YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

IDENTIFIKASI COD (CHEMICHAL OXYGEN DEMAND)

Kelompok 1:

1. Eneng Neni Suhartati2. Izba Aprilia Nurma3. Nur Sakinah Jasmin4. Putri Sulistiarini5. Sinta Dwiniti Wulandari6. Sefta Ariansyah

Page 2: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

COD (Chemichal Oxygen Demand)

“ Merupakan gambaran jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis

maupun yang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O ” (Boyd, 1998).

Page 3: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

o Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam ataupun dari aktivitas rumah tangga dan industri. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi, tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan petanian.

o “ Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 29 mg/liter. Sedangkan pada perairan yang tercemar nilai COD dapat lebih dari 200 mg/liter, pada limbah industri nilai COD dapat mencapai 60.000 mg/liter. ”

(UNISCO/WHO/UNEP. 1992)

Page 4: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Metodelogi Penelitian

Page 5: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

PRINSIP

Penelitian dilakukan di laboratorium dengan menguji kemampuan reaktor subsurface-flow wetland menggunakan tumbuhan kana (Canna indica) dan biofilter dalam menurukan konsentrasi COD air limbah katering.

Page 6: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan nilai efisiensi removal COD yang

optimum pada outlet air limbah katering.2. Mendapatkan rasio COD yang stabil.3. Mendapatkan waktu detensi dan kerapatan tanam

tumbuhan yang optimum pada pengolahan limbah menggunakan metode wetland dan biofilter menggunakan tumbuhan kana (Canna indica) dalam mereduksi konsentrasi COD.

Page 7: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Alat dan Bahan

Page 8: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Alat 1. Reaktor berukuran dengan panjang 40 cm, lebar

40 cm, dan tinggi 45 cm. 2. Pada reaktor wetland menggunakan gravel

berdiameter 0,8 cm sedangkan gravel pada biofilter berdiameter 3,2 cm.

3. Kerapatan tumbuhan yang digunakan adalah 500 mg/cm² dan 1000 mg/cm² sehingga jumlah tumbuhan yang ada di dalam reaktor dengan kerapatan 500 mg/cm² berjumlah 3 batang dan reaktor dengan kerapatan 1000 mg/cm² berjumlah 6 batang.

Page 9: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

BahanPenelitian ini menggunakan 4 reaktor uji dan 2 reaktor kontrol berdasarkan variasi debit dan kerapatan yaitu:

1. R8/500 merupakan reaktor uji yang diperlakukan dengan debit 8 liter/hari dan kerapatan tanam 500 mg/cm2.

2. R8/1000 merupakan reaktor dengan perlakuan debit 8 liter/hari dan kerapatan 1000 mg/cm2.

3. R10/500 merupakan reaktor uji yang diperlakukan dengan debit 10 liter/hari dan kerapatan tanam 500 mg/cm2.

4. R10/1000 merupakan reaktor uji yang diperlakukan dengan debit 10 liter/hari dan kerapatan tanam 1000 mg/cm2. .

5. RK-500 merupakan reaktor kontrol yang diperlakukan dengan kerapatan tanam 500 mg/cm2.

6. RK-1000 merupakan reaktor kontrol yang diperlakukan dengan kerapatan tanam 1000 mg/cm2.

Page 10: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Cara Kerja1. Karakteristik awal air limbah katering yang digunakan. 2. Aklimatisasi tumbuhan. Dilakukan sebagai proses

adaptasi tumbuhan di lingkungan yang mengandung air limbah katering.

3. Jumlah tumbuhan kana yang di aklimatisasi sebanyak 30 tumbuhan. Media tanam yang digunakan adalah bak berdiameter ± 80 cm.

4. Sampel air limbah katering yang digunakan tidak diencerkan. Volume air limbah yang digunakan setiap harinya sebanyak ±70 liter.

5. Analisis penurunan BOD dan COD inlet dan outlet. Analisis COD menggunakan metode analisis Closed Reflux Titimetri.

Page 11: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Hasil Pengamatan A. Karakteristik Sampel

Pada penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu air limbah katering yang diambil dari Kelurahan Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo, Surabaya.

Sampel dianalisa di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS dengan konsentrasi COD awal yang digunakan yaitu sebesar 720 mg/lt; 2743 mg/lt; 1371 mg/lt; 1029 mg/lt; 1029 mg/lt; 1200 mg/lt; 686 mg/lt.

Page 12: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

B. Tahap Aklimatisasi Tumbuhan Tumbuhan yang digunakan merupakan tumbuhan kana yang berumur ± 2 bulan. Proses aklimatisasi ini dilakukan selama 14 hari untuk memastikan bahwa seluruh tumbuhan sudah mengalami pertumbuhan secara generatif dan vegetatif.

Page 13: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

C. Uji Analisis Chemichal Oxygen Demand (COD)

Uji analisis COD dilakukan selama 12 (dua belas) hari dengan waktu pengambilan sampel setiap 2 (dua) hari sekali. Sampel diambil dari pipa outlet reaktor dimana air limbah dialirkan secara kontinyu dan telah melewati reaktor wetland dan biofilter. Analisis COD ini menggunakan metode analisis Closed-Reflux Titimetric.

Page 14: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Hasil dari penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik yang berisi efisiensi removal (%) masing-masing reaktor.

Page 15: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1
Page 16: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Berdasarkan kedua tabel tersebut dibuat grafik.

Page 17: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Pembahasan Dari Tabel dapat diketahui bahwa konsentrasi COD outlet cenderung lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi COD inlet yang menunjukkan bahwa telah terjadi proses degradasi bahan organik pada air limbah. Banyaknya bakteri pada biofilter berpengaruh pada banyaknya bahan organik yang terdegradasi (Isnadina et al., 2012).

Dalam peremovalan konsentrasi air setelah mencapai waktu detensi optimum, efisiensi removal akan mengalami penurunan. Waktu detensi optimum pada reaktor R8/500 dan R10/500 terjadi lebih cepat dibandingkan dengan reaktor R8/1000 dan R10/1000. Hal ini menunjukkan bahwa kerapatan tanam 500 mg/cm2 lebih cepat menyerap konsentrasi kontaminan air limbah sehingga terjadinya waktu optimum lebih cepat daripada reaktor R10/1000 dengan kerapatan 1000 mg/cm2.

Page 18: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Lanjutan...Selain itu, terdapat pengaruh debit terdapat pengaruh debit dalam meremoval konsentrasi air limbah katering karena menurut Mangkoedihardjo (2010) tahapan fitoproses yang pertama yaitu fitostabilisasi dimana pada tahapan ini kontaminan dalam air limbah mendekati akar tumbuhan kana karena adanya aliran air limbah. Dengan debit yang tidak terlalu tinggi kontaminan yang dibawa oleh air limbah dapat terserap lebih banyak oleh akar tumbuhan kana oleh adanya proses transpirasi tumbuhan.

Page 19: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Kualitas air limbah katering yang dihasilkan setelah diolah menggunakan wetland dengan tumbuhan kana (Canna indica) dan biofilter masih belum memenuhi baku mutu air limbah domestik berdasarkan Kepmen LH No. 112 Tahun 2003. Efisiensi removal tertinggi COD terjadi pada reaktor uji R8/500 dengan variabel debit 8 liter/hari dan kerapatan tanam 500 mg/cm2 dengan efisiensi removal sebesar 75%.

Page 20: Identifikasi COD (Chemichal Oxygen Demand) Kel 1

Terimakasih


Related Documents