YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Science Technology and Society

1

PENGARUH PENGGUNAAN HANDOUT IPA-FISIKA BERBASIS

SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY (STS) PADA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII SMP N 1 CANDUANG

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kependidikan

Oleh:

AINUL HUDA

12726/2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

Page 2: Science Technology and Society

2

PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis

Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Canduang

Nama : Ainul Huda

NIM/BP : 12726/2009

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Padang, 19 Juli 2013

Disetujui oleh:

Page 3: Science Technology and Society

3

PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI

Nama : Ainul Huda

NIM/ BP : 12718/ 2009

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

dengan judul

PENGARUH PENGGUNAAN HANDOUT IPA-FISIKA BERBASIS

SCIENCE TECHNOLOGY AND SOCIETY (STS) PADA

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII SMP N 1 CANDUANG

Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Padang

Padang, 30 Juli 2013

Tim Penguji

Nama

Ketua : Drs. H. Amran Hasra ____________________

Sekretaris : Dra. Yurnetti, M.Pd ____________________

Anggota : Dr. Hj. Djusmaini Djamas M.Si ____________________

Anggota : Dra. Nurhayati, M.Pd ____________________

Anggota : Zulhendri Kamus, S.Pd, M.Si ____________________

Page 4: Science Technology and Society

4

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan karya ilmiah yang lazim.

Page 5: Science Technology and Society

i

ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar IPA-Fisika siswa dapat dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor eksternal yang diduga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah bahan ajar, media dan metode pembelajaran. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Pemahaman IPA-Fisika dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan dan mengaplikasikan IPTEK menggunakan pendekatan Science Technology and Society.

Oleh sebab itu dapat digunakan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society (STS) yang dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA-Fisika. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan “Randomized

Control Group Only Design”. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Canduang yang terdaftar pada Tahun Ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data mencakup ketiga ranah penilaian, yaitu ranah kognitif dalam bentuk tes tulis, ranah afektif dalam bentuk lembar observasi aktivitas siswa, dan ranah psikomotor dalam

bentuk rubrik penskoran. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan data penilaian hasil belajar fisika siswa pada tiga ranah. Pada Ranah kognitif diperoleh nilai thitung sebesar 2,35 dan ttabel sebesar 2,02. Ranah afektif diperoleh nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel

2,02. Begitu juga dengan ranah psikomotor diperoleh nilai thitung sebesar 2,38 dan ttabel

2,02 pada taraf nyata 0,05. Uji statistik menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology And Society (STS) terhadap hasil belajar siswa pada taraf nyata 0,05.

Ainul Huda : Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis

Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Canduang

Page 6: Science Technology and Society

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan

rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis Science Technology and

Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1

Canduang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Fisika FMIPA

UNP.

Dalam pelaksanaan penelitian penulis telah banyak mendapatkan bantuan,

dorongan, petunjuk, pelajaran, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Amran Hasra selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan

memotivasi dalam penulisan skripsi.

2. Ibu Dra. Yurnetti, M.Pd sebagai Penasihat Akademis sekaligus Pembimbing II

yang telah membimbing dan memotivasi dalam penulisan skripsi.

3. Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas M.Si, Ibu Dra Nurhayati, M.Pd. dan Bapak

Zulhendri Kamus, S.Pd, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan

masukan dalam penulisan skripsi.

4. Bapak Drs. Akmam, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNP

5. Bapak dan Ibu Staf pengajar dan karyawan Jurusan Fisika

Page 7: Science Technology and Society

iii

6. Bapak Drs. Novrizaldi selaku Kepala SMP N 1 Canduang yang telah memberi

izin untuk melakukan penelitian di SMP N 1 Canduang

7. Ibu Nofiar selaku Guru SMP N 1 Canduang yang telah member izin dan

bimbingan selama penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam perencanaan, pelaksanaan, penyusunan

dan penyelesaian skripsi

Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal shaleh bagi

Bapak dan Ibu serta mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan

kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Padang, Juli 2013

Penulis

Page 8: Science Technology and Society

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................................. 7

A. Tinjauan Teoritis ................................................................................. 7

1. Karakteristik Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP ................ 7

2. Handout sebagai Sumber Belajar ................................................... 12

3. Science Technology and Society pada Pembelajaran IPA-Fisika... 13

4. Handout berbasis Science Technology and Society....................... 15

5. Pencapaian Hasil Belajar Siswa ..................................................... 17

B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 19

C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 21

Page 9: Science Technology and Society

v

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 22

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 22

B. Rancangan Penelitian .......................................................................... 22

C. Populasi dan sampel ............................................................................ 23

1. Populasi .......................................................................................... 23

2. Sampel ............................................................................................ 23

D. Variabel dan Data ............................................................................... 26

1. Variabel .......................................................................................... 26

2. Data ................................................................................................ 26

E. Prosedur Penelitian .............................................................................. 27

1. Tahap Persiapan ............................................................................. 27

2. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 28

3. Tahap Penyelesaian ........................................................................ 31

F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 31

1. Instrumen Ranah Kognitif .............................................................. 32

2. Instrumen Ranah Afektif ................................................................ 36

3. Instrumen Ranah Psikomotor ......................................................... 38

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 40

1. Ranah Kognitif................................................................................ 40

2. Ranah Afektif.................................................................................. 43

3. Ranah Psikomotor .......................................................................... 44

Page 10: Science Technology and Society

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 46

A. Deskripsi Data .................................................................................... 46

1. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Kognitif ...................... 46

2. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif ........................ 48

3. Deskripsi Data Hasil Belajar Fisika Ranah Psikomotor................. 49

B. Analisis Data....................................................................................... 50

1. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Kognitif ........................ 50

2. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif .......................... 53

3. Analisis Data Hasil Belajar Fisika Ranah Psikomotor ................... 56

C. Pembahasan ......................................................................................... 58

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64

A. Simpulan .............................................................................................. 64

B. Saran ................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 66

Lampiran .............................................................................................................. 68

Page 11: Science Technology and Society

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ulangan Harian Fisika Siswa Kelas VIII T.P 2012-2013 .................... 2

2. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 22

3. Jumlah Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN 1 ....................... 23

4. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas Populasi ..................................... 24

5. Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas Sampel ............................................ 24

6. Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas Sampel ......................................... 25

7. Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................................... 25

8. Skenario Pembelajaran pada Kedua Kelas Sampel......................................... 28

9. Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal ................................................................ 34

10. Kategori Tingkat Kesukaran Soal ................................................................. 35

11. Kategori Indeks Daya Beda ........................................................................... 36

12. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa .......................................................... 37

13. Indikator Aspek Afektif................................................................................... 37

14. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ................................................. 38

15. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku,dan Varians Kelas Sampel ..................................................................................... 47

16. Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif Kelas Sampel ................................. 48

17. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan Varians Kelas Sampel Ranah Psikomotor....................................................... 49

18. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif .......... 50

19. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif ........................ 51

Page 12: Science Technology and Society

viii

20. Hasil Uji t Ranah Kognitif............................................................................... 52

21. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif ............ 53

22. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif ........................ 54

23. Hasil Uji t Ranah Afektif .............................................................................. 55

24. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor ... 56

25. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor................... 57

26. Hasil Uji t Ranah Psikomotor ......................................................................... 57

Page 13: Science Technology and Society

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 21

2. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Kognitif .............................. 52

3. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Afektif ................................ 55

4. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Psikomotor ......................... 58

Page 14: Science Technology and Society

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis Data Awal ...................................................................................... 68

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................. 72

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................... 82

4. Handout IPA-Fisika .................................................................................... 92

5. Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................................ 102

6. Soal Uji Coba .............................................................................................. 106

7. Analisis Uji Coba Soal ................................................................................. 113

8. Kisi-kisi Soal Tes Akhir .......................................................................... .... 115

9. Soal Tes Akhir ............................................................................................. 118

10. Analisis Data Soal Tes Akhir ...................................................................... 123

11. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa ...................................................... 127

12. Analisis Data Ranah Afektif ....................................................................... 128

13. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa ............................................... 132

14. Analisis Data Ranah Psikomotor ................................................................. 133

15. Tabel Uji Lilliefors ........................................................................................ 137

16. Tabel Distribusi F ........................................................................................ 138

17. Tabel Distribusi t ......................................................................................... 140

18. Tabel Distribusi z ........................................................................................ 141

19. Surat Izin Penelitian .................................................................................... 142

20. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.......................... ..............143

Page 15: Science Technology and Society

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

mendasari perkembangan teknologi. Fisika dipelajari mulai dari tingkat Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi. Pembelajaran Fisika di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) tergabung dalam mata pelajaran IPA-Fisika.

Pelajaran IPA-Fisika di SMP tidak hanya menekankan pada kegiatan yang

melatih kemampuan berfikir ilmiah, akan tetapi juga kemampuan dalam

menggunakan konsep dan prinsip keilmuan IPA-Fisika yang telah dipelajari dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA-Fisika harus mampu menuntun siswa untuk

berfikir aplikatif, meningkatkan rasa ingin tahu, membangun sikap peduli dan

bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial. Pembelajaran IPA-Fisika

diharapkan mampu membantu siswa untuk menyadari pentingnya ilmu pengetahuan

dan terlibat langsung dalam penemuannya.

Kesadaran terhadap pentingnya ilmu pengetahuan harus diiringi dengan

kemampuan menguasai teknologi. Kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) pada siswa merupakan salah satu aspek yang harus

ditanamkan pada proses pembelajaran. Siswa yang menguasai IPTEK dengan baik

akan memiliki potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menghadapi

persaingan global.

Page 16: Science Technology and Society

2

Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu

pembelajaran IPA-Fisika. Usaha yang telah dilakukan pemerintah adalah

peningkatkan kualitas guru, pembenahan sarana dan prasana pembelajaran, dan

pengoptimalan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu, juga dilakukan

penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang memungkinkan sekolah untuk mengembangkan

kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih rendahnya hasil belajar

IPA-Fisika di beberapa kelas VIII pada SMP Negeri 1 Canduang jika dibandingkan

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70.

Tabel 1.

Hasil Ulangan Harian Fisika Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Nilai Rata-rata

VIII1 79

VIII2 67,95

VIII3 58,94

VIII4 72,25

VIII5 61,56

VIII6 63,26

Hasil belajar siswa yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik

internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri siswa yang mencakup kondisi fisik, motivasi, minat belajar, sikap, perasaan, dan

lainnya. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti

bahan ajar, media, metode pembelajaran, lingkungan, dan sebagainya.

Page 17: Science Technology and Society

3

Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar

siswa adalah dengan mengintegrasikan dan mengaplikasikan IPTEK yang ada di

dalam kehidupan sehari-hari menggunakan pendekatan Science Technology and

Society (STS) di dalam proses pembelajaran. Science Technology and Society (STS)

yang dalam bahasa Indonesia disebut juga Sains Teknologi Masyarakat (STM),

merupakan pendekatan pembelajaran Fisika yang memungkinkan siswa berperan

aktif dalam pembelajaran dan dapat menghubungkan konsep Fisika dengan teknologi

di dalam masyarakat. Dengan menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat

mengetahui keterkaitan antara ilmu yang dipelajari dan kejadian yang ditemui pada

kehidupan sehari-hari.

Menurut Poedjiadi (2007: 106) tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan

STS adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping untuk

membentuk masyarakat yang melek sains dan teknologi. Pendekatan STS menuntun

siswa untuk menguasai sains dan teknologi serta memahami kaitannya dengan

kepentingan masyarakat, sehingga siswa mampu membuat keputusan yang

mengoptimalkan dampak positif sains dan teknologi bagi kehidupan masyarakat.

Peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan STS dapat ditunjang

dengan penggunaan bahan ajar yang berkualitas. Idealnya, bahan ajar yang digunakan

oleh siswa dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya sains dan

teknologi. Melalui pemahaman yang baik tentang sains dan teknologi diharapkan

dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa dapat mengetahui dan

memanfaatkan konsep Fisika yang dipelajari di dalam kehidupan sehari-hari.

Page 18: Science Technology and Society

4

Handout merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran IPA-

Fisika di sekolah.

Handout berbasis STS merupakan salah satu alternatif bahan ajar yang dapat

digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA-Fisika. Handout berbasis STS memuat

materi pembelajaran yang diambil dari berbagai sumber dengan menggunakan

langkah-langkah pendekatan STS pada pembuatannya. Menurut Poedjiadi (2007:

126) pendekatan STS melalui beberapa tahapan yaitu tahap pendahuluan,

pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep dan evaluasi.

Pada tahap pendahuluan, guru memberikan contoh yang relevan tentang

fenomena IPA-Fisika pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap pembentukan konsep,

siswa diberikan kesempatan untuk menyadari hubungan antara sains yang dipelajari

dengan apa yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Dengan menyadari

hubungan tersebut diharapkan siswa dapat merasakan keterkaitan antara ilmu yang

dipelajari dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Pada tahap

aplikasi siswa diminta untuk menjelaskan aplikasi lain dari konsep IPA-Fisika yang

dipelajari. Pada pemantapan konsep siswa dapat mengetahui lebih luas mengenai

sains yang dipelajari dan pada tahap evaluasi guru dapat mengetahui sejauh mana

penguasaan siswa terhadap hubungan konsep Fisika dan IPTEK.

Penelitian mengenai pendekatan STS telah dilakukan oleh Istiyono yang

disampaikan pada Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran IPA (Fisika)

dengan Pendekatan STM sebagai Amanah KTSP untuk Guru-guru SD

Cokrokusuman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STM merupakan

Page 19: Science Technology and Society

5

pembelajaran yang dapat mempertemukan antara kebutuhan individu dan masyarakat

untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian lain yang senada juga

dilakukan Firma tentang pengaruh penggunaan bahan ajar dalam setting pembelajaran

STS terhadap hasil belajar IPA Fisika siswa MTsN Bukit Bunian Bukareh Kabupaten

Agam. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan bahan ajar dalam setting

pembelajaran STS memiliki pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa.

Hal yang membedakan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dengan penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian oleh Istiyono

dilakukan pada siswa Sekolah Dasar sebagai bahan acuan penggunaan pendekatan

STS bagi guru-guru Sekolah Dasar Cokrokusuman Yogyakarta, sedangkan penelitian

ini dilakukan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Canduang. Firma melakukan

penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan ajar dalam setting

pembelajaran STS terhadap hasil belajar IPA Fisika, sedangkan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology

and Society (STS) pada pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas

maka penulis ingin meneliti Pengaruh Penggunaan Handout IPA-Fisika Berbasis

Science Technology and Society (STS) Pada Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII SMP N 1 Canduang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah terhadap penelitian ini

adalah “Apakah terdapat pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika

Page 20: Science Technology and Society

6

berbasis Science Technology and Society pada pencapaian hasil belajar siswa kelas

VIII SMP N 1 Canduang?”

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan ini lebih terarah dan terkontrol, maka permasalahan penelitian

ini dibatasi pada KD 7 yaitu memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang

dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh penggunaan handout

IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society pada pencapaian hasil belajar

siswa kelas VIII SMP N 1 Canduang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:

1. Masukan untuk guru bidang studi Fisika, dalam memilih alternatif bahan ajar

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Fisika

2. Masukan, sumber, ide dan referensi bagi peneliti lain dalam pengembangan

bahan ajar.

3. Bekal ilmu dan pengalaman bagi peneliti untuk mengembangkan pembelajaran

Fisika di masa akan datang.

4. Syarat untuk menyelesaikan jenjang program S1 Pendidikan Fisika di Jurusan

Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang.

Page 21: Science Technology and Society

7

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis

1. Karakteristik Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP

Pembelajaran merupakan rangkaian proses dan kegiatan yang melibatkan

berbagai komponen. Pembelajaran yang dirancang dengan baik oleh guru dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang memuaskan. Menurut Mulyasa (2009: 255)

pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan

lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Guru

berhadapan dengan siswa yang memiliki karakteristik berbeda pada proses

pembelajaran, sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam proses

pembelajaran seperti mempersiapkan lingkungan yang kondusif dan menyediakan

sumber belajar. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik saat proses

pembelajaran, dan pada tahap akhir guru mampu merancang dan melakukan

evaluasi terhadap pembelajaran yang telah diberikan kepada siswa.

Proses pembelajaran saat ini mengacu kepada KTSP yang pada

pelaksanaannya disusun dan dirancang oleh masing-masing satuan pendidikan.

KTSP yang dilaksanakan tiap satuan pendidikan tetap mengikuti aturan standar

proses yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007. Menurut BSNP (2007: 6) “Pelaksanaan

pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran

meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup”.

Page 22: Science Technology and Society

8

8

a. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan menurut BNSP (2007: 6) “ Merupakan tahap

awal pada proses pembelajaran untuk mempersiapkan siswa secara fisik dan

mental melalui pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan

dipelajari. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa,

cakupan materi dan uraian kegiatan pembelajaran sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai kompetensi dasar yang dilakukan untuk mengembangkan kreativi-

tas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan psikologis siswa. Menurut

BSNP (2007: 6) “Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi

Pada kegiatan eksplorasi, guru menjadi fasilitator bagi siswa dalam

melakukan percobaan dengan menggunakan berbagai pendekatan, media,

dan sumber belajar. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi pada siswa

dengan siswa lain, guru, maupun lingkungan, sehingga siswa terlibat aktif

dalam proses pembelajaran.

2) Elaborasi

Pada kegiatan elaborasi, guru membimbing siswa untuk menganalisis

masalah melalui pemberian tugas atau diskusi, sehingga memunculkan ide

Page 23: Science Technology and Society

9

9

kreatif untuk menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut. Selain

itu guru juga menfasilitasi siswa untuk bersaing secara sehat serta menyajikan

hasil kerja melalui laporan secara tulisan maupun lisan.

3) Konfirmasi

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan atau hadiah

terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi yang telah dilakukan siswa. Selain itu

guru bertindak sebagai fasilitator untuk menjawab pertanyaan, mengecek

hasil eksplrasi, memberi informasi lebih jauh, dan memberikan motivasi bagi

siswa yang belum berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup menurut BNSP (2007: 7) “Merupakan kegiatan akhir

pada proses pembelajaran. Guru menuntun siswa untuk membuat kesimpulan

dan melaksanakan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. Guru merencanakan tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran

dan menyapaikan rencana pembelajaran selanjutnya”.

Permendiknas No 41 Tahun 2007 merupakan pedoman bagi guru dalam

pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan

psikis pada kegiatan pendahuluan. Kegiatan inti meliputi proses eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi yang dilakukan secara menyenangkan dan memotivasi

siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Selanjutnya

kegiatan penutup yang berisi rangkuman dan evaluasi terhadap penguasaan materi

pembelajaran.

Page 24: Science Technology and Society

10

10

Pembelajaran IPA-Fisika menurut KTSP harus ditunjang dengan suasana

yang menyenangkan sehingga dapat menggali setiap potensi dan kemampuan yang

ada pada siswa. Pembelajaran IPA-Fisika yang menyenangkan juga diperlukan

untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam setiap aktivitas pembelajaran. Guru

juga dituntut untuk memberikan berbagai sumber belajar sehingga dapat

meningkatkan semangat belajar dan menambah pengetahuan siswa.

Pembelajaran IPA-Fisika merupakan proses yang memberikan perubahan

perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan hakikat

pembelajaran IPA-Fisika yang tergabung kedalam hakikat pembelajaran IPA-

Fisika menurut Depdiknas (2006: 443)

Kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA-Fisika dilakukan melalui kegiatan

keterampilan proses meliputi eksplorasi (untuk memperoleh informasi, fakta),

eksperimen, dan pemecahan masalah (untuk menguatkan pemahaman konsep

dan prinsip). Setiap kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mencapai

kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator dengan intensitas

pencapaian kompetensi yang beragam.

Kegiatan eksplorasi bertujuan agar siswa memperoleh informasi dan fakta

yang berkaitan dengan pengetahuan berdasarkan tuntutan kompetensi dasar.

Kegiatan eksperimen dilakukan siswa melalui praktikum di laboratorium yang

bertujuan untuk menguatkan konsep yang sesuai dengan kompetensi dasar yang

diharapkan. Kegiatan pemecahan masalah merupakan penguatan konsep bagi

Page 25: Science Technology and Society

11

11

siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang dijabarkan di dalam indikator. Mata

pelajaran IPA-Fisika tidak akan pernah terlepas dari ketiga kegiatan di atas. Oleh

karena itu, dalam pembelajaran IPA-Fisika guru harus melakukan kegiatan

eksplorasi, eksperimen, dan pemecahan masalah dengan baik.

Menurut BSNP (2006: 443), pembelajaran IPA-Fisika bertujuan agar siswa

menyadari kebesaran dan mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa, mampu bekerja

sama dengan orang lain dan memiliki sikap ilmiah, mengembangkan pengalaman

untuk melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah dalam melakukan

penelitian, mengembangkan kemampuan dalan menggunakan konsep dan prinsip

IPA-Fisika dalam menganalisis masalah, serta mampu mengembangkan

pengetahuan sebagai bekal dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

IPA-Fisika dianggap penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran

tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama memberikan bekal ilmu kepada

siswa. Mata pelajaran IPA-Fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk

menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari. Kedua mata pelajaran IPA-Fisika perlu diajarkan

dengan tujuan yang lebih khusus yaitu membekali pengetahuan, pemahaman dan

sejumlah kemampuan yang menjadi syarat untuk memasuki jenjang pendidikan

yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.

Page 26: Science Technology and Society

12

12

2. Handout sebagai Sumber Belajar

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya

pembaharuan dari guru dan siswa, sehingga diperlukan sumber belajar yang

memuat kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjawab perubahan ini.

Menurut Depdiknas (2008: 5) handout merupakan media pembelajaran cetak yang

dipersiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan siswa yang berisi materi

pembelajaran secara lengkap.

Handout menurut kamus Oxford (2000: 389) dapat diartikan sebagai is

prepared statement given atau pernyataan yang telah disiapkan sebelumnya oleh

pembicara. Menurut Prastowo (2011: 79) “Handout merupakan bahan ajar yang

sangat ringkas, bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap

kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada siswa”. Berdasarkan

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa handout merupakan bahan ajar yang

dipersiapkan oleh guru dan berisi materi pokok yang bersumber dari beberapa

literatur.

Unsurnpenyusunnhandout:

a. Identitas handout merupakan tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu

pokok bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang

hal-hal yang dikuasai siswa.

b. Kompetensi dasar merupakan tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti

pelajaran untuk satu kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus

pada siswa pada sub pokok bahasan yang sedangndihadapi.

Page 27: Science Technology and Society

13

13

c. Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari media

pembelajaran yang akan disampaikan atau diberikan pada siswa dan telah

disusun secara sistematis. Fungsinya agar siswa dapat mengetahui

sistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu siswa dalam

pengayaan di luar proses mengajar di kelas.

d. Soal-soal merupakan permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah

menerima atau mempelajari materi pelajaran, jawaban dari penyelesaian soal

siswa dikumpul atau dinilai, kemudian dibahas secara bersama-sama untuk

membantu siswa dalam melatih memahami materi pelajaran yang akan

diberikan.

3. Science Technology and Society pada Pembelajaran IPA-Fisika

Science Technology and Society (STS) dipelopori oleh John Ziman dalam

bukunya Teaching and Learning about Science and Society. Pembelajaran STS

menggunakan teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat yang

dinyatakan oleh John Ziman dalam Anna Poedjiadi (2007: 99). STS merupakan

pendekatan menyeluruh antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.

Pendekatan STS pada pembelajaran IPA-Fisika dilakukan oleh guru

dengan cara menghubungkan sains dan teknologi yang terkait dengan

penerapannya pada masyarakat. Tujuan pembelajaran IPA-Fisika menggunakan

pendekatan STS adalah untuk meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran

dan menambah wawasan siswa. Pembelajaran dengan pendekatan STS haruslah

diselenggarakan dengan cara menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam rangka

Page 28: Science Technology and Society

14

14

memahami berbagai hubungan yang terjadi di antara sains, teknologi dan

masyarakat.

Menurut Hadiat dalam Rusmansyah dan Irhasyuarna (2001: 100)

pendekatan STS memiliki landasan penting, yaitu: adanya keterkaitan yang erat

antara sains, teknologi, dan masyarakat, proses belajar mengajar, pandangan

konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa siswa membentuk

atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, yang

terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah aktivitas, dan

ranah hubungan dan aplikasi.

Menurut Istiyono (2007: 5) STS pada penerapannya memiliki karakteristik

yang dapat digunakan guru pada proses pembelajaran. Penerapan ini mencakup

bebrapa aspek diantaranya:

a. Menghubungkan materi pelajaran dengan masalah atau isu yang sedang

beredar dan relevan.

b. Menuntun siswa dalam pengembangan sikap dan keputusan serta mendorong

siswa untuk mempertimbangkan informasi tentang isu sains dan teknologi.

c. Menggabungkan pembelajaran dari berbagai ruang lingkup kurikulum.

d. Mengembangkan literasi sains, teknologi dan masyarakat.

Karakteristik ini menunjukkan bahwa STS dapat melatih siswa untuk

menghubungkan masalah yang sedang mereka hadapi dengan materi

pembelajaran, sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menggunakan konsep

IPA-Fisika dalam menyelesaikan masalah mengenai teknologi dan menggunakan

Page 29: Science Technology and Society

15

15

produk teknologi dengan tepat. Menurut Poedjiadi (2007: 126) STS pada

pembelajaran memiliki lima tahapan yaitu pendahuluan, pembentukan konsep,

aplikasi, pemantapan konsep, dan penilaian.

Guru yang mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di masyarakat pada

tahap pendahuluan. Guru memberikan sebuah masalah, gambar atau gambaran

umum mengenai permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Tahap

pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi pengetahuan

sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada tahap ini, siswa diminta

untuk melakukan observasi atau diskusi mengenai permasalahan yang diberikan

oleh guru. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis

isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep

yang telah dipahami siswa. Tahap pemantapan konsep, guru memberikan

pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. Tahap

evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil

4. Handout berbasis Science Technology and Society

Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STS adalah suatu

bentuk pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep-

konsep sains saja tetapi juga menekankan pada peran sains dan teknologi di dalam

berbagai kehidupan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial

terhadap dampak sains dan teknologi yang terjadi di masyarakat, seperti yang

dikemukakan oleh Prayekti (2002: 777). Dalam hal ini, Poedjiadi (2007: 115)

berpendapat bahwa belajar IPA melalui isu-isu sosial di masyarakat yang ada

Page 30: Science Technology and Society

16

16

kaitannya dengan IPA dan teknologi dirasakan lebih dekat, dan lebih punya arti

dibandingkan dengan konsep-konsep dan teori IPA itu sendiri.

Menurut Poedjiadi (2007: 116) pendekatan STS menitikberatkan pada

penyelesaian masalah dan proses berpikir yang melibatkan pengetahuan secara

menyeluruh. Siswa menerapkan konsep-konsep yang diperoleh di sekolah pada

situasi di luar sekolah yang ada di masyarakat, misalnya pesawat sederhana,

merupakan alat bantu yang dapat memudahkan manusia dalam mengankut barang-

barang yang berat pada kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Poedjiadi (2007: 126) mengemukakan bahwa penggunaaan handout

berbasis STS yang merupakan sumber pembelajaran IPA-Fisika dapat dilakukan

dengan mengintegrasikan komponen-komponen STS pada bagian handout.

a. Tahap pendahuluan yang mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di

masyarakat. Pada tahap ini guru memberikan sebuah masalah, gambar atau

gambaran umum mengenai permasalahan yang dekat denga kehidupan

siswa.

b. Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkontruksi

pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada tahap

ini, siswa diminta untuk melakukan observasi atau diskusi mengenai

permasalahan yang diberikan oleh guru.

c. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis

isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan

konsep yang telah dipahami siswa.

Page 31: Science Technology and Society

17

17

d. Tahap pemantapan konsep, guru memberikan penegasan terhadap konsep-

konsep yang harus dikuasai oleh siswa agar tidak terjadi kesalahan konsep

pada siswa.

e. Tahap evaluasi, dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil

5. Pencapaian Hasil Belajar Siswa

Penilaian pencapaian hasil belajar dilakukan secara objektif berdasarkan

kinerja siswa. Bukti penguasaan siswa terhadap suatu kompetensi sebagai hasil

belajar. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dari tes atau evaluasi hasil belajar yang

dilakukan oleh guru.

Depdiknas (2006: 18) menyatakan bahwa:

“Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,

dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna

dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan

pencapaian kompetensi yang telah ditentukan”.

Penilaian hasil belajar dilaksanakan selama dan setelah pembelajaran

berlangsung. Penilaian ini berguna untuk melihat sejauh mana ketercapaian

pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru dan siswa. Evaluasi pembelajaran

dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu tes dan nontes. Tes dapat berupa kuis,

ulangan harian, ujian semester, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.

Page 32: Science Technology and Society

18

18

Teknik non-tes dapat berupa jurnal, portofolio, observasi, wawancara, angket, dan

lain-lain.

Rumusan tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional, baik tujuan

kurikuler maupun instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom

dalam Arikunto (2008: 115) yang secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sudjana (2002: 22) menyatakan

bahwa ketiga ranah tersebut adalah:

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual seperti

pengetahuan mengenai fakta-fakta sederhana yang ditemui siswa.

Pemahaman mengenai hubungan sederhana diantara beberapa fakta

sederhana. Aplikasi penggabungan konsep yang didapatkan siswa dalam

suatu situasi. Analisis konsep-konsep dasar yang didapatkan dengan situasi

yang lebih kompleks. Sintesis untuk mendapatkan generalisasi mengenai

permasalahan. Evaluasi berdasarkan prinsip, hukum, atau dalil yang

sebenarnya.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri:

1) Penerimaan siswa dalam menanyakan dan menjawab pertanyaan yang

diajukan guru.

2) Partisipasi siswa dalam melaksanakan dan setiap instruksi yang diberikan

oleh guru.

3) Penentuan sikap siswa dalam menyatakan pendapat dan melaksanakan

perintah.

Page 33: Science Technology and Society

19

19

4) Kemampuan siswa dalam mengorganisir yang dapat dilihat dari

kemampuan merumuskan, menghubungkan, melengkapi,

menyempurnakan jawaban.

5) Pembentukan pola hidup siswa yang dapat dilihat melalui kemampuan

melengkapi, menyempurnakan, membandingkan dan mempertahankan

pendapat yang disampaikan.

c. Ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan

bertindak setelah menerima pengalaman belajar. Keterampilan siswa

mencakup kemampuan menggunakan alat, sikap kerja dan kemampuan

menganalisis suatu pekerjaan.

Penilaian dalam pembelajaran meliputi aspek kognitif, psikomotor dan

afektif. Setelah pembelajaran, terjadi perubahan yang lebih baik pada pola pikir,

tingkah laku, dan keterampilan siswa. Guru sebagai salah satu faktor penentu

keberhasilan belajar harus mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru harus dapat memanfaatkan dan

mengorganisasikan semua aspek yang ada dengan baik demi tercapainya hasil

belajar yang optimal. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat

berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa agar guru dapat menentukan

metode dan pendekatan yang tepat untuk proses pembelajaran selanjutnya.

Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan segi

hasil. Pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh

atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial

Page 34: Science Technology and Society

20

20

dalam proses pembelajaran. Proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan

berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri siswa seluruh

atau sebagian besar sesuai dengan kompetensi dasar.

B. Kerangka Berpikir

Pelajaran IPA-Fisika merupakan mata pelajaran yang dipelajari mulai tingkat

SD hingga Perguruan Tinggi. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu

pembelajaran IPA-Fisika adalah penyempurnaan kurikulum dari KBK menjadi

KTSP, yang menuntut belajar tuntas yang mengacu pada KKM dan harus dicapai

oleh siswa.

Pada kenyataannya di lapangan hasil belajar IPA-Fisika SMP N 1 Candung

masih rendah bila dibandingkan dengan KKM. Salah satu penyebab rendahnya hasil

belajar siswa adalah diduga penggunaan bahan ajar yang masih kurang. Peneliti

menggunakan handout berbasis STS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Handout IPA-Fisika mengintegrasikan seluruh komponen STS ke dalam bahan ajar.

Pada bagian pendahuluan, memuat contoh yang relevan tentang fenomena

IPA-Fisika pada kehidupan sehari-hari. Pada bagian pembentukan konsep, siswa

diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi atau percobaan sesuai dengan materi

yang dipelajari. Dengan menyadari hubungan tersebut diharapkan siswa dapat

merasakan keterkaitan antara ilmu yang dipelajari dan dapat mengaplikasikannya

pada kehidupan sehari-hari. Pada bagian aplikasi memuat mengenai aplikasi lain dari

materi yang dipelajari dan siswa diminta untuk memberikan contoh lain. Pada bagian

pemantapan konsep berisi penjelasan lebih mendalam mengenai materi yang

Page 35: Science Technology and Society

21

21

dipelajari dan pada bagian evaluasi berisi pertanyaan seputar materi yang dipelajari

sehingga guru dapat mengetahui penguasaan siswa terhadap hubungan konsep Fisika

dan IPTEK.

Penggunaan handout berbasis STS diharapkan dengan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar merupakan tolak ukur untuk menentukan

tingkat keberhasilan siswa. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Gambar 1:

Gambar 1: Kerangka Berpikir

Proses Pembelajaran IPA-Fisika Science

technology and

Society

Pencapaian Hasil

Belajar Siswa

Kurikulum

Handout IPA-Fisika

berbasis STS

Pendahuluan Pembentukan

konsep

Aplikasi

konsep

Pemantapan

konsep

evaluasi

Peningkatan Pemahaman

IPA-Fisika

Page 36: Science Technology and Society

22

22

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tinjauan teoritis dan kerangka berpikir maka

hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh

yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology Society

pada pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Canduang”.

Page 37: Science Technology and Society

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment

research). Sumadi (2006: 92) menyatakan bahwa quasi experiment research

merupakan penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak sepenuhnya

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Penelitian Quasi-eksperimental digunakan karena dalam penelitian tidak

memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control group only

design. Pada penelitian ini perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah

pembelajaran menggunakan handout berbasis STS, sementara pada kelas kontrol

pembelajaran dilakukan sesuai dengan standar proses menurut Badan Standar

Nasional Pendidikan. Pada akhir penelitian dilakukan tes tulis pada kedua kelas untuk

melihat pencapaian hasil belajar siswa. Rancangan penelitian randomized control

group only design dapat dilihat pada tabel 2:

Tabel 2. Rancangan penelitian

Kelas Treatment Post-test

Eksperimen X T

Kontrol - T

Sumber : Sumadi (2006: 105)

Keterangan:

Page 38: Science Technology and Society

24

24

X = Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu

penggunaan handout IPA-Fisika berbasi STS

T = Tes akhir yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Riduwan (2006: 54) populasi merupakan objek atau subjek

penelitian yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

yang berkaitan dengan penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa

Kelas VIII SMP 1 Canduang yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran

2012-2013. Jumlah populasi pada SMP N 1 Canduang dapat dilihat pada tabel 3 :

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN 1 Canduang

Kelas Jumlah

VIII1 25

VIII2 21

VIII3 19

VIII4 22

VIII5 22

VIII6 19

Jumlah 128

Sumber : Tata Usaha SMP N 1 Canduang

2. Sampel

Menurut Riduwan (2006: 56) sampel adalah sebagian dari karakteristik dan

jumlah yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel harus memenuhi syarat

yang representatif, artinya sampel yang diambil benar-benar mewakili populasi

yang ada. Pengambilam sampel secara cluster random sampling merupakan

Page 39: Science Technology and Society

25

25

pengambilan sampel pada kelompok individu yang ada di sekolah yaitu kelas.

Agar sampel representatif maka pengambilan sampel dilakukan dengan cara

berikut:

a. Mengumpulkan data hasil ulangan harian IPA-Fisika dari seluruh kelas

populasi.

b. Menganalisis skor hasil ulangan harian dengan menghitung skor rata-rata

(𝑥) dan standar deviasinya (s) yang disajikan pada tabel 4.

Tabel 4.

Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas Populasi

Kelas Rata-rata Standar Deviasi

VIII1 79 15,73

VIII2 67,95 11,89

VIII3 58,94 16,21

VIII4 72,25 10,06

VIII5 61,56 19,60

VIII6 63,26 16,51

c. Mengambil dua kelas sampel secara random dari populasi.

d. Melakukan uji normalitas kedua kelas sampel untuk melihat distribusi

populasi kelas sampel normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas

dan homogenitas, didapatkan dua kelas sampel yaitu kelas VIII5 dan kelas

VIII6. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5.

Hasil Uji Normalitas Data Awal Kelas Sampel

Kelas N L0 Lt Keterangan

VIII5 22 0,05 0,087 0,190 Normal

VIII6 19 0,05 0,084 0,195 Normal

Page 40: Science Technology and Society

26

26

Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai L0 < Lt untuk kedua kelas sampel. Hal ini

berarti populasi pada kedua kelas sampel terdistribusi normal. Perhitungan

uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

e. Melakukan uji homogenitas pada kedua kelas sampel. Uji homogenitas

dilakukan untuk melihat varians pada kedua kelas sampel. Hasil uji

homogenitas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Data Awal Kelas Sampel

Kelas N S2 Fh Ft Keterangan

VIII5 22 384,16

0,05 1,49 2,19 Homogen VIII6 19 257,28

Pada tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai Fh < Ft untuk kedua kelas sampel.

Hal ini berarti varians pada kedua kelas sampel homogen. Perhitungan uji

homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 1.

f. Mengetahi kemampuan awal dari kedua kelas melalui uji kesamaan dua rata-

rata. Hasil perhitungan dapat dirangkum pada Tabel 7.

Tabel 7.

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Kelas N S ttabel thitung

VIII5 22 61,6 19,60

2,02 0,30 VIII6 19 63,2 16,04

Melalui hasil perhitungan diperoleh thitung = 0,30 sedangkan nilai ttabel dengan

taraf nyata 0,05 dan dk = 39 diperoleh t(0,975)(39) = 2,02 . Dari data diperoleh

thitung terletak diantara nilai ttabel, hal ini berarti bahwa kedua kelas sampel

X

Page 41: Science Technology and Society

27

27

memiliki kemampuan yang sama sebelum diberikan perlakuan. Hasil analisis

uji kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 1.

Menentukan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara random, yaitu

dengan teknik pengundian mata uang dan terpilih kelas VIII5 sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII6 sebagai kelas kontrol.

D. Variabel dan Data

1. Variabel

Menurut Arikunto (2006:89) variabel adalah objek penelitian, atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini dapat

dikategorikan sebagai berikut:

a. Variabel bebas yaitu variabel penyebab yang dapat dimanipulasi. Variabel

bebas pada penelitian ini adalah pemberian handout IPA-Fisika berbasis

STS.

b. Variabel terikat merupakan variabel yang menerima akibat dari veriabel

bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah pencapaian kompetensi

siswa dalam bentuk hasil belajar pada kelas VIII SMP 1 Canduang pada

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

c. Variabel kontrol atau kendali adalah:

1) Materi yang digunakan sesuai dengan KTSP.

2) Kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama

3) Guru yang mengajar dan buku sumber yang digunakan sama.

4) Jumlah dan jenis soal yang diujikan pada kedua kelas sama.

Page 42: Science Technology and Society

28

28

2. Data

Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fisika siswa setelah diberikan

perlakuan yang meliputi ranah kognitif melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan

ganda, ranah afektif melalui format penilaian afektif, dan ranah psikomotor

melalui format penilaian psikomotor.

E. Prosedur Penelitian

Secara umum prosedur penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan jadwal penelitian yaitu tanggal 1 April sampai 10 Juni 2013 dan

mempersiapkan surat izin penelitian. Surat izin penelitian dapat dilihat pada

lampiran 19.

b. Menentukan populasi dan sampel dalam penelitian. Sampel pada penelitian

ini terdiri atas kelas VIII5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII6 sebagai

kelas kontrol.

c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu: mempersiapkan bahan ajar,

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran pada kedua kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 2,

sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kelas eksperimen dapat

dilihat pada lampiran 3

d. Menyiapkan handout IPA-Fisika berbasi STS yang akan diberikan selama

pembelajaran pada kelas eksperimen yang dapat dilihat pada lampiran 4.

Page 43: Science Technology and Society

29

29

e. Membuat kisi-kisi soal uji coba yang dapat dilihat pada lampiran 5 dan

menyusun soal uji coba sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat yang dapat

dilihat pada lampiran 6.

f. Mempersiapkan instrumen pengumpul data, berupa soal tes akhir yang

divalidasi sebelumnya, format penilaian afektif untuk ranah afektif, dan

ranah psikomotor melalui format penilaian psikomotor.

2. Tahap Pelaksanaan

Skenario pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

penelitian ini terlihat pada tabel 8 berikut.

Tabel 8.

Skenario pembelajaran pada kedua kelas sampel

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pendahuluan (± 𝟏𝟓 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭)

a) Guru menyiapkan siswa secara

fisik dan psikis untuk mengikuti

proses pembelajaran.

b) Guru mengajukan pertanyaan

untuk mengaitkan pengetahuan

yang telah didapatkan siswa

pada pertemuan sebelumnya,

sehingga siswa dapat

menghubungkan dengan materi

yang akan dipelajari.

c) Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

d) Guru menyampaikan cakupan

materi pelajaran

Kegiatan Inti (±90 menit)

Eksplorasi

Pendahuluan (± 𝟏𝟓 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭)

a) Guru menyiapkan siswa secara

fisik dan psikis untuk mengikuti

proses pembelajaran.

b) Guru mengajukan pertanyaan

untuk mengaitkan pengetahuan

yang telah didapatkan siswa

pada pertemuan sebelumnya,

sehingga siswa dapat

menghubungkan dengan materi

yang akan dipelajari.

c) Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

d) Guru menyampaikan cakupan

materi pelajaran

Kegiatan Inti (±90 menit)

Eksplorasi

Page 44: Science Technology and Society

30

30

a) Guru meminta siswa

memperhatikan panduan

simulasi, gambar, atau

persoalan yang terdapat pada

handout IPA-Fisika diberikan

oleh guru (panduan simulasi,

gambar atau persoalan

merupakan kejadian yang dapat

ditemui siswa dalam kehidupan

sehari-hari).

b) Guru meminta siswa

memberikan contoh yang lain

mengenai gejala fisika yang

terdapat dalam kehidupan

sehari-hari dan siswa diminta

memikirkan gejala-gejala

tersebut.

c) Guru memberikan pertanyaan

mengenai masalah tersebut

untuk menuntun siswa dalam

memberikan contoh yang

relevan terhadap fenomena

IPA-Fisika yang ada dalam

keseharian siswa (tahap

pendahuluan)

Elaborasi

d) Guru menggali pengetahuan

siswa tentang gejala fisika

melalui handout berbasis STS

yang memuat rangkaian

pertanyaan yang membuat

siswa mampu menemukan

sendiri konsep dasar dari

jawaban-jawaban yang

dikemukannya.

e) Guru meminta siswa

menjelaskan jawaban awal

a) Guru meminta siswa

memperhatikan simulasi yang

diberikan oleh guru.

b) Guru meminta siswa

memberikan contoh yang lain

mengenai gejala fisika yang

terdapat dalam kehidupan

sehari-hari dan siswa diminta

memikirkan gejala-gejala

tersebut.

c) Guru memberikan pertanyaan

mengenai masalah tersebut.

Elaborasi

d) Guru menggali pengetahuan

siswa tentang gejala fisika yang

membuat siswa mampu

menemukan sendiri konsep

dasar dari jawaban-jawaban

yang dikemukannya.

e) Guru meminta siswa

menjelaskan jawaban awal

mereka terhadap rangkaian

pertanyaan dari guru tadi.

f) Guru meminta siswa

Page 45: Science Technology and Society

31

31

mereka terhadap rangkaian

pertanyaan dari guru (Guru

menuntun siswa untuk

menghubungkan konsep IPA-

Fisika dengan aplikasinya)

f) Guru meminta siswa

melakukan diskusi untuk

memecahkan masalah sehingga

siswa dapat menyadari

hubungan konsep IPA-Fisika

dalam keseharian (tahap

pembentukan konsep)

g) Guru menuntun siswa

mengambil keputusan untuk

solusi dalam pemecahan

masalah.

h) Guru meminta siswa

menjelaskan hasil diskusi

kelompok dan menjelaskan

bentuk lain dari pengaplikasian

konsep IPA-Fisika yang

dipelajari (aplikasi konsep)

Konfirmasi

i) Guru memberikan penghargaan

dan mengoreksi kelemahan

siswa.

j) Guru memberikan penguatan

dan penekanan konsep terhadap

diskusi dan jawaban dari

pertanyaan yang dikemukakan

oleh siswa (pemantapan

konsep).

k) Guru memberikan informasi

tambahan mengenai materi

pembelajaran

melakukan diskusi untuk

memecahkan masalah.

g) Guru menuntuk siswa

mengambil keputusan untuk

solusi dalam pemecahan

masalah.

h) Guru meminta siswa

menjelaskan hasil diskusi

kelompok.

Konfirmasi

i) Guru memberikan penghargaan

dan mengoreksi kelemahan

siswa.

j) Guru memberikan penguatan

dan penekanan konsep terhadap

jawaban yang dikemukakan

oleh siswanya.

k) Guru memberikan informasi

tambahan mengenai materi

pembelajaran

Page 46: Science Technology and Society

32

32

Penutup (±15 menit)

a) Guru membimbing siswa

membuat kesimpulan

pembelajaran.

b) Guru memberikan tes kecil

berupa pertanyaan lisan maupun

tulisan untuk mengetahui

pemahaman siswa (evaluasi).

c) Guru memberikan tugas untuk

membantu meningkatkan

pemahaman siswa.

d) Guru memberikan handout IPA-

Fisika Berbasis STS yang berisi

materi untuk pertemuan

selanjutnya.

Penutup (±15 menit)

a) Guru membimbing siswa

membuat kesimpulan

pembelajaran.

b) Guru memberikan tes kecil

untuk mengetahui pemahaman

siswa.

c) Guru memberikan tugas untuk

membantu meningkatkan

pemahaman siswa.

d) Guru memberikan informasi

tentang materi yang akan

dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.

3. Tahap Penyelesaian

a. Melakukan uji coba soal tes akhir yang telah divalidasi pada SMP Negeri 1

IV Angkek.

b. Menganalisis 40 butir soal hasil uji coba dengan menentukan daya beda,

reliabilitas soal dan indeks kesukaran, kemudian mengambil 30 butir soal

sebagai soal tes akhir. Hasil analisis soal uji coba dapat dilihat secara

lengkap pada Lampiran 7.

c. Melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel untuk mendapatkan nilai pada

ranah kognitif.

d. Mengumpulkan data hasil belajar afektif siswa melalui format penilaian

afektif yang dapat dilihat pada lampiran 11.

e. Mengumpulkan data hasil belajar psikomotor siswa dengan format penilaian

psikomotor yang dapat dilihat pada Lampiran 13.

Page 47: Science Technology and Society

33

33

f. Menganalisis hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor melalui uji

statistik.

g. Menyusun laporan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pengumpul data. Dengan adanya instrumen, data yang

diinginkan dapat dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Instrumen yang digunakan

pada penelitian ini adalah mencakup pada ketiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif

dan psikomotor.

1. Instrumen Ranah Kognitif

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif yang dilaksanakan di

akhir penelitian. Langkah-kangkah yang dilakukan agar tes menjadi alat ukur yang

baik adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal tes akhir yang dapat dilihat pada lampiran 5

b. Menyusun tes akhir berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat (lampiran 6).

c. Melakukan uji coba soal tes akhir di SMP Negeri 1 IV Angkek yaitu pada

kelas VIII2.

d. Melakukan analisis statistik hasil uji coba tes untuk melihat apakah soal

tersebut valid, reliabel, memiliki daya beda, dan tingkat kesukaran.

e. Menganalisis hasil uji coba tes dengan analisis statistik berikut:

1) Validitas

Suatu soal dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 48: Science Technology and Society

34

34

validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi tes sebagai

alat pengukur hasil belajar peserta didik yang isinya telah dapat mewakili

secara representatif terhadap keseluruhan materi/bahan pelajaran yang

seharusnya diujikan. Soal tes akhir yang disusun disesuaikan dengan

ketercapaian indikator untuk mata pelajaran IPA-Fisika Kelas VIII SMP N 1

Canduang pada materi getaran, gelombang dan optika.

2) Reliabilitas tes

Realibilitas menyatakan kestabilan skor yang diperoleh oleh orang

yang sama ketika diuji dengan tes yang sama dalam waktu yang berbeda.

Jadi dapat disimpulkan bahwa reliabilitas dapat dinyatakan sebagai tingkat

keajegan atau kemantapan hasil dari dua pengukuran terhadap hal yang

sama. Salah satu cara untuk mengukur reliabilitas adalah menggunakan

persamaan Kuder-Richardson (KR-20) yang dikemukan oleh Surapranata

(2004: 114):

𝑟11 = (𝑘

𝑘−1) (

𝑆2−∑ 𝑝𝑞

𝑆2 ) ................................................................. (1)

Keterangan :

r11 : reliabilitas menggunakan persamaan KR-20

p : proporsi peserta tes menjawab benar

q : proporsi peserta tes menjawab salah (𝑞 = 1 − 𝑝)

∑ pq : banyak perkalian antara p dan q

Page 49: Science Technology and Society

35

35

k : banyak soal

S : standar deviasi atau simpangan baku merupakan akar

varians yang dapat dicari dengan persamaan :

𝑠 = √∑ 𝑥2

𝑁 .................................................................................... (2)

Keterangan :

N : jumlah peserta tes

∑ x2 : jumlah deviasi dari rerata kuadrat

Untuk menentukan tingkat reliabilitas soal digunakan skala yang

dikemukakan pada Tabel 9:

Tabel 9.

Klasifikasi Indeks Reliabilitas Soal

No Indeks Releabilitas Klasifikasi

1 0,00 –0,20 Sangat rendah

2 0,21 – 0,40 Rendah

3 0,41 – 0,60 Sedang

4 0,61 – 0,80 Tinggi

5 0,81 – 1,00 Sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 9 maka soal yang akan digunakan dalam

penelitian adalah soal yang memiliki nilai reliabilitas 0,41-0,60 dengan

klasifikasi reliabilitas soal sedang.

3) Tingkat kesukaran soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar bagi siswa. Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu

Page 50: Science Technology and Society

36

36

soal di sebut tingkat kesukaran (P). Menurut Surapranata (2004: 12) tingkat

kesukaran soal dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

𝑝 = ∑ 𝑥

𝑆𝑚 𝑁 .................................................................................. (3)

Keterangan :

p : proprosi jawaban benar atau tingkat kesukaran

∑ x : banyaknya peserta tes yang menjawab benar

Sm : skor maksimum

N : jumlah peserta tes

Tingkat kesukaran soal dapt diklasifikasikan menurut Tabel 10:

Tabel 10. Kategori Tingkat Kesukaran Soal

Nilai p Kategori

p < 0.3 Sukar

0.3 ≤ p ≤ 0.7 Sedang

p > 0.7 Mudah

Sumber : Surapranata (2004: 13)

Hasil uji coba yang telah dilakukan diperoleh 4 soal kategori mudah, 17 soal

kategori sedang, dan 9 soal kategori sukar. Soal yang digunakan pada

penelitian ini adalah soal yang memiliki nilai p 0,21 sampai 1 yang dapat

dilihat pada lampiran 7.

4) Daya beda

Menurut Arikunto (2008: 211) “Daya beda soal merupakan

kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa dengan kemampuan tinggi

dan siswa yang berkemampuan rendah”. Indeks yang digunakan untuk

Page 51: Science Technology and Society

37

37

membedakan kemampuan siswa tersebut disebut indeks daya pembeda (item

discrimination). Penentuan daya pembeda soal dapat dilakukan dengan

mengurutkan seluruh skor hasil tes dari nilai tertinggi sampai terendah.

selanjutnya Membagi anggota menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas

yang berkemampuan tinggi dan kelompok bawah yang berkemampuan

rendah. Proporsi pembagian kelompok yang paling stabil yaitu 27 %. Daya

pembeda menurut indeks daya beda dapat ditentukan menggunakan

persamaan :

𝐷 =∑ 𝐴

𝑛𝐴−

∑𝐵

𝑛𝐵 .......................................................................... (4)

Keterangan

D : indeks daya pembeda

∑ A : jumlah peserta tes yang menjawab benas pada kelompok

kelas atas

∑ B : jumlah peserta tes yang menjawab benas pada kelompok

kelas bawah

nA : peserta tes kelompok atas

nB : peserta tes kelompok bawah

Indeks daya beda dapat diklasifikasikan menurut Tabel 11 :

Table 11. Kategori Indeks Daya Beda

Daya Beda (D) Kriteria

> 0.3 Diterima

0.10 𝑠. 𝑑 0.29 Direvisi

< 0.10 Ditolak

Sumber : Surapranata (2004: 47)

Page 52: Science Technology and Society

38

38

Berdasarkan Tabel 11 dilakukan analisis terhadap soal yang akan digunakan

dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis soal tes akhir yang digunakan

dalan penelitian berjumlah 30 soal. Berdasarkan hasil analisis dari 40 soal

uji coba, 16 soal dapat dipakai, 14 soal direvisi, dan 10 soal tidak dapat

digunakan. Analisis soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 7.

2. Instrumen Ranah Afektif

Instrumen pada ranah afektif mengacu pada pengembangan instrumen

penilaian ranah afektif Aspek afektif yang dinilai dalam penelitian ini adalah

antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dengan guru,

aktifitas siswa, partisipasi siswa dalam menyampaikan hasil kesempulan. Format

penilaian ranah afektif tergambar dalam tabel 12:

Format Penilaian Ranah Afektif Siswa

Mata Pelajaran : IPA-Fisika

Kelas / Semester :

Kompetensi Dasar :

Indikator :

Materi Pokok :

Sub-materi Pokok :

Hari / Tanggal :

Tabel 12.

Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa

NO NAMA

INDIKATOR

1 2 3 4

a b c d a b c d a b c d a b c d

1

2

3

Sumber : Direktorat Pembinaan SMA (2010: 57)

Keterangan:

Page 53: Science Technology and Society

39

39

Skor 0: apabila tidak ditampilkan peserta didik

Skor 1: apabila ditampilkan peserta didik Berdasarkan Tabel 12 maka pedoman observasi aktivitas belajar peserta didik adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Indikator Aspek Afektif

Aspek yang dinilai

Indikator yang dilihat

1. Antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru b. Siswa tidak mngerjakan pekerjaan lain

c. Siswa spontan bekerja apabila diberi tugas d. Siswa tidak terpengaruh situasi di luar kelas

2. Interaksi

siswa dengan guru

a. Siswa bertanya kepada guru b. Siswa menjawab pertanyaan guru

c. Siswa mengemukakan pertanyaan yang berbeda dari biasanya

d. Siswa memanfaatkan guru sebagai fasilitator dan narasumber

3. Aktifitas siswa

a. Siswa mengemukakan pendapatnya

b. Siswa menanggapi pertanyaan atau pendapat dari teman c. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

d. Siswa menjelaskan pendapat atau pekerjaannya

4. Partisipasi

siswa dalam menyampaikan hasil

kesempulan

a. Siswa mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan

b. Siswa merespon pernyataan atau simpulan temannya c. Siswa menyempurnakan simpulan yang dikemukakan oleh

temannya

d. Siswa menghargai pendapat temannya

Sumber : Direktorat Pembinaan SMA (2010 : 58)

Skor minimal = 0

Skor maksimal =16

Rumus yang digunakan untuk perhitungan aspek afektif adalah

100%JSM

JPSNP

Keterangan

NP : Nilai Proses

JPS : Jumlah Perolehan Skor

Page 54: Science Technology and Society

40

40

JSM : Jumlah Skor Maksimum

3. Instrumen Ranah Psikomotor

Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung ketika melakukan percobaan dengan mengacu pada rubrik

penskoran.

Format Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa

Mata Pelajaran : IPA-Fisika

Kelas / Semester :

Kompetensi Dasar :

Indikator :

Materi Pokok :

Sub-materi Pokok :

Hari / Tanggal :

Tabel 14.

Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa

Sumber: Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Psikomotor di SMA (2010) Keterangan:

Skor 0 : apabila tidak ditampilkan peserta didik

Skor 1 : apabila ditampilkan peserta didik

Persiapan percobaan

a. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan

b. Menyusun peralatan sesuai dengan instruksi yang diberikan

Pelaksanaan selama proses percobaan

NO NAMA INDIKATOR

1 2 3

a b a b c d e a b c d

1

2

Page 55: Science Technology and Society

41

41

a. Mengatur jarak benda

b. Mengatur letak bayangan

c. Memfokuskan perhatian pada kegiatan dan tidak mengerjakan hal-hal lain

d. Terlibat aktif dalam kegiatan praktikum

e. Mengamati hasil praktikum dengan cermat

Kegiatan Akhir

a. Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar

b. Menyajikan data secara sistematis dan komunikatif

c. Menganalisis data secara induktif

d. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum

Penilaian ini dilakukan pada saat siswa melakukan percobaan di

laboratorium. Rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah

100%JSM

JPSNP

Ket:

NP : Nilai Proses

JPS : Jumlah Perolehan Skor

JSM :Jumlah Skor Maksimum

G. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menguji apakah hipotesis dalam penelitian ini

diterima atau ditolak. Berikut ini akan di bahas teknik analisis hasil belajar siswa :

Page 56: Science Technology and Society

42

42

1. Ranah kognitif

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel yang berasal dari

populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji Lilliefors

sesuai dengan langkah-langkah yang dikemukakan Sujdana (2002: 466) sebagai

berikut :

1) Data X1, X2, X3,... Xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga data

yang terbesar.

2) Data X1, X2, X3,... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ..., Zn dengan

rumus

Zi =Xi −X̅

S ...................................................................................... (5)

Keterangan :

Xi : skor yang diperoleh siswa ke-i

𝑋 : skor rata-rata

S : simpangan baku

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung

peluang F(Zi) = P(Z<Zi)

4) Dengan menggunakan proporsi Z1, Z2, Z3, ..., Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi, jika proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi), maka

S(Zi) =Banyaknya Z1,Z2 ,Z3,…Zn yang ≤ Zi

n .......................................... (6)

Page 57: Science Technology and Society

43

43

5) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) yang kemudian ditentukan harga

mutlaknya.

6) Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut

yang disebut dengan L0.

7) Membandingkan nilai L0 dengan nilai kritis Lt yang terdapat dalam taraf

nyata α = 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

a) Jika L0 < Lt, maka sampel terdistribusi normal.

b) Jika L0 > Lt, maka sampel tidak terdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel

memiliki varians yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya digunakan uji F

dengan langkah sebagai berikut:

1) Menghitung varians masing-masing kelompok data kemudian dihitung

harga F sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:

249):

𝐹 =𝑆1

2

𝑆22 .......................................................................................... (7)

Keterangan :

F : varians kelompok data

S12 : varians hasil belajar terbesar

S22 : varians hasil belajar terkecil

Page 58: Science Technology and Society

44

44

c. Berdasarkan perhitungan didapatkan harga Fhitung = 1,49 sedangkan harga

Ftabel =2,19 pada taraf signifikan 0,05 dan dkpembilang = n1 – 1 dan dkpenyebut =

n2 – 1. Harga Ftabel > Fhitung, hal ini berarti kedua kelas sampel mempunyai

varians yang homogen.

d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata

berdasarkan kemungkinan yang diperoleh dari uji normalitas dan uji

homogenitas. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sampel terdistribusi

normal dan homogen, sehingga uji kesamaan dua rata-rata pada ranah kognitif

menggunakan uji t.

Menurut Sudjana (2002: 239) rumus uji t adalah :

𝑡 =𝑋1̅̅ ̅̅ −𝑋2̅̅ ̅̅

𝑆√1

𝑛1+

1

𝑛2

...................................................................................... (8)

Dimana 𝑆2 =(𝑛1−1)𝑆1

2 +(𝑛2−1) 𝑆22

𝑛1+𝑛2−2 ...................................................... (9)

Keterangan :

X1̅̅ ̅: nilai rata-rata kelas eksperimen

X2̅̅ ̅ : nilai rata-rata kelas kontrol

S1 : standar deviasi kelas eksperimen

S2 : standar deviasi kelas kontrol

S : standar deviasi gabungan

n1 : jumlah siswa kelas eksperimen

Page 59: Science Technology and Society

45

45

n2 : jumlah siswa kelas kontrol

Berdasarkan pengujian hipotesis secara statistik, jika Ho ditolak berarti

hipotesis kerja (H1) diterima. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan

yang berarti antara hasil belajar ranah kognitif siswa yang menggunakan

handout IPA-Fisika berbasis STS.

2. Ranah Afektif

Analisis data pada ranah afektif dilakukan melalui langkah-langkah

berikut:

a. Menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh siswa dari pengamatan pada

setiap pertemuan.

b. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus

yang terdapat dalam Juknis Penyusunan Perangkat Afektif di SMA (2010)

yaitu :

100%JSM

JPSNP

Keterangan

NP : Nilai Proses

JPS : Jumlah Perolehan Skor

JSM : Jumlah Skor Maksimum

Pada penelitian ini skor maksimum yang dapat diperoleh siswa setiap

pertemuan adalah 11 dan skor minimum adalah 0. Skor yang diperoleh siswa

Page 60: Science Technology and Society

46

46

dikonversikan ke nilai. Analisis data untuk hasil belajar ranah afektif

meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

c. Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan uji normalitas dan

homogenitas untuk kedua kelas sampel, hasilnya didapatkan distribusi kedua

sampel normal dan homogen.

d. Menjumlahkan skor total yang diperoleh siswa.

e. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus

yang terdapat dalam Ngalim (2009: 112) yaitu :

𝑠 =𝑅

𝑁× 100 ................................................................................... (10)

Keterangan :

S : nilai afektif siswa

R : skor total siswa

N : skor maksimum

3. Ranah Psikomotor

Dalam menganalisis data hasil observasi dilakukan langkah-langkah

berikut:

a. Menjumlahkan skor total yang diperoleh siswa pada praktikum yang

dilakukan.

b. Mengkonversikan skor total yang diperoleh menjadi nilai dengan rumus

yang terdapat dalam Ngalim (2009: 112) :

𝑆 =𝑅

𝑁× 100 ................................................................................... (11)

Page 61: Science Technology and Society

47

47

Keterangan :

S : nilai psikomotor siswa

R : skor yang diperoleh

N : skor maksimum

Berdasarkan nilai yang diperoleh tersebut dilakukan uji normalitas dan

homogenitas. Hasil uji normalitas dan homogenitas didapatkan populasi

kedua kelas sampel tersebut terdistribusi normal dan mempunyai varians

yang homogen, maka dilakukan pengujian hipotesis statistik uji t.

21

21

11

nnS

xxt

................................................................................. (12)

dan 2

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

SnSnS .............................................. (13)

Keterangan:

x1 : nilai rata-rata kelas eksperimen.

x2 : nilai rata-rata kelas kontrol.

S12 : varians kelas eksperimen.

S22 : varians kelas kontrol.

S : standar deviasi gabungan.

n1 : jumlah siswa kelas eksperimen.

n2 : jumlah siswa kelas kontrol.

Page 62: Science Technology and Society

48

48

Harga thitung dibandingkan dengan ttabel yang ada pada tabel distribusi t.

Kriteria pengujian hipotesis adalah tidak terdapat pengaruh yang berarti jika

thitung berada di dalam daerah −t1−12⁄ α < 𝑡 < t1−1

2⁄ α pada taraf signifikasi

0,05. Sedangkan untuk harga lain terdapat pengaruh yang berarti.

Page 63: Science Technology and Society

49

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan pada tanggal 1 April sampai dengan 10 Juni 2013 di

SMP Negeri 1 Canduang. Pada kedua kelas sampel, diperoleh data tentang

pencapaian kompetensi Fisika siswa yang meliputi penilaian pada ketiga ranah yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor pada kedua kelas sampel. Data hasil belajar ranah

kognitif diperoleh melalui tes tertulis di akhir pembelajaran. Data ranah afektif dan

psikomotor diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung melalui format

penilaian afektif dan psikomotor. Data hasil belajar Fisika siswa pada masing-masing

ranah akan dijelaskan berikut

1. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Kognitif

Data penilaian hasil belajar pada ranah kognitif diperoleh dari tes akhir

dengan teknik tes tertulis berbentuk soal objektif sebanyak 30 buah soal. Tes akhir

diberikan kepada kedua kelas sampel pada akhir kegiatan penelitian. Perbedaan

hasil tes akhir antara kedua kelas sampel dapat diketahui melalui uji kesamaan dua

rata-rata, dengan syarat terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas.

Hasil perhitungan secara statistik, diperoleh nilai rata-rata ( x ), simpangan baku

(S), dan varians (S2) kelas eksperimen dan kontrol seperti pada Tabel 15:

Page 64: Science Technology and Society

50

50

Tabel 15.

Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan Varians Kelas Sampel

Kelas N Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah X S2 S

Eksperimen 22 90 43 58,52 116,21 10,78

Kontrol 19 67 43 53,18 50,16 7,08

Tabel 15 menampilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada ranah

kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Nilai

simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai

simpangan baku kelas kontrol, artinya nilai setiap siswa pada kelas eksperimen

memiliki rentang yang lebih besar terhadap nilai rata-rata kelas dibanding dengan

nilai pada kelas kontrol.

Data varians pada kelas eksperimen lebih besar dari varians data kelas

kontrol, seperti terlihat pada Tabel 15. Varians kelas eksperimen memiliki nilai

116,21 dan kelas kontrol memiliki nilai 50,16. Hal ini berarti bahwa nilai kelas

kontrol terdistribusi disekitar nilai rata-rata, sedangkan kelas eksperiment

terdistribusi lebih jauh dari nilai rata-rata. Kelas eksperimen mempunyai nilai

tertinggi 100 dan nilai terendah 56 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai

tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah 48.

Hasil tes akhir memiliki perbedaan yang dapat diketahui melalui uji

kesamaan dua rata-rata, dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

homogenitas. Distribusi nilai pada ranah kognitif secara lebih rinci dapat dilihat

pada Lampiran 10.

Page 65: Science Technology and Society

51

51

2. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Afektif

Data hasil belajar afektif didapatkan selama kegiatan pembelajaran. Data

ini diambil dengan menggunakan format penilaian ranah afektif. Penilaian ranah

afektif dilakukan terhadap empat aspek penilaian yang disesuaikan dengan materi

dan kemampuan belajar siswa. Deskripsi data hasil belajar ranah afektif ini

ditunjukkan oleh skor total yang diperoleh setiap siswa setelah tujuh kali

pertemuan tatap muka di kelas.

Hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar pada ranah afektif siswa

kelas ekperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Perolehan nilai

kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel 16:

Tabel 16.

Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif Kelas Sampel

Kelas N Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah X S2 S

Eksperimen 22 65 17 37,5 254,08 15,94

Kontrol 19 54 16 28,6 133,40 11,55

Nilai simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan

dengan nilai simpangan baku kelas kontrol, hal ini bermakna bahwa nilai setiap

siswa pada kelas kontrol masih berada direntang nilai rata-rata kelas dibanding

dengan nilai pada kelas eksperimen.

Data varians kelas eksperimen memiliki nilai lebih besar dari kelas kontrol,

seperti terlihat pada Tabel 16. Varians kelas eksperimen memiliki nilai 254,08 dan

kelas kontrol memiliki nilai 133,40. Hal ini berarti bahwa nilai kelas eksperimen

terdistribusi lebih jauh dari rentang nilai rata-rata sedangkan kelas kontrol

Page 66: Science Technology and Society

52

52

terdistribusi disekitar nilai rata-rata. Distribusi nilai pada ranah afektif lebih rinci

dapat dilihat pada Lampiran 12.

3. Deskripsi Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Psikomotor

Data penelitian pada ranah psikomotor ini diperoleh melalui hasil

pengamatan selama proses pembelajaran dan penilaian pada akhir penelitian

melalui tes unjuk kerja ketika siswa melakukan percobaan di laboratorium

sekolah.

Data hasil belajar ranah psikomotor ini dilakukan analisis sehingga

didapatkan nilai rata-rata ( x ), simpangan baku (S), dan variansi (S2) kedua

kelas eksperimen dan kontrol seperti pada Tabel 17:

Tabel 17. Nilai Rata-Rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, Simpangan Baku, dan

Variansi Kelas Sampel Ranah Psikomotor

Kelas N Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah X S2 S

Eksperimen 22 82 18 50 329,42 18,15

Kontrol 19 64 18 36,78 274,42 16,56

Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa ranah

psikomotor pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Nilai simpangan baku kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan

nilai simpangan baku kelas kontrol, artinya nilai setiap siswa pada kelas

eksperimen memiliki sebaran yang jauh dari nilai rata-rata kelas dibanding

dengan nilai siswa pada kelas kontrol.

Page 67: Science Technology and Society

53

53

Varians data kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Hal

ini berarti nilai siswa kelas eksperimen terdistribusi lebih jauh nilai rata-rata

dibandingkan nilai siswa kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata digunakan

untuk mengetahui apakah perbedaan nilai antara kedua kelas sampel ini berarti

atau tidak, setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil tes ranah

psikomotor kedua kelas sampel dapat dilihat pada Lampiran 14.

B. Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Kognitif

Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata

dilakukan untuk mengambil kesimpulan dari data yang ada agar terlihat apakah

perbedaan rata-rata kedua kelas sampel tersebut signifikan. Sebelum melakukan

uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap

data tes akhir. Kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan

menggunakan uji statistik yang sesuai yaitu uji t.

a. Uji Normalitas Tes Akhir

Uji Lilliefors digunakan untuk melihat apakah data pada kedua kelas

sampel terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji normalitas yang

dilakukan, maka didapatkan harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05 seperti

terlihat pada Tabel 18:

Tabel 18.

Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif

Page 68: Science Technology and Society

54

54

Kelas Α N Lo Lt Distribusi

Eksperimen 0,05 22 0,172 0,190 Normal

Kontrol 16 0,141 0,213 Normal

Tabel 18 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo <

Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data hasil tes akhir kelas kedua kelas

terdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada

Lampiran 10.

b. Uji Homogenitas Tes Akhir

Uji homogenitas dugunakan untuk mengetahui apakah data pada kedua

kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

dilakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel memperoleh Fhitung = 2,32

dan Ftabel dengan taraf nyata α = 0,05 pada dkpembilang 21 dan dkpenyebut 15 adalah

2,33. Nilai Fh < F(0,05);(21,15), hal ini berarti kelompok data mempunyai varians

yang homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada

Tabel 19:

Tabel 19.

Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Kognitif

Kelas N S2 Fh Ft Keterangan

Eksperimen 22 116,21 2,32 2,33 Homogen

Kontrol 16 50,16

Untuk lebih lengkapnya uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 10.

c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata)

Uji kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan setelah diperoleh hasil uji

normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan homogenitas terhadap data

Page 69: Science Technology and Society

55

55

tes akhir kedua kelas sampel menunjukkan bahwa data pada kedua kelas sampel

terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji hipotesis

penelitian mengunakan uji t. Hasil uji t kedua kelas sampel dapat dilihat pada

Tabel 20:

Tabel 20.

Hasil Uji t Ranah Kognitif

Kelas N Mean S2 th tt

Eksperimen 22 58,54 116,21 2,35 2,02

Kontrol 16 53,19 50,16

Dari Tabel 20 terlihat bahwa thitung = 2,35 sedangkan ttabel = 2,02 dengan

kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika −𝑡(1−

1

2𝛼)

< t <

𝑡(1−

1

2𝛼)

dan terdapat perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada

taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Harga thitung

adalah 2,35 yaitu berada berada di luar daerah rentang ttabel sehingga dikatakan

terdapat pengaruh dari perbedaan perlakuan pada kedua kelas sampel.

Perhitungan secara lengkap mengenai uji kesamaan dua rata-rata pada

ranah kognitif dapat dilihat pada Lampiran 10. Kurva daerah perbedaan yang

berarti pada ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 70: Science Technology and Society

56

56

Gambar 2. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Kognitif

Pada gambar dapat dilihat bahwa thitung berada di dalam daerah terdapat

berbedaan yang berarti. Jadi hipotesis kerja yang berbunyi terdapat pengaruh

yang berarti dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap

pencapaian hasil belajar siswa SMP N 1 Canduang pada ranah kognitif

diterima pada taraf nyata 0,05.

2. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Afektif

Penilaian ranah afektif dilakukan pada setiap kali pertemuan. Observasi

terhadap tujuh kali pertemuan. Aspek yang diamati terdiri dari empat sikap, yaitu

antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, interaksi siswa dengan guru,

aktifitas peserta didik, partisipasi peserta didik dalam menyampaikan hasil

kesempatan yang masing-masing terdiri dari empat indikator penilaian.

Peneliti dan observer mengamati keempat aspek afektif pada setiap kali

pertemuan yang menjadi tujuan utama pengamatan. Perolehan nilai untuk setiap

α=0,025

-2,02 2,02 0

α = 0,025 Daerah tidak terdapat perbedaan yang berarti

Daerah terdapat perbedaan yang berarti

2,35

Page 71: Science Technology and Society

57

57

aspek pengamatan didapatkan dari jumlah perolehan skor setiap siswa untuk setiap

indikator pada satu aspek penilaian.

a. Uji Normalitas Tes Akhir

Uji Normalitas tes akhir dilakukan dengan uji lilliefors yang digunakan

untuk melihat apakah data pada kedua kelas sampel terdistribusi normal atau

tidak. Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan harga Lo

dan Ltabel pada taraf nyata 0,05 seperti terlihat pada Tabel 21:

Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif

Kelas Α N Lo Lt Distribusi

Eksperimen 0,05 22 0,1368 0,190 Normal

Kontrol 19 0,1817 0,195 Normal

Tabel 21 dapat menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai

nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0,05. Hal ini berarti data hasil tes akhir kedua

kelas sampel terdistribusi normal. Hasil uji normalitas kedua kelas sampel

dapat dilihat pada Lampiran 12.

b. Uji Homogenitas Apek Afektif

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada kedua

kelas sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas

dilakukan terhadap data tes akhir kedua kelas sampel. Nilai Fhitung = 1,59 dan

nilai Ftabel pada taraf nyata α = 0,05, dkpembilang 21 dan dkpenyebut 18 adalah 2,19.

Nilai Fh < F(0,05);(21,18), hal ini berarti kelompok data mempunyai varians yang

Page 72: Science Technology and Society

58

58

homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel

22:

Tabel 22. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Afektif

Kelas N S2 Fh Ft Keterangan

Eksperimen 22 254,08 1,59 2,19 Homogen

Kontrol 19 133,47

Berdasarkan uji homogenitas pada tabel 22 dapat disimpulkan bahwa

data mempunyai varians yang homogen. Uji homogenitas dapat dilihat pada

Lampiran 12.

c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata)

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

yang berarti pada perlakuan yang diberikan. Uji normalitas dan homogenitas

terhadap data tes akhir kedua kelas sampel menunjukkan data pada kedua kelas

sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Uji hipotesis

penelitian menggunakan uji t. Hasil uji t kedua kelas sampel dapat dilihat pada

Tabel 23:

Tabel 23.

Hasil Uji t Ranah Afektif

Kelas N Mean S2 th tt

Eksperimen 22 37,5 254,08 2,03 2,02

Kontrol 19 31,6 133,47

Tabel 23 menunjukkan bahwa thitung = 2,03 sedangkan ttabel = 2,02

dengan kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika −𝑡(1−

1

2𝛼)

< t

Page 73: Science Technology and Society

59

59

< 𝑡(1−

1

2𝛼)

dan terdapat perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada

taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2.

Berdasarkan Hasil analisis data dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang berarti antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Perbedaan pada kelas eksperimen disebabkan oleh perlakukan yang diberikan

yaitu penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS pada proses pembelajaran.

Perhitungan secara lengkap mengenai uji hipotesis pada ranah afektif dapat

dilihat pada lampiran 12. Kurva daerah perbedaan yang berarti pada ranah

afektif dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kurva Daerah Perbedaan yang Berati Ranah Afektif

Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai thitung berada pada daerah

terdapat perbedaan yang berarti, yang bermakna perbedaan perlakuan pada

kedua kelas sampel memberikan pengaruh. Jadi, terdapat pengaruh yang berarti

penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap hasil belajar fisika

siswa pada ranah afektif.

α=0,025

-2,02 2,02 0

α = 0,025 Daerah tidak terdapat perbedaan yang berarti

Daerah terdapat perbedaan yang berarti

2,03

Page 74: Science Technology and Society

60

60

3. Analisis Data Hasil Belajar IPA-Fisika Ranah Psikomotor

Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas dan homogenitas terhadap

data tes akhir terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata yang

sesuai dengan hasil uji normalitas dan homogenitas tersebut.

a. Uji Normalitas Ranah Psikomotor

Uji Lilliefors digunakan untuk melihat apakah data pada kedua kelas

sampel terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan,

mendapatkan harga Lo dan Ltabel pada taraf nyata 0,05, seperti terlihat pada

Tabel 24.

Tabel 24.

Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor

Kelas Α N Lo Lt Distribusi

Eksperimen 0,05

22 0,12 0,19 Normal

Kontrol 18 0,17 0,20 Normal

Tabel 24 menunjukkan bahwa kedua kelas sampel mempunyai nilai Lo <

Lt pada taraf nyata 0,05. Artinya data hasil tes akhir kedua kelas sampel

terdistribusi normal. Data hasil uji normalitas kedua kelas sampel dapat dilihat

pada Lampiran 14.

b. Uji Homogenitas Aspek Psikomotor

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data pada kedua kelas

sampel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas kedua

sampel memperoleh Fhitung = 1,20 dan Ftabel dengan α = 0,05 pada dkpembilang 21

dan dk penyebut 17 adalah 2,23. Nilai Fh < F(0,975);(21,17), hal ini berarti kelompok

Page 75: Science Technology and Society

61

61

data mempunyai varians yang homogen. Hasil uji homogenitas kedua kelas

sampel dapat dilihat pada Tabel 25:

Tabel 25. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas Sampel Ranah Psikomotor

Kelas N S2 Fh Ft Keterangan

Eksperimen 22 329,42 1,20 2,23 Homogen

Kontrol 18 274,42

Untuk lebih lengkapnya uji homogenitas kedua kelas sampel pada ranah

psikomotor dapat dilihat pada Lampiran 14.

c. Uji Hipotesis (Uji Kesamaan Dua Rata-Rata)

Uji hipotesis dapat dilakukan setelah diketahui nilai uji normalitas dan

homogenitas data psikomotor. Hasilnya diperoleh data pada kedua kelas sampel

terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, untuk menguji

hipotesis penelitian digunakan uji t. Hasil uji t kedua sampel dapat dilihat pada

Tabel 26:

Tabel 26. Hasil Uji t Ranah Psikomotor

Kelas N Mean S2 th tt

Eksperimen 22 50 329,42 2,38 2,02

Kontrol 18 36,78 274,42

Tabel 26 menunjukkan bahwa thitung = 2,38 sedangkan ttabel = 2,02.

Kriteria pengujian tidak terdapat perbedaan yang berarti jika t −𝑡(1−

1

2𝛼)

< t <

𝑡(1−

1

2𝛼)

dan terdapat perbedaan yang berarti pada harga lain pada taraf

signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. Hasil perhitungan

Page 76: Science Technology and Society

62

62

diperoleh nilai th > -t(1-1/2α) dan th > t(1-1/2α), hal ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS

Gambar 4. Kurva Daerah Perbedaan yang Berarti Ranah Psikomotor

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

berarti dari perbedaan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pemberian

handout IPA-Fisika berbasis STS. Jadi hipotesis kerja yang berbunyi terdapat

pengaruh yang berarti penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS terhadap

pencapaian hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Canduang pada ranah

psikomotor diterima pada taraf nyata 0,05 Analisis data secara lengkap dapat

dilihat pada lampiran 14.

C. Pembahasan

Hasil analisis data tes akhir belajar didapat menunjukkan bahwa penggunaan

handout IPA-Fisika berbasi STS dalam pembelajaran Fisika dapat meningkatkan

pencapaian hasil belajar fisika siswa. Hal ini terlihat dari tingginya hasil belajar siswa

yang belajar siswa dengan menggunakan handout IPA-Fisika berbasis Science

Technology and Society dalam pembelajaran dibandingkan dengan hasil belajar siswa

α=0,025

-2,02 2,02 0

α = 0,025 Daerah tidak terdapat perbedaan yang berarti

Daerah terdapat perbedaan yang berarti

2,38

Page 77: Science Technology and Society

63

63

yang tidak menggunakan handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and

Society dalam pembelajaran.

Uji statistik yang dilakukan pada ketiga ranah penilaian menunjukkan bahwa

harga thitung berada di dalam daerah terdapat perbedaan berarti. Ranah kognitif

memperoleh nilai thitung sebesar 2,35 dan ttabel sebesar 2,02. Ranah afektif memperoleh

nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel 2,02. Begitu juga dengan ranah psikomotor yang

memperoleh nilai thitung sebesar 2,38 dan ttabel 2,02 pada taraf nyata 0,05. Nilai rata-

rata hasil belajar kedua kelas sampel berbeda secara signifikan dan menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang berarti dari penggunaan handout IPA-Fisika berbasi

STS pada ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini karena

penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS mampu menuntun siswa dalam proses

pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan sendiri dan menggunakan konsep

IPA-Fisika yang diperoleh selama pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari.

Data penilaian afektif melalui tujuh kali pertemuan menunjukkan bahwa hasil

belajar pada ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Analisis data mendapatkan hasil bahwa harga t berada di dalam daerah terdapat

pengaruh yang berarti dari perlakukan yang diberikan yaitu penggunaan handout

IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society selama proses pembelajaran.

Selama proses pembelajaran diperoleh hasil pengamatan yang lebih tinggi pada ranah

afektif siswa yang berada di kelas eksperimen. Sebagian besar siswa terlihat

menikmati proses pembelajaran melalui tahapan yang menuntun siswa untuk berfikir

kreatif dan aplikatif. Perhatian siswa lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran

Page 78: Science Technology and Society

64

64

karena didukung oleh penggunaan bahan ajar yang membantu siswa untuk

memahami setiap konsep yang diberikan oleh guru.

Popham dalam Depdiknas (2006:2) tentang penilaian afektif dalam KTSP

menyatakan bahwa “ranah afektif menentukan keberhasilan belajar siswa”. Siswa

yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu akan sulit untuk mencapai

keberhasilan belajar secara optimal. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap

positif terhadap suatu pelajaran akan merasa senang dan butuh mempelajari mata

pelajaran tersebut sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Untuk

itu guru harus mampu membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa terlebih

dahulu sebelum memasuki kegiatan pembelajaran untuk mencapai pencapaian

kompetensi belajar yang optimal. Siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari

suatu ilmu jika siswa tahu kegunaan dari ilmu yang akan dipelajarinya. Pemberian

motivasi di awal pembelajaran didapatkan siswa pada tahap pendahuluan yang ada

pada handout IPA-Fisika berbasis Science Technology and Society. Penggunaan

handout IPA-Fisika berbasis STS pada siswa merupakan salah satu cara untuk

memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena didukung oleh tahapan-

tahapan yang melibatkan siswa secara aktif.

Guru membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan Dalam

pelaksanaan pembelajaran IPA-Fisika dengan menggunakan handout berbasis

Science Technology and Society. Penggunaan handout pada proses pembelajaran

memungkinkan siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan lebih baik

karena struktur handout yang diawali dengan pengamatan atau pertanyaan mengenai

Page 79: Science Technology and Society

65

65

pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga memberikan sebuah masalah, gambar

atau gambaran umum mengenai permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa.

Hal ini membuat siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan lebih

antusias.

Penggunaan handout IPA-Fisika diawali dengan pendahuluan yaitu contoh

penggunaan konsep fisika yang dihubungkan dengan keseharian siswa. Selanjutnya

pada tahap pembentukan konsep guru membantu siswa untuk membangun atau

mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Pada

tahap ini, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan observasi atau diskusi

mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan konsep IPA-

Fisika.

Pada tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah siswa diminta untuk

menganalisis isu/masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan

konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk berfikir lebih

tinggi mengenai kegunaan konsep IPA-Fisika yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan keseharian siswa. Pada tahap pemantapan konsep, guru

memberikan pemahaman konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.

Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan tes akhir kepada siswa pada tahap

evaluasi, penilaian dapat berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Berdasarkan perhitungan statistik penggunaan handout IPA-Fisika berbasis

STS mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep fisika serta

Page 80: Science Technology and Society

66

66

mampu menciptakan siswa yang terampil, tidak hanya dalam ranah kognitif saja

namun juga terampil dan aktif dalam ranah afektif maupun psikomotor. Peningkatan

pencapaian hasil belajar siswa ini karena penggunaan bahan ajar yang memungkinkan

siswa mengetahui lebih banyak terhadap materi yang dipelajari. Selain itu

pengintegrasian langkah-langkah pendekatan STS di dalam komponen handout

membuat siswa lebih terarah dalam mengkonstruksi konsep yang diberikan oleh guru.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan handout IPA-Fisika berbasis STS

secara statistik dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa untuk semua ranah

penilaian.

Pada pelaksaanannya penelitian ini mengalami berbagai kendala. Kendala

pertama di dalam penelitian adalah terbatasnya pengembangan dari penggunaan

konsep IPA-Fisika dari guru dan siswa sehingga kurang optimal dalam penggali

penggunaan konsep IPA-Fisika di dalam kehidupan sehari-hari. Kendala kedua

adalah sulit untuk mengondisikan dan mengontrol semua siswa selama proses

pembelajaran. Siswa yang begitu aktif selama kegiatan pembelajaran terkadang

membuat pembelajaran menjadi kurang terkontrol dan kurang kondusif. Kendala

ketiga yang ditemui selama penelitian yaitu kurangnya kontrol terhadap waktu yang

menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang maksimal. Kontrol waktu yang

kurang baik mengakibatkan terjadi kekurangan waktu untuk proses konfirmasi dan

evaluasi.

Solusi dari kendala yang dihadapi selama penelitian, sebaiknya guru atau

peneliti lain yang akan menggunakan handout IPA-Fisika berbasis STS pada

Page 81: Science Technology and Society

67

67

pembelajaran dapat menggali lebih banyak dan mencari tahu lebih dalam mengenai

konsep sederhana yang terdapat di dalam keseharian. Hal ini bertujuan agar siswa

dapat mengingat dengan baik dan memudahkan siswa untuk mengaplikasikan

ilmunya di dalam keseharian. Selain itu dalam menggunakan handout IPA-Fisika

berbasis STS pada pembelajaran meningkatkan kontrol waktu dan kedisiplinan pada

siswa sehingga kekurangan waktu pada pelaksanaan pembelajaran pada tahap awal

tidak lagi terjadi dan bisa teratasi. Selain itu guru harus mempersiapkan diri secara

optimal baik yang berhubungan dengan persiapan yang mendukung keterlaksanaan

proses pembelajaran maupun yang berhubungan selama proses pembelajaran

berlansung.

Page 82: Science Technology and Society

68

68

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian pengaruh penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science

technology and Society terhadap pencapaian hasil belajar siswa SMP N 1

Canduang dilakukan melalui uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan pada ketiga

ranah penilaian menunjukkan bahwa harga thitung berada di dalam daerah terdapat

perbedaan berarti. Ranah kognitif memperoleh nilai thitung sebesar 2,35 dan ttabel

sebesar 2,02. Ranah afektif memperoleh nilai thitung sebesar 2,03 dan ttabel 2,02.

Begitu juga dengan ranah psikomotor yang memperoleh nilai thitung sebesar 2,38

dan ttabel 2,02 pada taraf nyata 0,05. Berdasarkan pengolahan data dapat ditarik

simpulan bahwa secara statistik penggunaan handout IPA-Fisika berbasis Science

technology and Society memberikan pengaruh yang berarti terhadap pencapaian

hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas VIII SMP N 1 Canduang pada tiga ranah

penilaian yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor pada taraf nyata 0,05.

B. Saran

Berdasarkan dari simpulan yang telah didapatkan pada penelitian, maka

penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :

Page 83: Science Technology and Society

69

69

1. Perlu adanya pengetahuan yang lebih baik mengenai penggunaan konsep IPA-

Fisika pada penggunaan handout IPA-Fisika Berbasis Science Technology and

Society. Hal ini memungkinkan guru ataupun peneliti dalam meningkatkan

kemampuan berfikir kritis siswa

2. Penelitian ini masih terbatas pada materi Cahaya dan Alat Optik saja, maka

diharapkan ada penelitian lanjutan untuk permasalahan dan materi yang lebih

kompleks dan ruang lingkup yang lebih luas agar dapat lebih dikembangkan.

3. Pengembangan dari penelitian ini yang dapat dilakukan pada penggunaan bahan

ajar, pemanfaataan media dan sumber belajar, perluasan cakupan tentang

pendekatan Science Technology and Society itu sendiri, dan lain sebagainya.

Sehingga pada akhirnya dapat dijadikan pedoman dalam menentukan model

atau strategi yang tepat dalam pembelajaran dan pengajaran IPA-Fisika

khususnya.

Page 84: Science Technology and Society

70

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:

Rineka Cipta

_______. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta : Depdiknas.

______. 2007. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran IPA SMP & MTs. Jakarta: Dirjen Dikdamen.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Penyusunan Perangkat Afektif di SMA.

Jakarta : Kemendiknas.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Penyusunan Perangkat Psikomotor di

SMA. Jakarta : Kemendiknas.

Firma, Elva. 2010. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dalam Setting Pembelajaran STS terhadap Hasil Belajar IPA-Fisika Siswa MTsN Bukit Bunian Bukareh

Kabupaten Agam. Skripsi. Padang : FMIPA UNP.

Hidayati, Mujinem & Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.

Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Istiyono, Edi. 2007. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan pendekatan pembelajaran IPA (Fisika) SD/MI Amanah dalam KTSP. Makalah.

Yogyakarta:Tidak Diterbitkan.

Mulyasa. 2009. Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda.

Ngalim, M. Purwanto. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Oxford University Press. 2000. Oxford Learner’s Pocket Dictionary. China.

Page 85: Science Technology and Society

71

71

Poedjiadi, Anna. 2007. Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Bermuatan

Nilai. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Media pembelajaran Inovatif. Diva

Press : Jogjakarta.

Prayekti. 2002. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat

Sederhana dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No 039. hal 773-783.

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:Alfabeta.

Rusmansyah dan Irhasyuarna. 2001. Implementasi Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU Negeri 1 Kota Banjarmasin. http://www.depdiknas.go.id/ (diakses tanggal 23 Desember 2012)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Sumadi, Suryabrata. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gravindo Persada.

Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Page 86: Science Technology and Society

72

72

Tabel a. Uji Normalitas Nilai Ulangan Harian Kelas VIII.5

No. Xi f Fk f. Xi (Xi-𝑋)

(Xi-

𝑋)2

f. (Xi-

𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi)

|𝑭𝒁𝒊

− 𝑺𝒁𝒊|

1 20 1 1 20 -41,6 1730,56 1730,56 -2,12 0.0170 0,0455 0,0285

2 40 4 5 160 -21,6 466,56 1866,24 -1,10 0,1587 0,2273 0,0686

3 50 3 8 150 -11,6 134,56 403,68 -0,59 0,2776 0,3636 0,0860

4 55 2 10 110 -6,6 43,56 87,12 -0,34 0,3669 0,4545 0,0876

5 60 1 11 60 -1,6 2,56 2,56 -0,08 0,4681 0,5000 0,0319

6 65 1 12 65 3,4 11,56 11,56 0,17 0,5675 0,5455 0,0220

7 70 4 16 280 8,4 70,56 282,24 0,43 0,6664 0,7273 0,0609

8 75 1 17 75 13,4 179,56 179,56 0,68 0,7517 0,7727 0,0210

9 80 2 19 160 18,4 338,56 677,12 0,94 0,8264 0,8636 0,0372

10 85 1 20 85 23,4 547,56 547,56 1,19 0,883 0,9091 0,0261

11 90 1 21 90 28,4 806,56 806,56 1,45 0,9265 0,9545 0,0280

12 100 1 22 100 38,4 1474,56 1474,56 1,96 0,975 1,0000 0,0250

1355 8069,32

𝑋 = ∑(𝑓 . 𝑋𝑖)

𝑛=

1355

22= 61,56

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1= √

8069,32

22 − 1= 19.60

Lampiran 1. Analisis Data Awal

AAwaAwal

Page 87: Science Technology and Society

73

73

𝑍𝑖 =𝑋 − 𝑋

𝑆

𝑆(𝑍𝑖) =𝐹𝑘

𝑛

Harga 𝐹𝑍𝑖 dilihat pada tabel Z

Dari tabel di atas didapati harga L0 = 0,0876

Untuk N = 22 pada taraf nyata = 0,05 harga 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190

Karena didapatkan harga L0 < Lt dimana 0,0876 < 0,190 dengan demikian data pada

sampel ini terdistribusi normal.

Tabel b. Uji Normalitas Nilai Ulangan Harian Kelas VIII.6

No Xi f Fk f. Xi

(Xi-

𝑋)

(Xi-

𝑋)2

f. (Xi-

𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi)

|𝑭𝒁𝒊

− 𝑺𝒁𝒊|

1 24 1 1 24 -39,2 1536,64 1536,64 -2,44 0,0073 0,0526 0,0453

2 40 2 3 80 -23,2 538,24 1076,48 -1,45 0,0735 0,1579 0,0844

3 52 1 4 52 -11,2 125,44 125,44 -0,70 0,242 0,2105 0,0315

4 60 4 8 240 -3,2 10,24 40,96 -0,20 0,4207 0,4211 0,0004

5 63 2 10 126 -0,2 0,04 0,08 -0,01 0,504 0,5263 0,0223

6 64 1 11 64 0,8 0,64 0,64 0,05 0,5199 0,5789 0,0590

7 70 3 14 210 6,8 46,24 138,72 0,42 0,6628 0,7368 0,0740

Page 88: Science Technology and Society

74

74

8 76 1 15 76 12,8 163,84 163,84 0,80 0,7881 0,7895 0,0014

9 78 1 16 78 14,8 219,04 219,04 0,92 0,8212 0,8421 0,0209

10 80 1 17 80 16,8 282,24 282,24 1,05 0,8531 0,8947 0,0416

11 84 1 18 84 20,8 432,64 432,64 1,30 0,9032 0,9474 0,0442

12 88 1 19 88 24,8 615,04 615,04 1,55 0,9394 1,0000 0,0606

1202

4631,76

𝑋 = ∑(𝑓 . 𝑋𝑖)

𝑛=

1202

19= 63,26

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1= √

4631,76

19 − 1= 16,04

𝑍𝑖 =𝑋 − 𝑋

𝑆

𝑆(𝑍𝑖) =𝐹𝑘

𝑛

Harga 𝐹𝑍𝑖 dilihat pada tabel Z

Dari tabel di atas didapati harga L0 = 0,0844

Untuk N = 19 pada taraf nyata = 0,05 harga 𝐿 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,195

Karena didapatkan harga L0 < Lt dimana 0,0844 < 0,195 dengan demikian data pada

sampel ini terdistribusi normal.

Page 89: Science Technology and Society

75

75

3. Uji Homogenitas Data Awal

Tabel c. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas VIII.5 dan VIII.6

Kelas N X S S2

Eksperimen (VIII.5) 22 61,6 19,60 384,16

Kontrol (VIII.6) 19 63,2 16,04 257,28

𝐹ℎ = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙=

𝑆12

𝑆22 =

384 ,16

257 ,28= 1,49

dk pembilang = n pembilang – 1

= 22 – 1 = 21

dk penyebut = n penyebut – 1

= 19 – 1 = 18

Ftabel pada taraf nyata 0,05 dengan dk 21 : 18 adalah 2,19

Karena Fhitung < Ftabel dimana 1,49 < 2,19 maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok data memiliki varians yang homogen.

4. Uji kesamaan dua rata-rata

Kedua kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen,

maka untuk uji hipotesis digunakan rumus uji-t

Page 90: Science Technology and Society

76

76

𝑆 = √(n1 − 1)S1

2 + (n2 − 1)S22

n1 + n2 − 2S = √

(22 − 1)384,16 + (19 − 1)257,28

22 + 19 − 2

S = √325,626

S = 18,04

t =x1̅̅ ̅−x2̅̅ ̅

S√1

n1+

1

n2

t =63,26−61,56

18,04√1

22+

1

19

t = 0,3009

Pada taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan dk = 39 dari tabel terdistribusi t diperoleh 𝑡(0,975;39)=

2,02. Kriteria penerimaan Ho jika −𝑡(1−

1

2𝛼)

< t < 𝑡(1−

1

2𝛼)

atau -2,02 < t < 2,02. Berarti

harga t = 0,3009 berada di dalam daerah penerimaan Ho. Jadi, hipotesis Ho diterima

artinya kedua kelas sampel mempunyai rata-rata atau kemampuan awal yang sama.

Page 91: Science Technology and Society

77

77

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMPN 1 CANDUANG

Kelas / Semester : VIII / II

Mata Pelajaran : IPA - Fisika

Alokasi Waktu : 12 JP ( 12 × 40 menit )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

7. Memahami konsep dan penerapan

getaran, gelombang dan optika

dalam produk teknologi sehari-hari.

7.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan

hubungannya dengan berbagai

bentuk cermin dan lensa

Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran

1. Menunjukkan sifat-sifat

perambatan cahaya.

Peserta didik dapat menjelaskan sifat-

sifat cahaya.

2. Menjelaskan hukum pemantulan.

Peserta didik dapat menjelaskan

hukum pemantulan cahaya.

3. Mendiskripsikan proses

pembentukan dan sifat-sifat

bayangan pada cermin datar,

cermin cekung dan cermin

cembung.

a. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada cermin

datar.

b. Mendeskripsikan tinggi benda dan

jumlah bayangan yang di bentuk oleh

kedua cermin datar.

c. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada cermin

cekung.

d. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada cermin

cembung.

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Page 92: Science Technology and Society

78

78

4. Menjelaskan hukum pembiasan.

a. Menjelaskan pengertian pembiasan.

b. Menjelaskan hukum

pembiasan/hukum snellius.

c. Menjelaskan arah perambatan cahaya

yang melewati dua medium.

d. Menjelaskan pengertian indeks bias.

e. Menetukan indeks bias suatu medium

5. Mendeskripsikan proses-proses

pembentukan dan sifat-sifat pada

lensa cekung dan lensa cembung.

a. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada lensa

cekung.

b. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada lensa

cembung.

Pertemuan Pertama

1. Materi Pembelajaran : Cahaya

Sub Materi Pokok : Sifat –Sifat Cahaya dan Pemantulan Cahaya.

1. Fakta:

1. Kita dapat melihat benda-benda disekitar kita dengan adanya cahaya.

2. Kita tidak dapat melihat benda apabila kita berada di ruangan gelap.

2. Konsep:

1. Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat merambat dalam

ruang hampa udara. Benda berdasarkan daya tembusnya dapat

digolongkan terhadap tiga bagian:

a. Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan seluruh

cahaya. Contoh: kaca, gelas, lampu, plastik bening, air, dll.

b. Benda tembus cahaya adalah benda yang hanya sebagian dapat

meneruskan cahaya. Contoh: kertas tipis, kertas ketik, udara

berkabut, dll.

c. Benda tak tembus cahaya adalah benda yang tidak dapat

meneruskan cahaya. Contoh: rumah, tembok, meja, dinding, dll.

Page 93: Science Technology and Society

79

79

2. Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat memancarkan cahaya.

Contonya: matahari, lampu, kunang-kunang,dll.

3. Beberapa sifat cahaya diantaranya: cahaya dapat merambat lurus, cahaya

dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat mengalami

penguraian warna.

4. Bukti cahaya dapat merambat lurus:

a. Cahaya matahari yang melewati lubang atap rumah yang bocor.

b. Cahaya senter di ruangan gelap.

c. Cahaya senter yang merambat melalui lubang- lubang kertas yang

terletak pada suatu bidang lurus.

5. Berkas cahaya dapat digolong menjadi 3 bagian yaitu:

a. Berkas cahaya mengumpul (konvergen) adalah berkas cahaya yang

menuju ke suatu titik tertentu. Misalnya berkas cahaya yang

melewati lensa cembung.

b. Berkas cahaya menyebar adalah berkas cahaya yang berasal dari

suatu titik, kemudian menyebar ke segala arah.

c. Berkas cahaya sejajar adalah berkas cahaya yang arahnya sejajar

satu sama lain. Contohnya: berkas cahaya yang keluar dari lampu

senteryang telah di sejajarkan oleh reflektor.

6. Pemantulan cahaya adalah apabila cahaya mengenai suatu dinding

penghalang akan dipantulkan.

7. Jenis-jenis pemantulan antara lain sebagai berikut:

a. Pemantulan teratur yaitu pemantulan yang terjadi jika terjadi jika

cahaya mengenai permukaan yang halus (rata). Contohnya:cermin

datar memiliki permukaan yang rata dan licin,

b. Pemantulan baur atau difus adalah pemantulan yang terjadi jika

cahaya mengenai permukaan yang kasar (tidak rata).

Contonya:permukaan papan triplek kasar atau tidak rata.

Page 94: Science Technology and Society

80

80

8. Pemantulan cahaya terjadi berdasarkan hukum pemantulan cahaya. Bunyi

hukum pemantulan cahaya adalah:

a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada salah

satu bidang datang.

b. Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.

2. Alokasi Waktu

Beban Belajar Waktu Bentuk Kegiatan / Tugas

TM (Tatap Muka) 60 menit Diskusi dan Tanya Jawab

PT (Penugasan

Terstruktur)

20 menit Latihan Soal

KMTT (Kegiatan

Mandiri tidak

Tersteruktur)

3. Metode Pembelajaran

*Ceramah

*Diskusi Tanya Jawab

4. Kegiatan Pembelajaran

Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran:

No Kegiatan Waktu Karakter

A. PENDAHULUAN 1. Prasyarat pengetahuan :

a. Mengapa kamu dapat

melihat benda-benda

disekitarmu?

b. Apakah kamu dapat

melihat ketika lampu di

rumahmu padam?

2. Motivasi dan apersepsi :

10

menit

Page 95: Science Technology and Society

81

81

a. Apakah yang dimaksud

dengan cahaya?

b. Apakah yang termasuk

ke dalam contoh cahaya

dalam kehidupan sehari-

hari ?

c. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran.

B. KEGIATAN INTI Guru menginformasikan kepada

siswa tentang materi Sifat –

Sifat Cahaya, dan Pemantulan

Cahaya.

Eksplorasi :

l) Guru meminta siswa

memperhatikan panduan

simulasi, gambar, atau

persoalan yang terdapat

pada handout IPA-Fisika

diberikan oleh guru

(panduan simulasi, gambar

atau persoalan merupakan

kejadian yang dapat

ditemui siswa dalam

kehidupan sehari-hari).

m) Guru meminta siswa

memberikan contoh yang

lain mengenai gejala fisika

yang terdapat dalam

20

menit

Disiplin

(Discipline)

Tanggung Jawab

(Responsibility)

Page 96: Science Technology and Society

82

82

kehidupan sehari-hari dan

siswa diminta memikirkan

gejala-gejala tersebut.

n) Guru memberikan

pertanyaan mengenai

masalah tersebut untuk

menuntun siswa dalam

memberikan contoh yang

relevan terhadap fenomena

IPA-Fisika yang ada dalam

keseharian siswa (tahap

pendahuluan)

Elaborasi :

1. Guru menggali

pengetahuan siswa tentang

gejala fisika melalui

handout berbasis STS yang

memuat rangkaian

pertanyaan yang membuat

siswa mampu menemukan

sendiri konsep dasar dari

jawaban-jawaban yang

dikemukannya.

o) Guru meminta siswa

menjelaskan jawaban awal

mereka terhadap rangkaian

pertanyaan dari guru (Guru

menuntun siswa untuk

20

menit

Ketelitian

(Carefulness)

Page 97: Science Technology and Society

83

83

menghubungkan konsep

IPA-Fisika dengan

aplikasinya)

p) Guru meminta siswa

melakukan diskusi untuk

memecahkan masalah

sehingga siswa dapat

menyadari hubungan

konsep IPA-Fisika dalam

keseharian (tahap

pembentukan konsep)

q) Guru menuntun siswa

mengambil keputusan

untuk solusi dalam

pemecahan masalah.

r) Guru meminta siswa

menjelaskan hasil diskusi

kelompok dan menjelaskan

bentuk lain dari

pengaplikasian konsep IPA-

Fisika yang dipelajari

(aplikasi konsep)

Konfirmasi :

1. Guru memberikan

penghargaan dan

mengoreksi kelemahan

siswa.

2. Guru memberikan

20

menit

Page 98: Science Technology and Society

84

84

penguatan dan penekanan

konsep terhadap diskusi

dan jawaban dari

pertanyaan yang

dikemukakan oleh siswa

(pemantapan konsep).

3. Guru memberikan

informasi tambahan

mengenai materi

pembelajaran

Ketelitian

(Carefulness)

C. PENUTUP e) Guru membimbing siswa

membuat kesimpulan

pembelajaran.

f) Guru memberikan tes kecil

berupa pertanyaan lisan

maupun tulisan untuk

mengetahui pemahaman

siswa (evaluasi).

g) Guru memberikan tugas

untuk membantu

meningkatkan pemahaman

siswa.

h) Guru memberikan handout

IPA-Fisika Berbasis STS

yang berisi materi untuk

pertemuan selanjutnya.

10

menit

Rasa Hormat dan

Perhatian

(Respect)

5. Penilaian

Page 99: Science Technology and Society

85

85

Tes tertulis

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1. 7.Memahami konsep

dan penerapan

getaran, gelombang

dan optika dalam

produk teknologi

sehari-hari.

7.3 Menyelidiki

sifat-sifat

cahaya dan

hubungannya

dengan

berbagai

bentuk cermin

dan lensa

1. Peserta didik dapat menjelaskan

sifat-sifat cahaya.

2. Peserta didik dapat menjelaskan

hukum pemantulan cahaya.

Kls/Smt Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

VIII/2 Tes Tertulis ESSAY (dapat dilihat pada lampiran).

3. Sumber belajar

Karim, S. 2008. Belajar IPA: Membuka Cakrwala Alam Sekitar 2 Untuk Kelas

VIII/SMP/MTs. Jakarta : PT. Setia Purna Inves

Krisno, Ag. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs . Jakarta : PT Mentari

Pustaka

Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Canduang, 26 Maret 2013

Kepala Sekolah Guru Fisika Guru Fisika

Drs. Novrizaldi Nofiar Ainul Huda

NIP.196211111988031006 NIP.1959111419820222001 NIM.12726/2009

Page 100: Science Technology and Society

86

86

LAMPIRAN SOAL

1. Apa yang di maksud dengan cahaya dan jelaskan sifat-sifat cahaya?

2. Tulislah bunyi hukum pemantulan?

Page 101: Science Technology and Society

87

87

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMPN 1 CANDUANG

Kelas / Semester : VIII / II

Mata Pelajaran : IPA - Fisika

Alokasi Waktu : 12 JP ( 12 × 40 menit )

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

7. Memahami konsep dan penerapan

getaran, gelombang dan optika

dalam produk teknologi sehari-hari.

7.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan

hubungannya dengan berbagai

bentuk cermin dan lensa

Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran

6. Menunjukkan sifat-sifat

perambatan cahaya.

Peserta didik dapat menjelaskan sifat-

sifat cahaya.

7. Menjelaskan hukum pemantulan.

Peserta didik dapat menjelaskan

hukum pemantulan cahaya.

8. Mendiskripsikan proses

pembentukan dan sifat-sifat

bayangan pada cermin datar,

cermin cekung dan cermin

cembung.

e. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada cermin

datar.

f. Mendeskripsikan tinggi benda dan

jumlah bayangan yang di bentuk oleh

kedua cermin datar.

g. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada cermin

cekung.

h. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada cermin

cembung.

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Page 102: Science Technology and Society

88

88

9. Menjelaskan hukum pembiasan.

f. Menjelaskan pengertian pembiasan.

g. Menjelaskan hukum

pembiasan/hukum snellius.

h. Menjelaskan arah perambatan cahaya

yang melewati dua medium.

i. Menjelaskan pengertian indeks bias.

j. Menetukan indeks bias suatu medium

10. Mendeskripsikan proses-proses

pembentukan dan sifat-sifat pada

lensa cekung dan lensa cembung.

c. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada lensa

cekung.

d. Menggambarkan pembentukan dan

sifat-sifat bayangan pada lensa

cembung.

Pertemuan Kelima

1. Materi Pembelajaran : Cahaya

Sub Materi Pokok : Pembiasan Cahaya

a. Fakta:

1. Pensil terlihat patah di dalam air.

Gambar 1. Pensil terlihat patah (Krisno, 2008: 294)

Page 103: Science Technology and Society

89

89

2. Cahaya lampu senter terlihat membelok didalam air.

Gambar 2. Cahaya terlihat membelok (Wasis,2008, 246)

3. Contoh-contoh pembiasan cahaya:

a. Dasar kolam yang berisi air terlihat lebih dangkal

b. Tongkat yang sebagian dimasukkan ke dalam air terlihat patah.

c. Ikan di dalam akuarium terlihat lebih besar.

b. Konsep:

Pembiasan cahaya (refraksi) adalah pembelokan atau

perubahan arah rambat cahaya ketika memasuki dua medium yang

berbeda.

Hukum pembiasan cahaya:

1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu

bidang datar.

2. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju

medium yang lebih rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis

normal. Jika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju

medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis

normal.

Page 104: Science Technology and Society

90

90

Gambar 3. (Krisno, 2008: 294)

Indeks Bias dari Beberapa Medium

Tabel 1. Indeks bias dari beberapa medium

Sumber: Karim (2008: 292)

Pemantulan sempurna adalah jika sinar datang dari medium lebih rapat ke

medium kurang rapat dengan sudut datangnya lebih besar daripada sudut

kritisnya, sinar tersebut tidak di biaskan tetapi di pantulkan. Syarat

terjadinya pemantulan sempurna:

a. Sinar datang dari medium rapat ke medium kurang rapat.

b. Sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis (ik).

Pada siang hari yang panas lapisan udara yang paling dengan dekat dengan

aspal atau pasir jauh lebih panas dari pada lapisan udara diatasnya. Hal itu

Page 105: Science Technology and Society

91

91

memungkinkan terjadinya pemantulan sempurna sehingga seolah-olah ada

bayang-bayang di atas aspal atau pasir.Peristiwa itu disebut fatamorgana.

Selain pada aspal dan pasir, pemantulan sempurna juga terjadi pada intan.

c. Prinsip:

Indeks Bias

Indeks bias adalah perbandingan antara cepat rambat cahaya dalam

ruang hampa udara dengan cepat rambat cahaya dalam zat tersebut.

Indeks bias diberi simbol (n). Secara matematis dituliskan:

𝑛 =𝑐

𝑣

Keterangan: n = indeks bias

𝑐 = cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa udara

(3×108 𝑚 𝑠⁄ )

v = cepat rambat cahaya di dalam medium (𝑚𝑠⁄ )

2. Alokasi Waktu

Beban Belajar Waktu Bentuk Kegiatan / Tugas

TM (Tatap Muka) 60 menit Diskusi dan Tanya Jawab

PT (Penugasan

Terstruktur)

20 menit Latihan Soal

KMTT (Kegiatan

Mandiri tidak

Tersteruktur)

3. Metode Pembelajaran

*Ceramah

*Diskusi Tanya Jawab

4. Kegiatan Pembelajaran

Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran:

No Kegiatan Waktu Karakter

Page 106: Science Technology and Society

92

92

A. PENDAHULUAN Prasyarat pengetahuan :

3. Mengapa pensil terlihat

patah di dalam air?

4. Mengapa cahaya lampu

senter terlihat membelok

didalam air?

Motivasi dan apersepsi :

Apakah yang dimaksud

dengan pembiasan

cahaya?

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

10 menit

Rasa Hormat dan

Perhatian (Respect)

B. KEGIATAN INTI a. Guru menginformasikan

kepada siswa tentang

materi pembiasan

cahaya.

b. Guru menjelaskan

materi pembiasan

cahaya.

c. Siswa mencatat apa

yang di jelaskan oleh

guru.

Eksplorasi :

1. Guru meminta siswa

memperhatikan simulasi

yang diberikan oleh guru.

20 menit

Disiplin(Discipline)

Page 107: Science Technology and Society

93

93

2. Guru meminta siswa

memberikan contoh yang

lain mengenai gejala fisika

yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari dan

siswa diminta memikirkan

gejala-gejala tersebut.

3. Guru memberikan

pertanyaan mengenai

masalah tersebut.

Tanggung Jawab

(Responsibility)

Elaborasi :

1. Siswa yang berperan

sebagai pembicara

membacakan dan

menjelaskan ringkasannya

selengkap mungkin, dengan

memasukkan konsep-

konsep pokok di dalam

ringkasan dan

menyelesaikan persoalan.

20 menit

Ketelitian

(Carefulness)

Konfirmasi :

1. Siswa sebagai pendengar

menyimak, mengoreksi, dan

menunjukkan konsep-

konsep pokok yang kurang

lengkap.

2. Siswa yang berperan

sebagai pembicara dan

Page 108: Science Technology and Society

94

94

pendengar terbantu

mengingat atau menghafal

konsep-konsep pokok

dengan menghubungkan

materi sebelumnya dengan

materi lainnya.

3. Kemudian siswa bertukar

peran, semula siswa sebagai

pembicara ditukar menjadi

pendengar dan sebaliknya.

20 menit

Ketelitian

(Carefulness)

Rasa Hormat dan

Perhatian (Respect)

C. PENUTUP 1. Guru membimbing siswa

membuat kesimpulan

pembelajaran.

2. Guru memberikan tes kecil

untuk mengetahui

pemahaman siswa.

3. Guru memberikan tugas

untuk membantu

meningkatkan pemahaman

siswa.

4. Guru memberikan informasi

tentang materi yang akan

dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.

10 menit

Rasa Hormat dan

Perhatian (Respect)

Tanggung Jawab

(Responsibility)

5. Penilaian

Tes tertulis

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

Page 109: Science Technology and Society

95

95

1. 7.Memahami konsep

dan penerapan

getaran, gelombang

dan optika dalam

produk teknologi

sehari-hari.

7.3 Menyelidiki

sifat-sifat

cahaya dan

hubungannya

dengan

berbagai

bentuk cermin

dan lensa

a. Menjelaskan pengertian

pembiasan.

b. Menjelaskan hukum

pembiasan/hukum snellius.

c. Menjelaskan arah perambatan

cahaya yang melewati dua

medium.

d. Menjelaskan pengertian indeks

bias.

e. Menetukan indeks bias suatu

medium

Kls/Smt Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

VIII/2 Tes Tertulis ESSAY (dapat dilihat pada lampiran).

Sumber belajar

Karim, S. 2008. Belajar IPA: Membuka Cakrwala Alam Sekitar 2 Untuk Kelas

VIII/SMP/MTs. Jakarta : PT. Setia Purna Inves

Krisno, Ag. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs . Jakarta : PT Mentari

Pustaka

Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Canduang, 26 Maret 2013

Kepala Sekolah Guru Fisika Guru Fisika

Drs. Novrizaldi Nofiar Ainul Huda

NIP.196211111988031006 NIP.1959111419820222001 NIM.12726/2009

Page 110: Science Technology and Society

96

96

LAMPIRAN SOAL

1. Sebutkanlah bunyi hukum pembiasan cahaya?

2. Jika cepat rambat cahaya diruang hampa 3×108 𝑚𝑠⁄ , indeks biasnya 2.

Berapakah cepat rambat cahaya di dalam zat optik tersebut?

Page 111: Science Technology and Society

97

97

Pernahkah kamu melakukan wisata ke

Maninjau? Di sepanjang perjalanan kelok 44

kamu akan melihat ada cermin yang diletakkan

sepanjang tikungan jalan? Cermin jenis apakah

itu? Mengapa cermin jenis itu yang digunakan?

Apa saja kegunaan lain dari cermin tersebut?

Untuk mengetahuinya mari lah kita pelajari

materi ini lebih lanjut.

Sumber : https://www.google.com

NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 1 CANDUANG

KELAS/SEMESTER : VIII/2

MATA PELAJARAN : IPA-FISIKA

Indikator:

Mendiskripsikan proses pembentukan

dan sifat-sifat bayangan pada cermin

datar , cermin cekung dan cermin

cembung.

Standar Kompetensi : Memahami konsep ada aplikasi getaran, gelombang

dan optik pada teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar :

Menyelidiki sifat-sifat cahaya

dan hubungannya dengan

berbagai bentuk cermin dan

lensa.

1. PENDAHULUAN

Lampiran 4. Handout IPA-Fisika

Page 112: Science Technology and Society

98

98

Bagaimanakah sifat cermin cekung dan cembung?

Untuk mengetahuinya kamu perlu melakukan percobaan mengenai jalannya sinar

istimewa untuk pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung

Cermin Cekung

Semua sinar yang datang sejajar sumbu utama (O) akan dipantulkan kembali melalui

titik fokus.

Jadi, sinar pantul akan berkumpul/berpotongan di satu titik yaitu titik fokus.

Dari gambar diatas sobat bisa melaihat sinar pantul berpotongan pada satu titik

(fokus)

2. PEMBENTUKAN KONSEP

Page 113: Science Technology and Society

99

99

Cermin Cembung

Semua sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah olah melalui

titik fokus.

Bisa dilihat pada gambar. Kalau sinarnya datang sejajar sumbu utama, maka senar

pantulnya menyebar

Penggunaan cermin cekung

1. Mikroskop dilengkapi dengan cermin cekung yang berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya pada objek preparat yang akan diamati. Untuk

mengatur panjang mikroskop agar diperoleh bayangan dengan jelas digunakan

makrometer dan mikrometer.

Penggunaan cermin cembung

1. Spion motor menggunakan cermin cembung agar tidak terjadi kecelakaan

2. Tikungan tajam menggunakan cermin cembung agar dapat melihat motor lain

di depannya

3. APLIKASI KONSEP

Page 114: Science Technology and Society

100

100

Cermin adalah benda padat yang salah satu sisinya halus dan mengilap.

Menurut bentuknya cermin dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

a. Cermin Datar

Ketika kamu akan berangkat ke sekolah, setelah mandi kamu akan mencari

cermin untuk merapikan penampilanmu sehingga menambah percaya diri. Cermin

tersebut adalah cermin datar. Cermin datar adalah cermin yang permukaannya sangat

halus dan memiliki permukaan yang datar pada bagian pemantulannya. Ketika kamu

bercermin dengan cermin datar, bayangan wajahmu ada di belakang cermin tersebut

berhadap-hadapan denganmu seakan kembaran yang persis sama.

Gambar 5. Bayangan pada cermin datar (Karim,2008: 281)

Ukuran cermin datar untuk dapat melihat bayangan seluruh anggota badan

adalah setengah dari tinggi badan, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

ℎ𝑐=1

2ℎ𝑜

Keterangan: ℎ𝑐= tinggi cermin

4. PEMANTAPAN KONSEP

Page 115: Science Technology and Society

101

101

ℎ𝑜= tinggi benda

Jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar yang

berpotongan dengan sudut tertentu(α) dapat di rumuskan sebagai berikut:

n= 360°

∝− 1

Keterangan:

n= jumlah bayangan

∝= sudut antara dua buah cermin

Contoh Soal:

1. Berapakah jumlah bayangan yang dihasilkan oleh dua cermin datar jika kedua

cermin membentuk sudut 60°?

Dik: ∝=60°

Dit: n=….?

Jawab:

n= 360°

60°− 1

n= 6-1

n= 5

Jadi banyak bayangan ada 5 buah.

2. Cermin Cekung

Page 116: Science Technology and Society

102

102

Cermin cekung adalah cermin yang bagian mengkilapnya terletak didalam

lengkungan. Perbedaan antara cermin cekung dengan cermin cembung

adalah pada cermin cekung bagian yang mengkilapnya terletak di dalam

lengkungan sedangkan pada cermin cembung bagian mengkilapnya terletak

diluar lengkungan. Cermin cembung bersifat konvergen (mengumpulkan

cahaya).

Tiga sinar istimewa pada cermin cekung:

a. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantul melalui titik

fokus.

Gambar 1. Sinar istimewa I pada cermin cekung (Karim,2008: 284)

b. Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu

utama.

Gambar 2. Sinar istimewa II pada cermin cekung (Karim,2008: 284)

c. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan

dipantulkan seolah-olah dari titik itu juga.

Page 117: Science Technology and Society

103

103

Gambar 3. Sinar istimewa III pada cermin cekung (Karim,2008: 284)

Prinsip

Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan

menghasilkan jarak fokus f. hubungan tersebut secara matematis dapat

ditulis:

1

𝑓 =

1

𝑠+

1

𝑠′

Dengan : f = jarak fokus (m)

s = jarak benda (m)

s' = jarak bayangan (m)

Jarak fokus sama dengan

Perbesaran merupakan perbandingan jarak bayangan terhadap cermin

dengan jarak benda terhadap cermin atau perbandingan tinggi bayangan

terhadap tinggi benda. Perbesaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

M= 𝑠′

𝑠 =

ℎ′

Keterangan: M = Pembesaran

h= tinggi benda

ℎ′= tinggi bayangan

f= 1

2 R

Page 118: Science Technology and Society

104

104

2. Cermin Cembung

Cermin cembung adalah cermin yang bagian mengkilapnya

terletak diluar lengkungan. Perbedaan antara cermin cekung dengan

cermin cembung adalah pada cermin cekung bagian yang

mengkilapnya terletak di dalam lengkungan

sedangkan pada cermin cembung bagian mengkilapnya terletak

diluar lengkungan. Cermin cembung bersifat divergen

(menyebarkan cahaya). Tiga sinar istimewa pada cermin cembung:

a.Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan

seolah-olah dari titik fokus.

Gambar 1. Sinar istimewa I pada cermin cembung

(Karim,2008: 287)

b.Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar

sumbu utama.

Gambar 2. Sinar istimewa II pada cermin cembung

(Karim,2008: 287)

Page 119: Science Technology and Society

105

105

c. Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan

dipantulkan seolah-olah dari titik itu juga.

Gambar 3. Sinar istimewa III pada cermin cembung

(Karim,2008: 288)

Prinsip:

Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan

menghasilkan jarak fokus f. hubungan tersebut secara matematis dapat

ditulis:

1

𝑓=

1

𝑠+

1

𝑠′ f= negatif (-)

Dengan : f = jarak fokus (m)

s = jarak benda (m)

s' = jarak bayangan (m)

Harga f selalu negatif karena dimanapun benda diletakkan

bayangan selalu terletak dibelakang cermin.

Jarak fokus sama dengan

𝑓 =1

2𝑅

Page 120: Science Technology and Society

106

106

Perbesaran merupakan perbandingan jarak bayangan terhadap cermin

dengan jarak benda terhadap cermin atau perbandingan tinggi bayangan

terhadap tinggi benda.

Perbesaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

M= 𝑠′

𝑠 =

ℎ′

Keterangan: M = Pembesaran

h= tinggi benda

ℎ′= tinggi bayangan

1. Dua cermin datar jika kedua cermin membentuk sudut 120°. Berapakah

jumlah bayangan yang dihasilkan ?

2. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut:

1. EVALUASI

1.

2.

3.

Page 121: Science Technology and Society

107

107

3. Lukislah gambar pembentukan bayangan pada cermin cekung jika benda

terletak antara fokus dan pusat kelengkungan cermin

4. Berdasarkan soal nomor 3 tentukan sifat bayangan yang terbentuk pada

cermin

5. Gambarlah sinar istimewa pada cermin cembung dan tentukan sifat bayangan

yang terbentuk!

Page 122: Science Technology and Society

108

108

KISI-KISI SOAL UJI COBA

Sekolah : SMP N 1 Canduang

Pelajaran : IPA Fisika

Materi Pelajaran : Cahaya dan Alat Optik

Kelas / Semester : VIII / 2

Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-

hari

Kompetensi

Dasar

Tujuan Pembelajaran Indikator Soal Tingkat Ranah

Kognitif

Pertanyaan

C1 C2 C3 C4 Nomor Kunci

Menyelidiki

sifat-sifat

cahaya dan

hubungannya

dengan berbagai

bentuk cermin

dan lensa

Menunjukan sifat-sifat

perambatan cahaya

Siswa dapat menyebutkan

pengertian cahaya

Siswa dapat mengidentifikasi sifat-

sifat cahaya

1

2

C

B

Menjelaskan hukum

pemantulan yang

diperoleh melalui

percobaan

Siswa dapat membandingkan

gambar pemantulan teratur dan

pemantulan baur

Siswa dapat mengidentifikasikan

hukum pemantulan

Siswa dapat menghitung besar

sudut pantul pada gambar

pemantulan teratur

3

4

5

A

B

D

Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Uji Coba

Page 123: Science Technology and Society

109

109

Menjelaskan hukum

pembiasan yang

diperoleh berdasarkan

percobaan

Siswa dapat membandingkan

gambar pembiasan pada dua

medium yang berbeda

Siswa dapat mengidentifikasi

hukum pembiasan

Siswa dapat menentukan kecepatan

cahaya pada medium lain.

6

7

8

B

A

D

Mendeskripsikan proses

pembentukan dan sifat-

sifat bayangan pada

cermin datar, cermin

cekung dan cermin

cembung.

Siswa dapat menentukan sifat

bayangan pada cermin datar

Siswa dapat menganalisis sifat

bayangan dari cermin cekung

Siswa dapat menentukan jarak

bayangan pada cermin cekung

Siswa dapat menentukan

perbesaran bayangan pada cermin

cekung

Siswa dapat menentukan tinggi

bayangan pada cermin cekung

Siswa dapat menganalisis sifat

bayangan dari cermin cembung

Siswa dapat menentukan jarak

bayangan pada cermin cembung

Siswa dapat menentukan

perbesaran bayangan pada cermin

cembung

9

10

11

12

13

14

15

16

17

B

D

D

C

A

A

C

A

B

Page 124: Science Technology and Society

110

110

Siswa dapat menentukan salah satu

sinar istimewa pada cermin

cembung

Mendeskripsikan proses

pembentukan dan sifat-

sifat bayangan pada lensa

cekung dan lensa

cembung

Siswa dapat menganalisis sifat

bayangan dari lensa cekung

Siswa dapat menentukan jarak

bayangan pada lensa cekung

Siswa dapat menentukan nilai fokus

pada lensa cekung

Siswa dapat menentukan

pengaplikasian dari lensa cekung

Siswa dapat menganalisis sifat

bayangan dari lensa cembung

Siswa dapat menentukan jarak

bayangan pada lensa cembung

Siswa dapat menentukan tinggi

bayangan pada lensa cembung

Siswa dapat menentukan sifat

bayangan jika benda diletakkan

pada ruang lensa cembung

20

19

18

21

22

23

24

25

B

A

B

C

A

C

D

D

mata sebagai alat optik

Siswa dapat menyebutkan sifat

bayangan yang terbentuk pada mata

Siswa dapat menganalisis bagian-

bagian mata

Siswa dapat menentukan fungsi

26

27

28

B

A

B

Page 125: Science Technology and Society

111

111

salah satu bagian mata

Siswa dapat menentukan bagian

mata yang memiliki fungsi sama

dengan kamera

29

C

Menggambarkan

pembentukan bayangan

benda pada retina

Siswa dapat bagian mata yang

berfungsi menangkap bayangan

pada mata

Siswa dapat menentukan gambar

pembentukan bayangan pada mata

30

31

D

A

Menjelaskan beberapa

cacat mata dan

penggunaan kaca mata

Siswa dapat mengaitkan cacat mata

dengan kacamata yang digunakan

Siswa dapat menghitung kekuatan

lensa pada kacamata

32

33

C

B

Menyelidiki ciri-ciri

kamera sebagai alat optik

Siswa dapat menentukan bagian

kamera yang berfungsi sama

dengan mata

Siswa dapat menentukan bayangan

yang ditangkap pada kamera

34

35

D

D

Menjelaskan konsep lup

sebagai alat optik

Siswa dapat menjelaskan letak

benda agar menghasilkan gambar

yang jelas pada lup

Siswa dapat menghitung kuat lensa

pada lup

36

37

A

D

Menjelaskan cara kerja

beberapa produk

Siswa dapat mengidentifikasi

produk teknologi yang termasuk

38

A

Page 126: Science Technology and Society

112

112

teknologi yang relevan,

seperti : mikroskop,

berbagai jenis teropong,

periskop dan sebagainya

alat optik

Siswa dapat menentukan sifat

bayangan yang dibentuk oleh

mikroskop

Siswa dapat menentukan fungsi

mikroskop

39

40

A

B

Page 127: Science Technology and Society

113

113

ULANGAN HARIAN FISIKA

CAHAYA DAN ALAT OPTIK

NAMA :

HARI/TANGGAL :

1. Diantara penyataan berikut merupakan pengertian yang benar dari cahaya adalah

a. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang tidak dapat merambat

melalui ruang hampa

b. Cahaya merupakan gelombang mekanik yang tidak dapat merambat melalui

ruang hampa

c. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat

melalui ruang hampa

d. Cahaya merupakan gelombang mekanik yang tidak dapat merambat melalui

ruang hampa

2. Berikut ini yang tidak termasuk sifat cahaya adalah

a. Dapat dipantulkan

b. Tidak dapat dibiaskan

c. Merambat lurus

d. Dapat diuraikan

3. Berikut ini yang merupakan pemantulan teratur adalah

a.

b.

c.

d.

4. Perhatikan pernyataan berikut!

1) Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang

datar

2) Sudut datang sama dengan sudut pantul.

3) Sinar datang dari medium rapat ke renggang dibiaskan menjauhi gari

normal

Pernyataan di atas yang merupakan bunyi hukum pemantulan yang benar adalah

a. 1 dan 3 b. 1 dan 2 c. 2 dan 3 d. 3

Lampiran 6. Soal Uji Coba

Page 128: Science Technology and Society

114

114

5. Tentukan besarnya sudut pantul yang terkadi jika diketahui besar sudut antara

sinar datang dan garis normal adalah 60°

a. 40° b. 50° c. 60° d. 30°

6. Dari gambar di bawah ini pola pembiasan yang benar adalah

a.

b.

c.

d.

7. Diantara pernyataan berikut yang tidak termasuk bunyi hukum pembiasan adalah

a. Sinar datang, sinar pantul, garis normanl terletak pada satu bidang datar

b. Sinar datang dari medium rapat ke renggang dibiaskan menjauhi garis

normal

c. Sinar datang dari medium renggang ke rapat dibiaskan mendekati garis

normal

d. Sinar datang, sinar bias garis normal terletak pada satu bidang datar

8. Jika indeks bias cahaya di air pada suhu 20° adalah 1,33 tentukan besarnya

kecepatan cahaya pada air, jika kecepatan cahaya di udara 3𝑥108 𝑚 𝑠⁄

a. 5,05𝑥108 𝑚 𝑠⁄

b. 2,05𝑥108 𝑚𝑠⁄

c. 2,55𝑥108 𝑚𝑠⁄

d. 2,26𝑥108 𝑚 𝑠⁄

9. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1) Maya dan sama besar dengan benda

2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin

3) Tegak dan berlawanan arah terhadap benda

4) Nyata dan sama besar dengan benda

Pernyataan di atas yang merupakan sifat bayangan pada cermin datar ditunjukan

oleh nomor

Page 129: Science Technology and Society

115

115

a. 2), 3) dan 4)

b. 1), 2) dan 3)

c. 1), 3) dan 4)

d. 1), 2) dan 4)

10. Sebuah lilin berada di belakang jari-jari kelengkungan. Sifat bayangan yang

dihasilkan cermin

a. nyata, terbalik, diperbesar

b. nyata, terbalik, diperkecil

c. nyata, tegak, diperkecil

d. maya, terbalik, diperkecil

Pernyataan berikut untuk soal no 11-13

Sebuah benda diletakan didepan cermin cekung yang mempunyai jarak fokus 15

cm. Sebuah benda berada 20 cm dari cermin

11. Berapakah jarak bayangan dari cermin

a. 30 cm b. 40 cm c. 50 cm d. 60 cm

12. Berapakah perbesaran dari bayangan yang terjadi.

a. 1 kali lebih besar

b. 2 kali lebih besar

c. 3 kali lebih besar

d. 4 kali lebih besar

13. Berapakah tinggi bayangan jika tinggi benda adalah 5 cm

a. 15 cm b. 10 cm c. 5 cm d. 1 cm

14. Cermin cembung selalu menghasilkan sifat bayangan

a. Nyata, tegak, diperkecil

b. Nyata, terbalik, diperkecil

c. maya, terbalik, diperkecil

d. Nyata, terbalik, diperbesar

15. Sebuah benda diletakan 20 cm di depan cermin cembung yang berjari-jari

kelengkungan 10 cm. Bila tinggi benda 5 cm, berapakah jarak bayangan dari

cermin

a. 2 cm b. 3 cm c. 4 cm d. 5 cm

16. Berdasarkan pernyataan pada soal no 14, berapakah perbesaran dari bayangan

yang terjadi.

a. 0.2 kali lebih besar

b. 0.3 kali lebih besar

c. 0.4 kali lebih besar

d. 0.5 kali lebih besar

Page 130: Science Technology and Society

116

116

17. Pada cermin cembung, sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan

a. Melalui fokus

b. Seolah-olah berasal dari fokus

c. Melalui jari-jari kelengkungan

d. Seolah-olah berasal dari jari-jari kelengkungan

18. Sebuah benda diletakkan pada jarak 5 cm di depan lensa cekung menghasilkan

bayangan pada jarak 20 cm, tentukan jarak fokus pada lensa

a. 5 cm b. 4 cm c. 3 cm d. 2 cm

19. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm di depan sebuah lensa cekung yang

memiliki jarak fokus 10 cm. Bayangan yang akan terbentuk terletak pada

a. 6 cm di belakang lensa

b. 6 cm di depan lensa

c. 12 cm di depan lensa

d. 12 cm di belakang lensa

20. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung bersifat

a. Maya, terbalik, diperkecil

b. Maya, tegak, diperkecil

c. Nyata, tegak, diperbesar

d. Nyata, terbalik diperbesar

21. Lensa cembung sering dapat digunakan pada alat optik berikut, kecuali

a. Kamera

b. Lup

c. Prisma

d. Mikroskop

22. Sebuah benda berada 15 cm di depan lensa cembung, jika jarak focus lensa 5 cm.

Maka bayangan yang terbentuk bersifat

a. Nyata, lebih kecil dan terbalik c. Nyata, sama besar dan terbalik

b. Maya, lebih besar dan teghak d. Nyata, lebih besar dan terbalik

23. Sebuah lensa cembung mempunyai fokus 8 cm. Bila sebuah benda diletakan 6

cm di depan lensa maka pembesaran benda adalah

a. 2 kali

b. 3 kali

c. 4 kali

d. 5 kali

24. Suatu benda setinggi 4 cm berada pada jarak 3 cm di depan lensa cembung

dengan fokus 6 cm akan memiliki tinggi bayangan ....

a. 1 cm b. 2 cm c. 4 cm d. 8 cm

Page 131: Science Technology and Society

117

117

25.

NO Posisi benda Sifat bayangan

1 Antara F dan O Maya terbalik

2 Antara F dan P Sejati, terbalik

3 Lebih besar dari P Sejati terbalik

4 Pada titik fokus Maya, tegak

Bayangan yang dihasilkan oleh lensa cembung pada pernyataan tersebut yang

sesuai adalah

a. 1,2 dan 3

b. 1 dan 3

c. 2 dan 4

d. 2 dan 3

26. Mata dapat melihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan ....

a. sejati, tegak di retina

b. sejati, terbalik di retina

c. maya, tegak di retina

d. maya, terbalik di retina

27. Bagian mata yang ditunjuk oleh nomor 4 berfungsi sebagai

a. Memberikan warna pada mata

b. Mengatur letak bayangan

c. Tempat masuk cahaya

d. Mengatur besar kecilnya lensa

28. Bagian mata yang berfungsi sebagai penerus ransangan dari retina ke otak adalah

a. Retina

b. Syaraf optik

c. Pupil

d. Iris

29. Film pada kamera dan retina pada mata memiliki fungsi sama yaitu

a. Menerima dan meneruskan cahaya

b. Menyangga lensa kristalin

c. Tempat jatuhnya bayangan

d. Membatasi jumlah cahaya yang masuk

30. Salah satu bagian mata yang berfungsi sebagai tempat jatuhnya bayangan adalah

a. Lensa b. Iris c. Pupil d. Retina

31. Pada cacat mata hipermetropi pembentukan bayangan jatuh

a. Pada retina

b. Di depan retina

c. Dibelakang retina

d. Dekat bintik kuning

Page 132: Science Technology and Society

118

118

32. Perhatikan gambar

jalannya sinar datang

menuju lensa mata

berikut

Sinar - sinar bias berpotongan seperti pada gambar. Oleh karena itu dapat

dipastikan....

Cacat mata yang diderita Jenis kaca mata yang dapat mengatasi

A. Miopi Berlensa cekung

B. Miopi Berlensa cembung

C. Hipermetropi Berlensa cembung

D. Hipermetropi Berlensa cekung

33. Seorang kakek yang memiliki kacamata 3 dioptri memeriksakan matanya dan

ternyata disarankan agar kakek tersebut mengganti kacamatanya menjadi 3,5

dioptri. Pergeseran titik dekat yang dialami oleh mata kakek tersebut adalah ….

a. 0,25 m b. 0,5 m c. 0,75 m d. 1 m

34. Kamera dan mata merupakan jenis alat optik yang memiliki jenis yang sama

yaitu

a. Cekung

b. Datar

c. Bulat

d. Cembung

35. Bayangan yang ditangkap pada film kamera adalah

a. maya, tegak, diperkecil

b. nyata, tegak, diperkecil

c. nyata, terbalik, diperkecil

d. maya, terbalik, diperkecil

36. Ketika menggunakan lup, bayangan akan dapat dilihat dengan jelas jika benda

diletakkan pada jarak

a. Antara O dan F

b. Titik F

c. Antara F dan P

d. Dibelakang P

37. Sebuah benda dilihat dengan lup yang memiliki kekuatan 2 Dioptri. Jarak

fokus lensa lup tersebut adalah….

a. 20 cm b. 30

cm

c. 40

cm

d. 50 cm

Page 133: Science Technology and Society

119

119

38. Andi ingin mengobserfasi bintang di langit, alat optik yang Andi gunakan adalah

a. teleskop

b. mikroskop

c. periskop

d. stetoskop

39. Sifat bayangan yang diebntuk oleh mikrosop adalah

a. Nyata terbalik diperbesar

b. Nyata terbalik diperkecil

c. Nyata tegak diperbesar

d. Nyata tegak diperkecil

40. Alat-alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil (mikro) seperti

bakteri, penampang sel, dan sejenisnya adalah ...

a. teleskop

b. mikroskop

c. periskop

d. stetoskop

Page 134: Science Technology and Society

118

118

HASIL ANALISI UJI COBA SOAL

NO SOAL

P atas

P bawah P karakteristik

daya beda karakteristik keterangan

1 1 0,63 0,89 mudah 0,37 cukup pakai

2 1 0,5 0,82 mudah 0,5 baik pakai

3 0,88 0,88 0,93 mudah 0 jelek buang

4 0,88 0,25 0,57 sedang 0,63 baik pakai

5 0,63 0,13 0,21 sukar 0,5 baik revisi

6 1 0,75 0,75 mudah 0,25 cukup buang

7 0,63 0,13 0,39 sedang 0,5 baik pakai

8 0,5 0 0,29 sukar 0,5 baik pakai

9 0,75 0 0,29 sukar 0,75 baik sekali pakai

10 0,5 0,13 0,29 sukar 0,37 cukup pakai

11 0,75 0,38 0,5 sedang 0,37 cukup revisi

12 0,63 0 0,36 sedang 0,63 baik pakai

13 0,63 0 0,21 sukar 0,63 baik pakai

14 0,25 0,38 0,32 sedang -0,13 tidak baik revisi

15 0,63 0,63 0,5 sedang 0 jelek revisi

16 0,38 0,38 0,43 sedang 0 jelek buang

17 1 0,25 0,5 sedang 0,75 baik sekali pakai

18 0,88 0,75 0,79 mudah 0,13 jelek revisi

19 0,25 0,13 0,14 sukar 0,12 jelek buang

20 0,5 0,13 0,32 sedang 0,37 cukup pakai

21 0,88 0,88 0,71 mudah 0 jelek buang

22 0,5 0,5 0,46 sedang 0 jelek revisi

23 0,38 0,13 0,18 sukar 0,25 cukup pakai

24 0,63 0,38 0,36 sedang 0,25 cukup revisi

25 0,13 0 0,21 sukar 0,13 jelek buang

26 0,38 0,38 0,36 sedang 0 jelek revisi

27 0,13 0 0,04 sukar 0,13 jelek buang

28 0,38 0,75 0,54 sedang -0,37 tidak baik buang

Lampiran 7 Analisis Uji Coba Soal

Page 135: Science Technology and Society

119

119

29 0,13 0,13 0,32 sedang 0 jelek revisi

30 0,63 0,25 0,5 sedang 0,38 cukup revisi

31 0,75 0,25 0,57 sedang 0,5 baik pakai

32 0,88 0,38 0,39 sedang 0,5 baik pakai

33 0,75 0,63 0,68 sedang 0,12 jelek revisi

34 0,38 0,75 0,79 mudah -0,37 tidak baik buang

35 0,5 0,25 0,29 sukar 0,25 cukup revisi

36 0,75 0,38 0,39 sedang 0,37 cukup revisi

37 0,5 0,13 0,18 sukar 0,37 cukup pakai

38 0,5 0,75 0,82 mudah -0,25 tidak baik buang

39 0,25 0 0,11 sukar 0,25 cukup pakai

40 0,75 1 1 mudah -0,25 tidak baik revisi

Reliabilitas Soal Uji Coba

No Skor Nilai(X) X2

1 29 72,5 5256,25

2 26 65 4225

3 17 42,5 1806,25

4 18 45 2025

5 31 77,5 6006,25

6 19 47,5 2256,25

7 22 55 3025

8 18 45 2025

9 20 50 2500

10 15 37,5 1406,25

11 15 37,5 1406,25

12 22 55 3025

13 16 40 1600

14 18 45 2025

15 14 35 1225

16 12 30 900

17 17 42,5 1806,25

18 15 37,5 1406,25

19 18 45 2025

𝑀 =∑ 𝑋

𝑁=

525

28= 18,75

𝑆 2 =𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2

𝑁(𝑁 − 1)

=(28 𝑥 10355 )− 275625

28 𝑥 27

=(28 𝑥 64718 ,75 )− 275625

28 𝑥 27

= 18,9

𝑟11 = (𝑛

𝑛 − 1) (1 −

𝑀(𝑛 − 𝑀)

𝑛𝑆 2)

= (40

40 − 1) (1 −

18,75(40 − 18,75)

40 ∗ 18,9)

= 0,48

Hasil Reliabilitas soal sedang

Page 136: Science Technology and Society

120

120

20 18 45 2025

21 18 45 2025

22 21 52,5 2756,25

23 21 52,5 2756,25

24 16 40 1600

25 18 45 2025

26 21 52,5 2756,25

27 14 35 1225

28 16 40 1600

∑ 𝑋 525 1312,5 64718,75

Page 137: Science Technology and Society

118

118

KISI-KISI SOAL TES AKHIR

Sekolah : SMP N 1 Canduang

Pelajaran : IPA Fisika

Materi Pelajaran : Cahaya dan Alat Optik

Kelas / Semester : VIII / 2

Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-

hari

Kompetensi

Dasar

Tujuan Pembelajaran Indikator Soal Tingkat Ranah

Kognitif

Pertanyaan

C1 C2 C3 C4 Nomor Kunci

Menyelidiki

sifat-sifat

cahaya dan

hubungannya

dengan

berbagai

bentuk

cermin dan

lensa

Menunjukan sifat-sifat

perambatan cahaya

Siswa dapat menyebutkan pengertian

cahaya

Siswa dapat mengidentifikasi sifat-

sifat cahaya

1

2

C

B

Menjelaskan hukum

pemantulan yang

diperoleh melalui

percobaan

Siswa dapat mengidentifikasikan

hukum pemantulan

Siswa dapat menghitung besar sudut

pantul pada gambar pemantulan

teratur

3

4

B

D

Menjelaskan hukum Siswa dapat mengidentifikasi hukum √ 5 A

Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Tes Akhir

Page 138: Science Technology and Society

119

119

pembiasan yang

diperoleh berdasarkan

percobaan

pembiasan

Siswa dapat menentukan kecepatan

cahaya pada medium lain.

6

D

Mendeskripsikan proses

pembentukan dan sifat-

sifat bayangan pada

cermin datar, cermin

cekung dan cermin

cembung.

Siswa dapat menentukan sifat

bayangan pada cermin datar

Siswa dapat menganalisis sifat

bayangan dari cermin cekung

Siswa dapat menentukan jarak

bayangan pada cermin cekung

Siswa dapat menentukan perbesaran

bayangan pada cermin cekung

Siswa dapat menentukan tinggi

bayangan pada cermin cekung

Siswa dapat menganalisis sifat

bayangan dari cermin cembung

Siswa dapat menentukan jarak

bayangan pada cermin cembung

Siswa dapat menentukan salah satu

sinar istimewa pada cermin cembung

7

8

9

10

11

12

13

14

B

D

D

C

A

A

C

B

Mendeskripsikan proses

pembentukan dan sifat-

sifat bayangan pada lensa

cekung dan lensa

Siswa dapat menentukan nilai fokus

pada lensa cekung

Siswa dapat menganalisis sifat

bayangan dari lensa cembung

15

16

B

A

Page 139: Science Technology and Society

120

120

cembung Siswa dapat menentukan jarak

bayangan pada lensa cembung

Siswa dapat menentukan tinggi

bayangan pada lensa cembung

17

18

C

D

mata sebagai alat optik

Siswa dapat menyebutkan sifat

bayangan yang terbentuk pada mata

Siswa dapat menganalisis bagian-

bagian mata

Siswa dapat menentukan fungsi salah

satu bagian mata

Siswa dapat menentukan bagian

mata yang memiliki fungsi sama

dengan kamera

19

20

21

22

B

A

B

C

Menggambarkan

pembentukan bayangan

benda pada retina

Siswa dapat menentukan gambar

pembentukan bayangan pada mata

23

A

Menjelaskan beberapa

cacat mata dan

penggunaan kaca mata

Siswa dapat mengaitkan cacat mata

dengan kacamata yang digunakan

Siswa dapat menghitung kekuatan

lensa pada kacamata

24

25

C

B

Menyelidiki ciri-ciri

kamera sebagai alat optik

Siswa dapat menentukan bayangan

yang ditangkap pada kamera

26

D

Menjelaskan konsep lup Siswa dapat menghitung kuat lensa √ 27 D

Page 140: Science Technology and Society

121

121

sebagai alat optik

pada lup

Siswa dapat menjelaskan letak

bayangan agar menghasilkan gambar

bayangan yang jelas pada lup

28

A

Menjelaskan cara kerja

beberapa produk

teknologi yang relevan,

seperti : mikroskop,

berbagai jenis teropong,

periskop dan sebagainya

Siswa dapat menentukan sifat

bayangan yang dibentuk oleh

mikroskop

Siswa dapat menentukan fungsi

mikroskop

29

30

A

B

Page 141: Science Technology and Society

118

118

ULANGAN HARIAN FISIKA

CAHAYA DAN ALAT OPTIK

NAMA :

KELAS :

1. Diantara penyataan berikut merupakan pengertian yang benar dari cahaya adalah

e. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang tidak dapat merambat

melalui ruang hampa

f. Cahaya merupakan gelombang mekanik yang tidak dapat merambat melalui

ruang hampa

g. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat

melalui ruang hampa

h. Cahaya merupakan gelombang mekanik yang tidak dapat merambat melalui

ruang hampa

2. Berikut ini yang tidak termasuk sifat cahaya adalah

e. Dapat dipantulkan

f. Tidak dapat dibiaskan

g. Merambat lurus

h. Dapat diuraikan

3. Perhatikan pernyataan berikut!

4) Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang

datar

5) Sudut datang sama dengan sudut pantul.

6) Sinar datang dari medium rapat ke renggang dibiaskan menjauhi gari

normal

Pernyataan di atas yang merupakan bunyi hukum pemantulan yang benar adalah

e. 1 dan 3

f. 1 dan 2

g. 2 dan 3

h. 3

4. Tentukan besarnya sudut pantul yang terjadi jika diketahui besar sudut antara

sinar datang dan garis normal adalah 60°

e. 40°

f. 50°

g. 60°

h. 30°

Lampiran 9. Soal Tes Akhir

Page 142: Science Technology and Society

119

119

5. Perhatikan pernyataan berikut

1. Sinar datang, sinar pantul, garis normal terletak pada satu bidang datar

2. Sinar datang dari medium rapat ke renggang dibiaskan menjauhi garis normal

3. Sinar datang dari medium renggang ke rapat dibiaskan mendekati garis

normal

4. Sinar datang, sinar bias garis normal terletak pada satu bidang datar

Pernyataan berikut yang merupakan bunyi hukum pembiasan adalah

a. 1,2 dan 3

b. 2,3 dan 4

c. 1,2 dan 4

d. 1,3 dan 4

6. Jika indeks bias cahaya di air adalah 1,33 tentukan besarnya kecepatan cahaya

pada air, jika kecepatan cahaya di udara 3𝑥108 𝑚 𝑠⁄

a. 5,05𝑥108 𝑚 𝑠⁄

b. 2,05𝑥108 𝑚𝑠⁄

c. 2,55𝑥108 𝑚𝑠⁄

d. 2,26𝑥108 𝑚 𝑠⁄

7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1) Maya dan sama besar dengan benda

2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin

3) Tegak dan berlawanan arah terhadap benda

4) Nyata dan sama besar dengan benda

Pernyataan di atas yang merupakan sifat bayangan pada cermin datar ditunjukan

oleh nomor

a. 2), 3) dan 4)

b. 1), 2) dan 3)

c. 1), 3) dan 4)

d. 1), 2) dan 4)

8. Sebuah lilin berada di belakang jari-jari kelengkungan. Sifat bayangan yang

dihasilkan cermin adalah

a. nyata, terbalik, diperbesar

b. nyata, terbalik, diperkecil

c. nyata, tegak, diperkecil

d. maya, terbalik, diperkecil

Pernyataan berikut untuk soal no 9 dan 10

Sebuah benda diletakan di depan cermin cekung yang mempunyai jarak fokus 15

cm. Sebuah benda berada 20 cm dari cermin

Page 143: Science Technology and Society

120

120

9. Berapakah jarak bayangan dari cermin

a. 30 cm

b. 40 cm

c. 50 cm

d. 60 cm

10. Berapakah perbesaran dari bayangan yang terjadi.

a. 1 kali lebih besar

b. 2 kali lebih besar

c. 3 kali lebih besar

d. 4 kali lebih besar

11. Berapakah tinggi bayangan yang terbentuk jika tinggi benda adalah 5 cm dan

perbesarannya 3 kali

a. 15 cm

b. 10 cm

c. 5 cm

d. 1 cm

12. Cermin cembung selalu menghasilkan sifat bayangan

a. Maya, tegak, diperkecil

b. Nyata, terbalik, diperkecil

c. Maya, terbalik, diperkecil

d. Nyata, terbalik, diperbesar

13. Sebuah benda diletakan 20 cm di depan cermin cembung dengan jarak fokus 5

cm. Bila tinggi benda 5 cm, berapakah jarak bayangan dari cermin

a. 2 cm

b. 3 cm

c. 4 cm

d. 5 cm

14. Pada cermin cembung, sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan

a. Melalui fokus

b. Seolah-olah berasal dari fokus

c. Melalui jari-jari kelengkungan

d. Seolah-olah berasal dari jari-jari kelengkungan

15. Sebuah benda dengan fokus 4 cm di depan lensa cekung menghasilkan bayangan

pada jarak 20 cm, tentukan jarak benda

a. 5 cm

b. 4 cm

c. 3 cm

d. 2 cm

16. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung bersifat

a. Maya, terbalik, diperkecil

b. Maya, tegak, diperkecil

c. Nyata, tegak, diperbesar

d. Nyata, terbalik diperbesar

Page 144: Science Technology and Society

121

121

17. Sebuah benda berada 15 cm di depan lensa cembung, jika jarak focus lensa 5 cm.

Maka bayangan yang terbentuk bersifat

a. Nyata, lebih kecil dan terbalik c. Nyata, sama besar dan terbalik

b. Maya, lebih besar dan teghak d. Nyata, lebih besar dan terbalik

18. Sebuah lensa cembung mempunyai fokus 8 cm. Bila sebuah benda diletakan 6

cm di depan lensa maka pembesaran benda adalah

a. 2 kali

b. 3 kali

c. 4 kali

d. 5 kali

19. Suatu benda setinggi 4 cm berada pada jarak 3 cm di depan lensa cembung

dengan fokus 6 cm akan memiliki tinggi bayangan ....

a. 1 cm

b. 2 cm

c. 4 cm

d. 8 cm

20. Sifat bayangan yang ditangkap oleh retina pada mata adalah ....

a. sejati, tegak di retina

b. sejati, terbalik di retina

c. maya, tegak di retina

d. maya, terbalik di retina

21. Film pada kamera berfungsi menangkap banyangan. Bagian mata yang memiliki

fungsi sama adalah

a. Pupil

b. Iris

c. Retina

d. Syaraf mata

22. Retina pada mata memiliki fungsi

a. Meneruskan ransangan

b. mengatur intensitas cahaya

c. tempat masuk cahaya

d. menangkap banyangan

23. Pada cacat mata hipermetropi pembentukan bayangan jatuh

a. Pada retina

b. Di depan retina

c. Dibelakang retina

d. Dekat bintik kuning

Page 145: Science Technology and Society

122

122

24. Perhatikan gambar jalannya sinar datang

menuju lensa mata berikut

Sinar - sinar bias berpotongan seperti pada gambar. Oleh karena itu dapat

dipastikan....

Cacat mata yang diderita Jenis kaca mata yang dapat mengatasi

A. Miopi Berlensa cekung

B. Miopi Berlensa cembung

C. Hipermetropi Berlensa cembung

D. Hipermetropi Berlensa cekung

25. Seorang kakek yang memiliki kacamata 2 dioptri. Pergeseran titik dekat yang

dialami oleh mata kakek tersebut adalah ….

a. 0,25 m

b. 0,5 m

c. 0,75 m

d. 1 m

26. Bayangan yang ditangkap pada film kamera adalah

e. maya, tegak, diperkecil

f. nyata, tegak, diperkecil

g. nyata, terbalik, diperkecil

h. maya, terbalik, diperkecil

27. Untuk menghasilkan bayangan yang jelas pada lup, benda diletakkan di

a. Antara O dan F

b. Titik F

c. Antara F dan P

d. Dibelakang P

28. Sebuah benda dilihat dengan lup yang memiliki kekuatan 2 Dioptri. Jarak

fokus lensa lup tersebut adalah….

a. 20 cm

b. 30 cm

c. 40 cm

d. 50 cm

29. Sifat bayangan yang diebntuk oleh mikrosop adalah

a. Nyata terbalik diperbesar

b. Nyata terbalik diperkecil

c. Nyata tegak diperbesar

d. Nyata tegak diperkecil

30. Alat optik yang digunakan untuk melihat laut bagian atas ketika kapal selam

berada di bawah permukaan laut adalah ...

a. teropong

b. mikroskop

c. periskop

d. stetoskop

Page 146: Science Technology and Society

128

128

Analisis Data Soal Tes Akhir

1. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

No. Xi f Fk f. Xi (Xi-𝑋)

(Xi-

𝑋)2

f. (Xi-

𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi)

|𝑭𝒁𝒊

− 𝑺𝒁𝒊|

1 43 1 1 43 -15,54 241,49 241,49 -1,44 0,0749 0,0455 0,0294

2 47 2 3 94 -11,54 133,17 266,34 -1,07 0,1423 0,1364 0,0059

3 50 2 5 100 -8,54 72,93 145,86 -0,79 0,2148 0,2273 0,0125

4 53 4 9 212 -5,54 30,69 122,77 -0,51 0,305 0,4091 0,1041

5 57 2 11 114 -1,54 2,37 4,74 -0,14 0,4443 0,5000 0,0557

6 60 5 16 300 1,46 2,13 10,66 0,14 0,5557 0,7273 0,1716

7 63 2 18 126 4,46 19,89 39,78 0,41 0,6591 0,8182 0,1591

8 67 2 20 134 8,46 71,57 143,14 0,78 0,7823 0,9091 0,1268

9 75 1 21 75 16,46 270,93 270,93 1,53 0,937 0,9545 0,0175

10 90 1 22 90 31,46 989,73 989,73 2,92 0,9982 1,0000 0,0018

1288 2235,46

𝑋 = ∑(𝑓 . 𝑋𝑖)

𝑛=

1288

22= 58,54

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1= √

2440,72

22 − 1= 10,78

𝑍𝑖 =𝑋 − 𝑋

𝑆

𝑆(𝑍𝑖) =𝐹𝑘

𝑛

Harga 𝐹𝑍𝑖 dilihat pada tabel Z

Dari tabel di atas didapati harga L0 = 0,1716

Lampiran 10. Analisis Data Soal Tes Akhir

Page 147: Science Technology and Society

129

129

Untuk N = 22 pada taraf nyata = 0,05 harga 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,190

Karena didapatkan harga L0 < Lt dimana 0,1716 < 0,190 dengan demikian

data pada sampel ini terdistribusi normal.

2. Uji Normalitas Kelas Kontrol

No. Xi f Fk f. Xi (Xi-𝑋)

(Xi-

𝑋)2

f. (Xi-

𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi)

|𝑭𝒁𝒊

− 𝑺𝒁𝒊|

1 43 2 2 86 -10,18 103,63 207,26 -1,28 0,1492 0,1053 0,0439

2 47 4 6 188 -6,18 38,19 152,77 -0,78 0,2946 0,3158 0,0212

3 53 3 9 159 -0,18 0,03 0,10 -0,02 0,5871 0,4737 0,1134

4 57 4 13 228 3,82 14,59 58,37 0,48 0,7642 0,6842 0,0800

5 60 1 14 60 6,82 46,51 46,51 0,86 0,8643 0,7368 0,1275

6 63 1 15 63 9,82 96,43 96,43 1,24 0,9306 0,7895 0,1411

7 67 1 16 67 13,82 190,99 190,99 1,74 0,9761 0,8421 0,1340

851 752,44

𝑋 = ∑(𝑓 . 𝑋𝑖)

𝑛=

851

16= 53,18

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1= √

752,44

16 − 1= 7,93

𝑍𝑖 =𝑋 − 𝑋

𝑆

𝑆(𝑍𝑖) =𝐹𝑘

𝑛

Harga 𝐹𝑍𝑖 dilihat pada tabel Z

Dari tabel di atas didapati harga L0 = 0,1411

Page 148: Science Technology and Society

130

130

Untuk N = 16 pada taraf nyata = 0,05 harga 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,213

Karena didapatkan harga L0 < Lt dimana 0,1411 < 0,213 dengan demikian

data pada sampel ini terdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas Tes Akhir Kelas Sampel

Kelas n X S S2

Eksperimen 22 58,54 10,78 116,21

Kontrol 16 51,26 7,93 50,16

Fhitung =varians terbesar (S2

2)

varians terkecil (S12)

Fhitung =116,21

50,16= 2,32

Fhitung = 2,32

dk pembilang = n pembilang – 1

= 22 – 1 = 21

dk penyebut = n penyebut – 1

= 16 – 1 = 15

Ftabel pada taraf nyata 0,05 dengan dk 21 : 15 adalah 2,33

Karena Fhitung < Ftabel dimana 2,32 < 2,33 maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok data memiliki varians yang homogen.

Page 149: Science Technology and Society

131

131

4. Uji kesamaan dua rata-rata

Kedua kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen,

maka untuk uji hipotesis digunakan rumus uji-t

𝑆 = √(n1 − 1)S1

2 + (n2 − 1)S22

n1 + n2 − 2S = √

(22 − 1)116,21 + (16 − 1)50,16

22 + 16 − 2

S = √85,46

S = 9,42

t =x1̅̅ ̅−x2̅̅ ̅

S√1

n1+

1

n2

t =58,54−51,26

9,24√1

22+

1

16

t = 2 ,352

Pada taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan dk = 39 dari tabel terdistribusi t diperoleh

𝑡(0,975;36)= 2,02. Kriteria penerimaan Ho jika −𝑡(1−

1

2𝛼)

< t < 𝑡(1−

1

2𝛼)

atau -2,02 < t

< 2,02. Berarti harga t = 2,352 berada di luar daerah penerimaan Ho. Jadi,

hipotesis Hi diterima artinya terdapat pengaruh yang berarti pada perlakuan.

Page 150: Science Technology and Society

132

132

LEMBAR PENILAIAN RANAH AFEKTIF SISWA

Keterangan:

Pemberian tanda ceklist √ apabila indikator ditampilkan peserta didik

Skor minimal = 0

Skor maksimal = 16

Indikator Aspek Afektif

Aspek yang dinilai Indikator yang dilihat

2. Antusias peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran

a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru b. Peserta didik tidak mngerjakan pekerjaan lain

c. Peserta didik spontan bekerja apabila diberi tugas d. Peserta didik tidak terpengaruh situasi di luar kelas

5. Interaksi siswa

dengan guru

e. Peserta didik bertanya kepada guru f. Peserta didik menjawab pertanyaan guru g. Peserta didik mengemukakan pertanyaan yang berbeda dari

biasanya h. Peserta didik memanfaatkan guru sebagai fasilitator dan

narasumber

6. Aktifitas peserta didik

e. Peserta didik mengemukakan pendapatnya

f. Peserta didik menanggapi pertanyaan atau pendapat dari teman

g. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru h. Peserta didik menjelaskan pendapat atau pekerjaannya

7. Partisipasi peserta didik

dalam menyampaikan

hasil kesempulan

e. Peserta didik mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan

f. Peserta didik merespon pernyataan atau simpulan temannya g. Peserta didik menyempurnakan simpulan yang

dikemukakan oleh temannya

h. Peserta didik menghargai pendapat temannya

Lampiran 11. Lembar Penilaian Ranah Afektif Siswa

Page 151: Science Technology and Society

133

133

Analisis Data Ranah Afektif

1. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

No Xi f Fk f.Xi Xi-𝑋 (Xi-𝑋) f (Xi −

𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

1 17 2 2 34 -20,5 420,25 840,50 -1,29 0,0985 0,0909 0,0076

2 19 1 3 19 -18,5 342,25 342,25 -1,16 0,123 0,1364 0,0134

3 20 2 5 40 -17,5 306,25 612,50 -1,10 0,1587 0,2273 0,0686

4 23 2 7 46 -14,5 210,25 420,50 -0,91 0,1814 0,3182 0,1368

5 27 1 8 27 -10,5 110,25 110,25 -0,66 0,2546 0,3636 0,1090

6 31 1 9 31 -6,5 42,25 42,25 -0,41 0,3409 0,4091 0,0682

7 34 2 11 68 -3,5 12,25 24,50 -0,22 0,4129 0,5000 0,0871

8 36 1 12 36 -1,5 2,25 2,25 -0,09 0,5359 0,5455 0,0096

9 37 1 13 37 -0,5 0,25 0,25 -0,03 0,512 0,5909 0,0789

10 42 1 14 42 4,5 20,25 20,25 0,28 0,6103 0,6364 0,0261

11 47 1 15 47 9,5 90,25 90,25 0,60 0,7257 0,6818 0,0439

12 49 1 16 49 11,5 132,25 132,25 0,72 0,7642 0,7273 0,0369

13 50 1 17 50 12,5 156,25 156,25 0,78 0,7823 0,7727 0,0096

14 55 1 18 55 17,5 306,25 306,25 1,10 0,8643 0,8182 0,0461

15 58 1 19 58 20,5 420,25 420,25 1,29 0,9015 0,8636 0,0379

16 60 1 20 60 22,5 506,25 506,25 1,41 0,9207 0,9091 0,0116

17 61 1 21 61 23,5 552,25 552,25 1,47 0,9292 0,9545 0,0253

18 65 1 22 65 27,5 756,25 756,25 1,73 0,9582 1,0000 0,0418

825

5335,50

𝑍𝑖 =𝑋−𝑋

𝑆 𝑆(𝑍𝑖) =

𝐹𝑘

𝑛 𝑋 = ∑

(𝑓 .𝑋𝑖)

𝑛

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1= √

5335,5

22 − 1= 15,94

Lampiran 12. Analisis Data Ranah Afektif

Page 152: Science Technology and Society

134

134

untuk N=22 untuk taraf nyata α=0.05 Ltabel = 0,190

karena Lo<Lt yaitu 0,1368 < 0,190 maka kelas eksperimen dalam terdistribusi

normal

2. Uji Normalitas Kelas Kontrol

No Xi f Fk f. Xi Xi- 𝑋 (Xi-𝑋)

f (Xi −

𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi)

[F(Zi)-

S(Zi)]

1 16 2 2 32 -12,63 159,52 319,03 -1,09 0,1379 0,1053 0,0326

2 18 2 4 36 -10,63 113,00 225,99 -0,92 0,1788 0,2105 0,0317

3 19 1 5 19 -9,63 92,74 92,74 -0,83 0,2033 0,2632 0,0599

4 20 2 7 40 -8,63 74,48 148,95 -0,75 0,2266 0,3684 0,1418

5 21 1 8 21 -7,63 58,22 58,22 -0,66 0,2546 0,4211 0,1665

6 23 1 9 23 -5,63 31,70 31,70 -0,49 0,3121 0,4737 0,1616

7 24 1 10 24 -4,63 21,44 21,44 -0,40 0,3446 0,5263 0,1817

8 26 1 11 26 -2,63 6,92 6,92 -0,23 0,409 0,5789 0,1699

9 30 1 12 30 1,37 1,88 1,88 0,12 0,5478 0,6316 0,0838

10 34 1 13 34 5,37 28,84 28,84 0,46 0,6772 0,6842 0,0070

11 36 1 14 36 7,37 54,32 54,32 0,64 0,7389 0,7368 0,0021

12 39 1 15 39 10,37 107,54 107,54 0,90 0,8159 0,7895 0,0264

13 41 1 16 41 12,37 153,02 153,02 1,07 0,8159 0,8421 0,0262

14 43 1 17 43 14,37 206,50 206,50 1,24 0,8925 0,8947 0,0022

15 46 1 18 46 17,37 301,72 301,72 1,50 0,9332 0,9474 0,0142

16 54 1 19 54 25,37 643,64 643,64 2,20 0,9861 1,0000 0,0139

544

2402,42

𝑍𝑖 =𝑋−𝑋

𝑆 𝑆(𝑍𝑖) =

𝐹𝑘

𝑛 𝑋 = ∑

(𝑓 .𝑋𝑖)

𝑛

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1= √

2402,42

19 − 1= 11,55

Page 153: Science Technology and Society

135

135

untuk N=19 untuk taraf nyata α=0.05 Ltabel = 0.195

karena Lo < Lt yaitu 0,1817 < 0.195 maka kelas eksperimen dalam terdistribusi

normal

3. Uji Homogenitas Ranah Afektif Kelas Sampel

Kelas n X S S2

Eksperimen 22 37,5 15,94 254,08

Kontrol 19 29,9 11,55 133,47

Fhitung =varians terbesar (S2

2)

varians terkecil (S12)

Fhitung =254,08

133,47= 1,90

Fhitung = 1,59

dk pembilang = n pembilang – 1

= 22 – 1

= 21

dk penyebut = n penyebut – 1

= 19 – 1

= 18

Ftabel pada taraf nyata 0,05 dengan dk 21 : 18 adalah 2,19

Karena Fhitung < Ftabel dimana 1,59 < 2,19 , maka dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompok data memiliki varians yang homogen.

4. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Tes Akhir

Kedua kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen,

maka untuk uji hipotesis digunakan rumus uji-t .

Page 154: Science Technology and Society

136

S = √(n1 − 1)S1

2 + (n2 − 1)S22

n1 + n2 − 2

S = √(22 − 1)254,08 + (19 − 1)133,47

22 + 19 − 2

S = √198,38

S = 14,08

t =x1̅ − x2̅̅̅

S√1n1

+1n2

t =37,5 − 28,6

14,08√ 122 +

119

t = 2,03

Pada taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan dk = 39 dari tabel terdistribusi t diperoleh

𝑡(0,975;39)= 2,02. Kriteria penerimaan Ho jika −𝑡(1−

1

2𝛼)

< t < 𝑡(1−

1

2𝛼)

atau -2,02 < t

< 2,02. Berarti harga t = 2,03 berada di luar daerah penerimaan Ho. Jadi,

hipotesis Hi diterima artinya terdapat pengaruh yang berarti pada perlakuan.

Page 155: Science Technology and Society

137

Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa

Indikator Aspek Psikomotor Pembiasan Cahaya Pada Lensa Cembung

No Aspek Yang Dinilai

1.

2.

3.

Persiapan percobaan

a. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan b. Menyusun peralatan sesuai dengan instruksi yang diberikan

Pelaksanaan selama proses percobaan f. Mengatur jarak benda g. Mengatur letak bayangan

h. Memfokuskan perhatian pada kegiatan dan tidak mengerjakan hal-hal lain i. Terlibat aktif dalam kegiatan praktikum

j. Mengamati hasil praktikum dengan cermat Kegiatan Akhir

e. Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar

f. Menyajikan data secara sistematis dan komunikatif g. Menganalisis data secara induktif

h. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum

NO NAMA INDIKATOR

1 2 3

a b c d e f g b c a b

1

2

3

4

Lampiran 13. Lembar Penilaian Ranah Psikomotor Siswa

Page 156: Science Technology and Society

138

Analisis Data Ranah Psikomotor

5. Uji Normalitas Kelas Eksperimen

No Xi f Fk f.Xi Xi-𝑋 (Xi-𝑋) f (Xi −

𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi)

[F(Zi)-

S(Zi)]

1 18 2 2 36 -32 1024,00 2048,00 -1,76 0,0392 0,0909 0,0517

2 27 1 3 27 -23 529,00 529,00 -1,27 0,102 0,1364 0,0344

3 36 4 7 144 -14 196,00 784,00 -0,77 0,2206 0,3182 0,0976

4 45 4 11 180 -5 25,00 100,00 -0,28 0,3897 0,5000 0,1103

5 55 5 16 275 5 25,00 125,00 0,28 0,6103 0,7273 0,1170

6 64 1 17 64 14 196,00 196,00 0,77 0,7794 0,7727 0,0067

7 73 4 21 292 23 529,00 2116,00 1,27 0,898 0,9545 0,0565

8 82 1 22 82 32 1024,00 1024,00 1,76 0,9608 1,0000 0,0392

1100

6922,00

𝑍𝑖 =𝑋−𝑋

𝑆

𝑆(𝑍𝑖) =𝐹𝑘

𝑛

�̅� = ∑(𝑓 .𝑋𝑖)

𝑛

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1

𝑆 = √6922

22 − 1= 18,15

untuk N=22 untuk taraf nyata α=0.05 Ltabel = 0,190

karena Lo<Lt yaitu 0,1170 < 0,190 maka kelas eksperimen dalam terdistribusi

normal

Lampiran 14. Analisis Data Ranah Psikomotor

Page 157: Science Technology and Society

139

6. Uji Normalitas Kelas Kontrol

No Xi F Fk f. Xi Xi- 𝑋 (Xi-𝑋)

f (Xi −𝑋)2 Zi F(Zi) S(Zi)

[F(Zi)-

S(Zi)]

1 18 5 5 90 -18,78 352,69 1763,44 -1,13 0,1292 0,2778 0,1486

2 27 3 8 81 -9,78 95,65 286,95 -0,59 0,2776 0,4444 0,1668

3 36 3 11 108 -0,78 0,61 1,83 -0,05 0,4801 0,6111 0,1310

4 45 2 13 90 8,22 67,57 135,14 0,50 0,6915 0,7222 0,0307

5 55 3 16 165 18,22 331,97 995,91 1,10 0,8413 0,8889 0,0476

6 64 2 18 128 27,22 740,93 1481,86 1,64 0,9495 1,0000 0,0505

662

4665,11

𝑍𝑖 =𝑋−𝑋

𝑆 𝑆(𝑍𝑖) =

𝐹𝑘

𝑛 𝑋 = ∑

(𝑓 .𝑋𝑖)

𝑛

𝑆 = √∑ 𝑓(𝑋𝑖 − 𝑋)2

𝑁 − 1= √

4665,11

18 − 1= 16,56

untuk N=18 untuk taraf nyata α=0.05 Ltabel = 0.200

karena Lo < Lt yaitu 0,1668 < 0.200 maka kelas eksperimen dalam terdistribusi

normal

7. Uji Homogenitas Ranah Psikomotor Kelas Sampel

Kelas n X S S2

Eksperimen 22 50 18,15 329,42

Kontrol 18 36.78 16,56 274,42

Fhitung =varians terbesar (S2

2)

varians terkecil (S12)

Page 158: Science Technology and Society

140

Fhitung =329,42

274,42= 1,2004

Fhitung = 1,2004

dk pembilang = n pembilang – 1

= 22 – 1

= 21

dk penyebut = n penyebut – 1

= 18 – 1

= 17

Ftabel pada taraf nyata 0,05 dengan dk 21 : 17 adalah 2,23

Karena Fhitung <Ftabel dimana 1,2004 < 2,23 , maka dapat disimpulkan

bahwa kedua kelompok data memiliki varians yang homogen.

8. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Tes Akhir

Kedua kelas sampel terdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen,

maka untuk uji hipotesis digunakan rumus uji-t .

Page 159: Science Technology and Society

141

S = √(n1 − 1)S1

2 + (n2 − 1)S22

n1 + n2 − 2

S = √(22 − 1)329,42 + (18 − 1)274,42

22 + 18 − 2

S = √304,814

S = 17,45

t =x1̅ − x2̅̅̅

S√1n1

+1n2

t =50 − 36,78

17,45√ 122

+1

18

t = 2,38

Pada taraf nyata 𝛼 = 0,05 dan dk = 38 dari tabel terdistribusi t diperoleh

𝑡(0,975;38)= 2,02. Kriteria penerimaan Ho jika −𝑡(1−

1

2𝛼)

< t < 𝑡(1−

1

2𝛼)

atau -2,02 < t

< 2,02. Berarti harga t = 2,38 berada di luar daerah penerimaan Ho. Jadi, hipotesis

Hi diterima artinya terdapat pengaruh yang berarti pada perlakuan.

Page 160: Science Technology and Society

142

Tabel Distribusi Lilliefors

UKURAN SAMPEL

TARAF NYATA (α)

0.01 0.05 0.10 0.15 0.20

n = 4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300

5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285

6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265

7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247

8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233

9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223

10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215

11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206

12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199

13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190

14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183

15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177

16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173

17 0.245 0.206 0.189 0.177 0.169

18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166

19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163

20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160

25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142

30 0.187 0.161 0.144 0.136 0.131

n > 30 1.031 √n

0.886 √n

0.805 √n

0.768 √n

0.736 √n

Lampiran 15. Tabel Distribusi Lilliefors

Page 161: Science Technology and Society

143

NILAI KRITIK SEBARAN F f0,05 (υ1, υ2)

υ2

υ 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

2

3

4

161,4

18,51

10,13

7,71

199,5

19,00

9,55

6,94

215,7

19,16

9,28

6,59

224,6

19,25

9,12

6,39

230,2

19,30

9,01

6,26

234,0

19,33

8,94

6,16

236,8

19,35

8,89

6,09

238,9

19,37

8,85

6,04

240,5

19,38

8,81

6,00

5

6

7

8

9

6,61

5,99

5,59

5,32

5,12

5,79

5,14

4,74

4,46

4,26

5,41

4,76

4,35

4,07

3,86

5,19

4,53

4,12

3,84

3,63

5,05

4,39

3,97

3,69

3,48

4,95

4,28

3,87

3,58

3,37

4,88

4,21

3,79

3,50

3,29

4,82

4,15

3,73

3,44

3,23

4,77

4,10

3,68

3,39

3,18

10

11

12

13

14

4,96

4,84

4,75

4,67

4,60

4,10

3.98

3,89

3,81

3,74

3,71

3,59

3,49

3,41

3,34

3,48

3,36

3,26

3,18

3,11

3,33

3,20

3,11

3,03

2,96

3,22

3,09

3,00

2,92

2,85

3,14

3,01

2,91

2,83

2,76

3,07

2,95

2,85

2,77

2,70

3,02

2,90

2,80

2,71

2,65

15

16

17

18

19

4,54

4,49

4,45

4,41

4,38

3,68

3,63

3,59

3,55

3,52

3,29

3,24

3,20

3,16

3,13

3,06

3,01

2,96

2,93

2,90

2,90

2,85

2,81

2,77

2,74

2,79

2,74

2,70

2,66

2,63

2,71

2,66

2,61

2,58

2,54

2,64

2,59

2,55

2,51

2,48

2,59

2,54

2,49

2,46

2,42

20

21

22

23

24

4,35

4,32

4,30

4,28

4,26

3,49

3,47

3,44

3,42

3,40

3,10

3,07

3,05

3,03

3,01

2,87

2,84

2,82

2,80

2,78

2,71

2,68

2,66

2,64

2,62

2,60

2,57

2,55

2,53

2,51

2,51

2,49

2,46

2,44

2,42

2,45

2,42

2,40

2,37

2,36

2,39

2,37

2,34

2,32

2,30

25

26

27

28

29

4,24

4,23

4,21

4,20

4,18

3,39

3,37

3,35

3,34

3,33

2,99

2,98

2,96

2,95

2,93

2,76

2,74

2,73

2,71

2,70

2,60

2,59

2,57

2,56

2,55

2,49

2,47

2,46

2,45

2,43

2,40

2,39

2,37

2,36

2,35

2,34

2,32

2,31

2,29

2,28

2,28

2,27

2,25

2,24

2,22

30

40

60

120

4,17

4,08

4,00

3,92

3,84

3,32

3,23

3,15

3,07

3,00

2,92

2,84

2,76

2,68

2,60

2,69

2,61

2,53

2,45

2,37

2,53

2,45

2,37

2,29

2,21

2,42

2,34

2,25

2,17

2,10

2,33

2,25

2,17

2,09

2,01

2,27

2,18

2,10

2,02

1,94

2,21

2,12

2,04

1,96

1,88

Disalin dari Tabel 18 Biometrika Tables for Statisticians, Jilid I seizin E. S. Pearson dan

Biometrika Trustees

Lampiran 16. Tabel Distribusi F

Page 162: Science Technology and Society

144

f0,05 (υ1, υ2)

υ2 υ1

10 12 15 20 24 30 40 60 120

1

2

3

4

241,9

19,40

8,79

5,96

243,9

19,41

8,74

5,91

245,9

19,43

8,70

5,86

248,0

19,45

8,66

5,80

249,1

19,45

8,64

5,77

250,1

19,46

8,62

5,75

251,1

19,47

8,59

5,72

252,2

19,48

8,57

5,69

253,3

19,49

8,55

5,66

254,3

19,50

8,53

5,63

5

6

7

8

9

4,74

4,06

3,64

3,35

3,14

4,68

4,00

3,57

3,28

3,07

4,62

3,94

3,51

3,22

3,01

4,56

3,87

3,44

3,15

2,94

4,52

3,84

3,41

3,12

2,90

4,50

3,81

3,38

3,08

2,86

4,46

3,77

3,34

3,04

2,83

4,43

3,74

3,30

3,01

2,79

4,40

3,70

3,27

2,97

2,75

4,36

3,67

3,23

2,93

2,71

10

11

12

13

14

2,98

2,85

2,75

2,67

2,60

2,91

2,79

2,69

2,60

2,53

2,85

2,72

2,62

2,53

2,46

2,77

2,65

2,54

2,46

2,39

2,74

2,61

2,51

2,42

2,35

2,70

2,57

2,47

2,38

2,31

2,66

2,53

2,43

2,34

2,27

2,62

2,49

2,38

2,30

2,22

2,58

2,45

2,34

2,25

2,18

2,54

2,40

2,30

2,21

2,13

15

16

17

18

19

2,54

2,49

2,45

2,41

2,38

2,48

2,42

2,38

2,34

2,31

2,40

2,35

2,31

2,27

2,23

2,33

2,28

2,23

2,19

2,16

2,29

2,24

2,19

2,15

2,11

2,25

2,19

2,15

2,11

2,07

2,20

2,15

2,10

2,06

2,03

2,16

2,11

2,06

2,02

1,98

2,11

2,06

2,01

1,97

1,93

2,07

2,01

1,96

1,92

1,88

20

21

22

23

24

2,35

2,32

2,30

2,27

2,25

2,28

2,25

2,23

2,20

2,18

2,20

2,18

2,15

2,13

2,11

2,12

2,10

2,07

2,05

2,03

2,08

2,05

2,03

2,01

1,98

2,04

2,01

1,98

1,96

1,94

1,99

1,96

1,94

1,91

1,89

1,95

1,92

1,89

1,86

1,84

1,90

1,87

1,84

1,81

1,79

1,84

1,81

1,78

1,76

1,73

25

26

27

28

29

2,24

2,22

2,20

2,19

2,18

2,16

2,15

2,13

2,12

2,10

2,09

2,07

2,06

2,04

2,03

2,01

1,99

1,97

1,96

1,94

1,96

1,95

1,93

1,91

1,90

1,92

1,90

1,88

1,87

1,85

1,87

1,85

1,84

1,82

1,81

1,82

1,80

1,79

1,77

1,75

1,77

1,75

1,73

1,71

1,70

1,71

1,69

1,67

1,65

1,64

30

40

60

120

2,16

2,08

1,99

1,91

1,83

2,09

2,00

1,92

1,83

1,75

2,01

1,92

1,84

1,75

1,67

1,93

1,84

1,75

1,66

1,57

1,89

1,79

1,70

1,61

1,52

1,84

1,74

1,65

1,55

1,46

1,79

1,69

1,59

1,50

1,39

1,74

1,64

1,53

1,43

1,32

1,68

1,58

1,47

1,35

1,22

1,62

1,51

1,39

1,25

1,00

Disalin dari Tabel 18 Biometrika Tables for Statisticians, Jilid I seizin E. S. Pearson dan Biometrika Trustees.

Page 163: Science Technology and Society

145

Tabel Distribusi t

Nilai Persentil Untuk Distribusi T

υ t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55

1

2

3

4

63,66

9,92

5,84

4,60

31,82

6,96

4,54

3,75

12,71

4,30

3,18

2,78

6,31

2,92

2,35

2,13

3,08

1,89

1,64

1,53

1,376

1,961

0,978

0,941

1,000

0,816

0,765

0,741

0,727

0,617

0,584

0,569

0,325

0,289

0,277

0,271

0,158

0,142

0,137

0,134

5

6

7

8

9

4,03

3,71

3,50

3,36

3,25

3,36

2,14

3,00

2,90

2,82

2,57

2,45

2,36

2,31

2,26

2,02

1,94

1,90

1,86

1,83

1,48

1,44

1,42

1,40

1,38

0,920

0,906

0,896

0,889

0,883

0,727

0,718

0,711

0,706

0,703

0,559

0,553

0,549

0,546

0,543

0,267

0,265

0,263

0,262

0,261

0,132

0,131

0,130

0,130

0,129

10

11

12

13

14

3,17

3,11

3,06

3,01

2,98

2,76

2,72

2,68

2,65

2,62

2,23

2,20

2,18

2,16

2,14

1,81

1,80

1,78

1,77

1,76

1,37

1,36

1,36

1,35

1,34

0,879

0,876

0,873

0,870

0,868

0,700

0,697

0,695

0,694

0,692

0,542

0,540

0,539

0,538

0,537

0,260

0,260

0,259

0,259

0,258

0,129

0,129

0,128

0,128

0,128

15

16

17

18

19

2,95

2,92

2,90

2,88

2,86

2,60

2,58

2,57

2,55

2,54

2,13

2,12

2,11

2,10

2,09

1,75

1,75

1,74

1,73

1,73

1,34

1,34

1,33

1,33

1,33

0,866

0,865

0,864

0,862

0,861

0,691

0,690

0,689

0,688

0,688

0,536

0,535

0,534

0,534

0,533

0,258

0,258

0,257

0,257

0,257

0,128

0,128

0,128

0,127

0,127

20

21

22

23

24

2,84

2,83

2,82

2,81

2,80

2,53

2,52

2,51

2,50

2,49

2,09

2,08

2,07

2,07

2,06

1,72

1,72

1,72

1,71

1,71

1,32

1,32

1,32

1,32

1,32

0,860

0,859

0,858

0,858

0,857

0,687

0,686

0,686

0,685

0,685

0,533

0,532

0,532

0,532

0,531

0,257

0,257

0,256

0,256

0,256

0,127

0,127

0,127

0,127

0,127

25

26

27

28

29

2,79

2,78

2,77

2,76

2,76

2,48

2,48

2,47

2,47

2,46

2,06

2,06

2,05

2,05

2,04

1,71

1,71

1,70

1,70

1,70

1,32

1,32

1,31

1,31

1,31

0,856

0,856

0,855

0,855

0,854

0,684

0,684

0,684

0,683

0,683

0,531

0,531

0,531

0,530

0,530

0,256

0,256

0,256

0,256

0,256

0,127

0,127

0,127

0,127

0,127

30

40

60

120

2,75

2,70

2,66

2,62

2,58

2,46

2,42

2,39

2,36

2,33

2,04

2,02

2,00

1,98

1,96

1,70

1,68

1,67

1,66

1,645

1,31

1,30

1,30

1,29

1,28

0,854

0,853

0,848

0,845

0,842

0,683

0,681

0,679

0,677

0,674

0,530

0,529

0,527

0,526

0,524

0,256

0,255

0,254

0,254

0,253

0,127

0,126

0,126

0,126

0,126

Sumber: Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher, R. A. dan Yates, F Table III, Oliver &

Boyd Ltd, Edinburgh.

Nilai PersentilUntuk Distribusi t υ = dk

(Bilangan Dalam Badan Daftar

Menyatakan tp)

Lampiran 17. Tabel Distribusi t

Page 164: Science Technology and Society

146

x 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09

-3.4

-3.3

-3.2

-3.1

-3.0

0.0003

0.0005

0.0007

0.0010

0.0013

0.0003

0.0005

0.0007

0.0009

0.0013

0.0003

0.0005

0.0006

0.0009

0.0013

0.0003

0.0004

0.0006

0.0009

0.0012

0.0003

0.0004

0.0006

0.0008

0.0012

0.0003

0.0004

0.0006

0.0008

0.0011

0.0003

0.0004

0.0006

0.0008

0.0011

0.0003

0.0004

0.0005

0.0008

0.0011

0.0003

0.0004

0.0005

0.0007

0.0010

0.0002

0.0003

0.0005

0.0007

0.0010

-2.9

-2.8

-2.7

-2.6

-2.5

0.0019

0.0026

0.0035

0.0047

0.0062

0.0018

0.0025

0.0034

0.0045

0.0060

0.0017

0.0024

0.0033

0.0044

0.0059

0.0017

0.0023

0.0032

0.0043

0.0057

0.0016

0.0023

0.0031

0.0041

0.0055

0.0016

0.0022

0.0030

0.0040

0.0054

0.0015

0.0021

0.0029

0.0039

0.0052

0.0015

0.0021

0.0028

0.0038

0.0051

0.0014

0.0020

0.0027

0.0037

0.0049

0.0014

0.0019

0.0026

0.0036

0.0048

-2.4

-2.3

-2.2

-2.1

-2.0

0.0082

0.0107

0.0139

0.0179

0.0228

0.0080

0.0104

0.0136

0.0174

0.0222

0.0078

0.0102

0.0132

0.0170

0.0217

0.0075

0.0099

0.0129

0.0166

0.0212

0.0073

0.0096

0.0125

0.0162

0.0207

0.0071

0.0094

0.0122

0.0158

0.0202

0.0069

0.0091

0.0119

0.0154

0.0197

0.0068

0.0089

0.0116

0.0150

0.0192

0.0066

0.0087

0.0113

0.0146

0.0188

0.0064

0.0084

0.0110

0.0143

0.0183

-1.9

-1.8

-1.7

-1.6

-1.5

0.0287

0.0359

0.0446

0.0548

0.0668

0.0281

0.0352

0.0436

0.0537

0.0655

0.0274

0.0344

0.0427

0.0526

0.0643

0.0268

0.0336

0.0418

0.0516

0.0630

0.0262

0.0329

0.0409

0.0505

0.0618

0.0256

0.0322

0.0401

0.0495

0.0606

0.0250

0.0314

0.0392

0.0485

0.0594

0.0244

0.0307

0.0384

0.0475

0.0582

0.0239

0.0301

0.0375

0.0465

0.0571

0.0233

0.0294

0.0367

0.0455

0.0559

-1.4

-1.3

-1.2

-1.1

-1.0

0.0808

0.0968

0.1151

0.1357

0.1587

0.0793

0.0951

0.1131

0.1335

0.1562

0.0778

0.0934

0.1112

0.1314

0.1539

0.0764

0.0918

0.1093

0.1292

0.1515

0.0749

0.0901

0.1075

0.1271

0.1492

0.0735

0.0885

0.1056

0.1251

0.1469

0.0722

0.0869

0.1038

0.1230

0.1446

0.0708

0.0853

0.1020

0.1210

0.1423

0.0694

0.0838

0.1003

0.1190

0.1401

0.0681

0.0823

0.0985

0.1170

0.1379

-0.9

-0.8

-0.7

-0.6

-0.5

0.1841

0.2119

0.2420

0.2743

0.3085

0.1814

0.2090

0.2389

0.2709

0.3050

0.1788

0.2061

0.2358

0.2676

0.3015

0.1762

0.2033

0.2327

0.2643

0.2981

0.1736

0.2005

0.2296

0.2611

0.2946

0.1711

0.1977

0.2266

0.2578

0.2912

0.1685

0.1949

0.2236

0.2546

0.2877

0.1660

0.1922

0.2206

0.2514

0.2843

0.1635

0.1894

0.2177

0.2483

0.2810

0.1611

0.1867

0.2148

0.2451

0.2776

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

-0.0

0.3446

0.3821

0.4207

0.4602

0.5000

0.3409

0.3783

0.4168

0.4562

0.4960

0.3372

0.3745

0.4129

0.4522

0.4920

0.3336

0.3707

0.4090

0.4483

0.4880

0.3300

0.3669

0.4052

0.4443

0.4840

0.3264

0.3632

0.4013

0.4404

0.4801

0.3228

0.3594

0.3974

0.4364

0.4761

0.3192

0.3557

0.3936

0.4325

0.4721

0.3156

0.3520

0.3897

0.4286

0.4681

0.3121

0.3483

0.3859

0.4247

0.4641

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5000

0.5398

0.5793

0.6179

0.6554

0.5040

0.5438

0.5832

0.6217

0.6591

0.5080

0.5478

0.5871

0.6255

0.6628

0.5120

0.5517

0.5910

0.6293

0.6664

0.5160

0.5557

0.5948

0.6331

0.6700

0.5199

0.5596

0.5987

0.6368

0.6736

0.5239

0.5636

0.6026

0.6406

0.6772

0.5279

0.5675

0.6064

0.6443

0.6808

0.5319

0.5714

0.6103

0.6480

0.6844

0.5359

0.5753

0.6141

0.6517

0.6879

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0.6915

0.7257

0.7580

0.7881

0.8159

0.6950

0.7291

0.7611

0.7910

0.8186

0.6985

0.7324

0.7642

0.7939

0.8212

0.7019

0.7357

0.7673

0.7967

0.8238

0.7054

0.7389

0.7704

0.7995

0.8264

0.7088

0.7422

0.7734

0.8023

0.8289

0.7123

0.7454

0.7764

0.8051

0.8315

0.7157

0.7486

0.7794

0.8078

0.8340

0.7190

0.7517

0.7823

0.8106

0.8365

0.7224

0.7549

0.7852

0.8133

0.8389

1.0 0.8413 0.8438 0.8461 0.8485 0.8508 0.8531 0.8554 0.8577 0.8599 0.8621

Lampiran 18 Tabel Distribusi z

Page 165: Science Technology and Society

147

1.1

1.2

1.3

1.4

0.8643

0.8849

0.9032

0.9192

0.8665

0.8869

0.9049

0.9207

0.8686

0.8888

0.9066

0.9222

0.8708

0.8907

0.9082

0.9236

0.8729

0.8925

0.9099

0.9251

0.8749

0.8944

0.9115

0.9265

0.8770

0.8962

0.9131

0.9278

0.8790

0.8980

0.9147

0.9292

0.8810

0.8997

0.9162

0.9306

0.8830

0.9015

0.9177

0.9319

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

0.9332

0.9452

0.9554

0.9641

0.9713

0.9345

0.9463

0.9564

0.9649

0.9719

0.9357

0.9474

0.9573

0.9656

0.9726

0.9370

0.9484

0.9582

0.9664

0.9732

0.9382

0.9495

0.9591

0.9671

0.9738

0.9394

0.9505

0.9599

0.9678

0.9744

0.9406

0.9515

0.9608

0.9686

0.9750

0.9418

0.9525

0.9616

0.9693

0.9756

0.9429

0.9535

0.9625

0.9699

0.9761

0.9441

0.9545

0.9633

0.9706

0.9767

2.0

2.1

2.2

2.3

2.4

0.9772

0.9821

0.9861

0.9891

0.9918

0.9778

0.9826

0.9864

0.9896

0.9920

0.9783

0.9830

0.9868

0.9898

0.9922

0.9788

0.9834

0.9871

0.9901

0.9925

0.9793

0.9838

0.9875

0.9904

0.9927

0.9798

0.9842

0.9878

0.9906

0.9929

0.9803

0.9846

0.9881

0.9909

0.9931

0.9808

0.9850

0.9884

0.9911

0.9932

0.9812

0.9854

0.9887

0.9913

0.9934

0.9817

0.9857

0.9890

0.9916

0.9936

2.5

2.6

2.7

2.8

2.9

0.9938

0.9953

0.9965

0.9974

0.9981

0.9940

0.9955

0.9966

0.9975

0.9982

0.9941

0.9956

0.9967

0.9976

0.9982

0.9943

0.9957

0.9968

0.9977

0.9983

0.9945

0.9959

0.9969

0.9977

0.9984

0.9946

0.9960

0.9970

0.9978

0.9984

0.9948

0.9961

0.9971

0.9979

0.9985

0.9949

0.9962

0.9972

0.9979

0.9985

0.9951

0.9963

0.9973

0.9980

0.9986

0.9952

0.9964

0.9974

0.9981

0.9986

3.0

3.1

3.2

3.3

3.4

0.9987

0.9990

0.9993

0.9995

0.9997

0.9987

0.9991

0.9993

0.9995

0.9997

0.9987

0.9991

0.9994

0.9995

0.9997

0.9988

0.9991

0.9994

0.9996

0.9997

0.9988

0.9992

0.9994

0.9996

0.9997

0.9989

0.9992

0.9994

0.9996

0.9997

0.9989

0.9992

0.9994

0.9996

0.9997

0.9989

0.9992

0.9995

0.9996

0.9997

0.9990

0.9993

0.9995

0.9996

0.9997

0.9990

0.9993

0.9995

0.9997

0.9998


Related Documents