YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

Penyakit Hormonal Pada Anak

Penyakit Hormonal Pada Anak

BAB I .::. PENDAHULUANSistem endokrinadalah sistem kontrolkelenjartanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui alirandarahuntuk mempengaruhiorgan-organlain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.Sistem endokrin tidak memasukkankelenjar eksokrinsepertikelenjar ludah,kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalamsaluran gastroinstestin.

Gambar 1. Sistem Endokrin Manusia.Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantaiasam aminodengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakansteroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat darikolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.Hormon terikat kepadareseptordi permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan; pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual, mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energy serta juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

BAB II .::. TINJAUAN PUSTAKAAnatomi Dan Fisiologis HipotalamusHipotalamus memainkan peran penting dalam sistem saraf serta sistem endokrin. Yang terhubung ke kelenjar kecil dan penting lain disebut kelenjar hipofisis. Hipotalamus terletak di bawah thalamus dan tepat di atas batang otak. Membentuk bagian anterior diencephalon. Fungsi hipotalamus dapat terdaftar sebagai: mengontrol pelepasan hormon utama 8 oleh kelenjar hipofisis kontrol suhu tubuh kontrol dari asupan makanan dan air, lapar dan Haus kontrol seksual perilaku dan reproduksi kontrol siklus harian di fisiologis dan perilaku juga dikenal sebagai ritme sirkadian mediasi tanggapan emosionalKelenjar HipofisisKelenjar Hipofisis merupakan sebuah kelenjar yang terletak di sela tursika di dasar otak.Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian besarkelenjar endokrinlainnya. Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa.Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitulobus anteriordanlobus posterior.Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan fungsi: kelenjar tiroid,kelenjar adrenaldan organ reproduksi laktasi(pembentukan susu oleh payudara) pertumbuhan seluruh tubuh. adenohipofisa juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menghambat sensasi nyeri.

Hipofisa posterior menghasilkan hormon yang berfungsi: mengatur keseimbangan air merangsang pengeluaran air susu dari payudara wanita yang menyusui dan merangsang kontraksi rahim.Fungsi hipofisa anteriorLobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Bagian ini melepaskan hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal atau merangsang aktivitas kelenjar adrenal, kelenjar tiroid serta gonad.Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar endokrin lainnya juga akan melepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.Hipofisis anterior menghasilkan enam hormon peptida. Somatotropes menghasilkan hormon pertumbuhan (GH), lactotropes menghasilkan prolaktin (PRL), thyrotropes membuat thyroid-stimulating hormone (TSH), corticotropes menghasilkan proopiomelanocortin (POMC), kortikotropin (hormon adrenokortikotropik [ACTH]), dan gonadotropin; luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).Fungsi lobus posteriorLobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaituhormon antidiuretik dan oksitosin. Kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus; sel-sel saraf ini menstimulasi hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung mempengaruhiorgan target. Hormon antidiuretik (disebut jugavasopresin) meningkatkan penahanan air oleh ginjal. Hormon ini membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.Jika terjadidehidrasi, maka reseptor mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkandiabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal terlalu banyak membuang air.Kadang hormon antidiuretik diproduksi secara berlebihan, misalnya padaSIADH(Syndrome Of Inappropriate Secretion Of Antidiuretic Hormone). Pada SIADH, kadar hormon antidiuretik terlalu tinggi sehingga tubuh menahan air dan kadar beberapa elektrolit dalam darah (misalnya natrium) menurun. Sindroma ini terjadi pada penderitagagal jantungdan penderita penyakit hipotalamus.HiperpituitarismeHipersekresi hormone kelenjar pituitaria , yaitu keadaan dimana adanya defisinsi organ sasaran memberikan penurunan umpan balik hormonal, seperti pada hipogonadisme atau hipogonadisme atau hipoadrenalisme primer.Pada hipotiroidisme primer, hiperfungsi dan hyperplasia kelenjar pituitari dapat memperbesar dan mengikis sella serta kadang kadang, meningkatkan tekanan intracranial. Perubahan perubahan demikian tidak boleh dirancukan dengan tumor kelenjar pituitari primer; perubahan perubahan ini hilang hilang bila keadaan tiroid yang mendasari diobati. Hiperplasia kelenjar pituitari juga terjadi karena respons terhadap stimulasi oleh produksi ektopik hormone pelepas seperti yang kadang kadang ditemukan pada penderita dengan sindrom cushing, akibat kelebihan hormone pelepasan kortikotropin, atau pada anak dengan akromegali akibat hormone pelepas kortikotropin, atau pada anak dengan akromegali akibat hormone pelepas hormone pertumbuhan ( GHRH ) yang dihasilakan oleh berbagai tumor sistemik.Hipersekresi hormone kelenjar pituitari primer oleh adenoma dugaan atau terbukti jarang pada masa anak. Tumor kelenjar pituitaria yang terbukti jarang pada masa anak. Tumor kelenjar pituitaria yang paling sering ditemukan adalah tumor yan mensekresikan kortikotropin, prolaktin, atau hormon pertumbuhan ( GH ). Hemartoma hipotalamus yang menskresikan hormone pelepas gonadotropin diketahui menyebabkan pubertsa prekoks.Diduga bahwa beberapa tumor kelenjar pituitaria dapat diakibatkan oleh stimulasi dengan hormon pelepas hipotalamus dan pada keadaan lain.HipopituitarismeHipopiutuitarisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebabnya menyangkut: Infeksi atau peradangan oleh : jamur,bakteri piogenik. Penyakit autoimun (Hipofisis limfoid autoimun) Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semau hormon lain. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalamai malfungsi. Misalnya, akan terjadi penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjar tiroid yang sakit mengeluarkan HT dalam kadar yang berlebihan. Nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis atau oksigenasi dapat merusak sebagian atausemua sel penghasil hormon. Salah satunya sindrom sheecan, yang terjadi setelah perdarahan maternal.

Kelainan Hormon Pada AnakHormon Pertumbuhan (GH)[1] Defisiensi GHDefisiensi hormone pertumbuhan ( growth hormone / GH) merupakan penyebab gagal tumbuh yang sering dijumpai, namun penting diketahui. Mungkin berdiri sendiri, atau berhubungan dengan defisiensi hormone hipofisis lain.Kadang sekunder akibat lesi intracranial. Perawakan PendekDisebutperawakanpendekbilatinggibadankurangdari-2SD (kurang dari persentil ke-3) sesuai usia dan jenis kelamin anak, serta populasi normal sebagai rujukan. Dapat pula didefinisikan pendek bila tinggi badan kurang dari -2 SD dari tinggi badan target kedua orang tuanya (midparental height). Sehingga anak dengan tinggi badanpada persentil25 sesuai usia dan jenis kelaminnya, kemungkinan klinis perawakan pendekbila pada potensi genetiknya pada persentil 90. Atau jika terjadi perlambatan laju pertumbuhan abnormal yaitu kurang dari 5 cm/tahun atau bila perlambatan kecepatan pertumbuhan terjadi penurunan pemotongan rentangpersentil pada grafik pertumbuhan. Keadaan ini terutama terjadi pada usia lebih dari 18 bulan.KlasifikasiPerawakan pendek dapat dibagi berdasarkan alogaritma diagnosis perawakan pendek di bawah ini.

Gambar 2. Klasifikasi Perawakan Pendek.Patofisiologi Pertumbuhan normal merupakan hasil interaksi faktor genetik, nutrisi, metabolik dan endokrin. Sekresi hormon pertumbuhan (GH) oleh kelenjar hipofisis, dirangsang oleh Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH) dari hipotalamus, Growth Horomone Inhibit Hormone (GHIH) atau somatostatin juga diproduksi di hipotalamus bekerja menghambat sekresi GH dengan umpan balik negatif. Pada saat GH disekresikan secara pulsatil ke dalam sirkulasi, maka dilepaskan Insulin-like Growth Factor I (IGF-I), ini yang menyebabkan pertumbuhan tulang.Pertumbuhan tulang panjang yang menyebabkan penambahan tinggi tubuh adalah efek paling besar dari GH yaitu dengan merangsang baik jaringan lunak maupun tulang. Tulang bertambah panjang akibat dari proliferasi sel tulang rawan di lempeng epifisis. GH juga merangsang aktivitas osteoblas.

Gambar 3. Fisiologi Hormon Pertumbuhan.Secara etipatogenesis, defisiensi GH dapat terjadi akibat gangguan terhadap poros hipotalamus pituitari GH IGF-I. Defisiensi GH idiopatik terjadi akibat defisiensi GH Releasing Hormone (GHRH). Pada tumur hipofisis dan agenesis hipofisis tidak terdapat produksi GH. Defek/mutasi atau tidak adanya gen-gen tertentu dapat menyebabkan defisiensi GH. Pada defisiensi GH terbagi menjadi defisiensi GH kongenital dan defisiensi GH didapat. Pasien dengan defisiensi GH kongenital biasanya pendek, gemuk, muka dan suara imatur, pematangan tulang terhambat, lipolisis berkurang, terdapat peningkatan kolesterol total/LDL dan hipoglikemia. Apabila disertai defisiensi ACTH, gejala hipoglikemia lebih menonjol, apabila disertai defisiensi TSH akan didapat gejala-gejala hipotiroidisme. Biasanya IQ normal, kecuali apabila telah sering mengalami serangan hipoglikemia berat. Defisiensi GH kongenital dapat terjadi secara idiopatik (paling sering), karena malformasi anatomi (disgenesis hipofisis, displasia septo-optik, midline effect), mutasi genetik, dan trauma lahir.Biasanya defisiensi GH didapat bermula pada penghujung masa kanak-kanak atau pada masa pubertas, tersering akibat tumor-tumor pada hipotalamus-hipofisis, sehingga sering disertai defisiensi hormon-hormon tropik lainnya (gonadotropin, TSH, dll) bahkan dapat disertai defisiensi hormon pituitari posterior. Tumor-tumor tersebut antara lain adalah kraniofaringioma, germinoma, glioma, histiositoma. Radiasi kronis terhadap hipotalamus-hipofisis juga dapat menyebabkan defisiensi GH. DiagnosisDiagnosis defisiensi GH ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium. Prinsip pengakan diagnosis secara laboratorium adalah kurangnya respon sekresi GH terhadap stimulus provokatif (latihan jasmani, insulin, dll) serta rendahnya kadar IGF-I dan IGFBP3. Pemeriksaan yang banyak dilakukan adalah pemeriksaan kadar GH pada keadaan hipoglikemia setelah pemberian insulin.PengobatanPengobatan perawakan pendek karena defisiensi GH pada umumnya dengan suntikan GH rekombinan satu kali dalam seminggu atau preparat depot satu kali dalam 2-4 minggu. Biasanya terlihat hasil pertambahan TB paling besar dalam tahun pertama setelah suntikan diberikan. Makin dini terapi diberikan akan makin besar kemungkinan tercapai tinggi akhir yang normal.[2] Kelebihan GHHipersekresi hormon pertumbuhan paling sering disebabkan oleh tumor pada somatotrof.1Jika terjadi pada masa anak-anak, gejala utama adalah tinggi yang sangat mencolok, lebih dari 2 meter yaitu gigantisme. Gambar 4. Perawakan Pendek, Gigantisme dan Pertumbuhan Normal.GigantismeGigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan.EtiologiGigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan.Tanda GigantismeManusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi badan mencapai dua meter atau lebih. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjadi karena jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh. Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.AkromegaliSetelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. Kelebihan hormone pertumbuhan ini terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng epifisis menutup. Hal ini akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang akral tanpa diikuti pertumbuhan jaringan lunak disekitarnya yang disebut akromegali. Penebalan tulang terutama pada wajah dan anggota gerak. Akibat penonjolan tulang rahang dan pipi, bentuk wajah menjadi kasar secara perlahan dan tampak seperti monyet.Tangan dan kaki membesar dan jari-jari tangan kaki dan tangan sangat menebal. Tangan tidak saja menjadi lebih besar, tetapi bentuknya akan makin menyerupai persegi empat (seperti sekop) dengan jari-jari tangan lebih bulat dan tumpul. Penderita mungkin membutuhkan ukuran sarung tangan yang lebih besar. Kaki juga menjadi lebih besar dan lebih lebar, dan penderita menceritakan mereka harus mengubah ukuran sepatunya. Pembesaran ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan jaringan lunak. Sering terjadi gangguan saraf perifer akibat penekanan saraf oleh jaringan yang menebal. Dan karena hormone pertumbuhan mempengaruhi metabolisme beberapa zat penting tubuh, penderita sering mengalami problem metabolisme termasuk diabetes mellitus.

Gambar 5. Tanda Akromegali.Selain itu, perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis pada inspeksi. Raut wajah menjadi makin kasar, sinus paranasalis dan sinus frontalis membesar. Bagian frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin nyata, dan terjadi deformitas mandibula disertai timbulnya prognatisme (rahang yang menjorok ke depan) dan gigi-geligi tidak dapat menggigit. Pembesaran mandibula menyebabkan gigi-gigi renggang. Lidah juga membesar, sehingga penderita sulit berbicara. Suara menjadi lebih dalam akibat penebalan pita suara. Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan, mengakibatkan timbulnya nyeri di punggung dan perubahan fisologik lengkung tulang belakang. Pemeriksaan radiografik tengkorak pasien akromegali mnunjukkan perubahan khas disertai pembesaran sinus paranasalis, penebalan kalvarium, deformitas mandibula (yang menyerupai bumerang), dan yang paling penting ialah penebalan dan destruksi sela tursika yang menimbulkan dugaan adanya tumor hipofisis.Bila akromegali berkaitan dengan tumor hipofisis, maka pasien mungkin mengalami nyeri kepala bitemporal dan gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran supraseral tumor tersebut, dan penekanan kiasma optikum. Pasien dengan akromegali memiliki kadar basal GH dan IGF-1 yang tinggi dan juga dapat diuji dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal, induksi hiperglikemia dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya, pada pasien, akromegali atau gigantisme kadar GH gagal ditekan. CT scan dan MRI pada sela tursika memperlihatkan mikroadonema hipofisis, serta makroadonema yang meluas ke luar sel mencakup juga sisterna di atas sela, dan daerah sekitar sela, atau sinus sphenoid.Pengobatan Gigantisme dan AkromegaliPengobatan akromegali atau gigantisme lebih kompleks. Iradiasi hipofisis, pembedahan kelenjar hipofisis untuk mengangkat tumor hipofisis, atau kombinasi keduanya, dapat mengakibatkan penurunan atau perbaikan penyakit. Pengobatan medis dengan menggunakan ocreotide, suatu analog somatostatin, juga tersedia. Ocreotide dapat menurunkan supresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan ukuran tumor, dan memperbaiki gambaran klinis. Terapi yang paling tepat untuk kelebihan hormone pertumbuhan tak lain adalah pengangkatan tumor pada hipofisis sedini mungkin untuk mencegah efek negative darinya.Hormon Adrenokortikotropin (ACTH)Hormonadrenokortikotropik (adrenocorticotropic hormone/ACTH) adalah hormon yang merangsang korteks adrenal, atau lebih khusus lagi, merangsang sekresi glukokortikoid (misalnyakortisol) dan sedikit mengontrol sekresialdosteron, hormone steroidutama lainnya dari korteksadrenal.ACTH disekresi dari hipofisis anterior dalam menanggapicorticotropin-releasing hormonedari hipotalamus.Corticotropin-releasing hormonedisekresikan sebagai respon terhadap berbagai jenis stres.Corticotropin-releasing hormonesendiri dihambat oleh glukokortikoid, menjadikannya bagian dari sebuahloopumpan balik negatif yang klasik.[1] Defisiensi ACTHPenyakit AddisonPenyakit Addison ialah kondisi yang terjadi sebagai hasil dari kerusakan pada kelenjar adrenal. Penyakit Addison juga dikenal sebagai kekurangan adrenalin kronik, hipokortisolisme atau hipokortisisme adalah penyakit endokrin langka dimana kelenjar adrenalin memproduksi hormon steroid yang tidak cukup. Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenalis yang dikontrol oleh hipotalamus dan kelenjar hipofise. Apabila kelenjar adrenalis tidak dapat memproduksi cukup kortisol maka keadaan ini disebut primary adrenocorticol insufficiency (hipokortisolime). Apabila hipotalamus atau kelenjar hipofise tidak mampu bekerja dengan baik dalam memproduksi cukup ACTH maka keadaan ini disebut secondary adrenocortical insufficiency. Penyakit ini juga dapat terjadi pada anak-anak. EtiologiBentuk primer dari penyakit ini disebabkan oleh atrofi atau destruksi (kerusakan) jaringan adrenal (misalnya respon autoimun, TB, infark hemoragik, tumor ganas) atau tindakan pembedahan. Bentuk sekunder adalah gangguan pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan penurunan sekresi kadar ACTH, tetapi biasanya sekresi aldosteron normal. PatofisiologiInsufisiensi adrenal dapat bermanifestasi sebagai defek pada sumbu hipotalamus-hipofisisi-adrenal. Insufisiensi adrenal primer merupakan akibat dari destruksi korteks adrenal. Hal ini berpengaruh terhadap fungsi glukokortikoid dan mineralokortikoid. Karena mineralkortikoid dan glukokortikoid menstimulasi reabsorpsi natrium dan ekskresi kalium, defisiensinya akan menyebabkan peningkatan ekskresi Natrium dan penurunan ekskresi Kalium, terutama pada urin, selain itu juga pada keringat, saliva dan saluran gastrointestinal. Terjadi konsentrasi Natrium yang rendah dan kalium yang tinggi dalam serum. Ketidakmampuan untuk mengkonsentrasikan urin disertai gangguan keseimbangan elektrolit menyebabkan dehidrasi berat, hipertonisitas plasma, asidosis, penurunan volume plasma sirkulasi, hipotensi, akhirnya kolaps sirkulasi. Bila insufisiensi adrenal disebabkan oleh produksi ACTH yang tidak adekuat, maka kadar elektrolit biasanya normal atau sedikit berkurang. Defisiensi glukokortikoid menimbulkan hipotensi dan menyebabkan sensitivitas insulin berat, gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Tanpa adanya kortisol, kekurangan karbohidrat dibentuk dari protein akibatnya terjadi hipoglikemia dan penurunan glikogen hati. Terjadi kelemahan karena gangguan fungsi neuromuscular. Ketahanan terhadap infeksi, trauma dan stress lainnya juga berkurang. Kelemahan otot jantung dan dehidrasi menurunkan output jantung, kemudian terjadi gangguan sirkulasi. Penurunan kortisol darah menyebabkan peningkatan ACTH dan -lipotropin darah, yang memiliki aktivassi stimulasi melanosit bersama dengan ACTH, menyebabkan hiperpigmentasi kulit dan membrane mukosa pada penyakit Addison.Manifestasi KlinisUmur pada mulainya gejala dan manifestasi klinis tergantung pada factor etiologi tertentu yang terlibat. Pada penderita dengan hipoplasia adrenal, defek pada steroidogenesis atau pseudohipoaldosteronemia, gejala-gejala dan tanda-tanda mulai segera setelah lahir dan merupakan cirri khas kehilangan garam. Gagal tumbuh, muntah, letargis, anoreksia dan dehidrasi terjadi. Kolaps sirkulasi dapat mematikan. Pada anak lebih tua yang ada penyakit Addison, mulainya biasanya bertahap dan ditandai dengan kelemahan otot, kelelahan, anoreksia, penurunan berat badan, pengurusan menyeluruh dan tekanan darah rendah. Nyeri perut dapat merangsang proses perut akut dan mungkin menjadi kehausan garam yang berat. Jika keadaan ini tidak diketahui dan ditangani, Krisis adrenal dapat terjadi. Penderita secara mendadak menjadi sianosis, kulit dingin dan nadi lemah serta cepat. Tekanan darah turun dan pernafasan cepat dan berat. Peningkatan pigmentasi kulit harus selalu diobservasi akan terjadinya insufisiensi adrenokorteks. Pigmentasi mulai timbul pada muka dan tangan dan paling kuat di sekitar genital, umbilicus, aksilla, putting susu dan sendi. Pada neonates dengan insufisiensi adrenokorteks, bisa juga terjadi hipoglikemia. Gejala dapat mulai segera setelah lahir dan hamper selalu mincul pada usia 5 tahun. Pada penderita dengan defisiensi kortikotropin (ACTH), pigmentasi kulit tidak terjadi. Hipoglikemia merupakan manifestasi biasa yang ada. Hiperkalemia tidak terjadi karena sekresi aldosteron normal tetapi bisa terjadi hiponatremia.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah dilakukan untuk mengukur kadara Natrium, Kalium, ACTH dan antibody yang berhubungan dengan autoimun pada penyakit Addison. Tes stimulasi ACTH, CRH, tes hipoglikemia yang diinduksi insulin serta CT Scan dan MRI sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.PengobatanSubstitusi hormone yang tidak dapat dihasilkan kelenjar adrenal. Kortisol digantikan dengan Prednisone oral 1-2 mg/kgBB/hari, Dexamethasone 0,25-0,75 mg/kgBB/hari, Hidrokortison injeksi dan oral dengan dosis 0,5-2 mg/kgBB/hari diberikan dalam 2 hingga 3 kali sehari. Apabila terdapat defisiensi aldosteron, amka dapat digantikan dengan mineralkortikoid oral yang disebut fludrokortison asetat 0,1-0,2 mg/hari diberikan sati kali perhari. Pasien yang mendapat terapi sulih aldosteron biasanya dianjurkan oleh dokter untuk meningkatkan asupan garam. Pasien dengan insufisiensi adrenal sekunder biasanya mampu mempertahankan produksi aldosteron, maka tidak diperlukan terapi sulih aldosteron. Jika terjadi krisis Addison, hipotensi, hipoglikemi dan hiperkalemi bisa diterapi dengan pemberian injeksi IV Hidrokortison hemisuksinat, Saline dan Dekstrose.[2] Kelebihan ACTHSindrom CushingSindrom Cushing, pola khas obesitas yang disertai dengan hipertensi, adalah akibat dari rumatan kadar kortisol darah yang tinggi secara abnormal karena hiperfungsi korteks adrenal. Sindromnya dapat tergantung kortikotropin (ACTH) atau tidak tergantung ACTH.EtiologiPada bayi, sindrom Cushing paling sering disebabkan oleh tumor adrenokorteks yang sedang berfungsi, biasanya karsinoma maligna tetapi kadang-kadang adenoma benigna. Lebih dari 50% tumor korteks terjadi pada anak berusia 3 tahun atau lebih muda, dan 85% terjadi pada anak berusia 7 tahun atau lebih muda. Penderita tumor korteks sering menunjukkan bentuk campuran hiperkortisolisme karena kelebihan produksi steroid lain seperti androgen, estrogen dan aldosteron.KlasifikasiSindrom Cushing dibagi dua yaitu; Sindrom Cushing tidak tergantung ACTH :- merupakan penyakit adrenokorteks noduler berpigmen primer yang khas pada bayi dan anak. Kelenjar adrenal kecil dan mempunyai nodulus berpigmen. Di antara nodulus, ada korteks yang atrofi. Sindrom Cushing tergantung ACTH :- merupakan hyperplasia adrenal bilateral, biasanya pada anak yang berusia di atas 7 tahun, disebabkan oleh adenoma basofil kelenjar hipofise dan produksi ACTH ektopik.Tanda dan GejalaGejala hipersekresi kortisol (hiperkortisisme) yaitu :- Obesitas yang sentrifetal dan moon face. Kulit tipis sehingga muka tampak merah, timbul strie dan ekimosis. Otot-otot mengecil karena efek katabolisme protein. Osteoporosis yang dapat menimbulkan fraktur kompresi dan kifosis. Aterosklerosis yang menimbulkan hipertensi. Diabetes melitus, intoleransi glukosa. Alkalosis, hipokalemia dan hipokloremiaGejala hipersekresi androgen :- Hirsutisme ( wanita menyerupai laki-laki ). Suara dalam. Timbul akne. Amenore atau impotensi. Pembesaran klitoris. Otot-otot bertambah (maskulinisasi)Gejala hipersekresi aldosteron :- Hipertensi. Hipokalemia. Hipernatremia. Diabetes insipidus nefrogenik. Edema (jarang) Volume plasma bertambahPemeriksaan LaboratoriumPolisitemia, limfopenia dan eosinopenia biasanya pada penderita Sindrom Cushing. Hasil uji toleransi glukosa mungkin menunjukkan diabetes walaupun kadar insulin meningkat. Kadar elektrolit serum biasanya normal, tetapi bisa hipokalemia. Kadar kortisol dalam darah meningkat pada jam 8 pagi dan menurun pada jam 8 malam kecuali pada anak yang < 3 tahun. Ekskresi kortisol bebas urin hamper selalu meningkat, nilai normal 20-90 g/24 jam. Ekskresi 17-hidrokortikosterois urin biasanya meningkat >5 mg/m2/24 jam. Uji supresi deksametason dosis tunggal dapat membantu, dosis 0,3 mg/m2 yang diberikan jam ii malam akan mengakibatkan kadar kortisol plasma < 5 g/dL pada jam 8 pagi hari berikutnya pada anak normal.PengobatanJika lesi berupa adenoma korteks benigna, dilakukan adrenelektomi unilateral, jika adenoma bilateral dilakukan adrenalektomi subtotal atau total. Komplikasi dari adrenalektomi total bisa terjadi melanosis berat dan meningkat kadar ACTH serum secara mencolok >1000pg/mL serta pembesaran sella tursika (Sindrom Nelson). Oleh itu, harus dilakukan iradiasi eksternal kelenjar pituitary atau bisa dilakukan reseksi adenoma selektif, yang mana angka penyembuhan lebih baik.Hormon TiroidTiroid sendiri diatur oleh kelenjar pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.[1] Defisiensi Hormon TiroidHipotiroidHipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang abnormal rendahnya atau suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid dan organ, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid, serta gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.Hipotiroid bawaan atau kongenital merupakan penyakit pada bayi sejak lahir yang disebabkan kekurangan hormon tiroid yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak-anak. Kekurangan hormon tiroid pada bayi jika tidak cepat didiagnosi dan diobati dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan kretinisme (terhambatnya pertumbuhan fisik dan mental). Prevalensi hipotiroidisme Kongenital telah ditemukan adalah 1 dalam 4.000 bayi diseluruh dunia. Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi yang terdeteksi hipotiroidisme.EtiologiHipotiroid KongenitalPenyebab Hipotiroid bawaan permanen: Disgenesis tiroid (80-85%): Perkembangan tiroid yang terganggu (33%) dan pertumbuhan kelenjar tiroid pada tempat salah (66%) Gangguan pada proses pembuatan hormon tiroid, walaupun pembentukan kelenjar tiroid normal (10%) Gangguan pada otak yang mengatur produksi hormon tiroid ( 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu. Suara besar dan parau. Hernia umbilikalis. Riwayat ikterus lebih dari 3 hari. Miksedema. Makroglosi Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit (< 1 kali/hari) Kulit kering, dingin, dan motling (berbercak-bercak). Letargi. Sukar minum. Bradikardia (< 100/menit).Gejala pada anak besar : Dengan goiter maupun tanpa goiter. Gangguan pertumbuhan (kerdil). Gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang, dan pubertas. Ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset terjadi sebelum umur 3 tahun. Aktivitas berkurang, lambat. Kulit kering. Miksedema.PenatalaksanaanObat pilihan adalah Levothyroxine, diberikan 75-100 g/m2/hari sedini mungkin. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel berikut :UmurDosis g/kg BB

0-3 bulan3-6 bulan6-12 bulan1-5 tahun2-12 tahun> 12 tahun10-158-106-85-64-52-3

Dosis yang direkomendasi pada neonates mulai 37,5 g/hari. Kemungkinan terjadinya hipertiroidisme perlu diwaspadai. Dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan takikardia, kecemasan berlebihan, gangguan tidur, dan gejala tirotoksikosis yang lain. Pemberian tiroksin berlebihan jangka lama mengakibatkan terjadinya kraniosinostosis. Harus dilakukan pemantauan pemeriksaan fungsi tiroid, serum T4 atau konsentrasi FT4 dan TSH yaitu 2-4 minggu setelah terapi dimulai dan 2 minggu setelah setiap perubahan dosis dan secara berkala dianjurkan tiap 1-2 bulan dalam 1 tahun pertama kehidupan, selanjutnya tiap 3 bulan pada tahun kedua sampai ketiga.

KomplikasiKomplikasi yang mungkin terjadi bila hipotiroid ini tak ditangani segera, anak pasti mengalami gangguan pendengaran, karena saraf pendengarannya terganggu. Demikian pula pertumbuhannya terganggu alias bertubuh pendek. Selain itu, anak menderita anemia karena hormon tiroid juga digunakan untuk proses pembentukan darah. Untuk mencegah semua itu, lakukan skrining. Terlebih untuk bayi lahir prematur yang berisiko, juga bila ibunya mengalami gangguan tiroid.PrognosisMakin muda dimulai pemberian hormon tiroid, makin baik prognosisnya. Prognosis jelek pada kasus yang terlambat diobati, terutama defisit IQ. Sebaliknya penderita yang diobati dengan hormon tiroid sebelum umur 3 bulan, dapat mencapai pertumbuhan dan IQ yang mendekati normal.[2] Kelebihan Hormon TiroidHipertiroidismeHipertiroidisme merupakan keadaan klinis akibat kelainan yang menyebabkan hipersekresi kelenjar tiroid. Antara etiologi hipertiroidisme adalah penyakit Grave, tiroiditis, Iodine Induce hyperthyroid, Sindrom Mc Cune Albright, Neoplasma Tiroid dan hipersekresi TSH. Hipertiroid pada anak dan remaja terutama disebabkan oleh penyakit Grave, penyakit ini lebih sering diderita pada anak wanita. Kejadiannya meningkat dengan bertambahnya usia. Penyakit Grave terbagi kepada dua yaitu penyakit Grave pada anak dan penyakit Grave pada neonates. Pada wanita hamil, antibodi ini bisa sampai ke janin dan merangsang kelenjar tiroid janin.Penyakit graves pada ibu bisa menyebabkan lahir mati, keguguran atau kelahiran prematur.Penyakit GravesPenyakit Graves, suatu gangguan autoimun multisystem, merupakan penyebab tersering hipertiroidisme pada populasi anak-anak. Pada penyakit Graves dijumpai peningkatan antibodi IgG yang menstimulasi reseptor TSH, menyebabkan hiperfungsi sel follicular, disertai peningkatan produksi dan pelepasan hormone tiroid. Antibodi lain, termasuk antibody pemicu pertumbuhan tiroid dapat menambah pembesaran kelenjar. Eksoftalmus pada penyakit Graves dapat disebabkan oleh peranan antibody yang menstimulasi pertumbuhan kolagen. Penyakit Graves ditandai dengan trias klasik struma yaitu hipertiroidisme, optalmopati dan dermatopati. Dari anamnesis, tampak emosi anak labil, mudah lelah, intoleransi terhadap panas, otot lemah, tremor, nafsu makan meningkat tetapi berat badan menurun dan sering buang air besar. Anak tampak gelisah dan banyak keringat. Bisa terdapat gangguan kardiovaskular yaitu takikardia, palpitasi, hipertensi, dan bising sistolik di apeks. Terdapat juga optalmopati tetapi pada anak jarang menjadi berat seperti pada dewasa yaitu; proptosis, mata merah, lid-lag dan lid retraction serta pembesaran kelenjar tiroid; goiter difus, simetris dan tidak nyeri. Konsistensinya bisa dari lunak sampai keras. Bruit vascular dapat didengar di atas kelenjar. Dermatopati, yang disebabkan oleh akumulasi polisakarida pada kulit dan jaringan subkutan, jarang terjadi pada anak. Refleks tendon meningkat, anak tampak tinggi dan sering mengalami keterlambatan pubertas. Kebanyakan gejala-gejala ini disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis yang diakibatkan dari peningkatan kadar hormone tiroid.Pemeriksaan Laboratorium dan RadiologikPemeriksaan laboratorium dan radiologic yang mendukung diagnosis penyakit Grave dan membantu membedakannya dari penyebab hipertiroidisme lain, antaranya adalah; T4 total, T4 bebas dan T3. Kadar T4, T3 dapat meningkat. Thyroid stimulating hormone (TSH) secara signifikan tersupresi dan sering tidak dapat dideteksi. Thyroid Stimulating Immunoglobulin. Antibodi tiroid. Antibodi antitriglobulin dan antimikrosomal mungkin dapat dideteksi tetapi jarang meningkat sampai pada derajat yang dijumpai pada Chronic Lymphocytic Thyroiditis (CLT). Jika kadarnya sangat tinggi, harus dipertimbangkan kemungkinan adanya hipertiroidisme CLT. Elektrokardiografi; deviasi axis kanan, takikardia. Radiologi; umut tulang lebih dari umur kronologis.Terapi Ada tiga pendekatan utama dalam penanganan penyakit Graves yaitu; pemberian obat antitiroid untuk menghentikan sintesis hormone tiroid, merusak kelenjar tiroid dengan terapi ablasi Iodium131 dan mengangkat kelenjar tiroid (tiroidektomi subtotal). Obat antitiroid yang diguna adalah; Propiltiourasil (PTU) 5-7 mg/kgBB/hari dibagi dalma 3 dosis, maksimal 300 mg/hari. Metimazol (MMI) atau karbimazol (CBI) 0,5-0,7 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, maksimal 30 mg/hari.Obat-obat ini menghambat organifikasi iodide dan menghambat sintesis hormone tiroid. Dosis rumatan dari dosis terapeutik bila kadar T3, T4 dan TSH normal stabil. Terapi dilanjutkan sampai 1 hingga 2 tahun setelah remisi.Terapi ablasi dengan Iodium sebaiknya dihindari pada anak. Tiroidektomi dilakukan apabila gagal dengan terapi antitiroid, terjadi toksisitas dari obat antitiroid dan jika ketidakpatuhan pengobatan. Kebutuhan nutrisi harus ditingkatkan. Jika toksik, bisa diberikan obat penyekat beta; Propanolol 80 mg/m2/hari atau 0,5-2 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3-4 dosis, kontraindikasi pada yang menderita asma dan blockade jantung. Propanolol ini untuk mengontrol gejala ketika dimulainya terapi jangka panjang. Jika terdapat gagal jantung diberi Digitalis. T3, T4 dan TSH, Refleksogram serta umur tulang harus dipantau setiap 1, 3 dan 6 bulan setelah mendapat terapi. Juga dilihat apakah ada efek samping obat terutama agranulositosis.Penyakit Graves NeonatusPenyakit Graves neonates ini disebabkan oleh transfer antibody dari ibu melalui plasenta, sehingga menyebabkan gangguan pada tiroid fetus dan terjadi hipersekresi hormone tiroid pada bayi. Biasanya bayi yang lahir bisa kurang bulan atau IUGR. Gejala bisa timbul beberapa jam atau hari setelah lahir. Sewaktu intrauterine, frekuensi jantung janin bisa > 160 x/menit. Setelah lahir, bayi tampak irritable, tremor, hiperaktif, flushing, banyak minum, gangguan saluran cerna seperti muntah atau diare, gangguan kardiovaskular; takikardia, aritmia dan gagal jantung. Selain itu, bisa tiromegali sehingga menyebabkan sufokasi yaitu hambatan untuk bernafas, bisa juga hepatosplenomegali dapat disertai ikterus, kraniosinostosis dan optalmopati. Dilakukan pemeriksaan T3, T4 dan TSH serta antibody antitiroid ibu sewaktu intrauterine. Sewaktu intrauterine, bisa diterapi dengan PTU pada ibu sehingga bunyi jantung janin