YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Science care islam 3

ISLAM YANG PEDULI SAINS(Science Care Islam)

Bagian 3 dari 3 Tulisan

Page 2: Science care islam 3

V. MEMAHAMI AGAMA ISLAM SECARA UTUH,

(Abstraksi Sirah Nabi)

Page 3: Science care islam 3

TAHAPAN PERJUANGAN NABI, (mulai dari penerimaan Wahyu Pertama hingga Wafat)

1. Pengenalan Tauhid2. Perbaikan Akhlaq3. Ritual Islam4. Politik Islam

Page 4: Science care islam 3

1. PENGENALAN TAUHID

-Wahyu Pertama-Surat al Ikhlas

(Asbabun Nuzul Surat al Ikhlas)

Page 5: Science care islam 3

2. PERBAIKAN AKHLAQ

-Wahyu ke 2, 3, dst

-Bantuan pada para Dhuafa

-Pembebasan Budak

-Kebaikan2 lain

Page 6: Science care islam 3

3. RITUAL ISLAM

-Mulai dengan perintah Shalat(Saat Isra’ Mi’raj)

-Ayat2 tentang Puasa, Zakat, Haji, Doa, dll

Page 7: Science care islam 3

4. POLITIK ISLAM

Diawali dengan Bai’at Aqabah

Hijrahnya Rasulullah ke Madinah

Piagam Madinah(Rasulullah sebagai Kepala Negara)

Penerapan Syariat dalam mengelola Negara

Diplomasi ke Negara lain

Page 8: Science care islam 3

PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM

1. Fase Mekah, 13 tahun a. Pengenalan Tauhid, Akhlaq Karimah, dan Ritual Islam b. Perjuangan melalui media Dakwah dg jalur orang ke orang, rumah ke rumah c. Berhasil menyelamatkan sekitar 300 orang

Page 9: Science care islam 3

2. Fase Madinah, 10 tahun a. Mulai dengan Hijrah Nabi ke Madinah b. Nabi memimpin Partai Islam (Hizbullah) dalam bentuk Bani ‘Aus c. Kelompok Islam (Bani ‘Aus, Khajraj dll) berhasil melobi Kelompok Yahudi-Nasrani sehingga disepakati Piagam Madinah (Rasulullah sbg Kepala Negara, dll) d. Perjuangan Islam: Dakwah dan Politik e. Seluruh Jazirah Arab dan sekitarnya menjadi Muslim

Page 10: Science care islam 3

SESUDAH RASULULLAH WAFAT

Islam terus dipraktekkan dalam semua dimensi kehidupan:

Pribadi, Keluarga, Berbangsa-bernegara

Islam diperjuangkan dengan metoda Dakwah dan Politik

Islam dipeluk kian banyak manusia, memimpin wilayah yang kian luas: Asia,

Afrika, Eropah

Page 11: Science care islam 3

HIJRAH ADALAH TITIK BALIK PERJUANGAN ISLAM:

1. Dari dakwah antar individu ke antar negara

2. Dari dakwah sebatas Tauhid, Ritual, Akhlak, dilanjutkan dg Gerakan Politik Islam,

Umat dalam satu Kekuatan Politik (Hizbullah=Partai Islam)

3. Umat Islam dari terhinakan menjadi umat yang dihormati dan dibanggakan

(Surat al Kautsar)

Page 12: Science care islam 3

VI. PENYIMPANGAN UMAT ISLAM DARI TUNTUNAN NABI

(Faktor Penyebab Keterpurukan Umat)

Page 13: Science care islam 3

Lima Penyimpangan terhadap Ajaran Nabi:

1. Memaknai Iman

2. Memaknai Ilmu

3. Memaknai Penilaian Diri

4. Memaknai Politik

5. Memaknai Perjuangan / Jihad

Page 14: Science care islam 3

1. MEMAKNAI IMAN

1. Agama Islam itu dimulai dengan keyakinan hati akan ADANYA TUHAN, PENCIPTA ALAM SEMESTA2. Identitas/Ciri Utama Tuhan 3. Identitas UtusanNya (Nabi/Rasul)4. Identitas TuntunanNya (Syariat Islam)

Page 15: Science care islam 3

PERBEDAAN ISLAM DENGAN ATHEISME &AGAMA LAIN ADA PADA KE 4 CIRI KEIMANAN ITU:

1. Tuhannya Allah SWT2. Nabinya Muhammad SAW

3. Tuntunan hidupnya Syariat Islam yang bersumber al Qur’an dan Hadits

Page 16: Science care islam 3

BERIMAN SECARA BENAR MENURUT AL QUR’AN DIBERI CIRI2 JELAS:

1. Dimensi Hati: a. Keyakinan akan Allah SWT sebagai tuhan, dan Nabi Muhammad SAW, sebagai utusanNya, TANPA KERAGUAN SEDIKITPUN b. Bila disebut nama Allah akan bergetar hatinya c. Bila dibacakan ayat2 Allah akan menjadi semakin patuh untuk siap melaksanakannya d. Berserah diri pada Allah atas hasil semua usaha yang dilakukan

Page 17: Science care islam 3

2. Dimensi Perbuatan:

a. Melaksanakan Shalat b. Membayar Infaq, Zakat, Shadaqoh c. Melakukan semua tuntunan Allah SWT sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki d. Melaksanakan Jihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya

Page 18: Science care islam 3

KEKELIRUAN MEMAKNAI IMAN

1. Asal hatinya merasa sudah meyakini Allah dan Nabi Muhammad (bersyahadatain), tidak disertai aspek kemantapan-kepasrahan hati dan perbuatan

nyata yang sejalan syariatNya disertai Jihad

2. Sikap yang membenarkan keyakinan orang lain (menganggap keyakinan orang lain itu juga benar) karena kekurang fahaman tentang makna beriman

atau terdorong bersikap toleransi yang berlebihan atau ditekan fisik dan mental oleh lingkungan sekitarnya

Page 19: Science care islam 3

2. MEMAKNAI ILMU

1. Ilmu adalah Pemahaman pemikiran akan suatu Kondisi dan Fenomena dunia

Empiris (Nyata) dan Non-Empiris (Ghoib)2. Sumber Ilmu dalam ajaran Islam adalah:

al Qur’an, Hadits, dan Sains

Page 20: Science care islam 3

NABI MUHAMMAD MEMERINTAHKAN UNTUK MEMAHAMI RAHASIA CIPTAAN ALLAH SWT YANG BERADA DI DUNIA NYATA DAN GHOIB, BERSUMBER DARI

WAHYU (Qur’an & Hadits) dan UPAYA MANUSIAWI SENDIRI (Sains)

Page 21: Science care islam 3

KEKELIRUAN MEMAKNAI ILMU

1. Menganggap ILMU hanya sebatas hal-hal Ghoib dan Ritual/Mahdhoh, digalinya hanya

dari al Qur’an & Hadits saja, lupa mengembangkan dan menalar Sains (upaya manusiawi untuk menemukan rahasia alam

sahadah sesudah Allah SWT memberi keunggulan berupa otak dan kondisi biologis

lain yang prima

Page 22: Science care islam 3

2. Berlebihan dalam mengartikan hal2 ghoib dan ritual, bahkan berani mereka-reka,

berkhayal/spekulatif tentang rahasia alam semesta disertai cari pembenar dari sumber

hadits palsu dan lemah atau menakwil ayat al Qur’an yang bersifat mutasyabihat.

Page 23: Science care islam 3

3. Mengabaikan fakta bahwa al Qur’an dan Hadits Shohih juga banyak menunjukkan

prinsip2 non-ritual (teori perilaku dan kaedah sosial yang benar), memerintahkan dan

memberi stimulasi/signal untuk mengkaji dengan kemampuan manusiawinya guna

memahami sunnatullah dunia fana semaksimal mungkin (Sains) dan menjadikan sains tersebut sebagai acuan hidupnya. Sains adalah bagian

integratif dari tuntunan Islam.

Page 24: Science care islam 3

3. MEMAKNAI PENILAIAN DIRI

1. Dalam hidupnya setiap manusia akan selalu mendapat penilaian, baik oleh orang lain

maupun oleh Penciptanya. Islam menegaskan manusia itu akan dinilai dari Perbuatannya,

apakah sesuai Tuntunan Allah SWT atau tidak2. Perbuatan manusia harus disertai Niat yang benar yakni sebagai pengabdian pada Allah (lillah), serta dikerjakan dalam proses yang

sesuai Sunnatullah

Page 25: Science care islam 3

3. Penilaian terhadap manusia harus obyektif nyata, bukan apa yang sedang ada dalam

pikiran/hatinya dan terhenti di sana. Penilaian juga dilakukan terhadap dampak dari

perbuatannya itu (jejak yang ditinggalkan), apakan perbuatan itu memberi kemanfaatan

pada sekitarnya atau malah merusak.

Page 26: Science care islam 3

NABI MENEGASKAN BAHWA SETELAH BERIMAN YANG BENAR,

MELAKUKAN HAL2 SESUAI TUNTUNAN SYARIAT, MAKA

MANUSIA YANG BAIK ADALAH YANG MEMBERI KEMANFAATAN KEPADA

ORANG LAIN.

Page 27: Science care islam 3

KEKELIRUAN MEMAKNAI PENILAIAN TERHADAP DIRI

1. Penilaian Allah SWT pada dirinya hanya dikaitkan oleh perbuatan2

mahdhoh/ritual dan dikiranya Allah SWT mengabaikan pentingnya perbuatan nyata

dalam aktifitas sosial dan politik yang terkait pada dunia sekitarnya

Page 28: Science care islam 3

2. Penilaian terhadap diri sering diukur dengan hal2 abstrak seperti Pahala &

Dosa dengan bersikap bias bahwa Pahalanya sudah segunung sedang

Dosanya minimal karena permohonan ampun dan beritual.

Padahal manusia tidak bisa melihat/memverifikasi berapa besar sesungguhnya Pahala & Dosa yang

dimilikinya.

Page 29: Science care islam 3

3. Penghargaan terhadap diri juga sering berlebihan, dikira cukup dengan berfikir positif atau berhenti pada niat baik sudah akan dapat pahala, padahal yang dinilai

adalah perbuatan nyatanya, apakah dalam bentuk bicara, menulis dan bekerja fisik

lainnya.

Page 30: Science care islam 3

4. MEMAKNAI POLITIK ISLAM

1. Pada kenyataannya Nabi melakukan aktifitas politik dalam berislam, yang

ujungnya berhasil menjadi Kepala Negara Madinah. Hanya dengan menjadi

Pemimpin Negara maka syariat Allah yang terkait kenegaraan baru bisa

diterapkan..

Page 31: Science care islam 3

2. Aktifitas Nabi dalam Politik dilakukan dengan penyadaran bahwa pengikut

agama Islam bersumpah untuk bersatu saling membantu, dan ujungnya

menyatakan kesetiaan pada kebijakan Pemimpin. Islam tidak hanya sekedar tatacara peribadatan/ritual namun juga

menggalang masa yang berorientasi untuk memimpin masyarakat dan negara

Page 32: Science care islam 3

3. Tatkala Kepemimpinan Sosial-Politik sudah berada di tangan Islam maka kebijakan sosial-politik yang diterapkan adalah tuntunan Allah

SWT terkait masalah kenegaraan, seperti kebijakan Politik Ekonomi, Hukum, Sosial-

Budaya, Pertahanan-Keamanan

Page 33: Science care islam 3

DI DALAM AJARAN ISLAM DAN PERCONTOHAN NABI MUHAMMAD

JELAS DI SANA ADA POLITIK ISLAM, YAKNI AJARAN ISLAM BAGAIMANA

BISA MEMBANGUN KEKUATAN POLITIK DI TENGAH KEKUASAAN NON-ISLAM,

BERTUJUAN AGAR ISLAM BISA MENJADI PEMIMPIN NEGARA UNTUK

MENERAPKAN SYARIAT ISLAM DALAM KENEGARAAN SETELAH MEMEGANG

KENDALI PEMERINTAHAN

Page 34: Science care islam 3

ISLAM MENGAJARKAN BAHWA KESELAMATAN DAN KESEJAHETRAAN

MANUSIA TIDAK TERLEPAS DARI AKTIFITAS POLITIK KARENA NEGARA

YANG DIPIMPIN SECARA SALAH, TIDAK ISLAMI, AKAN MERUSAK KUALITAS MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

Page 35: Science care islam 3

KEKELIRUAN MEMAKNAI POLITIK DALAM ISLAM

1. Ajaran Islam dikiranya tidak termasuk aktifitas Politik, hanya sekedar kegiatan Ritual dan amal Sosial belaka, padahal isi al Qur’an dan percontohan Nabinya jelas menunjukkan

keharusan terlibat dalam aktifitas Politik.

Page 36: Science care islam 3

2. Umat sudah puas jika penguasa politik membolehkan umat Islam melakukan ibadah mahdhoh (ritual) secara Islami. Umat tidak peduli apakah negara mengatur ekonomi,

budaya, hukum, pendidikan, dll tidak berpedoman pada al Qur’an dan Hadits. Bahkan

walau kebijakan tersebut merugikan kepentingan mereka yang non-ritualnya, atau

menggerogoti makna keimanan Islam.

Page 37: Science care islam 3

3. Umat sudah merasa benar cara berislamnya jika telah masuk organisasi yang hanya

bergerak dalam skala Ritual dan Amal sosial, walau di negerinya ada kesempatan untuk

membuat dan membesarkan Partai Politik yang berideologi Islam, bercita-cita menerapkan

syariat kenegaraan dalam mengelola bangsa-negara. Akibatnya kepemimpinan negara selalu

dalam penguasaan non-Syariat.

Page 38: Science care islam 3

5. MEMAKNAI JIHAD

1. Setelah seseorang memiliki keyakinan hati apa yang benar dan apa yang salah maka

harusnya orang tersebut menyampaikan ke orang lain tentang apa yang benar dan salah itu

sehingga orang lain bisa ikut menikmati kebenaran tersebut dan terhindar dari hal2 yang

salah. Dalam Islam upaya penyampaian kebenaran ke orang lain itu disebut “Jihad fie

Sabilillah”

Page 39: Science care islam 3

2. Jihad harusnya bisa dilakukan di masa damai maupun perang. Esensinya sama yakni

menyampaikan kebenaran yang diyakini, membela keyakinan itu jika dihinakan orang, dan terus

berupaya mendatangkan kemashlakhatan/kebaikan sekitarnya dengan kebenaran yang diyakini itu.

Dalam Islam tidak boleh ada paksaan pada orang untuk mengikuti kebenaran yang diyakininya, tapi

juga tidak boleh pasif menyimpan kebenaran hanya untuk diri sendiri.

Page 40: Science care islam 3

3. Jika ada orang atau negara lain yang menyerang keyakinan Islamnya secara fisik

maka wajib bagi umat Islam melawannya sampai penyerangan fisik itu berhenti. Di

sinilah makna Jihad dalam bentuk perang fisik.

Page 41: Science care islam 3

4. Dalam kondisi damai, upaya jihad berbentuk: a). Berdakwah menyampaikan keyakinan Islam b). Berpolitik untuk membangun kekuatan masif yang mendukung keyakinan Islam, sehingga bisa

mengatur kehidupan bersama yang aman-sejahtera bagi penduduk negeri yang pasti plural.

Umat Islam tidak boleh berdiam diri bila kehidupan sosialnya diatur dengan kebijakan2 merusak yang bersumber dari visi non-Islami.

Page 42: Science care islam 3

AL QUR’AN MENEGASKAN BAHWA JIHAD ADALAH PENANDA KEIMANAN

YANG NYATA (al Qur’an 49:15),AKTIFITAS JIHAD ADALAH PENANDA

BAHWA KEIMANAN SESEORANG ADALAH SUNGGUH-SUNGGUH, TIDAK PALSU SEBAGAIMANA YANG SERING

DIMILIKI OLEH KAUM MUNAFIK.

Page 43: Science care islam 3

PENIMPANGAN MAKNA JIHAD

1. Jihad sering dimaknai dengan menggunakan akar kata yang salah (‘jahada’) yang berarti “sungguh-

sungguh” sehingga apapun aktifitas yang dilakukan bersungguh-sungguh dianggap sudah berjihad.

Padahal kata dasar jihad adalah “JAAHADA” yang bermakna operasional ‘perjuangan’. Makna salah

seperti di atas membius umat untuk berislam hanya dengan ritual atau amal sosial saja yang jika

dilakukan sungguh2 sudah merasa dirinya berjihad.

Page 44: Science care islam 3

2. Jihad juga sering diartikan sekedar berjuang melawan hawa nafsu, sehingga berperang fisik dengan resiko mati untuk membela Islampun masih kalah dengan jihad hawa nafsu untuk tidak melakukan perbuatan dosa. Dengan

makna jihad seperti itu maka orang yang duduk manis di rumah untuk tidak berjudi misalnya sudah masuk kategori jihad. Astaghfirullah.

Page 45: Science care islam 3

Memaknai jihad seperti itu ternyata hanya didasarkan pada informasi (yang ternyata hadits dhoif/palsu) bahwa sepulang dari perang Badar

Nabi diberitakan menyatakan bahwa mereka pulang dari jihad kecil (perang) menuju jihad

akbar (menahan nafsu). Astaghfirullah, ternyata umat banyak disesatkan oleh hadits palsu yang

ternyata luas beredar

Page 46: Science care islam 3

3. Jihad sering disebut bukan kewajiban umat Islam karena tidak masuk rukun Islam yang 5,

padahal al Qur’an tegas berkali-kali menyebutkan kewajiban umat untuk berjihad, sedang rukun Islam yang 5 yang bersumber hadits tidak berarti membatalkan kewajiban

umat untuk melaksanakan perintah al Qur’an lainnya apalagi berjihad. Jihad bahkan disebut di dalam al Qur’an sebagai persaratan manusia untuk bisa masuk surga (al Qur’an 03:142).

Page 47: Science care islam 3

RESUMEBAGAIMANA MEMAHAMI

AGAMA ISLAMDI MASA KINI

ERA SAINS-TEKNOLOGI

Page 48: Science care islam 3

I. MENGENALKAN

IDENTITAS / SIFAT TUHAN & UTUSANNYA

Page 49: Science care islam 3

I.1. SIAPA sang Pencipta Sesungguhnya ( tepat dan benar): Allah SWT(dengan sifat2 dasarnya seperti disebutkan dalam al Qur’an Surat al Ikhlas),

Page 50: Science care islam 3

I.2. Siapa Manusia yang diutusNya untuk menyampaikan Berita kepada Manusia:

Nabi, Rasul, Pembawa Risalah TuntunanNya: Muhammad SAW

Page 51: Science care islam 3

II. MENGENALKAN TUNTUNAN TUHAN

UNTUK DITAATI DAN DILAKSANAKAN SECARA UTUH

(terbagi dalam 4 kategori)

Page 52: Science care islam 3

II.1. Mengenalkan Tuntunan Ritual Islam

(Shalat, Puasa, Zakat, Haji, Doa, dll)

Page 53: Science care islam 3

II.2. Mengenalkan Tuntunan Akhlaq Islam:

a. Pribadi: Makan-Minum, Pakaian, Menjaga Nafsu, Kesehatan, dllb. Sosial : Shadiq-Jujur, Amanah, Tabligh, Dermawan, Tabayyun, dll

Page 54: Science care islam 3

II.3. Mengenalkan Tuntunan Berkeluarga Islami:

a. Memilih Pasangan Hidup yang benarb. Pernikahan-perceraian yang sahc. Tata-kelola Keluarga Muslimd. Pembagian Warise. Hubungan antar Keluarga

Page 55: Science care islam 3

II.4. Mengenalkan Tuntunan Hidup Bernegara

a. Memilih Organisasi & Partai Politikb. Memilih Pemimpin dalam Kelompok & Negarac. Memenangkan Partai Politik Islam (Hizbullah)d. Menerapkan Tuntunan Islam dlm Mengelola Bangsa-Negara yang penduduknya PLURAL (POLEKSOSBUDKUMHANKAM Islami)

Page 56: Science care islam 3

III. MENGENALKAN BENTUK PERJUANGAN UNTUK PENGEMBANGAN/PENYEBARAN

AGAMA ISLAM

(Lintas Generasi, Berkesinambungan)

Page 57: Science care islam 3

III.1. Mendorong manusia untuk terus mengkaji Sunnatullah, yang diturunkan

secara transendental (Kajian Qur’an & Hadits Shohih)

Perintah Islam mengenal/Memahami Ciptaan Allah dalam Dunia Ghoib & Sahadah,

UPAYA TANPA HENTI,

sampai kiamat datang

Page 58: Science care islam 3

III.2. Mendorong manusia untuk terus mengkaji Sunnatullah melalui proses SAINS,

Perintah Islam supaya manusia proaktif dan mandiri mengenali/Memahami karakteristik Ciptaan Allah dalam Dunia Sahadah yang dihuninya (Pengembangan Sains dalam semua bidang) UPAYA TANPA HENTI, sampai kiamat datang

Page 59: Science care islam 3

III.3. Mendorong untuk terus KREATIF dan GIGIH berjuang membela-menguatkan Islam dan Umat, khususnya dalam pengelolaan bangsa

Cita2 mulia membuat kejayaan Islam dan Umat Islam (Izzul Islam wal Muslimin) dalam skala luas (Bangsa-Negara-Dunia Internasional yg ISLAMI),

UPAYA TANPA HENTI sampai kiamat datang

Page 60: Science care islam 3

Wassalaamu ‘alaikum wa Rokhmatullahi wa

Barakaatuh