YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

71

A. PENGUKURAN KINERJA

Manajemen kinerja yang dibangun secara mantap memerlukan tolok ukur atau

indikator yang jelas dan pasti yaitu spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan tepat

waktu. Indikator kinerja merupakan alat atau media kegiatan dan sasaran yang dapat diukur

kinerjanya. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 menetapkan

indikator kinerja sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun

2012.

Indikator kinerja kegiatan yang dikembangkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

sebagai pelaksana dari program/kegiatan dalam mewujudkan sasaran sesuai tugas pokok dan

fungsinya, terdiri atas :

1. Indikator input, adalah segala hal yang digunakan untuk menghasilkan keluaran

(output) atau segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan

untuk menghasilkan keluaran berupa dana, sumber daya manusia, informasi,

kebijakan/peraturan, perundang-undangan dan sebagainya.

2. Indikator output, adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu program atau sub

program dan disediakan untuk target populasi.

3. Indikator outcome, adalah hasil suatu kegiatan atau konsekuensi dari tindakan-tindakan

atau kejadian-kejadian. Hasil yang diharapkan adalah perilaku atau kondisi yang ingin

dicapai/diwujudkan oleh pemerintah serta konsekuensi yang diinginkan dari suatu

program atau sub program. Hasil yang dicapai adalah apa yang sesungguhnya

muncul/terjadi. Penetapan indikator outcome ini bertujuan untuk menggambarkan

hubungan kegiatan dengan sasarannya.

Sedangkan indikator benefit dan impact belum kami kembangkan sehubungan dengan

keberadaan indikator benefit dan impact tersebut adalah untuk menggambarkan tingkat

capaian kegiatan yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan dari organisasi. Indikator

impact ini menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan yang menggambarkan

aspek makro pelaksanaan kegiatan.

Indikator kinerja sasaran yang dikembangkan merupakan indikator kinerja

intermediate outcomes yang disesuaikan dengan kemampuan riil pengerahan sumber daya

BAB

III AKUNTABILITAS

KINERJA

Page 2: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

72

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 sehingga dapat menggambarkan kualitas

kinerja dari pelaksanaan perjanjian kinerja Tahun 2012 sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

Dalam menentukan hasil evaluasi kinerja untuk setiap sasaran, kami menggunakan

metode rata-rata dari capaian setiap indikator sasaran yang selanjutnya dikategorikan dalam

pengukuran dengan skala ordinal sebagai berikut:

85 ≤ X : Sangat Berhasil

70 ≤ X < 85 : Berhasil

55 ≤ X < 70 : Cukup Berhasil

X < 55 : Tidak Berhasil

Secara ringkas capaian sasaran dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

x = ∑i / n

dimana :

_

X = Rata-rata capaian indikator sasaran

∑i = Jumlah capaian masing-masing indikator kinerja sasaran

n = jumlah indikator kinerja sasaran

Implementasi nyata dari proses perencanaan tertuang dalam pelaksanaan

program dan kegiatan suatu organisasi. Hambatan dan permasalahan seringkali muncul

dalam proses ini. Proses perencanaan yang baik tentu saja sudah memperhitungkan

segala kemungkinan yang akan dan mungkin muncul dalam pelaksanaan program dan

kegiatan yang ada di dalam perencanaan.

Keberhasilan pelaksanaan tugas Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk

mencapai sasaran atau target yang telah ditetapkan sangat dipengaruhi oleh penetapan

tingkat pencapaian kinerja yang dinyatakan dengan ukuran kinerja (performance

measure) atau indikator kinerja (performance indicator).

Untuk dapat mengidentifikasikan tingkat capaian kinerja yang diinginkan

tersebut, maka terlebih dahulu perlu ditetapkan strategi dan langkah-langkah terinci

kegiatan yang terkoordinasi dalam mencapai sasaran atau target yang dapat

dirumuskan dalam perencanaan operasional jangka pendek yang lebih tajam,

mengingat rencana strategik organisasi hanya memuat hal-hal yang bersifat strategik

jangka menengah dan jangka panjang dan tidak sampai merinci secara detail kegiatan

Page 3: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

73

operasional sehari-hari. Dengan menetapkan sasaran atau target, strategi, langkah-

langkah terinci kegiatan, dan indikator kinerja akan memudahkan dalam melakukan

proses perencanaan kinerja yang merupakan langkah awal dalam mewujudkan rencana

kinerja yang berguna untuk peningkatan kinerja organisasi.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah berusaha dan berhasil merumuskan

dan menganalisis sasaran atau target, strategi (kebijakan, program, dan kegiatan),

langkah-langkah terinci kegiatan dan indikator kinerja dengan memperhatikan urusan

yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dengan keterbatasan sumber daya yang

dimiliki Pemerintah Kabupaten Gunungkidul serta kewenangan yang ada dalam Tahun

2012 dari 22 sasaran yang ingin dicapai, semua dapat tercapai dengan baik.

Pengukuran kinerja merupakan alat yang bermanfaat dalam meningkatkan

pelayanan publik secara efisien dan efektif. Oleh karena itu melalui pengukuran

kinerja dapat dilakukan proses penilaian terhadap pencapaian sasaran yang telah

ditetapkan dan penilaian kinerja sehingga dapat memberikan penilaian (justifikasi)

yang objektif dalam pengambilan keputusan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Berikut merupakan strategi yang diterapkan dalam sistem pengukuran kinerja dalam

rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan:

1. Partisipasi unsur pimpinan dalam pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah melakukan inisiatif untuk melakukan

pengukuran kinerja dengan membuat laporan akuntabilitas pemerintah daerah

sebagai komitmen kepala daerah dalam memenuhi tuntutan Inpres Nomor 7 Tahun

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja yang

disusun telah melibatkan seluruh pimpinan unit organisasi, baik kepala dinas,

kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai

bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama satu tahun

anggaran.

2. Kerangka kerja konseptual dan komunikasi yang efektif

Sistem pengukuran kinerja pemerintah daerah merupakan bagian integral dalam

keseluruhan proses manajemen dan secara langsung dapat mendukung pencapaian

tujuan pemerintahan. Dalam setiap pelaporannya pengukuran kinerja dapat

dijadikan tolok ukur akan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas selama

satu periode tahun anggaran, dilengkapi dengan alasan-alasan keberhasilannya

berupa faktor faktor yang mendorong keberhasilan tersebut. Demikian pula apabila

terjadi kegagalan, maka diungkapkan pula hambatan-hambatan dan kendala-

kendala yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah. Pengukuran kinerja ini

Page 4: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

74

dapat dijadikan alat monitor dan evaluasi pelaksanaan kinerja dan perbaikannya di

masa-masa yang akan datang.

Komunikasi merupakan hal penting dalam penciptaan dan pemeliharaan sistem

pengukuran kinerja. Komunikasi sebaiknya dari berbagai arah (multidirectional),

baik top-down, bottom up, dan secara horizontal, baik berada di dalam maupun

lintas instansi pemerintah.

3. Keterlibatan aparatur pemerintah dan orientasi pelayanan kepada masyarakat

Keterlibatan aparatur pemerintah merupakan suatu cara terbaik untuk menciptakan

budaya yang positif dalam pengukuran kinerja. Apabila aparatur pemerintah

memiliki masukan untuk kepentingan penciptaan sistem pengukuran kinerja maka

pemerintah daerah akan mendapatkan sistem pengukuran kinerja yang sesuai

dengan kebutuhannya.

Pelaksanaan pembangunan diarahkan pada peningkatan pelayanan prima kepada

masyarakat. Semakin kritis dan tingginya tuntutan masyarakat terhadap

pembangunan perlu ditanggapi secara serius dan proporsional, dengan

meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah.

B. EVALUASI DAN ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Evaluasi kinerja atas sasaran-sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

dapat dijelaskan melalui pencapaian kinerja sasarannya. Sasaran yang ingin dicapai dalam

Tahun 2012 berjumlah 22 buah dengan ringkasan pencapaian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Ringkasan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran

Skala Ordinal Predikat Jumlah Sasaran

85 ≤ X Sangat Berhasil 20

70 ≤ X < 85 Berhasil 2

55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil 0

X < 55 Tidak Berhasil 0

Jumlah Seluruh Sasaran 22

Ringkasan capaian kinerja indikator kinerja sasaran di atas menunjukkan bahwa

sebagian besar indikator kinerja sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten

Gunungkidul adalah sangat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi dalam Tahun 2012 sudah baik.

Page 5: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

75

Capaian Kinerja Sasaran

Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indikator kinerja sasaran yang

dirumuskan berdasarkan intermediate outcomes dari masing-masing kegiatan.

Sasaran-sasaran yang telah dicapai Pemerintah Kabupaten Gunungkidul selama Tahun

2012 adalah sebagai berikut:

Sasaran 1

“Sentra produksi memiliki infrastruktur air dan sanitasi

yang handal”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 6 (enam) indikator sasaran yang dirumuskan

dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 1

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase sentra produksi yang

memiliki air bersih yang handal

persen 65.56 65.00 99.15

2 Persentase keterjangkauan air

kawasan rawan kekeringan pada

musim kemarau

persen 100 100 100.00

3 Persentase lahan pertanian yang

terairi secara kontinyu

persen 21.28 21.20 99.62

4 Jumlah pemanfaatan air/sungai

bawah tanah (sumur pompa):

a. Irigasi sumur 72 66 91.67

b. Air Minum sumur 28 25 89.29

5 Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan

irigasi tersier, irigasi perdesaan

dan Jaringan Tingkat Usaha Tani

(JITUT) pada lahan pertanian

tanaman pangan dan hortikultura)

meter 20,200 13,992 69.27

6 Jumlah penyediaan penampung

air (Embung dan damparit):

a. Tanaman Pangan

1) Embung Tanaman Pangan unit 15 7 46.67

2) Dam Parit unit 13 11 84.62

b. Kehutanan dan Perkebunan

1) Dam penahan (DPn) unit 44 46 104.55

2) Gullyplug unit 62 54 87.10

Page 6: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

76

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

3) Irigasi air permukaan unit 7 10 142.86

4) Irigasi air dangkal/ sumur

dangkal

unit 45 38 84.44

5) Sumur resapan unit 85 60 70.59

6) Embung Hutbun unit 45 42 93.33

7) Teras meter 24,000 20,000 83.33

8) Rorak unit 40 30 75.00

9) SPA (Saluran

Pembuangan Air)

meter 4,000 3,500 87.50

10) SPT (Saluran

Pembuangan Air Tanah)

meter 4,000 3,500 87.50

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 88.69

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 88,69 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kesatu ”Peningkatan Pemanfaatan air sebagai sumber

kemakmuran” dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan

Peningkatan pengelolaan sumber-sumber air dan penyediaan air bersih.

Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase keterjangkauan air kawasan rawan kekeringan pada musim kemarau, telah

mencapai target yang telah ditetapkan.

Keterjangkauan air kawasan rawan kekeringan pada musim kemarau tercapai 100 %

dari target kinerja yang ditentukan dengan melakukan droping air di 8 wilayah kecamatan

pada Kegiatan Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat

Darurat dan Kejadian Luar Biasa.

Sedangkan untuk 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase sentra

produksi yang memiliki air bersih yang handal, Persentase lahan pertanian yang terairi

secara kontinyu, Jumlah pemanfaatan air/sungai bawah tanah (sumur pompa) yaitu irigasi

dan air minum, Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan irigasi tersier, irigasi perdesaan dan

Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) pada lahan pertanian tanaman pangan dan

hortikultura), dan Jumlah penyediaan penampung air (Embung dan damparit) untuk

tanaman pangan (embung tanaman pangan dan dam parit), untuk kehutanan dan perkebunan

(Irigasi air permukaan, Irigasi air dangkal/sumur dangkal, Embung Hutbun, Rorak, Dam

penahan (DPn), Gullyplug, Sumur resapan, Teras, SPA (Saluran Pembuangan Air), dan SPT

(Saluran Pembuangan Air Tanah), masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya

target ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 7: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

77

a. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, direncanakan akan ditempuh melalui Program

Penyediaan Air Baku, untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Pada

tahun 2012 ditargetkan 65,56% wilayah sentra produksi dapat terjangkau layanan air

bersih dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.440.914.000,00. Pelayanan infrastruktur

air bersih di wilayah perdesaan dilaksanakan melalui program penyediaan dan

pengelolaan air baku dengan kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan air. Pelaksanaan program/kegiatan ini merupakan bentuk sharing kegiatan,

dimana APBD Provinsi mendanai untuk pengembangan jaringan distribusi air bersih dan

APBD Kabupaten sebagai pendamping untuk peningkatan jumlah sambungan rumah

(SR). Partisipasi kelompok masyarakat sangat menentukan keberhasilan pengembangan

infrastruktur air bersih ini. Pelaksanaan program/kegiatan ini merupakan stimulan dalam

bentuk pemberian bahan (material) kepada kelompok masyarakat, sedangkan kegiatan

fisik dilaksanakan dan dikembangkan oleh kelompok masyarakat sesuai kebutuhan.

Untuk peningkatan pelayanan air bersih, pada tahun 2012 kegiatan yang dilakukan

adalah pendampingan kegiatan lanjutan untuk program Bribin II, bantuan hibah pompa

air kepada kelompok, dan pembangunan sambungan rumah (SR). Untuk hibah pompa air

diberikan kepada 6 (enam) kelompok SPAMDES, yaitu Kelompok Tirto Tenggaran

(Desa Sumberejo, Kecamatan Semin), Kelompok Sumber Mulyo (Desa Karang Tengah,

Kecamatan Wonosari), Kelompok Ngudi Rukun (Desa Jurangjero, Kecamatan

Ngawen), Kelompok Sambeng Tirto (Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen), Kelompok

Ngudi Tirto (Desa Banyusoco, Kecamatan Playen), dan Kelompok Pilang Tirto (Desa

Pilangrejo, Kecamatan Nglipar). Sedangkan untuk kegiatan pembangunan sambungan

rumah (SR) dilakukan di 39 lokasi yang ada di 13 kecamatan, yaitu Ponjong, Tepus,

Patuk, Semin, Wonosari, Ngawen, Girisubo, Karangmojo, Paliyan, Nglipar, Gedangsari,

Panggang, dan Playen. Program ini dapat merealisasikan anggaran sebesar Rp.

4.029.287.216,73 atau 90,73% dan mampu meningkatkan cakupan pelayanan

infrastruktur air bersih dari 61,76% di tahun 2011 menjadi 65% pada tahun 2012

sehingga tingkat capaian kinerjanya 99,15%.

b. Dalam pemenuhan target kinerja pelayanan kebutuhan air untuk pertanian, ditempuh

melalui program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan

pengairan lainnya. Pada tahun 2012 dialokasikan anggaran sebesar Rp.

10.151.410.000,00 untuk penyediaan infrastruktur irigasi yang dilaksanakan melalui

empat kegiatan, yaitu: kegiatan perencanaan pembangunan jaringan irigasi untuk

menyusun rencana teknis pembangunan/rehabilitasi saluran irigasi; kegiatan

rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi dalam rangka peningkatan fungsi aset irigasi,

air permukaan dan sumur pompa yang berada di 50 daerah irigasi (DI); kegiatan

Page 8: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

78

optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah terbangun untuk menjaga saluran irigasi

di 6 (enam) daerah pengamatan, dan mesin sumur pompa yang jumlahnya mencapai 52

(lima puluh dua) unit tetap dalam kondisi baik; dan kegiatan perkuatan irigasi partisipatif

untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola irigasi dan perkuatan operasi dan

pemeliharaan secara partisipatif pada 8 (delapan) organisasi pemakai air (GP3A). Dari

pelaksanaan program/kegiatan ini telah mampu mewujudkan lahan pertanian yang dapat

terairi secara kontinyu meningkat dari 20,55% di tahun 2011 menjadi 21,20% di tahun

2012, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 9.958.566.000,00 atau 98,10% dari alokasi

anggaran.

c. Pelayanan kebutuhan air dilihat dari pemanfaatan air/sungai bawah tanah (sumur

pompa), baik untuk keperluan irigasi maupun kebutuhan air minum, juga menunjukkan

kinerja yang cukup baik. Pemanfaatan air/sungai bawah tanah untuk keperluan irigasi,

yang ditangani melalui program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa

dan jaringan pengairan lainnya, dapat meningkat pemanfaatan air dengan 66 buah sumur

untuk irigasi. Sedangkan pemanfaatan air/sungai bawah tanah untuk pemenuhan

kebutuhan air minum, yang didanai melalui APBD Provinsi belum sesuai target yang

direncanakan. Rencana pemanfaatan dengan penambahan jumlah unit sumur dari 25 unit

menjadi 28 unit sumur pompa belum dapat terealisasi.

d. Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan irigasi tersier, irigasi perdesaan dan Jaringan Irigasi

Tingkat Usaha Tani (JITUT) pada lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura),

yang direncanakan sepanjang 20.200 meter, terealisasi sepanjang 13.992 meter, sehingga

tingkat capaian kinerja adalah sebesar 69,27 %. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan

anggaran yang tersedia untuk memenuhi target panjang jaringan irigasi. Langkah-

langkah yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pembinaan dan memotivasi

kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) agar membangun jaringan irigasi

secara swadaya, serta mencari terobosan melalui kementerian teknis terkait. Sedangkan

penyerapan anggaran sesuai dengan rencana yaitu sebesar Rp.3.077.400.000,00

terealisasi Rp.3.014.262.000,00 atau sebesar 97,95 %.

e. Jumlah penyediaan penampung air (embung dan damparit) untuk kehutanan dan

perkebunan (Dam penahan (DPn) dan irigasi air permukaan) telah mencapai target yang

ditetapkan, namun untuk jumlah penyediaan penampung air (embung dan damparit)

untuk tanaman pangan dan jumlah penyediaan penampung air (embung dan damparit)

untuk kehutanan dan perkebunan (Gullyplug, Irigasi air dangkal/sumur dangkal, Sumur

resapan, Embung Hutbun, Teras, Rorak, SPA (Saluran Pembuangan Air), dan SPT

(Saluran Pembuangan Air Tanah)) capaian kinerja 75% sampai 93,33 %.

Page 9: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

79

Tersedianya jumlah penyediaan penampungan air yang cukup dalam mendukung

pembangunan infrastruktur yang handal di berbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul,

guna mendukung tersedianya air di waktu musim kemarau. Pembangunan

infrastruktur/fisik dalam mendukung sentra produksi berupa embung untuk tanaman

pangan dari target kinerja 15 unit terealisasi 7 unit atau 46,67%, damparit dari target

kinerja 13 unit terealisasi 11 unit atau 84,62%, gullyplug dari target 62 unit terealisasi 54

unit atau 87,10%, irigasi air dangkal/sumur dangkal dari target 45 unit terealisasi 38 unit

atau 84,44 %, sumur resapan dari target 85 unit terealisasi 60 unit atau 70,59 %, Embung

Hutbun dari target 45 unit terealisasi 42 unit atau 93,33 %, Teras dari target 24.000

meter terealisasi 20.000 meter atau 83,33 %, Rorak dari target 40 unit terealisasi 30 unit

atau 75,00 %, SPA (Saluran Pembuangan Air) dan SPT (Saluran Pembuangan Air

Tanah) masing-masing dari target 4.000 meter terealisasi 3.500 meter atau 87,50 %.

Tersedianya jumlah penyediaan penampungan air yang cukup dalam mendukung

pembangunan infrastruktur yang handal di berbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul,

guna mendukung tersediannya air di waktu musim kemarau. Dari pembangunan

infrastruktur tersebut diharapkan mampu memberikan banyak manfaat dalam membantu

penyediaan tempat penampungan air guna mendukung sentra produksi, baik sentra

tanaman kehutanan ataupun tanaman perkebunan.

Pencapaian target sasaran tersebut didukung oleh kebutuhan kelompok tani atau

masyarakat guna mengoptimalkan lahan-lahan yang ada untuk sentra produksi tanaman

kehutanan dan perkebunan, yang diharapkan nantinya memberikan hasil bagi kelompok

tani/masyarakat, sehingga pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran dapat dinikmati.

Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur dari target yang

belum tercapai adalah waktu pelaksanaan, keterbatasan petugas di lapangan yang ada

masih belum mencukupi, sehingga belum menjangkau semua sasaran yang telah

diprogramkan.

Tabel 3.3

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 1

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase sentra produksi yang memiliki air

bersih yang handal

100.00 99.15

2 Persentase keterjangkauan air kawasan rawan

kekeringan pada musim kemarau

100.00 100.00

3 Persentase lahan pertanian yang terairi secara

kontinyu

100.00 99.62

Page 10: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

80

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

4 Jumlah pemanfaatan air/sungai bawah tanah

(sumur pompa):

a. Irigasi 100.00 91.67

b. Air Minum 89.29

5 Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan irigasi

tersier, irigasi perdesaan dan Jaringan Tingkat

Usaha Tani (JITUT) pada lahan pertanian

tanaman pangan dan hortikultura)

57.44 69.27

6 Jumlah penyediaan penampung air (Embung

dan damparit):

a. Tanaman Pangan

1) Embung Tanaman Pangan 130.00 46.67

2) Dam Parit 112.50 84.62

b. Kehutanan dan Perkebunan

1) Dam penahan (DPn) 97.44 104.55

2) Gullyplug 89.13 87.10

3) Irigasi air permukaan 100.00 142.86

4) Irigasi air dangkal/ sumur dangkal 105.71 84.44

5) Sumur resapan 58.33 70.59

6) Embung Hutbun 140.00 93.33

7) Teras 0.00 83.33

8) Rorak 129.87 75.00

9) SPA (Saluran Pembuangan Air) 0.00 87.50

10) SPT (Saluran Pembuangan Air Tanah) 0.00 87.50

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

83.55 88.69

Grafik 3.1

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 1

Tahun 2010 – 2012

Page 11: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

81

Sasaran 2

“Kawasan permukiman memiliki infrastruktur air yang

handal”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang dirumuskan dan

menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 2

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase kawasan permukiman

yang memiliki air bersih yang

handal

persen 65.56 65.00 99.15

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 99.15

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 99,15 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kesatu ”Peningkatan Pemanfaatan air sebagai sumber

kemakmuran” dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan

Peningkatan pengelolaan sumber-sumber air dan penyediaan air bersih.

Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase kawasan permukiman yang memiliki air bersih yang handal masih belum

mencapai target yang telah ditetapkan, karena untuk mencapai target tersebut diintervensi

dengan program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah. Dukungan

dana untuk program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah tersebut

sampai dengan tahun 2012 belum tersedia.

Namun ada upaya yang ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur air bersih

di kawasan permukiman adalah dengan Program Penyediaan Air Baku, untuk dapat

memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, tahun 2012 dengan alokasi anggaran

Rp.4.440.914.000,00 ditargetkan 65,56% kawasan permukiman dapat terlayani air bersih.

Pelayanan infrastruktur air bersih di wilayah perdesaan dilaksanakan melalui program

penyediaan dan pengelolaan air baku dengan kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan air. Pelaksanaan program/kegiatan ini sebagai bentuk sinergi kegiatan

antara provinsi dan kabupaten. Melalui anggaran APBD Provinsi untuk dilakukan

Page 12: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

82

pengembangan jaringan distribusi air bersih dan APBD Kabupaten sebagai pendamping

untuk peningkatan jumlah sambungan rumah. Partisipasi kelompok masyarakat sangat

menentukan keberhasilan pengembangan infrastruktur air bersih ini. Pelaksanaan

program/kegiatan ini merupakan stimulan dalam bentuk pemberian bahan kepada kelompok

masyarakat, sedangkan kegiatan fisik dilaksanakan dan dikembangkan oleh kelompok

masyarakat sesuai kebutuhan. Program/kegiatan yang pada tahun 2011 menyasar di 21

padukuhan/desa di 8 wilayah kecamatan, pada tahun 2012 dapat diperluas dengan

menambah jangkauan menjadi 39 lokasi yang tersebar di 13 kecamatan. Sedangkan jumlah

sambungan rumah (SR) baru yang terbangun mencapai hampir 2.000 unit, sehingga

keseluruhan jumlah SR dari kegiatan SPAMDES mencapai sekitar 7.714 unit. Realisasi

anggaran pada program/kegiatan ini pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.029.287.216,00 atau

90,73% dan mampu meningkatkan cakupan pelayanan infrastruktur air bersih dari 61,76%

menjadi 65%.

Tabel 3.5

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 2

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase kawasan permukiman yang

memiliki air bersih yang handal

0.00 99.15

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

0.00 99.15

Grafik 3.2

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 2

Tahun 2010 – 2012

Page 13: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

83

Berdasarkan input dan analisis data yang ada ditemukan permasalahan, kendala, solusi,

dan rekomendasi pencapaian target dalam kelompok Misi 1. Peningkatan Pemanfaatan air

sebagai sumber kemakmuran, sebagai berikut:

Permasalahan, kendala:

1. Petunjuk Teknis DAK dan penggunaan cukai tembakau diatur dengan cakupan terbatas

dan ketat sehingga tidak leluasa untuk menunjang kinerja;

2. Data profil dan kinerja SKPD terbatas sehingga untuk identifikasi dan mapping kinerja

akan mengalami kesulitan;

3. Manajemen SDM yang belum optimal khususnya kebutuhan SDM teknis dan keahlian

dalam mendukung kinerja;

4. Keterbatasan anggaran APBD.

Solusi dan rekomendasi:

1. Usulan ke Kementerian Teknis dan Kementerian Keuangan agar juknis fleksibel sesuai

kondisi daerah;

2. Dukungan alokasi dana yang representatif untuk program dan kegiatan pendataan dan

pelaporan;

3. Penataan SDM berdasarkan kualifikasi dan kompetensi SDM;

4. Intensifkan akses anggaran di luar APBD;

5. Perlunya perhatian komitmen dan konsistensi pelaksanaan kinerja yaitu pemahaman

rencana fisik dan penjadwalan, mengintensifkan koordinasi, monitoring, dan evaluasi

agar kegiatan menjadi sinkron dan sinergis antar SKPD;

6. Perlunya dukungan sarana prasarana dan fasilitas;

7. Memilih dan memprioritaskan program untuk mengintervensi agar target kinerja

sasaran dapat meningkat/terwujud, yaitu:

Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial;

Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;

Program peningkatan ketahanan pangan;

Program rehabilitasi hutan dan lahan.

Sasaran 3

“Sentra produksi memiliki infrastruktur transportasi,

energi, dan telekomunikasi yang handal”

Page 14: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

84

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 19 (sembilan belas) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.6

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 3

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Panjang Jalan Usaha Tani

(JALUT) pada sentra produksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura

meter 50,250 26,398 52.53

2 Panjang Jalan Usaha Tani (JUT)

pada sentra produksi perkebunan

km 9.7 11.80 121.65

3 Persentase pemenuhan kebutuhan

pupuk organik.

persen 46 50 108.70

4 Jumlah unit Penyewaan Jasa

Alsintan (UPJA) dan Alsintan

lainnya pada sentra produksi

Tanaman Pangan dan hortikultura:

a. Jumlah Unit Penyewaan Jasa

Alsintan (UPJA)

unit 70 12 17.14

b. Jumlah Alsintan lainnya :

1) Traktor roda dua unit 186 265 142.47

2) Pompa Air unit 240 550 229.17

3) Power Threser unit 62 89 143.55

4) Pedal Threser unit 7,852 8,268 105.30

5) APPO unit 22 51 231.82

5 Jumlah RPH, TPH, dan RPA yang

memiliki sarana pengolahan

limbah, sanitasi dan drainase

a. RPH unit 0 0 0.00

b. TPH unit 20 10 50.00

c. RPA unit 38 15 39.47

6 Jumlah kawasan peternakan yang

memiliki jalan produksi

kawasan 45 31 68.89

7 Persentase kecamatan yang

memiliki puskeswan dengan

infrastruktur yang handal

persen 61 61 100.00

8 Persentase sentra produksi

perikanan yang memiliki jalan

produksi, fasilitas pengolahan

ikan, sanitasi, dan drainase

persen 80 65 81.25

9 Jumlah PPI,UPR, dan BBI.

a. PRI unit 8 8 100.00

b. UPR unit 70 50 71.43

c. BBI unit 8 2 25.00

Page 15: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

85

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

10 Jumlah dan jenis sarana tangkap

ikan.

a. Jumlah unit 265 246 92.83

b. Jenis Sarana jenis 3 4 133.33

11 Jumlah sentra produksi yang

memiliki unit pengolahan hasil.

a. Kakao unit 26 20 76.92

b. Kotak Fermentasi unit 32 19 59.38

c. Cut Chip unit 25 34 136.00

d. Pengepres buah semu mete unit 4 4 100.00

e. Alat perajang tembakau

rakyat

unit 12 21 175.00

f. Alat perenteng tembakau vike unit 45 35 77.78

g. Pengolah limbah kakao unit 5 5 100.00

12 Persentase sentra produksi yang

memiliki sarana listrik yang cukup

persen 95 100 105.26

13 Persentase sentra produksi yang

memiliki layanan transportasi

umum yang tertib, aman lancar

dan laik jalan.

persen 68 62 91.18

14 Rasio ketersediaan simpul

transportasi antar kecamatan

unit 2 2 100.00

15 Rasio ketersediaan fasilitas lalu

lintas jalan.

persen 60 38 63.33

16 Persentase sentra produksi yang

memenuhi standar kesehatan

persen 57 72.9 127.89

17 Persentase ketersediaan lahan

untuk pembangunan

persen 100 100 100.00

18 Persentase sentra produksi yang

memiliki jalan, jembatan, sanitasi

dan drainase yang handal.

a. Presentase sentra produksi

yang memiliki jalan (jalan

kabupaten) yang handal

persen 54.3 63.97 117.81

b. Persentase sentra produksi

yang memiliki jembatan yang

handal

persen 70.8 68.20 96.33

c. Persentase sentra produksi

yang memiliki sanitasi

persampahan yang handal

persen 27.08 23.00 84.93

d. Persentase sentra produksi

yang memiliki sanitasi

pengelolaan limbah rumah

tangga (MCK) yang handal

persen 24.94 20.00 80.19

e. Persentase sentra produksi

yang memiliki drainase yang

handal

persen 87.92 86.50 98.38

Page 16: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

86

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

19 Panjang Jaringan Jalan Lintas

Selatan (JJLS) terbangun

km 35 27 77.14

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 99.53

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 99,53% yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan

peningkatan pengelolaan sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan;

menciptakan kemudahan memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian

pemberdayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber

pendanaan baik dari dalam maupun luar negeri untuk memacu pembangunan daerah,

menciptakan lapangan kerja dan Pendapatan Asli Daerah.

Tingkatan capaian kinerja untuk 9 (sembilan) indikator kinerja sasaran yaitu

Panjang Jalan Usaha Tani (JUT) pada sentra produksi perkebunan, Persentase pemenuhan

kebutuhan pupuk organik, Jumlah unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) dan Alsintan

lainnya pada sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura, Persentase kecamatan yang

memiliki puskeswan dengan infrastruktur yang handal, Jumlah dan jenis sarana tangkap

ikan, Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil, Persentase sentra

produksi yang memiliki sarana listrik yang cukup, Persentase sentra produksi yang

memenuhi standar kesehatan, dan Rasio ketersediaan simpul transportasi antar kecamatan,

Persentase ketersediaan lahan untuk pembangunan, telah mencapai target yang telah

ditetapkan.

Guna mendukung kelancaran transportasi dalam usaha tani komoditas perkebunan dan

mendukung program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, maka dilaksanakan

pembangunan infrastruktur yang handal berupa pembuatan Jalan Usaha Tani ( JUT). Dari

target pembangunan JUT sepanjang 7,7 km dapat terealisasi sepanjang 11,803 km atau

153%. Hal ini didukung oleh partisipasi, kesadaran petani yang punya lahan terkena jalur

JUT tanpa ada ganti rugi dan kebutuhan masyarakat tani pada umumnya dalam usaha

taninya setiap hari. Pembangunan JUT dimaksudkan untuk kelancaran petani dan

masyarakat pada umumnya dalam mengangkut hasil panen dari lahan petani ke rumah

masing – masing, baik hasil pertanian berupa tanaman pangan maupun komoditas hasil

pekebunan, baik berupa Kakao, Mete, Tembakau ataupun hasil perkebunan lainnya.

Page 17: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

87

Persentase pemenuhan kebutuhan pupuk organik yang direncanakan sebesar 46%,

terealisasi sebesar 50%, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 108,70%. Hal ini

menunjukan bahwa target yang ditetapkan bisa tercapai dengan baik. Sedangkan penyerapan

anggaran rencanananya sebesar Rp.36.655.000,00 terealisasi sebesar Rp.36.255.000,00 atau

sebesar 98,91%.

Jumlah unit Penyewaan Alsintan lainnya pada sentra produksi Tanaman Pangan dan

hortikultura dengan jumlah alsintan traktor roda dua, pompa air, powerthreser, pedal tresher

dan APPO direncanakan sebanyak 8.362 unit, terealisasi sebanyak 9.223 atau sebesar

170,46%. Sedangkan untuk Jumlah Unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) direncanakan

sebanyak 70 unit, terealisasi sebanyak 12 unit atau sebesar 17,14%. Untuk indikator sasaran

ini, tidak ada penganggaran yang disediakan karena sifatnya adalah inventarisasi data.

Jumlah dan jenis sarana tangkap ikan dari sisi jenis sarana tangkap ikan telah mencapai

target yang ditetapkan, namun dari sisi jumlah tidak mencapai target, dikarenakan

keterbatasan anggaran yang tersedia sehingga belum dapat meningkatkan jumlah sarana

tangkap ikan. Peningkatan indikator jenis sarana tangkap ikan, disebabkan tahun 2012

jumlah PMT di Kabupaten Gunungkidul mulai digantikan oleh Kapal Motor sehingga

jumlahnya mengalami penurunan. Di tahun 2012 juga telah beroperasi secara aktif Kapal

Motor 30 GT bantuan dari Kementerian Kelautan Perikanan, sehingga jenis armada

penangkapan yang mampu berlabuh di Kabupaten Gunungkidul bertambah dari 3 jenis

(PMT, KM 5-10 GT, KM 10 – 20 GT) menjadi 4 jenis.

Persentase sentra produksi yang memiliki sarana listrik yang cukup, tingkat capaian

kinerjanya sebesar 100 %, hal ini disebabkan sebagian besar sentra produksi berlokasi pada

daerah yang sudah teraliri listrik cukup, sehingga tidak ada hambatan dalam melakukan

kegiatan.

Rasio ketersediaan simpul transportasi antar kecamatan dan rasio ketersediaan fasilitas

lalu lintas jalan, capaian kinerjanya tidak memenuhi target untuk rasio ketersediaan simpul

transportasi antar kecamatan dikarenakan dananya diprioritaskan untuk pembangunan

terminal tipe A Wonosari dengan target pembangunan fisik tercapai 100% dan pada akhir

Desember 2012 telah dilaksanakan uji coba operasional terminal. Dan untuk pembangunan

terminal Semin sebagai salah satu simpul transportasi antar kecamatan pada tahun 2012 ini

baru dapat dibangun bangunan penunjang.

Meningkatnya sentra produksi yang memenuhi standart kesehatan dari rencana 57%

terealisasi 72,9% tingkat capaian terhadap target 127,89%, kategori sangat berhasil. Pada

tahun 2012 sentra produksi yang dipantau sejumlah 1.158 dari 1.587 sentra produksi yang

ada dan semua memenuhi standart kesehatan karena semua terus dilakukan pembinaan

masalah kesehatan.

Page 18: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

88

Sedangkan untuk 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran yaitu Panjang Jalan

Usaha Tani (JALUT) pada sentra produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jumlah RPH,

TPH, dan RPA yang memiliki sarana pengolahan limbah, sanitasi dan drainase, Jumlah

kawasan peternakan yang memiliki jalan produksi, Persentase sentra produksi perikanan

yang memiliki jalan produksi, fasilitas pengolahan ikan, sanitasi, dan drainase, Jumlah

PPI,UPR, dan BBI, Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil, Persentase

sentra produksi yang memiliki layanan transportasi umum yang tertib, aman lancar dan laik

jalan, Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan, Persentase sentra produksi yang memiliki

jalan, jembatan, sanitasi, dan drainase yang handal, dan Panjang Jaringan Jalan Lintas

Selatan (JJLS) terbangun, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Panjang Jalan Usaha Tani (JALUT) pada sentra produksi Tanaman Pangan dan

Hortikultura, yang direncanakan sepanjang 50.250 meter dapat terealisasi sepanjang

26.398 meter, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 52,53 %. Hal ini

disebabkan adanya keterbatasan anggaran yang tersedia untuk memenuhi target panjang

jalan usaha tani. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan meningkatkan

pembinaan dan memotivasi kelompok tani agar membangun jalan usaha tani secara

swadaya, serta mencari terobosan melalui kementerian teknis terkait. Untuk penyerapan

anggaran dari rencana sebesar Rp.2.350.100.000,00 terealisasi sebesar

Rp.2.327.996.000,00 atau sebesar 99,06%.

b. Jumlah TPH dan RPA yang memiliki sarana pengolahan limbah, sanitasi dan drainase

masih belum mencapai target yang telah ditetapkan dikarenakan tidak memiliki

kegiatan yang bersifat fisik untuk pembenahan fasilitas tersebut. Pembinaan telah

dilakukan kepada masyarakat pemilik tempat pemotongan hewan untuk melengkapi

sarana kebersihan dan pengolahan limbah. Kegiatan pengawasan dan monitoring agar

produk asal hewan tetap terjaga kualitasnya tetap dilakukan.

c. Jumlah kawasan peternakan yang memiliki jalan produksi, pada tahun 2012 sasaran

pembangunan jalan produksi secara akumulatif adalah sejumlah 45 kawasan atau pada

tahun 2012 ada sasaran penambahan 10 kawasan. Secara keseluruhan capaian target

indikator ini adalah sebesar 68,89 %, rendahnya capaian indikator ini disebabkan karena

keterbatasan anggaran sehingga kegiatan untuk pembangunan Jalan Produksi tidak

dapat dilaksanakan sesuai target. Target jalan produksi di kawasan peternakan belum

terpenuhi dikarenakan jumlah jalan produksi yang dibangun pada tahun 2012 hanya 6

(enam) ruas yang seharusnya 24 ruas.

Page 19: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

89

d. Persentase kecamatan yang memiliki puskeswan dengan infrastruktur yang handal, pada

tahun 2012 sasaran pembangunan puskeswan secara akumulatif adalah sejumlah 11

puskeswan untuk 18 kecamatan. Namun mengingat keterbatasan anggaran maka tidak

dianggarkan kegiatan untuk pembangunan puskeswan hanya memaksimalkan fungsi

dan peran puskeswan serta tingkat capaian kinerja indikator ini sebesar 100%.

Secara rutin tetap dilakukan upaya peningkatan layanan kesehatan dan optimalisasi

pemanfaatan infrastruktur yang dimiliki dalam bentuk kegiatan yaitu Pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak; Pelayanan laboratorium kesehatan

hewan; Pengembangan pelayanan kesehatan hewan terpadu; Pengawasan Pemotongan

Hewan Qurban; Surveilans penyakit hewan; Pengembangan Hijauan Pakan Ternak;

Pengembangan Program Kawasan Sentra Produksi Peternakan; Peningkatan Produksi,

produktivitas dan mutu pakan ternak; dan Pemberian penghargaan di bidang

peternakan. Melalui 9 (sembilan) kegiatan tersebut dialokasi anggaran sebesar

Rp.1,510,250,000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.1,380,849,790,00 atau tingkat

kinerjanya 91,43 %.

e. Persentase sentra produksi perikanan yang memiliki jalan produksi, fasilitas pengolahan

ikan, sanitasi, dan drainase dari target 80% terealisasi 65% sehingga tingkat capaian

kinerja adalah sebesar 81,25 %, hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran yang

tersedia sehingga belum dapat untuk meningkatkan fasilitas yang ada.

Sentra produksi perikanan di Kabupaten Gunungkidul secara garis besar terbagi

menjadi 2 (dua) yaitu sentra produksi perikanan budidaya dan sentra produksi

perikanan tangkap. Selain usaha produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap,

terdapat sektor usaha lain yang telah berkembang di Kabupaten Gunungkidul, yaitu

usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Sebagai upaya penguatan sistem

distribusi produk perikanan dari sentra produksi antara lain dilakukan dengan cara

pembangunan jalan produksi, sehingga distribusi produk perikanan lebih cepat dan

dapat menjangkau secara luas. Selain itu dukungan infrastruktur ini diharapkan dapat

meningkatkan sektor usaha perikanan menjadi lebih efisien.

f. Jumlah PPI telah mencapai target yang ditetapkan sedangkan untuk jumlah UPR dan

BBI (Balai Benih Ikan) capaian tingkat kinerjanya masing-masing sebesar 71,43 % dan

25%, dari target sebanyak 70 unit untuk UPR terealisasi 50 unit dan BBI dari target 8

unit terealisasi 2 unit, karena hingga sekarang UPT BBI Mina Kencana tetap hanya

berjumlah 2 unit (berlokasi di Beton dan Susukan).

Jumlah UPR dan BBI Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 masih belum dapat

mencapai target yang ditetapkan dan cenderung stabil dari tahun 2011. Hal ini

Page 20: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

90

dikarenakan kondisi cuaca yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembenihan,

sehingga tidak banyak pembenih-pembenih baru yang muncul dan berkembang.

Sedangkan penambahan jumlah unit BBI belum dapat dilakukan karena BBI yang ada

masih sangat berpotensi untuk dapat dikembangkan dan dimaksimalkan agar

produktivitas BBI meningkat.

g. Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil untuk Cut Chip, Pengepres

buah semu mete, Alat perajang tembakau rakyat, dan Pengolah limbah kakao telah

mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk kakao, kotak fermentasi, dan Alat

perenteng tembakau vike, belum dapat menenuhi target karena disamping keterbatasan

anggaran dan kurang meratanya alokasi dana untuk pemenuhan unit pengolahan hasil.

Pada saat ini terdapat 20 unit sentra produksi Kakao yang memiliki unit pengolahan

hasil yang tersebar di wilayah Gunungkidul, untuk mendukung komoditas hasil

perkebunan berupa kakao, maka di sentra-sentra produksi diberi bantuan berupa alat

pengolah kakao yaitu Kotak Fermentasi terealisasi 19 unit dari target 27 unit atau

59,38%, alat pemecah biji mete berupa Cutchip terelalisasi 34 unit dari target 22 unit

atau 136 %. Pengepres buah semu mete sebanyak 4 unit terealisasi 4 unit atau 100%.

Penerapan teknologi pertanian/perkebunan tersebut sangat dibutuhkan pada sentra –

sentra produksi perkebunan, hal ini karena para petani mengalami keterbatasan modal

dalam usaha tani untuk membeli peralatan tersebut, sehingga daya dukung kebutuhan

masyarakat tani meningkat.

h. Persentase sentra produksi yang memiliki layanan transportasi umum yang tertib, aman

lancar dan laik jalan, dari target 68% terealisasi 62% sehingga tingkat capaian kinerja

adalah sebesar 91,18 %, hal ini dapat disampaikan bahwa dari Sentra-sentra produksi

yang ada di Kabupaten Gunungkidul belum semuanya memiliki layanan transportasi

umum meskipun sudah ada trayek yang disediakan, dengan pertimbangan biaya

operasional kendaraan yang harus dikeluarkan operator /penyedia jasa transportasi tidak

sebanding dengan pemasukan /pendapatan.

i. Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan, dari target 60% terealisasi 38% sehingga

tingkat capaian kinerja adalah sebesar 63,33 %. Untuk pemenuhan rasio ketersediaan

fasilitas lalu lintas jalan yang belum dapat tercapai sesuai target karena masih

banyaknya kebutuhan fasilitas jalan yang harus disediakan sementara meskipun

mendapat dukungan dari pemerintah pusat berupa DAK bidang keselamatan

transportasi darat yang merupakan DAK pertama yang dianggarkan di Kementerian

Perhubungan.

Page 21: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

91

j. “Persentase sentra produksi yang memiliki jalan, jembatan, sanitasi dan drainase yang

handal.” Tersedianya jaringan jalan dan jembatan yang handal yang menghubungkan

sentra-sentra produksi (wilayah perdesaan) akan mendorong dan menjamin kelancaran

kegiatan perekonomian wilayah. Secara spasial, aksesibilitas antara sentra-sentra

produksi yang ada sudah dapat terlayani oleh infrastruktur jalan dan jembatan.

Peningkatan penyediaan infrastruktur jalan dan jembatan yang handal ini ditempuh

melalui beberapa program/kegiatan, yaitu:

Program pembangunan jalan dan jembatan dengan 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan

pembangunan jembatan dan pembangunan jalan (peningkatan jalan kabupaten).

Kegiatan pembangunan jembatan dengan alokasi anggaran sebesar

Rp.2.217.900.000,00 untuk menangani 6 (enam) unit jembatan kabupaten.

Sedangkan kegiatan pembangunan jalan (peningkatan jalan kabupaten) alokasi

anggaran sebesar Rp.10.461.900.000,00. Program/kegiatan ini dapat direalisasikan

pada 16 ruas jalan kabupaten dengan produk ATB sepanjang 8,5 km, rehab trotoar

jalan di 2 (dua) ruas jalan, dan pembangunan selokan dan talud jalan di 4 (empat)

ruas jalan. Realisasi anggaran sebesar Rp.7.820.940.850,00.

Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan dengan kegiatan rehabilitasi/

pemeliharaan jalan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.19.214.243.000,00. Realisasi

dari program/kegiatan ini adalah rehab/pemeliharaan jalan kabupaten melalui paket

DAK (Dana Alokasi Khusus) dan APBD Perubahan di 19 ruas jalan dengan volume

20,6 km, rehab/pemeliharaan rutin/berkala jalan kabupaten melalui paket DAU

(Dana Alokasi Umum) di 44 ruas jalan dengan volume 30 km, dan rehab/perbaikan

aksesoris jalan (talud, selokan, dll). Realisasi anggaran sebesar

Rp.18.772.344.750,00 atau 97,70%.

Program tanggap darurat jalan dan jembatan dengan kegiatan Rehabilitasi jalan

dalam kondisi tanggap darurat alokasi anggaran sebesar Rp.2.012.175.000,00.

Realisasi fisik adalah rehabilitasi talud jalan di 20 titik, rehabilitasi duiker di 2 titik,

rehabilitasi jembatan di 3 titik, dan rehabilitasi selokan di 3 titik. Realisasi anggaran

Rp.1.953.280.705,00 atau 97,07%.

Dari aspek kualitas, pelaksanaan program/kegiatan ini mampu meningkatkan

63,97% dari 686 km jalan kabupaten dalam kondisi baik di tahun 2012. Dilihat dari

target sasaran, realisasi kinerja dalam peningkatan aksesibilitas sentra-sentra produksi

melalui pelayanan infrastruktur jalan dan jembatan adalah: persentase sentra produksi

yang memiliki jalan (jalan kabupaten) yang handal, dari kondisi 40,30% (2010)

meningkat menjadi 47,30% (2011) dan 51,76% (2012); sedangkan persentase sentra

produksi yang memiliki jembatan yang handal, dari kondisi 64,80% (2010) menjadi

65,30% (2011) dan 68,20% (2012).

Page 22: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

92

Penyediaan infrastruktur sanitasi persampahan bagi sentra-sentra produksi

ditempuh melalui program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan

kegiatan Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan.

Meskipun alokasi anggaran untuk program/kegiatan ini mencapai Rp.1.342.000.000,00,

namun penggunaannya tidak hanya untuk kegiatan pengelolaan persampahan, tetapi

juga untuk pemeliharaan pertamanan. Penyediaan pelayanan infrastruktur persampahan

terutama menjangkau kawasan perkotaan di 7 (tujuh) wilayah kecamatan. Persentase

sentra produksi yang tertangani pelayanan persampahan dapat meningkat dari 10,88%

(2010) meningkat menjadi 18,98% (2011) dan 38,88% (2012). Kondisi ini diharapkan

akan meningkat dengan adanya penambahan kendaraan operasional pengangkut

sampah.

Pelayanan infrastruktur pengelolaan limbah rumah tangga (MCK) yang handal

bagi sentra produksi diupayakan melalui program lingkungan sehat perumahan

dikembangkan pelayanan infrastruktur instalasi pengelolaan air limbah rumah tangga

(IPAL) komunal. Pembangunan IPAL komunal ini diarahkan pada kawasan yang padat

penduduk dengan mendorong peran kelompok masyarakat secara lebih aktif mulai dari

pembangunan hingga pemeliharaannya, melalui pengembangan sanitasi lingkungan

berbasis masyarakat (SLBM). Program/kegiatan mampu meningkatkan persentase

sentra produksi yang memiliki sanitasi pengelolaan limbah rumah tangga, dari kondisi

8,34% (2010) menjadi 16,64% (2011) dan 20,00% (2012). Sedangkan dalam

penyediaan infrastruktur drainase, dilihat dari kebutuhan dan kondisi wilayah

Kabupaten Gunungkidul yang bukan daerah genangan, pelayanan sudah baik. Melalui

pelaksanaan program pengendalian banjir mampu meningkatkan persentase sentra

produksi yang memiliki drainase yang handal mencapai 86,62% (2012).

k. Panjang Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) terbangun dari target sepanjang 35 km

terealisasi 27 km atau tingkat capaian kinerjanya sebesar 77,14 %. JJLS merupakan

rencana jalan strategis nasional (Kepmen PU No 631/KPTS/M/2009) untuk percepatan

pembangunan jalan yang menghubungkan daerah terisolasi di Jawa Timur (Pacitan)

dengan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang prioritas

pembangunannya oleh Direktorat Jenderal Bina Marga sudah dimulai sejak tahun 2005.

Dari total 82,27 km panjang ruas yang direncanakan dibangun di Kabupaten

Gunungkidul, dari target sepanjang 35 km di tahun 2012 dapat terbangun 27 km.

Sedangkan lahan yang sudah dibebaskan hingga tahun 2012 sepanjang 30 km, dan yang

belum bisa dibebaskan sepanjang 52,27 km. Beberapa permasalahan yang dihadapi

antara lain pada pembebasan lahan yang dibutuhkan, dan alokasi anggaran yang

terbatas.

Page 23: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

93

Tabel 3.7

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 3

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Panjang Jalan Usaha Tani (JALUT) pada

sentra produksi Tanaman Pangan dan

Hortikultura

25.40 52.53

2 Panjang Jalan Usaha Tani (JUT) pada sentra

produksi perkebunan

35.12 121.65

3 Persentase pemenuhan kebutuhan pupuk

organik.

100.00 108.70

4 Jumlah unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA)

dan Alsintan lainnya pada sentra produksi

Tanaman Pangan dan hortikultura:

a. Jumlah Unit Penyewaan Jasa Alsintan

(UPJA)

84.62 17.14

b. Jumlah Alsintan lainnya :

1) Traktor roda dua 100.55 142.47

2) Pompa Air 99.16 229.17

3) Power Threser 114.04 143.55

4) Pedal Threser 99.96 105.30

5) APPO 128.57 231.82

5 Jumlah RPH, TPH, dan RPA yang memiliki

sarana pengolahan limbah, sanitasi dan

drainase

a. RPH 0.00 0.00

b. TPH 100.00 50.00

c. RPA 100.00 39.47

6 Jumlah kawasan peternakan yang memiliki

jalan produksi

71.43 68.89

7 Persentase kecamatan yang memiliki

puskeswan dengan infrastruktur yang handal

91.80 100.00

8 Persentase sentra produksi perikanan yang

memiliki jalan produksi, fasilitas pengolahan

ikan, sanitasi, dan drainase

61.54 81.25

9 Jumlah PPI,UPR, dan BBI.

a. PPI 100.00 100.00

b. UPR 100.00 71.43

c. BBI 33.33 25.00

10 Jumlah dan jenis sarana tangkap ikan.

a. Jumlah 91.79 92.83

b. Jenis Sarana 100.00 133.33

Page 24: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

94

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

11 Jumlah sentra produksi yang memiliki unit

pengolahan hasil.

a. Kakao 83.33 76.92

b. Kotak Fermentasi 70.37 59.38

c. Cut Chip 609.09 136.00

d. Pengepres buah semu mete 100.00 100.00

e. Alat perajang tembakau rakyat 175.00 175.00

f. Alat perenteng tembakau vike 87.50 77.78

g. Pengolah limbah kakao 100.00 100.00

12 Persentase sentra produksi yang memiliki

sarana listrik yang cukup

100.00 105.26

13 Persentase sentra produksi yang memiliki

layanan transportasi umum yang tertib, aman,

lancar dan laik jalan.

100.00 91.18

14 Rasio ketersediaan simpul transportasi antar

kecamatan

50.00 100.00

15 Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan. 87.50 63.33

16 Persentase sentra produksi yang memenuhi

standar kesehatan

222.22 127.89

17 Persentase ketersediaan lahan untuk

pembangunan

120.00 100.00

18 Persentase sentra produksi yang memiliki

jalan, jembatan, sanitasi dan drainase yang

handal.

a. Presentase sentra produksi yang memiliki

jalan (jalan kabupaten) yang handal

100.00 117.81

b. Persentase sentra produksi yang memiliki

jembatan yang handal

97.05 96.33

c. Persentase sentra produksi yang memiliki

sanitasi persampahan yang handal

100.00 84.93

d. Persentase sentra produksi yang memiliki

sanitasi pengelolaan limbah rumah

tangga (MCK) yang handal

100.00 80.19

e. Persentase sentra produksi yang memiliki

drainase yang handal

100.00 98.38

19 Panjang Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS)

terbangun

79.07 77.14

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

108.38 99.53

Page 25: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

95

Grafik 3.3

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 3

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 4

“Kawasan permukiman memiliki infrastruktur dasar

transportasi, energi, air, telekomunikasi, dan sanitasi”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 9 (sembilan) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 4

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase kawasan pemukiman

yang memiliki jalan, jembatan

dan fasum-fasos.

a. Persentase kawasan

permukiman yang memiliki

jalan (poros desa)

persen 46.35 50.00 107.87

b. Persentase kawasan

permukiman yang memiliki

fasilitas umum dan Fasilitas

Sosial

persen 34.39 38.88 113.06

2 Persentase kawasan permukiman

yang memiliki sanitasi dan

drainase.

Page 26: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

96

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

a. Persentase kawasan

permukiman yang memiliki

sanitasi pengelolaan limbah

rumah tangga

persen 50.46 47.00 93.14

b. Persentase kawasan

permukiman yang memiliki

sanitasi penanganan sampah

persen 24.73 23.00 93.00

c. Persentase kawasan

permukiman yang memiliki

drainase yang handal .

persen 87.92 86.50 98.38

3 Rasio ruang terbuka hijau persen 77 77 100.00

4 Persentase kawasan permukiman

yang memiliki sarana listrik dan

energi yang cukup.

persen 75.5 85 112.58

5 Persentase kawasan permukiman

yang memiliki pelayanan

transportasi umum yang tertib,

aman, dan lancar.

persen 68 62 91.18

6 Persentase kawasan permukiman

yang memiliki akses

telekomunikasi

persen 75 75 100.00

7 Persentase kawasan permukiman,

fasum, dan fasos yang memenuhi

standar kesehatan.

a. Tempat-tempat Umum persen 78 80.03 102.60

b. Rmh Sehat/permukiman persen 55 60.2 109.45

8 Jumlah rumah yang dibangun dan

direhabilitasi untuk RTM.

rumah/th 100 0 0.00

9 Jumlah stimulan dan swadaya

masyarakat dalam membangun

infrastruktur perdesaan.

a. Jumlah stimulan (aspal)

dalam membangun

infrastruktur perdesaan.

drum 1,000 350 35.00

b. Jumlah stimulan (semen)

dalam membangun

infrastruktur perdesaan.

sak 160,000 120,000 75.00

c. Jumlah swadaya masyarakat

dalam membangun

infrastruktur perdesaan.

milyar 11 9 82.73

d. Jumlah Desa lokasi TMMD desa 90 92 102.22

e. Jumlah desa lokasi karya

bakti TNI

desa 18 22 122.22

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 90.50

Page 27: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

97

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 90,50% yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan

peningkatan pengelolaan sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan;

menciptakan kemudahan memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian

pemberdayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber

pendanaan baik dari dalam / luar negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan

lapangan kerja dan Pendapatan Asli Daerah.

Tingkatan capaian kinerja untuk 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase kawasan permukiman yang memiliki jalan, jembatan, dan fasum-fasos,

Persentase kawasan permukiman yang memiliki sarana listrik dan energi yang cukup, Rasio

ruang terbuka hijau, Persentase kawasan permukiman yang memiliki akses telekomunikasi,

dan Persentase kawasan permukiman, fasum, dan fasos yang memenuhi standar kesehatan,

telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Penyediaan pelayanan infrastruktur jalan, jembatan dan fasum-fasos bagi kawasan

permukiman diperlukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kegiatan perekonomian

masyarakat. Penyediaan jalan dan jembatan perdesaan yang ditangani melalui program

pembangunan infrastruktur perdesaan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas untuk

pengembangan potensi wilayah melalui pembangunan jalan poros desa. Di samping itu, ada

beberapa program/kegiatan lain yang menyasar pada peningkatan aksesibilitas kawasan

permukiman, termasuk kegiatan yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Realisasi

kinerja penyediaan infrastruktur jalan poros desa pada tahun 2012, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp.13.538.550.000,00 telah mampu meningkatkan persentase kawasan permukiman

yang memiliki jalan (poros desa), dari 40,39% menjadi 50,00%. Secara fisik,

program/kegiatan ini dapat direalisasikan di 90 ruas jalan dengan realisasi anggaran sebesar

Rp.13.302.494.200,00.

Sedangkan dalam penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum-fasos) di

wilayah perdesaan lebih banyak dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Ada

keterlibatan pihak ketiga (sektor swasta) dalam penyediaan fasilitas umum dan fasilitas

sosial melalui program CSR (Corporate Social Responsibility). Alokasi anggaran APBD

Provinsi dan APBD Kabupaten untuk penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial masih

sangat terbatas. Realisasi kinerja hingga tahun 2012 persentase kawasan permukiman yang

memiliki fasilitas umum dan fasilitas sosial mencapai 34,39%.

Page 28: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

98

Persentase kawasan permukiman yang memiliki sarana listrik dan energi yang cukup,

dari target 75,5% dapat terealisasi 85% sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar

112,58%, hal ini didukung dengan kegiatan koordinasi pengembangan ketenagalistrikan

yaitu pendataan KK yang belum berlistrik, koordinasi, dan pengelolaan minyak dan gas,

energi baru dan terbarukan yaitu adanya pembangunan dan pengelolaan PLTS (Pembangkit

Listrik Tenaga Surya).

Pemenuhan kebutuhan ruang hijau dalam rangka meningkatkan kualitas lansekap kota,

meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah. Ketersediaan ruang

terbuka hijau di kawasan perkotaan di Kabupaten Gunungkidul masih dapat terpenuhi

dengan rasio ruang terbuka hijau sebesar 77%.

Persentase kawasan permukiman yang memiliki akses telekomunikasi, dari target 75%

dapat terealisasi 75 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100 %, hal ini karena

telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penataan dan

Pengendalian Menara Bersama, yang mendorong investor komunikasi mengembangkan

pelayanannya yang menjangkau Kabupaten Gunungkidul dengan lebih luas.

Meningkatnya tempat-tempat umum sehat dari rencana 78% terealisasi 80,03% tingkat

capaian terhadap target 102,60%. Tempat-tempat umum yang dipantau adalah meliputi

sarana pendidikan, sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini Puskesmas dan Rumah Sakit,

dan hotel baik yang berbintang maupun yang tidak berbintang. Dari sejumlah sarana

pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul terus

dilakukan pembinaan agar memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dilakukan supaya penghuni

atau pengunjung merasa nyaman dan aman dan yang lebih utama terhindar dari penyakit.

Meningkatnya cakupan rumah/pemukiman sehat dari rencana 55% terealisasi 60,2%

tingkat capaian terhadap target 109,45%, kategori sangat berhasil. Masalah perumahan

merupakan masalah multi dimensi baik fisik, sosial, ekonomi, maupun budaya. Dari sudut

pandang sektor kesehatan yang menjadi tujuan adalah bagaimana agar semua

rumah/perumahan memenuhi persyaratan kesehatan yang sebenarnya bersifat universal.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan rumah/perumahan yang memenuhi

persyaratan kesehatan adalah melalui pembinaan, penyuluhan, pengawasan, pengendalian,

dan penilaian.

Sedangkan untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase kawasan

permukiman yang memiliki sanitasi dan drainase, Persentase kawasan permukiman yang

memiliki pelayanan transportasi umum yang tertib, aman, dan lancar, Jumlah rumah yang

dibangun dan direhabilitasi untuk RTM, dan Jumlah stimulan dan swadaya masyarakat

dalam membangun infrastruktur perdesaan, masih belum mencapai target. Belum dapat

tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 29: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

99

a. Pelayanan infrastruktur pengelolaan limbah rumah tangga (MCK) yang handal bagi

kawasan permukiman melalui program lingkungan sehat perumahan dengan

mengembangkan pelayanan infrastruktur instalasi pengelolaan air limbah rumah tangga

(IPAL) komunal. Pembangunan IPAL komunal melalui kegiatan penyediaan sarana air

bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin ini diarahkan pada kawasan

yang padat penduduk dengan mendorong partisipasi dan peran kelompok masyarakat

secara lebih aktif mulai dari pembangunan hingga pemeliharaannya, melalui

pengembangan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat (SLBM). Kegiatan Penyediaan

Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin tahun 2012,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.498.062.000,00 dilaksanakan di 3 lokasi

kecamatan, yaitu Wonosari, Rongkop, dan Tanjungsari. Dari kegiatan ini persentase

kawasan permukiman yang memiliki sanitasi pengelolaan limbah rumah tangga,

meningkat dari 47,76% (2011) menjadi 48,50%.

Penyediaan infrastruktur sanitasi persampahan bagi kawasan permukiman

ditempuh melalui program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan

kegiatan Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan.

Meskipun alokasi anggaran untuk program/ kegiatan ini mencapai Rp.1.342.000.000,00,

namun penggunaannya tidak hanya untuk kegiatan operasional pengelolaan

persampahan, tetapi juga untuk pemeliharaan pertamanan. Penyediaan pelayanan

infrastruktur persampahan terutama menjangkau kawasan permukiman perkotaan di 7

(tujuh) wilayah kecamatan. Persentase kawasan permukiman yang tertangani pelayanan

persampahan dapat meningkat dari 10,88% (2010) meningkat menjadi 18,98% (2011)

dan 38,88% (2012). Kondisi ini diharapkan akan meningkat dengan adanya penambahan

kendaraan operasional pengangkut sampah.

Pelayanan infrastruktur drainase, dilihat dari kebutuhan dan kondisi wilayah

Kabupaten Gunungkidul yang bukan daerah genangan, pelayanan sudah baik. Melalui

pelaksanaan program pengendalian banjir mampu meningkatkan persentase sentra

produksi yang memiliki drainase yang handal, dari 86,62% (2011) menjadi 87,50%

(2012).

b. Persentase kawasan permukiman yang memiliki pelayanan transportasi umum yang

tertib, aman, dan lancar dari target 68 % dapat terealisasi 62 % sehingga tingkat capaian

kinerjanya sebesar 91,18 %, hal ini karena adanya pengusaha yang mengurangi

operasional kendaraannya dengan alasan tingginya biaya operasional.

c. Jumlah rumah yang dibangun dan direhabilitasi untuk RTM (Rumah Tangga Miskin)

tidak dapat tercapai atau tingkat kinerjanya 0 %, hal ini disebabkan karena Program

pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Kementerian Sosial RI untuk

Tahun 2012 dengan target 100 rumah tidak dianggarkan dan tidak ada sharring dana dari

Page 30: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

100

Kabupaten Gunungkidul. Langkah yang dilakukan adalah dengan mengusulkan program

pembangunan RTLH ke Pusat dan juga mengusulkan Anggaran Kabupaten Gunungkidul

agar dapat diperuntukkan sebagai sharring dari Pusat.

d. Jumlah stimulan aspal dan semen dalam membangun infrastruktur perdesaan, capaian

kinerjanya masing-masing sebesar 35 % dan 75 %, hal tersebut disebabkan karena

keterbatasan anggaran yang disediakan untuk pengadaan aspal dan semen, sedangkan

untuk jumlah swadaya masyarakat dalam membangun infrastruktur perdesaan mencapai

Rp 5.716.000.000,-, Jumlah Desa lokasi TMMD, dan Jumlah desa lokasi Karya Bhakti

TNI sudah mencapai target yang ditetapkan, dengan diberikannya stimulan aspal dan

semen dapat menarik masyarakat berswadaya dalam membangun daerahnya dalam

bentuk materi, tenaga, dan pemikiran. Sedangkan kegiatan TMMD dan Karya Bhakti

TNI merupakan wujud nyata peran TNI dalam turut membangun masyarakat secara

langsung dengan tenaga, pemikiran, dan pembiayaan.

Jumlah stimulan (Aspal) dalam membangun infrastruktur perdesaan pada target

sebanyak 1.000. drum aspal dan terealisasi 350 drum aspal. Untuk realisasi kinerja telah

dapat dilaksanakan pendistribusian 350 drum aspal. Sedangkan jumlah stimulan (semen)

dalam membangun infrastruktur perdesaan target sebanyak 160.000 zak dan terealisasi

120.000 zak semen. Untuk realisasi kinerja telah dapat dilaksanakan pendistribusian

120.000 zak semen. (75 %) dari target kinerja.

Tabel 3.9

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 4

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase kawasan pemukiman yang

memiliki jalan, jembatan dan fasum-fasos.

a. Persentase kawasan permukiman yang

memiliki jalan (poros desa)

100.00 107.87

b. Persentase kawasan permukiman yang

memiliki fasilitas umum dan Fasilitas

Sosial

100.00 113.06

2 Persentase kawasan permukiman yang

memiliki sanitasi dan drainase.

a. Persentase kawasan permukiman yang

memiliki sanitasi pengelolaan limbah

rumah tangga

100.00 93.14

b. Persentase kawasan permukiman yang

memiliki sanitasi penanganan sampah

100.00 93.00

c. Persentase kawasan permukiman yang

memiliki drainase yang handal .

100.00 98.38

Page 31: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

101

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

3 Rasio ruang terbuka hijau 100.00 100.00

4 Persentase kawasan permukiman yang

memiliki sarana listrik dan energi yang cukup.

98.00 112.58

5 Persentase kawasan permukiman yang

memiliki pelayanan transportasi umum yang

tertib, aman, dan lancar.

97.01 91.18

6 Persentase kawasan permukiman yang

memiliki akses telekomunikasi

97.14 100.00

7 Persentase kawasan permukiman, fasum, dan

fasos yang memenuhi standar kesehatan.

a. Tempat-tempat umum 101.84 102.60

b. Rmh sehat/permukiman 111.78 109.45

8 Jumlah rumah yang dibangun dan

direhabilitasi untuk RTM.

100.00 0.00

9 Jumlah stimulan dan swadaya masyarakat

dalam membangun infrastruktur perdesaan.

a. Jumlah stimulan (aspal) dalam

membangun infrastruktur perdesaan.

66.67 35.00

b. Jumlah stimulan (semen) dalam

membangun infrastruktur perdesaan.

62.50 75.00

c. Jumlah swadaya masyarakat dalam

membangun infrastruktur perdesaan.

100.00 82.73

d. Jumlah Desa lokasi TMMD 100.00 102.22

e. Jumlah desa lokasi karya bakti TNI 100.00 122.22

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

96.17 90.50

Grafik 3.4

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 4

Tahun 2010 – 2012

Page 32: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

102

Sasaran 5

“Pelabuhan pendaratan ikan Sadeng ditingkatkan

menjadi pelabuhan perikanan nusantara dengan

infrastruktur minapolitan yang memacu pengembangan

kawasan perikanan Pantai Selatan”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 7 (tujuh) indikator sasaran yang dirumuskan

dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.10

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 5

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase kelengkapan Fasilitas

Lalulintas dan Angkutan Jalan

menuju Pelabuhan Sadeng

persen 70 50 71.43

2 Persentase jalan, jembatan, dan

air bersih di/menuju Pelabuhan

Sadeng yang memadai

a. Persentase jalan di

Pelabuhan Sadeng yang

memadai

persen 57.38 55.2 96.20

b. Persentase jembatan

di/menuju Pelabuhan Sadeng

yang memadai

persen 71.04 100 140.77

c. Persentase air bersih di

Pelabuhan Sadeng yang

memadai

persen 100 100 100.00

3 Persentase pemenuhan listrik di

Pelabuhan Sadeng

persen 90 100 111.11

4 Jumlah pengusaha yang

melakukan ekspor

pengusaha 1 1 100

5 Volume perdagangan hasil

perikanan melalui pelabuhan

persen 85 - -

6 Persentase kelengkapan

infrastruktur minapolitan yang

memenuhi standar di pelabuhan

Sadeng

persen 30 19.68 65.60

7 Volume hasil tangkap perikanan

di Pelabuhan Sadeng

ton 3,535 981.05 27.75

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 89.11

Page 33: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

103

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 89,11% yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan

peningkatan pengelolaan sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan;

menciptakan kemudahan memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian

pemberdayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber

pendanaan baik dari dalam / luar negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan

lapangan kerja dan Pendapatan Asli Daerah.

Tingkatan capaian kinerja untuk 3 (tiga) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase jalan, jembatan, dan air di/menuju Pelabuhan Sadeng yang memadai dan

Persentase pemenuhan listrik di Pelabuhan Sadeng, Jumlah pengusaha yang melakukan

ekspor, telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Persentase jalan, jembatan, dan air di/menuju Pelabuhan Sadeng yang memadai.

Penyediaan infrastruktur untuk mendukung kegiatan di pelabuhan Sadeng meliputi

penyediaan aksesibilitas jalan dan jembatan, serta peningkatan ketersediaan air bersih.

Akses jalan menuju pelabuhan Sadeng dari ibukota kabupaten dihubungkan oleh jalan

nasional (ruas 030), jalan provinsi (seperti ruas 053 dan ruas 057). Penanganan jalan didanai

melalui alokasi dana APBN untuk ruas jalan nasional dan APBD Provinsi untuk ruas jalan

provinsi. Penanganan melalui APBN antara lain melalui pembangunan climbing lane,

perbaikan alinyemen dan pelebaran di jalur tengah (jalur Pacitan-Yogyakarta). Sedangkan

untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di pelabuhan Sadeng secara umum sudah dapat

terpenuhi dengan baik dan telah mencapai target yang ditentukan.

Persentase pemenuhan listrik di Pelabuhan Sadeng, dari target 90% dapat terealisasi

100% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 111,11%. Adapun pencapaian sasaran ini

ditempuh melalui pelaksanaan program Pembinaan dan pengembangan bidang

ketenagalistrikan. Pada tahun 2012 ditargetkan 90 % wilayah Pelabuhan Sadeng terjangkau

sarana listrik yang cukup dengan alokasi anggaran sebesar Rp.25.925.000,00 dengan

realisasi anggaran sebesar Rp.22.815.000,00 atau 88,88%, sementara untuk suplai listrik di

Pelabuhan Sadeng dialiri listrik dari PLN.

Peningkatan jumlah pedagang/eksportir dengan indikator Jumlah pengusaha yang

melakukan ekspor ini realisasinya 1 pengusaha, ini dudukung program peningkatan dan

Page 34: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

104

pengembangan ekspor dengan kegiatan pengembangan informasi peluang pasar

perdagangan Luar Negeri meliputi pameran-pameran yang diselenggarakan di Yogyakarta

dan Jakarta. Dan bagi pengrajin yang akan melakukan ekspor melalui eksportir yang ada di

luar daerah seperti Bantul, Yogyakarta, Surabaya, dll.

Sedangkan untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase

kelengkapan Fasilitas Lalulintas dan Angkutan Jalan menuju Pelabuhan Sadeng, Volume

perdagangan hasil perikanan melalui pelabuhan, Persentase kelengkapan infrastruktur

minapolitan yang memenuhi standar di pelabuhan Sadeng, dan Volume hasil tangkap

perikanan di Pelabuhan Sadeng, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya

target ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Persentase kelengkapan Fasilitas Lalulintas dan Angkutan Jalan menuju Pelabuhan

Sadeng, dari target 70% dapat terealisasi 50% dengan tingkat capaian kinerja sebesar

71,43%, hal ini berkaitan dengan adanya beberapa fasilitas lalu lintas jalan dan angkutan

yang rusak dan direncanakan akan diperbaiki sesuai dengan kemampuan keuangan

daerah pada tahun 2013.

b. Volume perdagangan hasil perikanan melalui pelabuhan, dari target 85% belum dapat

terealisasi, karena Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri yang

digunakan untuk mengintervensi kegiatan tersebut pada tahun 2012 belum tersedia,

sehingga belum didata besarnya volume perdagangan hasil perikanan yang melalui

pelabuhan.

c. Persentase kelengkapan infrastruktur minapolitan yang memenuhi standar di pelabuhan

Sadeng masih belum dapat memenuhi target sebesar 30 % dan terealisasi sebesar

19,68% atau capaian kinerjanya sebesar 65,60%, hal ini disebabkan karena fasilitas fisik

yang ada di pelabuhan Sadeng mayoritas sudah tidak dapat digunakan, selain itu

infrastruktur terdapat di Sadeng selama ini masih berupa infrastruktur yang mendukung

usaha skala kecil, dan belum merupakan infrastruktur pendukung skala usaha industri.

Namun dalam pengembangan konsep Minapolitan Tangkap di Kabupaten Gunungkidul,

kelengkapan sarana prasarana atau infrastruktur standar di pelabuhan menjadi faktor

utama. Infrastruktur standar untuk pelabuhan meliputi fasilitas pokok, fasilitas

fungsional, dan fasilitas penunjang. Fasilitas pokok pelabuhan meliputi: breakwater,

tambat labuh dermaga, alur pelayaran, kolam pelabuhan, jalan penghubung, drainase,

baik terbuka maupun tertutup, pembatas pelabuhan dan jalan. Fasilitas fungsional

pelabuhan meliputi: Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pasar ikan, navigasi pelayaran dan

komunikasi, layanan air bersih, pabrik es, layanan energi listrik (mesin genset dan PLN),

layanan bahan bakar, tempat pemeliharaan kapal dan alat penangkapan ikan, tempat

Page 35: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

105

pengolahan ikan, Cold Storage, sarana perkantoran, akses sarana transportasi, dan

pengolahan limbah. Sedangkan fasilitas penunjang pelabuhan meliputi Balai Pertemuan

Nelayan, Hunian Nelayan dan petugas pelabuhan, MCK, tempat ibadah, kios/ toko/

waserba, dan guest house.

Apabila dibandingkan dengan kondisi existing yang terdapat di Pelabuhan Perikanan

Pantai Sadeng tahun 2012, dapat dikatakan pengembangan dan pembangunan

minapolitan tangkap di Sadeng berjalan sangat lambat. Akses jalan utama menuju

pelabuhan Sadeng masih belum dapat dilalui kendaraan/ truk bermuatan besar/ kontainer

disebabkan struktur geografi yang berbukit, sehingga menghambat distribusi barang.

Selain itu banyak infrastruktur standar yang telah mengalami kerusakan atau tidak

berfungsi dengan baik, sebagai contoh adalah pabrik es dan SPBU, sehingga untuk

memenuhi kebutuhan tersebut nelayan harus membeli dari luar atau meminjam modal

dari pihak ketiga yang lebih mahal.

d. Volume hasil tangkap perikanan di Pelabuhan Sadeng, dari target 3.535 ton dapat

terealisasi 981,05 ton, sehingga capaian kinerjanya sebesar 27,75%, masih rendahnya

hasil tangkapan ikan dari target disebabkan karena faktor alam yang berupa ombak

tinggi dan angin kencang sehingga membuat armada dan alat tangkap sulit untuk

dioperasikan. Selain itu minimnya kualitas armada penangkapan juga menyebabkan

tingginya biaya operasional sehingga nelayan menjadi rugi.

Kurang optimalnya fasilitas di Pelabuhan Sadeng membuat banyak armada perikanan

dari luar daerah atau yang disebut dengan nelayan Andon enggan mendarat atau

berlabuh di Pelabuhan Perikanan Sadeng, hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil

produksi perikanan yang masuk dan tercatat di Sadeng. Namun disisi lain, harga ikan di

TPI Sadeng lebih mahal dibanding dengan daerah lain di Selatan Jawa, sehingga masih

berpotensi untuk terus dikembangkan. Untuk itu dimasa yang akan datang telah

direncanakan untuk pembenahan-pembenahan infrastruktur di PPI Sadeng dan

meningkatkan kapasitas Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Sadeng menjadi Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) Sadeng.

Tabel 3.11

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 5

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase kelengkapan Fasilitas Lalulintas

dan Angkutan Jalan menuju Pelabuhan

Sadeng

83.33 71.43

Page 36: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

106

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

2 Persentase jalan, jembatan, dan air bersih

di/menuju Pelabuhan Sadeng yang memadai

a. Persentase jalan di Pelabuhan Sadeng

yang memadai

96.46 96.20

b. Persentase jembatan di/menuju

Pelabuhan Sadeng yang memadai

96.56 140.77

c. Persentase air bersih di Pelabuhan

Sadeng yang memadai

100.00 100.00

3 Persentase pemenuhan listrik di Pelabuhan

Sadeng

106.25 111.11

4 Jumlah pengusaha yang melakukan ekspor 100.00 100.00

5 Volume perdagangan hasil perikanan melalui

pelabuhan

0.00 0.00

6 Persentase kelengkapan infrastruktur

minapolitan yang memenuhi standar di

pelabuhan Sadeng

60.00 65.60

7 Volume hasil tangkap perikanan di Pelabuhan

Sadeng

85.94 27.75

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

91.07 89.11

Grafik 3.5

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 5

Tahun 2010 – 2012

Page 37: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

107

Sasaran 6

“Seluruh potensi sumber daya alam dipetakan dan

dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang

akurat untuk mendorong investasi”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 19 (sembilan belas) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.12

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 6

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase kecamatan yang

memiliki pemetaan potensi secara

up-to-date dan akurat

persen 100 100 100.00

2 Pertambahan persetujuan prinsip

PMA/PMDN Fasilitasi baru atau

perluasan setiap tahunnya

buah 3 0 0.00

3 Pertambahan jumlah

PMA/PMDN fasilitasi setiap

tahunnya

buah 1 0 0.00

4 Persentase potensi yang disajikan

secara on-line dengan data yang

up-to-date dan akurat.

persen 40 19 47.50

5 Jumlah potensi bidang

perindustrian, perdagangan,

koperasi, pertambangan dan

energi yang memiliki pemetaan

secara rinci, akurat, dan up-to-

date

potensi 21,000 16,800 80.00

6 Jumlah potensi bidang

perindustrian, perdagangan,

koperasi, pertambangan dan

energi yang dikembangkan

unit 2,231 1,410 63.20

sentra 63 75 119.05

7 Jumlah potensi bidang kelautan

dan perikanan yang memiliki

pemetaan secara rinci, akurat, dan

up-to-date

a. Bidang kelautan (tuna,

lobster)

potensi 4 2 50.00

b. Bidang perikanan (lele, nila) potensi 4 5 125.00

c. Pengolahan dan Pemasaran

(abon, dsb)

potensi 8 14 175.00

8 Persentase potensi bidang

kelautan dan perikanan yang

dikembangkan

persen 35 37 105.71

Page 38: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

108

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

9 Jumlah potensi tanaman pangan

dan hortikultura yang memiliki

pemetaan secara rinci, akurat, dan

up-to-date

potensi 5 5 100.00

10 Persentase potensi bidang

tanaman pangan dan hortikultura

yang dikembangkan

a. Tanaman Pangan persen 75 75 100.00

b. Hortikultura persen 15.5 20 129.03

11 Jumlah potensi kehutanan dan

perkebunan yang memiliki

pemetaan secara rinci, akurat, dan

up-to-date

potensi 7 7 100.00

12 Luas lahan potensi bidang

kehutanan dan perkebunan yang

dikembangkan

a. Luas lahan kritis ha 17,249 17,249 100.00

b. Luas lahan pengembangan

kakao

ha 1,260 1,310 103.97

c. Luas lahan pengembangan

mete

ha 7,935 7,935 100.00

d. Luas lahan pengembangan

tembakau (rakyat, vike,

virginia)

ha 2,590 2,390 92.28

e. Luas lahan pengembangan

kelapa

ha 4,516 4,596 101.77

f. Luas lahan pengembangan

kapas

ha 8,250 8,200 99.39

13 Jumlah potensi peternakan yang

memiliki pemetaan secara rinci,

akurat, dan up-to-date

potensi 5 4 80.00

14 Persentase potensi bidang

peternakan yang dikembangkan

persen 50 45 90.00

15 Persentase kelengkapan data

informasi status lingkungan hidup

daerah

persen 65 92.77 142.72

16 Persentase komoditas unggulan

yang terpetakan data produksi dan

penjualan secara up-to-date di

setiap kecamatan

persen 65 0 0.00

17 Jumlah potensi dengan informasi

harga pasar, persediaan, volume

permintaan, volume penjualan,

potensi pasar, yang dapat diakses

secara on-line, dan up-to-date

potensi 3 2 66.67

18 Pertambahan realisasi investasi

PMA/PMDN Fasilitasi setiap

tahunnya

milyar 10 0 0

Page 39: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

109

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

19 Jumlah kemitraan strategis

nasional dan internasional dalam

pengembangan potensi

Gunungkidul

Nasional buah 6 14 233.33

Internasional buah 2 0 0.00

I Kesepakatan Bersama buah 8 19 237.50

Kerja sama antar daerah buah 2 1 50.00

Kerja sama Luar Negeri buah 1 0 0.00

Kerja sama Pihak Ketiga buah 5 18 360.00

II Perjanjian Kerja sama buah 7 31 442.86

Kerja sama antar daerah buah 1 7 700.00

Kerja sama Luar Negeri buah 1 0 0.00

Kerja sama Pihak Ketiga buah 5 24 480.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 129.05

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 129,05% yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk

menggerakkan perekonomian daerah secara lestari dan tujuan peningkatan pengelolaan

sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; menciptakan kemudahan

memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha kecil,

mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam / luar

negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan lapangan kerja dan Pendapatan

Asli Daerah.

Tingkatan capaian kinerja untuk 9 (sembilan) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase kecamatan yang memiliki pemetaan potensi secara up-to-date dan akurat, Jumlah

potensi bidang kelautan dan perikanan yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan up-

to-date, Persentase potensi bidang kelautan dan perikanan yang dikembangkan, Jumlah

potensi tanaman pangan dan hortikultura yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan

up-to-date, Persentase potensi bidang tanaman pangan dan hortikultura yang dikembangkan,

Jumlah potensi kehutanan dan perkebunan yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan

up-to-date, Luas lahan potensi bidang kehutanan dan perkebunan yang dikembangkan,

Page 40: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

110

Persentase kelengkapan data informasi status lingkungan hidup daerah, Jumlah kemitraan

strategis nasional dan internasional dalam pengembangan potensi Gunungkidul, telah

mencapai target yang telah ditetapkan.

Jumlah potensi bidang kelautan dan perikanan yang memiliki pemetaan secara rinci,

akurat, dan up-to-date, potensi bidang kelautan hanya tercatat 2 potensi dari 4 potensi yang

ditargetkan. Hal ini dikarenakan penentuan komoditas potensial hanya didasarkan pada jenis

sumber daya yang bernilai ekonomis tinggi dan ketersediaanya ada sepanjang tahun.

Luas Kabupaten Gunungkidul yaitu 1.485 m2 atau sekitar 46,63% dari luas wilayah

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan garis pantai sepanjang ±70

Km berpotensi untuk dilakukan pengembangan di sektor kelautan dan perikanan yang dapat

dimanfaatkan dan ditransformasikan menjadi sumber kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu

perlu dilakukan kajian, pemetaan, data, informasi dan inventarisasi untuk menetapkan

potensi sumberdaya perikanan laut maupun darat, potensi kelautan dan potensi pasca panen.

Kajian, pemetaan, data, informasi dan inventarisasi potensi tersebut antara lain

meliputi:

1. Jenis komoditas, meliputi ciri-ciri, difinisi dan klasifikasi spesies;

2. Penyebaran dan distribusi, mulai dari lokasi produksi, fishing ground penangkapan,

distribusi pemasaran sampai dengan peluang pasar;

3. Pemanfaatan, pengolahan, kemanfaatan, dan pencegahan, yang berkaitan dengan produk

kelautan dan perikanan sebagai bahan pangan.

Berdasarkan kajian, pemetaan, data, dan informasi tersebut didapat bahwa, bidang

kelautan terdapat 2 potensi yang telah dipetakan yaitu potensi ikan tuna dan lobster. Jenis

ikan tuna yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul adalah Thunnus albacares, atau sering

disebut dengan yellow fin tuna atau tuna madidihang, jenis ini dapat mencapai berat 140 Kg.

Umumnya ikan tuna yang masih muda hidup berada pada lapisan permukaan dan semakin

besar akan berada semakin dalam, sehingga alat tangkap yang digunakan akan berpengaruh

terhadap berat ikan. Penangkapan ikan ini dibantu dengan alat bantu penangkapan berupa

rumpon. Permintaan ikan tuna yang besar membuat ikan tuna menjadi sasaran utama

nelayan Kapal Motor (KM), sehingga nelayan tidak memperhatikan keberlangsungan hidup

ikan dengan menangkap ikan tuna yang berukuran kecil.

Dari 7 jenis lobster yang terdapat di Indoneisa, 6 jenis lobster hidup perairan laut

Kabupaten Gunungkidul, yaitu

1. Udang batik (Panulirus longipes femoristiga);

2. Udang mutiara (Panulirus omatus);

3. Udang pakistan (Panulirus polyphagus);

4. Udang hijau/ bambu (Panulirus versicolor);

Page 41: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

111

5. Udang batu (Panulirus penicillatus);

6. Udang pasir (Panulirus homarus).

Umumnya lobster hidup di perairan berkarang dan tidak terlalu dalam. Lobster juga

banyak diburu karena harga yang mahal dan permintaan yang tinggi seperti ikan tuna.

Terkadang para pencari lobster juga tidak memperhatikan keberlangsungan hidup lobster

yaitu dengan menangkap lobster yang masih berukuran kecil.

Bidang perikanan, khususnya perikanan darat terdapat 5 potensi sumber daya ikan

yang telah dilakukan pemetaan di Kabupaten Gunungkidul, yaitu ikan lele, ikan nila, ikan

mas, ikan gurami, dan ikan. Pendataan bidang perikanan darat khususnya budidaya ini

didukung dengan pendataan statistika dan potensi desa (podes) dari Pemda DIY.

Bidang pengolahan dan pemasaran, terdapat 14 potensi yang telah dipetakan untuk

produk kering yaitu: Abon, Keripik, Kerupuk, Krispi, dan Tepung agar, sedangkan untuk

produk basah yaitu: Tahu ikan, Dendeng, Bakso, Nugget, Mie Ikan, Manisan rumput laut,

Bandeng duri lunak, Pindang, dan Ikan asap.

Persentase potensi bidang kelautan dan perikanan yang dikembangkan, ditargetkan

sebesar 35% terealisasi 37%, sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 105,71 %, hal ini

disebabkan pengembangan potensi bidang kelautan dan perikanan telah dilakukan

pendataan, pemetaan, dan pengkajian, dengan persentase pengembangan terbesar terdapat

pada pengembangan potensi perikanan, terutama perikanan darat atau budidaya.

Luas lahan potensi bidang kehutanan dan perkebunan yang dikembangkan, untuk

lahan kritis dari target 17,249 ha terealisasi 17,249 ha sehingga tingkat capaian kinerjanya

sebesar 100,00 %, untuk lahan pengembangan kakao dari target 1,260 ha terealisasi 1,310 ha

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 103,97 %, untuk lahan pengembangan mete dari

target 7,935 ha terealisasi 7,935 ha sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100,00 %,

untuk lahan pengembangan kelapa dari target 4,516 ha terealisasi 4,596 ha sehingga tingkat

capaian kinerjanya sebesar 101,77 %, sedangkan untuk lahan pengembangan tembakau

(rakyat, vike, virginia) dari target 2,590 ha terealisasi 2,390 ha sehingga tingkat capaian

kinerjanya sebesar 92,28 % dan untuk lahan pengembangan kapas dari target 8,250 ha

terealisasi 8,200 ha sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 99,39 %, hambatan yang

dialami dari pengembangan lahan potensi tersebut adalah petani cenderung memilih

tanaman yang cepat panen atau menghasilkan, sehingga mengesampingkan tanaman

tahunan/berumur panjang.

Persentase kelengkapan data informasi status lingkungan hidup daerah dari target 65%

terealisasi 92,77% sehingga tingkat capaian indikator sasaran sebesar 142,72% masuk

kategori sangat berhasil. Pencapaian target kinerja indikator sasaran ini didukung melalui

Program Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan khususnya

Page 42: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

112

Kegiatan Penyusunan Data Sumberdaya Alam dan Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH)

Nasional dan Daerah. Dari 83 tabel format laporan status lingkungan hidup daerah yang

disyaratkan telah terisi 77 tabel.

Disamping itu pencapaian sasaran ini secara tidak langsung didukung dari kegiatan

Pemantauan Kualitas Lingkungan serta kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru yang

outputnya berupa data kualitas lingkungan (air, udara, tanah) yang dihasilkan melalui

kegiatan pengujian sampel. Meskipun jumlah sampel yang diambil kurang dapat mewakili

untuk memberikan gambaran kualitas lingkungan Kabupaten Gunungkidul secara

keseluruhan, serta dalam pelaksanaan pengujian masih harus bekerjasama dengan

laboratorium penguji lainnya, namun diharapkan dapat mengetahui kualitas lingkungan

terkini dan bila dilakukan terus menerus dapat diketahui kecenderungan perubahannya.

Yang perlu mendapatkan perhatian bahwa dokumen Status Lingkungan Hidup Daerah

(SLHD) belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan perencanaan

pembangunan, untuk itu perlu terus ditingkatkan promosi fungsi dan manfaat SLHD

tersebut.

Sedangkan untuk 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran yaitu Pertambahan

persetujuan prinsip PMA/PMDN Fasilitasi baru atau perluasan setiap tahunnya,

Pertambahan jumlah PMA/PMDN fasilitasi setiap tahunnya, Persentase potensi yang

disajikan secara on-line dengan data yang up-to-date dan akurat, Jumlah potensi bidang

perindustrian, perdagangan, koperasi, pertambangan dan energi yang memiliki pemetaan

secara rinci, akurat, dan up-to-date, Jumlah potensi bidang perindustrian, perdagangan,

koperasi, pertambangan dan energi yang dikembangkan, Persentase komoditas unggulan

yang terpetakan data produksi dan penjualan secara up-to-date di setiap kecamatan, Jumlah

potensi dengan informasi harga pasar, persediaan, volume permintaan, volume penjualan,

potensi pasar, yang dapat diakses secara on-line, dan up-to-date, Jumlah potensi peternakan

yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan up-to-date, Persentase potensi bidang

peternakan yang dikembangkan, dan Pertambahan realisasi investasi PMA/PMDN Fasilitasi

setiap tahunnya, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pertambahan persetujuan prinsip PMA/PMDN Fasilitasi baru atau perluasan setiap

tahunnya, dari target 3 buah belum dapat terealisasi, sehingga tingkat capaiannya 0%.

Pada tahun 2012 tidak ada penambahan persetujuan prinsip PMA/PMDN fasilitas baru

atau perluasan, hal ini disebabkan karena peluang investasi di Kabupaten Gunungkidul

yang terbuka belum dimanfaatkan secara optimal oleh SKPD terkait, melalui kerja sama

dengan pihak ketiga khususnya dunia usaha. Kegiatan yang dilakukan adalah

koordinasi dalam perumusan kebijakan di bidang investasi, menyederhanakan

perizinan, melakukan promosi potensi daerah, dan mengevaluasi kelembagaan yang

Page 43: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

113

menangani penanaman modal menjadi satu dengan kantor pelayanan terpadu, yang

diharapkan bagi para investor yang mengurus izin investasi hanya dilayani melalui satu

lembaga.

Dengan kelembagaan baru berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan,

Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Lembaga Teknis Daerah, dibentuk Kantor

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu yang diantara tugas pokoknya menangani

bidang investasi yang sebelumnya menjadi tugas Sekretariat Daerah. Indikator sasaran

yang berhubungan dengan investasi tidak dapat tercapai dikarenakan pada tahun 2012

ini Kabupaten Gunungkidul belum memiliki regulasi yang jelas mengenai investasi,

diantaranya kriteria investor yang menandatangi persetujuan prinsip PMA/PMDN, serta

besaran nominal yang diinvestasikan di Gunungkidul yang masuk dalam kriteria

investor. Selama ini, para investor yang menanamkan modal di Gunungkidul hanya

mengajukan permohonan izin usaha biasa, bukan merupakan persetujuan prinsip

PMA/PMDN.

Adanya investor yang menanamkan modalnya di Gunungkidul juga ditentukan dari

keputusan BKPM (Badan Kerjasama dan Penanaman Modal) Pusat. Hal ini

dikarenakan, apabila ada investor yang mengimpor barang-barang ke Indonesia dan ada

fasilitasi pengurangan pajak impor atau bea cukai, segala biaya pengurusan ditanggung

oleh Pusat, sehingga perlu kerja sama dan koordinasi dengan BKPM.

b. Pertambahan jumlah PMA/PMDN fasilitasi setiap tahunnya, dari target 1 buah belum

dapat terealisasi, sehingga tingkat capaiannya 0%. Pada tahun 2012 tidak ada

penambahan jumlah PMA/PMDN fasilitasi, kegiatan yang dilakukan adalah koordinasi

dalam perumusan kebijakan di bidang investasi, menyederhanakan perizinan, dan

melakukan promosi potensi daerah.

c. Persentase potensi yang disajikan secara on-line dengan data yang up-to-date dan

akurat, dari target 40 % terealisasi 19 %, sehingga tingkat capaiannya 47,50 %, hal ini

disebabkan karena kurangnya data potensi yang disajikan dari masing-masing SKPD

untuk di upload ke web portal gunungkidulkab.go.id, sehingga data yang tersedia secara

on line tidak up to date dan kurang akurat.

d. Jumlah potensi bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pertambangan dan energi

yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan up-to-date, dari target 21,000 potensi

terealisasi 16.800 potensi, sehingga tingkat capaiannya 80%, hal ini disebabkan belum

semua potensi dilakukan pemetaan secara menyeluruh sehingga dihasilkan jumlah

potensi yang rinci, akurat, dan up to date.

Page 44: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

114

e. Jumlah potensi bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, pertambangan dan energi

yang dikembangkan, dari target 2.231 unit terealisasi 1.410 unit, sehingga tingkat

capaiannya 63,20 %, hal ini berdasarkan data bidang perindustrian sebagai penyumbang

potensi berbasis sentra. Sedangkan untuk sentra yang ditargetkan 63 sentra terealisasi

75 sentra, sehingga tingkat capaian kinerjanya 119,05%, dari jumlah 75 sentra tersebut

yang sudah ditetapkan dengan Keputusan Bupati sebanyak 53 dan sisanya dalam proses

penetapan.

f. Persentase komoditas unggulan yang terpetakan data produksi dan penjualan secara up-

to-date di setiap kecamatan, dari target 65% terealisasi 0%, sehingga tingkat capaiannya

0,00 %, hal tersebut disebabkan untuk komoditas unggulan yang terpetakan data

produksi dan penjualannya belum meng-update data berbasis kecamatan dan masih

menggunakan data berbasis kabupaten.

g. Jumlah potensi dengan informasi harga pasar, persediaan, volume permintaan, volume

penjualan, potensi pasar, yang dapat diakses secara on-line, dan up-to-date, dari target 3

potensi terealisasi 2 potensi, sehingga tingkat capaiannya 66,67 %, ketidakberhasilan

mencapai target semata-mata disebabkan gangguan teknis yaitu akses on line dengan

Bank Indonesia terkendala jaringan.

h. Jumlah potensi peternakan yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan up-to-date

dari target 5 potensi terealisasi 4 potensi, sehingga tingkat capaiannya 80%, hal ini

disebabkan belum adanya integrasi data potensi peternakan walaupun secara umum

sudah dipetakan, sehingga diperlukan adanya dokumen integrasi tentang potensi

bidang kelautan dan perikanan, tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, dan

kehutanan – perkebunan dalam satu dokumen integrasi yang di up-dating dan ekspose

secara berkala. Ada satu potensi peternakan belum dilakukan penggarapan yaitu

budidaya ternak itik.

i. Persentase potensi bidang peternakan yang dikembangkan, dari target 50% terealisasi

45%, sehingga tingkat capaiannya 90%, pada saat ini baru diupayakan penumbuhan

sentra ternak kelinci di Kecamatan Patuk. Namun dalam perkembangannya masyarakat

belum siap berbudidaya kelinci secara massal.

j. Pertambahan realisasi investasi PMA/PMDN Fasilitasi setiap tahunnya, dengan target

Rp.10 milyar tiap tahunnya realisasinya sebesar Rp.0, sehingga tingkatan capaiannya

sebesar 0%. Pada tahun 2012 tidak ada penambahan persetujuan prinsip PMA/PMDN

fasilitas baru atau perluasan dan penambahan jumlah PMA/PMDN fasilitasi, sehingga

penambahan investasi PMA/PMDN fasilitasi belum dapat terealisasi.

Page 45: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

115

Tabel 3.13

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 6

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase kecamatan yang memiliki

pemetaan potensi secara up-to-date dan akurat

100.00 100.00

2 Pertambahan persetujuan prinsip

PMA/PMDN Fasilitasi baru atau perluasan

setiap tahunnya

0.00 0.00

3 Pertambahan jumlah PMA/PMDN fasilitasi

setiap tahunnya

0.00 0.00

4 Persentase potensi yang disajikan secara on-

line dengan data yang up-to-date dan akurat.

85.00 47.50

5 Jumlah potensi bidang perindustrian,

perdagangan, koperasi, pertambangan dan

energi yang memiliki pemetaan secara rinci,

akurat, dan up-to-date

100.00 80.00

6 Jumlah potensi bidang perindustrian,

perdagangan, koperasi, pertambangan dan

energi yang dikembangkan

130.44 63.20

89.83 119.05

7 Jumlah potensi bidang kelautan dan perikanan

yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat,

dan up-to-date

a. Bidang kelautan (tuna, lobster) 66.67 50.00

b. Bidang perikanan (lele, nila) 100.00 125.00

c. Pengolahan dan Pemasaran (abon, dsb) 100.00 175.00

8 Persentase potensi bidang kelautan dan

perikanan yang dikembangkan

83.33 105.71

9 Jumlah potensi tanaman pangan dan

hortikultura yang memiliki pemetaan secara

rinci, akurat, dan up-to-date

100.00 100.00

10 Persentase potensi bidang tanaman pangan

dan hortikultura yang dikembangkan

a. Tanaman Pangan 100.00 100.00

b. Hortikultura 100.00 129.03

11 Jumlah potensi kehutanan dan perkebunan

yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat,

dan up-to-date

0.00 100.00

12 Luas lahan potensi bidang kehutanan dan

perkebunan yang dikembangkan

a. Luas lahan kritis 67.41 100.00

Page 46: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

116

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

b. Luas lahan pengembangan kakao 94.97 103.97

c. Luas lahan pengembangan mete 0.00 100.00

d. Luas lahan pengembangan tembakau

(rakyat, vike, virginia)

29.67 92.28

e. Luas lahan pengembangan kelapa 125.04 101.77

f. Luas lahan pengembangan kapas 0.00 99.39

13 Jumlah potensi peternakan yang memiliki

pemetaan secara rinci, akurat, dan up-to-date

80.00 80.00

14 Persentase potensi bidang peternakan yang

dikembangkan

100.00 90.00

15 Persentase kelengkapan data informasi status

lingkungan hidup daerah

108.33 142.72

16 Persentase komoditas unggulan yang

terpetakan data produksi dan penjualan secara

up-to-date di setiap kecamatan

140.00 0.00

17 Jumlah potensi dengan informasi harga pasar,

persediaan, volume permintaan, volume

penjualan, potensi pasar, yang dapat diakses

secara on-line, dan up-to-date

0.00 66.67

18 Pertambahan realisasi investasi PMA/PMDN

Fasilitasi setiap tahunnya

0.00 0

19 Jumlah kemitraan strategis nasional dan

internasional dalam pengembangan potensi

Gunungkidul

Nasional 200.00 233.33

Internasional 0.00 0.00

I Kesepakatan Bersama 242.86 237.50

Kerja sama antar daerah 100.00 50.00

Kerja sama Luar Negeri 0.00 0.00

Kerja sama Pihak Ketiga 320.00 360.00

II Perjanjian Kerja sama 100.00 442.86

Kerja sama antar daerah 900.00 700.00

Kerja sama Luar Negeri 0.00 0.00

Kerja sama Pihak Ketiga 625.00 480.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

121.90 129.05

Page 47: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

117

Grafik 3.6

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 6

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 7

“Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang

dikelola secara lestari dengan menerapkan teknologi

produksi dan pengolahan yang tepat guna”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 19 (sembilan belas) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.14

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 7

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Ragam komoditas unggulan

tanaman pangan dan hortikultura

yang menerapkan teknologi tepat

guna.

komoditas 6 6 100.00

2 Persentase Peningkatan produksi

dan produktivitas komoditas

unggulan serta produk olahan

tanaman pangan dan hortikultura.

a. Tanaman Pangan persen 2.5 4 160.00

b. Hortikultura persen 2 3 150.00

3 Ragam komoditas unggulan

peternakan yang menerapkan

teknologi tepat guna.

komoditas 3 3 100.00

Page 48: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

118

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

4 Persentase Peningkatan produksi

dan produktivitas komoditas

unggulan serta produk olahan

peternakan.

a. S/C persen 1.55 1.6 103.23

b. IB (Dosis) persen 42 88 209.52

c. Daging (Kg) kg 2,958,221 4,669,353 157.84

d. Telur (Kg) kg 1,755,681 1,662,693 94.70

5 Ragam dan jumlah teknologi

tepat guna serta bibit unggul

peternakan yang digunakan.

a. Pengolahan Pakan jenis 3 5 166.67

b. Reproduksi jenis 2 2 100.00

c. Pengolahan Kotoran jenis 3 3 100.00

d. Pasca Panen jenis 3 3 100.00

6 Ragam komoditas unggulan

kelautan & perikanan yang

menerapkan teknologi tepat guna.

jenis 10 10 100.00

7 Persentase Peningkatan produksi

dan produktivitas komoditas

unggulan serta produk olahan

kelautan & perikanan.

a. Produksi komoditas

unggulan

persen 50 52.71 105.42

b. Produktivitas unggulan

(tuna, lele)

persen 30 31.79 105.97

c. Produk olahan persen 40 57 142.50

8 Ragam dan jumlah teknologi

tepat guna serta bibit unggul

kelautan dan perikanan yang

digunakan (budidaya, tangkap,

pengolahan)

jenis 13 14 107.69

9 Ragam komoditas unggulan

kehutanan dan perkebunan yang

menerapkan teknologi tepat guna.

jenis 6 6 100.00

10 Peningkatan produksi dan

produktivitas komoditas unggulan

serta produk olahan kehutanan

dan perkebunan.

a. Jumlah kayu jati yg

diproduksi

m3 102,087.200 86,063.495 84.30

b. Jumlah kayu mahoni yg

diproduksi

m3 8,048.752 5,870.885 72.94

c. Jumlah kayu sonokeling yg

diproduksi

m3 3,538.724 5,190.10 146.67

Page 49: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

119

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

d. Jumlah madu yg diproduksi liter 385,250 480,500 124.72

e. Jumlah kakao yg diproduksi ton 357,365 394,080 110.27

f. Jumlah mete yg diproduksi ton/glondong 582,500 524,525 90.05

g. Jumlah tembakau yg

diproduksi

1) Rakyat ton kering 125,000 90,000 72.00

2) Vike ton kering 500,000 390,000 78.00

3) VR ton kering 200,000 181,000 90.50

h. Jumlah kelapa yg diproduksi ton 7,616.320 8,205.100 107.73

11 Jenis konservasi pada habitat

khusus

a. Luas penghijauan sumber air ha 85 85 100.00

b. Luas penghijauan sempadan

pantai

ha 498 418 83.94

c. Luas penghijauan sempadan

sungai

ha 98 98 100.00

d. Luas penghijauan telaga ha 202 202 100.00

e. Luas konservasi kera ekor

panjang

ha 97 97 100.00

f. Luas konservasi kawasan

hutan lindung

ha 50 40 80.00

12 Ragam komoditas unggulan

perindustrian, perdagangan,

pertambangan dan energi yang

menerapkan teknologi tepat guna.

jenis 7 9 128.57

13 Ragam dan jumlah teknologi

tepat guna perindustrian,

pertambangan dan energi yang

digunakan.

a. Ragam teknologi tepat guna

perindustrian, pertambangan

dan energi yang digunakan.

jenis 1 9 900.00

14 Persentase Peningkatan

produktivitas komoditas unggulan

perindustrian, pertambangan, dan

energi.

persen 4 4 100.00

15 Persentase masyarakat perdesaan

yang memanfaatkan teknologi

tepat guna.

persen 18 9 50.00

16 Jumlah desa Prima (Perempuan

Indonesia Maju & Mandiri)

persen 9 11 122.22

17 Ragam dan jumlah teknologi dan

komoditas unggulan yang

direkomendasikan.

a. Kaji Terap

1) Kakao jenis/unit 2 0 0.00

2) Ternak jenis/unit 12 2 16.67

Page 50: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

120

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

3) Tanaman Pangan dan

Hortikultura

jenis/unit 20 3 15.00

4) Perikanan jenis/unit 7 1 14.29

b. Demplot

1) Kakao jenis/unit 15 0 0.00

2) Ternak jenis/unit 28 0 0.00

3) Tanaman Pangan dan

Hortikultura

jenis/unit 137 0 0.00

4) Perikanan jenis/unit 30 0 0.00

c. Percontohan di lahan BPP

1) Kakao jenis/unit 2 0 0.00

2) Ternak jenis/unit 5 0 0.00

3) Tanaman Pangan dan

Hortikultura

jenis/unit 12 0 0.00

4) Perikanan jenis/unit 5 0 0.00

18 Jumlah sumber mata air yang

dikonservasi

buah 6 5 83.33

19 Jumlah kelompok masyarakat

peduli/pemerhati lingkungan

a. Pengelola Sampah kelompok 7 12 171.43

b. Prokasih kelompok 15 14 93.33

c. Pokdarling/konservasi kelompok 8 8 100.00

d. Sekolah Berwawasan

Lingkungan Hidup (SBLH)

sekolah 30 38 126.67

e. Ponpes berwawasan

Lingkungan Hidup

ponpes 5 5 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 101.16

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 101,16 %

yang mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk

menggerakkan perekonomian daerah secara lestari dan tujuan peningkatan pengelolaan

sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; menciptakan kemudahan

memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha kecil,

mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam / luar

negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan lapangan kerja dan Pendapatan

Asli Daerah.

Page 51: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

121

Tingkatan capaian kinerja untuk 14 (empat belas) indikator kinerja sasaran yaitu

Ragam komoditas unggulan tanaman pangan dan hortikultura yang menerapkan teknologi

tepat guna, Persentase Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan serta

produk olahan tanaman pangan dan hortikultura, Ragam komoditas unggulan peternakan

yang menerapkan teknologi tepat guna, Persentase Peningkatan produksi dan produktivitas

komoditas unggulan serta produk olahan peternakan, Ragam dan jumlah teknologi tepat

guna serta bibit unggul peternakan yang digunakan, Ragam komoditas unggulan kelautan &

perikanan yang menerapkan teknologi tepat guna, Persentase Peningkatan produksi dan

produktivitas komoditas unggulan serta produk olahan kelautan & perikanan, Ragam dan

jumlah teknologi tepat guna serta bibit unggul kelautan dan perikanan yang digunakan

(budidaya, tangkap, pengolahan), Ragam komoditas unggulan kehutanan dan perkebunan

yang menerapkan teknologi tepat guna, Ragam komoditas unggulan perindustrian,

perdagangan, pertambangan dan energi yang menerapkan teknologi tepat guna, Ragam dan

jumlah teknologi tepat guna perindustrian, pertambangan dan energi yang digunakan,

Persentase Peningkatan produktivitas komoditas unggulan perindustrian, pertambangan, dan

energi, Jumlah desa Prima (Perempuan Indonesia Maju & Mandiri), dan Jumlah kelompok

masyarakat peduli/pemerhati lingkungan, telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Teknologi tepat guna adalah yang teknologi cocok dengan kebutuhan masyarakat

sehingga bisa dimanfaatkan pada saat rentang waktu tertentu, dan biasanya dipakai sebagai

istilah untuk teknologi yang terkait dengan budaya lokal (Tillar 2007). Ketepatgunaan disini

terkait dengan komoditas unggulan di Kabupaten Gunungkidul sehingga komoditas

unggulan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ragam komoditas unggulan peternakan yang menerapkan teknologi tepat guna,

Persentase Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan serta produk olahan

peternakan, dan Ragam serta jumlah teknologi tepat guna serta bibit unggul peternakan yang

digunakan semuanya telah mencapai target yang telah ditetapkan. Sampai dengan tahun

2012, Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul telah menganggarkan dana untuk kegiatan

pengolahan pakan sebanyak 6 jenis yaitu: fermentasi, silase, utemi, amoniasi, UMB, dan

pakan alternatif. Sedangkan untuk pengolahan kotoran selain dijadikan pupuk organik juga

diolah sebagai biogas dan pupuk cair.

Komoditas unggulan kelautan dan perikanan di Kabupaten Gunungkidul terdiri atas

dari komoditas perikanan laut yaitu; Tuna, Tongkol, Cakalang, Lobster, dan Gurita.

Perikanan darat/ budidaya yaitu Lele dan Nila. Dan olahan hasil perikanan yaitu: Abon, Ikan

Asap, Pindang, Bakso, Krispi, Rumput Laut Dan Nugget. Namun yang telah menerapkan

teknologi tepat guna secara garis besar hanya terdapat 10 komoditas, yaitu: Tuna, Lobster,

Gurita, Lele, Abon, Ikan Asap, Pindang, Bakso, Krispi, dan Rumput Laut.

Page 52: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

122

Berdasarkan data dan informasi sementara yang diperoleh, menunjukkan bahwa

produksi, produktivitas, dan produk olahan komoditas unggulan tersebut telah memenuhi

target, hal ini disebabkan karena sepanjang tahun 2012, bantuan yang diberikan pemerintah

baik melalui APBD dan APBN kepada masyarakat untuk usaha perikanan sangat besar,

disamping itu, animo masyarakat terhadap usaha di bidang kelautan dan perikanan semakin

besar. Produksi komoditas unggulan ini diukur dengan membandingkan jumlah produksi

komoditas unggulan tersebut dengan target yang telah ditetapkan atau dengan standar

produksi rata-rata UKM untuk produk olahan. Produktivitas unggulan diukur dengan cara

membandingkan jumlah produksi yang dihasilkan pada tahun 2012 dengan tahun 2011.

Teknologi tepat guna yang menjadi prioritas utama kelautan dan perikanan di

Kabupaten Gunungkidul adalah penggunaan terpal sebagai sarana budidya ikan, karena

dengan sistem ini masalah kondisi topografi lahan di Gunungkidul yang berkapur dan porus

dapat dicegah, sekaligus pemanfaatan lahan-lahan marginal yang tidak dapat digunakan

untuk usaha pertanian lain. Untuk komoditas perikanan laut, teknologi tepat guna yang

dipakai antara lain krendet dan alat penangkap gurita, prinsip kedua alat ini adalah menjebak

lobster dan gurita, namun tidak merusak binatang dan lingkungan.

Ragam teknologi tepat guna paling banyak terdapat pada produk olahan hasil

perikanan, karena untuk satu produk dimungkinkan menggunakan lebih dari satu teknologi

tepat guna, misalnya untuk produksi abon, teknologi yang digunakan antara lain mesin

pengaduk abon, meat bone separator, spinner, dan auto vacuum package.

Ragam komoditas unggulan perindustrian, perdagangan, pertambangan dan energi

yang menerapkan teknologi tepat guna, target 7 jenis terealisasi 9 jenis sehingga tingkat

capaian kinerjanya 128,57%. Jenis komoditas yang menerapkan teknologi tepat guna adalah

untuk komoditas mebel, makanan olahan, batik, industri rumah tangga, batu, bambu,

kerajinan kayu, kerajinan pandan, dan bahan bangunan. Ragam dan jumlah teknologi tepat

guna perindustrian, pertambangan dan energi yang digunakan, target 1 jenis terealisasi 9

jenis sehingga tingkat capaian kinerjanya 900%, sebab dari 9 jenis komoditas unggulan

tersebut sudah menggunakan alat atau teknologi tepat guna.

Jumlah Desa Prima (Perempuan Indonesia Maju dan Mandiri) dari target 9 desa

terealisasi 11 Desa sehingga tingkat capaian kinerjanya 122,22 %, ada 2 Desa yang pada

tahun 2012 didanai dari APBD Pemda DIY. Jumlah Desa Prima secara komulatif sampai

Tahun 2012 adalah: Desa Giripurwo; Desa Sumbergiri; Desa Bedoyo; Desa Dadapayu; Desa

Kampung; Desa Hargosari; Desa Pundungsari; Desa Ngawis; Desa Kemadang; Desa

Banyusoco; dan Desa Pacarejo.

Page 53: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

123

Jumlah kelompok masyarakat peduli/pemerhati lingkungan, dengan sub indikator:

a. Pengelola sampah dari target 7 kelompok terealisasi 12 kelompok sehingga capaian

kinerjanya 171,43%. Sampai tahun 2012 kelompok pengelola sampah yang sudah

terbentuk yaitu pada Padukuhan Purwosari, Ringinsari, Kepek I, Mulyosari, Madusari,

Jeruksari, Jeruk Kepek, Trimulyo I, Trimulyo II, Gading I, Selang IV dan Amrih Lestari

Kepek. Namun dari kelompok yang telah terbentuk tersebut masih terdapat 2 kelompok

yang belum aktif sesuai yang diharapkan yaitu Trimulyo I dan Mulyosari, sehingga

kegiatan pembinaan pada kelompok tetap perlu untuk dilaksanakan. Keberadaan dan

peran kelompok ini sangat diperlukan untuk mewujudkan upaya pengelolaan sampah

mandiri oleh masyarakat (pemilahan dan pengolahan). Pencapaian kinerja ini didukung

melalui kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan

dimana outputnya diantaranya berupa: pengadaan alat pemilah sampah 150 buah,

pencacah sampah 5 buah, gerobag sampah 15 buah, dan sepeda motor roda tiga

pengangkut sampah 5 buah. Capaian kinerja indikator ini juga didukung melalui

kegiatan Penilaian Kota Sehat/Adipura yang outputnya antara lain pemberdayaan

kelompok masyarakat peduli kebersihan lingkungan khususnya di sekitar wilayah kota

Wonosari sebagai pendukung Adipura.

b. Prokasih (program kali bersih) dari target 15 kelompok terealisasi 14 kelompok sehingga

capaian kinerjanya 93,33%. Realiasasi target masih sama dengan pencapaian target

tahun 2011 yaitu kelompok:

1) Sunan Kalijogo Desa Wonosari, Wonosari;

2) Pemerhati Kali Desa Baleharjo, Wonosari;

3) Kali Kepek Desa Kepek, Wonosari;

4) Kali Ledoksari Desa Kepek, Wonosari;

5) Karya Tirta Tri Manunggal Desa Siraman, Wonosari;

6) Pemerhati Kali Desa Karangrejek, Wonosari;

7) Pemerhati Kali Desa Wareng, Wonosari;

8) Mina Lestari Desa Wareng, Wonosari;

9) Paguyuban Pemuda Dawe (Papeda) Desa Ngawu, Playen;

10) Ngudi Sari Bumi Desa Ngawu, Playen;

11) Megasari Desa Ngawu, Playen;

12) Pemerhati Kali Desa Playen, Playen;

13) Pemerhati Kali Desa Karangtengah, Wonosari; dan

14) Pemerhati Sri Mulyo Desa Bejiharjo, Karangmojo.

Pencapaian kinerja ini didukung melalui kegiatan Koordinasi Pengelolaan

Prokasih/Superkasih yang implementasinya berupa pendampingan terhadap kelompok

Page 54: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

124

pemerhati kali melalui kegiatan gerakan kebersihan kali dan sarasehan/obrolan pinggir

kali sehingga dapat diketahui keluhan dan kebutuhan dalam pengelolaan kali sekaligus

sebagai wahana sosialisasi sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan

perilaku hidup bersih dan sehat dan menciptakan lingkungan kali yang bersih dan sehat

dengan tidak menjadikan kali sebagai tempat pembuangan sampah/limbah. Kegiatan

semacam ini perlu terus dilakukan dengan meningkatkan koordinasi bersama

instansi/SKPD terkait serta mendorong tokoh masyarakat/perangkat desa dalam

memberikan contoh kepada masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dan

menjaga lingkungan sekitar sungai.

Untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan ekosistem sungai,

mulai Tahun 2012 juga dibangun percontohan taman hijau di pinggir kali Pancuran Desa

Siraman Kecamatan Wonosari yang sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.

c. Podarling (kelompok sadar lingkungan)/konservasi dari taret 8 kelompok terealisasi 8

kelompok sehingga capaian kinerjanya 100%, yaitu:

1) Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, Nglanggeran, Patuk (Suranto);

2) Kelompok Pengelola Taman Kehati, Beji, Ngawen (Sariyo);

3) Kelompok Pengelola Taman Kehati, Purwodadi, Tepus (Sudarli);

4) PPK Bagus, Ngeposari, Semanu (Sugiarto);

5) Kelompok Comby Wediombo, Jepitu, Girisubo (Sugiyanto);

6) Kelompok Pemerhati Lingkungan Pantai Kukup (Riyadi);

7) Kelompok Pemerhati Lingkungan Pantai Baron (Suminto); dan

8) Desa Konservasi Semoyo, Patuk (Suratimin).

Pencapaian kinerja ini didukung melalui Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat

dalam Perlindungan dan Konservasi SDA, Kegiatan Pantai dan Laut Lestari, Kegiatan

Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem, serta Kegiatan Pengembangan

Ekowisata dan Jasa Lingkungan di Kawasan Konservasi yang penekanannya pada upaya

menumbuhkembangkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan

hidup.

Keberadaan kelompok-kelompok ini telah ikut mengangkat nama baik Kabupaten

Gunungkidul di tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan bahkan tingkat

nasional baik secara kelompok mupun individu yaitu melalui prestasi yang diraih dari

berbagai lomba lingkungan hidup (Kalpataru). Pada tahun 2012 R. Haryo Ambar

Suwardi (Camat Ponjong) meraih penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional Kategori

Pembina Lingkungan. Dari kategori yang sama dalam lomba tingkat Provinsi DIY

Tahun 2012 Winaryo, SH, M.Si (Camat Purwosari) berhak mengikuti lomba tingkat

Nasional yang akan dievaluasi pada Tahun 2013. Sedangkan dari kategori Pengabdi

Page 55: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

125

Lingkungan Siti Badriyah, S.Pd. dari Dengok V, Dengok, Playen juga menerima

penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional. Dan dari kategori Pengabdi Lingkungan pada

lomba Tingkat Provinsi DIY Tahun 2012 Bapak Suratimin dari Semoyo, Patuk berhak

maju ke Tingkat Nasional pada Tahun 2013.

Prestasi lain yang didapatkan oleh kelompok-kelompok sadar lingkungan di Kabupaten

Gunungkidul antara lain diterimanya tropy penghargaan Desa Program Kampung Iklim

(Proklim) 2012 Tingkat Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup bagi Desa Nglegi

Kecamatan Patuk serta penerima Sertifikat Rintisai Proklim Tingkat Nasional bagi

Dusun Menggoran Playen; Wonosadi Desa Beji Kecamatan Ngawen, dan Desa

Karangduwet Kecamatan Paliyan.

d. Sekolah berwawasan lingkungan hidup dari target 30 sekolah terealisasi 38 sekolah

sehingga capaian kinerjanya 126,67%. Sedangkan prestasi yang berhasil diraih untuk

lomba sekolah Adiwiyata Tahun 2012 adalah sebagai juara kedua lomba Sekolah

Adiwiyata tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu SMP 1 Semin. Sedangkan

SD Gombang 2 dan SMP 1 Girisubo berhak maju ke lomba Adiwiyata Tingkat Nasional

2013. Untuk Tingkat Kabupaten Gunungkidul yang menjadi pemenang lomba adalah SD

Gombang 2, SMP 1 Girisubo, dan SMK 1 Ngawen sehingga berhak mengikuti lomba

Tingkat Provinsi Tahun 2013.

e. Ponpes berwawasan lingkungan hidup dari target 5 pondok pesantren terealisasi 5

pondok pesantren sehingga capaian kinerjanya 100%. Adapun pondok pesantren yang

telah mendapatkan pembinaan adalah Ponpes Al-Hikmah, Srimpi, Karangmojo, Ponpes

Al-Hadid, Karangmojo, Ponpes Syech Al-Bany Kecamatan Ponjong, Ponpes Al-

Hikmah, Gubukrubuh, Getas, Playen, dan Ponpes Mardhotulloh Al Islamy, Playen.

Pencapaian kinerja indikator huruf d dan huruf e tersebut didukung melalui kegiatan

Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Lingkungan Hidup.

Sedangkan untuk 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu, Peningkatan produksi

dan produktivitas komoditas unggulan serta produk olahan kehutanan dan perkebunan, Jenis

konservasi pada habitat khusus, Persentase masyarakat perdesaan yang memanfaatkan

teknologi tepat guna, Ragam dan jumlah teknologi dan komoditas unggulan yang

direkomendasikan, dan Jumlah sumber mata air yang dikonservasi, masih belum mencapai

target. Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk unggulan perkebunan (Kakao,

Mete, Tembakau, Kapas, dan Jarak Pagar) telah dilakukan kerja sama penanganannya

dengan fihak ketiga yang profesional di bidangnya. Untuk pengembangan Jarak Pagar

telah dilakukan kerja sama dengan PT Pura Grup Kudus dengan jangka waktu 5 tahun,

dengan MoU dari penanaman dan pemasaran hasil jarak pagar. Sedangkan produk

Page 56: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

126

unggulan dari tata niaga kayu, telah dilakukan kerja sama dengan Perkumpulan Jasa dan

Pedagang Kayu Ngudi Makmur, dimana kesepakatan kerja sama tersebut bersama -

sama ditandatangani dengan Bupati Gunungkidul. Dari kesepakatan kerja sama tersebut,

telah memberikan penerimaan untuk APBD sebesar Rp.197.460.000,00.

Produk unggulan dari komoditas kehutanan berupa kayu Jati yang diproduksi dari

berbagai wilayah di kecamatan dari target 102,087.200 m3 terealisasi 86,063.495 m

3 atau

84.30%, kayu mahoni dari target 8,048.752 m3 terealisasi 5,870.885 m

3 atau 72.94%,

kayu sonokeling dari target 3,538.724 m3 terealisasi 5,190.10 m

3 atau 146.67%.

Sedangkan produk unggulan dari komoditas Perkebunan berupa madu, yang ditargetkan

385,250 liter/th terealisasi 480,500 liter/th atau 124.72%, kakao, yang ditargetkan

357,365 ton/th terealisasi 394,080 ton/th atau 110.27%, mete dari 582,500 ton/glondong

terealisasi 524,525 ton/glondong atau 90.05%, sedangkan kelapa dari 7,616.320 ton/th

terealisasi 8,205.100 ton/th atau 107.73 %.

Dari produk-produk unggulan tersebut ada yang mengalami penurunan produksi, hal ini

dipengaruhi oleh faktor iklim yang tidak menentu, dimana curah hujan sangat

mempengaruhi produksi bunga yang akan menjadi buah, demikian juga faktor hama dan

penyakit yang menyerang tanaman pada saat tanaman mulai berbuah, juga keterbatasn

petugas pengendalian hama dan penyakit.

b. Jenis konservasi pada habitat khusus, untuk luas penghijauan sumber air, luas

penghijauan sempadan sungai, luas penghijauan telaga, dan konservasi kera ekor

panjang telah mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk penghijauan sempadan

pantai dari target 498 ha terealisasi 418 ha dengan tingkat capaian kinerjanya sebesar

83,94% dan luas konservasi kawasan hutan lindung dari target 50 ha terealisasi 40 ha

dengan tingkat capaian kinerjanya sebesar 80,00%. Gerakan pengembangan penghijuan

sumber mata air berguna untuk mendukung program perlindungan dan konsevasi sumber

daya hutan. Kendala yang dihadapi adalah banyak tanaman yang mati karena faktor alam

atau ulah manusia dan keterbatasan tenaga dalam pengawasan tanaman pada saat awal –

awal tanam/penyulaman.

c. Ragam dan jumlah teknologi dan komoditas unggulan yang direkomendasikan, yaitu

hanya pada kaji ternak, direncanakan sebanyak 12 jenis/unit dengan realisasi sebesar 2

jenis/unit atau sebesar 16,67,00%, kaji terap tanaman pangan dan hortikultura,

direncanakan sebanyak 20 jenis/unit dengan realisasi sebesar 3 jenis/unit atau sebesar

15,00%, dan kaji terap perikanan, direncanakan sebanyak 7 jenis/unit dengan realisasi

sebesar 1 jenis/unit atau sebesar 14,29%. Sedangkan penyerapan anggaran dari rencana

sebesar Rp.7.500.000,00 terealisasi sebesar Rp.7.500.000,00 atau sebesar 100,00%.

Untuk kaji terap kakao, demplot kakao, ternak, tanaman pangan dan hortikultura,

perikanan, percontohan di lahan BPP kakao, ternak, tanaman pangan dan hortikultutura,

Page 57: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

127

serta pertanian tidak terealisasi. Hal ini disebabkan tidak tersedianya anggaran pada

tahun 2012 sehingga untuk indikator sasaran tersebut di atas capaian kinerjanya 0%.

Selanjutnya perlu adanya perencanaan dan penganggaran kaji terap, demplot, dan

percontohan di lahan BPP agar anjuran pemerintah daerah bidang pangan-hortikutura,

kehutanan-perkebunan maupun peternakan dapat memberikan jaminan keuntungan

petani.

d. Jumlah sumber mata air yang dikonservasi dari target 6 buah sumber mata air terealisasi

5 buah sehingga capaian kinerjanya 83,33%. Kegiatan yang mendukung pencapaian

target kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2012 adalah kegiatan Pengelolaan

Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem yang salah satu outputnya berupa taman

keanekaragaman hayati di bekas telaga Purwodadi, Tepus. Sedangkan pada tahun 2011

telah dilaksanakan penghijauan kawasan karst dan sumber air di Natah Wetan,

Nglanggeran, Ploso dan Sumberejo.

Kendala yang dihadapi adalah terbatasnya bibit yang diberikan sehingga tidak mampu

menjangkau semua lahan yang menjadi target perencanaan. Sehingga kedepan perlu

adanya penambahan dan pengkayaan bibit baik yang bersumber dari bantuan pemerintah

maupun hasil kerja sama berbagai pihak melalui dukungan program corporate social

responsibility (CSR) oleh badan-badan swasta, sehingga cakupan luas wilayah dan

jumlah bibit semakin bertambah banyak.

Dari faktor lahan masih ada sebagian masyarakat yang tanahnya tidak boleh/tidak mau

ditanami dengan tanaman penghijauan yang kurang produktif seperti: Gayam, Beringin,

Aren, Klumprit, Preh, dan sebagainya padahal jenis tanaman tersebut sangat baik untuk

konservasi mata air. Dari faktor alam, untuk mengkonservasi sumber mata air dengan

cara vegetatif, yaitu menanam bibit penghijauan yang diharapkan mampu menahan air

hujan, keberhasilan penanamannya sangat dipengaruhi oleh faktor iklim diantaranya

adalah curah hujan yang kurang menentu, sehingga tanaman mengalami kekeringan dan

banyak yang mati. Dari faktor SDM, sebagian masyarakat masih ada yang kurang peduli

terhadap keberadaan tanaman konservasi sehingga sering dirusak/diambil bagian dari

tanaman seperti daun untuk pakan ternak atau rantingnya untuk kayu bakar. tanaman

tidak dirawat secara baik. Sedangkan dari faktor dana, tidak ada pos dana untuk

pemeliharaan seperti pendangiran, pemupukan, penyiangan, dan penyulaman.

Untuk mengantisipasi permasalahan pada faktor alam (kekeringan) dilakukan

penyiraman dengan sistem infus botol agar menghemat air serta dengan pemberian

mulching. Sedangkan untuk faktor SDM, diperlukan upaya berkesinambungan untuk

meningkatkan dukungan partisipasi dari masyarakat secara lebih optimal antara lain

dengan penyuluhan berkaitan dengan arti, upaya, dan manfaat konservasi sehingga

kesadaran masyarakat semakin terbentuk dengan baik.

Page 58: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

128

Tabel 3.15

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 7

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Ragam komoditas unggulan tanaman pangan

dan hortikultura yang menerapkan teknologi

tepat guna.

100.00 100.00

2 Persentase Peningkatan produksi dan

produktivitas komoditas unggulan serta

produk olahan tanaman pangan dan

hortikultura.

a. Tanaman Pangan 300.00 160.00

b. Hortikultura 100.00 150.00

3 Ragam komoditas unggulan peternakan yang

menerapkan teknologi tepat guna.

100.00 100.00

4 Persentase Peningkatan produksi dan

produktivitas komoditas unggulan serta

produk olahan peternakan.

a. S/C 100.00 103.23

b. IB (Dosis) 100.00 209.52

c. Daging (Kg) 155.59 157.84

d. Telur (Kg) 101.31 94.70

5 Ragam dan jumlah teknologi tepat guna serta

bibit unggul peternakan yang digunakan.

a. Pengolahan Pakan 100.00 166.67

b. Reproduksi 100.00 100.00

c. Pengolahan Kotoran 100.00 100.00

d. Pasca Panen 66.67 100.00

6 Ragam komoditas unggulan kelautan &

perikanan yang menerapkan teknologi tepat

guna.

75.00 100.00

7 Persentase Peningkatan produksi dan

produktivitas komoditas unggulan serta

produk olahan kelautan & perikanan.

a. Produksi komoditas unggulan 157.38 105.42

b. Produktivitas unggulan (tuna, lele) 132.00 105.97

c. Produk olahan 100.00 142.50

8 Ragam dan jumlah teknologi tepat guna serta

bibit unggul kelautan dan perikanan yang

digunakan (budidaya, tangkap, pengolahan)

72.73 107.69

9 Ragam komoditas unggulan kehutanan dan

perkebunan yang menerapkan teknologi tepat

guna.

100.00 100.00

10 Peningkatan produksi dan produktivitas

komoditas unggulan serta produk olahan

kehutanan dan perkebunan.

Page 59: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

129

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

a. Jumlah kayu jati yg diproduksi 83.02 84.30

b. Jumlah kayu mahoni yg diproduksi 75.73 72.94

c. Jumlah kayu sonokeling yg diproduksi 149.72 146.67

d. Jumlah madu yg diproduksi 0.00 124.72

e. Jumlah kakao yg diproduksi 113.83 110.27

f. Jumlah mete yg diproduksi 69.66 90.05

g. Jumlah tembakau yg diproduksi

1) Rakyat 590.40 72.00

2) Vike 12.63 78.00

3) VR 30.00 90.50

h. Jumlah kelapa yg diproduksi 49.59 107.73

11 Jenis konservasi pada habitat khusus

a. Luas penghijauan sumber air 100.00 100.00

b. Luas penghijauan sempadan pantai 74.87 83.94

c. Luas penghijauan sempadan sungai 100.00 100.00

d. Luas penghijauan telaga 78.02 100.00

e. Luas konservasi kera ekor panjang 100.00 100.00

f. Luas konservasi kawasan hutan lindung 88.89 80.00

12 Ragam komoditas unggulan perindustrian,

perdagangan, pertambangan dan energi yang

menerapkan teknologi tepat guna.

100.00 128.57

13 Ragam dan jumlah teknologi tepat guna

perindustrian, pertambangan dan energi yang

digunakan.

a. Ragam teknologi tepat guna perindustrian,

pertambangan dan energi yang digunakan.

100.00 900.00

14 Persentase Peningkatan produktivitas

komoditas unggulan perindustrian,

pertambangan, dan energi.

100.00 100.00

15 Persentase masyarakat perdesaan yang

memanfaatkan teknologi tepat guna.

100.00 50.00

16 Jumlah desa Prima (Perempuan Indonesia

Maju & Mandiri)

100.00 122.22

17 Ragam dan jumlah teknologi dan komoditas

unggulan yang direkomendasikan.

a. Kaji Terap

1) Kakao 0.00 0.00

2) Ternak 0.00 16.67

3) Tanaman Pangan dan Hortikultura 93.33 15.00

4) Perikanan 0.00 14.29

Page 60: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

130

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

b. Demplot

1) Kakao 0.00 0.00

2) Ternak 0.00 0.00

3) Tanaman Pangan dan Hortikultura 0.00 0.00

4) Perikanan 0.00 0.00

c. Percontohan di lahan BPP

1) Kakao 0.00 0.00

2) Ternak 0.00 0.00

3) Tanaman Pangan dan Hortikultura 0.00 0.00

4) Perikanan 0.00 0.00

18 Jumlah sumber mata air yang dikonservasi 100.00 83.33

19 Jumlah kelompok masyarakat peduli/

pemerhati lingkungan

a. Pengelola Sampah 133.33 171.43

b. Prokasih 100.00 93.33

c. Pokdarling/konservasi 100.00 100.00

d. Sekolah Berwawasan Lingkungan Hidup

(SBLH)

220.00 126.67

e. Ponpes berwawasan Lingkungan Hidup 100.00 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

88.79 101.16

Grafik 3.7

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 7

Tahun 2010 – 2012

Page 61: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

131

Sasaran 8

“Setiap kecamatan memiliki Unit Pelayanan Bisnis dan

lembaga pembiayaan yang mampu memfasilitasi

pengembangan komoditas unggulan”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 13 (tiga belas) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.16

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 8

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Jumlah komoditas unggulan yang

dikembangkan dan dipasarkan

melalui Unit Pelayanan Bisnis.

komoditas 5 0 0.00

2 Persentase desa yang memiliki

koperasi berkualifikasi sehat.

persen 70 35 50.00

3 Persentase peningkatan

produktivitas kelompok usaha

industri, perdagangan, dan

pertambangan.

persen 3 3 100.00

4 Jumlah kelompok simpan pinjam

untuk perempuan.

kelompok 2.107 4.865 230.90

5 Jumlah UPPKS di desa. kelompok 62 62 100,00

6 Jumlah kelompok usaha

produktif perdesaan yang

menerima manfaat dana bergulir

secara tertib dan lancar.

a. Kelompok BKM aktif kelompok 11 19 172.73

b. Kelompok UEP & SPP aktif kelompok 1.358 4.865 358.25

c. Usaha Ekonomi Desa kelompok 44 72 163.64

7 Jumlah kelompok usaha tani

yang memperoleh permodalan

kelompok 35 0 0.00

8 Jumlah kelompok usaha

peternakan yang memperoleh

permodalan

kelompok 275 280 101.82

9 Persentase desa pesisir yang

memiliki pendamping teknis

perikanan.

persen 50 15.79 31.58

10 Persentase peningkatan

produktivitas kelompok nelayan.

persen 25 40.32 161.28

11 Jumlah kelompok usaha

perikanan yang memperoleh

permodalan.

kelompok 221 272 123.08

Page 62: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

132

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

12 Persentase kecamatan yang

memiliki Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) aktif.

persen 100 100 100.00

13 Persentase BPP yang memiliki

klinik konsultasi agribisnis.

persen 44 44 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 124.44

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 124,44 %

yang mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk

menggerakkan perekonomian daerah secara lestari dan tujuan peningkatan pengelolaan

sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; menciptakan kemudahan

memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha kecil,

mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam / luar

negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan lapangan kerja dan Pendapatan

Asli Daerah.

Tingkatan capaian kinerja untuk 9 (sembilan) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase peningkatan produktivitas kelompok usaha industri, perdagangan, dan

pertambangan, Jumlah kelompok simpan pinjam untuk perempuan, Jumlah UPPKS di desa,

Jumlah kelompok usaha produktif perdesaan yang menerima manfaat dana bergulir secara

tertib dan lancar, Jumlah kelompok usaha peternakan yang memperoleh permodalan,

Persentase peningkatan produktivitas kelompok nelayan, Jumlah kelompok usaha perikanan

yang memperoleh permodalan, Persentase kecamatan yang memiliki Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) aktif, dan Persentase BPP yang memiliki klinik konsultasi agribisnis,

telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Jumlah Kelompok simpan pinjam untuk perempuan dengan target 2.107 kelompok

terealisasi 4.865 kelompok sehingga tingkat capaian kinerjanya 230,90%, pada tahun 2012

meningkat karena Kelompok SPP baru di Program PNPM Mandiri Perdesaan meningkat

sebanyak 78 Kelompok baru.

Page 63: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

133

Jumlah kelompok usaha produktif perdesaan yang menerima manfaat dana bergulir

secara tertib dan lancar yang terdiri dari kelompok BKM aktif dari target 11 kelompok

terealisasi 19 BKM aktif baik aktif kegiatan maupun pelaporannya, kelompok SPP ada

peningkatan yang tajam karena Kelompok SPP baru di Program PNPM Mandiri Perdesaan

meningkat, dan Kelompok Usaha Ekonomi Desa (UED) dari target sebanyak 44 kelompok

terealisasi 72 kelompok.

Jumlah kelompok usaha peternakan yang memperoleh permodalan, pada indikator ini

target capaian indikator adalah sejumlah 275 kelompok terealisasi 280 kelompok atau setara

dengan 101,82%. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung capaian indikator sasaran

ini adalah pembinaan dan pengembangan usaha pola kemitraan dengan total pagu anggaran

sebesar Rp.1.500.000,00, realisasi penyerapan keuangan mencapai 100,00%.

Masyarakat di kawasan pesisir Indonesia tidak terkecuali di pesisir Kabupaten

Gunungkidul sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Namun masyarakat nelayan yang

terdapat di Gunungkidul terbentuk bukan secara turun temurun dari nenek moyang,

melainkan berasal dari peralihan para petani, sehingga masih banyak dijumpai nelayan yang

juga berprofesi sebagai petani pada saat musim paceklik ikan. Masyarakat yang tinggal di

wilayah pesisir pada umumnya sering diidentikkan dengan masyarakat miskin, hal ini

disebabkan pekerjaan menangkap ikan di laut adalah pekerjaan yang penuh resiko dan harus

hidup dalam suasana alam keras yang selalu diliputi ketidakpastian.

Salah satu cara yang ditempuh oleh masyarakat nelayan untuk meningkatkan

kesejahteraannya adalah dengan mendapatkan hasil produksi ikan yang melimpah, namun

peningkatan produksi yang tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas akan

menyebabkan inefisiensi. Produktivitas ini dihitung dengan membandingkan produksi per

trip tahun 2012 dengan tahun 2011.

Sedangkan untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah komoditas

unggulan yang dikembangkan dan dipasarkan melalui Unit Pelayanan Bisnis, Persentase

desa yang memiliki koperasi berkualifikasi sehat, Jumlah kelompok usaha tani yang

memperoleh permodalan, dan Persentase desa pesisir yang memiliki pendamping teknis

perikanan, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Jumlah komoditas unggulan yang dikembangkan dan dipasarkan melalui Unit Pelayanan

Bisnis, dari target 5 komoditas yang direncanakan dikembangkan dan dipasarkan melalui

UPB, namun tidak terealisasi semuanya atau 0, sehingga tingkat capaian kinerjanya juga

0%, hal ini disebabkan pada tahun 2012 tidak ada pembangunan Unit Pelayanan Bisnis

dan komoditas unggulan yang dikembangkan dan dipasarkan masih sama seperti tahun

sebelumnya yaitu 2 komoditas unggulan.

Page 64: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

134

b. Persentase desa yang memiliki koperasi berkualifikasi sehat, tingkat capaian kinerjanya

adalah 50,00 % dari target 70% dan terealisasi sebesar 35%, hal ini disebabkan karena

tidak setiap desa mempunyai koperasi dan yang memiliki koperasi berkualitas sehat

sebanyak 35% sehingga masih perlu terus ditingkatkan bagi dari segi kualitas maupun

kuantitasnya.

c. Jumlah kelompok usaha tani yang memperoleh permodalan, dari target 35 kelompok

usaha tani yang direncanakan memperoleh permodalan namun tidak terealisasi

semuanya atau 0, sehingga tingkat capaian kinerjanya juga 0%, hal ini dikarenakan tidak

dialokasikan dalam Anggaran APBD. Upaya yang sudah dilakukan untuk mendapatkan

alokasi dana untuk permodalan adalah melalui dana APBN, APBD provinsi, dan melalui

skema corporate sosial responsibility (CSR).

d. Persentase desa pesisir yang memiliki pendamping teknis perikanan, tingkat capaian

kinerjanya adalah 31,58 % dari target 50% dan terealisasi sebesar 15,79%. Kabupaten

Gunungkidul memiliki 6 kecamatan dan 19 desa pesisir, dan telah mempunyai penyuluh

perikanan sebanyak 30 orang, yang terdiri dari penyuluh PNS 9 orang, penyuluh

swadaya 13 orang, dan Pendamping Penyuluh Tenaga Kontrak (PPTK) 8 orang. Namun

tugas dan fungsi dari penyuluh tersebut tidak hanya berfokus pada pengembangan desa

pesisir, sebagian penyuluh juga sudah terfokus untuk melaksanakan program kegiatan

tertentu, seperti PUMP, sehingga fokus untuk program Pengembangan Desa Pesisir

Tangguh (PDPT) belum maksimal.

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil mengembangkan Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh

(PDPT), program ini bertujuan untuk menata dan meningkatkan kehidupan desa

pesisir/nelayan berbasis masyarakat dan memfasilitasi peran dan fungsi masyarakat

sebagai agen pembangunan kelautan dan perikanan. Muara dari Program PDPT adalah

terjadinya pengentasan kemiskinan, keberlanjutan kelembagaan masyarakat, kelestarian

lingkungan, kemandirian keuangan desa dan kesiapsiagaan terhadap bencana dan

perubahan iklim.

Fokus pengembangan PDPT adalah: (1) Bina Manusia; (2) Bina Usaha; (3) Bina Sumber

Daya; (4) Bina Lingkungan atau Infrastruktur; (5) Bina Siaga Bencana atau Perubahan

Iklim. Untuk mewujudkan implementasi program tersebut di daerah diperlukan SDM

sebagai pelaksana dan pendampingan teknis program.

Page 65: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

135

Tabel 3.17

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 8

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Jumlah komoditas unggulan yang

dikembangkan dan dipasarkan melalui Unit

Pelayanan Bisnis.

100.00 0.00

2 Persentase desa yang memiliki koperasi

berkualifikasi sehat. 100.00 50.00

3 Persentase peningkatan produktivitas

kelompok usaha industri, perdagangan, dan

pertambangan.

100.00 100.00

4 Jumlah kelompok simpan pinjam untuk

perempuan. 100.00 230.90

5 Jumlah UPPKS di desa. 100.00 100.00

6 Jumlah kelompok usaha produktif perdesaan

yang menerima manfaat dana bergulir secara

tertib dan lancar.

a. Kelompok BKM aktif 100.00 172.73

b. Kelompok UEP & SPP aktif 100.00 358.25

c. Usaha Ekonomi Desa 100.00 163.64

7 Jumlah kelompok usaha tani yang memperoleh

permodalan

0.00 0.00

8 Jumlah kelompok usaha peternakan yang

memperoleh permodalan

21.20 101.82

9 Persentase desa pesisir yang memiliki

pendamping teknis perikanan.

22.40 31.58

10 Persentase peningkatan produktivitas

kelompok nelayan.

117.00 161.28

11 Jumlah kelompok usaha perikanan yang

memperoleh permodalan.

134.83 123.08

12 Persentase kecamatan yang memiliki

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) aktif.

100.00 100.00

13 Persentase BPP yang memiliki klinik

konsultasi agribisnis.

100.00 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

86.36 124.44

Page 66: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

136

Grafik 3.8

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 8

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 9

“Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu

menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan sarana

produksi serta penjualan komoditas di wilayahnya”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 4 (empat) indikator sasaran yang dirumuskan

dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.18

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 9

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase kebutuhan pokok dan

input produksi yang terjamin

ketersediaannya dengan harga

terjangkau

persen 80 100 125.00

2 Persentase pasar pemerintah

daerah yang representatif dan

mampu memfasilitasi kebutuhan

masyarakat Gunungkidul dan

sekitarnya

persen 7.69 7.69 100.00

3 Jumlah tempat pelelangan ikan,

pasar ikan & kedai pesisir

a. TPI unit 8 8 100.00

Page 67: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

137

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

b. Pasar ikan unit 9 9 100.00

c. Kedai pesisir unit 12 4 33.33

4 Jumlah Pasar Desa yang memiliki

bangunan permanen

pasar

desa

24 24 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 93.06

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 93,06 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk

menggerakkan perekonomian daerah secara lestari dan tujuan peningkatan pengelolaan

sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; menciptakan kemudahan

memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha kecil,

mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam / luar

negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan lapangan kerja dan Pendapatan

Asli Daerah.

Tingkatan capaian kinerja untuk 3 (tiga) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase kebutuhan pokok dan input produksi yang terjamin ketersediaannya dengan

harga terjangkau, Persentase pasar pemerintah daerah yang representatif dan mampu

memfasilitasi kebutuhan masyarakat Gunungkidul dan sekitarnya, dan Jumlah Pasar Desa

yang memiliki bangunan permanen, telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Persentase pasar pemerintah daerah yang representatif dan mampu memfasilitasi

kebutuhan masyarakat Gunungkidul dan sekitarnya, dari target 7,69% terealisasi 7,69%

sehingga tingkat capaian kinerjannya 100%. Program yang dilaksanakan yaitu rehabilitasi

sarana dan prasarana pasar kecamatan/perdesaan produksi hasil pertanian/perkebunan,

dengan anggaran sebesar Rp.3.555.126.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar

Rp.3.452.386.000,00 sehingga terjadi efisiensi anggaran sebesar Rp. 102.740.000,00 atau

tingkat capaian kinerja keuangannya 97,11%.

Rehabilitasi dilaksanakan untuk beberapa pasar, yaitu:

1. Pasar Argosari, Wonosari;

2. Pasar Wotgaleh;

Page 68: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

138

3. Pasar Legundi, Panggang;

4. Pasar Klampok, Purwosari;

5. Pasar Ngalang, Gedangsari;

6. Pasar Sambeng, Ngawen;

7. Pasar Wonontoro, Karangmojo;

8. Pasar Hewan Ngawu, Playen;

9. Pasar Karangijo, Ponjong;

10. Pasar Kampung, Ngawen;

11. Pasar Nglipar;

12. Pasar Jimbaran, Ponjong;

13. Pasar Bedoyo;

14. Pasar Baran, Rongkop;

15. Pasar Ngrancah, Girisubo;

16. Pasar Tepus;

17. Pasar Ngenep, Semanu; dan

18. Pasar Umum Playen.

Jumlah Pasar Desa yang memiliki Bangunan Permanen, dari Target 24 Pasar, sampai

Tahun 2012 sudah terealisasi 100 %. Pada Tahun 2012 Pembangunan Fisik Pasar Desa dari

Dana APBD Kabupaten Gunungkidul sebanyak 5 (lima) pasar desa yaitu:

1. Pasar Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

2. Pasar Desa Genjahan, Kecamatan Ponjong.

3. Pasar Desa Candirejo, Kecamatan Semanu.

4. Pasar Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus.

5. Pasar Desa Plembutan, Kecamatan Playen.

Pembangunan Fisik Pasar Desa dari Dana APBN (Tugas Pembantuan) Kabupaten

Gunungkidul Tahun Anggaran 2012 sebanyak 2 (dua) pasar desa yaitu:

1. Pasar Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar.

2. Pasar Desa Rejosari, Kecamatan Semin.

Sedangkan untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah tempat

pelelangan ikan, pasar ikan, dan Kedai pesisir, masih belum mencapai target. Belum dapat

tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah tempat pelelangan ikan dan pasar ikan telah mencapai target yang ditetapkan,

namun untuk jumlah kedai pesisir yang ditargetkan sebanyak 9 (Sembilan) unit dapat

terealisasi sebanyak 3 (tiga) unit, sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 33,33%, hal

ini disebabkan karena pada umumnya pengusaha kedai pesisir di sepanjang pantai adalah

pengusaha kecil. Menyikapi hal ini, telah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana

Page 69: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

139

untuk mendukung pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pasar ikan maupun kedai

pesisir, dengan dana yang bersumber dari Tugas Pembantuan (TP), Dana Dekonsentrasi, dan

APBD I.

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan salah satu sarana yang dibangun oleh

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mendukung pengembangan sektor perikanan

khususnya perikanan tangkap. Adapun fungsi TPI antara lain: (1) sebagai pusat pemasaran

dan distribusi hasil perikanan; (2) Sarana pemungutan retribusi hasil penangkapan ikan; dan

(3) Sarana penyuluhan dan pengumpulan data perikanan. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di

Kabupaten Gunungkidul dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan di bawah UPT TPI

Argamina, yaitu:

1. TPI Gesing, Girikarto, Panggang;

2. TPI Ngrenehan, Kanigoro, Saptosari;

3. TPI Baron, Kemadang, Tanjungsari;

4. TPI Drini, Banjarejo, Tanjungsari;

5. TPI Ngandong, Sidoarjo, Tepus;

6. TPI Siung, Purwodadi, Tepus;

7. TPI Nampu, Balong, Girisubo;

8. TPI Sadeng, Songbanyu, Girisubo

Retribusi TPI sepanjang tahun 2012 sebesar Rp.593.268.868,75 atau pencapaiannya sebesar

148,32% dari target yang ditetapkan yaitu Rp. 400.000.000,-

Kebutuhan masyarakat Gunungkidul akan produk perikanan cukup besar baik

dikonsumsi sendiri atau dijual kembali. Selain itu, kehidupan masyarakat Gunungkidul

mempunyai kecenderungan untuk efisiensi atau “praktis” dalam usaha pemenuhan

kebutuhan sehari-hari. Kondisi tersebut memunculkan banyak pedagang-pedagang ikan di

pasar. Dari pencatatan statistik perikanan Kabupaten Gunungkidul, jumlah pasar di

Gunungkidul yang menjual produk perikanan sejumlah 87 pasar, namun dari jumlah tersebut

hanya 9 pasar yang menjual produk perikanan terus menerus setiap hari dan mempunyai

jumlah pedagang lebih dari 10, Pasar ikan tersebut yaitu:

1. Pasar Argosari, Wonosari, Wonosari;

2. Pasar Ngrancah, Jerukwudel, Girisubo;

3. Pasar Tengeran, Gedangrejo, Karangmojo;

4. Pasar Lambangsari, Semin, Semin;

5. Pasar Jepitu, Jepitu, Girisubo;

6. Pasar Ngawen, Kampung, Ngawen;

7. Pasar Trowono, Trowono, Karangasem;

8. Pasar Bedoyo, Bedoyo, Ponjong;

9. Pasar Bulurejo/ Jimbaran Bulurejo, Tambakromo, Ponjong

Page 70: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

140

Masyarakat pesisir yang merupakan kelompok nelayan tangkap dan penjual ikan,

pengolah ikan yang berskala kecil, dan pengusaha jasa perikanan skala kecil mengalami

tingkat kehidupan yang lebih tertinggal dibandingkan dengan kelompok lainnya dalam

masyarakat, khususnya di bidang ekonomi. Permasalahan utamanya adalah kesulitan dalam

mengakses permodalan dan berbagai keperluan nelayan untuk operasioal penangkapan.

Salah satu sumber permodalan untuk pembangunan di wilayah pesisir yang paling

efektif adalah koperasi, baik koperasi simpan dan koperasi dalam bentuk alat-alat produksi.

Implementasi dari koperasi tersebut adalah dalam Kedai Pesisir. Kedai Pesisir merupakan

suatu unit usaha penyediaan kebutuhan bahan pokok dan peralatan bagi nelayan dalam

bentuk outlet (gerai) yang juga berperan sebagai supplier bagi warung-warung sejenis di

sekitarnya. Diharapkan Kedai Pesisir ini dapat menekan harga-harga kebutuhan pokok di

daerah pesisir, sehingga sama dengan harga di ibukota kabupaten. Kabupaten Gunungkidul

mempunyai 4 kedai pesisir yang berlokasi: (1) Ngrancah, Pucung; (2) Daebung, Purwodadi;

(3) P. Baron, Kemadang; dan (4) Ngepung, Tepus.

Pencapaian sasaran keenam bidang kelautan perikanan RPJM Kabupaten Gunungkidul

tahun 2012 ini didukung oleh program dan kegiatan, yaitu Program Pengembangan

Perikanan Tangkap, dengan kegiatannya adalah Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan dan

Pemeliharaan Rutin/Berkala Tempat Pelelangan Ikan. Pembangunan Tempat Pelelangan

Ikan dilaksanakan dalam bentuk : (1) Pembuatan Pagar TPI Gesing; (2) Rehabilitasi Lantai

TPI Ngrenehan; Rehabilitasi Tempat Bongkar Ikan dan Pintu Masuk TPI Sadeng. Kegiatan

ini bersinergi dengan pelaksanaan sasaran pertama tentang sanitase dan drainase. Tahun

2012, tidak terdapat penambahan jumlah TPI karena lebih difokuskan pada pengoptimalan

dan perbaikan sarana TPI yang sudah ada.

Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala tempat pelelangan ikan dilaksanakan dalam

bentuk pembelian sarana pendukung TPI yaitu: (1) Timbangan dudukan; (2) Timbangan

kodokan; (3) Timbangan satangan; (4) Timbangan jarum; dan (5) Genset

Tabel 3.19

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 9

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase kebutuhan pokok dan input

produksi yang terjamin ketersediaannya

dengan harga terjangkau

106.67 125.00

2 Persentase pasar pemerintah daerah yang

representatif dan mampu memfasilitasi

kebutuhan masyarakat Gunungkidul dan

sekitarnya

100.00 100.00

Page 71: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

141

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

3 Jumlah tempat pelelangan ikan, pasar ikan &

kedai pesisir

a. TPI 100.00 100.00

b. Pasar ikan 100.00 100.00

c. Kedai pesisir 33.33 33.33

4 Jumlah Pasar Desa yang memiliki bangunan

permanen

100.00 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

90.00 93.06

Grafik 3.9

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 9

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 10

“Kabupaten Gunungkidul mencapai ketahanan pangan”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 6 (enam) indikator sasaran yang dirumuskan

dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.20

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 10

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase desa rawan pangan persen 23 17 135.29

Page 72: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

142

2 Persentase ketersediaan protein

hewani dan nabati.

a. Hewani persen 25 113 452.00

b. Nabati persen 90 187 207.78

3 Persentase ketersediaan pangan

sehat

persen 92 100 108.70

4 Persentase pemenuhan kebutuhan

pangan lokal

persen 132 124 93.94

5 Persentase kelembagaan

pengelolaan cadangan masyarakat

persen 32 30 93.75

6 Jumlah RTM yang memperoleh

distribusi raskin

rumah

tangga

67,355 93,944 139.48

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 156.52

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 156,52 %

yang mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi kedua ”Pemanfaatan sumber daya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari”, misi kelima “Peningkatan iklim usaha

yang kondusif”, dan misi ketujuh “Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-

sumber pendanaan” dengan grand strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk

menggerakkan perekonomian daerah secara lestari dan tujuan peningkatan pengelolaan

sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; menciptakan kemudahan

memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha kecil,

mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam / luar

negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan lapangan kerja dan Pendapatan

Asli Daerah.

Tingkatan capaian kinerja untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase desa rawan pangan, Persentase ketersediaan protein hewani dan nabati,

Persentase ketersediaan pangan sehat, dan Jumlah RTM yang memperoleh distribusi raskin,

telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Persentase desa rawan pangan, dari target 23 % terealisasi 17 % sehingga tingkat

capaian kinerjanya sebesar 135,29 %. Penanganan pengurangan desa rawan pangan

dipengaruhi oleh banyak aspek, antara lain aspek ketersediaan pangan yang berkaitan

dengan produksi, aspek akses pangan yang berkaitan dengan kemiskinan, dan aspek

pemanfaatan pangan yang berkaitan dengan status gizi termasuk gizi balita. Banyak sektor

yang terlibat dalam penanganan upaya pengurangan desa rawan pangan ini, antara lain

sektor kesehatan, pertanian, sosial, peternakan dan lainnya, dimana pelaksanaannya

dikoordinasikan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan. Kegiatan yang

Page 73: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

143

dilakukan untuk penanganan daerah rawan pangan meliputi pelaksanaan pemantauan situasi

pangan dan gizi penduduk dan pelaksanaan workshop Situasi Keamanan Pangan dan Gizi

(SKPG). Dari capaian kinerja tersebut, menunjukan bahwa keberhasilan penanganan

pengurangan desa rawan pangan telah dilakukan melalui intervensi terpadu antar lintas

sektor terkait, sehingga koordinasi dapat berjalan dengan lancar dan percepatan penurunan

desa potensial rawan pangan dapat tercapai.

Persentase ketersediaan protein hewani direncanakan sebesar 25%, terealisasi sebesar

113% sehingga capaian kinerjanya sebesar 452%. Demikian juga pada persentase

ketersediaan protein nabati yang direncanakan 90%, terealisasi sebesar 187% sehingga

capaian kinerjanya sebesar 207,78%. Sebenarnya hal ini disebabkan karena analisis data

untuk penetapan target pertama dan kondisi awal yang tidak tepat yaitu targetnya terlalu

rendah, sehingga berakibat pada yang perhitungan capaian kinerja yang lebih tinggi dari

yang semestinya.

Persentase ketersediaan pangan sehat, dari target 92 % terealisasi 100 % sehingga

tingkat capaian kinerjanya sebesar 108,70 %. Hal ini disebabkan sudah terpenuhinya

kuantitas dan kualitas sumber daya penunjang terutama sarana dan prasarana penyuluhan

pertanian, perikanan, dan kehutanan untuk dapat menyelenggarakan penyuluhan dan

pembinaan yang produktif, efektif, dan efisien guna meningkatkan kemauan dan

kemampuan pelaku pertanian. Disamping itu, sumber daya manusia serta peran dan fungsi

kelembagaan Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan sudah berjalan sesuai harapan.

Jumlah RTM yang memperoleh distribusi raskin, dari target 67,355 rumah tangga

terealisasi 93,944 rumah tangga, sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 139.48 %

Untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh dengan melaksanakan program pelayanan

rehabilitasi kesejahteraan sosial, namun pada tahun anggaran 2012, kegiatan yang

berhubungan dengan pendistribusian raskin ada pada Program Peningkatan Kinerja

Kelembagaan Pemerintah Daerah, kegiatan Koordinasi, pembinaan, dan fasilitasi di bidang

pelayanan dan bantuan sosial.

Sedangkan untuk 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase pemenuhan

kebutuhan pangan lokal dan Persentase kelembagaan pengelolaan cadangan masyarakat,

masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Persentase pemenuhan kebutuhan pangan lokal, dari target 132 % terealisasi 124 %

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 93,94 %. Meskipun masih perlu lebih

ditingkatkan, capaian kinerja sebesar 93,94 % menunjukkan bahwa pemenuhan

kebutuhan pangan lokal hampir memenuhi target. Yang perlu dilakukan lagi adalah

Page 74: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

144

meningkatkan koordinasi antar pemangku sektor yang terkait yang mendukung

pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan sehingga pemenuhan

kebutuhan pangan lokal bisa lebih meningkat lagi sesuai dengan target yang

direncanakan.

b. Persentase kelembagaan pengelolaan cadangan masyarakat, dari target 32 % terealisasi

30 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 93,75 %, hal tersebut diakibatkan

pembangunan lumbung masyarakat desa yang awalnya diusulkan akan dibiayai dari

Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak dapat dilakukan karena keluarnya Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 91/Permentan/OP.140/12/2011 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan

Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian Tahun 2012. Dalam aturan tersebut dalam

perubahan rincian objeknya, pembangunan lumbung pangan masyarakat desa tidak

diperkenankan atau dihapus, selanjutnya yang dilakukan adalah pembinaan bagi

pengelola lumbung pangan, khususnya bagi lumbung-lumbung pangan yang telah

menerima bantuan sosial dari APBD Daerah Istimewa Yogyakarta. Program yang

dijalankan adalah program peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan dengan

kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan, pengembangan

lumbung pangan desa, dan peningkatan mutu dan keamanan pangan.

Tabel 3.21

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 10

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KI1ERJA 2012

(%)

1 Persentase desa rawan pangan 96.15 135.29

2 Persentase ketersediaan protein hewani dan

nabati.

a. Hewani 500.00 452.00

b. Nabati 217.44 207.78

3 Persentase ketersediaan pangan sehat 89.70 108.70

4 Persentase pemenuhan kebutuhan pangan

lokal

98.41 93.94

5 Persentase kelembagaan pengelolaan

cadangan masyarakat

100.00 93.75

6 Jumlah RTM yang memperoleh distribusi

raskin

100.00 139.48

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

171.67 156.52

Page 75: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

145

Grafik 3.10

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 10

Tahun 2010 – 2012

Berdasarkan input dan analisis data yang ada ditemukan permasalahan, kendala, solusi,

dan rekomendasi pencapaian target dalam kelompok Misi (2, 5, 7) Pemanfaatan Sumberdaya

alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari, Peningkatan Iklim Usaha

yang kondusif, Peningkatan Peluang investasi dan penggalangan sumber-sumber pendanaan,

sebagai berikut:

Permasalahan, Kendala:

1. Kurang terintegrasinya program dan kegiatan khususnya pelaksanaan pembangunan

jalan usaha tani atau jalan produksi antar sektor.

2. Sentra produksi tanaman pangan-hortikultura tersebar di seluruh wilayah.

3. Belum optimalnya pengelolaan limbah, sanitasi, dan drainase RPH (Rumah Potong

Hewan), TPH (Tempat Pemotongan Hewan) dan RPA (Rumah Potong Ayam).

4. Jalan produksi yang dibangun pemerintah ternyata tidak hanya digunakan untuk

transportasi usaha perikanan, namun juga sebagai lalu lintas umum distribusi barang

dan jasa.

5. Jumlah BBI secara kuantitatif sangat sulit dilakukan penambahan karena keterbatasan

SDM tenaga ahli dan anggaran untuk sarana prasarana, meskipun berpeluang besar

meningkatkan pendapatan daerah.

6. SDM nelayan untuk beralih menggunakan Kapal Motor belum siap.

Page 76: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

146

7. Cita-cita menjadikan Sadeng sebagai pelabuhan Nusantara, sangat memerlukan

infrastruktur dengan standar kualitas dan kuantitas yang baik serta cakupan layanannya

berubah menjadi semakin luas, maka berdasarkan data kinerja sekarang ini peningkatan

statusnya terlalu tinggi sebagaimana direferensikan dalam Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor: 16/Men/2006 tentang Pelabuhan Perikanan.

8. Masih rendahnya kualitas SDM masyarakat di bidang kelautan serta adanya

keterbatasan SDM apatur/ tenaga teknis untuk pendampingannya.

9. Belum adanya integrasi data potensi bidang kelautan dan perikanan, tanaman pangan

dan hortikultura, peternakan dan kehutanan – perkebunan walaupun secara umum sudah

dipetakan.

10. Ragam dan jumlah teknologi yang meliputi kaji terap, demplot, percontohan di BPP

belum optimal / tidak dapat mencapai target, karena alokasi anggaran terbatas.

11. Koordinasi layanan penyuluhan belum dapat berjalan dengan lancar antar SKPD

lingkup pertanian (arti luas) dalam hal program penyuluhan dan adanya keterbatasan

tenaga fungsional penyuluh.

12. Minat dan kecenderungan petani berubah-ubah dalam menanam satu komoditas yang

dipengaruhi oleh permintaan pasar, musim, dan perkembangan teknologi, menjadikan

upaya pengembangannya tidak berkesinambungan.

13. Keterbatasan APBD dalam mendorong kinerja kegiatan misalnya mengganti tembakau

dengan komoditas yang rendah nikotin.

14. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pembangunan terbatas.

15. Kurangnya pemanfaatan SDA terutama air berbasis kelautan dan perikanan karena

keterbatasan SDM masyarakat, iklim usaha, kerja sama, dan belum optimalnya fasilitasi

pemerintah daerah.

16. Kendala musim diperikanan tangkap, kurangnya sapras, manajemen nelayan belum

baik, dan dukungan akses belum optimal.

17. Daerah yang luas dan perbukitan serta sebaran penduduk sangat membutuhkan sarana

jalan dengan investasi yang besar.

18. Pasca panen dan keamanan produk peternakan belum optimal.

19. Masih Lemahnya kelembagaan peternakan masyarakat.

20. Ketergantungan keberadaan Sapronak karena tergantung pabrik luar daerah.

21. Faktor lahan masyarakat sebagian tanah tidak boleh ditanami dengan tanaman

pendukung konservasi air karena kurang produktif seperti Gayam, beringin, aren

klumprit, preh dan sebagainya.

Page 77: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

147

22. Kurangnya dukungan tokoh masyarakat/perangkat desa dalam memberi contoh kepada

masyarakat untuk berperilaku bersih dan sehat dan menjaga lingkungan seputar sungai.

23. Sarana dan prasarana pasar pemerintah belum semuanya representatif .

24. Belum lancarnya arus pemasaran produk-produk lokal dan kendala transportasi untuk

kawasan tertentu.

25. Kebutuhan sosial dan ketergantungan musim sering menghambat produktivitas

masyarakat.

Solusi dan rekomendasi:

1. Pelaksanaan pembangunan jalan usaha tani atau jalan produksi agar lebih di

integrasikan melalui rapat koordinasi perencanaan bidang pertanian.

2. Perlunya mapping secara spesifik agar ada ketepatan intervensi atau pilihan program

pengembangan - peningkatan produksi dan produktivitas dapat lebih optimal.

3. Karena bidang peternakan Kabupaten Gunungkidul menjadi alternatif penyokong

gudang ternaknya Provinsi DIY, maka pembinaan fasilitasi pendukung komoditas

tersebut harus menjadi perhatian.

4. Dukungan dan pendampingan secara intensif kepada UPR sehingga fungsi BBI lebih

difokuskan kepada fungsi Laboratorium Benih Ikan, sehingga secara kuantitas tidak

harus menambah sarana prasarana BBI.

5. Dukungan alokasi dana yang representatif untuk fasilitasi PPI, UPR, dan BBI sebagai

salah satu modal untuk peningkatan pendapatan daerah.

6. Pelatihan dan bimbingan teknis SDM secara khusus dan intensif kepada pembenih dan

nelayan.

7. Dialternatifkan direvisi yaitu tetap dalam statusnya sekarang ini, tetapi ada upaya fokus

upaya peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung produktivitas yaitu adanya

peningkatan volume hasil tangkap melalui pelabuhan Sadeng.

8. Perlunya adanya pilihan program pelatihan teknik sesuai kebutuhan masyarakat nelayan

serta pengembangan SDM aparatur kelautan dan perikanan.

9. Perlunya dokumen integrasi tentang potensi bidang kelautan dan perikanan, tanaman

pangan dan hortikultura, peternakan dan kehutanan – perkebunan dalam satu dokumen

integrasi yang di up-dating dan ekspose secara berkala.

10. Perlunya perencanaan dan penganggaran kaji terap, demplot, dan percontohan di lahan

BPP agar anjuran pemerintah daerah bidang pangan-hortikultura, kehutanan-

perkebunan maupun peternakan dapat memberikan jaminan keuntungan petani.

11. Perlunya forum programa penyuluhan terpadu antar lingkup pertanian (arti luas) dengan

sentra koordinasi BP2KP dan upaya penataan jabatan fungsional penyuluh.

Page 78: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

148

12. Sosialisasi dan penyadaran petani tentang kesesuaian komoditas yang harus ditanam

dengan lahan, sehingga ada jaminan produktivitas optimal.

13. Pengembangan usulan program kegiatan ke sumber dana APBD Provinsi, APBN, dan

sumber dana lainnya yang sah atau mengembangkan pola kemitraan melalui jejaring

kerja antar stakeholder.

14. Dukungan alokasi anggaran yang representatif untuk optimalisasi monitoring,

evaluasi, dan pelaporan.

15. Pengembangan SDM kelautan, peningkatan jejaring kelembagaan usaha, peningkatan

akses permodalan serta pemberdayaan ekonomi pesisir dengan pola pilihan program

yang tepat.

16. Pola regenerasi pelaku usaha kelautan dan perikanan secara tepat dan strategis dengan

pola pelatihan yang tepat.

17. Perlunya studi atau kajian komprehensif layanan bidang transportasi sesuai

kemampuan daerah dan SPM.

18. Peningkatan kemampuan masyarakat dengan peningkatan penganekaragaman pangan

asal hewan.

19. Penguatan lembaga peternakan.

20. Pemanfaatan dan pengembangan secara optimal potensi lokal.

21. Peningkatan sosialisasi untuk mendorong masyarakat menanam dan menjaga pohon

pendukung konservasi air.

22. Dorongan optimalisasi kelompok Prokasih (program kali bersih).

23. Secara bertahap perlu ada dukungan alokasi pendanaan untuk

pembangunan/pemeliharaan pasar yang representatif.

24. Fasilitasi upaya kelancaran pemasaran produk lokal dan fasilitasi angkutan perintis

barang/orang.

25. Pencermatan dan pemanfaatan local genius untuk kemajuan daerah.

Sasaran 11

“Kabupaten Gunungkidul menjadi destinasi wisata

unggulan dengan infrastruktur yang handal”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 11 (sebelas) indikator sasaran yang dirumuskan

dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Page 79: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

149

Tabel 3.22

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 11

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase objek wisata yang

memiliki infrastruktur pariwisata

yang handal.

persen 24 26 108.33

2 Jumlah usaha pariwisata yang

memenuhi standar.

buah 9 9 100.00

3 Persentase objek wisata yang

memiliki air bersih, sanitasi, dan

akses jalan.

persen 24 26 108.33

4 Jumlah kunjungan wisman dan

wisnus.

orang 679,319 960,601 141.41

5 Jumlah kios informasi pariwisata

Kabupaten Gunungkidul.

buah 7 7 100.00

6 Jumlah dan ragam daya tarik

wisata yang dikelola secara

profesional.

buah 9 10 111.11

7 Jumlah kelompok sadar wisata. kelompok 14 15 107.14

8 Persentase objek wisata yang

dapat diakses oleh sarana

transportasi yang nyaman.

persen 55 45 81.82

9 Persentase objek wisata yang

memiliki listrik.

persen 84 85 101.19

10 Persentase objek wisata yang

memiliki air bersih, sanitasi, dan

akses jalan

a. Persentase objek wisata yang

memiliki air bersih

persen 100 100 100.00

b. Persentase objek wisata yang

memiliki sanitasi pengolahan

limbah rumah tangga

persen 28 28 100.00

c. Persentase objek wisata yang

memiliki sanitasi penanganan

sampah

persen 24 24 100.00

d. Persentase objek wisata yang

memiliki akses jalan

persen 54.3 54.3 100.00

11 Persentase objek wisata yang

dapat akses sarana komunikasi.

persen 100 94 94.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 103.81

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 103,81 %

yang mempunyai makna sangat berhasil.

Page 80: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

150

Sasaran ini untuk mencapai misi ketiga ”Peningkatan pengelolaan pariwisata”, dengan

grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan peningkatan pengelolaan

pariwisata melalui kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Tingkatan capaian kinerja untuk 9 (sembilan) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase objek wisata yang memiliki infrastruktur pariwisata yang handal, Jumlah usaha

pariwisata yang memenuhi standar, Persentase objek wisata yang memiliki air bersih,

sanitasi, dan akses jalan, Jumlah kunjungan wisman dan wisnus, Jumlah kios informasi

pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Jumlah dan ragam daya tarik wisata yang dikelola

secara profesional, Jumlah kelompok sadar wisata, Persentase objek wisata yang memiliki

listrik, dan Persentase objek wisata yang memiliki air bersih, sanitasi, dan akses jalan, telah

mencapai target yang telah ditetapkan.

Persentase objek wisata yang memiliki infrastruktur pariwisata yang handal, dari target

24 % terealisasi 26 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 108,33 %, hal tersebut

untuk pemenuhan infrastruktur pariwisata yang disesuaikan dengan peruntukannya

berdasarkan perencanaan/tata ruang objek wisata. Sedangkan jumlah usaha pariwisata yang

memenuhi standar, dari target 9 buah terealisasi 9 buah sehingga tingkat capaian kinerjanya

sebesar 100,00 %.

Persentase objek wisata yang memiliki air bersih, sanitasi, dan akses jalan, dari target

24 % teralisasi 26 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 108,33 %, hal ini sangat

berpengaruh kepada pengunjung objek wisata yang selalu memperhatikan ketercukupan air

bersih, sanitasi yang lancar, dan akses jalan yang baik selama kunjungan. Untuk

pemenuhannya telah dilakukan koordinasi program sinergis oleh Bappeda, Dinas Pekerjaan

Umum, dan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan, dalam upaya objek wisata dapat di

dukung oleh air bersih dan sanitasi.

Jumlah kunjungan wisman dan wisnus untuk tahun 2012 ditargetkan 679.319 orang

terealisasi 960,601 orang sehingga tingkat capaian kinerjanya 141.41%. Untuk memenuhi

target tersebut ditempuh melalui Program Pengembangan dan Pemasaran Promosi Wisata

dengan kegiatan Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Wisata

dan Pengembangan Jaringan Kerjasama Promosi Pariwisata, hasil yang diharapkan adalah

perluasan sebaran informasi pariwisata dan VCD seni budaya sebagai potensi daya tarik

wisata Kabupaten Gunungkidul serta peningkatan informasi/pengetahuan objek wisata

Kabupaten Gunungkidul kepada kelompok masyarakat/organisasi/instansi, dan informasi

pariwisata dalam jangkauan yang lebih luas.

Walaupun jumlah kunjungan wisatawan telah memenuhi target, namun masih

menemui hambatan antara lain: bahan cetakan brosur pariwisata masih sangat terbatas

jumlah maupun jenisnya, sehingga informasi potensi kepariwisataan Kabupaten

Page 81: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

151

Gunungkidul masih sangat terbatas; promosi wisata melalui media cetak dan elektronik

masih terbatas media skala lokal belum nasional bahkan internasional; dan Promosi

pariwisata melalui jaringan kerjasama masih sangat terbatas secara lokal maupun regional,

serta belum menjangkau seluruh kelompok masyarakat, organisasi, dan wisatawan secara

luas.

Untuk mengatasi hambatan tersebut dengan solusi antara lain dengan menyusun

booklet maupun leaflet objek dan daya tarik wisata unggulan serta informasi sarana

pelayanan wisata yang sudah berkembang; penyebaran bahan promosi secara selektif

melalui pameran, travel dialog dan kunjungan luar daerah; promosi wisata melalui media

internet dan penyebaran VCD pariwisata serta memberikan pelayanan kepada media TV

nasional yang akan mengadakan peliputan di destinasi wisata Gunungkidul; dan

meningkatkan intensitas promosi melalui jaringan kerjasama sesuai dengan pangsa pasar

destinasi wisata Kabupaten Gunungkidul.

Pemenuhan kebutuhan infrastruktur air bersih untuk objek wisata, dilaksanakan

melalui program penyediaan dan pengelolaan air baku dengan kegiatan peningkatan

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air. Pelaksanaan program/kegiatan ini

dilaksanakan secara sinergis melalui alokasi anggaran APBD Provinsi dan APBD

Kabupaten dan partisipasi masyarakat. Program/kegiatan ini juga diarahkan pada

pemenuhan air bersih di objek wisata untuk dapat meningkatkan cakupan pelayanan

infrastruktur air bersih dengan lebih baik dan optimal.

Pelayanan infrastruktur pengelolaan limbah rumah tangga (MCK) yang handal pada

objek wisata melalui program lingkungan sehat perumahan dengan mengembangkan

pelayanan infrastruktur instalasi pengelolaan air limbah rumah tangga (IPAL) komunal.

Pembangunan IPAL komunal melalui pengembangan sanitasi lingkungan berbasis

masyarakat (SLBM). Kawasan objek wisata yang memiliki sanitasi pengelolaan limbah

rumah tangga sebesar 24% (2011) naik menjadi 28% (2012). Untuk pelayanan persampahan

ditempuh melalui program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan

kegiatan peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan dengan

alokasi anggaran Rp.1.278.764.000. Penyediaan pelayanan infrastruktur persampahan

terutama melayani objek wisata yang padat pengunjung, seperti kawasan Pantai Baron.

Persentase objek wisata yang sudah terjangkau pelayanan persampahan sekitar 24% (2012).

Tersedianya akses jalan menuju objek wisata menjadi salah satu sasaran dari

penyediaan infrastruktur jalan dan jembatan. Pengalokasian anggaran melalui

program/kegiatan untuk pelayanan infrastruktur jalan menuju objek wisata disesuaikan

dengan status jalan yang ada, sehingga ada yang ditangani melalui alokasi APBD DIY

maupun APBD Kabupaten. Untuk status jalan kabupaten, penyediaan infrastruktur jalan

dan jembatan ditempuh melalui beberapa program/kegiatan, yaitu:

Page 82: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

152

Program pembangunan jalan dan jembatan dengan 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan

pembangunan jembatan dan pembangunan jalan (peningkatan jalan kabupaten).

Kegiatan pembangunan jembatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.217.900.000,00

untuk menangani 6 (enam) unit jembatan kabupaten. Sedangkan kegiatan pembangunan

jalan (peningkatan jalan kabupaten) alokasi anggaran sebesar Rp.10.461.900.000,00.

Dari beberapa ruas jalan menuju obyek wisata yang dapat tertangani, di antaranya adalah

ruas jalan Kalipentung-SP. Nglanggeran sepanjang 1 km.

Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan dengan kegiatan Rehabilitasi/

pemeliharaan jalan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.19.214.243.000,00. Realisasi

dari program/kegiatan ini adalah rehab/pemeliharaan jalan kabupaten yang menuju

obyek wisata. Beberapa ruas jalan menuju obyek wisata yang dapat tertangani, di

antaranya ruas jalan Ngawen-Gununggambar (ruas 071), ruas jalan lingkar Pantai Drini

(ruas 193), ruas jalan Wiladeg-Sp3 Kulwo (ruas 110), ruas jalan Sp. Nglanggeran-

Kalipentung, ruas jalan Pulegundes-Krakal.

Sedangkan untuk status jalan poros desa, penanganan dialokasikan melalui program

pembangunan infrastruktur perdesaan (kegiatan pembangunan jalan dan jembatan

perdesaan), yang realisasi anggarannya mencapai Rp. 13.538.550.000,00. Beberapa ruas

jalan menuju obyek wisata yang ditangani di antaranya ruas jalan Srikoyo-Srigetuk

Bleberan, dan ruas jalan menuju Cupu Panjolo (Panggang).

Dari aspek kualitas, pelaksanaan program/kegiatan ini mampu meningkatkan 64,3%

dari 686 km jalan kabupaten dalam kondisi baik di tahun 2012. Dilihat dari target sasaran,

realisasi kinerja dalam peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan adalah: persentase objek

wisata yang memiliki akses jalan meningkat dari kondisi 40,30% (2010) menjadi 47,30%

(2011) dan pada tahun 2012 menjadi 54,3%.

Sedangkan untuk 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase objek wisata

yang dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman dan Persentase objek wisata yang

dapat akses sarana komunikasi, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya

target ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Persentase objek wisata yang dapat diakses oleh sarana transportasi yang nyaman,

pencapaian target indikator ini mencapai 81,82%, hal ini berkaitan dengan penyedia

jasa angkutan yang belum memanfaatkan jaringan trayek yang telah disediakan

sehingga belum terlayani seluruhnya, penyedia jasa angkutan yang mengurangi armada

angkutan dengan alasan tidak ekonomis, dan juga beberapa armada yang umur

operasionalnya sudah tua sehingga kurang nyaman dalam memberikan pelayanan

angkutan.

Page 83: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

153

b. Persentase objek wisata yang dapat akses sarana komunikasi, capaian kinerjanya

terealisasi 94,00% yang disebabkan belum semua kawasan objek wisata terjangkau

listrik PLN dan jaringan telekomunikasi, sehingga perlu adanya komunikasi dan

koordinasi sistem dan penyediaan layanan ke mitra kerja (PLN dan penyedia layanan

telekomunikasi) serta pemetaan dan alternatif layanan pariwisata oleh dinas teknis

pendukung yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan untuk

listrik dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika untuk layanan

telekomunikasi.

Tabel 3.23

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 11

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase objek wisata yang memiliki

infrastruktur pariwisata yang handal.

80.00 108.33

2 Jumlah usaha pariwisata yang memenuhi

standar.

100.00 100.00

3 Persentase objek wisata yang memiliki air

bersih, sanitasi, dan akses jalan.

80.00 108.33

4 Jumlah kunjungan wisman dan wisnus. 87.50 141.41

5 Jumlah kios informasi pariwisata Kabupaten

Gunungkidul.

100.00 100.00

6 Jumlah dan ragam daya tarik wisata yang

dikelola secara profesional.

112.50 111.11

7 Jumlah kelompok sadar wisata. 133.33 107.14

8 Persentase objek wisata yang dapat diakses

oleh sarana transportasi yang nyaman.

90.00 81.82

9 Persentase objek wisata yang memiliki listrik. 106.25 101.19

10 Persentase objek wisata yang memiliki air

bersih, sanitasi dan akses jalan

a. Persentase objek wisata yang memiliki air

bersih

100.00 100.00

b. Persentase objek wisata yang memiliki

sanitasi pengolahan limbah rumah tangga

100.00 100.00

c. Persentase objek wisata yang memiliki

sanitasi penanganan sampah

100.00 100.00

d. Persentase objek wisata yang memiliki

akses jalan

100.00 100.00

11 Persentase objek wisata yang dapat akses

sarana komunikasi.

97.92 94.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

99.12 103.81

Page 84: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

154

Grafik 3.11

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 11

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 12

“Seluruh potensi sumber daya alam dipetakan dan

dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang

akurat untuk mendorong investasi”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) indikator sasaran yang dirumuskan dan

menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.24

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 12

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Jumlah potensi kebudayaan dan

pariwisata yang memiliki

pemetaan secara rinci, akurat, dan

up-to-date.

buah 18 17 94.44

2 Persentase potensi di bidang

kebudayaan dan pariwisata yang

dikembangkan.

persen 52 52 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 97.22

Page 85: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

155

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 97,22 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi ketiga ”Peningkatan pengelolaan pariwisata”, dengan

grand strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk menggerakkan perekonomian daerah

secara lestari dan tujuan peningkatan pengelolaan pariwisata melalui kemitraan pemerintah,

swasta, dan masyarakat.

Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase potensi di bidang kebudayaan dan pariwisata yang dikembangkan, telah

mencapai target yang telah ditetapkan.

Sedangkan untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah potensi

kebudayaan dan pariwisata yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan up-to-date,

masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Jumlah potensi kebudayaan dan pariwisata yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat, dan

up-to-date, dari target 18 buah terealisasi 17 buah sehingga tingat capaian kinerjanya sebesar

94,44 %, hal ini disebabkan karena kurangnya pemetaan potensi wisata secara rinci dan up

to date. Pariwisata adalah sektor unggulan (prioritas) maka dalam rangka pengembangannya

perlu adanya pemetaan potensi wisata secara rinci dan up to date. Lebih lanjut perlu adanya

dukungan pilihan program strategis sehingga sajian data dapat optimal.

Tabel 3.25

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 12

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Jumlah potensi kebudayaan dan pariwisata

yang memiliki pemetaan secara rinci, akurat,

dan up-to-date.

86.67 94.44

2 Persentase potensi di bidang kebudayaan dan

pariwisata yang dikembangkan.

100.00 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

93.34 97.22

Page 86: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

156

Grafik 3.6

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 6

Tahun 2010 – 2012

Berdasarkan input dan analisis data yang ada ditemukan permasalahan, kendala, solusi

dan rekomendasi pencapaian target dalam kelompok Misi 3. Peningkatan Pengelolaan

Pariwisata, sebagai berikut:

Permasalahan, Kendala:

1. Belum adanya dokumen perencanaan/tata ruang objek wisata.

2. Pariwisata rentan terhadap berbagai isu keamanan, sosial, budaya dan politik lokal,

nasional, maupun internasional sehingga berpengaruh terhadap kunjungan wisata.

3. Kurangnya pemetaan potensi wisata secara rinci dan up to date.

4. Banyaknya potensi dan objek pariwisata sehingga belum tergarap secara komprehensif/

pengembangan pariwisata unggulan belum terfokus.

5. Regulasi pengelolaan di bidang Pariwisata belum cukup untuk mengatur pola dan

optimalisasi keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata.

6. Objek wisata Gunungkidul sebagian besar bukan tujuan utama (masih hanya alternatif

lanjutan) wisata.

7. Belum semua kawasan objek wisata terjangkau listrik PLN dan jaringan

telekomunikasi.

8. Potensi budaya lokal belum dioptimalkan oleh masyarakat untuk mendukung

pariwisata.

Page 87: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

157

Solusi dan rekomendasi:

1. Perlunya prioritas untuk dokumen perencanaan/tata ruang objek wisata.

2. Penciptaan iklim kondusif lingkup daerah dengan koordinasi dengan fihak-fihak yang

terkait.

3. Karena pariwisata adalah sektor unggulan (prioritas) maka dalam rangka

pengembangannya perlu adanya pemetaan potensi wisata dapat berjalan secara rinci dan

up to date. Lebih lanjut perlu adanya dukungan pilihan program strategis sehingga

sajian data dapat optimal.

4. Pengembangan pola koordinatif dan forum pengembangan dan penanganan pariwisata

dengan semua pemangku kepetingan.

5. Pencermatan dan penataan regulasi di bidang pariwisata.

6. Peningkatan pilihan atau aternatif promosi wisata.

7. Adanya komunikasi dan koordinasi sistem dan penyediaan layanan ke mitra kerja (PLN

dan penyedia layanan telekomunikasi) serta pemetaan dan alternatif layanan pariwisata

oleh dinas teknis pendukung yaitu Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan

Pertambangan untuk listrik dan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

untuk layanan telekomunikasi.

8. Perlunya pembinaan kepada masyarakat untuk memelihara nilai-nilai budaya

masyarakat dan untuk dapat dioptimalkan untuk mendukung kepariwisataan.

Sasaran 13

“Anak Usia Dini terlayani PAUD”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang dirumuskan dan

menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.26

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 13

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase Anak Usia Dini

terlayani PAUD formal dan non

formal.

persen 71 50.16 70.65

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 70.65

Page 88: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

158

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 70,65% yang

mempunyai makna berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keempat ”Pengembangan sumber daya manusia yang

terampil, profesional dan peduli”, dengan grand strategi mengembangkan SDM yang

terampil, profesional, berintegritas, religius, dan peduli dan tujuan keberpihakan dan

pemberdayaan kepada masyarakat menengah kebawah untuk memperoleh kemudahan akses

layanan pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya.

Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase Anak Usia Dini terlayani PAUD formal dan non formal, masih belum mencapai

target yang telah ditetapkan. Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Sasaran Anak Usia Dini terlayani PAUD belum tercapai karena kesadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan PAUD bagi putra-putrinya masih perlu ditingkatkan dan

disosialisasikan kepada masyarakat luas. Dalam penanganan PAUD di Kabupaten

Gunungkidul dilaksanakan program pendidikan anak usia dini dengan kegiatan antara lain:

pembangunan gedung sekolah, pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, pengadaan

buku-buku dan alat tulis siswa, pengadaan alat praktek dan peraga siswa, pemeliharaan

rutin/berkala alat praktek dan peraga siswa, rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah,

pelatihan kompetensi tenaga pendidik, pengembangan pendidikan anak usia dini, dan

penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, dengan anggaran dana Rp.2.412.105.000,00

sampai akhir tahun terealisasi Rp.2.362.809.000,00, jika ditinjau dari jumlah dana sudah

mencukupi untuk pelaksanaan pengelolaan namun mengingat banyaknya lembaga yang

diurusi sehingga masih jauh dari kebutuhan perlembaga, sehingga untuk mencapai

keberhasilan semua anak usia dini terlayani PAUD perlu penambahan kegiatan dan

anggaran di tahun-tahun yang akan datang.

Tabel 3.27

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 13

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase Anak Usia Dini terlayani PAUD

formal dan non formal.

80.18 70.65

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

80.18 70.65

Page 89: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

159

Grafik 3.13

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 13

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 14

“Pendidikan Dasar, Menengah dan Anak usia sekolah

lulus SLTA dan memiliki keterampilan Bahasa Inggris,

komputer, agrobisnis, dan kewirausahaan”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 15 (lima belas) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.28

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 14

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 APK dan APM di setiap

kecamatan.

a. APK(Angka Partisipasi

Kasar)

1) APK TK persen 88.78 84.15 94.78

2) APK SD termasuk PAKET A persen 101.12 100.73 99.61

3) APK SMP termasuk Paket B persen 125.38 109.46 87.30

4) APK SM termasuk Paket C persen 72.02 82.36 114.36

b. APM (Angka Partisipasi

Murni)

1) APM SD persen 88.85 89.24 100.44

Page 90: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

160

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

2) APM SMP persen 77.8 74.39 95.62

3) APM SM/MA persen 52.12 56.26 107.94

2 Rasio ketersediaan ruang kelas

untuk SD, SLTP, dan SLTA.

a. SD 1:17 1:18 101.30

b. SMP 1:27 1:33 106.90

c. SM 1:31 1:28 96.70

3 Rasio murid/rombongan belajar

dengan guru per bidang studi.

a. SD 1:15 1:18 104.00

b. SMP 1:30 1:20 88.89

c. SM 1:09 1:26 124.64

4 Persentase sekolah yang

menerapkan kurikulum bahasa

inggris, komputer, agrobisnis, dan

kewirausahaan.

persen 78 65.11 83.47

5 Persentase Anak Berkebutuhan

khusus (ABK) yang terlayani

pendidikan formal.

persen 33 41 124.24

6 Jumlah sekolah yang memenuhi

standar mutu (SSN).

sekolah 78 65.11 83.47

7 Peringkat kelulusan SD, SLTP,

dan SLTA.

a. SD Tingkat Provinsi 2 5 40.00

b. SMP Tingkat Provinsi 1 5 20.00

c. SMA tingkat Provinsi 2 5 40.00

d. SMK tingkat Provinsi 2 2 100.00

8 Persentase anak usia sekolah lulus

SD, SLTP, dan SLTA.

a. SD persen 99.89 100 100.11

b. SLTP persen 92.43 98.81 106.90

c. SLTA persen 94.81 99.53 104.98

9 Persentase pendidikan non formal

yang memenuhi standar mutu.

persen 83.4 83.4 100.00

10 Persentase anak putus sekolah

yang menyelesaikan kejar paket A,

B dan C.

persen 20.01 20.01 100.00

11 Jumlah buta aksara.

a. Buta Aksara Dasar orang 0 0 0.00

b. Buta Aksara Lanjutan orang 21,500 1,000 4.65

12 Persentase guru yang memenuhi

kualifikasi dan standar

kompetensi.

persen 46.67 68.35 146.45

Page 91: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

161

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

13 Persentase desa yang memperoleh

layanan perpustakaan.

a. Pembentukan Perpustakan persen 56 54.17 96.73

b. Layanan Perpus keliling persen 13 13.89 106.85

14 Ragam dan jumlah buku

perpustakaan.

a. Jumlah Judul Buku (250

judul/th)

judul/th 13,133 14,681 111.79

b. Jumlah eksemplar (1000

eks/th)

eks/th 52,532 54,485 103.72

15 Jumlah pustakawan dan

pemustaka.

a. Jumlah pustakawan orang 25 9 36.00

b. Jumlah Pemustaka orang 49,819 31,277 62.78

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 90.75

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 90,75 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keempat ”Pengembangan sumber daya manusia yang

terampil, profesional dan peduli”, dengan grand strategi mengembangkan SDM yang

terampil, profesional, berintegritas, religius, dan peduli dan tujuan keberpihakan dan

pemberdayaan kepada masyarakat menengah kebawah untuk memperoleh kemudahan akses

layanan pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya.

Tingkatan capaian kinerja untuk 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran yaitu

Rasio ketersediaan ruang kelas untuk SD, SLTP, dan SLTA, Rasio murid/rombongan belajar

dengan guru per bidang studi, Persentase sekolah yang menerapkan kurikulum bahasa

inggris, komputer, agrobisnis, dan kewirausahaan, Jumlah sekolah yang memenuhi standar

mutu (SSN), Persentase anak usia sekolah lulus SD, SLTP, dan SLTA, Persentase

pendidikan non formal yang memenuhi standar mutu, Persentase anak putus sekolah yang

menyelesaikan kejar paket A, B dan C, Persentase guru yang memenuhi kualifikasi dan

standar kompetensi, Persentase desa yang memperoleh layanan perpustakaan, dan Ragam

dan jumlah buku perpustakaan, telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Untuk indikator kinerja sasaran yaitu ratio ketersediaan ruang kelas SD dan SMA telah

mencapai target yang telah ditetapkan, sedang untuk SMP dan SMK belum sesuai target,

sehingga ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

Page 92: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

162

1. rehab berat ruang kelas; dan

2. pemeliharaan ruang kelas/rehab sedang ruang kelas.

Untuk capaian kinerja atas indikator sasaran ratio ketersediaan ruang kelas PAUD realisasi

belum dapat/tidak dapat ditampilkan berkenaan PAUD dilaksanakan oleh masyarakat.

Untuk capaian kinerja atas indikator sasaran “rasio murid/rombongan belajar dengan

guru bidang studi” perlu disampaikan atas hal-hal sebagai berikut:

1. Guru bidang studi SD (Pendidikan Agama dan Penjaskes) telah mencapai target. Untuk

guru kelas SD belum dapat memenuhi rombel yang ada. Guru kelas SD sesuai rombel

mestinya sejumlah 2.824 guru, yang ada 2.288 guru atau 81,02% sehingga guru kelas SD

masih kekurangan;

2. Untuk SMP, ketersediaan guru bidang studi/mata pelajaran TI dan Bahasa Jawa belum

dapat terpenuhi, sedang guru bidang studi/mata pelajaran lainnya cukup bahkan ada

yang kelebihan cukup banyak terutama bidang studi Bahasa Inggris, Matematika, dan

IPS;

3. Untuk guru bidang studi pada SMA cukup, ada yang memungkinkan untuk koordinasi

dengan luar Kab. Gunungkidul guna mutasi guru (PPKn dan Bahasa Indonesia).

4. Untuk guru bidang studi SMK belum dapat memenuhi capaian berkenaan dengan adanya

beberapa program studi.

Untuk indikator sasaran persentase guru yang memenuhi kualifikasi dan standar

kompetensi telah melampaui target. Hal tersebut didapat dari data dari guru sejumlah 6.565

orang, yang telah berpendidikan S1 sejumlah 4.487 orang atau 68,34%.

Sedangkan untuk 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu APK dan APM di setiap

kecamatan, Persentase Anak Berkebutuhan khusus (ABK) yang terlayani pendidikan formal,

Peringkat kelulusan SD, SLTP dan SLTA, Jumlah buta aksara, dan Jumlah pustakawan dan

pemustaka, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. APK TK, dari target 88,78% dapat tercapai/terealisasi 84,15%, sehingga tingkat capaian

kinerjanya 94,78%, hal ini dikarenakan masih adanya anak usia TK yang menyandang

ABK belum terlayani pada tingkat TK.

b. APK SD termasuk paket A, dari target 101,12% dapat tercapai/terealisasi 100,73%,

sehingga tingkat capaian kinerjanya 99,61%, hal ini dikarenakan masih ada penduduk

usia 7 – 12 tahun di Kabupaten Gunungkidul belajar di luar wilayah Kabupaten

Gunungkidul (terdapat di daerah-daerah perbatasan).

Page 93: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

163

c. APK SMP Termasuk Kejar Paket B, dari target 125,38% dapat tercapai/terealisasi

109,46%, sehingga tingkat capaian kinerjanya 87,30%, hal ini disebabkan masih ada

penduduk usia 13 – 15 tahun di Kabupaten Gunungkidul belajar di luar wilayah

Kabupaten Gunungkidul (terdapat di daerah-daerah perbatasan) dan masih adanya anak

usia SMP yang menyandang ABK belum terlayani SMP.

d. APK SMA/SMK Termasuk Kejar Paket C, dari target 72,02% dapat tercapai/terealisasi

82,36%, sehingga tingkat capaian kinerjanya 114,36%, APK SMA/SMK sudah

mencapai target. Kesadaran masyarakat yang mempunyai anak usia 16 – 18 tahun untuk

menyelesaikan pendidikan sampai lulus SMA/SMK sudah meningkat.

e. Persentase Anak Berkebutuhan khusus (ABK) yang terlayani pendidikan formal, dari

target 78 % terealisasi 65,11 % sehingga tingkat capaian kinerjanya 83,47%, hal ini

disebabkan karena terbatasnya guru pendamping ABK pendidikan formal dan untuk

memenuhinya perlu dilaksanakan diklat guru pendamping ABK pada pendidikan formal.

f. Untuk pencapaian target sasaran dari peringkat kelulusan SD, SMP, dan SMA yang

belum dapat mencapai target sasaran tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Pemetaan hasil UN tahun pelajaran 2011/2012;

2. Masing-masing sekolah menyusun kegiatan peningkatan kemampuan pembelajaran

dengan target minimal rata-rata DIY;

3. Pengayaan materi UN dengan memberdayakan bimbingan baik dari guru maupun

tutor sebaya;

4. Pelatihan UN/try out baik tingkat sekolah, kecamatan, maupun kabupaten.

5. Pemberdayaan peran kelompok kerja kepala sekolah (K3S) dan kelompok kerja guru

(KKG) untuk tingkat SD;

6. Pemberdayaan musyawarah kelompok kerja kepala sekolah (MKKS) dan

musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk SMP dan SMA serta K3SK.

7. Mengikutsertakan/menugaskan guru-guru untuk diklat peningkatan kompetensi.

g. Jumlah buta aksara lanjutan dengan target 21.500 orang hanya terealisasi 1.000 orang

atau tingkat capaian kinerjanya 4,65%, hal tersebut disebabkan anggaran yang

bersumber dari APBD sangat terbatas dalam upaya mengurangi buta aksara lanjutan,

dan langkah yang diambil adalah melanjutkan pelaksanaan kegiatan pencapaian target

buta aksara lanjutan dengan dana APBN.

Dalam program pendidikan wajib belajar sembilan tahun teranggar

Rp.100.462.443.150,00 dapat terealisasi sebesar Rp.64.049.508.246,00 atau 63,75%.

Kalau dilihat nilai APK dan APM baik di tingkat Sekolah Dasar maupun Sekolah

Mengah Pertama belum bisa tercapai sesuai target, hal ini bukan karena semata realisasi

Page 94: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

164

keuangan yang rendah namun hal ini banyak mempengaruhi perhitungan APK dan

APM. Mengenai tingkat kelulusan masih berada di bawah kabupaten/kota di Provinsi

D.I.Yogyakarta itu secara rata-rata se kabupaten, namun sebenarnya secara personal

sudah banyak siswa-siswa SD dan SMP yang mempunyai prestasi baik dibanding

dengan daerah kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta. Mengingat jumlah siswa di daerah

Gunungkidul yang jumlahnya banyak dan berada menyebar di daerah-daerah sudah

barang tentu penyerapan materi maupun informasi pendidikan tidak seperti di daerah

perkotaan.

Untuk program sekolah menengah anggaran yang dialokasikan Rp.3.902.351.750,00

terealisasi sebesar Rp3.640.441.280,00 atau 93,29%. Melihat capaian APK dan APM di

tingkat SMA/SMK telah memuaskan namun kalau dilihat dari perbandingan warga yang

lulus SMP dengan warga yang sekolah di SMA/SMK masih sangat memprihatinkan, hal

ini dapat dilihat belum semua penduduk usia 15 – 18 tahun yang lulus dari SMP semua

melanjutkan pendidikan ketingkat SMA/SMK sehingga target yang direncanakan

menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan keadaan penduduk yang ada.

h. Jumlah pustakawan dan pemustaka

Jumlah pustakawan berjumlah 9 orang dari 25 orang yang direncanakan, sehingga target

kinerjanya sebesar 36,00%, hal ini menunjukkan bahwa jabatan fungsional pustakawan

masih jauh dari ideal sehingga tingkat layanan kurang optimal jika dibandingkan dengan

pemustaka yang harus dilayani. Perlu terobasan untuk memberikan kesempatan kepada

PNS yang berminat menjadi pustakawan dengan mengirim personil untuk diklat

perpustakaan dan mengusulkan formasi CPNS pustakawan.

Tingkat pemanfaatan perpustakaan dinas/daerah dari rencana kinerja 49.819 orang

terealisasi 31.277 orang atau tingkat capaian kinerjanya sebesar 62,78 %. Pada tahun

2011 dari rencana kinerja 45.290 orang terealisasi 30.035 orang atau tingkat capaian

kinerja sebesar 66,32 %. Terobosan yang dilakukan untuk menumbuhkan minat baca dan

kunjungan para pemustaka antara lain dengan melengkapi buku/literatur, internet “hot

spot area”, dan pelayanan perpustakaan keliling di desa-desa.

Tabel 3.29

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 14

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 APK dan APM di setiap kecamatan.

a. APK(Angka Partisipasi Kasar)

1) APK TK 49.94 94.78

2) APK SD termasuk PAKET A 97.72 99.61

Page 95: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

165

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

3) APK SMP termasuk Paket B 91.18 87.30

4) APK SM termasuk Paket C 99.86 114.36

b. APM (Angka Partisipasi Murni)

1) APM SD 99.28 100.44

2) APM SMP 95.04 95.62

3) APM SM/MA 99.92 107.94

2 Rasio ketersediaan ruang kelas untuk SD,

SLTP, dan SLTA.

a. SD 100.00 101.30

b. SMP 97.70 106.90

c. SM 98.90 96.70

3 Rasio murid/rombongan belajar dengan

guru per bidang studi.

a. SD 98.63 104.00

b. SMP 107.04 88.89

c. SM 100.00 124.64

4 Persentase sekolah yang menerapkan

kurikulum bahasa inggris, komputer,

agrobisnis, dan kewirausahaan.

100.00 100.00

5 Persentase Anak Berkebutuhan khusus

(ABK) yang terlayani pendidikan formal.

113.33 83.47

6 Jumlah sekolah yang memenuhi standar

mutu (SSN).

96.67 124.24

7 Peringkat kelulusan SD, SLTP dan SLTA.

a. SD Tingkat Provinsi 60.00 40.00

b. SMP Tingkat Provinsi 20.00 20.00

c. SMA tingkat Provinsi 75.00 40.00

d. SMK tingkat Provinsi 300.00 100.00

8 Persentase anak usia sekolah lulus SD,

SLTP, dan SLTA.

a. SD 99.84 100.11

b. SLTP 106.97 106.90

c. SLTA 105.39 104.98

9 Persentase pendidikan non formal yang

memenuhi standar mutu.

107.93 100.00

10 Persentase anak putus sekolah yang

menyelesaikan kejar paket A, B dan C.

495.74 100.00

11 Jumlah buta aksara.

a. Buta Aksara Dasar 0.00 0.00

b. Buta Aksara Lanjutan 104.44 4.65

12 Persentase guru yang memenuhi kualifikasi

dan standar kompetensi.

182.25 146.45

Page 96: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

166

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

13 Persentase desa yang memperoleh layanan

perpustakaan.

a. Pembentukan Perpustakan 90.69 96.73

b. Layanan Perpus keliling 118.10 106.85

14 Ragam dan jumlah buku perpustakaan.

a. Jumlah Judul Buku (250 judul/th) 112.97 111.79

b. Jumlah eksemplar (1000 eks/th) 105.03 103.72

15 Jumlah pustakawan dan pemustaka.

a. Jumlah pustakawan 45.00 36.00

b. Jumlah Pemustaka 66.32 62.78

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

113.36 90.75

Grafik 3.14

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 14

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 15

“Angkatan kerja menjadi pekerja profesional atau

wirausaha yang peduli memajukan daerahnya”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 12 (dua belas) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Page 97: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

167

Tabel 3.30

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 15

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Jumlah dan jenis pelatihan di

setiap kecamatan.

a. Jumlah peserta pelatihan di

setiap Kecamatan

orang/th 16 16 100.00

b. Jumlah jenis pelatihan di

setiap Kecamatan

jenis 1 1 100.00

2 Persentase pengangguran yang

menjadi pekerja profesional atau

wirausaha.

a. Persentase pengangguran

yang menjadi pekerja

profesional.

persen 13.34 13.35 100.07

b. Persentase pengangguran

yang menjadi wirausaha.

persen 3.00 3.00 100.00

c. Persentase pengangguran

yang mempunyai usaha

mandiri.

persen 0.42 0.420 100.00

3 Jumlah pengangguran dan kk

miskin yang menjadi transmigran.

persen 55 40 72.73

4 Jumlah wirausaha baru di bidang

perindagkop di setiap kecamatan.

orang 1,500 1,500 100.00

5 Jumlah wirausaha baru di bidang

kehutanan dan perkebunan di

setiap kecamatan.

a. Pedagang kayu orang 86 97 112.79

b. Industri primer pengolahan

hasil hutan/kayu

unit usaha 46 41 89.13

6 Jumlah wirausaha baru di bidang

peternakan di setiap kecamatan.

orang 185 189 102.16

7 Jumlah wirausaha baru di bidang

agrobisnis di setiap kecamatan.

orang 15 15 100.00

8 Jumlah wirausaha baru di bidang

kelautan dan perikanan.

kelompok 770 384 49.87

9 Jumlah wirausaha baru di bidang

kebudayaan dan pariwisata.

orang 37 13 35.14

10 Jumlah wirausaha baru kelompok

masyarakat PNPM mandiri

perdesaan.

kelompok 142 137 96.48

11 Persentase partisipasi angkatan

kerja perempuan.

persen 56.5 42.05 74.42

12 Jumlah pengangguran di setiap

kecamatan.

a. KEC. WONOSARI orang 7541 7180 105.03

Page 98: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

168

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

b. KEC. KARANGMOJO orang 5190 2644 196.29

c. KEC. SEMANU orang 4041 3878 104.20

d. KEC. PONJONG orang 4946 3284 150.61

e. KEC. SEMIN orang 4262 2793 152.60

f. KEC. NGAWEN orang 3981 2538 156.86

g. KEC. NGLIPAR orang 3174 2828 112.23

h. KEC. PLAYEN orang 5045 6929 72.81

i. KEC. PALIYAN orang 3042 1723 176.55

j. KEC. PANGGANG orang 2127 1574 135.13

k. KEC. PATUK orang 3979 2787 142.77

l. KEC. TEPUS orang 1581 2409 65.63

m. KEC. RONGKOP orang 1830 1745 104.87

n. KEC. GIRISUBO orang 1480 1264 117.09

o. KEC. TANJUNGSARI orang 1773 1611 110.06

p. KEC. SAPTOSARI orang 1983 2855 69.46

q. KEC. PURWOSARI orang 1270 704 180.40

r. KEC. GEDANGSARI orang 3246 4187 77.53

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 107.97

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 107,97 %

yang mempunyai makna berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keempat ”Pengembangan sumber daya manusia yang

terampil, profesional dan peduli”, dengan grand strategi mengembangkan SDM yang

terampil, profesional, berintegritas, religius, dan peduli dan tujuan keberpihakan dan

pemberdayaan kepada masyarakat menengah kebawah untuk memperoleh kemudahan akses

layanan pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya.

Tingkatan capaian kinerja untuk 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah

dan jenis pelatihan di setiap kecamatan, Persentase pengangguran yang menjadi pekerja

profesional atau wirausaha, Jumlah wirausaha baru di bidang perindagkop di setiap

kecamatan, Jumlah wirausaha baru di bidang kehutanan dan perkebunan di setiap kecamatan,

Jumlah wirausaha baru di bidang peternakan di setiap kecamatan, Jumlah wirausaha baru di

bidang agrobisnis di setiap kecamatan, dan Jumlah pengangguran di setiap kecamatan, telah

mencapai target yang telah ditetapkan.

Target kinerja indikator sasaran jumlah peserta pelatihan di setiap kecamatan 16 orang

terealisir sejumlah 16 orang sehingga capaian kinerjanya sebesar 100 % dan jumlah jenis

pelatihan di setiap kecamatan dengan target 1 jenis terealisir 1 jenis sehingga capaian

Page 99: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

169

kinerjanya juga sebesar 100 %. Pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja diselenggarakan

oleh UPT-Balai Latihan Kerja pada Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi

Pencari Kerja, Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas. Kegiatan ini mendapatkan

tambahan dana bantuan keuangan Pemda DIY disamping dari dana APBD Kabupaten

Gunungkidul sendiri.

Sedangkan untuk 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah pengangguran

dan kk miskin yang menjadi transmigran, Jumlah wirausaha baru di bidang kelautan dan

perikanan, Jumlah wirausaha baru di bidang kebudayaan dan pariwisata, Jumlah wirausaha

baru kelompok masyarakat PNPM mandiri perdesaan, dan Persentase partisipasi angkatan

kerja perempuan, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Jumlah pengangguran dan kk miskin yang menjadi transmigran, untuk tahun 2012 ini

sejumlah 40 KK, sedangkan target kinerjanya sejumlah 55 KK, sehingga capaian

kinerjanya sebesar 72,73 %, hal ini disebabkan oleh jumlah transmigran yang diberangkatkan

dari Kabupaten Gunungkidul tergantung dari quota dari Pusat atau Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi RI yang memberikan jumlah 40 KK transmigran.

b. Jumlah wirausaha baru di bidang kelautan dan perikanan, dari 770 kelompok yang

ditargetkan hanya tercapai 384 kelompok, sehingga capaian kinerjanya sebesar 49,87%,

hal ini disebabkan karena masyarakat Kabupaten Gunungkidul merupakan masyarakat

agraris yang berorientasi pada sektor pertanian dan peternakan, sehingga animo dan

pengetahuan terhadap sektor perikanan masih kurang.

Bisnis/usaha di sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai

peluang yang menguntungkan, hal ini dapat dilihat dari permintaan ikan yang cukup

tinggi untuk pasokan ke pedagang makanan, terutama pada saat musim liburan sekolah

atau hari besar. Namun peluang yang besar ini belum banyak ditangkap oleh wirausaha

lokal untuk mengembangkan usaha di sektor kelautan dan perikanan.

Umumnya wirausaha dalam bidang kelautan perikanan di kabupaten Gunungkidul

berbentuk kelompok dan bersifat dinamis. Pengertian dinamis disini adalah usaha yang

dijalankan tersebut tidak bersifat kontinyu, terkadang berhenti beberapa saat kemudian

atau berhenti kemudian berganti nama dengan mayoritas anggota yang masih sama.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan konsep guna

merealisasikan keterpaduan antara pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan

dengan pendekatan bisnis yang berkelanjutan, hal ini disebabkan karena kewirausahaan

merupakan faktor produksi yang paling strategis dalam rangka meningkatkan daya saing

ekonomi suatu bangsa. Kewirausahaan merupakan motor inovasi dan pertumbuhan

Page 100: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

170

ekonomi nasional, serta stimulator peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kewirausahaan merupakan fondasi yang kokoh bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan

politik yang lebih demokratis, karena kewirausahaan membangun kemandirian

masyarakat.

c. Jumlah wirausaha baru di bidang kebudayaan dan pariwisata yang ditargetkan 37 orang

terealisasi sebanyak 13 orang, sehingga capaian kinerjanya sebesar 35,14%. Untuk

mencapai target yang ditetapkan dilakukan melalui Program Pengembangan Kemitraan

dengan Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kemitraan

yang diharapkan ada peningkatan dan profesionalisme SDM pariwisata yaitu terbinanya

pedagang di kawasan objek wisata, namun pembinaan SDM masih terbatas pada

pedagang, belum secara menyeluruh kepada masyarakat yang bergerak dalam usaha

pariwisata. Untuk menambah wirausaha baru di bidang kebudayaan dan pariwisata

diantaranya ditempuh dengan melaksanakan pembinaan SDM pariwisata melalui

kelompok, asosiasi usaha pariwisata, dan profesi pariwisata.

d. Jumlah wirausaha baru kelompok masyarakat PNPM mandiri perdesaan dari target 142

kelompok terealisasi 137 kelompok dengan tingkat capaian kinerjanya 96,48%, pada

tahun 2012 Jumlah wirausaha baru kelompok masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan

tidak ada penambahan, karena penambahan Kelompok SPP bukan merupakan wirausaha

baru.

e. Persentase partisipasi angkatan kerja perempuan dari target 56,50% terealisasi 42,05%

dengan tingkat capaian kinerjanya 74,42%, jika dilihat dari jumlah angkatan kerja yang

bekerja berjumlah 432.611 orang, maka angkatan kerja perempuan berjumlah 207.565

orang dan laki-laki berjumlah 225.046 orang. Hal ini menunjukkan bahwa angkatan

kerja perempuan masih sedikit dibanding angkatan kerja laki-laki, sehingg masih perlu

ditingkatkan mengingat jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul lebih banyak

penduduk perempuan.

Tabel 3.31

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 15

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Jumlah dan jenis pelatihan di setiap

kecamatan.

a. Jumlah peserta pelatihan di setiap

Kecamatan

200.00 100.00

b. Jumlah jenis pelatihan di setiap

Kecamatan

200.00 100.00

Page 101: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

171

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

2 Persentase pengangguran yang menjadi

pekerja profesional atau wirausaha.

a. Persentase pengangguran yang menjadi

pekerja profesional.

1.23 100.07

b. Persentase pengangguran yang menjadi

wirausaha.

60.34 100.00

c. Persentase pengangguran yang

mempunyai usaha mandiri.

60.30 100.00

3 Jumlah pengangguran dan kk miskin yang

menjadi transmigran.

80.00 72.73

4 Jumlah wirausaha baru di bidang perindagkop

di setiap kecamatan.

100.00 100.00

5 Jumlah wirausaha baru di bidang kehutanan

dan perkebunan di setiap kecamatan.

a. Pedagang kayu 115.48 112.79

b. Industri primer pengolahan hasil

hutan/kayu

95.12 89.13

6 Jumlah wirausaha baru di bidang peternakan di

setiap kecamatan.

22.73 102.16

7 Jumlah wirausaha baru di bidang agrobisnis di

setiap kecamatan.

100.00 100.00

8 Jumlah wirausaha baru di bidang kelautan dan

perikanan.

35.37 49.87

9 Jumlah wirausaha baru di bidang kebudayaan

dan pariwisata.

33.33 35.14

10 Jumlah wirausaha baru kelompok masyarakat

PNPM mandiri perdesaan.

100.00 96.48

11 Persentase partisipasi angkatan kerja

perempuan.

100.00 74.42

12 Jumlah pengangguran di setiap kecamatan.

a. KEC. WONOSARI 100.61 105.03

b. KEC. KARANGMOJO 100.58 196.29

c. KEC. SEMANU 100.60 104.20

d. KEC. PONJONG 100.57 150.61

e. KEC. SEMIN 100.56 152.60

f. KEC. NGAWEN 100.60 156.86

g. KEC. NGLIPAR 100.63 112.23

h. KEC. PLAYEN 100.60 72.81

i. KEC. PALIYAN 100.59 176.55

j. KEC. PANGGANG 100.57 135.13

Page 102: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

172

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

k. KEC. PATUK 100.60 142.77

l. KEC. TEPUS 100.51 65.63

m. KEC. RONGKOP 100.66 104.87

n. KEC. GIRISUBO 100.54 117.09

o. KEC. TANJUNGSARI 100.57 110.06

p. KEC. SAPTOSARI 100.61 69.46

q. KEC. PURWOSARI 100.63 180.40

r. KEC. GEDANGSARI 100.62 77.53

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

82.26 107.97

Grafik 3.15

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 15

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 16

“Rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memenuhi

standar mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh

masyarakat di wilayahnya”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 21 (dua puluh satu) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Page 103: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

173

Tabel 3.32

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 16

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase fasilitas pelayanan

kesehatan Pemerintah yang

menerapkan manajemen mutu.

persen 33.33 46.67 140.02

2 Persentase kunjungan Bumil

dengan K4.

persen 94.5 92.04 97.40

3 Persentase Bumil dengan

komplikasi yang ditangani.

persen 76 98.8 130.00

4 Persentase persalinan ditolong

tenaga kesehatan.

persen 90.4 99.71 110.30

5 Persentase ibu nifas yang

memperoleh 3 kali pelayanan

sesuai standar.

persen 86 89.57 104.15

6 Persentase neonatal dengan

komplikasi ditangani.

persen 65 78.38 120.58

7 Persentase bayi yang memperoleh

pelayanan.

persen 83 95.16 114.65

8 Persentase siswa SD kelas 1 yang

diperiksa.

persen 79 98.1 124.18

9 Persentase pelayanan PUS menjadi

peserta KB aktif.

persen 81.5 81.5 100.00

10 Persentase cakupan kunjungan

rawat jalan pasien Gakin.

persen 67.8 86.8 128.02

11 Persentase cakupan kunjungan

rawat inap pasien Gakin.

persen 2.6 0.63 412.70

12 Persentase sasaran kesehatan

pemerintah dengan kemampuan

gawat darurat level 1.

persen 100 100 100.00

13 Persentase desa dengan anak UCI. persen 90 100 111.11

14 Jumlah penemuan dan penanganan

penyakit menular.

a. Jumlah cakupan penemuan

dan penanganan penderita

AFP (anak < 15 tahun)

4 9 225.00

b. Cakupan penemuan penderita

Pneumonia Balita yang

ditangani

persen 6 6 100.00

c. Cakupan penemuan penderita

Diare

persen 36 13.25 36.81

d. Cakupan penemuan penderita

baru dengan TB BTA (+)

persen 39 30.75 78.85

e. Cakupan penanganan

penderita penyakit DBD

persen 100 100 100.00

f. Cakupan penemuan dan

penanganan penderita HIV-

AIDS

persen 45 44 97.78

Page 104: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

174

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

g. Cakupan penderita malaria

ditangani

persen 100 100 100.00

15 Persentase desa dengan KLB yang

dilakukan penyelidikan

epidemologi kurang dari 24 jam.

persen 100 100 100.00

16 Persentase balita dan anak

prasekolah dilayani (DTKB).

persen 84 78.58 93.55

17 Persentase Balita Gakin

mendapatkan MP-ASI.

persen 100 100 100.00

18 Persentase Balita gizi buruk

mendapatkan perawatan.

persen 100 100 100.00

19 Persentase desa siaga aktif. persen 62 100 161.29

20 Jumlah akreditasi yang diperoleh. buah 12 5 41.67

21 Persentase RSUD dengan

pencapaian SPM memenuhi target.

a. Instalasi gawat darurat ;

1) Waktu tanggap pelayanan

dokter di Gawat darurat

menit ≤5’ ≤5’ 100.00

2) Kemampuan menangani live

saving anak dan dewasa

persen 90 85 94.44

3) Jam buka pelayanan gawat

darurat

jam 24 24 100.00

4) Pemberian pelayanan

kegawatdaruratan yang

bersertifikasi yang masih

berlaku;

ATLS/BTLS/ACLS/PPGD

persen 90 90 100.00

5) Kematian pasien lebih kurang

24 jam

2/ 1000

6) Tidak adanya pasien yang

diharuskan membayar uang

muka

persen 100 100 100.00

7) Ketersedian tim

penanggulangan bencana

tim 1 1 100.00

8) Kepuasan pelanggan persen 65 65 100.00

b. Instalasi rawat jalan

1) Dokter pemberi pelayanan di

poliklinik adalah spesialis

persen 90 90 100.00

2) Ketersediaan pelayanan di

poliklinik

persen 100 100 100.00

3) Jam buka pelayanan di

poliklinik

- Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

Sabtu

jam 5 5 100.00

- Jumat jam 3 3 100.00

4) Waktu tunggu di poliklinik menit 90'

Page 105: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

175

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

5) Penegakan diagnosis TB

melalui pemeriksaan

mikroskopis TB

persen 60

6) Terlaksananya kegiatan

pencatatan dan pelaporan TB

di rumah sakit

persen 95

7) Kepuasan pelanggan persen 75 65 86.67

c. Rawat inap

1) Pemberi pelayanan di rawat

inap adalah spesialis dan

perawat minimal D3

persen 95 95 100.00

2) Dokter penanggungjawab

pasien di rawat inap

persen 100 100 100.00

3) Ketersediaan pelayanan di

rawat inap

persen 100 100 100.00

4) Jam visite dokter spesialis

(setiap hari kerja)

08.00 s.d

14.00

08.00 s.d

14.00

100.00

5) Kejadian infeksi pasca operasi persen <1,5

6) Kejadian infeksi nasokomial persen <1,5

7) Tidak ada kejadian pasien

jatuh yang berakibat

kecacatan/kematian.

persen 100 100 100.00

8) Kematian pasien > 48 jam persen ≤0,24

9) Kejadian pulang paksa persen ≤5

10) Penegakan diagnose TB

melalui pemeriksaan

mikroskopis TB

persen 90

11) Terlaksananya kegiatan

pencatatan dan pelaporan TB

di rumah sakit

persen 95

12) Kepuasan pelanggan persen 75 65 86.67

d. Bedah sentral

1) Waktu tunggu operasi elektif hari ≤ 2

2) Kejadian kematian di meja

operasi

persen ≤1 ≤1 100.00

3) Tidak adanya kejadian operasi

salah sisi

persen 100 100 100.00

4) Tidak adanya kejadian operasi

salah orang

persen 100 100 100.00

5) Tidak adanya kejadian salah

tindakan pada operasi

persen 100 100 100.00

6) Tidak adanya kejadian

tertinggalnya benda asing/lain

pada tubuh pasien setelah

operasi.

persen 100 100 100.00

Page 106: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

176

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

7) Komplikasi anestesi karena

overdosis, reaksi anestesi dan

salah penempatan

endotracheal tube

persen ≤6 ≤6 100.00

f. Persalinan dan peritanologi

1) Kejadian kematian ibu karena

persalinan

a) Perdarahan < 1% persen a. ≤1

b) Preeclamsi ≤30% persen b. ≤30

c) Sepsis ≤ 9,2% persen c. ≤9,2

2) Pemberi pelayanan persalinan

normal

persen 100 100 100.00

3) Pemberi pelayanan persalinan

dengan penyulit

persen 100 100 100.00

4) Pemberi pelayanan persalinan

dengan tindakan operasi

persen 100 100 100.00

5) Kemampuan menangani

BBLR 1500 gr – 2500 gr

persen 100 100 100.00

6) Pertolongan persalinan

melalui sektio cesaria

persen ≤20

7) Presentase KB vasektomi dan

tubektomi yang dilakukan

oleh tenaga kompeten dr. Sp.

OG, dr, Sp.B, dr. Sp. U,

dokter umum terlatih

persen 100 100 100.00

8) Presentase peserta KB mantap

yang mendapat konseling KB

mantab oleh bidan terlatih

persen 100 100 100.00

9) Kepuasan pelanggan persen ≥80 65 81.25

g. Unit Perawatan Intensif

1) Rata-rata pasien yang kembali

keperawatan intensif dengan

kasus yang sama kurang 72

jam

persen ≤3

2) Pemberi pelayanan Unit

Intensif

a) Dr.sp.An; persen 100 100 100.00

b) D3 Sps persen 75 0 0.00

h. Radiologi

1) Waktu tunggu hasil pelayanan

thorax foto

jam <3

2) Pelaksana ekspertisi persen 100 100 100.00

3) Kejadian kegagalan pelayanan

Rotgen

persen <2

4) Kepuasan pelanggan persen 70 65 92.86

Page 107: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

177

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

i. Laboratorium patologi

klinik

1) Waktu tunggu hasil pelayanan

thorax foto

menit 140’

2) Pelaksana ekspertisi persen 0

3) Tidak adanya kesalahan

pemberian hasil pemeriksaan

laboratorium

persen 100 100 100.00

4) Kepuasan pelanggan persen 80 65 81.25

j. Rehabilitasi medik

1) Kejadian drop out pasien

terhadap pelayanan

rehabilitasi medik yang

direncanakan

persen <50

2) Tidak adanya kesalahan

tindakan rehabilitasi medik

persen 100 100 100.00

3) Kepuasan pelanggan persen 70 65 92.86

k. Farmasi

1) Waktu tunggu pelayanan obat

jadi dan obati racikan

a) Jadi menit 50'

b) Racikan menit 100'

2) Tidak adanya kesalahan

pemberian obat

persen 100 100 100.00

3) Penulisan resep sesuai dengan

formularium

persen 90

4) Kepuasan pelanggan persen 70 65 92.86

l. Gizi

1) Ketepatan waktu pemberian

makanan kepada pasien

persen 85 100 117.65

2) Sisa makanan yang tidak

termakan oleh pasien

persen 40

3) Tidak adanya kejadian

kesalahan pemberian diet

persen 85 85 100.00

m. Transfusi darah

1) Kebutuhan darah bagi setiap

pelayanan transfusi

persen 75 100 133.33

2) Kejadian reaksi transfusi persen 0.01

n. Pelayanan GAKIN

1) Pelayanan terhadap pasien

GAKIN yang datang ke RS

pada setiap unit pelayanan

persen 85 85 100.00

Page 108: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

178

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

2) Persentase pelayanan terhadap

keluarga miskin baik rawat

jalan maupun rawat inap

persen 100 100 100.00

o. Rekam Medik

1) Kelengkapan pengisian rekam

medik 24 jam setelah

pelayanan

persen 75 75 100.00

2) Kelengkapan informed

concent setelah mendapat

informasi yang jelas

persen 80 80 100.00

3) Waktu penyediaan dokumen

rekam medik pelayanan rawat

jalan

menit 10'

4) Waktu penyediaan dokumen

rekam medik pelayanan rawat

inap

menit 15' 15' 100.00

p. Pengelolaan limbah

1) Baku mutu limbah cair

a) BOD50 (mg/lt) persen 40 40 100.00

b) COD95 persen 100 100 100.00

c) TSS30 persen 30 30 100.00

2) Pengelolaan limbah padat

infeksius sesuai dengan aturan

yang ada

persen 100 100 100.00

q. Administrasi dan

manajemen

1) Cost recovery persen 40

2) Kecepatan waktu pemberian

informasi tentang tagihan

pasien rawat inap

jam ≤2jam

r. Ambulan / kereta jenazah

1) Waktu pelayanan ambulan /

kereta jenazah

jam 24 jam 24 jam 100.00

2) Kecepatan memberikan

pelayanan ambulan / kereta

jenazah di RS

menit <30’ <30’ 100.00

3) Response time pelayanan

ambulan / kereta jenazah oleh

masyarakat yang

membutuhkan

persen 90 90 100.00

s. Pemulasaraan jenazah

1) Waktu tanggap (response

time) pelayanan pemulasaraan

jenazah

jam ≤2 ≤2 100.00

Page 109: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

179

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

t. Pelayanan pemeliharaan

sarana rumah sakit

1) Kecepatan waktu menanggapi

kerusakan alat

persen <80 <80 100.00

2) Ketepatan waktu

pemeliharaan alat

persen 80 80 100.00

3) Peralatan laboratorium dan

alat ukur yang digunakan

dalam pelayanan kalibrasi

tepat waktu sesuai dengan

ketentuan kalibrasi

persen 80 80 100.00

u. Pelayanan laundry

1) Tidak adanya kejadian linen

yang hilang

persen 100 100 100.00

2) Ketepatan waktu penyediaan

linen untuk ruang rawat inap

persen 100 100 100.00

v. Pencegahan dan

pengendalian infeksi (PPI)

1) Ada anggota tim PPI yang

terlatih

persen 40

2) Tersedia APD di setiap

instalasi/departemen

persen 65 50 76.92

3) Kegiatan pencatatan dan

pelaporan infeksi

nasokomial/HAI (Health care

Associated Infections) di

rumah sakit (minimum 1

parameter)

persen 50 50 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 105.28

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 105,28 %

yang mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keempat ”Pengembangan sumber daya manusia yang

terampil, profesional dan peduli”, dengan grand strategi mengembangkan SDM yang

terampil, profesional, berintegritas, religius, dan peduli dan tujuan keberpihakan dan

pemberdayaan kepada masyarakat menengah kebawah untuk memperoleh kemudahan akses

layanan pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya.

Tingkatan capaian kinerja untuk 15 (lima belas) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah yang menerapkan manajemen mutu,

Persentase Bumil dengan komplikasi yang ditangani, Persentase persalinan ditolong tenaga

kesehatan, Persentase ibu nifas yang memperoleh 3 kali pelayanan sesuai standar, Persentase

Page 110: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

180

neonatal dengan komplikasi ditangani, Persentase bayi yang memperoleh pelayanan,

Persentase siswa SD kelas 1 yang diperiksa, Persentase pelayanan PUS menjadi peserta KB

aktif, Persentase cakupan kunjungan rawat jalan pasien Gakin, Persentase cakupan

kunjungan rawat inap pasien Gakin, Persentase sasaran kesehatan pemerintah dengan

kemampuan gawat darurat level 1, Persentase desa dengan anak UCI, Jumlah penemuan dan

penanganan penyakit menular, Persentase desa dengan KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemologi kurang dari 24 jam, Persentase Balita Gakin mendapatkan MP-ASI, Persentase

Balita gizi buruk mendapatkan perawatan, dan Persentase desa siaga aktif, telah mencapai

target yang telah ditetapkan.

Persentase meningkatnya cakupan Puskesmas yang menerapkan sistem manajemen

mutu yang direncanakan sebesar 33,33 % dari seluruh Puskesmas dapat dipenuhi atau

direalisasi 46,67 %, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 140,02 %. Hal ini

menunjukan bahwa dari 30 Puskesmas yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu

adalah berjumlah 14 Puskesmas yang meliputi Puskesmas ISO 5 Puskesmas, Puskesmas

model ISO 5 Puskesmas dan Puskesmas dengan manual praktis 4 Puskesmas, dan di tahun-

tahun mendatang diharapkan semua Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten

Gunungkidul dapat menerapkan sistem manajemen mutu, hal ini bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu bermutu, terjangkau, adil, dan

merata serta mampu dijangkau/terjangkau oleh masyarakat.

Persentase Bumil dengan komplikasi (PKO: Pelayanan Komplikasi Obstetri) yang

ditangani, dari target 76% terealisasi 98,8 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar

130%. Penanganan komplikasi Kebidanan dan Kandungan di tingkat Puskesmas sangat

membutuhkan tenaga dengan keahlian PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency

Dasar), dimana belum semua Puskesmas memiliki. Sehingga Bumil dengan komplikasi yang

belum tertangani lalu dirujuk ke pelayanan kesehatan diatasnya (Rumah Sakit). Untuk

meningkatkan penanganan bumil dengan komplikasi diperlukan kunjungan tenaga medis

dokter spesialis kebidanan di Puskesmas dan Bidan dengan ketrampilan yang kompeten.

Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan dari target 90,4 % terealisasi 99,71 %

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 110,30 % dikarenakan jumlah tenaga penolong

persalinan terutama bidan sudah mencukupi dan ditunjang dengan adanya program bidan

desa. Disamping itu dukun bayi yang sekarang masih ada sudah tidak menolong persalinan

lagi dan hanya sebatas perawatan pasca persalinan.

Persentase ibu nifas yang memperoleh 3 kali pelayanan sesuai standar, dari target 86%

terealisasi 89,57 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 104,15%. Hal ini

dikarenakan sudah rutinnya ibu nifas mengakses pelayanan kesehatan yaitu kunjungan nifas

I (pasca salin) dan kunjungan nifas II (seminggu sampai dengan dua minggu setelah pasca

salin), serta pelayanan KB pasca salin (kunjungan nifas III).

Page 111: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

181

Persentase neonatal dengan komplikasi (PKN: Pelayanan Komplikasi Neonatal)

ditangani, dari target 65 % terealisasi 78,38 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar

120,58 %. Hal tersebut karena sudah baiknya MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda)

untuk menjaring neonatal resti. Penanganan komplikasi Kebidanan dan Kandungan di

tingkat Puskesmas sangat membutuhkan tenaga dengan keahlian PONED (Pelayanan

Obstetri Neonatal Emergency Dasar), walaupun belum semua Puskesmas memiliki.

Sehingga Bumil dengan komplikasi yang belum tertangani lalu dirujuk ke pelayanan

kesehatan diatasnya (Rumah Sakit). Untuk meningkatkan diperlukan kunjungan tenaga

medis dokter spesialis Anak di Puskesmas dan Bidan dengan ketrampilan yang kompeten.

Persentase bayi yang memperoleh pelayanan dari target 83 % terealisasi 95,16 %

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 114,65 %. Hal tersebut dikarenakan mudahnya

akses pelayanan kesehatan yang ada seperti di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu,

bidang praktek swasta, dokter praktek, dan lain-lain.

Persentase siswa SD kelas 1 yang diperiksa dari target 79 % terealisasi 98,1 %

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 124,18 %. Hal tersebut dikarenakan seringnya

dilakukan skrening anak sekolah dengan dukungan dana dari berbagai sumber seperti APBD

dan APBN tugas pembantuan.

Persentase pelayanan PUS menjadi peserta KB aktif dari target 81,5 % terealisasi

81,5% sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100 %. Hal tersebut dikarenakan

meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya ber KB disamping mudahnya dan

terjangkaunya akses pelayanan KB.

Persentase cakupan kunjungan rawat jalan pasien Gakin dari target 67,8 % terealisasi

86,8 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 128,02 %. Hal tersebut dikarenakan

mudahnya masyarakat mengakses pelayanan kesehatan dengan fasilitas kartu jaminan yang

ada seperti Jamkesmas, Jamkesos, dan Jamkesta.

Persentase cakupan kunjungan rawat inap pasien Gakin dari target 2,6 % terealisasi

0,63 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 412,70 %. Hal tersebut dikarenakan

tidak semua pasien gakin yang mendapat pelayanan kesehatan menjalani rawat inap, ini

disesuaikan dengan kondisi pasien masing-masing.

Persentase sasaran kesehatan pemerintah dengan kemampuan gawat darurat level 1

dari target 100 % terealisasi 100 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100 %. Hal

tersebut dikarenakan semua sarana pelayanan kesehatan pemerintah level 1 sudah dilengkapi

dengan kemampuan kegawat daruratan baik dari segi sarana maupun tenaganya.

Persentase desa dengan anak UCI dari target 90 % terealisasi 100 % sehingga tingkat

capaian kinerjanya sebesar 111,11 %. Imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan

kesehatan dasar yang memegang peranan dalam menurunkan angka kematian bayi dan ibu.

Page 112: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

182

Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin dan tambahan

dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit-penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pelayanan imunisasi dilaksanakan di unit-unit

pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, rumah bersalin, praktek dokter/bidan swasta,

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes dan Posyandu. Indikator yang digunakan

untuk memantau pencapaian cakupan imunisasi rutin pada bayi yang lengkap dan merata

adalah Universal Child Immunization (UCI) desa. Sesuai dengan SPM yang tertuang dalam

SK Menteri Kesehatan RI No. 1457/Menkes/SK/2003, bahwa target pencapaian UCI pada

tahun 2010 adalah 100% desa, dengan demikian bahwa di Kabupaten Gunungkidul sudah

tercapai.

Jumlah Penemuan dan penanganan penyakit menular:

a. Jumlah cakupan penemuan dan penanganan penderita AFP (anak < 15 tahun) dari target

4 kasus ditemukan 9 kasus sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 225% hal

tersebut dikarenakan meningkatnya kasus Accute Flaccid Paralysis yang terdiagnosa

dari seluruh suspek yang ditemukan di seluruh Puskesmas dan jaringannya.

b. Cakupan penemuan penderita Pneumonia balita yang ditangani dari target kinerja 6%

terealisasi 6% sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100%. Hal ini karena semua

kasus Pneumonia balita yang ditemukan langsung ditangani.

c. Cakupan penemuan penderita diare dari target kinerja 36 per 1000 penduduk terealisasi

13,25 per 1000 penduduk sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 36,81%. Hal ini

karena kasus diare yang ditemukan selama tahun 2012 hanya 9.614 kasus yang langsung

mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.

d. Cakupan penemuan penderita baru dengan TB BTA (+) dari target kinerja 39%

terealisasi 30,75% sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 78,85%. TBC adalah

penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yang sebagian besar

menyerang paru-paru, dengan cara penularan dari pasien TB BTA positif, melalui udara.

Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek, diagnosis, penentuan

klasifikasi penyakit dan tipe pasien. Penemuan pasien merupakan langkah pertama

dalam kegiatan program penangggulangan TB dengan berbagai strategi penemuan yaitu

penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi aktif melalui penjaringan

tersangka di unit pelayanan kesehatan dengan didukung penyuluhan secara aktif, baik

oleh petugas kesehatan maupun masyarakat untuk meningkatkan cakupan penemuan

tersangka pasien TB, pemeriksaan terhadap kontak pasien TB terutama mereka yang

BTA positif dan pada keluarga anak yang menderita TB yang menunjukan gejala sama

dan penemuan secara aktif dari rumah ke rumah.

Page 113: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

183

e. Cakupan penanganan penderita penyakit DBD dari target kinerja 100% terealisasi 100%

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100%. Penyakit DBD merupakan salah satu

penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul.

Peningkatan kasus DBD banyak dipengaruhi oleh mobilitas penduduk dan arus

urbanisasi yang tidak terkendali, kurangnya peran serta masyarakat dalam pengendalian

DBD, kurangnya kerja sama serta komitmen lintas program dan lintas sektor dalam

pengendalian DBD, sistem pelaporan dan pengendalian yang terlambat, perubahan iklim

yang cenderung menambah jumlah habitat vektor DBD, infrastruktur penyediaan air

bersih yang kurang memadai, serta letak geografis yang merupakan daerah trofis yang

bisa mendukung perkembangbiakan vektor dan pertumbuhan virus. Upaya

pemberantasan penyakit DBD dilaksanakan dengan cara pencegahan, penemuan,

pertolongan dan pelaporan, penyelidikan epidemiologi dan pengamatan penyakit DBD,

penanggulangan seperlunya, penanggulangan lain dan penyuluhan.

f. Cakupan penemuan dan penanganan penderita HIV-AIDS dari target kinerja 45%

terealisasi 44% sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 97,78%. AIDS dikenal

sebagai penyakit pertama kali pada tahun 1981. Saat itu jumlah kasusnya masih sangat

sedikit. Saat ini jumlah penderita penyakit AIDS ini telah meningkat dengan pesat. Hal

ini dipicu oleh gaya hidup bebas dari masyarakat serta jumlah pemakai narkoba dan

obat-obatan terlarang yang meningkat tajam. Adalah tugas bagi kita semua untuk

mencegah semakin bertambahnya jumlah penderita AIDS di dunia. AIDS adalah infeksi

virus yang bisa menyebabkan kerusakan yang parah dan tidak bisa diobati pada sistem

imunitas, sehingga korbannya terbuka terhadap infeksi dan kanker tertentu, merupakan

suatu spektrum manifestasi penyakit yang berkisar dari keadaan tidak bergejala sampai

mematikan; ditandai dengan defisiensi imun berat, infeksi oportunistik, dan kanker,

timbul pada orang yang tidak mendapatkan pengobatan imunosupresif dengan tanpa

penyakit imunisupresif lain. Sejauh ini belum diketahui obatnya, dan mayoritas orang

yang terserang kondisi ini sepenuhnya akan meninggal dalam 2 tahun. Dengan demikian,

ini merupakan epidemi dalam proporsi yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman

modern.

g. Cakupan penderita malaria ditangani dari target kinerja 100% terealisasi 100% sehingga

tingkat capaian kinerjanya sebesar 100%. Hal ini karena di daerah Gunungkidul bukan

merupaka daerah endemis malaria sehingga kalaupun ada kasus malaria merupakan

kasus impor dari daerah yang dan langsung ditangani di sarana pelayanan kesehatan

yang ada.

Persentase desa dengan KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi kurang dari 24

jam dari target kinerja 100% terealisasi 100% sehingga capaian kinerjanya 100%. Setiap ada

kejadian KLB secara cepat dilakukan penanganan terutama penyelidikan epidemiologi. Hal

Page 114: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

184

ini dimaksudkan untuk mengetahui berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya KLB

sehingga dengan mudah, cepat dan tepat dalam penangannya.

Persentase Balita Gakin mendapatkan MP-ASI dari target kinerja 100% terealisasi

100% sehingga capaian kinerjanya 100%. Balita dari keluarga Gakin mendapat perhatian

khusus dalam hal pemberian makanan pendamping ASI baik dari pemerintah daerah

maupun dari pemerintah pusat dengan cukupnya pendanaan dalam pengadaan MP-ASI.

Persentase Balita gizi buruk mendapatkan perawatan dari target kinerja 100%

terealisasi 100% sehingga capaian kinerjanya 100%. Berbagai faktor penyebab gizi buruk

diantaranya adalah merupakan kasus baru, karena penyakit penyerta dan pola asuh yang

salah, perilaku orang tua dan masalah sosial ekonomi dan budaya. Upaya penanganan gizi

buruk telah dilakukan yaitu dengan dukungan program upaya perbaikan gizi masyarakat

(UPGK) dengan kegiatan penimbangan balita setiap bulannya di posyandu yang disertai

dengan kegiatan-kegiatan lainnya seperti pemberian makanan tambahan baik PMT

penyuluhan maupun PMT pemulihan dan perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap.

Persentase desa siaga aktif dari target kinerja 62% terealisasi 100% sehingga capaian

kinerjanya 161,29%. Desa siaga aktif adalah desa yang penduduknya dapat mengakses

dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), atau sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan sarana kesehatan lainnya, dan penduduknya

mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveylans berbasis masyarakat, kedaruratan

kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakat

menerapka Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya-upaya yang telah dilakukan

untuk meningkatkan cakupan desa siaga aktif adalah menetapkan kebijakan-kebijakan,

membentuk forum Pokjanal, menyelenggarakan pelatihan, memberikan bantuan

pembiayaan, menyelenggarakan system informasi desa siaga, memfasilitasi kecamatan dan

desa untuk ikut bertanggungjawab dalam pengembangan desa siaga aktif, dan melaksanakan

hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing

lokasi.

Sedangkan untuk 6 (enam) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase kunjungan

Bumil dengan K4, Persentase balita dan anak prasekolah dilayani (DTKB), Jumlah

akreditasi yang diperoleh, dan Persentase RSUD dengan pencapaian SPM memenuhi target,

masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Persentase kunjungan Bumil dengan K4, dari target 94,5 % terealisasi 92,04 % sehingga

tingkat capaian kinerjanya sebesar 97,40 % dikarenakan bumil yang tercatat K1 di

sarana pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Gunungkidul belum tentu juga

Page 115: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

185

mengakses K4 di Gunungkidul juga. Syarat untuk dicatat K4 adalah minimal berkunjung

satu kali di triwulan pertama dan kedua; serta minimal dua kali di triwulan ketiga. Bumil

yang pertama kali memeriksakan kehamilannya ternyata sudah masuk Trimester Dua

dan Tiga tidak bisa dikategorikan K4, karena belum kunjung minimal sekali di triwulan

pertama. Juga adanya drop out ibu yang memeriksakan kehamilannya di trimester ketiga.

Untuk itu pelaporan K4 sangat membutuhkan integrasi dengan sarana pelayanan

kesehatan baik di Kabupaten, Pemerintah Daerah DIY, bahkan Pusat. Hal ini sudah

mulai dilakukan dengan adanya Sistem Pencatatan dengan menggunakan software PWS-

Kartini di beberapa Puskesmas.

b. Persentase balita dan anak prasekolah dilayani (DTKB) dari target kinerja 84%

terealisasi 78,58% sehingga capaian kinerjanya 93,55%. Deteksi Tumbuh Kembang

Balita (DTKB) dilakukan pada sasaran bayi, balita dan anak pra sekolah. Belum

tercapainya target kinerja pada pelayanan DTKB karena berbagai hal terhadap sasaran

seperti pada waktu dilakukan pelayanan sasaran sedang diajak bebergian luar kota, tidak

berangkat dan lain lain.

c. Rumah sakit untuk memenuhi standar mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan

akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga ) tahun sekali. Hal ini sesuai dengan Undang

Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Tahun 2012 RSUD Wonosari

tidak melakukan kegiatan penilaian akreditasi dan hanya 5 jenis pelayanan yang sudah

terakreditasi tahun sebelumnya dari target akreditasi 12, sehingga tingkat capaian

kinerjanya mencapai 41,67% sedangkan tahun 2011 RSUD Wonosari melakukan

kegiatan penilaian akreditasi 5 jenis pelayanan dari target akreditasi 5, sehingga tingkat

capaian kinerjanya mencapai 100%.

d. Persentase RSUD dengan pencapaian SPM memenuhi target, belum dapat dilaksanakan

secara menyeluruh karena keterbatasan pendanaan, sumber daya manusia, dan sarana

prasarana yang menunjang keberhasilan pencapaian SPM serta ketidaksesuaian target-

target RPJMD dengan SPM (Standar pelayanan Minimal) yang perlu diselaraskan,

sehingga dari 16 unit pelayanan yang sudah dilaksanakan secara parsial adalah sebagai

berikut:

Tingkatan capaian kinerja untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu Rata-rata

indeks kepuasan pelanggan atas pelayanan administrasi, Rata-rata Indeks kepuasan

pelanggan atas pelayanan medis Cakupan pelayanan penanggulangan masalah kesehatan

masyarakat yang diikuti oleh RSUD Rata-rata indeks kepuasan pegawai atas layanan

sistem informasi, program/kegiatan dan SPM sebagian besar telah mencapai hasil yang

baik sesuai target yang telah ditetapkan.

Page 116: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

186

Untuk memenuhi rata-rata indeks kepuasan pelanggan atas pelayanan administrasi

ditempuh melalui Program Administrasi Perkantoran dengan kegiatan penyediaan jasa

surat menyurat, jasa kaomunikasi, sumber daya iar dan listrik, jasa pemeliharaan dan izin

kendaraan dinas /operasional untuk 4 unit mobil dan 9 unit roda dua, jasa administrasi

keuangan untuk honorarium pengelolaan keuangan dan barang/aset rumah sakit,

penyediaan jasa kebersihan kantor dengan pengadaan jasa cleaning servise dan belanja

alat pembersih rumah sakit, jasa perbaikan dan pemeliharaan peralatan kerja untuk

peralatanan dan perlengkapan kantor yaitu alat kantor, komputer, printer, monitor, alat

bengkel bermesin, alat bengkel tidak bermesin, alat rumah tangga, alat studio dan

komunikasi, jaringan listrik, jaringan telepon dan jaringan komputer, pemenuhab

kebutuhan alat tulis kantor rumah sakit, pemenuhan kebutuhan barang cetakan blangko

ditiap-tiap unit/instalasi dan fotocopy/pengandaan, pemenuhan kebutuhan komponen

listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

mesin hitung, filling kabinet, AC, komputer/PC, printer, note book dan meja

komputer,penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan

bahan logistik kantor yaitu tabung PMK, penyediaan makanan dan minuman untuk

pegawai dan tamu, belanja perjalanan dinas baik dalam daerah maupun luar daerah, dan

honorarium Tenaga Kerja Kontrak (TKK) 35 orang, 2 (dua) orang Dokter Kerja Kontrak

dan honorarium dokter spesialis anethesi. Program dan kegiatan ini dengan pagu

anggaran Rp.2.385.130.000,00 dapat terealisasikan sebesar Rp.2.148.487.081,00 atau

90,08%. sehingga target rata-rata kepuasan pelanggan atas pelayanan administrasi

sangat berhasil. Program dan kegiatan ini juga untuk mencapai target Standar pelayanan

Minimal (SPM) rumah sakit untuk indikator kinerja administrasi dan menejemen yaitu

tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi dengan target 95% realisasi 95%,

kelengkapan laporan akuntablitas kinerja target 100% realisasi 100%, ketepatan waktu

pengusulan kenaikan pangkat target 100% realisasi 100%, ketepatan waktu pengurusan

gaji berkala target 100% realisasi 100%, karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20

jam setahun dengan target 45% realisasi 5% karena keterbatasan anggaran untuk

pendidikan dan pelatihan, dan cost recovery.

Rata-rata Indeks kepuasan pelanggan atas pelayanan medis ditempuh melalui Program

Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perorangan dengan kegiatan penyediaan biaya

oparasional dan pemeliharaan yaitu jasa-jasa yang diberikan kepada karyawan rumah

sakit sesuai dengan pendapatan tiap bulannya meliputi jasa pelayanan umum, jasa

kompensasai pelayanan jamkesmas/jamkesos/jamkesta, jasa konpensasi askes PNS, jasa

sopir dan pendamping, jasa kompensasi jaga hari raya/hari besar dan jasa PKL,

bimbingan teknis dan penyuluhan kesehatan jiwa dimana dana diperoleh dari hibah

WHO dalam rangka penanggulangi kasus gantung diri yang semakin meningkat di

Page 117: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

187

wilayah Gunungkidul, dan pertolongan pertama dan kegawatdaruratan sebagai bentuk

peran serta rumah sakit dalam kegiatan pertolongan pertama yang diselenggarakan

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul maupun sebagai Tim 118 Daerah istimewa

Yogyakarta. Program dan kegiatan ini dengan pagu anggaran Rp.11.619.434.500,00

dapat terealisasikan sebesar Rp.8.883.348.462,00 atau 76,45%, sehingga rata-rata target

kepuasan pelanggan atas pelayanan medis dari 80% menjadi 76,45% dapat predikat

berhasil. Program dan kegiatan ini juga untuk mencapai target Standar pelayanan

Minimal (SPM) rumah sakit untuk indikator kinerja pada Instalasi gawat darurat yaitu

ada 8 (delapan) sub indikator kineja waktu tanggap pelayanan dokter kurang atau sama

dengan 5 menit, kemampuan melayani live saving akan ditangani oleh tenaga yang

sudah bersertifikasi PPGD atau ATLS, jam buka pelayanan 24 jam, pemberi pelayanan

sudah bersertifikasi, kematian pasien lebih kurang 24 jam diharapkan kurang dari 2

pemil setahun, tidak ada keharusan membayar uang muka, adanya ketersediaan tim

penanggulangan bencana, dan kepuasan pelanggan 65%, indikator kinerja untuk rawat

jalan ada 7 sub indikator yaitu dokter pemberi pelayanan adalah spesialis, ketersediaan

pelayanan, jam buka poliklinik, waktu tunggu, penegakan diagnosis TB, kegiatan

pencatatan dan pelaporan TB dan kepuasan pelanggan, indikator kinerja untuk rawat

inap pemberi pelayanan adalah spesialis dan perawat minimal D3, ada dokter

penanggung jawab, ketersediaan layanan, jam visite dokter, kejadiaan infeksi pasca

operasi, kejadian infeksi nasokomial, tidak adanya apasien jatuh yang berakibat pada

kecacatan/kematian, kematian >48 jam, kejadian pulang paksa, penegakan diagnosa TB,

kegiatan pencatatan dan pelaporan TB, dan kepuasan pelanggan, indikator kinerja bedah

sentral yaitu waktu tunggu elektif, kejadian kematian dimeja operasi, tidak adanya

kejadian tertinggal benda ditubuh pasien, tidak ada kejadian salah sisi, tidak adanya

kejadian salah orang, tidak adanya kejadian salah tindakan operasi, tidak ada kesalahan

dalam tindakan anesthesi, indikator kinerja perinatologi dan perinatologi yaitu kejadian

kematian ibu karena persalinan akibat perdarahan < 1%, praeklamsi < 30% dan sepsis <

9,2%, pemberi persalinan adalah dokter spesialis dan bidan, kemampuan menangani

BBLR, pertolongan persalian melalui sectio cesaria adalah dokter spesialis Obsgyn,

pertolongan KB oleh tenaga berkompeten, peserta KB mantap mendapat konseling bidan

terlatih, kepuasan pelanggan, indikator kinerja pada unit perawatan intensif yaitu rata-

rata pasien kembali ke ICU < 3%, pemberi pelayanan adalah dokter spesilais anesthesi

dan D3 spesialis, indikator kinerja untuk unit radiologi yaitu waktu tunggu hasil < 3 jam,

pelaksanan ekspertisi adalah dokter spesialis radiologi, kejadian kegagalan rotgen <2%,

dan kepuasan pelanggan 70%, indikator kinerja untuk laboratorium yaitu waktu tunggu

hasilnya 140 menit, pelaksana ekspertisi adalah dokter ahli patologi, tidak adanya

kesalahan hasil pemeriksaan, kepuasan pelanggan, indikatir kinerja rehabilitasi medik

yaitu kejadian drop out <50%, tidak ada kesalahan tindakan, kepuasana pelanggan,

Page 118: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

188

indikator kinerja farmasi yaitu waktu tunggu jadi 50 menit, obat racikan 100 menit, tidak

ada kesalahan pemberian obat, sesuai dengan formularium, kepuasan pelanggan, dan

indikator kinerja unit gizi yaitu ketepatan pemberian diet, sisa makanan 40%, tidak ada

kesalahan pemberian diet.

Cakupan pelayanan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat yang diikuti oleh

RSUD ditempuh melalui Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perorangan dengan

kegiatan koordinasi jaminan pemeliharaan kesehatan dan jamkesos yang bertujuan

mengampu pasien pada pelayanan klaim darah dan kacamata/optik. Untuk klaim darah

bekerjasama dengan PMI Gunungkidul dan klaim optik/kacama bekerjasama dengan

optik Argonirmala dan Kunia optik. Program dan kegiatan ini dengan pagu anggaran

Rp.516.930.000,00 dapat terealisasikan sebesar Rp.515.787.500,00 atau 99,78%,

sehingga cakupan pelayanan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat yang

diikuti rumah sakit dari 60% tercapai 99,78, atau dapat predikat sangat berhasil. Program

dan kegiatan ini juga untuk mencapai target Standar pelayanan Minimal (SPM) rumah

sakit untuk indikator kinerja unit tranfusi darah yaitu kebutuhan darah 75% dari setiap

pelayanan transfusi, dan indikator kinerja untuk pelayanan keluarga miskin yaitu

pelayanan keluarga miskin disetiap unit layanan adalah 85%, pemberian layanan

keluarga miskin pada rawat inap dan rawat jalan adalah 100%.

Rata-rata indeks kepuasan pegawai atas layanan sistem informasi ditempuh melalui

Program standarisasi pelayanan kesehatan dengan kegiatan penyusunan standar

pelayanan kesehatan dalam rangka pola pengelolaan keuangan rumah sakit badan

layanan umum (BLUD) yaitu menyusun pola tarip rumah sakit, kerja sama dan tentang

rekrutmen pegawai yang masih dalam proses penggodokan dan juga melakukan studi

banding tentang pengelolan BLUD ke RSU Tidar Magelang, kegiatan Evaluasi dan

pengembangan standar pelayanan kesehatan yaitu melakukan kegiatan bimbingan dan

penyusunan akreditasi rumah sakit. Dan Program promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat dengan kegiatan peningkatan pemanfaatan sarana promosi kesehatan

meliputi kegiatan temu pelanggan, siaran radio, pembuatan leaflet/brosur/stofmap dan

kegiatan senam ibu hamil yang diselenggarakan oleh Tim PKMRS Rumah sakit Program

dan kegiatan ini dengan pagu anggaran Rp.192.910.000,00 dapat terealisasikan sebesar

Rp.139.739.050,00 atau 72,44% . Rata-rata indeks kepuasan pegawai atas layanan

sistem informasi dari target 80% tercapai 72,44%, atau dengan predikat berhasil.

Program dan kegiatan ini juga untuk mencapai target Standar pelayanan Minimal (SPM)

rumah sakit untuk indikator kinerja unit rekam medik yaitu kelengkapan pengisian

berkas Rekam Medik 24 jam setelah pelayanan, kelengkapan informed concent, waktu

penyediaan dokumen rekam medik 15 menit.

Page 119: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

189

Prosentase prosedur kerja yang dilaksanakan sesuai dengan standarnya ditempuh melalui

Program pengembangan lingkungan sehat dengan kegiatan pengawasan kualitas air di

rumah sakit yaitu untuk pengujian air limbah, pemeliharaan instalasi/jaringan air bersih

dan pemeliharaan air limbah yang bertujuan agar air rumah sakit memenuhi persyaratan

atau standar kesehatan, dan kegiatan pengawasan dan pengembangan kesehatan

lingkungan rumah sakit yaitu untuk biaya pembelian bahan bakar solar incenerator

sebagai pengolah limbah padat rumah sakit, pemeliharaan taman rumah sakit, pembelian

bahan sanitasi kaporit tawas dan lain-lain, pemeriksaan/pengujian emisi udara dan udara

ambien, pemeriksaan angka kuman udara, lantai dan alat makan, pengujian pencahayaan,

kelembaban dan kebisingan, belanja safety box. Kegiatan tersebut Instalasi sanitasi

bekerja sama BTKL Yogyakarta. Program dan kegiatan ini dengan pagu anggaran

Rp.87.800.000,00 dapat dilaksanakan sesuai dengan standarnya dari target 90% tercapai

95,75% atau dengan predikat sangat berhasil. Program dan kegiatan ini juga untuk

mencapai target Standar pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit untuk indikator kinerja

untuk pengelolaan limbah yaitu baku mutu limbah cair untuk BOD50, COD95, dan

TSS30 100% sesuai kandungan yang disyaratkan, dan pengelolaan limbah padat ifeksius

sesuai dengan aturan yang ada.

Rata-rata capaian kinerja kegiatan dan atau program ditempuh melalui Program

peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan dan Program

peningkatan kualitas pelayanan publik dengan kegiatan penyusunan lapaoran capaian

kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD atau LAKIP tahun 2011 yang dilaksanankan

di awal tahun 2012, penyusunan laporan keuangan semesteran dan laporan keuangan

akhir tahun, kegiatan pengelolaan data dan sistem informasi rumah sakit untuk laporan

kinerja atau profil tahunan rumah sakit, kegiatan penyusunan rencana kerja anggaran

(RKA) perubahan tahun 2012 dan rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit untuk

tahun 2013, dan kegiatan monitoring,evaluasi dan pengendalian program kegiatan yang

dilaksanakan rumah sakit yaitu laporan konsolidasi, laporan pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa dan monitoring standar pelayanan minimal rumah sakit. Keseluruan

Program dan kegiatan ini dengan pagu anggaran Rp.54.485.000,00 dapat terealisasikan

sebesar Rp.52.448.825,00 atau 95,24% . Prosentase prosedur kerja yang dilaksanakan

sesuai dengan standarnya dari target 100% tercapai 95,24% atau dengan predikat sangat

berhasil. Program dan kegiatan ini juga untuk mencapai target Standar pelayanan

Minimal (SPM) rumah sakit untuk ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan,

ketepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap kurang atau

sama dengan 2 jam, ketepatan waktu pemberian imbalan (insentiv) sesuai kesepakatan

waktu.

Page 120: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

190

Tabel 3.33

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 16

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase fasilitas pelayanan kesehatan

Pemerintah yang menerapkan manajemen

mutu.

175.06 140.02

2 Persentase kunjungan Bumil dengan K4. 94.15 97.40

3 Persentase Bumil dengan komplikasi yang

ditangani.

92.07 130.00

4 Persentase persalinan ditolong tenaga

kesehatan.

110.57 110.30

5 Persentase ibu nifas yang memperoleh 3 kali

pelayanan sesuai standar.

97.67 104.15

6 Persentase neonatal dengan komplikasi

ditangani.

80.90 120.58

7 Persentase bayi yang memperoleh pelayanan. 123.44 114.65

8 Persentase siswa SD kelas 1 yang diperiksa. 134.19 124.18

9 Persentase pelayanan PUS menjadi peserta KB

aktif.

102.36 100.00

10 Persentase cakupan kunjungan rawat jalan

pasien Gakin.

130.51 128.02

11 Persentase cakupan kunjungan rawat inap

pasien Gakin.

266.67 412.70

12 Persentase sasaran kesehatan pemerintah

dengan kemampuan gawat darurat level 1.

100.00 100.00

13 Persentase desa dengan anak UCI. 117.65 111.11

14 Jumlah penemuan dan penanganan penyakit

menular.

a. Jumlah cakupan penemuan dan

penanganan penderita AFP (anak < 15

tahun)

50.00 225.00

b. Cakupan penemuan penderita Pneumonia

Balita yang ditangani

111.20 100.00

c. Cakupan penemuan penderita Diare 225.76 36.81

d. Cakupan penemuan penderita baru

dengan TB BTA (+)

81.95 78.85

e. Cakupan penanganan penderita penyakit

DBD

100.00 100.00

f. Cakupan penemuan dan penanganan

penderita HIV-AIDS

111.10 97.78

g. Cakupan penderita malaria ditangani 100.00 100.00

15 Persentase desa dengan KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemologi kurang dari 24 jam.

100.00 100.00

Page 121: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

191

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

16 Persentase balita dan anak prasekolah dilayani

(DTKB).

91.41 93.55

17 Persentase Balita Gakin mendapatkan MP-

ASI.

100.00 100.00

18 Persentase Balita gizi buruk mendapatkan

perawatan.

100.00 100.00

19 Persentase desa siaga aktif. 188.68 161.29

20 Jumlah akreditasi yang diperoleh. 100.00 41.67

21 Persentase RSUD dengan pencapaian SPM

memenuhi target.

a. Instalasi gawat darurat ;

1) Waktu tanggap pelayanan dokter di

Gawat darurat

100.00 100.00

2) Kemampuan menangani live saving anak

dan dewasa

100.00 94.44

3) Jam buka pelayanan gawat darurat 100.00 100.00

4) Pemberian pelayanan kegawatdaruratan

yang bersertifikasi yang masih berlaku;

ATLS/BTLS/ACLS/PPGD

100.00 100.00

5) Kematian pasien lebih kurang 24 jam 100.00

6) Tidak adanya pasien yang diharuskan

membayar uang muka

100.00 100.00

7) Ketersedian tim penanggulangan bencana 100.00 100.00

8) Kepuasan pelanggan 100.00 100.00

b. Instalasi rawat jalan

1) Dokter pemberi pelayanan di poliklinik

adalah spesialis

117.65 100.00

2) Ketersediaan pelayanan di poliklinik 100.00 100.00

3) Jam buka pelayanan di poliklinik

- Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu 100.00 100.00

- Jumat 100.00 100.00

4) Waktu tunggu di poliklinik

5) Penegakan diagnosis TB melalui

pemeriksaan mikroskopis TB

6) Terlaksananya kegiatan pencatatan dan

pelaporan TB di rumah sakit

7) Kepuasan pelanggan 86.67

c. Rawat inap

1) Pemberi pelayanan di rawat inap adalah

spesialis dan perawat minimal D3

98.95 100.00

2) Dokter penanggungjawab pasien di rawat

inap

100.00 100.00

Page 122: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

192

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

3) Ketersediaan pelayanan di rawat inap 100.00 100.00

4) Jam visite dokter spesialis (setiap hari

kerja)

100.00 100.00

5) Kejadian infeksi pasca operasi

6) Kejadian infeksi nasokomial

7) Tidak ada kejadian pasien jatuh yang

berakibat kecacatan/kematian.

100.00

8) Kematian pasien > 48 jam

9) Kejadian pulang paksa

10) Penegakan diagnose TB melalui

pemeriksaan mikroskopis TB

11) Terlaksananya kegiatan pencatatan dan

pelaporan TB di rumah sakit

12) Kepuasan pelanggan 132.14 86.67

d. Bedah sentral

1) Waktu tunggu operasi elektif 0.00

2) Kejadian kematian di meja operasi 0.00 100.00

3) Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 0.00 100.00

4) Tidak adanya kejadian operasi salah orang 0.00 100.00

5) Tidak adanya kejadian salah tindakan

pada operasi

0.00 100.00

6) Tidak adanya kejadian tertinggalnya

benda asing/lain pada tubuh pasien setelah

operasi.

0.00 100.00

7) Komplikasi anestesi karena overdosis,

reaksi anestesi dan salah penempatan

endotracheal tube

0.00 100.00

f. Persalinan dan peritanologi

1) Kejadian kematian ibu karena persalinan

a) Perdarahan < 1%

b) Preeclamsi ≤30%

c) Sepsis ≤ 9,2%

2) Pemberi pelayanan persalinan normal 100.00

3) Pemberi pelayanan persalinan dengan

penyulit

100.00

4) Pemberi pelayanan persalinan dengan

tindakan operasi

100.00 100.00

5) Kemampuan menangani BBLR 1500 gr –

2500 gr

100.00 100.00

6) Pertolongan persalinan melalui sektio

cesaria

Page 123: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

193

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

7) Presentase KB vasektomi dan tubektomi

yang dilakukan oleh tenaga kompeten dr.

Sp. OG, dr, Sp.B, dr. Sp. U, dokter umum

terlatih

100.00

8) Presentase peserta KB mantap yang

mendapat konseling KB mantab oleh

bidan terlatih

100.00 100.00

9) Kepuasan pelanggan 81.25

g. Unit Perawatan Intensif

1) Rata-rata pasien yang kembali

keperawatan intensif dengan kasus yang

sama kurang 72 jam

2) Pemberi pelayanan Unit Intensif

a) Dr.sp.An; 0.00 100.00

b) D3 Sps 40.00 0.00

h. Radiologi

1) Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto

2) Pelaksana ekspertisi 100.00 100.00

3) Kejadian kegagalan pelayanan Rotgen 100.00

4) Kepuasan pelanggan 150.00 92.86

i. Laboratorium patologi klinik

1) Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto

2) Pelaksana ekspertisi 0.00

3) Tidak adanya kesalahan pemberian hasil

pemeriksaan laboratorium

100.00 100.00

4) Kepuasan pelanggan 150.00 81.25

j. Rehabilitasi medik

1) Kejadian drop out pasien terhadap

pelayanan rehabilitasi medik yang

direncanakan

2) Tidak adanya kesalahan tindakan

rehabilitasi medik

100.00 100.00

3) Kepuasan pelanggan 150.00 92.86

k. Farmasi

1) Waktu tunggu pelayanan obat jadi dan

obati racikan

a) Jadi

b) Racikan

2) Tidak adanya kesalahan pemberian obat 100.00 100.00

3) Penulisan resep sesuai dengan

formularium

110.24

4) Kepuasan pelanggan 150.00 92.86

Page 124: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

194

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

l. Gizi

1) Ketepatan waktu pemberian makanan

kepada pasien

100.00 117.65

2) Sisa makanan yang tidak termakan oleh

pasien

150.00

3) Tidak adanya kejadian kesalahan

pemberian diet

106.25 100.00

m. Transfusi darah

1) Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan

transfusi

133.33

2) Kejadian reaksi transfusi

n. Pelayanan GAKIN

1) Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang

datang ke RS pada setiap unit pelayanan

100.00 100.00

2) Persentase pelayanan terhadap keluarga

miskin baik rawat jalan maupun rawat

inap

102.50 100.00

o. Rekam Medik

1) Kelengkapan pengisian rekam medik 24

jam setelah pelayanan

100.00 100.00

2) Kelengkapan informed concent setelah

mendapat informasi yang jelas

100.00

3) Waktu penyediaan dokumen rekam medik

pelayanan rawat jalan

4) Waktu penyediaan dokumen rekam medik

pelayanan rawat inap

100.00

p. Pengelolaan limbah

1) Baku mutu limbah cair

a) BOD50 (mg/lt) 100.00 100.00

b) COD95 100.00 100.00

c) TSS30 100.00 100.00

2) Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai

dengan aturan yang ada

100.00 100.00

q. Administrasi dan manajemen

1) Cost recovery 100.00

2) Kecepatan waktu pemberian informasi

tentang tagihan pasien rawat inap

r. Ambulan / kereta jenazah

1) Waktu pelayanan ambulan/kereta jenazah 100.00 100.00

2) Kecepatan memberikan pelayanan

ambulan / kereta jenazah di RS

100.00

3) Response time pelayanan ambulan / kereta

jenazah oleh masyarakat yang

membutuhkan

111.76 100.00

Page 125: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

195

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

s. Pemulasaraan jenazah

1) Waktu tanggap (response time) pelayanan

pemulasaraan jenazah

100.00

t. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah

sakit

1) Kecepatan waktu menanggapi kerusakan

alat

100.00

2) Ketepatan waktu pemeliharaan alat 116.67 100.00

3) Peralatan laboratorium dan alat ukur yang

digunakan dalam pelayanan kalibrasi

tepat waktu sesuai dengan ketentuan

kalibrasi

110.00 100.00

u. Pelayanan laundry

1) Tidak adanya kejadian linen yang hilang 105.56 100.00

2) Ketepatan waktu penyediaan linen untuk

ruang rawat inap

111.76 100.00

v. Pencegahan dan pengendalian infeksi

(PPI)

1) Ada anggota tim PPI yang terlatih

2) Tersedia APD di setiap

instalasi/department

76.92

3) Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi

nasokomial/HAI (Health care Associated

Infections) di rumah sakit (minimum 1

parameter)

100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

107.88 105.28

Grafik 3.16

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 16

Tahun 2010 – 2012

Page 126: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

196

Sasaran 17

“Keluarga sadar gizi, berperilaku hidup bersih sehat, dan

menerapkan norma keluarga kecil, bahagia, dan

sejahtera”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 16 (enam belas) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.34

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 17

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase gizi kurang pada balita. persen 10 9.27 107.87

2 Persentase Bumil KEK persen 12 15.33 78.28

3 Persentase Bumil / Bufas Anemia persen 12 15.05 79.73

4 Persentase keluarga sadar gizi persen 78 70.38 90.23

5 Persentase Posyandu aktif persen 88.8 78.07 87.92

6 Persentase rumahtangga ber-PHBS persen 34 22 64.71

7 Jumlah Kecamatan Sayang Ibu kecamatan 12 12 100.00

8 Jumlah kelompok masyarakat

yang aktif dalam kesetaraan

gender (P2WKSS)

kelompok 69 69 100.00

9 Persentase dasa wisma aktif di

setiap desa.

persen 81 81 100.00

10 Persentase keluarga ikut KB aktif. persen 81.9 81.38 99.37

a. Persentase Kualitas kesertaan

KB

persen 53.75 48.39 90.03

b. Persentase Kesertaan KB pria persen 2.36 3 127.12

11 Persentase kecamatan yang

memiliki PIKKRR.

persen 11 17 154.55

12 Jumlah Bina Keluarga Balita keluarga 279 459 164.52

13 Jumlah Bina Keluarga Remaja keluarga 76 80 105.26

14 Jumlah Bina Keluarga Lansia keluarga 94 114 121.28

15 Persentase siswa SD/MI yang

mendapatkan makanan tambahan

(PMT-AS).

persen 72 96.97 134.68

16 Persentase keluarga Pra KS dan

KS1 yang menjadi KS2.

persen 52.25 52.27 100.04

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 105.87

Page 127: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

197

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 105.87% yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keempat ”Pengembangan sumber daya manusia yang

terampil, profesional dan peduli”, dengan grand strategi mengembangkan SDM yang

terampil, profesional, berintegritas, religius, dan peduli dan tujuan keberpihakan dan

pemberdayaan kepada masyarakat menengah kebawah untuk memperoleh kemudahan akses

layanan pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya

Tingkatan capaian kinerja untuk 11 (sebelas) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase gizi kurang pada balita, Jumlah Kecamatan Sayang Ibu, Jumlah kelompok

masyarakat yang aktif dalam kesetaraan gender (P2WKSS), Persentase dasa wisma aktif di

setiap desa, Persentase keluarga ikut KB aktif, Persentase kecamatan yang memiliki

PIKKRR, Jumlah Bina Keluarga Balita, Jumlah Bina Keluarga Remaja, Jumlah Bina

Keluarga Lansia, Persentase siswa SD/MI yang mendapatkan makanan tambahan (PMT-

AS), dan Persentase keluarga Pra KS dan KS1 yang menjadi KS2, telah mencapai target

yang ditetapkan.

Menurunnya angka gizi kurang pada balita dari rencana 10% terealisasi 9,27%

sehingga capaian kinerjanya sebesar 107,87%. Penurunan angka gizi kurang disebabkan

oleh beberapa faktor diantaranya adalah pendidikan dan pengetahuan orang tua sudah

meningkat terutama masalah kesehatan dan gizi yang diperoleh melalui informasi-informasi

baik melalui penyuluhan langsung maupun dari media-media yang ada, selain itu upaya

penurunan status gizi kurang telah dilakukan yaitu dengan dukungan program upaya

perbaikan gizi masyarakat (UPGK) dengan kegiatan penimbangan balita setiap bulannya di

posyandu yang disertai dengan kegiatan-kegiatan lainnya seperti pemberian makanan

tambahan baik PMT penyuluhan maupun PMT pemulihan dan perawatan bagi penderita gizi

kurang/buruk yang memerlukan perawatan.

Jumlah Kecamatan Sayang Ibu, dari target 12 kecamatan terealisasi 12 kecamatan

sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,00%. Pencapaian target di tahun 2012 merupakan

akumulasi dari tahun sebelumnya yang sudah berjumlah 11 kecamatan dan bertambah 1

sehingga menjadi 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Purwosari, Kecamatan Saptosari,

Kecamatan Paliyan, Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Semin,

Kecamatan Karangmojo, Kecamatan Ponjong, Kecamatan Panggang, Kecamatan Playen,

Kecamatan Rongkop, dan Kecamatan Tepus.

Page 128: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

198

Sedangkan untuk 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase Bumil KEK,

Persentase Bumil / Bufas Anemia, Persentase keluarga sadar gizi, Persentase Posyandu

aktif, dan Persentase rumahtangga ber-PHBS, masih belum mencapai target. Belum dapat

tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Persentase Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK), dari target 12 % terealisasi

15,33%, sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 78,28 %. Kurang Energi Kronis

merupakan indikator yang menggambarkan riwayat status gizi terdahulu (sewaktu belum

hamil/masih remaja). Banyak faktor yang menyebabkan belum tercapainya angka ibu

hamil yang kekurangan energi kronis diantaranya adalah: faktor sosial budaya terutama

pada ibu muda yang baru hamil, yang seharusnya menambah porsi makan pada waktu

hamil tetapi justru mengurangi porsi makan dengan alasan takut bayi besar sehingga

susah melahirkan, takut gemuk sehingga mengurangi kecantikan, hamil di bawah umur,

kurangnya informasi tentang kesehatan dan gizi dan faktor ekonomi. Upaya yang paling

tepat dilakukan untuk menurunkan angka ibu hamil yang kekurangan energi kronis

adalah dengan penyuluhan-penyuluhan dengan sasaran remaja putri dengan berbagai

media yang dapat diterima masyarakat, pemberian PMT bagi ibu hamil yang kekurangan

energi kronis dan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.

b. Persentase Bumil / Bufas Anemia, dari target 12 % terealisasi 15,05 %, sehingga tingkat

capaian kinerjanya sebesar 79,73 %. Anemia yang dimaksud adalah Anemia defisiensi

zat Gizi Besi (AGB) merupakan anemia yang sering timbul secara fisiologis menyertai

kondisi menstruasi, kehamilan, persalinan dan nifas. Sehingga intervensi menggunakan

pendidikan gizi untuk makan seimbang termasuk konsumsi protein hewani yang tidak

selalu mahal dan tidak lupa menambah konsumsi zat besi yang rasanya enak waktu

hamil dan nifas sangat diperlukan.

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari

12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada

trimester II. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan

perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi.

Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Kurang gizi (malnutrisi);

2. Kurang zat besi dalam diit;

3. Malabsorpsi;

4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain;

5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.

Page 129: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

199

Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu

diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan:

Abortus, Missed Abortus dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan trimester II

dapat menyebabkan: Persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis

dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat

inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin

akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu

cepat lelah. Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, retensio placenta,

pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis, dan gangguan involusio uteri.

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat

meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR, dan angka kematian bayi.

Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala

anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,

malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek

(pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

Berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi persentase kejadian anemia pada

ibu hamil/ibu nifas adalah :

1. Memberikan berbagai informasi melalui berbagai media baik langsung maupun tidak

langsung mengenai:

a) Gejala anemia pada ibu hamil;

b) Melakukan pemeriksaan ke sarana pelayanan kesehatan;

c) Makan Makanan yang mengandung zat besi yang berfungsi untuk mengikat

oksigen dalam darah;

d) Meningkatkan Penyerapan zat besi dengan memperbanyak konsumsi vitamin C,

seperti kiwi, jeruk, stroberi, pepaya, dan brokoli;

e) Mengurangi minum teh karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

2. Pengadaan dan distribusi suplemen zat besi yang bisa didapatkan di Puskesmas atau

sarana pelayanan kesehatan lainnya.

c. Persentase keluarga sadar gizi dari target kinerja 78% terealisasi 70,38% sehingga

capaian kinerjanya 90,23%. Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang mampu mengenal,

mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya dan berperilaku gizi yang baik

secara terus menerus yang meliputi menimbang berat badan secara teratur, memberikan

ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan, makan beraneka ragam,

menggunakan garam beryodium, dan minum suplemen gizi sesuai anjuran. Berbagai

Page 130: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

200

upaya telah dilakukan untuk meningkatkan keluarga sadar gizi yang mencakup promosi

gizi seimbang termasuk penyuluhan gizi di Posyandu, fortifikasi pangan, pemberian

makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemberian suplemen gizi (kapsul vitamin A dan

Tablet Tambah Darah/TTD), pemantauan dan penanggulangan gizi buruk.

d. Persentase Posyandu aktif dari target kinerja 88,8% terealisasi 78,07% sehingga capaian

kinerjanya 87,92%. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan bayi. Upaya meningkatkan status Posyandu aktif dengan pembinaan dan

pengawasan melalui sosialisasi, rapat koordinasi, konsultasi, workshop, lomba,

penghargaan dan orientasi serta pelatihan.

e. Persentase rumahtangga ber-PHBS, dari target 34 % terealisasi 22 %, sehingga tingkat

capaian kinerjanya sebesar 64,71 %. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah

tangga merupakan salah satu implementasi dalam mewujudkan hak asasi manusia yang

patut dihargai dan diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah tangga ber PHBS berarti

mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga

dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup

bersih dan sehat. Adapun rumah tangga yang telah ber PHBS adalah rumah tangga yang

telah memenuhi 10 indikator PHBS di rumah tangga, yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

8. Makan sayur dan buah setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

Dari 10 tatanan yang ada tatanan tidak merokok di dalam rumah dan mencapai universal

coverage (memiliki jaminan kesehatan) merupakan faktor yang tidak mudah untuk

dilaksanakan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan rumah tangga ber PHBS

adalah:

Page 131: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

201

1. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di rumah tangga yang

ditindaklanjuti oleh tim Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan desa.

2. Sosialisasi pembinaan PHBS di rumah tangga kepada tim Penggerak PKK

kecamatan.

3. Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di rumah tangga dan pencapaian

rumah tangga ber PHBS di seluruh kecamatan.

Tabel 3.35

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 17

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase gizi kurang pada balita. 100.96 107.87

2 Persentase Bumil KEK 83.76 78.28

3 Persentase Bumil / Bufas Anemia 82.13 79.73

4 Persentase keluarga sadar gizi 83.03 90.23

5 Persentase Posyandu aktif 113.38 87.92

6 Persentase rumahtangga ber-PHBS 67.93 64.71

7 Jumlah Kecamatan Sayang Ibu 100.00 100.00

8 Jumlah kelompok masyarakat yang aktif dalam

kesetaraan gender (P2WKSS)

100.00 100.00

9 Persentase dasa wisma aktif di setiap desa. 100.00 100.00

10 Persentase keluarga ikut KB aktif. 100.00 99.37

a. Persentase Kualitas kesertaan KB 100.00 90.03

b. Persentase Kesertaan KB pria 100.00 127.12

11 Persentase kecamatan yang memiliki

PIKKRR.

100.00 154.55

12 Jumlah Bina Keluarga Balita 100.00 164.52

13 Jumlah Bina Keluarga Remaja 100.00 105.26

14 Jumlah Bina Keluarga Lansia 100.00 121.28

15 Persentase siswa SD/MI yang mendapatkan

makanan tambahan (PMT-AS).

100.00 134.68

16 Persentase keluarga Pra KS dan KS1 yang

menjadi KS2.

101.30 100.04

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

96.25 105.87

Page 132: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

202

Grafik 3.17

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 17

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 18

“Pemuda pemudi Gunungkidul meraih prestasi regional,

nasional, dan internasional”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 7 (tujuh) indikator sasaran yang dirumuskan

dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.36

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 18

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Jumlah pemuda-pemudi yang

meraih prestasi regional dan

internasional.

orang 2 0 0.00

2 Jumlah prestasi regional dan

internasional yang diraih.

0 0 0.00

3 Jumlah event olahraga, iptek,

seni-budaya dan imtaq berskala

regional dan internasional di

Gunungkidul.

kali 4 4 100.00

4 Jumlah organisasi kepemudaan

dan sarana kepemudaan &

olahraga yang meraih prestasi.

a. Organisasi Kepemudaan kelompok 25 16 64.00

Page 133: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

203

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

b. Jumlah sarana kepemudaan 3 2 66.67

c. Jumlah Olahraga yang

meraih prestasi

jenis/

cabang

3 3 100.00

5 Jumlah pemuda-pemudi penggiat

seni-budaya dan sanggar seni.

orang 35 35 100.00

6 Jumlah seni-budaya Gunungkidul

yang tampil di forum nasional

dan internasional.

a. Nasional 4 5 125.00

b. Internasional 0 0 0.00

7 Persentase karangtaruna aktif

yang menjadi pionir ekonomi

daerah di setiap kecamatan.

persen 22.22 22.22 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 93.67

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 93,67 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keempat ”Pengembangan sumber daya manusia yang

terampil, profesional dan peduli”, dengan grand strategi mengembangkan SDM yang

terampil, profesional, berintegritas, religius, dan peduli dan tujuan keberpihakan dan

pemberdayaan kepada masyarakat menengah kebawah untuk memperoleh kemudahan akses

layanan pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya.

Tingkatan capaian kinerja untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu

Jumlah pemuda-pemudi penggiat seni-budaya dan sanggar seni, Jumlah event olahraga,

iptek, seni-budaya dan imtaq berskala regional dan internasional di Gunungkidul, Jumlah

seni-budaya Gunungkidul yang tampil di forum nasional dan internasional, dan Persentase

karangtaruna aktif yang menjadi pionir ekonomi daerah di setiap kecamatan, telah

mencapai target yang ditetapkan.

Jumlah seni-budaya Gunungkidul yang tampil di forum nasional dan internasional,

dari target 4 jenis seni budaya Gunungkidul yang tampil di forum nasional dapat terealisasi

5 jenis sehingga tingkat capaian kinerjanya 125%. Dengan Kegiatan Fasilitasi

Penyelenggaraan Festival Budaya Daerah telah dilakukan pengiriman tim festival kesenian

ketoprak, parade tari, sendratari dan pelaksanaan festival kesenian Gunungkidul untuk

mewujudkan peningkatan ketrampilan dan kemampuan seniman dalam berolah seni untuk

ditampilkan dalam event yang bersifat kompetisi.

Page 134: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

204

Untuk Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah dilakukan dengan

penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan upacara adat paket wisata, calender of

event dan rintisan calender of event yang diharapkan dapat meningkatkan sajian atraksi

wisata budaya pendukung daya tarik wisata di Kabupaten Gunungkidul. Untuk menjaring

wisatawan agar mengunjungi event tersebut dilakukan dengan membuat terobosan antara

lain:

1. Event dilaksanakan di hari libur sekolah dan hari-hari libur/besar lainnya.

2. Peminat wisata minat khusus lebih digalakkan.

Sedangkan untuk 3 (tiga) indikator kinerja sasaran yaitu Jumlah pemuda-pemudi

yang meraih prestasi regional dan internasional, Jumlah prestasi regional dan internasional

yang diraih, dan Jumlah organisasi kepemudaan dan sarana kepemudaan & olahraga yang

meraih prestasi, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah pemuda-pemudi yang meraih prestasi regional dan internasional dan Jumlah

prestasi regional dan internasional yang diraih, untuk tahun 2012 belum dapat diwujudkan,

hal tersebut disebabkan karena pembinaan dan dukungan pendanaan yang masih minim.

Dari sisi kelembagaan perlu dilakukan analisis lebih mendalam mengenai lembaga yang

tepat untuk menangani pemuda dan olahraga yang selama ini ditangani oleh dinas

pendidikan, pemuda, dan olahraga lebih menitikberatkan pada bidang pendidikan

kepemudaan dan keolahragaan daripada olahraga prestasi. Program yang dilaksanakan

adalah Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, meliputi kegiatan-kegiatan:

pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan, fasilitasi pekan temu wicara organisasi

pemuda, penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba di kalangan generasi muda, lomba

kreasi dan karya ilmiah di kalangan pemuda, pembinaan pemuda pelopor keamanan

lingkungan, dan pembentukan Paskibraka dengan anggaran Rp.479.495.000,00 terealisasi

Rp.442.125.150, 00 atau 92,21%.

Untuk jumlah olahraga yang meraih prestasi dari target 3 cabang/jenis olahraga dapat

terealisasi sebanyak 3 cabang/jenis olahraga sehingga tingkat capaian kinerjanya 100%,

namun untuk jumlah organisasi kepemudaan dengan target 25 kelompok dapat terealisasi

sebanyak 16 kelompok sehingga tingkat capaian kinerjanya 64%, sementara untuk sarana

kepemudaan dari target 3 jenis dapat terealisasi 2 jenis sehingga tingkat capaian kinerjanya

66,67%. Untuk meraih prestasi baik tingkat regional maupun tingkat internasional

disamping pendanaan yang memadai dan pembinaan yang intensif, sarana dan prasarana

untuk kegiatan kepemudaan dan keolahragaan harus dipenuhi dahulu, disamping

menggerakkan pemuda untuk giat berorganisasi dengan membentuk kelompok-kelompok

Page 135: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

205

atau organisasi kepemudaan. Program yang dilaksanakan adalah Program Pembinaan dan

Pemasyarakatan Olahraga, meliputi kegiatan-kegiatan: pembibitan dan pembinaan

olahragawan berbakat, pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah,

penyelenggaraan kompetisi olahraga, pengembangan olahraga rekreasi, dan peningkatan

jumlah dan kualitas serta kompetensi pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi dengan anggaran

Rp.639.076.000,00 terealisasi Rp.625.597.400,00 atau 97,89%.

Tabel 3.37

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 18

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Jumlah pemuda-pemudi yang meraih prestasi

regional dan internasional.

100.00 0.00

2 Jumlah prestasi regional dan internasional

yang diraih.

0.00 0.00

3 Jumlah event olahraga, iptek, seni-budaya dan

imtaq berskala regional dan internasional di

Gunungkidul.

100.00 100.00

4 Jumlah organisasi kepemudaan dan sarana

kepemudaan & olahraga yang meraih prestasi.

a. Organisasi Kepemudaan 100.00 64.00

b. Jumlah sarana kepemudaan 100.00 66.67

c. Jumlah Olahraga yang meraih prestasi 100.00 100.00

5 Jumlah pemuda-pemudi penggiat seni-budaya

dan sanggar seni.

100.00 100.00

6 Jumlah seni-budaya Gunungkidul yang tampil

di forum nasional dan internasional.

c. Nasional 66.67 125.00

d. Internasional 0.00 0.00

7 Persentase karangtaruna aktif yang menjadi

pionir ekonomi daerah di setiap kecamatan.

100.00 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

95.83 93.67

Page 136: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

206

Grafik 3.18

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 18

Tahun 2010 – 2012

Berdasarkan input dan analisis data yang ada ditemukan permasalahan, kendala, solusi

dan rekomendasi pencapaian target dalam kelompok Misi 4. Pengembangan Sumberdaya

manusia yang trampil, profesional, dan peduli, sebagai berikut:

Permasalahan, Kendala:

1. Cakupan pelayanan pendidikan yang dibutuhkan semakin luas, di samping juga harus

mempertimbangkan sebaran jumlah penduduk usia sekolah.

2. Kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan yang beragam.

3. Kualifikasi tenaga pendidik yang memenuhi persyaratan sebagai tenaga pendidik belum

mencukupi.

4. Terbatasnya dunia usaha dan dunia industry untuk praktek lapangan.

5. Kenakalan remaja dan ancaman narkoba di kalangan pemuda.

6. Minimnya pencapaian prestasi olahraga.

7. Letak Puskesmas yang berjauhan dan tersebar sehingga menyebabkan pembinaan dan

pemantauan memerlukan waktu yang agak lama.

8. Sarana gedung Puskesmas/Pustu/Rumah Dinas Dokter/Rumah Dinas Paramedis yang

cukup banyak, sehingga pemantauan dan pengendalian rehabilitasi gedung kurang

maksimal.

9. Kejadian kasus KLB tidak dapat diprediksi dan kesiapan biaya yang belum optimal serta

kesiapan jejaring dan SDM yang belum memadai.

10. Produsen obat (BUMN) belum mampu menyediakan seluruh jenis obat DOEN untuk

PKD pada saat proses pengadaan dilaksanakan.

11. Masih terbatasnya jumlah sampel pangan yang diperiksa, karena terbatasnya sumber

dana.

12. Ketidaksesuaian target-target RPJMD dengan SPM (Standar pelayanan Minimal).

Page 137: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

207

13. Indikator terlalu detail sehingga kesulitan dalam pengendalian data dan evaluasinya.

14. Rendahnya minat dan motivasi berusaha (wirausaha) masyarakat.

15. Pola Pendataan pemetaan status masyarakat belum sinergi antar sistem dan tingkatan

pemerintahan.

Solusi dan rekomendasi:

1. Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu.

2. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan pendidikan.

3. Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh peningkatan mutu guru dan kepala

sekolah TK/SD.

4. Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan.

5. Meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan bagi masyarakat yang kurang

beruntung mengikuti pendidikan sekolah.

6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan pengetahuan dan

bekal keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan warga belajar.

7. Meningkatkan penanaman sikap positif generasi muda.

8. Pemberdayaan pemuda sebagai aset pembangunan.

9. Membudayakan olahraga guna meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat,

khususnya generasi muda/pelajar.

10. Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi termasuk organisasi

olahraga penyandang cacat.

11. Meningkatkan kualitas SDM yang menangani/membidangi olahraga prestasi.

12. Mengintensifkan sarana komunikasi, meningkatkan koordinasi secara rutin, monitoring,

dan evaluasi ke Puskesmas yang dilakukan secara berkala.

13. Pemantauan dan pengendalian kegiatan rehabilitasi dimaksimalkan dengan mengangkat

kepala Puskesmas sebagai tim pengawas, memonitor kinerja konsultan pengawas,

memberikan laporan secara berkala, dan mengadakan pertemuan secara periodik antara

panitia pemeriksa dan tim monitoring.

14. Mengaktifkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) kabupaten disamping pemantapan

jejaring dan pelatihan SDM serta usulan biaya yang siap pakai.

15. Melakukan alternatif pengganti produsen obat (BUMN) yang fungsinya sejenis (jenis

lain) dalam menyediakan seluruh jenis obat DOEN untuk PKD.

16. Melakukan pembinaan secara berkesinambungan terutama pada pihak produsen untuk

meminimalkan terjadinya keracunan baik pada obat maupun pangan.

17. Perlunya penyelarasan target-target RPJMD dengan SPM dengan memasukkan

indikator SPM dalam RPJMD .

18. Penyempurnaan indikator RPJMD.

19. Meningkatkan motivasi dan sosialisasi melalui beberapa metode.

20. Pemanfaatan data integrasi dan komunikasi-koordinasi agar tepat sasaran sesuai

tuntutan program terutama sasaran program.

Page 138: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

208

Sasaran 19

“Seluruh SKPD dan pemerintahan desa memiliki

aparatur yang kompeten sesuai kebutuhan serta

menerapkan akuntabilitas kinerja dan bebas KKN”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 8 (delapan) indikator sasaran yang dirumuskan

dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.38

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 19

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase aparatur yang memiliki

kompetensi sesuai bidang

tugasnya.

persen 95 126.6 133.3

2 Persentase aparatur yang

memperoleh penghargaan dan

sanksi yang jelas.

persen 100 75,6 75.6

3 Persentase aparatur yang

memperoleh pengembangan karir

yang tepat waktu.

persen 95 92 96.8

4 Persentase SKPD yang memiliki

aparatur kompeten sesuai

kebutuhan.

persen 82.5 68 80

5 Persentase pemerintahan desa

yang melaksanakan siklus tahunan

desa secara tertib.

persen 80 85 106.25

6 Persentase kepala desa dan

perangkat desa yang memiliki

kompetensi sesuai bidang

tugasnya.

persen 82 80 97.56

7 Persentase SKPD yang memiliki

analisis jabatan, ABK dan Standar

Kompetensi.

a. Anjab persen 100 100 100.00

b. ABK persen 0 0 0.00

c. Standar Kompetensi persen 100 100 100.00

8 Persentase SKPD yang terevaluasi

tupoksinya

persen 100 100 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 91.06

Page 139: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

209

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 91,06 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keenam ”Peningkatan tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance) dan bebas dari KKN”, dengan grand strategi menciptakan tata

kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan bebas dari KKN dan tujuan

peningkatan sistem pelayanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance.

Tingkatan capaian kinerja untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya, Persentase

pemerintahan desa yang melaksanakan siklus tahunan desa secara tertib, Persentase SKPD

yang memiliki analisis jabatan, ABK, dan Standar Kompetensi, dan Persentase SKPD yang

terevaluasi tupoksinya, telah mencapai target yang ditetapkan.

Persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidang tugasnya tercapai sesuai

yang ditargetkan. Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target meliputi 4 indikator kinerja

sasaran yaitu terkirimnya PNS yang mengikuti diklat struktural, terlaksananya Diklat

Teknis, terlaksananya Diklat Fungsional Calon Pengawas Sekolah, terkirimnya peserta

Diklat Teknis telah mencapai target yang telah ditetapkan. Tingkatan capaian kinerja untuk

1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Terkirimnya CPNS mengikuti Prajabatan tidak

mencapai target yang telah ditetapkan, karena hal tersebut juga sangat bergantung pada

apakah telah terbit atau turun SK CPNS bagi para tenaga honorer kategori I dari Pemerintah

Pusat/BKN. Kepastian SK sudah terbit atau belum tidak dapat diprediksi sebelumnya dan

tidak secara serentak, karena memang kebijakan pusat dalam penanganan tenaga honorer

yang masuk dalam kategori I cukup banyak dari seluruh daerah secara nasional. Tujuan

Diklat Prajabatan adalah memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan

kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasi agar mampu

melaksanakan tugas dan perannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Pengiriman

pejabat struktural untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Struktural di Badan Diklat

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan

wawasan, pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan perilaku dalam bidang

kepemimpinan aparatur maka di tahun 2012, sebanyak 3 orang pejabat Eselon II, 19 orang

pejabat Eselon III dan 35 pejabat Eselon IV ditargetkan dikirim untuk mengikuti Diklat

Struktural. Kegiatan ini dapat terealisasi sesuai dengan yang telah ditargetkan. Meskipun

realisasi sesuai target namun jumlah ini sebenarnya belum dapat mengakomodir semua

Page 140: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

210

pejabat untuk dikirimkan mengikuti diklat, berhubung terkendala keterbatasan anggaran

kegiatan maka pejabat-pejabat yang belum dapat dikirim mengikuti diklat akan dijadwalkan

pengirimannya di tahun 2013. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dilaksanakan

pula dengan mengadakan Pendidikan dan Pelatihan Teknis. Kegiatan lain yang dilaksanakan

untuk meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur adalah berupa Diklat Fungsional,

bimbingan teknis dan workshop yaitu: Diklat Manajemen Kepegawaian yang telah diikuti

oleh 4 orang; Diklat Excellent Service yang telah diikuti oleh 11 orang; Workshop tentang

Tenaga Honorer Kategori I yang telah diikuti oleh 3 orang; Diklat Teknis Kepegawaiaan

yang telah diikuti oleh 2 orang; Diklat Fungsional Arsiparis yang telah diikuti oleh 1 orang;

Diklat tentang Disiplin PNS yang telah diikuti oleh 1 orang; Diklat Penilai Angka Kredit

Jabatan Fungsional Guru yang telah diikuti oleh 1 orang; Diklat Analisis Jabatan yang telah

diikuti oleh 2 orang.

Persentase pemerintahan desa yang melaksanakan siklus tahunan desa secara tertib,

dari target 80 % terealisasi 85 % yang berarti tingkat capaian kinerjanya sebesar 106,25 %.

Untuk mencapai target kinerja ini program yang telah dilaksanakan yaitu Program

Pengembangan Otonomi Daerah dan Desa melalui Kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan

Pemerintah Desa serta Kegiatan Pembinaan Pamong Desa dan BPD yang diantara outputnya

berupa pembinaan kepada pemerintahan desa dalam melaksanakan siklus tahunan desa.

Namun dari 144 desa di Kabupaten Gunungkidul yang melaksanakan siklus tahunan desa

secara tertib (yang menyusun dan melaporkan Laporan Pertanggungjawaban APBDes,

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Rencana Kerja Pembangunan Desa, serta

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) baru 64 desa, sedangkan 80 desa lainnya belum

melaporkan pelaksanaan siklus tahunan desa dengan tertib karena ketidaklengkapan

dokumen. Sedangkan desa yang minimal telah menyusun dan melaporkan Laporan

Pertanggungjawaban APBDes dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa lebih dari 122

desa. Dengan pembinaan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kapasitas aparatur

dan sumber daya pendukung disertai penerapan reward and punishment bagi desa, antara

lain kelancaran pencairan Alokasi Dana Desa, Bantuan Keuangan dari Provinsi, dan

penentuan pemberian bantuan lain bagi desa yang mensyaratkan ketertiban pelaksanaan

siklus tahunan desa, maka hal tersebut diharapkan dapat memacu dan meningkatkan

semangat pemerintah desa agar tertib dalam melaksanakan siklus tahunan desa sebagai

kesatuan sistem manajemen pemerintahan desa.

Persentase SKPD yang memiliki analisis jabatan, ABK, dan Standar Kompetensi, pada

tahun 2012 untuk analisis beban kerja tidak ditargetkan, sedangkan untuk analisis jabatan

dan standar kompetensi dari target 100% terealisasi 100%, sehingga tingkat capaian

kinerjanya 100%, hal ini disebabkan karena pada tahun 2012 tidak dianggarkan untuk

Page 141: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

211

kegiatan analisis beban kerja dan baru direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2013

sebagai tindak lanjut evaluasi kelembagaan.

Persentase SKPD yang terevaluasi tupoksinya telah mencapai target yang ditetapkan

dengan evaluasi kelembagaan. Pada Tahun 2012 sudah mulai dilaksanakan penerapan

perubahan kelembagaan, sebagai hasil evaluasi kelembagaan perangkat daerah tahun 2011.

Setelah 1 (satu) tahun berjalan, maka dilaksanakan evaluasi kelembagaan, sesuai Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/08/M.PAN/5/2007 tentang

Pedoman Evaluasi Kelembagaan Pemerintah, untuk mengetahui sejauh mana penerapan dan

penerapan kelembagaan baru serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perangkat daerah

yang baru. Metode yang digunakan adalah dengan mengedarkan kuesioner serta menggali

masukan langsung dari seluruh SKPD se-Kabupaten Gunungkidul.

Sedangkan untuk 4 (empat) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase aparatur

yang memperoleh penghargaan dan sanksi yang jelas, Persentase aparatur yang memperoleh

pengembangan karir yang tepat waktu, Persentase SKPD yang memiliki aparatur kompeten

sesuai kebutuhan, dan Persentase kepala desa dan perangkat desa yang memiliki kompetensi

sesuai bidang tugasnya, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Persentase aparatur yang memperoleh penghargaan dan sanksi yang jelas.

Pelaksanaan kegiatan dicapai melalui indikator kinerja sasaran yaitu terlaksananya

pembinaan disiplin PNS; terselesaikannya masalah perkawinan dan perceraian,

perawatan Mesin/Kartu Absensi; terlaksananya pengadaan pakaian dinas beserta

perlengkapannya bagi PNS pada SKPD BKD dan KPU; telah mencapai target yang

telah ditetapkan. Tingkatan capaian kinerja untuk 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu

tertanganinya kasus pelanggaran disiplin PNS dan terselesaikannya masalah perkawinan

dan perceraian, tidak mencapai target yang telah ditetapkan, disebabkan antara lain

tidak dapat diprediksi secara akurat target penanganan kasus pelanggaran disiplin dan

masalah perkawinan dan perceraian yang terjadi setiap tahunnya. Untuk meningkatkan

disiplin aparatur dan demi meningkatkan kinerja organisasi, tahun ini Bidang

Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai telah menangani dan menyelesaikan 16 kasus

pelanggaran disiplin PNS, merupakan pencapaian 62,5% dari 10 target yang

diperkirakan serta telah dapat memecahkan masalah perkawinan dan perceraian PNS

sebanyak 18 kasus, atau target yang dicapai 55,6% dengan perkiraan sebelumnya yaitu

10 kasus. Secara riil kasus yang tertangani melebihi target, namun karena keberhasilan

kegiatan diukur dari semakin minimnya kasus, maka dengan melebihi target capaian

kinerja menjadi menurun. Disamping itu pula telah pula dilaksanakan kegiatan

Page 142: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

212

perawatan mesin/kartu absensi yang merupakan salah satu sarana meningkatkan disiplin

PNS dalam mematuhi jam kerja. Kegiatan pengadaan pakaian khusus untuk intern BKD

telah dilaksanakan dengan capaian target sebagaimana diharapkan yaitu untuk PNS di

BKD dan di KPU. Hal tersebut sebagai upaya menegakkan disiplin aparatur pula dan

supaya terjadi keseragaman dalam penggunaan pakaian dinas berupa pakaian batik

motif Gunungkidul. Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran

yaitu Terlaksananya Fasilitasi Pengisian DP3, telah mencapai target yang telah

ditetapkan.

Tingkatan capaian kinerja untuk 2 (dua) indikator kinerja sasaran yaitu terkirimnya usul

penghargaan satya lencana, terlaksananya Pemberian Bantuan Tugas Belajar dan Ikatan

Dinas tidak mencapai target yang telah ditetapkan, hal tersebut berkaitan dengan proses

usul penghargaan satya lencana yang telah disampaikan pada tahun sebelumnya dan

proses penyampaian usulan pada tahun 2012, serta usulan yang telah disetujui

pemerintah pusat yang relatif tidak dapat diprediksi secara pasti. Sedangkan untuk

pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas yang diberikan adalah bagi PNS yang

ditugaskan untuk belajar pada perguruan tinggi dengan kerjasama instansi pemberi

beasiswa yaitu BAPPENAS dan MMTC. Target yang ditentukan adalah PNS yang telah

lulus seleksi pada tahun 2011 dan PNS yang diprediksi lulus pada tahun 2012, sehingga

dengan adanya prediksi tersebut maka target dimungkinkan dapat pula tidak terpenuhi.

b. Persentase aparatur yang memperoleh pengembangan karir yang tepat waktu.

Pelaksanaan dengan pencapaian indikator kinerja sasaran yaitu frekwensi pelantikan

jabatan, frekwensi pengambilan sumpah PNS, tersusunnya PAK Analis kepegawaian,

PAK Arsiparis, dan PAK Pustakawan, terlaksananya seleksi tugas belajar dan

penetapan Tugas Belajar dan Izin Belajar, telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Tingkatan capaian kinerja untuk indikator kinerja sasaran yaitu terlaksananya Ujian

Dinas, yaitu dalam bentuk pengiriman peserta PNS yang dimungkinkan akan naik

pangkat dalam golongan ruang II dan III, namun karena adanya sebagian peserta yang

telah memiliki ijazah S1 yang dapat dipergunakan sebagai syarat kenaikan pangkat

golongan III pengganti Ujian Dinas Tingkat II, tetapi mereka belum melaporkan ke

BKD dan tetap menjadi target pelaksanaan ujian dinas, maka target tidak sepenuhnya

terpenuhi. Kegiatan Pelantikan jabatan dan sumpah PNS yang dilaksanakan oleh

Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah ini selama tahun 2012 telah melaksanakan 1

(satu) kali pelantikan sebagaimana yang ditargetkan dengan jumlah PNS terlantik

sebesar 184 orang. Di samping itu juga telah melaksanakan kegiatan pengambilan

sumpah PNS sebanyak 1 (satu) kali dengan jumlah peserta tercatat 790 orang. Kegiatan

Page 143: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

213

Penilaian Angka Kredit Arsiparis, Pustakawan dan Analis Kepegawaian yang

dilaksanakan oleh Bidang Data dan Pengembangan Pegawai di tahun 2012 ini telah

dilaksanakan untuk 3 jenis jabatan fungsional Arsiparis, Pustakawan, dan Analis

Kepegawaian sebagaimana telah ditargetkan. Di tahun 2012 ini Kegiatan seleksi tugas

belajar dan penetapan Tugas Belajar serta Izin Belajar yang diselenggarakan oleh

Bidang Data dan Pengembangan ini telah menghasilkan 2 (dua) jenis dokumen yaitu

berupa SK Tugas Belajar yang ditandatangani oleh Bupati Gunungkidul dan dokumen

berupa surat izin belajar yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah.

c. Persentase SKPD yang memiliki aparatur kompeten sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan dengan pencapaian indikator kinerja sasaran yaitu tersusunnya Formasi

PNSD dan Formasi Jabatan Fungsional, dan terlaksananya penataan PNS telah

mencapai target yang telah ditetapkan. Sedangkan capaian kinerja untuk indikator

kinerja sasaran yaitu terlaksananya Pengadaan CPNS dari tenaga honorer kategori II

dan terlaksananya Pengadaan CPNS dari tenaga honorer kategori II tidak dapat

mencapai target yang telah ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2012

sebagai langkah antisipasi diperkirakan ada penerimaan atau seleksi CPNS dari tenaga

honorer kategori II yang pelaksanaannya tergantung dari Pemerintah Pusat serta belum

adanya kepastian jadwal pelaksanaannya, sehingga dengan tidak adanya instruksi dari

pusat maka kegiatan tersebut dengan sendirinya tidak dapat terlaksana. Penganggaran

untuk kegiatan tersebut juga atas kesepakatan forum BKD se-DIY yang dituangkan

dalam APBD Perubahan. Selanjutnya bagi terpenuhinya kebutuhan formasi

dilaksanakan kegiatan penyusunan formasi PNSD dan formasi jabatan Fungsional oleh

Bidang Data dan Pengembangan Pegawai. Dari penyusunan formasi tersebut telah dapat

dihasilkan 1 (satu) dokumen berisi Formasi PNSD dan Formasi Jabatan Fungsional.

Badan Kepegawaian Daerah telah melaksanakan penataan PNS dengan pemrosesan alih

tugas secara internal Kabupaten dan sejumlah 182 PNS telah dialihtugaskan, 104% dari

target yang direncanakan yakni 175 orang.

d. Persentase kepala desa dan perangkat desa yang memiliki kompetensi sesuai bidang

tugasnya dari target 82% terealisasi 80%, sehingga tingkat capaian kinerjanya 97,56%,

hal ini belum dapat mencapai target yang ditetapkan, upaya yang dilakukan dengan

berbagai kegiatan berupa pembinaan, sosialisasi, bimbingan teknis, dan pendidikan dan

pelatihan bagi kepala desa dan perangkat desa baik yang dilakukan oleh Bagian

Administrasi Pemerintahan Desa maupun oleh UPT Balai Diklat Pegawai agar

ketugasan dan penyelenggaraan pemerintahan desa dapat berjalan dengan baik. Melalui

Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dengan berbagai kegiatan

Page 144: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

214

berupa pelatihan aparatur pemerintahan desa dalam bidang pengelolaan keuangan desa,

pelatihan aparatur pemerintahan desa dalam bidang manajemen pemerintahan desa, dan

pembinaan/orientasi tugas aparatur pemeritah desa yang baru. Untuk mengantisipasi

selalu berkembangnya dinamika pemerintahan desa, maka kedepan tetap dibutuhkan

adanya pembinaan atau pelatihan bagi aparatur pemerintahan desa sesuai dengan

tuntutan kompetensi dibidangnya.

Tabel 3.39

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 19

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase aparatur yang memiliki kompetensi

sesuai bidang tugasnya.

16.09 133.3

2 Persentase aparatur yang memperoleh

penghargaan dan sanksi yang jelas.

95.61 75.6

3 Persentase aparatur yang memperoleh

pengembangan karir yang tepat waktu.

96.22 96.8

4 Persentase SKPD yang memiliki aparatur

kompeten sesuai kebutuhan.

123.33 80

5 Persentase pemerintahan desa yang

melaksanakan siklus tahunan desa secara

tertib.

83.33 106.25

6 Persentase kepala desa dan perangkat desa

yang memiliki kompetensi sesuai bidang

tugasnya.

128.21 97.56

7 Persentase SKPD yang memiliki analisis

jabatan, ABK dan Standar Kompetensi.

a. Anjab 0.00 100.00

b. ABK 0.00 0.00

c. Standar Kompetensi 0.00 100.00

8 Persentase SKPD yang terevaluasi tupoksinya 100.00 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

80.35 91.06

Page 145: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

215

Grafik 3.19

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 19

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 20

“Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan

pelaporan dilaksanakan secara tepat waktu dan

terintegrasi dengan data yang akurat”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 21 (dua puluh satu) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.40

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 20

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase SKPD yang

menerapkan perencanaan secara

terintegrasi dan tepat waktu

berdasarkan basis data yang up-

to-date dan akurat.

persen 100 85 85.00

2 Persentase SKPD yang

menerapkan sistem informasi

perencanaan dan monev

terintegrasi secara on-line.

persen 100 20 20.00

Page 146: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

216

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

3 Teridentifikasinya faktor

penyebab keberhasilan dan

kegagalan dalam pencapaian

target sasaran pembangunan

secara periodik.

a. Faktor keberhasilan persen 100 25 25.00

b. Faktor Kegagalan persen 100 25 25.00

4 Persentase SKPD yang taat aturan

dan tepat waktu dalam

melaksanakan program dan

kegiatan.

persen 6 6 100.00

5 Persentase penyelesaian tindak

lanjut rekomendasi hasil

pemeriksaan aparat pengawas

internal dan eksternal.

persen 90 90 100.00

6 Persentase penyelesaian kasus

pengaduan masyarakat.

persen 100 100 100.00

7 Persentase SKPD penghasil PAD

yang melaporkan pendapatan

secara akuntabel dan tepat waktu.

persen 100 99.94 99.94

8 Persentase SKPD yang

melakukan pengelolaan dan

pelaporan keuangan secara tepat

waktu dan sesuai standar.

persen 100 95.57 95.57

9 Persentase Asset daerah yang

diinventarisir, dinilai dan dikelola

secara tepat.

persen 100 95.57 95.57

10 Persentase pengadaan barang dan

jasa Pelelangan Umum secara e-

procurement dan taat aturan.

persen 100 73.3 73.30

11 Persentase desa yang menyusun

profil desa secara lengkap dan

akurat

persen 75 65.89 87.85

12 Persentase penduduk yang

memiliki dokumen kependudukan

yang up-to-date dan akurat.

persen 100 90 90.00

13 Persentase kecamatan yang

memiliki data kependudukan

yang up-to-date dan akurat.

persen 100 80 80.00

Page 147: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

217

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

14 Persentase desa yang memiliki

data kependudukan yang up-to-

date dan akurat.

persen 100 80 80.00

15 Persentase kecamatan yang

melaksanakan SIAK secara on-

line.

persen 100 100 100.00

16 Persentase SKPD yang

terintegrasi dalam jaringan

komunikasi online

persen 60 60 100.00

17 Persentase pembangunan yang

dilaksanakan secara terintegrasi,

tepat waktu, tepat mutu dan tepat

manfaat.

persen 100 100 100.00

18 Persentase SKPD yang

menyampaikan RKT, LAKIP dan

laporan penetapan kinerja secara

benar dan tepat waktu.

persen 100 100 100.00

19 Persentase LPPD, LKPD, dan

evaluasi penyelenggaraan

pemerintah daerah secara benar

dan tepat waktu.

persen 100 100 100.00

20 Persentase kelengkapan data

secara up-to-date dan akurat.

persen 85 82.71 97.31

21 Persentase pelaporan secara benar

dan tepat waktu.

persen 100 93.51 93.51

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 84.00

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 84,00% yang

mempunyai makna berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keenam ”Peningkatan tata kelola pemerintahan

yang baik (good governance) dan bebas dari KKN”, dengan grand strategi menciptakan

tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan bebas dari KKN dan tujuan

peningkatan sistem pelayanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip Good

Governance.

Page 148: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

218

Tingkatan capaian kinerja untuk 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran yaitu

Persentase SKPD yang taat aturan dan tepat waktu dalam melaksanakan program dan

kegiatan, Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan aparat

pengawas internal dan eksternal, Persentase penyelesaian kasus pengaduan masyarakat,

Persentase SKPD penghasil PAD yang melaporkan pendapatan secara akuntabel dan tepat

waktu, Persentase desa yang menyusun profil desa secara lengkap dan akurat, Persentase

kecamatan yang melaksanakan SIAK secara on-line, Persentase SKPD yang terintegrasi

dalam jaringan komunikasi on-line, Persentase pembangunan yang dilaksanakan secara

terintegrasi, tepat waktu, tepat mutu dan tepat manfaat, Persentase SKPD yang

menyampaikan RKT, LAKIP dan laporan penetapan kinerja secara benar dan tepat waktu,

dan Persentase LPPD, LKPD, dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah secara benar

dan tepat waktu, telah mencapai target yang ditetapkan.

Persentase SKPD yang taat aturan dan tepat waktu dalam melaksanakan

program dan kegiatan, sasaran yang ditetapkan pada tahun 2012 adalah untuk mengevaluasi

LAKIP 45 SKPD dan menyusun serta mengirim laporan hasil evaluasi LAKIP SKPD. Dari

target tersebut, evaluasi dan pengiriman laporan terhadap LAKIP 45 SKPD dapat

dilaksanakan dengan baik, sehingga capaian kinerjanya 100,00%. Faktor-faktor yang

mendukung keberhasilan tersebut diantaranya adanya dana, waktu, dan sarana serta

prasarana yang mencukupi serta adanya dukungan SDM yang berkualitas dan kerjasama tim

yang baik.

Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan aparat pengawas

internal dan eksternal, sasaran yang ditetapkan pada tahun 2012 adalah terselesaikannya

rekomendasi temuan hasil pemeriksaan minimal 85,00% baik untuk pemeriksaan regular

aparat pengawas internal, pemeriksaan BPK/BPKP (aparat pengawas eksternal) maupun

pemeriksaan kasus atau khusus. Kegiatan tindak lanjut hasil temuan pengawasan merupakan

kelanjutan dari pemeriksaan/pengawasan. Rencana yang ditargetkan minimal 85,00% dapat

terealisasi semuanya, dengan mengevaluasi terhadap 48 temuan/hasil audit dan kegiatan

tersebut dapat dilaksanakan semuanya sehingga capaian kinerjanya 100,00%. Disamping itu

juga mengadakan rapat koordinasi teknis setahun 2 kali dengan menghadirkan objek

pemeriksaan. Beberapa kendala yang dihadapi dalam merealisasikan kegiatan ini adalah

adanya penyelesaian yang harus melibatkan pihak ketiga, sehingga memerlukan koordinasi

dan integrasi yang lebih intensif. Kendala lain yang dihadapi adalah karena terbatasnya

jadwal/waktu pelaksanaan evaluasi tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan, sehingga

seringkali evaluasi dilaksanakan tidak dengan mendatangi objek evaluasi tetapi dengan

mengundang objek ke Inspektorat Daerah.

Page 149: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

219

Persentase penyelesaian kasus pengaduan masyarakat, sasaran yang ditetapkan pada

tahun 2012 adalah terlaksanakannya pemeriksaan khusus/kasus serta tindak lanjutnya.

Adapun target yang ingin dicapai yaitu terlaksanakannya 35 pemeriksaan khusus/kasus. Dari

target tersebut pada tahun 2012 terealisasi semuanya, dengan telah dilaksanakan

pemeriksaan pada 4 kasus pengaduan TGR, pemeriksaan khusus pengaduan masyarakat

sebanyak 19 LHP, diantaranya pelanggaran disiplin aparatur 5 kasus telah terselesaikan 4

kasus, dan pemeriksaan khusus pemtak disiplin masuk kerja sebanyak 12 laporan.

Pelaksanaan penyelesaian kasus pengaduan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul pada

Tahun 2012 mengalami beberapa hambatan, diantaranya karena pengaduan dari masyarakat

tidak bisa diprediksi, seringkali datangnya terlambat, dan kadang-kadang kasus tersebut

sudah masuk ke ranah hukum. Hal ini menyebabkan kurangnya persiapan, membutuhkan

banyak energi dalam menyelesaikannya, dan membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam

pembuktiannya. Selain itu juga karena sudah masuk ke ranah hukum sehingga aparat

pemeriksa internal sudah tidak bisa melakukan pemeriksaan pada kasus tersebut. Kendala

yang lain yaitu sulitnya menghubungi objek yang diperiksa apabila objek tersebut

berdomisili di luar Kabupaten Gunungkidul.

Persentase penyelesaian kasus pelanggaran aparatur secara tepat waktu, sasaran yang

ditetapkan pada tahun 2012 adalah terselesaikannya rekomendasi temuan hasil pemeriksaan

kasus pelanggaran aparatur secara tepat waktu sebesar 100,00% baik untuk pemeriksaan

kasus atau pemeriksaan khusus. Kegiatan tindak lanjut hasil temuan pengawasan merupakan

kelanjutan dari pemeriksaan/pengawasan. Rencana yang ditargetkan minimal 100,00% dapat

terealisir sebesar 100,00%, dimana direncanakan dilaksanakan dengan mengevaluasi

terhadap 35 temuan/hasil audit dan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan semuanya sehingga

capaian kinerjanya 100,00%.

Persentase Kecamatan yang melaksanakan SIAK on line, sebelum pelaksanaan

program KTP Elektronik (E-KTP) pelaksanaan SIAK secara on line di Kabupaten

Gunungkidul telah mencapai 18 Kecamatan (SIAK). Pada saat pelaksanaan program KTP

elektronik dengan melakukan penambahan daya listrik serta penggunaan satelit dalam

penyampaian data ternyata hal tersebut dapat dipertahankan. Hal ini terbukti ketika

perekaman data program KTP Elektronik yang berhasil dilaksanakan di 18 Kecamatan.

Namun diakui pada saat tertentu dimungkinkan terjadi gangguan dikarenakan topografi

Wilayah Kabupaten Gunungkidul yang luas, berbukit-bukit dan jarak antar kecamatan yang

cukup jauh serta kendala jaringan / aliran listrik yang kurang stabil khususnya pada saat

cuaca kurang mendukung. Dalam kondisi normal dan tidak ada gangguan teknis, dari 18

Page 150: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

220

kecamatan yang ada semuanya telah melaksanakan SIAK secara on line sehingga capaian

kinerjanya 100 % dari target kinerja sebesar 100 %.

Untuk mencapai target yang berkaitan dengan data kependudukan masing-masing

penduduk, tingkat desa maupun tingkat kecamatan serta pengelolaan administrasi

kependudukan menggunakan sistem sebagaimana ditentukan oleh Pemerintah melalui

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), diupayakan melalui Program

Penataan Administrasi Kependudukan yang terdiri 6 kegiatan yaitu : 1). Implementasi

Sistem Administrasi Kependudukan, 2) Koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan,

3). Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan, 4) Pengembangan database

kependudukan, 5) Peningkatan aparat kependudukan dan Catatan Sipil dan 6) Sosialisasi

Kebijakan Kependudukan.

Anggaran Program Penataan Administrasi Kependudukan pada tahun 2012 sebesar

Rp. 3.703.060,00 dengan realisasi anggaran Rp. 2.274.180.400,00 atau 61,41%. Salah satu

penyebab terjadinya rendahnya serapan anggaran dikarenakan untuk kegiatan Implementasi

Sistem Administrasi Kependudukan terdapat anggaran untuk cetak KTP elektronik senilai

Rp. 1.152.480.000,00 yang tidak dilaksanakan disebabkan tidak ada rekanan/penyedia

barang yang memasukkan penawaran. Meskipun kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan,

namun tidak menghambat pelayanan khususnya KTP elektronik karena ketersediaan

blangko KTP elektronika sampai akhir tahun masih mencukupi (dicetak oleh Kementerian

Dalam Negeri).

Pada tahun 2012 semua SKPD telah terintegrasi dalam jaringan komunikasi on line

baik intranet maupun internet, yang menunjang ketugasannya dalam perencanaan secara

aplikatif, pelaporan maupun di bidang keuangan melalui SIPKD, demikian juga untuk

pelayanan penerbitan KTP secara layanan e-KTP sudah bisa diakses semua kecamatan,

sehingga masyarakat dapat merasakan layanan yang cepat dan akurat.

Persentase SKPD yang menyampaikan RKT, LAKIP dan laporan penetapan kinerja

secara benar dan tepat waktu, dari target 100% terealisasi 100% sehingga tingkat capaian

kinerjanya sebesar 100%, dengan berlakunya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 sudah bisa dilaksanakan

sepenuhnya oleh SKPD dalam menyusun RKT, LAKIP, dan penetapan kinerja, dari sisi

ketepatan waktu dokumen-dokumen tersebut telah disusun dan dilaporkan sesuai waktu

yang telah ditetapkan.

Sedangkan untuk 11 (sebelas) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase SKPD

yang menerapkan perencanaan secara terintegrasi dan tepat waktu berdasarkan basis data

yang up-to-date dan akurat, Persentase SKPD yang menerapkan sistem informasi

perencanaan dan monev terintegrasi secara on-line, Teridentifikasinya faktor penyebab

Page 151: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

221

keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian target sasaran pembangunan secara periodik,

Persentase SKPD yang melakukan pengelolaan dan pelaporan keuangan secara tepat waktu

dan sesuai standar, Persentase Asset daerah yang diinventarisir, dinilai dan dikelola secara

tepat, Persentase pengadaan barang dan jasa Pelelangan Umum secara e-procurement dan

taat aturan, Persentase kecamatan yang memiliki data kependudukan yang up-to-date dan

akurat, Persentase desa yang memiliki data kependudukan yang up-to-date dan akurat,

Persentase penduduk yang memiliki dokumen kependudukan yang up-to-date dan akurat,

Persentase kelengkapan data secara up-to-date dan akurat, dan Persentase pelaporan secara

benar dan tepat waktu, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Persentase SKPD yang menerapkan perencanaan secara terintegrasi dan tepat waktu

berdasarkan basis data yang up-to-date dan akurat, dari target 100% terealisasi 85%

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 85%. Indikator sasaran ini dicapai melalui

program perencanaan pembangunan daerah khususnya kegiatan koordinasi sistem

pendukung koordinasi perencanaan program kegiatan pembangunan. Target hasil

kegiatan tersebut adalah tersedianya sistem pendukung perencanaan daerah yang

aplikatif dan efektif. Pada tahun 2012 sistem perencanaan pembangunan daerah sudah

terintegrasi di seluruh SKPD khususnya untuk tahapan anggaran dan penatausahaan,

namun untuk tahapan perencanaan dan monitoring evaluasi (monev) belum dapat

diintegrasikan karena kastemisasi belum selesai dan masih memerlukan beberapa

penyempurnaan serta penyesuaian dengan format-format Permendagri Nomor 54 Tahun

2010. Dengan demikian sistem sudah dapat digunakan namun belum lengkap untuk

seluruh tahapan dari perencanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi, sehingga

realisasi indikator kinerja sasaran belum sesuai dengan yang ditargetkan (100%) namun

baru dapat tercapai 85%.

b. Persentase SKPD yang menerapkan sistem informasi perencanaan dan monev

terintegrasi secara on-line, dari target 100% terealisasi 20% sehingga tingkat capaian

kinerjanya sebesar 20% yang merupakan realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2011.

Hal ini disebabkan sistem pendukung informasi perencanaan daerah dan monev

terintegrasi secara on-line belum sepenuhnya selesai dan masih perlu penyempurnaan

baik dari segi format maupun kesiapan sarana pendukung sistem tersebut. Diharapkan

kedepan sistem pendukung informasi perencanaan daerah dan monev terintegrasi secara

on-line dapat terselesaikan sesuai target yang ditetapkan.

c. Teridentifikasinya faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian target

sasaran pembangunan secara periodik, dari target 100% terealisasi 25% sehingga tingkat

capaian kinerjanya sebesar 25%. Kegiatan ini dicapai melalui program perencanaan

pembangunan daerah, monev, dan koordinasi pengendalian pencapaian target-target

Page 152: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

222

RPJMD. Rendahnya tingkat capaian kinerja terjadi karena masih belum lengkapnya

laporan-laporan yang dibuat oleh SKPD, terutama untuk permasalahan-permasalahan

yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian target pembangunan.

d. Persentase SKPD yang melakukan pengelolaan dan pelaporan keuangan secara tepat

waktu dan sesuai standar, dari target 100% terealisasi 95,57% sehingga tingkat capaian

kinerjanya sebesar 95,57%, hal ini disebabkan adanya kendala yang dihadapi untuk

penyusunan laporan yaitu realisasi kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal waktu yang

direncanakan dan kurang lengkapnya data keuangan yang merupakan input pelaporan,

sehingga pelaporan tidak tepat waktu. Peningkatan ketaatan pengelolaan dan pelaporan

terhadap tatakala waktu pengelolaan keuangan dengan komunikasi dan koordinasi secara

intensif sekaligus dengan adanya fasilitasi standar/pedoman pengelolaan dan pelaporan

yang lengkap.

e. Persentase pengadaan barang dan jasa Pelelangan Umum secara e-procurement dan taat

aturan, dari target 75,00% terealisasi 65,89% sehingga tingkat capaian kinerjanya

sebesar 87,85%, hal tersebut disebabkan belum semua SKPD yang melakukan

pengadaan barang dan jasa menggunakan metode pelelangan umum secara e-

procurement dan untuk tahun 2012 telah ditetapkan ULP yang diharapkan untuk

pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui ULP.

f. Persentase aset daerah yang diinventarisir, dinilai dan dikelola secara tepat, dari target

100% terealisasi 73,30% sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 73,30%. Hal ini

disebabkan aset daerah yang banyak dan tersebar di seluruh wilayah belum dapat

dikelola dengan baik karena adanya keterbatasan SDM aparatur di bidang akuntansi dan

pegawai yang sertifikasi pengadaan barang dan jasa, sehingga perlu pengusulan formasi

SDM aparatur di bidang akuntansi dan pengiriman diklat Sertifikasi Pengadaan Barang

dan Jasa.

g. Persentase penduduk yang memiliki dokumen kependudukan yang up to date dan akurat,

capaian kinerja pada tahun 2012 mencapai 90 % dari target kinerja sebesar 100%.

Penurunan capaian kinerja dari tahun sebelumnya sebesar 95 % (turun 5%) dikarenakan

data penduduk hasil pelaksaanaan Program KTP elektronik (E-KTP) tahun 2011 dan

2012 di Kabupaten Gunungkidul setelah dilakukan konsolidasi dan validasi data

ditingkat Pusat ditengarai terdapat data yang kurang valid. Kurangnya validitas data

tersebut dimungkinkan karena adanya peristiwa pindah penduduk, meninggal, data

ganda ataupun karena sudah tercatat pada data kependudukan di daerah lain yang

mencapai + 10 % dari jumlah penduduk. Agar data penduduk yang ada dapat up to date

dan akurat dapat dilakukan pemutakhiran data dengan pencocokan dan penelitian

(coklit) atas data yang kurang valid tersebut.

Page 153: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

223

h. Persentase kecamatan yang memiliki data kependudukan yang up to date dan akurat,

melalui program KTP Elektronik (E-KTP) yang merupakan program nasional dengan

menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dari Kementerian

Dalam Negeri yang dilengkapi dengan data sidik jari dan iris mata, yang dilaksanakan

di tingkat kecamatan yang terkoneksi langsung dengan Pusat Data Kependudukan

Kementerian Dalam Negeri, diharapkan data kependudukan yang dihasilkan lebih up

to date dan akurat di tingkat kecamatan.

Namun demikian setelah data penduduk hasil pelaksanan KTP Elektronik (E-KTP)

dikonsolidasikan di Pusat Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri ternyata

masih terdapat + 10 % data yang kurang valid. Data yang kurang valid tersebut

menyebabkan data penduduk di 18 Kecamatan menjadi kurang up to date dan akurat

sehingga dari target 100 % baru tercapai 90 %.

i. Persentase Desa yang memiliki data kependudukan yang up to date dan akurat, dalam

tataran operasionalisasi, Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah

sistem yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui

petugas operator SIAK yang berada di tingkat kecamatan yang tidak dapat lepas dari

data penduduk yang sebelumnya diolah ditingkat desa. Ketiadaan sistem administrasi

kependudukan di tingkat desa menyebabkan desa tidak memiliki data kependudukan

secara elektronik sehingga jika memerlukan dapat mengambil dan mengolah data

kependudukan di kecamatan untuk dikonversi. Untuk mendukung tertib administrasi

kependudukan di tingkat desa maka ditetapkan petugas registrasi tingkat desa yang

berasal dari Kepala bagian Pemerintahan di masing-masing desa. Selain dikarenakan

hasil pelaksanaan program KTP elektronik yang dikonsolidasikan di tingkat Pusat masih

ditemukan data yang kurang valid, ketiadaan sistem administrasi kependudukan di

tingkat desa dan terbatasnya SDM dalam penguasaan IT khususnya dalam pengelolaan

data di tingkat desa menyebabkan data kependudukan yang up to date dan akurat di

tingkat desa capaiannya menjadi menurun. Dari target pada tahun 2012 sebesar 100 %,

capaian kinerjanya sebesar 80 %.

j. Persentase kelengkapan data secara up-to-date dan akurat, dari target 85 % terealisasi

82,71% sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 97,31 %, indikator kinerja sasaran

ini diintervensi dengan program pengembangan data/informasi, kendala yang dihadapi

adalah data base/data dasar yang belum tersedia pada seluruh SKPD, sehingga untuk

memperoleh data yang lengkap, akurat, dan komprehensif belum dapat diperoleh.

k. Persentase pelaporan secara benar dan tepat waktu dari target 100% terealisasi 93,51%

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 93,51 %, hal ini disebabkan adanya kendala

yang dihadapi untuk penyusunan laporan yaitu realisasi kegiatan yang tidak sesuai

Page 154: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

224

dengan jadwal waktu yang direncanakan dan kurang lengkapnya data baik keuangan

maupun fisik yang merupakan input pelaporan, sehingga pelaporan tidak tepat waktu.

Peningkatan ketaatan pengelolaan dan pelaporan terhadap tatakala waktu pengelolaan

keuangan dengan komunikasi dan koordinasi secara intensif sekaligus dengan adanya

fasilitasi standar/pedoman pengelolaan dan pelaporan yang lengkap.

Tabel 3.41

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 20

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase SKPD yang menerapkan

perencanaan secara terintegrasi dan tepat

waktu berdasarkan basis data yang up-to-date

dan akurat.

85.00 85.00

2 Persentase SKPD yang menerapkan sistem

informasi perencanaan dan monev terintegrasi

secara on-line.

50.00 20.00

3 Teridentifikasinya faktor penyebab

keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian

target sasaran pembangunan secara periodik.

a. Faktor keberhasilan 20.00 25.00

b. Faktor kegagalan 20.00 25.00

4 Persentase SKPD yang taat aturan dan tepat

waktu dalam melaksanakan program dan

kegiatan.

100.00 100.00

5 Persentase penyelesaian tindak lanjut

rekomendasi hasil pemeriksaan aparat

pengawas internal dan eksternal.

100.00 100.00

6 Persentase penyelesaian kasus pengaduan

masyarakat.

100.00 100.00

7 Persentase SKPD penghasil PAD yang

melaporkan pendapatan secara akuntabel dan

tepat waktu.

99.94

8 Persentase SKPD yang melakukan

pengelolaan dan pelaporan keuangan secara

tepat waktu dan sesuai standar.

95.57

9 Persentase aset daerah yang diinventarisir,

dinilai dan dikelola secara tepat.

80.00 73.30

10 Persentase pengadaan barang dan jasa

Pelelangan Umum secara e-procurement dan

taat aturan.

160.00 87.85

11 Persentase desa yang menyusun profil desa

secara lengkap dan akurat

100.00 122.00

Page 155: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

225

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

12 Persentase penduduk yang memiliki dokumen

kependudukan yang up-to-date dan akurat.

95.00 90.00

13 Persentase kecamatan yang memiliki data

kependudukan yang up-to-date dan akurat.

100.00 80.00

14 Persentase desa yang memiliki data

kependudukan yang up-to-date dan akurat.

100.00 80.00

15 Persentase kecamatan yang melaksanakan

SIAK secara on-line.

100.00 100.00

16 Persentase SKPD yang terintegrasi dalam

jaringan komunikasi online

100.00

17 Persentase pembangunan yang dilaksanakan

secara terintegrasi, tepat waktu, tepat mutu

dan tepat manfaat.

100.00 100.00

18 Persentase SKPD yang menyampaikan RKT,

LAKIP dan laporan penetapan kinerja secara

benar dan tepat waktu.

96.00 100.00

19 Persentase LPPD, LKPD, dan evaluasi

penyelenggaraan pemerintah daerah secara

benar dan tepat waktu.

100.00 100.00

20 Persentase kelengkapan data secara up-to-date

dan akurat.

97.04 97.31

21 Persentase pelaporan secara benar dan tepat

waktu.

96.72 93.51

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

89.46 84.00

Grafik 3.20

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 20

Tahun 2010 – 2012

Page 156: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

226

Sasaran 21

“Pelayanan publik dilaksanakan sesuai standar

pelayanan prima serta menciptakan iklim usaha yang

kondusif”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) indikator sasaran yang dirumuskan dan

menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.42

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 21

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase SKPD yang

menerapkan SOP.

persen 75 69.9 93.20

2 Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM).

indeks 75 75.85 101.13

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 97.17

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 97,17 % yang

mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keenam ”Peningkatan tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance) dan bebas dari KKN”, dengan grand strategi menciptakan tata

kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan bebas dari KKN dan tujuan

peningkatan sistem pelayanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance

Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM), telah mencapai target yang ditetapkan.

Pada tahun 2012 telah dilaksanakan survei untuk mengetahui indeks kepuasan

masyarakat terutama pada unit layanan di SKPD, UPT Puskesmas, UPT TK dan SD dan

UPT Lainnya, UPT SMP, dan UPT SMA/SMK. Survei dilaksanakan 2 kali dalam setahun,

untuk semester I dari unit yang melaksanakan IKM sebanyak 133 unit nilainya 76,04 dan

untuk semester II dari unit yang melaksanakan IKM sebanyak 150 unit nilainya 75,67.

Dengan demikian nilai IKM Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 sebesar 75,85

dengan mutu pelayanan B dan kinerja pelayanan Baik dari target yang ditetapkan yaitu 75

sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 101,13%. Sedangkan pada tahun 2011

dilaksanakan survei untuk mengetahui indeks kepuasan masyarakat terutama pelayanan

yang diberikan oleh pemerintah daerah di 18 UPT Puskesmas se-Kabupaten Gunungkidul

Page 157: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

227

pada unit pelayanan II, hasil yang diperoleh adalah rata-rata IKM sebesar 77,022 dari target

yang ditetapkan yaitu 74,5 sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 103,38%. Untuk

SKPD pemberi pelayanan kepada masyarakat secara berkala dan berkelanjutan agar

melakukan survei untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang

diberikan dan dilakukan secara mandiri.

Adapun manfaat dilaksanakannya survei Indeks Kepuasan Masyarakat adalah sebagai

berikut:

Untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan oleh SKPD penyelenggaraan pelayanan;

Menyajikan input (informasi) sebagai bahan untuk menetapakan kebijakan dalam rangka

peningkatan kualitas pelayanan selanjutnya; dan

Sebagai salah satu sarana peran aktif masyarakat dalam mengontrol dan ikut menilai

penyelenggaraan pelayanan publik.

Sedangkan untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase SKPD yang

menerapkan SOP, masih belum mencapai target. Target persentase SKPD yang

menerapkan SOP sebesar 75% terealisasi 69,90% atau tingkat capaian kinerjanya 93,20%.

Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan, bahwa belum semua SKPD menerapkan

SOP secara konsisten dan menyeluruh untuk kegiatan yang dilaksanakan terutama yang

menyangkut pelayanan kepada masyarakat, sehingga perlu pembudayaan SOP kegiatan dan

pelayanan. Pedoman penyusunan Standar Operasional Prosedur di Kabupaten Gunungkidul

diatur dengan Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penyelenggaraan Pemerintahan di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Penyusunan SOP sesuai Peraturan Bupati tersebut,

baru akan dilaksanakan oleh SKPD pada Tahun Anggaran 2013 ini secara serentak. Bagi

SKPD yang belum mempunyai regulasi tentang SOP menggunakan aturan tingkat yang

lebih tinggi atau untuk kepentingan intern SKPD regulasi yang mengatur tentang SOP

ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD.

Tabel 3.43

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 21

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase SKPD yang menerapkan SOP. 91.78 93.20

2 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). 103.38 101.12

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

97.58 97.17

Page 158: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

228

Grafik 3.21

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 21

Tahun 2010 – 2012

Sasaran 22

“Masyarakat memperoleh perlindungan dan kepastian

hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib

dan damai”

Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 31 (tiga puluh satu) indikator sasaran yang

dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut:

Tabel 3.44

Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 22

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

1 Persentase penurunan

pelanggaran perda.

persen 100 100 100.00

2 Persentase pelaksanaan

penertiban disiplin PNS di

tempat-tempat umum pada jam

kerja.

persen 60 60 100.00

3 Tertibnya fasilitas umum/fasilitas

sosial.

buah 53 53 100.00

4 Persentase kelancaran

pelaksanaan pengamanan

kegiatan Bupati, Wakil Bupati,

Pejabat Daerah dan Tamu

Daerah.

persen 100 100 100.00

Page 159: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

229

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

5 Menurunnya penyakit masyarakat

(gelandangan, pengemis,

perjudian, premanisme,

prostitusi).

persen 100 100 100.00

6 Persentase penurunan angka

kriminalitas.

persen 3.2 3.2 100.00

7 Jumlah konflik antar masyarakat. kasus 6 6 100.00

8 Persentase daerah rawan bencana

yang memiliki sistem

pencegahan, mitigasi dan

kesiapsiagaan bencana secara

efektif.

persen 70 65 92.86

9 Persentase daerah rawan bencana

yang memiliki kemampuan

manajemen PB pra bencana,

tanggap darurat dan pasca

bencana.

persen 80 65 81.25

10 Persentase partisipasi masyarakat

dalam pendidikan politik dan bela

negara.

persen 50 50 100.00

11 Persentase organisasi

kemasyarakatan dan LSM yang

memperoleh fasilitasi pemerintah

daerah.

persen 100 100 100.00

12 Persentase jumlah laporan /

pengaduan masyarakat akibat

adanya pencemaran dan atau

perusakan lingkungan hidup yang

ditindak lanjuti.

persen 95 100 105.26

13 Jumlah Unit usaha / kegiatan

yang memiliki dokumen

pengelolaan lingkungan.

unit 259 269 103.86

14 Persentase penyelesaian kasus

kekerasan terhadap perempuan

dan anak dan trafficking.

persen 80 100 125.00

15 Persentase perusahaan dan tenaga

kerja yang mematuhi UU

ketenagakerjaan.

persen 100 100 100.00

16 Persentase penyelesaian kasus

ketenagakerjaan dan hubungan

industrial.

persen 100 100 100.00

17 Persentase PMKS yang

memperoleh pembinaan.

persen 77.97 77.27 99.11

18 Persentase ketaatan usaha di

bidang pariwisata.

persen 45 45 100.00

19 Persentase penurunan

pelanggaran angkutan jalan.

persen 20 17 85.00

20 Persentase ketaatan pembayaran

pajak dan retribusi.

persen 85 92.54 108.87

Page 160: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

230

NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI-

SASI

CAPAIAN

KINERJA

(%)

21 Persentase penurunan

penambangan liar.

persen 42.5 50 117.65

22 Frekuensi pantauan perederan

barang dan jasa. 8 18 225.00

23 Persentase peternak yang

mematuhi ketentuan peternakan.

persen 100 100 100.00

24 Persentase bibit yang

bersertifikasi.

− Kambing Bligon persen 0 0 0.00

25 Persentase produk hewan dan

hasil olahannya yang tidak layak

konsumsi.

persen 0 0 100.00

26 Persentase nelayan yang

menggunakan alat tangkap dan

bahan yang memenuhi ketentuan.

persen 70 90 128.57

27 Persentase penyelesaian kasus

pelanggaran aparatur secara tepat

waktu.

persen 100 100 100.00

28 Jumlah rancangan produk hukum

daerah yang diajukan secara tepat

waktu.

a. PERDA buah 15 26 173.33

b. PERBUP buah 22 51 231.82

c. SK BUPATI buah 300 564 188.00

29 Persentase PNS dan perangkat

desa yang mendapatkan bantuan

konsultasi hukum.

persen 100 100 100.00

30 Persentase akurasi informasi

pemerintah yang beredar di

masyarakat.

persen 100 100 100.00

31 Jumlah tempat peribadatan dan

organisasi keagamaan yang

mendapatkan pembinaan.

a. Tempat Ibadah buah 159 136 85.53

b. Organisasi Keagamaan buah 16 16 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR SASARAN 113.67

Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator

sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 113,67 %

yang mempunyai makna sangat berhasil.

Sasaran ini untuk mencapai misi keenam ”Peningkatan tata kelola pemerintahan yang

baik (good governance) dan bebas dari KKN”, dengan grand strategi menciptakan tata

kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan bebas dari KKN dan tujuan

peningkatan sistem pelayanan publik dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance.

Page 161: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

231

Tingkatan capaian kinerja untuk 25 (dua puluh lima) indikator kinerja sasaran

yaitu Persentase penurunan pelanggaran perda, Persentase pelaksanaan penertiban disiplin

PNS di tempat-tempat umum pada jam kerja, Tertibnya fasilitas umum/fasilitas sosial,

Persentase kelancaran pelaksanaan pengamanan kegiatan Bupati, Wakil Bupati, Pejabat

Daerah dan Tamu Daerah, Menurunnya penyakit masyarakat (gelandangan, pengemis,

perjudian, premanisme, prostitusi), Persentase penurunan angka kriminalitas, Jumlah konflik

antar masyarakat, Persentase partisipasi masyarakat dalam pendidikan politik dan bela

negara, Persentase organisasi kemasyarakatan dan LSM yang memperoleh fasilitasi

pemerintah daerah, Persentase jumlah laporan / pengaduan masyarakat akibat adanya

pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti, Jumlah unit usaha /

kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan, Persentase penyelesaian kasus

kekerasan terhadap perempuan dan anak dan trafficking, Persentase perusahaan dan tenaga

kerja yang mematuhi UU ketenagakerjaan, Persentase penyelesaian kasus ketenagakerjaan

dan hubungan industrial, Persentase ketaatan usaha di bidang pariwisata, Persentase ketaatan

pembayaran pajak dan retribusi, Persentase penurunan penambangan liar, Frekuensi

pantauan perederan barang dan jasa, Persentase peternak yang mematuhi ketentuan

peternakan, Persentase produk hewan dan hasil olahannya yang tidak layak konsumsi,

Persentase nelayan yang menggunakan alat tangkap dan bahan yang memenuhi ketentuan,

Jumlah rancangan produk hukum daerah yang diajukan secara tepat waktu, Persentase PNS

dan perangkat desa yang mendapatkan bantuan konsultasi hukum, dan Persentase akurasi

informasi pemerintah yang beredar di masyarakat, telah mencapai target yang telah

ditetapkan.

Persentase penurunan pelanggaran Peraturan Daerah, dari target sebesar 100,00 %

terealisasi sebesar 100,00 % sehingga realisasi kinerja tercapai sebesar 100,00%.

Pengukuran penurunan pelanggaran Perda dapat dilakukan melalui kriteria meningkatnya

kesadaran pelaksanaan Perda yang berarti pula menurunnya pelanggaran produk hukum

daerah yang mengandung sanksi pidana. Pada tahun 2012 hal tersebut dilaksanakan melalui

kegiatan operasi penegakan Perda yang mengandung sanksi pidana dan operasi yustisia pola

terpadu. Operasi penegakan Perda yang mengandung sanksi pidana telah dilaksanakan

sebanyak 50 kali, sedangkan operasi yustisia pola terpadu telah dilaksanakan sebanyak 25

kali. Dari 75 kali kegiatan tersebut tidak banyak yang terjaring operasi, hal ini berarti bahwa

pelanggaran terhadap Perda semakin menurun di Kabupaten Gunungkidul.

Persentase pelaksanaan penertiban disiplin PNS ditempat-tempat umum pada jam

kerja, dari target sebesar 75,00 % terealisasi sebesar 75,00 % sehingga realisasi kinerja

tercapai sebesar 100,00%. Target ini dicapai melalui kegiatan penertiban disiplin PNS yang

telah dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan sasaran pada tempat-tempat perbelanjaan, rumah

Page 162: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

232

makan, dan terminal dengan jumlah PNS yang terjaring sebanyak 0 (nol) orang. Hal ini

berarti kedisiplinan PNS dalam melaksanakan tugas semakin baik.

Tertibnya fasilitas umum/fasilitas sosial, dari target sebanyak 53 buah terealisasi

sebanyak 53 buah sehingga realisasi kinerja tercapai sebesar 100,00%. Kegiatan yang

dilaksanakan dalam rangka menjaga ketertiban fasilitas umum/sosial adalah dengan

melaksanakan pengendalian keamanan lingkungan melalui penjagaan/piket pada tempat-

tempat penting (rumah dinas Pejabat, Kantor Dinas/Instansi Pemerintah, Pasar, Terminal,

dll) selama 1 tahun penuh serta patroli/monitoring pada waktu yang telah ditentukan di

wilayah Kabupaten Gunungkidul yang telah dilaksanakan sebanyak 60 kali dengan sasaran

tempat-tempat strategis dan tempat keramaian.

Persentase kelancaran pelaksanaan pengamanan kegiatan Bupati, Wakil Bupati,

Pejabat Daerah, dan Tamu Daerah, dari target sebesar 100,00 % terealisasi sebesar 100,00 %

sehingga realisasi kinerja tercapai sebesar 100,00%. Pada tahun 2012 kegiatan

pengamanan/pengawalan kegiatan Bupati, Wakil Bupati, Pejabat, dan Tamu Daerah

dilaksanakan sebanyak 87 kali, baik dilaksanakan sendiri oleh Satuan Polisi Pamong Praja

maupun bekerjasama dengan instansi terkait lainnya.

Menurunnya penyakit masyarakat (gelandangan, pengemis, perjudian, premanisme,

prostitusi), dari target sebesar 100,00 % terealisasi sebesar 100,00 % sehingga realisasi

kinerja tercapai sebesar 100,00 %. Pada tahun 2012 dilaksanakan penertiban terhadap

keberadaan gelandangan, pengemis, dan orang gila sebanyak 4 kali dengan jumlah terjaring

sebanyak 5 orang yang tidak memiliki identitas yang jelas. Sedangkan

monitoring/pengawasan terhadap tempat yang dicurigai adanya aktivitas perjudian,

premanisme, dan prostitusi telah dilaksanakan sebanyak 3 kali operasi.

Persentase penurunan angka kriminalitas, dari target sebesar 3,2 % terealisasi sebesar

3,2 % sehingga realisasi kinerja tercapai sebesar 100,00%. Pada tahun 2012 terjadinya angka

kriminalitas yang ada di Kabupaten Gunungkidul dapat dicapai sesuai dengan target, hal ini

menunjukkan kesadaran hukum masyarakat semakin tinggi serta semakin baiknya jalinan

hubungan antara pemerintah dengan aparat keamanan dalam pencegahan dan monitoring

tramtibmas di daerah rawan kriminalitas (tempat keramaian, daerah perbatasan, dll).

Jumlah konflik antar masyarakat dari target 6 kasus selama kurun waktu tahun 2012

telah terjadi 6 kasus unjuk rasa di Kabupaten Gunungkidul. Ini bisa dinilai bahwa

masyarakat Gunungkidul sudah meningkat kesadarannya dalam menggunakan hak-hak

dalam kehidupan berdemokrasi sehingga tergerak melakukan demonstrasi/unjuk rasa,

sebagai reaksi adanya peristiwa-peristiwa yang menimbulkan permasalahan-permasalahan di

bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan di sekitar mereka. Demonstrasi/unjuk

Page 163: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

233

rasa yang terjadi selama ini masih berjalan tertib/dalam koridor hukum tanpa menjurus ke

arah anarkhisme. Dibanding tahun 2011 dimana konflik hanya 3 kasus, ini menunjukkan

adanya peningkatan konflik dua kali lipat sehingga sama dengan yang ditargetkan, hal ini

menunjukkan bahwa sangat perlunya meningkatkan kewaspadaan dini dan upaya mencegah

terjadinya unjuk rasa di kalangan masyarakat. Keenam kasus/konflik unjuk rasa di

Kabupaten Gunungkidul mencakup bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Bahkan

tahun 2012 ini mulai munculnya permasalahan baru yaitu menyangkut budaya dimana

adanya penolakan terhadap keberadaan tempat ibadah agama tertentu. Meskipun pada

akhirnya masyarakat di wilayah konflik sosial ini bisa menerima, namun permasalahan ini

perlu diwaspadai agar tidak menjalar ke wilayah-wilayah rawan konflik. Terjadinya konflik-

konflik ini akibat dari masih mudahnya masyarakat Gunungkidul dipengaruhi maupun

diiming-imingi oleh pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana maupun kondisi

Kabupaten Gunungkidul. Capaian kinerja indikator ini ditempuh melalui kegiatan

peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama, peningkatan rasa

solidaritas dan ikatan sosial di kalangan masyarakat dan peningkatan kapasitas aparat dalam

rangka pelaksanaan siskamawakarsa di daerah. Langkah yang selama ini dilaksanakan

dengan meningkatkan peran KOMINDA (Komunitas Intelijen Daerah) yang melibatkan

unsur kepolisian, kodim, kejaksaan, dan SKPD terkait sebagai upaya kerjasama inteligen

dan keamanan, melalui rapat rutin kominda sebanyak 4 kali dan rapat koordinasi kominda

1 kali. Meningkatkan intensitas komunikasi dan aktif melaksanakan monitoring keamanan

wilayah se Kabupaten Gunungkidul, juga didukung oleh partisipasi masyarakat yang

berperan aktif turut menjaga keamanan di masing-masing wilayah sangat menentukan

keberhasilan indikator kinerja ini. Selain itu, meningkatkan kewaspadaan dini di kalangan

masyarakat terhadap masalah-masalah yang berpotensi menjadi konflik sosial dan konflik

pemerintahan dengan melaksanakan pembinaan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat

(FKDM) sekali yang melibatkan 60 orang dari unsur tokoh masyarakat di Saptosari. Dari

pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut di atas telah mampu meminimalisasi konflik dengan

realisasi anggaran sebesar Rp.60.964.000,00 atau 81,15 % dari alokasi anggaran

Rp.75.125.000,00.

Persentase partisipasi masyarakat dalam pendidikan politik dan bela Negara, dari

target kinerja 50 % terealisasi 50 % sehingga tingkat capaian kinerjanya 100 %. Pencapaian

ini ditempuh dengan program pendidikan politik masyarakat melalui kegiatan penyuluhan

kepada masyarakat dan koordinasi forum-forum diskusi politik. Kegiatan ini berupa

pembinaan mengenai pendidikan politik bagi generasi muda khususnya para pemilih pemula

yaitu siswa SMA/SMK sebanyak satu kali dan pembinaan dengan sasaran melibatkan

karang taruna juga 1 kali. Dalam pencapaian kinerja juga ada partisipasi masyarakat lewat

Page 164: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

234

organisasi kemasyarakatan dan LSM yang mendapatkan dana hibah dari pemerintah pusat

maupun pemerintah kabupaten, melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan

berpolitik. Selain itu ditunjang kegiatan diskusi peningkatan wawasan kebangsaan berupa

pembinaan bagi generasi muda mengenai 4 pilar kebangsaan.

Persentase organisasi kemasyarakatan dan LSM yang memperoleh fasilitasi

pemerintah daerah, dari rencana kinerja 100 % terealisasi 100 % sehingga tingkat capaian

kinerjanya 100 %. Dari 118 organisasi masyarakat yang aktif melaksanakan kegiatan

pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul, target pemberian

bantuan sosial kepada ormas tahun anggaran 2012 adalah 4 ormas dan target tersebut dapat

terealisasi kepada 4 ormas, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.45

Daftar Ormas Penerima Bantuan tahun 2012

NO. NAMA ORGANISASI

KEMASYARAKATAN

BESARNYA BANTUAN

(Rp)

1.

2.

3.

4.

Yayasan Pendidikan dan Penyiaran Islam

(YAPPI)

Purna Paskibraka Indonesia (PPI)

PD Aisyiyah

Persatuan Wredatama Republik Indonesia

8.000.000,00

8.000.000,00

8.000.000,00

1.500.000,00

JUMLAH 25.500.000,00

Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Gunungkidul

Adapun Persentase jumlah LSM yang mendapatkan bantuan dari rencana kinerja 100 %

terealisasi sebesar 100 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100 %. Jumlah LSM

yang menjadi target bantuan sebanyak 1 LSM dari 45 LSM yang aktif melaksanakan

kegiatan pendampingan maupun pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul, dan

pada tahun 2012 bantuan keuangan diberikan kepada LSM sebagai berikut:

Tabel 3.46

Daftar LSM Penerima Bantuan Tahun 2012

NO. NAMA LEMBAGA SWADAYA

MASYARAKAT

BESARNYA BANTUAN

(Rp)

1. PC LAKPESDAM 10.000.000,00

JUMLAH 10.000.000,00

Sumber: Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Gunungkidul

Page 165: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

235

Persentase jumlah laporan/pengaduan masyarakat akibat adanya pencemaran dan atau

perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti dari target 95% terealisasi 100% sehingga

capaian kinerjanya sebesar 105,26%. Pencapaian target indikator sasaran ini didukung

melalui kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan bidang Lingkungan Hidup. Dari 6

pengaduan kasus dugaan pencemaran lingkungan yang sebagian besar merupakan kasus

pencemaran udara semuanya dapat ditindaklanjuti dan diselesaikan dengan baik.

Hambatan/kendala yang ditemui dalam menindaklanjuti pengaduan kasus dugaan

pencemaran adalah sulitnya melaksanakan koordinasi dengan SKPD terkait karena tidak ada

tim teknis yang ikut memberikan masuk untuk mengambil kebijakan dalam penanganan

kasus tersebut serta kurangnya sarana prasarana untuk operasional dalam rangka verifikasi

dan mediasi di lapangan.

Untuk mengatasi kendala dalam menindaklanjuti pengaduan kasus dugaan

pencemaran tersebut langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan verifikasi lapangan

yang hanya melibatkan dari personil internal Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan, dan

tindaklanjutnya dilakukan setelah hasil verifikasi lapangan dikoordinasikan dengan SKPD

terkait. Sedangkan untuk mengatasi keterbatasan sarana prasarana dalam pengawasan

terhadap pelaksanaan Amdal dilakukan secara bersama-sama Badan Lingkungan Hidup

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, maupun melaksanakan pengawasan pasif

melalui laporan pelaksanaan UKL-UPL yang disampaikan oleh penanggung jawab

usaha/kegiatan.

Jumlah unit usaha/kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan dari

target 259 unit usaha terealisasi 269 unit sehingga capaian kinerjanya sebesar 103,86%.

Dimana kondisi pada tahun 2011 terdapat 219 usaha/kegiatan yang memiliki dokumen

pengelolaan lingkungan dan pada tahun 2012 terdapat penambahan sebanyak 50

usaha/kegiatan. Pencapaian indikator sasaran ini didukung melalui kegiatan Koordinasi

Penyusunan Amdal.

Persentase penyelesaian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dan trafficking

dari target 80% terealisasi 100% sehingga capaian kinerjanya sebesar 125%, hal berarti ada

perkembangan yang positif tarhadap penyelesaian kasus kekerasan terhadap perempuan dan

anak dan trafficking.

Persentase ketaatan usaha di bidang pariwisata, dari target kinerja 45 % terealisasi

45% sehingga capaian kinerjanya tercapai 100 %, hal itu disebabkan karena regulasi

pengelolaan di bidang pariwisata sudah cukup untuk mengatur pola dan optimalisasi

keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata terutama para pelaku usaha di

bidang pariwisata.

Page 166: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

236

Persentase ketaatan pembayaran pajak dan retribusi, tingkat capaian kinerjanya

108,87%, hal ini menunjukkan tingkat kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi yang

semakin baik guna berkontribusi dalam membangun daerah, disamping regulasi bidang

pajak dan retribusi yang sudah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang

baru, sosialisasi, dan pembinaan kepada masyarakat semakin digalakkan.

Persentase nelayan yang menggunakan alat tangkap dan memenuhi ketentuan, dari

target kinerja 70 % terealisasi 90 % sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 128,57 %,

hal ini dikarenakan beberapa parameter pendataan baru dapat dilaksanakan di tahun 2012,

seperti jumlah kasus pelanggaran hukum beserta penindakannya dan perolehan data dan

informasi yang berkaitan dengan masalah hukum sangat sulit didapatkan. Masalah yang

muncul adalah terkadang pelanggaran aturan oleh nelayan tidak disebabkan karena

keinginan pribadi namun lebih disebabkan karena tuntutan kondisi ekonomi masyarakat

nelayan dan kondisi alam yang tidak pasti saat ini membuat nelayan cenderung

memodifikasi alat tangkap sehingga terkadang tidak sesuai dengan aturan/ketentuan.

Solusinya antara lain memperkuat basis ekonomi nelayan dengan mengoptimalkan kedai

pesisir dan koperasi serta kemudahan akses informasi teknologi dan mendapatkan barang.

Persentase penurunan penambangan liar tingkat capaian kinerjanya 117,65%, hal ini

disebabkan bagi penambang yang ada di Kabupaten Gunungkidul setiap saat selalu

dimonitoring, dievaluasi, dan dilaporkan untuk diketahui dampak dari kerusakan lingkungan

yang diakibatkan penambangan rakyat tersebut, serta diinventarisasi dan diadakan

pembinaan-pembinaan bagi penambang rakyat.

Sedangkan untuk 6 (enam) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase daerah

rawan bencana yang memiliki sistem pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana

secara efektif, Persentase daerah rawan bencana yang memiliki kemampuan manajemen PB

pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana, Persentase PMKS yang memperoleh

pembinaan, Persentase penurunan pelanggaran angkutan jalan, Persentase bibit yang

bersertifikasi (kambing bligon), dan Jumlah organisasi keagamaan yang mendapatkan

pembinaan masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Persentase daerah rawan bencana yang memiliki sistem pencegahan, mitigasi, dan

kesiapsiagaan bencana secara efektif dari target 70% terealisasi sebesar 65% dengan

tingkat capaian kinerja 92,86%. Dalam mencapai indikator kinerja ini ditempuh dengan

program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam melalui kegiatan

pemantauan dan penyebarluasan informasi bencana alam, pengadaan tempat

penampungan sementara evakuasi penduduk dari ancaman korban bencana alam,

Page 167: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

237

pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana serta

rekrutmen unsur pengarah BPBD. Adapun pelaksanaan program ini lewat pembinaan-

pembinaan ke daerah-daerah rawan bencana dengan melibatkan masyarakat setempat

juga melakukan simulasi menghadapi bencana seperti tsunami dan sebagainya.

Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik berkat dukungan, kerja sama, dan

partisipasi baik pemerintah dan pihak swasta dalam hal ini lembaga-lembaga pemerhati

kebencanaan dalam melaksanakan pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana.

Selain itu telah dibentuk Desa Tangguh yaitu di Desa Songbanyu Kecamatan Girisubo

dan Desa Pacarejo Kecamatan Semanu, maksud dibentuknya desa Tangguh ini agar desa

tersebut mampu menghadapi bencana. Adapun tujuannya memberikan pelatihan pada

masyarakat agar mampu menanggulangi bencana, pra/tanggap darurat/pasca bencana.

Indikator ini belum bisa mencapai target adanya kendala yang dihadapi adalah

rekrutmen unsur pengarah BPBD belum bisa dilakukan, disebabkan BPBD Kabupaten

Gunungkidul baru terbentuk awal tahun 2012. Sehingga BPBD perlu mencari referensi

personil yang berdomisili serta memiliki keahlian bidang penanganan bencana, juga

belum adanya sarana prasarana penunjangnya. Untuk pencapaian indikator ini menyerap

anggaran senilai Rp.272.713.500,00 atau 80,35 % dari alokasi sebesar

Rp.339.390.000,00.

b. Persentase daerah rawan bencana yang memiliki kemampuan manajemen PB pra

bencana, tanggap darurat dan pasca bencana, dari target kinerja 80 % terealisasi 65 %

sehingga tingkat capaian kinerjanya 81,25 %, kegiatan yang ditempuh melalui program

peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran dengan kegiatan pencegahan

dan pengendalian bahaya kebakaran, pencapaian target standar pelayanan minimal

masih relatif rendah dikarenakan luas daerah yang harus dilayani tidak sebanding dengan

wilayah manajemen kebakaran. Hal ini disebabkan masih adanya keterbatasan jumlah

UPT yang ada. Kegiatan ini dibiayai dari pagu anggaran sebesar Rp.277.750.000,00

terealisasi Rp.272.175.036,00 atau 97,99 %.

c. Persentase PMKS yang memperoleh pembinaan dari target kinerja 77,97 % terealisasi

77,27 % sehingga capaian kinerjanya tercapai 99,11 %, hal ini diupayakan pencapaian

targetnya dengan melakukan pembinaan sebanyak 10 jenis PMKS.

d. Persentase penurunan pelanggaran angkutan jalan dari target kinerja 20,00 % terealisasi

17,00 % sehingga capaian kinerjanya tercapai 85,00 %. Tidak tercapainya target

penurunan pelanggaran angkutan di jalan dipengaruhi oleh diberlakukannya Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan jalan, terutama

kewenangan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika untuk mengadakan

Page 168: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

238

operasi di bidang transportasi untuk menekan angka pelanggaran sangat tergantung

dengan instansi lain, operasi yang dilaksanakan oleh Dishubkominfo sangat terbatas

sehingga angka pencapaiannya hanya 85 % dari target yang ditetapkan.

e. Persentase bibit yang bersertifikasi (kambing bligon), dengan target 0 % dan terealisasi

0%, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 belum berhasil untuk memberikan

sertifikasi terutama untuk bibit kambing bligon walaupun sebenarnya belum ditargetkan.

Untuk masa depan sertifikasi ini sangat penting dan dibutuhkan untuk menambah nilai

jual bibit kambing bligon.

f. Jumlah tempat peribadatan yang mendapatkan pembinaan, dari target kinerja 159 buah

terealisasi 136 tempat ibadah sehingga capaian kinerjanya tercapai 85,53 %. Angka ini

lebih kecil bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yang dapat mencapai

158 tempat ibadah. Hal ini dikarenakan anggaran yang ditetapkan tidak mencukupi

untuk melaksanakan pembinaan di 159 tempat ibadah.

Tabel 3.47

Perbandingan Capaian Kinerja

Indikator Kinerja Sasaran 22

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

1 Persentase penurunan pelanggaran perda. 100.00 100.00

2 Persentase pelaksanaan penertiban disiplin

PNS di tempat-tempat Umum pada jam kerja.

100.00 100.00

3 Tertibnya fasilitas umum/fasilitas sosial. 100.00 100.00

4 Persentase kelancaran pelaksanaan

pengamanan kegiatan Bupati, Wakil Bupati,

Pejabat Daerah dan Tamu Daerah.

100.00 100.00

5 Menurunnya penyakit masyarakat

(gelandangan, pengemis, perjudian,

premanisme, prostitusi).

100.00 100.00

6 Persentase penurunan angka kriminalitas. 102.86 100.00

7 Jumlah konflik antar masyarakat. 233.33 100.00

8 Persentase daerah rawan bencana yang

memiliki sistem pencegahan, mitigasi dan

kesiapsiagaan bencana secara efektif.

100.00 92.86

9 Persentase daerah rawan bencana yang

memiliki kemampuan manajemen PB pra

bencana, tanggap darurat dan pasca bencana.

87.50 81.25

10 Persentase partisipasi masyarakat dalam

pendidikan politik dan bela negara.

100.00 100.00

11 Persentase organisasi kemasyarakatan dan

LSM yang memperoleh fasilitasi pemerintah

daerah.

100.00 100.00

Page 169: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

239

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

12 Persentase jumlah laporan / pengaduan

masyarakat akibat adanya pencemaran dan

atau perusakan lingkungan hidup yang

ditindak lanjuti.

88.89 105.26

13 Jumlah Unit usaha / kegiatan yang memiliki

dokumen pengelolaan lingkungan.

100.00 103.86

14 Persentase penyelesaian kasus kekerasan

terhadap perempuan dan anak dan trafficking.

125.00

15 Persentase perusahaan dan tenaga kerja yang

mematuhi UU ketenagakerjaan.

100.00 100.00

16 Persentase penyelesaian kasus

ketenagakerjaan dan hubungan industrial.

100.00 100.00

17 Persentase PMKS yang memperoleh

pembinaan.

100.00 99.11

18 Persentase ketaatan usaha di bidang

pariwisata.

100.00

19 Persentase penurunan pelanggaran angkutan

jalan.

100.00 85.00

20 Persentase ketaatan pembayaran pajak dan

retribusi.

101.23 108.87

21 Persentase penurunan penambangan liar. 100.00 117.65

22 Frekuensi pantauan perederan barang dan

jasa.

100.00 225.00

23 Persentase peternak yang mematuhi ketentuan

peternakan.

100.00 100.00

24 Persentase bibit yang bersertifikasi.

− Kambing Bligon 0.00 0.00

25 Persentase produk hewan dan hasil olahannya

yang tidak layak konsumsi.

100.00 100.00

26 Persentase nelayan yang menggunakan alat

tangkap dan bahan yang memenuhi ketentuan.

83.33 128.57

27 Persentase penyelesaian kasus pelanggaran

aparatur secara tepat waktu.

100.00 100.00

28 Jumlah rancangan produk hukum daerah yang

diajukan secara tepat waktu.

a. PERDA 153.33 173.33

b. PERBUP 395.45 231.82

c. SK BUPATI 139.67 188.00

29 Persentase PNS dan perangkat desa yang

mendapatkan bantuan konsultasi hukum.

100.00 100.00

30 Persentase akurasi informasi pemerintah yang

beredar di masyarakat.

100.00 100.00

31 Jumlah tempat peribadatan dan organisasi

keagamaan yang mendapatkan pembinaan.

Page 170: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

240

NO. INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN

KINERJA 2011

(%)

CAPAIAN

KINERJA 2012

(%)

a. Tempat Ibadah 99.37 85.53

b. Organisasi Keagamaan 100.00 100.00

RATA-RATA CAPAIAN INDIKATOR

SASARAN

115,64 113,67

Grafik 3.22

Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 22

Tahun 2010 – 2012

Berdasarkan input dan analisis data yang ada ditemukan permasalahan, kendala, solusi

dan rekomendasi pencapaian target dalam kelompok Misi 6. Peningkatan tatakelola

Pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas KKN, sebagai berikut:

Permasalahan, kendala:

1. Penataan SDM aparatur belum dapat sepenuhnya sesuai dengan kualifikasi jabatan dan

beban kerja SKPD.

2. Target sasaran kinerja belum optimal sehingga membutuhkan etos kerja dan

pengendalian.

3. Belum semua SKPD memiliki sistem Data (Profil) yang up to date dan akurat.

4. Keterbatasan jumlah dan kompetensi aparatur pengawasan/JFA dengan sasaran

layanan.

5. Masih adanya keterbatasan SDM aparatur di bidang akuntansi dan pegawai yang

sertifikasi pengadaan barang dan jasa.

6. Tenaga medik veteriner dan dokter hewan terbatas.

Page 171: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

241

7. Keterbatasan sarana mobilitas dan sarana pendukung perkantoran.

8. Pelayanan administrasi kepegawaian bersifat tingkatan kewenangan dari BKD

Kabupaten, BKD Provinsi, BKN Regional/Pusat dan Kementrian PAN dan Reformasi

Birokrasi, sehingga sering mengalami keterlambatan administratif.

9. Pengelolaan dan pelaporan keuangan belum dapat tepat waktu sesuai standar.

10. SKPD pengelola pendapatan belum optimal dalam menarik pajak/retribusi.

11. Kurangnya kesadaran wajib pajak/retribusi .

12. Keterbatasan SDM pemungut pajak karena pajak yang akan dikelola daerah ada 11

(sebelas) macam termasuk PBB.

13. Kecepatan regulasi atau produk hukum nasional berubah-ubah berakibat aturan kinerja

tidak dapat dipahami secara komprehensif.

14. Belum dilaksanakannya kegiatan rekrutmen unsur pengarah BPBD yang disebabkan

struktur organisasi BPBD baru terbentuk tanggal 20 Januari 2012, masih sebatas

mencari referensi mencari personil yang berdomisili dan mempunyai keahlian bidang

penanganan bencana, serta belum adanya sarana dan prasarana yang memadai.

15. Pada kegiatan pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran pencapaian target

standar pelayanan minimal masih relatif rendah, karena luas daerah layanan tidak

sebanding dengan wilayah manajemen kebakaran dalam hal ini keterbatasan jumlah

UPT yang ada.

16. Pemahaman masyarakat terhadap regulasi dan layanan publik pemerintah daerah belum

merata.

17. Kondisi, posisi, dan letak perkantoran belum dapat selaras dengan kebutuhan layanan

pemerintah.

18. Sarana dan prasarana pendukung layanan perkantoran belum tersedia optimal (mobil,

jaringan internet, listrik dll).

19. Standar operasional dan prosedur kegiatan dan pelayanan pemerintah belum

menyeluruh.

20. Dalam ketugasannya Satpol PP belum dapat tunjangan khusus, sehingga kinerjanya

belum dapat dioptimalkan.

21. Penegakan Perda belum optimal.

22. Untuk akses layanan pemerintah, masyarakat belum semua dapat memenuhi syarat dan

prosedur.

23. Pengelolaan dokumen dan arsip belum terkoordinasi secara integrasi.

Page 172: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

242

24. Tatakala kinerja belum semuanya dapat dilaksanakan secara konsisten sehingga

kegiatan masih banyak yang harus dipacu di akhir tahun.

25. Belum optimalnya sinkronisasi perencanaan kegiatan antar SKPD.

26. Data base/data dasar belum tersedia pada seluruh SKPD.

27. Belum mantapnya hubungan koordinasi antara pemerintah desa/kecamatan dengan

instansi vertikal atau SKPD sehingga kinerja program kegiatan kurang pendampingan

dan pengendalian.

28. Permasalahan desa dan layanan tertentu tidak dapat diselesaikan di kecamatan.

29. Plafon anggaran kecamatan terbatas.

30. Kebijakan/regulasi pemerintahan desa belum komprehensif dan sinkron antar regulasi.

31. Belum adanya peta rawan bencana secara lengkap, detail, dan valid.

Solusi dan rekomendasi:

1. Perlunya penyusunan standar jabatan dan penataan SDM aparatur berkesinambungan

serta diklat aparatur.

2. Pengembangan budaya kerja untuk meningkatkan motivasi dan komitmen secara

konsisten aparatur pemerintah, dan SPIP (Sistem Pengawasan Internal Pemerintah)

serta pengembangan insentif dan disinsentif.

3. Kebijakan untuk penyusunan profil masing-masing SKPD.

4. Peningkatan jumlah dan kompetensi SDM aparatur pengawasan/JFA dengan diklat,

pemanfaatan TI dan kebijakan penambahan SDM.

5. Pengusulan formasi SDM aparatur di bidang akuntansi dan pengiriman diklat

Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa.

6. Pengusulan formasi SDM aparatur medik veteriner dan dokter hewan.

7. Penataan sarana pendukung perkantoran secara cermat dan penataan serta pengadaan

sarana mobilitas layanan pemerintah secara terencana dan berkesinambungan.

8. Peningkatan koordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan Institusi yang berwenang di

bidang Aparatur dengan memanfaatkan berbagai media.

9. Peningkatan ketaatan pengelolaan dan pelaporan terhadap tatakala waktu pengelolaan

keuangan dengan komunikasi dan koordinasi secara intensif sekaligus dengan adanya

fasilitasi standar/pedoman pengelolaan dan pelaporan yang lengkap.

10. Adanya komitmen pimpinan dan SKPD untuk peningkatan kinerja dan perlunya

penataan insentif bagi petugas yang menarik pajak serta dukungan sarana dan prasarana

yang memadai.

Page 173: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

243

11. Kebijakan insentif dan disinsentif (penegakan hukum) terhadap wajib pajak/restribusi.

12. Penataan SDM aparatur untuk dapat dialokasikan sesuai beban kerja di bidang

keuangan khususnya pajak.

13. Peningkatan pemahaman produk hukum nasional ataupun daerah.

14. Sosialisasi produk peraturan perundangan terkait layanan pemerintah daerah.

15. Perlunya mapping dan penataan gedung perkantoran pemerintah daerah agar sesuai

dengan kebutuhan layanan pemerintah.

16. Penyediaan sarana dan prasarana layanan pemerintah secara bertahap untuk

dioptimalkan (mobil, jaringan internet, listrik dll).

17. Perlunya pembudayaan SOP kegiatan dan pelayanan.

18. Kajian tunjangan khusus Satuan Polisi Pamong Praja sesuai peraturan perundangan

sebagai insentif.

19. Pengoptimalan penegakan perda dengan meningkatkan koordinasi instansi/SKPD

dalam hal penegakan perda dengan dukungan dana operasional yang relevan.

20. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam memenuhi syarat layanan.

21. Adanya dukungan kebijakan pengelolaan dokumen dan arsip, peningkatan koordinasi,

dan adanya komitmen semua pihak atas eksistensi perpustakaan dan kearsipan.

22. Perlunya pelaksanaan tatakala secara konsisten.

Permasalahan dan Kendala Umum:

1. Penetapan pilihan sasaran yang terlalu besar untuk dicapai, yaitu pelabuhan

pendaratan ikan Sadeng ditingkatkan menjadi pelabuhan perikanan nusantara dengan

infrastruktur minapolitan yang memacu pengembangan kawasan perikanan pantai

selatan, walaupun disisi yang lain indikator sasarannya sudah representif.

2. Indikator sasaran terlalu detail dan kesulitan data pendukung untuk evaluasi.

3. Adanya misi integratif yaitu Misi 2. Pemanfaatan Sumberdaya alam untuk

menggerakan perekonomian daerah secara lestari, Misi 5. Peningkatan iklim usaha yang

kondusif, dan Misi 7. Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber-sumber

pendanaan dalam alur dan aliran untuk perencanaan dan evaluasi program-kegiatan

menjadi cakupannya luas.

4. Ketersediaan data profil/database dan data-data pembangunan lingkup tugas pokok dan

fungsi SKPD terbatas dan kurang mendapatkan adanya perhatian yang serius.

5. Belum adanya kesatuan pemahaman terhadap pencapaian indikator sasaran RPJMD,

sehingga peran masing-masing SKPD kurang optimal.

Page 174: KINERJA - gunungkidulkab.go.id 3 PERTAMA LAKIP 2012.pdf · kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012

244

6. Keterbatasan dalam identifikasi program untuk dapat mengintervensi pencapaian

sasaran.

7. Adanya program strategis untuk pencapaian sasaran belum didukung oleh intervensi

program yang didanai.

Solusi dan Rekomendasi Umum:

1. Perlu disusun indikator tujuan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dan

kegagalan pencapaian tujuan.

2. Rumusan penetapan sasaran disederhanakan sesuai daya dukung kelembagaan dan

kondisi daerah serta benar-benar berorientasi pada hasil.

3. Perbaikan atau rasionalisasi indikator sasaran sehingga memenuhi kriteria indikator

yang baik sehingga dapat dievaluasi karena ketersediaan data.

4. Rumusan Visi dan Misi yang diambil dari visi dan misi Kepala Daerah, secara

substansi tidak dapat diubah, namun bisa disederhanakan sehingga untuk membangun

sinergitas perencanaan dan evaluasi perlu adanya kecermatan dan kesamaan

pemahaman komprehensif bahwa misi integratif tersebut dipahami sebagai atau dalam

artian bahwa upaya peningkatan iklim usaha yang kondusif dan peningkatan peluang

investasi dan penggalangan sumber-sumber pendanaan dilakukan dengan pemanfatan

sumberdaya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari.

5. Dukungan ketersediaan data profil (database) dan data-data pembangunan lingkup

tugas pokok dan fungsi SKPD dapat up to date dan akurat perlu mendapat dukungan

pendanaan dan perhatian seluruh SKPD.

6. Peningkatan koordinasi perencanaan daerah, antar hirarkhis SKPD agar ada kesatuan

pemahaman terhadap dokumen RPJMD.

7. Perlunya pencermatan program dan alternatif program pendukung untuk dapat

mempercepat pencapaian sasaran.

8. Pilihan prioritas program untuk mencapai kinerja sasaran dapat dicapai.


Related Documents