YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript

4728BAB IIIMETODE PENELITIANMetode PenelitianDalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Ruseffendi (2005:35) menyatakan bahwa penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap kemampuan koneksi matematis siswa SMP. Siswa yang memperoleh model pembelajaran Learning Cycle 7E dijadikan sebagai kelas eksperimen hasilnya akan dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.Desain PenelitianAdapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol pretes-postes. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang memiliki kemampuan setara dengan pembelajaran yang berbeda. Kelas pertama adalah kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E sedangkan kelas kedua adalah kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional. Dari kedua kelas itu akan dibandingkan kemampuan koneksi matematis yang dicapai siswa. Untuk subjek penelitian dalam penelitian ini dikelompokkan secara acak. Berikut ini merupakan desain penelitian kelompok kontrol pretes-postes:A O X OA O ORussefendi (2005:10)Keterangan: A: Subjek yang dipilih secara acak menurut kelasO : Tes awal (pretes), tes akhir (postes) X : Perlakuan (dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E) Populasi dan SampelPopulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang terbatas. Kemampuan matematika yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan koneksi matematis siswa sedangkan perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung kelas VII yang terdiri dari 10 kelas. Alasan dipilhnya SMP Negeri 15 Bandung dengan pertimbangan SMP tersebut termasuk SMP yang dalam pembelajarannya masih menggunakan pembelajaran konvensional. Dari tingkatan kelas yang ada di SMP yaitu kelas VII, VIII, dan IX, yang akan dijadikan objek penelitian adalah kelas VII. Alasan dipilihnya kelas VII sebagai objek penelitian adalah sebagai berikut:Telah memperoleh materi prasyarat untuk materi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.Siswa kelas VII merupakan siswa menengah pada jenjangnya sudah dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.Dari kelas VII dipilih dua kelas secara acak dari beberapa kelas sebagai sampel. Satu kelas akan memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional sedangkan satu kelas lainnya akan memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Adapun sampel yang di ambil yaitu kelas VII-E sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-G sebagai kelas kontrol yang telah dipilih secara acak. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Instrumen tes adalah instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif. Menurut Indrakusumah (Suherman, 1990:80) menyatakan, Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematik dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan tentang seseorang dengan cara yang yang boleh dikatakan tepat dan cermat. Instrumen dalam penelitian ini berupa soal pretes kemampuan koneksi matematis dan soal postes kemampuan koneksi matematis. Pretes adalah tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sebelum mendapatkan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E, begitu juga kepada kelompok kontrol sebelum diberikan pembelajaran konvensional yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dalam hal ini berarti kemampuan koneksi matematis. Sedangkan postes adalah tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen untuk melihat perubahan kemampuan koneksi matematis secara signifikan setelah kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E dan kelas kontrol setelah memperoleh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional. Soal-soal yang diberikan saat pretes sama bobotnya dengan soal-soal yang diberikan pada saat postes.Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe uraian, karena dengan tipe uraian dapat dilihat pola pikir siswa dengan jelas sehingga kemampuan koneksi matematisnya terlihat dengan jelas. Menurut Russefendi (2005:118), keunggulan tes tipe uraian dibandingkan dengan tes tipe objektif, ialah akan timbulnya sifat kreatif pada diri siswa yang telah menguasai materi betul-betul yang bisa memberikan jawaban yang baik dan benar.Alat evaluasi berupa tes ini sebelum diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian hendaknya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru matematika di sekolah, kemudian diuji cobakan kepada siswa selain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah data hasil uji coba tersebut terkumpul, data-data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda dari soal-soal tersebut.Adapun langkah-langkah penyusunan tes kemampuan koneksi matematis dalam jenjang kognitif adalah sebagai berikut:Membuat kisi-kisi soal yang meliputi dasar dalam pembuatan soal tes kemampuan koneksi matematis siswa.Menyusun soal tes kemampuan koneksi matematis siswa.Menilai kesesuaian antara materi, indikator, dan soal tes untuk mengetahui validitas isi.Melakukan uji coba soal untuk memperoleh data hasil tes uji coba.Menghitung validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda butir soal berdasarkan data yang diperoleh pada tes uji coba.Untuk menentukan validitas tiap butir soal, reliabilitas soal, daya pembeda tiap butir soal, dan indeks kesukaran tiap butir soal serta untuk kepentingan analisis data hasil pretes dan postes, sebelumnya dilakukan pemberian skor terhadap hasil pekerjaan siswa. Berikut merupakan pedoman pemberian skor koneksi matematis menggunakan Holistic Scoring Rubrics (Lestari, 2010:46) yang kemudian dimodifikasi:Tabel 3.1Pedoman Pemberian Skor Soal Koneksi Matematis Kemampuan yang DiukurRespon Siswa terhadap SoalSkorMengenali representasi yang ekuivalen dari konsep yang samaTidak ada jawaban.0Penggunaan konsep dan representasi yang ekuivalen dari konsep yang sama sebagian besar salah, jawaban mengandung perhitungan yang salah.1Penggunaan konsep dan representasi yang ekuivalen dari konsep yang sama hampir benar dan kurang lengkap; penggunaan algoritma benar, namun mengandung perhitungan yang salah.2Penggunaan konsep dan representasi yang ekuivalen dari konsep yang sama benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, namun mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan.3Penggunaan konsep dan representasi yang ekuivalen dari konsep yang sama benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, dan melakukan perhitungan dengan benar.4Skor Maksimal Butir Soal4Mengenali hubungan prosedur suatu representasi ke representasi yang ekuivalenTidak ada jawaban.0Penggunaan konsep dan hubungan prosedur suatu representasi ke representasi yang ekuivalen sebagian besar salah, jawaban mengandung perhitungan yang salah.1Penggunaan konsep dan hubungan prosedur suatu representasi ke representasi yang ekuivalen hampir benar dan kurang lengkap; dan penggunaan algoritma benar, namun mengandung perhitungan yang salah. 2Penggunaan konsep dan hubungan prosedur suatu representasi ke representasi yang ekuivalen benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, namun mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan.3Penggunaan konsep dan hubungan prosedur suatu representasi ke representasi yang ekuivalen benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, dan melakukan perhitungan dengan benar.4Skor Maksimal Butir Soal4Menggunakan dan menilai koneksi antar berbagai topik matematikaTidak ada jawaban0Penggunaan konsep dan koneksi antar topik matematika sebagian besar salah, jawaban mengandung perhitungan yang salah.1Penggunaan konsep dan koneksi antar topik matematika hampir benar dan kurang lengkap; penggunaan algoritma benar, namun mengandung perhitungan yang salah. 2Penggunaan konsep dan koneksi antar topik matematika benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, namun mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan.3Penggunaan konsep dan koneksi antar topik matematika benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, dan melakukan perhitungan dengan benar.4Skor Maksimal Butir Soal4Menggunakan dan menilai koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lainTidak ada jawaban.0Penggunaan konsep dan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain sebagian besar salah, jawaban mengandung perhitungan yang salah.1Penggunaan konsep dan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain hampir benar dan kurang lengkap; penggunaan algoritma benar, namun mengandung perhitungan yang salah. 2Penggunaan konsep dan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain benar dan lengkap; penggunaan algortima benar dan lengkap, namun mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan.3Penggunaan konsep dan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, dan melakukan perhitungan dengan benar.4Skor Maksimal Butir Soal4Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hariTidak ada jawaban.0Penggunaan konsep dan koneksi matematika dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar salah, jawaban mengandung perhitungan yang salah.1Penggunaan konsep dan koneksi matematika dalam kehidupan sehari-hari hampir benar dan kurang lengkap; penggunaan algoritma benar, mengandung perhitungan yang salah. 2Penggunaan konsep dan koneksi matematika dalam kehidupan sehari-hari benar dan lengkap; penggunaan algortima benar dan lengkap, namun mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan.3Penggunaan konsep dan koneksi matematika dalam kehidupan sehari-hari benar dan lengkap; penggunaan algoritma benar dan lengkap, dan melakukan perhitungan dengan benar.4Skor Maksimal Butir Soal4 Uji ValiditasMenurut Suherman dan Yaya (1990:135), Suatu alat evaluasi dikatakan valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya.Setelah diujicobakan pada siswa di luar sampel, instrumen tes tersebut diuji validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi produk moment memakai angka kasar (row-score). Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu: (Suherman dan Yaya, 1990:154)Keterangan: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y Y = Total skorX = Skor item yang dicari validitasnya N = Jumlah responden Klasifikasi koefisien validitas, menurut Guilford (Suherman dan Yaya, 1995:147), dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:Tabel 3.2Klasifikasi ValiditasValiditasKoefisien Validitas0,90 1,00Validitas sangat tinggi (sangat baik)0,70 < 0,90Validitas tinggi (baik)0,40 < 0,70Validitas sedang (cukup)0,20 < 0,40Validitas rendah (kurang)0,00 < 0,20Validitas sangat rendah < 0,00Tidak validBerdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai validitas butir yang disajikan dalam Tabel 3.3 berikut ini :Tabel 3.3Interpretasi ValiditasNomor SoalValiditas10,66Sedang20,77Tinggi30,54Sedang40,76Tinggi50,59SedangBerdasarkan koefisien korelasi pada tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang mempunyai validitas tiap butir soal yaitu, 3 soal validitasnya sedang dan 2 soal validitasnya tinggi.Uji ReliabilitasMenurut Suherman dan Yaya (1990:167), Berkenaan dengan alat evaluasi, suatu alat evaluasi (tes dan non-tes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Untuk mengetahui reliabilitasnya digunakan rumus Alpha yaitu: . . . . . . . . . . . (Suherman dan Yaya, 1990:194) Keterangan: = Reliabilitasn = Banyak butir = Jumlah varians skor tiap soal = Varians skor totalKlasifikasi koefisien reliabilitas, menurut Guilford (Russefendi, 2005:160), dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini:Tabel 3.4Klasifikasi ReliabilitasNilai ReliabilitasInterpretasi 0,20Derajat reliabilitas sangat rendah0,20 < 0,40Derajat reliabilitas rendah0,40 < 0,70Derajat reliabilitas sedang0,70 < 0,90Derajat reliabilitas tinggi0,90 1,00Derajat reliabilitas sangat tinggiBerdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diperoleh relibilitas (R11) sebesar 0,69 dengan kriteria koefisien reliabilitas sedang.Indeks KesukaranUntuk indeks kesukaran dari tiap butir soal berbentuk uraian, digunakan rumus:IK= . . . . . . . . . . .. . . . . . . . Suherman (Omoh, 2009:24)Keterangan:IK = Indeks kesukaran = Rata-rata skor jawaban tiap butir soal b = Skor maksimum tiap butir soal Menurut Suherman (Omoh, 2009:25), klasifikasi indeks kesukaran yang banyak digunakan dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:Tabel 3.5Klasifikasi Indeks KesukaranIndeks KesukaranInterpretasiIK = 0,00Soal terlalu sukar0,00 < IK 0,30Soal sukar0,30 < IK 0,70Soal sedang0,70 < IK < 1,00Soal mudahIK = 1,00Soal terlalu mudahDari hasil perhitungan, diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal yang disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini:Tabel 3.6Interpretasi Indeks KesukaranNomor SoalIKKriteria10,64Sedang20,48Sedang30,50Sedang40,30Sukar50,79MudahBerdasarkan klasifikasi indeks kesukaran pada tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1, 2, dan 3 adalah soal sedang, untuk soal nomor 4 adalah soal sukar, dan untuk soal no 5 adalah mudah.Daya Pembeda Suherman (Omoh, 2009:26) mengatakan, Daya pembeda dari sebuah soal adalah seberapa jauh kemampuan butir soal dapat membedakan antara testi yang mengetahui jawaban dengan benar dan testi yang tidak dapat. Untuk mengetahui daya pembeda dari butir soal tes digunakan rumus sebagai berikut:DP = . . . . . . . . . . . . . . . . . Suherman (Omoh, 2003:43)Keterangan:DP = Daya Pembeda= Rata-rata skor siswa kelas atas= Rata-rata skor siswa kelas bawah b = Skor maksimum tiap butir soalMenurut Suherman (Omoh, 2009:26), Klasifikasi daya pembeda yang banyak digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:Tabel 3.7Klasifikasi Daya PembedaDaya PembedaInterpretasiDP 0,00Sangat jelek0,00 < DP 0,20Jelek0,20 < DP 0,40Cukup0,40 < DP 0,70Baik0,70 < DP 1,00Sangat baikBerdasarkan hasil perhitungan daya pembeda diperoleh tiap butir soal yang disajikan dalam Tabel 3.8 berikut ini Tabel 3.8Interpretasi Daya PembedaNomor SoalDPKriteria10,65Baik20,73Sangat Baik30,38Cukup40,50Baik50,52BaikTabel 3.9Rekapitulasi Hasil Uji cobaNomor SoalValiditasReliabilitasIKDPKet1Sedang SedangSedangBaikDipakai2TinggiSedangSangat BaikDipakai3Sedang SedangCukupDipakai4TinggiSukarBaikDipakai5SedangMudahBaikDipakaiProsedur PenelitianTahap PersiapanKegiatan-kegiatan yang meliputi tahap persiapan adalah:Pengajuan judul penelitian.Penyusunan proposal penelitian.Melaksanakan seminar proposal penelitian.Menyempurnakan proposal penelitian dengan melaksanakan bimbingan dengan dosen pembimbing.Menyusun instrumen penelitian yang merupakan instrumen tes yang yang terdiri dari seperangkat soal pretes dan seperangkat soal postes.Mengajukan surat izin penelitian kepada pihak-pihak yang berwenang.Melakukan uji coba instrumen penelitian.Mengumpulkan data.Mengolah data hasil uji coba instrumen penelitian.Tahap PelaksanaanKegiatan-kegiatan yang meliputi tahap pelaksanaan adalah:Pemilihan kelas VII sebanyak 2 kelas dari kelas yang ada untuk dijadikan sampel penelitian yaitu sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional dan sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E.Melakukan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol .Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak enam pertemuan. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional.Melakukan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui perkembangan kemampuan koneksi matematis siswa setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Learning Cycle 7E untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.Tahap Pengolahan DataKegiatan-kegiatan yang meliputi tahap pengolahan data adalah:Mengumpulkan data hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa.Mengolah dan menganalisis data hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa, yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji statistik.Membuat kesimpulan berdasarkan analisis data.Menyusun laporan penelitian.Pengembangan Bahan AjarBahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam penelitian ini dibuat per pertemuan pembelajaran. RPP ini memuat standar kompetensi; kompetensi dasar; indikator pembelajaran yang meliputi indikator kognitif yang terdiri dari indikator proses dan indikator produk serta indikator afektif yang terdiri dari karakter dan keterampilan sosial; tujuan pembelajaran yang meliputi tujuan kognitif yang terdiri atas tujuan proses dan tujuan produk, serta tujuan afektif yang terdiri dari karakter dan keterampilan sosial; materi ajar; strategi pembelajaran yang meliputi model pembelajaran, pendekatan, dan metode; kegiatan pembelajaran yang meliputu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup; alat dan sumber belajar; serta penilaian yang meliputi teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen penilaian.Lembar Kerja Siswa (LKS)Lembar Kerja Siswa (LKS) ini memuat kegiatan-kegiatan dan masalah-masalah yang harus didiskusikan oleh siswa dalam setiap kelompoknya di dalam kelas. LKS tersebut disusun sesuai dengan materi yang akan dipelajari siswa. LKS yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga bagian, yaitu LKS bagian A yang merupakan LKS yang harus dikerjakan siswa pada fase explore, berisi mengenai masalah-masalah kontekstual yang harus diselesaikan siswa dan didalamnya berisi pertanyaan-pertanyaan singkat yang akan menuntun siswa untuk dapat menemukan konsep dan istilah baru. LKS bagian A ini dibuat sesuai dengan pendekatan yang diimplementasikan dalam Model Pembelajaran Learning Cycle 7E yaitu pendekatan konstruktivisme yaitu siswa membentuk pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang telah didapat sebelumnya. Melalui serangkaian pertanyaan yang terdapat pada setiap masalah yang disajikan diharapkan siswa dapat membentuk pengetahuan barunya; LKS bagian B yang merupakan LKS yang harus dikerjakan siswa pada fase evaluate, berisi soal-soal rutin yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari; dan LKS bagian C yang merupakan LKS yang harus dikerjakan siswa pada fase extend, berisi soal-soal non rutin sebagai aplikasi konsep yang didapat siswa pada fase explore, baik aplikasi pada kehidupan sehari-hari, bidang ilmu lain, maupun antar topik matematika, dalam hal ini soal-soal kemampuan koneksi matematis.Materi pokok dalam LKS ini adalah segiempat subpokok keliling dan luas daerah segiempat yang merujuk pada standar kompetensi mata pelajaran matematika KTSP untuk SMP/MTs Tahun Ajaran 2011/2012. Pengambilan materi ini disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan di sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan merupakan hasil konsultasi dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII di sekolah tersebut dan dosen pembimbing. Secara lengkap, subpokok bahasan dan kemampuan koneksi matematis yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel 3.10.Tabel 3.10Subpokok Bahasan Materi PenelitianNo.Subpokok BahasanKemampuan Koneksi Matematis yang Dikembangkan1.Keliling segiempat: Persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.Membuat model matematika dari suatu permasalahan yang berkaitan dengan keliling segiempat dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling segiempat.Membuat hubungan antara luas segiempat dengan keliling segiempat.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan topik lain dalam matematika dengan menggunakan konsep keliling segiempat.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsep disiplin ilmu lain dengan menggunakan konsep keliling segiempat.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep keliling segiempat.2.Luas daerah segiempat: Persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.Membuat model matematika dari suatu permasalahan yang berkaitan dengan luas segiempat dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas segiempat.Membuat hubungan antara luas segiempat dengan keliling segiempat.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan topik lain dalam matematika dengan menggunakan konsep luas segiempat.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsep disiplin ilmu lain dengan menggunakan konsep luas segiempat.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep luas segiempat.Analisis DataData yang telah diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis. Data tersebut adalah data kuantitatif yang diperoleh dari tes kemampuan koneksi matematis. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan memberikan seperangkat soal pretes dan postes. Untuk dapat melihat peningkatan kemampuan koneksi matematis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dilakukan analisis data kuantitatif. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:Teknik Analisis Data Tes Awal (Pretes)Data pretes yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data untuk mengetahui apakah kemampuan awal koneksi matematis kelompok eksperimen sama secara signifikan atau tidak dengan kemampuan awal koneksi matematis kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan software SPSS 17,0 for Windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut:Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku, serta mencari nilai minimum dan nilai maksimum kelas eksperimen dan kelas kontrol.Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:: Skor pretes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.: Skor pretes berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.Dengan taraf signifikansi kriteria pengambilan keputusan menurut Uyanto (2009:40) adalah sebagai berikut:Jika nilai Sig. < 0,05, maka ditolakJika nilai Sig. 0,05, maka diterima.Uji HomogenitasUji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila kelompok mempunyai varians yang sama, maka kedua kelompok tersebut homogen. Menguji homogenitas dua varians antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan uji Levene dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan taraf signifikansi 5%.Perumusan hipotesis pengujian homogenitas varians data pretes pada penelitian ini adalah sebagai berikut:: Varians skor pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.: Varians skor pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan.Dengan mengunakan taraf signifikansi , kriteria pengujiannya menurut Santoso (Hayati, 2011:44) adalah sebagai berikut:Jika nilai Sig. < 0,05; maka ditolak.Jika nilai Sig 0,05; maka diterimaUji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)Uji kesamaan rerata (uji dua pihak) dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan awal koneksi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E sama secara signifikan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak), yaitu sebagai berikut :: 1 = 2: 1 2Keterangan:: Kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes awal (pretes) tidak berbeda secara signifikan. : Kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes awal (pretes) berbeda secara signifikan.Dengan menggunakan taraf signifikansi , kriteria pengambilan keputusan menurut Uyanto (2009:138) sebagai berikut:Jika nilai Sig. < 0.05; maka ditolak.Jika nilai Sig 0,05; maka diterima.Teknik Analisis Data PostesData pretes yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis kelompok eksperimen sama secara signifikan atau tidak dengan kemampuan koneksi matematis kelompok kontrol setelah mendapatkan perlakuan. Data tersebut dianalisis dengan bantuan software SPSS 17,0 for Windows, dengan langkah-langkah sebagai berikut:Menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku, serta mencari nilai minimum dan nilai maksimum kelas eksperimen dan kelas kontrol.Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi dengan perumusan hipotesis sebagai berikut:: Skor postes berasal dari populasi yang berdistribusi normal.:Skor postes berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.Dengan taraf signifikansi kriteria pengambilan keputusan menurut Uyanto (2009:40) sebagai berikut:Jika nilai Sig. < 0,05, maka ditolakJika nilai Sig. 0,05, maka diterima.Uji HomogenitasUji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila kelompok mempunyai varians yang sama, maka kedua kelompok tersebut homogen. Menguji homogenitas dua varians antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan uji Levene dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows dengan taraf signifikansi 5%.Perumusan hipotesis pengujian homogenitas varians data pretes pada penelitian ini adalah sebagai berikut: : Varians skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. : Varians skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak sama.Dengan mengunakan taraf signifikansi , kriteria pengujiannya menurut Santoso (Hayati, 2011:49) adalah sebagai berikut:Jika nilai Sig. < 0,05; maka ditolak.Jika nilai Sig 0,05; maka diterimaUji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)Uji kesamaan dua rerata (uji satu pihak) dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui model pembelajaran konvensional. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji satu pihak) sebagai berikut :: 1 2H1: 1 > 2Keterangan:H0: Pada tes akhir (postes) tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. H1: Pada tes akhir (postes) kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran konvensional.Dengan menggunakan taraf signifikansi , kriteria pengambilan keputusan menurut Uyanto (2009:138) adalah sebagai berikut:Jika nilai Sig. < 0.05; maka ditolak.Jika nilai Sig 0,05; maka diterima.Karena pada uji-t tes akhir ini menggunakan uji satu pihak (1-tailed) maka dari itu pengujian didasarkan pada kriteria uji menurut Uyanto (2009:145) yaitu Karena kita melakukan uji satu sisi (1-tailed) : , maka nilai p-value (2-tailed) harus dibagi dua.


Related Documents