YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAR

TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN

PADA BAYI USIA 36-39 MINGGU

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

Tri Wahyu Wulandari

J 120 110 061

PROGRAM STUDI SI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

HALAMAN PERSETUJUAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAR

TERHADAP KEMAMPUAN BERJALAN PADA BAYI USIA 36-39

MINGGU

Oleh:

Nama : Tri Wahyu Wulandari

Nim : J 120.110.061

Telah Membaca Dan Mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, Yang

Merupakan Ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) Dari Mahasiswa Tersebut

Surakarta, 30 Juli 2015

Menyetujui

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

HALAMAN PESETUJUAN

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAR TERHADAP

KEMAMPUAN BERJALAN PADA BAYI USIA 36-39 MINGGU

Oleh :

Nama : Tri Wahyu Wulandari

NIM : J120110061

Telah Membaca dan Mencermati Naskah Publikasi Ilmiah, Yang

Merupakan Ringkasan Skripsi (Tugas Akhir) dari Mahasiswa tersebut

Surakrta, 30 Juli 2015

Menyetujui

Pembimbing Utama

Agus Widodo, SST. Ft., M.Fis

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

ABSTRAK

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI, 09 MARET 2015

CONDROWATI / J120110058

“ANALISIS POLA JALAN LANJUT USIA TERHADAP RISIKO JATUH

DI POSYANDU LANSIA WILAYAH SURAKARTA”

V BAB, 61 Halaman.

(Dibimbing Oleh: Umi Budi Rahayu, Sst.FT., S.Pd., M.Kes dan Yulisna

Mutia Sari.Sst.FT., M.Sc(GRS))

Latar Belakang: Pada lansia terjadi perubahan pola jalan terkait dengan

pengurangan kehalusan gerakan, ukuran langkah menjadi terbatas, dan kecepatan

berjalan berkurang. Hal ini berdampak pada peningkatan risiko jatuh terkait

dengan pola jalan. Pola jalan lansia dapat dikategorikan berdasarkan lebar

langkah, panjang langkah, dan kecepatan berjalan.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pola jalan lanjut usia

berdasarkan lebar langkah, panjang langkah, dan kecepatan berjalan terhadap

risiko jatuh di Posyandu Lansia Wilayah Surakarta.

Manfaat Penelitian: Dapat mengetahui lebar langkah, panjang langkah, dan

kecepatan berjalan lanjut usia terhadap risiko jatuh di Posyandu Lansia Wilayah

Surakarta.

Metode Penelitian: Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah observasional

dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel secara

Simple Random Sampling dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Pengukuran pola

jalan dengan menggunakan parameter lebar langkah, panjang langkah, dan

kecepatan berjalan, sedangkan alat ukur risiko jatuh menggunakan Dynamic Gait

Index. Analisis statistik menggunakan Chi-Square dengan degree of confident

sebesar 95%.

Hasil Penelitian: Analisis statistik didapatkan hasil lebar langkah lansia diluar

nilai standar signifikan akan meningkatkan risiko jatuh (p= 0,001 < 0,05), lansia

yang memiliki panjang langkah diluar nilai standar tidak signifikan

meningkatkan risiko jatuh (p= 0,883 > 0,05), dan lansia yang memiliki kecepatan

berjalan diluar nilai standar tidak signifikan meningkatkan risiko jatuh (p= 0,090

> 0,05).

Kesimpulan: Secara statistik lebar langkah yang signifikan mempengaruhi risiko

jatuh. Panjang langkah tidak signifikan mempengaruhi risiko jatuh. Kecepatan

berjalan tidak signifikan mempengaruhi risiko jatuh

Kata Kunci: Pola Jalan, Lanjut Usia, Risiko Jatuh.

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

ABSTRACT

STUDY PROGRAM OF PHYSIOTHERAPY UNDERGRADUATE

HEALTH FACULTY

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA

MINITHESIS, MARCH 9th

2015

CONDROWATI/ J120110058

“THE ANALYSIS GAIT OF THE OLD TOWARDS THE RISK OF FALLING

IN THE INTEGRATED POST SERVICE OF OLD IN SURAKARTA

REGION”

(Counseled by: Umi Budi Rahayu, Sst.FT., S.Pd., M.Kes and Yulisna Mutia

Sari.Sst.FT., M.Sc(GRS))

Background: In old the change in the gait relation to the reduction in movement

refinement, happened measurement of the step became limited, and the speed

walking decreased. This had an impact on the increase in the risk of falling in

relation to gait. The gait of the old could be categorized be base width, stride

length, and speed walking.

The Objective of Research: To know the influence of the gait of old be base

width, stride length, and speed walking towards the risk of falling in the

integrated post service of old in Surakarta Region.

The Benefit of Research: It could know base width, stride length, and speed

walking of old towars the risk of falling in the integrated post service of old in

Surakarta Region.

The Method of Research: The research kind in this research was observasional

in the Cross Sectional research plan. Technically the taking of the sample in a

manner Simple Random Sampling with criterian insklusion and eksklusion. The

grating of gait by using wide parameters base width, stride length, and speed

walking whereas the implement measured the risk of falling used Chi-Square with

degree of confident of 95%.

Result of the Research: The analysis of statistics was obtained by result base

width of old apart from the significant value of standard will increase risk of

falling (p= 0,001 < 0,05), the old that had stride length apart from it’s not

significant value of the standard increased risk of falling (p= 0,883 > 0,05), and

the old that had the speed walking apart from it’s not significant value of the

standard increased risk of falling (0,090 > 0,05).

Conclusion: Statistically, base width the significant influenced risk of falling.

Stride length not significant influenced risk of falling. The speed walking not

significant influenced the risk of falling.

Keywords: Gait, Old, The risk fall.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

PENDAHULUAN

Perkembangan motorik kasar anak usia 36-39 minggu, mempunyai

kemampuan merangkak dengan tangan dan lututnya, menarik badan hingga

berdiri dan berdiri menggunakan perabotan. Pada usia ini pemberian stimulasi

motorik kasar sangat berperan penting, karena untuk mempersiapkan

keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. Selain itu hal yang paling penting

ketika belajar adalah menstabilkan keseimbangan diatas satu kaki untuk

mengayunkan kaki yang lain kedepan dan memindahkan berat tubuh sebagai

tumpuan (Thelen, 2000 dalam Santrock, 2007). Dalam fase ini pemberian

stimulasi motorik kasar dirasa tepat, karena stimulasi ini dapat mempersiapkan

kekuatan otot, koordinasi dan keseimbangan yang diperlukan untuk fase

selanjutnya. Menurut Sakarnadi 2014, fase berjalan berada pada usia 36-48

minggu. Terdapat 4 tahapan kemampuan berjalan bayi, yaitu merambat, ditataih,

berdiri tanpa bantuan dan berjalan.

Berdasarkan latar belakang diatas dan pentingnya fase merangkak untuk

tumbuh kembang bayi, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian

“Pengaruh Stimulasi Assisted Crawling terhadap Kemampuan Merangkak pada

Bayi Usia 16 – 24 minggu”.

LANDASAN TEORI

Dalam konsep dasar pemikiran tumbuh kembang bayi terdapat beberapa

istilah motor control, motor learning dan motor development. Motor control

merupakan studi mengenai faktor-faktor fungsi saraf yang mempengaruhi gerak

manusia. Fungsi saraf sangat berhubungan erat dengan sistem saraf, karena sistem

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

saraf merupakan bagian penting dalam memproduksi gerak manusia sebab sel-sel

saraf yang merangsang otak untuk memproduksi gerak yang diinginkan (Ma’mun,

2000).

Menurut Mahendra (2006), motor learning merupakan serangkaian

proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang akan

menyebabkan perubahan dalam kemampuan individu untuk bisa menampilkan

gerak yang terampil. Sedangkan Menurut Rosenbaum pada tahun 1991, yang

menjelaskan bahwa motor development memiliki keterkaitan dengan studi-studi

tentang reflex, dimana berbicara tentang refleks tidak lepas dari masalah motor

kontrol. Teori tentang motor control dan motor learning merupakan bagian yang

umum dari motor development. Sedangkan dalam suatu gerak yang dapat berubah

seiring dengan kebiasaan yang terjadi secara berulang-ulang (dalam hal ini berupa

latihan atau stimulasi) dalam keseharian bayi tidak lepas dari motor control dan

motor learning ( Saputra, 2006 ).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi, terdapat suatu peristiwa

yang dialami yaitu masa percepatan dan masa perlambatan. Dengan pemberian

stimulasi (rangsangan dari luar yang ada dilingkungan bayi dan balita) akan

meningkatkan perkembangan bayi, salah satunya pada motorik kasar anak.

Menurut Adolph motorik kasar merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas

otot besar seperti berguling, duduk, merangkak, berjalan dan berlari (Santrock,

2007).

Dalam hal ini, adanya pemberian stimulasi motorik yang diberikan

(merupakan rangsangan dari luar yang ada dilingkungan bayi) untuk memberikan

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

bantuan suatu informasi yang baru berupa gerakan atau posisi berjalan, kemudian

merangsang sensoris dari sendi – sendi di tubuh yang artinya telah disampaikan

pesan untuk diterima lalu dipersepsi oleh otak dan stimulasi berupa latihan yang

dilakukan secara berulang sebagai suatu proses pembelajaran sehingga

menghasilkan suatu kemampuan dan kebiasaan serta maturitas motorik yang

diperlukan untuk berjalan telah matang. Perkembangan motorik sangat

dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengendalikan setiap gerakan yang

dilakukan bayi. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang

mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan

motorik bayi.

Stimulasi motorik kasar merupakan stimulasi yang diberikan kepada

bayi (dari orang tua) untuk latihan kemampuan berjalan bayi, yaitu stimulasi

berjalan dengan bantuan, stimulasi bermain bola, stimulasi membungkuk, stimulai

berjalan sendiri dan stimulasi naik tangga (Sulistyawati, 2014).

Menuurut Sakarnadi pada tahun 2014, terdapat tahapan kemampuan

berjalan pada bayi, yaitu merambat (dimana bayi akan memegang perabot rumah

dan mengangkat badannya hingga berdiri. Kemudian beberapa saat bayi akan

mencoba untuk beberapa langkah menggeserkan badannya), ditatih (tahapan bayi

selanjutnya memasuki masa diaman bayi mulai memiliki kaki yang kuat untuk

menahan berat badannya, sehingga bayi mampu berdiri dan mengayunkan

langkah kakinya denga bantuan dipegang), berdiri tanpa bantuan (tahapan ini

merupakan bagian terpenting dari berjalan. Jika bayi sudah bisa berdiri tanpa

bantuan, berarti dia sudah memiliki keseimbangan yang bisa menjadi bekalnya

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

untuk berjalan), berdiri (Tahapan bayi berjalan memasuki masa matang dimana

langkah kaki bayi mulai mantap dan bahkan menjadi ahli dalam berjalan. Pada

masa itu, bayi mulai menunjukkan tanda ingin berjalan sendiri tanpa perlu

bantuan dari ibu).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik.

Penelitian ini bertempat di Posyandu Flamboyan. Waktu penelitian dilaksanakan

pada bulan Juni – Juli 2015. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 10

orang dengan 5 bayi sebagai kelompok perlakuan dan 5 bayi sebagai kelompok

kontrol.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah stimulasi motorik kasar sedangkan

variabel terikat adalah kemampuan berjalan pada bayi usia 36-39 minggu.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode dengan pre and post test with

control group design. Responden terbagi menjadi 2 kelompok dengan 5 responden

di kelompok perlakuan dan 5 responden di kelompok kontrol.

Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu, dengan rata – rata usia bayi

mulai dari 36 minggu. Pengambilan data pertama adalah responden yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah itu orang tua responden mengisi

informed concern. Peneliti membagi responden menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok perlakuan, dengan diberikan stimulasi motorik kasar dan massage baby,

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

serta kelompok kontrol yang hanya diberikan massage baby saja dan pada

perlakuan ke 12 dilakukan pengukuran akhir (post test).

Pada kelompok perlakuan sebelum diberikan latihan, orang tua responden

akan diberikan tes kemampuan pemberian stimulasi motorik kasar. Setelah

dinyatakan lulus dapat melakukan stimulasi dengan tepat, maka orang tua

responden dapat memberikan latihan tersebut.

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin,

panjang badan dan berat badan.

No Variabel

(Usia)

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1. 36-37 minggu 5 100% 4 80%

2. 38-39 minggu 0 0% 1 20%

No Variabel

(Jenis Kelamin)

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1. Laki – laki 3 60% 4 80%

2. Perempuan 2 40% 1 20%

No Variabel

(Panjang Badan)

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1. 60 – 65 cm 1 20% 3 60%

2. 66 – 71 cm 4 80% 2 40%

3. 72 – 77 cm 0 0% 0 0%

No Variabel

(Berat Badan)

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1. 7,5 – 9 Kg 3 60% 1 20%

2. 9,1 – 10,6 Kg 2 40% 4 80%

a. Usia

Berdasarkan Tabel 4.1 tentang distribusi responden berdasarkan usia,

menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan dari usia 36 – 39 minggu responden

dengan usia minimum terdapat 3 orang (60%) dengan jumlah terbanyak yaitu usia

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

36 minggu, dan usia maksimum terdapat 2 orang (40%) dengan jumlah paling

sedikit yaitu usia 37 minggu. Sedangkan pada kelompok kontrol dengan usia

minimum terdapat 2 orang (40%) dengan jumlah terbanyak yaitu usia 36 minggu,

dan usia maksimum terdapat 1 (20%) dengan jumlah paling sedikit yaitu usia 38

minggu.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 4.1 tentang distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin, menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan jumlah responden

berjenis kelamin laki-laki yaitu 3 orang (60%) dan kelompok kontrol berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 4 orang (80%). Sedangkan kelompok perlakuan

jumlah responden berjenis kelamin perempuan yaitu 2 orang (40%) dan kelompok

kontrol berjenis kelamin perempuan yaitu 1 orang (20%). Ini menunjukkan bahwa

jumlah responden laki –laki lebih banyak dari pada jumlah responden perempuan

baik dikelompok perlakuan maupun di kelompok kontrol.

c. Panjang Badan dan Berat Badan

Berdasarkan Tabel 4.1 tentang distribusi responden berdasarkan panjang

badan, menunjukan bahwa pada seluruh jumlah responden rata – rata (mean) dari

panjang badan yaitu 68,00 cm.

Pada tabel responden yang menjelaskan tentang berat badan menunjukan

bahwa rata – rata (mean) dari jumlah berat keseluruhan responden yaitu 9,08 kg.

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

Hasil Kemampuan Berjalan Bayi Usia 36 – 39 Minggu

Berikut adalah grafik hasil atau post test responden pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol. Tertera pada Grafik 4.2. M

eram

bat

Mer

amb

at

Mer

amb

at

Dit

itah

Dit

itah

Mer

amb

at

Mer

amb

at

Mer

amb

at

Mer

amb

at

Mer

amb

at35

36

37

38

39

40

41

42

43

Bayi A Bayi B Bayi C Bayi D Bayi E Bayi

an. V

Bayi

an. W

Bayi

an. X

Bayi

an. Y

Bayi

An. Z

Usi

a B

ayi

(Per

min

ggu

)

Pre Test

Post Test

Grafik 4.2 Grafik pre test dan post test responden pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol

Berdasarkan hasil Grafik 4.2 yang ditunjukkan diatas, pada hasil pre test dan

post test baik kelompok perlakuan dan kelompok kontrol jumlah responden yang

memiliki tahapan perkembangan berjalan pada nilai 4 (Berjalan) berjumlah 1

orang, pada nilai 3 (Berdiri tanpa bantuan) berjumlah 3 orang, pada nilai 2

(Dititiah) berjumlah 5 orang dan pada nilai 1 (Merambat) berjumlah 1 orang.

1. Nilai 4 (Berjalan)

Pada hasil penelitian ini, terdapat 1 responden yang memiliki tahapan

berjalan pada nilai 4 (berjalan). Berjalan merupakan tahapan bayi yang

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

memasuki masa matang dimana langkah kaki bayi mulai mantap dan sempurna

sehingga bayi semakin mandiri dan percaya diri dengan kemampuan barunya.

Tahapan ini sudah memerlukan gerankan yang kompleks pada saat

melakukannya, namun responden belum mampu berjalan dengan baik dan

benar. Diperlukan kekuatan otot yang sudah kuat dan kontrol keseimbangan

yang sudah lebih baik. Pada umumnya Bayi mulai belajar berjalan di atas usia

36-39 minggu. Ada yang sudah berjalan sebelum usia 12 bulan, ada pula yang

baru berjalan pada usia 15 – 18 bulan.

2. Nilai 3 (Berdiri Tanpa Bantuan)

Dari grafik 4.2 yang ditunjukkan diatas, terdapat 3 responden yang

berada pada tahapan ini. Dengan jumlah 2 orang dari kelompok perlakuan dan

1 orang dari kelompok kontrol. Berdiri tanpa bantuan adalah tahapan berjalan

dimana keseimbangan bayi untuk memasuki fase berjalan pada fase ini sangat

baik. Tungkai, punggung dan lengan mampu untuk menjaga postur dan

melebarkan kakinya seperti posisi kuda-kuda dengan kedua tangan mengarah

kedepan saat berdiri mandiri. Umumya usia bayi yang berada di tahapan ini

adalah usia 40–44 minggu. Pada tahapan ini keadaan seluruh kekuatan otot dan

kontrol keseimbangan sudah semakin baik, seiring dengan bertambahnya usia.

3. Nilai 2 (Dititah)

Jumlah responden yang memiliki nilai post test 2 berjumlah 5 orang.

Dengan jumlah 2 orang dari kelompok perlakuan dan 3 orang dari kelompok

kontrol. Dititah merupakan tahapan berjalan bayi dimana bayi belum mampu

menapak kaki dengan sempurna dan belum mampu menjaga keseimbangan

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

dengan baik saat ingin melangkah. Pada umumnya usia bayi pada tahapan ini

adalah usia 36 minggu.

4. Nilai 1 (Merambat)

Jumlah responden yang memiliki nilai post test 1 terdapat 1 orang dari

kelompok kontrol. Merambat merupakan tahapan kemampuan berjalan bayi

dengan kemampuan menarik badan hingga posisi berdiri dengan bantuan

perabotan, kemudian saat memindahkan badan dari posisi bediri bayi hanya

mampu berjalan kesamping dan bayi belum mampu berdiri tegap, kaki masih

terlihat sedikit menekuk serta posisi jari-jari kaki masih menekuk. Umumnya

usia bayi pada tahapan merambat yaitu usia 32 minggu.

Dari beberapa teori dan data-data yang telah di paparkan, maka dapat

dijelaskan bahwa semakin banyak stimulasi yang dilakukan orang tua responden

di rumah, ditambah massage baby yang dilakukan secara rutin serta stimulasi

motorik kasar untuk stimulasi berjalan yang ditujukan untuk persiapan dan

penguatan otot – otot tubuh responden, maka semakin cepat perkembangan

kemampuan berjalan bayi sesuai dengan kemampuan perkembangan usianya.

Dengan kurangnya stimulasi yang dilakukan orang tua responden di

rumah, walaupun hanya dengan massage baby saja setiap 1 minggu sekali tanpa

stimulasi, maka perkembangan kemampuan merangkak bayi akan lebih lambat

dari pada yang diberikan tambahan stimulasi tumbuh kembang setelah massage

baby.

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

a. Ada pengaruh stimulasi motorik kasar terhadap kemampuan berjalan pada

bayi usia 36-39 minggu.

b. Pada usia 36-39 minggu tahapan merangkak bayi berada di tahapan 2

(ditatih).

c. Semakin sering stimulasi yang dilakukan orang tua bayi, ditambah massage

baby serta stimulasi tumbuh kembang yang rutin, maka akan semakin cepat

dan optimal pertumbuhan dan perkembangan motorik dan sensorik bayi yang

sesuai dengan usianya.

d. Apabila kurangnya stimulasi yang dilakukan orang tua bayi, maka

pertumbuhan dan perkembangan kemampuan berjalan bayi akan lambat dan

kurang optimal dibandingkan dengan bayi yang di stimulasi secara rutin.

Saran

a. Bagi Orang Tua Bayi

Agar orang tua melakukan stimulasi tumbuh kembang berupa stimulasi

motorik kasar setiap hari selama kurang lebih 15 menit sampai bayi usia 48

minggu.

b. Bagi Fisioterapis

Pada saat melakukan massage baby agar fisioterapis menambahkan stimulasi

untuk tumbuh kembang bayi dan untuk usia 36-48 minggu dapat diberikan

stimulasi motorik kasar.

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini menjadikan evidence based theory untuk stimulasi tumbuh

kembang bayi dan pengembangan keilmuan fisioterapi pediatric.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi acuan penelitian lebih lanjut mengenai stimulasi

tumbuh kembang bayi agar penelitian yang akan datang dapat lebih baik lagi.

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

DAFTAR PUSTAKA

Governor, M Jodi Rell. 2005. Connecticut’s Guidelines for the Development of

Infant and Toddler Early Learning. Connecticut Departement of Social

Services

Harvey, Lisa. 2010. Final report for Ageing Disability and Home Care

Department of Human Services. Diakses 2 Februari 2015.

www.physiotherapyexercises.com

Kholifah, Siti Nur. 2014. Perkembangan Motorik Kasar Bayi Melalui Stimulasi

Ibu di Kelurahan kemayoran Surabaya. Jurnal Sumber Daya Manusia

Kesehatan Vol.1 No. 1

Mahendra, Agus. 2006. Teori Belajar Motorik. Departemen Pendidikan Nasional

Universitas Terbuka. Diakses tanggal 20 Mei 2015

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1963082

41989031-AGUS_MAHENDRA/Kumpulan_makalah_bahan_penataran(

Agus_Mahendra)/Teori_Belajar_Motorik.pdf

Ma’mun, Amung,.dkk. 1999/2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Nadiyah. 2014. Perbandingan Status Gizi Balita, Data SUSENAS 2005

Berdasarkan Rujukan Harvard, NCHS, CDC dan Standar WHO.

Universitas Esa Unggul. Diakses tanggal 27 juni 2014.

http://www.esaunggul.ac.id/article/perbandingan-status-gizi-balita-data-s

usenas-2005-berdasarkan-rujuka%20n-harvard-nchs-cdc-dan-standar-wh

o/

Sakarnadi, Anni. 2014. Tahapan Perkembangan Bayi Umur 7-14 Bulan. Diakses

tanggal 11 Mei 2015.

http://duniasehat.com/2014/03/30/tahapan-perkembangan-bayi-umur-7-1

2-bulan/

Santrock JW. 2007. Perkembangan Anak. Terjemahan oleh Mila Rachmawati dan

Anna Kuswanti. 2007. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Saputra, Yudha M dan Mahendra, Agus. 2006. Perkembangan dan belajar

motorik. Departemen Pendidikan Nasional Universitas terbuka.

Shelov, Steven,.dkk. 2009. Caring for Your Baby and Young Child Birth to Age 5.

American Academy of Pediatics and bright Future

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI MOTORIK KASAReprints.ums.ac.id/36746/1/NASKAH PUBLIKASI LENGKAP NEW.pdf · keseimbangan dan pengendalian postur tubuh. ... merupakan studi mengenai faktor-faktor

Tiar, Asmu. 2010. Peran Motor Learning dalam Meningkatkan Keterampilan

Motorik Sepak Bola. Diakses 23 Februari 2015.

https://www.academia.edu/6654607/PERANAN_MOTOR_LEARNING

_ALAM_MENINGKATKAN_KETERAMPILAN_MOTORIK_SEPAK

BOLA

Sulistyawati, Ari. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Salemba Medika. Jakarta

Waspada, Edi. 2010. Fisioterapi Pediatri II. Surakarta: UMS

Wijayanti, R. 2006. Dampak Penggunaan Modul Terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga dalam Menstimulasi tumbuh

Kembang Bayi. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal

of Nursing). Volume 1, Nomer 2


Related Documents