YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: LAPORAN MIKROKONTROLER

TUGAS 1SISTEM MIKROKONTROLER DASAR

SEMESTER 4

“Praktek ATMega16 menggunakan 4 Switch dan

Ditampilkan Pada 7 SEGMENT”

Pembimbing :

Ir. Azam Muzakhim Imammudin, MT

Penyusun :

Mulia Titah Klarista 1341160025 – JTD 2A

Jaringan Telekomunikasi Digital

POLITEKNIK NEGERI MALANG

Jalan Soekarno-Hatta No. 9, PO BOX 04, Malang 65141

Telp. (0341) 404424, 404425, FAX. (0341) 404420

2015

Page 2: LAPORAN MIKROKONTROLER

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat

dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan atmega 16 menggunakan 4

switch yang ditampilkan pada seven segment . Laporan dalam bentuk makalah ini disusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Mikrokontroler. Selama

penulisan makalah ini penulis banyak menemui hambatan, namun berkat doa dan bantuan

dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga

makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan penulis pada umunya. Dan untuk perbaikan

makalah ini selanjutnya diharapkan kritik dan saran yang membangun.

Malang, April 2015

Page 3: LAPORAN MIKROKONTROLER

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di

dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan penggunaan

mikrokontroler ini maka :

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas,

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari

sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi

Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat

atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa port

masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC

(Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi. 

Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR. 

AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan

arsitektur Harvard.  Secara umum mikrokontroler AVR dapat dapat dikelompokkan

menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny.  Pada dasarnya

yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya Seperti

mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler ATMega16 terdiri atas

unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register kerja,

register dan dekoder instruksi, dan pewaktu serta komponen kendali lainnya.  Berbeda

dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan memori dalam chip yang sama

dengan prosesornya (inchip).

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan penulis bahas adalah mengenai penjelasan atmega 16

beserta komponen pendukungnya seperti :

1) Port I/O (input/output)

2) 7 segment

3) LED (Led Emitting Diode)

4) Switch/saklar

Page 4: LAPORAN MIKROKONTROLER

Penulis juga akan membahas bagaimana diagram block dan flowchart dari program

yang dibuat dari proteus dan CV AVR.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana atmega 16 dapat

bekerja dengan komponen pendukungnya, mengetahui diagram block dan flowchart

dari program yang dibuat pada proteus lalu dapat ditampikan pada modul

mikrokontroler. Dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Dasar

Mikrokontroler.

Page 5: LAPORAN MIKROKONTROLER

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Mikrokontroler Atmega 16

Mikrokontroler adalah sebuah system computer lengkap dalam satu chip.

Mikrokontroler ATMega16 ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan

memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga

pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent). Secara

garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari :

1. Arsitektur RSIC dengan throughput 16 MIPS pada frekuensi 16MHz

2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM

1Kbyte.

3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

5. User interupsi internal dan eksternal

6. Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai komunikasi serial

7. Fitur pheriperal

Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare

Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan

mode capture

Real time counter dengan osilator tersendiri

Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog

8 kanal, 10 bit ADC

Byte-oriented Two-wire Serial Interface

8. Non-volatile program memory

Page 6: LAPORAN MIKROKONTROLER

2.2 Konfigurasi Pena (PIN) Atmega16

Konfigurasi pin ATMEGA16 dengan kemasan 40 pin Dual In-line Package

(DIP) dapat dilihat pada Gambar 2.13. dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi

dari masing-masing pin ATMEGA16 sebagai berikut.

Page 7: LAPORAN MIKROKONTROLER

1. VCC merupakan pin yang brfungsi sebagai masukan catu daya

2. GND merupakan pin Ground

3. Port A (PA0 – PA7) merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan

selain itu merupakan pin masukan ADC. Port A berfungsi sebagai input

analog pada konverter A/D.  Port A juga sebagai suatu port I/O 8-bit dua arah,

jika A/D konverter tidak digunakan.  Pin - pin Port dapat menyediakan resistor

internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit).  Port A output buffer

mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan

kemampuan sumber.  Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan

secara eksternal ditarik rendah, pin–pin akan memungkinkan arus sumber jika

resistor internal pull-up diaktifkan.  Port A adalah tri-stated manakala suatu

kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

4. Pin B adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up

(yang dipilih untuk beberapa bit).  Pin B output buffer mempunyai

karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan

sumber.  Sebagai input, Pin B yang secara eksternal ditarik rendah akan arus

sumber jika resistor pull-up diaktifkan.  Pin B adalah tri-stated manakala suatu

kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis. Port B (PB0 – PB7)

merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain itu merupakan

pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

5. Pin C adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang

dipilih untuk beberapa bit).  Pin C output buffer mempunyai karakteristik gerakan

simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.  Sebagai input, pin

Page 8: LAPORAN MIKROKONTROLER

C yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up

diaktifkan.  pin C adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,

sekalipun waktu habis. Port C (PC0 – PC7) merupakan pin input/output dua arah

(full duplex) dan selain itu merupakan pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Pin D adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih

untuk beberapa bit).  Pin D output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris

dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber.  Sebagai input, pin D yang

secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan.  Pin

D adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.

1) Reset (Reset Input)

2) Xtal1 (Input Osilator)

3) Xtal2 (Output Osilator)

4) AVCC (Pin penyedia tegangan untuk port A dan converter A/D)

5) AREF (Pin refrensi analog untuk converter A/D)

Port D (PD0 – PD7) merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain

itu merupakan pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 9: LAPORAN MIKROKONTROLER

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler

8. XTAL1 dan XTAL2, merupakan pin masukan external clock

9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC

2.3 Port Atmega16

Memory program arsitektur ATMega16 mempunyai dua memori utama, yaitu

memori data dan memori program.  Selain itu, ATMega16 memiliki memori

EEPROM untuk menyimpan data.  ATMega16 memiliki 16K byte On-chip In-System

Reprogrammable Flash Memory untuk menyimpan program.  Instruksi ATMega16

semuanya memiliki format 16 atau 32 bit, maka memori flash diatur dalam 8K x 16

bit.  Memori flash dibagi kedalam dua bagian, yaitu bagian program boot dan aplikasi.

Bootloader adalah program kecil yang bekerja pada saat sistem dimulai yang dapat

memasukkan seluruh program aplikasi ke dalam memori prosesor.

Memory Data SRAM

Memori data AVR ATMega16 terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 register

umum, 64 buah register I/O dan 1 Kbyte SRAM internal.  General purpose register

menempati alamat data terbawah, yaitu $00 sampai $1F.  Sedangkan memori I/O

menempati 64 alamat berikutnya mulai dari $20 hingga $5F.  Memori I/O merupakan

register yang khusus digunakan untuk mengatur fungsi terhadap berbagai fitur

mikrokontroler seperti kontrol register, timer/counter, fungsi-fungsi I/O, dan

sebagainya.  1024 alamat berikutnya mulai dari $60 hingga $45F digunakan untuk

SRAM internal.

Page 10: LAPORAN MIKROKONTROLER

Memori Data EEPROM

ATMega16 terdiri dari 512 byte memori data EEPROM 8 bit, data dapat

ditulis/dibaca dari memori ini, ketika catu daya dimatikan, data terakhir yang ditulis

pada memori EEPROM masih tersimpan pada memori ini, atau dengan kata lain

memori EEPROM bersifat nonvolatile.  Alamat EEPROM mulai dari $000 sampai

$1FF.

Analog To Digital Converter

AVR ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC

internal dengan resolusi 10 bit.  Dalam mode operasinya, ADC dapat dikonfigurasi,

baik single ended input maupun differential input.  Selain itu, ADC ATMega16

memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan

filter derau (noise) yang amat fleksibel sehingga dapat dengan mudah disesuaikan

dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri.  ADC pada ATMega16 memiliki fitur-fitur

antara lain :

    •    AREF adalah pin referensi analog untuk konverter A/D.

    •    Resolusi mencapai 10-bit

    •    Akurasi mencapai ± 2 LSB

    •    Waktu konversi 13-260μs

    •    8 saluran ADC dapat digunakan secara bergantian

    •    Jangkauan tegangan input ADC bernilai dari 0 hingga VCC

    •    Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC

    •    Mode konversi kontinyu atau mode konversi tunggal

Page 11: LAPORAN MIKROKONTROLER

    •    Interupsi ADC complete

    •    Sleep Mode Noise canceler

2.4 Seven Segment

Display 7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil karakter

angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut sebgai penampil 7 ruas.

Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik (dot) yang sering dibutuhkan untuk

karakter koma atau titik pada saat menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment terdiri

dari 7 penampil karakter yang disusun dalam sebuah kemasan sehingga dapat menampilkan

karakter angka dan karakter huruf. Terdapat 7 buah penampil dasar dari LED (Light Emiting

Diode) yang dinamakan karakter A-F dan karakter dot. Bentuk susunan karakter penampil

karakter A-F pada display 7 segmen dapat dilihat pada gambar berikut.

Bentuk Susunan Karakter Display 7 Segment :

Pada dasarnya penampil 7 segment merupakan rangkaian 7 buah dioda LED

(Light Emiting Diode).Terdapat 2 (dua) jenis rangkaian dasar dari display 7 segment

yang dikenal sebagai display 7 segment common anoda (CA) dan common cathoda

(CC). Pada display common anoda untuk mengaktifkan karakter display 7 segment

diperlukan logika rendah (0) pada jalur A-F dan Dot dan sebaliknya untuk display 7

segment common cathoda (CA) logika tinggi (1) .Rangkaian internal display 7 segment

common anoda dan common cathoda (CC) dapat dilihat pada gambar berikut

Page 12: LAPORAN MIKROKONTROLER

Rangkaian Internal Display 7 Segment Common Anoda

Rangkaian Internal Display 7 Segment Common Cathoda

Rangkaian LED seperti pada gambar diatas disusun sedemikian rupa sehingga

membentuk display 7 segment yang dapat menampilkan karakter angka dan huruf.

Karena hanya terdiri dari 7 bagian (7 ruas) maka tampilan huruf yang dihasilkan

dispaly 7 segment tidak dapat menampilkn karakter huruf secara lengkap a-z, akan

tetapi dalam aplikasi rangkaian elektronika karakter huruf yang sering ditampilkan oleh

display 7 segment adalah karakter A-F saja. Display 7 segment dapat menamplikan

karakter angka desimal 0 – 9 yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Karakter Angka pada 7 Segment

Page 13: LAPORAN MIKROKONTROLER

2.4.1 Prinsip Kerja Seven Segment

Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke

dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi

decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.  

Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa karakter tertentu

melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyusunan dalam seven segment. Untuk

memudahkan penggunaan seven segment, umumnya digunakan sebuah decoder

(mengubah/ mengkoversi input bilangan biner menjadi decimal) atau seven segment driver

yang akan mengatur aktif tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan nilai biner

yang diberikan.

Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk menerima masukan BCD 4-bit dan

memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen untuk menampilkan angka

desimal. Jenis dekoder BCD ke seven segment ada dua macam yaitu dekoder yang berfungsi

untuk menyalakan seven segment mode common anoda dan dekoder yang berfungsi untuk

menyalakan seven segment mode common katoda.

Contoh Bentuk Fisik Display 7 Segment :

2.5 Light Emitting Diode (LED)

Light Emitting Diode atau biasa disebut LED adalah komponen elektronika yang

terbuat dari bahan semikonduktor dan masih termasuk dalam kategori dioda. Tetapi LED

mempunyai keistimewaan yaitu dapat memancarkan cahaya seperti lampu. LED strukturnya

sama dengan Dioda, yaitu menggunakan sambungan P dan N. Untuk dapat menghasilkan

emisi cahaya pada semikonduktor, bahan pengotor atau doping yang dipakai adalah galium,

arsenic, dan phospor. Bahan pengotor atau doping yang berbeda akan menghasilkan yang

berbeda juga. Warna LED yang umum adalah Merah, Kuning, Hijau, Biru, Putih.

Page 14: LAPORAN MIKROKONTROLER

Berikut adalah gambar bentuk fisik LED:

Kelabihan dari LED ini adalah konsumsi listrik yang lebih rendah dibandingkan dengan

lampu atau yang lainnya bila digunakan sebagai sumber cahaya. Selain itu kelebihan lainnya

adalah tahan lama, murah, dan tersedia dalam berbagai warna sesuai dengan kebutuhan.

Dengan perkembangan teknologi, sekarang LED digunakan untuk penerangan ruangan

dengan pertimbangan konsumsi daya yang lebih rendah. Sehingga dengan daya dan biaya

minimal sudah dapat digunakan untuk penerangan yang setara dengan lampu TL.

Berikut adalah simbol LED:

2.5.1 Prinsip Kerja LED :

Seperti halnya dioda, maka LED juga memiliki 2 kutub yaitu Anoda dan Katoda.

LED akan menyala apabila mendapat bias Forward atau ada arus listrik yang mengalir dari

Anoda ke Katoda. Dalam rangkaian Elektronika pemasangan kaki LED tidak boleh terbalik,

karena apabila terbalik atau mendapat bias Reverse maka LED tidak akan menyala. LED

memiliki karakteristik yang berbeda menurut warna yang dihasilkan. Arus listrik yang

diperbolehkan untuk LED berkisar antara 10 mA - 20 mA dan pada tegangan 1,6 Volt - 3,5

Volt sesuai dengan warna yang dihasilkan. Apabila Arus atau Tegangan yang mengalir lebih

dar ketentuan tersebut, maka LED akan terbakar atau putus. Untuk Menyiasati hal tersebut

dapat menggunakan Resistor yang berfungsi sebagai pembatas arus dan pembagi tegangan.

Page 15: LAPORAN MIKROKONTROLER

2.6 SWITCH/SAKLAR

Switch atau saklar merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai

memutus dan menghubungkan aliran listrik. Dan ada beberapa jenis – jenis saklar

contohnya seperti di bawah:

Macam-Macam Switch/Saklar :

1. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)

Saklar SPST adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan

satu arah, Fungsinya untuk memutus dan menghubung saja.

Saklar jenis SPST ini hanya digunakan pada motor listrik dengan

daya kurang dari 1 PK.

2. Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch)

Saklar SPDT adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan dua

arah hubungan. Saklar ini dapat bekerja sebagai penukar. Pemutusan

dan penghubungan hanya bagian kutub positif atau fasanya saja.

3. Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)

Saklar DPST adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi

hanyadapat memutus dan menghubung saja.

4. Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch)

Saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah.

Sakelar jenis ini dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik

dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik arus searah dan

motor listrik satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber

tegangan pada satu motor listrik.

5. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)

Saklar TPST adalah sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk

melayani motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya.

Page 16: LAPORAN MIKROKONTROLER

6. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)

Saklar TPDT adalah saklar dengan tiga kutubyang dapat bekerja ke dua arah.

Saklar ini digunakan pada instalasi motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa

lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik 3 fasa,

layananmotor listrik 3 fasa dari dua sumber dan jugasebagai starter bintang

segitiga yang sangat sederhana.

7. Drum Switch

Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk

seperti drum dengan posisi handle (tangkai) penggerak

memutus dan menghubung berada di ujungnya. Drum switch

digunakan pada motor-motor listrik kecil sebagai penghubung

motor listrik dengan jala-jala (sumber tegangan). Jenis saklar ini banyak dipakai pada industri

dan perbengkelan. Drum switch biasanya dipasang pada dinding mesinnya. Pada bagian

bawah sakelar terdapat lubang untuk pemasangan pipa.

8. Cam switch (saklar putar cam)

Saklar ini adalah salah satu jenis dari sakelar

manual. Cam switch banyak digunakan dalam

rangkaian utama pada rangkaian kontrol. Misalnya

untuk hubunganbintang segitiga, membalik putaran

motor listrik 1 fasa atau motor listrik 3 fasa.Alat ini

terdiri dari beberapa kontak, arah pemutaran dan sakelar akan mengubah kontak-kontak

menutup atau membuka dan beroperasi dalam satu putaran.

9. Push Button

Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak

dipergunakan dalam rangkaian pengendali dan

pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak

NC atau NO saja, kontak ini memiliki 2 buah terminal

baut sebagai kontak sambungan.Sedangkan yang memiliki

kontak NC dan NO kontaknya memiliki 4 buah

Page 17: LAPORAN MIKROKONTROLER

terminalbaut. Push button akan bekerja bila ada tekanan pada tombol dan saklar ini akan

memutus atau menghubung sesuai dengan jenisnya. Bila tekanan dilepas maka kontakakan

kembali ke posisi semula karena ada tekanan pegas.

Push Button pada umumnya memiliki konstruksi yang terdiri dari kontak bergerak dan

kontak tetap. Dari konstruksinya, maka push button dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu :

1) Tipe Normally Open (NO)

Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena

kontak akan menutup bila ditekan dan kembali terbuka

bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak

akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan

mengalir.

2) Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila

ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak

tetap sehingga arus listrik akan terputus.

3) Tipe NC dan NO

Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan

maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka

kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.

Page 18: LAPORAN MIKROKONTROLER

BAB III

PERANCANGAN

3.1 Blok Diagram

3.2 Algoritma

Jika switch/push button1 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan

nama (titah).

Jika switch/push button 2 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan

nim (1341160025).

Jika switch/push button 3 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan

tanggal lahir (24-06-1994).

Jika switch/push button 4 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan

nomer absen dan kelas (15 – JTD 2A).

Page 19: LAPORAN MIKROKONTROLER

3.3 Flowchart

Page 20: LAPORAN MIKROKONTROLER

3.4 Simulasi

3.4.1 Tampilan Simulasi pada 4 Switch.

3.5 Foto Modul

3.6 Program pada CV AVR

#include <mega16.h>#include <delay.h>

// Declare your global variables hereint x;unsigned char nama [6]={0X87,0Xcf, 0X87, 0XA0, 0X8B,0xff};unsigned char nim [12]={0xf9, 0xb0, 0x99, 0xf9, 0xf9, 0x82, 0xc0, 0xc0, 0xa4, 0x92, 0xff,0xff };unsigned char tgl [11]={0xa4,0x99,0xbf,0xc0,0x82,0xbf,0xf9,0x90,0x90,0x99,0xff};unsigned char kelas [9]={0xf9,0x92,0xbf,0xf0,0x87,0xa1,0xa4,0xa0,0xff};// Declare your global variables here

void main(void){// Declare your local variables here

// Input/Output Ports initialization// Port A initialization// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTA=0x00;DDRA=0x00;

// Port B initialization// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In

Page 21: LAPORAN MIKROKONTROLER

// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTB=0xFF;DDRB=0x00;

// Port C initialization// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTC=0x00;DDRC=0x00;

// Port D initialization// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTD=0xFF;DDRD=0xFF;

// Timer/Counter 0 initialization// Clock source: System Clock// Clock value: Timer 0 Stopped// Mode: Normal top=FFh// OC0 output: DisconnectedTCCR0=0x00;TCNT0=0x00;OCR0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization// Clock source: System Clock// Clock value: Timer1 Stopped// Mode: Normal top=FFFFh// OC1A output: Discon.// OC1B output: Discon.// Noise Canceler: Off// Input Capture on Falling Edge// Timer1 Overflow Interrupt: Off// Input Capture Interrupt: Off// Compare A Match Interrupt: Off// Compare B Match Interrupt: OffTCCR1A=0x00;TCCR1B=0x00;TCNT1H=0x00;TCNT1L=0x00;ICR1H=0x00;ICR1L=0x00;OCR1AH=0x00;OCR1AL=0x00;OCR1BH=0x00;OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization// Clock source: System Clock// Clock value: Timer2 Stopped// Mode: Normal top=FFh// OC2 output: DisconnectedASSR=0x00;TCCR2=0x00;TCNT2=0x00;OCR2=0x00;

Page 22: LAPORAN MIKROKONTROLER

// External Interrupt(s) initialization// INT0: Off// INT1: Off// INT2: OffMCUCR=0x00;MCUCSR=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initializationTIMSK=0x00;

// Analog Comparator initialization// Analog Comparator: Off// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: OffACSR=0x80;SFIOR=0x00;

while (1) { PORTD = 0xFF; if(PINB.0 == 0) {for(x=0 ; x<=4 ; x++) { PORTD = nama[x]; delay_ms(500); PORTD = 0xFF; delay_ms(200); } } else if(PINB.1 == 0) {for(x=0 ; x<=9 ; x++) { PORTD = nim[x]; delay_ms(500); PORTD = 0xFF; delay_ms(200); } } else if(PINB.2 == 0) {for(x=0 ; x<=11 ; x++) { PORTD = tgl[x]; delay_ms(500); PORTD = 0xFF; delay_ms(200); } } else if(PINB.3 == 0) {for(x=0 ; x<=7 ; x++) { PORTD = kelas[x]; delay_ms(500); PORTD = 0xFF; delay_ms(200); } } }}

Page 23: LAPORAN MIKROKONTROLER

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum pada modul maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Dengan adanya simulasi proteus dapat membantu

2. Pada simulasi proteus belum tentu outputnya akan sama pada modul mikrokontroler,

hal terebut dikarenakan mungkin troubleshooting pada modul baik dari segi solderan

ataupun mungkin kabel jamper.

4.2 Saran

1. Berhati-hatilah ketika mensolder karena jika solderan tidak rapi akan

menyebabkan troubleshooting pada modul.

2. Jika ada trouble pada alat cobalah dengan mengecek solderan dengan

menggunakan multimeter dengan teliti.

3. Jika ada kaki komponen yang patah sepeti IC kita bisa menyambungnya kembali

sehingga komponen tersebut dapat digunakan kembali.

Page 24: LAPORAN MIKROKONTROLER

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/ATMega16

https://www.academia.edu/5225096/Atmega_16

http://natasyakinsky.blogspot.com/2013/06/seven-segment-display.html

http://edukasielektro.blogspot.com/2013/03/light-emitting-diode-led.html

http://edukasielektro.blogspot.com/2013/03/light-emitting-diode-led.html

http://electrozone94.blogspot.com/2013/09/saklar-switch.html


Related Documents