YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Rendahnya prestasi dan kurangnya motivasi siswa untuk mempelajari

matematika merupakan masalah klasik yang terjadi di Indonesia. Laporan Third

International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 1999 yang

menempatkan Indonesia pada peringkat 34 dari 38 negara lebih memperjelas

bahwa kemampuan penguasaan matematika di negara Indonesia masih sangat

lemah.

Guru yang salah satunya berperan sebagai pentransfer ilmu, tampaknya

turut memberikan andil dalam rendahnya pencapaian prestasi matematika siswa.

Diyakini saat ini umumnya guru mengajarkan matematika masih dengan cara

yang kurang menarik bahkan cenderung galak. Suyatno (Asmin, 2006)

menyatakan bahwa dalam pengajaran matematika, penyampaian guru cenderung

bersifat monoton dan hampir tanpa variasi kreatif. Tidak mengherankan bila

masih banyak siswa yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit,

rumit, dan menakutkan.

Di SD sendiri sampai saat ini pengenalan konsep matematika masih berkisar

pada pengenalan angka, berhitung atau membilang dan mengoperasikan bilangan,

yang terkadang kegiatan tersebut belum dimengerti anak. Anak tidak memahami

mengapa harus mampu membilang, untuk apa angka harus dikurang, ditambah,

atau dikali. Padahal Panhuizen (Suharta, 2006) menyatakan bahwa bila anak

1

Page 2: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari (tanpa makna)

maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.

Masih jarang ditemui guru yang dalam pengajaran matematikanya

menanamkan proses pemaknaan. Guru umumnya melatih anak agar mampu

menghitung angka sampai pada tingkatan tertentu, meminta anak untuk menghafal

angka hasil pengurangan, penambahan, atau pengkalian. Tak heran jika anak yang

dianggap pintar adalah jika dapat berhitung sampai seratus, mampu

mengoperasikan pengurangan, penambahan, dan pengkalian angka. Padahal

menurut Putman (1987) salah satu aspek penting dalam pembelajaran matematika

adalah agar anak mampu mengaplikasikan konsep-konsep matematika dalam

berbagai keterampilan serta mampu menggunakannya sebagai strategi untuk

memecahkan masalah. Matematika seharusnya dipahami sebagai suatu ilmu yang

dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau

pada bidang lain. Dengan demikian tidak ada lagi anggapan bahwa mempelajari

matematika hanya sebagai suatu pekerjaan sia-sia yang hanya mencari

x dan y saja.

Sebagai upaya untuk menghindari adanya kegiatan pembelajaran

matematika yang sifatnya hapalan (rumus, angka) dan drill, yang melahirkan

pemahaman yang salah tentang matematika maka sejak dini perlu dilakukan suatu

kegiatan pembelajaran matematika dengan berbagai variasi pendekatan, strategi

serta metode yang sesuai dengan situasi pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar matematika

siswa, maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran yang mampu

2

Page 3: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

meningkatkan hasil belajar anak yaitu pembelajaran kooperatif dengan strategi

Index Card Match (ICM) atau mencari pasangan. Melalui model pembelajaran ini

siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, dan saling

bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya. Menurut Mitzel (1982) bila

siswa dalam belajarnya bermakna atau terjadi kaitan antara informasi baru dengan

jaringan representasi maka siswa akan mendapatkan suatu pengertian.

Strategi pembelajaran Index Card Match (ICM) ini adalah strategi yang

cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah

diberikan sebelumnya, namun materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi

ini. Siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu

sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Zaini,

2008:67)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka masalah

penelitian dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah implementasi pembelajaran matematika kooperatif dengan strategi

Index Card Match (ICM) di SD Negeri 003 dapat meningkatkan

pemahaman konsep matematika anak?

2. Bagaimana tanggapan atau reaksi anak SDN 003 Tanjungbatu ketika

diberikan pembelajaran matematika kooperatif dengan strategi Index Card

Match (ICM)?

3

Page 4: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

3. Kendala dan manfaat apa yang dirasakan guru di lapangan saat

mengimplementasikan pembelajaran matematika kooperatif dengan strategi

Index Card Match (ICM) dikelas 3 SDN 003 Tanjungbatu?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara rinci tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mengetahui gambaran pelaksanaan (kekuatan dan kelemahan) implementasi

pembelajaran matematika kooperatif dengan strategi Index Card Match

(ICM) dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika sejak dini.

2. Mengidentifikasi pengaruh implementasi pembelajaran matematika

kooperatif dengan strategi Index Card Match (ICM) terhadap peningkatan

pemahaman konsep matematika anak sejak dini.

3. Mengetahui tanggapan atau reaksi anak terhadap proses pembelajaran

matematika kooperatif dengan strategi Index Card Match (ICM)

4. Mengidentifikasi tanggapan guru (kendala dan manfaat) dalam

mengimplementasikan pembelajaran matematika kooperatif dengan strategi

Index Card Match (ICM).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, sebagai berikut.

4

Page 5: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

1. Bagi guru pada umumnya, implementasi pembelajaran matematika dengan

strategi Index Card Match (ICM) ini merupakan masukan yang dapat

memperluas wawasan tentang pembelajaran matematika.

2. Bagi anak, implementasi pembelajaran matematika kooperatif dengan

strategi Index Card Match (ICM) akan memberikan manfaat dalam

meningkatkan pemahaman konsep matematika mereka sejak dini.

3. Bagi para peneliti yang tertarik pada upaya inovasi pembelajaran, penelitian

ini dapat dijadikan masukan untuk pengembangan pembelajaran matematika

di tingkat lain.

4. Bagi Universitas, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

berarti dalam mengembangkan pembelajaran.

5

Page 6: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif telah menjadi salah satu pembaharuan dalam

pergerakan reformasi pendidikan. Pembelajaran kooperatif meliputi banyak jenis

bentuk pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem

pembelajaran dengan kelompok yang heterogen dan dapat digunakan oleh

beberapa kelompok umur dan berbagai mata pelajaran. Pembelajaran kooperatif

dilaksanakan oleh kelompok kecil supaya siswa dapat belajar bekerja sama dalam

kelompok untuk mempelajari isi kandungan pelajaran dengan berbagai

kemampuan sosial.

Selain itu, pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pengajaran sukses

dalam regu kecil. Masing-masing regu dengan tingkat kemampuan yang berbeda

dan masing-masing anggota regu bertanggung jawab dalam kelompoknya.

Slavin, abrani, dan Chambers (1996) dalam Sanjaya (2008:306) berpendapat

bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu

perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan

perspektif elaborasi kognitif.

1. Perspektif Motivasi

Penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap

anggota kelompok akan saling bekerjasama. Hal semacam ini akan

6

Page 7: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan

kelompoknya.

2. Perspektif Sosial

Setiap siswa akan saling membantu dalam proses pembelajaran secara

kooperatif karena mereka menginginkan semua anggota kelompok

memperoleh keberhasilan dan bekerja secara tim dengan mengevaluasi

keberhasilan sendiri oleh kelompok.

3. Perspektif Perkembangan Kognitif

Dengan adanya interaksi antar anggota kelompok dapat mengembangkan

prestasi siswa untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi.

4. Elaborasi Kognitif

Setiap siswa akan berusaha memahami dan menimba informasi untuk

menambah pengetahuan kognitifnya.

Prosedur pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2008:242) pada

prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu:

1. Penjelasan Materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian materi pokok

pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok, yaitu guru memberikan

gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai.

2. Belajar dalam Kelompok

Siswa belajar dalam kelompok pembelajaran yang telah dibentuk

sebelumnya, pengelompokkan bersifat heterogen artinya terdapat perbedaan

kemampuan akademik. Menurut Lie (2008:41), kelompok pembelajaran

7

Page 8: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tingkat tinggi, dua orang

berkemampuan sedang, dan satu lainnya berkemampuan akademis kurang.

Dalam kelompok heterogen, diharapkan siswa dapat meningkatkan interaksi

dan relasi.

3. Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau

kuis yang dilakukan secara individual maupun kelompok. Hasil akhir setiap

siswa adalah penggabungan tiap tes dan dibagi dua.

4. Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang paling berprestasi.

Hal ini dilakukan untuk memotivasi tim untuk terus berprestasi dan

membangkitkan keinginan untuk berprestasi bagi kelompok lain.

Menurut Nur (2000) dalam Gimin, dkk (2008:37) terdapat enam langkah utama

dalam pembelajaran kooperatif seperti pada tabel 1 berikut:

Tabel 1: Fase-fase Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase – 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa untuk aktif berinteraksi

Fase – 2

Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa secara

demonstrasi atau melalui bahan bacaan

Fase – 3

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa cara membentuk

kelompok dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien

Fase – 4 Guru membimbing dan mengkoordinir kelompok

8

Page 9: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Membimbing kelompok

untuk bekerja dan belajar

belajar

Fase – 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase – 6

Memberikan penghargaan

Guru memberikan penghargaan kepada individu dan

atau kelompok yang terbaik

2.2 Strategi Pembelajaran dengan Index Card Match (ICM)

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan variasi dalam pembelajaran

dengan melakukan strategi Index Card Match (ICM). Strategi pencocokan kartu

indeks ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Pada pembelajaran Index

Card Match (ICM), siswa dikelompokkan sesuai dengan pemberian kartu indeks

masing-masing. Siswa tersebut dibagi dalam beberapa kelompok agar setiap anak

dalam kelompok dapat bekerja sama dengan cepat dan efisien.

Langkah-langkah dalam strategi pembelajaran Index Card Match (ICM)

menurut Zaini (2008:67) sebagai berikut:

1. Guru membuat potongan-potongan kartu sebanyak siswa yang ada di dalam

kelas. Sebagian siswa diberi kartu berwarna merah dan sebagian yang lain

diberikan kartu berwarna biru.

2. Pada kartu yang berwarna merah, setiap kartu berisi beberapa pertanyaan.

3. Pada kartu yang berwarna biru, guru menulis jawaban-jawaban dari

pertanyaan yang telah dibuat.

4. Guru menggabungkan dan mengocok semua potongan-potongan kartu

sehingga akan tercampur antara kartu merah (kartu soal) dan kartu biru

9

Page 10: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

(kartu jawaban).

5. Guru memberikan secara acak satu potongan kartu kepada setiap siswa.

Sehingga setiap anak akan mendapatkan kertas soal dan kertas jawaban

dengan jumlah yang sama.

6. Guru memerintahkan kepada setiap anak untuk menemukan pasangannya

berdasarkan kartu yang mereka dapat. Jika sudah menemukan pasangannya,

siswa diminta untuk duduk berpasangan. Guru menegaskan kepada setiap

pasangan agar tidak memberitahukan yang tertulis dikartu mereka kepada

pasangan siswa yang lain.

7. Setelah semua siswa menemukan pasangannya dan duduk berdekatan, guru

memerintahkan kepada siswa untuk menyelesaikan soal yang ada dikartu

siswa masing-masing dan mencocokkannya dengan kartu jawaban.

8. Membuat klasifikasi dan kesimpulan.

Keunggulan:

- Membuat siswa aktif dalam belajar

- Membuat siswa senang dan bersemangat

- Meningkatkan kompeten antar siswa

- Strategi ini memungkinkan siswa bekerja sama dalam menyatukan ide

- Memperkuat ingatan siswa terhadap pelajaran

- Salah satu variasi dalam pembelajaran

2.3 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi

Pembelajaran Index Card Match (ICM)

10

Page 11: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Pembelajaran kooperatif dengan strategi pencocokan kartu indeks dalam

penelitian dilaksanakan dengan cara mengintegrasi strategi pencocokan kartu

indeks ke dalam pembelajaran kooperatif. Langkah-langkahnya antara lain

sebagai berikut:

1. Tujuan dan motivasi

2. Menyajikan informasi

a. Menjelaskan proses pelaksanaan kooperatif dengan menggunakan

strategi Index Card Match (ICM) secara umum.

b. Guru menjelaskan tentang materi yang akan diajarkan.

c. Menyajikan konsep penting dalam LKS berupa materi atau pokok

bahasan yang akan dipelajari di kelas. Materi tersebut dibuat sebagai

acuan batasan bagi guru membuat soal dalam kartu indeks.

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru meminta siswa duduk berkelompok yang terdiri atas 4 orang.

Pembentukan kelompok secara heterogenitas sesuai dengan pembentukan

kelompok secara kooperatif.

4. Tahap membimbing siswa dalam kelompok belajar. Selama kegiatan

kelompok, guru bertindak sebagai fasilitator.

a. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan oleh

anggota kelompok. Jika ada anggota kelompok yang belum mengerti,

maka teman satu kelompok yang memiliki tanggungjawab untuk

menjelaskannya.

b. Guru dan murid membahas LKS yang telah diselesaikan.

11

Page 12: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

c. Setelah LKS selesai dibahas, guru mengocok kartu indeks dan

meminta setiap siswa dalam kelompok untuk mengambil kartu indeks

secara acak.

d. Setelah seluruh siswa mendapatkan kartu indeks (sebagian berwarna

merah dan sebagian berwarna biru), guru memerintahkan kepada

masing-masing siswa untuk mencari pasangannya sesuai dengan

jawaban yang tersedia pada kartu indeks.

e. Dengan waktu yang telah ditentukan, setiap pasangan diperintahkan

untuk menukar kartu indeks kepada pasangan lain dalam

kelompoknya, dan masing-masing pasangan berdiskusi kembali untuk

menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu indeks dan

mencocokkan hasil perolehan dengan kartu indeks jawaban.

f. Setelah kartu indeks diselesaikan, guru memerintahkan kepada setiap

pasangan kelompok untuk berdiskusi sesama anggota kelompoknya

untuk menyamakan persepsi hasil diskusi mereka, sehingga setiap

kelompok mendapatkan hasil yang benar.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Prosedur Penelitian

12

Page 13: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research), yang menempatkan posisi peneliti bukan sekedar memecahkan

masalah pembelajaran yang ada di dalam kelas namun juga merefleksikan secara

kritis dan kolaboratif suatu implementasi rencana pembelajaran. Refleksi

dilakukan terhadap guru dan siswa. Di samping itu interaksi antara guru dan siswa

dalam konteks kealamiahan situasi dan kondisi kelas juga merupakan bagian yang

turut direfleksi.

Menurut Arikunto menyatakan bahwa ada tiga kata yang membentuk

pengertian PTK, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.

1. Penelitian

Suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat dalam meningkatkan mutu sesuatu hal yang menarik minat dan

penting bagi peneliti.

2. Tindakan

Suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu

(membentuk rangkaian siklus kegiatan siswa)

3. Kelas

Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang

sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menurut

pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta

didik yang sedang belajar (Arikunto, 2008:2).

13

Page 14: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Pengamatan/ pengumpulan data 1Refleksi 1

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan 1

Pengamatan/ pengumpulan data II

Refleksi II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Permasalahan Perencanaan Tindakan 1

Siklus I

Siklus II

Secara garis besarnya, PTK diartikan sebagai suatu tindakan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti dengan tujuan memperbaiki kekurangan-kekurangan

dalam pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa meningkat serta

memperbaiki kondisi-kondisi praktek pembelajaran.

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah implementasi

pembelajaran matematika dengan strategi Index Card Match (ICM). Perencanaan

siklus yang akan dilaksanakan adalah mengetahui keberhasilan dan hambatan dari

tindakan yang dilakukan.

Penelitian ini memerlukan perencanaan siklus yang terdiri dari 4 kegiatan

yang berulang, yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan,

dan (d) refleksi seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1: Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006: 74)

14

Page 15: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Prosedur penelitian tindakan kelas ini pada awalnya dirancang untuk tiga

siklus atau putaran. Akan tetapi karena kondisi di lapangan maka yang dapat

dilakukan hanya 2 (dua) siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan

yang dicapai seperti yang tertuang dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk

mengetahui permasalahan dalam mengimplementasikan pembelajaran matematika

dengan strategi Index Card Match (ICM) di SD Negeri 003 Tanjungbatu maka

dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Selain itu diadakan wawancara baik dengan guru-guru maupun siswa.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Kegiatan ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peneliti dan guru mendiskusikan dan berusaha menetapkan alternatif

peningkatan kualitas pembelajaran matematika. Berdasarkan kondisi yang

ada, maka alternatif pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan

mengimplementasikan pembelajaran matematika dengan strategi Index

Card Match (ICM).

2. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan mengembangkan salah satu ranah

perkembangan kognitif khususnya matematika.

3. Membuat Lembar Pengamatan.

4. Memberi penjelasan kepada siswa mengenai pembelajaran matematika

dengan strategi Index Card Match (ICM).

15

Page 16: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Proses Penelitian Siklus I

1. Melakukan observasi dasar

Observasi dasar dilakukan dalam kondisi siswa sedang terlibat dalam

aktivitas belajar khususnya dalam mengembangkan ranah perkembangan kognitif

(matematika). Observasi dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.

Tujuan observasi dasar adalah:

a. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran matematika;

b. Mengetahui bagaimana reaksi siswa dengan model pembelajaran

matematika yang diberikan guru;

c. Seberapa banyak siswa yang antusias dan mempunyai insiatif terhadap

pembelajaran matematika;

d. Untuk menentukan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat dalam

mengatasi permasalahan yang ada.

2. Latihan melaksanakan tindakan

Latihan pelaksanaan tindakan kelas dilakukan oleh guru sekolah yang

bersangkutan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan sistem

klasikal. Lamanya latihan pelaksanaan tindakan kelas ini adalah 2 hari. Tujuan

pelatihan ini untuk mengetahui kesiapan peneliti dalam mengimplementasikan

pembelajaran matematika dengan strategi Index Card Match (ICM).

3. Melaksanakan tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini pelaksananya adalah peneliti.

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan sistem klasikal. Materi pelaksanaan

16

Page 17: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

tindakan kelas adalah pembelajaran matematika dengan strategi Index Card Match

(ICM) yang sudah dituangkan dalam bentuk LKS dan kartu-kartu indeks yang

sudah dipersiapkan secara matang oleh guru dan peneliti. Pelaksanaan penelitian

tindakan kelas dilaksanakan selama satu pertemuan. Contoh gambaran umum

pelaksanaan tindakan implementasi pembelajaran matematika dengan strategi

Index Card Match (ICM) dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2

Gambaran Umum Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran Matematika

dengan strategi Index Card Match (ICM) di SDN 003 Tanjungbatu

Tahapan

Siklus

Prosedur

PenelitianKegiatan

Siklus I Refleksi

Awal

1. Pengamatan langsung

2. Merumuskan masalah yang terjadi

Perencanaan

Tindakan

Proses Pembelajaran:

1. Merancang model pembelajaran kooperatif

dengan menggunakan strategi Index Card

Match (ICM)

2. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa

3. Menyusun Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran

4. Menyusun format pengamatan

Pelaksanaan

Tindakan

Melaksanakan model pembelajaran kooperatif

dengan menggunakan strategi Index Card Match

(ICM)

Pengamatan 1. Guru melaksanakan pengamatan dan mencatat

semua proses yang terjadi dalam tindakan

2. Mencatat semua kelemahan, baik

ketidaksesuaian antara tindakan dan skenario

17

Page 18: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

maupun respon siswa

Refleksi 1. Diskusi antara guru dengan peneliti tentang

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan

2. Mengadakan evaluasi pelaksanaan

pembelajaran, merumuskan dan

mengidentifikasi masalah pada pelaksanaan

siklus I

3. Jika hasil tes pada siklus I tidak mencapai hasil

yang diharapkan, maka siklus II dapat

dilaksanakan

Pada waktu pelaksanaan tindakan ini peneliti didampingi guru sekaligus

melakukan observasi, dengan tujuan mengamati kondisi dan reaksi keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran; dan untuk mengetahui seberapa efektif

strategi Index Card Match (ICM) dalam meningkatkan pemahaman konsep

matematika anak.

4. Refleksi

Pada bagian ini yang dikemukakan adalah seberapa besar hasil perubahan

yang telah diperoleh dari implementasi matematika dengan strategi Index Card

Match (ICM). Selanjutnya dilakukan diskusi antara guru dan peneliti. Hasil

diskusi tersebut digunakan untuk menindaklanjuti hasil penelitian pada putaran

pertama.

Poses Penelitian Tindakan Siklus II

18

Page 19: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

1. Melaksanakan pelatihan ulang pada guru

Pelaksanaan pelatihan ulang dilakukan dengan tujuan mengoreksi dan

memperbaiki kelemahan dan kekurangan dalam mengimplementasikan

pembelajaran matenatika dengan strategi Index Card Match (ICM).

2. Melaksanakan tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini pelaksananya adalah peneliti.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama satu pertemuan. Pada

waktu pelaksanaan tindakan ini peneliti didampingi guru sekolah yang

bersangkutan sekaligus melakukan observasi, dengan tujuan mengamati kondisi

dan reaksi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan

strategi Index Card Match (ICM); dan untuk mengetahui seberapa efektif

implementasi pembelajaran matematika strategi Index Card Match (ICM) dalam

meningkatkan pemahaman konsep matematika anak dibandingkan pada penelitian

putaran 1.

3. Refleksi

Pada bagian ini yang dikemukakan adalah seberapa besar hasil perubahan

yang telah diperoleh dari implementasi matematika dengan strategi Index Card

Match (ICM). Selanjutnya dilakukan diskusi antara guru dan peneliti. Hasil

diskusi tersebut digunakan untuk menindaklanjuti hasil penelitian pada putaran

kedua.

3.2 Subjek Penelitian

19

Page 20: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 003 Tanjungbatu tahun ajaran

2013/2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 003

Tanjungbatu sebanyak 28 orang, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 orang

siswa perempuan dengan karakteristik heterogen.

3.3 Instrumen Penelitian

Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Silabus

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pembelajaran disusun secara sistematis yang mengacu pada

langkah-langkah strategi Index Card Match (ICM) dalam pembelajaran

kooperatif

3. Lembar Kerja Siswa

Untuk setiap kali pertemuan membahas satu LKS. Tiap LKS membahas satu

materi ajar yang akan didiskusikan.

BAB IV

20

Page 21: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

4.1 Simpulan

A. Strategi Index Card Match (ICM) merupakan konsep yang telah lama

diketahui namun belum familiar untuk diterapkan dalam pembelajaran

matematika sehari-hari di tingkat Sekolah Dasar.

B. Implementasi matematika dengan strategi Index Card Match (ICM)

dipandang mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai

konsep matematika.

C. Kekuatan matematika dengan strategi Index Card Match (ICM) dalam

meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa terutama terlihat

dari pengaplikasian konsepnya

4.2 Saran dan Tindak Lanjut

Terkait dengan kesimpulan di atas, maka diberikan saran bagi pihak-pihak

tertentu sebagai berikut.

Bagi Program Studi

Munculnya anggapan bahwa matematika strategi Index Card Match (ICM)

merupakan sesuatu yang “lama tetapi baru” merupakan tantangan bagi pihak

Program Studi untuk senantiasa menggali dan memperkenalkan konsep-konsep

serta pendekatan baru kepada para mahasiswa. Di samping itu, hasil penelitian ini

juga diharapkan dapat menjadi pemicu dilakukannya penelitian-penelitian sejenis

dalam berbagai disiplin ilmu , agar diperoleh data yang up to date dan menjadi

dasar pemenuhan kebutuhan stake holder di lapangan.

21

Page 22: PROPOSAL NEO BU ICA.docx

Bagi Guru

Implementasi matematika strategi Index Card Match (ICM) mampu

meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep matematika. Untuk itu, guru-

guru seyogyanya dapat mengimplementasikan matematika realistik ini di

lapangan secara bertahap sesuai

kemampuan masing-masing. Langkah tersebut hendaknya diawali dengan

pemahaman yang tepat tentang konsep matematika realistik, persiapan

pembelajaran yang matang, dan evaluasi yang berkesinambungan tentang hasil

implementasinya.

22


Related Documents