YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: laporan pratikum briket

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembriketan menurut Abdullah (1991) pada dasarnya densifikasi atau

pemampatan bahan baku yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik suatu bahan

sehingga memudahkan penanganannya. Bahan yang melalui proses pembriketan

disebut briket. Fungsi dari pembutan briket adalah kemudahan untuk diatur dan

disimpan, kemudahan untuk pengemasan dan transportasi, membuat bentuk yang

seragam dan menarik dll.Proses pembuatan briket memerlukan perekatan yang

bertujuan untuk mengikat partikel-partikel arang sehingga dihasilkan briket.

Karakteristik bahan baku perekat untuk pembuat briket adalah memiliki gaya kohesi

yang baik bila dicampur dengan semikokas atau batu bara, mudah terbakar dan tidak

berasap, mudah didapat dalam jumlah banyak dan murah haraganya dan tidak

mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya. Zat pegikat yang paling umum

digunakan adalah kanji (Pati trigu). Pati sagu mengandung 28% amilosa dan 72%

amilopektin (Harsanto 1989 dalam Tobing dkk 2007).

Pada umumnya pembuatan briket haruslah mudah disimpan dengan kualitas

yang lebih baik; bahan berupa bahan padat, kecil-kecil, kering dan mudah digunakan.

Bahan-bahan tersebut seperti limbah pengolahan pertanian seperti; jerami, sekam,

ampas tebu, daun kering. Limbah bahan berserat seperti; serat kapas, goni, sabut

kelapa; limbah pengolahan pangan seperti kulit kacang-kacangan, biji-bijian. Melihat

dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat briket adalah bahan limbah,

sehingga tujuan pembriketan adalah meningkatkan nilai bahan limbah tersebut,

memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan serta agar kalor yang dihasilkan

bertahan lama (Bossel 1994 dalam Muslim 2004).

B. TujuanAdapun tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat:

1.    Mengetahui teknik pembuatan briket.

2.    Mengetahui manfaat briket.

3.    Membandingkan lama pembakaran briket dengan perlakuan jenis bahan dan beda tekan.

1

Page 2: laporan pratikum briket

II. TINJAUAN PUSTAKAN

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai

bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket arang adalah

arang yang dirubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya dengan cara mengepres

campuran serbuk arang dengan bahan perekat. Penggunaan bahan perekat dimaksud

agar ikatan antar partikel akan semakin kuat. Antara tahun 2008-2012, briket menjadi

salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor. Bahan baku briket diketahui

dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat

dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa,

dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil (www.wikipedia.com).

Pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan cara penambahan perekat

tapioka, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk,

dicampur perekat dan dicetak (kempa dingin) dengan sistim hidrolik manual dan

selanjutnya dikeringkan (Pari, 2002). Perekat pati dalam bentuk cair sebagai bahan

perekat menghasilkan briket arang bernilai rendah dalam hal kerapatan, keteguhan

tekan, kadar abu dan zat mudah menguap, tetapi akan lebih tinggi dalam hal kadar air,

karbon terikat dan nilai kalornya apabila dibandingkan dengan briket arang yang

menggunakan perekat molase atau tetes tebu (Sudradjat, 1983). Menurut Sa’id

(1996), apabila dibandingkan dengan arang, briket arang memiliki beberapa

keunggulan antara lain dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan ukurannya dapat

disesuaikan, tidak kotor, mudah diangkut dan praktis sebagai bahan bakar.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaporkan Rohaeni et al. (2004) diketahui

potensi limbah berupa daun dan batang sebesar 12,19 ton/ha dalam bentuk segar

sedang janggelnya 1 ton/ha. Tahun 2013 luas panen jagung Indonesia mencapai

385.7359 ton (BPS, 2013) sehingga dapat diprediksi produksi tongol jagung

3.857.359 ton. Dengan jumlah yang cukup besar, maka apabila tidak dimanfaatkan

limbah tongkol jagung dapat mencemari lingkungan tongkol jagung yang cukup

besar, potensi pemanfaatannya menjadi briket.

2

Page 3: laporan pratikum briket

III. METODOLOGI

A. Waktu dan TempatTempat pembuatan briket tongkol jagung di laksanakan diLokasi  Asrama Putra

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Medan. Pada hari Jum’at, November

2014.waktu pukul  9.00-12.00 WIB.

B. Alat dan BahanAlat yang digunakan : Pipa Paralon,Baskom dan Ayakan sedangkan Bahan :

Kompor Air,Tepung Tapioka dan Tongkol Jagung.

C. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Mahasiswa mendapat penjelasan dari dosen mengenai praktikum

2. Kemudian alat dan bahan disiapkan.

3. Tongkol jagung dibakar didalam drum atau kaleng hingga terjadi pembakaran

tidak sempurna dan terbentuk arang tongkol jagung

4. Arang tongkol jagung selanjutny dihancurkan/digiling hingga benar-benar halus

5. Persiapan perekat: tepung kanji dicairkan dengan air secukupnya, kemudian

dipanaskan hingga berbentuk lem. Jumlah perekat 110 persen dari total berat

arang.

6. Campurkan arang yangtelah halus dengan perekat aduk hingga rata

7. Masukan adonan ke dalam pipa paralon yang telah disiapkan, tekan atau press

secara manual hingga adonan menjadi padat dan tidak pecah

8. Keringkan dalam oven dengan suhu 70 0C hingga kering selama 24 jam

9. Lakukan pengamatan terhadap karakteristik fisik arang yang telah kering.

3

Page 4: laporan pratikum briket

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1. Pembakaran tongkol jagung

4

Page 5: laporan pratikum briket

Gambar 2. Penghalusan adonan briket

5

Page 6: laporan pratikum briket

Gambar 3. Pencampuran arang yang telah halus dengan perekat

Gambar 4. Pencetakan Adonan Briket

Gambar 5. Briket

6

Page 7: laporan pratikum briket

Gambar 6. Pembakaran BriketTabel 1. Data Hasil Pembakaran Briket

Ulangan Tekstur Kepadatan/kosistensi Nyala Api Lama nyalaApi Sampai Timbul Api

(detik)1 Rendah Kecil 8, 082 Rendah Kecil 8,183 Rendah Kecil 8,17

4 Rendah Kecil 8,17 5 Rendah Kecil 8,18

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa briket dari Tongkol Jagung memberikan

nyala bara sampai menjadi abu terlama yaitu 116,1 menit dengan lama nyala api

8,17/detik.. Kecepatan pembakaran dipengaruhi oleh struktur bahan, kandungan

karbon terikat dan tingkat kekerasan bahan. Secara teoritis jika kandungan senyawa

volatilnya tinggi maka briket akan mudah terbakar dengan kecepatan pembakaran

tinggi.

B. Pembahasan1. Kadar Air

Kadar air mempengaruhi kualitas dari briket arang, semakin rendah kadar air

7

Page 8: laporan pratikum briket

semakin tinggi nilai kalor dan daya pembakarannya. Arang mempunyai kemamapuan

menyerap air yang sangat besar dari udara disekelilingnya. Kemamapuan menyerap

air dipengaruhi oleh luas permukaan dan pori-pori arang dan dipengaruhi oleh kadar

karbon terikat yang terdapat pada briket tersebut. Dengan demikian semakin kecil

kadar karbon terikat pada briket arang, kemampuan briket arang menyerap air dari

udara sekililingnya semakin besar Earl, 1974 dalam Rustini, 2004).

Dari grafik 1, nilai kadar air terendah adalah 6,65 % yang terdapat pada briket

arang tongkol jagung dengan variasi 1 : 3 Nilai kadar air tertinggi adalah 8,66 % yang

terdapat pada briket arang tongkol jagung dengan variasi 2 : 3 , hal ini disebabkan

karena setiap variasi memiliki jumlah pori-pori yang berbeda sehingga kemampuan

menyerap airnya pun berbeda pula.

10%

8A

6

Ka da r 420

variasi variasi variasi variasi1 : 3 1 : 4 2 : 3 2 : 5

Nilai Kadar Air 6.66 7.3 8.66 7.5

Grafik 1. Kadar Air Briket Arang Tongkol Jagung

2. Kadar Abu

Abu merupakan bagian tersisa dari proses pembakaran yang sudah tidak

memiliki unsur karbon lagi. Unsur utama abu adalah silika dan pengaruhnya kurang

baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar abu maka semakin

rendak kualitas briket Karena kandungan abu yang tinggi dapat menurunkan nilai

kalor briket arang.

K a d a r A b

8

Page 9: laporan pratikum briket

variasi variasi variasi variasi1 : 3 1 : 4 2 : 3 2 : 5

Nilai Kadar Abu 3.28 3.11 3.5 3.4

Grafik 2. Kadar Abu Briket Arang Tongkol Jagung

Nilai kadar abu terendah adalah (3,11%) yang terdapat pada briket arang

dengan perbandingan perekat sagu dengan bubuk arang 1 : 4, variasi ini memiliki

kadar abu terendah di pengaruhi perekat sangat sedikit dan memiliki kalor yang

tinggi Sedangkan nilai kadar abu tertinggi adalah (3,5 %) yang terdapat pada briket

arang tongkol jagung dengan perbandingan perekat sagu dengan bubuk arang tongkol

jagung 2 : 3, ini disebabkan semakin banyak perekat maka kandungan abu semakain

tinggi dan memilik kalor yang rendah.

3. Kadar Karbon Terikat

Kandungan karbon terikata pada briket arang dipengaruhi oleh nilai kadar abu

dan kadar dekomposisi senyawa volatil. Kadar karbon terikat akan bernilai tinggi

apabila nilia kadar abu dan kadar dekomposisi senyawa volatil rendah. Briket yang

baik memiliki kadar karbon tinggi.

50% 4030

Teik

at

2010

Karb

on

0varia varia varia variasi 1 si 1 si 2 : si 2 :

:3 :4 3 5Nil

ai

Nilai Karbon 25.21 30.6 43.12 37.8Terikat

Grafik 3. Nilai Karbon Terikat Briket Arang Tongkol Jagung

Dari Grafik 3, kadar karbon terikat terendah 25,21 % terdapat pada briket arang

dengan variasi perbandingan bahan perekat sagu dan abu arang (1:3) tongkol jagung

9

Page 10: laporan pratikum briket

dan kadar karbon terikat tertinggi (43,12%) terdapat pada briket tongkol jagung

dengan variasi perbandingan bahan perekat sagu dan abu arang tongkol jagunga ( 2 :

3).

4. Nilai Kalor (HV)

Nilai kalor menjadi parameter mutu paling penting bagi briket arang ebagai

bahan bakar sehingga nilai kalor sangat menentukan kualitas briket arang. Semakin

tinggi nilai kalor bakar briket arang, semakin tinggi pula kualitas briket yang

dihasilkan.

Variasi perekat sangat berpengaruh terhadap nilai kolor hal ini terlihat dari

grafik 4 varisi 1: 3 memilik nilai tetinggi dibandingankan variasi yang lain ini di

sebabkan semakin banyak perekat yang digunakan dalam briket maka kualitas briket

kurang baik. Semakin banyak perekat maka semakin banyak abu yang di hasilkan,

nilai kalor sangat dipengaruhi oleh kadar abu briket arang. Semakin rendah kadar abu

briket arang maka akan meningkatkan nilai kalor bakar briket arang yang dihasilkan.

Nilai kalor paling tetinggi dari briket arang tongkol jagung yaitu briket arang tongkol

jagung dengan variasi perbandingan 1 : 3 dengan nilai kalor 6757 kal/gram.

Sedangkan nilai kalor yang terendah dari briket arang tongkol jagung yaitu briket

arang tongkol jagung dengan variase 2 : 5 dengan nilai kalor 2912 kal/gram.

kal/

gram

)

800070006000500040003000

Ka lor

20001000

0varia varia varia variasi 1: si 1: si 2 : si 2 :

3 4 3 5

Nilai Kalor 6757 6150 3758 2912

Grafik 5. Nilai Kalor Briket Arang Tongkol Jagung

5. Uji Kerapatan briket

10

Page 11: laporan pratikum briket

Kerapatan berpengaruh terhadap kualitas briket arang, briket arang dengan

kerapatan yang tinggi dapat meningkatakan Nilai kalor bakar briket arang. Besar

kecilnaya kerapatan dipengaruhi oleh ukuran dan kehomogenan arang penyusun

briket arang tersebut.Semakin tinggi keseragaman ukuran serbuk arang maka akan

menghasilkan briket arang dengan kerapatan dengan keteguhan yang semakin tinggi

pula (Nurhayati, 1983 dalam rustini, 2004).

Uji kerapatan dapat dilihat pada gambar grafik diatas. Kerapatan terendah

sebesar 0,55 g/cm3 diperoleh pada briket dengan variasi perekat 2 : 5 sedangkan

kerapatan tertinggi sebesar 0,63 g/cm3 dengan variasi 1 : 3 semakin banyak perekat

yangan digunakan maka semakin baik kerapat briket,tetapi tergantung tekstur dari

sampel yang digunakan, tongkol jangung memiliki bahan tekstur kerapat yang rendah

maka pengunakan petekat yang baik sesuai berat sampel yang digunakan.

kal/

gram

)

0.640.62

0.60.580.56

Ka lor

0.540.52

0.5varia varia varia variasi 1: si 1: si 2 : si 2 :

3 4 3 5Nilai

Kerapatan 0.63 0.56 0.56 0.55

Grafik 5. Nilai Kalor Briket Arang Tongkol Jagung

Uji kerapatan briket tongkol jagung lebih tinggi dengan kerapatan rata- rata

sebesar 0,57 g/cm3 dari standar briket kemersial dengan kerpatan 0,4 g/cm 3 .standar

briket impor dengan kerapat 0,53 g / cm3 , tapi lebih rendah dari mutu standar briket

jepang dengan kerapat 1- 1,2 g/cm3 dan inggris dengan kerapat 1,0-1,2 g/cm3

C. Jawaban Tugas

11

Page 12: laporan pratikum briket

1. Fungsi tepung tapioca/ tepung kanji pada pembuatan briket tongkol jagung sebagai

perekat adonan briket.

2. Nilai kalor menjadi parameter mutu paling penting bagi briket arang ebagai bahan

bakar sehingga nilai kalor sangat menentukan kualitas briket arang. Semakin

tinggi nilai kalor bakar briket arang, semakin tinggi pula kualitas briket yang

dihasilkan

3. Tujuan dilakukannya proses penghancuran atau pengilingan arang adalah untuk

mendapatkan bahan lunak menjadi bahan arang keras dengan bentuk tertentu.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pratikum disimpulkan bahwa proses pembuatan briket arang tongkol

jagung dengan cara karbonasi perbandingan variasi perekat dan bubuk arang, bentuk

briket yang dibuat sebanyak 5 briket.

Hasil pengujian proksimasi briket arang tongkol jagung dalah sebagai berikut:

nilai kadar air pada variasi 1:3 adalah 6,66%., 1:4 adalah 7,30%., 2:3 adalah 8,66%.,

2:5 adalah 7,50%., Kadar abu pada variasi 1:3 adalah 3,28 %., 1:4 adalah 3,11%., 2:3

adalah 3,50% dan 2:5 adalah 3,40%., Dekomposi senyawa volatile pada variasi 1:3

adalah 44,58., 1:4 adalah 58,99%., 2:3 adalah 62,02% dan 2:5 adalah51,30%. Karbon

terikat pada variasi 1:3 adalah 45,48%., 1:4 adalah 54,56., 2:3 adalah 25,84 dan 2:5

adalah 41,20. Nilai kalor pada variasi 1:3 adalah 6757kal/g., 1:4 adalah 6150kal/g.,

2:3 adalah 3758 kal/g dan 2:5 adalah 2912 kal/g. Kerapatan pada variasi 1:3 adalah

12

Page 13: laporan pratikum briket

0,63 g/cm3., 1:4 adalah 0,60 g/cm3., 2:3 adalah 0,56 kal/g dan 2:5 adalah 0,55 kal/g.

Briket arang tongkol jagung memenuhi standar mutu briket dengan memiliki nilai

kalor dan dekomposisi senyawa volatile yang tinggi sehingga briket tongkol jagung

memiliki kualitas yang baik.

Dari hasil pengujian analisi proksimasi sifat fisik dan kimia, maka briket arang

tongkol yang miliki kualitas yang baik adalah briket dengan perbandingan 1:3. Yang

memenuhi mutu standar briket yang beredar dipasaran dan memiliki keunggulan nilai

dekomposisi senyawa volatile dan nilai kalor yang tinggi, di bandingkan dengan

briket standar SNI, impor ,standar briket Inggris , standar briket Jepang dan Amerika.

B. Saran

Untuk pratikum lanjutan, diharapkan agar tidak menggunakan banyak perekat,

yang menyebabkan briket cetak akan sulit dibentuk menjadi bentuk cetakan yang

diinginkan. Hal ini diakibatkan karena rendahnya kerapatan arang tongkol jagung

sehingga sulit dicetak dengan mengunakan perekat

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K., 1991, Energi dan Listrik Pertanian. IPB-Bogor

Anonim. Wikipedia. [terhubung berkala].http://id.wikipedia.org/wiki/Arang (26 April 2014)

Mursalim, W. A., 2004. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao sebagai Briket Arang. Laporan penerapan Ipteks Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat: Universitas Hasanuddin.

Ndaji, Francis E., Butterfield, Ian M., Thomas K Mark., 1997, Changes in The Macromolecular Structure of Coals With Pyrolisis , Fuel 1987, vol . 76 number 2, pp. 169-177.

Pari, G. dkk. 2002. Beberapa Sifat Fisis dan Kimia Briket Arang dari Limbah Arang Aktif. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Bogor.

13

Page 14: laporan pratikum briket

Sa’id, E.G. 1996. Penanganan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit. Trubus Agriwidya. Bogor.

Sudrajat, R. 1983. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan Kempa terhadap Kualitas Briket Arang. Labioratorium PPPHH 165 (7-17)

Tobing, F. S., Brades, A.C., dan Fachry, A.R. 2007. Pembuatan Briket Bioarang dari Enceng Gondok (Eichornia crasipessolm) dengan Sagu sebagai Pengikat. Indralaya: Jurusan Teknk Kimia UNSRI.

www.wikipedia.com. Briket Arang. Diakses tanggal 10 Desember 2013.

Anonim.  [terhubung berkala].  http://www.tokoganesha.com/product. alat-cetak-briket-manual (25 November 2014)

14