PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LEVERAGE,
LIKUIDITAS, FREE CASH FLOW , KEBIJAKAN DIVIDEN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate and Building
Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Khairul Umam
NIM: 1110082000140
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
i
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LEVERAGE,
LIKUIDITAS, FREE CASH FLOW , KEBIJAKAN DIVIDEN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate and Building
Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Khairul Umam
NIM: 1110082000140
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Khairul Umam
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Mei 1993
3. Alamat : Jl. Guru Mugni Rt.001 Rw. 05 No.7 Setiabudi.
4. Telepon : 08211 1336 8236
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. Ponpes As-Syafi’iyah Sukabumi Tahun 1998-2001
2. MI At- Taufiq Jakarta Tahun 2001-2004
3. Ponpes Latansa Tahun 2004-2010
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015
III. PENGALAMAN BERORGANISASI
1. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Tahun 2011-2012
Divisi Penelitian dan Pengembangan
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Peserta dalam “Seminar Anti-Corruption Training Road to Campus”, 21
Oktober 2010.
2. Peserta dalam “Workshop Bisnis Asuransi bersama AXA Financial
Indonesia”, 27 Mei 2011, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vii
3. Peserta dalam “Studium General Jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Jakarta” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis
dengan pembicara Drs. Rizqullah MBA (dirut. BNI Syariah). Rabu, 28 Maret
2012.
4. Peserta dalam “Seminar Kebijakan Fiskal-Kementrian Keuangan RI”, 4 Mei
2012 Jakarta
5. Peserta dalam “Seminar Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi” 3 Oktober 2012, Teater Lt.2 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
V. KEPANITIAAN
1. Panitia 9th Anniversary Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2011.
2. Wakil Ketua Kuliah Kerja Nyata PETA 2013, Desa Curugbitung, Nanggung,
Bogor.
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Muhammad Yazid
2. Ibu : Siti Suaibah
3. Anak ke : 1 (pertama)
viii
Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Likuiditas, Free Cash Flow,
dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)
Abstract
The aim of this research is to analyze the effects of investment opportunity,
leverage, liquidity, free cash flow, and dividen policy on firm value. The sample of
this research are property, real estate and building construction companies listed
on Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2012 to 2015 periods.
The number of companies in this research were 12 companies with 4 years
observation. Based on purposive sampling method, final sample total is 48
companies. The data analysis methods uses multiple regressions.
Based on adjusted R square can be found effect of the independent variables to
firm value can be explained 92 %. The results of these research indicate that
investment opportunity, leverage, liquidity, and dividen policy influence financial
firm value with 0.000, 0.000, 0.000, and 0.09 significant value. Meanwhile, free
cash flow has no significant impact on firm value with 0.817 significant value.
Kata kunci: firm value, investment opportunity set, leverage, liqudity, free cash
flow, dividen policy
ix
Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Likuiditas, Free Cash Flow,
dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investment opportunity set,
leverage, likuiditas, free cash flow, dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property, real estate
and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2012 sampai 2015.
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 12 perusahaan
dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total
sampel yang diperoleh adalah 48 perusahaan. Metode analisis data penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil adjusted R square ditemukan bahwa pengaruh variabel
independen terhadap nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar 92%. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa investment opportunity set, leverage, likuiditas,
dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai
signifikansi 0.000, 0.000, 0.000, dan 0.009. Sedangkan free cash flow tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0.817.
Kata kunci: nilai perusahaan, investment opportunity set, leverage, likuiditas, free
cash flow, kebijakan dividen
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Sang teladan
yang selalu membimbing kita menuju kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang,
perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, adikku
dan seluruh keluarga yang telah menyemangati, memberikan keceriaan,
do’a dan semangat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
3. Ibu Yessi Fitri, S.E., Ak., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan S.E., M.M., Ak., CA selaku Sekertaris Program
Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Fitri Damayanti S.E., M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat dan
bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis
selama menempuh masa studi.
7. Teman-teman Akuntansi D 2010 (Keluarga Daeng) Angga, Haris,
Zamzam, Makien, Bashir, Nando, Yogi, Reza dan yang lainnya yang telah
xi
membantu dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah. Seluruh sahabat
terbaik terima kasih atas bantuan, semangat dan do’anya.
8. Teman-teman Akuntansi 2010 Kocung, Kemal, Ocit, Jalu, Romi, Denis,
Dede, Akbar dan yang lainnya yang sama-sama berjuang dan saling
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah. Seluruh
sahabat terbaik terima kasih atas bantuan, dan semangatnya.
9. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam setiap langkahnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran, masukan dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Jakarta, 8 Maret 2017
(Khairul Umam)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................ i
Lembar Pengesahan Skripsi................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ....................................................... iv
Lembar Pengesahan Bebas Plagiat ....................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................ vi
Abstract ..................................................................................................... viii
Abstrak ..................................................................................................... ix
Kata Pengantar ....................................................................................... x
Daftar Isi .................................................................................................. xii
Daftar Tabel ............................................................................................. xvi
Daftar Gambar ........................................................................................ xvii
Daftar Lampiran ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 13
A. Tinjauan Literatur ............................................................. 13
1. Teori Agensi ............................................................. 13
xiii
2. Nilai Perusahaan........................................................ 14
3. Investment Opportunity Set ....................................... 19
4. Leverage .................................................................... 23
5. Likuiditas .................................................................. 24
6. Free Cash Flow ......................................................... 25
7. Kebijakan Dividen .................................................... 26
B. Penelitian Terdahulu ........................................................ 28
C. Keterkaitan Antar Variabel .............................................. 38
1. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap
Nilai Perusahaan ......................................................... 38
2. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan .......... 38
3. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan ........ 39
4. Pengaruh Free Cash Flow terhadap
Nilai Perusahaan ......................................................... 40
5. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan ......................................................... 40
D. Kerangka Berpikir ............................................................ 41
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 43
B. Metode Penentuan Sampel ............................................... 43
C. Metode Pengumpulan Data .............................................. 44
D. Metode Analisis Data ....................................................... 45
1. Statistik Deskriptif ..................................................... 45
xiv
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 46
a. Uji Normalitas ...................................................... 46
b. Uji Multikolonieritas ............................................ 46
c. Uji Autokolerasi ................................................... 47
d. Uji Heteroskedastisitas ......................................... 47
3. Uji Hipotesis ............................................................... 49
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ...................... 50
b. Uji Statistik t ........................................................ 50
c. Uji Statistik F ...................................................... 51
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................... 52
1. Variabel Terikat (Dependen) ...................................... 52
2. Variabel Bebas (Independen) ..................................... 53
a. Investment Opportunity Set .................................. 53
b. Leverage ............................................................... 53
c. Likuiditas .............................................................. 54
d. Free Cash Flow .................................................... 54
e. Kebijakan Dividen ................................................ 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 57
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 57
B. Statistik Deskriptif ........................................................... 58
C. Analisis dan Pembahasan ................................................. 60
1. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 60
a. Uji Normalitas ....................................................... 60
xv
b. Uji Multikolonieritas ............................................. 61
c. Uji Autokolerasi .................................................... 62
d. Uji Heterokedastisitas ........................................... 63
2. Uji Hipotesis ............................................................... 64
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................... 64
b. Hasil Uji Statistik F .............................................. 65
c. Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji statistik t) ...................................................... 66
BAB V PENUTUP ............................................................................. 74
A. Kesimpulan ...................................................................... 74
B. Saran ................................................................................. 76
Daftar Pustaka ......................................................................................... 77
Lampiran-Lampiran ............................................................................... 81
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya......................................................... 29
3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi .......................................... 48
3.2 Operasional Variabel dan Pengukuran .......................................... 56
4.1 Rincian Sampel Penelitian ............................................................ 57
4.2 DaftarNama Perusahaan ................................................................ 58
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 59
4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) ........................................... 61
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................ 62
4.6 Hasil Uji Autokolerasi Durbin-Watson ......................................... 64
4.7 Hasil Uji Heteroskedestisitas Glesjer ............................................ 63
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 65
4.9 Hasil Uji Statistik F ....................................................................... 65
4.10 HasilUjiStatistik t .......................................................................... 66
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 42
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Data Sampel .................................................................................. 80
2. Hasil Output SPSS ........................................................................ 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang – undang No. 3 tahun 1982, dalam pasal 1 huruf (b)
Undang – Undang Perusahaan (UWDP). Perusahaan didefinisikan sebagai
setiap bentuk usaha yang dijalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus – menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah
negara Indonesia untuk bertujuan memperoleh keuntungan atau laba. Dengan
memperoleh laba yang maksimal maka perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta memberikan
pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya dalam rangka
memakmurkan pemilik perusahaan.
Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk
mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam menigkatkan nilai perusahaan.
Dalam jangka panajang perusahaan dapat melakukan perkembangan
perusahaan maupun pengurangan skala ekonomi usaha. Optimalisasi nilai
perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan
yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak
pada nilai perusahaan (Hermawan dan Afiyah, 2014).
2
Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan
melalui peningkatan kemakmuran para pemegan saham. Pemegang saham,
manajer, dan kreditur merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan yang
berbeda terhadap perusahaan. Pemegang saham akan cenderung
memaksimalkan nilai saham dari memaksa manajer untuk bertindak sesuai
dengan kepentingannya melalui pengawasan-pengawasan yang dilakukan.
Kreditur di sisi lain akan cenderung berusaha melindungi dana yang sudah
diinvestasikan kedalam perusahaan dengan jaminan dan kebijakan pengawasan
yang ketat pula terhadap perusahaan. Manajer juga memiliki dorongan untuk
memenuhi kepentingan pribadinya (Wahyuni et. al, 2013).
Menurut Suharli (2007) secara harafiah nilai perusahaan diukur dari nilai
pasar wajar dari harga saham. Bagi perusahaan yang sudah go public maka nilai
pasar wajar oleh mekanisme perusahaan ditentukan permintaan dan penawaran
di bursa yang tercermin dalam listing price. Sedangkan bagi yang bukan
perusahaan publik, nilai pasar wajar ditetapkan oleh lembaga independen
seperti perusahaan jasa penilai (appraisal company). Harga pasar merupakan
cerminan berbagai keputusan dan kebijakan manajemen, dengan demikian nilai
perusahaan merupakan akibat dari tindakan manajemen. Permasalahan menjadi
menarik ketika pihak manajemen bukanlah pemegang saham. Ketika pemegang
saham mempercayakan pengelolaan kepada pihak lain, para pemilik
mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat tenaga untuk
meningkatkan nilai perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan kemakmuran
pemegang saham. Para pemegang saham membayar jasa profesional pihak
3
manajemen untuk mengedapankan kepentingan pemegang saham, yaitu
kesejahteraan pemegang saham. Agency theory menyatakan berbeda, pihak
manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya sendiri
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Suharli, 2007). Oleh karena itu terjadilah
konflik antara pemegang saham dan pihak manajemen.
Menurut Ika dan Shidiq (2013) nilai perusahaan adalah nilai yang
mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk suatu
perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan,
karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Nilai
perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat
mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan.
Myers (1977) dalam Hasnawati (2005) memperkenalkan set peluang
investasi (investment opportunity set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Menurutnya investment opportunity set memberikan petunjuk yang
lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada
pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Investment opportunity set
merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan
pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.
Investment opportunity set tidak dapat diobservasi secara langsung (laten)
sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi (Kallapur dan Trombley,
1999). Dalam studi terdahulu seperti Smith dan Watts (1992), Gaver dan Gaver
4
(1993), Kallapur dan Trombley (1999, 2002) membuat tiga klasifikasi proksi
IOS yaitu proksi IOS berbasis harga, proksi IOS berbasis investasi, dan proksi
IOS berbasis varian. Adam dan Goyal (2003) dalam Hasnawati (2005)
menyatakan bahwa investment opportunity set memainkan peran penting di
dalam keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan
perusahaan.
Jenis pengeluaran modal tampaknya besar pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan, karena jenis informasi tersebut akan membawa informasi tentang
pertumbuhan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang. Mc
Connel dan Muscarella (1984) dalam Hasnawati (2005) menguji gagasan dalam
kaitannya dengan tingkat pengeluaran research dan development
perusahaan. Ternyata kenaikan dalam pengeluaran modal, relatif terhadap
harapan-harapan sebelumnya, mengakibatkan kenaikan return atas saham
sekitar waktu pengumuman, dan sebaliknya return negatif atas perusahaan
melakukan penurunan pengeluaran modal. Temuan tersebut telah membawa
kepada suatu hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi yang dilakukan
mengandung informasi yang berisi sinyal-sinyal akan prospek perusahaan di
masa yang akan datang.
Kebijakan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana yang
berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Manajemen
keuangan memutuskan penggunaan dana yang diperoleh perusahaan baik
bank maupun dari pasar modal atau dari pihak lain untuk ditanamkan
pada aktiva tetap maupun aktiva lancar. Investasi merupakan suatu
5
tindakan mengeluarkan dana saat sekarang yang diharapkan untuk
memperoleh arus kas masuk pada waktu - waktu yang akan datang, selama
umur proyek itu (Awat dan Mulyadi, 1989). Pengorbanan terjadi saat
sekarang ini dan memiliki kepastian, hasilnya baru diperoleh kemudian dan
besarnya tidak pasti. Investasi membutuhkan kesempatan produksi yang efisien
untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda untuk dihaslkan menjadi
lebih dari satu unit konsumsi mendatang. Jadi dengan kata lain, investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang
efisien selama waktu periode tertentu (Hartono, 2008). Menurut Tandelilin
(2001) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang. Secara umum investasi bisa dalam
bentuk investasi nyata (real assets), misalnya tanah, emas, mesin, bangunan
dan lain - lain, serta bisa pula investasi dalam aktiva keuangan (financial
assets) seperti deposito maupun pembelian surat -surat berharga berupa saham
maupun obligasi.
Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka
panjangnya. Leverage dalam penelitian ini diwakili oleh debt to equity ratio
(DER). DER merupakan rasio yang membandingkan total utang dengan ekuitas
perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar
struktur modal yang berasal dari hutang digunakan untuk mendanai ekuitas
yang ada.
6
Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan
mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang
saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas
yang tersedia maka dianggap baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Harjito dan Martono
,2005). Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan
berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan
saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan
cenderung mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah
terlalu likuid yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan
oleh perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah
beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang
harus terus di bayar (Prayitno, 2008 dalam Mahendra, 2011). Penelitian ini
menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh cash ratio (CR) yaitu rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang
harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan.
Jensen (1986) dalam Wardani dan Siregar (2009) mendefinisikan aliran kas
bebas sebagai kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek
yang memiliki nilai bersih sekarang positif. Aliran kas bebas mencerminkan
keleluasaan perusahaan dalam melakukan investasi tambahan, melunasi utang,
membeli saham treasury atau menambah likuiditas, sehingga aliran kas bebas
yang tinggi mengindikasikan kinerja perusahaan yang tinggi. Kinerja dari
7
perusahaan yang tinggi akan meningkatkan nilai pemegang saham yang
diwujudkan dalam bentuk return yang tinggi melalui dividen, harga saham, atau
laba ditahan untuk diinvestasikan di masa depan. Jadi jika aliran kas bebas
tinggi, maka nilai pemegang saham juga akan tinggi. Menurut Wahidahwati
(2002), peningkatan pendanaan melalui utang merupakan salah satu alternatif
untuk mengurangi biaya keagenan. Utang dapat mengendalikan manajer untuk
mengurangi tindakan opportunistic dan kinerja perusahaan menjadi lebih
efisien sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat.
Free cash flow dapat diartikan sebagai adanya dana berlebih yang
seharusnya dapat didistribusikan kepada para pemegang saham, namun
keputusan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan manajemen (Arieska dan
Gunawan, 2011). Jensen (1986) dalam Adi dan Wirawan (2016) berpendapat
bahwa terlalu banyak free cash flow akan mengakibatkan ketidakcukupan
internal dan pemborosan sumber daya perusahaan, sehingga mengarah ke biaya
agensi sebagai beban dari pemegang saham.
Kebijakan dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam
perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang memiliki
kepentingan yang berbeda yaitu pihak pertama, para pemegang saham dan
pihak kedua, manajemen perusahaan itu sendiri. Manajemen perusahaan
memiliki dua alternatif perlakuan terhadap laba bersih setelah pajak atau EAT
(earnings after tax). Dua alternatif tersebut yaitu dibagi kepada para pemegang
saham dalam bentuk dividen dan diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai
laba ditahan. Dalam perusahaan pada umumnya, sebagian EAT dibagikan
8
dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali, artinya
manajemen harus membuat suatu kebijakan dividen menyangkut penggunaan
laba yang menjadi hak para pemegang saham dengan menentukan beasarnya
EAT yang dibagi sebagai dividen dan besarnya EAT yang ditahan (Ratih,
2010).
Rudianto (2009) menyatakan dividen adalah bagian dari laba yang diperoleh
perusahaan dan diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham sebagai
imbalan atas kesediaannya menanamkan hartanya didalam perusahaan,
sedangkan menurut Mehrani et al. (2011) selain dapat meningkatkan
kesejahteraan pemilik perusahaan, pembayaran dividen berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, oleh karena itu memiliki posisi yang spesial bagi para
pemegang saham. Besarnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat
mempengaruhi harga saham karena investor lebih menyukai pengembalian
yang berasal dari dividen dibandingkan dengan capital gain atau dengan kata
lain investor lebih menyukai keuntungan dalam bentuk dividen daripada
keuntungan yang diharapkan dari kenaikan nilai modal. Teori bird in the hand
menyatakan bahwa pemegang saham lebih menyukai dividen yang tinggi
karena memiliki kepastian yang tinggi dibandingkan capital gain
(Hermuningsih dan Dewi, 2009).
Dalam aktivitas pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi
yang dilakukannya, yaitu berupa capital gain dan dividen (Marlina dan Danica,
2009). Bagi para pemegang saham yang tidak menyukai risiko akan lebih
memilih menerima dividen daripada capital gain. Dividen yang ada saat ini
9
mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada capital gain yang akan diterima
dimasa yang akan datang. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Gordon dan
Linter (1962) dalam Wijaya dan Sudana (2015) yaitu The bird in the hand
theory. Dengan demikian pemegang saham yang takut resiko akan lebih baik
menyukai menerima dividen daripada capital gain.
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar
dividen. Dividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang
saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang
dimiliknya (Sunariyah, 2004). Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan
oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan
kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividen tersebut dapat
mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga
saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen
dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang
membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan
membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan
memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka
kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi. Dengan
dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono,
2005).
Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Sigit Hermawan dan Afiyah nurul Maf’ulah (2014) yang
meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan
10
pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel pemoderasi.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Dalam penelitian ini terdapat penambahan variabel independen
yaitu Investment Opportunity Set (IOS), Likuiditas, Free Cash Flow,
dan Kebijakan Dividen. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016
sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2014.
2. Objek pada penelitian ini merupakan perusahaan pada sektor
industri Property, Real Estate and Building Construction Go Public
yang terdaftar selama periode tahun 2012-2015 di mana pada
penelitian sebelumnya menggunakan sektor industri makanan dan
minuman selama periode tahun 2009-2010.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh
Investment Opportunity Set, Leverage, Likuiditas, Free Cash Flow, dan
Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)”.
11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh investment opportunity set terhadap nilai perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan?
4. Bagaimana pengaruh free cash flow terhadap nilai perusahaan?
5. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh bukti empiris pengaruh investment opportunity set terhadap
nilai perusahaan.
2. Memperoleh bukti empiris pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan.
3. Memperoleh bukti empiris pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.
4. Memperoleh bukti empiris pengaruh free cash flow terhadap nilai
perusahaan.
5. Memperoleh bukti empiris pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan.
12
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat penelitian yang diharapkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu para pemakai laporan
keuangan, utamanya pihak manajemen dalam melakukan pertimbangan dan
menentukan kebijakan dan keputusan bisnis yang akan diambil.
2. Bagi Investor
Diharapkan informasi yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan bagi investor saat sedang
maupun berencana melakukan investasi. Diantaranya adalah dengan
mengamati perkembangan kondisi likuiditas, leverage, free cash flow dan
kebijakan dividen yang dimiliki perusahaan sehingga dapat membantu
menilai perusahaan-perusahaan mana yang dapat memberikan manfaat dan
keuntungan bagi investor.
3. Bagi Akademisi dan Peneliti
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberi kontribusi dalam
pengembangan ilmu dan teori berupa permodelan-permodelan yang secara
konseptual dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Selain itu, diharapkan
juga dapat digunakan sebagai referensi untuk materi perkuliahan maupun
sebagai bahan kajian oleh para peneliti selanjutnya agar dapat memperluas
wawasan dalam penelitian yang akan datang.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Menurut Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan teori
keagenan (agency theory) sebagai suatu hubungan dimana para manajer
diberi kekuasaan oleh para pemilik saham. Teori keagenan dilandasi oleh
tiga buah asumsi, yaitu:
a. Asumsi tentang sifat manusia
Menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan
rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai risiko (risk
aversion).
b. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah konflik antar anggota organisasi,
efisiensi sebagai kriteria produktifitas, dan adanya asimetri
informasi antara principal dan agen.
c. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi
dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan.
Sehingga untuk mendapatkan informasi dibutuhkan pengorbanan
biaya yang harus dikeluarkan. Manajer dalam mengelola
14
perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi
daripada kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
2. Nilai Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk
memproduksi barang atau jasa untuk dijual (Salvatore, 2005 dalam
Lusiyanti, 2014). Perusahaan ada karena akan menjadi sangat tidak efisien
dan mahal bagi pengusaha untuk masuk dan membuat kontrak dengan
pekerja dan para pemilik modal, tanah dan sumber daya lainnya untuk setiap
tahapan produksi dan distribusi yang terpisah. Sebaliknya, pengusaha
biasanya masuk dalam kontrak yang besar dan berjangka panjang dengan
tenaga kerja untuk mengerjakan berbagai tugas dengan upah tertentu dan
berbagai tunjangan lainnya. Perusahaan ada karena untuk menghemat biaya
transaksi semacam itu. Dengan menginternalisasi berbagai transaksi
semacam itu. Dengan menginternalisasi berbagai transaksi ( yaitu dengan
menjalankan berbagai fungsi dalam perusahaan), perusahan juga
menghemat pajak penjualan dan menghindari kontrol harga dan peraturan
pemerintah yang berlaku hanya untuk transaksi antar perusahaan.
Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan
menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik
operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa
variable kualitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai
perusahaan sebagai berikut :
15
a. Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung
dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham
yang beredar. Adapaun komponen dari shareholders equity yaitu agio
saham (paid up capital in excess of par value ) dan laba ditahan (
retained earning).
b. Nilai Appraisal
Nilai Appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan
appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan sangat
beragam bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya
penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan
sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang
kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
kegunaan menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari
suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan
akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubung dengan metode
penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi
tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya
alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaaan rugi.
Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan.
Nilai perusahaan yang berdasarkan appraiser independent juga akan
16
menghasilkan pengurangan good-will dengan meningkatkan harga
aktiva perusahaan melebihi nilai buku dari aktivanya.
c. Nilai Pasar Saham
Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal
adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu
bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan
secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun
berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang
paling sering digunakan dalam menilai perusahaan besar.
Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis
berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan
dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi.
d. Nilai “Chop-Shop”
Pendekatan “Chop-Shop” untuk pertama kali diperkenalkan oleh Dean
Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Financial
Management. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi
perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila
dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan ini mengkonseptualisasi
praktik penekanan untuk membeli aktiva dibawah harga penempatan
mereka.
17
e. Nilai Arus Kas
Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat
mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang
menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus
kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum
yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal
kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari
merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham,
yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai
intrinsic (intinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut
pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di
pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Samuel (2000) dalam Lusiyanti (2014) menjelaskan bahwa
enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai
perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan
indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Wahyudi
(2005) dalam Lusiyanti (2014) menyebutkan bahwa nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai
perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan
nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran
pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran
18
pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan
dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset
(Susanti,2010 dalam Lusiyanti, 2014).
Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan pada
harga yang wajar, penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli
tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan
dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah : a) Pendekatan laba antara
lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio metode kapitalisasi;
b) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) Pendekatan
deviden antara lain pertumbuhan dividen; d) Pendekatan aktiva antara lain
metode penilaian aktiva; e) Pendekatan harga saham; f) Pendekatan
economic value added (Suharli, 2006 dalam Lusiyanti 2014).
Tujuan perusahaan pada dasarnya tujuan manajemen keuangan
adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut
masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana
sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham
perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam
bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Dapat disimpulkan bahwa
nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk
mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka
tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai
saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasi harga saham. Tujuan
19
memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus
berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para
pemegang obligasi (Erlina, 2002 dalam Lusiyanti, 2014).
Mengapa nilai perusahaan itu sangat penting karena dengan nilai
perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang
saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham
tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi
pendanaan (financing) dan manajemen asset (Susanti, 2010 dalam
Lusiyanti, 2014).
3. Investment Opportunity Set
Investasi menurut Martono dan Agus (2005) merupakan penanaman
dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva)
dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama
(1978) dalam Hasnawati (2005) mengatakan bahwa nilai perusahaan
semata- mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk
mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan
investasi perusahaan.
Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak
luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan
20
investasi antara lain Myers (1977) dalam Hasnawati (2005) yang
memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi
petunjuk yang lebih luas dimana nilai per usahaan tergantung pada
pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan
dapat dapat ditaksir dari investment opportunity set (IOS), yang
didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place)
dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif.
Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Hasnawati (2005)
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang
besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan
manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan
pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang
besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang
luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun
sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan
di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat
observasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan
dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan,
variabel kebijakan, dan lain- lain:
1) Proksi IOS berdasarkan harga (price-based proxies)
2) Proksi IOS berdasarkan investasi ( investment-based proxies)
3) Proksi IOS berdasarkan pada varian (variance measures)
21
Kallapur dan Tombley (1999) dalam Hasnawati (2005)
menjelaskan proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan
keuangan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Proksi IOS berbasis pada harga
Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan
yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan
secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan
perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih
tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in
place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang
didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu
ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah:
market value of equity plus book value of debt, ratio of book to
market value of asset, ratio of book to market value of equity,
ratio of book value of property, plant, and equipment to firm
value, ratio of replacement value of assets to market value, ratio
of depreciation expense to value dan earning price ratio.
2) Proksi IOS berbasis pada investasi
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang
percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang
22
tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu
perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi
adalah: ratio R&D expense to firm value, ratio of R&D expense
to total assets, ratio of R&D expense to sales, ratio of capital
addition to firm value, dan ratio of capital addition to asset book
value.
3) Proksi IOS berbasis pada varian
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement)
merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan
menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran
untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti
variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.
Proksi IOS yang berbasis varian adalah: VARRET (variance of
total return), dan Market model Beta. IOS berdasar harga
merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
saham. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan
bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan
dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara
parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan
yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi
23
secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki. IOS yang
didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu
ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
4. Leverage
Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang
digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan risiko yang
dihadapi perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan
maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa depan juga akan
makin meningkat (Agustia, 2013).
Foster (1986) dalam Agustia (2013) mengungkapkan bahwa
terdapat hubungan antara rasio leverage dengan return perusahaan. Artinya
hutang dapat digunakan untuk memprediksi keuntungan yang kemungkinan
bisa diperoleh bagi investor jika berinvestasi pada suatu perusahaan.
Jensen and Meckling (1976) dalam Agustia (2013) berargumen
tentang moral hazard untuk menjelaskan agency cost of debt, bahwa level
hutang tinggi akan menyebabkan perusahaan untuk memilih pada proyek-
proyek investasi berisiko secara berlebihan. Masalah kerugian juga dapat
memberikan kontribusi atas kebijakan pendanaan melalui hutang.
Myers and Majluf (1984) dalam Agustia (2013) menyatakan bahwa
jika manajer-manajer mempunyai informasi privat mengenai proyek-proyek
investasinya, mereka berharap memperoleh pendanaan dari pihak luar untuk
mengganti investor atas kemungkinan menemukan perusahaan yang
24
kinerjanya buruk pada proyek-proyek yang mempunyai net present value
negatif.
DeAngelo et al. (1994) dan Fraser dan Ormiston (2004) dalam
Agustia (2013) mengukur leverage ratio dengan persamaan berikut:
𝑙𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑛𝑒𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
5. Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menilai tingkat
likuiditas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya. Perusahaan yang melunasi kewajiban-kewajibannya ketika
jatuh tempo dapat dikatakan sebagai perusahaan liquid. Sedangkan,
perusahaan illiquid adalah perusahaan yang tidak mampu melunasi setiap
kewajibannya ketika waktu pembayaran telah jatuh tempo. Apabila suatu
perusahaan mengalami illiquid, baik kreditur, investor, maupun pihak
lainnya akan kehilangan kepercayaan kepada perusahaan dan
mempertimbangkan kembali untuk menjalani bisnis bersama-sama.
Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan menganalisis rasio likuiditas
dimana terdapat dua jenis indikator penting yang dapat digunakan, yaitu
current ratio (rasio lancar) dan acid-test ratio atau quick ratio (rasio cepat).
a. Current Ratio
Rasio lancar adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban lancar dengan aset lancar.
25
Kieso, et. al. (2011) dalam bukunya Intermediate Accounting
mengukur rasio lancar dengan rumus berikut:
CR (Current Ratio) = Aset Lancar
Kewajiban Lancar
b. Acid Test Ratio
Rasio cepat adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya dengan kas,
investasi jangka pendek, dan piutang bersih. Menurut Kieso, et.
al. (2011) rasio cepat dapat diukur dengan menggunakan rumus
berikut:
ATR (Acid Test Ratio) = 𝐾𝑎𝑠+𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘+𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
6. Free Cash Flow
Free cash flow merupakan arus kas yang tersedia untuk
didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik
utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva
tetap dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang
sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2006). Free cash flow
menggambarkan kepada investor bahwa dividen yang dibagikan oleh
perusahaan bukan hanya sebagai strategi menyiasati pasar dengan maksud
meningkatkan nilai perusahaan.
Bagi perusahaan yang mengeluarkan pengeluaran modal, free cash
flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang
masih mempunyai kemampuan di masa depan atau tidak. Pasar akan
26
bereaksi jika terlihat ada free cash flow yang dapat meningkatkan harapan
mereka untuk mendapatkan dividen di masa depan. Free cash flow menurut
Brigham dan Houston (2006) adalah arus kas yang tersedia untuk
didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik
utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan.
7. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen sering dianggap sebagai signal bagi investor
dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena
kebijakan deviden dapat membawa pengaruh terhadap harga saham
perusahaan (Mardiyati et. al, 2012). Terdapat beberapa pandangan
mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan:
a. Pandangan 1: Kebijakan dividen tak relevan
Pandangan ini berasumsi bahwa tidak ada hubungan antara
kebijakan dividen dan nilai saham. Seperti yang dijelaskan oleh
Eugene F Brigham dan Joel F Houston (2007) dividend irrelevance
theory is a firm’s dividend policy has no effect on either its value or
its cost of capital. Miller dan Modligiani menjelaskan bahwa
berdasarkan keputusan investasi perusahaan, rasio pembayaran
dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan
pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan hanya oleh
kemampuan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau
27
kebijakan investasinya, dan cara aliran laba dipecah antara dividen
dan laba ditahan tidak mempengaruhi nilai ini.
b. Pandangan 2: Kebijakan dividen yang relevan
Myron Gordon dan John Lintner dalam Eugane F Brigham & Joel F
Houston (2007) mengatakan dividen lebih pasti daripada perolehan
modal, disebut juga dengan teori bird in the hand, yaitu kepercayaan
bahwa pendapatan dividen memiliki nilai lebih tinggi bagi investor
daripada capital gains, teori ini mengasumsikan bahwa dividen lebih
pasti daripada pendapatan modal.
c. Efek informasi (information content, or signaling hypothesis) Signal
is an action taken by a firm’s management that provides clues to
investors about how management views the firm’s prospects, Fred J
Weston dan Eugene F Brigham (2005). Sedangkan pengertian
information content adalah teori yang menyatakan bahwa investor
menganggap perubahan dividen sebagai pertanda bagi perkiraan
manajemen atas laba. Information assymetry merupakan perbedaan
kemampuan mengakses informasi antara manajemen dan investor
yang bisa mengakibatkan harga saham lebih rendah daripada yang
akan terjadi pada kondisi pasti.
d. Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik
jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Argumen
Miller dan Modligiani menyatakan bahwa suatu perusahaan
menetapkan kebijakan pembagian dividen khusus, yang selanjutnya
28
menarik sekumpulan peminat atau clientele yang terdiri dari para
investor yang menyukai kebijakan dividen khusus tersebut, Fred J
Weston dan Eugene F Brigham (2005).
B. Penelitian-penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah membahas mengenai nilai perusahaan dan beberapa
faktor yang telah mempengaruhinya telah banyak dibahas oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut telah banyak memberikan referensi
dan kontribusi pada penelitian ini. Berikut ini peneliti tampilkan tabel yang
menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan nilai
perusahaan serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.
29
Tabel 2.1
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Samuel Fosu,
Albert Danso,
Wasim Ahmad, dan
Wiliam Coffie
(2016)
Information
Asymmetry,
Leverage, and Firm
Value : Do crisis
and growth matter?
1. Menggunakan
variabel
dependen Nilai
perusahaan
2. Menggunakan
variabel
independen
Leverage
1. Merubah variabel
independen
Information
Asymmetry dengan
Investment
Opportunity Set
2. Menambahkan
variabel independen
Likuiditas
3. Menambahkan
Variabel
independen Free
Cash Flow
4. Menambahkan
variabel independen
Kebijakan Dividen
The result of this research that
information asymmetry adversely
impacts firm value, and that this
effect decreases with firm’s
leverage. We also find that
leverage has a negative effect on
firm value, and that the marginal
effect of leverage is lower for
information asymmetric firms.
Further, we find that the relation
between information asymmetry
and firm value is more
pronounced in the post-crisis
period than the pre-crisis period.
Finally, we show that the impact of
information asymmetry on firm
value is higher (lower) for firms
with high (low) growth
opportunities.
Bersambung kehalaman berikutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
2. Corry Winda
Anzlina Rustam
(2013)
Pengaruh Tingkat
Likuiditas,
Solvabilitas,
Aktivitas, dan
Profitabilitas
terhadap Nilai
Perusahaan
1. Menggunakan
variabel
dependen Nilai
perusahaan
2. Menggunakan
variabel
independen
Leverage
3. Menggunakan
variabel
independen
Likuiditas
1. Merubah variabel
independen
Aktivitas dengan
Investment
Opportunity Set
2. Merubah variabel
independen
Profitabilitas
dengan Kebijakan
Dividen
3. Menambahkan
Variabel
independen Free
Cash Flow
Hasil menunjukkan bahwa CR,
DER, TATO, dan ROE variabel
secara simultan memiliki
pengaruh terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan secara
parsial hanya CR yang bisa
menjelaskan secara signifikan
terhadap nilai perusahaan,
sementara DER, dan ROE tidak
berpengaruh terhadap Nilai
Perusahaan.
Bersambung kehalaman berikutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Eti Kartina dan
Nikmah (2011)
Pengaruh
Corporate
Governance,
Investment
Opportunity Set
terhadap Kualitas
Laba dan Nilai
Perusahaan
1. Menggunakan
variabel
dependen Nilai
perusahaan
2. Menggunakan
variabel
independen
Investment
Opportunity Set
1. Merubah variabel
independen
Corporate
Governance dengan
Leverage
2. Menghilangkan
variabel dependen
Kualitas Laba
3. Menambahkan
Variabel
independen Free
Cash Flow
4. Menambahkan
variabel independen
Likuiditas
5. Menambahkan
variabel independen
Kebijakan Dividen
Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa komite audit dan
kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laba, tetapi tidak
berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laba dan nilai
perusahaan. Sedangkan IOS tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laba tetapi berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahan.
Bersambung kehalaman berikutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4. Sigit Hermawan
dan Afiyah Nurul
Maf’ulah (2014)
Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap
Nilai Perusahaan
dengan
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
sebagai Variabel
Pemoderasi
1. Menggunakan
variabel
dependen Nilai
perusahaan
1. Merubah variabel
independen Kinerja
Keuangan dengan
Leverage
2. Menghilangkan
variabel moderasi
Corporate Social
Responsibility
3. Menambahkan
variabel independen
Investment
Opportunity Set
4. Menambahkan
Variabel
independen Free
Cash Flow
5. Menambahkan
variabel independen
Likuiditas dan
Kebijakan Dividen
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh kinerja
keuangan (ROA) terhadap nilai
perusahaan dan menguji pengaruh
alokasi biaya corporate social
responsibility (CSR) dalam
memoderasi kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian adalah secara parsial
variabel kinerja keuangan (ROA)
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Selanjutnya secara
parsial variabel corporate social
responsibility mampu memoderasi
hubungan kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan.
Bersambung kehalaman berikutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Lihan Rini Puspo
Wijaya dan Bandi
Anas WIbawa
(2010)
Pengaruh
Keputusan
Investasi,
Keputusan
Pendanaan, dan
Kebijakan Dividen
terhadap Nilai
Perusahaan
1. Menggunakan
variabel
dependen Nilai
perusahaan
2. Mengunakan
Variabel
independen
Keputusan
Investasi
3. Mengunakan
variabel
independen
Keputusan
Pendanaan
4. Menggunakan
variabel
independen
Kebijakan
Dividen
1. Menambahkan
Variabel
independen Free
Cash Flow
2. Menambahkan
variabel independen
Likuiditas
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh keputusan
investasi, keputusan pendanaan,
dan kebijakan dividen terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian
adalah secara parsial variabel
keputusan investasi berpengaruh
positif secara signifikan terhadap
nilai perusahaan. Selanjutnya
secara parsial variabel keputusan
pendanaan berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai
perusahaan dan kebijakan dividen
juga berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Bersambung kehalaman berikutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6. Tri Wahyuni,
Endang Herawati,
dan Werner R.
Murhadi (2013)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Nilai Perusahaan di
Sektor Property,
Real Estate, dan
Building
Construction yang
terdaftar di BEI
periode 2008-2012
1. Menggunakan
variabel
dependen Nilai
perusahaan
2. Mengunakan
Variabel
independen
Keputusan
Investasi
3. Mengunakan
variabel
independen
Keputusan
Pendanaan
4. Menggunakan
variabel
independen
Kebijakan
Dividen
1. Merubah Variabel
independen Ukuran
Perusahaan dengan
Free Cash Flow
2. Merubah variabel
independen
Profitabilitas
dengan Likuiditas
3. Menghilangkan
Variabel
Kepemilikan
Institusional
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keputusan investasi,
ukuran perusahaan dan
profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai
perusahaan. Keputusan pendanaan
berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Selanjutnya kebijakan dividen
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan dan kepemilikan
institusional berpengaruh negatif
tidak signifkan terhadap nilai
perusahaan.
Bersambung kehalaman berikutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Dian Agustia
(2013)
Pengaruh Faktor
Good Corporate
Governance, Free
Cash Flow, dan
Leverage terhadap
Manajemen Laba
1. Mengunakan
Variabel
independen Free
Cash flow
2. Mengunakan
variabel
independen
Leverage
1. Merubah variabel
dependen
Manajemen Laba
dengan Nilai
Perusahan
2. Menambahkan
variabel independen
Investment
Opportunity Set
3. Merubah Variabel
independen Good
Corporate
Governance dengan
Likuiditas
4. Menambahkan
variabel independen
Likuiditas dan
Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil pengujian
disimpulkan bahwa semua
komponen good corporate
governance (ukuran komite audit,
proporsi komite audit independen,
kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial) tidak
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba, sedangkan
leverage berpengaruh positif
signifkikan terhadap manajemen
laba, free cash flow berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap
manajemen laba.
Bersambung kehalaman berikutnya
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
8. Alfredo Mahendra
DJ (2011)
Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan
(Kebijakan Dividen
Sebagai Variabel
Moderating) Pada
Perusahaan
Manufaktur Di
Bursa Efek
Indonesia
1. Mengunakan
Variabel
dependen Nilai
Perusahaan
2. Mengunakan
variabel
independen
Leverage
3. Menggunakan
variabel
indpenden
Likuiditas
1. Merubah variabel
independen
Profitabilitas
dengan Free Cash
Flow
2. Menambahkan
variabel independen
Investment
Opportunity Set
3. Merubah variabel
moderasi Kebijakan
Dividen menjadi
variabel independen
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa likuiditas berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan, kebijakan
dividen tidak mampu secara
signifikan memoderasi pengaruh
likuiditas terhadap nilai
perusahaan, leverage berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan, kebijakan
dividen tidak mampu secara
signifikan memoderasi pengaruh
leverage terhadap nilai
perusahaan, Profitabilitas
berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan,
kebijakan dividen tidak mampu
secara signifikan memoderasi
pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan.
Bersambung kehalaman berikutnya
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian-penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
9. Umi Mardiyati,
Gatot Nazir Ahmad,
dan Ria Putri (2012)
Pengaruh
Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang
dan Profitabilitas
terhadap Nilai
Perusahaan
Manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(BEI) Periode
2005-2010
1. Mengunakan
Variabel
dependen Nilai
Perusahaan
2. Mengunakan
variabel
independen
Kebijakan
Hutang
3. Menggunakan
Variabel
independen
Kebijakan
Dividen
1. Merubah variabel
independen
Profitabilitas
dengan Free Cash
Flow
2. Menambahkan
variabel independen
Investment
Opportunity Set
3. Menambahkan
variabel independen
Likuiditas
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai adjusted R Square
sebelum menggunakan variabel
kontrol adalah sebesar 34,2%,
yang artinya variabel DPR, DER
dan ROE mampu menjelaskan
34,2% nilai perusahaan.
Sedangkan nilai adjusted R Square
setelah menggunakan variabel
kontrol dalam penelitian ini adalah
sebesar 33,7%. Hal ini berarti
33,7% variabel dari nilai
perusahaan dapat dijelaskan oleh
variabel DPR, DER, ROE dan
INSD. Sedangkan sisanya sebesar
66,7% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain di luar penelitian ini,
yaitu rasio-rasio keuangan lainnya
dan faktor-faktor selain rasio
keuangan.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber referensi
38
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian yang dilakukan Hasnawati (2005) menunjukkan
keputusan investasi memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar
positif 12,25%. Hasil ini mendukung dan konsisten dengan pendapat yang
dikemukakan Fama (1978). Efek langsung keputusan investasi terhadap
nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu
sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti
menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien,
pengembangan research & development, dan merger dengan perusahaan
lain (Myers,1976). Selain menentukan keputusan investasi, risiko bisnis
yang dihadapi perusahaan publik di Indonesia kemungkinan dapat dikontrol
dengan lebih baik. Penelitian yang dilakukan Adi dan Wirawan (2016), Rini
dan Bandi (2010) investment opportunity set berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
H1: Invesment Opportunity Set berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
2. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan EBIT dengan
perubahan volume penjualan dapat menjadi sinyal yang direspon positif
oleh pasar, bahwa perusahan tersebut mampu memberikan nilai lebih bagi
perusahaan. (Wulandari, 2013). Dalam penelitian Wulandari (2013)
leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan
kemampuan perusahaan dalam mendongkrak laba dari perubahan volume
39
penjualan, akan mendapat respon positif dari pasar. Penelitian yang
dilakukan Rini dan Bandi (2010) leverage berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Mahendra (2011) leverage
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Besar kecilnya hutang yang
dimiliki perusahaan tidak terlalu diperhatikan oleh investor, karena investor
lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan mengunakan dana
tersebut dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai
perusahaan.
H2: Leverage berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Semakin tinggi likuiditas semakin rendah nilai perusahaan yang
tercermin melalui harga saham. Interpretasi menyebutkan hal tersebut
terjadi dikarenakan kondisi ekonomi dan persepsi subjektif dari investor.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fadhli (2015) yang menggunakan
sampel perusahaan perbankan, asuransi dan lembaga keuangan lainnya
tahun 2010-2013 dengan menggunakan alat ukur loan to deposit ratio
likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusaahan. karena pada perusahaan
perbankan likuiditas merupakan salah satu masalah utama yang harus
diperhatikan demi kelangsung hidup perusahaan. Penelitian yang dilakukan
Rustam (2013) menunjukkan hasil likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
40
Mahendra (2011) Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas tidak terlalu
dipertimbangkan oleh pihak eksternal perusahaan dalam melakukan
penilaian sebuah perusahaan dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan harga saham sebuah perusahaan.
H3: Likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
4. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian Adi dan Wirawan (2016) free cash flow
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Vogt dan Vu (2000) dalam Adi dan
Wirawan (2016) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki free cash
flow paling tinggi akan memiliki return yang lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki free cash flow rendah. Free cash flow
mencerminkan kas yang benar-benar tersedia dan tidak digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, manajer
membuat perusahaan menjadi lebih bernilai dengan meningkatkan free cash
flow (Husnan, 2002 dalam Adi dan Wirawan, 2016). Selain itu, free cash
flow harus dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen jika
perusahaan ingin memaksimalkan nilainya, karena hal tersebut akan
dianggap sebagai sinyal positif bagi para investor.
H4: Free Cash Flow berpengaruh terhadap nilai perusahaan
5. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian Adi dan Wirawan (2016) kebijakan dividen
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang artinya semakin tinggi
41
pembagian dividen maka nilai perusahaan akan semakin tinggi, atau
sebaliknya. Hasil penelitian mendukung bird in the hand theory yang
menyatakan bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang membagikan
dividen karena adanya kepastian tentang return investasi serta dapat
mengantisipasi risiko ketidakpastian tentang kebangkrutan perusahaan
(Sugiarto, 2011 dalam Adi dan Wirawan, 2016). Selain itu, pembagian
dividen lebih kecil risikonya dibandingkan dengan capital gain sehingga
pembayaran dividen yang tinggi akan meminimumkan biaya modal yang
pada gilirannya akan meningkatkan nilai perusahaan.
Teori lain yang mendukung relevansi teori yaitu teori tax preference
theory. Teori ini berpendapat bahwa investor lebih menyukai laba ditahan
daripada dividen karena pertimbangan pajak yang dikenakan kepada capital
gain lebih rendah. Teori ini menyarankan agar perusahaan membayarkan
dividen yang rendah untuk memaksmimalkan harga saham (Sembiring dan
Pakpahan, 2010).
Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring dan
Pakpahan (2010) kebijakan dividen tidak berpengaruh nilai perusahaan.
H5: Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
D. Kerangka Pemikiran
Gambaran menyeluruh mengenai analisis penelitian dapat dilihat dalam
kerangka pemikiran pada gambar 2.1 berikut:
42
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, LEVERAGE,
LIKUIDITAS, FREE CASH FLOW, KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN
Daftar Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Investment
Opportunity Set
(X1)
Kebijakan
Dividen (X5)
Likuiditas (X3)
Leverage (X2)
Nilai Perusahaan
(Y)
Free Cash Flow
(X4)
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kausalitas yang
merupakan suatu jenis penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan
adanya hubungan sebab-akibat antara variabel (Sanusi, 2013). Penelitian ini
juga termasuk ke dalam kelompok data time series dikarenakan periode yang
diteliti adalah periode tahun 2012 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh variabel independen, yaitu investment opportunity set,
leverage, likuiditas, kebijakan dividen dan free cash flow terhadap variabel
dependen nilai perusahaan. Adapun, jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan
tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang
dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian
dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan
bagian atau subset dari populasi.
Metode penelitian sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling,
yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
44
dengan menggunakan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Bambang, 2002).
Sampel untuk penelitian ini adalah semua perusahaan dalam industri
Property, Real Estate, and Building Construction yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2012-2015, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Perusahaan pada industri Property, Real Estate, and Building
Construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-
2015.
2. Perusahaan pada industri Property, Real Estate, and Building Construction
yang menerbitkan laporan keuangan auditan selama empat tahun berturut-
turut, yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.
3. Perusahaan yang memiliki tahun tutup buku 31 Desember.
4. Perusahaan tidak keluar (delisting) di Bursa Efek Indonesia selama periode
penelitian tahun 2012-2015.
5. Perusahaan yang membayarkan dividennya secara terus menerus dari
tahun 2012 sampai dengan 2015.
6. Laporan tahunan perusahaan memiliki data-data yang berkaitan dengan
variabel penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan termasuk ke dalam jenis data kuantitatif yang
merupakan data sekunder. Menurut Sanusi (2013) data sekunder adalah data
yang yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Metode
pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah:
45
1. Metode studi kepustakaan, yaitu dengan menelaah pustaka dan
mengkaji berbagai literatur seperti buku, jurnal, tesis, surat kabar,
dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan topik penelitian.
2. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan dan
mempelajari data-data dan dokumen-dokumen yang diperlukan
berupa factbook, annual report, dan laporan keuangan periode
2012 sampai dengan 2015. Data dalam penelitian ini diambil
berdasarkan informasi yang tercatat dalam factbook dan laporan
keuangan perusahaan yang menjadi sampling penelitian. Data-data
tersebut bisa didapatkan langsung di Bursa Efek Indonesia ataupun
dapat didownload dengan lengkap melalui situs www.idx.co.id.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik
dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam
bentuk tabel numerik dan grafik (Indriantoro dan Bambang, 2002).
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis
kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh
dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan
fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan
46
gambaran tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai
Perusahaan. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan
aplikasi komputer program SPSS.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka
penelitian ini melakukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
multikolinearitas dan uji autokorelasi. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Bila asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
2016).
Dalam penelitian ini pengujian uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan metode uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
b. Uji Multikolonieritas
Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah pada model regresi
ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang valid adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas.
Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam
47
metode berkolerasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel
independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan masing-
masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam melakukan pengujian terhadap multikolinearitas. Dapat
dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation
factor (VIF), jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2016).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual
pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedatisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan metode Uji Glejser. Uji glejser
dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2016).
d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi adalah uji model regresi untuk mendeteksi adanya
hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi
lainnya. autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat
runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang
48
dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun
demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang
bersifat antarobjek (cross section). Untuk mendeteksi autokorelasi
dalam penelitian ini, digunakan uji Durbin-Watson yang akan
menghasilkan nilai d yang berkisar antara 0 sampai 4. Penentuan ada
atau tidaknya autokorelasi ditentukan berdasarkan nilai d yang berada
pada area dua titik tertentu dalam tabel 3.1 (Winarno, 2011).
Tabel 3.1
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Tolak H0,
berarti ada
autokorelasi
positif
Tidak
dapat
diputuskan
Tidak
menolak H0,
berarti tidak
ada
autokorelasi
Tidak
dapat
diputuskan
Tolak H0,
berarti ada
autokorelasi
negatif
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
Pengambilan keputusan adanya autokorelasi:
1) 0 < d < dL : Tolak H0, berarti ada autokorelasi positif
2) dL < d < dU : Tidak dapat diputuskan
3) dU < d < 4-dU : Tidak menolak H0, berarti tidak ada
autokorelasi
4) 4-dU < d < 4-dL : Tidak dapat diputuskan
5) 4-dL < d < 4 : Tolak H0, berarti ada autokorelasi negatif
49
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Model ini
merupakan pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu dengan
menambah jumlah variabel bebas menjadi dua atau lebih terhadap variabel
terikat (variabel dependen) (Sanusi, 2013). Alat uji yang digunakan dengan
teknik analisis uji nilai selisih mutlak yang dikembangkan oleh frucot dan
Shearon (1991) dalam Ghozali (2016). Model ini akan menguji pengaruh
modesi dengan selisih mutlak dari variabel indpenden dengan rumus
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
b1-b7 = Koefesien Regresi
X1 = Investment Opportunity Set
X2 = Leverage
X3 = Likuiditas
X4 = Kebijakan Dividen
X5 = Free Cash Flow
e = error term
50
Pengujian ini dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variable dependen (Ghozali, 2016).
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji (Ghozali, 2016). Dalam
penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5 % dan 10%.
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan/atau 0,10 maka Ho
diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh individual
terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau 0,10 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel
51
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual
terhadap variabel dependen atau terikat.
c. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji
statistif F digunakan untuk mengetahui semua variabel indepnden yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali,
2016).
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima dan
Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
52
E. Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sanusi (2013) variabel independen (variabel bebas) adalah tipe
variabel mempengaruhi variabel yang lain. Sedangkan, variabel dependen
(variabel terikat) adalah tipe variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen.
1. Variabel Dependen
a. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun
berjalan. Pada penelitian ini nilai perusahaan diproksikan dengan
Tobin’s Q. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Tobin’s Q tidak
hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi juga
sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat
oleh pihak luar termasuk investor. Tobin’s Q mewakili sejumlah
variabel yang penting dalam pengukuran kinerja, antara lain aktiva
tercatat perusahaan, kecenderungan pasar yang memadai seperti
pandangan-pandangan analis mengenai prospek perusahaan, dan
variabel modal intelektual atau intangible asset (Adi dan Wirawan,
2016). Tobin’s Q dapat diformulasikan sebagai berikut (Chung dan
Pruitt, 1994 dalam Adi dan Wirawan, 2016):
𝑻𝒐𝒃𝒊𝒏′𝒔 𝑸 =𝐌𝐕𝐄 + 𝐃𝐄𝐁𝐓
𝑻𝑨
Keterangan:
MVE = Nilai pasar ekuitas (jumlah saham beredar x closing price)
53
DEBT = (Utang Lancar – aset lancar) + nilai buku persediaan +
utang jangka panjang
TA = Nilai buku total aset
2. Variabel Independen
a. Investment Opportunity Set
Investment opportunity set diproksikan dengan Market to Book
Value of Equity (Gaver dan Gaver, 1993) yang mencerminkan bahwa
pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan terhadap
return yang diharapkan dari ekuitasnya (Hartono, 1998 dalam Adi dan
Wirawan, 2016). Secara matematis Market to Book Value of Equity
(MBVE) diformulasikan sebagai berikut (Kallapur dan Trombley,
1999):
𝐌𝐁𝐕𝐄 =𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐱 𝒄𝒍𝒐𝒔𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒓𝒊𝒄𝒆
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
b. Leverage
Leverage adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka
pendek dan utang jangka panjangnya (Mahendra, 2011). Leverage
didalam penelitian ini diwakili oleh debt to equity ratio. Debt to equity
ratio adalah rasio yang merupakan perbandingan antara total utang
dengan modal sendiri. Secara matematis, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (dengan satuan persentase) :
𝐃𝐄𝐑 =𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐇𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍
54
c. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo Raharjaputra,
(2009) dalam Wulandari (2013). Pengukuran likuiditas dengan
menggunakan Current Ratio (CR), yaitu rasio yang menunjukkan
hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya.
𝐂𝐑 =𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
d. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Kebijakan dividen dalam penelitian ini diwakili oleh
dividend payout ratio. Menurut Keown et al (2005) dalam Mahendra
(2011) dividend payout ratio adalah jumlah dividen relatif terhadap
net income perusahaan atau earning per share. Menurut Harjito, A
dan Martono (2005) dalam Mahendra (2011) menyatakan bahwa
dividend payout ratio merupakan rasio yang menunjukkan
persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham
biasa perusahaan berupa dividen kas. Secara matematis, Dividend
Payout Ratio dapat dinyatakan dengan rumus (dengan
menggunakan persentase) :
𝐃𝐏𝐑 =𝑫𝒊𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝒑𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆
𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓 𝒔𝒉𝒂𝒓𝒆
55
e. Free Cash Flow
Free cash flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat
didistribusikan kepada pemegang saham atau kreditor yang tidak
diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap (Ross et
al. 2000) dalam Tarjo dan Jogiyanto (2003). Free cash flow
merupakan hasil perhitungan dari aliran kas operasi perusahaan
dikurangi pengeluaran modal yang dapat dihitung dengan
mengurangi aktiva tetap bersih periode sekarang dengan aktiva tetap
bersih periode sebelumnya (Syamsuddin, 2007) dan modal kerja
bersih yang dihitung dengan mengurangi aktiva lancar dikurangi
utang lancar. Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus
Ross et al (1999) yaitu:
FCF ratio = 𝐴𝐾𝑂−𝑃𝑀−𝑀𝐾𝐵
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Keterangan :
FCF = Free Cash flow
AKO = Aliran kas operasi pada tahun t
PM = Pengeluaran modal pada tahun t
MKB = Modal kerja bersih pada tahun t
56
Variabel dan skala pengukuran terdapat dalam penelitian disajikan secara
ringkas dalam Tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel dan Pengukuran
No Variabel Definisi
Operasional
Pengukuran Skala
Pengukura
n
1 Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q) (Adi dan
Wirawan, 2016)
Dependen MVE + DEBT
𝑇𝐴 Rasio
2 Investment Opportunity
Set (MBVE) (Adi dan
Wirawan, 2016),
(Hasnawati, 2005)
Independen 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫 𝐱 𝒄𝒍𝒐𝒔𝒔𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒓𝒊𝒄𝒆
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
Rasio
3 Leverage (DER)
(Wahyuni et, al, 2013) Independen Total Hutang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
Rasio
4 Likuiditas (CR)
(Wulandari, 2013) Independen 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Rasio
5 Kebijakan Dividen
(DPR) (Mahendra,
2011)
Independen 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Rasio
6 Free Cash Flow (FCF)
(Adi dan Wirawan,
2016)
Independen 𝐴𝐾𝑂 − 𝑃𝑀 − 𝑀𝐾𝐵
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Rasio
Sumber: Dari berbagai referensi pendukung penelitian
57
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2012 hingga 2015 merupakan
populasi dalam penelitian ini. Perusahaan - perusahaan tersebut tidak keluar dari
BEI (delisting) dan telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pada bab
sebelumnya. Dari pertimbangan tersebut didapatkan sampel sebanyak 12
perusahaan dengan total 48 data observasi.
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan di industri Property, Real Estate and
Building Construction yang terdaftar di BEI pada tahun
2012-2015
63
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria (51)
Jumlah sampel penelitian terpilih 12
Tahun pengamatan 4
Jumlah sampel total dalam periode penelitian 48
Sumber: Data sekunder diolah
Dari hasil seleksi sampel penelitian di atas, terdapat 12 perusahaan yang
sesuai dengan kriteria. Berikut merupakan daftar perusahaan Property, Real
Estate and Building Construction yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
58
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode
1 Ciputra Development Tbk. CTRA
2 Ciputra Property Tbk. CTRP
3 Ciputra Surya Tbk. CTRS
4 Gowa Makassar Tourism Development Tbk GMTD
5 Pakuwon Jati Tbk. PWON
6 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JKON
7 Jaya Real Property Tbk JRPT
8 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI
9 Summarecon Agung Tbk. SMRA
10 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA
11 Total Bangun Persada Tbk. TOTL
12 Waskita Karya (Persero) Tbk. WIKA
Sumber: Data sekunder diolah
B. Statistik Deskriptif
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda.
Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai
pengaruh variabel independen investment opportunity set (MBVE), leverage
(DER), likuiditas (CR), kebijakan dividen (DPR), dan free cash flow (FCF)
terhadap variable dependen yaitu nilai perusahaan (Tobin’s Q).
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai data
yang dimiliki dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Analisis ini
hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar dapat
memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai terendah (minimum), nilai
59
tertinggi (maximum), rata-rata (mean), dan standar deviasi. Berikut ini adalah
hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan hasil statistik deskriptif di atas, variabel nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Tobin’s Q menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar
0,44337 nilai tertinggi (maximum) sebesar 3,61326 nilai rata-rata (mean)
sebesar 1,47724 dan standar deviasi sebesar 0,82559. Selanjutnya Hasil analisis
statistik deskriptif investment opportunity set yang di proksikan dengan MBVE
menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar 0,28644 nilai tertinggi
(maximum) sebesar 7,85404 nilai rata-rata (mean) sebesar 2,87897 dan standar
deviasi sebesar 1,78562.
Hasil analisis statistik deskriptif selanjutnya leverage yang diproksikan
dengan DER menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar 0,47954 nilai
tertinggi (maximum) sebesar 2,90304 nilai rata-rata (mean) sebesar 1,38072 dan
standar deviasi sebesar 0,63748. Hasil analisis statistik deskriptif likuiditas yang
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tobin’s Q 48 0,44337 3,61326 1,47724 0,82559
MBVE 48 0,28644 7,85404 2,87897 1,78562
DER 48 0,47954 0,29030 1,38072 0,63748
CR 48 0,38961 2,08539 1,30013 0,34890
DPR
FCF
48
48
0,04170
(0,73257)
1,27865
0,28754
0,29277
(0,11871)
0,22968
0,16531
Valid N (listwise) 48
60
diproksikan dengan CR menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar 0,38961
nilai tertinggi (maximum) sebesar 2,08539 nilai rata-rata (mean) sebesar
1,30013 dan standar deviasi sebesar 0,34920. Hasil analisis statistik deskriptif
kebijakan dividen yang diproksikan dengan DPR menunjukan nilai terendah
(minimum) sebesar 0,0417 nilai tertinggi (maximum) sebesar 1,27865 nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,29277 dan standar deviasi sebesar 0,22968. Hasil
analisis statistik deskriptif free cash flow yang diproksikan dengan FCF
menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar (0,7325) nilai tertinggi
(maximum) sebesar 0,28754 nilai rata-rata (mean) sebesar (0,11871) dan
standar deviasi sebesar 0,16531.
C. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal ini untuk menghindari
terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan
menggunakan regresi. Di bawah ini merupakan uji asumsi klasik yang telah
dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal
(Gujarati, 2011). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai
distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini
pengujian uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji
61
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan
keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas
signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05 maka
variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila angka
probabilitas di atas 0,05 maka HA ditolak yang berarti variabel
terdistribusi secara normal (Ghozali, 2016). Adapun hasil uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
menunjukan nilai sebesar 0,079 yang berarti bahwa data terdistribusi
secara normal. Hal ini dapat terlihat karena nilai probabilitas sebesar
0,079 lebih besar dari 0,05. Sehingga model penelitian ini memenuhi uji
asumsi klasik normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk
mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini
dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor). Regresi yang terbebas dari masalah multikolonieritas apabila
Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan
0,079 Data berdistribusi normal
Sumber: Data sekunder diolah
62
nilai VIF <10 dan nilai tolerance >0,10 maka data tersebut tidak ada
multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas
dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor), yaitu:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
MBVE 0,811 1,233 Tidak terjadi multikolonieritas
DER 0,952 1,051 Tidak terjadi multikolonieritas
CR 0,801 1,248 Tidak terjadi multikolonieritas
DPR
FCF
0,815
0,833
1,227
1,201
Tidak terjadi multikolonieritas
Tidak terjadi multikolonieritas
Sumber: Data sekunder diolah
Dalam tabel 4.5 di atas menunjukan hasil uji multikolonieritas
dengan nilai Tolerance berkisar antara 0,801 – 0,952. Sedangkan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) berkisar antara 1,051 – 1,248. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini tidak
terjadi masalah multikolonieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.6 di bawah merupakan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
menggunakan Uji Glejser. Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Jika
variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (probabilitas
signifikansi tingkat kepercayaan 5%) (Ghozali, 2016).
63
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Variabel Sig. Keterangan
MBVE 0,845 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DER 0,090 Tidak terjadi heteroskedastisitas
CR 0,980 Tidak terjadi heteroskedastisitas
DPR 0,169 Tidak terjadi heteroskedastisitas
FCF 0,356 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Data sekunder diolah
Dari hasil uji glejser tersebut semua variabel independen
menunjukan angka signifikansi di atas 0,05 yang berarti bahwa dalam
persamaan regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Jika terjadi
autokorelasi, maka dapat dikatakan bahwa model mengalami masalah
autokorelasi. Menurut Winarno (2011) autokorelasi lebih mudah timbul
pada data yang bersifat runtut waktu dikarenakan pada sifatnya bahwa
data sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya.
Pengujian terhadap autokorelasi dilakukan melalui uji Durbin-Watson
dan pada tabel 4.7 berikut menunjukkan hasil mengenai otokorelasi:
64
Berdasarkan tabel 4.7 mengenai uji Durbin-Watson, nilai Durbin-
Watson adalah 1,908 > 1,771 (dU) dan nilai Durbin-Watson 1,908 <
2,229 (4-dU). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai d berada pada area
keputusan dU < d < 4-dU yang berarti bahwa model terbebas dari
permasalahan autokorelasi.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Koefesien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini menggunakan variabel independen investment
opportunity set (MBVE), leverage (DER), likuiditas (CR), kebijakan
dividen (DPR), dan free cash flow (FCF) serta variable dependen yaitu
nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins Q.
Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan pada tabel
4.8 di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1,908
Sumber : Data Sekunder diolah
65
Tabel 4.8 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,928, hal ini
berarti bahwa 92% variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
investment opportunity set (MBVE), leverage (DER), likuiditas (CR),
kebijakan dividen (DPR) dan free cash flow (FCF). Sedangkan sisanya
yaitu sebesar 8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini. Seperti ukuran perusahaan, struktur modal,
corporate social responsibility (CSR), kepemilikan institutional dan
lain-lain.
b. Uji F (Model Fit)
Hasil Uji F pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi pada tabel hasil Uji F berikut ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji F (ANOVA)
Model Sig.
1 0,000
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel 4.9 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang digunakan layak untuk menguji data atau dapat dikatakan
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefesien Determinasi
Model Adjusted R Square
1 0,928
Sumber : Data Sekunder yang diolah
66
bahwa investment opportunity set (MBVE), leverage (DER), likuiditas
(CR), kebijakan dividen (DPR) dan free cash flow (FCF) secara bersama-
sama mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s
Q.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Tabel 4.10 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t dalam
penelitian ini, yaitu:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Variabel Dependen: Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
Signifikansi pada α 5%
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
empat variabel independen yaitu investment opportunity set (MBVE),
leverage (DER), likuiditas (CR), dan kebijakan dividen (DPR) yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan tingkat
signifikansi pada 5%. Sedangkan satu variabel independen lainnya yaitu
B Sig. Kesimpulan
MBVE 0.417 0.000 Berpengaruh
DER -0.426 0.000 Berpengaruh
CR -0.502 0.000 Berpengaruh
DPR -0,428 0.009 Berpengaruh
FCF -0.050 0.817 Tidak Berpengaruh
67
free cash flow (FCF) tidak berpengaruh pada nilai perusahaan dengan
proksi tobin’s q.
Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
a) Pengaruh Investment Opportunity Set (MBVE) terhadap Nilai
Perusahaan
Hasil pengujian variabel Investment Opportunity Set
mempunyai signifikansi 0,000 lebih kecil dari α =0,05. Nilai
koefisien beta yang dihasilkan 0,417. Hal ini menunjukan bahwa
hipotesis H1 terdukung sehingga dapat dikatakan investment
opportunity set (MBVE) berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wijoyo
dan Wibawa (2010), Kartina dan Hikmah (2011) dan Adi dan
Wirawan (2016).
Hasil penelitian ini menerima hipotesis. Menurut Adi dan
Wirawan (2016) semakin tinggi nilai IOS maka akan semakin
tinggi pula nilai perusahaan, demikian juga sebaliknya. Signaling
theory menyatakan bahwa investor akan menerima sinyal positif
dari perusahaan yang memiliki nilai IOS tinggi karena dianggap
memiliki prospek pertumbuhan yang bagus di masa yang akan
datang. Dengan demikian harga saham yang digunakan sebagai
indikator penilaian terhadap nilai perusahaan juga akan
68
meningkat (Wahyudi dan Pawestri, 2006) dalam Adi dan
Wirawan (2016).
Myers (1976) dalam Hasnawi (2005) Efek langsung
keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil
yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui
pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan
produk baru penggantian mesin yang lebih efisien pengembangan
research & development dan merger dengan perusahaan lain.
Selain menentukan keputusan investasi, risiko bisnis yang
dihadapi perusahaan publik di Indonesia kemungkinan dapat
dikontrol dengan lebih baik.
b) Pengaruh Leverage (DER) terhadap nilai perusahaan
Hasil pengujian variabel Leverage mempunyai signifikansi
0,000 lebih kecil dari α =0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan
-0,426. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis H2 terdukung
sehingga dapat dikatakan Leverage (DER) berpengaruh negatif
signifikan terhadap nilai perusahaan pada tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Wahyuni et al. (2013) dan Wulandari (2013), tetapi
tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2013)
yang menyatakan variabel DER tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
69
Variabel Leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. Menurut Wahyuni et al. (2013) Hal ini
mendukung teori stuktur modal optimal (optimal capital
structure). Bedasarkan optimal capital structure jika pemenuhan
kebutuhan dana perusahaan melalui modal internal masih kurang
maka perlu dipertimbankan untuk melakukan pendanaan dari luar.
Dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan harus mencari
alternatif-alternatif pendanaan yang paling efesien. Utang yang
optimal terjadi ketika manfaat penghematan pajak mencapai
jumlah yang maksimal terhadap biaya modal. Perusahaan akan
terus berutang sampai dengan tingkat tertentu dimana manfaat
penghematan pajaknya lebih besar daripada biaya modalnya.
Namun, jika utang tersebut terus ditingkatkan, maka akan dialami
keadaan dimana biaya modalnya lebih besar dari tingkat
penghematan pajak karena semakin banyak uang yang
dipinjamkan oleh kreditur terhadap perusahaan maka kreditur
akan menaikkan bunganya sehingga biaya modalnya jadi lebih
besar dibandingkan dengan penghematan pajak.
c) Pengaruh Likuditas (CR) terhadap Nilai Perusahaan
Hasil pengujian variabel Likuiditas mempunyai signifikansi
0,000 lebih kecil dari α =0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan
-0,502. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis H3 terdukung
sehingga dapat dikatakan likuiditas (CR) berpengaruh negatif
70
signifikan terhadap nilai perusahaan pada tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Wijaya dan Purnawati (2014), Rompas (2013) dan
Rustam (2013). namun berbeda dengan hasil penelitian Mahendra
(2012), dan Nurhayati (2013) yang menyatakan likuiditas tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui bahwa likuiditas
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
Berarti semakin tinggi likuiditas maka nilai perusahaan akan
semakin menurun. Informasi tentang likuiditas direspon dan
dipertimbangkan oleh investor maupun pihak eksternal dalam
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Sawir (2005) dalam
Wijaya dan Purnawati (2014) menyatakan bahwa current ratio
yang rendah dapat berdampak pada penurunan harga saham
perusahaan namun jika terlalu tinggi dapat mengurangi
kemampuan laba perusahaan karena banyaknya dana yang
menganggur. Adanya piutang tak tertagih dan persediaan yang
belum dijual dapat menyebabkan tingginya current ratio. Jika hal
tersebut lebih mendominasi komponen aktiva lancar lainnya
tentunya ini berdampak pada current ratio perusahaan akan tinggi
dan seolah-olah perusahaan berada dalam kondisi yang likuid.
71
d) Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) terhadap Nilai Perusahaan
Hasil pengujian variabel Kebijakan Dividen mempunyai
signifikansi 0,009 lebih kecil dari α =0,05. Nilai koefisien beta
yang dihasilkan -0,428. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis H4
terdukung sehingga dapat dikatakan kebijakan dividen (DPR)
berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan pada
tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Mayasari et al. (2015).
Namun berbeda dengan hasil penelitian Sembiring dan Pakpahan
(2010) yang menyatakan kebijakan dividen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini membuktikan semakin besar jumlah dividen
yang dibagikan kepada perusahaan maka akan dapat
menurunkan nilai dari sebuah perusahaan. Hal ini sesuai dengan
teori Clientele Effect (Sjahrial, 2007), yang menyatakan bahwa
ada sekelompok pemegang saham tidak begitu membutuhkan
uang saat ini dan lebih suka apabila perusahaan menahan sebagian
dari laba perusahaan, yang dapat meningkatkan saldo laba
perusahaan. Saldo laba perusahaan yang tinggi maka akan
memberikan peluang perusahaan untuk melakukan ekspansi
(perluasan perusahaan), sehingga dapat menarik investor untuk
membeli saham perusahaan.
72
Teori lain yang mendukung relevansi teori yaitu teori tax
preference theory. Teori ini berpendapat bahwa investor lebih
menyukai laba ditahan daripada dividen karena pertimbangan
pajak yang dikenakan kepada capital gain lebih rendah. Teori ini
menyarankan agar perusahaan membayarkan dividen yang rendah
untuk memaksmimalkan harga saham (Sembiring dan Pakpahan,
2010).
e) Pengaruh Free Cash Flow (FCF) terhadap Nilai Perusahaan
Hasil pengujian variabel Free Cash Flow mempunyai
signifikansi 0,817 lebih besar dari α =0,05. Nilai koefisien beta
yang dihasilkan -0,050. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis H5
ditolak sehingga dapat dikatakan free cash flow (FCF) tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada tingkat signifikansi
5%. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Embara et al. (2012). Namun berbeda dengan hasil
penelitian Andini dan Wirawati (2014), dan Adi dan Wirawan
(2016) yang menyatakan free cash flow berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Aliran Kas Bebas tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hal ini berarti besar atau kecilnya aliran kas bebas
yang ada pada perusahaan tidak direspon oleh pasar sehingga tidak
berdampak pada perubahan nilai perusahaan . Free Cash Flow
didefinisikan oleh Jensen (1986) sebagai kelebihan dana kas
73
setelah dipakai untuk mendanai seluruh proyek yang memberikan
net present value positif yang didiskontokan pada tingkat biaya
modal yang relevan.
Pengertian senada diungkapkan oleh Brown (1996) dalam
Embara et al. (2012) yang mendefinisikan aliran kas bebas sebagai
cash flow yang dihasilkan dari operasi bisnis yang sedang berjalan
dan tersedia untuk didistribusikan kembali kepada pemegang
saham tanpa mempengaruhi tingkat pertumbuhan perusahaan saat
ini. Francis et al. (2000) dan Brigham, et al. (1999) dalam Embara
(2012) memberikan pengertian aliran kas bebas sebagai kas yang
tersedia untuk didistribusikan bagi investor sesudah terpenuhinya
kebutuhan seluruh investasi yang diperlukan untuk
mempertahankan operasi. Dana yang berlebih di perusahaan yang
seharusnya didistribusikan kepada para pemegang saham dimana
keputusan pendistribusian ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan
manajemen, sehingga Aliran Kas Bebas tidak berpengaruh secara
langsung terhadap perubahan nilai perusahaan.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapat beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Hasil pengujian variabel Investment Opportunity Set mempunyai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari α =0,05. Nilai koefisien beta yang
dihasilkan 0,417. Hal ini menunjukan bahwa Investment Opportunity
Set (MBVE) berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan
pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Wijoyo dan Wibawa (2010),
Kartina dan Hikmah (2011) dan Adi dan Wirawan (2016).
2. Hasil pengujian variabel Leverage mempunyai signifikansi 0,000 lebih
kecil dari α =0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -0,426. Hal ini
menunjukan bahwa Leverage (DER) berpengaruh negatif signifikan
terhadap Nilai Perusahaan pada tingkat signifikansi 5%. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Wahyuni et al. (2013) dan Wulandari (2013), tetapi tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Rustam (2013) yang menyatakan
variabel DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
75
3. Hasil pengujian variabel Likuiditas mempunyai signifikansi 0,000
lebih kecil dari α =0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -0,502.
Hal ini menunjukan bahwa Likuiditas (CR) berpengaruh negatif
signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Wijaya dan Purnawati (2014), Rompas (2013) dan Rustam
(2013). namun berbeda dengan hasil penelitian Mahendra (2012), dan
Nurhayati (2013) yang menyatakan likuiditas tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. Hasil pengujian variabel Kebijakan Dividen mempunyai signifikansi
0,009 lebih kecil dari α =0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -
0,428. Hal ini menunjukan bahwa Kebijakan Dividen (DPR)
berpengaruh negatif signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada tingkat
signifikansi 5%. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Mayasari et al. (2015). Namun berbeda dengan
hasil penelitian Sembiring dan Pakpahan (2010) yang menyatakan
kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Hasil pengujian variabel Free Cash Flow mempunyai signifikansi
0,817 lebih besar dari α =0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan -
0,050. Hal ini menunjukan bahwa Free Cash Flow (FCF) tidak
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Embara et al. (2012). Namun berbeda dengan hasil penelitian
76
Andini dan Wirawati (2014), dan Adi dan Wirawan (2016) yang
menyatakan free cash flow berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
B. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya, interval periode penelitian agar ditambah
sehingga memberikan sampel yang lebih banyak serta hasil yang lebih
akurat.
2. Untuk penelitian selanjutnya, objek penelitian agar ditambah menjadi
seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga
hasil penelitian dapat digeneralisasi dan lebih menjelaskan variabilitas data
yang sesungguhnya.
3. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan
proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang lain seperti
mekanisme tanggung jawab sosial, profitabilitas , pertumbuhan ataupun
risiko perusahaan, dan lain sebagainya
77
DAFTAR PUSTAKA
Adi Suartawan, I Gst. Ngr. Putu dan Gerianta Wirawan Yasa, “Pengaruh
Investment Opportunity Set dan Free Cash Flow Pada Kebijakan Dividend
an Nilai Perusahaan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14.3 Hal:
2014-2044, 2013.
Agustia, Dian. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow,
dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Vol. 15, No.1, 2013.
Awat, dan Mulyadi. Keputusan-keputusan Keuangan Perusahaan: Teori dan
Hasil Uji Empirik ‖, Liberty, Yogyakarta, 1989.
Brigham, Augene F., dan Houston, Joel F, Essentials of Financial Management,
Edisi 11, Terjemahan oleh Ali Akbar Y, Jakarta: Salemba Empat. 2011.
Christiawan, Jogi Julius dan Tarigan Josua. “Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol.9
No.1, 2007.
Embara, Cecilia Triana Dewi Lestari, Ni Luh Putu Wiagustini dan Ida Bagus
Badjra. Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen
serta Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan Vol. 6, No. 2
Agustus 2012.
Fadhli, Muhammad, Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi,
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 2015.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 8
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016.
Gujarati, Damodar N., “Dasar-dasar Ekonometrika”, Edisi Ketiga, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta, 2007.
Hamid, Abdul. Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Harjito, dan Agus Martono. Manajemen Keuangan. Yogyakarta, 2005.
Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta,
2008.
78
Hasnawati, Sri. Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan di Bursa
Efek Jakarta‖, JAAI, Volume 9 No. 2, Desember: 117-126, Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung, 2005.
Hermawan, Sigit dan Afiyah Nurul Maf’ulah. Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility sebagai Variabel Pemoderasi. Dalam Jurnal Dinamika
Akuntansi, Vol. 6 No. 2. PP 103 -118. 2014.
Hermuningsih, Sri dan Dewi Kusuma Wardani. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan Indonesia. Dalam Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13 No. 2. Hal
173-183 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. 2009.
Ika, Fanindya Jusriani dan Shidiq Nur Rahardjo. Analisis PengaruhProfitabilitas,
Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang, Dan KepemilikanManajerial Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada PerusahaanManufaktur di BEI
Periode 2009-2011). Jurnal Akuntansi Diponegoro. 2(2), h: 1-10. 2013
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
2002.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, Intermediate
Accounting, IFRS Edition Volume 1, 2011.
Kartina, Eti dan Nikmah, Pengaruh Corporate Governance, Investment
Opportunity Set (IOS) terhadap Kualitas Laba, Jurnal Akuntansi Vol. 1 No.1
Hal 92-121 2011.
Lusiyanti, Retnaning. Rasio Likuiditas dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor Industri Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di BEI, Jurnal Akuntansi Unesa Vol. 2 No. 3, 2014
Mahendra, Alfredo. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan 6 (2): 130-138 2011.
Mardiyati, Umi., Gatot Nazir Ahmad, dan Ria Putri. Pengaruh Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010 Dalam
Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Vol. 3 No. 1 Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta, 2012.
Nainggolan, Subaraman DA, dan Agung Listiadi, Pengaruh Kebijakan Hutang
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Moderasi, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 2 No. 3 2014
79
Nurhayati, Mafizatun. Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan
Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Non
Jasa. Jurnal Keuangan dan Bisnis, 5(2): h:144-153. 2013.
Rudianto. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga. 2009.
Rompas, Gisela. Likuiditas, Solvabilitas, Dan Rentabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan BUMN yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA,
1(3): h:252-262, 2013.
Rustam, Corry Winda Anzlina. Pengaruh Tingkat Likuditas, Solvabilitas, Aktivitas,
dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan real estate
dan property yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonom Vol.
16 No. 2, 2013.
Sawir, Agnes, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Cetakan kelima, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005.
Sanusi, Anwar, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta, 2013.
Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajen Keungan. Jakarta: Mitra Wacana Media,
2007.
Suharli, Michell. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set terhadap
Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1. 2007.
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Keempat. Yogyakarta
:UPP AMP YKPN, 2004.
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2007.
Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
EdisiPertama, BPFE: Yogyakarta, 2001.
Tarjo dan Jogiyanto. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial
terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Publik di Indonesia, Simposium
Nasional Akuntansi VI Ikatan Akuntan Indonesia, Hal 278-290, 2003.
Wahyuni, Tri, Endang Ernawati dan Werner R. Murhadi, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan, Jurnal Ilmiah Universitas Surabaya Vol. 2
No. 1 2013.
80
Wahidahwati, Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
pada Kebijakan Hutang Perusahaan Sebuah Perspektif Theory Agency,
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, Ikatan Akuntan Indonesia-
Kompartemen Akuntan Pendidik, Yogyakarta. 2002.
Wardani, Rima Aguatania Kusuma, dan Baldric Siregar. Pengaruh Aliran Kas
Bebas terhadap Nilai Pemegang Saham dengan Kesempatan Investasi dan
Dividen Sebagai Variabel Moderator. Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol.
20 No. 3. 2009
Wijaya, Bayu Irfandi, dan Panji Sedana , Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan Kebijakan Dividend dan Kesempatan Investasi sebagai Variabel
Mediasi, Jurnal Universitas Udayana Vol. 4 No. 12 , 2015.
Wijaya, Ida Bagus NP, dan Ni Ketut Purnawati , Pengaruh Likuditas dan
Kepemilikan Institutional terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi oleh
Kebijakan Dividen, Jurnal Universitas Udayana Vol. 3 No. 12 , 2014.
Wijaya, Lihan Rini Puspo, dan Bandi Anas Wibawa, Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
Wulandari, Dwi Retno, Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas
terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Variabel
Intervening, Accounting Analysis Journal 2 (4) 2013.
81
Lampiran 1:
Daftar Sampel Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction
No Nama Perusahaan Kode
1 Ciputra Development Tbk. CTRA
2 Ciputra Property Tbk. CTRP
3 Ciputra Surya Tbk. CTRS
4 Gowa Makassar Tourism Development Tbk GMTD
5 Pakuwon Jati Tbk. PWON
6 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk JKON
7 Jaya Real Property Tbk JRPT
8 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI
9 Summarecon Agung Tbk. SMRA
10 Surya Semesta Internusa Tbk SSIA
11 Total Bangun Persada Tbk. TOTL
12 Waskita Karya (Persero) Tbk. WIKA
82
Lampiran 2:
Data Perusahaan Tahun 2012
NO. EMITEN TOBINS
Q MBVE DER CR DPR FCF
1 CTRA 0.99584 1.43061 0.77147 1.55968 0.17949 (0.16589)
2 CTRP 0.72126 0.92511 0.48767 1.81719 0.16327 (0.19312)
3 CTRS 1.25814 2.01051 0.99957 1.26089 0.12376 (0.08795)
4 GMTD 0.45250 0.28644 2.84944 1.28766 0.05994 0.01017
5 JKON 1.63576 4.33565 1.51844 1.34643 0.24284 (0.30066)
6 JRPT 2.07399 3.83762 1.25002 0.87567 0.26573 (0.03815)
7 MKPI 1.65743 2.16315 0.49352 0.66402 0.39176 0.13362
8 PWON 1.78713 3.45694 1.41370 1.34236 0.09337 (0.02154)
9 SMRA 1.63112 3.59213 1.85065 1.12476 0.40351 (0.08596)
10 SSIA 1.10318 3.04359 1.90761 1.72507 0.04333 (0.11722)
11 TOTL 1.34536 4.34803 1.92429 1.44420 0.82567 (0.16233)
12 WIKA 1.00817 3.18649 2.88836 1.10187 0.23414 (0.13550)
83
Data Perusahaan Tahun 2013
NO. EMITEN TOBINS
Q MBVE DER CR DPR FCF
1 CTRA 0.84328 1.16475 1.05979 1.35402 0.18750 (0.23263)
2 CTRP 0.72111 0.83384 0.67377 1.35797 0.22535 (0.16172)
3 CTRS 0.76205 1.03873 1.31208 1.15942 0.20792 0.06161
4 GMTD 1.26191 2.08903 2.33110 1.02210 0.05525 (0.73257)
5 JKON 2.43403 5.54961 1.11413 1.60401 0.69262 (0.04522)
6 JRPT 2.22077 4.09890 1.29657 0.70332 1.27865 (0.11857)
7 MKPI 3.42134 4.69474 0.47954 0.38961 0.44069 0.04890
8 PWON 1.67124 3.16955 1.26648 1.30193 0.14881 0.14752
9 SMRA 1.23409 2.41599 1.93261 1.28037 0.56579 (0.17619)
10 SSIA 0.44337 1.00887 1.22624 2.00597 0.20408 0.02157
11 TOTL 0.61151 2.08183 1.71849 1.57968 0.51474 (0.05475)
12 WIKA 0.96811 3.00628 2.90304 1.09534 0.24146 (0.04390)
84
Data Perusahaan Tahun 2014
NO. EMITEN TOBINS
Q MBVE DER CR DPR FCF
1 CTRA 1.11212 1.62689 1.02007 1.42682 0.21749 (0.14091)
2 CTRP 0.90403 1.06475 0.81557 1.36569 0.32792 (0.09466)
3 CTRS 1.25937 1.94502 1.03281 1.22047 0.23077 (0.15111)
4 GMTD 0.87609 0.92847 1.28488 2.08539 0.04170 (0.10852)
5 JKON 3.46416 7.85404 1.17771 1.55505 0.31555 (0.31415)
6 JRPT 2.56565 4.45713 1.08351 0.75584 0.24163 0.07254
7 MKPI 3.61326 6.75747 1.01047 0.64220 0.44882 0.28754
8 PWON 1.75670 2.99667 1.02629 1.40730 0.08616 (0.31456)
9 SMRA 1.81888 3.41757 1.47374 1.58489 0.23958 (0.30519)
10 SSIA 0.91253 1.67334 0.99197 1.67966 0.33708 (0.34799)
11 TOTL 1.41410 4.97389 2.23468 1.29842 0.72917 (0.17126)
12 WIKA 1.57127 4.64021 2.26226 1.11859 0.28139 (0.18921)
85
Data Perusahaan Tahun 2015
NO. EMITEN TOBINS
Q MBVE DER CR DPR FCF
1 CTRA 1.16450 1.71513 1.01213 1.56541 0.11905 (0.16561)
2 CTRP 0.58583 0.48987 0.87620 1.26086 0.14815 (0.09091)
3 CTRS 0.88726 1.22934 0.91126 1.38734 0.11074 (0.15981)
4 GMTD 1.07289 1.37397 1.29855 1.06421 0.05551 (0.29429)
5 JKON 3.43620 7.04745 0.94252 1.79140 0.27913 (0.24014)
6 JRPT 1.71242 2.47378 0.83005 0.98177 0.27722 (0.01591)
7 MKPI 2.93521 5.65559 1.01802 0.93075 0.23746 0.23171
8 PWON 1.60059 2.52639 0.98604 1.22264 0.19084 (0.07182)
9 SMRA 1.74152 3.16135 1.49122 1.65311 0.33898 (0.23198)
10 SSIA 0.62905 1.00787 0.93647 1.56171 0.27692 (0.20637)
11 TOTL 0.64907 2.42077 2.28536 1.25833 0.53571 (0.10609)
12 WIKA 0.96260 2.98522 2.60464 1.18521 0.19646 (0.11929)
86
Lampiran 3:
Output SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
tobinsq 48 .44337 3.61326 1.4772494 .82559833
MBVE 48 .28644 7.85404 2.8789711 1.78562248
DER 48 .47954 2.90304 1.3807291 .63748936
CR 48 .38961 2.08539 1.3001374 .34920739
DPR 48 .04170 1.27865 .2927733 .22968373
FCF 48 -.73257 .28754 -.1187189 .16531309
Valid N (listwise) 48
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1.637 .175 9.378 .000
MBVE .417 .020 .902 20.698 .000 .811 1.233
DER -.426 .052 -.329 -8.174 .000 .952 1.051
CR -.502 .104 -.212 -4.844 .000 .801 1.248
DPR -.428 .156 -.119 -2.740 .009 .815 1.227
FCF -.050 .215 -.010 -.232 .817 .833 1.201
a. Dependent Variable: tobinsq
87
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .023 .110 .208 .836
MBVE -.002 .013 -.031 -.196 .845
DER .057 .033 .254 1.737 .090
CR .002 .065 .004 .025 .980
DPR .138 .098 .222 1.401 .169
FCF -.126 .135 -.146 -.933 .356
a. Dependent Variable: ABS_RES
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .967a .935 .928 .22200393 1.908
a. Predictors: (Constant), FCF, DPR, DER, MBVE, CR
b. Dependent Variable: tobinsq
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 29.966 5 5.993 121.600 .000b
Residual 2.070 42 .049
Total 32.036 47
a. Dependent Variable: tobinsq
b. Predictors: (Constant), FCF, DPR, DER, MBVE, CR
88
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 48
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
.20986324
Most Extreme
Differences
Absolute .184
Positive .184
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z 1.272
Asymp. Sig. (2-tailed) .079
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.