YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

5

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agribisnis

Secara umum kegiatan agribisnis dapat digolongkan ke dalam dua

kegiatan utama yaitu kegiatan usaha tani (on farm activities), sedangkan

pengadaan sarana produksi, agroindustri pengolahan, pemasaran dan jasa-jasa

penunjang dikelompokkan ke dalam kegiatan luar usaha tani (off farm activites).

Setidaknya terdapat lima sub sistem pada kegiatan agribisnis (Sumardjo, 2004)

yaitu (1) Sub sistem faktor input pertanian (input factor sub-system), (2) Sub-

sistem produksi pertanian (production sub-system), (3) Sub-sistem pengolahan

hasil pertanain (processing sub-system), (4) Sub-sistem pemasaran (marketing

sub-system), dan (5) Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution

sub-system).

Agribisnis

(1) Sub Sistem Faktor

Input Pertanian

(2) Sub Sistem

Produksi Pertanian

(3) Sub Sistem Pengolahan

Hasil Pertanian

(5) Sub Sistem Faktor

Kelembagaan Penunjang

(4) Sub Sistem Faktor

Pemasaran

Gambar 1. Lima Sub Sistem Kegiatan Agribisnis

Faktor-faktor yang mendukung dalam kegiatan agribisnis baik pada

kegiatan on-farm maupun off-farm diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Faktor ketersediaan sumber informasi (Agricultural Information Source

Faktor).

Ketersediaan informasi menjadi faktor penting dalam kegiatan

agribisnis. Jika dikaitkan dengan berbagai sub-sistem kegiatan agribisnis,

maka seluruh kegiatan agribisnis membutuhkan faktor informasi dan

Page 2: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

6

pengetahuan (knowledge) dalam setiap kegiatan. Informasi yang dibutuhkan

petani meliputi berbagai kegiatan agribisnis dari Hulu sampai Hilir.

Kebutuhan informasi dan pengetahuan itu adalah (Margaret J et al., 2007) :

a. Teknik pengolahan tanah, teknik pengolahan tanah menjadi penting bagi

petani. Pengolahan tanah yang baik menjadi faktor utama suksesnya

kegiatan budidaya pertanian.

b. Benih, informasi mengenai benih meliputi benih apa yang harus digunakan

untuk spesifik lokasi.

c. Cuaca dan Iklim, kondisi cuaca dan iklim yang berubah-ubah saat ini

menjadikan petani sulit untuk memprediksi cuaca dan ilkim pada spesifik

lokasi. Petani membutuhkan informasi yang real time terkait dengan cuaca

dan iklim untuk merencanakan kegiatan budidaya.

d. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Informasi kebutuhan nutrisi tanaman

dibutuhkan oleh petani untuk memproyeksikan kebutuhan dari tanaman.

Petani saat ini hanya mengira-ngira dosis pupuk yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Hal ini menjadikan kegiatan

pertanian tidak presisi dan terasa tidak efektif. Hasil yang diperoleh tidak

sesuai dengan yang diinginkan karena nutrisi yang dibutuhkan tanaman

tidak terpenuhi.

e. Informasi dan pengetahuan terkait Pest Management. Penggunaan

pestisida akhir-akhir ini menjadi pilihan utama bagi petani dalam kegiatan

pengendalian hama dan penyakit tanaman. Penggunaan yang berlebih akan

merusak lingkungan dan akan meninggalkan residu pada tanaman yang

ditanam. Hal ini akan membahayakan bagi konsumen akhir produk

pertanian. Pengetahuan mengenai pengendalian hama yang ramah

lingkungan dan tepat sasaran diperlukan oleh petani agar dapat

mengendalikan hama dan penyakit dengan meminimalkan penggunaan

pestisida.

f. Informasi harga pertanian. Informasi harga pertanian pada berbagai pasar

di sekitar spesifik lokasi diperlukan oleh petani dalam rangka

mendapatkan harga yang baik. Harga pertanian saat ini umumnya

Page 3: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

7

ditentukan oleh tengkulak. Hal ini menjadikan hasil yang diperoleh kurang

optimal.

g. Informasi dan pengetahuan mengenai analisis usaha tani. Analisis usaha

tani diperlukan untuk menentukan biaya investasi yang dibutuhkan dan

strategi penyediaannya. Kegiatan agribisnis merupakan kegiatan yang

membutuhkan modal yang besar. Informasi mengenai kebutuhan

pendanaan (investasi) dan sumber kredit dengan bunga ringan bagi petani

dibutuhkan untuk mengembangkan kegiatan agribisnis agar dapat

bersaing.

2. Faktor ketersediaan peralatan (Agricultural Equipment Factor).

Kesediaan peralatan pendukung kegiatan pertanian sangat dibutuhkan oleh

petani agar kegiatan budidaya dapat berjalan dengan baik. Mekanisasi pertanian

menjadi kebutuhan utama bagi petani agar kegiatan budidaya dapat berjalan

dengan baik. Informasi dan pengetahuan mengenai ketersediaan peralatan

pertanian mulai dari alat dan mesin pengolahan lahan, aplikator pestisida, alat dan

mesin pemanenan, serta alat dan mesin pada kegiatan pasca panen pertanian.

Kebutuhan informasi dan pengetahuan pada berbagai kegiatan agrinisnis

pertanian tersebut sulit didapatkan oleh petani. Petani umumnya mendapatkan

informasi dari mulut ke mulut antar petani yang pernah melakukan budidaya yang

sama. Hal ini tentu menjadi tidak efektif, sehingga perlu dibuat sebuah sistem

konsultasi agribisnis berbasis pengetahuan berbasis web. Penyediaan akses

informasi ini dilakukan seiring dengan perkemgan Teknologi Informasi (TI) yang

begitu pesat akhir-akhir ini.

2.2. Cabai (Capsicum annuum. L)

2.2.1. Taksonomi

Secara taksonomis tanaman cabai merah diklasifikasikan ke dalam spesies

Capsicum annuum. L. Berikut adalah penjelasan taksonomi tanaman cabai merah

secara detail (Rukmana, 2001) :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Page 4: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

8

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Species : Capsicum annuum. L

Dari klasifikasi di atas terlihat bahwa tanaman cabai termasuk ke dalam

famili Solanecaeae.

2.2.2. Morfologi

Morfologi tanaman Capsicum annuum. L adalah berupa terna atau

setengah perdu, dengan tinggi antara 45 – 100 cm, biasanya hanya semusim

(Wiryanta, 2008).

2.2.3. Varietas Cabai

Tanaman cabai memiliki banyak varietas dan tipe. Tipe-tipe cabai

diantaranya adalah cabai merah besar, cabai keriting, rawit, cabai paprika (sweet

pepper), cabai hias yang banyak ragamnya. Namun yang umum dibudidayakan

adalah Cabai merah besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika (Wiryanta,

2008).

2.2.4. Syarat Tumbuh

Tanaman cabai dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi hingga

mencapai 1.400 mdpl, namun akan lebih optimal pada dataran rendah (Sutarya

dan Grubben, 1995). Cabai dapat tumbuh optimal pada tanah regosol dan andosol

dengan kadar keasaman (pH) tanah antara 6-7. Apabila ditanam pada tanah yang

memiliki kadar pH lebih dari 7 maka tanaman cabai akan menjadi kerdil dan

gejalan klorosis atau daun menguning yang disebabkan kekurangan unsur hara

besi (Fe). Pada tanah yang mempunyai pH yang kurang dari lima tanaman cabai

juga akan menjadi kerdil karena kekurangan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)

atau keracunan Alumunium (Al). Ketinggian tempat berpengaruh pada jenis hama

dan penyakit yang menyerang tanaman cabai. Penyakit yang menyerang tanaman

pada dataran tinggi umumnya disebabkan oleh cendawan, sementara di dataran

rendah penyakit yang menyerang umumnya disebabkan oleh bakteri.

Page 5: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

9

Curah hujan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya cabai.

Curah hujan yang ideal adalah 1.000 mm/tahun. Curah hujan yang rendah

menyebabkan tanaman kekeringan dan membutuhkan penyiraman. Sebaliknya

curah hujan tinggi bisa merusak tanaman cabai serta membuat lahan memiliki

kelembaban tinggi. Kelembaban yang cocok untuk budidaya cabai berkisar antara

70 – 80 % terutama saat pembentukan bunga dan buah. Kelembaban yang

melebihi 80 % memacu pertumbuhan cendawan yang berpotensi menyerang dan

merusak tanaman. Sebaliknya, kelembaban yang kurang dari 70 % membuat cabai

kering dan mengganggu pertumbuhan generatifnya terutama pada saat

pembentukan bunga, penyerbukan dan pembentukan buah. Menurut Pitojo (2003)

curah hujan yang terlalu tinggi menyebabkan kelembaban udara meningkat dan

mendorong pertumbuhan penyakit tanaman.

2.2.5. Konsumsi dan Produksi Cabai Indonesia

Cabai (Capsicum annuum. L) merupakan komoditas yang sangat penting

bagi masyarakat Indonesia. Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah

5,21 kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah

sebanyak 237.641.326 jiwa, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan

118.048.783 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49

persen per tahun (BPS, 2011). Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui

bahwa konsumasi cabai dalam negeri pada tahun 2010 mencapai 1.237.669 ton.

Produksi cabai nasional tahun 2009 adalah 1.378.727 dengan luas panen 233.904

ha dan produktivitas rata-rata sebesar 5,89 ton/ha (BPS, 2011). Gambar 2.

menunjukan angka produksi cabai Nasional dari tahun 2007 sampai 2009.

Page 6: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

10

Gambar 2. Trend Produksi Cabai Nasional Tahunan (BPS, 2011)

2.2.6. Produksi Cabai Dunia

Berdasarkan data statistik FAO Indonesia masuk ke dalam sepuluh

produsen terbesar cabai segar di dunia. Total produksi yang dihasilkan adalah

sebesar 1,1 juta ton pada tahun 2009, dengan proporsi hanya sebesar 4 persen dari

total produksi dari 10 negara produsen terbesar di Indonesia (FAOSTAT, 2011).

Cina menduduki posisi pertama dengan total produksi 14,52 juta ton, diikuti

Mexico 1,94 juta ton, Turki 1,8 juta ton dan Indonesia sebesar 1,1 juta ton

menduduki posisi keempat terbesar untuk cabai segar (FAOSTAT, 2011).

Gambar 3. Sepuluh Negara Produsen Cabai Terbesar di Dunia Tahun 2009 :

Segar, (b) Kering (FOASTAT, 2011)

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Produksi (Ribu Ton) 802 849 1,008 728 580 635 1,067 1,101 1,058 1,185 1,129 1,153 1,379

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

Produksi (Ribu Ton)

Page 7: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

11

Produsen terbesar untuk cabai kering adalah India yaitu sebesar 1,3 juta

ton, kemudian Cina 0,26 juta ton, Pakistan 0,19 ton, Thailand 0,17 ton, dan Peru

0,14 ton (FAOSTAT, 2011). Indonesia tidak masuk pada negara sepuluh besar

produsen cabai kering dunia.

2.3. Data, Informasi dan Pengetahuan

Data, informasi, pengetahuan dan wisdom adalah bagian dari proses

manusia berfikir. Terdapat perbedaan antara data, informasi dan pengetahun.

Pengetahuan (Knowledge) dibangun dari data, data sendiri merupakan fakta hasil

observasi atau persepsi (Turban, 2007). Data belum mempunyai arti bagi

penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa

berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa

ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk

melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Misalkan data jam

kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah

menjadi informasi. Informasi sendiri adalah data yang sudah diproses,

dikumpulkan dan memiliki makna dalam suatu konteks tertentu.

Gambar 4. Hubungan antara Data, Informasi dan Pengetahuan (Turban, et al.,

2007)

Pengetahuan sendiri merupakan hasil internalisasi dari informasi ataupun

data yang tersimpan yang menjadi dasar untuk melakukan aksi. Skema hubungan

antara data, informasi dan pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 8: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

12

2.4. Sistem Informasi

Definisi sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan

dan bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan

(input) dan menghasilkan keluaran (output) di dalam suatu proses yang

terorganisasi (Satzinger et al., 2007). Sistem informasi merupakan suatu

kumpulan komponen yang bekerja sama untuk mengatur perolehan, penyimpanan,

manipulasi dan distribusi informasi. Sistem informasi (SI) dapat didefinisikan

pula sebagai sebuah sistem terintegrasi, sistem manusia-mesin, untuk

menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi

pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan

perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model

manajemen dan pengambilan keputusan dan basis data. Sistem informasi secara

umum memiiki tiga fungsi utama yaitu (1) mengambil data (data

capturing/input), (2) mengolah, mentransformasikan dan mengkonversi data

menjadi informasi dan (3) mendistribusikan informasi (reporting/disseminating)

kepada para pemakai sistem informasi.

Berikut adalah tipe-tipe sistem informasi (Satzinger et al.. 2007) :

a. Transaction processing systems (TPS) merupakan sistem informasi yang

menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada

suatu organisasi.

b. Management information systems (MIS) merupakan sistem informasi yang

bertugas mengolah data yang dikumpulkan oleh TPS. Hasil yang diperoleh

dari MIS adalah laporan-laporan yang berguna bagi manajemen untuk

perencanaan dan kontrol bisnis,

c. Decision support and knowledge – based systems (DSS/KBS) adalah sistem

yang digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan. Sistem ini akan

membantu user dalam mengambil keputusan yang cermat, namun

pengambilan keputusan tetap pada pengguna sistem. Sistem akan membatu

dalam membuat pilihan-pilihan keputusan dan akibat-akibat yang akan

ditimbulkan dari keputusan yang akan diambil. Sistem ini juga memungkinkan

otomatisasi terhadap pengambilan keputusan yang sifatnya rutin.

Page 9: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

13

d. Enterprise applications system adalah sistem yang terintegrasi guna

melakukan operasi terhadap data yang besar. Umumnya sistem ini merupakan

kombinasi dari TPS, MIS dan DSS/KBS.

e. Communication support systems merupakan sistem yang memfasilitasi

komunikasi antara pelanggan dan produsen.

f. Office support systems merupakan sistem yang memungkinkan pekerja pada

suatu perusahaan untuk membuat dan membagi dokumen.

g. Sistem Pakar / Sistem Konsultasi adalah sistem informasi berbasis komputer

yang memanfaatkan pengetahuan dari pakar untuk melakukan pengambilan

keputusan pada permasalahan khusus.

2.5. Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan (Knowledge Management) atau KM adalah

konsep yang telah muncul dalam komunitas bisnis beberapa tahun terakhir. KM

merupakan suatu disiplin yang mempromosikan pendekatan integrasi untuk

mengidentifikasi, menangkap, dan mengevaluasi pengambilan dan penggunaan

bersama (sharing) seluruh aset informasi dari suatu organisasi. Aset tersebut

mencakup database, dokumen, kebijakan, prosedur dan keahlian yang telah

diperoleh dari pengalaman individu yang telah bekerja (T. Kanti, 2009).

2.5.1. Sumber Pengetahuan

Terdapat dua jenis sumber pengatahuan yang dapat digunakan suatu

organisasi untuk melakukan kegiatannya yaitu :

a) Explicit: adalah pengetahuan yang diperoleh dari repositori dari berbagai

media.

b) Tacit : Pengetahuan yang diperoleh dari keahlian organisasi dalam

menggunakan berbagai peralatan dan metodologi. Developer knowledge

mengumpulkan pengetahuan tacit dalam rangka membangun basis

pengetahuan.

2.5.2. Strategi Transformasi Pengetahuan

Akhir-akhir ini asset terpenting dari suatu industri adalah knowledge.

Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) keberhasilan perusahaan di Jepang

Page 10: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

14

ditentukan oleh keterampilan dankepakaranmerekadalam penciptaan pengetahuan

dalam organisasinya (organizational knowledge creation). Penciptaan knowledge

tercapai melalui pemahaman atau pengakuan terhadap hubungan synergistic dari

tacit dan explicit knowledge dalam organisasi, serta melalui desain dari proses

sosial yang menciptakan knowledge baru dengan mengalihkan tacit knowledge ke

explicit knowledge.

Knowledge adalah pengetahuan, pengalaman, informasi faktual dan

pendapat para pakar yang digunakan untuk aksi. Organisasi perlu terampil dalam

mengalihkan tasit ke eksplisit dan kemudian ke tasit kembali yang dapat

mendorong inovasi dan pengembangan produk baru. Menurut Nonaka dan

Takeuchi (1995) perusahaan Jepang mempunyai daya saing karena memahami

knowledge merupakan sumber daya.

Gambar 5. Strategi Transformasi Pengetahuan

Pendekatan dan strategi pengalihan pengetahuan tentu perlu dilakukan

organisasi agar dapat bersaing dengan perusahaan lainya. Perlu langkah-langkah

strategis untuk mentransformasikandan mengubah berbagai bentuk pengetahuan

yang ada. Gambar 2.1 menggambarkan secara skematis teknik konversi

(pengalihan) knowledge. Proses pengalihan pengetahuan dapat dilakukan dengan

beberapa pendekatan dan strategi yang meliputi :

Page 11: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

15

2.6.1.1.Tacit menjadi Tacit (socialization)

Teknik yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau organisasi adalah

dengan melakukan diskusi informal seperti brainstorming secara periodik untuk

mendiskusikan tentang produksi, pemasaran, pengiriman dan keuangan. Hasil dari

diskusi ini masing-masing karyawan dalam satu perusahaan akan memiliki

knowledge yang lebih banyak. Strategi bagi perusahaan yang memiliki banyak

kantor cabang maka dapat dilakukan melalui teleconference antar cabang

membahas topik tertentu.

2.6.1.2.Tacit menjadi Explicit (externalization)

Transformasi knowledge dari tacit manjadi explicit dapat dilakukan dengan

merekam atau mencatat hasil diskusi. Membuat electronic blackboard sehingga

pakar dibidangnya (produksi, pemasaran, pengiriman dan keuangan) dapat

memposting knowledge tacit yang dimilikinya ke elektronik blackboard.

2.6.1.3.Explicit menjadi Explicit (combination)

Mentransfer laporan atau dokumen yang berbasis kertas dapat digitalisasi

misalnya dalam bentuk format PDF atau file DOC dan lain-lain. File-file yang

berisikan pengetahuan eksplisit dikumpulkan dalam satu server sehingga

mempermudahkan manajemen pengetahuan dan dapat berbentuk website.

2.6.1.4.Explicit menjadi Tacit (internalization):

Menyediakan sistem yang mendokumentasikan semua keluhan konsumen

kemudian membuat jawaban terhadap keluhan konsumen, sehingga operator bisa

memberikan tanggap terhadap keluhan konsumen berdasarkan jawaban-jawaban

keluhan konsumen pada masa lalu. Menyediakan ruang baca yang berisikan

dokumen dan report dimana pengawai dapat menyerap knowledge dan diolah

berdasarkan kondisi dan situasi.

2.6. Knowledge Based System (KBS)

Knowledge based system (KBS) atau sistem berbasis pengetahuan

merupakan bagian dari Kecerdasan buatan / Artificial Intelligence (AI). KBS

memiliki kemampuan untuk melakukan komputasi, penyimpanan, proses berfikir,

dan penyimpanan pengetahuan (Sajja & Akerkar, 2010). KBS dapat

diimplementasikan untuk membantu pakar (expert) menjawab pertanyaan –

Page 12: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

16

pertanyaan tanpa menghabiskan waktu, dapat dilakukan dimanapun, dan

kapanpun. Hal ini karena pengetehuan yang mereka miliki disimpan terlebih

dahulu ke dalam Knowledge Based (Basis Pengetahuan).

KBS sendiri terdiri dari Knowledge Based (KB) dan mesin inferensi yang

berfungsi sebagai mesin pencari pengetahuan. KB sendiri dapat berupa repository

pengetahuan dengan berbagai bentuk. KBS dapat berupa sistem yang

pengetahuannya diupdate secara otomatis (machine learning) atau diupdate secara

manual (manual update). User interface berguna sebagai penghubung antara

sistem dan pengguna. Gambar 4. menunjukkan arsitektur dasar dari Knowledge

Based System.

Gambar 6. Arsitektur Knowledge Based System (KBS)

Kelebihan dari KBS memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem

komputer sederhana. KBS sangat bermanfaat pada situasi sebagai berikut :

1. Saat tidak ada pakar yang tersedia di suatu lokasi.

2. Ketika pengetahuan akan disimpan untuk kepentingan dimasa yang akan

datang atau ketika pengetahuan akan dibagikan atau digandakan.

3. Ketika sistem penunjang keputusan cerdas dibutuhkan dalam pengambilan

keputusan suatu permasalahan yang rumit dan kompleks.

KBS sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam 5 tipe yaitu sistem pakar

(expert system), hypertext manipulation system, CASE Based reasoning, Database

in conjunction with an intelligent User Interface, dan Intelligent Tutoring System

(ITS).

Penjelasan /

Reasoning

Basis Pengetahuan

/ Knowledge Based

Mesin Inferensi /

Inference Engine

Self Learning /

Fasilitas pembelajaran

User Interface

Page 13: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

17

2.6.1. Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem informasi berbasis komputer yang

memanfaatkan pengetahuan dari pakar untuk melakukan pengambilan keputusan

pada permasalahan khusus. Sementara itu expert (pakar) adalah orang yang

memiliki pengetahuan khusus, pengalaman, cara-cara pengambilan keputusan,

dan metode yang digunakan untuk memberikan saran dan pemecahan masalah

(Turban, 2007). Sementara keahlian (expertise) adalah pengetahuan khusus yang

dimiliki oleh pakar. Tujuan perancangan sistem pakar adalah untuk memudahkan

pekerjaan, penggabungan ilmu dan pengalaman beberapa ahli (Marimin, 2005).

Modul pakar dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam sistem

konsultasi. Pada sistem konsultasi, sistem online berupa halaman website

diposisikan sebagai pakar. Pengguna yang menggunakan sistem konsultasi dapat

berkonsultasi layaknya berkonsultasi dengan pakar.

PENGGUNA

Antarmuka Fasilitas Penjelas

Mesin Inferensi Interpreter

Scheduller

Consistency Enfocer

Basis Pengetahuan

Fakta : Apa yang diketahui

Logika : Logical Inference

Rekayasa

Pengetahuan

Pengetahuan

Ahli

Penyaring Penegetahuan

Blackboard

Rencana Agenda

Solusi Deskripsi

Aksi yang

direkomendasikan

Lingkungan Konsultasi Lingkungan Pengembangan

Gambar 7. Struktur Sistem Pakar (Turban, 2007)

Page 14: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

18

2.6.2. Sistem Konsultasi

Konsultasi adalah proses pertukaran pikiran untuk mendapatkan

kesimpulan (nasihat, saran, dan sebagainya) yang sebaik-baiknya (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2011). Konsultasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat

juga dilakukan dengan menggunakan media. Pemanfaatan media komputer atau

sejenisnya lebih dikenal dengan e-konsultasi. E-Konsultasi saat ini berkembang

dari mulai konsultasi dengan menggunakan komputer stand alone sampai

konsultasi yang menggunakan internet (sistem online).

Sistem konsultasi adalah sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan

untuk melakukan konsultasi. Sistem konsultasi yang menggunakan basis aturan

didalamnya tergolong ke dalam sistem pakar (expert system). Namun, sistem

konsultasi yang dibangun dalam penelitian ini memiliki kekhasan dimana

pengguna dapat pula berkomunikasi langsung dengan pakar melalui forum

diskusi, chatting dan SMS. Sehingga sistem konsultasi yang dibangun

menggabungkan dua sumber pengetahuan yang dapat diakses secara langsung

yaitu pengetahuan dari knowledge based (explicit) dan pengetahuan dari pakar

langsung (tacit).

Jika dilihat dari pandangan pengguna proses konsultasi terdiri dari tiga

tahapan yaitu (Chong, 2006) :

1. Pengguna mengungkapkan keinginannya untuk berkonsultasi suatu

permasalahan. Pengguna dapat membuka sebuah halaman (program), atau

sistem konsultasi memberikan beberapa alternatif cara berkonsultasi.

2. Sistem konsultasi mengumpulkan informasi dari pengguna, dengan

menanyakan beberapa pertanyaan. Selama proses dialog, pengguna terkadang

memerlukan penjelasan terkait beberapa hal diantaranya :

a. Terminologi ; pada halaman konsultasi terkadang terdapat terminologi atau

konsep yang difahami berbeda antara pembuat sistem dengan pengguna.

Sistem perlu memberikan fasilitas penjelasan terhadap terminologi tersebut.

b. Penjelasan kenapa ; Pengguna terkadang ingin mengetahui kenapa dia

ditanya pertanyaan – pertanyaan tertentu oleh sistem. Sistem harus

Page 15: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

19

menjelaskan kenapa pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan kepada

pengguna.

Untuk mengumpulkan fakta dari pengguna, sebuah sistem konsultasi

umumnya menggunakan basis aturan (rules) untuk mengontrol pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan kepada pengguna. Berikut adalah contoh dari basis

aturan yang digunakan oleh sistem dalam memberikan pertanyaan kepada

pengguna :

IF A ya THEN tanyakan B

IF A tidak THEN tanyakan D

IF B ya THEN tanyakan C

3. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan sistem dari pengguna, sistem

memberikan penjelasan dan memberikan beberapa rekomendasi penyelesaian

dari permasalahan yang ditanyakan. Ketika mendapatkan penjelasan dari

sistem bisa saja pengguna tidak langsung percaya, maka sistem perlu

memberikan penjelasan mengenai cara melakukan aksi dari rekomendasi yang

diberikan (how-explanation). Untuk mendukung tahap ketika ini sistem perlu

memiliki rule untuk memberikan penjelasan yang merukan inti dari sistem

konsultasi.

2.7. System Development Life Cycle

Pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan sistem

informasi adalah pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) prediktif,

Pendekatan Adaptif dan Unified Proccess (UP). Selain itu berkembang paradigma

baru dalam pengembangan sistem informasi yaitu Agile Methodology yang terdiri

dari Extreme Programming (XP) dan Scrum (Satzinger et al., 2007). Berikut

adalah penjelasan singkat dari metode-metode tersebut :

2.7.1. Pendekatan Prediktif (Tradisional)

Pendekatan Prediktif adalah sebuah SDLC dengan pendekatan yang

mengasumsikan bahwa pembangun proyek dapat merencanakan,

mengorganisasikan dan membangun sistem informasi baru sesuai dengan

Page 16: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

20

perencanaan. SDLC prediktif sangat baik digunakan dalam membangun sistem

yang sudah dapat diprediksi dan dapat didefiniskan dengan baik. Terdapat lima

tahapan yang sama dengan tahapan umum pemecahan masalah yang pada

pendekatan prediktif. Setiap proses dilaksanakan secara sekuensial yang

merupakan ciri utama pendekatan sistem prediktif. Berikut adalah tujuan dari

masing-masing tahapan :

1. Project Planning, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi skup dari sistam

baru, menjamin proyek agar visible, dan membuat jadwal, perencanaan sumber

daya, dan anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek.

2. Analysis, bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan detail dari

kebutuhan bisnis dan kebutuhan proses dari sistem baru.

3. Design, bertujuan untuk mendesain solusi sistem berbasis pada kebutuhan yang

didefinisikan dan pembuatan keputusan terhadap hasil analisis.

4. Implementation, bertujuan membangun, menguji dan menginstall sebuah

sistem informasi yang dapat dipercaya. Sistem sudah siap ditrainingkan

terhadap pengguna untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan dari

penggunaan sistem.

5. Support, bertujuan untuk menjaga agar sistem tetap berjalan dengan produktif

dan sistem dapat memiliki daya tahan selama bertahun-tahun.

Jika dipandang dari resiko teknis dalam pengembangan sistem dengan

pendekatan prediktif maka resikonya tidak besar, hal ini karena pada tahap

perencanaan seorang analisis dapat melakukan perencanaan dengan presisi. Salah

satu pendekatan SDLC yang digunakan dalam pendekatan prediktif ini adalah

waterfall seperti terlihat pada Gambar 8. Ciri khusus dari pendekatan ini adalah

suatu proses harus sudah selesai dilaksanakan sebelum melaksanakan proses

selanjutnya (sekuensial).

Page 17: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

21

Gambar 8. Metode Waterfall (Satzinger et al., 2007)

2.7.2. Pendekatan Adaptif

Pendekatan adaptif adalah SDLC dengan pendekatan yang lebih fleksibel,

diasumsikan bahwa proyek tidak dapat direncanakan secara lengkap diawal

pelaksanaan proyek. Pemecahan masalah didasarkan pada progres proyek yang

telah dihasilkan. Developer dalam memberikan solusi terhadap suatu masalah

cenderung fleksibel dan adaptif terhadap hasil yang didapatkan, sehingga pada

setiap tahapan dapat dilakukan penyesuain. Artinya, seorang analis tidak dapat

membuat perencanaan di awal proyek secara tepat dikarenakan sistem yang akan

dibangun bersifat adaptif.

Lebih jauh pendekatan ini dikenal dengan spiral model. Model spiral

memiliki banyak elemen adaptif dan mengacu pada pendekatan adaptif dalam

pengembanan sistem. Daur hidup direpresentaikan dalam bentuk spiral, dimulai

dari tengah ke luar, iterasi, dan iterasi lagi, sampai proyek selesai. Proyek ini

sangat berbeda dengan pendekatan waterfall yang statik. Pendekatan spiral dapat

diimplementasikan dengan berbagai cara. Gambar 9 memperlihatkan Model

pendekatan spiral.

Page 18: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

22

Gambar 9. Model Pendekatan Spiral (Satzinger et al.. 2007)

Pada pengembangan dengan pendekaan spiral, setelah planning awal

selesai, pekerjaan dimulai dengan membuat prototipe. Sebuah prototipe adalah

model sebagi persiapan pekerjaan suatu sistem yang lebih besar. Dalam setiap

prototipe, proses pengembangannya terdiri dari sebuah garis edar sequensial

analisis, design, konstruksi, pengujian, integrasi dengan prototipe sebelumnya,

dan daurnya berulang lagi. Ketika perencanaan pada prototipe selanjutnya telah

selesai maka iterasi aktivitas dimulai lagi sampai didapatkan sistem yang

diinginkan.

2.7.2.1.Unified Proccess

Ciri utama (Fitur) utama UP didefinisikan dalam empat fase iterasi yaitu

Inception, elaboration, construction, dan transition. UP sendiri adalah sebuah

metodologi dalam pengembangan sistem dengan pendekatan Object-Oriented

yang ditawarkan oleh IBM (Satzinger et al., 2007). Unified Modelling Language

(UML) sering digunakan dalam permodelan pada metode ini. UML adalah model

notasi standar untuk pendekatan Object-oriented (OO), UP adalah pengembangan

sistem OO yang tidak standar. UP adalah salah satu contoh penggunaan SDLC

yang berada diantara prediktif dan adaptif (Satzinger et al., 2007).

Page 19: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

23

Gambar 10. Diagram Proses UP (Satzinger et al., 2007)

2.7.2.2.Metode Agile

Metodologi pengembangan Agile adalah proses yang digunakan untuk

meminimalkan jeda waktu antara analisis kebutuhan sistem dengan pekerjaan

desain dan implementasi (coding). Metode ini dipopulerkan oleh Scott Ambler.

Pengguna mendefinisikan kebutuhan dari sistem yang akan dibangun dalam

bentuk narasi. Setelah dilakukan satu iterasi maka dilakukan pengujian terhadap

sistem yang dibangun (Caserio, 2011). Metode Agile umumnya dilaksanakan

dalam potongan-potongan kecil. Satu iterasi setidaknya mengandung satu aspek

fungsional yang signifikan dari aplikasi. Hal ini dilakukan agar team dapat

berkonsentrasi untuk mengerjakan pembangunan sistem secara optimal dan cepat.

Berikut adalah model praktek dari Agile :

1. Iteratif.

2. Teamwork.

3. Simplicity.

4. Validation.

2.7.2.3.Extreme Programming

Extreme Programming (XP) merupakan salah satu metode adaptif yang

merupakan metode Agile yang diperkenalkan pada pertengahan 1990an. Metode

extreme programming cocok digunakan untuk pengembangan sistem yang cepat.

Pengembangan sistem dengan menggunakan metode ini setidaknya gambaran

Page 20: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

24

sistem yang akan dibangun serta data dan informasi yang digunakan dalam

pengembangan sistem telah tersedia. Terdapat empat nilai utama pada XP yang

mendasar pada setiap tahapan proses pengembangan sistem Informasi yaitu

(Satzinger et al., 2007) :

1. Komunikasi

XP mengfokuskan pada hubungan komunikasi yang baik antar

anggota tim. Para anggota tim harus membangun saling pengertian, mereka

juga wajib saling berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam

mengembangkan perangkat lunak. Ego dari para programmer yang biasaanya

cukup tinggi harus ditekan dan mereka harus membuka diri untuk

bekerjasama dengan programer lain dalam menuliskan kode program.

2. Courage

Para anggota tim dan penanggungjawab pengembangan perangkat

lunak harus selalu memiliki keyakinan dan integritas dalam melakukan

tugasnya. Integritas ini harus selalu dijaga bahkan dalam kondisi adanya

tekanan dari situasi sekitar (misalnya oleh klien atau pemilik perusahaan).

Untuk dapat melakukan sesuatu dengan penuh integritas terlebih dahulu para

anggota tim harus terlebih dahulu memiliki rasa saling percaya. Rasa saling

percaya inilah yang coba dibangun dan ditanamkan oleh XP pada berbagai

aspeknya.

3. Simplicity

Lakukan semua dengan sederhana. Hal tersebut adalah salah satu nilai

dasar dari XP. Gunakan method yang pendek dan simpel, jangan terlalu rumit

dalam membuat desain, hilangkan fitur yang tidak ada gunanya dan berbagai

proses penyederhanaan lain akan selalu menjadi nilai utama dari setiap aspek

XP.

4. Umpan Balik (Feedback)

Berikan selalu feedback kepada sesama anggota tim maupun pihak-

pihak lain yang terlibat dalam pengembangan perangkat lunak. Utarakan

selalu pikiran anda dan diskusikan kesalahan-kesalahan yang muncul selama

Page 21: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

25

proses pengembangan. Dengarkan selalu pendapat rekan yang lain, dengan

adanya feedback inilah seringkali kita menyadari bagian mana yang salah

atau bisa ditingkatkan lagi dari perangkat lunak yang dikembangkan.

2.7.2.4.Tahapan SDLC Extreme Programming

Terdapat 5 tahapan utama dalam pengembangan sistem informasi dengan

menggunakan Extreme Programming (XP) yaitu (Abrahamsson, 2002) :

Eksplorasi, Planning, Iterasi Pengembangan sistem (analisis, desain, testing),

produuksi, maintenance dan mengakhiri proyek dengan mengeluarkan final

release. Akhir disetiap fase yang dikembangkan merupakan milestone atas fase

tersebut sebelum bergerak ke fase berikutnya. Adapun tahapan-tahapan

Pengembangan sistem dengan menggunakan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 11. Tahapan Extreme Programming (Abrahamsson, 2002)

Secara rinci tahapan-tahapan Extreme Programming adalah sebagai

berikut :

a. Tahapan Identifikasi Masalah

Pada tahapan ini calon pengguna sistem menuliskan kebutuhan -

kebutuhan informasi yang akan dicakup oleh sistem pada release pertama.

Masing-masing cerita yang dituliskan oleh pengguna kemudian di buat

menjadi sebuah modul program. Di sisi lain, tim yang lain

mengidentifikasi Teknologi dalam pelaksanaan proyek. Tahapan ini dapat

Page 22: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

26

dilaksanakan dalam beberapa minggu, tergantung pada kerumitan sistem

yang akan dibangun. Hasil yang diinginkan pada tahapan ini berupa :

1) Dokumentasi atas Visi dan ruang lingkup pekerjaan

2) Dokumentasi penaksiran resiko

3) Dokumentasi struktur proyek yang akan dikembangkan

4) Dokumentasi Teknologi yang akan digunakan.

b. Tahapan Planning

Pada fase planning, yang berorientasi kepada analisa dan desain

sistem, yang di dalamnya berisikan kebutuhan akan analisa atas kebutuhan

bisnis, kebutuhan pengguna, kebutuhan operasi, dan kebutuhan sistem.

Setelah tahapan atas tahapan ini dilalui, team pengembang akan

menghasilkan :

1) Spefisikasi fungsional atas suatu sistem.

2) Perencanaan manajemen resiko pada suatu sistem.

3) Perencanaan jadwal pelaksanaan proyek.

c. Iterasi Peluncuran Perangkat Lunak

Pada tahapan ini terdiri dari beberapa iterasi peluncuran dari

perangkat lunak yang akan di kembangkan. Perangkat lunak dikeluarkan

mulai dari rilis pertama hingga sistem dapat diterima dan dapat

diimplementasikan secara penuh. Tahapan-tahapan di dalam iterasi ini

terdiri dari :

1) Tahap analisis

Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau

sistem ditulis atau dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek

dalam sistem seperti lingkungan organisasi, analisis sistem untuk

memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis system requirement

(input, output, proses, storage, dan kontrol).

2) Tahap desain

Tahap desain juga melibatkan rancangan interface dan prosedur

yang mendukung fungsional sistem. Pada tahap ini dilakukan koreksi

pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem bisa diperbaiki

sedini mungkin. Aktivitas desain sistem meliputi : (1) Desain

Page 23: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

27

interface. Desain interface berfokus pada interaksi sistem dengan

pengguna, input dan output yang interaktif serta efisien bagi

penggunanya. Konversi informasi dan data menjadi bahasa yang bisa

dibaca mesin dan manusia, kualitas proses konversi informasi dan

data ditentukan pada desain interface sistem. (2) Desain fisik. Desain

fisik sistem adalah desain database dan file berfokus pada struktur

dan data yang digunakan sistem secara rincian. Data yang diusulkan

oleh pengguna akan disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang

dibutuhkan. (3) Desain logika. Desain logika adalah desain sistem

bagaimana mengembangkan secara umum input, proses pengolahan

informasi, output, penyimpanan database, aktivitas kontrol sesuai

dengan yang direncanakan pada tahap analisis.

3) Tahap Pengujian

Pada tahapan in sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih

dahulu. Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem dan terkait

dengan hal-hal teknis sistem. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan

sebuah rilis perangkat lunak yang dikerjakan. Rilis ini selanjutnya

diluncurkan untuk kemudian dievaluasi kembali untuk kemudian

dilakukan perbaikan oleh tim.

d. Peluncuran Rilis Akhir Perangkat Lunak

Tahapan ini merupakan sesi akhir dalam pengembangan sistem

dengan menggunakan XP. Sistem yang telah di uji kemudian

diimplemenasikan sesuai dengan kebutuhan client. Perangkat lunak yang

diaplikasikan merupakan rilis akhir, hasil dari iterasi dan perbaikan dari

versi-versi sebelumnya.

2.8. Penelitian Terdahulu

Faihah dan kawan-kawan dari Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 1999 melakukan

penelitian sistem pakar tanaman cabai. Pada penelitian tersebut dibangun sebuah

sistem pakar yang digunakan untuk mengidentifikasi penyakit yang menyerang

tanaman cabai merah (Capsicum annuum. L). Domain pengetahuan sistem adalah

Page 24: Ke le m b a g a a n P e n u n ja n g In p u t P e rta n ia ... · menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi yang pada suatu organisasi. b. Management information

28

12 jenis penyakit tanaman cabai besar merah (Capsicum annuum L.) yang umum

menyerang.

Basis pengetahuan terkait dengan penyakit cabai di implementasikan ke

dalam perangkat lunah WINEXSYS. WINEXSYS menyediakan fasilitas

pemograman berbasis logika (logic based programming) yang didukung oleh

Graphical User Interface sehingga memudahkan pemakai (user) berkomunikasi

dengan sistem pakar. Sistem pakar yang dibangun berjalan secara offline di satu

computer saja. Sistem pakar ini memiliki 46 kaidah (rules), 17 pengkualifikasi

(qualifiers) dan 24 pilihan solusi (choices). Metode identifikasi penyakityang

diterapkan dalam sistem pakar menggunakan kaidah-kaidah baku yang biasa

digunakan dalam disiplin ilmu proteksi tanaman.Output dari sistem ini adalah

prediksi penyakit yang menyerang tanaman cabai besar merah dan tindakan

pengendalian responsifnya berdasarkan input gejala yang dimasukkan pemakai.

Ya-Feng dan kawan-kawan (2007) melakukan penelitian pembuatan

sistem pakar untuk diagnosa kebutuhan nutrisi tanaman cabai. Pada penelitian ini

basis pengetahuan di representasikan ke dalam index. Mekanisme penalaran

(reasoning) yang digunakan adalah teknik forward. Sistem pakar yang dibangun

diimplementasikan dengan menggunakan VB dan SQL Server. Namun demikian

sistem masih dibangun untuk komputer stand alone.

L. Gonzalez-Diaz dan kawan-kawan (2009) membuat sistem pakar untuk

pengambilan keputusan dalam proteksi tanaman cabai merah. Pengetahuan

diperoleh dari literatur dan ahli. Pengetahuan selanjutnya direpresentasikan dalam

serangkaian aturan IF-THEN. Sistem ini meliputi identifikasi gulma, 20 jenis

serangga, 14 jenis penyakit, tiga faktor abiotik dan tindakan pengendalian.

Sistemini dilengkapi dengan 87 foto dan gambar yang membantu dalam proses

identifikasi. Tingkat kepuasan rata-rata berdasarkan hasil pengujian sistem kepada

teknisi dan mahasiswa masing-masing sebesar 9,15 dan 8,95.


Related Documents