YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran anak usia dini antara usia 0 sampai 6 tahun

menggunakan metode belajar dengan bermain. Kegiatan tersebut yang

diselenggarakan di Kelompok B Taman Kanak-kanak. Proses pembelajaran

yang efektif bagi anak taman kanak-kanak akan dapat diwujudkan jika

dilaksanakan pada lingkungan yang mampu memberikan kesempatan kepada

anak untuk berinteraksi dengan lingkungan secara produktif.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat

14 menyatakan :

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003:3)

Anak merupakan sosok individu sebagai makluk sosiokultural yang sedang

mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan

serta oragnisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh

dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga

menjadi sosok unik. Anak mengalami suatu proses perkembangan yang

fundamental berarti dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa

1

Page 2: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

usia dini dapat memberikan pengaruh yang kuat dan berjangka waktu lama

sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya.

Setiap anak memiliki sejumlah potensi, baik potensi fisik, biologis,

kognisi maupun sosio emosi. Anak mengalami perkembangan sangat pesat

sehingga membutuhkan pembelajaran yang aktif dan energik (Kemendiknas,

2008).

Usia pra sekolah merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga,

yang merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Masa

anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan

pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi

perkembangan individu, karena fase ini terjadinya peluang yang sangat besar

untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Jika orang dewasa

mampu menyediakan suatu taman yang dirancang sesuai dengan potensi dan

bawaan anak, maka mereka akan berkembang secara wajar. Masa ini

hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengejar prestasi, tetapi untuk

mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan

kemampuan dasar anak. Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga

pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus.

Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar mengajar

(Kemendiknas, 2010).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan  bagi 

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Page 3: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

pemberian   rangsangan   pendidikan   untuk   membantu   pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak usiani (PAUD) justru

belum banyak mendapat  perhatian.

Salah satu kegiatan yang diajarkan di TK adalah Kemampuan kognitif.

Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai

pengetahuan yang berupa aktifitas mental seperti mengingat, mensimbolkan,

mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.

Kemampuan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan

pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba ataupaun

yang dicium melalui panca inderanya.

Kemampuan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini

dikarenakan kemampuan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran.

Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar,

berfikir dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang

ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar

berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya.

Dalam usaha meningkatkan kemampuan kognitif anak, diusahakan

pendidikan dan latihan yang lebih ditujukan pada latihan meneliti dan

menemukan, yang memerlukan berfungsinya kedua belahan otak.

“Pembebanan otak dengan pengetahuan, latihan ulangan, drill, yang berlebihan, tidak sepenuhnya akan mewujudkan penanjakan kemampuan kognitif, bahkan akan menjadikan seseorang tidak berfikir kreatif, dan menjadikan kemampuan kognitif mengarah terutama pada hasil (produk) berfikir yang konvergen”. (Sujiono, 2006:3.4)

Page 4: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Diharapkan dengan pendidikan, latihan yang sesuai dengan karakteristik

anak, sehingga akan tercapai optimalisasi perkembangan anak. Kemampuan

kognitif yang didapatnya tersebut akan dapat digunakan untuk melangsungkan

hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya. Manusia

yang mampu memberdayakan apa yang ada didunia ini untuk kepentingan

dirinya dan orang lain.

Kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari :

1. Kemampuannya dalam memahami angka dan konsep logika, anak telah

mampu membilang, mengenal lambang bilangan, dan sudah mampu

mengoperasionalkan bilangan.

2. Mempunyai kemampuan sangat tinggi untuk menegemukakan sesuatu

dengan alasan yang kuat sehingga anak mampu menceritakan kejadian

yang dilihatnya, mengenal sebab akibat yang terjadi di sekitarnya dan

mengetahui asal mula sesuatu.

3. Mampu menjelaskan ide secara konseptual mampu menciptakan bentuk

dari geometri, mampu menemukan ide gagasan, memiliki daya imajinasi

tinggi.

4. Mampu menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir sehingga anak

berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dari awal sampai

selesai.

Untuk itu kognitif sangat penting diajarkan pada anak didik karena apabila

daya pikir anak dikembangkan dengan baik maka akan menjadi penerus bangsa

yang cerdas. Apabila kemampuan kognitif anak tidak dikembangkan dengan

baik maka anak akan menjadi berfikir pasif dalam menghadapi sesuatu.

Page 5: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Kemampuan kognitif anak untuk dapat mengolah pemerolehan belajarnya yang

dapat menemukan macam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu

anak mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan

akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah

atau mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan daya pikir yang

teliti

Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk

di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis,

mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan kognitif adalah

kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Peneliti melakukan pengamatan di TK PKK Banjardowo, pada tahun

pelajaran 2011/2012. Kemampuan kognitif anak kelompok B masih rendah, hal

ini karena kurang kreatifitasnya guru dalam mengajar tanpa media

pembelajaran dan hanya ceramah saja, klasikal, monoton sehingga

mengakibatkan motivasi belajar peserta didik rendah, anak kurang termotivasi

dengan model pembelajaran yang digunakan guru.Anak merasa bosan dengan

metode yang digunakan guru.

Rendahnya kemampuan kognitif anak merupakan suatu permasalahan

yang ada di TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk, Hal ini ditandai rendahnya kemampuan anak dalam

mengelompokkan benda dan membuat urutan bilangan dengan benda-benda.

Alat-alat peraga yang digunakan selama bermain mesti bisa menstimulasi

kemampuan kognitif anak. Gunakan alat bermain edukatif yang memiliki

Page 6: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

fungsi mendidik dan juga menghibur. Dengan begitu anak bisa terstimulasi

untuk menyenangi proses belajar, hingga imajinasinya pun berkembang.

Dengan menggunakan dadu diharapkan anak dapat mengenal angka dan

sekaligus bisa melakukan penjumlahan, susunan dadu yang selanjutnya bisa

meningkatkan kemampuan Kognitif Anak usia dini.

Berdasarkan uraian di atas maka kami mengambil judul

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

PERMAINAN DADU DI KELOMPOK B TK PKK DESA BANJARDOWO

KECAMATAN LENGKONG KABUPATEN NGANJUK TAHUN

PELAJARAN 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang

diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK

Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk tahun

pelajaran 2011/2012 ?

2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan alat peraga edukatif dadu di

Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012 ?

3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini

dengan menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa

Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran

2011/2012 ?

Page 7: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK

Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk tahun

pelajaran 2011/2012.

2. Mengetahui pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di

Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

3. Mengetahui pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini

dengan menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa

Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran

2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat

bagi beberapa pihak diantaranya adalah :

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat

bagi beberapa pihak diantaranya adalah :

1. Bagi Penulis sekaligus sebagai guru

Hasil penelitian dapat menambah wawasan guru tentang

pengembangan kognitif anak usia dini dan membantu guru memperbaiki

proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan alat permainan

edukatif Dadu.

Page 8: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

2. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan kognitif

3. Bagi Lembaga TK

Hasil penelitian Dapat membantu lembaga TK untuk lebih maju dan

berkembang dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada anak usia

dini melalui penggunaan permainan edukatif dadu dan dapat memberikan

masukan bagi dunia pendidikan pada umumnya dalam rangka pembinaan

kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan dadu

sebagai media pembelajaran

E. Definisi, Asumsi dan Pembatasan Masalah

1. Definisi

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memaknai judul yang peneliti

sampaikan dalam penelitian ini, maka dapat peneliti definisikan sebagai

berikut :

Pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa

kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan

sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan

masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan

(Sujiono, 2007)

Dadu adalah kubus kecil bersisi enam, pada keenam sisinya diberi

bermata satu sampai enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi

Page 9: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

yang saling berhadapan selalu berjumlah tujuh yang digunakan dalam

permainan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:45)

2. Asumsi

Menurut Surachmad (dalam Arikunto, 2002:58) menyatakan bahwa

asumsi atau anggapan dasar dan merupakan titik tolak pemikiran yang

kebenarannya diterima oleh peneliti. Jadi asumsi penelitian dapat

dikatakan sebagai anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan sebagai

pijakan dalam melaksanakan penelitian.

Berdasarkan pernyataan tersebut, rumusan asumsi penelitian ini adalah,

kemampuan kognitif anak berbeda-beda, usia anak 4 – 6 tahun, dan anak

mengalami perkembangan yang normal.

3. Keterbatasan

Penelitian ini membahas kemampuan kognitif dengan menggunakan

alat peraga edukatif dadu dan lokasi penelitian ini di Kelompok B TK

PKK Desa Banjardowo kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun

pelajaran 2011/2012.

Page 10: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka membahas tentang alat permainan edukatif, kemampuan

kognitif, upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di

kelompok B TK PKK, Hipotesis

A. Alat Permainan Edukatif

Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam pembelajaran anak di TK. Ketersediaan alat permainan tersebut sangat

menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan

menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi

yang dimilikinya secara optimal. Alat permainan yang sengaja dirancang

secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan

edukatif tersebut menunjukkan bahwa pada pengembangan dan

pemanfaatannya tidak semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu

dirancang secara khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan

anak. Sebagai contoh bola sepak yang dibuat dari plastik yang dibeli langsung

dari toko mainan. Dalam hal ukurannya seringkali susah untuk dipegang

secara nyaman oleh anak, jika mau saling melempar dengan teman-temannya

akan terasa sakit di telapak tangan.

Warnanya pun sering kali menggunakan satu warna saja sehingga tidak

menarik bagi anak karena anak biasanya menyenangi benda-benda yang

berwarna-warna.”Alat Permainan Edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung

10

Page 11: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan

anak” (Zaman, 2006 : 2).

1. Tujuan Alat Permainan Edukatif

Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi

dan tujuan dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak

sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta

menyenangkan bagi anak.

Adapun tujuan Alat Permainan Edukatif menurut Badru Zaman,

2006:23) adalah sebagai berikut :

a. Memperjelas materi yang diberikan.

Pemanfaatan alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar

anak diharapkan dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh

guru.

b. Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan

bereksperimen dalam mengembangkan berbagai aspek

perkembangannya.

Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen

merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan belajar

anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya sehingga

motivasi dan minat anak bisa tumbuh dengan baik.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi hal

tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan edukatif.

c. Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain.

Page 12: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang

memainkan alat permainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk

memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah

untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan

yang lain. Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang

dan nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat

permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik

akan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan

aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan

kegiatannya, maka belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang

ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar.

2. Fungsi Alat Permainan Edukatif

Alat permainan edukatif merupakan sarana untuk merangsang anak

dalam proses belajar mengajar. Alat permainan edukatif diharapkan

mampu mendorong anak bermain dan mengembangkan daya imajinasi

anak, tetapi aman bagi anak-anak. Alat Permainan Edukatif ini sangat

diperlukan oleh anak usia dini terutama dadu, botol aqua, gelas plastik dan

sebagainya.

Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi

dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan

dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi

anak. Dalam buku Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak

Taman Kanak-Kanak (Badru Zaman, 2006:23) mengemukakan fungsi-

fungsi Alat Permainan Edukatif sebagai berikut :

Page 13: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak

dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak.

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan

bermain itu ada yang menggunakan alat, ada pula yang tidak

menggunakan alat. Khusus dalam permainan yang menggunakan alat,

dengan penggunaan alat-alat permainan tersebut anak-anak tampak

sangat menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka

peroleh melalui kegiatan belajar tersebut.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang

positif

Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba

melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali

dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut

sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri

mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki

fungsi yang sangat strategis misalnya bangunan rumah dengan memilih

berbagai bentuk balok yang ada, anak menemukan sendiri konsep

bahwa jika menyusun benda yang tinggi dengan fondasi yang kecil dan

kurang kokoh akan menyebabkan bangunan yang telah disusunnya

runtuh berantakan. Alat permainan seperti itu akan menumbuhkan

kegairahan belajar anak sehingga berbagai potensi anak berkembangan

dengan baik.

c. Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain.

Page 14: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan

alat permainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk

memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah

untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan

yang lain.

Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan

nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat permainan

yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik akan

menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas

belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, maka

belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpakan guru di

pundaknya. Anak mengartikan belajar dengan baik bahwa belajar

ternyata tidak selalu dikesankan sebagai kegiatan yang membosankan

bahkan menyebalkan tapi justeru bermakna dan menyenangkan.

d. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan

kemampuan dasar Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan

pengembangan kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan

pada anak usia TK.

e. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan

teman sebaya.

Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-anak

mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan

lingkungan di sekitar misalnya dengan temantemannya.

Page 15: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah sarana untuk merangsang

anak dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya karena sambil

bermain, sehingga ras apercaya diri anak bertambah dan mendidik anak

untuk bersosialisasi sehingga bisa menjadi stimulus bagi pembentukan

perilaku anak.

3. Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif

Pembuatan APE merupakan suatu kegiatan yang memerlukan bekal

kemampuan yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksudkan adalah

pengetahuan dan keterampilan bagaimana melakukannya sesuai dengan

persyaratan-persyaratan tertentu sehingga alat permainan edukatif yang

dibuat betul-betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek

perkembangan anak.

Sebelum membuat alat permainan edukatif, guru harus

memperhatikan dulu beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan

tersebut meliputi syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika. Menurut

Badru Zaman (2006:26) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Syarat edukatif

Syarat edukatif maksudnya bahwa pembuatan alat permainan

edukatif harus disesuaikan dengan program pendidikan yang berlaku

sehingga pembuatannya akan sangat membantu pencapaian tujuan-

tujuan yang terdapat di dalam program pendidikan yang disusun. Secara

lebih khusus lagi syarat edukatif ini maksudnya bahwa :

Page 16: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

1). APE yang dibuat disesuaikan dengan memperhatikan program

kegiatan pendidikan (program pendidikan/ kurikulum yang

berlaku)

2). APE yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik artinya

dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan, mendorong

aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap

perkembangan anak)

b. Syarat teknis

Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat

permainan edukatif berkaitan dengan hal-hal teknis seperti pemilihan

bahan, kualitas bahan, pemilihan warna, kekuatan bahan dalam suhu-

suhu tertentu dan lain sebagainya. Secara lebih rinci syarat-syarat teknis

dalam pembuatan alat permainan edukatif adalah :

1). APE dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak

menimbulkan kesalahan konsep) contoh dalam membuat balok

bangunan, ketepatan bentuk dan ukuran yang akurat mutlak

dipenuhi karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan

kesalahan konsep.

2). APE hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan

tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan

pengembangan yang lain.

3). APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di

lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.

Page 17: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

4). Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak

misalnya tajam, beracun dan lain-lain)

5). APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau

cahaya berubah)

6). Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk

bereksperimen dan bereksplorasi

7). Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal.

c. Syarat estetika

Persyaratan estetika ini menyangkut unsur keindahan alat

permainan edukatif yang dibuat. Unsur keindahan/ estetika ini sangat

penting diperhatikan karena akan memotivasi dan menarik perhatian

anak untuk menggunakannya. Hal-hal yang lebih rinci yang berkaitan

dengan syarat estetis ini menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1). Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak)

2). Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil)

3). Warna (kombinasi warna) serasi dan menarik.

Berdasarkan uraian di atas maka Syarat APE yang baik mengandung

nilai pendidikan; Aman bagi anak; Menarik untuk anak, dilihat dari warna

dan bentuknya, Aman bagi anak, menarik untuk anak, dilihat dari warna

dan bentuknya, sederhana, murah, dan mudah di dapat atau dibuat

4. Dadu

Page 18: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Dadu adalah bentuk benda yang digunakan dalam permainan. Dadu

sebagai media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan kognitif. Media dadu tersebut mudah diperoleh dan dapat

dimanfaatkan untuk berbagai permainan, memiliki bentuk yang sederhana

dan mudah digunakan sehingga mudah dimengerti.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dadu adalah

“kubus kecil bersisi enam, pada keenam sisinya diberi bermata satu sampai

enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi yang saling

berhadapan selalu berjumlah tujuh yang digunakan dalam permainan”

(Depdiknas, 2001:45)

Dadu digunakan dalam berbagai permainan anak-anak dan judi.

Umumnya, dadu digunakan berpasangan. Dadu tradisional berbentuk

kubus seringkali dengan sudut yang tumpul dan memiliki angka atau

simbol yang berbeda di setiap sisinya. Dadu dirancang untuk memberikan

satu angka bulat acak dari satu sampai enam dengan probabilitas yang

sama. Secara tradisional, pasangan angka dengan jumlah angka tujuh

dibuat pada sisi yang berlawanan

a. Manfaat Dadu

Dadu juga merupakan media pembelajaran konkret dan mudah

dieksplorasi oleh anak TK karena memiliki manfaat diantaranya dapat

menumbuhkan motivasi belajar anak karena anak bermain langsung,

melihat dan dan menyentuhnya. Motivasi yang ditunjukkan dengan

Page 19: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

rasa senang mendorong anak untuk berfikir positif terhadap

pembelajaran konsep angka.

Dalam Buku Media Pendidikan Pengertian dan

Pengembangannya Dan pemanfaatannya Arif S. Sadiman, (2003:23)

berpendapat tentang manfaat dadu yaitu :

1) Dapat menimbulkan kegairahan belajar karena langsung

berinteraksi antara anak dengan lingkungannya

2) Memungkinkan anak belajar sendiri menurut kemampuannya

3) Anak dapat dengan mudah belajar hitungan hitung dasar 1

sampai 5.

Perhitungan dasar 1 sampai 5. Latihlah (mulai usia 4 tahun)

menghitung banyaknya dadu. Hanya sebanyak 1 sampai 5,

dengan berulang-ulang dan bergembira.

4) Alak belajar menghitung luas segi empat

Perkenalkan anak Anda dengan konsep luas. Susun dadu

(kubus) membentuk segi empat ukuran 2 x 4. Hitung banyaknya

dadu. Luas = panjang x lebar = banyaknya dadu

Perkaya dengan ukuran segi empat yang beragam. Termasuk

persegi (bujur sangkar).

5) Anak belajar menghitung keliling segi empat

Page 20: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Perkenalkan anak Anda dengan konsep keliling. Susun dadu

(kubus) membentuk segi empat ukuran 2 x 4. Hitung sisi dadu

mengelilingi segi empat. Keliling = panjang + lebar + panjang +

lebar. Perkaya dengan ukuran segi empat yang beragam.

Termasuk persegi (bujur sangkar).

6) Anak belajar volume balok dan kubus

Perkenalkan anak Anda dengan konsep volume. Susun 2 segi

empat masing-masing ukuran 2×2. Tumpukkan satu segi empat di

atas segi empat lain. Hitung banyaknya dadu Volume = panjang x

lebar x tinggi = banyaknya dadu Perkaya dengan ukuran balok

yang beragam. Termasuk kubus.

7). Mengembangkan motorik halus

Dukung anak Anda untuk menyusun dadu secara mandiri.

Mengambil dan menyusun dadu membantu perkembangan

motorik halus anak Anda.

8) Mengembangkan kecerdasan spatial anak

Dukung anak Anda mengenal berbagai susunan dadu.

Semakin banyak dadu yang Anda miliki, semakin banyak variasi

yang dapat Anda buat. Latihan ini akan mengembangkan

kecerdasan spatial anak Anda.

9). Mengembangkan ketangkasan arsitektur

Dukung anak Anda untuk berkreasi membentuk berbagai

bentuk bangunan atau benda menggunakan tumpukan dadu. Anda

Page 21: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

dapat membuat rumah-rumahan, mobil-mobilan atau kreasi

lainnya. Latihan ini akan mengembangkan ketangkasan arsitektur.

b. Kelebihan dan Kelemahan Alat Permainan Edukatif Dadu

Tidak satupun metode media pembelajaran yang tidak memiliki

kekurangan. Hampir semua media pembelajaran memiliki kelebihan

dan kekurangan. Demikian Juga media pembelajaran dengan

menggunakan dadu ada kelebihannya dan kekurangannya.

Kelebihan dan kelemahan Alat Permainan Edukatif Dadu

menurut Arif S. Sadiman, (2003:23) adalah sebagai berikut :

1). Anak lebih bersemangat dalam pembelajaran, karena dilakukan

seraya bermain, hal itu yang menyenangkan bagi anak

karenamerasa kepercayaan diri bertambah

2). Tidak mengantuk dan tidak cepat bosan karena anak berkativitas

karena anak diberi kesempatan anak melempar, menghitung dan

mengurangi

3). Anak tertarik untuk mengetahui nomor dan angka berapa yang

mau keluar dan anak akan merasa bangga jika nomor yang

diharapkan keluar.

Kelamahan Alat Permainan Edukatif Dadu

1) Banyak menyita waktu

Page 22: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Karena anak harus melempar terlebih dahulu sebuah dadu

kemudian memperhatikan untuk dilihat apa yang muncul dalam

lemparan dadu.

2) Kadang bentuk yang muncul tidak sesuai dengan harapan anak

3) Memerlukan kesabaran, suasana belajar agak ramai

B.    Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu

dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK.

Kemampuan kognitif ini berisikan kemampuan berhitung, konsep warna dan

sebagainya. Kemampuan kognitif disebut juga daya pikir atau kemampuan

seseorang untuk berpikir.

“Kemampuan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan

untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga

dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk

mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan” (Sujiono, 2007:1)

Salah satu aspek dalam kemampuan kognitif ini adalah pengembangan

pembelajaran matematika/ berhitung Istilah-istilah yang dikenal diantaranya

pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai

pengembangan kecerdasan logika-matematika. “Berhitung merupakan bagian

dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,

terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan

kemampuan kognitif maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi” (Depdiknas, 2007 :1)

Page 23: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Kegiatan pengembangan pembelajaran berhitung untuk anak usia dini

dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan

keterampilan berhitung yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja

pada masa mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan

masalah.

1. Faktor yang Mempengaruhi kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan

dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya kemampuan

kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil

belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan lingkungan.

Berdasarkan hasil studi Piaget (dalam Ratna W. Dahar, 1989: 157-

158) dalam buku Faktor-faktor Penunjang kemampuan Kognitif terdapat

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kemampuan kognitif

dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :

a. Faktor Hereditas/ Keturunan

Teori hereditas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh

seorang ahli filsafat. Dia berpendapat bahwa manusia lahir sudah

membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi

lingkungan. Berdasarkan teorinya, taraf intelegensi sudah

ditentukan sejak anak dilahirkan, sejak faktor lingkungan tak berarti

pengaruhnya.

Para ahli psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat

bahwa taraf intelegensi 75-80% merupakan warisan atau faktor

Page 24: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

keturunan. Pembawaan ditentukan oleh ciri-ciri yang dibawa sejak

lahir (batasan kesanggupan).

b. Faktor Lingkungan

Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh Jhon Locke. Dia

berpendapat bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci atau

tabularasa. Menurut pendapatnya, perkembangan manusia

sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat Jhon

Locke tersebut perkembangan taraf intelegensi sangatlah ditentukan

oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan

hidupnya.

c. Kematangan

Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang

jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-

masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia

kalender)

d. Pembentukan

Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang

mempengaruhi perkembangan intelegensi.

Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja

(sekolah/formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam

Page 25: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

sekitar/informal), sehingga manusia berbuat intelejen karena untuk

mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.

e. Minat Dan Bakat

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan

merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat

seseorang mendorngnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi.

Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai

potensi yang masih perlu dikembangan dan dilatih agar dapat

terwujud.

Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya.

Artinya, seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan semakin

mudah dan cepat mempelajari hal tersebut.

f. Kebebasan

Kebebasan yaitu kebebasan manusia berpikir divergen

(menyebar) yang berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-

metode yang etrtentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga

bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.

C. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Media Dadu

Di Kelompok B TK PKK

Kemampuan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini

dikarenakan kemampuan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran.

Page 26: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar,

berfikir dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang

ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar

berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya.

Dadu sebagai media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk

mengembangkan konsep bilangan. Media dadu tersebut mudah diperoleh dan

dapat dimanfaatkan untuk berbagai permainan, memiliki bentuk yang

sederhana dan mudah digunakan sehingga mudah dimengerti. Dadu juga

merupakan media pembelajaran konkret dan mudah dieksplorasi oleh anak

TK karena memiliki manfaat diantaranya dapat menumbuhkan motivasi

belajar anak karena anak bermain langsung, melihat dan dan menyentuhnya.

Motivasi yang ditunjukkan dengan rasa senang mendorong anak untuk

berfikir positif terhadap pembelajaran konsep angka sedangkan anak yang

mampu membilang/menyebut urutan bilangan, membilang dengan menunjuk

benda serta menyebutkan hasil penambahan 1 sampai 10 dengan memiliki

kemampuan kognitif yang cukup tinggi.

D. Hipotesis

“Hipotesis itu adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul”

(Suharimi Arikunto 2002:64).

Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah Ho “Tidak Ada pengaruh yang

singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu

di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong kabupaten

Page 27: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

nganjuk tahun Pelajaran 2011/2012” dan Ha adalah “Ada pengaruh yang

singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu

dibandingkan tanpa menggunakan media dadu di kelompok B TK PKK

Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2011/2012”

Page 28: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian ini akan membahas tentang rancangan penelitian,

populasi, variabel penelitian, sumber data, instrumen pengumpulan data, teknik

pengolahan dan analisis data

A. Rancangan penelitian

Pada penelitian ini metode yang diggunakan adalah quasi

eksperimental design (metode eksperimen semu). Metode ini digunakan

tanpa ada kelas kontrol atau kelas pembanding. Hal ini karena setiap siswa

mempunyai karakteristik yang berbeda dalam tingkat pemahamannya

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rangcangan one group

pretest posttest. ”Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol),

tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang

memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya

eksperimen (program)” (Arikunto, 2006:212).

Rancangan penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok saja dan

diukur dengan menggunakan prettest yang dilakukan sebelum diberi

perlakuan dengan media dadu dan posttest dilakukan setelah diberi perlakuan

media dadu pada kemampuan kognitif.

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif.

28

Page 29: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

“Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam” (Arikunto, 2006:56)

B. Populasi

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita

teliti. “Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian” (Arikunto,

2006:130).

Populasi pada penelitian ini adalah Siswa Kelompok B TK PKK

Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk yaitu sejumlah 20 Anak. Teknik sampling yang digunakan

sampling pendekatan populasi atau Penelitian Populasi

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada

sampel jika tidak ada populasi.

Penelitian Populasi adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. (Arianto, 2011:5)

Mengingat jumlah populasi tidak terlalu banyak maka dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling pendekatan

populasi. Hal ini berpatokan pada pendapat Arikunto, (2007:07) yaitu

Page 30: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

sebagai ancer-ancer semua subjek yang kurang dari 100 diambil

seluruhnya

Jumlah siswa TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong

ada 20 anak maka dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan

sampel.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia). Ciri yang dimiliki oleh anggota

suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki

kelompok tersebut. ”Variabel independent adalah variabel yang nilainya

menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh

peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel

dependen (tergantung) adalah variabel yang nilainya ditentukan variabel lain”

.(Nursalam, 2003:102).

Sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah Pemberian

Alat Permainan Edukatif Dadu, dan sebagai variabel dependen adalah

kemampuan kognitif.

D. Sumber Data

Page 31: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Sumber data ada

2 macam

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari pihak yang bersangkutan atau

langsung diperoleh dari responden. Data primer dalam penelitian ini

adalah lembar hasil tes dan hasil observasi kemampuan pada anak

sebelum dan sesudah mendapat Alat Peraga Edukasi Dadu.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau dipublikasikan untuk

umum oleh instansi atau lembaga yang mengumpulkan, mengolah dan

menyajikan. Data ini meliputi data guru, siswa, dan sebagainya.

E Instrumen Pengumpulan Data

“Instrumen penelitian adalah alat untuk fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis. Sehingga data

lebih mudah diolah” (Arikunto, 1992:124).

Data dicatat dalam dokumentasi seperti buku induk, raport, buku

pribadi surat keterangan dan sebagainya, data tersebut sangat berguna

sebagai bahan pemahaman murid, untuk murid, yang didokumentasikan

perlu sekali dianaslisa secermatnya.

1. Observasi

Page 32: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

”Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan pengamatan dan

pencatatan” Kartini Kartono (1983:42). Observasi adalah pengumpulan

data dengan penelitian langsung terhadap objek penelitian dengan

menggunakan seluruh alat indra.

“Mengobservasi dapat dilakukan dengan penglihatan, penciuman,

pendengaran, (pengamatan langsung) yang dapat dilakukan dengan tes,

kuesioner, gambar dan rekaman suara” (Arikunto, 2006:133)

Pedoman Obervasi penelitian ini berupa daftar kegiatan yang

mungkin akan timbul dan akan diamati. Sehingga diperoleh gambaran

tentang kejadian selama penelitian.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pretest, treatment

(perlakuan), dan posttest. Pretest adalah tes awal yang dilakukan untuk

mengetahui kemampuan kognitif siswa sebelum perlakuan. Treatmen

(perlakuan) adalah pemberian perlakuan kepada peserta didik dengan

alat peraga edukasi dadu. Perlakuan dilakukan selama 3 kali pertemuan

kepada subjek penelitian. Setelah diberikan perlakuan selanjutnya

dilakukan pengukuran kemampuan kognitif lagi, sejauh mana

pemahaman anak tentang kemampuan kognitif setelah diberi pelajaran

dengan alat edukatif berupa dadu. Setelah data terkumpul kemudian di

analisis.

Page 33: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Bentuk Instrumen yang digunakan baik pre test maupun post test

adalah lembar observasi pada anak sesuai dengan tingkat pencapaian

perkembangan anak usia 5-6 tahun yang sesuai dengan permendiknas

No. 58 tahun 2009 yang meliputi :

a. Menyebutkan lambang bilangan 1-10

b. Mencocok bilangan dengan lambang bilangan

c. Mengenal berbagai macam lambang bilangan dan huruf

Bentuk instrumen Aalat Peraga Edukasi Dadu berupa unjuk kerja

anak didik dalam melempar dadu, ekspresi anak, dan keaktifan anak.

Hasil Observasi kemudian dikonversikan ke angka dengan

kriteria sebagai berikut :

a). Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bintang satu ().

b). Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang ()

c) Anak yang sudah Berkembang Sesuai Harapan pada indikator RKH mendapatkan tanda tiga bintang ()

d) Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda empat bintang () (Kemendiknas, 2010:11)

2. Dokumentasi

Menurut Sutrisno Hadi ( 1968:199), yang dimaksud dengan metode

dokumentasi adalah “Salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan

melihat data-data yang sudah ada dalam beberapa pedoman“.

Page 34: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Sedangkan menurut W.J.S Poerwodarminto (1985:27), “Teknik

dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui pencatatan

terhadap dokumen“.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data lembar

observasi yang berupa hasil achievment test anak sebelum dan sesudah

diberikan pemberian alat peraga edukatif dadu dansesudah pemberian

alat peraga edukatif dadu dan dilihat hasilnya untuk dianalisis.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada

gunanya, jika tidak diolah. “Pengolahan data merupakan bagian yang amat

penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data

tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan

masalah penelitian”. (Arikunto, 2007:209)

Langkah-langkah pengolahan data menurut Arikunto (2007:209),

ada sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses

pengolahan data, yaitu: (1) editing; (2) mengkode data atau kodefikasi

data; dan (3) membuat tabulasi.

a. Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu.

Dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan

Page 35: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

dalam buku catatan (record book), daftar pertanyaan ataupun pada

interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan

diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau

yang masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta

menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data

b. Kodefikasi Data

Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek

atau panjang, ataupun hanya “ya” atau “tidak”. Untuk memudahkan

pengolahan, maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode.

Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika

pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban

adalah menaruh angka pada tiap jawaban

c. Tabulasi

Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data.

Membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel-

tabel, dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah

kasus dalam berbagai kategori.

“Jenis data akan menentukan apakah peneliti akan

menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif

Page 36: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

diolah dengan menggunakan teknik statistika baik statistika non

parametrik maupun statistika parametrik. (Notoatmojo, 2003:186)

Pada penelitian ini kami berusaha mencari perbedaan hasil

peningkatan kemampuan kognitif sebelum dan sesudah menggunakan

Alat Permainan Edukatif Dadu di Kelompok B TK PKK Banjardowo

Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan cara melakukan observasi pada

pada anak. Untuk mencari perbedaan dilakukan dengan cara

dilakukan untuk  membandingkan rata-rata nilai pretest dan posttest. 

Perlakuan pertama anak diobservasi kemampuan kognitif dan

perlakuan kedua anak diobservasi kemampuan kognitif melalui

menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu dan hasilnya di

tabulasikan.

Posttes dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dengan

tujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan

kognitif siswa baik yang menggunakan media dadu dibandingkan

dengan tidak menggunakan media dadu.

d. Interpretasi hasil pengolahan data

Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis

datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti

menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu

kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan

Page 37: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil

analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak

melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas

kerangka penelitian, dan secara etis peneliti rela mengemukakan

kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam penelitian.

2. Analisis Data

Analisa statistik digunakan untuk menganalisis data tentang

perbedaan kenaikan nilai pengembangan bidang kognitif dengan

menggunakan rumus t-test. Rumus t-test yang digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi ditunjukkan pada

rumus :

t =

Md

√ Σx2dN ( N−1)

dimana

Md : mean dari perbedaan pre test dan post tes

xd : devisiasi masing-masing subjek (d – Md)

Σx2 d : Jumlah kuadrat deviasai

N : Subjek pada sampel

d.b : ditentukan dengan N-1

di mana

Page 38: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Σx2 d = Σd2 -

( Σd )2

N (Arikunto, 2006:277)

Harga t tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel

dengan dk-1, dengan taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Jika harga

t hitung > t tabel maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya ada

efek positif dari menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu dalam

meningkatkan kemampuan Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini.

Dalam penelitian ini kami menggunakan dalam pengujian validitas,

reliability, dan uji t tes kami menggunakan SPSS (Statistical Package

For Social Sciences) versi 15 For Windos.

Keputusan uji yaitu apabila nilai probabilitas (p) < 0,05, berarti H1

diterima, artinya ada efek positif upaya peningkatan pengembangan

kognitif menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu di TK PKK

Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 39: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian dan pengumpulan data

yang dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 di TK

PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk yang meliputi

penyajian data dan pembahasan.

A. Penyajian data

Pada penyajian data khusus ini akan penulis sajikan data hasil penelitian

tentang meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui permainan dadu Di

Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012. Semua peneliti memasukkan dalam

tabulasi dan dianalisa pakai uji t test.

Uji test ini digunaan untuk menganalisa statistik digunakan untuk

menganalisis data tentang perbedaan kenaikan nilai kemampuan kognitif

sebelum dan sesudah pemberian alat peraga edukatif dadu.

Bentuk data penilaian perkembangan peserta didik di TK berupa uraian

dan dilambangkan dengan tanda bintang satu sampai bintang empat seperti

terlihat di bawah ini

Hasil Observasi kemudian dikonversikan ke angka dengan kriteria

sebagai berikut :

a). Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka

40

Page 40: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bintang satu ().

b). Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang ()

c) Anak yang sudah Berkembang Sesuai Harapan pada indikator RKH mendapatkan tanda tiga bintang ()

d) Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda empat bintang () (Kemendiknas, 2010:11)

Untuk mengatahui tingkat kemampuan berhitung perlu pengolahan

data diskriptif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan kriteria sebagai

berikut.

Keterangan Skor, 4 anak Berkembang Sangat Bagus (BSB), Skor 3

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Skor 2 Mulai Berkembang (MB), Skor 1

Belum Berkembang (BB). Aspek penilaian kemampuan berhitung sesuai

dengan permendiknas 58 tahun 2009 yaitu :

d. Menyebutkan lambang bilangan 1-10

e. Mencocok bilangan dengan lambang bilangan

f. Mengenal berbagai macam lambang bilangan dan huruf

Dari hasil penilaian lembar unjuk kerja kemampuan kemampuan kognitif

anak maka disajikan data sebagai berikut :

Page 41: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

1. Kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK Desa

Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2011/2012.

Tabel 1

Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Sebelum Penggunaan Alat Peraga Edukatif Dadu

No Nama AnakKonsep Bilangan Jml

% Kategori1 2 3

1 Kenidifatna Reydya Zarima 4 2 3 9 75% Cukup

2 Eva Mei Sela 4 2 3 9 75% Cukup

3 Muhamad Abdul Ghofur 3 4 4 11 92% Baik

4 Ahmad Nasir Firmanda 3 3 3 9 75% Cukup

5 Sasta Intan Nurfadilah 4 3 3 10 83% Cukup

6 Sabila Arsi Nur Zahrani 3 3 3 9 75% Cukup

7 Nova Riyanto 2 2 3 7 58% Kurang

8 Dias Aditya Pratama 3 3 4 10 83% Cukup

9 M. Thomas Ronaldo Suwandi 3 3 3 9 75% Cukup

10 Tasya Ifa Efita 3 3 3 9 75% Cukup

11 Rhofia Antony 3 2 4 9 75% Cukup

12 Erlangga Yusuf 4 3 3 10 83% Cukup

13 Ilham Saputra 3 2 3 8 67% Cukup

14 Mohamad Adam Sumarno 2 3 4 9 75% Cukup

15 Violeta Riskia Noveria 3 2 3 8 67% Cukup

16 Rifky Ananta Agutino 2 2 3 7 58% Kurang

17 Amelia Novi Rahmawati 3 3 4 10 83% Cukup

18 Affa Nabiah Azemi 3 2 3 8 67% Cukup

19 Elsa Aprilia Firdiansah 3 3 3 9 75% Cukup

20 Alifia Agustina 4 3 3 10 83% Cukup

Keterangan Kategori

100%-85% : Baik84%-65% : Cukup50%-64% : Kurang<50% : Buruk

Page 42: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Berdasarkan tabel 1 sebelum penggunaan media dadu sebagian besar

17 anak (85%) mempunyai kemampuan kognitif cukup dan hanya 1 anak

(5%) yang mempunyai kemampuan kognitif baik.

2. Treatmen (Perlakuan) Alat Pegara Edukatif Dadu di Kelompok B TK PKK

Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun

Pelajaran 2011/2012

Bentuk instrumen Aalat Peraga Edukasi Dadu berupa unjuk kerja anak

didik dalam : 1) melempar dadu 2) ekspresi anak, dan keaktifan anak dengan

penilaian (skor) dengan kode bintang kemudian dikonversikan ke dalam

bentuk angka.

Keterangan Skor, 4 anak Berkembang Sangat Bagus (BSB), Skor 3

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Skor 2 Mulai Berkembang (MB), Skor 1

Belum Berkembang (BB).

Dari hasil penilaian unjuk kerja bermain dadu maka disajikan data

sebagai berikut :

Tabel 2

Perlakuan Alat Pegara Edukatif Dadu

No Nama AnakUnjuk kerja

bermain dadu Jml% Kategori

1 2 3

1 Kenidifatna Reydya Zarima 3 4 3 10 83% Cukup

2 Eva Mei Sela 4 2 3 9 75% Cukup

3 Muhamad Abdul Ghofur 3 4 3 10 83% Cukup

4 Ahmad Nasir Firmanda 3 2 3 8 67% Cukup

5 Sasta Intan Nurfadilah 4 4 3 11 92% Baik

6 Sabila Arsi Nur Zahrani 3 4 4 11 92% Baik

Page 43: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Lanjutan Tabel 2

1 2 3 4 5 6 7 8

7 Nova Riyanto 2 3 3 8 67% Cukup

8 Dias Aditya Pratama 3 3 4 10 83% Cukup

9 M. Thomas Ronaldo Suwandi 3 3 3 9 75% Cukup

10 Tasya Ifa Efita 4 3 3 10 83% Cukup

11 Rhofia Antony 3 2 4 9 75% Cukup

12 Erlangga Yusuf 3 2 4 9 75% Cukup

13 Ilham Saputra 3 2 3 8 67% Cukup

14 Mohamad Adam Sumarno 3 3 4 10 83% Cukup

15 Violeta Riskia Noveria 3 2 4 9 75% Cukup

16 Rifky Ananta Agutino 2 2 3 7 58% Kurang

17 Amelia Novi Rahmawati 3 3 4 10 83% Cukup

18 Affa Nabiah Azemi 3 2 4 9 75% Cukup

19 Elsa Aprilia Firdiansah 3 3 3 9 75% Cukup

20 Alifia Agustina 4 3 4 11 92% Baik

Keterangan Kategori

100%-85% : Baik84%-65% : Cukup50%-64% : Kurang<50% : Buruk

Berdasarkan tabel di atas ada 16 anak atau 80% dengan kategori cukup

mampu dalam bermain dadu dan kategori baik ada 3 anak atau 15% dan yang

mempunyai kemampuan kurang hanya 1 anak.

Page 44: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

3. Kemampuan kognitif anak usia dini sesudah perlakuan penggunaan alat

peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan

Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012

Tabel 3

Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Sesudah Pemberian Alat Peraga Edukatif Dadu

No Nama AnakKonsep Bilangan Jml

% Kategori1 2 3

1 Kenidifatna Reydya Zarima 4 4 3 11 92% Baik

2 Eva Mei Sela 4 3 4 11 92% Baik

3 Muhamad Abdul Ghofur 3 4 4 11 92% Baik

4 Ahmad Nasir Firmanda 3 3 3 9 75% Cukup

5 Sasta Intan Nurfadilah 4 4 4 12 100% Baik

6 Sabila Arsi Nur Zahrani 3 4 3 10 83% Cukup

7 Nova Riyanto 3 3 3 9 75% Cukup

8 Dias Aditya Pratama 4 3 4 11 92% Baik

9 M. Thomas Ronaldo Suwandi 3 4 3 10 83% Cukup

10 Tasya Ifa Efita 3 3 3 9 75% Cukup

11 Rhofia Antony 3 3 4 10 83% Cukup

12 Erlangga Yusuf 4 3 3 10 83% Cukup

13 Ilham Saputra 3 3 3 9 75% Cukup

14 Mohamad Adam Sumarno 3 3 4 10 83% Cukup

15 Violeta Riskia Noveria 4 3 3 10 83% Cukup

16 Rifky Ananta Agutino 3 3 3 9 75% Cukup

17 Amelia Novi Rahmawati 3 3 4 10 83% Cukup

18 Affa Nabiah Azemi 3 4 3 10 83% Cukup

19 Elsa Aprilia Firdiansah 3 4 3 10 83% Cukup

20 Alifia Agustina 4 3 4 11 92% Baik

Keterangan Kategori

100%-85% : Baik84%-65% : Cukup

Page 45: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

50%-64% : Kurang<50% : Buruk

Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai

kemampuan cukup dan kemampuan baik 6 atau 30% anak.

4. Pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK

desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran

2011/2012.

Tabel 4

Pelaksanaan Penggunakan Alat Peraga Edukatif Dadu

No Nama Anak

Nilai Kemampuan Kognitif

Sebelum Perlakuan Pemberian APE Dadu

Setelah Perlakuan Pemberian Dadu APE

1 Kenidifatna Reydya Zarima Cukup Baik2 Eva Mei Sela Cukup Baik3 Muhamad Abdul Ghofur Baik Baik4 Ahmad Nasir Firmanda Cukup Cukup5 Sasta Intan Nurfadilah Cukup Baik6 Sabila Arsi Nur Zahrani Cukup Cukup7 Nova Riyanto Kurang Cukup8 Dias Aditya Pratama Cukup Baik9 M. Thomas Ronaldo Suwandi Cukup Cukup10 Tasya Ifa Efita Cukup Cukup11 Rhofia Antony Cukup Cukup12 Erlangga Yusuf Cukup Cukup13 Ilham Saputra Cukup Cukup14 Mohamad Adam Sumarno Cukup Cukup15 Violeta Riskia Noveria Cukup Cukup16 Rifky Ananta Agutino Kurang Cukup17 Amelia Novi Rahmawati Cukup Cukup18 Affa Nabiah Azemi Cukup Cukup19 Elsa Aprilia Firdiansah Cukup Cukup20 Alifia Agustina Cukup Baik

Page 46: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Pada tabel 4 Pada Pelaksanaan Penggunakan Alat Peraga Edukatif

Dadu terlihat ada peningkatan dari 1 anak yang mendapat nilai baik meningkat

menjadi 6 anak dengan kemampuan baik dan siswa yang mendapat

kemampuan kurang menjadi tidak ada.

5. Pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini dengan

menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo

Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 4

Uji t test

No Rsp Y1 Y2 d d2

1 9 11 2 42 9 11 2 43 11 11 0 04 9 9 0 05 10 12 2 46 9 10 1 17 7 9 2 48 10 11 1 19 9 10 1 110 9 9 0 011 9 10 1 112 10 10 0 013 8 9 1 114 9 10 1 115 8 10 2 416 7 9 2 417 10 10 0 018 8 10 2 419 9 10 1 120 10 11 1 1

JML 180 202 22 36Mean 9 10,1 1,1 1,8

Page 47: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

t =

Md

√ Σx2dN ( N−1)

Keterangan

Md : Mean dari perbedaan post tes dan pre tes

xd : devisiasi dari masing-masing subjek

Σx2 d : Jumlah kuadrat devisiasi

Σx2 d : Σd2−

( Σd )2

N

N : Subjek pada sampel

d.b : ditentukan dengan N – 1

(Arikunto, 2006:276)

d = 36

d2 = 22

Md = 1,1

Σx2 d =Σd2−

( Σd )2

N

Σx2 d = 36 - (22)2

20

Σx2 d = 27 – 24,2

= 11,8

Page 48: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

t =

Md

√ Σx2dN ( N−1)

t =

1,1

√11. 820 (20−1 )

t =

1,1

√0,0636

t =

0 . 850,2523

t = 4.35

Page 49: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Hasil t hitung didapatkan t = 4.35, sedangkan t tabel pada signifikan 0,01

didapatkan 2,858, sehingga 4,35 > 2,858, (t hitung > t tabel) sehingga

Ho dilak dan Ha diterima dan ada Ada Peningkatan kemampuan kognitif

anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo

Kecamatan Lengkong kabupaten nganjuk tahun Pelajaran 2011/2012

B. Pembahasan

1. Hasil Observasi

Pada tabel 1 sebelum penggunaan media dadu sebagian besar 17

anak (85%) mempunyai kemampuan kognitif cukup dan hanya 1 anak

(5%) yang mempunyai kemampuan kognitif baik dan setelah

penggunaan alat peraga edukatif dadu yang tampak pada tabel 3

sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai kemampuan cukup dan

kemampuan baik 6 atau 30% anak, dan terjadi peningkatan kemampuan

kognitif anak.

2. Hasil Dokumentasi

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data lembar

observasi yang berupa hasil achievment test anak sebelum dan sesudah

diberikan pemberian alat peraga edukatif dadu dan sesudah pemberian

alat peraga edukatif dadu dan dilihat hasilnya untuk dianalisis dan

ternyata tampak pada tabel 3 terlihat ada 6 anak yang mempunyai

Page 50: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

kemampuan baik setelah menggunaan alat peraga edukatif dadu yang

berasal dari sebelum penggunaan dadu yaitu 5 anak (25%) dengan

kemampuan cukup dan 1 anak (5%) dengan kemampuan baik. Disini

terlihat bahwa alat peraga edukatif sangat cocok untuk meningkatkan

kemampuan kogintif anak khususnya di Kelompok B TK PKK desa

Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran

2011/2012.

3. Uji Analisis

Kegiatan yang dilakukan adalah pretest, treatment (perlakuan), dan

posttest. Pretest adalah tes awal yang dilakukan untuk mengetahui

kemampuan kognitif siswa sebelum perlakuan pemberian alat peraga

edukatif dadu dan hasilnya di dokumentasikan

Treatmen (perlakuan) adalah pemberian perlakuan kepada peserta

didik dengan alat peraga edukasi dadu. Perlakuan dilakukan selama 3

kali pertemuan kepada subjek penelitian dan setelah kegiatan perlakuan

di lakukan observasi dengan melakukan posttest, dengan melakukan

pengukuran kemampuan kognitif lagi, dengan tujuan untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman anak tentang kemampuan kognitif setelah

diberi pelajaran dengan alat edukatif berupa dadu. Setelah data terkumpul

kemudian di analisis dengan uji t test

Page 51: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Hasil uji t test menunjukkan bahwa t = 4.35, sedangkan t tabel

pada signifikan 0,01 didapatkan 2,858, sehingga 4,35 > 2,858, (t hitung

> t tabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diambil

kesimpulan “Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan

kemampuan kognitif anak melalui media dadu dibandingkan tanpa

menggunakan alat peraga edukatif dadu di kelompok B TK PKK

Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2011/2012”

Page 52: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang Peningkatkan

Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Dadu Di Kelompok B TK PKK

Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2011/2012

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari analisa data yang peneliti lakukan dalam penyusunan

skripsi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Kemampuan kognitif di TK PKK Banjardowo KecamatanLengkong

Kabupaten Nganjuk sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai kemampuan

cukup dan kemampuan baik 6 atau 30% anak setelah menggunakan alat peraga

edukatif dadu

Pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK

PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk berlangsung

sangat baik terlihat ada 6 anak yang mempunyai kemampuan baik yang berasal

dari sebelum penggunaan dadu yaitu 5 anak (25%) kemampuan cukup dan 1 anak

(5%) yang punya kemampuan baik.

Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif

anak melalui media dadu dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga edukatif

dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan melihat hasil uji t test menunjukkan

52

Page 53: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

bahwa t = 4.35, sedangkan t tabel pada signifikan 0,01 didapatkan 2,858,

sehingga 4,35 > 2,858, (t hitung > t tabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima

dan ada Ada Peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di

kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong kabupaten nganjuk

tahun Pelajaran 2011/2012

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmiah

dari penulis, sehingga berguna dan menjadi bekal untuk terjun dalam dunia

pendidikan dan masyarakat.

2. Bagi Guru

Semoga dapat menambah wawasan tentang cara kegiatan

pengembangan kognitif utamanya dengan Kegiatan Mencetak Dengan

Pelepah Pisang

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman guru,

sehingga guru secara aktif dan kreatif dapat mengembangkan pengetahuan

dibidang pengembangan kognitif maupun pengembangan kemampuan yang

lain.

Page 54: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

3. Bagi peserta didik

Dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajarnya pengembangan

kognitif melalui Kegiatan bermain dadu

4. Bagi Lembaga

Kegiatan bermain dadu diharapkan bisa sebagai alternatif pilihan dalam

pembelajaran kemampuan kognitif di TK PKK Banjardowo Kecamatan

Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 55: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

Syarat Uji T test data harus terdistribusi normal

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sesudah SebelumN 20 20Normal Parameters(a,b) Mean 10.1000 9.0000

Std. Deviation .85224 1.02598Most Extreme Differences

Absolute .247 .250Positive .247 .200Negative -.203 -.250

Kolmogorov-Smirnov Z 1.103 1.118Asymp. Sig. (2-tailed) .175 .164

a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

Dan ternyata data terdistribusi normal

Uji T test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)

MeanStd.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower UpperPair 1 Sesudah -

Sebelum1.1000 .78807 .17622 .7312 1.4688 4.359 19 .000

Karena signifikan pada tabel .000 masih dibawah 0.01 atau 0.02 maka Ha diterima

dan Ho di tolak

Lampiran

Page 56: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

95

Hasil Uji T test Pakai SPSS

Paired Samples Test

Paired Differences t dfSig. (2-tailed)

MeanStd.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower UpperPair 1 Sesudah -

Sebelum1.1000 .78807 .17622 .7312 1.4688 6.242 19 .000

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA DADU DI KELOMPOK B TK PKK

BANJARDOWO KECAMATAN LENGKONG KABUPATEN NGANJUK TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan MenyelesaikanProgram Strata Satu Pendidikan Anak Usia Dini Pada

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Jember

Page 57: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

96

Oleh

SRI WINARTINIM. 2008 186207 B 1694

PROGRAM STRATA SATU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP JEMBER2012

Page 58: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

97

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF

ANAK MELALUI MEDIA DADU DI KELOMPOK B TK

PKK BANJARDOWO KECAMATAN LENGKONG

KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

SRI WINARTINIM. 2008 186207 B 1694

Telah Disetujui Dibuat Skripsi

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. SISMIATI YUDHA HARNANTO, SH

ii

Page 59: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

98

KATA PENGANTAR

Bismilahiroohmanirohiim

Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa

atas segala rahmatnya yang telah terlimpahkan kepada penulis sehingga dapat

terselesaikanya penyusun proposal ini.

Dengan ini pula penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada Bapak dan Ibu yang telah membimbing dan memberi petunjuk serta dorongan

secara tulus sehingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga penulis sampaikan, kepada semua pihak yang telah

banyak memberi bantuan berupa apapun sehingga dapat memperlancar penyusunan

skripsi ini, terutama yang terhormat :

1. Bapak Drs Soemarsono, MM selaku ketua STKIP PGRI Nganjuk

2. Ibu Dra. Vera Septi Andrini, MM, Selaku ketua Pembantu I IKIP PGRI Nganjuk.

3. Ibu Dra. Sismiati, selaku Dosen Pembimbing I

4. Yudha Harnanto, SH, selaku Dosen Pembimbing II

5. Bapak/Ibu Dosen selaku ketua STKIP PGRI Nganjuk

6. Ibu Sri Winarti, selaku Kepala TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong

Kab. Nganjuk

iii

Page 60: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

99

Semoga amal baik dan jasa yang telah bapak dan ibu berikan akan mendapat

balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis dengan

senang hati akan menerima kritik dan saran dari berbagai pihak.

Akhirnya Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan, khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

Nganjuk, Juni 2012

Penulis

Sri Winarti

iv

Page 61: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

100

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i

HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR........................................................................................... iii

DAFTAR ISI......................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Definisi, Asumsi dan Pembatasan Masalah ................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6

A. Alat Permainan Edukatif Dadu..................................................... 6

1. Alat Permainan Edukatif ..................................................... 6

2. Dadu .................................................................................... 14

B.    Pengembangan Kognitif .............................................................. 18

1. Pengertian ........................................................................... 18

2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif ......... 19

v

Page 62: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

101

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 22

A. Rancangan penelitian..................................................................... 22

B. Populasi ........................................................................................ 23

C. Variabel Penelitian ........................................................................ 23

D. Sumber Data ................................................................................. 24

E Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 25

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 28

DAFTAR PUSTAKA

vi

Page 63: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

102

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas 2007. Seri pembelajaran di TK Edisi 5 , jakarta:

Nur Ardisi,2010. Kecerdasan Emosional anak. http://blog.elearning.unesa.ac.id/nur-ardisti/mengenal-kecerdasan-emosional-pada-anak-usia-dini

Purba. Amir, dkk. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini. Medan. Pustaka  Jaya

www.wikimedia.com. Kecerdasan Emosional. Diakses 1 Juni 2012 Jam 09.00 WIB

Kartikawati, dkk, Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto. S. (1995). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto. S. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Permendiknas No 58 Tahun 2009. Tentang Standar PAUD

Depdiknas (2003): UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Jakarta. Depdiknas (2006)

W.J.S Poerwodarminto (1985) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Page 64: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

103

Waktu dan Tempat Penelitian

Rencana Jadual kegiatan

No KegiatanMei Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan Proposal

2 Perencanaan Umum

3 Pelaksanaan Tindakan

4 Penulisan Laporan

5 Publikasi

Page 65: Kemampuan Kognitif dengan Media Dadu

104

Daftar Pustaka Dadu

Arif S. Sadiman, 2003. Media Pendidikan Pengertian Dan Pengembangannya Dan

Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafido

Ratna W. Dahar, 1989 “Faktor-faktor Penunjang Perkembangan Kognitif.

Jakarta:Tramsito


Related Documents