PENGARUH PENERIMAAN PAJAK GERAI SAMSAT
TAMINI SQUARE TERHADAP PENDAPATAN
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
PADASAMSATJAKARTATIMUR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga (D3)
PUTU ASRI
NIM : 62160229
Program Studi Manajemen Pajak
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Bina Sarana Informatika
Jakarta
2019
ii
iv
vi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana Tugas Akhir ini penulis sajikan dalam
bentuk buku yang sederhana. Adapun judul yang penulis ambil sebagai berikut,
Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square Terhadap
Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta Timur .
Tujuan penelitian Tugas Akhir pada Program Diploma Tiga (D3) ini dibuat
sebagai salah satu syarat kelulusan Program Diploma Universitas Bina Sarana
Informatika. Sebagai bahan penelitian diambil berdasarkan hasil penelitian
(eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penelitian
ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka
penelitian Tugas Akhir ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta.
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika
Jakarta.
3. Ketua Jurusan Manajemen Pajak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina
Sarana Informatika Jakarta
4. Ibu Sri Rusiyati, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
5. Staff/karyawan/dosen di lingkungan Universitas Bina Sarana Informatika
6. Bapak H. Iwan Syaefuddin, SE, MM selaku Kepala Sub Bagian TU Unit Pelayanan
PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Timur.
vii
7. Bapak Abdul Gani Usman, SE selaku Kepala Satuan Pelaksana Pendataan dan
Penagihan Unit PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Timur
8. Mama tersayang yang selalu mendukung dan berdoa demi kebahagiaan anaknya.
9. Untuk sahabat yang selalu membantu dalam suka maupun duka.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu
sehingga terwujudnya penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penelitian Tugas
Akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 25 Juni 2019
Penulis
Putu Asri
viii
ABSTRAK
Putu Asri (62160229), Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini
Square Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat
Jakarta Timur
Penerimaan pajak Gerai Samsat merupakan salah satu unit pembantu dalam
peningkatan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah
metode kuantitaif dengan data sekunder yaitu metode analisis data menggunakan
analisis statistik uji koefisien kolerasi, koefisien determinasi dan persamaan regresi
linier sederhana, dengan penerimaan pajak Gerai Samsat sebagai variabel bebas (X)
dan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sebagai variabel terikat (Y). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi 0,857 dengan nilai
Sig 0,000 yang berarti Penerimaan pajak Gerai Samsat dan pendapatan Pajak
Kendaraan memiliki hubungan yang kuat. Hasil uji koefisien determinasi
menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,734 dengan Sig F Change sebesar
0,000 < 0,05 yang berarti penerimaan pajak Gerai Samsat berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sebesar 73,4%. Hasil persamaan
regresi linear sederhana adalah Y=10,476 + 0,685X dengan tingkat signifikan 0,000.
Karena probabilitas (0,000) jauh dibawah 0,05 yang artinya persamaan regresi yang
terbentuk signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor, maka model persamaan regresi dapat digunakan untuk
memprediksi pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor.
Kata Kunci : Penerimaan Pajak Gerai Samsat, Pendapatan Pajak Kendaraan
Bermotor
ix
ABSTRACT
Putu Asri (62160229), The Effect of Tax Receipt of Samsat Outlet Tamini Square
on Revenue Vehicle Tax in Samsat East Jakarta
The tax receipt of Samsat Outlet is one of the supporting units in the Motor Vehicle
tax revenue improvement. The study was aimed to determine the effect Tax Receipt of
Samsat Outlet Tamini Square on Motor Vehicle Tax revenue in Samsat East Jakarta.
The method was used a quantitative method with secondary data and data analysis
method using statistical analysis correlation coefficient test, coefficient of
determination and simple linier regression analysis. Tax receipts of Samsat Outlet as
independent variable (X) and Motor Vehicle Tax revenue as dependent variable (Y).
The data collection method was used method observation, interview and
documentation study. The results showed that a correlation value of 0.857 with Sig
value of 0,000 which means the tax receipt of Samsat Outlet and Motor Vehicle Tax
revenue had a strong relationship. The results of the coefficient of determination
showed that the value of R Square of 0.734 with Sig F Change of 0,000 < 0.05,
which means that the tax receipt of Samsat Outlet has a significant effect on Motor
Vehicle Tax revenue of 73.4%. The results of simple linear regression equation is
Y=10.476 + 0.685X with a significant level of 0,000. Because the probability (0,000)
is far below 0.05, which means that the regression equation formed is significant
between tax receipt of Samsat Outlet on Motor Vehicle Tax revenue, then the
regression equation model can be used to predict Motor Vehicle Tax revenue.
Keywords: Tax Receipt Samsat Outlet, Revenue Motor Vehicle Tax
x
DAFTAR ISI
Lembar Judul Tugas Akhir ...................................................................................... i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ............................................................. ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ........................................ iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ................................................. iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir ............................................................................. v
Kata Pengantar ........................................................................................................ vi
Abstrak .................................................................................................................... viii
Daftar Isi .................................................................................................................. x
Daftar Gambar ......................................................................................................... xii
Daftar Tabel ............................................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 3
1.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 4
1.5. Ruang Lingkup ............................................................................ 5
1.6. Sistematika Penulisan ................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8
2.1. Penerimaan Pajak Gerai Samsat .................................................. 8
2.1.1. Pengertian Pajak ............................................................. 8
2.1.2. Pengelompokan Pajak .................................................... 8
2.1.3. Pengertian Penerimaan Pajak ....................................... 10
2.1.4. Jenis Penerimaan Pajak ................................................ 10
2.1.5. Unit Pembantu Dalam Peningkatan Pelayanan
Pajak Kendaraan Bermotor ........................................... 11
2.1.6. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Melalui
Gerai Samsat .............................................................. 11
2.1.7. Persyaratan Pendaftaran pada Gerai Samsat ............... 13
2.2. Pajak Kendaraan Bermotor .......................................................... 14
2.2.1. Definisi Pajak Kendaraan Bermotor .............................. 14
2.2.2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor ................................. 15
2.2.3. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ................................ 15
2.2.4. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor ................................. 16
2.2.5. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak
Kendaraan Bermotor ...................................................... 16
2.2.6. Faktor Yang Menjadi Kendala Pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor ...................................................... 18
2.2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor....................................................... 20
2.3. Konsep Dasar Perhitungan ........................................................... 20
2.3.1. Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 21
2.3.2. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 23
2.3.3. Uji Persamaan Regresi .................................................... 24
xi
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 26
3.1. Tinjuan Umum Instansi ................................................................ 26
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Instansi ............................... 26
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Instansi ..................................... 29
3.1.3. Kegiatan Usaha ............................................................... 34
3.2. Data Penelitian ............................................................................. 35
3.2.1. Data Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square
(X).................................................................................... 35
3.2.2. Data Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (Y) .......... 36
3.2.3. Tabel Penolong ................................................................ 38
3.3. Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square
(X) Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
Jakarta Timur (Y)Y .................................................................... 40
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 40
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 42
3.3.3. Uji Persamaan Regresi .................................................... 44
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 48
4.1. Kesimpulan ................................................................................... 48
4.2. Saran ............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 52
SURAT KETERANGAN PKL ................................................................................. 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 54
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Struktur Organisasi Samsat Jakarta Timur ...................................... 30
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Intreprestasi Koefisien Korelasi .................................................. 23Tabel III.1 Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) ........................... 35
Tabel III.2 Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur (Y) .... 37
Tabel III.3 Data Variabel X dan Y yang telah disederhanakan ............................. 38
Tabel III.4 Tabel Penolong .................................................................................... 39
Tabel III.5 Hasil Uji Koefisien Korelasi ................................................................ 41
Tabel III.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 43
Tabel III.7 Hasil Uji Persamaan Regresi (Anova) .................................................. 45
Tabel III.8 Hasil Uji Persamaan Regresi (Coefficients).......................................... 46
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A1. Penerimaan PKB Gerai Samsat Tamini Square 2015-2017 ........... 54
Lampiran A2. Pendapatan PKB Samsat Jakarta Timur 2015-2017....................... 91
Lampiran B1. Hasil Uji SPSS Versi 21 ............................................................... 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya pajak provinsi meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),
pajak Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBBKB), pajak air permukaan dan pajak rokok. Pajak yang
dikenakan pada Samsat Jakarta Timur adalah Pajak Kendaraan Bermotor dan pajak
Bea Balik Nama Kendaran Bermotor.
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah menjelaskan Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak atas
kepemilikan atau penguasaaan kendaran bermotor sedangkan untuk Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor yaitu pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor
sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi
karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan
usaha.
Sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor di Kota Jakarta Timur dilaksanakan di Sistem Administrasi
Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Pembayaran oleh wajib Pajak Kendaraan
Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat dilakukan pada kantor
cabang kas daerah di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap di setiap kota
maupun daerah Provinsi DKI Jakarta. Proses pelayanan pembayaran pajak kendaraan
di Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur juga masih terlihat pemandangan yang
kurang tertib yaitu terkait dengan pengurusan pajak oleh wajib pajak yang memakai
2
jasa orang lain atau pihak ketiga. Hal tersebut salah satunya dikarenakan antrian yang
sangat panjang sehingga sangat besar peluang bagi pihak ketiga untuk berinteraksi
dengan para wajib pajak. Agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
memecahkan permasalahan yang sering terjadi di organisasi publik, maka dibutuhkan
suatu inovasi pelayanan supaya pelayanan menjadi lebih baik.
Jangkauan pelayanan pajak kendaraan di wilayah Jakarta Timur yaitu dibantu
dengan adanya Samsat Keliling, Samsat Drive Thru, dan Gerai Samsat. Adanya
Gerai Samsat diharapkan akan mampu membantu memangkas antrean panjang wajib
pajak di Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur. Selain itu tujuan diadakannya Gerai
Samsat juga karena pemerintah menginginkan pelayanan yang lebih dekat dengan
masyarakat. Sehingga persepsi masyarakat yang dulunya beranggapan jika
mengurus pajak itu merepotkan maka lama kelamaan akan menjadi hal yang lebih
menyenangkan seiring dengan pelayanan baru yang diberikan oleh pemerintah dalam
kepengurusan pajak tersebut.
Gerai Samsat membuka layanan di mall merupakan tempat yang strategis
sehingga menarik masyarakat dalam mengurus pajaknya di Gerai Samsat ini. Alasan
lain mengapa memilih tempat di beberapa mall dikarenakan tempat ini beroperasi
hingga malam hari sehingga masyarakat yang sibuk pada saat siang hari dan tidak
sempat untuk mengurus pajak kendaraan bermotornya dapat datang ke mall untuk
melakukan pembayaran melalui Gerai Samsat. Prosedur dan standar waktu pelayanan
yang cepat menjadi komitmen Gerai Samsat dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, untuk menghindari pelayanan samsat melalui pihak ketiga.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
jauh tentang Pajak Gerai Samsat Tamini Square
3
Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta
Timur .
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dalam Tugas Akhir
ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai
Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
Samsat Jakarta Timur?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai
Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
Samsat Jakarta Timur?
3. Bagaimana pengaruh persamaan regresi antara penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta
Timur?
Berdasarkan perumusan masalah diatas dibuat hipotesis sebagai berikut:
H01: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai
Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat
Jakarta Timur
H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta
Timur
H02: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat
Jakarta Timur
4
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta
Timur
H03: Persamaan regresi yang terbentuk tidak signifikan antara penerimaan pajak
Gerai Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
Samsat Jakarta Timur
H3: Persamaan regresi yang terbentuk signifikan antara penerimaan pajak Gerai
Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
Samsat Jakarta Timur
1.3. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square pada pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta
Timur
2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta
Timur
3. Untuk mengetahui persamaan regresi yang terbentuk antara penerimaan pajak
Gerai Samsat dengan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta
Timur.
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi Penulis
5
Menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh, hubungan maupun
persamaan yang terjadi pada pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor terhadap
penerimaan pajak melalui Gerai Samsat Tamini Square.
2. Bagi Samsat Jakarta Timur
Penelitian ini dapat memberi masukan kepada instansi terkait dalam upaya
meningkatkan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor melalui Gerai Samsat
Tamini Square.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini sebagai referensi bagi pembaca khususnya mahasiswa yang akan
melakukan penelitian sejenis dibidang perpajakan, serta untuk dikembangkan
lebih luas lagi.
1.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode antara lain:
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung di Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
Kota Administrasi Jakarta Timur, pada bagian Tata Usaha Pajak, Pemblokiran
Kendaraan, SKP Tahunan dan pembayaran pajak.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara langsung kepada H. Iwan Syaefuddin, SE, MM
selaku Kepala Sub Bagian TU Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota
Administrasi Jakarta Timur serta dengan pihak-pihak yang berkompeten dan
relevan berkaitan dengan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor khususnya
Gerai Samsat pada Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta
Timur.
6
3. Studi Dokumentasi
Penulis mendapatkan data yang berkaitan dengan pokok pembahasan yaitu data
penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square dan pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor Jakarta Timur dalam bentuk hardcopy, melalui buku dan
literatur-literatur yang relevan sebagai bahan referensi pendukung untuk
memperkuat objektifitas Tugas Akhir.
1.5. Ruang Lingkup
Pada dasarnya pajak provinsi meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),
pajak Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBB-KB), pajak air permukaan dan pajak rokok, karena
banyaknya pajak maka penulis membatasi pembahasan agar lebih terarah dan fokus
pada Pajak Kendaran Bermotor dimana dilakukan penelitian di Kantor Bersama
Samsat Jakarta Timur dengan periode 2015-2017. Dengan data yang diperoleh yaitu
penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang pembayarannya melalui Gerai Samsat
Tamini Square dan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.
1.6. Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini agar lebih terarah, maka secara garis besar
penelitian ini terdiri dari empat bab dimana tiap-tiap bab memiliki keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini akan diuraikan secara singkat
mengenai sistematika penulisan penelitian ini yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis memaparkan beberapa pokok permasalahan
awal yang berhubungan erat dengan permasalahan utama. Pada bab ini
7
menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode pengumpulan data, ruang
lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bagian bab ini berisikan teori yang berkaitan tentang penerimaan
pajak dan pendapatan Pajak Kendaraan bermotor, serta konsep dasar
perhitungan berisikan tentang uji koefisien korelasi, koefisien
determinasi dan persamaan regresi.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan tentang sejarah dan perkembangan perusahaan,
stuktur dan tata kerja, kegiatan organisasi, serta analisis data dengan
uji koefisien korelasi, koefisien determinasi dan persamaan regresi.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang merangkum pembahasan
hasil penelitian berupa pernyataan singkat, jelas dan sistematis. Serta
saran yang berisikan masukan yang bermanfaat.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penerimaan Pajak Gerai Samsat
2.1.1. Pengertian Pajak
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2009 tentang
adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
Menurut (Mardiasmo, 2016) mendefinisikan
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum .
Menurut S.I. Djajadiningrat dikutip oleh (Priantara, 2016) adalah:
Pajak adalah kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara
yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu, tapi bukan sebagai hukum, menurut peraturan yang
ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal
balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum.
2.1.2. Pengelompokan Pajak
Pengelompokan pajak menurut (Mardiasmo, 2016) yaitu:
1. Menurut golongannya
a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
9
Contoh: Pajak Penghasilan.
b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
2. Menurut sifatnya
a. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh:
Pajak Penghasilan.
b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
3. Menurut lembaga pemungutannya
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
1) Pajak Provinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
2) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan
Pajak Hiburan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 2, lembaga
pemungutan pada Pajak Daerah yaitu:
1. Pajak Provinsi
10
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
c. Bea Balik Nama Kendaraan bermotor
d. Pajak Air Permukaan, dan
e. Pajak Rokok.
2. Pajak Kabupaten/Kota
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame, dan
e. Pajak Penerangan Jalan.
2.1.3. Pengertian Penerimaan Pajak
Menurut Suryadi dalam (Muhammad & Sunarto, 2018) bahwa:
Penerimaan pajak mempunyai peranan yang sangat dominan, sebagai pos
penerimaan negara. Negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi
kepentingan rakyatnya dengan melaksanakan pembangunan, negara
membutuhkan dana pembangunan yang tidak sedikit yang dimana dana
pembangunan tersebut setiap tahun semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah kebutuhan masyarakat.
Maka dari itu Suryadi mengemukakan bahwa penerimaan pajak merupakan
sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun
pembangunan.
2.1.4. Jenis Penerimaan Pajak
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terbagi atas dua yaitu:
11
1. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas
barang mewah, pajak bumi dan bangunan, cukai dan pajak lainnya.
2. Pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang berasal
dari pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.
2.1.5. Unit Pembantu Dalam Peningkatan Pelayanan Pajak Kendaraan
Bermotor
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015
pasal 22 tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
Kendaraan Bermotor menyatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan Kantor
Bersama Samsat dapat dilakukan dengan membentuk unit pembantu yang terdiri
dari:
1. Samsat pembantu
2. Samsat gerai/ corner/ payment point / outlet
3. Samsat drive thru
4. Samsat keliling
5. Samsat delivery order/ door to door
6. E-Samsat
7. Pengembangan Samsat lain sesuai dengan kemajuan teknologi dan harapan
masyarakat
2.1.6. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Melalui Gerai Samsat
Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak diperlukan adanya langkah
mudah untuk membayar pajak dimana dalam hal ini seperti layanan Gerai Samsat.
12
Menurut (Anggitayudha, 2003) ujuan didirikan Gerai Samsat itu adalah
upaya dalam memberikan prosedur mudah, cepat, lancar dan efisien serta kejelasan
dan kepastian menyangkut mekanisme pelayanan pengurusan surat kendaraan
bermotor sesuai dengan kebijakan pemerintah
Menurut (Amri, 2015) menyatakan bahwa:
Program Gerai Samsat memang merupakan suatu inovasi yang baik untuk
meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak, dalam eksposenya bertujuan
untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam bentuk pelayanan yang
cepat, tepat, mudah, dan murah dalam rangka pembayaran pajak kendaraan
yang oleh setiap pemilik kendaraan bermotor setiap tahunnya.
Pengembangan Gerai Samsat ini dilakukan dengan semangat reformasi
birokrasi yang mencoba mengakomodir tuntutan dari masyarakat pemilik kendaraan,
banyaknya orang ketiga atau perantara yang menghadang menawarkan jasa
pengurusan setiap masuk kedalam Samsat dan berbagai ancaman dipersulit serta
kesan dari birokrasi yang berbelit-belit sudah menghantui masyarakat pemilik
kendaraan sebelum melakukan proses di Samsat.
Secara umum, pengguna layanan Gerai Samsat dan kantor utamanya dapat
dimanfaatkan oleh:
1. Masyarakat secara individual (pribadi), terutama dengan domisili KTP di
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat
2. Pengelola biro jasa urus Bea Balik Nama dan pajak motor dan mobil. Jenis
usaha ini sering dimanfaatkan oleh bank, dealer kendaraan serta leasing yang
menyediakan pinjaman gadai BPKB mobil di Jakarta. Nasabah dengan pajak
mati, biasanya dibantu pengurusannya oleh biro jasa rekanan sehingga untuk
pencairan dana tidak perlu menunggu STNK dan Bea Balik Nama jadi dari
Samsat
https://www.nominal.co.id/pinjaman-gadai-jaminan-bpkb-mobil-di-indonesia.html
13
3. Penggantian plat nomer kendaraan yang habis masa pakainya. Layanan ini
hanya dapat dilakukan di kantor utama Samsat bukan di gerai
4. Lokasi cek fisik dan uji KIR bagi warga ibukota pemilik angkutan umum,
mobil barang, taksi dan truk
5. Tempat proses klaim asuransi kecelakaan. Setiap pembayaran pajak sepeda
motor dan mobil di kantor maupun Gerai Samsat di kota Jakarta, biasanya juga
ditagihkan asuransi kecelakaan tahunan. Proses awal dapat dilakukan di
layanan publik ini.
2.1.7. Persyaratan Pendaftaran pada Gerai Samsat
Adapun persyaratan pendaftaran yang ditetapkan pada Gerai Samsat
dibeberapa mall DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Perorangan membawa identitas diri (KTP, SIM, KTA, C1). Jika berhalangan
hadir maka harus melampirkan surat kuasa dengan materai
2. Salinan akte, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan
ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hukum yang
bersangkutan Instansi pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) surat
tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangai oleh pimpinan serta
dibubuhi cap instansi yang bersangkutan
3. STNK asli dan satu lembar fotocopy
4. Bukti Pelunasan PKB dan SW-Jasa Raharja (SKPD telah divalidasi) tahun
terakhir
5. Bukti pelunasan BPKB tahun terakhir.
Persyaratan yang dilaksanakan pelayanan Gerai Samsat telah membuat
persyaratan pelayanan sesuai dengan kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk
14
penyelesaian proses pelayanan, persyaratan pelayanan Gerai Samsat disampaikan
pada awal pelayanan untuk selanjutnya diproses, kemudian dari hasil penilaian
responden menyatakan persyaratan pelayanan sudah berjalan dengan baik (mudah
dan jelas).
2.2. Pajak Kendaraan Bermotor
2.2.1. Definisi Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak dipungut berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang menentukan
orang-orang tertentu harus menyerahkan sebagian penguasaan adalah sumber daya
kepada pemerintah, salah satunya Pajak Kendaraan Bermotor. Hampir di setiap
daerah, Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu primadona dalam
membiayai pembangunan daerah provinsi. Karena kontribusi di sektor Pajak
Kendaraan Bermotor bagi pajak daerah cukup besar. Maka dari itu, penerimaan dari
sektor Pajak Kendaraan Bermotor perlu adanya usaha maksimal melalui upaya
intensifikasi maupun dari berbagai upaya yang mampu meningkatkan jumlah
pendapatan dari sektor ini, salah satunya adalah dengan menekan seminimal
mungkin tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor.
Definisi Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan Undang-undang Republik
Indoneisa Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bahwa
"Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikian atau penguasaan
kendaraan bermotor". Sedangkan definisi kendaraan bermotor adalah:
Semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang
digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik
berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu
sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang
bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat- alat yang bergerak.
15
2.2.2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009,
objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor tidak termasuk kepentingan dan/atau penguasaan kendaraan
alat-alat berat dan alat-alat besar seperti buildozer, excavator, loader, dan lain-lain,
yang tidak digunakan sebagai alat angkat orang dan/atau barang dijalan umum .
Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud yaitu:
1. Kereta api
2. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan
dan keamanan negara
3. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat,
perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga
internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah
4. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan daerah.
2.2.3. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009,
subjek PKB adalah orang pribadi, badan, pemerintah, Pemerintah Daerah, TNI, dan
POLRI yang memiliki dan/atau menguasai kendaran bermotor .
Kepemilikan adalah hubungan hukum antara orang pribadi atau badan dengan
kendaran bermotor yang namanya tercantum di dalam bukti kepemilikan atau
dokumen sah termasuk Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Sedangkan
penguasaan adalah penggunaan dan atau penguasaan fisik kendaraan bermotor oleh
16
pribadi atau badan dengan bukti penguasaan yang sah dalam ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Pihak-pihak bertanggungjawab terhadap pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor adalah :
1. Orang yang bersangkutan, yaitu sebagai pemilik sesuai dengan hak
kepemilikannya
2. Orang atau badan yang memperoleh kuasa dari pemilik kendaraan bermotor,
dan
3. Ahli waris yaitu orang atau badan yang ditunjuk dengan surat wasiat atau yang
ditetapkan sebagai ahli waris berdasarkan kesepakatan dan atas putusan
pengadilan.
2.2.4. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
wajib pajak baik perorangan atau badan yang menerima penyerahan kendaraan
bermotor yang jumlah pajaknya sebagian atau seluruhnya belum dilunasi oleh
pemilik lama, maka pihak yang menerima penyerahan tersebut juga
bertanggungjawab terhadap pelunasan .
Menurut Muliari dalam (Putra & Ni Ketut, 2018) bahwa:
Kesungguhan dan keinginan wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya
tercermin dari pemahaman wajib pajak terhadap fungsi dan kesungguhan
wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. Kesadaraan wajib pajak
merupakan sebuah itikad baik seseorang untuk memenuhi kewajiban
membayar pajak secara suka rela.
2.2.5. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan
Bermotor
17
Menurut (Hadi & Restyana, 2018) Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)
ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum pada minggu pertama bulan Desember
tahun pajak sebelumnya. Dalam hal harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor
tidak diketahui, NJKB dapat ditentukan berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-
faktor berikut ini:
1. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan atau satuan tenaga yang
sama
2. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum ataupun pribadi
3. Harga kendaraan bermotor dengan merek yang sama
4. Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan yang sama
5. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor
6. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraaan bermotor yang sejenis, dan
7. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemebritahuan Impor Barang
(PIB).
Tarif untuk setiap jenis pajak sebagaimana dasar hukum pemungutan pajak
daerah yang telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2009 adalah sebagai berikut ini:
1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor pribadi ditetapkan sebagai berikut ini:
a. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah sebesar 1%
(satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen)
b. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat
ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan
paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen)
2. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum, ambulans, pemadam
kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan,
18
Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, dan Kendaraan lain yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0,5%
(nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen)
3. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan
paling rendah 0,1% dan paling tinggi sebesar 0,2%
4. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi masing-
masing sebagai berikut:
a. Penyerahan pertama ditetapkan sebesar 20%
b. Penyerahan kedua dan seterusnya ditetapkan sebesar 1%.
5. Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak
menggunakan jalan umum, tarif pajak yang ditetapkan paling tinggi masing-
masing sebagai berikut:
a. Untuk penyerahan pertama, tarif pajak ditetapkan sebesar 0,75%, dan
b. Untuk Penyerahan kedua dan seterusnya, tarif pajak ditetapkan sebesar
0,075%.
Perhitungan PKB, besaran pokok yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan
PKB adalah sesuai dengan rumus berikut ini:
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)
2.2.6. Faktor yang Menjadi Kendala Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
Menurut Rahayu dalam (Listyowati, Yuli, & Suhendro, 2018)
dan pemahaman wajib pajak tentang pajak sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak . Wajib pajak akan berusaha untuk melaksanakan kewajiban
19
perpajakannya supaya dapat terhindar dari sanksi perpajakan yang sesuai dengan
undang-undang perpajakan.
Menurut (Pontoh, Ventje, & Jessy, 2018) pengelola Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sering mendapatkan kendala dalam kegiatan pemungutan Pajak
Kendaraan Bermotor yaitu:
1. Perilaku Wajib Pajak
Kendaraan bermotor yang hilang dan rusak berat akibat kecelakaan sehingga
kendaraan itu tidak bisa dipergunakan. Tunggakan atau piutang pajak yang ada
di Provinsi DKI Jakarta karena adanya tindakan pencurian kendaraan bermotor
dan kendaraan yang rusak parah karena mengalami kecelakaan. Oleh karena itu
pemilik kendaraan atau wajib pajak yang mengalami keadaan seperti ini tidak
mau membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Kemudian adanya kemudahan
mendapatkan kendaraan bermotor baru serta menggunakan alamat pemilik
kendaraan yang fiktif. Adapun juga kendala yang ditemui yaitu masalah
ekonomi dan ada juga wajib pajak yang lupa dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran pajak.
2. Pemahaman Tentang Pajak Kendaraan Bermotor
Masih adanya pemilik kendaraan yang belum terlalu paham mengenai Pajak
Kendaraan Bermotor. Pemahaman seseorang tentang pajak selain diri sendiri
juga dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. Padahal untuk pembayaran
pajak sangat diperlukan pemahaman seseorang atau wajib pajak itu sendiri
sehingga wajib pajak sadar akan kewajibannya membayar pajak.
3. Bencana Alam
20
Faktor cuaca juga menjadi kendala yang tidak terduga bagi BP2RD dalam
penyusunan target Pajak Kendaraan Bermotor, karena hal ini sama sekali tidak
bisa diprediksi manusia. Bencana alam mengakibatkan banyak kendaraan
bermotor yang hilang dan bahkan mengalami kerusakan parah yang
berpengaruh pada pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor.
2.2.7. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
Menurut (Yuskar & Febri, 2014) faktor yang mempengaruhi pendapatan
Pajak Kendaran Bermotor sebagai berikut:
1. Pengaruh Jumlah Kendaraan Bermotor
Jumlah kendaraan bermotor akan mempengaruhi penerimaan Pajak Kendaran
Bermotor secara langsung. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor,
diharapkan akan meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.
2. Pengaruh Jumlah Penduduk
Penduduk di DKI Jakarta mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
Pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi banyaknya wajib pajak
kendaraan bermotor. Seiring dengan perkembangan teknologi, penduduk
membutuhkan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi untuk
melaksanakan aktivitasnya. Semakin besar laju pertumbuhan penduduk ada
kemungkinan menambah penerimaan jumlah penerimaan Pajak Kendaraan
bermotor, terutama penduduk yang berkecukupan dan sejahtera.
2.3. Konsep Dasar Perhitungan
Dasar perhitungan merupakan salah satu panduan yang digunakan oleh
penulis untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan untuk menjadi sebuah
21
penelitian pada Tugas Akhir ini. Berdasarkan judul Tugas Akhir yang telah
Pajak Gerai Samsat Tamini Square
Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
variabel yang digunakan adalah:
1. Variabel Bebas/Independent
Menurut (Sugiyono, 2016) variabel independent atau variabel bebas adalah
2. Variabel Terikat / Dependent
Menurut (Sugiyono, 2016) variabel dependen atau variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas .
2.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Menurut (Siregar, 2017) merupakan angka yang menunjukkan
tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih . Koefisien korelasi
yang tinggi menundakan besarnya hubungan antara kedua variabel. Besarnya
koefisien korelasi berkisar -1 sampai +1.
Nilai koefisien korelasi bernilai positif memiliki arti bahwa apabila variabel
yang satu naik maka variabel yang lainnya ikut naik dan sebaliknya apabila variabel
yang satu turun maka variabel yang lainnya akan turun. Jika nilai koefisien korelasi
bernilai negatif akan memiliki arti bahwa apabila variabel yang satu naik maka
variabel yang lain akan turun dan sebaliknya apabila variabel yang satu turun maka
variabel yang lainnya akan naik.
22
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji koefisien korelasi Pearson
Product Moment. Menurut (Siregar, 2017) untuk menghitung koefisien korelasi
Pearson Product Moment dapat digunakan beberapa rumus yaitu rumus yang
langsung menghitung dari skor asli dan menggunakan rumus deviasi . Berikut ini
rumus untuk menghitung koefisien korelasi Pearson Product Moment.
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
n = Banyaknya pasangan data X dan Y
= Total jumlah dari variabel X
= Total jumlah dari variabel Y
² = Kuadrat dari total jumlah variabel X
² = Kuadrat dari total jumlah variabel Y
= Hasil perkalian dari total jumlah variabel X dan variabel Y
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai R > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
2. Apabila nilai R < 0,05 artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Pada Tabel II.1 merupakan besarnya intreprestasi koefisien korelasi untuk
mengetahui seberapa kuat antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square
terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor tersebut.
}
r =
23
Tabel II.1
Intreprestasi Koefisien Korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,01 0,199 Sangat Rendah
0,20 0,399 Rendah
0.60 0,799 Sedang
0,80 1,000 Sangat Kuat
Sumber: (Siregar, 2017)
2.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Menurut (Ghozali, 2016) tentang koefisien determ alat untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen . Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dengan satu. Nilai R² yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Besarnya nilai R² berkisar antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Jika nilai R²
semakin mendekati satu model yang diusulkan dikatakan baik karena tinggi variasi
variabel dependen (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (X).
Kelemahan dari koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap ada penambahan variabel
independen maka R² pasti akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,
24
digunakanlah model adjusted R². Model adjusted R² dapat naik atau turun apabila
ada suatu variabel independen yang ditambahkan kedalam model.
KD = R² x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
R = Koefisien Korelasi
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai R > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
2. Apabila nilai R < 0,05 artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
2.3.3. Uji Persamaan Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas X
(independen) terhadap variabel terikat Y (dependen). Variabel terikat (dependen)
adalah variabel yang nilainya ditentukan atau dikendalikan berdasarkan nilai yang
dapat dihubungkan dengan variabel bebas, sedangkan variabel bebas (independen)
merupakan variabel yang nilainya dapat ditentukan, tetapi tidak dapat dikendalikan.
Menurut (Siregar, 2017) menyatakan bahwa analisis regresi sederhana
digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel independen (X)
dan variabel dependen (Y), dari persamaan tersebut dapat diketahui besarnya
kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang juga
ditunjukkan oleh hubungan fungsional antara dua variabel tersebut
Rumus persamaan regresi tersebut yaitu:
Y= + X
25
Keterangan:
Y = Variabel Terikat (Dependent)
= Constanta
= Koefisien regresi yang menunjukkan besarnya X terhadap Y, sedangkan
konstanta a dan b ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi sebagai
berikut:
-
² - ²
n
Keterangan:
Y = Variabel terikat (dependen)
X = Variabel bebas (Independen)
= Konstanta yang merupakan nilai Y jika X bernilai nol (0)
= Koefisien arah regresi, berupa penambahan atau pengurangan bagi Y
n = Jumlah data yang digunakan
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai R > 0,05 artinya persamaan regresi yang terbentuk tidak
signifikan antara variabel indenpenden (X) terhadap variabel dependen (Y).
2. Apabila nilai R < 0,05 artinya persamaan regresi yang terbentuk signifikan
antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
=
=
26
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Instansi
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Instansi
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan suatu
sistem kerjasama terpadu antara Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), Dinas
Pendapatan Provinsi dan PT Jasa Raharja (PERSERO). Latar belakang terbentuknya
Samsat di seluruh Indonesia diawali dengan dikeluarkannya Surat Keputusan
bersama tiga menteri, yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI,
Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri NO.POL KEP/13/XII/76 Nomor:
KEP-1693/MK/IV/12/1976; 311 Tahun 1976 tentang Peningkatan Kerjasama antara
Pemerintah Daerah Tingkat 1, Komando Daerah Kepolisian dan Aparat Departemen
Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta
peningkatan pendapatan daerah khususnya mengenai pajak-pajak kendaraan
bermotor.
Dengan meningkatknya intensitas pelayanan di Kantor Bersama Samsat
Metro Jaya dan adanya pengembangan Organisasi Dipenda DKI Jakarta berdasarkan
Perda No. 5 Tahun 1983 yang menyatakan terhadap pelayanan pembayaran PKB dan
BBN-KB dipecah menjadi 5 (lima) menurut wilayah kotamadya, maka pada tahun
1984/1985 direncanakan pembangunan Kantor Bersama Samsat yang beralamat di
jalan D.I Panjaitan Kav. 55 Jakarta Timur, yang semula direncanakan untuk
pembangunan gedung Kantor Walikota Jakarta Timur.
27
Tujuan dibentuk Samsat adalah untuk memberikan kemudahan pelayanan
kepada masyarakat untuk pengurusan registrasi kendaraan bermotor, pembayaran
pajak, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Samsat mengacu pada Surat Keputusan
Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Direktur Jendral Pemerintahan
Umum dan Otonomi Daerah serta Direktur Utama PT Jasa Raharja (PERSERO)
dengan Nomor SKEP/06/X/1999, Nomor 973-1228, Nomor SKEP/02/X/1999
tentang Pedoman Tata Laksana Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap
(SAMSAT) dalam Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Coba
Nomor Kendaraan Bermotor dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
Jalan. Samsat merupakan sistem pelayanan publik yang dikelola oleh tiga instansi
berbeda.
Oleh karena itu untuk memudahkan koordinasi dalam penyelenggaraan
pelayanan dibentuk Tim Pembina Samsat Pusat dan Provinsi. Tim Pembina pusat
berkedudukan di Jakarta. Sedangkan Tim Pembina Samsat Provinsi berkedudukan di
Ibukota Provinsi. Aparat pelaksanaan Samsat terdiri atas Direktorat Lalu Lintas
Kepolisian Daerah, Dinas Pendapatan Provinsi dan PT Jasa Raharja (PERSERO)
cabang. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, masing-masing ketiga instansi
yang ada di Samsat memiliki tugas dan kewenangannya sendiri.
Berawal dari adanya pungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sejak tahun
1934, dimana sistem pemungutannya telah beberapa kali mengalami perubahan
sampai pada akhirnya tahun 1971 mulai dirintis untuk diberlakukan sistem
28
pemungutan yang disebut Sistem Adminisitrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap
(SAMSAT).
Pada tahun 1974 mulai dirintis kerjasama antara Pemda DKI Jakarta,
Kepolisisan dan PT Asuransi Jasa Raharja, dalam rangka pengelolaan kendaraan
bermotor secara terpadu dibidang pembayaran PKB, BBN-KB, STNK, dan
SWDKLLJ. Sebagai upaya merealisasikan kerjasama tersebut Pemda DKI Jakarta
bersama-sama Kepolisian Metro Jaya melakukan peninjauan Studi Banding ke
Australia dan New Zealand. Dari hasil kunjungan tersebut diketahui bahwa urusan
KIR Kendaraan, Penerbitan STNK, SIK, Daftar Ulang Kendaraan, Pembayaran
Pajak dan Asuransi ditangani oleh Departement Of Motor Transport yang dilakukan
secara terpadu (Integrated System).
Beranjak dari inspirasi terpadu tersebut, Pemda DKI Jakarta mempunyai
gagasan untuk melaksanakan pengelolaan kendaraan bermotor secara kerjasama dan
terpadu dengan System One Roofs Operation, yang terakhir diberi nama Sistem
Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap disingkat SAMSAT. Dalam
pelaksanaannya harus dengan komputer (sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan) dan dimulai tahun 1974 untuk DKI Jakarta. Visi, misi, motto dan janji
layanan Unit Pelayanan PKB & BBN-KB Samsat Jakata Timur sebagai berikut:
Visi Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:
Terwujudnya Pelayanan Prima Demi Kepuasan Masyarakat.
Misi Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:
1. Menyediakan Pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dalam pengurusan
STNK dan SKPD secara cepat, tepat dan benar serta berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.
29
2. Menyelenggarakan tertib administrasi dokumen secara baik dan benar dalam
rangka menjamin kepemilikan dan identitas data kendaraan bermotor
3. Menyajikan data sebagia bahan informasi tentang identitas kendaraan bermotor
yang diperlukan untuk mengambil keputusan
4. Melakukan upaya peningkatan untuk layanan melalui perbaikan sarana dan
prasarana sistem komputerisasi serta pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM).
Motto Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:
Kami memang belum sempurna
Janji Layanan Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi Samsat Jakarta Timur ditetapkan berdasarkan Peraturan
Daerah DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1995, dimana unit pelayanan PKB dan BBN-
KB dibagi dalam 5 (lima) wilayah pelayanan dan masing-masing dipimpin oleh
seorang Kepala Unit yang didalamnya melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas.
Samsat Jakarta Timur terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Penetapan
Kendaraan Baru, Seksi Penetapan Kendaraan Pendaftaran Ulang dan Tukar Nama
Serta seksi Penagihan, dimana masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB Samsat Jakarta Timur.
Berdasarkan peraturan gubernur provinsi DKI Jakarta Nomor 312 Tahun
2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang pembentukan, organisasi dan tata kerja
30
unit pelayanan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor.
Bagan sususnan organisasi Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota Administrasi
Jakarta Timur dapat dilihat pada Gambar III.1 sebagai berikut:
Sumber: Samsat Jakarta Timur
Gambar III.1
Struktur Organisasi Samsat Jakarta Timur
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dalam
Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 312 Tahun 2014 Unit Pelayanan
PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Timur terdiri dari:
1. Kepala Unit
Kepala Unit mempunyai tugas:
a. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
b. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas sub bagian, Satuan Pelaksana dan
sub kelompok Jabatan Fungsional
31
c. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi
terkait dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelayanan PKB
dan BBN-KB
d. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB.
2. Sub Bagian Tata Usaha
Sub bagian tata usaha mempunyai tugas :
a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencanaan kerja dan anggaran Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Menggordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan
aggaran Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
d. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan
dokumen pelaksanaan anggaran Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
e. Menyusun pedoman, standar dan prosedur teknis Unit Pelayanan PKB dan
BBN-KB
f. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB
g. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB
h. Melaksanakan pengelolaan kearsipan Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
i. Melaksanakan penyedian, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana kerja Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
32
j. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor
k. Mengoordinasikan penyusun laporan keuangan kinerja kegiatan dan
akuntanbilitas Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
l. Melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Unit Pelayanan
PKB dan BBN-KB
m. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Sub Bagian
Tata Usaha
3. Satuan Pelaksanaan Penetapan PKB dan BBN-KB
Satuan Pelaksanaan Penetapan PKB dan BBN-KB mempunyai tugas:
a. Menyusun bahan rencana kerja strategis dan rencana kerja dan anggaran
Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB
c. Melaksanakan pelayanan informasi dan pendaftaran objek dan subjek PKB
dan BBN-KB Baru dan Perpanjangan
d. Menetapkan PKB dan BBN-KB Baru dan Perpanjangan
e. Melakukan pemutakhiran dan pengelolaan, perekaman dan dokumentasi
basis data PKB dan BBN-KB Baru dan Perpanjangan
f. Menerbitkan dan mengadministrasikan SKPD dan dokumen lain yang
dipersamakan
g. Menyusunan bahan pedoman, standar dan prosedur teknis Unit Pelayanan
PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya
h. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Penetapan PKB dan BBN-KB
4. Satuan Pelaksana Pendataan dan Penagihan
33
Satuan Pelaksana Pendataan Dan Penagihan mempunyai tugas:
a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Melaksanakan rencana strategis dandokumen pelaksanaan anggaran Unit
Pelayanan PKB dan BBN-KB
c. Melaksanakan pendataan dan penelitian basis data PKB dan BBN-KB
hasil pendataan dan penelitian lapangan
d. Melakukan pengelolaan dan pemutakhiran basis data PKB dan BBN-KB
hasil pendataan dan penelitian lapangan
e. Menghimpun dan menyajikan data objek dan subjek PKB dan BBN-KB
termasuk data kendaraan yang akan berakhir masa pajaknya dan
pengenaan tarif pajak progresif
f. Menghimpun, menyusun dan mengusulkan harga pasaran umum/nilai jual
kendaraan bermotor
g. Melaksanakan pelayanan pemblokiran, penundaan dan pencabutan
penundaan pembayaran objek pajak kendaraan bermotor
h. Menyusun daftar dan menghimbau wajib pajak PKB yang belum
perpanjangan atau daftar ulang dan BBN-KB yang belum tukar nama
i. Menyusun dan mengadministrasikan daftar piutang yang dilakukan
penangihan dengan surat paksa
j. Menerima, memproses dan mengadministrasikan pengajuan permohonan
angsuran, penundaan pembayaran, pemberian kompensasi, restitusi
dan/atau pemindahbukuan
k. Menerima, memproses dan mengadministrasikan permohonan pembetulan,
keringanan, pembatalan, pengurangan ketetapan PKB dan BBN-KB
34
l. Menerima, memproses dan mengadministrasikan permohonan
pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PKB dan BBN-KB
m. Meneliti dan mengadministrasikan permohonan keberatan PKB dan BBN-
KB
n. Memproses dan menerbitkan surat keterangan telah melunasi PKB dan
BBN-KB (Fiskal) antar daerah
o. Memproses dan menerbitkan STPD terhadap wajib pajak yang belum
melunasi PKB dan BBN-KB dan/atau yang tidak mendaftar pada tahun
berkenaan
p. Menyiapkan bahan pedoman, standar dan prosedur teknis Unit Pelayann
PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya
q. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Pendataan dan Penagihan
5. Subkelompok Fungsional
a. Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB dapat mempunyai Subkelompok
Jabatan Fungsional
b. Pejabat Fungsional melaksanakan tugas dalam Susunan Organisasi
Struktural Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB
3.1.3. Kegiatan Organisasi
Kegiatan Organisasi yang dilakukan oleh Kantor Bersama Samsat Jakarta
Timur ialah dengan memberi pelayanan pajak daerah kepada masyarakat salah
satunya Pajak Kendaraan Bermotor yang terdaftar pada Samsat Jakarta Timur. Hasil
penerimaan PKB paling sedikit 10% (sepuluh persen), termasuk yang dibagikan
35
kepada kabupaten dan/atau kota, dialokasikan untuk pembangunan dan/atau
pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum.
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Data Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square
Berdasarkan data yang diterima penulis dari Samsat Jakarta Timur, jumlah
penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square pada tahun 2015-2017 adalah sebagai
berikut:
Tabel III.1
Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square (X)
Tahun Bulan
Variabel X
Penerimaan Pajak Gerai
Samsat (Dalam Rupiah)
2015
Januari 1.795.909.600
Februari 1.571.074.300
Maret 1.654.933.300
April 1.714.238.000
Mei 1.534.655.200
Juni 2.395.305.000
Juli 2.764.923.500
Agustus 2.230.429.000
September 2.575.437.000
Oktober 3.261.436.100
November 3.054.697.800
Desember 3.656.044.100
TOTAL 28.209.082.900
2016
Januari 3.598.466.600
Februari 2.900.047.500
Maret 3.246.136.900
April 3.225.006.800
Mei 3.309.994.000
Juni 3.429.023.300
Juli 2.823.877.200
Agustus 3.308.481.800
September 3.051.089.100
Oktober 3.767.284.600
November 3.187.358.800
36
Desember 3.261.660.500
TOTAL 39.108.427.100
2017
Januari 3.523.042.300
Februari 3.249.805.000
Maret 3.600.550.000
April 3.344.925.100
Mei 3.896.154.400
Juni 2.906.938.600
Juli 3.484.071.500
Agustus 4.105.967.000
September 3.293.893.300
Oktober 3.713.749.300
November 3.625.413.600
Desember 3.868.141.400
TOTAL 42.612.651.500
Sumber: Samsat Jakarta Timur
Pada Tabel III.1 menunjukkan data penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini
Square pada tahun 2015-2017 mengalami peningkatan. Tahun 2015 penerimaan
sebesar Rp 28.209.082.900, tahun 2016 sebesar Rp 39.108.427.100 dan tahun 2017
sebesar Rp 42.612.651.500. Prosentase penerimaan pajak melalui Gerai Samsat
Tamini Square memiliki pemasukan sebesar 2,76% selama 3 tahun periode 2015-
2017 dengan jumlah pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor yang berada di seluruh
Jakarta Timur.
3.2.2. Data Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
Berdasarkan data yang diterima penulis dari Samsat Jakarta Timur, jumlah
pendapatan Pajak kendaraan Bermotor pada tahun 2015-2017 pada Tabel III.2
sebagai berikut:
37
Tabel III.2
Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur (Y)
Tahun BulanVariabel Y
Penerimaan PKB (Dalam Rupiah)
2015
Januari 75.691.733.475
Februari 66.584.694.258
Maret 78.629.284.683
April 75.451.048.050
Mei 72.581.196.687
Juni 102.478.303.850
Juli 95.893.052.303
Agustus 100.983.410.756
September 92.893.563.425
Oktober 99.168.555.526
November 95.179.885.936
Desember 109.942.383.808
TOTAL 1.065.477.112.757
2016
Januari 98.682.893.075
Februari 91.384.482.533
Maret 105.419.869.107
April 104.298.487.755
Mei 103.103.700.235
Juni 124.423.206.765
Juli 84.993.963.974
Agustus 117.296.473.400
September 108.276.230.800
Oktober 120.167.146.620
November 126.778.346.920
Desember 126.865.137.650
TOTAL 1.311.689.938.834
2017
Januari 134.096.948.590
Februari 115.228.406.381
Maret 141.384.652.225
April 124.583.833.300
Mei 147.234.989.102
Juni 126.119.468.926
Juli 138.857.875.450
Agustus 172.641.414.438
September 117.775.720.700
Oktober 124.056.491.574
November 120.387.090.340
Desember 137.303.823.912
TOTAL 1.599.670.714.938
Sumber: Samsat Jakarta Timur
38
Pada Tabel III.2 menunjukkan data variabel Y atau pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur pada tahun 2015-2017 mengalami
peningkatan. Tahun 2015 penerimaan sebesar Rp 1.065.477.112.757 ditahun 2016
sebesar Rp 1.311.689.938.834 dan ditahun 2017 sebesar Rp 1.599.670.714.938.
Untuk memudahkan dalam melakukan pengujian dan analisis data maka
penulis menyederhanakan data penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X)
maupun pendapatan Pajak Kendaran Bermotor (Y) dengan menggunakan cara
Logaritma Natural (LN) pada Microsoft Excel, sebagai berikut:
Tabel III.3
Data Variabel X dan Y yang Telah Disederhanakan
X Y
2015 2016 2017 2015 2016 2017
21,31 22,00 21,98 25,05 25,32 25,62
21,18 21,79 21,90 24,92 25,24 25,47
21,23 21,90 22,00 25,09 25,38 25,67
21,26 21,89 21,93 25,05 25,37 25,55
21,15 21,92 22,08 25,01 25,36 25,72
21,60 21,96 21,79 25,35 25,55 25,56
21,74 21,76 21,97 25,29 25,17 25,66
21,53 21,92 22,14 25,34 25,49 25,87
21,67 21,84 21,92 25,25 25,41 25,49
21,91 22,05 22,04 25,32 25,51 25,54
21,84 21,88 22,01 25,28 25,57 25,51
22,02 21,91 22,08 25,42 25,57 25,65
Sumber: Data diolah dengan Microsoft Excel
3.2.3. Tabel Penolong
Berikut adalah ringkasan tabel penolong pada Tabel III.4 untuk memudahkan
penulis dalam melakukan analisis data baik secara manual maupun menggunakan
programn aplikasi IBM SPSS versi 21.
39
Tabel III.4
Tabel Penolong
TahunLN LN
XY X² Y²X Y
2015
21,31 25,05 533,82 454,12 627,50
21,18 24,92 527,81 448,59 621,01
21,23 25,09 532,66 450,71 629,51
21,26 25,05 532,56 451,99 627,50
21,15 25,01 528,96 447,32 625,50
21,60 25,35 547,56 466,56 642,62
21,74 25,29 549,80 472,63 639,58
21,53 25,34 545,57 463,54 642,12
21,67 25,25 547,17 469,59 637,56
21,91 25,32 554,76 480,05 641,10
21,84 25,28 552,12 476,99 639,08
22,02 25,42 559,75 484,88 646,18
2016
22,00 25,32 557,04 484,00 641,10
21,79 25,24 549,98 474,80 637,06
21,90 25,38 555,82 479,61 644,14
21,89 25,37 555,35 479,17 643,64
21,92 25,36 555,89 480,49 643,13
21,96 25,55 561,08 482,24 652,80
21,76 25,17 547,70 473,50 633,53
21,92 25,49 558,74 480,49 649,74
21,84 25,41 554,95 476,99 645,67
22,05 25,51 562,50 486,20 650,76
21,88 25,57 559,47 478,73 653,82
21,91 25,57 560,24 480,05 653,82
2017
21,98 25,62 563,13 483,12 656,38
21,90 25,47 557,79 479,61 648,72
22,00 25,67 564,74 484,00 658,95
21,93 25,55 560,31 480,92 652,80
22,08 25,72 567,90 487,53 661,52
21,79 25,56 556,95 474,80 653,31
21,97 25,66 563,75 482,68 658,44
22,14 25,87 572,76 490,18 669,26
21,92 25,49 558,74 480,49 649,74
22,04 25,54 562,90 485,76 652,29
22,01 25,51 561,48 484,44 650,76
22,08 25,65 566,35 487,53 657,92
TOTAL 785,10 914,62 19948,0973 17124,2926 23238,5774
Sumber: Data diolah dengan Microsoft Excel
40
r =
r =
3.3. Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) Terhadap
Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Timur (Y)
Dalam penelitian ini analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan uji koefisien korelasi yaitu
product moment pearson, uji koefisien determinasi, dan persamaan regresi yaitu uji
regresi linier sederhana. Untuk memudahkan penulis mengolah data penelitian serta
menganalisis data tersebut, penulis menggunakan program aplikasi IBM SPSS
Statistic Version 21.
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Berdasarkan data yang telah diolah dalam uji koefisien korelasi ini, penulis
menentukan hipotesis sebagai berikut:
H01: Tidak terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap
pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
H1: Terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
Berdasarkan pengolahaan data secara manual dan menggunakan SPSS versi
21, maka hasil uji koefisien korelasi dapat dilihat sebagai berikut:
}
36 (19.948,0973) (785,10) (914,62)
}
(718.131,5028) (718.068,162)
63,3408
r =
r =
41
r =
r =
63,3408
{9,6189}{7,6838}
63,3408
73,9097
r = 0,857
Hasil menggunakan IBM SPSS Versi 21 sebagai berikut:
Tabel III.5
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Penerimaan
Gerai Samsat
Pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor
Penerimaan Gerai
Samsat
Pearson
Correlation
1 ,857**
Sig. (2-tailed) ,000
N 36 36
Pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor
Pearson
Correlation
,857**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)
Hasil SPSS menunjukan besar dasar pengambilan keputusan yang terdapat
pada Sig (2-tailed), sebagai berikut:
1. Nilai signifikan 0,000 < 0.05 maka H01 ditolak, H1 diterima artinya terdapat
hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.
2. Nilai signifikan 0,000 > 0,05 maka H01 diterima, H1 ditolak artinya tidak
terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.
Pada Tabel III.5 koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar 0,857 Hal ini
menunjukkan hubungan yang tinggi atau sangat kuat, berdasarkan nilai SPSS sesuai
42
dengan tabel intreprestasi korelasi. Arah hubungan antara kedua variabel yang berarti
tingkat korelasi searah dan menunjukkan semakin besar penerimaan pajak Gerai
Samsat Tamini Square maka semakin cenderung meningkat pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor. Demikian pula sebaliknya semakin kecil penerimaan pajak
Gerai Samsat Tamini Square maka pendapatan Pajak Kendaraan bermotor semakin
kecil pula. Tingkat signifikan koefisien dari output Sig (2-tailed) diukur dari
probabilitas menghasilkan angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,05
(0,000 < 0,05), maka H01 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan
signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) dengan
pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta Timur (Y).
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Uji determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat penerimaan pajak
Gerai Samsat Tamini Square (X) mempengaruhi pendapatan Pajak Kendaraan
Bermotor (Y). Penulis menentukan hipotesis sebagai berikut:
H02: Tidak terdapat pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap
pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
H2 : Terdapat pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
Berdasarkan pengolahan data manual dan menggunakan IBM SPSS versi 21,
maka hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut:
KD = R² X 100%
KD = (0,857)² X 100%
KD = 73,4 %
Hasil menggunakan IBM SPSS Statistic Versi 21 pada Tabel III.6 sebagai berikut:
43
Tabel III.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Mo
del
R R
Square
Adjusted
R Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F
Change
1 ,857a
,734 ,727 ,11318 ,734 94,029 1 34 ,000
a. Predictors: (Constant), Penerimaan Pajak Gerai Samsat
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)
Hasil SPSS menunjukkan besar dasar pengambilan keputusan yang terdapat
pada Sig F Change, sebagai berikut:
1. Nilai signifikan 0,000< 0.05 maka H02 ditolak, H2 diterima artinya terdapat
pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.
2. Nilai signifikan 0,000 > 0,05 maka H02 diterima, H2 ditolak artinya tidak
terdapat pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
Pada tabel III.6 diatas diketahui bahwa R Square yang diperoleh sebesar
0,734 yang dalam hal ini berarti penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square
terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sebesar 73,4%. Sedangkan sisanya
26,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Tingkat
pengaruh signifikan dari output Sig. F Change diukur dari probabilitas menghasilkan
angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka H02
ditolak dan H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) terhadap pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur (Y).
44
3.3.3. Uji Persamaan Regresi
Pada penelitian ini akan dijelaskan hasil persamaan regresi linier sederhana
yang tujuannya adalah untuk melihat bagaimana pengaruh penerimaan pajak Gerai
Samsat Tamini Square (X) terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat
Jakarta Timur (Y), berikut dapat dilihat hasil dari analisis regresi linier sederhana:
Y= + X
Dalam uji persamaan regresi, penulis menentukan hipotesis sebagai berikut:
H03: Tidak terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square
terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
H3: Terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square
terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
Dalam Uji Persamaan Regresi, penulis menentukan Hipotesis sebagai berikut:
Berdasarkan pengolahan data secara manual dan menggunakan SPSS versi 21, maka
hasil uji persamaan regresi dapat dilihat sebagai berikut:
1. Mencari nilai
-
X² - ²
36(19.948,0973) (785,10)(914.62)
36(17.124,2926) (785,10)²
718.131,5028 718.068,1620
616.474,5336 616.382,01
63,3408
92,5236
0,6846/0,685
-
² - ²
n=
=
=
=
=
=
=
45
2. Mencari nilai
n
(914,62) (0,6846) (785,10)
36
(914,62) (537,4795)
36
377,1405
36
10,476
Dari perhitungan diatas, persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk
adalah Y= 10,476 + 0,685X, hasil tersebut sama dengan perhitungan IBM SPSS
versi 21 yang akan dijelaskan pada pembahasan pada Tabel III.7 sebagai berikut:
Tabel III.7
Hasil Uji Persamaan Regresi (Anova)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 1,205 1 1,205 94,029 ,000b
Residual ,436 34 ,013
Total 1,640 35
a. Dependent Variable: Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
b. Predictors: (Constant), Penerimaan Pajak Gerai Samsat
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)
Hasil SPSS menunjukkan besar dasar pengambilan keputusan yang terdapat
pada Sig, sebagai berikut:
1. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H03 ditolak dan H3 diterima artinya
terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
46
2. Nilai signifikansi 0,000> 0,05 maka H03 diterima dan H3 ditolak artinya tidak
terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur
Berdasarkan output IBM SPSS Statistic 24 pada Tabel III.7 dapat diketahui
bahwa dari output tersebut terlihat bahwa F hitung sebesar 94,029 dengan tingkat
nilai signifikan senilai 0,000 < 0,05 yang berarti persamaan regresi yang terbentuk
signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square terhadap
pendapatan Pajak Kendaran Bermotor Samsat Jakarta Timur, maka H03 ditolak
dan H3 diterima yang berarti terdapat persamaan regresi yang signifikan dan model
persamaan regresi dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan Pajak Kendaraan
Bermotor Samsat Jakarta Timur.
Untuk mengetahui bagaimana besarnya persamaan regresi yang terbentuk
dapat dilihat pada Tabel III.8 dibawah ini:
Tabel III.8
Hasil Uji Persamaan Regresi
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)
Pada Tabel III.8 dapat diketahui pada tabel Coefficients, kolom B nilai
sebesar 10,476 dan penerimaan pajak Gerai Samsat (b) adalah 0,685,
maka dapat diperoleh bentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 10,476 1,540 6,804 ,000
Penerimaan
Pajak Gerai
Samsat
,685 ,071 ,857 9,697 ,000
a. Dependent Variable: Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
47
Y = 10,476 + 0,685X.
Berdasarkan persamaan regresi yang terbentuk Y = 10,476 + 0,685X
menunjukan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta = 10,476 dapat diartikan bahwa jika tidak ada penerimaan
pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) maka nilai pendapatan Pajak Kendaraan
Bermotor sebesar 10,476.
2. Nilai koefisien sebesar 0,685 dapat diartikan jika setiap peningkatan
penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) sebesar satu (1), maka
tingkat pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (Y) akan meningkat 0,685.
48
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dengan hasil penelitian yang disampaikan pada bab sebelumnya mengenai
Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square Terhadap Pendapatan
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur dengan penerimaan pajak Gerai
Samsat (X) dan Pajak Kendaraan Bermotor (Y), penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Uji koefisien korelasi menunjukkan bahwa nilai Pearson Correlation adalah
0,857 dengan demikian hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square dengan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sangat kuat atau
nyata. Nilai probabilitas 0,000 < 0,05 bahwa penerimaan pajak Gerai Samsat
Tamini Square memiliki hubungan positif terhadap pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.
2. Uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R Square yang diperoleh
sebesar 0,734 yang dalam hal ini berarti penerimaan pajak Gerai Samsat
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor
sebesar 73,4%. Sedangkan sisanya 26,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti. Probabilitas menunjukkan 0,000 jauh dibawah 0,05 (0,000
< 0,05) penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square mempunyai pengaruh
terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.
3. Hasil Persamaan Regresi Linear Sederhana yaitu Y = 10,476 + 0,685X.
Tingkat signifikan Persamaan Regresi Linear Sederhana dari output Sig
49
adalah 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) maka terdapat
persamaan regresi yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini
Square (X) dengan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (Y). Nilai konstanta ( )
adalah 10,476 artinya apabila penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square adalah
nol (0), maka tingkat Pajak Kendaraan Bermotor adalah Rp 10.476, sedangkan nilai
koefisien regresi adalah sebesar 0,685. Dapat dikatakan apabila penerimaan pajak
Gerai Samsat Tamini Square mengalami peningkatan Rp 1 maka pendapatan Pajak
Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur meningkat Rp 685. Hal ini menunjukkan
makin tinggi penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square maka makin tinggi
Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.
4.2. Saran
Penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Sebaiknya Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur lebih intensif mengadakan
penyuluhan atau sosialisasi tentang perpajakan khususnya Pajak Kendaraan
Bermotor untuk meningkatkan pemahaman masyarakat atau wajib pajak
tentang perpajakan Sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak Kantor
Bersama Samsat Jakarta Timur.
2. Penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi dengan menggunakan variabel
yang belum ada agar dapat menambah wawasan lebih jauh lagi.
50
DAFTAR PUSTAKA
Amri, P. (2015). Implementasi Pelayanan Samsat Corner dalam Rangka
Meningkatkan Pelayanan Pajak. Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Kebijakan
Publik Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Anggitayudha, T. A. (2003). Efektivitas Pelayanan SAMSAT CORNER di Kantor
Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( SAMSAT ) Surabaya
Timut ( Studi pada Samsat Corner Galaxy Mall Surabaya ) Trisya Andisty
.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Anlisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Hadi, S. S., & Restyana, D. A. S. (2018). Analisa Kontribusi Pajak Kendaraan
Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada BPRD DKI Jakarta. Oktober,
5(2).
Listyowati, Yuli, C. Sa., & Suhendro. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Bisnis Airlangga, 3(1), 372 395. https://doi.org/10.31093/jraba.v3i1.94
Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Muhammad, A., & Sunarto. (2018). Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak Studi Kasus Pada Kpp Pratama Raba Bima Tahun 2012-2015. Akuntansi
Dewantara, 2(1), 37 45. https://doi.org/10.29230/ad.v2i1.2220
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor
Pontoh, I. F., Ventje, I., & Jessy, W. (2018). Analisis Penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dalam
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Riset
Akuntansi Dan Auditing" Goodwill", 9(1), 118 127.
Priantara, D. (2016). Perpajakan Indonesia (Edisi 3) (3rd ed.). Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Putra, I. G. A. S. M., & Ni Ketut, L. A. M. (2018). Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kabupaten
Gianyar. E-Jurnal Akuntansi, 23, 461.
https://doi.org/10.24843/eja.2018.v23.i01.p18
Siregar, S. (2017). Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif (1st ed.). Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
51
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: PT Alfaber.
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2015 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tantang Penerimaan
Perpajakan
Yuskar, & Febri, Y. (2014). Analisis Efektivitas dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Sumatera Barat.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 14(2), 158 175.
52
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Biodata Mahasiswa
NIM : 62160229
Nama Lengkap : Putu Asri
Tempat & Tanggal Lahir : Klungkung, 28 Januari 1999
Alamat Lengkap : Jl. GOR No. 03 RT/RW 001/005 Makasar
Jakarta Timur 13570
II. Pendidikan Formal
1. SDN Makasar 07 Ja