YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

1

Sistem Regulasi pada Manusia

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Konsep Dasar IPA

Dosen Pengampu : Dhuta Sukmarani, M.Si

Disusun oleh:

13.0305.0014 Barokatus Tsani A

13.0305.0015 Eka Noviana M

13.0305.0022 Putri Budi U

13.0305.0032 Anis Khoirunnisa

13.0305.0033 Zumrotul Inayah

REGULER 3/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2014

Page 2: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

2

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. 1

Daftar Isi....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

A. Latar Belakang ................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Tujuan............................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4

A. Sistem Saraf...................................................................................... 6

B. Sistem Endokrin ............................................................................... 15

C. Sistem Indera .................................................................................... 18

BAB III PENUTUP...................................................................................... 23

A. Kesimpulan....................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28

Page 3: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu

sistem organ terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam

melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama

anatara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem

organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka

diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut

sebagai sitem koordinasi.

System regulasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sitem

endokrin/hormon, dan indra. Sistem saraf bekerja cepat dalam menganggapi

perubahan, sedangkan sistem hormon bekerja lambat dalam. Indra adalah reseptor

rangsang dari luar.

Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya

perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia

dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur

kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang

dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf,

dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut.

Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf. (Kus Irianto. 2004)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf, serta pembagiannya ?

2. Apa yang dimaksud dengan hormon ?

3. Apa saja alat indera pada manusia ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian sistem saraf dan pembagian ssistem saraf pada

manusia.

2. Menginformasikan mengenai hormon dan macam fungsinya.

3. Untuk mengetahui alat indera pada manusia.

Page 4: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan

saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,

menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.

Sistem tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system

tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara

berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang

harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,

bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan

memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari

system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.

Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta

Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan

terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.

Fungsi Sistem Saraf

Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf

mempunyai 3 fungsi utama yaitu :

Sebagai Alat Komunikasi

Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini

dilakukan oleh alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit

dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah

mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.

Sebagai Alat Pengendali

Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat

bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf,

semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja

yang akurat.

Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan

Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap

perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar.

Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat

Page 5: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

5

tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat

tubuh kita,

Peta Konsep

Sistem Regulasi

Manusia

Sistem

Saraf

Hormon Sistem

Indera

Sistem

saraf

pusat

Sistem

saraf

tepi

Kelenjar

endrokrin

Penglihat

(mata)

Pendengar

(telinga)

Peraba

(kulit)

Pembau

(hidung)

Pengecap

(lidah)

dihasilkan oleh

otak Sumsum

tulang

belakang

Sistem

saraf

sadar

Sistem

saraf tak

sadar

Page 6: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

6

B. Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas

menerima rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan

terhadap rangsangan tersebut (jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya

dibedakan menjadi dua, yaitu sel-sel saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi

dan bahan untuk hidupnya neuron).

1. Sel Saraf (neuron)

Merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas

badan sel saraf, dendrit, dan neurit (akson).

Gambar Sel Saraf

o Badan sel, mengandung nucleus dan nucleolus yang dikelilingi oleh

sitoplasma.

o Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang bercabang-cabang keluar dari

badan sel. Berfungsi menerima impuls (rangsangan) yang datang dari neuron

lain untuk dibawa menuju badan sel saraf.

o Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya impuls dari

badan sel saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot. Kebanyakan

diselubungi selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi nutrisi,

dan mempercepat jalannya impuls.

o Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel

saraf (neuron).

Page 7: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

7

o Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak

yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin

bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.

o Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk

neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

o Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya

nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke

nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

o Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan

ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.

Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.

Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.

Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi

dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

2. Macam-Macam Sel Saraf

a. Sel saraf motorik (eferen): sel saraf yang membawa rangsang dari sistem

saraf pusat ke sel-sel efektor (otot dan kelenjar).

b. Sel saraf sensorik (aferen): sel saraf yang membawa rangsang dari

reseptor ke dalam sistem saraf pusat.

c. Sel saraf asosiasi: penghubung sel saraf sensorik dan motorik.

Berdasarkan tempatnya dibagi menjadi dua:

1) Sel saraf konektor (Interneuron): menghubungkan antar neuron.

2) Sel saraf adjustor: penghubung sel saraf sensorik dan motorik.

3. Struktur/susunan Sistem Saraf

a. Sistem Saraf Pusat

1) Otak

Page 8: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

8

Gambar Otak

a) Otak Besar (Cerebrum)

Gambar Belahan pada Otak Besar

Otak besar dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

o Bagian dahi (lobus frontalis): berperan dalam aktivitas

motorik volunter, kemampuan berbicara dan berbahasa,

dan elaborasi pikiran.

o Bagian tengah/ubun-ubun (lobus parientalis): berperan

sebagai pengatur kerja kulit dan otot terhadap pengaruh

Page 9: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

9

panas, dingin, sentuhan, tekanan, dan nyeri serta merasakan

kesadaran mengenai posisi tubuh.

o Bagian samping (lobus temporalis): berperan sebagai pusat

pendengaran.

o Bagian belakang (lobus oksipitalis): berfungsi sebagai pusat

penglihatan.

Otak Depan (Diensefalon)

Otak depan dibagi : talamus dan hipotalamus. Talamus

merupakan pusat pengatur sensorik yang berasal dari otak

besar, menerima semua rangsan yang berasal dari sensorik

cerebrumsedangkan hipotalamus merupakan pengontrol suhu

tubuh, pengontrol rasa haus dan pengeluaran urine,

pengontrol asupan makanan, pengontrol perilaku dan emosi.

b) Otak Tengah (Mesencefalon)

Otak tengah merupakan pusat keseimbangan otak depan dan otak

belakang. Otak tengah merupakan pusat dari refleks mata dan

pendengaran.

c) Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan

medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut

jantung, tekanan darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah,

menelan, gerak peristaltic, batuk, dan bersin.

- Otak Kecil (cerebelum)

Fungsi utama sebagai pusat keseimbangan otot dan

koordinasi otot.

Gambar Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata

Page 10: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

10

- Sumsum lanjutan (medula oblongata)

Berfungsi mengatur refleks fisiologi (denyut jantung,

pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh

darah).

2) Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)

Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata

ke bawah sampai ruas kedua tulang pinggang. Sumsum tulang

belakang berfungsi untuk menghubungkan impuls dari dan ke otak,

memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.

Gambar Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)

Bagian-bagian sumsum tulang belakang:

b) Lapisan luar berwarna putih dan mengandung akson.

c) Lapisan dalam berwarna kelabu dan mengandung badan sel saraf.

d) Bagian dalam terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu yang

disebut akar dorsal (mengandung sensorik, dendritnya berhubungan

dengan reseptor), dan akar ventral (mengandung neuron motorik,

aksonnya menuju efektor).

Pelindung pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang)

disebut meninges, yang meliputi :

(a) Piameter, merupakan selaput paling dalam yang

menyelubungi permukaan otak dan sumsum tulang belakang,

banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi

Page 11: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

11

oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa

metabolisme.

(b) Arakhnoid, berupa jaringan yang lembut, terletak diantara

piameter dan durameter.

(c) Durameter, merupakan lapisan terluar yang padat dank eras

serta menyatu dengan tengkorak.

Pada sistem saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak

pada ventrikel otak dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak

dan medulla spinalis.

Gerak Refleks: reseptor – saraf sensorik – sumsum tulang belakang –

saraf motorik – efektor.

b. Sistem Saraf Tepi

Tersusun atas 12 pasang saraf otak yang keluar dari beberapa bagian

otak menuju alat indera, kelenjar, dan otot.

No.

Saraf Nama Saraf Jenis saraf Impuls

I Olfaktori Sensori Dari indera pencium pada

lapisan lendir hidung

II Optik Sensori Dari indera penglihat pada retina

mata

III Okulomotorik Motor Menuju otak penggerak bola

mata

IV Troklear pathenik Motor Menuju otak penggerak bola

mata oblique superior

V Trigeminal Gabungan Dari dan menuju daerah

muka/wajah, gigi, dan rahang

VI Abdusen Motor Menuju otot penggerak bola

mata rektus eksternal

VII Facial Gabungan Dari dan menuju lidah, wajah,

bibir dan kelopak mata

VIII Auditori Sensori Dari indera di telinga dalam (koklea dan saluran setengah

lingkaran)

IX Glossofaringeal Gabungan Dari daerah lidah belakang tonsil, langit- langit menuju

kelenjar ludah dan otot-otot

Page 12: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

12

faring

X Vagus Gabungan

Dari dan menuju laring, paru-

paru, jantung, lambung, pankreas, hati, otot-otot badan,

dan otot anggota gerak

XI Spinalis Motor Menuju otot laring, faring dan

langit- langit halus

XII Hipoglosal Motor Menuju otot-otot lidah

1) Serabut saraf otak/cranial, diantaranya Olfaktoriu (penciuman), Optik

(penglihatan), Stato akustik (keseimbangan dan pendengaran).

Berdasarkan karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi

tiga.

a) Saraf cranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan VII.

b) Saraf cranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan

XII.

c) Saraf cranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII,

IX.

d) Saraf pengembara, yakni saraf yang mempunyai daerah jelajah

luas yaitu saraf nomor X (nervus vagus)

2) Serabut saraf tulang belakang/spinal, merupakan gabungan saraf

sensorik dan motorik. Serabut saraf sensorik masuk ke akar dorsal,

sedangkan serabut saraf motorik keluar melalui akar ventral. 31

pasang serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf

spinal) merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang

keluar melalui akar ventral. Berdasarkan asalnya, dibedakan

menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang

saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.

c. Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua, yaitu simpatis dan parasimpatis.

Keduanya bekerja secara berlawanan.

Page 13: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

13

Gambar Saraf Parasimpatik dan Simpatik

1) Saraf simpatik

Saraf simpatik berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan

pinggang, disebut saraf torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan

organ agar bekerja secara otomatis. Serabut ini menuju ke otot polos,

alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan pernafasan.

2) Saraf parasimpatik

Saraf para simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah

sacrum, bekerja berlawanan dengan saraf simpatik.

4. Mekanisme Kerja Saraf

Neuron mampu menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari

dendrit ke badan sel saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain.

Bila sampai di ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang

memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi. Berikut ini neurohumor yang

dikenal:

Page 14: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

14

a. Asetilkolin, merupakan zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron,

neuron dengan otot lurik, dan neuron dengan otot polos.

b. Adrenalin (epinefrin), memacu hubungan antara neuron dengan otot jantung,

neuron dengan otot polos bronkus. Epinefrin bersifat inhibitor, namun zat ini

dapat dihilangkan oleh enzim kolinesterase pada sinapsis.

5. Penghantaran Impuls

a. Penghantaran impuls saraf melalui sinapsis

Penghantaran impuls saraf melewati sinapsis dibantu oleh senyawa kimia

yang disebut neurotransmiter, seperti: asetilkolin, norepinefrin, dopamin,

dan serotonin.

b. Penghantaran impuls saraf melalui sel saraf

Perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut

saraf mengakibatkan mengalirnya impuls dalam serabut saraf tersebut.

6. Gerak Biasa dan Gerak Refleks

a. Gerak biasa yaitu gerak yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan

makan. Gerak biasa impulsnya melalui otak.

Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron

motorik → efektor.

b. Pada gerak refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang

dilalui gerak ini disebut lengkung refleks.

Jalannya rangsang : reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang

belakang → neuron motorik → efektor.

7. Gangguan/Penyakit pada Sistem Saraf

a. Meningitis, peradangan pada selaput pembungkus otak maupun tulang

belakang sebagai akibat infeksi bakteri.

b. Penyakit ensefalitis, otak mengalami infeksi dan pembengkakan yang

disebabkan virus, misalnya virus yang dibawa oleh nyamuk atau serangga

pengisap darah maupun virus herpes, gondong, HIV, dan adenovirus.

c. Epilepsi, kondisi otak yang membuat penderita sensitif terhadap kejang

berulang-ulang. Disebabkan kerusakkan otak pada saat lahir, infeksi,

racun, luka pada kepala, atau tumor pada otak.

d. Neuritis, iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan

vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.

e. Alzheimer, berkurangnya kemampuan dalam mengingat.

Page 15: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

15

C. Sistem Endokrin/Hormon

1. Pengertian

Hormon adalah getah yang disekresikan oleh kelenjar dan langsung

diedarkan ke cairan tubuh (darah) untuk mengkomunikasikan pesan-pesan

yang sifatnya mengatur tubuh.

2. Sistem endokrin dikontrol oleh hipotalamus, dengan cara menerima

informasi dari otak dan mengintegrasikan ke dalam sistem endokrin

sesuai dengan kondisi lingkungan.

3. Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin/buntu dibedakan menjadi:

a. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat: bekerja terus menerus

menghasilkan hormon. Contoh: kelenjar tiroid, hormonnya tiroksin.

b. Kelenjar yang bekerja sampai waktu tertentu: bekerja hanya sampai

pada masa tertentu. Contoh: kelenjar kelamin, hormon GH/STH.

c. Kelenjar yang bekerja mulai waktu tertentu: bekerja mulai masa

tertentu. Contohya kelenjar timus, hormon FSH, LH, dan prolaktin.

4. Hormon berfungsi sebagai mengatur homoeostatis, memacu

pertumbuhan, untuk reproduksi, mengatur metabolisme, mengatur tingkah

laku.

Berikut perbedaan antara kerja sistem saraf dan siistem endokrin

No. Sistem saraf Sistem endokrin

1 Responnya cepat Responnya lambat

2 Signal-signal dibawa melalui neuron

Hormon-hormon dibawa melelui darah

3 Responnya langsung terhadap

rangsangan dari luar

Responnya tidak langsung

terhadap internal

5. Macam-macam Kelenjar Buntu

Kelenjar Sekresi

hormon

Fungsi Keterangan

Hipofisis Disebut juga master of

gland karena mampu mensekresikan

bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan dalam tubuh.

Page 16: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

16

Hipofisis Anterior

TSH (Thyroid

Stimulating Hormone)

mengatur pelepasan hormon

dari kelenjar tiroid

ACTH

(Adrenocorticotropic Hormon)

Merangsang

kelenjar adrenal untuk mengekskresi

glukokortikoid

- FSH (Follicle stimulatin

g hormone)

- LH

(Luteinizing Hormon)

- merangsang folikel ovarium dan menghasilkan

estrogen - mempengaruhi

pertumbuhan folikel jadi korpus luteum dan

menghasilkan hormon

progesteron

- merangsang terjadinya ovulasi bersama dengan

esterogen untuk pembentukkan

progesterone oleh korpus luteum, pada pria

menstimulasi testis menghasilkan

sperma

GH /STH mendorong

pertumbuhan secara langsung,

dengan merangsang pemanjangan cakra

epifise tulang pipa.

Hipersekresi

menyebabkan gigantisme (masa pertumbuhan)

Hiposekresi menyebabkan kretinisme (kekerdilan).

Prolaktin merangsang

pertumbuhan kelenjar susu dan sintesis susu pada

-

Page 17: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

17

mamalia

Hipofisis Posterior

Oksitosin menginduksi kontraksi otot uterus selama

proses kelahiran bayi dan

menyebabkan sekresi (glandula mammae) selama

menyusui bayi

ADH meningkatkan reabsorbsi air sehingga

menurunkan jumlah urin, dan

mempengaruhi rasa haus

Hipofisis Medial

MSH

(Melanocyt

Stimulating Hormon)

aktivitas sel yang mengandung pigmen melanin

pada kulit

Tiroid Tiroksin memelihara tekanan darah

normal, denyut jantung, tonus otot,

pencernaan, dan fungsi reproduksi, serta

meningkatkan laju konsumsi oksigen

pada metabolisme seluler

Hipersekresi menyebabkan Morbus

Basedowi dan gigantisme

Hiposekresi menyebabkan kretisnisme dengan

pertumbuhan jasmani dan kecerdasan

terhambat.

Paratiroi

d

PTH meningkatkan

kadar Ca2+ di dalam darah (berlawanan

dengan kalsitonin)

kelebihan menyebabkan

batu ginjal

Kekurangan menyebabkan tetanus dan tulang

rapuh

Pankreas Insulin mengubah glukosa menjadi glikogen yang akan

Page 18: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

18

disimpan di hati dan otot

Adrenal adrenalin memacu jantung dan menyempitkan

pembuluh darah kulit dan kelenjar

mukosa; mengendurkan otot polos batang

tenggorok sehingga melegakan

pernapasan; dan mempengaruhi pemecahan

glikogen sehingga menaikkan kadar

darah

Kerusakan kelenjar adrenal pada bagian

korteks akan menyebabkan penyakit

Addison

Timus Somatotro

fin

mempengaruhi

pertumbuhan

Hipersekresi

menyebabkan gigantisme dan

akromegali (pertumbuhan ujung-ujung tulang pipa ke

arah samping).

Hiposekresi menyebabkan

kretinisme.

D. Sistem Penginderaan

1. Pengertian

Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat

khusus. Macam-macam indera adalah:

a) Indera Peraba (Tangoreseptor)

Page 19: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

19

Gambar Bagian Indera Peraba

1) Terletak di kulit, ada yang ujung sarafnya bebas ada yang

berselubung (disebut saraf korpuskel).

2) Beberapa ujung saraf pada kulit: paccini (tekanan kuat), ruffini

(panas), meisner (nyeri), merisneer (peraba), krausse (dingin).

b) Indera Pengecap

Gambar Bagian bagian lidah

1) Reseptornya disebut kemoreseptor (berupa zat kimia).

Page 20: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

20

2) Terdapat di lidah dalam bentuk puting/papil pengecap Tiga

macam papil: papil bentuk benang (papil peraba yang

menyebar di seluruh permukaan lidah), papil yang dilingkari

saluran (papil pengecap), dan papil bentuk martil (papil

pengecap yang ada di tepi lidah).

3) Indra pengecap yang mampu mengecap empat cita rasa

yaitu manis (ujung lidah), asin (samping depan lidah), asam

(samping belakang lidah), dan pahit (pangkal lidah).

c) Indera Pembau

Gambar Bagian hidung

1) Sel-sel pembau mempunyai ujung-ujung berupa rambut halus

yang berhubungan dengan saraf melalui tulang saringan dan

bersatu menjadi urat saraf olfaktori yang menuju ke otak.

2) Menerima rangsang berupa bau atau oflaksi.

d) Pendengaran dan Keseimbangan

Page 21: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

21

Gambar Bagian bagian telinga

1) Telinga luar: daun telinga, liang telinga yang membantu

mengkonsentrasikan gelombang suara.

2) Telinga Tengah:

o Membran Timfani (selaput gendang), menerima

gelombang bunyi.

o Tulang-tulang pendengaran: tl. Martil (os maleus), tl.

Landasan (os inkus) dan tl. Sanggurdi (os stapes),

meneruskan vibrasi ke jendela oval.

o Saluran eustachius, menyeimbangkan tekanan udara

antara telinga tengah dengan lingkungan.

3) Telinga dalam

o Jendela oval, penghubung telinga tengah dan telinga

dalam.

o Jendela melingkar, sebagai reseptor suara.

o Koklea (rumah siput), reseptor untuk gerakan kepala.

o Saluran semisirkuler dan utrikulus, reseptor gravitasi.

o Membran basiler, meneruskan vibrasi.

o Organ Korti, tempat terdapatnya reseptor suara

berbentuk rambut.

o Membran tektorial, meneruskan vibrasi ke organ korti.

4) Proses mendengar adalah sebagai berikut:

Getaran suara → saluran pendengaran → membran timpani →

martil → landasan → sanggurdi → tingkap bulat → cairan

Page 22: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

22

pada koklea bergetar → ujung saraf → otak → timbul persepsi

suara.

e) Penglihatan

Gambar Bagian bagian mata

1) Bagian-bagian mata:

o Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan benda

pada retina.

o iris (selaput pelangi), bagian yang mengandung pigmen

mata, untuk memperlebar atau memperkecil lubang pupil;

o pupil: pengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke

dalam bola mata.

o lensa: mempunyai daya akomodasi;

o bintik kuning (fovea): banyak mengandung saraf sehingga

sangat peka untuk menerima sinar. Bintik kuning banyak

mengandung sel basilus dan sel konus;

o bintik buta: tempat masuk dan berbeloknya berkas saraf

menuju ke pusat saraf;

o cairan pengisi rongga: aqueous humor dan vitreous humor.

2) Fotoreseptor ada dua, yaitu:

a) bacillus (batang), menerima rangsang sinar lemah dan tak

berwarna dan mengandung rodopsin (vit A dan protein).

Page 23: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

23

b) conus (kerucut), menerima rangsang sinar kuat dan warna

dan mengandung indopsin (retinin dan opsin)

3) Proses melihat adalah sebagai berikut:

rangsangan cahaya → kornea → aqueous humor → lensa →

vitreous humor → retina (fotoreseptor) → saraf

→ otak → kesan melihat.

4) Kelainan pada mata

a) Miopi: mata yang hanya mampu melihat jelas pada jarak

dekat.

b) Hipermetropi: mata yang hanya mampu melihat jelas pada

jarak jauh.

c) Presbiopi: mata yang mengalami penurunan daya

akomodasi lensa

d) Astigmatisma

Bidang refraksi tidak rata sehingga sinar masuk ke dalam

mata tidak difokuskan ke satu titik. Kelainan ini dikoreksi

dengan lensa silindris.

e) Kekurangan Vitamin A, menyebabkan:

a. Bintik bitot, yaitu bintik putih pada kornea.

b. Xeroftalmia, keadaan kornea mongering.

c. Keratomalasi, kornea rusak

d. Kebutaan kornea

f) Kataraks

Karena kekurangan vitamin B2 (riboflavin) sehingga

penglihatan terganggu karena lensa mata keruh.

g) Buta Warna

Kebutaan terhadap warna di dalam retina terhadap tiga

macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap

warna dasar merah, hijau, dan biru. Berdasarkan reseptor

warna tersebut dikenal:

h) Mata Trikromat, yaitu mata normal, memiliki tiga macam

reseptor warna.

Page 24: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

24

i) Mata Dikromat, yaitu hanya memiliki dua reseptor warna,

dibedakan menjadi protanopia (buta warna), deutaranopia

(buta warna hijau), dan ritanopia (buta warna biru).

j) Mata Monokromat, yaitu hanya memiliki satu macam

reseptor warna, sehingga hanya dapat melihat warna hitam

dan putih, serta bayangan abu-abu.

k) Glaukoma

Glaukoma dalah meningkatnya volume aqueous humor,

menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler sehingga

kapiler darah tertekan, kelangsungan hidup sel-sel

penyususn retina terancam dan dapat berakibat kebutaan.

l) Strabismus (juling)

Merupakan gangguan otot penggerak mata, dapat

diperbaiki dengan cara operasi.

E. Narkotika dan pengaruhnya terhadap sistem saraf

Di dunia kedokteran dikenal adanya obat-obat tertentu yang dapat

menghilangkan penyakit atau rasa sakit di tubuh, ada pula obat tertentu yang dapat

memengaruhi sistem saraf yang seringkali menimbulkan perasaan yang

menyenangkan seperti perasaan nikmat yang sering disebut melayang, aktivitas luar

biasa, rasa mengantuk atau tidur, halusinasi.

Obat-obat semacam itu disebut zat-zat psikoaktif yang bermanfaat bagi ilmu

kedokteran jiwa untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila

disalahgunakan dapat menyebabkan terjadinya masalah serius karena memengaruhi

otak atau pikiran serta tingkah laku pemakainya, biasanya memengaruhi bagian

tubuh yang lain. Selain itu, penyalahgunaan zat psikoaktif juga menyebabkan

ketergantungan fisik yang lazim disebut sebagai ketagihan (adiksi).

Penggunaan obat psikoaktif dalam dosis yang tinggi menyebabkan kerusakan

pada otak dan tubuh serta dapat menimbulkan kematian. Zat psikoaktif masuk ke

dalam tubuh melalui:

1. mulut (merokok dengan pipa atau sigaret)

2. hidung (menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misalnya kokain)

3. kulit (menyuntikkannya ke dalam otot atau vena).

Page 25: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

25

Cara yang paling langsung dan keras, yaitu dengan menyuntikkan melalui

vena karena hasilnya cepat dan dramatis. Obat psiokaktif diklasifikasikan menurut

cara obat itu memengaruhi penggunanya, yaitu stimulan, depresan, halusinogen, dan

euforia.

1. Stimulan

Stimulan bersifat mentimulus sistem saraf simpatik melalui pusat di

hipotalamus sehingga meningkatkan kerja (kegiatan) misalnya meningkatkan denyut

jantung dan tekanan darah. Pengecilan pupil dan peningkatan gula darah. Jadi

stimulus memberikan rangsang pemakainya untuk menggunakan tenaganya lebih

cepat, oleh karenanya stimulan ini disebut juga “pil penggiat”.

Stimulan dapat berupa kafein, nikotin, atau amfetamin (deksaderin, metil

amfetamin, preludin, ritalin, serta kokain). Dengan amfetamin, para atlet olah raga

dapat meningkatkan penampilannya, misalnya berlari dengan kecepatan luar biasa.

Amfetamin juga memengaruhi organ-organ lainnya yang berhubungan dengan

hipotalamus. Seperti halnya peningkatan rasa haus dan peningkatan rasa lapar dan

kantuk.

2. Depresan

Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem saraf sehingga

menurunkan aktivitas pemakainya. Pemakainya menjadi lambat dan kadang kadang

membuatnya tertidur. Ada 5 kategori utama depresan, yaitu sebagai berikut: etanol

(etil alkohol); barbitural mencakup obat-obatan flu sperti seconal, membutal, dan

emytal; obat penenang paling banyak dipakai adalah diazepam (valium); opiat

mencakup opium, morfin, kodin dan metadon; abastetik mencakup kloroform, eter,

dan sejumlah hidrokarbon lain yang mudah menguap dan biasa digunakan sebagai

pelarut, misalnya benzen, toluena, dan karbon tetraklorida.

3. Halusinogen

Dalam dosis sedang, halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap

persepsi penglihatan dan pendengaran subjek dan juga peningkatan respon

emosional. Dengan dosis yang lebih tinggi, dapat terjadi halusinasi yang sebenarnya,

yakni si subjek “melihat” atau “mendengar” benda-benda yang tidak ada sama sekali

atau melihat benda-benda nampak seperti bergoyang hidup.

Page 26: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

26

Halusinogen meliputi LSD, STP (mirip amfetamin), DMT, mesakolin (dari

pohon kaktus peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan PCP (fenseklidin) suatu obat

bius hewan. Halusinogen biasanya ditelan, tetapi juga disuntikkan.

4. Euforia

Euforia dalah obat yang memberikan rasa gembira dan bergairah. Yang

termasuk obat utama dalam kelompok ini adalah ganja dan mariyuana. Ganja adalah

mariyuana yang lebih kental. Kedua obat tersebut mengakibatkan rasa “melayang”

Page 27: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

27

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan

saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,

menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.

Sel saraf terdiri atas milyaran sel neuron dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan

fungsinya, neuron dapat dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan konektor.

Di dalam tubuh manusia struktur dan fungsi sistem regulasi (saraf, endokrin,

indera). Sistem saraf meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Hormon mengatur

pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku. Alat indera

sebagai reseptor rangsang dari luar dilakukan oleh mata, telinga, lidah, kulit dan

hidung. Sistem koordinasi secara sinegis berfungsi mengendalikan aktivitas dan

keserasian kerjasama antar sistem organ.

Page 28: Kelompok 4 sistem regulasi pada manusia

28

DAFTAR PUSTAKA

Sumarjito (2010), Panduan Belajar 12 SMA IPA, Primagama, Yogyakarta.

Kirana, Pramudiyanti, dkk (2011), Biologi untuk SMA/MA semester genap, Viva

Pakarindo, Klaten.

http://www.generasibiologi.com/2012/09/sistem-regulasi.html

http://edukasi-global.blogspot.com/2012/04/sisrtem-regulasi-pada-manusia-

lengkap.html

http://sistemregulasi.blogspot.com/


Related Documents