YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

PowerPoint Presentation

LAPORAN KASUSDiffuse Peritonitis d/t Appendisitis PerforasiPembimbing Dr. Syahbuddin Harahap Sp BPERITONITISDEFINISIPeritonitis adalahperadanganyang biasanya disebabkan olehinfeksipada selaput rongga perut (peritoneum). Peradangan ini sering terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen (misalnyaapendisitis,salpingitis, perforasi ulkus gastroduodenal), ruptura saluran cerna, komplikasi pascaoperasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen.

Etiologi Peritonitis primer (Spontaneus)Disebabkan oleh invasi hematogen dari organ peritoneal yang langsung dari rongga peritoneum. Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalahspontaneous bacterial peritonitis(SBP) akibat penyakit hepar kronis. Kira-kira 10-30% pasien dengan sirosis hepatis dengan ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial. Peritonitis sekunderPenyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta strangulasi usus halus. Peritonitis tertierPeritonitis yang mendapat terapi tidak adekuat, superinfeksi kuman, dan akibat tindakan operasi sebelumnya.Sedangkan infeksi intraabdomen biasanya dibagi menjadigeneralized(peritonitis) danlocalized(abses intra abdomen).

Tanda dan Gejala Tanda Vital SignsInspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi GejalaNyeri abdomen Nyeri biasanya dating dengan onset yang tiba-tiba, hebat dan pada penderita dengan perforasi nyerinya didapatkan pada seluruh bagian abdomenFacies Hipocrates Gejala ini termasuk ekspresi yang tampak gelisah, pandangan kosong, mata cowong, kedua telinga menjadi dingin, dan muka yang tampak pucatSyok Pertama akibat perpindahan cairan intravaskuler ke cavum peritoneum atau ke lumen dari intestinal. Yang kedua dikarenakan terjadinya sepsis generalisata

Pemeriksaan Penunjang LaboratoriumTes yang paling sederhana dilakukan adalah termasuk hitung sel darah dan urinalisis. Pada kasus peritonitis hitung sel darah putih biasanya lebih dari 20.000/mm3, kecuali pada penderita yang sangat tua atau seseorang yang sebelumnya terdapat infeksi dan tubuh tidak dapat mengerahkan mekanisme pertahanannya Radiologifoto polos abdomen pada posisi berdiriultrasonografi dengan vesika urinaria penuhCT-scan abdomen murni CT-scan abdomen dengan kontras.

DIAGNOSISDiagnosis dari peritonitis dapat ditegakkan dengan adanya gambaran klinis, pemeriksaan laboratorium dan X-Ray GAMBARAN KLINISGambaran klinis yang biasa terjadi pada peritonitis adalahnyeri abdomen, demam, nyeri lepas tekan dan bising usus yang menurun atau menghilang. Nyeri ini tiba-tiba, hebat, dan pada penderita perforasi (misal perforasi ulkus), nyerinya menjadi menyebar keseluruh bagian abdomen. Selain nyeri, pasien biasanya menunjukkan gejala dan tanda lain yaitu nausea, vomitus, syok (hipovolemik, septik, dan neurogenik), demam, distensi abdominal, nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus atau umum, dan secara klasik bising usus melemah atau menghilang. PEMERIKSAAN LABPada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya lekositosis, hematokrit yang meningkat dan asidosis metabolik.

Pemeriksaan RadiologisPada kasus peritonitis karena perdarahan, gambarannya tidak jelas pada foto polos abdomen. Gambaran akan lebih jelas pada pemeriksaan USG (ultrasonografi).Gambaran radiologis peritonitis karena perforasi dapat dilihat pada pemeriksaan foto polos abdomen 3 posisi, tanda utama radiologi adalah :Posisi tiduran, didapatkan preperitonial fat menghilang, psoas line menghilang, dan kekaburan pada cavum abdomen.Posisi duduk atau berdiri, didapatkan free air subdiafragma berbentuk bulan sabit (semilunair shadow).Posisi LLD, didapatkan free air intra peritonial pada daerah perut yang paling tinggi. Letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen.Jadi gambaran radiologis pada peritonitis yaitu adanya kekaburan pada cavum abdomen, preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra peritoneal.PENATALAKSANAANPemberian CairanPengembalian volume dalam jumlah yang cukup besar melalui intravaskular sangat diperlukan untuk menjaga produksi urin tetap baik dan status hemodinamik tubuh. Jika terdapat anemia dan terdapat penurunan dari hematokrit dapat diberikan transfusi PRC (Packed Red Cells)atau WB (Whole Blood). Larutan kristaloid dan koloid harus diberikan untuk mengganti cairan yang hilang.AntibiotikBakteri penyebab tersering dari peritonitis dapat dibedakan menjadi bakteri aerob yaituE. Coli,golonganEnterobacteriaceaedanStreptococcus, sedangkan bakteri anaerob yang tersering adalahBacteriodes spp, Clostridium, Peptostreptococci.Pemberian antibiotik secara empiris dilakukan sebelum didapatkan hasil kultur dan dapat diubah sesuai dengan hasil kultur dan uji sensitivitas jika masih terdapat tanda infeksi. Pada umumnya Penicillin G 1.000.000 IU dan streptomycin 1 gram harus segera diberikan. Kedua obat ini merupakan bakterisidal jika dipertahankan dalam dosis tinggi dalam plasma. Kombinasi dari penicillin dan streptomycin juga memberikan cakupan dari bakteri gram negatif.Pemberian clindamycin atau metronidazole yang dikombinasi dengan aminoglikosida sama baiknya jika memberikan cephalosporin generasi kedua.Antibiotik awal yang digunakan cephalosporin generasi ketiga untuk gram negatif, metronidazole dan clindamycin untuk organisme anaerobTerapi primer dari peritonitis adalah tindakan operasi. Operasi biasanya dilakukan untuk mengontrol sumber dari kontaminasi peritoneum. Penanganan OperatifKontrol Sumber InfeksiTujuan dari penanganan operatif pada peritonitis adalah untuk menghilangkan semua material-material yang terinfeksi, mengkoreksi penyebab utama peritonitis dan mencegah komplikasi lanjutPeritoneal LavagePada peritonitis difus,lavagedengan cairan kristaloid isotonik (> 3 liter) dapat menghilangkan material-material seperti darah, gumpalan fibrin, serta bakteriPeritoneal DrainagePenggunaan drain sangat penting untuk abses intra abdominal dan peritonitis lokal dengan cairan yang cukup banyak.

PrognosisTingkat mortalitas dari peritonitis generalisata adalah sekitar 40%. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat mortalitas antara lain tipe penyakit primer dan durasinya, keterlibatan kegagalan organ multipel sebelum pengobatan, serta usia dan kondisi kesehatan awal pasien. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mortalitas dan morbiditas pada keadaan perforasi gaster, diantaranyayaitu :Syok pada waktu masuk rumah sakitPenyakit penyertaTerlambat tindakan operasi ( lebih > 24 jam )Operasi reseksi gasterInfeksi pasca operasi dan infeksi luka operasiInfeksi fungus pada peritoneum

APPENDISITISPengertianApendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah.

KlasifikasiEtiologi: Infeksi bakteri: Bacteroides fragilis, bakteri anaerob, gram negatif dan Escherichia coli, bakteri gram negatif,facultativeanaerob.Sedangkan bakteri lainnya yaitu: Peptostreptococcus, Pseudomonas, Klebsiela, dan Klostridium, Lactobacillus, dan B.splanchnicus.Erosi mukosa apendiksFekalitBenda asing yang tertelanDiet rendah serat

PATOFISIOLOGITANDA DAN GEJALAGejalaNyeri samar-samar dan tumpul di daerah epigastrium di sekitar umbilikusMual muntahNafsu makan berkurang Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke titik Mc.BurneyKonstipasi

TandaDemamKembungMc. Burney signObturator sign Rovsing signPsoas sign

Dengan palpasi Mc Burney sign :Nyeri tekanNyeri lepasDefans muskular lokal, defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal

Rovsing sign :perut kiri bawah ditekan , akan terasa nyeri pada perut kanan bawah

Obturator sign: fleksi dan endorotasi sendi panggul

Psoas sign:Rangsangan m.psoas penderita dlm keadaan terlentang , tungkai kanan ditahan pemeriksa pasien diminta hiperekstensi atau fleksi aktif

Pemeriksaan penunjang LaboratoriumLeukositosisPenunjang lain:Appendicogram(foto barium usus buntu)USG CT scan

Alvarado score

INTERPRETASISkor 1-4: tidak dipertimbangkan mengalami apendisitis akutSkor 5-6: dipertimbangkan kemungkinan dx apendisitis akut tetapi tidak membutuhkan operasi segera atau dinilai ulang Skor 7-8: dipertimbangkan dx apendisitis akutSkor 9-10: hampir definitif mengalami dx apendisitis akut dan dibutuhkan tindakan bedah

PENATALAKSANAAN Open appendectomy: Gridiron insisiRocky-Davis insisiAntibiotikPada apendisitis gangrenosa/perforataPreoperatif, antibiotik broad spectrum intravena diindikasikan untuk mengurangi infeksi pasca bedah

Post operatif, diteruskan selama 24 jam tanpa komplikasi, diteruskan selama 5-7 hari kasus apendisitis ruptur/dengan abses, diteruskan sampai 7-10 hari kasus apendisitis ruptur dengan peritonitis difus

PencegahanDiet tinggi seratDefekasi yang teratur

KomplikasiPerforasiPeritonitisMasa periependikuler

PrognosisApendektomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisinya baik.Setelah operasi masih dapat terinfeksi pada 30% kasus apendiks perforasi/gangrenosaSerangan berulang dapat terjadi bila apendiks tidak diangkat

LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIENNama: DPJ. Kelamin: Laki-lakiUmur: 15 tahunNo. RM : 00.64.96.29Tgl masuk: 25 Juli 2015Anamnesis Keluhan utama : Nyeri pada seluruh lapangan perut Telaah: Hal ini dialami pasien sejak 3 minggu yang lalu. Awalnya pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan bawah lalu lama kelamaan nyeri menjalar ke seluruh lapangan. Nyeri perut ini timbul secara mendadak dan bersifat terus menerus. Riwayat demam (-), riwayat mual (+), muntah (+), BAK normal dan BAB mencret. RPT: - RPO: -

Status presenSensorium : Compos MentisTekanan darah : 120/80 mmHgNadi : 92 x/iPernafasan : 20 x/iSuhu : 37,3 CKeadaan Umum: SedangKeadaan Gizi: Baik

Status GeneralisataKepala:Mata: pupil isokor 3mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (+/+)T/H/M : Telinga : dalam batas normalHidng: NGT terpasangMulut: mukosa bibir kering(+)Toraks :Inspeksi: Tampak simetrisPalpasi: Stem fremitus kanan=kiri, kesan normalPerkusi: Sonor pada kedua lapangan paruAuskultasi: Suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)Abdomen:Inspeksi: Distensi pada perutPalpasi: tenderness (+)Perkusi: HipertimpaniAuskultasi: Peristaltik menurunGenitalia: Tidak dijumpai kelainanEkstremitas: Superior: Tidak dijumpai kelainan, CRT < 3 detikInferior: Tidak dijumpai kelainan

Hasil pemeriksaan laboratoriumTanggal 25 Juli 2015

Jenis PemeriksaanHasilRujukanHEMATOLOGIDarahLengkap (CBC)Hemoglobin (HBG)10.6013.2-17.3Eritrosit (RBC)4.234.20 4.87Leukosit (WBC)34.374.5 11.0Hematokrit29.4043 49Trombosit (PLT)563150 450MCV69.5085 95MCH25.1028 32MCHC36.1033 35MPV9.07.0 10.2PCT0.51PDW9.1Hitung jenisNeutrofil85.8037 80Limfosit6.0020 40

Jenis PemeriksaanHasilRujukanMonosit8.102 8Eosinofil0.001 6Basofil0.1000 1Neutrofil Absolut29.482.7 6.5Limfosit Absolut2.061.5 3.7MonositAsolut2.790.2-0.4Eosinofil Absolut0.000 0,10Basofil Absolut0.040 0,1FAAL HEMOSTASISPT + INRWAKTU PROTROMBINPasien14.6Kontrol14.00INR1.08APTTPasien32.2

Jenis PemeriksaanHasilRujukanKontrol33.2Waktu TrombinPasien15.7Kontrol17.2KIMIA KLINIKGINJALUreum131.60