YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    i

    LAKIP BATAN - 2012

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2012 telah kami

    selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi.

    Pada tahun 2012, BATAN memasuki tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 2014,

    BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat.

    Tugas ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, inovatif, efektif, efisien, dan

    akuntabel. Sejalan dengan itu, diperlukan komitmen dari seluruh Pimpinan BATAN beserta seluruh

    jajarannya untuk melaksanakan program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan

    target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat dicapai secara optimal.

    Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2012, BATAN menyusun

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

    1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara

    Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

    Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang

    diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010.

    Penyusunan LAKIP BATAN tahun 2012 telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di

    lingkungan BATAN yang berbasis web, dengan menggunakan Sistem Informasi Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah (SIAKIP), sedangkan pengelolaan keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi

    Instansi (SAI).

    Dalam LAKIP tersebut juga diuraikan realisasi kinerja BATAN tahun 2012 dibandingkan dengan

    Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012. Hasil pembandingan tersebut menunjukkan bahwa rata-rata

    capaian kinerja BATAN atas 14 indikator kinerja utama dari 5 sasaran strategis memuaskan.

    Disamping itu diuraikan hasil capaian reformasi birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya. Namun

    demikian, masih terdapat beberapa indikator kinerja utama yang belum mencapai target dan perlu

    mendapat perhatian.

    LAKIP BATAN Tahun 2012 juga menginformasikan perbandingan antara realisasi capaian kinerja

    tahun 2011 dengan realisasi capaian kinerja 2012 serta target di akhir periode Renstra tahun 2014.

    LAKIP BATAN tahun 2012 ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi

    selama satu tahun agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya, baik dari aspek

    KATA PENGANTAR

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    ii

    LAKIP BATAN - 2012

    perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh

    karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya

    tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkungan BATAN.

    Jakarta, Maret 2013

    Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional,

    Prof. Dr. Djarot Sulistio Wisnubroto

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    iii

    LAKIP BATAN - 2012

    Kata Pengantar i

    Daftar isi iii

    IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) v

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1. Latar Belakang 1

    1.2. Kedudukan, Tugas Pokok 1

    1.3. Struktur Organisasi 2

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 3

    2.1. Perencanaan Kinerja 3

    2.1.1. Visi 3

    2.1.2. Misi 3

    2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategis 4

    2.1.4. Indikator Kinerja 5

    2.1.5. Arah Kebijakan 6

    2.2. Penetapan Kinerja 9

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 13

    3.1. Pengukuran Kinerja 13

    3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja 15

    3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran 15

    3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama 16

    3.2.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Rencana 5

    Tahun

    76

    3.2.4. Keberhasilan BATAN Lainnya 81

    a Capaian Reformasi Birokrasi 81

    b Capaian Layanan Iptek Nuklir 82

    c Pembentukan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) 88

    DAFTAR ISI

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    iv

    LAKIP BATAN - 2012

    3.3. Evaluasi Program 89

    3.4. Analisis Akuntabilitas Keuangan 90

    BAB IV PENUTUP 92

    Lampiran

    1. Rencana Kinerja Tahunan BATAN 2012 L-1

    2. Penetapan Kinerja BATAN 2012 L-2

    3. Pengukuran Kinerja BATAN 2012 L-4

    4. SK Pelepasan

    a. Varietas Padi Inpari Mugibat L-6

    b. Varietas Padi Suluttan Unsrat 1 L-9

    c. Varietas Padi Suluttan Unsrat 2 L-12

    5. Berita Acara Pelepasan Varietas Kedelai L-15

    6. Daftar Publikasi Ilmiah Nasional & Internasional Tahun 2012 L-16

    7. Data dan Status Paten BATAN pada Ditjen HKI L-39

    8. Penghargaan Karya Inovasi 2012 dari Menteri Negara Riset dan Teknologi L-42

    9. Daftar Kerja Sama Dalam Negeri & Luar Negeri L-44

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    v

    LAKIP BATAN - 2012

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2012 ini merupakan

    tahun ketiga dari periode Renstra BATAN 2010 - 2014 yang menyajikan pencapaian kinerja jangka

    pendek dan menengah dan informasi akuntabilitas kinerja selama tahun 2012.

    BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk

    kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2012 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan

    yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir. LAKIP merupakan

    sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Presiden. LAKIP juga berfungsi

    sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan serta dapat

    memenuhi kebutuhan pengguna.

    Rencana Strategis (Renstra) BATAN Tahun 2010-2014 mengalami perubahan yaitu dengan

    memperbaiki rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama, Renstra perubahan tersebut

    telah ditetapkan dengan Perka BATAN Nomor 202/KA/X/2012 pada tanggal pada tanggal 30 Oktober

    2012. Sesuai dengan Renstra BATAN Tahun 2010-2014 Rev.2, Tujuan strategis BATAN adalah :

    1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan

    masyarakat;

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;

    3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir

    dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan

    radiasi.

    Untuk mendukung tercapainya tujuan strategis, BATAN menetapkan 5 (lima) sasaran strategis

    sebagai berikut:

    1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di

    masyarakat, dengan indikator kinerja utama:

    Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional

    (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)

    Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi

    teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

    Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap

    dimanfaatkan masyarakat

    Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan

    IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    vi

    LAKIP BATAN - 2012

    masyarakat

    Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan

    radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dengan indikator

    kinerja utama:

    Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.

    Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

    Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

    3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri, dengan indikator kinerja utama:

    Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

    4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir, dengan indikator kinerja utama:

    Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju

    kepakaran

    Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

    Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

    5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang

    baik (good governance), dengan indikator kinerja utama:

    Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

    Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

    serta berorientasi pada hasil, pada bulan Maret tahun 2012 BATAN berjanji akan mewujudkan target

    kinerja tahunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.

    Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan antara

    realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja BATAN

    tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel berikut.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    vii

    LAKIP BATAN - 2012

    PENGUKURAN KINERJA

    Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun Anggaran : 2012

    Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran

    % Pagu Realisasi

    1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.

    Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).

    5 Varietas 5 Varietas 100 1. Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

    657,788,570 623,119,664 94.73

    Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.

    3 Dokumen 3 Dokumen 100

    Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

    6 Paket Teknologi

    6 Paket Teknologi

    100

    Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

    5 Prototipe 5 Prototipe 100

    Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.

    71 PI Nasional,

    8 PI Internasional

    257 PI Nasional,

    30 PI Internasional

    363,30

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi

    Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.

    62% 52,93% 85,37

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    viii

    LAKIP BATAN - 2012

    Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran

    % Pagu Realisasi

    nuklir, isotop dan radiasi.

    Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

    3 Mitra 7 Mitra 175

    Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

    2 Jenis 2 Jenis 100

    3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.

    Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

    75% 93,80% 126,67 2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN

    114,002,549 107,968,038 94,71

    4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.

    Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran

    10 Orang 8 Orang 80

    Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

    8 Orang 11 Orang 137,50

    Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

    3 SNI 5 SNI 166,67

    5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

    Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

    WTP WTP 100

    Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik

    B B 100

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    ix

    LAKIP BATAN - 2012

    Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dapat dikatakan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang

    telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan memuaskan.

    Dari 14 indikator kinerja utama (IKU) di tahun 2012, 12 IKU tercapai, dan masih ada 2 (dua) IKU

    yang belum mencapai target, yaitu:

    1. Persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia seperti yang

    ditargetkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 pada tahun 2014 sebesar 66%. Sampai

    dengan tahun 2012 telah mencapai 52,93%, walaupun capaian ini belum sesuai dengan target

    2012 (62%) namun bila dibandingkan dengan capaian tahun 2011 (49,5%) terjadi kenaikan.

    Target 66% pada tahun 2014 dapat tercapai bila didukung sumberdaya yang memadai,

    stakeholder lebih berperan dan kebijakan pemerintah yang lebih konkrit dalam upaya

    memutuskan status pemanfaatan PLTN sebagai energy mix sertaan energi nasional.

    2. Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran

    dengan target 10 pegawai hanya terealisasi sebesar 8 orang atau 80% yang berasal dari dana

    DIPA BATAN, Ketidakberhasilan pencapaian target disebabkan pada tahun 2012 ini Kementerian

    Riset dan Teknologi membuka kuota program pendidikan S2 dalam negeri yang cukup besar

    sehingga banyak calon PTB (pegawai tugas belajar) BATAN yang memilih program beasiswa

    Kemenristek. Selain itu terdapat 2 calon PTB yang telah lulus seleksi Pusdiklat BATAN tetapi

    baru diterima di Perguruan Tinggi pada akhir tahun 2012 ini sehingga belum dimasukan, dan 2

    calon PTB lainnya tidak diterima di Perguruan Tinggi tujuannya. Adapun 18 pegawai lainnya

    mendapatkan beasiswa ikatan dinas dengan pendanaan di luar DIPA BATAN, yang berasal dari

    Kementerian Riset dan Teknologi RI (13 orang), Bappenas (1 orang), dan sponsor luar negeri (4

    orang), sehingga total seluruh PTB berjumlah 26 orang.

    Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN, didukung pula oleh prestasi BATAN lainnya,

    yaitu:

    1. Reformasi Birokrasi

    Pada tahun 2012, Reformasi Birokrasi di BATAN sudah pada tahap implementasi yang dimulai

    dengan kegiatan sosialisasi dan internalisasi untuk membangun kesamaan persepsi, komitmen,

    konsistensi, serta keterlibatan pada seluruh tingkatan pegawai BATAN.

    2. Layanan Iptek Nuklir

    Layanan BATAN adalah layanan yang diberikan oleh BATAN kepada masyarakat, baik

    perorangan maupun lembaga/instansi dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki

    oleh BATAN yang berada di Jakarta (Kuningan dan Lebak Bulus), Serpong-Tangerang, Bandung,

    Yogyakarta. Jenis Pelayanan Publik Di BATAN, diantaranya:

    Layanan Pendidikan dan Pelatihan

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    x

    LAKIP BATAN - 2012

    Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi

    Layanan Pengolahan Limbah

    Layanan Iradiasi

    Layanan Sertifikasi Personel

    3. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

    BATAN telah melakukan penilaian Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) kepada unit kerja setingkat

    Eselon II di BATAN yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Pembentukan WBK merupakan

    salah satu dari 11 Instruksi Presiden No.5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

    Korupsi. Sampai dengan tahun 2012, terdapat 15 Unit Kerja yang memperoleh predikat WBK

    dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BATAN.

    Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN didukung oleh pagu anggaran BATAN tahun

    2012 sebesar Rp 771,791,119,- dan terealisasi sebesar Rp 731,087,702,- atau 94,73%.

    Dari hasil evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, BATAN merumuskan beberapa langkah

    penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan

    pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2013, yaitu sebagai berikut:

    1. BATAN melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas

    dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal (Balitsereal)

    Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen.

    2. Sertifikasi produk hasil litbangyasa memerlukan beberapa persyaratan yang bersifat

    administratif industrial seperti SIUP dan lain-lain, sehingga diperlukan keterlibatan badan usaha

    lain. BATAN perlu membuka peluang kerjasama yang lebih intensif dan konstruktif dengan mitra

    pengguna atau produsen, sesuai peraturan yang berlaku, dalam rangka pemanfaatan

    produk/hasil litbangyasa iptek nuklir tersertifikasi pada masyarakat.

    3. Rata-rata akurasi (konsistensi) atas rencana penarikan dana pada tahun 2012 sebesar 78,86%,

    hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat akurasi masih kurang. Oleh sebab itu, kedepannya

    diharapkan perencanaan penarikan dana BATAN harus lebih akurat dan presisi, sehingga

    realisasi penarikan dana bisa mendekati perencanaan awal. Hal ini pun menjadi bagian dari

    upaya BATAN dalam rangka penyempurnaan perencanaan sehingga target sasaran dan tujuan

    BATAN dapat tercapai melalui dukungan capaian semua kegiatan yang telah direncanakan.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    1

    LAKIP BATAN - 2012

    1.1 Latar Belakang

    Dalam rangka pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan

    pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel, Badan Tenaga Nuklir Nasional harus

    menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), sesuai Instruksi Presiden

    Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

    Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

    2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2010 serta Perka BATAN

    Nomor 131/KA/VI/2011 tentang Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

    Kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, Eselon I dan Eselon II di Badan Tenaga Nuklir Nasional.

    Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dimaksud untuk

    memberikan gambaran yang jelas, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan tentang

    kinerja suatu instansi pemerintah. Hasilnya diharapkan dapat membantu pimpinan dan

    seluruh jajaran BATAN dalam mencermati berbagai permasalahan sebagai bahan acuan dalam

    menyusun rencana kinerja di tahun berikutnya. Dengan demikian rencana kinerja di tahun

    berikutnya dapat disusun lebih fokus, efektif, efisien, terukur, transparan dan dapat

    dipertanggungjawabkan.

    1.2 Kedudukan, Tugas Pokok

    Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005,

    BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen, berada di bawah dan

    bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan

    dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.

    Tugas Pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian,

    pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan

    fungsi:

    1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan

    pemanfaatan tenaga nuklir;

    BAB I PENDAHULUAN

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    2

    LAKIP BATAN - 2012

    2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;

    3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap instansi pemerintah di bidang penelitian,

    pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir;

    4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

    umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

    hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

    1.3 Struktur Organisasi

    Susunan organisasi BATAN disusun berdasarkan Keppres No. 166 tahun 2000, Keppres

    No. 103 tahun 2001 dan Peraturan Kepala BATAN No. 392/KA/XI/2005, Tentang Organisasi

    dan Tata Kerja BATAN sebagai berikut.

    KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    INSPEKTORAT

    SEKRETARIS UTAMA

    BIRO

    PERENCANAAN

    BIRO SUMBER DAYA MANUSIA

    BIRO

    UMUM

    BIRO KERJASAMA,

    HUKUM, DAN HUMAS

    PUS. TEK. BAHAN INDUSTRI NUKLIR.

    PUS.TEK. AKSELE RATOR DAN

    PROSES BAHAN

    PUS. TEK. NUKLIR BAHAN DAN

    RADIOMETRI

    PUS.TEK KESELAMATAN DAN METROLOGI RADIASI

    DEPUTI BIDANG PENELITIAN DASAR DAN

    TERAPAN

    PUSAT STANDARDISASI & JAMINAN MUTU

    NUKLIR

    PUS. BANG. ENERGI NUKLIR

    PUS. TEK. REAKTOR DAN KESELAMATAN

    NUKLIR

    PUS. REAKTOR SERBA GUNA

    PUS. BANG. INFORMATIKA

    NUKLIR

    DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN

    TEKNOLOGI DAN ENERGI NUKLIR

    PUS.BANG. GEOLOGI NUKLIR

    PUS.TEK BAHAN BAKAR

    NUKLIR

    PUS. TEK. LIMBAH RADIOAKTIF

    PUS. REKAYASA

    PERANGKAT NUKLIR

    DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN

    TEKNOLOGI DAUR BAHAN NUKLIR DAN REKAYASA

    PUSAT RADIOISOTOP & RADIOFARMAKA

    PUSAT APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP

    DAN RADIASI

    NUKLIR SELAMATAN RADIASI & BIOMEDIKA NUKLIR

    PUSAT DISEMINASI IPTEK NUKLIR

    PUSAT KEMITRAAN TEKNOLOGI NUKLIR

    DEPUTI BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL

    LITBANG DAN PEMASYARAKATAN

    IPTEK NUKLIR

    PUSAT PENDIDIKAN

    DAN PELATIHAN

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    3

    LAKIP BATAN - 2012

    2.1. Perencanaan Kinerja

    2.1.1. Visi

    BATAN merumuskan visinya sebagai berikut:

    ENERGI NUKLIR SEBAGAI PEMERCEPAT KESEJAHTERAAN BANGSA

    Dalam visi tersebut terdapat 2 (dua) kata kunci yaitu energi nuklir dan

    pemercepat. Dalam kata kunci energi nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun

    yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari

    sumber radiasi pengion. Kata energi tidak identik aplikasinya hanya pada Pembangkit

    Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) saja, namun PLTN adalah merupakan salah satu hasil

    aplikasi energi nuklir dari berbagai aplikasinya yang dapat dan telah dikembangkan

    serta dimanfaatkan di masyarakat.

    Sedangkan yang dimaksud dengan kata pemercepat adalah upaya pemanfaatan

    energi nuklir dalam rangka peningkatan nilai tambah dan daya saing untuk memenuhi

    kebutuhan masyarakat.

    2.1.2. Misi

    Dalam pencapaian Visi BATAN pada tahapan perwujudan kepakaran teknologi

    nuklir, maka diperlukan 2 misi yang dapat memperkuat peran kelembagaan dalam

    pengembangan teknologi nuklir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Adapun misi BATAN adalah :

    1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan (litbangrap) energi

    nuklir, isotop dan radiasi (enisora) dalam mendukung program pembangunan

    nasional.

    Pelaksanaan litbangrap enisora yang berorientasi pada peningkatan keilmuan

    bidang pangan, kesehatan dan obat, pengembangan energi nuklir untuk

    pembangkit listrik, akselerator dan perangkat nuklir serta penerapannya di

    masyarakat.

    BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    4

    LAKIP BATAN - 2012

    2. Memperkuat sistem manajemen kelembagaan litbang dan kompetensi untuk

    mendukung kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir,

    isotop dan radiasi.

    Pelaksanaan manajemen kelembagaan untuk mendukung litbangrap enisora

    berorientasi pada manajemen penelitian dan pengembangan (manlitbang) nuklir

    dan untuk penguatan sistem inovasi nasional, kompetensi berorientasi pada

    peningkatan kapabilitas SDM, dan fasilitas nuklir.

    2.1.3. Tujuan, Sasaran Strategis

    Tujuan

    Melalui pelaksanaan misi tersebut, BATAN berupaya untuk mencapai tujuan-

    tujuan strategis sebagai berikut.

    1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang

    dibutuhkan masyarakat;

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;

    3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi

    iptek nuklir dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan

    energi nuklir, isotop dan radiasi.

    Sasaran Strategis

    Untuk mendukung tercapainya tujuan BATAN, maka perlu disusun sasaran

    strategis. Keberhasilan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh ketepatan dalam

    pemilihan indikator kinerja utama dari sasaran strategis. BATAN menetapkan 5 (lima)

    sasaran strategis sebagai berikut.

    1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap

    dimanfaatkan di masyarakat;

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi;

    3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri;

    4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir;

    5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola

    pemerintahan yang baik (good governance).

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    5

    LAKIP BATAN - 2012

    2.1.4. Indikator Kinerja

    Indikator Kinerja Utama (IKU) BATAN yang telah ditetapkan dengan Peraturan

    Kepala BATAN Nomor 108/KA/V/2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama

    Tahun 2010-2014 di BATAN telah direvisi. Hasil revisi telah ditetapkan dengan

    Peraturan Kepala BATAN Nomor 205/KA/XI/2012 pada 5 November 2012. Revisi

    dilakukan karena adanya penyempurnaan pada rumusan tujuan, sasaran, dan

    indikator kinerja utama sebagaimana hasil evaluasi atas LAKIP BATAN 2010 oleh

    Kementerian PAN dan RB tanggal 14 Februari 2012.

    Tabel 2.1. Indiktor Kinerja Utama BATAN

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    1. Meningkatnya hasil

    penelitian dasar dan

    terapan isotop dan

    radiasi yang siap

    dimanfaatkan di

    masyarakat

    Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang

    ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau,

    gandum, dan sorgum)

    Jumlah dokumen teknis penyiapan infrastruktur, tapak

    PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap

    dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

    Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir,

    isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

    Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop

    dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

    Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional

    hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat

    diacu oleh masyarakat ilmiah

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    2. Meningkatnya

    pemanfaatan hasil

    litbang energi nuklir,

    isotop dan radiasi

    Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap

    iptek nuklir di Indonesia.

    Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa

    iptek nuklir

    Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang

    dikomersilkan

    Tujuan 1 :

    Meningkatnya Kemampuan Litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Dibutuhkan

    Masyarakat

    Tujuan 2 :

    Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Litbang Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    6

    LAKIP BATAN - 2012

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja

    3. Terserapnya lulusan

    pendidikan teknik

    nuklir di sektor

    industri

    Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di

    industri

    4. Meningkatnya

    kualitas sumber daya

    di bidang iptek nuklir

    Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek

    nuklir jenjang S2/S3 menuju kepakaran

    Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju

    kepakaran bidang iptek nuklir

    Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan

    BSN

    5. Meningkatnya kinerja

    manajemen

    kelembagaan litbang

    menuju tata kelola

    pemerintahan yang

    baik (good

    governance).

    Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

    Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik

    2.1.5. Arah Kebijakan

    Untuk mencapai tujuan dan sasaran BATAN serta fokus program RPJMN 2010 -

    2014 tersebut, maka ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut.

    Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

    Berdasarkan Buku I RPJMN 2010-2014, arah kebijakan dan strategi nasional

    ditetapkan 11 (sebelas) prioritas, yaitu:

    1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;

    2. Pendidikan;

    3. Kesehatan;

    4. Penanggulangan Kemiskinan;

    5. Ketahanan Pangan;

    6. Infrastruktur;

    7. Iklim Investasi dan Iklim usaha;

    8. Energi;

    9. Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana;

    Tujuan 3 :

    Meningkatnya Sistem Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Memacu Inovasi Iptek

    Nuklir Dalam Rangka Mendukung Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir,

    Isotop dan Radiasi

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    7

    LAKIP BATAN - 2012

    10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, pascakonflik; dan

    11. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

    Dari sebelas prioritas nasional tersebut BATAN berkontribusi dalam bidang Ketahanan

    Pangan dan Energi.

    Arah dan Strategi BATAN

    Kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN diarahkan seluas-

    luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk menunjang

    peningkatan kapasitas sistem produksi. Selain itu BATAN mendukung penguatan

    Sistem Inovasi Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek,

    pengembangan sumber daya dan peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan

    kegiatan penelitian dan pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang nuklir.

    BATAN berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil

    litbangyasa yang telah dicapai, melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang baik

    (good governance). Oleh karena, itu seiring dengan kegiatan utama sesuai tugas dan

    fungsi BATAN, maka kegiatan reformasi birokrasi di BATAN telah pula direncanakan

    dan akan dilakukan melalui program dan beberapa kegiatan. Sejalan dengan RPJMN

    2010-2014 bidang iptek, BATAN melaksanakan kegiatan prioritas bidang

    pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem Inovasi

    Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek

    (P3IPTEK) sebagai berikut.

    1. Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN), yaitu dengan fokus pembangunan:

    a) Penataan kelembagaan Iptek, dengan melaksanakan kegiatan: standardisasi,

    akreditasi, sertifikasi dan jaminan mutu nuklir;

    b) Sumber Daya Iptek, dengan melaksanakan pendidikan tinggi teknologi nuklir;

    dan

    c) Jaringan Iptek, dengan memperluas jaringan mitra komersial yang

    memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan Iptek nuklir.

    2. Peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Iptek (P3IPTEK), yaitu

    dengan fokus pembangunan:

    a) Di Bidang Pangan, akan menghasilkan benih unggul berkualitas dengan

    produktivitas yang tinggi, berupa:

    varietas padi sawah umur genjah (8

    ton/ha);

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    8

    LAKIP BATAN - 2012

    perbaikan varietas padi lokal, gogo, dan tanaman padi dataran tinggi;

    pembentukan varietas padi hibrida;

    pembentukan varietas kedelai produksi tinggi;

    pembentukan varietas unggul kacang tanah dan kacang hijau;

    pembentukan varietas gandum tropis;

    pembentukan varietas sorgum untuk pangan dan pakan;

    teknologi budidaya pertanian terpadu (biocyclofarm, hama, ternak dan

    tanah); dan

    Peningkatan kualitas ternak melalui penggemukan, reproduksi dan

    kesehatan ternak.

    b) Di bidang energi, akan menghasilkan teknologi dalam penyiapan kebutuhan

    penggunaan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) dan

    mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan, berupa :

    data cadangan uranium dan paket teknologi pengembangan proses

    pengolahan bijih Uranium;

    paket teknologi pengembangan bahan bakar nuklir reaktor riset dan

    daya;

    paket teknologi pengembangan pengelolaan limbah radioaktif;

    paket teknologi pengembangan rekayasa perangkat nuklir;

    paket teknologi pengembangan dan keselamatan reaktor;

    material unggul industri nuklir;

    pengembangan bibit unggul jarak pagar (jatropha curca sp) dan sweet

    sorghum sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN) untuk energi

    alternatif; dan

    peningkatan pemanfaatan energi nuklir geothermal atau panas bumi

    c) Di bidang kesehatan, akan menghasilkan keluaran:

    bahan unggul magnetik untuk aplikasi diagnostik;

    paket teknologi penatalaksanaan kanker payudara dan serviks;

    bahan vaksin malaria tropika (plasmodium falciparum);

    metode standardisasi dan kalibrasi radiasi;

    paket teknologi akselerator (MBE) untuk aplikasi kesehatan;

    paket teknologi pengembangan produksi radioisotop (radionuklida) dan

    radiofarmaka; dan

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    9

    LAKIP BATAN - 2012

    data kandungan mikronutrisi bahan pangan lokal di daerah Jawa untuk

    mendukung pengentasan kurang gizi.

    d) Di bidang sumber daya alam dan lingkungan, akan menghasilkan keluaran:

    teknologi perunut untuk eksplorasi panas bumi dan pelacakan sumber

    air tanah dalam;

    peta radiasi dan radioaktivitas lingkungan seluruh Indonesia; dan

    peta distribusi polutan udara di Jawa.

    2.2. Penetapan Kinerja

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan

    akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada Maret tahun 2012 BATAN berjanji akan

    mewujudkan target kinerja tahunan sebagai berikut.

    Tabel 2.2. Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1. Peningkatan

    Hasil Litbang

    Energi, Isotop

    dan Radiasi

    (enisora) dan

    Pemanfaatan/

    Penerapan di

    bidang Pangan,

    Energi,

    Kesehatan dan

    Obat serta

    Sumber Daya

    Alam dan

    Lingkungan

    untuk

    Kesejahteraan

    Masyarakat

    1 Jumlah Varietas

    Unggul Tanaman

    Pangan untuk

    Menunjang Ketahanan

    Pangan Nasional (Padi,

    Kedelai, Kacang Hijau,

    Gandum Tropikal dan

    Sorgum)

    5 Varietas (1

    padi, 2

    sorgum, 1

    kacang hijau,

    1 kedelai)

    1. Penelitian

    Pengemban

    gan dan

    Penerapan

    Energi

    Nuklir,

    Isotop dan

    Radiasi

    656.315.278.000

    2 Jumlah Dokumen

    Teknis Penyiapan

    Infrastruktur PLTN,

    Tapak PLTN, dan

    Penyusunan

    Spesifikasi Teknis

    3 Dokumen

    3 Persentase

    Peningkatan

    Penerimaan

    Masyarakat terhadap

    Iptek Nuklir

    62%

    4 Jumlah Paket

    Teknologi Hasil

    Litbangyasa Energi

    Nuklir, Isotop dan

    Radiasi

    6 Paket

    Teknologi

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    10

    LAKIP BATAN - 2012

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    5 Jumlah Prototipe Hasil

    Litbangyasa Energi

    Nuklir, Isotop dan

    Radiasi

    5 Prototipe

    6 Jumlah Mitra

    Komersial yang

    Memanfaatkan Hasil

    Litbang Iptek Nuklir

    3 Mitra

    7 Jumlah Jenis Hasil

    Litbang Iptek Nuklir

    yang Dikomersilkan

    2 Jenis

    8 Jumlah Publikasi

    Ilmiah Nasional dan

    International Hasil

    Litbang Enisora

    71 PI

    Nasional,

    8 PI

    Internasional

    2. Peningkatan

    Kapasitas,

    Kapabilitas

    Sumber Daya

    Iptek dan

    Kinerja

    Manajemen

    Kelembagaan

    Litbang untuk

    Mendukung

    Penguatan

    Sistem Inovasi

    dan

    Pemanfaatan

    Hasil Penelitian,

    Pengembangan

    dan Penerapan

    Energi Nuklir,

    Isotop dan

    Radiasi ke

    Masyarakat.

    1 Persentase Serapan

    Lulusan Pendidikan

    Teknik Nuklir di

    Industri

    75% 2. Dukungan

    Manajemen

    dan

    Pelaksanaan

    Tugas Teknis

    Lainnya

    BATAN

    94.069.335.000

    2 Jumlah Pegawai yang

    Diterima Mengikuti

    Pendidikan Iptek

    Nuklir Jenjang S2/S3

    10 Orang

    3 Jumlah Peningkatan

    Pegawai yang

    Berpendidikan S2 dan

    S3

    8 Orang

    4 Jumlah Standar

    Nasional Indonesia

    (SNI) yang ditetapkan

    Badan Standardisasi

    Nasional

    3 SNI

    5 Persentase

    Peningkatan

    Pengelolaan

    Keuangan dan BMN

    dalam Opini WTP

    menuju Tata Kelola

    Pemerintahan yang

    Baik (good

    governance),

    60%

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    11

    LAKIP BATAN - 2012

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Transparan,

    Akuntabel dan Tepat

    Waktu

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    12

    LAKIP BATAN - 2012

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    13

    LAKIP BATAN - 2012

    Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2012, BATAN berkewajiban

    untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk

    mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran

    strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran

    tentang capaian-capaian kinerja tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja BATAN seperti

    capaian dari penetapan kinerja, kontrak kinerja Kepala BATAN dengan Presiden, capaian reformasi

    birokrasi dan keberhasilan BATAN lainnya.

    3.1. Pengukuran Kinerja

    Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang bersih dan akuntabel serta

    berorientasi pada hasil, pada tahun 2012 BATAN berkomitmen mewujudkan target kinerja

    tahunan seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012.

    Adapun Penetapan Kinerja BATAN tahun 2012 disajikan pada Tabel 2.2.

    Terdapat perbedaan rumusan sasaran dan indikator kinerja antara PK (Penetapan

    Kinerja) dan IKU (Indikator Kinerja Utama) dikarenakan:

    1. PK Tahun 2012 telah ditetapkan pada bulan Maret tahun 2012; sedangkan

    2. IKU hasil revisi baru ditetapkan pada bulan November 2012; IKU direvisi karena adanya

    penyempurnaan rumusan tujuan, sasaran, dan indikator kinerja sebagaimana hasil

    evaluasi atas LAKIP BATAN 2010 oleh Kementerian PAN dan RB.

    Sasaran dan Indikator Kinerja yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja (LAKIP

    BATAN) tahun 2012 adalah sasaran dan indikator kinerja yang terdapat pada IKU tahun 2012.

    Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2012 dilakukan dengan membandingkan

    antara realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja sasaran. Tingkat capaian kinerja

    BATAN tahun 2012 berdasarkan hasil pengukurannya dapat dilihat dalam tabel 3.1.

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    14

    LAKIP BATAN - 2012

    Tabel. 3.1. Pengukuran Kinerja

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

    1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat.

    Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum).

    5 varietas 5 Varietas 100

    Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.

    3 Dokumen 3 Dokumen 100

    Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

    6 Paket Teknologi

    6 Paket Teknologi

    100

    Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat.

    5 Prototipe 5 Prototipe 100

    Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah.

    71 PI Nasional,

    8 PI Internasional

    257 PI Nasional,

    30 PI Internasional

    363,30

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

    Persentase peningkatan penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia.

    62 % 52,93% 85,37

    Jumlah mitra komersial yang menerapkan hasil litbangyasa iptek nuklir

    3 Mitra 7 Mitra 175

    Jumlah jenis hasil litbangyasa iptek nuklir yang dikomersilkan

    2 Jenis 2 Jenis 100

    3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri.

    Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri

    75 % 93,8% 126.67

    4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir.

    Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S-2/S-3 menuju kepakaran

    10 Orang 8 Orang 80

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    15

    LAKIP BATAN - 2012

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

    Jumlah pegawai BATAN yang lulus S2 dan S3 menuju kepakaran bidang iptek nuklir

    8 Orang 11 Orang 137,50

    Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan BSN

    3 SNI 5 SNI 166,67

    5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

    Hasil penilaian kinerja keuangan dalam opini WTP

    WTP WTP 100

    Hasil Penilaian LAKIP dengan predikat Baik

    B B 100

    *) Tabel Pengukuran Kinerja selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3

    3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

    3.2.1. Pencapaian target kinerja terhadap tujuan dan sasaran

    Pengukuran dan penilaian capaian kinerja BATAN 2012 telah didukung dengan

    sistem pengelolaan data kinerja yang dapat diandalkan yang berisi database rencana

    dan realisasi kinerja. Sistem Informasi Aplikasi Akuntabilitas Instansi Pemerintah

    (SIAKIP) diterapkan pada seluruh unit kerja di lingkungan BATAN.

    Dari tabel 3.1. pengukuran kinerja di atas, didapat hasil rata-rata capaian kinerja

    terhadap tujuan dan sasaran strategis sebagai berikut.

    Tabel 3.2. Rata-rata capaian kinerja per Sasaran Strategis

    Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata

    capaian kinerja

    1. Meningkatnya kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi yang dibutuhkan masyarakat

    1. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat

    152,66%

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

    2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi

    120,12%

    3. Meningkatnya sistem manajemen kelembagaan litbang untuk memacu inovasi iptek nuklir dalam rangka

    3. Terserapnya lulusan pendidikan teknik nuklir di sektor industri

    126,67%

    4. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir

    128,06%

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    16

    LAKIP BATAN - 2012

    Tujuan Sasaran Strategis Rata-rata

    capaian kinerja

    mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

    5. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbang menuju tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)

    100%

    Rata-rata capaian kinerja 125,50%

    Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tujuan dan sasaran strategis yang

    telah ditetapkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 Rev.2 berhasil dicapai dengan

    memuaskan, dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 125,50%.

    Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2012, baik yang

    tidak tercapai maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi

    terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi hasil kinerja tersebut dan melakukan

    analisis secara komprehensif untuk melakukan langkah perbaikan yang konkrit.

    3.2.2. Realisasi pencapaian Indikator Kinerja Utama

    Tabel 3.3. Pencapaian Target Kinerja atas Sasaran Strategis 1

    Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat

    Indikator Kinerja Target Realisasi %

    Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)

    5 Varietas 5 Varietas 100

    Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

    3 Dokumen 3 Dokumen 100

    Jumlah paket teknologi hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

    6 Paket Teknologi

    6 Paket Teknologi

    100

    Jumlah prototipe hasil litbangyasa energi nuklir, isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan masyarakat

    5 Prototipe 5 Prototipe 100

    Jumlah PI (publikasi ilmiah) nasional dan 71 PI Nasional, 257 PI Nasional, 363,30

    Sasaran Strategis 1:

    MENINGKATNYA HASIL PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN ISOTOP DAN RADIASI

    YANG SIAP DIMANFAATKAN DI MASYARAKAT

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    17

    LAKIP BATAN - 2012

    Sasaran Strategis 1: Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop dan radiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat

    Indikator Kinerja Target Realisasi %

    internasional hasil litbangyasa energi, isotop dan radiasi yang dapat diacu oleh masyarakat ilmiah

    8 PI Internasional

    30 PI Internasional

    Evaluasi atas pencapai indikator kinerja utama terhadap sasaran strategis 1

    adalah sebagai berikut:

    Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa.

    Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa dan masih

    akan tetap tumbuh sekitar 1,49 persen per tahun maka ketersediaan pangan yang

    cukup sangatlah penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Kebutuhan

    yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan tentu akan

    menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan yang harus dipenuhi.

    BATAN berupaya melakukan perbaikan varietas tanaman pangan melalui pemuliaan

    mutasi dengan tujuan untuk mendapatkan varietas unggul yang mampu berproduksi

    tinggi, umur genjah dan tahan terhadap berbagai hama penyakit utama. BATAN telah

    mentargetkan di dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2012 sejumlah 5 varietas.

    Adapun rincian capaian kinerja dijelaskan sebagai berikut.

    1) Varietas Padi

    Varietas Inpari Mugibat

    Inpari Mugibat merupakan varietas unggul baru hasil konsorsium

    BATAN dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan

    Sumberdaya Genetik Pertanian, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dan

    Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011. Varietas Inpari Mugibat telah lulus

    sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-

    Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri

    Pertanian No. 2419/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan

    sebagai berikut :

    1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan Untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    18

    LAKIP BATAN - 2012

    a. dibandingkan dengan varietas Ciherang: lebih tahan terhadap WBC

    biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133 dan 173; serta umur

    setara;

    b. dibandingkan dengan Inpari 1: produktivitas lebih tinggi; lebih tahan WBC

    biotipe 1, 2 dan 3; lebih tahan blas ras 033 dan 173; dan setara

    ketahanannya terhadap blas ras 133; serta umur setara;

    c. dibandingkan dengan Cimelati: produktivitas setara; lebih tahan terhadap

    WBC biotipe 1, 2, dan 3; lebih tahan terhadap blas ras 133; dan umur

    setara.

    Gb. 3.1. Varietas Mugibat

    Varietas Suluttan Unsrat 1

    Varietas Suluttan Unsrat 1 merupakan varietas unggul baru berasal

    dari Galur Harapan OBS 1750 merupakan hasil kerjasama BATAN dengan

    Universitas Sam Ratulangi, Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi

    Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 1 telah lulus sebagai

    varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh tim TP2V-

    Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri

    Pertanian No. 2436/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan

    sebagai berikut:

    a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 7,89%; rendemen

    beras giling setara; rendemen beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    19

    LAKIP BATAN - 2012

    rendah; ketahanan terhadap WBC biotipe 1 setara; lebih tahan terhadap

    WBC biotipe 2; dan ketahanan terhadap HDB strain III setara;

    b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 27,42%; umur

    lebih pendek 12 hari; postur tanaman lebih rendah 25 cm; bentuk

    tanaman lebih tegak; rendemen beras giling lebih tinggi; rendemen beras

    kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; kadar amilosa setara; serta

    lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;

    c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 12,58%; umur

    setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen

    beras kepala lebih tinggi; beras patah lebih rendah; lebih tahan terhadap

    WBC biotipe 2.

    Gambar 3.2.a. Galur Harapan OBS 1750 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 1

    Gambar 3.2.b. Varietas Suluttan Unsrat 1 paska panen

    Varietas Suluttan Unsrat 2

    Varietas Suluttan Unsrat 2 merupakan varietas unggul baru berasal

    dari Galur Harapan OBS 1750, merupakan hasil kerjasama BATAN dengan

    Universitas Sam Ratulangi dan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi

    Sulawesi Utara pada tahun 2011. Varietas Suluttan Unsrat 2 telah lulus

    sebagai varietas unggul baru dalam sidang pelepasan varietas oleh TP2V-

    Kementan dan telah mendapatkan Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri

    Pertanian No. 2438/Kpts/SR.120/7/2012 (Lampiran 4), dengan keunggulan

    sebagai berikut:

    a. dibandingkan dengan Mira-1: produktivitas lebih tinggi 5,95%; rendemen

    beras giling setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2;

    b. dibandingkan dengan Super Win: produktivitas lebih tinggi 25,13%; umur

    lebih genjah 13 hari; postur tanaman lebih pendek dan lebih tegak;

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    20

    LAKIP BATAN - 2012

    rendemen beras giling lebih tinggi; kadar amilosa setara; dan lebih tahan

    terhadap WBC biotipe 1;

    c. dibandingkan dengan Ciherang: produktivitas lebih tinggi 10,56%; umur

    setara; tinggi tanaman setara; rendemen beras giling setara; rendemen

    beras kepala setara; serta lebih tahan terhadap WBC biotipe 1 dan 2.

    Gambar 3.3.a. Galur Harapan OBS 1759 telah dilepas menjadi varietas Suluttan Unsrat 2

    Gambar 3.3.b. Varietas Suluttan Unsrat 2 paska panen

    2) Varietas Kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2

    Varietas kedelai Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 sudah direkomendasikan

    untuk dilepas sebagai varietas kedelai unggul baru dalam sidang pelepasan

    varietas oleh TP2V-Kementan tanggal 3 Desember 2012, berdasarkan Berita

    Acara Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan No. 106/BBN.TP/12/12

    (Lampiran 5). Keunggulan kedua varietas kedelai tersebut dibandingkan dengan

    varietas kedelai nasional sebagai pembanding (Tidar, Argomulyo, Grobogan dan

    Burangrang), yaitu:

    a. umur super genjah dibawah 70 hari (Gamasugen 1: 65 hari dan Gamasugen 2:

    68 hari), varietas pembanding memiliki umur tanaman 85 hari;

    b. produksi rata-rata Gamasugen 1 adalah 2,42 Ton/Ha dan Gamasugen 2 adalah

    2,41 Ton/Ha, dengan produksi rata-rata varietas pembanding 2,10 Ton/Ha;

    c. potensi produksi Gamasugen 1 mencapai 2,56 Ton/Ha dan Gamasugen 2

    mencapai 2,55 Ton/Ha;

    d. lebih tahan terhadap penyakit karat daun (Phakopshora Pachyrhizi.Syd);

    e. lebih tahan terhadap penyakit bercak daun coklat (Cercospora);

    f. Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 lebih tahan terhadap hama kutu hijau (Aphis

    Glycines Matsumura);

    g. lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk (Melanagromyza Sojae);

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    21

    LAKIP BATAN - 2012

    h. lebih baik digunakan pada industri pangan seperti tahu dan tempe dengan

    rendemen 336,6% (Gamasugen 1) dan 370% (Gamasugen 2). Selain itu, kedua

    varietas tersebut juga mempunyai rendemen yang sama dengan kedelai impor

    dari USA;

    i. kandungan protein dan lemak lebih tinggi dibandingkan varietas pembanding;

    j. cocok ditanam dengan pola tanam padi-padi-kedelai, sehingga memanfaatkan

    lahan lebih optimal di akhir musim hujan.

    Gambar 3.4.a. Galur harapan varietas Gamasugen 1 dengan ciri bentuk daun agak membulat

    Gambar 3.4.b. Galur harapan varietas Gamasugen 2 dengan ciri bentuk daun melancip

    Dalam rangka menghasilkan varietas kedelai unggul baru tersebut, BATAN

    melaksanakan beberapa kerja sama antara lain yaitu:

    a. pengujian uji daya hasil multi lokasi dilakukan di Banjarnegara-Jateng pada

    musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK), Temanggung-Jateng pada MK

    dan MH, Malang-Jatim pada MH dan MK, Citayam-Jabar pada MH dan MK,

    Indralaya-Sumsel pada MH dan MK, Pasaman-Sumbar pada MK, Purbalingga-

    Jateng pada MH dan MK, Banyumas-Jateng pada MH, dan Majalengka-Jabar

    pada MH;

    b. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Balai Penelitian Tanaman

    Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi)-Malang;

    c. pengujian uji daya hasil multi lokasi bersama Universitas Jenderal Soedirman

    Jawa Tengah.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    22

    LAKIP BATAN - 2012

    Gambar 3.5.a. Varietas Gamasugen 1 pada uji

    multilokasi Gambar 3.5.b. Varietas Gamasugen 2 pada uji

    multilokasi

    3) Varietas Kacang Hijau

    Gambar 3.6. Galur Harapan PsJ-S-31-91 telah diusulkan dengan nama MURI

    Keunggulan calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) dibandingkan varietas

    Gelatik (Induk) dan Varietas Perkutut (kontrol nasional), yaitu:

    a. Calon Varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN mempunyai produktivitas yang

    lebih tinggi (2,48 Ton/Ha) dibandingkan varietas Gelatik (1,76 Ton/Ha) dan

    varietas Perkutut (1,90 Ton/Ha).

    b. Lebih tahan terhadap penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur

    Cercospora.

    c. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi (24,55 mg/100gr) dibandingkan

    dengan varietas Gelatik (21,84 mg/100gr) dan varietas Perkutut (20,80

    mg/100gr).

    d. Kandungan Vitamin B1 calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi (0,90

    mg/100gr) dibandingkan dengan varietas Gelatik (0,79 mg/100gr) dan varietas

    Perkutut (0,65mg/100 gr).

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    23

    LAKIP BATAN - 2012

    e. Kandungan nutrisi (P, Zn, Sn) calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) lebih tinggi

    dibandingkan dengan varietas Gelatik dan varietas Perkutut.

    f. Calon varietas Kacang Hijau (PSJ S 31) BATAN toleran terhadap kekeringan.

    Pada tahun 2012 dilakukan pengujian terhadap calon varietas Kacang Hijau

    dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Dari hasil pengujian

    tersebut, dihasilkan rekomendasi terkait penambahan beberapa data baru

    seperti data daya tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji

    daya tahan terhadap kekeringan bagi galur PSJ S 31.

    Calon varietas kacang hijau sudah pernah digunakan/diuji

    coba/dimanfaatkan di daerah Yogyakarta, Malang, Mataram, dan Sulawesi

    Selatan.

    4) Varietas Sorgum

    Sejak tahun 2010 BATAN telah mengusulkan 3 galur mutan sorgum yaitu B-

    76, B-100 dan Zh-30 untuk dilepas menjadi varietas sorgum baru oleh

    Kementerian Pertanian. Ketiga galur tersebut memiliki keunggulan berproduksi

    tinggi dan sangat tahan terhadap kondisi kekeringan. Galur B-76 tergolong

    sebagai sorgum manis dengan kadar gula relatif tinggi yaitu 17,6% dan ideal

    untuk bahan baku pembuatan bioetanol. Galur B-100 memiliki produksi biomassa

    yang relatif tinggi dan ideal untuk pakan ternak ruminansia (sapi, kerbau,

    kambing dsb). Galur Zh-30 memiliki produktivitas biji tertinggi dengan kualitas biji

    dan tepung yang baik dan ideal untuk pangan. Pada tahun 2011, galur Zh-30 telah

    dilakukan pengajuan proposal pelepasan menjadi varietas sorgum baru dengan

    nama Pahat (singkatan Pangan Sehat). Selanjutnya, pada tahun 2012 dilakukan

    pengujian dan telah dipresentasikan di hadapan TP2V-Kementan. Untuk

    memenuhi pembaharuan persyaratan pelepasan varietas hasil pengujian di tahun

    2012, maka diperlukan penambahan beberapa data baru seperti data daya tahan

    terhadap kekeringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji daya tahan terhadap

    kekeringan bagi galur Zh-30.

    Keunggulan calon varietas Pahat dibandingkan dengan varietas nasional, yaitu:

    a. Produksi biji rata-rata mencapai 5,7 Ton/Ha dan potensi produksi hasil

    mencapai 8 Ton/Ha. Tingkat produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    24

    LAKIP BATAN - 2012

    dengan varietas nasional (produksi rata-rata 4,2 Ton/Ha dan potensi hasil 6

    Ton/Ha).

    b. Memiliki kandungan tanin yang rendah (0,011% polifenol) dibanding varietas

    nasional (kisaran antara 0,015-0,030% polifenol).

    c. Struktur fisik tanaman yang rendah dengan warna biji yang bening dan

    mudah rontok.

    Daerah pengujian/pemanfaatan galur harapan Zh-30 meliputi Banyuwangi,

    Boyolali, NTT, NTB, Lampung, Yogyakarta, dan Balikpapan.

    Hingga akhir tahun 2012, galur harapan Zh-30 telah dilakukan uji coba penelitian

    yang dilakukan oleh:

    a. PT. Multi Usaha Wisesa dalam pemanfaatan biji sorgum sebagai bahan industri pangan.

    b. Semeo Biotrop dalam pemanfaatan biji sorgum untuk aneka pangan.

    c. Riset Perkebunan Nusantara (RPN) dalam pemanfatan biji sorgum sebagai pangan alternatif.

    d. PT. Blue Energi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai bahan baku bioetanol.

    e. CV. Adas Wangi dalam pemanfaatan biji dan batang sorgum sebagai pakan ternak.

    5) Varietas Gandum

    Hingga akhir tahun 2012, telah dilakukan uji multilokasi terhadap galur-

    galur mutan gandum bersama dengan konsorsium gandum nasional, yaitu galur

    mutan CPN-01, CPN-02, CBD-16, CBD-17, CBD-18, CBD-19, CBD-20, CBD-21, CBD-

    23. Pada tahun 2013 akan dibuat proposal pelepasan varietas gandum yang

    melibatkan galur-galur mutan BATAN yang diajukan oleh konsorsium gandum

    nasional.

    Kegunaan varietas :

    a. Varietas gandum tropis dapat berkontribusi dalam program diversifikasi

    pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan berbasis tepung terigu

    (mie, roti, dan lain-lain).

    b. Varietas gandum tropis dapat berperan dalam produksi tepung terigu

    sehingga mengurangi ketergantungan impor tepung terigu.

    c. Varietas gandum tropis dapat mendukung ekonomi rakyat dengan

    pengembangan gandum di tingkat petani pada agroekosistem yang cocok

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    25

    LAKIP BATAN - 2012

    Gambar 3.7.a. Uji multilokasi terhadap varietas gandum Gambar 3.7.b. Galur harapan gandum tropis

    Keunggulan varietas :

    a. Varietas gandum tropis merupakan varietas gandum yang tidak bergantung

    pada suhu rendah seperti varietas gandum pada umumnya sehingga dapat

    berproduksi dengan baik walaupun ditanam pada daerah dataran rendah.

    b. Varietas gandum tropis berpotensi menjadi sumber karbohidrat bagi

    pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan di Indonesia.

    Pengguna yang berpotensi menggunakan varietas gandum, adalah

    produsen tepung terigu seperti PT. Bogasari dan petani yang ingin

    mengembangkan gandum.

    Kendala yang dihadapi untuk pelepasan varietas unggul gandum adalah

    dibutuhkan waktu untuk uji multilokasi galur-galur mutan gandum yang diuji

    bersama galur-galur lain dalam konsorsium gandum nasional. Kerjasama telah

    dilakukan dengan lembaga yang tergabung dalam konsorsium gandum bersama

    Balai Penelitian Sereal (Balitsereal) Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian

    IPB, dan Balai Besar Biogen.

    Tabel 3.4.

    Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2010, 2011, dan 2012

    Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

    2010 2011 2012

    (1) (2) (3) (4)

    Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum dan sorgum)

    2 Varietas

    66,67%

    1 Varietas

    50%

    5 Varietas

    100%

    Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

    selama 3 tahun mengalami peningkatan. Ketidakberhasilan pencapaian target di tahun

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    26

    LAKIP BATAN - 2012

    2010 dan 2011 disebabkan karena belum lulus dari tim TP2V-Kementan. Pelepasan

    varietas ditetapkan melalui TP2V-Kementan yang memerlukan waktu cukup panjang,

    serta pengujian multilokasi yang bergantung pada musim tanam.

    Dalam upaya memenuhi target Renstra di bidang pangan, BATAN akan

    melaksanakan koordinasi mengenai jadwal dan persyaratan teknis pelepasan varietas

    dengan TP2V-Kementan, konsorsium gandum bersama Balai Penelitian Sereal

    (Balitsereal) Kementerian Pertanian, Fakultas Pertanian IPB, dan Balai Besar Biogen,

    sehingga target perolehan 19 varietas pada tahun 2014 bisa tercapai seluruhnya.

    Berdasarkan proyeksi Dewan Energi Nasional (DEN), pada tahun 2025

    diperkirakan Indonesia membutuhkan pasokan listrik sebesar 115.000 MW. Kapasitas

    terpasang saat ini sekitar 30.000 MW, sehingga Indonesia masih membutuhkan sekitar

    85.000 MW. Kekurangan ini akan dipenuhi melalui pemanfaatan berbagai macam

    sumber energi dalam bauran energi yang optimal. Energi nuklir menjadi salah satu

    opsi dalam rencana bauran energi tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, BATAN

    melakukan studi penyiapan tapak PLTN di Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka-

    Belitung. Calon tapak Bangka Barat diperkirakan mempunyai kapasitas maksimum

    10.000 MW, dan Bangka Selatan maksimum 6.000 MW. Namun demikian, kapasitas

    maksimum tersebut harus diperhitungkan berdasarkan pengembangan kapasitas

    jaringan. Selain Pulau Bangka, Indonesia juga melakukan studi penyiapan tapak di dua

    lokasi lain, yaitu di Muria-Jawa Tengah dengan kapasitas 7.000 MW, dan Banten

    (masih studi awal) dengan kapasitas 4.000 MW.

    Pada tahun 2012 telah dihasilkan beberapa dokumen pendukung penyiapan

    infrastruktur PLTN, yaitu:

    1. Dokumen Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi

    Nuklir Nasional Evaluasi Infrastruktur Pembangunan PLTN , terdiri dari:

    a. Dokumen Survei tapak Banten tahap penapisan 3 yang memuat hasil survei

    gravity, geomagnet, serta survei radon awal untuk konfirmasi sesar (patahan

    geologi) Banten.

    Salah satu aspek yang sangat penting dalam penentuan tapak adalah

    analisis mendalam terhadap potensi sesar aktif yang menjadi sumber potensi

    gempa. Studi saat ini masih difokuskan pada konfirmasi keberadaan sesar di

    2. Jumlah Dokumen Teknis Peyiapan Infrastruktur, Tapak PLTN dan Penyusunan Spesifikasi Teknis yang Siap Dimanfaatkan oleh Pemangku Kepentingan

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    27

    LAKIP BATAN - 2012

    sekitar Banten. Analisis gravity, geomagnet dan radon dilakukan dengan

    cakupan wilayah near regional meliputi pantai Banten dan Anyer, Kabupaten

    Serang, Kota Cilegon dan sebagian wilayah Pandeglang. Hasil analisis

    menunjukkan adanya indikasi sesar Bojonegara di sekitar Banten. Namun

    demikian, data yang ada belum dapat digunakan untuk memastikan apakah

    sesar ini merupakan sesar aktif. Akan dilakukan studi lanjutan pada aspek

    sesar permukaan dengan melakukan gravity ke arah Selatan (Serang bagian

    Selatan) untuk menemukan indikasi sesar lain di wilayah Banten (dalam skala

    near regional).

    Gambar 3.8. Survey geomagnetik (kiri) dan gravity (kanan) di Bojonegara

    b. Dokumen Penyusunan Konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

    (AMDAL) PLTN Banten yang memuat konsep dokumen AMDAL PLTN

    Kramatwatu Banten, dan hasil pemutakhiran data rona lingkungan awal

    berdasarkan Site Data Report (SDR) Kramatwatu.

    Studi ini dilakukan berdasarkan ketentuan UU Nomor 32 Tahun 2009

    tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan

    Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 Lampiran I Nomor II

    huruf M Bidang Ketenaganukliran nomor 1a. BATAN sebagai lembaga

    pemerintah non kementerian berinisiatif untuk memfasilitasi penyusunan

    konsep dokumen AMDAL untuk PLTN di Kramatwatu Banten. Studi AMDAL

    ini mengkaji dampak pembangunan PLTN dengan daya 4 x 1.000 MW, antara

    lain:

    Aspek fisik dan kimia, terutama pada kualitas udara (emisi, ambient, dan

    kebisingan), kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang), serta air

    tanah.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    28

    LAKIP BATAN - 2012

    Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada saat pembebasan lahan

    dan relokasi penduduk.

    Keberadaan PLTN harus dapat menjamin keberlanjutan sosial (social

    sustainability), keberlanjutan ekonomi (economic sustainability) dan yang

    lebih utama adalah keberlanjutan fungsi lingkungan hidup (environmental

    sustainability).

    Dalam rangka persiapan pembangunan PLTN dan kelengkapan

    infrastrukturnya, maka perlu disusun dokumen AMDAL PLTN sebagai insentif

    pemerintah. Dalam studi ini hanya akan dibuat konsep dokumen Kerangka

    Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL). Konsep dokumen KA-ANDAL

    ini akan menjadi dokumen pembanding atau acuan bagi pemrakarsa/owner

    PLTN Banten dalam menyusun dokumen AMDAL PLTN nantinya.

    c. Dokumen Penyiapan Tapak PLTN di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan

    Bangka Belitung yang berisi hasil pelaksanaan konsultan pelaksana aspek

    tapak (17 aspek) dan non tapak (3 aspek). Konsultan pelaksana adalah PT.

    Surveyor Indonesia dan AF Consult, serta konsultan pengawas adalah PT.

    KOGAS Driyap Konsultan.

    Studi ini menghasilkan banyak data yang sangat penting untuk menilai

    kelayakan tapak PLTN. Di samping itu juga dapat dimanfaatkan oleh Pemda

    setempat dalam merencanakan pengembangan ekonomi, pengembangan

    wilayah sosial dan industri, keamanan, transportasi, pertanian, pelayaran dan

    lain-lain. Dalam studi ini telah dilakukan pemantauan gempa melalui alat

    pemantau gempa di 10 stasiun: 8 stasiun di Pulau Bangka dan 2 stasiun di

    Sumatera. Pemantauan meteorologi antara lain telah menghasilkan data profil

    curah hujan, kecepatan angin, arah angin, kelembaban nisbi, tekanan udara,

    radiasi matahari, dan frekuensi petir. Dalam studi ini juga telah didapatkan

    peta kontur (topografi rinci), peta geologi, profil stratigrafi darat-laut, pola

    aliran air tanah, aliran air laut, potensi pendangkalan pantai, dan kedalaman

    air laut (batimetri) rinci, serta pasang-surut dan gelombang laut. Telah pula

    dibuat perkiraan potensi banjir dan intrusi air laut ke dalam daratan.

    Berdasarkan hasil analisis dan survei geologi, geofisika, dan geoteknik

    telah didapatkan umur batuan dan profil batuan di bawah permukaan tanah,

    yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan fondasi untuk PLTN.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    29

    LAKIP BATAN - 2012

    Penyelidikan sesar permukaan dimaksudkan untuk memastikan bahwa tapak

    benar-benar aman dari ancaman bahaya gempa akibat bergeraknya struktur

    (tektonik). Hasil penelitian aspek vulkanologi menunjukkan bahwa tidak terjadi

    aktivitas vulkanik di wilayah Bangka-Belitung. Studi ini juga memetakan pola

    penduduk seperti piramida penduduk Bangka berdasarkan umur dan jenis

    kelamin, peta sebaran dan kepadatan penduduk. Dalam aspek tataguna lahan

    dan air serta ekologi, telah diproduksi peta tata guna lahan rinci, serta

    kelimpahan dan keanekaragaman biota laut/air, tanah, dan terestrial.

    Gambar 3.9. Pemantauan meteorologi (kiri) dan Pemantauan oceanology (kanan)

    Dalam rangka penyusunan program kesiapsiagaan nuklir, telah dianalisis

    rencana penanggulangan bencana seperti inventarisasi jalan, sungai, rute dan

    shelter evakuasi. Berdasarkan analisi berbagai data terkait, dibuatlah lay out

    PLTN di Bangka Barat dan Bangka Selatan.

    Kegiatan studi kelayakan ini memberikan manfaat juga bagi

    pengembangan SDM Nasional secara umum, dan SDM BATAN secara khusus

    dalam hal penyiapan tapak PLTN. Pada tahun 2013, studi ini akan dilanjutkan

    dengan penekanan pada analisis data dan penulisan laporan terintegrasi.

    d. Dokumen Penyusunan Sistem Informasi tapak PLTN Berbasis Data Spasial di

    Bangka Belitung, Banten, dan Muria yang berisi data spasial tapak tahap

    pemutakhiran.

    Studi ini dilakukan untuk menghimpun semua studi tapak yang terkait

    dengan data geospasial. Peta yang dihasilkan antara lain peta struktur ruang,

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    30

    LAKIP BATAN - 2012

    tutupan lahan, peta lingkungan dan profil infrastruktur. Hasil studi tahun 2011

    dan tahun 2012 disusun dalam bentuk pangkalan data (database) sistem

    informasi tapak berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Data yang

    dikumpulkan selama 2 tahun belum menunjukkan adanya perubahan struktur

    ruang, tutupan lahan, dan kondisi lingkungan, tetapi sudah menunjukkan

    adanya perubahan infrastruktur di wilayah Muria. Pada tahun 2013, kegiatan

    ini akan dikembangkan menjadi sebuah sistem informasi berbasis WebGIS

    yang bisa diakses melalui intranet atau internet. Hasil studi ini tidak hanya

    dapat dimanfaatkan untuk penyiapan tapak, tetapi juga oleh pemerintah

    daerah setempat bagi perencanaan tata ruang, pengelolaan lingkungan, dan

    pengembangan infrastruktur.

    e. Dokumen Monitoring Kegempaan, Meteorologi dan Lingkungan di Tapak

    Muria yang berisi data gempa mikro dari 8 stasiun gempa mikro di sekeliling

    gunung Muria. Pengolahan data untuk memperoleh hasil berupa date/time,

    koordinat epicenter, Peak Ground Acceleration (PGA), Magnitude, dan

    kedalaman pada setiap kejadian gempa. Data sebaran gempa secara

    geospasial terutama gempa mikro sampai Desember 2012 telah ditampilkan.

    Pengumpulan data meteorologi, pengolahan, dan analisis data berdasarkan

    parameter dan ketinggian sensor telah dilakukan. Dalam penelitian ini juga

    telah dilakukan pembuatan grafik pada setiap parameternya, windrose sampai

    dengan akhir Desember 2012, pengumpulan data lingkungan darat dan laut

    wilayah tapak Muria hingga akhir Desember 2012, dan pelaksanaan kalibrasi

    peralatan meteorologi untuk menjaga keakuratan data yang dihasilkan.

    f. Dokumen Hasil Pemantauan Ground Deformation Menggunakan GPS

    Geodetik di Tapak Muria yang berisi hasil monitoring deformasi di Muria

    menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetik, bekerjasama dengan

    Fakultas Geodesi ITB.

    Studi ini dilakukan untuk mengetahui pergeseran posisi koordinat suatu

    lokasi yang mungkin terjadi akibat aktivitas vulkanik. GPS digunakan untuk

    mengamati perubahan posisi koordinat tersebut per tahun dalam rentang

    waktu 5 tahun hingga tahun 2014. Telah dikumpulkan data primer dari tahun

    2010 hingga 2012 berupa posisi koordinat teliti (dengan akurasi lebih kecil

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    31

    LAKIP BATAN - 2012

    daripada 1 mm). Sampai saat ini belum ditemukan adanya pergeseran posisi

    koordinat di wilayah Muria. Masih diperlukan akuisisi data posisi koordinat

    teliti paling tidak sampai tahun 2014 untuk dapat mengambil kesimpulan

    tentang adanya pergeseran. Pada akhirnya semua data ini diperlukan untuk

    mengetahui kemungkinan Gunung Muria aktif kembali. Informasi mengenai

    Gunung Muria ini sangat penting terkait dengan keselamatan tapak PLTN.

    Kegiatan tahun 2012 ini adalah kelanjutan dari tahun 2011 untuk

    mendapatkan posisi koordinat teliti.

    Gambar 3.10.a. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Danyang Mulyo

    Gambar 3.10.b. Pemantauan deformasi di lokasi benchmark Desa Mijen

    2. Dokumen Studi Infrastruktur Pengembangan SDM dan Partisipasi Industri

    Nasional, terdiri dari :

    a. Dokumen Draft Cetak Biru Partisipasi Industri Nasional dan Alih Teknologi

    PLTN (final), yang berisikan konsep program partisipasi industri nasional untuk

    mendukung pembangunan PLTN, konsep program alih teknologi untuk

    meningkatkan kemampuan industri nasional dan meningkatkan angka

    partisipasi industri nasional (TKDN - Tingkat Komponen Dalam Negeri).

    Dokumen ini didukung oleh beberapa naskah akademis, antara lain:

    Ringkasan kode dan standar kualitas yang diperlukan dalam PLTN dan

    pembangkit konvensional (termal-fosil).

    Ringkasan kondisi industri terkait dan perkembangannya.

    Beberapa peraturan dan kebijakan yang terkait dengan peningkatan

    TKDN.

    Dibandingkan dengan kegiatan tahun sebelumnya, dokumen yang

    dihasilkan tahun 2012 ini merupakan kegiatan final yang nantinya akan

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    32

    LAKIP BATAN - 2012

    disampaikan ke Kementerian Perindustrian sebagai masukan untuk

    pembuatan kebijakan TKDN khususnya untuk pembangunan PLTN.

    b. Dokumen Penyusunan Pangkalan Data Industri Nasional, yang berisikan

    sistem dan laporan database/pangkalan data industri nasional untuk

    mendukung pembangunan PLTN.

    Pangkalan data ini memuat informasi dan spesifikasi komponen PLTN dan

    produk industri nasional yang diperkirakan dapat berpartisipasi dalam industri

    nuklir, khususnya PLTN. Pemutakhiran pangkalan data sebelumnya dilakukan

    pada tahun 2009, dan pada tahun 2012 dilakukan kembali pemutakhiran data

    serta modifikasi program. Arsitektur program sistem pangkalan data ini adalah

    merangkai dan menghubungkan komponen PLTN dengan produk yang

    dihasilkan oleh industri nasional. Pada akhirnya dapat diketahui kemampuan

    industri nasional untuk memproduksi komponen PLTN dengan informasi TKDN

    secara nasional. Pangkalan data ini menjadi basis proses transfer teknologi

    PLTN.

    c. Dokumen Program Pengembangan SDM dan Penyusunan Dokumen Fasilitas

    Pelatihan PLTN, yang berisikan penyempurnaan dokumen konsep

    pengembangan SDM PLTN, kajian kebutuhan SDM (dengan pertimbangan

    kasus Jepang dan Korea), konsep pelatihan, serta konsep sarana dan

    prasarana (Nuclear Training Center - NTC) untuk pengembangan SDM PLTN.

    Kegiatan tahun 2012 adalah tahun terakhir sejak tahun 2009. Dokumen ini

    dapat digunakan sebagai masukan kepada pengambil keputusan dan sebagai

    dasar pengembangan SDM PLTN di Indonesia, pengembangan kompetensi

    personel, serta fasilitas pelatihan yang harus disiapkan. Dokumen ini

    mencakup pokok bahasan:

    Kajian Kebutuhan SDM PLTN.

    Infrastruktur Pengembangan SDM PLTN.

    Rencana Tindak Penyiapan SDM PLTN.

    Fasilitas Pelatihan dan Jejaring Kerjasama.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    33

    LAKIP BATAN - 2012

    3. Dokumen Studi Infrastruktur Sistem Kelistrikan Opsi Nuklir (Ekonomi dan

    Pendanaan, Perencanaan Energi), terdiri dari :

    a. Dokumen Studi High Voltage Direct Current (HVDC) Bangka-Belitung, yang

    berisikan estimasi keuntungan dan kerugian pemanfaatan HVDC apabila PLTN

    dibangun di Pulau Bangka. Dokumen ini meliputi uraian kemampuan sistem

    untuk mengirimkan sejumlah besar daya pada jarak jauh dengan pengeluaran

    biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem lainnya. Hasil studi

    adalah perbandingan nilai tekno-ekonomi dengan sistem HVDC dan tanpa

    sistem HVDC, serta perkiraan biaya total.

    Analisis dilakukan untuk skenario kapasitas dan panjang saluran transmisi

    dari Bangka Barat dan Bangka Selatan sebagai daerah interest tapak PLTN ke

    wilayah di sekitar selatan Jakarta dan ke Muara Enim - Sumatera Selatan,

    sesuai rencana PT. PLN yang membangun saluran transmisi HVDC dari PLTU

    batubara mulut tambang ke wilayah di sekitar selatan Jakarta. Data dasar

    biaya diperoleh dari berbagai sumber pada proyek HVDC.

    Dari hasil analisis biaya diperoleh bahwa estimasi biaya total untuk sistem

    HVDC untuk kapasitas 1000, 2000 dan 4000 MW. Perhitungan dilakukan untuk

    sistem HVDC dari Bangka Barat dan Bangka Selatan ke wilayah Selatan Jakarta

    maupun Muara Enim.

    b. Dokumen Statistik Energi Nuklir 2012, yang berisikan informasi kondisi

    penduduk Indonesia, ekonomi energi, harga energi berbagai sumber energi,

    konsumsi energi tiap sektor, ketersediaan sumber daya energi, dan statistik

    energi nuklir.

    c. Dokumen Studi Kelayakan PLTN Bangka Non Tapak Aspek Ekonomi,

    Teknologi dan Pengelolaan, yang berisikan perhitungan ekonomi dengan

    biaya investasi PLTN sebesar 4.500 USD/kW. Secara teknologi diperoleh

    bahwa jenis PLTN PWR yang cocok untuk dibangun di Indonesia adalah

    AP1000, OPR1000, dan ATMEA. Dari aspek manajemen didapatkan bahwa

    sistem public-private partnership (PPP) merupakan pilihan terbaik dalam

    pembangunan dan pengoperasian PLTN.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    34

    LAKIP BATAN - 2012

    d. Dokumen Spesifikasi Teknis Konsep Sistem Kogenerasi PLTN, yang berisikan

    spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN.

    Konsep sistem kogenerasi PLTN adalah sebuah konsep penggunaan PLTN

    bukan hanya untuk menghasilkan listrik, namun juga untuk menghasilkan

    produk lain seperti pemanfaatan panas untuk gasifikasi/pencairan batubara

    dan produksi air bersih (desalinasi). Studi ini dilakukan untuk menyusun

    spesifikasi teknis konsep sistem kogenerasi PLTN dengan instalasi

    gasifikasi/pencairan batubara dan instalasi desalinasi. Spesifikasi teknis ini

    disusun berdasarkan hasil pra-rancangan sebelumnya. Jenis PLTN yang

    digunakan adalah reaktor bertemperatur tinggi (HTR). Gasifikasi/pencairan

    batubara dilakukan dengan metode pencairan tidak langsung (indirect coal

    liquefaction), sedangkan instalasi desalinasi menggunakan teknologi LT-HT-

    MED (Low temperature horizontal tube multi effect desalination).

    Spesifikasi teknis yang disusun untuk gasifikasi/pencairan batubara

    meliputi spesifikasi bahan baku, bahan bantu, dan alat. Bahan baku yang

    digunakan adalah batubara sebanyak 1.980.000 Ton/tahun dan steam 158.000

    Ton/ tahun.

    Gasifikasi/pencairan batubara menghasilkan fraksi produk berupa

    gasoline, kerosene, diesel, hidrokarbon berat, dan fuel gas. Penerapan konsep

    ini akan membantu pemerintah dalam penyediaan bahan bakar alternatif.

    Selain itu, telah dapat diidentifikasi komponen untuk gasifikasi/pencairan

    batubara, yang terpenting di antaranya adalah intermediate heat exchanger,

    reaktor Fischer Tropsch, dan menara destilasi.

    Spesifikasi teknis yang disusun untuk desalinasi meliputi spesifikasi bahan

    baku, bahan bantu, dan alat. Kapasitas produksi instalasi desalinasi adalah

    2.000 Ton/jam. Telah diidentifikasi spesifikasi komponen peralatan untuk

    instalasi desalinasi, terutama evaporator, flash tank, heat exchanger, dan

    pompa dengan filter (kapasitas 2.000 Ton/jam).

    Studi ini adalah kelanjutan dari yang telah dilakukan tahun-tahun

    sebelumnya yaitu kajian tekno-ekonomi desalinasi nuklir dan

    gasifikasi/pencairan batubara. Hasil studi ini bermanfaat untuk kalangan

    industri produksi batubara cair dan air bersih dengan spesifikasi yang sudah

    dikaji.

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    35

    LAKIP BATAN - 2012

    Tabel 3.5. Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Tahun 2012, 2011, dan 2010

    Indikator Kinerja Utama Realisasi/Capaian Kinerja

    2010 2011 2012

    (1) (2) (3) (4)

    Jumlah dokumen teknis peyiapan infrastruktur, tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi teknis yang siap dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan

    3

    Dokumen

    teknis

    100%

    3

    Dokumen

    teknis

    100%

    3

    Dokumen

    teknis

    100%

    Dari tabel di atas, menunjukkan perbandingan realisasi dan capaian kinerja

    selama 3 tahun menunjukkan hasil yang senantiasa bagus karena mencapai 100%.

    BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk berupa teknologi proses

    maupun barang (prototipe) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up

    untuk diproduksi yang dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut,

    dan disebut dengan paket teknologi. Dalam Renstra BATAN 2011-2014 Rev.2, target

    yang direncanakan pada tahun 2012 sebanyak 6 paket teknologi telah tercapai 100%,

    dengan rincian sebagai berikut.

    1) Paket teknologi pengendalian hama tanaman

    Paket Teknologi Sofatan-3G merupakan insektisida berbentuk butiran

    dengan bahan aktif Dimehipo digunakan untuk mengendalikan hama penggerek

    batang padi kuning (Scirpopaga incertulas). Insektisida ini bersifat sistemik, dan

    penggunaannya dilakukan dengan cara ditanam di dalam tanah sehingga dapat

    dihisap oleh tanaman. Hama yang ada pada tanaman tersebut akan terkena

    racun dari insektisida dan akhirnya mati. Selama ini produk Insektisida dengan

    bahan aktif yang sama sudah beredar di pasar dengan nama dagang Spontan 400

    EC. Sofatan-3G memiliki keunggulan dibandingkan dengan Spontan 400 EC,

    antara lain:

    a. Sofatan-3G berbentuk butiran, sehingga aplikasinya lebih mudah dan lebih

    efisien dibandingkan dengan Spontan 400 EC yang berbentuk cairan

    3. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi yang Siap Dimanfaatkan Masyarakat

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    36

    LAKIP BATAN - 2012

    b. Penggunaan Sofatan-3G lebih efisien, selama masa tanam cukup diberikan dua

    kali, sedangkan bentuk insektisida yang lain diberikan setiap minggu pada saat

    tanaman berusia 21 hari setelah tanam sampai dengan tanaman berusia 42

    hari setelah tanam

    c. Sofatan-3G bisa mengurangi resiko pencemaran lingkungan, dibandingkan

    produk insektisida komersial yang lain

    d. Sofatan-3G mempunyai nilai ekonomis (Rp 45.000,-/kg) yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan Spontan 400 EC (Rp 100.000,-/kg).

    Gb. 3.11.a. Uji coba insektisida Sofatan-3G pada tanaman padi (kiri) Gb. 3.11.b Hama Penggerek batang yang ditemui pada tanaman

    kontrol (kanan)

    Insektisida berbentuk butiran dengan bahan aktif Dimehipo hasil litbang

    BATAN telah mendapatkan merek dagang Sofatan-3G dari Ditjen HAKI

    Kementerian Hukum dan HAM. Saat ini Sofatan-3G sedang dalam proses untuk

    mendapatkan sertifikasi dari Komisi Pestisida Kementerian Pertanian.

    2) Paket Teknologi Pembuatan Irradiated Biodegradable Cellulose Microbial

    Membrane untuk GBR (Guided Bone Regeneration )

    Guided Bone Regeneration (GBR) adalah suatu prosedur atau tindakan

    operasi terutama dibidang periodontal untuk memperbaiki kerusakan tulang.

    Operasi ini biasanya dilakukan dengan menggunakan graft tulang dan suatu

    membran steril. Membran berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap invasi

    jaringan lunak yang tidak diinginkan sehingga proses oseosis tidak terganggu oleh

    intrusi jaringan lunak disekitarnya dapat penyembuhan berjalan lebih cepat dan

    sempurna. Gambar 3.7 memperlihatkan mekanisme proses operasi GBR pada

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    37

    LAKIP BATAN - 2012

    kasus penanganan kerusakan tulang periodontal. Ada dua jenis membran yang

    biasa digunakan yaitu membran yang tidak dapat didegradasi oleh cairan tubuh

    (non biodegradable membrane) dan membran biodegradasi (biodegradable

    membrane). Membran non biodegradable mempunyai kelemahan yaitu tidak

    dapat didegradasi oleh cairan tubuh sehingga memerlukan tindakan operasi

    kedua setelah proses penyembuhan tulang selesai. Hal ini sangat tidak nyaman

    karena selain memerlukan biaya yang sangat mahal, juga dapat menyebabkan

    komplikasi pada pasien dan waktu penyembuhan menjadi lama. Sebaliknya

    membran biodegradasi tidak memerlukan tindakan operasi kedua setelah proses

    penyembuhan tulang selesai.

    Gambar 3.12. Teknik GBR pada penanganan kasus kerusakan tulang periodontal

    BATAN telah berhasil mensintesis membran cellulose microbial yang

    bersifat biodegradasi yang diperoleh dari proses fermentasi mikroba A. xylinum

    dalam suatu media yang mengandung air kelapa sebagai sumber mikronutrien

    dan meradiasi membran tersebut untuk mendapatkan membran yang bersifat

    biodegradabel. Gambar 3. 13 adalah membran cellulose microbial yang dihasilkan

    BATAN. Beberapa karakteristik membran seperti sifat fisiko-kimia, mekanik,

    toksisitas, biodegradasi, sterilitas dan biokompatibilitas menggunakan hewan

    percobaan telah dilakukan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa membran

    irradiated cellulosa microbial mempunyai sifat fisik yang kuat dan cukup elastis

    dengan kekuatan tarik yaitu 927 kg/cm2. Nilai kekuatan tarik ini sangat cukup

    untuk mempertahankan kondisi fisik membran selama menjalankan fungsinya.

    Freeze dried xenograft steril

    Radiasi (granul)

    Membran GBR

    Pemasangan

    membran

    Pemberian

    xenograft

    Penutupan gum

  • BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

    38

    LAKIP BATAN - 2012

    Gambar 3.13. Contoh membrane cellulose microbial yang dihasilkan BATAN

    Selain itu membran cellulose microbial bers


Related Documents