YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Pemetaan otak manusia dan brain super computer akan menjadi kenyataan (harian pelita 29 januari 2013) 1

SELASA | 29 Januari 2013/17 Rabiul Awal 1434 H

HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771

www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.497 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim)

HIKMAH

KEADAAN DARURAT - Seorang pengunjuk rasa yang menentang Presiden Mesir Muhammad Mursi memperlihatkan selongsong peluru yang katanya ditembakkan oleh polisi antihuru-hara saat bentrok di sepanjang jembatan Qasr Al Nil dekat Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir, Minggu (27/1). Presiden Mursi menyatakan keadaan darurat selama 30 hari mulai Minggu kemarin di tiga kota sepanjang Terusan Suez yang telah menjadi lokasi kekerasan terburuk selama akhir pekan lalu, menewaskan setidaknya 45 orang. nant/rtr/amr abdallah dalsh

ASSALAMUALAIKUM

Kesenjangan Ekonomi di Antara Kita

M ASALAH kesenjangan ekonomi di antara kita, pekan lalu memperoleh perhatian dari Presiden dan juga KEN (Komite Ekonomi Nasional). Ditengah pertum­buhan ekonomi yang tinggi, bagaimana kesenjangan ekonomi itu bisa ditekan serendah mungkin? Sebab, gini-koefisiensi Indonesia sudah mencapai 0.41. Me­mang, belum setinggi AS yang sudah mencapai 0.47.

Diingatkan, bahwa kesenjangan ekonomi yang tinggi itu, menurut Joseph E Sti­glitz, seorang pemenang Hadiah Nobel Ekonomi, bisa mengancam sendi–sendi demokrasi, hilangnya kesempatan sebagian besar rakyat disebabkan kemiskinan, pengangguran, dan lain sebagainya. Inilah “harga“ yang harus kita bayar, dengan terjadinya kesenjangan ekonomi yang melebar itu. Apa yang harus dilakukan?

Teorinya, mungkin mudah. Bagaimana menyalurkan dana yang menumpuk di sebagian kecil masyarakat atas tersalur ke mayoritas masyarakat bawah. Perbin­cangan masalah ini, sungguh sangat menarik. Di AS, masyarakat terbelah. Antara yang ingin tetap melepaskan ekonomi ke pasar bebas, dan (sebaliknya) perlunya peran negara ditingkatkan, agar pasar menjadi “fair” dan adil. Kaum konsevartif, khususnya Partai Republik, cenderung justru ingin membatasi peran negara. Ala­sannya, pasar memiliki “invisible hand” yang akan mengoreksi pasar itu sendiri. Pre­siden Obama, dan juga kalangan Partai Demokrat, justru berpendirian pasar harus diatur, agar “fair” dan adil. Sebab, ternyata pasar tidak mampu mengoreksi dirinya sendiri. Sementara Obama menginginkan pajak kalangan atas ditingkatkan, Partai Republik justru ingin mengurangi, agar pengurangan pajak itu dapat menggerak­kan perekonomian rakyat. Masyarakat Amerika, agaknya cenderung mendukung pendirian Obama, sehingga Obama kembali terpilih untuk masa jabatan keduanya.

Apa yang terjadi di AS itu mungkin dapat kita jadikan sebagai pembelajaran. Kesenjangan ekonomi, sebenarnya hanya merupakan dampak kebijakan pereko­nomian negara. Kebijakan deregulasi atau pembiaran pasar, meskipun bisa memi­cu pertumbuhan dan investasi, kalau lepas dari peran negara, bisa menimbulkan kesenjangan. Sebab, dalam suasana seperti itu, pemilik modal, baik asing maupun domestik, bisa lebih memanfaatkan kesempatan yang lebih besar. Hal inilah yang mungkin sedang terjadi di Indonesia. Ketika negara maju sedang mengalami krisis, investor asing melirik ke Indonesia sebagai pasar dan tujuan investasi. Sebab, de­ngan pertumbuhan lapisan menengah yang tinggi, Indonesia sangat menarik bagi pasar produk dan investasi asing. Sayang, investasi itu lebih cenderung memberi kesempatan untuk menarik keuntungan yang sebesar–besarnya, dengan (misal­nya) ke bursa saham, dan tidak ke industri yang bisa memperluas lapangan kerja. Suatu hal yang wajar dari kacamata bisnis. Hal ini, mungkin hanya dapat dicegah, seandainya semangat pasal 33 dan 34 UUD 1945 dilaksanakan secara konsisten.

Selain itu, bagi Indonesia, ada sumber lain yang bisa dimanfaatkan bagi per­tumbuhan dan pemerataan ekonomi. Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, peran dana ZIS dan juga dana haji, bisa berperan besar. Namun sejauh ini, peran dana umat itu ternyata masih terbatas. Disinilah perlunya kita memikir­kan cara–cara yang tepat, agar pengelolan dana umat itu bisa optimal, sehingga bisa memberi manfaat yang lebih besar pada kesejahteraan umat dan kemakmu­ran kita bersama. Insya Allah. n

Belajar dari Muslim Turki (3)SEJAK lama kita mengenal Turki sebagai negara

sekuler, prinsip yang dinyatakan secara tegas di dalam UUD. Bagi sebagian umat Islam Indonesia yang jumlahnya cukup besar, negara sekuler adalah sesuatu yang ditolak dengan kuat. Bahkan banyak yang alergi terhadap istilah sekuler, walaupun kini istilah sekuler mengandung makna yang beragam. Dulu sekuler bermakna anti­agama, kini bermakna netral terhadap agama.

Umat Islam Indonesia juga memahami bahwa se­jak didirikan oleh Kemal Ataturk pada 1923, Republik Turki adalah negara yang men­jalankan politik yang anti­terhadap penyebaran agama Islam. Cukup lama Peme­rintah Turki melarang penyebaran agama Islam, bahkan terhadap keluarga sendiri. Polisi disebar untuk memata­matai mereka yang menyebarkan agama Islam.

Sampai era PM Erbakan berkuasa kita masih mendengar bahwa perempuan Turki tidak boleh kuliah di universitas di Turki dengan mengenakan jilbab. Kita juga mengetahui bahwa PM Erbakan dijatuhkan dengan tuduhan menyimpang dari prinsip sekulerisme yang dianut Turki. Militer yang mengaku sebagai penga­wal prinsip sekulerisme Kemal Ataturk merasa mempunyai hak untuk menggeser PM Erbakan. PM Erdogan berkali­kali menegaskan akan tetap memertahankan sekulerisme yang dianut Turki.

Kondisi UUD kita amat berbeda dengan UUD Turki. Dalam Pembukaan UUD, jelas ditegaskan bahwa hanya dengan rahmat Allah kita memeroleh Ke­merdekaan. Pancasila menegaskan bahwa Ketuhanan YME adalah prinsip dasar kita. UU Perkawinan dan UU Peradilan Agama memberi peluang diterapkannya hukum Islam dalam sistem hukum nasional. Sedangkan di Turki, hukum Islam yang partikular tidak diakomodasi dalam sistem hukum nasional Turki.

Ternyata kehidupan beragama di Turki pada saat ini tidak lebih buruk daripa­da di Indonesia walaupun Turki menyatakan diri sebagai negara sekuler. Istri para pejabat sudah boleh memakai jilbab dalam acara resmi, tidak seperti pada awal 2000­an. Tulisan seri Belajar dari Muslim Turki yang pertama dan kedua menun­jukkan betapa religiusnya Muslim Turki dalam amal usaha sosial.

Dalam kehidupan partai politik, walau tidak membawa simbol­simbol Islam, AKP mampu menunjukkan suatu sistem politik yang lebih Islami dibanding Indo­nesia. PM Erdogan berpidato: “Kami ingin mendidik generasi muda kami sebagai generasi yang religius”. Kepada kaum oposisi yang menuduhnya telah mengkhi­anati asas sekularisme Republik Turki, Erdogan berkata: “Apakah kalian ingin melihat dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) akan lahir generasi ateis? Bila kalian menghendaki hal itu, itu urusan kalian. Uarusan kami adalah melahirkan generasi demokrat konservatif yang meyakini nilai­nilai dan tradisi agama kami (Islam)”.

PM Erdogan dan Presiden Abdullah Gul berhasil mengurangi peranan militer dalam dunia politik Turki. Sejak 2008, ratusan Perwira militer termasuk jenderal telah ditahan atas tuduhan kudeta. Puncaknya terjadi tahun lalu saat Presiden Abdullah Gul menunjuk empat pimpinan tertinggi militer Turki, sesuatu yang baru pertama­kali terjadi. Para pejabat tinggi militer menolak menghadiri upacara kenegaraan yang dihadiri istri pejabat negara dari AKP dengan memakai jilbab. PM Erdogan ber­kata: “Dalam setiap negara sekuler, setiap orang memiliki hak untuk menjadi religius atau tidak. Saya adalah PM Muslim untuk negara Turki yang sekuler”.

PM Erdogan telah membuktikan bahwa dalam 10 tahun memimpin Turki, dia telah berhasil menunjukkan pemerintahan yang Islami dalam sebuah sistem yang secara konstitusional adalah negara sekuler. Yang penting bukan istilah atau kemasan, tetapi isinya. Baginya, menjadi Islami bukan hanya terkait pemakaian jilbab atau penggunaan simbol­simbol. Baginya Islam adalah memberikan ke­sejahteraan kepada rakyat, pendidikan yang baik, keamanan, kenyamanan, ke­adilan, dan tegaknya hukum.

Rakyat puas terhadap kinerja PM Erdogan dan AKP, karena itu mereka memena­ngi pemilu tiga kali berturut­turut. Pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun terakhir mencapai rata­rata 8 persen setahun, naik empat kali dari sebelumnya. Pendapatan per kapita naik dari 3.500 dolar pada 2002 menjadi 10.400 dolar pada 2011. Diperki­rakan dalam beberapa tahun kedepan pendapatan per kapita bisa mencapai angka 25.000 dolar dan Turki bisa menjadi salah satu dari 10 besar kekuatan ekonomi dunia.

Partai Islam dan partai yang mengaku religius di Indonesia perlu belajar bagaimana cara AKP berhasil mewujudkan partai Islami ditengah sistem yang me­reka akui sebagai sekuler. Kita masih sibuk berdebat tentang kemasan atau bungkus Islam, tetapi tidak tertarik membahas isinya (kebijakan dan perilaku politik) yang ti­dak Islami. Penyalahgunaan kekuasaan dalam berbagai bentuk jelas tidak Islami dan sekuler, siapapun pelakunya.(Salahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng)

PELITA HATI

JADWAL SHALATSelasa, 29 Januari 2013

Dzuhur 12.07Ashar 15.29Maghrib 18.19Isya 19.31

Rabu, 30 Januari 2013

Subuh 04.36

Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya

29 Januari1595 - Romeo dan Juliet, sandiwara terkenal karya Wil­liam Shakespeare mungkin dipertunjukkan untuk pertama kalinya pada hari ini.

HARI LAHIR: Yoweri Musev­eni, Presiden Uganda (1944); H Sambas Wiradisuria, Prof, dr, Garut (1935); KH Abdullah Gymnastiar, Bandung (1962)

Inpres Mungkinkan Gubernur Kerahkan Pasukan

Presiden: Kini Tidak Ada Alasan Ragu Bertindak

Mesir Semakin Mencekam, 50 Demonstran TewasKairo, Pelita

Kekerasan antara demon­stran dan aparat keamanan masih terus berlangsung, Senin (28/1), meski Presiden Muham­mad Mursi sudah menerapkan status keadaan darurat selama sebulan di tiga kota sepanjang Terusan Suez setelah puluhan orang tewas saat melancarkan protes putusan pengadilan.

Memasuki hari kelima, sta­tus keadaan darurat itu sema­kin memperkeruh negara yang masih diguncang perpecahan para politisinya. Ratusan pen­demo masih memadati jalanan di Port Said, Suez dan Ismai­lia, mereka menolak keputu­san Presiden Mursi yang mun­cul setelah tewasnya 50 orang sejak pekan lalu ketika mereka mendemo putusan pengadilan.

Kontributor Pelita Saifur Ri-djal Ajib yang berada di Lapa­ngan al­Tahrir melaporkan, se­bagian besar korban tewas be­rasal dari Port Said, sedikitnya 40 orang tewas dalam dua hari, Sabtu dan Minggu saat mere­ka menolak putusan hukuman mati terhadap terdakwa keru­suhan sepakbola tahun lalu. Aparat kepolisian hingga kema­rin, masih menghalau demon­stran dengan gas air mata de­ngan menyemprotkan gas air mata di dekat Lapangan al­Tahrir.

Di Kairo, ditengah situasi yang rusuh antara demonstran dan aparat keamanan, seorang yang sedang berdiri menonton di tengah demonstrasi tewas oleh penembak jitu, tidak diketahui siapa yang melakukan itu, tu­

Menurut Menteri Dalam Ne­geri (Mendagri) Gamawan Fauzi di Jakarta, kemarin, Inpres itu dikeluarkan oleh Presiden Susi­lo Bambang Yudhoyono pada Senin (28/1), dan memastikan fungsi koordinasi kepala daerah

dengan unsur muspida dari un­sur lainnya seperti TNI dan Polri, dan juga instansi lainnya dalam penanganan penyelesaian kon­flik hingga dapat tuntas de ngan cepat.

“Jadi kepala daerah di situ

mengoordinasikan semua po­tensi yang ada di daerah, se­perti Kapolda, Danrem kemu­dian juga unsur­unsur lain di masyarakat, supaya ini lebih ba­nyak keterpaduannya. Jadi ja­ngan jalan sendiri­sendiri,” kata Gamawan.

Dia mengatakan Inpres me­lengkapi dan mempertegas aturan yang sudah ada me­ngenai koordinasi antaranggota muspida saat terjadi permasala­han di daerah.

“Walaupun selama ini ber­dasarkan Undang­Undang No­mor 7 Tahun 2012 tentang Pe­nanggulangan Kerusuhan So­sial itu sekaligus UU Kepolisian

dan Kejaksaan sudah ada, tapi ini dipadukan dengan Inpres yang baru ini,” katanya.

“Kalau menurut saya ini le­bih efektif, karena menurut saya UU itu kan terpecah­pecah, art­inya ada UU Penanganan Keru­suhan Sosial, UU Kepolisian, ada Undang­Undang TNI, inteli­jen; de ngan Inpres ini dipadu­kan semua kekuatan dan un­sur untuk menghadapi persoa­lan kerusuhan di daerah.”

Sebelumnya Presiden Susi­lo Bambang Yudhoyono me­ngatakan telah mengeluarkan Inpres Nomor 2 tahun 2013 un­

EkonomiKEN Minta Jangan Naikkan BBM Bersubsidi

HALAMAN 2

KeuntunganBarangsiapa yang mengh-endaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntun-gan itu baginya dan barang-siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu keba-hagiaanpun di akhirat.

(QS Asy Syuura: 20)

PolitikBNN Harus Sidak DPR dan Birokrasi

HALAMAN 3

Megawati Nyatakan Siap Maju untuk Jawab Taufiq

WayangMempererat Persahabatan Masyarakat ASEAN

PADA tanggal 23–25 Janu­ari 2013 untuk kelima kali nya diselenggarakan acara tahunan Sidang APA (ASEAN Puppet­ry Association) yang dimeriah­

kan dengan eksebisi wa yang­wayang dari negara­negara ASEAN. Acara ini berlangsung di Art House, Old Parliament, Singapura. Ditengah­tengah ge­merlapnya Kota Metropolitan Singapura yang padat dengan pertunjukan seni­seni modern, seni budaya tradisional wa yang ternyata juga menarik perha­tian khalayak, apalagi keti­ka Indonesia menampilkan wa­yang kulit purwa oleh dalang Ki Ardi dari Malang. Pergela­ran wayang ini mendapat sam­butan meriah karena disajikan

Medan, PelitaKetua Umum DPP PDI

Perjuangan Megawati Soe­karnoputri menegaskan diri­nya siap “bertempur” mela­wan para calon Presiden (ca­pres) muda pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 men­datang. Pernyataan itu dinilai sebagai sinyal bagi suaminya, Taufiq Kiemas yang sebelum­nya lebih memilih capres muda untuk tampil.

“Sepertinya itu (pernyataan Megawati­Red) sebagai jawa­ban atas pernyataan TK (Tau­fik Kiemas-Red) yang sebelum­nya melarang Mega,” kata ang­gota Komisi III DPR R Eva Sun­dari, di Jakarta, Senin (28/1), menanggapi pernyataan kesia­pan Megawati untuk menjadi ca­pres Pilpres 2014.

Kesiapan Megawati itu di­sampaikan dalam pidato poli­tiknya pada acara memperi­ngati HUT ke­40 PDI Perjua­ngan, sekaligus ulang tahun ke­66 Megawati Soekarnopu­tri yang dirayakan pendukung­nya di lapangan SMA Negeri I

Tanjungmorawa Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Minggu (27/1).

Menurut Eva, pernyataan Megawati ini menjadi sinyal ke­pada berbagai kelompok yang ada di PDI Perjuangan untuk bersiap­siap.

Sementara Sekretaris Frak­si PDI Perjuangan Bambang Wuryanto menegaskan, kepu­tusan soal capres dan cawa­pres PDI Perjuangan sepenuh­nya merupakan kewenangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Sebelumnya, Megawati me­negaskan umur bukanlah peng­halang berjuang untuk rakyat, dan dirinya siap untuk “berta­rung”.

Diakui Mega, banyak orang berusia muda muncul menjadi capres 2014, dibanding dirinya yang sudah berusia 66 tahun pada 23 Januari 2013, Mega­wati tidak menganggap calon pemimpin bangsa yang muda­muda itu sebagai saingan.

Jakarta, PelitaPresiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya

menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2013 tentang Peningkatan Efektivitas Penanganan Gangguan Keamanan di Dalam Negeri. Inpres ini diharapkan dapat memadukan potensi daerah untuk menyelesaikan konflik di daerah secara cepat dan tuntas.

Pemetaan Otak Manusia dan “Brain Super Computer” akan Menjadi Kenyataan

OTAK manusia memi­liki energi yang sa­ngat kuat dan efisien, yang bisa secara

mandiri memahami ber bagai proses yang terjadi dalam diri­nya. Demikian pula secara mandiri dapat memperbai­ki jika terjadi kesalahan. Jika kita bisa memahami dan me­niru cara kerja otak, selanjut­

nya; akan sangat banyak revo­lusi yang bisa dihadirkan un­tuk kemaslahatan umat ma­nusia, revolusi tersebut beru­pa revolusi teknologi informasi, revolusi kedokteran, dan revo­lusi masyarakat.

Untuk melakukannya kita harus menyatukan segala se­

SURAT DARIAMERIKA SERIKATDr Taruna Ikrar, PhD *

* Staf Akademik, University of Cali fornia, Amerika Serikat, dan Wakil Ketua Ikatan Imuwan Indo-nesia Internasional

MetropolitanAkhirnya APBD DKI 2013 Rp49,9 Triliun Disahkan

HALAMAN 15

SIDANG APA - Wakil Mendikbud Bidang Kebudayaan Prof Wiendu Nuryanti, PhD menutup Sidang APA dan Festival Wayang ASEAN di Singapura. nsusi photo’s

PendidikanSejumlah Daerah Ingin Sekolah Unggulan Lokal

HALAMAN 5

Related Documents