YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Makalah K3

Makalah K3 Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester 1 Tahun 2015/2016

Disusun Oleh :Wielino Septian Husnaa Tirta/36

X TKJ 3

SEKOLAH MENENGAH KEJURUANSMK NEGERI 2 KUDUS

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1

Page 2: Makalah K3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara

umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi

yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi  tersebut

mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih

sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami

ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal

kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu

disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan

atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat

manusiawi atau bermartabat.                   

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis

sejak lama.  Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan

kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya

fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020

mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang

ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang

harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk

mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja

2

Page 3: Makalah K3

Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat

Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku

sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk

upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran

lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan

produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi

bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara

menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat

luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas

kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika

kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari

beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai

faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta

keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko

kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam

penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah

mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan

3

Page 4: Makalah K3

kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan

lingkungan disekitarnya.

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.

Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat

penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan

dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu

komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan.

Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan

kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari

pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

B. Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang

akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana peran tenaga kesehatan dalam

menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan

kesehatan dan keselamatan kerja.

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan

dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna

meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

4

Page 5: Makalah K3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja

pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju

masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu

ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses

produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia

merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan

pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam

mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis

kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan

tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga

kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang

ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau

buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan

5

Page 6: Makalah K3

kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta

nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan

perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti

peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang

dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan

kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di  darat, didalam

tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah

kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai

dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,

pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis

dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya

masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan,

sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan

upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat,

meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu

pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.

6

Page 7: Makalah K3

1. Sebab-sebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang

salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan

nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan

yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh

diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk

menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai

keselamatan setiap karyawan pabrik.

Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan,

ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat

dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak,

peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang

baik.

Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti

latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan

pelindung mesin mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh,

menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya

terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya

satu saja. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat

efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan keselamatan.

2. Faktor - faktor Kecelakaan

Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah

industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan

7

Page 8: Makalah K3

itu sebagai kecenderungan kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan

harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang

ekivalen.

Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa, untuk

seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan mungkin hanya

sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah apakah ada

hubungan yang signifikan antara kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil

atau salah satu kecelakaan yang besar. Pendekatan yang sering dilakukan untuk

seorang manager untuk salah satu faktor kecelakaan terhadap pekerja adalah dengan

tidak membayar upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal

diatas akan menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan, dan tidak membayar

upah pekerja akan membuat pekerja malas melakukan pekerjaannya dan terus

membahayakan diri mereka ataupun pekerja yang lain. Ada kemungkinan bahwa

kejadian secara acak dari sebuah kecelakaan dapat membuat faktor-faktor

kecelakaan tersendiri.

3. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan

resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan

lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga

komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang

optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian

dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan

akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

8

Page 9: Makalah K3

a) Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum

memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40%

masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35%

kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak

memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang

optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang

ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang

mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya

mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan

kecelakaan kerja.

b) Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis

beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan

pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam.

Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat,

akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut

memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja

yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja

tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat

menimbulkan stres.

9

Page 10: Makalah K3

c) Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi

kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident),

Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational

Disease & Work Related Diseases).

B. Tinjauan Tentang Tenaga Kesehatan

1. Pengertian Tenaga Kesehatan

Kesehatan merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia. Dengan demikian

Pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengadakan dan mengatur upaya

pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau rakyatnya. Masyarakat, dari semua

lapisan, memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pelayanan

kesehatan.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-;

pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru

Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini

dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian

khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa

dan fisik manusia, serta lingkungannya.

10

Page 11: Makalah K3

Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak dan sekaligus

pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah

dan jenis yang sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan

secara optimal. Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat

dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektor

pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan dan peraturan

kepegawaian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap

pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain: kebijakan tentang arah dan strategi

pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan, kebijakan tentang

pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, dan kebijakan tentang pembiayaan

kesehatan. Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh terhadap

pendayagunaan tenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi, globalisasi, menguatnya

komersialisasi pelayanan kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. Oleh karena

itu, kebijakan pendayagunaan tenaga kesehatan harus memperhatikan semua faktor

di atas.

2. Jenis Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-;

pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru

Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini

dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian

11

Page 12: Makalah K3

khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa

dan fisik manusia, serta lingkungannya.

Jenis tenaga kesehatan terdiri dari :

a. Perawat

b. Perawat Gigi

c. Bidan

d. Fisioterapis

e. Refraksionis Optisien

f. Radiographer

g. Apoteker

h. Asisten Apoteker

i. Analis Farmasi

j. Dokter Umum

k. Dokter Gigi

l. Dokter Spesialis

m. Dokter Gigi Spesialis

n. Akupunkturis

o. Terapis Wicara dan

p. Okupasi Terapis.

C. Peran Tenaga Kesehatan Dalam Menangani Korban Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang

menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah

12

Page 13: Makalah K3

mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke negara-negara maju, penanganan kesehatan

pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari bahwa kerugian ekonomi (lost

benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu kecelakaan kerja maupun penyakit

akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan

dan keselamatan kerja.

Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan

banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja yang

telah diterbitkan. Di era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara

maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun harus mengikuti standar

internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global. Dengan

berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis.

Ditinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu,

bagi tenaga kerja, dan bagi kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk menghadapi

persaingan global.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada, rumah sakit pekerja akan

menjadi pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan khususnya untuk kasus-kasus

kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Diharapkan di setiap kawasan industri akan

berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah

sakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus

didukung dengan meluluskan spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi.

Kelemahan dan kekurangan dalam pendirian rumah sakit pekerja dapat diperbaiki

13

Page 14: Makalah K3

kemudian dan jika ada penyimpangan dari misi utama berdirinya rumah sakit tersebut

harus kita kritisi bersama.

Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kerugian jiwa dan materi.

Salah satu upaya dalam perlindungan tenaga kerja adalah menyelenggarakan P3K di

perusahaan sesuai dengan UU dan peraturan Pemerintah yang berlaku. Penyelenggaraan

P3K untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. P3K yang dimaksud

harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang professional.

Yang menjadi dasar pengadaan P3K di tempat kerja adalah UU No. 1 Tahun 1970

tentang keselamatan kerja; kewajiban manajemen dalam pemberian P3K, UU No.13

Tahun 2000 tentang ketenagakerjaan, Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja ; tugas pokok meliputi P3K dan

Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 05/Men/1995 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

D. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)

Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaitu upaya untuk

menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (Recognition) kecelakaan

dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit

pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik

terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini,

maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan

mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. Disini

14

Page 15: Makalah K3

diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara

cepat dan tepat (prompt-treatment). Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui

pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi :

1. Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum

seseorang calon/pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan

pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status

kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari

segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya.

Anamnese umumPemerikasaan kesehatan awal ini meliputi:

a. Anamnese pekerjaan

b. Penyakit yang pernah diderita

c. Alrergi

d. Imunisasi yang pernah didapat

e. Pemeriksaan badan

f. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu :

- Tuberkulin test

- Psiko test

2. Pemeriksaan Berkala Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara

berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko

kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar

pemeriksaan berkala. Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan

umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan

15

Page 16: Makalah K3

ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang

dihadapi dalam pekerjaan.

3. Pemeriksaan Khusus Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus

diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada

keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit di sektor

kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium kesehatan,

dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi

panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan

preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan

bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam

mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan

sebagainya.

E. Keaddan Tidak Aman

Lingkungan kerja (unsafe condition)

Adapun penyebab tingginya angka kecelakaan ditempat kerja ada dua hal yaitu : Unsafe

Action dan Unsafe Condition:

A. Unsafe Action : tindakan – tindakan yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja.

- Adanya Percampuran Bahan- Bahan Kimia.

Bahan – bahan kimia sangat berbahaya bagi para pekerja, dimana jika sampai bercampur

antara bahan kimia dapat menyebabkan keracunan dan bahkan ledakan yang dahsyat

sehingga akan dapat merugikan para pekerja itu sendiri. Sebagai contoh : Jika bahan kimia

Natrium bercampur dengan H2O dapat menyebabkan ledakan apalagi jika kadar

16

Page 17: Makalah K3

Natriumnya cukup tinggi dan sangat banyak.

- Membuang Sampah Sembarangan Tempat

Hal seperti ini sungguh sangat sering ditemukan di berbagai tempat kerja. Masih banyaknya

para pekerja yang kurang sadar akan pentingnya kebersihan tempat kerja. Namun disini

bukan hanya melihat dari segi kebersihan tetapi juga melihat segi keamanan dalam

melakukan pekerjaan. Jika sampah- sampah tersebut tidak dibuang pada tempatnya maka

akan menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan khususnya bagi para pekerja itu sendiri.

Sebagai contoh : jika membuang kulit pisang dan oli bekas disembarang tempat akan

menyebabkan para pekerja menjadi terpeleset sehingga akan terjatuh. Apalagi jika sampai

ada anggota tubuhnya yang terluka, seperti patah tangan dan kaki. Dengan demikian para

pekerja tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya sehingga akan dapat

menurunkan produksi dan produktivitas dari perusahaan dan lama kelamaan perusahaan

akan merugi.

- Bekerja Sambil Bercanda dan Bersenda Gurau.

Ini merupakan suatu perilaku yang harus dihilangkan karena dapat mengakibatkan kejadian

yang sangat fatal sehingga tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga dapat

menyebabkan kerugian non material. Sebagai contoh : ketika para pekerja sedang

melakukan tugasnya menuangkan semen kedalam mesin pencetak, tiba- tiba ada salah

seorang pekerja lainnya mengejutkannya dari belakang sehingga secara tidak sengaja dia

tersentak hebat dan tanpa dia sadari tangannya masuk kedalam mesin pencetak. Mungkin

bisa kita tebak apa yang terjadi selanjutnya. Benar, tangan para pekerja tersebut patah dan

tidak tertutup kemungkinan terputus sehingga akan menyebabkan kerugian fisik dan juga

17

Page 18: Makalah K3

mental yang tidak dapat diukur bagi para pekerja yang menjadi korban, dimana kerugian

yang diderita bukan merupakan kerugian material melainkan kerugian non material.

F. Simbol-Simbol K3 dan Tanda Bahaya

*Kegunaan rambu-rambu keselamatan:

Menarik perhatian terhadap bahaya kesehatan dan keselamatan kerja.

Menunjukan adanya potensi bahaya yabg mungkin tidak terlihat.

Menunjukan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat.

Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.

Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan peralatan

perlindungan diri.

Mengidentifikasian dimana peralatan darurat keselamatan berada.

G. Macam-macam rambu-rambu/symbol-simbol yang sering dipakai di industry.

- Caution sign- Danger sign- Safety first/Emergency sign- Fire sign- Safe condition sign

18

Page 19: Makalah K3

Caution SignCaution Sign dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai Rambu waspada, yang mengidentifikasikan situasi yang berpotensi menimbulkan bahaya, yang jika tidak dihindari akan menyebabkan cedera yang ringan atau berat. Caution sign adalah salah satu simnol keselamatan kerja tentang bahaya yang sering

digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional.

19

Page 20: Makalah K3

Danger SignDanger Sign dalam bahas Indonesia dapat diterjemahkan sebagai rambu bahaya, yang mengidentifikasian kondisi yang sangan dekat dengan bahaya. Yang jika tidak dihindari, akanmenyebabkan kematian atau cedera serius.

20

Page 21: Makalah K3

Safety First/Emergency SignSafety First/Emergency Sign adalah dalam bahas aindonesia dapat diterjemahkan sebagai rambu utama akan keselamatan/Darurat.

21

Page 22: Makalah K3

Fire SignFire Sign dalam bahas indonesi disebut rambu pemadam api, bertujuan untuk memeberikan informasi kepada orang yang melihatnya agar mengetahuidimana letak peralatan Api seperti: Fire extinguisber, Fire bydrant, Fire alaram, dan lain lain ketika terjadi kebakaran.

Fire Sign adalah salah satu rambu pemadam api yang cukup popular dalam bertisb standart (BS)

22

Page 23: Makalah K3

Safe Condition SignSafe Condition Sign dalam bahas indonesi disebut rambu darurat, bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang yang melihatnya untuk mengetahui letak peralatan untuk menangani kedaan darurat.

Fire Sign adalah salah satu rambu pemadam api yang cukup popular dalam bertisb standart (BS)

23

Page 24: Makalah K3

Prohibited Sign Prohibited Sign dalam bahas indonesi disebut rambu larangan, bertujuan untuk memberi tahukan kepada orang yang melihat untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang tersebut karena dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.

24

Page 25: Makalah K3

25

Page 26: Makalah K3

Teori Domino

H. Biyaya Kelcelakan

Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut. Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :

Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :

1. Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.2. Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).

Biaya Tidak Langsung :

1. Kerusakan Bangunan2. Kerusakan Alat dan Mesin3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material4. Gangguan dan Terhentinya Produksi

26

Page 27: Makalah K3

5. Biaya Administratif6. Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat7. Sewa Mesin Sementara8. Waktu untuk Investigasi9. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang10. Biaya Perekrutan dan Pelatihan11. Biaya Lembur (Investigasi)12. Biaya Ekstra Pengawas(an)13. Waktu untuk Administrasi14. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena Cedera15. Kerugian Bisnis dan Nama Baik

I. Pemeriksaan Kecelakaan

Tujuan dilakukan pemeriksaan kecelakaan adalah untuk, antara lain:

- Mencari penyebab terjadinya kecelakaan- Memberikan rekomendasi- Memberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan- Akhir diharapkan dengan tindakan koreksi

J. Pembinaan K3Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan:

Penyeluhan, dapat berupa: Ceramah-ceramah K3 Pemasangan poster-poster K3 Pemutaran Film/Slide K3

Safety Talk (Toolbox Meeting) Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif. Safety training

Pelatihan penggunaan peralatan kerja Pelatihan pemadam kebakaran Pelatihan pengendalian keadaan darurat Pelatihan P3K

Safety Inspection Inspeksi rutin Inspeksi berkala Inspeksi K3 bersama Dll

Safety Investigasi Investigasi terhadap kejadiaan berbahaya

Safety Meeting Suatu pertemuan yang membahas hal-hal berkaitan dengan permasalahan K3

Safety audit

27

Page 28: Makalah K3

Pemuatan Lingkungan Kondisi Kerja Penyediaan alat-alat perlengkapan K3

Alat perlindungan diri Alat perlengkapan K3

Organisasi K3 Program K3 Tahunan

- Berguna sebagai evaluasi pelaksanaan K3 yang telah diterapkan (dapat sebagai monitoring) Unsur-unsur program K3:

Kebijakan K3 Tanggung Jawab Rasa Ketertiban Motivasi- Sedangkan komponen program K3 observasi K3

Program Pelatihan observasi K3 Program JSA Pertemuan K3 Pelatihan K3 Audit K3

K. Identifikasi Bahaya Dan Resiko (IBPR) TUJUAN:

1. Mengidentifikasi, mengklarifikasi dan me ngendalikan bahaya serta risiko dari setiap kegiatan operational dan produksi perusahaan, baik kegiatan rutin maupun non rutin. 2. Menetapkan target dan program peningkatan kinerja K 3 berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan penilaian Risiko

DEFINISI BAHAYA :Adalah Sumber atau Keadaan yg berpo PENILAIAN RESIKO :Adalah keseluruhan proses -tensi terhadap terjadinya kerugian dlm bentuk cedera; dalam mengestimasi besarnya suatu risiko . atau penyakit. LIKELIHOOD ( Lh ) antara kemungkinan suatu RISIKO : Kombinasi : Adalah KEMUNGKINAN terjadi suatu bahaya dari suatudgn keparahan akibat keja- dian dlm setiap peristiwa aktivitas. yg dinyatakan dalam kerugian. IDENTIFIKASI )BAHAYA : adalah proses SEVERITY ( Sv : adalah TINGKAT BAHAYA / mengembelikan yang ditimbulkan daridan menetapkan KESERIUSAN adanya suatu bahaya suatu karateristiknya. aktivitas .

L. Tanggung Jawab

Perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan seluruh karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Karena keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan bagian dari kelancaran proses bisnis yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan atau profit dari perusahaan. Sesuatu yang dilakukan yang didasari tanggung jawab akan memberikan hasil yang lebih optimal jika dibandingkan dengan

28

Page 29: Makalah K3

melakukan sesuatu yang didasari karena keharusan atau mengikuti keinginan orang lain. Melakukan pekerjaan dengan kesadaran akan tanggung jawab akan jauh lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan karena terpaksa.

Beberapa tujuan penting yang harus dipahami oleh pimpinan perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Keselamatan dan kesehatan para karyawan perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas perusahaan.

2. Suasana lingkungan kerja yang aman akan memberikan kenyamanan bagi karyawan untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan motivasi dan tanggung jawab kerja.

3. Tingkat kecelakaan yang tinggi akan merugikan perusahaan baik dari sisi financial maupun reputasi perusahaan dimata pelanggan sehingga dapat menurunkan daya saing perusahaan.

4. Penerapan sistem manajemen keselamatan secara baik dapat meningkatkan kualitas produk, efisiensi proses produksi, output dari proses dan menurunkan produk cacat, down time karena kecelakaan, keluhan pelanggan dan limbah atau emisi terhadap lingkungan.

Semua tujuan dari penerapan sistem manajemen keselamatan adalah untuk kepentingan perusahaan bukan pemerintah atau pelanggan. Sudah sepatutnya penerapan sistem manajemen keselamatan menjadi tanggung jawab atau bahkan merupakan suatu kebutuhan bagi perusahaan jika ingin tetap mampu bersaing apalagi dalam era perdangan bebas.

M. Tiga pertanyaan dasar untu identifikasi Apakah ada suatu sumber celaka/bahaya? Siapa/apa yang dapat celaka? Bagaimana dapat terjadi

N. Cara melakukan identifikasi Bahaya Mengidentivikasi seluruh proses/area yang ada dalam segala kegiatan. Mengidentivikasi sebanyak mungkin aspek K3 pada setiap proses/area yang telah

diidentifikasi sebelumnya. Identifikasi K3 dilakukan pada Suatu proses kerja baik pada kondisi Normal, Abnormal,

Emergency, Dan Maintance.

O. Kategori Besarnya Bahaya: Untuk Membantu prosrs identifikasi bahaya dapat dikategorikan, sebab:

Mechanical Electrical Radiation Chemical Fire and Explosion

29

Page 30: Makalah K3

P. Daftar Potensi Bahaya Terpeleset/jatuh Jatuh dari ketinggian Kejatuhan benda asing Ruang untuk kepala yang kurang Bahaya dari mesin Bahaya dari kendaraan Kebakaran dan ledakan Zat yang terhirup Zat yang mencapai mata Zat yang melukai kulit Bahaya listrik Radiasi Getaran Bsising Pencahayaan Lingkungan terlalu panas Kegiatan kontraktor Huru hara

Q. Kunci Mengidentifikasi Risiko: Apakah dibutuhkan penelitian mendalam pada risiko tertentu? Apakah lingkup penelitian? Apakah sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian? Apakah informasi yang diperoleh dapat dipercaya?

30

Page 31: Makalah K3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,

kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif

terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam

lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang

berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan

tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah

untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit

akibat hubungan kerja.

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi

melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja

yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk

mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan

penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

B. Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit

dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu

perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola

secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

31