YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

INDRA IRAWAN

075524046

S1 PTM – OTO A

Laporan Praktek Motor Diesel

Page 2: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 1: OVERHAUL INJECTION NOZZLE

1. Tujuan

a. Mahasiswa mengenal komponen injection nozzle.

b. Mahasiswa memahami cara kerja injection nozzle.

c. Mahasiswa mampu membongkar dan memasang bagian – bagian injection

nozzle.

d. Mahasiswa mampu memperbaiki, memeriksa dan menyetel tekanan injection

nozzle.

2. Keselamatan Kerja

a. Hindari lengan baju yang terlalu longgar.

b. Hindarkan tumpahan solar ke lantai.

c. Gunakan peralatan yang tepat saat memasang dan membongkar komponen.

d. Hati – hati terhadap cipratan solar saat pengetesan.

e. Jangan menyemprotkan nozzle ke bagian tubuh saat melakukan pengetesan.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

Kunci ring 14

Kunci ring 12

Obeng +

Obeng –

Compression tester

b. Bahan

Injection nozzle

4. Dasar Teori

Injection nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Nozzle menyemprotkan

bahan bakar dari pompa injeksi ke dalam silinder dengan tekanan tertentu untuk

mengatomisasikan bahan bakar secara merata.

Pompa injeksi adalah sejenis katup yang dikerjakan dengan sangat presisi

dengan toleransi 1/1000 mm. oleh karena itu, bila nozzle perlu diganti maka nozzle

body dan needle harus diganti secara bersama – sama.

Page 3: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Injection nozzle harus dilumasi dengan bahan bakar diesel.

Nozzle holder memegang nozzle dengan retaining nut dan distance piece. Nozzle

holder terdiri dari adjusting washer yang mengatur kekuatan tekanan pegas untuk

menentukan tekanan membukanya katup nozzle.

Keterangan :

1. Mur pengunci

2. Saluran balik

3. Washer

4. Rumah nozel

5. Plat penyetel

6. Pegas

7. Pasak penekan

8. Plat antar

9. Nozel Rumah penahan nozel

Nozzle pintle

Keterangan :

1. Batang penekan

2. Badan nozel

3. Jarum nozel

4. Lubang penyemprot

5. Pasak penyemprot

6. Saluran masuk

7. Konis penekan Langkah pasak

Jenis penyemprotan

Bentuk penyemprotan harus sesuai dengan

bentuk kamar / ruang bakar.

Tekanan pembukaan jarum nozel 100 – 150 bar

Page 4: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Cara Kerja

1. Sebelum penginjeksian

Bahan bakar yang bertekanan tinggi

mengalir dari pompa injeksi melalui

saluran minyak pada nozzle holder

menuju ke oil pool pada bagian bawah

nozzle body.

2. Penginjeksian bahan bakar

Bila tekanan bahan bakar pada oil pool

naik, ini akan menekan permukaan ujung

needle. Bila tekanan ini melebihikekuatan

pegas, maka nozzle needle akan

terdorong ke atas oleh tekanan bahan

bakar dan nozzle needle terlepas dari

nozzle body seat. Kejadian ini

menyebabkan nozzle menyemprotkan

bahan bakar ke ruang bakar.

3. Akhir penginjeksian

Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan

bahan bakar, tekanan bahan bakar turun,

dan tekanan pegas (pressure spring)

mengembalikan nozzle needle ke posisi

semula. Pada saat ini needle tertekan

kuat pada nozzle body seat dan menutup

saluran bahan bakar.

Page 5: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Sebagian bahan bakar tersisa diantara

nozzle needle dan nozzle body, antara

pressure pin dan nozzle holder dan lain-

lain, melumasi semua komponen dan

kembali ke over flow pipe.

Nozzle needle dan nozzle body

membentuk sejenis katup untuk

mengatur awal dan akhir injeksi bahan

bakar dengan tekanan bahan bakar.

5. Langkah Kerja

Lakukan pemeriksaan bentuk penyemprotan, kebocoran dan tekanan

penyemprotan, sebelum pembongkaran dilakukan

Pasang injektor pada

tester dengan longgar saja.

Lakukan pembuangan

udara yang ada pada saluran tester, dengan

menggerakkan tuas sampai solar keluar pada

sambungan pipa.

Tutup kran saluran tekan

ke manometer, lakukan pengetesan bentuk

penyemprotan dengan menggerakkan tuas dalam

langkah penuh dengan kuat dan cepat.

Pemeriksaan bentuk penyemprotan

A, B, C = Bentuk jelek

D = Bentuk baik

Page 6: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Sudut penyemprotan yang baik adalah 4o. Lihat pada

manual.

Tes kebocoran

Buka kran saluran tekan ke manometer. Gerakan tuas

tester sampai manometer menunjukkan tekanan 80

bar, pertahankan posisi tekanan ini selama 20 detik,

lihat dan amati kebocoran pada ujung nosel.

Amati dan rasakan ujung bodi nosel dengan jari anda,

apakah ada tetesan atau ujung bodi nosel menjadi

basah

A : ada kebocoran

B : tidak ada

Tes tekanan penyemprotan

Gerakkan tuas tester dalam langkah penuh dengan

kuat dan cepat, baca tekanan pada manometer, catat

hasilnya.

Pembongkaran & Penyetelan

Bila salah satu tes yang dilakukan hasilnya tidak memuaskan, lepas injektor pada

tester, jepit pada ragum dengan alas penjepit alumunium, bongkar sesuai dengan

urutan pada gambar.

1. Baut pemegang

2. Shim

Page 7: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

3. Pegas

4. Batang pendorong

5. Pembatas jarum

6. Jarum dan bodi nosel

7. Mur pemegang

Bersihkan semua komponen dengan solar. Lakukan tes

luncur jarum, dengan memasukkan jarum pada

bodinya. jarum harus meluncur pelan-pelan dengan

sendiri !

Stel tekanan penyemprotan dengan cara merubah

tebal shim (2). Perbedaan tebal 0,04 mm merubah

tekanan penyemprotan 4 bar.

Perakitan

Rakitlah injektor setelah semua komponennya terendam

dalam solar, untuk mencegah karatan. Perhatikan kebersihan ! Jangan sampai

benang kain dst. berada di dalam injektor.

Kontrol kembali bentuk penyemprotan, tekanan

penyemprotan dan kebocoran nozzle.

6. Kesimpulan

Servis injektor dilakukan setiap 80.000 km, atau waktu timbul kesulitan pada

pembakaran.

Perhatikan : Keausan jarum, lubang bodinya dan kotoran yang menempel sangat

mempengaruhi bentuk penyemprotan.

Tekanan penyemprotan injektor satu lubang adalah 100-130 bar (10-13 Mpa).

Data yang tepat, lihat buku manual.

Page 8: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 2: OVERHAUL MESIN DIESEL SATU SILINDER

1. Tujuan

a. Mahasiswa mengenal komponen mesin diesel satu silinder.

b. Mahasiswa memahami cara kerja mesin diesel satu silinder.

c. Mahasiswa mampu membongkar dan memasang bagian – bagian mesin diesel

satu silinder.

d. Mahasiswa mampu memperbaiki dan menyetel mesin diesel satu silinder.

2. Keselamatan Kerja

a. Hindari lengan baju yang terlalu longgar.

b. Hindarkan tumpahan solar ke lantai.

c. Gunakan peralatan yang tepat saat memasang dan membongkar komponen.

d. Hati – hati terhadap cipratan solar saat pengetesan.

3. Alat dan Bahan

c. Alat

1 set tool box

Sketmat

Micrometer

Compression tester

d. Bahan

Mesin diesel satu silinder

4. Dasar Teori

Pompa bahan bakar mesin diesel satu silinder

Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan digerakkan oleh

crankshaft melalui mekasisme nok.

Page 9: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Elemen Pompa Satu Lubang

Pada barel yang terdapat satu lubang yang

berfungsi untuk memasukkan solar kedalam ruang

diatas plunyer.

Lubang ini berhubungan langsung dengan ruang

isap pada pompa injeksi.

Sistem ini digunakan untuk pompa injeksi yang

mempunyai elemen ukuran kecil.

Keterangan:

1. Celah memanjang 3. Plunyer 5. Alur pengontrol

2. Barel 4. Lubang Pemberi

Cara kerja plunyer

a. Plunyer pada posisi TMB (Titik Mati Bawah)

Bahan bakar masuk melalui lubang pemberi pada barel kedalam ruang diatas plunyer

b. Langkah awal

Karena poros nok, plunyer akan bergerak ke TMA sampai lubang pemberi tertutup

oleh alur pada bagian atas plunyer

c. Langkah lepas

Plunyer bergerak keatas dari batas langkah awal sampai katup penyalur membuka.

Pada langkah ini solar tertekan melawan pegas katup penyalur.

d. Langkah produktif

Plunyer bergerak keatas, katup penyalur terbuka didalam ruang tekan terjadi

tekanan tinggi solar mengalir melalui pipa tekanan tinggi ke nozel injeksi. Langkah ini

akan berakhir apabila alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi,

sehingga tidak ada lagi penekanan solar ke nozel injeksi.

Page 10: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

e. Langkah sisa

Plunyer bergerak ke atas sampai titik mati atas (TMA). Pada langkah ini tidak ada

penekanan solar. Ruang tekanan tinggi A berhubungan dengan ruang isap B melalui

celah panjang. Akibat dari langkah ini, plunyer bergerak dari TMA ke TMB karena

pegas plunyer

f. Langkah total

Langkah total adalah langkah bolak-balik plunyer dari TMB ke TMA.

Mesin diesel satu silinder

Pada mesin motor diesel 4 tak dengan 1 silinder atau silinder tunggal, besarnya

mesin diesel dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu mesin diesel dan kelengkapan mesin.

Unit mesin adlah bagian yang langsung menghasilkan tenaga dan terdiri dari blok motor,

kepala silinder, torak beserta batangnya, poros engkol, poros bubungan, serta bagian

lainnya.

Blok motor merupakan bentuk dasar dari mesin dan terdiri dari mesin dan tabung

silinder yang didalamnya terdapat sebuah torak yang dihubungkan dengan batang pemutar,

sedangkan ujung torak lainnya berhubungan langsung dengan poros engkol mesin sehingga

gerak turun naik torak dalam silinder dapat memutar poros engkol.

Dibagian atas silinder yaitu pada bagian berbentuk sebuah ruang bakar dan

dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang. Katup ini digerakkan oleh poros bubungan

(camshaft) untuk membuka dan menutup.

Konstruksi dan bagian- bagian motor diesel 4 Tak dengan satu silinder atau silinder tunggal

Page 11: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Untuk memperoleh daya tenaga pada mesin diesel ini, udara disalurkan ke

dalam silinder mesin kemudian dipadatkan oleh torak sehingga mencapai suhu

tertentu pada saat bersamaan bahan bakar solar disemprotkan atau diinjeksi oleh

nozzle pengkabut (injector) ke dalam silinder.

5. Langkah kerja

Pada saat melaksanakan praktek motor diesel hal-hal yang dilakukan antara lain:

a. Melepas pada bagian knalpot dengan cara mengendorkan semua baut sampai terlepas.

b. Melepas tangki bahan bakar kemudian dilanjutkan pada pengosongan oli dan air pada

mesin.

c. Melepas nozzle sehingga terlihat bagian-bagian klep dan pegas bahan bakar disertai

selang atau pipa bahan bakar.

d. Melepas bagian starter yang didalamnya sebagai penampung oli dan gigi transmisi.

e. Melepas pompa bahan bakar dan saringan bahan bakar.

f. Melepas kepala silinder yang didalamnya terdapat klep atau pegas.

g. Melepas piston dengan cara memukul connecting rod menggunakan palu karet

sehingga piston menonjol keluar.

1. Melepas baut pada tutup kap pangkal (bearing cap)

2. Setelah terlepas semua, ingat-ingat posisi antara yang ada coakannya dan yang

tidak ada coakan.

3. Pukul pelan-pelan batang torak tersebut dengan palu plastic (karet) sehingga

sedikit demi sedikit piston tersebut dapat keluar.

4. Setelah keluar, tarik dengan pelan-pelan jangn sampai ada yang tergores dan

letakkan pada tempat yang bersih.

5. Melepas bantalan metal jalan.

h. Membersihkan semua bahan diatas dengan mencucinya menggunakan bensin dan

disemprot dengan compressor.

i. Mengukur tingkat keausan dari semua bahan tersebut.

1. Mengukur piston

piston dan alat ukur jangka sorong

Ukur diameter piston tersebut dengan posisi sebagai berikut

Page 12: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Catat hasil pengukuran, sehingga kita mengetahui piston tersebut

keadaanya aus atau tidak

2. Mengukur diameter silinder

Menyiapkan alat ukur telescoping gauge dan jangka sorong

Mengukur diameter silinder dengan posisi sebagai berikut:

Telescoping gauge yang masih terkunci dimasukkan dalam silinder

Lepaskan kunci telescoping gauge ketika sudah terletak di tempat yang

diukur dan kemudian kunci kembali

Keluarkan telescoping gauge dengan posisi miring untuk menghindari

kontak sensor dengan dindidng silinder, karena akan merubah hasil

pengukuran

Ukur sensor menggunakan jangka sorong

j. Memasang kembali torak ke dalam silinder

1. Membersihkan dan melumasi lubang silinder blok

2. Melumasi toraak dan cincin torak dengan pelumas mesin

3. Menyusun cincin torak yang mana letak ujung cincin torak terbagi dalam 180° atau

merupakan segitiga sama sisi

4. Tanda noteh pada permukaan ujung atas torak harus menghadap kearah depan

mesin dan bagian kaki batang torak yang lebih panjang menghadap ke pompa

injeksi

5. Jepit torak dengan treker plat pres, tapi posisi torak harus bias bergeser dengan

plat pres tersebut

6. Masukkan torak dengan batangnya pada blok silinder dengan memukul kepala

torak kedalam silinder dengan memakai palu karet secara perlahan-lahan

7. Masukkan torak tersebut terus kedalam silinder blok sampai mengena bantalan

metal jalan batang torak pada poros engkol

8. Pasangkan bantalan metal jalan pada pangkal engkol, kunci pada bagian bantalan

harus masuk pada alurnya

9. Pasangkan tutup kap pangkal pada batang torak dan masukkan kepala baut dan

kunci dengan mur pengikat

10. Ikat kepala baut sesuai dengan momen pengencangan spesifikasi yang telah

ditentukan.

Page 13: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

k. Marakit kembali komponen motor diesel dengan urutan kebalikan dari membongkar

l. Isi oli dan air ke dalam mein kemudian idupkan mesin.

6. Hasil Analisa

Hasil Pengukuran Diameter Piston Hasil Pengukuran Diameter Silinder

7. Pembahasan

a. Piston

Berdasarkan analisa hasil praktek, diperoleh hasil pengukuran keausan torak.

Setelah diukur dengan berbagai posisi nilainya tetap yaitu diameternya sebesar 75

mm. Hal ini menunjukkan torak belum mengalami keausan sehingga tidak perlu

adanya perbaikan atau mengganti dengan yang baru. Dan dibuktikan pada performa

mesin yang masih optimal.

b. Silinder

Berdasarkan pengukuran terhadap diameter silinder dengan berbagai macam

pengukuran pada titik-titik pengukuran, diperoleh nilai iameter yang sama yaitu 75,80

mm. dari nilai pengukuran dapat disimpulkan bahwa keadaan silinder masih baik

sehingga tidak diperlukan over size.

8. Kesimpulan

Proses pembakaran pada motor diesel 4 tak 1 silinder adalah

Posisi A (mm) B (mm)

1 75 75

2 75 75

3 75 75

Posisi A (mm) B (mm)

1 75,80 75,80

2 75,80 75,80

3 75,80 75,80

Page 14: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

1. Langkah hisap

Piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah

Katup masuk terbuka, katup buang tertutup karena isapan piston udara

murni masuk ke dalam silinder mesin melalui intake manifold katup masuk

2. Langkah kompresi

Piston bergerak dari TMB ke TMA dengan kedua katup tertutup

Udara bergerak dari TMB ke TMA kedua katup tertutup

Udara tadi dikompresikan oleh piston dalam silinder antara 1/12-1/16 bagian

dari seluruh silinder

Kompresi udara sampai tekanan tinggi antara 35-40 kg/cm

3. Langkah kerja

Sedikit sebelum piston mencapai TMA panas udara yang dikompresi

mencapai suhu 500°C-700°C. Kemudian pada saat ang bersamaan injector

menyemprotkan bahan bakar solar yang berbentuk kabut dimana sifatnya

mudah terbakar, karena panas yang tersedia didalam silinder cukup tinggi

sehingga segera mengadakan pembakaran terhadap bahan bakar yang

dikabutkan injector. Silinder naik dengan cepat sampai mencapai tekanan 50

kg/cm2 dan mendorong piston dari TMA ke TMB menghasilkan langkah kerja

motor.

4. Langkah pembuangan

Katup masuk tertutup, katup buang terbuka

Piston bergerak dari TMB ke TMA maka sisa gas pembakaran

Page 15: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 3: OVERHOUL POMPA INJEKSI TIPE ROTARY

1. TUJUAN

a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang prinsip kerja pompa injeksi tipe rotary

b. mahasiswa dapat membongkar dan memasang secara benar komponen mesin disel

yang harus di tune up.

c. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari masing-masing Komponen

yang harus di tune up.

d. Mahasiswa dapat mengembalikan keadaan mesin seperti semula.

e. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja pompa injeksi tipe rotary

2. KESELAMATAN KERJA

a. menggunakan sepatu dan pakaian kerja.

b. Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.

c. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada

lembar kerja.

d. Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.

e. Teliti saat membongkar dan merakit kembali komponen-komponen mesin.

f. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.

g. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak

tertera pada lembar kerja.

h. Bila perlu mintalah buku petunjuk keselamatan kerja

3. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

Tool box

Obeng +, -

Fuller gauge

b. Bahan

Pompa bahan bakar tipe rotary

Compression tester

Solar

Page 16: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

4. DASAR TEORI

Nama bagian :

1. Poros penggerak pompa

2. Pompa pengalir

3. ‘Katup pengatur tekanan

4. Roda gigi penggerak governor

5. Cincin tol

6. Cincin nok

7. Torak advans saat penyemprotan

8. Busing pengatur

9. Plunyer

10. Katup penyalur

11. Governor

12. Solenoid

13. Penyetel volume maksimal

14. Spunyer

15. Tuas pengatur

a. Pompa pengalir

Fungsi :

Menghisap bahan bakar dari tangki dan

menekannya kedalam ruang pompa injeksi

Petunjuk :

Kemampuan menghisap kecil (max. 1 meter).

Apabila kosong sama sekali, pompa tidak mampu

menghisap

Page 17: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

b. Katup pengatur tekanan

Fungsi :

Mengatur tekanan bahan bakar kedalam ruang

pompa sesuai dengan putaran mesin.

Putaran mesin rendah (idle) : tekanan bahan bakar

rendah.

Putaran mesin tinggi, tekanan bahan bakar bensin

tinggi.

Tekanan yang berubah digunakan untuk

menggerakkan advans saat penyemprotan

c. Spunyer

Fungsi :

Mempertahankan tekanan bahan bakar didalam

ruang pompa ( karena lubang pembuangan kecil )

Mengatur pembuangan udara secara otomatis

Mengatur aliran solar untuk pendinginan pompa

d. Aliran bahan bakar bertekanan tinggi

Rol

Nok

Lubang pembagi

Plunyer Celah

masuk

Cincin nokKopling

Cincin rolPoros penggerak pompa

Page 18: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

e. Plunyer

a) Langkah isap

Plunyer pada posisi TMB.

Solar mengalir melalui saluran masuk

1 dan celah pengatur 2 keruang

tekanan tinggi 3.

b) Langkah awal

Saluran masuk tertutup karena gerak

putar dan gerak naik plunyer

c) Langkah kerja

Plunyer bergerak kearah TMA. Solar

mengalir melalui saluran didalam

plunyer 4 dan celah distribusi 5

menuju kesaluran tekanan tinggi 6.

d) Langkah akhir

Plunyer bergerak ke TMA lubang

pengatur 7 berhubungan dengan

ruang pompa. Solar mengalir kembali

ke ruang pompa.

e) Langkah total

Gerakan plunyer dari TMB – TMA

It = I1 + I2 + I3

f. Kepala distributor

Page 19: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Fungsi :

Sebagai silinder dari plunyer

Sebagai tempat saluran tekanan tinggi

Sebagai tempat duduk dari katup penyalur

konstruksi

Keterangan

Kepala distributor dikonstruksi untuk mesin-mesin dengan 3, 4, 5 dan 6 silinder.

1. Busing pengatur

2. Kepala distributor

3. Plunyer

4. Pemegang katup penyalur

5. Katup penyalur

6. Dudukan tuas start governor ( yang

berlubang )

5. Langkah kerja

Page 20: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Langkah Pembongkaran

1. Pasanglah pompa injection pump pada bracket

2. Lepaskan nut spring washer kemudian bracket dan

berikan tanda posisi pemasangan pada control level

serta control shaft untuk memudahkan dalam merakit

kembali.

3. Lepaskan control level, kemudian spring yang

berbentuk silindris berlubang dan melingkar.

4. Lepaskan nut dan full load adjusting screw bersama

dengan washer dan O-ring.

5. Lepaskan keempat baut yang memegang govenor

cover.

6. Bautkan inserter pada control shaft, kemudian

angkat dan pisahkan govenor cover dan shaft dengan

tepat memegang control shaft dengan inserter.

7. Lepaskan control shaft dari govenor spring bersama

dengan O-ring dan washer.

Page 21: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

8. Lepaskan govenor spring dari retairing pin,

kemudian lepaskan pin dan kedua springnya.

9. Kendorkan nut dengan mengunakan adjusting

device lalu lepaskan.

10. Pasang pompa injeksi pada universal vise

menghadap keatas, kendurkan governor shaft

dengan special tool, kemudian lepaskan. Lepaskan

flyweight holder bersama dengan lyweight, washer

dan govenor sleeve.

11. Kendorkan plug dengan mengunakan socket

wrench, kemudian lepaskan bersama dengan O-

ring. Lepaskan delivery valve holder dengan

mengunakan socket wrench, kemudian lepaskan

bersamaan delivery valve dan washer.

12. Lepaskan delivery valve.

13. Lepaskan gasket dari delivery valve.

Page 22: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

14. Lepaskan, magnet valve bersama dengan O-ring.

15. Lepaskan keempat baut dan distributor head dari

rumah pompa

16. Lepaskan plunger dari housing pompa bersama

dengan control sleeve plunger spring, spring seat,

shim dan washer.

17. Lepaskan guide pin dan distributor head bersama

dengan shim dan spring seat

18. Kendorkan kedua pivot bolt yang berada pada

housing pompa dengan mengunakan socket

wrench, dan lepaskan bersama dengan gasket.

19. Lepaskan govenor lever asembly yaitu starting

lever, tersion lever dan corrector lever dengan

melepas masing–masing pivot bolt.

20. Lepaskan cam disk bersama dengan shim.

Page 23: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

21. Lepaskan disk bersama dengan spring.

22. Kendurkan ke empat baut lalu lepaskan timer cover

bersama dengan timer springdan O-ring.

23. Gunakan tweezer (special tool) untuk melepas chip

dan pin dari roller holder pin yang menghubungkan

timer piston dengan roller holder asembly.

24. Geserlah roller holder pin kearah tengah dari roller holder asembly.

25. Lepaskan timer piston bersama dengan sliding dan shim

26. Lepaskan roller assembly dengan menjepit bagian tengah roller holder dengan tang

yang berujung panjang kemudian ditarik secara perlahan.

27. Putarlah drive shaft sampai keyway menghadap bagian atas pompa injeksi, kemudian

pasang oil seal pada drive shaft untuk mencegah jangan sampai keyway merusak oil seal

28. Lepaskan gear, rubber damper dan oil seal guid dari

drive shaft.

Page 24: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

29. Kendorkan regulating valve dengan mengunakan

socket wrench kemudian dilepaskan bersama–sama

dengan O-ring.

30. Kendorkan kedua baut yang memegang feed pump

cover, kemudian lepaskan.

31. Setelah melepas rumah pompa dari bracket, masukkan feed pump holder kedalam

rumah pompa dan balikan posisi dari pompa injeksi. Dengan mengetuk rumah pompa

dengan mengunakan palu plastik, lepaskan feed pump assembly bersama dengan cover

dengan menarik feed pump holder kearah bawah.

32. Ganti semua O-ring, gasket, oil seal seal ring.

Langkah perakitan

“Langkah Perakitan dilakukan sebaliknya dari langkah pembongkaran”

6. Analisa

Langkah Pemerikasaan dan Analisa Kerusakan

1. Perikasa katup delivery.

Catatan: Jangan sampai menyentuh permukaan sliding dari plunger pompa dan

katup delivery. Tarik keluar katup, dan lepaskan. Cek bahwa katup bergerak masuk

dengan perlahan ke kedudukannya. Apabila kerja tidak sesuai spesifikasi ganti katup

satu set.

2. Periksa plunger pompa, ring dan kepala Distributor.

3. Periksa pegas plunger dari adanya penyimpangan, dengan batas maksimal

penyimpangan 2,0 mm.

4. Periksa panjang pegas. Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang bebas dari

setiap pegas

Page 25: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pegas katup delivery 24.4 mm / 0,961 inchi

Pegas plunger 30,0 mm / 1,181 inchi

Pegas kopling 16,6 mm / 0,654 inchi

5. Periksa solenoid pemutus bahan bakar. Gunakan omh meter untuk mengukur tahanan

antara terminal dan bodi solenoid. Tahanan pada suhu 20 0C / 68 0F berkisar antara

9,5 – 11,9

6. Gantilah perapat oli/seal dengan menggunakan kunci pas, ungkit keluar seal oli. Dan

berhati–hatilah jangan merusak bodi pompa.

Pengetesan Penyemprotan Minyak Untuk Injection Pump tipe Distributor.

1. Pasang pompa injeksi pada fixing stand dan dihubungkan dengan test stand pompa

injeksi.

2. Penyetelan prestrike, antara lain:

a. Setelah melepas baut yang terpasang pada plug, pasang measuring device

beserta dial gauge, dan hubungkan pipa bahan bakar supply dan overflow

kepompa injeksi.

b. Aliran arus pada magnet valve guna untuk membuka aliran minyak pada Injection

Pump tersebut.

c. Letakkan dial gauge pada posisi “0” pada titik mati bawah plunger. Kemudian

putar pompa secara manual searah putaran seasuai dengan spesifikasinya,

kemudian ukurlah prestroke dari plunger melalui dial gauge hingga oil test

berhenti mengalir.

33. Hubungkan pipa bahan bakar dan pipa injeksi.

Analisa dan Perbaikan kerusakan pada pompa injeksi tipe rotary / distributor

1. O-ring menjadi keras.

Penyebab: karena panas yang di hasilkan Injection pump akan membuat O-ring yang

terbuat dari karet tersebut akan menjadi keras.

Perbaikan: setiap pembongkaran sebaiknya O-ring selalu diganti guna mencegah

terjadi kebocoran pada Injection Pump.

2. Mesin tidak mau hidup.

Page 26: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Penyebab: tangki bahan bakar yang kosong, Pipa saluran bahan bakar yang

tersumbat, adanya udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar, blade feed

pump macet, kabel magnet putus atau tidak mau bekerja.

Perbaikan: isi bahan bakar apabila kosong, bersihkan saluran bahan bakar jika

tersumbat, buang udara yang terperangkap pada ruang bahan bakar lakukanlah air

bleding dengan memompakan feed pump, Periksa kabel penghubung magnet

perbaikilah jika putus dan apabila feed pump tidak berfungsi berkemungkinan blade

feed pump macet, bongkar dan perbaiki.

3. Nozzle tidak bekerja.

Penyebab: nozzle atau nozzle holder tidak berfungsi atau rusak, kerusakan ini juga

terjadi pada Injection Pump tipe Inline.

Perbaikan: Periksa saluran bahan bakar dari Injection Pump (periksa saluran dari

kotoran yang menyumbat) setelah saluran bahan bakar baik, lakukan pengecekan

bila perlu lakukan pembongkaran pada nozzle bersihkan, jika nozzle tidak dapat

dipakai lagi ganti dengan yang baru.

4. Mesin tidak mencapai kecepatan maksimal.

Penyebab: Governor spring terlalu lemah, Control lever tidak dapat mencapai posisi

kecepatan maximum, dan penyemprotan bahan bakar tidak baik kerusakan ini juga

dialami oleh Injection Pump tipe Inline.

Perbaikan: Untuk spring governor bila telah lemah ganti dengan yang baru, aturlah

control lever dengan memutar adjusting lever dan periksalah saluran bahan bakar,

nozzle

7. Hasil Pemeriksaan

Dari langkah-langkah pemeriksaan di atas maka dapat diperoleh data sebagai

berikut:

a. setelah dilakukan pengetesan seperti yang dilakukan di atas, yaitu melepaskan

katup agar turun ke bawah, ternyata hasilnya katup masih bergerak ke bawah

secara perlahan jadi tidak perlu diganti tapi harus dibersihkan saja.

Page 27: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

b. Pemeriksaan plunger juga sama seperti katup di atas, plunger ditarik keatas

kemudian rumah plunger dimiringkan sekitar 20o dan plunger juga masih bergerak

turun perlahan jadi plunger masih baik.

Plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar

yang telah terkontaminasi dengan bahan lain, bisa juga diakibatkan kotoran yang

mengendap ditangki dan terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan

dimana saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya dan pelumasan yang

kurang baik.

c. Terdapat beberapa pegas yang sudah mulai molor, maka dari itu untuk pegas yang

sudah agak molor tersebut dig anti.

d. Untuk setiap pemeriksaan/reparasi pompa injeksi saat pemasangan kembali,

seal/ring perapat oli diganti agar tidak terjadi kebocoran saat penggunaan.

8. KESIMPULAN

Dari hasil analisa yang penulis peroleh, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan

diantaranya adalah :

1. Pompa Rotary memiliki satu plunger namun mampu mendistribusikan kepada

setiap silinder mesin sesuai dengan jumlah silinder mesin.

2. Pompa Rotary menggunakan sistem pelumasan bahan bakar solar menyeluruh di

dalam ruang pompa injeksi.

3. Shaft Drive menggerakkan governor, feedpump, camplate.

4. Jumlah bahan bakar ditentukan oleh langkah as flyweight dengan plat governor.

5. Pompa rotary memiliki sistem otomatis untuk pemutusan bahan bakar maupun

pemasokan bahan baker.

6. Plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar

yang telah terkontaminasi dengan bahan lain, bisa juga diakibatkan kotoran yang

mengendap ditangki dan terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan

dimana saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya dan pelumasan yang

kurang baik.

Page 28: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

7. Komponen-komponen yang sering bermasalah adalah seperti O-ring yang menjadi

keras, busing stang gas yang aus akibat pemakaian yang terlalu lama, delivery akan

aus, bearing yang aus dan sliding block yang goyang karena telah aus yang

diakibatkan oleh peakaian yang telah lama.

8. Tanda–tanda kerusakan dari Injection Pump dapat kita ketahui dengan cara

mengamati bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada saat dioperasikan seperti

bunyi mesin yang pincang atau merepet.

9. Dalam pembongkaran Injection Pump kita akan mengetahui adanya komponen–

komponen yang mengalami kerusakan dan perlu dilakukan pengantian guna untuk

menjaga kondisi dari mesin, suara yang ditimbulkan serta tenaga yang dihasilkan.

Page 29: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 4: OVERHOUL POMPA INJEKSI TIPE IN-LINE

1. Tujuan

a. Melepas dan memasang kembali pompa injeksi tipe in-line

b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang prinsip kerja pompa injeksi tipe in - line

c. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari masing-masing komponen

yang ada pada pompa in – line.

d. Mahasiswa dapat melakukan over houl pompa injeksi tipe in – line sesuai S.O.P.

e. Menyetel saat penyemprotan pada pompa injeksi tipe in-line

2. Keselamatan Kerja

a. Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.

b. Teliti saat membongkar dan merakit kembali komponen-komponen mesin.

c. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.

d. menggunakan sepatu dan pakaian kerja.

e. Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.

3. Alat dan Bahan

a. Alat b. bahan

1. Tool box 1. Kain lap

2. Obeng +,-. 2. Mesin diesel

3. Feller gauge 3. Bak dan solar

4. Dasar Teori

Pompa Injeksi tipe in line menggunakn filter dengan elemen kertas, pada bagian

atas filter body terdapat sumbat ventilasi udara yang dipergunakan untuk

mengeluarkan udara yang mungkin dapat tercampur dengan bahan bakar. Pada saat

sumbat ventilasi udara dilonggarkan, gerakan priming pump akan mengeluarkan udara

dari sistem bahan bakar. Priming pump pada pompa injeksi tipe in line merupakan satu

unit bersama feed pump yang dipasangkan pada body pompa injeksi Water sedimenter

Page 30: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

yang dipergunakan tipenya sama dengan pada tipe distributor, biasanya dipasangkan

terpisah dari sarigan bahan bakar.

Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan menekan bahan

bakar yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe in line

mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada mesin.

Cam menggerakan plunger sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus bolak-balik

dari plunger ini menekan bahan bakar dan mengalirkannnya ke injection nozzle melalui

delivery valve. Delivry valve memegang dua peranan penting : mencegah aliran bahan

bakar balik dari saluran bahan bakar ke daerah plunger dan menghisap bahn bakar dari

injection nozzle untuk menghentikan injeksi dengan cepat.

Plunger dilumasi oleh bahan bakar diesel dan cam shaft oleh minyak pelumas

mesin. Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection

nozzle dengan menggeser control rack. Governor dibedakan dalam dua tipe yaitu :

simple mechanical sentrifugal governor dan combined governor yang merupakan

kombinasi antara pneumatic governor dengan mechanical centrifugal governor. Timing

injeksi bahan bakar diatur oleh automatic centrifugal timer. Timer mengatur putaran

camshaft.Mesin mati jika control rack digerakan kearah akhir bahan bakar.

Page 31: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

5. Langkah Kerja

Melepas dan memasang kembali pompa injeksi

Sebelum melepas pompa njeksi, putar poros engkol pada posisi saat penyemprotan

silinder 1. Perhatikan tanda pada puli atau roda gila.

Lepaskan saluran bahan bakar dan pipa tekanan tinggi

Tutup lubang-lubang saluran bahan bakar pada

pompa injeksi dan pada nozel

Lepaskan saluran vakum pada pompa injeksi apabila

menggunakan governor vakum

Lepaskan hubungan pedal gas dengan tuas penyetel

pada pompa injeksi

Lepaskan baut - baut pengikat pompa injeksi

Lepaskan pompa injeksi dari dudukannya

Bersihkan bagian luar dari pompa injeksi dan ganti

minyak pelumas pompa

Setel pompa injeksi pada saat penyemprotan silinder

1

Pasang kembali pompa injeksi pada mesin

Page 32: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Lakukan pembuangan udara

Penyetelan dengan pipa kapiler

Lepaskan pipa tekanan tinggi pada pemegang

katup penyalur silinder 1

Pasang pipa kapiler pada pemegang katup

penyalur silinder 1

Isi pipa kapiler sampai penuh dengan jalan

menstarter mesin tanpa pemanas mula, sambil

menekan tuas penyetel ke maksimum.

o Turunkan permukaan bahan bakar pada

pipa dengan membuka kran supaya

permukaan bahan bakar mudah dilihat.

o Tutup kran

Page 33: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Putar poros engkol sesuai dengan putaran mesin

sampai mendekati saat penyemprotan silinder 1,

kemudian putar lagi dengan pelan-pelan (pukul-

pukul) sampai permukaan bahan bakar dalam

pipa mulai naik

o Saat penyemprotan benar-benar tepat

apabila permukaan bahan bakar mulai

bergerak ke atas dan tanda penunjuk

segaris dengan derajat saat

penyemprotan pada puli atau roda gila

(contoh : 22o sebelum TMA

Apabila saat penyemprotan tidak tepat,

longgarkan baut-baut pengikat pompa

Putar pompa berlawanan dengan putaran poros

nok pompa apabila saat penyemprotan

terlambat atau putar pompa searah dengan

putaran poros nok pompa apabila saat

penyemprotan terlalu awal

Lakukan penyetelan sekali lagi

Penyetelan dengan pipa lengkung

Keluarkan katup penyalur beserta pegasnya pada elemen injeksi silinder 1.

Baut pengikat

Page 34: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pasang kembali pemegang katup penyalur momen putar pengencangan 30 – 35 Nm

Pasang pipa tes lengkung pada pemegang katup penyalur silinder 1

Tekan tuas penyetel pada posisi maksimum

Pompakan bahan bakar dengan bantuan pompa bensin listrik sampai bahan bakar mengalir melalui pipa lengkung

Putar poros engkol sesuai dengan putaran mesin sampai mendekati saat penyemprotan.

Bila tidak ada pompa listrik gunakan pompa tangan dengan mengoperasikan secara cepat.

Saat penyemprotan akan tepat apabila aliran solar yang melalui pipa lengkung mulai berhenti dan tanda petunjuk segaris dengan tanda derajat saat penyemprotan

6. Kesimpulan

Pada saat melakukan over houl pompa injeksi tipe in maka harus di perhatikan

komponen-komponen sesuai tempatnya/kedudukannya sesuai dengan S.O.P.,agar bisa di

gunakan kembali.

Page 35: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 5: MELEPAS DAN MEMASANG POMPA INJEKSI

1. Tujuan

a. Mahasiswa dapat melepas dan memasang kembali pompa injeksi

b. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen dari pompa injeksi

c. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja dari pompa injeksi

2. Alat dan Bahan

a. Alat

1 set tool box

Kain Majun

Bak Kerja

b. Bahan

1 unit pompa injeksi

Solar

3. Keselamatan Kerja

a. Gunakan baju kerja saat melakukan praktek

b. Tidak boleh merokok saat praktek

c. Kembalikan semua peralatan ke tempatnya semula setelah selesai melakukan

praktek

d. Saat membongkar ingat-ingat kembali tempat komponen tersebut dan

kembalikan ketempat semula

4. Dasar Teori

Pompa bahan bakar adalah model single acting pump dan dipasang pada again sisi

dari injection pump, dan digerakkan oleh injection pump camshaft. Pompa pemberi ini

dilengkapi dengan pompa tangan untuk membuang udara pada aliran bahan bakar

sebelum mesindihidupkan.

Page 36: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Elemen pompa injeksi

Pompa injeksi terdiri dari silinder yang sangat presisi, sehingga celah antara

plunger dan silinder sekitar 1/1000 mm. ketelitian ini cukup baik untuk menahan

tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah celah diagonal yang

disebut dengan control groove adalah bagian plunger yang dipotong pada bagian atas.

Alur ini berhubungan dengan bagian atas plunger oleh sebuah lubang.

Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui

lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur (delivery chamber) di

atas plunyer.

Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller

maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer bertemu

Komponen Pompa Injeksi

Cara kerja elemen pompa injeksi

Page 37: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

dengan bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan dan mengalir

keluar pompa melalui pipa tekanan tinggi ke injector.

Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove

bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar

terhenti.

Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal

dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang pada permukaan atas plunyer dan

mengalir ke lubang masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan

bakar yang disalurkan.

Ukuran elemen pompa dapat dilihat pada gambar 3. Tinggi pengangkatan nok

adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun juga sebesar 8 mm. Pada saat

plunyer pada posisi terbawah, plunyer menutup lubang masuk kirakira 1,1 mm dari

besar diameter lubang masuk sebesar 3 mm. Dengan demikian plunyer baru akan

menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm. Langkah ini disebut “prestroke” dan

pengaturannya dapat dilakukan dengan menyetel baut pada tappet roller. Prestroke ini

berkaitan dengan saat injeksi (injection timing) bahan bakar keluar pompa.

Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan

kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang berkaitan dengan

control pinion yang diikatkan pada control sleeve. Control sleeve ini berputar bebas

terhadap silinder. Bagian bawah plunyer (flens) berkaitan dengan bagian bawah control

sleeve. Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunyer dan perubahan

besarnya langkah efektif (Gambar 4). Langkah efektif adalah langkah plunyer dimulai

dari tertutupnya lubang masuk oleh plunyer sampai control groove bertemu dengan

Ukuran pada elemen pompa

Page 38: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

lubang masuk. Langkah efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah

bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif.

Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup

penyalur (delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain mencegah

bahan bakar dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke plunyer juga berfungsi

mengisap bahan bakar dari ruang injector setelah penyemprotan (Gambar 5).

5. Langkah Kerja

Pengontrolan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan

Katup penyalur

Page 39: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pada saat melaksanakan praktek motor diesel untuk melepas pompa injeksi hal-

hal yang dilakukan antara lain:

a. Melepas baut yang pengikat

b. Melepas dudukan katup

c. Melepas pegas

d. Melepas plunyer

e. Perhatikan bagian-bagian dari setiap komponen pompa injeksi dan pelajari tentang

system kerja dari setip bagian pompa injeksi

f. Pasang kembali seluruh komponen dari pompa injeksi sesuai dengan kebalikan dari

pembongkaran

6. Analisa dan pembahasan

a. analisa

Ketika melakukan bongkar pasang pompa injeksi ini lebih fokus melakukan

pengamatan pada plunyer. Praktek kali ini bertumpu pada plunyer beserta batang

pemutar plunyer. Setelah melakukan bongkar pasang tersebut terdapat masalah pada

plunyer. Plunyer dan batang pemutar plunyer tersebut patah sehingga tidak dapat

bekerja secara maksimal.

Pada setiap komponen dari pompa injeksi memiliki fungsi masing-masing dimana

saling mendukung bagaimana system kerja dari pompa injeksi itu sendiri.

Bagian Plunyer

Page 40: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

b. Pembahasan

Yang dibahas dalam praktek kali ini tentang plunyer beserta batang penggerak

plunyer. Batang penggerak plunyer yang telah hancur tersebut harus segera diganti.

Akibat dari hal tersebut mesin tidak dapat bekerja secara maksimal bermula dari

poros nok yang berputar dan noknya menggerakkan dudukan pegas kemudian ditekan

yang ditopang oleh batang penggerak plunyer dan menggerakkan plunyer sebagai

distributor bahan bakar untuk disalurkan ke injector. Tetapi bila batang penggerak rusak

maka pegas tidak dapat bergerak.

7. Kesimpulan

Sistem bahan bakar mesin diesel dibuat sedemikian rupa agar dapat menghasilkan

kemampuan yang cukup pada waktu tekanan tinggi. Bahan bakar di dalam tangki

disalurkan keluar oleh pompa penyalur melalui saringa-saringan pompa yang terletak

pada pompa penyalur kemudian ke pompa bahan bakar dari water sedimenter ke

saringan bahan bakar melalui nozzle injeksi.

Bahan bakar akan disaring dari kandungan air yang terdapat pada bahan bakar

dipisahkan oleh water sedimeter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar.

Bahan bakar yang meembes dari injector ditampung oleh pipa saluran balik dan kembali

ke saluran masuk pompa penyalur.

Page 41: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 6: TUNE UP MOTOR DIESEL POMPA INJEKSI TIPE ROTARY

1. Tujuan

1. mahasiswa dapat membongkar dan memasang secara benar komponen mesin

disel yang harus di tune up.

2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari masing-masing

componen yang harus di tune up.

3. Mahasiswa dapat mengembalikan keadaan mesin seperti semula.

2. Keselamatan kerja

1. menggunakan sepatu dan pakaian kerja.

2. Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.

3. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada

lembar kerja.

4. Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.

5. Teliti saat membongkar dan merakit kembali komponen-komponen mesin.

6. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.

7. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak

tertera pada lembar kerja.

8. Bila perlu mintalah buku petunjuk keselamatan kerja

3. Alat dan Bahan

Tool box

Bak

Kain lap

Mesin disel

Obeng +,-.

Feller gauge

4. Dasar teori

Page 42: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

1. Prinsip Kerja Motor Diesel

Motor diesel yang ada dewasa ini merupakan bentuk perkembangan

teknologi dibidang otomotif, penemu motor diesel adalah seorang ahli dari

Jerman, bernama Rudolf Diesel (1858 – 1913). Ia mendapat hak paten untuk

mesin diesel pada tahun 1892, tetapi mesin diesel tersebut baru dapat

dioperasikan dengan baik pada tahun 1897.

Gas pembakaran yang terjadi akibat udara yang dikompresi dan

bahan bakar yang diinjeksi di dalam ruang bakar, yaitu ruangan yang dibatasi

oleh dinding silinder, kepala torak dan kepala silinder mampu menggerakkan

torak yang selanjutnya memutar poros engkol. Torak bergerak translasi

bolak-balik di dalam silinder dihubungkan dengan pena engkol pada poros

engkol yang berputar pada bantalannya, dengan perantaraan batang

penggerak.

Siklus yang terdapat dalam motor diesel empat langkah, yaitu :

a. Langkah hisap.

Pada langkah hisap, udara dimasukkan kedalam silinder. Piston

membentuk kevakuman di dalam silinder seperti pada mesin bensin,

piston bergerak kebawah dari titik mati atas ke titik mati bawah.

Terjadinya kevakuman ini menyebabkan udara segar masuk ke dalam

silinder. Katup buang tertutup selama langkah hisap.

b. Langkah kompresi.

Page 43: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah

menuju titik mati atas. Pada saat ini kedua katup tertutup, udara yang

dihisap selama langkah hisap ditekan sampai tekanannya naik sekitar 30

kg/cm2 ( 427 psi, atau 2,942 kpa ) dengan temperatur sekitar 500-8000C

(932-1472OF).

c. Langkah pembakaran.

Udara yang terdapat dalam silinder didorong keruang bakar

pendahuluan (precombustion chamber) yang terdapat pada bagian atas

masing-masing ruang bakar (jenis indirect).

Pada akhir langkah pembakaran, ignition nozzel terbuka dan

menyemprotkan kabut bahan bakar ke dalam ruang bakar pendahuluan

dan campuran udara bahan bakar selanjutnya terbakar oleh panas yang

dibangkitkan oleh tekanan.

Panas dan tekanan keduanya naik secara mendadak dan bahan

bakar yang tersisa pada ruang bakar pendahuluan ditekan keruang bakar

utama di atas piston. Kejadian ini menyebabkan bahan bakar terurai

menjadi partikel-partikel kecil dan bercampur dengan udara pada ruang

bakar utama (main combustion) dan terbakar dengan cepat. Energi

pembakaran mengekspansikan gas dengan sangat cepat dan piston

terdorong ke bawah. Gaya yang mendorong piston ke bawah diteruskan

ke batang piston dan poros engkol dan dirubah menjadi gerak putar

untuk memberi tenaga pada mesin.

Page 44: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

d. Langkah buang.

Pada saat piston menuju titik mati bawah, katup buang terbuka

dan gas pembakaran dikeluarkan melalui katup buang pada saat piston

bergerak kebawah lagi. Gas akan terbuang habis pada saat piston

mencapai titik mati atas, dan setelah itu proses dimulai lagi dengan

langkah hisap. Selama mesin menyelesaikan empat langkah (hisap,

kompresi, pembakaran, buang), poros engkol berputar dua kali dan

menghasilkan satu tenaga.

2. Proses Pembakaran Bahan Bakar Pada Motor Diesel.

Seperti telah diterangkan terdahulu motor diesel tidak memerlukan

busi. Disamping itu, berlainan dengan pada motor bensin, pada motor diesel

penyalaan bahan bakar itu tidak dimulai pada satu titik, tetapi terjadi di

beberapa tempat, dimana terdapat campuran bahan bakar udara yang ideal

untuk pembakaran.

Proses pembakaran adalah suatu reaksi kimia cepat antara bahan bakar

(hidrokarbon) dengan oksigen dari udara. Proses pembakaran ini tidak terjadi

sekaligus tetapi memerlukan waktu dan terjadi dalam beberapa tahap.

Page 45: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Disamping itu penyemprotan bahan bakar juga tidak dapat dilaksanakan

sekaligus tetapi berlangsung antara 30 - 40 derajat sudut engkol. Supaya

lebih jelas baiklah kita perhatikan garafik tekanan versus besarnya sudut

engkol seperti tertulis pada Gambar. Pada gambar ini dapat dilihat tekanan

udara akan naik selama langkah kompresi berlangsung

Beberapa derajat sebelum torak mencsapai TMA bahan bakar mulai

disemprotkan. Bahan bakar akan segera menguap dan bercampur dengan

udara yang sudah bertemperatur tinggi. Oleh karena temperaturnya sudah

melebihi temperatur penyalaan bahan bakar, bahan bakar akan terbakar

sendiri dengan cepat. Waktu yang diperlukan antara saat bahan bakar mulai

disemprotkan dengan saat mulai terjadinya pembakaran dinamai periode

persiapan pembakaran (1) Waktu persiapan pembakaran bergantung pada

beberapa faktor, antara lain pada tekanan dan temperatur udara pada saat

bahan bakar mulai disemprotkan, gerakan udara dan bahan bakar, jenis dan

derajat pengabutan bahan bakar, serta perbandingan bahan bakar-udara

lokal. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan selama periode persiapan

pembakaran tidaklah merupakan faktor yang terlalu menentukan waktu

persiapan pembakaran. Sesudah melampoi periode persiapan pembakaran,

bahan bakar akan terbakar dengan cepat. Hal tersebut dapat dilihat pada

Gambar. sebagai garis lurus yang menanjak, karena proses pembakaran

tersebut terjadi dalam suatu proses pengecilan volume (selama itu torak

masih bergerak menuju TMA). Sampai torak bergerak kembali beberapa

derajat sudut engkol sesudah TMA, tekananya masih bertambah besar tetapi

laju kenaikan tekanannya berkurang. Hal ini disebabkan karena kenaikan

tekanan yang seharusnya terjadi dikompensasi oleh bertambah besarnya

volume ruang bakar sebagai akibat bergeraknya torak dari TMA ke TMB.

Periode pembakaran, ketika terjadi kenaikan tekanan yang

berlangsung dengan cepat (garis tekan yang curam dan luas, garis BC pada

Gambar. 3) dinamai periode pembakaran cepat (2). Periode pembakaran

ketika masih terjadi kenaikan tekanan sampai melewati tekanan yang

maksimum dalam tahap berikutnya (garis CD, Gambar. 3), dinamai periode

pembakaran terkendali (3). Dalam hal terakhir ini jumlah bahan bakar yang

Page 46: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

masuk ke dalam silinder sudah mulai berkurang, bahkan mungkin yang sudah

dihentikan. Selanjutnya dalam periode pembakaran lanjutan (4) terjadi

proses penyemprotan pembakaran dan pembakaran dari bahan bakar yang

belum sempat terbakar.

Laju kenaikan tekanan yang terlalu tinggi tidaklah dikehendaki karena

dapat menyebabkan beberapa kerusakan. Maka haruslah diusahakan agar

periode persiapan pembakaran terjadi sesingkat-singkatnya sehingga belum

terlalu banyak bahan bakar yang siap untuk terbakar selama waktu persiapan

pembakaran. Dipandang dari segi persiapan kekuatan mesin, disamping laju

kenaikan tekanan pembakaran itu, perlu pula diperhatikan tekanan gas

maksimum yang diperoleh. Supaya diperoleh efesiensi yang setinggi-

tingginya, pada umumnya diusahakan agar tekanan gas maksimum terjadi

pada saat torak berada diantara 15 – 20 derajat sudut engkol sesudah TMA

Profil Tekanan Pembakaran Pada Berbagai Sudut Penyemprotan

Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:

a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B)

Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-

partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam

silinder agar mudah terbakar.

b) Periode 2: Perambatan api (B-C)

Page 47: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan

terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan

kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus,

sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering

disebut periode ini sering disebut pembakaran letup.

c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D)

Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan

langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah

bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut

periode pembakaran dikontrol.

d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E)

Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi

walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung.

Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi

menyebabkan efisiensi panas turun.

3. Bentuk ruang bakar mesin diesel

Ruang bakar pada motor diesel lebih rumit dibanding ruang bakar

motor bensin. Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat menentukan

kemampuan mesin, sebab ruang bakar tersebut direncanakan dengan tujuan

agar campuran bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah

terbakar sekaligus. Ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe,

yaitu:

a) Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber)

b) Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber)

Tipe ruang bakar tambahan terdapat dalm 3 macam, yaitu:

1). Ruang bakar kamar muka (precombustion chamber)

2). Ruang bakar pusar (swirl chamber)

3). Ruang bakar air cell (Air cell combustion chamber)

4. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel

Page 48: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Berdasarkan uraian tentang prinsip kerja mesin diesel yang membakar

bahan bakar berdasarkan suhu kompresi secara bertahap, maka penyaluran

bahan bakar pada mesin diesel harus memenuhi syarat:

Mesin diesel harus mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi agar

mempunyai suhu dan tekanan kompresi yang tinggi sehingga mampu

membakar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Bahan

bakar mesin diesel mempunyai sifat titik nyalanya tinggi sehingga harus

dibuat menjadi partikel atau butiran yang lebih kecil.

Agar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder mesin diesel dapat

mudah terbakar maka diperlukan ruang bakar yang dapat memungkinkan

bahan bakar dan udara dapat bercampur secara homogen dalam bentuk

partikel yang lebih kecil-kecil dari sebelumnya.

Di samping mesin diesel harus memiliki ruang bakar yang memungkinkan

atomisasi bahan bakar, maka bahan bakar yang disalurkan ke dalam

ruang bakar harus dengan injeksi. Dengan injeksi maka bahan bakar akan

berbentuk partikel-partikel atau butiran-butiran yang kecil. Oleh karena

itu dalam mesin diesel diperlukan peralatan untuk injeksi yaitu pompa

injeksi dan injector (pengabut). Pompa injeksi berfungsi menekan bahan

bakar dari tangki ke injector, sedangkan injector berfungsi

menyemprotkan bahan bakar tepat waktu ketika diperlukan pada akhir

langkah kompresi.

Berdasarkan 3 hal di atas maka pada mesin diesel diperlukan suatu sistem

bahan bakar yang dapat memenuhi syarat agar terjadi pembakaran yang

baik. Sistem bahan bakar yang baik harus terdiri dari komponen-

komponen yang baik pula.

Pada Sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump menghisap bahan

bakar dari tangki bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter dan

kandungan air yang tedapat pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel

sedimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar.

5. Pompa Injeksi

Page 49: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan sistem

paling penting di antara sistem-ssitem yang lain. Dengan sistem injeksi bahan

bakar yang baik dan tepat akan menghasilkan tenaga mesin yang optimal.

Sebaliknya sistem injeksi bahan bakar yang kurang baik dan kurang tepat

dapat menyebabkan tenaga mesin diesel kurang optimal, bahkan mungkin

saja mesin diesel tidak dapat dijalankan sama sekali. Banyak orang yang

menyatakan bahwa sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan

jantung hidup matinya mesin. Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel

mencakup rangkaian komponen-komponen yang berhubungan dengan

bahan bakar, yang berfungsi mengisap bahan bakar dari tangki bahan bakar,

memompakan bahan bakar, sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke

dalam ruang bakar silinder mesin dalam rangka memperoleh tenaga.

Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar

Berdasarkan pengertian sistem injeksi bahan bakar pada mesin

diesel di atas, maka fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin diesel yaitu:

Menyimpan bahan bakar

Menyaring bahan bakar

Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar

silinder mesin

Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin

Memajukan saat penginjeksian bahan bakar

Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui

pengaturan penyaluran bahan bakar

Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.

Syarat sistem injeksi bahan bakar mesin diesel

Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

Page 50: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

a. Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar.

Sistem injeksi bahan bakar harus setiap saat tertentu memberikan

sejumlah tertentu bahan bakar ke tiap-tiap silinder mesin diesel.

b. Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar

Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder tepat pada saat

kemungkinan mesin diesel mampu menghasilkan tenaga yang

maksimum. Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu

lambat selama langkah usaha menyebabkan terjadinya kerugian

tenaga.

c. Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar.

Kerja mesin diesel yang halus pada tiap-tiap silinder tergantung pada

lama waktu yang diperlukan untuk menginjeksikan bahan bakar.

Kecepatan mesin yang lebih tinggi harus dicapai dengan pemasukan

bahan bakar yang lebih cepat pula.

d. Mengabutkan bahan bakar.

Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur dengan udara untuk

pembakaran sempurna. Dalam hal ini bahan bakar harus dikabutkan

menjadi partikel-pertikeal yang halus. Dengan demikian penginjeksian

bahan bakar ke dalam silinder mesin diesel harus pada saat yang

tepat dan jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah yang

diperlukan.

Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan digerakan oleh

crankshaft melalui timing gear atau sebuah timing belt. Ada dua tipe pompa

injeksi : Tipe distributor dan tipe in line

Untuk pompa injeksi tipe distributor atau rotary dirancang untuk memenuhi

kebutuhan pemakai yang menginginkan mesin menghasilkan kecepatan putaran lebih tinggi

lagi, khususnya untuk digunakan pada mesin diesel yang kecil, dan dibuat lebih ringan serta

lebih ringkas bila dibandingkan dengan konvensional pompa injeksi tipe in-line dalam

kapasitas yang sama.

Bahan bakar diesel dibersihkan oleh water sedimenter dan fuel filter kemudian

ditekan ke rumah pompa injeksi oleh vane type feed pump yang mempunyai empat buah

vane, bahan bakar melumasi komponen pompa pada saat mengalir ke pump plunger,

Page 51: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui overflow screw sambil mendinginkan

bagianbagian pompa yang dilewatinya. Pump plunger bergerak lurus bolak-balik samil

berputar karena bergeraknya drive shaft, camplate, tappet rolers, plunger spring dan

bagian-bagian lainnya.

a. Cara kerja pompa Injeksi Tipe Distributor

1. Feed pump tipe rotari vane mengalirkan bahan bakar dari fuel tank melalui water

sedimenter dan fuel filter, kemudian bahan bakar dikirm ke dalam rumah pompa

injeksi.

2. Pressure regulating valve mengatur tekana bahan bakar di dalam feed pump.

3. kelebihan bahan bakar kemabli ke fuel tank melalui katup over flow. Sebagian

kelebihan bahan bakar digunakan untuk mendinginkan alat-alat yang bekerja.

4. cam plate digerakkan oleh drive shaft, pompa plunger bersatu didalam cam plate dan

bahan bakar dialirkan dengan gerakan bolak-balik dari plunger.

5. jumlah bahan bakar yang di injeksikan diatur oleh mechanical governor.

6. injection timing diatur oleh timer, yang bekerja berdasarkan tekanan bahan bakar.

7. fuel cut solenoid digunakan untuk menutup aliran bahan bakar ke dalam pompa

plunger.

8. delivery valve mempunyai du fungsi, untuk mencegah bahan bakar dari dalam pipa

injeksi ke plunger dan menghisap sisa bahan bakar dari nozzle pada akhir injeksi.

b. Aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor

Bahan bakar dari tangki bahan bakar(fuel tank) melalui water sedimenter dan fuel

filter oleh feed pump yang terdapat di dalam pompa injeksi. Feed pump selain berfungsi

menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar danmenekan ke dalam body pompa injeksi,

juga mensirkulasikan bahan bakar untuk melumasi bagian-bagian pompa injeksi yang

bergerak.

Pump plunger mengatur banyaknya bahan bakar dan membagi bahan bakar dengan

tekanan tertentu secara tepat sesuai dengan firing order kesemua injection, dimanan bahan

bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

Kelebihan bahan bakar dari pompa injeksi dan injection nozzle akn kembali ke tangki bahan

bakar (fuel tank) melalui over flow screw dan fuel return line.

Sirkulasi bahan bakar seperti ini mendinginkan dan melumasi bagian pompa injeksi yang

Page 52: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

bergerak, juga menghangatkan bahan bakar di dalam tangki bahan bakar untuk mencegah

terjadinya pengentalan bahan bakar di waktu bahan bakar dingin.

Gerakan bolak-balik plunger menaikan tekanan bahan bakar dan menekan bahan

bakar melalui delivery valve ke injection nozzle. Mechanical governor mengatur banyaknya

bahan bakar yang diseprotkan dari nozzle dengan menggerakan spiil ring sehingga merubah

saat akhir langkah efektif plunger. Fuel injection timing diatur oleh pressure timer, timer

sendiri diatur oleh tekanan pengirim dari feed pump. Posisi tapped roller diubah-ubah oleh

timer untuk mengatur Injection timing. Mesin mati bila injeksi bahan bakar berakhir : pada

saat starter switch off, arus yang mengalir ke fuel cut off solenoid terputus dan saluran

bahan bakar tertutup oleh solenoid plunger, akibatnya penginjeksian bahan bakar akan

berhenti dan mesin akan mati.

5. Langkah Kerja

Langkah Pembongkaran

1. Setel Klep

Besar celah katup isap (0.25) dan katup buang (0.30).

( Besarnya celah katup pada mesin panas/dingin biasanya tidak sama )

Lepaskan tutup kepala silinder

Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA Tanda TMA

terletak pada puli motor ( gambar ) atau pada roda gaya.

Tentukan apakah silinder pertama atau terakhir, yang berada pada posisi saat

akhir langkah kompresi. Pada saat akhir langkah kompresi, kedua katup

mempunyai celah.

Tanda TMA pada puli motor

Page 53: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Stel katup. Setengah jumlah katup dapat distel. Penyetelan pertama : silinder

yang berada pada posisi saat akhir kompresi kedua katup dapat distel. Pada

silinder berikut, katup masuk dapat distel. Pada silinder berikutnya lagi, katup

buang dapat distel dan seterusnya. Katup-katup pada silinder terakhir tidak

dapat distel. Lihat gambar berikut : Contoh :

Motor 4 silinder, silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi.

M1 M2 M3 M4 M Katup masuk

B Katup buang

X Katup yang dapat distel

B1 B2 B3 B4

Motor 6 silinder, silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi

M1 M2 M3 M4 M5 M6

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penyetelan katup :

Fuler harus dapat didorong / tarik

Fuler yang berombak harus diganti baru.

Jangan mengencangkan mur-mur terlalu keras Gunakan kunci ring rata dan obeng

yang cocok.

Putar motor satu putaran lagi sampai tanda TMA

Stel celah katup-katup yang lain (setengah jumlah katup )

Pasang tutup kepala silinder,

Page 54: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder serta

sambungan-sambungan ventilasi karter.

2. Pembersihan / Penggantian Saringan Udara

Lepas saringan udara

Cuci saringan udara dengan bensin ( masuk dan keluarkan saringan bensin 3 –

4 kali ke dalam bak berisi bensin )

Keluarkan oli dari rumah saringan udara, bersihkan rumah saringan udara

dengan bensin kemudian keringkan dengan pistol udara atau kain lap.

Isi oli pada rumah saringan udara sampai tanda batas permukaan. Pakai oli

mesin yang bersih

Beri sedikit oli kedalam elemen saringan

Pasang kembali rumah saringan. Perhatikan kedudukan paking-pakingnya

Petunjuk

Saringan udara jenis tandon oli perlu dibersihkan setiap 10.000 km. Pembersihan /

penggantian saringan udara jenis kering

Lepas saringan udara

Periksa kondisi saringan udara. Jika kotor sekali harus diganti baru

Pembersihan saringan udara :

a) Ketok beberapa kali

b) Semprot udara dari dalam

dengan pistol udara

Page 55: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Kadang-kadang saringan udara basah oleh oli. Oli itu berasal dari sistem ventilasi

karter. Bersihkan sistem tersebut dan kontrol :

1. Permukaan batas oli motor ( mungkin terlalu tinggi )

2. Kerapatan cincin-cincin torak. Untuk ini buka tutup pengisi oli pada saat motor

hidup. Jika banyak gas yang keluar, cincin torak bocor, akibatnya gas tersebut dapat

membawa oli mesin sampai saringan udara.

3. Pasang kembali rumah saringan udara. Pada waktu pemasangan, perhatikan

kedudukan paking-pakingnya

Petunjuk

Saringan udara jenis kering harus diganti baru setiap 20’000 – 40’000 km

3. Penggantian Oli Motor dan Saringan Oli

Langkah kerja

Letakkan bak dibawah motor

Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter

Lepas saringan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, apakah

paking karetnya tak tertinggal pada motor !

Pemilihan saringan oli

Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir saringan dan diameter paking

dahulu

Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “ by-pass “ atau

tidak. Lihat gambar.

Katup “ by-pass

paking

Page 56: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Aliran oli normal melalui saringan

Aliran oli jika saringan tersumbat

atau oli masih dingin ( kental )

Kontrol perlu tidaknya katup anti-balik didalam saringan oli dengan melihat

posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan

horisontal atau sambungan saringan dibawah, maka saringan oli harus

dilengkapi dengan katup anti- balik

Katup anti-balik ( karet )

Pasang baut pembuang oli kembali , gunakan paking baru.

Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada

paking saringan oli baru.

Pasang saringan oli baru dan keraskan sedikit dengan tangan.

Isi oli pada motor.

Kontrol, apakah oli tepat pada tanda max !

Bersihkan bagian-bagian mobil yang kotor kena oli

Hidupkan motor dan kontrol kebocoran pada baut pembuang dan saringan

oli yang telah dipasang.

Page 57: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pengisian oli

Pada motor ini, jangan mengisi oli pada saat busi terlepas. Waktu busi

telepas, tabungnya kendor, maka oli yang akan diisi mengalir melalui lubang busi ke

dalam ruang bakar.

4. Cek v belt, setel / ganti bila sudah rusak

Langkah kerja

Periksa seluruh bagian sabuk penggerak. Sabuk yang rusak ( pada gambar )

harus diganti. Jika tidak dapat diperiksa saat terpasang, sabuk harus

dikeluarkan untuk diperiksa.

Periksa kedudukan sabuk penggerak. Bila kedudukannya pada puli terlalu

dalam, sabuk harus diganti.

Stel ketegangan sabuk penggerak. Letak penyetel biasanya pada pemegang

generator. Gunakan pengungkit. Penyetelan yang baik : sabuk yang pendek

dapat ditekan dengan tangan 10 mm, sabuk yang panjang 15 mm.

Perhatikan ketegangan sabuk penggerak !

Kurang tegang sabuk slip cepat aus

Terlalu tegang bantalan pompa air dan generator menjadi cepat rusak.

Jika sabuk harus diganti, perhatikan ukurannya

Ukuran sabuk mengikuti normalisasi.

Lebar : 9.5, 10.5, 11.5, 12.5 mm

Panjang : Pentahapannya adalah 25 mm misal : 800, 825, 850 mm dst

Beri vet atau cairan khusus pada sabuk lama yang berbunyi.

5. Kalibrasi Pompa Injektor

6. Kesimpulan

Dari hasil analisa yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan

Page 58: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

diantaranya adalah :

1. Pompa Rotary memiliki satu plunger namun mampu mendistribusikan kepada

setiap silinder mesin sesuai dengan jumlah silinder mesin.

2. Pompa Rotary menggunakan sistem pelumasan bahan bakar solar menyeluruh di

dalam ruang pompa injeksi.

3. Shaft Drive menggerakkan governor, feedpump, camplate.

4. Jumlah bahan bakar ditentukan oleh langkah as flyweight dengan plat governor.

5. Pompa rotary memiliki sistem otomatis untuk pemutusan bahan bakar maupun

pemasokan bahan baker.

6. Plunger yang tergores, biasanya diakibatkan oleh adanya pemakaian bahan bakar

yang telah terkontaminasi dengan bahan lain, bisa juga diakibatkan kotoran yang

mengendap ditangki dan terbawa oleh bahan bakar saat bahan bakar dipompakan

dimana saringan minyak tidak bekerja dengan semestinya dan pelumasan yang

kurang baik.

7. Komponen-komponen yang sering bermasalah adalah seperti O-ring yang menjadi

keras, busing stang gas yang aus akibat pemakaian yang terlalu lama, delivery akan

aus, bearing yang aus dan sliding block yang goyang karena telah aus yang

diakibatkan oleh peakaian yang telah lama.

8. Tanda–tanda kerusakan dari Injection Pump dapat kita ketahui dengan cara

mengamati bunyi yang ditimbulkan oleh mesin pada saat dioperasikan seperti

bunyi mesin yang pincang atau merepet.

9. Dalam pembongkaran Injection Pump kita akan mengetahui adanya komponen–

komponen yang mengalami kerusakan dan perlu dilakukan pengantian guna untuk

menjaga kondisi dari mesin, suara yang ditimbulkan serta tenaga yang dihasilkan.

Page 59: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 7: TUNE UP MOTOR DIESEL POMPA INJEKSI TIPE IN-LINE

1. TUJUAN

a. Mahasiswa dapat membongkar dan memasang secara benar komponen mesin disel

yang harus di tune up.

b. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari masing-masing componen

yang harus di tune up.

c. Mahasiswa dapat mengembalikan keadaan mesin seperti semula.

2. ALAT DAN BAHAN

Tool box

Bak

Kain lap

Pompa injeksi tie in line

Obeng +,-.

Feller gauge

3. KESELAMATAN KERJA

1. Mahasiswa menggunakan sepatu dan pakaian kerja.

2. Gunakanlah peralatan tangan sesuai dengan fungsinya.

3. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada

lembar kerja.

4. Menggunakan peralatan sesuai dengan kegunaannya.

5. Teliti saat membongkar dan merakit kembali komponen-komponen mesin.

6. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan.

4. DASAR TEORI

Untuk Pompa Injeksi Tipe In – line

Pompa Injeksi tipe in line menggunakn filter dengan elemen kertas, pada bagian atas

filter body terdapat sumbat ventilasi udara yang dipergunakan untuk mengeluarkan udara

yang mungkin dapat tercampur dengan bahan bakar. Pada saat sumbat ventilasi udara

Page 60: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

dilonggarkan, gerakan priming pump akan mengeluarkan udara dari sistem bahan bakar.

Priming pump pada pompa injeksi tipe in line merupakan satu unit bersama feed pump yang

dipasangkan pada body pompa injeksi Water sedimenter yang dipergunakan tipenya sama

dengan pada tipe distributor, biasanya dipasangkan terpisah dari sarigan bahan bakar.

Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan menekan bahan bakar

yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe in line mempunyai cam

dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakan

plunger sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus bolak-balik dari plunger ini menekan

bahan bakar dan mengalirkannnya ke injection nozzle melalui delivery valve. Delivry valve

memegang dua peranan penting : mencegah aliran bahan bakar balik dari saluran bahan

bakar ke daerah plunger dan menghisap bahn bakar dari injection nozzle untuk

menghentikan injeksi dengan cepat.

Page 61: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Plunger dilumasi oleh bahan bakar diesel dan cam shaft oleh minyak pelumas mesin.

Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle

dengan menggeser control rack. Governor dibedakan dalam dua tipe yaitu : simple

mechanical sentrifugal governor dan combined governor yang merupakan kombinasi antara

pneumatic governor dengan mechanical centrifugal governor. Timing injeksi bahan bakar

diatur oleh automatic centrifugal timer. Timer mengatur putaran camshaft.Mesin mati jika

control rack digerakan kearah akhir bahan bakar.

5. Langkah kerja

Berdasarkan praktek yang telah dilakukan proses tune up yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

Setel klep

Pembersihan / Penggantian Saringan Udara

Penggantian Oli Motor dan Saringan Oli

Cek v belt, setel / ganti bila sudah rusak

Kalibrasi pompa injektor

Pemeriksaan sambungan selang bahan bakar

Tune up adalah mengembalikan keadaan mesin pada kondisi semula dengan cara

menservice komponen mesin diesel serta mengganti komponen-komponen mesin

diesel yang telah rusak. Berikut adalah tune up yang dilakukan.

6. Kesimpulan dan saran

Berdasarkan praktek yang telah dilakukan maka perlu adanya penggantian

pada beberapa komponen yang telah mengalami keausan, selain itu dapat

disimpulkan dari hasil praktek adalah sebagai berikut :

Celah katup terlalu longgar sehingga perlu adanya penyeragaman celah

katup.

Keadaan v belt masih dalam keadaan baik.

Saringan udara masih layak digunakan.

Volume penyemprotan bahan bakar tidak sama, sehingga perlu dilakukan

pengkalibrasian.

Page 62: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

PRAKTEK 8: KALIBRASI POMPA INJEKSI INLINE

2. Tujuan

a. Mahasiswa mampu mengoperasikan alat pengetesan pompa injeksi (tes bench).

b. Mahasiswa mampu menyetel langkah pendahuluan.

c. Mahasiswa mampu memeriksa dan menyetel sinkronisasi antar masing – masing

silinder.

d. Mahasiswa mampu menyetal batas putaran maksimum.

3. Keselamatan Kerja

a. Hindari lengan baju yang terlalu longgar.

b. Hindarkan tumpahan solar ke lantai.

c. Jangan mengerem motor listrik dengan tangan pada saat putaran dihentikan.

d. Hati – hati terhadap cipratan solar saat pengetesan.

4. Alat dan Bahan

a. Alat

Tes bench dan peralatannya.

Obeng +

Obeng –

b. Bahan

Pompa injeksi inline

5. Dasar Teori

a. Pompa Injeksi Inline

Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin yang digerakkan

oleh crankshaft melalui timing gear atau sebuah timing belt.

Pada pompa injeksi inline, feed pump menghisap bahan bakar dari

tangki bahan bakar dan menekan bahan bakar yang telah disaring oleh filter

ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe inline mempunyai cam dan plunger yang

jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada mesin. Cam menggerakkan

plunger sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus bolak – balik dari

Page 63: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

plunger ini menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke injection nozzle

melalui deliveri valve.

Deliveri valve memegang dua peranan penting yaitu mencagah aliran

bahan bakar balik dari saluran bahan bakar ke daerah plunger dan menghisap

bahan bakar dari injection nozzle untuk menghentikan injeksi dengan cepat.

Plunger dilumasi oleh bahan bakar diesel dan cam shaft oleh minyak

pelumas mesin. Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang

disemprotkan oleh injection nozzle dengan menggeser control rack. Governor

dibedakan menjadi dua tipe yaitu Simple Mechanical Sentrifugal Governor

dan Combined Governor merupakan kombinasi antara Pneumatic Governor

dengan Mechanical Sentrifugal Governor. Timing injeksi bahan bakar diatur

oleh automatic centrifugal timer. Timer mengatur putaran camshaft.

Mesin mati jika control rack digerakkan ke arah akhir bahan bakar.

Keterangan:

1. Tangki Bahan Bakar 4. Saringan Halus

2. Water Sedimenter 5. Pompa Injeksi Inline

3. Priming Pump

b. Elemen Pompa dan pengatur volume

Page 64: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Elemen Pompa Satu Lubang

Pada barel yang terdapat satu

lubang yang berfungsi untuk

memasukkan solar kedalam ruang

diatas plunyer.

Lubang ini berhubungan langsung

dengan ruang isap pada pompa

injeksi.

Sistem ini digunakan untuk

pompa injeksi yang mempunyai

elemen ukuran kecil.

Keterangan:

3. Celah memanjang 3. Plunyer 5. Alur pengontrol

4. Barel 4. Lubang Pemberi

Elemen Pompa Dua Lubang

Saluran tekan

Plunyer

Kontrol PinionKontrol Rak / Batang Pengatur

Kontrol SleveFlens penggerak plunyerPegas PlunyerDudukan PegasSekrup PenyetelPenumbuk Rol

Poros Nok

NokPompa Pengalir

Katup Pengalir

Barel / SilinderRuang Hisap

Page 65: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pada barel yang dilengkapi dengan

dua lubang pemasukan solar.

Pemasukan solar dapat dilakukan

lebih cepat. Sistem ini digunakan pada

pompa injeksi yang mempunyai

volume penyemprotan besar.

Keterangan:

1. Lubang pemberi

c. Posisi plunyer elemen pompa dua lubang pemberi dari titik mati bawah

(TMB) sampai titik mati atas (TMA).

a. Plunyer pada posisi TMB (titik mati bawah)

Solar masuk dari ruang isap pompa injeksi melalui lubang pemberi keruang barel

b. Langkah awal

Plunyer bergerak keatas, alur bagian atas plunyer menutup lubang pemberi

c. Langkah penekanan

Plunyer menekan solar keatas sampai katup penyalur membuka

d. Langkah akhir (TMA)

Alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi, sisa solar yang bertekanan

tinggi kembali keruang isap pompa injeksi

d. Cara kerja plunyer

Page 66: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

e. Plunyer pada posisi TMB (Titik Mati Bawah)

Bahan bakar masuk melalui lubang pemberi pada barel kedalam ruang diatas plunyer

f. Langkah awal

Karena poros nok, plunyer akan bergerak ke TMA sampai lubang pemberi tertutup

oleh alur pada bagian atas plunyer

g. Langkah lepas

Plunyer bergerak keatas dari batas langkah awal sampai katup penyalur membuka.

Pada langkah ini solar tertekan melawan pegas katup penyalur.

h. Langkah produktif

Plunyer bergerak keatas, katup penyalur terbuka didalam ruang tekan terjadi

tekanan tinggi solar mengalir melalui pipa tekanan tinggi ke nozel injeksi. Langkah ini

akan berakhir apabila alur pengontrol berhubungan dengan lubang pemberi,

sehingga tidak ada lagi penekanan solar ke nozel injeksi.

g. Langkah sisa

Plunyer bergerak ke atas sampai titik mati atas (TMA). Pada langkah ini tidak ada

penekanan solar. Ruang tekanan tinggi A berhubungan dengan ruang isap B melalui

celah panjang. Akibat dari langkah ini, plunyer bergerak dari TMA ke TMB karena

pegas plunyer

h. Langkah total

Langkah total adalah langkah bolak-balik plunyer dari TMB ke TMA. Langkah ini

dapat dinyatakan dengan rumus :

L tot = L1 + L2 + L3 + L4

Page 67: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

L tot = Langkah total

L1 = Langkah awal

L2 = Langkah lepas

L3 = Langkah produktif

L4 = Langkah sisa

e. Pengaturan Volume

Jumlah pengiriman bahan bakar diatur oleh governor sesuai dengan

kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan batang pengatur yang berkaitan

dengan klem pinion pengontrol yang bebas terhadap silinder.

Flens penggerak plunyer berkaitan dengan bagian bawah kontrol sleve.

Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung dari posisi plunyer dan

perubahan besarnya langkah efektif.

Langkah efektif plunyer berubah bila plunyer berputar oleh tenaga dari

governor – batang pengontrol – pinion pengontrol – kontrol sleve – plunyer

(melalui flens penggerak plunyer)

Langkah efektif adalah gerakan plunyer dari titik setelah menutup lubang

pemberi sampai alur pengontrol bertemu dengan lubang pemberi. Jadi langkah

efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang

disemprotkan sesuai dengan besarnya langkah efektif.

6. Langkah Kerja

Page 68: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Nama-nama bagian dari test bench pompa injeksi

Keterangan:

1. Dudukan pengukur jumlah penyemprotan

2. Rak ayun dengan pemegang pompa

3. Landasan untuk pompa injeksi

4. Katup pengatur tekanan minyak tes

5. Katup pengontrol untuk vakum dan

pemanas

6. Stop kontak untuk lampu

7. Tombol ON - OFF

8. Sakelar utama

9. Tutup panel listrik

10. Penunjuk Rpm dan langkah

penyemprotan

11. Penunjuk temperatur untuk minyak

12. Penunjuk tekanan untuk minyak tes

13. Tuas pemindah gigi transmisi

14. Flywheel dengan penggerak kopiling

15. Tuas transmisi hidrostatik

16. Tempat minyak tes

Langkah – langkah:

Pasang pompa injeksi pada test bench

Pasang slang bahan bakar dan tekanan tinggi

Tutup lubang saluran pengembali pada pompa yang

menggunakan saluran balik

Page 69: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Beri minyak pelumas pada pompa injeksi 50 cc apabila

pompa baru dibongkar

Hidupkan test bench dan lakukan pembuangan udara

Lakukan penyetelan langkah pendahuluan (prestroke) dengan

jalan :

Buka kran kran-kran pada semua injektor tes

Naikkan tekanan minyak tes dengan katup pengontrol no. 4

Putar poros nok sampai elemen injeksi no. 1 pada posisi

TMB

Page 70: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pasang dial indikator dan pemegangnya dan stel dial

indikator pada posisi nol

Putar poros nok searah putaran pompa sampai aliran bahan

bakar pada injektor tes mulai berhenti

Baca skala pada dial indikator.

Data yang tepat lihat buku manual

Apabila hasil pengetesan tidak sesuai dengan spesifikasi,

kendorkan mur kontra dan baut penyetel pada penumbuk

rol kekiri atau ke kanan

Kencangkan kembali mur kontra

Lakukan pengetesan sekali lagi

Pemeriksaan/penyetelan sinkronisasi saat penyemprotan masing-masing silinder

Gunakan silinder no. 1 sebagai basis

Sesuaikan penunjuk dengan skala derajat flywheel pada

posisi nol

Periksa sinkronisasi dimulainya saat penyemprotan untuk semua silinder sesuai dengan

penyemprotan.

Contoh urutan penyemprotan :

4 silinder : 1 – 3 – 4 – 2 interval 90 ̊�

6 silinder : 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4 interval 60 ̊�

Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai, lakukan penyetelan seperti langkah pendahuluan.

Penyetelan volume bahan bakar yang disemprotkan

Page 71: Laporan Praktek Motor Diesel (1)

Pasang saluran pengembali dengan katup pengalir pada

pompa sistem bilas

Lepas tutup batang pengatur dan pasang indikator

Tarik batang pengatur pada posisi stop dan stel dial

indikator pada skala nol

Lakukan pengetesan jumlah penyemprotan bahan bakar.

Pada bermacam-macam posisi batang pengatur dan

putaran pompa

Apabila volume penyemprotan tidak sesuai dengan spesifikasi, lakukan penyetelan sebagai

berikut :

Kendorkan sekrup klem plunyer

Putar plunyer kontrol sleve ke kiri atau ke kanan

Catatan: Plunyer kontrol sleve diputar kekiri, jumlah

penyemprotan bertambah banyak dan apabila diputar

kekanan jumlah penyemprotan berkurang.

7. Kesimpulan

Pompa injeksi adalah komponen sistem bahan bakar motor diesel yang berfungsi

untuk memompa dan mendistribusikan solar tekanan tinggi ke masing-masing

silinder.

Pengkalibrasian pompa injeksi bertujuan untuk mendapatkan jumlah bahan bakar

yang seragam pada setiap silinder.

Jumlah bahan bakar yang tidak seragam pada tiap silinder menimbulkan getaran

pada mesin, mesin kasar, tenaga berkurang dan polusi berlebihan.

Pengkalibrasian pompa injeksi inline biasanya dilakukan setiap 100.000 km