DORMANSI BIJIKelompok
5
PRAKTIKUM VII
A. Judul : DORMANSI BIJI
B. Tujuan : Melihat efek sari buah tomat terhadap dormansi biji tomat
C. Dasar Teori
Dalam bidang komoditas tanaman pangan, pada setiap musim tanam
masih sering terjadi masalah karena produksi benih bermutu yang belum
mencukup permintaan pengguna/petani. Masalah ini disebabkan oleh adanya satu
masa “istirahat” yang dialami oleh benih yang ditanam. Masa istirahat ini disebut
dengan dormansi, dormansi menyebabkan tidak adanya pertumbuhan pada biji
atau benih walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya
perkecambahan.
Hampir semua tumbuhan darat, baik tumbuhan rendah maupun tumbuhan
tingkat tinggi dalam siklus hidupnya akan dijumpai adanya fase dormansi.
Dormansi ini dapat terjadi baik pada seluruh tumbuhan atau organ tertentu yang
disebabkan oleh faktor eksternal maupun faktor internal, yang bertujuan untuk
mempertahankan diri pada kondisi yang kurang menguntungkan. Gejala dormansi
dapat dijumpai pada biji dan organ tumbuhan lainnya, seperti tunas, rhizoma dan
umbi lapis (bulb).
Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda
perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk
melangsungkan proses perkecambahan tersebut.
Dormansi merupakan kondisi fisik dan fisiologis pada biji yang mencegah
perkecambahan pada waktu yang tidak tepat atau tidak sesuai. Dormansi
membantu biji mempertahankan diri terhadap kondisi yang tidak sesuai seperti
kondisi lingkungan yang panas, dingin, kekeringan dan lain-lain. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dormansi merupakan mekanisme biologis untuk menjamin
perkecambahan biji berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat untuk
1
DORMANSI BIJIKelompok
5
mendukung pertumbuhan yang tepat. Dormansi bisa diakibatkan karena
ketidakmampuan sumbu embrio untuk mengatasi hambatan.
Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji dapat dikelompokkan
dalam:
Faktor lingkungan eksternal, merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh
benih seperti cahaya, temperatur, dan air.
Faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh benih itu
sendiri seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya
zat perangsang tumbuh.
Faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan
sintesis zat perangsang tumbuh.
Dormansi pada biji dapat dipatahkan dengan perlakuan mekanis, cahaya,
temperatur, dan bahan kimia. Proses perkecambahan dalam biji dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu proses perkecambahan fisiologis dan proses
perkecambahan morfologis
Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam kategori yakni:
Berdasarkan faktor penyebab dormansi
Berdasarkan faktor penyebabnya, dormansi dapat dibedakan atas:
Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Imnate dormancy (rest): dormancy yang disebabkan oleh keadaan atau
kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri.
Berdasarkan faktor fisiologis, yakni kondisi dorman sudah dialami biji sejak
masih dalam tubuh inangnya. Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh
sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur
tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh. Beberapa
penyebab dormansi fisiologis adalah :
Immaturity Embrio
After ripening
2
DORMANSI BIJIKelompok
5
Dormansi Sekunder
Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.
Berdasarkan faktor fisik
Faktor fisik yang mempengaruhi dormansi pada biji yakni:
Impermeabilitas kulit biji terhadap air
Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio
Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas
D. Alat dan bahan
Alat
Bahan
3
Biji tomat basah Biji tomat kering
Gelas aqua bekas Neraca Ohauss
DORMANSI BIJIKelompok
5
E. Prosedur Kerja
4
Pasir kering
Air kran
Menimbang pasir dengan menggunakan neraca dan memasukkannya dengan ukuran yang sama ke dalam dua gelas plastik
Label
Memberi label pada dua gelas kimia tadi
sebagai identitas agar tidak tertukar
DORMANSI BIJIKelompok
5
5
Menaburkan lima biji tomat basah ke dalam wadah yang diberi label untuk tomat basah
Menaburkan lima biji tomat kering ke dalam wadah yang diberi label untuk tomat kering
Mennyiram kedua wadah dengan air masing-masing sebanyak 50 ml
Menyimpan kedua wadah dalam green house, dan melakukan pengamatan setiap harinya selama 7 hari
DORMANSI BIJIKelompok
5
F. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
WadahHari %
Perkecambahan1 2 3 4 5 6 7A (Biji Kering)
0 2 0 0 0 0 0 40%
Biji Basah
0 2 3 0 0 0 0 100%
G. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk melihat efek sari buah tomat terhadap
dormansi biji tomat. Perkcambahan adalah suatu fase yang mengakhiri masa
dorman suatu biji. Perkecambahan adalah pengulangan kembali tentang
pertumbuhan janin, dan akan dilengkapi dengan keluarnya radikula di luar biji.
Sedangkan menurut Copeland (1976) dalam Abidin (1984) perkecambahan adalah
“ the resumpition of active growth of a young plant from the seed “ yang berarti
aktivitas pertumbuhan yang sangat singkat suatu embrio dalam perkembangan
dari biji menjadi tanaman muda.
Hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa persen perkecambahan pada
biji tomat basah lebih besar daripada persen perkecambahan pada tomat kering.
6
Mencatat hasil pengamatan dan
menyimpulkan hasil kegiatan
DORMANSI BIJIKelompok
5
Untuk lebih jelasnya kami sertakan hasil pengamatan sebagai berikut:
7
Wadah A Wadah B (biji kering) (biji basah)
Foto perbandingan pertumbuhan benih tomat hari ke-4 setelah tanam
Wadah A Wadah B (biji kering) (biji basah)
Foto perbandingan pertumbuhan benih tomat hari ke-4 setelah tanam
Wadah A Wadah B (biji kering) (biji basah)
Foto perbandingan pertumbuhan benih tomat hari ke-2 setelah tanam
Wadah A Wadah B (biji kering) (biji basah)
Foto perbandingan pertumbuhan benih tomat hari ke-2 setelah tanam
DORMANSI BIJIKelompok
5
Hal ini diakibatkan karena kondisi biji itu sendiri. Pada tomat basah, kulit
bijinya lebih lunak dibandingkan dengan tomat kering sehingga memudahkan
difusi air ke dalam sel. Selain itu, kandungan sari buah tomat yang ada di dalam
biji tomat itu merupakan suatu faktor penentun yang sangat berpengaruh pada
kecepatan perkecambahan. Berikut ini adalah tabel kandungan sari buah tomat
yang dihitung perseratus gram.
Tabel 2. Kandungan unsure dalam biji tomat
Unsur Jumlah (mg)
Karbohidrat 4
Gula 2.6
Serat pangan 1
Lemak 0.5
Protein 1
Air 95
Vitamin C 13
8
Wadah A Wadah B (biji kering) (biji basah)
Foto perbandingan pertumbuhan benih tomat hari ke-7 setelah tanam
Wadah A Wadah B (biji kering) (biji basah)
Foto perbandingan pertumbuhan benih tomat hari ke-7 setelah tanam
DORMANSI BIJIKelompok
5
Perkecambahan biji dimulai dengan masuknya air ke dalam biji yang
disebut dengan imbibisi. Dengan masuknya air ke dalam biji, mengakibatkan sel
menjadi bengkak dan kulit biji menjadi permeabel terhadap O2 dan CO2 . Proses
kedua yaitu adanya aktivitas dari enzimyang menyebabkan zat pati diurai menjadi
gula, lemak menjadi zat-zat yang dapat dilarutkan dan protein menjadi asam
amino. Persediaan bahan-bahan ini memungkinkan pembebasan energi oleh
respirasi, translokasi bahan makanan ke janin dan disentesis kembali ke dalam
jaringan baru dan mulailah embrio tumbuh. Proses selanjutnya adalah pecahnya
kulit biji dan kemudian membentuk tanaman kecil.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan maka kami menyimpulkan
bahwa:
1. Kandungan sari buah tomat dalam biji tomat sangat menentukan kecepatan
perkecambahan dimana apabila kandungan unsure-unsur yang diperlukan
untuk perkecambahan tomat tersedia dengan kondisi optimum dalam bijinya
maka kecepatan perkecambahannya akan semakin cepat sehingga bisa
menaikkan persen perkecambahannya.
2. Tekstur kulit biji mempengaruhi perkecambahan biji tomat. Semakin lunak
kulit biji maka akan semakin cepat imbibisi air ke dalam biji dan akan makin
mempercepat laju perkecambahan.
3. Biji basah mempunyai persen perkecambahan lebih besar dibandingkan
dengan biji kering. Hal ini diakibatkan oleh karena biji basah mempunyai
kandungan organic lebih tinggi dibandingkan dengan biji kering.
9
DORMANSI BIJIKelompok
5
DAFTAR PUSTAKA
Nasir, Mohammad dkk.1992. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Noorhidayati dan Siti Wahidah Arsyad. 2009. Penuntun Praktikum Biologi
Umum. Banjarmasin : FKIP UNLAM
Meyer, B.S and Anderson, D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand
Company Inc., New York.
Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung.Wilkins
10