MOTOR DIESELBAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang
menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada
waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika
kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke
silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924,
Robert Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan
pompa injeksi daripada menggunakan metode tekanan udara yang
akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Pompa injeksi
merupakan salah satu komponen utama pada system bahan bakar motor
diesel. Pada dasarnya pompa injeksi berfungsi sebagai berikut :
1. Menyimpan bahan bakar
2. Menyaring bahan bakar
3. Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder
mesin
4. Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
5. Memajukan saat penginjeksian bahan bakar
6. Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan
penyaluran bahan bakar
7. Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk memilih judul “ Pompa
injeksi tipe inline” dengan harapan penulis dapat mempelajari dan
memahami topik tersebut.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas terdapat
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara kerja Pompa injeksi tipe inline ?
2. Apa saja komponen yang terdapat pada Pompa injeksi tipe inline ?
3. Apa saja indikasi kerusakan Pompa injeksi tipeinline , dan
4. Bagaimana cara memperbaikinya ?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalahtentang pompa
injeksi tipe inline ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui komponen pompa injeksi tipe inline.
2. Untuk mengetahui cara kerja pompa injeksi tipe inline.
3. Untuk mengetahui masalah yang sering muncul pada pompa injeksi
tipe inline.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah pada pompa injeksi.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembahasan sistem bahan bakar
diesel adalah sebagai berikut :
1. Memahami tentang cara kerja pompainjeksi tipeinline.
2. Dapat memahami komponen pompa injeksi tipeinline.
3. Dapat mengetahui kerusakan pada pompa injeksi tipeinline.
4. Dapat memperbaiki kerusakan pompa injeksi tipeinline.
1.5. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Yaitu pengumpulan data pada objek dengan jalan pengamatan
secaralangsung terhadap objek penelitian.
b. Studi Pustaka
Yaitu dengan cara mencari data melalui buku-buku literatur yang
berhubungan dengan pompa injeksi tipe inline.
c. Metode Browsing
Yaitu pengumpulan data dengan cara mencari dari internet.
1.6. Sistematika Penulisan
Dari data di atas maka penulis akan menulis makalah ini dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
bab ini berisi : a). Latar belakang, b). Rumusan masalah, c). Tujuan,
d).Manfaat, e). Metode pengumpulan data, f). Sistematika laporan.
BAB II : DASAR TEORI
Bab ini berisi : a) Prinsip kerja sistem bahan bakar diesel. b) Komponen
sistem bahan bakar diesel
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini berisi : a) Pengertian pompa injeksi inline. b) Fungsi pompa injeksi
inline. c) Cara kerja pompa injeksi inline. d) Komponen utama pompa
injeksi inline. e)
Analisis gangguan pada pompa injeksi dan cara mengatasinya
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini di bahas :a). Simpulan, b). Penutup, dan yang terakhir daftar
pustaka.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Prinsip kerja sistem bahan bakar diesel
Prinsip kerja sistem bahan bakar Diesel adalahFeed pump menghisap
bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter
dan kandungan air yang terdapat pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel
sedimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar ke nozzle
dan ke ruang bakar. Ada dua tipe pompa injeksi yaitu tipe distributor dan
tipe in line.
a) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (inline)
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris,
terdiri dari empat elemen pompa yang melayani empat buah silinder.
Dengan demikian tiap silinder mesin diesel akan dilayani oleh satu
elemen pompa secara individual.
Gambar 2.1 Sistem bahan bakar motor diesel tipe inline
b) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi tipe distributor
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
distributor, pompa injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa.
Dengan demikian satu elemen pompa akan melayani empat buah silinder
mesin diesel melalui saluran distribusi pada pompa. Sebagai contoh
sistem bahan bakar dengan pompa distributor
Gambar 2.2 Sistem bahan bakar motor diesel tipe distributor
2.2 Komponen sistem bahan bakar Diesel
a. Fuel tank
Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung
bahan bakar. Tangki bahan bakar dibuat dengan berbagai ukuran dan
tiap ukuran serta bentuk tangki tersebut dirancang untuk maksud
persyaratan tertentu.Kapasitas tangki tangki harus cukup untuk suatu
jarak tempuh tertentu atau cukup untuk digunakan dalam jangka waktu
tertentu. Bentuk dan ukuran tangki tergantung pada ketersediaan
tempat (space) serta kapasitas yang dikehendaki. Misalnya untuk ruang
mesin yang panjang atau pendek, berbentuk bulat atau persegi. Tangki
bahan bakar harus tertutup untuk mencegah masuknya kotoran, namun
demikian harus mempunyai lubang pernafasan ( ventilation) dan untuk
lubang pengisian bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang telah
dipakai. Dengan demikian paling tidak harus ada tiga buah lubang,yaitu
untuk mengisi, mengalirkan keluar dan lubang untuk mengeringkan
(draining). Kadangkala terdapat lubang untuk saluran kebocoran bahan
bakar (fuel overflow/fuel leak-off).
Gambar 2.3 Tangki bahan bakar
b. Sedimenter Bahan Bakar
Untuk pompa injeksi tipe distributor
Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi tipe distributorkebanyakan digabung
dengan priming pump dan water sedimenter.Saringan bahan bakar berfungsi untuk
menyaring debu dan kotoran dari bahan bakar. Priming pump berfungsi untuk mengeluarkan
udara palsu dari sistem bahan bakar (bleeding), sedangkan water sedimenter berfungsi untuk
memisahkan air dari bahan bakar dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis. Bila tinggi air
dan pelampung naik melebihi batas tertentu maka magnet yang ada pada pelampung akan
menutup reed switch dan menyalakan lampuindikator pada meter kombinasi untuk
memperingatkan pengemudi bahwa air telah terkumpul pada water sedimenter. Water
sedimenter mempunyai keran di bawahnya, air dapat dikeluarkan dengan membuka keran
dan menggerakkan priming pump.
Gambar 2.4 Sedimeter pompa injeksi tipe distributor.
Untuk pompa injeksi tipe inline
Pompa injeksi tipe in-line menggunakan filterdengan elemen terbuat dari kertas.
Pada bagian atas filter bodi terdapat sumbat ventilasi udara yang digunakan untuk
mengeluarkan udara (bleeding). Priming pump pada pompa injeksi tipe in-line merupakan
satu unit bersama feed pump dan dipasangkan pada bodi pompa injeksi.
Gambar 2.5 sedimeter pompa injeksi tipe inline
c. Pompa pengalir (feed pump)
Bahan bakar yang dihisap oleh feed pump dari tangki akan
diteruskan ke serambi inlet pompa injeksi melalui saringan. Pompa
pengisi (feed pump) merupakansingle acting pump terletak di bagian
rumah pompa injeksi. Pompa pengisi (feed pump) digerakkan oleh
camshaft dari pompa injeksi. Bahan bakar di ruang pompa injeksi
selamanya harus cukup, menyebabkan perlunya mengirimkan bahan
bakar ke pompa injeksi dengan tekanan karena elemen pompa tidak
mampu memberikan bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi.
Karena itu, tekanan pengisian diatur sampai 1,8 – 2,2 kg/cm2 (25,6 – 3
psi) oleh pegas torak.
Gambar 2.6 Feed Pump (Untuk Pompa Injeksi Tipe In-line).
Cara kerja feed pump
1. Saat penghisapan
Saat camshaft (1) tidak
mendorong tapet roller (2), piston (4) mendorong pushrod (3) kebawah
karena adanya tegangan piston spring (6). Pada saat itu volume pressure
chamber (7) membesar dan membuka inlet valve (5) untuk menghisap
bahan bakar.
Gambar 2.7 Cara kerja feed pump saat penghisapan.
Saat pengeluaran
Camshaft terus
berputar dan mendorong piston melalui tappet roller dan push
rod. Piston menekan bahan bakar di dalampressure chamber,
membuka outlet valve dan bahan bakar dikeluarkan dengan tekanan.
Gambar 2.8 Cara kerja feed pump saat pengeluaran
Saat Tekanan Tertinggi
Sebagian bahan bakar
yang dikeluarkan memasuki pressure chamber (9) yang terletak di
bawah piston. Bila tekanan bahan bakar di bawah piston naik mencapai
1,8 – 2,2 kg/cm2 maka tegangan piston spring tidak cukup kuat untuk
menurunkan piston. Akibatnya, pistontidak dapat lagi bergerak bolak-
balik dan pompa berhenti bekerja.
Gambar 2.9 Cara kerja feed pump saat tekanan tinggi.
d. Pompa Priming (Priming Pump)
Pompa priming berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki
pada saat mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar (bleeding).Cara kerjanya sebagai berikut:
Saat pump handle ditekan
Diafragma bergerak ke bawah menyebabkanoutlet check
valve terbuka dan bahan bakar mengalir ke fuel filter. Pada saat yang
sama inlet check valve tertutup mencegah bahan bakar mengalir
kembali.
Gambar 2.10 Cara kerja priming pump saat handle ditekan Saat pump handle dilepas
Tegangan pegas mengembalikan diafragma ke posisi semula dan
menimbulkan kevakuman, inlet valve terbuka dan bahan bakar masuk ke
ruang pompa. Pada saat ini outlet valve tertutup.
Fuel filter berfungsi untuk
menyaring bahan bakar agar terhindardari kotoran yang ada. Fuel fillter
harus dibersihkan secara berkala untuk mencegah adanya kotoran yang
bisa menghambat aliran bahan bakar.
Gambar 2.12 Saringan bahan bakar.
f. Pompa Injeksi
Fungsi utama pompa injeksi adalah memompa atau menginjeksi
bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin. Pompa injeksi
mempunyai 2 tipe yaitu tipe rotary dan tipe sebaris (inline) :
1. Pompa injeksi tipe inline
Gambar 2.13 Pompa injeksi tipe sebaris (inline)
Cara kerja pompa injeksi tipe inline :
Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki dan menekan
bahan bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa
injeksi tipe in-line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama
dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakkan plunger sesuai
denganfiring order mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plungerini
menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke injection
nozzle melalui delivery valve. Delivery valve berfungsi untuk menjaga
tekanan pada pipa injeksi dan menghentikan injeksi dengan
cepat. Plunger dilumasi oleh bahan bakar dan camshaft oleh oli
mesin. Gavernormengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan
olehinjection nozzle dengan menggeser control rack.Gavernor terdiri atas
dua tipe yaitu: mechanical gavernordan combined gavernor (mechanical
and pneumatic gavernor). Timing injeksi bahan bakar diatur
olehAutomatic centrifugal timer. Timer mengatur putarancamshaft.
2. Pompa
injeksi tipe rotary
Gambar 2.14 Pompa injeksi tipe rotary.
Cara kerja pompa injeksi tipe rotary :
Bahan bakar dibersihkan oleh filter danwater sedimenter dan
ditekan oleh feed pump tipe vane yang mempunyai 4 vane. Pump
plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena
bergeraknya drive shaft, cam plate, plunger springdan lain-lain.
Gerakan plunger menyebabkan naiknya tekanan bahan bakar dan
menekan bahan bakar melalui delivery valve ke injektion nozzle.
Mechanical gavernor berfungsi untuk mengatur banyaknya bahan bakar
yang diinjeksikan olehnozzle dengan menggerakkan spill ring sehingga
mengubah saat akhir langkah efektif plunger. Pressure timer berfungsi
untuk memajukan saat penginjeksian bahan bakar dengan cara
mengubah posisi tappet roller.
Fuel cut-off solenoid untuk menutup saluran bahan bakar dalam pompa.
g. Injektor
Injection nozzle terdiri atas nozzle bodydan needle. Injection
nozzle berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan bakar.
Antara nozzle body dan needle dikerjakan dengan presisi dengan
toleransi 1/1000 mm (1/40 in). Karena itu, kedua komponen itu dalam
proses penggantiannya harus secara bersama-sama.
1. Cara kerja injektor sebagai berikut :
Sebelum peginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan
tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran minyak (oil
passage) pada nozzle holder menuju ke oil poolpada bagian bawah nozzle
body.
Gambar 2.15 Cara kerja injektor sebelum penginjeksian.
Saat penginjeksian bahan bakar
Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan
permukaan ujung needle. Bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas,
makanozzle needle akan terdorong ke atas dan
menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan bakar.
Gambar 2.16 Cara kerja injektor saat penginjeksian bahan bakar.
Saat akhir penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan
bakar turun, dan pressure spring mengembalikan nozzle needle ke posisi
semula (menutup saluran bahan bakar). Sebagian bahan bakar yang
tersisa antaranozzle needle dan nozzle body, melumasi semua komponen
dan kembali ke over flow pipe.
Gambar 2.17 Cara kerja injektor saat akhir penginjeksian.
2. Jenis injektor
a. injeksi tidak langsung
Bentuk penyemprotan :
Gambar 2.19 Bentuk penyemprotan injektor tidak langsung.
Bentuk penyemprotan harus sesuai dengan bentuk kamar / ruang bakar.
Tekanan pembukaan jarum nozel 100 – 150 bar.
b. Jenis throttle
Pada nozel jenis throttel, jarum nozel mempunyai bentuk khusus.
Dengan bentuk itu terjadi penyemprotan awal (gambar b). Kalau jarum
nozel membuka penuh, terjadi penyemprotan utama (gambar c).
Dengan bentuk khusus ini kenaikan tekanan pembakaran dapat dibuat
lebih halus dengan demikian mesin juga bersuara lebih halus.
Bentuk penyemprotan :
a. Tertutup b. Sedikit terbuka c. Membuka penuh
Gambar 2.20 Bentuk penyemprotan Injektor tidak langsung jenis throttle.
c. Pelindung panas untuk injektor jenis pintel dan throttle
Untuk menghindari terjadinya temperatur yang tinggi pada dasar
nozel dan supaya nozel bisa tahan lama, maka diantar kepala silinder dan
mur penahan nozel dipasang pelindung panas.
Fungsi : Dengan pelindung panas permukaan nozel yang menerima panas
lebih kecil / sedikit.
Gambar 2.22 Injektor tipe injeksi langsung.
Bentuk penyemprotan :
Ujung jarum nozel berbentuk kerucut sebagai perapat dudukan nozel,
jenis ini mempunyai satu atau banyak lubang, pada umumnya banyak
lubang / multiplehole.Besar dan panjang lubang mempengaruhi bentuk
penyemprotan. Diameter lubang 0,2 mm. Tekanan pembukaan jarum
nozel 150 – 250 bar.
BAB III
POMPA INJEKSI INLINE
3.1 Pengertian pompa injeksi inline
Pompa injeksi inline dipasang dibagian sisi mesin dan digerakan oleh
crankshaft. Pompa injeksi inline banyak digunakan untuk mesin diesel
yang bertenaga besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan
bahwa tiap elemen pompa melayani satu silinder mesin. Pompa ini terdiri
dari sebuah plunyer ( torak ) di dalam suatu silinder yang direncanakan
secara teliti dengan kelonggaran yang sangat kecil, kira-kira sekitar 0,01
mm agar dapat diperoleh kerapatan yang baik pada waktu memompa
bahan bakar dengan tekanan tinggi dan juga pada saat putaran sangat
lambat, celah menyilang / celah alur yang memotong plunyer yang
berbentuk silinder dimana menghubungkan alur ini dengan bagian atas
plunyer / torak.
Gambar 3.1 Pompa injeksi inline.3.2 Fungsi pompa injeksi inline
Pada dasarnya pompa injeksi berfungsi sebagai berikut :
a. Menyimpan bahan bakar
b. Menyaring bahan bakar
c. Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
d. Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
e. Memajukan saat penginjeksian bahan bakar
f. Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannyamelalui pengaturan
penyaluran bahan bakar
g. Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.
3.3 Cara kerja pompa injeksi inline
Injection pump mendorong bahan bakar masuk ke dalam injection
nozzle dengan tekanan dan dilengkapi dengan sebuah mekanisme untuk
menambah atau mengurangi jumlah bahan bakar yangdikeluarkan
dari nozzle. Plunger didorong ke atas oleh camshaft dan dikembalikan
oleh plunger spring. Plunger bergerak ke atas dan ke bawah di
dalamplunger barrel dan pada jarak stroke yang telahditetapkan guna
mensuplai bahan bakar dengan tekanan. Dengan naik dan turunnya
plunger berarti akan membuka dan menutup section dan discharge
ports sehingga mengatur banyaknya injeksi bahan
bakar. Camshaft ditahan dengan dua buah tapper roller
bearing pada kedua buah ujungnya dan dilengkapi dengan beberapa cam
untuk menggerakkan plunger dan sebuah exentric cam sebagai
penggerakfeed pump. Chamshaft digerakkan oleh injection pump
gear pada ½ putaran engine.
3.4 Komponen utama pompa injeksi inline
Pompa injeksi inline mempunyai beberapa komponen utama yaitu:
1. plunyer
Plunyer digunakan untuk menekan bahan bakar atau menaikkan tekanan
dan mengatur jumlah bahan bakar dari pompa injeksi menuju ke ruang
bakar melalui pipa tekanan tinggi dan injektor.
Gambar 3.2 Plunyer
Cara kerja plunyer :
1. Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir
melalui lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur
(delivery chamber) di atas plunyer.
2. Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet
roller maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer
bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai
tertekan dan mengalir keluar pompa melalui pipa tekanan tinggi ke
injector.
3. Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove
bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan
bakar terhenti.
4. Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang
tertinggal dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang pada
permukaan atas plunyer dan mengalir ke lubang masuk menuju ruang
isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan.
2. Delivery valve (katup penyalur)
Katup penyalur (delivery valve) diletakkan sesudah elemen
pemompaan pada pompa injeksi bahan bakar. Sisi masukan katup
penyalur terhubung pada rangkaian pemompaan bertekanan tinggi pada
pompa injeksi sedangkan sisi jalan keluar terpasang pada pipa injektor
bahan bakar. Bahan bakar yang disemprotkan atau diinjeksikan dalam
jumlah yang terukur mengalir dari plunyer atau elemen pemompaan
melalui katup penyalur ke arah injektor bahan bakar.
Pada gambar 3.3 ditunjukkan jenis umum katup penyalur.
Komponen-Komponen utama katup penyalur terdiri dari muka/bidang
katup, pegas katup, bagian piston, celah katup, pengarah katup dan bodi
katup penyalur. Katup diletakkan pada pengarahnya. Katup menumpu
pada pengarah melalui bidang yang berbentuk mengerucut pada katup
yang ditahan bidang dudukan pada pengarah. Di bawah bidang dudukan
katup terdapat bagian bodi paralel yang berfungsi sebagai piston kecil di
dalam lubang pengarah. Agar bahan bakar dapat mengalir melalui katup
maka katup harus terdesak ke atas dari dudukannya hingga posisi
tertentu sehingga piston bergerak keluar dari lubang pengarah. Maka
bahan bakar dapat mengalir melalui katup menuju injektor.
Fungsi-fungsi katup penyalur adalah sebagai berikut :
a. Pada saat plunyer pemompaan pompa injeksi melakukan pukulan untuk
menghisap aliran maka katup penyalur berfungsi sebagai katup pencegah
aliran kembali. Hal ini bertujuan untuk mencegah bahan bakar yang ada
di atas katup penyalur pada pipa injeksi dan injektor tertarik kembali
menuju ruang pemompaan.
b. Setelah penginjeksian/penyemprotan, katup piston menutup lubang
pengarah sehingga timbul penurunan mendadak pada tekanan bahan
bakar pada injektor bahan bakar dengan segera setelah dilakukan
penginjeksian. Penurunan tekanan secara mendadak membuat katup
jarum injektor menutup dengan cepat sehingga injeksi bahan bakar
terhenti secara cepat dan bersih tanpa terjadi “tetesan” (dribble).
c. Menjaga
adanya suplai bahan bakar bertekanan rendah pada injektor bahan bakar
dan pipa injeksi setelah injeksi selesai dilakukan. Hal tersebut dilakukan
dengan pukulan penarikan kembali (retraction stroke) bidang dudukan
yang menyekat bidang permukaan pengarah sesudah piston katup
selesai memulai menyekat pengarah. Tekanan rendah tersebut
mengakibatkan terjadinya pemberian tekanan tinggi pada penyaluran
bahan bakar oleh gerakan ke atas plunyer pada pompa injeksi. Hal ini
menjamin kerja injektor yang efektif.
Gambar 3.4 Tiga tahap kerja katup penyalur, terbuka, tertutup dan
menarik kembali (retraksi)3. Governor sentrifugal / mekanis
Governor sentrifugal atau mekanis menggunakan flyweight yang
berputar sebagai alat standar operasinya. Pinsip kerjanya serupa dengan
sistem maju mekanis distributor. Saat mesin dan pompa injeksi bahan
bakar berputar, bekerja gaya sentrifugal pada flyweight yang berputar
yang mengontrol posisi batang bergigi atau batang pengontrol bahan
bakar pompa injeksi. Governor tersebut terdiri dari dua buah flyweight
yang beraksi pada batang penghubung (sliding yoke).
Poros pompa injeksi yang
menggerakkan mesin mengakibatkan flyweight bergerak ke arah luar
sehingga mendesak sliding yoke pada pegas governor. Tekanan pada
pegas governor mengontrol posisi trotel, tekanan lemah pada idle,
tekanan kuat pada trotel membuka penuh. Pada saat batang penghubung
bergerak kembali karena tekanan pegas governor ia juga mengontrol
posisi batang pengontrol bahan bakar sehingga mengontrol penyaluran
bahan bakar dan kecepatan mesin. Semakin lemah tekanan pegas
governor maka semakin kecil kecepatan mesin yang diperlukan untuk
menggerakkan pembeban sentrifugal keluar untuk mengurangi
penyaluran bahan bakar dan menjaga kecepatan mesin agar tetap
perlahan. Semakin kuat tekanan pegas governor maka semakin besar
kecepatan mesin yang diperlukan untuk menggerakkan beban sentrifugal
keluar untuk mengurangi penyaluran bahan bakar sehingga kecepatan
mesin tetap tinggi.
Gambar 3.5 Governor sentrifugal sederhana.
Governor sentrifugal digunakan terutama pada motor Diesel
ukuran besar. Governor ini dipasang pada pompa injeksi jenis inline. Di
dalam pelaksanaan, governor sentrifugal dibagi dalam dua jenis yaitu
Governor sentrifugal jenis RQ/RQV dan RS/RSV.
d. Governor sentrifugal jenis RQ
Governor jenis RQ hanya dapat meregulasi putaran idle dan putaran
maksimum.
Gambar 3.6 Governor sentrifugal jenis RQ
Cara kerja governor sentrifugal jenis RQ :
a. Posisi start
Batang pengatur ditekan lebih dari maksimum (posisi start),
Plunyer diputar maksimum, langkah efektif paling besar . Dengan
demikian volume penyemprotan menjadi paling banyak. Bobot sentrifugal
membuka karena pedal gas pada posisi maksimum.
Gambar 3.7 Cara kerja governor jenis RQ saat posisi start.
b. Saat putaran idle
Setelah mesin hidup pedal gas dilepas, batang pengatur kembali
ke posisi putaran idle. Plunyer diputar sedikit, volume penyemprotan juga
sedikit. Bobot sentrifugal membuka tergantung pada putaran mesin.
Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka dan volume injeksi
diperkecil.
Putaran mesin turun,
bobot sentrifugal menutup dan volume injeksi diperbesar.
Gambar 3.8 Cara kerja governor sentrifugal jenis RQ
saat putaran idle.
c. Posisi putaran menengah
Pada putaran menengah posisi batang pengatur hanya ditentukan
oleh sopir. Pedal gas sedikit ditekan, putaran mesin naik diatas putaran
idle, bobot sentrifugal membuka bebas dari pegas pengatur putaran idle
dan terletak pada pegas putaran maksimum. Dengan demikian pada
posisi putaran menengah governor tidak bekerja.
Gambar 3.9 Cara kerja governor sentrifugal jenis RQ
saat putaran menengah.
d. Pembatasan putaran maksimum
Batang pengatur pada posisi maksimum, putaran mesin juga
maksimum. Bobot sentrifugal membuka sesuai dengan putaran
maksimum. Apabila putaran mesin lebih tinggi dari putaran maksimum,
bobot sentrifugal membuka penuh maka batang pengatur tertarik ke arah
stop sedikit dengan demikian governor dapat membatasi putaran
maksimum.
Governor sentrifugal jenis
RSV adalah satu governor yang dapat meregulasi setiap putaran mesin
(putaran idle sampai putaran maksimum). Huruf V (verstell) berarti
penyetel/pemindah. Pada governor sentrifugal jenis RSV hanya terdapat
satu pegas tarik sebagai pengatur yang terpasang diluar bobot
sentrifugal.
Gambar 3.11 Governor sentrifugal jenis RSV.
Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV :
a. Posisi start
Pada
saat mesin belum hidup, batang pengatur selalu pada posisi start karena
tarikan dari pegas start. Dengan demikian mesin dapat lebih mudah
dihidupkan walaupun tuas penyetel pada posisi idle.
Gambar 3.12 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV saat start.
b. Posisi idle
Tuas penyetel pada posisi putaran idle. Pegas pengatur tertarik
sedikit bobot sentrifugal membuka tergantung putaran idle dan kekuatan
pegas pengatur. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka, volume
injeksi diperkecil. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup volume
injeksi diperbesar. Supaya putaran idle dapat stabil, maka untuk
meregulasi putaran dipasang pegas tambahan untuk putaran idle.
Gambar 3.13 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV saat idle.
c. Regulasi pada putaran menengah
Tuas penyetel pada posisi
putaran menengah, pegas pengatur tertarik kuat, batang pengatur
bergerak kearah maksimum, bobot sentrifugal masih sedikit terbuka.
Dengan demikian volume injeksi menjadi besar / banyak, putaran mesin
naik. Bobot sentrifugal membuka. Apabila gaya sentrifugal lebih besar
dari kekuatan pegas. Dengan demikian pengatur tertarik kearah volume
injeksi yang kecil / sedikit sampai terjadi keseimbangan antara gaya
sentrifugal dengan kekuatan pegas pengatur.
Gambar 3.14 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV
saat putaran menengah
d. Posisi putaran maksimum dan pembatasan
Tuas penyetel pada
posisi maksimum pegas pengatur tertarik penuh. Volume injeksi banyak
putaran mesin tinggi dan bobot sentrifugal membuka. Putaran maksimum
dapat tercapai apabila gaya sentrifugal sebanding dengan kekuatan
pegas pengatur. Putaran mesin bertambah naik bobot sentrifugal
membuka tambah kuat batang pengatur tertarik kearah stop / sedikit.
Gambar 3.15 Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV
saat putaran maksimum.
3.5 Analisa gangguan pada pompa injeksi dan cara mengatasinya
a. udara yang terperangkap dalam fuel system(masuk angin)
Putar injection priming pump ke arah kiri hingga kendor.
Kendorkan air plug pada fuel filter.
Gerakkan priming pump ke atas dan ke bawah (dipompakan) dengan
tangan, untuk memasukkan bahan bakar hingga gelembung udara tidak
lagi terdapat pada air plug.
Bila sudah tidak terdapat gelembung udara pada air plug, tekan priming
pump ke bawah dan putar searah jarum jam sampai benar – benar
kembali pada posisi semula, kemudian kencangkan air plug.
Setelah selesai melakukan air bleeding, bersihkan bahan bakar di sekitar
air plug pada fuel filter.
b. Engine knock
Injection timing terlalu maju
Gambar 3.16 Penyetelan timing injection
Posisi mulai disalurkannya bahan bakar (yakni posisi lubang tertutup)
pada silinder nomor 1 adalah titik permulaan pengecekan tertutupnya
lubang pada interval spesifikasi. Jika penambahan jarak ‘a’, plunger akan
bergerak dari TMB ke posisi lubang tertutup (yakni langkah awal) dan
celah tappet berkurang. Menutupnya lubang untuk silinder nomor 1
terjadi apabila :
a. Kedua tanda timing pada bagian drive(penggerak) dan bagian pompa
dalam posisi sejajar.
b.
Plunger nomor 1 distel menurut langkah awal spesifikasi dari TMB.
Penyetelan langkah awal dilakukan dengan cara menambah atau
mengurangi shim (0,1 – 0,4 mm) menggunakan sepasang pemuntir.
c. Celah tappet lebih dari 0,2 mm.
Gambar 3.17 Celah tapet.
Setelah plunger nomor 1 distel pada posisi lubang tertutup, periksalah
penutupan silinder-silinder lainnya dalam urutan pengapiannya. Apabila
dimulai dari 0 untuk silinder nomor 1 setiap penutupan lubang terdapat
penambahan 1/2°.
c. Engine exhaust berasap dan knocking
injection timing tidak tepat
Setel seperti saat trouble shooting padaengine knock
Plunyer aus
Perbaiki atau ganti
Delivery valve seat rusak
Perbaiki atau ganti
d. Engine output tidak stabil
Jangkauan gerak plunyer tidak cukup
Ganti plunyer
Plunger spring patah
Ganti spring
Gerakan control rack tidak sempurna
Periksa atau ganti
Langkah control rack harus diperiksa untuk mengetahui kondisi rack
masih baik atau tidak. Pemeriksaan langkah control rack yang harus
dilakukan yaitu :
1. Lepaskan delivery valve spring dan stopper dari delivery valve holder.
Gambar 3.18 Melepas delivery valve spring dan stopper
2. Berilah oli pada injection pump dan keluarkanlah semua angin
dalam fuel system (air bleeding).
3. Tekan control rack ke arah governor dengan penuh, kemudian lepaskan.
Rack dalam keadaan baik jika dapat kembali dengan baik dan lancar.
Tappet aus gerakannya tidak sempurna
Ganti tappet
Delivery valve spring patah
Ganti Delivery valve spring
Delivery valve holder kendor
Kencangkan Delivery valve holder
Delivery valve tidak berfungsi dengan baik
Ganti delivery valve
Injection timing tidak tepat
Setel seperti saat trouble shooting padaengine knock
e. Putaran maksimum terlalu tinggi
Gerakan injection pump control rack tidak sempurna
setel seperti saat trouble shooting padaengine output tidak stabil
Tegangan governor spring terlalu kuat
Setel governor spring dengan mengendurkan adjusting nut.
Flyweight tidak berfungsi secara efektif
Perbaiki
Antara flyweight dan camshaft harus memiliki clearance. Pemeriksaan
yang harus dilakukan yaitu dengan membongkarflyweight terlebih
dahulu. Langkah pemeriksaan selanjutnya yaitu :
1. Pasang camshaft bushing pada camshaft untuk sementara, kemudian
pasang flyweight tanpa damper.
2. Kencangkan governor round nut untuk sementara.
3. Pasang dial gauge pada flyweight dan ukur clearance L. Untuk
penyetelannya, masukkan shim antara camshaft bushing dan round nut.
Gambar 3.19 Pengukuran clearance dengan dial gauge
4. Setelah pemeriksan selesai, pasangkan damper pada flyweight sebelum
dipasang kembali pada governor.
5. Pasang camshaft bushing pada flyweight. Dengan camshaft bushing
dalam posisi terangkat, masukkan 6 buah damper pada clearance seperti
pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.20 Pemasangan camshaft bushing dan damper
6. Gerakkan setiap damper pada saat dipasang pada flyweight.
Pasang dengan menggunakan palstik hammer.
Gambar 3.21 Pemasangan dumper dengan plastic hammer
7. Setelah semua terpasang, kencangkan flyweight dengan round nut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari penulisan Makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Dalam pompa injeksi inline terdapat 3 komponen utama diantaranya
adalah plunyer, delivery valve, dan governor
b. Gejala yang sering terjadi pada kendaraan yang diakibatkan oleh pompa
ineksi adalah masuk angin, engine knock, Engine exhaust berasap
dan knocking, engine output tidak stabil, dan putaran maksimum terlalu
tinggi.
c. Pompa injeksi inline digunakan pada mesin diesel yang bertenaga besar.
d. Governor jenis RQ hanya dapat meregulasi putaran idle dan putaran
maksimum
e. Governor jenis RSV dapat meregulasi semua putaran.
4.2. SARAN
Dari penulisan makalah ini maka saran yang dapat diambil dan perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Pada pompa injeksi inline hendaknya dilakukan pemeriksaan secara
berkala.
b. Perlunya mengetahui prinsip kerja pompa injeksi dan komponennya yang
baik dan benar.
c. Perlunya mengetahui gejala yang timbul pada kendaraan akibat pompa
injeksi.
d. Hendaknya menggunakan peralatan yang sesuai ketika memperbaiki
pompa injeksi.