YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
  • PENGARUH PENERIMAAN PAJAK GERAI SAMSAT

    TAMINI SQUARE TERHADAP PENDAPATAN

    PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

    PADASAMSATJAKARTATIMUR

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma Tiga (D3)

    PUTU ASRI

    NIM : 62160229

    Program Studi Manajemen Pajak

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Bina Sarana Informatika

    Jakarta

    2019

  • ii

  • iv

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

    telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana Tugas Akhir ini penulis sajikan dalam

    bentuk buku yang sederhana. Adapun judul yang penulis ambil sebagai berikut,

    Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square Terhadap

    Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta Timur .

    Tujuan penelitian Tugas Akhir pada Program Diploma Tiga (D3) ini dibuat

    sebagai salah satu syarat kelulusan Program Diploma Universitas Bina Sarana

    Informatika. Sebagai bahan penelitian diambil berdasarkan hasil penelitian

    (eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penelitian

    ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka

    penelitian Tugas Akhir ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini, ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Rektor Universitas Bina Sarana Informatika Jakarta.

    2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Sarana Informatika

    Jakarta.

    3. Ketua Jurusan Manajemen Pajak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina

    Sarana Informatika Jakarta

    4. Ibu Sri Rusiyati, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir

    5. Staff/karyawan/dosen di lingkungan Universitas Bina Sarana Informatika

    6. Bapak H. Iwan Syaefuddin, SE, MM selaku Kepala Sub Bagian TU Unit Pelayanan

    PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Timur.

  • vii

    7. Bapak Abdul Gani Usman, SE selaku Kepala Satuan Pelaksana Pendataan dan

    Penagihan Unit PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Timur

    8. Mama tersayang yang selalu mendukung dan berdoa demi kebahagiaan anaknya.

    9. Untuk sahabat yang selalu membantu dalam suka maupun duka.

    Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu

    sehingga terwujudnya penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penelitian Tugas

    Akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran

    yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian dimasa yang akan datang.

    Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya

    dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

    Jakarta, 25 Juni 2019

    Penulis

    Putu Asri

  • viii

    ABSTRAK

    Putu Asri (62160229), Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini

    Square Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat

    Jakarta Timur

    Penerimaan pajak Gerai Samsat merupakan salah satu unit pembantu dalam

    peningkatan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui pengaruh penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah

    metode kuantitaif dengan data sekunder yaitu metode analisis data menggunakan

    analisis statistik uji koefisien kolerasi, koefisien determinasi dan persamaan regresi

    linier sederhana, dengan penerimaan pajak Gerai Samsat sebagai variabel bebas (X)

    dan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sebagai variabel terikat (Y). Metode

    pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan studi

    dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai korelasi 0,857 dengan nilai

    Sig 0,000 yang berarti Penerimaan pajak Gerai Samsat dan pendapatan Pajak

    Kendaraan memiliki hubungan yang kuat. Hasil uji koefisien determinasi

    menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,734 dengan Sig F Change sebesar

    0,000 < 0,05 yang berarti penerimaan pajak Gerai Samsat berpengaruh signifikan

    terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sebesar 73,4%. Hasil persamaan

    regresi linear sederhana adalah Y=10,476 + 0,685X dengan tingkat signifikan 0,000.

    Karena probabilitas (0,000) jauh dibawah 0,05 yang artinya persamaan regresi yang

    terbentuk signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor, maka model persamaan regresi dapat digunakan untuk

    memprediksi pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor.

    Kata Kunci : Penerimaan Pajak Gerai Samsat, Pendapatan Pajak Kendaraan

    Bermotor

  • ix

    ABSTRACT

    Putu Asri (62160229), The Effect of Tax Receipt of Samsat Outlet Tamini Square

    on Revenue Vehicle Tax in Samsat East Jakarta

    The tax receipt of Samsat Outlet is one of the supporting units in the Motor Vehicle

    tax revenue improvement. The study was aimed to determine the effect Tax Receipt of

    Samsat Outlet Tamini Square on Motor Vehicle Tax revenue in Samsat East Jakarta.

    The method was used a quantitative method with secondary data and data analysis

    method using statistical analysis correlation coefficient test, coefficient of

    determination and simple linier regression analysis. Tax receipts of Samsat Outlet as

    independent variable (X) and Motor Vehicle Tax revenue as dependent variable (Y).

    The data collection method was used method observation, interview and

    documentation study. The results showed that a correlation value of 0.857 with Sig

    value of 0,000 which means the tax receipt of Samsat Outlet and Motor Vehicle Tax

    revenue had a strong relationship. The results of the coefficient of determination

    showed that the value of R Square of 0.734 with Sig F Change of 0,000 < 0.05,

    which means that the tax receipt of Samsat Outlet has a significant effect on Motor

    Vehicle Tax revenue of 73.4%. The results of simple linear regression equation is

    Y=10.476 + 0.685X with a significant level of 0,000. Because the probability (0,000)

    is far below 0.05, which means that the regression equation formed is significant

    between tax receipt of Samsat Outlet on Motor Vehicle Tax revenue, then the

    regression equation model can be used to predict Motor Vehicle Tax revenue.

    Keywords: Tax Receipt Samsat Outlet, Revenue Motor Vehicle Tax

  • x

    DAFTAR ISI

    Lembar Judul Tugas Akhir ...................................................................................... i

    Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ............................................................. ii

    Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ........................................ iii

    Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ................................................. iv

    Lembar Konsultasi Tugas Akhir ............................................................................. v

    Kata Pengantar ........................................................................................................ vi

    Abstrak .................................................................................................................... viii

    Daftar Isi .................................................................................................................. x

    Daftar Gambar ......................................................................................................... xii

    Daftar Tabel ............................................................................................................ xiii

    Daftar Lampiran ...................................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

    1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 3

    1.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 3

    1.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 4

    1.5. Ruang Lingkup ............................................................................ 5

    1.6. Sistematika Penulisan ................................................................. 6

    BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

    2.1. Penerimaan Pajak Gerai Samsat .................................................. 8

    2.1.1. Pengertian Pajak ............................................................. 8

    2.1.2. Pengelompokan Pajak .................................................... 8

    2.1.3. Pengertian Penerimaan Pajak ....................................... 10

    2.1.4. Jenis Penerimaan Pajak ................................................ 10

    2.1.5. Unit Pembantu Dalam Peningkatan Pelayanan

    Pajak Kendaraan Bermotor ........................................... 11

    2.1.6. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Melalui

    Gerai Samsat .............................................................. 11

    2.1.7. Persyaratan Pendaftaran pada Gerai Samsat ............... 13

    2.2. Pajak Kendaraan Bermotor .......................................................... 14

    2.2.1. Definisi Pajak Kendaraan Bermotor .............................. 14

    2.2.2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor ................................. 15

    2.2.3. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor ................................ 15

    2.2.4. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor ................................. 16

    2.2.5. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak

    Kendaraan Bermotor ...................................................... 16

    2.2.6. Faktor Yang Menjadi Kendala Pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor ...................................................... 18

    2.2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor....................................................... 20

    2.3. Konsep Dasar Perhitungan ........................................................... 20

    2.3.1. Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 21

    2.3.2. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 23

    2.3.3. Uji Persamaan Regresi .................................................... 24

  • xi

    BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 26

    3.1. Tinjuan Umum Instansi ................................................................ 26

    3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Instansi ............................... 26

    3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Instansi ..................................... 29

    3.1.3. Kegiatan Usaha ............................................................... 34

    3.2. Data Penelitian ............................................................................. 35

    3.2.1. Data Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square

    (X).................................................................................... 35

    3.2.2. Data Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (Y) .......... 36

    3.2.3. Tabel Penolong ................................................................ 38

    3.3. Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square

    (X) Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    Jakarta Timur (Y)Y .................................................................... 40

    3.3.1. Uji Koefisien Korelasi ..................................................... 40

    3.3.2. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 42

    3.3.3. Uji Persamaan Regresi .................................................... 44

    BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 48

    4.1. Kesimpulan ................................................................................... 48

    4.2. Saran ............................................................................................. 49

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 50

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 52

    SURAT KETERANGAN PKL ................................................................................. 53

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 54

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar III.1 Struktur Organisasi Samsat Jakarta Timur ...................................... 30

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel II.1 Intreprestasi Koefisien Korelasi .................................................. 23Tabel III.1 Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) ........................... 35

    Tabel III.2 Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur (Y) .... 37

    Tabel III.3 Data Variabel X dan Y yang telah disederhanakan ............................. 38

    Tabel III.4 Tabel Penolong .................................................................................... 39

    Tabel III.5 Hasil Uji Koefisien Korelasi ................................................................ 41

    Tabel III.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 43

    Tabel III.7 Hasil Uji Persamaan Regresi (Anova) .................................................. 45

    Tabel III.8 Hasil Uji Persamaan Regresi (Coefficients).......................................... 46

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran A1. Penerimaan PKB Gerai Samsat Tamini Square 2015-2017 ........... 54

    Lampiran A2. Pendapatan PKB Samsat Jakarta Timur 2015-2017....................... 91

    Lampiran B1. Hasil Uji SPSS Versi 21 ............................................................... 127

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pada dasarnya pajak provinsi meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),

    pajak Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar

    Kendaraan Bermotor (PBBKB), pajak air permukaan dan pajak rokok. Pajak yang

    dikenakan pada Samsat Jakarta Timur adalah Pajak Kendaraan Bermotor dan pajak

    Bea Balik Nama Kendaran Bermotor.

    Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

    Retribusi Daerah menjelaskan Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak atas

    kepemilikan atau penguasaaan kendaran bermotor sedangkan untuk Bea Balik Nama

    Kendaraan Bermotor yaitu pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor

    sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi

    karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan

    usaha.

    Sistem pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama

    Kendaraan Bermotor di Kota Jakarta Timur dilaksanakan di Sistem Administrasi

    Manunggal Satu Atap (SAMSAT). Pembayaran oleh wajib Pajak Kendaraan

    Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat dilakukan pada kantor

    cabang kas daerah di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap di setiap kota

    maupun daerah Provinsi DKI Jakarta. Proses pelayanan pembayaran pajak kendaraan

    di Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur juga masih terlihat pemandangan yang

    kurang tertib yaitu terkait dengan pengurusan pajak oleh wajib pajak yang memakai

  • 2

    jasa orang lain atau pihak ketiga. Hal tersebut salah satunya dikarenakan antrian yang

    sangat panjang sehingga sangat besar peluang bagi pihak ketiga untuk berinteraksi

    dengan para wajib pajak. Agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan

    memecahkan permasalahan yang sering terjadi di organisasi publik, maka dibutuhkan

    suatu inovasi pelayanan supaya pelayanan menjadi lebih baik.

    Jangkauan pelayanan pajak kendaraan di wilayah Jakarta Timur yaitu dibantu

    dengan adanya Samsat Keliling, Samsat Drive Thru, dan Gerai Samsat. Adanya

    Gerai Samsat diharapkan akan mampu membantu memangkas antrean panjang wajib

    pajak di Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur. Selain itu tujuan diadakannya Gerai

    Samsat juga karena pemerintah menginginkan pelayanan yang lebih dekat dengan

    masyarakat. Sehingga persepsi masyarakat yang dulunya beranggapan jika

    mengurus pajak itu merepotkan maka lama kelamaan akan menjadi hal yang lebih

    menyenangkan seiring dengan pelayanan baru yang diberikan oleh pemerintah dalam

    kepengurusan pajak tersebut.

    Gerai Samsat membuka layanan di mall merupakan tempat yang strategis

    sehingga menarik masyarakat dalam mengurus pajaknya di Gerai Samsat ini. Alasan

    lain mengapa memilih tempat di beberapa mall dikarenakan tempat ini beroperasi

    hingga malam hari sehingga masyarakat yang sibuk pada saat siang hari dan tidak

    sempat untuk mengurus pajak kendaraan bermotornya dapat datang ke mall untuk

    melakukan pembayaran melalui Gerai Samsat. Prosedur dan standar waktu pelayanan

    yang cepat menjadi komitmen Gerai Samsat dalam memberikan pelayanan kepada

    masyarakat, untuk menghindari pelayanan samsat melalui pihak ketiga.

    Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih

    jauh tentang Pajak Gerai Samsat Tamini Square

  • 3

    Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta

    Timur .

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dalam Tugas Akhir

    ini adalah:

    1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai

    Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    Samsat Jakarta Timur?

    2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai

    Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    Samsat Jakarta Timur?

    3. Bagaimana pengaruh persamaan regresi antara penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta

    Timur?

    Berdasarkan perumusan masalah diatas dibuat hipotesis sebagai berikut:

    H01: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai

    Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat

    Jakarta Timur

    H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta

    Timur

    H02: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat

    Jakarta Timur

  • 4

    H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta

    Timur

    H03: Persamaan regresi yang terbentuk tidak signifikan antara penerimaan pajak

    Gerai Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    Samsat Jakarta Timur

    H3: Persamaan regresi yang terbentuk signifikan antara penerimaan pajak Gerai

    Samsat Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    Samsat Jakarta Timur

    1.3. Tujuan dan Manfaat

    Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square pada pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta

    Timur

    2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta

    Timur

    3. Untuk mengetahui persamaan regresi yang terbentuk antara penerimaan pajak

    Gerai Samsat dengan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta

    Timur.

    Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

    1. Bagi Penulis

  • 5

    Menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh, hubungan maupun

    persamaan yang terjadi pada pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor terhadap

    penerimaan pajak melalui Gerai Samsat Tamini Square.

    2. Bagi Samsat Jakarta Timur

    Penelitian ini dapat memberi masukan kepada instansi terkait dalam upaya

    meningkatkan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor melalui Gerai Samsat

    Tamini Square.

    3. Bagi Pembaca

    Penelitian ini sebagai referensi bagi pembaca khususnya mahasiswa yang akan

    melakukan penelitian sejenis dibidang perpajakan, serta untuk dikembangkan

    lebih luas lagi.

    1.4. Metode Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode antara lain:

    1. Observasi

    Penulis melakukan pengamatan langsung di Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB

    Kota Administrasi Jakarta Timur, pada bagian Tata Usaha Pajak, Pemblokiran

    Kendaraan, SKP Tahunan dan pembayaran pajak.

    2. Wawancara

    Penulis melakukan wawancara langsung kepada H. Iwan Syaefuddin, SE, MM

    selaku Kepala Sub Bagian TU Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota

    Administrasi Jakarta Timur serta dengan pihak-pihak yang berkompeten dan

    relevan berkaitan dengan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor khususnya

    Gerai Samsat pada Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta

    Timur.

  • 6

    3. Studi Dokumentasi

    Penulis mendapatkan data yang berkaitan dengan pokok pembahasan yaitu data

    penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square dan pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor Jakarta Timur dalam bentuk hardcopy, melalui buku dan

    literatur-literatur yang relevan sebagai bahan referensi pendukung untuk

    memperkuat objektifitas Tugas Akhir.

    1.5. Ruang Lingkup

    Pada dasarnya pajak provinsi meliputi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),

    pajak Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar

    Kendaraan Bermotor (PBB-KB), pajak air permukaan dan pajak rokok, karena

    banyaknya pajak maka penulis membatasi pembahasan agar lebih terarah dan fokus

    pada Pajak Kendaran Bermotor dimana dilakukan penelitian di Kantor Bersama

    Samsat Jakarta Timur dengan periode 2015-2017. Dengan data yang diperoleh yaitu

    penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor yang pembayarannya melalui Gerai Samsat

    Tamini Square dan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    1.6. Sistematika Penulisan

    Penulisan Tugas Akhir ini agar lebih terarah, maka secara garis besar

    penelitian ini terdiri dari empat bab dimana tiap-tiap bab memiliki keterkaitan

    antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini akan diuraikan secara singkat

    mengenai sistematika penulisan penelitian ini yaitu:

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini penulis memaparkan beberapa pokok permasalahan

    awal yang berhubungan erat dengan permasalahan utama. Pada bab ini

  • 7

    menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

    tujuan dan manfaat penelitian, metode pengumpulan data, ruang

    lingkup dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Pada bagian bab ini berisikan teori yang berkaitan tentang penerimaan

    pajak dan pendapatan Pajak Kendaraan bermotor, serta konsep dasar

    perhitungan berisikan tentang uji koefisien korelasi, koefisien

    determinasi dan persamaan regresi.

    BAB III PEMBAHASAN

    Pada bab ini berisikan tentang sejarah dan perkembangan perusahaan,

    stuktur dan tata kerja, kegiatan organisasi, serta analisis data dengan

    uji koefisien korelasi, koefisien determinasi dan persamaan regresi.

    BAB IV PENUTUP

    Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang merangkum pembahasan

    hasil penelitian berupa pernyataan singkat, jelas dan sistematis. Serta

    saran yang berisikan masukan yang bermanfaat.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Penerimaan Pajak Gerai Samsat

    2.1.1. Pengertian Pajak

    Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2009 tentang

    adalah kontribusi wajib kepada

    negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

    berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

    dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

    Menurut (Mardiasmo, 2016) mendefinisikan

    kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

    mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

    digunakan untuk membayar pengeluaran umum .

    Menurut S.I. Djajadiningrat dikutip oleh (Priantara, 2016) adalah:

    Pajak adalah kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara

    yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan

    kedudukan tertentu, tapi bukan sebagai hukum, menurut peraturan yang

    ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal

    balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum.

    2.1.2. Pengelompokan Pajak

    Pengelompokan pajak menurut (Mardiasmo, 2016) yaitu:

    1. Menurut golongannya

    a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak

    dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

  • 9

    Contoh: Pajak Penghasilan.

    b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

    atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.

    2. Menurut sifatnya

    a. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

    subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh:

    Pajak Penghasilan.

    b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

    memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan

    Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

    3. Menurut lembaga pemungutannya

    a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

    digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak

    Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang

    Mewah dan Bea Materai.

    b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan

    digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

    Pajak Daerah terdiri atas:

    1) Pajak Provinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan

    Bakar Kendaraan Bermotor.

    2) Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan

    Pajak Hiburan.

    Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 2, lembaga

    pemungutan pada Pajak Daerah yaitu:

    1. Pajak Provinsi

  • 10

    a. Pajak Kendaraan Bermotor

    b. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

    c. Bea Balik Nama Kendaraan bermotor

    d. Pajak Air Permukaan, dan

    e. Pajak Rokok.

    2. Pajak Kabupaten/Kota

    a. Pajak Hotel

    b. Pajak Restoran

    c. Pajak Hiburan

    d. Pajak Reklame, dan

    e. Pajak Penerangan Jalan.

    2.1.3. Pengertian Penerimaan Pajak

    Menurut Suryadi dalam (Muhammad & Sunarto, 2018) bahwa:

    Penerimaan pajak mempunyai peranan yang sangat dominan, sebagai pos

    penerimaan negara. Negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi

    kepentingan rakyatnya dengan melaksanakan pembangunan, negara

    membutuhkan dana pembangunan yang tidak sedikit yang dimana dana

    pembangunan tersebut setiap tahun semakin meningkat seiring dengan

    peningkatan jumlah kebutuhan masyarakat.

    Maka dari itu Suryadi mengemukakan bahwa penerimaan pajak merupakan

    sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun

    pembangunan.

    2.1.4. Jenis Penerimaan Pajak

    Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015

    tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terbagi atas dua yaitu:

  • 11

    1. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal dari pajak

    penghasilan, pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas

    barang mewah, pajak bumi dan bangunan, cukai dan pajak lainnya.

    2. Pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang berasal

    dari pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.

    2.1.5. Unit Pembantu Dalam Peningkatan Pelayanan Pajak Kendaraan

    Bermotor

    Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015

    pasal 22 tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

    Kendaraan Bermotor menyatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan Kantor

    Bersama Samsat dapat dilakukan dengan membentuk unit pembantu yang terdiri

    dari:

    1. Samsat pembantu

    2. Samsat gerai/ corner/ payment point / outlet

    3. Samsat drive thru

    4. Samsat keliling

    5. Samsat delivery order/ door to door

    6. E-Samsat

    7. Pengembangan Samsat lain sesuai dengan kemajuan teknologi dan harapan

    masyarakat

    2.1.6. Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Melalui Gerai Samsat

    Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak diperlukan adanya langkah

    mudah untuk membayar pajak dimana dalam hal ini seperti layanan Gerai Samsat.

  • 12

    Menurut (Anggitayudha, 2003) ujuan didirikan Gerai Samsat itu adalah

    upaya dalam memberikan prosedur mudah, cepat, lancar dan efisien serta kejelasan

    dan kepastian menyangkut mekanisme pelayanan pengurusan surat kendaraan

    bermotor sesuai dengan kebijakan pemerintah

    Menurut (Amri, 2015) menyatakan bahwa:

    Program Gerai Samsat memang merupakan suatu inovasi yang baik untuk

    meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak, dalam eksposenya bertujuan

    untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam bentuk pelayanan yang

    cepat, tepat, mudah, dan murah dalam rangka pembayaran pajak kendaraan

    yang oleh setiap pemilik kendaraan bermotor setiap tahunnya.

    Pengembangan Gerai Samsat ini dilakukan dengan semangat reformasi

    birokrasi yang mencoba mengakomodir tuntutan dari masyarakat pemilik kendaraan,

    banyaknya orang ketiga atau perantara yang menghadang menawarkan jasa

    pengurusan setiap masuk kedalam Samsat dan berbagai ancaman dipersulit serta

    kesan dari birokrasi yang berbelit-belit sudah menghantui masyarakat pemilik

    kendaraan sebelum melakukan proses di Samsat.

    Secara umum, pengguna layanan Gerai Samsat dan kantor utamanya dapat

    dimanfaatkan oleh:

    1. Masyarakat secara individual (pribadi), terutama dengan domisili KTP di

    Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat

    2. Pengelola biro jasa urus Bea Balik Nama dan pajak motor dan mobil. Jenis

    usaha ini sering dimanfaatkan oleh bank, dealer kendaraan serta leasing yang

    menyediakan pinjaman gadai BPKB mobil di Jakarta. Nasabah dengan pajak

    mati, biasanya dibantu pengurusannya oleh biro jasa rekanan sehingga untuk

    pencairan dana tidak perlu menunggu STNK dan Bea Balik Nama jadi dari

    Samsat

    https://www.nominal.co.id/pinjaman-gadai-jaminan-bpkb-mobil-di-indonesia.html

  • 13

    3. Penggantian plat nomer kendaraan yang habis masa pakainya. Layanan ini

    hanya dapat dilakukan di kantor utama Samsat bukan di gerai

    4. Lokasi cek fisik dan uji KIR bagi warga ibukota pemilik angkutan umum,

    mobil barang, taksi dan truk

    5. Tempat proses klaim asuransi kecelakaan. Setiap pembayaran pajak sepeda

    motor dan mobil di kantor maupun Gerai Samsat di kota Jakarta, biasanya juga

    ditagihkan asuransi kecelakaan tahunan. Proses awal dapat dilakukan di

    layanan publik ini.

    2.1.7. Persyaratan Pendaftaran pada Gerai Samsat

    Adapun persyaratan pendaftaran yang ditetapkan pada Gerai Samsat

    dibeberapa mall DKI Jakarta adalah sebagai berikut:

    1. Perorangan membawa identitas diri (KTP, SIM, KTA, C1). Jika berhalangan

    hadir maka harus melampirkan surat kuasa dengan materai

    2. Salinan akte, keterangan domisili, surat kuasa bermaterai cukup dan

    ditandatangani oleh pimpinan serta dibubuhi cap badan hukum yang

    bersangkutan Instansi pemerintah (termasuk BUMN dan BUMD) surat

    tugas/surat kuasa bermaterai cukup dan ditandatangai oleh pimpinan serta

    dibubuhi cap instansi yang bersangkutan

    3. STNK asli dan satu lembar fotocopy

    4. Bukti Pelunasan PKB dan SW-Jasa Raharja (SKPD telah divalidasi) tahun

    terakhir

    5. Bukti pelunasan BPKB tahun terakhir.

    Persyaratan yang dilaksanakan pelayanan Gerai Samsat telah membuat

    persyaratan pelayanan sesuai dengan kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk

  • 14

    penyelesaian proses pelayanan, persyaratan pelayanan Gerai Samsat disampaikan

    pada awal pelayanan untuk selanjutnya diproses, kemudian dari hasil penilaian

    responden menyatakan persyaratan pelayanan sudah berjalan dengan baik (mudah

    dan jelas).

    2.2. Pajak Kendaraan Bermotor

    2.2.1. Definisi Pajak Kendaraan Bermotor

    Pajak dipungut berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang menentukan

    orang-orang tertentu harus menyerahkan sebagian penguasaan adalah sumber daya

    kepada pemerintah, salah satunya Pajak Kendaraan Bermotor. Hampir di setiap

    daerah, Pajak Kendaraan Bermotor merupakan salah satu primadona dalam

    membiayai pembangunan daerah provinsi. Karena kontribusi di sektor Pajak

    Kendaraan Bermotor bagi pajak daerah cukup besar. Maka dari itu, penerimaan dari

    sektor Pajak Kendaraan Bermotor perlu adanya usaha maksimal melalui upaya

    intensifikasi maupun dari berbagai upaya yang mampu meningkatkan jumlah

    pendapatan dari sektor ini, salah satunya adalah dengan menekan seminimal

    mungkin tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor.

    Definisi Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan Undang-undang Republik

    Indoneisa Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bahwa

    "Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikian atau penguasaan

    kendaraan bermotor". Sedangkan definisi kendaraan bermotor adalah:

    Semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang

    digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik

    berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu

    sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang

    bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat- alat yang bergerak.

  • 15

    2.2.2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

    Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009,

    objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan

    kendaraan bermotor tidak termasuk kepentingan dan/atau penguasaan kendaraan

    alat-alat berat dan alat-alat besar seperti buildozer, excavator, loader, dan lain-lain,

    yang tidak digunakan sebagai alat angkat orang dan/atau barang dijalan umum .

    Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud yaitu:

    1. Kereta api

    2. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan

    dan keamanan negara

    3. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat,

    perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga

    internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah

    4. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan daerah.

    2.2.3. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

    Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009,

    subjek PKB adalah orang pribadi, badan, pemerintah, Pemerintah Daerah, TNI, dan

    POLRI yang memiliki dan/atau menguasai kendaran bermotor .

    Kepemilikan adalah hubungan hukum antara orang pribadi atau badan dengan

    kendaran bermotor yang namanya tercantum di dalam bukti kepemilikan atau

    dokumen sah termasuk Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Sedangkan

    penguasaan adalah penggunaan dan atau penguasaan fisik kendaraan bermotor oleh

  • 16

    pribadi atau badan dengan bukti penguasaan yang sah dalam ketentuan perundang-

    undangan yang berlaku. Pihak-pihak bertanggungjawab terhadap pembayaran Pajak

    Kendaraan Bermotor adalah :

    1. Orang yang bersangkutan, yaitu sebagai pemilik sesuai dengan hak

    kepemilikannya

    2. Orang atau badan yang memperoleh kuasa dari pemilik kendaraan bermotor,

    dan

    3. Ahli waris yaitu orang atau badan yang ditunjuk dengan surat wasiat atau yang

    ditetapkan sebagai ahli waris berdasarkan kesepakatan dan atas putusan

    pengadilan.

    2.2.4. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

    Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

    wajib pajak baik perorangan atau badan yang menerima penyerahan kendaraan

    bermotor yang jumlah pajaknya sebagian atau seluruhnya belum dilunasi oleh

    pemilik lama, maka pihak yang menerima penyerahan tersebut juga

    bertanggungjawab terhadap pelunasan .

    Menurut Muliari dalam (Putra & Ni Ketut, 2018) bahwa:

    Kesungguhan dan keinginan wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya

    tercermin dari pemahaman wajib pajak terhadap fungsi dan kesungguhan

    wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. Kesadaraan wajib pajak

    merupakan sebuah itikad baik seseorang untuk memenuhi kewajiban

    membayar pajak secara suka rela.

    2.2.5. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan

    Bermotor

  • 17

    Menurut (Hadi & Restyana, 2018) Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)

    ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum pada minggu pertama bulan Desember

    tahun pajak sebelumnya. Dalam hal harga pasaran umum suatu kendaraan bermotor

    tidak diketahui, NJKB dapat ditentukan berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-

    faktor berikut ini:

    1. Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan atau satuan tenaga yang

    sama

    2. Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum ataupun pribadi

    3. Harga kendaraan bermotor dengan merek yang sama

    4. Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan yang sama

    5. Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor

    6. Harga kendaraan bermotor dengan kendaraaan bermotor yang sejenis, dan

    7. Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemebritahuan Impor Barang

    (PIB).

    Tarif untuk setiap jenis pajak sebagaimana dasar hukum pemungutan pajak

    daerah yang telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

    2009 adalah sebagai berikut ini:

    1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor pribadi ditetapkan sebagai berikut ini:

    a. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah sebesar 1%

    (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen)

    b. Untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat

    ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan

    paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen)

    2. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum, ambulans, pemadam

    kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan,

  • 18

    Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, dan Kendaraan lain yang

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0,5%

    (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen)

    3. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan

    paling rendah 0,1% dan paling tinggi sebesar 0,2%

    4. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi masing-

    masing sebagai berikut:

    a. Penyerahan pertama ditetapkan sebesar 20%

    b. Penyerahan kedua dan seterusnya ditetapkan sebesar 1%.

    5. Khusus untuk Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak

    menggunakan jalan umum, tarif pajak yang ditetapkan paling tinggi masing-

    masing sebagai berikut:

    a. Untuk penyerahan pertama, tarif pajak ditetapkan sebesar 0,75%, dan

    b. Untuk Penyerahan kedua dan seterusnya, tarif pajak ditetapkan sebesar

    0,075%.

    Perhitungan PKB, besaran pokok yang terutang dihitung dengan cara

    mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan

    PKB adalah sesuai dengan rumus berikut ini:

    Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

    Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)

    2.2.6. Faktor yang Menjadi Kendala Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    Menurut Rahayu dalam (Listyowati, Yuli, & Suhendro, 2018)

    dan pemahaman wajib pajak tentang pajak sangat diperlukan untuk meningkatkan

    kepatuhan wajib pajak . Wajib pajak akan berusaha untuk melaksanakan kewajiban

  • 19

    perpajakannya supaya dapat terhindar dari sanksi perpajakan yang sesuai dengan

    undang-undang perpajakan.

    Menurut (Pontoh, Ventje, & Jessy, 2018) pengelola Pajak Daerah dan

    Retribusi Daerah sering mendapatkan kendala dalam kegiatan pemungutan Pajak

    Kendaraan Bermotor yaitu:

    1. Perilaku Wajib Pajak

    Kendaraan bermotor yang hilang dan rusak berat akibat kecelakaan sehingga

    kendaraan itu tidak bisa dipergunakan. Tunggakan atau piutang pajak yang ada

    di Provinsi DKI Jakarta karena adanya tindakan pencurian kendaraan bermotor

    dan kendaraan yang rusak parah karena mengalami kecelakaan. Oleh karena itu

    pemilik kendaraan atau wajib pajak yang mengalami keadaan seperti ini tidak

    mau membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Kemudian adanya kemudahan

    mendapatkan kendaraan bermotor baru serta menggunakan alamat pemilik

    kendaraan yang fiktif. Adapun juga kendala yang ditemui yaitu masalah

    ekonomi dan ada juga wajib pajak yang lupa dengan tanggal jatuh tempo

    pembayaran pajak.

    2. Pemahaman Tentang Pajak Kendaraan Bermotor

    Masih adanya pemilik kendaraan yang belum terlalu paham mengenai Pajak

    Kendaraan Bermotor. Pemahaman seseorang tentang pajak selain diri sendiri

    juga dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya. Padahal untuk pembayaran

    pajak sangat diperlukan pemahaman seseorang atau wajib pajak itu sendiri

    sehingga wajib pajak sadar akan kewajibannya membayar pajak.

    3. Bencana Alam

  • 20

    Faktor cuaca juga menjadi kendala yang tidak terduga bagi BP2RD dalam

    penyusunan target Pajak Kendaraan Bermotor, karena hal ini sama sekali tidak

    bisa diprediksi manusia. Bencana alam mengakibatkan banyak kendaraan

    bermotor yang hilang dan bahkan mengalami kerusakan parah yang

    berpengaruh pada pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor.

    2.2.7. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    Menurut (Yuskar & Febri, 2014) faktor yang mempengaruhi pendapatan

    Pajak Kendaran Bermotor sebagai berikut:

    1. Pengaruh Jumlah Kendaraan Bermotor

    Jumlah kendaraan bermotor akan mempengaruhi penerimaan Pajak Kendaran

    Bermotor secara langsung. Semakin banyak jumlah kendaraan bermotor,

    diharapkan akan meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor.

    2. Pengaruh Jumlah Penduduk

    Penduduk di DKI Jakarta mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

    Pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi banyaknya wajib pajak

    kendaraan bermotor. Seiring dengan perkembangan teknologi, penduduk

    membutuhkan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi untuk

    melaksanakan aktivitasnya. Semakin besar laju pertumbuhan penduduk ada

    kemungkinan menambah penerimaan jumlah penerimaan Pajak Kendaraan

    bermotor, terutama penduduk yang berkecukupan dan sejahtera.

    2.3. Konsep Dasar Perhitungan

    Dasar perhitungan merupakan salah satu panduan yang digunakan oleh

    penulis untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan untuk menjadi sebuah

  • 21

    penelitian pada Tugas Akhir ini. Berdasarkan judul Tugas Akhir yang telah

    Pajak Gerai Samsat Tamini Square

    Terhadap Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    variabel yang digunakan adalah:

    1. Variabel Bebas/Independent

    Menurut (Sugiyono, 2016) variabel independent atau variabel bebas adalah

    2. Variabel Terikat / Dependent

    Menurut (Sugiyono, 2016) variabel dependen atau variabel terikat adalah

    variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

    bebas .

    2.3.1. Uji Koefisien Korelasi

    Menurut (Siregar, 2017) merupakan angka yang menunjukkan

    tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih . Koefisien korelasi

    yang tinggi menundakan besarnya hubungan antara kedua variabel. Besarnya

    koefisien korelasi berkisar -1 sampai +1.

    Nilai koefisien korelasi bernilai positif memiliki arti bahwa apabila variabel

    yang satu naik maka variabel yang lainnya ikut naik dan sebaliknya apabila variabel

    yang satu turun maka variabel yang lainnya akan turun. Jika nilai koefisien korelasi

    bernilai negatif akan memiliki arti bahwa apabila variabel yang satu naik maka

    variabel yang lain akan turun dan sebaliknya apabila variabel yang satu turun maka

    variabel yang lainnya akan naik.

  • 22

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji koefisien korelasi Pearson

    Product Moment. Menurut (Siregar, 2017) untuk menghitung koefisien korelasi

    Pearson Product Moment dapat digunakan beberapa rumus yaitu rumus yang

    langsung menghitung dari skor asli dan menggunakan rumus deviasi . Berikut ini

    rumus untuk menghitung koefisien korelasi Pearson Product Moment.

    Keterangan:

    r = Koefisien Korelasi

    n = Banyaknya pasangan data X dan Y

    = Total jumlah dari variabel X

    = Total jumlah dari variabel Y

    ² = Kuadrat dari total jumlah variabel X

    ² = Kuadrat dari total jumlah variabel Y

    = Hasil perkalian dari total jumlah variabel X dan variabel Y

    Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

    1. Apabila nilai R > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara

    variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

    2. Apabila nilai R < 0,05 artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel

    independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

    Pada Tabel II.1 merupakan besarnya intreprestasi koefisien korelasi untuk

    mengetahui seberapa kuat antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square

    terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor tersebut.

    }

    r =

  • 23

    Tabel II.1

    Intreprestasi Koefisien Korelasi

    Interval Korelasi Tingkat Hubungan

    0,01 0,199 Sangat Rendah

    0,20 0,399 Rendah

    0.60 0,799 Sedang

    0,80 1,000 Sangat Kuat

    Sumber: (Siregar, 2017)

    2.3.2. Uji Koefisien Determinasi

    Menurut (Ghozali, 2016) tentang koefisien determ alat untuk

    mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

    dependen . Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dengan satu. Nilai R² yang

    kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

    dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

    independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

    memprediksi variasi variabel dependen.

    Besarnya nilai R² berkisar antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Jika nilai R²

    semakin mendekati satu model yang diusulkan dikatakan baik karena tinggi variasi

    variabel dependen (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (X).

    Kelemahan dari koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel

    independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap ada penambahan variabel

    independen maka R² pasti akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel

    tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,

  • 24

    digunakanlah model adjusted R². Model adjusted R² dapat naik atau turun apabila

    ada suatu variabel independen yang ditambahkan kedalam model.

    KD = R² x 100%

    Keterangan:

    KD = Koefisien Determinasi

    R = Koefisien Korelasi

    Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

    1. Apabila nilai R > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel

    independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

    2. Apabila nilai R < 0,05 artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel

    independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

    2.3.3. Uji Persamaan Regresi

    Analisis regresi digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas X

    (independen) terhadap variabel terikat Y (dependen). Variabel terikat (dependen)

    adalah variabel yang nilainya ditentukan atau dikendalikan berdasarkan nilai yang

    dapat dihubungkan dengan variabel bebas, sedangkan variabel bebas (independen)

    merupakan variabel yang nilainya dapat ditentukan, tetapi tidak dapat dikendalikan.

    Menurut (Siregar, 2017) menyatakan bahwa analisis regresi sederhana

    digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel independen (X)

    dan variabel dependen (Y), dari persamaan tersebut dapat diketahui besarnya

    kontribusi variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang juga

    ditunjukkan oleh hubungan fungsional antara dua variabel tersebut

    Rumus persamaan regresi tersebut yaitu:

    Y= + X

  • 25

    Keterangan:

    Y = Variabel Terikat (Dependent)

    = Constanta

    = Koefisien regresi yang menunjukkan besarnya X terhadap Y, sedangkan

    konstanta a dan b ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi sebagai

    berikut:

    -

    ² - ²

    n

    Keterangan:

    Y = Variabel terikat (dependen)

    X = Variabel bebas (Independen)

    = Konstanta yang merupakan nilai Y jika X bernilai nol (0)

    = Koefisien arah regresi, berupa penambahan atau pengurangan bagi Y

    n = Jumlah data yang digunakan

    Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

    1. Apabila nilai R > 0,05 artinya persamaan regresi yang terbentuk tidak

    signifikan antara variabel indenpenden (X) terhadap variabel dependen (Y).

    2. Apabila nilai R < 0,05 artinya persamaan regresi yang terbentuk signifikan

    antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

    =

    =

  • 26

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1. Tinjauan Umum Instansi

    3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Instansi

    Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan suatu

    sistem kerjasama terpadu antara Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), Dinas

    Pendapatan Provinsi dan PT Jasa Raharja (PERSERO). Latar belakang terbentuknya

    Samsat di seluruh Indonesia diawali dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

    bersama tiga menteri, yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI,

    Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri NO.POL KEP/13/XII/76 Nomor:

    KEP-1693/MK/IV/12/1976; 311 Tahun 1976 tentang Peningkatan Kerjasama antara

    Pemerintah Daerah Tingkat 1, Komando Daerah Kepolisian dan Aparat Departemen

    Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta

    peningkatan pendapatan daerah khususnya mengenai pajak-pajak kendaraan

    bermotor.

    Dengan meningkatknya intensitas pelayanan di Kantor Bersama Samsat

    Metro Jaya dan adanya pengembangan Organisasi Dipenda DKI Jakarta berdasarkan

    Perda No. 5 Tahun 1983 yang menyatakan terhadap pelayanan pembayaran PKB dan

    BBN-KB dipecah menjadi 5 (lima) menurut wilayah kotamadya, maka pada tahun

    1984/1985 direncanakan pembangunan Kantor Bersama Samsat yang beralamat di

    jalan D.I Panjaitan Kav. 55 Jakarta Timur, yang semula direncanakan untuk

    pembangunan gedung Kantor Walikota Jakarta Timur.

  • 27

    Tujuan dibentuk Samsat adalah untuk memberikan kemudahan pelayanan

    kepada masyarakat untuk pengurusan registrasi kendaraan bermotor, pembayaran

    pajak, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Samsat mengacu pada Surat Keputusan

    Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Direktur Jendral Pemerintahan

    Umum dan Otonomi Daerah serta Direktur Utama PT Jasa Raharja (PERSERO)

    dengan Nomor SKEP/06/X/1999, Nomor 973-1228, Nomor SKEP/02/X/1999

    tentang Pedoman Tata Laksana Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap

    (SAMSAT) dalam Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda

    Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Coba

    Nomor Kendaraan Bermotor dan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik

    Nama Kendaraan Bermotor serta Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

    Jalan. Samsat merupakan sistem pelayanan publik yang dikelola oleh tiga instansi

    berbeda.

    Oleh karena itu untuk memudahkan koordinasi dalam penyelenggaraan

    pelayanan dibentuk Tim Pembina Samsat Pusat dan Provinsi. Tim Pembina pusat

    berkedudukan di Jakarta. Sedangkan Tim Pembina Samsat Provinsi berkedudukan di

    Ibukota Provinsi. Aparat pelaksanaan Samsat terdiri atas Direktorat Lalu Lintas

    Kepolisian Daerah, Dinas Pendapatan Provinsi dan PT Jasa Raharja (PERSERO)

    cabang. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, masing-masing ketiga instansi

    yang ada di Samsat memiliki tugas dan kewenangannya sendiri.

    Berawal dari adanya pungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sejak tahun

    1934, dimana sistem pemungutannya telah beberapa kali mengalami perubahan

    sampai pada akhirnya tahun 1971 mulai dirintis untuk diberlakukan sistem

  • 28

    pemungutan yang disebut Sistem Adminisitrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap

    (SAMSAT).

    Pada tahun 1974 mulai dirintis kerjasama antara Pemda DKI Jakarta,

    Kepolisisan dan PT Asuransi Jasa Raharja, dalam rangka pengelolaan kendaraan

    bermotor secara terpadu dibidang pembayaran PKB, BBN-KB, STNK, dan

    SWDKLLJ. Sebagai upaya merealisasikan kerjasama tersebut Pemda DKI Jakarta

    bersama-sama Kepolisian Metro Jaya melakukan peninjauan Studi Banding ke

    Australia dan New Zealand. Dari hasil kunjungan tersebut diketahui bahwa urusan

    KIR Kendaraan, Penerbitan STNK, SIK, Daftar Ulang Kendaraan, Pembayaran

    Pajak dan Asuransi ditangani oleh Departement Of Motor Transport yang dilakukan

    secara terpadu (Integrated System).

    Beranjak dari inspirasi terpadu tersebut, Pemda DKI Jakarta mempunyai

    gagasan untuk melaksanakan pengelolaan kendaraan bermotor secara kerjasama dan

    terpadu dengan System One Roofs Operation, yang terakhir diberi nama Sistem

    Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap disingkat SAMSAT. Dalam

    pelaksanaannya harus dengan komputer (sebagai syarat yang harus dipenuhi dalam

    pelaksanaan) dan dimulai tahun 1974 untuk DKI Jakarta. Visi, misi, motto dan janji

    layanan Unit Pelayanan PKB & BBN-KB Samsat Jakata Timur sebagai berikut:

    Visi Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:

    Terwujudnya Pelayanan Prima Demi Kepuasan Masyarakat.

    Misi Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:

    1. Menyediakan Pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dalam pengurusan

    STNK dan SKPD secara cepat, tepat dan benar serta berpedoman pada

    ketentuan yang berlaku.

  • 29

    2. Menyelenggarakan tertib administrasi dokumen secara baik dan benar dalam

    rangka menjamin kepemilikan dan identitas data kendaraan bermotor

    3. Menyajikan data sebagia bahan informasi tentang identitas kendaraan bermotor

    yang diperlukan untuk mengambil keputusan

    4. Melakukan upaya peningkatan untuk layanan melalui perbaikan sarana dan

    prasarana sistem komputerisasi serta pengembangan Sumber Daya Manusia

    (SDM).

    Motto Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:

    Kami memang belum sempurna

    Janji Layanan Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur yaitu:

    3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi

    Struktur organisasi Samsat Jakarta Timur ditetapkan berdasarkan Peraturan

    Daerah DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1995, dimana unit pelayanan PKB dan BBN-

    KB dibagi dalam 5 (lima) wilayah pelayanan dan masing-masing dipimpin oleh

    seorang Kepala Unit yang didalamnya melaksanakan tugasnya bertanggung jawab

    kepada Kepala Dinas.

    Samsat Jakarta Timur terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Penetapan

    Kendaraan Baru, Seksi Penetapan Kendaraan Pendaftaran Ulang dan Tukar Nama

    Serta seksi Penagihan, dimana masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala

    Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB Samsat Jakarta Timur.

    Berdasarkan peraturan gubernur provinsi DKI Jakarta Nomor 312 Tahun

    2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang pembentukan, organisasi dan tata kerja

  • 30

    unit pelayanan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor.

    Bagan sususnan organisasi Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota Administrasi

    Jakarta Timur dapat dilihat pada Gambar III.1 sebagai berikut:

    Sumber: Samsat Jakarta Timur

    Gambar III.1

    Struktur Organisasi Samsat Jakarta Timur

    Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana diatur dalam

    Peraturan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 312 Tahun 2014 Unit Pelayanan

    PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Timur terdiri dari:

    1. Kepala Unit

    Kepala Unit mempunyai tugas:

    a. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

    b. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas sub bagian, Satuan Pelaksana dan

    sub kelompok Jabatan Fungsional

  • 31

    c. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat

    Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan/atau instansi

    terkait dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelayanan PKB

    dan BBN-KB

    d. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

    Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB.

    2. Sub Bagian Tata Usaha

    Sub bagian tata usaha mempunyai tugas :

    a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencanaan kerja dan anggaran Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya

    b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya

    c. Menggordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan

    aggaran Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB

    d. Melaksanakan monitoring, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan

    dokumen pelaksanaan anggaran Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB

    e. Menyusun pedoman, standar dan prosedur teknis Unit Pelayanan PKB dan

    BBN-KB

    f. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB

    g. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB

    h. Melaksanakan pengelolaan kearsipan Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB

    i. Melaksanakan penyedian, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan

    perawatan prasarana dan sarana kerja Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB

  • 32

    j. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor

    k. Mengoordinasikan penyusun laporan keuangan kinerja kegiatan dan

    akuntanbilitas Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB

    l. Melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Unit Pelayanan

    PKB dan BBN-KB

    m. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Sub Bagian

    Tata Usaha

    3. Satuan Pelaksanaan Penetapan PKB dan BBN-KB

    Satuan Pelaksanaan Penetapan PKB dan BBN-KB mempunyai tugas:

    a. Menyusun bahan rencana kerja strategis dan rencana kerja dan anggaran

    Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya

    b. Melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB

    c. Melaksanakan pelayanan informasi dan pendaftaran objek dan subjek PKB

    dan BBN-KB Baru dan Perpanjangan

    d. Menetapkan PKB dan BBN-KB Baru dan Perpanjangan

    e. Melakukan pemutakhiran dan pengelolaan, perekaman dan dokumentasi

    basis data PKB dan BBN-KB Baru dan Perpanjangan

    f. Menerbitkan dan mengadministrasikan SKPD dan dokumen lain yang

    dipersamakan

    g. Menyusunan bahan pedoman, standar dan prosedur teknis Unit Pelayanan

    PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya

    h. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

    Satuan Pelaksana Penetapan PKB dan BBN-KB

    4. Satuan Pelaksana Pendataan dan Penagihan

  • 33

    Satuan Pelaksana Pendataan Dan Penagihan mempunyai tugas:

    a. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya

    b. Melaksanakan rencana strategis dandokumen pelaksanaan anggaran Unit

    Pelayanan PKB dan BBN-KB

    c. Melaksanakan pendataan dan penelitian basis data PKB dan BBN-KB

    hasil pendataan dan penelitian lapangan

    d. Melakukan pengelolaan dan pemutakhiran basis data PKB dan BBN-KB

    hasil pendataan dan penelitian lapangan

    e. Menghimpun dan menyajikan data objek dan subjek PKB dan BBN-KB

    termasuk data kendaraan yang akan berakhir masa pajaknya dan

    pengenaan tarif pajak progresif

    f. Menghimpun, menyusun dan mengusulkan harga pasaran umum/nilai jual

    kendaraan bermotor

    g. Melaksanakan pelayanan pemblokiran, penundaan dan pencabutan

    penundaan pembayaran objek pajak kendaraan bermotor

    h. Menyusun daftar dan menghimbau wajib pajak PKB yang belum

    perpanjangan atau daftar ulang dan BBN-KB yang belum tukar nama

    i. Menyusun dan mengadministrasikan daftar piutang yang dilakukan

    penangihan dengan surat paksa

    j. Menerima, memproses dan mengadministrasikan pengajuan permohonan

    angsuran, penundaan pembayaran, pemberian kompensasi, restitusi

    dan/atau pemindahbukuan

    k. Menerima, memproses dan mengadministrasikan permohonan pembetulan,

    keringanan, pembatalan, pengurangan ketetapan PKB dan BBN-KB

  • 34

    l. Menerima, memproses dan mengadministrasikan permohonan

    pengurangan dan penghapusan sanksi administrasi PKB dan BBN-KB

    m. Meneliti dan mengadministrasikan permohonan keberatan PKB dan BBN-

    KB

    n. Memproses dan menerbitkan surat keterangan telah melunasi PKB dan

    BBN-KB (Fiskal) antar daerah

    o. Memproses dan menerbitkan STPD terhadap wajib pajak yang belum

    melunasi PKB dan BBN-KB dan/atau yang tidak mendaftar pada tahun

    berkenaan

    p. Menyiapkan bahan pedoman, standar dan prosedur teknis Unit Pelayann

    PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya

    q. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

    Satuan Pelaksana Pendataan dan Penagihan

    5. Subkelompok Fungsional

    a. Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB dapat mempunyai Subkelompok

    Jabatan Fungsional

    b. Pejabat Fungsional melaksanakan tugas dalam Susunan Organisasi

    Struktural Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB

    3.1.3. Kegiatan Organisasi

    Kegiatan Organisasi yang dilakukan oleh Kantor Bersama Samsat Jakarta

    Timur ialah dengan memberi pelayanan pajak daerah kepada masyarakat salah

    satunya Pajak Kendaraan Bermotor yang terdaftar pada Samsat Jakarta Timur. Hasil

    penerimaan PKB paling sedikit 10% (sepuluh persen), termasuk yang dibagikan

  • 35

    kepada kabupaten dan/atau kota, dialokasikan untuk pembangunan dan/atau

    pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum.

    3.2. Data Penelitian

    3.2.1. Data Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square

    Berdasarkan data yang diterima penulis dari Samsat Jakarta Timur, jumlah

    penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square pada tahun 2015-2017 adalah sebagai

    berikut:

    Tabel III.1

    Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square (X)

    Tahun Bulan

    Variabel X

    Penerimaan Pajak Gerai

    Samsat (Dalam Rupiah)

    2015

    Januari 1.795.909.600

    Februari 1.571.074.300

    Maret 1.654.933.300

    April 1.714.238.000

    Mei 1.534.655.200

    Juni 2.395.305.000

    Juli 2.764.923.500

    Agustus 2.230.429.000

    September 2.575.437.000

    Oktober 3.261.436.100

    November 3.054.697.800

    Desember 3.656.044.100

    TOTAL 28.209.082.900

    2016

    Januari 3.598.466.600

    Februari 2.900.047.500

    Maret 3.246.136.900

    April 3.225.006.800

    Mei 3.309.994.000

    Juni 3.429.023.300

    Juli 2.823.877.200

    Agustus 3.308.481.800

    September 3.051.089.100

    Oktober 3.767.284.600

    November 3.187.358.800

  • 36

    Desember 3.261.660.500

    TOTAL 39.108.427.100

    2017

    Januari 3.523.042.300

    Februari 3.249.805.000

    Maret 3.600.550.000

    April 3.344.925.100

    Mei 3.896.154.400

    Juni 2.906.938.600

    Juli 3.484.071.500

    Agustus 4.105.967.000

    September 3.293.893.300

    Oktober 3.713.749.300

    November 3.625.413.600

    Desember 3.868.141.400

    TOTAL 42.612.651.500

    Sumber: Samsat Jakarta Timur

    Pada Tabel III.1 menunjukkan data penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini

    Square pada tahun 2015-2017 mengalami peningkatan. Tahun 2015 penerimaan

    sebesar Rp 28.209.082.900, tahun 2016 sebesar Rp 39.108.427.100 dan tahun 2017

    sebesar Rp 42.612.651.500. Prosentase penerimaan pajak melalui Gerai Samsat

    Tamini Square memiliki pemasukan sebesar 2,76% selama 3 tahun periode 2015-

    2017 dengan jumlah pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor yang berada di seluruh

    Jakarta Timur.

    3.2.2. Data Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    Berdasarkan data yang diterima penulis dari Samsat Jakarta Timur, jumlah

    pendapatan Pajak kendaraan Bermotor pada tahun 2015-2017 pada Tabel III.2

    sebagai berikut:

  • 37

    Tabel III.2

    Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur (Y)

    Tahun BulanVariabel Y

    Penerimaan PKB (Dalam Rupiah)

    2015

    Januari 75.691.733.475

    Februari 66.584.694.258

    Maret 78.629.284.683

    April 75.451.048.050

    Mei 72.581.196.687

    Juni 102.478.303.850

    Juli 95.893.052.303

    Agustus 100.983.410.756

    September 92.893.563.425

    Oktober 99.168.555.526

    November 95.179.885.936

    Desember 109.942.383.808

    TOTAL 1.065.477.112.757

    2016

    Januari 98.682.893.075

    Februari 91.384.482.533

    Maret 105.419.869.107

    April 104.298.487.755

    Mei 103.103.700.235

    Juni 124.423.206.765

    Juli 84.993.963.974

    Agustus 117.296.473.400

    September 108.276.230.800

    Oktober 120.167.146.620

    November 126.778.346.920

    Desember 126.865.137.650

    TOTAL 1.311.689.938.834

    2017

    Januari 134.096.948.590

    Februari 115.228.406.381

    Maret 141.384.652.225

    April 124.583.833.300

    Mei 147.234.989.102

    Juni 126.119.468.926

    Juli 138.857.875.450

    Agustus 172.641.414.438

    September 117.775.720.700

    Oktober 124.056.491.574

    November 120.387.090.340

    Desember 137.303.823.912

    TOTAL 1.599.670.714.938

    Sumber: Samsat Jakarta Timur

  • 38

    Pada Tabel III.2 menunjukkan data variabel Y atau pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur pada tahun 2015-2017 mengalami

    peningkatan. Tahun 2015 penerimaan sebesar Rp 1.065.477.112.757 ditahun 2016

    sebesar Rp 1.311.689.938.834 dan ditahun 2017 sebesar Rp 1.599.670.714.938.

    Untuk memudahkan dalam melakukan pengujian dan analisis data maka

    penulis menyederhanakan data penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X)

    maupun pendapatan Pajak Kendaran Bermotor (Y) dengan menggunakan cara

    Logaritma Natural (LN) pada Microsoft Excel, sebagai berikut:

    Tabel III.3

    Data Variabel X dan Y yang Telah Disederhanakan

    X Y

    2015 2016 2017 2015 2016 2017

    21,31 22,00 21,98 25,05 25,32 25,62

    21,18 21,79 21,90 24,92 25,24 25,47

    21,23 21,90 22,00 25,09 25,38 25,67

    21,26 21,89 21,93 25,05 25,37 25,55

    21,15 21,92 22,08 25,01 25,36 25,72

    21,60 21,96 21,79 25,35 25,55 25,56

    21,74 21,76 21,97 25,29 25,17 25,66

    21,53 21,92 22,14 25,34 25,49 25,87

    21,67 21,84 21,92 25,25 25,41 25,49

    21,91 22,05 22,04 25,32 25,51 25,54

    21,84 21,88 22,01 25,28 25,57 25,51

    22,02 21,91 22,08 25,42 25,57 25,65

    Sumber: Data diolah dengan Microsoft Excel

    3.2.3. Tabel Penolong

    Berikut adalah ringkasan tabel penolong pada Tabel III.4 untuk memudahkan

    penulis dalam melakukan analisis data baik secara manual maupun menggunakan

    programn aplikasi IBM SPSS versi 21.

  • 39

    Tabel III.4

    Tabel Penolong

    TahunLN LN

    XY X² Y²X Y

    2015

    21,31 25,05 533,82 454,12 627,50

    21,18 24,92 527,81 448,59 621,01

    21,23 25,09 532,66 450,71 629,51

    21,26 25,05 532,56 451,99 627,50

    21,15 25,01 528,96 447,32 625,50

    21,60 25,35 547,56 466,56 642,62

    21,74 25,29 549,80 472,63 639,58

    21,53 25,34 545,57 463,54 642,12

    21,67 25,25 547,17 469,59 637,56

    21,91 25,32 554,76 480,05 641,10

    21,84 25,28 552,12 476,99 639,08

    22,02 25,42 559,75 484,88 646,18

    2016

    22,00 25,32 557,04 484,00 641,10

    21,79 25,24 549,98 474,80 637,06

    21,90 25,38 555,82 479,61 644,14

    21,89 25,37 555,35 479,17 643,64

    21,92 25,36 555,89 480,49 643,13

    21,96 25,55 561,08 482,24 652,80

    21,76 25,17 547,70 473,50 633,53

    21,92 25,49 558,74 480,49 649,74

    21,84 25,41 554,95 476,99 645,67

    22,05 25,51 562,50 486,20 650,76

    21,88 25,57 559,47 478,73 653,82

    21,91 25,57 560,24 480,05 653,82

    2017

    21,98 25,62 563,13 483,12 656,38

    21,90 25,47 557,79 479,61 648,72

    22,00 25,67 564,74 484,00 658,95

    21,93 25,55 560,31 480,92 652,80

    22,08 25,72 567,90 487,53 661,52

    21,79 25,56 556,95 474,80 653,31

    21,97 25,66 563,75 482,68 658,44

    22,14 25,87 572,76 490,18 669,26

    21,92 25,49 558,74 480,49 649,74

    22,04 25,54 562,90 485,76 652,29

    22,01 25,51 561,48 484,44 650,76

    22,08 25,65 566,35 487,53 657,92

    TOTAL 785,10 914,62 19948,0973 17124,2926 23238,5774

    Sumber: Data diolah dengan Microsoft Excel

  • 40

    r =

    r =

    3.3. Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) Terhadap

    Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Jakarta Timur (Y)

    Dalam penelitian ini analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

    variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan uji koefisien korelasi yaitu

    product moment pearson, uji koefisien determinasi, dan persamaan regresi yaitu uji

    regresi linier sederhana. Untuk memudahkan penulis mengolah data penelitian serta

    menganalisis data tersebut, penulis menggunakan program aplikasi IBM SPSS

    Statistic Version 21.

    3.3.1. Uji Koefisien Korelasi

    Berdasarkan data yang telah diolah dalam uji koefisien korelasi ini, penulis

    menentukan hipotesis sebagai berikut:

    H01: Tidak terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap

    pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    H1: Terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    Berdasarkan pengolahaan data secara manual dan menggunakan SPSS versi

    21, maka hasil uji koefisien korelasi dapat dilihat sebagai berikut:

    }

    36 (19.948,0973) (785,10) (914,62)

    }

    (718.131,5028) (718.068,162)

    63,3408

    r =

    r =

  • 41

    r =

    r =

    63,3408

    {9,6189}{7,6838}

    63,3408

    73,9097

    r = 0,857

    Hasil menggunakan IBM SPSS Versi 21 sebagai berikut:

    Tabel III.5

    Hasil Uji Koefisien Korelasi

    Correlations

    Penerimaan

    Gerai Samsat

    Pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor

    Penerimaan Gerai

    Samsat

    Pearson

    Correlation

    1 ,857**

    Sig. (2-tailed) ,000

    N 36 36

    Pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor

    Pearson

    Correlation

    ,857**

    1

    Sig. (2-tailed) ,000

    N 36 36

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

    Sumber: Hasil pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)

    Hasil SPSS menunjukan besar dasar pengambilan keputusan yang terdapat

    pada Sig (2-tailed), sebagai berikut:

    1. Nilai signifikan 0,000 < 0.05 maka H01 ditolak, H1 diterima artinya terdapat

    hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    2. Nilai signifikan 0,000 > 0,05 maka H01 diterima, H1 ditolak artinya tidak

    terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    Pada Tabel III.5 koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar 0,857 Hal ini

    menunjukkan hubungan yang tinggi atau sangat kuat, berdasarkan nilai SPSS sesuai

  • 42

    dengan tabel intreprestasi korelasi. Arah hubungan antara kedua variabel yang berarti

    tingkat korelasi searah dan menunjukkan semakin besar penerimaan pajak Gerai

    Samsat Tamini Square maka semakin cenderung meningkat pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor. Demikian pula sebaliknya semakin kecil penerimaan pajak

    Gerai Samsat Tamini Square maka pendapatan Pajak Kendaraan bermotor semakin

    kecil pula. Tingkat signifikan koefisien dari output Sig (2-tailed) diukur dari

    probabilitas menghasilkan angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,05

    (0,000 < 0,05), maka H01 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat hubungan

    signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) dengan

    pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor pada Samsat Jakarta Timur (Y).

    3.3.2. Uji Koefisien Determinasi

    Uji determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat penerimaan pajak

    Gerai Samsat Tamini Square (X) mempengaruhi pendapatan Pajak Kendaraan

    Bermotor (Y). Penulis menentukan hipotesis sebagai berikut:

    H02: Tidak terdapat pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap

    pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    H2 : Terdapat pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    Berdasarkan pengolahan data manual dan menggunakan IBM SPSS versi 21,

    maka hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut:

    KD = R² X 100%

    KD = (0,857)² X 100%

    KD = 73,4 %

    Hasil menggunakan IBM SPSS Statistic Versi 21 pada Tabel III.6 sebagai berikut:

  • 43

    Tabel III.6

    Hasil Uji Koefisien Determinasi

    Model Summary

    Mo

    del

    R R

    Square

    Adjusted

    R Square

    Std.

    Error of

    the

    Estimate

    Change Statistics

    R Square

    Change

    F Change df1 df2 Sig. F

    Change

    1 ,857a

    ,734 ,727 ,11318 ,734 94,029 1 34 ,000

    a. Predictors: (Constant), Penerimaan Pajak Gerai Samsat

    Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)

    Hasil SPSS menunjukkan besar dasar pengambilan keputusan yang terdapat

    pada Sig F Change, sebagai berikut:

    1. Nilai signifikan 0,000< 0.05 maka H02 ditolak, H2 diterima artinya terdapat

    pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    2. Nilai signifikan 0,000 > 0,05 maka H02 diterima, H2 ditolak artinya tidak

    terdapat pengaruh antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    Pada tabel III.6 diatas diketahui bahwa R Square yang diperoleh sebesar

    0,734 yang dalam hal ini berarti penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square

    terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sebesar 73,4%. Sedangkan sisanya

    26,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Tingkat

    pengaruh signifikan dari output Sig. F Change diukur dari probabilitas menghasilkan

    angka 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka H02

    ditolak dan H2 diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

    penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) terhadap pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur (Y).

  • 44

    3.3.3. Uji Persamaan Regresi

    Pada penelitian ini akan dijelaskan hasil persamaan regresi linier sederhana

    yang tujuannya adalah untuk melihat bagaimana pengaruh penerimaan pajak Gerai

    Samsat Tamini Square (X) terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat

    Jakarta Timur (Y), berikut dapat dilihat hasil dari analisis regresi linier sederhana:

    Y= + X

    Dalam uji persamaan regresi, penulis menentukan hipotesis sebagai berikut:

    H03: Tidak terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square

    terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    H3: Terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square

    terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    Dalam Uji Persamaan Regresi, penulis menentukan Hipotesis sebagai berikut:

    Berdasarkan pengolahan data secara manual dan menggunakan SPSS versi 21, maka

    hasil uji persamaan regresi dapat dilihat sebagai berikut:

    1. Mencari nilai

    -

    X² - ²

    36(19.948,0973) (785,10)(914.62)

    36(17.124,2926) (785,10)²

    718.131,5028 718.068,1620

    616.474,5336 616.382,01

    63,3408

    92,5236

    0,6846/0,685

    -

    ² - ²

    n=

    =

    =

    =

    =

    =

    =

  • 45

    2. Mencari nilai

    n

    (914,62) (0,6846) (785,10)

    36

    (914,62) (537,4795)

    36

    377,1405

    36

    10,476

    Dari perhitungan diatas, persamaan regresi linier sederhana yang terbentuk

    adalah Y= 10,476 + 0,685X, hasil tersebut sama dengan perhitungan IBM SPSS

    versi 21 yang akan dijelaskan pada pembahasan pada Tabel III.7 sebagai berikut:

    Tabel III.7

    Hasil Uji Persamaan Regresi (Anova)

    ANOVAa

    Model Sum of

    Squares

    Df Mean

    Square

    F Sig.

    1

    Regression 1,205 1 1,205 94,029 ,000b

    Residual ,436 34 ,013

    Total 1,640 35

    a. Dependent Variable: Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    b. Predictors: (Constant), Penerimaan Pajak Gerai Samsat

    Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)

    Hasil SPSS menunjukkan besar dasar pengambilan keputusan yang terdapat

    pada Sig, sebagai berikut:

    1. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H03 ditolak dan H3 diterima artinya

    terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

  • 46

    2. Nilai signifikansi 0,000> 0,05 maka H03 diterima dan H3 ditolak artinya tidak

    terdapat hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat terhadap pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur

    Berdasarkan output IBM SPSS Statistic 24 pada Tabel III.7 dapat diketahui

    bahwa dari output tersebut terlihat bahwa F hitung sebesar 94,029 dengan tingkat

    nilai signifikan senilai 0,000 < 0,05 yang berarti persamaan regresi yang terbentuk

    signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square terhadap

    pendapatan Pajak Kendaran Bermotor Samsat Jakarta Timur, maka H03 ditolak

    dan H3 diterima yang berarti terdapat persamaan regresi yang signifikan dan model

    persamaan regresi dapat digunakan untuk memprediksi pendapatan Pajak Kendaraan

    Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    Untuk mengetahui bagaimana besarnya persamaan regresi yang terbentuk

    dapat dilihat pada Tabel III.8 dibawah ini:

    Tabel III.8

    Hasil Uji Persamaan Regresi

    Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 21 (2019)

    Pada Tabel III.8 dapat diketahui pada tabel Coefficients, kolom B nilai

    sebesar 10,476 dan penerimaan pajak Gerai Samsat (b) adalah 0,685,

    maka dapat diperoleh bentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:

    Coefficientsa

    Model Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    T Sig.

    B Std.

    Error

    Beta

    1

    (Constant) 10,476 1,540 6,804 ,000

    Penerimaan

    Pajak Gerai

    Samsat

    ,685 ,071 ,857 9,697 ,000

    a. Dependent Variable: Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

  • 47

    Y = 10,476 + 0,685X.

    Berdasarkan persamaan regresi yang terbentuk Y = 10,476 + 0,685X

    menunjukan sebagai berikut:

    1. Nilai konstanta = 10,476 dapat diartikan bahwa jika tidak ada penerimaan

    pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) maka nilai pendapatan Pajak Kendaraan

    Bermotor sebesar 10,476.

    2. Nilai koefisien sebesar 0,685 dapat diartikan jika setiap peningkatan

    penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square (X) sebesar satu (1), maka

    tingkat pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (Y) akan meningkat 0,685.

  • 48

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1. Kesimpulan

    Dengan hasil penelitian yang disampaikan pada bab sebelumnya mengenai

    Pengaruh Penerimaan Pajak Gerai Samsat Tamini Square Terhadap Pendapatan

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur dengan penerimaan pajak Gerai

    Samsat (X) dan Pajak Kendaraan Bermotor (Y), penulis dapat menarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Uji koefisien korelasi menunjukkan bahwa nilai Pearson Correlation adalah

    0,857 dengan demikian hubungan antara penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square dengan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor sangat kuat atau

    nyata. Nilai probabilitas 0,000 < 0,05 bahwa penerimaan pajak Gerai Samsat

    Tamini Square memiliki hubungan positif terhadap pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    2. Uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R Square yang diperoleh

    sebesar 0,734 yang dalam hal ini berarti penerimaan pajak Gerai Samsat

    berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

    sebesar 73,4%. Sedangkan sisanya 26,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain

    yang tidak diteliti. Probabilitas menunjukkan 0,000 jauh dibawah 0,05 (0,000

    < 0,05) penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square mempunyai pengaruh

    terhadap pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    3. Hasil Persamaan Regresi Linear Sederhana yaitu Y = 10,476 + 0,685X.

    Tingkat signifikan Persamaan Regresi Linear Sederhana dari output Sig

  • 49

    adalah 0,000. Karena probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) maka terdapat

    persamaan regresi yang signifikan antara penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini

    Square (X) dengan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (Y). Nilai konstanta ( )

    adalah 10,476 artinya apabila penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square adalah

    nol (0), maka tingkat Pajak Kendaraan Bermotor adalah Rp 10.476, sedangkan nilai

    koefisien regresi adalah sebesar 0,685. Dapat dikatakan apabila penerimaan pajak

    Gerai Samsat Tamini Square mengalami peningkatan Rp 1 maka pendapatan Pajak

    Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur meningkat Rp 685. Hal ini menunjukkan

    makin tinggi penerimaan pajak Gerai Samsat Tamini Square maka makin tinggi

    Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Jakarta Timur.

    4.2. Saran

    Penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

    1. Sebaiknya Kantor Bersama Samsat Jakarta Timur lebih intensif mengadakan

    penyuluhan atau sosialisasi tentang perpajakan khususnya Pajak Kendaraan

    Bermotor untuk meningkatkan pemahaman masyarakat atau wajib pajak

    tentang perpajakan Sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak Kantor

    Bersama Samsat Jakarta Timur.

    2. Penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi dengan menggunakan variabel

    yang belum ada agar dapat menambah wawasan lebih jauh lagi.

  • 50

    DAFTAR PUSTAKA

    Amri, P. (2015). Implementasi Pelayanan Samsat Corner dalam Rangka

    Meningkatkan Pelayanan Pajak. Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Kebijakan

    Publik Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

    Anggitayudha, T. A. (2003). Efektivitas Pelayanan SAMSAT CORNER di Kantor

    Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( SAMSAT ) Surabaya

    Timut ( Studi pada Samsat Corner Galaxy Mall Surabaya ) Trisya Andisty

    .

    Ghozali, I. (2016). Aplikasi Anlisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.

    Yogyakarta: Universitas Diponegoro.

    Hadi, S. S., & Restyana, D. A. S. (2018). Analisa Kontribusi Pajak Kendaraan

    Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada BPRD DKI Jakarta. Oktober,

    5(2).

    Listyowati, Yuli, C. Sa., & Suhendro. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak. Jurnal Riset Akuntansi Dan

    Bisnis Airlangga, 3(1), 372 395. https://doi.org/10.31093/jraba.v3i1.94

    Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Muhammad, A., & Sunarto. (2018). Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Penerimaan

    Pajak Studi Kasus Pada Kpp Pratama Raba Bima Tahun 2012-2015. Akuntansi

    Dewantara, 2(1), 37 45. https://doi.org/10.29230/ad.v2i1.2220

    Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

    Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor

    Pontoh, I. F., Ventje, I., & Jessy, W. (2018). Analisis Penerimaan Pajak Kendaraan

    Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dalam

    Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Riset

    Akuntansi Dan Auditing" Goodwill", 9(1), 118 127.

    Priantara, D. (2016). Perpajakan Indonesia (Edisi 3) (3rd ed.). Jakarta: Mitra Wacana

    Media.

    Putra, I. G. A. S. M., & Ni Ketut, L. A. M. (2018). Faktor - Faktor yang

    Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor di Kabupaten

    Gianyar. E-Jurnal Akuntansi, 23, 461.

    https://doi.org/10.24843/eja.2018.v23.i01.p18

    Siregar, S. (2017). Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif (1st ed.). Jakarta:

    PT. Bumi Aksara.

  • 51

    Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

    dan R&D. Bandung: PT Alfaber.

    Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

    Perpajakan

    Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2015 tentang Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Negara

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tantang Penerimaan

    Perpajakan

    Yuskar, & Febri, Y. (2014). Analisis Efektivitas dan Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Sumatera Barat.

    Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 14(2), 158 175.

  • 52

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. Biodata Mahasiswa

    NIM : 62160229

    Nama Lengkap : Putu Asri

    Tempat & Tanggal Lahir : Klungkung, 28 Januari 1999

    Alamat Lengkap : Jl. GOR No. 03 RT/RW 001/005 Makasar

    Jakarta Timur 13570

    II. Pendidikan Formal

    1. SDN Makasar 07 Ja


Related Documents