YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI

KEGIATAN BERMAIN BALOK PADA ANAK DI KB BERLIAN

MENURAN BAKI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh:

DIAN DWI MARYANI

A520100077

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan
Page 3: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

ABSTRAKSI

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN

BERMAIN BALOK PADA ANAK DI KB BERLIAN MENURAN BAKI

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Dian Dwi Maryani, A520100077, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2014, 71 Halaman

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini

adalah anak usia 3-4 tahun di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran

2013/2014. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

kognitif anak melalui kegiatan bermain balok. Penelitian dilakukan secara

kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan kepala sekolah. Data kemampuan kognitif

diperoleh melalui pedoman observasi. Data pembelajaran melalui kegiatan bermain

balok dikumpulkan melalui lembar observasi, catatan lapangan dan wawancara.

Data dianalisis secara deskriptif Komparatif dan Interaktif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan

bermain balok, yakni sebelum ada tindakan 34,57%, siklus I mencapai 52, 62%, dan

siklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka

penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil mengembangkan kemampuan

kognitif anak .Penerapan melalui metode bermain balok ini bias maksimal karena

kegiatan dilakukan dengan berbagai variasi kegiatan yang menarik dan tidak

monoton sehingga anak tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui kegiatan

bermain balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. hal ini membuktikan

bahwa hipotesis yang telah diajukan teruji kebenarannya.

Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Bermain Balok

Page 4: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

PENDAHULUAN

Setiap orang ingin mempunyai anak yang cerdas karena kecerdasan adalah modal

penting bagi si anak untuk mengarungi kehidupan. Generasi yang yang sehat dan

cerdas diharapkan dapat menjadi tonggak kemajuan bangsa. Hal ini pula yang

menjadi tanggung jawab orang tua sebagai orang yang paling dekat bagi anak.

Hanya saja, untuk merealisasikannya bukanlah hal yang mudah karena

membutukhan pemenuhan secara materi, mental dan sosial (Widayati, 2008: 1).

Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Ia bagaikan kumpulan

kemampuan atau ketrampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.

Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, kemampuan

untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, dan kemampuan untuk

menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu

kebudayaan masyarakat. Tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada adalah

anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan (Widayati,

2008: 2-3)

Perkembangan kognitif merupakan tahap-tahap perkembangan kognitif

manusia mulai dari usia anak-anak sampai dewasa, mulai dari proses berpikir secara

konkrit atau melibatkan konsep-konsep konkrit sampai dengan yang lebih tinggi

yaitu konsep-konsep yang abstrak dan logis. Proses kognitif meliputi ingatan,

pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan persoalan ( Suharnan, 2005: 7). Untuk

mengembangkan kemampuan kognitif kepada anak usia dini dapat dilakukan dengan

berbagai cara dan berbagai media.

Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan

lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta untuk

memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. Selama bermain anak

menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang

lain, serta mulai merasakan dunia mereka. bermain menyediakan kerangka kerja

untuk anak mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sebdiri, orang lain, dan

lingkungan. Bermain adalah awalan dari semua fungsi kognitif selanjutnya, untuk itu

bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak –anak ( Sujiono, 2010 : 23).

Page 5: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di KB Berlian

Menuran Baki Sukoharjo dengan jumlah 18 anak yang terdiri dari 10 putra dan 9

putri. Di kelas tersebut kemampuan kognitif anak masih kurang. Media yang

digunakan dalam mengembangkan kemampuan kognitif di KB Berlian kurang

menarik untuk anak. Hal ini menimbulkan kesan bahwa pelajaran kognitif hanya

pelajaran yang bersifat verbalisme. Anak tidak diberi kesempatan praktek langsung

untuk mengembangkan konsep-konsep yang diperoleh dalam kegiatan belajar

mengajar.

Upaya mengembangkan kemampuan kognitif dapat dilakukan dengan

kegiatan bermain balok. Peneliti menggunakan bermain balok karena dengan

bermain balok dapat melatih kemampuan berpikir anak.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Menurut Mulyasa (2011: 10) PTK dapat diartikan sebagai penelitian

tindakan (action reserch) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki proses

dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Wardhani (2011: 1.4), penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar

siswa meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk

peserta didiknya atau oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru,

dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Subjek dari penelitian ini adalah anak-anak usia 3-4 tahundi KB BERLIAN

Menuran Baki Sukoharjo sejumlah 18 anak, dengan jumlah anak putri sejumlah 8

anak dan putra 10 anak. Penelitian ini dilakukan pada waktu awal semester genap

tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, penelitian ini menggunakan cara dan

prosedur yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang

dengan revisi yang berbentuk siklus untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.

Mulyasa (2011: 70-71), langkah- langkah yang dapat ditempuh dalam penelitian

tindakan kelas yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

Page 6: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

Diharapkan dengan bermain balok dapat mengembangkan kemampuan kognitif

pada anak kelompok bermain di KB Berlian, Menuran, Baki, Sukoharjo hingga

mencapai 75%. Adapun indikator kinerja keberhasilan peneliti untuk setiap siklus

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Keberhasilan penelitian dalam setiap siklus

KEBERHASILAN

PENELITIAN

PRA

SIKLUS

SIKLUS I SIKLUS II

Pengembangan kemampuan

kognitif melalui kegiatan bermain

balok

34,57% 50% 75%

Penyusunan pedoman observasi kemampuan kognitif melalui kegiatan

bermain balok terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi

indikator variable (2)Indikator variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan

kognitif, yang dalam proses pembelajarannya dengan bermain balok (3)

Menjabarkan indikator variabel kemampuan kognitif kedalam butir amatan, yang

berbentuk kisi-kisi pedoman observasi (4) Menentukan deskriptor butir amatan

Data di analisis secara deskriptif komparatif dan interaktif. Deskriptif komparatif

yaitu dengan membandingkan hasil pencapaian anak dengan indikator kinerja yang

ditentukan sebelumnya. Analisis interaktif yaitu dilakukan secara bertahap, pertama

dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan dan

mendeskeripsikan data baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel, yang terakhir

menyimpulkan data berdasarkan paparan atau deskripsi yang telah dibuat

sebelumnya (Wardhani, 2011: 2.31). Peneliti dapat mengobservasi dalam penelitian

ini akan dilakukan beberapa tahap sebagai berikut: (1) Memberikan skor terhadap

butir (2) Menjumlah hasil skor nilai dalam setiap butir amatan yang diamati untuk

setiap anak. (3) Menghitung prosentase kemampuan kognitif melalui kegiatan

bermain balok (4) Membandingkan hasil prosentase pencapaian pada setiap anak

dengan indikator kinerja pada setiap siklus yang telah ditentukan peneliti.

Page 7: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum diadakannya penelitian bahwa kemampuan kognitif anak di KB

Berlian kelompok 3-4 tahun masih rendah. Adanya beberapa indikator yang masih

memiliki skor rendah dan rata-rata indikator kinerja yaitu 34,57% demikian tersebut

telah terlihat jelas bahwa kemampuan kognitif anak masih rendah, untuk itu

dilakukan tindakan untuk bisa meningkatkan kemampuan kognitif anak, yaitu

dengan kegiatan bermain balok.

Berdasarkan dari pengamatan tindakan siklus I skoring dan diperoleh hasil

observasi kemampuan kognitif anak melalui kegiatan bermain balok sudah

menunjukkan peningkatan yaitu dari sebelum tidakan rata-rata prosentase satu kelas

sebesar 34,47% pada siklus I ini mencapai 52,62%. Hasil observasi kemampuan

kognitif menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 18,15%. Berdasarkan

hasil tabulasi jika dilihat dari pencapaian prosentase per anak atau per individu,

masih ada beberapa anak yang belum mencapai prosentase sesuai yang ditargetkan

oleh peneliti.Ada enam anak yang prosentasenya masih dibawah ≥50%. Prosentase

tertinggi pada siklus I mencapai 72,22% sedangkan prosentase terendah mencapai

41,67%.

Adapun hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) masih adanya beberapa anak

yang bingung mengenal warna dan mengenal bentuk-bentuk geometri (2) masih ada

beberapa anak yang tidak dapat mengelompokkan balok sesuai bentuk dan warna (3)

masih ada beberapa anak yang tidak mau menceritakan tentang bangunan yang

dibuatnya dari balok.

Hasil observasi pada siklus II, menunjukkan melalui kegiatan bermain balok

aspek-aspek anak dalam memperoleh pengetahuan, memperhatikan dan mengamati,

memecahkan masalah dan mempertimbangkan apa yang terjadi mengalami kenaikan

yang signifikan. Anak lebih mengetahui tentang berbagai bentuk geometri, mengenal

pola, mengenal perbedaan bentuk, mengenal berbagai warna, mengurutkan benda,

dan juga menceritakan apa yang terjadi.Aspek kemapuan kognitif anak meningkat,

hal tersebut dapat dilihat saat evalusi kegiatan setelah bermain balok peneliti

melakukan tanya jawab terhadap seputar kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.

Anak dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan peneliti yang berkenaan

Page 8: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

dengan warna, bentuk geometri, dan juga perbedaan ukuran besar kecil. Selain itu

juga dapat dilihat saat proses kegiatan bermain berlangsung, anak dapat mengikuti

aturan bermain yang telah disampaikan sebelumnya.

Berdasarkan dari pengamatan pada siklus II dipeoleh hasil observasi yang

dilakukan kepada. Hasil observasi diperoleh rata-rata prosentase kemampuan

kognitif anak dalam satu kelas mencapai 82,25%. Prosentase tersebut sudah

mencapai indikator kinerja yang sudah ditargetkan peneliti pada siklus II.Hasil

observasi pada siklus II dapat dilihat semua anak sudah mencapai indikator kinerja

yang sudah ditentukan yaitu 75%. Peningkatan prosentase dari siklus I ke siklus II

mencapai 29,63 %.

Berdasarkan hasil pelaksanaan dari pra siklus sampai siklus II dapat dinyatakan

bahwa melalui kegiatan bermain dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada

ank di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo. Proses dan hasil penelitian secara

keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Ringkasan Proses Pembelajaran Dalam Mengembangkan

Kemampuan Kognitif Melalui Kegiatan Bermain Balok Aspek Pra siklus Siklus I Siklus II

Metode Tanya jawab

Klasikal

Pebmerian tugas

Bermain balok

(demonstrasi dan

proyek)

Kelompok besar

Kelompok kecil

Unjuk kerja

Bermain balok

(demonstrasi dan proyek)

Kelompok besar

Kelompok kecil

Unjuk kerja

Media yang

digunakan

Lembar kerja Balok berwarna dan

tidak berwarna

Balok berwarna dan tidak

berwarna

Tema Rekreasi Rekreasi Rekreasi

Proses

pembelajaran

Pembukaan, inti,

pemberian tugas,

penutup

Kegiatan awal, inti

penerapan kegiatan

bermain balok,

bermain balok

dengan berkelompok,

unjuk kerja, proyek,

penuutup

Kegiatan awal, inti

penerapan kegiatan

bermain balok, bermain

balok dengan

berkelompok, bermain

dengan variasi permainan

yang didalamnya ada

aturan bermaain, unjuk

kerja, proyek, penuutup

Page 9: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

Waktu 30 menit 30 menit 30 menit

Observasi Anak banyak

yang mengeluh

tidak mau

melakukan

kegiatan,

sehiangga

kemampuan

kognitif tidak

berkembang

maksimal.

Anak senang

mengikuti bermain

balok dan

kemampuan kognitif

anak mulai sedikit

berkembang.

Anak menikmati kegiatan

bermain balok dan

kemapuan kognitif anak

dapat berkembang

dengan maksimal.

Refleksi Kemampuan kognitif

kurang berkembang

dengan maksimal

karena kegiatan

bermain balok yang

kurang bervariasi,

dan anak sedikit

bosan dengan

kegiatan yang kurang

variatif.

Kemampuan kognitif

anak meningkat dengan

maksimal karena

kegiatan bermain balok

yang lebih variatif

sehingga kemampuan

anak dalam memperoleh

pengetahuan,

memperhatikan dan

mengamati, memecahkan

masalah dan

mempertimbangkan apa

yang terjadi dapat

berkembang.

Rata-rata

prosentase

kemampuan

kognitif anak

34,57% 52,62% 82,25%

Indikator

kinerja

50% 75%

Berdasarkan hasil pelaksanaan dari pra siklus sampai siklus II dapat

dinyatakan bahwa melalui kegiatan bermain dapat mengembangkan kemampuan

kognitif pada ank di KB Berlian Menuran Baki Sukoharjo.Berdasarkan analisis yang

dilakukan oleh peneliti pengembangan kemampuan kognitif dari pra siklus sampai

siklus II rata-rata prosentase satu kelas meningkat karena dipengaruhi oleh media

dan metode yang digunakan saat proses pembelajaran dalam mengembangkan

kemampuan kognitif berlangsung.

Tidak hanya media dan metode yang berpengaruh dalam mengembangkan

kemampuan kognitif anak.Variasi kegiatan yang menarik juga mempengarui

berkembangnya kemampuan kognitif anak.Dengan membetuk kelompo-kelompok,

Page 10: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

bermain bersama dalam kelompoknya, melibatkan anak langsung dalam bermain.Hal

tersebut dapat membuat anak senang melakukan kegiatn sehingga kemampuan

kognitif anak dapat berkembang.Berdasarkan hasil observasi yang diketahui, ada

beberapa anak yang belum mencapai prosentase yang telah ditargetkan peneliti.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel penbandingan pencapaian prosentase

anak tiap siklus berikut ini:

Tabel perbandingan pencapaian prosentase anak persiklus

NO NAMA ANAK Perbandingan prosentase kemampuan kognitif

Pra siklus Siklus I Siklus II

1. Fattah Cahya Ardiansyah 41,67% 55,56% 77,78%

2. Adelia Hasna Qotimah 41,67% 58,33% 94,44%

3 Yoni Levina Nirbita Jati 33,33% 47,22% 77,78%

4. Brillian Yudha Wijaya 36,11% 55,56% 86,11%

5. Fajar Nur Ahmad Dani 36,11% 52,78% 80,56%

6. Salman Al Farisi 38,89% 52,78% 77,78%

7. Danang Jibran Yoga S 36,11% 55,56% 88,89%

8. Nur Taskiya Eka Wati 30,56% 47,22% 75,00%

9. Zaira Intan Nur ‘Aini 30,56% 44,44% 75,00%

10. Danar Kuncoro 36,11% 58,33% 91,67%

11. Rienjhani Ghaniyyu O 30,56% 47,22% 77,78%

12. Yuki Victory Ramadhan W 33,33% 52,78% 88,89%

13. Imelda Ardini Maulana 50,00% 72,22% 91,67%

14. Rinto Nur Hidayat 33,33% 61,11% 91,67%

15. Rama Arya Perdana 30,56% 50,00% 75,00%

16. Nizam Dwi Aghara 27,78% 41,67% 75,00%

17. Zenik Nur Chasanah 30,56% 41,67% 75,00%

18. Tia Ayu Ramadhani 25,00% 52,78% 80,56%

Rata-rata 34,57% 52,62% 82,25%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pada siklus I peneliti menargetkan

prosentase pencapaian 50%, dan pada siklus I tersebut terdapat enam anak yang yang

prosentasenya masih dibawah rata-rata yang ditetapkan peneliti.Anak yang belum

mencapai tersebut adalah anak-anak yang kurang bisa fokus dalam melaksanakan

kegiatan.Anak tidak memperhatikan apa yang telah disampaikan oleh peneliti saat

proses tindakan berlangsung. Selain itu, dua dari enam anak yang prosentasenya

masih dibawah rata-rata tersebut suka berlarian kesana kemari sehingga melakukan

kegiatan hanya dalam waktu sebentar.Namun pada siklus II semua anak sudah bisa

Page 11: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

mencapai prosentase yang telah ditetapkan peneliti sebelumnya, yaitu 75%.Anak

yang belum bisa mencapai pada siklus I, pada siklus II ini bisa mencapai karena

kegiatan bermain balok yang divariasi dengan permainan sehingga anak tertarik dan

fokus mengikuti kegiatan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan dalam

dua siklus dapat diketahui bahwa melalui kegiatan bermain balok dapat

meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok usia 3-4 tahun di KB

Berlian Menuran Baki Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014. Adapun peningkatan

rata-rata prosentase kemampuan kognitif anak dari sebelum adanya penelitian

sampai dengan siklus II yakni, sebelum tindakan atau prasiklus prosentase mencapai

34,57%, setelah ada tindakan pada siklus I prosentase mencapai 52,62%, kemudian

dalam tindakan siklus II prosentase meningkat mencapai 82,25%.Dalam penerapan

pembelajaran menggunakan metode bermain balok kegiatan dilaksanakan dengan

berbagai variasi kegiatan. Dalam proses pembelajarannya kegiatan bermain balok

dilaksanakan secara berkelompok. Dalam setiap kegiatan bermain balok terdapat

aturan bermain yang berbeda-beda yang diikuti anak. Guru menggunakan media

balok dengan berbagai bentuk dan berbagai warna.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Wili. 2010. Bermain dan Teknik Permainan. Surakarta : universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Djuniartiningsih. 2012. “Penerapan Metode Bermain Balok Dapat Meningkatkan

Kreativitas Anak Kelompok B Di Tk “Merpati Pos””,

(http://ejournal.unesa.ac.id/article/1033/19/article.pdf diakses pada 31

Oktober 2013 pukul 11.56)

Handayani, Yayuk Tri. 2012. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam

Megenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Dakon”. Skripsi. Surakarta:

FKIP PG-PAUD, UniversitasMuhammadiyah Surakarta

Montolalu, dkk. 2005. Bermain dan Permainan anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta : Indeks.

Page 12: PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MELALUI …eprints.ums.ac.id/28445/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdfsiklus II mencapai 82,25%.Sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu 75% maka ... digunakan

Rahayu Lihati. “Manfaat Bermainbalok Pada Anak Usia Dini”

(http://www.tkalirsyadpwt.com/feeds/281077250155518299/comments/defau

lt , diakses pada 29 Oktober 2013 pukul 11.53.37).

Santrock, John. 2009. Psikologi Pendidikan edisi 3 Buku 1.Jakarta : Salemba

Humanika.

Seefeldt, Carol & Barbara A. Wasik.2008. Pendidikan Anak Usia Dini “Menyiapkan

Anak Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta : Indeks.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Indeks.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2005. Metode Pengembangan Kognitif .Jakarta: Universitas

Terbuka

Sujiono, Yuliani Nurani & Bambang Sujiono. 2009. Bermain Kreatif Berbasis

Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks.

Widayati, Sri & Utami Widijati. 2008. Mengoptimalkan 9 Zona Kecerdasan

Majemuk Anak. Jogjakarta: Luna Publisher

Widyasari, Choiriyah. 2010. Kreatuvitas dan Keberbakatan. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Yudhistira. 2011. http://yudhistira31.wordpress.com/2011/10/25/balok-ape-dengan-

banyak-manfaat/, diakses pada 29 Oktober 2013 pukul 12.14.32 )

Yulianti, Dwi. 2011. Dermain Sambil Belajar Sains. Jakarta: Indeks