YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Market Brief Cocoa

MINISTRY OF TRADE INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER HAMBURG

Glockengiesserwall 17, 20095 Hamburg – Germany Tel. +49 40 33313 - 280/1 Fax. +49 40 33313 – 282

ITPC Hamburg

Maret 2010

MARKET SURVEY PRODUKKAKAO DI PASAR JERMAN

Page 2: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg2

RINGKASAN EKSEKUTIF

Jerman merupakan negara terbesar untuk penggilingan biji kakao di wilayah Uni

Eropa (27%). Konsumsi Perkapita Jerman untuk Coklat dan produk Coklat pada tahun 2009

mencapai 8,94 kg atau turun 3,5 persen dibandingkan tahun 2008. Berdasarkan penelitian dari

Research Institute of Organic Agriculture, Jerman merupakan pasar terbesar untuk organic

food dan terus bertumbuh. Selain itu Jerman memegang peranan sebagai trader yang sangat

penting untuk produk kakao di wilayah Uni Eropa. Produk Kakao yang paling banyak

diminati Jerman dari negara-negara berkembang adalah dalam bentuk biji kakao ( cacao

beans), sedangkan produk kakao lainnya seperti cocoa butter, cocoa paste, cocoa powder

pada umumnya disuplai oleh negara-negara Uni Eropa lainnya.

Jerman juga dikenal sebagai negara dengan konsumsi coklat dan produk kakao, dengan rata-

rata konsumsi per kapita sekitar 8-9 kg. Oleh karena tingkat konsumsi yang tinggi, maka

banyak industri coklat besar didirikan di Jerman dengan tingkat ekspor yang tinggi. Pemain

utama untuk produk coklat di Jerman antara lain Ferrero (dari Italy), Kraft Foods ( dari

USA), Ludwig Schokolade (dari Jerman), Alfred Ritter (Germany) dan Stollwerck

(Germany. Milik perusahaan Barry Callebaut). Perusahaan-perusahaan ini memiliki

merek coklat terkenal seperti Milka, Toblerone, Trumpf, Alpia, Ritter Sport, Stollwerck,

Sarotti, Sprengel and Ferrero Rocher.

Sedangkan untuk pemain skala menengah dan kecil untuk pasar coklat di Jerman, dan

kebanyakan mereka memiliki long tradition di Jerman, seperti misalnya Bremer Hachez

Chocolade, Feodora Chocolade, Rausch Schokoladen dan German subsidiary Lindt &

Sprüngli.

Untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan produk coklat di Jerman terdapat institusi yang

menangani produk coklat dan permen ( gula-gula) yaitu Association of the German Confectionery

Industry (BDSI ) dan Sweets Global Network e.V.

Page 3: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg3

I. KONDISI DAN INFORMASI PASAR

A. Deskripsi Produk

Kakao adalah bahan makanan yang dapat diproses lebih lanjut menjadi coklat, permen

(gula-gula), dan minuman. Kakao merupakan produk yang diproduksi dalam skala

besar. Penggilingan kakao di wilayah Uni Eropa dikombinasikan dengan impor atas

produk kakao, memberikan indikasi adanya permintaan industri yang tinggi.

Jerman merupakan importer terbesar untuk produk kakao di Uni Eropa. Menurut

laporan dari International Cocoa Organization (ICCO), pada kuartal keempat 2009,

Cocoa Grinding di Jerman naik sekitar 9,4 % menjadi 95.834 ton. dan peringkat ketiga

untuk cocoa paste serta peringkat pertama untuk cocoa butter & powder. Konsumsi

kakao Jerman ( total dari penggilingan ditambah impor produk kakao dan coklat ) pada

tahun 2009 memberikan kontribusi yang signifikan di wilayah Uni Eropa yaitu sekitar

8,9 kg atau senilai 46,11 Euro per kapita.

Produk Utama Cocoa yang diimpor Jerman dari Indonesia antara lain:

1. HS 1801 : Coca Beans, Whole or Broken, Raw or

2. HS 1802 : Cocoa Shells, Husks, Skins and Other Cocoa Waste

3. HS 1803 : Cocoa Paste, Wheter or Not Defatted

4. HS 1804 : Cocoa Butter, Fat and Oil

5. HS 1805 : Cocoa Powder, Not Containing Added Sugar or Other Sweetening MatterSumber: Eurostat

Page 4: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg4

B. Data Perdagangan

Perkembangan Perdagangan kakao dari Indonesia ke Jerman dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir terlihat memberikan kontribusi positif

Perkembangan Impor Kakao Jerman dari Indonesia

PartnerDagang

PERIODE 2005 2006 2007 2008 2009KODEPRODUK Q (100kg) Value ( €) Q (100kg) Value (€) Q (100kg) Value (€) Q (100kg) Value (€) Q (100kg) Value (€)1801 28808 4047210 18609 3424687 68798 9047210 6824 1299248 34981 67122701802 162 9019 58 25971803 410 25552 2953 87895 14095 2866648 26299 6634366 26550 63496991804 6045 2101941 5785 1897421 5791 2154600 5203 2019306 2750 11394561805 227 26407 4701 188900 4153 241729 3143 186908 2439 183173

Total dariINDONESIA 35.490 6.201.110 32.048 5.598.903 92.837 14.310.187 41.631 10.148.847 66.778 2.337.749Total dariDunia 4.465.630 813.700.780 4.585.065 801.641.566 5.439.332 982.399.873 5.244.624 1.131.958.120 5.478.610 783.121.044

Pangsa Indonesia 0,76% 0,70% 1,46% 0,90% 1,06% Sumber: Eurostat, diolah

C. Negara Pesaing

Pangsa pasar Indonesia untuk produk Kakao di Jerman cukup menjanjikan dimana

Indonesia berada pada peringkat 10 pada tahun 2009. Indonesia merupakan negara

ASEAN yang memiliki pangsa pasar terbesar di Jerman untuk produk Kakao pada tahun

2009. Beberapa Negara Pesaing Indonesia untuk produk Kakao adalah Belanda, Ivory

Coast, Togo dan Nigeria. Berikut ini adalah peringkat daftar Negara tujuan impor Jerman.

Peringkat Negara Tujuan Impor Kakao Jerman

( Dalam Euro)

RankNEGARA TUJUANIMPOR / PERIODE 2005 2006 2007 2008 2009

1 NETHERLANDS 461070953 409434295 466049756 583156546 636.455.1102 IVORY COAST 102634711 94160028 115485953 143017586 197.055.6793 TOGO 20881243 23818359 49403311 75185974 126.763.9024 NIGERIA 23762514 43610662 52044573 73099733 91.942.5225 FRANCE 35699333 42427451 55409458 51958995 85.902.0376 GHANA 47179120 62468654 84268186 50753330 60126.8607 ECUADOR 23422252 22433671 29548120 29187438 325.10.2818 BELGIUM 25931280 45886379 46109228 36780465 18846.2379 SWITZERLAND 18798 19021 96069 13633432 15.766.143

10 INDONESIA 6.201.110 5.598.903 14.310.187 10.148.847 14.387.195 Sumber: Eurostat, diolah

Page 5: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg5

II. SELERA KONSUMEN

A. Trend & Design, Packaging

Penjualan coklat organik menurut ICCO mengalami peningkatan di Jerman.

Jenis baru ( new fillings) dan cita rasa exotic (exotic flavours) seperti jahe

( ginger) sangat popular di masyarakat Jerman.

Strategi produsen untuk memasarkan produk kakao atau coklat di Jerman

harus memperhatikan trend pengemasan produknya. Pengemasan produk yang trendy

akan meningkatkan penjualan coklat organik. Selain itu, bubuk coklat ( chocolate

powder ) dengan chili atau bahan-bahan lain dianggap exotic dan trendnya saat ini

semakin berkembang.

Trend manfaat kakao terhadap kesehatan yang terus meningkat mempengaruhi

pasar kakao di Jerman dan menyebabkan varietas / keragaman produk kakao yang

terdapat semakin banyak.

Di Jerman, produk-produk organik termasuk kakao, memiliki harga yang lebih

mahal daripada produk konvensional. Akan tetapi tidak semua produk organik bisa

meraih keuntungan dengan harga yang tinggi, terlebih lagi pasar di Jerman merupakan

yang paling kompetitif di Uni Eropa. Discount / conventional retailers, memiliki

peranan penting dalam perdagangan bahan-bahan makanan dan juga meningkat untuk

pasar produk-produk organik.

Page 6: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg6

B. Produksi & Konsumsi

Dikarenakan oleh kondisi iklim secara geografis, maka tidak terdapat produksi di

dalam Uni Eropa. Jerman, secara khusus, sepenuhnya tergantung pada impor produk-produk

kakao dari negara lain. Namun demikian, Jerman merupakan penggiling biji kakao kedua

terbesar di Uni Eropa dan karena itu bersaing dengan negara-negara berkembang di pasar

untuk produk kakao olahan.

Konsumsi Perkapita Jerman untuk Coklat dan produk Coklat pada tahun 2009 mencapai 8,94

kg atau turun 3,5 persen dibandingkan tahun 2008 dan nilai konsumsi untuk produk tersebut

mengalami penurunan di tahun 2009 sekitar 0,9 persen menjadi 46, 11 Euro perkapita ( lihat

grafik dibawah).

Sumber: BDSI

Page 7: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg7

C. Struktur & Perkembangan Harga

Penetapan Harga dan Margin ( keuntungan) yang berbeda-beda dan margin menjadi hal

yang umum di seluruh saluran distribusi sebuah produk. Secara khusus, produk kakao

memiliki struktur harga sendiri. Sebuah margin yang sangat besar untuk produk kakao

dapat diraih pada saat proses pengolahan biji kakao menjadi mentega, pasta dan bubuk.

Selain itu, margin dapat lebih lanjut diraih dalam saluran distribusi kakao

ketika produk kakao digunakan dalam coklat dan produk akhir lainnya, tidak

transparan. Secara umum, marjin di Jerman mengikuti trend dan level di wilayah Uni Eropa

Perkembangan Harga Kakao Impor pada tahun 2009 terus berfluktuasi dari bulan ke bulan.

Menurut ICCO, harga terakhir pada bulan Februari 2010 harga produk Kakao impor berkisar

antara 3276 US$ per ton. Berikut Perkembangan Harga Kakao pada tahun 2009 dan Jan-Feb

2010.

Perkembangan Harga Kakao Dunia

Sumber: ICCO, diolah

Page 8: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg8

III. Analisa Pasar Kakao di Jerman

A. Kekuatan

Jerman merupakan reeksporter dari produk kakao, yang berarti bahwa negara Jerman

memainkan peran penting sebagai pelabuhan masuk ke Uni Eropa.

Selain itu Jerman adalah importir utama produk kakao di Uni Eropa. Impor biji kakao,

cocoa paste dan cocoa butter menunjukkan perkembangan positif dalam periode terakhir

sementara coklat bubuk impor menurun. Negara-negara berkembang memainkan peran

penting sebagai sumber utama untuk biji kakao ( cocoa beans). Peran untuk produk kakao

lainnya relatif lebih kecil, namun peningkatan yang cepat dikontribusikan dari Negara-

negara pengekspor dari negara berkembang.

B. Kelemahan

Dalam mengekspansi pasar Jerman, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh

eksportir kakao dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia, antara lain:

- Krisis keuangan global yang saat ini melanda Jerman memberikan dampak negatif

bagi pertumbuhan ekonomi Jerman. Target pertumbuhan ekonomi 1,5% mendapatkan

tantangan yang sangat berat dengan diprediksinya meningkatnya pengangguran

menjadi sebesar 3,7 juta pada tahun 2010 yang akan memberikan dampak yang sangat

besar terhadap tingkat daya beli masyarakat Jerman.

- Meningkatnya praktek cybercrime yang dapat merusak citra Indonesia ke Jerman.

Page 9: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg9

C. Peluang

Berikut ini adalah peluang-peluang yang dimiliki oleh negara pengekspor ke kakao ke

negara Jerman, antara lain:

1. Jerman adalah penggiling biji Kakao terbesar kedua setelah Belanda diantara negara-

negara Uni Eropa yaitu dengan pangsa sekitar 27 persen ( International Cocoa

Organization –ICCO, 2006).

2. Konsumsi coklat Jerman perkapita adalah terbesar ketiga di wilayah Uni Eropa setelah

Belgia dan Inggris yaitu 8.9 kg (ICCO, 2009).

3. Negara berkembang masih memiliki share yang kecil dalam total impor Kakao Jerman

dari Dunia dan khususnya dari negara Indonesia.

4. Indonesia memperoleh fasilitas General System Preferential (GSP) Uni Eropa bagi

hampir seluruh produk ekspor, kecuali fat dan oils ( Kode HS 15 ) serta Wood ( Kode

HS 44 s/d 46)

5. Kakao Indonesia sangat diminati produsen coklat Jerman karena memiliki tingkat

kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan kakao negara lain.

6. Sertifikasi Fair-Trade dan sertifikasi lainnya dengan mempertimbangkan standar etika

untuk produk kakao, semakin dianggap sebagai nilai plus antara pembeli di Jerman

pasar. Ini memberikan peluang pasar yang berkembang untuk produsen-Trade Fair

kakao di negara-negara berkembang.

7. Di Jerman, produk organik masih lebih mahal daripada yang konvensional. Namun,

tidak semua produk organik yang dijual dengan harga lebih tinggi, karena pasar

Jerman adalah pasar yang paling kompetitif di Uni Eropa. Saluran distribusi

konvensional, termasuk pengecer/ discounter, memainkan peran yang sangat penting

dalam penjualan barang makanan di Jerman dan juga peranannya semakin besar di

pasar makanan organik ( organic food).

Page 10: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg10

D. Hambatan Perdagangan

1. High Import Duties /Tariff

Tarif impor biji kakao yang belum diproses adalah 0 persen di Jerman, akan tetapi

Jerman mengenakan tarif 9,6 persen untuk produk kakao olahan seperti cocoa paste

ditambah tariff preference 6,10 persen. Untuk Produk cacao butter dikenakan tarif

impor 7,70 persen ditambah tariff preference 4,20 persen. Sedangkan untuk bubuk

coklat dikenakan tariff sekitar 8,00 persen ditambah tariff preference sekitar 2,80

persen. persen untuk beberapa produk olahan lainnya mengandung kakao ( Bea Cukai

Jerman/ Bundes Zollamt, 2010).

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang merupakan pajak tak langsung yang paling

signifikan di Jerman adalah sebesar 19%. Nilai PPN ini tidak seragam di setiap

negara-negara Uni Eropa dan nilai PPN Jerman termasuk nilai yang cukup tinggi

dibandingkan di negara Uni Eropa lainnya

2. Non Tariff

Dari Segi Hambatan non tariff, beberapa issu sentral ini dapat menjadi potensi hambatan

ekspor kakao ke pasar Jerman, antara lain:

1. Dalam rangka perlindungan terhadap konsumen dan lingkungan hidup, Uni Eropa

menetapkan beberapa kebijakan yang sangat ketat untuk produk impor dari Negara

ketiga, terutama dengan diberlakukannya ketentuan Registration, Evaluation,

Authorisation and Restriction of Chemical (REACH).

REACH adalah Peraturan Uni Eropa yang baru yang mengatur tentang bahan

kimia dan penggunaannya yang aman yang mengacu kepada aturan di dalam

Regulation (EC 1907/2006). Hal Ini berkaitan dengan Registration, Evaluation,

Authorisation and Restriction of Chemical substances. Undang-undang baru ini

mulai berlaku pada tanggal 1 Juni 2007. Tujuan REACH adalah untuk

meningkatkan perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan melalui

Page 11: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg11

identifikasi yang lebih awal dan lebih baik dari zat kimia yang terkandung di dalam

makanan/bahan makanan.

Peraturan di dalam REACH mengenakan tanggung jawab yang lebih besar kepada

perusahaan maupun industri untuk mengelola risiko dari bahan kimia dan untuk

memberikan informasi keselamatan pada konsumen. Produsen dan importir

diwajibkan untuk mengumpulkan informasi tentang sifat-sifat zat kimia yang

terkandung dalam produk makanan, supaya dapat memberikan penanganan yang

aman dan mudah atas zat kimia ini, dan wajib mendaftarkan informasi ini ke

database pusat yang dijalankan oleh European Chemicals Agency (ECHA) di

Helsinki. Badan ini akan bertindak sebagai titik sentral dalam sistem REACH dan

juga akan mengelola database yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem,

mengkoordinasikan, evaluasi mendalam tentang bahan kimia yang mencurigakan

dan melakukan database publik di mana konsumen dan para profesional dapat

menemukan informasi bahan bahaya yang terkandung di dalam makanan.

2. Negara Jerman sering menerapkan safeguards maupun tuduhan dumping terhadap

ekspor Negara ketiga dalam rangka perlindungan terhadap industry dalam negeri.

3. Adanya praktek penyalahgunaan sertifikat keterangan asal ( SKA) form A

Indonesia untuk produk dari Negara lain yang diekspor ke Jerman, sehingga

kepercayaan terhadap SKA Form A Indonesia berkurang dan hal ini sangat

menghambat ekspor produk dari Indonesia.

Page 12: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg12

IV. SALURAN DISTRIBUSI PERDAGANGAN

Jalur perdagangan kakao di Jerman dapat di dilihat dalam skema sederhana seperti berikut:

Skema Jalur Distribusi Kakao di Jerman

Perdagangan kakao, dengan empat produk utama biji kakao, pasta, mentega dan bubuk

memiliki struktur perdagangan yang berbeda. Beberapa proses pengolahan awal dilakukan

pada kakao sebelum diekspor ke Uni Eropa, namun pengolahan kakao di negara asal menjadi

trend lebih umum. Hal ini sering dilakukan oleh prosesor internasional seperti ADM dan

Cargill. Selain itu, industri kakao Jerman sangat terorganisir dalam sektor organisasi yang

terstruktur dan sangat informatif .

Page 13: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg13

A. Broker dan Agen

Broker dan agen memainkan peran penting dalam rantai komoditas kakao di pasar

Jerman, karena mereka adalah aktor utama di pelelangan kakao. Beberapa broker besar

komoditas, serta perusahaan khusus yang lebih kecil aktif di pasar ini. Beberapa broker /

agen besar di Jerman untuk kakao Albert Drosemeier, HCCCO dan Interwalga. Agen

berfungsi mewakili perusahaan pengimpor di negara-negara berkembang dan hal ini juga

dapat memainkan peran penting dalam rantai distribusi kakao di Jerman.

B. Traders / Storage Companies

Trader memainkan peran yang sangat penting untuk produk. kakao Tingkat saluran

distribusi ini memberikan peluang yang baik untuk dapat masuk ke pasar Jerman.

Namun, trader untuk produk kakao semakin terkonsentrasi dalam jumlah perusahaan

dagang yang terbatas . Namun demikian, prospek tetap ada bagi para pedagang kecil

yang secara khusus fokus dalam perdagangan produk non-konvensional yang mungkin

menarik untuk produsen negara berkembang. Prosesor terbesar kakao juga memiliki

departemen impor sendiri, tetapi perusahaan dagang / traders memainkan peran yang

sangat besar dalam pasar di Jerman. Beberapa trader utama yang berlokasi di Jerman

adalah Albrecht & Dill Trading (juga termasuk kopi), Birtner & Co, Carl Köhler,

Schlüter & Maack, Vogler & Trummer, RAMM dan Korintus.

C. Processing & Retailing

Dalam Processing, perusahaan pengolahan kakao dapat dibagi ke dalam industri

penggilingan, menghasilkan cocoa paste, cocoa butter, dan cocoa powder. Perusahaan

pengolahan sekunder aktif dalam proses cocoa butter ini lebih lanjut. Industri

penggilingan, dengan beberapa perusahaan multinasional mendominasi pasar kakao di

Jerman. Prosesor kakao besar Jerman termasuk Grup Hosta dan Schokinag. Industri

makanan akhir ( Food-End Industry) menggunakan produk olahan kakao dalam coklat,

permen kakao, minuman, kosmetik dan cocoa butter.

Dari aspek ritel, konsumen membeli minuman coklat atau coklat dan kembang gula

secara langsung melalui supermarket dan / atau toko-toko khusus cokelat, akan tetapi

juga produk ini juga dikonsumsi melalui katering.

Page 14: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg14

V. KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI WILAYAH UNI EROPA ( JERMAN)

A. Di wilayah Uni Eropa, Directive 2000/36/EC ( di Jerman diatur dalam Ordinance on

Cacao and chocolate No.63 of 15 December 2003) yang mengatur persyaratan yang

berkaitan dengan kakao dan produk coklat yang di konsumsi manusia. Tipe Produk

yang diatur dalam legislasi ini adalah Cocoa Butter, Cocoa Powder, Chocolate, milk

chocolate, family milk chocolate, white chocolate, chocolate a la taa, chocolate familiar

a la taza, dan chocolate atau praline.

Komposisi

Peraturan ini mendefinisikan karakteristik dari produk yang disebutkan di atas, dan

khususnya untuk produk seperti:

- Cocoa butter: kadar asam lemak bebas dan unsaponifiable material

- Chocolate: persentase minimum yang sesuai dari cocoa butter, cocoa powder, dry not

fat cocoa, dry milk solids, milk fat, serta dari hazelnut dan tepung atau pati.

Selain itu, Directive ini mengatur bahwa coklat, coklat susu , termasuk plain chocolate,

white chocolate, serta "chocolate familiar a la taza", dapat mengandung:

- Maksimal 5% lemak nabati dari cocoa butter, misalnya illepe, palm oil, sal,

Shea, kokum gurgi, mango kernel dan copra oil.

- Substansi lainnya yang dapat dimakan hingga 40% dari berat total produk jadi.

Namun, hal ini termasuk lemak hewan dan tidak berasal dari susu, serta tepung atau

pati (kecuali "chocolate a la Taza").

- Pemberian rasa flavorings yang tidak meniru rasa alami dari cokelat atau

lemak susu. Ketentuan ini juga berlaku untuk coklat dan coklat bubuk.

Page 15: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg15

Ketentuan bahan-bahan dalam produk coklat :

§ Dilarang menambahkan lemak hewani ( animal fats) dan sejenisnya yang bukan

merupakan produk turunan langsung dari susu.

§ Zat tambahan seperti flour, granular atau powdered starch diperbolehkan untuk

produk chocolate a la taza and chocolate familiar a la taza.

§ Penambahan lemat nabati ( vegetable fats) tidak boleh melebihi 5% dari produk jadi

setalah pengurangan berat total bahan-bahan yang dapat dimakan ( edible matter) yang

digunakan, tanpa mengurangi isi minimum untuk cocoa butter atau total cocoa dry

solid.

B. Residu Pestisida pada Cocoa Beans

Uni Eropa (UE) telah mengeluarkan undang-undang baru tentang residu pestisida

yang tertuang dalam Regulation (EC) No 149/2008 Januari 2008) yang mulai berlaku pada

bulan September 2008. Peraturan ini membuat sebuah daftar pestisida yang diijinkan atau

dilarang pada kakao, serta Batas Maksimum Residu (MRLs) diperbolehkan pada kakao.

Mengenai zat aktif yang ada MRL telah dibentuk, sebuah MRL standard sebesar 0,01 mg / kg

akan berlaku. Mulai September 2008, semua biji kakao ( cacao bean) impor yang masuk ke

dalam pasar Uni Eropa harus mengacu pada ketentuan pada undang-undang ini.

Selain itu, Organisasi Coklat Internasional ( ICCO ) telah menerbitkan sebuah Manual/

Petunjuk Penggunaan Pestisida yang Aman untuk produk kakao, yang dimaksudkan sebagai

panduan untuk produsen dan stakeholder lainnya. Manual ini berisi daftar pestisida yang

diijinkan atau dilarang penggunaaannya pada produk kakao yang diimpor ke wilayah Uni

Eropa. Pada bulan Juli 2008 lalu, Direktur Eksekutif Uni Eropa telah mengirimkan Anggota

Uni Eropa sebuah ED / MEM yang menyediakan informasi tentang pilihan-pilihan terbuka

atas kesulitan tertentu yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan undang-undang di wilayah

Uni Eropa.

Page 16: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg16

VI. LEMBAGA/INSTITUSI PERDAGANGAN TERKAIT

Dalam usaha menerobos pasar di Jerman, guidance for market entry di Jerman dapat juga

dicari melalui organisasi pendukung bisnis lokal, impor promosi organisasi cabang berfokus

pada kakao, atau sektor makanan (organik) dan saat membutuhkan informasi bila terjadi

dispute dalam perdagangan. Lembaga/ Asosiasi perdagangan di Jerman yang terkait adalah:

1. League of Foodstuffs Legislation and Customers/ Bund für Lebensmittelrecht und Lebensmittelkunde. Bund für Lebensmittelrecht und Lebensmittelkunde e. V.

Postfach 20 02 12, 53132 BonnGodesberger Allee 142 - 148, 53175 BonnTelefon: +49 228 81993-127Telefax: +49 228 81993-227Website: www.bll.de

2. National- association of Foodindustries / Bundesvereinigung der Deutschen Ernährungsindustrie.

Bundesvereinigung der Deutschen Ernährungsindustrie e.V.Claire-Waldoff-Straße 710117 BerlinTelefon: +4930 200786-0Telefax: +4930 200786-299Internet: www.bve-online.de

3. Bundesverband der Deutchen Susswarenindustry / German Confectionery Industry(BDSI)Bundesverband der Deutschen Süßwarenindustrie e.V.Schumannstraße 4 - 653113 BonnTelefon: +49 (02 28) / 260 07 - 0Telefax: +49 (02 28) / 260 07 – 89Website:www.bdsi.deE-Mail: [email protected]

4. Stiftung der Deutchen Kakao- und Chokoladenwirtshaft / Foundation of the GermanCocoa and Chocolate Industry.

Website :http://www.kakao-stiftung.de

5. SCHUFA (German Credit Information Agency )SCHUFA Holding AGKormoranweg 565201 WiesbadenTel.: +49 (0) 611 - 9278-0Fax: +49 (0) 611 - 9278-109

6. Verein der am Rohkakaohandel Beteiligten Firmen / German Cocoa TradeAssociationSonninstr. 2820097 HamburgTel.: +49(0)40/236016-25/-32Fax: +49(0)40/236016-10/-11/-40Email : [email protected]: www.kakaoverein.de

Page 17: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg17

VII. INFORMASI LAINNYA

Informasi dagang ( trade information) dapat berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan

wawasan tentang perkembangan pasar dan tingkatkompetisi, tetapi juga dapat memiliki fungsi

promosi. Hal ini bertujuan untuk mencari perusahaan/ partner dagang yang potensial serta

untuk kegiatan promosi perusahaan dan produk terkait. Informasi Perdagangan yang

bermanfaat untuk produk makanan di Jerman adalah :

• Lebensmittelwelt.de

Website:www.lebensmittelwelt.de

• LebensmittelZeitung

Website:www.lz-net.de

Pameran Dagang ( Trade Fairs) menawarkan perusahaan di negara-negara berkembang

kesempatan untuk menjalin kontak, mempromosikan produk mereka dan melakukan orientasi

pasar di Uni Eropa. Beberapa pameran dagang potensial untuk produk kakao di Jerman antara

lain:

TANGGAL/INTERVAL

NAMAPAMERAN

TEMPAT PENYELENGGARA PROJECT TEAM SEKTORINDUSTRI

04 - 06 Juni2010

COTECAHamburg –InternationalTrade showfor thecoffee, Tea &CocoaBusiness

MesseHamburg

CCH - Congress CenterHamburgAm Dammtor /Marseiller Straße20355 HamburgFon: +49-40-3569-0Fax: +49-40-3569-2183Email : [email protected]:http://www.hamburg-messe.de

Fon: +49-40-3569-2434Fax: +49-40-3569-2771 Website:http://www.coteca-hamburg.de

Coffee, Tea &Cacao

08 -12Oktober 2011

Anuga MesseKöln

Koelnmesse GmbHMesseplatz 150679, KölnFon: 0221-821-0Fax: 0221-821-2574Email:[email protected]:http://www.koelnmesse .de

Dietmar EidenFon: 0221-821-2214Fax: 0221-821-3410Email:[email protected] :http://www.anuga.de

Food andBeverageIndustry

Page 18: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg18

VIII. DAFTAR IMPORTIR

Daftar Potensial Importir dari Jerman untuk produk Kakao, selengkapnya dapat dilihat pada daftar

dibawah ini:

MINISTRY OF TRADEINDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER HAMBURG

Glockengiesserwall 17, 20095 Hamburg – GermanyTel. +49 40 33313 - 280/1 Fax. +49 40 33313 – 282

LIST OF GERMAN IMPORTERS FOR CACAO

Company BeckscocoaWebsite www.beckscocoa.comE-Mail [email protected] Kazmairstrasse 24Zip Code D-80339 MünchenContact Person Frau Doris GassTelephone +49(089) 50009894Fax +49

Company Rexim Lebensmittel Produktion KGWebsite www.rexim-lebensmittel.deE-Mail [email protected] Wittenberger Weg 9Zip Code D-24941 FlensburgContact Person Herr KepplerTelephone +49 (0461) 580221Fax +49 (0461) 580230

Company Evers Food Ingredients GmbHE-Mail [email protected] Hervorster Strasse 142Zip Code D-47574 GochContact Person Herr Dr. Albèrt.L.W.M EversTelephone +49 (02823) 4493Fax (+4902823) 29226

CompanyWebsite

Fuchs und Hoffmann GmbHwww.fuchs-hoffmann.de

Address Am Zollstock 3Zip Code D-66450 BexbachContact Person Herr Walter MüllerTelephone +49 (06826) 9339-0

Page 19: Market Brief Cocoa

Market Brief Produk Kakao di Pasar Jerman -- Indonesian Trade Promotion Center Hamburg19

Company Arken Import-Export GmbHAddress Brooktorkai 6Zip Code 20457 HamburgTelephone +49 (040) - 338841Fax +49 (040) - 324380

Company Schlüter & Maack GmbHWebsite www.schlueter-maack.deE-Mail [email protected] Stadthausbrücke 12Zip Code D-20355 HamburgTelephone +49 040- 32 81 10 1Fax +49 040-32 81 10 55

Company E&H ChocoLaden GbRWebsite www.eh-chocoladen.deE-Mail info @eh-chocoladen.deAddress Hermann-Elflein-Strasse 16AZip Code 14467 PotsdamContact Person Herr Gunnar HeitmannTelephone +49 (0331) 2011087Fax +49 (0331) 2011098

Company Bohnkaf - Kolonial GmbH & Co.KGWebsite www.bohnkaf-kolonial.deE-Mail [email protected] Veit-Stoß-Ring 65Zip Code D-24539 NeumünsterContact Person Herr Gonzalo ToroTelephone +49 (04321) 5562208Fax +49 (04321) 929612

Company Hintz Foodstuff Production GmbHWebsite www.hintz.deE-Mail [email protected] Knochenhauerstrasse 36/37Zip Code D-28195 BremenContact Person Mrs. GalleyTelephone +49 (0421) 163390


Related Documents