YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: IMUNOLOGI REPRODUKSI

1

PUTRI NELLY SYOFIAH1520332009

IMUNOLOGI REPRODUKSI

Page 2: IMUNOLOGI REPRODUKSI

2

FETAL ALLOGRAFTMediator seluler Mediator yg dapat larut

Dari respon pada ruang antar ibu dan janin.

Page 3: IMUNOLOGI REPRODUKSI

3

IMUNOENDOKRINOLOGI IMPLANTASI NORMAL

Setelah fertilisasi berakhir. Permulaan/awal pembelahan mitosis

berhasil. Konseptus yg terbungkus zona pelusida

memerlukan waktu 6 hari untuk melintasi tuba falopii u sampai ke uterus dalam bentuk blastosis pra-implantasi.

Blastosis ; massa sel embrionik yg kistik dan autonom.

Page 4: IMUNOLOGI REPRODUKSI

4

1 14-15

19 22 25 29 32

Haid terakhir

Ovulasi- Fertilisasi

Masuk kav.ute

riNidasi HCG (+)

>10 mIU/ml

USG (+) >400

mIU/ml

35

> 1800 mIU/ml

Page 5: IMUNOLOGI REPRODUKSI

5

Penyusukan(implantasi) blastosis diatur oleh interaksi rumit antara peptida hormon steroid yang menyelaraskan persiapan endometrium dengan perkembangan embrio.Sekresi progesteron oleh korpus luteum merupakan komponen utama bagi interaksi ini, yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perkembangan desidua.

Page 6: IMUNOLOGI REPRODUKSI

6

Page 7: IMUNOLOGI REPRODUKSI

7

EARLY PLACENTATION

Page 8: IMUNOLOGI REPRODUKSI

8

Gonadotropin korionik manusia (human chorionic gonadotropin,hCG) disekresikan oleh jaringan embrionik menjelang hari pertama setelah implantasi dan bertanggung jawab bagi pengubahan korpus luteum siklus haid menjadi korpus luteum kehamilan.Konseptus dini bertugas mendukung sekresi progesteron ovarium yang diperlukan bagi ketahanan hidupnya sendiri.

Page 9: IMUNOLOGI REPRODUKSI

9

Lanjutan …Progesteron :1) Pertama dihasilkan oleh ovarium kemudian oleh

plasenta.2) U ketahanan hidup konseptus3) Memelihara endometrium kehamilan yg disebut

desidua.4) Imunosupresif ; pada permukaan pemisah

(interface) maternal-fetal suatu mekanisme dimana progesteron mendukung kehamilan melalui kemampuannya mengatur sitokin.

5)

Page 10: IMUNOLOGI REPRODUKSI

10

Lanjutan …Pada saat implantasi desidua berisi banyak lekosit, termasuk sel-T dan makrofagBiologi sel-T klasik terfokus pada selnT-ab yang sangat adaptif.Sel-sel itu terdapat pada desidua maternal, tapi jumlah sel sel T sangat rendah dan cendrung bermigrasi dari uterus pada awal kehamilan.Pada desidua maternal telah dicatat arus masuk (influks) sel sel T yang relatif baru yaitu sel sel T-gd ini cendrung lebih rendah dari pada sel sel T-ab sehingga menjadi barisan yang lebih primitif dari pada sel sel T-ab.Fungsi sel sel T tersebut belum diketahui, diduga mencegah pengaruh pengaruh simpang infeksi virus terhadap sel sel desidua maternal.Peran sel sel T dalam mendukung kehamilan belum jelas.

Page 11: IMUNOLOGI REPRODUKSI

11

Produk-produk sitokin merupakan perantara bagi banyak interaksi ini(proses kehamilan).Mis. Faktor pertumbuhan epidermal(epidermal growth factor,EGF) dan reseptornya yang tampilannya bergantung estrogen pada uterus tikus.Reseptor EGF telah dikenali pada blastokis pra-implantasi dan pada biakan embrio in vitro.EGF meransang perkembangan blastokis sehingga terkesan adanya interaksi ligan reseptor fungsional bagi EGF selama peristiwa pra-implantasi

Page 12: IMUNOLOGI REPRODUKSI

12

Faktor peransang koloni (colony-stimulating factor,CSF) dari sitokin. Faktor peransang koloni granulosit-makrofag (granulocyte-macrophage colony-stimulating factor, GM-CSF) .Interleukin-3(IL-3) serta reseptor c-fms bagi CSF-1 telah dikenali pada plasenta dan desidua tikus serta deretan sel-sel desidua plasenta manusia.Semua sitokin tersebut mengubah sifat-sifat membran blastokis dalam persiapannya untuk implantasi

Page 13: IMUNOLOGI REPRODUKSI

13

Sebelum implantasi , zona pelusida harus diluruhkan .Belum jelas apakah enzim bagi degradasi zona pelusida berasal dari embrio atau endometrium .Faktor penghambat leukimia sitokin(leukimia inhibitory factor,LIF) uterus dibutuhkan untuk perlekatan dan implantasi blastokis ke dalam endometrium.Tikus betina tampa gen LIF yang berfungsi ternyata tetap fertil, tetapi blastokisnya gagal implantasi dan berkembang.Namun demikian konseptus itu sangat mampu hidup, dapat ditanduralihkan kebetina kontrol, dan dapat berimplantasi serta berkembang secara normal.

Page 14: IMUNOLOGI REPRODUKSI

14

Sitokin-sitokin lain yang disekresikan oleh sel sel-T desidua dan makrofag dapat memudahkan atau menghalangi peristiwa implantasi.Kajian-kajian in vitro ; memperlihatkan bahwa IL-1B menghambat perlekatan blastokis tikus tetapi memperkuat pertumbuhan keluar trofoblas.

Page 15: IMUNOLOGI REPRODUKSI

15

Interferon gamma (IFN-ү); menghambat pertumbuhan keluar trofoblas dan menyebabkan perubahan degeneratif pada sel-sel ini

Keadaan tersebut memperlihatkan bahwa implantasi dan perkembangan embrio diatur oleh ;

1.jenis-jenis sitokin.2. Saat sekresinya3. Jumlah relatifnya.

Page 16: IMUNOLOGI REPRODUKSI

16

Plasenta Sebagai Organ Imunoendokrin

Plasenta; organ yg unik dan berumur pendek Kerja;1. menghasilkan hormon steroid, protein

mengatur aktifitas fisiologis kehamilan.2. Sebagai; paru, ginjal, usus, hati bagi janin.3. Jaringan kompleks yg berfungsi sebagai

imunologis.

Page 17: IMUNOLOGI REPRODUKSI

17

Trofoblas Lapisan sinsitiotrofoblas multinuklear plasenta bekerja sebagai

“ bungkus “ bagi janin bertindak sebagai sawar thd mekanisme efektor imun maternal.

Mensekresikan sitokin yg terutama terkait dg fagosit mononuklear, spt; CSF-1 dan reseptornya c-fms, IL-3 dan GM-CSF.

Sebagai makrofag, trofoblas menampilkan reseptor LIF dalam kadar tinggi berkemampuan : fagositosis, sinsitialisasi, menampilkan;FcR,CD4 dan CD14.

Responsif terhadap; TNF, IL-1, TGF-ß(transforming growth factor beta) dan IL-6 Dg temuan ini semua maka trofoblas mewakili sebagaian jalinan jaringan mirip makrofag yg tersebar diseluruh tubuh yg berbagi jalur sitokin umum.

Page 18: IMUNOLOGI REPRODUKSI

18

Pada Kehamilan Normal…

Produksi sitokin Th2 bertukar dg sejumlah besar IL-10. Pada Abortus spontan berulang :1. sel sel T desidua maternal dan sel sel monosit darah

teraktifkan mitogen(mitogen activated blood mononuclear cell=PBMC) menurunkan tampilan IL-10.

2. Respon imun Th2 ke antigen plasenta dan trofoblas berkurang.

IL-10 serum:3. juga berkurang pada PEB4. Sitokin antiradang penting yg berperanan pada luaran

kehamilan.

Page 19: IMUNOLOGI REPRODUKSI

19

IL-10, pada kehamilan… Dihasilkan secara lokal pada unit fetoplasenta oleh

trofoblas. Mengatur tampilan antigen leukosit manusia (HLA)-G dari

sitotrofoblast pada sawar fetomaternal sehingga melindungi janin dari penolakan.

Berkhasiat modulatorik yg penting thd sitokin pro-radang, khususnya; IFN-ү dan TNF-< mbg merugikan bagi unit fetoplasenta pd tikus.

Dan TNF- ү yg tinggi ditemukan pd ASB manusia.

Produksi IL-10 manusia berada dibawah kendali genetik.Pada IL-10 yg tinggi Adenin (A) pd sisi -1082 diregio pengaju

dari gen IL-10 terkait dengan Guanin(G) yang rendah.

Page 20: IMUNOLOGI REPRODUKSI

20

Imunosupresi Lokal di Plasenta dan Jaringan Terdekatnya

Imunitas yg diperantai oleh sel pada kehamilan. Selama kehamilan respon imun maternal dihati dan limpa

tidak diganggu, meski ada infeksi plasenta yg hebat. Pada plasenta ditemukan infiltrat radang yg besar pd

desidua maternal, sedangkan pd spongiotrofoblast janin dan lapisan labirin plasenta tikus tidak ada respon radang, meski ada sejumlah besar bakteri.

Jadi peristiwa lokal pd permukaan pemisah maternal-fetal mencegah respon imun yg efektif dan lebih jauh plasenta yg terinfeksi itu dapat menimbulkan khasiat buruk ok menyediakan lingkungan yg terlindung bagi parasit intraseluler, kemudian dapat menyamai organ-2 maternal dan janin lainnya.

Kekurangan lokal nyata lain pada fungsi makrofag diplasenta, yg tidak bertanggung jawab atas kekurangan regional pada sitokin pengaktif makrofag dan juga tidak atas produksiimunosupresif trofoblast.

Page 21: IMUNOLOGI REPRODUKSI

21

Reaktifasi Limfosit yang menurun secara Intrinsik dalam Kehamilan.

Bukti klinis imunitas seluler yg menurun/tertekan selama kehamilan masih diperdebatkan .

Perbedaan pendapat tentang : jumlah, sebaran dan reaktifitas sel T.

Terdapat : penurunan sel-sel CD4 dan peningkatan sel sel CD8, terdapat cacat sitotoksik dari sel sel pembunuh alami (NK-cell).

Respon limfosit terhadap mitogen invitro cukup beragam: dari sedang, tertekan secara bermagna, tak berubah.

Pada keadaan kondisi yg menurun seperti; malnutrisi,, infeksi involusi timus dan peningkatan kadar kortikosteroid plasma Imunitas sel B tidak berubah secara bermakna selama kehamilan.

Page 22: IMUNOLOGI REPRODUKSI

22

Rujukan :Carolyn B.Coulam,M.D Imunology Obstetric

Page 23: IMUNOLOGI REPRODUKSI