YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

1| Majalah Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda | No. 1 - 17 Agustus 2009 |

Suka DukaKuliah diBelanda

Suka DukaKuliah diBelanda

J O N GI N D O N E S I AJ O N GI N D O N E S I A

Foto: Jimmy Perdana (Wageningen)

Page 2: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

2

organisasi yang didirikan di Bandung1927. Mereka menggunakan warnamerah putih dan kepala bantengsebagai simbol. Nama organisasi inikemudian diubah menjadi PemudaIndonesia untuk yang berjeniskelamin laki-laki dan Putri Indonesiabagi yang perempuan.

Pemuda Indonesia membuatkongres di mana pada kongres yangkedua menghasilkan SumpahPemuda, 28 Oktober 1928. Dengansemangat Sumpah Pemuda 1928,JONG Indonesia JONG Indonesia JONG Indonesia JONG Indonesia JONG Indonesia ingin mengajakpara pemuda, khususnya pelajar In-donesia di Belanda, untukmenyumbangkan pemikirannyauntuk Indonesia yang lebih baik.

Majalah ini diharapkan menjadimedia pembelajaran, transferinformasi dan pengetahuan; mem-pererat-memperluas persaudaranantarmahasiswa Indonesia diBelanda; dan memberikan masukanterhadap perubahan menuju Indone-sia yang lebih baik.

Penerbitan majalah versi onlinedipilih karena pertimbangan: lebihmurah dan hemat kertas; dan pelajarIndonesia di Belanda sebagian besarbisa mengakses internet. Majalahonline ini berbasis web di http://http://http://http://http://majalah.ppibelanda.org.majalah.ppibelanda.org.majalah.ppibelanda.org.majalah.ppibelanda.org.majalah.ppibelanda.org. Format webjuga memungkinkan untuk meng-up-date informasi-informasi penting danaktual dalam bentuk berita (straightnews). Versi majalah dengan formatPDF juga kami sediakan, sehinggabisa diunduh dan dicetak.

Jong IndonesiaJong IndonesiaJong IndonesiaJong IndonesiaJong Indonesia mengajak kawan-kawan PPI Belanda dan siapa sajauntuk menulis dan berbagi. Sebab,seperti kata Pramoedya Ananta Toer,“Orang boleh pandai setinggi langit,tapi selama ia tak menulis, ia akanhilang di dalam masyarakat dan darisejarah.”

YYYYYohanes ’Masboi’ Widodoohanes ’Masboi’ Widodoohanes ’Masboi’ Widodoohanes ’Masboi’ Widodoohanes ’Masboi’ WidodoPemimpin Umum/

Sekjen PPI Belanda

“Apalah arti sebuah nama?” kataShakespeare. “Bukankah mawarakan tetap harum, meski kita sebutdengan nama lain?” Mungkin, bagiShakespeare nama hanya sekedarnama. Berbeda ketika IndischeVereeniging atau PerhimpunanHindia yang berdiri tahun 1908diubah namanya menjadiIndonesische Vereeniging atauPerhimpunan Indonesia. Namabuletinnya pun diubah dari HindiaPoetera menjadi Indonesia Merdekatahun 1924. Perubahan nama itu danpencantuman nama Indonesiamembawa pengaruh yang luar biasa.

Setelah 101 tahun berlalu,Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI)Belanda, yang punya kaitan historisdan semantis dengan IndischeVereeniging dan Perhimpunan Indo-nesia, menerbitkan sebuah majalahonline, untuk menghidupkan kembalisemangat perjuangan lewat media.Ada sekitar 1500 pelajar Indonesia diBelanda. Mereka adalah anakbangsa yang cerdas dan militan.“Masa untuk menerbitkan sebuahmajalah, tidak bisa?” Itulah yangmenggerakkan penerbitan majalahini.

Proses inisiasi dan perekrutandimulai sejak Maret 2009. Namun,memilih dan menentukan nama me-dia itu tidak selesai dalam semalam.Sebelumnya ada beberapa namayang muncul: Jembatan, IndonesiaMuda, Agora, van Indonesie, TintaIlmu, Penggiat Indonesia, dan Indo-nesia Maju. Dari nama-nama ituakhirnya mengerucut menjadi dua:Indonesia Muda dan van Indonesie.

Perdebatan di redaksi cukup alot.Ketika di-voting, hasilnya 50:50.Akhirnya, kami meminta warga PPIBelanda untuk menentukan namamajalah ini lewat poling online.Sebanyak 208 voters berpartisipasi.Ketika deadline ternnyata hasilnyamasih sama 50: 50. Lalu dalam rapatonline redaksi, muncul usulan namaJong IndonesiaJong IndonesiaJong IndonesiaJong IndonesiaJong Indonesia. Nama itulah yangakhirnya dipilih dan disepakati.

Kenapa Jong Indonesia? Sepertikita tahu, menjelang SumpahPemuda 1928, banyak munculperkumpulan seperti Jong Java, JongSumateranen Bond, Jong Celebes,dan lain-lain. Jong Indonesia atauJong Indonesie adalah nama

JONG INDONESIA - Majalah online PPI Belanda. Pemimpin Umum: YohanesWidodo (Wageningen) Pemimpin Redaksi: Yon Daryono (Denhaag) SekretarisRedaksi: Yessie Widya Sari (Wageningen) Staf Redaksi: Asti Rastiya (Denhaag)Sujadi (Leiden) Dian Kusumawati (Amsterdam) Amar Ma’ruf (Amsterdam)Rahma Saiyed (Denhaag) Henky Widjaja (Denhaag) Prita Wardani (Denhaag)Meditya Wasesa (Rotterdam) Hosea Sapto Handoyo. Fotografer: Qonita S(Eindhoven) Jimmy Perdana (Wageningen)

Salam Redaksi

Page 3: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

3

Suka DukaKuliah diBelanda

“Wah enaknya, ya, bisa kuliah diBelanda.” Demikian komentar yangseringkali dilontarkan oleh teman

atau kerabat terhadap orang yangbelajar di luar negeri, khususnya di

Belanda. Kuliah di Belanda itu enak,menyenangkan, bisa jalan-jalan,

dan lain-lain. Benarkah demikian?Qonita S, Yessie Widya Sari, danAsti Rastiya dari Jong Indonesia

mengumpulkan kisah, pengalaman,dan komentar anggota PPI Belanda

tentang suka, duka, perjuanganmereka selama belajar dan hidup diBelanda. Laporan dirangkum oleh

Yohanes ‘Masboi’ Widodo. -Redaksi

Picture is taken from http://www.readerbookpatch.com

Suka DukaKuliah diBelanda

Utama

Picture is taken from http://www.readerbookpatch.com

Page 4: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

4

Jika ditanya apa enaknyabelajar di Belanda, yangmesti disebutkan pertama

adalah bahasa. Ini harus diakui.NESO Indonesia, penyelenggarabeasiswa Stuned, bahkan punyatagline: “In English, for sure!” Ya,meskipun kita belajar di Belandanamun kita ‘cukup’ menguasaiBahasa Inggris. Di Belanda, BahasaInggris bisa dibilang bahasa kedua.Hampir 80 persen orang Belandabisa berbahasa Inggris. Dimanapunkita berada, setiap kali ketemu orang,mereka bisa berbahasa Inggris.

Ini diakui oleh Arya Adriansyahdari TU Eindhoven, bidang ComputerScience and Engineering,spesialisasi Architecture of Informa-tion System. “Sebagian besar orangBelanda bisa berbahasa Inggris,sehingga tidak terlalu sulitberkomunikasi, termasuk ketikakuliah,” ujar Arya. “Dibandingkandengan negara tetangga sepertiJerman, Italia, dan Perancis, orangBelanda lebih lebih foreigner friendly,relatif lebih rapi atau teratur,” ujarRenaldi, mahasiswa TU Eindhovenjurusan Sustainable Energy Technol-ogy.

Kedua, banyaknya mahasiswayang belajar di Belanda. Menurutcatatan Nuffic, ada sekitar 1.500pelajar Indonesia di Belanda.“Banyaknya teman-teman dari Indo-nesia memungkinkan prosesadaptasi dengan lingkungan relatifcepat dan meminimalisir cultureshock,” tambah Arya. Satu hal yangsangat menyenangkan bisamemasak dan makan bareng, pergijalan-jalan bareng, dan nongkrong-nongkrong bareng dengan teman-teman Indonesia.

Ketiga, kualitas universitas,perkuliahan dan pendidikan. “Dilihatdari semua sisi universitas diBelanda. Setidaknya, ia melihatnyadari tiga hal: human resource,fasilitas, dan support center univer-sitas. Perkuliahan di kampus Belandamerupakan sistem yang lebih banyakdiskusi dan berbagi pengalamandengan sesama mahasiswa dariberbagai Negara, tidak melulu fokuspada buku teks,” ujar Dilli Sagala,

alumni ICHD KIT Amsterdam 2008.Dosen di Belanda berkompeten

dan egaliter. “Para dosen terbukauntuk diskusi diluar jam kuliah danmelek teknologi. Dosen juga punyariset yang sejalan dengan kuliah,sehingga ilmu-ilmunya benar-benar

up to date, bahkan kadang-kadangpunya tools sendiri,” papar Arya.

“Dosen tidak pernahmemaksakan idenya kepadamahasiswa. Dengan kata laintersedia ruang untuk kebebasandalam berfikir dan memaksimalkanpotensi diri,” jelas Hustarna, master

Kuliah tidak hanya belajarselama di kampus saja tapi jugadari faktor eksternal lingkungan,masyarakat, pergaulan, persoalanhidup, dan lain-lain. Selama saya diBelanda, kuliah sebagai AiO (PhD)dengan anak tiga orang, tentu sajamerupakan perjuangan yangsangat berat. Namun pelajaran,hikmah, yang saya petik tiadabandingnya.

Saya tidak hanya kuliah untukdiri saya sendiri, tapi kamisekeluarga dapat belajar banyakdari kehidupan selama di Belandadan daratan Eropa. Selama kurunitu saya aktif bersama mahasiswaIndonesia (PPI) di seluruh Eropadalam berbagai kegiatan PPI diberbagai kota Eropa. Tentu sajakegiatan lain yang berhubungandengan kuliah saya juga berjalanparalel.

Belajar Kehidupan

Pengalaman tersebut telahmenempa kemandirian,kemampuan mengorganisir,mengambil keputusan, danbersikap fokus seperti gayamanagemen Belanda padaumumnya. Saya selama di kampusjuga aktif mengikuti Phd Councildengan rekan-rekan dari berbagainegara untuk memperjuangkankami di fakultas. Interaksi itulahyang memberikan pelajaran di luarakademis terhadap budayamanagemen Belanda. Selain ituinteraksi kami dengan keluarga asliBelanda juga merupakanpengalaman indah buat kamisekeluarga. Rasa gotong royongrakyat Belanda kami rasakanmelebihi rakyat Indonesia padaumumnya. Empati akan sesamajauh lebih kuat, dan rasa sosial dankesetia kawanan juga menonjol.Hal ini kami rasakan bukan sebagaiteori namun kenyataan hidup kamisekeluarga.

Saat ini dalam pekerjaan danjabatan saya di tanah air,pengalaman tersebut dan jaringanyang ada sangat membantukehidupan kami ditanah air. Kamitetap melanjutkan hubungantersebut hingga saat ini.***

DrDrDrDrDr.Ir.Ir.Ir.Ir.Ir. Gembong Baskor. Gembong Baskor. Gembong Baskor. Gembong Baskor. Gembong Baskoro, M.Sc.o, M.Sc.o, M.Sc.o, M.Sc.o, M.Sc.

Technische UniversiteitEindhoven JurusanTechnologie Management(PhD 2001-2006).Saat ini Rektor UniversitasWidya Kartika Surabaya

Sukanya kuliah di Belanda

Page 5: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

5

Linguistics di Radboud UniversityNijmegen menyoroti hubungan dosendan mahasiswa yang setara.

Mahasiswa bisa menyampaikanpendapat meski bertentangandengan dosen atau fasilitator.“Fasilitatornya kebanyakan parapakar di bidangnya masing-masingyang berasal dari berbagai negaradan organisasi internasional,termasuk dari WHO, sehinggamerupakan pengalaman yang sangatberharga,” tambah Dilli yangmengambil program internasionalpembangunan kesehatan.

“Dosen lebih berdedikasi.Mengajarnya jelas. Mata kuliahdikupas sampe sebiji-bijinya. Kalaukita ada komplain ke dosen, misalnyadia absen tanpa keterangan ataumengajar kurang jelas, bisa dilaporinke universitas,” ujar Irene Panuju,mahasiswa tahun kedua jurusan ICT,Fontys University of Applied Sci-ences, Eindhoven.

“Kita ditantang untuk berpikirsecara kritis dan mandiri, bukanhanya menerima dan menelanmentah-mentah. Saya ingat pesandosen saya: kita boleh saja lupadengan semua rumus, toh itu bisadilihat di banyak buku. Yangterpenting justru bagaimana kitamampu berpikir sistematis untukmenyelesaikan masalah denganbaik. Mulai dari mencari penyebabsampai melakukan evaluasi dampakdari hasil kerja kita,” ujar MargaethaSiregar atau Margie, alumniUNESCO-IHE 2007-2009, Delft.

“Dosen bisa dipanggil langsungdengan namanya. Meski awalnyakurang sreg, tapi itu cukup efektifuntuk menghilangkan jarak gurudengan murid dan menghindarifeodalisme dalam dunia pendidikan,”ujar Selamet Hidayat, mahasiswaRoyal Tropical Institute (KIT)Amsterdam, Jurusan Public Health.

“Perbedaan strata antara dosen-mahasiswa tidak keliatan. Jadinya,mahasiswa lebih beraniberpendapat, berkreasi, nyari-nyariide tanpa takut dapet nilai jelekkarena dosennya tidak suka,” kataRenaldi.

Fasilitas yang mendukung ilmupengetahuan tersedia denganmelimpah ruah. “Universitas punyaakses ke jurnal-jurnal aktual,kecepatan internetnya kencangtanpa batas. Di sini komputerdiperbarui terus. Mahasiswa jugamendapat jatah printer gratis,” kataArya.

“Akses jurnal kedokteran yanglebih lengkap, seminar-simposia-diskusi melimpah ruah merupakankemewahan bagi orang yang inginmenjadi ilmuwan,” kata ApriliantoEddy Wiria, mahsiswa PhD jurusanImmunology Department of Parasitol-ogy, LUMC Leiden.

Perpustakaan juga melayanimahasiswa secara penuh. “Rata-rataperpustakan dibuka hingga malamhari, terutama pada musim exam.Perpustakaan juga sedia buku-bukuterbaru, langganan majalah-majalahyang memang menunjang,” tambah

Arya.Support center kampus juga

diakui bagus. “Segala bisa diurus/ditanyain ke Support Center, mulaidari cara apply residence permit, ijinkerja, nanya-nanya arti surat-suratberbahasa belanda, danngebantunya tidak pakai sinis-sinisan,” kata Arya. Arya pernahmenanyakan tentang Internet ke Sup-port Center dan mereka langsungtelpon provider Internetnya. “Jikamemerlukan surat keterangan jugarelatif cepet. Mintanya pagi, dapatnyasiang atau sore,” tambahnya.

Selain itu, ada satu lagi yangpenting menurut Arya. “Sekolah diBelanda kerjasama sama industrinyaoke.” Menurutnya, riset-riset yangdikerjain banyak yang memangdibutuhkan oleh industri. Bahkantools yang dikembangkan bisa jadi“dicontek” oleh produk-produkkomersil. Disini juga disupport soft-ware-software komersil yang up todate. “Kemarin tutorku memesan satusoftware simulasi buat ngajar, danberhasil dapet lisensi untuk 60 orangdalam waktu kurang dari tiga bulan.Padahal harga softwarenyalumayan,” katanya.

Selain tentang kampus danperkuliahan, beberapa anggota PPImenyoroti tentang transportasi danlalu lintas di Belanda yang tertib danteratur. “Sistem transportasi massal‘luar biasa’. Tidak bisa diungkapkandengan kata-kata. Istilah dia‘mendekatkan yang jauh danmerapatkan yang sudah dekat’

Aprilianto Eddy Wiria, ImmunologyDepartment of Parasitology, LUMC

Leiden.

Irene Panuju, jurusan ICT, FontysUniversity of Applied Sciences,

Eindhoven.

Arya Adriansyah, jurusan ComputerScience and Engineering, TU

Eindhoven

Page 6: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

6

karena mudahnya koneksi. DiBelanda itu tidak ada kota yang jauh,semuanya dekat, “ ujar Selamet .

“Jalanan di sini juga pedestrian-friendly. Trotoarnya lebar-lebar dantidak dibajak PKL. Benar-benarmelengkapi lingkungannya yang jugaminim polusi, baik polusi udara, air,tanah, maupun suara,” ujar IrenePanuju.

Di Belanda jalur pejalan kaki, jalursepeda dan jalur mobil/bus/tramyang terpisah dengan baik. Tidakrebutan kayak di Indonesia. Mobilmengalah dengan sepeda, sepedamengalah dengan pejalan kaki. “Apatidak terharu lihat Mercedes atau Audikinclong tiba-tiba mengeremmendadak karena ada sepedabututku mau lewat? Di mana lagi bisabegini?” tanya Selamet.

Belanda juga menjadi surga bagipengendara sepeda. “Meski adayang pernah bilang, Jogja juga kotasepeda, tapi kenyamana naik sepedabaru saya rasakan di Belanda. Takperlu takut keserempet kendaraanseperti motor dan mobil. Keadaan diBelanda, membuat saya tahanmeninggalkan tanah kelahiran demicita-cita,” ujar Rezki Lestari Arief atauKiki, lulusan Institute of Social Stud-ies The Hague Jurusan Economic ofDevelopment 2007.

Urusan makan juga tidak adamasalah. Hampir semua bahanmakanan Indonesia tersedia diBelanda. “Bagi yang kangenmakanan Indonesia, ada Toko Asia

Wah Nam Hong di Centrum DenHaag. Tempat ini menjadi surgabelanja bagi penikmat masakan In-donesia: ada daun salam, terasi,hingga tempe. Jadi, tidak usah takutkangen masakan Indonesia selamakuliah di Belanda,” tambah Kiki.

Makanan apa yang palingdisukai? “Durum kebab metknoflooksaus,” kata Rezon B. Jovian,Stenden Hogeschool, JurusanInformatics.

Menurut Dilli, kondisi lingkunganBelanda juga kondusif untukberinteraksi dengan masyarakat, baiklokal maupun pendatang. Secarasosial, masyarakat Belanda jugamenghargai perbedaan danpluralisme.

Kehidupan beragama dapatberjalan dengan baik. Bagi orangmuslim terdapat fasilitas ibadah yangrelatif baik untuk ukuran Eropa. “Buatyang muslim ada mushola(stillteruimte), ada mesjid, dan orang-orang juga mengerti kalau muslimharus ibadah lima kali sehari,” ujarArya.

“Masyarakat Belanda terbuka,egaliter terus terang, namun tidakpendendam, “tambah Selamet. “Disini kita bebas mengutarakanpendapat, menyatakan yang benaritu benar dan yang salah itu salah,”ujar Aditya Tri Hernowo, PhD programOphthalmology, UMC Groningen.

Orang-orang Belanda juga dinilaidisiplin dan respek dengan waktu.“Disini semuanya terjadwal, jadi

gampang buat bikin personal sched-ule.” Orang Belanda juga tidak terlaluworkaholic dibandingkan orang Asia.“Pada saat kerja ya kerja, pada saatlibur ya libur,” tutur Renaldi.

Belanda juga bisa dibilang surgauntuk hiburan. Letak geografisnyayang dekat dengan negara-negaratetangga, sehingga dapat sekedarplesir walaupun cuma di akhir pekan.Bangunan tua atau bersejarahdirawat dengan baik. Itulah nilai pluskota-kota di Eropa mempertahankanciri dan karakter mereka. Jadinyabanyak obyek wisata bangunan tuayang menarik, serasa hidup di goldenperiod di era 1800-an.

“Buat saya hal paling worth it ataumenyenangkan selama hidup diBelanda adalah adanya kartu“pathe”. Dengan kartu ini kita nontonbioskop sepuasnya dalam sebulancuma dengan 18 Euro,” ujarMackenzie Hadi, mahasiswa diGroningen.

Hal paling sederhana yang bisadipelajari dari orang Belanda? “Ontime. Disinilah saya belajar on timedan alhamdulillah sekarang sayasudah lumayan tidak ngaret sepertidulu lagi,” kata Selamet.

“Manajemen dan ketepatan waktuyang mengagumkan, hidup hematala Belanda, perbedaan status sosialyang tidak mencolok, bersikap apaadanya tanpa menghakimi oranglain,” tambah Margie.***

Rezki Lestari Arief, Institute ofSocial Studies The Hague JurusanEconomic of Development 2007.

Aditya Tri Hernowo, PhD programOphthalmology, UMC Groningen.

“Buat saya hal pal-ing worth it ataumenyenangkanselama hidup diBelanda adalah

adanya kartu“pathe”. Dengan

kartu ini kita nontonbioskop sepuasnya

dalam sebulancuma dengan 18

Euro.”

Page 7: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

7

Berbagai fasilitas dankemudahan yangditawarkan oleh kampus

serta keunikan alam yang ditawarkannegeri Kincir Angin menjadi magnettersendiri bagi pelajar Indonesiauntuk belajar di Belanda. Sehinggabisa dimaklumi histeria para calonpelajar Indonesia, manakala anginsegar tersebut berubah menjadikenyataan: kepastian bahwa dirinyaakan berangkat ke Belanda, sebuahnegera yang memiliki hubunganhistoris kuat dengan Indonesia.

Berbeda dengan apa yangdialami Rara Diantari, penerimabeasiswa Stuned yang belajar diWageningen University. Keraguanakan segala kemampuan dirinyauntuk bisa menyelesaikan studi justrumulai membayangi dirinya. KetakutanRara cukup beralasan, mengingatbanyak aspek harus diadaptasi.Wajar jika histeria tersebut meluruhseiring berjalannya waktu. Bahkan,kebahagiaan tersebut mulai pudarsejak awal kedatangan.

Tingginya minat pelajarInternasional untuk melanjutkan studidi Wageningen University membuatpihak universitas kesulitan untukmenyediakan apartemen. Beberapapelajar Indonesia sempatmendapatkan imbasnya. Merekaharus mengungsi ke bungalow yangjaraknya sekitar 25 km dari kampus.Selain harus berjuang denganmasalah waktu dan jarak tempuh,mereka harus berjuang untukbertahan hidup dengan kondisi bun-galow yang kurang kondusif.

Fase kesulitan hidup sangat kentalmewarnai bulan-bulan awalkehidupan pelajar Indonesia. Rindukampung halaman alias home sickdapat dipastikan terjadi. Terutamabagi sang bunda yang meninggalkanananda tersayang nun jauh di sana.

Perbedaan gaya dan pola hidupadat ketimuran dan kebaratan, jugamenjadi kendala, setidaknya daripola makan dan adat istiadat dikamar mandi. Orang Indonesia bisadibilang belum makan kalau belummenyantap nasi. Beruntunglah bagimereka yang bisa segera

menyesuaikan diri denganmengonsumsi roti.

Bagamana nasib rekan-rekanyang sistem metabolismenya belumbisa menyesuikan diri? Jangankhawatir. Beras dan bumbu-bumbumasak khas Indonesia tersedia di sini.Namun, jika tidak bisa masak, maudiapakan bumbu-bumbu tersebut?

Urusan makanan juga terkaitdengan harga-harga yang mahal,meski kita tahu kalau tdiak tepatmembandingkan harga makanan diEropa dengan di Indonesia. Hal lain,bagi teman-teman Muslim, adalahsusahnya cari makanan ‘halal’. “Inipaling repot, jalan keluarnya kalaundak dapet resto Turki ya terpaksaPatat lagi patat lagi…” kata SelametHidayat, mahasiswa KIT Amsterdam.

Perilaku di kamar mandi jugamendatangkan derita tersendiri.Jangan berharap mendapatkangayung untuk membersihkan dirisehabis buang air. Jangankangayung, airpun tak ada. Yang bisaditemukan di kamar mandi hanyasatu: tissue. Toilet di Belanda, danjuga di negara-negara lainnya diEropa, adalah toilet kering, alias tidakpakai air. Beruntunglah bagi merekayang sudah terbiasa dengan toiletkering sejak di Indonesia. Untuk

masalah tatakrama di toilet, beberapateman mengakalinya denganmembawa air dalam botol.

Perbedaan cara penyampaianpendapat juga bisa memicu culturalshock terutama bagi mereka yangterbiasa basa-basi. Memang, adajuga beberapa golongan masyarakatdi Belanda yang memelihara polabasa-basi. Namun, mayoritas darimereka lebih cenderung straight tothe point. Kondisi ini bisa jadi masalahbagi mahasiswa Indonesia yangbelum terbiasa menerima kritiksecara terbuka.

Selain masalah sosial, untuk bisabertahan hidup di Belandadiperlukan kemampuan beradaptasiterhadap iklim. Pola hidup di negarayang memiliki empat musim pastiberbeda dengan pola hidup di Indo-nesia yang hanya memiliki musimhujan dan panas. Kenikmatanberganti jenis kostum antar musimserta kenikmatan melihat salju hampirdapat dipastikan menjadi imajinasisebagian besar calon pelajar Indo-nesia, terutama mereka yang belumpernah tinggal di negeri empatmusim.

Dukanya kuliah di Belanda

Rara Diantari, penerima beaiswaStuned, Wageningen University

Selamet Hidayat,mahasiswa KIT Amsterdam.

Page 8: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

8

Kenyataannya? Kenikmatan-kenikmatan tersebut ternyata hanyasepersekian dari penderitaan yangdirasakan. Belanda dikenal sebagainegara yang memiliki tingkatketidakteraturan cuaca. Jika pagi harisuhu sekitar 4 derajat Celcius, sianghari bisa berubah menjadi 20 derajatCelcius.

“Cuaca sering tak jelas. Walaupunsecara umum baik, cumanpergantian cuaca dari menit-ke-menityang bisa drastis cukup membuatpayah dan pusing tujuh kelilinglapangan sepak bola. Jadi ketar-ketirkadang mau keluar pake kaos oblongsama celana pendek, entar tahu-tahuhujan bisa menggigil di jalan kanndak lucu,” ujar Selamet Hidayat,mahasiswa KIT Amsterdam.

Belum lagi perbedaan durasisiang dan malam yang berbeda,terutama memasuki musim panas.Siang yang lebih panjangdibandingkan malam menjadikendala tersendiri bagi rekan-rekanmuslim dalam menjalankan ibadahsholat lima waktu. Sebagaigambaran, memasuki musim panas,jarak antara Maghrib, Isya, danSubuh sangat pendek. Maghribsekitar pukul 22.00, Isya pukul 24.00,dan subuh pukul 03.00. Bisadibayangkan bagaimana merekaharus berpandai-pandai mengaturwaktu dan stamina.

Bicara masalah modatransportasi, sebenarnya tinggal diBelanda jauh lebih menyenangkan.Namun hal ini bisa berbalik 180derajat bagi rekan-rekan yang tidakbisa mengendarai sepeda. Kenapabegitu?

Sepeda menjadi alat transportasiutama di Belanda tanpa memandangusia dan gender, tua-muda, laki-lakiatau perempuan. Belandamerupakan negara dengan densitassepeda terbesar di dunia.Transportasi publik seperti bus dantram menjadi solusi bagi merekayang tidak bisa bersepeda ria.Konsekuensinya, biaya hidupmenjadi meningkat dan fleksibilitaswaktu berkurang karena harusmenyesuaikan diri dengan jadwalbus atau tram tersebut.

Transportasi menjadi kendalautama bagi Yusdiana, penerimabeasiswa Ford Foundation diWageningen University yang sehari-hari menggunakan kursi roda. “Jikadibandingkan dengan negara Eropa

lainnya, Inggris misalnya, fasilitastransportasi untuk tuna daksa diBelanda masih kurang memadai” ujarDiana. Sebagai contoh, beberapauniversitas di Inggris menyediakanfasilitas antar jemput bagi merekayang memiliki keterbatasan sepertiDiana. Namun hal itu tidak terjadi di

Belanda. Konsekuensinya biayatransportasi menjadi meningkatdikarenakan dia harus menggunakanfasilitas taksi untuk menunjangaktivitas kesehariannya yangmenuntut mobilitas dari satu kampuske kampus lainnya.

Kehidupan akademik,penguasaan bahasa Inggris sertakemampuan manajerial waktumenjadi kendala tersendiri. Takdipungkiri, penguasaan bahasaInggris menjadi salah satupersyaratan untuk melanjutkan studidi Belanda. Nilai TOEFL atau IELTSyang tinggi seolah-olah menjadipenjamin kualifikasi calonmahasiswa.

Kenyataannya, tidak demikian. Ujikualifikasi tersebut lebih bersifatnormatif. Realitanya banyak aspeklain yang harus dikuasai.Kemampuan untuk bisaberkomunikasi verbal menjadi salahsatu kendala tersendiri bagi pelajarIndonesia. Terutama bagi rekan-rekan yang menggeluti bidang sosialyang dicirikan dengan tuntutanmemiliki kemampuanmengemukakan pendapat.

Minimnya penguasaan kosa kata,terutama kosa kata yang spesifikpada bidang ilmu tertentu juga ikutberkontribusi dalam memperlambatkemajuan studi. Sistem pendidikan diBelanda menuntut pelajarnya siaptempur sebelum turun ke medanperang. Mau tidak mau, bertumpukartikel dan reader wajib dibacasebelum aktivitas kelas dimulai.Belum lagi bertumpuk laporanmenanti untuk diselesaikan dalamwaktu singkat.

Hal lain yang sering bikin pusingdan ribet adalah berurusan denganAsuransi. “Pengalaman beberapateman, harus pake ribut dan mintabantuan kampus baru masalahberes. Pesan saya, be prepareddengan obat-obatan darurat darirumah,” ujar Selamat Hidayat.

Banyak pelajar Indonesia yangingin mengisi waktunya denganberbagai aktivitas ekstrakurikulerbahkan menjadi aktivis LSM. Disinilah kemampuan manajerial waktumenjadi kunci keberhasilan studi.Kendala-kendala akademis itulahyang mengantarkan resit menjadifenomena tersendiri di kalanganpelajar Indonesia. ***

Yusdiana, penerima beasiswaFord Foundation, Wageningen

University

Siang lebihpanjang

dibandingkanmalam. Ini

menjadi kendalatersendiri bagi

rekan-rekanmuslim.

Memasuki musimpanas, jarak

antara Maghrib,Isya, dan Subuhsangat pendek.Maghrib sekitar

22.00, Isya 24.00,dan subuh 03.00.

Page 9: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

9

Ayo kita bikin milis alumniresit. Yang belum pernahdapat resit, gak boleh jadi

member!” Itulah usulan bermuatancanda seorang mahasiswa mastersaat berkumpul dengan teman-temannya, sesama mahasiswa mas-ter dari berbagai kota di Belanda.

Mereka berkumpul di kamar DianaChaidir, mahasiswa ErasmusUniversiteit Rotterdam, untukbersama-sama melihat pestakembang api dalam rangkapergantian tahun 2008-2009 dijembatan Erasmus, Rotterdam.Usulan tersebut timbul setelahmereka saling bertukar cerita danmenemukan kesamaan nasib:berkenalan dengan RESIT alias RE-EXAM.

Pada dasarnya, tentu tak adayang ingin berteman dengan resit.Tapi kenyataannya, cukup banyakmahasiswa Indonesia di Belandayang mendapat resit. Apakah karenamereka bodoh? Tentu saja, bukan.Tak sedikit dari mereka yangtermasuk siswa outstanding dijenjang studi sebelumnya. Lalu, apasesungguhnya yang menjadipenyebab mereka mendapat resit?

Rata-rata, mahasiswa Indonesiamendapat resit di masa-masa awalkuliah. Seperti dialami mayoritasmahasiswa Indonesia di programMaster of International Communica-tion Management (MICM), The HagueUniversity of Applied Sciences.

Di program ini tak ada ujian didalam kelas, tapi berupa assign-ments (paper) dan empat penelitian.Hampir semua courses menugaskanmahasiswanya membuat empat as-signments selama kurang lebih duabulan masing-masing courseberlangsung.

Pada assignment pertama dankedua, di MICM grup B, hanya satudari delapan mahasiswa Indonesiayang lulus (mendapatkan nilai 5.5 keatas). Berhubung total mahasiswa dikelas tersebut hanya 20 orang, makajumlah mahasiswa Indonesia yangmendapatkan resit terlihat cukupmenonjol.

Tiadanya masa penyesuaian diri

terhadap sistem belajar-mengajar diBelanda yang relatif berbeda dengansistem belajar-mengajar di Indonesia,memaksa para mahasiswa Indonesiaharus siap dengan dengan prosesbelajar mandiri. Saat bersamaan,mereka harus beradaptasi denganlingkungan dan budaya baru.Kendala ini tentu tak hanya dirasakanoleh mahasiswa MICM, tapi jugamahasiswa di program dan universi-tas lainnya di Belanda.

Selain kendala di atas, sejumlahmahasiswa Indonesia dari beberapauniversitas di Belanda mengatakanperbedaan siklus ujian pun ikutpenjadi penyebab mereka mendapatresit. Mahasiswa Indonesia terbiasadengan sistem semester, dimanaujian dilakukan dalam siklus enambulanan. Sementara di Belanda,siklus ujian berlangsung sekitar duabulan sekali untuk beberapa coursessekaligus, sehingga waktu yangdimiliki untuk mempersiapkan dirisebelum ujian, terasa sangat minim.

Kendala lainnya adalah bahasa.Bagi sebagian besar mahasiswa In-donesia, inilah kali pertama merekaharus mengikuti ujian dan membuatpaper dalam bahasa Inggris, yangtentu saja menuntut kemampuan aca-

demic writing yang cukup baik.Amanda CoadyAmanda CoadyAmanda CoadyAmanda CoadyAmanda Coady dan BarrBarrBarrBarrBarryyyyy

VVVVVerbeekerbeekerbeekerbeekerbeek, keduanya dosen di programMICM, memandang tingkatkemampuan bahasa Inggris sebagaipenyebab utama cukup banyaknyamahasiswa mereka yang mendapatresit. Amanda menuturkan, lemahnyakemampuan bahasa Inggris dalamacademic level menyebabkan paramahasiswa Indonesia membutuhkanlebih banyak waktu untuk membacadan memahami literatur, yangotomatis mengurangi alokasi waktuuntuk mengerjakan assignments (pa-per).

Amanda menambahkan, kendalabahasa juga menyebabkan tulisanpara mahasiswanya sulit dipahamidan rentan menyebabkan dosensalah interpretasi. Ia melihat banyakmahasiswa Indonesia yang padaakhirnya hanya menuliskan ataumengungkapkan apa yang mampumereka katakan, bukan apa yangsesungguhnya ingin mereka katakan.

Selain itu, Amanda juga melihatfaktor budaya mempengaruhisistematika dan logika berpikirmahasiswa Indonesia, yang sedikitbanyak berpengaruh terhadapkualitas tulisan mereka.

Resit alias re-exam

“We require a very linear approach, aclear rationale with one point leading toanother and building up an argument

with a clear conclusion. We expectpoints to make explicitly. There are other

cultures which prefer a different ap-proach: less direct, greater use of imag-ery or story telling, implying things rather

than stating them explicitly etc. Thismeans that work which might have beenconsidered very high quality in their owncountry receives a low grade here,” ujar

Amanda.

Page 10: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

10

Kendala-kendala di atas relatifbersifat umum. Ada pula hal-hal lain,yang lebih bersifat personal, yangmembuat sejumlah mahasiswa Indo-nesia terpaksa berkenalan denganresit. Seperti yang dialami AmarMa’ruf, seorang master student di VUAmsterdam.

Di masa awal perkuliahan, iamenjalani jadwal kuliah yang padatdan mengerjakan setumpuk tugas ditengah bulan Ramadhan denganwaktu berpuasa yang lebih panjangdari Indonesia. Hal ini menyebabkanstaminanya drop dan sulit konsentrasibelajar, sehingga ia gagal pada ujiancourse pertama.

Kegagalan di ujian pertama, taklantas membuat Amar patahsemangat. Ia berusaha bangkitdengan mengubah strategibelajarnya, dari belajar sendirimenjadi belajar kelompok.

Ia mengaku strategi ini sangatefektif, karena terbukti ia berhasil lulusdi ujian ke-2, ke-3, dan ke-4. Selainitu, ia pun mengalokasikan haritertentu, khusus untuk belajar ditengah-tengah kesibukannya bekerjapart-time dan mengerjakan tesis,agar ia tak kembali berjumpa denganresit.

Meski tak sedikit mahasiswa Indo-nesia yang mendapat resit, tak sedikitpula mahasiswa Indonesia yanghingga saat ini sama sekali belumpernah berkenalan dengan resit.Salah satunya adalah Elsa Risfadona,mahasiswa master di RijkuniversiteitGroningen. Ia melakukan sejumlahjurus-jurus yang membuat resitenggan mendekat.

Pertama, ia berusaha memahamisistem ujian setiap course, salah satucaranya dengan mempelajari soal-soal ujian tahun sebelumnya. Kedua,menanyakan sumber bahan ujianpada dosen yang bersangkutan.Ketiga, mendengarkan diskusiteman-teman sebelum ujianberlangsung. Keempat, ia tidakpernah meninggalkan jawabankosong meski sebetulnya ia tak adaide harus menjawab apa. Jurus iniperlu dilakukan karena terkadangdosen memberi nilai 0.1 sebagai“upah” menulis. Kelima, berdiskusidengan teman sekelas, khususnyauntuk membahas soal-soal. Keenam,selalu membaca literatur sebelumdan setelah kuliah. Ketujuh, berdoasebelum ujian dan berusaha rileks.

Menurutnya, jurus ini sangatlahpenting agar hapalan yang sudahada di kepala tak lantas menguapgara-gara rasa tegang. Sebagai juruspamungkas, Elsa menambahkanmanagemen waktu, yaitu pandai-pandai membagi waktu antara jalan-jalan, chatting, fesbukan, dan belajar.

Menyelesaikan study tanpa resit,tentu saja menjadi keinginan semuamahasiswa Indonesia. Tapi jika punharus bersua dengannya, AufarulFaroh, mahasiswa master di VUAmsterdam, menegaskan bahwaresit bukanlah hal yang memalukan.

Senada dengan Aufarul, Amarmemandang resit sebagai prosesuntuk menjadikannya seorangmanusia yang lebih berkualitas: “Bagisaya nilai tidak begitu penting, tapipengalaman belajar di sini yangalhamdulillah bisa membuat sayalebih tegar dalam menjalani hidup”.

Amar Ma’ruf,mahasiswa VU Amsterdam

Kemandirian dan kreativitasmenjadi kunci keberhasilan.Seperti diungkapkan olehAprilianto Eddy Wiria: “Tahun 2006saya merasakan suasana berbedahidup di negara lain, bertemuteman-teman seperantauan baikkawan baru maupun sahabat-sahabat yang lama tidakberjumpa. Mengawali pendidikansebagai mahasiswa S3, banyaknilai-nilai kemandirian yang makinterbentuk. Semakin dijalani, sayamakin menyadari bahwa yangterpenting dalam memajukan ilmupengetahuan bangsa Indonesiaadalah kreativitas. Hal-hal yangterasa berat di awal, terasa lebihmenyenangkan di saat hasil yangkita harapkan sedikit demi sedikitbisa dianalisa, dan didapatkan hal-hal baru yang membuka matapengetahuan saya.”

Menurutnya, fasilitas hanyanomor sekian walau memangmenjadi penunjang. “Bila kitakreatif, baik dalam menggali ide-ide maupun menjalin kerja sama,membuka diri, dan selalu belajar,anak-anak Indonesia tidak adabedanya dengan siapa pun daribelahan dunia manapun,”tambahnya.

“Dari sini saya merasakanharus lebih banyak lagi anak-anakIndonesia mendapatkankesempatan seperti saya, danjuga bagaimana saya dan jugateman-teman yang sudahmendapatkan kesempatanberharga ini memanfaatkannyadengan baik sebagai dutabangsa, dan mengamalkan ilmudengan lebih kreatif lagi, sertamenjadi jembatan dan pembukajalan bagi rekan-rekan lainnya,”tegasnya lagi.

Segala suka, duka, dandinamika perjuangan selamabelajar dan hidup di Belandamembekali kita, bahwa kita belajarbukan untuk nilai, namun untukhidup. Non scholae sed vitaediscimus.

Elsa Risfadona,mahsiswa Rijkuniversiteit Groningen

Mandiri-kreatif

Page 11: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

11

“Pada umumnya, biografihanya ditulis untukmengidolakan seorang tokoh.Semakin inferior penulisansebuah biografi, semakinbesar tendensi pengidolaanterhadap tokoh tersebut.Dalam pandangan saya, sayalebih menyukai untukmendengar atau membacapernyataan-pernyataan yangmengulas kegagalan dankejadian-kejadian memalukandalam hidup saya daripadayang mengulas pujian danpujaan.” (Moehammad Hatta)

Dr. (H.C.) Drs. H.Muhammad Athar, yang lebihkita kenal sebagai Bung Hatta, lahirdi Bukittinggi, Sumatera Barat, 12Agustus 1902. Sejak bayi, Bung Hattakecil sudah harus menjadi seorangyatim. Ayah Bung Hatta, HajiMohammad Djamil, seorang ulamayang sangat disegani dariBatuhampar, Payakumbuh,meninggal dunia saat umur BungHatta masih kurang dari 8 bulan.Sepeninggal ayahnya, Bung Hattadibesarkan oleh keluarga dari pihakibunya.

Dengan latar belakang keluargayang kental akan nilai religi, BungHatta tumbuh dengan pemahamanakan kitab suci yang sangat baik. Dibalik profil keagamaannya yangsangat kuat, beliau juga dikenalsebagai seorang dengan kombinasikecakapan yang sangat revolusionerpada zamannya. Kecakapan agamawarisan didikan keluarganyadikombinasikan dengan kecakapandan pengetahuan formal baratbersatu serasi dalam seseorangpribadi sederhana yangmendedikasikan seluruh hidupnyauntuk kesejahteraan rakyatnya.

Pemikiran-pemikiran ekonomiBung Hatta yang selalu berorientasipada kesejahteraan masyarakat kecilsecara kolektif tidak bisa lepas daripendidikan dan pencerahan-pencerahannya yang didapatnyaselama hidup di Belanda. Bung Hatta

menghabiskan hidupnya di Belandasekitar 11 tahun (1921-1932). Dalamperiode hidupnya di Belanda, BungHatta berhasil meraih gelardoktorandus (Drs.) dalam bidangekonomi dari Rotterdam aan deHandelshogeschool (sekarang Uni-versitas Erasmus Rotterdam). Karenapencapaian akademis Bung Hattayang tinggi, Hatta berkesempatanmengejar program doktoralnya di uni-versitas yang sama. Walaupunsempat mengerjakan disertasidoktoralnya, namun kesibukan dandedikasinya dalam pergerakan prakemerdekaan menyebabkandisertasinya tidak sempatterselesaikan.

Dari awal hidupnya di Belanda,Bung Hatta sangat aktif dalamorganisasi Indische Vereeniging,sebuah pergerakan yangmemperjuangkan kemerdekaan In-donesia. Pada tanggal 19 Februari1922, Bung Hatta ditunjuk sebagaibendahara dari Indische Vereeniging.Tanggal ini juga sekaligus menjadimomentum bersejarah, karena padatanggal ini pulalah IndischeVereeniging berubah nama menjadiIndonesische Vereeniging. Sejak saatitu, para tokoh pergerakan setujuuntuk mengganti penggunaan namaHindia Belanda menjadi Indonesia.Sebuah pergantian yangmengandung muatan politik yang

sangat besar, dan sangat riskantentunya.

Selain aktif melakukanpergerakan kemerdekaanmelalui organisasi IndonesischeVereeniging, Bung Hatta jugaaktif terlibat dalam pergerakanmenentang penjajahan secaraglobal. Tahun 1927, bersamaJawaharlal Nehru, seorangtokoh pergerakan kemerdekaanIndia, Bung Hatta aktif dalampergerakan Liga MenentangImperialisme dan Kolonialismedi Belanda. Aktivitasnya di Ligasempat mengantarkannyamenikmati hotel prodeo diBelanda ini, meskipun melaluipidato pembelaannya yang

bejudul Indonesia Free Bung Hattaakhirnya dibebaskan kembali. Tahun1932 Bung Hatta kembali ke Indone-sia dan meneruskan pergerakannyahingga akhir hayatnya.

Bung Hatta adalah seorangteladan dengan kecakapan lengkapbagi masyarakat Indonesia. Profilnyasebagai seseorang yang taat danmenguasai agama dan seorangcendekia yang menguasai ilmuekonomi barat danmengaplikasikannya dalampemikiran dan kebijakan ekonomiyang berorientasi padakesejahteraan rakyat. Walaupunberasal dari keluarga priyayi berada,hal ini tidak membuatnya engganuntuk hidup dalam stigma antikemapanan yang sederhana.

Bung Hatta tidak sukamenonjolkan diri. Meski bergelimangdengan nilai kebaikan tidakmembuatnya ingin dikenal dandiapresiasi. Dialah teladan bangsakita, seseorang yang lebih memilihuntuk diingatkan kesalahannya daripada dipuji kebaikannya. DialahMohammad Athar, Bung Hatta,seorang Indonesische Jongere yangriwayatnya hidupnya nyaris tanpacacat. Dialah Bung Hatta, sangteladan bangsa.

Meditya WMeditya WMeditya WMeditya WMeditya Wasesaasesaasesaasesaasesa,RSM-Erasmus University Rotterdam

Hatta, Teladan BangsaOleh Meditya Wasesa

Page 12: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

12

Cukup beralasan jikamereferensikan Negeri VanOranje sebagai buku wajibbagi para calon pencari cita dinegeri yang terkenal dengankincir angin dan bunga tulip.Gaya bahasanya yang ringancenderung ngebanyol sertadetail pendeskripsian life stylemahasiswa Indonesia diBelanda setidaknya menjadidaya tarik tersendiri untukmenggugah keingintahuanapa dan bagaimana bertahanhidup di sana. Tidak hanya itu,buku inipun bisa jadi acuanbagi petualang berbekal taspunggung, backpacker istilahkerennya. Lihat saja, banyakilustrasi yang diberikan untukmenggambarkan suasanakota yang mereka angkatsebagai setting tiap bab.Keunikan buku ini tidak hanyaterletak pada spirit menuntutilmu dan traveling, alur ceritayang dimainkannya punmenjadi tantangan bagi parapembaca.

Bacaan ringan namunmenuntut konsentrasi yangcukup tinggi dikarenakananeka ragam setting waktudan suasana serta limakarakter tokoh yang berbedamenghiasi jalan cerita.Kecerdikan penulis mengatur alurjuga patut diacungi jempol.Memasuki bab De Waarheid,pembaca baru menyadari bahwamereka ternyata telah melintasi waktudan kembali ke situasi cerita babProlog. Scientific research pastilahdilakukan oleh penulis. Hal initercermin dari beberapa data historisserta isu-isu masa kini yang merekasajikan, seperti sejarah perjalananBelanda di masa keemasan erakolonialisme hingga isu illegal log-ging. Keterkaitan historis Belanda-Indonesia pun tidak lupa merekasajikan.

Cerita kocak yang membungkuspotret kehidupan lima pelajar Indo-nesia ini mulai terlihat sejak halaman2, saat Banjar dengan tenangnyameninggalkan pramusaji yangterbengong-bengong melihat lembaruang yang diterimanya bertuliskan ru-piah. Nuansa humoris yang diangkatpenulis semakin muncul di lembar-lembar berikutnya. Perut pembacasemakin terkocok saat

membayangkan bagaimana Wicakdengan mulusnya mengecoh Tyas,mahasiswa baru yang perlente, untuklapor diri serta menunjukkanpaspornya ke supir tram. Sayang,beberapa banyolan terkesandipaksakan. Gaya penulisan babKoopen en Koken dan Leiden yanglebih formil dan kaku dibandingkanbab lainnya seolah tidak memberikanruang bagi joke segar.

Kepiawaian penulis menyajikancerita juga terlihat dari kesannaturalisme perjumpaan takdisengaja kelima tokoh—Banjar,Wicak, Daus, Geri, serta Lintang—disebuah stasiun kereta yang terletakdi kota Amersfoort. Bertolak dariperjumpaan yang dipicu oleh petakacuaca di Belanda inilah kemudianlahir aliansi yang diberi namaAAGABAN: Aliansi Amersfoort GAra-gara BAdai Netherlands. Jaraktempat tinggal yang memisahkankelima tokoh ternyata tidak cukupmembendung kekompakan dankeeratan AAGABAN. Terfasilitasi oleh

berbagai akses dunia maya,mulai dari messenger,berbagai jenis blog, hinggamailing list, kelima tokohperlahan-lahan salingmengerti dunia keempatsahabat lainnya. Berderetkalimat dalam forum confer-ence dan berkali-kalikesempatan hang outbersama ternyata tidakmampu menyembunyikanketertarikan Banjar, Wicak,Daus, dan Geri terhadapsosok Lintang. Konflik sosialpun tak terhindarkan. Lagi,penulis lihai mengasah rasakeingintahuan danketerkejutan pembacadengan caranya yang apikdalam menuntaskanpertengkaran diantaramereka. Siapakah yangberhasil memikat hatiLintang? Banjar, Wicak,Daus, Geri? Atau bahkanada tokoh lain?

Pola hidup mahasiswaIndonesia di Belanda pundirepresentasikan denganbaik melalui lima tokohAAGABAN. Tergambar jelasbeberapa aktifitaskeseharian mereka,diantaranya bersepeda ria,masak dan makan massal,

titip menitip barang bagi mereka yangmau datang dari tanah air tercinta,penjemputan mahasiswa baru,hingga berburu bumbu-bumbu khasIndonesia. Tak ketinggalan puladigambarkan euforia kelima tokohsaat temu kangen dengan jajananpasar, seperti nasi kuning, perkedel,risol, hingga klepon. Tersirat bahwapenulis ingin memberikan gambarankemudahan hidup di Belanda,terutama urusan selera nusantara.

Penulis seolah-olah jugamenyadari bahwa mereka harusmenghindarkan diri dari janji-janjimuluk dengan hanya memberikancerita-cerita indahnya hidup diBelanda. Oleh karena itu, merekajuga menyajikan cerita beberapapermasalahan yang dialami kelimatokoh, seperti kesusahan yangdialami Lintang saat kehilangandompetnya ditengah-tengahkerumunan masal—ternyata tidakjauh berbeda dengan kondisi tanahair—dan bagaimana Banjar harusbersusah payah merelakan

Judul Buku : Negeri van OranjePenulis : Wahyuningrat, Adept Widiarsa,Nisa Riyadi, Rizki Pandu PermanaPenerbit : PT. Bentang PustakaISBN : 978-979-1227-58-2

Spirit Negerivan Oranje

Oleh Yessie Widya Sari

Page 13: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

13

Untuk lebih mengetahui kisahdibalik novel Negeri Van Oranje(NvO), Yessie Widya Sari dari JongIndonesia mewawancarai RizkiPandu Permana, salah satu penulisyang kini sedang menyelesaikanstudi doktoral di Utrecht University.Berikut kutipannya:

Bisa diceritakan asal muasal novelini?

Sebenarnya ide ini muncul saatkami berempat nongkrong sambilngopi. Kami tidak muluk-muluk,hanya ingin sekedar berbagipengalaman dengan teman-temanyang ada di Indonesia. Sayangkalau pengalaman itu hanyamenjadi kenangan kami sendiri. Darisitulah kami kepikiran untukmelahirkan novel ini.

Penulis NvO ada empat orang,lalu kenapa memunculkan limatokoh? Kenapa menciptakan tokohbaru, bukan mengangkat diri kalianmasing-masing sebagai tokoh?

Alasannya sederhana saja,supaya kami bisa bebasberekspresi. Kalau diri kami yangdiangkat sebagai tokoh, wah bisaketahuan nanti aib-aib kami.

Dari mana mendapatkaninspirasi pembentukan masing-masing karakter AAGABAN?

Tiap penulis mengusulkan satukarakter, karakter tokoh kelima kamitentukan bersama. Dalammenentukan satu tokoh AAGABAN,kami berusaha mengamati karakterteman-teman yang ada di sekitarkami dan kami coba campurkanberbagai macam karakter dalamsatu karakter. Walaupun banyakteman-teman kami yang sudahmembaca novel ini akhirnya bisamenebak di tokoh yang manakarakter masing-masing penulismuncul.

Bagaimana cara kalianmengatur kemunculan karakter ditiap bab yang kalian tulis?

Penulisan bab di novel ini kamibagi berempat. Tiap penulis diberi

kesempatan menjadikan tokohciptaanya sebagai central characterdi bab yang dia tulis. Tentu, untukmenciptakan keharmonisan jalancerita, tiap penulis diwajibkanmengerti empat karakter lainnya.

Novel ini kalian tulis justru saatsebagian besar penulisnya sudahkembali ke Indonesia. Lalubagaimana cara kalian supayamenjaga kesinambungan antar babyang kalian tulis?

Nggak beda dengan cara tokohAAGABAN berkomunikasi: internet.Kami biasanya memanfaatkan mes-senger dan mailing list untukberdiskusi dan saling berbagi.Naskah yang ditulis tiap penulis akandikritisi oleh penulis lainnya. Dengancara ini diharapkan watak tokohAAGABAN ciptaan yangbersangkutan tetap terjaga. Selain itu,tentu, kami bisa saling mengisikekurangan yang ada di tiap bab.

Ada hambatan saat menyelesai-kan novel ini?

Tentu ada. Kesulitan awal kamiadalah perbedaan gaya penulisanmasing-masing penulis. Ada yangbisa dengan mudahnya ngebanyol,ada yang tidak. Masalahketidakseragaman mood masing-masing penulis juga berkontribusidalam lamanya waktu yang kamibutuhkan untuk menyelesaikan novelini, sejak Anis (Nisa Riyadi-red) belum

kehilangan masa-masa indahnya diakhir pekan demi mengejarpenghasilan tambahan denganbekerja paruh waktu pada salah saturestoran milik warga Indonesia. Taklupa, mereka mengajak pembacauntuk tenggelam dalam pergulatanpenyelesaian tesis di hari-hari akhir

penyelesaian studi mereka dan sukacita saat mereka dinyatakan layakmenyandang gelar master.

Lompatan-lompatan waktu yangdinamis, ide cerita yang mengalirdengan smooth, kekuatan karakterAAGABAN, dan tentu saja tips-trikbertahan hidup di Belanda seolah

menjadi magnet bagi mereka yangsedang mencari semangat baruuntuk melanjutkan studi dan jugabagi mereka yang ingin berkelanamenjelajah benua eropa. Sayang,beberapa kalimat yang disampaikandalam bahasa Belanda tidak disertaitranslasinya. ***

Rizki Pandu Permana

hamil, hamil,b a h k a nm e l a h i r k a n .Kalau ditotal,sekitar satutahun.

K a l a udibaca lebihteliti, masihbanyak aspekk e h i d u p a nmahasiswa In-donesia diBelanda yangbelum diangkatdi NvO.Sengaja untukmemunculkan

sequel berikutnya atau memangterlewat?

Betul, masih banyak aspek yangbelum kami tulis. Kami hanyakhawatir kalau ditulis semua, bisa-bisa nanti bukunya setebal karyaJ.K. Rowling.

Puas tidak dengan hasil karyakalian?

Sejauh ini kami merasa puas.Bahkan kami tidak menyangkakalau penerbit hanya membutuhkanwaktu tiga bulan untuk memasukicetakan keempat. Total buku yangsudah tercetak hingga cetakanketiga sudah mencapai 10.000buah. Pangsa pasar pembaca kamijuga cukup luas.

Berbicara pesan moral yangingin kalian sampaikan, yaitu spiritdan travelling, apakah kalianmerasa sudah sampai ke sasaran?

Boleh dikatakan iya. Adabeberapa pembaca menghubungikami dan bertanya mengenai studidi Belanda. Tidak hanya merekayang mau ambil gelar master ataudoktor bahkan banyak juga lulusanSMA yang ingin ambil bachelor diBelanda. Untuk travelling, kami jugasudah dihubungi beberapapembaca, bahkan ada yangberkeinginan menjadi backpackersetelah membaca novel kami.(yws)

Page 14: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

14

Tasem Atmareja merentangtangan seperti hendakmenari. Lensa kameradigital yang semula hendak

dipasang untuk mengambil close upwajah pun diundurkan. Akhirnyaseluruh badan yang diambil. Inikesempatan langka karena padaawalnya untuk bertutur mengenairiwayat hidupnya pun Tasem terkesanmenghindar. “Ternyata masih cantik.Masih ada kasihe,” katanya ketikamelihat hasil jepretan. Kasihe adalahdaya tarik pada yang memandang.

Tasem yang telah berumur 60-anmasih melihat aura kecantikan padawajahnya di kamera. Ia mengenakanbaju tipis lengan panjang warnacoklat muda. Rambutnyaberselubung kain penutup. Daya tarikitu pertanda bahwa Indang Kastinemmasih menemani dan melindungidirinya.

Indang adalah roh yang oleh pararonggeng dan masyarakat setempatdiyakini mampu merasuk ke dalamdiri seseorang yang ‘meminta’ ataumendapatkan ‘anugerah’.

Kastinem adalah nama seorangronggeng yang entah hidup padatahun berapa dan rohnya tinggal disekitar Desa Gerduren KecamatanPurwojati, Kabupaten Banyumas,Jawa Tengah. Sehingga perpaduanIndang Kastinem menjadi dayadukung spiritual bagi para ronggengdi desa tersebut.

“Waktu saya kecil, saya tinggal dipinggir desa dekat hutan. Sayasering mendengar suara tetabuhanlesung di Bukit Garut. Tetapi kalaudidekati ya, tidak ada orangnya,” tuturTasem.

Desa Gerduren dilingkupi bukitpada sisi utara, timur dan barat. Sisiselatan dipisahkan oleh SungaiTajum, dekat dengan jalan rayaPurwokerto-Bandung. Di salah satutitik ruas jalan Purwokerto-Bandungitulah budayawan Ahmad Toharitingal yang dari tangannya lahir noveltrilogi Ronggeng Dukuh Paruk danditerjemahkan lebih dari lima bahasa.

Tempat tinggal Ahmad Toharihanya terpisahkan oleh Sungai Tajumdengan Desa Gerduren, sebuahdesa yang menyimpan dinamikakehidupan Ronggeng tua di wilayahKabupaten Banyumas.

“Samben Kemis ngadeg. Meja itutingginya sedada saya,” paparTasem. Ia bertutur mengenai masakecilnya ketika mulai berkenalan

dengan dunia ronggeng. Kala itudirinya sedikit lebih tinggi dari meja80 centimeter. Usianya sekitar 8tahun. Setiap Kamis malam, tatkalakelompok ronggeng di desanyalatihan, ia ikut serta ditengah-tengahmereka. Sekedar membantupersiapan atau bersih-bersih selepaslatihan. Sebagai seniman, Tasemditempa oleh alam desa danlingkungan sosialnya.

Inisiasi itu dimulai ketika temandan orang-orang dewasa menilaisuara Tasem bagus. Ia bisamenirukan lagu-lagu seorangronggeng. Seorang ronggeng tualantas datang dari belakang sambilmemegang kusan, alat menanak nasiberupa anyaman bambu berbentukkerucut. “Krep, krep, krep, ping telu,”kata sang ronggeng tua serayamenangkupkan kusan ke kepalaTasem. Tiga kali kusan ituditangkupkan ke kepala gadis kecilTasem. “Itu biar tidak malu,” katanya.

Dalam keseharian, kusan hanyaada di dapur. Ruang yang menjadi

tempat keseharian perempuan-perempuan Jawa. Ketika tidakterpakai, kusan yang sudah bersihdicuci itu akan diletakkan dalamposisi menelungkup. Ujung runcingdi bagian atas. Tetapi ketika kusan itudipakai, ujung runcing di bawah, didalam dandang, dan bertugasmenyelesaikan pekerjaan panci ataukuali yang menanak beras menjadinasi setengah matang. Di kusan didalam dandang dengan diuapi airmendidih itulah nasi setengahmatang selanjutnya dituntaskanmenjadi nasi – atau kadang menjaditumpeng.

Di dalam tradisi ronggeng DesaGerduren, kusan yang hanya didapur itu dibawah ke ruang publik.Dalam posisi telungkup, kusanmenangkup kepala gadis kecil calonronggeng. Kusan sebagai alatmenanak nasi makanan pokok untukkehidupan, digunakan untuk sranaatau alat antara membangkitkankepercayaan diri. Itulah sarana untukmenjadikan seorang perawan desa

Oleh: Sutriyono ([email protected])

DuniaBatinSeorangRonggeng

DuniaBatinSeorangRonggeng

Page 15: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

15

yang barangkali hanya mengenaldapur dan tanah lahan-lahan bukitserta sawah menjadi berani tampil didepan publik, keluar dari DesaGerduren yang terpencil. Kelilingdesa-desa, menari dan menyanyi.Tidak malu.

Laku matiraga dijalani Tasem.Pada malam-malam tertentu ia mandidi tujuh sumur tua. Laku itu dimulaiselepas tengah malam, ketika tamu-tamu pemuda dari desa-desatetangga yang hendak melihatpesona lengger Desa Gerdurensudah pulang.

Beranjak dari satu sumur, di situia mandi. Lantas, ketika sudah kering,berangkat lagi ke sumur berikutnya.Demikian seterusnya, menyusurijalanan setapak desa. Meskipundingin, terus dijalani. Meskipun lelah,kaki terus melangkah. Biasanyasubuh baru tuntas. Ketika mandi,disertai juga dengan doa-doa. Lakumandi tujuh sumur tersebut disertaijuga laku puasa atau pantang.

Demikianlah, adakah yang lebihberharga bagi kehidupan selain air?Air adalah sumber kehidupan. Tujuhsumur tua itu menjadi sumberpengharapan bagi Tasem.

“Bot-bote pengin dikasihi Mas,”kata Tasem dengan maksudmenjelaskan daya pesona seorangronggeng terpancar karena lakumandi dini hari hingga subuh itudijalani.

Dengan daya pesonanya, Tasemdan kelompok ronggeng DesaGerduren menerima permintaanpentas tiada henti. Itu juga berartiTasem mendapatkan sejumlah ru-piah.

Sumur tua adalah mata air disudut-sudut pekarangan atau diujung bawah bukit yang dirimbunipohon bambu. Tak ada pasanganbata-semen di situ, hanya cekungantanah yang digenangi air yang takpernah habis. Diameternya antara 1-2 meter. Beberapa mata air mengalirpersis di bawah pohon beringin atau

pohon bulu besar. Tasem danronggeng lain mengatakan, mata airitu telah ada sebelum dirinya lahir.Beberapa sumur bahkan sebenarnyajuga sumber air keseharian beberapakeluarga di sekitarnya. Ketikakemarau panjang, sumur-sumur itumenjadi rujukan masyarakatsetempat untuk mendapatkan air.

Bersama penghargaan akansumur-sumur tua, Tasem danmasyarakat Desa Gerdurenmenghargai pohon. Di bukit Garut,sisi utara desa setempat, dulumasyarakat mengenali dua pohonbulu besar. Pohon tersebut mirippohon beringin. Pada pohon yang dipuncak bukit, diyakini berdiam rohKakek Garut. Sementara satu lagiyang terletak sedikit lebih ke bawahdari bukit tersebut, diyakini menjadirumah tinggal roh Indang Kastinem.Kakek Garut diyakini semacamkamitua ronggeng dan Kastinemadalah ronggengnya.

Seseorang telah membakarpohon bulu tersebut. Belakangan,seniman ronggeng generasi selepasTasem menanam pohon bulu kembalidi dua titik bekas pohon terdahulu.

Alam dan pohon adalah berkatbagi para ronggeng seperti Tasem.Menjelang pentas Selasa Kliwon,Tasem minum air kelapa muda.Bukan sembarang kelapa mudatetapi jenis kelapa hijau. Buahnyadipilih dari tangkai yang menjulur ketimur. Seekor cacing gelangdirendam terlebih dahulu dalam airkelapa muda itu. Sehari kemudianbaru diminum.

Ronggeng sekarang di sebuah perayaan Kabupaten Banyumas. Mereka tidak menjalani lakumatiraga seperti Tasem.

Dua cucu Tasem di Sumur Sepi, salah satu mata air yang digunakan untuk mandi ronggeng.

Page 16: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

16

“Rekasa, ora sugih seprene kurnggo riwayat thok,” kata Tasem. Lakudan tirakat seorang ronggeng bagiTasem tidaklah ringan, juga tidakmembuatnya menjadi kaya secaramateri. Tetapi ia tidak mengelak ketikaditanya bahwa hal itu membuatdirinya gembira. Ia dipuja ketikapentas.

Keterangan Warsun, penduduksetempat yang segenerasi denganTasem menggambarkan bagaimanagairah kaum muda memuja pararonggeng. Ketika para ronggengpentas di satu desa tetangga, makadalam beberapa hari berikutnyaanak-anak muda di desa tersebutberduyun-duyun ke Desa Gerduren.Bertamu ke tempat para ronggengtersebut dan mencoba meraihhatinya. “Saya biasanya dimintateman saya mengawasi tamu,” kataWarsun.

Tasem sendiri menikah denganAtmareja pada tahun 1953. Pemudadesa setempat, anggota OrganisasiPerlawanan Rakyat (OPR) yang kelakpada tahun 1979 menjabat sebagaipolisi desa. Sebelum menikah,Atmareja menyusul kemanapunTasem pentas.

Ia heran dengan keberanianAtmareja. Tidak takut dimusuhi anak-anak muda setempat. Walau dirinyatahu Atmareja menyukainya, waktu ituia belum mau menanggapi. Atmarejaterus saja mengikuti kemana iapentas.

“Ya hanya ikut di antara penonton.Ketika saya sudah melihat sosoknya,lantas menyingkir.” tambah Tasem.

Selain menari sambil menyanyi,dalam pementasan seorangronggeng juga melayani tayub.Dalam tayub, seorang pria akanmenari berpasangan denganronggeng. Tarian ini dimulai dengantawaran ronggeng.

Ia membawa soder atauselendang untuk menari. Sodertersebut diletakkan di atas piring.Sang ronggeng berjalan ke arah priasasaran. Kepadanya diberikan soder,sementara si pria menaruh sejumlahuang ke dalam piring tersebut.

Urutan para pria yang menarimengikuti derajat kepangkatanmereka. Bila di situ ada camat, makacamatlah yang ditawari terlebihdahulu, baru perangkat-perangkat dibawahnya. Bila yang hadir di situpaling tinggi lurah, maka lurahlahyang ditawari untuk tayub lebih dulu.“Mereka tidak menolak, karena hadirdi situ artinya bersedia ikut nayub,”kata Tasem.

Biasanya para istri pejabat desajuga hadir di situ. Tidak ada yangcemburu dengan tayuban suaminya.Beberapa ronggeng Desa Gerdurendiperistri pejabat perkebunan atauaparat kepolisian, pria-pria yangmemiliki derajat dan pangkat lebihtinggi dari pada umumnya pendudukGerduren. Maka ronggeng sekaligusmenjadi jalan kenaikan strata sosial.

Seorang ronggeng akan berhentimenjadi ronggeng ketika menikah.“Tetapi kalau ada permintaan nadarya harus dituruti,” kata Tasem. Iapernah tampil kembali meronggengsesudah menikah. Salah seorangteman mantan ronggeng sakit.Matanya buta. Dan ia ber-nadar,ketika sembuh akan mengundangRonggeng Tasem pentas. Dan Tasemmemenuhinya.

Masa menjadi ronggeng bagiTasem sendiri telah lewat sekitarsetengah abad yang lalu. Tetapisuaranya masih bening ketikamenembang.

Dalam wangsalannya:Jampang amben,dlika kapitan galarAdoh katon wis perek durungkelakon. Jampang amben, dlikakapitan galar maksudnya adalahbambu kerangka dipan. Adoh katonwis perek durung kelakon artinya jauhterlihat, sudah dekat belum jugamenjadi pasangan.

Wangsalan ini menggambarkansaat dimana Atmareja mengejar-ngejar dirinya. Suara yang indah itupula yang telah meruntuhkan hatiAtmareja. Seorang pekerja kerasyang kini meninggali rumah besarhanya berdua dengan Tasem.Sementara anak-anak mereka telahmemiliki rumah sendiri-sendiri. ***

SutriyonoSutriyonoSutriyonoSutriyonoSutriyono,penulis lepas

tinggal Jalan Gereja No 3Purwokerto.

Akses keluar masuk Desa Gerduren

Page 17: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

17

Bangsa Indonesia telah selesaimenyelenggarakan Pemilu legislatifdan Pemilu Presiden 2009 sebagaisatu sarana konstitusional dalammenentukan arah kehidupanberbangsa bernegara. Bagaimanamenyikapi apatisme pemilih pemula,dan melakukan terobosan untukmenampung aspirasi poltik mereka?

Pengamat sosial politik dari Uni-versitas Paramadina Eka Wenatsmengatakan, pendidikan kewarga-negaraan yang berlaku saat ini belummemberikan pengetahuan yangcukup, khususnya bagi para pemilihpemula dalam memahami sistem danbudaya demorasi seperti mengenaiPemilu.

“Pemahaman pendidikan ke-warganegaraan yang masuk keranah politik sebaiknya dimulaimasyarakat dari keluarga dan disekolah, seperti budaya memilihketua kelas atau budayamembiasakan anak mengekspresi-kan pendapat dan ide-idenya,” ujarEka.

Kelemahan di Indonesia, tambahEka, budaya sosial politik dalamlingkup keluarga dan sekolahumumnya masih diwarnai budayaotorisme dan diktator, seperti ‘Ayo, inigurumu jadi turuti apa kata gurumu’,atau ‘Ayo,ini orang tuamu yang lebihtahu mana yang benar dan yangsalah, jadi turuti saja.’ Masyarakatpun menjadi terbiasa dengan budayaotoriter seperti itu.

Menurut Eka, pemilih pemula di In-donesia berjumlah sekitar 20-30%dari 170 juta pemilih di Indonesia.“Merekalah yang turut menentukanarah jalannya kehidupan berbangsabernegara, dalam jangka pendekmelalui pilihan mereka dalam Pemiludan dalam jangka panjang melaluipartisipasinya dalam setiap prosespolitik. Mereka bisa menjadisimpatisan aktif/pasif dalam partaipolitik atau merupakan swing voter,”ujar Eka.

Ada tiga kecenderungan perilakuswing voter dalam momen Pemilu.Pertama, memiliki antusiasme yangtinggi disebabkan faktor pengalamanpertama memilih tapi belum memiliki

individu yang ikut dalam pencalonansebagai anggota legislatif. Pemiluadalah salah satu saranapembelajaran politik dan partai politiksebaiknya mengambil momen inisehingga selain menghindarkanmasyarakat dari pilihan Golput jugaakan menjadikan pemilih pemulamenjadi smart voter (pemilih cerdas).

Golput adalah fenomena yangterkadang menjadi simbolisasipemilih pemula. Andaikan parpolsenantiasa menjadi sarana yangmumpuni dalam menampungekspresi politik dan juga menjadisarana pusat pengetahuan tentangPemilu dan Demokrasi secarakeseluruhan, Golput dapatdiminimalkan.

Ralie M.S, calon anggota DPD(Dewan Perwakilan Daerah) 2009-2014 menambahkan, keapatisanterhadap kondisi dan situasi bangsanegara, khususnya bila mengenaisosial politik, tampaknyamenghinggapi generasi muda Indo-nesia. Padahal Indonesia terwujudkarena pemuda.

Kebangkitan Nasional dipeloporidengan berdirinya organisasi TrikoroDarmo oleh pemuda Sutomo,Wahidin dan Multatuli. SumpahPemuda yang menjadi tonggakpersatuan bangsa diadakan parapemuda yang rata-rata berusia 20tahunan. Kemerdekaan Indonesiadiwujudkan para pemuda yang rata-rata berusia 30 tahunan. Berbagaiperistiwa yang menjadi momentumnasional juga digerakan oleh kaummuda seperti Peristiwa Malari,Gerakan Reformasi 1998 dll.

Bagaimana supaya apatismedapat tergantikan menjadioptimisme? ”Melihat kondisi saat ini,wajar bila generasi muda menjadipesimis dan apatis. Kondisi sosialpolitik tidaklah menunjukkankepanutan dan keidealismean.Tindak kriminal dilakukan oleh paraindividu-individu yang seharusnyamenjadi pemimpin, seperti terlibatdalam tindak korupsi, suap,malas dll.

Kondisi lingkungan juga sudahdiwarnai oleh iklim globalisme yangcenderung menjadikan generasi

Pemilih Pemula danTerobosan Politik

Oleh C.T Adhikara([email protected])

pilihan partai politik dan calonlegislatif. Kedua, pilihan akandipengaruhi oleh pilihan keluarga (or-ang tua, kerabat, pasangan hidup).Nilai-nilai yang dianut keluarga akanmenjadi panduan dalam memilih.Ketiga, pilihan juga turut dipengaruhioleh peer group (kelompok dilingkungan yang menjadi saranaberkumpul dan bergaul) sepertikelompok motor, grup/individu ”A”fans club dan lain-lain.

Yuke Yurike, calon legislatif dariPDI-P mengalami budaya tidakdemokratis di lingkungan masyarakatseperti yang diutarakan Eka Wenats.Tapi, menurutnya, budaya yangmenjurus kurang baik ini sebaiknyadiubah. Salah satu caranya adalahdengan masuk ke dalam sistemseperti menjadi anggota partai politikyang aktif dalam arti ikut serta dalamproses pengambilan keputusanjalannya parpol.

Menurutnya, generasi mudasebaiknya ikut serta dalam prosespolitik, seperti dahulu ketika Sukarno,Hatta, Sutan Syahrir, yang usianyaantara 26-35 tahunan tapi telah turutmewarnai perpolitikan di nusantaradan kecenderungan di dunia saat iniadalah tampilnya tokoh-tokoh politikusia muda yang berkwalitas.

Dalam Pemilu, pemilih pemuladisayangkan bila hanya mengikutieuforia atau kemeriahannya saja.Idealnya turut dicarilah informasitentang partai politik dan individu-

Page 18: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

18

muda hanya objek pasar belakabahkan pola yang terjadi adalahmembawa bangsa ini menjadi”terjajah” oleh iklim globalismebudaya, ekonomi dan sosial.Globalisme mungkin tidak salah,namun masyarakat, khususnyagenerasi muda belum disiapkandengan baik untuk menghadapi inisemua. Akibatnya, berimbas padaapatisme dalam memperhatikansosial politik,” ujar Ralie.

Karena itu, diperlukan peranparpol yang dapat memberikanpanutan dan pengetahuan mengenaikewarganegaraan. Salah satu fungsiparpol yaitu memberikan pendidikanpolitik. Sayangnya, parpol di Indone-sia belum maksimal menjalankanfungsinya. Tapi diharapkan,masyarakat janganlah pesimis.Kondisi ini sebaiknya diminimalkandan yang melakukannya adalah darimasyarakat itu sendiri juga.

Pendidikan politik khususnyatentang demokrasi disaat ini sangatkurang dibanding dengan masa lalu.Pada masa lalu, pemuda termotivasiuntuk ikut serta dalam proses politikoleh adanya kolonialisme Belanda.Ada baiknya pendidikan politik dandemorasi diperbanyak kapasitasnya.

meninggalkan padang pengembaraantercintamengulang perjalanan larutpenuh kisah rakyat rayadengan kegilaan nestapadan gelandangan pemabuknya

kuacuh terhenyak di kabin kelas duadekat WC bau pesing

ketak ketikkaca tebal disisikumenyambut butiran salju mudaberirama roman perburuankerapdan kencang

sementara dingin menyelinaplewat dua helai lapis tipismenyentuh dadaku nan pepatkala si karcis dilubangitanpa senyum

terlampau banyak tanyadalam denyut hari-hari terakhirhingga suatu "selamat jalan kawan ...."tanpa kuperincikemana maukudan apa yang terbuang.-

12 Nopember 1978

Semangat adalah yangmembedakan pemuda di era 1920-an dengan pemuda di era saat ini.

Bagaimana menumbuhkansemangat itu kembali, itulah salahsatu tugas parpol dan politikus. Paracaleg dan politisi seharusnyamelakukan perubahan sehinggadapat memotivasi rakyat untuk turutmelakukan perubahan. Di sisi lain,pemilih belum menjadi prioritaskarena politisi sekarang memberikanpanutan negatif, sehigga adakekhawatiran bahwa politikusberikutnya dan bila yang saat initerpilih kembali, maka mereka tetapmelakukan kenegatifan tersebut.

Ralie M.S. mengatakan, suasanasaat itu adalah suasana terjajah, saatini adalah dalam kondisi globalisasi.Seharusnya semangat tetap adakarena globalisasi juga bisamenjadikan bangsa ini terjajahkembali khususnya secara ekonomi.

Parpol adalah salah satu institusiyang seharusnya memotivasi danmemberikan edukasi politik.Pihak-pihak lain yang berkompeten punsebaiknya juga dapat memberikanpendidikan politik. Sedangkan DPDbertugas mengawasi penggunaandana, pembuatan kebijakan dan

pemekaran wilayah.Yuke menambahkan, edukasi

politik sekarang secara bertahapmulai diperhatikan, khususnya olehparpol. Paling penting adalahpendidikan politik harus dilakukandari lingkungan terdekat sepertikeluarga dan sekolah. Eka Wenatsmengatakan, salah satu saranaedukasi politik adalah melalui mediamasa dan internet. Situasi sosial danbudaya juga berpengaruh dalamedukasi politik tapi yang berpengaruhbesar adalah tingkah wakil rakyatatau politisi itu sendiri.

Edukasi politk akan menyebabkanmasyarakat mempelajari pilihan-pilihan yang diutarakan politisisekaligus mencari tahu jejakpemikiran dan aktivitas para politisi.Edukasi juga menyebabkanmasyarakat tahu dan bisa menuntutkewajiban pemimpinnya.

Generasi muda sebaiknya ikutberperan, minimal memperhatikanproses politik (proses Pemilu).Memilih dan terlibat secara aktifdalam proses politik adalah wujudketerlibatan dalam proses perbaikanpolitik Indonesia. ***

C.TC.TC.TC.TC.T. Adihikara. Adihikara. Adihikara. Adihikara. Adihikara,JejakLangkah Study Club (JLSC).

Puisi-PuisiBagus KumaraBagus Kumara adalah ‘nama pena’Bambang S. Santoso, kini tinggal diAbu Dhabi. Kumpulan puisinyaberjudul ANGIN CITANGIN CITANGIN CITANGIN CITANGIN CITA DI NEGERIA DI NEGERIA DI NEGERIA DI NEGERIA DI NEGERIBELANDA: Suntingan Sajak danBELANDA: Suntingan Sajak danBELANDA: Suntingan Sajak danBELANDA: Suntingan Sajak danBELANDA: Suntingan Sajak danSanjakelana Dari masa studiSanjakelana Dari masa studiSanjakelana Dari masa studiSanjakelana Dari masa studiSanjakelana Dari masa studi,pernah ‘diperbanyak’ oleh PPI Delft,1985. Berikut dua buah puisinya.

Schiphol Airport di Awal Cerita

DC10 “Irian Jaya” merapat di pier Apada ujung perjalanan yang panjangmeninggalkan pertiwi, kampusGanesha dan Si Dia tercinta:

tak kan kulupa desahmu kemarinmalam,dalam haru perpisahanantara cinta dan padangpengembaraan,mengungkap misteridi belakang sejuta tanda tanya

pulau seribu melambai di luar jendelakaca,Singapura, Bangkok lalu Abu Dhabi,terlintas begitu sajadiiringi irama Get Away yang parautertelan kepak sayap Sang Garudaperkasa

tersentak kuterjaga di atas Romabagai mimpi dalam lompatan yanghilang

angkasa Eropapenuh garis-garis putih halusmenggurat langit biru muda

tegas membekasstempel imigrasi di pasporkudan kumelangkah tak berpaling lagi.-

Mei 1976

Kereta Terakhir ke Rijswijk

tiga keretaantara Leeuven dan Rijswijk(selepas ikut sepotong kecil daripenjelajahan antar benua, rekan FMdan EI bersama Mazda 323 nya)berlari menggeram

Page 19: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

19

Kota Ambon yang sempit danpadat, menyebabkan pola interaksianak muda menjadi lebih intensif.Pasca konflik, ruang publik anakmuda secara garis besar hanyaterpusat pada dua tempat yakni Am-bon Plaza dan Lapangan Merdeka.Karena sempitnya ruang publik ini,persebaran gosip, isu danperkembangan anak muda sangatcepat. Gaya atau pola tingkah anakmuda Ambon yang penuh sensasi,luar biasa atau bahkanmenjengkelkan dengan cepatnyaterkabarkan ke segala pelosok. Anakmuda akan segera tahu, jika si Asebagai pelaku sesuatu, makapendengar kabar atau saksi mataakan mengetahui, si A anak mudadari wilayah mana, siapa saudarayang dikenalnya, dan tempat iasering duduk-duduk. (1)

Pakaian, selera makanan danminuman, dan pilihan musikmenggambarkan pengalaman sosiokultural. Demikian pula, pengalamananak muda Ambon dalammenerjemahkan pilihan gaya hidupdan selera tubuh mengacu kepadabenang historis dan nilai kultural.Kemampuan menjalankan gayasecara bergengsi pada sebagiananak muda Ambon, dianggap bagiandari transfer gaya kaum kolonial yangdiadaptasi kembali dan terusdiartikulasikan hingga pasca konliktahun 2002. Pencuatan gayadikalangan anak muda disinyalirkarena dua hal yakni: anak mudayang memasuki masa usia transisidan perlu menyampaikan ekspresitubuh dengan mencolok; dan anakmuda yang memiliki kesensitifanterhadap rasa keterasingan diri ketikaberada di tengah modernitas sebuahkota (Ewen, 47-54: 1988).

Konstruksi Anak MudaKonstruksi Anak MudaKonstruksi Anak MudaKonstruksi Anak MudaKonstruksi Anak Muda versi Negaraversi Negaraversi Negaraversi Negaraversi NegaraAnak muda digambarkan sebagai

orang-orang paling bergelora, radikaldan heroik terhadap wacana antikolonial. Munculnya Jong Java(Pemuda Jawa), Indonesia Muda

(Pemuda Indonesia), JongIslamietenbond (Liga Pemuda Islam),Jong Minahasa (Pemuda Minahasa),dan lainnya mengindikasikanpemuda identik dengan orientasiyang peduli dengan konstruksiNegara Bangsa. Setiap individupemuda diharuskan mempunyailoyalitas kepatuhan terhadap negarasekaligus pelaku utama perubahandan mempunyai berbagai potensiyang masih tertanam (Ryter, 47, 58:1998). Salah satu karakter pemudaIndonesia seperti yang digambarkanAnderson tidak merujuk pada jenjangusia tertentu, dan memang pemudadi Indonesia dalam rentangan rejimtidak terbatas pada waktu tertentu(timeless) (Anderson 3: 1999).

Antropolog James T Siegelmelihat bahwa karakterisasi pemudayang dianggap sangat politik padamasa Orde Baru, dibengkokkan keistilah “remaja”. Ini sebuah istilahyang diidentikkan dengan anak-anakmuda apolitis, dekat dengan perilakukonsumtif dan hasrat-hasratketubuhan yang bertingkahhedonistik.(2) Kata remaja jugamengacu kepada anak muda kelasmenengah dengan pilihan-pilihankonsumsi yang telah selesaimengurusi permasalahan tubuhsecara primer, seperti masalah gizi,kesehatan hingga pendidikan.Konsep remaja ataupun anak mudamempunyai satu kesamaan, yaknisangat peduli dengan selera (taste)dan tingkat konsumtivitas yang tinggi(Ryter, 58: 1998; Siegel, 203-4: 1986;Shiraishi, 1997: 149).

Pada masa Orde Baru beberapakonsep sengaja dikaburkan. (3)Sebagai misal konsep remaja yang

berkelindan dengan makna anakmuda. Meski sebuah organisasinegara bernama BKKBN (BadanKoordinasi Keluarga Berencana)mendefinisikan remaja sebagaimereka yang baru mengalami transisifisik dari anak-anak menuju dewasa,yakni mereka yang berusia antara 10hingga 21 tahun. Namun, terdapatkesepakatan struktural dan kulturalyang mengakui bahwa anak mudadewasa adalah mereka yang telahmenginjak usia 17 tahun. Karena itu,mereka berhak mendapatkan suratijin mengemudi, mendapatkan kartutanda penduduk, menghisap rokok,meminum minuman keras, melihatsinema dewasa di bioskop, hinggamencoblos dikala pemilihan umumyang diadakan dalam lima tahunsekali. Kartu-kartu yang diproduksioleh negara menentukan identitastubuh seseorang untuk menjadidewasa atau tidak.

Mengenai konsep tentang anakmuda yang dihadirkan oleh negara,berikut adalah bagan yang dibuatbuat berdasarkan hasil pembacaanterhadap beberapa literaturmengenai anak muda di Indonesia.

Bagan di kolom pertama adalahanak muda yang berhasil ditaklukkanoleh negara. Sepanjang rejim OrdeBaru, tampak pada NKK/BKK yangdisahkan oleh Menteri Dalam Negeri(1982-1983) bahwa mahasiswadijadikan seperti macan kehilangantaring. Demikian pula istilah remajaseperti yang telah saya bahas di atas.Pada kolom kedua di tahun yangsama ribuan pemuda jalanandiberangus melalui Petrus(penembakan misterius sepanjang1983-1985) dan juga dicap sebagai

Nyong Ambon Pung GayaImajinasi Gaya dan Identitas Tubuh Anak Muda Kota Ambon

Oleh Hatib Abdul Kadir

Page 20: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

20

musuh negara karena dianggapmengancam stabilitaspembangunan. Semua anak mudaharus dikerahkan untuk selalumendukung pembangunan negara.Sedangkan anak muda yang takdapat dipetakan oleh negara,terkonstruk dengan istilah anakjalanan, Gali atau geng jalanan.

Bagan di kolom ketiga adalahsekelompok anak muda yang maudan mampu diklasifikasikan sebagaiperangkat negara yang dimasukkanseperti ke dalam kelompok PP(Pemuda Pancasila). Ini adalahsebuah kelompok legal resmi yangmendukung satu partai dominanpada waktu itu yakni Golkar(Golongan Karya) (Ryter, 63: 1998).

Negara menyebut anak muda inisebagai ”preman sadar”, karenaterdiri dari preman yang dibinanegara (4), dipupuk rasanasionalismenya, namun pada saatyang sama menjadi backingperjudian, perlontean dan berbagaihiburan malam. Jika salah satuanggotanya kedapatan berbuatdiluar hukum, akan disebut sebagai”oknum”, sehingga tetap selamatlahorganisasi di bawah negara tersebut(Ryter, 63-8: 1998).

Terdapat pula organisasi yangdisebut dengan Angkatan MudaGolkar (AMG) yang kategorisasi usiaanggotanya diperlebar hinggamereka yang menginjak usia 40tahun. Begitu juga dengan PemudaPancamarga dan Angkatan MudaPembaharuan Indonesia (AMPI).Pragmatisme terhadap konsep anakmuda pada kolom ketiga dikenakandemi berbagai suksesi yangdiinginkan oleh negara. Konsepmengenai anak muda Indonesiapada kolom ketiga ini berkesan time-less, tak mempunyai batasan padatingkatan umur tertentu. Karenakonstruksi politik Orde Baru yangmemasukkan institusi-institusidengan kata ”muda” seperti diatas.

ModerModerModerModerModernitas Kolonial dalam Tnitas Kolonial dalam Tnitas Kolonial dalam Tnitas Kolonial dalam Tnitas Kolonial dalam TubuhubuhubuhubuhubuhAnak Muda AmbonAnak Muda AmbonAnak Muda AmbonAnak Muda AmbonAnak Muda Ambon

Harus diakui bahwa agamaKristen menjadi salah satu faktorpenentu yang paling penting dalammembentuk perkembangan gaya (5)dan identitas modern pada anakmuda di Ambon, karena agama iniidentik dengan pihak koloni. Karenakondisi ini, identitas gaya tubuh telahterbagi ke dalam beberapa kluster,

antara Islam dan Kristen; kluster etnisseperti China, Ambon itu sendiri,Jawa, serta orang-orang dari ujungSulawesi seperti Buton, Bugis danMakasar. Tubuh dan segala gayanyamerupakan konstruksi dari duniapolitik kolonial.

Pada pertengahan abad XVII,awal dari kepercayaan baru terhadapagama Kristen bukan didapat darimasyarakat Ambon sejak lahir.Menjadi Kristen merupakantransformasi tubuh di usia muda,yang terjadi melalui tatananpemerintahan koloni.

Kekuasaan kolonimembahasakan teologi denganmenciptakan ketergantungan per-sonal melalui dominasi pekerjaanbirokrasi, pakaian, pola makanhingga pola mandi dan mencuci.Kepercayaan dikreasikan melaluikonversi doktrin baru, sepertimengubah makna tubuh telanjangseperti yang biasa oleh kepercayaansebelumnya, menjadi tidak boleh.

Kekuasaan juga mengkonstruksilandscape kota yang menegaskanhadirnya penguasa Kristen. Terjadipula konversi pemaknaan terhadapTuhan. Karena itu permasalahanmemilih agama tidak terlepas dariunsur kepentingan politik.

Jika merujuk pada asumsi bahwaagama dan keimanan adalah sistemyang dibentuk semenjak lahir, makapengorbanan orang Ambon untukmengubah kepercayaan dariShamanisme ke bentuk agamaAbrahamik merupakan suatutransfromasi yang patutdipertanyakan karena memelukagama lebih didasarkan pada posisitawar politik dan gengsi tubuh(Bartels, 4-5: 1976; 3-4: 1990).

Di sinilah saya memperkirakanbahwa koloni (modernitas)memunculkan kesetaraan urgensiantara keimanan terhadap suatuagama dan gengsi. Demi gengsidapat memasuki tataran birokrasimodern, warga Ambonmentransformasikan keimanansebagai salah satu strateginya.

Seruan gaya tubuh dengandatangnya abad modern tidak dapatdipisahkan dari kondisi subjektifmanusia. Ketakutan terhadapkecemasan, keluhan, terasing,ratapan terhadap kesendirian,terombang-ambing, terisolasi, rasaputus asa, tak terlihat dan takdianggap, distrategikan dengan

semangat demi menumbuhkan gayasebagai “keangkuhan” dankehormatan dalam identitas modern.

Anak-anak muda Ambon takhendak melepas identitas keetnisandi manapun kaki diinjak (Bartels,1990: 5-6). Dengan bangganyamereka menyebut bahwa Malukuadalah propinsi kedua belas dariBelanda, kemanapun merekaberdiaspora. Kebanggaan tersebutmuncul karena Belanda dianggapsebagai koloni yang berhasilmemodernkan dan memperadabkananak muda Ambon.

Salah satu modernitas yangdihasilkan adalah sistem sistempendidikan, yang dikenal denganistilah “sekolah madras” sekolahdiasuh oleh gereja, terutama yangmenunjang untuk pendidikan agama.Pelajaran yang disampaikan adalahberhitung, membaca dan tentu sajamenyanyi (lagu-lagu rohani) (Leirizza,2004: 76).

Saya mensinyalir bahwamunculnya sekolah di jaman koloni,bertujuan untuk mengubah tiga hal,kecerdasan intelektual, keimanandan gengsi. Perluasan reformasipendidikan tidak semata mengubahketersediaan manusia untuk menjadipegawai negeri dan tentara, namunjuga menciptakan relasi di antara or-ang-orang Ambon itu sendiri denganpihak Koloni dan relasi horizontaldengan penduduk pribumi sendiri.

Anak-anak burger (pegawai)menolak menjadi pekerja kasar, dankarena ingin menjadi pekerjakantoran mulai memasuki sekolahumum. Di berlakukannya sistempolitik etik, mengubah sistempendidikan yang berbasiskeagamaan dan berorientasi padakeuntungan koloni, ke arahpendidikan yang humanis danprogresif. Maka berdirilah ABS (Am-bon Burger School) pada tahun 1856.

Bahasa Belanda digunakansebagai pengantarnya. Sekolah tidakdipungut biaya, sehingga siapapundapat menuntut ilmu di dalamnya.Dari sinilah kemudian anak mudakota Ambon benar-benarberperadaban dan semakin terciptajarak dengan masyarakat disekitarnya yang bukan orang kotadan bukan orang terdidik.

Di sisi lain anak muda Ambon Is-lam juga banyak yang meng-apropriasi [membenarkan] budayakolonial, hal ini tampak pada

Page 21: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

21

banyaknya mereka yang direkrutmenjadi tentara KNIL. Demikian pulaketika ide mengenai Nasionalismemenyebar hingga ke Ambon, anak-anak muda terpelajar Islam jugamenjadi penggerak utama dalammenentang sistem kolonialisme(Chauvel, 1990: 198). Namundemikian, tetap bersatunya orangKristen dan Islam modern ke dalamidentitas “Orang Ambon” tak lainkarena kepercayaan terhadapsatunya tradisik e p e r c a y a a nNunusaku dantunggalnya adatserta nenek moyangmereka. (6)

Pasca tahun1930, pendiriansekolah tak lepasdari ide-ideNasionalisme sepertiyang diusung anak-anak muda diSyarekat Ambon.Salah satu idenyaa d a l a hm e m u n c u l k a npendidikan untukmencegah anakmuda melakukanmigrasi ke kota-kota di Jawa. Sekolahdiharapkan mampu menjadi pra-syarat mencerdaskan anak muda dikota Ambon sendiri.

Kaum Nasionalis jugamenganggap bahwa belajar BahasaBelanda adalah bentuk alienasi,karena itu perlu pendidikan denganbahasa Ambon sendiri, yang didalamnya juga belajar tentang kulturAmbon (Chauvel, 1990: 152-3).

Ide mengenai “Nasionalisme ke-Ambonan” mulai digulirkan melaluipendidikan. Sekolah menempatiposisi pengalaman penting dalamupaya “Pembaratan”. Ajaran danlingkungan pendidikan dianggapsebagai momen terjadinya transferkekuasaan dari pemerintah Belanda,yang oleh Bartels menyebutnyasebagai “White Power”.

Sebagaimana ketika inspekturpendidikan J.A. van Chijs, yangmengunjungi Ambon pada tahun1869 melaporkan:

“Among the pupils the knowledgeof our language is much more devel-oped than among for example theJavanese or Malays. In many re-spects our manners and customshave become theirs. While in Java,

the native child in general wouldrather associate have with native thanwith the European and prefers tospeak Malay than Dutch, with theAmbonese its just the reverse, asmuch as possible the ambonese wantto be Dutchmen and it is their goodfortune than in Ambon a certain in-termingling between European andnative axists” (Historisch overzicht1930-31; 1: 54-5, via Chauvel 1990:31).

Van Chijs mengobservasi sistemgaya bersekolah pada sekelompokkecil anak muda Kristen yang terdidikdalam kota. Di dalam komunitassekolah, kesempatan pendidikanlebih diperluas dibandingkesempatan yang didapat elit agamalokal dan elit adat.

Beberapa penyebab “demansekolah” tak lepas dari adanya Mal-aise pada tahun 1930. Tak sedikit or-ang-orang Ambon keluar dari wilayahMaluku untuk menjadi tentara. JamanMalaise menyebabkan anjloknyaharga cengkeh di pasaran dunia danmerosotnya lowongan untuk bekerjadi kantor-kantor pemerintahan.

Sekitar 61% dari anak mudaKristen Ambon yang terdidik mulaibekerja di luar Maluku, seperti dibirokrasi kolonial, guru, misionarisdan tentara. Anak-anak merekamendapat standar posisi yang lebihtinggi, kemakmuran materi, fasilitasyang lebih lengkap dan mobilitassosial yang lebih luas, dibandingkandengan mereka yang tinggal didalam kota Ambon.

Hal ini menunjukkan bahwa,“nasionalisme ke-Ambonan” lebihmengacu kepada produk sistem

pendidikan Belanda yang didukungsepenuhnya dalam komunitas Kristenurban. Demikian pula ”nasionalismeke-Ambonan” ini juga melanda dikalangan anak muda urban Islam(Chauvel, 1990, 205-8).

Konstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonPaska KolonialPaska KolonialPaska KolonialPaska KolonialPaska Kolonial

Kiblat gaya anak muda beralihpaska kolonial. Dekolonisasi besar-besaran yang dilakukan negara In-donesia hingga tahun 1950menjadikan anak muda Ambon ber-diaspora ke kota-kota yang mulaipesat membangun, yakni kota-kota diJawa. Image “pergi lihat“ atau tinggaldi kota-kota besar di Jawa mengacukepada kesuksesan ekonomi atausekedar berbelanja, belajar bahkanbekerja.

Karena sepulang dari sana adanarasi yang diceritakan di sesamaanak muda Ambon. Migrasi anakmuda Ambon yang dilakukan paskakolonial, seperti tertera dalam tulisanM Fauzi yang menceritakan kembalipengalaman Maun Sarifin, yangpernah bekerja sebagai petugaskebersihan di stasiun Jatinegara:

“Yang namanya calo dari dulu adadi bioskop. Tapi kita bukan ngituinsuku ya. Yang banyakan tuh anak-anak yang dari Ambon. Dulu, waktuitu anak-anak itu kan masih apa sihanak emas gitu ya ama Belanda kan.Jadi seolah-olah dia tuh paling tinggidi situ. Jadi dikuasai oleh orang-or-ang itu, anak-anak itu.”(Sebagaimana diungkapkan olehpelaku sejarah Sarifin, dalam Fauzi,2004: 21).

Bahkan penduduk di Batavia punpunya bayangan terhadap gaya anakmuda Ambon. Diaspora mereka dikota-kota besar di Jawamengkonstruksi image tersendiri bagipenduduk di Jawa. Identitas anakmuda yang hanya lahir di kota Am-bon atau orang tua mereka berasaldari Ambon, disebut sebagai AmbonCard. Ambon Card ini menempatiposisi gengsi tertinggi dalam imageanak muda di Kota Ambon. Karenagenerasi Ambon Card dianggapmempunyai nilai lebih untukmengetahui tentang dunia kota-kotabesar di luar kota Ambon, dan dalamhidupnya, mereka kemudian menjadisukses secara ekonomi. (7)

Suku bangsa yang tidakmempunyai pengalaman pertemuandengan koloni adalah Buton. Anak

Mode pakaian anak muda keturunan Buton yang dianggaptidak memenuhi syarat bergaya anak muda Ambon

Page 22: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

22

muda Buton nyaris tidak mempunyaitempat khusus di mata Belanda danbirokrasi modern. Selama melakukanmigrasi ke kota Ambon, anak mudaButon hidup dari membuat makanan,menjadi tukang becak dan dibeberapa sektor jasa informallainnya.

Dibanding anak-anak muda Am-bon, mereka jauh lebih tidak terdidik.Sehingga dalam penentuan dankebijakan politik kota, anak mudaButon nyaris tak masuk dalamperhitungan. Dimata anak muda Am-bon Kristen maupun Islam, anakmuda Buton dianggap backward

people. Namun inferioritas ini tetaptidak menutup kemungkinan anakmuda muslim Ambon untuk menikahdengan orang-orang Buton. Anakmuda Islam Ambon menganggapbahwa perempuan Buton adalahpekerja keras, hemat dan mempunyaijiwa pengusaha.

Hal terpenting bahwa mereka takgengsi untuk memilih berbagaipekerjaan apapun yang dapatdilakoninya. Rendahnya tingkatpendidikan dan sempitnya lapangankerja membuat anak-anak mudaButon sering dianggap menjadipelaku kriminal di kota. Juga, merekaberangasan dalam bertetangga.Rusuh-rusuh kecil pada malam harimenjadi biasa di kampung-kampungkumuh yang ditempati rata-ratamigran Buton, seperti di wilayahSilale, Soabali dan Abdulali’e.

Di kota Ambon, orang-orangButon ini tidak diterima sepenuh hatisebagai orang Ambon kota. Merekatidak memiliki identitas yang pasti.

Persepsi asal-usul mereka ditolak daridua arah, di Ambon dan Butonsekaligus. Salah satu sebabtermasuknya orang Buton ke dalamkategori polutif, sebagaimanadilaporkan oleh Palmer:

“Migrants often recall howAmbonese people swear at friendswhen they meet them, spend whatthey have immediately, and live to befashionable (bergaya), in contrast tothe migrants being polite, saving theirmoney, and not being as interestedin looking trendy. When the discus-sion turns to life in Buton, the return-ees often mention how people here

are stingy withmoney, not helpingeach other like how itis done in Ambon.”(Palmer, 2004: 92).

“Kesederhanaan”bergaya anak mudaButon justru diang-gap sebagai bagiandari kepelitan merekauntuk tidak meng-alokasikan uanguntuk berdandandan bergaya. Dalampandangan anakmuda Ambon, gayaberpakaian trendiyang merepresenta-sikan solidaritasantarteman tidakditerapkan dalam

kultur lokalitas anak muda Buton.Gaya berpakaian kemudian

menciptakan batas antara “kita” dan”mereka” dalam struktur kekuasaananak muda Ambon. Di sisi lain gayadandan tubuh menciptakanseperangkat kecemburuan sosialdiantara anak-anak muda Buton yangmelihat itu hanya rekaan“kesombongan” yang dikonstruksianak-anak muda .

Konstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonKonstruksi Image Anak Muda AmbonPaska Konflik Agama (1999-2002)Paska Konflik Agama (1999-2002)Paska Konflik Agama (1999-2002)Paska Konflik Agama (1999-2002)Paska Konflik Agama (1999-2002)

Konflik selama lebih dari tigatahun di Ambon telah menyebabkantajamnya disparitas identitas anakmuda hingga saat ini. Identitas tidaklagi terbelah antara anak muda urbanambon dengan non-urban,melainkan antara anak muda Ambonyang beragama Kristen dengan anakmuda Ambon yang beragama Islam.Anak-anak muda migran yangselama ini inferior, seperti anak mudaButon, Jawa dan Makasar berafiliasi

ke anak muda Islam Ambon.Meski telah damai, kota Ambon

masih menyisakan batas-bataskultural yang semakin menguatperbedaannya antara Kristen dan Is-lam. Pada bentuk pilihan musikmisalnya. Anak-anak muda Islamlebih menyukai Pasha dan BandUngunya, dikarenakan dua hal.Pertama, band ini menjadi salah satupengiklan utama pakaian distrobernama Black Id. Sebuahperusahaan pakaian independenyang bermarkas di Bandung. Kaosdari Black Id ini sering dipakai olehPasha. Paska konflik, aspirasiterhadap pakaian independen (baca:Indie) semacam Black Id ini justerulebih banyak menyebar di anak mudakomunitas Islam, mengingat barangyang masuk melalui pelabuhandagang diakses terlebih dahulu olehpedagang di pesisir yang notabeneMuslim. Kedua, Band Ungumengkonstruksi dirinya sebagai bandMuslim ketika pada bulan puasa/ramadhan 2006 mengeluarkansebuah album rohani Islam. (8)

Sedangkan pada ruang kotadapat dilihat pada satu-satunya malldi Ambon, yakni Ambon Plasa,menjadi saksi transformasi kelasmenengah keturunan Cina yangmenghilang paska konflik dantergantikan dengan gaya anak mudaIslam yang sangat dominatif. Tatkalasaya memasuki lantai dasar AmbonPlasa, para pedagang di stan-stantak berhentinya mengajukanpertanyaan “cari apa abang?” (9)Begitu memasuki plasa, nuansakeislaman langsung dapat dirasakan.

Dua pintu utama yang berada didalam mall ini menjual perangkatbusana muslim dan kopyah. Padabusana muslim di depan etalasedidominasi oleh warna merah mudadan putih. Terdapat sebuah patungkepala perempuan berwajah putihberalis tebal yang diberi kerudung.Sedangkan penjualan tasbih, kopyahdan sajadah berada pada mulut pintuutama di bagian timur.

Beberapa penjual berjenggotlebat dan mengenakan celanahingga di atas mata kaki. Sesekalimereka bersalaman tatkala menemuibeberapa rekan yang ternyata jugatengah berbelanja. (10) Karenaterletak di pesisir yang dikuasai olehkomunitas Islam, Ambon Plasaotomatis menjadi milik kekuasaananak muda Islam. Tak sedikit anak

Paska kerusuhan (1999-2003), dominasi gaya klas menengahCina Ambon sirna, dan kini gaya anak muda Islam dominan.

Page 23: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

23

muda Kristen yang merasa was-wasuntuk datang ke tempat ini.

Pada tingkatan imajinasi,disparitas konstruksi ruang perkotaanpaska konflik ditindaklanjuti denganperbedaan-perbedaan superficialseperti makna kecantikan. Dikalangan anak muda Kristen, imageketampanan, kecantikan dankegagahan lebih mengacu kepadaanak muda keturunan Ambon-Belanda. Sedangkan pada anakmuda Ambon Islam, kecantikan dankegagahan lebih mengacu kepadaanak muda keturunan Ambon-Arab.Dua model keturunan ini terdapat dikota Ambon, dan dianggap sebagaimanusia yagn berfisik ideal, padamasing-masing komunitas Kristenmaupun Islam. Kesamaan konstruksitubuh ideal di antara komunitas anakmuda Kristen dan Islam adalah,sama-sama berhidung tinggi aliasmancung, baik dari keturunan Am-bon-Arab dan Ambon-Belanda. Inilahmengapa kemudian anak muda Am-bon tak begitu mengidealkankecantikan ala perempuan Jawaataupun Sunda yang secara fisikdianggap berkulit pucat, berhidung

pesek dan mempunyai karakter yangterlalu lembek. Prasyarat fisik sangatpenting, mengingat kebagusan tubuhpada pasangan kekasih berperanpenting untuk menaikkan gengsi laki-laki yang berada di jalanan kota.

Tujuan dari keinginan untukmendapatkan perempuan, oleh anakmuda Ambon karena nantinya akandi pamerkan ke wilayah publik. Iadijadikan kebanggaan di depanteman-teman, hingga kemudian akanmenciptakan perbincangan yangmengandung nilai salut di kota yangberukuran kecil ini. Lebih dari itu,

Dua anak muda Belanda berketurunan Ambon. Syarat darikegagahan dan ketampanan ideal yang diinginkan perempuanAmbon.

berdasarkan ketegangan Kristen-Is-lam. (11)

Gaya dan identitas tubuhdikosntruksi berdasarkan replikasidari kekuasaan kaum kulit putih,dijalankan masyarakat pribumidengan melakukan inkorporasi kedalam berbagai variasikehidupannya. Gaya tubuh menjadistrategi unifikasi masyarakat pribumiterhadap masyarakat koloni.

Dengan demikian, sayaberkesimpulan bahwa gaya tubuhbukan hanya milik koloni Belanda,melainkan juga dinarasikan kembalioleh pemiliknya, yakni masyarakatpribumi Ambon yang mengolahnyakembali pada masa paska kolonial.Bahkan gaya itu ditransformasikankembali pada periode pascakerusuhan 1999-2002.

Transformasi kemodernan yangmemunculkan kesadaran akan gayatubuh dikonstruksi melalui empatinteraksi: pengalaman militer,pendidikan, pakaian dan agama.Pada tahun 1895, di kalangan anakmuda keinginan untuk menjaditentara dan pegawai negeri semakinmarak, ini dikarenakan menurunnyaharga cengkeh di pasaraninternasional. Juga dikarenakanadanya monopoli harga yangdilakukan koloni Belanda.

Abad ke-19 merupakantransformasi besar-besaran; orangAmbon mulai mereorientasi atributapa yang hendak dijadikan sebagaigaya tubuhnya. Ambisi yangdilakukan tidak hanya memelukagama Kristen, namun juga mencarisekolah alternatif yang lebihprestisius, demi mendapatkedudukan sebagai pegawai

idealitas fisik anakmuda pasca konflikmenunjukkan pascakonflik di Ambon,perbedaan masihtetap terpelihara, danpengusung pentingdari perbedaan iniadalah anak muda.

PenutupPenutupPenutupPenutupPenutupKonstruksi gaya

yang dibangun padamasa kolonial adalahanak muda dankedekatannya denganBelanda. Paskakolonial, perbedaanlebih ditekankan padainteraksi antar etnis dibanding agama- anak muda Ambon (baik Kristenmaupun Islam) lebih menganggapbahwa anak muda migran Buton,Jawa dan Makasar lebih inferiordibanding mereka. Sedangkankonstruksi identitas ketiga adalah,terjadinya disparitas ruang danimajinasi identitas antar agama yangbaru saja berkonflik, yakni Islam-Kristen.

Nasionalitas yang dibangun olehanak muda Ambon selama masaOrde Baru, adalah denganmembedakan konsep antara “negeri”dengan “negara“. Dalammengkonstruksi negara, anak mudaAmbon secara ambigu menyatakaniri sekaligus terkagum terhadapkemajuan yang terjadi di pusatpemerintahan negara, yakni Jawa.Berbeda halnya dengan “negeri“,mengacu kepada tanah Maluku dankota Ambon khususnya yangbermuatan emosional, penuh dengantangis kerinduan yang tidak

“Ila Fadila…Nona manis arab ambon..e..” Adalah “image” kecantikan yang direkonstruksi padakomunitas urban Islam. Ini adalah sebuah judul lagu yang dibawakan Oleh Doddy Latuharhari,vokalis Nanaku, dengan Judul “Lampu Lima”

Page 24: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

24

pemerintahan sipil atau menjaditentara di tangsi-tangsi. Munculnyagengsi dan gaya orang Ambon,karena posisi politik, pendidikan,ekonomi dan kedudukan militer yangcukup istimewa. Perasaansuperioritas terisi di antara orangAmbon yang menjadi tentara KNIL.

Pada masa paska kolonial,konstruksi image terhadap kota diluar Ambon lebih ditentukan oleh duahal. Pertama, pola perpindahan anakmuda Ambon justeru bukandihadirkan dari ruang-ruang televisi,melainkan melalui tingkat narasi yangdilakukan dengan cara pengkom-parasian ruang kota. Untukmenyamakan dengan ibukota,sebuah ruang publik di Jakarta selaludibandingkan dengan ruang publikdi Ambon yang berkali-kali lipatukurannya, sehingga anak mudamempunyai rasa ingin tahu dansegera ingin membuktikannya.Begitu anak muda berada di luar darikota Ambon, koreksi dan repetisitubuh bukan berarti akan gugur.Gaya dan identitas tubuh justru tetap

dipertahankan karena inginnyamenunjukkan identitas ke-Ambonan.Mengetahui anak muda Ambon dikota-kota di Jawa bahkan di Belandamisalnya, cukup memerlukan radaryang sangat mudah. Bukan hanyadari air muka dan rambut, namunjuga dalam bentuk gaya jalan danpenampilan. (12)

Kedua, gaya sebagaikebudayaan generik. Gengsi dangaya sebagai kebudayaan generatifmembuat anak-anak pada usiasebelum remaja, dikonstruksi sepertianak muda. Anak muda Ambonmencoba mempertahankan masakebebasan selama mungkin. Carayang dilakukan tidak harus denganmenunda pernikahan, melainkanmeski menikah namun tetapmempunyai kebebasan seperti ketikasebelum menikah. Untukmempresentasikan tubuh di ruangpublik, anak muda urban Ambonterus dipantau secara reguler dandiatur agar selalu tetap muda.Strategi mempertahankan gayamuda dilakukan seperti meluruskan

rambut, mengenakan topi danbertindak dijalanan secara maskulin.Agar tampak muda, maka dilakukanpembalikan terhadap konsep sejarahnasib tubuh yang dipandang selalubermuatan linear. Dari kecil sampaibesar, dari muda sampai tua dan darilahir sampai mati, termanipulasi kedalam bentuk tubuh yangdikondisikan agar selalu dalamkeadaan muda. Dukungan yangbegitu kuat dari berbagai elemenmasyarakat, membuat gaya padaanak muda Ambon tidakmengandung resistensi yang berarti,melainkan hanya mengandung nilai-nilai mimikri. Tubuh hanya melakukanpeniruan dan adaptasi dari gaya luaryang kemudian dikritisi dandikreasikan kembali ketika memasukikancah pergaulan di kota Ambon.***

Hatib Abdul KadirHatib Abdul KadirHatib Abdul KadirHatib Abdul KadirHatib Abdul Kadir,,,,,antropolog muda.

Tulisan ini dipresentasikandalam Forum Interseksi 2008,

Yogyakarta 17 Juni 2008

Catatan:1. Duduk-duduk diidentifikasikan

sebagai kekuasaan anak muda. Menempatisuatu wilayah yang diduduki denganserombongan anggota mengakibatkandiketahuinya oleh orang lain, bahwa si Asering berdomisili di suatu tempat.Sehingga jika kita mempunyaipermasalahan dengan si A, atau minimalmerasa segan, tak jarang harus memutarhaluan mencari jalan alternatif untuk takberpapasan atau diketahui oleh si A.Dengan sendirinya, duduk-dudukmenghasilkan selektifitas orang-orangyang melewati di depannya. Duduk-dudukmempunyai konsep yang serupa denganHanging Out; Kongkow; Nongkrong.Dalam bahasa Jawa Timur istilah inidisebut Cangkruk, sedangkan dalambahasa Jawa Yogyakarta disebut Tete’.Chua Beng Huat menyebutnya sebagai“Nothing is Happening”, yakni kegiatanmenghabiskan waktu luang oleh anakmuda. Tak terjadi apa-apa, hanya duduk-duduk semata, sembari menggosip danmelihat-lihat makhluk hidup yangberkeliaran. Lebih jauh periksa Beng Huat(41-55:2003).

2. Momentum struktural adalahketika dilakukan depolitisasi anak mudadengan diberlakukannya NKK/BKK olehmenteri pendidikan dan kebudayaan DaudJusuf di tahun 1983. Keputusan ituditujukan untuk memberangus semuagerakan anak muda yang dianggapmerongrong stabilitas pembangunan.Seperti dalam peristiwa Malari dan gerakan

anak muda dan mahasiswa tahun 1978merupakan gerakan yang telah digagalkanoleh negara. Secara garis besar, sayamembagi anak muda urban yang berbasispada universitas di Indonesia ke dalam tigatipe, yakni mereka yang tegabung dalamaktivitas politik kekirian yangterepresentasi oleh PRD (Partai RepublikDemokrat). Anak muda ini rata-rata berbajuseadanya, seperti kaum hippies di negaradunia ketiga, dan para perempuannya takjarang yang menghembuskan asap rokokdisela-sela diskusi. Gerakan anak muda inimulai muncul pasca tahun 1996. Tipekedua adalah anak muda modernis,berafiliasi pada organisasi keagamaan yangtelah mapan dan aman semenjak awal OrdeBaru, seperti HMI (Himpunan MahasiswaIslam), PMII (Persatuan Mahasiswa IslamIndonesia) dan GMKI (GerakanMahasiswa Kristen Indonesia). Tipemahasiswa ketiga adalah mereka yangbersifat apolitis, yakni anak muda yanghanya mementingkan nilai kuliah. Merekamempunyai jalur yang sama ketikaberangkat dan pulang kuliah. Hari-harihanya diisi dengan pembicaraan ringanseperti diskusi tentang pacaran, menggosipdan berbelanja.

3. Pembelokkan makna kata pada OrdeBaru, juga dilakukan pada kata rakyat yangdigantikan maknanya degan massa. Kataini dialamatkan untuk mengeluarkanmasyarakat dari berbagai partisipasi dankepentingan politik parsial. Dan kata massamengacu pada masyarakat yang tidakalami, jika ia menumpuk pada satu titik dan

melakukan demonstrasi maka dianggapmembahayakan bagi stabilitaspembangunan. Saya Shiraishi dalam karyaetnografisnya menganalogikan bahwamahasiswa yang melakukan demonstrasi dijalanan sama seperti anak kecil yangmembuat kegaduhan (noise) di dalamkelas. Karena itu mereka pantasdiperingatkan, jika perlu digebug(Shiraishi, 123-30: 1997).

4. Anak muda Ambon masuk dalamkategorisasi tersebut patuh pada Negara.Tidak ada resistensi berarti dari komunitasanak muda Ambon, kecuali membentukgank yang juga secara tidak langsungmerupakan representasi dari gejolak politikbuatan Negara Seperti ketika anak-anakAmbon di Jakarta, menjadi perhatianpublik tatkala dipulangkannya merekakembali ke Ambon. Paska rusuh Ketapangdi Jakarta Utara, 1998 ratusan premanmuda Ambon yang terkenal denganberbagai bisnis narkotika, prostitusi,perjudian hingga penagih hutang, harusrela kembali ke kota asalnya (HumanRights Watch. March 1999, Vol. 11, No.1(C) 3; Timer, 2002: 15). Gerakan anakmuda ini sangat mudah “diombang-ambingkan” oleh gelombang politik yangterjadi pada saat itu. Sebagai misal, hinggamenjelang konflik di Ambon pada tahun1999, terdapat dua gangster terkemuka diJakarta yang berasal dari Ambon. Gang-ster yang rata-rata berisi anak muda Am-bon ini berlatar belakang Islam yangdipimpin oleh Ongen Sangadji dan gang-ster berlatar belakang Kristen dipimpin

Page 25: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

25

oleh Milton Tua Kota. Rivalitas keduanyatak berhenti karena mantan isteri dariOngen adalah perempuan yang kemudiandinikahi oleh Milton. Di satu sisi Ongenmerupakan peliharaan dari Geng Cendanaberpayung Bambang Trihatmodjo,sedangkan Milton mengaku berteduh padaSiti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut).Kabar tentang perseteruan mereka diJakarta terdengar hingga oleh anak-anakmuda di kota Ambon yang membawakebanggaan masing-masing. Hingga padaakhirnya peperangan dan pengirimanbesar-besaran kembali kedua geng ini kekota Ambon dianggap sebagai salah satupemicu kerusuhan kota pada tahun 1999.Dari pihak geng Ongen Sangadji sajamereka memulangkan 604 preman.

5. Pembahasan mengenai “gaya”mengacu kepada beberapa hal berikut.Pertama, gaya mengacu kepada kebagusanfisik, perangkat yang tengah dikenakantubuh dan kepemilikan barang lainnya.Misalnya seorang anak muda yang tidakganteng sekalipun akan dikatakan gagahjika ia mengenakan sepatu Adidas seharga600 -800 ribu, atau mempunyai gadgetkeluaran terbaru dari Creative dan I-Pod.Kedua, mengacu pada kekuatan mabukpada laki-laki. Ketiga, di kalangan anakmudanya, minuman keras telah dikenalsemenjak abad 17 ini (Knaap, Gerit J, 1991:116-7). Laki-laki yang dianggap gagahbukan hanya berani bertempur dalamkonflik, namun di sisi lain ia mempunyaidaya tahan untuk menahan tubuhnya ketikamabuk bersama rekan-rekannya. Bahkankonstruksi gagah akan semakin tidakterbantahkan jika dalam keadaan mabukjustru terlihat semakin bijak danberwawasan luas. Keempat, makna gagahjuga ditambah dengan kekuatan oral danpembicaraan yang ekspresif. Untukmencapainya, maka strategi yangdilakukan adalah dengan melakukanancaman yang sifatnya hiperbolis, seperti:“Beta pukul se satu kali, ose marayap“;“Beta pukul se satu kali, ose tuli“; “Betapukul se satu kali, ose mulu bengkokmangkali ka apa?“; “Balah dia!“ (Sembelihdia!); “Racun dia di tengah hutan“; “Buangdia di air masing“ (Air laut). Katahiperbolik dan superlatif bukan hanyadilakukan pada nada ancaman seperti diatas, melainkan juga ditujukan padagerakan di ranah keromantisan. “Biar kataose gagah“, dalam artian gagah secara fisik,tapi sebagai pelengkap memainkan kata-kata juga harus bagus. Orang lain bisamemakan kita punya gagah, karena “pihaklawan“ bermain lebih halus dan romantis.Kepandaian dalam berkata-kata inimerupakan senjata untuk menaklukkanperempuan yang diinginkan dalam jangkawaktu yang lebih singkat, danmenimbulkan kesan gaya bagi anak mudayang berhasil menaklukkan perempuandalam waktu singkat.

6. Agama Nunusaku digabungkan

dengan agama modern ketika masuknyajaman koloni. Superioritas kekuasaan yangditancapkan pada tubuh orang Ambondengan menekankan bentuk sinkretisme.Bartels mensinyalir bahwa konsepsi dangagasan mengenai kekuasaan yangdisampaikan oleh Ben Anderson padamasyarakat Jawa, menjadi perkecualian diwilayah Maluku Tengah ini. Konsep inimengacu kepada kekuatan sakral dan magisyang dikerahkan oleh salah satu pemimpinsupranatural dan dapat ditemukan dimanamana, seperti pada laporan RR. Marrettpada masyarakat Iroquis di Amerika hinggaMelanesia di sepanjang Pasifik. Lebihlanjut lihat: Bartels 1979: 283.

7. Keberadaan Ambon Card juga dapatditemui di kota Makassar, istilah yangmirip dengan Ambon Card ini adalah ATLsingkatan dari Ambon Tembak Langsung,dalam artian mereka yang lahir di Ambondan ketika menginjak usia remaja mulaimenjajaki kota lain. Ambon Card diMakassar tepatnya berada di dua wilayah,yakni di Jalan Gunung Nona dan di JalanCendrawasih, sekitar Stadion Mattoangin.Kedua wilayah ini disebut juga sebagai”Ambon Kamp”. Sebagian lainnya tersebardi daerah Pantai Losari, meski tidaksedominan dua tempat sebelumnya. Cirikhas dari komunitas Ambon Card iniberbicara dalam dialek Melayu Ambon,dengan beberapa campuran kosakataBelanda di dalamnya. Komunitas yangsebenarnya juga merindukan suasanakotaAmbon ini juga menjaga identitasnyadengan menggunakan konsep “kampongdalam mulu” atau kampung yang hanya adadi dalam mulut. Mulut juga menjadi bagiandari identitas gaya dalam pergaulan, karenadialek Melayu Ambon yang digunakansangat mudah dilafalkan denganmenggunakan gerak seperti seorang rap-per yang mempunyai percaya diri demikiantinggi dalam setiap ucapan yangdikeluarkannya. Selain itu, di titik-titikwilayah Ambon Card tentunya banyakditemui nama fam atau marga Ambonseperti Pattiasina; Pattinaya; Pattipelohi;Siahaya; Wattimena; Manusama;Picanussa; Reuwpassa; Tapilattu; Karuwalhingga marga Paays. Marga di Makassarsekaligus menunjukkan identitas negeriasal mereka, seperti marga Paays dariLateri; marga Picanussa dan Karuwaldatang dari kampung Aboeboe di Nusalaut;marga Pattisiana dari kampung Boi diSaparua, Pattipelohi dari kampung Itawakayang juga di Saparua dan marga Latuherudari Kilang.

8. Band Ungu pada bulan Puasa 2006atau yang dikenal oleh umat Islam denganBulan Ramadhan mengeluarkan sebuah al-bum rohani, dengan judul “Surgamu“. Al-bum yang berisikan 10 track ini terdiri dari5 buah track versi audio dan 5 buah trackversi karaoke. Beberapa lagunya berupapujaan kepada Nabi Islam bernamaMuhammad, dan beberapa judul lagu yang

menunjukkan keislaman seperti “ SelamatLebaran“.

9. Istilah abang adalah panggilan untukanak muda Islam, sedangkan panggilan Buyang merupakan singkatan darri Bungadalah panggilan untuk anak muda Kristen.

10. Nuansa Islami semakin kentaltatkala berada di lantai dua Ambon Plasa.Di sisi barat lantai dua, merupakan wilayahyang tak terlalu riuh untuk dilewati dandikunjungi. Terdapat sebuah masjid, salon,dan warung makan. Beberapa laki-lakiberjenggot, berpakaian ala pasukanTaliban, keluar dari tempat ibadah ini.Mereka usai melakukan peribadatan disiang hari, yang dinamakan “sholatdhuhur”. Di samping masjid terdapattempat wudlu dan toilet perempuan.Beberapa orang tua di dalam menempatkanmasjid di dalam plasa ini layaknya masjiddi tengah-tengah kampung. Mereka dudukberlama-lama untuk berdo’a kemudianmengobrol dengan beberapa rekan hinggawaktu yang tidak ditentukan. Wilayah baratdi sudut plasa lantai 2 ini sangat bernuansaislami. Lantainya sangat basah dan licin,karena beberapa orang menghambur keluardari tempat wudlu dan membawa air yangterserap di dalam sandal-sandal karetnya.Hampir tak ada anak muda dan para gadisyang berada di sekitar area ini. Kaum mudatersebut hanya melewati sebuah rumahmakan disamping masjid, kemudianberbelok kembali menuju bagian tengahlantai dua plasa, sebagai titik yang palingpadat.

11. Di Silale, tempat pengungsian yangtelah berdiri rumah-rumah permanen, sayamengunjungi seorang ibu kepala sekolah,Sausei Tualisa. Ia mempunyai empat or-ang anak yang telah beranjak dewasa. Anaksulungnya lahir di tahun 1980, nomer duaterlahir tahun 1983, anak nomer tigaterlahir tahun 1988 yang kini duduk dibangku SMA. Sedangkan bungsu dudukkelas dua di bangku SMP. Mama Yennymenempatkan empat pot berukir indah, diruang bagian tamu. Empat pot tersebutdibuat demi menandai kelahiran masing-masing anak Mama Tualisa. Masing-masing pot tertera kata “semoga bergunabagi negeri“. Kata negeri disini mengacukepada konsep Ambon, yang diharapkanuntuk dibangun oleh anak-anak yangterlahir dan besar di kotanya sendiri.

12. Beberapa orang Ambon di Belandadiakui masih mempunyai gaya berjalanyang khas. Cara berjalan digambarkanHulsboch dalam wawancara mendalamnyadengan orang Ambon di Belanda, cirik khasmereka adalah variasi gaya berjalannyayang terkesan sempoyongan, terhuyung,memandang dengan tajam, bergerakdengan sesekali sedikit lompatan,mengayun pasti, namun seakan-akantersorong atau tergelincir dan pinggul yangbergoyang dnegan cepat penuhkeangkuhan (Hulsboch, 173, 182: 2004)

Page 26: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

26

Satu hal yang menyenangkanselama belajar di Belanda adalahbisa jalan-jalan ke luar Belanda.Lantas, negara mana saja yangmenarik untuk dikunjungi oleh pelajarIndonesia? Untuk mengetahui hal itu,Jong Indonesia mengadakan surveiatau jajak pendapat online melaluimilis PPI Belanda. Survei ini diikuti 85orang responden.

Mayoritas responden memilihJerman, Belgia dan Prancis sebagainegara-negara yang paling diminatiuntuk dikunjungi. Sebanyak 56 %responden memiliki pemasukansebesar 900-1.200 euro per bulan.Dengan uang segitu, dapat dipahamibahwa responden yang memilikiuang extra memiliki kesempatan lebihuntuk mengunjungi dan menikmatinegara-negara di Eropa. Ya,mumpung di Eropa!

Mayoritas responden berusia 27-30 tahun. Sebanyak 77 % respondenmenyebutkan, mereka berada diBelanda untuk mengikuti pendidikanS2. Sebanyak 53 % dari responden‘baru’ tinggal di Belanda (kurang darisatu tahun).

Dengan mayorias usia yangcukup muda, penghasilan yangmemadai, didukung oleh visaSchengen yang memudahkan untuktravelling, besarnya animo untukmeng-eksplore benua Eropa dapatdipahami. Lantas, negara mana yangpaling ingin dikunjungi, dan kenapa?

Dari 10 negara yang palingbanyak dikunjungi merupakanbagian dari daerah Schengen. Wajar,karena paspor Garuda memangsering kepentok persyaratan bikinvisa. Tentu saja responden memilihyang jauh seperti Spanyol tapi tidakbutuh visa, daripada Inggeris Rayayang dekat.

Negara-negara yang belumpernah dikunjungi oleh ke-85responden ini adalah: negara-negaraUni Europa yang belum masukSchengen (Bulgaria, Cyprus, Roma-nia), negara-negara ex-Yugoslavia(Bosnia, Croatia, Macedonia,

Montenegro), negara-negara Afrikautara (Algeria, Tunisia), dan negara-negara ex-Uni Soviet (Albania, Arme-nia, Azerbaijan,Usia responden(tahun) Belarus, Georgia,Kazakhstan, Moldova, Russia,Ukraine). Negara Schengen pun adayang belum pernah dikunjungi olehresponden (Malta). Walaupundemikian, ada perkecualian sepertiSerbia (ex-Yugoslavia), Morocco(Afrika utara), Turkey (perbatasanEropa-Asia), Monaco, Liechtenstein,San Marino (negara-negara kerajaanyang punya open border dengannegara Schengen terdekat).

Dilihat dari alasan yang palingbanyak dikemukakan “Dekat denganBelanda”, tampaknya adakorelasinya dengan belumdikunjunginya negara-negara ex-UniSoviet dan negara-negara ex-Yugo-slavia yang tergolong jauh dariBelanda. Alasan kedua yangumumnya dipilih responden adalahketertarikan responden akankehidupan di kota-kotanya.

Uniknya, alasan ketiga adalahadanya promo tiket transportasi.Ongkos transportasi di Eropamemang cukup tinggi, sehinggapromo-promo tiket transportasi harusdipergunakan sebaik mungkin.Terlebih dengan adanya internet,akses untuk melihat tiket-tiket promocukup mudah dan website-websiteseperti www.ryanair.com,www.wizzair.com atauwww.nshispeed.nl mungkin tidaklahasing bagi pencari tiket murah.

Alasan lain-lain untukmengunjungi sebuah negara, adalah“Tertarik pada sejarahnya”, dan“Tertarik pada makanannya” (wow).Ada juga alasan sekedar jalan-jalan,diajak oleh teman, bahkan karenasepakbola. Memang, beberapanegara-negara di Eropa sepertiSpanyol dikenal sepakbolanya. Bagipara mania bola, walau tidakmenonton bola secara langsung,setidaknya menginjakkan kaki kekandang klub idola, mengunjungi sta-

Pelajar Indonesia di BelandaSuka Jalan-Jalan Kemana?

Oleh Qonita S

Sedang apa di Belanda?

Sudah berapa lama diBelanda?

Beasiswa/penghasilan responden(Euro)

Usia responden (tahun)

Page 27: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

27

dium, berfoto-foto atau membeli sou-venir asli dari official store bisamembawa kenikmatan tersendiri.Disisi lain, ketertarikan akan teknologibukanlah hal yang menarik untukdipelajari dan menjadi alasan tertentuuntuk berwisata ke suatu negara.

Kesimpulan lainnya, tampakbahwa para pelajar Indonesia yangtinggal di Belanda telah cukupbanyak menjelajah Eropa. Daripeserta jajak pendapat yangsebagian besar baru kurang dari satutahun tinggal di Belanda, ternyatasudah banyak negara yangdikunjungi. Ini belum termasukliburan musim panas tahun ini, karenaliburan kuliah baru dimulai akhir Juniatau awal Juli 2009.

Dengan melihat kelompokpenerima beasiswa terbesar adalah900-1200 Euro per bulan, maka faktaini cukup masuk akal. Hidup diBelanda bisa cukup dengan 600 Europer bulan, sehingga masih adacukup banyak sisa untuk ditabungdan jalan-jalan. Walaupun demikian,perlu dilakukan uji statistik lebih lanjut,apakah benar mereka yang jalan-jalan adalah mereka yangberpenghasilan besar? ****

Selain asyik untuk jalan-jaan, Eropa juga menjadi‘surga’ bagi ‘tukang foto’.

Foto: Jimmy Perdana (Wageningen)

Page 28: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

28

Era ini ditandai adanya perubahanparadigma: peran masyarakatmenguat, sementara peran negaraberkurang. Perubahan itu juga terjadidi ranah diplomasi. Globalisasimembuka ruang keterlibatan publikdalam diplomasi. Diplomasi bukanlagi melulu urusan pemerintah.Hubungan internasional tidak lagisemata-mata dipandang sebagaih u b u n g a nantarnegara, tapi jugameliputi hubunganantar masyarakatinternasional (BennySusetyo, 2008).

D i p l o m a s itradisional (first trackdiplomacy) alapemerintah kiniberkembang menjadidiplomasi publik ataubisa juga disebutdiplomasi informal(second track diplo-macy). Isu diplomasipublik ini mengemukakarena pemerintah—jika berjalansendirian—tidak lagimampu secara efektifm e n y a m p a i k a npesan-pesan diplomasi dalam situasidan isu-isu yang semakin kompleks.

Diplomasi PublikDiplomasi PublikDiplomasi PublikDiplomasi PublikDiplomasi PublikDiplomasi didefinisikan sebagai

seni dan praktek bernegosiasi diantara perwakilan-perwakilan darikelompok-kelompok atau negara(Susanto Pudjomartono, 2008).Sementara itu, Pamela H. Smith(2008) mendefinisikan diplomasipublik sebagai upaya mencapaikepentingan nasional suatu negarauntuk memahami, menginformasikan,dan memengaruhi masyarakat luarnegeri dalam rangkamempromosikan kepentingannasional dan memerluas dialogdengan relasi di luar negeri.

Jika proses diplomasi tradisionaldikembangkan melalui mekanismehubungan pemerintah ke pemerintah,

maka diplomasi publik lebihditekankan pada hubunganpemerintah ke masyarakat ataubahkan hubungan masyarakat kemasyarakat. Tujuannya, agarmasyarakat internasional mempunyaipersepsi baik tentang negara,sebagai landasan sosial bagihubungan dan pencapaiankepentingan yang lebih luas (Benny

Susetyo, 2008).Diplomasi publik adalah suatu

upaya memerjuangkan kepentingannasional melalui penyebaraninformasi atau memengaruhipendapat umum yang dilakukandengan memanfaatkan saranabudaya dan komunikasi: menjelaskandan mengadvokasi kebijakan Indone-sia, memberikan informasi tentangIndonesia, dan masyarakatnya, nilai-nilainya, lembaganya; danmembangun hubungan yang salingmemahami melalui pertukaraninformasi dan wacana.

Diplomasi publik menjadi upayaalternatif agar diplomasi berjalanlebih efektif dan memberikan dampakyang lebih luas dan besar padamasyarakat internasional.Keterlibatan publik ini dapatmembuka jalan bagi negosiasi yang

dilakukan wakil-wakil pemerintah,sekaligus dapat memberikanmasukan dan cara pandang yangberbeda dalam memandang suatumasalah. Diplomasi publik menjadipenting dalam menciptakan citrabangsa Indonesia, berperan aktifmenciptakan perdamaian dunia, danmerajut persaudaraan antarbangsa.

Diplomasi publik menekankanpada cara-caraberkomunikasidengan publiknegara lain.Pelakunya, selaind i p l o m a tprofesional, bisajuga individu-individu ataulembaga swasta.Tujuan diplomasipublik adalahuntuk ”menjual”pada masyarakatnegara lain hal-hal yang menarikdari negara danbangsa pelaku.

S a r a n a n y aantara lain,k e g i a t a nk e b u d a y a a n ,

pertukaran mahasiswa, pemutaranfilm, pertunjukan teater dan lain-lain.Diplomasi publik bisa dikatakan miriptugas hubungan masyarakat(Susanto Pudjomartono, 2008).

Seperti halnya fungsi hubunganmasyarakat, diplomasi publik adalahproses komunikasi yang bertujuanmembangun citra positif terhadapgambaran mengenai kehidupan dandinamika politik Indonesia.

Gambaran positif ini sangatpenting bagi dunia untukmeningkatkan kerja samaantarnegara, sehingga terciptasebuah kepercayaan bahwa bangsaIndonesia memiliki potensi untukmengembangkan kerja sama semuaaspek politik, ekonomi, budaya, danpendidikan. Misi ini pada gilirannyaakan membawa efek kesejahteranbagi masyarakat.

Diplomasi PelajarIndonesia di Belanda

Oleh Yohanes Widodo dan Rahmadi Trimananda

Tarian Yospan (Papua) oleh PPI Wageningen dalam perayaan 17 Agustus 2009

Page 29: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

29

Pelajar Indonesia dan DiplomasiPelajar Indonesia dan DiplomasiPelajar Indonesia dan DiplomasiPelajar Indonesia dan DiplomasiPelajar Indonesia dan DiplomasiPublikPublikPublikPublikPublik

Eksistensi pelajar Indonesia di luarnegeri—salah satunya tergabungdalam Perhimpunan Pelajar Indone-sia (PPI)—sangat strategis untukmemainkan peran diplomasi publikdan menjadi duta bangsa orang keorang (person-to-person ambassa-dor) dalam membangun opini positifguna meningkatkan manfaathubungan Indonesia dan duniainternasional. Dengan kemampuan,keterampilan, dan pergaulannyadengan masyarakat di mana iabelajar, PPI bisa membangunsemangat kerja sama abtarbangsadengan dasar ikatan salingmenghargai, menghormati,dan memiliki.

Dengan memanfaatkanjalur kampus serta langkah-langkah akademis, peran PPIsangat menguntungkandalam menciptakan wacanayang kondusif sertamengklarifikasi pernyataan-pernyataan media yangseringkali berat sebelah.Seminar-seminar kampusserta tulisan-tulisan parapelajar yang bernilaiakademis mengenai Indone-sia akan sangat membantumemberikan acuan dalamkancah adu pendapat danopini publik. PPI bisa mengadakankegiatan-kegiatan seminar yangmelibatkan institusi pemerintah daridua negara serta merancangkegiatan-kegiatan yang menarik bagimedia, untuk menyuarakankepentingan dan pembangunan citraIndonesia.

Peran PPI tidak hanyaberdiplomasi ke luar tetapi juga kedalam. Dengan kapasitas dankritisismenya, PPI bisa memberikanmasukan dan umpan balik kepadapemerintah dan masyarkat, sehinggapembangunan dan stabilitas nasionalyang dinamis bisa berjalan. PPI jugabisa menjadi aktor diplomasikebudayaan. Kebudayaan inimenjadi sangat penting karenamemainkan peranan yang pentingsebagai identitas kita dalamhubungan dengan pihak lain.

Peran Diplomasi Pelajar Indonesia diPeran Diplomasi Pelajar Indonesia diPeran Diplomasi Pelajar Indonesia diPeran Diplomasi Pelajar Indonesia diPeran Diplomasi Pelajar Indonesia diBelandaBelandaBelandaBelandaBelanda

Belanda memiliki arti yang pentingdalam hubungan diplomatik Indone-

sia karena beberapa hal. Pertama,dari segi sejarah dan sosial budaya,Belanda punya tempat yang khususkarena memiliki hubungan yang khasdengan Indonesia. Hubungan Indo-nesia Belanda juga khas karena sejaktahun 1900-an, ada puluhan ribupelajar Indonesia yang belajar danmenimba ilmu di Belanda. Kedua,dari sisi ekonomi, Belandamerupakan pintu gerbang Eropa.Pelabuhan Rotterdam menjadipelabuhan tempat masuknya barangdagangan Indonesia ke Belanda danEropa. Ketiga, secara politik saat inihubungan Indonesia dan Belandasedang dalam kondisi yang sangatharmonis. Untuk pertama kalinya

Perdana Menteri Belanda JanBalmemende hadir dalam perayaanhari kemerdekaan Indonesia 2008.Setelah itu disusul kunjungan WakilPresiden Indonesia Jusuf Kalla keBelanda.

PPI Belanda sebagai organisasipelajar Indonesia di Belanda telahberperan aktif dalam diplomasi publikdan mengkomunikasikan Indonesiake masyarakat Belanda danmasyarakat Indonesia di Belanda.PPI Belanda membangun hubunganyang baik dengan mereka lewattransfer informasi dan kebudayaan.

Peran diplomatik PPI Belandatelah mengalami perjalanan yangpanjang dan mengalami mengalamipasang surut. Karena sejarahnyayang panjang, peran PPI Belandajuga memiliki kekhasan dandinamikanya sendiri. Peran itu sudahdimulai sejak berdirinya PerhimpunanIndonesia (Indische Vereniging)tahun 1908, yang menjadi cikal bakalPerhimpunan Pelajar Indonesia diBelanda.

Di era perjuangan kemerdekaan,peran diplomasi PPI Belanda menjadibagian tak terpisahkan dari upayakonfrontasi melawan Belanda. BungHatta dan kawan-kawan menjalankanaksi dan diplomasi untukmewujudkan Indonesia merdeka.Paska kemerdekaan, perandiplomatik PPI Belanda juga tetappenting. Misalnya, ketika terjadikonfrontasi Irian Barat tahun 1960-an,mahasiswa Indonesia, salah satunyadiwakili oleh Kwik Kian Gie, secaralangsung maupun tidak langsungmendapat imbas dari perubahanpolitik itu. Kwik, sebagai salah satuaktivis PPI Belanda, bahkanmelibatkan diri untuk memperjuang-

kan kepentingan Indone-sia.

Kini, dalam situasihubungan diplomatik Indo-nesia-Belanda yangsedang dalam tahap“kemesraan”, PPI Belandaturut ambil bagian dalamdiplomasi publik. PPIBelanda berupayamembangun citra dankesan yang baik tentangIndonesia. Di sisi lain PPIBelanda tetap menjunjungsikap kritis terhadapdinamika pembangunandan pemerintahan Indone-sia.

Ada beberapa peran diplomatikyang secara aktual dimainkan olehPPI Belanda. Pertama, PPI Belandaberperan aktif memainkan fungsinyadalam diplomasi budaya. Keragamanbudaya, tradisi, kesenian dan barangkerajinan merupakan daya tarik yangdapat menunjang promosi wisata In-donesia, sebagai bagian daridiplomasi budaya di luar negeri. PPIBelanda menjadi ikon Indonesia yangmemperkenalkan Indonesia lewatkegiatan-kegiatan kebudayaan,seperti Malam Indonesia (IndonesianNight) dan keterlibatan PPI dalamkegiatan-kegiatan yang bersifat lintasnegara dan lintas budaya.

Kedua, dalam bidang sosialpolitik, PPI Belanda juga turut ambilbagian. Ketika kasus film Fitna yangdiproduksi oleh Geert Wilders, PPIBelanda membuat pernyataan yangmengedepankan bahwa muslim In-donesia adalah pro perdamaian dananti kekerasan, tidak seperti yangdigambarkan oleh Geert Wilderslewat filmnya.

Diplomasi lewat ‘makanan’: Rector Magnificus Wageningen Univ.

Page 30: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

30

Ketiga, PPI Belanda turutmenginisiasi terbentuknya JaringanKerja Diaspora Indonesia (JKI)sebagai rumah bersama dan ruangdialog antara pelajar Indonesia diBelanda, pemuda Indonesia yanglahir dan besar di Belanda, serta or-ang-orang Indonesia yang hidup danmenetap di Belanda. Salah satukepedulian JKI adalah menjalinkontak, memberi bantuan hukum,dan melindungi para pekerja taktercatat (undocumented workers)asal Indonesia yang tinggal diBelanda. Hal ini ditujukan agarmereka mendapatkan hak-haknya.

Keempat, PPI Belanda mewakilipara pelajar dan pemuda Indonesiauntuk berhubungan dengankomunitas-komunitas di Belanda danjuga komunitas Internasional diBelanda. Posisi PPI Belanda sangatstrategis dalam proses diplomasi ini,mengingat komposisi masyarakat diBelanda yang sangat beragam(multinasional dan multikultural).

Didukung oleh hubungan sejarahyang panjang antara Indonesia danBelanda, PPI bisa belajar dari parapendahulu yang mengawalipergerakan pemuda Indonesia diBelanda, sebagai cikal bakalpergerakan pemuda Indonesiamelalui PPI di seluruh dunia. Prosespembelajaran tersebut akan sangatbermanfaat bagi kemajuan PPI danperanan pemuda Indonesia di luarnegeri untuk masa yang akan datang.

TTTTTantangan ke Depanantangan ke Depanantangan ke Depanantangan ke Depanantangan ke DepanDirjen Informasi dan Diplomasi

Publik Deplu Andri Hadi menjelaskan,kebijakan diplomasi publik luar negeriIndonesia memiliki dua sasaran.Pertama, menampilkan wajah Indo-nesia baru yang moderat, demokratisdan progresif. Kedua, membangunkonstituen diplomasi denganbekerjasama dan merangkul semuakalangan seperti ulama,cendekiawan dan masyarakat umum(Antaranews, 6 September 2008).

Dua sasaran ini sekaligus menjaditantangan bagi peran diplomasipublik PPI di luar negeri sebagaiupaya konkret peran diplomasi PPI kedepan. Pertama, penerapanteknologi komunikasi modern untukdiplomasi publik. Penyebaraninformasi di era digital ini begitucepat, demikian pula dengan prosesterbangunnya opini publik bisatercipta dalam hitungan detik.

Perhimpunan Pelajar Indonesia(PPI) di Belanda pernah menorehkansejarahnya lewat perjuangan media.Indische Vereeniging atauPerhimpunan Hindia yang berdiritahun 1908 pernah menerbitkanbuletin Hindia Poetera. Pada Septem-ber 1922, organisasi ini berubahmenjadi Indonesische Vereeniging.Mereka kembali menerbitkan majalahHindia Poetra dengan Hatta sebagaipengasuhnya.

Hindia Poetra ini menjadi saranauntuk menyebarkan ide-ideantikolonial. Pada dua edisi pertama,Hatta menyumbangkan tulisan kritikmengenai praktek sewa tanah industrigula Hindia Belanda yang merugikanpetani. Tahun 1924, nama majalahHindia Poetra berubah menjadi Indo-nesia Merdeka. Tahun 1925 namaorganisasi Indionesische Vereenigingresmi berubah menjadi PerhimpunanIndonesia (PI).

Untuk menghidupkan kembalisemangat perjuangan lewat media ini,PPI Belanda bermaksud menerbitkanmajalah online sebagai jembataninformasi dan aktualisasi idealismepelajar Indonesia dengan nama JONGINDONESIA .

“Jong” (Bahasa Belanda) artinyaPEMUDA. Menjelang Sumpah Pemuda1928, banyak muncul perkumpulanseperti Jong Java, Jong SumateranenBond, Jong Celebes, dan lain-lain.Dengan semangat Sumpah Pemuda1928, majalah JONG INDONESIA inginmengajak para pelajar di negeri untukmenyumbangkan pemikirannya untukIndonesia yang lebih baik.

JONG INDONESIA diharapkanmenjadi media pembelajaran, transferinformasi-pengetahuan; mempereratdan memperluas persaudaran sertamemberikan masukan menuju Indo-nesia yang lebih baik.

Kami mengundang Anda, untukmengirimkan tulisan berupa artikel,opini, dan lain-lain untuk mengisirubrik-rubrik: SURAT PEMBACA; SAINSdan TEKNOLOGI; LINGKUNGAN;SOSIAL POLITIK; BUDAYA; JALAN-JALAN; RESENSI BUKU; dan lain-lain.Kirimkan tulisan Anda melalui email:[email protected]

Redaksi JONG INDONESIA

Diplomasi lewat Internetmerupakan alternatif mudah danmurah. PPI bisa memainkan peranpenting dalam revolusi informasi ini.Melalui internet, para pelajar bisamembangun jaringan danmenampilkan substansi yang kreatifdan inovatif sehingga bisa menjadisumber informasi bagi publik di luarnegeri serta melakukan kampanyediplomasi publik secara efektif.

Kedua, aktif mempromosikankarya-karya dan prestasi anak negeri.Kemajuan yang diraih Indonsia dankeberhasilan putera-puteri Indonesiadalam berbagai ajang lombainternasional perlu diapresiasi dandipublikasikan, misalnya lewat situsInternet tersebut. Karya-karya musiksejumlah grup musik Indonesiaternyata mempunyai penggemar dibanyak negara.

Ketiga, kontribusi positif bagiupaya pemulihan citra Indonesia.Misalnya, lewat diskusi atau dialogtentang kehidupan demokrasi dankehidupan beragama di Indonesia.Sebagai negara demokrasi yangsebagian besar penduduknyaberagama Muslim kehidupanberagama di Indonesia penuhdengan toleransi dan kebersamaanperlu disosialisasikan kepadamasyarakat Internasional.

Keempat, kerjasama aktif denganpemerintah. Mengingat begitu luasjangkauan jenis budaya yang inginkita ‘jual’, kita harus mempunyaistrategi yang menjangkau jauh kedepan. Pemerintah harus menjagakerjasama dan hubungan baikdengan para pelajar Indonesia danharus lebih aktif mempromosikan danmemerkenalkan Indonesia kepadamasyarakat dan komunitas di luarnegeri.

Diplomasi publik dan diplomasipraktis diperlukan untuk menjagahubungan antara Indonesia dan luarnegeri ke arah yang semakin positif.Jika diplomasi praktis dilaksanakansecara menyeluruh oleh setiapelemen masyarakat Indonesia di luarngeri, ini akan membantumeringankan dan mendukung tugaspara diplomat berkerah putih.Pemikiran seperti ini perlu disadaridan ditekankan kepada pelajar Indo-nesia yang ada di luar negeri. ***

YYYYYohanes Widodoohanes Widodoohanes Widodoohanes Widodoohanes Widodo, Sekjen PPIBelanda; Rahmadi TRahmadi TRahmadi TRahmadi TRahmadi Trimanandarimanandarimanandarimanandarimananda,

Wakil Sekjen PPI Belanda

Yuk, Nulis!

Page 31: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

31

Pernah ke Kinderdijk atauZaansche Schans? Dua tempattersebut sangat populer untuk melihatkincir angin yang masih tersisa diBelanda. Jika dulu setiap dua ribuorang terdapat satu kincir angin,sekarang di Belanda hanya tersisasekitar 100 kincir angin yang sengajadilestarikan. Mari kita melihat sejarahkincir angin ini dan hubungannyadengan penjajahan di negara kita.

Kincir angin secara umum bisadikategorikan berdasarkan tampilandan fungsinya. Berdasarkanfungsinya, kincir angin dibagi tigakategori: kincir angin penggilingjagung, kincir angin pengeringan air/lahan, dan kincir angin industri. Kincirangin yang terdapat di Kinderdijkadalah untuk pengeringan air/lahan,sedangkan yang di Zaanse Schansuntuk keperluan industri.

Berdasarkan tampilan luarnya,kincir angin dibagi menjadi lima.

Pertama, Kincir Angin Standar(Standaardmolen/ Post Mill). Kincirangin jenis ini adalah jenis kincirangin tertua dan merupakan cikalbakal dari pengembangan kincirangin jenis lainnya. Kincir anginstandar digunakan untukpengeringan air/lahan. Saat initerdapat tidak lebih dari 40 buahkincir angin standar di seluruhBelanda.

Kedua, Hollow Post Mill(Wipmolen). Ditemukan terutama diBelanda selatan dan Friesland,wipmolen hampir selalu digunakanuntuk pengeringan air/lahan.Wipmolen merupakanpengembangan dari kincir anginstandar. Kincir angin jenis inibiasanya dicat dengan warna yangsangat cerah sehingga terlihatmencolok, mengingat lokasi dariwipmolen yang biasa terdapat didataran rendah. Pada awal abad ke-15, wipmolen berukuran kecil namundalam perkembangannya wipmolendibuat semakin besar. Padaumumnya, wipmolen ini jugadilengkapi dengan sarana tempattinggal kecil di dalamnya.

Ketiga, Kincir Angin PengeringanBesar (Kloeke Poldermolen/LargeDrainage or Polder Mill). Seiringdengan kebutuhan akan kincir anginberdaya besar, sekitar pertengahanabad ke-16, kincir angin pengeringanberdaya besar atau large polder milldikembangkan di daerah perairanBelanda utara.

Dibandingkan dengan wipmolen,bagian atas polder mill dibuat lebihkecil dan bagian badannya dibuatlebih besar sehingga dapatmenghasilkan daya yang lebih besar.Sebagai konsekuensi dari modifikasikonstruksinya, ruangan yang tersediauntuk sarana tempat tinggal punmenjadi lebih besar.

Keempat, Kincir Angin Bertingkat(Stellingmolen/ Tower Mill with aStage). Kincir angin jenis ini adalahyang paling mudah dikenali dariukuran dan tingginya. Jenis inidikembangkan sekitar awal abad ke-17 dan digunakan untuk industripenggilingan jagung.

Stellingmolen biasanya terdiri dari6 atau 7 tingkat dan setiap tingkatdigunakan untuk prosespenggilingan jagung yang berbeda.Lantai pertama dan kedua biasanyadigunakan untuk tempat tinggal.

Oleh Dian Kusumawati dan Meditya Wasesa

Kincir Angin, Riwayatmu DuluDi balik keindahannya, kincirangin memiliki peran dalamera kolonialisasi.

Page 32: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

32

Kelima, Paltrok Molen.Paltrokmolen dikembangkan didaerah Zaan yang dikenal sebagaitempat pembuatan rumah kayu dankapal. Oleh karena itu, kincir anginini umumnya digunakan untukindustri penggergajian kayu. Kincirangin serupa juga biasa digunakanuntuk jenis industri lain, misalnyauntuk industri kertas atau minyak.Biasanya perbedaan terletak padakonstruksi interiornya.

Matinya Kincir Angin di BelandaMatinya Kincir Angin di BelandaMatinya Kincir Angin di BelandaMatinya Kincir Angin di BelandaMatinya Kincir Angin di BelandaKincir angin pertama mulai

dikembangkan sekitar tahun 1200–khusus kincir angin untukpengeringan air dikembangkanpertama kali tahun 1414. Tahun 1850,penggunaan kincir angin berada dipuncak kejayaannya, jumlahnyamencapai 9000 buah saat itu. Setelah1850, jumlah kincir angin semakinberkurang seiring denganberkembangnya teknologi.

Penemuan mesin uap oleh JamesWatt memicu punahnya kincir angindi Belanda. Stasiun pompa (pump-ing station) bertenaga mesin uappertama di Belanda terdapat di tahun1825, yang digunakan untukpengeringan Zuidplaspolder. Meskimasyarakat Belanda awalnya raguakan keamanan penggunaan stasiun

pemompa air bermesin uap sebagaipengganti kincir angin pengeringan(poldermolen), kebutuhan untukmengeringkan dan mereklamasidanau besar Harleem tidak memberi-kan pilihan lain. Menggunakan tigabuah mesin uap, Danau Harleemberhasil dikeringkan dalam jangkawaktu empat tahun (1848-1852).

Seiring berjalannya waktu,popularitas mesin uap meningkat.Lambat laun masyarakat mulaimerasa ketinggalan zaman jika tidakmenggunakan mesin uap. Akhirnyapenggunaan stasiun pemompa airbertenaga mesin uap berhasilmenggantikan penggunaan kincirangin tradisional. Hal serupa terjadijuga pada kincir angin industri.Banyak pabrik bertenaga mesin uapdidirikan sehingga penggunaankincir angin semakin ditinggalkan,bahkan beberapa kincir anginindustri juga dialih fungsikan menjadipabrik bermesin uap. Akibat darikondisi ini, pada akhir abad ke-19hanya tersisa tidak lebih dari 2500kincir angin di Belanda.

Penemuan motor listrik pada awalabad ke-20 semakin mematikankeberadaan kincir angin, baik kincirangin pengeringan maupun industri.Dataran rendah yang belummenggunakan mesin uap (pumpingstation) menggantikan fungsi kincirangin pengeringan dengan stasiunpemompa bertenaga listrik.

Misalnya, proyek pengeringanHazerswoude (1913) menggunakantiga stasiun pemompa bertenagalistrik dan mematikan 15 kincir angindi kompleks tersebut. Tahun 1927,sebanyak 50 kincir anginpengeringan yang digunakan di

Schelmerpolder dihancurkan dandiganti dengan metode pengeringanmekanis.

Semakin lama semakin banyakkincir angin yang tidak lagi berfungsi,bahkan dihancurkan. Hal inimenginisiasi berdirinya asosiasipreservasi kincir angin, pergerakanDutch Windmill Society atau DeHollandsche molen, Vereeniging totBehoud van Molens in Nederland, ditahun 1923 oleh warga Belanda yangpeduli akan kelestarian kincir angina.Asosiasi inilah yang memperjuang-kan kelestarian kincir angin sehinggasaat ini kita masih bisa menyaksikanbeberapa kincir angin sebagaipeninggalan sejarah.

Kincir angin bisa dianggapsebagai monumen simbolpeperangan Belanda terhadapmusuh utamanya, yaitu air. Jika 1000tahun sebelum Masehi Belanda tidakbisa ditinggali karena terbatasnyadaratan kering, maka atasperkembangan kincir angin padatahun 1400, Belanda mulai berhasildalam usahanya mereklamasi lahan.

Seiring dengan waktu, kincir anginpun ikut berevolusi meyesuaikan diridengan tuntutan zamannya.

Hingga puncak kejayaannyasekitar pertengahan abad ke-19,kincir angin memiliki peran sangatpenting dalam perkembanganindustri, termasuk industri-industripengolah bahan bahan mentah hasilpendudukan negara-negara jajahanBelanda.

Dengan berkembangnya waktudan teknologi, penggunaan kincirangin pun menyurut karena tidak lagimampu memenuhi tuntutankebutuhan warga Belanda.***

D.F Wouda Pumping Station di Lemmer, provinsi Friesland, dengan cerobong uapnya,yang didirikan tahun 1920 dan merupakan pumping station bermesin uap terbesar dan

masih beroperasi hingga sekarang.

Page 33: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

33

Islamisasi SainsOleh: M. Ihsan Dacholfany

http://www.gregladen.com

Sains merupakan tubuhpengetahuan (body of knowledge).Dari pengertian ini munculpenemuan ilmiah yangdikelompokkan secara sistematis.Sains juga dapat berupa produk.Produk yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-prinsip, model-model,hukum-hukum alam, dll. Sains jugadapat berarti suatu metoda khususuntuk memecahkan masalah, ataubiasa disebut sains sebagai proses.Sains sebagai proses dapat berupametoda ilmiah yang merupakan halyang sangat menentukan pembuk-tian suatu kebenaran yang objektif.

Sains sebagai proses yangdilakukan melalu metoda ilmiah ini,terbukti ampuh memecahkanmasalah ilmiah sehingga membuatsains terus berkembang danmerevisi berbagai pengetahuanyang sudah ada. Selain itu sains jugabisa berarti suatu penemuan baruatau hal baru yang dapatmenghasilkan suatu produk. Produktersebut biasa disebut denganteknologi. Teknologi merupakansuatu sifat nyata dari aplikasi sains,suatu konsekwensi logis dari sainsyang mempunyai kekuatan untukmelakukan sesuatu.

Sumbangan konsep dan idedalam sains terbukti telah banyakmengubah pandangan manusiaterhadap alam sekitarnya. Contoh-contoh sumbangan konsep dan idesains diantaranya: 1. . . . . “TeoriRelativitas Einstein”, yang telahmengubah pandangan orang secaradrastis akan sifat kepastian waktuserta sifat massa yang dianggaptetap; 2. “Pengamatan bintang-bintang oleh Edwin Hubble melaluiteleskop di gunung Wilson” padatahun 1920-an misalnya, , , , , yang telahmembawa beberapa implikasiseperti adanya galaksi lain selainBimasakti dan adanya penciptaanalam semesta secara ilmiah denganmakin populernya teori ledakanbesar ( ( ( ( (Big Bang); 3. “Teori GrafitasiNewton”, yang dapat membuktikanbahwa planet berputar padaporosnya dan bergerak mengelilingimatahari pada lintasan tertentu.....

Dari ketiga contoh di atas kadangmanusia lupa, siapa yangmenciptakan ruang, masa dan waktuyang disampaikan Einstein tersebut?Siapa yang menciptakan bintangdan benda-benda langit lainnyayang diamati Hubble? Dan siapakanyang menciptakan grafitasi denganbumi planet lainnya yang diamatiNewton? Melupakan yang causalitulah yang membuat orang sekuler!Jadi untuk menghindari sekulerismetersebut dalam sains diperlukansuatu bimbingan, yang berupaagama diantaranya Islam.

Islamisasi SainsIslamisasi SainsIslamisasi SainsIslamisasi SainsIslamisasi Sains“““““Islamisasi sains” ” ” ” ” tidak hanya

berarti menyisipkan ayat-ayat suci Al-Quran yang sesuai dengan konseptertentu dalam sains tetapi terfokuspada bagaimana Islam sebagaipondamen nilai yang mengikat sains(value bound ). Bisa juga diartikanbagaimana pemahaman sains dapatmeningkatkan kadar iman dan takwaterhadap Sang Khâliq. Jadi penulismembuat istilah Islamisasi Sains kedalam dua katagori: “Islam to Sains”dan “Sains to Islam”.

Dasar pemikiran tersebutberangkat dari lima ayat dalam SuratAl-Alaq: “bacalah dengan namaTuhanmu yang menciptakan;menciptakan manusia dari segumpaldarah; bacalah! dan Tuhanmu YangMaha Pemurah yang mengajarkandengan pena; mengajar manusia

hal-hal yang belum diketahuinya,”(Q. S. Al-‘Alaq:1-5) . . . . . Lima ayat inibukan sekadar perintah untukmembaca ayat quraniyah (firman-firman Tuhan). Terkandung didalamnya dorongan untuk membacaayat-ayat kauniyah (alam semesta).Manusia pun dianugerahikemampuan analisis untuk mengurairahasia di balik semua fenomenaalam. Kompilasi pengetahuan itukemudian didokumentasi dandisebarkan melalui tulisan yangdisimbolkan dengan pena.Pembacaan ayat-ayat kauniyah iniakhirnya melahirkan sains. Adaastronomi, fisika, kimia, biologi,geologi, dan sebagainya.

Mari kita kaji kedua katagoritersebut ke dalam contoh berikut:teori klasik menyatakan alam initerdiri dari empat unsur yaitu tanah,udara, api dan air. Mari kita analisa,disadari atau tidak oleh kita, isyaratitu mewarnai apa yang kita pelajaritetang alam ini; mengapa daratandibuat dengan ketinggian yangberbeda, tentunya agar air dapatmengalir melewati sungai, sehinggamemberi kehidupan pada makhlukyang dilewatinya. Demikian jugadengan tekanan dan suhu udara.Tekanan dan suhu udara dibuatberbeda-beda di setiap lapisan(atmosfer) dan di setiap tempat. Halitu menyebabkan timbulnya angin.Dan angin dapat menimbulkanperubahan cuaca, salah satunyadapat menimbulkan hujan. Hujandapat menyuplai air ke permukaanbumi, dimana air merupakan sumberkebutuhan utama bagi kehidupanmanusia.

Marilah kita renungkan, baikfenomena alam yang terjadi disekitarkita, maupun aktivitas yang kitalakukan sehari-hari. Berapakahketinggian gunung, kedalaman laut,tekanan udara, kelajuan angin danbanyak lagi penomena alam lainya.Demikian juga keadaan fisik danaktivitas yang kita lakukan.Berapakah berat badan kita, tinggibadan kita, suhu badan kita, lamahidup kita di dunia, dan banyak hallain lagi yang dapat dianalisa

Page 34: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

34

http://www.dunyabulteni.net

sebagai bahan renungan kitaterhadap kebesaran yang mahakuasa.

Oleh karena itu, kita “wajib”meyakini bahwa bukan manusia,hewan atau tumbuhan yang telahmenciptakan benda denganberbagai ukuran, tetapi “Allahlah”yang telah menciptakannya sepertiapa yang diisyaratkan oleh Allahdalam Quran Surat Al-Qomar ayat49, yang artinya: “Sesungguhnyakami menciptakan segala sesuatumenurut ukuran”. Besaran-besaranyang dapat diukur itu merupakanbesaran fisika atau biasa disebutdengan besaran fisis. Allah telahmenciptakan ketinggian, suhu,tekanan, kelajuan, berat, waktu danbanyak lagi besaran fisika lainnya.Semuanya diciptakan Allah memilikiukuran tertentu yang dinyatakandalam satuan ukur. Dari salah satucontoh sains di atas, maka dariesensinya, sains sudah Islami.Hukum hukum yang digali dandirumuskan sains seluruhnya tundukpada hukum Allah. Pembuktian teori-teori sains pun dilandasi pencariankebenaran, bukan pembenarannafsu manusia. Dalam sains,kesalahan analisis dimaklumi, tetapikebohongan adalah bencana.

Contoh lain adalah kekeliruananalisis terhadap hukum kekekalanmassa dan energi. Massa tidakdapat diciptakan dan tidak dapatdimusnahkan, tetapi dapat berubahke dalam bentuk lain. Hukumkonservasi massa dan energi inidinilai menentang “tauhid”. Padahal,hukum ini adalah hukum Allah yangdirumuskan manusia, bahwa massadan energi tidak bisa diciptakan dariketiadaan dan tidak bisa dimusnah-kan, alam dan manusia hanya bisamengalihkannya menjadi wujud yanglain. Hanya Allah yang kuasamenciptakan dan memusnahkan.Bukankah itu sangat Islami?

Jadi, , , , , “Islamisasi Sains” bukanmenempatkan Ayat Alquran sebagaialat analisis sains. Dalam sains,rujukan yang dipakai mesti dapatdipahami siapa pun tanpamemandang sistem nilai atauagamanya. Tidak ada “sains Islam”dan “sains non-Islam”, yang ada“saintis Muslim” dan “saintis non-Muslim”. Pada merekalah sistem nilaitidak mungkin dilepaskan. Memangtidak tampak dalam makalahilmiahnya, tetapi sistem nilai yang

dianut seorang saintis kadangtercermin dalam tulisan populer atausemi-ilmiah. “Bacalah dengan namaTuhanmu yang menciptakan”. Maka,riset saintis Muslim berangkat darikeyakinan bahwa Allah pencipta danpemelihara alam serta hanya karena-Nya pangkal segala niat. Atas dasaritu, setiap tahapan riset yangmenyingkap mata rantai rahasiaalam disyukuri bukan denganberbangga diri, melainkan denganungkapan: “Tuhan kami, tidaklahEngkau ciptakan semua ini sia-sia,”(Q. S. 3:191). Uraian di atas

menunjukan Islam to sains, yaitu risetsaintis muslim yang berangkat darikeyakinan bahwa Allah pencipta danpemelihara alam semesta, dankeyakinan itu bersumber dari AlQuran dan Al Hadits.

Sekarang bagaimana memahami“Sains to Islam”?. Marilah kita mulaidengan sebuah contoh. Apa yangada dalam benak pikiran kita tentangapi? Api adalah panas; api adalahterang atau berwarna. Api adalahpanas dan panas adalah kalor sertakalor berhubungan dengan suhu/temperature (T). Warna apa sajakahyang kita lihat dari api ? merah,kuning, hijau, biru, dll. Warna adalahgelombang dan gelombangberhubungan dengan panjanggelombang/lamda (ë). Mana yanglebih panas api merah atau api biru?Besar manakah panjang gelombangmerah atau panjang gelombangbiru? Hubungan antara panjanggelombang dengan suhu merupakansebuah teori dan fakta yang biasadisebut dengan konsep. Dan konsepmerupakan sains. Lalu apa yangmerupakan sumber dari api ?

Mengapa api panas ? Dan siapayang menciptakan warna?

Dari pemahaman konsep sainstersebut dapat menggiring manusiakepada keyakinan bahwa segalasesuatu ada yang menciptakan yaituAllah SWT. Jadi “Sains to Islam”adalah suatu keyakinan terhadapTuhan berdasarkan analisis terhadapbukti yang diciptakan-Nya. Dananalisis terhadap bukti yangdiciptakaNya dapat dilakukandengan suatu metode, yaitu metodeilmiah. Dalam tulisan ini diajukansebuah paradigma sains alternatif.Untuk tujuan ini harus dikatakan,bahwa kata “iman” dan ragambentuk turunannya amat banyakdibicarakan dalam al Qur’an,sehingga sesungguhnya lebih layakdipakai sebagai basis sains daripadakata “tauhid” yang sama sekali tidakdipakai dalam Al Qur’an. Bahkan jibrilseolah membagi Al Qur’an ke dalamsebuah sistematika tertentu, yaituiman, islam, ihsan, dan sâ‘ah.

Al Qur’an harus dipandangsebagai kerangka sistemaksiomatika ilmu -terutama ilmusosial- karena tidak ada keraguan didalamnya (la rayba fîhi), bahkanmemberi penjelasan atas segalasesuatu (tibyânan li kulli shay’in). AlQuran tersusun oleh kerangkateoretik ilmu-ilmu sosial (ayat-ayatmuhkamat) sedangkan lainnyamerupakan penjelasan kerangkateori ilmu-ilmu sosial tersebut yangdisajikan melalui perumpamaan-perumpamaan astronomi, biologi,fisika, dsb. (ayat-ayatmutahyabbihat). Jadi, perbedaanantara muhkamat danmutashabbihat adalah perbedaanantara isi/kandungan denganbungkus/kandang, bukan anataraayat yang jelas dan yang tidak jelas.Sebab jika hal ini menyangkut ayat-ayat yang jelas dan tidak jelas,kedudukan Al Quran sebagaipetunjuk dan pedoman hidup tidakbisa lagi dipertahankan.

Al Qur’an sendiri mengajukandefinisi sains, sebagaimanadinyatakan dalam Surat Al-Rahmân.Lima ayat pertama surat Al-Rahmânmemberi definisi sains alternatif, yaitusaat mendefinisikan al-bayyânsebagai rangkaian informasi dariAllah SWT. tentang astronomi,biologi, dan kehidupan sosial. Modelkognitif atau metodologi sainsalternatif bisa dirumuskan dengan

Page 35: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

35

memperhatikan surat Yunus: 5 yangmenggambarkan metodologi sainsini melalui perumpaman astronomi.Jika realisme dan naturalisme dapatdiibaratkan sebagai sebuah metodegerhana bulan (moon eclipse), danidealisme sebagai gerhana matahari(sun eclipse), maka metodologialternatif ini adalah metode non-gerhana. Jika bulan melambangkanmanusia, bumi melambangkan alam,dan matahari melambangkan SangPencipta, maka gerhana bulanmenggambarkan penyembahanmanusia atas alam semesta,sedangkan gerhana mataharimenggambarkan penuhananmanusia atas dirinya sendiri.

Penuhanan diri sendiri yangsering dilakukan oleh para pemimpinagama gadungan digambarkanQur’an melalui upaya-upayakadzdzaba, yaitu “yaktubûna al-kitâba bi aydîhim, thumma yaqûlûnahâdzâ min ‘indillâh, liyashtaruu bihîthamanan qal îlan”. Sementarapenuhanan pada alam dilakukanoleh para saintis melalui proses-proses “pencurian” ilmu (tawallay),dengan mengatakan penemuankudaripada mengatakan “sunnatullah”.

Perlukah Islamisasi Sains?Perlukah Islamisasi Sains?Perlukah Islamisasi Sains?Perlukah Islamisasi Sains?Perlukah Islamisasi Sains?Untuk menjawaban pertanyaan

diatas, kita kaji lima ayat Al-Quranberikut: bacalah dengan namaTuhanmu yang menciptakan;menciptakan manusia dari segumpaldarah; bacalah, dan Tuhanmu yangMaha Pemurah yang mengajarkandengan pena; Mengajar manusiahal-hal yang belum diketahuinya (Q.S. Al-‘Alaq:1-5) . Lima ayat ini bukansekadar perintah untuk membacaayat quraniyah. Terkandung didalamnya dorongan untuk membacaayat-ayat kauniyah. Manusia pundianugerahi kemampuan analisisuntuk mengurai rahasia di baliksemua fenomena alam. Kompilasipengetahuan itu kemudiandidokumentasi dan disebarkanmelalui tulisan yang disimbolkandengan pena. Pembacaan ayat-ayatkauniyah ini akhirnya melahirkansains. Ada astronomi, fisika, kimia,biologi, geologi, dan sebagainya.

Maka dari esensinya, sains sudahIslami, hukum-hukum yang digali dandirumuskan sains seluruhnya tundukpada hukum Allah. Pembuktian teori-teori sains pun dilandasi pencariankebenaran, bukan pembenaran

nafsu manusia. Dalam sains,kesalahan analisis dimaklumi, tetapikebohongan adalah bencana. AlFaruqi menetapkan lima sasaran darirencana kerja “Islamisasi Sains atauIlmu”, yaitu: menguasai disiplin-disiplin modern, menguasaikhazanah Islam, menentukanrelevansi Islam yang spesifik padasetiap bidang ilmu pengetahuanmodern, mencari cara-cara untukmelakukan sintesa kreatif antarakhazanah Islam dengan Khazanahilmu pengetahuan modern, danmengarahkan pemikiran Islam kelintasan-lintasan yang mengarahpada pemenuhan pola rancanganAllah.

Hukum konservasi massa danenergi yang secara keliru seringdisebut sebagai hukum kekekalanmassa dan energi sering dikirabertentangan dengan prinsip tauhîd.Padahal itu hukum Allah yangdirumuskan manusia, bahwa massadan energi tidak bisa diciptakan dariketiadaan dan tidak bisadimusnahkan. Alam hanya bisamengalihkannya menjadi wujud yanglain. Hanya Allah yang kuasamenciptakan dan memusnahkan.Bukankah itu sangat Islami?

Demikian juga tetap Islami sainsyang menghasilkan teknologikloning, rekayasa biologi yangmemungkinkan binatang ataumanusia memperoleh keturunanyang benar-benar identik dengansumber gennya. “Teori evolusi”dalam konteks tinjauan aslinya dalamsains juga Islami bila didukung buktisaintifik. Semua prosesnya mengikutisunnatullah, yang tanpa kekuasaanAllah semuanya tak mungkinterwujud.

Ide Islamisasi Sains Mendesak ?Ide Islamisasi Sains Mendesak ?Ide Islamisasi Sains Mendesak ?Ide Islamisasi Sains Mendesak ?Ide Islamisasi Sains Mendesak ?Untuk menjawab pertanyaan di

atas, ungkapan di bawah ini mungkinbias membantu menemukanjawabannya. Sebab ilmu yang rusak,adalah sumber dari kerusakan, dariilmu yang rusak, lahir pula ilmuwanatau saintis yang rusak, bahkanulama yang rusak, padahal tujuanilmu mengantarkan manusia tidaksyirik, melahirkan kebahagiaan danperadaban yang maju. Cobarenungkan juga ungkapan Imam Al-Ghazali dalam Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn:“Rakyat yang rusak gara-garapenguasa/pemimpin yang rusak,dan penguasa rusak gara-gara

ulama yang rusak, dan ulama rusakterjangkit penyakit “hubbu al-dunyâ”(Cinta Dunia).).).).).

PenutupPenutupPenutupPenutupPenutupDalam rangka keluar dari krisis

manusia modern sebagai krisis ilmuini, ummat Islam perlu bekerja kerasuntuk membangun kerangkaparadigmatik sains alternatif, denganciri pokok sebagai berikut: 1.Menjadikan Al Qur’an sebagaisebuah sistem aksiomatika sainssosial (sunnaturrasûl); 2. Sains alam(ayat-ayat mutashabbihât)menyediakan data-data penjelasanbagi sains sosial (ayat-ayatmuhkamât) –sosiologi, ekonomi,politik, sejarah. Sains sosial beradadalam hirarki ilmu yang lebih tinggidaripada sains alam; 3. Ilmudikembangkan dengan modelkognitif atau metodologi non-gerhana, sebut saja metode “ibda’bismillah wa akhkhirha bilhamdulillah di mana Allah swtsebagai wakil, manusia sebagaimutawakkil, dan alam sebagailadang pengabdian manusia padaAllah swt yang senantiasa dilakukan“dengan asma Allah, dan diakhiridengan alhamdulillah.

Terlepas dari perdebatan tentangperlu tidaknya Islamisasi Sains ataubagi yang mengganggap perlukemudian juga berdebat tentangpengertian dan metode Islamisasitersebut, adalah sungguh menarikkita melihat perkembanganpemikiran tersebut. Tradisi berfikirilmiah, realistis sekaligus idealis,namun tidak ‘jauh’jauh’ dari wahyu initentu saja perlu untuk menjadi contohbagi perkembangan intelektualitasummat selanjutnya. Gambarantokoh-tokoh di atas yang dalam kurundua dasawarsa telahmenyumbangkan sebuah ‘pentas’perdebatan yang tak jarangmeninggalkan dokumen otektikberupa buku, makalah ataudokumentasi lainnya kemudianmungkin meninggalkan sebuahpertanyaan. Mungkinkah upaya inimasih banyak dibaca oleh generasiselanjutnya? Apakah upaya yangmenghabiskan waktu, tenaga danfikiran itu bisa menjadi dasar untukbangkitnya ilmuan Islam selanjutnya?

M.Ihsan DacholfanyM.Ihsan DacholfanyM.Ihsan DacholfanyM.Ihsan DacholfanyM.Ihsan Dacholfany, M.Ed.,, M.Ed.,, M.Ed.,, M.Ed.,, M.Ed.,Sekretaris PPI UKM 2001-2002 dan

Mahasiswa S3 UNINUS Bandung

Page 36: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

36

Setelah hidup dengan prinsip iniDr. Gerungan Saul Samuel JacobRatulangie meninggalkan bangsa iniuntuk selamanya pada usia 59 tahun(1890-1949). Sebelumnya, daritempat pembuangannya di Serui,Papua Barat, Sam Ratulangiditerbangkan tentara Sekutu keYogyakarta pada tanggal 5 April1948. Setahun kemudian padatanggal 30 Juni 1949 ia wafat diJakarta karena kesehatannyamemburuk . Jenasah Sam Ratulangidibawa ke Manado dengn kapal laut,kemudian di makamkan di Tondano,Minahasa (2 Agustus 1949).

Sam Ratulangi adalah sosokpribadi yang kaya dengan karyakehidupan. Semangat sumekolah(baca: bersekolah) telah ia capai‘puncak’ formalnya. Patriotisme dannasionalismenya telah ia buktikandalam kiprah perjuangannya sejak diPersatuan Minahasa, volksraad(Dewan Rakyat) dan GubernurSulawesi (1945-1949).

Hidup Lewat THidup Lewat THidup Lewat THidup Lewat THidup Lewat TulisanulisanulisanulisanulisanIntelektualitasnya bagi

pencerdasan bangsa yang lebih luasdipersembahkannya melalui majalahNationale Commentaren danPenindjauan. Ia juga rajin menulis diMingguan Menara (1933), danmenulis buku Indonesia in den Pa-cific, kernproblemen van denAziatischen Pacific (Batavia, 1937,151 halaman).

Mieke Schouten (1981) dalamMinahasa and Bolaang Mongondow,an Annotated Bibbliography 1800-1942 (KITLV, bibliographical series10, editied by I. Farjon) telahmendaftarkan 17 tulisan Sam

Ratulangi yang dilengkapi ringkasansingkat pada masing-masingkarangan tersebut. Dari daftar inicukup jelas bahwa karya tulis SamRatulangi lebih banyak terdaftarantara tahun 1913-1938. Dalamperiode inilah intensitas tulisan BungSam demikian mengagumkan. Dialah”Doktor” pribumi pertama ilmu pastialam (natuur philosophie) di negeriini yang piawai menulis beragamtopik dengan kredibilitas analisis.

Ia membahas berbagai topikpenting antara lain: stagnasikependudukan di Minahasa,perkembangan asal-usul kata‘Manado’, legenda-legenda bulanbintang di Minahasa, sebuah noveltentang kehidupan di Minahasa,karakter budaya Minahasa, tingginyastatus wanita di Minahasa dankebiasaan-kebiasaan di Minahasa.Selain itu ia juga menulis tentangpendidikan perempuan di Minahasa,kondisi pamong praja, konflik antarakerja paksa dan nilai mapalus (kultur‘gotong royong’ di Minahasa),reformasi administrasi desa (walak)di Minahasa, pengaruh Kristen danperadaban Barat dalam identitas in-dividual di Minahasa, asal usul danmetode-metode kerja asosiasi Kristen

di Minahasa dan dinamikaperkembangan pendidikan, anti tesisantara pemerintahan Belanda danIndonesia dan pengaruh PerserikatanMinahasa di Sulawesi, hukumagraria/adat, tanah KalakeranMinahasa dan perkembanganwilayah urban di Manado (Schouten,1981).

Meskipun demikian sampai saatini relatif terbatas studi-studi yangmendalam tentang Sam Ratulangi.Diantaranya: (1) Nationalism and Re-gionalism in a Colonial Indonesia:Minahasa in the Dutch East Indieskarya David E.F. Hanley (AustraliaNational University, 1996). (2) MigrantMoralities: Christians and NationalistPolitics in Emerging Indonesia, a bio-graphical approach karya Gerry vanKlinken, (University of Griffith,Brisbane-Australia, 1996). KaryaGerry van Klinken secara khususmengulas pergumulan perjuangandan gagasan Sam Ratulangi lewattinjauan biografis.

Selain itu sampai kini, kita bisamengakses kurang lebih 13 tulisan–dalam Bahasa Indonesia–, berupapaper dan artikel yang meninjautentang sosok Sam Ratulangi,tentang kiprah perjuangan dangagasan-gagasannya, sertabeberapa buku kecil dalam formatbiografis.

Karena keluasan wawasanpengetahuan dan visi hidup yangdipatrikannya selama ini sebagianbesar dalam bentuk tertulis, maka kitadapat ‘membacanya’ setiap saat, dantak akan menemui kesulitan berartidalam mengeksplorasinya lebihdalam. Tak pernah tampak ‘citramitologis’ dalam sosok pribadi SamRatulangi. Semuanya ‘terbuka’ untukdipelajari dari generasi ke generasi,lembar demi lembar dari seluruhtulisan dan pidato-pidatonya.

Nasionalisme futuristikNasionalisme futuristikNasionalisme futuristikNasionalisme futuristikNasionalisme futuristikSam Ratulangi adalah sosok yang

berhasil mensintesa danmentransformasi aspek lokalitas (pri-mordial) dalam bangunan

Sam Ratulangi

Bapak Bangsa dari TimurOleh Basri Amin

Si Tou Timou Tumou Tou.Prinsip hidup Minahasa iniartinya ‘manusia hidup untukmenghidupi manusia lainnya’.Ungkapan ini mendapatkanbukti hidupnya lewat SamRatulangi.

Page 37: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

37

nasionalisme Indonesia moderen.Membaca semangat ini, Dr. Th.Sumartana (1997) menulis: “…visinasional harus benar-benar berakardari kepentingan dan visi daerah.Berawal dari daerah, maka visinasional dibangun.”

Visi nasionalisme futuristik yangdikembangkan Sam Ratulangidisebut George Aditjondro (1985)sebagai ‘Burung Manguni yangRindukan Deburan Ombak Pasifik’.Atau dalam bahasa Dr. DanielDhakidae dalam 1000 TahunNusantara (2000, hal. 631), iamenyebut Sam Ratulangi sebagai‘Pijar-Pijar Bintang Kejora dari Timur”.

Ditinjau dari aspek praktisnya,gagasan-gagasan Sam Ratulangidalam Nationale Urgentie Programhingga kini masih relevan.Menurutnya, Indonesia memilikikeharusan dan kemampuan untukmembangun kesejahteraanekonominya melalui: konsolidasidemokrasi daerah otonom,perimbangan anggaran belanja danpendapatan negara, nasionalisasipengembangan dan konsolidasisistem pendidikan, pengembanganpertanian rakyat, perikanan danmodernisasi industri rakyat dengandasar koperasi. Semua ini bisadicapai karena adanya keunggulankhas ekonomi Indonesia dalampercaturan ekonomi dunia.Menurutnya posisi geografis Indone-sia yang terletak ‘di tengah-tengahkawasan konsumsi dan produksi bagidunia’, kaya sumberdaya alam,luasnya tenaga kerja, iklim yangmendukung dan adanya modalkeuangan yang cukup (AdwinRatulangi, 1999).

Salah satu idealisme politiknyayang mendasar tentang orientasipolitik bernegara di Indonesiatercatat dalam Risalah sidangBPUPKI (terbitan Mensetneg R.I,1992) mengenai konstitusi, dansistem ketatanegaraan Indonesia.Salah satu hal eksplisit tentang posisidaerah dalam sistem pemerintahandiungkapkannya sebagai berikut:“…Supaya daerah pemerintahan dibeberapa pulau-pulau besar diberihak seluas-luasnya untuk mengurusikeperluannya menurut pikirannyasendiri, menurut kehendaknyasendiri, tentu dengan memakaipikiran persetujuan, bahwa daerah-daerah itu adalah daerah daripadaIndonesia, dari satu negara…”

Pandangan ini, lebih lanjut seringdikutip oleh tokoh LSM Bert AndrianSupit (2001) berdasarkan dokumenNini Sugandi-Ratulangi bahwa dalamsuatu wawancara di tahun 1949 SamRatulangi berkata: ”…bahwa dalamKongres Pasoendan yangdiselenggarakan di Buitenzorg(Bogor), di tahun 1930 saya diundanguntuk memberikan suatu pandanganpemikiran saya tentang bentukketatanegaraan Indonesia atas dasarprinsip federalistik. Saya ini adalahseorang penganut bentuk strukturfederalistik bagi Indonesia merdekayang mengusung satuan-satuan ter-ritorial federasi, agar satuan-satuanini secara politis-psychologis danekonomis memiliki suatu daya hidupyang kokoh…”

Substansi kutipan di atas akanlebih dimengerti kalau merujuk padatulisan-tulisan Sam Ratulangi sejaktahun 1929 yang secara luas dapatdibaca dalam studi David Hanley(1996: 117-140). Ia telahmenggunakan kata “desentralisasi”(decentralisatie dalam Staatblad 64tahun 1919) dan “wilayah otonom”yang diinginkannya untuk wilayahMinahasa. Hal ini didasarkan padaalasan-alasan historis, etnik dandemarkasi sosial budaya, sertadengan memperhitungkan kapasitaspartisipasi penduduk Minahasadalam pemilihan pimpinan padasetiap perkumpulan yang ada.Federasi politik berdasarkan unit-unitteritorial sebagai kerangka awal yangpenting dirumuskan karena adanyabangsa-bangsa yang beragam(pidato Sam Ratulangi 1928).

Jadi, argumentasi tentang

“federalisme” tidaklah pantas dilihatsebelah mata, sebagai sebuahekspresi minor dalam sejarahpertumbuhan gagasan politik-kenegaraan di Indonesia. Meskipuntidak pernah sepenuhnya menjadimainstream politik Indonesia, tetapiperspektif federalistik perlu dipahamikonteks historisnya, danmempertimbangkan dimensi-dimensimasa depannya, setidak-tidaknyakalau kita menggali kembalipemikiran Sam Ratulangi dan BungHatta. Kedua tokoh ini dalam narasiutama (grand narration) Indonesiacenderung dikesankan sebagaitokoh ‘luar’ tanah Jawa yangmenggunakan argumen‘kedaerahan’ secara ilmiah dalamperdebatan politik.

‘Wawasan kedaerahan’ yangcerdas dijelaskan Sam Ratulangidalam dinamika gerakannasionalisme Indonesia sebelumkemerdekaan. David Hanley (1996)menyebut kondisi ini sebagai ‘re-gional nationalism’. Sebuahnasionalisme ideal yang dibangun diatas keteguhan sikap ‘nasionalismebangsa Minahasa’ (demikian tulisanSam Ratulangi dan F. Laoh tahun1917). Seluruh gagasan SamRatulangi bila dimengerti secaramendalam sesungguhnya bukanlahekspresi radikal bagi bangsa Indone-sia, sebab keaslian ide-idenyadidasarkan pada kenyataan objektifyang ada dan kondisi-kondisi masadepan yang dibutuhkan. Atas pijakanitulah maka gagasan dan praktiknasionalisme yang dikembangkanSam Ratulangi tidak pernahdilakukan dalam sebuah bentukkekerasan dan militansisebagaimana ditampilkan olehPerserikatan Minahasa. Adalahmenarik pula untuk mempelajari lebihlanjut wawasan-wawasan SamRatulangi yang lain, misalnya tentangposisi dan kontribusi agama-agamadalam pergumulan kebangsaan,tentang gerakan komunitas Islammisalnya (baca: Titik Balik Sejarah,Th. Sumartana, 1997).

Sam Ratulangi benar-benarmenjadi personifikasi bangsaMinahasa sejak 1924 sebagai sosokmanusia ultra modern yang sangatsukses sebagai intelektual danpemimpin. Singkat kata, dialah yangdikenal sebagai ‘Bapak Minahasa’.Dialah simbol kunci dari sebuah‘moral komunitas’ dari sebuah

Page 38: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

38

bangsa yang hendak mengukuhkanharga diri dan jati dirinya.

Peran keaktoran Sam Ratulangidan ekspresi gagasan-gagasan diatentang ke-Minahasa-an dalamkonstruksi kebangsaan Indonesiaamat mendasar untuk dipelajari dandipahami. Dalam hemat saya, hanyadengan membaca naskah-naskahtulisan Sam Ratulangi sendiri secaralangsung (antara lain: Ratulangie,1920-1924, Tjahaja Sijang, 1923,Fikiran, 1930 dan NationaleCommentaren 1937-1942), barulahkita benar-benar bisa merasakan danmemahami maksud-maksudsubstantifnya, karena aspek-aspektekstual ini bukanlah sekedar retorikatulisan, atau sekedar rangkaianpidato yang ditranskripsi.

Peran penting tokoh-tokohMinahasa dan kekuatan diasporasosial-politiknya sejak 1920-an dalamwacana dan pergerakan kebangsaanIndonesia hanya mungkin munculkarena adanya prasyaratintelektualitas, organisasi, publikasi,idealisme komunitas,kosmopolitanisme dankepemimpinan yang mumpuni.

PrPrPrPrPrediksi Perang Pasifikediksi Perang Pasifikediksi Perang Pasifikediksi Perang Pasifikediksi Perang PasifikDi tahun 1937 Sam Ratulangi

hidup di penjara selama empat bulan,dan setelah itu di-skors tiga tahun dariVolksraad. Dalam suasana inilah,Sam Ratulagi menulis buku Indone-sia in den Pacific dan terbit selepasdari penjara. Penting dicatat bahwawalaupun tradisi menulis memangintensif dilakukan banyak tokoh Indo-nesia, apalagi seorang SamRatulangi yang memang adalahpenulis (jurnalis), tetapi Indonesia inden Pacific itu agak beda denganyang lainnya, yakni pada pendekatanakademiknya. Ini terasa pada fokusmasalah yang ditulis, sistematikapenulisan, penggunaan data danreferensi, analisis dan kesimpulan-kesimpulan akhir yang dicapainya.Sam Ratulangi menggunakansebanyak 26 pustaka dengan kutipanyang sangat ketat.

Sam Ratulangi telah dengankonsisten sedemikian rupamenggunakan data yang memadaidalam membangun argumentasinyatentang kondisi dunia pada saat itu,khususnya posisi Asia Pasifik danperanan Jepang yang signifikansecara politik dan ekonomi.Pandangan-pandangan politik

internasional Sam Ratulangitergolong visioner dibandingkandengan tokoh-tokoh lainnya saat itu.

Ia dengan mengagumkanmenjadikan tema-tema internasional,tentang kemungkinan Perang Pasifikdan pergeseran gerakan ekonomidunia terutama, dalam berbagaitulisan dan pidatonya sejak 1928.Karya ini mengabsahkan wawasanPasifik dalam pendekatan ilmiah di In-donesia. Kita nyaris melupakanbahwa kajian ekonomi dan politikinternasional juga dimulai dariseorang Sam Ratulangi.

Artefak intelektual Sam Ratulangilainnya yang tak bisa dilupakanadalah bahasan-bahasan dia padamajalah mingguan yang didirikan diBandung, Nationale Commentaren, 8Desember 1937. Secara teknismaupun substansinya, sangat jelasbahwa majalah ini mengukuhkanintegritas keintelektualan, komitmenkebangsaan dan visi perjuanganSam Ratulangi mempersiapkan Indo-nesia merdeka; sekaligus

menjelaskan arah dan gagasan-gagasan yang kokoh tentangbagaimana seharusnya sebuahbangsa merdeka membangunmartabat diri dan kesejahteraan bagirakyatnya. Sejak 1937 sampai 1942Nationale Commentaren menjadi‘corong suara’ yang penting bagigerakan kalangan nasionalis Indone-sia (Hanley, 1996:123). Ini sangatterlihat bagaimana peran Nationaledalam mempublikasi kritikan danperdebatan antara Volksraad denganpihak Kolonial (Mrazek, 2002: 183-184).

Gerakan ‘pencerdasan’ yangdilakukan Sam Ratulangi patut diulasulang. Betapa tidak, NationaleCommentaren sangat sarat dengananalisa politik, ekonomi dankebudayaan dengan sengaja iaperuntukkan sebagai saranapertukaran gagasan para pemikirdan pejuang ketika itu. Hampir takbisa diragukan bahwa majalah initelah sukses menjembatani peranseluruh cendekiawan Indonesia dariberbagai kalangan dengan mutubahasa yang tinggi dan ulasan-ulasan yang cerdas.

Nationale Commentaren dapatterbit sebanyak 215 edisi selama 5tahun dengan total seluruh halamansampai akhir terbitan tahun ke-5nomor 7 sebanyak 4.185, dan dicetak1500 eksemplar setiap terbitannya.Setelah itu, majalah ini tidak terbit lagikarena dibubarkan penguasaJepang (Sigarlaki & Manus, 1981;Dhakidae, 2000).

Lewat tulisan dan hidupnya SamRatulangi menulis ulang Si Tou TimouTumou Tou. Dalam hidup tak adayang begitu ia khawatirkan, termasukhidupnya sendiri, tetapi ada satuyang ia jelas khawatirkan sebagaibangsa. ‘Sebuah bangsa jangansampai kehilangan cita-cita’. Antarahidup dan cita-cita seorang manusiatergambar jelas cita-cita bersama.Ketika sebuah bangsa kehilangancita-cita, maka manusia atau individudi dalamnya menjadi individu yangtercerai berai. Atau dalam bahasayang lain, Si Tou Timou Tumou Toukehilangan konteks atau kerangkabergerak.

Basri Amin,Basri Amin,Basri Amin,Basri Amin,Basri Amin,alumnus Universitas Sam Ratulangi,

Manado; Mahasiswa AntropologiSosial di Universitas Leiden

Secara teknis maupunsubstansinya, sangat

jelas bahwa majalah inimengukuhkan integritas

keintelektualan, komitmenkebangsaan dan visi

perjuangan SamRatulangi mempersiap-kan Indonesia merdeka.

Page 39: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I - JONG INDONESIA

39

Malaikat maut sibuk hari ini. MbahSurip meninggal dunia dan harusdigendong ke surga. Tak hanya MbahSurip, masih ada sekian korban yangharus digendong akibat tabrakankereta Ekspres Pakuan di Bogor tadipagi (4/8), sebelumnya Merpati jatuhdi Papua. Malaikat maut pasti takakan mengeluh, ia tahu Mbah Surippernah menggendong jutaan rakyatIndonesia saat mereka sepi dansendiri dalam Pemilu 2009.

Jauh sebelum dia ngetop, ’BobMarley Indonesia’ ini berseliweran diberbagai acara. Saya paling seringmelihatnya di Kenduri Cinta EmhaAinun Nadjib di Taman IsmailMarzuki, Jakarta.

Mbah Surip bobok di mana?Sekalinya manggung untuk acara

Kenduri Cinta, gitar bolongnya putussenar. Ia hanya tertawa. Tawanyamenguat ketika anak band lainmeminjaminya gitar listrik.”Ha..ha…ha…Cakep tho gitarnya,kayak saya…ha…ha…ha…..” Kamipun hanya tersenyum simpul. Cukupjauh jarak antara gitar listrik dan MbahSurip. Tetapi ’entah bagaimanagenjrengannya masuk. Bukan TakGendong yang dinyanyikannya. Tapi,Balonku.

Karya lagu Mbah Surip jumlahnya200-an. Ijo Royo-royo, Siti Maelan,Indonesia Satu, Bonek, Barang Barudan Bangun Tidur, merupakan karya-karya ciptaannya. Dibuat ketika iamenggelandang dari satu tempat ketempat lainnya. Kawasan Bulungandi Jakarta Selatan, Taman IsmailMarzuki (TIM) hingga Pasar SeniAncol pernah jadi bagian dari daerahjelajahnya. Kubilang pernah, karenaMbah Surip sudah tidak terlihat lagi.

Dulu sekali, hidupnya tergantungdengan hasil ngamen dan siapa sajayang ada di dekatnya. Tapi sejak TakGendong yang jadi Ring Back Tone(RBT) membuatnya tak lagi perlumenggelandang. Mbah Surip jadipengamen elit. Siang di TV anu, soredi Bali, malam pulang ke Jakarta lagi.

Bhumy, anakku, ketawa ngakakketika presenter TV menayangkanMbah Surip yang dibonceng motorkemana-mana oleh asistennya.Jutawan baru ini memang’boncengers sejati’. Mbonceng mo-tor kemana-mana. Rambutgimbalnya pun hanya ditutup denganhelem ala kadarnya. ”Tidak ada helmyang muat,” ujar Mbah Surip. ”Mosokdisebut boncengers, Bunda?” tanya

Bhumy. Ia heran dengan istilah pre-senter TV itu. Anakku baru lima tahun,masih banyak kata yang baginyaasing. Terbukti Mbah Surip tak hanyadisenangi orang dewasa, anak kecilyang belum mengerti kata ’sedih’ punjuga merasa kawan Mbah Surip.

Simak dialog kami, ketika tahuMbah Surip pergi.

”Bhumy sedih?” tanyaku.”Kalau Bunda?””Sedih karena Mbah Surip ndak

bisa bisa menyanyi lagi.””Kenapa kalo meninggal harus

sedih?””Kenapa kalau meninggal tidak

bisa menyanyi lagi?””Kalo meninggal Mbah Surip

bobok di mana?”Pertanyaan-pertanyaan Bhumy

membuatku belajar menjadi manusia.Tak hanya itu, butuh beberapa tahunlagi bagi Bhumy untuk mengertimeskipun Mbah Surip ’masih ada’ diTV, tetapi di saat yang sama MbahSurip juga sudah tiada.

Marhaen 2009Marhaen 2009Marhaen 2009Marhaen 2009Marhaen 2009Urip Ariyanto, ini nama asli Mbah

Surip. Ia mendadak ngetop di BulanMei lalu. Ketika lagu Tak Gendonglaris manis bak kacang. Status diFacebook pun banyak mencupliknya.Di hari kematiannya, lagi-lagi MbahSurip merajai Twitter. Setiap detikmicroblogging ini di-refresh,jumlahnya makin banyak tentangMbah Surip.

Meski dandan ala Bob Marley,Mbah Surip mengaku tak tahu kalaumusiknya digolongkan dalam genretersebut. Meski begitu ia pernahberpesan, “Reggae itu kan musikperdamaian, jadi damai terus.”

Sebelum ia ’pergi’, Mbah Suripmasih punya keinginan untuk duetdengan Manohara. Lagunya sudahdisiapkan. Judulnya Thank You veryMuch. Bukan karena Mano sedangngetop, tapi menurut Mbah Surip,suara Mano reggae sekali. Aku tidaktahu apa yang ia maksud.

Ayah empat anak dan kakekempat cucu ini lahir di ”Jerman” aliasJejer Kauman, Magersari, Mojokerto,Jawa Timur. Mbah Surip tertutup soalkeluarga. Ia pun tak memperma-salahkan kekayaan yang dimilikinyakini.

Mbah Surip memang jadifenomena tersendiri. Di tengah duniahiburan yang serba bling-bling aliasbanyak polesan dan tempelan, MbahSurip tampil apa adanya. Tak risihbonceng motor kemana-mana. Jadipenyanyi tidak perlu nyogok kanan-kiri atau tidur dengan produsernya.Tak perlu baju mewah dan mobilterbaru. Buatku, ia proletar. Mungkinjuga Marhaen versi 2009.

Sulitnya politikus Indonesiamembahasakan hidup orang biasamalah dijawab tepat oleh Mbah Surip.Bu Mega, anaknya Bung Karno punjuga sulit meraba ’rasa Marhaen’,buktinya Bu Mega tak menang. Tapilain dengan Mbah Surip, ya karenaMbah Surip hidup dengan itu, iatampil apa adanya dan ’kena’. MbahSurip juga tidak seperti SBY yangpakai tim sukses untuk terjemahkanrakyat. SBY masih terlalu jauh untuk’menggendong’ rakyat. Padahalperkara ’menggendong’ itu perkarabiasa.

Kaya mendadak, matipunmendadak itu kan kata orang. Hidupdan kaya seperti bangun pagi danmelihat cahaya dari bingkai jendela.Amat biasa. Mbah Surip, hidupbagimu ’hanya mampir ngamen’.

Mungkin benar juga kata-kataChairil Anwar, ’Sekali berarti sesudahitu mati’. Di saat rakyat galau melihatpolitikus yang gemar bergincu danmenyembunyikan kebenaran dalamkata-kata aneh, Mbah Surip ada danmenjawab santai untuk rakyat yangtak mendapat tempat dalam Pemilu,”Ta gendong aja, jangan susah.”Kemunculan dan popularitasnyaseolah menegaskan pilihan rakyatterhadap Mbah Surip.

Ah, lelaki itu membuatkutersenyum. ”Mbah, malaikat siapayang nggendong kamu ke surga?”***

Jakarta, 4 Agustus 2009

Oleh Emmy Kuswandari

http:/

/riska

n.dev

iantar

t.com

Mbah SuripMarhaen 2009Mbah SuripMarhaen 2009

Page 40: Jong Indonesia Edisi 01 Agustus2009

JONG INDONESIA - No. 1 - 17 Agustus 2009 - Tahun I

40

Indria Sari (Amsterdam) dan Widyoseno (Groningen)memenangkan kompetisi foto dan video yangdiselenggarakan oleh Nuffic Neso Indonesia dan Ikaned2009, yang berakhir 20 Juli 2009 lalu.

Tim juri kompetisi foto terdiri dari Arbain Rambe,wartawan foto koran Kompas, Marrik Bellen, Direktur NufficNeso Indonesia dan Irma R. Damayanti, wartawan TheJakarta Post, lulusan Universitas Utrecht, mewakili alumniBelanda.

Jumlah total foto yang diterima oleh panitia melalui e-mail sebanyak 211 buah dari 50 peserta yang sedangmelanjutkan studi dan tinggal di beberapa kota di Belanda.Untuk kompetisi video, panitia menerima 18 karya yangdikirimkan oleh 10 mahasiswa Indonesia.

Seleksi dilakukan berdasarkan kriteria foto dan videoyang telah diberikan. Pertama dari segi orisinalitas,kemudian kreativitas dan ketiga kesesuaian tema, yaknistudi dan tinggal di Belanda.

Setelah melalui diskusi dan argumentasi, tim juriberhasil memilih sejumlah foto untuk akhirnya terpilih 3terbaik yakni:

* Juara ke-1 (300 Euro): Indria Sari, program master,KIT (Royal Tropical Institute) Ámsterdam.

* Juara ke-2 (250 Euro): Taufikurrahman Pua Note, pro-gram master, Institute for Housing and Urban Studies,Erasmus University Rótterdam.

* Juara ke-3 200 Euro): Iwan Fauzi, program master,Radboud Universiteit Nijmegen.

Pemenang kompetisi video studi di Belanda, sebagaiberikut:

* Juara ke-1 (300 Euro): Widyoseno E Muchsin, pro-gram bachelor, Hanze University of Applied Science. Link:http://www.youtube.com/watch?v=sqjFw1mNZzs

* Juara ke-2 (250 Euro): Rikrik Gantina, program mas-ter, TU Delft, Link: http://www.youtube.com/watch?v=45tY0tCrKbY

* Juara ke-3 (200 Euro): Sukasa Ahmad, program mas-ter, IHS Erasmus University of Rotterdam. Link: http://www.youtube.com/watch?v=SeviAqxm7TA

Mengenai foto juara pertama, Arbain Rambeiberkomentar, “Foto pemenang pertama berhasilmenangkap suasana keseharian mahasiswa Indonesiadan menggambarkan kondisi penegakan hukum diBelanda dalam cara yang ‘fun’. Foto ini unik karena terlihatspontan, ekspresif dan idenya orisinall”

Sedangkan untuk video pemenang pertama, MarrikBellen mengatakan, ”video karya Widyoseno E Muchsinmemenuhi kriteria yakni kreatifitas, teknik yang baik danberhasil menyampaikan pesan untuk memberikaninformasi yang lengkap tentang studi di Belanda.”

Seluruh pemenang akan dihubungi oleh Nuffic-NesoIndonesia untuk pengiriman hadiahnya. Selamat kepadapara pemenang dan teruslah berkarya! ****

Info tentang Nuffic NESO Indonesia bisa dilihat di:http://wwwhttp://wwwhttp://wwwhttp://wwwhttp://www.nesoindonesia.or.nesoindonesia.or.nesoindonesia.or.nesoindonesia.or.nesoindonesia.or.id.id.id.id.id

Indria Sari dan WidyosenoJuara Kompetisi Foto dan Video Neso-Ikaned

Juara III: “Perpustakaan universitas (Commeniuslan)”(Iwan Fauzi-Nijmegen)

Juara I: ” Bersepeda pun bisa kena TILANG!!”(Indria Sari-Amsterdam)

Juara II: “I am from Indonesia”(Taufikurrahman Note-Rotterdam)


Related Documents