YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Motor Diesel

MOTOR DIESELBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

     Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang

menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada

waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika

kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke

silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924,

Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan

pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang

akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Pompa injeksi

merupakan salah satu komponen utama pada system bahan bakar motor

diesel. Pada dasarnya pompa injeksi berfungsi sebagai berikut :

1.         Menyimpan bahan bakar

2.         Menyaring bahan bakar

3.         Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder

mesin

4.         Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin

5.         Memajukan saat penginjeksian bahan bakar

6.         Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan

penyaluran bahan bakar

7.         Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.

    

     Dari uraian di atas penulis tertarik untuk memilih judul “ Pompa

injeksi tipe inline” dengan harapan penulis dapat mempelajari dan

memahami topik tersebut.

    

1.2  Rumusan masalah

     Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas terdapat

permasalahan sebagai berikut :

Page 2: Motor Diesel

1. Bagaimana cara kerja Pompa injeksi tipe inline ?

2. Apa saja komponen yang terdapat pada Pompa injeksi tipe inline ?

3. Apa saja indikasi kerusakan Pompa injeksi tipeinline , dan

4. Bagaimana cara memperbaikinya ?

1.3  Tujuan

     Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalahtentang pompa

injeksi tipe inline ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui komponen pompa injeksi tipe inline.

2. Untuk mengetahui cara kerja pompa injeksi tipe inline.

3. Untuk mengetahui masalah yang sering muncul pada pompa injeksi

tipe inline.

4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah pada pompa injeksi.

1.4 Manfaat

     Manfaat yang diperoleh dari pembahasan sistem bahan bakar

diesel adalah sebagai berikut :

1. Memahami tentang cara kerja pompainjeksi tipeinline.

2. Dapat memahami komponen pompa injeksi tipeinline.

3. Dapat mengetahui kerusakan pada pompa injeksi tipeinline.

4. Dapat memperbaiki kerusakan pompa injeksi tipeinline.

1.5. Metode Pengumpulan Data

a.  Metode Observasi

            Yaitu pengumpulan data pada objek dengan jalan pengamatan

secaralangsung terhadap objek penelitian.

b.  Studi Pustaka

Yaitu dengan cara mencari data melalui buku-buku literatur yang

berhubungan dengan pompa injeksi tipe inline.

c.  Metode Browsing

Yaitu pengumpulan data dengan cara mencari dari internet.

1.6. Sistematika Penulisan

Page 3: Motor Diesel

     Dari data di atas maka penulis akan menulis makalah ini dengan

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

bab ini berisi : a). Latar belakang, b). Rumusan masalah, c). Tujuan,

d).Manfaat, e). Metode pengumpulan data,  f). Sistematika laporan.

BAB II : DASAR TEORI

Bab ini berisi : a) Prinsip kerja sistem bahan bakar diesel. b) Komponen

sistem bahan bakar diesel

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini berisi : a) Pengertian pompa injeksi inline. b) Fungsi pompa injeksi

inline. c) Cara kerja pompa injeksi inline. d) Komponen utama pompa

injeksi inline. e)

Analisis gangguan pada pompa injeksi dan cara mengatasinya

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini di bahas :a). Simpulan, b). Penutup, dan yang terakhir daftar

pustaka.

BAB II

DASAR TEORI

2.1  Prinsip kerja sistem bahan bakar diesel

     Prinsip kerja sistem bahan bakar Diesel adalahFeed pump menghisap

bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter

dan kandungan air yang terdapat pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel

sedimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar ke nozzle

dan ke ruang bakar. Ada dua tipe pompa injeksi yaitu tipe distributor dan

tipe in line.

Page 4: Motor Diesel

a)  Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (inline)

            Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris,

terdiri dari empat elemen pompa yang melayani empat buah silinder.

Dengan demikian tiap silinder mesin diesel akan dilayani oleh satu

elemen pompa secara individual. 

          

Page 5: Motor Diesel

Gambar 2.1 Sistem bahan bakar motor diesel tipe inline

b) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi tipe distributor

                  Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi

distributor, pompa injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa.

Dengan demikian satu elemen pompa akan melayani empat buah silinder

mesin diesel melalui saluran distribusi pada pompa. Sebagai contoh

sistem  bahan bakar dengan pompa distributor 

Gambar 2.2 Sistem bahan bakar motor diesel tipe distributor

2.2  Komponen sistem bahan bakar Diesel

        a.  Fuel tank

                        Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung

bahan bakar. Tangki bahan bakar dibuat dengan berbagai ukuran dan

tiap ukuran serta bentuk tangki tersebut dirancang untuk maksud

persyaratan tertentu.Kapasitas tangki tangki harus cukup untuk suatu

jarak tempuh tertentu atau cukup untuk digunakan dalam jangka waktu

Page 6: Motor Diesel

tertentu. Bentuk dan ukuran tangki tergantung pada ketersediaan

tempat  (space) serta kapasitas yang dikehendaki. Misalnya untuk ruang

mesin yang panjang atau pendek, berbentuk bulat atau persegi. Tangki

bahan bakar harus tertutup  untuk mencegah masuknya kotoran, namun

demikian harus mempunyai lubang pernafasan ( ventilation) dan untuk

lubang pengisian bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang telah

dipakai. Dengan demikian paling tidak harus ada tiga buah lubang,yaitu

untuk mengisi, mengalirkan keluar dan lubang untuk mengeringkan

(draining). Kadangkala  terdapat lubang untuk saluran kebocoran bahan

bakar (fuel overflow/fuel leak-off).

           

         

Page 7: Motor Diesel

Gambar 2.3 Tangki bahan bakar

b. Sedimenter Bahan Bakar

        Untuk pompa injeksi tipe distributor

              Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi tipe distributorkebanyakan digabung

dengan priming pump dan water sedimenter.Saringan bahan bakar berfungsi untuk

menyaring debu dan kotoran dari bahan bakar. Priming pump berfungsi untuk mengeluarkan

udara palsu dari sistem bahan bakar (bleeding), sedangkan water sedimenter berfungsi untuk

memisahkan air dari bahan bakar dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis. Bila tinggi air

dan pelampung naik melebihi batas tertentu maka magnet yang ada pada pelampung akan

menutup reed switch dan menyalakan lampuindikator pada meter kombinasi untuk

memperingatkan pengemudi bahwa air telah terkumpul pada water sedimenter. Water

sedimenter mempunyai keran di bawahnya, air dapat dikeluarkan dengan membuka keran

dan menggerakkan priming pump.

Page 8: Motor Diesel

Gambar 2.4 Sedimeter pompa injeksi tipe distributor.

        Untuk pompa injeksi tipe inline

                    Pompa injeksi tipe in-line menggunakan filterdengan elemen terbuat dari kertas.

Pada bagian atas filter bodi terdapat sumbat ventilasi udara yang digunakan untuk

mengeluarkan udara (bleeding). Priming pump pada pompa injeksi tipe in-line merupakan

satu unit bersama feed pump dan dipasangkan pada bodi pompa injeksi.

Page 9: Motor Diesel
Page 10: Motor Diesel

Gambar 2.5 sedimeter pompa injeksi tipe inline

c.  Pompa pengalir (feed pump)

        Bahan bakar yang dihisap oleh feed pump dari tangki akan

diteruskan ke serambi inlet pompa injeksi melalui saringan. Pompa

pengisi (feed pump) merupakansingle acting pump terletak di bagian

rumah pompa injeksi. Pompa pengisi (feed pump) digerakkan oleh

camshaft dari pompa injeksi. Bahan bakar di ruang pompa injeksi

selamanya harus cukup, menyebabkan perlunya mengirimkan bahan

bakar ke pompa injeksi dengan tekanan karena elemen pompa tidak

mampu memberikan bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi.

Karena itu, tekanan pengisian diatur sampai 1,8 – 2,2 kg/cm2 (25,6 – 3

psi) oleh pegas torak.

Page 11: Motor Diesel

Gambar 2.6 Feed Pump (Untuk Pompa Injeksi Tipe In-line).

        Cara kerja feed pump

1.      Saat penghisapan

        Saat camshaft (1) tidak

mendorong tapet roller (2), piston (4) mendorong pushrod (3) kebawah

karena adanya tegangan piston spring (6). Pada saat itu volume pressure

chamber (7) membesar dan membuka inlet valve (5) untuk menghisap

bahan bakar.

              

Gambar 2.7 Cara kerja feed pump saat penghisapan.

Page 12: Motor Diesel

        Saat pengeluaran

                    Camshaft terus

berputar dan mendorong piston melalui tappet roller dan push

rod. Piston menekan bahan bakar di dalampressure chamber,

membuka outlet valve dan bahan bakar dikeluarkan dengan tekanan.

Gambar 2.8 Cara kerja feed pump saat pengeluaran

        Saat Tekanan Tertinggi

Page 13: Motor Diesel

                    Sebagian bahan bakar

yang dikeluarkan memasuki pressure chamber (9) yang terletak di

bawah piston. Bila tekanan bahan bakar di bawah piston naik mencapai

1,8 – 2,2 kg/cm2 maka tegangan piston spring tidak cukup kuat untuk

menurunkan piston. Akibatnya, pistontidak dapat lagi bergerak bolak-

balik dan pompa berhenti bekerja.

Gambar 2.9 Cara kerja feed pump saat tekanan tinggi.

d. Pompa Priming (Priming Pump)

        Pompa priming berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki

pada saat mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar (bleeding).Cara kerjanya sebagai berikut:

           Saat pump handle ditekan

            Diafragma bergerak ke bawah menyebabkanoutlet check

valve terbuka dan bahan bakar mengalir ke fuel filter. Pada saat yang

sama inlet check valve tertutup mencegah bahan bakar mengalir

kembali.

Page 14: Motor Diesel

Gambar 2.10 Cara kerja priming pump saat handle ditekan Saat pump handle dilepas

        Tegangan pegas mengembalikan diafragma ke posisi semula dan

menimbulkan kevakuman, inlet valve terbuka dan bahan bakar masuk ke

ruang pompa. Pada saat ini outlet valve tertutup.

Page 15: Motor Diesel

Gambar 2.11 Cara kerja priming pum saat handle dilepas

e.  Fuel filter

Page 16: Motor Diesel

       Fuel filter berfungsi untuk

menyaring bahan bakar agar terhindardari kotoran yang ada. Fuel fillter

harus dibersihkan secara berkala untuk mencegah adanya kotoran yang

bisa menghambat aliran bahan bakar.

                         

Gambar 2.12 Saringan bahan bakar.

f.  Pompa Injeksi

      Fungsi utama pompa injeksi adalah memompa atau menginjeksi

bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin. Pompa injeksi

mempunyai 2 tipe yaitu tipe rotary dan tipe sebaris (inline) :

1.      Pompa injeksi tipe inline

Page 17: Motor Diesel

Gambar 2.13 Pompa injeksi tipe sebaris (inline)

Cara kerja pompa injeksi tipe inline :

            Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki dan menekan

bahan bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa

injeksi tipe in-line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama

dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakkan plunger sesuai

denganfiring order mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plungerini

menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke injection

nozzle melalui delivery valve. Delivery valve berfungsi untuk menjaga

tekanan pada pipa injeksi dan menghentikan injeksi dengan

Page 18: Motor Diesel

cepat. Plunger dilumasi oleh bahan bakar dan camshaft oleh oli

mesin. Gavernormengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan

olehinjection nozzle dengan menggeser control rack.Gavernor terdiri atas

dua tipe yaitu: mechanical gavernordan combined gavernor (mechanical

and pneumatic gavernor). Timing injeksi bahan bakar diatur

olehAutomatic centrifugal timer. Timer mengatur putarancamshaft.

2.       Pompa

injeksi tipe rotary

Gambar 2.14 Pompa injeksi tipe rotary.

Cara kerja pompa injeksi tipe rotary :

Page 19: Motor Diesel

            Bahan bakar dibersihkan oleh filter danwater sedimenter dan

ditekan oleh feed pump tipe vane yang mempunyai 4 vane. Pump

plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena

bergeraknya drive shaft, cam plate, plunger springdan lain-lain.

Gerakan plunger menyebabkan naiknya tekanan bahan bakar dan

menekan bahan bakar melalui delivery valve ke injektion nozzle.

Mechanical gavernor berfungsi untuk mengatur banyaknya bahan bakar

yang diinjeksikan olehnozzle dengan menggerakkan spill ring sehingga

mengubah saat akhir langkah efektif plunger. Pressure timer berfungsi

untuk memajukan saat penginjeksian bahan bakar dengan cara

mengubah posisi tappet roller.

Fuel cut-off solenoid untuk menutup saluran bahan bakar dalam pompa.

g.   Injektor

            Injection nozzle terdiri atas nozzle bodydan needle. Injection

nozzle berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan bakar.

Antara nozzle body dan needle dikerjakan dengan presisi dengan

toleransi 1/1000 mm (1/40 in). Karena itu, kedua komponen itu dalam

proses penggantiannya harus secara bersama-sama.

1. Cara kerja injektor sebagai berikut :

     Sebelum peginjeksian

Page 20: Motor Diesel

Bahan bakar yang bertekanan

tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran minyak (oil

passage) pada nozzle holder menuju ke oil poolpada bagian bawah nozzle

body.

                                                                                                            

                  

Gambar 2.15 Cara kerja injektor sebelum penginjeksian.

     Saat penginjeksian bahan bakar

Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan

permukaan ujung needle. Bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas,

makanozzle needle akan terdorong ke atas dan

menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan bakar.

Page 21: Motor Diesel

Gambar 2.16 Cara kerja injektor saat penginjeksian bahan bakar.

     Saat akhir penginjeksian

Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan

bakar turun, dan pressure spring mengembalikan nozzle needle ke posisi

Page 22: Motor Diesel

semula (menutup saluran bahan bakar). Sebagian bahan bakar yang

tersisa antaranozzle needle dan nozzle body, melumasi semua komponen

dan kembali ke over flow pipe.

Gambar 2.17 Cara kerja injektor saat akhir penginjeksian.

2. Jenis injektor

a.      injeksi tidak langsung

Page 23: Motor Diesel

a.       Jenis pintel

Gambar 2.18 Injektor tidak langsung jenis pintel.

Page 24: Motor Diesel

Bentuk penyemprotan :

Gambar 2.19 Bentuk penyemprotan injektor tidak langsung.

Bentuk penyemprotan harus sesuai dengan bentuk kamar / ruang bakar.

Tekanan pembukaan jarum nozel 100 – 150 bar.

b.      Jenis throttle

Page 25: Motor Diesel

        Pada nozel jenis throttel, jarum nozel mempunyai bentuk khusus.

Dengan bentuk itu terjadi penyemprotan awal (gambar b). Kalau jarum

nozel membuka penuh, terjadi penyemprotan utama (gambar c).

Dengan bentuk khusus ini kenaikan tekanan pembakaran dapat dibuat

lebih halus dengan demikian mesin juga bersuara lebih halus.

Bentuk penyemprotan :

a. Tertutup b. Sedikit terbuka c. Membuka penuh

Page 26: Motor Diesel

Gambar 2.20 Bentuk penyemprotan Injektor tidak langsung jenis throttle.

c.         Pelindung panas untuk injektor jenis pintel dan throttle

           Untuk menghindari terjadinya temperatur yang tinggi pada dasar

nozel dan supaya nozel bisa tahan lama, maka diantar kepala silinder dan

mur penahan nozel dipasang pelindung panas.

Fungsi : Dengan pelindung panas permukaan nozel yang menerima panas

lebih kecil / sedikit.

Page 27: Motor Diesel

Gambar 2.21 Pelindung panas inektor.

b. Injeksi langsung

Page 28: Motor Diesel

Gambar 2.22 Injektor tipe injeksi langsung.

Bentuk penyemprotan :

Ujung jarum nozel berbentuk kerucut sebagai perapat dudukan nozel,

jenis ini mempunyai satu atau banyak lubang, pada umumnya banyak

lubang / multiplehole.Besar dan panjang lubang mempengaruhi bentuk

penyemprotan. Diameter lubang  0,2 mm. Tekanan pembukaan jarum

nozel 150 – 250 bar.

Page 29: Motor Diesel

Gambar 2.23 Bentuk penyemprotan injeksi langsung.

Page 30: Motor Diesel

BAB III

POMPA INJEKSI INLINE

3.1  Pengertian pompa injeksi inline

        Pompa injeksi inline dipasang dibagian sisi mesin dan digerakan oleh

crankshaft. Pompa injeksi inline banyak digunakan untuk mesin diesel

yang bertenaga besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan

bahwa tiap elemen pompa melayani satu silinder mesin. Pompa ini terdiri

dari sebuah plunyer ( torak ) di dalam suatu silinder yang direncanakan

secara teliti dengan kelonggaran yang sangat kecil, kira-kira sekitar 0,01

mm agar dapat diperoleh kerapatan yang baik pada waktu memompa

bahan bakar dengan tekanan tinggi dan juga pada saat putaran sangat

lambat, celah menyilang / celah alur yang memotong plunyer yang

berbentuk silinder dimana menghubungkan alur ini dengan bagian atas

plunyer / torak.

Page 31: Motor Diesel

Gambar 3.1 Pompa injeksi inline.3.2  Fungsi pompa injeksi inline

Pada dasarnya pompa injeksi berfungsi sebagai berikut :

a.      Menyimpan bahan bakar

b.      Menyaring bahan bakar

c.      Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin

d.      Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin

e.      Memajukan saat penginjeksian bahan bakar

f.       Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannyamelalui pengaturan

penyaluran bahan bakar

g.      Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.

3.3  Cara kerja pompa injeksi inline

           Injection pump mendorong bahan bakar masuk ke dalam injection

nozzle dengan tekanan dan dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk

menambah atau mengurangi jumlah bahan bakar yangdikeluarkan

dari nozzle. Plunger didorong ke atas oleh camshaft dan dikembalikan

oleh plunger spring. Plunger bergerak ke atas dan ke bawah di

dalamplunger barrel dan pada jarak stroke yang telahditetapkan guna

mensuplai bahan bakar dengan tekanan. Dengan naik dan turunnya

plunger berarti akan membuka dan menutup section dan discharge

Page 32: Motor Diesel

ports sehingga mengatur banyaknya injeksi bahan

bakar. Camshaft ditahan dengan dua buah tapper roller

bearing pada kedua buah ujungnya dan dilengkapi dengan beberapa cam

untuk menggerakkan plunger dan sebuah exentric cam sebagai

penggerakfeed pump. Chamshaft digerakkan oleh injection pump

gear pada ½ putaran engine.

3.4  Komponen utama pompa injeksi inline

        Pompa injeksi inline mempunyai beberapa komponen utama yaitu:

1.   plunyer

Plunyer digunakan untuk menekan bahan bakar atau menaikkan tekanan

dan mengatur jumlah bahan bakar dari pompa injeksi menuju ke ruang

bakar melalui pipa tekanan tinggi dan injektor.

Gambar 3.2 Plunyer

Cara kerja plunyer :

Page 33: Motor Diesel

1.   Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir

melalui lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur

(delivery chamber) di atas plunyer.

2.   Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet

roller maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer

bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai

tertekan dan mengalir keluar pompa melalui pipa tekanan tinggi ke

injector.

3.   Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove

bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan

bakar terhenti.

4.   Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang

tertinggal dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang pada

permukaan atas plunyer dan mengalir ke lubang masuk menuju ruang

isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan.

2. Delivery valve (katup penyalur)

            Katup penyalur (delivery valve) diletakkan sesudah elemen

pemompaan pada pompa injeksi bahan bakar. Sisi masukan katup

penyalur terhubung pada rangkaian pemompaan bertekanan tinggi pada

pompa injeksi sedangkan sisi jalan keluar terpasang pada pipa injektor

bahan bakar. Bahan bakar yang disemprotkan atau diinjeksikan dalam

jumlah yang terukur mengalir dari plunyer atau elemen pemompaan

melalui katup penyalur ke arah injektor bahan bakar.

Page 34: Motor Diesel

Gambar 3.3 Katup penyalur (delivery valve).

Page 35: Motor Diesel

            Pada gambar 3.3 ditunjukkan jenis umum katup penyalur.

Komponen-Komponen utama katup penyalur terdiri dari muka/bidang

katup, pegas katup, bagian piston, celah katup, pengarah katup dan bodi

katup penyalur. Katup diletakkan pada pengarahnya. Katup menumpu

pada pengarah melalui bidang yang berbentuk mengerucut pada katup

yang ditahan bidang dudukan pada pengarah. Di bawah bidang dudukan

katup terdapat bagian bodi paralel yang berfungsi sebagai piston kecil di

dalam lubang pengarah. Agar bahan bakar dapat mengalir melalui katup

maka katup harus terdesak ke atas dari dudukannya hingga posisi

tertentu sehingga piston bergerak keluar dari lubang pengarah. Maka

bahan bakar dapat mengalir melalui katup menuju injektor.

Fungsi-fungsi katup penyalur adalah sebagai berikut :

a.      Pada saat plunyer pemompaan pompa injeksi melakukan pukulan untuk

menghisap aliran maka katup penyalur berfungsi sebagai katup pencegah

aliran kembali. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahan bakar yang ada

di atas katup penyalur pada pipa injeksi dan injektor tertarik kembali

menuju ruang pemompaan.

b.      Setelah penginjeksian/penyemprotan, katup piston menutup lubang

pengarah sehingga timbul penurunan mendadak pada tekanan bahan

bakar pada injektor bahan bakar dengan segera setelah dilakukan

penginjeksian. Penurunan tekanan secara mendadak membuat katup

jarum injektor menutup dengan cepat sehingga injeksi bahan bakar

terhenti secara cepat dan bersih tanpa terjadi “tetesan” (dribble).

Page 36: Motor Diesel

c.       Menjaga

adanya suplai bahan bakar bertekanan rendah pada injektor bahan bakar

dan pipa injeksi setelah injeksi selesai dilakukan. Hal tersebut dilakukan

dengan pukulan penarikan kembali (retraction stroke) bidang dudukan

yang menyekat bidang permukaan pengarah sesudah piston katup

selesai memulai menyekat pengarah. Tekanan rendah tersebut

mengakibatkan terjadinya pemberian tekanan tinggi pada penyaluran

bahan bakar oleh gerakan ke atas plunyer pada pompa injeksi. Hal ini

menjamin kerja injektor yang efektif.

Gambar 3.4 Tiga tahap kerja katup penyalur, terbuka, tertutup dan

menarik kembali (retraksi)3. Governor sentrifugal / mekanis

            Governor sentrifugal atau mekanis menggunakan flyweight yang

berputar sebagai alat standar operasinya. Pinsip kerjanya serupa dengan

sistem maju mekanis distributor. Saat mesin dan pompa injeksi bahan

bakar berputar, bekerja gaya sentrifugal pada flyweight yang berputar

yang mengontrol posisi batang bergigi atau batang pengontrol bahan

bakar pompa injeksi. Governor tersebut terdiri dari dua buah flyweight

yang beraksi pada batang penghubung (sliding yoke).

Page 37: Motor Diesel

            Poros pompa injeksi yang

menggerakkan mesin mengakibatkan flyweight bergerak ke arah luar

sehingga mendesak sliding yoke pada pegas governor. Tekanan pada

pegas governor mengontrol posisi trotel, tekanan lemah pada idle,

tekanan kuat pada trotel membuka penuh. Pada saat batang penghubung

bergerak kembali karena tekanan pegas governor ia juga mengontrol

posisi batang pengontrol bahan bakar sehingga mengontrol penyaluran

bahan bakar dan kecepatan mesin. Semakin lemah tekanan pegas

governor maka semakin kecil kecepatan mesin yang diperlukan untuk

menggerakkan pembeban sentrifugal keluar untuk mengurangi

penyaluran bahan bakar dan menjaga kecepatan mesin agar tetap

perlahan. Semakin kuat tekanan pegas governor maka semakin besar

kecepatan mesin yang diperlukan untuk menggerakkan beban sentrifugal

keluar untuk mengurangi penyaluran bahan bakar sehingga kecepatan

mesin tetap tinggi.

Gambar 3.5 Governor sentrifugal sederhana.

Page 38: Motor Diesel

            Governor sentrifugal digunakan terutama pada motor Diesel

ukuran besar. Governor ini dipasang pada pompa injeksi jenis inline. Di

dalam pelaksanaan, governor sentrifugal dibagi dalam dua jenis yaitu

Governor sentrifugal jenis RQ/RQV dan RS/RSV.

d.      Governor sentrifugal jenis RQ

Governor jenis RQ hanya dapat meregulasi putaran idle dan putaran

maksimum.

Page 39: Motor Diesel

Gambar 3.6 Governor sentrifugal jenis RQ

           Cara kerja governor sentrifugal jenis RQ :

a.      Posisi start

            Batang pengatur ditekan lebih dari maksimum (posisi start),

Plunyer diputar maksimum, langkah efektif paling besar . Dengan

demikian volume penyemprotan menjadi paling banyak. Bobot sentrifugal

membuka karena pedal gas pada posisi maksimum.

Gambar 3.7 Cara kerja governor jenis RQ saat posisi start.

b.      Saat putaran idle

Page 40: Motor Diesel

            Setelah mesin hidup pedal gas dilepas, batang pengatur kembali

ke posisi putaran idle. Plunyer diputar sedikit, volume penyemprotan juga

sedikit. Bobot sentrifugal membuka tergantung pada putaran mesin.

Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka dan volume injeksi

diperkecil.

Putaran mesin turun,

bobot sentrifugal menutup dan volume injeksi diperbesar.

Gambar 3.8 Cara kerja governor sentrifugal jenis RQ

saat putaran idle.

c.      Posisi putaran menengah

            Pada putaran menengah posisi batang pengatur hanya ditentukan

oleh sopir. Pedal gas sedikit ditekan, putaran mesin naik diatas putaran

idle, bobot sentrifugal membuka bebas dari pegas pengatur putaran idle

Page 41: Motor Diesel

dan terletak pada pegas putaran maksimum. Dengan demikian pada

posisi putaran menengah governor tidak bekerja.

Gambar 3.9 Cara kerja governor sentrifugal jenis RQ

saat putaran menengah.

d.      Pembatasan putaran maksimum

            Batang pengatur pada posisi maksimum, putaran mesin juga

maksimum. Bobot sentrifugal membuka sesuai dengan putaran

maksimum. Apabila putaran mesin lebih tinggi dari putaran maksimum,

bobot sentrifugal membuka penuh maka batang pengatur tertarik ke arah

stop sedikit dengan demikian governor dapat membatasi putaran

maksimum.

Page 42: Motor Diesel

Gambar 3.10 Cara kerja governor jenis RQ saat putaran tinggi.

e.      Governor sentrifugal jenis RSV

Page 43: Motor Diesel

           Governor sentrifugal jenis

RSV adalah satu governor yang dapat meregulasi setiap putaran mesin

(putaran idle sampai putaran maksimum). Huruf V (verstell) berarti

penyetel/pemindah. Pada governor sentrifugal jenis RSV hanya terdapat

satu pegas tarik sebagai pengatur yang terpasang diluar bobot

sentrifugal.

Page 44: Motor Diesel

Gambar 3.11 Governor sentrifugal jenis RSV.

Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV :

a.      Posisi start

            Pada

saat mesin belum hidup, batang pengatur selalu pada posisi start karena

tarikan dari pegas start. Dengan demikian mesin dapat lebih mudah

dihidupkan walaupun tuas penyetel pada posisi idle.

Page 45: Motor Diesel

            Gambar 3.12 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV saat  start.

b.      Posisi idle

            Tuas penyetel pada posisi putaran idle. Pegas pengatur tertarik

sedikit bobot sentrifugal membuka tergantung putaran idle dan kekuatan

pegas pengatur. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka, volume

injeksi diperkecil. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup volume

injeksi diperbesar. Supaya putaran idle dapat stabil, maka untuk

meregulasi putaran dipasang pegas tambahan untuk putaran idle.

Page 46: Motor Diesel

Gambar 3.13 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV saat idle.

c.      Regulasi pada putaran menengah

            Tuas penyetel pada posisi

putaran menengah, pegas pengatur tertarik kuat, batang pengatur

bergerak kearah maksimum, bobot sentrifugal masih sedikit terbuka.

Dengan demikian volume injeksi menjadi besar / banyak, putaran mesin

naik. Bobot sentrifugal membuka. Apabila gaya sentrifugal lebih besar

dari kekuatan pegas. Dengan demikian pengatur tertarik kearah volume

injeksi yang kecil / sedikit sampai terjadi keseimbangan antara gaya

sentrifugal dengan kekuatan pegas pengatur.

Gambar 3.14 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV

saat putaran menengah

d.      Posisi putaran maksimum dan pembatasan

Page 47: Motor Diesel

            Tuas penyetel pada

posisi maksimum pegas pengatur tertarik penuh. Volume injeksi banyak

putaran mesin tinggi dan bobot sentrifugal membuka. Putaran maksimum

dapat tercapai apabila gaya sentrifugal sebanding dengan kekuatan

pegas pengatur. Putaran mesin bertambah naik bobot sentrifugal

membuka tambah kuat batang pengatur tertarik kearah stop / sedikit.

        Gambar 3.15 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV

saat putaran maksimum.

3.5    Analisa gangguan pada pompa injeksi dan cara mengatasinya

a.      udara yang terperangkap dalam fuel system(masuk angin)

        Putar injection priming pump ke arah kiri hingga kendor.

Page 48: Motor Diesel

        Kendorkan air plug pada fuel filter.

        Gerakkan priming pump ke atas dan ke bawah (dipompakan) dengan

tangan, untuk memasukkan bahan bakar hingga gelembung udara tidak

lagi terdapat pada air plug.

        Bila sudah tidak terdapat gelembung udara pada air plug, tekan priming

pump ke bawah dan putar searah jarum jam sampai benar – benar

kembali pada posisi semula, kemudian kencangkan air plug.

        Setelah selesai melakukan air bleeding, bersihkan bahan bakar di sekitar

air plug pada fuel filter.

b.      Engine knock

        Injection timing terlalu maju

Page 49: Motor Diesel

Gambar 3.16 Penyetelan timing injection

Posisi mulai disalurkannya bahan bakar (yakni posisi lubang tertutup)

pada silinder nomor 1 adalah titik permulaan pengecekan tertutupnya

lubang pada interval spesifikasi. Jika penambahan jarak ‘a’, plunger akan

bergerak dari TMB ke posisi lubang tertutup (yakni langkah awal) dan

celah tappet berkurang. Menutupnya lubang untuk silinder nomor 1

terjadi apabila :

a. Kedua tanda timing pada bagian drive(penggerak) dan bagian pompa

dalam posisi sejajar.

b.

Plunger nomor 1 distel menurut langkah awal spesifikasi dari TMB.

Page 50: Motor Diesel

Penyetelan langkah awal dilakukan dengan cara menambah atau

mengurangi shim (0,1 – 0,4 mm) menggunakan sepasang pemuntir.

c. Celah tappet lebih dari 0,2 mm.

Gambar 3.17 Celah tapet.

    

     Setelah plunger nomor 1 distel pada posisi lubang tertutup, periksalah

penutupan silinder-silinder lainnya dalam urutan pengapiannya. Apabila

dimulai dari 0 untuk silinder nomor 1 setiap penutupan lubang terdapat

penambahan 1/2°.

c.      Engine exhaust berasap dan knocking

        injection timing tidak tepat

  Setel seperti saat trouble shooting padaengine knock

        Plunyer aus

  Perbaiki atau ganti

        Delivery valve seat rusak

  Perbaiki atau ganti

d.      Engine output tidak stabil

Page 51: Motor Diesel

        Jangkauan gerak plunyer tidak cukup

  Ganti plunyer

        Plunger spring patah

  Ganti spring

        Gerakan control rack tidak sempurna

  Periksa atau ganti

Langkah control rack harus diperiksa untuk mengetahui kondisi rack

masih baik atau tidak. Pemeriksaan langkah control rack yang harus

dilakukan yaitu :

1. Lepaskan delivery valve spring dan stopper dari delivery valve holder.

Gambar 3.18 Melepas delivery valve spring dan stopper

2. Berilah oli pada injection pump dan keluarkanlah semua angin

     dalam fuel system (air bleeding).

3. Tekan control rack ke arah governor dengan penuh, kemudian lepaskan.

Rack dalam keadaan baik jika dapat kembali dengan baik dan lancar.

        Tappet aus gerakannya tidak sempurna

  Ganti tappet

        Delivery valve spring patah

  Ganti Delivery valve spring

        Delivery valve holder kendor

  Kencangkan Delivery valve holder

Page 52: Motor Diesel

        Delivery valve tidak berfungsi dengan baik

  Ganti delivery valve

        Injection timing tidak tepat

  Setel seperti saat trouble shooting padaengine knock

e.      Putaran maksimum terlalu tinggi

        Gerakan injection pump control rack tidak sempurna

  setel seperti saat trouble shooting padaengine output tidak stabil

        Tegangan governor spring terlalu kuat

  Setel governor spring dengan mengendurkan adjusting nut.

        Flyweight tidak berfungsi secara efektif

  Perbaiki

Antara flyweight dan camshaft harus memiliki clearance. Pemeriksaan

yang harus dilakukan yaitu dengan membongkarflyweight terlebih

dahulu. Langkah pemeriksaan selanjutnya yaitu :

1. Pasang camshaft bushing pada camshaft untuk sementara, kemudian

pasang flyweight tanpa damper.

2. Kencangkan governor round nut untuk sementara.

3. Pasang dial gauge pada flyweight dan ukur clearance L. Untuk

penyetelannya, masukkan shim antara camshaft bushing dan round nut.

Page 53: Motor Diesel

Gambar 3.19 Pengukuran clearance dengan dial gauge

4. Setelah pemeriksan selesai, pasangkan damper pada flyweight sebelum

dipasang kembali pada governor.

5. Pasang camshaft bushing pada flyweight. Dengan camshaft bushing

dalam posisi terangkat, masukkan 6 buah damper pada clearance seperti

pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.20 Pemasangan camshaft bushing dan damper

6. Gerakkan setiap damper pada saat dipasang pada flyweight.

Pasang    dengan menggunakan palstik hammer.

Page 54: Motor Diesel

Gambar 3.21 Pemasangan dumper dengan plastic hammer

7. Setelah semua terpasang, kencangkan flyweight dengan round nut.

Page 55: Motor Diesel

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

            Dari penulisan Makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

a.      Dalam pompa injeksi inline terdapat 3 komponen utama diantaranya

adalah plunyer, delivery valve, dan governor

b.      Gejala yang sering terjadi pada kendaraan yang diakibatkan oleh pompa

ineksi adalah masuk angin, engine knock, Engine exhaust berasap

dan knocking, engine output tidak stabil, dan putaran maksimum terlalu

tinggi.

c.      Pompa injeksi inline digunakan pada mesin diesel yang bertenaga besar.

d.      Governor jenis RQ hanya dapat meregulasi putaran idle dan putaran

maksimum

e.      Governor jenis RSV dapat meregulasi semua putaran.

4.2. SARAN

       Dari penulisan makalah ini maka saran yang dapat diambil dan perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut :

a.      Pada pompa injeksi inline hendaknya dilakukan pemeriksaan secara

berkala.

b.      Perlunya mengetahui prinsip kerja pompa injeksi dan komponennya yang

baik dan benar.

c.      Perlunya mengetahui gejala yang timbul pada kendaraan akibat pompa

injeksi.

d.      Hendaknya menggunakan peralatan yang sesuai ketika memperbaiki

pompa injeksi.

Page 56: Motor Diesel

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Technical Guide Toyota Diesel. Jakarta : PT. Toyota

AstraMotor.

Anonim. 1995. Fuel Injection Equeipment. Jakarta : PT. Toyota Astra

Motor.

Daryanto. 2001. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. Rineka Cipta.