8/13/2019 Memanusiakan Babi
1/48
8/13/2019 Memanusiakan Babi
2/48
WACANA YANG HARUS DIANTISIPASI SEDINI MUNGKIN OLEH
PARA ULAMA DAN UMMAT ISLAM INDONESIA
Prof. Dr. Umar A. JenieKepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Assalamualaikum wa RahmatulLahi wa Barakatuh,
Buku yang berjudul Memanusiakan Babi yang ditulisoleh seorang pakar muslim yang ahli
tentang ihwal babi, memang patut kita cermati. Buku ini telah mengundang kita semua ummat
Islam, termasuk pula lembaga-lembaga Keislaman, utamanya Majelis Ulama Indonesia (MUI),untuk sedini mungkin dapat melakukan antisipasi dalam menentukan sikapnya atas
berkembangnya teknologi xenotransplantation pada manusia, utamanya yang menggunakan
jaringan atau organ babi sebagai donornya. Perkembangan ilmu pengetahuan pada akhir abad
XX serta awal abad XXI Masehi ini sungguh sangat eksponensial kecepatannya. Perkembangan
dalam biologi sel atau biologi molekuler beserta aplikasi teknologinya, telah sedemikian rupa
sehingga telah mampu memasuki bagian-bagian yang paling asazi dari manusia atau
kemanusiaan itu sendiri. Perkembangan teknologi kloning dan juga stem cells experiment, telah
mengejutkan kita ummat manusia. Namun demikian ummat Islam tidak boleh hanya bersikap
reaktif saja. Sikap sedemikian menunjukkan kelemahan dan ketidak-acuhan ummat Islam dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, sekaligus menunjukkan ketidak-siapannya dalam
menanggapi berbagai macam teknologi maju yang muncul dalam masyarakat dunia.
Al Quran surah al-Baqarah ayat-173 menyatakan bahwa Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka
tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam hal darah, ummat Islam diperkenankan melakukan transfusi darah, demi memperbaiki
kesehatannya. Padahal kita faham bahwa darah merupakan yang diharamkan untuk dimakan,
sebagaimana tertulis dalam Kitabullah surah al-Baqarah ayat-173 tersebut diatas. Dalam
bukunya ini, Dr Muladno memberikan pertanyaan kepada kita semua ummat Islam, tentang
bagaimana sikap ummat terhadap organ babi, yang sebagaimana dengan darah juga
diharamkan untuk dimakan. Apakah organ babi tersebut dapat di ditransplantasikan ke dalam
8/13/2019 Memanusiakan Babi
3/48
organ tubuh manusia demi kesembuhan penyakitnya ?. Bila hal tersebut tidak boleh dilakukan,
mengapa terhadap darah, hal tersebut boleh dilakukan. Ijtihad, untuk mendapatkan jawaban
terhadap suatu masalah ini, merupakan hal yang diperbolehkan; namun harus dengan
menggunakan dan berbasis pada pengetahuan keagamaan/keilmuan yang komprehensif.
RasululLah Muhammad saw. pernah bersabda yang pada pokoknya menjelaskan bahwa jika
ijtihad yang kita lakukan benar, maka pahalanya dua, sedangkan jika ijtihadyang kita lakukan
tersebut salah, maka pahalanya satu. Oleh karena itulah marilah kita mencoba untuk melakukan
ijtihad itu, yang pintunya terbuka lebar bagi kita. Buku ini, yang ditulis oleh Dr. Muladno, -
seorang pakar di bidang bioteknologi peternakan, patut untuk dibaca serta menjadi renungan
kita semua ummat Islam, untuk melakukan ijtihad bersama, guna memperoleh jawabannya.
Dengan demikian kita ummat Islam Indonesia, termasuk para ulamanya, perlu melakukan
antisipasi yang tepat, guna menjawab persoalan-persoalan yang menyangkut harkat manusia ini.
Ummat Islam (dalam hal ini diwakili oleh para Ulama) harus mampu melakukan antisipasi sejak
dini terhadap berbagai macam aplikasi teknologi maju pada masyarakat (baca: manusia);
termasuk aplikasi teknologi yang didasarkan pada perkembangan dalam bidang biologi sel dan
atau biologi molekuler, seperti cloning technology, transgenic experiment,stem cell experiment,
xenotransplantationdll. Untuk dapat melakukan antisipasi dini tersebut, maka arus informasi
tentang frontiers sciences diatas, - dari para ahli di bidangnya, harus dapat dengan cepat dan
kontinyu diterima, difahami, serta dicerna dengan baik dan benar oleh para ulama dalam majelis
keagamaan Islam, yang bertanggungjawab untuk memberikan atau mengeluarkan fatwa
keagamaan. Oleh karenanya, sumber daya manusia muslim dituntut untuk mampu menguasai
dua hal penting. Pertama, ia haruslah seorang yang mampu mengerti, memahami dan
menafsirkan ayat-ayat yang terdapat dalam KitabulLah, al-Quran, serta juga al-Hadits dan
Sunnah RasululLah Muhammadsaw. Kedua, ia haruslah orang yang menguasai bidang-bidang
keilmuan yang tergolong ilmu-ilmu garis-depan (frontiers sciences), utamanya ilmu-ilmu yang
aplikasinysa menyentuh harkat asazi manusia atau kemanusiaan. Kedua tuntutan ini merupakan
tuntutan yang ideal, yang mungkin sangat sulit direalisaikan. Jalan keluarnya adalah, adanya
kerjasama yang saling melengkapi dan menguatkan (suatu symbiosis mutualisme) dari mereka
yang menguasai ilmu-ilmu keagamaan, dengan kemampuan daya tafsir KitabulLah yang diakui,
dengan para ilmuwan yang ahli di bidang-bidang frontier sciences tersebut. Dengan adanya
kerjasama sedemikian ini, diharapkan ummat Islam Indonesia tidak lagi bersikap reaktif, dan
selalu terkejut apabila berhadapan dengan aplikasi teknologi-teknologi baru.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
4/48
Sebagai penutup perkenankanlah saya sedikit mengritik judul dari buku ini, yaitu
Memanusiakan Babi.Nampaknya judul tersebut dimaksudkan untuk menarik konsumen agar
membeli dan membacanya. Namun dalam masyarakat kita yang sifatnya masih sangat
tradisionil ini, judul itu tentu cukup provokatif. Alangkah baiknya apabila judul tersebut
berbunyi Xenotransplantasi Organ Babi pada Manusia; Bagaimana Ummat Islam
Mensikapinya?. Akhirnya saya ucapkan selamat kepada saudara Dr. Ir. Muladno, MSA, penulis
buku ini, yang telah melemparkan wacana serta menyadarkan kepada kita semua ummat Islam,
untuk ikut mengantisipasi masuknya teknologi-teknologi frontiers, yang berpengaruh secara
langsung kepada manusia dan kemanusiaan ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua,
amien.
Wassalamualaikum wa RahmatulLahi wa Barakatuh.
RANTAI SISTEMATIS FLORA, FAUNA, DAN MANUSIA
Dalam Ijtihad dan Pengembangan Iptek
Oleh: Abdul Munir Mulkhan1
Seluruh pemeluk Islam percaya tentang kesempurnaan, kelengkapan, dan fungsi
universal ajaran Islam yang termaktub dalam Kitab Al Quran dan Sunnah Rasul. Islam
diyakini sebagai din(agama) terakhir dan penyempurna dari seluruh agama yang pernah
diturunkan Tuhan ke muka bumi (Al Quran surat Al Maaidah ayat 4). Fungsi dari ajaranIslam sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani hidupnya di sepanjang sejarah itu
bersumber dari wahyu Tuhan yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul Muhammad saw
pada abad ke-7 Masehi. Manusia mempunyai kewajiban memahami wahyu Tuhan yang
termaktub dalam kitab suci-Nya sehingga ajaran Islam itu benar-benar bisa berfungsi
sebagai petunjuk dan pedoman kehidupannya yang terus berubah dan berkembang.
1
). Guru Besar Filsafat Pendidikan Islam IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Wakil SekretarisPimpinan Pusat Muhammadiyah 2000-2005.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
5/48
Seluruh jagad raya dengan segala isinya dan seluruh bentuk kehidupan di dunia
ini diciptakan Tuhan bagi kepentingan hidup manusia sehingga manusia bisa memenuhi
fungsi sebagai khalifah-Nya guna memakmurkan kehidupan duniawi. Sesuai fungsi dari
manusia itulah, Islam merupakan agama yang berpihak pada kehidupan manusia dengan
menempatkan seluruh isi jagad raya berupa benda mati, tumbuhan, dan hewan, hingga
makhluk gaib, hanya bagi kepentingan manusia yang hidup. Seluruh realitas alam raya
dengan beragam flora, fauna, dan manusia, adalah rantai kesatuan sistematis kehidupan
yang peruntukannya hanya bagi kehidupan manusia (Al Quran surat Ibrahim; 32-33, Al
Hajj; 65, Luqman; 20). Dalam rantai kesatuan sistematis seluruh realitas di jagad raya
itu, manusia adalah makhluk paling sempurna dengan menempatkan seluruh ragam
makhluk Allah yang lain sebagai pendukungnya. Seluruh ragam flora dan fauna serta
seluruh isi jagad raya ini hanya mempunyai arti jika berfungsi bagi kepentingan hidup
manusia. Penciptaan seluruh ragam kehidupan dan benda mati di jagad raya ini tiada
lain hanya bagi kepentingan manusia yang merupakan cermin seluruh jagad raya itu
sendiri (mikro kosmos).
Karena itu, hanya kepada manusia dibebankan kewajiban agama dan hanya bagi
manusia pula hukum-hukum keagamaan diwahyukan Tuhan. Tujuan dan fungsi agama
ialah agar manusia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya yang dengan kehidupannya
tersebut manusia bisa merealisasikan diri sebagai khalifah atau wakil Tuhan di muka
bumi. Hanya jika manusia bisa memenuhi kebutuhan hidup dan merealisasikan dirinya
sebagai khalifah Tuhan itulah manusia akan bisa menempatkan dirinya sebagai aktor
perhambaannya sebagai makhluk Tuhan yang dikenal sebagai bentuk ibadah.
Untuk maksud pemenuhan fungsi jagad raya dan segala jenis makhluk tersebut di
atas bagi kepentingan manusia, diletakkan lima prinsip hukum yaitu mubah, makruh,
haram, sunnah, dan wajib. Haram atau halalnya sesuatu berupa benda fisik, tumbuhan,
dan hewan, didasari berfungsi atau tidaknya sesuatu itu bagi kepentingan hidup
manusia. Berdasar alasan tersebutlah mengapa sesuatu yang semula haram bisa menjadi
halal atau mubah jika didapati fungsinya bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Misalnya, bangkai binatang yang hukumnya haram dimakan manusia bisa menjadi halal
bahkan wajib dimakan atas pertimbangan bahwa hanya dengan mengkonsumsi bangkai
tersebut, kehidupan seseorang diduga bisa dipertahankan dan jika tidak dimakan diduga
8/13/2019 Memanusiakan Babi
6/48
kuat bisa menyebabkan kematian seseorang. Demikian pula sesuatu yang semula haram
dikonsumsi manusia bisa berubah menjadi halal dan wajib dikonsumsi manakala hanya
dengan mengkonsumsi sesuatu tersebut, penyakit yang diderita seseorang bisa diatasi
dan disembuhkan atau terhindar dari kematian. Sebaliknya, sesuatu yang semula halal
dikonsumsi bisa berubah menjadi haram manakala barang yang dikonsumsi itu patut
diduga bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit atau bahkan mungkin menemui
kematian.
Berdasarkan paradigma kehidupan manusia tersebut di atas, kehidupan tumbuhan
dan hewan serta benda-benda alam wajib dipelihara dan dilestarikan. Tujuan utamanya
ialah agar keberlangsungan hidup manusia terjamin. Di sinilah makna sebuah hadis
Nabi yang diriwayatkan oleh Buchari-Muslim yang menyatakan bahwa orang yang
menyiksa hewan hingga mati atau mengurung hewan tanpa makanan hingga mati akan
diancam hukuman neraka (Tarjamah Riadhus Shalihin Jld II, 1976, hlm 465). Dalam
hadis lain dikisahkan bahwa seseorang yang memberi minum seekor anjing yang
kehausan, sementara air itu hanya cukup untuk dirinya sendiri, akan diganjar balasan
surga.
Secara normatif dan dalam sistuasi normal, babi memang haram dimakan ataudikonsumsi manusia. Namun demikian keharaman babi tersebut bukan berarti memberi
hak kepada manusia untuk memusnahkan babi-babi itu di dunia. Jika hal itu dilakukan,
akan ada keterputusan rantai sistematis seluruh realitas jagad raya, khususnya rantai
flora, fauna, dan manusia itu sendiri. Seluruh ketentuan hukum normatif dalam ajaran
Islam bisa dikatakan hanya berlaku dalam situasi normal sebagaimana tercermin dalam
doktrin hukum darurat bagi keberlakuan suatu ketentuan hukum. Dalam Al Quran surat
Al Baqarah ayat 173 dinyatakan: Innamaa harrama alaikum al-maitata wa al-dama
wa lahma al-khinjiiri wa maa uhillabihi li ghairillaahi. Famani idhthurra ghaira
baaghin wa laa aadin falaa itsma alaihi. innallaaha gfauurun jahiimun.
(Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesugguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang).
8/13/2019 Memanusiakan Babi
7/48
Di sini pula makna situasional bagi keberlakuan hukum dimana perubahan situasi
atau illatbisa mengubah suatu ketentuan hukum. Dengan demikian, sesuatu yang dalam
keadaan normal hukumnya halal bisa berubah menjadi haram dalam situasi abnormal;
dan sebaliknya, sesuatu yang haram bisa menjadi halal dalam situasi yang berbeda. Hal
ini dimungkinkan karena Islam memberi ruang bagi pengembangan ijtihad di saat
manusia menghadapi persoalan baru akibat perkembangan zaman dan perubahan sosial.
Ijtihadialah usaha manusia mengerahkan segenap kemampuan akal-pikiran guna
melakukan penelitian untuk suatu tujuan mengeluarkan hukum-hukum (istinbat) yang
terkandung dalam Al Quran. Fungsi ijtihaddalam perkembangan pemikiran Islam guna
menjawab berbagai persoalan yang timbul dan yang belum muncul pada masa risalah
kenabian Muhammad saw bisa dilihat dari hasil ijtihad yang selalu bernilai positif,
dimana jika ijtihad ternyata salah tetap tidak berdosa dan jika ternyata benar akan
memperoleh pahala ganda (Ensiklopedi Islam 2, 1994, hlm 183-185). Penelitian ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam berbagai bidang kehidupan yang
memungkinkan manusia memecahkan berbagai persoalan, khususnya di bidang
kedokteran dan biologi, bisa ditempatkan sebagai bagian dari praktik ijtihadtersebut.
Karena itu, dalam situasi kritis antara pilihan hidup atau mati, harus ada pilihanantara mengkonsumsi daging babi yang hukumnya haram atau tidak mengkonsumsi
daging babi dengan akibat kematian. Jalan keluar Islam ialah mengkonsumsi daging
babi yang hukumnya haram bisa berubah menjadi wajib. Perdebatan hukum tentang
mengkonsumsi daging babi lebih banyak berkaitan dengan praduga akibat kematian
karena tidak mengkonsumsi daging babi, dengan jaminan bahwa dengan mengkonsumsi
daging babi tersebut akan dihasilkan kesembuhan suatu penyakit. Di sini fungsi iptek,
khususnya di bidang kedokteran dan biologi, akan memainkan peran kunci dan
strategis.
Persoalan kemudian ialah interpretasi tentang kenormalan dan keabnormalan situasi
kehidupan umat manusia yang bisa mengubah hukum haram mengkonsumsi daging babi
tersebut. Persoalan lainnya ialah interpretasi tentang memakan (daging) babi. Apakah
memakan itu termasuk mempergunakan organ babi bagi kepentingan kesehatan manusia
atau bagi jaminan hidup manusia?. Masalah penting lainnya ialah kebolehan dan
ketidakbolehan manusia mempersiapkan berbagai organ babi melalui proses pemindahan
gen manusia ke babi sehingga dihasilkan babi transgenik dengan tujuan untuk
meningkatkan terjaminnya kesehatan manusia dan menurunkan resiko kematian. Melalui
8/13/2019 Memanusiakan Babi
8/48
proses semacam ini, dimungkinkan organ babi yang semakin bisa diterima tubuh manusia
ketika dicangkokkan (transplantasi) ke dalam tubuh manusia tersebut.
Muncullah persoalan tentang kewenangan atau kebolehan dan ketidakbolehan
manusia mengubah realitas organ babi yang memungkinkan organ babi tersebut
kompatibel dengan organ manusia melalui penggunaan jasa iptek. Jawaban atas
berbagai persoalan ini akan menentukan jawaban atas pertanyaan apakah Islam
membolehkan pencakokan organ babi hasil proses teknologi (transgenik) ke dalam
tubuh manusia sebagai pengganti organ tubuh manusia yang rusak/tidak berfungsi
dengan pertimbangan (dugaan ilmiah) bahwa pencangkokan itu akan menjamin
kesehatan dan kehidupan manusia atau mencegah terjadinya kematian seseorang?
Di luar persoalan tersebut di atas, Islam memandang positif setiap usaha manusia
memahami maksud ajaran Islam yang diwahyukan Tuhan sebagaimana termaktub
dalam Kitab Al Quran dan Sunnah Rasul yang dilakukan dengan mempergunakan
kemampuan akal (iptek). Usaha manusia mengerahkan segenap kemampuan akalnya
yang di kemudian hari tersusun dalam sistem iptek inilah yang disebut sebagai ijtihad.
Nilai positif ijtihad(baca: penelitian ipek) bisa dilihat dari pandangan bahwa jika ijtihad
tersebut gagal atau salah akan tetap memperoleh balasan pahala dari Tuhan
sebagaimana uraian yang telah dikemukakan di atas.
Penelitian tentang pengembangan babi transgenik dan berbagai hal tentang ke-
babi-an bagi kepentingan pemeliharaan kesehatan dan jaminan hidup manusia bisa
dipahami jika dibaca dalam perspektif ijtihad dan paradigma kehidupan dalam ajaran
Islam sebagaimana uraian yang telah dikemukakan di atas. Perdebatan tentang masalah
ini tentu menarik dan produktif sepanjang diletakkan dalam kerangka paradigma hidup
di dalam ajaran Islam tersebut. Di sini pula pentingnya buku berjudul Memanusiakan
Babi sebagai karya tulisbersama Dr. Ir. Muladno, MSA dan Ir. Zainal Abidin. Buku
ini mencerminkan semangat memahami apa sebenarnya maksud Tuhan mengharamkan
babi dan peluang pemanfaatan babi bagi kepentingan hidup manusia itu sendiri.
Tentu, pemanfaatan babi bagi kepentingan hidup manusia melalui penelitian
ilmiah tersebut akan mengundang perdebatan panjang. Namun demikian, perdebatan
mengenai persoalan tersebut akan lebih produktif jika disikapi secara jernih dan
objektif. Kiranya sangat penting kajian ilmiah tentang pemanfaatan organ babi baik
8/13/2019 Memanusiakan Babi
9/48
melalui proses transgenikbagi kepentingan transplantasi atau pun pengembangan obat
sebagaimana diuraikan dalam buku ini juga melibatkan para ahli (ulama) di bidang ilmu
tafsir, ilmu fikih, dan ilmu kalam (teologi).
Bagaimana pun usaha ilmiah pengembangan babi transgenik yang didasari niat
ikhlas dengan tujuan memahami maksud Tuhan mengharamkan mengkonsumsi daging
babi, pemeliharaan kesehatan, dan penjaminan kehidupan umat manusia mungkin bisa
ditempatkan sebagai bagian dari ijtihadkontemporer. Jika demikian, apa pun hasil yang
dicapai, apakah di kemudian hari ternyata salah, dalam arti gagal dicangkokkan pada
tubuh manusia, atau sebaliknya mencapai hasil memuaskan, akan tetap dicacat Allah
sebagai kerja ibadah. Bumi dengan segala isinya ini hanya akan bisa dimanfaatkan oleh
manusia-manusia profesional yang terus menerus mengembangkan ijtihad dengan
tujuan menguasai dan mampu memanfaatkan iptek bagi sebesar mungkin kepentingan
manusia. Inilah mungkin maksud wahyu Allah dalam surat Al Anbiya ayat 105; Wa
laqad katabnaa fi al-zabuuri min badi al-dzikri anna al-ardla yaritsuhaa ibaadiya al-
shaalihuuna (Dan sungguh telah Kami (Tuhan) tulis di dalam Zabur sesudah (Kami
tulis dalam) Lauhul Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang
saleh (baca; profesional, menguasai dan mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi).
kotagede, minggu ketiga mei 2004
8/13/2019 Memanusiakan Babi
10/48
BAB 1
GUNDAH HATI SEORANG PENELITI
Seorang teman yang memegang ijazah sarjana peternakan bersiap diri untuk
memasuki pasar kerja. Dia ikut bertarung memperebutkan lowongan pekerjaan, yang
jumlahnya tidak seberapa, bersama dengan jutaan angkatan kerja baru dan lama. Dia
mengajukan surat lamaran ke beberapa perusahaan dan instansi pemerintah, termasuk keperguruan tinggi terkenal di Bogor. Dia memang berkeinginan juga menjadi pengajar di
perguruan tinggi atau biasa disebut dosen. Dan rupanya keinginan itu memperlihatkan
setitik harapan, ketika surat lamaran yang dia ajukan ke perguruan tinggi tersebut
terjawab.
Singkat cerita, dia diterima jadi dosen. Namun beberapa teman dan bahkan
anggota keluarganya pada awalnya kurang berkenan terhadap jenis bidang yang dia
geluti di perguruan tinggi tersebut karena dia diterima di bagian ternak babi, binatang
yang menurut keyakinan agamanya, diharamkan untuk dimakan dagingnya. Setelah
Tanya sana tanya sini, dengan begitu banyak pro-kontra juga, akhirnya dia jalani tugas
itu. Hanya satu yang dia yakini bahwa, dalam konteks ilmu pengetahuan, mempelajari
sesuatu yang diharamkan seperti babi masih diperbolehkan.
Dari situasi yang demikian, dia selalu berada dalam situasi yang gundah. Begitu
banyak pertanyaan muncul dalam otaknya. Salah satu yang dipikirkan adalah mengapa
Al-Quran melarang atau mengharamkan umat islam mengonsumsi daging babi?
Ada beberapa jawaban yang pernah dia terima sejak kecil. Kata kebanyakan
orang, di dalam daging babi terdapat banyak cacing pita yang bisa menimbulkan
berbagai macam penyakit. Sejalan dengan bertambahnya kadar keilmuan dan wawasan
pemikirannya, dia tidak dapat menerima alasan itu karena daging lain juga mengandung
daging pita, walaupun dalam kadar yang lebih sedikit. Cacing pita itu sebenarnya juga
bisa diberantas dengan cara yang amat mudah, misalnya dimasak pada suhu tertentu
8/13/2019 Memanusiakan Babi
11/48
dalam waktu tertentu pula. Jadi, jika haramnya memakan daging babi hanya karena
cacing pita, hal itu sangat tidak masuk akal. Dengan teknologi sederhana saja cacing
pita itu bisa dimusnahkan. Lalu, apakah dengan tidak adanya cacing pita, daging babi
menjadi tidak haram untuk dimakan? Padahal, dengan atau tanpa cacing pita dalam
daging babi, hukumnya tetap haram.
Alasan lain, babi adalah hewan yang sangat kotor. Lingkungan hidupnya
cenderung kotor. Yang dimakan juga makanan yang kotor-kotor. Namun sarjana
peternakan tadi mengamati bahwa hewan yang berperilaku demikian bukan hanya babi.
Jadi alasan haramnya daging babi hanya karena kekotorannya itu, bagaimana halnya
dengan ikan lele? Ikan ini mampu bertahan hidup di comberan yang berbau busuk dan
suka mengkonsumsi segala macam kotoran, termasuk (maaf) kotoran manusia. Faktanya
ikan lele termasuk jenis makanan yang disukai masyarakat Indonesia. Jadi, logikanya,
alasan kekotoran hewan babi menjadi gugur. Babi yang mengonsumsi makanan bersih
atau kotor, dagingnya tetap haram.
Daging babi dinyatakan memiliki serabut daging yang lebih sulit untuk dicerna
usus dibandingkan dengan serabut daging sapi atau kambing. Akibatnya, daya cernanya
sangat rendah dan banyak orang akan mengalami gangguan pencernaan bila makandaging babi. Selain itu, orang mengalami diare atau muntah-muntah karena makan
daging babi. Tapi itu dulu. Sekarang, dengan begitu majunya ilmu genetika dan dunia
peternakan, bisa dihasilkan babi-babi yang memiliki karakteristik daging yang lebih
baik daripada daging babi dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu. Jika alasan
keharaman daging babi karena kualitas dagingnya yang kurang baik, maka dengan
semakin meningkatnya kualitas daging babi sekarang ini, seharusnya daging babi
dihalalkan. Sekali lagi, pada kenyataannya, daging babi tetap haram, sebaik apapun
kualitasnya!
Dalam perjalanan pencarian ini, dosen muda tadi terus menerus menekuni segala
hal yang berkaitan dengan babi. Pekerjaan yang semula dilakoni dengan terpaksa, pada
akhirnya dilakukan dengan senang hati. Mungkin pepatah Jawa witing tresno jalaran
soko kulino ada benarnya. Dia mulai memperhatikan keterkaitan ilmu ternak babi
dengan bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang yang sebenarnya sama sekali tidak
berhubungan dengan bidang ilmunya, yaitu bidang kedokteran. Dia berharap bisa
8/13/2019 Memanusiakan Babi
12/48
menemukan kebenaran wahyu Allah dalam Al-Quran, yang sedikit demi sedikit mulai
tersikap secara ilmiah, walaupun kebenaran itu merupakan suatu kebenaran relatif, dan
bisa jadi, sangat subyektif.
Cukup banyak ilmuan non muslim dari negara-negara barat secara sukarela
masuk ke agama Islam setelah menemukan banyak fakta ilmiah dalam sejumlah
penelitiannya, yang ternyata sudah tersebut dalam Al-Quran sejak berabad-abad silam.
Keyakinan mereka terbangun oleh kebenaran isi Al-Quran. Beberapa ilmuan
memperoleh hidayah setelah menemukan fakta ilmiah itu sendiri. Beberapa yang lain
tertarik karena membaca beberapa literatur atau buku yang mengungkap fakta-fakta itu,
misalnya bukuBibel, Quran dan Sains Modernkarya Maurice Bucaille.
Astronom Prof. G. Margoliouth menulis bahwa hasil penelitian dan
pengamatannya telah menunjukkan apa yang telah diketahui oleh para ilmuwan Eropa
tentang filsafat, astronomi, ilmu pasti, dan berbagai bidang ilmu lain selama berabad-
abad sebelum Renaissance. Secara garis besar buku-buku tersebut berasal dari buku-
buku berbahasa latin yang diterjemahkan dari bahasa arab. Dan, secara tidak langsung,
Al-Quran mengilhami studi-studi itu. Selama lebih dari lima abad, kaum muslimin
menguasai dunia dengan kekuatan ilmu pengetahuannya, tulis Jacques C. Reister.
Omongan-omongan itu bukan basa basi. Pada abad pertengahan, para ilmuwan
muslim telah menjadi pemimpin di bidang ilmunya masing-masing. Ibnu Sina (ilmuwan
Barat menyebutnya Avicena) dan Ibnu Rusyd (ilmuwan Barat menyebutnya Averroes)
adalah pioneerdalam perkembangan ilmu kedokteran modern. Al-Khawarizmi adalah
ahli ilmu pasti yang namanya diabadikan menjadi salah satu cabang matematika,
Algoritma. Juga Jabir Ibnu Khayyan yang berbagai eksperimennya tentang ilmu kimia
mengilhami para ahli kimia dunia untuk menyusun klasifikasi unsur-unsur kimia yang
ada sekarang.
Bola dunia yang sekarang ada juga dikembangkan dari karya seorang muslim
bernama Al-Idris yang hidup tahun 1099-1166. Orang Barat menyebutnya Dreses. Al-
Idris melengkapinya dengan sebuah buku berjudul Al-Rujari. Jangan kaget! Buku dan
bola dunia itu pertama kali diberikan kepada raja Sicilia bernama Roger II.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
13/48
Dunia juga mengenal sosok Al-Kindi yang sepanjang hidupnya telah menulis
sebanyak 256 judul karya ilmiah tentang berbagai topik seperti geografi, ilmu kelautan,
mata, cahaya, dan musik. Jika saja hadiah Nobel sudah ada sejak zaman itu, bisa jadi
Abdussalam, fisikawan Pakistan, tidak sendirian sebagai seorang muslim yang pernah
menerima hadiah Nobel Ilmu Pengetahuan.
Setelah era keemasan itu, kaum muslimin menjadi terlena. Sampai sekarang
umat Islam dijangkiti oleh sebuahInferiority Complex Syndrome. Ini merupakan sebuah
gejala rendah diri yang menyebabkan umat Islam cuma bertindak sebagai penerima dan
pengguna teknologi; bukan lagi sebagai penerima dan pengguna teknologi; bukan lagi
sebagaipioneer!!
Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran di dunia sudah begitu maju, yang
memungkinkan terjadinya interaksi dengan bidang ilmu lain, misalnya ilmu-ilmu
peternakan. Mau tidak mau, dosen muda tadi menjadi tertarik untuk menengok ke
bidang yang terkait dengan kedokteran.
Teknologi kedokteran modern telah mampu menerapkan transplantasi organ
tubuh dari satu manusia ke manusia lain dengan tingkat keberhasilan yang makin lama
makin tinggi. Keberhasilan itu dicapai setelah melalui penelitian dan percobaan yang
memakan waktu cukup lama.
Namun sangat disayangkan bahwa donor jaringan atau organ dari sesama
manusia yang jumlahnya terbatas diperebutkan oleh lebih banyak orang yang
membutuhkannya. Hal ini menyebabkan cara-cara yang dilakukan untuk
memperolehnya menjadi tidak etis dan terkadang tidak manusiawi. Transaksi jual beli
organ tubuh seakan-akan sudah merupakan hal biasa seperti halnya orang membeli
sabun di supermarket. Bahkan di beberapa Negara seperti Cina dan India, cara-cara
yang ditempuh sudah menjurus ke arah tindakan kriminal berupa penipuan atau bahkan
pembunuhan.
Dalam tindak kriminal itu, orang-orang yang menjadi donor organ biasanya
adalah narapidana yang akan menjalani hukuman mati. Walaupun organ tubuhnya
masih relatif baik, tetapi karena kejahatannya, narapidana itu sudah tidak punya harapan
hidup lebih banyak lagi. Di dalam tahanan, mereka diintimidasi atau divonis mengidap
8/13/2019 Memanusiakan Babi
14/48
suatu penyakit yang seharusnya menjalani operasi. Padahal, dalam kenyataannya,
narapidana tadi sehat-sehat saja. Operasi hanya merupakan dalih para sipir dan dokter
penjara, yang bekerja sama untuk mengambil organ tubuh narapidana dan menjualnya
pada orang yang membutuhkannya. Biasanya, organ yang dibutuhkan adalah ginjal.
Orang-orang miskin, yang membutuhkan sejumlah uang untuk melanjutkan
kehidupan pribadi dan keluarganya terkadang mengambil langkah yang fatal. Mereka
merelakan organ tubuhnya ditransplantasikan ke tubuh orang lain dengan imbalan
sejumlah uang. Yang lebih gila lagi adalah adanya kenyataan bahwa orang-orang bodoh
yang tidak tahu apa-apa kadang-kadang menjadi sasaran penipuan para dokter yang
tidak memegang kode etik dan kehormatan profesi. Organ-organ tubuh mereka diambil
tanpa imbalan sepantasnya untuk kemudian ditransplantasikan ke tubuh orang lain yang
membutuhkan organ tersebut dan mau membayar dengan harga yang sangat tinggi.
Pendeknya, tingkat ketersediaan organ yang tidak mencukupi kebutuhan telah
membuat banyak orang melakukan segala cara untuk menambah jatah hidupnya. Selain
itu, ketidak-seimbangan antara jumlah donor (sumber/penyumbang organ) dan jumlah
resipien (penerima organ),-karena hanya mengharapkan suplai organ dari orang-orang
yang masih hidup-, menyebabkan penerapannya membutuhkan biaya yang cukup tinggidan waktu yang cukup lama. Bukan hal yang aneh jika pasien/resipien yang menunggu
transplantasi organ dari donor meninggal dunia sebelum dilakukan transplantasi.
Untuk menghilangkan kendala-kendala itu, banyak ahli telah mencoba
menerapkan teknik transplantasi dengan menggunakan organ tubuh binatang. Dari
berbagai literatur yang ada, salah satu binatang yang bentuk dan fungsi organ-organ
tubuhnya hampir sama dengan manusia adalah babi. Di luar itu, ada simpanse, kera, dan
beberapa spesies lain.
Sejarah telah mencatat beberapa keberhasilan pada transplantasi dengan organ
binatang. Sebagai contoh, harian Japan Timesyang terbit di Jepang pada tahun 1995
memberitakan keberhasilan transplantasi katup jantung babi ke tubuh seorang anggota
senat di Amerika Serikat. Sang senator tersebut sampai kini masih bertahan hidup.
Sebagian orang awam boleh berpendapat bahwa tidak mungkin organ babi akan
mampu menggantikan fungsi organ manusia karena pencangkokkan organ manusia ke
8/13/2019 Memanusiakan Babi
15/48
manusia saja masih banyak yang gagal. Pendapat itu sebenarnya sama halnya dengan
kakek nenek kita yang lima puluh tahun lalu tidak percaya bahwa suatu saat mereka
akan mampu menyaksikannya secara langsung lewat siaran televisi dari Indonesia. Saat
itu, kakek nenek kita lantang berteriak, mustahil kita bisa bicara langsung dengan rekan
kita di belahan dunia lain, sambil menyaksikan seluruh aktivitas tersebut lewat sebuah
layar monitor. Atau dalam waktu yang sama mereka mengatakan tidak mungkin
manusia akan mampu berjalan di bulan. Tetapi sekarang, hal-hal yang lima puluh tahun
lalu dikatakan tidak mungkin, kini bisa diwujudkan. Bahkan dengan langkah-langkah
yang terbilang sangat spektakuler.
Sebagai peneliti dan pengajar, dosen yang akhirnya pernah menimba ilmu di
Australia dan Jepang di bidang babi ini percaya bahwa suatu saat nanti organ babi akan
mampu menggantikan organ-organ tubuh manusia, dan bahkan menjadi pilihan utama
untuk transplantasi organ. Memang saat ini, organ babi belum bisa dicangkokan secara
utuh ke tubuh manusia. Masih banyak kendala teknis dan fisiologis yang belum
terpecahkan. Tetapi, dengan semakin berkembangnya teknologi rekayasa genetika,
berbagai kendala yang kini dihadapi diharapkan dapat ditepis dengan berjalannya
waktu. Bukankah perjalanan ke arah kesempurnaan berbanding lurus dengan
berjalannya waktu?
Bagi orang-orang di luar Islam, transplantasi organ binatang termasuk babi ke
tubuh manusia tentu bukan masalah yang membutuhkan banyak pertimbangan. Tapi
bagi umat Islam, hal ini merupakan masalah yang sangat prinsipil. Secara tegas Allah
melarang kaum muslimin mengonsumsi daging babi. Oleh karena itu, bahkan di
sebagian besar masyarakat sudah berkembang sebuah analogi bahwa apabila dagingnya
saja haram dimakan, apalagi organnya ditaruh seumur hidup di dalam tubuh manusia!
Kegelisahan semakin berlanjut. Sampai akhirnya di Indonesia, lebih tepatnya di
Banjarnegara, terjadi kasus kanibalisme. Manusia makan manusia, yang dilakukan
seorang anak manusia bernama Sumanto. Kasus ini memancing perhatian dari hampir
seluruh masyarakat Indonesia karena merupakan kasus yang tidak lumrah, sekaligus
suatu tindakan yang sangat dilarang di dalam Islam. Jangankan memakan daging
sesama manusia (walaupun sudah menjadi mayat), jenasah manusia saja tidak boleh
diperlakukan seenaknya. Untuk sebuah ilmu kanuragan yang dipelajarinya, Sumanto
8/13/2019 Memanusiakan Babi
16/48
memakan daging manusia itu dalam keadaan mentah atau setelah dibakar. Anehnya, ia
melakukan itu tanpa ada rasa bersalah sedikitpun, sampai akhirnya kasusnya terungkap.
Pengakuan terbaru tentang babi muncul di harian Hamburger Abendblatt yangterbit di Jerman. Armien Meiwes, seorang gay yang menjadi terpidana kasus
kanibalisme, mengaku pada harian tersebut bahwa tidak ada perbedaan cita rasa antara
daging manusia dengan daging babi.
Mungkin. Sekali lagi mungkin, ini merupakan jawaban atas berbagai pertanyaan
yang berkecambuk di hati dan pikiran sang dosen tadi. Banyak kemiripan antara ukuran
organ-organ tubuhnya, dan lain-lain sangat memungkinkan dilakukannya perubahan
pada babi menjadi seolah-olah mirip manusia dalam upaya mensukseskan program
transplantasi organ babi ke tubuh manusia. Ini akan dapat terjadi karena adanya
teknologi transgenik.
Suatu saat nanti, tubuh babi akan dihuni gen-gen manusia agar organ-organ babi
yang mengandung gen manusia menjadi mudah ditransplantasikan ke manusia karena
organ tersebut tidak ditolak oleh sistem pertahanan tubuh (imunitas) pada manusia. Hal
ini dilakukan dengan membuat babi transgenik. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan organ
dari babi, semakin banyak dibuat babi transgenik. Lama-kelamaan, melalui perkawinan,
babi non-transgenik kawin dengan babi transgenik sehingga anak keturunannya juga
membawa gen manusia. Semakin lama akan semakin banyak yang demikian sehingga
manusia tidak dapat membedakan babi yang transgenik dan yang bukan transgenik.
Padahal babi transgenik tadi membawa gen-gen manusia. Lalu, apa bedanya
daging babi dengan daging manusia. Lalu, apa bedanya daging babi dengan daging
manusia?
Itulah, mungkin kata si dosen tadi mengapa sejak awal Allah melarang
manusia mengonsumsi daging babi. Sebuah keinginan Allah tentang sesuatu yang akan
terjadi pada suatu waktu nanti sudah tersurat dalam Al-Quran yang turun ratusan tahun
lalu. Sama halnya ketika para astronom Barat menemukan jutaan benda-benda
bertebaran di langit lepas, Al-Quran telah menyebutkannya terlebih dahulu. Inikah satu
kebenaran dari firman Allah dalam Al-Quran yang kembali tersingkap? Atau apakah
ini hanya sekedar pembenaran bagi argumen sang dosen?
8/13/2019 Memanusiakan Babi
17/48
Ketika bank-bank konvensional mulia beroperasi di tanah air puluhan tahun
yang lalu, MUI belum pernah memberikan fatwa halal haramnya secara tegas. Padahal
institusi ini adalah simbol keterwakilan umat Islam di Indonesia. Kini, ketika bank-bank
konvensional sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari layanan di
bidang keuangan dan bank-bank yang beroperasi secara syariah baru berkembang
setelah kalah langkah puluhan tahun, komisi fatwa dalam salah satu rapatnya
menyatakan bahwa bunga bank haram hukumnya. Secara tidak langsung, bukankah ini
menjatuhkan vonis bahwa gaji yang diterima para pegawai bank sama dengan uang
yang diterima para operator kasino atau rumah bordir?
Dosen yang teman kami adalah orang yang sangat awam dalam hukum-hukum
agama Islam, apalagi yang berkaitan dengan fatwa halal haram. Dengan segala
kerendahan hati, dosen tadi ingin membuka wacana ini, yaitu tentang transplantasi
organ babi ke dalam tubuh manusia. Dia berharap agar kejadian kalang kabut dalam
kasus Ajinomoto atau fatwa MUI soal bunga bank tidak akan berulang. Jangan sampai
ketika sudah banyak orang menjalani transplantasi organ babi ke dalam tubuhnya
sebagai hal yang biasa saja, baru muncul fatwa yang memvonis haram. Wacana tersebut
kami tuliskan secara lengkap dalam buku ini.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
18/48
BAB II
TRANSPLANTASI ORGAN MANUSIA KE MANUSIA
Pengertian Transplantasi
Kata transplantasi berasal dari bahasa inggris to transplant, yang berarti to move
from one place to another. Dalam ilmu kedokteran, transplantasi diartikan sebagaipemindahan jaringan atau organ dari satu tempat ke tempat lain. Pada awalnya tempat
dalam pengertian ini adalah tubuh manusia, tetapi dalam perkembangannya, tempat
tersebut bisa berarti tubuh manusia dan atau tubuh binatang. Yang dipindahkan adalah
bagian tubuh manusia atau binatang, seperti jaringan dan organ. Jaringan merupakan
kumpulan sel (bagian terkecil dari individu) yang sama dan mempunyai fungsi tertentu,
misalnya jaringan kornea mata. Organ merupakan kumpulan jaringan dan mempunyai
fungsi berbeda sehingga organ merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi
tertentu, misalnya ginjal, jantung, hati, dan sebagainya.
Pembagian Transplantasi
Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam hal transplantasi yang
didasarkan pada beberapa hal. Berdasarkan bagian tubuh yang ditransplantasikan dari
satu tempat ke tempat lain, transplantasi bisa dilakukan pada dua bagian tubuh, yaitu
transplantasi jaringan seperti pencangkokan kornea mata dan transplantasi organ
seperti pencangkokan ginjal, jantung, hati, dan sebagainya.
Berdasarkan hubungan genetis antara donor (pemberi jaringan atau organ) dan
resipien (penerima jaringan atau organ), ada 3 macam transplantasi, yaitu :
1. Autotransplantasi yaitu transplantasi yang donor maupun resipiennyamerupakan individu yang sama. Yang ditransplantasikan dalam hal ini hanya
jaringan saja. Sebagai contoh, bagian pipi yang dioperasi dan dipulihkan
kembali bentuknya dapat dilakukan dengan mentransplantasikan daging bagian
8/13/2019 Memanusiakan Babi
19/48
pahanya sendiri ke bagian pipi yang dioperasi. Kasus paling popular adalah
ketika pembalap Niki Lauda mengalami kecelakaan dalam salah satu kejuaraan
balapnya. Ia harus mengalami operasi plastik untuk memulihkan kondisi
wajahnya yang rusak akibat kecelakaan. Jaringan kulit pada bagian wajah
diperbaiki melalui transplantasi jaringan kulit yang diambil pada bagian pahanya
sendiri.
2. Homotransplantasi yaitu transplantasi yang donor dan resipiennya adalahindividu yang sama jenisnya. Yang dimaksud jenis di sini adalah jenis makhluk
hidupnya. Misalnya donor dan resipiennya adalah sesama manusia atau sesama
sapi atau sesama anjing dan lain sebagainya. Homotransplantasi ini bisa terjadi
ketika donor (pemberi organ atau jaringan) dalam keadaan masih hidup atau
sudah meninggal. Donor yang sudah meninggal biasa dikenal sebagai cadaver
donor. Untuk resipien (penerima organ atau jaringan) tentunya adalah individu
yang masih hidup.
3. Heterotransplantasi yaitu transplantasi yang donor dan resipiennya merupakandua individu yang berlainan jenisnya. Sebagai contoh, donornya adalah binatang
sedangkan resipiennya adalah manusia.
Pada kasus autotransplantasi, nyaris tidak pernah ditemukan adanya reaksi
penolakan sehingga fungsi jaringan yang ditransplantasikan hampir selalu dapat
dipertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama. Ini berbeda halnya dengan
homotransplantasi. Pada transplantasi jenis ini, dikenal ada tiga kemungkinan :
1. Apabila donor dan resipien adalah saudara kembar yang berasal dari satu seltelur (kembar identik), maka transplantasi hampir selalu tidak menyebabkan
reaksi penolakan. Pada golongan ini hasil transplantasinya serupa dengan hasil
transplantasi pada autotransplantasi.
2. Apabila donor dan resipien memiliki hubungan kekerabatan misalnya antarsaudara kandung atau antar anak dengan orang tua, maka reaksi penolakan pada
golongan ini lebih besar daripada golongan pertama, tetapi masih lebih kecil
daripada kemungkinan ketiga.
3. Apabila donor dan resipien merupakan dua individu yang tidak memilikihubungan kekerabatan sama sekali, maka transplantasi hampir selalu
8/13/2019 Memanusiakan Babi
20/48
menyebabkan reaksi penolakan. Namun demikian seiring dengan waktu dan
perkembangan teknologi, tingkat keberhasilan transplantasi pada golongan ini
sudah semakin tinggi.
Mengapa Transplantasi Dilakukan?
Kegagalan fungsi organ yang berujung pada kematian seseorang merupakan
masalah kesehatan masyarakat pada komunitas modern dewasa ini. Jantung yang gagal
berfungsi, misalnya merupakan pembunuh utama yang dapat mencapai empat kali lipat
dibandingkan dengan kematian akibat HIV-AIDS. Gagal ginjal menyebabkan penderita
harus tergantung pada mesin-mesin pencuci darah sepanjang hidupnya. Ketergantungan
itu pun harganya sangat mahal.
Homotransplantasi (atau sering disebut sebagai allotransplantasi) atau
pencangkokan organ tubuh diantara sesama manusia memang telah menyelamatkan
ribuan penderita kegagalan fungsi jaringan dan organ vital. Sudah begitu banyak kornea
mata, ginjal, jantung, sumsum tulang belakang, dan hati yang dinyatakan sehat secara
fisiologis dicangkokkan atau ditransplantasikan kepada pasien yang semula sudah tidak
memiliki harapan hidup yang lebih panjang.
Sejarah panjang keberhasilan transplantasi dimulai sejak tahun 1967. Barnard,
seorang dokter bedah jantung berkebangsaan Afrika Selatan, berhasil mencangkok
jantung pasien pertamanya dan pasien tersebut mampu bertahan hidup selama 18 hari.
Pasien ini kemudian meninggal akibat radang paru-paru. Pasien keduanya ternyata
mampu brtahan lebih dari 19 bulan sebelum akhirnya meninggal akibat penolakan pada
sistem kekebalan tubuh. Pasien lainnya dilaporkan mampu bertahan lebih dari 20 bulan
tanpa indikasi adanya penolakan, meskipun akhirnya meninggal akibat penyakit lain
(kanker lambung).
Setelah uji coba penerapan transplantasi jantung yang dilakukan Barnard
tersebut, sejumlah upaya transplantasi sejenis telah dilakukan disejumlah Negara. Pada
awalnya uji coba tersebut mengalami kelesuan karena angka keberhasilan bertahan
hidup dari pasien sangat rendah. Sejak akhir 1967 sampai pertengahan 1968, setidaknya
telah dilkukan 21 kali uji coba dengan angka keberhasilan hanya 22 persen. Puncak
frekuensi uji coba terjadi sepanjang tahun 1968 yang mencapai 105 kali selama satu
8/13/2019 Memanusiakan Babi
21/48
tahun. Namun demikian sekitar 65% dari pasien yang mengikuti uji coba meninggal
dalam tiga bulan pertama setelah transplantasi.
Walaupun dibayangi oleh banyaknya kegagalan transplantasi jantung tersebut,sejumlah pusat pengkajian dan rumah sakit terkemuka di berbagai negara tetap
konsisten melanjutkan uji cobanya. Dari hasil berbagai riset dan percobaan itu
disimpulkan bahwa kegagalan yang terjadi lebih diakibatkan oleh euphoria dan
ketergesa-gesaan dalam menerapkan teknik cangkok organ tersebut. Kesiapan teknis
yang dibutuhkan terutama dalam mengantisipasi penolakan tubuh resipien atas organ
asing tersebut belum sepenuhnya dijalankan.
Sejalan dengan peningkatan pengetahuan klinis dan imunologis, kemampuan
hidup resipien organ selama satu tahun pascatransplantasi meningkat dari 64% di tahun
1976 menjadi sekitar 85%. Sejumlah resipien telah mampu bertahan hidup diatas selama
lebih dari 20 tahun. Sekitar 45% dari resipien mampu bertahan hidup di atas 10 tahun.
Ketika peningkatan keberhasilan transplantasi semakin tinggi, transplantasi jantung
masih saja belum bisa secara nyata mengatasi kematian akibat gagal jantung. Resipien
masih harus menjalani terapi imunosupresi seumur hidup dan menjalani pemantauan
rutin terhadap kemungkinan infeksi, penolakan, dan arteriopati akibat pencangkokan.
Sepanjang periode 1990-1995 sekitar 5.000 orang warga negara Amerika Serikat
per tahun mendonorkan organ tubuhnya. Organ-organ itu biasanya diambil segera
setelah yang bersangkutan dinyatakan meninggal. Di sisi lain, Health Resources and
Services Administration lembaga pengelolaan donor organ tubuh di Amerika Serikat,
setiap tahun mencatat sekitar 48.000 orang menunggu uluran tangan pendonor untuk
menjalani cangkok organ tubuh agar dapat diselamatkan nyawanya. Pada tahun 1996
saja, misalnya, 3.000 orang di Amerika Serikat termasuk dalam daftar tunggu untuk
menerima donor ginjal. Oleh karena keterbatasan donor, setiap tahun sekitar separuh
dari jumlah penderita tersebut akhirnya meninggal dunia.
Melihat fakta di atas, transplantasi organ, jaringan atau sel antar sesama manusia
pada saat ini sulit untuk dianggap sebagai suatu solusi terbaik. Jumlah organ donor yang
tersedia dirasakan belum mampu mencukupi kebutuhan pasien yang membutuhkan. Di
sisi resipien, hanya sejumlah kecil kandidat penerima organ yang memenuhi prasyarat
8/13/2019 Memanusiakan Babi
22/48
bagi lancarnya operasi transplantasi yang sangat berat dan membutuhkan kesehatan
prima. Hanya sejumlah kecil pasien yang mampu bertahan hidup dengan organ tubuh
barunya setelah operasi pencangkokan berlangsung dengan baik. Resiko yang diberikan
pascaoperasi dan pertimbangan biaya yang masih sangat mahal juga telah membatasi
pemanfaatan teknologi pencangkokan organ antar sesama manusia tersebut.
Perbandingan jumlah donor dan resipien yang sangat tidak seimbang membuat
adanya rebutan organ antar sesama pasien. Ini juga menyebabkan timbulnya jual beli
organ secara ilegal serta munculnya tindakan-tindakan lain yang menjurus ke arah
kriminalitas atau setidaknya pelanggaran etika. Permasalahan lain yang muncul
berkaitan dengan langkanya persediaan donor organ adalah penentuan kriteria bagi
seseorang untuk masuk dalam daftar tunggu penerima organ, hak kepemilikan organ,
kriteria untuk alokasi pemanfaatan sumberdaya organ, tatacara bedah pada donor sehat
sebagai penyumbang organ hidup, jual-beli organ oleh si miskin kepada si kaya, aborsi
atau bahkan pembunuhan bayi untuk mendapatkan organ yang berasal dari fetus/bayi
dan masih banyak lagi.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
23/48
BAB III
TRANSPLANTASI ORGAN BINATANG KE MANUSIA
Kelangkaan organ tubuh manusia yang siap ditransplantasikan ke para penderita
yang membutuhkannya memaksa para ahli organ donor yang berasal dari binatang.
Organ donor yang dicari juga organ tubuh secara langsung seperti jantung, ginjal, hati,
dan sumsum tulang, maupun jaringan atau sel-sel tertentu. Transplantasi organ binatang
ke tubuh manusia dikenal sebagai xenotransplantasi. Sampai saat ini, transplantasi
lintas spesies tersebut menimbulkan pro dan kontra ditinjau dari berbagai aspek
kehidupan seperti sains (klinis), social dan bioetika (termasuk agama di dalamnya).
Sejarah transplantasi lintas spesies tercatat pertama kali di awal abad 20. Ketika
itu pernah dilakukan transplantasi organ ginjal dari jenis binatang satu ke jenis binatang
lainnya secara silang pada kelinci, babi, kambing, domba, dan primata. Percobaan
tersebut gagal total. Beberapa primata penyebab kegagalan itu telah diidentifikasi,antara lain tidak adanya hubungan genetik di antara binatang tersebut; dan ukuran tubuh
berbeda. Sejak itu, tidak pernah dijumpai lagi percobaan transplantasi lintas spesies
sampai tahun 1963.
Selanjutnya, xenotransplantasi sebagai upaya mencangkokan organ binatang ke
manusia pun dimulai, Keith Reemtsma dan kawan-kawan dari Thulane University
berhasil melakukan transplantasi ginjal simpase ke sejumlah resipien manusia. Pasien
yang sanggup bertahan hidup paling lama adalah seorang wanita yang bekerja sebagai
guru. Dengan ginjal simpanse tersebut, ia dapat mempertahankan kehidupannya selama
sekitar sembilan bulan lagi dan dilaporkan meninggal karena penyakit lain; bukan akibat
dari reaksi penolakan atau reaksi imunologis. Ahli lain, Thomas Starzl, dari University
of Colorado melakukan enam kali transplantasi ginjal baboon ke manusia. Semua
pasiennya mampu bertahan hidup sekitar 19-98 hari. Dalam kedua contoh diatas,
simpanse dan baboon digunakan karena kedua binatang tersebut memiliki kedekatan
genetik dengan manusia (sesama golongan primata). Organ dari dua binatang ini pula
8/13/2019 Memanusiakan Babi
24/48
yang pada tahap perkembangan xenotransplantasi selanjutnya digunakan sebagai organ
donor.
Xenotransplantasi organ jantung pertama kali dilakukan oleh James Hardy dan
kawan-kawan dari University of Mississippi Medical Centerpada tahun 1964. Mereka
melakukan pencangkokan jantung simpase ke manusia. Ukuran jantung simpase itu
ternyata terlalu kecil untuk dapat menunjang sistem sirkulasi darah pada pasien
(manusia). Akibatnya, jantung itu hanya berfungsi selama 2 jam. Sejak saat itu,
xenotransplantasi telah dilakukan delapan kali. Lima kali tindakan dilakukan dengan
menggunakan jantung primata (tiga simpase dan dua baboon) dan tiga lainnya
menggunakan organ dari ternak (satu domba dan dua babi). Ini adalah langkah awal
xenotransplantasi dari organ binatang non primata.
Leonard Bailey, seorang dokter spesialis bedah dari Loma Linda University,
telah berhasil mengganti jantung Fae (penderita kelainan jantung bawaan sejak kecil)
dengan jantung baboon. Dia adalah pasien terlama yang bisa bertahan hidup. Fae
mampu bertahan hidup sampai 20 hari setelah operasi. Sebelum melakukan transplantasi
jantung baboon pada Fae pada tahun 1984 itu, Bailey dan kawan-kawan sebenarnya
juga telah melakukan hal yang sama pada binatang non primata. Organ donor diperoleh
dari domba sedangkan resipiennya adalah kambing. Satu ekor kambing resipien lain
yang rata-rata bertahan 72 hari.
Pada tahun 1992, sebuah tim dari University of Pittsburgh Medical Centertelah
berhasil pula mencangkokkan hati baboon pada pasien manusia berumur 35 tahun yang
sayangnya meninggal segera setelah operasi. Selanjutnya, pada periode 1993-1996 para
peneliti dan praktisi dari universitas yang sama melaporkan dua kasus transplantasi hati
baboon ke resipien manusia. Pasien pertama mampu bertahan hidup 70 hari sedangkan
pasien ke dua bisa bertahan hidup dalam 26 hari. Keberhasilan ini diduga karenapenggunaan senyawa imunosupresif khususnya yang mampu mencegah penolakan
tubuh atas organ tersebut. Namun penggunaan senyawa tersebut masih membuka
peluang infeksi ganda terhadap berbagai kemungkinan infeksi yang membahayakan.
Untuk mengatasi kelemahan itu, para peneliti menggunakan agen imunosupresifyang
lebih spesifik yang tidak membuka peluang terjadinya infeksi ganda.
Pada tahun 1992, Czaplicki dan kawan-kawan mencangkokkan jantung babi
kepada seorang penderita sindroma Marfan. Namun demikian, pasien tersebut
8/13/2019 Memanusiakan Babi
25/48
8/13/2019 Memanusiakan Babi
26/48
melindungi tubuh dari infeksi, di sisi lain sistem tersebut dapat menyerang jaringan
tubuhnya sendiri.
Pada pelaksanaan xenotransplantasi, tubuh manusia diharapkan dapat menerimaorgan asal binatang tetapi secara bersamaan mampu melindungi tubuh dari ancaman
lainnya, seperti penyakit infeksi. Pada kasus transplantasi dari organ manusia ke
manusia, resipien diberikan obat-obatan yang dapat menekan kekebalan dalam rangka
menekan proses penolakan (rejection). Pada kasus xenotransplantasi, untuk
memperkecil atau jika perlu meniadakan peran obat-obatan penekan sistem kekebalan,
strategi yang dilakukan adalah :
1. Penyisipan gen yang dapat menghentikan reaksi penolakan hiperakut, yaiturespon kekebalan lapis pertama yang akan menyerang organ binatang pada
beberapa saat setelah implatansi.
2. Menghilangkan gen yang menandai organ sebagai benda asing dan membuatsistem kekebalan menjadi melemah.
3. Identifikasi berbagai faktor yang mengarah kepada penolakan vaskuler dansistem kekebalan lapis kedua yang dapat menghancurkan organ yang
ditransplantasikan dalam hitungan minggu atau bulan.
Ketiga langkah ini efektif dengan memanfaatkan ketersediaan teknologi
rekayasa genetika.
Teknik Penciptaan Hewan Transgenik
Untuk memindahkan (transfer) gen ke suatu ternak yang akan ditarget menjadi
binatang transgenik, satu hal yang harus dilakukan adalah memasukkan gen ke dalam
sel benih yaitu ovum, sperma, atau zygote yang baru saja dibuahi. Ini memerlukan
teknik tetentu yang dalam pelaksanaannya memanfaatkan berbagai media.
Dari waktu ke waktu, teknik memindahkan gen tersebut terus diperbaiki
sehingga diperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi. Hingga saat ini, beberapa teknik
yang digunakan di antaranya melalui retroviral infection, yaitu suatu teknik yang
memanfaatkan retrovirus sebagai vektor (kendaraan pembawa DNA asing ke organisme
lain). Salah satu contoh yang dapat ditunjukkan di sini adalah keberhasilan Stuhlman
8/13/2019 Memanusiakan Babi
27/48
mengintegrasikan sepotong DNA asing ke dalam genom ternak. Sel sperma juga dapat
digunakan sebagai vektor untuk memindahkan gen ke organisme lain. Cara ini disebut
sebagaigamet transfection. Ini berhasil dilakukan pada mencit, tetapi belum ada laporan
lain tentang keberhasilan selanjutnya. Teknik microinjectionyang mampu memasukkan
sepotong DNA (gen) ke dalam inti sel (ovum) yang baru dibuahi meningkatkan efisiensi
dalam teknologi transgenik. Modifikasi dari teknik microinjection ini telah
menghasilkan binatang transgenik yaitu sapi, domba, kambing dan babi. Uraian lebih
lengkap tentang prinsip dan metode pembuatan ternak transgenik dapat dibaca pada
http://www.mail.lycos.com.
Walaupun laporan hasil penelitian tentang teknologi transgenik ini
dipublikasikan dalam ratusan atau bahkan ribuan artikel di jurnal internasional, tingkat
keberhasilan menciptakan binatang transgenik masih sangat rendah. Bila dibandingkan
dengan investasi yang telah dihabiskan, rasanya teknologi transgenik masih terlalu
boros untuk saat ini. Betsch (2003) dalam tulisannya pada
http://www.biotech.iastate.edu/biotech-info-series/bio10.html menyatakan bahwa dari
seluruh embrio kambing, domba, dan sapi yang dirancang untuk menghasilkan binatang
transgenik, hanya kurang dari 5% yang benar-benar menjadi binatang transgenik. Lebih
dari 95% sisanya gagal berkembang. Namun demikian, karena keberhasilan dampak
positif bagi kesejahteraan manusia, upaya membuat binatang transgenik dengan
maksud-maksud yang berorientasi pada pemecahan masalah kesehatan manusia terus
dilakukan hingga kini. Salah satunya adalah babi transgenik yang khusus dibuat untuk
dimanfaatkan organ tubuhnya dalam xenotransplantasi.
http://www.biotech.iastate.edu/biotech-info-series/bio10.htmlhttp://www.biotech.iastate.edu/biotech-info-series/bio10.htmlhttp://www.biotech.iastate.edu/biotech-info-series/bio10.html8/13/2019 Memanusiakan Babi
28/48
BAB IV
TRANSPLANTASI ORGAN BABI KE MANUSIA
Jim Finn adalah pria setengah baya berkebangsaan Amerika. Ia tinggal di
Newport, Rhode Island. Usianya sekarang sudah lebih dari lima puluh tahun. Ia terbiasa
mengendarai mobil sportnya, Trumph TR 7, dengan kecepatan di atas 80 km per jam.
Padahal, dua tahun lalu ia hanya bisa tergolek di atas tempat tidur karena Parkinson
yang menggoroti tubuhnya selama dua puluh tahun. Ketahanan tubuhnya menurun
secara perlahan. Sepanjang waktu itu pula, ia kehilangan banyak sel otaknya.
Waktu menangani penyakit yang dideritanya Jim Finn kala itu, para dokter
sudah angkat tangan. Namun demikian, mereka masih berusaha untuk memulihkan
kondisi Jim dan keluarganya, para dokter sepakat untuk menyuntikkan sel yang berasal
dari otak babi. Mereka menyuntik 12 juta sel otak babi secara bertahap untuk
menggantikan sel-sel otak Jim yang sudah rusak. Ajaib! Secara berangsur kondisi Jim
membaik. Dalam waktu enam bulan, ia sudah kembali pada kondisi fisik semula, seperti
sebelum didera Parkinson. Kesembuhan menjadi salah satu topik debat yang cukup
hangat di kalangan medis di Amerika Serikat.
Di saat kebutuhan manusia akan transplantasi organ semakin meningkat, dan di
sisi lain jumlah donor organ dari manusia atau dari primata lain tidak bisa ditingkatkan
secara signifikan, para ahli medis masih terus mencari berbagai alternatif pengganti.
Dan salah satu binatang yang dilirik adalah babi. Sama halnya dengan manusia, babi
adalah binatang monograstrik (berperut tunggal). Beberapa organ tubuhnya menyerupai
organ tubuh manusia.
Harian Japan Times yang terbit di Jepang pada tahun 1995 memberitakan
keberhasilan transplantasi katup jantung babi ke tubuh seorang anggota senat Amerika
Serikat. Sang senator sampai kini masih tertahan hidup. Penggunaan katup jantung babi
sebagai pengganti katup jantung manusia yang tidak berfungsi menjadi rutin di Amerika
8/13/2019 Memanusiakan Babi
29/48
Serikat. Keberhasilan ini tentu menyulut semangat para peneliti untuk melanjutkan
penelitiannya dalam hal transplantasi organ babi ke manusia.
Pilihan babi sebagai sumber organ donor bukanlah merupakan pilihan yang asaljadi. Banyak pertimbangan yang digunakan sebagai landasan yang cukup kuat dalam
menentukan pilihan pada binatang tersebut. Organ babi, berdasarkan fakta ilmiah yang
ada, memiliki kemiripan dengan organ manusia. Beberapa organ tubuhnya memiliki
bentuk dan ukuran yang serupa dengan manusia. Bentuk dan ukuran hati babi hampir
sama dengan hati manusia. Ukuran dan fungsi-fungsinya nyaris identik. Didasarkan
pada tingkat ketersediaannya, organ dari babi jauh lebih mudah diperoleh dibandingkan
dengan organ yang berasal dari manusia atau primata lainnya.
Secara kuantitas, tentunya donor organ dari babi jauh lebih banyak daripada
donor organ yang berasal dari manusia atau primata lainnya. Donor organ dari manusia
biasanya baru bisa diperoleh setelah manusia yang akan menjadi donor meninggal.
Pengecualian hanya pada organ-organ tertentu, seperti ginjal. Pengambilan salah satu
ginjal dari dua buah yang dimiliki manusia dapat dilakukan ketika manusia masih
hidup. Banyak operasi yang berhasil memindahkan satu buah ginjal ke tubuh resipien,
sementara ginjal pasangannya tetap berada di tubuh donor yang masih hidup. Di luar itu,umumnya organ manusia diambil dari mayat atau cadaver.
Pengambilan organ dari primata non manusia berbeda dengan pengambilan
organ dari manusia. Organ dari binatang simpase dan baboon dapat diambil dan
dipindahkan ke tubuh manusia ketika binatang-binatang ini masih hidup. Akibatnya,
untuk menjadi donor organ, binatang-binatang ini harus dibunuh atau dikorbankan.
Padahal, organ yang dibutuhkan hanya satu atau dua organ saja. Jadi, binatang yang
sudah langka jumlahnya ini akan semakin banyak yang harus dibunuh untuk
menyediakan organ tubuhnya sebagai donor. Hal ini menjadi sumber protes dari banyak
organisasi penyayang binatang atau para pemerhati konservasi alam. Dengan daya
reproduksinya yang juga rendah, kepunahan binatang ini tinggal menunggu waktu saja
bila selalu dibunuh untuk diambil organ tubuhnya.
Lain lagi dengan babi. Teknologi budidayanya sangat mudah dan tiada masalah
lagi dalam hal pemeliharaannya. Tingkat reproduksinya juga sangat tinggi. Seekor babi
8/13/2019 Memanusiakan Babi
30/48
bisa bunting dan beranak setelah berumur satu tahun, bahkan kurang dari satu tahun.
Anak yang dihasilkan bisa mencapai 12 ekor bahkan ada yang sampai 18 ekor per
kelahiran. Jarak waktu beranak juga pendek karena dalam jangka waktu dua tahun bisa
beranak lima kali. Dengan demikian, tidak ada kekhawatiran akan punahnya babi dan
penyediaan organ dari babi menjadi sangat dijamin keberlanjutannya.
Pengambilan organ dari babi juga tidak akan banyak menghadapi masalah,
karena orang sudah biasa menyembelih babi untuk keperluan pangan. Konsekuensinya
adalah biaya pelaksanaan xenotransplantasi dari organ babi tentunya akan menjadi lebih
murah dibandingkan dengan transplantasi yang menggunakan organ manusia atau organ
primata lainnya.
Untuk meningkatkan keberhasilan xenotransplantasi dari organ babi ke tubuh
manusia, saat ini banyak dilakukan pengembangan babi transgenik melalui teknologi
rekayasa genetika. Gen-gen asal manusia akan dipindahkan ke babi dengan harapan
agar organ babi dapat dikenali oleh sistem imun (kekebalan) tubuh manusia sebagai
organ manusia. Dengan demikian, reaksi penolakan tubuh manusia terhadap masuknya
organ babi transgenik tersebut menjadi tidak ada. Bukan tidak mungkin bahwa suatu
saat nanti akan ditemukan populasi babi transgenik yang tujuan utamapengembangannya adalah untuk digunakan sebagai donor organ bagi manusia yang
membutuhkan.
Di Amerika sana, sudah ada sebuah perusahan bioteknologi yang
mengembangkan babi transgenik yang bertujuan untuk menjadi pabrik organ bagi
manusia. Suatu saat, manusia tidak akan lagi mengakali manusia lain untuk memperoleh
organ tubuh yang dibutuhkan untuk memperpanjang hidupnya. Tidak akan terjadi lagi
jual beli organ yang dilakukan secara tidak etis. Tidak ada lagi orang miskin yang
terpaksa menjual salah satu organ tubuhnya untuk sejumlah uang. Mayat-mayat manusia
tidak perlu disakiti jasadnya karena organ-organ tubuhnya diantri oleh banyak orang.
Memang xenotransplantasi organ yang berasal dari babi belum sepenuhnya bisa
dilaksanakan. Teknologinya masih terus menerus dikembangkan. Penelitian demi
penelitian masih terus dilaksanakan dengan arah yang sudah cukup jelas. Dalam waktu
8/13/2019 Memanusiakan Babi
31/48
yang tidak lama, teknologinya diharapkan sudah bisa dilengkapi dan dinyatakan aman
untuk manusia. Mimpi?
Mungkin saja ini mimpi! Tapi yang perlu diingat bahwa hampir semua temuanteknologi diawali dengan sebuah mimpi. Sebuah produk bernama walkman bisa
meledak penjualannya karena mimpi seorang Konosuke Matsushita. Waktu dia ingin
menghasilkan sebuah produk elektonik berupa radio dan tape yang berukuran kecil dan
bisa didengarkan seseorang tanpa harus mengganggu orang lain. Banyak orang
melecehkan mimpi itu. Sebagian lagi menyebutnya gila. Matsushita terus menerus
memelihara mimpinya sambil mencoba untuk mewujudkannya. Akhirnya walkman
Sony merupakan salah satu produk yang semakin hari semakin menambah tebal saldo
rekeningnya.
Mimpi serupa itu pula yang ada di benak Thomas Alva Edison puluhan tahun
sebelumnya. Padahal di sekolah umum, ia sempat ditolak oleh banyak guru yang merasa
tidak mampu mengajarnya dengan anggapan bahwa Thomas memiliki intelegensia di
bawah rata-rata. Ia pun dikembalikan kepada orang tuanya karena para guru itu merasa
tak sanggup mengajarnya. Minat yang besar pada dunia elektonika dan kekuatan hati
orang tuanya dalam membimbing telah menjungkir-balikkan anggapan itu. Ribuan kalipercobaan dilakukannya sampai akhirnya ia mengusai ratusan paten dalam bidang
kelistrikan yang sampai kini royaltinya dinikmati oleh anak cucunya.
Bagi masyarakat non muslim, transplantasi organ babi ke manusia bukan
masalah serius. Sejauh tidak membahayakan jiwa manusia atau tidak menimbulkan
ekses yang buruk bagi tubuh atau organ lainnya, transplantasi itu bisa saja dilakukan.
Masalahnya adalah apabila transplantasi itu dilakukan terhadap resipien yang beragama
Islam. Pada masyarakat muslim sudah tertanam pendapat yang menyatakan bahwa
segala sesuatu yang berasal dari babi diharamkan. Dagingnya sama sekali tidak boleh
dimakan. Menyentuh bagian-bagian tubuh babi dianggap menyentuh najis, dan untuk
membersihkannya, seorang muslim harus membasuh bekas sentuhannya dengan tujuh
kali siraman air, dan salah satunya dengan tanah. Jadi bisa dibayangkan apabila bagian
tubuh binatang yang dianggap kotor dan menjijikkan itu diletakkan di dalam tubuhnya
sepanjang hidup.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
32/48
Justru hal ini merupakan tantangan bagi umat Islam. Kita semua diberi akal.
Secara jelas difirmankan bahwa Allah melarang umatnya memakan daging babi. Tetapi,
justru Allah memberi kemudahan hidup terhadap hewan ini dengan daya reproduksinya
yang sangat tinggi. Dalam setahun seekor induk babi bisa menghasilkan 25 ekor genjik
(anak babi) dengan berat rata-rata 90 kg. Jika 50% berat hidupnya adalah daging, maka
Allah menyediakan daging sebanyak 1.125 kg (lebih dari satu ton) per tahun hanya dari
seekor induk babi.Akan tetapi, Allah melarang memakan daging tersebut untuk seluruh
umatnya. Jadi, untuk apa hewan babi ini diciptakan kalau daging melimpah yang
dihasilkannya justru dilarang untuk dimakan?
Dari perkembangan teknologi xenotransplantasi dan teknologi rekayasa genetik
sampai sejauh ini, muncul dugaan, jangan-jangan babi memang diberi tugas di dunia
untuk menyediakan organ bagi manusia yang membutuhkannya. Dengan demikian,
manusia yang memiliki organ kurang berfungsi atau mengalami kerusakan organ dapat
menggunakan organ babi, sehingga manusia dapat menikmati kehidupan di dunia secara
baik dan lebih lama. Adapun daging babi dilarang untuk dimakan karena daging babi
transgenik yang telah banyak mengandung gen manusia akan menyerupai daging
manusia. Akan sangat bahaya apabila manusia memakan daging manusia atau memakan
daging yang menyerupai daging manusia.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
33/48
BAB V
BABI SEBAGAI BAHAN OBAT
Rupanya, pemanfaatan organ babi untuk berbagai keperluan kesehatan manusia
telah banyak digunakan sejak berabad-abad yang lalu. Tidak hanya organ-organ penting
seperti jantung, ginjal atau hati, dan lain-lain yang digunakan dalam teknologi
xenotransplantasi yang masih dalam taraf pengembangan, tetapi banyak bagian tubuh
lain yang juga bermanfaat bagi manusia.
Selama ratusan tahun, dunia pengobatan didominasi oleh para ilmuwan muslim
seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd atau dari generasi berikutnya seperti Al-Daramiy dan
Zakaria bin Nuhammad Al-Qazwiny. Ilmuwan yang disebut terakhir bahkan menulis
sebuah risalah berjudul Ajaibul Makhluqat Wal Hayawanat Wa Gharaibul
Maujudat. Di dalam risalah ini, ia menyebutkan banyak manfaat bagian-bagian tubuh
babi untuk pengobatan berbagai penyakit ataupun untuk beberapa kegunaan lain.
Memang tidak disebutkan bahwa para ilmuwan muslim menggunakan babi atau bagian
tubuh babi sebagai obat bagi kaum muslimin, tetapi setidaknya, mereka sudah
mengadakan berbagai penelitian bahan-bahan obat dari organ tubuh babi.
Al-Qazwiny antara lain menyebutkan beberapa kegunaan organ ataupun bagian-
bagian tubuh babi :
1. Taring Babia. Minyak kelapa yang digunakan untuk merendam taring babi selama lebih
dari satu minggu dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan
rambut dan mencegah tumbuhnya uban jika dioleskan pada kulit kepala
atau bagian tubuh lain yang ditumbuhi bulu.
b. Minyak kelapa tersebut juga digunakan untuk menyembuhkan penyakitwasir atau ambeien jika dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
34/48
2. Daging babia. Burung elang yang kurus akan cepat gemuk jika diberi makan daging
babi yang sudah dicampur minyak kenari
b. Daging babi berguna sebagai obat penawar bisa pada orang yangdipanggut ular atau disengat kalajengking.
3. Lemak babia. Penebalan dan pengerasan pada kulit (kapalan) bisa halus dan lunak
kembali jika secara rutin diolesi lemak babi
b. Lemak babi yang dicampur dengan kotoran sapi dan biji rami bisamenyembuhkan bisul atau gondongan jika dibalurkan pada bagian tubuh
yang sakit
c. Lemak babi bisa menyembuhkan penyakit wasir atau ambeien.4. Kotoran dan urine babi
a. Kotoran babi bisa digunakan sebagai pupuk yang berkhasiat untukmemberi warna merah pada buah apel
b. Urine babi dicampur air perasan anggur, jika diminum secara rutin, bisamenghancurkan batu ginjal atau kandung kemih
c. Air seni yang digunakan untuk merendam taring babi selama beberapahari, bisa menyembuhkan penyakit ayan yang diderita seseorang.
5. Tulang babia. Serbuk tulang babi bisa membantu menyambungkan kembali tulang
manusia yang patah
b. Tulang tungkai babi, jika dibakar sehingga menjadi abu dan abunyadiminum, bisa menyembuhkan penyakit maag yang menahun
c.
Kulit belang juga bisa hilang dengan mengoleskan serbuk tulang tungkaibabi yang sudah dicampur minyak kelapa
6. Hati babia. Hati babi berguna sebagai penawar racun bisa ular atau binatang berbisa
lainnya
b. Bubuk hati babi yang dicampur air dan minum secara rutin dapatdigunakan untuk menyembuhkan penyakit lumpuh karena stroke atau
radang usus.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
35/48
BAB VI
BABI YANG SAYA KENAL
Oleh:
D.T.H Sihombing
Guru Besar
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
Babi adalah salah satu ternak paling prolifik (cepat tumbuh dan cepat
berkembangbiak) di antara hewan ternak yang dikenal hingga kini. Tahun 1975
Amerika Serikat merencanakan bahwa pada tahun 2000 seekor induk babi akan
menghasilkan 28 anak setiap tahun. Pada saat itu tidak diketahui oleh AS bahwa di
negara Cina, jenis babi Erhualin, Meishan, fengjing dan lain-lain biasa melahirkan anak
rata-rata 18 ekor anak setiap kelahiran sehingga dalam dua tahun dapat dihasilkan 80
ekor anak babi dari seekor induk (rata-rata seekor induk babi beranak 5 kali dalam dua
tahun). Memang hubungan diplomatik As dengan Cina baru terjadi pada tahun 1979
sehingga apa yang berlangsung di Cina mungkin kurang diketahui. Saya sendiri yang
berkunjung ke negara Cina pada 1990 tercengang melihat seekor induk babi yang baru
melahirkan 20 ekor anak.
Babi memang salah satu ternak multiguna bagi manusia, yakni dapat sebagai
sumber daging, lemak, kulit, tulang, bahan farmasi dan obat, binatang penelitian, serta
binatang percobaan. Namun, ada yang menganggap bahwa babi sebagai binatang kotor,
karena binatang ini terlihat lahap sewaktu menyantap makanannya. Kesannya tampak
rakus dengan segala jenis makanan, padahal ia adalah binatang yang bersih bila
dipelihara dengan baik. Binatang ini termasuk golongan omnivora, yaitu pemakan
semua bahan makanan kecuali racun. Makhluk yang tergolong omnivora antara lain
8/13/2019 Memanusiakan Babi
36/48
babi, unggas (ayam, burung), dan primata (manusia, kera). Pada umumnya, jenis
makanannya sama.
Babi menyandang sebutan yang salah kaprah dan cenderung dikesankannegatif. Seorang yang menunjukan sikap jengkel akan mencerca dengan menyebut hei
babi! dan jarang dengan cercaan : hei perkutut, atau hei kerbau! Itulah sebabnya pada
salah satu Annual anniversary di California beberapa tahun lalu, babi sengaja
ditonjolkan sebagai simbol perayaan tersebut dan gambar babi dipajang paling depan
dalam arak-arakan. Ini dimaksudkan untuk menghilangkan imagenegatif dari babi dan
mengembalikan penghargaan pada babi. Peranannya dari dulu memang sangat
signifikan bagi kemanusiaan, apalagi masa kini. Tidak ada binatang lain selain babi
yang diketahui paling dekat dengan manusia dilihat dari ukuran bobot tubuh, sistem
organ tubuh, pencernaan dan kekebalannya. Sejak tahun 1990-an banyak penelitian
biomedis dan berbagai bidang lain dilakukan manusia dengan menggunakan babi
sebagai bahan percobaan. Allah telah memberi mandat kepada manusia untuk
memanfaatkannya dengan bijak, penuh hikmat dan akal budi bagi umat manusia yang
memuliakan-Nya.
.Berfirmanlah Allah : Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambardan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi (Kejadian 1:26)
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka :
Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi.(Kejadian 1:28).
Pada tahun 1980, saya dan serombongan tim peneliti Jepang melakukan
survei atau penelitian lapangan selama enam bulan untuk mencari spesies babi paling
kecil seukuran bobot manusia di antara jenis-jenis babi Indonesia. Tim kami meneliti di
daerah Sumatera Utara, pulau Bali, dan Tana Toraja (Sulawesi Selatan). Diceritakan
oleh peneliti Jepang bahwa babi tersebut akan dicalonkan sebagai binatang percobaan
ke pesawat ruang angkasa Amerika Serikat menggantikan manusia. Namun, agaknya
babi tersebut tidak masuk nominasi untuk diterbangkan. Yang diterbangkan ke ruang
angkasa tetap manusia, termasuk seorang guru wanita yang menjadi korban kegagalan
pesawat mencapai ruang angkasa tersebut.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
37/48
Dalam laporannya, para peneliti Jepang menyatakan bahwa dari semua jenis
babi yang ada di lima benua, salah satu babi mini terdapat di Indonesia yakni babi
Toraja (babi tator) yang merupakan salah satu tipe babi kecil (mini pig atau miniatur
pig) di dunia. Babi mini ini mempunyai tinggi pundak (dewasa) sekitar 45 cm, panjang
tubuh 71 cm, kepala pendek sekitar 36 cm, telinga tegak dan pendek sekitar 10-12 cm,
lingkar dada 70-74cm, panjang ekor 17-18 cm, dan jumlah puting susu rata-rata 10.
Babi mini (tipe kecil) cocok digunakan untuk berbagai penelitian bidang biologis,
termasuk penelitian biomedis. Pada waktu itu, tim peneliti selalu ditertawakan oleh
penduduk setempat ketika mereka melihat babi diukur-ukur dengan pita meteran,
seolah-olah mirip tukang jahit. Laporan Penelitian tersebut juga disampaikan juga ke
LIPI.
Sejak tahun 1970-an beberapa perguruan tinggi maupun lembaga penelitian di
negara maju telah mengembangkan mini pig atau miniatur pig khusus untuk
berbagai tujuan penelitian dan penelitian biomedis. Mini pig ini lebih bermanfaat
karena sistem pernapasan (paru), kardiak (jantung), pergeligian, dan perkembangan otak
prenatalnya mendekati atau mirip seperti pada manusia. Diperkirakan bahwa mini pig
lebih ideal digunakan untuk meneliti ketuaan dan ketahanan tubuh terhadap penyakit.
Telah menjadi fakta bahwa ada sebagian manusia yang dilarang memakan
daging babi, misalnya umat Islam. Namun bukan hanya umat Islam saja yang
mengharamkan makan daging babi. Umat israel (Yuda-Yehuda-Yahudi) juga
mengharamkan daging babi, dan sebagian umat Kristen masih ada yang
mengharamkannya. Adat, hukum, aturan, dan peraturan Yahudi mengharamkan babi,
dan hal itu tertukis dalam kitab Perjanjian Lama.
..Demikian juga babi, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela
panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu(Imamat 11 : 7).
Kristus lahir dan dilahirkan dari kaum Yahudi sendiri. Ia memperbaharuiadat
dan hukum Yahudi, tetapi hingga kini tidak atau belum diterima kaum Yahudi sehingga
pengikut Kristus dari kaum Yahudi hanya sedikit. Umat Kristen lainnya sejak
pembaharuan itu memakan daging babi dan tidak mengharamkannya. Kaum Yahudi
hingga kini mengharamkan daging babi, kecuali mereka yang sudah mengakui atau
pengikut Kristus.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
38/48
Soal mengharamkan daging babi, itu sama halnya dengan beberapa kaum yang
mengharamkan daging unta. Memang hanya kalangan terbatas yang mengharamkan
makan daging unta, antara lain penduduk atau umat manusia pemeluk agama Kristen di
Ethiopia, Hindu di India, Kristen Koptis di Mesir, Mandea di Irak dan Iran, Nosaiori di
Syria dan Zoroastria di Iran.
Dengan berkembangnya pengetahuan tentang bioteknologi sejak tahun 1970-
an, kini diketahui bahwa susunan DNA (deoxyribonucleic acid) manusia paling dekat
(mirip) dengan susunan DNA babi dan cacing tanah. Siapa tahu, nanti, peran dan
manfaat cacing tanah bagi manusia makin meningkat lagi.
Seperti telah disebutkan di bagian depan, manfaat babi bagi manusia cukup
banyak. Daging adalah hasil utama. Selain itu, berbagai by product bisa digunakan
sebagai bahan farmasi, pupuk, dan kegunaan lainnya. Paling tidak ada 39 macam bahan
farmasi yang sejak lama dihasilkan dari babi yang bernilai tinggi bagi manusia. Rumah
potong hewan (RPH) berkapasitas besar, seperti di Chicago, Beijing, Nanjing, adalah
sumber organ-organ tubuh babi yang bisa diolah menjadi bahan farmasi. Banyak insulin
heparin, dan cortisone yang digunakan para medis setiap hari di dunia ini, ternyata
berasal dari binatang, antara lain dari babi. Sebagai gambaran, berikut ini dipaparkan
bagian-bagian tubuh babi yang menghasilkan berbagai bahan untuk menolong dan
menyelamatkan manusia dari ancaman maut.
Bagian tubuh HasilDarah Fibrin darah, fetal pig plasma, plasmin
Hati Hati dessicated
Jantung Klep jantung (heart valves)
Kelenjar anak ginjal Corticosteroids, cortisone, epinephrine,
norepinephrineKantong empedu Asam chenodeoxycholic
Kelenjar pancreas Insulin,glucagon, lipase, pancreatin,
trypsin, chymotrypsinKelenjar pineal Melatonin
Kelenjar pituitary ACTH (adrenocorticotropic hormon),
ADH (antidiuretic hormon), oxytocin,
prolactine,TSH (thyroid stimulating
hormon)Kelenjar tiroid Thyroxin, calcitonin, thyrogloblin
Kulit Sumber porcine burn dressing gelatin
Limpa Cairan limpa (splenin fluid)
8/13/2019 Memanusiakan Babi
39/48
Otak Kolesterol, hypothalamus
Ovaria Estrogen, progesterone, relaxin
Usus halus/intestines Enterogastrone,heparin, secretin
Klep jantung babi, terutama dari babi muda hingga umur potong (umur 3-7bulan), adalah salah satu bagian yang sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh pasien
yang mengalami gangguan jantung. Sejak operasi pertama dilaksanakan pada tahun
1971, lebih dari 35.000 klep jantung babi telah ditransplantasikan pada manusia, baik
laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Hanya, karena klep yang ditransplantasikan tidak
bertumbuh-kembang, pada pasien anak-anak perlu diperbaharui atau dilaksanakan
transplantasi ulang dengan klep jantung yang baru seiring dengan bertambahnya umur
pasien anak tersebut.
Heparin dapat dikatakan sebagai bahan farmasi yang esensial bagi manusia
dan hampir seluruhya dapat diperoleh dan diisolasi dari ternak babi sebelum ditemukan
bahan sintetik. Sejak dahulu heparin sangat dibutuhkan sebagai antikoagulan dalam
pembedahan dan transplantasi organ tubuh.
Insulin yang dihasilkan dari kelenjar pankreas digunakan untuk menolong
para penderita diabetes. Di Amerika Serikat, sebagai contoh, sekitar lima juta orang
terserang diabetes; penyakit yang sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi fungsi
organ-organ tubuh lain. Tahun 1970-an sekitar 60.000 babi menghasilkan setengah
kilogram insulin murni, yang cukup untuk mengobati 750-1.000 pasien diabetes per
tahun. Artinya, produksi 85 juta ekor babi potong di Amerika Serikat setiap tahun
menjadi sumber sekitar 635 kg insulin, yang dapat mengobati 1,25 juta jiwa yang
memperoleh suntikan insulin setiap hari untuk mempertahankan hidup. Di Jakarta, bila
babi yang dipotong di RPH Kapuk berjumlah sekitar 1.000 ekor per hari diambil
insulinnya, akan didapat sekitar 133 gram per hari. Faktanya, insulin asal babi sangat
cocok bagi manusia, karena struktur kimianya sangat mirip dengan insulin manusia.
Bila menggunakan insulin dari sumber lain, sekitar lima persen pasien mengalami
alergi.
Seorang pakar pengolahan kulit dari Yogyakarta mengatakan bahwa tidak ada
kulit hewan lain yang dapat mengimbangi kelemasan kulit babi untuk jaket militer dan
8/13/2019 Memanusiakan Babi
40/48
pengendara sepeda motor. Lagi pula, dari satu lembaran kulit dapat dibelah lagi menjadi
empat sampai lima lembar lapisan.
Pada awalnya, binatang haram ini sangat digemari di negara-negaraberpenduduk non muslim. Kini, meski mayoritas penduduk Indonesia adalah Islam,
ternyata ekspor ternak boleh dikatakan hanya dari babi, dan itu berarti menambah devisa
negara. Setiap hari sekitar 1.000 ekor babi per hari diekspor ke Singapura dari Pulau
Bulan (tetangga Pulau Batam). Tahun ini Singapura meminta 4.000 ekor babi per hari
karena impor dari Malaysia dan Thailand dihindari (mungkin alasan penyakit), namun
Indonesia belum mampu memenuhi permintaan tersebut.
Saya menggeluti bidang ternak babi sejak tahun 1960 dan mengajarkan ilmu
ternak babi di perguruan tinggi lebih dari 40 tahun. Saya selalu menekankan kepada
mahasiswa bahwa ilmu ternak babi tidak dapat diterima oleh semua orang, dan oleh
karena itu mereka harus hati-hati dalam menyampaikannya. Jangan sampai
menyinggung perasaan sesama manusia, terlebih di kawasan negara-negara Asia Selatan
hingga benua Afrika. Ada sebagian kecil mahasiswa muslim atau dosen muslim yang
mengemukakan bahwa ilmu itu netral, sedangkan yang diharamkan dari babi hanya
dagingnya. Hal itu terserah pada yang berpendapat demikian, sebab selama ini saudara-
saudara pemeluk Islam yang meminta dibimbing dalam penelitian babi dan sudah tamat
dari perguruan tinggi sudah mencapai 10 orang S1, seorang S2, dan seorang S3. Sejak
berdirinya IPB tahun 1963 hingga tahun 1980, semua mahasiswa Fakultas Peternakan
wajib mengikuti kuliah Ilmu Ternak Babi. Namun, belakangan mata kuliah tersebut
diubah sebagai mata kuliah pilihan bebas hingga kini. Nama bagian Ternak Babi diubah
menjadi Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan. Padahal, sebagaimana diuraikan
di atas potensi pengembangan babi sangat besar.
Saya tidak berkompeten menafsirkan haram dan halal memakan daging babi
seperti contoh aliran agama yang disebut di bagian depan, karena hal itu berkaitan erat
dengan iman dan kepercayaan seseorang. Yang mengherankan saya adalah mengapa
terdapat peternak babi di pinggir kota Kairo oleh sebagian kecil penduduk?
Hingga kini peternakan ayam broiler dan babi dianggap sebagai industri ternak
yang paling menguntungkan di Indonesia. Contoh peternakan babi yang dikembangkan
8/13/2019 Memanusiakan Babi
41/48
oleh rakyat atau petani sendiri mungkin hanya ada di Desa Reco, Kecamatan Kertek,
Kabupaten Wonosobo.
Kisahnya juga cukup menarik, karena teknologi beternaknya dikembangkanpetani sendiri secara turun temurun. Tahun 1959 Desa Reco mengalami bahaya
kelaparan akibat gagal panen. Pamong desa memunculkan pendapat agar rakyat
beternak, dan kemudian dapat direalisasi atas inisiatif dokter hewan Karesidenan yang
memberikan bantuan 4 ekor babi (seekor pejantan, tiga ekor betina), 11 ekor sapi perah
jenis FH ( Friesian Holstein), 8 ekor kelinci, dan 26 ekor ayam ras dengan sistem
gaduhan dan menggunakan kandang berserasah. Pendek cerita, tahun 1961, datang surat
pamong Desa di Bogor dan Dekan FKH meminta saya menanggapi surat tersebut.
Dalam surat itu diterangkan bahwa selama dua tahun mengembangkan empat jenis
ternak, hanya babi yang berhasil dan sangat memberi harapan selanjutnya. Saya tidak
pergi mengunjungi peternak ke Desa Reco, tetapi hanya memberi saran tertulis singkat.
Tahun 1986 saya meminta seorang mahasiswa S3 pergi melihat bagaimana nasib
peternakan yang sudah lama (sekitar 15 tahun) tidak ada kabarnya. Mahasiswa tersebut
mengatakan bahwa peternakan babi berkembang di beberapa desa dan malah sudah
menjangkau lima kecamatan. Akhirnya mahasiswa tadi meneliti perkembangan dan
menulis disertasinya tentang peternakan babi rakyat dengan pemeliharaan di kandang
berserasah. Jumlah peternak yang menjadi sampel penelitian adalah 864 keluarga. Dua
tahun lalu, Juni 2002, saya bersama mahasiswa pascasarjana IPB berkunjung ke Desa
Reco. Sebagaimana disimpulkan dalam disertasi mahasiswa S3 tadi, hasil utama yang
diambil dari usaha beternak babi adalah pupuk organik (kompos) untuk tanaman
tembakau. Makanan untuk babi pemeliharaannya murah dan berkesan ala kadarnya,
kandang sangat sederhana yang dibuat dari bahan lokal. Faktanya, babi mereka sehat,
lingkungan tidak tercemar bau, dan hasilnya pun sangat menguntungkan. Uniknya,
petani peternakannya 98,4% pemeluk Islam.
Mereka tidak makan daging babi, tetapi mengambil pupuknya sebagai hasil
utama. Babi dibeli pedagang sebagai sumber pendapatan nomor dua. Tanaman
tembakau tetap baik oleh pupuk organik, kondisi lahan diperbaiki dari lingkungan
terpelihara baik.
8/13/2019 Memanusiakan Babi
42/48
8/13/2019 Memanusiakan Babi
43/48
Babi tersanjung, manusia terhinaOleh:
Rachmawati Siswadi, Fakultas Peternakan Unsoed,
Presiden Asosiasi Monogastrik Indonesia
Pada saat saya masih duduk di tingkat sarjana pada fakultas peternakan di salah satu universitas
di negeri ini, saya harus melaksanakan kerja praktek sebagai persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana peternakan selain menulis skripsi. Ada dua macam tempat untuk melaksanakan
kerja praktek yaitu perusahaan dan peternakan rakyat (tradisional). Untuk kerja praktek di
peternakan rakyat, saya mengambil lokasi di Kecamatan Baturraden untuk mempelajari
pemeliharaan ternak domba. Untuk praktek di perusahaan, saya melaksanakannya di peternakan
B2 milik pemerintah. B2 adalah sebutan untuk babi oleh orang Medan. Di perusahaan tersebut,
B2 terdapat dalam berbagai usia atau fase pertumbuhan (mulai dari B2 baru lahir