YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT

DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN DIMODERASI OLEH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2016-2019)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/2021 M

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh:

ANDRIAN

11140820000010

NIM:11508200000

53

Page 2: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

i

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT

DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN DIMODERASI OLEH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Oleh:

Andrian

11140820000010

Di Bawah Bimbingan

Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak.

NIP. 198004162009012006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 3: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

ii

Page 4: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 9 September 2020 telah dilakukan uji komprehensif atas mahasiwa:

Nama : Andrian

NIM : 11140820000010

Jurusan : Akuntansi

Judul Skripsi :Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit

dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan

dengan dimoderasi oleh Corporate Social Responsibility.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 September 2020

1. Dr. Khayatun Nufus, M.Si

NIDN. 0320046901

(………………..)

Penguji I

2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak

NIP. 19720516 2009011006

(………………...)

Penguji II

Page 5: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini rabu, 30 juni 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Andrian

2. NIM : 11140820000010

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit

dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Dengan

Dimoderasi oleh Corporate Social Responsibility.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan

yang bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Juni 2021

1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak ( )

NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak ( )

NIP. 19800416 200901 2 006 Pembimbing I

3. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak, ( )

NIP. 19720516 200901 1 006 Penguji Ahli

Page 6: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI:

Nama : Andrian

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 8 Agustus 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. KH. Maulana Hasanudin RT 003/ RW

003 Kel.Poris Jaya Kec.BatuCeper Kota

Tangerang Banten.

No.telepon : 0815 – 1333 – 7431

PENDIDIKAN

1. SDN Poris Gaga 2 : 2002 – 2008

2. SMP Muhammadiyah 04 : 2008 – 2011

3. MAN 2 Cipondoh : 2011 – 2014

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2014 – 2021

PENGALAMAN ORGANISASI

Anggota Departemen Olahraga HMJ Akuntansi

Anggota Departemen Olahraga DEMA Fakultas Ekonomi & Bisnis

LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Sadunih

Ibu : Susiana

Anak : 3 dari 3 saudara

Page 7: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

vi

THE EFFECT OF INDEPENDENT BOARD OF COMMISSIONERS, AUDIT

COMMITTEE AND INSTITUTIONAL OWNERSHIP ON FIRM VALUE

WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY MODERATION.

ABSTRACT

This study aimed to get empirical evidence corporate social responbility

as the moderating influence of independent board of commissioners, audit

committee and institutional ownership on firm value. This research was

conducted on manufacturing company in the consumer goods sub sector listed in

Indonesia Stock Exchange 2016-2019. The sampling method using purposive

sampling. The number samples of this research were 44 samples. Data analysis

technique used is the moderate regression analysis.

The results showed that independent board of commissioners affect the

firm value, audit committee affect the firm value, institutional ownership does not

affect firm value, corporate social responbility able to strengthens the effect of

independent board of commissioners on firm value, corporate social responbility

was able to weaknes the effect of audit committe on firm value, and corporate

social responbility was able to strengthnes the effect of institutional ownerhip on

firm value

Keywords: Independent Board of Commissioners, Audit Committee, Institutional

Ownership, Firm Value, Corporate Social Responsibility.

Page 8: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

vii

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT

DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN DIMODERASI OLEH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tanggungjawab

sosial perusahaan sebagai moderasi pengaruh dewan komisaris independen,

komite audit dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Penelitian

ini dilakukan pada perusahaan manufaktur pada sub sektor barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019. Metode pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel penelitian ini adalah 44

sampel. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi moderat.

Hasil penelitian menunjukkan dewan komisaris independen berpengaruh

terhadap nilai perusahaan, komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan,

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tanggung

jawab sosial perusahaan mampu memperkuat hubungan antara dewan komisaris

independen terhadap nilai perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan mampu

memperkuat hubungan antara dewan komisaris independen terhadap nilai

perusahaan. untuk memperlemah hubungan antara komite audit terhadap nilai

perusahaan, dan tanggung jawab sosial perusahaan mampu memperkuat hubungan

antara kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan

Institusional, Nilai Perusahaan, Corporate Social Responsibility.

Page 9: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

viii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT. atas semua rahmat serta

hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada hamba dan seluruh umat

manusia di dunia. Sungguh hamba hanyalah manusia yang tiada berdaya

selain dengan pertolongan-Mu ya Rabb, atas ijin dan keridhaanMu maka

hamba dapat menyelesaikan proposal skripisi ini. Shalawat dan salam

senantiasa tercurahkan kepada Rasullah SAW yang memberikan cahaya

terang bagi perkembangan Islam didunia.Terimakasihyang tiada terhingga

untuk kedua orangtua hamba yang tersayang yang tiada pernah lelah berdo’a

untuk keberhasilan hamba dengan lautan kasih yang takkan pernah surut

walaupun kemarau panjang tiba menghadang.

Tiada hari tanpa hamba mengucap syukur kepada-Mu ya Allah, Tuhan

yang menggenggam langit dan bumi yang menguasai hari pembalasan.Tidak

ada satu kejadianpun tanpa seijin Mu, terima kasih telah mengijinkan hari ini

terjadi dalam hidup hamba. Amin ya rabbalalamin…

Pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-sebesarnya kepada:

1. Kedua orang tua saya yang telah mendukung secara material dan batiniah

dikala gundah dan menyerah yang menyerang.

2. Untuk semua dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengajari

saya dengan sabar dan mendukung secara moral.

3. Untuk pembimbing skripsi saya yaitu Zuwesty Eka Putri, M.Ak. yang telah

sabar membantu saya dalam membuat skripsi.

4. Untuk semua staff di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu

saya dalam hal kegiatan perkulihan.

5. Untuk semua sahabat-sahabat dari semua jurusan ekonomi, yang selalu

membangkitkan motivasi saya.

6. Untuk teman saya Abi Jaelani yang sering membantu saya dalam

menyeleksaikan skripsi ini.

7. Untuk Sherfina Hendriyani yang telah memberikan saya semangat untuk

Page 10: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

ix

mengerjakan skripsi ini.

8. Untuk teman-teman angkatan akuntansi 2014, khususnya Indra, Ryan,

Handiko, Vino, Ridion, Febri, Abdul dan Atinio yang sering memberi

semangat saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk teman-teman di grup kontrakan burung yang selalu menghibur saya.

Peneliti sangat menyadari kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

sehingga saran serta kritiknya demi kesempurnaan skripsi yang nantinya akan

saya jalani. Terima kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu.

Tangerang, 25 Juni 2021

Andrian

Page 11: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

v

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iv

ABSTRACT ...................................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL.............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Indetifikasi Masalah ............................................................................... 12

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 12

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 13

E. Tujuan dan Kontribusi Penelitian .......................................................... 14

BAB II TINJAUAN LITERATUR ................................................................................... 16

A. Tinjauan Literatur Dan Teori ................................................................. 16

B. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 69

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 70

D. Hipotesis ................................................................................................ 70

BAB III METOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 81

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 81

B. Desain Penelitian ................................................................................... 81

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel .................................................. 82

D. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 87

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 88

F. Metode Analisis ..................................................................................... 88

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 100

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 100

B. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................. 102

C. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 105

Page 12: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

vi

D. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 109

E. Pembahasan .......................................................................................... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 124

A. Kesimpulan .......................................................................................... 124

B. Saran .................................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 127

LAMPIRAN .................................................................................................................. 127

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Perusahaan Menurut Implementasi CSR .......................................... 38

Tabel 2.2 Indikator Pengungkapan CSR menurut GRI-G4 ............................................. 46

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 54

Tabel 3.1 Indikator Indeks GRI G4 ................................................................................. 85

Tabel 3.2 Operasional Variabel ........................................................................................ 86

Tabel 3.3 Kriteria Autokorelasi Durbin – Watson ........................................................... 94

Tabel 4.1 Tabel Seleksi Sampel dengan Kriteria ........................................................... 100

Tabel 4.2 Sampel Penelitian .......................................................................................... 101

Tabel 4.3 Statistik Deksriptif ........................................ Error! Bookmark not defined.02

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ..................................... Error! Bookmark not defined.05

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ........................... Error! Bookmark not defined.06

Tabel 4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas.......................... Error! Bookmark not defined.07

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi ............................................ Error! Bookmark not defined.09

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square) .. Error! Bookmark not

defined.10

Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ...................................... Error! Bookmark not defined.11

Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji t) ......... Error! Bookmark not

defined.12

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................................ 114

Tabel 4.12 Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) ....................................... 116

Page 13: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai perusahaan sangat penting namun tidak mudah dalam

menjalankan dan menanamkan nilai perusahaan tersebut. Sebuah nilai

harus menjadi kebiasaan, prilaku dan budaya sebuah perusahaan dalam

mencapai tujuan perusahaan. Nilai perusahaan adalah persepsi investor

terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan

harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga

tinggi dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya pada kinerja

perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting karena dengan

memaksimalkan nilai perusahaan maka perusahaan telah memaksimalkan

tujuan perusahaan (Riadi, 2017).

Perusahaan yang menjanjikan bagi investor untuk

menginvestasikan dananya adalah perusahaan yang sustainable yaitu

perusahaan yang dapat berjalan secara kontiyu dengan proses operasional

yang memenuhi kebutuhan manusia secara masal, yang tak lain adalah

perusahaan manufaktur. Kementerian Perindustrian meyakini kinerja

industri manufaktur masih tumbuh positif pada tahun 2020. Sektor industri

diproyeksikan bisa tumbuh 4,80 – 5,30 persen pada tahun 2020. Target itu

Page 14: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

2

lebih tinggi dari perkiraan realisasi pada tahun 2019 yang hanya 4,48 –

4,60 persen. Padahal banyak analis memprediksi kondisi ekonomi global

akan menurun karena perang dagang dan ketegangan lainnya. Namun

menurut menteri perindustrian target tersebut bisa tercapai dengan

melonjaknya produktivitas sejumlah sektor industri melalui penambahan

investasi serta kontribusi PDB industri pengolahan nonmigas. Terhadap

total PDB pada tahun 2019 diperkirakan 17,58 – 17,70 persen. Pada tahun

2020, kontribusi tersebut diyakini akan menjadi 17,80 – 17,95 persen

seiring dengan pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang

semakin membaik (Mahardhika, 2020)

Pada periode Januari – September 2019, nilai investor sektor

industri menembus Rp 147,3 triliun, dengan nilai kumulatif sejak tahun

2015 sebesar Rp 1.216,2 triliun. Pemerintah memproyeksikan nilai

investasi di akhir 2019 tercatat sebesar Rp 188,8 – 204,6 triliun.

Sedangkan pada tahun 2020, investasi sektor industri ditargetkan

menyentuh Rp 307 – 351 triliun (Mahardhika, 2020). Oleh karena itu,

pemerintah gencar menarik investasi, khususnya bagi sektor industri yang

berorientasi ekspor, menghasilkan produk subsitusi impor, berbasi

teknologi tinggi, dan sektor padat karya. Namun, pada kenyataannya

belakang ini perusahaan manufaktur adalah industri yang flukuatif yang

naik turun harga sahamnya melebihi Indeks Harga Saham Gabungan.

maka dari itu, perusahaan manufaktur dapat dibilang menjanjikan dengan

Page 15: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

3

sustainability-nya. Akan tetapi, tetap perlu tingginya kewaspadaan

terhadap flukuatif nilai sahamnya bagi para pemangku jabatan akan saham

menginvestasikan pada perusahaan industri manufaktur.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau

Perusahaan Publik, Komisaris Independen adalah anggota Dewan

Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan

memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen. Dalam Pedoman

Good Corporate Governance tahun 2006, tugas Komisaris Independen

adalah memastikan prinsip-prinsip dan praktik Good Corporate

Governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik, antara lain menjamin

transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan, kepatuhan

perusahaan pada perundang-udangan dan peraturan yang berlaku, serta

menjamin akuntanbilitas perseroan.

Menurut Wulansari dan Sapari (2017) Komisaris Independen

adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang

saham mayoriyas, pejabat atau dengan cara lain berhubungan langsung

atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu

perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja

Page 16: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

4

Komite Audit, pasal 1 ayat 1, Komite Audit adalah komite yang dibentuk

oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam membantu

melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris termasuk pemeriksaan

dan pengawasan tentang proses pelaporan keuangan dan kontrol internal.

Dalam pasal 4, Komite Audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang

anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan pihak dari luar

emiten atau perusahaan publik. Menurut Marius dan Masri (2017) Komite

Audit juga mempunyai peran penting dalam penerapan Good Corporate

Governance dimana tanggungjawab komite audit yaitu memberikan

kepastian bahwa perusahaan telah tunduk terhadap undang-undang dan

peraturan yang berlaku juga melakukan kontrol yang efektif terhadap

konflik kepentingan yang akan merugikan perusahaan dan menurunkan

nilai perusahaan.

Kepemilikan Institusional adalah besarnya jumlah saham yang

dimiliki institusi dari total saham berdar. Adanya kepemilikan institusional

dapat memantau secara profesional perkembangan investasinya sehingga

tingkat pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi yang pada

akhirnya dapat menekan potensi kecurangan. Pemegang saham

institusional diantaranya mencakup perusahaan asuransi, dana pensiun dan

reksadana. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien

pemanfaatan aset perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai

pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Menurut

Page 17: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

5

Marius dan Masri (2017) Kepemilikan Institusional dapat menyebabkan

penurunan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena kepemilikan

institusional yang ada adalah pemilik sementara (transfer owner) yang

hanya berfokus pada laba sekarang, jika perusahaan dirasakan tidak

menguntungkan, maka investor akan menarik sahamnya secara besar-

besaran.

Begitu pentingnya nilai perusahaan maka penelitian ini ingin

mengkaji fenomena yang menjadi faktor mempengaruhi nilai perusahaan.

Menurut (Riyanto, 2015) salah satu faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan adalah tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Fenomena

pengungkapan CSR sedang trend dibanyak perusahaan terutama

perusahaan besar. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan

bermanfaat untuk meningkatkan citra, brand, dan harga saham

perusahaan. Dua fakta perbandingan perusahaan yang menerapkan CSR

dengan yang tidak. Perusahaan yang telah menerapkan CSR dalam

bisnisnya contohnya adalah perusahaan Danone (Air Mineral Aqua) dan

yang tidak adalah PT Freeport. Danone dengan produk Aqua melakukan

kegiatan CSR berupa WASH (Water Access, Sanition, Hygine program).

Program Aqua mendapatkan penghargaan dari Metro TV dalam kategori

pelestarian lingkungan. Program CSR yang dilakukan Aqua berhasil

memperoleh citra dan nilai perusahaan yang baik di kalangan masyarakat.

Aqua juga berhasil mendongkrak pendapatan bersih perusahaan.

Page 18: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

6

Kemudian kita bandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan

CSR yaitu PT Freeport Indonesia. Perusahaan tambang paling besar di

Indonesia ini tidak menerapkan CSR hal ini bisa dilihat masih banyaknya

kemiskinan, pendidikan masyarakat yang kurang diperhatikan, lingkungan

disekitar yang kena imbas akibat pembuangan limbah sembarangan dan

lain sebagainya. PT Freeport ini memiliki citra yang kurang baik karena

tidak memperhatikan lingkungan disekitarnya (Inayati, 2017).

Pengungkapan CSR merupakan salah satu upaya yang dilakukan

perusahaan untuk dapat memenuhi kepentingan stakeholder dan menjamin

keberlangsungan perusahaan jangka panjang (Atmaja, dkk. 2015).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2020) yang

menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan salah satu

cara bagi perusahaan untuk memperoleh kepercayaan atau legitimasi

masyarakat termasuk investor, dengan diperolehnya hubungan positif dan

signifikan antara pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan berarti

masyarakat dan stakeholder telah menerima dengan baik sinyal positif

sejalan dengan penelitian yang dilalukan oleh Negara (2019) yang

menyatakan GCG, CSR dan moderasi antara keduanya akan mampu

memberikan pengaruh yang lebih kuat terhadap nilai perusahaan.

Sehingga kombinasi antara ketiga hal tersebut secara bersama-sama juga

akan mampu memperkuat nilai perusahaan dengan lebih komperhensif.

Secara teoritis, terdapat hubungan positif antara kinerja ekonomi suatu

Page 19: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

7

perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini

didukung oleh agency theory dengan premis bahwa perolehan laba yang

semakin besar akan membuat perusahaan mengungkapan informasi sosial

yang lebih luas.

Faktor-faktor yang memperngaruhi nilai perusahaan, salah satunya

yaitu penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan.

Jajaran Pengendalian perusahaan merasa sangat penting memiliki GCG

atau tata kelola perusahaan yang baik. Jika penerapan GCG benar dapat

membuat perusahaan semakin besar dan terpercaya. Menurut Sidharta

Utama, Pembina Indonesian Institute for Coporate Directorship (IICD)

menyatakan pentingnya GCG bagi perusahaan. Catatan fenomena tahun

sebelumnya, saat ini dari 50 perusahaan besar yang di Asia Tenggara baru

dua perusahaan asal Indonesia masuk dalam penilaian GCG di Asean

sedangkan 23 perusahaan asal Thailand masuk sebagai top GCG. Ini

membuktikan Indonesia masih ketinggalan dibandingkan negara tetangga.

Menurut Sardjito Deputi Komisioner Pengawas pasar modal OJK terhadap

penerapan GCG saat ini kepada emiten membuat perusahaan makin

kompetitif di ASEAN (Suprayitno, 2017). Perusahaan yang memiliki tata

kelola yang baik akan menambah nilai perusahaan. Menurut Bisnis.com

2018 peringkat Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS)

Indonesia pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 70,59 dari

Page 20: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

8

62,88 pada tahun 2015. Pada penelitian ini memproksikan variabel GCG

dengan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan institusional.

Kerangka konseptual penelitian meliputi beberapa teori antara lain

teori Stakeholder, teori Legitimasi, teori Keagenan, dan teori Sinyal.

Pengungkapan CSR lekat hubungannya dengan teori stakeholder. Dalam

pandangan teori stakeholder perusahaan bertanggungjawab pada seluruh

stakeholder yaitu pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap

perusahaan seperti karyawan, masyarakat, pesaing, badan usaha lain, dan

perusahaan asing. Dengan adanya CSR menunjukan perusahaan tidak

terbatas hanya memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham

saja tetapi lebih luas lagi yaitu untuk stakeholder (Freeman,R.E. & Mc

Vea J., 2001). Teori legitimasi mencakup gagasan tentang kontrak sosial

antara perusahaan dengan masyarakat (Jupe, 2005). Teori legitimasi

menjelaskan bahwa praktik pengungkapan tanggung jawab perusahaan

harus dilaksanakan sedemikian rupa agar aktivitas dan kinerja perusahaan

dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan akan mendapatkan legitimasi

dari masyarakat melalui pengungkapan tersebut yang akan berdampak

pada kelangsungan hidup perusahaan. Masyarakat akan memberikan

reaksi positif terhadap perusahaan karena pengungkapan aktivitas CSR

(Branco dkk., 2008). Perspektif teori keagenan dapat digunakan dalam

memahami prinsip dari tata kelola perusahaan atau yang sering disebut

sebagai good corporate governance (GCG).

Page 21: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

9

Teori keagenan muncul setelah terjadinya fenomena-fenomena

yaitu semakin maraknya kepemilikan perusahaan yang dipisahkan dari

manajemen. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik diperlukan oleh

setiap perusahaan guna mengurangi terjadinya konflik atau masalah

kepentingan antara pengelola perusahaan dengan para investor atau

pemegang saham. Perusahaan yang memiliki GCG yang baik akan lebih di

respon positif oleh pasar dan mempengaruhi nilai perusahaan (Tambunan,

dkk., 2017). Teori Sinyal menurut (Rankin, dkk., 2012) menekankan

bahwa perusahaan pelapor dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui

pelaporannya. Menurut Gumanti, (2009) menyatakan dalam bentuk dan

jenis apapun sinyal yang diberikan perusahaan, tujuannya adalah agar

pihak eksternal dapat mengambil keputusan yang tepat. Perusahaan harus

memberikan sinyal yang memiliki kekuatan informasi yang nantinya dapat

mengubah penilaian pihak eksternal perusahaan kearah yang lebih baik.

Informasi pengungkapan CSR, GCG dan kepemilikan asing dapat

memberikan sinyal positif kepada pihak eksternal sehingga dapat

mempengaruhi harga saham perusahaan.

Penelitian mengenai corporate social responsibility sebagai

variabel moderasi antara good corporate governance telah banyak

dilakukan yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Penelitian ini

dimotivasi oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyaningsih

(2019) dan Negara (2019) menyatakan terdapat hubungan yang signifikan

Page 22: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

10

antara good corporate governance yang diproksikan hubungan dewan

independen, komite audit, dan kepemilikan institusional terhadap nilai

perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin besarnya Proporsi Dewan

Komisaris Independen dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan

Kinerja Manajerial, Komite Audit dalam Kepmen Nomor 117 tahun 2002

akan berlaku untuk meningkatkan efektifitas auditor. Kemudian adanya

kepemilikan Institusional akan mampu meningkatkan pengawasan

terhadap kinerja manajer perusahaan tersebut. Pada yang dilakukan

Widyaningsih (2019) dan Negara (2019) menggunakan CSR juga sebagai

variabel moderasi, hasil penelitian menunjukan bahwa CSR mampu

memoderasi antara hubungan GCG terhadap nilai perusahaan. Hal ini

sesuai dengan hasil secara parsial dan simultan yang menyatakan terdapat

pengaruh signifikan antara GCG terhadap nilai perusahaan, sehinga ketika

perolehan laba perusahaan semakin besar akan membuat perusahaan

mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas untuk meningkatkan

kredibilitas dan citra dimata publik.

Penelitian ini termotivasi pada penelitian yang dilakukan oleh

Willim et al (2020) yang berjudul Analysis of Impact Implementation of

Corporate Governance and Corporate Social Responsibility on Corporate

Value in Banking Sector with Net Profit Margin and Management Quality

as Moderating Variables. Pada penelitian yang dilakukan oleh Willim et

al (2020) menggunakan variabel yang sama dengan yaitu Good Corporate

Page 23: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

11

Governance, Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan tetapi

penelitian ini, peneliti ingin membedakan penelitiannya dengan model

moderasi. Dimana pada model penelitian ini menjadikan variabel Good

Corporate Governance sebagai variabel Independen dan variabel Nilai

Perusahaan sebagai variabel dependen, sedangkan variabel Corporate

Social Responsibility sebagai moderasi. Hal inilah yang membedakan

dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, hal lain yang

membedakannya ialah terletak pada proksi dari Good Corporate

Governance. Pada penelitian yang dilakukan oleh Willim et al (2020)

menggunakan proksi Corporate Governance Index, dimana pengukuran

tersebut mengukur cara simultan faktor determinan GCG. Sedangkan pada

penelitian ini menggunakan proksi Good Corporate Governance yang

terdiri dari Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan Kepemilikan

Institusional sebagai alat ukurnya. Pada populasi penelitian terdapat

perbedaan, dimana penelitian ini menggunakan sektor manufaktur periode

2016-2019, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sektor

perbankan 2009-2018.

Berdasakan latar belakang yang suudah dipaparkan maka peneliti

ingin meneliti apakah Komisaris Independen, Komite Audit, dan

Kepemilikan Institusional Berpengaruh dengan Nilai Perusahaan dengan

Corporate Social Responsibility sebagai variabel Moderasi.

Page 24: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

12

B. Indetifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka

identifikasi masalah yang hendak diteliti pada penelitian ini yaitu terkait

permasalahan yang terjadi pada beberapa beberapa perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI pada periode 2016-2019, dalam mengukur nilai

perusahaan dan bagaimana sistematis perubahan nilai perusahaan tersebut,

diantaranya:

1. Adanya kesulitan keuangan (financial distress).

2. Ketidakmampuan perusahaan dalam hal pemasaran sehingga

kehilangan pasar aktifnya.

3. Kurangnya kegiatan CSR di perusahaan.

4. Kurangnya komunikasi serta keterbukaan pada para pemegang

saham.

C. Pembatasan Masalah

1. Menguji GCG terhadap nilai persuaahan dengan dimoderasi oleh

Corporate Social Responsibility.

Dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

manufaktur yang bergerak pada sektor barang konsumsi yang terdaftar

BEI pada periode 2016 -2019. Penelitian ini membatasi pada variabel

GCG dengan fokus pada indikator dewan komisaris independen, komite

audit dan kepemilikan intitusional.

Page 25: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

13

2. Responden pada penelitian ini fokus pada perusahaan manufaktur yang

bergerak pada sektor barang konsumsi yang terdaftar BEI pada periode

2016 - 2019.

Dari sekian banyak perusahaan manufaktur sub sektor barang dan

konsumsi yang terdaftar BEI pada periode 2016 - 2019, peneliti

menggunakan penentuan sampel atas populasi dengan cara menyeleksi

berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penilitian ini adalah :

1. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan?

2. Apakah Dewan Komite Audit berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan ?

3. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan?

4. Apakah CSR berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

5. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan dengan CSR sebagai variabel moderasi?

6. Apakah Dewan Komite Audit berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

dengan CSR sebagai variabel moderasi?

7. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

dengan CSR sebagai variabel moderasi?

Page 26: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

14

E. Tujuan dan Kontribusi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

a. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh

Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan.

b. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh

Dewan komite audit terhadap Nilai Perusahaan.

c. Untuk menganalisi dan memperoleh bukti empiris pengaruh

Kepemilikan Intitusional terhadapa Nilai Perusahaan.

d. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris Corporate

Social Responsibility dapat memoderasi hubungan Dewan

Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan.

e. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris Corporate

Social Responsibility dapat memoderasi hubungan Komite Audit

terhadap Nilai Perusahaan.

f. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris Corporate

Social Responsibility dapat memoderasi hubungan Kepemilikan

Institusional terhadap Nilai Perusahaan.

Page 27: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

15

2. Kontribusi Penelitian

a. Kontribusi Praktik

Membantu seorang analis keuangan untuk meningkatkan nilai

perusahaan, salah satunya dengan melakukan meningkatkan mutu

GCG dan kegiatan CSR.

b. Kontribusi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

literatur serta bukti tembahan untuk sumber referensi pada

penelitian selanjutnya.

Page 28: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

16

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Tinjauan Literatur Dan Teori

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan

kontraktual antara pinsipal dan agen. Dalam hal ini prinspal adalah

pemilik atau pemegang saham, sedangkan yang dimaksud dengan agen

adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Teori keagenan

menenkankan akan pentingnya pemisahan kepentingan antara prinsipal

dan agen. Disini terjadi penyerahkan pengelolaan perusahaan dari

prinsipal kepada agen. Tujuan dari pemisahan pengelolaan dari

kepemilikan perusahaan, yaitu agar prinsipal memperoleh keuntungan

semaksimal mungkin dengan biaya yang seefisien mungkin ketika

perusahaan tersebut dikelola oleh agen. Teori agensi menjelaskan tentang

hubungan antara dua pihak dimana salah satu menjadi agen dan pihak lain

bertindak sebagai prinsipal (Hendriksen dan Breda, 2000) dalam Ratnasari

(2011). Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik

kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam

perusahaan. Sedangkan para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa

kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan

tersebut.

Page 29: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

17

Menurut Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa

hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agen) dengan

investor (pemilik). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi

karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan

pemilik sehingga memicu biaya keagenan. Sebagai agen, manajer secara

moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik

dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan

kontrak. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berbeda dalam

perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha mencapai tingkat

kemakmuran yang dihendaki.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

teori agensi, prinsipal (investor) bukan hanya pemilik, tapi juga kreditur,

pemegan saham, maupun pemerintah. Perspektif hubungan agensi adalah

dasar untuk memahami good corporate governance. Konsep good

corporate governance berkaitan dengan bagaiman para pemilik (pemegan

saham) yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka,

yakin bahwa manajer tidak akan melakukan kecurangan-kecurangan yang

akan merugikan para pemegan saham.

2. Teori Legitimasi

Konsep legitimasi menunjukkan adanya suatu kontrak sosial yang

implisit dimana perusahaan bertanggung terhadap harapan atau tuntutan

masyarakat (Kuznetsov & Kuznetsovau, 2008). Secara spesifik, dianggap

Page 30: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

18

bahwa kelangsungan hidup suatu organisasi akan terancam jika

masyarakat mempersepsikan bahwa organisasi telah melanggar kontrak

sosial (Deegan, 2002). Legitimasi dapat dijelaskan sebagai persepsi umum

bahwa tindakan perusahaan diinginkan, tepat atau sesuai dalam beberapa

sistem sosial yang dibangun dari norma-norma, nilai-nilai, keyakinan, dan

definisi (Moir, 2001).

Menurut Ratmono et al (2015), legitimasi diperoleh organisasi ketika

dalam kondisi atau status ketika sistem nilai sebuah entitas kongruen

dengan sistem nilai sosial yang lebih besar di mana entitas merupakan

salah satu bagian darinya. Ketika terjadi sebuah disparitas

(ketidaksesuaian) antara kedua sistem tersebut maka terjadi sebuah

ancaman pada legitimasi masyarakat. Aktivitas CSR dilakukan perusahaan

untuk menunjukkan sistem nilai perusahaan telat selaras dengan sistem

sosial di mana perusahaan tersebut beroperasi. Berdasarkan teori ini dapat

diajukan argument bahwa pengungkapan CSR dilakukan perusahaan untuk

mendapatkan legitimasi dari masyarakat dimana perusahaan berada.

Legitimasi ini menyebabkan perusahaan terhindar dari hal-hal yang tidak

diinginkan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Teori

legitimasi menyatakan organisasi bukan hanya memperhatikan hak-hak

investor tetapi juga memperhatikan hak publik (Deegan, 2002).

Menurut Nuur & Murni (2009) untuk bisa mempertahankan

kelangsungan hidupnya, perusahaan mengupayakan sejenis legitimasi atau

Page 31: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

19

pengakuan baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah maupun

masyarakat sekitar. Untuk memperoleh legitimasi dari investor,

perusahaan senantiasa meningkatkan return saham bagi investor. Untuk

memperoleh legitimasi dari kreditor, perusahaan meningkatkan

kemampuannya mengembalikan hutang. Untuk memperoleh legitimasi

dari konsumen, perusahaan senantiasa meningkatkan mutu produk dan

layanan. Untuk mendapatkan legitimasi dari pemerintah, perusahaan

mematuhi segala peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh

pemerintah. Untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat, perusahaan

melakukan aktivitas pertanggungjawaban sosial.

3. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Signaling theory atau teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan

mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan

pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi

karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar

karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan

prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Salah

satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan

memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi

keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian

mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Page 32: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

20

Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau sinyal

adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang

memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan. Selanjutnya perusahaan dengan

prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan

saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain seperti

dengan menggunakan utang. Perusahaan dengan prospek yang kurang

menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Teori sinyal

menjelaskan mengapa manajer suatu entitas mempunyai insentif secara

sukarela(voluntary) melaporkan informasi-informasi kepada pasar

modal walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan.

Teori sinyal mengemukakan tentang pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi. Informasi

merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena

informasi menyajikan keterangan catatan dan gambaran masa lalu, saat

ini maupun masa yang akan datang bagi perusahaan dan pasar modal.

Informasi yang lengkap dan relevan serta akurat dan tepat waktu

diperlukan investor pasar modal sebagai alat untuk menganalisis

sebelum mengambil keputusan untuk berinvetasi. Informasi yang

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal

bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika

pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka diharapkan

Page 33: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

21

pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar.

Pada saat informasi diumumkan dan pelaku pasar sudah menerima

informasi tersebut pelaku pasar terlebih dahulu mengiterprestasikan

dan menganalisa informasi tersebut sebagai sinyal baik ataupun sinyal

buruk. Jika pengumuman yang diumumkan sebagai sinyal baik bagi

investor maka akan terjadi perubahan volume dalam perdagangan

saham (Jogiyanto, 2013).

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi

pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan

dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu

informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-

akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan

keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang

relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk

diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar.

4. Nilai Perusahaan

Nilai Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan

dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk

memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual (Hermuningsih, 2013).

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang

sering dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan yang tinggi

Page 34: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

22

menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang

tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Hemastuti,

2014).

Tujuan manajemen perusahaan adalah memaksimalkan nilai

kekayaan para pemegang saham (Harmono, 2017). Nilai perusahaan

dapat diukur melalui nilai harga saham dipasar berdasarkan terbentuknya

harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh

publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Dikatakan secara riil

karena terbentuknya harga di pasar merupakan bertemunya titik-titik

kestabilan, kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan kekuatan

penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga

di pasar modal antara para penjual (emiten) dan para investor, atau sering

disebut ekuilibrium pasar. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar

modal harga saham dipasar disebut sebagai konsep nilai perusahaan

(Harmono, 2015). Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula

nilai suatu perusahaan.

Menurut Fahmi (2014) agency theory merupakan suatu kondisi yang

terjadi pada suatu perusahaan dimana pihak manajemen sebagai

pelaksana yang disebut lebih jauh sebagai agen dan pemilik modal

(owner) sebagai principal membangun suatu kontrak kerjasama yang

disebut dengan nexus of contract, kontrak kerjasama ini berisi kesepakan-

kesepakan yang menjelaskan bahwa pihak manajemen perusahaan harus

Page 35: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

23

bekerja secara maksimal untuk memberi kepuasan secara maksimal

seperti profit yang tinggi kepada pemilik modal (owner). Teori yang

mendasari nilai perusahaan ini adalah teori stakeholder dari Freeman

(1983), perusahaan tidak hanya sekedar bertanggung jawab terhadap

pemilik saham, namun bergeser ke ranah sosial kemasyarakatan,

selanjutnya disebut dengan tanggung jawab sosial. Fenomena seperti ini

terjadi karena adanya tuntutan dari masyarakat akibat dari negative

eksternalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi. Untuk

itu tanggung jawab perusahaan yang semula hanya diukur sebatas pada

indikator ekonomi laporan keuangan, kini harus bergeser dengan

mempertimbangkan faktor-faktor stakeholder, baik internal maupun

eksternal. Pihak internal maupun eksternal yang dimaksud adalah,

pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar lingkungan

internasional, lembaga diluar perusahaan, para pekerja, kaum minoritas

dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan

dipengaruhi perusahaan. Batasan stakeholder tersebut mengisyaratkan

bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholderkarena mereka

adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung

maupun tidak langsung atas kebijakan yang diambil dan dilakukan oleh

perusahaan.

Menurut Harmono (2017) indikator yang mempengaruhi nilai

perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan :

Page 36: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

24

a. PBV (Price Book Value)

Price Book Value merupakan salah satu variabel yang

dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana

yang akan dibeli. Nilai perusahaan dapat memberikan keuntungan

pemegang saham secara maksimum apabila harga saham

perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin

tinggi kekayaan pemegang saham.

PBV =Harga perlembar saham

Nilai buku saham biasa

b. PER (Price Earning Ratio)

Price earning ratio adalah harga per lembar saham, indikator ini

secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi

bagian akhir dan menjadi bentuk standar pelaporan keuangan bagi

perusahaan publik di Indonesia. Rasio ini menunjukan seberapa

besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan earnings

(Harmono, 2015).

PER =Harga pasa saham

Laba per lembar saham

c. EPS (Earning Per Share)

Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah

bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para

pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi,

2014).

Page 37: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

25

EPS =Laba setelah pajak

Jumlah saham beredar

d. Tobin’s Q

Analisis Tobin’s Q juga dikenal dengan rasio Tobin’s Q. rasio ini

merupakan konsep yang berharga karena menunjukan estimasi

pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap

dolar investasi dimasa depan (Smithers dan Wright, 2007) dalam

Prasetyorini (2013).

Tobin′s Q =MVE + Debt

TA

Dimana :

MVE = Harga saham

Debt = Hutang

TA = Total Aset

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk mengukur

nilai perusahaan adalah PER.

5. Good Corporate Governance

Good Corporate Governance merupakan tata kelola perusahan yang

menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang

menentukan arah kinerja perusahaan (Haruman, 2008 dalam Maharani

dan Suardana, 2014). Kinerja perusahaan tergantung dari pekerjaan Good

Corprate Governance, keputusan-keputusan dari Good Corporate

Governance mempengaruhi hasil kinerja perusahaan termasuk ketika

Page 38: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

26

perusahaan mengalami kerugian ataupun keuntungan. Good Corporate

Governance memiliki peran penting dalam perusahaan. Perusahaan

mengandalkan Good Corporate Governance sebagai pengawas. Good

Corporate Governance merupakan suatu sistem yang mengarahkan dan

mengawasi suatu perusahaan (Agustia, 2013).

Sesuai dengan Pasal 1 ayat 1,Peraturan Menteri Negara BUMN No.

PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata

Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada

BUMN, disebutkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance), yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip-

prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan

perusahaan secara professional berdasarkan peraturan perundangan-

undangan dan etika berusaha (Hamdani & Nupikso, 2016).

Setiap perusahaan harus memastika bahwa asas GCG diterapkan

pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG

yaitu transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta

kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan

usaha (sustainability) perusahaan dengan memperhatikan pemangku

kepentingan (stakeholders) (Komite Nasional Kebijakan Governance,

2006).

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) lima asas

yang diperlukan dalam konsep Good Corporate Governance yaitu:

Page 39: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

27

a. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis,

perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan

dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan.

b. Akuntabilitas (accountability)

Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai

dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.

Akuntabilitas merupakan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai

kinerja yang berkesinambungan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan

serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam

jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate

citizen.

d. Independensi (Indepedency)

Untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus

dikelola secara independensi sehingga masing-masing organ

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diitervensi oleh

pihak lain.

Page 40: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

28

e. Kewajaran dan kesetaraan (fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asa kewajaran

dan kesetaraan.

Secara singkat dari berbagai pengamatan, jika diperhatikan, maka

tampak terdapat unsur-unsur corporate governance yang berasal dari

dalam perusahaan (dan yang selalu diperlukan di dalam perusahaan)

serta unsur-unsur yang ada di luar perusahaan (dan yang selalu

diperlukan di luar perusahaan) yang bisa menjamin berfungsinya Good

Corporate Governance (Sutedi, 2012). Manfaat dalam penerapan GCG

menurut Supriatna & Kusuma (2009), antara lain:

a. Mengurangi agency cost

b. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat

meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka

panjang

c. Menciptakan dukungan para stakeholders (para pemangku

kepentingan) dalam lingkungan perusahaan yang terhadap

keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang

ditempuh perusahaan.

d. Reputasi yang baik

Page 41: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

29

e. Meningkatkan kinerja secara keseluruhan

f. Meningkatkan akses ke pasa modal

Mekanisme pengukuran corporate governance pada penelitian

ini, corporate governance difokuskan menjadi, yaitu proposi komisaris

independen, komite audit dan kepemilikan intitusional.

a. Komisaris Independen

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

atau Perusahaan Publik, Komisaris Independen adalah anggota

Dewan Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan

Publik dan memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen.

Keanggotaan dewan komisaris diatur dalam Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang

Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik

Pasal 20, sebagai berikut:

1) Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari 2 (dua) orang

anggota Dewan Komisaris.

2) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang anggota

Dewan Komisaris, 1 (satu) diantaranya adalah Komisaris

Independen.

3) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang

anggota Dewan Komisaris, jumlah Komisaris Independen

Page 42: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

30

wajib paling kurang 30% (tiga puluh persen) dari jumlah

seluruh anggota Dewan Komisaris.

4) 1 (satu) di antara anggota Dewan Komisaris diangkat menjadi

komisaris utama atau Presiden Komisaris.

Berdasarkan Pasal 21 ayat 2 peraturan OJK tersebut,

Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1) Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai

wewenang dan tanggung jawab untuk merencakan,

memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan Emiten

atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan

terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali sebagai

Komisaris Independen Emiten atau Perusahaan Publik pada

periode berikutknya.

2) Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak

langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

3) Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau

Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris, anggota

Direksi, atau pemegang saham atau Emitmen atau

Perusahaan Publik tersebut; dan

Page 43: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

31

4) Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun

tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten

atau Perusahaan Publik tersebut.

Dalam Pedoman Good Corporate Governance tahun

2006, tugas Komisaris Independen adalah memastikan

prinsip-prinsip dan praktik Good Corporate Governance

dipatuhi dan diterapkan dengan baik, antara lain menjamin

transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan,

kepatuhan perusahaan pada perundang-udangan dan

peraturan yang berlaku, serta menjamin akuntanbilitas

perseroan.

b. Komite Audit

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mendefinisikan komite

audit adalah suatu komite yang bekerja secara profesional dan

independen yang dibentuk oleh dewan komisaris, dengan demikian

tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi dewan

komisaris (atau dewan pengawas) dalam menjalankan fungsi

pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan,

manajemen risiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari

corporate governance di perusahaan-perusahaan.

Menurut Peratutan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman

Page 44: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

32

Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Pasal 1 ayat 1, Komite Audit

adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan

fungsi Dewan Komisaris termasuk pemeriksaan dan pengawasan

tentang proses pelaporan keuangan dan kontrol internal. Dalam

Pasal 4, Komite Audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang

anggota yang berasal dari Komisaris Independen dan Pihak dari

luar Emiten atau Perusahaan Publik.

c. Kepemilikan Intitusional

Selain kepemilikan saham secara intitusional, dikenal juga

kepemilikan saham secara institusional. Menurut Octaviani (2013)

Kepemilikan institusional biasanya hanya menyerahkan tanggung

jawab tata kelola perusahaan kepada manajemen, sedangkan

kepemilikan institusional hanya mengawasi secara efektif kinerja

manajemen. Selain memiliki peran dalam mengontrol manajer,

kepemilikan institusional juga merupakan subtitusi bagi

kepemilikan intitusional.

Investor institusional juga disebut investor yang canggih

(sophisticated) karena investor ini mempunyai akses dan sumber

informasi yang lebih tepat waktu dan relevan sehingga dapat

memprediksi laba perusahaan di masa depan dibandingkan

kepemilikan individual (Octaviani, 2013). Sehingga lebih dapat

Page 45: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

33

memprediksi laba masa depan perusahaan dan tentunya akan

melakukan pengawasan yang lebih efektif lagi terhadap

perusahaan, sehingga manajemen tidak dapat melakukan

pengelolaan laba.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar

& Utama (2005) dan penelitian dari Suwito & Herawaty (2005),

yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh negatif terhadap earning management,

hal ini berarti memberikan pengaruh positif pada kualitas laba.

Namun, penelitian lain juga berpendapat bahwa investor

institusional adalah "pemilik sementara" yang terlalu terfokus pada

laba jangka pendek dan karenanya manajer mendapat tekanan

untuk memberikan penghasilan lebih tinggi secara konsisten,

sehingga menjadi salah satu alasan manajemen untuk menarik

investor institusi.

6. Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)

a. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Pada umumnya, CSR adalah suatu bentuk tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap lingkungan masyarakat yang dapat dilakukan

dengan cara melaksanakan berbagai kegiatan sosial yang bermanfaat

bagi masyarakat yang berada di sekitar lingkungan perusahaan. Lanis

Page 46: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

34

& Richardson (2012) menyatakan bahwa CSR merupakan faktor

kunci dalam keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Sudana (2011), Corporate Social Responsibility (CSR)

adalah tanggung jawab sebuah organisasi perusahaan terhadap

dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatannya kepada

masyarakat dan lingkungan. World Business Council for Sustainable

Development (WBCSD) &World Resource Institute (WRI) (2004)

mendefinisikan CSR adalah sebagai komitmen bisnis untuk

memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan,

melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan,

keluarga, komunitas setempat, maupun masyarakat umum untuk

pembangunan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan untuk

memberikan kontribusi jangka panjang terhadap satu issue tertentu di

masyarakat atau lingkungan untuck dapat menciptakan lingkungan

yang lebih baik.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Corporate Social

Responsibility (CSR)

Menurut Hayne et al (2012) ada lima hal yang dapat

mempengaruhi implementasi CSR, yaitu:

1) Menyangkut human capital atau pemberdaya manusia.

Page 47: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

35

2) Environtment yang berbicara tetang lingkungan.

3) Corporate Governance.

4) Social cohesion, yaitu dalam melaksanakan CSR jangan sampai

menimbulkan kecembururan sosial.

5) Economic strength, atau memberdayakan lingkungan menuju

kemandirian di bidang ekonomi.

Dari uraian diatas dampak bahwa faktor yang mempengaruhi

implementasi CSR adalah komitmen pimpinan perusahaan,

ukuran, dan kematangan perusahaan, serta regulasi dan sistem

perpajakan yang diatur pemerintah (Haynes et al., 2012).

c. Prinsip-prinsip Corporaten Social Responsibility

Prinsip-prinsip tanggung jawab sosial (Social

Responsibility) menurut Murphy & Ng’ombe (2009), adalah

sebagai berikut:

1) Sustainability

Sustainability berkaitan dengan upaya perusahaan

dalam melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan

keberlanjutan sumberdaya dimasa depan.

2) Accountability

Accountability adalah upaya perusahaan terbuka dan

bertanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan.

Akuntabilitas dibutuhkan ketika aktivitas perusahaan

Page 48: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

36

mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Tingkat

akuntabilitas dan tanggung jawab perusahaan menentukan

legitimasi stakeholders eksternal, serta meningkatkan transaksi

dalam perusahaan.

3) Transparancy

Transparacy merupakan prinsip penting bagi pihak

eksternal. Transaksi bersinggungan dengan pelaporan aktivitas

perusahaan termasuk dampak terhadap pihak eksternal.

d. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut UN Global Compact(2000), pemahaman CSR

mencakup 3P yaitu profit, people, & planet. Konsep ini memuat

pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan

(profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) (Dahlia et al,

2016). Dengan begitu perusahaan yang menggunakan pratik CSR

dengan benar, pasti akan peduli dengan lingkungan sekitar. Dengan

cara itu pula suatu perusahaan dapat dikenal oleh masyarakat luas

sehingga diakui keberadaannya.

Menurut Wahyudi & Pawestri (2006), manfaat Corporate

Social Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:

1) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek

perusahaan.

2) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.

Page 49: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

37

3) Mereduksi risiko bisnis perusahaan.

4) Melebarkan akses sumberdaya bagi operasional perusahaan.

5) Membuka peluang pasar yang lebih luas.

6) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampat pembuangan

limbah.

7) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.

8) Memperbaiki hubungan dengan regular.

9) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.

10) Peluang mendapatkan penghargaan.

e. Kategori perusahaan menurut implementasi CSR

Menurut Murphy & Ng’ombe (2009), terkait dengan pratik

CSR perusahaan dapat dapat dikelompokan menajdi empat

kelompok, yaitu:

1) Kelompok Hitam

Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melaksanakan

praktek CSR sama sekali. Mereka adalah pengusaha yang

menjalakan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri.

Kelompok ini sama sekali tidak peduli pada aspek lingkungan

dan sosial sekelilinganya dalam menjalankan usaha, bahkan

tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

Page 50: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

38

2) Kelompok Merah

Kelompok merah adalah perusahaan yang memulai

melaksanakan program CSR, tetapi memandangnya hanya

sebagai kelompok biaya yang akan mengurangi

keuntungannya.

3) Kelompok Biru

Kelompok biru adalah perusahaan yang menilai praktik

CSR akan memberi dampak positif terhadap usahanya karena

merupakan investasi bukan biaya.

4) Kelompok Hijau

Kelompok hijau adalah perusahaan yang sudah

menempatkan CSR pada strategi jantung dan bisnisnya, CSR

tidak hanya dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang

merupakan modal sosial.

Tabel 2.1

Kategori Perusahaan Menurut Implementasi CSR

Peringkat Keterangan

Hijau

Perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi

jantung dan inti bisnisnya. CSR tidak hanya dianggap

sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang merupakan modal

sosial.

Biru

Perusahaan yang menilai praktik CSR akan memberi

dampak positif tehadap usahanya karena merupakan

investasi bukan biaya.

Page 51: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

39

Merah

Perusahaan peringkat hitam yang memulai menerapkan

CSR, karena CSR masih dipandang sebagai komponen

biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan.

Hitam

Kegiatannya degeneratif.

Mengutamakan kepentingan bisnis.

Tidak peduli aspek sosial disekelilingnya.

Sumber:Sukmadi (2010)

f. Pratik Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia

Menurut Sitorus & Mangoting (2014) di Indonesia, konsep

CSR mulai menjadi isu yang hangat sejak tahun 2001, banyak

perusahaan dan instansi-instansi sudah mulai melirik CSR sebagai

suatu konsep pemberdayaan masyarakat. Perkembangan tentang

konsep CSR pada dasarnya semakin terwujud, baik ditinjau dari

segi kualitas maupun kuantitas. Pelaksanaan CSR di Indonesia

lebih banyak dilakukan melalui kerja sama dengan pihak lain

ataupun organisasi lain. Adapun kecenderungan kegiatan yang

dilakukan adalah berupa pelayanan sosial, pendidikan dan

pelatihan, lingkungan, ekonomi dan sebagainya.

Setidaknya ada tiga alasan penting kalangan dunia usaha

harus merespon dan untuk mengembangkan isu tanggung jawab

sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama, perusahaan

adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila

perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua,

kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan

Page 52: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

40

yang bersifat simbiosis mutualisme. Ketiga, kegiatan tanggung

jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau

bahkan menghindari konflik sosial.

Bentuk tanggung jawab sosial di Indonesia yang dilakukan

oleh perusahaan menurut Famiola & Adiwoso (2016) dapat

digolongkan dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut:

1) Public Relations

Public Relations adalah usaha untuk menanamkan

persepsi positif kepada masyarakat tentang kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan. Biasanya berbentuk kampanye

yang tidak terikat sama sekali dengan produk yang

dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

2) Defensive Strategy

Defensive strategy adalah usaha yang dilakukan

perusahaan guna menangkis anggapan negatif komunitas

yang sudah tertanam mengenai kegiatan perusahaan, dan

biasanya untuk melawan serangan negatif dari anggapan

komunitas. Usaha CSR yang dilakukan adalah mengubah

anggapan negatif yang telah berkembang sebelumnya

menjadi anggapan positif.

Page 53: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

41

3) Kegiataan yang berasal dari visi perusahaan

Melakukan program untuk kebutuhan komunitas sekitar

perusahaan atau melakukan kegiatan yang berbeda dari

hasil perusahaan itu sendiri.

Di Indonesia tegulasi mengenai CSR diatur oleh

pemerintah sejak tahun 1994 dengan dikeluarkannya

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

316/KMK 016/1994 tentang Program Pembinaan Usaha

Kecil dan Koperasi oleh Badan Usaha Milik Negara, yang

kemudian dikukuhkan lagi dengan Keputusan Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara No. Kep-

236/MBU/2003 menetapkan bahwa setiap perusahaan

diwajibkan menyisihkan laba setelah pajak sebesar 1%

sampai dengan 3% untuk menjalankan CSR.

Pasal 15b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal menyatakan bahwa setiap

investor berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan. Penjelasan pasal ini menyatakan bahwa yang

dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah

tanggung jawab yang melekat pada perusahaan penanaman

modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

Page 54: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

42

seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan

budaya masyarakat.

Tanggung jawab sosial perusahaan juga tercantu

dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tetang

Perseroan Terbatas (PT). Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang

ini menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya

alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Ayat (2) pasal ini menyatakan kewajiban

tersebut diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan

kepatutan dan kewajaran. Selanjutnya Ayat (3)

menyebutkan perseroan yang tidak melaksanakan

kewajiban sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dikenai

sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

terkait. Kemudia Ayat (4) menyatakan ketentuan lebih

lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan

dengan Peraturan Pemerintah. Dengan adanya Undang-

Undang tersebut maka CSR merupakan tindakan wajib bagi

setiap perusahaan di Indonesia. Peraturan mengenai CSR,

antara lain:

Page 55: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

43

1) Undang-Undang Repbulik Indonesia No. 23 Tahun

1997 Tentang Lingkungan Hidup

2) Undang-Undang Repbulik Indonesia No. 8 Tahun

1999 Tentang Perlindungan Konsumen

3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 2003

Tentang Ketenagakerjaan

4) Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun

1999 Tentang Pratek Larangan Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat dan lain-lain.

Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) merupakan kewajiban setaip badan

usaha yang ada di Indonesia.

g. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure

Menurut Sitorus & Mangoting (2014) Corporate Social

Responsibility (CSR) Disclosure atau pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR) adalah sebagai berikut:

“Pengungkapan CSR yang sering disebut Social

Disclosure, Corporate Social Reporting, atau Social Accounting

merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan

lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok

Page 56: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

44

khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara

keseluruhan”.

Abdullah et al, (2019) yang dikutip oleh Rahmawati

(2012), mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR)

Disclosure adalah: “Pengungkapan sosial sebagai suatu pelaporan

atau penyampaian informasi kepada stakeholders mengenai segala

aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan

sosialnya”.

Berdasarkan definisi diatas menunjukan bahwa

pengungkapan CSR adalah proses penyampaian informasi

mengenai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan

lingkungan sosialnya terhadap masyarakat. Dengan melakukan

CSR maka perusahaan ikut peduli terhadap kesejahteraan

masyarakat serta lingkungan hidup di sekitar. Agar masyarakat

dapat mengetahui tindakan CSR yang telah dilakukan oleh

perusahaan, maka perlu adanya pengungkapan tanggung jawab

sosial, pengungkapan ini tercantum dalam laporan tahunan

perusahaan.

h. Metode pengukuran Corporate Social Responsibility Disclosure

Corporate Social Responsibility Disclosure diukur dengan

angka indeks Corporate Social Responsibility Disclosure Index

(CSRDI) hasil content analysis, berdasarkan indikator GRI (Global

Page 57: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

45

Reporting Initiatives)-G4 yang terdiri dari 91 item. Indikator GRI

dipilih karena merupakan aturan internasional yang telah diakui

oleh perusahaan di dunia. Pendekatan untuk menghitung CSRDI

pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu item CSR

diberi skor 1 jika diungkapan dan skor 0 jika tidak diungkapan

(Pradipta & Supriyadi, 2015). Selanjutnya skor dari setiap item

dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap

perusahaan.

GRI-G4 dirancang agar dapat diterapkan secara universal

untuk semua organisasi, besar dan kecil, di seluruh dunia.

Pengukuran dilakukan berdasakan indeks pengungkapan masing-

masing perusahaan yang dihitung melalui pembagian antara jumlah

pendapatan bersih perusahaan dengan jumlah item yuang

diharapkan diungkapan perusahaan. Rumus perhitungan Corporate

Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) adalah sebagai

berikut:

CSRDI= ∑ 𝑿𝒊

𝒏 x 100%

Keterangan :

CSRDI = Pengungkapan CSR perusahaan

∑Xyi = Jumlah item bernilai satu pada perusahaan

n (n=91) = Jumlah seluruh item indikator pengungkapan CSR

Page 58: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

46

i. Indikator Corporate Social Responsibility Disclosure

Dalam standar GRI-G4 indikator kinerja dibagi menjadi 3

komponen utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial mencakup

praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi

manusia, masyarakat, dan tanggung jawab atas produk dengan total

kinerja indicator mencapai 91 indikator, penjelasannya dapat

dilihat dalam tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2

Indikator Pengungkapan CSR menurut GRI-G4

Kategori Kinerja Ekonomi

Kinerja Ekonomi

EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan di distribusikan

EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan

organisasi karena perubahan iklim

EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti

EC4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah

Keberadaan Pasar

EC5

Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut gender

dibandingkan dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi

operasional yang signifikan

EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat

lokal di lokasi operasi yang signifikan

Dampak Ekonomi Langsung

EC7

Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang

diberikan

EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk besarnya

dampak

Page 59: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

47

Praktik Pengadaan

EC9

Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi operasional yang

signifikan

Kategori Lingkungan

Bahan

EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau volume

EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input daur

ulang

Energi

EN3 Konsumsi energi dalam organisasi

EN4 Konsumsi energi di luar organisasi

EN5 Intensitas Energi

EN6 Pengurangan konsumsi energy

EN7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa

Air

EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber

EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air

EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan

kembali

Keanekaragaman Hayati

EN11

Lokasi-lokasi oeprasional yang dimiliki, disewa, dikelola di dalam, atau

yang berdekatan dengan kawasan lindung dan kawasan dengan nilai

keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung

EN12

Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa terhadap

keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan kawasan dengan nilai

keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung

EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan

EN14

Jumlah total spesies dalam IUCN red list dan spesies dalam daftar

spesies yang dilindungi nasional dengan habitat di tempat yang

dipengaruhi oeprasional, berdasarkan tingkat risiko kepunahan

Page 60: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

48

Emisi

EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (cakupan 1)

EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (cakupan 2)

EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung lainnya (cakupan 3)

EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)

EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)

EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)

EN21 NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya

Efluen dan Limbah

EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan

EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan

EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan

EN25

Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi

Basel2 lampiran I,II,III, dan IV yang diangkut, diimpor, diekspor, atau

diolah, dan persentase limbah yang diangkut untuk pengiriman

internasional

EN26

Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari

badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari

air buangan dan limpasan dari organisasi

Produk dan Jasa

EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingkungan produk dan jasa

EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamasi

menurut kategori

Kepatuhan

EN29

Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter

karena ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan

lingkungan

Transportasi

EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang

lain serta bahan untuk operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga

Page 61: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

49

kerja

Lain-lain

EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan

jenis

Asesmen Pemasok atas Lingkungan

EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan

EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam

rantai pasokan dan tindakan yang diambil

Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan

EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan,

ditangani dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi

Kategori Sosial

Sub Kategori: Praktik Ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja

Kepegawaian

LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover

karyawan menurut kelompok umur, gender dan wilayah

LA2

Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak

diberikan bagikaryawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan

lokasi operasi yang signifikan

LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan,

menurut gender.

Hubungan Industrial

LA4

Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan

operasional, termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian

bersama

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

LA5

Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama

formal manajemen pekerja yang membantu mengawasi dan

memberikan saran program kesehatan dan keselamatan kerja

LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan

kemangkiran serta jumlah total kematian menurut daerah dan gender

Page 62: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

50

LA7 Pekerjaan yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit

yang terkait dengan pekerjaan mereka

LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian

formal dengan serikat pekerja

Pelatihan dan Pendidikan

LA9 Jam pelatihan rata-rata tahun per karyawan menurut gender, dan

menurut kategori karyawan

LA10

Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur

hidup yangmendukung keberlanjutan karyawan dan membantu mereka

mengelola purna bakti

LA11 Persentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan pengembangan

karier secara reguler, menurut gender dan kategori karyawan

Keberagaman dan Kesetaraan Pulang

LA12

Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori

karyawan menurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok

minoritas, dan indikator keberagaman lainnya.

Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-laki

LA13

Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki

menurut kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang

signifikan

Asesmen Pemasok atas Praktik Ketenagakerjaan

LA14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik

ketenagakerjaan

LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik

ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil

Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan

LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjan yang diajukan,

ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi

Sub Kategori Hak Asasi Manusia

HR1

Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang

signifikan yang menyertakan klausul terkait hak asasi manusia atau

penapisan berdasarkan hak asasi manusia

Page 63: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

51

HR2

Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak

asasi manusia terkait dengan aspek hak manusia yang relevan dengan

operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih

Non Diskriminasi

HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang diambil

Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Bersama

HR4

Operasi dan pemasok terdidentifikasi yang mungkin melanggar atau

berisiko tinggi melanggar hak untuk melaksanakan kebebasan

berserikat dan perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang diambil

untuk mendukung hak-hak tersebut

HR5

Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan

eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk berkontribusi

dalam penghapusan pekerja anak yang efektif

Pekerja Paksa atau Wajib Kerja

HR6

Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan

pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk berkontribusi dalam

penghapusan segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja

Praktik Pengamanan

HR7 Persentase petugas pengamana yang dilatih dalam kebijakan atau

prosedur hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi

Hak Adat

HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat

adat dan tindakan yang diambil

Asesmen

HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau

asesmen dampak hak asasi manusia

Asesmen Pemasok atas Hak Asasi Manusia

HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi

manusia

HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi

manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil

Mekanisme Pengaduan Hak Asasi Manusia

Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang

Page 64: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

52

HR12 diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan

formal

Masyarakat Lokal

SO1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen

dampak, dan program pengembangan yang diterapkan

SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan

terhadap masyarakat local

Anti Korupsi

SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko trekait

dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi

SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-

korupsi

SO5 Insiden Korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil

Kebijakan Publik

SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan

penerima/penerima manfaat

SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust, serta

praktik monopoli dan hasilnya

Kepatuhan

SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-

moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan

Asesmen Pemasok atas Dampak Masyarakat

SO9 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak

terhadap masyarakat

SO10 Dampak negatif aktual dan potensi yang signifikan terhadap

masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil

Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap Masyarakat

SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan,

ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi

Sub Kategori Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan

PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dampaknya

terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan

Page 65: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

53

PR2

Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda

sukarela terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan

jasa sepanjang daur hidup, menurut jeni hasil

Pelabelan Produk dan Jasa

PR3

Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur

organisasi terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta

persentase kategori produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti

persyaratan informasi sejenis

PR4

Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda

sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa,

menurut jenis hasil

PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan

Komunikasi Pemasaran

PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan

PR7

Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda

sukarela tentang komunikasi pemasaran, tremasuk iklan, promosi, dan

sponsor, menurut jenis hasil

Privasi Pelanggan

PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi

pelanggan dan hilangnya data pelanggan

Kepatuhan

PR9

Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap

undang-undang dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan

produk dan jasa

(Sumber: www.globalreporting.org)

Page 66: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

54

B. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-peneliatian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian

ini dapat dilihat di tabel 2.3

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

Penelitian

(Tahun)

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Basir. S

(2019)

Alokasi Dana Corporate

Social Responsibility sebagai

Variabel Moderasi Antara

Penerapan Good Corporate

Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Sub Sektor

Perbankan

Persamaan pada

penelitian ini

terdapat

variabel yang

digunakan yaitu

GCG, Nilai

Perusahaan, dan

CSR

Populasi yang

digunakan pada

penelitian ini yaitu

sektor industri

manufaktur

sedangkan pada

penelitian terdahulu

menggunakan sektor

Proposi Komisaris Independen

berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan

Komite Audit berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan

Independesi Komite Audit berpengaruh

signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Page 67: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

55

model dan

metode analisis

yang digunakan

yaitu moderate

regression

analysis

perbankan. Frekuensi Rapat Komite Audit

berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan

Frekuensi Rapat Dewan Komisaris

berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan

Proposi Komisaris Independen

berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan dengan dimoderasi oleh

CSR.

Komite Audit berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan dengan

dimoderasi oleh CSR

Independensi Komite Audit

berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan dengan dimoderasi oleh

CSR

Frekuensi Rapat Komite Audit

Page 68: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

56

berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan dengan dimoderasi oleh

CSR

Frekuensi Dewan Komisaris

berpengaruh signifikan terhadap Nilai

Perusahaan dengan dimoderasi oleh

CSR

2 Aldy

Febryawan,

Yekti Intyas

Rahayu, dan

Alfiana

(2021)

Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Pengungkapan CSR

dan GCG Sebagai Variabel

Moderasi

Persamaan

penelitian ini

terdapat variabel

yang digunakan

yaitu Dewan

Komisaris

Independen,

Nilai

Perusahaan, dan

CSR.

Terdapat

perbedaan dari

penelitian ini yaitu

GCG sebagai

variabel moderasi

dan variabel

indepeden yang

digunakan yaitu,

Kinerja Keuangan

Model dan metode

Kinerja Keuangan berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

CSR berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

CSR tidak dapat memoderasi pengaruh

Kinerja Keuangan terhadap Nilai

Perusahaan.

Komisaris Independen tidak

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Page 69: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

57

analisis yang

digunakan yaitu

moderate

regression analysis

sedangkan

penelitian

terdahulu

menggunakanregre

si berganda

tahun penelitian

2016-2020

Komisaris Independen tidak dapat

memoderasi pengaruh Kinerja

Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.

3 Iin Manisna

Nainggolan,

Wardayani

(2020)

Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Pengungkapan Good

Governance dan Corporate

Social Responsibility sebagai

Variabel Moderasi

Persamaan

penelitian ini

terdapat variabel

yang digunakan

yaitu Kepemilikan

Institusional, Nilai

Perusahaan, dan

Terdapat satu

variabel moderasi

yaitu CSR dan

tidak

menggunakan

variabel Kinerja

Keuangan.

Kinerja Keuangan tidak berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

CSR tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

CSR tidak dapat memoderasi pengaruh

Kinerja Keuangan terhadap Nilai

Perusahaan.

Page 70: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

58

CSR Model dan

metode analisis

data yang

digunakan yaitu

moderate

regression

analysis

sedangkan

penilitian

terdahulu

menggunakan

regresi berganda

Populasi yang

digunakan pada

penilitian ini yaitu

sektor industri

manufaktur

sedangkan

penlitian

Komisaris Independen berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

Komisaris Independen dapat

memoderasi pengaruh Kinerja

Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.

Page 71: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

59

terdahulu

menggunakan

sektor perbankan

4 Iwan Kusuma

Negara

(2019)

Analisis Pengaruh Good

Corporate Governance

Terhadap Nilai Perusahaan

Dengan Corporate Social

Responbility sebagai Variabel

Pemoderasi (Studi Pada

Indeks SRI-KEHATI yang

Listed di BEI)

Persamaan pada

penelitian ini

terdapat variabel

yang digunakan

yaitu Dewan

Komisaris

Independen,

Komite Audit,

Kepemilikan

Institusional,

Nilai

Perusahaan, dan

CSR

serta model dan

metode analisis

yang digunakan

Perbedaan pada

penelitian ini

tidak

menggunakan

Kepemilikan

Manajerial

Populasi yang

digunakan pada

penelitian ini

yaitu sektor

industri

manufaktur yang

terdaftar di BEI

sedangkan

penelitian

terdahulu

Komisaris Independen berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

Komite Audit berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan.

Kepemilikan Institusional berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

CSR tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

Komisaris Independen berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan dengan

dimoderasi oleh CSR.

Komite Audit berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan dengan dimoderasi

oleh CSR.

Kepemilikan Institusional berpengaruh

Page 72: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

60

yaitu moderate

regression

analysis

menggunakan

indeks SRI-

KEHATI yang

terdaftar di BEI

Model dan

metode analisi

pada penelitian

terdahulu

menggunakan

regresi berganda

terhadap Nilai Perusahaan dengan

dimoderasi oleh CSR.

5 Rista Bintara

(2020)

Asean Corporate Governance

Scorecard, Financial

Performance, and Disclosure

of Corporate Social

Responsibility on firm value

Persamaan pada

penilitian yang

digunakan yaitu

Nilai Perusahaan

dan CSR

.Model dan

metode analisis

data yang

digunakan yaitu

regresi berganda

Populasi pada

penelitian ini

yang digunakan

TheAsean Corporate Governance

Scorecard tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan.

Kinerja Keuangan berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

CSRD tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

Page 73: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

61

yaitusektor

industri

manufaktur yang

terdaftar di BEI

sedangkan pada

penelitian

terdahulu

menggunakan 50

TOP ASEAN

yang terdaftar di

BEI.

6 Andre Prasetya

Willim,

Andreas Lako,

dan Wendy

(2020)

Analysis of Impact

Implementation of Corporate

Governance and Corporate

Social Responsibility on

Corporate value in Banking

Sector With Net Profit Margin

and Management Quality as

Persamaan pada

penelitian ini yang

digunakan yaitu

GCG, CSR, dan

Nilai Perusahaan

Perbedaan pada

penelitian ini

yaitu pada

moderasi yang

digunakan

Model dan

metode analisis

yang digunakan

GCG berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

CSR tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

GCG tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan dengan dimoderasi

oleh Net Income.

Page 74: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

62

Moderating Variables yaitu regresi

berganda

Populasi yang

digunakan pada

penelitian ini

yaitu sektor

industri

manufaktur

sedangkan pada

penelitian

terdahulu

menggunakan

sektor perbankan

CSR berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan dengan dimoderasi oleh

Net Income.

GCG tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan dengan dimoderasi

oleh Management Quality.

CSR berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan dengan dimoderasi oleh

Management Quality

7 Bambang

Soedaryono,

dan Deri

Riduifana

(2017)

Pengaruh Good Corporate

Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Melalui Corporate

Social Responsibility

Persamaan pada

penelitian ini yang

digunakan yaitu

Komisaris

Independen,

Komite Audit,

Populasi yang

digunakan pada

penelitian ini

yaitu hanya

memfokuskan

pada sektor

Ukuran Dewa Direksi tidak

berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

Rapat Dewan Direksi tidak

berpengaruh terhadapNilai

Page 75: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

63

Nilai Perusahaan

dan CSR

industri

manufaktur sub

sektor barang

konsumsi

sedangkan pada

penelitian

terdahulu hanya

menggunakan

kriteria

perusahaan yang

terdaftar di BEI

periode 2010

Model dan

metodel analisis

pada penelitian

terdahulu

menggunakan

SEM sedangkan

pada penelitian ini

Perusahaan

Dewan Komisaris Independen tidak

berpengaruh terhadapNilai

Perusahaan .

Komite Audit berpengaruh

terhadapNilai Perusahaan .

Ukuran Perusahaan berpengaruh

terhadapNilai Perusahaan .

CSR berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

Page 76: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

64

menggunakan

moderate

regression

analysis

8 Mukhtaruddin,

Ubaidillah,

Dewi Kencana,

Hakiki Arista,

dan Nopriyanti

(2019)

Good Corporate Governance,

Corporate Social

Responsibility, Firm Value,

and Financial Performance as

Moderating Variable

Persamaan pada

penelitian ini

variabel yang

digunakan yaitu

CSR dan Nilai

Perusahaan

Populasi yang

digunakan pada

penelitian ini

yaitu sektor

industri

manufaktur

sedangkan pada

penelitian

terdahulu

menggungakan

sektor perbankan

Alat olah data

pada penelitian

terdahulu

GCG tidak berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan

CSR berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

Kinerja Keuangan dapat memperkuat

pengaruh antara GCG terhadap Nilai

Perusahaan

Kinerja Keuangan dapat memperkuat

pengaruh antara CSR terhadap Nilai

Perusahaan

Page 77: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

65

menggunakan

PLS sedangkan

pada penelitian ini

menggunakan

SPSS

Alat ukur pada

GCG

menggunakan CG

ASEAN scorecard

untuk mengukur

secara

keseluruhan

variabel GCG

9 Muhammad

Aryo Bimo

Prakoso

(2020)

Pengaruh Corporate

Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Corporate

Social Responsibility sebagai

Variabel Moderasi Pada

Perusahaan Perbankan yang

Persamaan pada

penelitian ini yang

digunakan yaitu

Komisaris

Independen,

Komite Audit,

Populasi yang

digunakan pada

penelitian ini

yaitu sektor

industri

manufaktur

Dewan Komisaris Independen

berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

Komite Audit berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan

Page 78: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

66

Terdaftar di BEI (2016-2018) Nilai Perusahaan

dan CSR

sedangkan pada

penelitian

terdahulu

menggunakan

sektor perbankan

Model dan

metode analisis

yang digunakan

pada penlitian

terdahulu

menggunakan

regresi berganda

sedangkan pada

penelitian

menggunakan

moderate

regression

analysis

CSR berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan

CSR dapat memperkuat hubungan

antara Dewan Komisaris Independen

terhadap Nilai Perusahaan

CSR tidak dapat memoderasi

hubungan antara Komite Audit

terhadap Nilai Perusahaan

Page 79: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

67

10 Dewi

Widyaningsih

(2018)

Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Instuitisional,

Komisaris Independen, Serta

Komite Audit Pada Nilai

Perusahaan Dengan

Pengungkapan CSR sebagai

Variabel Moderasi dan Firm

Size sebagai Variabel Kontrol

Persamaan pada

penelitian ini

yang digunakan

yaitu Komisaris

Independen,

Komite Audit,

Kepemilikan

Institusional,

Nilai

Perusahaan, dan

CSR

Model dan

metode analisis

yang digunakan

yaitu moderate

regression

analysis

Perbedaan pada

penelitian ini

tidak

menggunakan

variabel

Kepemilikan

Manajerial dan

Kinerja Keuangan

Populasi yang

digunakan pada

penelitian

terdahulu

menggunakan

sektor

pertambangan

sedangkan pada

penelitian ini

menggunakan

sektor manufaktur

Kepemilikan Manajerial berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

Kepemilikan Instituisional

berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan.

Komisaris Independen berpengaruh

terhadap Nilai Perusahaan.

Komite Audit berpengaruh terhadap

Nilai Perusahaan.

CSR dapat memperkuat hubungan

antara Kepemilikan Manajerial

terhadap Nilai Perusahaan.

CSR dapat memperkuat hubungan

antara Kepemilikan Institusional

terhadap Nilai Perusahaan.

CSR dapat memperkuat hubungan

antara Komisaris Independen terhadap

Nilai Perusahaan.

Page 80: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

68

Sumber : Berbagai Jurnal

CSR dapat memperkuat hubungan

antara Komite Audit terhadap Nilai

Perusahaan.

Page 81: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

69

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.1

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran

Gambar 2.3 kerangka pemikiran

Page 82: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

70

D. Hipotesis

Nilai perusahaan sangat penting namun tidak mudah dalam

menjalankan dan menanamkan nilai perusahaan tersebut. Sebuah nilai

harus menjadi kebiasaan, prilaku dan budaya sebuah perusahaan dalam

mencapai tujuan perusahaan. Nilai perusahaan adalah persepsi investor

terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan

harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga

tinggi dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya pada kinerja

perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting karena dengan

memaksimalkann nilai perusahaan maka perusahaan telah memaksimalkan

tujuan perusahaan (Riadi, 2017).

Menurut hasil penelitian Sissandhy, dkk. (2014) menyatakan

bahwa kepemilikan asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

nilai perusahaan. Menurut Astuti (2014) juga menyatakan bahwa

kepemilikan asing berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dapat

disimpulkan kepemilikan asing memberikan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan yang memberikan dampak positif secara berkelanjutan bagi

perusahaan dan pemerintah. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,

maka penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu

Page 83: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

71

pada fenomena yang terusuri. Riset ini juga ingin memberika gambaran

kondisi riil saat ini. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme GCG

pada perusahaan manufaktur dan jumlah kepemilikan asing yang berasal

dari investor asing terhadap Nilai Perusahaan dengan dimoderasi oleh

pengungkapan CSR. Diharapkan penelitian ini dapat memberika gambaran

yang seutuhnya dan tidak jauh berbeda dengan pratik riil yang ada saait ini

berdasarkan fenomena yang ada.

Teori keagenan muncul setelah terjadinya fenomena-fenomena

yaitu semakin maraknya kepemilikan perusahaan yang dipisahkan dari

manajemen. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik diperlukan oleh

setiap perusahaan guna mengurangi terjadinya konflik atau masalah

kepentingan antara pengelola perusahaan dengan para investor atau

pemegang saham. Perusahaan yang memiliki GCG yang baik akan lebih di

respon positif oleh pasa dan mempengaruhi nilai perusahaan (Tambunan,

dkk., 2017). Teori sinyal menurut Rankin, dkk. (2012) menekankan bahwa

perusahaan pelapor dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui

pelaporannya. Menurut Gumantri, (2009) menyatakan dalam bentuk dan

jenis apapun sinyal yang diberika perusahaan, tujuannya adalah agar pihak

eksternal dapat mengambil keputusan yang tepat. Perusahaan harus

memberikan sinyal yang memiliki kekuatan informasi yang nantinya dapat

mengubah penilaian pihak eksternal perusahaan kearah yang lebih baik.

Informasi pengungkapan CSR, GCG dan kepemilikan asing dapat

Page 84: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

72

memberikan sinyal positif kepada pihak eksternal sehinggap dapat

mempengaruhi harga saham perusahaan.

Kerangka konseptual meliputi beberapa teori antara lain teori

Stakeholders, teori Legitimasi, teori Keagenan, dan teori Sinyal.

Pengungkapan CSR lekat hubungannya dengan teori stakeholders. Dalam

pandangan teori stakeholders perusahaan bertanggungjawab pada seluruh

stakeholders yaitu pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap

perusahaan seperti karyawan, masyarakat, pesaing, badan usaha lain, dan

perusahaan asing. Dengan adanya CSR menunjukkann perusahaan tidak

terbatas hanya memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham

saja tetapi lebih luas lagi yaitu untuk stakeholder (Freeman, R.E & Mc

Vea J., 2001). Teori legitimasi mencakup gagasan tetang kontrak sosial

antara perusahaan dengan masyarakat (Jupe, 2005). Teori legitimasi

menjelaskan bahwa praktik pengungkapan tanggung jawab perusahaan

harus dilaksanakan sedemikian rupa agar aktivitas dan kinerja perusahaan

dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan akan mendapatkan legitimasi

dari masyarakat melalui pengungkapan tersebut yang akan berdampak

pada kelangsungan hidup perusahaan. Masyarakat akan memberika reaksi

positif terhadapa perusahaan karena pengungkapan aktivitas CSR (Branco,

dkk., 2008).

Perspektif teori keagenan dapat digunakan dalam memahami

prinsip dari tata kelola perusahaan atau yang sering disebut good

Page 85: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

73

corporate governance (GCG). Teori keagenan muncul setelah terjadinya

fenomena-fenomena yaitu semakin maraknya kepemilikan perusahaan

yang dipisahkan dari manajemen. Penerapan tata kelola perusahaan yang

baik diperlukan oleh setiap perusahaan guna mengurangi terjadinya

konflik atau masalah penting antara pengelola perusahaan dengan para

investor atau pemegang saham. Perusahaan yang memiliki good corporate

governance yang baik akan lebih direspon positif oleh pasar dan

mempengaruhi nilai perusahaan.

1. Pengaruh Dewan Komisaris Independenterhadap Nilai Perusahaan

Dewan Komisaris memegang peranan yang sangat penting

dalamperusahaan, terutama dalam pelaksanaan Good Corporate

Governance. Menurut Egon Zehnder (2000), Dewan Komisaris

Independen merupakan inti dari Corporate Governanceyang ditugaskan

untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen

dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Pada intinya, Dewan Komisaris merupakan suatu

mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan

arahan pada pengelola perusahaan. Mengingat manajemen yang

bertanggungjawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing

perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk

mengawasi manajemen, maka Dewan Komisaris merupakan pusat

ketahanan dan kesuksesan Perusahaan.

Page 86: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

74

Pada penelitian yang dilakukan oleh Basir (2019), Nanggolan &

Wardayani (2020), Prakoso (2020) menyatakan bahwa terdapat pengaruh

dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan. Sejalan juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih (2018) yang

menyatakan bahwa dewan komisaris independen terhadap nilai

perusahaan, hal ini sesuai dengan agency theory, dimana perusahaan

menjaga hubungan dengan pemilik modal (Stockholders) dengan

meningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan harga saham.

Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Febryawan, dkk.

(2019) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh dewan komisaris

independen terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena, komisaris

independen bertindak sebagai pengawas manajemen dalam suatu

perusahaan. Komisaris independen dapat mengontrol manajer untuk tidak

melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan. Hal ini menunjukkan

pengawasan yang dilakukan oleh komisaris independen tidak

mempengaruhi perilaku manajer dalam upaya meningkatkan kinerja

perusahaan. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan hanya

dapat memantau dan meningkatkan perusahaan dalam melaksanakan good

corporate governance.

H1 : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Page 87: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

75

2. Pengaruh Komite Auditterhadap Nilai Perusahaan

Tanggung jawab Komite Audit dalam bidang Corporate

Governance adalah untuk memastikan, bahwa perusahaan telah dijalankan

sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan

usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya secara efektif

terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh

karyawan perusahaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Basir (2019), Negara (2019),

Prakoso (2020) dan Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa terdapat

pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan

jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan harus disesuaikan

sesuai dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap selalu

memperhatikan unsur efektivitas dalam proses pengambilan keputusan

sehingga memberikan kontribusi dalam nilai perusahaan dan juga kualitas

laporan keuangan. Laporan keuangan telah mencerminkan kondisi

perusahaan sebenarnya dan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum (Sarafina 2017).

Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Soedaryono &

Riduifana (2017) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh komite audit

terhadap nilai perusahaan. Jumlah komite audit dapat mempengaruhi nilai

perusahaan, kemungkinan karena peran komite audit dalam melakukan

internal control dapat menambah nilai saham perusahaan yang akan

Page 88: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

76

berakibat pada nilai perusahaan yang diproksikan pada kemampuan

perusahaan dalam mengelola nilai sahammnya. Dengan kata lain dapat

diartikan bahwa seberapa banyaknya frekuensi komite audit mengadakan

rapat dalam perusahaan dalam kurun waktu satu tahun maka tidak akan

mempengaruhi nilai perusahaan.

H2 : Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif terhadap

nilai perusahaan namun signifikan, disebabkan dengan kepemilikan saham

mayoritas yaitu rata-rata sebesar 41,46% (lebih besar dari kepemilikan

manajerial), kepentingan pemegang saham minoritas akan diabaikan

karena investor institusional mayoritas cenderung berpihak kepada

manajemen. Harga saham perusahaan di pasar modal akan mengalam

penurunan karena adanya asumsi bahwa manajemen akan lebih sering

mengambil kebijakan atau tindakan cenderung mengarah pada

kepentingan pribadi sehingga nilai perusahaan belum mampu ditingkatkan

oleh adanya kepemilikan institusional. Perubahan laba sekarang dapat

mempengaruhi keputusan investor institusional karena mereka hanya

terfokus pada laba sekarang. Apabila mereka memutuskan untuk menarik

saham dengan jumlah besar, maka otomatis akan mempengaruhi nilai

perusahaan secara keseluruhan (Prastuti & Budiasih, 2015).

Page 89: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

77

Pada penelitian yang dilakukan oleh Negara (2019) dan

Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa terdapat pengaruh kepemilikan

institusional terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi tingkat

kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang

dilakukan pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang

terjadi didalam perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan juga

semakin meningkat.

H3 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

4. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan

CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalamrangka

memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas

operasional perusahaan. Perusahaan yang melakukan aktivitas CSR secara

berkala, tentunya akan membuat kesan positif bagi perusahaan dalam

jangka panjang. Disamping mendapat dukungan dan pengakuan

masyarakat, para investorpun akan tertarik menginveskan modalnya

sehingga meningkatkan kinerja saham di bursa efek.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Febryawan, dkk. (2021),

Wilim, dkk. (2020), Soedaryono & Riduifana (2017) dan Mukhtaruddin,

dkk. (2019). Hal ini sejalan dengan paradigma enlightened selfinterest

yang menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka

Page 90: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

78

panjang hanyadapat dicapai jika perusahaan melakukan tanggung jawab

sosial kepada masyarakat

H4 : CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan dengan

Corporate Social Responsibility sebagai variabel moderasi

Alokasi dana CSR mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Desakan lingkungan perusahaan menuntut perusahaan agar menerapkan

strategi untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Strategi perusahaan

seperti CSR dapat dilakukan untuk memberikan image perusahaan yang

baik kepada pihak eksternal. Perusahaan dapat memaksimalkan modal

pemegang saham, reputasi perusahaan, dan kelangsungan hidup jangka

panjang perusahaan dengan menerapkan CSR. Telah disebutkan dalam UU

bahwa perusahaan yang aktivitasnya berhubungan dengan lingkungan

alam wajib menerapkan CSR. Perusahaan tidak hanya memandang laba

sebagai satu-satunya tujuan dari perusahaan tetapi ada tujuan yang lainnya

yaitu kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, karena perusahaan

mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba

untuk pemegang saham (Gray et. al. 2008).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Basir (2019), Negara (2019)

dan Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa CSR mampu memperkuat

hubungan dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan. Sejalan

Page 91: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

79

dengan penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2020) menyatakan bahwa

CSR mampu memperkuat hubungan dewan komisaris independen

terhadap nilai perusahaan.dikarenakan pengungkapan CSR bersifat

disclosure sehingga mempengaruhi dewan komisaris independen dalam

memperhatikan faktor CSR, sedangkan CSR juga dapat dilihat oleh para

pemegang saham dan masyarakat sehingga dapat menambah atau

mengurangi citra perusahaan yang dampaknya langsung terhadap nilai

saham.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Basir (2019), Negara (2019)

dan Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa CSR mampu memperkuat

hubungan komite audit terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan

tugas komite audit bersifat monitoring sehingga mempengaruhi

manajemen dalam memperhatikan faktor CSR, sedangkan CSR juga dapat

dilihat oleh para pemegang saham dan masyarakat sehingga dapat

menambah atau mengurangi citra perusahaan yang dampaknya langsung

terhadap nilai saham. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Prakoso (2020) menyatakan bahwa CSR tidak mampu memperkuat

hubungan komite audit terhadap nilai perusahaan. Jumlah anggota komite

audit yang semakin banyak bukan merupakan jaminan bahwa kinerja suatu

perusahaan juga meningkat. Anggota komite audit yang terlalu banyak

berakibat kurang baik bagi perusahaan karena akan ada banyak tugas atau

pekerjaan yang terpecah. Hal ini menyebabkan anggota komite audit

Page 92: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

80

kurang fokus dalam menjalankan tugasnya sehingga kinerja perusahaan

akan semakin memburuk. Selain itu, banyak dari komite audit belum

memahami peran utamanya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Negara (2019) menyatakan

bahwa CSR mampu memperkuat hubungan kepemilikan institusional

terhadap nilai perusahaan. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan

Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa CSR mampu memperkuat

hubungan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Hal

tersebut dikarenakan investor institusional akan memantau perkembangan

investasinya pada suatu perusahaan, yang akhirnya aka meningkatkan

pengendalian yang tinggi atas tindakan manajemen.

H5: CSR memperkuat hubungan Dewan Komisaris

Independen terhadap Nilai Perusahaan.

H6:CSR memperkuat hubungan Komite Audit terhadap Nilai

Perusahaan.

H7: CSR memperkuat hubungan Kepemilikan Institusional

terhadap Nilai Perusahaan.

Page 93: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

81

BAB III

METOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada tahun 2020. Guna

memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi berjudul

“Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan

dengan Corporate Social Responsibility sebagai variabel moderasi” maka

penelitian ini mengambil data sekunder berupa laporan keuangan dan

laporan tahunan dari perusahaan manufaktur yang bergerak pada sektor

barang konsumsi yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama

tahun 2016-2019 melalui situ www.idx.co.id

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, desain yang digunakan adalah hubungan

klausal. Hubungan klausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat

(Sugiyono, 2015). Jadi, di sini ada variabel independen (variabel yang

mempengaruhi) variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) Hubungan

klausal bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Variabel dependen yang

digunakan adalah Nilai Perusahaan, variabel independen yang digunakan

adalah Good Corporate Governance yang diproksikan menjadi proporsi

komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan instituisional, dan

dimoderasikan oleh Corporate Social Responsibility.

Page 94: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

82

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga

variabel independen, satu variabel dependen dan variabel moderasi.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan,

sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Good Corporate

Governance yang diprosikan menjadi proposi komisaris independen,

komite audit dan kepemilikan instituisional. Dan variabel moderasi yang

digunakan adalah Corporate Social Responsibility. Sesuai dengan rincian

di atas, maka terdapat lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2015). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Nilai Perusahaan. Nilai Perusahaan yang dimaksud

penelitian ini menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini merupakan konsep

yang berharga karena menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini

tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi dimasa

depan (Smither dan Wright, 2007) dalam Prasetyorini (2013), yaitu

harga saham ditambah hutang dibagi total aset. Tobin’s Q diukur

dengan perhitungan berikut:

Page 95: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

83

Tobin′s Q =

MVE + Debt

TA

Keterangan :

Q = Nilai Perusahaan

MVE = Closing Price x saham beredar (Nilai Ekuitas)

Debt = Total Hutang

TA = Total Aset

2. Variabel Indepeden (Variabel Bebas)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2015). Berikut ini adalah

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Proporsi Komisaris Independen (X1)

Perhitungan dewa komisaris diukur dengan menggunakan

jumlah komisaris independen pada perusahaan dibandingkan

dengan total komisaris yang ada pada perusahaan (Rahmawati et al,

2016). Rumus pengukuran rasio proporsi dewan komisaris adalah

sebagai berikut :

KOMIND = 𝒋𝒎𝒍 𝒂𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒂𝒏 𝑲𝒐𝒎.𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒖.

𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒂𝒏 𝑲𝒐𝒎.𝒑𝒆𝒓𝒖.X 100%

Page 96: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

84

b. Komite Audit (X2)

Tugas utama komite audit termasuk pemeriksaan dan

pengawasan tentang proses pelaporan keuangan dan control

internal. Anggota komte audit harus diangkat dari anggota dewan

komisaris yang tidak melaksanakan tugas-tugas eksekutif dan

terdiri atas paling sedikit tiga orang dan mayoritas harus

independen. Perhitungan komite audit diukur dengan

menggunakan jumlah komite audit perusahaan (Wijayanti Masitoh,

2018).

KA = 𝑱𝒎𝒍 𝒂𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝒌𝒐𝒎𝒊𝒕𝒆 𝒂𝒖𝒅𝒊𝒕 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒖𝒂𝒓

𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝑲𝒐𝒎𝒊𝒕𝒆 𝑨𝒖𝒅𝒊𝒕X 100%

c. Kepemilikan Institusional (X3)

Struktur kepemilikan institusi merupakan jumlah saham

beredar yang dimiliki oleh institusi atau badan. Institusi yang

dimaksud adalah bada usaha lain baik dalam negeri maupun luar

negeri, lembaga keuangan, yayasan, serta pemerintah. Struktur

kepemilikan institusi diukur dengan menggunakan rumus:

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐮𝐭𝐢𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥

=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚𝐗 𝟏𝟎𝟎%

d. Corporate Social Responsibility ( Z )

CSR dalam penelitian ini diprosikan menggunakan rasio

pengungkapan CSR atau CSR disclosure. Penelitian ini

menggunakan tabelchecklist dengan indikator pengungkapan CSR

Page 97: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

85

yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Indikator

pengungkapan CSR yang digunakan dalam penelitian ini adalah

indeks GRI G4 yang dibuat oleh GRI. Dalam guidelines standards

G4 mencakup 6 dimensi pelaporan, yaitu kinerja ekonomi,

lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, kinerja masyarakat

sosial, dan tangggung jawab produk dengan total keseluruhan

indikator 91 indikator (GRI, 2013).

Tabel 3.1

Indikator Indeks GRI G4

Indikator Jumlah Item

Ekonomi 9

Lingkungan 34

Tenaga Kerja dan KenyamananKerja 16

Hak Asasi Manusia 12

Masyarakat Sosial 11

Tanggung Jawab Produk 9

Total Item 91

Sumber : GRI G4, www.globalreporting.org, (2013)

Pengukurang pengungkapan CSR ini menggunakan

variabel dummy. Hal ini digunakan dengan mencocokkan

pengungkapan yang dilakukan dengan mencocokkan

pengungkapan yang dilakukan perusahaan dengan tabel checklist.

Apabila item dalam tabel checklist diungkapkan oleh perusahaan,

Page 98: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

86

maka diberi nilai 1, apabila tidak diungkapkan diberi nilai 0.

Kemudia semua item yang bernilai 1 dijumlahkan dan

dibandingkan dengan jumlah seluruh item pada tabel checklist.

Rumus pengukuran rasio poengungkapan CSR adalah sebagai

berikut:

CSRDI= ∑𝑿𝑿

𝑿 x 100%

Keterangan :

CSRDI = Pengungkapan CSR perusahaan

∑Xyi = Jumlah item bernilai satu pada perusahaan

n (n=91) = Jumlah seluruh item indikator pengungkapan CSR

Tabel 3.2

Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Nilai

Perusahaan(Y)

Tobin’s Q Tobin

′s Q =

MVE + Debt

TA

Rasio

Komisaris

Independen

(X2)

Jumlah Dewan

Komisaris

Independen

KOMIND= 𝒋𝒎𝒍 𝒂𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒂𝒏 𝑲𝒐𝒎.𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒖.

𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒂𝒏 𝑲𝒐𝒎.𝒑𝒆𝒓𝒖.X

100%

Rasio

Komite Audit

(X3)

Jumlah Komite

Audit KA=

𝑱𝒎𝒍 𝒂𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝒌𝒐𝒎𝒊𝒕𝒆 𝒂𝒖𝒅𝒊𝒕 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒖𝒂𝒓

𝑺𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝑨𝒏𝒈𝒈𝒐𝒕𝒂 𝑲𝒐𝒎𝒊𝒕𝒆 𝑨𝒖𝒅𝒊𝒕X

100%

Rasio

Page 99: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

87

Kepemilikan

Intitusional

(X4)

Jumlah

Kepemilikan

Instituisional

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐬𝐭𝐮𝐭𝐢𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥

=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚𝐗 𝟏𝟎𝟎%

Rasio

Corporate

Social

Responsibility

(Z1)

Corporate Social

Responsibility

Disclosure Index

CSRDI= ∑ 𝑿𝒊

𝒏 x 100%

Rasio

Sumber: Data diolah, 2020

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan kumpulan penelitian atau objek yang

akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang bergerak pada sektor barang konsumsi di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama tahun 2016-2019 sebanyak 34 perusahaan

(www.sahamok.com).

2. Sampel Penelitian

Pemelihan sampel menggunakan teknik purposive sampling

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2015). Sehingga perusahaan yang tidak sesuai dengan

kriteria yang ditentukan penelitian akan dikeluarkan dari sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor

Page 100: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

88

industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama 2016-2019.

Berikut adalah kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian

ini:

a. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2016-

2019.

b. Perusahaan yang konsisten mengungkapkan corporate social

responsibility untuk periode 2016-2019.

c. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan

dan laporan tahunan

d. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait dengan

variabel penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan teknik pengumpulan data arsip, yaitu mengumpulkan data

dari dokumen yang sudah ada. Dokumen berupa laporan keuangan dan

laporan tahunan yang diunduh dari www.idx.co.id selama periode 2016-

2019.

F. Metode Analisis

Seluruh penyajian dan analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan bantua program SPSS (Statistical Package for

Page 101: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

89

Social Science). Penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Moderate

Regression Analysis (MRA).

1. Analisis Desktriptif Statistik

Menurut Sugiyono (2015) analisis deskriptif merupakan statistik

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

cara yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini metode analisis yang

digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan

software SPSS 21.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi yang dipakai baik atau tidak (Ghozali, 2013). Terdapat 4 cara

untuk melakukan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji

multikolonieritas, uiji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi

Page 102: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

90

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil (Ghozali, 2013).

Cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu:

1) Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

antara data boservasi dengan distribusi yang mendkati distribusi

normal (Ghozali, 2013). Pada prinsipnya normalitas dapat

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonao dari grafik atau dengan melihat histogram residualnya

(Ghozali, 2013).

Dasar pengambilan keputusan:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola terdistribusi normal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukka pola distribusi normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 103: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

91

2) Analisis Statistik

Menurut Ghozali (2013) uji normalitas dengan grafik

dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan

normal, secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu,

dianjurkan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik

yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov

Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : data residual berdistribusi normal

HA : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar 0,05 maka H0

dapat diterima yang artinya data residual terdistribusi secara

normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujun untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharunya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

antar sesame variabel independen sama dengan nol (Ghozali,

2013).

Page 104: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

92

Menurut Ghozali (2013), untuk medeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat lihat dari nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, maka

tidak terjadi masalah multikolonieritas, artinya model regresi

tersebut baik.

2) Jika nilai tolerance di bawah 0,1 dan nilai VIF di atas 10, maka

terjadi masalah multikolonieritas, artinya model regresi

tersebut tidak baik.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas kebanyakan daya crossection

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang,

dan besar) (Ghozali, 2013).

Page 105: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

93

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknhya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y

sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu,

seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudia menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2013).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena obeservasi yang

beruntutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah

ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu obeservasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemuka pada

data tuntun waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang

individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada

Page 106: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

94

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali,

2013).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidak

autokorelasi, salah satunya dengan uji Durbin-Watson (DW test).

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat

satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya

intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel

lag di antara variabel independen.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA : ada autokorelasi (r ≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

Tabel 3.3

Kriteria Autokorelasi Durbin – Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tdk ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du

Tdk ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4

Tdk ada korelasi negatif No Decision 4 - du ≤ d ≤ 4 – dl

Tdk ada autokorelasi, positif dan negatif Tidak ditolak du < d < 4 – du

Sumber: Ghozali, 2016

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan pada

analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol ataupun tidak

Page 107: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

95

terkontrol (observasi). Sebuah hasil dapat dikatakan signifikan dalam

statstik jika kejadian tersebut hampit tidak mungkin disebabkan oleh

faktor yang kebetulan saja, namun sesuai dengan batas probabilitas

yang sudah ditemukan sebelumnya.

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

Kelemahan mendasar koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam

model. Oleh karena penelitian ini menggunakan banyak variabel

independen, maka penelitian ini menggunakan adjusted R2karena

lebih tepat untuk mengukur seberapa jauh dependen di terangkan

oleh variabel-variabel independen. Nilai adjusted R2dapat naik

atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam

model. Apabila dalam uji empiris terdapat adjusted R2 bernilai

negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.

Page 108: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

96

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel

independen atau variabel bebas yang ditetapkan dalam penelitian

memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2013). Uji signifikansi F dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan kriteria penolakan

atau penerimaan hipotesis sebagai berikut:

1) Jika signifikansi ≤ 0,05 berarti semua variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabeldependen.

2) Jika signifikansi ≥ 0,05 berarti semua variabel independen

secara bersama-sama tidak berpengaruhi terhadap variabel

dependen.

c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh

masing-masing variabel independen yang digunakan secara

individual dalam menjelaskan variabel-variabel dependen

(Ghozali, 2013). Uij t dapat dilakukan dengan melihat nilai

signifikansi t masing-masing variabel pada output hasil regresi

menggunakan SPSS dan signifances level 0,05 (α= 5%).

Adapun penerimaan atau penolakan hipotesis dari uji t

berdasarkan kriteria berikut

Page 109: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

97

1) Jika signifikansi ≤ 0,05 berarti variabel independen secara

individual memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

2) Jika signifikansi ≥ 0,05 berarti variabel independen secara

individual tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

4. Uji Regresi Linier Berganda

Penguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan multiple

regression (regresi berganda). Analisis ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh beberapa variabel independen (X) terhadap

variabel dependen (Y). Model regresi dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

FV = α + β1DKI + β2KA + β3KI + β4 CSR + ε

Keterangan :

FV = Firm Value

Α = Konstanta

β1β2 β3β4 = Koefisien regresi masing-masing

DKI = Variabel Dewan Komisaris Independen

KA = Variabel Komite Audit

KI = Variabel Kepemilikan Instituisional

CSR = Variabel Corporate Social Responsibility

E =Error

Page 110: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

98

5. Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate (Moderate Regression

Analysis)

Untuk mengidentifikasi ada tidaknya variabel moderasi, terdapat

dua metode yang dapat digunakan, yaitu analisis sub-group (sub

kelompok) dan moderated regression analysis (MRA). Pengujian

Moderate Regression Analysis (MRA) dapat dilihat dengan persamaan

berikut:

FV = α+ ß1 DKI * CSR + ß2 KA * CSR + ß3 KI * CSR + ε

Keterangan :

FV = Firm Value

Α = Konstanta

ß1 - ß4 = Koefisien Regresi yang menyatakan perubahan nilai Y

apabila terjadi perubahan nilai X

DKI = Dewan Komisaris Independen

KA = Komite Audit

KI = Kepemilikan Instituisional

CSR = Corporate Social Responsibility

Ε = Error

DKI*CS

R

= variabel interaksi antara dewan komisaris

independendan corporate social responsibility yang

menggambarkan pengaruh variabel moderasi, corporate

social responsibility terhadap hubungan dewan

komisaris independen dengan nilai perusahaan

Page 111: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

99

KA*CS

R

= variabel interaksi antara komite auditdan corporate

social responsibility yang menggambarkan pengaruh

variabel moderasi, corporate social responsibility

terhadap hubungan komite audit dengan nilai perusahaan

KI*CSR = variabel interaksi antara kepemilikan instituisional dan

corporate social responsibility yang menggambarkan

pengaruh variabel moderasi, corporate social

responsibilit terhadap kepemilikan instituisional dengan

nilai perusahaan

Page 112: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

100

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur

sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2016-2019. Tahun penelitian yang dipilih dalam

penelitian ini adalah tahun 2016-2019 agar waktu pengamatan panjang

sehingga peneliti dapat menganalisis perkembangan perusahaan selama

empat tahun berturu-turut. Pemelihan sampel dilakukan dengan metode

purposive sampling dengan seleksi kriteria pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Tabel Seleksi Sampel dengan Kriteria

No Keterangan Jumlah

Perusahaan

1 Perusahaan manufaktur sektor industri barang

komsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

untuk periode tahun 2016-2019.

34

2 Perusahaan manufaktur yang sudah tidak daftar di BEI

pada periode 2016-2019. (20)

3 Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait

dengan variabel penelitian

(3)

SAMPEL 11

DATA PENELITIAN X 4 TAHUN 44

Page 113: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

101

Tabel 4.2

Sampel Penelitian

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 DLTA Delta Djakarta Tbk

2 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

3 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

4 SKBM Sekar Bumi Tbk

5 SKLT Sekar Laut Tbk.

6 STTP Siantar Top Tbk.

7 ALTO Tri Banyan TirtaTbk

8 CEKA Wilmar Cahaya IndonesiaTbk.

9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

11 ULTJ Ulta Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk.

Sumber: Data diolah, 2021

Dari total perusahan manufaktur sektor industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2019 jumlah

perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut untuk periode tersebut

berjumlah 34 perusahaan. Dari 34 perusahaan terdapat 20 perusahaan yang

delisting dan laporan tahunan, dan terdapat juga 3 perusahaan yang tidak

memiliki data lengkap terkait dengan variabel penelitian, Berdasarkan data

tersebut maka perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel

adalah sebanyak 11 perusahaan dengan periode 4 tahun sehingga jumlah

sampel penelitian adalah sebanyak 44. Adapun daftar perusahaan yang

menjadi sampel penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 1.

Page 114: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

102

B. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan sebuah gambaran suatu data

dengan menggunakan nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai

minimum dan standar deviasi (std. dev) dari masing-masing variabel

dalam penelitian. Berikut adalah hasil statistik deskriptif yang terdiri dari

variabel teknik analisis data dalam menguji variabel-variabel pada

penelitian ini menggunakan softwarepengolahan data SPSS (Statistical

Program for Social Science).

Tabel 4.3

Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimu

m

Maximu

m Mean

Std.

Deviation

DKI 44 .30 1.00 .7659 .26320

KA 44 .30 .70 .5909 .18020

KI 44 .10 1.00 .7023 .28893

Tobin’s Q 44 .20 3.90 1.6591 1.07947

CSR 44 44.00 92.30 64.8500 14.89788

Valid N

(listwise) 44

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Dari hasil pengujian statistik deksriptif pada tabel 4.3 diatas, maka

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 115: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

103

1. Nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari varibel

Dewan Komisaris Independen (DKI) masing-masing sebesar 0,30,

1,00, 0,7659 dan 0,26320. Nilai standar deviasi variasi DKI lebih kecil

dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data Dewan Komisaris

Independen bersifat homogen perusahaan yang memperoleh nilai

minimum adalah PT Sekar Laut Tbk. Perusahaan yang memperoleh

nilai maksimum adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Siantar Top Tbk, PT

Tri Banyan Tirta Tbk dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

2. Nilai minimum, maksimum rata-rata dan standar deviasi Komite Audit

(KA) masing-masing sebesar 0,30, 0,70, 0,5909 dan 0,18020. Nilai

standar deviasi Komite Audit lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini

menunjukkan data Komite Audit bersifat homogen. Perusahaan yang

memperoleh nilai minimum adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk,

PT Ultra Jaya Milky Industry & Trading Company Tbk dan PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Perusahaan yang memperoleh

nilai maksimum adalah PT Delta Djakarta Tbk, PT Multi Bintang

Indonesia Tbk, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT Sekar Bumi

Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Siantar Top Tbk, PT Tri Banyan Tirta

Tbk dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

3. Nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi Kepemilikan

Institusional (KI) masing-masing sebesar 0,10, 1,00, 0,7023 dan

Page 116: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

104

0,28893. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini

menunjukkan bahwa data Kepemilikan Institusional bersifat homogen.

Perusahaan yang memperoleh nilai minimum adalah PT Delta Djakarta

Tbk. Perusahaan yang memperoleh nilai maksimum adalah PT Nippon

Indosari Corpindo Tbk.

4. Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi Nilai

Perusahaan (Tobin’s Q) masing-masing sebesar 0,20, 3,90, 1,6591 dan

1,07947. Nilai standar deviasi Nilai Perusahaan lebih kecil dari nilai

rata-rata, hal ini menunjukkan bahwa data Nilai Perusahaan bersifat

homogen. Perusahaan yang memperoleh nilai minimum adalah PT

Delta Djakarta Tbk. Perusahaan yang memperoleh nilai maksimum

adalah PT Indofood CBP Sukses Makmum Tbk.

5. Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi Corporate

Social Responsibility (CSR) masing-masing sebesar 44,00, 92,30,

64,8500 dan 14,89788. Nilai standar deviasi Corporate Social

Responsibility lebih kecil dari nilai rata-rata, hal ini menunjukkan

bahwa data Corporate Social Responsibility bersifat homogen.

Perusahaan yang memperoleh nilai minimum adalah PT Indofood

Sukses Makmur Tbk, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT Sekar

Laut Tbk dan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Perusahaan yang

memperoleh nilai maksimum adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk.

Page 117: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

105

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan dalam menguji apakah suatu model

regresi dengan ketiga variabel yang ada memiliki distribusi data yang

normal atau tidak (Sugiyono, 2015). Uji normalitas dalam penlitian ini

menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test, dengan tingkat

signifikan 5%. Hasil uji normalitas untuk seluruh model penelitian

dengan jumlah data sebesar 44 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 44

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std.

Deviation .74738604

Most Extreme

Differences

Absolute .106

Positive .106

Negative -.099

Test Statistic .106

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Dari uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test diatas, dihasilkan

nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Hasil tersebut dapat

Page 118: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

106

disimpulkan bahwa data residual dalam model regresi ini terdisbutor

normal karena nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas 0,05.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Dalam model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadinya korelasi antara variabel

independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di

dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai uji VIF dan tolerance.

Hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

.788 1.269

.870 1.149

.942 1.061

.922 1.084

a. Dependent Variable: TobinsQ

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada nilai tolerance >0,1

dan VIF dibawah 10. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa seluruh

variabel independen pada penelitian ini tidak ada gejala

multikolonieritas.

Page 119: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

107

3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya (Sugiyono, 2015). Uji heterokedastisitas

menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil uji heterokedastisitas adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Heterokedastisitas

Correlations

DKI KA KI CSR

Unstandardized

Residual

Spea

rman

's r

ho

DKI Correlation

Coefficient 1.000 .403** .107 -.252 -.101

Sig. (2-tailed) . .007 .490 .099 .515

N 44 44 44 44 44

KA Correlation

Coefficient .403** 1.000 .053 -.151 -.044

Sig. (2-tailed) .007 . .732 .328 .776

N 44 44 44 44 44

KI Correlation

Coefficient .107 .053 1.000 .115 -.180

Sig. (2-tailed) .490 .732 . .458 .242

N 44 44 44 44 44

CSR Correlation

Coefficient -.252 -.151 .115 1.000 -.009

Sig. (2-tailed) .099 .328 .458 . .954

Page 120: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

108

N 44 44 44 44 44

Un

stan

dard

ize

d R

esid

ual

Correlation

Coefficient -.101 -.044 -.180 -.009 1.000

Sig. (2-tailed) .515 .776 .242 .954 .

N 44 44 44 44 44

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Dari analisis uji heterokedastisitas diatas, pada hasil uji

Spearman’s rho nilai signifikan masing-masing variabel independen

>0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat gejala

heterokedastisitas dalam model regresi dan dapat dapat digunakan

untuk analisis selanjutnya.

4. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model

regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t)

dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1) (Ghozali, 2016). Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi penelitian ini menggunakan uji

Durbin-Watson (DW-test) yaitu du<dw<4-dl maka tidak ada autokorelasi

positif atau negatif.

Page 121: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

109

Tabel 4.7

Uji Autokorelasi

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa nilai Durbin-

Watson (d) dari uji autokorelasi sebesar 0,637 dimana nilai du 1,720 dan

nilai dl 1,326. Nilai Durbin-Watson terletak 0<0,637<1,720 sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model

MRA (Moderate Regression Analysis). Analisis digunakan untuk

menentukan hubungan Good Corporate Governance terhadap Nilai

perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai moderasi.

1. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square)

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variabel

dependen. Pada tabel akan disajikan hasil uji koefisien determinasi

(Adjusted- R Square) pada penelitian ini.

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .722a .521 .471 .78478 .637

a. Predictors: (Constant), CSR, KI, KA, DKI

b. Dependent Variable: TobinsQ

Page 122: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

110

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted- R Square)

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Tabel 4.8 diatas menjelaskan bahwa variabel Nilai Perusahaan

dapat dijelaskan oleh variabel lainnya, seperti Dewan Komisaris

Independen, Komite Audit dan Kepemilikan Institusional sebesar

0,471 atau sekitar 47,1%. Sedangkan sisanya sebesar 52,9%

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam

penelitian ini, seperti kebijakan dividen, kebijakan hutang, ukuran

perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kinerja keuangan dan lain

sebagainya.

2. Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk menguji apakah model yang

digunakan pada penelitian ini sudah signifikan. Apabila nilai

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .722a .521 .471 .78478

a. Predictors: (Constant), CSR, KI, KA, DKI

b. Dependent Variable: TobinsQ

Page 123: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

111

signifikansi <0,05, maka model ini dapat dinyatakan signifikan. Tabel

ini menyajikan hasil uji statistik F pada penelitian ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 26.087 4 6.522 10.589 .000b

Residual 24.019 39 .616

Total 50.106 43

a. Dependent Variable: TobinsQ

b. Predictors: (Constant), CSR, KI, KA, DKI

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung

sebesar 10,589 dengansig. sebesar 0,00. Karena nilai sig. lebih kecil

dari 0,05 danFhitung (10,589) < Ftabel (2,84 (df1= 4 - 1; df2= 44 – 4)),

dapat dikatakan bahwa Dewan Komisaris Independen, Komite Audit,

Kepemilikan Institusional berpengaruh secara simultan terhadap Nilai

Perusahaan.

3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya untuk menujukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen/penjelas yang secara individu

dalam menjelaskan variasi dependen. Apabila nilai signifikansi

Page 124: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

112

variabel depende nya (Sugiyono, 2015). Berikut hasil uji statistik t

yang disajikan pada tabel 4.10

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikan Parameter Individual ( Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.476 .822 5.446 .000

DKI 1.161 .512 .283 2.267 .029

KA -4.383 .712 -.732 -6.157 .000

KI .134 .427 .036 .315 .754

CSR -.019 .008 -.258 -2.232 .031

a. Dependent Variable: TobinsQ

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, maka dapat diketahui hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial,

dengan nilai alpha 0,05 dan nilai ttabel sebesar 2,022 (df = 44 – 4 – 1;

0,05), berikut penjelasannya:

1. Variabel Dewan Komisaris Independen (Sig = 0,029 & thitung =

2,267)

Nilai Sig (0,029<0,05)

Nilai thitung (2,267 > 2,022)

Artinya, H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa koefisien varibel dewan komisaris

independen (X1) secara parsial memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel Nilai Perusahaan.

Page 125: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

113

2. Variabel Komite Audit (Sig = 0,00 & thitung = 6,157)

Nilai Sig (0,00<0,05)

Nilai thitung (6,157>2,022)

Artinya, H2 diterima dan H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa koefisien variabel Komite Audit (X2) secara

parsialmemiliki pengaruh terhadap variabel Nilai Perusahaan.

3. Variabel Kepemilikan Institusional (Sig = 0,754 & thitung 0,315)

Nilai Sig (0,754>0,05)

Nilai thitung (0,315<2,022)

Artinya, H3 ditolak dan H0 diterima sehingga dapat

disimpulkan bawa koefisien variabel Kepemilikan Intitusional

(X3) secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel

Nilai Perusahaan.

4. Variabel Corporate Social Responsibility (Sig = 0,031 & thitung =

2,232)

Nilai Sig (0,031<0,05)

Nilai thitung (2,232>2,022)

Artinya H4 diterima dan H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa koefisien variabel Corporate Social Responsibility (H4)

secara parsialmemiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Page 126: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

114

4. Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 4.11

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 4.476 .822

DKI 1.161 .512

KA -4.383 .712

KI .134 .427

CSR -.019 .008

a. Dependent Variable: TobinsQ

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2021

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

Tobin’s=4,476 + 1,161 DKI – 4,383 KA + 0,134 KI – 0,019 CSR

Keterangan:

Tobin’s Q = Nilai Perusahaan

DKI = Dewan Komisaris Independen

KA =Komite Audit

KI = Kepemilikan Institusional

CSR = Corporate Social Responsibility

Page 127: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

115

Berdasarkan hasil regresi yang dapat diartikan hubungan antar

variabel independen dan dependen, baik secara parsial maupun

simultan, berikut penjelasannya:

A = 4,476 artinya, jika tidak ada perubahan pada dewan komisaris

independen, komite audit, kepemilikan intitusional dan CSR

yang termasuk dalam variabel bebas. maka nilai perusahaan

sebesar 4,476 sebagai nilai konstan untuk variabel terikat.

DKI = 1,161 artinya, setiap penambahan dewan komisaris

independen akan mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan

sebesar 1,161.

KA = -4,383 artinya, setiap penambahan komite audit akan

mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan sebesar -4,383.

KI = 0,134 artinya, setiap penambahan kepemilikan institusional

akan mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan sebesar

0,134.

CSR = -0,019 artinya, setiap penambahan ekuitas merek akan

mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan sebesar -0,019.

Ε = Error

5. Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Moderated Regression Analysis berbeda dengan analisis

subkelompok, karena menggunakan pendekatan analitik yang

Page 128: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

116

mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk

mengontrol pengaruh variabel moderasi.

Tabel 4.12

Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.914 6.275 -.464 .645

DKI -10.795 4.267 -2.632 -2.530 .016

KA 5.227 10.146 .873 .515 .610

KI -3.502 1.695 -.937 -2.067 .046

CSR -.078 .069 -1.074 -1.124 .269

DKIxCSR 7.085 2.685 2.786 2.639 .012

KAxCSR -4.604 5.692 -1.550 -.809 .424

KIxCSR 1.834 .790 1.146 2.323 .026

a. Dependent Variable: TobinsQ

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2021

Page 129: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

117

Pada tabel 4.12 telah digambarkan hasil uji MRA terhadap variabel

Corporate Social Responsibility yang menunjukkan tingkat signifikansi

sebesar 0,012, 0,424, dan 0,026. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

moderasi Corporate Social Responsibility pada penelitian ini tidak

mendukung hipotesis keenam (H6). Karena tingkat signifikansi yang

dihasilkan >0,05, tetapi mendukung hipotesis ke 5 & 7 karena nilainya

tidak <0,05.

E. Pembahasan

1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai

Perusahaan

Hasil uji hipotesis berdasar tabel menunjukkan bahwa variabel

Dewan Komisaris Independen memiliki tingkat signifikansi sebesar

0,029. Hal ini berarti bahwa penelitian ini mendukung hipotesis

pertama (H1), karena tingkat signifikansi yang dihasilkan <0,05.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Basir (2019),

Nanggolan & Wardayani (2020), Prakoso (2020) menyatakan bahwa

terdapat pengaruh dewan komisaris independen terhadap nilai

perusahaan, hal ini sesuai dengan agency theory, dimana perusahaan

menjaga hubungan dengan pemilik modal (Stockholders) dengan

meningkatan nilai perusahaan melalui peningkatan harga saham.

Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh

Febryawan, dkk (2019) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

Page 130: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

118

dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena,

dewan komisaris independen bertindak sebagai pengawas manajemen

dalam suatu perusahaan. Komisaris independen dapat mengontrol

manajer untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan.

Hal ini menunjukkan pengawasan yang dilakukan oleh komisaris

independen tidak mempengaruhi perilaku manajer dalam upaya

meningkatkan kinerja perusahaan. Keberadaan komisaris independen

dalam perusahaan hanya dapat memantau dan meningkatkan

perusahaan dalam melaksanakan good corporate governance.

2. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan

Hasil uji hipotesis berdasarkan menunjukkan bahwa variabel

Komite Audit memiliki tingkat pengaruh signifikan sebesar 0,00. Hal

ini berarti bahwa penelitian ini mendukung hipotesis kedua (H2),

karena tingkat signifikansi yang dihasilkan <0,05.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Basir (2019),

Negara (2019), Prakoso (2020) dan Widyaningsih (2018) menyatakan

bahwa terdapat pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan. Hal

ini dikarenakan jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan

harus disesuaikan sesuai dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap

selalu memperhatikan unsure efektivitas dalam proses pengambilan

keputusan sehingga memberikan kontribusi dalam nilai perusahaan dan

juga kualitas laporan keuangan.

Page 131: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

119

Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh

Soedaryono & Riduifana (2017) menyatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan. Jumlah komite audit

dapat mempengaruhi nilai perusahaan, kemungkinan karena peran

komite audit dalam melakukan internal control dapat menambah nilai

saham perusahaan yang akan berakibat pada nilai perusahaan yang

diproksikan pada kemampuan perusahaan dalam mengelola nilai

sahamnya. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa seberapa banyaknya

frekuensi komite audit mengadakan rapat dalam perusahaan dalam

kurun waktu satu tahun maka tidak akan mempengaruhi nilai

perusahaan.

3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Hasil uji hipotesis berdasar tabel menujukkan bahwa variabel

Kepemilikan Institusional tidak memiliki tingkat pengaruh signifikan

sebesar 0,754. Hal ini berarti bahwa penelitian ini tidak mendukung

hipotesis ketiga (H3), karena tingkat signifikansi yang dihasilkan

>0,05. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang terdaftar di

hipotesis, tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jamil, dkk

(2019) menyatakan bahwa kepemilikan institusional belum mampu

menjadi mekanisme pengawasan pada nilai perusahaan sehingga belum

Page 132: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

120

ada dampaknya. Adanya asimetri informasi antar investor dengan

manajer menyebabkan investor belum tentu sepenuhnya memiliki

informasi yang dimiliki oleh manajer (sebagai pengelola perusahaan)

sehingga manajer sulit dikendalikan oleh investor institusional.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Negara (2019) dan

Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa terdapat pengaruh

kepemilikan instituisional terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi

tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat

pengendalian yang dilakukan pihak eksternal terhadap perusahaan

sehingga agency cost yang terjadi didalam perusahaan semakin

berkurang dan nilai perusahaan juga semakin meningkat.

4. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai

Perusahaan

Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel menunjukkan bahwa variabel

Corporate Social Responsibility memiliki tingkat pengaruh signifikan

sebesar 0,031. Hal ini berarti bahwa penelitian ini mendukung

hipotesis keempat (H4), karena tingkat signifikansi yang dihasilkan

sebesar <0,05. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap Nilai

Perusahaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh, Soedaryono & Riduifana

(2017) dan Mukhtaruddin, dkk (2019). Hal ini sejalan dngan paradigm

Page 133: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

121

enlightened selfinterest yang menyatakan bahwa stabilitas dan

kemakmuran ekonomu jangka panjang hanya dapat dicapai jika

perusahaan melakukan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.

5. Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan

Corporate Social Responsibility sebagai variabel moderasi

Hasil uji hipotesis berdasarkan tabel menunjukkan bahwa variabel

dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan institusional

secara berturut-turut memiliki tingkat pengaruh signifikan sebesar 0,012,

0,424 dan 0,026. Hal ini berarti bahwa Corporate Social Responsibility

memperkuat antara dewan komisaris independen dan kepemilikan

institusional terhadap Nilai Perusahaan, tetapi corporate social

responsibility memperlemah hubungan antara komite audit terhadap nilai

perusahaan. Jadi penelitian ini mendukung hipotesis kelima dan

ketujuh, tetapi tidak mendukung untuk hipotesis keenam.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Basir (2019),

Negara (2019) dan Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa CSR mampu

memperkuat hubungan dewan komisaris independen terhadap nilai

perusahaan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Prakoso

(2020) menyatakan bahwa CSR mampu memperkuat hubungan dewan

komisaris independen terhadap nilai perusahaan dikarenakan

pengungkapan CSR bersifat disclosure sehingga mempengaruhi dewan

Page 134: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

122

komisaris independen dalam memperhatikan faktor CSR, sedangkan CSR

juga dapat dilihat oleh para pemegan saham dan masyarakat sehingga

dapat menambah atau mengurangi citra perusahaan yang dampaknya

langsung terhadap nilai saham.

Sejalan penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2020) menyatakan

bahwa CSR tidak mampu memperkuat hubungan antara komite audit

terhadap nilai perusahaan. Jumlah anggota komite audit yang semakin

banyak bukan merupakan jamina bahwa kinerja suatu perusahaan juga

meningkat. Anggota komite audit yang terlalu banyak berakibat kurag baik

bagi perusahaan karena akan ada banyak tugas atau pekerjaan yang

terpecah. Hal ini menyebabkan anggota komite audit kurang fokus dalam

menjalankan tugasnya sehingga kinerja perusahaan akan semakin

memburuk. Selain itu, banyak dari komite audit belum memahami peran

utamanya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Basir (2019), Negara (2019) dan

Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa CSR mampu memperkuat

hubungan komite audit terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan

tugas komite audit bersifat monitoring sehingga mempengaruhi

manajemen dalam memperhatikan faktor CSR, sedangkan CSR juga dapat

dilihat oleh para pemegang saham dan masyarakat sehingga dapat

menambah atau mengurangi citra perusahaan yang dampaknya langsung

terhadap nilai saham.

Page 135: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

123

Sejalan penelitian yang dilakukan oleh Negara (2019) menyatakan

bahwa CSR mampu memperkuat hubungan kepemilikan institusional

terhadap nilai perusahaan. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan

Widyaningsih (2018) menyatakan bahwa CSR mampu memperkuat

hubungan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Hal ini

tersebut dikarenakan investor institusional akan memantau perkembangan

investasinya pada suatu perusahaan, yang akhirnya akan meningkatkan

pengendalian yang tinggi atas tindakan manajemen.

Page 136: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

124

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dewan

Komisaris Independen, Komite Audit dan Kepemilikan Institusional

terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai

variabel moderasi pada perusahaan manufaktur sub sektor barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-

2019. Pada variabel Good Corporate Governance yang digunakan yaitu

dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan institusional.

Dengan menggunakan MRA (Moderate Regression Ananlysis), hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Basir (2019), Nanggolan &

Wardayani (2020) dan Prakoso (2020).

2. Komite Audit berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian

ini sesuai dengan Basir (2019), Negara (2019), Prakoso (2019) dan

Widyaningsih (2018).

3. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Jamil et al (2019).

Page 137: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

125

4. Corporate Social Responsibility memperkuat hubungan Dewan

Komisaris Independen dengan Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini

sesuai dengan Basir (2019), Negara (2019) dan Widyaningsih (2018).

5. Corporate Social Responsibility memperlemah hubungan Komite

Audit dengan Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Prakoso (2020).

6. Corporate Social Responsibility memperkuat hubungan Kepemilikan

Institusional dengan Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai

dengan Negara (2019).

B. Saran

Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis

baik secara teoritis maupun praktisi masih terbatas. Penulis berharap untuk

penelitian di masa mendatang agar dapat menyajikan hasil penelitian yang

lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan di antaranya:

1. Masih terdapat keterbatasan good corporate governance dan corporate

social responsibility dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan, dilihat dari nilai koefisien determinasi cukup rendah.

Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel

independen yang diduga dapat mempengaruhi nilai perusahaan, seperti

kebijakan dividen, kebijakan hutang, ukuran perusahaan, pertumbuhan

perusahaan, kinerja keuangan dan lain sebagainya.

Page 138: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

126

2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih memperluas wilayah penelitian,

tidak hanya dominan pada perusahaan manufaktur agar mendapatkan

hasil penelitian yang lebih luas dan umum.

Page 139: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

127

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R., Malik, E., Pratiwi, E. T., Abdullah, L. O. D., Sulili, A., &

Heliawaty. (2019). Influence of corporate social responsibility on company

performance. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.

Agustia, D. (2013). Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash

Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Dan

Keuangan, 15(1), 27–42.

Agustiningsih, S. W., Sulistyaningsih, C. R., & Purwanto, P. (2016). Pengaruh

Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Di Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 16(1), 27–31.

Anita Wijayanti, Endang Masitoh, S. M. (2018). Pengaruh Corporate Governance

Terhadap Tax Avoidance (Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI).

Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Airlangga, 3(1), 322–340.

Arinta, Y. N. (2019). Pengaruh Corporate Gorvenance Islam terhadap Tax

Avoidance. BISNIS : Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 6(2), 69.

Astuti, T. P., & Aryani, Y. A. (2017). Tren Penghindaran Pajak Perusahaan

Manufaktur Di Indonesia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2001-2014. Jurnal

Akuntansi, 20(3), 375–388.

Badan Pusat Statistik (2019)."Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur".

https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/02/03/1739/pertumbuhan-produksi-

ibs-tahun-2019-naik-4-01-persen-dibandingkan-tahun-2018.html.

Basir (2019). Alokasi Dana CSR Sebagai Variabel Moderasi Antara Penerapan

Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sub

Sektor Perbankan. Journal of Business Administration 3 (2), 205-218.

Page 140: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

128

Bintara, R (2020). Asean Corporate Governance Scorecard, Financial

Performance and Disclosure of Corporate Social Responsibility on Firm

Value. EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR),

6(7).

Chen, T., & Lin, C. (2017). Does Information Asymmetry Affect Corporate Tax

Aggressiveness? Journal of Financial and Quantitative Analysis, 52(5),

2053–2081.

Deegan, C. (2002). The Legitimising Effect of Social and Environmental

Disclosures – A Theoretical Foundation. Accounting, Auditing &

Accountability Journal, 15(8), 282–311.

Famiola, M., & Adiwoso, S. A. (2016). Corporate social responsibility diffusion

by multinational subsidiaries in Indonesia: Organisational dynamic and

institutional effect. Social Responsibility Journal, 12(1), 117–129.

Febryawan, A., & Rahayu, Y. I., & Alfiana (2021). Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR dan GCG Sebagai

Variabel Moderasi. Conference on Economic and Business Innovation.

Fitri, W. A., Hapsarai, D. P., & Haryadi, E. (2017a). Pengaruh Leverage,

Komisaris Independen Dan Corporate Social Responsibility Terhadap

Penghindaran Pajak. J u m a U N S E R A, 3(4), 20–30.

Fitri, W. A., Hapsarai, D. P., & Haryadi, E. (2017b). Pengaruh Leverage,

Komisaris Independen Dan Corporate Social Responsibility Terhadap

Penghindaran Pajak. J u m a U N S E R A, 20–30.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. (2002). Peranan Dewan Komisaris

Dan Komite Audit Dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola

Perusahaan). In Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance).

Page 141: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

129

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.

(Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

GRI. (2013). G4 Sustainability Reporting Guidelines - Part 1: Reporting

Principles and Standard Disclosures. Global Reporting Initiative.

Hamdani, M., & Nupikso, G. (2016). Peningkatan Kinerja Keuangan dan Harga

Saham melalui Pengungkapan Penerapan Good Corporate Governance

(GCG) dan Ukuran Perusahaan pada BUMN Go Publik. Jurnal Manajemen

Dan Organisasi, 7(1), 63-74.

Handayani, R. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan

Institusional dan Corporate Social Responsibility terhadap Tax Avoidance di

Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 8(3), 114–131.

Hanggraeni, D. (2014). Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk

Management) dan Good Corporate Governance. Penerbit Universitas

Indonesia.

Hanlon, G., & Fleming, P. P. (2009). Updating the Critical Perspective on

Corporate Social Responsibility. Sociology Compass, 3(6), 937–948.

Hanlon, M., & Heitzman, S. (2010). A review of tax research. Journal of

Accounting and Economics, 50(2–3), 127–178.

Hanum, H. R. (2013). Pengaruh Karakteristik Corporate Governance Terhadap

Effective Tax Rate. Diponegoro Journal of Accounting, 2(2), 1–10.

Hanum, H. R., & Zulaikha. (2015). Pengaruh Karakteristik Corporate Governance

Terhadap Luas Pengungkapan CSR., 2(2), 1–10.

Harahap, H. (2018). The Influence of Information Asymmetry on Earnings

Management With Good Corporate Governance (GCG) as the Moderating

variable. The Indonesian Accounting Review, 7(1), 61–68.

Page 142: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

130

Haynes, K., Murray, A., & Dillard, J. (2012). Corporate social responsibility. In

Corporate Social Responsibility: A Research Handbook.

Hidayati, N., & Fidiana. (2017). Pengaruh Corporate Governance Social

Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Pengindaran Pajak.

Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(3), 1053–1070.

Huang, X. B., & Watson, L. (2015). Corporate social responsibility research in

accounting. Journal of Accounting Literature, 34(5), 1–16.

www.idx.co.id

Jamil, S et al. (2019). Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai

Perusahaan Dimoderasi Oleh Corporate Social Responsibility. Jurnal

Eksplorasi Akuntasi 1(1), 487-503, 2019

Jensen, M., & Meckling, W. (2012). Theory of the firm: Managerial behavior,

agency costs, and ownership structure. In The Economic Nature of the Firm:

A Reader, Third Edition (pp. 283–303).

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2011). Pedoman Good Corporate

Governance Perusahaan Konsultan Aktuaria Indonesia. KNKG, Indonesia.

Kuznetsov, A., & Kuznetsovau, O. (2012). Business Legitimacy and Corporate

Social Responsibility in the Russian Context. International Studies of

Management and Organization, 42(3), 35-48.

Lanis, R., & Richardson, G. (2012). Corporate social responsibility and tax

aggressiveness: An empirical analysis. Journal of Accounting and Public

Policy, 31(1), 86–108.

Mahardhika, Wayan A. (2020). "Industri Manufaktur Diyakini Tumbuh 5,3

Persen Pada 2020" diakses pada 12 Mei 2021 dari:

Page 143: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

131

https://money.kompas.com/read/2020/01/06/182822826/industri-manufaktur-

diyakini-tumbuh-53-persen-pada-2020

Maraya, A. D., & Yendrawati, R. (2016b). Pengaruh Corporate Governance dan

corporate social responsibility disclosure terhadap tax avoidance: studi

empiris pada perusahaan tambang dan CPO. Jurnal Akuntansi & Auditing

Indonesia, 20(2), 147–159.

Marius, M., A., & Masri, I. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance dan

Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Konferensi

Ilmiah Akuntansi IV, 2-3 Maret 2017.

Moir, L. (2001). What Do We Mean by Corporate Social Responsibility?

Corporate Governance, 1(2), 16–22.

Mughal, M. M. (2012). Reasons of Tax Avoidance and Tax Evasion: Reflections

from Pakistan. Journal of Economics and Behavioral Studies, 4(4), 217–222.

Mukhtaruddin et al. (2019) Good Corporate Governance, Corporate Social

Responsibility, Firm Value, and Financial Performance as Moderating

Variabel. Indonesian Journal of Sustainability Accounting and Management.

Murphy, D., & Ng’ombe, A. (2009). Corporate social responsibility. In Corporate

Social Responsibility and Urban Development: Lessons from the South (pp.

7–33).

Nainggolan, I., M., & Wardayani. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Good Coraporate Governance dan

Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderasi. Civitas: Jurnal

Studi Manajemen, 2(1) 20-25.

Nathan, A. J., & Scobell, A. (2012). How China sees America. In Foreign Affairs

(Vol. 91, Issue 5, pp. 33–47).

Page 144: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

132

Negara, I., K. (2019). Analisis Pengaruh Good Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai

Variabel Pemoderasi Studi Pada Indeks SRI-KEHATI yang Listed di BEI.

Nationally Accredited Journal. Jurnal Magister Manajemen, Universitas

Mataram. 8(1) 2019.

Ngadiman, N., & Puspitasari, C. (2017). Pengaruh Leverage, Kepemilikan

Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax

Avoidance) Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia 2010-2012. Jurnal Akuntansi, 18(3), 408–421.

Nuur, N., & Murni, S. R. I. (2009). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Earningss Response Coefficient Pada Perusahaan

High Profile. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 11(1), 1–18.

Octaviani, L. (2013). Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Kebijakan Utang

Terhadap Kepemilikan Manajerial Pada Badan Usaha Sektor Non Keuangan

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2007-2011. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1), 1–15.

Pohan, C. A. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan

Bisnis. Akarta: PT Gramedia.

Pradipta, D. H., & Supriyadi. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility

(CSR), Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap Praktik

Penghindaran Pajak. Kompartemen Jurnal Ilmiah Akuntansi.

Prof. Dr. Mardiasmo, Mba., A. (2011). Perpajakan Edisi Terbaru 2016. In

Penerbit ANDI.

Prakoso, M., A., B. (2020). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan dengan Variabel Pemoderasi Pengungkapan CSR Pada

Page 145: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

133

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI (2016-2018). Jurnal Akuntansi

Universitas Trisakti.

Rahayu, N. (2017). Pengaruh Tax Amnesty Dan Sanksi Pajak Terhadap.

Akuntansi Dewantara, 1(1), 15–30.

Rahmawati, A., Endang, M. G. W., & Agusti, R. R. (2016). Pengaruh

pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Corporate Governance

Terhadap Tax Avoidance (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI Periode 2012-2014). Jurnal Perpajakan (JEJAK),4(1)64-

75.

Ratmono, D., & Sagala, W. M. (2015). Pengungkapan Corporate Social

Responsibility (Csr) Sebagai Sarana Legitimasi: Dampaknya Terhadap

Tingkat Agresivitas Pajak. Jurnal Nominal, 4(2), 16–30.

Saputra, R. (2019). Penghindaran Pajak. Journal of Chemical Information and

Modeling, 53(9), 1689–1699.

Sari, D., & Tjen, C. (2016). Corporate Social Responsibility Disclosure,

Environmental Performance, and Tax Aggressiveness. International

Research Journal of Business Studies, 9(2), 93–104.

Sasmita, S. N. A. (2006). Pelaporan Kewajiban Perpajakan Di Semarang ( Studi

UMKM Di Kota Semarang ). U niversitas Negeri Semarang.

Siregar, S. V. N. ., & Utama, S. (9 C.E.). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba

(Earnings Management). The Indonesian Journal of Accounting Research,

3(September), 475–490.

Sitorus, G. C. T., & Mangoting, Y. (2014). Pengaruh Pengungkapan Corporate

Social Responsibility Terhadap Profit Perusahaan Consumer Goods di

Indonesia Tahun 2010 - 2012. Tax and Accounting Review, 4(1), 1–12.

Page 146: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

134

Soedaryono, B. & Riduifana, D. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Corporate Social Responsibility. Media

Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, 13(1) April 2013.

Sudana, I. M., & Arlindania, P. A. (2011). Corporate Governance Dan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go-Public

Di Bursa Efek Indonesia. Journal of Theory and Applied Management, 4(1),

37–49.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung:PT Alfabeta.

Suprasto, P. D. S. & B. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Kualitas Audit, Dan Kepemilikan Institusional Pada Agresivitas Pajak. E-

Jurnal Akuntansi, 2017(1), 1349–1377.

Supriatna, N., & M. Kusuma, A. (2009). Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 1(1), 1–10.

Sutedi, A. (2012). Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika. Jakarta:

Sinar Grafika.

Suwito, E., & Herawaty, A. (2005). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Tindakan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi, 15(16), 136–146.

Tahar, A., & Rachmawati, D. (2020). Pengaruh Corporate Governance,

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Penghindaran

Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2014-2017). Kompartemen Jurnal Ilmiah Akuntansi,

18(1), 98–115.

Triwahyuningtias, M. (2012). Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran

Dewan, Komisaris Independen, Likuiditas, Dan Laverage Terhadap

Page 147: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

135

Terjadinya Financial Distress. Semarang , Skripsi, Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro.

UN Global Compact. (2000). The ten principles of global compact. United

Nations Global Compact.

Widyaningsih, D. (2018). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,

Komisaris Independen, Serta Komite Audit Pada Nilai Perusahaan Dengan

Pengungkapan CSR sebagai Variabel Moderating dan Firm Size sebagai

Variabel Kontrol. Jurnal Akuntansi dan Pajak, 19(1) 38-52.

Willim, A., P., & Lako, A., & Wendy. (2020). Analysis of Impact Implementation

of Corporate Governance and Corporate Social Responsibility on Corporate

Value in Banking Sector with Net Profit Margin and Management Quality as

Moderating Variables. International Journal of Multicultural and

Multireligious Understanding, 7(4) 116-124.

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), & World

Resources Institute (WRI). (2004). A Corporate Accounting and Reporting

Standard. Greenhouse Gas Protocol.

Wulansari, Retno, & Sapari. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility

dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu &

Riset Akuntansi, 6(8).

Page 148: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

136

LAMPIRAN

Page 149: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

137

Lampiran 1

Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian Tahun 2016-

2019

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 DLTA Delta Djakarta Tbk

2 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

3 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

4 SKBM Sekar Bumi Tbk

5 SKLT Sekar Laut Tbk.

6 STTP Siantar Top Tbk.

7 ALTO Tri Banyan TirtaTbk

8 CEKA Wilmar Cahaya IndonesiaTbk.

9 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

11 ULTJ Ulta Jaya Milk Industry & Tranding Company Tbk.

Lampiran 2

Perhitungan Variabel X1 Dewan Komisaris Independen

Nama Emiten

Tahun

Jumlah Dewan Komisaris Independen

Jumlah Dewan Komisaris DKI

DLTA

2016 2 5 0.4

2017 2 5 0.4

2018 2 5 0.4

Page 150: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

138

2019 2 5 0.4

INDF

2016 3 8 0.375

2017 3 8 0.375

2018 3 8 0.375

2019 3 8 0.375

MLBI

2016 7 7 1.000

2017 6 6 1.000

2018 6 6 1

2019 8 8 1

ULTJ

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 4 0.5

ROTI

2016 3 3 1

2017 3 3 1

2018 3 3 1.000000000

2019 3 3 1.000000000

SKBM

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

ICBP

2016 5 6 0.833333333

2017 5 6 0.833333333

2018 5 6 0.833333333

2019 5 6 0.833333333

SKLT

2016 3 3 1

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

2019 1 3 0.333333333

STTP

2016 2 2 1

2017 2 2 1

2018 2 2 1

2019 2 2 1

ALTO

2016 2 2 1

2017 2 2 1

2018 2 2 1

2019 2 2 1

Page 151: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

139

CEKA

2016 3 3 1

2017 3 3 1

2018 3 3 1

2019 3 3 1

Lampiran 3

Perhitungan Variabel X2 Komite Audit

Nama Emiten Tahun

Jumlah Komite Audit

Seluruh Anggota Komite Audit Komite Audit

DLTA

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

INDF

2016 1 3 0.333333333

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

2019 1 3 0.333333333

MLBI

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

ULTJ

2016 1 3 0.333333333

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

2019 1 3 0.333333333

ROTI

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

SKBM

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

ICBP

2016 1 3 0.333333333

2017 1 3 0.333333333

2018 1 3 0.333333333

Page 152: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

140

2019 1 3 0.333333333

SKLT

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

STTP

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

ALTO

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

CEKA

2016 2 3 0.666666667

2017 2 3 0.666666667

2018 2 3 0.666666667

2019 2 3 0.666666667

Lampiran 4

Perhitungan Variabel X3 Kepemilikan Institusional

Nama Emiten Tahun

Saham Intitusional

Jumlah Saham Beredar KI

DLTA

2016 97,850,350 800,659,050 0.122212258

2017 97,850,350 800,659,050 0.122212258

2018 96,476,500 800,659,050 0.120496359

2019 96,162,600 800,659,050 0.120104307

INDF

2016 4,396,103,450 8,780,426,500 0.500670833

2017 8,621,023,643 8,780,426,500 0.981845659

2018 8,604,817,970 8,780,426,500 0.98

2019 8,640,817,719 8,780,426,500 0.9841

MLBI

2016 383,849,000 2,107,000,000 0.182177978

2017 2,066,383,500 2,107,000,000 0.980723066

2018 2,071,573,800 2,107,000,000 0.983186426

2019 2,072,747,900 2,107,000,000 0.983743664

ULTJ 2016 1,071,348,565 2,888,382,000 0.370916508

2017 4,258,588,260 11,553,528,000 0.368596351

Page 153: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

141

2018 4,193,338,260 11,553,528,000 0.362948725

2019 4,203,338,260 11,553,528,000 0.363814262

ROTI

2016 3,511,223,500 5,061,800,000 0.693670927

2017 4,348,028,207 6,186,488,888 0.70282648

2018 6,145,718,808 6,186,488,888 0.993409819

2019 6,122,611,229 6,186,488,888 0.989674651

SKBM

2016 755,074,606 936,530,894 0.80624634

2017 1,429,025,322 1,726,003,217 0.827938968

2018 1,429,025,322 1,726,003,217 0.827938968

2019 1,429,025,322 1,726,003,217 0.827938968

ICBP

2016 9,391,678,000 11,661,908,000 0.805329454

2017 9,391,678,000 11,661,908,000 0.805329454

2018 9,391,678,000 11,661,908,000 0.805329454

2019 9,391,678,000 11,661,908,000 0.805329454

SKLT

2016 675,094,100 690,740,500 0.977348367

2017 649,689,050 690,740,500 0.940568926

2018 675,095,800 690,740,500 0.977350829

2019 675,095,800 690,740,500 0.977350829

STTP

2016 743,600,500 1,310,000,000 0.567633969

2017 743,600,500 1,310,000,000 0.567633969

2018 743,600,500 1,310,000,000 0.567633969

2019 957,510,200 1,310,000,000 0.730923817

ALTO

2016 1,774,206,505 2,186,603,090 0.811398517

2017 1,661,831,838 2,191,870,558 0.758179735

2018 855,894,265 2,191,870,558 0.390485771

2019 888,901,690 2,191,870,558 0.405544792

CEKA

2016 547,471,000 595,000,000 0.920119328

2017 547,471,000 595,000,000 0.920119328

2018 547,471,000 595,000,000 0.920119328

2019 547,471,000 595,000,000 0.920119328

Lampiran 5

Perhitungan Variabel Z Corporate Social Responsibility

Indikator GRI G4

NAMA PERUSAHAAN

DLTA INDF

Page 154: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

142

2016 2016 2017 2018 2016 2017 2018 2019

G4-EC 1 0 1 0 1 1 0 1 1

G4-EC 2 0 0 1 1 0 1 1 1

G4-EC 3 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EC 4 0 0 1 1 0 1 1 1

G4-EC 5 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EC 6 1 1 0 1 1 0 1 1

G4-EC 7 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EC 8 0 0 0 1 0 0 1 0

G4-EC 9 0 0 1 1 0 1 1 0

G4-EN 1 1 1 1 1 1 1 1 0

G4-EN 2 1 1 1 1 1 1 1 0

G4-EN 3 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 4 1 1 1 1 1 1 1 0

G4-EN 5 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 6 0 1 0 0 1 0 0 0

G4-EN 7 1 0 0 0 0 0 0 1

G4-EN 8 0 0 1 1 0 1 1 0

G4-EN 9 0 0 0 0 0 0 0 0

G4-EN 10 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EN 11 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 12 0 1 0 0 1 0 0 0

G4-EN 13 1 1 1 0 1 1 0 1

G4-EN 14 1 1 0 1 1 0 1 0

G4-EN 15 1 0 0 1 0 0 1 1

G4-EN 16 1 0 1 1 0 1 1 0

Page 155: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

143

G4-EN 17 1 1 1 0 1 1 0 1

G4-EN 18 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 19 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EN 20 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 21 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 22 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EN 23 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 24 0 0 1 1 0 1 1 0

G4-EN 25 0 0 0 1 0 0 1 1

G4-EN 26 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EN 27 0 0 1 1 0 1 1 0

G4-EN 28 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 29 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-EN 30 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EN 31 1 1 1 1 1 1 1 0

G4-EN 32 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-EN 33 1 0 1 1 0 1 1 0

G4-EN 34 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-LA 1 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-LA 2 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-LA 3 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-LA 4 0 1 1 0 1 1 0 0

G4-LA 5 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-LA 6 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-LA 7 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-LA 8 1 1 0 1 1 0 1 0

Page 156: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

144

G4-LA 9 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-LA 10 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-LA 11 1 0 1 1 0 1 1 0

G4-LA 12 1 0 0 0 0 0 0 0

G4-LA 13 0 1 1 0 1 1 0 0

G4-LA 14 1 0 1 0 0 1 0 0

G4-LA 15 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-LA 16 0 0 0 0 0 0 0 0

G4-HR 1 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-HR 2 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-HR 3 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-HR 4 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-HR 5 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-HR 6 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-HR 7 0 0 0 1 0 0 1 0

G4-HR 8 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-HR 9 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-HR 10 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-HR 11 0 1 1 1 1 1 1 0

G4-HR 12 0 1 0 1 1 0 1 1

G4-SO 1 0 0 1 1 0 1 1 0

G4-SO 2 1 0 1 1 0 1 1 0

G4-SO 3 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-SO 4 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-SO 5 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-SO 6 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 157: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

145

G4-SO 7 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-SO 8 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-SO 9 1 0 1 1 0 1 1 0

G4-SO 10 1 1 0 1 1 0 1 1

G4-SO 11 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-PR 1 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-PR 2 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-PR 3 1 1 1 1 1 1 1 1

G4-PR 4 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-PR 5 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-PR 6 0 0 1 1 0 1 1 0

G4-PR 7 1 0 1 1 0 1 1 1

G4-PR 8 0 0 0 0 0 0 0 0

G4-PR 9 1 0 1 1 0 1 1 1

Total 70 40 74 79 40 74 79 62

CSR 0.769231 0.43956 0.813187 0.868132 0.43956 0.813187 0.868132 0.681319

CSR (%) 76.92308 43.95604 81.31868 86.81319 43.95604 81.31868 86.81319 68.13187

MLBI ULTJ

2016 2016 2017 2018 2016 2017 2018 2019

1 0 0 0 0 0 0 1

1 0 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 0 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0

Page 158: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

146

1 1 0 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 0 0 1 0 0

1 0 1 1 0 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 0 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 0 1 1 1

0 0 0 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 0 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

Page 159: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

147

1 1 1 1 1 1 1 0

1 0 1 1 0 1 1 1

1 0 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 0 0 1 0 1

1 1 1 0 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 0 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 0 1 1

0 1 0 0 1 0 0 1

0 0 0 1 0 0 1 1

1 1 0 1 1 0 1 0

Page 160: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

148

1 1 1 1 1 1 1 0

1 0 0 0 0 0 0 0

0 1 0 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 0 0 0 0 0 0 1

1 0 0 0 0 0 0 1

1 0 0 1 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

Page 161: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

149

1 1 0 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 0 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

1 0 0 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 1 1 0

82 70 73 72 70 73 72 52

0.901099 0.769231 0.802198 0.791209 0.769231 0.802198 0.791209 0.571429

90.10989 76.92308 80.21978 79.12088 76.92308 80.21978 79.12088 57.14286

Page 162: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

150

ROTI SKBM

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

1 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 0 1 1

1 0 0 1 0 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 0 0 0

0 0 1 0 1 1 0 1

1 1 0 1 0 0 0 0

1 0 0 0 1 0 0 0

0 1 1 1 0 1 1 1

1 1 0 1 0 1 0 0

0 1 1 1 0 1 1 1

1 0 0 0 0 0 0 0

0 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 0

1 1 0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 1 1 0 1

1 1 0 1 1 0 0 0

0 1 1 1 0 1 1 1

1 1 0 1 1 1 1 1

0 1 0 0 0 1 0 0

0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 1 0 0

0 1 1 0 1 1 1 1

0 1 1 1 1 0 0 1

0 0 0 1 1 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

Page 163: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

151

1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 0 1 1

0 0 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1

0 0 0 1 0 1 1 0

1 0 0 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 0 1 1 1 1

0 1 1 0 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1

0 0 0 0 1 0 0 0

1 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 1 0 1 0

0 1 0 1 1 1 1 0

0 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 0 1 1 1 1

0 0 0 0 1 0 0 0

1 0 0 0 1 1 1 1

1 0 0 1 1 1 0 0

0 0 0 0 0 1 0 1

0 0 0 0 0 1 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 0 0 0 0

1 0 0 0 1 1 0 0

1 0 0 1 1 1 1 1

0 1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 1 0 1 0 1

1 1 1 1 0 1 1 1

0 0 0 0 1 0 0 1

1 0 1 1 0 1 0 1

1 0 0 0 1 0 0 0

Page 164: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

152

ICBP SKLT

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

0 0 1 1 1 1 0 0

0 1 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 0

0 1 1 1 0 1 1 1

1 1 0 0 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 0 0 1 0 0

1 1 0 0 1 0 0 0

1 0 0 0 1 0 0 0

1 1 1 1 0 1 0 0

1 0 1 1 1 1 0 0

1 0 0 1 0 1 0 0

0 0 0 0 1 0 0 0

1 1 1 1 0 1 0 0

0 1 1 1 0 1 0 0

0 1 1 0 1 0 0 0

0 1 1 1 1 1 1 1

0 0 1 1 0 1 1 1

1 1 1 0 0 1 1 0

1 1 0 1 0 0 1 1

1 0 0 0 1 0 0 1

0 1 0 1 1 1 1 1

1 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0

0 1 1 0 1 0 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 1 1 0 1

0 1 1 1 0 0 1 1

40 60 53 60 55 64 55 57

0.43956 0.659341 0.582418 0.659341 0.604396 0.703297 0.604396 0.626374

43.95604 65.93407 58.24176 65.93407 60.43956 70.32967 60.43956 62.63736

Page 165: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

153

0 1 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 0 1 0 0

0 1 0 1 1 1 0 0

1 0 0 1 1 0 0 0

1 1 1 1 1 0 0 0

1 1 1 1 0 1 0 0

1 0 1 1 0 0 0 1

1 0 0 0 1 0 1 0

1 1 1 1 0 1 1 0

1 0 0 1 1 0 1 1

1 0 0 0 0 0 0 1

1 1 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 1

0 1 1 1 0 1 1 1

1 1 0 0 0 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 0 1 1 0 1 1

1 1 1 0 0 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

1 0 0 0 0 1 0 0

1 0 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 0 0 1 1

Page 166: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

154

1 1 1 1 0 1 1 0

0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 1 1 1

0 0 0 1 0 1 0 1

1 1 0 1 0 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 0 1 1 1 0 0

1 0 1 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 1 1 1

1 1 0 0 1 1 1 1

0 0 1 1 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 1 1

1 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 0 1

0 0 0 0 1 1 0 1

0 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 1 0 0 1 0

1 1 1 0 0 0 0 1

1 1 1 1 1 0 0 1

1 0 0 0 0 1 0 1

1 0 1 1 1 1 0 1

1 0 0 1 1 0 0 0

1 0 0 0 0 0 1 1

1 0 1 1 0 0 0 1

1 1 1 1 0 0 1 1

1 1 1 0 1 0 0 1

1 0 1 1 1 1 0 0

1 1 1 1 1 0 1 1

1 0 1 1 0 0 1 0

1 0 0 1 1 0 0 0

1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 0 0 0 1 0 1

0 1 0 0 0 1 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0

0 1 1 1 0 1 1 0

1 0 1 0 0 0 1 0

Page 167: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

155

70 56 55 63 40 61 42 47

0.769231 0.615385 0.604396 0.692308 0.43956 0.67033 0.461538 0.516484

76.92308 61.53846 60.43956 69.23077 43.95604 67.03297 46.15385 51.64835

STTP ALTO CEKA

2016

2017

2018

2019

2016

2017

2018

2019

2016

2017

2018

2019

1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0

1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1

1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1

1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0

1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1

1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0

0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1

1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0

1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0

0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0

1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1

1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1

1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1

1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1

1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

Page 168: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

156

1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1

1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0

0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0

0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1

1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0

Page 169: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

157

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0

1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1

1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1

1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1

1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0

0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0

0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0

1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0

1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0

82 61 45 51 70 55 41 42 40 40 43 40

0.901099

0.67033

0.494505

0.56044

0.769231

0.604396

0.450549

0.461538

0.43956

0.43956

0.472527

0.43956

90.10989

67.03297

49.45055

56.04396

76.92308

60.43956

45.05495

46.15385

43.95604

43.95604

47.25275

43.95604

Page 170: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

158

Lampiran 6

Perhitungan Variabel Y Nilai Perusahaan

Nama Emiten

Tahun Harga Saham

Jumlah Saham Beredar MVE Total Liabilitas Total Aset

Tobin's Q

DLTA

2016 5,000 800,659,050 4,003,295,250,000 185,422,642,000,000 1,197,796,650,000,000 0.16

2017 4,590 800,659,050 3,675,025,039,500 196,197,372,000,000 1,294,809,910,000,000 0.15

2018 5,500 800,659,050 4,403,624,775,000 239,353,356,000,000 1,523,517,170,000,000 0.16

2019 6,800 800,659,050 5,444,481,540,000 212,420,390,000,000 1,425,983,722,000,000 0.15

INDF

2016 7,925 8,780,426,5

00 69,584,880,012,500 38,233,092,000,000 82,174,515,

000,000 1.31

2017 7,625 8,780,426,5

00 66,950,752,062,500 41,182,764,000,000 87,939,488,

000,000 1.23

2018 7,450 8,780,426,5

00 65,414,177,425,000 46,620,996,000,000 96,537,796,

000,000 1.16

2019 7,925 8,780,426,5

00 69,584,880,012,500 41,996,071,000,000 96,198,559,

000,000 1.16

MLBI

2016 11,750 2,107,000,0

00 24,757,250,000,000 1,454,398,000,000,0

00 2,275,038,000,000,000 0.65

2017 13,675 2,107,000,0

00 28,813,225,000,000 1,445,173,000,000,0

00 2,510,078,000,000,000 0.59

2018 16,000 2,107,000,0

00 33,712,000,000,000 1,721,965,000,000,0

00 2,889,501,000,000,000 0.61

2019 15,500 2,107,000,0

00 32,658,500,000,000 1,750,943,000,000,0

00 2,896,950,000,000,000 0.62

ULTJ

2016 4,570 2,888,382,0

00 13,199,905,740,000 749,966,146,582 4,239,199,6

41,365 3.29

2017 1,295 11,553,528,

000 14,961,818,760,000 978,185,000,000 5,186,940,0

00,000 3.07

2018 1,350 11,553,528,

000 15,597,262,800,000 780,915,000,000 5,555,871,0

00,000 2.95

2019 1,680 11,553,528,

000 19,409,927,040,000 953,283,000,000 6,608,422,0

00,000 3.08

ROTI

2016 1,600 5,061,800,0

00 8,098,880,000,000 1,476,889,086,692 2,919,640,8

58,718 3.28

2017 1,275 6,186,488,8

88 7,887,773,332,200 1,739,467,993,982 4,559,573,7

09,411 2.11

2018 1,200 6,186,488,8

88 7,423,786,665,600 1,476,909,260,772 4,393,810,3

80,883 2.03

2019 1,300 6,186,488,8

88 8,042,435,554,400 1,589,486,465,854 4,682,083,8

44,951 2.06

SKBM 2016 640 936,530,894 599,379,772,160 633,267,725,358 1,001,657,0 1.23

Page 171: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

159

12,004

2017 715 1,726,003,2

17 1,234,092,300,155 599,790,014,646 1,623,027,4

75,045 1.13

2018 695 1,726,003,2

17 1,199,572,235,815 730,789,419,438 1,771,365,9

72,009 1.09

2019 410 1,726,003,2

17 707,661,318,970 784,562,971,811 1,820,383,3

52,811 0.82

ICBP

2016 8,575 11,661,908,

000 100,000,861,100,00

0 10,401,125,000,000 28,901,948,

000,000 3.82

2017 8,900 11,661,908,

000 103,790,981,200,00

0 11,295,184,000,000 31,619,514,

000,000 3.64

2018 10,450 11,661,908,

000 121,866,938,600,00

0 11,660,003,000,000 34,367,153,

000,000 3.89

2019 11,150 11,661,908,

000 130,030,274,200,00

0 12,038,210,000,000 38,709,314,

000,000 3.67

SKLT

2016 308 690,740,500 212,748,074,000 272,088,644,079 568,239,93

9,951 0.85

2017 1,100 690,740,500 759,814,550,000 328,714,435,982 636,284,21

0,210 1.71

2018 1,500 690,740,500 1,036,110,750,000 408,057,718,435 747,293,72

5,435 1.93

2019 1,610 690,740,500 1,112,092,205,000 410,463,595,860 790,845,54

3,826 1.93

STTP

2016 3,190 1,310,000,0

00 4,178,900,000,000 1,167,899,357,271 2,336,411,4

94,941 2.29

2017 4,360 1,310,000,0

00 5,711,600,000,000 957,660,374,836 2,342,432,4

43,196 2.85

2018 3,750 1,310,000,0

00 4,912,500,000,000 984,801,863,078 2,631,189,8

10,030 2.24

2019 1,700 1,310,000,0

00 2,227,000,000,000 733,556,075,974 2,881,563,0

83,954 1.03

ALTO

2016 330 2,186,603,0

90 721,579,019,700 684,252,214,422 1,165,093,6

32,823 1.21

2017 388 2,191,870,5

58 850,445,776,504 690,099,182,411 1,109,383,9

71,111 1.39

2018 400 2,191,870,5

58 876,748,223,200 722,716,844,799 1,109,843,5

22,344 1.44

2019 398 2,191,870,5

58 872,364,482,084 722,719,563,550 1,103,450,0

87,164 1.45

CEKA

2016 1,350 595,000,000 803,250,000,000 538,044,038,690 1,425,964,1

52,418 0.94

2017 1,290 595,000,000 767,550,000,000 489,592,257,434 1,392,363,4

44,501 0.90

2018 1,375 595,000,000 818,125,000,000 192,308,466,864 1,168,956,0

42,706 0.86

2019 1,670 595,000,000 993,650,000,000 261,784,845,240 1,393,079,5

42,074 0.90

Page 172: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

160

Lampiran 7

Output SPSS Uji Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DKI 44 .30 1.00 .7659 .26320

KA 44 .30 .70 .5909 .18020

KI 44 .10 1.00 .7023 .28893

Tobin’s Q 44 .20 3.90 1.6591 1.07947

CSR 44 44.00 92.30 64.8500 14.89788

Valid N

(listwise) 44

Lampiran 8

Output SPSS Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 44

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std.

Deviation .74738604

Most Extreme

Differences

Absolute .106

Positive .106

Negative -.099

Test Statistic .106

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 173: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

161

Lampiran 9

Output SPSS Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

.788 1.269

.870 1.149

.942 1.061

.922 1.084

a. Dependent Variable: TobinsQ

Lampiran 10

Output SPSS Uji Heterokedastisitas

Correlations

DKI KA KI CSR

Unstandardized

Residual

Spea

rman

's r

ho

DKI Correlation

Coefficient 1.000 .403** .107 -.252 -.101

Sig. (2-tailed) . .007 .490 .099 .515

N 44 44 44 44 44

KA Correlation

Coefficient .403** 1.000 .053 -.151 -.044

Sig. (2-tailed) .007 . .732 .328 .776

N 44 44 44 44 44

KI Correlation

Coefficient .107 .053 1.000 .115 -.180

Sig. (2-tailed) .490 .732 . .458 .242

N 44 44 44 44 44

CSR Correlation

Coefficient -.252 -.151 .115 1.000 -.009

Page 174: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

162

Sig. (2-tailed) .099 .328 .458 . .954

N 44 44 44 44 44 U

nst

an

dard

ize

d R

esid

ual

Correlation

Coefficient -.101 -.044 -.180 -.009 1.000

Sig. (2-tailed) .515 .776 .242 .954 .

N 44 44 44 44 44

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 11

Output SPSS Uji Autokorelasi

Lampiran 12

Output SPSS Uji Koefisien Determinasi (Adjusted – R Square)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .722a .521 .471 .78478 .637

a. Predictors: (Constant), CSR, KI, KA, DKI

b. Dependent Variable: TobinsQ

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .722a .521 .471 .78478

Page 175: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

163

Lampiran 13

Outpu SPSS Uji Statistik F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 26.087 4 6.522 10.589 .000b

Residual 24.019 39 .616

Total 50.106 43

a. Dependent Variable: TobinsQ

b. Predictors: (Constant), CSR, KI, KA, DKI

Lampiran 14

Output SPSS Uji Signifikan Paramete Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.476 .822 5.446 .000

DKI 1.161 .512 .283 2.267 .029

KA -4.383 .712 -.732 -6.157 .000

KI .134 .427 .036 .315 .754

CSR -.019 .008 -.258 -2.232 .031

a. Dependent Variable: TobinsQ

a. Predictors: (Constant), CSR, KI, KA, DKI

b. Dependent Variable: TobinsQ

Page 176: PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT …

164

Lampiran 15

Output SPSS Uji MRA (Moderated Regression Analysis)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.914 6.275 -.464 .645

DKI -10.795 4.267 -2.632 -2.530 .016

KA 5.227 10.146 .873 .515 .610

KI -3.502 1.695 -.937 -2.067 .046

CSR -.078 .069 -1.074 -1.124 .269

DKIxCSR 7.085 2.685 2.786 2.639 .012

KAxCSR -4.604 5.692 -1.550 -.809 .424

KIxCSR 1.834 .790 1.146 2.323 .026

a. Dependent Variable: TobinsQ


Related Documents