YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Kb Hormonal

KB HORMONAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah yang diberikan Oleh Dr.

Farid, Ir., dr., SpC M.Kes. M.H.Kes.

Disusun Oleh :

Mery Tarlina ( D3E613005 )

Nur’Aini ( D3E613007 )

AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA OBGIN

BANDUNG BARAT

2015

Page 2: Kb Hormonal

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan

karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah KB Hormonal ini berdasar pengetahuan dan

kemampuan yang kami miliki. Dan kamipun berterimakasih kepada Dosen yang telah memberikan

tugas ini.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang,

mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua pembacanya dan dapat berguna

bagi kami sendiri maupun semuanya.

Bandung, Maret 2015

Penulis,

i

Page 3: Kb Hormonal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II ISI

2.1Definisi Kontrasepsi Hormonal .......................................................................3

2.2Sejarah Kontrasepsi Hormonal.........................................................................3

2.3Macam-macam Kontrasepsi Hormonal ...........................................................4

2.3.1 Kontrasepsi Pil ....................................................................................4

2.3.2 Kontrasepsi Suntikan ...........................................................................18

2.3.3 AKDR Dengan Progestin ....................................................................27

2.3.4 Kontrasepsi Implan .............................................................................30

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme Kerja Dari COC (Combination Of Oral Contraception) .............39

3.2 Manfaat COC 39

3.3 Efek Positif Pada Seksualitas Perempuan .......................................................39

3.4 Pengaruh Kontrasepsi Hormonal Pada Penurunan Pelumasan .......................40

3.5 Pengaruh Kontrasepsi Hormonal Pada Estrogen Dan Progesteron .................40

3.6 Pengaruh Kontrasepsi Hormonal Pada Emosi ................................................41

3.7 Pengaruh Terhadap Libido ..............................................................................41

3.8 Etonorgestrel Implan .......................................................................................42

3.9 AKDR-LNG (Mirena) .....................................................................................42

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ iii

1

Page 4: Kb Hormonal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan program pembatasan angka kelahiran.

Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana

yang disingkat dengan KB.

Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah

terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.

Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu

kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan

motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .

Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli

dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di seluruh dunia.

Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini

tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara

kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan

IUD, sehingga merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu

perlu pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri.

Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana

pelayanan tersebut, baik untuk seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang

ditemukan.

2

Page 5: Kb Hormonal

1.2Rumusan Masalah

a. Apakah pengertian Kontrasepsi Hormonal ?

b. Bagaimakah sejarah Kontrasepsi Hormonal ?

c. Bagaimanakah macam-macam Kontrasepsi Hormonal ?

d. Bagaimanakah Kontrasepsi Hormonal ?

e. Mekanisme kerja dari Kontrasepsi Hormonal ?

f. Pengaruh Kontrasepsi Hormonal ?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian Kontrasepsi Hormonal.

b. Mengetahui sejarah Kontrasepsi Hormonal.

c. Mengetahui macam-macam Kontrasepsi Hormonal.

d. Mengetahui Kontrasepsi Hormonal.

e. Mengetahui Mekanisme kerja dari Kontrasepsi Hormonal.

f. Mengetahui Pengaruh Kontrasepsi Hormonal.

3

Page 6: Kb Hormonal

BAB II

ISI

2.1 Definisi Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone,

atau salah satu hormonnya.

2.2 Sejarah Kontrasepsi Hormonal

Sejarah perkembangan kontrasepsi hormonal dimulai pada awal abad ke 20. Pada tahun

1921 Haberlandt melakukan transplantasi ovarium binatang percobaan yang sedang hamil

kepada binatang lain dari spesies yang sama. Ia menemukan kemandulan sementara pada

binatang yang menerima transplantasi.

Pada tahun 1930 Allen melakukan isolasi progesteron, dan pada tahuntahun berikutnya

Bickenbach dan von Massenbach menemukan bahwa progesteron, testosteron, dan estrogen

dapat menghambat ovulasi. Walaupun demikian, sampai tahun 1950 hormon steroid ini belum

mendapat tempat sebagai antifertilitas, tetapi banyak diselidiki untuk menghasilkan kortison.1

Barulah pada tahun 1950-an setelah Pincus, Chang,dan Rock menemukan bahwa

pemberian progesteron per os pada hari ke 5 sampai ke 25 daur haid dapat menghambat ovulasi,

hormon steroid ini dipakai untuk keperluan kontrasepsi. Percobaan pertama pemakaian

kontrasepsi oral dengan noretindrel dan mestranol di Puerto Rico pada tahun 1956

membuktikan daya guna yang sangat tinggi sebagai kontrasepsi.1

Semenjak itu perkembangan kontrasepsi hormonal berlangsung terus. Tahun 1960 pil

kombinasi estrogen-progesteron mulai digunakan. Tahun 1963 pil sekuensial diperkenalkan.

Sejak tahun 1965 sampai sekarang banyak diadakan penyesuaian dosis atau penggunaan

progesteron saja, sehingga muncul pil mini, dll. Perkembangan ini pada umumnya bertujuan

mencari suatu kontrasepsi hormonal yang mempunyai daya guna tinggi, efek samping minimal,

dan keluhan pasien yang sekecil-kecilnya.1

4

Page 7: Kb Hormonal

2.3Macam-macam Kontrasepsi Hormonal

2.3.1 Kontrasepsi Pil

A. Sejarah

Perkembangan penggunaan pil kontrasepsi sebagai pencegah kehamilan diawali

ketika pada tahun 1940 Sturgis dan Albright menjelaskan tentang efek hambatan ovulasi

pada wanita yang mengkonsumsi preparat estrogen.. Penggunaan preparat progesteron

untuk menghambat ovulasi pertama kali dilakukan oleh Rock, Pincus dan Gracia dengan

menggunakan derivat dari 19 nortestosterone yang diberikan selama 20 (dua puluh) hari,

dimulai dari hari ke 5 (lima) menstruasi sampai dengan hari ke 25 (duapuluh lima)

dalam satu siklus menstruasi.

Secara intensif, penelitian tentang penggunaan pil kombinasi dilakukan dibawah

pimpinan Pincus dan Rock yang melakukan percobaan lapangan di Puerto Rico. Pil

tersebut mengandung progestin norethynodrel dan estrogen mestranol, ternyata pil

tersebut memiliki daya yang sangat tinggi untuk mencegah kehamilan sehingga menjadi

permulaan terciptanya pil kombinasi.

Pil yang terdiri dari kombinasi antara etinilestradiol atau mestranol dengan salah

satu jenis progestagen (progesteron sintetik) kini banyak digunakan untuk kontrasepsi.

Sebagai hasil penelitian lebih lanjut, ditemukan pil sekuensial, mini pill, morning after

pill, dan Depo-Provera yang diberikan sebagai suntikan. Dewasa ini masih terus

dilakukan kegiatan penelitian lebih lanjut untuk menemukan suatu cara untuk

menjadikan kontrasepsi hormonal yang mempunyai daya guna tinggi dan dengan efek

samping yang sekecil mungkin.

B. Jenis-Jenis Kontrasepsi Pil

1. Pil kombinasi

Pil kombinasi ini dipakai oleh lebih dari 65 juta wanita di seluruh

dunia. Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progestin sinetik. Pil

diminum setiap hari selama 3 minggu, diikuti dengan 1 minggu tanpa pil atau

plasebo, pada saat mana suatu perdarahan surut akan terjadi. Estrogennya

ialah etinil estradiol atau mestranol, dalam dosis 0.05; 0,08; atau 0,1 mg per

5

Page 8: Kb Hormonal

tablet. Progestinnya bervariasi: yang yang merupakan androgen, yang

merupakan progesteron, atau mempunyai pengaruh estrogen instrinsik. Daya

guna teorotis hampir 100% (tigkat kehamilan 0,1/100 tahun-wanita). Daya

guna pemakaian ialah 95 – 98% efektif (tingkat kehamilan 0,7/100 tahun-

wanita).1

Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopouse.

Mudah dihntikan setiap saat.

Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

Dapat digunkaan sebagai kontrasepsi darurat

Membantu mencegah :

⁻ Kehamilan ektofik,

⁻ Kanker ovarium,

⁻ Kanker endometrium,

⁻ Kista ovarium,

⁻ Penyakit radang

panggul,

⁻ Kelainan jinak pada payudara,

⁻ Kelainan jinak pada payudara,

⁻ Disminore,

⁻ Akne. 2

1.A. Kontraindikasi Pil Kombinasi :

Hamil atau dicurigai hamil,

Menyusui ekslusif,

Pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya,

Penyakit hati akut (Hefatitis),

Perokok dengan usia > 35 Tahun,

Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/100 mmHg,

Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis >20 tahun

Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara,

Migran dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat efilepsi),

Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

6

Page 9: Kb Hormonal

1.B. Perhatian Khusus Untuk Penggunaan Pil Kombinasi

keadaan Saran

Tekanan Darah

Tinggi

Sistolik >160 mmHg, atau

Diastolik >90 mmHg

Pil tidak boleh digunakan

Kencing Manis Tanpa komplikasi Pil dapat diberikan

Migran Tanpa gejala neurologik

fokal yang berhubungan

dengan nyeri kepala

Pil dapat diberikan

Menggunakan

obat fenitoin,

barbiturat,

ritampisin.

Pil dengan dosis

otinitestradiol 50 µg

Anemia Bulan

Sabit

Pil jangan digunakan

1.C. Penanganan Efek Samping Yang Sering Terjadi Dan Masalah-Masalah

Kesehatan Lainnya

Efek Samping atau

MasalahPenanganan

Amenorea (tidak ada

perdarahan, atau

spooting)

Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak

hamil dan klien minum pil dengan beenar,

tenanglah. Tidak datang haid kemungkinan

besar karena kurang adekuatnya efek estrogen

terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan

khusus, coba berikan pil dengan dosis estrogen

50 µg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis

progestin dikurangi. Bila klien hamil

intrauterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien,

bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya

6

Page 10: Kb Hormonal

efek pada janin.

Muat, pusing, atau

muntah (akibat

reaksi anatilaktik)

Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik.

Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat

makan malam, atau sebelum tidur.

Pendarahan

pervaginam/spotting

Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik.

Saraankan minum pil pada waktu sama.

Jelaskan bahwa pendarahan/spotting hal yang

biasa terjadi pada 3 bulan pertama, dan lambat

laun akan berhenti. Bila pendarahan/spotting

tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis

estrogen lebih tinggi (50 µg) sampai

pendarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal.

Bila pendarahan/spotting timbul lagi, lanjutan

lagi dengan dosis 50 µg, atau ganti dengan

metode kontrasepsi yang lain.

1.D. Keadaan Yang Perlu Mendapatkan Perhatian

Tanda Masalah Yang Mungkin Terjadi

Nyeri dada hebat, batuk,

napas pendek.

Serangan jantung atau bekuan darah di

dalam paru.

Sakit kepala hebat. Stroke, hipertensi, migran.

Nyeri tungkai hebat (betis

atau paha).

Sumbatan pembuluh darah tungkai.

Nyeri abdomen hebat. Penyakit kandungan empedu, bekuan

darah, pankreatitis.

Kehilangan penglihatan

atau kabur.

Stroke, hipertensi, atau problem vaskular.

Tidak terjadi Kemungkinan kehamilan.

7

Page 11: Kb Hormonal

pendarahan/spotting

setelah selesai minum pil.

1.E. Jenis

Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama,

dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan dua dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan tiga dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

1.F. Cara Kerja Pil Kombinasi

− Menekan ovulasi.

− Mencegah implantasi.

− Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.

− Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan

sendirinya akan terganggu pula.

1.G. Manfaat Pil Kombinasi

8

Page 12: Kb Hormonal

Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivas

tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 100

perempuan dalam tahun pertama penggunaan).

Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

Tidak menggangu hubungan seksual.

Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang

(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.

Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang

(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.

Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin

menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

1.H. Keterbatasan

o Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari.

o Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

o Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.

o Pusing.

o Nyeri payudara.

o Berat badan naik sedikit, jarang pada pil kombinasi.

o Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (dapat mengurangi

ASI).

o Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan

perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan

hubungan berkurang.

o Dapat meningkatkan tekan darah dan retensi cairan, sehingga risiko

stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit

meningkat. Pada perempuan usia > 35 tahun dan merokok perlu hati-

hati.

o Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS.

1.I. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Pil Kombinasi

9

Page 13: Kb Hormonal

Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan pil

kombinasi, seperti :

Usian Reproduksi

Telah memiliki anak ataupn yang belum memiliki anak.

Gemuk atau kurus.

Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.

Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI ekslusif,

sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi

ibu tersebut.

Pascakeguguran.

Anemia karena haid berlebihan.

Siklus haid tidak teratur.

Riwayat kehamilan ektofik.

Kelainan payudara jinak.

Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata

dan saraf.

Penyakit tiroid, penyakit radang panggu, endometriosis, atau tumor

ovarium jinak.

Menderita tuberkolosis (kecuali yang sedang menggunakan

rifampisin).

1.J. Yang Boleh Menggunakan Pil Kombinasi :

Hamil, atau dicurigai hamil.

Menyusui ekslusif.

Pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.

Penyakit hati akut (hepatitis).

Perokok dengan usia > 35 tahun.

Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110

mmHg.

10

Page 14: Kb Hormonal

Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20

tahun.

Kanker payudara atau dicurigai neurologik fokal (epilepsi/riwayat

epilepsi).

Tidak dapat mengunakan pil secara teratur setiap hari.

1.K. Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi

Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut

tidak hamil

Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.

Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode

kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau

tidak melakukan hubungan seksual sampai anda telah menghabiskan

paket pil tersebut.

Setelah melahirkan :

− Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif.

− Setelah 3 bulan dan tidak menyusui.

− Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari).

Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin

menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa

perlu menunggu haid.

2. Pil Sekuensial

Pil sekuensial dewasa ini kurang populer. Selama14-15 hari

pertama hanya diberikan estrogen, selanjutnya kombinasi estrogen dan

progesteron sampai siklus haid selasai. Khasiat utama pil sekuensial

adalah mengahmbat ovulasi. Dosis estrogen pada pil sekuensial lebih

11

Page 15: Kb Hormonal

tinggi dari pada dosis estrogen pada pil kombinasi. Berhubung tidak ada

progesteron pada pil-pil pertama, maka lupa minum pil itu dapat

menimbulkan kehamilan. 1

Efek samping dan kontraindikasi hampir sama dengan pil kombinasi.

3. Kontrasepsi Pil Progestin (MINIPIL)[3]

3.A. Profil

Cocok untuk perrempuan menyusui yang ingin memakai pil kb

Sangat efektif pada masa laktasi

Dosis rendah

Tidak menurunkan produksi ASI

Tidak memberikan efek samping estrogen

Efek samping utama adalah gangguan perdarahan; perdarahan bercak,

atau perdarahan tidak teratur

Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

3.B. Jenis MINIPIL

− Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg

noretindron

− Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.

3.C. Cara Kerja MINIPIL

Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis streroid seks di ovarium

(tidak begitu kuat).

12

Page 16: Kb Hormonal

Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi

lebih sulit.

Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.

Mengubah motilitas tuba sehingga transfortasi sperma terganggu.

3.D. Efektivitas MINIPIL

Sangat efektif (98,5 %). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa

satu dua tablet atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah,

diare), karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar.

Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu

dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi sperma

sehingga kemampuan kontrasepsi dari minipil dapat terganggu

Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka:

Sangat efektif bila digunakan secara benar

Tidak mengganggu hubungan seksual

Tidak mempengaruhi ASI

Kesuburan cepat kembali

Nyaman dan mudah digunakan

Sedikit efek samping

Dapat dihentikan setiap saat

Tidak mengandung estrogen.

3.E. Keuntungan MINIPIL

Mengurangi nyeri haid

Mengurangi jumlah darah haid

Menurunkan tingkat anemia

Mencegah kanker endometrium

Melindungi dari penyakit radang panggul

Tidak meningkatkan pembekuan darah

Dapat diberikan pada penderita endometriosis

13

Page 17: Kb Hormonal

Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan

depresi

Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom ( sakit kepala, perut

kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah)

Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif

aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum

mengalami komplikasi.

3.F. Keterbatasan MINIPIL

Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid ( perdarahan sela, spotting,

amenorea).

Peningkatan/penurunan berat badan.

Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.

Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat.

Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi

risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak

menggunakan minipil.

Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat

tuberkulosis atau obat epilepsy.

Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS.

Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di daerah muka), tetapi

sangat jarang terjadi.

3.G. Yang Boleh Menggunakan MINIPIL

¤ Usia reproduktif.

¤ Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak.

14

Page 18: Kb Hormonal

¤ Menginginkan suatu metode kontraspsi yang sangat efektif selama

periode menyusui.

¤ Pascapersalinan dan tidak menyusui.

¤ Keguguran.

¤ Perokok segala usia.

¤ Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg) atau

dengan masalah pembekuan darah.

¤ Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak

menggunakan estrogen.

3.H. Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil

⁻ Hamil atau diduga hamil.

⁻ Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

⁻ Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.

⁻ Menggunakan obat tuberkolosis (rifampisin), atau obat untuk (fenition dan

barbiturat).

⁻ Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

⁻ Sering lupa menggunakan pil.

⁻ Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus.

⁻ Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.

3.I. Waktu Mulai Menggunakan Minipil

Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan

pencegahan dengan kontrasepsi lain.

Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila

menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan

hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi

lain untuk 2 hari saja.

15

Page 19: Kb Hormonal

Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal

saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2

hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.

Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak

haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak

memerlukan metode kontrasepsi tambahan.

Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapatkan

haid, minipil dapat dimulai pada hari 1 – 5 hari siklus haid.

Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran.

Bila sebelumnya klien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

menggantinya dengan minpil, minipil dapat segera diberikan, bila saja

kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang

tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,bminipil

diberikan pada jadwal sutikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan

metode kontrasepsi yang lain.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kotasepsi nonhormonal dan ibu

tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1

– 5 siklus haid dan tidak memerlukan kontrasepsi lain.

Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk

AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari 1 –

5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.

3.J. Keadaan Yang Memerlukan Perhatian Khusus

Keadaan Anjuran

Stroke Sebaiknya jangan menggunakan minipil

Penyakit Jantung

Koronor/Infark

Jangan diberi minipil. Progestin menyebabkan

vasokontriksi pembuluh darah.

16

Page 20: Kb Hormonal

3.K. Intruksi Kepada Klien

Minum minipil setiap hari pada saat yang sama.

Minum pil yang pertama pada hari pertama haid.

Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil,

minumlah pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien

berniat melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.

Bila klien lupa 1 aatau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut

sesegera klien ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.

Walaupun klien blum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket

terakhir habis.

Bila haid klien teratur setiap hari dan kemudian kehilangan 1 siklus

(tidak haid), atau bila merasa hamil, temui petugas kesehatan klien untuk

memeriksa uji kehamilan.

3.L. Peringatan Khusus Untuk Pemakai Minipil

Bila beberapa bulan mengalami haid teratur dan kemudian terlambat haid,

perlu dipikirkan kemungkinan telah terjadi kehamilan.

Bila mengeluh pendarahan bercak yang disertai dengan nyeri perut hebat,

maka yang pertama kali dipikirkan mungkin adakah kehamilan ektofik

Problem mata (kehilangan penglihatan, atau mata kabur), nyeri kepala

hebat, maka perlu diikirkan kemungkinan terjadi hipertensi atau problem

vaskuler.

3.M. Penanganan Efek Samping Yang Sering Ditemukan

Efek Samping Penanganan

Amenorhe Pastikan hamil atau tidak bila tidak hamil, tidak perlu

tindakan khusus. Cukup konseling saja. Bila amenorhe

berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir,

rujuk ke klinik. Bila hamil, hentikan pil, dan

kehamilan dilanjutkan. Jelaskan kepada klien bahwa

minipil sangat kecil dapat menimbulkan kelainan

17

Page 21: Kb Hormonal

janin. Bila diduga kehamilan ektofik, klien perlu

dirujuk, jangan memberikan obat-obatan hormonal

untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan tidak

akan ada gunanya.

Perdarahan

tidak

teratur/spotting

Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan/tidak

hamil, tidak perlu tindakan khusus. Bila klien tetap

saja tidak dapat menerima kejadian tersebut, perlu

dicari metode kontrasepsi lain.

4. KB Darurat Hormonal : digunakan setelah berhubungan seksual.

2.3.2 Kontrasepsi Suntikan :

2.3.1 Kontrasepsi Suntikan Progestin

Kontrasepsi suntikan di indonesia adalah salah satu kontrasepsi yang

popular. Kontrasepsi suntikan yang digunakan ialah long-acting progestin,

yaitu Noretisteron enantat (NETEN) dengan nama dagang Noristrat dan

Depomedroksi progesterone acetat (DMPA) dengan nama dagang

Depoprovera. Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari pasca persalinan, segera

setelah keguguran, dan pada masa interval sebelum hari kelima haid. Teknik

penyuntikannya yaitu secara intramusculer dalam, didaerah m. gluteus

maksimus atau deltoideus.

Kontraindikasi kontrasepsi suntikan kurang lebih sama dengan

kontrasepsi hormonal lainnya. Efek samping yang berupa gangguan haid ialah

amenorea, menoragia, dan spotting. Efek samping lain yang bukan merupakan

gangguan haid dan keluhan subjektif lainnya juga kurang lebih sama dengan

kontrasepsi hormonal lainnya.

18

Page 22: Kb Hormonal

2.A. Profil :

Sangat efektif

Aman

dapat dipake oleh semua perempuan dalam usia reproduksi

kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan

cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

2.B. Jenis

Tersedia dua jenis suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:

⁻ Depo medroksiprogesteron asetat (depo proveta), mengandung 150 mg

DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah

bokong) .

⁻ Depo noretisteron enantat (depo noristerat), yang mengandung 200 mg

noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM

2.C Cara Kerja :

Mencegah ovulasi

Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi

sperma

Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi

Mengahmbat transportasi gamet oleh tuba.

2.D Keuntungan :

Sangat efektif

Pencegahan kehamilan jangka panjang

Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

19

Page 23: Kb Hormonal

Sedikit efek samping

Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause

Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

Mencegah beberapa penyebab terjadinya penyakit radang panggul

Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

2.E. keterbatasan :

Sering ditemukan gangguan haid, seperti:

⁻ Siklus haid yang memendek atau memanjang

⁻ Perdarahan yang banyak atau sedikit

⁻ Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

⁻ Tidak haid sama sekali

klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus

kembali untuk suntikan)

tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut

permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

tidak menjamin perlindungan terhadap penularan ims, hepatitis b virus,

atau infeksi virus hiv

terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya perusakan atau

kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan

obat suntikan dai deponya (tempat suntikan)

pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan

tulang (densitas)

Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan vagina,

menurunkan libido, sakit kepala, nervositas, jerawat.

2.F. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

usia reproduksi

nulipara yang telah memiliki anak

20

Page 24: Kb Hormonal

menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi

menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah abortus atau keguguran

Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi

Perokok

Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan

darah atau anemia bulan sabit

Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat

tuberkulosis (rifampisin)

Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen

Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Anemia defesiensi besi

Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan

pil kontrasepsi kombinasi.

2.G. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7/100.000 kelahiran)

Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya

Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid

Terutama amenorea

Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

Diabetes mellitus disertai komplikasi

2.H. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

¤ Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil

¤ Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid

¤ Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan

ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan

hubungan seksual

¤ Ibu yang neggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan

kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal

21

Page 25: Kb Hormonal

sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hami, suntikan pertama dapat

segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang

¤ Bial ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menggantinya

dengan jenis kontrasepsi yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan

diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

¤ Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya

dengan jenis kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal

yang akan diberikan dan segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil,

dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu

disuntik hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah disuntikan tidak

boleh berhubungan seksual.

¤ Ibu inginmenggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan

pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid atau

dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal ibu tidak hamil

¤ Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama

dapat diberikan setiap saat selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh

melakukan hubungan seksual

2.I. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin

− Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan

− Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik

terganggu

− Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

− Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya

penglihatan

− Perdarahan berat yang dua kali lebih panjang dari masa haid atau dua kali

lebih banyak dalam satu periode masa haid

2.3.2 Suntik Kombinasi

Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5

mg Estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50

22

Page 26: Kb Hormonal

mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M

sebulan sekali.

A. Cara kerja :

o Menekan ovulasi

o Membuat lendir serviks menjadin kental sehingga penetrasi sperma

terganggu

o Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.

o Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

B. Efektifitas

Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama

penggunaan.

C. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi

Usia reproduksi

Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak

Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi

Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan

Pascapersalinan dan tidak menyusui

Anemia

Nyeri haid hebat

Haid teratur

Riwayat kehamilan ektopik

Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

D. Kontraindikasi suntik kombinasi :

Hamil atau diduga hamil.

Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan.

Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

23

Page 27: Kb Hormonal

Penyakit hati akut (virus hepatitis).

Usia >35 tahun yang merokok.

Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>

180/110 mmHg).

Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun.

Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migran.

Keganasan pada payudara.

E. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi

Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak

diperlukan kontrasepsi tambahan

Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh

melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain

untuk 7 hari

Bila klieh tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja

dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan

hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kkontrasepsi

yang lain selama masa waktu 7 hari.

Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan

pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.

Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka

suntika pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7

Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi.

Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat

diberi

Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7

hari

Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama

ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan

kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu,

perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.

Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin

menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut

24

Page 28: Kb Hormonal

dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode

kontrasepsi lain.

Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntika pertama dapat segera

diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa

perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid,

metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan

AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntika kombinasi, maka suntika

pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.

F. Cara penggunaan

Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler

dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari

lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan

setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak

hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

G. Keadaan yang perlu memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran

Tekanan darah tinggi < 180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu

pengawasan.

Kencing manis Dapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi

dengan kencing manisnya terjadi < 20 tahun. Perlu

diwaspadai

Migran Bila tidak ada gejala neurologik yang

berhubungan dengan sakit kepala, boleh diberikan.

Menggunakan obat Berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50 µg

25

Page 29: Kb Hormonal

tuberkolosis/obat epilepsi etinilestradiol atau cari metode kontrasepsi lain.

Mempunyai penyakit

anemia bulan sabit (sickle

cell).

Sebaiknya jangan menggunakan suntik kombinasi.

Efek samping Anjuran

Amenore. Singkirkan kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan,

dan tidak perlu diberi pengobatan khusus. Jelaskan

bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim.

Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila tidak

datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien

hamil, rujuk klien. Hentikan penyuntikan, dan

jelaskan bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit

sekali pengaruhnya pada janin.

Mual/pusing/muntah. Pastikan tidak ada kehamilan. Bia hamil, rujuk. Bila

tidak hamil, informasi bahwa hal ini adalah hal biasa

dan akan hilang dalam waktu dekat

Perdarahan/perdarahan

bercak (spotting).

Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab

perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan

yang terjadi merupakan hal biasa. Bila pendarahan

berkelanjutan dan mengkhawatirkan klien, metode

kontrasepsi lain perlu dicari.

H. Intruksi Untuk Klien

Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali

setiap 4 minggu.

Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk

memastikan hamil atau tidak

Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang

harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala,

26

Page 30: Kb Hormonal

atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut

sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3.

Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy,

obat-obat tersebut dapat menggangu efektifitas kontrasepsi yang sedang

digunakan.

I. Tanda-Tanda Yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan Kombinasi

Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah paru,

atau serangan jantung.

Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,

hipertensi, atau migrain.

Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada

Tidak terjadi perdarahan atau spooting selama 7 hari sebelum suntikan

berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.

2.3.3 AKDR Dengan Progestin

Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah prigestase yang

mengandung progesterone dari mirena yang mengandung Levonorgestel.

3.A. Cara Kerja :

Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atropi sehingga

mengganggu implantasi.

Mencegah terjadinya pembuahan dengan mengeblok bersatunya ovum

dengan sperma.

Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba faloppii

Menginaktifkan sperma

3.B. Efektifitas :

Sangat efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan salama satu tahun

pertama penggunaan.

27

Page 31: Kb Hormonal

3.C. Keuntungan Kontrasepsi

Efektif dengan proteksi jangka panjang (satu tahun)

Tidak mengganggu hubungan suami istri

Tidak berpengaruh terhadap ASI

Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat

Efek sampingnya sangat kecil

Memiliki efek sistemik yang sangat kecil

3.D. Keterbatasan

Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genitalia sebelum

pemasangan AKDR

Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR

Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, sehingga sangat

tergantung pada tenaga kesehatan

Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea

Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus)

Kejadian kehamilan ektopik relatif tinggi

Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul sehingga dapat

menyebabkan infertilitas

Mahal

Progestin sedikit meningkatkan risiko trombosis sehingga perlu hati-hati

pada perempuan premenopause. Risiko ini lebih rendah bila dibandingkan

dengan pil kombinasi

Progestin dapat menurunkan kadar HDL-kolesterol pada pemberian jangka

panjang sehingga perlu hati-hati dan perempuan dengan penyakit

kardiovaskuler

Memburuk perjalanan penyakit kanker payudara

Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu hiperlipidemia

Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus

Yang boleh menggunakan AKDR dengan progestin

Usia reproduksi

Telah memiliki anak maupun belum

28

Page 32: Kb Hormonal

Menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah

kehamilan

Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi

Pascakeguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul

Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi

Sering lupa menggunakan pil

Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan pemberian

estrogen

Mempunyai resiko yang rendah mendapat penyakit menular seksual

Yang tidak boleh menggunakan AKDR dengan progestin

Hamil atau diduga hamil

Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

Menderita vaginitis, salpingitis, endometritis

Menderita penyakit radang panggul atau pascakeguguran septik

Kelainan kongenital rahim

Miom submukosum

Rahim yang sulit digerakkan

Riwayat kehamilan ektopik

Penyakit trofoblas ganas

Terbukti menderita penyakit tuberculosis panggul

Kanker genitalia/payudara.

Sering ganti pasangan

Gangguan toleransi glukosa. Progestin menyebabkan sedikit peningkatan

kadar gula dan kadar insulin

Waktu AKDR dan progestin dipasang

Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak

hamil.

Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pascapersalinan, 6-8

minggu, ataupun lebih sesudah melahirkan

Segera susudah induksi haid, pascakeguguran spontan, atau keguguran

buatan, dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi.

3.E. Intruksi Kepada Klien

29

Page 33: Kb Hormonal

¤ Dalam keadaan normal klien kembali untuk control rutin sesudah

menstruasi pertama kali pascasenggama (4-6 minggu) tetapi jangan sampai

melewati 3 bulan sesudah pemakaian AKDR.

¤ Cek benang AKDR dan jika terjadi salah-satu keadaan berikut ini, klien

harus kembali ke klinik. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

¤ Timbul kram diperut bagian bawah

¤ Adanya perdarahan bercak antara haid atau sesudah melakukan senggama

¤ Nyeri sesudah melakukan senggama atau jika suaminya mengalami

perasaan kurang enak sewaktu melakukan senggama

¤ AKDR perlu diangkat setelah satu tahun ataupun lebih awal bila

dikehendaki

¤ Bila terjadi ekspulsi AKDR, atau keluar cairan yang berlebihan dari

kemaluan, lihat terjadi infeksi atau tidak

¤ Muncul keluhan sakit kepala atau sakit kepala makin parah.

¤ Jadwal kunjungan kembali ke klinik

¤ Normalnya klien harus kembali untuk kontrol pertama sesudah datang haid

pertama setelah AKDR dipasang (4-6 minggu), tetapi jangan lebih dari 3

bulan. Ditanyakan masalah-masalah yang muncul selama pemakaian

AKDR.

2.3.4 Kontrasepsi Implan

Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen

dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Metode

ini dikembangkan oleh The Population Council, yaitu suatu organisasi

internasional yang didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan teknologi

kontrasepsi.

A. Berbagai Jenis Kontrasepsi Hormonal Implan

Norplant terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan 216 mg

levonorgestrel. Panjang kapsul adalah 34 mm dengan diameter 2,4 mm.

Kapsul terbuat dari bahan silastik medik (polydimethysiloxane) yang fleksibel

30

Page 34: Kb Hormonal

di mana kedua ujungnya ditutup dengan penyumbat sintetik yang tidak

mengganggu kesehatan klien. Setelah penggunaan setelah 5 tahun, ternyata

masih tersimpan sekitar 50% bahan aktif levonorgestrel asal yang belum

terdistribusi ke jaringan insterstisial dan sirkulasi. Enam kapsul Norplant

dipasang menurut konfigurasi kipas di lapisan subdermal lengan atas.

A.1 Jadelle (Norplant II)

Studi dan perkembangan implant levonorgestrel dua kapsul

(implan-2) telah dilakukan sejak 20 tahun yang lalu. Setelah diproduksi

dan penggunaannya disetujui oleh badan pengawasan obat internasional,

implan-2 digunakan di banyak negara (Eropa, Asia, dan Afrika). Implan-

2 Eropa dikenal sebagai Implan-II dan kemudian dipasarkan dengan

nama dagang jadelle (Schering, Berlin).

Implan-2 yang sama, juga diproduksi di China dengan nama

Sinoplan II. Walaupun telah mendapat persetujuan dari U.S. food and

Drug Administration (FDA), tetapi belum ada rencana untuk melakukan

pemasaran implan-2 secara luas di Amerika Serikat hingga saat ini.

Implan-2 memakai levonorgestrel 150 mg dalam kapsul 43 mm dan

diameter 2,5 mm. Pelepasan harian hormon levonorgestrel dari implan-2

hampir sama dengan Norplant dan secara teoritis, masa kerjanya menjadi

40% lebih singkat. U.S. FDA menyetujui masa kerja Norplant adalah 5

tahun tetapi studi komparasi dengan implan-2 ternyata 5-year pregnancy

rates dan efek samping kedua kontrasepsi subdermal ini adalah sama.

Population Council baru-baru ini menyatakan bahwa Jadelle

direkomendasikan untuk penggunaan 5 tahun dan Norplant untuk 7

tahun. Kumulasi dari 5 tahun pregnancy rate per 100 women-years

Jadelle di antara 0,8 hingga 1,0 dan Norplant sebesar 0,2 per tahun.

A.2 Implanon

Implanon (Organon, Oss, Netherlands) adalah kontrasepsi

subdermal kapsul tunggal yang mengandung etonogestrel (3-

ketodesogestrel), merupakan metabolit desogestrel yang efek

androgeniknya lebih rendah dan aktivitas progestational yang lebih tinggi

31

Page 35: Kb Hormonal

dari levonorgestrel. Kapsul polimer (ethylene vinyl acetate) mempunyai

tingkat pelepasan hormon yang lebih stabil dari kapsul silastik Norplant

sehingga variabilitas kadar hormon dalam serum menjadi lebih kecil.

Telah banyak dilakukan penelitian tentang keamanan, efektivitas

dan penerimaan Implanon dan bnayak negara di Eropa dan Asia telah

menggunakan Implanon. Implanon dikemas dalam trokar steril yang

sekaligus disertai dengan pendorong (inserter) kapsul sehingga

pemasangan hanya membutuhkan waktu 1-2,5 menit. Tidak seperti

implan-2 (Jadelle, Implan-2 dan Sinoplant), implanon diirancang khusus

untuk inhibisi ovulasi selama masa penggunaan. Karena ovulasi pertama

dan luteinisasi terjadi pada paruh kedua tahun ketiga penggunaan

walaupun ada penelitian yang menyatakan masa aktifnya dapat mencapai

4 tahun. Dengan tidak terjadinya kehamilan selama penggunaan pada

70.000 siklus perempuan maka implanon dikategorikan sebagai alat

kontrasepsi paling efektif dari yang pernah dibuat selama ini.

A.3 Implan lainnya

The Population Council telah mengembangkan implan-1

menggunakan Nestorone atau ST-1435. Nestorone adalah progesteron

kuat yang dapat menghambat ovulasi dan tidak terikat dengan sex

hormone-binding globulin (SHBG) serta tanpa efek estrogenik atau

androgenik. Nestorone menjadi tidak aktif bila diberikan per oral karena

segera dimetabolisme dalam hati sehingga aman bagi bayi yang mendapat

ASI dari seorang ibu pengguna kontrasepsi hormon subdermal. Penelitian

saat ini mengarah penggunaan kapsul 40 mm dengan dosis normal atau 30

mm dengan dosis yang lebih tinggi agar dapat bekerja aktif untuk jangka

waktu 2 tahun. Kapsul tunggal 30 mm sedang diteliti di tiga senter tetapi

dalam waktu yang sama. Nestorone kapsul tunggal 30 mm telah

diregistrasi di Brazil dengan nama EL-cometrine tetapai digunakan untuk

pengobatan endometriosis dengan wkatu kerja aktif 6 bulan.

Mekanisme Kerja

Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara.

Seperti kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya

32

Page 36: Kb Hormonal

adalah menebalkan mukus serviks sehingga tidak dapat dilewati oleh

sperma. Walaupun pada konsentrasi yang rendah, progestin akan

menimbulkan pengentalan mukus serviks. Perubahan terjadi segera

setelah pemasangan implan. Progestin juga menekan pengeluaran follicle

stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari

hipotalamus dan hipofis. Lonjakan LH (surge) direndahkan sehingga

ovulasi ditekan oleh levonorgestrel. Level LH ditekan lebih kuat oleh

etonogestrel sehingga tidak terjadi ovulasi pada 3 tahun pertama

penggunaan implan-1.

Penggunaan progestin jangka panjang, juga menyebabkan

hipotropisme endometrium sehingga dapat mengganggu proses

implantasi. Perubahan pertumbuhan dan maturasi endometrium, juga

menjadi penyebab terjadinya perdarahan ireguler.

Hal ini baru dalam implan-2 ialah cara pengeluaran hormon

levonogestrel di dalam tubuh, yang terjadi secara terus-menerus dan stabil

selama 3-4 tahun. Metode kontrasepsi subdermal ini setara dengan 1095-

1460 progestin yang harus diminum tiap hari.

Kemasan

Implans 2 tersedia dalam kemasan 2 kapsul yang masing-masing

berisi 75 mg levonogestrel dalam kantong plastik steril yang tertutup

(diinsersikan subdermal menggunakan trokat) atau 2 kapsul di dalam

selubung stokar stril, di mana hanya diperlukan pendorong (inserter-plus

atau inserter fin) untuk menempatkan kedua kapsul levonogestrel pada

lapisan subdermal lengan atas klien.

Penyimpanan dan Masa Simpan

Penyimpanan kemasan steril dari impaln-2 harus disimpan di

tempat yang sejuk dan kering. Kemasan steril dari implan-2 harus tetap

terjaga baik, tidak koyak atau rusak. Bila disimpan dengan benar,

mempunyai masa simpan 3 tahun. Tanggal akhir (masa kadaluarsa) untuk

pemasangan tercetak pada setiap kotak atau kemasannya.

33

Page 37: Kb Hormonal

Masa Pakai

Bila dipasang sebelum tanggal kadaluarsa, implan-2 bekerja efektif

mencegah kehamilan hingga 3-4 tahun. Kapsul yang dipasang harus

dicabut menjelang akhir masa 3-4 tahun (masa pakai). Kapsul yang baru

dapat dipasang kembali setelah pencabutan apabila dikehendaki oleh

klien.

Pengaruh Pada Lendir Serviks

Mungkin pengaruh kontrasepsi yang paling penting dari LNG

adalah perubahan yang terjadi pada komposisi lendir serviks-walaupun

siklus haid perempuan tersebut teratur. Penelitian yang dilakukan

menunjukan bahwa kental, jumlahnya menjadi berkurang, sehingga

mencegah penetrasi sperma.

Mencegah Ovulasi

Sejumlah kecil LNG yang dilepas secara terus menerus dari kapsul,

bekerja pada daerah tertentu di otak (hipotalamus dan kelenjar hipofise

anterior) untuk:

Menurunkan sekresi FSH (follicle Stimulation Hormone) dan LH

(luteinizing Hormone)

Menghambat (mengurangi) sentakan gelombang (surge) LH pada

pertengahan siklus.

Pengaruh Pada Endometrium

Levonorgestrel dan progestin sintetik lainnya menghambat

reseptor progesteron. Mekanisme keeja ini menyebabkan sel endometrium

yang melapisi kavum uteri menjadi tipis, sekresi kelenjar lebih sedikit

sehingga fungsi reseptif endometrium menjadi terganggu. Efek sekunder

tersebut sangat penting untuk mencegah terjadinya kehamilan.

34

Page 38: Kb Hormonal

Efektivitas Implant-2

Implant-2 merupakan salah satu kontrasepsi efektif yang pernah

dibuat. Angka kehamilan pada tahun pertama hanya 0,2 per 100

perempuan dan angka kumulatif pada tahun kelima hanya 1,6. Tidak ada

metode kontrasepsi lain yang seefektif kontrasepsi subdermal levonorgtrel

atau etonogestrel. Pada tahun 1990, lebih dari 55.000 perempuan pada 46

negara, termasuk Amerika telah ikut berpartisipasi dalam uji klinik.

Berdasarkan hasil dari seluruh negara, indeks dari pearl (yaitu jumlah

kehamilan per 100 pengguna dalam 1 tahun) adalah 0,2 dan 0,9 untuk dua

tahun pertama; 0,5 dan 1,1 per 100 perempuan untuk tahun ketiga sampai

tahun kelima. Angka kegagalan pada tahun pertama dan kedua tersebut

dibandingkan dengan angka kegagalan terendah untuk tubektomi dan

vasektomi.

Efektivitas dan berat badan

Penelitian awal menunjukan peningkatan angka kehamilan

kumulatif secara keseluruhan pada perempuan dengan berat badan lebih

dari 70 kg (9,3 berbanding 4,5 pada pemakai dengan berat badan 60

sampai 69 kg). Penelitian ini dilakukan menggunakkan implandengan

kapsul densitas tinggi. Pada penelitian lanjutan dengan kapsul densitas

rendah, ternyata angka kehamilan juga lebih rendah. Pada kapsul densitas

tinggi, angka kehamilan kumulatif 5 tahun menjadi sedikit lebih tinggi

pada perempuan dengan berat badan 70 kg atau lebih (2,4 berbanding 1,5)

dibandingkan perempuan yang lebih kurus. Implan-2 yang sekarang

dipakai di seluruh dunia adalah jenis lunak atau densitas rendah, oleh

sebab itu, petugas pelayanan tidak perlu khawatir lagi untuk

menganjurkan pemakaian implan-2 pada perempuan yang gemuk (>70

kg).

Angka kegagalan kontrasepsi subdermal juga meningkat pada

mereka yang menggunakan obat yang dapat meningkatkan produksi

enzim hati. Enzim tersebut akan memetabolisir levonorgetrel yang

35

Page 39: Kb Hormonal

dikeluarkan dari implan-2. Obat-obat yang termasuk dalam kategori ini

adalah:

Obat anti epilepsi (anti kejang) seperti barbiturat (misalnya

fenobarbital), fenitoin (misalnya dilantin) dan karbamazepine

(misalnya tegretol), tetapi tidak termasuk asam valproat; dan

Antibiotika (hanya rifampisin dan griseofulvin).

Kelangsungan pemakaian

Angka kelangsungan pemakaian yang dilaporkan dari berbagai

pusat penelitian adalah antara 76-95% pada tahun pertama dan menurun

menjadi 25-78% pada tahun kelima. Lama masa pemakaian pada

penelitian ini rata-rata 3,5 tahun.

Perubahan pola perdarahan haid dari pemakai implan-2 merupakan

penyebab utama untuk menghentikan pemakaiannya. Berdasarkan data

yang dikumpulkan dari penelitian international committee for

contraception research (ICCR) klien yang menghentikan pemakaian

implan karena perubahan haid, kurang lebih 9% selama tahun pertama,

tetapi kemudian menurun menjadi 3% pada tahun kelima.

Akibat Pada Kehamilan

Pemakaian implan-2 tidak meningkatkan insidens hamil ektopik.

Menurut penelitian, anhka kejadian kehamilan ektopik hanya 1,3 per 1000

perempuan per tahun pada pengguna implan-2. Anhka ini sama dengan

kehamilan ektopik di amerika pada perempuan yang tidak memakai

kontrasepsi, yaitu 1,4 per 1000 orang per tahun 1980-an (sivin 1990).

Pemakaian implan-2 tidak berhubungan dengan masalah pada

kehamilannya. Sampai sekarang hanya ada satu kelainan bawaan pada

janin dari permepuan yang memakai kontrasepsi subdermal

levonorgestrel. Kasus tersebut berupa kelainan pada genital (penis dan

skrotum tidak tumbuh dengan sempurna, testis hanya satu) tetapi tidak ada

bukti bahwa kelainan tersebut disebabkan oleh penggunaan implan-2

(Croxatto 1993).

36

Page 40: Kb Hormonal

Pulihnya Kesuburan

Salah satu karakteristik penting dari implan-2 adalah efek

kontrasepsinya yang tidak permanen. Setelah kapsul dicabut, kadar LNG

serum dalam beberapa hari sudah menghilang. Kesuburan perempuan

akan cepat kembali pulih seperti saat sebelum dipasang implan-2. Dari

beberapa penelitian dilaporkan, setelah pencabutan, tidak ada efek jangka

panjang untuk kesuburannya. Tanpa memandang umur satu pun paritas

(perempuan muda yang belum pernah hamil dapat dengan aman memakai

metode ini). Pada kenyataannya, angka kehamilan pada perempuan yang

memakai implan-2 hampir sama dengan perempuan yang tidak memakai

kontrasepsi.

Efek Samping

Pemakaian klinik pada lebih dari 4 juta perempuan di 30 negara

(termasuk lebih dari 1 juta di AS) menunjukan bahwa tingkat ditoleransi

dari sebagian besar perempuan terhadap implan-2 adalah sangat tinggi.

Keuntungan utama dari implan-2 adalah tidak mengandung estrogen yang

menyebabkan berbagai efek samping pada pemakaian implan adlah

perubahan pola perdarahan haid. Dapat terjadi perdarahan bercak atau

terus-menerus pada 6-9 bulan pertama dari penggunaan implan-2.

Masalah ini sama dengan ynag sering terjadi pada pemakaian

kontrasepsi suntikan dan pil yang hnaya mengandung progestin saja.

Meskipun hampir semua pengguna akan mengalami satu atau beberapa

efek samping dalam 3 sampai 5 tahun pemakaian, jarang terjadi masalah

yang berat. Sayangnya, efek smaping ringan ini, seringkali menyebabkan

pengguna menghentikan pemakaian implan-2. Penjelasan yang akurat

oleh petugas dan pemahaman yang baik dari klien tentang bebbagai efek

samping dan cara mengatasinya dapat membnatu kelangsungan

pemakaian implan-2.

Konseling sebelum pemasangan implan-2 sangat berpengaruh

terhadap kepuasaan/kelangsungan penggunaan.

37

Page 41: Kb Hormonal

Perubahan Perdarahan Haid

Perubahan pada pola perdarahan haid dialami oleh sebagian besar

perempuan yang memakai implan Norplant, terutama pada 90 hari

pertama pemakaian. Ini merupakan efek smaping terbanyak dan tersering

dilaporkan, termasuk:

Perdarahan yang lama selama beberapa bulan pertama pemakaian

Perdarahan atau bercak perdarahan diantara siklus haid

Lamanya perdarahan atau bercak perdarahan berkurang

Tidak mengalami perdarahan atau bercak perdarahan sama sekali

selama beberapa bulan (aminore)

Kombinasi terhadp efek samping tersebut di atas.

Endometrium

Beberapa penelitian untuk mengetahui efek levonortrel terhadap

endometrium. Kajian mikroskopis 225 endometrium pengguna implan

dari 2 sampai 116 bulan masih terlihat aktivitas sekresi dan poliferasi,

tetapi sebagian diantaranya menujukan penurunan aktivitas endometrium

(hipoflasia atau atropi) serupa dengan pola yang ada pada pengguna pil

oral kombinasi dan hanya progestin. Sebagai tambahan, tidak dijumpai

perubahan patologi yang mempunyai arti klinis, berdasarkan penelitian

ini, disimpulkan bahwa pemakaian yang lama dari LNG tidak ada

hubungannya dengan efek yang membahayakan pada endometrium.

38

Page 42: Kb Hormonal

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme Kerja Dari COC (Combination Of Oral Contraception)

Mekanisme utama tindakan COC adalah dengan penekanan ovulasi [6]. Seperti

dijelaskan oleh Rivera et al., COC menghambat produksi hipofisis dan sekresi follicle

stimulating hormone (FSH) dan hormon luteinizing (LH). Hasilnya adalah pengembangan

folikular, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dihambat [7]. Akibatnya, ada

penurunan sekresi estradiol dan progesteron ovarium produksi.

Selain itu, wanita yang menggunakan kontrasepsi oral kombinasi, lendir serviks

tetap tebal dan sangat kental dan penelitian telah menunjukkan bahwa penetrasi sperma

dihambat akibat efek progestin [7].

39

Page 43: Kb Hormonal

3.2 Manfaat COC

Pil kontrasepsi adalah bentuk yang sangat efektif dan kontrasepsi reversibel. Tidak

seperti kondom laki-laki, perempuan memiliki kontrol atas metode kontrasepsi. Meskipun

ada banyak formulasi dari COC, dalam uji klinis, ketika digunakan dengan baik, tingkat

kegagalan kurang dari 1%.

3.3 Efek Positif Pada Seksualitas Perempuan

Salah satu indikasi yang paling umum untuk COC adalah gangguan ginekologis

menyakitkan atau masalah seperti endometriosis, dismenore, dan menorrhagia. COC

diketahui efektif dalam mengurangi rasa sakit ginekologi disebabkan oleh berbagai

gangguan, serta kehilangan darah menstruasi; Namun, ada beberapa studi khusus

mengevaluasi dampak dari COC pada fungsi seksual wanita bila digunakan untuk

mengobati gangguan ini. Larson menemukan bahwa kehilangan darah menstruasi

menurun pada semua wanita pada COC sebanyak 40% setelah 3 bulan penggunaan [20].

Sebuah tinjauan baru-baru ini Dienogest untuk pengobatan endometriosis menemukan

bahwa wanita dengan endometriosis memiliki insiden penurunan dispareunia setelah 24

minggu.

Mengingat bahwa kontrasepsi oral kombinasi adalah bentuk kontrasepsi yang

sangat efektif, mereka dapat membantu menghilangkan rasa takut hamil, mungkin

memberikan pengalaman seksual yang lebih santai dan menyenangkan.

Para peneliti menemukan bahwa kekhawatiran tentang kehamilan yang tidak

diinginkan memiliki dampak yang sangat negatif pada gairah seksual, terutama jika salah

satu pasangan tidak berbagi masalah ini. Menariknya, mereka juga menemukan bahwa

wanita merasa bahwa perhatian bersama pasangan tentang kontrasepsi bisa berfungsi

untuk penyangga potensi efek negative pada kemampuan mereka untuk merasa terangsang

.

40

Page 44: Kb Hormonal

3.4 Pengaruh Kontrasepsi Hormonal Pada Penurunan Pelumasan

Dalam salah satu penelitian awal menggunakan pil modern, McCoy dan Matyas

diberikan kuesioner kepada 364 wanita, usia 18- 26, 30% wanita menggunakan COC [29].

Wanita menggunakan COC secara signifikan lebih mungkin untuk melaporkan penurunan

lubrikasi vaginanya. Dalam sebuah penelitian yang lebih baru oleh Sabatini dan Cagiano,

penulis membandingkan efek samping dan kepuasan seksual pada 280 wanita secara acak

dua COC yang berbeda serta cincin vagina (tiga kelompok). Kedua kelompok pengguna

COC awalnya dilaporkan kekeringan vagina, meskipun efek ini menurun

3.5 Pengaruh Kontrasepsi Hormonal Pada Estrogen Dan Progesteron

Gabungan kontrasepsi hormonal (misalnya, pil), disebut demikian karena

mengandung versi sintetis dari estrogen dan progesteron, yang menghambat produksi

alami hormon esterogen dan progesteron, pada dasarnya menghilangkan variabilitas siklus

menstruasi

Kontrasepsi hormonal mengubah umpan balik hypothalamicpituitary ke ovarium,

mencegah pematangan folikel ovarium, menghalangi ovulasi (Frye, 2006), dan

menghambat peningkatan estrogen yang terjadi selama paruh pertama siklus menstruasi

(Van Heusden & FAUSER, 2002) .

Pil telah terbukti menurunkan kadar serum hormon estradiol bahkan setelah

penghentian (Balogh, Ditroi, & Lampe, 1981; Panzer et al, 2006.).

Bukti-bukti jelas menunjukkan bahwa kombinasi kontrasepsi hormonal

menurunkan kadar estrogen dan progesteron.

3.6 Pengaruh Kontrasepsi Hormonal Pada Emosi

Penurunan estradiol pada akhir siklus menstruasi, post-partum atau menopause

telah dikaitkan dengan perubahan mood negatif dan gejala depresi selama fase ini (Musa-

Kolko, 2009). Di satu sisi, kontrasepsi oral kombinasi mengandung etinil estradiol-

sebagai agonis sintetik untuk reseptor estradiol, yang bisa mempromosikan perubahan

41

Page 45: Kb Hormonal

mood yang positif. Sifat antagonis untuk reseptor 5-HT3 telah dibuktikan tidak hanya

untuk estradiol, tetapi juga untuk etinilestradiol (Wetzel et al., 1998). Di sisi lain tingkat

penurunan estradiol endogen sebagai konsekuensi dari kontrasepsi oral ( Sahlberg et al.,

1987) dapat mengakibatkan perubahan mood negatif.

Dalam meta-analisis Oinonen dan Mazmanian (2002) menunjukkan bahwa rasio

progesteron / estrogen berkorelasi dengan arah perubahan emosional.dan ditemukan

bahwa terdapat dua populasi wanita dengan diferensial respon emosional terhadap

penggunaan kontrasepsi oral.

3.7 Pengaruh Terhadap Libido

Progesteron only

Depot medroksiprogesteron asetat (DMPA).DMPA adalah progestin injeksi yang

merupakan kontrasepsi yang sangat handal. Nelson menemukan bahwa 5,8% dari wanita

yang menggunakan DMPA melaporkan hilangnya atau menurunnya libido [73]. Ott et al.

melaporkan tidak ada perbedaan dalam minat seksual ketika membandingkan berbagai

bentuk kontrasepsi hormonal, termasuk COC dan DMPA [74]. Terakhir, Schaffir et al.

menemukan bahwa pengguna COC memiliki tingkat yang lebih rendah dari testosteron

bebas dibandingkan dengan pengguna DMPA; Namun, skor keinginan, gairah, dan skor

total pada FSFI tidak berbeda. Para penulis menyimpulkan bahwa sementara pengguna

COC dan DMPA memiliki tingkat hormon seks yang berbeda secara signifikan, mereka

tidak berbeda dalam fungsi seksual [75].

Sebuah artikel baru-baru menilai pengaruh kontrasepsi oral (formulasi khusus tidak

dinilai, namun sebagian besar peserta menggunakan pil estrogen-progestin gabungan) dan

DMPA pada kepentingan seksual pada 328 remaja mengikuti Longi-tudinally selama 41

bulan [74]. Mereka menemukan bahwa minat seksual tidak berubah secara signifikan

dalam kelompok baik selama masa studi. Menariknya, para peneliti menemukan bahwa

minat seksual lebih tinggi ketika menggunakan kontrasepsi oral

Dalam salah satu penelitian terbaru di DMPA, penulis tidak menemukan perbedaan

dalam minat seksual dibandingkan dengan bukan pengguna dari metode hormonal

kontrasepsi pada populasi remaja

42

Page 46: Kb Hormonal

3.8 Etonorgestrel Implan

The etonorgestrel implan (Implanon) adalah batang yang dimasukkan ke lengan

atas. Meskipun secara umum ada profil efek samping yang rendah, penurunan libido telah

tercatat. Gezginc et al. menemukan bahwa 2,5% wanita melepas implan karena

penurunan libido

3.9 AKDR-LNG (Mirena)

Dalam sebuah penelitian terhadap wanita yang menggunakan LNG IUD,

Skrzypulec dan Drosdzol menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan AKDR-LNG

memiliki keinginan seksual yang besar, gairah yang lebih besar, dan disfungsi seksual

kurang dibandingkan dengan kelompok kontrol perempuan

43

Page 47: Kb Hormonal

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifa. Kontrasepsi. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005, 905-33.

2. Affandi B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 3rd. Jakarta: Bina

Pustaka Sarwono Prawihardjo; 2011. p. MK 29-36.

3. Affandi B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 3rd. Jakarta: Bina

Pustaka Sarwono Prawihardjo; 2011. p. MK 50-2.

iii


Related Documents