1
Pengaruh Profitabilitas dan Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Struktur Modal Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur
Yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 – 2017
Nur’ah Darina
1, Inge Lengga Sari Munthe
2, Fatahurrazak
3
E-mail : [email protected]
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kinerja yang baik serta
tingginya tingkat kemakmuran pemegang saham suatu perusahaan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan firm size
terhadap nilai perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel moderasi pada
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.
Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan
diperoleh sebanyak 65 sampel yang memenuhi kriteria dari 159 perusahaan yang
menjadi data observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity (ROE), firm size, dan
struktur modal yang diproksikan dengan debt to equity (DER) secara parsial
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal secara signifikan
memperlemah pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan secara tidak
signifikan memperlemah pengaruh firm size terhadap nilai perusahaan. Hasil uji
koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen, variabel
moderasi dan interaksi kedua variabel tersebut hanya mampu menjelaskan
variabel dependen sebesar 25,5%, sedangkan sisanya 74,5% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Kata kunci : nilai perusahaan, profitabilitas, firm size, struktur modal.
PENDAHULUAN
Tujuan utama perusahaan yang telah go publik adalah meningkatkan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan, didasarkan pada pendapat Salvatore dalam Mandalika (2016).
Namun, di era globalisasi saat ini untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah
karena banyaknya persaingan antar perusahaan yang semakin hari semakin ketat.
Oleh karena itu, para manjer dituntut untuk terus menampilkan kinerja yang baik
kepada para investor dan masyarakat. Harmono (2009 : 233), mendefinisikan nilai
perusahaan sebagai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang
2
dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan
penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik
akan meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa kemakmuran
pemegang sahamnya juga tinggi serta kinerja perusahaan baik, sehingga
perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dari pasar dan mampu menarik para
investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Peningkatan nilai
perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya
dicapai perusahaan karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati
melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa saham
(Indasari dan Yadnyana, 2018). Oleh sebab itu, sebuah perusahaan mempunyai
tanggungjawab untuk mampu membuat perencanaan tentang bagaimana cara
meningkatkan nilai perusahaan agar dapat tetap dipercaya dan diminati oleh para
pemegang saham. Ada beberapa faktor yang dapat digunakan oleh para calon
investor sebagai tolak ukur baik atau tidaknya kemampuan suatu perusahaan
dalam usaha meningkatkan nilai perusahaannya. Faktor – faktor tersebut,
diantaranya : Profitabilitas dan Firm Size, serta Struktur Modal yang dipandang
dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh kedua variabel tersebut, yang
mana masing–masing faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan nilai
perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Teori Trade-Off
Trade off theory merupakan suatu teori struktur modal yang dapat
dikaitkan dengan nilai perusahaan. Teori trade off struktur modal menjelaskan
bahwa dalam struktur modal yang optimal nilai perusahaan akan meningkat jika
perusahaan menggunakan hutang karena adanya penghematan pajak sehingga
meningkatkan keuntungan per lembar saham yang akan diterima oleh pemegang
saham (Suastini, Purbawangsa, Rahyuda, 2016). Sejauh manfaat lebih besar,
tambahan utang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan
utang sudah lebih besar, maka tambahan utang sudah tidak diperbolehkan. Jika
perusahaan menambah hutangnya maka risiko yang ditimbulkan akan jauh lebih
besar.
Packing Order Theory
Packing order theory merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu
perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual asset yang
dimilikinya (Fahmi, 2012 : 188). Seperti menjual gedung, tanah, peralatan, dan
aset-aset lainnya, termasuk dengan menerbitkan dan menjual saham di pasar
modal dan dana yang berasal dari laba ditahan. Pada kebijakan packing order
theory, dapat disimpulkan bahwa perusahaan melakukan kebijakan pendanaan
dengan cara mengurangi kepemilikan asetnya karena melakukan penjualan aset.
Teori Signaling
Teori sinyal menjelaskan bagaimana perusahaan mengeluarkan sinyal
berupa informasi yang dapat menjelaskan keadaan perusahaan tersebut lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan lainnya (Indasari dan Yadnyana, 2018). Sinyal
3
yang dikeluarkan perusahaan dipandang mampu membantu investor dalam
menilai suatu perusahaan. Salah satu informasi yang dikeluarkan perusahaan
berupa informasi keuangan yang menjelaskan kinerja keuangan perusahaan
tersebut yang diukur dengan menghitung berbagai rasio keuangan.
Nilai Perusahaan
Harmono (2009 : 233), mendefinisikan nilai perusahaan sebagai kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan
dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap
kinerja perusahaan. Dengan baiknya nilai perusahaan, maka perusahaan akan
dipandang baik oleh para calon investor. Rosada (2017), menyebutkan bahwa
nilai perusahaan yang meningkat ditandai dengan tingkat pengembalian investasi
yang tinggi kepada pemegang saham.
Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (Hery, 2016 : 143). Para investor
menanamkan saham disuatu perusahaan adalah untuk mendapatkan return.
Semakin tinggi perusahaan menghasilkan laba, maka semakin besar pula return
yang diharapkan oleh investor, sehingga nilai perusahaan akan semakin baik.
Profitabilitas yang tinggi merupakan harapan para investor dan pemegang saham,
sebab dengan tingginya profitabilitas akan mampu meningkatkan harga saham
sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
ROE (Return On Equity) sebagai rasio untuk mengukur profitabilitas dengan
membandingkan laba bersih perusahaan dengan total ekuitasnya.
Firm Size
Menurut Denziana dan Monica (2016), ukuran perusahaan (size)
merupakan suatu indikator yang menunjukkan kekuatan finansial perusahaan.
Ukuran perusahaan baik besar maupun kecil akan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam menanggung resiko yang mungkin timbul dari berbagai situasi.
Secara teoritis, perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty)
yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat
ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan (Sutrisno, 2016). Hal
tersebut dapat membantu investor memprediksi resiko yang mungkin terjadi jika
ia berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Struktur Modal
Menurut Nopiyanti dan Darmayanti (2016), struktur modal (capital
structure) merupakan proporsi modal perusahaan baik modal yang digunakan dari
dalam perusahaan maupun modal yang bersumber dari luar perusahaan (hutang).
Manajemen struktur modal bertujuan untuk menciptakan suatu bauran sumber
dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham yang
merupakan cerminan dari nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan naik apabila
harga saham perusahaan tersebut juga naik. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan DER (debt to equity ratio) sebagai rasio untuk mengukur struktur
modal dengan membandingkan total hutang perusahaan dengan total ekuitasnya.
4
Struktur
Modal (Z)
Profitabilitas
(X1) H3
H4
H1
H5
Firm Size
(X2)
Nilai
Perusahaan
(Y) H2
Kerangka Pemikiran
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi para pemegang saham. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Denziana dan Monica (2016), dapat disimpulkan
bahwa rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang
bagus sehingga dapat memicu banyaknya permintaan saham oleh para investor.
Jika terdapat kenaikan permintaan saham oleh investor, maka secara tidak
langsung akan menaikkan harga saham serta meningkatkan nilai perusahaan
tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Firm Size dan Nilai Perusahaan
Firm size atau ukuran perusahaan dapat diklasifikasi menjadi perusahaan
kecil dan perusahaan besar. Umumnya, para investor lebih cenderung
memperhatikan perusahaan yang tergolong perusahaan besar. Dimana perusahaan
besar selalu dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan
bisnisnya. Secara teoritis, perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian
(certainty) yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi
tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan (Sutrisno, 2016).
Terlebih lagi kondisi stabil yang selalu ditunjukkan oleh perusahaan besar akan
menyebabkan investor tertarik untuk memiliki saham perusahaan tersebut,
sehingga harga saham di pasar modal akan meningkat. Berdasarkan penjelasan
diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2 : Diduga firm size berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
Keputusan pendanaan merupakan keputusan untuk memilih sumber dana
baik jenis maupun jumlahnya yang akan membentuk struktur modal. Perusahaan
yang baik seharusnya memiliki komposisi modal sendiri lebih besar dibandingkan
dengan hutang. Menurut Modigliani dan Miller dalam Sutrisno (2016), semakin
besar hutang akan semakin tinggi nilai perusahaan. Tetapi pada kenyataannya
dengan semakin tingginya hutang, resiko yang ditanggung oleh perusahaan akan
5
lebih besar sehingga mengakibatkan probabilitas kebangkrutan akan semakin
tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H3 : Diduga struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Struktur Modal
Return On Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk
mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.
Semakin tinggi ROE semakin baik kedudukan pemilik perusahaan sehingga akan
menyebabkan baiknya penilaian investor terhadap perusahaan yang menyebabkan
meningkatnya harga saham dan nilai perusahaan (Languju,dkk, 2016). Hasil
penelitian Languju, Mangantar, dan Tasik (2016), menunjukkan bahwa ROE
berpengaruh signifikan dengan arah hubungan positif terhadap nilai perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian Dewanto, Muslimin, dan Kasim (2017), yang
menunjukan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, karena
pengelolaan modal dalam menghasilkan laba dapat dikatakan baik, akan tetapi
baik peningkatan ataupun penurunan ROE tidak secara langsung berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan.
Terdapat perbedaan hasil penelitian sebelumnya memungkinkan adanya
variabel lain yang mampu memperkuat ataupun memperlemah pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Untuk itu, dalam penelitian ini struktur
modal menjadi variabel moderasi yang nantinya dinilai mampu memperkuat atau
memperlemah hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan. Mondigliani dan
Miller dalam Nopiyanti dan Darmayanti (2016), mengatakan bahwa perusahaan
dengan profitabilitasnya tinggi lebih memilih hutang sebagai sumber dana untuk
memperoleh manfaat dari penghematan pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H4 : Diduga Struktur Modal mampu memoderasi hubungan profitabilitas terhadap
nilai perusahaan.
Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Struktur Modal
Firm size merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan dalam
menentukan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan
Wiksuana (2016), menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian
Languju, Mangantar, dan Tasik (2016), yang menemukan bahwa ukuran
perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Perbedaan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya kemungkinan
variabel lain yang mampu memperkuat atau memperlemah hubungan firm size
terhadap nilai perusahaan.
Dalam hal ini, struktur modal menjadi variabel moderasi yang nantinya
dinilai mampu memperkuat atau memperlemah hubungan firm size dengan nilai
perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan akan membutuhkan
pendanaan yang besar pula untuk menambah asetnya agar dapat menunjang
kegiatan operasionalnya secara lebih baik. Kebutuhan dana yang besar dapat
terpenuhi dari sumber dana internal yakni laba ditahan dan modal sendiri ataupun
dari sumber eksternal yakni pembiayaan dengan menggunakan hutang, khususnya
utang jangka panjang. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut:
6
H5 : Diduga Struktur Modal mampu memoderasi hubungan Firm Size terhadap
nilai perusahaan
Profitabilitas, Firm Size, Struktur Modal, dan Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengajuan hipotesis diatas, maka diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H6 : Diduga variabel independen, variabel moderasi dan variabel interaksi
keduanya secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi, Sampel dan Sumber Data
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014 hingga tahun 2017 sebanyak 159
perusahaan. Perusahaan manufaktur dipilih karena jumlah perusahaan lebih
banyak dibandingkan perusahaan lainnya. Selain itu, saham perusahaan
manufaktur lebih banyak diminati investor, serta perusahaan manufaktur
merupakan salah satu aset yang memiliki peranan penting dalam pembangunan,
terlebih lagi dalam menghadapi era persaingan bebas perusahaan manufaktur
dituntut semakin efektif dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Periode
pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2014 hingga tahun 2017
dikarenakan telah mewakili kondisi akhir keuangan perusahaan sebelum
penelitian dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa laporan tahunan perusahaan manufaktur yang didapatkan dari
website Bursa Efek Indonesia.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014 – 2017; (2) Perusahaan
manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan secara
kosisten selama tahun 2014 – 2017; (3) Perusahaan yang memperoleh laba secara
berturut-turut selama tahun 2014 – 2017; (4) Perusahaan manufaktur yang laporan
keuangan dinyatakan dalam mata uang Rupiah secara berturut turut selama tahun
2014 - 2017. Berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam pemilihan sampel, maka
ringkasan sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2014-2017 159 perusahaan
2 Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap tahun 2012 -2017
(21 perusahaan)
3 Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian selama periode 2014-2017
(45 perusahaan)
4 Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya tidak dinyatakan dalam mata uang rupiah
(28 perusahaan)
Jumlah sampel perusahaan 65 perusahaan Periode penelitian 2012-2016 4 tahun Jumlah sampel penelitian 260 data
7
𝑄 = 𝐸𝑀𝑉 + 𝐷
𝐸𝐵𝑉 + 𝐷
DER = Total Hutang
Total Modal
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan menggunakan
rasio Tobin’s Q. Adapun alasan menggunakan rasio Tobin’s Q adalah karena
rasio Tobin’s Q merupakan rasio yang dapat memberikan informasi terbaik dalam
mencerminkan nilai perusahaan sebab dalam perhitungannya rasio ini melibatkan
seluruh unsur dari hutang dan modal saham perusahaan, yang tidak hanya
meliputi saham biasa akan tetapi seluruh asset yang dimiliki oleh perusahaan
(Dewi, dkk, 2014). Rumus Tobin’s Q dalam penelitian ini membandingkan nilai
pasar ekuitas dan nilai buku dari total hutang dengan nilai buku dari total aset dan
total hutang seperti berikut :
Sumber : Dewi,dkk (2016)
Dimana:
Q = Nilai perusahaan
EMV = (Nilai pasar ekuitas) : closing price x jumlah saham yang beredar
D = Nilai buku dari total hutang
EBV = Nilai buku dari total asset
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada penelitian ini menggunakan ROE (return on
equity). Hery (2016 : 194) mendefinisikan Return on Equity (ROE) sebagai rasio
yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba
bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas.
Firm Size
Sumber : Hery (2016 : 195)
Pengukuran pada variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat
dari total aset. Semakin besar total aset, maka semakin besar pula ukuran
perusahaan. Denziana dan Monica (2016), menyebutkan semakin besar aset suatu
perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam. Adapun
pengukuran Firm Size pada penelitian ini ialah :
Sumber : Susantika (2016)
Struktur Modal
Pengukuran struktur modal pada penelitian ini menggunakan rasio DER
(debt to equity ratio). Hery (2016 : 168), mengemukakan bahwa DER (debt to
equity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi
utang terhadap modal. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur struktur
modal dalam penelitian ini yaitu :
Sumber : Hery (2016 : 169)
ROE = Laba Bersih
Total Ekuitas
Size = Total Asset
8
Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah moderated
regression analysis. Alasan penggunaan analisis ini adalah karena penelitian ini
meneliti hubungan pengaruh antara variabel independen dan variabel moderasi
dengan variabel dependen. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan digunakan model analisis regresi moderasi, dengan
bentuk persamaan sebagai berikut:
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas,
dan uji normalitas. Pengujian multikolonieritas dilihat dengan cara melihat nilai
variance inflation factor (VIF) atau nilai tolerancenya. Jika nilai VIF lebih kecil
dari 10, dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10, maka tidak terjadi
multikolonieritas.
Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW
test). uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika dw lebih kecil dari du dan lebih
kecil dari (4-du), maka dapat disimpulkan model terbebas dari autokorelasi.
Menurut Ghozali (2016 : 134), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji Sperman Rho. Jika
tingkat signifikansi berada diatas 5% (0,05) berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas, tetapi jika berada dibawah 5% (0,05) berarti terjadi gejala
heteroskedastisitas.
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov
(Uji K-S). Uji K-S dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi atau
asymp. Sig (2-tailed). Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari = 0,05,
maka data terdistribusi secara normal. Jika data tidak terdistribusi normal,
dilakukan outlier yaitu pembuangan data ekstrim yang dianggap sebagai penyebab
data tidak normal. Menurut Ghozali (2016 : 41), Outlier adalah kasus atau data
yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah
variabel tunggal atau variabel kombinasi. Deteksi terhadap data outlier dilakukan
dengan melihat stem dan leaf plot.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19).
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z+ β4Z1 + β5Z2+ e
9
Tabel 2. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Nilai Perusahaan 150 ,27113 1,43478 ,7099691 ,28810516
ROE 150 ,00063 ,30102 ,0891379 ,06558870
Firm Size 150 ,13378 7,43490 1,5872979 1,61330001
DER 150 ,07696 2,69393 ,7807181 ,57546552
Valid N (listwise) 150
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan tabel 2 diatas, profitabilitas (ROE) dalam penelitian ini
memiliki nilai minimum sebesar 0,00063. Dan nilai maksimum sebesar 0,30102.
Dengan rata-rata sebesar 0,0891379 dengan standar deviasi sebesar 0,06558870.
Firm Size dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar 1,5872979
dengan standar deviasi sebesar 1,61330001. Dan nilai minimum sebesar 0,13378
dan nilai maksimum sebesar 7,43490.
Struktur Modal (DER) dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar
0,7807181 dengan standar deviasi sebesar 0,57546552. dan nilai minimum
sebesar 0,07696 dan nilai maksimum sebesar 2,69393.
Nilai Perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,27113 dan nilai
maksimum sebesar 1,43478. Rata-rata variabel nilai perusahaan sebesar
0,7099691 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,28810516.
Hasil Uji Normalitas Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 260
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 1,28530802
Absolute ,151
Most Extreme Differences Positive ,151 Negative -,118
Kolmogorov-Smirnov Z 2,427
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 150
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,24443712 Absolute ,100
Most Extreme Differences Positive ,100 Negative -,054
Kolmogorov-Smirnov Z 1,228
Asymp. Sig. (2-tailed) ,098
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data sekunder yang diolah peneliti, 2019
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
10
a. Predictors: (Constant), X2_Z, ROE, DER, Firm Size, X1_Z
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa nilai signifikan Kolmogorov-
Smirnov adalah 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak
terditribusi normal. Maka, dalam penelitian ini peneliti melakukan pembuangan
data sebanyak 110 data yang merupakan data outlier. Setelah dilakukan outlier,
pada tabel 4 dapat dilihat nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov 0,098 > dari tarif
signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan data telah terdistribusi normal.
Hasil Uji Multikolinearitas Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
B Std. Error Tolerance VIF
(Constant) ,507 ,066
ROE 2,231 ,532 ,508 ,340 2,939
1 Firm Size ,058 ,024 ,325 ,278 3,598
DER -,005 ,070 -,010 ,257 3,898
X1_Z -,394 ,508 -,111 ,242 4,134
X2_Z -,043 ,027 -,266 ,182 5,498
a. Dependent Variable: Nilai Perusaha an
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Berdasarkan tabel 5 di atas, hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan tidak
ada satupun variabel yang memiliki nilai VIF yang lebih dari 10 dan nilai
tolerance lebih besar dari 0,10. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
Hasil Uji Autokorelasi Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,529a ,280 ,255 ,24864461 1,948
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 6 di atas, dapat dilihat
bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai
1,948 dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 150 dan jumlah variabel bebas (k)
adalah 3 sehingga nilai dU (k,n = 3,150) adalah 1,7741. Hal ini menunjukkan
bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar
1,7741 lebih kecil dari nilai dW sebesar 1,948, dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU
sebesar 4-1,7741 = 2,2259 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,7741 < 1,948 <
2,2259.
Model Summaryb
11
Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Correlations
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient ,098
ROE Sig. (2-tailed) ,231
N 150
Correlation Coefficient -,044
Firm Size Sig. (2-tailed) ,596
N 150
Correlation Coefficient ,078
DER Sig. (2-tailed) ,342
Spearman's
rho
N 150
Correlation Coefficient ,151
X1_Z Sig. (2-tailed) ,065
N 150
Correlation Coefficient -,013
X2_Z Sig. (2-tailed) ,877
N 150
Unstandardized
Residual
Correlation Coefficient 1,000
Sig. (2-tailed) .
N 150
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Berdasarkan output pada tabel 7 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel Profitabilitas (ROE) 0,231. Nilai sig untuk variabel Firm Size sebesar
0,596. Nilai sig untuk variabel Struktur Modal (DER) sebesar 0,342. Nilai sig
untuk interaksi variabel Z1 sebesar 0,065. Nilai sig untuk interaksi variabel Z2
sebesar 0,877. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig
> 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Moderasi Tabel 8. Hasil Uji Analisis Regresi Moderasi
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,507 ,066
ROE 2,231 ,532 ,508
1 Firm Size ,058 ,024 ,325
DER -,005 ,070 -,010
X1_Z -,394 ,508 -,111
X2_Z -,043 ,027 -,266
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Coefficientsa
12
Dari tabel 8 di atas diperoleh persamaan regresi moderasinya, yaitu :
NP = 0,507 + 2,231ROE + 0,058SIZE – 0,005DER – 0,394Z1 – 0,043Z2 +
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Menurut Ghozali (2016 : 96), menyatakan bahwa uji statistik F pada
dasarnya menunjukkan apakah sacara variabel independen (bebas) yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen (terikat). Kriteria signifikansi simultan adalah tingkat
signifikan 0,05. Jika F hitung > F tabel, tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak
(ada pengaruh signifikan) dan sebaliknya. Tabel 9. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 3,465 5 ,693 11,209 ,000b
Residual 8,903 144 ,062
Total 12,368 149
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan b. Predictors: (Constant), X2_Z, ROE, DER, Firm Size, X1_Z
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 9, dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai 11,209. Nilai Ftabel pada tingkat
kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 4, dan jumlah data (n)
sebanyak 150. Jadi df pembilang (4-1) = 3 dan df penyebut (150-4) = 146,
sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,67. Jadi Fhitung>
Ftabel (11,209 > 2,67) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya profitabilitas, firm
size, struktur modal, serta interaksi antara variabel independen dan moderasi
secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2017.
Uji Hipotesis Moderasi
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Menurut Ghozali (2016 : 97), menyatakan bahwa uji statistik t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria
signifikansi parameter individual (uji statistik t) yaitu jika signifikansi > 0,05
maka H0 diterima (tidak ada pengaruh) dan jika signifikansi < 0,05 maka H0
ditolak (ada pengaruh).
13
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Tabel 10. Hasil Uji Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,622 ,096 6,448 ,000
1 ROE 4,981 ,604 ,501 8,242 ,000
DER -,239 ,074 -,196 -3,219 ,002
Tabel 11. Hasil Uji Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 1
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,371 ,124 2,998 ,003
ROE 7,593 1,027 ,763 7,395 ,000
DER ,052 ,118 ,043 ,441 ,659
Z1 -3,163 1,016 -,389 -3,112 ,002
Hasil output uji regresi tahap 1 menunjukkan bahwa pengaruh interaksi Z1
yaitu profitabilitas (ROE) dengan Struktur Modal (DER) terhadap nilai
perusahaan (Y) adalah negatif, dengan nilai koefisien matriks -3,163 artinya
moderasi dari struktur modal memperlemah pengaruh profitabilitas (ROE)
terhadap nilai perusahaan. Dan pengaruhnya adalah signifikan yaitu 0,002 < 0,05.
Sedangkan keberadaan struktur modal dalam penelitian ini sebagai pemoderasi
adalah pure moderator.
Uji Regresi Moderasi Tahap 2 Tabel 12. Hasil Uji Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 2
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,639 ,094 6,775 ,000
1 Firm Size ,025 ,035 ,059 ,726 ,469 DER ,119 ,073 ,133 1,628 ,106
Tabel 13. Hasil Uji Parsial Moderasi (Uji t) Tahap 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,570 ,129 4,429 ,000
1 Firm Size ,055 ,052 ,130 1,066 ,288
DER ,215 ,143 ,239 1,506 ,134
Z2 -,039 ,050 -,150 -,781 ,436
Coefficientsa
Coefficientsa
14
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2019
Hasil output uji regresi moderasi tahap 2, menunjukkan bahwa pengaruh
interaksi Z2 terhadap Y negatif, dengan nilai koefisien matriks -0,039 artinya
moderasi dari struktur modal memperlemah pengaruh firm size terhadap nilai
perusahaan. Dan pengaruhnya adalah tidak signifikan dimana angka
signifikansinya 0,436 > 0,05. Dan keberadaan struktur modal dalam penelitian ini
sebagai pemoderasi adalah bukan moderator.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 14. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,529a ,280 ,255 ,24864461
a. Predictors: (Constant), X2_Z, ROE, DER, Firm Size, X1_Z
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber : Data Olahan Penulis, 2019
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 14 diatas, dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,255 atau 25,5%. Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu nilai perusahaan dapat
dijelaskan oleh variabel profitabilitas, firm size, struktur modal dan interaksi
antara variabel independen dengan moderasinya sebesar 25,5% sedangkan sisanya
yaitu 74,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini mendukung hasil penelitian Hasania, dkk (2016), yang
menyebutkan menyebutkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka nilai
perusahaan tinggi dan semakin rendah profitabilitas maka nilai perusahaan
rendah. Kondisi ini bisa terjadi dikarenakan ROE menggambarkan kondisi
konstribusi ekuitas perusahaan dalam menciptakan laba bersih yang dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tetanam dalam ekuitas. Sehingga semakin tinggi laba,
maka dengan begitu ekuitas perusahaan mampu memperoleh dan mengolah
ekuitas untuk menghasilkan laba bersih kembali. Dengan demikian kemungkinan
perusahaan akan dapat menaikkan nilai dari nilai perusahaan sangatlah tinggi.
Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Nopiyanti, dkk (2016), yang
menyebutkan bahwa return on equity (ROE) sebagai simbol dari profitabilitas
akan lebih menarik investor karena peningkatan ROE akan meningkatkan
keuntungan bersih yang diperoleh investor sehingga ketika kedudukan investor
ataupun pemilik perusahaan baik nilai perusahaan akan mengalami peningkatan.
Pengaruh Firm Size terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil uji dalam penelitian ini juga mendukung penelitian
Nopiyanti dan Darmayanti (2016) yang mengatakan bahwa firm size berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Menurut Nopiyanti dan
15
Darmayanti (2016), investor lebih banyak tertarik pada perusahaan yang memiliki
ukuran yang besar, hal ini karena perusahaan besar memiliki kemudahan dalam
mengakses pasar modal. Kestabilan perusahaan besar juga menjadi menarik untuk
investor, karena manajemen perusahaan besar akan bekerja dengan baik untuk
menjaga kondisi perusahaan. Sesuai dengan signalling theory, kondisi tersebut
menjadi sinyal untuk menarik para investor memperoleh saham dari perusahaan,
dimana ketika banyak investor yang tertarik maka harga saham perusahaan akan
mengalami peningkatan dan akhirnya berdampak pada nilai perusahaan juga
meningkat. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Sulistiono (dalam Denziana dan
Monica 2016), bahwa semakin besar perusahaan semakin tinggi pula minat
investor untuk menanamkankan sahamnya dibandingkan perusahaan kecil.
Pengaruh Struktur Modal (DER) terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini struktur modal yang memiliki nilai negatif dan
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, memiliki makna bahwa
struktur modal perusahaan menjadi sinyal bahwa perusahaan harus lebih berhati-
hati sebelum memutuskan penggunaan hutang (Rahmawati, dkk, 2015). Hal ini
juga mendukung pendapat Apriada dan Suardikha (2016), yang mengatakan
perusahaan yang banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan
perusahaan daripada ekuitas akan berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan.
Brealay et al (dalam Rahmawati, dkk, 2015), menyatakan bahwa berdasarkan
Agency Cost / Tax Shield Trade-Off Model (trade off theory), penggunaan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan namun hanya sampai pada batas tertentu.
Jika melebihi batas tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang terus menurun akan menyebabkan
kebangkrutan.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh
Struktur Modal
Hasil penelitian ini mendukung pecking order theory karena perusahaan
yang menghasilkan laba lebih besar cenderung mempunyai laba ditahan lebih
besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan dananya dari sumber internal
perusahaan (Indriani, 2017). Semakin besar laba ditahan, semakin besar
kebutuhan dananya dipenuhi dari dalam perusahaan (dana internal) sehingga
mengurangi penggunaan dana dari hutang (dana eksternal). Dapat disimpulkan
bahwa apabila struktur modal perusahaan yang dibiayai melalui hutang semakin
tinggi, maka hal tersebut akan memperlemah pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan. Meskipun perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, namun jika
perusahaan memiliki struktur modal yang lebih banyak dibiayai oleh hutang maka
dapat menyebabkan nilai perusahaan menjadi rendah. Disebabkan adanya
kecemasan dari para investor kemungkinan perusahaan tidak mampu menjamin
hutangnya.
Pengaruh Firm Size terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi Oleh Struktur
Modal
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nopiyanti dan
Darmayanti (2016), yang juga menyatakan bahwa struktur modal (DER) tidak
mampu memoderasi hubungan firm size dengan nilai perusahaan. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi DER akan menyebabkan pembiayaan terhadap
16
modal eksternal (hutang) lebih tinggi. Hal tersebut dapat menimbulkan resiko
kebangkrutan yang cukup besar. Perusahaan yang besar diikuti dengan besarnya
kewajiban membayar hutang-hutangnya menjadi sinyal negatif sehingga investor
tidak tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dapat
disimpulkan, penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal tidak mampu
memperkuat pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dikarenakan
investor melihat perusahaan dengan total aset yang besar cenderung dinilai
memiliki nilai perusahaan yang juga tinggi terlepas dari bagaimana struktur modal
perusahaan tersebut.
Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, dan Struktur Modal terhadap Nilai
Perusahaan
Pengaruh profitabilitas, firm size, struktur modal serta variabel interaksi
antara variabel independen dengan moderasi terhadap nilai perusahaan secara
simultan diperoleh F hitung sebesar 11,209 sedangkan F-tabel sebesar 2,67
dengan angka signifikasinya 0,000 dengan signifikansi yang digunakan yaitu 0,05
(5%). Nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel serta tingkat
signifikansinya yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa model penelitian
dengan profitabilitas (ROE), firm size, struktur modal, variabel Z1 (return on
equity x debt to equity ratio) dan variabel Z2 (firm size x debt to equity ratio)
secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu nilai
perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil
penelitian ini adalah : (1) Profitabilitas (ROE) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017; (2) Firm size memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017; (3) Struktur modal (DER)
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017;
(4) Struktur modal (DER) secara signifikan memperlemah pengaruh profitabilitas
(ROE) terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014 – 2017; (5) Struktur modal (DER), secara tidak signifikan
memperlemah pengaruh firm size terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017; (6)
Profitabilitas, firm size, struktur modal dan variabel interaksi moderasi secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.
17
DAFTAR PUSTAKA
Acaravci, Songul Kakilli. 2015. The Determinants of Capital Structure : Evidence
from the Turkish Manufacturing Sector. International Journal of Economics
and Financial Issues, ISSN : 2146-4138 vol. 5 no. 1, p. 158-171.
Anggraini, Reni Dwi. 2017. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Universitas
Islam Negeri maulana Malik Ibrahim Malang.
Apriada, Kadek dan Made Sadha Suardikha. 2016.Pengaruh Struktur
Kepemilikan Saham, Struktur Modal, dan ProfitabilitasPada Nilai
Perusahaan. E- Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, ISSN
:2337–3067 vol. 5 no. 2, p. 201-2018.
Denziana, Angrita dan Winda Monica. 2016. Analisis Ukuran Perusahaan Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi & Keuangan,
vol. 7 no. 2, p. 241-254.
Dewanto, Alfret Kristanto, Muslimindan Yunus Kasim. 2017. Pengaruh Rasio
Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Industri Makanan
Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu
Manajemen Universitas Tadulako, ISSN Online 2443-3578/ISSN Printed
2443-1850.
Dewi, Inggi Rovita, Siti Ragil Handayani dan Nila Firdausi. 2014. Pengaruh
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Sektor
Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012). Jurnal
Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya,vol 17. no. 1.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfabeta.
Fista, Bela Febriana dan Dini Widyawati. 2017. Pengaruh Kebijakan Deviden,
Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. STIESIA Surabaya,
ISSN : 2460-0585vol 6 no 5.
Ghozali, Imam. 2016. Alikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harmono.2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. Bumi Aksara. Jakarta. hal: 223.
Hasania, Zuhria, Sri Murni, dan Yunita Mandagie. 2016. Pengaruh Current
Ratio, Ukuran Perusahaan Struktur Modal, Dan ROE Terhadap Nilai
Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2011 – 2014. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, vol. 16 no. 3, p.133-144.
18
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition.
Jakarta : PT Grasindo.
http://web.idx.id/index.html
Indasari, Ade Pratiwi dan I Ketut Yadnyana. 2018. Pengaruh Profitabilitas,
Growth Opportunity, Likuiditas, Dan Struktur Modal Pada Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN : 2302-8556
vol.22.1, p. 714-746.
Indriani, Eka. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Akuntansi, P-ISSN: 1979-858X; E-ISSN:
2461-1190 vol. 10 no. 2, p. 333-348
Languju, Octavia, Marjam Mangantar, dan Hizkia H. D. Tasik. 2016. Pengaruh
Return On Equity, Ukuran Perusahaan, Price Earning Ratio, dan Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan Property and Real Estate Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, vol. 16 no. 02.
Mandalika, Andri. 2016. Pengaruh Struktur Aktiva, Struktur Modal, Dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Sektor
Otomotif). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, vol. 16 no. 01.
Manik, Tumpal. 2018. PPT Materi Pelatihan. Fakultas Ekonomi Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Nopiyanti, I Dewa Ayu dan Ni Putu Ayu Darmayanti. 2016. Pengaruh PER,
Ukuran Struktur Modal Sebagai Vvariabel Moderasi. E- Jurnal Manjemen
UNUD, ISSN : 2302-8912vol. 5 no. 12, p. 7868-7898.
Nurminda, Aniela, dkk. 2017. Pengaruh Profitabillitas, Leverage, dan Ukuran
perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. e-Proceeding of Management,
ISSN : 2355-9357 vol. 4 no.1.
Pratama, I Bagus Angga, dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2016. Pengaruh Ukuran
Perusahaan dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal Manajemen Unud, ISSN
: 2302-8912 vol. 5 no. 2, p. 1338-1367.
Pratiwi, Ni Putu Yuni, Fridayana Yudiaatmadja, dan I Wayan Suwendra. 2016.
Pengaruh Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan. E-Journal Bisma Universitas pendidikan Ganesha, vol. 4.
Rahmawati, Amalia Dewi, Topowijono, dan Sri Sulasmiyati. 2015. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Modal, Dan Keputusan
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Sektor
Properti, Real Estate, dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa
19
Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013). Jurnal Admiinistrasi Bisnis, vol.
23 no. 2.
Rosada, Fitrah Lia Amrina. 2017. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, vol 6 no 1.
Santoso, Andrew. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan
Tingkat Pertumbuhan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Di
Indonesia Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating. Petra
Business and Management Review, vol. 2 no. 2.
Suastini, Ni Made, Ida Bagus Anom Purbawangsa dan Henny Rahyuda. 2016.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia (Struktur Modal sebagai Variabel Moderasi). E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana, ISSN : 2337-30675.1, p. 143-172.
Sudiyatno, Bambang, dan Elen Puspitasari. 2010. Tobin’s Q Dan Altman Z-Score
Sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akuntansi,
ISSN : 1979-4886 vol. 2 no. 1, p. 9-21.
Sugiyono.2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suroto. 2015. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
Februari 2010-Januari 2015). Jurnal Ilmiah Untag Semarang. Vol 4. No 3.
Sutrisno. 2016. Struktur Modal : Faktor Penentu Dan Pengaruhnya Pada Nilai
Perusahaan. Jurnal Siasat Bisnis vol. 20 no. 1, p. 79-89.
Utomo, Nanang Ari. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Dinamika
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, ISSN : 1979-4878 vol. 5 no.1, p. 82-
94.
www.idx.co.id
www.sahamok.com