

kemampuan individu tidak lagi menjadi penghalang, namun masih terdapat

Page 120: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

104

kelompok pengguna aplikasi ini yang beranggapan kemampuan teknisnya

sebagai penghalang.

Sesuai dengan teori Self-Efficacy, pengalaman merupakan penentu dalam

melakukan kegiatan. Karena penggunaan SPAN atau SAKTI bersifat mandatory

dan berulang, responden paham dan mahir dalam menggunakan SPAN atau

SAKTI. Dalam TPB, harapan orang lain (keyakinan normatif) akan CSE yang

baik, sebagai salah satu yang mempengaruhi penggunaan SPAN atau SAKTI

yang telah disesuaikan dengan tugas masing-masing karyawan. Namun bagi

kelompok yang menilai kemampuan teknis masih menjadi masalah dalam

penggunaan SPAN dan SAKTI maka pelatihan yang lebih intensif perlu dilakukan

untuk meningkatkan CSE dalam menyelesaikan pekerjaan.

Keterkaitan CSE sebagai faktor yang meningkatkan persepsi kemudahan

penggunaan didasarkan pada meningkatnya belief pengguna terhadap

penggunaan sistem tersebut. Hasil yang menunjukkan pengaruh positif

hubungan CSE terhadap persepsi kemudahan penggunaan dalam penelitian ini,

sejalan dengan penelitian Al Haderi (2013), yang melakukan penelitian terhadap

357 pengguna aplikasi di 53 instansi publik di Yaman, dan menemukan tingkat

pemahaman pengguna meningkatkan kepercayaan diri baik operator maupun

manajer untuk dapat menggunakan sistem informasi pada berbagai tingkatan.

Hal serupa ditemukan dalam penelitian Venkatesh dan Davis (2000) yang

menemukan CSE sebagai salah satu faktor penentu minat melalui persepsi

kemudahan penggunaan. Hasil penelitian tersebut menemukan bukti bahwa

CSE sebagai salah satu faktor terkuat penentu persepsi kemudahan

penggunaan. Penelitian lain yang didukung adalah Thong et al. (2006); Dalcher

dan Shine (2003); dan Ong dan Lai (2006). Hasil penelitian ini dapat

menunjukkan bahwa kemampuan responden dalam penggunaan komputer

Page 121: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

105

(SPAN dan SAKTI) tinggi berhubungan linier dengan kemudahan

penggunaannya. Kemampuan penggunaan SPAN atau SAKTI mempengaruhi

proses input data dan menghasilkan data yang sesuai dengan harapan

responden.

5.2.4. Persepsi Kemudahan Penggunaan Berpengaruh Positif terhadap Persepsi Kegunaan

Hipotesis keempat (H4) adalah persepsi kemudahan penggunaan

berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan, hipotesis ini didukung.

Semakin besar persepsi kemudahan penggunaan oleh pengguna maka semakin

besar persepsi kegunaan SPAN san SAKTI. Harapan yang tinggi terhadap

SPAN atau SAKTI memunculkan kepercayaan bahwa aplikasi ini mampu

memberikan manfaat bagi pengguna. Sebagai aplikasi terintegrasi, keterkaitan

antar bagian sangat diperlukan dalam mendukung penyelesaian pekerjaan.

Kepercayaan pengguna dan persepsi yang muncul bahwa aplikasi SPAN dan

SAKTI telah memiliki kualitas yang baik (sistem dan output) meningkatkan

penggunaan terhadap aplikasi SPAN atau SAKTI. Persepsi pengguna yang

diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa SPAN atau SAKTI mudah

untuk digunakan adalah cukup tinggi.

Hubungan antar belief, dapat menunjukkan bahwa terdapat beberapa belief

yang mempengaruhi belief lainnya. Perceived ease of use berpengaruh dan

merupakan determinan langsung terhadap perceived usefulness (Davis, 1985;

Davis et al., 1989). Sebuah sistem yang mudah digunakan akan berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja pengguna. SPAN dan SAKTI telah disesuaikan

dengan karakteristik tugas pemakainya. Disamping itu dengan beragam latar

belakang pengguna yang beragam, kemudahan penggunaan dan sifat user

friendly berhasil dihadirkan oleh aplikasi ini. Hal tersebut menjadikan pengguna

Page 122: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

106

percaya bahwa aplikasi ini akan sangat membantu dalam penyelesaian

pekerjaan dan peningkatan kinerja. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan Putra (2016). Dalam penelitiannya kepada

210 pegawai DJPB pengguna SPAN ditemukan bahwa persepsi kemudahan

penggunaan berpengaruh positif dan signikan terhadap persepsi kegunaan.

Xu et al. (2013) yang melakukan penelitian bagaimana konsumen mengadopsi

dan memanfaatkan website juga menemukan hasil serupa. Penelitian ini

berusaha menyempurnakan penelitian Wixom dan Todd (2005) dengan

penambahan kualitas layanan sebagai variabel indpenden. Penelitian dilakukan

kepada pelanggan pengguna website. Hasil yang ditemukan menujukkan

kualitas sistem yang baik berpengaruh terhadap persepsi bagaimana website

tersebut mudah diadopsi dan digunakan. Pada tahun 2016 Seo dan Bernsen

juga berhasil membuktikan hubungan positif dan signifikan antara persepsi

kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan. Penelitian yang dilakukan

pada pengguna dan non pengguna layanan e-goverment di dua wilayah berbeda

yaitu daerah perkotaan dan pinggiran di Belanda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap persepsi kegunaan baik pada pengguna dan non pengguna e-

goverment pada lokasi perkotaan maupun di pinggiran. Penelitian lain yang

memperoleh hasil serupa ditemui pada penelitian Lin et al. (2010); Lin et al.

(2013); Osman (2013); Miyamoto et al. (2012) dan Ilyas et al. (2014).

5.2.5. Persepsi Kegunaan Berpengaruh Positif terhadap Sikap/attitude Pengguna SI

Hipotesis kelima (H5) adalah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap

sikap/attitude pengguna SI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini didukung.

Hal ini berarti semakin besar persepsi kegunaan, maka semakin tinggi pula sikap

Page 123: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

107

pengguna. Dari analisis yang dilakukan, responden menganggap SPAN dan

SAKTI mampu memberikan harapan penyelesaian pekerjaan dengan baik.

Penggunaan SPAN dan SAKTI secara terus menerus dan simultan,

memunculkan evaluasi atas persepsi pengguna bahwa aplikasi SPAN dan SAKTI

berguna. Ajzen (1991) menyatakan bahwa adanya hubungan yang sangat erat

antara belief dan attitude, dimana ketika seseorang membentuk keyakinan/belief

terhadap suatu obyek, seseorang secara otomatis dan simultan akan

memperoleh attitude terhadap obyek tersebut. Keyakinan atas manfaat, dan

harapan dari penggunaan SPAN atau SAKTI akan menghadirkan sikap positif,

kemudian mendorong minat untuk menggunakan dan pada akhirnya

memunculkan tindakan nyata yaitu utilisasi. Meskipun bersifat mandatory, SPAN

dan SAKTI sebagai sebuah sistem informasi dapat diterima dengan baik oleh

pengguna, ditunjukkan dengan persepsi kegunaan yang berpengaruh positif

terhadap sikap. Pengaruh positif dan signifikan, menunjukkan persepsi

kegunaan sebagai prediktor yang baik terhadap sikap pemanfaatan SI.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Agarwal

dan Prasad (1999) pada 230 pengguna sistem informasi yang digunakan pada

100 perusahaan global yang masuk dalam Fortune 100 di Timur Tengah.

Agarwal dan Prasad menyusun model penelitian berdasarkan TAM dengan

mengajukan 7 hipotesis, dengan sikap sebagai faktor penentu minat penggunaan

serta menguji persepsi kegunaan secara langsung maupun melalui sikap

terhadap minat menggunakan. Penelitian tersebut berhasil menunjukkan bahwa

persepsi kegunaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap.

Penelitian Bisma dan Susanto (2014) terhadap pemanfaatan layanan e-

goverment oleh masyarakat umum di Indonesia. Hasil penelitian terhadap 268

responden menunjukkan persepsi kegunaan berpengaruh positif dan signifikan

Page 124: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

108

terhadap minat pemanfaatan dan penggunaan layanan e-goverment. Penelitian

lain yang mendapatkan hasil serupa antara lain penelitian Velasques et al.

(2008); Ilyas et al (2014); Xu et al. (2013); Wu (2013) dan Hassn (2016); Namun

hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Haryani et. al. (2014).

5.2.6. Persepsi Kemudahan Penggunaan Berpengaruh Positif terhadap Sikap/attitude Pengguna

Hipotesis keenam (H6) adalah persepsi kemudahan penggunaan

berpengaruh positif terhadap sikap/attitude pengguna SI. Berdasarkan hasil

pengujian hipotesis ini didukung. Semakin besar persepsi kemudahan maka

semakin besar sikap pengguna terhadap SPAN atau SAKTI. Persepsi

kemudahan penggunaan menunjukkan nilai pengaruh yang cukup tinggi

terhadap sikap pengguna SPAN atau SAKTI. Kepercayaan bahwa mereka

mampu menggunakan aplikasi tersebut, memunculkan hasil penilaian berupa

sikap untuk menggunakan aplikasi tersebut.

Sikap pengguna sebagai hasil evaluasi atas persepsi yang muncul terhadap

suatu obyek digambarkan sebagai salah satu pendorong penggunaan melalui

minat untuk menggunakan. SPAN dan SAKTI yang disusun dengan karakteristik

teknis yang lebih canggih namun memiliki kemudahan dalam pengoperasian

mampu memberikan kepercayaan bagi pengguna. Hasil analisis menunjukkan

sikap dapat digambarkan dengan tepat melalui pernyataan dalam persepsi

kemudahan penggunaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian-penelitian

sebelumnya yang menemukan pengaruh positif dan signifikan persepsi

kemudahan penggunaan terhadap sikap pengguna. Penelitian Velazques et al.

(2008) terhadap 125 administrator sistem yang dikirimkan melalui web based

survey, berhasil mendapatkan bukti bahwa persepsi kemudahan penggunaan

berpengaruh signifikan terhadap sikap. Penelitian ini menunjukkan bahwa

Page 125: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

109

persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi sikap pada tingkat pengguna,

namun juga bisa digunakan untuk pengukuran pada tingkat administrator sistem.

Hasil serupa ditemukan pada penelitian Xu et al. (2013); Chen et al. (2012); Lin

et al. (2013); Bisma dan Susanto (2014); Haryani et. al. (2014); Rahadian et al.

(2015); Hassn et al. (2016).

5.2.7. Sikap/attitude Pengguna Berpengaruh Positif terhadap Minat/intention to use Pengguna

Hipotesis 7 (H7) adalah sikap/attitude pengguna berpengaruh positif terhadap

minat/intention to use penggunaan SI. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini

didukung. Semakin besar sikap pengguna maka semakin besar minat

menggunakan SI. Hal ini dimungkinkan karena tingginya sikap pengguna akan

membentuk motivasi dalam diri penggguna. Motivasi merupakan minat yang

mendorong penggunaan aktual. Minat berhasil dijelaskan dengan baik oleh

pernyataan dalam sikap pengguna, dimana perasaan menyenangkan dan

menyukai menggunakan aplikasi SPAN dan SAKTI mendorong keinginan

penggunaan aplikasi tersebut.

Sikap merupakan salah satu penentu tingkat kekuatan/magnitude minat

terhadap target behavior, sebagaimana disebutkan dalam TRA, hal ini dapat

menjelaskan pengaruh yang cukup tinggi antara sikap dan minat. Dengan kata

lain keinginan dalam menggunakan SPAN atau SAKTI dipengaruhi kekuatan

sikap pengguna terhadap aplikasi tersebut. Keberterimaan pengguna terhadap

SPAN dan SAKTI dapat dikatakan tinggi, dengan melihat pengaruh minat yang

muncul dalam diri pengguna. Penelitian ini mendukung penelitian Lin et al.

(2013) yang melakukan penelitian pada 289 pengguna Advance Traveller

Information System (ATIS) di Taiwan. Hasil penelitian menggunakan model TAM

Page 126: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

110

dengan hasil menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif dan signifikan

terhadap minat dalam pemanfaatan ATIS oleh pengguna.

Penelitian lain yang mendapatkan hasil serupa dengan penelitian ini adalah

penelitian Wixom dan Todd (2005), terhadap 465 pengguna data warehouse,

yang berhasil membuktikan pengaruh positif sikap terhadap minat, meskipun

pengaruhnya moderat. Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini

adalah Wahyudi (2011); Chen et al. (2012); Xu et al. (2013); Bisma dan Susanto

(2014); Ilyas et al. (2014) serta Hassn et al. (2016).

5.2.8. Pengaruh Sosial Berpengaruh Positif terhadap Minat/Intention to Use Pengguna

Hipotesis 8 (H8) adalah pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap

minat/intention to use penggunaan SI. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis ini

didukung. Semakin besar pengaruh sosial maka semakin besar minat

menggunakan SI. Pengaruh sosial memegang peranan dalam pelaksanaan

tugas seseorang. Peran kerjasama tim dan keterkaitan antar pekerjaan semakin

meningkatkan pengaruh sosial dalam lingkungan kerja. Sistem terintegrasi

dalam SPAN dan SAKTI memunculkan hubungan yang saling terkait antar

pekerjaan.

Pengaruh sosial sebagai salah satu faktor eksternal pengguna,

mempengaruhi bagaimana minat penggunaan SI. Hasil analisis menunjukkan

adanya hubungan yang cukup kuat antara pengaruh sosial dengan minat

menggunakan TI, meskipun tidak sebesar pengaruh sikap pengguna. Pengguna

SPAN atau SAKTI merasa bahwa dorongan atasan berpengaruh terutama dalam

hal pencapaian target kinerja yang dibebankan kepadanya. Pengaruh lainnya

adalah pengguna lain baik di dalam kelompoknya maupun di luar kelompok. Hal

ini sesuai dengan teori ekspektasi dimana pengguna merasa perlu menggunakan

Page 127: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

111

aplikasi tersebut untuk memperoleh hasil, baik pada level pertama yang berguna

untuk penyelesaian pekerjaan maupun level kedua sebagai hasil dari level

pertama, bisa berupa penghargaan materi maupun non materi. Kelompok juga

berpengaruh terhadap bagaimana pemilihan sikap, penerimaan kelompok

terhadap anggota yang dinilai sama mendorong pengguna untuk bertindak sama

dalam menggunakan aplikasi tersebut. DJPB sebagai organisasi juga terus

berusaha mendorong optimalisasi SPAN dan SAKTI dengan penyusunan SOP,

penyedian prasarana pendukung maupun melaksanakan pelatihan yang

merupakan bentuk dorongan organisasi terhadap penggunaan aplikasi tersebut.

Hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh positif pengaruh sosial

terhadap sikap pengguna diperoleh dalam penelitian Karahanna et al. (1999);

Brown et al. (2002); Venkatesh et al. (2003); Venkatesh dan Balla (2008);

Wahyudi (2011). Hasil ini juga mendukung penelitian Handayani (2007) pada 60

responden di perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI yang

menemukan bahwa pengaruh sosial positif dan signifikan terhadap minat

menggunakan SI. Penelitian Alrayat et al. (2013) terhadap 191 pegawai pada 4

Universitas di Jordania berhasil menunjukkan bahwa pengaruh sosial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pemanfaatan layanan e-

goverment di Jordania. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini.

Pengujian pengaruh sosial terhadap minat pemanfaatan teknologi juga dilakukan

oleh Harsono dan Suryana (2014) yang melakukan pengujian pemanfaatan dan

penggunaan aplikasi Line oleh pelajar dan mahasiswa pada usia 19-24 tahun.

Penelitian ini berhasil memperoleh data sebanya 419 responden. Penelitian ini

menggunakan model UTAUT dengan hasil menunjukkan bahwa pengaruh sosial

terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan Line.

Page 128: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

112

5.2.9. Minat/intention to Use Pengguna Berpengaruh Positif terhadap Penggunaan Aktual

Hipotesis 9 (H9) adalah minat/intention to use SI berpengaruh positif terhadap

penggunaan aktual. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis ini didukung.

Semakin besar minat menggunakan SI maka semakin besar penggunaan aktual

SI. Tindakan aktual dalam penggunaan sistem informasi merupakan reaksi atas

minat menggunakan sistem informasi tersebut. Hasil analisis menunjukkan

bahwa penggunaan aktual dapat dijelaskan oleh pernyataan dalam sikap

pengguna. Sikap memiliki pengaruh yang tinggi terhadap berubahnya besar

penggunaan aplikasi tersebut. Sifat mandatory merupakan salah satu sebab

keinginan penggunaan aplikasi tersebut dalam jangka waktu lebih lama.

Penggunaan merupakan proksi yang tepat dalam menggambarkan persepsi

kegunaan, persepsi kemudahan pengguna, sikap yang terwujud dalam minat

menggunakan SPAN atau SAKTI.

Kualitas teknis, kualitas output yang sesuai dengan tugas yang diemban

ditambah lagi sifat wajib yang melekat meningkatkan intensifitas penggunaan

SPAN dan SAKTI. Lean et al. (2009) menyatakan bahwa minat sebagai sejenis

prediksi sendiri/self prediction atau ekspektasi tindakan/behavior expectation,

sebagai salah satu prediktor paling akurat yang tersedia untuk memprediksi

tindakan individu dimasa datang, hasil penelitian ini menunjukkan hal tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Osman et al. (2013) yang

dilakukan terhadap 103 pengguna Mobil- based Civil Registry System. Penelitian

menggunakan pengembangan model TAM menunjukkan bahwa minat berhasil

dibuktikan sebagai variabel yang berpengaruh signifikan terhadap penggunaan.

Penelitian yang memperoleh hasil serupa antara lain Venkatesh dan Davis

Page 129: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

113

(2000). Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Handayani (2005),

dimana intention to use tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pilihan

untuk menggunakan sistem informasi.

5.2.10. Penggunaan Aktual Berpengaruh Positif terhadap Kepuasan Pengguna

Hipotesis 10 (H10) adalah penggunaan aktual berpengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis ini didukung.

Semakin tinggi penggunaan aktual maka semakin besar kepuasan pengguna.

Kepuasan merupakan salah satu tipe emosi, dapat berupa kebahagiaan,

kesenangan dan kenikmatan yang akan menimbulkan dua bentuk yaitu

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu hal (Oliver dan DeSarbo, 1988).

Penelitian ini menunjukkan pengguna SPAN dan SAKTI merasa puas terhadap

aplikasi tersebut, baik secara teknis maupun output yang dihasilkan. SPAN dan

SAKTI sebagai aplikasi pengelolaan keuangan negara mampu memberikan hasil

yang sama dan bahkan melebihi ekspektasi sebagian besar pengguna.

Penggunaan SPAN dan SAKTI sebagai tindakan aktual dari rangkaian proses

dalam diri pengguna mampu menjelaskan tingkat kepuasan pengguna terhadap

aplikasi tersebut. Ekspektasi kinerja yang dinilai dari unsur efektifitas, efisiensi

dan kemampuan pemenuhan penyelesaian tugas mampu dipenuhi oleh aplikasi

tersebut. Meskipun digunakan secara mandatory kepuasan pengguna atas

aplikasi tersebut dapat dicapai. Kemampuan aplikasi mendukung pekerjaan dan

kesesuaiannya dengan kebutuhan pengguna menjadikan aplikasi SPAN dan

SAKTI menjadi faktor utama tercapainya kepuasan pengguna. Hasil penelitian

ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chiu et al. (2007); Halawi

et al. (2007); Guimaraes et al. (1996).

Page 130: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

114

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh kualitas informasi dan

persepsi kemudahan penggunaan terhadap persepsi kegunaan, pengaruh

kualitas sistem dan Computer Self-Efficacy terhadap persepsi kemudahan

penggunaan, pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan

penggunaan terhadap sikap, pengaruh sikap dan pengaruh sosial terhadap

minat, pengaruh minat terhadap penggunaan aktual serta pengaruh penggunaan

aktual terhadap kepuasan pengguna atas implementasi Integrated Financial

Management Information System di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan

seluruh hubungan pengaruh di atas didukung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna aplikasi SPAN atau SAKTI

merasa bahwa kedua aplikasi tersebut mampu menghasilkan output sesuai

dengan yang mereka butuhkan dan mampu meningkatkan kepercayaan diri

pengguna dalam memanfaatkan output tersebut untuk penyelesaian pekerjaan.

Penelitian ini juga berhasil membuktikan kemudahan dalam penggunaan SPAN

dan SAKTI, meskipun sebagai aplikasi terintegrasi pertama dalam pengelolaan

keuangan dan dengan teknologi yang lebih maju. Pengguna SPAN dan SAKTI

merasa mampu menggunakan dan memanfaatkan kedua aplikasi tersebut

dengan baik.

Hasil lainnya yang ditemukan dalam penelitian ini adalah SPAN dan SAKTI

dinilai memiliki keunggulan dari sisi teknis dibandingkan aplikasi-aplikasi

Page 131: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

115

sebelumnya. Penggunaan kedua aplikasi tersebut dalam lingkup mandatory dan

pemakaian yang intensif meningkatkan kepercayaan diri dan persepsi

kemudahan penggunaannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan

individu berperan dalam membentuk persepsi kemudahan pengguna aplikasi

SPAN dan SAKTI. Dengan rata-rata tingkat pendidikan pegawai adalah S1 serta

pengalaman dalam menggunakan aplikasi yang hampir sama sebelumnya,

memberikan pengaruh kemampuan CSE terhadap persepsi kemudahan

penggunaan.

Sebagai aplikasi yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan, kedua

aplikasi tersebut dinilai mampu memenuhi harapan pengguna dan menimbulkan

persepsi bahwa kedua aplikasi tersebut sangat berguna. Hal serupa juga

terbukti pada pengaruh persepsi kemudahan terhadap sikap pengguna. Selain

bersifat wajib, dorongan untuk bekerja lebih cepat dan efisien menimbulkan

keinginan pengguna untuk terus menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI.

Keinginan menggunakan SPAN atau SAKTI juga semakin tinggi dengan adanya

dukungan dari atasan, rekan, serta perbaikan terus menerus atas aplikasi

tersebut.

SPAN dan SAKTI merupakan pendukung dan alat bantu penyelesaian

pekerjaan pengguna, selain itu pemanfaatan lebih jauh fitur yang tersedia

membantu penyelesaian tugas yang tidak bersifat rutin. Penelitian ini berhasil

membuktikan bahwa penggunaan aktual berpengaruh terhadap kepuasan

pengguna. Pengguna merasakan aplikasi SPAN dan SAKTI mampu memenuhi

harapan pengguna terhadap aplikasi yang mampu membantunya menyelesaikan

pekerjaan secara lebih efektif, efisien, dan berkualitas baik.

Page 132: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

116

6.2 Implikasi Penelitian

Secara teoritis penelitian ini berhasil mendukung teori yang digunakan dalam

Technology Acceptance Model dan Model Keberhasilan Sistem Informasi

DeLone dan McLean. Penelitian ini juga berhasil mengembangkan konsep

keberterimaan teknologi informasi dari sisi pengguna dan bagaimana sistem

informasi dapat berhasil melalui penggabungan kedua model tersebut.

Penelitian ini juga mendukung Theory of Reasoned Action dan Social Cognitif

Theory sebagai landasan Computer Self Efficacy dengan menunjukkan adanya

pengaruh CSE dan pengaruh sosial terhadap dorongan melakukan tindakan oleh

seseorang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSE dan pengaruh sosial

juga berpengaruh dalam menentukan kepuasan pengguna terhadap sistem

informasi.

Implikasi praktis penelitian ini adalah pengembangan aplikasi SPAN dan

SAKTI terutama terkait kualitas teknis dan kualitas informasi. Hal ini perlu untuk

terus dilakukan mengingat semakin berkembangnya tuntutan pekerjaan dan

harapan yang semakin tinggi dari pengguna. Diharapkan penguna aplikasi dapat

terus meningkatkan kemampuan teknis untuk meningkatkan kepercayaan diri

dalam menggunakan aplikasi SPAN atau SAKTI dan dapat mengoptimalkan

berbagai fitur/menu yang telah disediakan. Berbagai pelatihan dapat di lakukan

untuk mencapai hal tersebut.

Implikasi kebijakan penelitian ini adalah hasil yang diperoleh dapat digunakan

sebagai referensi untuk pengambilan keputusan oleh DJPB terkait penerapan

SPAN dan SAKTI, terutama untuk mendukung penyelesaian tugas, peningkatan

kinerja pegawai serta peningkatan kinerja DJPB secara keseluruhan. Utilisasi,

optimalisasi dan keberhasilan implementasi SPAN dan SAKTI akan mampu

memberikan manfaat berupa efektivitas dan efisiensi di lingkungan DJPB.

Page 133: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

117

6.3 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan

yang ditemui selama proses penelitian. Keterbatasan tersebut terkait lingkup

lokasi penelitian yang luas dengan responden yang tidak dapat dijangkau secara

langsung. Hal ini mengakibatkan kontrol terhadap responden yang rendah,

sehingga memungkinkan responden yang tidak termasuk dalam kategori sampel

penelitian turut serta dalam pengisian kuesioner.

Keterbatasan lainnya yang dihadapi peneliti adalah masih ditemui responden

yang tidak setiap hari menggunakan aplikasi tersebut, sehingga tanggapan

terhadap pernyataan yang diberikan tidak memberikan gambaran nyata yang

terjadi. Penelitian ini akan lebih tepat apabila menggunakan responden

pengguna aktif aplikasi SPAN atau SAKTI. Pengguna aktif dapat dikategorikan

dengan rata-rata penggunaan, yaitu setiap hari dan lebih dari 4 jam per harinya.

Pengguna aktif dapat dengan tepat memberikan penilaian terhadap kinerja

kedua aplikasi tersebut.

6.4 Saran Penelitian Selanjutnya

Perbaikan perlu dilakukan terkait teknik pengumpulan data. Penggunaan

kuesioner online dalam memperoleh tanggapan responden memberikan

response rate yang rendah dan kontrol terhadap penyebaran kuesioner yang

lemah. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lain yang dinilai

dapat meningkatkan response rate dan bisa memberikan gambaran yang lebih

akurat terhadap tanggapan responden. Apabila menggunakan tautan internet

dapat melakukan pengiriman langsung kepada responden yang dituju. Pilihan

lainnya adalah memperkecil wilayah penelitian namun tetap memperhatikan

aspek generalisasi.

Page 134: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W., dan Jogiyanto, H. M. (2015). Partial Least Square (PLS): Alternatif Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Agarwal, R. dan Prasad, J. (1999). Are Individual Differences Germane to the Acceptance of New Information Technologies? Decision Sciences, 30(2), 361-391.

Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 179-211.

Ajzen, I. (2002). Perceived Behavior Control, Self-Efficacy, Locus of Control, and the Theory of Planned Behavior. Journal of Applied Social Psychology Vol. 32 (4) , 665-683.

Al-Haderi, S. M. (2013). The Effect of Self-Efficacy in the Acceptance of Information Technology in the Public Sector. International Journal of Business and Social Science, 4(9), 188-198.

Al-Khatib, H. (2013). E-Government Systems Success and User acceptance in Developing Countries: The Role of Perceived Support Quality. Disertasi. Belanda: Brunel University Brunel Business School.

Alryalat, M., Dwivedi, Y. K., dan Williams, M. D. . (2013). An Analysis of Electronic Government Research from The Perspective of Developing Countries . International Journal of Indian Culture and Business Management, 7(4), 461-527.

Bajaj, A., dan Nidumolu, S. R. (1998). A Feedback Model to Understand Information System Usage. Information and Management, 33, 213-224.

Bandura, A. (1986). The Explanatory and Predictive Scope of Self-Efficacy Theory. Journal of social and clinical psychology, 4(3), 359-373.

Bandura, A., dan Cervone, D. (1983). Self Evaluative and Self-Efficacy Mechanism Governing the Motivation Effect of Goal Systems. Journal of Personality and Social Psicology, 45(5), 1017-1028.

Bhattacherjee, A. (2001). Understanding Information Systems Continuance: An Expectation-Confirmation Model. MIS Quarterly, Vol. 25, (3), pp. 351-370.

Bisma, R., dan Susanto, T.D. (2014). Faktor Adops Layanan E-Govermen Jenis Layanan Komunikasi. Jurnal Sistem Informasi, Vol. 5 (2), 102-112.

Bodnar, G., dan Hopwood, W. (2000). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat .

Brown, S. A., Massey, A. P., Montoya-Weiss, M. M., dan Burkman, J. R. (2002). Do I Really Have to? User Acceptance of Mandated Technology. European Journal of Information Systems, 11, 283-295.

Burton-Jones, A. dan Straub, D. W. (2006). Reconceptualizing System Usage: An Approach and Empirical Test. Information Systems Research, 17(3), 228-248.

Chau, P. (1996). An Empirical Investigation on Factors Affecting the Acceptance of CASE by Systems Developers . Information and Management, 30, 269-280.

Page 135: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xviii

Chau, P. Y. K., dan Hu, P. J. (2002). Examining a Model of Information Technology Acceptance by Individual Professionals: An Exploratory Study. Journal of Management Information Systems, 18(4), 191-230.

Chen, M. Y., Chang, F. M. T., Chen, C. C., Huang, M. J., dan Chen, J. W. (2012). Why do Individuals Use e-Portfolios. Educational Technology & Society, 15 (4), 114-125.

Cheong, J. H., dan Park, M. C. (2005). Mobile Internet Acceptance in Korea. Internet Research, 15 (2), 125-140.

Chiu, C. M., Chiu, C. S., dan Chang, H. C. (2007). Examining the Integrated Influence of Fairness and Quality on Learners’ Satisfaction and Webbased Learning Continuance Intention. Information Systems Journal, 17(3), 271-287.

Compeau, D. R., dan Higgins, C. A. (1995). Computer Self-Efficacy: Development of a Measure and Initial Test. MIS Quarterly, 19(2), 189-211.

Cooper, D. R., dan Schindler, P. S. (2011). Business Research Methods. Eleventh Edition. New York: Mc Graw Hill Companies Inc.

Dalcher, I., dan Shine, J. (2003). Extending the New Technology Acceptance Model to Measure the End User Information Systems Satisfaction in a Mandatory Environment: A Bank's Treasury. Technology Analysis & Strategic Management, 15(4), 441-455.

Davis, F. D. (1985). A Technology Acceptance Model for Emperical Testing End-User Information Systems: Theory and Result. Doctoral Thesis. Amerika Serikat: Massachusetts Institute of Technology.

Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technologies. MIS Quarterly, 13 (3), 319-340.

Davis, F. D., Bagozzi, R., dan Warshaw, P. R. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models. Management Science, 35 (8), 982-1003.

Deloitte Research. (2000). At the dawn of e-Government : the citizen as customer. New York: Deloitte Consulting.

DeLone, W. H., dan McLean, E. R. (1992). Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable. Information Systems Research, 3(1), 60-95.

DeLone, W. H., dan McLean, E. R. (2003). The DeLone and McLean Model of Information Systems Success: A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems,19(4), 9-30.

Diamond, J., dan Khemani, P. (2005). IMF Working Papper: Introduction Financial Management Information System in Developing Countries. International Monetary Fund.

Dishaw, M. T., dan Strong, D. M. (1999). Extending the Technology Acceptance Model with Task-Technology Fit Constructs. Information and Management, 36, 9-21.

Eggers, W. D., dan Bellan, J. (2015). The Journey to Government’s Digital Transformation. Deloitte University Press.

Page 136: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xix

Elie-Dit-Cosaque, C. (2009). Studies on Adaptation to Information Systems: Multiple Roles and Coping Strategies. Disertasi. Georgia, Amerika Serikat: Georgia State University.

Fazizah, A., Sukoharsono, E. G dan Kertahadi. 2016. Analisisi Penggunaan Sistem Informasi Logistik (SIL) untuk Perencanaan, Pelaporan dan Pengendalian Berbasis Web dan Pengaruhnya terhadap Kinerja dan Kepuasan Pengguna (Studi pada : Pengguna SIL Perum BULOG divisi Regional Jawa Timur). ejournalfia.ub, 10(2),11-20

Firmawan, F., dan Marsono, M. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Penggunaan Sistem Informasi (System Usage) (Study Empiris pada Nasabah Bank Mandiri). Journal of Auditing, 5(2), 164-180.

Fishbein, M., dan Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An Introduction to Theory and Research. MA: Addison-Wesley Reading.

Gefen, D., dan Keil, M. (1998). The Impact of Developer Responsiveness on Perceptions of Usefulness and Ease of Use: An Extension of the Technology of the Technology Acceptance Model. The DATA BASE for Advances in Information Systems, 29(2), 35-49.

Ghozali, I., dan Latan, H. (2015). Partial Least Square- Konsep, Teknik, dan Aplikasi SmartPLS 3.0. Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly Jr, J. H., dan Konopaske, R. (2009). Organization Behavior Structure Processes. Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill.

Goodhue, D. L., dan Thompson, R. L. (1995). Task-Technology Fit and Individual Performance. MIS Quarterly, 19(2), 213-236.

Guimaraes, T., Yoon, Y., dan Clevenson, A. (1996). Factors Important to Expert System Success: A Field Test. Information and Management, 30(3), 119-130.

Haag, S dan Keen, P. (1996). Information Technology: Tomorrow’s Advantage Today. Hommond: Mcgraw-Hill College.

Halawi, L. A., McCarthy, R. V., dan Aronson, J. E. (2007). An Empirical Investigation of Knowledge-Management Systems Success. The Journal of Computer Information Systems, 48(2), 121-135.

Handayani, R. (2005). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi. Tesis. Semarang, Indonesia: Universitas Diponegoro.

Handayani, T., dan Sudiana. (2015). Analisis Penerapan Model UTAUT Terhadap Perilaku Pengguna Sistem Informasi (Studi Kasus: Sistem Informasi Akademik pada STTNAS Yogyakarta). Jurnal Angkasa, Volume VII (2), 165-180.

Harsono, L. D., dan Suryana, L.A. (2014). Factors Affecting the Use Behavior of Social Media Using UTAUT 2 Model. Proceedings of the First Asia-Pacific Conference on Global Business, Economics, Finance and Social Sciences (hal. 1-14). Singapore: www.globalbizresearch.org .

Page 137: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xx

Hartwick, J., dan Barki, H. (1994 ). Explaining the Role of User Participation in Information System Use. Management Science, 40(4), 440-465.

Haryani, Liza., Nugroho, E and Hidayah, I. (2014). Analisis Tingkat Penerimaan Sistem Informasi Kerugian Negara/Daerah (SIKAD) di BPK RI. Haryani, Liza., Nugroho, E and Hidayah, I. (2014). Analisis Tingkat Penerimaan Sistem Informasi Kerugian Negara/Daerah (SIKAD) di BPK RI. Seminar Nasional Teknologi Informasi and Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014), (hal. 293-303).

Hassn, A. H., Ismail, A., Borhan, M. N., dan Syamsunur, D. (2016). The Impact of Intelligent Transport System Quality: Driver Acceptance Perspective. International Journal of Technology, 4, 553-561.

Heinze, N., dan Hu, Q. (2005). E-Government Research: A Review Via the Lens of Structuration Theory. The Ninth Pacific Asia Conference on Information Systems (PACS2005), (hal. 891-904).

Hu, P. J., Chau, P. Y. K., Sheng, O. R. L., dan Tam, K. Y. (1999). Examining the Technology Acceptance Model Using Physician Acceptance of Telemedicine Technology. Journal of Management Information Systems, 16(2), 91-112.

Hurst, K. R. (2010). Technology Acceptance in a Mandatory Technology-Based Learning Environment. Disertasi. Florida, Amerika Serikat: The University of West Florida.

Husein, M. F., dan Wibowo, A. (2000). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Igbaria, M., Zinatelli, N., Cragg, P., dan Cavaye, A. L. M. (1997). Personal Computing Acceptance Factors in Small Firms: A Structural Equation Model. MIS Quarterly 21(3), 279-305.

Ilias, A., Razak, M. Z. A., dan Razak, S. F. A. (2014). The Intention to Re-use the Internet Financial Reporting in Malaysia. Review of Integrative Business and Economics ResearchVol. 3(1), 337-370.

Indrajit, R. E. (2000). Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Isac, F. L., dan Rusu, Sergiu. (2014 (2)). Theories of Consummer's Satisfaction and The Operationalization of The Expectation Disconfirmation Paradigm. Annals of the 'Constantin Brâncuşi” University of Târgu Jiu, Economy Series, 82-88.

Ives, B., Olson, M. H., dan Baroudi, J. J. (1983). The Measurement of User Information Satisfaction. Communications of the ACM, 26(10), 785-793.

Jackson, C. M., Chow, S., dan Leitch, R. A. (1997). Toward an Understanding of the Behavioral Intention to Use an Snformation System. Decision Sciences 28(2), 357-389.

Karahanna, E., Straub, D. W., dan Chervany, N. L. (1999). Information Technology Adoption Across Time: A Cross-Sectional Comparison of Pre-Adoption and Post-Adoption Beliefs. MIS Quarterly, 23(2), 183-213.

Kementerian Keuangan . (2013). Modul SPAN. Jakarta, Indonesia: Kementerian Keuangan.

Page 138: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xxi

Kementerian Keuangan. (2016). Modul SAKTI. Jakarta, Indonesia: Kementerian Keuangan.

Koh, C. E., Prybutok, V. R., Ryan, S. D., dan Wu, Y. (2010). A Modelfor Mandatory Use of Sofware Technologies : An Integrative Approach by Applying Multiple Levels of Abstraction of Information Science. Informing Science: the International Journal of an Emerging Transdiscipline, 13.

LaTour, S. A., dan Peat, N. C. (1979). Conceptual Methodological Issues in Consumer Satisfaction Research. Advance in Consumer Research, 431-437.

Lean, O. K., Zailani, S., Ramayah, T., & Fernando, Y. (2009). Factors influencing intention to use e-government services among citizens in Malaysia. International Journal of Information Management, 29(6), 458-475.

Lederer, L., Maupin, D., Sena, M., dan Zhuang, Y. (2000). The Technology Acceptance Model and the World Wide Web. Decission Support Systems, 29, 269-282.

Liao, Z., dan Cheung, M. (2001). Internet-Based E-Shopping and Consumer Attitudes: An Empirical Study. Information & Management, 38, 299-306.

Lin, J., Xiao, S., dan Cao, Y. (2010). Predicting and Explaining the Adoption of Mobile Banking. Proceedings of Annual Conference of China Institute of Communications, 421-424.

Lin, T.W., Lin, C.Y., dan Hsu, W.H. (2014). Effect of System Characteristics on Adopting Web-Based Advance Treveller Information System: Evidence from Taiwan. Promet–Traffic&Transportation, Vol. 26 (1), 53-63.

Livari, J. (2005). An Empirical Test of the DeLone -McLean Model of Information System Success. Database for Advances in Information Systems, 36(2), 8-27.

Maes, A., dan Poels, G. (2007). Evaluating Quality of Conceptual Modeling Scripts Based on User Perceptions. Data & Knowledge Engineering, 63(3), 701-724.

Maier, R. (2007). Knowledge Management Systems Information and Communication Technologies for Knowledge Management. Third Edition . Heidelberg : Springer.

Malik, B. H., Suqin, C., Qamar, S., dan Mattiullah, B. (2016). Examining Success of Land Record Information Systems (LRMIS) in Pakistan: Validating an Incorporated IS Success Model. European Scientific Journal,12(2), 258-289.

Marble, R. P. (2003). A System Implementation Study: Management Commitment to Project Management. Information and Management, 41(1), 111-123.

Mathieson, K. (1991). Predicting User Intentions: Comparing the Technology Acceptance Model with the Theory of Planned Behavior. Information Systems Research, 2(3), 173-191.

McGill, T., Hobbs, V., dan Klobas, J. (2003). User-Developed Applications and Information Systems Success: A Test of DeLone and McLean’s Model . Information Resources Management Journal, 16(1), 24-45.

Page 139: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xxii

Miyamoto, M., Kudo, S., dan Iizuka, K. (2012). Measuring ERP Success: Integrated Model of User Satisfaction and Technology Acceptance; An Empirical Study in Japan. International Proceedings of Economics Development and Research, 57, 86-91.

Ndou, V. (2004). E-government for Developing Countries: Opportunities and Challenges. The Electronic Journal on Information Systems in Developing Countries, 18(1), 1-24.

Oliver, R. L., dan DeSarbo, W. S. (1988). Response Determinants in Satisfaction Judgments. Journal of Consumer Research,14(4), 495-507.

Ong, C. S., dan Lai, J. Y. (2006). Gender Differences in Perceptions and Relationships Among Dominants of E-Learning Acceptance. Computers in Human Behavior, 22(5), 816-829.

Osman, N. (2013). Extending the Technology Acceptance Model for Mobile Government Systems. The International Arab Conference on Information Technology, 5, 16.

Petter, S., DeLone, W., dan McLean, E. (2008). Measuring Information Systems Success: Models, Dimensions, Measures, and Interrelationships. European Journal of Information Systems, 17, 236-263.

Putra, D. M. (2016). The Influence On Factors In Attitudes Toward Acceptance Of The Information System Using Technology Acceptance Model (TAM) Case Study SPAN System In Indonesia. International Journal of Scientific & Technology Research, 5(4), 231-236.

Rahadian, F., Djunaedi, A., dan Suwastono, A. (2015). Analisis Penerimaan dan Kepuasan Pengguna Terhadap Aplikasi E-Purchasing dengan Model Integrasi. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, 13-18.

Rai, A., Lang, S. S., dan Welker, R. B. (2002). Assessing the Validity of IS Success Models: An Empirical Test and Theoretical Analysis. Information Systems Research, 13(1), 5–69.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Saha, P. (2008). Government e-Service Delivery: Identification of Success Factors from Citizens’ Perspective. Doctoral Thesis. Luleå University of Technology.

Seddon, P. B. (1997). A Respecification and Extension of the DeLone and McLean Model of IS Success. Information Systems Research, 8(3), 240-253.

Seddon, P. B., dan Kiew, M. (1996). A Partial Test and Development of DeLone and McLean’s Model of Is Success. Australian Journal of Information system, 4(2), 90-109.

Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. (2013). Research Methods for Busines. United Kingdom: Jhon Wiley & Sons Ltd.

Seo, D., dan Bernsen, M. (2016). Comparing Attitudes Toward e-Government of Non-Users Versus Users in a Rural and Urban Municipality. Government Information Quarterly, 33(2), 270-282.

Page 140: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xxiii

Taylor, S., dan Todd, P. (1995). Understanding Information Technology Usage: A Test of Competing Models. Information Systems Research, 6(2), 144-176.

Thompson, R. L., Higgins, C. A., dan Howell, J. M. (1991). Personal Computing: Toward a Conceptual Model of Utilization. MIS Quarterly, 15(1), 124-143.

Thong, J. Y. L., Hong, S. J. dan Tam, K. Y. (2006). The Effects of Post-Adoption Beliefs on the Expectation-Confirmation Model for Information Technology Continuance. International Journal of Human Computer Studies, 64(9), 799-810.

Vaezy, R. (2013). User Satisfaction with Information System: A Comphrehensive Model of Attribut Satisfaction. Disertasi. Houston, Amerika Serikat: University of Houston.

Velasquez, N.F., Weisban, S., dan Durchikova, A. (2008). Designing Tools for System Administrators: An Empirical Test of the Integrated User Satisfaction Model. LISA, (hal. 1-8).

Venkatesh, V., dan Bala, H. (2008). Technology Acceptance Model 3 and a Research Agenda on Interventions. Decision Sciences, 39(2), 273-315.

Venkatesh, V., dan Davis, F. D. (2000). A Theoretical Extension of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Science, 46(2), 186-204.

Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., dan Davis, F. D. (2003). User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View. MIS Quarterly, 27, 425-478.

Verdegem, P., dan Verleye, G. (2009). User-Centered E-Government in Practice: A Comprehensive Model for Measuring User Satisfaction. Government Information Quarterly, 26(3), 487-497.

Wahyudi, H. D. (2011). Analisis Sikap dan Niat Menggunakan Mini Laptop: Studi Pengembangan Model Penerimaan Teknologi. Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(1), 44-52.

Westbrook, R. A., Newman, J. W., dan Taylor, J. R. (1978). Satisfaction/Dissatisfaction in the Purchase Decision Process. Journal of Marketing, 42(4), 54-60.

Wixom, B. H., dan Todd, P. A. (2005). A theoretical integration of user satisfaction and technology acceptance. Information Systems Research, 16(1), 85-102.

World Economic Forum. (2016). The Global Information Technology Report 2016: Innovating in the Digital Economy. Insight Report. World Economic Forum.

World Bank. (2015, May 19). www.worldbank.org. Dipetik April 12, 2017, dari http://www.worldbank.org/en/topic/ict/brief/e-government

Wu, J. H., dan Wang, Y. M. (2006). Measuring KMS Success: A Respecification of the DeLone and McLean Model. Information & Management, 43(6), 728-739.

Wu, M. C. (2013). A Study on University Students’ Intention to Use the Digital Museum of Sports Literature. The Journal of International Management Studies, 8(2), 7-30.

Page 141: TESIS - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2744/1/DEDYE PRIYO WIBOWO.pdf · Mertua Ibu Yuli Indrawati, serta kakak-adikku yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis

xxiv

Xu, J. D., Benbasat, I., dan Cenfetelli, R. T. (2013). Integrating Service Quality with System and Iinformation Quality: An Empirical Test in the E-Service Context. Mis Quarterly, 37(3), 777-794.

Yi, Y. (1989). Working Papper Series. A Critical Review of Consumer Satisfaction. Ross School of Business.

Yoon, Y., dan Guimaraes, T. (1995). Assessing Expert Systems Impact on Users’ Jobs. Journal of Management Information Systems, 12(1), 225-249.

Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., dan Stergioulas, L. K. (2008). An Evaluation Framework for Health Information Systems: Human, Organization and Technology-Fit Factors (HOT-fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386-398.


Related Documents