YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT

INTERNAL, RISK BASED AUDIT, KOMITE AUDIT DAN

WHISTLEBLOWING SYSTEM TERHADAP PENCEGAHAN

KECURANGAN (FRAUD) SERTA IMPLIKASINYA PADA

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Kimia dan Farmasi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2018)

Oleh:

MONIKA BUDIMAN

NIM: 1660030010

TESIS

Disampaikan kepada:

Program Studi Magister Akuntansi Sebagai Bagian Dari

Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Magister Akuntansi

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Y.A.I

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Saya mahasiswi Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Y.A.I.

Nama : MONIKA BUDIMAN

NIM : 1660030010

Menyatakan bahwa Tesis yang saya tulis ini adalah hasil karya saya sendiri dan

belum pernah diajukan untuk memperoleh Gelar Kesarjanaan di Perguruan Tinggi

manapun, dan sepanjang pengetahuan saya dalam Tesis ini tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang

dirujuk dalam Tesis ini secara tertulis disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Jakarta, 02 Januari 2019

MONIKA BUDIMAN

Meterai

Tanda

Tangan

Page 3: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

iii

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Y.A.I

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Tanggal, 02 Januari 2019

Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I

Menerima Tesis Yang Ditulis Oleh

MONIKA BUDIMAN

Dengan Judul:

“PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK

BASED AUDIT, KOMITE AUDIT DAN WHISTLEBLOWING SYSTEM

TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) SERTA

IMPLIKASINYA PADA LAPORAN KEUANGAN”

(Studi Empiris Pada Perusahaan Kimia dan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2018)

Sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

(Magister Akuntansi M.Ak.)

Dr. Sudjono, M.Acc

Pembimbing I

Dr. Choirul Anwar, MBA.,MAFIS.,CPA

Pembimbing 2

Mengetahui,

(Hendri, SE., MBA, Ph.D)

Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Stamp
Stamp
Page 4: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

iv

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Y.A.I

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

TANDA LULUS UJIAN TESIS

Tanggal, 25 Februari 2019

Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I

Menerima Tesis Yang Ditulis Oleh

MONIKA BUDIMAN

Dengan Judul:

“PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK

BASED AUDIT, KOMITE AUDIT DAN WHISTLEBLOWING SYSTEM

TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) SERTA

IMPLIKASINYA PADA LAPORAN KEUANGAN”

(Studi Empiris Pada Perusahaan Kimia dan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2018)

Sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

(Magister Akuntansi M.Ak.)

Dr. Wawan Subawan, MM

Ketua Penguji

Dr. Sudjono, M.Acc

Penguji 1

Dr. Choirul Anwar, MBA.,MAFIS.,CPA

Penguji 2

Mengetahui,

(Dr. Reschiwati, SE.,MM.,Ak.,CA)

Ketua STIE Y.A.I

Stamp
Stamp
Page 5: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

v

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengendalian

internal, audit internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing system

terhadap pencegahan kecurangan (fraud) serta implikasinya pada kualitas laporan

keuangan. Responden dalam penelitian ini adalah komite audit, auditor internal,

manajer, supervisor dan staf bidang akuntansi yang bekerja di perusahaan kimia

dan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan di sub sektor kimia

dan 10 perusahaan di sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2018. Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan metode

pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel yang diambil terdiri dari 7

perusahaan di sub sektor kimia dan 5 perusahaan di sub sektor farmasi dengan

jumlah 180 responden sesuai dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria

purposive sampling, diterima kembali dan dapat diolah sebanyak 154 kuesioner

(85,6%). Teknik analisis yang digunakan ialah Structural Equation Modeling

(SEM) dan diolah dengan alat bantu software Lisrel 8.8. Data yang dihasilkan

normal dan memenuhi uji kecocokan model (goodness of fit).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial pengendalian

internal, audit internal, risk based audit dan komite audit berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud), sedangkan whistleblowing

system secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pencegahan kecurangan (fraud). Namun secara simultan, pengaruh langsung

pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite audit dan

whistleblowing system terhadap pencegahan kecurangan (fraud) memiliki

pengaruh positif dan signifikan. Kemudian hasil penelitian ini juga menunjukkan

secara parsial pengendalian internal, audit internal, whistleblowing system dan

pencegahan kecurangan (fraud) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan sedangkan risk based audit berpengaruh positif namun

tidak signifikan dan komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan. Namun secara simultan, pengaruh tidak

langsung pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite audit,

whistleblowing system terhadap kualitas laporan keuangan melalui pencegahan

kecurangan (fraud) memiliki pengaruh positif dan signifikan.

Kata Kunci: pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite

audit, whistleblowing system, pencegahan kecurangan (fraud),

kualitas laporan keuangan.

Page 6: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

vi

ABSTRACT

The study aims to determine the influence of internal control, internal

audit, risk based audit, audit committee and whistleblowing system on the

prevention of fraud and its implications to the quality of financial reports.

Respondents in this study were the audit committee, internal auditors, managers,

supervisors and accounting staff working in chemical and pharmaceutical

companies listed on the Indonesia Stock Exchange.

The population in this study was 12 companies in the chemical sub-

sector and 10 companies in the pharmaceutical sub-sector listed on the Indonesia

Stock Exchange in 2018. The sources of data were primary data and the method

of collecting data using a questionnaire. The sample consisted of 7 companies in

the chemical sub-sector and 5 companies in the pharmaceutical sub-sector with a

total of 180 respondents according to the number of samples that met the criteria

of purposive sampling. The received back questionnaires and processed was 154

(85.6%). The analysis technique used was Structural Equation Modeling (SEM)

and processed with software tools Lisrel 8.8. Data generated is normal and

satisfies the model of goodness of fit.

The results of this study indicate that partially internal control, internal

audit, risk based audit and audit committee have a positive and significant effect

on fraud prevention, while the whistleblowing system partially has a negative and

insignificant effect on fraud prevention. But simultaneously, the direct influence of

internal control, internal audit, risk based audit, audit committee and

whistleblowing system on fraud prevention has a positive and significant effect.

Then the results of this study also show partially internal control, internal audit,

whistleblowing system and fraud prevention have a positive and significant effect

on the quality of financial reports while risk based auditing has a positive but not

significant effect and the audit committee has a negative and insignificant effect

on the quality of financial reports. But simultaneously, the indirect influence of

internal control, internal audit, risk based audit, audit committee, whistleblowing

system on the quality of financial reports through prevention of fraud has a

positive and significant effect.

Keywords: internal control, internal audit, risk based audit, audit committee,

whistleblowing system, fraud prevention, quality of financial

reports.

Page 7: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan tesis dengan judul Pengaruh Pengendalian Internal, Audit

Internal, Risk Based Audit, Komite Audit dan Whistleblowing System

terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) serta Implikasinya pada Kualitas

Laporan Keuangan. Penyusunan tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Magister Akuntansi pada program Strata-2 Jurusan Akuntansi

Keuangan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I Jakarta.

Dalam penyelesaian proposal tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan

terima kasih setulusnya kepada:

1. H. Julius Syukur sebagai Ketua Yayasan Administrasi Indonesia (YAI).

2. Dr. Reschiwati SE.,MM.,Ak.,CA. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Y.A.I

3. Hendri, SE., MBA, Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I yang telah memberi motivasi dan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik.

4. Dr. Sudjono M.Acc selaku Dosen Pembimbing 1 yang bersedia meluangkan

waktu untuk memberikan arahan sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik.

5. Dr. Choirul Anwar, MBA., MAFIS., CPA selaku Dosen Pembimbing 2 yang

telah memberikan banyak bantuan, motivasi bimbingan dan ilmu tambahan

dalam menyelesaikan penulisan tesis.

6. Dr. J. Sumarno, MM, Ak yang telah memberi arahan dan dukungan dalam

menyelesaikan penulisan tesis.

7. Drs. Soeprijadi, M.Ak yang telah memberikan arahan dalam mengolah data

penelitian.

Page 8: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

viii

8. Segenap Dosen Program Studi Magister Akuntansi STIE Y.A.I atas segala

ilmu yang telah diajarkan dan para Staf Administrasi atas bantuannya dalam

melancarkan kegiatan penulis selama masa perkuliahan.

9. Orang tua dan sahabat-sahabat atas segala perhatian, semangat dan doa yang

telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini

serta teman-teman tercinta kelas magister akuntansi STIE Y.A.I, semua pihak

yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,

penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh

sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih

sempurna serta sebagai masukan bagi penulis untuk penelitian dan penulisan

karya ilmiah di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi pembaca

terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 02 Januari 2019

Penulis

(Monika Budiman)

Page 9: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ................................................................ iii

TANDA LULUS UJIAN TESIS ...................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 11

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 13

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori ........................................................................... 16

1. Teori Dasar (Grand Theory) ................................................ 16

a. Teori Keagenan (Agency Theory) .................................. 16

b. Teori Kegunaan Informasi (Decision-Usefulness

Theory) ........................................................................... 18

Page 10: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

x

2. Teori Operasional (Operasional Theory) ............................ 20

a. Pengendalian Internal ..................................................... 20

b. Audit Internal ................................................................. 27

c. Risk based Audit ............................................................. 35

d. Komite Audit .................................................................. 41

e. Whistleblowing system ................................................... 46

f. Pencegahan Kecurangan (fraud) .................................... 53

g. Kualitas Laporan Keuangan ........................................... 60

B. Penelitian Terdahulu .................................................................. 70

C. Hubungan Antar Variabel .......................................................... 75

1. Hubungan Pengendalian Internal dengan Pencegahan

Kecurangan (fraud) .............................................................. 75

2. Hubungan Audit Internal dengan Pencegahan Kecurangan

(fraud) .................................................................................. 76

3. Hubungan Risk based Audit dengan Pencegahan

Kecurangan (fraud) .............................................................. 77

4. Hubungan Komite Audit dengan Pencegahan Kecurangan

(fraud) .................................................................................. 78

5. Hubungan Whistleblowing system dengan Pencegahan

Kecurangan (fraud) .............................................................. 79

6. Hubungan Pengendalian Internal, Audit Internal, Risk

based Audit, Komite Audit, dan Whistleblowing system

dengan Pencegahan Kecurangan (fraud) ............................. 80

7. Hubungan Pengendalian Internal dengan Kualitas Laporan

Keuangan ............................................................................. 81

8. Hubungan Audit Internal dengan Kualitas Laporan

Keuangan ............................................................................. 82

9. Hubungan Risk based Audit dengan Kualitas Laporan

Keuangan ............................................................................. 83

10. Hubungan Komite Audit dengan Kualitas Laporan

Keuangan ............................................................................. 84

Page 11: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xi

11. Hubungan Whistleblowing system dengan Kualitas

Laporan Keuangan ............................................................... 85

12. Hubungan Pencegahan Kecurangan (fraud) dengan

Kualitas Laporan Keuangan ................................................. 85

13. Hubungan Pengendalian Internal, Audit Internal, Risk

based Audit, Komite Audit dan Whistleblowing system

dengan Kualitas Laporan Keuangan Melalui Pencegahan

Kecurangan (fraud) .............................................................. 86

D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 87

E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 88

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 90

B. Populasi dan Sampel .................................................................. 91

1. Populasi ................................................................................. 91

2. Sampel ................................................................................... 91

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................... 94

1. Definisi Konseptual Variabel ................................................ 94

a. Variabel Eksogen (X)........................................................ 95

b. Variabel Intervening (Y) ................................................... 97

c. Variabel Endogen (Z) ........................................................ 97

2. Definisi Operasional Variabel ............................................... 98

a. Variabel Eksogen (X) ........................................................ 98

b. Variabel Intervening (Y) ................................................... 100

c. Variabel Endogen (Z) ........................................................ 100

3. Pengukuran Variabel ............................................................. 101

D. Jenis Data dan Sumber Data ...................................................... 106

1. Jenis Data ............................................................................... 106

2. Sumber Data .......................................................................... 106

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 107

F. Metode Analisis Data ................................................................. 108

Page 12: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xii

1. Statistik Deskriptif ................................................................. 109

2. Uji Kualitas Data ................................................................... 112

a. Uji Validitas ..................................................................... 112

b. Uji Reliabilitas ................................................................. 114

3. Uji Normalitas Data ............................................................... 115

4. Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................ 117

5. Analisis SEM ......................................................................... 122

a. Model Pengukuran (Measurement Model)/CFA ............. 124

b. Model Struktural (Structural Model) ............................... 129

c. Langkah-langkah SEM .................................................... 132

6. Uji Hipotesis .......................................................................... 143

a. Uji Parsial (Uji-t) ............................................................ 143

b. Uji Simultan (Uji-F) ....................................................... 144

c. Koefisien Determinasi .................................................... 145

d. Analisis Variabel Mediator/Intervening ......................... 145

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Sampel Penelitian ...................................................... 150

B. Tingkat Pengembalian Kuesioner .............................................. 151

C. Karakteristik Profil Responden .................................................. 152

D. Analisis Data dan Hasil Penelitian ............................................. 154

1. Statistik Deskriptif ................................................................. 154

2. Uji Kualitas Data ................................................................... 157

a. Uji Validitas ...................................................................... 157

b. Uji Reliabilitas .................................................................. 161

3. Uji Normalitas Data ............................................................... 163

4. Analisis SEM ......................................................................... 165

a. Analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) ................. 165

1) CFA Variabel Pengendalian Internal (X1).................... 165

2) CFA Variabel Audit Internal (X2) ................................ 172

3) CFA Variabel Risk Based Audit (X3) ........................... 178

Page 13: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xiii

4) CFA Variabel Komite Audit (X4) ................................ 184

5) CFA Variabel Whistleblowing System (X5) ................. 190

6) CFA Variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y) ... 195

7) CFA Variabel Kualitas laporan Keuangan (Z) ............. 201

b. Analisis SEM Full Model ................................................. 207

c. Pengujian Model Struktural .............................................. 216

5. Uji Hipotesis .......................................................................... 220

a. Uji Parsial (Uji-t) .............................................................. 220

b. Uji Simultan (Uji-F) .......................................................... 224

c. Koefisien Determinasi ...................................................... 226

d. Analisis Variabel Mediator .............................................. 227

E. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 232

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ................................................................................ 245

B. Keterbatasan ............................................................................... 251

C. Rekomendasi .............................................................................. 252

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 254

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 265

Page 14: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................... 70

Tabel 3.1 Kriteria Purposive Sampling Perusahaan .................................. 93

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen .................................................................... 101

Tabel 3.3 Skala Likert 5 Point .................................................................. 108

Tabel 3.4 Loading Factor yang signifikan berdasarkan ukuran sampel ... 127

Tabel 3.5 Kriteria Kecocokan Keseluruhan Model ................................... 141

Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner ................................................................. 150

Tabel 4.2 Rincian Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian ................. 151

Tabel 4.3 Profil Responden ....................................................................... 152

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif .................................................................... 154

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal ................................. 157

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Audit Internal ............................................. 158

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Risk Based Audit ........................................ 158

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Komite Audit .............................................. 159

Tabel 4.9 Hasil Uji Whistleblowing System .............................................. 159

Tabel 4.10 Hasil Uji Pencegahan Kecurangan (Fraud) .............................. 160

Tabel 4.11 Hasil Uji Kualitas Laporan Keuangan ...................................... 161

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 162

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data Univariate Normality ..................... 163

Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Pengendalian Internal-Indikator ke Dimensi ... 171

Tabel 4.15 Uji Reliabilitas Pengendalian Internal-Dimensi ke Variabel .... 172

Tabel 4.16 Uji Reliabilitas Audit Internal-Indikator ke Dimensi................ 177

Tabel 4.17 Uji Reliabilitas Audit Internal-Dimensi ke Variabel ................ 178

Tabel 4.18 Uji Reliabilitas Risk Based Audit-Indikator ke Dimensi .......... 183

Tabel 4.19 Uji Reliabilitas Risk Based Audit -Dimensi ke Variabel .......... 184

Tabel 4.20 Uji Reliabilitas Komite Audit-Indikator ke Dimensi ................ 189

Tabel 4.21 Uji Reliabilitas Komite Audit-Dimensi ke Variabel ................. 189

Page 15: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xv

Tabel 4.22 Uji Reliabilitas Whistleblowing System-Indikator ke Dimensi . 194

Tabel 4.23 Uji Reliabilitas Whistleblowing System -Dimensi ke Variabel . 195

Tabel 4.24 Uji Reliabilitas Pencegahan Kecurangan (Fraud)-Indikator ke

Dimensi ..................................................................................... 200

Tabel 4.25 Uji Reliabilitas Pencegahan Kecurangan (Fraud)-Dimensi ke

Variabel ..................................................................................... 201

Tabel 4.26 Uji Reliabilitas Kualitas Laporan Keuangan-Indikator ke

Dimensi ..................................................................................... 206

Tabel 4.27 Uji Reliabilitas Kualitas Laporan Keuangan-Dimensi ke

Variabel ..................................................................................... 206

Tabel 4.28 Uji Reliabilitas Full Model - Dimensi Ke Variabel .................. 215

Tabel 4.29 Goodness of Fit Indices Full Model .......................................... 217

Tabel 4.30 Hasil Uji-t .................................................................................. 221

Tabel 4.31 Hasil Uji-F ................................................................................. 225

Page 16: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 87

Gambar 3.1 Diagram Alur Hubungan Kausal ............................................... 133

Gambar 3.2 Diagram Jalur Struktural ........................................................... 134

Gambar 3.3 Diagram Jalur Full Model ......................................................... 136

Gambar 3.4 Variabel Mediator Penuh/Full................................................... 146

Gambar 3.5 Variabel Mediator Sebagian/Partial ......................................... 146

Gambar 3.6 Analisis Pemeriksaan Variabel Mediator .................................. 148

Gambar 4.1 CFA Variabel Pengendalian Internal– Standardized Solution .. 166

Gambar 4.2 CFA Variabel Pengendalian Internal– T-Values ....................... 166

Gambar 4.3 CFA Variabel Audit Internal– Standardized Solution .............. 173

Gambar 4.4 CFA Variabel Audit Internal– T-Values ................................... 173

Gambar 4.5 CFA Variabel Risk Based Audit– Standardized Solution ......... 179

Gambar 4.6 CFA Variabel Risk Based Audit– T-Values .............................. 179

Gambar 4.7 CFA Variabel Komite Audit– Standardized Solution ............... 185

Gambar 4.8 CFA Variabel Komite Audit– T-Values .................................... 185

Gambar 4.9 CFA Variabel Whistleblowing System– Standardized Solution 190

Gambar 4.10 CFA Variabel Whistleblowing System – T-Values .................... 190

Gambar 4.11 CFA Variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud)–Standardized

Solution ..................................................................................... 195

Gambar 4.12 CFA Variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud)– T-Values ..... 196

Gambar 4.13 CFA Variabel Kualitas Laporan Keuangan– Standardized

Solution ..................................................................................... 201

Gambar 4.14 CFA Variabel Kualitas Laporan Keuangan– T-Values ............. 202

Gambar 4.15 Diagram Lintasan Basic (Hybrid) Full Model dalam

Standardized Solution ............................................................... 207

Gambar 4.16 Diagram Lintasan Basic (Hybrid) Full Model dalam T-Values 208

Gambar 4.17 Diagram Lintasan Struktural Full Model dalam Standardized

Solution ..................................................................................... 218

Page 17: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xvii

Gambar 4.18 Diagram Lintasan Struktural Full Model dalam T-Values ........ 218

Gambar 4.19 Diagram Jalur Pengaruh Langsung PI ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF ...................................... 227

Gambar 4.20 Diagram Jalur Pengaruh Langsung AI ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF ...................................... 228

Gambar 4.21 Diagram Jalur Pengaruh Langsung RBA ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF ...................................... 229

Gambar 4.22 Diagram Jalur Pengaruh Langsung KA ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF ...................................... 230

Gambar 4.23 Diagram Jalur Pengaruh Langsung WS ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF ...................................... 231

Page 18: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Kuesioner ................................................................................. 265

Lampiran 2 Rekapitulasi Data Variabel Pengendalian Internal ................. 272

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Variabel Audit Internal .............................. 276

Lampiran 4 Rekapitulasi Data Variabel Risk Based Audit ......................... 280

Lampiran 5 Rekapitulasi Data Variabel Komite Audit .............................. 284

Lampiran 6 Rekapitulasi Data Variabel Whistleblowing System ............... 288

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud) 292

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Variabel Kualitas Laporan Keuangan ........ 296

Lampiran 9 Rekapitulasi Data Responden ................................................. 300

Lampiran 10 Output SPSS 23.0 .................................................................... 304

Lampiran 11 Output Lisrel 8.8 ..................................................................... 308

Lampiran 12 Tabel r (Pearson Product Moment) ........................................ 373

Lampiran 13 Tabel t ...................................................................................... 374

Lampiran 14 Tabel F .................................................................................... 375

Lampiran 15 Surat Penunjukan Pembimbing Tesis ..................................... 376

Lampiran 16 Kartu Bimbingan Tesis I ........................................................ 377

Lampiran 17 Kartu Bimbingan Tesis II ....................................................... 378

Lampiran 18 Surat Permohonan Izin Penelitian I ....................................... 379

Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian II ...................................... 380

Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup ............................................................. 381

Page 19: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan suatu laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan yang

berguna dalam pengambilan keputusan (IAI 2012). Kualitas suatu laporan

keuangan sebuah perusahaan dinilai dari seberapa besar informasi yang

disajikan tersebut dapat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dan

sistematika penyusunan laporan keuangan berdasarkan kerangka konseptual

serta prinsip-prinsip dasar akuntansi. Kualitas laporan keuangan

dikategorikan memenuhi standar apabila informasi yang disajikan

didalamnya sesuai dengan kebutuhan pemakainya dalam pengambilan

keputusan, dapat dipahami, bebas dari kesalahan material dan pengertian

yang menyesatkan, serta dapat dibandingkan dengan periode-periode

sebelumnya (Kartadinata, 2016).

Semakin tinggi kualitas laporan keuangan, maka informasi perusahaan

semakin yang dihasilkan semakin baik. Mengingat peran manajemen dalam

hal pengambilan keputusan berdasarkan laporan keuangan perusahaan adalah

hal yang sangat penting, maka kondisi ini dapat membantu pengambilan

keputusan oleh manajemen perusahaan menjadi lebih efsien karena semakin

kecil asimetri informasi yang terjadi. Namun sekarang tidak sedikit pula

Page 20: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

2

laporan keuangan yang dimanipulasi untuk mendapatkan berbagai

keuntungan dan merugikan pihak lain sehingga tidak lagi mencerminkan

hasil yang sebenarnya. Fenomena ini adalah bentuk kejahatan ekonomi yang

menyebabkan menurunnya kualitas laporan keuangan itu sendiri.

Dapat dilihat bahwa perkembangan akuntansi di era globalisasi

membawa manfaat yang banyak bagi masyarakat baik secara material

maupun non-material. Banyaknya perusahaan dalam industri manufaktur di

berbagai sektor telah memberikan kontribusi yang besar bagi negara. Data

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sektor industri tetap

memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

nasional dengan pencapaian 20,16% pada tahun 2017. Industri pengolahan

nonmigas tumbuh sebesar 5,14% pada kuartal IV tahun 2017, lebih tingi

dibanding periode yang sama tahun 2016 yang mencapai sekitar 3,91%. Hal

ini membuktikan bahwa industri masih menjadi kontributor terbesar PDB

nasional (Kontan.co.id 07/02/18).

Namun di sisi lain, gambaran tersebut telah mengakibatkan persaingan

usaha yang semakin ketat yakni dengan mencari keuntungan semaksimal

mungkin dengan pengorbanan seminimal mungkin. Pada akhirnya persaingan

seperti ini telah mengakibatkan persaingan bisnis ke arah yang tidak sehat

atau curang. Tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini menyebabkan

terjadinya penyimpangan serta pelanggaran yang menimbulkan konsekuensi

besar dan dapat merugikan banyak pihak. Pelanggaran yang paling sering

Page 21: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

3

terjadi seperti korupsi, penyalahgunaan aset dan manipulasi laporan keuangan

yang sulit di deteksi oleh internal control perusahaan. (Sastiana, 2016).

Skandal kecurangan dalam pelaporan keuangan yang paling terkenal

yaitu Enron, Worldcom dan Xerox. Enron mencatat keuntungan 600 juta

Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Skandal ini juga turut

melibatkan KAP Arthur Andersen yang menjadi auditor eksternal Enron.

Kasus ini menyebabkan turunnya kepercayaan investor terhadap keandalan

dari laporan keuangan dan mengakibatkan 4.000 pegawai Enron kehilangan

pekerjaan mereka saat itu. Adapun di Indonesia, skandal kecurangan terbesar

yang dilakukan oleh PT Kimia Farma Tbk, juga melakukan manipulasi laba

bersih dalam laporan keuangannya tahun 2001. Dalam laporan keuangan

tersebut ditemukan adanya salah saji (overstatement) pada laporan laba rugi

sebesar Rp 32,7 milyar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari

laba bersih.

Tindak kecurangan (fraud) adalah suatu bentuk salah saji yang bersifat

material yang mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran, mengambil

keuntungan sendiri dengan menipu pihak lain sehingga pihak lain tersebut

dirugikan (Holmes et al dalam Nurharyanto 2011:110). Kecurangan tidak

dapat dianggap remeh karena dapat menimbulkan masalah serius seperti

upaya menyembunyikan, memalsukan, memanipulasi dan menyesatkan untuk

mengambil keuntungan tidak sah (Abdullahi dan Mansor, 2015). Dengan

pandangan yang sama, Wells (2007) dalam Sastiana (2016) menyebutkan

bahwa kecurangan akuntansi (fraud) mengacu kepada kesalahan akuntansi

Page 22: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

4

yang dilakukan dengan unsur kesengajaan untuk menyesatkan dan menipu

pengguna laporan keuangan.

Salah satu faktor pencegahan kecurangan ialah pengendalian internal.

Suginam (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengendalian

internal memiliki peran yang sangat besar di dalam organisasi untuk

mengontrol dan menilai aktivitas perusahaan melalui lingkungan

pengendalian yang mencakup integritas dan etika, filosofi dan gaya

manajemen. Pengendalian internal juga terdiri dari penilaian risiko, aktivitas

pengendalian, informasi dan komunikasi serta aktivitas pemantauan.

Pengendalian internal dirancang dan diterapkan untuk menangani risiko

kecurangan dalam perusahaan yang diidentifikasi dapat mengancam

pencapaian tujuan entitas dalam hal pelaporan keuangan yang andal

(Tuanakotta, 2013). Untuk itu pengertian pengendalian ialah untuk

memberikan solusi untuk mencegah kemungkinan terjadinya risiko sehingga

dapat dideteksi secara dini. Pramudityo (2017) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa pengendalian internal memiliki pengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan, namun sebaliknya Widyaningtias (2014)

menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Untuk mendukung pengendalian internal perlu dibentuk suatu

departemen pemeriksaan dan pengawasan yaitu audit internal. Seperti yang

diketahui bahwa audit internal memiliki independensi yang bebas terhadap

semua aktivitas audit, jujur dan objektif serta memiliki keahlian profesional

Page 23: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

5

yang dipercayakan dapat mencegah terjadinya kecurangan. Audit internal

juga memiliki lingkup kerja pemeriksaan dan pelaksanaan pekerjaan yang

meliputi perencanaan, pengidentifikasian serta evaluasi informasi. Audit

internal menelaah apakah kontrol internal dalam suatu manajemen berjalan

dengan baik dan efisien, mampu menunjukkan keakuratan dan ketepatan dari

sebuah laporan keuangan dan dapat menjelaskan posisi keuangan. Hasil

pemeriksaan audit internal diharapkan dapat memberikan informasi yang

tepat dan objektif untuk membantu pengambilan keputusan serta dapat

meminimalkan kerugian dalam perusahaan.

Hasil penelitian Maliawan, Sujana, dan Diatmika (2017) menunjukkan

bahwa audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

Tidak hanya berdampak pada upaya pencegahan fraud, audit internal juga

berdampak positif pada pelaporan keuangan. Hal ini seperti yang dinyatakan

oleh Pramudityo (2017) dalam penelitiannya yang menemukan adanya

pengaruh peran audit internal terhadap kualitas laporan keuangan. Namun

hasil penelitian berbeda dipaparkan oleh Widyaningtias (2014) yaitu audit

internal tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Sejalan dengan perkembangan bisnis sekarang ini telah mampu

membawa perubahan paradigma penerapan audit dari pendekatan

pengendalian ke pendekatan audit berbasis risiko (Risk based Audit). Risk

based Audit (RBA) adalah metode audit internal untuk memberi keyakinan

bahwa risiko pada sebuah organisasi dikelola sesuai dengan batasan risiko

(Risk Appetite) yang ditetapkan . Rangkaian kerja dari Risk based Audit

Page 24: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

6

(RBA) meliputi planning, execution audit plan, reporting, review and

monitoring. Dalam konsep audit berbasis risiko, risiko yang semakin besar

memerlukan perhatian lebih, hal ini dapat menekan penyimpangan apabila

perusahaan menerapkan pendekatan audit berdasarkan risiko dengan baik.

Dengan demikian dapat diyakini bahwa aktivitas manajemen risiko

perusahaan telah berjalan secara efektif dan efisien (Kumalasari, 2016).

Berdasarkan penelitian Rozali dan Mohammad (2015), diperoleh hasil bahwa

semakin meningkatnya pelaksanaan risk based audit maka akan menaikkan

tingkat pencegahan fraud.

Seperti yang kita ketahui bahwa di dalam sebuah entitas, ada komite

audit yang dibentuk Dewan komisaris yang bertugas membantu menjalankan

fungsi pengendalian dan pengawasan. Komite Audit bertanggung jawab

memberikan pendapat profesional atas informasi perusahaan serta kegiatan

eksternal dan internal perusahaan. Berbagai bentuk kecurangan membuat

masyarakat mempertanyakan keberadaan komite audit sebagai puncak

pengendali internal perusahaan. Komite audit merupakan salah satu unsur

kelembagaan dalam tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance)

yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengendalian internal, serta

mampu mengoptimalkan mekanisme checks and balances, dengan tujuan

memberikan perlindungan maksimal kepada shareholder maupun stakeholder

(IKAI, 2010). Gusnardi (2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

komite audit dapat mencegah terjadinya kecurangan (fraud). Selain itu,

komite audit juga berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini

Page 25: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

7

seperti yang diutarakan Wulansari (2016) dalam risetnya. Namun terdapat

perbedaan dengan hasil penelitian Nugrahani (2015) yang mengatakan bahwa

komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Faktor pencegahan fraud selanjutnya yaitu whistleblowing system.

Organisasi menyadari pentingnya keberadaan whistleblowing dalam

mengungkapkan kecurangan atau pelanggaran setelah melihat banyak bukti di

awal dekade abad kedua puluh satu (Dyck et al., 2010) dalam Wulandari

(2017). Seperti contoh keruntuhan Enron dan Arthur Andersen merupakan

suatu fenomena yang terkuak berkat adanya perilaku whistleblowing. Dengan

adanya whistleblowing system, maka tersedia mekanisme untuk

menyampaikan informasi penting/kritis serta tindak pendeteksian dini.

Whistleblowing system juga dapat memberi masukan kepada entitas atau

organisasi untuk fokus ke area kritikal dan kelemahan pengendalian internal

kemudian merancang tindakan perbaikan. Perlunya pemahaman atas faktor-

faktor yang melandasi niat untuk melaporkan kecurangan (whistleblowing)

mengingat pentingnya peran whistleblowing dalam mengungkapkan

kecurangan dan berbagai pelanggaran. Dalam penelitian Suastawan, Sudjana

dan Sulindawati (2017) dikatakan bahwa whistleblowing berpengaruh

terhadap pencegahan kecurangan (fraud) namun berbeda dengan penelitian

Cahyo dan Sulhani (2017) yang mengatakan bahwa whistleblowing tidak

memiliki pengaruh terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

Dengan memperhatikan kasus-kasus yang terjadi diatas, dan

mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencegahan

Page 26: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

8

tindakan kecurangan atau fraud dengan berbagai hasil yang berbeda-beda dari

penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk menguji kembali

pengaruh pengendalian internal, audit internal dan komite audit terhadap

pencegahan fraud. Tentunya penelitian ini telah banyak dilakukan oleh

peneliti sebelumnya dengan batasan dan kombinasi variabel yang berbeda

pula. Oleh karena itu penelitian ini dimodifikasi dengan menambahkan

variabel lain seperti risk based audit yang berhubungan erat dengan auditor

internal. Mengingat belum semua auditor internal di perusahaan yang

menggunakan risk based audit, maka peneliti menambahkan risk based audit

sebagai variabel lain yang berbeda dengan audit internal dan diyakini dapat

memberikan pengaruh terhadap pencegahan fraud serta berimplikasi pada

kualitas laporan keuangan. Tidak hanya itu, peneliti juga menambahkan

whistleblowing system sebagai variabel bebas yang diyakini memiliki

pengaruh terhadap pencegahan kecurangan. Dan yang membedakan dari

penelitian-penelitian sebelumnya yakni variabel yang diujikan ini tidak hanya

sampai pada pencegahan kecurangan (fraud) tetapi juga berimplikasi pada

kualitas laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh

Pengendalian Internal, Audit Internal, Risk based Audit, Komite Audit

dan Whistleblowing system Terhadap Pencegahan Kecurangan (fraud)

Serta Implikasinya Pada Kualitas Laporan Keuangan (Studi Empiris

Pada Perusahaan Kimia dan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2018).”

Page 27: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi

permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Banyak laporan keuangan yang dimanipulasi sehingga tidak lagi

mencerminkan hasil yang sebenarnya.

2. Manipulasi laporan keuangan sebagai bentuk kejahatan ekonomi

menyebabkan menurunnya kualitas laporan keuangan.

3. Semakin ketatnya persaingan usaha di sektor industri pada akhirnya

mengakibatkan persaingan bisnis ke arah yang tidak sehat atau curang.

4. Persaingan yang tidak sehat/curang yaitu dengan mencari keuntungan

yang semaksimal mungkin dengan pengorbanan seminimal mungkin.

5. Banyaknya penyimpangan serta pelanggaran yang menimbulkan

konsekuensi besar dan dapat merugikan banyak pihak.

6. Fraud begitu kompleks, yakni seperti korupsi, penyalahgunaan aset dan

manipulasi laporan keuangan yang sulit di deteksi.

7. Skandal kecurangan pelaporan keuangan mengakibatkan turunnya

kepercayaan investor terhadap keandalan laporan keuangan.

8. Fraud menimbulkan masalah serius karena telah merugikan pihak lain

dengan mengambil keuntungan tidak sah.

9. Maraknya praktik kecurangan dalam pelaporan keuangan telah

menurunkan kualitas laporan keuangan perusahaan.

10. Berbagai pelanggaran dan kecurangan dalam pelaporan keuangan

disebabkan lemahnya pengawasan dan pengendalian internal.

Page 28: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

10

11. Pengendalian internal masih kurang efektif untuk menangkal ancaman

atau kemungkinan terjadinya risiko.

12. Masih sedikit penerapan perubahan paradigma pelaksanaan audit dari

pendekatan pengendalian ke pendekatan audit berbasis risiko.

13. Dunia mempertanyakan keberadaan peran komite audit sebagai puncak

pengendali internal perusahaan.

14. Kurangnya pemahaman atas faktor-faktor yang melandasi niat untuk

menjadi whistleblower.

15. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penipuan dan kecurangan di

dalam penyusunan laporan keuangan.

16. Kasus penipuan yang terjadi sebagian besar ialah di perusahaan-

perusahaan besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

17. Penipuan terjadi pada berbagai perusahaan dengan frekuensi yang

terbilang sering.

18. Masih banyak penelitian yang bias mengenai pengaruh sebab akibat antara

faktor-faktor pencegahan kecurangan dengan tindak pencegahan

kecurangan itu sendiri.

Page 29: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

11

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya perkembangan yang dapat dibahas dalam

permasalahan ini, maka peneliti membatasi pembahasan sebagai berikut:

1. Penelitian variabel independen dilakukan terhadap 5 variabel, yaitu

pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite audit dan

whistleblowing system terhadap pencegahan kecurangan (fraud) serta

implikasinya pada kualitas laporan keuangan.

2. Perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah perusahaan kimia dan

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018.

3. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

penelitian kausal asosiatif yaitu untuk mengetahui pengaruh sebab akibat

antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat

(dependent variable) baik secara langsung maupun melalui variabel

intervening (intervening variable).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang diteliti dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap pencegahan

kecurangan (fraud)?

2. Apakah audit internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan

(fraud)?

Page 30: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

12

3. Apakah risk based audit berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan

(fraud)?

4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan

(fraud)?

5. Apakah whistleblowing system berpengaruh terhadap pencegahan

kecurangan (fraud)?

6. Apakah pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite

audit dan whistleblowing system memiliki pengaruh secara bersama-sama

terhadap pencegahan kecurangan (fraud)?

7. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan?

8. Apakah audit internal berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?

9. Apakah risk based audit berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?

10. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?

11. Apakah whistleblowing system berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan?

12. Apakah pencegahan kecurangan (fraud) berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan?

13. Apakah pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite

audit dan whistleblowing system memiliki pengaruh secara bersama-sama

terhadap kualitas laporan keuangan melalui pencegahan kecurangan

(fraud)?

Page 31: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

13

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pengendalian internal

terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

2. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh audit internal terhadap

pencegahan kecurangan (fraud).

3. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh risk based audit terhadap

pencegahan kecurangan (fraud).

4. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh komite audit terhadap

pencegahan kecurangan (fraud).

5. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh whistleblowing system

terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

6. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pengendalian internal, audit

internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing system secara

bersama-sama terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

7. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pengendalian internal

terhadap kualitas laporan keuangan.

8. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh audit internal terhadap

kualitas laporan keuangan.

9. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh risk based audit terhadap

kualitas laporan keuangan.

Page 32: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

14

10. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh komite audit terhadap

kualitas laporan keuangan.

11. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh whistleblowing system

terhadap kualitas laporan keuangan.

12. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pencegahan kecurangan

(fraud) terhadap kualitas laporan keuangan.

13. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pengendalian internal, audit

internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing system secara

bersama-sama terhadap kualitas laporan keuangan melalui pencegahan

kecurangan (fraud).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:

1. Manfaat Teoritis (Keilmuan)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu pengetahuan

terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmu ekonomi, khususnya

ilmu akuntansi dan pengauditan serta studi aplikasi dengan pengaruh

pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite audit dan

whistleblowing system serta implikasinya pada kualitas laporan keuangan

dengan teori-teori serta literatur-literatur lainnya dalam keadaan

sesungguhnya yang ada di perusahaan.

Page 33: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

15

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan: penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

bagi manajemen tentang pentingnya penerapan pengendalian internal,

peran audit internal, risk based audit, komite audit serta whistleblowing

system dalam mencegah kecurangan (fraud) serta implikasinya terhadap

kualitas laporan keuangan untuk dijadikan bahan masukan dalam

pengambilan keputusan, penyusunan perencanaan dan kebijakan, serta

pengendalian yang lebih efektif.

b. Bagi akademisi: hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

mengembangkan penelitian dalam bidang akuntansi dan auditing,

khususnya meningkatkan pemahaman mengenai pengendalian internal,

audit internal, risk based audit, komite audit, whistleblowing system,

pencegahan kecurangan (fraud) dan kualitas laporan keuangan, serta

sebagai pendukung penelitian-penelitian selanjutnya.

c. Bagi pembaca: hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

sumbangan pemikiran, khususnya dalam bidang akuntansi dan auditing

serta membantu meningkatkan kepercayaan pembaca kepada keandalan

dan kualitas laporan keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan.

Page 34: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

16

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Teori Dasar (Grand Theory)

a. Teori Keagenan (Agency Theory)

Prinsip utama teori keagenan ialah hubungan kerja antara dua pihak

yaitu pihak yang memberikan wewenang yang disebut prinsipal dengan

pihak yang menerima wewenang yang disebut agensi dalam suatu bentuk

kerja sama yang dikenal dengan sebutan “nexus of contract”. Teori

keagenan dapat diartikan adanya suatu hubungan diantara dua pihak yaitu

principal dan agent yang diperintah untuk suatu pekerjaan atau jasa

dalam suatu kontrak yang mengatasnamakan prinsipal dan memberikan

kebebasan penuh untuk agen dalam menentukan kebijakan yang

bermanfaat bagi prinsipal. Prinsipal adalah pihak yang memberikan

kontrak kepada agen untuk bekerja sesuai dengan kepentingannya (Jensen

dan Meckling, 1976 dalam Mulinda, 2017).

Umumnya prinsipal memiliki tujuan yang berbeda dengan agen.

Prinsipal menginginkan pengembalian (return) yang tinggi atas

investasinya, sedangkan agen menginginkan kompensasi yang besar atas

hasil kerjanya. Adanya keinginan kompensasi yang tinggi dapat

menyebabkan agen melakukan moral hazard. Perbedaan tujuan inilah

yang menyebabkan terjadinya conflict of interest di antara pihak agen dan

Page 35: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

17

prinsipal sehingga mendorong terjadinya asimetri informasi di antara

kedua belah pihak. Tidak hanya itu, para agen memiliki informasi lebih

banyak tentang operasional dan kinerja perusahaan dibandingkan para

prinsipal. Hal ini yang menimbulkan kesempatan (opportunity) agen

untuk melakukan manipulasi.

Teori agensi memuat tiga asumsi sifat manusia yaitu mementingkan

diri sendiri, memiliki daya pikir terbatas tentang masa mendatang dan

selalu menghindari risiko. Ketiga sifat manusia tersebut menyebabkan

informasi yang dihasilkan tidak dapat dijamin reliabilitasnya dan

penyampaian informasi biasanya diterima tidak sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya atau disebut sebagai informasi asimetris (Eisenhardt,

1989 dalam Suginam, 2017). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia,

manusia juga dikenal dengan sifat oportunistik misalnya manajer akan

lebih mendahulukan kepentingan pribadinya dibandingkan dengan

kepentingan pemilik. Agen sendiri akan berusaha mencari keuntungannya

seperti insentif atau bonus dari perusahaan dengan berbagai cara

termasuk memanipulasi data di laporan keuangan. Praktik-praktik

kecurangan pelaporan keuangan demikian akan menimbulkan konflik

antara principal dan agent.

Page 36: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

18

b. Teori Kegunaan Informasi (Decision-Usefulness Theory)

Teori ini berhubungan dengan variabel dependen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu kualitas laporan keuangan. Semakin baik

kualitas suatu laporan keuangan maka informasi yang dihasilkan juga

semakin relevan dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan oleh manajemen. Adapun paradigma kegunaan

keputusan (decision usefulness) pertama kali digunakan oleh Chambers.

Ia mengemukakan bahwa sebaiknya terdapat sistem yang

menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan. Sistem penyajian

informasi secara formal akan menyesuaikan dua konsep umum. Pertama,

system seharusnya konsisten secara logika dan tidak ada aturan yang

dapat bertentangan dengan aturan lainnya. Kedua, oleh pemakai laporan

akuntansi sendiri, adanya kerelevanan antara informasi yang dihasilkan

dengan berbagai keputusan yang dibuat dan diharapkan dapat digunakan

(Belkoui, 2001).

Teori kegunaan keputusan informasi akuntansi menjadi referensi bagi

penyusunan kerangka konseptual FASB (Financial Accounting Standard

Boards) yakni SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts)

yang berlaku di Amerika Serikat (Staubus, 2002 dalam Sukmaningrum,

2012). Ia juga mengatakan teori ini pada tahap awal disebut sebagai a

theory of accounting to investors. Fungsi informasi akuntansi yang

tercermin dalam laporan keuangan terdiri atas komponen-komponen yang

perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi sebelum digunakan

Page 37: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

19

untuk memenuhi kebutuhan pengambil keputusan yang akan

menggunakannya.

Qualitative Characteristics of Accounting Information dalam SFAC

No. 2 mencakup kualitas primer, kandungannya dan kualitas sekunder.

Kualitas primer dari informasi yang berguna dalam pengambilan

keputusan ekonomi adalah nilai relevan (relevance) dan reliabilitas

(reliability). Nilai relevan berarti adanya kapasitas informasi untuk

membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan

reliabilitas meyakinkan informasi tersebut mewakili apa yang disajikan

serta bebas dari kesalahan dan bias. Kandungan kualitas primer meliputi

komponen-komponen kandungan nilai relevan, yaitu nilai umpan balik

(feed-back value), nilai prediktif (predictivevalue) dan tepat waktu

(timeliness), kemudian komponen-komponen kandungan reliabilitas,

yaitu netralitas (neutrality), dapat diperiksa (verifiability) dan

penggambaran yang senyatanya (representational faithfullness).

Selanjutnya yang dimaksud kualitas sekunder yaitu menjadi penghubung

antara kualitas primer, yaitu taat asas (consistency) dan komparabilitas

(comparability).

Page 38: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

20

2. Teori Operasional (Operasional Theory)

a. Pengendalian Internal

Samuel Johnson dalam Tunggal (2013) mengemukakan pengertian

awal pengendalian internal ialah sebagai “daftar atau akun yang dipegang

oleh seorang karyawan/pegawai, yang masing-masing dapat diperiksa

oleh karyawan/pegawai lain.” Istilah sebelumnya yang digunakan adalah

sistem pengendalian internal, sistem pengawasan internal dan struktur

pengendalian internal. Mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan

IAI adalah pengendalian internal (Sukrisno Agoes, 2012:100).

The Commitee of Sponsoring Organizations of The Treadway

Commission (COSO) dalam Executive Summary (2013:3)

mendefinisikan pengendalian internal sebagai berikut:

“Internal control is a process, effected by an entity’s board of

directors, management, and other personnel, designed to providen

reasonable assurance regarding the achievement of objectives relating to

operations, reporting, and compliance.”

Berdasarkan rumusan COSO tersebut, bahwa definisi pengendalian

internal adalah proses, yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen,

dan personil lainnya dari entitas/perusahaan yang dirancang untuk

memberikan jaminan yang wajar dan keyakinan memadai mengenai

pencapaian tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan.

COSO (2013:3) dalam framework terbarunya menyatakan mengenai

tujuan pengendalian yang mencakup tujuan operasi, tujuan pelaporan dan

tujuan ketaatan. Tujuan operasi berhubungan dengan efektivitas dan

efisiensi operasi entitas, mencakup tujuan kinerja operasional dan

Page 39: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

21

keuangan, serta untuk menjaga harta perusahaan. Tujuan pelaporan

berhubungan dengan dengan pelaporan keuangan dan non-keuangan

internal dan eksternal dan dapat meliputi keandalan, ketepatan waktu,

transparansi, atau ketentuan lainnya sebagaimana ditetapkan oleh

regulator, pembuat standar yang diakui, atau kebijakan entitas.

Sementara itu, tujuan ketaataan berhubungan dengan ketaatan terhadap

hukum dan peraturan yang menjadi subjek organisasi.

Menurut COSO (2013:4) komponen pengendalian internal dalam

Internal Control-Integrated Framework antara lain sebagai berikut:

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses, dan

struktur yang memberikan landasan atau pedoman pelaksanaan

pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian

terdiri dari nilai-nilai integritas dan etika organisasi, parameter yang

memungkinkan dewan direksi untuk melaksanakan tanggung jawab

pengawasan dan ketelitian dalam ukuran kinerja, insentif/bonus, dan

penghargaan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja.

Selanjutnya, COSO (2013:7) menyatakan, bahwa terdapat 5 (lima)

prinsip untuk mendukung lingkungan pengendalian, yaitu (a) dewan

direksi, manajemen, dan personil lainnya dari entitas menunjukkan

komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika; (b) dewan direksi

menunjukkan independensi dalam pengawasan kinerja pengendalian;

(c) penetapan struktur, jalur pelaporan, wewenang dan tanggung

Page 40: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

22

jawab oleh manajemen dengan pengawasan dewan direksi; (d) adanya

komitmen pengembangan individu yang kompeten; (e)

pertanggungjawaban setiap individu atas tugas dan tanggung jawab

pengendalian internal.

2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

manajemen dalam mengidentifikasi, menganalisis atau

memperkirakan suatu risiko dari situasi yang bisa didefinisikan

dengan jelas ataupun potensi dari suatu ancaman. Risiko dapat berasal

dari dalam (aktivitas tertentu seperti karyawan tidak terlatih, kurang

cakap, atau perubahan dalam tanggung jawab manajemen sehingga

tidak efektifnya dewan direksi dan tim audit) atau risiko dari luar

perusahaan (tantangan dari pesaing, kemajuan teknologi, perubahan

kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan bencana alam).

Adapun menurut COSO (2013:4) disebutkan bahwa pengertian

penilaian risiko (risk assessment) ialah kemungkinan bahwa suatu

peristiwa/kejadian akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan

secara negatif. Penilaian risiko merupakan proses berulang dan secara

dinamis menilai dan menelaah risiko dalam pencapaian tujuan. Risiko

dianggap relatif sama terhadap toleransi risiko yang ditetapkan untuk

mencapai tujuan di seluruh organisasi. Sehingga dapat dikatakan

bahwa penilaian risiko menjadi landasan atau pedoman untuk

menetapkan cara pengelolaan risiko.

Page 41: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

23

Selanjutnya, COSO (2013:7) menjelaskan mengenai prinsip-

penilaian risiko yaitu (a) penetapan tujuan untuk memungkinkan

pengidentifikasian dan penilaian risiko; (b) pengidentifikasian dan

analisis risiko sebagai pedoman pengelolaan risiko; (c) pertimbangan

kemungkinan adanya penipuan dalam menilai risiko; (d) penilaian

perubahan yang signifikan dalam pengendalian internal.

3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

COSO (2013:5) menjelaskan mengenai kegiatan pengendalian

melalui kebijakan, standar dan prosedur yang membantu memastikan

bahwa pencapaian tujuan telah dilakukan sesuai arahan manajemen

untuk mengidentifikasi risiko. Kegiatan pengendalian dilakukan di

semua tingkat organisasi, di berbagai tahap dalam proses bisnis serta

di lingkungan teknologi.

COSO (2013:7) mengemukakan prinsip-prinsip dalam organisasi

dalam aktivitas pengendalian, yaitu sebagai berikut (a)

pengembangan aktivitas pengendalian untuk memitigasi risiko

pencapaian sasaran pada tahap yang dapat diterima; (b)

pengembangan aktivitas pengendalian umum atas teknologi; (c)

penerapan aktivitas pengendalian melalui standar kebijakan sesuai

yang diharapkan dan penerapan prosedur-prosedur ke dalam tindakan.

4) Informasi dan komunikasi (Information and Communication)

Informasi dibutuhkan oleh seluruh tingkatan manajemen untuk

pengambilan keputusan dan memastikan ketaatan terhadap kebijakan

Page 42: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

24

yang telah ditentukan. Infomasi yang berkualitas diidentifikasi,

diterima, diproses dan dilaporkan oleh sistem informasi. Komunikasi

menjadi sarana penyampaian pesan bahwa karyawan harus ikut

ambil bagian dalam pengendalian internal. Komunikasi mencakup

sistem informasi dan juga dalam bentuk tindakan manajemen.

Menurut COSO (2013:5) informasi dibutuhkan bagi organisasi

dalam pelaksanaan tanggung jawab pengendalian dan mendukung

pencapaian tujuannya. Manajemen menghasilkan informasi yang

relevan dan berkualitas baik dari sumber internal maupun eksternal

untuk mendukung fungsi komponen lain dari kontrol internal.

Komunikasi merupakan proses terus menerus, berulang untuk

menyediakan, berbagi dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.

COSO (2013:7) juga menegaskan prinsip-prinsip komponen

informasi dan komunikasi dalam organisasi yaitu (a) penggunaan

informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi

pengendalian; (b) mengkomunikasikan informasi, tujuan dan

tanggung jawab untuk pengendalian internal; (c) adanya komunikasi

dengan pihak eksternal tentang hal-hal yang berpengaruh pada fungsi

internal control.

5) Aktivitas Pemantauan (Monitoring Acivities)

Aktivitas pengawasan atau pemantauan berhubungan dengan

penilaian atas mutu pengendalian internal secara berkesinambungan

yang menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan organisasi.

Page 43: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

25

Pemantauan dilakukan untuk memastikan bahwa pengendalian telah

berjalan sebagaimana mestinya, berorientasi pada peraturan yang

berlaku dan dimodifikasi sesuai perkembangan kondisi perusahaan

(Hery:2013:93).

Menurut COSO (2013:5) aktivitas pemantauan dapat dikatakan

sebagai evaluasi yang sedang berjalan, dirancang ke dalam proses

bisnis di berbagai tingkat entitas, memberikan informasi tepat waktu.

Adapun evaluasi dilakukan secara berkala dan bervariasi berdasarkan

penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang sedang berlangsung dan

pertimbangan manajemen.

Menurut COSO (2013) yang diadopsi Herawati (2014), secara

ringkas indikator pengendalian internal dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

a. Nilai integritas dan etika, yaitu dengan memelihara etika dalam

organisasi dan menegakkan kedisiplinan sebagaimana mestinya.

b. Filosofi dan gaya manajemen, yaitu dalam pengambilan

keputusan pimpinan instansi perlu memperhatikan risiko dan

pimpinan instansi perlu bertindak adil serta tidak memihak pada

salah satu pihak.

2. Penilaian risiko

a. Identifikasi risiko yang menghambat tujuan instansi secara

efektif dan efisien dari pihak internal maupun eksternal.

Page 44: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

26

b. Analisis risiko dengan menentukan dan mengatasi dampak

risiko yang telah teridentifikasi.

3. Aktivitas pengendalian

a. Perancangan dan penggunaan dokumentasi dengan benar serta

melakukan pengecekan secara independen dengan pemantauan

pihak internal dan eksternal.

b. Otorisasi dan pemisahan fungsi yang memadai dengan

menetapkan ketentuan dan syarat otorisasi serta mengawasi

seluruh kejadian maupun aspek transaksi tidak hanya

dikendalikan oleh satu orang.

4. Informasi dan komunikasi

a. Memiliki informasi yang dapat diandalkan dan relevan baik

informasi keuangan maupun non keuangan.

b. Mampu menyediakan berbagai bentuk dan sarana komunikasi,

mengelola, mengembangkan dan memperbarui sistem informasi.

5. Pemantauan

a. Melakukan pemantauan yang dilaksanakan secara berkelanjutan

(pengelolaan rutin, supervisi, dilakukan pembandingan,

rekonsiliasi dan tindakan lain terkait dalam pelaksanaan tugas).

b. Melakukan evaluasi terpisah (penilaian sendiri, pengujian

efektivitas sistem pengendalian internal yang dapat dilakukan

oleh aparat pengawasan intern atau pihak eksternal lainnya dan

dilakukan review) dan menindaklanjuti rekomendasi review.

Page 45: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

27

b. Audit Internal

Pengertian audit internal menurut Hery (2017:238) adalah :

“Audit internal adalah suatu fungsi penilaian dan pemeriksaan intenal

untuk melaksanakan kegiatan penilaian dalam suatu entitas untuk

mengukur, menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas bidang

akuntansi, keuangan dan bidang-bidang operasi sebagai wujud pelayanan

terhadap organisasi perusahaan.”

Menurut Sukrisno Agoes (2013:204) pengertian audit internal yaitu:

“Audit Internal adalah suatu pemeriksaan yang dilaksanakan oleh bagian

internal audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan

akuntansi perusahaan maupun kepatuhan terhadap kebijakan manajemen

puncak dan ketaatan terhadap regulator dan ketentuan-ketentuan ikatan

profesi yang berlaku.”

Sawyer (2009:28) mengemukakan fungsi audit internal yaitu :

“Suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, untuk

mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan dan memberikan

saran-saran kepada manajemen dengan tujuan keefektifan pelaksanaan

tanggung jawab manajemen.”

Adapun fungsi audit internal mengenai pelaksanaan kerja audit

internal yaitu membantu manajer mengelola perusahaan seperti

membahas ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan

serta operasi; menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab,

meyakinkan apakah harta perusahaan dipertanggungjawabkan dengan

baik dan kemungkinan risiko kerugian dapat diminimalisasi, memberi

keyakinan bahwa pelaksanaan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan,

meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi.

Sukrisno Agoes (2013:205) menjelaskan tujuan audit internal yaitu:

“Tujuan Audit Internal adalah untuk membantu semua pimpinan

perusahaan (manajemen) dalam menyelesaikan tanggung jawabnya

Page 46: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

28

dengan memberikan analisa, penilaian, dan komentar mengenai kegiatan

pemeriksaan.”

Terdapat dua tujuan atau sasaran dilakukannya aktivitas audit internal,

yaitu memberikan pelayanan kepada organisasi seperti penilaian yang

independen atas segala aktivitas di dalam suatu perusahaan dan

memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam struktur pengendalian intern

dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan keekonomisan

kegiatan operasi perusahaan (Alfred F. Kaunang, 2013:5).

Selain tujuan dan sasaran, adapun tanggung jawab auditor internal

menurut Tunggal (2012:21), yaitu menyusun dan melaksanakan rencana

audit internal tahunan, menerapkan program audit internal, mengevaluasi

pelaksanaan internal control dan sistem manajemen risiko sesuai dengan

peraturan perusahaan serta memberikan saran perbaikan dan informasi

tentang aktivitas yang diperiksa manajemen.

Ruang lingkup audit internal yakni penilaian yang sistematis dan

objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan

pengendalian dalam organisasi untuk menentukan keandalan informasi

keuangan, pengidentifikasian risiko, kebijakan dan prosedur internal,

sumber daya telah dimanfaatkan secara efisien dan ekonomis serta

pencapaian tujuan perusahaan yang efektif (Sawyer’s, 2009:10).

Page 47: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

29

Menurut Hery (2017:239) aktivitas audit internal digolongkan menjadi

dua yakni financial auditing dan operational auditing sebagai berikut:

1) Financial Auditing.

Audit laporan keuangan ini adalah pengauditan oleh auditor

eksternal terhadap laporan keuangan kliennya serta memberikan opini

mengenai laporan keuangan apakah telah disajikan sesuai dengan

prinsip-prinsip yang berlaku. Aktivitas auditing ini meliputi

pengecekan atas kebenaran data keuangan, mencegah terjadinya

kecurangan dan menjaga harta perusahaan. Audit keuangan juga

berusaha memverifikasi adanya aset dan memastikan bahwa aset

tersebut telah mendapatkan pengamanan yang tepat.

2) Operational Auditing.

Audit operasional merupakan penelaahan secara sistematik

aktivitas operasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengidentifikasian lebih difokuskan pada bidang operasional untuk

dapat memberikan saran perbaikan dalam cara kerja, kebijakan-

kebijakan, standar-standar dan sasaran sistem pengendalian.

Pemeriksaan ini meliputi semua operasi perusahaan dan tidak

membatasi diri hanya pada bidang akuntansi dan keuangan.

Untuk menjaga perilaku dan standar praktik pelaksanaan pekerjaan

audit internal, Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal

menerbitkan Standar Profesi Auditor Internal (SPAI). Standar Profesi

Audit Internal ini merupakan salah satu dari Pedoman Praktik Audit

Page 48: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

30

Internal (PPAI), yang diharapkan menjadi landasan auditor internal

untuk menjalankan fungsinya secara profesional.

Standar Profesi Audit Internal (SPAI) terdiri atas Standar Atribut,

Standar Kinerja dan Standar Implementasi (SPAI, 2013):

a) Standar Atribut

Standar Atribut merupakan karakteristik organisasi, individu, dan

pihak- pihak yang melakukan kegiatan audit internal.

1. Tujuan, Kewenangan, dan Tanggungjawab

Fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam

Charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit

Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan

Dewan Pengawas Organisasi.

2. Independensi dan Objektivitas

Fungsi audit internal harus independen dan objektif dalam

melaksanakan pekerjaannya. Jika fungsi audit internal memiliki

akses komunikasi yang memadai terhadap Pimpinan dan Dewan

Pengawas Organisasi maka diyakini independensi akan

meningkat.

3. Keahlian dan Kecermatan Profesional

Auditor Internal harus memiliki keterampilan, pengetahuan dan

kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung

jawab perorangan yang dapat dilakukan melalui pengembangan

profesional yang berkelanjutan.

Page 49: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

31

4. Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas Fungsi Audit

Internal

Penanggungjawab Fungsi Audit Internal harus mengembangkan

dan memelihara program jaminan dan peningkatan kualitas

yang mencakup fungsi audit internal dan secara berkala

memonitor efektivitasnya.

b) Standar Kinerja

Standar Kinerja terdiri dari pelaksanaan audit mulai dari

perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut. Standar

Atribut dan Standar Kinerja diterapkan untuk seluruh penugasan

audit internal.

1. Pengelolaan Fungsi Audit Internal

Fungsi audit internal harus dikelola secara efektif dan efisien

sehingga dipastikan kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai

tambah bagi organisasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

cara menyusun perencanaan yang relevan, menetapkan

kebijakan dan prosedur, mengkomunikasikan rencana audit,

pengelolahan terhadap sumber daya, dan menyampaikan laporan

kepada pimpinan dan dewan pengawas.

2. Lingkup Penugasan

Fungsi audit internal ialah melaksanakan evaluasi dan

memberikan masukan terhadap peningkatan proses

Page 50: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

32

pengidentifikasian risiko, pengendalian, dan proses tata kelola

secara sistematis, teratur dan menyeluruh.

3. Perencanaan Penugasan

Auditor internal harus mengembangkan dan

mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang

meliputi tujuan, ruang lingkup, sasaran, waktu, alokasi sumber

daya, dan program kerja penugasan. Dalam merencanakan

penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan beberapa

hal seperti target kegiatan yang diperiksa, mekanisme

pemeriksaan yang digunakan, risiko signifikan atas kegiatan,

kecukupan dan keefektifitas pengelolaan risiko.

4. Pelaksanaan Penugasan

Auditor internal harus menelaah informasi, menganalisis, dan

mengevaluasi informasi yang memadai. Setiap penugasan harus

dilaksanakan dengan tepat demi tercapainya sasaran,

terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan pegawai.

5. Komunikasi Hasil Penugasan

Hasil penugasan harus dikomunikasikan auditor internal secara

tepat waktu. Komunikasi harus memenuhi sasaran dan lingkup

penugasan, saran-saran dan rencana tindakannya yang

disampaikan baik tertulis maupun lisan harus akurat, objektif,

jelas, lengkap, dan tepat waktu.

Page 51: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

33

6. Pemantauan Tindak-lanjut

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan

mengevaluasi sistem untuk memonitor review hasil penugasan

yang telah disampaikan kepada manajemen.

7. Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen

Setelah manajemen senior memutuskan untuk menanggung

risiko residual yang sebenarnya tidak dapat diterima oleh

organisasi maka penanggungjawab fungsi audit internal harus

mendiskusikan dengan manajemen senior dan dilaporkan

kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi jika diskusi

tersebut tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan.

c) Standar Implementasi.

Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar Implementasi

yang akan diterbitkan dimasa mendatang adalah standar

implementasi untuk kegiatan assurance (A), standar implementasi

untuk kegiatan consulting (C), standar implementasi kegiatan

investigasi (I), standar implementasi Control Self Assessment

(CSA).

Page 52: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

34

Menurut (Boynton and Kell, 1996) dalam (Fitzsimmons dan Mona,

2011), peran auditor internal dapat diukur dari indikator berikut:

1. Independensi

a. Bebas terhadap semua aktivitas yang diauditnya dan jujur atau

objektif dalam melaksanakan tugas.

b. Status organisasi cukup memberi kekuasaan untuk melaksanakan

tanggungjawab pemeriksaan.

2. Keahlian Profesional

a. Pendidikan dan keahlian.

b. Kecakapan dan kemahiran.

3. Lingkup Kerja Pemeriksaan

a. Penilaian dan evaluasi atas kecukupan kualitas informasi laporan

keuangan dan efektivitas pengendalian internal.

b. Kualitas pelaksanaan dalam menyelesaikan tanggung jawab yang

telah diberikan.

4. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Perencanaan audit, penelaahan dan evaluasi informasi.

b. Adanya komunikasi hasil dan tindak lanjut.

Page 53: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

35

c. Risk based audit

Risiko adalah suatu konsep untuk menyatakan ketidakpastian atas

peristiwa dan atau akibatnya yang memiliki dampak secara material

bagi organisasi (Tunggal, 2007 dalam Rozali dan Mohammad, 2015).

Menurut Kloman (Yayon, 2006 dalam Budiman, 2013), kata "risk"

dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Italia kuno yaitu "riscare".

Risiko dapat dipandang sebagai sesuatu yang merugikan terjadi, suatu

ketidakpastian, sesuatu yang menguntungkan tidak terjadi.

Konsep risiko bagi auditor dan manajemen digunakan untuk

menyatakan tentang suatu ketidakpastian dalam pelaksanaan audit.

Risiko-risiko yang muncul dikarenakan ketidakpastian mengenai

kompetensi bukti, efektivitas struktur pengendalian, serta

ketidakpastian mengenai penyajian laporan keuangan telah disajikan

secara wajar. Setiap kejadian yang terjadi dapat menimbulkan

konsekuensi yang material dan signifikan bagi perusahaan.

Maribeth A. Wollard, CPA (2015) memberikan definisi risk-based

audit sebagai pengidentifikasian risiko salah saji material pada

laporan keuangan lalu menentukan upaya yang paling efisien dan

efektif untuk diterapkan pada setiap area. Pertama, auditor perlu

mengidentifikasi area dimana ada risiko tinggi kesalahan material dan

membutuhkan penerapan lebih banyak prosedur. Kedua, auditor harus

menentukan bagaimana mengurangi prosedur yang diterapkan pada

area yang diidentifikasi sebagai risiko rendah. Ketiga, auditor

Page 54: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

36

menganalisis risiko bisnis klien (risiko bahwa suatu peristiwa akan

mempengaruhi tujuan dan sasaran perusahaan), bagaimana

manajemen mengurangi risiko tersebut dan bidang risiko yang belum

ditangani manajemen sama sekali.

Pendekatan risk based audit ini berkembang pesat karena dianggap

sebagai pendekatan yang paling efektif untuk diterapkan perusahaan

di era globalisasi ini yang mana memiliki lingkungan bisnis yang

berubah-ubah karena adanya pengaruh dari internal perusahaan

maupun dari pihak eksternal perusahaan. Aktivitas audit internal

awalnya hanya berfokus pada pemeriksaan terhadap tingkat

kepatuhan terhadap kebijakan namun organisasi juga dituntut

memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien.

Salehi and Khatiri (2011) menyatakan bahwa auditor perlu

membuka diri terhadap perkembangan metode risk based audit karena

perkembangan teknologi ini akan memiliki banyak kelebihan

dibandingkan dengan metode audit tradisional. Risk based audit

sendiri telah diterapkan dalam International Standards on Auditing

(ISA), dimana ISA telah diadopsi oleh Ikatan Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) dalam membuat standar auditing, sehingga dapat

dikatakan penerapan pendekatan risk based audit bagi auditor di

Indonesia merupakan hal wajib (mandatory).

Dengan metode risk based audit, prioritas audit internal

dilaksanakan dalam bentuk yang sistematis dan terstruktur. Auditor

Page 55: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

37

perlu mengutamakan tindakan pada area yang berisiko tinggi dalam

perusahaan. Risk based audit adalah audit berdasarkan hasil

identifikasi dan analisis risiko yang material dan berpotensi

menghambat strategi dan tujuan bisnis, agar perencanaan audit lebih

terukur serta pemeriksaan dan pelaporan lebih diutamakan (Rozali

dan Mohammad, 2015).

Tujuan umum risk based audit menurut Tunggal (2007) ialah:

1) Mengurangi risiko perusahaan

Adanya pendeteksian transaksi atau aktivitas perusahaan yang

memiliki risiko tinggi kemudian dilakukan penelaahan dan

pengevaluasian area berisiko tinggi hingga diperoleh penyebabnya

dan manajemen dapat melakukan mitigasi risiko serta perbaikan.

2) Mengantisipasi area dengan risiko potensial

Risk based audit dapat mengungkapkan letak area yang berisiko

tinggi yang mungkin tidak disadari oleh auditee.

3) Melindungi perusahaan

Dengan metode risk based audit, organisasi siap menghadapi risiko

dan mencegah kemungkinan kerugian yang berdampak besar bagi

organisasi.

Tunggal (2007) juga menyebutkan bahwa audit internal perlu

merubah pendekatan dalam melaksanakan audit, yaitu dari pendekatan

tradisional menuju audit berbasis risiko (risk based audit).

Dapat dijelaskan perubahannya sebagai berikut:

Page 56: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

38

1) Perencanaan risk based audit menggunakan waktu audit untuk

sasaran perusahaan yang paling penting dan yang lebih banyak

berisiko tinggi.

2) Adanya pemberdayaan sumber daya audit yang terbatas dengan

lebih optimal. Keterbatasan sumber daya auditor, seperti waktu dan

biaya dapat diatasi dengan risk based audit yang mana perusahaan

dapat menghemat anggaran lebih efektif dan efisien.

3) Adanya peringatan dini atas kemungkinan risiko pada masa

mendatang sebagai wujud pendekatan dari gambaran masa lalu

yang mana risiko telah terjadi menuju ke masa depan.

4) Risk based audit lebih diutamakan untuk menjalankan evaluasi

kecukupan dan efektivitas tata kelola perusahaan, pengendalian

internal dan risiko manajemen.

Selain itu peran audit internal dalam praktik risk based audit

menurut Tunggal (2007) yaitu sebagai berikut:

1) Memfokuskan pekerjaan audit pada risiko yang signifikan, dimana

telah ditelaah oleh fungsi manajemen risiko dan melaksanakan

audit atas proses manajemen risiko tersebut untuk meyakinkan

risiko dikelola berdasarkan risiko yang telah diidentifikasi.

2) Menjadi konsultan internal untuk memberikan pelatihan bagi

karyawan lini demi efektivitas pengendalian.

3) Mendukung dan berpartisipasi aktif dalam proses pengendalian

internal perusahaan.

Page 57: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

39

Menurut Tunggal (2007) metode risk based audit diilustrasikan

dalam 3 tahap besar, yaitu:

1) Penilaian Risiko

Menentukan intensitas dan waktu audit dengan mengidentifikasi,

menelaah dan mengukur risiko yang diutamakan guna

mengoptimalkan keterbatasan sumber daya perusahaan ke area

yang berisiko tinggi. Selain itu adapun penetapan kriteria unit oleh

auditor internal seperti unit yang memberikan kontribusi yang

besar bagi perusahaan dan mempertimbangkan besarnya biaya

pengendalian atas unit yang memiliki potensi kerugian

dibandingkan biaya pengendalian.

2) Penyusunan Program Audit Internal

Adapun faktor penetapan risiko pada masing-masing unit seperti

(a) audit assurance yaitu relevansi hasil kajian audit dengan tingkat

risiko tinggi pada periode sebelumnya; (b) audit judgement yaitu

pertimbangan atas perubahan sistem dan prosedur, restrukturisasi

organisasi yang berdampak pada area tertentu; (c) residual risk

yaitu nilai risiko yang mengandung faktor positif yang dimiliki

perusahaan; (d) materiality yaitu mengkaji area berisiko tinggi

dengan menggunakan parameter keuangan maupun non keuangan;

3) Pelaksanaan Program Audit Internal

Di dalam pelaksanaan program audit internal dilakukan (a)

pendeteksian kesenjangan praktik manajemen risiko dan

Page 58: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

40

kebijakannya berdasarkan kerangka kerja yang telah ditetapkan;

(b) pengkajian keselarasan sasaran unit operasional, direktorat, dan

individu dengan tujuan perusahaan; (c) peninjauan efisiensi,

efektivitas dan perlindungan terhadap informasi serta akses

terhadap pengendalian; (d) pengevaluasian efektivitas ketersediaan

dan batasan risiko sesuai kebijakan dan prosedur perusahaan; (e)

penyediaan jaminan independen dan berfungsi sebagai konsultan

internal demi pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Nayoan dan Masruchin (2017), indikator risk based audit

ialah sebagai berikut:

1. Planning

a. Menentukan target dan fokus yang tepat.

b. Annual planning mempertimbangkan durasi dan sumber daya.

2. Execution Audit Plan

a. Lingkup audit sesuai dengan fokus perbaikan perusahaan.

b. Lingkup audit saat pelaksanaan audit sesuai dengan

perencanaan awal.

3. Reporting

a. Rekomendasi memberikan nilai tambah dan implementasi.

b. Hasil pemeriksaan terkomunikasikan dengan baik.

4. Review & Monitoring

a. Rencana perbaikan ditindaklanjuti dan diimplementasikan.

b. Secara rutin dipantau.

Page 59: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

41

d. Komite Audit

Menurut Hiro Tugiman (1995, 8) dalam Susilawati (2016) pengertian

Komite Audit adalah sebagai berikut:

“Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok

lain yang lebih besar untuk melakukan pekerjaan tertentu atau untuk

melaksanakan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan

Komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu

auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.”

Menurut Arens at al (2010) dalam Wulansari (2016) menjelaskan

pengertian komite audit sebagai berikut:

“Audit committee is a selected number of members of a company's

board of directors whose responsibilities include helping auditors remain

independent of management. Most audit committees are made up of three

to five or sometimes as many as seven directors who are not a part of

company management.”

Pernyataan diatas menyebutkan bahwa komite audit adalah sejumlah

anggota dewan direksi perusahaan yang tanggung jawabnya termasuk

membantu auditor untuk menjaga independensinya. Kebanyakan komite

audit terdiri dari tiga hingga lima atau kadang-kadang sebanyak tujuh

direktur yang bukan merupakan manajemen perusahaan.

Hasnati (2014) dalam Nugrahani (2015) menyebutkan bahwa fungsi

dan peran dari para komite audit adalah untuk mewakili para pemegang

saham dan dewan komisaris ke dalam hal-hal berikut, seperti: (a)

penunjukan atau pembentukan auditor independen; (b) mengidentifikasi

hal-hal yang membutuhkan investigasi khusus oleh dewan komisaris; (c)

peninjauan kembali atas sistem pengendalian termasuk auditor internal;

(d) peninjauan kembali kegiatan serta hasil kegiatan auditor; (e)

Page 60: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

42

peninjauan kembali terhadap laporan-laporan manajemen, terutama

laporan keuangan.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengatakan

bahwa komite audit memiliki tujuan membantu Dewan Komisaris untuk

melaksanakan tugas dan fungsinya, memenuhi tanggung jawab untuk

mengawasi secara menyeluruh, memperkuat independensi auditor

eksternal dan auditor internal dan memberikan kepastian mengenai

kebenaran dan integritas laporan keuangan (Susilawati, 2016).

Hiro Tugiman (1995, 11) dalam Susilawati (2016) mengemukakan

bahwa dengan adanya komite audit, diharapkan dapat membantu Dewan

Komisaris dan Direksi dalam mengelola perusahaan dan dapat menjadi

forum atau media komunikasi dengan perusahaan yang diperlukan oleh

auditor eksternal. Selain itu, semua aktivitas dan kegiatan eksternal

auditor yang berhubungan dengan pemeriksaan, tidak hanya secara

langsung tertuju kepada objek pemeriksaan, tetapi juga dibantu oleh

konsultasi dengan Komite Audit.

Komite audit memiliki tugas pokok dalam membantu dewan

komisaris melakukan pengawasan dan pengendalian atas kinerja

perusahaan. Menurut Peraturan Bapepam-LK No/IX/1/5 yang dikutip

Wulansari (2016), adapun tugas dan tanggung jawab komite audit

sebagai berikut: (a) menelaah informasi keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan dan pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan auditor

eksternal; (b) menelaah ketaatan perusahaan dalam mematuhi peraturan

Page 61: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

43

perundang-undangan; (c) melaporkan kepada komisaris berbagai risiko

perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi serta

pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan; (d) menjaga kerahasiaan

dokumen dan informasi entitas.

Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab

kepada dewan komisaris dengan tugas dan tanggung jawab utama untuk

memastikan prinsip tata kelola (good governance) yang baik terutama

transparansi yang konsisten dan memadai. Sedangkan Sarbanes Oxley

Act mengartikan komite audit sebagai sebuah badan yang setingkat, yang

didirikan dan terdiri dari Board of Directors dengan tujuan mengawasi

proses pelaporan dan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan.

Menurut Hasnati (2003) dalam Susilawati (2016) Komite Audit

memiliki wewenang, yaitu mengidentifikasi semua kegiatan dalam ruang

lingkup tugas dan tanggung jawabnya, mencari informasi dari setiap

karyawan dalam perusahaan tersebut, memberikan saran hukum dan

profesional lainnya yang bersifat independen. Komite Audit memiliki

kewenangan yang dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantu Dewan

Komisaris yaitu hanya sebatas rekomendasi kepada Dewan Komisaris

dan tidak memiliki otoritas eksekusi apapun kecuali untuk hal spesifik

yang telah memperoleh hak kuasa dari Dewan Komisaris seperti

memimpin satu investigasi khusus atau mengevaluasi dan menentukan

komposisi auditor eksternal.

Page 62: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

44

Dalam pelaksanaan tugasnya, baik pelaporan maupun tanggung jawab

kepada Komisaris, Komite Audit bersifat mandiri dan independen.

Independensi dalam komite audit yaitu kemandirian dalam menyatakan

sikap atau keterlibatan Komite Audit di dalam aktivitas perusahaan.

Komite Audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen sesuai

dengan integritasnya. Perlu disadari bahwa Komite Audit merupakan

pihak yang menghubungkan antara eksternal auditor dengan perusahaan

dan sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan Dewan Komisaris

dengan Auditor Internal.

Menurut Surat Edaran Direksi PT. Bursa Efek Indonesia No.

SE.008/BEJ/12-2001 yang dikutip Wulansari (2016) ketentuan anggota

komite audit adalah: (1) jumlah anggota komite audit sekurang-

kurangnya tiga orang; (2) anggota komite audit yang berasal dari

komisaris hanya satu orang, yaitu merupakan komisaris independen

perusahaan tercatat dan sekaligus menjadi ketua komite audit.

Syarat menjadi anggota lain dari komite audit yaitu pihak eksternal

yang independen, yang berarti pihak di luar perusahaan tercatat yang

tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan, komisaris, direksi

dan pemegang saham utama serta mampu memberi pendapat profesional

secara bebas dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun. Selain

itu, pihak eksternal harus terdiri dari individu-individu yang independen

dan tidak terlibat dengan rutinitas sehari-hari manajemen yang mengelola

perusahaan, serta mempunyai pengalaman untuk melaksanakan fungsi

Page 63: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

45

pengendalian secara efektif. Salah satu alasan utama independensi ini

adalah untuk menjaga integritas pelaporan dan penyusunan rekomendasi

yang diajukan oleh komite audit (FCGI, 2002 dalam Gusnardi, 2011).

Menurut Alijiyo (2003) dalam Sariah (2010) peran komite audit

diukur dengan dimensi dan indikator sebagai berikut:

1) Tujuan dan manfaat dibentuknya komite audit

a) Komite audit melakukan pengawasan laporan keuangan.

b) Proses risiko dan kontrol serta proses tata kelola perusahaan.

2) Tanggung jawab komite audit

a) Komite audit memberikan pendapat profesional atas informasi

perusahaan.

b) Komite audit bertanggung jawab terhadap kegiatan internal dan

eksternal perusahaan.

3) Lingkup kerja komite audit

a) Audit committee charter, struktur komite audit dan syarat

keanggotaan komite audit.

b) Rapat pertemuan komite audit, kinerja komite audit dan laporan

komite audit.

Page 64: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

46

e. Whistleblowing system

Whistleblowing merupakan sebuah istilah dari Sarbanes-Oxley Act

yang dapat mendorong karyawan/pegawai perusahaan untuk melaporkan

kecurangan yang terjadi tanpa adanya rasa takut terhadap pihak yang

dilaporkan (Dimar, 2014). Menurut Brandon (2013) dalam Naomi

(2015), whistleblowing ialah tindakan untuk membocorkan pelanggaran

atau kecurangan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang

karyawan di dalam perusahaan kepada atasan atau pihak lain. Sedangkan

menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2008),

whistleblowing ialah suatu pengungkapan tindak kecurangan yang

melawan hukum, perbuatan tidak etis dan tidak bermoral atau suatu

perbuatan yang dapat merugikan perusahaan kepada pemimpin

perusahaan atau lembaga lain yang memiliki wewenang atas pelanggaran

tersebut.

Menurut Brandon (2013) dalam Naomi (2015), terdapat dua tipe

whistleblowing, yaitu :

1) Whistleblowing internal

Hal ini terjadi ketika seseorang atau beberapa orang karyawan

mengetahui kecurangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh

karyawan lain atau kepala bagiannya, kemudian melaporkan

kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi. Tujuan

utama whistleblowing adalah menunjukkan motivasi moral untuk

mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut.

Page 65: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

47

2) Whistleblowing eksternal

Tindakan ini berkaitan dengan peristiwa dimana seorang karyawan

mengetahui pelanggaran yang dilakukan entitas/perusahaannya

kemudian membocorkan kepada masyarakat mengingat bahwa

kecurangan itu akan merugikan masyarakat. Tujuan utama dalam hal

ini adalah mencegah kerugian bagi masyarakat atau konsumen.

Whistleblowing akan muncul ketika terjadi konflik antara loyalitas

karyawan dan perlindungan terhadap kepentingan publik. Orang yang

melaporkan tindakan whistleblowing disebut whistleblower. Umumnya

whistleblower adalah karyawan/pegawai dari organisasi itu sendiri (pihak

internal), akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya pelapor berasal

dari pihak eksternal (pelanggan, pemasok, masyarakat). Whistleblower

atau pelapor diharuskan menyampaikan informasi, bukti atau indikasi

yang jelas atas terjadinya kecurangan yang dilaporkan, sehingga dapat

ditelusuri dan ditindaklanjuti (Tuanakotta, 2010). Menurut Sarbanes-

Oxley Act (2002) dalam Fajri (2009) menyatakan bahwa whistleblower

merupakan setiap karyawan yang mengungkapkan kepada atasannya atau

orang lain yang memiliki kewenangan untuk menginvestigasi, atau

menindaklanjuti kecurangan tersebut namun juga perlu mendapatkan

perlindungan.

Menurut Semendawai, dkk (2011:3), Marcia Meceli berargumen

bahwa ada beberapa alasan mengapa auditor internal juga dapat disebut

sebagai whistleblower, yaitu:

Page 66: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

48

1) Auditor internal juga merupakan organ perusahaan yang memiliki

perintah formal untuk melaporkan bila terjadi kesalahan. Terlebih

pada umumnya auditor internal yang lebih memahami kesalahan yang

terjadi dalam perusahaan.

2) Tidak menutup kemungkinan laporan auditor internal mungkin tidak

sesuai dengan pernyataan top managers. Sehingga apabila para

manajer menutupi kesalahan guna memoles kondisi perusahaan, maka

disitulah peran auditor internal untuk melaporkan atau

mengungkapkan kecurangan tersebut.

3) Pengungkapan kecurangan adalah tindakan yang jarang diterapkan

dalam aturan perusahan. Hanya beberapa profesi saja seperti auditor

internal yang menegaskan bolehnya pelaporan kecurangan yang telah

ditetapkan melalui jalur pelaporan khusus.

Whistleblowing dalam perusahaan diterapkan dengan menggunakan

Whistleblowing system. Sistem ini dibentuk oleh Komite Audit

berdasarkan peraturan OJK Nomor: IX.1.5 Komite Audit wajib

menangani pengaduan. Selain itu adapun Sarbanes-Oxley Act of 2002

Section 310 tentang Public Company Audit Committee yang mewajibkan

Komite Audit untuk menerima, menelaah, dan menindaklanjuti

pengaduan yang berkenaan dengan masalah akuntansi dan pelaporan

keuangan, dengan tetap mempertahankan kerahasiaan identitas pelapor

(Semendawai dkk, 2011).

Page 67: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

49

Tuanakotta (2010) menjelaskan beberapa manfaat dari whistleblowing

system, yaitu: (a) sebagai sarana atau mekanisme pendeteksi dini (early

warning system) atas kemungkinan terjadinya masalah yang diakibatkan

oleh suatu kecurangan; (b) adanya kesempatan untuk mengatasi

masalah/kecurangan secara internal terlebih dahulu, sebelum meluas ke

publik; (c) menjadi sarana penyampaian informasi penting dan kritis bagi

perusahaan kepada pihak yang harus menanganinya dengan tepat; (d)

memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk melihat lebih fokus

ke area kritikal dan bagian proses kerja yang memiliki kelemahan

pengendalian, serta membentuk tindakan perbaikan yang diperlukan; (e)

mengurangi risiko yang dihadapi organisasi sebagai akibat dari

kecurangan baik dari segi keuangan, hukum, operasional, keselamatan

kerja, dan reputasi.

Dasgupta dan Kesharwani (2010) dalam Asiah (2017) mengemukakan

beberapa penyebab seseorang melakukan whistleblowing:

1) Perspektif altrustik seorang whistleblower yakni tidak mementingkan

diri sendiri melainkan mengutamakan kepentingan orang lain dengan

keinginan untuk memperbaiki kesalahan yang merugikan kepentingan

perusahaan, konsumen dan masyarakat luas.

2) Harapan penghargaan. Whistleblower mengharaapkan apresiasi atau

penghargaan dari organisasi baik berupa puiian atau hadiah.

3) Adanya perspektif psikologi dan motivasi yaitu motivasi

whistleblower untuk memperoleh manfaat atas tindakannya.

Page 68: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

50

Di dalam Pedoman Whistleblowing system yang diterbitkan KNKG

(2008) dalam Asiah (2017), whistleblowing terdiri dari 3 aspek, yaitu:

1) Aspek Struktural

Aspek struktural berisikan elemen-elemen infrastruktur yakni:

a) Pernyataan Komitmen

Diperlukan kesediaan karyawan untuk menjadi whistleblower dan

berpartisipasi aktif untuk ikut melaporkan bila menemukan adanya

kecurangan.

b) Kebijakan Perlindungan Pelapor

Adanya komitmen perusahaan untuk melindungi whistleblower

yang beriktikad baik serta taat terhadap segala peraturan

perundangan yang berlaku.

c) Struktur Pengelolaan Whistleblowing system

Organisasi sebaiknya membentuk unit pengelolaan whistleblowing

system dengan pertanggungjawaban Komite Audit dan Direksi

yang mana harus bersifat independen dan mempunyai akses kepada

pimpinan tertinggi organisasi.

d) Sumber Daya

Sumber daya yang dimaksud ialah kecukupan kualitas dan

kuantitas personil untuk menjadi petugas pengelola whistleblowing

system. Selain itu tersedianya media komunikasi sebagai sarana

pelaporan kecurangan.

Page 69: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

51

2) Aspek Operasional

Aspek operasional ialah aspek yang berhubungan dengan

mekanisme dan standar kerja whistleblowing system. Perlu dibuatkan

mekanisme untuk menyampaikan laporan pelanggaran yang dapat

memudahkan pegawai melaporkan pelanggaran dan kemudian

dikirimkan langsung kepada Direktur Utama perusahaan. Petugas

pelaksana unit whistleblowing system segera menginvestigasi dengan

pengumpulan bukti tersebut.

3) Aspek Perawatan

Aspek perawatan ialah suatu aspek yang meyakinkan bahwa

whistleblowing system ini dapat berkesinambungan dan meningkat

efektivitasnya. Perusahaan juga harus memberikan pelatihan

(training) kepada seluruh karyawan, termasuk para petugas unit

whistleblowing system. Dalam pelaksanaan whistleblowing system

perlu dipantau secara berkala efektivitasnya yang dapat dilakukan

oleh Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Komite Audit atau Satuan

Pengawasan Internal. Hal ini bertujuan untuk memastikan sistem

memenuhi sasaran dan pencapaian tersebut sesuai dengan tuntutan

bisnis perusahaan.

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2008:22) dalam

Semendawai, dkk (2011:19) dimensi dan indikator whistleblowing

system adalah sebagai berikut:

1) Efektivitas penerapan whistleblowing system

Page 70: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

52

a) Kondisi yang mendorong karyawan tidak hanya menyaksikan

atau mengetahui adanya pelanggaran tetapi juga mau

melaporkannya.

b) Tersedianya sarana pelaporan kecurangan ke luar perusahaan,

jika manajemen tidak mendapatkan respon yang memadai.

2) Cara pelaporan pelanggaran

1) Mekanisme internal yaitu kecurangan dilaporkan kepada

pimpinan perusahaan tertinggi, yang diharapkan dapat bersikap

bijak, netral dan tidak memihak.

2) Mekanisme eksternal yaitu membocorkan kecurangan

perusahaan kepada pihak luar seperti masyarakat karena

dianggap telah merugikan masyarakat dengan tujuan

mengantisipasi kerugian banyak orang.

3) Manfaat whistleblowing system

a) Sebagai sarana penyampaian informasi penting dan kritis bagi

perusahaan kepada pihak yang berwenang untuk menanganinya

serta pendeteksian dini atas kemungkinan terjadinya masalah

akibat kecurangan.

b) Mengurangi risiko yang dihadapi oleh organisasi akibat

pelanggaran, baik dari segi keuangan, operasi, hukum, maupun

keselamatan kerja serta meningkatkan citra perusahaan di mata

stakeholders, regulator dan masyarakat umum.

Page 71: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

53

f. Pencegahan Kecurangan (fraud)

Menurut Karyono (2013:4-5) fraud dapat diartikan sebagai suatu

pelanggaran yang mengandung makna pelanggaran dan tindakan

melanggar hukum, yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu

seperti memanipulasi atau memberikan gambaran keliru kepada pihak

lain, yang dapat dilakukan oleh orang-orang baik dari dalam maupun dari

luar perusahaan. Kecurangan dirancang untuk memanfaatkan peluang-

peluang secara tidak jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung

untuk menguntungkan diri sendiri atau suatu kelompok.

Definisi fraud menurut Tuanakotta (2013:28) adalah:

“Any illegal act characterized by deceit, concealment or violation of

trust. These acts are not dependent upon the application of threats of

violence or physical force. Fraud are perpetrated by individuals, and

organization to obtain money, property or service; to avoid payment or

loss of services; or to secure personal to business advantage.”

Pernyataan diatas memberikan pengertian bahwa fraud ialah setiap

perbuatan ilegal yang berkaitan dengan penipuan, pemalsuan atau

pelanggaran kepercayaan. Penipuan yang dimaksud adalah perbuatan

yang dilakukan oleh individu dan organisasi yang bertujuan untuk

memperoleh uang, kekayaan atau jasa demi menghindari kerugian jasa;

atau untuk mengamankan keuntungan pribadi.

Adapun menurut Association of Certified Fraud Examiner (ACFE)

dalam Fraud Examiners Manual 2006 yang dikutip Karyono (2013)

mengemukakan sebagai berikut:

Page 72: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

54

“Fraud is an intentional untruth or dishonest schemed used to take

deliberate and unfair advantage of another person or group of person it

included any mean, such cheats another.”

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa fraud menyajikan sesuatu

yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya dengan tujuan memperoleh

keuntungan dan di dalamnya termasuk unsur-unsur kelicikan, tak

terduga, tipu daya, dan tidak jujur serta menimbulkan kerugian bagi

orang lain.

Dari beberapa pengertian fraud di atas dapat disimpulkan bahwa fraud

adalah sebuah tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh individu

atau perusahaan secara sengaja untuk menipu, memalsukan dan

menghadirkan kondisi fiktif. Tindakan kecurangan ini dilakukan dengan

cara-cara ilegal dengan motif memperkaya diri sendiri/golongan

sehingga menimbulkan kerugian baik secara langsung maupun tidak

langsung bagi pihak lain.

Teori yang menjadi dasar pada penelitian ini adalah fraud triangle

theory, yang disebutkan dalam literatur profesional pada SAS no. 99,

Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit, Cressey (1953)

dalam Skousen et. al (2009). Fraud triangle terdiri atas tiga kondisi,

yaitu:

1) Pressure (Tekanan), yaitu timbulnya tekanan atau adanya kebutuhan

untuk melakukan fraud. Tekanan dapat meliputi berbagai hal seperti

tuntutan gaya hidup, tuntutan ekonomi dan sebagainya, termasuk hal

keuangan dan non keuangan yang juga mendorong seseorang untuk

Page 73: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

55

melakukan kecurangan, seperti contoh tindakan untuk menutupi

kinerja yang buruk demi mendapatkan hasil yang baik.

2) Opportunity (Peluang), yaitu situasi yang membuka peluang

terjadinya suatu kecurangan. Para pelaku fraud meyakini bahwa

perbuatan mereka tidak akan terdeteksi. Kesempatan ini dapat terjadi

karena lemahnya internal control dan manajemen pengawasan yang

kurang maksimal. Kegagalan dalam penetapan kebijakan yang

memadai untuk mendeteksi aktivitas fraud juga dapat meningkatkan

peluang terjadinya fraud.

3) Rationalization (Rasionalisasi), yaitu karakter/ sikap atau serangkaian

nilai-nilai etis yang membenarkan individu tertentu untuk melakukan

tindakan kecurangan atau berada dalam lingkungan yang cukup

tertekan yang membuat mereka membenarkan tindakan fraud. Bagi

mereka yang umumnya suka berkata bohong akan lebih mudah

melegalkan penipuan. Pelaku fraud akan selalu mencari alasan yagn

rasional untuk mendukung perbuatannya.

Adapun bentuk-bentuk kecurangan (fraud) menurut Karyono

(2013:17-25) terdiri dari:

1) Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement)

Kecurangan laporan keuangan adalah bentuk pelanggaran dengan cara

menyembunyikan informasi keuangan, mengatur dan mengubah

laporan keuangan yang bertujuan untuk mengelabui pembaca laporan

keuangan demi kepentingan pribadi atau perusahaan. Tindakan ini

Page 74: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

56

mencakup kecurangan yang dilakukan oleh para eksekutif perusahaan

atau instansi pemerintah untuk menyembunyikan kondisi asli

keuangan dengan merekayasa laporan keuangannya untuk

memperoleh keuntungan.

2) Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Asset misappropriation adalah bentuk kecurangan dengan cara

memanfaatkan atau mengambil aset perusahaan demi kepentingan

pribadi. Penyalahgunaan aset merupakan bentuk kecurangan yang

cukup mudah dideteksi karena bersifat tangible atau dapat

dihitung/diukur. Penyalahgunaan aset dapat terdiri dari kecurangan

penerimaan kas dan kecurangan pengeluaran kas. Kecurangan

penerimaan kas seperti pencurian terhadap penerimaan kas yang

belum dicatat (Skimming) dan yang sudah dicatat di pembukuan (Cash

Larceny). Kecurangan Pengeluaran Kas (Faudulent Disbursement)

yakni kecurangan penagihan (Billing Schemes), kecurangan

penggantian biaya (Expense Reimbursment Schemes), dan kecurangan

pembayaran gaji atau upah (Payroll Scheme).

3) Korupsi (Corruption)

Secara umum, korupsi dapat diartikan sebagai perbuatan yang

merugikan kepentingan publik untuk kepentingan pribadi atau suatu

kelompok tertentu. Jenis fraud ini merupakan kecurangan yang paling

sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama dengan pihak lain untuk

menikmati keuntungan. Bentuk-bentuk korupsi antara lain

Page 75: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

57

pertentangan kepentingan (Conflict of Interest) dan suap (Bribery).

Suap adalah suatu bentuk pemberian atau yang disebut gratifikasi,

permohonan dan penerimaan atas sesuatu yang bernilai untuk

mempengaruhi perbuatan seseorang karena kinerjanya. Bentuk suap

terdiri dari komisi (Kick Back), kecurangan untuk memenangkan

lelang (Bid Rigging), pemberian tidak sah (Illegal Grativities) dan

pemerasan ekonomi (Economic Extortion).

Pengertian pencegahan ialah salah satu upaya untuk menghindari

kerugian, kerusakan yang terjadi pada seseorang atau masyarakat

disekitarnya (Notosoedirdjo dan Latipun, (2005 : 145)).

Menurut Oktavia (2013) upaya pencegahan atau preventif adalah

sebuah tindakan yang dilakukan individu untuk mengurangi atau

mencegah terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan di masa yang

akan datang. Dalam pengertian yang luas preventif atau pencegahan

diartikan sebagai suatu upaya untuk mencegah terjadinya gangguan yang

bisa mengancam, ataupun kerusakan/kerugian bagi seseorang/pribadi

ataupun kelompok.

Pencegahan fraud menurut Pusdiklatwas BPKP (2008:37) adalah

usaha terintegrasi dan terstruktur yang dapat menekan terjadinya faktor

penyebab fraud. Selain itu, pencegahan kecurangan menurut Amrizal

(2004) dalam Mulinda (2017) ialah:

“Pencegahan kecurangan (fraud) adalah suatu upaya untuk

menghilangkan atau mengeleminir sebab-sebab timbulnya kecurangan

tersebut”.

Page 76: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

58

Sedangkan menurut Muhammad Iqbal (2010), pencegahan

kecurangan dapat didefinisikan sebagai:

“Pencegahan kecurangan adalah suatu sistem dan prosedur yang

bertujuan khusus dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan utama, kalau

bukan satu-satunya tujuan untuk mencegah dan menghalangi (dapat

membuat jera) terjadinya fraud”.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pencegahan

fraud merupakan suatu upaya, sistem dan prosedur terintegrasi yang

dapat menekan, menghilangkan, mengeliminasi atau menghalangi

terjadinya penyebab kecurangan/fraud.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan atau biasa disebut Pusdiklatwas BPKP

(2008:38) dalam Elsa Mulinda (2017) menjelaskan beberapa tujuan

pencegahan fraud sebagai berikut (1) prevention yaitu untuk

memperkecil peluang terjadinya kecurangan (fraud); (2) deference yaitu

mencegah pelaku potensial bahkan tindakan yang bersifat trial and error;

(3) disruption yaitu mempersulit pergerakan pelaku fraud sejauh

mungkin; (4) recertification yaitu mengidentifikasi kegiatan berisiko

tinggi dan kelemahan pengendalian, serta untuk meminimalisir alasan

atau pembenaran tindakan fraud; (5) civil action prosecution yaitu

pemberian sanksi yang sesuai dengan perbuatan kecurangan terhadap

pelakunya.

Page 77: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

59

Menurut Pusdiklatwas BPKP (2008:38) dalam Mulinda (2017)

dimensi dan indikator pencegahan fraud dapat dijelaskan dari metode

pencegahan fraud berikut ini:

1) Penetapan kebijakan anti kecurangan (fraud)

a) Menetapkan prosedur anti kecurangan (fraud).

b) Adanya komitmen antara manajemen dengan para karyawan

perusahaan untuk melaksanakan kegiatan anti kecurangan.

2) Prosedur pencegahan baku

a) Pengendalian internal perusahaan yang dilakukan dengan

pemisahan fungsi sehingga menciptakan kondisi saling mengecek

antara satu fungsi dengan fungsi lainnya.

b) Sistem peninjauan kembali dan operasi yang memadai terhadap

sistem komputer.

3) Teknik pengendalian

a) Transparansi pembagian tugas dan pengawasan yang memadai.

b) Adanya pengendalian manual terhadap berkas-berkas yang

digunakan dalam pengoperasian komputer.

4) Kepekaan terhadap kecurangan (fraud)

a) Adanya implementasi prosedur curah pendapat yang efektif.

b) Setiap karyawan diingatkan dan dimotivasi untuk melaporkan

segala perbuatan karyawan lain yang mencurigakan.

Page 78: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

60

g. Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, pengertian laporan keuangan

dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 No. 1 paragraf 10,

adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas.

Adapun menurut Thomas et. al (2013:35), menjelaskan pengertian

laporan keuangan adalah:

“Laporan keuangan adalah hasil akhir dari siklus akuntansi yang

memberikan gambaran keuangan tentang suatu perusahaan yang secara

periodik disusun oleh manajemen perusahaan. Laporan keuangan

memiliki sifat historis yaitu memuat angka-angka tentang kinerja dan

kondisi keuangan perusahaan pada masa yang lalu.”

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) 2012 No. 1 paragraf 10, menjelaskan bahwa:

“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat

bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan juga merupakan hasil pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka”.

Menurut APB Statement No.4 dalam Sofyan S. Harahap (2013:126),

laporan keuangan bersifat deskriptif, dan laporan ini banyak

mempengaruhi studi-studi berikutnya tentang tujuan laporan keuangan.

Dalam laporan ini tujuan laporan keuangan dikategorikan menjadi tujuan

khusus, tujuan umum dan tujuan kualitatif. Tujuan khusus dari laporan

keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha,

dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan

generally accepted accounting principles (GAAP).

Page 79: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

61

Tujuan Umum yaitu (a) menyajikan informasi terpercaya mengenai

harta kekayaan bersih dari kegiatan usaha dalam mencari pendapatan; (b)

menyajikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi,

dan kewajiban perusahaan; (c) memberikan informasi yang diperlukan

lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban; (d) menaksir informasi

keuangan yang dapat digunakan untuk memperkirakan potensi

perusahaan dalam menghasilkan laba; (e) mengungkapkan informasi

relevan yang dibutuhkan para pengguna laporan.

Tujuan Kualitatif terdiri dari (a) relevance: memilih informasi yang

berkaitan dengan maksud penggunanya dalam mengambil keputusan; (b)

understandability: informasi yang disajikan tidak hanya penting tetapi

juga dapat dipahami; (c) verifiability: hasil akuntansi itu harus dapat

diperiksa oleh pihak lain dan menghasilkan pendapat yang sama; (d)

neutrality: informasi tidak dimaksudkan untuk pihak-pihak tertentu saja;

(e) timeliness: informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk

menghindari penundaan pengambilan keputusan; (f) comparability:

informasi akuntansi harus dapat dibandingkan dengan periode

sebelumnya; (g) completeness: informasi akuntansi yang dilaporkan

harus memenuhi standar pengungkapan yang memadai dan mencakup

semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

Menurut Imam Santoso (2007:7-8), adapun pihak-pihak yang

memiliki kepentingan terhadap posisi keuangan dan pendapatan hasil

usaha perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak internal

Page 80: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

62

seperti manajemen dan pihak eksternal seperti pemegang saham,

pemerintah, kreditor, dan investor.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 No.1 paragraf

11, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen

berikut:

1) Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan atau Neraca adalah laporan berisikan

informasi tentang posisi keuangan, yaitu keadaan aset, liabilitas, dan

ekuitas dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu.

2) Laporan Laba Rugi Komprehensif

Melaporkan kinerja atau hasil usaha suatu entitas selama periode

tertentu.

3) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi tentang

peningkatan atau penurunan aktiva bersih baik yang berasal dari

setoran modal dan pembagian dividen atau yang berasal dari kinerja

perusahaan selama periode berjalan.

4) Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan informasi

tentang perubahan saldo kas dan setara kas serta arus penerimaan dan

penggunaan dana kas dan setara kas suatu entitas selama suatu

periode tertentu.

Page 81: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

63

5) Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian

dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi

mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam

laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memiliki fungsi (1)

menyajikan informasi tentang dasar penyususnan laporan keuangan

dan kebijakan akutansi tertentu yang digunakan; (2) menggunakan

informasi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan; (3) menyajikan

informasi tambahan yang tidak disebutkan dibagian manapun dalam

laporan keuangan, tetapi informasi memiliki kerelevanan dalam

memahami setiap pos laporan keuangan.

Salah satu pengertian kualitas dikemukakan oleh Goetsch & Davis

(2002) dalam Hessel Nogi S Tangkilisan (2007:209), sebagai berikut:

“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.”

Menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston yang dialih bahasakan

oleh Sam Setyautama (2008), menyatakan bahwa kualitas laporan

keuangan sebagai berikut:

“Kualitas laporan keuangan adalah idealnya laporan keuangan

harusnya mencerminkan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan

dan kinerja perusahaan. Informasi yang terkandung harus berguna untuk

menilai masa lalu dan masa yang akan datang. Semakin jelas dan akurat

gambar yang disajikan lewat data financial, maka semakin mendekati

kebenaran.”

Laporan keuangan perusahaan dapat menunjukkan tingkat

keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Para

Page 82: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

64

pelaku usaha dikatakan berhasil dalam menjalankan kegiatan usahanya

dan telah mampu meminimalkan risiko penyimpangan apabila laporan

keuangan perusahaan yang dihasilkan berkualitas baik. Laporan

keuangan harus mengandung informasi yang berkualitas dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan agar dapat berguna bagi para pemakainya.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan sebagaimana yang diatur

dalam UU No 24 Tahun 2005 adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu

ditunjukkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

tujuannya atau menghasilkan informasi yang berkualitas. Adapaun dalam

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2 Tahun

1980 tentang Qualitative Characteristics of Accounting Information

menyebutkan bahwa informasi akuntansi yang berkualitas harus

menunjukkan manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan

untuk menyajikan informasi tersebut. Informasi akuntansi dikatakan

berkualitas jika para pengguna laporan keuangan mengerti dan

menggunakan informasi akuntansi tersebut sebagai dasar pengambilan

keputusan (Setyautama, 2008).

Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan

keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012, disebutkan

bahwa karakteristik kualitatif adalah ciri yang membuat informasi dalam

laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik

kualitatif pokok yaitu sebagai berikut:

Page 83: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

65

1) Relevan

Informasi mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,

menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Informasi

yang relevan memiliki manfaat umpan balik (feedback value) yang

memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau memperbaiki

ekspektasi mereka di masa lalu. Informasi juga memiliki manfaat

prediktif (predictive value) yang membantu memprediksi masa depan

berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. Selain itu

informasi juga disajikan tepat waktu dan lengkap, meliputi semua

informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan dengan menimbang masalah yang ada.

2) Andal

Supaya bermanfaat, informasi juga harus mengandung keandalan

(reliable). Informasi dikatakan andal apabila bebas dari pengertian

yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan

penggunanya sebagai penyajian yang jujur dan wajar. Informasi

tersebut mungkin dapat dikatakan relevan, tetapi apabila dalam

penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi

tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

Page 84: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

66

Informasi yang andal memiliki karakteristik berikut:

a) Penyajian Jujur

Informasi harus menyajikan dengan jujur transaksi serta

kejadian lainnya yang seharusnya disajikan. Dalam hal ini bukan

dikarenakan dengan sengaja bermaksud menyesatkan, tetapi lebih

merupakan kesulitan dalam menelaah transaksi serta kejadian

lainnya yang dilaporkan atau penerapan teknik penyajian yang

sesuai dengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.

b) Substansi Mengungguli Bentuk

Apa yang tampak dari bentuk hukum tidak selalu konsisten

dengan substansi transaksi atau peristiwa lain. Apabila informasi

bertujuan untuk menyampaikan dengan jujur transaksi serta

kejadian lain yang sebaiknya ditampilkan, maka kejadian tersebut

perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas

ekonomi dan bukan hanya karena bentuk hukumnya.

c) Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna,

dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

Tidak diperkenankan adanya usaha untuk menyajikan informasi

yang menguntungkan beberapa pihak, mengingat hal tersebut akan

merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang

berlawanan.

Page 85: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

67

d) Pertimbangan Sehat

Pertimbangan sehat harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian

pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian,

sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan

kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

e) Kelengkapan

Tidak hanya dapat diandalkan, informasi dalam laporan

keuangan juga harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

Timbulnya kesengajaan untuk tidak mengungkapkan suatu

informasi, mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan dan tentunya tidak dapat diandalkan dan tidak

relevan.

3) Dapat Dibandingkan

Laporan keuangan perusahaan antar periode harus dapat

dibandingkan oleh pengguna untuk menelaah kecenderungan (fraud)

posisi dan kinerja keuangan. Selain itu pengguna juga sebaiknya

membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk meninjau

kinerja dan perubahan posisi keuangan secara relatif. Dampak penting

dari karakteristik ini adalah bahwa pengguna harus memperoleh

informasi tentang kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan dan

pengaruh perubahan tersebut.

Page 86: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

68

4) Dapat Dipahami

Unsur penting informasi dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Pengguna harus

mempunyai pengetahuan atau keahlian yang memadai tentang

akuntansi dan bisnis, serta keinginan untuk mempelajari lebih lanjut

informasi dengan tekun. Akan tetapi, informasi penting dan lengkap

yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat

dikeluarkan hanya dikarenakan pertimbangan bahwa informasi

tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

Adapun menurut Mahmudi (2007) dalam Setyaningsih (2016),

indikator pengukuran kualitas laporan keuangan adalah:

1) Relevan

a) Manfaat umpan balik dan prediktif yaitu informasi yang ada

dalam laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan dapat

digunakan untuk mengoreksi atau menegaskan ekspektasi di

masa lalu serta dapat digunakan untuk memperkirakan aktivitas

keuangan periode berikutnya dan memprediksi peristiwa pada

periode berikutnya berdasarkan hasil peristiwa masa lalu.

b) Tepat waktu yaitu laporan keuangan untuk stakeholder disajikan

tepat waktu baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan

dan disusun secara sistematis dan teratur.

Page 87: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

69

2) Andal

a) Penyajian jujur dan lengkap yaitu laporan keuangan

menggambarkan transaksi secara apa adanya sesuai dengan

kejadian dan informasi disajikan bebas dari kesalahan yang

bersifat material yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

perubahan ekuitas, arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

b) Dapat diverifikasi yaitu informasi dalam laporan keuangan

dapat diuji dan pengujian dilakukan beberapa kali dengan pihak

yang berbeda menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dan

laporan keuangan disajikan secara independen.

3) Dapat dibandingkan

a) Laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan tahun sebelumnya.

b) Dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain pada

umumnya baik secara internal maupun eksternal.

4) Dapat dipahami

a) Informasi laporan keuangan dapat mudah dipahami oleh

pengguna.

b) Pengguna memiliki pengetahuan memadai untuk mempelajari

laporan keuangan.

Page 88: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

70

B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang

berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil

Penelitian

1. Bagus

Pramudityo

(2017)

Pengaruh

Kompetensi

Sumber Daya

Manusia,

Pemanfaatan

Sistem Informasi

Akuntansi

Keuangan

Daerah, Sistem

Pengendalian

Intern dan Peran

Internal Audit

Terhadap

Kualitas Laporan

Keuangan

Pemerintah

Daerah (Studi

Empiris Pada

SKPD Kabupaten

Tegal)

Variabel Independen:

- Kompetensi SDM

- Sistem Informasi

Akuntansi

Keuangan Daerah

- Sistem

Pengendalian

Intern

- Peran Audit

Internal

Variabel dependen:

Kualitas Laporan

Keuangan

Kompetensi

sumber daya

manusia,

pemanfaatan

sistem informasi

akuntansi

keuangan daerah,

sistem

pengendalian

intern dan peran

internal audit

berpengaruh

terhadap kualitas

laporan keuangan.

2 Eka

Widyaningtia

Pengaruh Sistem

Pengendalian

Variabel independen:

- Sistem

Pemanfaatan

teknologi

Page 89: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

71

s (2014) Internal,

Pemanfaatan

Teknologi

Informasi dan

Kapasitas Auditor

Internal Terhadap

Kualitas Laporan

Keuangan Bank

Pembiayaan

Rakyat Syariah

se-Jabodetabek

Pengendalian

Internal

- Pemanfaatan

Teknologi

Informasi

- Kapasitas Auditor

Internal

Variabel dependen:

- Kualitas Laporan

Keuangan

informasi

memiliki pengaruh

positif dan

signifikan

terhadap kualitas

laporan keuangan

BPRS se-

Jabodetabek

sedangkan sistem

pengendalian

internal dan

kapasitas auditor

internal

berpengaruh

negatif dan tidak

signifikan

terhadap kualitas

laporan keuangan

BPRS se-

Jabodetabek.

3 Gusnardi

(2011)

Pengaruh Peran

Komite Audit,

Pengendalian

Internal, Audit

Internal dan

Pelaksanaan Tata

Kelola

Perusahaan

Terhadap

Pencegahan

Kecurangan

Variabel independen:

- Komite Audit

- Pengendalian

Internal

- Audit Internal

- Pelaksanaan Tata

Kelola Perusahaan

Variabel dependen:

- Pencegahan

kecurangan

Peran Komite

Audit,

Pengendalian

Internal, Audit

Internal dan

Pelaksanaan Tata

Kelola Perusahaan

berpengaruh

signifikan

terhadap

pencegahan

Page 90: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

72

kecurangan

4 I Made Indra

Dwi Putra

Suastawan,

Edy Sujana,

Ni Luh Gede

Erni

Sulindawati

(2013)

Pengaruh Budaya

Organisasi,

Proactive Fraud

Audit dan

Whistleblowing

Terhadap

Pencegahan

Kecurangan

Dalam

Pengelolaan Dana

BOS (Studi

Empiris Pada

Sekolah-Sekolah

di Kabupaten

Buleleng)

Variabel independen:

- Budaya Organisasi

- Proactive Fraud

Audit

- Whistleblowing

Variabel dependen:

- Pencegahan

Kecurangan

Pengelolaan Dana

BOS

Baik secara parsial

maupun simultan,

budaya organisasi,

proactive fraud

audit dan

whistleblowing

berpengaruh

positif signifikan

terhadap

pencegahan

kecurangan

(fraud)

5 Ida Bagus

Dwika

Maliawan,

Edy Sujana, I

Putu Gede

Diatmika

(2017)

Pengaruh Audit

Internal dan

Efektivitas

Pengendalian

Intern Terhadap

Pencegahan

Kecurangan

(fraud) (Studi

Empiris pada

Bank Mandiri

Kantor Cabang

Area Denpasar)

Variabel independen:

- Audit Internal

- Efektivitas

Pengendalian Intern

Variabel dependen:

- Pencegahan

Kecurangan

(fraud)

Baik secara parsial

maupun simultan,

audit internal dan

efektivitas

pengendalian

intern berpengaruh

signifikan

terhadap

pencegahan

kecurangan

(fraud)

6 Kirana

Wulansari

Pengaruh

Karakteristik

Variabel independen:

- Ukuran Komite

Ukuran Komite

Audit berpengaruh

Page 91: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

73

(2016) Komite Audit

Terhadap

Kualitas

Pelaporan

Keuangan

Audit

- Independensi

Anggota Komite

Audit

- Keahlian Komite

Audit di Bidang

Keuangan

- Rangkap Jabatan

Anggota Komite

Audit Sebagai

Anggota Komite

Remunerasi

Variabel dependen:

- Kualitas Pelaporan

Keuangan

positif terhadap

kualitas pelaporan

keuangan

sedangkan

independensi

anggota komite

audit, keahlian

komite audit di

bidang keuangan,

rangkap jabatan

anggota komite

audit sebagai

anggota komite

remunerasi tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap kualitas

pelaporan

keuangan.

7 Mohe Nur

Cahyo dan

Sulhani

(2017)

Analisis Empiris

Pengaruh

Karakteristik

Komite Audit,

Karakteristik

Internal Audit,

Whistleblowing

system,

Pengungkapan

Kecurangan

Terhadap Reaksi

Pasar

Variabel independen:

- Karakteristik

Komite Audit

- Karakteristik

Internal Audit

- Whistleblowing

system

- Pengungkapan

Kecurangan

Variabel dependen:

- Reaksi Pasar

Karakteristik

komite audit

berpengaruh

terhadap

whistleblowing

system,

karakteristik

internal audit

berpengaruh

terhadap

whistleblowing

system,

Page 92: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

74

whistleblowing

system

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

kecurangan dan

pengungkapan

kecurangan

berpengaruh

terhadap reaksi

pasar.

8 Rozmita

Dewi

Yuniarti

Rozali dan

Jabbaar

Mohammad

(2015)

Pengaruh

Pelaksanaan Risk

based Internal

Auditing

Terhadap

Pencegahan

Fraud (Studi

Kasus pada Audit

Internal Kantor

Inspeksi Bank

BRI Wilayah

Bandung)

Variabel independen:

- Risk based internal

auditing

Variabel dependen:

- Pencegahan fraud

Terdapat pengaruh

positif antara

pelaksanaan risk

based internal

auditing terhadap

pencegahan fraud

pada audit internal

Kantor Inspeksi

Bank BRI

Wilayah Bandung

9 Tri Siwi

Nugrahani

(2016)

Pengaruh Dewan

Komisaris dan

Komite Audit

Pada Kualitas

Laporan

Keuangan

Variabel independen:

- Dewan Komisaris

- Komite Audit

Variabel dependen:

- Kualitas Laporan

Keuangan

Terdapat pengaruh

Dewan Komisaris

pada kualitas

laporan keuangan

namun komite

audit tidak

berpengaruh

Page 93: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

75

terhadap kualitas

laporan keuangan.

Secara bersama-

sama Dewan

Komisaris dan

Komite Audit

berpengaruh

terhadap kualitas

laporan keuangan.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Pengendalian Internal dengan Pencegahan Kecurangan

(fraud)

Pengendalian internal (internal control) diperlukan manajemen untuk

mencapai tujuannya. Kecurangan (fraud) merupakan suatu risiko, untuk

menutup atau meminimalkannya, entitas atau perusahaan memerlukan

pengendalian internal. Pengendalian internal meliputi struktur organisasi,

metode dan standar-standar yang dikondisikan untuk menjaga harta

perusahaan, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi,

mendorong efektivitas dan efisiensi serta dipatuhinya kebijakan

manajemen.

Upaya mencegah terjadinya kecurangan dimulai dari pengendalian

internal. Menurut K Dabbagoglu (2012:987) efektivitas pengendalian

internal yang merupakan indikator dari keberhasilan dalam mencapai

tujuan secara langsung berhubungan dengan tindakan kecurangan yang

terjadi dalam dunia bisnis. Sebuah pengendalian internal yang efektif harus

Page 94: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

76

memiliki karakteristik pencegahan dan detektif. Dan dalam konteks ini,

sangat jelas bahwa pengendalian internal adalah langkah pencegahan

terhadap penipuan. Hasil penelitian Gusnardi (2011) menunjukkan bahwa

pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap pencegahan

kecurangan. Selain itu adapun penelitian lain yang sejalan yaitu Maliawan,

Sujana dan Diatmika (2017) yang menemukan adanya pengaruh signifikan

pengendalian internal terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

2. Hubungan Audit Internal dengan Pencegahan Kecurangan (fraud)

Kecurangan (fraud) ialah suatu tindakan mengambil keuntungan yang

dilakukan oleh individu dalam perusahaan untuk dirinya sendiri atau

kelompok. Untuk mengatasi masalah kecurangan ini, diperlukan suatu

pengawasan. Untuk memperoleh hasil pengawasan yang baik, dibutuhkan

audit internal yang baik dan cakap. Manajemen siap menghadapi

perubahan ekonomi yang cepat di era globalisasi apabila memiliki auditor

internal yang baik, selain itu juga berbagai persaingan, permintaan

pelanggan serta restrukturisasi untuk kemajuan di masa yang akan datang.

Lemahnya audit internal di dalam perusahaan akan mengakibatkan

pencegahan kecurangan tidak berjalan baik dan efektif. Namun sebaliknya

audit internal yang kuat dan kompeten dapat mendorong pencegahan

kecurangan dalam suatu perusahaan berjalan dengan baik dan efektif

sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecurangan (Hery, 2010:64).

Page 95: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

77

Peran audit internal yang efektif memberi pengaruh besar dalam usaha

mencegah terjadinya kecurangan, dengan adanya audit internal maka

pemeriksaan akan terjadi secara otomatis terhadap pekerjaan seseorang.

Hasil penelitian Gusnardi (2011) menunjukkan bahwa audit internal

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pencegahan kecurangan

(fraud). Peneliti lainnya seperti Maliawan, Sujana dan Diatmika (2017)

juga mengatakan bahwa audit internal memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

3. Hubungan Risk based audit dengan Pencegahan Kecurangan (fraud)

Risk based audit atau audit berbasis risiko adalah metode

pengecekan yang digunakan untuk menjamin bahwa risiko telah dikelola

dengan batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen perusahaan.

Pendekatan audit ini lebih fokus dalam meninjau risiko-risiko baik

strategis, operasional, finansial, regulasi dan risiko lainnya yang dihadapi

oleh organisasi.

Dalam risk based audit, daerah yang berisiko tinggi diaudit, sehingga

dapat segera diketahui manajemen dan diperbaiki sitem kontrolnya. Risk-

based audit juga memberi keyakinan bahwa seluruh tanggung jawab

manajemen telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Tanggung jawab

manajemen yang utama termasuk memastikan pengendalian internal telah

memadai dan pelaksanaan manajemen risiko dilakukan secara tepat,

diikuti oleh unit kerja dan fungsi perusahaan.

Page 96: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

78

Risk based audit sangat penting untuk dijalankan. Dengan adanya

metode pendekatan audit ini dapat membantu terpenuhinya tanggung

jawab manajemen secara efektif. Pihak manajemen bertanggungjawab

dalam memastikan pengendalian internal berjalan dengan baik dan proses

manajemen risiko juga berjalan secara efektif. Risk based audit dapat

menjadi sistem pengecekan terhadap kontrol organisasi dan meningkatkan

kemampuan dalam menelaah adanya fraud atau masalah lainnya. Menurut

penelitian Rozali dan Mohammad (2015), terdapat pengaruh positif antara

pelaksanaan risk based audit terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

4. Hubungan Komite Audit dengan Pencegahan Kecurangan (fraud)

Komite audit merupakan salah satu bagian kelembagaan sistem tata

kelola perusahaan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi tinggi

dalam pengendalian dan pengawasan. Kehadirannya diharapkan

mampu meningkatkan kualitas pengendalian internal perusahaan, yang

bertujuan untuk melindungi para pemegang saham dan stakeholder dengan

optimum sehingga terhindar dari berbagai kecurangan (IKAI, 2010).

Keberadaan dari komite audit diharapkan dapat digunakan semaksimal

mungkin dalam upaya pencegahan kecurangan, karena komite audit

berperan besar dalam pengawasan. Komite Audit menelaah kejadian

tertentu atau kondisi yang berdampak pada pencapaian tujuan organisasi

(risiko dan peluang), menilai besarnya dampak, menentukan strategi, dan

memonitor perkembangan yang dapat menjadi pertimbangan pengambilan

Page 97: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

79

keputusan. Dengan mengidentifikasi ikut aktif dalam mengatasi risiko dan

peluang, perusahaan dapat melindungi dan menciptakan nilai bagi para

stakeholder, termasuk pemilik, karyawan, pelanggan, masyarakat dan juga

regulator/pemerintah.

Komite audit memberikan arahan untuk menyempurnakan sistem

pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya dan menelaah

hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris/Dewan Pengawas. Selain

itu Komite Audit memiliki tugas meninjau pelaksanaan kegiatan serta hasil

audit yang dijalankan Satuan Pengawasan Intern maupun Auditor

Eksternal sehingga pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi

standar dapat dicegah. Hasil penelitian Gusnardi (2011) menunjukkan

bahwa peran komite audit berpengaruh signifikan terhadap pencegahan

kecurangan.

5. Hubungan Whistleblowing system dengan Pencegahan Kecurangan

(fraud)

Selain faktor pengendalian internal, audit internal, risk based audit dan

peran komite audit, diperlukan juga kesediaan seseorang untuk

mengungkapkan dan melaporkannya saat mengetahui adanya tindakan

pelanggaran di dalam perusahaan atau yang dikenal dengan istilah

whistleblowing. Whistleblowing itu sendiri ialah upaya seorang pegawai

atau mantan pegawai suatu organisasi untuk melaporkan sesuatu yang dia

Page 98: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

80

yakini merupakan kesalahan atau kecurangan yang terjadi dalam

perusahaannya (Jalil, 2013).

Whistleblowing system dapat dengan cepat mengidentifikasi

penyalahgunaan wewenang/tanggung jawab sehingga dapat meningkatkan

efisiensi, meningkatkan moral pegawai, menghindari tuntutan hukum, dan

menghindari reputasi negatif. Pemerintah Indonesia tertarik untuk

mengadopsi sistem ini setelah melihat kesuksesan penerapan

whistleblowing system di berbagai perusahaan dan negara di dunia untuk

mencegah dan melaporkan tindakan yang tidak sesuai kode etik. Hasil

penelitian Suastawan, Sujana dan Sulindawati (2013) menunjukkan bahwa

whistleblowing berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan

kecurangan (fraud). Selain itu, Cahyo dan Sulhani (2017) juga mengatakan

bahwa whistleblowing system berpengaruh terhadap pengungkapan

kecurangan (fraud).

6. Hubungan Pengendalian Internal, Audit Internal, Risk based audit,

Komite Audit, dan Whistleblowing system dengan Pencegahan

Kecurangan (fraud)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai masing-masing

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam

penelitian ini, maka diharapkan pengendalian internal, audit internal, risk

based audit, komite audit dan whistleblowing system akan berpengaruh

terhadap pencegahan kecurangan (fraud) secara bersama-sama.

Page 99: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

81

7. Hubungan Pengendalian Internal dengan Kualitas Laporan

Keuangan

Manajemen memiliki tanggung jawab untuk menyusun laporan

keuangan bagi para investor, kreditor dan para pengguna lainnya dan

menjamin bahwa informasi disajikan dengan wajar sesuai ketentuan

pelaporan. Tujuan sistem pengendalian internal yakni menjaga keandalan

pelaporan keuangan, dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian internal

dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan mengingat sistem

pengendalian internal dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam

penyajian data akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar,

tidak menyesatkan, mencegah kemungkinan terjadinya penggelapan-

penggelapan.

Pengendalian internal dikatakan semakin efektif dan berkualitas apabila

manajemen mampu mengoperasionalkan fungsi-fungsinya, menyajikan

informasi akuntansi dengan baik. Efektivitas pengendalian intern dalam

organisasi akan menjamin pelaksanaan pembukuan secara objektif, dapat

dipercaya sehingga menghasilkan informasi laporan keuangan yang

berkualitas, sesuai dengan tujuan pengendalian internal (Kartadinata,

2016). Hasil penelitian Bagus Pramudityo (2017) menunjukkan bahwa

sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan. Namun Eka Widyaningtias (2014) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Page 100: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

82

8. Hubungan Audit Internal dengan Kualitas Laporan Keuangan

Audit internal merupakan audit yang dilaksanakan dengan pemeriksaan

yang sistematis atas catatan-catatan, prosedur dan operasi perusahaan. Di

samping itu, audit internal merupakan alat bantu manajemen untuk

mengamankan harta organisasi, untuk mengetahui perkembangan

efektivitas suatu perusahaan, dan sejauh mana hal tersebut dipatuhi

perusahaan. Audit internal menjadi bagian penting karena berperan

mengawasi transaksi-transaksi yang tidak dapat diawasi langsung oleh

pihak manajemen maupun pimpinan perusahaan serta memastikan tujuan

dan prosedur perusahaan dapat terlaksana dengan baik.

Peran audit internal tidak hanya fokus mencari kesalahan dan

melaporkan kepada pimpinan, tetapi juga menyelesaikan masalah yang

terjadi secara independen dan objektif. Auditor internal yang cakap dalam

suatu perusahaan akan membantu manajemen menjaga keamanan

kekayaan milik perusahaan dan dapat mencegah serta menemukan

kecurangan dan penggelapan yang menyebabkan kerugian. Peran audit

internal tidak dimaksudkan untuk menghilangkan semua kemungkinan

terjadinya kesalahan atau penyelewengan, melainkan menekan terjadinya

kesalahan dan kecurangan (fraud). Menurut penelitian Bagus Pramudityo

(2017), peran audit internal berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan. Namun berbeda dengan penelitian Eka Widyaningtias (2014)

yang mengatakan bahwa kapasitas auditor internal berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Page 101: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

83

9. Hubungan Risk based audit dengan Kualitas Laporan Keuangan

Risk based audit adalah suatu metode atau pendekatan audit yang

diawali dengan proses penilaian risiko audit, kemudian dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan auditnya lebih difokuskan pada

area-area penting yang berisiko terjadinya pelanggaran atau kecurangan.

Coetzee dan Lubbe (2014) menyatakan bahwa peran auditor internal

dalam melakukan mitigasi risiko utama yang mengancam organisasi telah

meningkat. Auditor internal tidak hanya memastikan bahwa risiko utama

telah ditangani, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan bisnis perusahaan

telah dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan bebas dari manipulasi.

Febrina (2011) dalam Febriandi (2017), menyatakan bahwa

pelaksanaan risk based audit akan membuat audit menjadi lebih efektif

dan efisien, karena fokus audit internal yang hanya diutamakan pada area

berisiko tinggi. Risk based audit tidak hanya memusatkan perhatian pada

risiko kegagalan dan kecurangan namun juga memusatkan perhatian pada

catatan akuntansi, proses akuntansi, pemilihan dan pencatatan data serta

penyiapan laporan keuangan. Dengan pendekatan risk based audit

diharapkan auditor dapat mengidentifikasi risiko kegagalan, kekeliruan,

dan kecurangan, serta memberikan rekomendasi bagi auditee untuk

perbaikan operasinya, memberikan dasar yang kuat bagi tim audit dalam

memberikan opini atas laporan keuangan dengan mempertimbangkan

risiko salah saji yang terkait dengan risiko kecurangan.

Page 102: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

84

10. Hubungan Komite Audit dengan Kualitas Laporan Keuangan

Bradbury et al (2004) dalam Situmorang (2017) menyatakan bahwa

Komite Audit memiliki tugas membantu Dewan Komisaris mengawasi

proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk mewujudkan integritas

laporan keuangan. Komite Audit dipandang sebagai mekanisme

pengawasan yang bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi antara

pihak dalam dan luar anggota dewan.

Komite audit merupakan bagian dari organ perusahaan yang menjadi

pemantau kinerja perusahaan. Tugas utama komite audit adalah memonitor

proses pelaporan keuangan dan memastikan bahwa laporan keuangan

secara etis dilaporkan manajer (Leong et al, 2015). Komite audit

bertanggungjawab dalam menciptakan pelaporan keuangan yang

berkualitas demi kelangsungan hidup perusahaan. Komite audit memiliki

peran penengah antara manajemen dan auditor. Peran penengah itu juga

membantu manajemen agar terfokus pada tujuan yang sama dengan

pemilik (prinsipal), dan auditor dalam mempertahankan independensinya,

sehingga laporan keuangan yang diberikan manjemen informatif dan

berkualitas bagi pemilik. Hasil penelitian Wulansari (2016) menunjukkan

bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan. Namun Nugrahani (2015) dalam penelitiannya mengatakan

bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Page 103: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

85

11. Hubungan Whistleblowing system dengan Kualitas Laporan Keuangan

Untuk meminimalisir penyimpangan laporan keuangan, perusahaan

membutuhkan seseorang yang mampu mengemukakan bukti bahwa hal

tersebut sangat tidak etis. Salah satu cara mencegah kecurangan akuntansi

dengan melakukan whistleblowing, hal ini bertujugan mengembalikan

kepercayaan masyarakat. Adapun whistleblowing diartikan sebagai

pelaporan oleh anggota perusahaan aktif maupun nonaktif mengenai

penyimpangan, tindakan ilegal atau tidak bermoral kepada pihak di dalam

maupun di luar perusahaan (Khan, 2009) dalam Asiah (2017). Pentingnya

whistleblowing dalam perusahaan akan memberi peringatan ataupun sanksi

bagi orang yang melakukan kecurangan laporan keuangan.

12. Hubungan Pencegahan Kecurangan (fraud) dengan Kualitas Laporan

Keuangan

Salah satu bentuk pencegahan kecurangan ialah pencegahan salah saji

laporan keuangan (financial statement fraud). Pencegahan fraud

merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam hal penyusunan standar dan

kebijakan, sistem dan prosedur bahwa tindakan yang diperlukan sudah

dilakukan dewan komisaris, direksi dan manajemen dalam perusahaan

untuk dapat memberikan keyakinan memadai demi mencapai tujuan

perusahaan yang efektif dan efisien, laporan keuangan yang andal dan

ketaatan terhadap hukum yang berlaku (COSO, 1992) dalam (Mulinda,

2017). Laporan ini disusun untuk menyediakan informasi relevan yang

Page 104: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

86

dilakukan oleh suatu perusahaan selama satu periode pelaporan. Setiap

perusahaan wajib memiliki laporan keuangan untuk melaporkan upaya

yang dilakukan dan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatannya

karena hal ini bermanfaat bagi banyak pihak seperti investor, karyawan

perusahaan, kreditor, pelanggan dan pemerintah. Oleh karena itu sebuah

laporan keuangan adalah hal yang esensial, bebas dari kecurangan dan

harus bisa dipertanggungjawabkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya

tindakan pencegahan kecurangan (fraud) maka diyakini kualitas laporan

keuangan yang dihasilkan akan semakin baik dan dapat diandalkan.

13. Hubungan Pengendalian Internal, Audit Internal, Risk based audit,

Komite Audit, dan Whistleblowing system dengan Kualitas Laporan

Keuangan Melalui Pencegahan Kecurangan (Fraud)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai masing-masing

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel

intervening dalam penelitian ini, maka diharapkan pengendalian internal,

audit internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing system

akan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kualitas laporan

keuangan melalui pencegahan kecurangan (fraud).

Page 105: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

87

Audit Internal

(X2)

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang dimulai dari latar belakang hingga penelitian

terdahulu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pencegahan kecurangan (fraud) serta implikasinya pada

kualitas laporan keuangan. Variabel-variabel yang diduga dapat

mempengaruhinya yaitu pengendalian internal, audit internal, risk based audit,

komite audit dan whistleblowing system.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

H7

H1

H8

H2

H9

H3 H12

H6

H13

H4

H10

H5

H11

Pengendalian

Internal

(X1)

Risk based audit

(X3)

Komite Audit

(X4)

Whistleblowing

system

(X5)

Pencegahan

Kecurangan

(fraud)

(Y)

Kualitas

Laporan

Keuangan

(Z)

Page 106: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

88

Keterangan:

= pengaruh secara parsial

= pengaruh secara simultan

X1 = variabel eksogen/ independen 1, pengendalian internal

X2 = variabel eksogen/ independen 2, audit internal

X3 = variabel eksogen/ independen 3, risk based audit

X4 = variabel eksogen/ independen 4, komite audit

X5 = variabel eksogen/ independen 5, whistleblowing system

Y = variabel intervening, pencegahan kecurangan (fraud)

Z = variabel endogen/ dependen, kualitas laporan keuangan

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Perumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : terdapat pengaruh pengendalian internal (X1) terhadap

pencegahan kecurangan (fraud) (Y).

H2 : terdapat pengaruh audit internal (X2) terhadap pencegahan kecurangan

(fraud) (Y).

H3 : terdapat pengaruh risk based audit (X3) terhadap pencegahan

kecurangan (fraud) (Y).

H4 : terdapat pengaruh komite audit (X4) terhadap pencegahan kecurangan

(fraud) (Y).

Page 107: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

89

H5 : terdapat pengaruh whistleblowing system (X5) terhadap pencegahan

kecurangan (fraud) (Y).

H6 : terdapat pengaruh pengendalian internal (X1), audit internal (X2), risk

based audit (X3), komite audit (X4) dan whistleblowing system (X5)

secara bersama-sama terhadap pencegahan kecurangan (fraud) (Y).

H7 : terdapat pengaruh pengendalian internal (X1) terhadap kualitas

laporan keuangan (Z).

H8 : terdapat pengaruh audit internal (X2) terhadap kualitas laporan

keuangan (Z).

H9 : terdapat pengaruh risk based audit (X3) terhadap kualitas laporan

keuangan (Z).

H10 : terdapat pengaruh komite audit (X4) terhadap kualitas laporan

keuangan (Z).

H11 : terdapat pengaruh whistleblowing system (X5) terhadap kualitas

laporan keuangan (Z).

H12 : terdapat pengaruh pencegahan kecurangan (fraud) (Y) terhadap

kualitas laporan keuangan (Z).

H13 : terdapat pengaruh pengendalian internal (X1), audit internal (X2), risk

based audit (X3), komite audit (X4) dan whistleblowing system (X5)

secara bersama-sama terhadap kualitas laporan keuangan (Z) melalui

pencegahan kecurangan (fraud) (Y).

Page 108: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

90

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:2) metode penelitian umumnya adalah cara

ilmiah untuk memperoleh data atau informasi dengan tujuan tertentu. Dengan

demikian terdapat empat konsep yang perlu dipahami yaitu cara ilmiah, data,

tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah ialah aktivitas penelitian yang didasarkan

pada ciri-ciri keilmuan, yaitu sistematis, rasional dan empiris.

Sugiyono (2015:5) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara-

cara ilmiah untuk memperoleh data yang valid dengan maksud dapat

ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan oleh suatu pengetahuan tertentu

dengan demikian bermanfaat untuk mengerti, memecahkan, dan mencegah

masalah.

Sesuai dengan penelitian yang telah dijelaskan bab sebelumnya, maka

untuk mendapatkan hasil yang akurat dan sistematis diperlukan suatu metode

dan jenis penelitian yang baik dan benar, metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode survey yang digunakan untuk memperoleh data

dari tempat tertentu tetapi peneliti melakukan pengumpulan data seperti

menyebar kuesioner, tes, wawancara dan sebagainya (Sugiyono, 2015:14).

Page 109: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

91

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

Penelitian Kausal Asosiatif (Causal Assosiatif Research). Metode penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebab akibat antara variabel bebas

(independent variable) yaitu pengendalian internal (X1), audit internal (X2),

risk based audit (X3), komite audit (X4) dan whistleblowing system (X5)

dengan variabel terikat (dependent variable) yaitu kualitas laporan keuangan

(Z) baik secara langsung maupun melalui variabel intervening (intervening

variable) yaitu pencegahan kecurangan (fraud) (Y).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2015:80). Populasi dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan yang terdiri

dari 12 perusahaan di sub sektor kimia dan 10 perusahaan di sub sektor

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2015), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau sampel

bertujuan.

Page 110: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

92

Teknik purposive sampling dapat diartikan sebagai cara penarikan

sampel nonprobabilitas yang mana unit yang akan diamati atau diteliti

dipilih berdasarkan pertimbangan unit mana yang dianggap paling

bermanfaat dan representatif (Sugiyono, 2015).

Kriteria perusahaan yang digunakan dalam pengambilan sampel

penelitian ini adalah:

a. Perusahaan manufaktur di sub sektor kimia dan farmasi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2018.

b. Perusahaan tidak mengalami delisted di Bursa Efek Indonesia pada

periode penelitian (2018).

c. Kantor Pusat (Head Office) berada di Jakarta.

d. Memiliki struktur pengendalian yakni Komite Audit dan Audit

Internal.

Kriteria responden yang digunakan dalam pengambilan sampel

penelitian ini adalah:

a. Ditujukan pada komite audit, auditor internal, manajer, supervisor,

dan staf bidang akuntansi.

b. Memiliki pengalaman kerja atau menduduki jabatan tersebut paling

sedikit tiga tahun masa kerja.

c. Memiliki latar belakang pendidikan minimal S1.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka terpilih 12 perusahaan, yaitu 7

perusahaan di sub sektor kimia dan 5 perusahaan di sub sektor farmasi

Page 111: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

93

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018 yang akan

digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Kriteria Purposive Sampling Perusahaan

Kode Nama

Perusahaan

Status

di BEI

Delisting

di Th.

2018

Lokasi

Head

Office

Komite

Audit

Auditor

Internal

Ketersediaan

Informasi

Riset

Sampel

Terpilih

Sub

Sektor

Kimia

ADMG Polychem

Indonesia Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

AGII Aneka Gas

Industri Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

BRPT Barito Pacific

Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

DPNS Duta Pertiwi

Nusantara Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

EKAD

Ekadharma

International

Tbk.

Terdaftar Tidak Luar

Jakarta

ETWA

Eterindo

Wahanatama

Tbk.

Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Tidak

INCI

Intanwijaya

Internasional

Tbk.

Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

MDKI Emdeki Utama

Tbk. Terdaftar Tidak

Luar

Jakarta

SRSN

Indo

Acidatama

Tbk.

Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

TDPM

Tridomain

Performance

Materials Tbk.

Terdaftar Tidak Jakarta Ada Tidak

Ada

TPIA

Chandra Asri

Petrochemical

Tbk.

Terdaftar Tidak Jakarta Ada Tidak

Ada

UNIC Unggul Indah

Cahaya Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

Sub

Sektor

Farmasi

DVLA

Darya-Varia

Laboratoria

Tbk.

Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

INAF Indofarma

Tbk. Terdaftar Tidak

Luar

Jakarta

KAEF Kimia Farma

Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

KLBF Kalbe Farma

Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

MERK Merck Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

PYFA Pyridam

Farma Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Ya

Page 112: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

94

SCPI

Merck Sharp

Dohme

Pharma Tbk.

Terdaftar Tidak Jakarta Ada Tidak

Ada

SIDO

Industri Jamu

dan Farmasi

Sido Muncul

Tbk.

Terdaftar Tidak Luar

Jakarta

SQBB

Taisho

Pharmaceutical

Indonesia Tbk.

Terdaftar Delisted

TSPC Tempo Scan

Pacific Tbk. Terdaftar Tidak Jakarta Ada Ada Tidak

Sumber: Kontan.co.id

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel adalah gambaran dan penjabaran mengenai

struktur penelitian tentang variabel atau sub variabel kepada konsep, dimensi,

indikator dan ukuran yang difokuskan untuk mendapatkan nilai variabel.

1. Definisi Konseptual Variabel

Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi nilai dengan

klasifikasi tertentu. Selain itu variabel dapat juga didefinisikan sebagao

segala sesuatu yang akan dijadikan obyek penelitian. Hatch dan Farhady

(1981) dalam Sugiyono (2015) menyebutkan secara teoritis variabel

merupakan atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai keunikan

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain.

Variabel dapat dikatakan sebagai atribut dari bidang keilmuan atau

aktivitas tertentu.

Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:38) adalah

suatu sifat atau atribut atau nilai dari orang, objek atau aktivitas yang

memiliki keunikan atau variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Page 113: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

95

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

a. Variabel Eksogen (X)

Variabel eksogen merupakan variabel independen yakni variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau terikat (endogen), baik secara positif maupun

negatif, yaitu jika terdapat variabel eksogen, variabel endogen juga

hadir dengan setiap unit kenaikan dalam variabel eksogen, dan terdapat

pula kenaikan atau penurunan dalam variabel endogen (Sugiyono,

2015:39).

Terdapat lima variabel bebas dalam penelitian ini yang diyakini

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan kecurangan

(fraud) serta berimplikasi pada kualitas laporan keuangan, yaitu:

1) Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah struktur organisasi, proses, metode

yang dijalankan oleh dewan komisaris, direksi dan manajemen

yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasional, pelaporan,

dan ketaatan (COSO, 2013:3).

2) Audit Internal

Audit internal adalah pengecekan yang dilakukan oleh bagian

internal audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan

akuntansi perusahaan maupun kepatuhan terhadap kebijakan

manajemen tinggi yang telah ditentukan dan kepatuhan terhadap

Page 114: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

96

regulator dan peraturan dari ikatan profesi yang berlaku (Soekrisno

Agoes 2013:204).

3) Risk based Audit

Risk based audit adalah metode pemeriksaan audit berdasarkan

hasil penelaahan dan analisis terhadap risiko yang material dan

berpotensi menghambat strategi bisnis, agar perencanaan audit

lebih terstruktur serta pengecekan dan pelaporan menjadi lebih

fokus (Tunggal, 2007).

4) Komite Audit

Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh

kelompok yang lebih besar untuk melaksanakan pekerjaan tertentu

atau untuk menjalankan penugasan khusus atau sejumlah anggota

Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk

membantu auditor dalam mempertahankan independensinya (Hiro

Tugiman (1995,8) dalam Susilawati (2016)).

5) Whistleblowing system

Whistleblowing ialah tindakan melaporkan perbuatan menyimpang

atau suatu pelanggaran yang melawan hukum, perbuatan tidak

etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan

organisasi/perusahaan kepada pemimpin organisasi atau lembaga

lain yang dapat memiliki wewenang atas pelanggaran tersebut

(KNKG, 2008) dalam Sagara (2013).

Page 115: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

97

b. Variabel Intervening (Y)

Variabel intervening adalah jenis variabel yang menjadikan atau

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen

menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan

diukur. Variabel ini merupakan variabel antara atau disebut juga

variabel penyela yang terletak di antara variabel bebas dan terikat,

sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi berubahnya

atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2015:39). Variabel

intervening yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencegahan

kecurangan (fraud).

Pencegahan fraud merupakan upaya terintegrasi yang dapat

menekan terjadinya faktor penyebab fraud (Pusdiklatwas BPKP,

2008:37). Pencegahan kecurangan (fraud) menjadi variabel

intervening dalam penelitian ini karena sebagai perantara hubungan

pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite audit dan

whistleblowing system ke kualitas laporan keuangan. Dengan adanya

pencegahan kecurangan (fraud) sebagai variabel intervening maka

kelima variabel independen (eksogen) tersebut kemungkinan menjadi

berpengaruh terhadap variabel dependen (endogen).

c. Variabel Endogen (Z)

Variabel endogen merupakan variabel dependen yakni variabel

yang menjadi perhatian utama bagi peneliti. Variabel endogen ini

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

Page 116: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

98

adanya variabel bebas/eksogen (Sugiyono, 2015:39). Variabel terikat

yang diteliti dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan.

Kualitas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang ideal

dimana mencerminkan gambaran yang akurat tentang keadaan

keuangan dan kinerja perusahaan serta informasinya harus berguna

untuk menilai masa lalu dan masa depan (Lyn M. Fraser dan Aileen

Ormiston yang dialih bahasakan oleh Sam Setyautama, 2008). Kualitas

laporan keuangan diyakini sebagai variabel dependen yang

dipengaruhi oleh pengendalian internal, audit internal, risk based audit,

komite audit dan whistleblowing system.

2. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat tiga tipe variabel, yaitu variabel eksogen

(X), variabel intervening (Y) dan variabel endogen (Z).

a. Variabel Eksogen (X)

1) Variabel X1 (Pengendalian Internal)

Variabel ini diukur dengan menggunakan 10 item instrumen

yang dikutip dari COSO (2013) dalam Herawati (2014). Semua

item pertanyaan diukur dengan skala Likert 1 sampai 5, dimana

skor terendah (poin 1) menunjukkan tingkat pengendalian internal

yang paling rendah, sedangkan skor tertinggi (poin 5)

menunjukkan tingkat pengendalian internal yang paling tinggi.

Page 117: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

99

2) Variabel X2 (Audit Internal)

Variabel ini diukur dengan menggunakan 8 item instrumen

yang diadopsi dari Boynton and Kell (1996) dalam Fitzsimmons

dan Mona (2011). Semua item pertanyaan diukur dengan skala

Likert 1 sampai 5, dimana skor terendah (poin 1) menunjukkan

tingkat peran audit internal yang paling rendah, sedangkan skor

tertinggi (poin 5) menunjukkan tingkat peran audit internal yang

paling tinggi.

3) Variabel X3 (Risk based Audit)

Variabel ini diukur dengan menggunakan 8 item instrumen

yang dikembangkan oleh Nayoan dan Masruchin (2017). Semua

item pertanyaan diukur dengan skala Likert 1 sampai 5, dimana

skor terendah (poin 1) menunjukkan tingkat penerapan risk based

audit yang paling rendah, sedangkan skor tertinggi (poin 5)

menunjukkan tingkat penerapan risk based audit yang paling

tinggi.

4) Variabel X4 (Komite Audit)

Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 item instrumen

yang diambil dari Alijiyo (2003) dalam Sariah (2010). Semua item

pertanyaan diukur dengan skala Likert 1 sampai 5, dimana skor

terendah (poin 1) menunjukkan tingkat peran komite audit yang

paling rendah, sedangkan skor tertinggi (poin 5) menunjukkan

tingkat peran komite audit yang paling tinggi.

Page 118: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

100

5) Variabel X5 (Whistleblowing system)

Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 item instrumen

yang diadopsi dari KNKG (2008:22) dan Semendawai, dkk

(2011:19). Semua item pertanyaan diukur dengan skala Likert 1

sampai 5, dimana skor terendah (poin 1) menunjukkan tingkat

whistleblowing system yang paling rendah, sedangkan skor

tertinggi (poin 5) menunjukkan tingkat whistleblowing system

yang paling tinggi.

b. Variabel Intervening (Y) Pencegahan Kecurangan (fraud))

Variabel ini diukur dengan menggunakan 8 item instrumen yang

dikutip dari Pusdiklatwas BPKP (2008:38) dalam Mulinda (2017).

Semua item pertanyaan diukur dengan skala Likert 1 sampai 5, dimana

skor terendah (poin 1) menunjukkan tingkat pencegahan kecurangan

(fraud) yang paling rendah, sedangkan skor tertinggi (poin 5)

menunjukkan tingkat pencegahan kecurangan (fraud) yang paling

tinggi.

c. Variabel Endogen (Z) Kualitas Laporan Keuangan

Variabel ini diukur dengan menggunakan 8 item instrumen yang

diambil dari Mahmudi (2007) dalam Setyaningsih (2016). Semua item

pertanyaan diukur dengan skala Likert 1 sampai 5, dimana skor

terendah (poin 1) menunjukkan tingkat kualitas laporan keuangan yang

paling rendah, sedangkan skor tertinggi (poin 5) menunjukkan tingkat

kualitas laporan keuangan yang paling tinggi.

Page 119: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

101

3. Pengukuran Variabel

Di dalam sebuah penelitian dibutuhkan instrumen yang mendukung

untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen penelitian digunakan

untuk mengukur variabel yang diteliti. Variabel-variabel yang telah

diberikan definisi operasionalnya, kemudian ditentukan indikator dan

dimensi yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi

butir-butir pertanyaan atau pernyataan dengan tipe skala ordinal. Untuk itu

digunakan matriks pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen

(Sugiyono, 2015:103).

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen

Variabel Dimensi Indikator No. Item

Pengendalian

Internal (X1)

(COSO (2013)

dalam Herawati

(2014)).

1. Lingkungan

pengendalian

- Nilai integritas dan etika

- Filosofi dan gaya manajemen

1

2

2. Penilaian

risiko

- Identifikasi risiko

- Analisis risiko

3

4

3. Aktivitas

pengendalian

- Perancangan, penggunaan

dokumentasi dan pengecekan

- Otorisasi dan pemisahan fungsi

yang memadai

5

6

4. Informasi dan

komunikasi

- Informasi dapat diandalkan dan

relevan

- Mampu menyediakan,

mengelola, mengembangkan

dan memperbarui sistem

informasi

7

8

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 120: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

102

Bersambung ke halaman beikutnya

5. Pemantauan - Pemantauan secara

berkelanjutan

- Melakukan evaluasi terpisah

9

10

Audit Internal

(X2)

(Boynton and

Kell, 1996)

dalam

(Fitzsimmons

dan Mona,

2011)

1. Independensi - Bebas terhadap semua aktivitas

audit, jujur, objektif

- Struktur organisasi cukup

memberi kekuasaan

melaksanakan tanggung jawab

pemeriksaan

11

12

2. Keahlian

profesional

- Pendidikan dan keahlian

- Kecakapan dan kemahiran

13

14

3. Lingkup kerja

pemeriksaan

- Penilaian dan evaluasi

efektifitas pengendalian intern

dan kualitas informasi laporan

keuangan

- Kualitas pelaksanan dalam

menyelesaikan tanggung jawab

yang telah diberikan

15

16

4. Pelaksanaan

pekerjaan

- Perencanaan audit, penelaahan

dan evaluasi informasi

- Mengkomunikasikan hasil dan

tindak lanjut

17

18

Risk based

Audit

(X3)

(Nayoan dan

Masruchin,

2017)

1. Planning - Menentukan target dan fokus

yang tepat

- Annual planning

mempertimbangkan durasi dan

sumber daya

19

20

2. Execution

Audit Plan

- Lingkup audit sesuai dengan

fokus perbaikan perusahaan

- Lingkup audit saat pelaksanaan

21

Page 121: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

103

Bersambung ke halaman berikutnya

audit sesuai dengan

perencanaan awal

22

3. Reporting - Rekomendasi memberikan nilai

tambah dan implementasi

- Hasil pemeriksaan

terkomunikasikan dengan baik

23

24

4. Review &

Monitoring

- Rencana perbaikan

ditindaklanjuti dan

diimplementasikan

- Secara rutin dipantau

25

26

Komite Audit

(X4)

Alijiyo (2003)

dalam Sariah

(2010)

1. Tujuan dan

manfaat

dibentuknya

komite audit

- Pengawasan laporan keuangan

- Pengawasan atas proses risiko

dan kontrol serta proses tata

kelola perusahaan

27

28

2. Tanggung

jawab komite

audit

- Memberikan pendapat

profesional atas informasi

perusahaan

- Bertanggung jawab terhadap

kegiatan internal dan eksternal

perusahaan

29

30

3. Lingkup kerja

komite audit

- Audit committee charter,

struktur komite audit dan syarat

keanggotaan komite audit

- Rapat, kinerja dan laporan

komite audit

31

32

Page 122: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

104

Whistleblowing

system

(X5)

KNKG

(2008:22) dalam

Semendawai,

dkk (2011:19)

1. Efektivitas

penerapan

whistleblowing

system

- Kondisi yang membuat

karyawan menyaksikan atau

mengetahui adanya pelanggaran

- Kemungkinan tersedianya akses

pelaporan pelanggaran ke luar

perusahaan, bila manajemen

tidak mendapatkan respon yang

sesuai

33

34

2. Cara

pelaporan

pelanggaran

- Mekanisme internal, yaitu

kecurangan dilaporkan ke

pimpinan perusahaan

- Mekanisme eksternal, yaitu

membocorkan kecurangan ke

pihak luar seperti masyarakat

35

36

3. Manfaat

whistleblowing

system

- Tersedianya cara penyampaian

informasi penting dan kritis

serta mekanisme deteksi dini

- Mengurangi risiko dari segi

keuangan, operasi, hukum,

keselamatan kerja dan

meningkatkan reputasi di mata

stakeholders, regulator dan

masyarakat

37

38

Pencegahan

Kecurangan

(Fraud)

(Y)

Pusdiklatwas

BPKP (2008:38)

1. Penetapan

kebijakan anti

kecurangan

(fraud)

- Menetapkan kebijakan anti

fraud

- Komitmen antara manajemen

dan karyawan untuk

melaksanakan kegiatan anti

fraud

39

40

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 123: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

105

dalam Hastika

(2014)

2. Prosedur

pencegahan

baku

- Pemisahan fungsi yang

menciptakan kondisi saling cek

antar fungsi

- Sistem review dan operasi yang

memadai bagi sistem komputer

41

42

3. Teknik

pengendalian

- Pembagian tugas yang jelas dan

pengawasan yang memadai

- Manual pengendalian terhadap

file-file yang dipergunakan

dalam pemrosesan komputer

43

44

4. Kepekaan

terhadap

kecurangan

(fraud)

- Adanya implementasi prosedur

curah pendapat yang efektif

- Melaporkan kegiatan pegawai

lainnya yang mencurigakan

45

46

Kualitas

Laporan

Keuangan

(Z)

(Mahmudi, 2007

dalam

Setyaningsih,

2016)

1. Relevan - Manfaat umpan balik dan

prediktif

- Tepat waktu

47

48

2. Andal - Penyajian jujur dan lengkap

- Dapat diverifikasi

49

50

3. Dapat

dibandingkan

- Dapat dibandingkan dengan

tahun sebelumnya

- Dapat dibandingkan dengan

entitas lain baik secara internal

maupun eksternal

51

52

4. Dapat

dipahami

- Informasi laporan keuangan

mudah dipahami pengguna

- Pengguna memiliki

pengetahuan memadai untuk

mempelajari laporan keuangan

53

54

Page 124: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

106

D. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Menurut sifatnya, jenis data dalam penelitian ini menggunakan data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Contoh:

sangat setuju=5, setuju=4, cukup setuju=3, tidak setuju=2, sangat tidak

setuju=1. Data yang diteliti ini bersifat data kualitatif, maka data kualitatif

ini dikonversikan menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala

Likert.

Menurut Sugiyono (2015:93) skala Likert digunakan untuk mengukur

(mengumpulkan data dengan mengukur atau menimbang) sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

yang butir pertanyaannya memuat pilihan berjenjang. Dengan skala Likert,

variabel- variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi dan

indikator. Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data subjek

(self-report data) yang merupakan jenis data penelitian yang berupa opini,

sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok

orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Bentuk tanggapan

dalam penelitian ini adalah tertulis.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini merupakan data primer, yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli yang dapat berupa opini, hasil

observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil

Page 125: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

107

pengujian serta dicatat untuk pertama kalinya. Dalam penelitian ini sumber

datanya berupa jawaban kuesioner responden. Data diperoleh secara

langsung dari objek penelitian dan tidak melalui perantara sehingga

kebenaran datanya dapat lebih dipercaya. Data-data yang telah

dikumpulkan langsung dari responden berupa skor jawaban kuesioner

diolah kedalam statistik sehingga dapat ditarik kesimpulannya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kuantitatif ini, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data yaitu teknik angket atau kuesioner. Menurut (Sugiyono,

2015:142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data/informasi yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat (daftar) pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab sesuai permintaan

pengguna.

Pengumpulan data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada para

responden yang telah memenuhi syarat sebagai sampel terpilih. Penyebaran

kuesioner dilakukan dengan cara memberikan secara langsung ke perusahaan

yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Tipe pertanyaan dalam kuesioner

yang dibagikan merupakan jenis pertanyaan tertutup, tujuannya untuk

memudahkan responden dalam menjawab dengan cepat dan membantu

peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh kuesioner yang

terkumpul secara akurat dan terukur. Kuesioner disusun dalam bentuk

pernyataan mengenai pengaruh pengendalian internal, audit internal, risk

Page 126: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

108

based audit, komite audit dan whistleblowing system terhadap pencegahan

kecurangan (fraud) serta implikasinya pada kualitas laporan keuangan.

Jawaban setiap responden diberi skor dengan menggunakan skala likert

5 poin, dengan memberikan tanda checklist ( ) pada alternatif jawaban

yang sesuai dengan jawaban responden.

Tabel 3.3

Skala Likert 5 Point

Sumber: Sugiyono (2015)

F. Metode Analisis Data

Kegiatan analisis data adalah upaya mengolah/mengubah data dari hasil

penelitian menjadi sebuah informasi baru. Kegiatan analisis data dimulai dari

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menabulasi

data berdasarkan variabel dari semua responden, menyajikan data tiap variabel

yang diteliti, menghitung untuk menjawab rumusan masalah. Data yang

diperoleh dari penyebaran kuesioner, akan diolah menggunakan software

LISREL versi 8.8.

Menurut Haryadi Sarjono (2011: 113) LISREL (Linear Structural

Relathionship) adalah salah satu program komputer yang dapat memudahkan

analisis dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh

perangkat analisis konvensional. LISREL diperkenalkan oleh Kark Joreskog

Pertanyaan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Page 127: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

109

pada tahun 1970 dan hingga saat ini telah dikembangkan serta digunakan

dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Paket aplikasi yang dikembangkan

oleh Joreskog dan Sorbom merupakan paket software yang lengkap yang

meliputi semua tahapan analisis, mulai dari entri dan manajemen data, analisis

data eksploratori, hingga evaluasi menyeluruh dari model persamaan SEM

(Usman Dachlan, 2014:11).

Penggunaan LISREL menjadi interaktif dan lebih mudah, serta memiliki

banyak fitur statistik terbaru terkait dengan penanganan missing data,

imputation data, dan multilevel data analysis. Analisis LISREL dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian, pertama terkait dengan model

pengukuran (measurement model) yaitu gambaran hubungan pokok yang

ditujukan untuk mengukur dimensi-dimensi yang membentuk sebuah faktor

atau variabel, yang kedua model struktural (structural equation model) yaitu

model yang menggambarkan hubungan yang ada diantara variabel-variabel.

Berikut metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Statistik Deskriptif

Statistik merupakan kumpulan metode-metode yang dibutuhkan untuk

menganalisis data penelitian dengan maksud menginterpretasikan data dan

menarik kesimpulan berdasarkan data tersebut. Statistik deskriptif

didefinisikan sebagai statistik yang dapat menggambarkan fenomena atau

karakteristik distribusinya. Metode statistik deskriptif dalam penelitian ini

memberikan gambaran suatu data dan dihitung dengan menggunakan Lisrel

8.8.

Page 128: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

110

a. Nilai rata-rata (mean)

Pengukuran rata-rata digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu

penyebaran data berdasarkan nilai rata-rata yang dihitung dengan cara

membagi nilai hasil penjumlahan sekelompok dengan jumlah data yang

diteliti. Terdapat dua rata-rata hitung (mean) yaitu rata-rata hitung

untuk populasi yang berukuran N dan rata-rata hitung untuk sampel

berukuran n. Jika rata-rata hitung untuk populasi yang dicari, maka

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

Jika yang dicari adalah rata-rata sampel, maka rata-rata dapat

diperoleh dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

= Rata-rata hitung populasi

x = Rata-rata hitung sampel

Xn = Variabel ke – n

xi = Data ke-i

N = Ukuran Populasi

n = Ukuran Sampel

N

xN

i

i 1

n

x

x

n

i

i 1

Page 129: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

111

b. Simpangan baku (Standard Deviation)

Simpangan baku adalah salah satu ukuran dispersi yang diperoleh

dari akar kuadrat positif varians (Sugiyono, 2015). Standar deviasi

digunakan untuk menilai dispersi rata-rata atau sampel. Setelah rata-rata

diketahui maka perlu ditentukan sebaran datanya. Semakin kecil

sebarannya berarti nilai data semakin sama. Semakin besar nilai

sebarannya, maka nilai yang ada akan semakin bervariasi.

Simpangan baku untuk populasi didefinisikan dengan rumus:

𝜎 = √∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2

𝑁

Simpangan baku untuk sampel didefinisikan dengan rumus:

𝑠 = √∑(𝑥𝑖 − �̅�)2

(𝑛 − 1)

Keterangan:

xi = Data ke-i

= Rata-rata populasi

= Simpangan baku populasi

N = Ukuran populasi

x = Rata-rata sampel

s = Simpangan baku sampel

n = Ukuran sampel

Page 130: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

112

2. Uji Kualitas Data

Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner, maka dalam

analisis data akan memerlukan tahap pengujian kualitas. Pengujian kualitas

data instrumen atau kuesioner dalam penelitian ini menggunakan software

statistik berupa SPSS Versi 23. Kualitas data yang dihasilkan dari

penggunaan instrumen penelitian akan dievaluasi melalui uji reliabilitas dan

uji validitas.

Uji kualitas data adalah langkah pengujian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah instrumen yang digunakan sah dan dapat diandalkan.

Hal ini dikarenakan kebenaran data yang akan diolah akan sangat

menentukan kualitas hasil penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian harus memiliki kualitas yang

baik agar tidak terjadi kesalahan atau bias dalam mengambil keputusan dan

kesimpulan penelitian. Informasi yang menyangkut kualitas data harus

disampaikan karena hasil penelitian harus dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah.

Prosedur uji validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang

digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur

konsep yang dimaksudkan. Validitas data yang diukur ditentukan oleh

proses pengukuran yang tepat dan akurat. Oleh karena itu esensi dari

validitas adalah akurasi.

Page 131: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

113

Tujuan dari uji validitas adalah menentukan sah atau tidaknya

kuesioner penelitian. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika

pertanyaannya mampu mengungkapkan sesuatu yang ingin diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Validitas suatu kuesioner ditujukan

dengan nilai corrected item-total correlation masing-masing indikator

pertanyaan terhadap skor total variabel yang bersangkutan dengan

menggunakan uji Pearson Correlation atau sering disebut Korelasi

Product Moment.

Kriteria digunakan valid atau tidak valid apabila nilai corrected

item-total correlation (r-hitung) lebih kecil dari nilai r-tabel dengan tingkat

signifikasi 5 persen berarti butir pertanyaan tersebut tidak valid

(Ghozali, 2011). Sebaliknya apabila nilai corrected item-total

correlation (r-hitung) lebih besar dari r-tabel maka butir pertanyaan

tersebut valid.

Rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.

2222xy

)Y(Yn.)X(Xn

)Y)(X(XYnr

Keterangan

rxy = Koefisien korelasi suatu item

N = Jumlah subyek

X = Skor suatu item

Y = Skor total

Sumber : Sugiyono (2015)

Page 132: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

114

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur butir pertanyaan

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliable atau handal jika diperoleh jawaban yang

stabil atau konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali 2011; 47).

Suatu pengukur dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika dapat

dipercaya. Supaya dapat dipercaya, maka hasil dari pengukuran harus

akurat dan konsisten. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran

terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang sama.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran konsisten, dengan menghitung besarnya Cronbach’s Alpha

antara item pertanyaan satu dengan yang lainnya. Cronbach’s Alpha

adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item

dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Suatu

konstruk dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6.

Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas:

1) Cronbach’s Alpha > 0.6 _ Cronbach’s Alpha acceptable (construct

reliable)

2) Cronbach’s Alpha < 0.6 _ Cronbach’s Alpha poor acceptable

(construct unreliable)

Page 133: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

115

Rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah :

2

2

11 11

t

b

Vk

kr

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b = Jumlah varian item

2

tV = Varian total

3. Uji Normalitas Data

Seluruh data yang diperoleh dari kuesioner ditabulasikan dalam lembar

kerja pada Microsoft Excel. Peneliti telah melakukan screening data secara

manual untuk memeriksa apakah terdapat missing value (responden tidak

memberikan jawaban pada item pertanyaan) atau tidak. Selanjutnya data

diimpor ke dalam lembar kerja LISREL dan dilakukan screening data

kembali untuk memastikan apakah terdapat outliers atau nilai yang lebih

besar (melenceng jauh atau ekstrim) dari 5 (skala yang digunakan adalah

likert 1-5) akibat kesalahan pengetikan data yang di-input, serta untuk

mengolah statistik deskriptif dari data berupa mean, standar deviasi, nilai

maksimum dan minimum, serta frekuensi masing-masing nilai.

Setelah screening data dan didapati bahwa tidak ada missing value dan

tidak ada outliers, baru kemudian dilakukan uji normalitas agar dapat

menentukan metode estimasi model yang tepat. LISREL secara default

Page 134: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

116

menggunakan metode maximum likelihood untuk mengestimasi parameter

model, namun metode ini mengharuskan data memenuhi asumsi

normalitas multivariat. Apabila data tidak normal secara multivariat, maka

terdapat beberapa alternatif metode yang dapat digunakan yang meliputi

Weighted Least Square (Asymptotically Distribution Free), Diagonally

Weighted Least Square, atau Robust Maximum Likelihood. LISREL

mengeluarkan dua jenis output normalitas data, yaitu normalitas univariat

dan multivariat. Kedua uji ini hanya dapat dilakukan setelah data ordinal

didefinisikan sebagai data kontinu. Byrne dalam Wijanto (2008:158)

menegaskan bahwa yang umum terjadi dalam SEM adalah jika jumlah

kategori variabel lebih besar dari dua, maka variabel tersebut dapat

diperlakukan sebagai variabel kontinu. Dalam penelitian ini, skala data

yang digunakan adalah Likert dengan 5 kategori (melebihi 2), karena itu

data diubah menjadi kontinu.

Uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau

merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :

a. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05 maka distribusi data adalah

tidak normal.

b. Nilai signifikan atau probabilitas > 0,05 maka distribusi data adalah

normal.

Page 135: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

117

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Seperti yang diketahui bahwa analisis regresi menganalisis pengaruh

satu atau beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.

Namun dalam penelitian ini selain variabel bebas dan variabel terikat, juga

terdapat variabel antara (intervening variabel). Ketika melibatkan

beberapa variabel bebas, variabel antara (intervening variabel) dan

variabel terikat, analisis pengaruh tidak bisa lagi diselesaikan dengan

analisis regresi. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan kasus yang

melibatkan ketiga variabel tersebut peneliti menggunakan analisis jalur

(path analysis). Analisis jalur berguna untuk mengetahui pengaruh

langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total suatu variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linear

ganda. Teknik analisis jalur digunakan untuk menganalisis besarnya

pengaruh yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur

dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y serta dampaknya

terhadap Z. Analisis jalur merupakan teknik analisis hubungan sebab

akibat dengan kondisi bahwa variabel independen mempengaruhi variabel

dependen tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung

(Robert D. Retherford 1993, dalam Sarwono, 2007).

Sedangkan pengertian lain menyebutkan bahwa analisis jalur ialah

pengembangan langsung dari regresi berganda yang bertujuan untuk

memberikan perkiraan tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi

Page 136: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

118

(significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat

variabel (Paul Webley, 1997 dalam Sarwono, 2007).

David Garson (North Carolina State University) mengartikan analisis

jalur sebagai suatu konsep regresi yang diperluas untuk menguji

keselarasan matriks korelasi dengan perbandingan dua atau lebih model

hubungan sebab akibat. Model yang digambarkan berbentuk lingkaran

dengan anak panah tunggal sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada

masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung

atau yang memberi respon sedangkan yang lain sebagai penyebab.

Besarnya regresi diprediksikan dalam suatu model yang dilakukan dengan

membandingkannya dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk

semua variabel dan di model ini juga dilakukan uji keselarasan statistik

(David Garson, 2003 dalam Kuncoro dan Riduan, 2007).

Ghozali (2011), menyatakan bahwa:

“Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis linear berganda, atau

analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan

kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya

berdasarkan teori.”

Analisis jalur tidak menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat dan

tidak dapat pula digunakan sebagai pengganti untuk melihat hubungan

kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah

dibentuk berdasarkan model landasan teoritis. Yang diujikan analisis jalur

adalah penentuan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel tetapi tidak

dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis kausalitas

imajiner (Abdurahman dan Muhidin, 2007).

Page 137: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

119

Menurut Land, Ching, Heise, Maruyama, Schumaker dan Lomax,

Joreskog (dalam Abdurahman dan Muhidin, 2007), karakteristik analisis

jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang digunakan

untuk menganalisis hipotesis hubungan asimetris berdasarkan teori

tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat.

Istilah Dasar dalam Analisis Jalur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Model jalur. Model jalur ialah suatu diagram yang menghubungkan

antara variabel bebas, perantara dan terikat dengan menggunakan anak

panah. Anak panah tunggal mengindikasikan hubungan sebab akibat

antara variabel exogenous dan perantara dengan satu variabel

tergantung atau lebih serta menunjukkan hubungan kesalahan dengan

semua variabel endogenous masing-masing. Sedangkan Anak panah

ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabel-

variabel exogenous.

b. Jalur penyebab suatu variabel meliputi jalur-jalur arah dari anak-anak

panah menuju ke variabel tersebut dan jalur hubungan dari semua

variabel endogenous dikorelasikan dengan variabel lain yang memiliki

anak panah menuju ke variabel yang sudah ada tersebut.

c. Variabel exogenous. Variabel-variabel exogenous yaitu semua variabel

yang tidak ada penyebabnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak

panah yang menuju kearahnya, kecuali kesalahan pengukuran. Apabila

dikorelasikan, variabel-variabel exogenous ditunjukkan dengan anak

Page 138: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

120

panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel variabel

tersebut.

d. Variabel endogenous. Variabel endogenous adalah variabel yang

mempunyai anak-anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel

ini meliputi semua variabel perantara dan tergantung. Variabel

perantara endogenous mempunyai anak panah yang menuju kearahnya.

Sedangkan variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang

menuju kearahnya.

e. Koefisien jalur / pembobotan jalur. Koefisien jalur adalah koefisien

regresi standar (beta) yang menggambarkan pengaruh langsung dari

variabel bebas terhadap variabel terikat dalam suatu model jalur.

f. Variabel Laten dapat diartikan sebagai variabel bebas yang tidak dapat

diamati secara langsung. Pengamatan variabel tersebut diamati melalui

variabel manifesnya yakni indikator terukur yang dapat diamati secara

langsung untuk mengukur variabel laten.

g. Variabel-variabel exogenous yang dikorelasikan. Hal ini berarti yang

menjadi penanda hubungannya adalah anak panah dengan dua kepala

yang dihubungkan diantara variabel-variabel dengan koefisien

korelasinya.

h. Istilah gangguan. Istilah kesalahan residual yang secara teknis disebut

sebagai ‘gangguan’ atau “residue” mencerminkan adanya varian yang

tidak dapat diterangkan atau pengaruh dari semua variabel yang tidak

terukur ditambah dengan kesalahan pengukuran.

Page 139: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

121

i. Aturan multiplikasi jalur. Yang dimaksud nilai dari suatu jalur

gabungan adalah hasil dari emua koefisien jalurnya.

j. Dekomposisi pengaruh. Koefisien-koefisien jalur dapat digunakan

untuk menjabarkan korelasi dalam suatu model kedalam pengaruh

langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan jalur langsung

dan tidak langsung.

k. Signifikansi dan model keselarasan dalam jalur. Untuk menguji

koefisien jalur secara individual, dapat digunakan t standar atau

pengujian F dari angka-angka output regresi.

l. Anak panah dengan satu kepala dan dua kepala. Penyebab digambarkan

dengan anak panah dengan satu kepala. Sedangkan untuk

menggambarkan korelasi, digunakan anak panah yang melengkung

dengan dua kepala.

m. Pola hubungan. Dalam analisis jalur tidak mengenal istilah variabel

bebas ataupun terikat melainkan variabel exogenous dan endogenous.

n. Model Recursive. Model penyebab yang mempunyai satu arah. Tidak

ada arah membalik (feed back loop) dan tidak ada pengaruh sebab

akibat (reciprocal) dalam waktu bersamaan.

o. Model Non-recursive. Model penyebab dengan disertai arah yang

membalik (feed back loop) atau pengaruh sebab akibat (reciprocal).

p. Direct Effect. Pengaruh langsung yang dapat dilihat dari koefisien jalur

dari satu variabel ke variabel lainnya.

q. Indirect Effect. Urutan jalur melalui satu atau lebih variabel perantara.

Page 140: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

122

5. Analisis SEM (Structural Equation Modeling)

Menurut Maruyama (1998) dalam Wijaya (2012) menyebutkan SEM

merupakan sebuah model statistik yang memperkirakan perhitungan dari

kekuatan hubungan hipotesis diantara variabel dalam sebuah model

teoritis, baik secara langsung atau melalui variabel antara (intervening or

mediating). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis SEM

karena variabel-variabel yang digunakan merupakan variabel laten yaitu

variabel yang tidak dapat langsung diukur tetapi harus dijabarkan dahulu

kedalam dimensi dan indikator. Variabel-variabel teramati atau yang

dikenal dengan indikator menunjukkan satu variabel laten tertentu (latent

dimension).

Tidak seperti path analysis dan regresi yang menguji dan

menggabungkan faktor analisis, SEM lebih merupakan metode

confirmatory dibandingkan exploratory, dengan tujuan meninjau proposed

dimensionality yang berasal dari penelitian sebelumnya dengan melihat

dan menguji model hubungan dimensi-dimensinya. Structural Equation

Modeling (SEM) ialah teknik analisis multivariat yang dikembangkan

dengan maksud menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh model-model

analisis sebelumnya yang telah banyak digunakan seperti analisis regresi,

analisis jalur saja(Hox dan Bechger, 1998).

Analisis dalam penelitian ini lebih kompleks karena melibatkan

variabel laten yang dibentuk oleh satu atau beberapa indikator variabel

terukur/teramati. Analisis variabel laten dapat dilakukan dengan

Page 141: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

123

menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Analisis pengaruh

tersebut makin menjadi kompleks saat melibatkan beberapa variabel laten

dan variabel terukur langsung. Melihat kondisi tersebut maka teknik

analisis yang paling tepat digunakan adalah pemodelan persamaan

struktural (Structural Equation Modeling). SEM merupakan teknik analisis

multivariat generasi kedua, yang menggabungkan model pengukuran

(analisis faktor konfirmatori) dengan model struktural (analisis regresi,

analisis jalur).

Menurut Widodo (2006), beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh

SEM ialah seperti: (a) SEM hanya mengkonfirmasi suatu bentuk model

tetapi tidak untuk menghasilkan model; (b) SEM tidak menentukan

hubungan kausalitas diantara variabel, namun hubungan tersebut dibangun

oleh dasar teori yang mendukungnya; (c) SEM tidak menyatakan suatu

hubungan kausalitas, namun menerima atau menolak hubungan sebab

akibat secara teoritis melalui uji data empiris; (d) Model dasar untuk

pengujian aplikasi SEM menggunakan studi yang mendalam mengenai

teori yang saling berkaitan.

Menurut Bollen (1989) dalam Ghozali dan Faud (2012:3)

mengemukakan bahwa tidak seperti analisis multivariat biasa yaitu regresi

berganda, analisis jalur dan analisis faktor, SEM dapat menguji secara

bersama-sama:

Page 142: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

124

a. Model Pengukuran (Measurement Model)

Model pengukuran disebut juga sebagai Confirmatory

FactorAnalysis (CFA). Analisis faktor konfirmatori ini adalah tahap

pengukuran terhadap dimensi pembentuk variabel laten dalam model

penelitian. Salah satu manfaat dari CFA adalah kemampuan menilai

validitas konstruk dari measurement theory yang diusulkan. Tahap ini

memiliki tujuan untuk menguji kelayakan, yakni reliabilitas dan

validitas tiap-tiap indikator untuk tiap konstruk. Analisis faktor

konfirmatori (CFA) merupakan alat statistik yang dapat menemukan

bentuk konstruk dari kumpulan variabel manifesnya, atau menganalisis

suatu variabel atas asumsi manifes yang membangunnya. Sehingga

analisis konfirmatori sangat cocok untuk mengujikan suatu teori

variabel atas manifes atau indikator-indikator yang membangunnya,

dimana variabel tersebut diasumsikan hanya dapat diukur dengan

indikator-indikator tersebut.

Menurut Joreskog dan Sorborn (1993), analisis CFA digunakan

untuk menguji unidimensional, validitas dan reliabilitas model

pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung. Model

pengukuran atau disebut juga model deskriptif (Ferdinant, 2002),

measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model

(Long, 1983) yang menunjukkan operasionalisasi variabel atau konstruk

penelitian menjadi dimensi dan indikator terukur dan dirumuskan dalam

bentuk persamaan atau diagram jalur (dalam Kusnendi, 2008:98).

Page 143: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

125

Pengujian Confirmatory Factor Analysis (CFA) dimaksudkan

untuk mengetahui model pengukuran dan bukan untuk mengetahui

hubungan antar variabel laten (Byrne, 1998). CFA bertujuan untuk

mengkonfirmasi atau menguji model, yaitu berdasarkan kajian teori

tertentu. Dengan demikian, CFA dapat dikatakan memiliki dua inti

kajian yakni: (1) indikator-indikator apa yang dominan membentuk

konstruk yang diteliti; (2) apakah indikator-indikator yang

dikonsepsikan secara tepat, unidimensional, dan konsisten. Selain itu

tujuan CFA juga untuk menelaah model pengukuran yang tepat yang

menjelaskan hubungan antara seperangkat item-item dengan konstruk

(construct) yang diukur oleh item tersebut. Model pengukuran yang

tepat diukur berdasarkan nilai Construct validity dan Contruct

Reliability. Pada intinya, CFA berguna untuk pengujian suatu konstruk

memiliki unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator tersebut

mengkonfirmasikan sebuah konstruk. Semakin tinggi nilai loading

factor berarti semakin tinggi indikator-indikator tersebut dapat

mengukur konstruk.

Construct Validity (validitas konstruk) dalam analisis CFA

berhubungan dengan pemahaman argumentasi teoritik yang menjadi

dasar pengukuran yang diperoleh dan menunjukkan tingkat

keberhasilan yang diperoleh dari suatu pengukuran sesuai dengan teori-

teori yang digunakan untuk menjelaskan suatu konstruk. Validitas

konstruk berfungsi untuk mengukur seberapa jauh suatu indikator

Page 144: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

126

mampu merefleksikan konstruk laten teoritisnya. Validitas konstruk

meyakinkan bahwa ukuran indikator yang diambil dari sampel

menggambarkan skor sesungguhnya di dalam populasinya.

Construct Validity dapat dinilai melalui validitas konvergen

(convergent validity). Validitas Konvergen ialah pengujian indikator-

indikator dari suatu bentuk konstruk laten yang harus konvergen

(converge) atau berbagi (share) dengan proporsi yang tinggi dari varian

secara umum. Penilaian convergent validity dilihat dari nilai loading

factor untuk masing-masing indikator. Convergent validity terjadi

apabila skor-skor yang didapatkan dari dua instrumen yang berbeda

dapat mengukur konstruk yang sama dan menghasilkan korelasi yang

tinggi (Sekaran & Bougie, 2010;68). Pengujian construct validity

dilakukan dengan menggunakan standardized loading estimate =

standardized regression weights hasil dari Confirmatory Factor

Analysis/ CFA.

Jadi, analisis faktor konfirmatori adalah analisis faktor yang

dimaksudkan untuk mengkonfirmasikan atau menguji secara empiris

model pengukuran (measurement model) sebuah atau beberapa

konstruk. Dengan demikian, CFA tidak bertujuan untuk menciptakan

model baru, tetapi menguji model pengukuran yang dikembangkan atas

dasar kajian teori tertentu (Maruyama, 1998 : 139 – 140).

Page 145: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

127

Uji model pengukuran terdiri dari uji validitas dan reliabilitas, yang

dijelaskan sebagai berikut:

1) Uji Validitas Model Pengukuran

Item-item / indikator suatu konstruk laten harus converge atau

share (berbagi) proporsi varian yang tinggi. Hal ini dapat dilihat

dari besarnya nilai loading factor nya signifikan atau nilai

standardized loading estimate = standardized regression wights ≥

0.50 (idealnya 0.70)

Apabila koefisien variabel indikator itu lebih besar dari dua kali

standar error-nya maka indikator dimensi menunjukkan validitas

konvergen yang signifikan (Ferdinand, 2006:87). Model yang fit

suatu konstruk dipersyaratkan memenuhi nilai convergent validity,

namun nilai loading factor sangat sensitif dengan besarnya sampel.

Berikut nilai significant loading factor berdasarkan besarnya sampel.

Tabel 3.4

Loading Factor yang Signifikan Berdasarkan Ukuran Sampel

Loading

Factor

Jumlah Sampel yang

dibutuhkan

≥ 0,30 350

≥ 0,35 250

≥ 0,40 200

≥ 0,45 150

≥ 0,50 120

≥ 0,55 100

≥ 0,60 85

≥ 0,65 70

≥ 0,70 60

≥ 0,75 50 Sumber : Hair, et al (2010)

Page 146: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

128

2) Uji Reliabilitas Model Pengukuran

Uji reliabilitas dapat diukur dengan menghitung nilai Construct

Reliability (CR) dan Variance Extracted (VE).

Construct Reliability (CR):

Reliabilitas juga merupakan salah satu indikator validitas

Convergent, misalnya koefisien Reliabilitas Cronbach-Alpha.

Tetapi kenyataannya Cronbach-Alpha memberikan reliabilitas

yang lebih rendah (underestimate) dibandingkan dengan Construct

Validity.

Rumus CR:

CR > 0.70, menunjukkan reliabilitas yang baik namun

0.60 < CR < 0.70, reliabilitas dapat diterima

Σλi = jumlah standardized loading (regression

weights)

Σδi = jumlah kesalahan pengukuran (measurement error)

= 1 - λ2

Variance Extracted

Dalam CFA prosentase nilai rata-rata Variance Extracted

(AVE) antar item atau indikator suatu set konstruk laten

merupakan ringkasan convergen indicator.

][][

][2

2

Ii

iCR

Page 147: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

129

Rumus AVE:

λ = Standardized loading factor (Regression

Weights)

Σλ2 = jumlah squared multiple correlation

ε = error

Var (εi) = 1 - λ2

Jika nilai AVE ≥ 0.50, maka convergent yang baik.

Sebaiknya untuk nilai loading factor yang < 0.70 dibuang dari

analisis karena memberikan nilai convergent yang rendah.

b. Model Struktural (Structural Model)

Setelah analisis ditahap pertama yaitu measurement model selesai

dilakukan, maka dilanjutkan dengan structural model. Model

struktural memiliki tujuan untuk melihat keterkaitan antar variabel

yang sesuai dengan kerangka konseptual. Dengan demikian akan

terlibat hubungan antara variabel bebas dan terikat. Hal ini

berhubungan dengan peninjauan terhadap koefisien atau parameter

yang menyajikan hubungan kausal atau pengaruh satu variabel laten

dengan variabel laten yang lain (Wijanto, 2008).

Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu: (1) tanda (arah)

hubungan antara variabel-variabel laten menunjukkan hasil hubungan

antara variabel yang memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan

)(2

2

ii

i

VarAVE

Page 148: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

130

yang dihipotesiskan; (2) batas untuk menerima atau menolak suatu

hubungan dengan tingkat signifikan 5 % adalah 1,96 (mutlak), dimana

apabila nilai t terletak antara -1,96 dan 1,96 maka hipotesis yang

menyatakan adanya pengaruh harus ditolak sedangkan apabila nilai t

lebih besar daripada 1,96 atau lebih kecil dari -1,96 harus diterima

dengan taraf signifikansi 5% (t > |-1,96|) ; (3) koefisien determinasi

pada persamaan struktural mengindikasikan jumlah varian pada

variabel laten endogen yang dapat dijelaskan secara simultan oleh

variabel-variabel laten independen. Semakin tinggi nilai maka semakin

besar variabel independen dapat menjelaskan variabel endogen.

Menurut Wijanto (2008:22), untuk mengestimasi parameter model,

digunakan model LISREL yang merupakan model SEM yang sangat

populer. Secara matematis, model umum SEM dalah sebagai berikut:

a. Measurement Model (Model Pengukuran)

Model Pengukuran y

y = y +

Model Pengukuran x

x = x +

b. Structural Model (Model Struktural)

η = βη + +

c. Dengan asumsi :

tidak berkorelasi dengan

tidak berkorelasi dengan

tidak berkorelasi dengan

Page 149: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

131

4) , dan tidak saling berkorelasi (mutual uncorrelated)

d. Di mana :

1) Variables :

(a) (eta) adalah latent endogenous variables

(b) (ksi) adalah latent exogenous variables

(c) (zeta) adalah latent errors in equations

(d) y adalah observed indicators of

(e) x adalah observed indicators of

(f) (epsilon) adalah measurement errors for y

(g) (delta) adalah measurement errors for x

2) Coefficients :

(a) Β (beta) adalah coeficient matrix for latent endogenous

variabels.

(b) (gamma) adalah coeficient matrix for latent exogenous

variables.

(c) y (lambda y) adalah coeficient matrix relating y to

(d) x (lambda x) adalah coeficient matrix relating x to

3) Covariance Matrix

(a) (phi) adalah covariance matrix of

(b) (psi) adalah covariance matrix of

(c) (theta-epsilon) adalah covariance matrix of

(d) (theta-epsilon) adalah covariance matrix of

Page 150: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

132

c. Langkah-Langkah SEM

Menurut Ferdinand (2006), apabila menggunakan permodelan SEM

terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:

1) Pengembangan Model Teoritis

Dalam mengembangkan model teoritis, yang harus dilakukan ialah

melaksanakan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka

dengan tujuan memperoleh jastifikasi atas model teoritis yang akan

dikembangkan. SEM bukan dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah

model, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasi model teoritis melalui

data empirik. SEM berdasarkan hubungan sebab akibat, yaitu

perubahan yang terjadi pada satu variabel diasumsikan menghasilkan

perubahan pada variabel lain.

2) Membentuk sebuah diagram alur dari hubungan kausal

Selanjutnya adalah melukiskan hubungan antara variabel pada

sebuah diagram alur yang secara khusus dapat membantu dalam

menunjukkan seperangkat hubungan antar konstruk dan model

teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama.

Bagan alur dilukiskan menggunakan anak panah untuk

menghubungkan antar konstruk. Hubungan kausal yang langsung

antara satu konstruk dengan konstruk lainnya ditunjukkan dengan anak

panah yang lurus. Sedangkan garis-garis lengkung dengan anak panah

pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi antar konstruk.

Page 151: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

133

Konstruk-konstruk pada diagram alur dapat dibedakan dalam dua

kelompok (Ferdinand, 2006) yaitu:

1) Konstruk eksogen, atau disebut juga sebagai source variables

atau independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel

yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang

dituju oleh garis dengan satu ujung panah.

2) Konstruk endogen, ialah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu

atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi

satu atau beberapa konstruk endogen lainnya. Perlu diketahui

pula bahwa konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal

dengan konstruk endogen.

Gambar 3.1

Diagram Alur Hubungan Kausal

X1

X2

X4

X3

X5

Y

Z

e1

e2

Page 152: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

134

3) Mengubah alur diagram alur kedalam persamaan struktural dan

model pengukuran

Pada tahap ini dibuat persamaan struktural dan model pengukuran

yang spesifik yaitu dengan mengubah diagram alur ke model

pengukuran. Diagram alur membangun persamaan yang terdiri dari:

a) Persamaan Struktural, dirumuskan untuk menyatakan hubungan

kausalitas, bahwa setiap konstruk endogen merupakan variabel

dependen yang terpisah. Sedangkan variabel independen adalah

semua konstruk yang mempunyai garis dengan anak panah yang

menghubungkan ke konstruk endogen dengan pedoman berikut:

Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen +Error

Gambar 3.2

Diagram Jalur Struktural

1

2

3

4

5

1

2

1

2

12

23

34

45

13

24

35

15

1.1

2.1

1.2

2.3

1.3

2.4

2.2

1.4

1.5 2.5

2.1

14

25

Page 153: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

135

Persamaan strukturalnya terdiri dari dua Sub-Struktur berikut:

Sub-Struktur I: 1 = 1.1 1 + 1.2 2 + 1.3 3 + 1.4 4 + 1.5 5 + 1.

Sub-Struktur II: 2 = 2.1 1 + 2..2 2 + 2.3 3 + 2.4 4 + 2.5 5 + 2.11+2.

Keterangan:

1 = Variabel Intervening (Y)

2 = Variabel Endogen (Z)

1 = Variabel Eksogen (X1)

2 = Variabel Eksogen (X2)

3 = Variabel Eksogen (X3)

4 = Variabel Eksogen (X4)

5 = Variabel Eksogen (X5)

= koefisien hubungan antar variable laten X eksogen

= koefisien jalur

= koefisien jalur

= error term

b) Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model),

pada spesifikasi model ini diterapkan variabel pengukur konstruk

masing-masing, serta menentukan seperangkat matrik yang

menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau

variabel. Measurement model juga dapat didefinisikan sebagai suatu

proses permodelan yang berfungsi melakukan konfirmasi pada

dimensi-dimensi yang digunakan.

Page 154: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

136

Gambar 3.3

Diagram Jalur Full Model

2.5

1.5

2.4

1.4

1.2

2.2

2.3

1.3

2.1

1.1

2.1

1.2

2.2

4.2

3.2

3.1

4.1

2.1

1.1

3.5

2.5

1.5

2.4

1.4

4.3

3.3

2.3

1.3

4.2

3.2

2.2

3.1

4.1

2.1

1.2

5.1

1.1

PI1

PI2 PI3 PI4 PI5

1

1

2

3

4

5

AI1

AI2

AI3

AI4

RBA1

RBA2

RBA3

RBA4

KA1

KA2

KA3

WS1

WS2 WS3

18

1

2

PF1

PF2

PF3

PF4

1

KLK1

KLK2 KLK3 KLK4

8 7

1

2

3.4

2 3 4 5

6

7

9

8

10

11

12

13

17 19

14

15

16

6 5

2

3

4

Page 155: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

137

Persamaan untuk measurement model untuk konstruk eksogen 1 adalah:

PI1 = λ1.1 1 + 1

PI2 = λ2.1 1 + 2

PI3 = 3.1 1 + 3

PI4 = 4.1 1 + 4

PI5 = 5.1 1 + 5

Persamaan untuk measurement model untuk konstruk eksogen 2 adalah:

AI1 = λ1.2 2 + 6

AI2 = λ2.2 2 + 7

AI3 = 3.2 2 + 8

AI4 = 4.2 2 + 9

Persamaan untuk measurement model untuk konstruk eksogen 3 adalah:

RBA1 = λ1.3 3 + 10

RBA2 = λ2.3 3 + 11

RBA3 = λ3.3 3 + 12

RBA4 = λ4.3 3 + 13

Persamaan untuk measurement model untuk konstruk eksogen 4 adalah:

KA1 = λ1.4 4 + 14

KA2 = λ2.4 4 + 15

KA3 = λ3.4 4 + 16

Persamaan untuk measurement model untuk konstruk eksogen 5 adalah:

WS1 = λ1.5 5 + 17

WS2 = λ2.5 5 + 18

WS3 = λ3.5 5 + 19

Persamaan untuk measurement model untuk konstruk eksogen 1

adalah:

PF1 = λ1.1 1 + 1

PF2 = λ2.1 1 + 2

PF3 = 3.1 1 + 3

PF4 = 4.1 1 + 4

Page 156: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

138

Persamaan untuk measurement model untuk konstruk endogen 2

adalah:

KLK1 = λ1.2 2 + 5

KLK2 = λ2.2 2 + 6

KLK3 = 3.2 2 + 7

KLK4 = 4.2 2 + 8

4) Memilih matriks input dan estimasi model

Hair et.al (1995) menyarankan supaya menerapkan matriks

varians/ kovarians pada saat menguji teori karena lebih memenuhi

asumsi metodologi dimana standard error yang dilaporkan

menunjukkan angka yang lebih akurat dibandingkan dengan matriks

korelasi (rentang umum matriks korelasi ialah antara 0 s/d 1).

Dijelaskan pula oleh Wijaya (2009) apabila sudah memiliki jumlah

sample antara 100 - 150 maka dianggap memadai untuk model SEM

dengan variabel laten (konstruk) sampai dengan lima buah, dengan

setiap konstruk dijelaskan oleh tiga atau lebih indikator. Ukuran sampel

dikatakan sesuai apabila terdiri antara 100-200 karena ukuran sampel

akan memunculkan estimasi kesalahan sampling. Program komputer

yang digunakan untuk mengestimasi model adalah program LISREL 8.8

dengan menggunakan teknik maximum likehood estimation.

Page 157: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

139

5) Menganalisis kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Masalah identifkasi adalah ketidakmampuan model yang

dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang balk. Jika

estimasi tidak dapat dilakukan maka software LISREL 8.8 akan

menampilkan pesan pada komputer tentang kemungkinan

penyebabnya.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala gejala berikut ini:

a) Besarnya nilai identifikasi standard error yang dihasilkan untuk

satu atau beberapa koefisien.

b) Program tidak mampu menyajikan/menghasilkan matrik informasi

yang seharusnya disajikan

c) Muncul angka-angka yang aneh dan tidak wajar seperti adanya

varians error yang negatif

d) Korelasi estimasi yang diperoleh sangat tinggi misalnya lebih dari

0,9.

Salah satu cara untuk mengatasi identifikasi adalah dengan

memperbanyak constrain pada model yang dianalisis dan berarti

sejumlah estimated coeffisient dieliminasi.

6) Mengevaluasi kriteria Goodness of-Fit

Pada tahap ini dilakukan peninjauan terhadap kesesuaian model

melalui identifikasi terhadap berbagai kriteria Goodness-of-fit, langah-

langkahnya adalah sebagai berikut:

Page 158: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

140

a) Asumsi-asumsi SEM.

Menurut Widarjono (2010) ada beberapa asumsi yang

melatarbelakangi model SEM yaitu:

1. Normalitas

Sebagai model yang berdasarkan pada sampel, maka sebaran

data harus memenuhi asumsi normalitas data. Jika asumsi

normalitas data terpenuhi maka kita bisa melakukan uji statistika

yang ada.

2. Linearitas

Hubungan antara variabel bersifat linear.

3. Outliers

Data tidak mengandung outlier. Outlier adalah data yang

bersifat ekstrim.

4. Multikolinearitas

Tidak koliniearitas atau hubungan sempurna antar variabel.

b) Uji Kelayakan Model

Terdapat tiga jenis ukuran untuk menguji apakah model SEM

secara keseluruhan cocok/fit terhadap data (good fit), yakni:

1. Absolute Fit Measures

2. Incremental Fit Measures

3. Parsimony Fit Measures

Page 159: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

141

Tabel 3.5

Kriteria Kecocokan Keseluruhan Model

Ukuran Goodness of Fit Kriteria Penerimaan

Absolute Fit Measures

Probabilitas dari statistik

chi-kuadrat (𝜒2)

Nilai probabilitas statistik chi-kuadrat ≥ 0,05 berarti model

good fit.

Goodness of fit index

(GFI)

Nilai GFI di antara 0 dan 1. Nilai GFI ≥ 0,90 berarti model

sudah cocok/fit terhadap data (good fit). Untuk 0,8 ≤ 𝐺𝐹𝐼 ≤

0,9 termasuk marginal fit.

Adjusted goodness of fit

index (AGFI)

Nilai AGFI di antara 0 dan 1. Nilai AGFI ≥ 0,90 berarti

kemampuan model yang baik dalam hal mencocokkan/fit

data (good fit). Untuk 0,8 ≤ 𝐴𝐺𝐹𝐼 ≤ 0,9 ialah marginal fit.

Root mean square

residual (RMR)

Nilai 𝑅𝑀𝑅 ≤ 0,05 berarti model telah cocok/fit terhadap data

(good fit).

Standardized RMR

(SRMR)

Nilai SRMR ≤ 0,05 berarti kemampuan model yang baik

(good fit), sedangkan 0,05 < 𝑆𝑅𝑀𝑅 ≤ 0,1 termasuk

acceptable fit, namun 𝑆𝑅𝑀𝑅 > 0,1 berarti kemampuan

model yang buruk (poor fit).

Root mean square error

of approximation

(RMSEA)

Nilai RMSEA ≤ 0,05 berarti kemampuan model yang baik

(good fit), 0,05 < 𝑅𝑀𝑆𝐸𝐴 ≤ 0,08 menunjukkan cukup baik.

Expected Cross

Validation Index (ECVI)

Nilai ECVI digunakan untuk membandingkan beberapa

model. Nilai ECVI yang mendekati 1 berarti good fit.

Incremental Fit Measures

Normed fit index (NFI) Nilai NFI berkisar di antara 0 dan 1. Nilai NFI ≥ 0,9

menunjukkan good fit.

Non-normed fit index

(NNFI)

Nilai NNFI berkisar di antara 0 dan 1. Nilai NNFI ≥ 0,9

menunjukkan good fit.

Relative fit index (RFI) Nilai RFI berkisar di antara 0 dan 1. Nilai RFI ≥ 0,9

menunjukkan good fit.

Page 160: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

142

Incremental fit index (IFI) Nilai IFI berkisar di antara 0 dan 1. Nilai IFI ≥ 0,9

menunjukkan good fit.

Comparative fit index

(CFI)

Nilai CFI berkisar di antara 0 dan 1. Nilai CFI ≥ 0,9

menunjukkan good fit.

Parsimony Fit Measures

Akaike information

criterion (AIC)

Nilai AIC yang lebih kecil dari suatu model menunjukkan

good fit.

Consistent akaike

information criterion

(CAIC)

Nilai CAIC yang lebih kecil dari suatu model menunjukkan

good fit.

Parsimony goodness of fit

index (PGFI)

Nilai PGFI berkisar di antara 0 dan 1. Nilai PGFI yang

lebih besar dari suatu model menunjukkan good fit.

Parsimony normed fit

index (PNFI)

Nilai PNFI berkisar di antara 0 dan 1. Nilai PNFI yang

lebih besar dari suatu model menunjukkan good fit.

Sumber : Widarjono (2010) dan Ferdinand (2006)

7) Interpretasi dan Modifikasi Model

Pada langkah berikutnya dilakukan dimodifikasi untuk model

yang tidak memenuhi syarat pengujian. Setelah model diestimasi,

residual kovariansnya haruslah kecil atau mendekati nol dan

distribusi frekuensi dari kovarians residual harus bersifat simetrik.

Batas keamanan jumlah residual yang dihasilkan oleh model adalah

5%. Nilai residual values yang lebih besar atau sama dengan 2,58

diinterpretasikan sebagai signifikan secara statistik pada tingkat 1% ;

selanjutnya residual yang signifikan ini menunjukkan adanya

prediction error yang substansial untuk sepasang indikator.

Page 161: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

143

6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara

sebagai berikut :

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui tingkah pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2011). Pembuktian dilakukan dengan

cara membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel pada tingkat

kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom).

Apabila t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel, maka variabel bebas

(X) secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat (Y), dan apabila nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel,

maka variabel bebas (X) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan

terhadap variabel terikat (Y).

Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika nilai probabilitas (p value) < 0,05 maka H1 diterima dan H0

ditolak.

2) Jika nilai probabilitas (p value) > 0,05 maka H1 ditolak dan H0

diterima.

Menurut Sugiyono (2015: 130) nilai t-hitung dapat dicari dengan rumus

sebagai berikut :

t −hitung=r√n − 2

√1 − r2

Page 162: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

144

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah anggota sampel

b. Uji Simultan (Uji-F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-

variabel independen yang dimasukkan model regresi mempunyai

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2011). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan

nilai F-hitung dengan F-tabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat

kebebasan (degree of freedom) df.

Apabila F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel, maka variabel bebas

(X) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (Y) dan apabila F-hitung lebih kecil dari F-tabel,

maka variabel bebas (X) secara bersama-sama mempunyai pengaruh

yang tidak signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika nilai probabilitas (p value) < 0,05, maka H1 diterima dan H0

ditolak.

2) Jika nilai probabilitas (p value) > 0,05, maka H1 ditolak dan H0

diterima.

Nilai F-hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

F −hitung=R2/k

(1 − R2)/(n − k − 1)

Page 163: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

145

Keterangan :

R = Koefisien korelasi berganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh

mana kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2011). Nilai koefisien determinasi antara 0 (nol)

dan 1 (satu) atau dapat dinotasikan sebagai berikut :

Nilai R2 yang kecil mengindikasikan kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas.

Apabila nilai R2 yang mendekati 1 (satu) artinya variabel

independen/variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen/variabel

terikat. Koefisien determinasi dihitung dengan: KD = R2 x 100%

d. Analisis Variabel Mediator/Intervening

Variabel mediator atau variabel antara atau variabel intervening

(intervene variables) adalah variabel yang bersifat menjadi perantara

(mediating) dari hubungan variabel eksogen/independen ke variabel

endogen/dependen. Sifatnya adalah sebagai penghubung (jembatan)

0 < R2< 1

Page 164: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

146

antara variabel independen dengan variabel dependen (dapat bersifat

partial atau full mediation).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening adalah

pencegahan kecurangan (fraud). Terdapat lima variabel independen

yaitu pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite

audit dan whistleblowing system dan satu variabel dependen yaitu

kualitas laporan keuangan. Berikut ini ilustrasi variabel intervening

yang digambarkan dengan mengambil contoh variabel independen

yang pertama yaitu pengendalian internal.

Gambar 3.4

Variabel Mediator Penuh/Full

Gambar 3.5

Variabel Mediator Sebagian/Partial

Sumber : Solimun, 2011

Pengendalian

Internal

Pencegahan

Kecurangan

(Fraud)

Kualitas

Laporan

Keuangan

Pengendalian

Internal

Kualitas

Laporan

Keuangan

Pencegahan

Kecurangan

(Fraud)

Page 165: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

147

Analisis variabel mediator dapat diuji melalui dua pendekatan

yaitu perbedaan koefisien dan perkalian koefisien. Apabila

menggunakan metode pemeriksaan maka analisis dilakukan dengan

dan tanpa melibatkan variabel mediator. Sedangkan metode perkalian

dapat dilakukan dengan metode Sobel. Metode pemeriksaan dengan

cara melakukan dua kali analisis, yaitu analisis dengan melibatkan

variabel mediator dan analisis tanpa melibatkan variabel mediator.

Metode pemeriksaan variabel mediator dengan pendekatan

perbedaan koefisien dilakukan sebagai berikut:

1) Memeriksa pengaruh langsung variabel independen terhadap

variabel dependen pada model dengan melibatkan variabel

mediator

2) Memeriksa pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen pada model tanpa melibatkan variabel mediator

3) Memeriksa pengaruh variabel independen terhadap variabel

mediator

4) Memeriksa pengaruh variabel mediator terhadap variabel

dependen.

Page 166: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

148

Gambar 3.6

Analisis Pemeriksaan Variabel Mediator

Sumber : Solimun, 2011

Keterangan:

Jika pengujian secara langsung (b) tidak signifikan, namun

pengujian secara tidak langsung (c) dan (d) signifikan, maka

pencegahan kecurangan (fraud) dikatakan sebagai variabel

mediator penuh atau full mediator.

Jika pengujian secara langsung (b) signifikan dan pengujian

secara tidak langsung (c) dan (d) juga signifikan, maka

pencegahan kecurangan (fraud) dikatakan sebagai variabel

mediator sebagian atau partial mediator.

Jika (c) dan (d) signifikan serta (a) juga signifikan, di mana

koefisien dari (a) lebih kecil (turun) dari (b) maka pencegahan

b

d c

a Pengendalian

Internal

Kualitas

Laporan

Keuangan

Pencegahan

Kecurangan

(Fraud)

Pengendalian

Internal

Kualitas

Laporan

Keuangan

Page 167: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

149

kecurangan (fraud) dikatakan sebagai variabel mediator sebagian

(partial mediator).

Jika (c) dan (d) signifikan serta (a) juga signifikan, di mana

koefisien dari (a) hampir sama dengan (b) maka pencegahan

kecurangan (fraud) dikatakan bukan sebagai variabel mediator.

Jika salah satu (c) atau (d) atau keduanya tidak signifikan maka

dikatakan bukan sebagai variabel mediator (Hair et al., 2010

dalam Solimun, 2011).

Metode perkalian dilakukan dengan uji Sobel, yaitu melalui

pengujian hipotesis. Simpangan baku pengaruh tidak langsung

(perkalian) merujuk pada MacKinnon (2007) : 𝜎𝑎𝑏= √𝜎𝑎2𝑎2 + 𝜎𝑏

2𝑏2

Dalam hal ini a dan b adalah koefisien jalur yang dilalui. Statistik

uji Sobel yaitu:

z_value = 𝑎𝑏

√(𝑏2𝑆𝐸𝑎2)+(𝑎2𝑆𝐸𝑏

2)

Dalam hal ini:

a = koefisien regresi standardized pengaruh variabel

independen X terhadap variabel mediator M

SEa = standard error untuk koefisien a

B = koefisien regresi standardized pengaruh variabel

mediator M terhadap variabel dependen Y

SEb = standard error untuk koefisien

Page 168: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

150

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan yang terdiri dari 12

perusahaan di sub sektor kimia dan 10 perusahaan di sub sektor farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018. Informasi berdasarkan website

Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) dan kontan.co.id.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Sebanyak 180 kuesioner disebarkan kepada 12 perusahaan

manufaktur, yakni 7 perusahaan di sub sektor kimia dan 5 perusahaan di sub

sektor farmasi. Penyebaran kuesioner dimulai pada akhir bulan November

2018 sampai bulan Desember 2018. Berikut tabel distribusi kuesioner

berdasarkan tempat penyebaran:

Tabel 4.1

Distribusi Kuesioner

No. Kode Nama Perusahaan

Jumlah Kuesioner

Disebar Kembali Dapat

Diolah

1 ADMG Polychem Indonesia Tbk. 15 15 13

2 AGII Aneka Gas Industri Tbk. 15 14 12

3 BRPT Barito Pacific Tbk. 15 13 11

4 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. 15 15 14

5 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 15 12 12

6 INCI Intanwijaya Internasional Tbk. 15 12 12

Page 169: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

151

7 KAEF Kimia Farma Tbk. 15 15 15

8 KLBF Kalbe Farma Tbk. 15 11 10

9 MERK Merck Tbk. 15 15 14

10 PYFA Pyridam Farma Tbk. 15 15 14

11 SRSN Indo Acidatama Tbk. 15 14 14

12 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk. 15 14 13

Sumber: Data primer diolah, 2018

B. Tingkat Pengembalian Kuesioner (Response Rate)

Total kuesioner yang disebar dalam penelitian ini adalah 180 kuesioner

dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 54 butir. Dari total kuesioner yang

tersebut yang kembali adalah 165 kuesioner atau dapat dikatakan bahwa

tingkat pengembalian kuesioner (response rate) adalah sebesar 91,7%. Karena

pengisiannya yang tidak lengkap 11 kuesioner tidak dapat digunakan, sehingga

hanya 154 kuesioner yang dapat diolah atau sebesar 85,6%. Tabel 4.2 di bawah

ini menyajikan secara rinci tentang kuesioner yang disebar dan diterima

kembali untuk diolah peneliti.

Tabel 4.2

Rincian Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Kuesioner yang disebar 180 100

Kuesioner yang tidak kembali (15) 8,3

Kuesioner yang kembali 165 91,7

Kuesioner yang tidak lengkap/cacat (11) 6,1

Kuesioner yang dapat diolah 154 85,6

Sumber: Data primer diolah, 2018

Page 170: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

152

C. Karakteristik Profil Responden

Karakteristik 154 responden yang telah mengembalikan kuesioner

dengan pengisian yang lengkap diklasifikasikan dalam jenis kelamin, usia,

jabatan, pendidikan terakhir dan lama bekerja.

Tabel 4.3

Profil Responden

Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 90 58.40%

Perempuan 64 41,6%

Jumlah 154 100,0%

Usia 25 - 30 tahun 61 39,6%

31 - 40 tahun 71 46,1%

41 - 50 tahun 18 11,7%

> 50 tahun 4 2,6%

Jumlah 154 100,0%

Jabatan Staf Akuntansi 48 31,2%

Supervisor 34 22,1%

Manajer 22 14,3%

Auditor Internal 35 22,7%

Komite Audit 15 9,7%

Jumlah 154 100,0%

Pendidikan Terakhir S1 129 83,8%

S2 17 11,0%

S3 8 5,2%

Jumlah 154 100,0%

Lama Bekerja 1 - 3 tahun 25 16,2

3 - 5 tahun 81 52,6

5 - 10 tahun 39 25,3

> 10 9 5,8

Jumlah 154 100,0% Sumber: Data primer diolah, 2018

Page 171: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

153

Tabel 4.3 diatas menunjukkan karakteristik responden sebagai berikut:

1. Berdasarkan jenis kelamin, diperoleh sebanyak 90 orang atau 58,4%

responden didominasi oleh laki-laki, dan sisanya sebanyak 64 orang atau

41,6% responden berjenis kelamin perempuan.

2. Berdasarkan usia, diperoleh responden yang berkisar 25-30 tahun adalah

sebanyak 61 orang (39,6%), yang berusia 31-40 tahun sebanyak 71 orang

(46,1%), yang berusia 41-50 tahun sebanyak 18 orang (11,7%), dan yang

berusia > 50 tahun sebanyak 4 orang (2,6%).

3. Berdasarkan jabatan, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

sebanyak 48 orang atau sebesar 31,2% menduduki posisi staf akuntansi.

Sebanyak 34 orang atau 22,1% menduduki jabatan sebagai supervisor dan

22 orang atau 14,3% menduduki jabatan manajer. Sedangkan yang

menduduki jabatan sebagai auditor internal sebanyak 35 orang atau 22,7%

dan sisanya 15 orang atau 9,7% menjabat sebagai komite audit.

4. Berdasarkan pendidikan terakhir, diketahui mayoritas responden sebesar

83,8% atau 129 orang berpendidikan Strata 1 (S1) sedangkan sisanya 11%

atau sebanyak 17 orang berpendidikan akhir Strata 2 (S2) dan 5,2% atau

sebanyak 8 orang berpendidikan Strata 3 (S3).

5. Berdasarkan lama bekerja, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

(sebanyak 81 orang atau 52,6%) sudah bekerja selama 3-5 tahun, yang

bekerja selama 1-3 tahun sebanyak 25 orang (16,2%), yang bekerja selama

5-10 sebanyak 39 orang (25,3%) dan yang telah bekerja lebih dari 10 tahun

adalah sebanyak 9 orang (5,8%).

Page 172: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

154

D. Analisis Data dan Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran terhadap data-data

pada variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil mean

(rata-rata) dan standar deviasi untuk 154 data observasi sebagai berikut:

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif

Variabel Butir Mean Standar Deviasi

Pengendalian

Internal

PI1 3,94 0,65

PI2 4,21 0,63

PI3 3,73 0,74

PI4 4,20 0,71

PI5 3,84 0,59

PI6 3,94 0,59

PI7 4,25 0,69

PI8 3,61 0,80

PI9 4,18 0,73

PI10 4,08 0,56

Audit Internal

AI1 4,16 0,66

AI2 4,16 0,62

AI3 4,20 0,64

AI4 4,16 0,57

AI5 4,23 0,64

AI6 4,31 0,61

AI7 4,33 0,61

AI8 4,14 0,67

Risk based Audit

RBA1 4,29 0,65

RBA2 4,34 0,57

RBA3 4,38 0,55

RBA4 4,26 0,53

RBA5 4,12 0,58

RBA6 4,14 0,62

RBA7 4,25 0,59

RBA8 4,33 0,57

Page 173: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

155

Komite Audit

KA1 4,36 0,50

KA2 4,39 0,50

KA3 4,29 0,54

KA4 4,50 0,53

KA5 4,52 0,50

KA6 4,53 0,50

Whistleblowing

system

WS1 4,44 0,59

WS2 4,26 0,64

WS3 4,22 0,53

WS4 4,35 0,56

WS5 4,34 0,63

WS6 4,34 0,65

Pencegahan

Kecurangan

(Fraud)

PKF1 4,23 0,68

PKF2 4,10 0,89

PKF3 4,25 0,64

PKF4 4,24 0,70

PKF5 4,28 0,58

PKF6 4,24 0,68

PKF7 4,31 0,62

PKF8 4,31 0,67

Kualitas

Laporan

Keuangan

KLK1 4,25 0,66

KLK2 4,25 0,60

KLK3 4,32 0,60

KLK4 4,19 0,64

KLK5 4,30 0,57

KLK6 4,18 0,67

KLK7 4,23 0,66

KLK8 4,19 0,65 Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.4, output Lisrel 8.8 untuk pengujian statistik

deskriptif mean (rata-rata) dan standar deviasi sebagai berikut:

1. Variabel pengendalian internal dengan sepuluh butir pernyataan

mempunyai mean terendah 3,61 dan tertinggi 4,25 serta standar deviasi

terendah 0,56 dan tertinggi 0,80.

Page 174: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

156

2. Variabel audit internal dengan delapan butir pernyataan mempunyai

mean terendah 4,14 dan tertinggi 4,33 serta standar deviasi terendah

0,57 dan tertinggi 0,67.

3. Variabel risk based audit dengan delapan butir pernyataan mempunyai

mean terendah 4,12 dan tertinggi 4,38 serta standar deviasi terendah

0,53 dan tertinggi 0,65.

4. Variabel komite audit dengan enam butir pernyataan mempunyai mean

terendah 4,29 dan tertinggi 4,53 serta standar deviasi terendah 0,50 dan

tertinggi 0,54.

5. Variabel whistleblowing system dengan enam butir pernyataan

mempunyai mean terendah 4,22 dan tertinggi 4,44 serta standar deviasi

terendah 0,53 dan tertinggi 0,65.

6. Variabel pencegahan kecurangan (fraud) dengan delapan butir

pernyataan mempunyai mean terendah 4,10 dan tertinggi 4,31 serta

standar deviasi terendah 0,58 dan tertinggi 0,89.

7. Variabel kualitas laporan keuangan dengan delapan butir pernyataan

mempunyai mean terendah 4,18 dan tertinggi 4,32 serta standar deviasi

terendah 0,57 dan tertinggi 0,67.

Page 175: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

157

2. Uji Kualitas Data

Untuk menguji ketepatan instrumen dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Untuk mengetahui valid atau sahnya data dengan cara

membandingkan nilai r-hitung (pearson correlation) dengan r-tabel

(product moment). Jika nilai r-hitung > r-tabel maka dikatakan valid.

Berikut ini uji validitas untuk 30 responden yang dipilih secara acak

dari kerangka sampel yang sudah ditentukan.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correlation

(r-hitung)

r-tabel 5% (30) Keterangan

PI1 0,416 0,349 Valid

PI2 0,475 0,349 Valid

PI3 0,484 0,349 Valid

PI4 0,620 0,349 Valid

PI5 0,489 0,349 Valid

PI6 0,626 0,349 Valid

PI7 0,530 0,349 Valid

PI8 0,519 0,349 Valid

PI9 0,789 0,349 Valid

PI10 0,770 0,349 Valid

Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Pada tabel 4.9, nilai r-tabel dengan α = 0,05 dengan jumlah data (n)

= 30, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,349. Jika dibandingkan, semua

nilai r-hitung > r-tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ke-10

butir pernyataan pengendalian internal (X1) tersebut valid.

Page 176: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

158

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Audit Internal

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correlation

(r-hitung)

r-tabel 5% (30) Keterangan

AI1 0,663 0,349 Valid

AI2 0,534 0,349 Valid

AI3 0,554 0,349 Valid

AI4 0,566 0,349 Valid

AI5 0,701 0,349 Valid

AI6 0,682 0,349 Valid

AI7 0,591 0,349 Valid

AI8 0,591 0,349 Valid Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Pada tabel 4.10, nilai r-tabel dengan α = 0,05 dengan jumlah data (n)

= 30, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,349. Jika dibandingkan, semua

nilai r-hitung > r-tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ke-8 butir

pernyataan audit internal (X2) tersebut valid.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Risk based Audit

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correlation

(r-hitung)

r-tabel 5% (30) Keterangan

RBA1 0,400 0,349 Valid

RBA2 0,500 0,349 Valid

RBA3 0,474 0,349 Valid

RBA4 0,644 0,349 Valid

RBA5 0,515 0,349 Valid

RBA6 0,576 0,349 Valid

RBA7 0,701 0,349 Valid

RBA8 0,558 0,349 Valid Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Page 177: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

159

Pada tabel 4.11, nilai r-tabel dengan α = 0,05 dengan jumlah data

(n) = 30, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,349. Jika dibandingkan,

semua nilai r-hitung > r-tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

ke-8 butir pernyataan risk based audit (X3) tersebut valid.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Komite Audit

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correlation

(r-hitung)

r-tabel 5% (30) Keterangan

KA1 0,622 0,349 Valid

KA2 0,620 0,349 Valid

KA3 0,460 0,349 Valid

KA4 0,594 0,349 Valid

KA5 0,567 0,349 Valid

KA6 0,491 0,349 Valid Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Pada tabel 4.12, nilai r-tabel dengan α = 0,05 dengan jumlah data

(n) = 30, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,349. Jika dibandingkan,

semua nilai r-hitung > r-tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

ke-6 butir pernyataan komite audit (X4) tersebut valid.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Whistleblowing system

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correlation

(r-hitung)

r-tabel 5% (30) Keterangan

WS1 0,626 0,349 Valid

WS2 0,601 0,349 Valid

WS3 0,702 0,349 Valid

WS4 0,610 0,349 Valid

WS5 0,629 0,349 Valid

WS6 0,695 0,349 Valid Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Page 178: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

160

Pada tabel 4.13, nilai r-tabel dengan α = 0,05 dengan jumlah data

(n) = 30, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,349. Jika dibandingkan,

semua nilai r-hitung > r-tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

ke-6 butir pernyataan whistleblowing system (X5) tersebut valid.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Pencegahan Kecurangan (Fraud)

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correlation

(r-hitung)

r-tabel 5% (30) Keterangan

PKF1 0,515 0,349 Valid

PKF2 0,595 0,349 Valid

PKF3 0,460 0,349 Valid

PKF4 0,655 0,349 Valid

PKF5 0,414 0,349 Valid

PKF6 0,725 0,349 Valid

PKF7 0,464 0,349 Valid

PKF8 0,629 0,349 Valid Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Pada tabel 4.14, nilai r-tabel dengan α = 0,05 dengan jumlah data

(n) = 30, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,349. Jika dibandingkan,

semua nilai r-hitung > r-tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

ke-8 butir pernyataan pencegahan kecurangan (fraud) (Y) tersebut

valid.

Page 179: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

161

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Kualitas Laporan Keuangan

Pertanyaan

Corrected Item-

Total Correlation

(r-hitung)

r-tabel 5% (30) Keterangan

KLK1 0,529 0,349 Valid

KLK2 0,493 0,349 Valid

KLK3 0,557 0,349 Valid

KLK4 0,600 0,349 Valid

KLK5 0,672 0,349 Valid

KLK6 0,380 0,349 Valid

KLK7 0,477 0,349 Valid

KLK8 0,573 0,349 Valid Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Pada tabel 4.15, nilai r-tabel dengan α = 0,05 dengan jumlah data

(n) = 30, maka diperoleh r-tabel sebesar 0,349. Jika dibandingkan,

semua nilai r-hitung > r-tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

ke-8 butir pernyataan kualitas laporan keuangan (Z) tersebut valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reabilitas dilakukan pada pertanyaan atau pernyataan

yang sudah valid. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali 2011; 47). Untuk menentukan reabilitas

suatu kuesioner dapat dilihat pada bagian cronbach’s alpha.

Dikatakan realibel jika nilai cronbach’s alpha > 0,60. Hasil disajikan

pada tabel berikut :

Page 180: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

162

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach

Alpha Kriteria Kesimpulan

Pengendalian Internal

(X1) 0,858 0,6 Reliabel

Audit Internal (X2) 0,856 0,6 Reliabel

Risk based Audit (X3) 0,826 0,6 Reliabel

Komite Audit (X4) 0,838 0,6 Reliabel

Whistleblowing system

(X5) 0,855 0,6 Reliabel

Pencegahan Kecurangan

(Fraud) (Y) 0,822 0,6 Reliabel

Kualitas Laporan

Keuangan (Z) 0,802 0,6 Reliabel

Sumber : Data primer diolah dengan SPSS Versi 23

Tabel 4.16 menunjukkan variabel pengendalian internal, audit

internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing system

yang masing-masing memiliki cronbach’s alpha sebesar 0,858; 0,856;

0,826; 0,838; 0,855 dan variabel intervening pencegahan kecurangan

(fraud) sebesar 0,822 serta variabel terikat sebesar 0,802. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini

reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari

0.6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang

digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti

bila pertanyaan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang

relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

Page 181: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

163

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data hanya dilakukan dengan test of univariate

normality pada Lisrel 8.8. Test of multivariat normality tidak dilakukan

karena data yang digunakan bersifat individu. Data dinyatakan normal jika

p-value pada skewness dan kurtosis tidak signifikan (p-value > 0.05).

Tabel 4.13

Hasil Uji Normalitas Data

Test of Univariate Normality for Continuous Variables

Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis

Variable Z-Score P-Value Z-Score P-Value Chi-Square P-Value

PI1 -0.400 0.689 -0.578 0.563 0.495 0.781

PI2 -1.033 0.302 -2.059 0.070 5.305 0.070

PI3 -0.589 0.556 -0.728 0.467 0.876 0.645

PI4 -1.518 0.129 -4.582 0.064 23.302 0.060

PI5 0.246 0.806 -0.597 0.551 0.416 0.812

PI6 0.040 0.968 0.009 0.993 0.002 0.999

PI7 -1.866 0.062 -3.763 0.086 17.637 0.120

PI8 -1.680 0.093 -0.764 0.445 3.404 0.182

PI9 -1.479 0.139 -6.163 0.059 0.168 0.090

PI10 0.154 0.878 0.605 0.545 0.390 0.823

AI1 -1.617 0.106 -0.220 0.826 2.663 0.264

AI2 -2.280 0.053 2.037 0.092 9.348 0.079

AI3 -1.760 0.078 0.359 0.720 3.228 0.199

AI4 -1.109 0.267 1.879 0.060 4.761 0.093

AI5 -2.007 0.065 0.266 0.790 4.099 0.129

AI6 -2.257 0.074 0.964 0.335 6.021 0.249

AI7 -1.485 0.137 -2.217 0.067 7.120 0.068

AI8 -2.168 0.080 0.864 0.388 5.446 0.066

RBA1 -3.191 0.091 1.751 0.080 13.247 0.081

RBA2 -0.915 0.360 -2.411 0.074 6.650 0.256

RBA3 -0.497 0.620 -3.872 0.089 15.242 0.340

RBA4 0.753 0.451 -1.009 0.313 1.586 0.453

RBA5 -1.120 0.263 1.720 0.085 4.212 0.122

RBA6 -0.469 0.639 -1.201 0.230 1.662 0.436

RBA7 -0.652 0.514 -1.459 0.145 2.554 0.279

RBA8 -0.697 0.486 -2.262 0.094 5.604 0.061

Page 182: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

164

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Dari tampilan hasil uji normalitas data diatas menunjukkan bahwa

setiap indikator pada skewness dan kurtosis pada univariate normality test

memiliki nilai P-value > 0,05 maka data terdistribusi secara normal.

KA1 2.072 0.048 -17.745 0.061 19.194 0.520

KA2 1.543 0.123 -72.392 0.085 43.000 0.075

KA3 0.612 0.540 -1.840 0.066 3.760 0.153

KA4 -1.400 0.162 -11.612 0.069 36.797 0.142

KA5 -0.412 0.680 30.712 0.057 43.425 0.087

KA6 -0.549 0.583 30.774 0.070 47.364 0.093

WS1 -2.525 0.042 -2.262 0.054 11.492 0.103

WS2 -1.430 0.153 -2.322 0.060 7.438 0.054

WS3 0.987 0.324 -0.140 0.889 0.994 0.608

WS4 -0.436 0.663 -3.015 0.053 9.281 0.090

WS5 -2.049 0.058 -2.372 0.078 9.824 0.607

WS6 -2.336 0.099 -2.549 0.091 11.958 0.349

PKF1 -3.844 0.063 2.519 0.052 21.123 0.070

PKF2 -4.100 0.087 0.669 0.504 17.257 0.290

PKF3 -2.201 0.088 0.283 0.777 4.924 0.085

PKF4 -4.739 0.094 3.324 0.271 33.512 0.076

PKF5 -1.602 0.109 1.505 0.132 4.830 0.089

PKF6 -3.439 0.071 1.935 0.053 15.570 0.291

PKF7 -1.588 0.112 -2.243 0.055 7.552 0.063

PKF8 -3.924 0.090 2.317 0.181 20.768 0.476

KLK1 -1.692 0.091 -2.967 0.063 11.665 0.083

KLK2 -1.781 0.075 1.143 0.253 4.478 0.107

KLK3 -1.388 0.165 -2.171 0.070 6.636 0.086

KLK4 -3.722 0.060 3.125 0.262 23.620 0.095

KLK5 -0.577 0.564 -1.870 0.061 3.831 0.147

KLK6 -3.010 0.073 1.911 0.156 12.714 0.102

KLK7 -2.137 0.056 -0.219 0.827 4.616 0.099

KLK8 -1.815 0.070 -0.084 0.933 3.302 0.192

Page 183: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

165

4. Analisis SEM

Analisis SEM terdiri dari 2 model yakni model pengukuran dan model

struktural. Model pengukuran dilakukan dengan analisis faktor konfirmatori

(confirmatory factor analysis = CFA) untuk masing-masing variabel,

kemudian dilanjutkan dengan analisis SEM Full Model atau yang dikenal

dengan model Hybrid yakni gabungan model pengukuran dan model

struktural. Pada model struktural akan terlihat hubungan antara konstruk

independen dan dependen (analisis jalur).

a. Analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Analisis CFA memodelkan hubungan antara variabel laten dengan

variabel-variabel teramati (observed/measured variables). Evaluasi atas

validitas konstruk dilakukan melalui second order confirmatory factor

analysis (2nd Order CFA) atau analisis faktor dua tahap karena dimensi

pengukuran masih bersifat laten dan terdiri dari indikator-indikator.

1) CFA Variabel Pengendalian Internal (X1)

Variabel Pengendalian Internal terdiri dari lima dimensi, yaitu: LP

(lingkungan pengendalian), PR (penilaian risiko), AP (aktivitas

pengendalian), IK (informasi dan komunikasi) dan PM (pemantauan).

Page 184: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

166

Gambar 4.1

CFA Variabel Pengendalian Internal – Standardized Solution

Gambar 4.2

CFA Variabel Pengendalian Internal – T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Page 185: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

167

Persamaan pengukuran dari Pengendalian Internal dalam

Standardized Solution dengan estimasi standar error (se) dan nilai t-

value sebagai berikut:

Measurement Equations

LP1 = 0.50*LP, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.66

(0.043)

8.39

LP2 = 0.62*LP, Errorvar.= 0.42 , R² = 0.58

(0.083) (0.037)

4.70 6.70

PR1 = 0.55*PR, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50

(0.050)

8.87

PR2 = 0.57*PR, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.067) (0.042)

5.95 8.04

AP1 = 0.54*AP, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.59

(0.033)

7.52

AP2 = 0.78*AP, Errorvar.= 0.26 , R² = 0.74

(0.10) (0.044)

4.35 2.92

IK1 = 0.56*IK, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.89

(0.046)

8.30

IK2 = 0.53*IK, Errorvar.= 0.39 , R² = 0.61

(0.072) (0.062)

5.13 8.27

PM1 = 0.88*PM, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77

(0.023)

5.54

PM2 = 0.78*PM, Errorvar.= 0.40 , R² = 0.60

(0.036) (0.016)

12.13 7.59

Page 186: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

168

Structural Equations

LP = 0.91*PI, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.83

(0.18) (0.17)

4.93 2.05

PR = 0.69*PI, Errorvar.= 0.18 , R² = 0.82

(0.16) 0.12)

6.61 2.49

AP = 0.56*PI, Errorvar.= 0.31 , R² = 0,69

(0.14) (0.21)

4.10 3.27

IK = 0.78*PI, Errorvar.= 0.16 , R² = 0.84

(0.17) 0.19)

6.39 2.88

PM = 0.83*PI, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.59

(0.073) (0.089)

16.15 4.55

Dari analisis second order CFA diatas menunjukkan bahwa:

1. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dan

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel;

a. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

lingkungan pengendalian ialah LP2 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,62. Artinya pengaruh LP2 sebesar

0,62 terhadap dimensi LP (Lingkungan Pengendalian). Dalam

kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Dalam pengambilan keputusan pimpinan instansi perlu

memperhatikan risiko dan pimpinan instansi perlu bertindak adil

serta tidak memihak pada salah satu pihak”

b. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

penilaian risiko ialah PR2 dengan nilai koefisien jalur (loading

Page 187: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

169

factor) sebesar 0,57. Artinya pengaruh PR2 sebesar 0,57

terhadap dimensi PR (Penilaian Risiko). Dalam kuesioner dapat

dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Analisis risiko dengan menentukan dan mengatasi dampak

risiko yang telah teridentifikasi”

c. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

aktivitas pengendalian ialah AP2 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,78. Artinya pengaruh AP2 sebesar

0,78 terhadap dimensi AP (Aktivitas Pengendalian). Dalam

kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Adanya otorisasi dan pemisahan fungsi yang memadai dengan

menetapkan ketentuan dan syarat otorisasi serta mengawasi

seluruh kejadian maupun aspek transaksi tidak hanya

dikendalikan oleh satu orang”

d. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

informasi dan komunikasi ialah IK1 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,56. Artinya pengaruh IK1 sebesar 0,56

terhadap dimensi IK (Informasi dan Komunikasi). Dalam

kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Memiliki informasi yang dapat diandalkan dan relevan baik

informasi keuangan maupun non keuangan”

e. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

pemantauan ialah PM1 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,88. Artinya pengaruh PM1 sebesar 0,88

terhadap dimensi PM (Pemantauan). Dalam kuesioner dapat

dilihat pernyataan tersebut ialah:

Page 188: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

170

“Melakukan pemantauan yang dilaksanakan secara

berkelanjutan”

f. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel

pengendalian internal ialah Lingkungan Pengendalian (LP)

dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,91.

Artinya pengaruh dimensi LP sebesar 0,91 terhadap variabel PI

(Pengendalian Internal). Sementara dimensi yang kurang

dominan untuk mengukur variabel pengendalian internal ialah

Aktivitas Pengendalian (AP) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,56. Artinya pengaruh dimensi AP

hanya sebesar 0,56 terhadap variabel PI (Pengendalian Internal).

2. Masing-masing indikator pada output Lisrel diatas memiliki t-hitung

> 1,96 maka semua indikator tersebut signifikan. Selanjutnya untuk

masing-masing dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut:

LP mempunyai nilai t-hitung sebesar 4,93; PR mempunyai nilai t-

hitung sebesar 6,61; AP mempunyai nilai t-hitung sebesar 4,10; IK

mempunyai nilai t-hitung sebesar 6,39 dan PM mempunyai nilai t-

hitung sebesar 16,15; karena > 1,96 maka dimensi-dimensi tersebut

positif dan signifikan membentuk variabel X1 (Pengendalian

Internal).

Page 189: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

171

3. Validitas dan Reliabilitas Indikator ke Dimensi dan Dimensi ke

Variabel;

a. Untuk menentukan valid tidaknya masing-masing indikator dan

dimensi dapat dilihat pada ukuran Standardized Loading Factor

(SLF). Hair (2010:678) menyarankan nilai SLF ≥ 0,5

menunjukkan sifat convergent validity yang baik. Berdasarkan

output Lisrel diatas dapat dilihat bahwa seluruh nilai baik

indikator maupun dimensi memiliki SLF ≥ 0,5. Hal ini

menunjukkan bahwa sifat convergent validity yang baik telah

dicapai dari sisi ukuran SLF atau dapat dikatakan valid.

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE).

Tabel 4.14

Uji Reliabilitas Pengendalian Internal-Indikator Ke Dimensi

Indikator λ λ2 Error CR AVE

LP1 0,50 0,2500 0,34

0,9226 0,5534

LP2 0,62 0,3844 0,42

PR1 0,55 0,3025 0,50

PR2 0,57 0,3249 0,28

AP1 0,54 0,2916 0,41

AP2 0,78 0,6084 0,26

IK1 0,56 0,3136 0,11

IK2 0,53 0,2809 0,39

PM1 0,88 0,7744 0,23

PM2 0,78 0,6084 0,40

Jumlah 6,31 4,1391 3,34

Sumber : Data primer diolah, 2018

Page 190: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

172

Berdasarkan Tabel 4,18, Hair (2010:679) menyatakan nilai

AVE ≥ 0,5 menunjukkan adequate convergence, dengan

kata lain uji reliabilitas untuk semua indikator ke dimensi

tersebut reliabel.

Tabel 4.15

Uji Reliabilitas Pengendalian Internal-Dimensi Ke Variabel

Dimensi λ λ2 Error CR AVE

LP 0,91 0,8281 0,17

0,9204 0,7033

PR 0,69 0,4761 0,18

AP 0,56 0,3136 0,31

IK 0,78 0,6084 0,16

PM 0,83 0,6889 0,41

Jumlah 3,77 2,9151 1,23

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4,19, diketahui nilai CR untuk masing-

masing dimensi sebesar 0,9204 ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk

masing-masing dimensi adalah 0,7033 ≥ 0,5 dengan demikian

uji reliabilitas untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

2) CFA Variabel Audit Internal (X2)

Variabel Audit Internal terdiri dari empat dimensi, yaitu: IDP

(independensi), KP (keahlian profesional), LKP (lingkup kerja

pemeriksaan) dan PP (pelaksanaan pekerjaan).

Page 191: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

173

Gambar 4.3

CFA Variabel Audit Internal – Standardized Solution

Gambar 4.4

CFA Variabel Audit Internal – T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Persamaan pengukuran dari Audit Internal dalam Standardized

Solution dengan estimasi standar eror (se) dan nilai t-value sebagai

berikut:

Page 192: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

174

Measurement Equations

IDP1 = 0.53*IDP, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.71

(0.046)

6.71

IDP2 = 0.89*IDP, Errorvar.= 0.21 , R² = 0.79

(0.15) (0.070)

3.57 2.31

KP1 = 0.49*KP, Errorvar.= 0.76 , R² = 0.24

(0.039)

7.83

KP2 = 0.71*KP, Errorvar.= 0.49 , R² = 0.51

(0.081) (0.034)

5.04 4.75

LKP1 = 0.59*LKP, Errorvar.= 0.65 , R² = 0.35

(0.036)

7.43

LKP2 = 0.68*LKP, Errorvar.= 0.54 , R² = 0.46

(0.063) (0.032)

6.56 6.16

PP1 = 0.94*PP, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.89

(0.043)

2.90

PP2 = 0.48*PP, Errorvar.= 0.77 , R² = 0.23

(0.060) (0.040)

5.36 8.44

Structural Equations

IDP = 0.50*AI, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.75

(0.15) (0.26)

3.27 2.94

KP = 0.84*AI, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.71

(0.16) (0.17)

5.18 1.70

Page 193: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

175

LKP = 0.73*AI, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.48

(0.17) (0.25)

7.36 2.14

PP = 0.85*AI, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.081) (0.15)

10.56 1.86

Dari analisis second order CFA diatas menunjukkan bahwa:

1. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dan

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel;

a. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

independensi ialah IDP2 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,89. Artinya pengaruh IDP2 sebesar 0,89

terhadap dimensi IDP (Independensi). Dalam kuesioner dapat

dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Status organisasi cukup memberi kekuasaan untuk

melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan”

b. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

keahlian profesional ialah KP2 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,71. Artinya pengaruh KP2 sebesar

0,71 terhadap dimensi KP (Keahlian Profesional). Dalam

kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Memiliki kecakapan dan kemahiran”

c. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi lingkup

kerja pemeriksaan ialah LKP2 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,68. Artinya pengaruh LKP2 sebesar

Page 194: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

176

0,68 terhadap dimensi LKP (Lingkup Kerja Pemeriksaan).

Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Memiliki kualitas pelaksanaan dalam menyelesaikan tanggung

jawab yang telah diberikan”

d. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

pelaksanaan pekerjaan ialah PP1 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,94. Artinya pengaruh PP1 sebesar

0,94 terhadap dimensi PP (Pelaksanaan Pekerjaan). Dalam

kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Adanya perencanaan audit, penelaahan dan evaluasi informasi”

e. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel audit

internal ialah Pelaksanaan Pekerjaan (PP) dengan nilai koefisien

jalur (loading factor) sebesar 0,85. Artinya pengaruh dimensi PP

sebesar 0,85 terhadap variabel AI (Audit Internal). Sementara

dimensi yang kurang dominan untuk mengukur variabel audit

internal ialah Independensi (IDP) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,50. Artinya pengaruh dimensi IDP

hanya sebesar 0,50 terhadap variabel AI (Audit Internal).

2. Masing-masing indikator pada output Lisrel diatas memiliki t-hitung

> 1,96 maka semua indikator tersebut signifikan. Selanjutnya untuk

masing-masing dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut:

IDP mempunyai nilai t-hitung sebesar 3,27; KP mempunyai nilai t-

hitung sebesar 5,18; LKP mempunyai nilai t-hitung sebesar 7,36; dan

PP mempunyai nilai t-hitung sebesar 10,56; karena > 1,96 maka

Page 195: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

177

dimensi-dimensi tersebut positif dan signifikan membentuk

variabel X2 (Audit Internal).

3. Validitas dan Reliabilitas Indikator ke Dimensi dan Dimensi ke

Variabel;

a. Berdasarkan output Lisrel diatas dapat dilihat bahwa seluruh

nilai baik indikator maupun dimensi SLF ≥ 0,5 kecuali indikator

KP1 dan PP2 dengan loading factor masing-masing sebesar 0,49

dan 0,48. Namun Hair (2010:680) juga menyebutkan bahwa

nilai loading factor sangat sensitif dengan besarnya sampel.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 154 data. Menurut Hair,

sampel dengan jumlah 150 sebaiknya memiliki nilai SLF ≥ 0,45.

Maka indikator-indikator tersebut masih dinyatakan valid.

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE),

Tabel 4.16

Uji Reliabilitas Audit Internal-Indikator Ke Dimensi

Indikator λ λ2 Error CR AVE

IDP1 0,53 0,2809 0,29

0,8864 0,5051

IDP2 0,89 0,7921 0,21

KP1 0,54 0,2916 0,76

KP2 0,71 0,5041 0,49

LKP1 0,59 0,3481 0,65

LKP2 0,68 0,4624 0,54

PP1 0,94 0,8836 0,11

PP2 0,58 0,3364 0,77

Jumlah 5,46 3,8992 3,82

Sumber : Data primer diolah, 2018

Page 196: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

178

Berdasarkan Tabel 4.20, nilai CR untuk masing-masing

indikator variabel laten sebesar 0,8864 ≥ 0,7, Hair (2010:679)

menyatakan nilai CR ≥ 0,7 termasuk good reliability,

selanjutnya nilai AVE untuk masing-masing variabel laten

adalah 0,5051 ≥ 0,5, Hair (2010:679) menyatakan nilai AVE ≥

0,5 menunjukkan adequate convergence, dengan kata lain uji

reliabilitas untuk semua indikator ke dimensi tersebut reliabel.

Tabel 4.17

Uji Reliabilitas Audit Internal-Dimensi Ke Variabel

Dimensi λ λ2 Error CR AVE

IDP 0,50 0,2500 0,25

0,8642 0,6226

KP 0,84 0,7056 0,29

LKP 0,73 0,5329 0,52

PP 0,85 0,7225 0,28

Jumlah 2,92 2,2110 1,34

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.21, diketahui nilai CR untuk masing-

masing dimensi sebesar 0,8642 ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk

masing-masing dimensi adalah 0,6226 ≥ 0,5 dengan demikian

uji reliabilitas untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

3) CFA Variabel Risk based Audit (X3)

Variabel Risk Based Audit terdiri dari empat dimensi, yaitu: PLN

(planning), EAP (execution audit plan), RPT (reporting) dan RM

(review and monitoring).

Page 197: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

179

Gambar 4.5

CFA Variabel Risk based Audit – Standardized Solution

Gambar 4.6

CFA Variabel Risk based Audit – T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Page 198: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

180

Persamaan pengukuran dari Risk Based Audit dalam Standardized

Solution dengan estimasi standard error (se) dan nilai t-value sebagai

berikut:

Measurement Equations

PLN1 = 0.62*IDP, Errorvar.= 0.21 , R² = 0.79

(0.036)

5.71

PLN2 = 0.78*IDP, Errorvar.= 0.07 , R² = 0.93

(0.25) (0.080)

4.57 2.31

EAP1 = 0.59*KP, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.8

(0.029)

6.83

EAP2 = 0.41*KP, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.83

(0.28) (0.044)

6.04 4.85

RPT1 = 0.69*LKP, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.64

(0.038)

7.33

RPT2 = 0.58*LKP, Errorvar.= 0.40 , R² = 0.60

(0.063) (0.032)

8.56 5.16

RM1 = 0.84*PP, Errorvar.= 0.22 , R² = 0.78

(0.043)

4.90

RM2 = 0.57*PP, Errorvar.= 0.24 , R² = 0.76

(0.070) (0.054)

7.36 8.24

Structural Equations

PLN = 0.60*AI, Errorvar.= 0.24 , R² = 0.76

(0.18) (0.16)

3.37 3.94

Page 199: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

181

EAP = 0.74*AI, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.15) (0.17)

7.18 5.70

RPT = 0.53*AI, Errorvar.= 0.42 , R² = 0.58

(0.27) (0.25)

8.36 2.42

RM = 0.81*AI, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.62

(0.081) (0.18)

11.47 3.87

Dari analisis second order CFA diatas menunjukkan bahwa:

1. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dan

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel;

a. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

planning ialah PLN2 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,78. Artinya pengaruh PLN2 sebesar 0,78

terhadap dimensi PLN (Planning). Dalam kuesioner dapat

dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Status organisasi cukup memberi kekuasaan untuk

melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan”

b. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

execution audit plan ialah EAP1 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,59. Artinya pengaruh EAP1 sebesar

0,59 terhadap dimensi EAP (Execution Audit Plan). Dalam

kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Lingkup audit sesuai dengan fokus perbaikan perusahaan”

Page 200: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

182

c. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

reporting ialah RPT1 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,69. Artinya pengaruh RPT1 sebesar 0,69

terhadap dimensi RPT (Reporting). Dalam kuesioner dapat

dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Adanya rekomendasi memberikan nilai tambah dan

implementasi”

d. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi review

and monitoring ialah RM1 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,84. Artinya pengaruh RM1 sebesar 0,84

terhadap dimensi RM (Review and Monitoring). Dalam

kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Rencana perbaikan ditindaklanjuti dan diimplementasikan”

e. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel risk

based audit ialah Review and Monitoring (RM) dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,81. Artinya pengaruh

dimensi RM sebesar 0,81 terhadap variabel RBA (Risk based

Audit). Sementara dimensi yang kurang dominan untuk

mengukur variabel risk based audit ialah Reporting (RPT)

dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,53.

Artinya pengaruh dimensi RPT hanya sebesar 0,53 terhadap

variabel RBA (Risk Based Audit).

2. Masing-masing indikator pada output Lisrel diatas memiliki t-hitung

> 1,96 maka semua indikator tersebut signifikan. Selanjutnya untuk

Page 201: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

183

masing-masing dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut: PLN

mempunyai nilai t-hitung sebesar 3,37; EAP mempunyai nilai t-hitung

sebesar 7,18; RPT mempunyai nilai t-hitung sebesar 8,36; dan RM

mempunyai nilai t-hitung sebesar 11,47; karena > 1,96 maka dimensi-

dimensi tersebut positif dan signifikan membentuk variabel X3

(Risk Based Audit).

3. Validitas dan Reliabilitas Indikator ke Dimensi dan Dimensi ke

Variabel;

a. Berdasarkan output Lisrel diatas dapat dilihat bahwa seluruh

nilai baik indikator maupun dimensi memiliki SLF ≥ 0,5 maka

indikator dan dimensi tersebut dinyatakan valid.

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE)

Tabel 4.18

Uji Reliabilitas Risk Based Audit-Indikator Ke Dimensi

Indikator λ λ2 Error CR AVE

PLN1 0,62 0,3844 0,21

0,9327 0,6428

PLN2 0,78 0,6084 0,06

EAP1 0,59 0,3481 0,20

EAP2 0,41 0,1681 0,17

RPT1 0,69 0,4761 0,36

RPT2 0,58 0,3364 0,40

RM1 0,84 0,7056 0,22

RM2 0,57 0,3249 0,24

Jumlah 5,08 3,3520 1,86

Sumber : Data primer diolah, 2018

Page 202: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

184

Berdasarkan Tabel 4.22, nilai CR untuk masing-masing

indikator variabel laten sebesar 0,9327 ≥ 0,7, Hair (2010:679)

menyatakan nilai CR ≥ 0,7 termasuk good reliability,

selanjutnya nilai AVE untuk masing-masing variabel laten

adalah 0,6428 ≥ 0,5, Hair (2010:679) menyatakan nilai AVE ≥

0,5 menunjukkan adequate convergence, dengan kata lain uji

reliabilitas untuk semua indikator ke dimensi tersebut reliabel.

Tabel 4.19

Uji Reliabilitas Risk Based Audit-Dimensi Ke Variabel

Dimensi λ λ2 Error CR AVE

PLN 0,60 0,3600 0,24

0,8448 0,5829

EAP 0,74 0,5476 0,28

RPT 0,53 0,2809 0,42

RM 0,81 0,6561 0,38

Jumlah 2,68 1,8446 1,32

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.21, diketahui nilai CR untuk masing-

masing dimensi sebesar 0,8448 ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk

masing-masing dimensi adalah 0,5829 ≥ 0,5 dengan demikian

uji reliabilitas untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

4) CFA Variabel Komite Audit (X4)

Variabel Komite Audit terdiri dari tiga dimensi, yaitu: TM (tujuan

dan manfaat komite audit), TGJ (tanggung jawab komite audit), dan

LK (lingkup kerja komite audit).

Page 203: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

185

Gambar 4.7

CFA Variabel Komite Audit – Standardized Solution

Gambar 4.8

CFA Variabel Komite Audit – T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Persamaan pengukuran dari Komite Audit dalam Standardized

Solution dengan estimasi standar error (se) dan nilai t-value sebagai

berikut:

Page 204: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

186

Measurement Equations

TM1 = 0.93*TM, Errorvar.= 0.14 , R² = 0.86 (0.014)

2.40

TM2 = 0.97*TM, Errorvar.= 0.07 , R² = 0.93 (0.036) (0.015) 13.34 2.19

TGJ1 = 0.56*TGJ, Errorvar.= 0.69 , R² = 0.31 (0.027) 7.41

TGJ2 = 0.73*TGJ, Errorvar.= 0.47 , R² = 0.53 (0.069) (0.028)

5.55 4.74

LK1 = 0.93*LK, Errorvar.= 0.04, R² = 0.96 (0.027)

3.08

LK2 = 0.81*LK, Errorvar.= 0.35 , R² = 0.65 (0.050) (0.021)

8.03 4.23

Structural Equations TM = 0.54*KA, Errorvar.= 0.30 , R² = 0.70

(0.10) (0.12) 5.24 5.73

TGJ = 0.72*KA, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50 (0.23) (0.40) 5.42 2.26

LK = 0.50*KA, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.75 (0.096) (0.15)

5.19 4.99

Dari analisis second order CFA diatas menunjukkan bahwa:

1. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dan

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel;

Page 205: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

187

a. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi tujuan

dan manfaat komite audit ialah TM2 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,97. Artinya pengaruh TM2 sebesar

0,97 terhadap dimensi TM (Tujuan dan Manfaat Komite Audit).

Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Komite audit juga melakukan pengawasan atas proses risiko

dan kontrol serta proses tata kelola perusahaan proses risiko dan

kontrol serta proses tata kelola perusahaan”

b. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

tanggung jawab komite audit ialah TGJ2 dengan nilai koefisien

jalur (loading factor) sebesar 0,73. Artinya pengaruh TGJ2

sebesar 0,73 terhadap dimensi TGJ (Tanggung Jawab Komite

Audit). Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Komite audit bertanggung jawab terhadap kegiatan internal dan

eksternal perusahaan”

c. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi lingkup

kerja komie audit ialah LK1 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,93. Artinya pengaruh LK1 sebesar

0,93 terhadap dimensi LK (Lingkup Kerja Komite Audit).

Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Lingkup kerja komite audit meliputi committee charter,

struktur komite audit dan syarat keanggotaan komite audit”

d. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel komite

audit ialah Tanggung Jawab Komite Audit (TGJ) dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,72. Artinya pengaruh

Page 206: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

188

dimensi TGJ sebesar 0,72 terhadap variabel KA (Komite Audit).

Sementara dimensi yang kurang dominan untuk mengukur

variabel komite audit ialah Lingkup Kerja Komite Audit (LK)

dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,50.

Artinya pengaruh dimensi LK hanya sebesar 0,50 terhadap

variabel KA (Komite Audit).

2. Masing-masing indikator pada output Lisrel diatas memiliki t-hitung

> 1,96 maka semua indikator tersebut signifikan. Selanjutnya untuk

masing-masing dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut:

TM mempunyai nilai t-hitung sebesar 5,24; TGJ mempunyai nilai t-

hitung sebesar 5,42; dan LK mempunyai nilai t-hitung sebesar 5,19;

karena > 1,96 maka dimensi-dimensi tersebut positif dan signifikan

membentuk variabel X4 (Komite Audit).

3. Validitas dan Reliabilitas Indikator ke Dimensi dan Dimensi ke

Variabel;

a. Berdasarkan output Lisrel diatas dapat dilihat bahwa seluruh

nilai baik indikator maupun dimensi memiliki nilai standardized

loading factor (SLF) ≥ 0,5 maka indikator dan dimensi tersebut

dinyatakan valid.

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE)

Page 207: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

189

Tabel 4.20

Uji Reliabilitas Komite Audit-Indikator Ke Dimensi

Indikator λ λ2 Error CR AVE

TM1 0,93 0,8649 0,14

0,9325 0,7034

TM2 0,97 0,9409 0,07

TGJ1 0,56 0,3136 0,69

TGJ2 0,73 0,5329 0,47

LK1 0,93 0,8649 0,04

LK2 0,81 0,6561 0,35

Jumlah 4,93 4,1733 1,76

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.24, nilai CR untuk masing-masing

indikator variabel laten sebesar 0,9325 ≥ 0,7. Hair (2010:679)

menyatakan nilai CR ≥ 0,7 termasuk good reliability,

selanjutnya nilai AVE untuk masing-masing variabel laten

adalah 0,7034 ≥ 0,5. Hair (2010:679) menyatakan nilai AVE ≥

0,5 menunjukkan adequate convergence, dengan kata lain uji

reliabilitas untuk semua indikator ke dimensi tersebut reliabel.

Tabel 4.21

Uji Reliabilitas Komite Audit-Dimensi Ke Variabel

Dimensi λ λ2 Error CR AVE

TM 0,54 0,2916 0,30

0,7468 0,5024 TGJ 0,72 0,5184 0,50

LK 0,50 0,2500 0,25

Jumlah 1,76 1,0600 1,05

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.25, diketahui nilai CR untuk masing-

masing dimensi sebesar 0,7468 ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk

masing-masing dimensi adalah 0,5024 ≥ 0,5 dengan demikian

uji reliabilitas untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

Page 208: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

190

5) CFA Variabel Whistleblowing system (X5)

Variabel Whistleblowing system terdiri dari tiga dimensi, yaitu:

EWS (efektivitas whistleblowing system), CPP (cara pelaporan

pelanggaran), dan MWS (manfaat whistleblowing system).

Gambar 4.9

CFA Variabel Whistleblowing system – Standardized Solution

Gambar 4.10

CFA Variabel Whistleblowing system – T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Page 209: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

191

Persamaan pengukuran dari Whistleblowing system dalam

Standardized Solution dengan estimasi standar error (se) dan nilai t-

value sebagai berikut:

Measurement Equations

EWS1 = 0.41*TM, Errorvar.= 0.16 , R² = 0.84 (0.017) 3.40

EWS2 = 0.69*TM, Errorvar.= 0.27 , R² = 0.73 (0.031) (0.025)

12.34 6.19

CPP1 = 0.70*TGJ, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.71 (0.024) 3.81

CPP2 = 0.87*TGJ, Errorvar.= 0.43 , R² = 0.57 (0.059) (0.029)

8.55 2.74

MWS1 = 0.40*LK, Errorvar.= 0.24, R² = 0.76 (0.017) 4.08

MWS2 = 0.83*LK, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.62 (0.040) (0.026)

9.03 3.23

Structural Equations

EWS = 0.74*KA, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68 (0.10) (0.16) 6.25 4.73 CPP = 0.63*KA, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.57 (0.23) (0.50) 7.48 4.86

Page 210: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

192

MWS = 0.81*KA, Errorvar.= 0.15 , R² = 0.85 (0.095) (0.25) 5.39 2.69

Dari analisis second order CFA diatas menunjukkan bahwa:

1. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dan

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel;

a. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

efektivitas whistleblowing system ialah EWS2 dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,69. Artinya pengaruh

EWS2 sebesar 0,69 terhadap dimensi EWS (Efektivitas

Whistleblowing system). Dalam kuesioner dapat dilihat

pernyataan tersebut ialah:

“Kemungkinan tersedianya akses pelaporan pelanggaran ke luar

perusahaan, bila manajemen tidak mendapatkan respon yang

sesuai”

b. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi cara

pelaporan pelanggaran ialah CPP2 dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,87. Artinya pengaruh CPP2 sebesar

0,87 terhadap dimensi CPP (Cara Pelaporan Pelanggaran).

Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Adanya pembocoran kecurangan dilakukan kepada pihak luar

seperti masyarakat dengan tujuan mencegah kerugian banyak

orang”

c. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

manfaat whistleblowing system ialah MWS2 dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,83. Artinya pengaruh

Page 211: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

193

MWS2 sebesar 0,83 terhadap dimensi MWS (Manfaat

Whistleblowing system). Dalam kuesioner dapat dilihat

pernyataan tersebut ialah:

“Whistleblowing system dapat mengurangi risiko yang dihadapi

organisasi akibat dari pelanggaran, baik dari segi keuangan,

operasi, hukum, keselamatan kerja dan meningkatkan reputasi

perusahaan di mata pemangku kepentingan (stakeholders),

regulator dan masyarakat umum”

d. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel

whistleblowing system ialah Manfaat Whistleblowing system

(MWS) dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar

0,81. Artinya pengaruh dimensi MWS sebesar 0,81 terhadap

variabel WS (Whistleblowing system). Sementara dimensi yang

kurang dominan untuk mengukur variabel whistleblowing system

ialah Cara Pelaporan Pelanggaran (CPP) dengan nilai koefisien

jalur (loading factor) sebesar 0,63. Artinya pengaruh dimensi

CPP hanya sebesar 0,63 terhadap variabel WS (Whistleblowing

System).

2. Masing-masing indikator pada output Lisrel diatas memiliki t-hitung

> 1,96 maka semua indikator tersebut signifikan. Selanjutnya

untuk masing-masing dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut:

EWS mempunyai nilai t-hitung sebesar 6,25; CPP mempunyai nilai

t-hitung sebesar 7,48; dan MWS mempunyai nilai t-hitung sebesar

5,39; karena > 1,96 maka dimensi-dimensi tersebut positif dan

signifikan membentuk variabel X5 (Whistleblowing System).

Page 212: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

194

3. Validitas dan Reliabilitas Indikator ke Dimensi dan Dimensi ke

Variabel;

a. Berdasarkan output Lisrel diatas dapat dilihat bahwa seluruh

nilai baik indikator maupun dimensi memiliki nilai standardized

loading factor (SLF) ≥ 0,5 maka indikator dan dimensi tersebut

dinyatakan valid.

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE)

Tabel 4.22

Uji Reliabilitas Whistleblowing System-Indikator Ke Dimensi

Indikator λ λ2 Error CR AVE

EWS1 0,41 0,1681 0,16

0,8853 0,5817

EWS2 0,69 0,4761 0,27

CPP1 0,70 0,4900 0,49

CPP2 0,87 0,7569 0,43

MWS1 0,40 0,1600 0,24

MWS2 0,83 0,6889 0,38

Jumlah 3,90 2,7400 1,97

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.24, nilai CR untuk masing-masing

indikator variabel laten sebesar 0,8853 ≥ 0,7. Hair (2010:679)

menyatakan nilai CR ≥ 0,7 termasuk good reliability,

selanjutnya nilai AVE untuk masing-masing variabel laten

adalah 0,5817 ≥ 0,5. Hair (2010:679) menyatakan nilai AVE ≥

0,5 menunjukkan adequate convergence, dengan kata lain uji

reliabilitas untuk semua indikator ke dimensi tersebut reliabel.

Page 213: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

195

Tabel 4.23

Uji Reliabilitas Whistleblowing System -Dimensi Ke Variabel

Dimensi λ λ2 Error CR AVE

EWS 0,74 0,5476 0,32

0,8262 0,6155 CPP 0,63 0,3969 0,53

MWS 0,81 0,6561 0,15

Jumlah 2,18 1,6006 1,00

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.25, diketahui nilai CR untuk masing-

masing dimensi sebesar 0,8262 ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk

masing-masing dimensi adalah 0,6155 ≥ 0,5 dengan demikian

uji reliabilitas untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

6) CFA Variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y)

Variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud) terdiri dari empat

dimensi, yaitu: KAF (kebijakan anti fraud), PPB (prosedur

pencegahan baku), TP (teknik pengendalian) dan KTK (kepekaan

terhadap fraud).

Gambar 4.11

CFA Variabel Pencegahan Kecurangan – Standardized Solution

Page 214: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

196

Gambar 4.12

CFA Variabel Pencegahan Kecurangan – T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Persamaan pengukuran dari Pencegahan Kecurangan (Fraud)

dalam Standardized Solution dengan estimasi standar error (se) dan

nilai t-value sebagai berikut:

Measurement Equations

KAF1 = 0.67*KAF, Errorvar.= 0.43 , R² = 0.57

(0.051)

8.45

KAF2 = 0.64*KAF, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.62

(1.48) (0.15)

5.43 2.63

PPB1 = 0.54*PPB, Errorvar.= 0.40 , R² = 0.60

(0.044)

9.08

PPB2 = 0.65*PPB, Errorvar.= 0.22, R² = 0.78

(1.71) (0.17)

7.38 4.31

Page 215: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

197

TP1 = 0.88*TP, Errorvar.= 0.30 , R² = 0.70

(0.031)

9.68

TP2 = 0.66*TP, Errorvar.= 0.19, R² = 0.81

(1.21) (0.15)

8.55 5.13

KTK1 = 0.60*KTK, Errorvar.= 0.35 , R² = 0.65

(0.041)

8.55

KTK2 = 0.70*KTK, Errorvar.= 0.49, R² = 0.51

(1.15) (0.16)

5.61 3.31

Structural Equations

KAF = 0.52*PKF, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68

(0.047) (0.014)

11.14 5.15

PPB = 0.86*PKF, Errorvar.= 0.26 , R² = 0.74

(0.046) (0.0051)

8.72 5.23

TP = 0.64*PKF, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.80

(0.045) (0.0074)

9.75 8.89

KTK = 0.52*PKF, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.87

(0.045) (0.011)

11.65 5.73

Dari analisis second order CFA diatas menunjukkan bahwa:

1. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dan

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel;

a. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

kebijakan anti fraud audit ialah KAF1 dengan nilai koefisien

jalur (loading factor) sebesar 0,67. Artinya pengaruh KAF1

Page 216: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

198

sebesar 0,67 terhadap dimensi KAF (Kebijakan Anti Fraud).

Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Pencegahan kecurangan dapat dilakukan dengan menetapkan

kebijakan anti fraud”

b. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

prosedur pencegahan baku ialah PPB2 dengan nilai koefisien

jalur (loading factor) sebesar 0,65. Artinya pengaruh PPB2

sebesar 0,65 terhadap dimensi PPB (Prosedur Pencegahan

Baku). Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Prosedur pencegahan fraud dapat dilakukan dengan sistem

review dan operasi yang memadai bagi sistem komputer”

c. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi teknik

pengendalian ialah TP1 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,88. Artinya pengaruh TP1 sebesar 0,88

terhadap dimensi TP (Teknik Pengendalian). Dalam kuesioner

dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Adanya pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang

memadai”

d. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi

kepekaan terhadap kecurangan ialah KTK2 dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,70. Artinya pengaruh

KTK2 sebesar 0,70 terhadap dimensi KTK (Kepekaan Terhadap

Kecurangan). Dalam kuesioner pernyataan tersebut ialah:

“Setiap pegawai selalu diingatkan dan didorong untuk

melaporkan segala transaksi/kegiatan pegawai lainnya yang

mencurigakan.”

Page 217: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

199

e. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel

pencegahan kecurangan (fraud) ialah Prosedur Pencegahan

Baku (PPB) dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar

0,86. Artinya pengaruh dimensi PPB sebesar 0,86 terhadap

variabel PKF (Pencegahan Kecurangan (Fraud)). Sementara

dimensi yang kurang dominan untuk mengukur variabel

pencegahan kecurangan (fraud) ialah Kebijakan Anti Fraud

(KAF) dan Kepekaan Terhadap Kecurangan (KTK) dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) masing-masing sebesar 0,52.

Artinya pengaruh dimensi KAF dan KTK masing-masing hanya

sebesar 0,52 terhadap variabel PKF (Pencegahan Kecurangan

(Fraud)).

2. Masing-masing indikator pada output Lisrel diatas memiliki t-hitung

> 1,96 maka semua indikator tersebut signifikan. Selanjutnya

untuk masing-masing dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut:

KAF mempunyai nilai t-hitung sebesar 11,14; PPB mempunyai nilai

t-hitung sebesar 8,72; TP mempunyai nilai t-hitung sebesar 9,75 dan

KTK mempunyai nilai t-hitung sebesar 11,65; karena > 1,96 maka

dimensi-dimensi tersebut positif dan signifikan membentuk

variabel Y (Pencegahan Kecurangan (Fraud)).

3. Validitas dan Reliabilitas Indikator ke Dimensi dan Dimensi ke

Variabel;

Page 218: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

200

a. Berdasarkan output Lisrel diatas dapat dilihat bahwa seluruh

nilai baik indikator maupun dimensi memiliki nilai

standardized loading factor (SLF) ≥ 0,5 maka indikator dan

dimensi tersebut dinyatakan valid.

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE)

Tabel 4.24

Uji Reliabilitas Pencegahan Kecurangan (Fraud)-

Indikator Ke Dimensi

Indikator λ λ2 Error CR AVE

KAF1 0,67 0,4489 0,43

0,9112 0,5683

KAF2 0,64 0,4096 0,38

PPB1 0,54 0,2916 0,40

PPB2 0,65 0,4225 0,22

TP1 0,88 0,7744 0,30

TP2 0,66 0,4356 0,19

KTK1 0,60 0,3600 0,35

KTK2 0,70 0,4900 0,49

Jumlah 5,34 3,6326 2,76

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.20, nilai CR untuk masing-masing

indikator variabel laten sebesar 0,9112 ≥ 0,7 selanjutnya nilai

AVE untuk masing-masing variabel laten adalah 0,5683 ≥ 0,5

maka uji reliabilitas untuk semua indikator ke dimensi tersebut

reliabel.

Page 219: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

201

Tabel 4.25

Uji Reliabilitas Pencegahan Kecurangan (Fraud)-

Dimensi Ke Variabel

Dimensi λ λ2 Error CR AVE

KAF 0,52 0,2704 0,32

0,8764 0,65

PPB 0,86 0,7396 0,26

TP 0,64 0,4096 0,20

KTK 0,52 0,2704 0,13

Jumlah 2,54 1,6900 0,91

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.21, diketahui nilai CR untuk masing-

masing dimensi sebesar 0,8764 ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk

masing-masing dimensi adalah 0,65 ≥ 0,5 dengan demikian uji

reliabilitas untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

7) CFA Variabel Kualitas Laporan Keuangan (Z)

Variabel Kualitas Laporan Keuangan terdiri dari empat dimensi,

yaitu: RLV (relevan), ADL (andal), DBD (dapat dibandingkan) dan

DPH (dapat dipahami).

Gambar 4.13

CFA Variabel Kualitas Laporan Keuangan – Standardized Solution

Page 220: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

202

Gambar 4.14

CFA Variabel Kualitas Laporan Keuangan – T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Persamaan pengukuran dari Kualitas Laporan Keuangan dalam

Standardized Solution dengan estimasi standar error (se) dan nilai t-

value sebagai berikut:

Measurement Equations

RLV1 = 0.57*RLV, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.59

(0.046)

6.71

RLV2 = 0.88*RLV, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68

(0.17) (0.070)

5.27 3.04

ADL1 = 0.69*ADL, Errorvar.= 0.46 , R² = 0.54

(0.039)

7.93

ADL2 = 0.74*ADL, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.71

(0.091) (0.034)

6.04 4.65

DBD1 = 0.58*DBD, Errorvar.= 0.15 , R² = 0.85

(0.036)

7.23

Page 221: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

203

DBD2 = 0.86*DBD, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.47

(0.083) (0.032)

7.26 5.16

DPH1 = 0.91*DPH, Errorvar.= 0.31 , R² = 0.69

(0.043)

4.81

DPH2 = 0.49*DPH, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.83

(0.060) (0.040)

9.46 7.84

Structural Equations

RLV = 0.90*KLK, Errorvar.= 0.24 , R² = 0.75

(0.19) (0.26)

6.36 3.94

ADL = 0.64*KLK, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.82

(0.26) (0.16)

7.38 2.70

DBD = 0.73*KLK, Errorvar.= 0.48 , R² = 0.52

(0.15) (0.21)

8.16 4.14

DPH = 0.55*KLK, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68

(0.077) (0.25)

10.23 5.86

Dari analisis second order CFA diatas menunjukkan bahwa:

1. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dan

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel;

a. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi relevan

ialah RLV2 dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar

0,88. Artinya pengaruh RLV2 sebesar 0,88 terhadap dimensi

RLV (Relevan). Dalam kuesioner pernyataan tersebut ialah:

“Laporan keuangan untuk stakeholder disajikan tepat waktu baik

harian, mingguan, bulanan maupun tahunan dan laporan-laporan

tersebut disusun secara sistematis dan teratur”

Page 222: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

204

b. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi andal

ialah ADL2 dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar

0,74. Artinya pengaruh ADL2 sebesar 0,74 terhadap dimensi

ADL (Andal). Dalam kuesioner dapat dilihat pernyataan

tersebut ialah:

“Informasi dalam laporan keuangan dapat diuji dan pengujian

dilakukan beberapa kali dengan pihak yang berbeda

menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dan laporan

keuangan disajikan secara independen”

c. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dapat

dibandingkan ialah DBD2 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,86. Artinya pengaruh DBD2 sebesar 0,86

terhadap dimensi DBD (Dapat Dibandingkan). Dalam kuesioner

dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Laporan keuangan juga dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan entitas lain pada umumnya baik secara internal

maupun eksternal”

d. Indikator yang paling dominan untuk mengukur dimensi dapat

dipahami ialah DPH1 dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,91. Artinya pengaruh DPH1 sebesar 0,91

terhadap dimensi DPH (Dapat Dipahami). Dalam kuesioner

dapat dilihat pernyataan tersebut ialah:

“Informasi laporan keuangan dapat mudah dipahami oleh

pengguna”

e. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel kualitas

laporan keuangan ialah Relevan (RLV) dengan nilai koefisien

jalur (loading factor) sebesar 0,90. Artinya pengaruh dimensi

Page 223: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

205

RLV sebesar 0,90 terhadap variabel KLK (Kualitas Laporan

Keuangan). Sementara dimensi yang kurang dominan untuk

mengukur variabel kualitas laporan keuangan ialah Dapat

Dipahami (DPH) dengan nilai koefisien jalur (loading factor)

sebesar 0,55. Artinya pengaruh dimensi DPH hanya sebesar

0,55 terhadap variabel KLK (Kualitas Laporan Keuangan).

2. Masing-masing indikator pada output Lisrel diatas memiliki t-hitung

> 1,96 maka semua indikator tersebut signifikan. Selanjutnya untuk

masing-masing dimensi dapat dijelaskan sebagai berikut:

RLV mempunyai nilai t-hitung sebesar 6,36; ADL mempunyai nilai

t-hitung sebesar 7,38; DBD mempunyai nilai t-hitung sebesar 8,16; dan

DPH mempunyai nilai t-hitung sebesar 10,23; karena > 1,96 maka

dimensi-dimensi tersebut positif dan signifikan membentuk

variabel Z (Kualitas Laporan Keuangan).

3. Validitas dan Reliabilitas Indikator ke Dimensi dan Dimensi ke

Variabel;

a. Berdasarkan output Lisrel diatas dapat dilihat bahwa seluruh

nilai baik indikator maupun dimensi memiliki SLF ≥ 0,5 maka

indikator-indikator tersebut dinyatakan valid

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE)

Page 224: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

206

Tabel 4.26

Uji Reliabilitas Kualitas Laporan Keaungan-

Indikator Ke Dimensi Indikator λ λ2 Error CR AVE

RLV1 0,57 0,3249 0,41

0,9253 0,6178

RLV2 0,88 0,7744 0,32

ADL1 0,69 0,4761 0,46

ADL2 0,74 0,5476 0,29

DBD1 0,58 0,3364 0,15

DBD2 0,86 0,7396 0,53

DPH1 0,91 0,8281 0,31

DPH2 0,49 0,2401 0,17

Jumlah 5,72 4,2672 2,64

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.26, nilai CR untuk masing-masing

indikator variabel laten sebesar 0,9253 ≥ 0,7, maka termasuk

good reliability, selanjutnya nilai AVE untuk masing-masing

variabel laten adalah 0,6178 ≥ 0,5, berarti uji reliabilitas untuk

semua indikator ke dimensi tersebut reliabel.

Tabel 4.27

Uji Reliabilitas Kualitas Laporan Keaungan-

Dimensi Ke Variabel Dimensi λ λ2 Error CR AVE

RLV 0,90 0,8100 0,24

0,8604 0,6144

ADL 0,64 0,4096 0,25

DBD 0,73 0,5329 0,48

DPH 0,55 0,3025 0,32

Jumlah 2,82 2,0550 1,29

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.27, diketahui nilai CR untuk masing-

masing dimensi sebesar 0,8604 ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk

masing-masing dimensi adalah 0,6144 ≥ 0,5 dengan demikian

uji reliabilitas untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

Page 225: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

207

b. Analisis SEM Full Model

Setelah dilakukan analisis CFA, selanjutnya ialah analisis SEM Full

Model. Dalam model ini, setiap variabel laten dimodelkan sebagai sebuah

faktor yang mendasari variabel-variabel teramati yang terkait. Bagian ini

menjelaskan model pengukuran seluruh variabel laten, tidak hanya

mengkonfirmasi variabel-variabel indikator pembentuk variabel laten,

tetapi juga pengaruh dari variabel eksogen/independen terhadap variabel

endogen/dependen.

Gambar 4.15

Diagram Lintasan Basic (Hybrid) Full Model dalam Standardized Solution

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Page 226: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

208

Gambar 4.16

Diagram Lintasan Basic (Hybrid) Full Model dalam T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Persamaan pengukuran full model dalam Standardized Solution

dengan estimasi standar error (se) dan nilai t-value sebagai berikut:

Measurement Equations:

LP = 0.65*PI, Errorvar.= 0.51 , R² = 0.49

(0.014)

9.10

PR = 0.61*PI, Errorvar.= 0.37 , R² = 0.63

(0.14) (0.019)

7.65 9.16

AP = 0.76*PI, Errorvar.= 0.43 , R² = 0.57

(0.14) (0.014)

9.46 9.32

IK = 0.46*PI, Errorvar.= 0.19 , R² = 0.81

(0.15) (0.030)

5.96 9.29

Page 227: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

209

PM = 0.66*PI, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.14) (0.032)

9.58 9.29

IDP = 0.83*AI, Errorvar.= 0.31 , R² = 0.69

(0.0100)

6.61

KP = 0.77*AI, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.59

(0.092) (0.014)

11.15 7.56

LKP = 0.71*AI, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50

(0.083) (0.016)

11.25 8.06

PP = 0.80*AI, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.64

(0.097) (0.016)

11.91 7.11

PLN = 0.91*RBA, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.83

(0.0049)

6.31

EAP = 0.85*RBA, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.064) (0.0081)

16.35 7.87

RPT = 0.71*RBA, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50

(0.062) (0.015)

15.22 8.63

RM = 0.81*RBA, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.66

(0.077) (0.013)

15.62 8.49

TM = 0.90*KA, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.80

(0.0068)

6.82

TGJ = 0.89*KA, Errorvar.= 0.21 , R² = 0.79

(0.066) (0.010)

17.91 7.07

Page 228: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

210

LK = 0.71*KA, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50

(0.056) (0.015)

14.73 8.75

EWS = 0.80*WS, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.64

(0.014)

8.77

CPP = 0.81*WS, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.66

(0.067) (0.0093)

12.79 8.66

MWS = 0.77*WS, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.59

(0.077) (0.014)

11.81 9.02

KAF = 0.77*PKF, Errorvar.= 0.40 , R² = 0.60

(0.010)

7.87

PPB = 0.79*PKF, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.62

(0.11) (0.013)

10.99 7.65

TP = 0.85*PKF, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.12) (0.013)

11.91 6.87

KTK = 0.87*PKF, Errorvar.= 0.23 , R² = 0.77

(0.16) (0.048)

9.41 9.21

RLV = 0.44*KLK, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50

(0.032)

9.02

ADL = 0.75*KLK, Errorvar.= 0.30 , R² = 0.70

(0.25) (0.030)

8.13 8.60

DBD = 0.86*KLK, Errorvar.= 0.37 , R² = 0.63

(0.20) (0.032)

9.98 9.16

Page 229: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

211

DPH = 0.53*KLK, Errorvar.= 0.42 , R² = 0.58

(0.29) (0.044)

6.03 8.61

Dari analisis SEM Full Model diatas menunjukkan bahwa:

1. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur masing-masing

variabel laten/konstruk;

a. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel

pengendalian internal ialah Aktivitas Pengendalian (AP) dengan

nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,76. Artinya

pengaruh dimensi AP sebesar 0,76 terhadap variabel

Pengendalian Internal. Sementara variabel yang kurang

dominan untuk mengukur variabel pengendalian internal ialah

Informasi dan Komunikasi (IK) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) hanya sebesar 0,46. Artinya pengaruh dimensi

IK sebesar 0,46 terhadap variabel Pengendalian Internal.

b. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel audit

internal ialah Independensi (IDP) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,83. Artinya pengaruh dimensi IDP

sebesar 0,83 terhadap variabel Audit Internal. Sementara

variabel yang kurang dominan untuk mengukur variabel audit

internal ialah Lingkup Kerja Pemeriksaan (LKP) dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) hanya sebesar 0,71. Artinya

pengaruh dimensi LKP hanya sebesar 0,71 terhadap variabel

Audit Internal.

Page 230: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

212

c. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel risk

based audit ialah Planning (PLN) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,91. Artinya pengaruh dimensi PLN

sebesar 0,91 terhadap variabel Risk Based Audit. Sementara

variabel yang kurang dominan untuk mengukur variabel risk

based audit ialah Reporting (RPT) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,71. Artinya pengaruh dimensi RPT

hanya sebesar 0,71 terhadap variabel Risk Based Audit.

d. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel komite

audit ialah Tujuan dan Manfaat Komite Audit (TM) dengan

nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,90. Artinya

pengaruh dimensi TM sebesar 0,90 terhadap variabel Komite

Audit. Sementara variabel yang kurang dominan untuk

mengukur variabel komite audit ialah Lingkup Kerja Komite

Audit (LK) dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar

0,71. Artinya pengaruh dimensi LK hanya sebesar 0,71 terhadap

variabel Komite Audit.

e. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel

whistleblowing system ialah Cara Pelaporan Pelanggaran (CPP)

dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,81.

Artinya pengaruh dimensi CPP sebesar 0,81 terhadap variabel

Whistleblowing System. Sementara variabel yang kurang

dominan untuk mengukur variabel whistleblowing system ialah

Page 231: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

213

Manfaat Whistleblowing System (MWS) dengan nilai koefisien

jalur (loading factor) sebesar 0,77. Artinya pengaruh dimensi

MWS hanya sebesar 0,77 terhadap variabel Whistleblowing

System.

f. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel

pencegahan kecurangan (fraud) ialah Kepekaan Terhadap

Kecurangan (Fraud) (KTK) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,87. Artinya pengaruh dimensi KTK

sebesar 0,87 terhadap variabel Pencegahan Kecurangan

(Fraud). Sementara variabel yang kurang dominan untuk

mengukur variabel pencegahan kecurangan (fraud) ialah

Kebijakan Anti Fraud (KAF) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,77. Artinya pengaruh dimensi KAF

hanya sebesar 0,77 terhadap variabel Pencegahan Kecurangan

(Fraud).

g. Dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel kualitas

laporan keuangan ialah Dapat Dibandingkan (DBD) dengan

nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,86. Artinya

pengaruh dimensi DBD sebesar 0,86 terhadap variabel Kualitas

Laporan Keuangan. Sementara variabel yang kurang dominan

untuk mengukur variabel kualitas laporan keuangan ialah

Relevan (RLV) dengan nilai koefisien jalur (loading factor)

Page 232: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

214

hanya sebesar 0,44. Artinya pengaruh dimensi RLV sebesar

0,44 terhadap variabel Kualitas Laporan Keuangan.

2. Masing-masing dimensi pada output Lisrel Full Model diatas dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Dimensi variabel Pengendalian Internal yaitu LP, PR, AP, IK,

dan PM mempunyai nilai t-hitung > 1,96 maka dimensi-dimensi

tersebut positif dan signifikan membentuk variabel X1

(Pengendalian Internal).

b. Dimensi variabel Audit Internal yaitu IDP, KP, LKP dan PP

mempunyai nilai t-hitung > 1,96 maka dimensi-dimensi tersebut

positif dan signifikan membentuk variabel X2 (Audit Internal).

c. Dimensi variabel Risk Based Audit yaitu PLN, EAP, RPT dan

RM mempunyai nilai t-hitung > 1,96 maka dimensi-dimensi

tersebut positif dan signifikan membentuk variabel X3 (Risk

Based Audit).

d. Dimensi variabel Komite Audit yaitu TM, TGJ dan LK

mempunyai nilai t-hitung > 1,96 maka dimensi-dimensi tersebut

positif dan signifikan membentuk variabel X4 (Komite Audit).

e. Dimensi variabel Whistleblowing System yaitu EWS, CPP dan

MWS mempunyai nilai t-hitung > 1,96 maka dimensi-dimensi

tersebut positif dan signifikan membentuk variabel X5

(Whistleblowing System).

Page 233: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

215

f. Dimensi variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud) yaitu KAF,

PPB, TP, dan KTK mempunyai nilai t-hitung > 1,96 maka

dimensi-dimensi tersebut positif dan signifikan membentuk

variabel Y (Pencegahan Kecurangan (Fraud)).

g. Dimensi variabel Kualitas Laporan Keuangan yaitu RLV, ADL,

DBD dan DPH mempunyai nilai t-hitung > 1,96 maka dimensi-

dimensi tersebut positif dan signifikan membentuk variabel Z

(Kualitas Laporan Keuangan).

3. Validitas dan Reliabilitas Dimensi ke Variabel;

a. Berdasarkan output Lisrel Full Model diatas dapat dilihat bahwa

seluruh nilai dimensi memiliki SLF ≥ 0,5 maka dimensi-

dimensi tersebut dinyatakan valid.

b. Untuk menentukan reliabilitasnya dapat dihitung dengan rumus

construct reliability (CR) dan average variance extracted

(AVE).

Tabel 4.28

Uji Reliabilitas Full Model - Dimensi Ke Variabel

Dimensi λ λ2 Error CR AVE

LP 0,65 0,4225 0,51

0,8471 0,5315

PR 0,61 0,3721 0,37

AP 0,76 0,5776 0,43

IK 0,46 0,2116 0,19

PM 0,66 0,4356 0,28

Jumlah 3,14 2,0194 1,78

IDP 0,83 0,6889 0,31

0,8596 0,6056

KP 0,77 0,5929 0,41

LKP 0,71 0,5041 0,50

PP 0,80 0,6400 0,36

Jumlah 3,11 2,4259 1,58

Page 234: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

216

PLN 0,91 0,8281 0,17

0,8929 0,6776

EAP 0,85 0,7225 0,28

RPT 0,71 0,5041 0,50

RM 0,81 0,6561 0,34

Jumlah 3,28 2,7108 1,29

TM 0,90 0,8100 0,20

0,8729 0,6983 TGJ 0,89 0,7921 0,21

LK 0,71 0,5041 0,50

Jumlah 2,50 2,1062 0,91

EWS 0,80 0,6400 0,36

0,8361 0,6299 CPP 0,81 0,6561 0,34

MWS 0,77 0,5929 0,41

Jumlah 2,38 1,8890 1,11

KAF 0,77 0,5929 0,40

0,8929 0,6764

PPB 0.79 0,6241 0,38

TP 0,85 0,7225 0,28

KTK 0,87 0,7569 0,23

Jumlah 3,28 2,6964 1,29

RLV 0,44 0,1936 0,50

0,8072 0,5277

ADL 0,75 0,3025 0,30

DBD 0,86 0,7396 0,37

DPH 0,53 0,2809 0,42

Jumlah 2,58 1,7766 1,59

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.29, diketahui nilai CR untuk semua dimensi

ke masing-masing variabel ≥ 0,7 dan nilai AVE untuk semua dimensi

ke masing-masing variabel ≥ 0,5 dengan demikian uji reliabilitas

untuk semua dimensi ke variabel tersebut reliabel.

c. Pengujian Model Struktural

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendekatan analisis

dalam SEM menggunakan two-step approach maka setelah diperoleh

model pengukuran, selanjutnya adalah menguji model struktural.

Hubungan hipotesis konstruk-konstruk penelitian pada model yang

Page 235: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

217

diajukan ditunjukkan dengan hubungan kausal antar konstruk tersebut.

Pengujian model struktural ini mencakup pengujian hipotesis atau uji

signifikansi koefisien jalur (path analysis) yang akan dibahas dalam sub

bab berikutnya. Sebelum pengujian model struktural, perlu dilakukan uji

kecocokan model terlebih dahulu yang ditunjukkan dalam tabel evaluasi

goodness of fit dari model struktural Full Model pada Gambar 4.15 dan

4.16.

Tabel 4.29

Goodness of Fit Indices Full Model

Goodness of Fit Cut off Value Hasil Model Kriteria

2-chi square ≥ 0,05 0,00 Poor Fit

RMSEA ≤ 0,08 0,081 Good Fit

NFI ≥ 0,9 0,95 Good Fit

CFI ≥ 0,9 0,91 Good Fit

IFI ≥ 0,9 0,91 Good Fit

RFI ≥ 0,9 0,93 Good Fit

RMR ≤ 0,05 0,021 Good Fit

SRMR ≤ 0,05 0,051 Good Fit

GFI 0,8 ≤ 𝐺𝐹𝐼 ≤ 0,9 0,87 Marginal Fit

AGFI 0,8 ≤ 𝐴𝐺𝐹𝐼 < 0,9 0,85 Marginal Fit

Sumber: Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Tabel 4.29 diatas menunjukkan estimasi objektif bahwa hampir

seluruh parameter kecocokan model memenuhi syarat cut off goodness of

fit kecuali 2-chi square yang tidak memenuhi kriteria, kemudian GFI

dan AGFI yang masuk kategori marginal fit namun masih dapat diterima

(acceptable fit). Oleh karena itu secara keseluruhan model SEM memiliki

kemampuan yang baik dalam hal mencocokkan data sampel. Dengan kata

lain, matriks kovarian estimasi model SEM tidak berbeda secara statistik

terhadap matriks kovarian data sampel.

Page 236: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

218

Selanjutnya untuk pengujian struktural dapat dilihat dengan

menyusun persamaan jalur variabel eksogen dan variabel endogen dalam

Standardized Solution dan T-Values dapat dijelaskan dalam gambar

berikut:

Gambar 4.17

Diagram Lintasan Struktural Full Model dalam Standardized Solution

Gambar 4.18

Diagram Lintasan Struktural Full Model dalam T-Values

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Page 237: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

219

Analisis jalur (path analysis) full model dapat dilihat hasil pengujian

model diatas. Dari hasil pengujian model tersebut diperoleh model dari

estimasi parameter (koefisien) yang dapat menjelaskan hubungan model

struktural. Berdasarkan hasil estimasi model path diagram pada gambar

4.17 dan 4.18 dapat disusun persamaan struktural dalam Standardized

Solution dengan estimasi standar error (se) dan nilai t-value untuk

variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

Persamaan Struktural Sub-Struktur I:

PKF = 0.52*PI + 0.83*AI + 0.47*RBA + 0.59*KA - 0.11*WS, Errorvar.= 0.21, R² = 0.79

s.e (0.25) (0.072) (0.11) (0.24) (0.19) (0.0070)

t 5.83 7.24 4.60 5.32 -1.24 3.48

Persamaan Struktural Sub-Struktur II:

KLK = 0.85*PKF + 0.42*PI + 0.56*AI + 0.09*RBA - 0.18*KA + 0.68*WS, Errorvar.= 0.14 , R² = 0.86

s.e (0.27) (0.41) (0.11) (0.15) (0.32) (0.26) (0.012)

t 10.32 3.65 4.05 0.70 -1.00 6.70 2.24

Dimana:

PKF = Pencegahan Kecurangan (Fraud)

KLK = Kualitas Laporan Keuangan

PI = Pengendalian Internal

AI = Audit Internal

RBA = Risk Based Audit

KA = Komite Audit

WS = Whistleblowing System

s.e = standard error of estimate

t = t-value

Page 238: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

220

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji parsial

(uji-t), uji simultan (uji-F), koefisien determinasi dan dilanjutkan dengan

analisis variabel mediator.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh suatu

variabel independen secara parsial dalam menjelaskan variabel

dependen. Koefisien jalur yang bertanda positif menunjukkan bahwa

semakin tinggi nilai variabel bebas akan mengakibatkan semakin tinggi

nilai variabel terikat, dan sebaliknya koefisien jalur yang bertanda

negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai variabel bebas akan

menurunkan nilai variabel terikat. Pengujian hipotesis dilakukan melalui

uji signifikansi koefisien jalur dengan uji statistik t pada taraf nyata

alpha: α = 5%. Jika nilai statistik t-hitung > t-tabel maka terdapat pengaruh

yang signifikan, sedangkan nilai statistik t-hitung < t-tabel maka terdapat

pengaruh yang tidak signifikan. Berikut adalah tabel hasil uji-t dari

penelitian ini dimana nilai t-tabel diperoleh dengan rumus df: n-k-1 = 154-

5-1 = 148 pada α=5% yaitu 1,97612 (dibulatkan menjadi 1,98).

Page 239: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

221

Tabel 4.30

Hasil Uji-t

Hubungan Koefisien Jalur (λ) t-hitung t-tabel Keputusan

H1: X1 → Y 0,52 5,83 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H1 diterima

H2: X2 → Y 0,83 7,24 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H2 diterima

H3: X3 → Y 0,47 4,60 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H3 diterima

H4: X4 → Y 0,59 5,32 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H4 diterima

H5: X5 → Y -0,11 -1,24 1,98 t-hitung < t-tabel ;

H5 ditolak

H7: X1 → Z 0,42 3,65 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H7 diterima

H8: X2 → Z 0,56 4,05 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H8 diterima

H9: X3 → Z 0,09 0,70 1,98 t-hitung < t-tabel ;

H9 ditolak

H10: X4 → Z -0,18 -1,00 1,98 t-hitung < t-tabel ;

H10 ditolak

H11: X5 → Z 0,68 6,70 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H11 diterima

H12: Y → Z 0,85 10,32 1,98 t-hitung > t-tabel ;

H12 diterima

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Dari hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8 uji statistik t diperoleh

hasil berikut :

1) Pengendalian Internal dengan koefisien jalur positif sebesar 0,52

memiliki t-hitung 5,83 > t-tabel 1,98 maka H1 diterima atau variabel

pengendalian internal (X1) secara parsial memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y).

2) Audit Internal dengan koefisien jalur positif sebesar 0,83 memiliki t-

hitung 7,24 > t-tabel 1,98 maka H2 diterima atau variabel audit internal

Page 240: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

222

(X2) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y).

3) Risk Based Audit dengan koefisien jalur positif sebesar 0,47

memiliki t-hitung 4,60 > t-tabel 1,98 maka H3 diterima atau risk based

audit (X3) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y).

4) Komite Audit dengan koefisien jalur positif sebesar 0,59 memiliki t-

hitung 5,32 > t-tabel 1,98 maka H4 diterima atau variabel komite audit

(X4) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y).

5) Whistleblowing System dengan koefisien jalur negatif sebesar -0,11

memiliki t-hitung -1,24 < t-tabel 1,98 maka H5 ditolak atau variabel

pengendalian internal (X5) secara parsial memiliki pengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) (Y).

6) Pengendalian Internal dengan koefisien jalur positif sebesar 0,42

memiliki t-hitung 3,65 > t-tabel 1,98 maka H7 diterima atau variabel

pengendalian internal (X1) secara parsial memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Z).

7) Audit Internal dengan koefisien jalur positif sebesar 0,56 memiliki t-

hitung 4,05 > t-tabel 1,98 maka H8 diterima atau variabel audit internal

(X2) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Kualitas Laporan Keuangan (Z).

Page 241: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

223

8) Risk Based Audit dengan koefisien jalur positif sebesar 0,09

memiliki t-hitung 0,70 < t-tabel 1,98 maka H9 ditolak atau variabel risk

based audit(X3) secara parsial memiliki pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Z).

9) Komite Audit dengan koefisien jalur negatif sebesar -0,18 memiliki

t-hitung -1,00 < t-tabel 1,98 maka H10 ditolak atau variabel komite

audit (X4) secara parsial memiliki pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Z).

10) Whistleblowing System dengan koefisien jalur positif sebesar 0,68

memiliki t-hitung 6,70 > t-tabel 1,98 maka H11 diterima atau variabel

whistleblowing system (X5) secara parsial memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Z).

11) Pencegahan Kecurangan (Fraud) dengan koefisien jalur positif

sebesar 0,85 memiliki t-hitung 10,32 > t-tabel 1,98 maka H12 diterima

atau variabel pencegahan kecurangan (fraud) (Y) secara parsial

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Laporan

Keuangan (Z).

Page 242: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

224

b. Uji Simultan (Uji-F)

Setelah melakukan analisis koefisien jalur secara parsial, maka tahap

selanjutnya adalah melakukan pengujian signifikansi secara bersama-

sama dengan menggunakan uji-F. Uji-F dalam penelitian ini ada 2 (dua),

yaitu menguji signifikansi pengaruh pengendalian internal (X1), audit

internal (X2), risk based audit (X3), komite audit (X4), dan

whistleblowing system (X5) secara bersama-sama terhadap pencegahan

kecurangan (Fraud) (Y) dan menguji signifikansi pengaruh

pengendalian internal (X1), audit internal (X2), risk based audit (X3),

komite audit (X4), dan whistleblowing system (X5) secara bersama-sama

terhadap kualitas laporan keuangan (Z) melalui pencegahan kecurangan

(fraud) (Y).

Statistik uji F untuk X1, X2, X3, X4,X5 → Y dengan rumus:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑅2/𝑘

(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)=

0,79/5

(1 − 0,79)/(154 − 5 − 1)= 111,352

Statistik uji F untuk X1, X2, X3, X4,X5 melalui Y → Z dengan rumus:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑅2/𝑘

(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)=

0,86/5

(1 − 0,86)/(154 − 5 − 1)= 181,829

Berikut adalah tabel hasil uji-F dari penelitian ini dimana nilai F-tabel

diperoleh dengan rumus df1: 5, df2: n-k-1 = 154-5-1 = 148 pada α=5%

yaitu 2,28.

Page 243: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

225

Tabel 4.31

Hasil Uji-F

Hubungan Koefisien

Determinasi

F-hitung F-tabel Keputusan

H6: X1, X2, X3, X4,X5 → Y 0,79 111,352 2,28 F-hitung > F-tabel ;

H6 diterima

H13: X1, X2, X3, X4, X5 →

Y → Z 0,86 181,829 2,28

F-hitung > F-tabel ;

H13 diterima

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Dari tabel 4.31 diatas diketahui H6 yaitu pengaruh pengendalian

internal (X1), audit internal (X2), risk based audit (X3), komite audit (X4),

dan whistleblowing system (X5) secara bersama-sama terhadap

pencegahan kecurangan (Fraud) (Y) memiliki nilai F-hitung sebesar

111,352 > F-tabel sebesar 2,28 maka H6 diterima atau pengendalian

internal, audit internal, risk based audit, komite audit, dan

whistleblowing system secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud).

Selanjutnya untuk H13 yaitu pengaruh pengendalian internal (X1),

audit internal (X2), risk based audit (X3), komite audit (X4), dan

whistleblowing system (X5) secara bersama-sama terhadap kualitas

laporan keuangan (Z) melalui pencegahan kecurangan (fraud) (Y)

memiliki nilai F-hitung sebesar 181,829 > F-tabel sebesar 2,28 maka H13

diterima atau pengendalian internal, audit internal, risk based audit,

komite audit, dan whistleblowing system secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

melalui pencegahan kecurangan (fraud).

Page 244: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

226

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variansi variabel dependen. Dari table 4.31 diatas

diketahui bahwa pengaruh pengendalian internal (X1), audit internal

(X2), risk based audit (X3), komite audit (X4), dan whistleblowing

system (X5) secara bersama-sama terhadap pencegahan kecurangan

(Fraud) (Y) memiliki koefisien determinasi sebesar 0,79; artinya

kemampuan pengendalian internal, audit internal, risk based audit,

komite audit, dan whistleblowing system dalam menjelaskan pencegahan

kecurangan (fraud) sebesar 79% sedangkan sisanya 21% dapat

dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Selanjutnya pengaruh pengendalian internal (X1), audit internal (X2),

risk based audit (X3), komite audit (X4), dan whistleblowing system (X5)

secara bersama-sama terhadap kualitas laporan keuangan (Z) melalui

pencegahan kecurangan (fraud) (Y) memiliki koefisien determinasi

sebesar 0,86; artinya kemampuan pengendalian internal, audit internal,

risk based audit, komite audit, dan whistleblowing system dalam

menjelaskan kualitas laporan keuangan melalui pencegahan kecurangan

(fraud) sebesar 86% sedangkan sisanya 14% dapat dijelaskan oleh

variabel lain diluar model penelitian ini.

Page 245: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

227

d. Analisis Variabel Mediator

Untuk menguji variabel mediator dapat dilakukan dengan

menghitung besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung serta nilai

probabilitas signifikansinya sebagai berikut:

1) Analisis pengaruh PI (Pengendalian Internal) terhadap KLK

(Kualitas Laporan Keuangan) dengan mediasi PKF (Pencegahan

Kecurangan (Fraud)).

Gambar 4.19

Diagram Jalur Pengaruh Langsung PI ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Pengaruh langsung PI ke KLK positif sebesar 0,42 dan

signifikan.

Pengaruh tidak langsung PI ke KLK melalui PKF positif sebesar

(0,52 x 0,85) = 0,442 dan signifikan.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka Pencegahan Kecurangan

(Fraud) (PKF) sebagai partial mediator pengaruh Pengendalian

Internal (PI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (KLK) dimana

pengaruh langsung < pengaruh tidak langsung, maka peran

Pencegahan Kecurangan (Fraud) (PKF) sebagai mediasi

PI KLK

PKF

0.52

0.42

0.85

Page 246: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

228

memperbesar pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas

Laporan Keuangan.

2) Analisis pengaruh AI (Audit Internal) terhadap KLK (Kualitas

Laporan Keuangan) dengan mediasi PKF (Pencegahan Kecurangan

(Fraud)).

Gambar 4.20

Diagram Jalur Pengaruh Langsung AI ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Pengaruh langsung PI ke KLK positif sebesar 0,56 dan

signifikan.

Pengaruh tidak langsung PI ke KLK melalui PKF positif sebesar

(0,83 x 0,85) = 0,7055 dan signifikan.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka Pencegahan Kecurangan

(Fraud) (PKF) sebagai partial mediator pengaruh Audit Internal (PI)

terhadap Kualitas Laporan Keuangan (KLK) dimana pengaruh

langsung < pengaruh tidak langsung, maka peran Pencegahan

Kecurangan (Fraud) (PKF) sebagai mediasi memperbesar pengaruh

Audit Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

AI KLK

PKF

0.83

0.56

0.85

Page 247: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

229

3) Analisis pengaruh RBA (Risk Based Audit) terhadap KLK (Kualitas

Laporan Keuangan) dengan mediasi PKF (Pencegahan Kecurangan

(Fraud)).

Gambar 4.21

Diagram Jalur Pengaruh Langsung RBA ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Pengaruh langsung RBA ke KLK positif sebesar 0,09 dan tidak

signifikan.

Pengaruh tidak langsung RBA ke KLK melalui PKF positif

sebesar (0,47 x 0,85) = 0,3995 dan signifikan.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka Pencegahan Kecurangan

(Fraud) (PKF) sebagai full mediator pengaruh Risk Based Audit

(RBA) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (KLK) dimana

pengaruh langsung < pengaruh tidak langsung, maka peran

Pencegahan Kecurangan (Fraud) (PKF) sebagai mediasi

memperbesar pengaruh Risk Based Audit terhadap Kualitas Laporan

Keuangan.

RBA KLK

PKF

0.47

0.09

0.85

Page 248: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

230

4) Analisis pengaruh KA (Komite Audit) terhadap KLK (Kualitas

Laporan Keuangan) dengan mediasi PKF (Pencegahan Kecurangan

(Fraud)).

Gambar 4.22

Diagram Jalur Pengaruh Langsung KA ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Pengaruh langsung KA ke KLK negatif sebesar -0,18 dan tidak

signifikan.

Pengaruh tidak langsung KA ke KLK melalui PKF positif

sebesar (0,59 x 0,85) = 0,5015 dan signifikan.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka Pencegahan Kecurangan

(Fraud) (PKF) sebagai full mediator pengaruh Komite Audit (KA)

terhadap Kualitas Laporan Keuangan (KLK) dimana pengaruh

langsung < pengaruh tidak langsung, maka peran Pencegahan

Kecurangan (Fraud) (PKF) sebagai mediasi memperbesar pengaruh

Komite Audit terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

KA KLK

PKF

0.59

-0.18

0.85

Page 249: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

231

5) Analisis pengaruh WS (Whistleblowing System) terhadap KLK

(Kualitas Laporan Keuangan) dengan mediasi PKF (Pencegahan

Kecurangan (Fraud)).

Gambar 4.23

Diagram Jalur Pengaruh Langsung WS ke KLK dan Pengaruh

Tidak Langsung dengan Mediasi PKF

Sumber : Hasil pengolahan data dengan Lisrel 8.8

Pengaruh langsung WS ke KLK positif sebesar 0,68 dan

signifikan.

Pengaruh tidak langsung WS ke KLK melalui PKF negatif

sebesar (-0,11 x 0,85) = -0,0935 dan tidak signifikan.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka Pencegahan Kecurangan

(Fraud) (PKF) bukan sebagai mediator pengaruh Whistleblowing

System (WS) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (KLK) dimana

meskipun pengaruh langsung > pengaruh tidak langsung.

WS KLK

PKF

-0.11

0.68

0.85

Page 250: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

232

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

diatas dengan menggunakan Lisrel 8.8 menghasilkan pembahasan sebagai

berikut:

1. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA)

a. Berdasarkan hasil analisis CFA Pengendalian Internal, dimensi yang

paling dominan untuk mengukur variabel pengendalian internal ialah

Lingkungan Pengendalian (LP) dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,91 sedangkan dimensi yang kurang dominan ialah

Aktivitas Pengendalian (AP) dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,56. Semua indikator positif signifikan membentuk

dimensi dan semua dimensi positif signifikan membentuk variabel

pengendalian internal yang ditunjukkan dengan t-hitung > 1,96.

Selanjutnya untuk uji validitas dan reliabilitas diperoleh nilai SLF ≥

0,5; nilai CR ≥ 0,7 dan nilai AVE ≥ 0,5 maka uji validitas dan

reliabilitas untuk indikator ke dimensi dan dimensi ke variabel tersebut

valid dan reliabel.

b. Berdasarkan hasil analisis CFA Audit Internal, dimensi yang paling

dominan untuk mengukur variabel audit internal ialah Pelaksanaan

Pekerjaan (PP) dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,85

sedangkan dimensi yang kurang dominan ialah Independensi (IDP)

dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,50. Semua

indikator positif signifikan membentuk dimensi dan semua dimensi

Page 251: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

233

positif signifikan membentuk variabel audit internal yang ditunjukkan

dengan t-hitung > 1,96. Selanjutnya untuk uji validitas dan reliabilitas

diperoleh nilai SLF ≥ 0,5; nilai CR ≥ 0,7 dan nilai AVE ≥ 0,5 maka uji

validitas dan reliabilitas untuk indikator ke dimensi dan dimensi ke

variabel tersebut valid dan reliabel.

c. Berdasarkan hasil analisis CFA Risk Based Audit, dimensi yang paling

dominan untuk mengukur variabel risk based audit ialah Review and

Monitoring (RM) dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar

0,81 sedangkan dimensi yang kurang dominan ialah Reporting (RPT)

dengan nilai koefisien jalur (loading factor) sebesar 0,53. Semua

indikator positif signifikan membentuk dimensi dan semua dimensi

positif signifikan membentuk variabel risk based audit yang

ditunjukkan dengan t-hitung > 1,96. Selanjutnya untuk uji validitas dan

reliabilitas diperoleh nilai SLF ≥ 0,5; nilai CR ≥ 0,7 dan nilai AVE ≥

0,5 maka uji validitas dan reliabilitas untuk indikator ke dimensi dan

dimensi ke variabel tersebut valid dan reliabel.

d. Berdasarkan hasil analisis CFA Komite Audit, dimensi yang paling

dominan untuk mengukur variabel komite audit ialah Tanggung Jawab

Komite Audit (TGJ) dengan nilai koefisien jalur (loading factor)

sebesar 0,72 sedangkan dimensi yang kurang dominan ialah Lingkup

Kerja Komite Audit (LK) dengan nilai koefisien jalur (loading factor)

sebesar 0,50. Semua indikator positif signifikan membentuk dimensi

dan semua dimensi positif signifikan membentuk variabel komite audit

Page 252: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

234

yang ditunjukkan dengan t-hitung > 1,96. Selanjutnya untuk uji validitas

dan reliabilitas diperoleh nilai SLF ≥ 0,5; nilai CR ≥ 0,7 dan nilai AVE

≥ 0,5 maka uji validitas dan reliabilitas untuk indikator ke dimensi dan

dimensi ke variabel tersebut valid dan reliabel.

e. Berdasarkan hasil analisis CFA Whistleblowing System, dimensi yang

paling dominan untuk mengukur variabel whistleblowing system ialah

Manfaat Whistleblowing system (MWS) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,81 sedangkan dimensi yang kurang dominan

ialah Cara Pelaporan Pelanggaran (CPP) dengan nilai koefisien jalur

(loading factor) sebesar 0,63. Semua indikator positif signifikan

membentuk dimensi dan semua dimensi positif signifikan membentuk

variabel whistleblowing system yang ditunjukkan dengan t-hitung > 1,96.

Selanjutnya untuk uji validitas dan reliabilitas diperoleh nilai SLF ≥

0,5; nilai CR ≥ 0,7 dan nilai AVE ≥ 0,5 maka uji validitas dan

reliabilitas untuk indikator ke dimensi dan dimensi ke variabel tersebut

valid dan reliabel.

f. Berdasarkan hasil analisis CFA Pencegahan Kecurangan (Fraud),

dimensi yang paling dominan untuk mengukur variabel Prosedur

Pencegahan Baku (PPB) dengan nilai koefisien jalur (loading factor)

sebesar 0,86 sedangkan dimensi yang kurang dominan untuk mengukur

variabel pencegahan kecurangan (fraud) ialah Kebijakan Anti Fraud

(KAF) dan Kepekaan Terhadap Kecurangan (KTK) dengan nilai

koefisien jalur (loading factor) masing-masing sebesar 0,52. Semua

Page 253: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

235

indikator positif signifikan membentuk dimensi dan semua dimensi

positif signifikan membentuk variabel pencegahan kecurangan (fraud)

yang ditunjukkan dengan t-hitung > 1,96. Selanjutnya untuk uji validitas

dan reliabilitas diperoleh nilai SLF ≥ 0,5; nilai CR ≥ 0,7 dan nilai AVE

≥ 0,5 maka uji validitas dan reliabilitas untuk indikator ke dimensi dan

dimensi ke variabel tersebut valid dan reliabel.

g. Berdasarkan hasil analisis CFA Kualitas Laporan Keuangan, dimensi

yang paling dominan untuk mengukur variabel kualitas laporan

keuangan ialah Relevan (RLV) dengan nilai koefisien jalur (loading

factor) sebesar 0,90 sedangkan dimensi yang kurang dominan ialah

Dapat Dipahami (DPH) dengan nilai koefisien jalur (loading factor)

sebesar 0,55. Semua indikator positif signifikan membentuk dimensi

dan semua dimensi positif signifikan membentuk variabel kualitas

laporan keuangan yang ditunjukkan dengan t-hitung > 1,96. Selanjutnya

untuk uji validitas dan reliabilitas diperoleh nilai SLF ≥ 0,5; nilai CR ≥

0,7 dan nilai AVE ≥ 0,5 maka uji validitas dan reliabilitas untuk

indikator ke dimensi dan dimensi ke variabel tersebut valid dan reliabel.

2. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan

(Fraud)

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 5,83 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,52. Dengan demikian pengendalian

internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan

Page 254: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

236

kecurangan (fraud). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gusnardi

(2011) dan penelitian Maliawan, Sujana dan Diatmika (2017) yang

menemukan adanya pengaruh signifikan pengendalian internal terhadap

pencegahan kecurangan (fraud). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

semakin tinggi pengendalian internal, maka tingkat pencegahan

kecurangan (fraud) semakin baik. Pengendalian internal dalam perusahaan

dapat menangkal kemungkinan terjadinya risiko kecurangan yang dapat

mengancam pencapaian tujuan entitas bisnis.

3. Pengaruh Audit Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud)

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 7,24 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,83. Dengan demikian audit internal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan kecurangan

(fraud). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya Gusnardi

(2011) dan penelitian Maliawan, Sujana dan Diatmika (2017) yang

mengatakan bahwa adanya pengaruh signifikan audit internal terhadap

pencegahan kecurangan (fraud). Hasil yang positif dan signifikan

menunjukkan bahwa semakin baik peran audit internal semakin baik pula

tingkat pencegahan kecurangan (fraud) di dalam perusahaan. Audit

internal merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk mendorong

pencegahan kecurangan berjalan dengan baik dan efektif sehingga

kemungkinan terjadinya kecurangan dapat diperkecil.

Page 255: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

237

4. Pengaruh Risk Based Audit Terhadap Pencegahan Kecurangan

(Fraud)

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 4,60 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,47. Dengan demikian risk based audit

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan kecurangan

(fraud). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rozali dan

Mohammad (2015), terdapat pengaruh positif antara pelaksanaan risk

based audit terhadap pencegahan kecurangan (fraud). Hal ini

membuktikan bahwa semakin baik penerapan risk based audit maka

pencegahan kecurangan (fraud) di dalam perusahaan juga semakin baik

karena risk based audit dapat menjadi sistem check and balance terhadap

kontrol organisasi dan meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi

adanya fraud atau masalah lainnya.

5. Pengaruh Komite Audit Terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud)

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 5,32 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,59. Dengan demikian komite audit

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan kecurangan

(fraud). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gusnardi (2011)

menunjukkan bahwa peran komite audit berpengaruh signifikan terhadap

pencegahan kecurangan. Hal ini membuktikan pentingnya komite audit

dalam mencegah terjadinya fraud. Dengan adanya pengawasan komite

audit dalam perusahaan maka tingkat kecurangan dapat diminimalisir.

Page 256: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

238

6. Pengaruh Whistleblowing System Terhadap Pencegahan Kecurangan

(Fraud).

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung -1,24 < t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur negatif sebesar -0,11. Dengan demikian whistleblowing

system berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pencegahan

kecurangan (fraud). Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian

Suastawan, Sujana dan Sulindawati (2013) dan penelitian Cahyo dan

Sulhani (2017) yang menunjukkan bahwa whistleblowing berpengaruh

positif signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud. Hasil penelitian

yang berbeda dengan penelitian sebelumnya disebabkan karena perbedaan

jumlah sampel, objek dan waktu penelitian. Alasan penolakan hipotesis ini

diduga karena data responden berdasarkan whistleblowing system dalam

penelitian ini hasilnya sangat bervariasi dengan pertimbangan masing-

masing persepsi responden. Selain itu mungkin adanya ketidakpahaman

responden mengenai whistleblowing system yang memang merupakan

variabel baru yang belum banyak diteliti dalam penelitian-penelitian

sebelumnya.

7. Pengaruh Pengendalian Internal, Audit Internal, Risk Based Audit,

Komite Audit dan Whistleblowing System secara bersama-sama

terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud).

Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F-hitung sebesar 111,352 > F-tabel

sebesar 2,28 dengan koefisien determinasi sebesar 0,79 maka pengendalian

Page 257: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

239

internal, audit internal, risk based audit, komite audit, dan whistleblowing

system secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pencegahan kecurangan (fraud) sebesar 79% sedangkan sisanya 21%

dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Dengan kata lain, semua

variabel independen tersebut dapat digunakan untuk memprediksi variabel

dependen dalam penelitian ini, yaitu pencegahan kecurangan (fraud).

8. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 3,65 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,42. Dengan demikian pengendalian

internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bagus Pramudityo

(2017) menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan. Namun berbeda dengan Eka Widyaningtias

(2014) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sistem pengendalian

internal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi

pengendalian internal, maka kualitas laporan keuangan juga semakin baik

karena sistem pengendalian internal dapat memperkecil kesalahan-

kesalahan dalam penyajian data akuntansi, sehingga akan menghasilkan

laporan yang benar, melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya

Page 258: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

240

kecurangan dan penggelapan-penggelapan, kegiatan organisasi dapat

dilaksanakan dengan efisien.

9. Pengaruh Audit Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 4,05 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,56. Dengan demikian audit internal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya Bagus Pramudityo

(2017) yakni peran audit internal berpengaruh terhadap kualitas laporan

keuangan. Namun berbeda dengan penelitian Eka Widyaningtias (2014)

yang mengatakan bahwa kapasitas auditor internal berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil yang positif

dan signifikan menunjukkan bahwa semakin baik peran audit internal

semakin baik kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Audit internal

merupakan faktor penting bagi perusahaan dengan pemeriksaan yang

sistematis atas catatan-catatan, prosedur dan operasi perusahaan sehingga

mencegah salah saji dalam pelaporan keuangan.

10. Pengaruh Risk Based Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 0,70 < t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,09. Dengan demikian risk based audit

berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Alasan penolakan hipotesis dapat disebabkan karena belum

Page 259: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

241

banyak perusahaan yang menerapkan risk based audit (audit berbasis

risiko) di dalam perusahaan atau entitas bisnisnya. Selain itu tidak

menutup kemungkinan bahwa responden belum memahami definisi dari

risk based audit dan bagaimana penerapannya di dalam perusahaan. Risk

based audit juga merupakan variabel baru yang ditambahkan dalam

penelitian ini dan belum banyak peneliti yang meneliti variabel ini.

11. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung -1,00 < t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur negatif sebesar -0,18. Dengan demikian komite audit

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugrahani (2015)

yang mengatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian

Wulansari (2016) menunjukkan bahwa ukuran komite audit berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil penelitian yang berbeda-

beda dengan penelitian sebelumnya disebabkan karena perbedaan jumlah

sampel, objek dan waktu penelitian. Alasan penolakan hipotesis ini diduga

karena responden tidak memahami butir pertanyaan/pernyataan dalam

kuesioner dan keterbatasan peneliti yang tidak dapat mengawasi secara

langsung proses pengisian kuesioner sehingga tidak dapat memastikan

apakah yang menjawab pertanyaan adalah pihak yang bersangkutan atau

tidak.

Page 260: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

242

12. Pengaruh Whistleblowing System Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 6,70 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,68. Dengan demikian whistleblowing

system berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan. Hasil yang positif dan signifikan membuktikan bahwa semakin

baik penerapan whistleblowing system maka kualitas laporan keuangan

juga semakin baik. Pentingnya whistleblowing dalam perusahaan akan

bertindak sebagai pemberi peringatan ataupun saksi atas seseorang yang

melakukan kecurangan laporan keuangan sehingga dihasilkan laporan

keuangan yang andal dan dapat dipercaya, baik oleh pihak internal

perusahaan maupun eksternal yakni masyarakat.

13. Pengaruh Pencegahan Kecurangan (Fraud) Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t-hitung 10,32 > t-tabel 1,98 dengan

koefisien jalur positif sebesar 0,85. Dengan demikian pencegahan

kecurangan (fraud) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan. Hasil penelitian positif dan signifikan berarti semakin

tinggi tingkat pencegahan kecurangan (fraud) di dalam perusahaan maka

semakin tinggi pula kualitas laporan keuangan yang dihasilkan. Menurut

COSO (1992) dalam Mulinda (2017), salah satu tujuan dalam pencegahan

fraud adalah aktivitas yang dilaksanakan dalam hal penetapan kebijakan,

Page 261: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

243

sistem dan prosedur yang membantu dewan komisaris, manajemen dan

personil lain dalam perusahaan untuk dapat memberikan keyakinan

memadai dalam mewujudkan keandalan laporan keuangan. Oleh karena itu

dengan adanya tindakan pencegahan kecurangan (fraud) terbukti

meningkatkan kualitas laporan keuangan.

14. Pengaruh Pengendalian Internal, Audit Internal, Risk based audit,

Komite Audit, dan Whistleblowing system terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Melalui Pencegahan Kecurangan (Fraud)

Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai F-hitung sebesar 181,829 > F-tabel

sebesar 2,28 dengan koefisien determinasi sebesar 0,86 maka pengendalian

internal, audit internal, risk based audit, komite audit, dan whistleblowing

system secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan melalui pencegahan kecurangan (fraud) sebesar

86% sedangkan sisanya 14% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian

ini. Dengan kata lain, semua variabel independen tersebut dapat digunakan

untuk memprediksi variabel dependen yaitu kualitas laporan keuangan

melalui variabel intervening/mediator pencegahan kecurangan (fraud).

15. Analisis Variabel Mediator

Berdasarkan hasil analisis variabel mediator, diketahui bahwa

Pencegahan Kecurangan (Fraud) sebagai partial mediator pengaruh

Pengendalian Internal (PI) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (KLK)

Page 262: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

244

dan sebagai partial mediator pengaruh Audit Internal (PI) terhadap

Kualitas Laporan Keuangan (KLK) dimana pengaruh langsung < pengaruh

tidak langsung, maka peran Pencegahan Kecurangan (Fraud) (PKF)

sebagai mediasi memperbesar pengaruh Pengendalian Internal terhadap

Kualitas Laporan Keuangan dan memperbesar pengaruh Audit Internal

terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

Kemudian Pencegahan Kecurangan (Fraud) sebagai full mediator

pengaruh Risk Based Audit (RBA) terhadap Kualitas Laporan Keuangan

(KLK) dan sebagai full mediator pengaruh Komite Audit (KA) terhadap

Kualitas Laporan Keuangan (KLK) dimana pengaruh langsung < pengaruh

tidak langsung, maka peran Pencegahan Kecurangan (Fraud) (PKF)

sebagai mediasi memperbesar pengaruh Risk Based Audit terhadap

Kualitas Laporan Keuangan dan memperbesar pengaruh Komite Audit

terhadap Kualitas Lapoan Keuangan.

Namun untuk pengaruh Whistleblowing System (WS) terhadap

Kualitas Laporan Keuangan (KLK) melalui Pencegahan Kecurangan

(Fraud) (PKF) diketahui negatif dan tidak signifikan, pengaruh langsung >

pengaruh tidak langsung maka Pencegahan Kecurangan (Fraud) (PKF)

bukan sebagai variabel mediator pengaruh Whistleblowing System (WS)

terhadap Kualitas Laporan Keuangan (KLK).

Page 263: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

245

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian

internal, audit internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing

system terhadap pencegahan kecurangan (fraud) serta implikasinya pada

kualitas laporan keuangan perusahaan kimia dan farmasi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2018. Responden dalam penelitian ini berjumlah

154 orang setelah melalui proses purposive sampling. Hasil dari penelitian ini

ada yang mendukung penelitian terdahulu dan ada juga menolak penelitian

terdahulu. Terjadinya perbedaan hasil penelitian mungkin disebabkan karena

perbedaan jumlah sampel atau responden penelitian dan metode analisis data

yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis CFA untuk pengendalian internal, audit

internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing system,

pencegahan kecurangan (fraud) dan kualitas laporan keuangan, baik dari

indikator ke dimensi maupun dimensi ke variabel positif dan signifikan

serta memenuhi uji validitas dan reliabilitas.

2. Dimensi yang paling dominan mengukur pengendalian internal adalah

“lingkungan pengendalian” sedangkan yang kurang dominan adalah

Page 264: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

246

“aktivitas pengendalian”. Dimensi yang paling dominan mengukur audit

internal adalah “pelaksanaan pekerjaan” sedangkan yang kurang dominan

adalah “independensi”. Dimensi yang paling dominan mengukur risk

based audit adalah “review and monitoring” sedangkan yang kurang

dominan adalah “reporting”. Dimensi yang paling dominan mengukur

komite audit adalah “tanggung jawab komite audit” sedangkan yang

kurang dominan adalah “lingkup kerja komite audit”. Dimensi yang

paling dominan mengukur whistleblowing system adalah “manfaat

whistleblowing system” sedangkan yang kurang dominan adalah “cara

pelaporan pelanggaran”. Dimensi yang paling dominan mengukur

pencegahan kecurangan (fraud) adalah “prosedur pencegahan baku”

sedangkan yang kurang dominan adalah “kebijakan anti fraud” dan

“kepekaan terhadap kecurangan”. Dimensi yang paling dominan

mengukur kualitas laporan keuangan adalah “relevan” sedangkan yang

kurang dominan adalah “dapat dipahami”.

3. Pengendalian internal (X1) secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud) (Y) karena

berdasarkan tabel 4.30 nilai t-hitung 5,83 > ttabel 1,98 dengan koefisien jalur

positif sebesar 0,52. Hasil penelitian ini sejalan dengan Gusnardi (2011)

dan penelitian Maliawan, Sujana dan Diatmika (2017).

4. Audit Internal (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pencegahan kecurangan (fraud) (Y) karena berdasarkan tabel

4.30 nilai t-hitung 7,24 > t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif sebesar

Page 265: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

247

0,83. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya Gusnardi

(2011) dan penelitian Maliawan, Sujana dan Diatmika (2017).

5. Risk Based Audit (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pencegahan kecurangan (fraud) (Y) karena berdasarkan tabel

4.30 nilai t-hitung 4,60 > t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif sebesar

0,47. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rozali dan

Mohammad (2015).

6. Komite Audit (X4) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pencegahan kecurangan (fraud) (Y) karena berdasarkan tabel

4.30 nilai t-hitung 5,32 > t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif sebesar

0,59. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gusnardi (2011).

7. Whistleblowing System (X5) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud) (Y) karena

berdasakan tabel 4.30 nilai t-hitung -1,24 < t-tabel 1,98 dengan koefisien

jalur negatif sebesar -0,11. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan

penelitian Suastawan, Sujana dan Sulindawati (2013) dan penelitian

Cahyo dan Sulhani (2017).

8. Hasil uji simultan (uji F) secara langsung berdasarkan tabel 4.31

diketahui nilai F-hitung sebesar 111,352 > F-tabel sebesar 2,28 maka Ha

diterima atau pengendalian internal (X1), audit inernal (X2), risk based

audit (X3), komite audit (X4), dan whistleblowing system (X5) secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pencegahan

kecurangan (fraud) (Y).

Page 266: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

248

9. Pengendalian internal (X1) secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (Z) karena berdasarkan

tabel 4.30 nilai t-hitung 3,65 > t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif

sebesar 0,42. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Bagus

Pramudityo (2017) namun tidak sejalan dengan penelitian Eka

Widyaningtias (2014).

10. Audit Internal (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan (Z) karena berdasarkan tabel 4.30

nilai t-hitung 4,05 > t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif sebesar 0,56.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Bagus Pramudityo (2017)

namun tidak sejalan dengan penelitian Eka Widyaningtias (2014).

11. Risk Based Audit (X3) secara parsial berpengaruh positif namun tidak

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (Z) karena berdasarkan

tabel 4.30 nilai t-hitung 0,70 < t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif

sebesar 0,09. Hasil penelitian ini belum mendukung ataupun menolak

penelitian sebelumnya karena merupakan variabel baru yang

ditambahkan dalam penelitian ini.

12. Komite Audit (X4) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (Z) karena berdasarkan

tabel 4.30 nilai t-hitung -1,00 < t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur negatif

sebesar -0,18. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugrahani

(2015) namun berbeda dengan penelitian Wulansari (2016).

Page 267: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

249

13. Whistleblowing System (X5) secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (Z) karena berdasakan

tabel 4.30 nilai t-hitung 6,70 > t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif

0,68. Hasil penelitian ini belum mendukung ataupun menolak penelitian

sebelumnya karena merupakan variabel baru yang ditambahkan dalam

penelitian ini.

14. Pencegahan kecurangan (fraud) (Y) secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (Z) karena berdasakan

tabel 4.30 nilai t-hitung 10,32 > t-tabel 1,98 dengan koefisien jalur positif

sebesar 0,85. Hasil penelitian ini belum mendukung ataupun menolak

penelitian sebelumnya karena merupakan variabel baru yang

ditambahkan dalam penelitian ini.

15. Hasil uji simultan (uji F) secara tidak langsung (melalui variabel

intervening) berdasarkan tabel 4.31 diketahui nilai F-hitung sebesar

181,829 > F-tabel sebesar 2,28 maka Ha diterima atau pengendalian

internal (X1), audit inernal (X2), risk based audit (X3), komite audit (X4),

dan whistleblowing system (X5) secara bersama-sama berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud) (Y) serta

berdampak pada kualitas laporan keuangan (Z).

16. Hasil uji koefisien determinasi untuk pengaruh bersama-sama secara

langsung menunjukkan bahwa 79% variasi nilai variabel Y (pencegahan

kecurangan (fraud)) dapat dijelaskan oleh variabel pengendalian internal,

audit internal, risk based audit, komite audit, dan whistleblowing system,

Page 268: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

250

sedangkan sisanya yaitu 21% merupakan pengaruh variabel lainnya yang

tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

17. Hasil uji koefisien determinasi untuk pengaruh bersama-sama secara

tidak langsung (melalui variabel intervening) menunjukkan bahwa 86%

variasi nilai variabel Z (kualitas laporan keuangan) melalui variabel Y

(pencegahan kecurangan (fraud)) dapat dijelaskan oleh variabel

pengendalian internal, audit internal, risk based audit, komite audit, dan

whistleblowing system, sedangkan sisanya yaitu 14% merupakan

pengaruh variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model

penelitian ini.

18. Pencegahan kecurangan (fraud) sebagai partial mediator pengaruh

pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan dan sebagai

partial mediator pengaruh audit internal terhadap kualitas laporan

keuangan. Kemudian pencegahan kecurangan (fraud) sebagai full

mediator pengaruh risk based audit terhadap kualitas laporan keuangan

dan sebagai full mediator pengaruh komite audit terhadap kualitas

laporan keuangan. Namun pencegahan kecurangan (fraud) bukan sebagai

mediator pengaruh whistleblowing system terhadap kualitas laporan

keuangan.

Page 269: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

251

B. Keterbatasan

Peneliti mengakui bahwa penelitian ini tidaklah sempurna dan terdapat

keterbatasan yang dimiliki selama masa penelitian. Beberapa keterbatasan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Peneliti tidak dapat mengawasi dan memastikan apakah kuesioner telah

diisi dengan sebaik-baiknya oleh responden. Masih terdapat kelemahan-

kelemahan yang ditemui seperti jawaban yang tidak cermat, tidak serius

serta responden yang tidak jujur.

2. Penelitian ini kurang mewakili perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yakni hanya perusahaan kimia dan farmasi saja.

3. Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur pemberian opini

audit hanya sebatas pengendalian internal, audit internal, risk based

audit, komite audit, dan whistleblowing system. Masih banyak faktor-

faktor lain yang dapat mempengaruhi pencegahan kecurangan (fraud)

dan kualitas laporan keuangan.

4. Masih terdapat kekurangan dalam pengolahan data menggunakan alat

bantu software Lisrel 8.8 yakni hasil penelitian belum sepenuhnya

memenuhi kriteria uji kesesuaian model.

Page 270: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

252

C. Rekomendasi

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka

peneliti memberi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Bagi Penelitian Selanjutnya:

a. Diharapkan tidak hanya melakukan penyebaran kuesioner, tetapi juga

melakukan wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh

data yang lebih berkualitas.

b. Diharapkan dapat menambah jumlah sampel serta memperluas

wilayah sampel penelitian, bukan hanya di wilayah Jakarta saja

melainkan di kota – kota besar lainnya, sehingga diperoleh hasil

penelitian dengan tingkat generalisasi lebih tinggi.

c. Diharapkan dapat berpartisipasi aktif meneliti aspek-aspek lain yang

mempengaruhi pencegahan kecurangan dan kualitas laporan keuangan

mengingat pengendalian internal, audit internal, risk based audit,

komite audit dan whistleblowing system bukanlah semata-mata faktor

yang dapat mempengaruhi pencegahan kecurangan dan kualitas

laporan keuangan.

2. Bagi perusahaan:

a. Diharapkan dapat meningkatkan aktivitas pengendalian dalam

menjalankan pengendalian internal, sementara lingkungan

pengendalian yang sudah berjalan baik tetap dipertahankan.

Page 271: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

253

b. Diharapkan dapat meningkatkan independensi pada Audit Internal

dalam melaksanakan tugasnya, sementara pelaksanaan pekerjaan yang

sudah berjalan baik tetap dipertahankan.

c. Diharapkan dapat meningkatkan reporting dalam penerapan risk

based audit atau audit berbasis risiko, sementara review dan

monitoring yang sudah berjalan baik tetap dipertahankan.

d. Diharapkan dapat meningkatkan lingkup kerja Komite Audit dalam

menjalankan tugasnya, sementara tanggung jawab Komite Audit yang

sudah baik tetap dipertahankan.

e. Diharapkan dapat meningkatkan cara pelaporan pelanggaran dalam

whistleblowing system, sementara pengetahuan dan penerapan

manfaat whistleblowing system yang sudah baik tetap dipertahankan.

f. Diharapkan dapat meningkatkan kebijakan anti fraud dan kepekaan

terhadap kecurangan di dalam perusahaan agar pencegahan

kecurangan (fraud) dapat berjalan efektif, sementara prosedur

pencegahan baku yang sudah baik tetap dipertahankan.

g. Diharapkan informasi yang dihasilkan laporan keuangan dapat mudah

dipahami oleh pengguna sementara kerelevanan dalam laporan

keuangan yang sudah baik tetap dipertahankan.

h. Diharapkan dapat menerapkan variabel baru yang ditambahkan dalam

penelitian ini yaitu risk based audit (audit berbasis risiko) dan

whistleblowing system yang terbukti dapat mencegah terjadinya

kecurangan (fraud) di dalam perusahaan.

Page 272: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

254

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris Semendawai dkk, 2011, Memahami Whistleblower, Jakarta:

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.

Abdullahi, Rabiu, dan Noorhayati Mansor, 2015, “Forensic Accounting And

Frauds Risk Factors: The Influence Of Fraud Diamond Theory,” The

American Journal Of Innovative Research and Applied Sciences. 1(5):

page 186-192

Achmad, Bachrudin, Harapan L Tobing, 2003, Analisis Data Untuk Penelitian

Survei, Bandung: FMIPA-UNPAD

Alfred F. Kaunang, 2013, Pedoman Audit Internal: Petunjuk Praktis Bagi Para

Auditor Internal, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia,

hlm.5

Alvin. A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf, 2011, Audit

dan Jasa Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), Jakarta :

Salemba Empat

Amelia Destita Situmorang, 2017, “Hubungan Komite Audit dan Kualitas

Pelaporan Keuangan,” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.2, No.2

Amin Widjaja Tunggal, 2007, Audit Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta

Amin Widjaja Tunggal, 2012, Intisari Internal Audit, Jakarta: Rineka Cipta

Amin Widjaja Tunggal, 2013, The Fraud Audit: Mencegah dan Mendeteksi

Kecurangan Akuntansi, Jakarta: Harvarindo

Page 273: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

255

Anthony, R. N. dan Govindarajan, V, 2011, Sistem Pengendalian Manajemen,

Edisi 12 Terjemahan, Tangerang: Karisma Publishing Group, hlm.57

Augusty Ferdinand, 2006, Metode Penelitian Manajemen: Pedoman penelitian

untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi Ilmu Manajemen, Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Bagus Pramudityo, 2017, “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah, Sistem

Pengendalian Intern dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta Vol.4, No.4

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2001, Teori Akuntansi, Diterjemahkan oleh Marwata

dkk., Jakarta: Salemba Empat

Bollen, K. A, 1989, Structural Equations with Latent Variables, John Wiley &

Sons, Inc., Amerika

Coetzee, H & Lubbe, D., 2014, Improving The Efficiency and Effectiveness of

Risk-Based Internal Audit Engagements, International Journal of

Auditing, Vol. 18, page 115-125

COSO, 2013, Internal Control – Integrated Framework: Executive Summary,

Durham, North Carolina

Diaz Priantara, 2013, Fraud Auditing & Investigation, Jakarta: Mitra Wacana

Media

Eka Widyaningtias, 2014, “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Kapasitas Auditor Internal Terhadap Kualitas

Page 274: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

256

Laporan Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah se-Jabodetabek,”

Jurnal Ilmiah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol.2, No.3

Elsa Mulinda, 2017, “Pengaruh Audit Internal Terhadap Pengendalian Internal

Penjualan E-Ticket dan Dampaknya Terhadap Pencegahan Fraud,” Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.1, No.4

Engkos Achmad Kuncoro dan Riduan, 2007, Cara Menggunakan dan Memakai

Analisis Jalur (Path Analysis), Bandung: Alfabeta, hlm.1

EQ, Zainal Mustafa dan Toni Wijaya, 2012, Panduan Teknik Statistik SEM & PLS

dengan SPSS AMOS, Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka

Firas Qusqas dan Brian H Kleiner, 2011, “The Difficulties of Whistleblowers

Finding Employment.” Management Research Vol.24 No.3/4

Fitri Yani Jalil, 2013, “Pengaruh Komitmen Profesional Auditor Terhadap Intensi

Melakukan Whistleblowing: Locus of Control Sebagai Variabel

Peintervening,” Simposium Nasional Akuntansi Manado XVI

Gusnardi, 2009, “Pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal, Audit

Internal dan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Pencegahan

Kecurangan,” Ekuitas Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., Anderson, R.E., dan Tatham, R. L., 2006,

Multivariat Data Analysis Sixth Edition, New Jersey: Pearson Prentice

Hall

Hair, J. F., et al., 2007, Multivariate Data Analysis 6 th Edition, New Jersey:

Pearson Education Inc.

Page 275: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

257

Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, 2011, SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar,

Aplikasi untuk Riset, Jakarta: Salemba Empat

Hery, 2013, Auditing (Pemeriksaan Akuntansi I), Cetakan Pertama, Jakarta:

Central of Academic Publishing Services

Hery, 2017, Auditing dan Asurans, Jakarta: Grasindo, hlm.238

Hessel Nogi S Tangkilisan, 2007, Manajemen Publik, Jakarta: Grasindo, hlm.209

I Made Indra Dwi Putra Suastawan, Edy Sujana, Ni Luh Gede Erni Sulindawati,

2017, “Pengaruh Budaya Organisasi, Proactive Fraud Audit, dan

Whistleblowing Terhadap Pencegahan Kecurangan Dalam Pengelolaan

Dana BOS,” e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan

Akuntansi Program S1 Vol.7, No.1

Ida Bagus Dwika Maliawan, Edy Sujana, I Putu Gede Diatmika, 2017, “Pengaruh

Audit Internal dan Efektivitas Pengendalian Interen Terhadap Pencegahan

Kecurangan (Fraud),” e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1, Vol.8, No.2

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Standar Akuntansi Keuangan, Cetakan Keempat,

Buku Satu, Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI), 2010, Komite Audit. www.ikai.co.id.

Diakses 20 Juli 2018.

Imam Ghozali, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Imam Santoso, 2007, Akuntansi Keuangan Menengah, Bandung: PT. Refika

Aditama

Page 276: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

258

Intan Asri Kumalasari, 2016, “Risk-Based Audit Atas Penjualan,” Jurnal Ilmu dan

Riset Akuntansi, Vol.5, No.5

Iqbaria, M. Zinatelli, N., Cragg, P., and Cavaye Angele, L. M, 1997, Personal

Computing Acceptance Factors in Small Firms: A Structural Equation

Model, MIS Quarterly, 21(3): 279-305

Irfan Febriandi, 2017, “Analisis Kualitatif Penerapan Audit Berbasis Risiko

Dalam Pembuatan Perencanaan Audit Pada Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Lampung Vol.4, No.5

James A. Fitzsimmons and Mona J. Fitzsimmons, 2011, Service Management:

Operations, Startegy, Infromation Technology 7th ed, New York:

McGraw-Hill

Jonathan Sarwono, 2007, Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS,

Yogyakarta: Andy, hlm.1

Juaenatis Sariah, 2010 “Analisis Pengaruh Peran Komite Audit dan Pengendalian

Intern Terhadap Kinerja Keuangan,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Vol.5, No.5

K Dabbagoglu, 2012 “Fraud in Businessees and Internal Control System,”

Journal of Modern Accounting and Auditing ISSN 1548-6583 July 8 (7):

983-989

Karla M. Johnstone, Gramling, Audrey A., & Larry E, 2014, Auditing A Risk-

Based Approach To Conductiong A Quality Audit, USA: South-Western

Cengage Learning

Karyono, 2013, Forensic Fraud Edisi 1, Yogyakarta: ANDI

Page 277: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

259

Kirana Wulansari, 2016, “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap

Kualitas Pelaporan Keuangan,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Diponegoro Semarang Vol.2, No.5

Komarudin Kartadinata, 2016, “Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan,” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi,

Vol.3, No.6

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2008, Pedoman Umum GCG

Indonesia, Jakarta

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2013, Standar Profesi Audit

Internal (SPAI), Jakarta: Yayasan Pendidikan Audit Internal

Lawrence B. Sawyer, 2009, Internal Auditing, Buku Satu, Edisi Lima, Jakarta:

Salemba Empat, hlm.28

Levinda Edvandini, Bambang Subroto dan Erwin Saraswati, 2014, “Telaah

Kualitas Informasi Laporan Keuangan dan Asimetri Informasi Sebelum

dan Setelah Adopsi IFRS,” Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol.5, No.1

Liem Mellina Dewi Budiman, 2013, “Penerapan Risk Based Audit Untuk

Meningkatkan Efektifitas Siklus Penjualan Pada PT “X” di Surabaya,”

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2, No.1

Lyn M Fraser dan Aileen Ormiston, 2008, Memahami Laporan Kuangan Edisi

Ketujuh, Alih Bahasa: Sam Setyautama, Jakarta: Indeks

Mahdi Salehi dan Mohammad Khatiri, 2013, A Study of Risk Based Auditing

Barriers: Some Iranian Evidence, Academic Journals

Page 278: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

260

Maman Abdurahman dan Sambas Ali Muhidin, 2007, Analisis Korelasi, Regresi

dan Jalur dalam penelitian dengan Aplikasi program SPSS, Bandung:

Pustaka Setia, hlm.221.

Maribeth A. Wollard, CPA, 2015, Risk Based Auditing, Performance Standard

from the IIA

Marshall B. Romney dan Paul John Steibart, 2015, Accounting Information

Systems, 13th ed England: Pearson Educational Limited

Maruyama, G. M, 1998, Basic of Structural Equation Modeling, Thousand Oaks:

Sage Publications

Mas Achmad Daniri dkk, 2007, Modul Whistleblowing System, http://www.kadin-

indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-107-2345- 03122007.pdf.

Diakses pada tanggal 20 Juli 2018

Mohammad Fajri M.P, 2009, “Whistleblower dan Peran Strategis di Korporasi

Indonesia,http://www.hrcentro.com/artikel/WHISTLEBLOWER_DAN_P

ERAN_STRATEGIS_DI_KORPORASI_INDONESIA_090927.html

Diakses 15 Juli 2018

Mohe Nur Cahyo dan Sulhani, 2017, “Analisis Empiris Pengaruh Karakteristik

Komite Audit, Karakteristik internal Audit, Whistleblowing System,

Pengungkapan Kecurangan Terhadap Reaksi Pasar,” Jurnal Dinamika

Akuntansi dan Bisnis Vol. 4(2), pp 249-270

Muhammad Dimar, 2014, “Persepsi Aparatur Pemerintah dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang Terhadap Fraud Dan Peran

Page 279: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

261

Whistleblowing Sebagai Upaya Pencegahan Dan Pendeteksian Fraud,”

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol.2, No.2

Muhammad Iqbal, 2010, “Pengaruh Tindakan Pencegahan, Pendeteksian, dan

Audit Investigatif Terhadap Upaya Meminimalisasi Kecurangan Dalam

Laporan Keuangan,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Vol.4, No.1

Notosoedirdjo & Latipun, 2005, Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan,

Jakarta: EGC

Nur Asiah, 2017, “Pengaruh Bystander Effect dan Whistleblowing Terhadap

Terjadinya Kecurangan Laporan Keuangan,” Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi, Vol.6, No.5

Nurharyanto, 2011, “Memahami Fraud dan Melaksanakan Investigative Audit

Pada Prusahaan /Korporasi (Teori dan Aplikasinya),” Journal of

Accounting and Economics, hlm.109-117

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, 2008, Kode Etik dan Standar Audit Edisi Kelima, Bogor:

Pusdiklatwas BPKP

Riska Dewi Setyaningsih, 2016, “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja

Keuangan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai

Peintervening,” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.5, No.4

Rozmita Dewi Yuniarti Rozali dan Jabbaar Mohammad, 2015, “Pengaruh

Pelaksanaan Risk Based Internal Auditing Terhadap Pencegahan Fraud,”

Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan 3(3), 831-836

Page 280: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

262

Santi Susilawati, 2016, “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Financial

Distress,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Islam Bandung Vol.6,

No.2

Sastiana, 2016, “Pengaruh Audit Forensik dan Profesionalisme Auditor Terhadap

Pencegahan Fraud Dengan Kecerdasan Spiritual Sebagai Variabel

Intervening Pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan,” Akuntansi

Peradaban, Vol.1, No.1

Serly Nayoan dan Masruchin, 2017, “Pengaruh Kesiapan Auditor dan Manajemen

Risiko Terhadap Tata Kelola Perusahaan Dengan Variabel Mediator Risk

Based Audit,” Jurnal Bisnis dan Komunikasi Vol.1, No.7

Setyo Hari Wijanto, 2008, Structural Equation Modeling, Yogyakarta: Graha

Ilmu

Sharon Naomi, 2015, “Penerapan Whistleblowing System dan Dampaknya

Terhadap Fraud,” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.5, No.7

Sofyan Syafri Harahap, 2013, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 11,

Jakarta: Rajawali Pers

Solimun, 2011, “Analisis Variabel Moderasi dan Mediasi,” Program Studi

Statistika FMIPA UB, 31-37

Suginam, 2017, “Pengaruh Peran Audit Internal dan Pengendalian Intern

Terhadap Pencegahan Fraud,” Riset dan Jurnal Akuntansi, Vol.1, No.1

Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan Ke-

22, Bandung: ALFABETA, hlm.38

Page 281: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

263

Sukrisno Agoes, 2012, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Akuntan Publik,

Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, hlm.

78

Sukrisno Agoes, 2013, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh

Akuntan Publik, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat, hlm.204

Tabachnick, B. G., dan Fidell, L.S. 2, 2007, Using Multivariate Statistics. Ed.5.,

Boston: Pearson

Tantriani Sukmaningrum, 2012, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (studi empiris

pada pemerintah kabupaten dan kota Semarang),” Riset dan Jurnal

Akuntansi Vol.3., No.1

Theodorus M. Tuanakotta, 2010, Akuntansi Forensik dan Auditor Investigatif.

Edisi ke 2, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia

Theodorus M. Tuanakotta, 2013, Audit Berbasis ISA (International Standards on

Auditing), Jakarta: Salemba Empat

Tri Siwi Nugrahani, 2015, “Pengaruh Dewan Komisaris dan Komite Audit Pada

Kualitas Laporan Keuangan,” Jurnal Akuntansi Vol.1, No.3

Ujiyantho dan Pramuka, 2007, “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen

Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan go publik Sektor

Manufaktur),” Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X Makasar

Uma Sekaran dan Roger Bougie, 2010, A Skill Building Approach, Edisi 5,

Research Method For Business: John Wiley @ Sons, New York

Page 282: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

264

Usman Dachlan, 2014, Panduan Lengkap Structural Equation Modeling,

Semarang: Lentera Ilmu

W. Steve Albrecht dan Conan C. Albrecht, Chad O. Albrecht, Mark F.

Zimbelman, 2012, Fraud Examination, Edisi 4, Mason ohio: South

Western Cengage Learning

Walter T. Harrison Jr, Charles T. Horngren, C. William Thomas, Suwardy T,

2013, Akuntansi Keuangan-Edisi IFRS, Edisi Kedelapan, Jilid 2, Jakarta:

Erlangga

www.kontan.co.id Diakses 05 Juli 2018

Yuanto Kusnadi, Kwong Sin Leong, Themin Suwardy, Jiwei Wang, 2015, Audit

Committees and Financial Reporting Quality in Singapore, Available at

SSRN 2467456

Yuni Oktavia, Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif, 2013,

www.blogspot.com Diakses 10 Juli 2018

Zaki Baridwan, 2010, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Yogyakarta:

Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada

Page 283: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

265

LAMPIRAN 1

KUESIONER

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK BASED

AUDIT, KOMITE AUDIT DAN WHISTLEBLOWING SYSTEM TERHADAP

PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) SERTA IMPLIKASINYA PADA

KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Kimia dan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2018)

Responden yang terhormat,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal, audit

internal, risk based audit, komite audit dan whistleblowing system terhadap pencegahan

kecurangan (fraud) serta implikasinya pada kualitas laporan keuangan di perusahaan

kimia dan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018.

Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi

angket (kuesioner) ini. Saya berharap Bapak/Ibu/Sdr/i menjawab setiap pertanyaan

dengan jujur dan terbuka. Hasil penelitian ini sangat ditentukan oleh jawaban

Bapak/Ibu/Sdr/i. Sesuai dengan kode etik penelitian, jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i dijamin

kerahasiaannya dan digunakan semata-mata untuk kepentingan akademis.

Saya sangat menghargai bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i dalam hal ini, untuk itu saya

mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.

Peneliti :

Monika Budiman (NIM. 1660030010)

Pembimbing:

1. Dr. Sudjono, M.Acc

2. Dr. Choirul Anwar, MBA., MAFIS., CPA

Magister Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I

2018

Page 284: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

266

Identitas Responden

Nama : ……………………………… (boleh tidak diisi)

Nama Perusahaan : ……………………………….

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Usia : …………… tahun

Posisi Terakhir : Komite Audit Manajer Staf Akuntansi

Auditor Internal Supervisor

Pendidikan Terakhir : D3 S2

S1 S3

Pengalaman Kerja : < 1 tahun 3-5 tahun > 10 tahun

1-3 tahun 5-10 tahun

Mohon Bapak/Ibu/Sdr/i menjawab pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda

(√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak/Ibu/Sdr/i.

Keterangan:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Cukup Setuju (CS)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

Page 285: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

267

1. Pengendalian Internal

No. Pernyataan STS TS CS S SS

1. Memelihara etika dalam organisasi dan

menegakkan kedisiplinan sebagaimana mestinya

2. Dalam pengambilan keputusan pimpinan instansi

perlu memperhatikan risiko dan pimpinan

instansi perlu bertindak adil serta tidak memihak

pada salah satu pihak

3. Identifikasi risiko yang menghambat tujuan

instansi secara efektif dan efisien dari pihak

internal maupun eksternal

4. Analisis risiko dengan menentukan dan

mengatasi dampak risiko yang telah

teridentifikasi

5. Adanya perancangan dan penggunaan

dokumentasi dengan benar serta melakukan

pengecekan secara independen dengan

pemantauan pihak internal dan eksternal

6. Adanya otorisasi dan pemisahan fungsi yang

memadai dengan menetapkan ketentuan dan

syarat otorisasi serta mengawasi seluruh kejadian

maupun aspek transaksi tidak hanya

dikendalikan oleh satu orang

7. Memiliki informasi yang dapat diandalkan dan

relevan baik informasi keuangan maupun non

keuangan

8. Mampu menyediakan berbagai bentuk dan

sarana komunikasi, mengelola, mengembangkan

dan terus memperbarui sistem informasi

9. Melakukan pemantauan yang dilaksanakan

secara berkelanjutan

10. Melakukan evaluasi terpisah dan

menindaklanjuti rekomendasi review

Sumber: COSO (2013) dalam Herawati (2014)

Page 286: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

268

2. Audit Internal

No. Pernyataan STS TS CS S SS

11. Bebas terhadap semua aktivitas yang diauditnya

dan jujur atau objektif dalam melaksanakan

tugas

12. Status organisasi cukup memberi kekuasaan

untuk melaksanakan tanggung jawab

pemeriksaan

13. Memiliki keahlian dan pendidikan formal

14. Memiliki kecakapan dan kemahiran

15. Adanya penilaian dan evaluasi atas kecukupan

dan efektifitas pengendalian intern organisasi

dan kualitas informasi laporan keuangan

16. Memiliki kualitas pelaksanaan dalam

menyelesaikan tanggung jawab yang telah

diberikan

17. Adanya perencanaan audit, penelaahan dan

evaluasi informasi

18. Adanya komunikasi dan tindak lanjut

pemeriksaan

Sumber: Boynton and Kell (1996) dalam Fitzsimmons dan Mona ( 2011)

3. Risk Based Audit

No. Pernyataan STS TS CS S SS

19. Menentukan target dan fokus yang tepat

20. Adanya annual planning mempertimbangkan

durasi dan sumber daya

21. Lingkup audit sesuai dengan fokus perbaikan

perusahaan

22. Lingkup audit saat pelaksanaan audit sesuai

dengan perencanaan awal

23. Adanya rekomendasi memberikan nilai tambah

dan implementasi

24. Hasil pemeriksaan terkomunikasikan dengan

baik

25. Rencana perbaikan ditindaklanjuti dan

diimplementasikan

26. Rencana perbaikan juga secara rutin dipantau

Sumber: Nayoan dan Masruchin (2017)

Page 287: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

269

4. Komite Audit

No. Pernyataan STS TS CS S SS

27. Komite audit melakukan pengawasan laporan

keuangan

28. Komite audit juga melakukan pengawasan atas

proses risiko dan kontrol serta proses tata kelola

perusahaan

29. Komite audit memberikan pendapat profesional

atas informasi perusahaan

30. Komite audit bertanggung jawab terhadap

kegiatan internal dan eksternal perusahaan

31. Lingkup kerja komite audit meliputi committee

charter, struktur komite audit dan syarat

keanggotaan komite audit

32. Terdapat rapat pertemuan komite audit, kinerja

komite audit dan laporan komite audit

Sumber: Alijiyo (2003) dalam Sariah (2010)

5. Whistleblowing System

No. Pernyataan STS TS CS S SS

33. Adanya kondisi yang membuat karyawan yang

menyaksikan atau mengetahui adanya

pelanggaran mau untuk melaporkannya

34. Kemungkinan tersedianya akses pelaporan

pelanggaran ke luar perusahaan, bila manajemen

tidak mendapatkan respon yang sesuai

35. Ketika ada kecurangan yang dilaporkan kepada

pimpinan perusahaan tertinggi, pemimpin yang

diberi tahu harus bersikap netral dan bijak

36. Adanya pembocoran kecurangan dilakukan

kepada pihak luar seperti masyarakat dengan

tujuan mencegah kerugian banyak orang

Page 288: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

270

37. Tersedianya cara penyampaian informasi penting

dan kritis bagi perusahaan kepada pihak yang

harus segera menanganinya secara aman serta

adanya mekanisme deteksi dini atas

kemungkinan terjadinya masalah akibat sesuatu

pelanggaran

38. Whistleblowing system dapat mengurangi risiko

yang dihadapi organisasi akibat dari

pelanggaran, baik dari segi keuangan, operasi,

hukum, keselamatan kerja dan meningkatkan

reputasi perusahaan di mata pemangku

kepentingan (stakeholders), regulator dan

masyarakat umum

Sumber: KNKG (2008) dalam Semendawai, dkk (2011)

6. Pencegahan Kecurangan (Fraud)

No. Pernyataan STS TS CS S SS

39. Pencegahan kecurangan dapat dilakukan dengan

menetapkan kebijakan anti fraud

40. Adanya komitmen antara manajemen dan para

karyawan perusahaan untuk melaksanakan

kegiatan anti fraud

41. Pengendalian intern perusahaan dengan adanya

pemisahan fungsi yang menciptakan kondisi

saling cek antar fungsi

42. Prosedur pencegahan fraud dapat dilakukan

dengan sistem review dan operasi yang memadai

bagi sistem komputer

43. Adanya pembagian tugas yang jelas dan

pengawasan yang memadai

44. Adanya manual pengendalian terhadap file-file

yang dipergunakan dalam pemrosesan komputer

45. Adanya implementasi prosedur curah pendapat

yang efektif

46. Setiap pegawai selalu diingatkan dan didorong

untuk melaporkan segala transaksi/ kegiatan

pegawai lainnya yang mencurigakan

Sumber: BPKP (2008:38) dalam Mulinda (2017)

Page 289: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

271

7. Kualitas Laporan Keuangan

No. Pernyataan STS TS CS S SS

47. Informasi laporan keuangan sesuai dengan

kebutuhan dan dapat digunakan untuk

mengoreksi atau menegaskan ekspektasi di masa

lalu serta dapat digunakan untuk memperkirakan

aktivitas keuangan periode berikutnya dan

memprediksi peristiwa periode berikutnya

berdasarkan hasil peristiwa masa lalu

48. Laporan keuangan untuk stakeholder disajikan

tepat waktu baik harian, mingguan, bulanan

maupun tahunan dan laporan-laporan tersebut

disusun secara sistematis dan teratur

49. Penyajian laporan keuangan harus jujur dan

lengkap menggambarkan transaksi secara apa

adanya sesuai dengan kejadian dan informasi

disajikan bebas dari kesalahan yang bersifat

material yang terdiri dari neraca, laporan laba

rugi, perubahan ekuitas, arus kas dan catatan atas

laporan keuangan

50. Informasi dalam laporan keuangan dapat diuji

dan pengujian dilakukan beberapa kali dengan

pihak yang berbeda menunjukkan hasil yang

tidak jauh berbeda dan laporan keuangan

disajikan secara independen

51. Laporan keuangan dapat dibandingkan dengan

laporan keuangan tahun sebelumnya

52. Laporan keuangan juga dapat dibandingkan

dengan laporan keuangan entitas lain pada

umumnya baik secara internal maupun eksternal

53. Informasi laporan keuangan dapat mudah

dipahami oleh pengguna

54. Pengguna memiliki pengetahuan memadai untuk

mempelajari laporan keuangan

Sumber: Mahmudi (2007) dalam Setyaningsih (2016)

Page 290: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

272

LAMPIRAN 2

Rekapitulasi Data Variabel Pengendalian Internal

Resp. Kode

PT

Butir Pertanyaan Variabel X1 Total

X1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AGII 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 44

2 AGII 3 4 3 3 3 4 5 3 3 3 34

3 AGII 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 46

4 AGII 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 34

5 AGII 4 5 4 4 4 3 5 3 5 4 41

6 AGII 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 38

7 AGII 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 41

8 AGII 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 34

9 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

10 AGII 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 38

11 AGII 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47

12 AGII 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

13 BRPT 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 33

14 BRPT 4 3 3 5 4 4 5 3 3 3 37

15 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

16 BRPT 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 34

17 BRPT 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 42

18 BRPT 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 43

19 BRPT 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49

20 BRPT 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 38

21 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

22 BRPT 3 5 2 5 4 4 5 3 4 4 39

23 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

24 DVLA 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 36

25 DVLA 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 41

26 DVLA 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

27 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

28 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

29 DVLA 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 37

30 DVLA 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46

31 DVLA 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 44

32 DVLA 3 4 3 3 3 4 5 3 3 3 34

33 DVLA 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 46

34 DVLA 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 34

35 DVLA 4 5 4 4 4 3 5 3 5 4 41

36 DVLA 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 38

Page 291: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

273

37 DVLA 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 41

38 DPNS 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 34

39 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

40 DPNS 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 38

41 DPNS 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47

42 DPNS 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

43 DPNS 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 33

44 DPNS 4 3 3 5 4 4 5 3 3 3 37

45 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

46 DPNS 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 34

47 DPNS 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 42

48 DPNS 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 43

49 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49

50 SRSN 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 38

51 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

52 SRSN 3 5 2 5 4 4 5 3 4 4 39

53 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

54 SRSN 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 36

55 SRSN 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 41

56 SRSN 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

57 SRSN 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

58 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

59 SRSN 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 37

60 SRSN 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46

61 SRSN 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 44

62 SRSN 3 4 3 3 3 4 5 3 3 3 34

63 SRSN 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 46

64 INAF 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 34

65 INAF 4 5 4 4 4 3 5 3 5 4 41

66 INAF 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 38

67 INAF 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 41

68 INAF 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 34

69 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

70 INAF 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 38

71 INAF 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47

72 INAF 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

73 INAF 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 33

74 INAF 4 3 3 5 4 4 5 3 3 3 37

75 INAF 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

76 INCI 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 34

77 INCI 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 42

78 INCI 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 43

Page 292: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

274

79 INCI 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49

80 INCI 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 38

81 INCI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

82 INCI 3 5 2 5 4 4 5 3 4 4 39

83 INCI 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

84 INCI 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 36

85 INCI 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 41

86 KLBF 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

87 KLBF 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

88 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

89 KLBF 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 37

90 KLBF 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46

91 KLBF 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 44

92 KLBF 3 4 3 3 3 4 5 3 3 3 34

93 KLBF 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 46

94 KLBF 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 34

95 KLBF 4 5 4 4 4 3 5 3 5 4 41

96 KLBF 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 38

97 KLBF 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 41

98 KLBF 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 34

99 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

100 KLBF 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 38

101 KAEF 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47

102 KAEF 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

103 KAEF 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 33

104 KAEF 4 3 3 5 4 4 5 3 3 3 37

105 KAEF 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

106 KAEF 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 34

107 KAEF 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 42

108 KAEF 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 43

109 KAEF 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49

110 KAEF 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 38

111 KAEF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

112 KAEF 3 5 2 5 4 4 5 3 4 4 39

113 KAEF 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

114 KAEF 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 36

115 ADMG 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 41

116 ADMG 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

117 ADMG 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

118 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

119 ADMG 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 37

120 ADMG 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46

Page 293: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

275

121 ADMG 4 5 3 5 4 4 5 4 5 5 44

122 ADMG 3 4 3 3 3 4 5 3 3 3 34

123 ADMG 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 46

124 ADMG 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 34

125 ADMG 4 5 4 4 4 3 5 3 5 4 41

126 ADMG 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 38

127 ADMG 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 41

128 PYFA 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 34

129 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

130 PYFA 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 38

131 PYFA 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47

132 PYFA 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

133 PYFA 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 33

134 PYFA 4 3 3 5 4 4 5 3 3 3 37

135 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

136 PYFA 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 34

137 PYFA 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 42

138 PYFA 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 43

139 PYFA 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49

140 PYFA 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 38

141 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

142 UNIC 3 5 2 5 4 4 5 3 4 4 39

143 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41

144 UNIC 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 36

145 UNIC 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 41

146 UNIC 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

147 UNIC 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

148 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

149 UNIC 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 37

150 UNIC 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 46

151 UNIC 5 3 5 5 5 5 3 4 5 5 45

152 UNIC 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 34

153 UNIC 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 35

154 UNIC 5 4 4 4 3 5 3 5 5 3 41

Page 294: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

276

LAMPIRAN 3

Rekapitulasi Data Variabel Audit Internal

No. Kode

PT

Butir Pertanyaan Variabel X2 Total

X2 1 2 3 4 5 6 7 8

1 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

2 AGII 3 4 3 4 3 4 3 4 28

3 AGII 3 4 4 4 4 5 4 4 32

4 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

5 AGII 4 3 4 4 4 4 4 4 31

6 AGII 4 4 4 4 5 4 4 4 33

7 AGII 3 4 4 4 3 4 4 4 30

8 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

9 AGII 4 4 3 4 4 4 4 4 31

10 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

11 AGII 4 3 4 5 5 4 3 4 32

12 AGII 4 4 4 4 4 5 4 4 33

13 BRPT 4 4 3 4 4 4 4 4 31

14 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

15 BRPT 3 3 4 4 3 4 4 4 29

16 BRPT 4 4 4 5 4 4 5 4 34

17 BRPT 5 5 5 5 5 5 5 4 39

18 BRPT 5 3 4 4 4 5 5 5 35

19 BRPT 4 5 5 4 5 5 5 5 38

20 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

21 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

22 BRPT 2 2 4 3 3 3 4 4 25

23 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

24 DVLA 4 4 4 2 2 4 4 3 27

25 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

26 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

27 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

28 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

29 DVLA 4 3 4 4 4 4 4 4 31

30 DVLA 4 4 5 4 5 4 4 4 34

31 DVLA 4 4 4 5 5 5 4 4 35

32 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

33 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

34 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

35 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

36 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

Page 295: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

277

37 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

38 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

39 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

40 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

41 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

42 DPNS 5 4 5 4 5 5 5 5 38

43 DPNS 5 4 5 4 5 5 4 4 36

44 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 2 37

45 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 2 37

46 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 5 40

47 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

48 DPNS 4 4 4 3 4 4 4 4 31

49 DPNS 3 3 3 4 5 4 4 3 29

50 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 32

51 SRSN 4 4 4 4 4 4 5 5 34

52 SRSN 5 4 4 4 4 5 3 4 33

53 SRSN 5 4 5 5 4 5 5 4 37

54 SRSN 5 4 4 4 3 5 4 3 32

55 SRSN 5 5 5 5 5 5 5 5 40

56 SRSN 4 4 5 4 4 5 4 3 33

57 SRSN 4 4 3 4 4 4 4 4 31

58 SRSN 4 5 4 3 4 3 4 4 31

59 SRSN 4 4 5 4 5 4 4 4 34

60 SRSN 5 4 4 4 5 5 5 5 37

61 SRSN 5 4 5 5 4 5 5 4 37

62 SRSN 3 4 4 4 3 4 4 4 30

63 SRSN 4 4 3 4 4 4 4 4 31

64 INAF 4 4 5 4 4 5 5 4 35

65 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

66 INAF 4 5 4 5 4 5 4 5 36

67 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

68 INAF 5 5 4 4 4 4 4 4 34

69 INAF 5 5 4 4 4 4 5 4 35

70 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

71 INAF 3 4 4 4 4 5 5 3 32

72 INAF 4 4 4 4 4 4 4 3 31

73 INAF 3 3 3 4 5 5 5 4 32

74 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

75 INAF 3 4 4 3 3 4 3 4 28

76 INCI 4 4 3 4 4 5 5 5 34

77 INCI 5 4 4 4 4 5 4 4 34

78 INCI 4 4 4 4 5 4 4 3 32

Page 296: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

278

79 INCI 4 4 4 4 4 4 5 4 33

80 INCI 4 4 4 4 4 4 4 3 31

81 INCI 5 5 4 5 5 5 5 4 38

82 INCI 4 4 4 4 4 4 4 4 32

83 INCI 5 5 5 5 5 5 5 5 40

84 INCI 5 5 5 5 5 5 5 5 40

85 INCI 4 4 4 4 3 2 3 3 27

86 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

87 KLBF 4 4 3 4 5 5 5 4 34

88 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

89 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

90 KLBF 3 4 4 4 4 4 4 3 30

91 KLBF 3 4 4 4 4 4 4 4 31

92 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

93 KLBF 4 3 4 4 4 4 3 4 30

94 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

95 KLBF 3 2 2 5 4 5 5 5 31

96 KLBF 4 5 5 4 5 5 5 4 37

97 KLBF 3 4 4 4 4 4 4 4 31

98 KLBF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

99 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

100 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

101 KAEF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

102 KAEF 4 3 3 3 4 4 4 3 28

103 KAEF 5 5 5 5 5 4 5 3 37

104 KAEF 4 4 4 4 5 5 5 4 35

105 KAEF 4 4 4 5 4 5 5 4 35

106 KAEF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

107 KAEF 4 4 4 4 4 3 3 3 29

108 KAEF 5 5 3 4 3 4 4 4 32

109 KAEF 4 5 5 5 5 5 5 5 39

110 KAEF 3 3 4 3 5 4 4 5 31

111 KAEF 5 5 5 4 4 4 5 5 37

112 KAEF 5 4 5 4 3 5 5 4 35

113 KAEF 5 5 5 4 4 4 4 5 36

114 KAEF 3 5 5 5 5 5 5 5 38

115 ADMG 5 5 5 4 5 3 3 3 33

116 ADMG 5 4 4 4 3 3 4 4 31

117 ADMG 4 4 5 5 5 4 4 4 35

118 ADMG 4 4 3 4 4 4 5 5 33

119 ADMG 4 4 4 5 5 5 5 5 37

120 ADMG 4 4 4 3 4 5 5 5 34

Page 297: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

279

121 ADMG 4 5 5 4 5 5 5 4 37

122 ADMG 3 4 4 4 4 4 4 4 31

123 ADMG 5 5 5 5 5 5 5 5 40

124 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 32

125 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 32

126 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 32

127 ADMG 4 3 3 3 4 4 4 3 28

128 PYFA 5 5 5 5 5 4 5 3 37

129 PYFA 4 4 4 4 5 5 5 4 35

130 PYFA 4 4 4 5 4 5 5 4 35

131 PYFA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

132 PYFA 4 4 4 4 4 3 3 3 29

133 PYFA 5 5 3 4 3 4 4 4 32

134 PYFA 4 5 5 5 5 5 5 5 39

135 PYFA 3 3 4 3 5 4 4 5 31

136 PYFA 5 5 5 4 4 4 5 5 37

137 PYFA 5 4 5 4 3 5 5 4 35

138 PYFA 5 5 5 4 4 4 4 5 36

139 PYFA 3 5 5 5 5 5 5 5 38

140 PYFA 5 5 5 4 5 3 3 3 33

141 PYFA 5 4 4 4 3 3 4 4 31

142 UNIC 4 4 5 5 5 4 4 4 35

143 UNIC 4 4 3 4 4 4 5 5 33

144 UNIC 4 4 4 5 5 5 5 5 37

145 UNIC 4 4 4 3 4 5 5 5 34

146 UNIC 3 3 4 3 5 4 4 5 31

147 UNIC 5 5 5 4 4 4 5 5 37

148 UNIC 5 4 5 4 3 5 5 4 35

149 UNIC 5 5 5 4 4 4 4 5 36

150 UNIC 3 5 5 5 5 5 5 5 38

151 UNIC 5 5 5 4 5 3 3 3 33

152 UNIC 4 4 3 4 4 4 5 5 33

153 UNIC 4 4 4 5 5 5 5 5 37

154 UNIC 4 4 4 3 4 5 5 5 34

Page 298: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

280

LAMPIRAN 4

Rekapitulasi Data Variabel Risk Based Audit

No. Kode

PT

Butir Pertanyaan Variabel X3 Total

X3 1 2 3 4 5 6 7 8

1 AGII 5 5 5 4 4 4 4 4 35

2 AGII 4 3 4 4 3 4 3 5 30

3 AGII 5 5 5 4 4 4 4 4 35

4 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

5 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

6 AGII 4 4 5 4 4 4 4 4 33

7 AGII 4 4 4 4 4 5 4 5 34

8 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

9 AGII 4 4 5 5 4 5 4 4 35

10 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

11 AGII 5 5 5 5 4 4 4 4 36

12 AGII 4 4 4 4 3 3 3 5 30

13 BRPT 5 5 5 5 3 4 4 4 35

14 BRPT 4 4 4 4 4 3 4 4 31

15 BRPT 5 4 3 3 4 4 4 4 31

16 BRPT 4 4 5 4 4 5 5 5 36

17 BRPT 4 4 5 5 5 5 5 5 38

18 BRPT 4 4 4 4 5 5 5 5 36

19 BRPT 5 5 5 5 5 5 5 5 40

20 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

21 BRPT 4 4 4 4 4 5 4 4 33

22 BRPT 5 4 4 4 4 4 4 4 33

23 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

24 DVLA 4 4 4 4 4 3 3 5 31

25 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

26 DVLA 5 4 4 4 4 4 4 4 33

27 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

28 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

29 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 5 33

30 DVLA 5 5 5 5 4 4 4 4 36

31 DVLA 5 4 4 4 4 5 5 5 36

32 DVLA 5 5 5 5 4 4 4 4 36

33 DVLA 3 4 4 4 4 4 4 4 31

34 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

35 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

36 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

Page 299: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

281

37 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

38 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

39 DPNS 5 4 4 5 4 4 4 4 34

40 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 32

41 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 5 40

42 DPNS 5 5 4 5 4 4 5 5 37

43 DPNS 5 5 4 5 4 4 5 5 37

44 DPNS 4 4 5 4 5 4 4 4 34

45 DPNS 4 4 5 4 4 5 4 4 34

46 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 5 40

47 DPNS 4 5 4 4 4 4 4 4 33

48 DPNS 4 4 4 4 3 4 4 4 31

49 DPNS 5 4 4 5 4 4 4 4 34

50 SRSN 4 5 5 5 4 4 4 4 35

51 SRSN 2 5 5 5 5 5 5 5 37

52 SRSN 3 4 4 4 5 3 4 4 31

53 SRSN 4 4 5 4 4 4 5 5 35

54 SRSN 5 4 4 5 3 4 5 5 35

55 SRSN 5 5 5 5 5 5 5 5 40

56 SRSN 5 4 3 4 3 4 4 4 31

57 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 32

58 SRSN 4 5 5 5 2 3 5 5 34

59 SRSN 4 5 4 4 5 4 4 4 34

60 SRSN 5 5 5 5 5 4 4 4 37

61 SRSN 4 5 5 4 5 5 5 5 38

62 SRSN 3 4 4 3 4 4 3 5 30

63 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 32

64 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

65 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

66 INAF 5 5 5 5 5 4 4 4 37

67 INAF 5 5 4 5 5 5 5 5 39

68 INAF 5 5 5 4 4 4 5 5 37

69 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

70 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

71 INAF 5 5 4 4 4 4 4 4 34

72 INAF 4 4 5 4 4 4 4 4 33

73 INAF 4 5 5 5 5 5 5 5 39

74 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

75 INAF 2 3 4 3 3 3 3 3 24

76 INCI 4 4 4 5 4 4 5 5 35

77 INCI 4 4 5 4 3 4 5 5 34

78 INCI 4 4 4 4 4 4 4 4 32

Page 300: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

282

79 INCI 4 5 5 4 4 4 4 4 34

80 INCI 3 4 4 4 4 4 4 4 31

81 INCI 5 5 4 4 4 4 4 4 34

82 INCI 5 5 5 5 4 4 5 5 38

83 INCI 5 5 5 5 4 5 5 5 39

84 INCI 5 5 5 5 4 5 5 5 39

85 INCI 5 4 4 3 4 4 5 5 34

86 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

87 KLBF 5 5 5 4 5 4 4 4 36

88 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

89 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

90 KLBF 5 5 4 4 4 4 4 4 34

91 KLBF 5 5 4 4 4 4 4 4 34

92 KLBF 4 4 4 3 4 3 3 3 28

93 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

94 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

95 KLBF 5 5 4 5 5 3 4 4 35

96 KLBF 3 4 5 5 4 5 5 5 36

97 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

98 KLBF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

99 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

100 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

101 KAEF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

102 KAEF 3 3 4 3 3 3 3 3 25

103 KAEF 3 4 5 4 3 4 4 4 31

104 KAEF 5 4 4 4 4 4 4 4 33

105 KAEF 4 4 4 4 5 3 3 3 30

106 KAEF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

107 KAEF 4 4 5 5 5 5 5 5 38

108 KAEF 5 5 5 4 4 5 5 5 38

109 KAEF 4 4 4 4 3 3 4 4 30

110 KAEF 5 4 5 4 4 4 5 5 36

111 KAEF 4 3 5 5 5 5 5 5 37

112 KAEF 5 5 5 4 4 3 3 3 32

113 KAEF 5 5 5 5 5 3 4 4 36

114 KAEF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

115 ADMG 4 4 4 4 5 5 5 5 36

116 ADMG 5 5 4 4 4 5 5 5 37

117 ADMG 4 4 4 4 4 4 5 5 34

118 ADMG 4 3 3 4 4 5 5 5 33

119 ADMG 4 5 5 4 4 3 4 4 33

120 ADMG 5 5 4 4 4 4 4 4 34

Page 301: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

283

121 ADMG 4 5 5 4 4 4 4 4 34

122 ADMG 4 3 4 4 3 4 3 3 28

123 ADMG 4 5 5 4 4 4 4 4 34

124 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 32

125 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 32

126 ADMG 4 4 5 4 4 4 4 4 33

127 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 32

128 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

129 PYFA 4 4 5 5 4 5 4 5 36

130 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

131 PYFA 3 5 5 5 4 4 4 4 34

132 PYFA 4 4 4 4 3 3 3 3 28

133 PYFA 3 5 5 5 3 4 4 4 33

134 PYFA 4 4 4 4 4 3 4 5 32

135 PYFA 5 4 3 3 4 4 4 4 31

136 PYFA 4 4 4 4 3 3 4 4 30

137 PYFA 5 4 5 4 4 4 5 5 36

138 PYFA 4 3 5 5 5 5 5 5 37

139 PYFA 5 5 5 4 4 3 3 3 32

140 PYFA 5 5 5 5 5 3 4 4 36

141 PYFA 5 5 5 5 5 5 5 4 39

142 UNIC 4 4 4 4 5 5 5 5 36

143 UNIC 5 5 4 4 4 5 5 5 37

144 UNIC 4 4 4 4 4 4 5 4 33

145 UNIC 4 3 3 4 4 5 5 5 33

146 UNIC 4 5 5 4 4 3 4 4 33

147 UNIC 5 5 4 4 4 4 4 4 34

148 UNIC 5 5 5 5 4 4 4 4 36

149 UNIC 3 4 4 4 4 4 4 5 32

150 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 32

151 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 32

152 UNIC 5 5 5 5 5 5 5 5 40

153 UNIC 5 5 4 4 4 5 5 5 37

154 UNIC 4 4 4 4 4 4 5 5 34

Page 302: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

284

LAMPIRAN 5

Rekapitulasi Data Variabel Komite Audit

No. Kode PT Butir Pertanyaan Variabel X4 Total

X4 1 2 3 4 5 6

1 AGII 4 4 4 4 4 4 24

2 AGII 4 4 4 4 4 4 24

3 AGII 4 5 5 5 5 4 28

4 AGII 5 5 4 5 5 5 29

5 AGII 4 5 4 4 4 4 25

6 AGII 5 5 5 5 5 4 29

7 AGII 4 4 4 4 5 5 26

8 AGII 4 4 4 4 4 4 24

9 AGII 5 5 4 5 5 4 28

10 AGII 5 5 5 5 5 5 30

11 AGII 4 4 5 4 4 4 25

12 AGII 4 4 4 4 4 4 24

13 BRPT 5 5 5 5 5 5 30

14 BRPT 4 5 5 5 5 5 29

15 BRPT 4 4 5 5 4 4 26

16 BRPT 5 5 4 5 5 5 29

17 BRPT 5 5 5 5 5 5 30

18 BRPT 4 4 4 4 4 4 24

19 BRPT 5 5 5 5 5 5 30

20 BRPT 5 5 4 5 4 4 27

21 BRPT 4 4 5 5 5 5 28

22 BRPT 5 5 5 5 5 5 30

23 BRPT 4 5 5 5 4 4 27

24 DVLA 5 5 4 5 5 5 29

25 DVLA 4 4 4 4 4 4 24

26 DVLA 5 5 5 5 5 5 30

27 DVLA 5 5 4 5 5 5 29

28 DVLA 4 4 4 4 4 4 24

29 DVLA 4 4 4 4 4 5 25

30 DVLA 5 4 5 4 4 4 26

31 DVLA 4 4 4 4 4 5 25

32 DVLA 4 4 4 4 4 4 24

33 DVLA 5 5 5 5 4 4 28

34 DVLA 5 5 4 5 5 5 29

35 DVLA 4 4 4 4 5 5 26

36 DVLA 5 5 5 5 5 5 30

Page 303: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

285

37 DVLA 4 5 4 5 4 5 27

38 DPNS 4 4 4 4 4 4 24

39 DPNS 5 5 4 4 4 4 26

40 DPNS 4 4 5 3 5 5 26

41 DPNS 5 5 5 4 4 5 28

42 DPNS 4 4 4 5 4 4 25

43 DPNS 5 5 4 4 4 4 26

44 DPNS 4 4 5 5 4 4 26

45 DPNS 4 4 4 4 5 5 26

46 DPNS 3 3 5 5 5 5 26

47 DPNS 4 4 4 5 5 5 27

48 DPNS 5 5 5 5 4 4 28

49 DPNS 5 5 5 5 5 5 30

50 SRSN 4 4 5 5 5 4 27

51 SRSN 5 4 4 5 5 5 28

52 SRSN 4 4 3 4 5 5 25

53 SRSN 4 4 4 5 5 5 27

54 SRSN 4 4 4 5 4 4 25

55 SRSN 4 4 4 4 4 4 24

56 SRSN 5 5 3 4 4 4 25

57 SRSN 4 4 4 4 5 5 26

58 SRSN 4 4 4 4 4 4 24

59 SRSN 4 4 5 4 4 4 25

60 SRSN 5 5 5 5 5 5 30

61 SRSN 4 4 3 5 5 5 26

62 SRSN 4 5 4 4 5 4 26

63 SRSN 4 4 4 5 5 5 27

64 INAF 4 4 4 4 5 4 25

65 INAF 4 4 4 5 5 5 27

66 INAF 4 4 4 4 4 4 24

67 INAF 4 4 4 4 4 4 24

68 INAF 5 5 5 5 4 4 28

69 INAF 5 5 4 5 5 5 29

70 INAF 4 4 4 4 5 4 25

71 INAF 5 5 5 5 5 5 30

72 INAF 5 5 5 5 5 5 30

73 INAF 4 4 4 5 5 5 27

74 INAF 5 5 4 4 5 5 28

75 INAF 4 4 4 5 4 4 25

76 INCI 4 4 4 4 4 4 24

77 INCI 5 5 4 4 4 4 26

78 INCI 4 4 4 4 4 5 25

Page 304: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

286

79 INCI 4 4 3 4 4 4 23

80 INCI 4 4 4 4 4 4 24

81 INCI 5 5 5 5 5 5 30

82 INCI 4 4 4 5 5 5 27

83 INCI 4 4 4 4 5 5 26

84 INCI 5 5 4 5 5 5 29

85 INCI 4 4 4 4 5 5 26

86 KLBF 4 4 4 5 5 5 27

87 KLBF 4 4 3 5 4 4 24

88 KLBF 4 4 4 4 4 5 25

89 KLBF 5 5 4 4 4 4 26

90 KLBF 4 4 4 4 4 4 24

91 KLBF 4 4 4 4 4 4 24

92 KLBF 4 4 4 4 4 4 24

93 KLBF 5 5 5 5 5 5 30

94 KLBF 4 4 4 5 5 5 27

95 KLBF 4 4 4 4 4 4 24

96 KLBF 4 4 3 4 4 4 23

97 KLBF 5 5 5 5 5 5 30

98 KLBF 5 5 4 5 5 5 29

99 KLBF 5 5 4 3 4 4 25

100 KLBF 5 5 5 5 5 5 30

101 KAEF 4 4 4 4 4 4 24

102 KAEF 4 4 4 4 4 4 24

103 KAEF 4 4 4 4 4 4 24

104 KAEF 5 5 5 5 5 5 30

105 KAEF 5 5 5 4 4 4 27

106 KAEF 4 4 4 4 4 4 24

107 KAEF 4 4 4 4 5 5 26

108 KAEF 5 5 5 5 5 5 30

109 KAEF 4 4 4 5 5 5 27

110 KAEF 5 5 4 4 4 4 26

111 KAEF 4 4 4 5 4 4 25

112 KAEF 5 5 5 5 4 4 28

113 KAEF 5 5 4 5 5 5 29

114 KAEF 4 4 4 4 4 4 24

115 ADMG 5 5 5 5 5 5 30

116 ADMG 4 4 4 4 4 4 24

117 ADMG 4 4 4 4 5 5 26

118 ADMG 4 4 4 4 4 4 24

119 ADMG 4 4 4 5 5 5 27

120 ADMG 5 5 5 5 4 4 28

Page 305: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

287

121 ADMG 4 4 4 4 5 5 26

122 ADMG 5 5 5 5 5 5 30

123 ADMG 4 4 4 5 5 5 27

124 ADMG 5 5 5 5 4 4 28

125 ADMG 5 5 5 5 5 5 30

126 ADMG 4 4 5 5 5 5 28

127 ADMG 4 4 4 5 5 5 27

128 PYFA 4 4 4 4 5 5 26

129 PYFA 4 4 5 5 5 5 28

130 PYFA 4 4 4 5 4 4 25

131 PYFA 4 4 4 5 4 4 25

132 PYFA 5 5 4 5 5 5 29

133 PYFA 4 4 4 4 4 4 24

134 PYFA 5 5 5 5 5 5 30

135 PYFA 4 4 4 4 5 5 26

136 PYFA 4 4 4 4 4 5 25

137 PYFA 4 4 4 4 4 4 24

138 PYFA 5 5 5 5 5 5 30

139 PYFA 4 4 5 4 4 4 25

140 PYFA 4 4 4 4 4 4 24

141 PYFA 4 4 4 4 4 4 24

142 UNIC 5 5 5 5 5 5 30

143 UNIC 4 4 4 5 5 5 27

144 UNIC 4 4 4 4 4 4 24

145 UNIC 5 5 5 5 5 5 30

146 UNIC 4 4 4 4 4 4 24

147 UNIC 4 4 4 4 4 4 24

148 UNIC 4 4 4 4 5 5 26

149 UNIC 5 5 5 5 5 5 30

150 UNIC 4 4 5 4 4 4 25

151 UNIC 4 4 4 4 5 5 26

152 UNIC 4 4 4 4 4 5 25

153 UNIC 5 5 5 5 5 5 30

154 UNIC 4 4 4 5 5 5 27

Page 306: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

288

LAMPIRAN 6

Rekapitulasi Data Variabel Whistleblowing System

No. Kode

PT

Butir Pertanyaan Variabel X5 Total

X5 1 2 3 4 5 6

1 AGII 4 4 4 4 4 4 24

2 AGII 5 5 5 5 5 5 30

3 AGII 4 4 4 4 4 4 24

4 AGII 4 4 4 5 5 4 26

5 AGII 4 4 4 4 4 4 24

6 AGII 4 5 4 4 4 4 25

7 AGII 4 4 4 4 4 4 24

8 AGII 4 4 4 5 5 4 26

9 AGII 5 5 4 4 4 4 26

10 AGII 4 4 4 4 4 4 24

11 AGII 5 4 5 4 4 4 26

12 AGII 4 5 4 5 5 5 28

13 BRPT 4 5 4 4 4 5 26

14 BRPT 4 4 4 5 4 4 25

15 BRPT 5 5 4 5 4 5 28

16 BRPT 4 5 4 4 4 5 26

17 BRPT 4 5 4 4 4 5 26

18 BRPT 4 5 4 5 5 5 28

19 BRPT 5 5 5 5 5 5 30

20 BRPT 4 4 4 4 4 4 24

21 BRPT 4 4 4 4 4 4 24

22 BRPT 5 5 5 5 4 5 29

23 BRPT 5 5 4 4 4 4 26

24 DVLA 4 4 4 4 4 4 24

25 DVLA 5 5 5 5 5 5 30

26 DVLA 5 5 5 5 5 5 30

27 DVLA 5 5 5 5 5 5 30

28 DVLA 4 5 4 4 4 5 26

29 DVLA 4 4 4 5 4 4 25

30 DVLA 5 5 5 5 5 5 30

31 DVLA 4 4 4 3 5 3 23

32 DVLA 4 5 5 4 4 4 26

33 DVLA 4 4 4 5 5 5 27

34 DVLA 4 3 4 4 4 4 23

35 DVLA 4 4 4 4 4 3 23

36 DVLA 5 5 5 5 5 5 30

Page 307: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

289

37 DVLA 5 3 5 5 5 5 28

38 DPNS 5 4 4 4 3 4 24

39 DPNS 4 4 4 4 4 4 24

40 DPNS 4 4 3 4 5 5 25

41 DPNS 5 4 4 4 4 4 25

42 DPNS 4 5 4 4 4 4 25

43 DPNS 3 5 4 4 4 3 23

44 DPNS 5 4 5 5 5 5 29

45 DPNS 5 4 5 5 5 5 29

46 DPNS 4 4 4 4 4 4 24

47 DPNS 4 4 4 4 4 4 24

48 DPNS 4 4 3 4 5 3 23

49 DPNS 4 5 5 5 5 5 29

50 SRSN 4 4 4 4 3 5 24

51 SRSN 5 4 5 5 5 5 29

52 SRSN 5 3 5 5 5 4 27

53 SRSN 3 4 4 5 4 4 24

54 SRSN 5 4 5 5 3 5 27

55 SRSN 5 3 5 5 5 5 28

56 SRSN 5 4 5 5 5 4 28

57 SRSN 5 4 4 4 4 3 24

58 SRSN 5 5 5 4 5 4 28

59 SRSN 3 4 5 4 4 4 24

60 SRSN 5 5 5 5 5 3 28

61 SRSN 5 5 4 4 5 5 28

62 SRSN 5 3 4 4 5 5 26

63 SRSN 4 4 4 4 4 4 24

64 INAF 4 4 4 4 3 4 23

65 INAF 4 4 4 4 4 4 24

66 INAF 5 4 5 4 5 4 27

67 INAF 5 3 5 5 5 5 28

68 INAF 4 4 4 4 4 4 24

69 INAF 5 5 5 5 5 5 30

70 INAF 5 4 4 4 4 4 25

71 INAF 5 4 4 4 5 4 26

72 INAF 5 5 4 4 4 4 26

73 INAF 5 4 4 5 4 4 26

74 INAF 5 4 4 5 4 4 26

75 INAF 4 4 4 4 5 4 25

76 INCI 5 5 4 4 4 4 26

77 INCI 4 5 4 4 4 4 25

78 INCI 4 4 4 4 4 4 24

Page 308: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

290

79 INCI 4 4 4 3 4 4 23

80 INCI 4 5 5 4 4 4 26

81 INCI 5 4 4 4 4 3 24

82 INCI 5 3 4 4 4 4 24

83 INCI 5 5 4 4 5 4 27

84 INCI 3 5 4 4 5 4 25

85 INCI 5 4 4 3 4 4 24

86 KLBF 5 5 5 4 4 4 27

87 KLBF 5 4 4 4 4 3 24

88 KLBF 4 4 4 4 4 4 24

89 KLBF 5 5 5 5 5 5 30

90 KLBF 5 3 4 4 4 5 25

91 KLBF 5 4 4 4 4 5 26

92 KLBF 4 4 4 4 4 4 24

93 KLBF 4 4 4 4 3 4 23

94 KLBF 4 3 4 4 4 4 23

95 KLBF 5 5 5 4 4 5 28

96 KLBF 5 4 5 4 4 4 26

97 KLBF 5 5 5 4 4 5 28

98 KLBF 5 5 5 5 5 5 30

99 KLBF 4 4 4 5 5 3 25

100 KLBF 5 4 4 4 4 4 25

101 KAEF 5 5 5 4 4 5 28

102 KAEF 5 5 4 4 5 5 28

103 KAEF 5 5 3 5 4 5 27

104 KAEF 5 5 4 4 3 4 25

105 KAEF 5 4 4 5 4 5 27

106 KAEF 4 3 4 4 5 5 25

107 KAEF 5 5 5 4 3 5 27

108 KAEF 5 5 5 4 4 4 27

109 KAEF 4 4 4 5 5 3 25

110 KAEF 5 5 4 4 5 4 27

111 KAEF 5 5 4 4 5 5 28

112 KAEF 4 4 3 5 4 4 24

113 KAEF 4 4 4 5 5 5 27

114 KAEF 5 4 5 5 4 5 28

115 ADMG 4 4 4 5 5 3 25

116 ADMG 5 5 4 3 5 5 27

117 ADMG 3 4 4 5 5 5 26

118 ADMG 4 4 3 4 5 5 25

119 ADMG 4 4 4 5 5 4 26

120 ADMG 4 4 4 5 3 5 25

Page 309: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

291

121 ADMG 5 5 3 5 5 5 28

122 ADMG 4 4 4 4 4 4 24

123 ADMG 5 4 3 4 4 4 24

124 ADMG 4 4 4 4 4 4 24

125 ADMG 5 3 4 4 5 3 24

126 ADMG 5 5 4 5 4 5 28

127 ADMG 5 5 4 4 4 4 26

128 PYFA 5 4 4 5 3 5 26

129 PYFA 4 3 4 4 5 5 25

130 PYFA 5 5 5 4 3 5 27

131 PYFA 5 5 5 4 4 4 27

132 PYFA 4 4 4 5 5 5 27

133 PYFA 5 5 4 4 5 4 27

134 PYFA 5 5 4 4 5 3 26

135 PYFA 4 3 5 5 4 4 25

136 PYFA 4 4 4 5 5 5 27

137 PYFA 5 4 5 3 4 5 26

138 PYFA 3 4 4 5 4 5 25

139 PYFA 5 5 4 4 5 5 28

140 PYFA 4 4 4 5 5 3 25

141 PYFA 4 4 4 4 5 5 26

142 UNIC 4 4 4 5 5 4 26

143 UNIC 3 5 4 4 5 5 26

144 UNIC 4 4 5 3 4 4 24

145 UNIC 4 4 4 5 3 5 25

146 UNIC 5 3 5 5 4 5 27

147 UNIC 4 4 4 5 4 5 26

148 UNIC 5 5 4 4 3 5 26

149 UNIC 4 3 4 5 5 3 24

150 UNIC 4 4 4 4 5 5 26

151 UNIC 3 4 4 5 5 4 25

152 UNIC 4 4 3 5 5 5 26

153 UNIC 4 4 4 4 3 5 24

154 UNIC 4 3 4 5 5 4 25

Page 310: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

292

LAMPIRAN 7

Rekapitulasi Data Variabel Pencegahan Kecurangan (Fraud)

No. Kode

PT

Butir Pertanyaan Variabel Y Total

Y 1 2 3 4 5 6 7 8

1 AGII 4 3 4 4 4 4 4 4 31

2 AGII 4 4 4 4 5 4 5 5 35

3 AGII 5 4 4 4 4 4 4 4 33

4 AGII 4 2 4 4 4 4 4 4 30

5 AGII 4 4 4 5 4 4 3 4 32

6 AGII 4 4 3 4 4 4 4 4 31

7 AGII 4 4 5 4 4 4 5 4 34

8 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 32

9 AGII 4 5 5 5 4 5 4 4 36

10 AGII 4 4 4 3 4 3 4 4 30

11 AGII 4 3 4 4 4 4 4 4 31

12 AGII 4 4 4 5 4 5 4 4 34

13 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

14 BRPT 4 4 4 4 3 4 4 3 30

15 BRPT 4 3 4 5 4 5 4 4 33

16 BRPT 5 5 5 5 4 5 5 5 39

17 BRPT 4 5 4 5 5 5 5 5 38

18 BRPT 5 5 5 5 5 5 5 5 40

19 BRPT 5 5 4 5 5 5 3 5 37

20 BRPT 4 2 4 4 4 4 4 4 30

21 BRPT 4 3 4 3 4 3 4 4 29

22 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 32

23 BRPT 4 4 4 4 4 4 3 4 31

24 DVLA 5 5 5 5 4 5 5 5 39

25 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

26 DVLA 4 4 3 4 4 4 4 4 31

27 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

28 DVLA 2 2 5 4 5 4 3 5 30

29 DVLA 4 5 4 5 4 4 4 4 34

30 DVLA 5 5 5 4 4 4 4 4 35

31 DVLA 4 4 3 5 4 4 4 4 32

32 DVLA 5 2 4 5 4 4 4 4 32

33 DVLA 4 5 4 5 4 4 4 3 33

34 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

35 DVLA 4 3 4 4 4 4 4 5 32

36 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

Page 311: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

293

37 DVLA 4 5 4 5 3 5 5 5 36

38 DPNS 5 5 4 4 4 4 4 4 34

39 DPNS 5 5 4 5 4 5 5 5 38

40 DPNS 4 3 4 4 4 3 4 4 30

41 DPNS 5 2 5 5 4 5 5 5 36

42 DPNS 4 4 3 5 4 4 4 4 32

43 DPNS 3 4 5 5 4 4 4 4 33

44 DPNS 4 4 4 4 5 3 4 4 32

45 DPNS 4 4 4 4 5 4 4 4 33

46 DPNS 4 5 3 4 5 4 4 4 33

47 DPNS 4 4 4 4 4 4 3 4 31

48 DPNS 4 4 4 5 4 4 4 4 33

49 DPNS 4 4 5 4 4 4 5 5 35

50 SRSN 5 5 3 4 4 4 4 4 33

51 SRSN 4 2 2 2 5 5 5 4 29

52 SRSN 4 4 4 5 5 4 4 4 34

53 SRSN 4 4 4 4 4 3 4 4 31

54 SRSN 4 5 5 4 5 4 4 4 35

55 SRSN 5 3 5 5 5 5 5 5 38

56 SRSN 4 5 5 4 5 4 3 4 34

57 SRSN 2 2 5 5 5 5 5 5 34

58 SRSN 4 5 4 5 4 4 5 5 36

59 SRSN 4 5 5 4 4 5 4 5 36

60 SRSN 3 5 4 4 4 4 5 5 34

61 SRSN 5 5 5 4 4 4 4 3 34

62 SRSN 5 5 3 5 5 5 5 5 38

63 SRSN 4 4 5 4 3 4 4 4 32

64 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

65 INAF 4 4 4 4 4 4 3 4 31

66 INAF 5 3 5 5 5 5 5 5 38

67 INAF 4 5 4 5 5 5 5 5 38

68 INAF 2 5 4 3 5 2 5 5 31

69 INAF 4 4 5 2 5 2 5 2 29

70 INAF 2 2 5 5 2 2 5 5 28

71 INAF 5 2 5 2 5 5 4 4 32

72 INAF 4 4 4 4 4 4 3 4 31

73 INAF 5 5 5 5 4 4 4 4 36

74 INAF 5 5 3 5 5 5 5 5 38

75 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

76 INCI 5 4 5 4 4 5 5 3 35

77 INCI 4 5 4 4 4 4 5 4 34

78 INCI 4 4 4 4 4 4 4 4 32

Page 312: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

294

79 INCI 4 3 4 4 3 4 4 4 30

80 INCI 4 5 5 5 4 4 5 4 36

81 INCI 5 5 4 4 4 4 4 3 33

82 INCI 5 4 5 4 4 3 4 4 33

83 INCI 5 3 5 5 5 5 5 5 38

84 INCI 5 5 5 5 5 5 5 5 40

85 INCI 4 4 4 3 4 4 5 5 33

86 KLBF 3 4 4 4 4 4 4 3 30

87 KLBF 4 5 4 4 4 4 5 4 34

88 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

89 KLBF 3 4 5 4 5 5 4 4 34

90 KLBF 4 4 3 4 4 4 4 4 31

91 KLBF 4 4 4 4 4 3 4 4 31

92 KLBF 5 4 4 4 4 5 4 5 35

93 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 5 33

94 KLBF 5 5 5 5 5 5 4 4 38

95 KLBF 5 2 5 2 4 4 5 2 29

96 KLBF 4 4 5 4 4 5 5 5 36

97 KLBF 3 5 5 4 4 3 4 4 32

98 KLBF 5 4 4 5 4 4 4 4 34

99 KLBF 5 5 4 4 4 4 4 4 34

100 KLBF 4 2 4 2 4 4 5 5 30

101 KAEF 5 5 4 4 4 4 3 4 33

102 KAEF 5 5 5 5 5 5 5 5 40

103 KAEF 4 5 3 4 5 5 4 5 35

104 KAEF 4 4 4 4 4 4 4 4 32

105 KAEF 5 5 5 5 5 4 5 5 39

106 KAEF 5 4 4 5 5 4 4 5 36

107 KAEF 5 5 4 4 4 3 4 4 33

108 KAEF 4 4 5 4 4 4 4 4 33

109 KAEF 4 4 4 5 5 5 5 5 37

110 KAEF 4 3 5 5 4 4 3 5 33

111 KAEF 4 4 5 5 5 5 5 5 38

112 KAEF 5 4 4 4 4 5 4 4 34

113 KAEF 4 5 5 4 5 5 5 4 37

114 KAEF 4 5 5 5 4 5 5 5 38

115 ADMG 3 4 3 4 4 5 5 5 33

116 ADMG 4 5 4 4 5 5 3 5 35

117 ADMG 4 4 4 3 5 5 5 5 35

118 ADMG 5 3 4 4 5 4 5 5 35

119 ADMG 5 4 4 4 5 5 4 3 34

120 ADMG 5 5 4 4 4 5 4 4 35

Page 313: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

295

121 ADMG 4 5 4 4 5 5 4 5 36

122 ADMG 4 3 4 4 4 4 4 4 31

123 ADMG 5 5 5 5 5 3 5 5 38

124 ADMG 5 4 4 5 5 4 4 5 36

125 ADMG 5 5 4 4 4 4 3 4 33

126 ADMG 4 3 5 4 4 4 4 4 32

127 ADMG 4 4 4 5 5 5 5 5 37

128 PYFA 4 4 5 5 4 4 4 5 35

129 PYFA 3 4 5 5 5 5 5 5 37

130 PYFA 5 4 4 4 4 5 4 4 34

131 PYFA 4 5 3 4 5 5 5 4 35

132 PYFA 4 5 5 5 4 5 5 5 38

133 PYFA 4 4 3 4 4 3 5 5 32

134 PYFA 3 5 4 4 5 5 5 5 36

135 PYFA 4 4 4 5 5 5 5 5 37

136 PYFA 5 3 4 4 5 4 5 5 35

137 PYFA 5 4 5 4 4 4 4 4 34

138 PYFA 5 5 5 5 5 5 5 5 40

139 PYFA 5 5 5 5 5 3 5 5 38

140 PYFA 3 4 4 4 3 4 5 5 32

141 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 32

142 UNIC 4 5 3 4 4 4 5 4 33

143 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 3 31

144 UNIC 5 4 5 4 5 5 4 4 36

145 UNIC 4 3 4 4 4 4 4 4 31

146 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 32

147 UNIC 5 4 4 4 3 5 4 5 34

148 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 5 33

149 UNIC 5 5 5 5 5 5 3 4 37

150 UNIC 5 2 5 2 4 4 5 2 29

151 UNIC 4 3 5 4 4 5 5 5 35

152 UNIC 5 5 5 4 3 4 4 4 34

153 UNIC 3 5 4 4 4 4 5 3 32

154 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 32

Page 314: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

296

LAMPIRAN 8

Rekapitulasi Data Variabel Kualitas Laporan Keuangan

No. Kode

PT

Butir Pertanyaan Variabel Z Total

Z 1 2 3 4 5 6 7 8

1 AGII 4 4 4 5 4 4 4 4 42

2 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 AGII 5 4 5 4 5 4 3 4 42

4 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 42

5 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 40

6 AGII 3 4 4 4 4 5 4 4 41

7 AGII 3 4 4 4 4 4 4 3 39

8 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 40

9 AGII 3 4 4 4 4 4 4 4 39

10 AGII 4 4 4 4 4 4 4 4 41

11 AGII 3 4 4 4 5 3 3 3 38

12 AGII 4 4 4 4 4 3 4 4 39

13 BRPT 3 3 3 4 4 4 3 4 35

14 BRPT 4 3 5 5 4 4 4 4 41

15 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 3 39

16 BRPT 5 4 4 5 4 4 4 3 43

17 BRPT 5 4 4 5 4 5 4 4 44

18 BRPT 5 4 5 5 4 4 4 5 43

19 BRPT 5 5 4 5 5 5 5 5 49

20 BRPT 4 4 4 4 4 4 3 4 39

21 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 40

22 BRPT 4 4 4 3 4 4 3 4 37

23 BRPT 4 4 4 4 4 4 4 4 40

24 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

25 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

26 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

27 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 48

28 DVLA 4 4 4 2 4 4 4 2 34

29 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

30 DVLA 4 4 5 5 4 4 4 4 43

31 DVLA 4 5 5 4 4 4 4 5 44

32 DVLA 4 4 5 4 4 4 3 4 40

33 DVLA 4 4 4 4 4 3 3 4 39

34 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 3 39

35 DVLA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

36 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 50

Page 315: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

297

37 DVLA 5 5 5 5 5 5 5 5 50

38 DPNS 5 5 4 4 4 3 4 4 42

39 DPNS 5 4 5 5 5 5 5 5 48

40 DPNS 5 4 5 5 5 5 5 5 48

41 DPNS 5 5 5 5 5 4 4 4 45

42 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 5 50

43 DPNS 4 4 4 4 5 3 3 3 38

44 DPNS 5 5 5 5 5 2 2 5 44

45 DPNS 5 5 5 5 5 3 3 5 46

46 DPNS 5 5 5 5 5 5 5 5 50

47 DPNS 4 4 4 4 4 4 4 4 40

48 DPNS 4 4 4 4 4 4 3 3 37

49 DPNS 5 5 4 3 4 5 3 4 41

50 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 40

51 SRSN 5 2 5 5 5 5 5 5 44

52 SRSN 3 4 5 4 4 4 5 3 40

53 SRSN 5 5 4 4 4 4 5 4 44

54 SRSN 4 5 4 5 5 5 4 4 46

55 SRSN 5 5 5 5 5 5 5 5 50

56 SRSN 5 4 5 4 5 5 4 4 44

57 SRSN 4 4 3 3 3 4 4 3 35

58 SRSN 3 4 3 4 3 4 4 3 36

59 SRSN 5 5 5 4 5 4 5 4 46

60 SRSN 3 4 5 5 5 5 5 3 44

61 SRSN 5 5 5 5 5 4 4 4 47

62 SRSN 5 4 5 4 3 4 5 4 42

63 SRSN 4 4 4 4 4 4 4 4 40

64 INAF 5 5 4 4 4 4 4 5 44

65 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

66 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 50

67 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 48

68 INAF 5 4 5 4 5 4 5 4 44

69 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 50

70 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

71 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

72 INAF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

73 INAF 5 5 5 5 5 5 4 5 49

74 INAF 5 5 5 5 5 5 5 5 50

75 INAF 3 3 4 3 3 3 3 3 31

76 INCI 4 4 5 5 5 4 4 4 44

77 INCI 4 4 4 3 3 4 3 3 35

78 INCI 4 4 4 4 5 5 4 4 42

Page 316: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

298

79 INCI 4 4 5 4 5 5 4 3 42

80 INCI 5 5 3 3 4 4 4 4 40

81 INCI 4 4 4 3 4 5 4 3 40

82 INCI 4 3 4 4 4 4 4 3 37

83 INCI 5 5 5 5 5 5 5 5 50

84 INCI 5 5 5 5 5 5 5 5 50

85 INCI 4 4 4 4 5 5 5 5 44

86 KLBF 5 4 5 5 5 4 4 4 45

87 KLBF 5 5 5 4 4 3 5 4 44

88 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

89 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

90 KLBF 4 4 4 4 4 2 4 4 38

91 KLBF 4 4 4 4 4 3 4 4 39

92 KLBF 3 4 3 4 3 4 3 4 36

93 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

94 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

95 KLBF 3 5 5 2 5 5 5 4 41

96 KLBF 5 5 4 4 5 4 5 4 45

97 KLBF 5 4 5 4 4 4 3 3 40

98 KLBF 5 5 5 5 5 5 5 4 49

99 KLBF 5 5 4 4 4 5 5 5 46

100 KLBF 4 4 4 4 4 4 4 4 40

101 KAEF 5 5 4 4 4 5 5 5 46

102 KAEF 4 3 3 3 3 4 4 3 34

103 KAEF 5 3 3 4 4 5 4 4 40

104 KAEF 5 5 5 4 4 4 4 4 44

105 KAEF 5 5 4 4 4 3 4 4 42

106 KAEF 4 4 4 4 4 4 4 5 40

107 KAEF 4 4 4 5 5 5 5 5 46

108 KAEF 5 5 4 4 4 4 4 4 43

109 KAEF 5 5 4 4 5 5 4 5 46

110 KAEF 3 3 5 4 4 4 5 5 40

111 KAEF 4 4 5 5 5 5 5 5 47

112 KAEF 4 4 5 5 5 5 5 5 48

113 KAEF 4 4 5 5 5 4 4 5 45

114 KAEF 5 5 5 5 5 5 4 4 48

115 ADMG 3 5 5 4 4 4 5 5 44

116 ADMG 4 4 4 4 4 4 5 5 42

117 ADMG 5 5 4 4 4 4 5 5 45

118 ADMG 4 4 5 5 4 4 5 5 46

119 ADMG 4 4 4 4 4 4 4 4 41

120 ADMG 4 3 3 4 4 5 5 5 40

Page 317: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

299

121 ADMG 5 5 4 4 4 4 4 4 43

122 ADMG 5 5 4 4 5 5 4 5 46

123 ADMG 3 3 5 4 4 4 5 5 40

124 ADMG 4 4 5 5 5 5 5 5 47

125 ADMG 4 4 5 5 5 5 5 5 47

126 ADMG 4 4 5 5 5 4 4 5 45

127 ADMG 5 5 5 5 5 5 4 4 48

128 PYFA 3 5 5 4 4 4 5 5 44

129 PYFA 4 4 4 4 4 4 5 5 42

130 PYFA 5 5 4 4 4 4 5 5 45

131 PYFA 4 4 5 5 4 4 5 5 45

132 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

133 PYFA 4 3 3 4 4 5 5 5 40

134 PYFA 5 5 5 5 5 5 5 5 50

135 PYFA 4 4 4 4 5 5 5 5 44

136 PYFA 5 4 5 5 5 4 4 4 45

137 PYFA 5 5 5 4 4 3 5 4 44

138 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

139 PYFA 4 4 4 4 4 4 4 4 40

140 PYFA 4 4 4 4 4 2 4 4 38

141 PYFA 4 4 4 4 4 3 4 4 40

142 UNIC 3 4 3 4 3 4 3 4 36

143 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 40

144 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 40

145 UNIC 3 5 5 2 5 5 5 4 39

146 UNIC 5 5 4 4 5 4 5 4 45

147 UNIC 4 4 4 4 4 3 4 4 39

148 UNIC 3 4 3 4 3 4 3 4 36

149 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 40

150 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 41

151 UNIC 3 5 5 2 5 5 5 4 41

152 UNIC 5 5 4 4 5 4 5 4 45

153 UNIC 5 5 5 4 4 3 5 4 44

154 UNIC 4 4 4 4 4 4 4 4 41

Page 318: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

300

LAMPIRAN 9

Rekapitulasi Data Responden

No. Responden Jenis

Kelamin Usia Jabatan Pendidikan

Lama

Bekerja

1 AGII Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

2 AGII Perempuan 50 Manajer S3 5-10 Tahun

3 AGII Laki-laki 32 Auditor Internal S1 5-10 Tahun

4 AGII Laki-laki 31 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

5 AGII Perempuan 45 Komite Audit S2 5-10 Tahun

6 AGII Laki-laki 38 Supervisor S1 1-3 Tahun

7 AGII Laki-laki 36 Supervisor S1 5-10 Tahun

8 AGII Laki-laki 28 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

9 AGII Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

10 AGII Perempuan 29 Supervisor S1 1-3 Tahun

11 AGII Laki-laki 51 Manajer S2 5-10 Tahun

12 AGII Perempuan 37 Supervisor S1 3-5 Tahun

13 BRPT Laki-laki 45 Komite Audit S2 5-10 Tahun

14 BRPT Laki-laki 34 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

15 BRPT Perempuan 28 Supervisor S1 1-3 Tahun

16 BRPT Laki-laki 43 Manajer S1 3-5 Tahun

17 BRPT Laki-laki 35 Supervisor S1 3-5 Tahun

18 BRPT Laki-laki 31 Supervisor S1 3-5 Tahun

19 BRPT Perempuan 34 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

20 BRPT Perempuan 40 Komite Audit S1 5-10 Tahun

21 BRPT Laki-laki 38 Supervisor S2 3-5 Tahun

22 BRPT Laki-laki 27 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

23 BRPT Laki-laki 44 Auditor Internal S2 5-10 Tahun

24 DVLA Laki-laki 52 Manajer S3 5-10 Tahun

25 DVLA Laki-laki 35 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

26 DVLA Laki-laki 39 Supervisor S1 1-3 Tahun

27 DVLA Laki-laki 36 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

28 DVLA Laki-laki 31 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

29 DVLA Laki-laki 34 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

30 DVLA Laki-laki 46 Komite Audit S3 > 10 Tahun

31 DVLA Laki-laki 35 Supervisor S1 5-10 Tahun

32 DVLA Laki-laki 32 Manajer S1 5-10 Tahun

33 DVLA Perempuan 51 Manajer S3 5-10 Tahun

34 DVLA Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

35 DVLA Perempuan 27 Supervisor S1 1-3 Tahun

Page 319: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

301

36 DVLA Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 5-10 Tahun

37 DVLA Perempuan 27 Supervisor S1 1-3 Tahun

38 DPNS Laki-laki 30 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

39 DPNS Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

40 DPNS Laki-laki 43 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

41 DPNS Laki-laki 39 Manajer S1 5-10 Tahun

42 DPNS Laki-laki 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

43 DPNS Laki-laki 38 Supervisor S1 5-10 Tahun

44 DPNS Laki-laki 35 Auditor Internal S1 5-10 Tahun

45 DPNS Laki-laki 42 Manajer S2 5-10 Tahun

46 DPNS Laki-laki 29 Supervisor S1 1-3 Tahun

47 DPNS Perempuan 31 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

48 DPNS Laki-laki 35 Supervisor S1 5-10 Tahun

49 DPNS Laki-laki 32 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

50 SRSN Perempuan 36 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

51 SRSN Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

52 SRSN Perempuan 31 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

53 SRSN Perempuan 26 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

54 SRSN Laki-laki 35 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

55 SRSN Laki-laki 47 Komite Audit S3 > 10 Tahun

56 SRSN Laki-laki 34 Manajer S1 5-10 Tahun

57 SRSN Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

58 SRSN Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

59 SRSN Laki-laki 32 Supervisor S1 3-5 Tahun

60 SRSN Perempuan 29 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

61 SRSN Laki-laki 37 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

62 SRSN Laki-laki 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

63 SRSN Laki-laki 34 Komite Audit S1 3-5 Tahun

64 INAF Perempuan 32 Supervisor S1 1-3 Tahun

65 INAF Laki-laki 39 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

66 INAF Laki-laki 35 Supervisor S1 3-5 Tahun

67 INAF Laki-laki 37 Supervisor S1 3-5 Tahun

68 INAF Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

69 INAF Laki-laki 35 Manajer S1 5-10 Tahun

70 INAF Laki-laki 50 Manajer S3 > 10 Tahun

71 INAF Laki-laki 37 Komite Audit S1 5-10 Tahun

72 INAF Laki-laki 32 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

73 INAF Perempuan 38 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

74 INAF Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

75 INAF Perempuan 27 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

Page 320: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

302

76 INCI Perempuan 30 Supervisor S1 3-5 Tahun

77 INCI Laki-laki 34 Manajer S1 3-5 Tahun

78 INCI Perempuan 31 Supervisor S1 1-3 Tahun

79 INCI Laki-laki 34 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

80 INCI Laki-laki 29 Supervisor S1 1-3 Tahun

81 INCI Perempuan 35 Supervisor S1 3-5 Tahun

82 INCI Perempuan 26 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

83 INCI Perempuan 28 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

84 INCI Laki-laki 31 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

85 INCI Perempuan 27 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

86 KLBF Laki-laki 35 Supervisor S1 3-5 Tahun

87 KLBF Perempuan 33 Supervisor S1 1-3 Tahun

88 KLBF Laki-laki 52 Komite Audit S3 5-10 Tahun

89 KLBF Perempuan 27 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

90 KLBF Perempuan 27 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

91 KLBF Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

92 KLBF Laki-laki 30 Manajer S2 5-10 Tahun

93 KLBF Laki-laki 37 Manajer S1 3-5 Tahun

94 KLBF Perempuan 26 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

95 KLBF Laki-laki 45 Komite Audit S3 > 10 Tahun

96 KLBF Perempuan 38 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

97 KLBF Perempuan 27 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

98 KLBF Perempuan 25 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

99 KLBF Laki-laki 29 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

100 KLBF Laki-laki 30 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

101 KAEF Perempuan 36 Staf Akuntansi S1 5-10 Tahun

102 KAEF Laki-laki 31 Supervisor S1 3-5 Tahun

103 KAEF Perempuan 33 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

104 KAEF Laki-laki 38 Manajer S1 5-10 Tahun

105 KAEF Laki-laki 32 Supervisor S1 3-5 Tahun

106 KAEF Laki-laki 29 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

107 KAEF Perempuan 37 Komite Audit S1 5-10 Tahun

108 KAEF Laki-laki 28 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

109 KAEF Perempuan 26 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

110 KAEF Laki-laki 29 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

111 KAEF Perempuan 26 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

112 KAEF Laki-laki 35 Komite Audit S1 5-10 Tahun

113 KAEF Laki-laki 30 Manajer S1 3-5 Tahun

114 KAEF Laki-laki 34 Supervisor S1 5-10 Tahun

115 ADMG Perempuan 29 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

Page 321: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

303

116 ADMG Laki-laki 28 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

117 ADMG Laki-laki 29 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

118 ADMG Perempuan 27 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

119 ADMG Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

120 ADMG Laki-laki 28 Manajer S1 1-3 Tahun

121 ADMG Perempuan 25 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

122 ADMG Laki-laki 47 Auditor Internal S2 5-10 Tahun

123 ADMG Perempuan 26 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

124 ADMG Laki-laki 44 Komite Audit S2 > 10 Tahun

125 ADMG Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

126 ADMG Laki-laki 29 Supervisor S1 1-3 Tahun

127 ADMG Perempuan 26 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

128 PYFA Laki-laki 31 Supervisor S1 3-5 Tahun

129 PYFA Laki-laki 33 Supervisor S1 3-5 Tahun

130 PYFA Perempuan 47 Manajer S2 > 10 Tahun

131 PYFA Laki-laki 35 Auditor Internal S1 5-10 Tahun

132 PYFA Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 5-10 Tahun

133 PYFA Perempuan 32 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

134 PYFA Laki-laki 46 Komite Audit S2 > 10 Tahun

135 PYFA Perempuan 29 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

136 PYFA Laki-laki 37 Manajer S2 5-10 Tahun

137 PYFA Laki-laki 35 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

138 PYFA Perempuan 28 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

139 PYFA Laki-laki 38 Supervisor S2 5-10 Tahun

140 PYFA Laki-laki 31 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

141 PYFA Perempuan 29 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

142 UNIC Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

143 UNIC Laki-laki 34 Manajer S1 5-10 Tahun

144 UNIC Laki-laki 39 Supervisor S1 5-10 Tahun

145 UNIC Laki-laki 37 Auditor Internal S1 3-5 Tahun

146 UNIC Laki-laki 40 Komite Audit S1 5-10 Tahun

147 UNIC Perempuan 46 Manajer S2 > 10 Tahun

148 UNIC Laki-laki 32 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

149 UNIC Laki-laki 49 Komite Audit S2 > 10 Tahun

150 UNIC Laki-laki 35 Supervisor S1 5-10 Tahun

151 UNIC Perempuan 30 Auditor Internal S1 1-3 Tahun

152 UNIC Laki-laki 38 Manajer S2 5-10 Tahun

153 UNIC Laki-laki 45 Auditor Internal S2 5-10 Tahun

154 UNIC Perempuan 30 Staf Akuntansi S1 3-5 Tahun

Page 322: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

304

LAMPIRAN 10

Output SPSS 23.0

1. Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PI1 36.07 17.306 .416 .856

PI2 35.77 17.082 .475 .851

PI3 36.27 16.478 .484 .852

PI4 35.80 15.890 .620 .839

PI5 36.17 17.178 .489 .850

PI6 36.07 16.616 .626 .840

PI7 35.73 16.478 .530 .847

PI8 36.40 15.903 .519 .850

PI9 35.83 14.833 .789 .822

PI10 35.90 16.231 .770 .831

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

AI1 28.27 6.961 .663 .831

AI2 28.30 7.252 .534 .848

AI3 28.13 7.706 .554 .844

AI4 28.13 7.430 .566 .843

AI5 28.17 6.489 .701 .827

AI6 28.00 7.517 .682 .831

AI7 28.07 7.651 .591 .840

AI8 28.10 8.093 .591 .844

Page 323: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

305

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

RBA1 29.81 7.844 .400 .823

RBA2 29.76 7.778 .500 .807

RBA3 29.72 7.941 .474 .811

RBA4 29.84 7.536 .644 .789

RBA5 29.98 7.706 .515 .805

RBA6 29.96 7.397 .576 .797

RBA7 29.84 7.152 .701 .779

RBA8 29.77 7.628 .558 .800

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 22.23 3.340 .622 .756

Item2 22.20 3.325 .620 .757

Item3 22.30 3.505 .460 .794

Item4 22.09 3.299 .594 .762

Item5 22.07 3.413 .567 .769

Item6 22.06 3.538 .491 .786

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 22.10 3.610 .626 .834

Item2 21.90 3.610 .601 .839

Item3 22.20 3.614 .702 .821

Item4 22.00 3.586 .610 .837

Item5 22.13 3.637 .629 .834

Item6 22.00 3.448 .695 .821

Page 324: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

306

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 29.20 8.648 .515 .805

Item2 29.40 7.007 .595 .806

Item3 29.17 8.971 .460 .812

Item4 29.07 8.202 .655 .786

Item5 29.20 9.407 .414 .817

Item6 29.13 8.120 .725 .778

Item7 29.27 8.754 .464 .812

Item8 29.13 8.671 .629 .793

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 38.13 12.976 .529 .810

Item2 38.13 13.408 .493 .813

Item3 38.06 13.146 .557 .807

Item4 38.19 12.759 .600 .802

Item5 38.08 12.849 .672 .797

Item6 38.21 13.617 .380 .825

Item7 38.16 13.204 .477 .815

Item8 38.19 12.825 .573 .805

Page 325: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

307

2. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.858 10

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.856 8

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.822 8

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.802 6

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.855 6

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.822 8

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.827 8

Page 326: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

308

LAMPIRAN 11

Output Lisrel 8.8

1. CFA Variabel X1 (Pengendalian Internal)

DATE: 12/ 8/2018

TIME: 8:28

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\TESIS_MONIKA\CFA\PI.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\CFA\PI.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables LP PR AP IK PM PI

Relationships

LP1-LP2=LP

PR1-PR2=PR

AP1-AP2=AP

IK1-IK2=IK

PM1-PM2=PM

LP PR AP IK PM = PI

Options=SC

Let Error Between PR1 and LP1 Correlated

Let Error Between IK2 and AP2 Correlated

Let Error Between IK1 and PR2 Correlated

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Page 327: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

309

Covariance Matrix

LP1 LP2 PR1 PR2 AP1 AP2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

LP1 0.43

LP2 0.05 0.40

PR1 0.38 0.06 0.55

PR2 0.08 0.16 0.10 0.50

AP1 0.12 0.03 0.16 0.20 0.35

AP2 0.06 0.11 0.09 0.18 0.15 0.34

IK1 0.00 0.18 0.03 0.34 0.11 0.16

IK2 0.11 0.15 0.17 0.12 0.09 0.34

PM1 0.16 0.28 0.25 0.33 0.13 0.19

PM2 0.15 0.15 0.21 0.23 0.16 0.17

Covariance Matrix

IK1 IK2 PM1 PM2

-------- -------- -------- --------

IK1 0.47

IK2 0.12 0.64

PM1 0.27 0.30 0.54

PM2 0.14 0.20 0.28 0.31

Number of Iterations = 48

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

LP1 = 0.26*LP, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.66

(0.043)

8.39

LP2 = 0.39*LP, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.58

(0.083) (0.037)

4.70 6.70

PR1 = 0.33*PR, Errorvar.= 0.44 , R² = 0.50

(0.050)

8.87

PR2 = 0.40*PR, Errorvar.= 0.33 , R² = 0.72

(0.067) (0.042)

5.95 8.04

Page 328: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

310

AP1 = 0.32*AP, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.59

(0.033)

7.52

AP2 = 0.45*AP, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.74

(0.10) (0.044)

4.35 2.92

IK1 = 0.30*IK, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.89

(0.046)

8.30

IK2 = 0.37*IK, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.61

(0.072) (0.062)

5.13 8.27

PM1 = 0.64*PM, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.77

(0.023)

5.54

PM2 = 0.44*PM, Errorvar.= 0.12 , R² = 0.60

(0.036) (0.016)

12.13 7.59

Error Covariance for PR1 and LP1 = 0.30

(0.039)

7.68

Error Covariance for IK1 and PR2 = 0.19

(0.031)

6.18

Error Covariance for IK2 and AP2 = 0.24

(0.033)

7.21

Structural Equations

LP = 0.91*PI, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.83

(0.18) (0.17)

4.93 2.05

PR = 0.69*PI, Errorvar.= 0.18 , R² = 0.82

(0.16) (0.12)

6.61 2.49

Page 329: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

311

AP = 0.56*PI, Errorvar.= 0.31 , R² = 0.69

(0.14) (0.21)

4.10 3.27

IK = 0.78*PI, Errorvar.= 0.16 , R² = 0.84

(0.17) (0.19)

6.39 2.88

PM = 0.83*PI, Errorvar.= 0.41 , R² = 0.59

(0.073) (0.089)

16.15 4.55

Correlation Matrix of Independent Variables

PI

--------

1.00

Covariance Matrix of Latent Variables

LP PR AP IK PM PI

-------- -------- -------- -------- -------- --------

LP 1.00

PR 0.70 1.00

AP 0.56 0.61 1.00

IK 0.90 0.87 0.63 1.00

PM 0.80 0.57 0.68 0.48 1.00

PI 0.91 0.49 0.72 0.78 0.69 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 27

Minimum Fit Function Chi-Square = 39.15 (P = 0.083)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 30.39 (P = 0.085)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 10.39

90 Percent Confidence Interval for NCP = (71.52 ; 42.80)

Minimum Fit Function Value = 0.51

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.68

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.47 ; 0.93)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.058

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.13 ; 0.19)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.00

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.22

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.01 ; 1.48)

Page 330: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

312

ECVI for Saturated Model = 0.72

ECVI for Independence Model = 7.93

Chi-Square for Independence Model with 45 Degrees of Freedom = 1092.80

Independence AIC = 1012.80

Model AIC = 186.39

Saturated AIC = 110.00

Independence CAIC = 1053.17

Model CAIC = 199.43

Saturated CAIC = 332.03

Normed Fit Index (NFI) = 0.88

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.84

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.53

Comparative Fit Index (CFI) = 0.90

Incremental Fit Index (IFI) = 0.90

Relative Fit Index (RFI) = 0.81

Critical N (CN) = 152.64

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.040

Standardized RMR = 0.096

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.85

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.70

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.52

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

LP2 PR 10.2 0.76

PR2 AP 18.4 0.20

PR2 IK 14.2 1.38

AP1 PR 15.5 -0.69

PM1 AP 31.0 -0.28

PM1 IK 10.2 -0.88

PM2 IK 8.7 0.63

PR AP 9.9 0.25

AP PR 9.9 -0.96

AP PM 14.3 0.56

PM AP 14.3 -0.33

The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance

Between and Decrease in Chi-Square New Estimate

AP PR 9.9 0.17

PM AP 14.3 -0.23

AP1 PR2 12.9 0.07

IK1 LP2 11.0 0.07

IK2 PR2 14.2 -0.08

PM1 LP2 9.4 0.08

Page 331: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

313

PM1 AP1 10.5 -0.07

PM1 AP2 11.5 -0.05

PM1 IK2 8.9 0.07

PM2 IK1 8.1 -0.05

Standardized Solution

LAMBDA-Y

LP PR AP IK PM

-------- -------- -------- -------- -------

LP1 0.26 - - - - - - - -

LP2 0.39 - - - - - - - -

PR1 - - 0.33 - - - - - -

PR2 - - 0.40 - - - - - -

AP1 - - - - 0.32 - - - -

AP2 - - - - 0.45 - - - -

IK1 - - - - - - 0.30 - -

IK2 - - - - - - 0.37 - -

PM1 - - - - - - - - 0.64

PM2 - - - - - - - - 0.44

GAMMA

PI

--------

LP 0.91

PR 0.69

AP 0.56

IK 0.78

PM 0.83

Correlation Matrix of ETA and KSI

LP PR AP IK PM PI

-------- -------- -------- -------- -------- --------

LP 1.00

PR 0.70 1.00

AP 0.56 0.61 1.00

IK 0.90 0.87 0.63 1.00

PM 0.80 0.57 0.68 0.48 1.00

PI 0.91 0.49 0.72 0.78 0.69 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

LP PR AP IK PM

-------- -------- -------- -------- --------

0.17 0.18 0.31 0.16 0.41

Page 332: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

314

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

LP PR AP IK PM

-------- -------- -------- -------- --------

LP1 0.50 - - - - - - - -

LP2 0.62 - - - - - - - -

PR1 - - 0.55 - - - - - -

PR2 - - 0.57 - - - - - -

AP1 - - - - 0.54 - - - -

AP2 - - - - 0.78 - - - -

IK1 - - - - - - 0.56 - -

IK2 - - - - - - 0.53 - -

PM1 - - - - - - - - 0.88

PM2 - - - - - - - - 0.78

GAMMA

PI

--------

LP 0.91

PR 0.69

AP 0.56

IK 0.78

PM 0.83

Correlation Matrix of ETA and KSI

LP PR AP IK PM PI

-------- -------- -------- -------- -------- --------

LP 1.00

PR 0.70 1.00

AP 0.56 0.61 1.00

IK 0.90 0.87 0.63 1.00

PM 0.80 0.57 0.68 0.48 1.00

PI 0.91 0.49 0.72 0.78 0.69 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

LP PR AP IK PM

-------- -------- -------- -------- --------

0.17 0.18 0.31 0.16 0.41

Page 333: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

315

THETA-EPS

LP1 LP2 PR1 PR2 AP1 AP2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

LP1 0.34

LP2 - - 0.42

PR1 0.62 - - 0.50

PR2 - - - - - - 0.28

AP1 - - - - - - - - 0.41

AP2 - - - - - - - - - - 0.26

IK1 - - - - - - 0.39 - - - -

IK2 - - - - - - - - - - 0.51

PM1 - - - - - - - - - - - -

PM2 - - - - - - - - - - - -

THETA-EPS

IK1 IK2 PM1 PM2

-------- -------- -------- --------

IK1 0.11

IK2 - - 0.39

PM1 - - - - 0.23

PM2 - - - - - - 0.40

Time used: 0.078 Seconds

2. CFA Variabel X2 (Audit Internal)

DATE: 12/ 8/2018

TIME: 17:44

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Page 334: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

316

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\TESIS_MONIKA\CFA\AI.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\CFA\AI.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables IDP KP LKP PP AI

Relationships

IDP1-IDP2=IDP

KP1-KP2=KP

LKP1-LKP2=LKP

PP1-PP2=PP

IDP KP LKP PP = AI

Options=SC

Let Error Between KP1 and IDP2 Correlated

Let Error Between LKP2 and IDP2 Correlated

Let Error Between PP1 and LKP1 Correlated

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Covariance Matrix

IDP1 IDP2 KP1 KP2 LKP1 LKP2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

IDP1 0.43

IDP2 0.24 0.39

KP1 0.19 0.24 0.41

KP2 0.13 0.16 0.15 0.33

LKP1 0.07 0.13 0.16 0.19 0.41

LKP2 0.08 0.08 0.10 0.15 0.15 0.37

PP1 0.10 0.12 0.11 0.15 0.13 0.26

PP2 0.03 0.07 0.06 0.08 0.10 0.16

Covariance Matrix

PP1 PP2

-------- --------

PP1 0.36

PP2 0.19 0.45

Number of Iterations = 35

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Page 335: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

317

Measurement Equations

IDP1 = 0.35*IDP, Errorvar.= 0.31 , R² = 0.71

(0.046)

6.71

IDP2 = 0.52*IDP, Errorvar.= 0.073 , R² = 0.79

(0.15) (0.070)

3.57 2.31

KP1 = 0.31*KP, Errorvar.= 0.30 , R² = 0.24

(0.039)

7.83

KP2 = 0.41*KP, Errorvar.= 0.16 , R² = 0.51

(0.081) (0.034)

5.04 4.75

LKP1 = 0.38*LKP, Errorvar.= 0.26 , R² = 0.35

(0.036)

7.43

LKP2 = 0.42*LKP, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.46

(0.063) (0.032)

6.56 6.16

PP1 = 0.57*PP, Errorvar.= 0.039 , R² = 0.89

(0.043)

2.90

PP2 = 0.32*PP, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.23

(0.060) (0.040)

5.36 8.44

Error Covariance for KP1 and IDP2 = 0.10

(0.024)

4.18

Error Covariance for LKP2 and IDP2 = 0.04

(0.017)

2.58

Error Covariance for PP1 and LKP1 = 0.08

(0.027)

2.95

Page 336: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

318

Structural Equations

IDP = 0.50*AI, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.75

(0.15) (0.26)

3.27 2.94

KP = 0.84*AI, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.71

(0.16) (0.17)

5.18 2.70

LKP = 0.73*AI, Errorvar.= 0.52 , R² = 0.48

(0.17) (0.25)

7.36 2.14

PP = 0.85*AI, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.081) (0.15)

10.56 2.86

Correlation Matrix of Independent Variables

AI

--------

1.00

Covariance Matrix of Latent Variables

IDP KP LKP PP AI

-------- -------- -------- -------- --------

IDP 1.00

KP 0.42 1.00

LKP 0.62 0.94 1.00

PP 0.42 0.72 0.55 1.00

AI 0.50 0.84 0.43 0.85 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 13

Minimum Fit Function Chi-Square = 53.07 (P = 0.061)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 50.69 (P = 0.063)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 37.69

90 Percent Confidence Interval for NCP = (19.49 ; 33.45)

Minimum Fit Function Value = 0.35

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.25

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.13 ; 0.41)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.084

Page 337: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

319

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.09 ; 0.18)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.25

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.63

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.51 ; 0.80)

ECVI for Saturated Model = 0.47

ECVI for Independence Model = 4.08

Chi-Square for Independence Model with 28 Degrees of Freedom = 608.03

Independence AIC = 624.03

Model AIC = 96.69

Saturated AIC = 72.00

Independence CAIC = 656.33

Model CAIC = 189.54

Saturated CAIC = 217.33

Normed Fit Index (NFI) = 0.91

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.85

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.52

Comparative Fit Index (CFI) = 0.93

Incremental Fit Index (IFI) = 0.93

Relative Fit Index (RFI) = 0.81

Critical N (CN) = 80.83

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.036

Standardized RMR = 0.074

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.92

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.87

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.43

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

IDP1 KP 11.0 0.56

KP1 IDP 21.5 0.52

KP2 IDP 12.9 0.20

LKP2 KP 10.7 -0.88

LKP2 PP 28.0 1.68

PP1 LKP 11.0 -0.63

IDP KP 27.4 1.80

IDP LKP 10.6 0.72

KP IDP 27.4 0.70

KP PP 10.6 -1.60

LKP IDP 10.6 -0.50

LKP PP 27.4 4.73

PP KP 10.6 -1.52

PP LKP 27.4 -2.49

Page 338: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

320

The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance

Between and Decrease in Chi-Square New Estimate

KP IDP 27.4 0.52

LKP IDP 10.6 -0.38

PP KP 10.6 -0.44

PP LKP 27.4 1.31

KP1 IDP1 21.5 0.14

PP1 LKP2 11.0 0.14

Standardized Solution

LAMBDA-Y

IDP KP LKP PP

-------- -------- -------- --------

IDP1 0.35 - - - - - -

IDP2 0.52 - - - - - -

KP1 - - 0.31 - - - -

KP2 - - 0.41 - - - -

LKP1 - - - - 0.38 - -

LKP2 - - - - 0.42 - -

PP1 - - - - - - 0.57

PP2 - - - - - - 0.32

GAMMA

AI

--------

IDP 0.50

KP 0.84

LKP 0.73

PP 0.85

Correlation Matrix of ETA and KSI

IDP KP LKP PP AI

-------- -------- -------- -------- --------

IDP 1.00

KP 0.42 1.00

LKP 0.62 0.94 1.00

PP 0.42 0.72 0.55 1.00

AI 0.50 0.84 0.43 0.85 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

IDP KP LKP PP

-------- -------- -------- --------

0.25 0.29 0.52 0.28

Page 339: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

321

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

IDP KP LKP PP

-------- -------- -------- --------

IDP1 0.53 - - - - - -

IDP2 0.89 - - - - - -

KP1 - - 0.49 - - - -

KP2 - - 0.71 - - - -

LKP1 - - - - 0.59 - -

LKP2 - - - - 0.68 - -

PP1 - - - - - - 0.94

PP2 - - - - - - 0.48

GAMMA

AI

--------

IDP 0.50

KP 0.84

LKP 0.73

PP 0.85

Correlation Matrix of ETA and KSI

IDP KP LKP PP AI

-------- -------- -------- -------- --------

IDP 1.00

KP 0.42 1.00

LKP 0.62 0.94 1.00

PP 0.42 0.72 0.55 1.00

AI 0.50 0.84 0.43 0.85 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

IDP KP LKP PP

-------- -------- -------- --------

0.25 0.29 0.52 0.28

THETA-EPS

IDP1 IDP2 KP1 KP2 LKP1 LKP2

-------- -------- -------- ------- -------- --------

IDP1 0.29

IDP2 - - 0.21

Page 340: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

322

KP1 - - 0.28 0.76

KP2 - - - - - - 0.49

LKP1 - - - - - - - - 0.65

LKP2 - - 0.12 - - - - - - 0.54

PP1 - - - - - - - - 0.21 - -

PP2 - - - - - - - - - - - -

THETA-EPS

PP1 PP2

-------- --------

PP1 0.11

PP2 - - 0.77

Time used: 0.047 Seconds

3. CFA Variabel X3 (Risk Based Audit)

DATE: 12/ 8/2018

TIME: 18:36

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\TESIS_MONIKA\CFA\RBA.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\CFA\RBA.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables PLN EAP RPT RM RBA

Relationships

PLN1-PLN2=PLN

EAP1-EAP2=EAP

Page 341: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

323

RPT1-RPT2=RPT

RM1-RM2=RM

PLN EAP RPT RM = RBA

Options=SC

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Covariance Matrix

PLN1 PLN2 EAP1 EAP2 RPT1 RPT2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

IDP1 0.45

IDP2 0.54 0.29

KP1 0.49 0.64 0.42

KP2 0.23 0.46 0.45 0.43

LKP1 0.17 0.23 0.66 0.25 0.46

LKP2 0.18 0.18 0.19 0.25 0.25 0.38

PP1 0.14 0.22 0.17 0.45 0.23 0.36

PP2 0.23 0.57 0.36 0.38 0.60 0.16

Covariance Matrix

RM1 RM2

-------- --------

PP1 0.37

PP2 0.29 0.55

Number of Iterations = 45

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

PLN1 = 0.45*IDP, Errorvar.= 0.21 , R² = 0.79

(0.036)

5.71

PLN2 = 0.62*IDP, Errorvar.= 0.07 , R² = 0.93

(0.25) (0.080)

4.57 2.31

EAP1 = 0.57*KP, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.8

(0.029)

6.83

Page 342: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

324

EAP2 = 0.47*KP, Errorvar.= 0.17 , R² = 0.83

(0.28) (0.044)

6.04 4.85

RPT1 = 0.68*LKP, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.64

(0.038)

7.33

RPT2 = 0.45*LKP, Errorvar.= 0.40 , R² = 0.60

(0.063) (0.032)

8.56 5.16

RM1 = 0.55*PP, Errorvar.= 0.22 , R² = 0.78

(0.043)

4.90

RM2 = 0.38*PP, Errorvar.= 0.24 , R² = 0.76

(0.070) (0.054)

7.36 8.24

Structural Equations

IDP = 0.60*AI, Errorvar.= 0.24 , R² = 0.76

(0.18) (0.16)

3.37 3.94

KP = 0.74*AI, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.72

(0.15) (0.17)

7.18 5.70

LKP = 0.53*AI, Errorvar.= 0.42 , R² = 0.58

(0.27) (0.25)

8.36 2.42

PP = 0.81*AI, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.62

(0.081) (0.18)

11.47 3.87

Correlation Matrix of Independent Variables

RBA

--------

1.00

Page 343: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

325

Covariance Matrix of Latent Variables

PLN EAP RPT RM RBA

-------- -------- -------- -------- --------

PLN 1.00

EAP 0.52 1.00

RPT 0.46 0.84 1.00

RM 0.49 0.52 0.35 1.00

RBA 0.52 0.85 0.48 0.75 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 27

Minimum Fit Function Chi-Square = 37.57 (P = 0.087)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 35.41 (P = 0.089)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 12.69

90 Percent Confidence Interval for NCP = (3.7 ; 32.15)

Minimum Fit Function Value = 0.35

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.083

90 Percent Confidence Interval for F0 = (3.8 ; 0.31)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.078

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.09 ; 0.18)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.34

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.73

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.59 ; 0.90)

ECVI for Saturated Model = 0.57

ECVI for Independence Model = 4.26

Chi-Square for Independence Model with 28 Degrees of Freedom = 508.23

Independence AIC = 528.23

Model AIC = 101.69

Saturated AIC = 72.00

Independence CAIC = 556.33

Model CAIC = 179.84

Saturated CAIC = 317.23

Normed Fit Index (NFI) = 0.91

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.95

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.56

Comparative Fit Index (CFI) = 0.97

Incremental Fit Index (IFI) = 0.93

Relative Fit Index (RFI) = 0.82

Critical N (CN) = 124.85

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.076

Page 344: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

326

Standardized RMR = 0.054

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.92

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.89

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.53

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

PLN1 EAP 12.0 0.66

EAP1 PLN 22.6 0.42

EAP2 PLN 17.7 0.40

RPT2 EAP 11.8 0.78

RPT2 RM 29.0 1.78

RM1 RPT 14.2 -0.53

PLN EAP 26.4 1.90

PLN RPT 13.7 0.42

EAP IDP 29.4 0.60

EAP RM 12.5 1.70

RPT PLN 11.6 -0.30

RPT RM 26.3 4.83

RM EAP 12.7 1.42

RM RPT 28.5 -2.59

The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance

Between and Decrease in Chi-Square New Estimate

EAP PLN 22.4 0.42

RPT PLN 10.5 -0.37

RM EAP 10.3 -0.34

RM RPT 22.4 1.21

EAP1 PLN1 25.5 0.24

EAP1 PLN2 11.5 0.24

RM1 RPT1 12.0 0.17

RM1 EAP2 16.0 0.15

PLN2 RPT2 20.0 0.12

Standardized Solution

LAMBDA-Y

PLN EAP RPT RM

-------- -------- -------- -------

PLN1 0.45 - - - - - -

PLN2 0.32 - - - - - -

EAP1 - - 0.41 - - - -

EAP2 - - 0.52 - - - -

RPT1 - - - - 0.35 - -

RPT2 - - - - 0.22 - -

RM1 - - - - - - 0.37

RM2 - - - - - - 0.28

Page 345: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

327

GAMMA

AI

--------

IDP 0.60

KP 0.74

LKP 0.53

PP 0.81

Correlation Matrix of ETA and KSI

PLN EAP RPT RM RBA

-------- -------- -------- ------ --------

PLN 1.00

EAP 0.52 1.00

RPT 0.46 0.84 1.00

RM 0.49 0.52 0.35 1.00

RBA 0.52 0.85 0.48 0.75 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

IDP KP LKP PP

-------- -------- -------- --------

0.24 0.28 0.42 0.38

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

PLN EAP RPT RM

-------- -------- -------- --------

PLN1 0.62 - - - - - -

PLN2 0.78 - - - - - -

EAP1 - - 0.59 - - - -

EAP2 - - 0.41 - - - -

RPT1 - - - - 0.69 - -

RPT2 - - - - 0.58 - -

RM1 - - - - - - 0.84

RM2 - - - - - - 0.57

GAMMA

AI

--------

IDP 0.60

KP 0.74

Page 346: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

328

LKP 0.53

PP 0.81

Correlation Matrix of ETA and KSI

PLN EAP RPT RM RBA

-------- -------- -------- -------- --------

PLN 1.00

EAP 0.52 1.00

RPT 0.46 0.84 1.00

RM 0.49 0.52 0.35 1.00

RBA 0.52 0.85 0.48 0.75 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

PLN EAP RPT RM

-------- -------- -------- --------

0.24 0.28 0.42 0.38

THETA-EPS

PLN1 PLN2 EAP1 EAP2 RPT1 RPT2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

PLN1 0.21

PLN2 - - 0.06

EAP1 - - - - 0.20

EAP2 - - - - - - 0.17

RPT1 - - - - - - - - 0.36

RPT2 - - - - - - - - - - 0.40

RM1 - - - - - - - - - - - -

RM2 - - - - - - - - - - - -

THETA-EPS

RM1 RM2

-------- --------

RM1 0.22

RM2 - - 0.24

Time used: 0.047 Seconds

Page 347: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

329

4. CFA Variabel X4 (Komite Audit)

DATE: 12/ 9/2018

TIME: 7:49

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\TESIS_MONIKA\CFA\KA.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\CFA\KA.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables TM TGJ LK KA

Relationships

TM1-TM2=TM

TGJ1-TGJ2=TGJ

LK1-LK2=LK

TM TGJ LK = KA

Options=SC

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Covariance Matrix

TM1 TM2 TGJ1 TGJ2 LK1 LK2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

TM1 0.25

TM2 0.22 0.25

TGJ1 0.12 0.12 0.29

TGJ2 0.10 0.11 0.11 0.28

LK1 0.06 0.06 0.06 0.13 0.25

LK2 0.06 0.05 0.05 0.11 0.20 0.25

Page 348: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

330

Number of Iterations = 12

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

TM1 = 0.46*TM, Errorvar.= 0.034 , R² = 0.86

(0.014)

2.40

TM2 = 0.49*TM, Errorvar.= 0.017 , R² = 0.93

(0.036) (0.015)

13.34 2.19

TGJ1 = 0.30*TGJ, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.31

(0.027)

7.41

TGJ2 = 0.38*TGJ, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.53

(0.069) (0.028)

5.55 4.74

LK1 = 0.50*LK, Errorvar.= 0.0022, R² = 0.96

(0.027)

3.082

LK2 = 0.41*LK, Errorvar.= 0.087 , R² = 0.65

(0.050) (0.021)

8.03 4.23

Structural Equations

TM = 0.54*KA, Errorvar.= 0.30 , R² = 0.70

(0.10) (0.12)

5.24 5.73

TGJ = 0.72*KA, Errorvar.= 0.50 , R² = 0.50

(0.23) (0.40)

5.42 2.26

LK = 0.50*KA, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.75

(0.096) (0.15)

5.19 4.99

Correlation Matrix of Independent Variables

KA

--------

1.00

Page 349: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

331

Covariance Matrix of Latent Variables

TM TGJ LK KA

-------- -------- -------- --------

TM 1.00

TGJ 0.66 1.00

LK 0.27 0.61 1.00

KA 0.54 0.82 0.50 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 6

Minimum Fit Function Chi-Square = 10.42 (P = 0.11)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 10.14 (P = 0.12)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 4.14

90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 17.07)

Minimum Fit Function Value = 0.068

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.027

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.11)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.067

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.14)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.29

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.26

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.24 ; 0.35)

ECVI for Saturated Model = 0.27

ECVI for Independence Model = 3.14

Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 468.37

Independence AIC = 480.37

Model AIC = 40.14

Saturated AIC = 42.00

Independence CAIC = 504.59

Model CAIC = 100.69

Saturated CAIC = 126.78

Normed Fit Index (NFI) = 0.98

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.98

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.39

Comparative Fit Index (CFI) = 0.99

Incremental Fit Index (IFI) = 0.99

Relative Fit Index (RFI) = 0.94

Critical N (CN) = 247.84

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.013

Page 350: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

332

Standardized RMR = 0.047

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.98

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.92

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.28

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

TGJ1 TM 8.2 0.22

TGJ1 LK 8.2 -0.19

TGJ2 TM 8.2 -0.29

TGJ2 LK 8.2 0.24

Standardized Solution

LAMBDA-Y

TM TGJ LK

-------- -------- --------

TM1 0.46 - - - -

TM2 0.49 - - - -

TGJ1 - - 0.30 - -

TGJ2 - - 0.38 - -

LK1 - - - - 0.50

LK2 - - - - 0.41

GAMMA

KA

--------

TM 0.54

TGJ 0.72

LK 0.50

Correlation Matrix of ETA and KSI

TM TGJ LK KA

-------- -------- -------- --------

TM 1.00

TGJ 0.66 1.00

LK 0.27 0.61 1.00

KA 0.54 0.82 0.50 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

TM TGJ LK

-------- -------- --------

0.30 0.50 0.25

Page 351: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

333

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

TM TGJ LK

-------- -------- --------

TM1 0.93 - - - -

TM2 0.97 - - - -

TGJ1 - - 0.56 - -

TGJ2 - - 0.73 - -

LK1 - - - - 0.93

LK2 - - - - 0.81

GAMMA

KA

--------

TM 0.54

TGJ 0.72

LK 0.50

Correlation Matrix of ETA and KSI

TM TGJ LK KA

-------- -------- -------- --------

TM 1.00

TGJ 0.66 1.00

LK 0.27 0.61 1.00

KA 0.54 0.82 0.50 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

TM TGJ LK

-------- -------- --------

0.30 0.50 0.25

THETA-EPS

TM1 TM2 TGJ1 TGJ2 LK1 LK2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

0.14 0.07 0.69 0.47 0.04 0.35

Time used: 0.078 Seconds

Page 352: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

334

5. CFA Variabel X5 (Whistleblowing System)

DATE: 12/ 13/2018

TIME: 16:33

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\TESIS_MONIKA\CFA\WS.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\CFA\WS.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables EWS CPP MWS WS

Relationships

EWS1-EWS2=EWS

CPP1-CPP2=CPP

MWS1-MWS2=MWS

EWS CPP MWS = WS

Options=SC

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Covariance Matrix

EWS1 EWS2 CPP1 CPP2 MWS1 MWS2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

EWS1 0.35

EWS2 0.27 0.24

CPP1 0.32 0.22 0.49

CPP2 0.15 0.61 0.10 0.21

MWS1 0.76 0.26 0.26 0.17 0.35

MWS2 0.04 0.08 0.15 0.19 0.23 0.45

Page 353: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

335

Number of Iterations = 32

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

EWS1 = 0.56*TM, Errorvar.= 0.36 , R² = 0.84

(0.017)

3.40

EWS2 = 0.48*TM, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.73

(0.031) (0.025)

12.34 6.19

CPP1 = 0.31*TGJ, Errorvar.= 0.69 , R² = 0.71

(0.024)

3.81

CPP2 = 0.36*TGJ, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.57

(0.059) (0.029)

8.55 2.74

MWS1 = 0.30*LK, Errorvar.= 0.44, R² = 0.76

(0.017)

4.08

MWS2 = 0.43*LK, Errorvar.= 0.42 , R² = 0.62

(0.040) (0.026)

9.03 3.23

Structural Equations

EWS = 0.74*KA, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68

(0.10) (0.16)

6.25 4.73

CPP = 0.63*KA, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.57

(0.23) (0.50)

7.48 4.86

MWS = 0.81*KA, Errorvar.= 0.15 , R² = 0.85

(0.095) (0.25)

5.39 2.69

Correlation Matrix of Independent Variables

WS

--------

1.00

Page 354: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

336

Covariance Matrix of Latent Variables

EWS CPP MWS WS

-------- -------- -------- --------

EWS 1.00

CPP 0.46 1.00

MWS 0.25 0.51 1.00

WS 0.44 0.72 0.60 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 8

Minimum Fit Function Chi-Square = 11.72 (P = 0.21)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 11.82 (P = 0.22)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 5.14

90 Percent Confidence Interval for NCP = (3.5 ; 18.07)

Minimum Fit Function Value = 0.059

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.028

90 Percent Confidence Interval for F0 = (3.7 ; 16.10)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.082

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.14)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.39

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.26

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.4 ; 0.35)

ECVI for Saturated Model = 0.27

ECVI for Independence Model = 3.24

Chi-Square for Independence Model with 15 Degrees of Freedom = 266.17

Independence AIC = 240.17

Model AIC = 30.15

Saturated AIC = 43.00

Independence CAIC = 407.53

Model CAIC = 98.69

Saturated CAIC = 116.78

Normed Fit Index (NFI) = 0.96

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.97

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.49

Comparative Fit Index (CFI) = 0.91

Incremental Fit Index (IFI) = 0.93

Relative Fit Index (RFI) = 0.90

Critical N (CN) = 227.64

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.025

Page 355: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

337

Standardized RMR = 0.037

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.95

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.91

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.48

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

CPP1 EWS 8.6 0.20

CPP1 MWS 8.6 -0.15

CPP2 EWS 8.6 0.19

CPP2 MWS 8.6 0.25

Standardized Solution

LAMBDA-Y

EWS CPP MWS

-------- -------- --------

EWS1 0.56 - - - -

EWS2 0.48 - - - -

CPP1 - - 0.31 - -

CPP2 - - 0.36 - -

MWS1 - - - - 0.30

MWS2 - - - - 0.43

GAMMA

KA

--------

EWS 0.74

CPP 0.63

MWS 0.81

Correlation Matrix of ETA and KSI

EWS CPP MWS WS

-------- -------- -------- --------

EWS 1.00

CPP 0.46 1.00

MWS 0.25 0.51 1.00

WS 0.44 0.72 0.60 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

EWS CPP MWS

-------- -------- --------

0.32 0.53 0.15

Page 356: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

338

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

EWS CPP MWS

-------- -------- --------

EWS1 0.41 - - - -

EWS2 0.69 - - - -

CPP1 - - 0.70 - -

CPP2 - - 0.87 - -

MWS1 - - - - 0.40

MWS2 - - - - 0.83

GAMMA

KA

--------

EWS 0.74

CPP 0.63

MWS 0.81

Correlation Matrix of ETA and KSI

EWS CPP MWS WS

-------- -------- -------- --------

EWS 1.00

CPP 0.46 1.00

MWS 0.25 0.51 1.00

WS 0.44 0.72 0.60 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

TM TGJ LK

-------- -------- --------

0.32 0.53 0.15

THETA-EPS

TM1 TM2 TGJ1 TGJ2 LK1 LK2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

0.16 0.27 0.29 0.43 0.24 0.38

Time used: 0.078 Seconds

Page 357: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

339

6. CFA Variabel Y (Pencegahan Kecurangan (Fraud))

DATE: 12/13/2018

TIME: 19:48

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\TESIS_MONIKA\CFA\PKF.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\CFA\PKF.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables KAF PPB TP KTK PKF

Relationships

KAF1-KAF2=KAF

PPB1-PPB2=PPB

TP1-TP2=TP

KTK1-KTK2=KTK

KAF PPB TP KTK = PKF

Let Error Between TP2 and KAF2 Correlated

Options=SC

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Covariance Matrix

KAF1 KAF2 PPB1 PPB2 TP1 TP2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

KAF1 0.46

KAF2 0.11 0.79

PPB1 0.45 0.10 0.41

PPB2 0.36 0.21 0.28 0.48

Page 358: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

340

TP1 0.26 0.48 0.23 0.15 0.33

TP2 0.12 0.38 0.34 0.19 0.13 0.46

KTK1 0.40 0.22 0.75 0.33 0.27 0.78

KTK2 0.12 0.37 0.23 0.21 0.10 0.15

Covariance Matrix

KTK1 KTK2

-------- --------

KTK1 0.38

KTK2 0.14 0.45

Number of Iterations = 43

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Measurement Equations

KAF1 = 0.37*KAF, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.57

(0.051)

8.45

KAF2 = 0.44*KAF, Errorvar.= 0.48 , R² = 0.62

(1.48) (0.15)

5.43 2.63

PPB1 = 0.34*PPB, Errorvar.= 0.47 , R² = 0.60

(0.044)

9.08

PPB2 = 0.45*PPB, Errorvar.= 0.45, R² = 0.78

(1.71) (0.17)

7.38 4.31

TP1 = 0.78*TP, Errorvar.= 0.30 , R² = 0.70

(0.031)

9.68

TP2 = 0.46*TP, Errorvar.= 0.29, R² = 0.81

(1.21) (0.15)

8.55 5.13

KTK1 = 0.50*KTK, Errorvar.= 0.37 , R² = 0.65

(0.041)

8.55

Page 359: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

341

KTK2 = 0.64*KTK, Errorvar.= 0.52, R² = 0.51

(1.15) (0.16)

5.61 3.31

Error Covariance for LKP2 and IDP2 = 0.07

(0.027)

3.48

Structural Equations

KAF = 0.52*PKF, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68

(0.047) (0.014)

11.14 5.15

PPB = 0.86*PKF, Errorvar.= 0.26 , R² = 0.74

(0.046) (0.0051)

8.72 5.23

TP = 0.64*PKF, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.80

(0.045) (0.0074)

9.75 8.89

KTK = 0.52*PKF, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.87

(0.045) (0.011)

11.65 5.73

Correlation Matrix of Independent Variables

PKF

--------

1.00

Covariance Matrix of Latent Variables

KAF PPB TP KTK PKF

-------- -------- -------- -------- --------

KAF 1.00

PPB 0.45 1.00

TP 0.23 0.38 1.00

KTK 0.28 0.45 0.23 1.00

PKF 0.52 0.86 0.44 0.52 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 26

Minimum Fit Function Chi-Square = 39.94 (P = 0.078)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 36.12 (P = 0.079)

Page 360: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

342

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 20.12

90 Percent Confidence Interval for NCP = (6.40 ; 41.55)

Minimum Fit Function Value = 0.26

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.13

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.042 ; 0.27)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.081

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.051 ; 0.13)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.046

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.50

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.41 ; 0.64)

ECVI for Saturated Model = 0.47

ECVI for Independence Model = 5.30

Chi-Square for Independence Model with 28 Degrees of Freedom = 482.66

Independence AIC = 498.66

Model AIC = 76.12

Saturated AIC = 72.00

Independence CAIC = 230.96

Model CAIC = 156.86

Saturated CAIC = 217.33

Normed Fit Index (NFI) = 0.88

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.93

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.55

Comparative Fit Index (CFI) = 0.95

Incremental Fit Index (IFI) = 0.86

Relative Fit Index (RFI) = 0.82

Critical N (CN) = 123.59

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.075

Standardized RMR = 0.080

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.94

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.88

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

KAF1 PPB 11.0 0.56

PPB1 KAF 21.5 0.52

PPB2 KAF 12.9 0.70

TP2 PPB 10.7 -0.48

TP2 KTK 28.0 1.68

KTK1 TP 11.0 -0.63

KAF PPB 27.4 1.20

KAF TP 10.6 0.32

Page 361: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

343

PPB KAF 27.4 0.70

PPB KTK 10.6 -1.40

TP KAF 10.6 -0.50

TP KTK 27.4 4.43

KTK PPB 10.6 -1.52

KTK TP 27.4 -2.69

The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance

Between and Decrease in Chi-Square New Estimate

PPB KAF 23.4 0.42

TP KAF 10.6 -0.38

KTK PPB 10.6 -0.44

KTK TP 17.4 1.21

PPB1 KAF1 11.5 0.14

PPB1 AF2 23.4 0.27

KTK1 TP1 12.9 0.20

KTK1 TP2 15.0 0.24

Standardized Solution

LAMBDA-Y

KAF PPB TP KTK

-------- -------- -------- --------

KAF1 0.37 - - - - - -

KAF2 0.44 - - - - - -

PPB1 - - 0.34 - - - -

PPB2 - - 0.45 - - - -

TP1 - - - - 0.78 - -

TP2 - - - - 0.46 - -

KTK1 - - - - - - 0.50

KTK2 - - - - - - 0.64

GAMMA

AI

--------

KAF 0.52

PPB 0.86

TP 0.64

KTK 0.52

Correlation Matrix of ETA and KSI

KAF PPB TP KTK PKF

-------- -------- -------- -------- --------

KAF 1.00

Page 362: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

344

PPB 0.45 1.00

TP 0.23 0.38 1.00

KTK 0.28 0.45 0.23 1.00

PKF 0.52 0.86 0.44 0.52 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

KAF PPB TP KTK

-------- -------- -------- --------

0.32 0.26 0.20 0.13

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

KAF PPB TP KTK

-------- -------- -------- --------

KAF1 0.67 - - - - - -

KAF2 0.64 - - - - - -

PPB1 - - 0.54 - - - -

PPB2 - - 0.65 - - - -

TP1 - - - - 0.88 - -

TP2 - - - - 0.66 - -

KTK1 - - - - - - 0.60

KTK2 - - - - - - 0.70

GAMMA

PKF

--------

KAF 0.52

PPB 0.86

TP 0.64

KTK 0.52

Correlation Matrix of ETA and KSI

KAF PPB TP KTK PKF

-------- -------- -------- -------- --------

KAF 1.00

PPB 0.45 1.00

TP 0.23 0.38 1.00

KTK 0.28 0.45 0.23 1.00

PKF 0.52 0.86 0.44 0.52 1.00

Page 363: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

345

PSI

Note: This matrix is diagonal.

KAF PPB TP KTK

-------- -------- -------- --------

0.32 0.26 0.20 0.13

THETA-EPS

KAF1 KAF2 PPB1 PPB2 TP1 TP2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

KAF1 0.43

KAF2 - - 0.38

PPB1 - - - - 0.40

PPB2 - - - - - - 0.22

TP1 - - - - - - - - 0.30

TP2 - - 0.14 - - - - - - 0.19

KTK1 - - - - - - - - - - - -

KTK2 - - - - - - - - - - - -

THETA-EPS

KTK1 KTK2

-------- --------

KTK1 0.35

KTK2 - - 0.49

Time used: 0.047 Seconds

7. CFA Variabel Z (Kualitas Laporan Keuangan)

DATE: 12/15/2018

TIME: 10:16

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Page 364: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

346

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\TESIS_MONIKA\CFA\KLK.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\CFA\KLK.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables RLV ADL DBD DPH KLK

Relationships

RLV1-RLV2-RLV

ADL1-ADL2=ADL

DBD1-DBD2=DBD

DPH1-DPH2=DPH

RLV ADL DBD DPH = KLK

Let Error Between ADL1 and RLV2 Correlated

Let Error Between DBD2 and RLV2 Correlated

Let Error Between DPH1 and DBD1 Correlated

Options=SC

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Covariance Matrix

RLV1 RLV2 ADL1 ADL2 DBD1 DBD2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

RLV1 0.56

RLV2 0.26 0.35

ADL1 0.39 0.27 0.45

ADL2 0.15 0.26 0.25 0.33

DBD1 0.27 0.43 0.19 0.29 0.31

DBD2 0.18 0.58 0.17 0.25 0.45 0.39

DPH1 0.19 0.22 0.61 0.18 0.43 0.28

DPH2 0.33 0.47 0.36 0.10 0.20 0.46

Covariance Matrix

DPH1 DPH2

-------- --------

DPH1 0.26

DPH2 0.49 0.55

Number of Iterations = 37

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Page 365: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

347

Measurement Equations

RLV1 = 0.32*RLV, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.59

(0.046)

6.71

RLV2 = 0.42*RLV, Errorvar.= 0.094 , R² = 0.68

(0.17) (0.070)

5.27 3.04

ADL1 = 0.41*ADL, Errorvar.= 0.33 , R² = 0.54

(0.039)

7.93

ADL2 = 0.36*ADL, Errorvar.= 0.15 , R² = 0.71

(0.091) (0.034)

6.04 4.65

DBD1 = 0.48*DBD, Errorvar.= 0.26 , R² = 0.85

(0.036)

7.23

DBD2 = 0.32*DBD, Errorvar.= 0.20 , R² = 0.47

(0.083) (0.032)

7.26 5.16

DPH1 = 0.56*DPH, Errorvar.= 0.039 , R² = 0.69

(0.043)

4.81

DPH2 = 0.42*DPH, Errorvar.= 0.34 , R² = 0.83

(0.060) (0.040)

9.46 7.84

Error Covariance for ADL1 and RLV2 = 0.17

(0.014)

3.15

Error Covariance for DBD2 and RLV2 = 0.14

(0.026)

2.58

Error Covariance for DPH1 and DBD1 = 0.09

(0.017)

3.95

Page 366: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

348

Structural Equations

RLV = 0.90*KLK, Errorvar.= 0.24 , R² = 0.75

(0.19) (0.26)

6.36 3.94

ADL = 0.64*KLK, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.82

(0.26) (0.16)

7.38 2.70

DBD = 0.73*KLK, Errorvar.= 0.48 , R² = 0.52

(0.15) (0.21)

8.16 4.14

DPH = 0.55*KLK, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.68

(0.077) (0.25)

10.23 5.86

Correlation Matrix of Independent Variables

KLK

--------

1.00

Covariance Matrix of Latent Variables

RLV ADL DBD DPH KLK

-------- -------- -------- -------- --------

RLV 1.00

ADL 0.52 1.00

DBD 0.45 0.74 1.00

DPH 0.32 0.82 0.65 1.00

KLK 0.56 0.64 0.33 0.85 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 18

Minimum Fit Function Chi-Square = 73.07 (P = 0.069)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 70.69 (P = 0.068)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 38.65

90 Percent Confidence Interval for NCP = (18.44 ; 73.42)

Minimum Fit Function Value = 0.38

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.26

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.14 ; 0.31)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.075

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.089 ; 0.28)

Page 367: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

349

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.00028

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.73

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.52 ; 0.70)

ECVI for Saturated Model = 0.48

ECVI for Independence Model = 5.08

Chi-Square for Independence Model with 28 Degrees of Freedom = 712.03

Independence AIC = 743.03

Model AIC = 98.69

Saturated AIC = 68.00

Independence CAIC = 756.33

Model CAIC = 180.54

Saturated CAIC = 212.33

Normed Fit Index (NFI) = 0.94

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.89

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.52

Comparative Fit Index (CFI) = 0.92

Incremental Fit Index (IFI) = 0.90

Relative Fit Index (RFI) = 0.84

Critical N (CN) = 90.74

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.036

Standardized RMR = 0.094

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.92

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.79

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.33

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

RLV1 ADL 12.0 0.36

ADL1 RLV 23.5 0.22

ADL2 RLV 19.4 0.20

DBD2 ADL 12.7 -0.69

DBD2 DPH 18.2 1.68

DPH1 DBD 21.0 -0.51

RLV ADL 28.4 1.80

RLV DBD 11.6 0.62

ADL RLV 25.3 0.80

ADL DPH 12.6 -1.40

DBD RLV 17.8 -0.30

DBD DPH 12.4 5.73

DPH ADL 13.6 -1.51

DPH DBD 22.2 -3.29

Page 368: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

350

The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance

Between and Decrease in Chi-Square New Estimate

ADL RLV 21.4 0.42

DBD RLV 11.6 -0.28

DPH ADL 12.6 -0.54

DPH DBD 28.4 1.21

ADL1 RLV1 25.5 0.16

DPH1 DBD2 13.0 0.19

Standardized Solution

LAMBDA-Y

RLV ADL DBD DPH

-------- -------- -------- --------

RLV1 0.32 - - - - - -

RLV2 0.42 - - - - - -

ADL1 - - 0.41 - - - -

ADL2 - - 0.36 - - - -

DBD1 - - - - 0.48 - -

DBD2 - - - - 0.32 - -

DPH1 - - - - - - 0.56

DPH2 - - - - - - 0.42

GAMMA

KLK

--------

RLV 0.90

ADL 0.64

DBD 0.73

DPH 0.55

Correlation Matrix of ETA and KSI

RLV ADL DBD DPH KLK

-------- -------- -------- -------- --------

RLV 1.00

ADL 0.52 1.00

DBD 0.45 0.74 1.00

DPH 0.32 0.82 0.65 1.00

KLK 0.56 0.64 0.33 0.85 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

RLV ADL DBD DPH

-------- -------- -------- --------

0.24 0.25 0.48 0.32

Page 369: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

351

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

RLV ADL DBD DPH

-------- -------- -------- --------

RLV1 0.57 - - - - - -

RLV2 0.88 - - - - - -

ADL1 - - 0.69 - - - -

ADL2 - - 0.74 - - - -

DBD1 - - - - 0.58 - -

DBD2 - - - - 0.86 - -

DPH1 - - - - - - 0.91

DPH2 - - - - - - 0.49

GAMMA

KLK

--------

RLV 0.90

ADL 0.64

DBD 0.73

DPH 0.55

Correlation Matrix of ETA and KSI

RLV ADL DBD DPH KLK

-------- -------- -------- -------- --------

RLV 1.00

ADL 0.52 1.00

DBD 0.45 0.74 1.00

DPH 0.32 0.82 0.65 1.00

KLK 0.56 0.64 0.33 0.85 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

RLV ADL DBD DPH

-------- -------- -------- --------

0.24 0.25 0.48 0.32

THETA-EPS

RLV1 RLV2 ADL1 ADL2 DBD1 DBD2

-------- -------- -------- -------- -------- --------

RLV1 0.41

RLV2 - - 0.32

Page 370: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

352

ADL1 - - 0.25 0.46

ADL2 - - - - - - 0.29

DBD1 - - - - - - - - 0.15

DBD2 - - 0.16 - - - - - - 0.53

DPH1 - - - - - - - - 0.23 - -

DPH2 - - - - - - - - - - - -

THETA-EPS

DPH1 DPH2

-------- --------

DPH1 0.31

DPH2 - - 0.17

Time used: 0.062 Seconds

8. SEM Full Model

DATE: 12/23/2018

TIME: 15:43

L I S R E L 8.80

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2006

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file

D:\TESIS_MONIKA\SEM_FULL_MODEL.spj:

Raw Data from file 'D:\TESIS_MONIKA\SEM_FULL_MODEL.psf'

Sample Size = 154

Latent Variables PI AI RBA KA WS PKF KLK

Relationships

LP=1*PI

PR AP IK PM = PI

IDP=1*AI

KP LKP PP = AI

Page 371: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

353

PLN=1*RBA

EAP RPT RM = RBA

TM=1*KA

TGJ LK = KA

EWS=1*WS

CPP MWS = WS

KAF=1*PKF

PPB TP KTK = PKF

RLV=1*KLK

ADL DBD DPH = KLK

PKF = PI AI RBA KA WS

KLK = PI AI RBA KA WS

KLK=PKF

Let Error Between RPT and LKP Correlate

Let Error Between LK and RPT Correlate

Let Error Between TM and PLN Correlate

Let Error Between LK and LKP Correlate

Let Error Between ADL and KAF Correlate

Let Error Between AP and PPB Correlate

Let Error Between RM and AP Correlate

Let Error Between RM and PP Correlate

Let Error Between MWS and PR Correlate

Let Error Between TGJ and RPT Correlate

Let Error Between TGJ and KAF Correlate

Let Error Between LP and DPH Correlate

Options:SC EF

Path Diagram

End of Problem

Sample Size = 154

Covariance Matrix

KAF PPB TP KTK RLV ADL

-------- -------- -------- -------- -------- --------

KAF 0.21

PPB 0.15 0.26

TP 0.17 0.19 0.33

KTK 0.06 0.08 0.08 0.47

RLV 0.02 0.05 0.09 0.11 0.35

ADL 0.01 0.06 0.09 0.05 0.13 0.38

DBD 0.03 0.04 0.08 0.03 0.05 0.10

DPH 0.13 0.12 0.21 0.15 0.03 0.11

LP 0.05 0.08 0.10 0.06 0.17 0.11

Page 372: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

354

PR 0.09 0.14 0.17 0.04 0.12 0.11

AP 0.11 0.21 0.18 0.13 0.07 0.12

IK 0.09 0.09 0.10 0.17 0.09 0.15

PM 0.16 0.10 0.13 0.22 0.14 0.21

IDP 0.06 0.05 0.07 0.15 0.21 0.10

KP 0.05 0.05 0.09 0.13 0.14 0.14

LKP 0.08 0.04 0.08 0.14 0.05 0.08

PP 0.06 0.09 0.08 0.24 0.22 0.10

PLN 0.08 0.10 0.13 0.09 0.08 0.13

EAP 0.05 0.10 0.12 0.09 0.09 0.21

RPT 0.11 0.07 0.12 0.10 0.04 0.08

RM 0.09 0.14 0.14 0.14 0.07 0.15

TM 0.14 0.16 0.18 0.10 0.07 0.10

TGJ 0.11 0.16 0.20 0.12 0.09 0.16

LK 0.16 0.11 0.15 0.11 0.03 0.15

EWS 0.14 0.16 0.23 0.15 0.07 0.12

CPP 0.13 0.14 0.16 0.07 0.12 0.07

MWS 0.15 0.19 0.21 0.07 0.08 0.09

Covariance Matrix

DBD DPH LP PR AP IK

-------- -------- -------- -------- -------- --------

DBD 0.34

DPH 0.07 0.50

LP 0.05 0.05 0.22

PR 0.04 0.08 0.16 0.28

AP 0.07 0.18 0.10 0.12 0.30

IK 0.02 0.10 0.10 0.09 0.10 0.36

PM 0.20 0.09 0.04 0.08 0.07 0.12

IDP 0.07 0.07 0.07 0.17 0.08 0.14

KP 0.07 0.10 0.08 0.09 0.10 0.04

LKP 0.06 0.08 0.08 0.06 0.10 0.09

PP 0.02 0.09 0.07 0.07 0.15 0.12

PLN 0.12 0.10 0.11 0.13 0.12 0.07

EAP 0.09 0.13 0.12 0.14 0.13 0.16

RPT 0.09 0.12 0.09 0.10 0.12 0.13

RM 0.06 0.12 0.12 0.14 0.22 0.15

TM 0.12 0.16 0.10 0.11 0.19 0.14

TGJ 0.11 0.20 0.13 0.17 0.22 0.15

LK 0.07 0.17 0.07 0.08 0.17 0.08

EWS 0.06 0.27 0.10 0.14 0.23 0.09

CPP 0.07 0.13 0.15 0.12 0.16 0.18

MWS 0.05 0.17 0.12 0.21 0.16 0.14

Page 373: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

355

Covariance Matrix

PM IDP KP LKP PP PLN

-------- -------- -------- -------- -------- --------

PM 0.34

IDP 0.06 0.21

KP 0.03 0.15 0.26

LKP 0.03 0.14 0.12 0.25

PP 0.10 0.16 0.17 0.16 0.29

PLN 0.05 0.10 0.11 0.09 0.19 0.18

EAP 0.02 0.11 0.15 0.09 0.11 0.15

RPT 0.06 0.08 0.09 0.16 0.09 0.13

RM 0.04 0.09 0.11 0.10 0.15 0.17

TM 0.12 0.11 0.11 0.08 0.09 0.17

TGJ 0.08 0.13 0.17 0.10 0.12 0.16

LK 0.11 0.18 0.09 0.15 0.10 0.10

EWS 0.08 0.10 0.11 0.12 0.16 0.13

CPP 0.11 0.08 0.09 0.08 0.08 0.12

MWS 0.13 0.08 0.10 0.06 0.29 0.11

Covariance Matrix

EAP RPT RM TM TGJ LK

-------- -------- -------- -------- -------- --------

EAP 0.23

RPT 0.11 0.24

RM 0.16 0.17 0.30

TM 0.13 0.12 0.16 0.24

TGJ 0.19 0.11 0.17 0.23 0.33

LK 0.18 0.19 0.12 0.15 0.15 0.25

EWS 0.13 0.14 0.17 0.18 0.23 0.20

CPP 0.10 0.10 0.11 0.18 0.19 0.14

MWS 0.13 0.09 0.12 0.17 0.22 0.12

Covariance Matrix

EWS CPP MWS

-------- -------- --------

EWS 0.33

CPP 0.16 0.24

MWS 0.18 0.19 0.30

Number of Iterations = 19

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Page 374: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

356

Measurement Equations

KAF = 1.00*PKF, Errorvar.= 0.079 , R² = 0.60

(0.010)

7.87

PPB = 1.19*PKF, Errorvar.= 0.100 , R² = 0.62

(0.11) (0.013)

10.99 7.65

TP = 1.42*PKF, Errorvar.= 0.092 , R² = 0.72

(0.12) (0.013)

11.91 6.87

KTK = 0.54*PKF, Errorvar.= 0.44 , R² = 0.77

(0.16) (0.048)

9.41 9.21

RLV = 1.00*KLK, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.50

(0.032)

9.02

ADL = 1.27*KLK, Errorvar.= 0.26 , R² = 0.70

(0.25) (0.030)

8.13 8.60

DBD = 0.81*KLK, Errorvar.= 0.29 , R² = 0.63

(0.20) (0.032)

9.98 9.16

DPH = 1.45*KLK, Errorvar.= 0.38 , R² = 0.58

(0.29) (0.044)

6.03 8.61

LP = 1.00*PI, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.49

(0.014)

9.10

PR = 1.04*PI, Errorvar.= 0.18 , R² = 0.63

(0.14) (0.019)

7.65 9.16

AP = 1.35*PI, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.57

(0.14) (0.014)

9.46 9.32

Page 375: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

357

IK = 0.89*PI, Errorvar.= 0.28 , R² = 0.81

(0.15) (0.030)

5.96 9.29

PM = 0.66*PI, Errorvar.= 0.30 , R² = 0.72

(0.14) (0.032)

9.58 9.29

IDP = 1.00*AI, Errorvar.= 0.066 , R² = 0.69

(0.0100)

6.61

KP = 1.03*AI, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.59

(0.092) (0.014)

11.15 7.56

LKP = 0.94*AI, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.50

(0.083) (0.016)

11.25 8.06

PP = 1.15*AI, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.64

(0.097) (0.016)

11.91 7.11

PLN = 1.00*RBA, Errorvar.= 0.031 , R² = 0.83

(0.0049)

6.31

EAP = 1.05*RBA, Errorvar.= 0.064 , R² = 0.72

(0.064) (0.0081)

16.35 7.87

RPT = 0.94*RBA, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.50

(0.062) (0.015)

15.22 8.63

RM = 1.20*RBA, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.66

(0.077) (0.013)

15.62 8.49

TM = 1.00*KA, Errorvar.= 0.046 , R² = 0.80

(0.0068)

6.82

TGJ = 1.19*KA, Errorvar.= 0.071 , R² = 0.79

(0.066) (0.010)

17.91 7.07

Page 376: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

358

LK = 0.83*KA, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.50

(0.056) (0.015)

14.73 8.75

EWS = 1.00*WS, Errorvar.= 0.12 , R² = 0.64

(0.014)

8.77

CPP = 0.86*WS, Errorvar.= 0.080 , R² = 0.66

(0.067) (0.0093)

12.79 8.66

MWS = 0.91*WS, Errorvar.= 0.13 , R² = 0.59

(0.077) (0.014)

11.81 9.02

Error Covariance for ADL and KAF = -0.03

(0.011)

-2.68

Error Covariance for LP and DPH = -0.11

(0.019)

-5.60

Error Covariance for AP and PPB = 0.057

(0.0094)

6.04

Error Covariance for RPT and LKP = 0.088

(0.013)

6.84

Error Covariance for RM and AP = 0.059

(0.0092)

6.34

Error Covariance for RM and PP = 0.040

(0.0089)

4.46

Error Covariance for TM and PLN = 0.030

(0.0048)

6.31

Error Covariance for TGJ and KAF = -0.04

(0.0071)

-4.96

Page 377: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

359

Error Covariance for TGJ and RPT = -0.01

(0.0049)

-2.97

Error Covariance for LK and LKP = 0.083

(0.013)

6.55

Error Covariance for LK and RPT = 0.10

(0.014)

7.69

Error Covariance for MWS and PR = 0.071

(0.013)

5.38

Structural Equations

PKF = 0.525*PI + 0.86*AI + 0.58*RBA + 0.62*KA - 0.15*WS, Errorvar.= 0.084, R²= 0.79

(0.25) (0.072) (0.11) (0.24) (0.19) (0.0070)

5.83 7.24 4.60 5.32 -1.24 3.48

KLK = 0.88*PKF + 0.52*PI + 0.61*AI + 0.13*RBA - 0.25*KA + 0.71*WS, Errorvar.= 0.024 , R² = 0.86

(0.27) (0.41) (0.11) (0.15) (0.32) (0.26) (0.012)

10.32 3.65 4.05 0.70 -1.00 6.70 2.24

Reduced Form Equations

PKF = 0.525*PI + 0.86*AI + 0.58*RBA + 0.62*KA - 0.15*WS, Errorvar.= 0.084, R² = 0.79

(0.25) (0.072) (0.11) (0.24) (0.19)

5.83 7.24 4.60 5.32 -1.24

KLK = 0.50*PI + 0.52*AI + 0.082*RBA + 0.16*KA + 0.58*WS, Errorvar.= 0.097, R² = 0.73

(0.31) (0.083) (0.15) (0.30) (0.21)

2.15 3.18 0.64 0.53 5.74

Covariance Matrix of Independent Variables

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PI 0.10

(0.02)

4.84

AI 0.08 0.15

(0.01) (0.02)

5.42 6.43

Page 378: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

360

RBA 0.10 0.10 0.15

(0.02) (0.02) (0.02)

6.47 6.27 7.82

KA 0.13 0.10 0.13 0.19

(0.02) (0.02) (0.02) (0.02)

6.83 6.01 6.85 7.67

WS 0.15 0.10 0.12 0.19 0.21

(0.02) (0.02) (0.02) (0.03) (0.03)

6.78 5.35 6.38 7.73 6.31

Covariance Matrix of Latent Variables

PKF KLK PI AI RBA KA

-------- -------- -------- -------- -------- --------

PKF 0.12

KLK 0.06 0.07

PI 0.09 0.08 0.10

AI 0.05 0.06 0.08 0.15

RBA 0.08 0.09 0.10 0.10 0.15

KA 0.12 0.09 0.13 0.10 0.13 0.19

WS 0.15 0.10 0.15 0.10 0.12 0.19

Covariance Matrix of Latent Variables

WS

--------

WS 0.21

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 191

Minimum Fit Function Chi-Square = 528.14 (P = 0.0)

Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 556.07 (P = 0.0)

Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 265.07

90 Percent Confidence Interval for NCP = (94.23 ; 173.45)

Minimum Fit Function Value = 2.14

Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.93

90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.68 ; 1.66)

Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.081

90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.089 ; 0.097)

P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.00043

Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 3.73

90 Percent Confidence Interval for ECVI = (3.15 ; 2.36)

ECVI for Saturated Model = 3.40

ECVI for Independence Model = 52.64

Page 379: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

361

Chi-Square for Independence Model with 351 Degrees of Freedom = 8719.39

Independence AIC = 8773.39

Model AIC = 546.07

Saturated AIC =540.00

Independence CAIC = 9885.53

Model CAIC = 791.40

Saturated CAIC = 1325.94

Normed Fit Index (NFI) = 0.95

Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.97

Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.73

Comparative Fit Index (CFI) = 0.91

Incremental Fit Index (IFI) = 0.91

Relative Fit Index (RFI) = 0.93

Critical N (CN) = 80.02

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.021

Standardized RMR = 0.051

Goodness of Fit Index (GFI) = 0.87

Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.85

Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.58

The Modification Indices Suggest to Add the

Path to from Decrease in Chi-Square New Estimate

KTK KLK 11.3 0.92

DPH PKF 10.3 0.75

LP KA 36.3 -1.30

LP WS 20.2 -0.72

PR RBA 23.9 0.78

AP KA 21.7 1.10

IK RBA 10.4 -0.65

PM KA 9.1 0.94

PM WS 14.5 0.84

PP RBA 11.2 -0.37

EAP AI 8.4 0.24

RM AI 12.3 -0.34

LK WS 18.3 0.51

The Modification Indices Suggest to Add an Error Covariance

Between and Decrease in Chi-Square New Estimate

PR LP 17.9 0.04

PM IK 8.8 0.07

IDP PM 10.5 0.04

LKP RLV 8.8 0.04

PP AP 19.4 0.04

PLN PR 8.4 0.01

Page 380: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

362

EAP KP 12.3 0.03

RPT AP 8.0 -0.01

RM PPB 11.9 0.03

TM IDP 8.2 0.01

TGJ PP 8.4 -0.02

LK KAF 9.4 0.02

EWS KTK 8.9 0.05

CPP AP 8.0 -0.02

MWS PPB 9.2 0.02

Standardized Solution

LAMBDA-Y

PKF KLK

-------- --------

KAF 0.34 - -

PPB 0.41 - -

TP 0.48 - -

KTK 0.19 - -

RLV - - 0.26

ADL - - 0.34

DBD - - 0.21

DPH - - 0.38

LAMBDA-X

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

LP 0.31 - - - - - - - -

PR 0.32 - - - - - - - -

AP 0.42 - - - - - - - -

IK 0.28 - - - - - - - -

PM 0.20 - - - - - - - -

IDP - - 0.39 - - - - - -

KP - - 0.40 - - - - - -

LKP - - 0.36 - - - - - -

PP - - 0.44 - - - - - -

PLN - - - - 0.38 - - - -

EAP - - - - 0.40 - - - -

RPT - - - - 0.36 - - - -

RM - - - - 0.46 - - - -

TM - - - - - - 0.44 - -

TGJ - - - - - - 0.52 - -

LK - - - - - - 0.36 - -

EWS - - - - - - - - 0.46

CPP - - - - - - - - 0.40

MWS - - - - - - - - 0.42

Page 381: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

363

BETA

PKF KLK

-------- --------

PKF - - - -

KLK 0.85 - -

GAMMA

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF 0.52 0.83 0.47 0.59 -0.11

KLK 0.42 0.56 0.09 -0.18 0.68

Correlation Matrix of ETA and KSI

PKF KLK PI AI RBA KA

-------- -------- -------- -------- -------- --------

PKF 1.00

KLK 0.65 1.00

PI 0.86 0.71 1.00

AI 0.41 0.64 0.64 1.00

RBA 0.65 0.92 0.83 0.65 1.00

KA 0.83 0.79 0.94 0.62 0.78 1.00

WS 0.93 0.83 0.88 0.56 0.69 0.97

Correlation Matrix of ETA and KSI

WS

--------

WS 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

PKF KLK

-------- --------

0.21 0.14

Regression Matrix ETA on KSI (Standardized)

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF 0.52 0.83 0.47 0.59 -0.11

KLK 0.32 0.16 0.84 -0.15 0.31

Page 382: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

364

Completely Standardized Solution

LAMBDA-Y

PKF KLK

-------- --------

KAF 0.77 - -

PPB 0.79 - -

TP 0.85 - -

KTK 0.87 - -

RLV - - 0.44

ADL - - 0.75

DBD - - 0.86

DPH - - 0.53

LAMBDA-X

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

LP 0.65 - - - - - - - -

PR 0.61 - - - - - - - -

AP 0.76 - - - - - - - -

IK 0.46 - - - - - - - -

PM 0.66 - - - - - - - -

IDP - - 0.83 - - - - - -

KP - - 0.77 - - - - - -

LKP - - 0.71 - - - - - -

PP - - 0.80 - - - - - -

PLN - - - - 0.91 - - - -

EAP - - - - 0.85 - - - -

RPT - - - - 0.71 - - - -

RM - - - - 0.81 - - - -

TM - - - - - - 0.90 - -

TGJ - - - - - - 0.89 - -

LK - - - - - - 0.71 - -

EWS - - - - - - - - 0.80

CPP - - - - - - - - 0.81

MWS - - - - - - - - 0.77

BETA

PKF KLK

-------- --------

PKF - - - -

KLK 0.85 - -

Page 383: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

365

GAMMA

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF 0.52 0.83 0.47 0.59 -0.11

KLK 0.42 0.56 0.09 -0.18 0.68

Correlation Matrix of ETA and KSI

PKF KLK PI AI RBA KA

-------- -------- -------- -------- -------- --------

PKF 1.00

KLK 0.65 1.00

PI 0.86 0.71 1.00

AI 0.41 0.64 0.64 1.00

RBA 0.65 0.92 0.83 0.65 1.00

KA 0.83 0.79 0.94 0.62 0.78 1.00

WS 0.93 0.83 0.88 0.56 0.69 0.97

Correlation Matrix of ETA and KSI

WS

--------

WS 1.00

PSI

Note: This matrix is diagonal.

PKF KLK

-------- --------

0.21 0.14

THETA-EPS

KAF PPB TP KTK RLV ADL

-------- -------- -------- -------- -------- --------

KAF 0.40

PPB - - 0.38

TP - - - - 0.28

KTK - - - - - - 0.23

RLV - - - - - - - - 0.50

ADL -0.11 - - - - - - - - 0.30

DBD - - - - - - - - - - - -

DPH - - - - - - - - - - - -

Page 384: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

366

THETA-EPS

DBD DPH

-------- --------

DBD 0.37

DPH - - 0.42

THETA-DELTA-EPS

KAF PPB TP KTK RLV ADL

-------- -------- -------- -------- -------- --------

LP - - - - - - - - - - - -

PR - - - - - - - - - - - -

AP - - 0.20 - - - - - - - -

IK - - - - - - - - - - - -

PM - - - - - - - - - - - -

IDP - - - - - - - - - - - -

KP - - - - - - - - - - - -

LKP - - - - - - - - - - - -

PP - - - - - - - - - - - -

PLN - - - - - - - - - - - -

EAP - - - - - - - - - - - -

RPT - - - - - - - - - - - -

RM - - - - - - - - - - - -

TM - - - - - - - - - - - -

TGJ -0.14 - - - - - - - - - -

LK - - - - - - - - - - - -

EWS - - - - - - - - - - - -

CPP - - - - - - - - - - - -

MWS - - - - - - - - - - - -

THETA-DELTA-EPS

DBD DPH

-------- --------

LP - - -0.31

PR - - - -

AP - - - -

IK - - - -

PM - - - -

IDP - - - -

KP - - - -

LKP - - - -

PP - - - -

PLN - - - -

EAP - - - -

RPT - - - -

Page 385: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

367

RM - - - -

TM - - - -

TGJ - - - -

LK - - - -

EWS - - - -

CPP - - - -

MWS - - - -

THETA-DELTA

LP PR AP IK PM IDP

-------- -------- -------- ------- ------ -------

LP 0.51

PR - - 0.37

AP - - - - 0.43

IK - - - - - - 0.19

PM - - - - - - - - 0.28

IDP - - - - - - - - - - 0.31

KP - - - - - - - - - - - -

LKP - - - - - - - - - - - -

PP - - - - - - - - - - - -

PLN - - - - - - - - - - - -

EAP - - - - - - - - - - - -

RPT - - - - - - - - - - - -

RM - - - - 0.19 - - - - - -

TM - - - - - - - - - - - -

TGJ - - - - - - - - - - - -

LK - - - - - - - - - - - -

EWS - - - - - - - - - - - -

CPP - - - - - - - - - - - -

MWS - - 0.24 - - - - - - - -

THETA-DELTA

KP LKP PP PLN EAP RPT

-------- -------- -------- -------- ------- ------

KP 0.41

LKP - - 0.50

PP - - - - 0.36

PLN - - - - - - 0.17

EAP - - - - - - - - 0.28

RPT - - 0.09 - - - - - - 0.50

RM - - - - 0.04 - - - - - -

TM - - - - - - 0.15 - - - -

TGJ - - - - - - - - - - -0.01

LK - - 0.32 - - - - - - 0.40

EWS - - - - - - - - - - - -

Page 386: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

368

CPP - - - - - - - - - - - -

MWS - - - - - - - - - - - -

THETA-DELTA

RM TM TGJ LK EWS CPP

-------- -------- -------- ------- ------- --------

RM 0.34

TM - - 0.20

TGJ - - - - 0.21

LK - - - - - - 0.50

EWS - - - - - - - - 0.36

CPP - - - - - - - - - - 0.34

MWS - - - - - - - - - - - -

THETA-DELTA

MWS

--------

MWS 0.41

Regression Matrix ETA on KSI (Standardized)

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF 0.52 0.83 0.47 0.59 -0.11

KLK 0.32 0.16 0.84 -0.15 0.31

Total and Indirect Effects

Total Effects of KSI on ETA

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF 0.525 0.86 0.58 0.62 -0.15

(0.25) (0.072) (0.11) (0.24) (0.19)

5.83 7.24 4.60 5.32 -1.24

KLK 0.50 0.52 0.082 0.16 0.58

(0.31) (0.083) (0.15) (0.30) (0.21)

2.15 3.18 0.64 0.53 5.74

Indirect Effects of KSI on ETA

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF - - - - - - - - - -

KLK 0.525 0.76 0.57 0.60 -0.14

(0.30) (0.07) (0.07) (0.13) (0.13)

Page 387: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

369

5.83 7.23 3.84 4.80 -0.85

Total Effects of ETA on ETA

PKF KLK

-------- --------

PKF - - - -

KLK 0.88 - -

(0.27)

10.32

Largest Eigenvalue of B*B' (Stability Index) is 0.899

Total Effects of ETA on Y

PKF KLK

-------- --------

KAF 1.00 - -

PPB 1.19 - -

(0.11)

10.99

TP 1.42 - -

(0.12)

11.91

KTK 0.54 - -

(0.16)

3.41

RLV 0.88 1.00

(0.27)

10.32

ADL 0.80 1.27

(0.34) (0.25)

2.39 5.13

DBD 0.51 0.81

(0.23) (0.20)

2.23 3.98

DPH 0.92 1.45

(0.39) (0.29)

2.34 5.03

Indirect Effects of ETA on Y

PKF KLK

-------- --------

KAF - - - -

PPB - - - -

TP - - - -

KTK - - - -

RLV 0.88 - -

Page 388: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

370

(0.27)

10.32

ADL 0.80 - -

(0.34)

2.39

DBD 0.51 - -

(0.23)

2.23

DPH 0.92 - -

(0.39)

2.34

Total Effects of KSI on Y

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

KAF 0.525 0.86 0.58 0.62 -0.15

(0.25) (0.072) (0.11) (0.24) (0.19)

5.83 7.24 4.60 5.32 -1.24

PPB 1.07 -0.23 -0.11 0.20 0.06

(0.29) (0.09) (0.13) (0.28) (0.23)

3.70 -2.71 -0.83 0.70 0.26

TP 1.27 -0.28 -0.13 0.24 0.07

(0.34) (0.10) (0.15) (0.34) (0.27)

3.72 -2.70 -0.83 0.70 0.26

KTK 0.49 -0.11 -0.05 0.09 0.03

(0.19) (0.05) (0.06) (0.13) (0.10)

2.57 -2.15 -0.81 0.69 0.26

RLV 0.50 0.52 0.082 0.16 0.58

(0.31) (0.083) (0.15) (0.30) (0.21)

2.15 3.18 0.64 0.53 5.74

ADL 0.45 0.02 0.74 -0.96 0.74

(0.39) (0.11) (0.17) (0.37) (0.26)

1.15 0.18 4.34 -2.63 2.87

DBD 0.29 0.01 0.47 -0.61 0.47

(0.25) (0.07) (0.13) (0.25) (0.18)

1.13 0.18 3.57 -2.42 2.61

DPH 0.52 0.02 0.85 -1.10 0.84

(0.45) (0.12) (0.20) (0.43) (0.30)

1.15 0.18 4.23 -2.58 2.79

Standardized Total and Indirect Effects

Standardized Total Effects of KSI on ETA

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF 0.52 0.83 0.47 0.59 -0.11

KLK 0.32 0.16 0.84 -0.15 0.31

Page 389: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

371

Standardized Indirect Effects of KSI on ETA

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

PKF - - - - - - - - - -

KLK 0.525 0.74 0.37 0.45 -0.09

Standardized Total Effects of ETA on ETA

PKF KLK

-------- --------

PKF - - - -

KLK 0.85 - -

Standardized Total Effects of ETA on Y

PKF KLK

-------- --------

KAF 0.34 - -

PPB 0.41 - -

TP 0.48 - -

KTK 0.19 - -

RLV 0.25 0.26

ADL 0.33 0.34

DBD 0.21 0.21

DPH 0.37 0.38

Completely Standardized Total Effects of ETA on Y

PKF KLK

-------- --------

KAF 0.77 - -

PPB 0.79 - -

TP 0.85 - -

KTK 0.87 - -

RLV 0.42 0.44

ADL 0.73 0.75

DBD 0.85 0.86

DPH 0.51 0.53

Standardized Indirect Effects of ETA on Y

PKF KLK

-------- --------

KAF - - - -

PPB - - - -

TP - - - -

KTK - - - -

Page 390: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

372

RLV 0.25 - -

ADL 0.33 - -

DBD 0.21 - -

DPH 0.37 - -

Completely Standardized Indirect Effects of ETA on Y

PKF KLK

-------- --------

KAF - - - -

PPB - - - -

TP - - - -

KTK - - - -

RLV 0.42 - -

ADL 0.73 - -

DBD 0.85 - -

DPH 0.51 - -

Standardized Total Effects of KSI on Y

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

KAF 0.28 -0.07 -0.03 0.07 0.02

PPB 0.33 -0.09 -0.04 0.09 0.03

TP 0.40 -0.11 -0.05 0.10 0.03

KTK 0.15 -0.04 -0.02 0.04 0.01

RLV 0.11 0.01 0.22 -0.33 0.27

ADL 0.14 0.01 0.28 -0.42 0.34

DBD 0.09 0.00 0.18 -0.27 0.22

DPH 0.16 0.01 0.32 -0.48 0.39

Completely Standardized Total Effects of KSI on Y

PI AI RBA KA WS

-------- -------- -------- -------- --------

KAF 0.63 -0.17 -0.08 0.16 0.05

PPB 0.64 -0.17 -0.08 0.17 0.05

TP 0.69 -0.19 -0.08 0.18 0.06

KTK 0.22 -0.06 -0.03 0.06 0.02

RLV 0.19 0.01 0.37 -0.56 0.45

ADL 0.23 0.01 0.46 -0.69 0.56

DBD 0.15 0.01 0.31 -0.46 0.37

DPH 0.22 0.01 0.45 -0.66 0.53

Time used: 0.577 Seconds

Page 391: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

373

LAMPIRAN 12

Tabel r (Pearson Product Moment)

Pada Sig.0,05 (Two Tail)

N r N r N r N r N r N r

1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138

2 0.950 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137

3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137

4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137

5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136

6 0.707 46 0.285 86 0.210 126 0.174 166 0.151 206 0.136

7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136

8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135

9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.150 209 0.135

10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.150 210 0.135

11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.170 171 0.149 211 0.134

12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.170 172 0.149 212 0.134

13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134

14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134

15 0.482 55 0.261 95 0.200 135 0.168 175 0.148 215 0.133

16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133

17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133

18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132

19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132

20 0.423 60 0.250 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132

21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131

22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131

23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131

24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131

25 0.381 65 0.240 105 0.190 145 0.162 185 0.144 225 0.130

26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.130

27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.130

28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.160 188 0.142 228 0.129

29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.160 189 0.142 229 0.129

30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129

31 0.344 71 0.230 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129

32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128

33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128

34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.140 234 0.128

35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.140 235 0.127

36 0.322 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127

37 0.316 77 0.221 117 0.180 157 0.156 197 0.139 237 0.127

38 0.312 78 0.220 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127

39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126

40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126

Page 392: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

374

LAMPIRAN 13

Tabel t

ttabel = tα/2(n-k-1)

ttabel = t0,05/2(154-5-1) = t0,025(148) = 1.97612

Page 393: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

375

LAMPIRAN 14

Tabel F

Ftabel = Fαk (n-k-1)

Ftabel = F0,055 (120-5-1)= F0,055 (148) = 2,28

Page 394: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

376

LAMPIRAN 15

Surat Penunjukan Pembimbing Tesis

Page 395: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

377

LAMPIRAN 16

Kartu Bimbingan Tesis I

Page 396: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

378

LAMPIRAN 17

Kartu Bimbingan Tesis II

Page 397: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

379

LAMPIRAN 18

Surat Permohonan Izin Penelitian I

Page 398: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

380

LAMPIRAN 19

Surat Permohonan Izin Penelitian II

Page 399: PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT INTERNAL, RISK …

381

LAMPIRAN 20

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Monika Budiman

NIM : 1660030010

Tempat, Tanggal Lahir : Bangka, 19 April 1994

Agama : Katholik

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Regensi Melati Mas Blok A8/ 10

Serpong Utara, Tangerang Selatan

Alamat E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

- SD Santa Maria, Bangka : Lulus Tahun 2006

- SMP Santa Maria, Bangka : Lulus Tahun 2009

- SMA Negeri I, Bangka : Lulus Tahun 2012

- S-1 STIE Y.A.I Jakarta : Lulus Tahun 2016

- S-2 STIE Y.A.I Jakarta : Lulus Tahun 2019

Pekerjaan

Accounting Staff di PT. Pratapa Nirmala, 2013 – sekarang


Related Documents