YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN,

KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGHINDARAN

PAJAK DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERATING

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Welly Florentia Indriawati

7211413136

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran
Page 3: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran
Page 4: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran
Page 5: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.” (Thomas

Alva Edison)

“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai

dengan doa, sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah dengan

sendirinya tanpa berusaha.” (M.Gadro Arfan)

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Ibu Antonia Maria Purwari

Bartiniwati dan Ayah Wawan Rustandi serta

adikku Virgi Arya Wicaksana yang selalu

memberikan doa, kasih sayang serta motivasi.

2. Raka Adhi Prasetya yang selalu memberikan

semangat.

3. Uno Fams, Ayu, Dian, Nining, Wiwin, Indah

yang selalu memberikan motivasi.

4. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

Page 6: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan

Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak dengan

Profitabilitas sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada Perusahaan

Properti, Real Estate dan Kontruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2012-2015)”. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini telah

mandapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka

dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Kiswanto S.E., M.Si dan Dhini Suryandari, S.E., M.Si., Ak., Dosen Wali

Akuntansi C 2013 yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

motivasi selama penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.

5. Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., Dosen pembimbing I yang telah berkenan

memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

Page 7: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

vii

6. Badingatus Solikhah, S.E., M.Si., CA., Dosen Pembimbing II yang juga telah

berkenan memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Indah Anisykurlillah, S,E., M.Si., Akt., CA penguji I yang telah memberikan

masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan staf serta karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bimbingan, pengarahan

dan bantuan selama penulis menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.

9. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, dan

bantuan materil maupun non materil dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Raka Adhi Prasetya yang selalu memberikan semangat selama penulisan

skripsi ini.

11. Sahabat dan orang-orang terdekatku: Vivi, Ainun, Afifatun, Melly, Leny,

Ayu, Dian, Nining, Wiwin, Indah yang juga selalu memotivasi dan

memberikan semangat kepada penulis.

12. Seluruh teman-temanku Akuntansi C 2013 yang juga selalu memberikan

semangat kepada penulis.

Dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala kritik dan saran. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semarang, September 2017

Penulis

Page 8: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

viii

SARI

Indriawati, Welly Florentia. 2017. “Pengaruh Dewan Komisaris Independen,

Komite Audit, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Penghindaran Pajak dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating”. Skripsi.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing : I Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., II Badingatus Solikhah, SE., M.Si.,

CA.

Kata Kunci : Penghindaran Pajak, Dewan Komisaris Independen, Komite

Audit, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas.

Penerimaan pajak di Indonesia masih belum optimal dikarenakan belum

tercapainya target penerimaan pajak yang diinginkan. Hal ini diduga bahwa

perusahaan di Indonesia melakukan penghindaran pajak untuk meminimalkan

beban pajak perusahaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

perusahaan terhadap penghindaran pajak dengan profitabilitas sebagai variabel

moderating.

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti, real estate dan

konstruksi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015.

Sampel yang digunakan berjumlah 33 perusahaan dengan jumlah unit analisis

sebanyak 132 perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis uji nilai selisih mutlak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh negatif

signifikan terhadap penghindaran pajak. Dewan komisaris independen,

kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Profitabilitas dapat memoderasi secara signifikan pengaruh

komite audit terhadap penghindaran pajak, sementara profitabilitas tidak dapat

memoderasi pengaruh dewan komisaris independen, kepemilikan institusional,

ukuran perusahaan terhadap penghindaran.

Simpulan dari penelitian ini adalah faktor yang dapat mempengaruhi

penghindaran pajak hanya komite audit. Selain itu profitabilitas juga hanya dapat

memoderasi pengaruh komite audit terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini

memperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,262 yang berarti bahwa variabel

penghindaran pajak dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 26,2%,

sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Oleh

karena itu, penelitian selanjutnya diharapkan agar menambah variabel lain seperti

kompensasi manajemen. Pemerintah hendaknya membuat peraturan perpajakan

yang jelas mengenai penghindaran pajak yang diperbolehkan dengan

penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan, agar perusahaan maupun wajib

pajak pribadi dapat melakukan perencanaan pajak sesuai dengan peraturan.

Page 9: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

ix

ABSTRACT

Indriawati, Welly Florentia. 2017. “The Effect of Board of Independent

Commissioners, Audit Committe, Institutional Ownership and Company Size

toward Tax Avoidance with Profitability as an Moderating Variable”. Minithesis.

Accounting Major. Faculty Of Economics. Semarang State University. Advisor

one: Agung Yulianto, S.Pd., M.Si., and Advisor two: Badingatus Solikhah, S.E.,

M.Si., CA.

Keyword: Tax Avoidance, Board of Independent Commissioners, Audit

Committe, Institutional Ownership. Company Size, Profitability.

Tax revenues in Indonesia are still not optimal due to the unfulfilled target

of tax revenues. It is presumed that companies in Indonesia are doing tax

avoidance to minimize their corporate tax burden. The purpose of this study is to

determine the effect of board of independent commissioners, audit committe,

institutional ownership and company size toward tax avoidance with profitability

as an moderating variable.

The population in this study are all companies property, real estate and

building construction listed in the Indonesia Stock Exchange in 2012 to 2015. The

samples used were 33 companies using purpose sampling technique. The analysis

method used is the analysis of absolute difference test.

The result of this research indicate that audit committe has negative

significant effect to tax avoidance. Board of independent commissioners,

institutional ownership and company size has no effect on tax avoidance.

Profitability significantly moderated the effect of audit committe on tax

avoidance, while profitability has no moderated the effect of board of independent

commissioners, institutional ownership and company size has no effect on tax

avoidance.

The conclusions of this study are factors that can affect tax avoidance only

audit committee. In addition, profitability can also only moderate the influence of

audit committees on tax avoidance. This study obtains adjusted R2 values of

0,262, which means that dependent variable can be explaind by independent

variable for 26,2% whereas the remaining is explained by other variables outside

the research model. Therefore, further research is expected to add variable another

such as management compensation. The government should make clear taxation

laws on tax avoidance allowed by tax avoidance that are not allowed, in order for

the company and the individual taxpayer to conduct tax planning in accordance

with the regulations.

Page 10: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

SARI ..................................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah.............................................................................. 16

1.3. Cakupan Masalah.................................................................................. 17

1.4. Rumusan Masalah ................................................................................. 18

1.5. Tujuan Penelitian .................................................................................. 19

1.6. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 19

1.7. Orisinilitas Penelitian............................................................................ 20

Page 11: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ......................... 22

2.1. Kajian Teori Utama (Grand Theory) .................................................... 22

2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory) ................................................... 22

2.1.2. Teori Stakeholder ....................................................................... 24

2.2. Kajian Variabel Penelitian .................................................................... 26

2.2.1. Penghindaran Pajak .................................................................... 26

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak ........... 30

2.2.3. Dewan Komisaris Independen .................................................... 31

2.2.4. Komite Audit .............................................................................. 33

2.2.5. Kepemilikan Institusional ........................................................... 35

2.2.6. Ukuran Perusahaan ..................................................................... 36

2.2.7. Profitabilitas ............................................................................... 38

2.3. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 41

2.4. Kerangka Berpikir ................................................................................ 49

2.5. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 58

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 59

3.1. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 59

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel............................. 60

3.2.1. Populasi dan Sampel ................................................................... 60

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 60

3.3. Variabel Penelitian................................................................................ 61

3.4. Metode Pengumpulan Data................................................................... 66

3.5. Teknik Analisis Data ............................................................................ 66

Page 12: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

xii

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 66

3.5.2. Analisis Statistik Inferensial ....................................................... 67

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 67

2. Analisis Regresi Moderasi ...................................................... 70

3. Uji Hipotesis ........................................................................... 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 74

4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 74

4.1.1. Hasil Statistik Deskriptif ............................................................... 74

4.1.2. Hasil Statistik Inferensial .............................................................. 84

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................... 84

2. Analisis Regresi Moderasi ......................................................... 88

3. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 92

4.2. Pembahasan .......................................................................................... 97

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 112

5.1. Simpulan ........................................................................................... 112

5.2. Saran ................................................................................................. 113

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 115

LAMPIRAN ........................................................................................................ 120

Page 13: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Pajak menurut Jenis Pajak di Indonesia ............. 2

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahu ............................................................. 45

Tabel 3.1. Proses Pemilihan Sampel Penelitian .................................................... 61

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 65

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 74

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penghindaran Pajak ............................................. 75

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dewan Komisaris Independen ............................ 77

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Komite Audit ....................................................... 79

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Institusional .................................... 80

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ukuran Perusahaan ............................................. 82

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Profitabilitas ....................................................... 83

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) ...................................... 85

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonearitas ................................................................... 86

Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 87

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi (Run Test) ...................................................... 88

Tabel 4.12 Hasil Uji Selisih Mutlak ...................................................................... 89

Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi F ...................................................................... 92

Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 95

Tabel 4.15 Hasil Uji R2 ......................................................................................... 96

Page 14: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .......................................................... 57

Page 15: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Proses Pengambilan Sampel ............................................................ 121

Lampiran 2 Daftar Perusahaan Sampel ............................................................... 123

Lampiran 3 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 124

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 125

Lampiran 5 Pengukuran Penghindaran Pajak ..................................................... 127

Lampiran 6 Pengukuran Dewan Komisaris Independen ..................................... 128

Lampiran 7 Pengukuran Komite Audit ............................................................... 129

Lampiran 8 Pengukuran Kepemilikan Institusional ........................................... 130

Lampiran 9 Pengukuran Ukuran Perusahaan ..................................................... 131

Lampiran 10 Pengukuran Profitabilitas .............................................................. 132

Lampiran 11 Hasil Output SPSS ........................................................................ 133

Page 16: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Direktorat Jenderal Pajak menyatakan bahwa pajak menurut Pasal 1 UU

No 28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Pemahaman pajak dari perspektif

hukum menurut Soemitro (Suryarini dan Tarmudji, 2012:61), pajak merupakan

suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan

timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan

tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang

pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelengaran pemerintah. Sedangkan

dari perpektif ekonomi, pajak merupakan beralihnya sumber daya dari sektor

privat kepada sektor publik.

Berdasarkan pengertian pajak dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan

pungutan yang sifatnya wajib yang dilakukan oleh pemerintah, karena menjadi

sumber penerimaan terbesar bagi negara dan akan digunakan untuk kepentingan

masyarakat, sehingga wajib pajak harus mentaati peraturan perpajakan yang

berlaku. Manfaat pajak dapat dirasakan masyarakat secara langsung maupun tidak

langsung. Fasilitas yang diberikan pemerintah dari pungutan pajak diantaranya

Page 17: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

2

fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi maupun sarana dan prasarana umum

seperti perbaikan jalan raya dan lain sebagainya.

Tabel 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak menurut Jenis Pajak di Indonesia (Rp Triliun)

Uraian

Tahun Pajak

2012 2013 2014 2015

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Pph Migas 64,59 83,46 70,76 80,06 83,9 87,4 49,5 49,7

Pph Non

Migas

445,73 381,29 459,98 416,14 486 458,7 629,8 522,6

PPN dan

PPnBM

335,24 337,58 423,7 369,7 475,6 409,2 576,5 423,7

PBB 29,68 28,96 27,34 25,79 21,7 23,5 26,7 29,3

Cukai 83,26 95,02 103,72 101,86 117,5 118,1 145,7 144,6

Pajak

Lainnya

5,26 4,21 5,4 5,06 5,2 6,3 11,7 5,6

Pajak

Perdagangan Internasional

47,94 49,65 48,42 41,71 46,3 43,6 49,3 34,9

Total 1.011,7 980,17 1.139,32 1.040,32 1.236,2 1.146,8 1.489,2 1.210,4

Sumber : www.kemenkeu.go.id

Berdasarkan data Kementrian Keuangan pada tabel 1.1 menunjukkan

bahwa setiap tahunnya penerimaan pajak di Indonesia mengalami peningkatan,

namun tetap belum maksimal karena penerimaan pajak tersebut tidak dapat

mencapai target. Hal ini disebabkan karena kesadaran wajib pajak akan

pentingnya membayar pajak masih kurang.

Penerimaan negara dari sektor pajak perlu ditingkatkan secara maksimal

agar pertumbuhan negara dan pelaksanaan pembangunan pemerintah dapat

berjalan dengan baik, dengan demikian diharapkan kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak dapat sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku (Dewi

dan Jati, 2014). Pemungutan pajak tidak selalu mendapat respon baik dari

perusahaan. Perusahaan merupakan wajib pajak badan yang berusaha membayar

pajak serendah mungkin karena dapat mengurangi profit perusahaannya,

Page 18: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

3

sedangkan pemerintah menginginkan pajak setinggi mungkin guna membiayai

kegiatan pemerintahan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(Darmawan dan Sukartha, 2014). Beban pajak yang terlalu tinggi akan mendorong

banyak perusahaan untuk melakukan perencanaan pajak agar pajak yang

dibayarkan rendah (Santoso dan Muid, 2014).

Salah satu cara atau strategi perusahaan dalam mengurangi beban pajaknya

ialah dengan melakukan penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak

merupakan tindakan yang legal dan tidak melanggar peraturan perpajakan yaitu

dengan memanfaatkan kelemahan undang-undang perpajakan (Darmawan dan

Sukartha, 2014). Dengan kata lain, perusahaan dapat melakukan penghindaran

pajak apabila masih dalam koridor undang-undang tersebut. Penghindaran pajak

memiliki resiko yang besar yaitu apabila tindakan yang dilakukan perusahaan

tidak sesuai dengan peraturan perpajakan maka wajib pajak dapat dikenakan

sanksi berupa denda, bahkan reputasi perusahaannya dapat dinilai tidak baik.

Pemerintah juga tidak menginginkan penghindaran pajak dilakukan karena dapat

mempengaruhi kegiatan pemerintahan dalam pembangunan dan memberikan

fasilitas kepada masyarakat.

Biasanya perusahaan menggunakan skema harga transfer (transfers

pricing) untuk melakukan penghindaran pajak, yaitu dengan memindahkan laba

atau pendapatan perusahaan ke negara yang memiliki tarif pajak rendah

(Richardson, et al., 2016). Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan celah-celah

kelemahan peraturan perpajakan di Indonesia untuk melakukan penghindaran

pajak (Dewi dan Jati, 2014). Meskipun penghindaran pajak memiliki risiko yang

Page 19: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

4

besar, perusahaan tidak memperdulikan hal tersebut karena penghindaran pajak

memberikan manfaat cukup besar yaitu dapat meminimumkan beban pajak

perusahaan (Zulma, 2016). Penghindaraan pajak dapat menyebabkan negara

kehilangan potensi pendapatan, karena pendapatan terbesar negara berasal dari

pungutan pajak dan akan membuat sistem perpajakan di Indonesia menjadi belum

maksimal.

Perusahaan besar lebih memiliki peluang untuk melakukan penghindaran

pajak karena memiliki transaksi keuangan yang lebih kompleks (Dewi dan Jati,

2014). Penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan besar ini dapat

membuat wajib pajak lain merasa tidak adil karena perusahaan besar yang

memiliki laba besar tetapi beban pajaknya rendah. Hal ini akan membuat wajib

pajak lain enggan untuk membayar pajak.

Pada kenyataannya, tidak semua harapan pemerintah dapat tercapai.

Pemerintah mengaharapkan wajib pajak untuk mentaati peraturan perpajakan

yang berlaku. Sedangkan masih banyak wajib pajak yang belum taat pada

peraturan tersebut. Penghindaran pajak masih banyak dilakukan oleh beberapa

perusuhaan seperti kasus penghindaran pajak yang dilakukan oleh Google. Google

menggunakan konsep “double irish dutch sandwich” untuk meminimalisir beban

pajaknya di Eropa. Google melakukan transaksi antar anak usaha di Irlandia,

Belanda dan Kepulauan Bermuda dengan memanfaatkan perbedaan perpajakan di

negara itu termasuk tarif pajaknya. Perbedaan perlakuan perpajakan antar negara

merupakan salah satu faktor untuk mencari celah penghindaran pajak

(www.pemeriksapajak.com).

Page 20: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

5

IKEA yaitu sebuah perusahaan raksasa yang terletak di Swedia juga

terlibat masalah penghindaran pajak. IKEA dikabarkan melakukan upaya

penghindaran pajak dengan nilai lebih dari $1 milyar. Upaya penghindaran pajak

dalam skala besar ini terjadi dalam kurun waktu 2009 hingga 2014. Laporan yang

dirilis Parlemen Eropa menyebutkan bahwa IKEA terlibat dalam pergeseran laba,

atau memindahkan euro labanya dari negara-negara berpajak tinggi seperti

Inggris, Prancis dan Jerman ke anak perusahaan atau negara-negara dengan pajak

rendah seperti Lichtenstein atau Luxembourg. Dalam laporan juga disebutkan

bagaimana IKEA membebankan biaya royalti dari satu perusahaan ke perusahaan

lain dalam lingkup kepemilikan yang sama dengan tujuan meminimalisir pajak

secara keseluruhan. Pada tahun 2014, IKEA diduga melakukan penghindaran

pajak senilai $39 juta di Jerman, $26juta di Prancis dan $13juta di Inggris

(www.forumpajak.org).

Selain itu, PT Toyota Motor Manufakturing juga diduga melakukan

penghindaran pajak melalui transfer pricing, yaitu dengan memainkan harga

transaksi dengan pihak terafiliasi dan menambah beban biaya melalui pembayaran

royalti secara tidak wajar (www.investigasi.tempo.co). Terdapat pula perusahaan

rental mobil raksasa di London yaitu Avis yang diduga melakukan penghindaran

pajak. Keuntungan Avis diperkirakan sebesar £9,3 juta atau sekitar Rp162 triliun,

namun lima tahun terakhir Avis diduga tidak membayar pajak sehingga negara

dirugikan sebesar £1,8 juta. Pemerintah Inggris menduga Avis memiliki struktur

perusahaan yang menyerupai Starbucks, Google dan Amazon. Perusahaan-

Page 21: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

6

perusahaan tersebut juga menggunakan perencanaan pajak yang begitu canggih

untuk menghindari pajak (www.news.ddtc.co.id).

Fenomena penghindaran pajak di Indonesia dapat dilihat dari rasio pajak

(tax ratio) yang menunjukkan kemampuan pemerintah dalam mengumpulkan

pendapatan pajak dari pungutan pajak. Semakin tinggi rasio pajak menunjukkan

kinerja pemungutan pajak suatu negara semakin baik. Perbedaan kepentingan

antara wajib pajak dengan pemerintah serta rasio pajak yang belum mencapai

target memungkinkan adanya tindakan penghindaran pajak, sehingga penerimaan

pajak negara belum maksimal (Darmawan dan Sukartha, 2014).

Fenomena penghindaran pajak lain juga terjadi pada perusahaan properti.

Perusahaan properti terus bermunculan dan dikembangkan, baik berupa lokasi

perumahan maupun lokasi bisnis seperti perkantoran, pergudangan, mal, sentra

bisnis dan lain sebagainya. Perkembangan yang pesat ini membuat perusahaan

properti menjadi salah satu potensi penerimaan pajak, sehingga membuat

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memburu pajak dari perusahaan ini. Terdapat

enam modus perusahaan properti dalam menghindari pajak, antara lain: (a)

menyiasati perbedaan kewajiban pajak dengan memecah unit usaha properti

berdasarkan fungsi, (b) pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) ke negara

dilakukan saat pelunasan sehingga pelunasan PPN tertunda, (c) melakukan

penghindaran pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), (d) menghindari

pajak atas pesanan yang batal, (e) pembayaran dalam bentuk cicilan, dan (f)

melakukan pembangunan tidak secara keseluruhan dalam satu waktu oleh satu

Page 22: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

7

kontraktor, sehingga akan ada perbedaan kewajiban perpajakan atas pembangunan

tersebut (www.nasional.kontan.co.id).

Selain itu, Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Setyo Maharso

mengatakan bahwa dari sedikitnya total anggota REI berjumlah 3.000

pengembang, sekitar 60% memang sudah melakukan pembayaran pajak secara

benar karena porsi ini menjual rumah tipe sederhana atau disebut rumah subsidi.

Pada transaksi penjualan rumah subsidi relatif sudah terukur harganya. Sedangkan

40% pengembang properti lain melakukan penjualan properti komersial yang

dijual menggunakan mekanisme pasar dan bukan berdasarkan harga sebenarnya.

Sehingga 40% pengembang properti tersebut diduga melakukan penghindaran

pajak (www.finance.detik.com).

Banyaknya kasus penghindaran pajak seperti kasus-kasus yang telah

diuraikan diatas dapat dijadikan bahan tambahan bagi para peneliti untuk

mempelajari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak.

Mengukur penghindaran pajak memang sulit dilakukan, karena data untuk

pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak sulit didapatkan, maka perlu

pendekatan untuk menaksir berapa pajak yang sebenarnya dibayar perusahaan

kepada pemerintah. Penghindaran pajak dapat diukur atau diproksikan dengan

Book Tax Differences (BTD) dan Cash Effektive Tax Rates (CETR). Namun

penelitian ini akan memproksikan penghindaran pajak dengan Book Tax

Differences (BTD) yang mengacu pada penelitian Tang dan Firth (2008). Karena

menurut Minnick dan Noga, 2010 (Zulma, 2016) bahwa Cash Effektive Tax Rates

(CETR) memiliki kelemahan yaitu tidak menggambarkan penghindaran pajak

Page 23: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

8

jangka pendek peusahaan. Cash Effektive Tax Rates (CETR) membagi total pajak

yang dibayarkan dengan laba sebelum pajak, dimana juga bergantung pada

pengenaan tarif tertentu. Tarif tersebut bersifat pasti, sehingga tidak mampu

menjelaskan seberapa besar perusahaan melakukan penghindaran pajak.

Book Tax Differences (BTD) mengacu pada kesenjangan antara

pendapatan sebelum pajak yang dilaporkan dalam perusahaan yang diterbitkan

dalam laporan keuangan (disebut buku pajak) dan penghasilan kena pajak yang

dilaporkan ke lembaga pajak yang berwenang. Tujuan yang saling bertentangan

antara peraturan akuntansi dan pajak menyebabkan kebutuhan yang berbeda

dalam pelaporan pendapatan, yang menghasilkan perbedaan laba pajak dengan

laba komersial (Smith dan Butters, 1949 dalam Tang dan Firth, 2008). Dengan

kata lain, Book Tax Differences (BTD) merupakan perbedaan laba fiskal dan laba

komersial yang dihitung dengan perbandingan antara laba sebelum pajak

perusahaan dengan penghasilan kena pajak kemudian dibagi dengan total asset

perusahaan setiap tahunnya. Dengan Book Tax Differences (BTD) dapat diketahui

seberapa besar perusahaan dalam melakukan penghindaran pajak yang dapat

dilihat dari perbedaan laba komersial dengan laba kena pajak perusahaan.

Ada beberapa teori yang mendasari permasalahan penghindaran pajak,

salah satunya adalah teori agensi. Teori ini menyatakan bahwa terdapat hubungan

kontrak antara agen dan prinsipal. Agen melakukan tugas-tugas tertentu untuk

prinsipal dan prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberi imbalan kepada

agen atas jasanya (Hendriksen dan Breda, 1992 dalam Kurniasih dan Sari, 2013).

Agen dan prinsipal memiliki kepentingan dan keinginan yang berbeda, tetapi agen

Page 24: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

9

tidak selalu bertindak sesuai keinginan prinsipal (Jensen dan Meckling, 1976).

Prinsipal tentu ingin perusahaannya memiliki keberlanjutan (going concern),

sehingga tidak akan melakukan penghindaran pajak yang akan membuat

perusahaan dalam posisi tidak aman. Sedangkan agen menginginkan adanya

bonus maupun insentif atas kinerjanya, sehingga agen cenderung melakukan

penghindaran pajak (Zulma, 2016). Sehingga, berdasarkan penelitian sebelumnya

yang merujuk pada teori agensi beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

penghindaran pajak diantaranya ukuran perusahaan, dewan komisaris independen,

komite audit, return on asset, sales growth, leverage, kualitas audit, kepemilikan

manajerial dan kompensasi rugi fiskal.

Selain teori agensi, terdapat pula teori stakeholder yang mendukung

adanya penghindaran pajak. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan bukanlah

entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus

memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder. Stakeholder terdiri dari

pemegang saham, kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis,

dan pihak lain. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi bahan pertimbangan

bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidak suatu informasi di

dalam laporan perusahaan tersebut (Ghazali dan Chariri, 2007:409). Hal tersebut

dapat menekan manajemen perusahaan melakukan penghindaran pajak untuk

memenuhi kepentingan para stakeholder.

Hasan et al. (2014) menyatakan 2 pendapat stakeholder terhadap

penghindaran pajak. Pertama, kreditur akan menilai negatif perusahaan dalam

melakukan penghindaran pajak karena kemungkinan perusahaan akan gagal bayar

Page 25: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

10

(default). Kedua, berbeda dengan kreditur, pemegang saham akan menilai positif

penghindaran pajak karena dapat meningkatkan laba perusahaan yang akan

memberikan keuntungan kepada pemegang saham.

Perusahaan-perusahaan yang sudah go public selain diwajibkan untuk

membayar pajak juga diharuskan untuk menerapkan corporate governance.

Penerapan corporate governance bertujuan untuk meminimalisir adanya konflik

keagenan. Konflik keagenan muncul apabila tujuan antara manajemen perusahaan

berbeda dengan kepentingan pemegang saham. Penerapan corporate governance

juga menentukan kebijakan perpajakan yang digunakan perusahaan dalam

membayar pajak yang berkaitan dengan pajak penghasilan perusahaan

(Darmawan dan Sukartha, 2014).

Maharani dan Suardana (2015) menjelasakan variabel-variabel yang

mempengaruhi penghindaran pajak adalah kepemilikan institusional, dewan

komisaris independen, kualitas audit, komite audit, return on assets dan karakter

eksekutif. Sedangkan Amri (2017) menjelasakan variabel-variabel lain yaitu

kompensasi manajemen, diversifikasi gender, preferensi risiko eksekutif, dan

variabel kontrol yang digunakan adalah ukuran perusahaan, intensitas aset,

intensitas persediaan dan leverage.

Zulma (2016) melakukan penelitian dengan mengambil sampel sebanyak

268 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan

menunjukkan hasil bahwa kompensasi manajemen berpengaruh negatif terhadap

penghindaran pajak, bahkan kepemilikan keluarga yang menjadi moderasi

Page 26: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

11

pengaruh kompensasi manajemen terhadap penghindaran pajak juga berpengaruh

negatif. Return on assets, leverage dan intensitas aset sebagai variabel kontrol

berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan size, growth dan

intensitas persediaan berpengaruh negatif terhadap penghindaraan pajak.

Sedangkan Amri (2017) melakukan penelitian pada perusahaan non-keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengambil sampel sebanyak

404 perusahaan dan memperoleh hasil bahwa kompensasi manajemen yang

dimoderasi oleh diversifikasi gender direksi dan preferensi risiko eksekutif

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Size dan intensitas persediaan sebagai

variabel kontrol berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sedangkan

leverage dan intensitas aset berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Darmawan dan Sukartha (2014) juga melakukan penelitian mengenai

penghindaran pajak dengan mengambil sampel penelitian yaitu seluruh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 460

perusahaan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa return on assets dan ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan leverage

dan corporate governance tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Kemudian Puspita dan Harto (2014) melakukan penelitian pada semua perusahaan

non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengambil

sampel sebanyak 133 perusahaan. Pengambilan sampel berdasarkan metode

purposive sampling dan menunjukkan hasil bahwa komite audit, kepemilikan

eksekutif dan dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

penghindaran pajak, sedangkan kepemilikan publik dan kepemilikan saham

Page 27: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

12

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Ukuran

perusahaan sebagai variabel kontrol tidak berpengaruh terhadap penghindaran

pajak dan hanya kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on assets yang

berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Dalam penelitiannya, Maharani dan Suardana (2014) mengambil sampel

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 37

perusahaan, menemukan hasil bahwa dewan komisaris independen, kualitas audit,

komite audit dan return on assets berpengaruh negatif terhadap tax avoidance,

sedangkan risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance. Hanya

kepemilikan institusional yang tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Kemudian penelitian Diantari dan Ulupui (2016) mengambil sampel perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 142

perusahaan, menemukan hasil bahwa dewan komisaris independen dan komite

audit berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, sedangkan kepemilikan

institusional yang tidak berpengaruh terhadap tax avoidance, ukuran perusahaan

sebagai variabel kontrol berpengaruh positif tax avoidance.

Terdapat pula penelitian internasional mengenai penghindaran pajak yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Chyz and White (2014). Dalam penelitiannya,

sampel yang digunakan sebanyak 4.149 perusahaan, data tersebut dikumpulkan

dari ExecuComp, Compustat dan Thomson Reuters. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel CEO Centrality yang ditambah dengan variabel

kontrol, serta variabel kepemilikan institusional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tax avoidance. Variabel kontrol tersebut terdiri dari equity risk

Page 28: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

13

incentives, high powered incentives, return on assets, leverage, variable loss

carry forward, intangible assets, equity income, market to book ratio dan

property, plant and equipment.

Berdasarkan teori-teori yang ada dan beberapa penelitian terdahulu,

variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai faktor-faktor yang

mempengaruhi penghindaran pajak adalah dewan komisaris independen, komite

audit, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan. Dewan komisaris

independen dapat diartikan sebagai dewan yang memiliki peranan dalam

pengawasan terhadap kinerja dewan direksi. Teori agensi menyatakan bahwa

semakin besar jumlah dewan komisaris independen, maka semakin baik dalam

mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan para direktur eksekutif dan

tindakan direksi, sehubungan dengan perilaku oportunistik mereka (Jensen dan

Meckling, 1976). Hal ini berarti adanya dewan komisaris independen efektif

dalam mencegah penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Maharani

dan Suardana (2014), Santoso dan Muid (2014), Diantari dan Ulupui (2016)

menunjukkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap

penghindaraan pajak. Sedangkan penelitian Dewi dan Jati (2014), Puspita dan

Harto (2014), Pradipta dan Supriyadi (2015) menunjukkan bahwa dewan

komisaris independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Komite audit merupakan komite tambahan yang bertujuan untuk

melakukan pengawasan dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan

untuk menghindari kecurangan pihak manajemen (Diantari dan Ulupui, 2016).

Dengan berjalannya fungsi komite audit yang efektif, maka pengawasan terhadap

Page 29: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

14

kegiatan perusahaan akan lebih baik dan konflik keagenan yang terjadi akibat

keinginan manajemen untuk melakukan penghindaran pajak dapat diminimalisasi.

Hasil penelitian Dewi dan Jati (2014) menunjukkan bahwa komite audit

berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sedangkan penelitian Maharani dan

Suardana (2014), Diantari dan Ulupui (2016) menunjukkan hasil bahwa komite

audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Berbeda dengan

penelitian Puspita dan Harto (2014) yang menunjukkan bahwa komite audit tidak

berpengaruh terhadap penghindaaran pajak.

Kepemilikan institusional dapat diartikan sebagai kepemilikan saham yang

dimiliki oleh pemerintah, investor luar negeri, perusahaan asuransi maupun bank

yang memiliki peranan lebih besar dalam pengawasan terhadap manajemen

perusahaan (Dewi dan Jati, 2014). Seharusnya kepemilikan institusional dapat

membuat manajemen perusahaan untuk tidak melakukan penghindaraan pajak

karena memiliki peranan penting dalam memantau, mendisiplinkan dan

mempengaruhi manajer (Maharani dan Suardana, 2014). Namun berdasarkan teori

stakeholder manajemen perusahaan juga harus memerhatikan kepentingan

pemegang saham sehingga kepemilikan institusional dapat menekan manajemen

perusahaan untuk melakukan penghindaraan pajak. Penelitian yang dilakukan

oleh Dewi dan Jati (2014), Maharani dan Suardana (2014), Diantari dan Ulupui

(2016) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak. Sedangkan penelitian Mahdi dan Fariba (2013) yang

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak.

Page 30: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

15

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang

tercermin dari total aktiva. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar

merupakan perusahaan yang memilki ukuran yang besar pula, sehingga memiliki

transaksi yang kompleks (Dewi dan Jati, 2014). Berdasarkan teori agensi, sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan oleh agen untuk

memaksimalkan kompensasi kinerja agen, yaitu dengan cara menekan beban

pajak perusahaan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan (Dewinta dan

Setiawan, 2016). Adanya tekanan tersebut akan membuat perusahaan untuk

melakukan penghindaran pajak. Penelitian Darmawan dan Sukartha (2014) dan

Diantari & Ulupui (2016) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan penelitian Dewi dan Jati (2014)

dan Puspita & Harto (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Adanya ketidakkonsistenan hasil pada penelitian-penelitian terdahulu

menjadi alasan peneliti untuk menghadirkan variabel lain sebagai penghubung.

Pada penelitian ini, peneliti menambah variabel profitabilitas sebagai variabel

moderating. Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan

yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba

selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu

(Maharani dan Suardana, 2014). Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah

satunya adalah return on assets (ROA). Return on assets (ROA) merupakan suatu

indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan dan digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan

Page 31: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

16

aset yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik performa perusahaan

dalam memperoleh laba (Darmawan dan Sukartha, 2014). Profitabilitas yang

tinggi menunjukkan bahwa kinerja keuangan dalam kondisi baik, sehingga

perusahaan mampu mengatur pendapatannya dan dapat mengurangi konflik

keagenan yang terjadi antara agen dan prinsipal. Perusahaan juga dapat mengatur

pembayaran pajaknya sehingga cenderung tidak melakukan penghindaran pajak.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan properti, real estate dan

konstruksi. Perusahaan ini dijadikan sampel penelitian karena memiliki potensi

penerimaan pajak yang besar yang dapat dipungut oleh pemerintah. Dilihat dari

perkembangan perusahaan properti, real estate dan konstruksi yang terus

bermunculan dan dikembangkan, sehingga kemungkinan terjadinya penghindaran

pajak yang dilakukan perusahaan ini juga tinggi. Berdasarkan hal-hal yang telah

diuraikan diatas dan adanya research gap, peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan

Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak dengan

Profitabilitas sebagai Variabel Moderating”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Setiap tahunnya penerimaan pajak negara mengalami peningkatan, hanya saja

belum maksimal karena belum mencapai target, hal ini disebabkan kesadaran

wajib pajak yang masih kurang.

Page 32: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

17

2. Adanya pungutan pajak memang dapat memberi keuntungan bagi pemerintah

guna membiayai kegiatan pemerintahan dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, namun tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan karena

dapat mengurangi profit perusahaannya. Hal ini dapat mendorong perusahaan

untuk melakukan perencanaan pajak yaitu dengan penghindaran pajak.

3. Penghindaran pajak memang merupakan tindakan legal, namun tidak

diharapkan oleh pemerintah karena dapat menganggu kegiatan pemerintahan.

4. Dalam melakukan penghindaran pajak, biasanya perusahaan menggunakan

skema harga transfer (transfers pricing) dan memanfaatkan celah-celah

kelemahan peraturan perpajakan di Indonesia.

5. Banyak kasus penghindaran pajak yang terjadi di luar negeri maupun

Indonesia, seperti penghindaran pajak yang dilakukan oleh Google, IKEA, PT

Toyota Motor Manufakturing, AVIS maupun kasus penghindaran pajak

perusahaan properti.

1.3. Cakupan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka cakupan masalah

pada penelitian ini adalah:

1. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan properti, real

estate dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 periode yaitu

dari tahun 2012 hingga tahun 2015.

3. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghindaran

pajak, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak sebagai

Page 33: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

18

variabel independen adalah dewan komisaris independen, komite audit,

kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan. Selain itu, penelitian ini

menghadirkan variabel moderating yaitu profitabilitas.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah:

1. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Penghindaran

Pajak?

2. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak?

3. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak?

4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak?

5. Apakah Profitabilitas memoderasi pengaruh Dewan Komisaris Independen

terhadap Penghindaran Pajak?

6. Apakah Profitabilitas memoderasi pengaruh Komite Audit terhadap

Penghindaran Pajak?

7. Apakah Profitabilitas memoderasi pengaruh Kepemilikan Institusional

terhadap Penghindaran Pajak?

8. Apakah Profitabilitas memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Penghindaran Pajak?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

Page 34: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

19

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh dewan komisaris independen

terhadap penghindaran pajak.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komite audit terhadap penghindaran

pajak.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap

penghindaran pajak.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap

penghindaran pajak.

5. Untuk menguji dan menganalisis profitabilitas dalam memoderasi pengaruh

dewan komisaris independen terhadap penghindaran pajak.

6. Untuk menguji dan menganalisis profitabilitas dalam memoderasi pengaruh

komite audit terhadap penghindaran pajak.

7. Untuk menguji dan menganalisis profitabilitas dalam memoderasi pengaruh

kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak.

8. Untuk menguji dan menganalisis profitabilitas dalam memoderasi pengaruh

ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.

1.6. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

kegunaan kepada berbagai pihak, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah-

masalah perpajakan di Indonesia khususnya mengenai penghindaran pajak.

Page 35: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

20

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan serta

dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya.

b. Bagi Manajemen Perusahaan

Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini dapat menjadi masukan bahwa

betapa pentingnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran

pajak, sehingga manajemen perusahaan dapat mengambil kebijakan yang tepat

dan tidak melanggar hukum dalam menentukan besarnya pajak yang harus

dibayarkan perusahaan kepada negara.

c. Bagi Investor

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penghindaran pajak,

sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam membuat

keputusan investasi yang tepat.

1.7. Orisinalitas Penelitian

Penelitian mengenai penghindaran pajak telah banyak dilakukan, namun

hasil penelitian-penelitian tersebut masih tidak konsisten. Seperti penelitian yang

dilakukan Maharani dan Suardana (2014), Diantari dan Ulupui (2016)

menunjukkan dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap

penghindaraan pajak. Sedangkan penelitian Dewi dan Jati (2014), Pradipta dan

Supriyadi (2015) menunjukkan dewan komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak. Kemudian variabel komite audit pada penelitian

Maharani dan Suardana (2014), Diantari dan Ulupui (2016) menunjukkan komite

Page 36: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

21

audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Berbeda dengan

penelitian Puspita dan Harto (2014) yang menunjukkan komite audit tidak

berpengaruh terhadap penghindaaran pajak. Selain itu, variabel kepemilikan

institusional pada penelitian Dewi dan Jati (2014), Diantari dan Ulupui (2016)

menunjukkan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan

penelitian Mahdi dan Fariba (2013) menunjukkan kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Variabel ukuran perusahaan

pada penelitian Darmawan dan Sukartha (2014) menunjukkan adanya pengaruh

positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan penelitian Dewi dan Jati (2014)

menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Melihat adanya beberapa hasil penelitian yang berbeda-beda mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak, menjadikan hal ini

menarik untuk diteliti kembali. Penelitian ini mengkombinasi beberapa variabel

penelitian dari penelitian terdahulu, sehingga variabel yang digunakan adalah

dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

perusahaan. Selain itu, penelitian ini menghadirkan variabel moderating yaitu

profitabilitas.

Page 37: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kajian Teori Utama (Grand Theory)

2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi menyatakan bahwa terdapat hubungan kontrak antara agen

dan prinsipal dimana prinsipal memperkerjakan agen untuk melakukan tugas-

tugas tertentu dan memberikan wewenang dalam pengambilan kebijakan

perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Terdapat pula asimetri informasi antara

agen dan prinsipal, dimana manajer lebih mengetahui informasi internal dan

prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan

stakeholder lainnya (Kurniasih dan Sari, 2013).

Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh

agen dan prinsipal (Widyaningsih, 2001 dalam Herlambang dan Darsono, 2015).

Dimana manajemen perusahaan terkadang menyembunyikan informasi yang

sebenarnya dari para pemegang saham untuk melindungi kepentingannya sendiri

sehingga mengganggu kepentingan pemegang saham yang seharusnya

mendapatkan informasi yang sebenarnya (Meilinda, 2013 dalam Permana dan

Zulaikha, 2015). Konflik yang terjadi antara pemegang saham dan manajemen

karena adanya asimetri informasi dapat menimbulkan biaya yang disebut agency

cost.

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa agency cost dibagi

menjadi tiga yaitu monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring

Page 38: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

23

cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh prinsipal untuk mengawasi

segala perilaku agen, yaitu dengan mengukur, mengamati, dan mengontrol

perilaku agen. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh prinsipal agar

agen mematuhi peraturan dan bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Sedangkan residual loss merupakan biaya yang muncul akibat adanya perbedaan

keputusan antara agen dan prinsipal yang mengakibatkan berkurangnya

kemakmuran principal.

Adanya agency cost menjadikan biaya operasional yang ditanggung

perusahaan semakin tinggi, sehingga manajemen dituntut bertindak lebih efektif

dan efisien dalam meningkatkan profit perusahaannya (Amri, 2017). Perbedaan

kepentingan antara agen dan prinsipal juga dapat mempengaruhi kebijkan

perusahaan mengenai pajak perusahaan. Sistem perpajakan di Indonesia yang

menggunakan self assessment system memberikan wewenang kepada perusahaan

untuk menghitung dan melaporkan pajaknya sendiri. Penggunaan sistem ini dapat

memberikan kesempatan bagi agen untuk memanipulasi pendapatan kena pajak

perusahaannya menjadi lebih rendah, sehingga beban pajak yang ditanggung

perusahaan menjadi rendah (Nugraha dan Meiranto, 2015).

Terdapat beberapa cara untuk mengontrol tindakan agen dalam melakukan

manajemen pajak, yaitu dengan mengevalusi hasil laporan keuangan perusahaan

dengan menggunakan rasio keuangan yang dibandingkan dengan tingkat

agresivitas pajak yang mungkin dilakukan oleh agen (Nugraha dan Meiranto,

2015). Implikasi teori agensi dalam penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh

dewan komisaris independen, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap

Page 39: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

24

penghindaran pajak. Perusahaan yang memiliki dewan komisaris independen dan

komite audit yang baik cenderung bertindak sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan, dewan komisaris independen mengawasi setiap tindakan dewan

komisaris maupun dewan direksi, sedangkan komite audit akan membantu dewan

komisaris dalam mengawasi setiap tindakan manajemen dan kegiatan operasional

perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dengan good corporate governance yang

baik cenderung tidak melakukan penghindaran pajak. Sementara perusahaan yang

memiliki aset besar cenderung melakukan penghindaran pajak, karena sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan oleh agen untuk

memaksimalkan kompensasi kinerja agen, yaitu dengan cara menekan beban

pajak perusahaan.

2.1.2. Teori Stakeholder

Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang

hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat

bagi stakeholdernya. Para stakeholder tersebut terdiri dari pemegang saham,

kreditur, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain

(Ghazali dan Chariri, 2007: 409). Gray, et al., 1994:53 (Ghozali dan Chariri,

2007:409) menyatakan bahwa:

“Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder

dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah

untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar

usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai

bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya”.

Beberapa dekade terakhir, asumsi tentang definisi stakeholder telah mulai

berkembang dan berubah secara substantial. Pada mulanya, pemegang saham

Page 40: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

25

dianggap sebagai satu-satunya stakeholder perusahaan yang memiliki tujuan

utama untuk memaksimumkan kemakmuran pemiliknya (Friedman, 1962 dalam

Ghozali dan Chariri, 2007:409). Akan tetapi, asumsi tersebut mengalami

perkembangan sehingga memperluas definisi stakeholder dengan memasukkan

konstituen yang lebih banyak, termasuk kelompok yang dianggap tidak

menguntungkan (adversarial group) seperti pihak yang memiliki kepentingan

tertentu dan regulator (Freeman, 1983 dan Roberts, 1992 dalam Ghozali dan

Chariri, 2007:410).

Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan dan mempengaruhi

pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu,

power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang mereka miliki atas

sumber tersebut. Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi

pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses

terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau

kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan

perusahaan (Deegan, 2000 dalam Ghozali dan Chariri, 2007:410).

Gray et al., 1997 (Ghozali dan Chariri, 2007:411) menyatakan teori

stakeholder pada dasarnya merupakan pendekatan berbasis tekanan pasar (market

forces approach) dimana penyediaan atau penarikan atas sumber ekonomi akan

menentukan tipe pengungkapan sosial dan lingkungan pada titik waktu tertentu.

Teori ini juga mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para

stakeholder. Oleh karena itu, perusahaan akan mempertimbangkan kepentingan

pemangku kepentingan karena adanya komitmen moral dari manajemen

Page 41: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

26

perusahaan terhadap para pemangku kepentingan, komitmen moral ini akan

mendorong perusahaan untuk merumuskan strategi perusahaan (yang

memerhatikan kepentingan para pemangku kepentingan) dimana strategi

perusahaan akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja keuangan perusahaan.

Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah salah satu contoh strategi yang

dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan penghematan atas

beban perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba bersih perusahaan

(Amri, 2017). Meningkatnya laba perusahaan akan membantu manajemen dalam

memenuhi kepentingan para stakeholder. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi penghindaran pajak berdasarkan teori stakeholder adalah

kepemilikan institusional, dimana kepemilikan ini dimiliki oleh para pemegang

saham selain pemilik perusahaan, seperti pemerintah, bank maupun investor luar

negeri. Adanya tekanan dari pihak institusional dapat membuat manajemen untuk

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yaitu dengan melakukan

penghindaran untuk meminimalkan beban pajak perusahaan.

2.2. Kajian Variabel Penelitian

2.2.1. Penghindaran Pajak

Definisi pajak menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tatacara Perpajakan:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung yang digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro (Suryarini dan

Tarmudji, 2012:61), pajak merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya

Page 42: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

27

undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk

menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai

kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk

penyelengaran pemerintah. Sedangkan dari perpektif ekonomi pajak merupakan

beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik.

Menurut Santoso dan Ning, 2013:1 (Pradipta dan Supriyadi, 2015) pajak

merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari rakyat. Dengan

adanya pembayaran pajak maka pemerintah dapat melakukan program-program

pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Kebanyakan wajib pajak badan

(perseroan) masih mengidentikkan kewajiban membayar pajak sebagai suatu

biaya karena secara finansial dapat mengurangi pendapatan perusahaannya.

Waluyo (2007:3) menyimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat dalam

pengertian pajak adalah:

a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang yang sifatnya memaksa;

b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

(imbalan) individual oleh pemerintah;

c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;

d. Pajak digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah, apabila masih

terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment;

e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

Berdasarkan beberapa definisi pajak, pengertian pajak adalah pungutan

yang sifatnya wajib dan bersifat memaksa yang dilakukan oleh pemerintah kepada

wajib pajak, baik wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan. Pajak ini

Page 43: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

28

bersifat memaksa karena menjadi sumber penerimaan terbesar bagi negara dan

akan digunakan untuk kepentingan masyarakat, sehingga wajib pajak harus

mentaati peraturan perpajakan yang berlaku. Adanya ketentuan perpajakan dapat

membuat wajib pajak melakukan perencanaan pajak yaitu dengan melakukan

penghindaran pajak untuk dapat meminimalisir beban pajaknya.

Jacob, 2014 (Diantari dan Ulupui, 2016) mendefinisikan penghindaran

pajak sebagai suatu tindakan untuk melakukan pengurangan atau meminimalkan

kewajiban pajak dengan hati-hati mengambil keuntungan dari celah-celah dalam

ketentuan pajak, seperti pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan

obyek pajak. Sebagai contoh, perusahaan yang mengubah tunjangan karyawan

dalam bentuk uang menjadi pemberian natura, karena natura bukan merupakan

obyek pajak dalam PPh Pasal 21.

Penghindaran pajak dianggap sebagai tindakan yang legal karena lebih

banyak memanfaatkan kelemahan undang-undang perpajakan yang berlaku yang

tidak melanggar peraturan tersebut (Darmawan dan Sukartha, 2014). Namun tidak

semua perusahaan dapat menghindari semua unsur atau fakta yang dikenakan

dalam perpajakan (Dewi dan Jati, 2014).

Merks, 2007 (Kurniasih dan Sari, 2013) berpendapat bahwa terdapat

beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk melakukan penghindaran

pajak, dimana masih dimungkinkan oleh undang-undang perpajakan. Cara-cara

tersebut antara lain: (a) memindahkan subjek pajak dan/atau objek pajak ke

negara-negara yang memberikan perlakuan pajak khusus atau keringanan pajak

(tax haven country) atas suatu jenis penghasilan (substantive tax planning), (b)

Page 44: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

29

usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan substansi ekonomi dari

transaksi melalui pemilihan formal yang memberikan beban pajak yang paling

rendah (Formal tax planning), (c) ketentuan Anti Avoidance atas transaksi

transfer pricing, thin capitalization, treaty shopping, dan controlled foreign

corporation (Specific Anti Avoidance Rule); serta transaksi yang tidak mempunyai

substansi bisnis (General Anti Avoidance Rule).

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa

penghindaran pajak merupakan salah satu cara atau tindakan legal yang dilakukan

oleh perusahaan dalam mengurangi beban pajak yang harus dibayar perusahaan

kepada pemerintah atas laba yang diperoleh perusahaannya. Penghindaran pajak

dapat dilakukan perusahaan, apabila masih diperbolehkan dalam undang-undang

perpajakan dan tidak melanggar undang-undang tersebut. Dalam mengukur

perusahaan melakukan penghindaran pajak atau tidak, memang sulit dilakukan,

karena data untuk pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT-PPh)

sulit didapatkan karena bersifat rahasia, maka perlu pendekatan untuk menaksir

berapa pajak yang sebenarnya dibayar perusahaan kepada pemerintah.

Penghindaran pajak dapat diukur atau diproksikan dengan Book Tax Differences

(BTD) dan Cash Effektive Tax Rates (CETR). Book Tax Differences (BTD)

merupakan perbedaan laba fiskal dan laba komersil, sedangkan Cash Effektive

Tax Rates (CETR) merupakan tarif pajak efektif yang dihitung dengan

pembayaran pajak penghasilan dibagi dengan laba sebelum pajak.

Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan untuk mengukur

penghindaran pajak adalah Book Tax Differences (BTD) yang mengacu pada

Page 45: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

30

penelitian Tang dan Firth (2008). Karena menurut Minnick dan Noga, 2010

(Zulma, 2016) Cash Effektive Tax Rates (CETR) memiliki kelemahan yaitu tidak

menggambarkan penghindaran pajak jangka pendek peusahaan. Cash Effektive

Tax Rates (CETR) membagi total pajak yang dibayarkan dengan laba sebelum

pajak, dimana juga bergantung pada pengenaan tarif tertentu. Tarif tersebut

bersifat pasti, sehingga tidak mampu menjelaskan seberapa besar perusahaan

melakukan penghindaran pajak. Book Tax Differences dalam penelitian ini

dihitung dengan rumus:

BTD =

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak

Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda-beda

dalam pengambilan keputusan strategi perusahaan maupun mengenai kinerja

perusahaan, termasuk dalam pengelolaan pajak perusahaannya. Terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak. Maharani dan Suardana

(2015) dalam penelitiannya menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi

penghindaran pajak adalah kepemilikan institusional, dewan komisaris

independen, kualitas audit, komite audit, return on assets dan karakter eksekutif.

Sedangkan Amri (2017) menjelasakan variabel-variabel lain yaitu kompensasi

manajemen, diversifikasi gender, preferensi risiko eksekutif, dan variabel kontrol

yang digunakan adalah ukuran perusahaan, intensitas aset, intensitas persediaan

dan leverage.

Dari banyak faktor diatas yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak,

dalam penelitian ini hanya mengambil beberapa variabel saja karena masih

Page 46: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

31

terdapat ketidakkonsistenan dalam penelitian sebelumnya. Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dewan komisaris independen, komite audit,

kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan, serta profitabilitas sebagai

variabel moderating.

2.2.3. Dewan Komisaris Independen

Undang-Undang No. 40/2007 tentang “Perseroan Terbatas” menyebutkan

bahwa komisaris independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak

yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota direksi atau

anggota komisaris lainnya (Ardyansah dan Zulaikha, 2014). Komisaris

independen merupakan anggota dewan komisaris yang berasal dari luar

perusahaan dan harus memenuhi persyaratan sebagai komisaris independen

sebagaimana yang berada dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK

04/2014.

Komisaris independen memiliki peranan penting dalam perusahaan yaitu

sebagai pengawas dan mengarahkan agar perusahaan beroperasi sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Komisaris independen menjadi penengah antara

manajemen perusahaan dan pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan

strategi atau kebijakan agar tidak melanggar peraturan yang berlaku, hal ini

termasuk dalam keputusan perpajakan (Ardyansah dan Zulaikha, 2014).

Di Indonesia, dewan komisaris independen jumlahnya proporsional

sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham

pengendali (BEI, 2004 dalam Puspita dan Harto, 2014). Berdasarkan peraturan

Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK 04/2014 jumlah komisaris independen wajib

Page 47: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

32

paling kurang 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh anggota dewan

komisaris. Semakin tinggi persentase dewan komisaris independen berarti

semakin banyak juga suatu perusahaan memiliki dewan komisaris independen,

serta pengawasan terhadap kinerja direksi akan semakin ketat.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK 04/2014 menetapkan

bahwa komisaris independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan, anggota dewan

komisaris, anggota direksi atau pemegang saham utama perusahaan tersebut;

b. Komisaris independen bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai

wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin,

mengendalikan atau mengawasi kegiatan perusahaan dalam waktu 6 (enam)

bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali sebagai komisaris

independen perusahaan pada periode berikutnya;

c. Tidak memiliki saham baik langsung maupun tidak langsung pada perusahaan

yang bersangkutan;

d. Tidak memiliki hubungan bisnis secara langsung maupun tidak langsung yang

berkaitan dengan kegiatan perusahaan tersebut.

Perusahaan yang memiliki dewan komisaris independen berdasarkan

kriteria yang dijelaskan diatas, maka tingkat pengawasan yang dimiliki

perusahaan tersebut akan semakin baik. Dewan komisaris maupun dewan direksi

akan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengawasi manajemen

untuk bertindak sesuai dengan peraturan. Dalam penelitian ini pengukuran dewan

Page 48: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

33

komisaris independen sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Diantari dan

Ulupui (2016) dihitung dengan rumus:

KDKI =

2.2.4. Komite Audit

Komite audit sesuai dengan Kep. 29/PM/2004 adalah komite yang

dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan yang anggotanya diangkat dan

diberhentikan oleh dewan komisaris. Selain itu, komite audit merupakan komite

tambahan yang bertujuan untuk melakukan pengawasan dalam proses penyusunan

laporan keuangan perusahaan untuk menghindari kecurangan pihak manajemen.

Komite audit juga berfungsi memberikan pandangan mengenai masalah yang

berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi, dan pengendalian internal

perusahaan (Diantari dan Ulupui, 2016).

Berdasarkan Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif (2002)

tentang komite audit menjelaskan bahwa tujuan komite audit adalah membantu

dewan komisaris untuk:

a. Meningkatkan kualitas laporan keuangan;

b. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi

kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan;

c. Meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal audit;

d. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris;

e. Meningkatkan kepercayaan publik atas kelayakan dan objektifitas laporan

keuangan perusahaan.

Page 49: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

34

Pada umumnya, komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga

bidang, yaitu:

a. Laporan Keuangan

Komite audit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa laporan yang dibuat

manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi

keuangan, hasil usaha, rencana, dan komitmen perusahaan jangka panjang.

b. Pengawasan Perusahaan

Komite Audit bertanggung jawab untuk pengawasan perusahaan termasuk di

dalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung risiko dan sistem pengendalian

intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan auditor internal.

c. Tata Kelola Perusahaan

Komite audit bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan telah

dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku dan etika,

melaksanakan pengawasan secara efektif terhadap benturan kepentingan dan

kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mensyaratkan sekurang-kurangnya komite

audit beranggotakan tiga orang (Pohan, 2008 dalam Diantari dan Ulupui, 2016).

Anggota komite audit diharuskan memiliki keahlian yang memadai. Berdasarkan

Surat Keputusan Ketua Bapepam Kep-29/PM/2004 menyatakan bahwa anggota

komite audit harus:

a. Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman

yang sesuai dengan pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik;

Page 50: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

35

b. Salah seorang dari anggota komite audit memiliki latar belakang pendidikan

akuntansi atau keuangan;

c. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan

keuangan;

d. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan

di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

Komite audit yang memiliki keahlian memadai, pengawasan terhadap

kegiatan perusahaan akan lebih baik dan konflik keagenan yang terjadi akibat

keinginan manajemen untuk melakukan kecurangan dapat diminimalisasi. Komite

audit dapat diproksikan dengan jumlah rapat yang dilakukan komite audit dan

jumlah anggota komite audit dalam perusahaan. Namun dalam penelitian ini,

proksi komite audit yang digunakan diukur dengan jumlah anggota komite audit

dalam perusahaan, pengukuran ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Dewi dan Jati (2014). Proksi ini digunakan agar dapat diketahui seberapa banyak

perusahaan memiliki komite audit dan seberapa besar pengaruh komite audit

tersebut dalam pengawasan pengelolaan perusahaan.

2.2.5. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional dapat diartikan sebagai kepemilikan saham yang

dimiliki oleh pemerintah, investor luar negeri, perusahaan asuransi maupun bank

yang memiliki peranan lebih besar dalam pengawasan terhadap manajemen

perusahaan (Dewi dan Jati, 2014). Adanya kepemilikan institusional dalam suatu

perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap

kinerja manajemen, semakin banyak nilai investasi yang diberikan kedalam

Page 51: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

36

sebuah perusahaan, akan membuat sistem monitoring dalam perusahaan tersebut

lebih tinggi. Di dalam praktiknya kepemilikan institusional memiliki fungsi

monitoring yang lebih efektif dibandingkan dengan kepemilikan manajerial

(Diantari dan Ulupui, 2016).

Pemilik institusional pada dasarnya mempunyai kendali yang cukup besar

dalam berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan dan menginginkan laba

setinggi-tingginya. Dalam pencapaian tersebut, terkadang pemegang saham

institusi yang merupakan pemegang saham mayoritas mengorbankan kepentingan

pemegang saham lainnya. Namun bagi manajemen, laba yang tinggi ada

pengaruhnya dengan jumlah pajak yang harus dibayakan oleh perusahaan

(Hidayah, 2015). Keberadaan investor institusional mengindikasikan adanya

tekanan dari pihak institusional kepada manajemen perusahaan untuk melakukan

kebijakan pajak yang agresif dalam rangka memperoleh laba yang maksimal

untuk investor institusional (Dewi dan Jati, 2014).

Dalam penelitian ini pengukuran kepemilikan institusional sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Diantari dan Ulupui (2016) dihitung dengan

rumus:

KI =

2.2.6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang

sangat penting. Ukuran perusahaan dikelompokan berdasarkan besar kecilnya

perusahaan dan dapat menggambarkan aktivitas serta pendapatan perusahaan.

Page 52: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

37

Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar usaha yang dilakukan

perusahaan untuk menarik perhatian masyarakat (Nugraha dan Meiranto, 2015).

Hormati, 2009 (Dewi dan Jati, 2014) mendefinisikan ukuran perusahaan

sebagai skala atau nilai yang dapat mengklasifikasikan suatu perusahaan ke dalam

kategori besar atau kecil berdasarkan total aktiva, total penjualan, rata-rata total

penjualan dan rata-rata total aktiva. Semakin besar total aktiva mengindikasikan

semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan yang berskala besar

akan mendapat perhatian lebih dari investor, karena memiliki laba yang besar.

Perusahaan besar memiliki transaksi keuangan yang lebih kompleks (Dewi

dan Jati, 2014). Perusahaan yang termasuk dalam perusahaan besar juga

cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil,

sehingga mudah untuk melakukan pengelolaan pajak (Darmawan dan Sukartha,

2014). Semakin besar aset yang dimiliki juga menunjukkan semakin meningkat

jumlah produktivitasnya, sehingga akan menghasilkan laba yang besar dan akan

mempengaruhi tingkat pembayaran pajak perusahaan (Ardyansah dan Zulaikha,

2014).

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan proksi total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasar. Namun dalam penelitian ini, proksi ukuran perusahaan sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Diantari dan Ulupui (2016) dihitung

dengan rumus:

Size = LN (total assets)

Page 53: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

38

2.2.7. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Profitabilitas juga dapat memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang

dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2014:196).

Munawir (2007:33) dalam bukunya menjelaskan bahwa profitabilitas

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode

tertentu. Profitabilitas diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan

perusahaan dalam mengelola asetnya secara produktif. Dengan demikian,

profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara

laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aset atau jumlah modal

perusahaan tersebut.

Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak

internal perusahaan, tetapi juga bagi pihak eksternal perusahaan. Tujuan

penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar

perusahaan menurut Kasmir (2014:196), yaitu:

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode tertentu;

b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang;

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu;

d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;

Page 54: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

39

e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri;

f. Dan tujuan lainnya.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk:

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode;

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang;

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu;

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri;

e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri;

f. Manfaat lainnya.

Dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan terdapat bermacam cara

tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu

dengan lainnya. Apakah yang diperbandingkan laba yang berasal dari operasi,

atau laba neto sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba neto sesudah pajak

diperbandingkan dengan seluruh aktiva “tangible”, atau memperbandingkan laba

neto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri (Riyanto, 2012:35). Murhadi

(2013:63) dalam bukunya menjelaskan beberapa metode yang dapat digunakan

dalam mengukur profitabilitas, antara lain:

1) Gross Profit Margin (GPM) or Gross Profit Rate

Gross profit margin menggambarkan persentase laba kotor yang dihasilkan

oleh setiap pendapatan perusahaan.

Page 55: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

40

2) Operating Margin (OM)

Operating income mencerminkan kemampuan manajemen perusahaan

mengubah aktivitasnya menjadi laba. Operating income sering disebut sebagai

bunga dan pajak (EBIT) dengan catatan bahwa dalam perusahaan tersebut tidak

terdapat pendapatan non operasional.

3) Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin mengambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba neto dari setiap perusahaan.

4) Return on Equity (ROE)

Return on Equity mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan bagi

pemegang saham atas setiap rupiah uang yang ditanamkannya.

5) Return on Assets (ROA)

Return on Assets mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas

setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset.

Adanya berbagai cara dalam penilaian profitabilitas suatu perusahaan,

maka tidak mengherankan setiap perusahaan berbeda-beda dalam menilai

profitabilitasnya. Yang penting adalah profitabilitas mana yang akan digunakan

perusahaan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan

yang bersangkutan (Riyanto, 2012:36). Dari beberapa proksi yang dapat

mengukur profitabilitas, penelitian ini menggunakan Return On Assets (ROA)

sama dengan yang dijelaskan oleh Murhadi (2013:63) dengan rumus:

ROA =

Page 56: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

41

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, terutama mengenai

penghindaran pajak telah banyak dilakukan. Namun terdapat beberapa perbedaan

antara penelitian satu dengan penelitian lain, baik dari segi variabel yang

digunakan maupun hasil dari penelitiannya. Zulma (2016) dalam penelitiannya

mengambil sampel sebanyak 268 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan

metode purposive sampling dan menunjukkan hasil bahwa kompensasi

manajemen berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, bahkan

kepemilikan keluarga yang menjadi moderasi pengaruh kompensasi manajemen

terhadap penghindaran pajak juga berpengaruh negatif. Return on assets, leverage

dan intensitas aset sebagai variabel kontrol berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak, sedangkan size, growth dan intensitas persediaan

berpengaruh negatif terhadap penghindaraan pajak.

Diantari dan Ulupui (2016) juga melakukan penelitian mengenai

penghindaran pajak dengan mengambil sampel penelitian sebanyak 142

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2012-2014. Penelitian ini menggunakan metode analisis linier berganda dalam

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak dan

menemukan hasil bahwa komite audit dan proporsi dewan komisaris independen

berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, sedangkan kepemilikan institusional

tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Ukuran Perusahaan sebagai variabel

kontrol berpengaruh positif terhadap tax avoidance.

Page 57: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

42

Pradipta dan Supriyadi (2015) melakukan penelitian mengenai

penghindaran pajak dengan mengambil sampel 72 perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Metode analisis yang digunakan

adalah analisis regresi linier berganda dan menunjukkan hasil bahwa CSR dan

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak, sedangkan

Leverage dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran

pajak.

Dewi dan Jati (2014) melakukan penelitian mengenai penghindaran pajak,

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 36 perusahaan. Penelitian ini

menggunakan metode analisis linier berganda dan menemukan hasil bahwa risiko

perusahaan, kualitas audit, komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance,

sedangkan ukuran perusahaan, multinational company, proporsi dewan komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.

Santoso dan Muid (2014) dalam penelitiannya mengenai penghindaran

pajak mengambil sampel penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 sebanyak 136 perusahaan. Dalam

menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi penghindaran pajak,

penelitian ini menggunakan model regresi Ordinary Least Square (OLS).

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris, kompensasi eksekutif,

kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan

komisaris independen berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Ukuran

perusahaan sebagai variabel kontrol berpengaruh positif namun tidak signifikan

Page 58: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

43

terhadap penghindaran pajak, kinerja keuangan dan tingkat hutang tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Dalam penelitiannya, Maharani dan Suardana (2014) mengambil sampel

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2008-2012 sebanyak 37 perusahaan. Dalam menganalisis variabel-variabel yang

mempengaruhi tax avoidance, peneitian ini menggunakan metode analisis regresi

linier berganda dan menunjukkan hasil bahwa dewan komisaris independen,

kualitas audit, komite audit dan return on assets berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance, sedangkan risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap tax

avoidance. Hanya kepemilikan institusional yang tidak berpengaruh terhadap tax

avoidance.

Kemudian Puspita dan Harto (2014) melakukan penelitian pada semua

perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2010-2012 dengan mengambil sampel sebanyak 133 perusahaan. Pengambilan

sampel berdasarkan metode purposive sampling dan metode analisis penelitian

menggunakan model regresi Ordinary Least Square (OLS) sehingga diperoleh

hasil bahwa komite audit, kepemilikan eksekutif dan dewan komisaris independen

tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan

kepemilikan publik dan kepemilikan saham berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap penghindaran pajak. Ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak dan hanya kinerja keuangan yang

diproksikan dengan return on assets yang berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak.

Page 59: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

44

Darmawan dan Sukartha (2014) juga melakukan penelitian mengenai

penghindaran pajak dengan mengambil sampel penelitian yaitu seluruh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012

sebanyak 460 perusahaan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa return on

assets dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak,

sedangkan leverage dan corporate governance tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Terdapat pula penelitian internasional mengenai penghindaran pajak yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Chyz and White (2014). Dalam penelitiannya,

sampel yang digunakan sebanyak 4.149 perusahaan, data tersebut dikumpulkan

dari ExecuComp, Compustat dan Thomson Reuters. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel CEO Centrality yang ditambah dengan variabel

kontrol, serta variabel kepemilikan institusional berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tax avoidance. Variabel kontrol tersebut terdiri dari equity risk

incentives, high powered incentives, return on assets, leverage, variable loss

carry forward, intangible assets, equity income, market to book ratio dan

property, plant and equipment.

Mahdi dan Fariba (2013) melakukan penelitian mengenai agresivitas

pajak. Dalam penelitiannya, sampel yang digunakan sebanyak 90 perusahaan

yang terdaftar di pasar modal Iran periode 2007-2010. Metode yang digunakan

untuk menganalisis adalah metode analisis regresi logistik dan menemukan hasil

bahwa kepemilikan institusional jangka panjang berpengaruh negatif terhadap

agresivitas pajak karena adanya monitoring oleh pemilik saham terhadap

Page 60: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

45

manajemen. Tetapi disisi lain, pada jangka pendek kepemilikan institusional

justru berpengaruh positif dan beberapa poin indikasi agresivitas pajak disebabkan

atau dipengaruhi oleh kepemilikan institusional.

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Metode Variabel Hasil

1 Gandy

Wahyu

Maulana

Zulma

(2016)

Pengaruh

Kompensasi

Manajemen

Terhadap

Penghindaran

Pajak

Perusahaan

Dengan

Moderasi

Kepemilikan

Keluarga Di

Indonesia

Metode

regresi

Estimated

Generalized

Least Square

(EGLS)

Kompensasi

manajemen,

kepemilikan

keluarga,

ukuran

perusahaan,

intensitas aset,

intensitas

persediaan,

leverage,

return on

asset,

penghindaran

pajak

Kompensasi

manajemen

berpengaruh negatif

terhadap penghindaran

pajak. Kompensasi

manajemen yang

dimoderasi oleh

kepemilikan keluarga

juga berpengaruh

negatif terhadap

penghindaran pajak.

Ukuran perusahaan

dan intensitas

persediaan sebagai

variabel kontrol

berpengaruh negatif

terhadap penghindaran

pajak, sedangkan

leverage,

Penghindaran dan

intensitas aset

berpengaruh positif

terhadap penghindaran

pajak.

2 Putu Rista

Diantari

dan

IGK

Agung

Ulupui

(2016)

Pengaruh

Komite Audit,

Proporsi

Komisaris

Independen

dan Proporsi

Kepemilikan

Institusional

Terhadap Tax

Avoidance

Analisis

regresi

linier

berganda

Komite audit,

komisaris

independen

kepemilikan

institusional,u

kuran

perusahaan,

tax avoidance

Komite audit dan

proporsi dewan

komisaris independen

berpengaruh negatif

terhadap tax

avoidance.

Kepemilikan

institusional tidak

berpengaruh terhadap

tax avoidance. Ukuran

perusahaan sebagai

variabel kontrol

berpengaruh positif

terhadap tax avoidance

Page 61: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

46

No Nama

Peneliti

Judul Metode Variabel Hasil

3 Dyah

Hayu

Pradipta

dan

Supriyadi

(2015)

Pengaruh

Corporate

Social

Responsibility

(CSR),

Profitabilitas,

Leverage, dan

Komisaris

Independen

Terhadap

Praktik

Penghindaran

Pajak

Analisis

regresi

linier

berganda

Corporate

social

responsibility

(CSR),

profitabilitas,

leverage, dan

komisaris

independen,

penghindaran

pajak

CSR dan profitabilitas

berpengaruh negatif

terhadap penghindaran

pajak, sedangkan

leverage dan komisaris

independen tidak

berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

4 Ni

Nyoman

Kristiana

Dewi dan

Ketut Jati

(2014)

Pengaruh

Karakter

Eksekutif,

Karakteristik

Perusahaan,

Dan Dimensi

Tata Kelola

Perusahaan

Yang Baik

Pada Tax

Avoidance Di

Bursa Efek

Indonesia

Analisis

regresi

linier

berganda

Risiko

perusahaan,

ukuran

perusahaan,

multinational

company,

kepemilikan

institusional,

proporsi

dewan

komisaris

independen,

kualitas audit,

komite audit,

tax avoidance

Risiko perusahaan,

kualitas audit, komite

audit berpengaruh

terhadap tax

avoidance. Ukuran

perusahaan,

multinational

company, proporsi

dewan komisaris

independen,

kepemilika

institusional tidak

berpengaruh terhadap

tax avoidance.

5 Titus

Bayu

Santoso

dan Dul

Muid

(2014)

Pengaruh

Corporate

Governance

Terhadap

Penghindaran

Perusahaan

Pajak

Model

regresi

Ordinary

Least

Square

(OLS)

Dewan

komisaris,

komisaris

independen,

kepemilikan

public, ukuran

perusahaan,

kinerja

perusahaan,

tingkat hutang,

penghindaran

pajak

Dewan komisaris,

kompensasi eksekutif,

kepemilikan publik

berpengaruh positif

terhadap penghindaran

pajak. Komisaris

independen

berpengaruh negatif

terhadap penghindaran

pajak, Ukuran

perusahaan sebagai

variabel kontrol

berpengaruh positif

namun tidak signifikan

terhadap penghindaran

pajak, sedangkan

kinerja keuangan dan

tingkat hutang tidak

berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Page 62: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

47

No Nama

Peneliti

Judul Metode Variabel Hasil

6 I Gusti

Ayu

Cahya

Maharani

dan Ketut

Alit

Suardana

(2014)

Pengaruh

Corporate

Governance,

Profitabilitas

Dan

Karakteristik

Eksekutif Pada

Tax Avoidance

Perusahaan

Manufaktur

Analisis

regresi

linier

berganda

Corporate

governance

(kepemilikan

institusional,

dewan

komisaris

independen,

kualitas audit,

komite audit),

return on

assets,

karakteristik

eksekutif

(risiko

perusahaan),

tax avoidance

Kepemilikan

institusional tidak

berpengaruh terhadap

tax avoidance. Dewan

komisaris independen,

kualitas audit, return

on assets berpengaruh

negatif terhadap tax

avoidance. Risiko

perusahaan

berpengaruh positif

terhadap tax

avoidance.

7 Silvia

Ratih

Puspita

dan Puji

Harto

(2014)

Pengaruh Tata

Kelola

Perusahaan

Terhadap

Penghindaran

Pajak

Model

regresi

Ordinary

Least

Square

(OLS)

Komite audit,

komisaris

independen,

kompensasi

eksekutif,

struktur

kepemilikan

publik,

struktur

kepemilikan

saham, ukuran

perusahaan,

kinerja

keuangan,

penghindaran

pajak

Komite audit,

komisaris independen,

kompensasi eksekutif

tidak berpengaruh

terhadap penghindaran

pajak. Kepemilikan

publik dan

kepemilikan saham

berpengaruh negatif

terhadap penghindaran

pajak. Ukuran

perusahaan sebagai

variabel kontrol tidak

berpengaruh terhadap

penghindaran pajak,

sedangkan kinerja

keuangan berpengaruh

positif terhadap

penghindaran pajak.

8 I Gede

Hendy

Darmawa

n dan I

Made

Sukartha

(2014)

Pengaruh

Penerapan

Corporate

Governance,

Leverage,

Return On

Assets, Dan

Ukuran

Perusahaan

Pada

Penghindaran

Pajak

Analisis

regresi

linier

berganda

Corporate

governance,

leverage,

return on

assets, ukuran

perusahaan,

penghindaran

pajak

Corporate governance

dan leverage

berpengaruh negatif

terhadap penghindaran

pajak, sedangkan

return on assets, dan

ukuran perusahaan

berpengaruh positif

terhadap penghindaran

pajak.

Page 63: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

48

No Nama

Peneliti

Judul Metode Variabel Hasil

9 James A.

Chyz and

Scott D.

White

(2014)

The

Association

between

Agency

Conflict and

Tax

Avoidance: A

Direct

Approach

Ordinary

Least

Square

(OLS)

Regression

CEO

Centrality,

equity risk

incentive, high

powered

incentive,

return on

assets,

leverage,

variable loss

carry

forward,

intangible

assets, equity

income,

market to book

ratio,

property,plant

and

equipment, tax

avoidance

Variabel CEO

Centrality yang

ditambah dengan

variabel kontrol serta

variabel kepemilikan

institusional

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap tax

avoidance.

10 Moradi

Mahdi

and

Kazemza

deh

Fariba

(2013)

An

investigation

on Impact of

Institutional

ownership and

company

proprietorship

on Tax

Aggressive

Policy

Analisis

Regresi

Logistik

Corporate

ownership,

rate of

ownership

concentration,

corporate tax

status, tax

aggressive

policy

Kepemilikan

institusional jangka

panjang berpengaruh

negatif terhadap

agresivitas pajak

karena adanya

monitoring oleh

pemilik saham

terhadap manajemen.

Tetapi, pada jangka

pendek kepemilikan

institusional justru

berpengaruh positif

dan beberapa poin

indikasi agresivitas

pajak disebabkan atau

dipengaruhi oleh

kepemilikan

institusional.

Sumber: Rangkuman Penulis, 2017

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah

ditempatkannya variabel profitabilitas sebagai variabel moderating pada

Page 64: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

49

perusahaan properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2012 hingga 2015.

2.4. Kerangka Berpikir

2.4.1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Penghindaran

Pajak

Dewan komisaris independen merupakan anggota komisaris yang berasal

dari luar perusahaan, yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali,

anggota direksi dan dewan komisaris lain (Diantari dan Ulupui, 2016). Teori

agensi menyatakan bahwa semakin besar jumlah dewan komisaris independen,

maka semakin baik dalam mengawasi dan mengontrol tindakan-tindakan para

direktur eksekutif dan tindakan direksi, sehubungan dengan perilaku oportunistik

mereka (Jensen dan Meckling, 1976).

Adanya dewan komisaris independen akan membuat manajemen berhati-

hati dalam mengambil keputusan sehubungan dengan kebijakan perusahaan.

Dewan komisaris independen akan mengawasi kinerja dewan komisaris maupun

direksi dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen dalam mengelola

kegiatan operaional perusahaan. Pengawasan yang semakin ketat dapat

mendorong manajemen untuk mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku dalam

menyusun laporan keuangan yang berkualitas dan menjadikan laporan keuangan

lebih obyektif. Hal ini berarti adanya dewan komisaris independen efektif dalam

mencegah tindakan penghindaran pajak.

Penelitian yang menunjukkan hubungan negatif antara dewan komisaris

independen dengan penghindaran pajak antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Page 65: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

50

Maharani dan Suardana (2014), Santoso dan Muid (2014), Diantari dan Ulupui

(2016). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris independen

berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.

2.4.2. Pengaruh Komite Audit terhadap Penghindaran Pajak

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

perusahaan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris.

Selain itu, komite audit merupakan komite tambahan yang bertujuan untuk

melakukan pengawasan dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan

untuk menghindari kecurangan pihak manajemen (Kep. 29/PM/2004).

Berdasarkan teori agensi, semakin tinggi keberadaan komite audit dalam

perusahaan, maka pengawasan terhadap kegiatan perusahaan akan lebih baik dan

konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk melakukan

penghindaran pajak dapat diminimalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan

yang memiliki komite audit akan lebih bertanggung jawab dan terbuka dalam

menyajikan laporan keuangan karena komite audit akan selalu mengawasi segala

kegiatan di dalam perusahaan (Dewi dan Jati, 2014).

Penelitian yang dilakukan Diantari dan Ulupui (2016), Maharani dan

Suardana (2014), Dewi dan Jati (2014) menunjukkan bahwa komite audit

berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.

2.4.3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Penghindaran Pajak

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki

oleh pemerintah, investor luar negeri, perusahaan asuransi maupun bank yang

Page 66: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

51

memiliki peranan lebih besar dalam pengawasan terhadap manajemen perusahaan

(Dewi dan Jati, 2014). Manajemen perusahaan selain memenuhi kepentingan

perusahaan juga harus memikirkan kepentingan para pihak institusional.

Hal ini didukung oleh teori stakeholder yang menyatakan bahwa eksistensi

perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan akan

mempertimbangkan kepentingan pemangku kepentingan karena adanya komitmen

moral dari manajemen perusahaan terhadap para pemangku kepentingan,

komitmen moral ini akan mendorong perusahaan untuk merumuskan strategi

perusahaan (yang memerhatikan kepentingan para pemangku kepentingan)

dimana strategi perusahaan akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja

keuangan perusahaan (Gray et al., 1997 dalam Ghozali dan Chariri, 2007:411).

Penghindaran pajak merupakan salah satu contoh strategi yang dapat

digunakan oleh manajemen perusahaan untuk melakukan penghematan atas beban

perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba bersih perusahaan

(Amri, 2017). Seharusnya kepemilikan institusional dapat membuat manajemen

perusahaan untuk tidak melakukan penghindaraan pajak karena memiliki peranan

penting dalam memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer (Maharani

dan Suardana, 2014). Namun karena adanya tekanan dari pihak institusional untuk

memenuhi kepentingannya, maka dapat membuat manajemen melakukan tindakan

penghindaran pajak untuk meningkatkan laba perusahaan, sehingga dapat

memenuhi kepentingan pihak insitusional.

Penelitian Mahdi dan Fariba (2013) menunjukkan hasil bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Page 67: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

52

Kepemilikan institusional yang tinggi secara umum lebih agresif dalam

meminimalkan pajak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

2.4.4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang

tercermin dari total aktiva. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar

merupakan perusahaan yang memilki ukuran yang besar pula, sehingga memiliki

transaksi yang kompleks (Dewi dan Jati, 2014). Berdasarkan teori agensi, sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan oleh agen untuk

memaksimalkan kompensasi kinerja agen, yaitu dengan cara menekan beban

pajak perusahaan untuk memaksimalkan kinerja perusahaan (Dewinta dan

Setiawan, 2016). Adanya tekanan tersebut akan membuat perusahaan untuk

melakukan penghindaran pajak.

Perusahaan besar memiliki sumber daya atau aset yang besar dibandingkan

dengan perusahaan kecil, semakin besar total aset menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki prospek yang baik. Selain memiliki sumber daya alam yang

besar, perusahaan besar juga pasti memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam

perpajakan. Hal ini dapat lebih memudahkan perusahaan besar dalam mengelola

beban pajaknya, sedangkan perusahaan kecil sulit untuk mengelola beban

pajaknya karena tidak memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam

perpajakan.

Berdasarkan hal-hal tersebut menggambarkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini didukung oleh hasil

Page 68: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

53

penelitian yang dilakukan oleh Darmawan dan Sukartha (2014) yang

menunjukkan terdapat hubungan positif antara ukuran perusahaan dan

penghindaran pajak.

2.4.5. Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Dewan Komisaris Independen

terhadap Penghindaran Pajak

Undang-Undang No. 40/2007 tentang “Perseroan Terbatas” menyebutkan

bahwa komisaris independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak

yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota direksi atau

anggota komisaris lainnya (Ardyansah dan Zulaikha, 2014).

Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar jumlah dewan komisaris

independen, maka semakin baik dalam mengawasi dan mengontrol tindakan-

tindakan para direktur eksekutif dan tindakan direksi, sehubungan dengan perilaku

oportunistik mereka (Jensen dan Meckling, 1976). Namun, adanya konflik

keagenan antara agen dan prinsipal juga dapat memacu para agen untuk

meningkatkan laba perusahaan. Meningkatknya laba perusahaan dapat dilihat dari

rasio profitabilitas, ketika rasio profitabilitas tinggi maka kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba juga semakin baik.

Profitabilitas dapat menjadi pertimbangan penting bagi pemegang saham

dalam melakukan pengawasan terhadap tindakan manajemen dalam mengambil

keputusan sehubungan dengan kebijakan perusahaan. Perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaannya baik

sehingga mampu mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya dan cenderung

tidak melakukan penghindaran pajak. Begitu pula perusahaan yang memiliki

Page 69: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

54

profitabilitas negatif dikarenakan mengalami kerugian cenderung tidak melakukan

penghindaran pajak. Oleh karena itu, hubungan antara dewan komisaris

independen dengan penghindaran pajak akan lebih ditentukan dengan adanya

variabel antara yaitu profitabilitas.

2.4.6. Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Komite Audit terhadap

Penghindaran Pajak

Sama halnya dengan dewan komisaris independen, komite audit juga akan

mengurangi tindakan manajemen dalam melakukan penghindaran pajak ketika

profitabilitas yang dimiliki perusahaan tinggi maupun rendah. Komite audit

merupakan komite tambahan yang bertujuan untuk melakukan pengawasan dalam

proses penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk menghindari kecurangan

pihak manajemen. Dengan berjalannya fungsi komite audit yang efektif, maka

pengawasan terhadap kegiatan perusahaan akan lebih baik.

Teori agensi menjelaskan bahwa manajemen sebagai agen harus

melakukan tugas sesuai yang di perintahkan oleh prinsipal. Dimana prinsipal

menginginkan agen dapat mengelola perusahaan dengan baik sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan. Profitabilitas dapat menjadi pertimbangan

penting bagi pemegang saham dalam melakukan pengawasan terhadap tindakan

manajemen dalam mengambil keputusan sehubungan dengan kebijakan

perusahaan. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi menunjukkan bahwa

kinerja keuangan perusahaannya baik sehingga mampu mengatur pendapatan dan

pembayaran pajaknya dan cenderung tidak melakukan penghindaran pajak. Begitu

pula perusahaan yang memiliki profitabilitas negatif dikarenakan mengalami

Page 70: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

55

kerugian cenderung tidak melakukan penghindaran pajak. Oleh karena itu,

hubungan antara komite audit dengan penghindaran pajak akan lebih ditentukan

dengan adanya variabel antara yaitu profitabilitas.

2.4.7. Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Kepemilikan Institusional

terhadap Penghindaran Pajak

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki

oleh pemerintah, investor luar negeri, perusahaan asuransi maupun bank yang

memiliki peranan lebih besar dalam pengawasan terhadap manajemen perusahaan

(Dewi dan Jati, 2014). Di dalam praktiknya kepemilikan institusional memiliki

fungsi monitoring yang lebih efektif dibandingkan dengan kepemilikan manajerial

(Diantari dan Ulupui, 2016).

Teori stakeholder menyatakan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan

oleh para stakeholder. Perusahaan akan mempertimbangkan kepentingan

pemangku kepentingan karena adanya komitmen moral dari manajemen

perusahaan terhadap para pemangku kepentingan, komitmen moral ini akan

mendorong perusahaan untuk merumuskan strategi perusahaan (yang

memerhatikan kepentingan para pemangku kepentingan) dimana strategi

perusahaan akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja keuangan perusahaan

(Gray et al., 1997 dalam Ghozali dan Chariri, 2007:411).

Profitabilitas dapat menjadi pertimbangan penting bagi pemegang saham

dalam melakukan pengawasan terhadap tindakan manajemen dalam mengambil

keputusan sehubungan dengan kebijakan perusahaan. Perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaannya baik

Page 71: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

56

sehingga mampu mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya dan cenderung

tidak melakukan penghindaran pajak. Begitu pula perusahaan yang memiliki

profitabilitas negatif dikarenakan mengalami kerugian cenderung tidak melakukan

penghindaran pajak.

Semakin besar proporsi kepemilikan institusional dalam perusahaan belum

tentu dapat mempengaruhi manajemen untuk melakukan penghindaran pajak,

karena ketika perusahaan memiliki profitabilitas tinggi dimana menunjukkan

bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka perusahaan

cenderung tidak melakukan penghindaran pajak. Oleh karena itu, hubungan antara

kepemilikan institusional dengan penghindaran pajak akan lebih ditentukan

dengan adanya variabel antara yaitu profitabilitas.

2.4.8. Profitabilitas Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Penghindaran Pajak

Ukuran perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang

sangat penting. Ukuran perusahaan dikelompokkan berdasarkan besar kecilnya

perusahaan dan dapat menggambarkan aktivitas serta pendapatan perusahaan.

Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar usaha yang dilakukan

perusahaan untuk menarik perhatian masyarakat (Nugraha dan Meiranto, 2015).

Teori agensi menjelaskan bahwa adanya tugas dan wewenang dari prinsipal

kepada agen untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin besar perusahaan,

semakin besar pula tugas para agen. Perusahaan yang memiliki profitabilitas

tinggi cenderung dapat mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya.

Page 72: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

57

Perusahaan besar dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk

melakukan perencanaan pajak. Selain dari aset yang dimiliki, perusahaan besar

juga dapat memanfaatkan sumber daya manusia seperti seorang yang ahli dalam

perpajakan untuk mengelola beban pajak perusahaan. Ketika perusahaan memiliki

profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja

keuangan yang baik sehingga mampu untuk mengatur pendapatan dan

pembayaran pajak perusahaannya dan cenderung tidak melakukan penghindaran

pajak. Oleh karena itu, hubungan antara ukuran perusahaan dengan penghindaran

pajak akan lebih ditentukan dengan adanya variabel antara yaitu profitabilitas.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka model kerangka

pemikiran teoritis dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dewan Komisaris

Independen

Profitabilitas (ROA)

Kepemilikan

Institusional

Komite

Audit

Ukuran perusahaan

(Total Aset)

Penghindaran Pajak

H1

H2

H3

H4

H7

H8

H5

H6

Page 73: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

58

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang disajikan di atas, hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap penghindaran

pajak.

H2 : Komite audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.

H3 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

H5 : Profitabilitas memoderasi pengaruh dewan komisaris independen terhadap

penghindaran pajak.

H6 : Profitabilitas memoderasi pengaruh komite audit terhadap penghindaran

pajak.

H7 : Profitabilitas memoderasi pengaruh kepemilikan institusional terhadap

penghindaran pajak.

H8 : Profitabilitas memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap

penghindaran pajak.

Page 74: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

115

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian atas data dalam penelitian

mengenai pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan

institusional dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak dengan

profitabilitas sebagai variabel moderating, maka kesimpulan dari penelitian ini

adalah:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama, dewan komisaris independen tidak

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti dewan komisaris

independen tidak mempengaruhi besaran penghindaran pajak secara signifikan.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua, komite audit berpengaruh negatif terhadap

penghindaran pajak. Hal ini berarti semakin besar keberadaan komite audit

semakin kecilnya penghindaran pajak.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga, kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti kepemilikan institusional tidak

mempengaruhi besaran penghindaran pajak secara signifikan.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat, ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti ukuran perusahaan tidak

mempengaruhi besaran penghindaran pajak secara signifikan.

5. Hasil pengujian hipotesis kelima, pengaruh dewan komisaris independen

terhadap penghindaran pajak tidak dapat dimoderasi oleh profitabilitas. Hal ini

Page 75: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

113

berarti interaksi antara dewan komisaris independen dengan profitabilitas tidak

mempengaruhi besaran penghindaran pajak secara signifikan.

6. Hasil pengujian hipotesis keenam, pengaruh komite audit terhadap

penghindaran pajak dapat dimoderasi oleh profitabilitas. Hal ini berarti

semakin besar interaksi antara komite audit dengan profitabilitas akan

menyebabkan semakin kecilnya penghindaran pajak.

7. Hasil pengujian hipotesis ketujuh, pengaruh kepemilikan institusional terhadap

penghindaran pajak tidak dapat dimoderasi oleh profitabilitas. Hal ini berarti

interaksi antara kepemilikan institusional dengan profitabilitas tidak

mempengaruhi besaran penghindaran pajak secara signifikan.

8. Hasil pengujian hipotesis kedelapan, pengaruh ukuran perusahaan terhadap

penghindaran pajak tidak dapat dimoderasi oleh profitabilitas. Hal ini berarti

interaksi antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas tidak mempengaruhi

besaran penghindaran pajak secara signifikan.

5.2. Saran

Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah hendaknya membuat peraturan perpajakan yang jelas mengenai

penghindaran pajak yang diperbolehkan dengan penghindaran pajak yang tidak

diperbolehkan, agar perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak sesuai

dengan peraturan.

2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan alat ukur lain dari

dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan karena pada penelitian ini

Page 76: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

114

dewan komisaris independen dan ukuran perusahaan tidak terbukti

berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Pada pengukuran variabel dewan

komisaris independen, peneliti selanjutnya dapat menggunakan jumlah

kehadiran rapat dewan komisaris independen karena dengan mengetahui

kehadiran tersebut maka dapat diketahui keaktifan dewan komisaris

independen di dalam perusahaan. Pada variabel ukuran perusahaan dapat

diukur dengan total penjualan yang telah dilakukan perusahaan karena dengan

total penjualan dapat diketahui pertumbuhan yang dialami oleh perusahaan.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain di luar penelitian

ini yang diduga dapat mempengaruhi penghindaran pajak yang dilakukan

perusahaan, seperti kompensasi manajemen, hal ini didasarkan pada asumsi

jika kompensasi yang diberikan kepada manajemen besar maka akan

mempengaruhi tindakan manajemen terutama dalam penghindaran pajak.

Page 77: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

115

DAFTAR PUSTAKA

Amri, M. (2017). Pengaruh Kompensasi Manajemen terhadap Penghindaran Pajak

dengan Moderasi Diversifikasi Gender Direksi dan Preferensi Risiko

Eksekutif Perusahaan di Indonesia. Aset Vol. 6, No. 1, Tahun 2017, Pp.

1-13. Universitas Indonesia.

Ardyansah, D., & Zulaikha. (2014). Pengaruh Size, Profitability, Capital Intensity

Ratio dan Komisaris Independen terhadap Effective Tax Rate (ETR).

Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 3, No. 2 Tahun 2014, Halaman

1-9, ISSN: 2337-3806. Universitas Diponegoro.

Bapenda.jabarprov.go.id. (2015). Prihatin Menghindari Pajak di Tanah Air.

http://bapenda.jabarprov.go.id/2015/06/09/prihatin-menghindari-pajak-

di-tanah-air-2/#. (Diakses tanggal 02 Februari 2017, pukul 19.53WIB).

Chyz, J. A., & White, S. D. (2014). The Association between Agency Conflict

and Tax Avoidance: A Direct Approach. Emerald Insight. In Advance In

Taxation.

Darmawan, I. G. H., & Sukartha, I. M. (2014). Pengaruh Penerapan Corporate

Governance, Leverage, Return On Assets, Dan Ukuran Perusahaan Pada

Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN:

2302-8556. Universitas Udayana.

Dewi, N. N. K., & Jati, I. K. (2014). Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik

Perusahaan Yang Baik Pada Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia. E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556. Universitas

Udayana.

Dewinta, I. A. R., & Setiawan. P. E. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur

Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Pertumbuhan Penjualan

terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Udayana Vol. 14, 3 Maret

(2016), Halaman 1584-1613, ISSN: 2302-8556. Universitas Udayana.

Diantari, P. R. & Ulupui. IGK. A. (2016). Pengaruh Komite Audit, Proporsi

Komisaris Independen dan Proporsi Kepemilikan Institusional terhadap

Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 16,

Halaman 702-732, ISSN: 2302-8556. Universitas Udayana.

Direktorat Jenderal Pajak. (2012). Belajar Pajak. http://www.pajak.go.id/content/

belajar-pajak. (Diakses pada tanggal 09 Februari 2017, pukul 21.13

WIB).

Page 78: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

116

Finance.detik.com. (2013). Berpotensi Lakukan Penghindaran Pajak, 40%

Pengembang Real Estate Perlu Diperiksa. Https://finance.detik.com/

properti/d-2329288/berpotensi-lakukan-penghindaran-pajak-40-

pengembang-real-estate-perlu-diperiksa?_ga=1.117801481.1804593316.

1485217120. (Diakses pada tanggal 24 April 2017, pukul 10.46 WIB).

Forumpajak.org. (2016). IKEA Terjerat Kasus Penghindaran Pajak.

http://forumpajak.org/ikea-terjerat-kasus-penghindaran-pajak/. (Diakses

pada tanggal 28 Januari 2017, pukul 16.39 WIB).

Ghozali, I., & Chariri. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasan, I., Hoi, C. K., Wu, Q., & Zhang, H. (2014). Beauty Is In The Eye Of The

Beholder: The Effect of Corporate Tax Avoidance On The Cost Of Bank

Loans. Journal Of Financial Economics. Article In Press.

Herlambang, S., & Darsono. (2015). Pengaruh Corporate Governance dan

Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of

Accounting, Vol. 4, No. 3, Tahun 2015, Halaman 1-11, ISSN: 2337-

3806. Universitas Diponegoro.

Hidayah, N. (2015). Pengaruh Perusahaan Keluarga, Multinational Company dan

Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance. Jom FEKON, Vol.2,

No.2, Tahun 2015. Universitas Riau.

Investigasi.tempo.co. (2014). Prahara Pajak Otomotif. https://investigasi.tempo.

co/toyota/. (Diakses pada tanggal 23 April 2017, pukul 14.16 WIB).

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976. Theory Of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. University of

Rochester.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kemenkeu.go.id. (2014). Evaluasi Realisasi Penerimaan Pajak 2013 Berada pada

Titik Terendah Sejak 2011. http://www.kemenkeu.go.id /sites/default

/files/evaluasi-realisasi-penerimaan-pajak-2013-berada-pada-titik-

terendah-sejak-2011.pdf. (Diakses tanggal 14 Februari 2017, pukul

14.08).

Page 79: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

117

Kemenkeu.go.id. (2015). Laporan Kinerja Kementrian Keuangan 2015.

http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/LAKIN_Perjanian%20Kin

erja.pdf. (Diakses tanggal 14 Februari 2017, pukul 14.25).

Kurniasih, T., & Sari, M. M. R. 2013. Pengaruh Return On Assets, Leverage,

Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal

pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi, Vol. 18, No. 1, Februari 2013,

ISSN 1410-4628. Universitas Udayana.

Maharani, I. G. A. C., & Suardana, K. A. 2014. Pengaruh Corporate Governance,

Profitabilitas dan Karakter Eksekutif pada Tax Avoidance Perusahaan

Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2 (2014): 525-

539 ISSN: 2302-8556. Universitas Udayana.

Mahdi, M., & Fariba, K. 2013. An Investigation On Impact Of Institutional

Ownership and Company Proprietorship On Tax Aggresive Policy.

Journal of American Sciences 2013;0(5s).

Munawir. Analisis Laporan Keuangan edisi keempat. Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta.

Murhadi. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham. 2013.

Jakarta: Salemba Empat

Nasional.kontan.co.id. (2013). Enam Modus Penghindaran Pajak Di Sektor

Properti. http://nasional.kontan.co.id/news/enam-modus-penghindaran-

pajak-di-sektor-properti. (Diakses pada tanggal 10 April 2017, pukul

16.07 WIB).

Nasional.kontan.co.id. (2014). Coca-cola Diduga Akali Setoran Pajak.

http://nasional.kontan.co.id/news/coca-cola-diduga-akali-setoran-pajak.

(Diakses tanggal 02 Februari 2017, pukul 19.00 WIB).

Nugraha, N. B., & Meiranto, W. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Capital Intensity

terhadap Agresivitas Pajak. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4,

No. 4, Tahun 2015, Halaman 1-14, ISSN: 2337-3806. Universitas

Diponegoro.

Pemeriksapajak.com. (2016). Digital Ekonomi & Celah Penghindaran Pajak.

https://pemeriksaanpajak.com/2016/11/16/digital-ekonomi-celah-

penghindaran-pajak/. (Diakses pada tanggal 30 Januari 2017, pukul 11.38

WIB).

Page 80: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

118

Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman

Pelaksanaan Kerja Komite Audit (Lampiran dari Keputusan Ketua

Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004). 2004. Jakarta: Diperbanyak

Bapepam-LK.

Peraturan Bapepam tentang Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif.

2002. Jakarta: Diperbanyak Bapepam-LK.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan

Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. 2014. Jakarta.

Permana, A. R. D., & Zulaikha. 2015. Pengaruh Corporate Governance terhadap

Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4, No. 4,

Tahun 2015, Halaman 1-11, ISSN: 2337-3806. Universitas Diponegoro.

Pradipta, D. H., & Supriyadi. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility

(CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap

Penghindaran Pajak. Simposium Nasional Akuntansi XVIII Lampung.

Puspita, S. R., & Harto P. 2014. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap

Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol. 3, No. 2,

ISSN: 2337-3806. Universitas Diponegoro.

Richardson., Grant., Wang, B., & Zhang, X. 2016. Ownership Structure And

Corporate Tax Avoidance: Evidence From Publicly Listed Private Firms

In China. Journal Of Contemporary Accounting & Economics 12 (2016)

141-158.

Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE.

Santoso, T. B., & Muid, D. 2014. Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting,

Vol. 3, No. 4, Tahun 2014, Halaman 1-12. Universitas Diponegoro.

Suryarini, T., & Tarmudji, T. 2012. Pajak Di Indonesia. Semarang: Graha Ilmu.

Tang, T., & Firth, M. 2008. Can Book Tax Differences Capture Earnings

Management and Tax Management? Empirical Evidence From China.

The International Journal of Accounting, 46 (2011) 175-204.

Wahyudin, A. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Pendidikan. Semarang:

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Waluyo. Perpajakan Indonesia. 2007. Jakarta: Salemba Empat

Page 81: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT…lib.unnes.ac.id/29909/1/7211413136.pdf · pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan ukuran

119

Wijaya, I. 2014. Http://www.pajak.go.id/content/article/mengenal-penghindaran-

pajak-tax-avoidance. (Diakses pada tanggal 08 Februari 2017, pukul

13.38 WIB).

Zulma, G. W. M. 2016. Pengaruh Kompensasi Manajemen terhadap

Penghindaran Pajak Perusahaan dengan Moderasi Kepemilikan di

Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIX Lampung.


Related Documents