YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Makalah Siap

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif, dapat

mengenai semua umur yang ditandai dengan plak kemerahan yang ditutupi oleh

sisik yang tebal berwarna putih keperakan dan berbatas tegas. Umumnya lesi

psoriasis berdistribusi secara simetris dengan predileksi terutama di daerah siku

dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia (Schon dkk. 2005;

Simmon 2007; Gudjonsson dkk. 2012).

Prevalensi psoriasis sangat bervarisi di beberapa negara, diprakirakan

prevalensi di dunia berkisar antara 1% sampai dengan 3% jumlah penduduk.

Insiden di Amerika Serikat sebesar 2-2,6%, di Eropa Tengah sekitar 1,5%

(Gudjonsson dan Elder, 2008). Selama periode 2000 sampai 2002 ditemukan 338

penderita psoriasis (2,39%) di Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah

Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta (Wiryadi, 2004). Dari total

penderita psoriasis tersebut ditemukan 28% derajat berat, 14% derajat sedang, dan

58% derajat ringan. Psoriasis vulgaris atau tipe plak merupakan tipe yang paling

sering dijumpai, meliputi 80% dari total kasus (Wiryadi, 2004).Penyakit ini

biasanya dimulai pada usia 10–30 tahun dan risiko yang sama untuk laki-laki dan

wanita. Jika awalnya timbul pada usia kurang dari 15 tahun, biasanya terdapat

riwayat psoriasis dalam keluarga. Penyakit ini mengenai seluruh tubuh relatif

lebih berat, namun memberikan respon yang baik terhadap pengobatan.

Berdasarkan data kunjungan pasien di Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin

RSUP Sanglah Denpasar pada Januari sampai Desember 2009 tercatat 156 kasus

baru psoriasis dari 10.856 kunjungan (1,4%) dan belum dilakukan

penelitian(Wiryadi 2004; Michael et al 2005; Schon et al 2005; Simmon 2007;

Gudjonsson dkk., 2012).

Psoriasis dikatakan sebagai penyakit multifaktorial dan multi sistem, karena

melibatkan banyak sistem dan organ, semua faktor tersebut saling terkait. Pada

kulit normal, sel basal di stratum basalis membelah diri, bergerak keatas secara

teratur sampai menjadi stratum korneum sekitar 28 hari, kemudian lapisan keratin

1

Page 2: Makalah Siap

dipermukaan kulit dilepaskan serta digantikan yang baru. Namunpada psoriasis,

proses tersebut hanya berlangsung beberapa hari sehingga terbentuk skuama tebal,

berlapis-lapis serta berwarna keperakan. Penyebab yang pasti psoriasis belum

diketahui dengan pasti, namun, banyak faktor predisposisi yang memegang peran

penting seperti predisposisi genetik dan kelainan imunologis. Walaupun

etiopatogenesis psoriasis tidak diketahui dengan pasti, namun banyak faktor yang

diduga sebagai pemicu timbulnya psoriasis seperti: infeksi bakterial, trauma fisik,

stress psikologis dan gangguan metabolisme. Bahkan beberapa ahli mengatakan

bahwa psoriasis merupakan tanda adanya sindroma metabolik banyak penelitian

yang menyatakan adanya hubungan antara psoriasis dengan sindroma metabolik

(Mallbris et al 2006; Nestle et al 2009; Sanchez 2010).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Anatomi dan fisiologi kulit ?

2. Bagaimana epidemiologi Psoriasis ?

3. Apakah definisi Psoriasis ?

4. Apa etiologi Psoriasis ?

5. Bagaimana klasifikasi Psoriasis ?

6. Bagaimana patofisiologi dan Pathway Psoriasis ?

7. Apa manifestasi klinis Psoriasis ?

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang Psoriasis ?

9. Bagaimana pencegahan Psoriasis ?

10. Bagaimana penatalaksanaan medis Psoriasis ?

11. Bagaimana komplikasi Psoriasis ?

12. Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan klien dengan Psoriasis ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan Anatomi fisiologi Psoriasis.

2. Menjelaskan epidemiologi Psoriasis.

3. Menjelaskan definisi Psoriasis.

4. Menjelaskan etiologi Psoriasis.

5. Menjelaskan klasifikasi Psoriasis.

2

Page 3: Makalah Siap

6. Menjelaskan patofisiologi dan Pathway Psoriasis.

7. Menjelaskan manifestasi klinis Psoriasis.

8. Menjelaskan Pemeriksaan penunjang Psoriasis.

9. Menjelaskan pencegahan psoriasis.

10. Menjelaskan penatalaksanaan medis Psoriasis.

11. Menjelaskan komplikasi Psoriasis.

12. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Psoriasis.

3

Page 4: Makalah Siap

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Dan Fisiologi

4

Page 5: Makalah Siap

Gambar 2.1 Penampang Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasainya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira

15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan

cermin kesehatan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif,

bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi

tubuh.

Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang

dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna

hitam kecoklatan pada genetalia orang dewasa.

Demikian pada kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit

yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang

tebal dan tegang terdapat pada telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis

terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan berambut kasar

terdapat pada kepala.

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu :

1. Lapisan epidermis atau kutikel.

2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin).

3. Lapisan subkutis (hipodermis).

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis

ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

5

Page 6: Makalah Siap

1. Lapisan epidermis terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum,

stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.

a. Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling

luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak

berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat

tanduk).

b. Stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum,

merupakan lapisan yang berubah menjadi protein yang disebut

eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan

kaki.

c. Stratum granulosum(lapisan kerato hialin) merupakan 2 atau 3 lapis

sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir-butir kasar dan terdapat

inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas kerato hialin,

mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum

juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

d. Stratum spinosum(stratum Malphigi) atau disebut pula prickle cell

layer (lapisan akanta) terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk

poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses

mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung

glikogen, dan inti terletak di tengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat

ke permukaan makin gepeng bentuknya. Diantara sel-sel stratum

spinosum terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercellular

bridges) yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau kreatin.

Perlekatan antara jembatan-jembatan ini membentuk penebalan

bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel

spinosum terdapat pula sel langerhans. Sel-sel Stratum spinosum

mengandung banyak glikogen.

e. Stratum basaleterdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang

tersususn vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperi

pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang

paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi

reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu:

6

Page 7: Makalah Siap

1) Sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik

inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh

jaringan antar sel.

2) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan

sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti

gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes).

2. Lapisan ermiselaumm adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih

tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan

fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara

garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni:

a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung

serabut saraf dan pembulu darh.

b. Pars retikulare, yaitu bagian ini terdiri atas serabut-serabut

penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar

(matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan

kondrotin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut

kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang

mengandung hidroksipolin dan hidroksisislin. Kolagen muda

bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut

sehingga makin stabil. Serabut estalin biasanya bergelombang,

berbentuk amorf dan mengembang serta lebih elastis.

3. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat

longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel

bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang

bertambah.

Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh

trabukela yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi

sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,

pembulu darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama

bergantung pada lokalisasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3cm, di

daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan

bantalan.

7

Page 8: Makalah Siap

Vaskularisasi di kulit juga di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak

di bagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak disubkutis (pleksus

profunda). Pleksus yang di dermis dan bagian atas mengadakan anatomis di

bagian dermis, pleksus yang di subkutis dan pars retikulare juga mengadakan

anastomisis, di bagian ini pembulu darah mengalami pembesaran. Bergandengan

dengan pembulu darah terdapat saluran getah bening.

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku.

a. Kelenjar Kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :

1. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)

Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil,

terletak dangkal di dermis dengan sekret encer, dan kelenjar apokrin yang

lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.

Kelenjar ekrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu masa

kehamilan dan baru berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Saluran

kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan kulit.

Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak kaki, dahi

dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi oleh

saraf kolinegik, faktor panas, dan stres emosional.

Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila,

areola mamae, pubis, labia minor dan saluran telinga luar. Fungsi apkrin

pada manusia belum jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada waktu

pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret. Keringat mengandung air,

elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH sekitar 4-6,8.

2. Kelenjar Minyak (glandula sebasea).

Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan

dan kaki. Kelenjar minyak disebut juga kelenjar holokrin karena tidak

berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar.

Kelenjar minyak biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya

terdapat pada lumen dan akar rambut (folikel rambut). Sebelum

mengandung trigleserida, asam lemak bebas,skualen, wax ester, dan

kolestrol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen, pada anak-anak

8

Page 9: Makalah Siap

jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar da banyak

sera mulai berfungsi aktif.

b. Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang

menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku

(nail root), bagian yang terbuka diatas dasar kuku (nail plate), dan yang

paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku

keluar dengan kecepatn tumbuh kira-kira 1mm per minggu.Sisi kuku agak

mencekung membentuk alur kuku (naik groove). Kulit tipis yang menutupi

kuku dibagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupi

bagian kuku bebas disebut hiponikium.

c. Rambut terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan

bagian yang berada diluar kulit (akar rambut). Ada 2 macam tipe rambut,

yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mengandun pigmen dan

terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu rambut terminal yaitu rambut

yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat

pada orang dewasa.

B. Epidemiologi

Psoriasis dijumpai di seluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda-beda

dipengaruhi oleh ras, geografis, dan lingkungan. Di Amerika Serikat terjadi pada

2% dari populasi atau sekitar 150.000 kasus baru per tahun. Insiden tertinggi di

Denmark (2,9%) sedangkan rerata di Eropa Utara sekitar 2% (Gudjonsson dan

Elder, 2012). Insiden psoriasis pada laki- laki dan perempuan hampir sama,

namun Shbeeb dkk. (2000) melaporkan insiden lebih sering pada perempuan

dibandingkan laki-laki dan meningkat sesuai usia. Distribusi usia pasien psoriasis

menunjukkan peningkatan sesuai dengan kronisitas penyakit, namun terjadi

penurunan setelah usia 75 tahun seiring berkurangnya usia harapan hidup pada

pasien psoriasis akibat hubungan psoriasis dengan diabetes atau aterosklerosis.

Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen

penduduk. Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui.

Namun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001,

insiden psoriasis mencapai 2,3 persen. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua

9

Page 10: Makalah Siap

umur dapat terkena. Tapi puncak insidensinya di usia dua puluhan dan lima

puluhan.

C. Definisi

Psoriasis adalah penyakit kulit kronik yang di tandai oleh percepatan

pertukaan sel – sel epidermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis dan

dermis. Tampaknya terdapat kecenderungan genetic untuk pembentukan psoriasis.

Factor – factor imun mungkin berperan karena penyakit yang parah dapat timbul

pada orang dengan gangguan kekebalan. (Arif Muttaqin, 2011)

Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana

penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini

secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena

timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan

kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (Effendy, 2005)

Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit

dimana produksi sel-sel epidermis terjadi 6-9 x lebih besar dari pada kecepatan sel

normal.dengan kecepatan (Smeltzer, Suzanne).

Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif, dapat

mengenai semua umur yang ditandai dengan plak kemerahan yang ditutupi oleh

sisik yang tebal berwarna putih keperakan dan berbatas tegas. Umumnya lesi

psoriasis berdistribusi secara simetris dengan predileksi terutama di daerah siku

dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia (Schon dkk. 2005;

Simmon 2007; Gudjonsson dkk. 2012).

D. Etiologi

1. Penyebab Utama

Penyebab penyakit psoriasis belum diketahui meskipun telah dilakukan

penelitian dasar dan klinis secara intensif. Diduga merupakan interaksi antara

faktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan. Sedangkan tiga komponen

patogenesis dari psoriasis adalah infiltrasi sel-sel radang pada dermis,

10

Page 11: Makalah Siap

hiperplasia epidermis, dan diferensiasi keratinosit yang abnormal (Schon dan

Boehncke, 2005).

2. Faktor Predisposisi

a) Faktor Genetik

Sekitar 1/3 orang yang terkena psoriasis melaporkan riwayat penyakit

keluarga yang juga menderita psoriasis. Pada kembar monozigot resiko

menderita psoriasis adalah sebesar 70% bila salah seorang menderita

psoriasis. Bila orangtua tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat

psoriasis sebesar 12%, sedangkan bila salah satu orang tua menderita

psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat menjadi 34-39%.

( Barker, 2001; Schon dan Boehncke, 2005).

b) Faktor Imunologik

Defek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari

ketiga jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau

keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk

aktivasinya. Lesi psoriasis umumnya ditemukan limfosit T di dermis

yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit limfositik

dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru pada umumnya lebih

didominasis oleh sel limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat

sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah. Sel Langerhans juga

berperan dalam imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi

epidermis dimulai dengan adanya pergerakan antigen baik endogen

maupun eksogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan

epidermis lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal

lamanya 27 hari. (Gaspari; 2006) Nickoloff (1998) berkesimpulan

bahwa psoriasis merupakan penyakit autoimun. Lebih 90% dapat

mengalami remisi setelah diobati dengan imunosupresif.

3. Factor pencetus

Faktor pencetus ini dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor lokal dan

sistemik (William dkk., 2006; Gudjonsson dan Elder, 2012).

Faktor pencetus lokal terjadinya psoriasis antara lain

11

Page 12: Makalah Siap

a. Trauma

Berbagai trauma baik fisik, kimiawi, bedah, infeksi dan peradangan

dapat memperberat atau mencetuskan lesi psoriasis.

b. Paparan sinar ultraviolet

Lesi psoriasis yang berbentuk plakat dan terjadi pada tempat trauma

disebut dengan Fenomena Koebner. Fenomena Koebner adalah paparan

sinar matahari juga mengakibatkan eksaserbasi melalui reaksi Koebner.

Beberapa penelitian menyatakan terjadinya peningkatan keparahan

penyakit seiring dengan meningkatnya paparan sinar matahari (De Rie

dkk, 2004; Schon dan Boehncke, 2005; Gudjonsson dan Elder, 2012).

Sedangkan faktor pencetus sistemik antara lain

a. Infeksi

b. Obat

c. konsumsi alcohol

d. Stres

e. Endokrin,

f. Dan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

E. Patofisiologi

Secara fisiologis, waktu yang di perlukan untuk suatu pertukaran normal sel

epidermis adalah sekitar 28-30 hari. Pada psoriasis, epidermis di bagian yang

terkena diganti setiap 3-4 hari.

Psoriasis pada dasarnya adalah kondisi inflamasi kulit dengan proses

diferensiasi yang reaktif terhadap epidermis secara abnormal dan hiperproliferasi.

Kondisi ini memberikan manifestasi pertukaran sel epidermis menjadi sangat

cepat. Pertukaran sel yang sangat cepat ini menyebabkan peningkatan derajat

metabolisme dan peningkatan aliran darah ke sel untuk menunjang metabolisme

tersebut. Peningkatan aliran darah menimbulkan eritema. Pertukaran dan

poliferasi yang cepat tersebut menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang

matang. Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan

sehingga epidermis menebal dan terbentuk plak.

12

Page 13: Makalah Siap

Faktor penyebab psoriasis

Diferensiasi reaktif terhadap epidermis

Abnormal

Terjadi hiperpoliferasi

Aliran darah ke sel meningkat

Psoriasis biasanya muncul pada usia akhir dekade 2. Perjalanan alamiah

penyakit ini sangat berfruktuasi, misalnya sinar matahari, istirahat, dan musim

panas baisanya baik untuk penderita psoriasis. Infeksi saluran nafas bagian atas

dapat memacu kekambuhan psoriasis akut dengan manifestasi erupsi pustule kecil

multiple di tubuh generalisata yang ditandai oleh pustule multiple disertai plak

radang dikenal sebagai psoriasis pustularis.

Pada tahap lanjut, kondisi penyakit ini akan memberikan komplikasi pada

terjadinya sepsis atau suatu atritis deformans yang mirip dengan atrithis rematoid,

disebut arthitris psoriatika, timbul pada sekitar 5% pasien psoriasis. (Arif

Muttaqin, 2011)

F. WOC

13

Page 14: Makalah Siap

G. Klasifikasi

Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis, yaitu:

1. Psoriasis Vulgaris

Hampir 80 % penderita psoriasis adalah tipe Psoriasis Plak yang secara

ilmiah disebut juga Psoriasis Vulgaris. Dinamakan pula tipe plak karena lesi-

14

Page 15: Makalah Siap

lesinya umumnya berbentuk plak. Tempat predileksinya seperti yang telah

diterangkan di atas.

Gambar 2.2 Psoriasis Plak (Vulgaris)

2. Psoriasis Gutata

Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak

dan diseminata, umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas

bagian atas atau sehabis influenza atau morbili, terutama pada anak dan

dewasa muda.2,5,8,9,12 Selain itu, juga dapat timbul setelah infeksi yang

lain, baik bakterial maupun viral, pada stres, luka pada kulit, penggunaan

obat tertentu (antimalaria dan beta bloker)

Gambar 2.3 Psoriasis Gutata

3. Psoriasis Inversa (Psoriasis Fleksural)

Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada darerah fleksor

sesuai dengan namanya, misalnya pada daerah aksilla, pangkal pahadi bawah

payudara, lipatan-lipatan kulit di seklitas kemalua dan panggul.

15

Page 16: Makalah Siap

Gambaran 2.4 Psoriasis Inversa (Psoriasis Fleksural)

4. Psoriasis Pustulosa

Ada dua pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap

sebagai penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis.

Terdapat dua bentuk psoriasis pustulosa, bentuk lokalisata dan generalisata.

Bentuk lokalisata contohnya psoriasis pustulosa palm-plantar (Barber) yang

menyerang telapak tangan dan kaki serta ujung jari. Sedangkan bentuk

generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von Zumbusch)

jika pustula timbul pada lesi psoriasis dan juga kulit di luar lesi, dan disertai

gejala sistemik berupa panas atau rasa terbakar.

Gambaran 2.5 Psoriasisi Pustula

5. Psoriasis Eritroderma

Psoriasis Eritroderma dapat disebabkan oleh pengobatan topikal terlalu

kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Bentuk ini dapat juga

ditimbulkan oleh infeksi, hipokalsemia, obat antimalaria, tar dan penghentian

kortikosterid, baik topikal maupun sistemik. Biasanya lesi yang khas untuk

psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal

universal. Ada kalanya lesi psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih

eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.

16

Page 17: Makalah Siap

Gambaran 2.6 Psoriasis Eritroderma

H. Manifestasi Klinis

Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat

predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka,

ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah

lumbosakral.Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi

(plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama

berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada

psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih

pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah

berbintik-bintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit ,

misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan

psoriasis dan disebut kobner.

Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang

disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

Gejala dari psoriasis antara lain:

1. Mengeluh gatal ringan

2. Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.

3. Terdapat fenomena tetesan lilin

4. Menyebabkan kelainan kuku

I. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong diagnosis

psoriasis tidak banyak.Pemeriksaan yang bertujuan mencari penyakit yang

menyertai psoriasis perlu dilakukan, seperti pemeriksaan darah rutin,

17

Page 18: Makalah Siap

mencaripenyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol untuk penyakit

diabetes mellitus.

Pemeriksaan Histopatologi

Kelainan histopatologi yang dapat dijumpai pada lesi psoriasis ialah

hyperkeratosis, parakeratosis, akantosis dan hilangnya stratum

granulosum.Papilomatosis ini dapat memberi beberapa variasi bentuk seperti

gambaran pemukul bola kasti atau pemukul bola golf.

Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan

keratinisasi terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal.Di dalam sel-sel

tanduk ini masih dapat ditemukan inti-inti sel yang disebut parakeratosis.Di dalam

stratum korneum dapat ditemukan kantong-kantong kecil yang berisikan sel

radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro.Pada puncak

papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh sebukan

sel-sel radang limfosit dan monosit.

J. Pencegahan

Tak ada upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan psoriasis selain

menghindari pernikahan dengan atau sesame keluarga pengidap psoriasis. Untuk

menghindari munculnya psoriasis yang parah, hindari ketagangan fikiran yang

berat. Waspadalah terhadap obat obat yang dapat memicu psoriasis itu. Jaga

kebersihan tangan dan kulit secara umum agar tak terjadi infeksi kulit secara

sengaja melakukan garukan.

K. Penatalaksanaan Medis

Psoriasis sebagai penyakit yang multifaktorial dengan penyebab belum

diketahui dengan pasti, sehingga penanganannya juga sangat bervariasi dan setiap

pusat pendidikan mempunyai acuan yang berbeda. Ashcroft dkk., 2000

mengemukakan bahwa terdapat berbagai variasi terapi psoriasis, mulai dari

topikal untuk psoriasis ringan hingga fototerapi dan terapi sistemik untuk psoriasis

berat.Edukasi kepada pasien tentang faktor-faktor pencetusnya perlu disampaikan

kepada pasien maupun keluarganya (Dvorakova dkk, 2013). Beberapa regimen

terapi yang sering digunakan topikal maupun sistemik sebagai berikut:

18

Page 19: Makalah Siap

1. Topikal

a) Preparat Tar

Obat topikal yang biasa digunakan adalah preparat tar, yang efeknya

adalah anti radang. Preparat tar berguna pada keadaan-keadaan: Bila

psoriasis telah resisten terhadap steroid topikal sejak awal atau

pemakaian pada lesi luas. Lesi yang melibatkan area yang luas

sehingga pemakaian steroid topikal kurang tepat. Bila obat-obat oral

merupakan kontra indikasi oleh karena terdapat penyakit sistemik.

Menurut asalnya preparat tar dibagi menjadi 3, yakni yang berasal

dari : Fosil, misalnya iktiol. Kayu, misalnya oleum kadini dan oleum

ruski dan Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens.

Cara kerja obat ini sebagai antiinflamasi ringan.

b) Kortikosteroid

Kerja steroid topikal pada psoriasis diketahui melalui beberapa cara ,

yaitu:

1. Vasokonstriksi untuk mengurangi eritema.

2. Sebagai antimitotik sehingga dapat memperlambat proliferasi

seluler.

3. Efek anti inflamasi, diketahui bahwa pada psoriasis terjadi

peradangan kronis akibat aktivasi sel T. Bila terjadi lesi plak

yang tebal dipilih kortikosteroid dengan potensi kuat seperti:

Fluorinate, triamcinolone 0,1% dan flucinolone topikal efektif

untuk kebanyakan kasus psoriasis pada anak. Preparat

hidrokortison 1%-2,5% digunakan bila lesi sudah menipis.

c) Ditranol (antralin)

Hampir sama dengan tar memiliki efek antiinflamasi ringan, sebab

dapat mengikat asam nukleat, menghambat sintesis DNA dan

menggabungkan uridin ke dalam RNA nukleus.

d) Vitamin D analog (Calcipotriol)

Calcipotriol ialah sintetik vit D yang bekerja dengan menghambat

proliferasi sel dan diferensiasi keratinosit, meningkatkan diferensiasi

19

Page 20: Makalah Siap

terminal keratinosit. Preparatnya berupa salep atau krim 50 mg/g,

efek sampingnya berupa iritasi, seperti rasa terbakar dan menyengat.

e) Tazaroten

Merupakan molekul retinoid asetilinik topikal, efeknya menghambat

proliferasi dan normalisasi petanda differensiasi keratinosit dan

menghambat petanda proinflamasi pada sel radang yang

menginfiltrasi kulit. Tersedia dalam bentuk gel, dankrim dengan

konsentrasi 0,05 % dan 0,1 %. Bila dikombinasikan dengan steroid

topikal potensi sedang dan kuat akan mempercepat penyembuhan dan

mengurangi iritasi. Efek sampingnya ialah iritasi berupa gatal, rasa

terbakar, dan eritema pada 30 % kasus, juga bersifat fotosensitif.

f) Humektan dan Emolien

Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit dan mengurangi

hidrasi kulit sehingga kulit tidak terlalu kering. Pada batang tubuh

(selain lipatan), ekstremitas atas dan bawah biasanya digunakan salep

dengan bahan dasar vaselin 1-2 kali/hari, fungsinya juga sebagai

emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi bahan aktif. Jadi

emolien sendiri tidak mempunyai efek antipsoriasis.

g) Fototerapi

Narrowband UVB untuk saat ini merupakan pilihan untuk psoriasis

yang rekalsitran dan eritroderma. Sinar ultraviolet masih menjadi

pilihan di beberapa klinik. Sinar ultraviolet B (UVA) mempunyai

efek menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan untuk

pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik adalah dengan penyinaran

secara alamiah, tetapi tidak dapat diukur dan jika berlebihan maka

akan memperparah psoriasis. Karena itu, digunakan sinar ulraviolet

artifisial, diantaranya sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar

tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan

psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA, atau

bersama-sama dengan preparat ter yang dikenal sebagai pengobatan

cara Goeckerman. PUVA efektif pada 85 % kasus,

Ketika psoriasis tidak berespon terhadap terapi yang lain.

20

Page 21: Makalah Siap

2. Sistemik

a) Kortikosteroid

Pemberian kortikosteroid sistemik masih kontroversial kecuali yang

bentuk eritrodermi, psoriasis artritis dan psoriasis pustulosa Tipe

Zumbusch. Dimulai dengan prednison dosis rendah 30-60 mg (1-2

mg/kgBB/hari), atau steroid lain dengan dosis ekivalen. Setelah

membaik, dosis diturunkan perlahan-lahan, kemudian diberi dosis

pemeliharaan. Penghentian obat secara mendadak akan menyebabkan

kekambuhan dan dapat terjadi Psoriasis Pustulosa Generalisata.

b) Sitostatik

Bila keadaan berat dan terjadi eritrodermi serta kelainan sendi dapat

sitostatik yang biasa digunakan ialah metotreksat (MTX). Obat ini

sering digunakan Psoriasis Artritis dengan lesi kulit, dan Psoriasis

Eritroderma yang sukar terkontrol. Bila lesi membaik dosis

diturunkan secara perlahan. Kerja metotreksat adalah menghambat

sintesis DNA dengan cara menghambat dihidrofolat reduktase dan

juga hepatotoksik maka perlu dimonitor fungsi hatinya. Karena

bersifat menekan mitosis secara umum, hati-hati juga terhadap efek

supresi terhadap sumsum tulang.

c) Etretinat (tegison, tigason)

Etretinat merupakan retinoid aromatik, derivat vitamin A digunakan

bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain

mengingat efek sampingnya. Etretinat efektif untuk Psoriasis Pustular

dan dapat pula digunakan untuk psoriasis eritroderma. Kerja retinoid

yaitu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi terminal keratinosit

yang pada akhirnya dapat menetralkan stadium hiperproliferasi.

Efek samping dapat terjadi kulit menipis dan kering, selaput lendir

pada mulut, mata, dan hidung kering, kerontokan rambut, cheilitis,

pruritus, nyeri tulang dan persendian, peninggian lipid darah,

gangguan fungsi hepar (peningkatan enzim hati).

d) Siklosporin A

21

Page 22: Makalah Siap

Digunakan bila tidak berespon dengan pengobatan konvensional.

Efeknya ialah imunosupresif. Dosisnya 1-4mg/kgbb/hari. Bersifat

nefrotoksik dan hepatotoksik, gastrointestinal, flu like symptoms,

hipertrikosis, hipertrofi gingiva,serta hipertensi. Hasil pengobatan

untuk psoriasis baik, hanya setelah obat dihentikan dapat terjadi

kekambuhan. (Gudjonsson and Elder,2012)

e) TNF-antagonis

Tumor Necrosis Factor (TNF) alpha merupakan sitokin proinflamasi

yang memegang peran penting dalam patogenesis psoriasis. Saat ini

sedang dikembangkan sebagai terapi yang memberi haparan baru.

Sediaannya antara lain Adalimumab, Infliximab, etanercept, alefacept

dan efalizumab.

L. Komplikasi

Menurut Corwin (2009) komplikasi dari psoriasis diantaranya adalah :

a. Infeksi kulit yang parah dapat terjadi

b. Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut artritis

psoriatika, timbul pada sekitar 30-40% pasien psoriasis. Bila berat,

psoriasis dapat menjadi penyakit yang melemahkan.

c. Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang menimbulkan stres

psikologis, ansietas, depresi, dan marah.

M. Konsep Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Biodata

Biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, penyakit psoriasis

dapat menyerang semua kelompok umur.Tetapi umumnya pada orang

dewasa; jenis kelamin, insidens pada pria agak lebih banyak dari pada

wanita; suku bangsa, lebih banyak diderita orang kulit putih daripada kulit

berwarna.

2. Keluhan Utama

Keluhan yang timbul, lesi bersisik pada kulit, terasa agak gatal dan panas.

22

Page 23: Makalah Siap

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Adanya infeksi sehingga tanda-tanda infeksi dapat ditemukan, dapat juga

karena faktor psikologis. Biasanya klien sedang mengalami kondisi

psikologis yang tidak menyenangkan (stres, sedih, marah, dll. Lesi yang

timbul semakin menghebat pada cuaca yang dingin, dan rasa gatal

semakin terasa terutama pada daerah predileksi.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit dahulu sebagian klien pernah menderita penyakit yang

sama dengan kondisi yang dirasa sekarang. Riwayat penyakit infeksi juga

perlu dikaji (mis: tonsillitis, faringitis, atau TB paru).

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Diduga faktor genetic/herediter juga mempengaruhi sehingga perlu dikaji

riwayat keluarga yang menderita psoriasis.

6. Riwayat Psikososial

Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, penyakit ini

menyebabkan ganggguan kosmetik karena psoriasis dapat mengenai

seluruh tubuh sehingga tidak enak dipandang mata .

7. Kebiasaan Sehari-hari

Perlu dikaji kebiasaan membersihkan diri klien, cara mandi (lesi psoriasis

tidak boleh digosok secara kasar karena dapat menimbulkan trauma

[Fenomena Koebner]) dan dapat merangsang proses pertumbuhan kulit

lebih cepat. Kebersihan lingkungan klien, terutama tempat tidur, perlu

dukaji karena skuama lesi sering dijumpai ditempat tidur terutama saat

klien bangun tidur pagi.

8. Pola fungsi kesehatan

a. Pola Persepsi Kesehatan

1) Adanya riwayat infeksi sebelumya.

2) Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.

3) Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.

4) Adakah konsultasi rutin ke Dokter.

5) Hygiene personal yang kurang.

6) Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.

23

Page 24: Makalah Siap

b. Pola Nutrisi Metabolik

1) Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa

kali sehari makan.

2) Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.

3) Jenis makanan yang disukai.

4) Napsu makan menurun.

5) Muntah-muntah.

6) Penurunan berat badan.

7) Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.

8) Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa

terbakar atau perih.

c. Pola Eliminasi

1) Sering berkeringat.

2) Tanyakan pola berkemih dan bowel.

d. Pola Aktivitas dan Latihan

1) Pemenuhan sehari-hari terganggu.

2) Kelemahan umum, malaise.

3) Toleransi terhadap aktivitas rendah.

4) Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.

5) Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.

e. Pola Tidur dan Istirahat

1) Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.

2) Mimpi buruk.

f. Pola Persepsi Kognitif

1) Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.

2) Pengetahuan akan penyakitnya.

g. Pola Persepsi dan Konsep Diri

1) Perasaan tidak percaya diri atau minder.

2) Perasaan terisolasi.

h. Pola Hubungan dengan Sesama

1) Hidup sendiri atau berkeluarga

2) Frekuensi interaksi berkurang

24

Page 25: Makalah Siap

3) Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

i. Pola Reproduksi Seksualitas

1) Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.

2) Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.

j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress

1) Emosi tidak stabil

2) Ansietas, takut akan penyakitnya

3) Disorientasi, gelisah

k. Pola Sistem Kepercayaan

1) Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah

2) Agama yang dianut

9. Pemeriksaan Fisik

Saat inspeksi pada beberapa tempat lesi ditemukan adanya perubahan

struktur kulit. Tampak adanya macula dan papil eritematosa jika

terkumpul akan mempentuk lesi yang lebar pada daerah predileksi, dapat

ditemukan ruang dan keropeng/skuama yang berlapis-lapis seperti lilin

atau mika berwarna putih perak berbentuk bulat atau lonjong. Pada

palpasi teraba skuama yang kasar, tebal, dan berlapis-lapis .

10.Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan histipatologi untuk menentukan kepastian diagnosis

dari psoriasis dapat ditemukan :

a) Pemanjangan dan pembesaran papil dermis

b) Penipisan sampai hilangnya stratum granulosum

c) Peningkatan mitosis pada stratum basalis

d) Edema dermis disertai infiltrasi limfosit dan monosit

b. Diagnosis Keperawatan

a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi.

b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kulit.

c) Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya

c. Rencana Keperawatan

25

Page 26: Makalah Siap

Sasaran utama bagi pasien dapat mencakup bertambahnya pemahaman

tentang psoriasis dan program terapinya, tercapainya kulit yang lebih licin

dengan pengendalian lesi, timulnya kesadaran untuk penerimaan diri dan tidak

terdapatnya komplikasi.

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi

inflamasi

Tujuan : Dalam waktu 5x24 jam Menunjukkan Integritas Jaringan: Kulit dan

Membrann Mukosa, yang dibuktikan oleh indikator

Kriteria hasil :

a. Elastisitas kulit menunjukkan tingkat yang lebih baik dari seblumnya.

c. Turgor kulit menunjukkan kembali dengan cepat pada semula ketika

dilakukan pemeriksaan turgor kulit.

d. Perfusi jaringan baik, ditandai dengan berkurangnya lesi pada kulit.

Intervensi :

a. Kaji kerusakan jaringan yang terjadi pada klien.

Rasional : Menjadi data dasar untuk memberikan informasi intervensi

perawatan yang akan digunakan.

b. Lakukan tindakan peningkatan integritas jaringan.

Rasional : Untuk menghindari cedera kulit, pasien harus dinasehati agar

tidak mencubit atau menggaruk daerah yang sakit. Tindakan untuk

mencegah kekeringan kulit perlu dianjurkan karena kulit yang kering

akan memperburuk keadaan psoriasis. Tindakan membasuh lesi yang

terlalu sering akan menambah rasa sakit dan pembentukan sisik.

c. Tinkatkan asupan nutrisi.

Rasional : Diet TKTP diperlukan untuk meningkatkan asupan dari

kebutuhan pertumbuhan jaringan.

d. Evaluasi kerusakan jaringan dan perkembangan pertumbuhan jaringan.

Rasional : Apabila masih belum mencapai dari kriteria evaluasi 5x24

jam, maka perlu dikaji ulang factor-faktor penghambat pertumbuhan

dan perbaikan dari lesi.

e. Lakukan pencegahan artritis psoriatic

26

Page 27: Makalah Siap

Rasional : Diagnosis psoriasis, khususnya jika disertai dengan

komplikasi artritis, biasanya sulit ditegakkan. Artritis psoriatic yang

mengenai sendi-sendi sakroiliaka dan distal jari-jari tangan mungkin

terlewatkan, khususnya jika pasien ditemukan dengan diagnosis lesi

psoriatic tipikal yang sudah ditegakkan. Sebaliknya, pasien yang

mengeluhkan gangguan rasa nyaman yang ringan dan beberapa gejala

pitting ( pembentukan lubang-lubang kecil ) pada kuku mungkin tidak

terdiagnosis sebagai kasus psoriasis sebelum lesi kulit yang lebih nyata

muncul.

2. Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur

kulit.

Tujuan : Dalam waktu 1 x 24 jam citra diri pasien meningkat.

Kriteria Hasil :

a. Mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat

tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan

penerimaan diri terhadap situasi.

Intervensi :

a. Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat

ketidakmampuan.

Rasional : Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana

perawatan atau pemilihan intervensi.

b. Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada pasien

Rasional : Beberapa pasien dapat menerima secara efektif kondisi

perubahn fungsi yang dialaminya, sedangkan yang lain mempunyai

kesulitan dalam menerima perubahan fungsi alaminya, sehingga

memberikan dampak pada kondisi koping maladaptif.

c. Bina hubungan terapeutik.

Rasional : Hubungan terapeutik antara professional pelayanan

kesehatan dan penderita psoriasis merupakan hubungan yang

mencakup pendidikan, serta dukungan.

d. Bantu pasien untuk mendapatkan mekanisme koping yang efektif.

27

Page 28: Makalah Siap

Rasional : Pengenalan terhadap strategikoping yang berhasil

dijalankan oleh penderita psoriasis lainnya dan saran – saran untuk

mengurangi dan menghadapi situasi stress akan memfasilitasi

ekspektasi pasien yang lebih positif dan kesediaannya untuk sifat

penyakit kronik.

e. Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan pasien melakukan

sebanyak – banyaknya hal – hal untuk dirinya.

Rasional : Mnghidupkan kembali perasaan kemandirian dan

membantu perkembangan harga diri serta mempengaruhi proses

rehabilitasi.

f. Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi

dalam aktifitas rehabilitasi.

Rasional : Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian

tentang peran individu masa mendatang.

g. Monitor gangguan tidur peningkatan kesulitan konsentrasi , dan

letargi.

Rasional : Dapat mengidentifikasikan terjadinya depresi yang

umumnya terjadi sebagai pengaruh dari stroke dimana memerlukan

inervensi dan evaluasi lebih lanjut.

h. Kolaborasi untuk pemberian regimen MDT ( Multi Drug Therapy )

Rasional : Diberikan selama 6 – 9 bulan dan diminum didepan

petugas.

3. Ansietas berhubungan dengan defisiensi pengetahuan.

Tujuan : Terpenuhinya pengetahuan pasien tentang kondisi penyakit.

Kriteria Hasil :

a. Mengungungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang

dibutuhkan dengan kemungkinan komplikasi.

b. Mengenal perubahan gaya hidup / tingkah laku untuk mencegah

terjadinya komplikasi

Intervensi :

28

Page 29: Makalah Siap

a. Kaji dan dokumentasi tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik

setiap harinya.

Rasional : Dengan mengkaji dan mendokumentasi kita dapat

mengetahui tindakan apa yang perlu kita ambil.

b. Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV.

Rasional : Seseorang dengan psoariasis memerlukan nasihat untuk

menghilangkan iritan ekternal dan menghindari panas yang berlebihan,

serta perspirasi. Kebiasaan menggaruk dan menggosok bagian yang

gatal akan memperpanjang lamanya penyakit.

c. Meningkatkan cra hidup sehat seperti intake makanan yang

baik,keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, monitor status

kesehatan dan adanya infeksi.

Rasional : Mengikatkan system imun dan pertahankan terhadap

infeksi.

d. Jelaskan tentang kondisi penyakit dan pentingnya penatalaksananan

psoariasis

Rasional : Perawat harus menjelaskan dengan perasaan yang peka

bahwa sampai saat ini belum terdapat pengobatan untuk penyembuhan

total penyakit psoriasis bahwa penanganan seumur hidup tidak

diperlukan dan bahwa keadaan ini dapat dihilangkan, serta

dikendalikan.Peninjauan kembali dan penjelasan tentang program

terapi merupakan unsure esensial untuk menjamin kepatuahan pasien.

e. Identifikasi sumber - sumber pendukung yang memungkinkan untuk

mempertahankan perawatan dirumah yang dibutuhkan.

Rasional : Keterbatasan aktivitas dapat mengganggu kemampuan

pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

f. Beri penjelasan untuk perawatan dirumah.

Rasional : Pasien dan keluarga perlu mengetahui bahwa penggunaan

obat topical antralin akan meninggalkan node berwarna ungu

kecoklatan pada kulit kendati warna ini nantinya akan hilang setelah

tidak menggunakan dan pedoman dalam penggunaan obat ini harus

29

Page 30: Makalah Siap

ditekankan karena penggunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan

gangguan yang lain.

d. Evaluasi

1. Mencapai pengetahuan dan pemahaman terhadap proses penyakit serta

terapinya.

a. Mendeskripsikan psoriasis dan terapi yang dipreskripsikan

b. Mengutarakan denagn kata – kata bahwa trauma, infeksi, dan stress

emosional merupakan factor pemicu.

c. Mempertahankan pengendalianpenyakit dengan terapi yang tepat.

d. Memperagakan pengguanaan penyakit dengan terapi topikal yang

benar.

2. Mencapai kulit yang lebih halus ada pengendalian lesi.

a. Tidak ada lesi baru yang timbul.

b. Mempertahankan kulit agar selalu terlumasi dan

c. Lunak.

3. Mengembangkan kesadaran untuk penerimaan diri.

a. Mengidentifikasi orang yang bisa diajak untuk membicarakan

perasaan dan keprihatinan.

b. Mengekspresiakan optimism mengenai hasil akhir terapi.

4. Tidak mengalami atritis psoriatik

a. Tidak mengalami gangguan rasa nyaman pada sendi.

b. Lesi kulit dapat dikendalikan tanpa perluasan penyakit.

BAB 3

APLIKASI KASUS

30

Page 31: Makalah Siap

Kasus

Pasien laki-laki, Tn. H, 43 tahun, menikah, PNS. Datang ke poli kulit RSAM

dengan keluhan gatal – gatal di seluruh badan. ± 5 bulan yang lalu timbul bercak

merah kasar sebesar koin seribu rupiah di sekitar punggung, bercak tersebut terasa

gatal membuat pasien ingin menggaruknya, makin lama pada ± 3 bulan yang lalu,

timbul bercak yang sama semakin banyak memenuhi dada, punggung, muncul

juga di kedua tungkai kaki, dan kepala. Keluhan disertai rasa panas dan bercak –

bercak yang terasa gatal, bila di garuk jadi mengelupas, berwarna putih seperti

serpihan ketombe, tampak bersisik. Bila keringatan dan pada malam hari terasa

lebih gatal sehingga menggaruknya sampai berdarah. 2 bulan yang lalu, pasien

berobat ke puskesmas di beri obat minum 2 macam ( pasien tidak tahu nama obat

nya apa) warna hijau dan kuning, dan obat salep inerson. Pasien berobat rutin di

puskesmas selama 4 minggu dan terus diberikan obat yang sama seperti awal

berobat. Namun, keluhan gatal tetap dirasakan dan bahkan bertambah meluas ke

seluruh bagian tubuh pasien. Akhirnya pasien disarankan oleh dokter di

puskesmas itu untuk berobat ke dokter kulit RSAM. Pasien mengaku tidak pernah

sakit seperti ini sebelumnya. Pasien menyangkal menderita penyakit lain seperti

kencing manis. Pasien menyangkal di keluarganya ada yang sakit seperti ini.

Status generalis dalam batas normal. Status dermatologis pada regio presternalis,

pectoralis, inframammaria, epigastrika, umbilicus, vertebralis, infrascapularis,

lumbalis, cruris dekstra et sinistra. Di temukan plak eritem multiple berukuran

lentikular, numular sampai plakat sirkumskripta dengan skuama berlapis-lapis,

transparan dan berwarna putih mengkilat. Makula hiperpigmentasi multiple

lentikular sampai plakat. Ekskoriasis multiple ukuran lentikular sampai numular.

Pada test manipulasi didapatkan Fenomena tetesan lilin (+), Auspitz (+).

I. Biodata

Tgl. Pengkajian : 07 Oktober 2015

31

Page 32: Makalah Siap

Nama : Tn. H Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 43 tahun Status perkawinan: Kawin

Agama : Islam Pendidikan : S1 Teknik

Pekerjaan : PNS Politeknik Negeri Alamat : -

Tgl masuk : 20 februari 2015 wisma/kamar : Anggrek 1

Diangnosa medis : Psoriasis

Penaggung jawab

Nama : Ny. S

Hubungan dengan klien : Istri Tn. H

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : -

II. Keluhan Utama

Tn. H mengeluh gatal-gatal di seluruh badan disertai tambahan rasa panas.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang

1. Problem

a) Ap a penyebab rasa gatal tersebut ?

Bercak merah kasar sebesar koin seribu rupiah.

b) Apa yang meringankan atau memperberat gatal ?

Bila keringatan dan pada malam hari terasa lebih gatal.

2. Quality

a) Bagaimana gambaran rasa gatal tersebut ?

Gatal disertai rasa panas.

3. Region

a) Rasa gatal tersebut terasa di mana ? Apakah menjalar ? Jika

menjalar sampai di mana ?

Di seluruh badan, awalnya bercak merah kasar sebesar koin seribu

rupiah di sekitar punggung, bercak tersebut terasa gatal membuat

pasien ingin menggaruknya, makin lama pada ± 3 bulan yang lalu,

timbul bercak yang sama semakin banyak memenuhi dada,

punggung, muncul juga di kedua tungkai kaki, dan kepala.

4. Scale

32

Page 33: Makalah Siap

a) Berapa lama berlangsungnya dan apakah menganggu aktivitas

sehari-hari ?

5. Time

a) Kapan pertama kali dirasakan ? Apakah timbul setiap saat atau

sewaktu-waktu ?

IV. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Penyakit yang pernah dialami

Tidak ada, pasien mengatakan tidak pernah mnegalami penyakit lain

seperti kencing manis.

2. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

a) 2 macam obat warna hijau dan kuning bulat kecil di minum 2 x 1.

b) Salep inerson

3. Pernah dirawat/dioperasi

Tidak pernah

4. Alergi

Tidak ada

5. Imunisasi

Klien sudah imunisasi tapi lupa imunisasi apa.

V. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Orang tua

Klien menyangkal di keluarganya ada yang sakit seperti ini.

2. Saudara kandung

Klien menyangkal di keluarganya ada yang sakit seperti ini

3. Penyakit keturunan tidak ada

4. Anggota keluarga yang meninggal

Klien mengatakan kedua orang tua, dan 6 saudara telah meninggal dunia.

5. Penyebab meninggal

Klien mengatakan orang tua meninggal karena usianya yang sudah tua,

dan 6 suadaranya, klien tidak mengingatnya.

VI. Riwayat psikososial

33

Page 34: Makalah Siap

1. Respons klien tentang penyakitnya

Klien menganggap penyakitnya

2. Pandangan diri klien

3. Identitas diri

4. Tanggung jawab terhadap tugas

5. Masalah somatic yang timbul selama sakit

6. Suasana batin klien

VII. Kebiasaan sehari-hari

1) Pola Persepsi Kesehatan

a. Adanya riwayat infeksi sebelumya.

b. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.

c. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.

d. Adakah konsultasi rutin ke Dokter.

e. Hygiene personal yang kurang.

f. Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.

2) Pola Nutrisi Metabolik

a. Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali

sehari makan.

b. Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.

c. Jenis makanan yang disukai.

d. Napsu makan menurun.

e. Muntah-muntah.

f. Penurunan berat badan.

g. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.

h. Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa

terbakar atau perih.

3) Pola Eliminasi

a. Sering berkeringat.

b. Tanyakan pola berkemih dan bowel.

4) Pola Aktivitas dan Latihan

a. Pemenuhan sehari-hari terganggu.

b. Kelemahan umum, malaise.

34

Page 35: Makalah Siap

c. Toleransi terhadap aktivitas rendah.

d. Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.

e. Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.

5) Pola Tidur dan Istirahat

a. Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.

b. Mimpi buruk.

6) Pola Persepsi Kognitif

a. Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.

b. Pengetahuan akan penyakitnya.

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri

a. Perasaan tidak percaya diri atau minder.

b. Perasaan terisolasi.

8) Pola Hubungan dengan Sesama

a. Hidup sendiri atau berkeluarga

b. Frekuensi interaksi berkurang

c. Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

9) Pola Reproduksi Seksualitas

a. Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.

b. Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.

10) Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress

a. Emosi tidak stabil

b. Ansietas, takut akan penyakitnya

c. Disorientasi, gelisah

11) Pola Sistem Kepercayaan

a. Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah

b. Agama yang dianut

VIII. Pemeriksaan fisik

1. B1(Breathing).

Tidak menunjukkan kelainan system pernafasan pada saat inspeksi.

Palpasi thoraks menunjukkan taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.

Pada auskultasi,tidak ada suara nafas tambahan.

2. B2(Blood).

35

Page 36: Makalah Siap

Tidak ada iktus jantung pada palpasi. Nadi mungkin meningkat, iktus

tidak teraba. Pada auskultasi, ada suara S1 dan S2 tunggal dan tidak ada

murmur.

3. B3(Brain).

Kesadaran Compos Mentis

a. Kepala dan wajah : Ada sianosis

b. Mata : Sclera tidak ikterik

c. Leher : JVP dalam batas normal

d. Telinga : Tes bisik atau weber normal,

tidak ada lesi atau nyeri tekan

e. Hidung : Tidak ada deformitas,

tidak ada pernafasan cuping hidung

f. Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak

       terjadi perdarahan, mukosa mulut tidak

pucat

4. B4(Bladder)

Produksi urine dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system

perkemihan.

5. B5(Bowel)

Tidak mengalami gangguan eleminasi.

6. B6(Bone).

Tulang dalam keadaan baik.

IX. Pemeriksaan penunjang

Pada pemeriksaan hispatologis ditemukan:

a. Pemanjangan dan pembesaran papilla dermis

b. Penipisan sampai hilangnya stratum granulosum

c. Peningkata mitosis pada stratum basalis

d. Edema dermis disertai infiltrasi limfosit dan monosit

X. Status Dermatologis

36

Page 37: Makalah Siap

Lokasi : Regio presternalis, pectoralis, inframammaria, epigastrika,

umbilicus, Regio vertebralis, infrascapularis, lumbalis, Regio

cruris dekstra et sinistra

Inspeksi : Tampak plak eritem multiple berukuran lentikular, numular sampai

plakat sirkum skripta dengan skuama berlapis-lapis, transparan

dan berwarna putih mengkilat. Tampak makula hiperpigmentasi

multiple lentikular sampai plakat. Tampak ekskoriasis multiple

ukuran lentikular sampai numular.

Analisa data

No Data DS/DO Etiologi Problem

1. DO: Terdapat kerusakan pada

permukaan kulit (Epidermis)

Timbul bercak merah kasar sebesar

koin seribu rupiah di sekitar

punggung, timbul bercak yang

sama semakin banyak memenuhi

dada, punggung, muncul juga di

kedua tungkai kaki, dan kepala.

Keluhan disertai rasa panas dan

bercak – bercak yang terasa gatal,

bila di garuk jadi mengelupas,

berwarna putih seperti serpihan

ketombe, tampak bersisik. Bila

keringatan dan pada malam hari

terasa lebih gatal sehingga

menggaruknya sampai berdarah.

Lesi dan reaksi

inflamasi

Kerusakan integritas

kulit

2. DS : klien mengatakan kalau klien

takut jika dijauhi oleh orang-orang

sekitar lingkungannya. Terlihat

dengan selalu bertanya kepada

Perubahan struktur

kulit

Gangguan citra tubuh

37

Page 38: Makalah Siap

dokter dan perawat mengenai

penyakit yang diderita.

DO :

a. Terdapat perubahan actual

pada struktur tubuh

3. DS :Klien sering kali bertanya

kepada perawat dan dokter

mengenai penyakit yang di

deritanya, kenapa bercak-bercak

pada tubuhnya semakin parah.

DO : Pasien menangis karena

bercak pada tubuh semakin

banyak.

Defisiensi

pengetahuan

Ansietas

Prioritas Diagnosa

1. Kerusakan integritas kulit: psoriasis yang berhubungan dengan lesi dan

reaksi.

2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kulit.

3. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan.

Intervensi keperawatan

No. Tujuan/criteria hasil Tindakan Rasional

1. Dalam waktu 5x24 jam

Menunjukkan Integritas

Jaringan: Kulit dan

Membrann Mukosa, yang

dibuktikan oleh indikator

berikut :

a. Elastisitas kulit

menunjukkan tingkat

yang lebih baik dari

Manajement pruritus

1. Cegah gatal berlebih

dengan menjaga

kebersihan diri dengan

mandi 2x sehari dengan

menggunakan air suam-

suam kuku. Keringkan

daerah lipatan

menggunakan handuk

1. Dengan menjaga

kebersihan diri, tubuh

menjadi lebih bersih,

mengunakan air suam-

suam kuku juga dapat

mengurangi rasa gatal

yang berlebih.

38

Page 39: Makalah Siap

sebelumnya, dilihat

dengan tekhnik

mencubit kulit.

b. Turgor kulit

menunjukkan kembali

dengan cepat pada

semula ketika

dilakukan

pemeriksaan turgor

kulit.

c. Perfusi jaringan baik,

ditandai dengan

berkurangnya lesi

pada kulit.

dengan cara di tekan-

tekan.

2. Hindari menggosok

kulit kuat-kuat dengan

handuk.

3. Segera lumasi dengan

baby oil yang akan

mempertahankan

kelembapan kulit

setelah mandi.

4. Anjurkan menggunakan

pakaian katun dari pada

bahan sintetik.

5. Pantau suhu ruangan

tidur tetap sejuk, hindari

mengaruk kuat-kuat dan

kuku selalu pendek

untuk menghindari

infeksi.

6. Kolaborasi

Kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

obat topical untuk

mengobati gatal.

7. Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk mengurangi

2. Karena overstimulasi

kulit dapat menambah

rasa gatal dan

menghilangkan air di

stratum korneum.

3. Dengan menjaga

kelembapan kulit

secara baik dan cukup

menjaga agar terhindar

dari resiko nekrosis

jaringan.

4. Pakaian dari kain

katun dapat mnyerap

keringat sehingga

menjaga kulit tetap

dalam keadaan yang

tidak terlalu lembap.

5. Kamar tidur yang

sejuk dibutuhnkan

agar klien tidak mudah

berkeringat karena

kepanasan.

6. Pemberian obat topical

diharapkan dapat

mengobati gatal.

7. Menghindari factor

alergen dari asupan

39

Page 40: Makalah Siap

asupan protein yang

tinggi.

protein yang tinggi.

2. Dalam waktu 1 x 24 jam

gangguan citra tubuh

berkurang yang

dibuktikan oleh selalu

menunjukkan adaptasi

dengan harga diri positif:

a.Menunjukkan

penerimaan penampilan

b. Mampu menyatakan

atau

mengomunikasikan

dengan orang terdekat

tentang situasi dan

perubahan yang

sedang terjadi,

mampu menyatakan

penerimaan diri

terhadap situasi.

1. Kaji perubahan dari

gangguan persepsi dan

hubungan dengan derajat

ketidakmampuan.

2. Identifikasi arti dari

kehilangan atau

disfungsi pada pasien

3. Bina hubungan

terapeutik.

4. Bantu pasien untuk

mendapatkan

mekanisme koping yang

efektif.

5. Anjurkan orang terdekat

untuk mengizinkan

pasien melakukan

sebanyak – banyaknya

hal – hal untuk dirinya.

6. Dukung perilaku atau

usaha seperti

peningkatan minat atau

partisipasi dalam

aktifitas rehabilitasi.

1. Menentukan bantuan

individual dalam

menyusun rencana

perawatan atau

pemilihan intervensi.

2. Beberapa pasien dapat

menerima secara

efektif kondisi

perubahn fungsi yang

dialaminya, sedangkan

yang lain mempunyai

kesulitan dalam

menerima perubahan

fungsi alaminya,

sehingga memberikan

dampak pada kondisi

koping maladaptif.

3. Hubungan terapeutik

antara professional

pelayanan kesehatan

dan penderita

psoriasis merupakan

hubungan yang

mencakup

pendidikan, serta

dukungan.

40

Page 41: Makalah Siap

4. Pengenalan terhadap

strategikoping yang

berhasil dijalankan

oleh penderita

psoriasis lainnya dan

saran – saran untuk

mengurangi dan

menghadapi situasi

stress akan

memfasilitasi

ekspektasi pasien yang

lebih positif dan

kesediaannya untuk

sifat penyakit kronik.

5. Mnghidupkan

kembali perasaan

kemandirian dan

membantu

perkembangan harga

diri serta

mempengaruhi proses

rehabilitasi.

6. Pasien dapat

beradaptasi terhadap

perubahan dan

pengertian tentang

peran individu masa

mendatang.

3. Dalam waktu 1x24

Ansietas berkurang,

1. Kaji dan dokumentasi

tingkat kecemasan

1. Dengan mengkaji dan

mendokumentasi kita

41

Page 42: Makalah Siap

dibuktikan oleh bukti

a. Tingkat ansietas

hanya ringan sampai

sedang

b. Memiliki tanda-tanda

vital dalam batas

normal.(TD: 120/80,

RR: 20 x per menit,

suhu: 36,50C - 370C)

c. Dan selalu

menunjukkan

pengendalian diri

terhadap ansietas yang

di buktikan oleh

indikator

1. Menggunakan

teknik relaksasi

untuk meredakan

ansietas

pasien, termasuk reaksi

fisik setiap harinya.

2. Kaji ulang keadaan

umum pasien dan TTV

3. Gunakan pendekatan

yang tenang dan

meyakinkan.

4. Sediakan informasi

actual menyangkut

diagnosis, terapi, dan

prognosis.

5. Instruksikan pasien

tentang penggunaan

teknik relaksasi.(dengan

membaca Al-Qur’an,

menonton Tv, bermain

gadget membaca

majalah dll)

6. Jelaskan semua

prosedur, termasuk

sensasi yang biasanya di

alami selama prosedur.

7. Kolaboratif

Kolaborasi dengan

dokter untuk pemberian

obat yang berfungsi

dapat mengetahui

tindakan apa yang

perlu kita ambil.

2. Sebagai indikator

awal dalam

menentukan

intervensi berikutnya.

3. Dengan mengunakan

pendekatan yang

tenang dan

menyakinkan pasien

tidak akan merasa

nyaman dan lebih

percaya dengan kita.

4. Dengan memiliki

informasi yang actual

kita dapat

memberikan

Penyuluhan kepada

pasien dan keluarga

dengan informasi

yang akurat.

5. Penggunaan teknik

relaksasi diharapkan

dapat membantu

pasien agar lebih

tenang.

42

Page 43: Makalah Siap

untuk menurunkan

ansietas bila perlu.

6. Dengan menjelaskan

semua prosedur

diharapkan klien

mengerti dengan baik

sehingga tidak

menimbulkan

ansietas.

7. Pemberian obat

diharapkan dapat

membantu

menurunkan tingkat

ansietas klien.

Implementasi

Jam dan Tanggal Tindakan Paraf

08-12 Oktober 2015

Pagi 08.00-08.15 WIB

Sore 15.00-15.15 WIB

Pagi 08.16-08.17 WIB

Sore 15.16-15.17 WIB

Manajement pruritus

1. Mencegah gatal berlebih dengan

menjaga kebersihan diri dengan

mandi 2x sehari dengan

menggunakan air suam-suam kuku.

Keringkan daerah lipatan

menggunakan handuk dengan cara

di tekan-tekan.

2. Menghindari menggosok kulit

kuat-kuat dengan handuk.

3. Melumasi kulit dengan baby oil

yang akan mempertahankan

kelembapan kulit setelah mandi.

R.U

F.U

R.U

43

Page 44: Makalah Siap

Pagi 08.28-08.31 WIB

Sore 15.22-15.27 WIB

Pagi 08.22-08.27 WIB

Siang 11.00-11.05 WIB

Sore 15.18-15.21 WIB

Pagi 08.32-08.42 WIB

Siang 12.00-12.10 WIB

Malam19.00-19.10 WIB

4. Menggunakan pakaian katun dari

pada bahan sintetik.

5. Memantau suhu ruang tidur tetap

sejuk, hindari mengaruk kuat-kuat

dan kuku selalu pendek untuk

menghindari infeksi.

6. Kolaborasi

Berkolaborasi dengan dokter untuk

pemberian obat topical untuk

mengobati gatal.

7. Memberikan makanan yang telah

di sesuai dengan pasien yakni

mengurangi asupan protein yang

tinggi.

F.U

R.U

F.U

R.U

08 Oktober 2015

08.28-08.35 WIB

08.28-08.35 WIB

08.28-08.35 WIB

08.43-08.50 WIB

08.28-08.35 WIB

1. Mengkaji perubahan dari gangguan

persepsi dan hubungan dengan

derajat ketidakmampuan.

2. Mengidentifikasi arti dari

kehilangan atau disfungsi pada

pasien

3. Membina hubungan terapeutik.

4. Membantu pasien untuk

mendapatkan mekanisme koping

yang efektif.

5. Menganjurkan orang terdekat untuk

F.U

R.U

F.U

R.U

F.U

44

Page 45: Makalah Siap

08.28-08.35 WIB

mengizinkan pasien melakukan

sebanyak – banyaknya hal – hal

untuk dirinya.

6. Mendukung perilaku atau usaha

seperti peningkatan minat atau

partisipasi dalam aktifitas

rehabilitasi.

R.U

08 Okteber 2015

08.28-08.35 WIB

10.00-10.05 WIB

08.28-08.35 WIB

10.00-10.05 WIB

10.00-10.05 WIB

10.00-10.05 WIB

1. Mengkaji dan dokumentasi tingkat

kecemasan pasien, termasuk reaksi

fisik setiap harinya.

2. Mengkaji ulang keadaan umum

pasien dan TTV

3. Mengunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan.

4. Menyediakan informasi actual

menyangkut diagnosis, terapi, dan

prognosis.

5. Menginstruksikan pasien tentang

penggunaan teknik relaksasi.

(dengan membaca Al-Qur’an,

menonton Tv, bermain gadget

membaca majalah dll)

6. Jelaskan semua prosedur, termasuk

sensasi yang biasanya di alami

selama prosedur.

F.U

R.U

F.U

R.U

F.U

R.U

45

Page 46: Makalah Siap

10.00-10.05 WIB 7. Kolaboratif

Berkolabortif dengan dokter untuk

pemberian obat yang berfungsi

untuk menurunkan ansietas bila

perlu.

F.U

Evaluasi

No. Dx Tanggal Evaluasi Catatan perkembangan Paraf

1. 13 Oktober 2015 S : Pasien mengatakan

bercak-

bercak di tubuhan

sebagian mulai

menghilang dan sudah

tidak seberapa gatal dan

panas lagi seperti

pertama kali periksa.

O: Bercak di kedua

tungkai kaki, dan

kepala sudah mulai

menghilang.

Elastisitas dan turgor

kulit dalam keadaan

baik.

A: Tujuan tecapai.

P: Intervensi dilanjutkan

nomor 1-7.

I: Mandi dengan

menambahkan cairan

antiseptik dalam air

suaam” kuku.

R.U

46

Page 47: Makalah Siap

E: Bercak- bercak tidak

terasa panas lagi dan

Gatal-gatal semakin

jarang dirasakan

R: Tidak ada tindakan

tambahan.

2. 09 Okteber 2015 S : Pasien sadar kalau

penyakitnya ini sudah

takdir dari Tuhan dan

pasien sudah menerima

dan percaya bahwa

penyakitnya bisa

sembuh. Tetapi pasien

masih mengatakan

bahwa ia masih sedikit

malu bila dalam

keramaian.

O: Pasien sudah mulai

sedikit mau untuk

berbicara dengan

orang-orang

disekitarnya walaupun

bukan dia yang

memulai pembicaraan,

dan hanya sebentar.

A: Tujuan tercapai

sebagian.

P: Intervensi dilanjutkan

dengan penekanan di

intervensi yang

F.U

47

Page 48: Makalah Siap

mendukung perilaku

atau usaha seperti

peningkatan minat atau

partisipasi dalam

aktifitas rehabilitasi.

I: Buat jadwal kegiatan

kecil dengan pasien

yang membuat pasien

lebih aktif misalnya

jalan-jalan di taman

dengan keluarga,

duduk-duduk di taman

dll.

E: Pasien sudah mulai mau

beraktifitas di luar

ruangan.

R: Tidak ada tindakan

tambahan.

3. 09 Oktober 2015 S : Pasien mengatakan

sekarang ia tahu kalau

penyakitnya ini bisa

disembuhkan, pasien

ingin lebih dekat lagi

dengan Tuhan.

O: TTV dalam batas

normal (TD: 120/80

mmHg, suhu 36,5-

370C, RR: 20 x

permenit), Terlihat

membaca Al-Qur’an

R.U

48

Page 49: Makalah Siap

beberapa hari ini.

A: Tujuan tercapai

P: Intervensi dihentikan

I: Tidak adatindakan

tambahan.

E: -

R: Tidak ada tambahan.

BAB 4

PENUTUP

49

Page 50: Makalah Siap

A. Kesimpulan

1. Anatomi dan fisiologi

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasainya

dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan

berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial

dan vital serta merupakan cermin kesehatan kehidupan. Kulit juga sangat

kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks,

ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu :

a. Lapisan epidermis atau kutikel.

b. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin).

c. Lapisan subkutis (hipodermis).

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku.

a. Kelenjar Kulit terdapat di lapisan dermis

b. Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum)

yang menebal.

c. Rambut terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar

rambut) dan bagian yang berada diluar kulit (akar rambut).

2. Epidemiologi

Insiden psoriasis pada laki- laki dan perempuan hampir sama, namun

Shbeeb dkk. (2000) melaporkan insiden lebih sering pada perempuan

dibandingkan laki-laki dan meningkat sesuai usia. Distribusi usia

pasien psoriasis menunjukkan peningkatan sesuai dengan kronisitas

penyakit, namun terjadi penurunan setelah usia 75 tahun seiring

berkurangnya usia harapan hidup pada pasien psoriasis akibat

hubungan psoriasis dengan diabetes atau aterosklerosis.

3. Definisi

Psoriasis adalah penyakit kulit kronik yang di tandai oleh percepatan

pertukaan sel – sel epidermis sehingga terjadi proliferasi abnormal

epidermis dan dermis. Tampaknya terdapat kecenderungan genetic

untuk pembentukan psoriasis. Factor – factor imun mungkin berperan

50

Page 51: Makalah Siap

karena penyakit yang parah dapat timbul pada orang dengan gangguan

kekebalan. (Arif Muttaqin, 2011)

4. Etiologi

Penyebab utama : belum diketahui meskipun telah dilakukan

penelitian dasar dan klinis secara intensif. Diduga merupakan interaksi

antara faktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan.

Faktor predisposisi: Faktor genetic, Faktor imunologik,

Faktor pencetus : Trauma, paparan sinar ultraviolet

5. Patofisiologi

Psoriasis pada dasarnya adalah kondisi inflamasi kulit dengan proses

diferensiasi yang reaktif terhadap epidermis secara abnormal dan

hiperproliferasi. Kondisi ini memberikan manifestasi pertukaran sel

epidermis menjadi sangat cepat. Pertukaran sel yang sangat cepat ini

menyebabkan peningkatan derajat metabolisme dan peningkatan aliran

darah ke sel untuk menunjang metabolisme tersebut. Peningkatan

aliran darah menimbulkan eritema. Pertukaran dan poliferasi yang

cepat tersebut menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang matang.

Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan

sehingga epidermis menebal dan terbentuk plak.

6. Klasifikasi

Pada psoriasis terdapat berbagai bentuk klinis, yaitu:

a. Psoriasis Vulgaris

b. Psoriasis gutata

c. Psoriasis inversa (psoriasis fleksural)

d. Psoriasis pustulosa

e. Psoriasis eritrodema

7. Manifestasi klinis

Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat

predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan

muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan

daerah lumbosakral.Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema

51

Page 52: Makalah Siap

yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas

tegas dan merata.

Gejala dari psoriasis antara lain:

a. Mengeluh gatal ringan

b. Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.

c. Terdapat fenomena tetesan lilin

d. Menyebabkan kelainan kuku

8. Penatalaksanaan medis

Beberapa regimen terapi yang sering digunakan topikal maupun

sistemik sebagai berikut:

a. topikal

1) Preparat Tar

2) Kortikosteroid

3) Ditranol (antralin)

4) Vitamin D analog (Calcipotriol)

5) Tazaroten

6) Humektan dan Emolien

7) Fototerapi

b. Sistemik

1) Kortikosteroid

2) Sitostatik

3) Etretinat (tegison, tigason)

4) Siklosporin A

5) TNF-antagonis

9. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong

diagnosis psoriasis tidak banyak.Pemeriksaan yang bertujuan mencari

penyakit yang menyertai psoriasis perlu dilakukan, seperti

pemeriksaan darah rutin, mencari penyakit infeksi, pemeriksaan gula

darah, kolesterol untuk penyakit diabetes mellitus.

10. Komplikasi

Menurut Corwin (2009) komplikasi dari psoriasis diantaranya adalah :

52

Page 53: Makalah Siap

a. Infeksi kulit yang parah dapat terjadi

b. Artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut

artritis psoriatika, timbul pada sekitar 30-40% pasien psoriasis.

Bila berat, psoriasis dapat menjadi penyakit yang melemahkan.

c. Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang

menimbulkan stres psikologis, ansietas, depresi, dan marah.

11. Asuhan keperawatan

Diagnosis Keperawatan

a. Gangguan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi.

b. Gangguan citra tubuh b/d perasaan malu terhadap penampakan

diri dan persepsi diri tentang ketidakbersihan.

c. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan terapinya.

d. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan

sekunder akibat penyakit psoriasis

B. Saran

1. Diharapkan agar mahasiswa mampu menguasai pengetahuan tentang

Psoriasis

2. Meningkatkan cara hidup sehat, seperti intake makanan yg baik,

keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, serta memonitor status

kesehatan

3. Menjaga Personal Hygien.

DAFTAR PUSTAKA

53

Page 54: Makalah Siap

Corwin, J, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. EGC: Jakarta.

Muttaqin,Arif dkk.2011.Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integument.

Salemba Medika :Jakarta.

Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,

Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s Dermatology in General

Medicine. Edisi ke-7. New York. McGraw-Hill;2008. h.169-193.

Dwi Rahariyani, Loetfia. 2007. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Integumen. EGC :Jakarta

Willkinson Judith M dkk.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC; Jakarta

54


Related Documents