YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 277.pdf · usulan terhadap pemerintah kaitannya dengan konsep dan kebijakan. Terlebih saat ini banyaknya

IPBP a

r i

w a

r a

PARIWARA IPB/ Oktober 2015/ Volume 277Terbit Setiap Senin-Rabu-Jum’at

Penanggung Jawab : Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah CP

Editor : Nunung Munawaroh Reporter : Siti Zulaedah, Dedeh H, Awaluddin, Waluya S, Ahsan S, Nabila Rizki A Fotografer: Cecep AW, Bambang A Layout : Devi Sirkulasi: Agus Budi P, Endih M, Untung Alamat Redaksi: Humas IPB

Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Darmaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Kementerian Pertanian RI menggelar diskusi “Teh Goes to Campus”, Jumat (16/10) di Auditorium Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga Bogor. Diskusi ini menghadirkan narasumber yang berasal dari unsur akademisi, bisnis, government atau pemerintah, dan community atau masyarakat. Ketua Dewan Teh Indonesia, Sultoni Arifin menyampaikan diskusi teh ini merupakan rangkaian kegiatan dari konfederasi teh rakyat seluruh dunia. Dewan Teh Indonesia memayungi terbentuknya Undang‐undang perkebunan dari para produsen maupun trader. “Dewan Teh Indonesia seringkali memberikan usulan terhadap pemerintah kaitannya dengan konsep dan kebijakan. Terlebih saat ini banyaknya impor teh membanjiri Indonesia, sehingga kami dari memberikan usulan terhadap pemerintah untuk pembatasan impor teh, juga untuk menyelamatkan agribisnis teh nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Dekan bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan FEM IPB Prof. Dr. Firdaus mengatakan, fenomena tanaman perkebunan komoditas teh di Jawa Barat 90 persen sudah melewati usia 40 tahun sehingga harus ada peremajaan. Selain itu tanaman teh merupakan tanaman yang pertumbuhannya termasuk lambat (slow down) dibanding sawit dan kakao. Namun perkebunan teh dapat menjadi destinasi turis atau agrowisata sehingga dapat menjadi multifunctional agriculture, seperti yang telah dilakukan oleh Negara Jepang. “Tidak hanya teh, tetapi juga pada sawah padi dan lain sebagainya, sehingga dapat meningkatkan supply,” tandasnya. (dh)

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Herry Suhardiyanto meresmikan Ruang Kerja Senat Akademik IPB, Rabu (21/10), di Gedung Andi Hakim Nasoetion, Kampus IPB Dramaga Bogor. Hadir dalam peresmian tersebut pimpinan dan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, pimpinan dan anggota Dewan Guru Besar (DGB) IPB, pimpinan dan anggota Senat Akademik (SA) IPB, para peneliti, dan dosen di lingkungan IPB. Turut hadir pula para Ketua SA IPB periode sebelumnya, yaitu Prof. Dr. Sitanala Arsyad dan Prof. Dr. Dudung Darusman, serta Sekretaris SA IPB periode sebelumnya, Dr. Suryo Adi Wibowo.

“Alhamdulillah renovasi ruang Senat Akademik IPB akhirnya selesai pada waktunya, setelah mengalami proses pergeseran tempat, termasuk penempatan ruangan pimpinan,” kata Rektor. Rektor menjelaskan, Senat Akademik ini dibentuk untuk membantu dalam merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan semakin kuat peranannya dalam proses pengambil keputusan yang dibutuhkan oleh IPB dalam bidang akademik. Lembaga ini merupakan wadah yang dapat dijalankan oleh orang‐orang yang memiliki kapasitas di bidangnya. Dengan adanya wadah ini mereka dapat diarahkan untuk aktif dan melakukan kegiatan‐kegiatan yang dapat mengembangkan Statuta IPB.

Sementara itu, Ketua SA IPB Prof. Dr. Tridoyo Kusumastanto menyampaikan terima kasih yang tinggi kepada Rektor IPB atas dukungan dan arahannya, sehingga ruangan kerja SA IPB dapat selesai dan siap digunakan. Lebih lanjut dikatakan, lembaga ini juga akan mengkaji perkembangan dan melaksanakan pengawasan mutu akademik dalam penyelenggaraan kebebasan akademik, serta merumuskan tata tertib kehidupan kampus. (Awl)

Teh Goes to CampusRektor Resmikan Ruang Kerja SA IPB

Page 2: IPB P a r i w a r abiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2015/Pariwara IPB 2015 Vol 277.pdf · usulan terhadap pemerintah kaitannya dengan konsep dan kebijakan. Terlebih saat ini banyaknya

Untuk mengembangkan hasil penelitian, Institut Pertanian Bogor (IPB) meresmikan Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK) di Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Rabu (21/10). Melalui Center for Tropical Animal Studies (Centras) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, peresmian ini bekerjsama dengan CV. Anugrah Farm yang bergerak di bidang peternakan.

SLAK diresmikan secara simbolik oleh Sekretaris LPPM IPB, Dr. Agus Oman Sudrajat. Dalam sambutannya Dr. Oman menyampaikan bahwa pada prinsipnya IPB merupakan kampus yang produktif dalam menghasilkan inovasi. Peresmian SLAK ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk menerapkan inovasi kepada masyarakat. “Desa di sekitar kampus hendaknya menjadi yang pertama untuk mendapatkan manfaat dari IPB. Harapan kami tidak hanya dalam bidang peternakan, namun masyarakat juga dapat memanfaatkan inovasi pertanian IPB dalam arti luas seperti di bidang kelautan, perikanan, kehutanan dan lain sebagainya,” jelas Dr. Oman.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Centras LPPM IPB, Dr. Suryahadi menjelaskan bahwa SLAK ini dibentuk atas kerjasama Centras LPPM IPB dan CV. Anugrah Farm yang menghasilkan manfaat secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. “Oleh karena itu IPB memberikan support melalui peresmian stasiun lapang ini,” jelas Dr. Suryahadi. “Fungsi kunci dari SLAK ini antara lain untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, uji produk dan menjadi model

pengembangan masyarakat melalui hasil‐hasil penelitian,” lanjutnya. Selain peresmian SLAK, dalam kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara IPB dengan CV. Anugrah Farm sebagai mitra. Kegiatan peresmian dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan Hi‐Fer Plus yang diikuti oleh masyarakat desa lingkar kampus IPB, peternak serta pengusaha dan pegiat peternakan yang berasal dari berbagai daerah.

Hi‐Fer Plus merupakan produk hijauan fermentasi unggul dalam kemasan komersial, salah satu hasil inovasi Centras LPPM IPB. Diharapkan melalui kegiatan dan pelatihan SLAK seperti ini dapat menyebarluaskan hasil‐hasil penelitian IPB kepada masyarakat. (as)

Tim Jumat Keliling (Jumling) Institut Pertanian Bogor, Jumat (16/10), tiba di Desa Cihideung Ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Kegiatan Jumling yang mengambil tempat di di Masjid At‐Taqwa Kampung Bojong RT.01 RW. 01 ini dihadiri oleh mayoritas kaum ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Sehati. “KWT Sehati belum genap sebulan didirikan. Oleh karena itu, Jumling IPB ini merupakan kesempatan bagi KWT untuk bisa bertanya sekaligus bimbingan dari IPB untuk bisa maju dan berkembang,” ujar Ketua KWT Sehati, Yati.

Wakil Kepala bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, Dr. Hartoyo, menyambut baik keinginan yang disampaikan oleh KWT. “KWT dapat memulai kegiatan dengan menghidupkan taman

pekarangan rumah melalui Togabuzi atau tanaman obat keluarga dan kebun bergizi. Togabuzi ini sudah dikembangkan di Desa Ciherang Kecamatan Dramaga. Melalui Togabuzi diharapkan anggota KWT mendapat manfaat dari hasil menanam sayuran dan tanaman obat ini,” ujar Dr. Hartoyo.

Sementara itu, Kepala Desa Cihideung Ilir, Ilman, menyampaikan terima kasih kepada IPB yang dinilainya telah membina warga Cihideung Ilir melalui berbagai pelatihan dan pendampingan. Ketua Rombongan Jumling IPB, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB, Dr. Yusman Syaukat dalam sambutannya mengatakan, Desa Cihideung Ilir adalah salah satu desa yang paling dekat dengan IPB, bahkan banyak dosen dan pegawai yang tinggal bermukim di desa ini. “Keberadaan IPB di tengah warga, semoga dapat memberikan manfaat secara langsung, sehingga warga Cihideung Ilir yang rata‐rata warganya bertani bisa lebih maju dan berkembang, terutama hasil yang dicapai setiap kali panen. Warga Desa Cihideung Ilir harus mendidik anak‐anaknya untuk berprestasi, dan bisa berkuliah di IPB. Jangan takut soal biaya, yang terpenting ada kemauan dari anak‐anak desa lingkar kampus yang mau kuliah di IPB,” papar Dr. Yusman.

Kegiatan Jumling di Desa Cihideung Ilir ini dirangkai dengan pemberian santunan bagi 20 anak yatim, pemberian bantuan alat kesehatan untuk Posyandu, pemberian meja belajar dan buku tulis untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), serta Al‐Quran untuk Majlis Ta'lim Bahrul Ulum. Tampak hadir dalam rombongan Jumling IPB kali ini, diantaranya Ir. Narni, MS dari Departemen Agribisnis FEM IPB, Agrianita IPB, tim LPPM dan tim Humas IPB. (Awl)

Jumling IPB di Desa Cihideung Ilir, Hidupkan Pekarangan Rumah

SLAK, Jembatan Inovasi IPB dengan Masyarakat