YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kehidupan ekonomi Internasional, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Makalah ini memuat tentang Sistem Pembayaran Internasional yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Perdagangan/bisnis Internasional sang Penyusun yaituBapak Ihsan Rois, ST, M.Ep. yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang materi yang di jadikan sebagai tugas kami.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Mataram, Maret 2012Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISIBAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUANC. RUMUSAN MASALAH BAB II : LANDASAN TEORI BAB III : PEMBAHASAN A. Pengertian Kebijakan Perdagangan Internasional B. Kebijakan Perdagangan InternasionalC. Pengertian Proteksi Non Tarif Perdagangan BAB IV : PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalahHubungan ekonomi dengan luar negeri adalah bagian dari hubungun internasional secara luas, yang mencakup juga hubungan politik, militer, pendidikan, kebudayaan, dsb. Bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia, terlebih dengan system ekonomi terbuka, memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi. Hampir setiap hari dalam surat kabar kita baca bagaimana hubungan-hubungan ekonomi dengan luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral itu terjadi.Transaksi perdagangan internasional kan menimbulkan perpindahan arus uang dan arus barang antarnegara serta hubungan hak dan kewajiban yang diatur dalam tata pembayaran internasional.Untuk mempermudah sistem pembayaran internasional diperlukan alat pembayaran yang berupa uang. Kesulitan penggunaan uang adalah karena setiap negara menggunakan mata uang yang berbeda satu sama lain. Sehingga diperlukan alternative lain untuk mempermudah pembayaran. Perbandingan nilai mata uang internasional disebut kurs valuta asing.

1.2 Tujuan1.3 Ruang lingkup materi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN

SISTEM PEMBAYARANINTERNASIONALBeberapa sistem penentuan kurs valuta tersebut adalah ada 3 sistem yaitu sebagai berikut:a.Kurs tetap, yaitu kurs yang menggunakan emas sebagai standar.b.Kurs bebas, yaitu melepaskan emas sebagai standar, kurs ditentukan oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran).c.Kurs stabilitasi, yaitu kurs yang distabilkan oleh negara-negara maju melalui lembaga keuangan internasional seperti IMF.

Pasar valuta asing adalah suatu kerangka organisasi yang di dalamnya terdapat pihak-pihak yang meminta dan menawarkan valuta asing.Transaksi yang mempengaruhi neraca pembayaran internasional adalah sebagai berikut:a. transaksi barang; ekspor-imporb. transaksi jasa; perbankan, angkutan, pariwisata, asuransic. transaksi hasil modal; bunga, deviden, upah tenaga kerjad. transaksi modal; lalu lintas pinjaman, utang-piutange. transaksi satu arah; hadiah, hibah, sumbanganf. transaksi moneter; lalu lintas emas

Dalam pelaksanaannya, sumber dan metode pembiayaan internasional disalurkan dengan menggunakan sistem pembayaran internasional berikut ini : Cash in advance/prepayment Open account Private compensation Letter of credit (L/C) Draft/commercial bill of exchange Consigment (konsinyasi)

A.CASH IN ADVANCE / PREPAYMENT / ADVANCE PAYMENT suatu cara pembayaran yg dilakukan pembeli/importir kepada penjual/eksportir sebelum barang dikapalkan. Pembayaran ini dilakukan secara tunai baik secara keseluruhan (full payment) atau sebagian (partial payment) karena beberapa alasan tertentu :1. Permintaan atas produk melebihi penawaran produk.2. Penjual dan pembeli belum saling mengenal dan kurang saling percaya.3. Dalam situasi darurat, misalnya peperangan.4. Mata uang negara importir termasuk mata uang lemah (soft currency) yg berisiko tinggi.

B. OPEN ACCOUNT Kebalikan dari sistem cash in advance, pembayaran dengan sistem ini justru dilakukan kemudian setelah produk dikirim dan laku terjual atau setelah jangka waktu tertentu karena pembeli dan penjual sudah saling kenal dan percaya sepenuhnya atau dilakukan antara suatu perusahaan dengan afiliasinya atau intra perusahaan multinasional (MNC). Dengan sistem pembayaran ini, penjual hanya mengirimkan faktur kepada pembeli untuk dibayar setelah jangka waktu tertentu atau sesuai kesepakatan. Dengan sistem ini penjual mempunyai risiko yg tinggi atas kegagalan pembayaran (default) dari pembeli.

C. PRIVATE COMPENSATION Adalah suatu metoda pembayaran internasional yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan jalan melakukan kompensasi penuh atau sebagian utang piutang baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui pihak ketiga) sehingga mengurangi atau meniadakan transfer valas ke luar negeri.

Dengan metode private compensation ini maka:Importir B di Singapura tidak perlu melakukan transfer internasional untuk melakukan pembayaran kepada eksportir A di Jakarta dan cukup dengan melakukan transfer domestik kepada importir D di Singapura.

D. LETTER OF CREDIT (L/C)Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan).Pelaku L/C Applicantatau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang mengajukan aplikasi L/C. Beneficiaryadalah eksportir (penjual) yang menerima L/C. Issuing bankatauopeningadalahbankpembuka L/C. Advising bankadalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank koresponden (agen) yang meneruskan L/C kepadabeneficiary. Bank tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya bertindak sebagai perantara. Confirming bankadalah bank yang melakukan konfirmasi atas permintaan issuing bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran. Paying bankadalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C untuk melakukan pembayaran danbeneficiaryberkewajiban menyerahkan dokumen kepada bank tersebut. Carrieradalah pengangkut barang yang dikirim (Perusahaan Pelayaran/Penerbangan) untuk dibeberapa negara dengan perbatasan darat bisa juga perusahaan angkutan darat seperti truk, kereta Dll).Tata cara pembayaran dengan L/C1. Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk membuka suatu L/C untuk dan atas nama eksportir. Dalam hal ini, importir bertindak sebagaiopener. Bila importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor, maka bank melakukan kontrak valuta (KV) dengan importir dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagaiopening/issuing bank. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah satu koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank yang bertindak sebagai perantara kedua ini disebut sebagaiadvising bankataunotifiying bank.Advising bankmemberitahukan kepada eksportir mengenai pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima L/C disebut beneficiary.2. Eksportir menyerahkan barang keCarrier, sebagai gantinya Eksportir akan mendapatkan bill of lading.3. Eksportir menyerahkan bill of lading kepada bank untuk mendapatkan pembayaran.Paying bankkemudian menyerahkan sejumlah uang setelah mereka mendapatkan bill of lading tersebut dari eksportir. Bill of lading tersebut kemudian diberikan kepada Importir.4. Importir menyerahkan bill of lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barangJenis-jenis L/C Revocable L/CAdalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak olehopeneratau olehissuing banktanpa memerlukan persetujuan daribeneficiary. Irrevocable L/CIrrevocable L/Cadalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku (validity) yang ditentukan dalam L/C tersebut danopening banktetap menjamin untuk menerima wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi harus atas persetujuan semua pihak yang bersangkutan dengan L/C tersebut. Irrevocable dan Confirmed L/CL/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C (beneficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin sepenuhnya olehopening bankmaupun olehadvising bank, bila segala syarat-syarat dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena sifatnya yangirrevocable. Clean Letter of CreditDalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatuwesel. Artinya, tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilanuangdari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa. Documentary Letter of CreditPenarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C. Documentary L/C dengan Red ClauseJenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik sebagian dari jumlah L/C yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan wesel tanpa memerlukan dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti dalam haldocumentary L/C. L/C ini merupakan kombinasiopen L/Cdengandocumentary L/C. Revolving L/CL/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa mengadakan perubahan syarat khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu enam bulan, kredit tersedia setiap bulannya US$ 1.200, berarti secara otomatis setiap bulan (selama enam bulan) kredit tersedia sebesar US$ 1.200, tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau tidak. Back to Back L/CDalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang, tetapi hanya perantara. Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan banknya untuk membuka L/C untuk pemilik barang-barang yang sebenarnya dengan menjaminkan L/C yang diterimanya dari luar negeri. Transverable L/CBeneficiary berhak memnita kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran/akseptasi kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan hak atas kredit sepenuhnya/sebagian kepada pihak ketiga.UCP 600UCP 600 (Uniform Customs & Practice for Documentary Credits) adalah versi terakhir untuk pedoman umum internasional(best practice) transaksi LC yang diterbitkan oleh #ALIHICC(International Chamber of Commerce). UCP 600 berlaku efektif sejak 1 Juli 2007 menggantikan pedoman sebelumnya (UCP 500). Sejak tanggal tersebut diharapkan semua bank yang menerbitkan LC baru mengacu pada UCP 600.Jenis Jenis Letter of CreditAda 3 (tiga) macam Letter of Credit, yaitu :(a).Commercial Letter of CreditCommercial Letter of Credit merupakan instrument pembayaran utama, dimana proses pembayaran dilakukan oleh bank begitu dokumen diterima.(b).Standby Letter Of CreditStandby Letter of Credit merupakan instrument pembayaran kedua setelah instrument pembayaran yang lain (Telex Transfer, Cash on Delivery, dll). Artinya : Standby Letter Of Credit hanya akan dicairkan apabila buyer tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar dengan menggunakan instrument utamanya. Dengan kata lain Standaby L/C hanya merupakan instrument pembayaran cadangan. Standby Letter of Credit hanya merupakan alat yang menunjukkan kemampuan bayar buyer (pembeli) bukan L/C yang serta merta dapat dicairkan. Standby Letter of Credit dicairkan dengan cara menunjukkan draft instrument pembayaran yang utama dan menunjukkan bukti-bukti bahwa buyer tidak melaksanakan kewajibannya membayar.c).Back to Back Letter of CreditAdalah sebuah L/C yang dibuka untuk pihak seller, dimana L/C yang baru dibuka tersebut menunjuk L/C lain yang diterima dari pihak lain, yang artinya : Term and Condition L/C tersebut sepenuhnya bergantung pada L/C yang ditunjukknya. Dengan kalimat sederhana : L/C tersebut hanya akan bisa dicairkan apabila pihak pembuka telah mencairkan L/C yang ditunjuknya (L/C yang diterimnya dari pihak lain).Pada umumnya Standby Letter Of Credit jarang bisa diterima oleh pihak penjual (seller), seller akan lebih memilih Commercial Letter of Credit. Terlebih-lebih jenis Back to Back Letter of Credit. Sangat jarang bisa diterima. Terlalu berbahaya bagi seller.Elemen dan Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Letter Of Credit

Berikut adalah elemen dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses sebuah Letter of Credit :Pembeli (Buyer)Adalah pihak pembeli yang berinisiatif untuk membuka sebuah Letter of Credit untuk transaksi pembelian yang dilakukannya dengan pihak seller.Draft of Purchase OrderAdalah sebuah dokumen awal atau draft sebagai bukti atas pemesanan suatu barang dan atau jasa. Draft PO biasanya merupakan bukti pemesanan awal yang sudah 99% final hanya saja pembuat draft (buyer) belum sempat untuk mengubahnya ke dalam bentuk kontrak resmi. Jenis barang, jumlah/volume, spesifikasi barang, standar kwalitas, cara pengemasan (packaging) sudah tersedia lengkap dan telah ditandatangani oleh pihak pembeli maupun penjual.Purchase Order/ContractAdalah draft order yang telah dituangkan kedalam lembaran resmi entah itu Official Purchase Order maupun Purchase Contract.Letter of Credits AmountMenyebutkan Nilai Nominal yang boleh dicairkan atas Letter of Credit tersebut. Nilainya seharusnya sama dengan nilai purchase order / contract. Namun demikian terkadang juga disebutkan batas nilai minimum dan maksimum, yang mana L/C akan ditolak apabila nilai yang akan dicairkan (tercantum) dalam dokumen export lebih kecil (short shipment) atau lebih besar (over shipment) dari melewati batas minimum/maksimium yang disebutkan di dalam L/C.Issuing BankAdalah pihak yang memfasilitasi Letter of Credit, biasanya bank devisa dimana rekening buyer berada. Issuing Bank lah yang menerbitkan Letter Of Credit.Advising BankAdalah Bank yang menerima Letter of Credit sekaligus menyampaikannya kepada pihak penerima Letter of Credit (seller). Jika advising bank memiliki hubungan correspondent, maka selanjutnya Advising Bank akan menjadi pihak yang menjembatani (correspondent) peresentasi dokumen maupun pencairan dana antara Issuing Bank dengan pihak penerima pembayaran (seller).Correspondent/Confirming BankAdalah Bank yang menghubungkan Issuink Bank dengan Advising Bank. Correspondent Bank/Confirming Bank dibutuhkan apabila Issuing Bank tidak memiliki hubungan correspondent dengan Advising Bank yang ditunjuk oleh pihak seller. Mengapa hubungan correspondent dibutuhkan ?, karena untuk lalulintas pembayaran, bank yang berhubungan harus memiliki catatan speciment pejabat bank-nya masing-masing. Jika antara Issuing Bank dengan Advising Bank tidak ad ahubungan correspondent, maka mustahil mekanisme proses sebuah L/C dapat dilaksanakan, untuk itulah diperlukan correspondent bank. Correspondent bank sudah pasti sebuah bank yang memiliki correspondent dengan advising bank.Beneficiary (seller)Adalah pihak yang akan berhak menerima pembayaran atas sebuah Letter of Credit, dalam hal ini adalah penjual (seller).Export DocumentAdalah satu (atau lebih) set document export, termasuk Bill of Lading (BL) atau Air Way Bill (AWB). Akan kita bahas di sub pokok bahasan lain.Time SetDalam sebuah L/C juga ditentukan mengenai batas-batas waktu tertentu atas sebuah proses dalam transaksi tersebut, yaitu :(-). Latest Delivery Time : adalah batas penyerahan akhir dari barang/jasa yang dipesan oleh buyer. Buyer menentukan kapan barang tersebut harus diserahkan. Apabila kondisi penyerahan adalah FOB, maka yang dijadikan patokan adalah tanggal Bill of Lading (B/L) atau Air Way Bill (Awb). Apabila kondisi penyerahan adalah C&F atau CIF maka yang dijadikan patokan adalah tanggal kapan barang di-realease oleh custom pelabuhan tujuan (port of destination).(-). Latest Presentation Document Date : adalah batas tanggal penerimaan akhir dokumen oleh pihak Issuing Bank. Issuing Bank menentukan batas akhir kapan dokumen export harus diterima oleh Issuing Bank.Certificate of InspectionAdalah sebuah dokumen yang berupa sertifikat, yang menyatakan barang/jasa telah diperiksa (inspected) secara seksama, dimana barang/jasa telah memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pembeli (buyer) sehingga diberikan sertifikat. Certificate of Inspection biasanya dikeluarkan oleh institusi yang ditunjuk sebagai inspector (pemeriksa) oleh pihak pembeli (inspector).Alur Proses Letter of Credit

Alur proses sebuah Letter of Credit dapat digambarkan sebagai berikut :Penjelasan :(1). Buyer berinsitif untuk memesan barang/jasa(2). Seller meminta buyer untuk membuka sebuah L/C, dengan memberitahukan Term and Condition yang bisa diterima serta nama advising bank yang ditunjuk.(3). Buyer meminta bank dimana rekeningnya berada (Issuing Bank) untuk membuka sebuah L/C dengan memberitahukan Term and Condition yang bisa diterima serta nama advising bank yang ditunjuk oleh seller.(4). Issuing Bank membuka sebuah L/C dan mengirimkannya kepada Advising Bank. (Sekaligus mengirimkan copy-nya kepada buyer, buyer mengirimkan copy tersebut kepada pihak seller sebagai konfirmasi bahwa L/C telah dibuka). Jika issuing Bank tidak mempunyai hubungan correspondent dengan Advising Bank, maka buyer akan mencari Bank Correspondent sebagai perantara.(5). Advising Bank menyampaikan L/C tersebut kepada beneficiary (seller).(6). Setelah barang/jasa yang dipesan siap untuk dikirimkan, beneficiary (seller) menyiapkan dokumen yang dipersyaratkan di dalam L/C (dokumen export). Jika dokumen telah siap, maka beneficiary akan menyerahkan dokumen tersebut kepada Advising Bank.(7). Advising Bank akan mempelajari isi dokumen, jika telah memenuhi syarat (sesuai dengan kondisi L/C) maka dokumen akan dikirimkan kepada Issuing Bank untuk meminta pembayaran, jika tidak maka dokumen akan ditolak dan dikembalikan kepada beneficiary serta memberitahukan penyimpangan yang telah terjadi.(8). Begitu dokumen diterima, Issuing Bank akan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang diterima dengan term and condition di dalam L/C, Jika tidak sesuai maka pembayaran akan ditolak. Jika sesuai maka Issuing Bank akan membayar pihak beneficiary (seller) melalui Advising Bank, serta mengirimkan dokumen tersebut ke pihak buyer. Dengan dokumen asli yang diterima dari issuing bank, pihak buyer akan mengambil barang/jasa di custom, tanpa dokumen asli tersebut, pihak buyer tidak akan bisa mengambil barang/jasa tersebut.Letter of Credit Amendment

Perhatikan butir (4) dari alur proses L/C di atas, begitu sebuah Letter of Credit dibuka, maka Issuing Bank akan mengirimkan L/C tersebut ke pihak Advising Bank, sekaligus mengirimkan copy L/C tersebut kepada pihak buyer. Selanjutnya buyer akan mengirimkan copy tersebut kepada pihak seller. Seller akan memeriksa isi Term and Condition dari L/C yang dibuka. Apabila seller menemukan kondisi atau persyaratan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan (tidak bisa dipenuhi), maka seller akan meminta pihak buyer untuk melakukan perubahan atas L/C tersebut. Perubahan L/C itulah yang disebut dengan Letter of Credit Amendment. Jika buyer setuju dengan perubahan (amendment) yang diminta oleh seller, maka buyer akan meminta pihak Issuing Bank untuk melakukan amendment. Issuing Bank mengirimkan amendment tersebut ke pihak Advising Bank. Advising Bank menyampaikan amendment tersebut kepada pihak seller (beneficiary) sekaligus minta konfirmasi bahwa amendment tersebut memang diminta oleh pihak seller.Karakteristik sebuah Letter of Credit

Untuk mengetahui apakah sebuah Letter of Credit baik atau vuruk kondisinya, maka perlu terlebih dahulu mengetahui karakterikstik dari sebuah L/C. Berikut adalah karakterikstik-karakteristik dasar dari sebuah L/C :Transferable / Non Transferable

Karakteristik ini adalah menunjukkan, apakah Letter of Credit tersebut boleh dipindah-tangankan atau tidak(-).Transferable, artinya : Bisa dipindah tangankan. Kondisi tranferrable biasanya disertai dengan kondisi lain yaitu adanya Blank Endorsment. Artinya : dengan blank endorsement, maka L/c tersebut dapat dipindahtangankan kepada pihak manapun sesuai dengan keinginan beneficiary. Jika dalam keadaan endorsed (ter-endor), maka L/C tersebut hanya boleh dicairkan oleh pihak yang mengendors saja.(-).Non Transferable: lawan dari transferable.Pada umumnya seller tidak akan menerima non-transferrable L/C.Revocable/Irrevocable(-).Revocable: artinya Term and Condition di dalam L/C yang telah diterbitkan dapat diubah sewaktu-waktu oleh Issuing Bank (atas permintaan Buyer) tanpa meminta persetujuan pihak Issuing Bank maupun Beneficiary (seller). Karakteristik L/C ini adalah tidak baik. Tidak satupun seller yang bersedia menerima L/C jenis revocable.(-).Irrevocable: artinya Term and Condition di dalam L/C yang telah diterbitkan hanya boleh diubah atas kesepakatan beneficiary (seller) dengan buyer. Karakteristik ini adalah baik dan diminta oleh seller manapun.Availability(-).Available at any bank: artinya L/C tersebut boleh dicairkan di bank manapun yang ditunjuk oleh pihak beneficiary. Kondisi ini sangat diharapkan oleh pihak seller, karena dengan kondisi ini Issuing Bank wajib mencari correspondent bank untuk berhubungan dengan Advising Bank yang di tunjuk oleh pihak seller. Dan atas biaya correspondent yang timbul, pihak Issuing Bank wajib menaggungnya dengan mendebit rekening buyer.(-).Available only at Bank A: artinya seller harus menunjuk bank yang memiliki correspondent dengan Bank A untuk melakukan pencairan L/C. Dan Advising Bank wajib menanggung biaya correspondent yang timbul dengan mendebit rekening seller. Karakteristik L/C seperti ini biasanya tidak bisa diterima oleh pihak seller.Tips menangani Letter of Credit

1). Menjelang Pembukaan L/C (bagi Seller maupun Buyer)

Sesungguhnya, kunci sukses penanganan sebuah L/C adalah diawal-awal, dimulai menjelang L/C dibuka, yaitu :(a).Purchase Order DraftUntuk jenis pesan yang segera (rush order), Draft order akan dijadikan sebagai dasar pembukaan sebuah L/C, menjadi lampiran dalam permohonan pembukaan L/C. Untuk itu pemeriksaan draft order dengan hati-hati dan seksama adalah kunci awal dari penanganan sebuah Letter of Credit. Sebelum penandatanganan Draft Order, perhatikan hal-hal berikut ini :(-). Jenis dan nama barang yang dipesanPastikan jenis barang yang dipesan tekah tertulis dengan jelas dan benar, tidak menimbulkan salah pengertian. Pencantuman nama barang beserta description-nya adalah critical. Perlu diketahui bahwa jenis/nama barang akan dicantumkan di dalam L/C, dan shipping document.(-) Bahan baku barang yang dipesan.Sama pentingnya dengan Jenis dan nama barang. Bahan baku yang dipesan hendaknya dicantumkan dengan persis, dan jelas.(-). Spesifikasi barang yang dipesanSpesifikasi barang yang dimaksudkan di sini meliputi : ukuran, warna, kwalitas, Pastikan spesifikasi barang telah tercantum (tertulis/tergambar) dengan jelas. Hal ini penting, agar barang yang dikirim nantinya sesuai dengan apa yang dipesan. Kesalahan spesifikasi barang akan berakibat pada ditolaknya barang pada saat proses inspeksi, sehingga Certificate of Inspection tidak bisa dikeluarkan. Certificate of Inspection biasanya disyaratkan dalam sebuah L/C.(-). Contoh/sample/Proto-type barang yang dipesanContoh/sample/proto-type memiliki peranan yang sama dengan specifikasi barang, hanya saja bersifat visual sehingga lebih mudah untuk diikuti.(-). Jumlah/volume barang yang dipesanPastikan jumlah/volume barang yang dipesan tekah tercantum dengan benar dan jelas.(-). Nilai barang yang dipesanPeriksalah Unit price dan Total Amount yang tercantum didalam Draft Order, hal ini penting, karena total amount yang tercantum di dalam L/C nantinya akan berpatokan pada Draft Order ini.(-). Kondisi penyerahan barangKondisi penyerahan barang bisa bermacam-macam : Free on Board (FOB), Cost and Freight (C&F) atau Cost, Insurance & Freight (CIF). Pastikan kondisi penyerahan barang telah sesuai dengan yang disepakati.(-). Batas akhir penyerahan barangBatas akhir penyerahan barang (Latest Delivery Time) adalah critical. Latest Delivery Time akan menjadi salah satu yang disyaratkan di dalam L/C. Latest Delivery Time hendaknya memperhatikan kondisi penyerahan, lamanya produksi (Production Lead Time), Jadwal keberangkatan kapal (Shipping Schedule). Kesalahan dalam penentuan dan pencantuman Latest Delivery Time sudah pasti akan mengakibatkan discrepancies.(-). Packing InstructionPacking Instruction biasanya berupa lampiran yang menyertai Draft Order, berisi instruksi mengenai bagaimana barang seharusnya dikemas, mulai dari cara pembungkusan (oleh kertas/plastic), penyimpananya di dalam kemasan (dus/kotak), jumlah /volume barang per satu kemasan, dan lain sebagainya. Packing instruction juga harus diperhatikan dengan seksama, packaging barang ayang akan dikirimkan akan tercermin di dalam Packing List, dan packing list adalah salah satu jenis dokumen yang disyaratkan di dalam sebuah L/C. Penyimpangan dalam Packing List bisa menngakibatkan terjadinya discrepancies.(-). Shipping InstructionShipping Instruction juga berupa lampiran, hanya saja isinya khusus mengenai bagaimana barang seharusnya dikirimkan. Hal-hal yang diatur dalam shipping instruction biasanya : pencantuman nama shipper, cara pengiriman (by Sea atau by Air), Nominated Forwarding Company (Jika nominated forwarder), Port of Departure (nama pelabuhan dari mana barang diberangkatkan), Port of Destination (pelabuhan tujuan dimana barang yang dispesan akan di un-load), Notify Party (pihak yang harus dihubungi oleh shipping agent ketika nanti barang tiba di pelabuhan tujuan), serta Consignee Name (pihak yang berhak atas barang tersebut setelah tiba dipelabuhan tujuan). Semua itu juga akan tercantum didalam Letter of Credit. Untuk itu sangat perlu untuk diperhatikan.Jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai, atau tidak bisa dipenuhi, atau tidak disepakati, hendaknya Draft Order jangan ditandatangani dahulu. Mintalah untuk direvisi. Jika ada hal-hal yang tidak jelas atau meragukan, mintalah penejelasan.(b).Purchase Order Contract

Purchase Order Contract adalah perwujudan dari Draft Order yang dituangkan di dalam sebuah kontrak resmi, dicetak dan ditandatangani dengan resmi oleh pihak yang authorized. Karena isinya adalah sama, maka yang perlu dilakukan saat penanandatanganan contract adalah membandingkan isi contract dengan isi draft order. Seharusnya isinya sama persis dengan draft order yang telah ditandatangani. Jika ditemukan perbedaan-perbedaan, mintalah revisi atas kontrak tersebut.2). Permintaan Pembukaan L/CTips bagi Seller/Exporter :Begitu Draft Order atau Contract ditandatangani, segera lah minta pembukaan L/C kepada pihak buyer, jika ditunda maka pembukaan L/C akan semakin lambat, sementara Latest Delivery Time telah di set, keterlambatan pembukaan L/C bisa mengakibatkan keterlambatan penyerahan barang, dan akan membuat discrepancies pada Ltest Delivery Time. Permintaan pembukaan L/C oleh seller, dilakukan dengan mengirimkan PROFORMA INVOICE, dalam proforma invoice dicantumkan mengenai hal-hal esensial yang tercantum di dalam contract, hanya saja dibuat dalam bentuk ringkas. Di dalam proforma invoice, Cantumkanlah :(-). Jenis L/C yang diinginkan :Sebaiknya minatalah On Sight Commercial Letter of Credit, Back To Back L/C samasekali tidak baik, terlalu berbahaya, jadi jangan pernah mau menerimanya. Selalu minta On Sight Commercial Letter of Credit.(-). Term and Condition :Sebaiknya mintalah irrevocable L/C, transferable and available at any bank in Indonesia.Selain kedua hal tersebut diatas, ikutilah apa yang telah disepakati di dalam contract. Jangan lupa meminta agar buyer mengirimkan copy L/C yang dibuka. Hal ini penting, karena menunggu L/C tersebut tiba di Advising Bank mungkin memakan waktu. Semakin segera menerima copy letter of credit semakin bagus, sehingga jika ditemukan ketidak sesuaian di dalam kondisi L/C, bisa meminta amendment (perubahan L/C) kepada pihak buyer dengan lebih cepat.Tips bagi buyer/importer :Begitu permintaan pembukaan L/C (Proforma Invoice) diterima, periksalah secara seksama isinya, apakah jenis L/C dan Term & Condition yang diminta oleh pihak seller bisa dipenuhi atau tidak, apakah isinya sam adengan draft order / contract yang telah ditandatangani. Jika tidak ada masalah, segeralah meminta pembukaan L/C kepada bank devisa (yang nantinya akan beryindak sebagai Issuing Bank). Pastikan anda memiliki Flapond Credit yang cukup untuk menutup nilai transaksi yang akan dibayar dengan Letter of Credit. Jangan lupa sertakan draft order atau contract yang telah ditandatangani oleh pihak seller.Tentu saja pihak bank akan melakukan analisa, survey atau pemeriksaan terhadap buyer, untuk mem-verifikasi mengenai kemampuan dan kesanggupan buyer untuk membayar. Jika permintaan pembukaan L/C telah disetujui dan telah dibuka oleh bank, kirimkanlah copy L/C tersebut kepada pihak seller.3). Setelah Pembukaan L/C

Tips bagi seller/exporter :(a). Saat L/C DiterimaBegitu copy L/C diterima, periksalah isinya dan perhatikanlah hal-hal berikut ini ::(-). Jenis L/C yang telah dibuka(-). Term and Condition yang dicantumkan di dalam L/C(-). Karakteristik L/C yang dibuka(-). Latest Delivery Time(-). Jenis penyerahan(-). Nilai (amount) minimal dan maksimal yang dapat ditoleransi(-). Batas akhir penyerahan dokumen (dari advising Bank ke Issuing Bank).(-). Packing Instruction(-). Shipping Instruction(-). Shipping Document requiredJika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati, maka segeralah minta amendment kepada pihak buyer.(b). MemintaLetter of Credit Amendment

(-). Sampaikanlah permintaan amendment dengan jelas dan tegas langsung kepada pihak buyer.(-). Mintalah agar copy amendment dikirimkan lewat faximile atau by e-mail. Hal ini penting, karena jika menunggu amendment diterima oleh advising bank akan memakan waktu dan sangat mungkin akan mengganggu waktu penyelesaian barang.(-). Jika copy amendment telah diterima, sampaikanlah copy tersebut kepada pihak advising bank, agar bank bisa men-trace-nya langsung ke issuing bank.(-). Selama amendment belum diterima, janganlah melakukan pembelian bahan baku. Jika amendment tidak difollow up oleh buyer lebih dari 2 hari, mintalah agar Latest Delivery Time di amend sekalian.(-). Melakukan persiapan-persiapan produksi (production set-up) tidak ada salahnya sambil menunggu L/C amendment. (mengenai amendment juga telah dibahas di Letter of Credit -serie 2).(c). Penanganan Proses Produksi(-). Selama proses produksi berlangsung, selalu berpatokan pada kontrak yang telah ditandatangani (mengenai bahan baku, warna, ukuran dan spesifikasi lainnya).(-). Selalu mengawasi update status proses produksi, dan selalu bandingkan dengan latest delivery time yang tercantum di dalam L/C.(-). Pada saat proses produksi telah mencapai 70%, lakukanlah evaluasi terperinci mengenai, kwalitas barang dan waktu penyelesaian barang dibandingkan dengan kontrak dan L/C. Jika hasil evaluasi menunjukkan kemungkinan delayed dalam penyelesaian barang, segeralah bernegosiasi dengan pihak buyer, untuk membicarakan kemungkinan second amendment on L/C. Jika disetujui, maka mintalah amendment untuk kedua kalinya.(d). Penanganan Pengemasan (Packing)(-). Dalam proses packing, hendaknya selalu berpatokan pada packing instruction yang terlampir di dalam contract.(-). Jika ada instruksi yang tidak jelas, mintalah pnejelsan kepada buyer.(-). Jika ada instruksi yang tidak bisa dilaksanakan, konsultasikanlah dengan buyer, sampaikan alas an mengapa tidak bisa diikuti, sampai memperoleh persetujuan.(e). Inspection

(-). Dalam hal L/C mensyaratkan adanya Certificate of Inspection, maka proses inspection akan menjadi crucial, tidak boleh disepelekan. Bagaimanapun juga barang tersebut boleh dikirimkan atau tidak, tergantung dari hasil inspeksi.(-). Jika inspector menemukan kwalitas barang dibawah standar mutu yang telah disepakati, sehingga inspector tidak mengeluarkan certificate of inspection, pertimbangkanlah kemungkinan melakukan repair atau re-placement, pertimbangkan cost and time yang akan dikonsumsi.(-). Jika kwalitas barang masih below tolerance (below AQL), maka pertimbangkanlah tawaran letter of guarantee, agar inspector bersedia mengeluarkan certificate of inspection.4). Penanganan Dokumen

Proses pembuatan dokumen adalah kunci penting berikutnya. Kesalahan dalam proses dokumen maupun kesalahan pada elemen dokumen yang disiapkan akan langsung berakibat discrepancies terhadap L/C.Adapun dokumen yang biasa diminta dalam sebuah L/C adalah :(-). Commercial Invoice(-). Packing List(-). Export License (untuk export yang memerlukan quota)(-). Country of Origin(-). GSP Form A (untuk negara-negara EEC). GSP form G (untuk negara-negara tertentu)(-). Full Set of Air Way Bill (untuk air shipment) atau Full set of B/L (untuk sea shipment). Dikatakan full set, karena terkadang AWB maupun B/L dikeluarkan dalam pasangan, yaitu : Master AWB/BL yang biasanya dikeluarkan oleh pihak airline/Shipping line + haus AWB/BL yang dikeluarkan oleh Broker (Shipping agent).Hal-hal yang perlu diperhatikan :(-).Peroses dokumen harus selalu memperhatikan instruksi yang ada pada Letter of Credit dan Shipping Instruction.(-). Shipper Name, Port Of Departure, Port of Destination, Notify Party dan Consignee Name, harus dicantumkan persis seperti yang diminta di dalam L/C.(-). Jenis dan nama document harus persis sama seperti yang tercantum di dalam L/C.(-). Pada dokumen manapun, pencantuman : nama barang, deskripsi barang, bahan baku yang dipakai, unit price, measurement unit, quantity, serta total amount, termasuk Harmonized System Code yang dipakai, HARUS PERSIS SEPERTI YANG TERCANTUM DI DALAM L/C. Perbedaan satu hurup saja, adalah merupakan discrepancies.5). Pengiriman Dokumen

Dokumen yang benar dan persis saja belumlah selesai, proses yang tidak kalah pentingnya adalah proses pengiriman dokumen. Di dalam sebuag L/C biasanya diatur mengenai pengiriman dokumen tersebut, antara lain :(-). Kapan dokumen tersebut harus diterima paling lambat oleh Issuing Bank(-). Dokumen Harus dikirimkan memakai courier tertentu.Memang pengiriman dokumen ini adalah tugas pihak Advising Bank, akan tetapi mengawasi (meminta up-date) status dokumen adalah penting. Keterlambatan penerimaan dokumen oleh Issuing Bank, dapat berakibat pada ditolaknya pencairan L/C.Discrepancies Dalam Letter of Credit dan Cara Mengatasinya

Penyimpangan (discrepancies) bisa terjadi disemua bagian L/C, akan tetapi secara garis besar, berada di 2 (dua) area berikut :1). Penyimpangan Dalam Dokumen (Document Discrepancies)

Perbedaan antara dokumen dengan L/C merupakan jenis discrepancies yang paling sering dan mudah terjadi, hal ini disebabkan oleh sifat L/C yang begitu strictly terhadap kesesuaian. Samasekali tidak boleh ada perbedaan antara yang dinyatakan di dalam dokumen dengan yang dinyatakan di dalam L/C. Terlebih-lebih dokumen export yang blankonya disediakan oleh Institusi pemerintah maupun bank yang masih harus diketik secara manual (misalnyaPEB, Export Licence, Commercial Invoice, GSP Form A). Untungnya, jenis discrepancy ini termasuk yang bisa direvisi. Berikut adalah hal-hal yang biasa membuat suatu dokumen ditolak oleh bank dan cara mengatasinya :a).Pencantuman nama dokumen tidak sesuai dengan L/C. Ketidak sesuaian bisa karena kurang lengkap disebutkan, salah eja, bahkan hanya karena salah ketik satu huruf saja.Misalnya : Di dalam L/C disebut Commercial Invoice, tetapi dalam dokumen export disebut Invoice saja, atau diketik Invoice Comercial (kurang huruf m), atau diketik Commercial Invoices (lebih huruf s).b).Perbedaan : kode, nama, deskripsi, warna, ukuran barang antara yang disebutkan di dalam dokumen dengan yang disebutkan di dalam L/C.c).Perbedaan : nama bahan baku barangd).Perbedaan : jumlah barang dan satuan ukurane).Perbedaan : unit price dan total amountf).Perbedaan : HS codeg).Pencanutuman keterangan beneficiary (name & full address), bank account (name & full address), dan account numberh).Salah menyebutkan quota category numberi).Tulisan atau angka yang diperbaiki (di type-x)j).Tulisan atau angka yang dicoretk).Salah mencantumkan : Nama Shipper dan atau Port of Departure, dan atau Port of Destination, dan atau Notify Party, dan atau Consignee Name.Jika discrepancies terjadi di wilayah ini, maka segeralah tarik dokumen dari bank untuk direvisi.Untuk menyingkat waktu, dokumen-dokumen yang dikeluarkan, ditandatangani atau dilegalisir oleh institusi luar (Kantor Deperindag, Bea Cukai atau Bank) sebaiknya jangan dibuat ulang, tetapi lakukanlah koreksi. Koreksi atas dokumen-dokumen tersebut dapat diterima oleh bank sepanjang koreksi tersebut dilegalisir (di stempel dan ditandatangan oleh pejabat yang berwenang di institusi tersebut.Jika revisi dokumen telah selesai dikerjakan, kirimkan (serahkan) kembali kepada pihak advising bank. Melihat keterbatasan waktu, lakukanlah dalam hari yang sama untuk menarik dokumen, melakukan revisi dan pengiriman kembali.2). Batas Waktu (Latest Delivery Time, L/C Expiration Date & Latest Presentation Date)a). Latest Delivery DateAdalah tanggal batas akhir penyerahan barang. Apabila kondisi penyerahan barangFree on Board (FOB)maka yang dijadikan patokan adalah tanggal yang tercantum padaAir Way Bill (AWB)untuk air shipment, atauBill of Lading (BL)untuk sea shipment. Sedangkan jika kondisi penyerahan barang adalah C&F atau CIF, yang dijadikan patokan tanggal adalah tanggal tibanya barang di pelabuhan tujuan.Dikatakan menyimpang (discrep) apabila tanggal yang tercantum di AWB/BL atau tanggal tibanya barang di pelabuhan tujuan, sesudah Latest Delivery Time yang tercantum di dalam L/C.b). L/C Expiration DateAdalah tanggal masa berlaku nya L/C, meliputi dari L/C dikeluarkan hingga batas akhir penerimaan dokumen oleh Issuing Bank.c). Latest Presentation DateAdalah tanggal batas akhir penerimaan dokumen pencairan L/C oleh Issuing Bank.Dikatakan menyimpang apabila, dokumen yang dikirim oleh advising bank diterima setelah Latest Presentation Date yang tercantum di dalam L/C.Penyimpangan jenis manapun yang terjadi diantara ketiga batas waktu di atas, adalah merupakan discrepancies yang tidak bisa direvisi. Artinya L/C sudah pasti gagal. Proses pencairan L/C sudah tidak mungkin dapat diselamatkan.Ini adalah skenario terburuk yang mungkin terjadi atas transaksi yang menggunakan Letter of Credit sebagai instrument pembayaran.Apakah pembayaran masih mungkin bisa diperoleh ?.Apa yang harus dilakukan ?Ada beberapa jalan yang mungkin bisa dilakukan :1).Discrepancies terhadap Latest Delivery Time

Keterlambatan beberapa hari dari Latest Delivery Time, masih mungkin dimintakan back date atas Air Way Bill atau Bill of Lading kepada Airline atau shipping Line. Yang dimaksud dengan back date disini adalah, mencantumkan tanggal Air Way Bill atau Bill of Lading maju beberapa hari dibandingkan tanggal yang sebenarnya.Pertanyaannya adalah : apakah Shipping Lines/Airlines akan bersedia melakukannya ?.Biasanya (tidak bisa dijadikan pedoman pasti) :(-) Jika pengiriman lewat udara dengan direct flight (tanpa connecting), biasanya airline tidak akan bersedia melakukan back date walaupun cuma untuk satu haripun.(-) Jika pengiriman lewat udara dengan connecting flight (berganti pesawat di negara tertentu), mungkin airlines mau melakukan back date untuk 1(satu) hari saja.(-) Jika pengiriman lewat laut, biasanya shipping line bersedia melakukan back date untuk 1 (satu) hari sampai dengan 7 hari.Sekali lagi yang di atas tidak bisa dijadikan pedoman pasti, tetapi peluang sekecil apapun sebaiknya dicoba saja, kita tidak akan pernah tahu jika tidak mencobanya bukan ?.2).DiscrepanciesterhadapL/C Expiration DateatauLatest Presentation Date.Discrepancies jenis ini samasekali tidak bisa diselamatkan. Harus terima kenyataan bahwa L/C telah gagal.Apakah berarti pembayaran atas transaksi ini sudah TIDAK mungkin bisa diperoleh ?.Jangan putus asa dahulu, masih ada beberapa jalan lagi yang mungkin bisa menyelamatkan perusahaan dari kerugian, yaitu :Cobalah bernegosiasi dengan pihak buyer, jika hanya keterlambatan beberapa hari sangat mungkin buyer masih bisa menerima pengiriman barang tersebut, dan tentu saja juga masih bersedia melakukan pembayaran.Bukankah L/C sudah gagal ?.Jika buyer masih bersedia menerima keterlambatan tersebut, mintalah buyer supaya memerintahkan Issuing Bank untuk meng-accept, dokumen tersebut dan mencairkan pembayaran. Tentu saja mekanisme pembayaran sudah tidak menggunakan letter of credit lagi, tetapi melaluiTelex Transfer. Agar buyer bisa melakukan perintah accept kepada Issuing Bank, mintalahswift codekepadaAdvising Bank. Lalu sampaikan swift code tersebut kepada pihak buyer, untuk kemudian buyer menginformasikan swift code tersebut kepada Issuing Bank, bersamaan dengan perintah accept.

Adalah suatu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing bank atas permintaan pembeli/importir yang ditujukan kepada penjual/eksportir/beneficiary melalui advising/confirming bank dengan menyatakan bahwa issuing bank akan membayar sejumlah uang tertentu apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C tsb dipenuhi. Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional menggunakan L/C karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sbb :1. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual2. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan yg akan menyerahkan pembayaran sesuai dg syarat- syarat yg ditetapkan dlm L/C.3. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.4. Adanya fasilitas hedging. Beberapa hal penting yg harus diperhatikan dalam L/C adalah :1. Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.2. Tanggal expired L/C.3. Tanggal pengapalan.4. Syarat-syarat dlm L/C, misalnya apakah dapat dilakukan transhipment atau partial shipment.

E. DRAFT / COMMERCIAL BILL OF EXCHANGEAdalah surat perintah tertulis dari seorang exporter ( drawer ) yang ditujukan kepada importer (drawee ) atau agennya untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu dan pada jangka waktu tertentu kepada pihak yang ditunjuk

F.CONSIGNMENT / KONSINYASIAdalah cara pembayaran international yang dilakukan oleh importer setelah barangnya laku terjual kepada pihak ketiga Dengan system ini eksportir mempunyai resiko yang tinggi sehingga lebih banyak digunakan oleh perusahaan afiliasi dari perusahaan induk.Dalam bahasa yang lebih umum, kita menyebutnya sistem titipan. Ini adalah sistem pembayaran yang dilakukan oleh pembeli setelah barang diterima dan laku terjual. Sistem ini umumnya digunakan dalam hal pembeli bertindak sebagai agen dari penjual.Sistem pembayaranDocumentary Collectionsendiri dibedakan menuruttenor(jangka waktu) pembayarannya, yaitu:

-Documents against Payment (D/P)Dokumen diserahkan bank kepada pembeli begitu pembeli membayarnya (at sight/ atas unjuk).

-Documents against Acceptance (D/A)Dokumen diserahkan bank kepada pembeli begitu pembeli melakukan akseptasi terhadap wesel yang merupakan persetujuan pembeli untuk membayar pada tanggal jatuh tempo wesel (usance/ berjangka).Namun pada praktiknya, sebelum menyerahkan dokumen kepada pembeli, beberapa bank tetap meminta pembayaran terlebih dahulu dari pembeli meskipun pembeli telah mengaksep (menyetujui) wesel untuk dibayarkan sesuai tanggal jatuh temponya. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan pembeli tidak mau membayar pada saat jatuh tempo, sementara dokumen telah dirilis bank kepadanya, dan pembeli telah mengambil barang di pelabuhan.

BAB IV PENUTUP4.1 KesimpulanDalam melakukan transaksi perdagangan internasional selalu terjadi hubungan timbal balik antara pembeli dan penjual. Pembeli mempunyai kewajiban membayar barang dan jasa yang telah dibeli, sementara penjual menerima pembayaran dari pembeli. Untuk itu, pembeli dan penjual dapat menyepakati system pembayaran internasional yang dapat menjamin terpenuhinya hak-hak pembeli dan penjual.4.2 Usul dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, drs. Hg. Suseno triyanto.1990.Indikator Ekonomi, Kanisius : JakartaSetiyanto, Pribadi.2007.Ekonomi. Intan Pariwara : Yogyakarta.http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=54:sistem-pembayaran-international-&catid=40:mnc-a-kurs&Itemid=72http://adifirman.wordpress.com/2011/09/05/sistem-pembayaran-internasional/http://kampusmystudy.blogspot.com/2009/05/sistem-pembayaran-international.html

LAMPIRAN32


Related Documents