YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) merupakan salah satu diantara 18 Fakultas sebagai unit pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Pemerintah telah memberikan status UGM sebagai legal entity yang dapat melakukan autonomi dalam manajemen akademik, keuangan, sumber daya manusia dan aset serta revenue generating activities, untuk mencapai tujuannya menjadi world class university (WCU), namun disisi lain dituntut untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab dalam membangun bangsa melalui peningkatan sumberdaya manusia dan intelektualitasnya. Peran dan tanggung jawab UGM menjadi bertambah besar seiring arus globalisasi yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Arus globalisasi di sektor pendidikan menjadi tidak terbendung, setelah ditandatanganinya pakta persetujuan yang menyatakan bahwa Indonesia sepakat menempatkan bidang pendidikan sebagai salah satu bidang usaha. Pakta persetujuan ini berimplikasi sangat serius, karena lembaga-lembaga pendidikan dalam negeri harus siap menghadapi masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia. Oleh karena itu FKH sebagai bagian dari UGM dituntut pula untuk memerankan diri dipercaturan dunia sebagai World Class Faculty, untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan mampu bersaing secara internasional serta mampu membangun jejaring dengan mitranya di seluruh dunia. Tantangan bidang veteriner untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kesehatan hewan (manusya mriga satwa sewaka) dalam mengekplorasi sumber daya alam dan meningkatkan kualitas hidup adalah menjadi optimal goal dari pendidikan di FKH. Perjalanan panjang FKH sebagai unit pendidikan yang telah menghasilkan peneliti dan lulusan yang profesional telah banyak mempunyai impact pada kehidupan sosial, kebijakan dan sain, baik di tingkat nasional maupun internasional. Tantangan dibidang kesehatan dan pertanian dimana FKH banyak ikut mengambil peran dan inisiatif untuk mengantisipasi masa depan yang penuh1

dengan ketidak pastian, perubahannya demikian cepat, kurang dapat diprediksi dengan pasti, dan hasilnya sering ditemukan berbeda dengan harapan manusia maka peranan lulusan FKH UGM tampak makin mejadi penting. Untuk mengantisipasi dan memasuki masa depan yang selalu berubah, maka langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan perencanaan sekaligus dengan menyusun skenario masa depan yang paling mungkin dilakukan. Langkah keberikutnya adalah mempersiapkan diri mengantisipasi kemungkinan masa depan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan di masa depan adalah kemajuan sain dan teknologi serta tuntutan masyarakat yang selalu berkembang. Perkembangan tersebut mempengaruhi pilihan dan tuntutan terhadap pendidikan akan berbeda dan pilihan pekerjaanpun akan berubah. Perubahan tersebut juga membawa dampak kepada kegiatan akademik dalam ilmu kedokteran hewan, yang arahnya tentu sesuai dengan kecenderungan perubahan teknologi, ekonomi, sosial, dan politik. Kenyataan yang dihadapi dalam pengelolaan pendidikan dewasa ini adalah gejala massifikasi (permasalahan), internasionalisasi, dan globalisasi. Permasalahan universitas adalah meningkatkan akses sebagian besar penduduk dalam memasuki Perguruan Tinggi (Gross Enrollment Rate) yang masih relatif rendah, dan meninggalkan keadaan yang dulunya hanya kelas elite tertentu saja yang dapat mengikuti Perguruan Tinggi. Gejala internasionalisasi adalah suatu upaya kerjasama antar bangsa dalam menangani kecenderungan global, sedang globalisasi adalah terjadinya proses mobilisasi lintas negara dari modal, informasi, tenaga kerja, dan sumber daya alam melalui cara komunikasi virtual dan transportasi untuk menuju keterpaduan pasar dunia yang didominasi oleh budaya, teknologi, dan ekonomi negara maju. Bagi sebuah universitas kecenderungan umumnya lebih mengarahkan perhatian kepada internasionalisasi dengan alasan bahwa ciri khas abad 21 adalah: 1). bergesernya masyarakat industri ke masyarakat yang berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based society), 2). bertumbuhnya keterpaduan teknologi informasi dengan telekomunikasi (Information and Communication TechnologyICT) dan kemajuan transportasi yang menjamin kecepatan akses semua orang kepada sumber informasi baru. Alasan dan motivasi internasionalisasi suatu2

Perguruan Tinggi juga beragam, yakni alasan politis, ekonomis, akademis, dan alasan sosial budaya. Oleh karena itu dalam melaksanakan internasionalisasi suatu Perguruan Tinggi maka inisiatif, strategi, dan kebijakannya tidak terelakkan dari kecenderungan global, akan tetapi penekananya disamping untuk memajukan pendidikan, kebudayaan, dan peradaban dunia adalah keberlanjutan serta kelestarian alam (World Sustainability of Nature and Biodiversity). Untuk itu perlu dilakukan upaya membangun hubungan dan kerjasama internasional, antara lain dalam menerima mahasiswa, dosen, dan peneliti, kerjasama akademik, penelitian dan kultural dengan memperkaya jejaring kerjasama dengan institusi pendidikan dan penelitian baik tingkat regional maupun internasional. Oleh karena itu, internasionalisasi tidak hanya dalam hal penerimaan mahasiswa asing, program pertukaran dosen dan mahasiswa, penggunaan ICT dan komunikasi, akan tetapi adalah penekanan pada berbagai program kelembagaan yang bersifat internasional, guna pencapaian kompetensi, yaitu pembelajaran yang bertujuan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan attitude, serta etos yang menekankan budaya akademik dan proses pemaduan dimensi internasional dalam pembelajaran, penelitian dan pelayanan kepada masyarakat. Memperhatikan perkembangan dunia pendidikan yang begitu cepat berubah, Program Studi Kedokteran Hewan perlu mengembangkan berbagai program yang mengarah pada state of the art program internasional, untuk melakukan beberapa penyesuaian agar dapat menjadi world class faculty, sekaligus diharapkan lulusannya dapat berkompetisi dengan lulusan sejenis dari negara lain dalam menempati posisi pada pasar kerja internasional. Internasionalisasi Program Studi Kedokteran Hewan diharapkan dapat menjaring anak didik baik dari lulusan domestik maupun negara lain. Dalam mewujudkan world class veterinary school yang mampu menyelenggarakan pendidikan agar lulusannya dapat bersaing dan berkompetisi di era global, diperlukan peningkatan di beberapa bidang seperti: Evaluasi manajemen akademik, peningkatan kurikulum dan silabus menuju state of the art internasional, penyempurnaan sistem pendukung kurikulum dan silabus yang dikembangkan, akreditasi institusi dan rumah sakit hewan secara nasional, Asian dan Internasional serta Kerjasama Internasional.3

Program Studi Kedokteran Hewan Dalam memasuki era global, perguruan tinggi penyelenggara pendidikan dokter hewan dihadapkan pada peluang dan tantangan dengan lingkungan dan tatanan yang terus berubah sangat cepat. Munculnya penyakit-penyakit strategis (Avian Influenza/ bird flu, Antraks, Rabies, BSE, Toxoplasmosis dll) akhir-akhir ini cukup menjadi perhatian publik, membuat resah di masyarakat sehingga diperlukan suatu perhatian khusus, serta diperlukan adanya otoritas veteriner dan kerjasama antar instansi terkait. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peran dokter hewan serta citra profesi. Masyarakat modern di era globalisasi menuntut adanya jaminan akan keamanan pangan asal hewan, produk produk bioteknologi atau produk transgenik dan hubungan antara pangan dan kesehatan serta terjaminnya lingkungan hidup yang sehat dan kelestarian mega biodiversity yang di miliki Indonesia. Selain itu, penyebaran penyakit zoonosis serta kecenderungan meningkatnya minat pemeliharaan hewan kesayangan, aquatik, eksotik, satwa liar serta pengawasan lalu lintas ternak dan produk asal hewan, diperlukan peranan profesi dokter hewan yang profesional serta memiliki wawasan internasional. Dampak globalisasi juga menuntut peran dokter hewan dalam menjaga agar wilayah Indonesia bebas dari penyakit hewan menular (zoonosis) dan penyakit eksotik melalui kegiatan pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang ketat. Identifikasi dan Pengembangan Keungulan Lokal Indonesia sebagai negara dengan mega biodiversity memiliki banyak kelebihan dibanding negara tropis dan subtropis, bahkan dengan sesama negara Asia Tenggara lainnya. Kekayaan hewan dan satwa liar asli Indonesia merupakan aset dunia yang tak ternilai harganya. Besarnya animo masyarakat internasional terhadap hewan asli dan satwa liar merupakan peluang baik untuk menjaring peserta didik dan peneliti dari luar negeri. Selain kekayaan hayati, penyakit zoonotik yang timbul dari hewan dan satwa liar juga menjadi topik penelitian yang selalu up to date, sehingga dapat dijadikan unggulan dalam pendidikan dokter hewan bertaraf internasional. Keunggulan lokal yang lain yang tidak kalah4

menarik untuk diangkat dalam skala internasional adalah veterinary tropical medicine. Sebagai negara tropis terbesar di dunia, Indonesia selalu menarik untuk dijadikan negara tujuan riset dan pendalaman berbagai penyakit-penyakit tropis. Peningkatan riset dalam pengembangan pengetahuan sangat terkait dengan pemanfaatan hewan coba yang semakin meningkat. Peningkatan pemanfaatan hewan coba tentu saja menuntut adanya manajemen penanganan hewan coba yang sesuai dengan standar penanganan hewan secara internasional, baik dari segi kesejahteraan maupun regulasi penggunaan hewan coba sesuai Animal Care and Use Comittee (ACUC). Keunggulan-keunggulan lokal tersebut merupakan aset yang sangat menarik untuk ditonjolkan dalam pembentukan kurikulum bertaraf internasional dan merupakan aset dalam kerjasama internasional dan penyusunan kurikulum yang mempunyai mutu, keunikan tersendiri yang jarang dimiliki negara negara lain. Sasaran Stratejik Keberhasilan pendidikan kedokteran hewan tercermin pada enam area kompetensi yang harus dikuasai lulusannya yakni: Pengetahuan medik, pelayanan memuaskan, komunikasi dan hubungan antar manusia, pembelajaran berbasis praktek, praktek berbasis sistem, profesionalisme, dan posisi organisasi dan Pendidikan Kedokteran Hewan di dalam undang-undang/aturan hukum. Kurikulum, performance salary, dan manajemen fakultas (ISO 9001) bertaraf atau bermutu internasional sebaiknya berubah secara bertahap untuk menghadapi penyakit yang bersifat global. Oleh karena itu, tim khusus yang transparan dan akuntabel untuk menangani program internasionalisasi dengan kajian mendalam dan meluas dibentuk dengan melibatkan seluruh civitas akademika dengan semangat kebersamaan. Program Studi Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada dengan jumlah dosen saat ini adalah 81 orang yang terdiri dari 3 Dokter Hewan, 34 master, dan 44 doktor yang 11 diantaranya adalah profesor bertekad memainkan peran sentral dalam menghasilkan dokter hewan profesional yang berwawasan global untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera melalui kesehatan hewan (manusya mriga satwa sewaka). Indonesia dengan jumlah penduduk yang5

cukup besar, merupakan pasar yang potensial untuk ternak maupun produk asal hewan dari negara penghasil ternak dengan kualitas yang lebih baik. Peternak lokal belum mampu bersaing dalam era perdagangan bebas. Hasil-hasil penelitian yang dihasilkan oleh Program Studi Kedokteran Hewan UGM belum banyak bermanfaat dan belum sepenuhnya dapat di aplikasikan pada pemberdayaan masyarakat (community empowerment) khususnya petani/peternak. Penelitian yang komprehensif berupa penelitian unggulan dengan menjalin kerjasama internasional sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan FKH UGM. Kurikulum pendidikan dokter hewan yang yang mengacu kesepakatan bersama antara Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia dan Dekan-dekan FKH seluruh Indonesia masih belum banyak mengacu permasalahan lapangan. Disamping itu, banyaknya masalah yang belum dapat sepenuhnya diatasi dengan baik di karenakan masih banyak terdapat kesenjangan antara peternak kecil dan industri peternakan, kebijakan pemerintah yang kurang mendukung otoritas veteriner baik dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit menular maupun zoonosis serta masih terabaikannya kepentingan peternak kecil yang justru dapat menjadi kendala dalam penanggulangan penyakit maupun peningkatan ekonomi pedesaan. Tujuan strategis pemerintah dalam hal ini, Departemen Pertanian adalah penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan dan keadilan, keterbukaan, keterpaduan dan kemandirian. Penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan bertujuan untuk: 1) menyediakan bahan pangan dan bahan baku industri; 2) meningkatkan produktivitas; nilai tambah, pendapatan, penerimaan negara, devisa dan taraf hidup rakyat; 3) memperkuat daya saing perekonomian bangsa; 4) memperluas kesempatan berusaha dan pemerataan kesempatan kerja; 5) melindungi wilayah Republik Indonesia, masyarakat hewan, dan produk hewan dari penyakit hewan dan ancaman biologik; dan 6) mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut Program Studi Kedokteran Hewan sebagai pencetak dokter hewan harus mempunyai misi yang dapat mendukung tujuan strategis Direktorat Bina Produksi Peternakan dalam menuju kecukupan akan pangan dan daging. Menurut data Ditjenak 2007, dalam kurun waktu 206

tahun terakhir

populasi sapi potong di indonesia tidak menunjukkan

perkembangan yang signifikan bahkan pada periode 1997-2001 populasinya cenderung terus menurun, dan saat ini diperkirakan hanya sebesar 11,3 juta ekor itu pun terkonsentrasi di pulau Jawa, Bali, NTT dan NTB dengan luas lahan yang semakin lama semakin berkurang akibat alih fungsi lahan. Keadaan ini menuntut inovasi dan kreativitas institusi pendidik untuk membangun SDM yang mampu dalam peningkatan produksi melalui peningkatan mutu genetik, melestarikan biodiversitas dan menjaga kesehatan ternak sesuai dengan kemajuan sain dan teknologi terkini. Saat ini, Program Studi Kedokteran Hewan telah merubah paradigma pembelajaran dengan menerapkan sistem Student Centered Learning (SCL) yang berbasis Problem Based Learning (PBL) agar lulusan lebih adaptif, kreatif dan inovatif terhadap kemajuan sain dan tehnologi, perubahan tatanan global dan mampu bersaing di tingkat regional maupun internasional. Upaya mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik serta interaktif melalui perubahan kurikulum juga di ikuti dengan menyiapkan fasilitas pendidikan modern, fasilitas penunjang pendidikan yang berbasis IT, teaching farm, SDM pendidikan yang profesional, membangun kerjasama internasional dan menjaga atmosfir akedemik yang kondusif. Lulusan diharapkan memiliki knowledge, skills dan attitude untuk mejalankan tugas-tugas veteriner. Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki luas wilayah darat dan laut luar biasa serta penduduk tergolong no 4 di dunia serta memiliki kekayaan alam dengan mega biodiversity yang termasuk no 2 di dunia, memerlukan dokter hewan yang profesional serta ber wawasan global untuk menjaga dan melestarikan serta memanfaatkan potensi SDA yang kita miliki. Dokter hewan di Indonesia pada tahun 2008 tidak lebih dari 6000 orang. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan proyeksi kebutuhan tenaga dokter hewan yang mencapai 20.000 orang di tahun 2020. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi bila jumlah lulusan dokter hewan mencapai 800 orang per tahun, padahal kemampuan meluluskan dokter hewan dari 5 FKH di Indonesia masih sangat kurang. Meningkatnya kebutuhan akan dokter hewan disebabkan karena adanya kemajuan dan tumbuhnya industri perunggasan, industri pakan atau pangan, obat-obatan, vaksin, pengolahan dan keamanan pasca panen. Permintaan7

dokter hewan yang cakap dan menguasai bahasa asing dari pengguna terus meningkat karena diperlukan untuk menangani berbagai macam penyakit hewan, unggas atau burung, satwa liar, aquatik, dan ke karantinaan. Dokter hewan juga di perlukan di pemerintahan, TNI, POLRI dan LSM, selain itu juga sangat di perlukan disektor suasta dan praktek mandiri sejalan dengan perubahan struktur sosial dan pemanfaatan/ketertarikan akan hewan kesayangan dan ternak produktif. Program Studi Kedokteran Hewan UGM sebagai pencetak dokter hewan mempunyai visi, menjadi fakultas yang unggul, terdepan, serta menjadi bagian dari world class university yang berwibawa dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Lulusan yang dihasilkan baik S1, magister dan doktor di harapkan memiliki wawasan global, profesional serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Untuk mewujudkan visi tersebut maka institusi menterjemahkan kedalam misi sebagai berikut: 1) menyelenggarakan, mengembangkan dan membina pendidikan tinggi kedokteran hewan yang berkualitas tinggi; 2) menghasilkan lulusan profesional yang unggul, bermoral, tangguh, dan berjiwa wirausaha; 3) meningkatkan kualitas penelitian yang mendukung pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Kedokteran Hewan dan Peternakan; 4) meningkatkan pengabdian pada masyarakat atas dasar manusya mriga satwa sewaka; dan 5) menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan lembaga-lembaga di dalam dan luar negeri atas dasar azas kesetaraan dan 6) menghasilkan karya yang mampu mendorong peningkatan keunggulan bangsa. Fakultas Kedokteran Hewan UGM mempunyai peluang besar untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah berdasarkan keunggulan lokal dan keunggulan strategis, agar dapat memanfaatkan kelebihan suatu daerah di bidang sumber daya alam, peternakan dan kesehatan hewan secara optimal untuk meningkatkan ekonomi daerah. Oleh karena itu, diperlukan efisiensi manajemen dan internasionalisasi Program Studi Kedokteran Hewan UGM baik dalam menentukan kebijakan yang mencakup bidang pendidikan, penelitian, pengawasan produk asal hewan dan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat. Dalam menanggapi tingkat kemajemukan dan kompleksitas permasalahan kesehatan hewan dan peternakan, Program Studi Kedokteran Hewan mewajibkan8

untuk memperluas dan memeratakan akses pendidikan kedokteran hewan pada pelayanan masyarakat yang menjadi tanggung jawab sosialnya. Berbagai tuntutan, tantangan, dan dinamisasi masyarakat Indonesia mendorong Program Studi Kedokteran Hewan menghasilkan dokter hewan yang berkualitas makin tinggi dan mampu berdiri setara dalam pergaulan mesyarakat dunia, berperan aktif dalam menggerakkan roda ekonomi, kesehatan masyarakat, dan pembangunan bangsa. Atas dasar misi tersebut, Program Studi Kedokteran Hewan sebagai lembaga pendidikan yang merupakan bagian dari pengembangan ilmu dalam sebuah perguruan tinggi yang otonom, akan memiliki peluang yang sangat baik tanpa harus terhambat dengan prosedur birokrasi dan mampu mengidentifikasi diri baik akan kelebihan ataupun kekurangannya sehingga dapat menjadi trend setter ilmiah serta mampu menangkap nilai-nilai kharakteristik masyarakat. Arah pengembangan Program Studi Kedokteran Hewan UGM adalah ditujukan untuk mengklarifikasikan lulusan yang mampu mewujudkan tujuan strategisnya, yaitu:a. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan dokter hewan dan

pascasarjana. b. Meningkatkan kualitas dan relevansi penelitian dan pelayanan kepada masyarakat untuk:1) Menghasilkan

lulusan dengan kemampuan intelektual yang

bermutu tinggi. 2) Menghasilkan dan penerapan pelayanan IPTEK veteriner 3) Menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk mengatasi masalah kesehatan hewan dan peternakan di Indonesia c. Menumbuh kembangkan nilai luhur UGM dan budaya Pancasila dengan:1) Sikap toleran dan saling menghormati.

2) Memupuk dan membangun semangat kebangsaan, serta3) Disiplin diri di kalangan sivitas akademika

d. Mengembangkan pengelolaan Program Studi Kedokteran Hewan UGM yang efisien dan produktif untuk:1) Menghasilkan keunggulan akademik Program Studi Kedokteran

9

Hewan UGM.2) Menghasilkan pengelolaan Program Studi Kedokteran Hewan

UGM yang bertangung jawab dan akuntabel. e. Menyediakan layanan sarana prasarana yang mendukung mutu Program Studi sebagai fakultas yang mengedepankan nilai ke unggulan lokal, profesi yang peka dengan masalah sosial serta lulusan yang berkualitas dan bertaraf internasional.f. Mengembangkan

kemandirian organisasi dan jaringan kerjasama

internasional untuk meningkatkan networking dan kompetensi lulusan. Tujuan strategis tersebut pada akhirnya akan dapat menjadi nilai institusi yang mencerminkan: Kejujuran, integritas, respek, keterbukaan, keanekaan dan keseimbangan yang dalam pengimplementasikan values tersebut lulusannya mampu bekerja secara team, menujukkan kualitas, mengembangkan inovasi dan kreativitas, paying attention to every details dan membangun emotional commitment. Internasionalisasi Program Studi Kedokteran Hewan Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran merupakan dharma pertama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yang indikasinya terkait pada kinerja akademik fakultas dan universitas. Seluruh kebijakan dan kegiatan akademik harus diarahkan pada terlaksananya pembelajaran yang berkualitas dan bertaraf internasional. Program Studi Kedokteran Hewan mempunyai tujuan strategis, yaitu meningkatkan kualitas lulusan pendidikan dokter hewan dan pascasarjana dengan membangun jejaring internasional melalui kolaborasi pendidikan (pertukaran mahasiswa dan staf), double degree program, joint thesis supervision dan joint research serta sabatical leave. Isu strategis seperti kultur indonesia yang beragam, mega biodiversity yang kita miliki, kebutuhan stake holder akan pendidikan dan penelitian yang berkualifikasi internasional, lulusan program studi yang memiliki kompetensi, menguasai Information and Comunication Technology (ICT), dan mempunyai kualitas yang mampu bersaing di tingkat internasional dapat menjadi peluang input yang baik bagi program studi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan hewan,10

bioteknologi dan peternakan dapat menjadi trigger terwujudnya

peningkatan

SDM dokter hewan yang respek terhadap etik, memiliki integritas dan kebebasan akademik. Intenasionalisasi Program Studi Kedokteran Hewan diharapkan dapat menjaring anak didik dari pasar domestik yang membutuhkan pendidikan bertaraf internasional serta pasar internasional seperti: Negara-negara Asian, Korea, Jepang, Belanda, Jerman, negara-negara Timur Tengah dan Timor Leste. Untuk mewujudkan world class veterinary school yang mampu menyelenggarakan pendidikan yang lulusannya dapat bersaing dan berkompetisi di era global, diperlukan peningkatan di beberapa bidang seperti: Evaluasi Manajeman Akademik dan proses pembelajaran, Perbaikan kurikulum PBL, Kurikulum dan Silabus pascasarjana menuju state of the art Internasional, adanya credit transfer system (CTS), Penyempurnaan Sistem pendukung kurikulum dan Silabus yang dikembangkan, Persiapan akreditasi baik BAN-PT maupun Asean dan Kerjasama Internasional. Oleh karena itu yang menjadi perhatian untuk mewujudkan hal tersebut adalah: 1. Kelas Internasional Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan Program Studi Kedokteran Hewan maka diadakan pembenahan secara menyeluruh terhadap kurikulum baru dengan menerapkan SCL berbasis PBL mengikuti state of the art internasional dan pembenahan kurikulum pascasarjana. Kebutuhan kurikulum baru sesuai dengan kaidah internasional dirasakan sangat perlu dan harus dipenuhi dengan adanya tuntutan dunia kerja di tingkat global untuk mengantisipasi perkembangan ilmu di bidang kedokteran hewan, veterinary biomedic dan bioteknologi. Pembenahan kurikulum pascasarjana Sain Veteriner yang mengarah pada konsentrasi: Veterinary clinic and reproduction, Veterinary Public Health and Epidemiology, Wild life, Unggas (Health and Management of Poultry) dan Veterinary Biomedic perlu dilakukan dengan mengadakan bench marking dan workshop kurikulum. Penyusunan kurikulum dimulai dengan pembuatan tim perubahan kurikulum, lokakarya kurikulum, persetujuan senat Fakultas, dan Surat Keputusan Rektor. Kemudian sosialisasi kurikulum baru, dilakukan pada tenaga pendidik, kependidikan, dan mahasiswa. Untuk menunjang sistem pembelajaran11

dengan PBL diperlukan bahan ajar, dan penerapan e-learning. Disamping itu diperlukan pengembangan bersama kurikulum PBL dengan perguruan tinggi mitra. 2. Akreditasi Internasional Akreditasi program studi dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa suatu program studi yang telah terakreditasi telah memenuhi mutu yang telah ditetapkan (quality assurance). Sejak tahun 2000 pemerintah menetapkan bahwa proses akreditasi program studi jenjang S-1 menggunakan sistem baru yang melibatkan penilaian untuk tingkat institusi dan penilaian tingkat program studi itu sendiri. Penilaian tingkat institusi dilakukan melalui portofolio seperti mekanisme akreditasi jenjang pascasarjana yang diikuti visitasi langsung kelapangan, sedangkan penilaian untuk tingkat program studi dilakukan melalui pengisian borang-borang yang menyangkut manajemen dan pelaksanaan program studi dan diikuti dengan visitasi langsung ke program studi yang bersangkutan. Khusus untuk program studi di lingkungan UGM telah dilakukan audit mutu akademik secara periodik setiap tahun. Khusus akreditasi dari BAN-PT di berikan rambu-rambu penilaian kualitatif melalui pengamatan/wawancara/analisis dokumen serta verifikasi data dari tim asesor. Adapun aspek yang menjadi fokus penilaian adalah: good governance dari institusi, infrastruktur fisik, manajemen keuangan, manajemen SDM dan sistem informasi. Akreditasi internasional mengacu pada Accreditation policies and procedures of the AVMA council on education (COE) yang menekankan pada standar capaian pendidikan kedokteran hewan di Amerika Serikat. Program studi yang berhasil mendapatkan status terakreditasi secara internasional memastikan bahwa komitmen mereka terhadap kualitas pendidikan yang berkelanjutan dan memenuhi standar yang telah ditetapkan COE berlaku selama 7 tahun. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa institusi yang telah memenuhi standar AVMA acreditation of veterinary medical programs menjamin bahwa:1. Lulusannya mencapai target kompetensinya untuk menjalankan praktek

sebagai dokter hewan.

12

2. Lulusan telah mencapai tujuan pembelajaran dan siap untuk menjadi

profesional dalam menjalankan tugas dokter hewan.3. Fakultas, Dekan dan Administrator yang programnya telah dinilai sangat

memuaskan mendapat pengakuan telah menjalankan institusi dengan semestinya.4. Pengakuan dan kepercayaan publik akan pendidikan yang telah dijalankan.

Untuk dapat mencapai target seperti diatas maka pada program internasional ini direncanakan melakukan persiapan dan pembenahan program studi untuk menempuh akreditasi nasional melalui BAN-PT dan Akreditasi Internasional dengan melakukan perbaikan pada beberapa sistem dan kegiatan penunjang seperti: Akreditasi Laboratorium, Akreditasi Rumah Sakit Hewan, Pembentukan Komite Kesejahteraan Hewan (ACUC) dan bench marking Laboratorium serta RSH ke luar negeri. 3. Kerjasama Internasional Salah satu dari misi Fakultas Kedokteran Hewan UGM adalah melaksanakan kerjasama institusional baik bertaraf nasional maupun internasional, yang nantinya dapat mendukung kegiatan belajar mengajar, penelitian, menguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran hewan. Tantangan ke depan di era global adalah kemampuan untuk membangun jejaring, sehingga kerja sama international harus mendapat perhatian yang serius untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju. Penguasaan sain dan teknologi akan mengangkat kredibilitas kita untuk mampu duduk sejajar baik dalam sistem pendidikannya maupun lulusannya dengan sistem pendidikan dan lulusan dari negara-negara yang sudah maju. Selain itu juga untuk membekali lulusan dari Fakultas Kedokteran Hewan agar mampu bersaing dalam persaingan global di kancah Internasional. Program yang mendukung pengembangan kerjasama internasional adalah:1. Follow up dan aplikasi MoU yang telah dicapai dengan universitas mitra

di luar negeri2. Pertukaran mahasiswa, staf dan sabatical leave

13

3. Kolaborasi dan pertukaran materi riset

4. International Seminar on Veterinary Zoonotic and Tropical Diseases5. Revitalisasi jurnal Sain Veteriner 6. Publikasi internasional

14

BAB II EVALUASI DIRI A. Evaluasi Manajemen Akademik 1. Pendidikan Lulusan. Kualitas lulusan FKH dinilai berdasarkan IPK dan performance serta kepribadiannya. Secara kuantitatif, rata-rata IPK lulusan FKH UGM memperlihatkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Indeks Prestasi Kumulatif Sarjana lulusan 2004/2005 sampai dengan 2008/2009 mengalami kenaikan; berturut-turut 2,64, 2,79, 2,72 dan 2,84. Pada periode bulan Agustus 2008 rata-rata IPK wisudawan FKH sebesar 3,04 dan IPK tertinggi lulusan se-UGM dicapai oleh wisudawan FKH. Rata-rata IPK lulusan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, mengindikasikan terjadinya perbaikan dalam proses pembelajaran yang menyertainya. Meskipun demikian, IPK ini relatif rendah, bila dibandingkan dengan rata-rata IPK mahasiswa UGM pada umumnya, yaitu 55 % lulusan UGM dengan IPK diatas 3,0. IPK lulusan akan terus ditingkatkan sampai berada pada kisaran 2,75-3,50. Apabila hal ini dapat tercapai, diharapkan akan memberikan peluang lebih besar kepada para lulusan untuk bersaing di dunia kerja. Masa tunggu rata-rata lulusan FKH UGM tergolong baik, yaitu kurang dari 3 bulan, lebih baik dari rata-rata masa tunggu UGM yang mencapai.7,7 bulan. Relatif rendahnya rata-rata IPK lulusan prodi kedokteran hewan dibanding rata-rata UGM sebagaimana digambarkan di atas, diduga disebabkan oleh, antara lain, kurang efektifnya pendampingan dan pembimbingan terhadap mahasiswa. Dosen wali kurang memonitor perkembangan prestasi mahasiswa yang ada di bawah bimbingannya, sehingga tidak dapat sesegera mungkin mengidentifikasi permasalahan menyangkut menurunnya prestasi mahasiswa dan memberikan arahan yang tepat. Bimbingan terstruktur dari dosen wali 2 kali dalam satu semester pada saat pengisian KRS dan perbaikan KRS kurang dimanfaatkan. Pada pertemuan terstruktur tersebut, mahasiswa kurang dapat memanfaatkan kesempatan dengan mengemukakan permasalahan yang15

dihadapinya, sementara disisi lain sebagian dosen masih ada yang sekedar hanya memenuhi kewajiban menandatangani KRS. Pertemuan-pertemuan yang seyogyanya dapat dilakukan diluar jadual terstruktur tersebut hampir tidak dilakukan. Optimalisasi pelayanan perpustakaan, dalam hal penyedian bahan ajar/referensi/text book dan waktu pelayanannya terus diupayakan. Perpustakaan melakukan optimalisasi pelayanan kepada mahasiswa dengan memperpanjang jam buka untuk pelayanan dan juga mengalokasikan anggaran secara cukup dalam RKAT untuk pengadaaan jurnal dan penambahan koleksi buku. Disamping itu, program studi juga menstimulasi semua dosen untuk menyediakan/memperbaharui bahan ajar/handout. Metode perkuliahan/ pembelajaran yang semula masih mengikuti kaidah lama (teacher centered learning) berupa ceramah searah, tidak ada diskusi, diharuskan untuk berubah menjadi student centered learning. di tingkatkan. Adanya instrumen evaluasi diri yang terstruktur dan terintegrasi dalam Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPMPT) UGM memberikan andil sangat besar bagi upaya perbaikan mutu akademik program studi. Dalam 2 tahun terakhir, telah diselenggarakan 2 kali Audit Mutu Akademik Internal (AMAI) UGM terhadap program studi, yang menghasilkan kesimpulan memuaskan dalam pendokumentasian penjaminan mutu dan pelaksanaan proses akademiknya. Kualitas input mahasiswa program studi kedokteran hewan semakin meningkat dalam 3 tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya rasio pendaftar dan yang diterima dalam 3 tahun terakhir. Kualitas input yang bertambah baik, setelah melalui proses pembelajaran yang optimal, diharapkan menjadi lulusan dengan tingkat kompetensi tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu lulusan, antara lain dengan mengintensifkan bimbingan dosen dalam penyusunan tugas akhir/skripsi dan mahasiswa diberi kesempatan untuk diskusi dengan dosen terkait atau yang dekat dengan bidang ilmu yang mereka teliti. Selain itu16

Perbaikan struktur dan proses

pembelajaran sangat penting untuk di benahi agar output program studi dapat

mahasiswa juga mendapatkan arahan dan bimbingan untuk penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, dan latihan untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Selama menjalani kegiatan praktikum, mahasiswa dibimbing oleh dosen dan mendapat tutorial dari asisten mahasiswa dari masing-masing laboratorium. Sementara itu, bimbingan dan konseling masalah psikologis dapat memanfaatkan Lembaga Konseling di Fakultas Psikologi UGM. Dengan demikian diharapkan semua masalah dapat dikonsultasikan baik yang mengenai akademik maupun non akademik. Selain itu untuk menambah informasi tentang dunia kerja dan meningkatkan moral/etika lulusan diselenggarakan kegiatan peningkatan soft skill dan ceramah keagamaan secara berkala. Sejak bulan Juni 2005, perpustakaan dibuka sampai pukul 16.00, ruang baca dan sirkulasi peminjaman buku juga dilayani sampai pukul 16.00. Hari sabtu dibuka penuh untuk pelayanan seperti hari kerja. Disamping meningkatkan jumlah koleksi buku dan jurnal internasional yang dilanggan, perpustakaan juga menyediakan pelayanan internet. Mulai bulan Maret 2005, laboratorium Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) FKH UGM secara penuh melayani mahasiswa hingga pukul 16.00 WIB. Mahasiswa mendapat alokasi waktu 30 jam/semester untuk menggunakan komputer dan internet tanpa dipungut biaya tambahan. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang teknologi dan informasi, menambah referensi dari jurnal internasional, dan sumber-sumber lain dari internet. Sejalan dengan penerapan Jaminan Mutu, instrumen evaluasi juga mulai diterapkan tidak saja evalusi hasil belajar dari dosen terhadap mahasiswa akan tetapi juga evalusi terhadap dosen dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran juga ditingkatkan dengan pemberian hibah RPKPS dari universistas untuk memperbaiki sistem pembelajaran dengan pendekatan student-centered learning, yang diperkaya dengan e-Learning. Sistem pembelajaran ini diharapkan dapat memenuhi kaidah sistem SKS. Tugas terstruktur, pekerjaan rumah, dan kerja mandiri dapat dipenuhi dengan eLearning dan diskusi di luar kelas. Bimbingan dari asisten mahasiwa lebih ditingkatkan tidak hanya di kelas dan laboratorium selama praktikum tetapi17

juga diskusi di luar kelas. Mahasiswa angkatan tahun 2007, memperoleh pembelajaran dengan sistem problem-based learning (PBL) secara penuh. Unit pembelajaran tidak lagi berbentuk mata kuliah, namun berupa integrasi ilmu sebagai blok tentang suatu tema tertentu. Mahasiswa dikelompokan ke dalam kelas-kelas tutorial (10 mahasiswa per kelompok tutorial), dengan menerapkan langkah terstruktur 7 jumps step. Data profil mahasiswa berdasar tahun masuk dan asal daerah mahasiswa FKH dalam 5 tahun terakhir, menunjukkan masih terbatas dari daerah tertentu saja seperti dari DIY, Jateng, Jatim, Jabar, dan DKI, akan tetapi masih sedikit yang berasal dari luar Jawa. Mahasiswa yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara dan Bali, serta Maluku dan Papua, masih relatif sangat sedikit jika dibandingkan dengan yang berasal dari salah satu propinsi di Pulau Jawa. Usahausaha untuk meningkatkan pengetahuan umum mahasiswa dilakukan dengan mengagendakan kuliah umum (studium generale) dengan mendatangkan pembicara dari luar dan alumni yang sukses di sektor kedokteran hewan dan peternakan. Kuliah umum ini dimanfaatkan oleh mahasiswa tingkat sarjana dan diharapkan mampu menstimuli mahasiswa untuk mengetahui dan mendapat gambaran tentang dunia kerja yang akan mereka hadapi. Proses pembelajaran Data akademik 5 tahun terakhir (2000/2001-2004/2005) menunjukkan rata-rata masa studi mahasiswa 4,66 tahun dan IPK 2,74. Mahasiwa dengan IPK > 3.0 mencapai 37,0 %, sedangkan masa tunggu 7,7 bulan (Tabel 6, 7, 8). Di lingkungan UGM, rata-rata IPK lulusan FKH relatif rendah, meskipun masa studinya relatif pendek. Waktu rata-rata penyelesaian tugas akhir 1 tahun. Masa tunggu lulusan FKH juga relatif tinggi dibanding lulusan di lingkungan UGM. Beberapa usaha yang telah dan sedang dilakukan untuk memperpendek masa studi dan meningkatkan IPK antara lain: penyelenggaraan kuliah antar semester, penerapan sistem kelas paralel untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, waktu pelayanan perpustakaan yang diperpanjang, dan18

penyediaan jaringan internet. Secara umum kinerja dosen menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Data kuantitas kehadiran dosen sudah sangat baik dan sesuai dengan SKS dari mata kuliah yang diampu, demikian juga dalam pelaksanaan praktikum pendukung mata kuliah. Monitoring kehadiran dosen dilakukan melalui penerapan absensi sidik jari. Usaha-usaha untuk peningkatan kinerja dosen dilakukan melalui penerapan Sistem Jaminan Mutu. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa secara rutin dilakukan dengan melihat hasil studinya, yang digambarkan lewat indeks prestasi (IP). Oleh karena itu, nilai dari setiap matakuliah yang diambil oleh mahasiswa dalam 1 semester menjadi penting sebagai bahan penentuan IP masing-masing mahasiswa. Pada pelaksanaan masih sering di jumpai faktor penghambat yang berupa rendahnya nilai pada mata kuliah tertentu, sehingga dapat menyebabkan turunya IP kumulatif. Hal tersebut dapat terjadi bukan karena ketidak mampuan mahasiswa, melainkan karena penyampaian materi yang tidak menarik. Evaluasi empat semester pertama dilakukan kepada tiap mahasiswa, dengan perolehan minimum 30 SKS dan indeks prestasi minimum 2,00. Mahasiswa dengan IP < 2,74 diperkenankan mengambil 1 paket, IP 2,75 3,24 dapat mengambil 1 paket + 1 mata kuliah, IP > 3,25 dapat mengambil 1 paket + 2 mata kuliah. Masa studi maksimum mahasiswa adalah 2 masa studi kurang 1 (15 semester). Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa berdasarkan aturan umum yang dikeluarkan oleh Universitas. Penentuan yudisium Sarjana Kedokteran Hewan dilakukan oleh rapat khusus yudisium. Syarat yudisium adalah sudah menyelesaikan mata kuliah wajib dan pilihan, 150 SKS, IP minimum 2,00, tanpa nilai E atau nilai D maksimum 39 SKS. Evaluasi proses pembelajaran antara lain dilakukan dengan kuesioner yang dibagikan pada akhir perkuliahan. Kuesioner memuat antara lain relevansi mata kuliah, kesiapan mengajar dosen, ketepatan materi yang diajarkan, teknik penyampaian materi, keterbukaan berdiskusi, acuan dan referensi staf, serta komitmen, dedikasi dan disiplin staf. Kepuasan mahasiswa19

dapat dianalisis dari hasil kuesioner ini. Evaluasi ini belum dilakukan terhadap semua dosen pengampu mata kuliah, baru sebagian kecil khususnya penerima hibah RPKPS dari universitas yang telah melakukan evalusi. Sampai tahun akademik 2004/2005 evaluasi proses pembelajaran baru dilakukan evaluasi dosen terhadap mahasiswa, sementara belum dilakukan evaluasi proses perkuliahan oleh mahasiswa dan baru pada semester genap tahun akademik 2005/2006 sejalan dengan penerapan Jaminan Mutu. Beberapa pengampu mata kuliah yang memperoleh dana hibah RPKPS sudah mulai melaksanakan sistem evaluasi yang terpadu, evaluasi proses pembelajaran, evaluasi dosen terhadap mahasiswa, dan evaluasi mahasiswa terhadap dosen. Keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran sudah dilakukan, dengan mengikutsertakan mereka pada Gugus Jaminan Mutu Program Studi. Melalui kuesioner pada akhir kuliah mahasiswa dapat melakukan monitoring evaluasi proses pembelajaran, termasuk relevansi mata kuliah, kesiapan mengajar dosen, ketepatan meteri yang diajarkan, teknik penyampaian materi, keterbukaan dosen dalam berdiskusi, acuan dan referensi staf, serta komitmen, dedikasi dan disiplin staf. Kemampuan berbahasa Inggris merupakan prasarat keberhasilan dalam menyongsong era globalisasi. Dalam dua tahun terakhir program studi mengikuti ketentuan universitas mengukur kemampuan berbahasa inggris mahasiswa baru melalui penerapan test TOEFL institusional. Data ini akan digunakan sebagai pijakan untuk menilai perkembangan mahasiswa sampai saat kelulusannya. Program studi mempersyaratkan ataupun mengevaluasi penguasaan bahasa Inggris sebelum lulus untuk mahasiswa S1. Memasuki jenjang studi lanjut dituntut untuk memperoleh nilai TOEFL 400 bagi yang akan menempuh ujian thesis S2 dan pensyaratan nilai TOEFL 500 untuk yang menempuh program doktor atau S3. Mahasiswa dianjurkan untuk menempuh pendidikan non formal di lembaga pelatihan bahasa di UGM maupun di luar UGM. Usaha-usaha lain yang belum terstruktur sudah dilakukan dengan pemberian tugas penyusunan makalah yang berasal dari jurnal-jurnal internasional, dengan harapan selain pemahaman ilmu terkait juga untuk meningkatkan penguasaan bahasa asing. Kelompok-kelompok diskusi juga20

dibentuk guna meningkatkan penguasaan bahasa asing tersebut. Penerapan kurikulum PBL 2007 merupakan upaya untuk mendekatkan mahasiswa kepada suasana akademik internasional, karena keharusan untuk mencari informasi dari sumber-sumber pembelajaran yang tersebar dalam internet, yang bahasa pengantar umumnya adalah bahasa inggris. Sistem pembelajaran selain menggunakan white board juga telah dilengkapi dengan overhead projector dan mulai pada semester genap 2004/2005 telah menggunakan note book dan LCD projector. Penggunaan LCD diharapkan lebih menarik, tidak membosankan, dan pada beberapa hal mampu menampilkan animasi-animasi sehingga dapat menjelaskan berbagai proses biologis dengan lebih jelas dan interaktif. Mahasiswa juga memperoleh kesempatan untuk belajar menggunakan teknologi ini dan menyampaikan presentasi makalahnya untuk melengkapi tugas-tugas perkuliahan. Materimateri presentasi selain dari buku-buku yang masih terbatas di perpustakaan juga diperkaya dengan referensi dari internet. Berbagai sumber untuk mendukung proses pembelajaran antara lain koleksi buku teks, petunjuk praktikum, buku pegangan kuliah/hand out, dan dipersiapkan juga RPKPS, bahan ajar dalam format power point. Kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa meliputi berbagai kegiatan kelompok-kelompok studi yaitu bidang penalaran, bidang minat/bakat dan bidang kesejahteraan. Mulai tahun 2002, kegiatan bidang penalaran ini terdiri dari 19 macam kegiatan yang antara lain study tour, training penulisan karya ilmiah, berbagai macam diskusi dan seminar. Kegiatan mahasiswa kelompok minat dan bakat meliputi 23 macam kegiatan yang antara lain studi ternak unggas, ternak sapi, satwa liar berbagai macam pendidikan dan latihan, sedang kegiatan kelompok kesejahteraan FKH meliputi juga berbagai memiliki macam prestasi kegiatan cukup keagamaan dan kegiatan sosial. Beberapa mahasiswa membanggakan pada penelitian inovatif, misalnya pernah menjadi juara satu kompetisi inovasi teknologi tingkat nasional, juara nasional lomba karya ilmiah, menjadi finalis dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, serta pernah memenangkan hadiah pertama dari World Intellectual Property Organization21

dan PKMI. Soft skill mahasiswa ditingkatkan melalui training mulai pada saat kegiatan inisiasi kampus sampai saat menjelang kelulusan melalui pembekalan kelulusan. Beberapa usaha pembekalan yang telah dilakukan antara lain dengan mengundang alumni yang sukses dibidangnya untuk memberikan kiat-kiat menghadapi dunia kerja pada berbagai bidang khususnya kepada mahasiswa yang sedang koasistensi. Peningkatan suasana akademik bagian dan laboratorium terus ditingkatkan untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk proses pembelajaran dan penelitian. Usaha-usaha yang telah ditempuh guna mewujudkan maksud tersebut adalah mengaktifkan kegiatan seminar laboratorium yang dilakukan secara periodik untuk mendiskusikan jurnaljurnal ilmiah diantara dosen dan mahasiawa, juga dibukanya peluang untuk mahasiswa bekerja di laboratorium lebih panjang dan kalau mungkin tidak dibatasi. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan bersama sama dengan program studi lain di lingkungan UGM menerapkan 3 macam jalur penerimaan mahasiswa baru, yaitu dengan Penelusuran Bibit Unggul seperti: Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM), Penelusuran Bakat Olah raga dan Seni (PBOS), Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB), Penelusuran Bibit Unggul Pembangunan Daerah (PBUPD), Penelusuran Bakat Swadana (PBS); Ujian Tulis (UM-UGM) dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penerimaan mahasiswa melalui UM-UGM sebesar 81%, SPMB 19% dan sisanya melalui penelusuran bibit unggul. Berdasarkan keketatan persaingan masuk ke FKH persentase mahasiswa yang diterima berkisar 11,71-20,70 % dari pendaftar. Nilai kelulusan (cutting score) bervariasi 300-600. Sebagian besar mahasiswa FKH berasal dari DIY 35.75 % dan Jateng 31.90 %. Selebihnya 10 % dari Sumatera (Lampung, Sumsel, Sumbar, Riau), Jatim 7 %, Jabar 4 % dan DKI 3 %, serta Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua masing-masing 1-2 %. Diantara jumlah mahasiswa tersebut 93 % berasal dari kabupaten dan sisanya dari kota.22

Tujuan seleksi mahasiswa adalah untuk memperoleh bibit unggul yang potensial sebagai calon mahasiswa. Dari data tersebut diketahui bahwa tingkat persaingan masuk ke FKH sudah relatif bagus, apalagi bila memperhatikan jumlah pendaftar. Lebih lanjut, bahwa penyebaran daerah asal mahasiswa masih sangat terbatas di DIY dan Jawa Tengah sedikit dari provinsi lain dan sangat sedikit yang berasal dari luar Pulau Jawa. Sementara kebutuhan dokter hewan di luar pulau Jawa cukup tinggi jika dikaitkan dengan pengembangan peternakan. Penyebaran asal mahasiswa 92 % lebih berasal dari kabupaten dan sisanya berasal dari kota. Berdasarkan latar belakang pekerjaan orang tua, persentase tertinggi mahasiswa berasal dari keluarga pegawai negeri 39-48%, pedagang/wirausaha 16-22%, sedang sisanya pensiunan dan TNI/POLRI. Terdapat pergeseran dominasi antara mahasiswa pria dan wanita, tahun 2000 mahasiswa pria lebih banyak, sedang tahun berikutnya mahasiswa wanita lebih banyak. Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas calon mahasiswa, selain sesuai program universitas melalui berbagai jalur penelusuran bibit unggul dan juga melalui kegiatan image building berupa kunjungan-kunjungan ke SMA di seluruh Jawa Tengah, beberapa kota besar di Jawa Timur dan Jawa Barat, serta ke beberapa daerah di luar Jawa seperti Lampung, Lombok, Padang dan Aceh. Kegiatan ini akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan dari tahun ke tahun, sehingga cakupannya menjadi semakin luas. Berbagai macam beasiswa juga tersedia bagi mahasiswa, paling tidak mulai tahun 2002 tersedia 10 macam beasiswa dari berbagai macam instansi swasta maupun pemerintah (BI, BBM, Gudang Garam, PKPS, Marubeni, Supersemar, SMBC, PT Romindo Primavetcom, PT Wonokoyo, Sumitomo, Orbit, dll) dan dari lingkungan UGM sendiri (UGM peduli, BOP, dll). Mahasiswa menerima beasiswa untuk berbagai macam lama waktu dari setahun dan dapat diperpanjang lagi atau bahkan selama masa studi. Secara berturut-turut mahasiswa yang memperoleh beasiswa adalah 181 orang (2005), 327 orang (2006), 162 orang (2007) dan 128 (2008).

23

Kurikulum Kurikulum FKH secara periodik mengalami penyesuaian sesuai tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompetensi lulusan yang dibutuhkan oleh pengguna lulusan baik instansi pemerintah maupun swasta. Pada tahun 2007, FKH UGM menerapkan 2 kurikulum: kurikulum konvensional 2002 untuk mahasiswa angkatan 2006 dan sebelumnya, dan kurikulum PBL 2007 untuk mahasiswa angkatan 2007 dan sesudahnya. Program layanan internal Bagian dan laboratorium di FKH selain menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mata kuliah pada bagian tersebut juga melayani dari bagian dilingkungan fakultas itu sendiri maupun dari program studi lain. Antara lain praktikum parasitologi diselenggarakan di laboratorium mikroanatomi, praktikum mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi UGM dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi FKH. Selain itu beberapa dosen juga mengajar di fakultas lain di dalam dan luar lingkungan UGM. 2. Penelitian Penelitian sebagai salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi sudah merupakan kegiatan penelitian dosen UGM. Penelitian-penelitian tersebut didanai dari berbagai pihak antara lain DIKTI (Hibah Bersaing, Hibah Pasca, Hibah Pekerti, Penelitian Dasar, dan Penelitian Dosen Muda); LIPI/DRN (Riset Unggulan Terpadu, Riset Unggulan Kemitraan, Riset Unggulan Internasinal); Balitbang Deptan, Anggaran Universitas (DIPA), Anggaran dari program studi sendiri dan penelitian kerjasama dengan pihak pemerintah/suwasta dan dana luar negeri. Penelitian-penelitian yang didanai dari berbagai sumber tersebut tersebar bidang ilmu dasar dan terapan. Kegiatan penelitian bersama antara dosen dan mahasiswa sudah merupakan hal yang rutin dilakukan di FKH UGM. Dosen umumnya mengajak beberapa mahasiswanya dalam melakukan penelitian. Terjadi sinergi kepentingan, dosen memanfaatkan tenaga mahasiswa sebagai enumerator dan

24

kolektor data, sedangkan mahasiswa dapat menggunakan hasil pengamatannya tersebut untuk keperluan penyusunan skripsi. Hubungan kerjasama dan kemitraan penelitian antara FKH dengan lembaga dalam dan luar negeri sudah dilakukan sejak lama. Tercatat beberapa kemitraan dalam bidang penelitian oleh pihak instansi pemerintah, swasta (industri), dan institusi di luar negeri (Australia, Jerman, Jepang, Amerika, Perancis dan Korea Selatan). Kerjasama yang telah terjalin terus diusahakan keberlangsungan dengan cara mengundang dan mengunjungi peneliti mitra. 3. Pengabdian kepada masyarakat Fakultas Kedokteran Hewan UGM menekankan kualitas, produktivitas, relevansi dan efisiensi pemanfaatan, sebagai hal yang menjadi perhatian utama untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan secara kolektif dan multidisiplin, menyangkut aspek di bidang kesehatan masyarakat veteriner terutama aspek-aspek yang terkait dengan kesehatan hewan, manusia dan lingkungan serta merupakan aplikasi dari hasil penelitian terapan di bidang kesehatan, produksi hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. Pelaksanaan kegiatan bervariasi tergantung pada anggaran yang tersedia. Beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terstruktur, yang sudah dan sedang dilaksanakan dengan dana dari dalam dan luar negeri. Dalam bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner kegiatan pengabdian kepada masyarakat terutama ditekankan pada kegiatan penyuluhan aktif dan pasif, pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus pada masyarakat mengenai pengendalian penyakit zoonosis dari hewan ke manusia dan sebaliknya, serta pengembangan aspek keamanan dan ketahanan pangan demi meningkatkan perbaikan dan peningkatan mutu bahan makanan asal hewan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan program pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat pada dua sisi yaitu dari sisi kelangsungan kegiatan yang sepenuhnya dilakukan fakultas dan disamping itu adalah pendanaan serta potensi sumber daya manusia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka FKH UGM melalui RKAT25

tahun 2004/2005 telah mulai menetapkan anggaran cukup besar yang pelaksanaannya diserahkan kepada tiap bagian untuk mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dengan demikian keberlanjutan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat tetap ada, dengan aplikasi hasil penelitian tepat guna yang diperlukan bagi pengembangan sektor peternakan dan kesehatan hewan. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan sebagai implementasi dari hasil-hasil teori dan penelitian yang dilakukan baik oleh mahasiswa maupun staf pengajar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, pengabdian kepada masyarakat juga banyak memberikan masukan-masukan untuk kegiatan penelitian. Kegiatan dosen dalam pengabdian kepada masyarakat tidak hanya dilakukan oleh dosen dari program studi saja, tetapi juga melibatkan dosen dari fakultas lain atau dari bidang disiplin lain, seperti kegiatan di kawasan Wanagama, Gunung Kidul yang merupakan desa binaan UGM. Kegiatan ini menitikberatkan pembinaan peternakan ayam potong, ayam buras, sapi potong, domba dan kambing serta kelinci yang sudah berjalan 5 tahun terakhir ini. Kegiatan tersebut bahkan mendapatkan penghargaan yang terbaik di UGM dalam kategori KKN Tematik pada tahun 2003 dan 2004. Sejauh ini kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan lebih banyak dalam bentuk kerjasama dosen dan mahasiswa. Program kegiatan masyarakat dapat menjadi lahan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian atau sebagai wadah aktualisasi diri berdasar bidang minat tertentu. 4. Program penjaminan mutu Program penjaminan mutu dirancang sebagai bagian yang terintegrasi pada peningkatan kualitas yang berkelanjutan (continuous quality improvement) pada proses pembelajaran. Penjaminan mutu merupakan suatu hal yang sangat menjanjikan, tetapi memerlukan komitmen tinggi serta sumber daya dan fasilitas pendukung yang memadai. Disamping itu untuk implementasinya diperlukan prosedur yang jelas, mudah dipahami dan sederhana bagi semua staf dari program studi. Conceptual framework dari26

penjaminan mutu dapat digambarkan sebagai Internal Quality Assurance yang lebih ditekankan pada monitoring yang berkelanjutan, evaluasi stakeholder dan self evaluation, sedangkan external quality assurance lebih difokuskan pada benchmarking, evaluasi eksternal dari reviewer dan akreditasi Penjaminan mutu internal. Jaminan mutu pendidikan tinggi adalah program untuk melaksanakan monitoring, evaluasi, dan koreksi sebagai tindakan penyempurnaan atau peningkatan mutu yang berkelanjutan, serta sistematis pada semua aspek pendidikan tinggi, dalam rangka pencapaian standar yang telah dinyatakan dalam visi, misi, tujuan dan nilai pendidikan tinggi kepada semua pihak, termasuk pimpinan lembaga terkait, organisasi profesi, dan masyarakat pengguna. Jaminan mutu yang diterapkan di Universitas Gadjah Mada bertujuan untuk memastikan bahwa kualitas standar akademik dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Selaras dengan hal tersebut, sejak tahun 2002 telah dibentuk Kantor Jaminan Mutu UGM. Di tingkat fakultas, program studi kedokteran kemudian dibentuk Komisi Koordinasi Kegiatan Akademik (K3A) dan Tim Koordinasi Semester (TKS). Tim Koordinasi Semester bertugas melakukan evaluasi diri terhadap kegiatan pembelajaran pada semester yang selanjutnya dibuat laporan dan diserahkan ke K3A. Pada tingkat program studi, K3A bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan akademik. Evaluasi internal meliputi dua kegiatan. Pertama, kegiatan evaluasi diri merupakan jiwa jaminan mutu, karena hanya program studi/jurusan yang telah memiliki budaya mutu yang sanggup melaksanakan evaluasi diri secara berkelanjutan yang diikuti dengan perbaikan diri sesuai dengan hasil evaluasi diri. Kegiatan evaluasi diri ini di program studi kedoktern hewan UGM baru berjalan sejak terbitnya SK Dekan Nomor: 501/J.01.1.22/HK3/2005 mengenai Pembentukan Tim Gugus Jaminan Mutu FKH UGM tahun anggaran 2005 dan SK Dekan Nomor: 1073/J.01.1.22/HK3/2005 mengenai K3A FKH UGM. Hubungan dengan sistem jaminan mutu pada tingkat lembaga. Gugus Jaminan Mutu di tingkat program studi merupakan satu bagian dalam sistem jaminan mutu universitas. Kegiatan jaminan mutu FKH meliputi kegiatan akademik dengan penekanan pada proses pembelajaran. Kegiatan ini27

termasuk monitoring, penilaian dan evaluasi serta peningkatan kualitas pembelajaran. Penyiapan program pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Hasil evaluasi ini dilaporkan oleh TKS, yang kemudian ditindak lanjuti oleh K3A, dibahas dan dievaluasi Universitas. Dampak jaminan mutu. Dampak proses penjaminan mutu pada tingkat lembaga diharapkan terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan perbaikan hasil pembelajaran, termasuk dihasilkannya lulusan yang lebih berkualitas. Peningkatan hasil pembelajaran ini jelas berdampak pula bagi peningkatan peringkat institusi di tingkat nasional maupun internasional. Metodologi baku mutu. Kantor Jaminan Mutu UGM telah mengembangkan baku mutu di tingkat universitas dengan sasaran utama sistem akademik meliputi masukan, proses dan luaran. Kerangka standar akademik mencakup tujuan pendidikan dan kurikulum, perancangan dan review kurikulum, lingkungan belajar-mengajar, staf mengajar, sumber belajar, organisasi perkuliahan, proses kegiatan belajar-mengajar, dukungan bagi prestasi akademik, pemantauan dan penilaian, kegiatan belajar mengajar mahasiswa dan luaran. Metodologi baku mutu (benchmarking) pada FKH UGM berdasarkan pada kompetensi akademik lulusan yang sudah disusun bersama antara FKH se-Indonesia dengan Pengurus besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Dalam kompetensi akademik lulusan tersebut ditetapkan standar baku kompetensi bagi lulusan FKH. Sehingga secara nasional, lulusan FKH mempunyai standar baku kompetensi yang sama. Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan. Pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan dalam rangka pelaksanaan Jaminan Mutu di tingkat program studi menyesuaikan dengan kebijakan dari Tim Jaminan Mutu Universitas. Penjaminan mutu pada FKH baru saja dilaksanakan pada tahun ajaran 2004/2005. Sampai dengan tahun 2007 telah dilakukan siklus ke-3 penjaminan Mutu Akademik FKH UGM. untuk merumuskan tindakan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, K3A mengirim laporan hasil evaluasi ke Kantor Jaminan Mutu di

28

Pemanfaatan hasil evaluasi untuk perbaikan dan pengembangan program. Walaupun evaluasi program Jaminan Mutu belum dilakukan, FKH tetap mengupayakan mutu. perbaikan Upaya dan pengembangan apabila program untuk dengan meningkatkan tersebut dilaksanakan

menggunakan pendekatan masukan-luaran (input-output) dalam setiap dharma dari Tri-dharma Perguruan Tinggi dapat diuraikan sebagai berikut: B. Evaluasi Proses Pendidikan 1. Program Pendidikan Komponen input. Pada komponen input ini dapat diuraikan menjadi: Penerimaan mahasiswa. Dilihat dari jumlah mahasiswa yang diterima di FKH UGM sejak tahun ajaran 2001/2002 hingga tahun ajaran 2005/2006, tingkat nilai diterima (cutting score) relatif meningkat dan berkisar antara 300-600. Hal ini menunjukkan bahwa FKH telah memiliki mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang baik kualitasnya, ditinjau dari setiap tahun ajaran baru. Kualitas Pengajar. Dari jumlah staf pengajar tetap di FKH UGM, 3 orang Dokter Hewan, 34 orang bergelar Master, 44 orang bergelar Doktor yang 11 orang diantaranya adalah Profesor. Sarana dan prasarana. FKH UGM memiliki laboratorium untuk setiap Bagian, di samping itu masih ditunjang adanya perpustakaan, UP2KH, klinik hewan, dan laboratorium teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat melayani semua kebutuhan sivitas akademika di lingkungan fakultas. Meskipun demikian, demi menunjang perkembangan teknologi yang semakin pesat masih diperlukan adanya peningkatan fasilitas pada setiap laboratorium, perpustakaan maupun sarana dan prasarana lainnya yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga diharapkan kualitas lulusan semakin meningkat. Komponen proses. Untuk menggambarkan proses pendidikan setiap mata kuliah yang ditawarkan dilengkapi dengan syarat sebagai berikut, antara lain: Mutu Program (Program Quality) yang tertuang dalam Kurikulum dan

29

Rencana Program Kegiatan dan Pembelajaran Semester (RPKPS). Mutu Proses (Process Quality), dan Mutu Sumber Pembelajaran (Learning Resources) yang ada di FKH

meliputi; Perpustakaan, Laboratorium, UP2KH, Klinik Hewan, Jejaring kerja dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Komponen output. FKH rata-rata menghasilkan lulusan 130 orang per tahun dengan rata-rata IP mahasiswa 2,90. 2. Program Penelitian Dari aspek penelitian dapat dikemukakan adanya penelitian yang dilakukan oleh staf pengajar yang melibatkan mahasiswa. Penelitian yang dipergunakan sebagai upaya peningkatan dan pengendalian mutu ini menggunakan sumber dana dari fakultas, universitas serta dari Depdiknas. Hampir setiap dosen melakukan penelitian baik mandiri ataupun kerjasama dengan berbagai pihak. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian para dosen untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran cukup tinggi. Pengenadalian mutu penelitian dilaksanakan dengan presentasi dan diskusi/workshop hasil penelitian. 3. Kerjasama dalam Pengendalian Mutu Pengendalian mutu di tingkat fakultas sangat berkaitan erat dengan program di tingkat Universitas. Untuk itu diperlukan adanya kerjasama dari tiap bagian dan dari seluruh jajaran untuk menjaga keselarasan program yang telah disepakati, sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan oleh universitas. Program Jaminan Mutu merupakan pelaksanaan dari program universitas sehingga kebijakan pengembangan dan peraturan yang ditetapkan menjadi acuan untuk pelaksanaan di tingkat bagian. Arahan dan petunjuk pelaksanaan dari universitas merupakan dasar yang kuat untuk pelaksanaannya menuntut kesiapan dari berbagai pihak. Tingkat kesiapan sarana, prasarana dan sumber daya manusia juga sudah mencukupi untuk mendukung melaksanakan program Jaminan Mutu di FKH UGM.30

4. Manajemen Sumberdaya a. Manajemen Sumberdaya Manusia Fakultas Kedokteran Hewan UGM memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari: staf dosen, tenaga kependidikan, dan tenaga honorer. Jumlah dosen 81 orang, dengan kualifikasi 41 orang dosen berderajat S3 (50,0%), yang 11 diantaranya bergelar Guru besar (14,0%), 52 orang berderajat S2 (65 %). Dari jumlah staf pengajar tersebut 17 orang sedang mengikuti program pascasarjana (S3) di dalam negeri dan 2 orang di luar negeri. Staf non-akademik, termasuk tenaga administrasi, teknisi dan laboran, berjumlah 104 orang, 43 orang diantaranya adalah pegawai honorer. Dilihat dari jumlah, kualifikasi dan kesesuaian sumber daya manusia tersebut, untuk mengelola fakultas dengan jumlah mahasiswa 1.097 orang, belum memadai, apalagi di tambah dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang begitu pesat dituntut kemampuan dan kualitas sumber daya yang qualified. Oleh karena itu diperlukan efisiensi melalui program peningkatan kualitas dan kualifikasi staf akademik melalui pemagangan dan pelatihan dalam jumlah terbatas. Disamping itu dilaksanakan program magang, kursus dan pelatihan untuk staf administrasi, laboran serta teknisi, dalam bentuk pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi mereka yang masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan perkembangan tuntutan pelayanan yang harus diberikan. Organisasi yang lebih sederhana dan sistem yang cocok sedang dikembangkan. Bilamana program studi memiliki organisasi yang bagus dan sesuai maka akan mudah mencapai efisiensi dan efektivitas sehingga dapat mencapai achievement yang dinginkan fakultas. Atas dasar itu maka sumber daya manusia dari fakultas harus ditingkatkan menjadi qualified dan mampu merespon perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat. Rasio dosen : mahasiswa = 1 : 14 masih terlalu tinggi, dan sedang diupayakan untuk mencapai rasio ideal 1 : 10. Rasio dosen-mahasiswa yang belum seimbang ini disebabkan karena adanya zero growth policy bagi penambahan staf akademik di UGM. Jumlah pemegang gelar Doktor sudah31

optimum (41/81 = 50%), angka ideal pemegang Doktor 40% sudah tercapai. Rasio antara staf non akademik dan mahasiswa adalah 1:10 terhitung relatif baik bila dibandingkan dengan staf akademik dan termasuk masih ideal namun tuntutan dan perubahan yang cepat memerlukan peningkatan kualifikasi dari mereka. Oleh karena tuntutan dan perubahan tersebut kedepan diperlukan manajemen sumber daya manusia yang lebih efisien antara lain. b. Manajemen Keuangan Dinamika dalam manajemen keuangan telah mengalami pergeseran paradigma dalam pengelolaan keuangan dari public financial administration menjadi public financial management, dimana kinerja tidak lagi diukur dari kemampuan menghabiskan dana tetapi pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya, dan kualitas pelayanan menjadi indikator penting dalam pelayanan publik. Pada pengelolaan keuangan dengan pendekatan ini pimpinan dituntut mampu menciptakan good university governance. Keuangan fakultas harus dikelola secara profesional, transparan dan akuntabel. Wakil dekan bidang administrasi, keuangan dan SDM bertindak sebagai Chief Financial Officer yang mengkoordinir penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan (RKAT), mengelola keuangan program studi dan secara rutin menyampaikan laporan keuangan dan bertanggungjawab terhadap pembinaan pegawai serta pengelolaan aset fakultas. Fakultas dituntut melakukan efisiensi dan optimalisasi manajemen keuangan tetapi tidak harus mengorbankan kepentingan publik dan tetap harus memperhatikan ketaatan administrasi. Pola baru seperti ini diterapkan universitas dalam manajemen keuangan dan diacu oleh fakultas dalam format yang disebut Sentralisasi Administrasi dan Desentralisasi Akademik (SADA) yang didukung Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Anggaran. Mulai tahun 2005 manajemen keuangan seperti ini diimplementasikan dengan segala konsekuensi di seluruh Program Studi di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Hal ini dimaksudkan adalah untuk dapat disusunnya laporan keuangan yang di audit tepat waktu. Wakil dekan32

yang membidangi dapat melakukan konsolidasi laporan keuangan unit dibawah FKH dan selanjutnya diteruskan ke Direktur Keuangan Universitas. Sumber keuangan untuk pengelolaan FKH UGM mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 153 Tahun 2000 tentang Penetapan UGM sebagai BHMN, pasal 42. Jenis anggaran yang dimaksud adalah: Dana Pemerintah yang berasal dari: Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) dan Anggaran Masyarakat: Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA), Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan anggaran lain seperti yang bersumber dari Persatuan Orang Tua Mahasiswa (POTMA), hasil kerjasama dengan institusi pemerintah/swasta, hasil penjualan produk, sumbangan atau hibah, hasil usaha dari kegiatan unit-unit, hasil pemanfaatan fasilitas dan sumber daya manusia, penerimaan jasa bank, dan penerimaan lain dari masyarakat dan Sumbangan alumni. Anggaran Rutin operasional diterima dalam bentuk anggaran komitmen, kontrak dan kewajiban yang meliputi: belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, biaya laboratorium atau kuliah lapangan (pendidikan) dan belanja perjalanan dinas. Anggaran Pembangunan dialokasikan untuk kepentingan investasi yang dituangkan dalam DIP. Dalam penggunaan anggaran didasarkan atas prinsip akuntabilitas yang pada pelaksanaanya dilakukan audit internal dan perlu adanya indikator untuk instrumen evaluasi. Pemeliharaan dan perawatan gedung baru seluas 10.800 m2 dengan fasilitas dan peralatan laboratorium modern dapat memunculkan masalah finansial baru. Biaya operasional, untuk pendidikan dan perawatan termasuk biaya beban listrik yang mahal, perlu dipikirkan untuk memaksimalkan dan mengefisiensikan berbagai sektor sehingga tidak menjadi beban Program Studi. Namun dengan memanfaatkan secara maksimal sarana-prasarana baru tersebut dapat meminimalkan pengeluaran untuk operasional dan perawatan.

33

c.

Manajemen Fasilitas Fisik Sarana fisik yang dimiliki oleh FKH UGM meliputi Kampus Sekip,

Manajemen Prasarana (Gedung/Bangunan) Kampus Karangmalang, Laboratorium Diagnostik Karangmalang, dan Klinik Hewan di Kuningan. Fasilitas tersebut meliputi perkantoran, ruang kuliah, serta laboratorium dan unit penunjang seperti perpustakaan, Unit Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Hewan (UP2KH) di Karangmalang, dan Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sejak bulan April 2004 FKH UGM mendapatkan tambahan fasilitas gedung baru dari Proyek JBIC seluas 10.800 m2 dengan perabotan kantor serta peralatan laboratorium. Peralatan yang tersedia sudah dinilai cukup untuk mendukung pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang mendukung terwujudnya World Class University. Peralatan-peralatan tersebut dilengkapi dengan teknisi yang memiliki keahlian khusus untuk pengoperasian dan pemeliharaannya. Manajemen Perpustakaan Perpustakaan FKH UGM menempati ruangan seluas 500 m2, merupakan bagian dari gedung baru FKH UGM di jalan Fauna no:2, Karangmalang. Sampai dengan bulan Juni 2008, perpustakaan FKH UGM memiliki koleksi 3770 kopi buku teks, 145 kopi diktat, dan 15 kopi petunjuk praktikum. Rata-rata transaksi bulanan bahan pustaka jenis buku teks sebanyak 517 judul/528 kopi. Meskipun demikian terdapat keluhan tentang kurangnya buku teks untuk matakuliah tertentu yang termanifestasi dengan tingginya tingkat transaksi. Akses internet yang memungkinkan pencarian referensi secara online perlu segera diwujudkan. Bersamaan dengan itu, pengadaan buku-buku teks baru yang frekuensi transaksinya tinggi harus diutamakan. d. Manajemen Data dan Informasi Sistem informasi pada FKH UGM mengikuti sistem informasi yang dikembangkan oleh UGM. Penyajian informasi berbentuk laporan, baik34

laporan tahunan dekan, laporan sebagai bahan untuk penyusunan direktori universitas, termasuk laporan akuntabilitas dalam bentuk LAKIP tahunan. Pada saat ini pengembangan manajemen data di FKH UGM sudah berlangsung dengan sangat baik. Program komputerisasi di bidang administrasi akademik, pencarian suatu data akademik dan kemahasiswaan sudah berjalan dengan lancar. Durasi pelayanan administrasi juga sudah meningkat bila dibanding dengan program studi lain yang ada UGM. Dalam hal ini, penerapan Sistim Informasi Akademik (SIA) dan peningkatan ketrampilan tenaga administrasi untuk menguasai penggunaan software sangat menunjang. Sarana dan prasarana teknologi informasi FKH UGM telah direalisasikan 5 tahun yang lalu. Pengembangan teknologi informasi ini diharapkan dapat menunjang kegiatan pembelajaran, sehingga akan menjadi semakin efektif dan efisien di masa yang akan datang. Aplikasi e-learning untuk pembelajaran sudah dipersiapkan beserta tenaga teknisi teknologi informasi dengan mengikutsertakan mereka pada kursus dan workshop. Untuk mewujudkan rencana tersebut sudah dimulai dari bagian-bagian dengan mempersiapkan data-base untuk bank data, dan seterusnya dikembangkan di tingkat fakultas. Data base tersebut digunakan sebagai dasar pengembangan website FKH UGM. Local Area Network (LAN) system memungkinkan jaringan intranet antara pimpinan fakultas, ketua bagian/laboratorium, seksi-seksi di lingkungan FKH UGM, sehingga penyimpanan data dua arah secara on line dapat terlaksana. Di tingkat Fakultas tersedia central server yang berperan sebagai pusat informasi dari dan ke unit-unit di lingkungan FKH UGM. Central server ini tersambung secara on line dengan Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi UGM. Lima buah wifi dipasang tersebar di sekeliling fakultas, sehingga memudahkan akses internet bagi mahasiswa.

35

BAB III INTERNASIONALISASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN UGM A. Kelas Internasional Tujuan Umum Program peningkatan kurikulum dan silabus menuju State of the art internasional bertujuan untuk menyempurnakan kurikulum yang sudah ada sehingga pembelajaran di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada berstandar internasional dan menjadi penyelenggara pendidikan dokter hewan bertaraf internasional yang diakui dunia.

Kelas Internasional

A. S-1 B. Profesi C. S2/S3

Pematangan kurikulum dan silabi PBL menjadi berstandar Internasional

Peningkatan kualitas penyelenggaraan Koas dan pengkayaan kasus klinis

Penyusunan kurikulum S2 dan S3 berstandar Internasional

2. Pengembangan bersama kurikulum PBL dengan perguruan tinggi mitra

2. Student exchange dan staff di tingkat Koas dengan mitra luar negeri

2. Student/staff exchange dengan mitra luar negeri

3. Pengembangan Skills Laboratory Skema Rencana Program Internasionalisasi FKH UGM tahun 200936

Pembelajaran yang akan diterapkan direncanakan mengadopsi sistem pembelajaran berpusat mahasiswa (Student Centered Learning/SCL) yang berbasis Problem Based Learning/PBL dengan mengangkat potensi-potensi lokal dalam materi pembelajarannya. Pada pelaksanaannya, kurikulum berbasis PBL masih memerlukan penyempurnaan secara bertahap agar memenuhi kelayakan untuk diaplikasikan sebagai kurikulum PBL internasional. Hasil studi banding pada Program Internasionalisasi FKH UGM tahun 2007 dapat digunakan sebagai acuan untuk memperkaya kurikulum PBL FKH UGM, sekaligus dapat mengakomodasi semua materi perkuliahan konvensional. Salah satu upaya menuangkan perkuliahan konvensional kedalam kurikulum PBL adalah mentransformasi angka kredit dari masing-masing matakuliah kedalam kurikulum PBL secara tepat dan proporsional sesuai porsi satuan kredit dan kebutuhan pasar. Untuk itu dalam program Internasionalisasi Fakultas Kedokteran Hewan UGM tahap II ini akan menggarap program transformasi ini sehingga dapat memenuhi tuntutan semua pihak dengan mengedepankan mutu materi pembelajaran baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kelas Internasional S1 1. Pematangan Internasional Menindaklanjuti hasil Lokakarya Rumusan Kurikulum dan Silabus Pendidikan Dokter Hewan berpusat mahasiswa/SCL dan berbasis PBL yang bertaraf Internasional, maka pada program world class faculty ini draft kurikulum yang telah terbentuk akan dimatangkan sekaligus disusun silabinya sehingga dapat segera di terapkan dalam program Pendidikan Dokter Hewan Internasional UGM. Pematangan draft menjadi kurikulum akan dilaksanakan melalui lokakarya Internasional dengan mengacu pada pelaksanaan kurikulum PBL yang telah memasuki tahun ke-2 di FKH UGM dengan mengedepankan aspek muatan lokal seperti satwa liar, tropical medicine, dan Vet Zoonotic. kurikulum dan silabi PBL menjadi berstandar standar

37

Hasil lokakarya selanjutnya digodok ulang oleh tim Kurikulum dan narasumber yang kompeten di bidangnya untuk diproses aspek legal formalnya melalui Senat Fakultas dan Universitas. Rencana Kegiatan No 1 Kegiatan Pengembangan kurikulum dan silabi PBL FKH UGM 2007 menjadi berstandar internasional Benchmarking & studi banding pada perkuliahan PBL terakreditasi Internasional Uji materi kurikulum PBL FKH UGM 2007 berstandar internasional dengan perguruan tinggi mitra Lokakarya penyusunan kurikulum PBL FKH UGM berstandar internasional Penetapan kurikulum dan silabi PBL FKH UGM berstandar internasional Diseminasi kurikulum dan silabi PBL FKH UGM berstandar internasional Rencana pelaksanaan Penanggung jawab PIC Kelas Internasional S1

Jan 2009 Februari 2009

Maret 2009 Feb 2009 Maret 2009 Tim Image Building Tim Kurikulum dan narasumber terkait

2. Pengembangan bersama kurikulum PBL dengan perguruan tinggi mitra Pada tahun 2007, Fakultas Kedokteran Hewan UGM melalui dana Internasionalisasi telah mengadakan kunjungan studi banding ke beberapa perguruan tingi dunia dalam rangka memperoleh masukan tentang muatan kurikulum pendidikan dokter hewan berstandar internasional, seperti tercantum pada tabel berikut: Kegiatan Eksplorasi kurikulum internasional a. Studi banding Perguruan Tinggi Tujuan Graduate School of Veterinary Medicine, Hokaido University; Gifu University; Yamaguchi University; Universiti Putra Malaysia; Murdoch University; University of Western Australia; Queensland University;38

Justus Liebig University; Freie University Berlin; Leipzig University;

Hasil studi banding pada program Internasional tahun 2008 selain mendapatkan masukan tentang muatan kurikulum, juga telah menelurkan beberapa memorandum of understanding (MoU) yang telah ditandatangani dalam bentuk kesediaan beberapa fakultas di luar negeri untuk mengembangkan kurikulum pendidikan dokter hewan serta staf dan student exchange baik tingkat S-1, profesi, maupun S-2 dan S-3 Sain Veteriner. Universitas yang telah menandatangani MoU tersebut adalah Graduate School of Veterinary Medicine Hokaido University, Yamaguchi University, University of Western Australia. Rencana kegiatan No 1 Kegiatan Kunjungan ke Perguruan Tinggi Mitra yang memiliki akreditasi internasional dan sit in pada perkuliahan PBL Rencana Perguruan Tinggi pelaksanaan Tujuan Februari Hokaido University 2009 Yamaguchi University University of Western Australia Universiti Putra 2 Uji materi kurikulum PBL FKH UGM berstandar internasional dengan perguruan tinggi mitra dan 3 narasumber yang berkompeten Finishing touch kurikulum PBL FKH UGM berstandar internasional3. Pengembangan Skill Laboratory

Maret 2009

Malaysia Mastrich University

April 2009

Mastrich University

39

Untuk mendukung pelaksanaan pendidikan dokter hewan di FKH UGM dengan kurikulum PBL berstandar internasional, sangat dibutuhkan sarana pendukung yang layak dan berkualitas. Selain sarana penunjang perkuliahan, fasilitas laboratorium sebagai bagian yang sangat penting untuk pendidikan dokter hewan mutlak tersedia. Karena itu, peralatan medis yang memenuhi standar harus tersedia di semua laboratorium sesuai dengan peruntukannya. Selain untuk meningkatkan kualitas ketrampilan mahasiswa, sarana pendukung tersebut sangat diperlukan pada setiap continuing education yang diselenggarakan. Sarana pendukung yang mutlak diperlukan dalam mendukung program kelas internasional tercantum dalam tabel berikut: Rencana Kegiatan 1. Pembentukan laboratorium keterampilan medis b. Skill Laboratory -Peralatan handling & restrain; diagnosa fisik; sampling; manekin; dll -Ruang Laboratorium Peningkatan kualitas penyelenggaraan Koas dan pengkayaan kasus Kelas internasional pendidikan dokter hewan FKH UGM telah memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi standar nasional untuk pendidikan profesi dokter hewan. Namun, untuk penyelenggaraan kelas internasional pendidikan profesi dokter hewan masih diperlukan pengembangan lebih lanjut, baik pengembangan ketrampilan staf dan tenaga kependidikan, maupun peralatan pendukung serta manajemen. Untuk meningkatkan ketrampilan staf akan dilakukan dengan memberikan continuing education bagi staf klinik dengan mendatangkan dokter hewan spesialis untuk melatih penanganan kasus-kasus khusus yang harus dikuasai para dokter hewan jaga, seperti opthalmologi, operasi jantung, dan lain-lain. a. Pembentukan organisasi -Penyusunan organisasi dan personel; SPM, dan SOP

40

Disamping peningkatan keahlian para staf klinik, manajemen penyelenggaraan sebuah rumah sakit hewan memerlukan tenaga-tenaga trampil yang profesional. Rencana Kegiatan No Kegiatan 1 2 Continuing Education untuk Pengkayaan Ketrampilan Khusus Staf Studi banding manajemen penyelenggaraan rumah sakit hewan Student dan staf exchange di tingkat Koas dengan mitra luar negeri Menindaklanjuti MOU yang telah ditandatangani dengan beberapa mitra perguruan tinggi luar negeri, akan dilakukan program pertukaran staf dan student baik dengan mengirim ke luar negeri maupun menerima kunjungan dari luar negeri. Kesiapan untuk menyelenggarakan staf dan student exchange datang dari Hokaido University Jepang, Yamaguchi University Jepang, dan Western University Asutralia. Rencana Kegiatan No Kegiatan 1 Student exchange Rencana Perguruan tinggi Tujuan pelaksanaan Juli 2009 University of Western Australia Yamaguchi University Jepang 2 Staff exchange Juni 2009 Universiti Putra Malaysia Obihiro University Universiti Putra Malaysia University of Western Australia Program ini akan memfasilitasi mahasiswa tingkat profesi dan staf klinik yang ingin mengembangkan kemampuan dan menambah pengalaman penanganan pasien di klinik yang lebih maju untuk dikembangkan di FKH UGM. Bagi mahasiswa, beban koas di perguruan tinggi mitra akan ditranfer ke koas dalam negeri sesuai beban yang dijalani di luar negeri.41

Rencana pelaksanaan Maret 2009 Maret 2009

Program Kelas Internasional S2/S3 Sebagai bagian dari World Class University Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran Hewan secara intensif dan berkesinambungan mendorong Program Pascasarjana Sain Veteriner untuk selalu meningkatkan kualitasnya. Upaya untuk merealisasikan Program Kelas Internasional akan diawali dengan pengembangan kurikulum Sain Vet yang berstandar Internasional. Benchmarking kurikulum Internasional akan dilakukan ke beberapa Universitas Mitra yang telah memiliki akreditasi Internasional sebagai pagu dalam menyusun kurikulum berstandar internasional. Selain penyusunan kurikulum, akan dilakukan pula tracer minat calon mahasiswa terhadap pendidikan S-2 dan S-3. Input minat dari lapangan akan dikonsolidasikan di tingkat fakultas untuk diarahkan pada penataan Program Studi agar lebih potensial dalam menjaring mahasiswa baru. Untuk membangun jejaring kerjasama dengan program studi lain yang berstandar internasional, diprogramkan pula kerjasama pendidikan (joint course) dengan perguruan tinggi mitra, baik yang telah menjalin kerjasama yang didasari MoU maupun mitra baru yang belum terikat MoU. Untuk lebih mengakomodasi mahasiswa asing akan dilaksanakan program Credit Transfer System dengan perguruan tinggi mitra. Sebagai test case pada kesiapan Fakultas terhadap kelas Internasional S2/S-3, akan dimulai dengan kelas internasional S-3 untuk staf Balai Karantina Hewan pada tahun ajaran 2009/2010. B. Image Building Latar belakang Program Image Building adalah suatu keharusan untuk menuju world class faculty (WCF). Untuk menuju WCF, salah satunya adalah memperkenalkan profil dan keunggulan fakultas kepada masyarakat luas dengan cara pengenalan melalui promosi. Program Image Buliding merupakan cara yang tepat untuk42

mempromosikan fakultas ke tingkat internasional melalui pengenalan organisasi, program studi, penelitian, kerja sama, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki. Fakultas Kedokteran Hewan dengan fasilitas gedung, peralatan, dan SDM yang cukup, sudah selayaknya diperkenalkan di tingkat internasional dengan mengangkat keunggulan lokal, seperti penyakit hewan tropis, penyakit zoonotik, dan satwa liar yang dapat menarik calon mahasiswa dari negara lain. Profil Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada sangat penting untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas untuk mendapatkan respon yang baik dan memberi efek psikologis baik dalam bidang pendidikan maupun kerja sama penelitian. Masyarakat internasional perlu mendapat informasi bahwa UGM merupakan institusi pendidikan yang telah masuk world class university. Pada kenyataannya, Fakultas Kedokteran Hewan di Indonesia kurang dikenal di tingkat regional dan internasional karena belum maksimalnya sosialiasi dan jejaring dengan institusi lain. Oleh karena itu dalam program ini akan dilakukan 4 program pokok sebagai berikut :1. Pengembangan media promosi seperti buku panduan, leaflet, video, CD-

interactive, dan website. 2. Pelaksanaan promosi ke luar negeri.3. Pembangunan sistem rekruitment calon mahasiswa asing.

Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan profil fakultas kedokteran hewan melalui berbagai media promosi dan kunjungan langsung ke berbagai institusi di tingkat internasional sehingga dapat meng-encourage mahasiswa asing untuk mengikuti pendidikan di FKH UGM.

43

BAB IV AKREDITASI A. Akreditasi Nasional Tujuan Umum Sesuai dengan visi dan misi dari fakultas kedokteran hewan dan dengan program internasionalisasinya maka diperlukan peningkatan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi menjadi usaha yang sangat penting dalam pembangunan dari Fakultas ini. Kualitas dan tingkat pendidikan sumber daya manusia sangat menentukan masa depan sebuah institusi sehingga dibutuhkan komitmen yang tinqqi denqan membangun institusi pendidikan yang berkualitas agar dapat dapat berhasil dalam kompetisi di dunia. Oleh karenanya, adalah sangat penting bagi fakultas untuk memiliki komitmen menjadikan lingkungan akademis yang berkualitas dan menjadi sebuah magnet yang memungkinkan untuk berkompetisi secara global dan menjadi tempat inspirasi dan mempersiapkan generasi masa depan dari talenta-talenta yang berbakat baik dari dalam maupun luar negeri sehingga menjadi insan yang berkemampuan tinggi. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya dilakukan langkah yang terstruktur dari sebuah institusi untuk mendeklarasikan diri pada dunia luar. Dalam rangka memajukan institusi dan program internationalisasinya, institusi pendidikan FKH-UGM perlu mendapatkan akreditasi ditingkat nasional, Asean dan Asia sehingga institusi FKH-UGM memiliki integritas diri dan dapat memberikan jaminan mutu dan kualitas terhadap para lulusannya. Akreditasi ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada masyarakat pengguna bahwa program studi yang bersangkutan telah memenuhi mutu yang telah ditetapkan. Dalam akreditasi terdapat dua macam akreditasi tingkat program studi (PS) dan akreditasi tingkat institusi (universitas) Akreditasi tingkat PS merupakan evaluasi

44

kualitas proses pembelajaran ditinjau dari aspek masukan, proses, dan keluaran. Sedangkan akedltasi tingkat institusi adalah evaluasi terhadap pemenuhan standar minimal kriteria kelayakan (threshold) yang meliputi lima indikator kinerja kunci. Kelima indikator kinerja kunci tersebut meliputi pengelolaan/manajemen: (1) penyelenggaraan (governance) program pendidikan tinggi seperti sistem dan mekanisme kerja; (2) infrastruktur (physical infrastructure) seperti tanah, gedung, peralatan, dan fasilitas lainnya; (3) finansial seperti struktur pemasukan, pengeluaran dan penggunaan dana; (4) aset sumberdaya manusia (human resource) seperti sistem rekruitmen mahasiswa, rekruitmen dan pengembangan staf pengajar serta staf pendukung lainnya; dan, (5) informasi (information) seperti on-line internal connectivity melalui sistem manajemen informasi yang baik. Dalam rangka akreditasi program studi bertujuan, terutama untuk menilai dan memberikan jaminan mutu perguruan tinggi (quality assessment and assurance), evaluasi diri yang merupakan evaluasi internal pada perguruan tinggi dan program studi, adalah langkah pertama yang hasilnya dapat digunakan untuk berbagai maksud. Hasil evaluasi diri itu dapat digunakan untuk memutakhirkan data dasar perguruan tinggi dan program studi dalam bentuk profil yang komprehensif, perencanaan dan perbaikan program studi secara berkesinambungan, penjaminan mutu internal perguruan tinggi dan program studinya, dan untuk mempersiapkan evaluasi eksternal atau akreditasi. Sehingga perlu dilakukan program yang berkesinambungan dari program akreditasi yaitu: 1. sosialisasi akreditasi kepada segenap pendukung institusi dari tenaga pendidik tenaga kependidikan, 2. persiapan dokumen akreditasi dan 3. pelaksanaan akreditasi. Rencana Kegiatan 1. Sosialisasi akreditasi Karena institusi pendidikan di FKH-UGM terdiri dari dua kelompok sumber daya manusia, maka dalam rangka program akreditasi perlu dilakukan sosialisasi kepada segenap pendukung institusi dari tenaga pendidik dan tenaga

45

kependidikan sehingga program akreditasi yang akan dijalankan mendapat dukungan dari semua kalangan di institusi FKH.

2. Persiapan dokumen akreditasi Penilaian yang bersifat kualitatif sangat berbeda hakikatnya dari penilaian yang bersifat kuantitatif karena bertolak dari asumsi yang berbeda. Asumsi penilaian kualitatif adalah bahwa spektrum penampilan profesional merupakan proses yang bersifat jamak dan divergen (tidak tunggal). Hubungan antar berbagai komponen dilandasi oleh kerangka acuan yang bersifat holistik yang interrelasinya ditandai oleh konteks yang bermakna jadi tidak fragmentaris, dan juga tidak merupakan korelasi statistik dari berbagai variabel independen ataupun yang diturunkan dari hukum positivistis. Penilaian kualitatif seperti ini diantaranya dapat dilakukan melalui portfolio. Portfolio adalah dokumen yang menggambarkan proses perkernbangan dan rencana pencapaian visi di masa yang akan datang. Dalam hal akreditasi, Portofolio digunakan sebagai instrumen penilaian yang bersifat terbuka (open-ended) dari banyak tujuan. Portfolio ini disusun berdasarkan evaluasi diri melalui suatu analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan serta mencakup informasi komprehensif tentang indikator kinerja kunci yang dinilai (dalam hal ini adalah penyelengaraan, aset fisik, aset finansial, aset sumberdaya manusia dan aset informasi). Sehingga untuk program akreditasi ini diperlukan langkah-Iangkah penyusunan portfolio akreditasi tingkat institusi. Informasi untuk akreditasi tingkat institusi pada prinsipnya harus meliputi aspek masukan, proses, dan keluaran. Informasi aspek input mencakup data mengenai indikator kunci strategi penyelenggaraan, aset infrastruktur, aset finansial, aset surnberdaya manusia dan aset informasi. Sedangkan informasi mengenai proses berfokus pada rancangan kebijakan institusi tentang hal-hal yang akan dijadikan landasan dalam pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) pada tingkat PS. Informasi mengenai keluaran terutama untuk melihat hasil PT yang dikaitkan dengan pencapaian visi dan relevansinya dengan tuntutan stakeholders (pihak46

yang

berkepentingan),

serta

kecenderungan

perkembangan

IPTEK

dan

globalisasi. Stakeholders antara lain meliputi dosen, mahasiswa, alumni, masyarakat pengguna lulusan, masyarakat keilmuan, pemerintah, penyandang dana, dan masyarakat pada umumnya. Uraian informasi dalam portfolio harus menjawab isu yang berkaitan dengan pencapaian batas ambang (threshold) dan standar kinerja normatif (bench mark). Dalam rangka kegiatan ini diperlukan keja sama dari semua pihak dalam institusi untuk membuat suatu bahan penilaian yang komphrehensif dan berkesinambungan yang meliputi aspek masukan, proses, dan keluaran. Informasi aspek input mencakup data mengenai indikator kunci strategi penyelenggaraan, aset infrastruktur, aset finansial, aset sumberdaya manusia dan aset informasi. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan januari sampai dengan maret 2009 dengan hasil akhir berupa kumpulan buku informasi dan penggandaannya yang diperkirakan akan menelan biaya Rp. 25.000.000,00. 3. Pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan akreditasi dilaksanakan pada bulan maret 2009 dengan mendaftarkan ke badan akreditasi nasional perguruan tinggi (BAN-PT) dan diharapkan akan adanya visitasi dari institusi badan akreditasi perguruan tinggi (


Related Documents