YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGKegiatan jasa konstruksi telah terbukti memberikan kontribusi penting dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi disemua negara didunia, termasuk Indonesia, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta (Kadin 2002). Industri jasa konstruksi nasional mampu menyumbangkan GDP cukup besar bagi bangsa yakni antara 4% sampai 8% (BPS 2002). Sektor konstruksi sendiri mempunyai hubungan dengan sektor-sektor lainnya berupa ketenagakerjaan, pendanaan, peralatan, bahan baku, sistem manajemen, dan sistem transportasi. Demikian juga hubungannya dengan usaha jasa konstruksi yang meliputi bidangbidang pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan dengan tujuan akhir berupa pembangunan nasional. Keseluruhan hubungan ini dapat menyerap tenaga kerja sampai 40 juta jiwa, sedangkan khusus dibidang usaha jasa konstruksi sendiri melibatkan tenaga kerja sekitar 4 juta jiwa (Depkimpraswil 2002). Dalam menghadapi persaingan pasar bebas, perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif yang harus dipersiapkan oleh perusahaan-perusahaan jasa konstruksi, baik pihak swasta maupun BUMN yang ada di Indonesia dengan melakukan berbagai macam perbaikan guna meningkatkan kualitas kinerja manajemen sehingga dapat menghasilkan suatu sistem bisnis perusahaan jasa konstruksi yang ideal (Sudarto 2003). Menurut (Porter 1980) perusahaan yang ideal adalah perusahaan yang mampu bertahan (sustainable), mampu meningkatkan laba (profitable), growth (bertumbuh) dan juga memiliki kemampuan untuk bersaing (competitive) dengan perusahaanperusahaan asing diluar maupun dalam negeri. Langkah-langkah perbaikan pada perusahaan jasa konstruksi tersebut dapat berupa suatu sistem pengendalian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan jasa konstruksi. Faktor-faktor penentu kesuksesan perusahaan jasa konstruksi tersebut terdiri dari faktor internal, faktor eksternal dan market forces (Wideman and Myers 1992). Sedangkan menurut (Teng 2002) dalam menentukan strategi untuk mengembangkan perusahaan harus memperhatikan faktor internal yang terdiri dari manajemen, organisasi perusahaan, operasional, sumberdaya manusia dan keuangan.

1

Bab I Pendahuluan

Dan faktor eksternal yang terdiri dari ekonomi makro, hukum dan undang-undang, teknologi dan inovasi, sosial politik dan lingkungan yang kompetitif. Keuntungan perusahaan konstruksi tidak hanya diperoleh dari pengendalian terhadap total aset dan produksi peralatan saja, melainkan diperoleh dari kemampuan manajemen, sumber daya manusia, kemampuan teknik, penggunaan solusi yang inovatif, sistem infrastruktur, kemampuan untuk menanggapi segala keperluan yang kompleks, kemampuan untuk menerima dan mengelola risiko (Jaafari 2000). Jika faktor-faktor tersebut dapat dikelola dan diperhatikan dengan baik, maka besar kemungkinan perusahaan-perusahaan jasa konstruksi di Indonesia dapat mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing didalam dan diluar negeri. Banyak masalah internal dihasilkan sendiri oleh perusahaan dan sebenarnya ada dalam kendali organisasi perusahaan. Masalah ini biasanya berhubungan dengan lemahnya manajemen perusahaan. Sehingga masalah manajemen adalah satusatunya faktor terbesar dibalik banyaknya kegagalan perusahaan (Teng 2002). Manajemen menyebabkan bahwa kita menyadari kemampuan-kemampuan kita, menunjukkan cara kearah pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik, dapat mengurangi hambatan-hambatan dan memungkinkan kita mencapai tujuan-tujuan yang kita harapkan (Terry 1986) Salah satu penyebab perusahaan jasa konstruksi tidak berkembang adalah karena pengusaha dan top manajer tidak mau mengakui bahwa mereka perlu untuk membentuk kembali budaya perusahaan dan/atau mengambil cara baru dalam mengatur orang pada suatu tahap awal yang menjadi titik kritis dalam sejarah perusahaan. Intervensi untuk mendorong perkembangan perusahaan dari manajer yang profesional seharusnya terjadi diawal perjalanan suatu perusahaan dan sebelum terjadinya pengaruh negatif dari perkembangan kebudayaan organisasi yang cepat dan kepemimpinan yang dianggap dominan (Leach and Kenny 2000) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasikan apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen perusahaan dengan menggunakan pendekatan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masamasa ini dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif (Hitt, Ireland dan Hoslisson 1997). Sasaran perusahaan yang diuraikan dalam rencana jangka panjang akan diukur pencapaiannya melalui penilaian kinerja perusahaan yang uraiannya tercantum dalam Keputusan Meneg BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002. Penilaian kinerja perusahaan BUMN terdiri dari aspek administrasi dan kinerja

Gatot Bentoro - 6402014051

2

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

korporasi, kinerja korporasi dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu kinerja keuangan dan kinerja operasional. Sedangkan menurut Kaplan and Norton (1996) bahwa kinerja perusahaan memiliki 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, perpektif pelanggan, perspektif bisnis internal, perpektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif keuangan ditandai dengan meningkatnya pendapatan, pertumbuhan produktivitas, penghematan biaya dan pemanfaatan aktiva. Perspektif bisnis/intern ditandai dengan meningkatnya inovasi, proses operasi dan pelayanan purna jual. Perspektif pelanggan ditandai dengan meningkatnya kepuasan pelanggan, akuisisi Pelanggan (sejauh mana perusahaan dapat menarik pelanggan), retensi pelanggan, pangsa pasar dan kemampulabaan pelanggan. Sedangkan untuk perpektif pembelajaran dan pertumbuhan ditandai dengan meningkatnya meningkatkan kapabilitas personil, meningkatkan kapabilitas sistem informasi dan motivasi, pemberdayaan dan keserasian.

1.2. POKOK PERMASALAHANAda fenomena yang menarik dan unik yang dimiliki industri konstruksi, yaitu pertama, industri jasa konstruksi adalah sebuah industri yang tergolong berisiko besar akan tetapi banyak peminatnya, hal ini dapat dicermati dengan demikian ketatnya kompetisi. Kedua, industri konstruksi merupakan sebuah industri yang tidak sekedar berorientasi pada produk jadi, sebagaimana pada industri lain, tetapi berorientasi pada proses. Bila ditinjau dari berbagai aspek jelas sarat dengan risiko bagi pihak yang terlibat didalamnya. Banyak masalah internal dihasilkan sendiri oleh perusahaan dan sebenarnya ada dalam kendali organisasi perusahaan. Masalah ini biasanya berhubungan dengan lemahnya manajemen perusahaan. Sehingga masalah manajemen adalah satusatunya faktor terbesar dibalik banyaknya kegagalan perusahaan. Dengan melihat kenyataan ini maka dalam menjalankan bisnis jasa konstruksi dalam bidang pelaksanaan (kontraktor) pada perusahaan jasa konstruksi swasta dan BUMN harus mampu menganalisa kualitas manajemen perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaannya.

1.3. MAKSUD DAN TUJUANMaksud dilakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh kualitas manajemen perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi.

3

Bab I Pendahuluan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengukur pengaruh faktorfaktor dari manajemen perusahaan yang dapat berpengaruh dalam peningkatan kinerja perusahaan jasa konstruksi.

1.4. PENDEKATAN PENULISANUntuk mencapai maksud dan tujuan penelitian, maka penulisan tesis dimulai dengan menyajikan kajian teori tentang manajemen perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) swasta dan BUMN pada bab 2, yang dimulai dengan pembahasan industri konstruksi di Indonesia, manajemen perusahaan jasa konstruksi, pendekatan manajemen strategi pada perusahaan jasa konstruksi, hubungan fungsi manajemen dengan manajemen strategi, dan kinerja perusahaan jasa konstruksi sebagai alat ukur. Berdasarkan bab sebelumnya, bab 3 membahas metodologi penelitian yang digunakan, dimulai dari menjelaskan kerangka pemikiran yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan hipotesa, uraian umum tentang pemilihan metode penelitian, kerangka metode penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisa. Sedangkan pelaksanaan penelitian pengaruh kualitas manajemen terhadap peningkatan kinerja jasa konstruksi dibahas pada bab 4 yang dimulai dengan dengan penjabaran hasil penyebaran kuesioner, analisis kinerja perusahaan, uji model kinerja perusahaan dan simulasi kinerja perusahaan dengan menggunakan metode analisis simulasi monte carlo. Sedangkan kesimpulan dan saran dibahas pada bab 5.

1.5. MANFAAT PENELITIANSesuai dengan maksud dan tujuan diatas, diharapkan agar penelitian ini dapat memberikan manfaat sumbangan pemikiran pada perusahaan-perusahaan jasa konstruksi yang bergerak dalam bidang pelaksanaan (kontraktor) swasta dan BUMN agar dapat mengukur kualitas manajemen perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaannya sehingga mampu bersaing dengan perusahaan asing baik didalam maupun diluar negeri.

Gatot Bentoro - 6402014051

4

BAB 2MANAJEMEN PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

2.1. INDUSTRI KONSTRUKSI DI INDONESIAIndustri konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga para pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri (Hillebrandt 1985) Dibandingkan dengan industri lain, misalnya industri pabrikan (manufacture), maka bidang konstruksi mempunyai karakteristik yang sangat spesifik, bahkan unik. Karakteristik usaha jasa konstruksi terdiri dari (Trisnowardono 2002) : 1. Produk jual sebelum proses produksi dimulai Produk bersifat custom-made Lokasi produk berpindah-pindah Proses produk berlangsung dialam terbuka Penjualan produk dilakukan dialam terbuka Proses produk melibatkan berbagai jenis peralatan berbagai klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja, serta berbagai tingkatan teknologi 7. 8. Penawaran suatu pekerjaan konstruksi umumnya berdasarkan pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis Pelaksanaan konstruksi mempunyai risiko untung atau rugi dilaksanakan secara tuntas. Jasa konstruksi tidak akan terlepas dari definisi tentang bentuk dan jenis pekerjaan yang terkait dengan jasa konstruksi tersebut. Dalam undang-undang jasa konstruksi dijelaskan tentang pengertian dari pekerjaan konstruksi yaitu keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata yang sangat divergen yang semua baru dapat diketahui pada saat proyek selesai

2.3. 4. 5. 6.

5

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

lingkungan

masing-masing

beserta

kelengkapannya,

untuk

mewujudkan

suatu

bangunan atau bentuk fisik lain (Suraji 2003). Kata jasa konstruksi bermakna sangat luas, pada umumnya bidang-bidang jasa konstruksi meliputi [(Triwidodo 2003)]:

1. 2. 3. 4.5.

Bidang perencanaan (design) Bidang pelaksanaan (construction) Bidang pengawasan (supervision/construction management) Bidang pengelolaan lahan (property management) Bidang pengembangan lahan (developer) Jasa konstruksi kontraktor, sebagai pelaksana konstruksi, didefinisikan sebagai

penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli, profesional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi, yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya dan terikat kontrak untuk menyelesaikan kontrak konstruksi (Triwidodo 2003). Usaha jasa konstruksi adalah usaha dibidang jasa yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan dan pemeliharaan bangunan yang dalam pelaksanaan, penggunaan atau pemanfaatannya menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidupnya (Trisnowardono 2002).

2.1.1. Perusahaan Jasa KonstruksiMenurut dilaksanakan produknya. Tujuan suatu perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidup, melakukan pertumbuhan, serta meningkatkan profitabilitas. Tiga tujuan tersebut merupakan pedoman arah strategis semua organisasi bisnis. Perusahaan yang tidak mampu bertahan hidup tidak akan mampu memberi harapan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Perusahaan yang kompetitif diindikasikan dengan adanya sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan dan kecakapan kerja yang baik dan inovatif, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam persaingan bebas. Selain itu harus mempertimbangkan kualitas kerja, memiliki kecepatan, menghasilkan produk yang efisien serta memperhatikan kepuasan pelanggan (Kaplan dan Norton 1996). Porter (1980) perusahaan adalah sekumpulan kegiatan dan yang untuk merancang, memasarkan, mengantarkan, mendukung

Gatot Bentoro - 6402014051

6

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Dalam mengembangkan strategi untuk manajemen sumberdaya manusia, organisasi perusahaan konstruksi harus menyebutkan beberapa isu (Maloney 1997) seperti : Visi-visi strategis Pandangan dari sumber daya manusia Orientasi manajemen versus orientasi pekerja Orientasi jangka pendek versus orientasi jangka panjang Teknologi produksi Perbedaan kemampuan kerja Ketersediaan kemampuan kerja yang terlatih

Selain yang tersebut diatas, dalam suatu organisasi perlu disusun dan diletakkan dasar-dasar pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas, dan tanggung jawab masing-masing kelompok dan pimpinan (Soeharto 1995). Suatu organisasi melakukan investasi dalam sumber dayanya dan berupaya untuk mengembangkan sumber daya tersebut sebaik-baiknya. Investasi tersebut akan memberikan keuntungan bagi organisasi melakukan peningkatan kinerjanya (Maloney 1997). Tiga faktor penentu kesuksesan untuk mengelola suatu organisasi (Chung 1987) : 1. 2. 3. Mengatur Strategi Perusahaan Mengatur Sumber Daya Mengatur Sistem Operasional

Kekuatan Pasar

Ekonomi Global

Teknologi Tugas Strategi Perusahaa n

Kekuatan Budaya

Sumber Daya Manusia Manusia

Sistem Operasion al Sistem

Kekuatan Ekonomi

Gambar 2.1. Tiga Faktor Penentu Kesuksesan untuk

7

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Mengelola suatu Organisasi(Sumber: Chung 1987)

1.

Mengatur Strategi Perusahaan Dalam mengatur strategi perusahaan, pimpinan perusahaan harus tahu apa yang diinginkan, mengetahui apa yang dilakukan oleh pesaing, dan memberikan produk lebih baik daripada lainnya.

2.

Mengatur Sumber Daya Pemimpin perusahaan dididik dengan motivasi, kepemimpinan dan komunikasi sehingga mereka dapat lebih efektif dalam berhubungan dengan pegawai. Sebagai tambahan perusahaan harus membuat program sumberdaya manusia seperti memperkaya pekerjaan, jam kerja yang fleksibel, manajemen yang efektif, biaya liburan, menentukan biaya hidup, dan partisipasi pegawai untuk dapat meningkatkan kualitas kehidupan kerja.

3.

Mengatur Sistem Operasional Operasional yang efisien dapat dicapai pada tingkat administratif, kontrol kualitas dan pelatihan dengan banyak keterampilan. Lingkup kerja jasa konstruksi cukup luas, dan secara garis besar meliputi (Barrie and Paulson 1984): 1. 2. 3. Gedung (bangunan perdagangan, keluarga, pendidikan, perumahan kota pemerintahan, unit ganda, keagamaan dan rekreasi) Pemukiman (perumahan apartemen dan kondominium) Rekayasa berat (struktur untuk tenaga listrik, pengendalian banjir dan distribusi air minum, sistem penanganan dan pembuangan bahan limbah, jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi) 4. Industri (pabrik pengilangan minyak bumi, pabrik peleburan logam, baja dan alumunium, pabrik industri dasar/berat, pengembangan usaha pertambangan dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan oleh pelayanan umum dan industri dasar. Jumlah perusahaan jasa yang aktif dalam industri konstruksi pada tahun 2003 mencapai 38.800 buah atau 40 persen dari 97.000 perusahaan yang ada di Indonesia. Jumlah tersebut diperkirakan meningkat lagi pada tahun 2004 menjadi 50 persen dari jumlah seluruh perusahaan yang ada (Kompas Cyber Media 2003). Berdasarkan Keppres 18/2000 perusahaan jasa konstruksi di Indonesia dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yang terdiri dari: kontraktor kecil (K) yang mengani proyek sampai dengan

Gatot Bentoro - 6402014051

8

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Rp 1 Milyar, kontraktor menengah (M) yang menangani proyek Rp 1 10 Milyar, dan kontraktor besar (B) yang menangani proyek diatas Rp 10 Milyar dan mengerjakan proyek-proyek yang kompleks dan besar. Dari daftar registrasi perusahaan nasional yang terdaftar di LPJK tahun 20022003, berdasar kualifikasi, terdiri dari 5.737 perusahaan kecil (K), 384 perusahaan menengah (M) dan 769 perusahaan besar (B). Sedangkan rekapitulasi jumlah badan usaha yang telah diregistrasi oleh LPJK tahun 2002, terdapat 80.498 perusahaan kontraktor dan 2.197 perusahaan konsultan. Belum dapat dirinci berapa jumlah perusahaan kontraktor dan konsultan spesialis, namun diperkirakan keberadaan perusahaan-perusahaan spesialis masih sangat sedikit, kurang dari 10% dibanding dengan jumlah kontraktor umum (www.lpjk.com downloaded 15 Februari 2003). Berdasarkan data yang didapat dari LPJK tahun 2002 bahwa jumlah kontraktor kelas B yang ada di DKI Jakarta adalah 458 perusahaan, atau sekitar 56,89 % dari jumlah perusahaan kontraktor kelas B yang ada di Indonesia (www.lpjk.com downloaded 21 April 2003). Dari banyaknya proyek yang ada, sebagian besar sumber pendanaannya berasal dari rekanan Internasional, adapun data yang disampaikan oleh ketua Bappenas tahun 1995 (Prabono 1999) yaitu:

1.

Proyek bantuan luar negeri dari tiga sumber utama : IBRD, ADB, OECF

( 80% total bantuan) sebesar USD 1,841 miliar, USD 2,1 miliar diantaranya untuk jasa konsultan. Porsi asing USD 1,8 Milyar dan porsi nasional USD 0,2 Miliar. 2. Biaya konsultan rata-rata sebagai persentase biaya total proyek: Proyek IBRD Proyek ADB : 13% : 9%

Proyek OECF : 12%

Nilai

konstruksi

merupakan

komponen

utama

dalam

struktur

output

perusahaan jasa konstruksi. Total nilai konstruksi yang diselesaikan pada tahun 1998, mengalami penurunan ketimbang tahun 1997. Jika pada tahun 1997 nilai konstruksi mencapai sebesar Rp. 29.826,3 milyar maka pada tahun 1998 menjadi Rp. 19.846,6 milyar atau turun 47,2%. Dari data BPS yang ada, menunjukkan pada tahun 2001 sekitar 50,9% dari total nilai konstruksi perusahaan anggota AKI berada dipulau Jawa dan bali. Namun konsentrasi pekerjaan di pulau itu mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada kelompok pulau lainnya, hanya Maluku dan Papua yang mengalami penurunan nilai pekerjaan. Sedangkan sisanya yaitu Sumatera, Nusa

9

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi mengalami peningkatan nilai. Nilai konstruksi dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Nilai Konstruksi yang Diselesaikan Perusahaan Jasa Konstruksi (milyar rupiah)Pulau 1. Sumatera 2. Jawa dan Bali 3. Nusa Tenggara 4. Kalimantan 5. Sulawesi 6. Maluku dan Irian Jaya Jumlah 1997 2.757,0 (9,0%) 22.156,4 (72,5%) 886,8 (1,8%) 1.921,0 (6,3%) 1.222,9 (4,0%) 882,1 (2,9%) 29.826,3 (100%) 1998 3.313,1 (16,6%) 12.299,3 (61,5%) 412,4 (2,1%) 1.905,3 (9,5%) 1.080,1 (5,4%) 836,3 (4,2%) 19.846,6 (100%) 1999 2.396,1 (16,7%) 7.521,0 (52,4%) 1.034,6 (7,2%) 1.346,8 (9,4%) 1.314,3 (9,2%) 737,6 (5,1%) 14.350,3 (100%) 2000 2.592,1 (15,3%) 8.901,1 (52,5%) 1.202,2 (7,1%) 1.964,3 (11,6%) 1.495,9 (8,8%) 801,1 (4,7%) 16.956,6 (100%) 2001 2.808,4 (13,9%) 10.268,3 (50,9%) 1.402,2 (7,0%) 3.104,9 (15,4%) 1.706,8 (8,5%) 872,4 (4,3%) 20.163,1 (100%)

Sumber: Biro Pusat Statistik, 2001

Undang-Undang No.19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) : Pasal 1 ayat (1) : Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara dipisahkan. Pasal 2 ayat (1) : Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: a. b. c. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional Mengejar keuntungan Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak

d.

Menjadi

perintis

kegiatan-kegiatan

usaha

yang

belum

dapat

dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.

Gatot Bentoro - 6402014051

10

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

e.

Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Visi BUMN adalah menjadikan BUMN sebagai salah satu pelaku perekonomian yang tangguh, dikelola secara profesional, mampu bersaing secara global, mampu meningkatkan kinerjanya (baik secara operasional dan finansial). Sebagian misi dari BUMN adalah (www.bumn-ri.com Selasa 16 Juli 2002) : Meningkatkan pertumbuhan kinerja BUMN, peningkatan efisiensi dan guna menunjang pemulihan ekonomi nasional serta keuntungan

meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan BUMN kepada masyarakat. Meningkatkan daya saing BUMN sehingga mampu bersaing di pasar global. Sehingga perusahaan jasa konstruksi BUMN adalah perusahaan yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara, usahanya dibidang jasa yang berhubungan dengan perencanaan pembangunan dan pemeliharaan bangunan yang dalam pelaksanaan, penggunaan atau pemanfaatannya menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidupnya. Organisasi perusahaan adalah suatu proses identifikasi, pembentukan dan pengelompokan tanggung jawab kerja, dan mendefinisikan menetapkan dan mendelegasikan wewenang maupun untuk hubungan-hubungan dengan maksud

memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan (Allen 1998).

2.1.2. Peranan dan Kondisi Perusahaan Jasa Konstruksi di IndonesiaPeranan industri jasa konstruksi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) makin tahun makin meningkat. Peluang tersebut telah berhasil mendorong kontraktor nasional untuk tumbuh berkembang dan sebagian telah berhasil menjadi perusahaan konstruksi yang besar. Seluruh proyek konstruksi yang ada di Indonesia tahun 2001 mencapai jumlah 17.000 paket proyek, dari besar sampai kecil. Sedangkan jumlah paket proyek dalam tahun anggaran 2001 di Depkimpraswil sebanyak 4.192 paket. Jika kita melihat data dari jumlah anggota gabungan kontraktor yang menangani pekerjaan tadi, diseluruh Indonesia tercatat 100.000 kontraktor. Dengan perincian Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) mempunyai anggota 80.000. Sedangkan Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional Indonesia (GAPEKNAS) memiliki anggota sebanyak 20.000 kontraktor (Buletin Bapekin 2001). Sedangkan kontraktor yang kolaborasi masuk menjadi anggota Assosiasi Kontraktok Indonesia (AKI) 108 kontraktor (data anggota AKI 2003).

11

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Meningkatnya kegiatan pembangunan proyek-proyek pemerintah maupun swasta telah menarik banyak pendatang baru yang potensial. Namun demikian sampai saat ini perusahaan jasa konstruksi milik negara BUMN masih memegang peranan dalam penguasaan pangsa pasar konstruksi nasional (Sutjipto 1991). Sementara itu, akibat keterbatasan kemampuan pemerintah maupun swasta untuk membiayai pembangunan proyek-proyeknya dengan anggaran dalam negeri, telah menyebabkan hampir semua proyek-proyek besar milik pemerintah maupun swasta dibiayai oleh dana pinjaman luar negeri. Dengan menggunakan alasan bahwa kontraktor nasional belum berpengalaman dan berkemampuan dalam teknologinya, investor asing cenderung membawa kontraktor dari negaranya. Akibatnya secara langsung kontraktor-kontraktor asing masuk bersama dengan datangnya pinjaman luar negeri tersebut (Sutjipto 1991). Untuk mencapai industri jasa konstruksi yang kuat, kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang baik, dalam beberapa hal masih belum dipenuhi. Kondisi-kondisi yang diperlukan bagi tumbuhnya industri jasa konstruksi yang tangguh adalah (Kadin 2002) : 1. 2. 3. 4. 5. Tersedianya tenaga manajemen maupun tenaga ahli yang profesional Bahan baku/material yang distandardisasi secara nasional dan dalam jumlah yang cukup diproduksi sesuai dengan kebutuhan Peralatan konstruksi harus diperoleh dengan mudah dan kompetitif Sistem informasi industri jasa konstruksi yang tepat dan terbuka mulai Pengenalan terhadap metode-metode konstruksi yang mutakhir dan

dari konsepsi proyek sampai saat-saat pelelangan efisien sehingga dapat unggul dalam pelelangan internasional. Kedatangan kontraktor asing telah memaksa kontraktor dalam negeri untuk meningkatkan kemampuannya dalam persaingan dan belajar alih teknologi untuk dapat menghasilkan produk jasa sesuai dengan persyaratan internasional (Sutjipto 1991). Saat ini kontraktor nasional masih sangat kesulitan dalam bersaing dengan kontraktor asing yang mampu memperoleh finansial dengan bunga rendah dinegaranya. Sementara kontraktor Indonesia, fasilitas jaminan bank-nya saja masih sering ditolak oleh pemilik proyek diluar negeri. Pemberian fasilitas khususnya bagi kontraktor yang berupaya mendapatkan tender diluar negeri sudah banyak dilakukan di negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, Cina dan Korea, dengan harapan usaha jasa konstruksinya dapat menghasilkan devisa bagi negara. Fasilitas tersebut lantaran kontraktor di Korea atau Jepang digandeng investor swasta maupun pemerintah dari negaranya sendiri (Konstruksi 2002).

Gatot Bentoro - 6402014051

12

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Selain itu ada beberapa yang menjadi kelemahan kontraktor nasional, antara lain dalam hal manajemen organisasi, serta minimnya pengalaman terjun ke luar negeri, sehingga boleh dibilang lapangan di mancanegara itu masih asing bagi kontraktor nasional. Namun kelemahan ini bisa diatasi dengan beberapa kiat, misalnya dengan menjalin kerjasama kemitraan dan dengan perusahaan usaha, serta kontraktor terus asing, memperbaiki profesionalisme manajemen menerus

mempelajari karakteristik bisnis di berbagai negara (Suara Kontraktor 2000). Upaya perusahaan jasa konstruksi Indonesia dalam menghadapi era globalisasi saat ini dapat dilihat pada gambar 2.2.

13

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

1. Tuntutan Reformasi 2. Tuntutan Liberalisasi

UPAYA-UPAYAKONDISI DEWASA INIUPAYA DASAR 1. Tersedianya kesempatan bagi pengusaha nasional 2. Pelonggaran dilaksanakan sesuai tingkat kemampuan usaha nasional 3. Peningkatan kemampuan pengusaha nasional 4. Menjalin kerjasama dengan pengusaha asing 5. Peningkatan semangat Cinta Produksi Nasional. 1. Pemaketan sesuai dengan tingkat kemampuan pengusaha nasional 2. Pengusaha nasional mampu bersaing di pasar dalam negeri 1. Pelonggaran paket sesuai dengan tingkat kemampuan pengusaha nasional 2. Pengusaha nasional semakin mampu bersaing didalam negeri dan mampumelakukan

ERA GLOBALISASI

2003

2010

2020Bangsa yang mandiri serta mampu bersaing dalam era perdagangan bebas dan investasiCATATAN : Paket pekerjaan konstruksi dan nilai investasi disusun sepenuhnya berdasarkan tuntutan pasar dan kepentingan investasi Didukung oleh : 1. Ketersediaan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung produktifitas dan distribusi barang dan jasa 2. Usaha nasional mampu berpartisipasi dalam investasi bidang infrastruktur 3. Jasa Konstruksi Nasional yang professional didukung oleh struktur usaha yang kokoh

1. Infrastruktur a. terbatas dan substandard b. Keterbatasan kemampuan investor nasional 2. Jasa Konstruksi a. Struktur usaha lemah b. Tingkat professionalisme belum mantap

penetrasi ke pasar luar negeri

1. Jasa, Teknologi dan Modal Asing yang perlu dihadirkan atau yang akan beroperasi di Indonesia dalam pengembangan usaha 2. Kewenangan Pemerintah untuk melakukan pengaturan dan pembinaan

Gambar 2.2. Upaya Jasa Konstruksi Indonesia dalam Menghadapi Globalisasi (Sumber: Buletin Bapekin 2003)

Gatot Bentoro - 6402014051

14

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

2.2. MANAJEMEN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSIManajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang ditetapkan (Stoner and Wankel 1986). Leadership adalah people oriented, sedangkan manajemen adalah process oriented (Genaga July/August 1997). Sedangkan menurut Terry (1986) manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengawasi dan memotivasi, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber yang lain. Penerapan manajemen terhadap jasa konstruksi dikaitkan dengan satu tujuan yakni meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi nasional. Manajemen terhadap badan usaha jasa konstruksi bertujuan untuk menjamin tercapainya laba usaha dan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat dan negara. Dari pengertian manajemen diatas telah dikemukakan bahwa manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan tertentu. Sumber daya manusia dan sumber daya yang lain yang diperlukan tersebut adalah unsur-unsur manajemen yang dikenal dengan 6 M, yaitu (Terry 1986) :

1. 2. 3. 4. 5. 6.1.

Manusia (Men) Bahan (Materials) Mesin/peralatan (Machines) Metode/cara kerja (Methods) Uang (Money) Pasar (Markets)

Manusia (Men) Manusia merupakan elemen yang paling dinamis dan kompleks. Kompleksitas

dan kedinamisan itu dapat dilihat dari usahanya untuk menanggapi lingkungannya dan mempertahankan eksistensinya dari waktu kewaktu. Sumber daya manusia didalam organisasi harus dikelola dengan baik, Pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi terdiri dari (Flippo 1984): Pengadaan personil Pengembangan personil melalui pelatihan dan pendidikan

15

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

-

Pemberian imbalan Integrasi personil kedalam organisasi Pemeliharaan terhadap personil yang ada Pemberhentian personil

Sumber daya manusia yang unggul dalam persaingan global adalah sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan keahlian dalam teknologi maju dalam globalisasi serta memiliki moral yang baik (Supriyono 1999). 2. Bahan (Materials) Bahan (Materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam industri manufaktur logam, tetapi bisa juga berarti informasi yang diolah misalkan dalam manajemen perkantoran (Stoner dan Wankel 1986). Manajemen material konstruksi adalah sistem manajemen yang terintegrasi antara perencanaan, pengendalian dan usaha-usaha untuk mencapai fungsi-fungsi antara lain (Stukhart 1995) : material takeoff, persiapan requisition (daftar permintaan), penyerahan requisition kepada pihak yang melakukan pembelian (purchasing), menilai dan memilih pemasok (bidders), meminta penawaran (bid), mengevaluasi penawaran, menyetujui sesuatu yang ditawarkan, negosiasi, membuat kontrak pembelian, memperlancar (expediting) kedatangan gambar-gambar dan data material yang dibeli dari pemasok (supplier), memperlancar jadwal pengiriman, menjamin kesesuaian material terhadap spesifikasi, memilih transportasi yang tepat dan ekonomis ke lokasi proyek, menerima kedatangan material, menginspeksi, menyimpan, memelihara, mendistribusikan kepada pekerja lapangan, serta menangani kelebihan material. 3. Mesin/Peralatan (Mechines) Untuk bisa memaksimumkan tingkat penggunaan mesin atau peralatan, perlu dilakukan pengaturan kerja sedemikian rupa pada mesin atau peralatan tersebut sehingga efektifitas dan efisiensi kerjanya dapat tercapai. Untuk mengkaji tingkat penggunaan mesin atau peralatan, perlu dipahami beberapa elemen waktu dalam proses operasi, diantaranya (Radke 1972): waktu peralatan berproduksi, waktu penyiapan peralatan, waktu pemeriksaan peralatan, dan waktu operator. Menurut (O'Brien 1991) manajemen peralatan dimulai dengan merencanakan, mengatur, mengelola dan mengendalikan dalam pemilihan peralatan, kepemilikan peralatan, operasional, pemeliharaan peralatan dan perbaikan peralatan, pencatatan penyaluran biaya peralatan, penggantian komponen peralatan serta administrasi

Gatot Bentoro - 6402014051

16

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

peralatan, agar sesuai dengan kondisi pekerjaan dan total biaya peralatan yang rendah. 4. Metode /cara kerja (Methods) Jasa perusahaan konstruksi atau kontraktor merupakan jasa diperoleh dari pelaksanaan pembangunan konstruksi. Peranan metode konstruksi adalah untuk menyusun cara-cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk memenuhi menentukan sarana-sarana pekerjaan yang akan mendukung terlaksananya suatu pekerjaan. Cara kerja juga dapat membantu dalam menentukan urutan pekerjaan menyusun jadwal sehingga dapat menentukan penyelesaian suatu pekerjaan. Peran metode konstruksi akan mempengaruhi perencanaan suatu konstruksi, antara lain (Trisnowardono 2002) : Jadwal Pelaksanaan Jadwal Tenaga Kerja Jadwal Bahan Jadwal Alat dan Jadwal Penggunaannya Arus Kas Kurva-S

5. Uang (Money) Dalam perencanaan perusahaan, khususnya aspek keuangan, disinilah letaknya peran fungsi uang yang dianggap sebagai urat nadi perusahaan. Peran fungsi keuangan di perusahaan pada dasarnya adalah menjaga keseimbangan antara sumber dan penggunaan dana tersebut. Tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan dan untuk itu perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya investasi maupun operasional. Pendapatan yang diterima perusahaan berasal dari penjualan produk atau jasa. Sumber dana internal berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dalam kegiatan usahanya, perusahaan mengeluarkan dana untuk membeli mesin, bahan baku dan biaya operasional lain untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual. Penjualan barang atau jasa itu ada yang tunai dan yang dijual secara kredit. Dengan cara mempercepat penagihan piutang, maka perusahaan bisa memperoleh uang tunai lebih awal atau jika perusahaan bisa mempercepat proses penjualannya, maka bisa juga mempercepat perolehan uang tunai. Sumber dana eksternal bisa berasal dari kredit dagang (pembelian bahan baku dari pemasok yang dibayar kemudian), pinjaman, anjak piutang atau penerbitan surat hutang. Kedua sumber dana ini tergolong sumber dana jangka pendek, yang dalam

17

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

terminologi manajemen keuangan biasanya tergolong jatuh tempo kurang dari satu tahun. Sumber dana jangka panjang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun adalah pinjaman jangka panjang dan penerbitan obligasi. Keduanya tergolong pembiayaan hutang (debt financing) dan jenis lainnya adalah pembiayaan modal atau modal sendiri (equity financing), yaitu dengan cara menerbitkan saham, baik saham biasa maupun saham preferensi. Dengan pengertian sumber dana jangka pendek dan jangka panjang, fungsi keuangan dalam perusahaan harus merencanakan penggunaannya dengan tepat, karena penggunaannyapun dapat tergolong menjadi penggunaan jangka pendek dan jangka panjang. Kekeliruan dalam penggunaan dana bisa berakibatkan kepada krisis atau kesulitan keuangan (Weston and Copeland 1991). 6. Pasar (Market) Pasar terdiri dari customer potensial dengan kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam transaksi guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Karena itu besar kecilnya suatu pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya yang menarik bagi orang lain, dan mau menyediakan sumber daya tersebut untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia Konsep pemasaran adalah bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efektif dan lebih efisien dibanding para pesaing (Kotler 1984). Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya tersebut harus diingat bahwa semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik harus bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Basyah Siregar and Samadhi 1987). Sebagai suatu proses, manajemen mengenal suatu urutan pelaksanaan yang logis, yang menggambarkan bahwa ada tindakan-tindakan manajemen semata-mata diarahkan pada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penetapan tujuan/sasaran merupakan tindakan manajemen yang pertama, kemudian diikuti tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian dan (organizing), penggerakan dengan (actuating), pemotivasian (motivating) pengendalian (controlling)

Gatot Bentoro - 6402014051

18

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif. Tindakan-tindakan ini pada dasarnya merupakan fungsi-fungsi dari manajemen (Terry 1986).

2.2.1. Proses ManajemenSetiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang memberikan arah dan menyatukan pandangan unsur yang terdapat didalam organisasi tersebut. Dimana tujuan yang akan dicapai dimasa yang akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik daripada keadaan yang sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian kegiatan, yang dikenal dengan proses manajemen (Stoner & Wankel 1986). 1. Perencanaan (Planning) Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data/informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang. Bentuk tindakan tersebut antara (Robbins 1998); Menetapkan tujuan dan sasaran usaha Menyusun rencana induk jangka panjang dan jangka pendek Menyumbang strategi dan prosedur operasi

Manfaat yang didapat dari perencanaan (Terry 1986): Timbulnya aktivitas-aktivitas teratur yang ditujukan kearah pencapaian Perencanaan menunjukan perlu tidaknya perubahan pada masa yang Perencanaan menjawab pertanyaan-pertanyaan : Apakah yang sasaran akan datang terjadi apabila. Dapat memberikan sebuah dasar atau landasan untuk pengawasan Perencanaan mendorong orang memberikan prestasi sebaik mungkin Perencanaan memaksa orang untuk memandang perusahaan secara Perencanaan memperbesar dan mengimbangkan pemanfaatan

menyeluruh fasilitas-fasilitas. Kemampuan merencanakan sangat penting bagi kesuksesan manajemen. Perencana yang efektif membutuhkan keahlian khusus yang lebih dari hanya sekedar

19

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

membuat dokumen jadwal dan biaya. Kemampuan yang diperlukan bagi seorang pimpinan adalah kemampuan komunikasi dan pengelolaan informasi untuk menentukan kebutuhan sumber daya dan dukungan administratif yang diperlukan (Kerzner 1998).

Perencanaan membutuhkan pemahaman yang komprehensif mengenai semua kegiatan, urutan, durasi dan sumber daya, serta fasilitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu aktivitas (Goodwin July 1993). Menurut Kaplan dan Norton (1996) penerapan perencanaan strategik jangka panjang yang terintegrasi membutuhkan adanya empat tahapan yang meliputi: Penetapan target sasaran Menentukan sasaran yang jelas dengan perencanaan target yang relevan terhadap pencapaian visi dan sasaran rencana strategis yang diimbangi dengan pengembangan pengetahuan personil Identifikasi dan penjabaran sasaran strategis penetapan target yang ingin dicapai, kemudian dilakukan Melalui

identifikasi terhadap sasaran-sasaran strategis terdahulu yang cukup relevan mendukung sasaran strategis dimasa yang akan datang. Identifikasi sasaran kritis antar unit kerja penting pada proses perencanaan satuan kerja adalah Sebagai langkah

identifikasi terhadap perencanaan dari unit kerja lain. Keterkaitan dengan alokasi sumber dan anggaran pencapaian sasaran dalam rencana strategis yang lebih Untuk

menunjukkan kinerja pencapaian target jangka panjang perlu diperhatikan pengalokasian sumber daya yang digunakan dan penetapan target anggaran yang jelas. 2. Pengorganisasian (Organizing) Berupa tindakan-tindakan yang dapat mempersatukan kumpulan kegiatankegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan. Tindakan-tindakannya berupa (Robbins 1989): Menetapkan daftar penugasan Menyusun lingkup kegiatan Menyusun struktur kegiatan Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya

Gatot Bentoro - 6402014051

20

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Manfaat yang didapat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi wewenang terlihat jelas. Komunikasi dibutuhkan untuk menunjang teamwork. Manfaat dari komunikasi yang terbuka antar personil dalam tim kerja adalah tidak hanya menunjang kesuksesan perusahaan tetapi juga membuat seseorang bekerja secara efisien. Seseorang yang memiliki kemampuan bekerjasama dalam teamwork telah mengambil langkah lebih dekat kearah profesionalisme. Keuntungan bekerja dalam temwork adalah setiap personil dalam tim melihat permasalahan dari sudut pandang lain sehingga memberikan masukan dan mengambil solusi yang tepat (Smith 1992). 3. Penggerakan (Actuating) Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Tindakan tersebut antara lain (Terry 1986): Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab Memberikan pengarahan penugasan.

Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama. 4. Pemotivasian (Motivating) Berupa tindakan yang dapat merangsang anggota tim untuk melakuakan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan dengan sebaik mungkin, walaupun pekerjaan tersebut penuh tantangan, antara lain (Terry 1986): Mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari personil Mengetahui tujuan-tujuan dan persepsi-persepsi orang atau kelompok Bagaimana caranya agar kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan

yang bersangkutan tersebut dapat direalisasikan. Manfaat dari fungsi memotivasi adalah dapat menjaga suasana yang kondusif dalam lingkungan pekerjaan, setiap orang atau kelompok dapat tetap fokus pada pekerjannya. Membangun motivasi individu dalam perusahaan pada hakekatnya didasarkan pada tiga hal utama yang meliputi bentuk pengakuan, penghargaan dan terhadap

21

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

prestasi kerja, besarnya kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan dan dukungan perusahaan melalui peningkatan sarana dan fasilitas kerja. Melalui motivasi dan pemberdayaan karyawan dapat terjalin kesesuaian antara tujuan dari masing-masing karyawan dengan tujuan perusahaan (Tangkilisan 2003).

5.

Pengendalian (Controlling) Berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan serta

pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi. Tindakan tersebut antara lain (Robbins1989): Mengukur kualitas hasil Membandingkan hasil terhadap standar kualitas Mengevaluasi penyimpangan Memberikan saran-saran perbaikan Menyusun laporan kegiatan

Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu. Tujuan pokok dari manajemen adalah mengelola fungsi-fungsi manajemen sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, serta penggunaan sumber daya yang seefisien dan seefektif mungkin. Untuk mencapai tujuan manajemen, maka perlu diusahakan pengawasan terhadap mutu, waktu dan biaya (Terry 1986). Pengendalian menurut Mokler (1972) merupakan usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sarana perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisa kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Sistem pengendalian bertindak sebagai sistem peringatan awal untuk mendiagnosa permasalahan langkah utama ketika tindakan proses pengendalian masih efektif dalam mencapai diagnosa (Barrie 1992). Menurut Turner (1993), ada empat pengendalian yaitu : a. b. c. d. Perencanaan pekerjaan dengan perhitungan kinerja Memonitoring dan membuat hasil laporan Membandingkan hasil perencanaan dan memprediksi hasil kedepan penting dalam

Merencanakan dan mengambil langkah tindakan efektif/koreksi sesuai dengan perencanaan.

Gatot Bentoro - 6402014051

22

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

2.2.2. Manajemen PerusahaanPrinsip dasar bagi suksesnya sebuah perusahaan adalah dengan manajemen berdasarkan tujuan, yaitu setiap anggota dari perusahaan memiliki pemahaman yang jelas terhadap tujuan dari kebersamaan mereka. Dengan demikian semua anggota organisasi menentukan pentingnya tugas-tugas mereka dalam berkontribusi kepada tujuan secara keseluruhan. Ada dua kriteria penting dalam menetapkan suatu tujuan, yaitu (Young, Duffield et al. 1999) : Harus dapat dicapai Cara terbaik dalam menetapkan tujuan yang akan dicapai adalah dengan melibatkan orang-orang yang berkualitas didalam struktur perusahaan. Harus dapat diukur Tujuan harus sedemikian rupa sehingga orang-orang didalam perusahaaan dapat mengukur kemajuan mereka dalam mencapai tujuan tersebut secara perorangan, kelompok maupun secara keseluruhan.

Menurut Hunger dan Wheelen (2000) perusahaan adalah mekanisme yang dibangun agar berbagai pihak dapat memberikan kontribusi berupa modal, keahlian (expertise) dan tenaga, demi manfaat bersama. Dengan terbentuknya suatu perusahaan, para investor (shareholder) yang memberi kontribusi berupa modal. Para manajer (top manajemen) yang memberikan kontribusi keahlian. Dan para karyawan yang memberi kontribusi tenaga. Sehingga manajemen perusahaan adalah proses memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersamanya itu adalah perusahaan dapat terus bertahan, mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan dapat mensejahterakan karyawan (Tjager, Djemat et al 2003). Ada empat prinsip dasar bagi pengelolaan Perusahaan yang baik (Witherell 2000):

1. 2. 3. 4.1.

Keadilan (Fairness) Transparansi (Transparancy) Dapat Dipertanggung Jawabkan (Accountability) Pertanggungjawaban (Responsibility)

Keadilan (Fairness) Perlindungan bagi seluruh hak para pemegang saham : Mengamankan metode pendaftaran kepemilikan

23

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

-

Pengalihan saham Memperolah informasi mengenai perusahaan secara tepat waktu dan teratur Partisipasi dan pemberian suara dalam rapat pemegang saham Memilih anggota direksi dan komisaris Pembagian laba perusahaan Para pemegang saham untuk kelas yang sama harus diperlakukan sama Informasi orang dalam (insider trading) dan penjualan internal yang disalahgunakan harus dilarang Anggota direksi dan komisaris serta para manajer diharuskan untuk mengungkapkan kepentingannya yang bersifat substansial dalam transaksi atau hal-hal yang berhubungan dengan perusahaan

Perlakuan yang sama bagi para pemegang saham :

2.

Keterbukaan (Transparancy) Pengungkapan informasi yang bersifat penting : Perolehan operasional dan keuangan Maksud dan tujuan perusahaan Kepemilikan saham mayoritas dan hak suara Para anggota direksi dan komisaris dan karyawan penting lainnya serta imbalan yang diberikan kepada mereka Faktor resiko yang penting yang dapat diperkirakan Hal-hal penting mengenai karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya Struktur dan kebijakan pengelolaan Informasi harus dipersiapkan, diaudit dan diungkapkan sejalan dengan Penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efisien

pembukuan yang berkualitas.

3.

Pertanggungjawaban Direksi/Komisaris (Accountability)

-

Angota dewan direksi/komisaris harus bertindak untuk kepentingan

perusahaan dan para pemegang saham Pemenuhan fungsi-fungsi penting, termasuk : Mengamankan strategi perusahaan Pengawasan atas karyawan penting Terjaminnya (transparan) Pemantauan kemungkinan adanya konflik kepengingan 24 proses pencalonan anggota direksi yang terbuka

Gatot Bentoro - 6402014051

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Pengawasan atas proses pengungkapan dan komunikasi Penilaian yang bersifat independen atau terlepas dari manajemen Adanya akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat

waktu

4.

Pertanggungjawaban (Responsibility) Menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak yang berkepentingan Para pihak yang berkepentinga harus mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka

Dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi keikutsertaan

pihak yang berkepentingan Dimana diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai akses terhadap informasi yang relevan

2.2.3. Manfaat Kualitas bagi Perusahaan Jasa KonstruksiKualitas atau mutu adalah suatu citra yang sangat didambakan oleh setiap perusahaaan jasa konstruksi (kontraktor), baik dalam hal jasa pelayanan maupun jasa produksi (Triwidodo 1997). Para pakar kualitas telah mencoba mendefinisikan arti dari kualitas. Secara umum, definisi-definisi tersebut antara lain (Kaizen 1994): Phillip B. Crosby Kualitas berarti kesesuaian terhadap persyaratan. W. Edwards Deming

Kualitas berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan secara terus menerus. Joseph M. Juran

Kualitas berarti kesesuaian dengan penggunaan. Pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan customer. K. Ishikawa

Kualitas berarti kepuasan customer.

25

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Jadi kualitas menjadi sifat dari suatu produk, baik barang maupun jasa serta rangkaian kerja. Dengan demikian, kualitas selalu menjadi sifat dan melekat pada produk, rangkaian kegiatan pelaksanaan, atau sistem kerja (Triwidodo 1997). Perusahaan jasa konstruksi yang selalu memperhatian peningkatan mutu akan mendatangkan manfaat atau keuntungan bagi perusahaan. Sekurang-kurangnya ada dua keuntungan yang akan didapat, yaitu : 1. 2. Peningkatan Pasar Penghematan Biaya

1. Peningkatan pasar Pertama-tama akan terjadi peningkatan kinerja, reputasi dan reliability, kemudian akan terjadi peningkatan pangsa pasar, sehingga permintaan produk semakin besar dan perusahaan dapat meningkatkan harga. Peningkatan harga akan menyebabkan peningkatan keuntungan. Peningkatan pangsa pasar dapat diikuti peningkatan volume produksi dan peningkatan efisiensi produksi, yang pada akhirnya terjadi peningkatan keuntungan. Selain itu peningkatan pangsa pasar dapat langsung mengakibatkan peningkatan keuntungan.

Peningkatan kinerja dan reliabilitas

Peningkatan reputasi

Peningkatan pangsa pasar

Peningkatan volume dan efisiensi produk

Peningkatan harga

Peningkatan keuntungan

Gambar 2.3. Keuntungan Peningkatan Kualitas Ditinjau dari Pasar(Sumber: Kaizen 1994)

2.

Penghematan Biaya juga akan terjadi peningkatan kinerja, kemudian akan

Pertama-tama

meningkatkan produktivitas, turunnya bahkan dapat menghilangnya biaya garansi. Dan itu semua pada akhirnya akan dapat meningkatkan keuntungan. Hal-hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gatot Bentoro - 6402014051

26

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Meningkatnya Produktivitas

Peningkatan Kinerja

Peningkatan keuntungan

Turun/Hilangnya biaya garansi

Gambar 2.4. Keuntungan Peningkatan Kualitas Ditinjau dari Segi Biaya(Sumber: Kaizen 1994)

Sedangkan mutu menurut ISO 9000 adalah derajat/tingkat yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan/keinginan (Suardi 2003). ISO 9000 (Supriyono 1999) adalah standar sistem mutu yang diterapkan pada proses yang diciptakannya. Sistem mutu adalah sistem yang komprehensif yang mencakup semua rencana, struktur organisasi dan semua aktivitas yang didokumentasikan dan diimplementasikan untuk mengendalikan kesesuaian produk atau jasa terhadap persyaratanpersyaratan khusus dan untuk menyediakan bukti mengenai kesesuaian tersebut. ISO 9000 bukanlah satu-satunya standar sistem mutu yang harus dipenuhi dalam rangka persaingan global. Selain ISO 9000, terdapat standar sistem mutu lainnya misalnya sistem mutu Baladrge , sistem mutu Deming, sistem mutu Juran dan sistem mutu Crosby. Namun ISO 9000 lebih banyak diakui dunia dan bersifat global (LIPBI 2003). Perusahaan global yang tidak menerapkan ISO 9000 dapat kehilangan bisnisnya, karena (LIPBI 2003) : Pencapaian kualitas Registrasi ISO 9000 merupakan keharusan untuk Para konsumen besar banyak yang mensyaratkan ISO Para pesaing banyak yang mengadopsi ISO 9000 Menurunkan keunggulan daya saing perusahaan. menuntut adanya komitmen dari seluruh anggota dapat memasuki pasar yang semakin luas 9000 bagi para pemasok

organisasi, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan keunggulan kompetitif organisasi dan pada akhirnya organisasi mampu menghadapi persaingan global (Bounds et al 1994).

27

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Oganisasi Perusahaan Jasa KonstruksiMisi suatu organisasi mungkin dapat digambarkan sebagai pernyataan umum yang merumuskan tujuan inti atau falsafah dasar organisasi. Menurut (Campbell and Tawadey 1992) misi adalah sebuah pernyataan, misi yang menjawab membantu pertanyaan memberikan mengapa organisasi ini ada?. Keuntungan utama menyatakan adalah pengertian yang jelas untuk apa sebenarnya organisasi itu ada kepada para pegawai. Pernyataan misi akan memperjelas obyektifitas mereka sendiri dan meningkatkan kesepakatan tanggung jawab mereka untuk mencapai tujuan tersebut (Drucker 1968). Strategi adalah sebuah cara menentukan bagaimana tujuan-tujuan itu akan dicapai dan mengamati kemajuan kearah pencapaian tujuan-tujuan itu bagi organisasi secara keseluruhan (Cushway and Lodge 1993) Tujuan lebih banyak menggambarkan secara khusus bagaimana misi organisasi akan dicapai. Tujuan menandai maksud tertentu bagi organisasi. Tujuan diperlukan dalam setiap kawasan apabila hasilnya secara langsung dan vital mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan bisnis (Drucker 1968). Menurut Cusway dan Lodge (2002) terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam organisasi, setelah misi dan strategi yang jelas telah ada, yaitu antara lain : 1. 2. 3. 4. Struktur Organisasi Proses Organisasi Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja Budaya Organisasi

MISI

STRATEGI

STRUKTUR ORGANISASI

PROSES ORGANISASI

SUMBER DAYA

MANUSIA

BUDAYA ORGANISASI

Gatot Bentoro - 6402014051

28

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Gambar 2.5. Faktor-Faktor Penting dalam Organisasi(Sumber: Cusway dan Lodge 2002)

1.

Struktur Organisasi Menjelaskan bagaimana kewajiban, tugas dan peran dialokasikan didalam

organisasi. Hal ini penting karena dampaknya terhadap cara orang bekerja dan terhadap efektifitas proses-proses organisasi. Struktur organisasi adalah kerangka-kerangka yang menjelaskan bagaimana sumber-sumber daya dan alur komunikasi serta pembuatan keputusan dialokasikan atau ditangani (Woodward 1980). Maksud utama struktur itu adalah memastikan bahwa organisasi dirancang dengan cara yang paling baik untuk mencapai sasaran atau tujuannya (Cusway dan Lodge 2002). 2. Proses Organisasi Proses adalah mekanisme yang mendasari dilaksanakannya kegiatan-kegiatan organisasi. Proses biasanya menentukan bagaimana organisasi itu disusun, meskipun mekanisme tersebut mungkin dibuat sangat sesuai dengan struktur organisasi. Mekanisme itu juga yang akan mempengaruhi jenis tenaga yang akan dipekerjakan. 3. Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja Sumber daya inti setiap organisasi adalah tenaga kerja (manusia). Sebaliknya tenaga kerja (manusia) menentukan struktur dan proses organisasi. Sumber daya yang efektif dan dimotivasi dengan baik akan mengatasi kekurangan pada struktur dan proses yang kurang baik, sedangkan struktur dan proses yang terbaik tidak akan berjalan tanpa peran serta sumber daya manusia. 4. Budaya Organisasi Budaya memiliki dampak pada efisiensi dan efektivitas organisasi. Oleh karena itu, organisasi merupakan bagian penting guna memperoleh pemahaman sepenuhnya tentang organisasi. Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi. Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para pegawai berprilaku. Menurut (Riley and Clare-Brown 2001) kebudayaan perusahaan adalah campuran aspirasi, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki bersama-sama oleh karyawankaryawan. Budaya mencakup seluruh unsur-unsur kemasyarakatan yang kompleks termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, etika, moral, hukum, adat istiadat,

29

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

kebiasaan dan sikap lain yang diperlukan individu sebagai anggota masyarakat (Cleland and Gareis 1994) Menurut Duncan (1989) konsep budaya organisasi sebagai sesuatu yang tidak dapat di abaikan demi mendukung jalannya strategi perusahaan, dan budaya yang kuat dapat merupakan kontribusi bagi kesuksesan sebuah organisasi perusahaan dalam mencapi tujuan.

2.3. PENDEKATANManajemen strategi

MANAJEMENadalah proses untuk

STRATEGImembantu

PADAdalam

PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSIorganisasi mengidentifikasikan apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaanperusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif (Hitt, Ireland dan Hoslisson 1997). Proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar (Wheleen dan Hunger 2000) : 1. 2. 3. 4. Pengamatan lingkungan Perumusan strategi Implementasi strategi Evaluasi dan pengendalian

Pengamatan Lingkungan

Perumusan Strategi

Implementasi Strategi

Evaluasi dan Pengendalian

Gambar 2.6. Elemen-Elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis(Sumber: Wheleen & Hunger 2000)

Pada level korporasi, proses manajemen strategis meliputi aktivitas-aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaannya. Langkah pertama untuk dalam merumuskan strategi adalah pernyataan misi, yang berperan penting dalam menentukan tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan strategi dan kebijakan tersebut melalui program,

Gatot Bentoro - 6402014051

30

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

anggaran dan prosedur. Akhirnya, evaluasi kinerja dan umpan balik

untuk

memastikan tepatnya pengendalian aktivitas perusahaan (Wheleen & Hunger 2000). Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel kekuatan dan kelemahan yang ada didalam organisasi. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan, yang meliputi (Wheleen & Hunger 2000):

1.

Struktur organisasi Apabila struktur perusahaan cocok dengan strategi yang diusulkan, maka

struktur tersebut merupakan kekuatan perusahaan. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan strategi yang diusulkan, maka struktur tersebut akan menjadi kelemahan perusahaan dan akan membuat strategi tidak dapat dijalankan dengan benar. 2. Budaya organisasi Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota puncak sampai karyawan operatif. Tahapan yang paling maju dalam perubahan budaya organisasi adalah menciptakan budaya organisasi yang bersifat pelopor. Budaya pelopor berarti berpikir jauh melebihi kecepatan pemikiran normal, baik dari sisi manusia ataupun sisi organisasi yang bersangkutan. Jika organisasi ingin memaksimalkan kemampuannya dalam mencapai tujuan, diperlukan budaya yang dapat mendukung dan menggerakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan (Hagberg dan Heifetz 2000). Konsep budaya organisasi sebagai sesuatu yang tidak dapat diabaikan demi mendukung jalannya strategi perusahaan dan budaya yang kuat merupakan kontribusi bagi kesuksesan sebuah organisasi perusahaan dalam mencapai tujuannya (Kaming, Olomolaiye et al. 1997). Beberapa ciri dari organisasi yang memiliki budaya pelopor (frontier) sebagai berikut (Kotter and Heskett 1992)

1.

Adanya

kemampuan

berpikir dan menciptakan produk-produk dan jasa-jasa baru melampaui apa yang diinginkan konsumen baik untuk jangka waktu pendek ataupun jangka waktu panjang. Dengan kata lain organisasi tersebut mampu untuk melakukan tindakan yang lazim disebut "think beyond".

2.

Organisasi

tersebut

cepat dan tanggap terhadap peluang bisnis baru sebelum kompetitornya

31

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

memikirkan hal yang sama. Di sini organisasi ini telah mengaplikasikan paradigma manajemen mutu yang baru yaitu "if not broken, improve it". Sistem yang menghasilkan produk dan jasa yang tidak rusak tidak didiamkan begitu saja. Namun selalu diperbaiki dan diperbaiki sehingga mencapai hasil yang optimal.

3.

Organisasi

tersebut

sangat dinamis dan tanpa birokrasi. Yaitu sebuah organisasi yang memiliki pemimpin yang bertindak sebagai fasilitator sekaligus supporter. Hal ini kita kenal sebagai organisasi yang bersifat "team based" dan "virtual organization". Organisasi akan dijalankan oleh para pekerja pengetahuan (knowledge worker). Birokrasi yang rumit akan terpangkas dengan makin intensifnya penggunaan internet sehingga informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi akan dapat disebarkan dengan cepat dan merata ke seluruh bagian dalam organisasi tersebut. Inilah yang membentuk tersebut terciptanya virtual organization. 4. Organisasi lebih menitik-beratkan pada pengembangan jalur karir daripada jalur manajerial. Maksudnya, setiap orang dalam sebuah organisasi akan bergerak menuju posisi profesional. Yang harus diperhatikan untuk meletakkan budaya organisasi yang bersifat pelopor adalah inovasi dan mulai memperhatikan spesialisasi, yang memicu penciptaan dan internalisasi budaya pelopor dalam sebuah organisasi. Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan, harapan dan nilai yang dipelajari dan dibagikan oleh anggota-anggota organisasi dan disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Duncan 1989). Budaya suatu sistem sosial Budaya adalah kerangka referensi bagi karyawan agar digunakan untuk menerima berbagai kegiatan organiosasional dan juga sebagai pedoman bagi perilaku yang tepat. 3. Sumber Daya Organisasi. perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam sebuah organisasi (Smircich 1983) : Budaya memberikan nuansa identitas bagi karyawan Budaya membantu menimbulkan komitmen karyawan Budaya menambah stabilitas perusahaan sebagai

terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada diri mereka sendiri

Gatot Bentoro - 6402014051

32

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Sumber daya adalah aset yang meliputi keahlian orang, kemampuan dan bakat manajerial (Wheleen & Hunger 2000). Sumber daya adalah input bagi proses produksi perusahaan, seperti barang, modal, kemampuan para pekerjanya, paten, keuangan dan manajer yang berbakat. Umumnya sumber daya perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu modal fisik, sumber daya manusia dan organisasi (Hitt, Ireland & Hoslisson 1997). Grant (1991) menyatakan bahwa ada empat karakter sumber daya organisasi perusahaan dan merupakan faktor penting dalam mempertahankan keunggulan kompetitif : Durabilitas: yaitu, tingkat yang menunjukkan daya tahan sumber daya dan perusahaan menjadi berkurang atau ketinggalan jaman. Transparansi: yaitu, kecepatan perusahaan pesaing untuk mampu memahami sumber daya dan mendukung kesuksesan strategi perusahaan. Transferabilitas: yaitu, kecakapan para pesaing untuk mengumpulkan sumber daya yang perlu untuk mendukung tantangan bersaing. Replikabilitas: yaitu, kecakapan pesaing untuk menggunakan sumber daya dan untuk meniru kesuksesan perusahaan. Kemampuan kemampuan, menggunakan adalah daya kapasitas dapat dan/atau sekumpulan berharga jika sumber daya untuk secara

integratif melakukan suatu tugas atau aktivitas. Istilah sumber daya juga mencakup sumber memungkinkan ancaman dalam perusahaan lingkungan kesempatan menetralisir

eksternalnya. Sumber daya disebut langka apabila, jika ada, hanya dimiliki oleh sedikit pesaing yang ada maupun yang mungkin ada. Sumber daya disebut tidak dapat ditiru apabila perusahaan lain tidak dapat memperolehnya. Serta sumber daya dapat digantikan jika tidak memiliki equivalen yang strategis. Apabila kriteria-kriteria ini terpenuhi, sumber daya dan kemampuan menjadi kompetensi inti dan dapat berlaku sebagai dasar keunggulan bersaing perusahaan, daya saing strategis (Hitt, Ireland & Hoslisson 1997). Daya saing perusahaan pada dasarnya adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dengan biaya murah dari pesaing, mampu menguasai pasar dan sumber daya serta dapat terus menerus mengimbangi tuntutan pasar, yang singkatnya dapat diukur dari kinerja perusahaannya (Soeparto 2003).

2.4. HUBUNGANMenurut David

FUNGSI(2002) hubungan

MANAJEMENantara fungsi

DENGANdengan

MANAJEMEN STRATEGImanajemen manajemen strategi bagi suatu organisasi perusahaan adalah pada saat perencanaan

33

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

(planning) sangat diperlukan ditahap strategy formulation. Pada saat pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan menggerakkan (motivating) sangat diperlukan ditahap strategy implementation. Dan pada saat pengawasan (controlling) sangat diperlukan ditahap strategy evalaluation. Fungsi Manajemen : Planning Organizing Actuating Motivating Controlling Manajemen Strategi : Perumusan strategi Implementasi Strategi Implementasi Strategi Implementasi Strategi. Evaluasi dan Pengendalian .. .. .. .

Gambar 2.7. Hubungan Fungsi Manajemen dengan Manajemen strategi(Sumber: David 2002)

Yang perlu dilakukan pada fungsi manajemen pada manajemen strategi adalah sebagai berikut (David 2002): Planning :

Melakukan forecasting Menetapkan tujuan Membuat strategi Menyusun peraturan/kebijakan

Organizing : Membentuk struktur organisasi Membuat jalur pelaporan dan perintah yang jelas Menentukan spesialisasi pekerjaan Menyusun deskripsi pekerjaan Menentukan spesifikasi pekerjaan

Actuating : Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab Memberikan pengarahan penugasan Membangun hubungan antar personil

Motivating : Menciptakan kepemimpinan yang baik Komunikasi yang baik Menciptakan kerja tim yang baik

Gatot Bentoro - 6402014051

34

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Job enrichment Job satisfaction Pemenuhan kebutuhan Perubahan sikap dan sifat dalam bekerja

Controlling : Pengawasan terhadap kualitas Pengawasan terhadap keuangan Pengawasan terhadap inventaris Menentukan reward and punishment

2.5. KINERJA

PERUSAHAAN

JASA

KONSTRUKSI

SEBAGAI ALAT UKURKinerja adalah suatu hasil prestasi kerja optimal yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok ataupun badan usaha. Pengukuran kinerja secara tradisional adalah pengukuran kinerja yang berorientasi kepada bidang keuangan dan kemampuan untuk mendapatkan laba. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kinerja yang baik kalau dalam laporan keuangannya mendapat keuntungan, sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi 2001). Pengukuran kinerja merupakan hal penting dalam proses evaluasi dan pengendalian. Minimnya sasaran-sasaran yang dapat diukur atau tidak adanya standar kinerja dan tidak mampunya sistem informasi untuk memberikan hasil tepat pada waktunya, serta tidak validnya informasi yang diberikan, adalah dua hal nyata yang menjadi masalah dalam pengendalian (Hrebiniak & Joyce 1984). Pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada bagaimana suatu organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada manajemen strategis dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, biaya dan mutu harus betul-betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan (Wheleen & Hunger 2000). Penilaian kinerja adalah menentukan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian operasional dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Siegel & Marconi 1989).

35

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Tujuan pokok penilaian kinerja adalah membantu dalam menetapkan standar dan target, sarana untuk kemajuan, memotivasi, mengkomunikasikan strategi, organisasi dan mempengaruhi perubahan perilaku (Tatikonda 1998). Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (1995) bahwa pengukuran kinerja bertujuan untuk dapat mengeleminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengoptimalkan aktivitas yang bernilai tambah. Keefektifan pengukuran kinerja ditentukan dari kemampuannya memenuhi tujuan dari pengukuran kinerja tersebut (Sellenheim 1991). Menurut Horgen (1996) ukuran kinerja yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut: Berhubungan dengan tujuan karyawan Mempunyai perhatian yang seimbang antara panjang Menggambarkan aktivitas kunci manajemen Dipengaruhi oleh tindakan karyawan Mudah dipahami oleh karyawan Dipergunakan dalam evaluasi dan pemberian imbalan karyawan Bertujuan logis dan merupakan pengukuran yang mudah Digunakan secara konsisten dan teratur. jangka pendek dan jangka

Hasil analisis Benson et al (1991) didukung oleh hasil analisis Madu et al (1996) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dimensi kualitas dengan kinerja perusahaan. Analisis ini juga menunjukkan bahwa tipologi perusahaan mempengaruhi hubungan antara dimensi kualitas dengan kinerja perusahaan. Sedangkan analisis yang dilakukan oleh Flynn et al (1995) adalah menguji pengaruh kualitas manajemen terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan. Selain itu dianalisis juga infrastruktur yang menciptakan lingkungan pendukung pelaksanaan manajemen. Yang dimaksud infrastruktur disini yaitu terdiri dari: Hubungan jangka panjang dengan pelanggan Dukungan manajemen puncak Perencanaan kebutuhan tenaga kerja Hubungan jangka panjang dengan supplier Sikap kerja.

Hasil analisis menunjukkan bahwa infrastruktur berpengaruh terhadap kualitas manajemen, kualitas manajemen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif perusahaan. Sasaran perusahaan yang diuraikan dalam rencana jangka panjang akan diukur pencapaiannya melalui penilaian kinerja perusahaan yang uraiannya tercantum dalam Keputusan Meneg BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002.

Gatot Bentoro - 6402014051

36

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Penilaian kinerja perusahaan BUMN terdiri dari :

1.

Aspek Administrasi

Laporan Perhitungan Tahunan Rancangan RKAP Laporan periodik Kinerja PUKK 2. Kinerja Korporasi Kinerja Keuangan ROE (imbalan terhadap pemegang saham) ROI (imbalan Investasi) ROA (perputaran total aset) CAR (Rasio Kas) COP (Collection Periods) Perputaran persediaan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Inovasi produk baru Peningkatan kualitas SDM R & D (Research & Development)

Kinerja Operasional -

-

Sedangkan menurut Kaplan dan Norton (1996) ada 4 perspektif dalam penilaian kinerja suatu perusahaan, yaitu : 1. Perspektif keuangan : 2. Pertumbuhan pendapatan Pertumbuhan produktivitas Penghematan biaya Pemanfaatan Aktiva

Perspektif proses bisnis internal : Meningkatkan inovasi Proses operasi Pelayanan purna jual

3.

Perspektif pelanggan : Kepuasan pelanggan Akuisisi pelanggan (sejauh mana perusahaan dapat menarik pelanggan)

37

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

4.

Retensi pelanggan Pangsa pasar Kemampulabaan pelanggan

Perpektif pembelajaran dan pertumbuhan : Meningkatkan kapabilitas personil Meningkatkan kapabilitas system informasi Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan

Tolak ukur kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, implementasi dan eksekusi perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan laba. Tujuan finansial biasanya berkaitan dengan pengukuran kemampulabaan. Tujuan keuangan alternatif dapat berupa pertumbuhan penjualan yang cepat atau perolehan arus kas. Sasaran utama perpektif keuangan diarahkan pada pencapaian efisiensi penggunaan anggaran, dengan tetap berada dalam kerangka pengembangan kualitas output dan pelayanan, organisasi serta personil. Perspektif proses bisnis internal melukiskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai untuk pelanggan dan pemilik. Ada tiga prinsip utama dalam proses bisnis internal, yaitu: 1. 2. 3. Proses inovasi Proses operasional Proses Pelayanan

Perspektif pelanggan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar dimana unit usaha akan bersaing. Dalam era global, persaingan menjadi sangat tajam. Perusahaan-perusahaan yang pada masa lalu hanya bersaing pada tingkat regional dan nasional, pada masa sekarang harus menghadapi persaingan global. Perusahaan yang dapat menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pelangganlah yang akan memengkan persaingan (Tangkilisan 2003). Apabila pelanggan tidak merasa puas dengan kualitas barang atau jasa yang merekanikmati, pelanggan akan dengan mudah berpindah ke perusahaan lain. Sehingga pelanggan menjadi penentu kelangsungan hidup perusahaan (Bounds 1994). Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mendefinisikan kapabilitas yang diperlukan induk organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Perspektif ini berhubungan dengan tiga faktor utama, yaitu : 1. 2. Kapabilitas karyawan Kapabilitas sistem informasi 38

Gatot Bentoro - 6402014051

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

3.

Sikap karyawan

Menurut Terry (1986) terdapat aktivitas-aktivitas khusus yang merupakan bagian dari suatu proses manajemen. Disamping itu, dapat dikatakan bahwa aktivitasaktivitas tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan berlangsung dengan bantuan manusia dengan sumbersumber daya lainnya., dalam hal ini adalah tujuan dari perusahaan jasa konstruksi (kontraktor). Sumber-sumber daya dikelola oleh fungsi-fungsi dasar manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemotivasian dan pengawasan, agar tujuan-tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Manajemen dapat dinyatakan sebagai aktivitas manusia yang paling komprehensif, yang paling banyak menuntut, yang paling penting dan paling peka. Oleh karena itu jika seluruh usaha kegiatan diilustrasikan sebagai input, proses dan output, maka (Terry 1986): Sumber daya yang tersedia merupakan input Fungsi-fungsi manajemen merupakan proses Tujuan merupakan output

Pernyataan ini dapat digambarkan dan dapat dilihat pada gambar 2.8.

39

Bab II Manajemen Perusahaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

INPUT

PROSES

OUTPUT

SUMBER DAYA (6 M) : (Terry 1986)Man Money Material Method Machine Market

FUNGSI MANAJEMEN : ( Terry 1986)Planning Organizing Actuating 4. Motivating Controlling

TUJUAN PERUSAHAAN : MENINGKATKAN KINERJA

(Kaplan dan Norton 1996) Ada 4 Perspektif : 1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif Proses Bisnis Internal 3. Perspektif Pelanggan 4. Perpektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Gambar 2.8. Skema Usaha Kegiatan dalam Manajemen(Sumber: Adaptasi dari Terry 1986, dan Kaplan dan Norton 1996)

Gatot Bentoro - 6402014051

40

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, maka pada bab 3 akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang menjelaskan kerangka pemikiran dan hipotesa; pemilihan metode penelitian yang digunakan; kerangka metode penelitian yang terdiri dari penjelasan tentang model penelitian yang digunakan dan identifikasi variabel penelitian; metode pengumpulan data; serta metode analisis yang digunakan.

3.1. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESABerdasarkan kajian pustaka pada bab 2, mengenai pengaruh kualitas manajemen perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi, maka disusun kerangka pemikiran sebagai berikut: Kesuksesan perusahaan jasa konstruksi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal, eksternal, dan market forces. Manajemen perusahaan merupakan variabel terpenting dalam faktor internal yang mempengaruhi kesuksesan suatu perusahaan. Manajemen menyebabkan bahwa kita menyadari kemampuan-kemampuan kita serta menunjukkan arah pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi hambatan-hambatan dan memungkinkan kita mencapai tujuan-tujuan yang kita harapkan. Masalah internal yang banyak terjadi di dalam suatu perusahaan biasanya berhubungan dengan lemahnya manajemen perusahaan. Sehingga masalah manajemen adalah satu-satunya faktor terbesar dibalik kegagalan perusahaan yang sering terjadi. Salah satu cara untuk mengetahui kesuksesan suatu perusahaan jasa konstruksi yaitu dengan mengukur kinerja dari perusahaan tersebut. Pada penelitian ini, pengukuran kinerja perusahaan yang digunakan adalah standar kinerja yang ada pada faktor manajemen perusahaan. Diagram alir kerangka pemikiran diatas dapat dilihat pada gambar 3.1.

41

Bab III Metodologi Penelitian

PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

Kunci Kesuksesan Perusahaan Jasa Konstruksi Faktor Internal Faktor Eskternal Market Forces

Perspektif Kinerja Keuangan Proses Bisnis Internal Pelanggan Pembelajaran & Pertumbuhan

Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Manajemen Perusahaan

Analisa Tingkat Pengaruh terhadap Kinerja Perusahaan

Gambar 3.1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran(Sumber: Hasil Olahan)

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penelitian ini akan membuktikan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut : Peningkatan kualitas manajemen perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan jasa konstruksi.

3.2. PEMILIHAN METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh kualitas manajemen perusahaan pada perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) swasta kelas B (besar) dan BUMN yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Yin (1994) bahwa strategi metode penelitian perlu mempertimbangkan 3 (tiga) hal, yaitu jenis pertanyaan yang digunakan, kendala terhadap peristiwa yang diteliti dan fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan atau baru diselesaikan. Strategi dalam penentuan metode penelitian dapat dilihat tabel 3.1.

Gatot Bentoro - 6402014051

42

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

Tabel 3.1. Strategi Metode Penelitian untuk Masing-Masing SituasiKendala terhadap peristiwa yang diteliti Ya Tidak Fokus terhadap peristiwa yang berjalan/baru diselesaikan Ya Ya

STRATEGI

Jenis Pertanyaan yang digunakan

Eksperimen Survey

Bagaimana, mengapa Siapa, apa, dimana, berapa banyak, berapa besar Siapa, apa, dimana, berapa banyak, berapa besar Bagaimana, mengapa

Analisis Sejarah

Tidak Tidak Tidak

Ya/Tidak Tidak Ya

Studi Kasus Bagaimana, mengapa Sumber: Diterjemahkan dari (Yin 1994)

Berdasarkan teori tersebut, dapat dijelaskan bahwa setelah menemukan maksud dan tujuan penelitian yang telah didukung dengan tinjauan pustaka pada bab 2, maka dilanjutkan dengan membuat suatu penelitian yang lebih detail, dimana diperlukan suatu usaha atau tahapan untuk membuat suatu pertanyaan yang harus dijawab dalam rangka pengumpulan data yang relevan. Jenis pertanyaan yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, seperti apa, berapa besar, dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. 2. Faktor-faktor apa saja dari manajemen perusahaan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan jasa konstruksi. Berapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kinerja perusahaan jasa konstruksi. Mengacu pada strategi penelitian yang disarankan Yin, pertanyaan pertama dan kedua dapat dijawab dengan pendekatan survey menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini kuesioner akan disebarkan pada para responden serta jika memungkinkan dilakukan wawancara secara langsung. Responden dari kuesioner ini adalah pihak perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) baik swasta maupun BUMN dan pihak-pihak yang terkait lainnya.

3.3. KERANGKA METODE PENELITIANBerdasarkan tujuan penelitian serta hipotesa, maka model penelitian yang digunakan adalah model hubungan antara faktor-faktor manajemen perusahaan dengan kinerja perusahaan, seperti pada gambar 3.2.

43

Bab III Metodologi Penelitian

Tinggi

Y = f ( X ijkl )Kinerja Perusahaan (Y)

Rendah Kualitas Manajemen Perusahaan (X ijkl )

Tinggi

Gambar 3.2. Model Hubungan Kualitas Manajemen Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan Berdasarkan model hubungan pada Gambar 3.2, maka dapat disederhanakan ke dalam persamaan matematik, yaitu :

Y = f ( X ijkl )Dimana : Y X i j k l = Kinerja Perusahaan = Kualitas Manajemen dan Organisasi Perusahaan = Variabel bebas = Sampel perusahaan = Jenis variabel k yang mempunyai keterkaitan terhadap variabel i = Sampel perusahaan l yang mempunyai keterkaitan terhadap sampel j

Variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari 2 (dua)

variabel, yaitu : variabel terikat (dependent variable) sebagai obyek pokok yang difokuskan berupa peningkatan kinerja perusahaan, serta variabel bebas (dependent variabel) berupa faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja perusahaan.

Pada penelitian ini, variabel terikat berupa kinerja perusahaan dapat diukur dari (Kaplan dan Norton 1996): 1. Kinerja Perspektif Keuangan 2. Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal

Gatot Bentoro - 6402014051

44

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

3. 4. 5.

Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja Perpektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, dan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi, sebagai kinerja total.

Sedangkan variabel bebas merupakan faktor-faktor yang berperan dan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Contoh Variabel/Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Peningkatan Kinerja PerusahaanFAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAA PERENCANAAN Penetapan Tujuan dan Sasaran : X1 X2 X3 X4 X5 Tujuan dan sasaran mengacu pada sumber daya Mempertimbangkan dan menganalisis situasi pasar Program Pengembangan manajemen Kemampuan untuk menghasilkan laba Kualitas hasil akhir pekerjaan Porter (1980) Porter (1980) Stukhart (1995) Terry (1986) Kaizen (1994) Benson et al (1991), Madu et al (1996) Terry (1986) Terry (1986) Porter (1980); Hanger & Wheelen (1996) David (2002) Cambell & Tawadey (1992) (Flippo 1984)

VARIABEL

REFERENSI

Penyusunan Strategi Rencana Jangka Panjang : X6 X9 Tingkat keberhasilan dari strategi yang diterapkan Kualitas dari strategi rencana jangka panjang

Kebijakan Perusahaan : X7 X8 Kualitas implementasi kebijakan perusahaan Kinerja dan produktifitas karyawan

Sumber: Hasil Olahan Dari variabel diatas, kemudian dicari tingkat pengaruh dari masing-masing variabel. Masing-masing faktor tersebut menghasilkan tingkat pengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Variabel-variabel tersebut diperoleh melalui studi literatur dan survey kepada para responden.

3.4. METODE PENGUMPULAN DATAPengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian, dimana tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian,

45

Bab III Metodologi Penelitian

sehingga jawabannya masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data (Gulo 2002). Seperti yang telah diuraikan diatas, pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan survey kuesioner. Karena adanya keterbatasan waktu penelitian maka penelitian ini akan dibatasi sebagai berikut : 1. Yang dimaksud dengan perusahaan jasa konstruksi kontraktor adalah perusahaan sebagai pelaksana konstruksi, didefinisikan sebagai penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli, profesional dibidang pelaksanaan kegiatannya jasa untuk konstruksi, mewujudkan yang suatu mampu hasil menyelenggarakan

perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya dan terikat kontrak untuk menyelesaikan kontrak konstruksi. 2. 3. Perusahaan-perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) swasta dan BUMN yang berada di wilayah Jabodetabek. Perusahaan-perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) Yang ditinjau adalah perusahaan jasa konstruksi kontraktor swasta kelas B (besar) dan BUMN, dengan mempertimbangkan nilai proyek sebesar diatas 10 miliar yang ditangani oleh perusahaan, sehingga memerlukan penanganan manajemen yang cukup kompleks. 4. Responden penelitian ini adalah mereka yang secara purposif terpilih menjadi sampel penelitian. Sampel yang digunakan adalah responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini berdasarkan dari pengalaman, reputasi dan kerjasama. Data yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) data, yaitu data primer dan data sekunder.

1.

Data Primer Data primer didapat dengan melakukan studi lapangan. Studi lapangan merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan survey kepada perusahaanperusahaan konstruksi yang berkompeten terhadap permasalahan yang diteliti. Pendekatan untuk pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey. Survey merupakan suatu metode yang sistematis untuk mengumpulkan data berdasarkan suatu sampel agar mendapatkan informasi dari populasi yang serupa (Tan 1995). Selain itu tujuan utama dari survey bukan untuk menentukan suatu kasus yang spesifik, namun untuk mendapatkan karakteristik utama dari populasi yang dituju pada suatu waktu yang telah ditentukan (Naoum 1999). Sebagai landasan teori dalam pengumpulan

Gatot Bentoro - 6402014051

46

Pengaruh Kualitas Manajemen Perusahaan Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi

data primer, dilakukan studi literatur melalui buku-buku, jurnal, majalah dan artikel. 2. Data Sekunder Merupakan data atau informasi yang diperoleh dari studi literatur, seperti bukubuku, jurnal, makalah


Related Documents