7/24/2019 Kirim Nyeri
1/20
KONSEP NYERI
Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan
kerusakan jaringan. Nyeri menggambarkan suatu fungsi biologis. Ini menandakan adanya
kerusakan atau penyakit di dalam tubuh.
Berdasarkan batasan tersebut di atas, terdapat dua asumsi perihal nyeri, yaitu :
Pertama, bahwa persepsi nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan,
berkaitan dengan pengalaman emosional menyusul adanya kerusakan jaringan yang nyata
(pain with nociception). eadaan nyeri seperti ini disebut sebagai nyeri akut.
edua, bahwa perasaan yang sama dapat juga terjadi tanpa disertai dengan kerusakan
jaringan yang nyata (pain without nociception). eadaan nyeri seperti ini disebut sebagai
nyeri kronis.
Nyeri, selain menimbulkan penderitaan, juga berfungsi sebagai mekanisme proteksi,
defensif dan penunjang diagnostik. !ebagai mekanisme proteksi, sensibel nyeri
memungkinkan seseorang untuk bereaksi terhadap suatu trauma atau penyebab nyeri
sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakan jaringan tubuh. !ebagai mekanisme
defensif, memungkinkan untuk immobilisasi organ tubuh yang mengalami inflamasi atau
patah sehingga sensibel yang dirasakan akan mereda dan bisa memper"epat penyembuhan.
FISIOLOGI NYERI
#efinisi nyeri berdasarkan International $sso"iation for the !tudy of Pain (I$!P,%&'&) adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dimana berhubungan
dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan. !ebagaimana diketahui
bahwa nyeri tidaklah selalu berhubungan dengan derajat kerusakan jaringan yang dijumpai.
Namun nyeri bersifat indiidual yang dipengaruhi oleh genetik, latar belakang kultural, umur
dan jenis kelamin.
eseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri.
*rgan tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang
1
7/24/2019 Kirim Nyeri
2/20
berespon hanya terhadap stimulus kuat yang se"ara potensial merusak. eseptor nyeri disebut
juga nosire"eptor, se"ara anatomis reseptor nyeri (nosire"eptor) ada yang bermielien dan ada
juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat
dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (utaneus), somatik dalam
(deep somati"), dan pada daerah iseral, karena letaknya yang berbeda+beda inilah, nyeri
yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosire"eptor kutaneus berasal dari kulit dan
sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan
didefinisikan. eseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a. eseptor $ delta
erupakan serabut komponen "epat (ke"epatan tranmisi -+/ m0det) yangmemungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan "epat hilang apabila penyebab nyeri
dihilangkan
b. !erabut 1
erupakan serabut komponen lambat (ke"epatan tranmisi /,2 m0det) yang terdapat
pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi
!truktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada
tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. arena struktur
reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
eseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor iseral, reseptor ini meliputi organ+organ
iseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini
biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan,
iskemia dan inflamasi.
MEKANISME NYERI
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan.
Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius yang diperantarai
oleh sistem sensorik nosiseptif. !istem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla
spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri. $pabila telah terjadi kerusakan jaringan,
2
7/24/2019 Kirim Nyeri
3/20
maka sistem nosiseptif akan bergeser fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang
membantu perbaikan jaringan yang rusak.
1. Sensitisasi Perifer
1idera atau inflamasi jaringan akan menyebabkan mun"ulnya perubahan lingkungan
kimiawi pada akhir nosiseptor. !el yang rusak akan melepaskan komponen intraselulernya
seperti adenosine trifosfat, ion 3, p4 menurun, sel inflamasi akan menghasilkan sitokin,
chemokine dan growth factor. Beberapa komponen diatas akan langsung merangsang
nosiseptor (nociceptor activators) dan komponen lainnya akan menyebabkan nosiseptor
menjadi lebih hipersensitif terhadap rangsangan berikutnya (nociceptor sensitizers).
omponen sensitisasi, misalnya prostaglandin 56 akan mereduksi ambang aktiasi
nosiseptor dan meningkatkan kepekaan ujung saraf dengan "ara berikatan pada reseptor
spesifik di nosiseptor. Berbagai komponen yang menyebabkan sensitisasi akan mun"ul se"ara
bersamaan, penghambatan hanya pada salah satu substansi kimia tersebut tidak akan
menghilangkan sensitisasi perifer. !ensitisasi perifer akan menurunkan ambang rangsang dan
berperan dalam meningkatkan sensitifitas nyeri di tempat "edera atau inflamasi.
2. Sensitisasi Sentral
!ama halnya dengan sistem nosiseptor perifer, maka transmisi nosiseptordi sentral
juga dapat mengalami sensitisasi. !ensitisasi sentral dan perifer bertanggung jawab terhadap
mun"ulnya hipersensitiitas nyeri setelah "idera. !ensitisasi sentral memfasilitasi dan
memperkuat transfer sipnatik dari nosiseptor ke neuron kornu dorsalis. Pada awalnya proses
ini dipa"u oleh input nosiseptor ke medulla spinalis (activity dependent), kemudian terjadi
perubahan molekuler neuron (transcription dependent).
!ensitisasi sentral dan perifer merupakan "ontoh plastisitas sistem saraf, dimana
terjadi perubahan fungsi sebagai respon perubahan input (kerusakan jaringan). #alam
beberapa detik setelah kerusakan jaringan yang hebat akanterjadi aliran sensoris yang masif
kedalam medulla spinalis, ini akan menyebabkan jaringan saraf didalam medulla spinalis
menjadi hiperresponsif. eaksi ini akan menyebabkan mun"ulnya rangsangan nyeri akibat
stimulus non noksius dan pada daerah yang jauh dari jaringan "edera juga akan menjadi lebih
sensitif terhadap rangsangan nyeri.
3
7/24/2019 Kirim Nyeri
4/20
NOSISEPTOR (RESEPTOR NYERI)
Nosiseptor adalah reseptor ujung saraf bebas yang ada di kulit, otot, persendian,
iseral dan askular. Nosiseptor+nosiseptor ini bertanggung jawab terhadap kehadiran
stimulus noksius yang berasal dari kimia, suhu (panas, dingin), atau perubahan mekanikal.
Pada jaringan normal, nosiseptor tidak aktif sampai adanya stimulus yang memiliki energi
yang "ukup untuk melampaui ambang batas stimulus (resting). Nosiseptor men"egah
perambatan sinyal a"ak (skriningfungsi) ke !!P untuk interpretasi nyeri.
!araf nosiseptor bersinap di dorsal horn dari spinal "ord dengan lokal interneuron dan
saraf projeksi yang membawa informasi nosiseptif ke pusat yang lebih tinggi pada batang
otak dan thalamus. Berbeda dengan reseptor sensorik lainnya, reseptor nyeri tidak bisa
beradaptasi. egagalan reseptor nyeri beradaptasi adalah untuk proteksi karena hal tersebut
bisa menyebabkan indiidu untuk tetap awas pada kerusakan jaringan yang berkelanjutan.
!etelah kerusakan terjadi, nyeri biasanya minimal. ula datang nyeri pada jaringan karena
iskemi akut berhubungan dengan ke"epatan metabolisme. !ebagai "ontoh, nyeri terjadi pada
saat beraktifitas kerena iskemia otot skeletal pada %2 sampai 6/ detik tapi pada iskemia kulit
bisa terjadai pada 6/ sampai / menit.
7ipe nosiseptor spesifik bereaksi pada tipe stimulus yang berbeda. Nosiseptor 1
tertentu dan nosiseptor $+delta bereaksi hanya pada stimulus panas atau dingin, dimana yang
lainnya bereaksi pada stimulus yang banyak (kimia, panas, dingin). Beberapa reseptor $+beta
mempunyai aktiitas nociceptor-like. !erat8serat sensorik mekanoreseptor bisa diikutkan
untuk transmisi sinyal yang akan menginterpretasi nyeri ketika daerah sekitar terjadi
inflamasi dan produk+produknya. $llodynia mekanikal (nyeri atau sensasi terbakar karena
sentuhan ringan) dihasilkan mekanoreseptor $+beta.
Nosiseptor iseral, tidak seperti nosiseptor kutaneus, tidak didesain hanya sebagai
reseptor nyeri karena organ dalam jarang terpapar pada keadaan yangpotensial merusak.
Banyak stimulus yang sifatnya merusak (memotong, membakar, kepitan) tidak menghasilkan
nyeri bila dilakukan pada struktur iseralis. !elain itu inflamasi, iskemia, regangan
4
7/24/2019 Kirim Nyeri
5/20
mesenterik, dilatasi, atau spasme iseralis bisa menyebabkan spasme berat. !timulus ini
biasanya dihubungkan dengan proses patologis, dan nyeri yang di"etuskan untuk
mempertahankan fungsi.
PERJALANAN NYERI (NOIEPTI!E PAT"#AY)
Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang
disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen yang
nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi,dimana terjadinya stimuli yang kuat
diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat ("orte9 "erebri).
1. Pr$ses Trans%&'si
Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. !uatu
stimuli kuat (noxion stimuli)seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubahmenjadi suatu aktifitas
listrik yang akan diterima ujung+ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ+organ tubuh
(reseptor meisneri, merkel, "orpus"ulum pa""ini, golgi maoni). erusakan jaringan karena
trauma baik trauma pembedahan atautrauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin,
dimana prostaglandin inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari reseptor+reseptor
nosiseptif dan dikeluarkannya at+at mediator nyeri seperti histamin, serotonin yang akan
menimbulkan sensasi nyeri. eadaan ini dikenal sebagai sensitisasi perifer.
2. Pr$ses Transisi
Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi
melalui serabut $+delta dan serabut 1 dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut
mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tra"tus spinothalami"us dan
sebagian ke traktus spinoretikularis. 7raktus spinoretikularis terutama membawa rangsangan
dari organ+organ yang lebih dalam dan iseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih
difus dan melibatkan emosi. !elain itu juga serabut+serabut saraf disini mempunyai sinaps
interneuron dengan saraf+saraf berdiameter besar dan bermielin. !elanjutnya impuls
disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di "orte9 "erebri dan dirasakansebagai persepsi
nyeri.
. Pr$ses M$%&lasi
5
7/24/2019 Kirim Nyeri
6/20
Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat (medulla spinalis
dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesikendogen yang dihasilkan oleh
tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornuposterior medulla spinalis merupakan
proses as"enden yang dikontrol oleh otak.$nalgesik endogen (enkefalin, endorphin,
serotonin, noradrenalin) dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis.
#imana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls
nyeri untukanalgesik endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat
subjektif pada setiap orang.
*. Perse+si
4asil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi,transmisi danmodulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang dikenal sebagai
persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan korteks sebagai diskriminasi
dari sensorik.
Ga,ar 2.*-1. Pain Pat/a0
6
7/24/2019 Kirim Nyeri
7/20
KLASIFIKASI NYERI
ejadian nyeri memiliki sifat yang unik pada setiap indiidual bahkan jika "edera
fisik tersebut identik pada indiidual lainnya. $danya takut, marah, ke"emasan, depresi dan
kelelahan akan mempengaruhi bagaimana nyeri itudirasakan. !ubjektifitas nyeri membuat
sulitnya mengkategorikan nyeri dan mengerti mekanisme nyeri itu sendiri. !alah satu
pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengklasifikasi nyeri adalah berdasarkan durasi
(akut, kronik), patofisiologi (nosiseptif, nyeri neuropatik) dan etiologi (paska
pembedahan,kanker).
1. N0eri A'&t %an Kr$ni'
Nyeri akut Nyeri kronik
- Lamanya dalam hitungan menit
- Sensasi tajam menusuk
- Dibawa oleh serat A-delta
- Ditandai eningkatan !"# nadi#
dan resirasi
- $ausanya sesi%k# daat
diidenti%kasi se&ara biologis
- 'eson asien()okus ada
nyeri# menangis dan
mengerang# &emas
- *ingkah laku menggosok
bagian yang nyeri
- 'eson terhada analgesik (
meredakan nyeri se&ara e+ekti+
- Lamannya samai hitungan
bulan
- Sensasi terbakar# tumul# egal
- Dibawa oleh serat ,
- )ungsi %siologi bersi+at normal
- $ausanya mungkin jelas
mungkin tidak
- *idak ada keluhan nyeri#
deresi dan kelelahan
- *idak ada akti%tas %sik sebagai
reson terhada nyeri
- 'eson terhada analgesik (
sering kurang meredakan nyeri
2. N$sise+tif %an N0eri Ne&r$+ati'
Nyeri organik bisa dibagi menjadi nosiseptif dan nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif
adalah nyeri inflamasi yang dihasilkan oleh rangsangan kimia, mekanik dan suhu yang
menyebabkan aktifasi maupun sensitisasi pada nosiseptor perifer (saraf yang bertanggung
jawab terhadap rangsang nyeri). Nyeri nosiseptif biasanya memberikan respon terhadap
analgesik opioid atau non opioid.
7/24/2019 Kirim Nyeri
8/20
Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang ditimbulkan akibat kerusakan neural pada
saraf perifer maupun pada sistem saraf pusat yang meliputi jalur saraf aferen sentral dan
perifer, biasanya digambarkan dengan rasa terbakar dan menusuk. Pasien yang mengalami
nyeri neuropatik sering memberi respon yang kurang baik terhadap analgesik opioid.
. N0eri !iseral
Nyeri iseral biasanya menjalar dan mengarah ke daerah permukaan tubuh jauh dari
tempat nyeri namun berasal dari dermatom yang sama dengan asal nyeri.!ering kali, nyeri
iseral terjadi seperti kontraksi ritmis otot polos. Nyeri iseralseperti keram sering bersamaan
dengan gastroenteritis, penyakit kantung empedu, obstruksi ureteral, menstruasi, dan distensi
uterus pada tahap pertama persalinan.
Nyeri iseral, seperti nyeri somatik dalam, men"etuskan refleks kontraksi otot+otot
lurik sekitar, yang membuat dinding perut tegang ketika proses inflamasi terjadi pada
peritoneum. Nyeri iseral karena inasi malignan dari organ lunak dan keras sering
digambarkan dengan nyeri difus, menggrogoti, atau keram jika organ lunak terkena dan nyeri
tajam bila organ padat terkena.
Penyebab nyeri iseral termasuk iskemia, peregangan ligamen, spasme otot polos,
distensi struktur lunak seperti kantung empedu, saluran empedu, atau ureter. #istensi pada
organ lunak terjadi nyeri karena peregangan jaringan dan mungkin iskemia karena kompresi
pembuluh darah sehingga menyebabkan distensi berlebih dari jaringan.
angsang nyeri yang berasal dari sebagian besar abdomen dan toraks menjalar
melalui serat aferen yang berjalan bersamaan dengan sistem saraf simpatis, dimana rangsang
dari esofagus, trakea dan faring melalui aferen agus dan glossopharyngeal, impuls dari
struktur yang lebih dalam pada pelis dihantar melalui nerus parasimpatis di sakral. Impuls
nyeri dari jantung menjalar dari sistem saraf simpatis ke bagian tengah ganglia "eri"al,
ganglion stellate, danbagian pertama dari empat dan lima ganglion thorasik dari sistem
simpatis. Impuls ini masuk ke spinal "ord melalui nerus torak ke 6, , ; dan 2. Penyebab
impuls nyeri yang berasal dari jantung hampir semua berasal dari iskemia miokard. Parenkim
otak, hati, dan aleoli paru adalah tanpa reseptor. $dapun, bronkus danpleura parietal sangat
sensitif pada nyeri.
.
7/24/2019 Kirim Nyeri
9/20
*. N0eri S$ati'
Nyeri somatik digambarkan dengan nyeri yang tajam, menusuk, mudahdilokalisasi
dan rasa terbakar yang biasanya berasal dari kulit, jaringan subkutan, membran mukosa, otot
skeletal, tendon, tulang dan peritoneum. Nyeri insisi bedah, tahap kedua persalinan, atau
iritasi peritoneal adalah nyeri somatik. Penyakit yang menyebar pada dinding parietal, yang
menyebabkan rasa nyerimenusuk disampaikan oleh nerus spinalis. Pada bagian ini dinding
parietal menyerupai kulit dimana dipersarafi se"ara luas oleh nerus spinalis. $dapun,insisi
pada peritoneum parietal sangatlah nyeri, dimana insisi pada peritoneum iseralis tidak nyeri
sama sekali. Berbeda dengan nyeri iseral, nyeri parietal biasanya terlokalisasi langsung pada
daerah yang rusak.
un"ulnya jalur nyeri iseral dan parietal menghasilkan lokalisasi dari nyeri dari
iseral pada daerah permukaan tubuh pada waktu yang sama. !ebagai "ontoh, rangsang nyeri
berasal dari apendiks yang inflamasi melalui serat 8 serat nyeri pada sistem saraf simpatis ke
rantai simpatis lalu ke spinal "ord pada 7%/ ke 7%%. Nyeri ini menjalar ke daerah umbilikus
dan nyeri menusuk dan kram sebagai karakternya. !ebagai tambahan, rangsangan nyeri
berasal dari peritoneum parietal dimana inflamasi apendiks menyentuh dinding abdomen,
rangsangan ini melewatinerus spinalis masuk ke spinal "ord pada
7/24/2019 Kirim Nyeri
10/20
$da beberapa skala penilaian nyeri pada pasien sekarang ini:
1. Wong-Baker Faces ain !ating "cale
!kala dengan enam gambar wajah dengan ekspresi yang berbeda, dimulai dari
senyuman sampai menangis karena kesakitan. !kala ini berguna pada pasien dengan
gangguan komunikasi, seperti anak+anak, orang tua, pasien yang kebingungan atau pada
pasien yang tidak mengerti dengan bahasa lokal setempat.
Ga,ar 2.-1. #$n 3a'er Fa4es Pain Ratin S4ale
#. $er%al !ating "cale &$!")
Pasien ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan berdasarkan skala limapoin =
tidak nyeri, ringan, sedang, berat dan sangat berat.
Ga,ar 2.-2. !er,al Ratin S4ale
'. (umerical !ating "cale &(!")
10
7/24/2019 Kirim Nyeri
11/20
Pertama sekali dikemukakan oleh #ownie dkk pada tahun %&'>, dimana pasien
ditanyakan tentang derajat nyeri yang dirasakan dengan menunjukkanangka / 8 2 atau / 8 %/,
dimana angka / menunjukkan tidak ada nyeri dan angka 2 atau %/ menunjukkan nyeri yang
hebat.
Ga,ar 2.-. N&eri4al Ratin S4ale
;. ?isual $nalogue !"ale (?$!)
11
7/24/2019 Kirim Nyeri
12/20
!kala yang pertama sekali dikemukakan oleh eele pada tahun %&;> yang merupakan
skala dengan garis lurus %/ "m, dimana awal garis (/) penanda tidak ada nyeri dan akhir garis
(%/) menandakan nyeri hebat. Pasien diminta untuk membuat tanda digaris tersebut untuk
mengekspresikan nyeri yang dirasakan. Penggunaan skala ?$! lebih gampang, efisien dan
lebih mudah dipahami oleh penderita dibandingkan dengan skala lainnya. Penggunaan ?$!
telah direkomendasikan oleh 1oll dkk karena selain telah digunakan se"ara luas, ?$! juga
se"ara metodologis kualitasnya lebih baik, dimana juga penggunaannya realtif mudah,
hanya dengan menggunakan beberapa kata sehingga kosa kata tidak menjadi permasalahan.
@illianson dkk juga melakukan kajian pustaka atas tiga skala ukur nyeri dan menarik
kesimpulan bahwa ?$! se"ara statistik paling kuat rasionya karena dapat menyajikan data
dalam bentuk rasio. Nilai ?$! antara / 8 ; "m dianggap sebagai tingkat nyeri yang rendah
dan digunakan sebagai target untuk tatalaksana analgesia. Nilai ?$! A ; dianggap nyeri
sedang menuju berat sehingga pasien merasa tidak nyaman sehingga perlu diberikan obat
analgesi" penyelamat (res"ue analgeti").
Ga,ar 2.-*. !is&al Anal$&e S4ale
PENANGANAN NYERI
1. Fara'$l$is
odalitas analgetik paska pembedahan termasuk didalamnya analgesikoral
parenteral, blok saraf perifer, blok neuroaksial dengan anestesi lokal danopioid intraspinal.
12
7/24/2019 Kirim Nyeri
13/20
Pemilihan teknik analgesia se"ara umum berdasarkan tiga hal yaitu pasien, prosedur
dan pelaksanaannya. $da empat grup utama dari obat+obatan analgetik yang digunakan untuk
penanganan nyeri paska pembedahan.
Ta,el 2.5-1. O,at fara'$l$is &nt&' +enananan n0eri
13
7/24/2019 Kirim Nyeri
14/20
Ta,el 2.5-2. Pilian tera+i &nt&' +enananan n0eri ,er%asar'an 6enis $+erasi
aris besar strategi terapi farmakologi mengikuti W* +hree-step ,nalgesic adder.
7iga langkah tangga analgesik meurut @4* untuk pengobatan nyeri itu terdiri dari :
%. Pada mulanya, langkah pertama, hendaknya menggunakan obat analgesik non opiat.
6. $pabila masih tetap nyeri naik ke tangga0langkah kedua, yaitu ditambahkan obat
opioid lemah misalnya kodein.
. $pabila ternyata masih belum reda atau menetap maka, sebagai langkah ketiga,
disarankan untuk menggunakan opioid keras yaitu morfin.
Pada dasarnya prinsip +hree "tep ,nalgesic adder dapat diterapkan untuk nyeri
kronik maupun nyeri akut, yaitu :
14
7/24/2019 Kirim Nyeri
15/20
%. Pada nyeri kronik mengikuti langkah tangga ke atas %+6+
6. Pada nyeri akut, sebaliknya, mengikuti langkah tangga ke bawah +6+%
Analesia M<i$%al
$nalgesia multimodal menggunakan dua atau lebih obat analgetik yang memiliki
mekanisme kerja yang berbeda untuk men"apai efek analgetik yang maksimal tanpa
dijumpainya peningkatan efek samping dibandingkan dengan peningkatan dosis pada satu
obat saja. #imana analgesi multimodal melakukan interensi nyeri se"ara berkelanjutan
pada ketiga proses perjalanan nyeri, yakni:
C Penekanan pada proses tranduksi dengan menggunakan $IN!
C Penekanan pada proses transmisi dengan anestetik lokal (regional)
C Peningkatan proses modulasi dengan opioid
$nalgesia multimodal merupakan suatu pilihan yang dimungkinkan dengan
penggunaan parasetamol dan $IN! sebagai kombinasi dengan opioid atau anestesi lokal
untuk menurunkan tingkat intensitas nyeri pada pasien+pasien yang mengalami nyeri paska
pembedahan ditingkat sedang sampai berat. $nalgesia multimodal selain harus diberikan
se"epatnya (early analgesia), juga harus disertai dengan infor"ed mobiliation (early
ambulation) disertai dengan pemberian nutrisi nutrisi oral se"epatnya (early alimentation).
Analesia Pree+tif
$nalgesia preemptif artinya mengobati nyeri sebelum terjadi, terutama ditujukan
pada pasien sebelum dilakukan tindakan operasi (pre+operasi). Pemberian analgesia sebelum
onset dari rangsangan melukai untuk men"egah sensistisasi sentral dan membatasi
pengalaman nyeri selanjutnya. $nalgesia preemptif men"egah kaskade neural awal yang
dapat membawa keuntungan jangka panjang dengan menghilangkan hipersensitifitas yang
ditimbulkan oleh rangsangan luka. #engan "ara demikian keluhan nyeri paska bedah akan
sangat menurun dibandingkan dengan keluhan nyeri paska pembedahan tanpa memakai "araanalgesia preemptif. Bisa diberikan obat tunggal, misalnya opioid, ketorolak, maupun
15
7/24/2019 Kirim Nyeri
16/20
dikombinasikan dengan opioid atau $IN! lainnya, dilakukan 6/ 8 / menit sebelum
tindakan operasi.
PA (Patient $ntr$l Analesia)
Pasien dikontrol nyerinya dengan memberikan obat analgesik itu sendiri dengan
memakai alat (pump), dosis diberikan sesuai dengan tingkatan nyeri yang dirasakan. P1$
bisa diberikan dengan "ara Intraenous Patient 1ontrol $nalgesia (I?P1$) atau Patient
1ontrol 5pidural $nalgesia (P15$), namun dengan "ara ini memerlukan biaya yang mahal
baik peralatan maupun tindakannya.
N$n-Fara'$l$is
@alaupun obat+obat analgesik sangat mudah diberikan, namun banyak pasien dan
dokter kurang puas dengan pemberian jangka panjang untuk nyeri yang tidak terkait
keganasan. !ituasi ini mendorong dikembangkannya sejumlah metode nonfarmakologik
untuk mengatasi nyeri. etode nonfarmakologik untuk mengendalikan nyeri dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu terapi dan modalitas fisik serta strategi kognitif+perilaku.
!ebagian dari modalitas ini mungkin berguna walaupun digunakan se"ara tersendiri atau
digunakan sebagai adjuan dalam penatalaksanaan nyeri.
$da beberapa metode metode non+farmakologi yang digunakan untuk membantu
penanganan nyeri paska pembedahan, seperti menggunakan terapi fisik (dingin, panas) yang
dapat mengurangi spasme otot, akupunktur untuk nyeri kronik (gangguan muskuloskletal,
nyeri kepala), terapi psikologis (musik, hipnosis, terapi kognitif, terapi tingkah laku) dan
rangsangan elektrik pada sistem saraf (75N!, !pinal 1ord !timulation, Intra"erebral
!timulation).
%. 7erapi dan odalitas Disik
7erapi fisik untuk meredakan nyeri men"akup beragam bentuk stimulasi kulit (pijat,
stimulasi saraf dengan listrik transkutis, akupuntur, aplikasi panas atau dingin, olahraga).
!timulasi kulit akan merangsang serat+serat non+nosiseptif yang berdiameter besar untuk
Emenutup gerbangF bagi serat+serat berdiameter ke"il yang menghantarkan nyeri sehingga
nyeri dapat dikurangi. #ihipotesiskan bahwa stimulasi kulit juga dapat menyebabkan tubuh
mengeluarkan endorfin dan neurotransmiter lainnya yang menghambat nyeri.
16
7/24/2019 Kirim Nyeri
17/20
!alah satu strategi stimulasi kulit tertua dan paling sering digunakan adalah pemijatan
atau penggosokan. Pijat dapat dilakukan dengan jumlah tekanan dan stimulasi yang berariasi
terhadap berbagai titik diseluruh tubuh. Pijat akan melemaskan ketegangan otot dan
meningkatkan sirkulasi lokal. Pijat punggung memiliki efek relaksasi yang kuat dan apabila
dilakukan oleh indiidu yang penuh perhatian maka akan menghasilkan efek emosional yang
positif.
!timulasi saraf dengan listrik melalui kulit (75N! atau 7N!) terdiri dari suatu alat
yang digerakkan oleh batere yang mengirim impuls listrik lemah melalui elektroda yang
diletakkan di tubuh. 5lektroda pada umumnya diletakkan diatas atau dekat dengan bagian
yang nyeri. 75N! digunakan untuk penatalaksanaan nyeri akut dan kronik= nyeri
pas"aoperasi, nyeri punggung bawah, phantom limb pain, neuralgia perifer dan artritis
rematoid.
$kupuntur adalah teknik kuno dari "ina berupa insersi jarum halus ke dalam berbagai
titik akupuntur di seluruh tubuh untuk meredakan nyeri. etode noninasif lain untuk
merangsang titik+titik pemi"u adalah memberi tekanan dengan ibu jari, suatu teknik yang
disebut akupresur.
ange of motion (*) e9er"ise (pasif, dibantu, atau aktif) dapat digunakan untuk
melemaskan otot, memperbaiki sirkulasi dan men"egah nyeri yang berkaitan dengan
kekakuan dan imobilitas.
$plikasi panas adalah tindakan sederhana yang telah lama dikeketahui sebagai
metode yang efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas dapat disalurkan melalui
konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik, lampu, kompres basah panas), koneksi
(whirpool, sit bath, berendam air panas), konersi (ultrasonografi, diatermi). Nyeri akibatmemar, spasme otot, dan artritis berespon baik terhadap panas. arena melebarkan pembuluh
darah dan meningkatkan aliran darah lokal, panas jangan digunakan setelah "idera traumatik
saat masih ada edema dan peradangan. arena meningkatkan aliran darah, panas mungkin
meredekan nyeri dengan menyingkirkan produk+produk inflamasi seperti bradikinin,
histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal.
Berbeda dengan terapi panas, yang efektif untuk nyeri kronik, aplikasi dingin efektif
untuk nyeri akut (misalnya trauma akibat luka bakar, tersayat, terkilir). #ingin dapat
1
7/24/2019 Kirim Nyeri
18/20
disalurkan dalam bentuk berendam atau komponen air dingin, kantung es, aGuamati" pads,
dan pijat es. $plikasi dingin mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi edema
serta perdarahan. #iperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan
memperlambat ke"epatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang men"apai otak lebih
sedikit. ekanisme lain yang mungkin bekerja bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan
mengurangi persepsi nyeri.
6. !trategi kognitif+perilaku
!trategi kognitif+perilaku bermanfaat dalam mengubah persepsi pasien terhadap nyeri,
mengubah perilaku nyeri, dan memberi pasien perasaan yang lebih mampu untuk
mengendalikan nyeri. !trategi+strategi ini men"akup relaksasi, pen"iptaan khayalan(imagery), hipnosis, dan biofeedba"k. @alaupun sebagian besar metode kognitif+perilaku
menekankan salah satu relaksasi atau pengelihatan, pada praktik keduanya tidak dapat
dipisahkan.
1ara lain untuk menginduksi relaksasi adalah dengan olahraga dan bernafas dalam,
meditasi dan mendengarkan musik+musik yang menenangkan. 7eknik+teknik relaksasi akan
mengurangi rasa "emas, ketegangan otot, dan stress emosi sehingga memutuskan siklus
nyeri+stress+nyeri, saat nyeri dan stress saling memperkuat.
7eknik+teknik pengalihan mengurangi nyeri dengan memfokuskan perhatian pasien
pada stimulus lain dan menjauhi nyeri. enonton teleisi, memba"a buku, mendengar musik,
dan melakukan per"akapan.
Pen"iptaan khayalan dengan tuntutan adalah suatu bentuk pengalihan fasilator yang
mendorong pasien untuk meisualisasikan atau memikirkan pemandangan atau sensasi yang
menyenangkan untuk mengalihkan perhatian menjauhi nyeri. 7ehnik ini sering
dikombinasikan dengan relaksasi.
4ipnosis adalah suatu metode kognitif yang bergantung pada bagaimana
memfokuskan perhatian pasien menjauhi nyeri= metode ini juga bergantung pada kemampuan
ahli terapi untuk menuntun perhatian pasien ke bayangan+bayangan yang paling konstruktif.
Hmpan+balik hayati adalah suatu teknik yang bergantung pada kemampuan untuk
memberikan ukuran+ukuran terhadap parameter fisiologik tertentu kepada pasien sehingga
1.
7/24/2019 Kirim Nyeri
19/20
pasien dapat belajar mengendalikan parameter tersebut termasuk suhu kulit, ketegangan otot,
ke"epatan denyut jantung, tekanan darah dan gelombang otak.
7AFTAR P8STAKA
%. 1harlton 5#. Posooperatie Pain anagement. @orld Dederation of !o"ieties
of $naesthesiologistshttp:00www.nda.o9.a".uk0wfsa0html0u/'0u/'//&.htm
6. 1onn #, urdo"h J. anajemen Nyeri $kut. In : edokteran Perioperatif.
*9ford Hniersity Press = 6///. p.2'+-&.
. 1helly J5, ebhard , 1oupe , et al.
7/24/2019 Kirim Nyeri
20/20
2. wirt . !ingle+dose intrathe"al opioids in the management of a"ute
postoperatie pain. In: !inatra !, 4ord $4, insberg B, Preble