YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK

““Pemungutan Pemungutan Pajak”Pajak”

BAMBANG KESITBAMBANG KESITProgram Studi Akuntansi FE-Program Studi Akuntansi FE-

UIIUIIJogjakartaJogjakarta

20092009

Pertemuan 2 sesi 1

Page 2: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN

• AZAS PEMUNGUTAN PAJAK

• TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

• DASAR PEMUNGUTAN PAJAK

• SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

Page 3: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

AZAS-AZAS PEMUNGUTAN AZAS-AZAS PEMUNGUTAN PAJAKPAJAK

• Azas pemungutan pajak harus membuat adanya keadilan.

• Mengusahakan agar pengaturan pajak diselenggarakan secara umum, merata.

• Adam Smith (1723-1790) dalam bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes of Wealth of Nation” dikenal Wealth of Nation.

• Ajaran azas pemungutan pajak The Four Maxims

Page 4: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

THE FOUR MAXIMSTHE FOUR MAXIMS

• EQUALITYKesamaan dalam beban pajak, sesuai kemampuan wajib pajak

• CERTAINTYDijalankan secara tegas, jelas dan pasti

• CONVENIENCETidak menekan wajib pajak , membayar pajak dengan senang dan rela

• EFFICIENCY/ECONOMYBiaya Pemungutannya tidak lebih besar dari penerimaan pajaknya

Page 5: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Azas Pemungutan Azas Pemungutan PajakPajak

•Azas Yuridis•Azas Ekomis•Azas Finansial

Page 6: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Azas YuridisAzas Yuridis

• Hukum Pajak harus memberi jaminan hukum yang perlu untuk menyatakan keadilan yang tegas, baik untuk negara maupun warganya.

• Dasar Pengenaan Pajak UUD 1945, pa- sal 23 ayat 2

Page 7: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Azas EkonomisAzas Ekonomis•Alat untuk menentukan politik

perekonomian bagi negara•Pemungutan pajak

didasarkan :•Tidak menghambat lancarnya jalur produksi dan perdagangan

•Tidak menghambat kesejahteraan rakyat dan merugikan kepentingan umum

Page 8: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Azas FinansialAzas Finansial

• Biaya untuk mengenakan dan memungut pajak harus sesuai dengan tingkat pendapatannya.

• Pemungutan diupayakan pada saat terba-ik bagi wajib pajak.

• Pemungutan diupayakan tepat dasar pe-ngenaan pajak: penentuan atau peristiwa atau keadaan

Page 9: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

TEORI-TEORI PEMUNGUTAN TEORI-TEORI PEMUNGUTAN PAJAKPAJAK

1. TEORI ASURANSI

2. TEORI KEPENTINGAN.3. TEORI GAYA PIKUL 4. TEORI BAKTI 5. TEORI DAYA BELI

Page 10: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Teori AsuransiTeori Asuransi

• Dalam teori ini menyatakan bahwa pem-bayaran suatu pajak dianggap sebagai premi asuransi yang harus dibayar oleh setiap masyarakat pada waktu tertentu,

• Negara bertugas untuk melindungi orang-orang dan dalam segala kepentingannya

• Contoh : keselamatan atau keamanan

Page 11: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Teori KepentinganTeori Kepentingan

• Pajak harus dipungut dari masyarakat ber-dasar kepentingan masing-masing pendu-duk dalam tugas-tugas pemerintah, ter-masuk juga perhitungan terhadap jiwa dan harta bendanya

• Contoh: perlindungan atas jiwa orang-orang tersebut serta harta bendanya

Page 12: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Teori Gaya PikulTeori Gaya Pikul

• Pemungutan pajak terletak di dalam jasa-jasa yang diberikan oleh pemerintah kepada warganya

• Pengenaan pajak berdasarkan kekuatan seseorang untuk dapat mencapai kepuas-an setinggi-tingginya setelah dikurangi kebutuhan primernya

• Contoh: kenikmatan

Page 13: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Teori BaktiTeori Bakti

• Hukum pajak terletak dalam hubungan rakyat dan negara.

• Negara menyelenggarakan kepentingan umum untuk rakyatnya, karena ada hubungan maka negara memungut pajak terhadap rakyatnya

• Rakyat membayar pajak karena merasa berbakti kepada negara

Page 14: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Teori Daya BeliTeori Daya Beli

• Fungsi pemungutan pajak disamakan dengan pompa.

• Mengambil daya beli rumah tangga individu untuk rumah tangga negara

• Penyelenggaraan kepentingan masyarakat merupakan dasar keadilan dalam pemungutan pajaknya.

• Bukan kepentingan individu maupun negara melainkan kepentingan masyarakat.

Page 15: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

DASAR PEMUNGUTAN PAJAKDASAR PEMUNGUTAN PAJAK

merupakan bentuk operasional dari pengakuan dan pengukuran keada-an obyek pajak atau stelsel, yaitu:

Stelsel Nyata (Riil Stelsel) Stelsel Anggapan (Fictieve Stelsel) Stelsel Campuran

Page 16: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

STELSEL NYATA STELSEL NYATA (RIIL STELSEL)(RIIL STELSEL)

• Pengenaan pajak didasarkan pada keadaan obyek yang sesungguhnya (riil atau nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun setelah keadaan sesunguhnya obyek pajak diketahui.

• Keunggulan stelsel ini sebagai dasar pemungutan pajak lebih realistis.

• Kelemahan dari stelsel ini, pajak baru dapat dibayar atau dikenakan setelah akhir periode, yaitu ketika keadaan obyek pajak secara riil telah diketahui.

Page 17: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

STELSEL ANGGAPAN STELSEL ANGGAPAN (FICTIEVE STELSEL)(FICTIEVE STELSEL)

• Pengenaan pajak didasarkan pada keadaan yang diatur oleh ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Keadaan yang diatur ini merupakan suatu asumsi atau anggapan yang ditetapkan oleh ketentu-an atau peraturan. Misalnya, keadaan obyek pajak tahun sekarang sama dengan keadaan obyek pajak tahun lalu, sehingga pajak tahun sekarang dapat dikenakan pada awal tahun.

• Keunggulan stelsel ini, pajak dapat dibayar selama tahun sekarang, tanpa harus menunggu pada akhir tahun.

• Kelemahannya, pajak yang dikenakan atau dibayar tidak menggambarkan keadaan pajak yang sebenarnya.

Page 18: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

STELSEL CAMPURANSTELSEL CAMPURAN

• Di awal tahun, pajak yang dikenakan didasarkan pada keadaan obyek pajak pada tahun lalu, dan di akhir tahun, pajak dikenakan berdasar keadaan sesungguhnya obyek pajak.

• Jika pajak yang dibayar di awal tahun lebih besar dari pajak yang dihitung pada akhir tahun, maka terjadi kelebihan pajak.

• Kelebihan pajak bayar ini dapat direstitusi (kelebihannya dapat diminta kembali). Sebaliknya, jika akhir tahun yang lebih besar, maka yang bersangkutan wajib melunasi kekurangannya.

Page 19: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAKSISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

• Official Assessment System

• Self Assessment System

• Withholding System

Page 20: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Official Assessment SystemOfficial Assessment System

• Sistem pemungutan pajak yang mempercayakan kewenangan untuk me-nentukan besarnya pajak yang terutang pada fiskus (pemerintah). Sistem ini meletakkan wajib pajak pada posisi yang lemah dan pasif, utang pajak timbul setelah terbitnya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Sistem ini hanya cocok diterapkan pada masyarakat yang berpendidikan rendah dan tingkat kejujuran aparat pajak tinggi. Jika tidak, bisa menimbulkan kesewenangan dari aparat pajak dan korupsi.

Page 21: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Self Assessment SystemSelf Assessment System

• Sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan, tanggungjawab dan kewenangan untuk menghitung,memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak yang terutang atau harus dibayar kepada diri pribadi wajib pajak sendiri. Sistem ini hanya cocok diterapkan bagi masyarakat yang sudah maju dan iklim pajaknya sudah baik, tax mindednya tinggi, dan tingkat integritas masyarakatnya tinggi.

Page 22: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Withholding SystemWithholding System

• Sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan dan kepercayaan kepada pihak ketiga untuk menghitung, memotong, atau memungut besarnya pajak yang ter-utang oleh wajib pajak.

Page 23: HUKUM  PAJAK “ Pemungutan Pajak”

Terima KasihTerima Kasih


Related Documents