YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

i

SKRIPSI

RIKKE PRENANDA YUROSINTA

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI

ETIL ASETAT DAUN Coleus scutellarioides

TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

DENGAN METODE BIOAUTOGRAFI

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

Page 2: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

ii

Page 3: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

iii

Page 4: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Alhamdullillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh

keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah membantu perjuangan beliau dalam

mensyiarkan ajaran Islam di muka bumi ini. Sehingga tugas akhir yang berjudul

“UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN Coleus

scutellarioides TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DENGAN

METODE BIOAUTOGRAFI” dapat diselesaikan. Tugas akhir ini merupakan

syarat terakhir yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan pada jenjang

Strata Satu (S1), pada Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan

bantuan kepada penulis. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih yang tiada hingganya kepada :

1. Siti Rofida, S.Si., M.Farm., Apt. sebagai Pembimbing I dan Ahmad Shobrun

Jamil, S.Si., M.P., sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh

kesabaran, membimbing saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Drs. Uswatun Chasanah, Apt., M.kes.dan Engrid Juni Astuti, M.Farm., Apt.,

sebagai Tim Penguji yang memberikan saran dan kritik yang membangun

terhadap skripsi yang telah penulis kerjakan.

3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Yoyok

Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., atas kesempatan yang diberikan

untuk mengikuti program sarjana.

4. Nailis Syifa, S.Farm., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi yang

senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan dan nasehat kepada saya

untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

Page 5: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

v

5. Heru Prabowo Hadi, S.Farm., Apt. Dan Dian Ermawati, S.Farm., M.Farm.,

Apt. selaku Dosen wali yang senantiasa membimbing dan memberikan nasehat

kepada saya untuk lebih baik lagi dalam menimba ilmu.

6. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt., selaku kepala laboratorium farmasi

dan dr. Desy Andari, M.Biomed. selaku kepala laboratorium Biomedik PPD

UMM, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas

laboratorium dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sudah

memberikan waktu untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat.

Laboran-laboran Laboratorium program studi farmasi dan Laboratorium

Biomedik, Mbak Evi, MbaK Fat dan Pak Joko atas segala bentuk bantuan dan

kerja samanya selama penelitian.

8. Untuk kedua orang tua tercinta Bapak Yulis Kristanto dan Ibu Romelah, atas

do’a yang selalu dipanjatkan untuk kesuksesan anaknya serta segala bentuk

motivasi dan dukungan luar biasa yang telah diberikan kepada penulis selama

menempuh pendidikan sampai di tingkat perguruan tinggi.

9. Untuk Adik tersayang Firli Nurrahman Hafid, atas do’a yang selalu dipanjatkan

untuk kesuksesan kakaknya.

10. Untuk Om Tri, Tante Indah dan Reyudzky yang senantiasa memberikan

semangat dan dukungannya.

11. Untuk sahabatku Arisa, Ratna Yulia, Maharani yang selalu bersedia

mendengarkan keluh kesah dan membantu selama 4 tahun perkuliahan.

12. Untuk teman-teman geng, Maya, Aeny, Tenthnia, Nehar dll yang sudah

membuat 4 tahun perkuliahan saya menjadi luar biasa.

13. Untuk teman-teman skripsi mayana, Bayu, Tri, Ahya, Nita, Irma, Chycy, Lisa,

Ratna , terima kasih karena saya sudah dipertemukan dengan mereka yang

sangat luar biasa tanpa bantuan kalian skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan

baik.

14. Untuk teman-teman KKN kelompok 14, bebeb Mia, Vika, Icha, Fissiami,

azmira, adek Aisrah, Bundo Kiki, dan semua teman-teman KKN yang selalu

memberikan semangat, dukungan dan do’anya.

Page 6: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

vi

15. Untuk mbak Peni kakak kos yang selalu memberikan semangat, dukungan dan

doanya.

16. Untuk Sahabat-sahabat SMA, Nurul, Eka, dan Novi yang sudah memberikan

dukungan dan do’anya.

17. Teman-teman farmasi angkatan 2012, khususnya Farmasi F 2012 atas

dukungan dan doanya. Semoga kita jadi orang yang sukses dan berguna dimasa

depan. Aamiin.

Tentunya sebagai manusia tidak pernah luput dari kesalahan, penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Aamiin Ya

Rabbal ‘Alamain

Wassalamu’alaikum, warohmatullahi wabarokaatuh

Malang, Juli 2016

Penulis,

Rikke Prenanda Y.

Page 7: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

vii

RINGKASAN

Infeksi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah utama

kesehatan dan merupakan penyebab kematian utama hampir di seluruh Dunia.

Penyebab utama terjadinya infeksi adalah adanya mikroorganisme patogen yang

masuk dalam tubuh diantaranya adalah bakteri. Salah satu bakteri yang sering

menyebabkan infeksi adalah Staphylococcus aureus. Beberapa penelitian

menyebutkan insiden infeksi MRSA (Methisillin Resisten Staphylococcus aureus)

semakin meningkat dari tahun ke tahun di berbagai belahan dunia. Di Asia,

prevalensi infeksi MRSA kini mencapai 70%, sementara di indonesia pada tahun

2006 prevalensinya mencapai 23,5%.

Pengobatan penyakit infeksi yang paling sering digunakan adalah dengan

menggunakan antibiotik. Namun seiring dengan penggunaan antibiotik yang tidak

rasional semakin banyak pula bakteri yang mengalami resistensi terhadap

antibiotik. Masyarakat indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tumbuhan

sebagai obat. Dewasa ini obat herbal mulai banyak diminati oleh manyarakat luas.

Mereka lebih memilih produk bahan alam karena diyakini memiliki efek samping

yang lebih rendah dibanding dengan obat-obat kimia. Dengan berkembangnya

minat masyarakat tersebut, semakin banyak pula penelitian yang dilakukan dalam

menggali senyawa-senyawa dari tumbuhan yang memiliki potensi sebagai obat atau

memiliki aktivitas biologis. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa

ekstrak etanol daun Coleus scutellarioides mampu menghambat pertumbuhan

bakteri Staphylococcus aureus. Kandungan senyawa kimia daun Coleus

scutellarioides yang diduga berkontribusi dalam menghambat pertumbuhan bakteri

antara lain adalah alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin, steroid dan juga saponin.

Pada penelitian sebelumnya pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah

metode difusi. Sehingga pada penelitian ini pengujian antibakteri dilakukan dengan

metode bioautografi dengan tujuan mendapatkan senyawa yang memiliki aktivitas

paling besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Tahapan awal penelitian ini yaitu pembuatan simplisia daun Coleus

scutellarioides dengan cara diangin-anginkan kemudian daun yang kering tersebut

dihaluskan dan diperoleh serbuk simplisia sebanyak 300 gram. Selanjutnya proses

ekstraksi dilakukan secara maserasi bertingkat dengan kombinasi pengadukan

dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa

ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

komponen senyawa tertarik oleh pelarut. Hasil persen randemen ekstrak etil asetat

daun Coleus scutellarioides yaitu sebesar 3,16%. Proses skrining fitokimia

dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat

pada ekstrak tersebut. Hasil skrining fitokimia dengan KLT didapatkan senyawa

yang terkandung dalam ekstrak antara lain adalah flavonid, alkaloid, polifenol dan

steroid.

Pada penelitian ini terdapat 2 kelompok yang terbagi atas 1 kelompok uji dan

1 kelompok kontrol. Untuk kelompok kontrol dibedakan menjadi 2 yaitu Kontrol

negatif dan kontrol positif. Dimana kontrol positif yang digunakan adalah

kloramfenikol 10 µg/ disk dan kontrol negatifnya adalah plat KLT yang dieluasi

tanpa ada penotolan. Sedangkan untuk kelompok uji digunakan ekstrak etil asetat

daun C. scutellarioides sebanyak 5 µL. Kemudian pengujian antibakteri dilakukan

dengan metode bioautografi dimana ekstrak etil asetat tersebut dieluasi dengan fase

Page 8: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

viii

gerak hingga terpisah dan spot noda yang terbentuk dipotong untuk didifusikan

pada media dengan dibandingkan bersama kontrol negatif dan kontrol positif. Hasil

pegujian menunjukkan aktivitas antibakteri pada ekstrak etil asetat C.

scutellarioides ditunjukkan pada Rf 0,11 = 7 mm; Rf 0,16 = 8 mm dan Rf 0,53 =

13 mm yakni senyawa polifenol, Rf 0,11 = 7 mm yaitu senyawa alkaloid, Rf 0,33

= 10 mm yaitu senyawa terpenoid dan Rf 0,39 = 7 mm serta Rf 0,91 = 11 mm yang

merupakan senyawa flavonoid.

Page 9: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

LEMBAR PENGUJIAN ..................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

RINGKASAN ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................ ix

ABSTRAK .......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

1.4. Manfaat penelitian .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

2.1.Tinjauan Tentang Tanaman ................................................................. 5

2.1.1. Taksonomi Tanaman Mayana .................................................. 5

2.1.2. Nama Daerah ............................................................................ 5

2.1.3. Morfologi .................................................................................. 6

2.1.4. Ekologi dan Penyebaran ........................................................... 6

2.1.5. Kandungan Tanaman ................................................................ 7

2.1.6. Kegunaan Tanaman .................................................................. 7

2.2. Tinjauan Tentang Bakteri ................................................................... 7

2.2.1. Taksonomi Staphyococcus aureus............................................ 7

2.2.2. Morfologi dan Sifat .................................................................. 8

2.2.3. Struktur Bakteri ........................................................................ 9

2.2.4. Patogenesis ............................................................................... 10

Page 10: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

x

2.2.5. Patologi ..................................................................................... 10

2.2.6.Terapi ......................................................................................... 10

2.3. Tinjauan Antibiotik ............................................................................. 11

2.3.1. Kloramfenikol ........................................................................... 11

2.4. Aktivitas Antibakteri Senyawa Metabolit Sekunder .......................... 12

2.4.1. Flavonoid .................................................................................. 12

2.4.2. Alkaloid .................................................................................... 13

2.4.3. Polifenol ................................................................................... 13

2.3.4. Saponin ..................................................................................... 13

2.4.5. Terpenoid .................................................................................. 14

2.5. Tinjauan Ekstrak ................................................................................. 14

2.5.1. Maserasi Kinetik ....................................................................... 16

2.5.2. Maserasi Sonikasi .................................................................... 17

2.5.3. Pelarut Ekstraksi ....................................................................... 17

2.5.4. Kromtografi Lapis Tipis ........................................................... 19

2.5.4.1. Fase Diam ......................................................................... 20

2.5.4.2. Fase Gerak ........................................................................ 20

2.5.4.3. Nilai Rf ............................................................................. 20

2.6. Uji Kepekaan Terhadap Kepekaan Antibakteri Secara In Vitro ........ 21

2.6.1. Metode Difusi ........................................................................... 21

2.6.2. Metode Dilusi Tabung .............................................................. 21

2.6.3. Metode Bioautografi ................................................................. 22

2.6.3.1. Bioautografi Kontak atau Difusi Agar .............................. 22

2.6.3.2. Bioautografi Langsung ..................................................... 23

2.6.3.3. Bioautografi Emersi atau Agar Overlay ........................... 24

2.7. Metode Mc Farland............................................................................. 24

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................. 26

3.1. Kerangka Konsep................................................................................ 26

3.2. Uraian Kerangka Konsep .................................................................... 27

BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 29

4.1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 29

4.2. Alat Penelitian .................................................................................... 29

Page 11: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xi

4.2.1. Pembuatan Serbk Simplisia ...................................................... 29

4.2.2. Proses Ekstraksi ........................................................................ 29

4.2.3. Pengujian Bioautografi ............................................................. 29

4.2.4. Identifikasi Profil KLT ............................................................. 30

4.3. Bahan Penelitian ................................................................................. 30

4.3.1. Bahan Uji .................................................................................. 30

4.3.2. Proses Ekstraksi ........................................................................ 30

4.3.3. Pengujian Bioautgrafi ............................................................... 30

4.3.4. Identifikasi Senyawa KLT ........................................................ 30

4.4. Variable Penelitian.............................................................................. 31

4.4.1. Variable Bebas .......................................................................... 31

4.4.2. Variabe Terikat ......................................................................... 31

4.5. Metode Penelitian ............................................................................... 31

4.5.1. Rancangan Penelitian ............................................................... 31

4.5.2. Kerangka Operasional .............................................................. 32

4.6. Definisi Operasional ........................................................................... 32

4.7. Sterilisasi Bahan dan Alat ................................................................... 33

4.7.1. Sterilisasi Kering ...................................................................... 33

4.7.2. Sterilisasi Basah ........................................................................ 33

4.8. Prosedur Kerja .................................................................................... 33

4.8.1. Pembuatan Simplisia ................................................................ 33

4.8.2. Proses Ekstraksi Bahan Uji dengan Pearut Etil Asetat ............. 34

4.8.3. Pemisahan Senyawa dengan KLT ............................................ 35

4.8.4. Identifikasi Komponen Senyawa .............................................. 36

4.8.5. Preparasi Media ........................................................................ 36

4.8.6. Preparasi Bakteri....................................................................... 36

4.8.7. Pengujian Bioautografi ............................................................. 37

4.8.8. Analisis Data ............................................................................ 40

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 41

5.1. Determinasi Daun Mayana (C. scutellarioides) ................................ 41

5.2. Serbuk Simplisia Daun Mayana (C. scutellarioides) ......................... 41

5.3. Ekstrak Etil Asetat Daun C. scutellarioides ....................................... 42

Page 12: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xii

5.4. Uji KLT Ekstrak Etil Asetat Daun C. scutellarioides ........................ 42

5.4.1. Identifikasi Senyawa Alkaloid dengan KLT .......................... 43

5.4.2. Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan KLT ........................ 43

5.4.3. Identifikasi Senyawa Polifenol dengan KLT .......................... 44

5.4.4. Identifikasi Senyawa Terpenoid & Steroid dengan KLT ....... 45

5.4.5. Pengukran Nilai Rf dari Kromatografi Lapis Tipis ................ 46

5.4.6. Uji Antibakteri Ekstrak Etil Asetat dengan Bioautografi ....... 47

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 50

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 58

7.1. Kesimpulan ............................................................................................ 58

7.2. Saran ....................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 59

Lampiran ............................................................................................................. 64

Page 13: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Tabel Konsentrasi Standart

Mc Farland

…………………………………….. 25

V.I Pengukuran Derajat

Kehalusan Serbuk Simplisia

Daun C. scutellarioides

…………………………………….. 41

V.II Hasil KLT dari Ekstrak Etil

Asetat Daun C.

scutellarioides dengan

Eluen N-Heksana: Etil

Asetat : Asam Format

…………………………………….. 47

V.III Hasil Uji Antimikroba

Ekstrak Etil Asetat Daun C.

scutellarioides dengan

Metode Bioautografi

terhadap Staphylococcus

aureus

…………………………………….. 48

Page 14: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman Mayana …………………………………….. 5

2.2 Staphylococcus aureus ……………………………………... 8

2.3 Struktur kimia kloramfenikol ……………………………………... 12

2.4 Struktur Flavonoid ……………………………………... 12

2.5 Struktur Polifenol ……………………………………... 13

2.6 Skema bioautografi kontak ……………………………………... 23

2.7 Skema bioautografi langsung ……………………………………... 24

2.8 Gambaran skematis dari

bioautografi agar Overlay

……………………………………... 24

3.1 Bagan kerangka konseptual ……………………………………... 26

4.1 Skema kerangka operasional ……………………………………... 32

4.2 Bagan alir pembuatan ekstrak ……………………………………... 35

4.3 Bagan Alir Preparasi bakteri dan

Perhitungan Mc. Farland

……………………………………... 37

4.4 Bagan Alir Pengujian Antibakteri

dengan Metode Bioautografi

……………………………………... 39

5.1 Simplisia daun Coleus

scutellarioides

……………………………………... 41

5.2 Ekstrak kental daun mayana

(Coleus scutellarioides)

……………………………………... 42

5.3 Hasil identifikasi senyawa

Alkaloid dengan Kromatografi

Lapis Tipis (KLT)

……………………………………... 43

5.4 Hasil identifikasi senyawa

Flavonoid dengan Kromatografi

Lapis Tipis (KLT)

……………………………………... 44

5.5 Hasil identifikasi senyawa

polifenol dengan Kromatografi

Lapis Tipis (KLT)

……………………………………... 45

Page 15: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xv

5.6 Hasil identifikasi senyawa

terpenoid dengan Kromatografi

Lapis Tipis (KLT)

……………………………………... 46

5.7 Noda yang Digunakan untuk

Pengujian Bioautografi

……………………………………... 48

5.8 Rata-rata zona hambat ekstrak etil

asetat daun C. scutellarioides

terhadap Staphylococcus aureus

……………………………………... 49

Page 16: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup …………………………………….. 64

2 Surat Pernyataan …………………………………….. 65

3 Surat Determinasi …………………………………….. 66

4 Laporan Hasil Uji …………………………………….. 67

5 Surat Ijin Penelitian …………………………………….. 68

6 Pembuatan Larutan Standar

McFarland108 cfu/mL

…………………………………….. 69

7 Perhitungan …………………………………….. 70

8 Percobaan Konsentrasi 10

µL

…………………………………….. 71

9 Hasil dan Cara Pewarnaan

Gram Positif

…………………………………….. 72

10 Data Pengukuran Zona

Hambat Senyawa Uji

…………………………………….. 73

11 Uji Aktivitas Antibakteri

Fraksi Etil Asetat Daun C.

scutellarioides terhadap

Bakteri Staphylococcus

aureus

…………………………………….. 74

12 Gambar Alat dan Bahan

Penelitian

…………………………………….. 76

Page 17: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xvii

DAFTAR SINGKATAN

CFU : Colony Forming Unit

DC : Dielectric constant

DNA : Deoxyribonucleic acid

HPLC : High Performance Chromatography

IgG : Imunoglobulin G

KBM : Kadar bunuh minimum

KHM : Kadar hambat minimum

KHz : Kiloherz

KLT : Kromatografi lapis tipis

mdpl : Meter diatas permukaan air laut

MRSA : Methisillin Resisten Staphylococcus aureus

NA : Nutrient Agar

OD : Optical density

OPLC : Overpressuredlayer chromatography

PEC : Planar electrochromatography

Rf : Retention factor

TSST-1 : Toksin sindrom syok toksik-1

UV : Ultra violet

WHO : World Health Organisation

Page 18: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Abdallah, E.M. 2015. Antibacterial Properties of Leaf Extracts of Moringa oleifera

Lam. Growing in Sundan. Journal of Advantaces in Medical and

Pharmacheutical Sciences Vol. 5 No. 1 p. 1-5

Anonim. (2012). Ethyl acetate. GPS Safety Summary, Rev 0.

http://www.solvay.com/en/binaries/Ethyl_acetate_GPS_rev0_June12_RH

D-139545.pdf. Diakses tanggal 20 januari 2016.

Assidqi Khoirunnisa, Wahyu Tjahjaningsih dan Setyawati Sigit.(2012). Potensi

Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta) sebagai Antibakteri terhadap

Aeromonas hydrophila secara In Vitro. Journal of Marine and Coastal

Science, 1(2), 113–124

Choma, Irena M., Grzelak, E. M., 2010. Bioautography detection in thin-layer

chromatography. Journal of Chromatography A : Elsevier

Cowan, M.M., 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical

Microbiology Reviews. Vol. 12 No. 4, p. 564-582

Daglia Maria. 2012. Polyphenols as antimicrobial agents. Current Opinion in

Biotechnology. 23:174–181

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya,

Anggota IKAPI. PT.Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta

Daysi.P., Salu Mathew, S. Suveena, Nirmala A. Rayan.2008. A Novel Terpenoid

from Elephantopus scaber-Antibacterial Activity on Staphylococcus aureus

: A Substantiate Computational Approach.International Journal of

Biomedical Science. Volume 4(3). P 196-203

Deby A. Mpila, Fatimawali, Weny I. Wiyono. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Etanol Daun Mayana (Coleus atropurpureus [L] Benth) terhadap

Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa

secara in-vitro.(Skripsi). Program Studi Farmasi Universitas Sam

Ratulangi.Manado.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak

Tumbuhan Obat Cetakan pertama. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawas

Obat dan Makanan.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektifitas

Tanaman Obat dan Obat Tradisional.Tawangmangu : Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

Departemen Kesehatan Republik Indoesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Page 19: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xix

Dewanjee, Saikat.,Gangopadhyay, Moumita., Bhattacharya, Niloy., Khanra,

Ritu.,Dua, T.K., 2014. Bioautography and its scope in the field of natural

product chemistry. Journal of Pharmacheutical Analysis.Vol 5(2). Page

75-84.

Fauzana, D.L., 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi dan

Reperkolasi Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma

xanthorrhiza Roxb.). Bogor : Skripsi Program Sarjana.

Gandjar, Ibnu Gholib. 2012. Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan

Kromatografi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Harborne, J.B., 1996. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Bandung : ITB Press.

Haris Abdul, Arniati, Shinta Werorilangi.(2013). Uji Antibakteri Patogen Ekstrak

Sponge Menggunakan Metode High Troughput Screening (HTS) dengan

indikator MTT (3-[4,5-dimethylthiazol-2-yl]-2,5-diphenyltetrazolium

bromide).(Skripsi).Universitas Hasanuddin.Makasar.

Harvey Richard A., Pamela C. Champe, 2009. Farmakologi Ulasan Bergambar

Ed 4. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC. Page 454-455

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A.,. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Ed.

20. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Jawetz, E., Melnick, J. L., Adelberg, E. A.,. 2012. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi

25. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

John De Britto A., Steena Roshan Sebastian, R. Mary Sujin. Antibacterial Activity

of Selected Species of Lamiaceae Against Human Pathogens. Indian

Journal and Natura Product and Resources. Vol 3(3), pp. 334-342

Katzung, B.G. 1998. Basic and Clinical Pharmacology Ed. 7th. USA: Prentice

Hall Inc, Appleton & Lange. p.743-745.

Khare Rashmi Sahay, Shanta Banjarjee, Kanika Kundu.2012. Coleus aromaticus

Benth – A Nutritive Medical Plant Of Potential Therapeutic Value.

International Journal of Pharma and Bio Sciences.Volume 2. Issue 3

Kinho Julianus, Diah Irawati Dwi Arini, Jafred Halawane, Lis Nurani, Halidah,

Yermias Kafiar dan Moody C.Karundeng. (2011). Ir.Mahfudz, MP (Ed.).

Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara, Jilid 2. Balai penelitian

Kehutanan Manado, page 28-30.

Kirana, Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting Ed. 6. Jakarta : PT. Gramedia.

Page 20: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xx

Kusumaningtyas Eni, Estie Astuti, Darmono.2008. Sensitivitas Metode

Bioautografi Kontak dan Agar Overlay Dalam penentuan Senyawa

Antikapang. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.Volume 6.Nomor 2.

Hal. 75-79.

Mahboubi Arash, Mohammad Kamalinejad, Abdul Majid Ayatollahi, Mohammad

Babaeian.(2014). Total Phenolic Content and Antibacterial Activity of Five

Plant of Labitae Against Four Foodborn and Some Other Bacteria. Iranian

Journal of Pharmaceutical Reasearch. 13(2), p. 559-566

Mahmudah Raisa, dr. Tri Umiana Soleha, M.Kes, Dra. CN Ekowati, M.Si.2013.

identifikasi Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada

Tenaga Medis dan Para Medis di Ruang Intensive Care Unit (ICU) dan Ruang

Perawatan Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek. Medical

Journal of Lampung University Vol. 2 N0.4 ISSN 2337-3776.

Majidah, D., Fatmawati, D.W.A., Gunadi, A., 2014. Daya Antibakteri Ekstrak

Daun Seledri (Apium graveolens L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus

mutans sebagai Alternatif Obat Kumur. Jember : Artikel Ilmiah Hasil

Penelitian Mahasiswa.Universitas Jember.

Mardina Primata, Eka N. Astarina, Septriani Aquarista.2011. Pengaruh Kecepatan

Putar Pengaduk dan Waktu Operasi pada Ekstraksi Tannin Dari Mahkota

Dewa.Jurnal Kimia.Volume 5 (2).page 125-132

McFarland, J. Nephelometer: an instrument for media used for estimating the

number of bacteria in suspensions used for calculating the opsonic index and

for vaccines. J Am Med Assoc 1907; 14:1176-8.

Muljono Patrick, Fatimawali, Aaltje E. Manampiring. 2016. Uji aktivitas

antibakteri ekstrak daun mayana jantan (Coleus atropurpureus

Benth) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus Sp. dan Pseudomonas

Sp.Jurnal e-Biomedik (eBm).Volume 4.Nomor 1.Januari-Juni 2016

Murtiatikum D., Sukmayanti Alegantina, Yun Astuti. 2010. Standarisasi Simplisia

Buah Miana (Plecranthus seutellarioides (L) R.Bth) yang Berasal dari 3

Tempat Tumbuh Menado, Kupang dan Papua. Buletin Penelitian

Kesehatan. Volume 38. Nomor 1. Hal 1-16

Nagaraja , B. K, R. Sripathy, C. N. Ramchand, M. Sundararaman. 2011.

Bioautography Guided Identification of Anticandidal Compounds from A.

Terreus st.1. American Journal of Infectious Diseases 7(4): 91-97

Narwal, S. 2009. Identification and Characterization of Allechemical/ Natural

Product. USA : Science Publishers.

Pratiwi, sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit erlangga : Jakarta

Page 21: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xxi

Purba Christian, Shyrli Kumala.2015.Uji Aktivitas Antimikroba dari Ekstrak Daun

Miana (Coleus Atropurpureus Benth.) secara Invitro.(Skripsi).Universitas

Pancasila.Jakarta.

Ridwan, Yusuf. 2005. Kandungan Kimia Berbagai Ekastra Daun Miana (Coleus

Blumei Bent) dan Efek Anthelmintiknya terhadap Cacing Pita pada Ayam .

J. II. Peternakan Indonesia. Voume 11 (2).

Rosidah Nur Ani, Pujiana Endah Lestari, Pudji Astuti.(2014). Daya Antibakteri

Ekstrak Daun Kendali (Hippobroma longiflora [L] G. Don)

terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans.Artikel Ilmiah Hasil

Penelitian Mahasiswa.Universitas Jember

Rustaman, et al.,2000. Analisis Fitokimia Tumbuhan di Kawasan Gunung

Simpang Sebagai Penelaahan Keanekaragaman Hayati. Bandung :

Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Sarker, S.D., Latif, Z., Gray, A.I.,. 2006. Natural Products Isolation Edisi ke-2.

Humana Press

Suleiman, M.M, L.J. McGaw, V. Naido, J.N. Eloff.2010.Detections of

Antimicrobial Compounds By Bioautography of Different Extracts of

Leaves of Selected South African Tree Species. Afr. J. Traditional.CAM

7(1): 64-78

Sutjipto, Wahyu J. P., Yuli Wiyastuti.2009. Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap

Perubahan Fisikokimia Daun Kumis Kucing (Orthosipon stamineus

Benth.). Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol.2 No.1

Tanaya Vivi, Rurini Retnowati, Suratmo.(2015). Fraksi Semi Polar dari Daun

Mangga Kasturi (Mangifera casturi Kosterm). KIMIA.STUDENT

JOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 778-784.

Tari Rudianto, Jimmy Posangi, P. M. Wowor.(2013). Uji Efek Daun Iler (Coleus

atropurpureus [L.] Benth.) terhadap Penyembuhan Luka Insisi pada Kulit

Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal e-Biomedik (eBM). Volume 1.

Nomor 1. Hlm. 581-586

Tati Ariyanti, Raden Inna Fazrina, Darmono.(2007). Pengaruh Ekstrak Etanol Daun

Iler(Coleus atropurpureus L. BENTH) terhadap Infeksi

Salmonella enteritidis pada Mencit (Mus musculus). Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tananman Obat Tradisional. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: MedPress.

Warsa, U.C. 1994. Staphylococcus dalam Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran.

Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara. hal. 103-110.

Page 22: SKRIPSI - core.ac.uk · dimulai dari pelarut yang bersifat non polar yaitu n-heksan. Kemudian residu sisa ekstraksi yang telah dikeringkan diekstraksi dengan etil asetat hingga semua

xxii

WHO. (2002). Prevention of hospital-acquired infections a practical guide 2nd

edition.

http://apps.who.int/medicinedocs/documents/s16355e/s16355e.pdf.

Diakses tanggal 12 November 2015.

Wistreich. 2011. Gram-stained Staphylococcus aureus.

http://www.microbeworld.org/index.php?option=com_jlibrary&view=artic

le&id=7611. Diakses tanggal 2 Februari 2016.


Related Documents