YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: Head Injury Baru

Head Injury

Pembimbing :dr. Darwan Moudar,

Sp.Bdr. Furqan Hasan

Sp.Bdr. Safrizal Sp.B

Penyaji :Dyan Pratiwi

Mustika HandritaMutya Wirda

Page 2: Head Injury Baru

STATUS ORANG SAKIT

• A. ANAMNESA PRIBADI • IDENTITAS PASIEN• Nama : Anwar • Jenis kelamin : Laki-laki• Usia : 35 tahun• Pekerjaan : Wiraswasta• Agama : Islam• Tanggal MRS : 24 Februari 2015

Page 3: Head Injury Baru

Anamnesis

Anamnesis secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis

Tanggal : 26 Februari 2015

Keluhan utama : Nyeri kepala

Page 4: Head Injury Baru

Primary SurveyA(airway

clear)

Look: terlihat pengmbangan dada asimetrisFeel : terasa hembusan nafas, tidak ada sumbatan jalan nafas Listen: terdengar suara nafas normal

Breathing

Look: frekuensi nafas 24 x/i ketinggalan nafas (-), nafas paradoksal (-)Feel: krepitasi (-), nyeri tekan (-), sonor(+)

Circulation

TD: 120/90 mmhgTemp : 37,5 ºcDissability: E 3 M 6 V 4GCS 13, Somnolen Pupil isokor ka = ki ,Refleks pupil(+)Expossure:hematom pada kepala

Page 5: Head Injury Baru

Secondary Survey

Pasien datang ke RSUD Langsa pada tanggal 24 Februari 2015 post KLL. Dengan keluhan pingsan setelah tabrakan, kemudian os sadar kembali. os juga mengalami muntah berkali-kali, pusing , nyeri kepala yang hebat, hematom di kepala sebelah kanan dan luka lecet. Mual (-), pupil isokor ka = ki (+). Kronologisnya yaitu Pada saat os sedang mengendarai motor kemudian tiba-tiba terjadi tabrakan dengan motor lainnya. lalu os terjatuh dan kepala kanan terbentur aspal.

Page 6: Head Injury Baru

Riwayat Penyakit Dahulu Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Disangkal

Riwayat Penggunaan Obat Disangkal

Page 7: Head Injury Baru

A. Status Generalisata

Keadaan Umum : Tampak sakit berat

Kesadaran : somnolen

GCS : E 3 M 6 V 4

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 70 x/menit

Suhu : 37,5 0C

Pernapasan : 24 x/menit

Pemeriksaan Fisik

Page 8: Head Injury Baru

Kepala dan Leher◦ Kepala : Normocephali◦ Mata : DBN◦ Hidung : DBN◦ Mulut : DBN◦ Telinga : DBN◦ Leher : pembesaran KGB (-), peningkatan TVJ

(-) Thorax Paru-paru

Inspeksi : gerakan nafas simetris, retraksi iga (-), nafas paradoksal (-)

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler (+/+), whezing (-/-),

Page 9: Head Injury Baru

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba

Perkusi : Dalam batas normal

Auskultasi : Bising jantung (-), murmur (-) Abdomen

Inspeksi : distensi (-)

Palpasi : soepel (+),NT (-), massa (-)

Perkusi : tympani (+)

Auskultasi : peristaltik usus (+)

Ekstremitas◦ Superior : DBN◦ Inferior : DBN

Page 10: Head Injury Baru

Status lokalisataRegio temporoparietal

Inspeksi : Tampak pembengkakan pada kepala bagian kanan

Palpasi : Nyeri Tekan (+)Perkusi : Tidak dilakukan Auskultasi : Tidak dilakukanGerakan :

kanan -> tidak terbatas kiri -> tidak terbatas

Page 11: Head Injury Baru

Pemeriksaan penunjang CT scan Foto schedel

Page 12: Head Injury Baru
Page 13: Head Injury Baru
Page 14: Head Injury Baru

Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium 19 Februari 2015

Pemeriksaan Hasil

Hemoglobin 12,7 g/dl

Hematocryt 38,5 %

Leukosit 14.200 /uL

Trombosit 125.000/uL

Glucose (s) 148 mg/100 ml

Page 15: Head Injury Baru

Diagnosa Kerja

Trauma Capitis + Intra Cerebral Hematoma

Page 16: Head Injury Baru

Penatalaksanaan

- IVFD RL 20 gtt/i- Cefotaxim 2x1 - Ketorolac 2x1- Ranitidine 2x1- Luminal 2x1 amp IM

Page 17: Head Injury Baru

Follow upTanggal Vital sign Keluhan Terapi/tindakan

24 februari 2015 TD:120/90 mmHgHR: 86 x/iRR: 22 xiT: 37,5 oC

Bengkak bagian temporo parietal(+)Luka lecet(+)Muntah (+)

-IVFD RL 20 gtt/i- cefotaxim- Ketorolac- ranitidine -Luminal

25 februari 2015 TD: 110/70mmHgHR: 85x/iRR : 24x/iT : 36,5 oC

Luka lecet (+) , bengkak bagian temporo parietal (+) sakit kepala (+), muntah (-)

-IVFD Mannitol 20 gtt/I 150 cc / 8 jam-IVFD Nacl 20 gtt/I -Cefotaxime-Ketorolac-Ranitidine-Luminal -Kalnex

26 februari 2015 TD: 130/80mmHgHR: 85x/iRR: 24x/iT: 36,5 oC

Luka lecet (+) bengkak dibagian temporal (+) sakit kepala (+) muntah (-)

-IVFD Nacl 20 gtt/I -Cefotaxime-Ranitidine-Luminal -Tramadol

Page 18: Head Injury Baru

27 feb 2015

TD: 167/95mmHgHR: 43x/iRR: 24x/iT: 36,5 oC

ICU -IVFD Nacl 20 gtt/I -Cefotaxime-Ranitidine-Luminal -tramadol-diazepam

28 feb 2015

TD: 165/90 mmHgHR: 75x/iRR: 24x/iT: 37,5 oC

ICU -VFD Nacl 20 gtt/I -Cefotaxime-Ranitidine-Luminal -tramadol-diazepam

Page 19: Head Injury Baru

1 mar 2015

TD: 149/93 mmHgHR: 55x/iRR: 22x/iT: 37,5 oC

ICU -VFD Nacl 20 gtt/I -Cefotaxime-Ranitidine-Luminal -tramadol-diazepam

2 Mar 2015

TD: 156/92 mmHgHR: 95x/iRR: 24x/iT: 37,3 oC

ICU -IVFD RL 20 gtt/i- cefotaxim- ranitidine -Luminal amp-Tramadol tab-Diazepam tab

Page 20: Head Injury Baru

HEAD INJURY

Page 21: Head Injury Baru

21

Anatomi Kepala

Page 22: Head Injury Baru

Trauma kapitis Trauma mekanik terhadap kepala

baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.

Page 23: Head Injury Baru

Klasifikasi trauma kapitisBerdasarkan mekanisme

◦ Tumpul◦ Tembus

Berdasarkan beratnya cedera◦ Ringan : GCS 14-15◦ Sedang : GCS 9-13◦ Berat : GCS 3-8

Berdasarkan morfologi◦ Fraktur tengkorak

Kalvaria Dasar tengkorak

Page 24: Head Injury Baru

Lesi intrakranial◦Fokal

1. Epidural 2. Subdural 3. Intraserebral

◦Difus 1. Konkusi

2. Konkusi multiple3. Hipoksia / iskemik

Page 25: Head Injury Baru

Etiologi

Disebabkan oleh benturan didalam rongga otak kepala yang menyebabkan perdarahan dan biasanya terjadi pada kecelakaan lalu lintas, jatuh, kecelakaan pada saat olahraga dan cedera kekerasan.

Page 26: Head Injury Baru

Patofisiologi Trauma Kapitis- Proses primer

merupakan kerusakan otak yang diakibatkan oleh benturan atau proses mekanik yang membentur kepala. Derajat kerusakan tergantung pada kuatnya benturan dan arahnya, kondisi kepala yang bergerak/diam, dan percepatan/perlambatan gerak kepala. Proses primer ini mengakibatkan fraktur tengkorak, perdarahan dalam rongga tengkorak/otak, robekan selaput saraf dan kematian langsung neuron pada daerah yang terkena.

Page 27: Head Injury Baru

- Proses skundermerupakan tahap lanjutan dari kerusakan otak primer dan timbul karena berubahnya struktur anatomi maupun fungsional dari otak, misalnya: meluasnya perdarahan, edema otak, kerusakn neuron berlanjut, iskemia dan hipertermi.

Page 28: Head Injury Baru

28

Klasifikasi Trauma Kapitis Komosio serebri

Komosio serebri adalah trauma kapitis mengalami kesadaran yang menurun sejenak (tidak lebih dari 10 menit).

Gejala-gejala yang dapat dilihat adalah : a. Penderita tidak sadar sejenak (± 10 menit) b. Wajahnya pucat c. Kadang-kadang disertai muntah d. Nadi agak lambat : 60-70/ menit e. Tensi normal atau sedikit menurunf. Setelah sadar kembali mungkin tampak ada amnesia retrogad

Page 29: Head Injury Baru

29

Kontusio serebri (memar otak)

Kontusio serebri adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh trauma kapitis yang menimbulkan lesi perdarahan intersitiil (perdarahan yang terjadi diantara bagian-bagian atau sela-sela jaringan). Jika lesi otak menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan maka disebut laserasio serebri.

Page 30: Head Injury Baru

Hematoma epidural Perdarahan dalam ruang antara tabula

interna kranii dengan duramater. Berbentuk bikonveks Hematom massif, akibat pecahnya arteri

meningea media atau sinus venosus. Tanda diagnostik klinis:

1. Lucid interval(+)2. Kesadaran makin menurun3. Pupil anisokor4. Fraktur di daerah temporal

Page 31: Head Injury Baru

Hematoma epidural di fossa posterior1. Lucid interval tidak jelas2. Fraktur kranii oksipital3. Kehilangan kesadaran cepat4. Gangguan serebellum, batang otak dan

pernafasan5. Pupil isokor Penunjang diagnostik

◦ CT Scan otak: gambaran hiperdens (perdarahan) di tulang tengkorak dan dura, umumnya di daerah temporal, dan tampak bikonveks.

Page 32: Head Injury Baru

Hematoma subduralPerdarahan terjadi diantara duramater dan

arakhnoid, biasanya sering di daerah frontal, parietal dan temporal.

Perdarahan terjadi akibat robeknya vena- vena kecil di permukaan korteks serebri.

Biasanya menutupi seluruh permukaan hemisfer otak.

Gejala klinis:1. Sakit kepala 2. Kesadaran menurun

Penunjang diagnostik◦ CT Scan otak: gambaran hiperdens (perdarahan)

diantara duramater dan arakhnoid, umumnya karena robekan yang tampak seperti bulan sabit.

Page 33: Head Injury Baru

Hematoma intraserebralPerdarahan dalam jaringan otak

karena pecahnya arteri di dalam jaringan otak, sebagai akibat trauma kapitis berat dan kontusio berat.

Gejala klinis:1. Hemiplegi (gangguan fungsi motorik/

sensorik pada satu sisi tubuh)2. Papilledema (pembengkakan mata)

serta gejala-gejala lain dari tekanan intrakranium yang meningkat

Page 34: Head Injury Baru
Page 35: Head Injury Baru

Pemeriksaan & PenatalaksanaanPrimary Survey

◦A : Airway ◦B : Breathing ◦C : Circulation ◦D : Disability◦E : Exposure◦Imobilisasi dan stabilisasi servikal◦Melakukan pemeriksaan neurologi

singkat Respon pupil Menentukan nilai GCS

Page 36: Head Injury Baru

Secondary Survey◦Inspeksi keseluruhan kepala◦Palpasi keseluruhan kepala, termasuk

wajah◦Inspeksi semua laserasi kulit kepala◦Menentukan nilai GCS dan respon pupil◦Pemeriksaan vertebra servikal◦Penilaian beratnya cedera◦Pemeriksaan ulang secara kontinyu-

observasi tanda-tanda perburukanEvaluasi CT Scan kepala

Page 37: Head Injury Baru

37

Pemerikaan Kesadaran

Page 38: Head Injury Baru

Derajat kesadaran berdasarkan SKG

Kategori SKG Gambaran klinik CT Scan

Minimal 15 Pingsan (-), defisit neurologi (-)

Normal

Ringan 13-15 Pingsan <10 menit, defisit neurologi (-)

Normal

Sedang 9-12 Pingsan > 10 menit s/d 6 jam, defisit neurologi (+)

Abnormal

Berat 3-8 Pingsan > 6 jam, defisit neurologi (+)

Abnormal

Page 39: Head Injury Baru

Pemeriksaan penunjangFoto polos kepalaCT Scan kepalaMRI (Magnetic Resonance

Imaging) kepalaAngiografi Arteriografi

Page 40: Head Injury Baru

Terapi medikamentosa 1. Cairan intravena: untuk resusitasi agar

penderita tetap dalam keadaan normovolemia.

2. Hiperventilasi 3. Manitol 4. Furosemid 5. Steroid 6. Barbiturat 7. Antikonvulsan

Page 41: Head Injury Baru

Prognosis Semua pasien harus mendapat

terapi sambil menunggu konsultasi dengan ahli bedah saraf. Terutama pada penderita anak-anak yang memiliki daya pemulihan yang baik.

Page 42: Head Injury Baru

DAFTAR PUSTAKA1. Persatuan Dokter Spesialis Saraf

indonesia(PERDOSSI), Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal, 2006, Bagian Neurologi FKUI/RSCM, CV. Prikarsa Utama Jl. Pramuka Raya No. 14.

2. Advance Trauma Life Support for Doctor, America College of Surgeon Committe on Trauma, 2004, 633 N. Saint Clair St, Chicago, IL 06611-3211

Page 43: Head Injury Baru

Terima Kasih