YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Kerangka Konseptual ASP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan dalam

standar akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar

tersebut. Kerangka konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta

pertanggungjawaban.

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang

mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep ini

meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa,

pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sector public seperti

pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga swadaya

masyarakat, dan lembaga peribadatan.

Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar

akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Jika

terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan

standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam

jangka panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan

pengembangan standar akuntansi di masa depan.

1.2 Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Sebagai sebuah siklus, akuntansi sector public terangkai dari proses

perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran,

pelaporan, audit serta pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan tentang

kerangka konseptual akuntansi sektor publik ini akan meliputi:

1.      Perencanaan publik

1

Page 2: Kerangka Konseptual ASP

2.      Penganggaran publik

3.      Realisasi anggaran publik

4.      Pengadaan barang dan jasa publik

5.      Pelaporan sektor publik

6.      Audit sektor publik

7.      Pertanggungjawaban publik

Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun

dan dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan

keberhasilan proses selanjutnya. Sistem penganggaran adalah tatanan logis, sistematis

dan baku yang terdiri dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan

anggaran yang saling berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas

sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas program.

Pembahasan selanjutnya adalah menyangkut realisasi anggaran. Sebagai tahap

pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme bagaimana agar

proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Pelaksanaan

realisasi anggaran diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa public,

sehingga proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual. Proses

pengadaan barang dan jasa yang baik akan berdampak terhadap pencapaian efektifitas

dan efisiensi program.

Kerangka konseptual ini selanjutnya akan membahas pelaporan keuangan

sector public, yang terdiri dari pelaporan keuangan sector public, termasuk pelaporan

keuangan konsolidasi dan pelaporan kinerja. Laporan keuangan dan laporan kinerja

organisasi sector publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali

untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.

Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan

dalam organisasi-organisasi sektor publik. Kerangka konseptual juga akan membahas

jalannya proses dan pelaksanaan audit sector publik yang berkualitas. Audit yang

berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor publik

2

Page 3: Kerangka Konseptual ASP

dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas

program secara keseluruhan.

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyusunan atandar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya?

2. Bagaimana cara untuk mengetahui praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi

yang berlaku umum?

3. Bagaimana Auditor, BPK dan Kap mengetahui apakah laporan keuangan dibuat

sesuai standar yang berlaku umum?

Bagaimana cara pemakai laporan kauangan untuk menafsirkan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan?

1.4 Tujuan Masalah

1.      Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya,

termasuk tim penyusun standar akuntansi pemerintahan.

2.      Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi menurut

prinsip akuntansi yang secara umum dan standar akuntansi keuangan sektor publik.

3.      Auditor, seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat mengenai apakah

laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

4.      Para pemakai laporan keuangan sector public untuk menafsirkan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan

yang berlaku disektor publik.

3

Page 4: Kerangka Konseptual ASP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang

mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep

ini meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang

dan jasa, pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sector public

seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga

swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.

Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar

akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut.

Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi,

ketentuan standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang

terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan

sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan.

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar

penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan

acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan,

pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas

sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan.

4

Page 5: Kerangka Konseptual ASP

2.2 Tujuan Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan

pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah yang selanjutnya dapat disebut

standar. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:

1. Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya.

2. Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi

yang belum diatur dalam standar.

3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan

keuangan disusun sesuai dengan standar.

4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang

disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.

Kerangka Konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah

akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan.

2.3 Ruang Lingkup

Kerangka konseptual membahas:

1. Tujuan kerangka konseptual.

2. Lingkungan akuntansi pemerintahan.

3. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna.

4. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan.

5. Peranan dan Tujuan pelaporan keuangan,

Komponen laporan keuangan,

serta Dasar hukum;

6. Asumsi dasar,

5

Page 6: Kerangka Konseptual ASP

Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam

laporan keuangan,

Prinsip-prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan,

serta Kendala informasi akuntansi.

7. Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan,

Pengakuan unsur laporan keuangan,

dan pengukuran unsur laporan keuangan.

Kerangka konseptual berlaku bagi pelaporan keuangan pemerintah pusat dan daerah.

6

Page 7: Kerangka Konseptual ASP

BAB III

LANDASAN HUKUM

3.1 Landasan Hukum Kerangka Konseptual

Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

khususnya bagian yang mengatur keuangan Negara.

2) Undang-Undang di Bidang Keuangan Negara.

3) Undang-Undang tentang APBN dan Peraturan Daerah tentang APBD.

4) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah

daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah.

5) Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan

keuangan pusat dan daerah.

6) Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah.

7) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang

keuangan pusat dan daerah.

8) SAP Berbasis Akrual (lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010.)

9) SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang terdapat (lampiran II

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.)

7

Page 8: Kerangka Konseptual ASP

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Lingkungan Akuntansi Pemerintahan

Lingkungan operasional organisasi pemerintah berpengaruh terhadap karakteristik

tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya.

Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan dalam

menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:

a. bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;

b. sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan

antarpemerintah;

c. pengaruh proses politik;

d. hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan

pemerintah.

Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:

a. anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal,

dan sebagai alat pengendalian;

b. investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan

pendapatan;

c. kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan

pengendalian; dan

d. Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena

digunakan dalam kegiatan operasional pemerintahan.

8

Page 9: Kerangka Konseptual ASP

4.1.1 Sistem Pemerintahan Otonomi dan Transfer Pendapatan

Antarpemerintah

Secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem

pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintah

provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah yang lebih luas

cakupannya memberi arahan pada pemerintahan yang cakupannya lebih

sempit. Adanya pemerintah yang menghasilkan pendapatan pajak atau bukan

pajak yang lebih besar mengakibatkan diselenggarakannya sistem bagi

hasil, alokasi dana umum, hibah, atau subsidi antarentitaspemerintahan.

4.1.2 Anggaran Sebagai Pernyataan Kebijakan Publik, Target Fiskal, dan Alat

Pengendalian

Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan

antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk

melaksanakan kegiatanpemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk

menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila

diperkirakan akan terjadi defisit atausurplus. Dengan demikian, anggaran

mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi

upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu

periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun, tidak

tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu lebih atau

kurang dari satu tahun. Dengan demikian, fungsi anggaran di lingkungan

pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan

keuangan, antara lain karena:

1. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik.

9

Page 10: Kerangka Konseptual ASP

2. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan

keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang

diinginkan.

3. Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki

konsekuensi hukum.

4. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah.

5. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan

keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggungjawaban

pemerintah kepada publik.

4.1.3 Investasi Dalam Aset yang Tidak Langsung Menghasilkan Pendapatan

Pemerintah menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang

tidak secara langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah,

seperti gedung perkantoran, jembatan,  jalan, taman, dan kawasan reservasi.

Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama

sehingga program pemeliharaan dan rehabilitasi yang memadai diperlukan

untuk mempertahankan manfaat yang hendak dicapai. Dengan demikian,

fungsi aset dimaksud bagi pemerintah berbeda dengan fungsinya bagi

organisasi komersial. Sebagian besar aset tersebut tidak menghasilkan

pendapatan secara langsung bagi pemerintah, bahkan

menimbulkan komitmen pemerintah untuk memeliharanya di masa

mendatang.

4.1.4 Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana untuk Tujuan Pengendalian

Akuntansi Dana (Fund Accounting) adalah sistem akuntansi dan

pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah yang

10

Page 11: Kerangka Konseptual ASP

memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-masing

merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan keseimbangan antara

belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima. Akuntansi dana dapat

diterapkan untuk tujuan pengendalian masing-masing kelompok dana selain

kelompok dana umum (the general fund) sehingga perlu dipertimbangkan

dalam pengembangan pelaporan keuangan pemerintah.

4.1.5 Penyusunan Aset Tetap

Aset yang digunakan pemerintah, kecuali beberapa jenis aset tertentu

seperti tanah, mempunyai masa manfaat dan kapasitas yang terbatas. Seiring

dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset dilakukan

penyesuaian nilai.

4.2 Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna

4.2.1 Pengguna Laporan Keuangan

Terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah,

namun

tidak terbatas pada:

1. Masyarakat.

2. Wakil rakyat, Lembaga pengawas, dan Lembaga pemeriksa.

3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan

pinjaman.

4. Pemerintah.

11

Page 12: Kerangka Konseptual ASP

4.2.2 Kebutuhan Informasi Para Pengguna Laporan Keuangan

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum

untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna.

Dengan demikian, laporan keuangan pemerintah tidak dirancang untuk

memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna.

Namun demikian, berhubung laporan keuangan pemerintah berperan sebagai

wujud akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, maka komponen laporan

yang disajikan setidak-tidaknya mencakup jenis laporan dan elemen informasi

yang diharuskan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan (statutory

reports). Selain itu, karena pajak merupakan sumber utama pendapatan

pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan

informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.

Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintahan serta

posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan

memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berdasarkan pengakuan

munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada arus kas semata.

Namun, apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengharuskan penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas, maka

laporan keuangan dimaksud wajib disajikan demikian.

Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di

dalam laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan. Selanjutnya, pemerintah dapat

menentukan bentuk dan jenis informasi tambahan untuk kebutuhan sendiri di

luar jenis informasi yang diatur dalam kerangka konseptual ini maupun

standar-standar akuntansi yang dinyatakan lebih lanjut.

12

Page 13: Kerangka Konseptual ASP

4.3 Entitas Akuntansi dan Pelaporan

Entitas Akuntansi adalah unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran,

kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan

laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.

Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih

entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang

bertujuan umum, yang terdiri atas:

1. Pemerintah pusat.

2. Pemerintah daerah.

3. Masing-masing kementerian negara/lembaga di lingkungan

pemerintah pusat.

4. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau

organisasi lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan

organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan,

pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi,

tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang

terpisah dari entitas pelaporan lainnya.

4.4 Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

4.4.1 Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan

mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

suatu entitas pelaporanselama satu periode pelaporan. Laporan keuangan

13

Page 14: Kerangka Konseptual ASP

terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang

dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan,

menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas

pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadapperaturan

perundang-undangan.

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan

upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan

kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk

kepentingan:

1. Akuntabilitas.

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan

kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

2. Manajemen.

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga

memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas

seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan

masyarakat.

3. Transparansi.

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak

untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh

atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya

yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan

perundang-undangan.

14

Page 15: Kerangka Konseptual ASP

4. Keseimbangan.

Antargenerasi (intergenerational equity) Membantu para pengguna dalam

mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan

untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah

generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban

pengeluaran tersebut.

5. Evaluasi Kinerja.

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan

sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja

yang direncanakan.

4.4.2 Tujuan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat

keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan

sumber daya keuangan.

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan

periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah

dicapai.

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan

mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.

15

Page 16: Kerangka Konseptual ASP

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari

pungutan pajak dan pinjaman.

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat

kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan

informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya

keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih / kurang pelaksanaan

anggaran, saldo anggaran lebih, surplus / deficit - Laporan

Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas

pelaporan.

4.5 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan pokok terdiri atas:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);

3. Neraca;

4. Laporan Operasional (LO);

5. Laporan Arus Kas (LAK);

6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

16

Page 17: Kerangka Konseptual ASP

Selain laporan keuangan pokok tersebut, entitas pelaporan wajib menyajikan

laporan lain atau elemen informasi akuntansi yang diwajibkan oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan (statutory reports).

4.6 Dasar Hukum Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:

1. Undang-Undang Dasar 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan

Negara.

2. Undang-Undang di bidang keuangan Negara.

3. Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan

peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah

daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah.

5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan

keuangan pusat dan daerah.

6. Peraturan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah.

7. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan

pusat dan daerah.

4.7 Asumsi Dasar

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah

anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar

standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri atas:

17

Page 18: Kerangka Konseptual ASP

1. Asumsi kemandirian entitas;

2. Asumsi kesinambungan entitas; dan

3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

Asumsi Kemandirian Entitas

Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap

sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan

keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antarunit instansi pemerintah dalam

pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya

kewenangan entitasuntuk menyusun anggaran dan melaksanakannya

dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas

pengelolaan aset dan sumber daya di luar neracauntuk

kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan

aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat keputusan

entitas, serta terlaksana atau tidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.

Asumsi Kesinambungan Entitas

Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan

berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak

bermaksud melakukanlikuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)

Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang

diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar

memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

18

Page 19: Kerangka Konseptual ASP

4.8 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang

perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang

diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang

dikehendaki:

1) Relevan;

2) Andal;

3) Dapat dibandingkan; dan

4) Dapat dipahami.

4.9 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang

dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar,

penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya,

serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang

disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan

pelaporan keuangan pemerintah:

1) Basis akuntansi.

2) Prinsip nilai historis.

3) Prinsip realisasi.

4) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal.

5) Prinsip periodisitas.

19

Page 20: Kerangka Konseptual ASP

6) Prinsip konsistensi.

7) Prinsip pengungkapan lengkap.

8) Prinsip penyajian wajar.

20

Page 21: Kerangka Konseptual ASP

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kerangka konseptual

pada akuntansi sangatlah penting. Dikarenakan akuntansi sektor publik memiliki banyak

lingkup maka sebelumnya perlu untuk di rencanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan

adanya kerangka konseptual akuntansi sektor publik maka kita dapat merumuskan konsep

yang mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.

21


Related Documents