YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: gerai info digital
Page 2: gerai info digital

GERAI INFO BANK INDONESIA2

Daftar isiPahami Pasar Keuangan06

14

Sorot

perspektif

18 BI peduli

20 potret

24 Aktivitas

25 Etalase

26 Ekspose

strategi Pendalaman Pasar Keuangan

Tak kenal maka tak sayang, sangat sesuai dilekatkan pada pasar keuangan Indonesia.

baca rubrik opini mereka:

Penanggung Jawab : Tirta Segara

Pemimpin Redaksi : Arbonas Hutabarat

Redaksi Pelaksana : Dwi Mukti Wibowo Wahyu Indra Sukma Ernawati Jatiningrum Surya Nanggala Any Ramadhaningsih T. Rafael Lardhana

Redaksi menerima kiriman naskah dan mengedit naskah sebelum dipublikasikan. Naskah dikirim ke [email protected]

Alamat Redaksi : Departemen Komunikasi Bank IndonesiaJl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Contact Center BICARA : 131Email : [email protected] : www.bi.go.id @bank_indonesia flip.it/7A9uk bankindonesia BankIndonesiaChannel

RED

AKSI

Solikin M. JuhroDepartemen Kebijakan Ekonomi dan

MoneterAgAR OPTIMAL

HAL 9

Agus Seno AjiProgram Pendalaman Pasar KeuanganSTRATEgI PENDALAMAN PASAR

KEuANgANHAL 14

Steven YudhaPT Ashmore Asset ManagementMENgAJAK BERINvESTASI

HAL 25

22 Dinamika

EDIS

I 54

TAH

UN V

I 2

015

(2) TOC.indd 2 3/4/16 11:35 AM

Page 3: gerai info digital

Perspektif

GERAI INFO BANK INDONESIA3

GERAI INFO EDISI SATU JUNI 20153

Sinergi untuk tranSformaSi

Apa yang dibutuhkan perekonomian kita saat ini? Transformasi. Kita perlu mengubah sudut pandang perekonomian. Yang dulunya berorientasi konsumsi harus diubah menjadi produksi, importir menjadi eksportir, dan penjual sumber daya alam menjadi pengolah bahan baku yang menghasilkan produk bernilai tinggi. Salah satu pembenahan adalah dalam penguatan sumber domestik untuk pembiayaan ekonomi.

Pasar keuangan domestik kita terintegrasi dengan pasar keuangan global. Jika ada gejolak eksternal, pasar keuangan domestik yang dalam dan likuid akan mampu meredamnya. Oleh karena itu, pendalaman pasar keuangan perlu dipercepat. Caranya mencakup aspek keragaman instrumen pasar, perluasan basis investor, dan penguatan infrastruktur pasar. Pendalaman pasar keuangan bisa menjadi alternatif sumber pembiayaan pembangunan.

Terkait dengan hal tersebut, BI merintis pendalaman pasar keuangan dan mendorong pengembangan berbagai isntrumen di pasar uang, dengan tetap memperhatikan pengelolaan risiko. BI juga akan melanjutkan berbagai program kerja yang mendukung

perkembangan pasar valuta asing dan pasar uang sehingga lebih likuid. Harapannya, akan tercipta pembentukan harga yang efisien.

Upaya peningkatan peran pasar keuangan sebagai sumber pembiayaan ekonomi jangka menengah memerlukan sinergi dengan pemangku kebijakan yang lain. Kita optimis perekonomian Indonesia akan kembali membaik dengan ditopang struktur ekonomi yang lebih sehat, seimbang, dan memiliki daya tahan.

Optimisme terhadap ketahanan ekonomi tidak terlepas dari komitmen bersama untuk mempercepat dan melaksanakan reformasi sturktural secara berkelanjutan. Tentu dibarengi konsistensi dan sinergi antarsektor serta antara pemangku kebijakan.

Salam

Agus D. W. Martowardojo

PEDOMAN

GERAI INFO BANK INDONESIA3

Gubernur Bank Indonesia

(3) PEDOMAN.indd 3 3/4/16 11:34 AM

Page 4: gerai info digital

GERAI INFO BANK INDONESIA4

EDITORIAL

Pasar keuangan di negara kita tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dengan pasar keuangan global. Gejolak pada pasar keuangan di negara lain tak pelak akan mempengaruhi kondisi pasar keuangan Indonesia. Sebagai contoh, rencana Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga serta devaluasi mata uang Tiongkok (yuan) turut memberi dampak pada nilai tukar rupiah pada pertengahan tahun 2015.

Bagaimana BI menyikapinya? Salah satunya melalui pendalaman pasar keuangan. Hal ini sebenarnya telah dirintis oleh sejak awal 2014. Tentu bukan tanpa alasan BI mengarahkan pada pendalaman pasar keuangan.

Pasar keuangan yang dalam akan menguntungkan stabilitas sistem keuangan. Tanpa pasar keuangan yang dalam dan likuid, stabilitas makro akan susah diraih. Jika ada goncangan dari faktor eksternal, pasar keuangan yang dalam akan membantu meredam goncangan tersebut. Selain itu, dengan pasar keuangan yang dalam dan stabil, likuiditas akan mengalir lancar dalam sistem keuangan, termasuk untuk pembiayaan pembangunan.

BI menginisiasi beragam kebijakan yang tepat, terukur dan terkoordinasi untuk mempercepat proses pendalaman pasar keuangan di Indonesia, termasuk di antaranya adalah operasi pasar terbuka. Proses ini tidak dapat dilakukan oleh BI semata, namun memerlukan kolaborasi dengan pelaku pasar dan pemangku kebijakan yang lain.

Pasar keuangan terdiri dari berbagai macam pasar yang saling terkait. Untuk mengoptimalkan pendalaman pasar keuangan diperlukan koordinasi antara otoritas yang berkepentingan. BI merintis pembentukan Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK) yang beranggotakan Departemen Keuangan, BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui forum ini, diharapkan sinergi antara pihak terkait akan mempercepat pendalaman pasar keuangan.

Masyarakat juga diharapkan mulai aktif terlibat dalam pasar keuangan. BI menyediakan informasi lengkap mengenai pasar keuangan melalui BICARA 131. Mulailah dengan mempelajari pasar keuangan, termasuk di dalamnya ragam investasi. Mari berpartisipasi membangun bangsa melalui investasi!

Sinergi yang solid antara pemangku kebijakan serta pelaku pasar akan mempercepat upaya pendalaman pasar keuangan.

MeMbangkitkan Pasar

Tirta SegaraKepala Departemen Komunikasi

(4) EDITORIAL.indd 4 3/4/16 11:34 AM

Page 5: gerai info digital

EDIS

I 54

TAH

UN V

I 2

015

GERAI INFO BANK INDONESIA5

Wendy Adam ([email protected]) - Media Email

Q: Sehubungan dengan penerapan PBI 17/3/PBI/2015 Tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah Di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, apakah diperkenankan jika:

1. Penawaran harga dari supplier (Quotation) menggunakan mata uang asing (dolar AS)

2. Purchased Order (PO) menggunakan mata uang asing (USD)

3. Tetapi, invoice dan pembayaran menggunakan mata uang rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terbit invoice.

A : Sehubungan dengan pertanyaan terkait PBI 17/3/PBI/2015 mengenai Kewajiban Penggunaan Rupiah Di Wilayah NKRI, dapat kami sampaikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan Pasal 11 PBI No. 17/3/PBI/2015, pencantuman harga barang/jasa hanya dapat menggunakan rupiah

2. Mangacu pada pasal 11 PBI No. 17/3/PBI/2015, pencantuman harga barang/jasa hanya dapat menggunakan rupiah baik dalam PO, invoice maupun kuotasi, sehingga tidak diperkenankan jika PO dalam USD lalu invoice dan pembayaran dalam rupiah, karena transaksi dan pembayaran adalah satu kesatuan (SEBI 17/11/DKSP di Point I Huruf B).

GERAI INFO BANK INDONESIA5

Hilda Rizky ([email protected]) - Media Email

Q : Bagaimana prosedur izin money changer? apakah pribadi atau semua money changer bisa membeli dolar AS atau valas lain dari Bank Indonesia, dan bagaimana syarat dan prosedurnya?

A: Syarat dan prosedur pendirian KUPVA (Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing bagi pelaku usaha bukan bank yang bermaksud ingin mengajukan untuk pendirian KUPVA, dapat dipelajari melalui Peraturan Bank Indonesia PBI Nomor 16/ 15 /PBI/2014 tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank melalui link berikut: http://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/pbi_140212.aspx serta kelengkapan dokumen yang diperlukan, Saudara dapat pelajari melalui Surat Edaran Bank Indonesia SEBI Nomor 4/15/DPM tanggal 10 Mei 2012, melalui link berikut: http://www.bi.go.id/id/peraturan/moneter/Documents/2f7b3521f2304372bb466571f18238adse_141513.pdf

(5) bicara 131.indd 5 3/4/16 11:39 AM

Page 6: gerai info digital

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA6

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

Sorot

(6-13) Sorot-rev.indd 6 3/4/16 11:49 AM

Page 7: gerai info digital

Sorot

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA7

Pahami Pasar KeuanganTak kenal maka tak sayang, sangat sesuai dilekatkan pada pasar keuangan Indonesia.

Pasar, kita pasti sudah tahu. Namun, bagaimana dengan pasar keuangan? Istilah pasar keuang an tak banyak diketahui masyarakat umum. Padahal, seiring perkembangan perekonomian Indonesia, masyarakat selayaknya memahami pasar keuangan, lalu terlibat di dalamnya, agar ekonomi Indonesia semakin maju dan kuat.

Penjual & PembeliKita tentu paham bahwa pasar

adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar keuangan pun demikian. Bedanya yang diperjualbelikan adalah instrumen keuangan, contohnya surat berharga.

Dalam pasar keuangan, kondisi yang terjadi adalah satu pihak memiliki kelebihan dana, dan pihak lain yang membutuhkan dana. Tentu saja harus ada yang menghubung kan antara mereka berdua, bukan? “Jual beli” di pasar keuangan diprakarsai oleh lembaga keuang an, yang umum di Indonesia adalah lembaga perbankan.

Ilustrasi lain untuk menggambarkan pasar keuangan jika Anda mempunyai kelebihan uang, kemudian Anda simpan di bank. Oleh bank, uang Anda dan uang nasabah lainnya dipinjamkan kepada pihak ketiga. Bentuk pinjaman macam-macam, contoh sederhana adalah pinjaman untuk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Pelaku pasar adalah lembaga keuangan, bank dan non bank yang memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Regulator yang mengatur pasar keuangan adalah Bank Indonesia (BI), OJK serta Departemen Keuangan.

Variasi PilihanKeseimbangan sudah menjadi

hukum pasar. Jika terjadi ketidakseimbangan, harga bisa bergerak naik atau turun. Bayangkan jika semua orang menjual barang yang sama, tanpa ada pembeli, harga barang tersebut akan menjadi sangat murah. Demikian juga sebaliknya. Jika semua orang ingin membeli suatu benda tapi tidak ada yang menjual, maka harga benda tersebut akan berlipat ganda.

Pernahkah Anda berpindah dari satu penjual ke penjual lain, untuk mencari barang dengan harga termurah. Misalnya saat membeli beras, di pasar A, satu toko menjual Rp10 ribu per kilo. Ada kemungkinan pembeli mencari beras sejenis di toko lain yang menawarkan harga lebih murah, misalnya Rp9500 atau Rp9000. Semakin banyak penjual beras di pasar tersebut, pembeli akan semakin senang karena memiliki banyak pilihan.

Demikian pula halnya dengan pasar keuangan. Jika di pasar keuangan Indonesia banyak pilihan instrumen, tentu saja masyarakat, sebagai pembeli, akan diuntungkan. Karena itu,

diupayakan pasar keuangan Indonesia terus diper dalam, artinya variasi produk, serta jumlah pembeli dan penjualnya diperbanyak. Hal inilah yang selalu didorong oleh BI.

CakuPan Pasar keuangan terdiri dari

pasar uang, pasar valuta asing, dan pasar modal.

Inti pasar uang adalah pinjam-meminjam uang jangka pendek. Ada dua jenis yang populer, yaitu pinjam-meminjam uang dengan jaminan (collateralized) dan pinjam-meminjam uang tanpa jaminan (uncollateralized). Jaminan yang dimaksud bisa berupa SBN, SBI atau saham. Di sinilah dikenal istilah repurchased agreement atau “repo”, yaitu jual beli jamin an. Antara pembeli dan penjual dimediasi oleh lembaga keuangan.

Pasar valuta asing memiliki dua besaran: pasar spot dan pasar derivatif. Sebetulnya, inti pasar valuta asing adalah jual dan beli valuta asing terhadap valuta domestik. Dalam pasar spot, pembayaran dilakukan dua hari setelah transaksi. Dalam pasar derivatif, pembayaran diwujudkan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Uniknya, dalam pasar valuta asing, meski nilainya sangat besar, landasan-nya berupa saling percaya antara dua pihak yang bertransaksi.

Jika dolar AS di pasar domestik Rp13.500, artinya untuk

(6-13) Sorot-rev.indd 7 3/4/16 11:49 AM

Page 8: gerai info digital

Sorot

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA8

mendapatkan 1 dolar AS, kita memerlukan rupiah sejumlah tersebut. Jika calon pembeli dolar AS bertambah, sedangkan jumlah penjual sedikit, maka akan terjadi kenaikan harga sebagaimana hukum permintaan dan penawaran. Artinya rupiah melemah, dan dibutuhkan lebih banyak rupiah untuk mendapatkan 1 dolar AS, contohnya dari Rp13.500 menjadi Rp13.700.

Inti pasar modal adalah pinjam-meminjam uang berjangka lebih dari satu tahun, dikenal juga sebagai pasar obligasi. Pelaku adalah pemerintah, lembaga keuangan, dan kor porasi. Dalam pasar modal terdapat pasar saham, yang menjual dan membeli kepemilikan perusahaan.

Sebuah perusahaan yang sudah mapan dan menghasilkan laba akan membutuhkan uang untuk ekspansi. Alternatif pendanaan dapat berasal dari laba ditahan, meminjam kepada bank, meminjam kepada publik, serta menjual saham.

Saham merupakan bukti kepemilikan perusahaan. Arti nya jika kita membeli saham suatu perusahaan, kita menyertakan modal ke perusahaan tersebut. Ketika perusahaan menjual sahamnya, publik diberi kesempatan untuk menjadi pemilik perusahaan.

Bagaimana dengan obligasi? Serupa dengan saham, obligasi dikeluarkan untuk mendapatkan dana. Bedanya, jika saham adalah bukti kepemilikan perusahaan, maka obligasi adalah surat utang. Obligasi merupakan surat pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Karena penerbit obligasi meminjam dana, maka penerbit berkewajiban untuk membayar

bunga secara berkala. Selain itu, penerbit obligasi wajib melunasi pokok utang pada waktu yang ditentukan.

Obligasi yang banyak terdapat di Indonesia adalah obligasi negara. Jual beli bisa dilakukan langsung. Sebagai contoh, jika pemerintah mengeluarkan obligasi, kita bisa membeli saat penjualan perdana dari pemerintah. Setelah itu, kita bisa menjualnya lagi di pasar sekunder, interbank (antarbank), bahkan ke pihak asing.

Dalam pasar uang dan pasar modal, dikenal adanya pasar primer dan pasar sekunder. Ilustrasi yang pas adalah ketika pemerintah memerlukan dana pembangunan. Pemerintah bisa meminjam dari masyarakat dengan menerbitkan surat berharga. Surat berharga tersebut bisa dijual pertama kalinya oleh pemerintah di pasar primer. Ketika pembeli di pasar primer ini menjual lagi surat berharga, itulah yang disebut pasar sekunder.

lebih Dalam, lebih efisien

Ilustrasi bahwa pasar keuang-an yang makin dalam akan menguntungkan masyarakat bisa digambarkan dengan “meminjam” kondisi produsen mobil di Indonesia. Bayangkan jika ada beragam jenis kendaraan dari satu produsen. Mulai mobil yang harganya di bawah Rp100 juta hingga mobil mewah yang harga nya miliaran. Dengan semakin banyak jenis kendaraan yang tersedia, pembeli punya variasi pilihan. Si perusahaan bisa mendapat dana lebih banyak karena seluruh lapisan masyarakat membeli mobil padanya. Arti nya, perusahaan bisa berkembang makin besar lagi dengan dana tersebut.

Bayangkan jika perusahaan mobil itu adalah negara kita. Ke-tika banyak instrumen pasar uang yang bisa dipilih masyarakat, tentu semakin banyak dana bisa dihimpun oleh pemerintah. De-ngan sendirinya, pembangunan negara akan terus berjalan de-ngan dana tersebut. Pendalaman pasar adalah ketersediaan varian instrumen pasar uang, supaya masyarakat punya banyak pilihan produk investasi.

Ketika kondisi pasar keuangan sudah cukup dalam, yaitu ketika instrumen investasi untuk masyarakat makin beragam, tak hanya deposito, masyarakat bisa punya pilihan investasi di sek tor non perbankan. Perusahaan yang tidak punya alternatif sumber dana selain dari perbankan, bisa menerbitkan surat berharga jangka pendek yang tentu saja lebih murah. Kondisi ini akan memaksa perbankan meninjau kembali tingkat suku bunga pinjamannya, yang pada akhirnya bisa membuat bunga bank turun. Hal ini akan meng untungkan masyarakat.

Masyarakat harus mulai aktif terlibat dalam pasar keuangan. Informasi mengenai hal ini bisa diperoleh lengkap dari BI, mela lui BICARA 131. Mulailah de ngan mempelajari pasar keuangan, termasuk ragam investasi.

Pasar keuangan adalah bagian tak terpisahkan dari perekonomian suatu negara. Pasar keuangan yang telah maju dan berfungsi baik, memungkinkan adanya perpindahan sumber daya dari pemberi pinjaman (lender) kepada peminjam (borrower). Kondisi ini dalam jangka panjang memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan tentunya terhadap ketahanan sistem keuangan.

(6-13) Sorot-rev.indd 8 3/4/16 11:49 AM

Page 9: gerai info digital

Sorot

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA9

Pasar keuangan yang dalam akan menguntungkan bagi stabilitas sistem keuangan, fungsi intermediasi, serta bagi pembiayaan pembangunan.

Apa indikator bahwa pasar keuangan Indonesia tidak dalam? Jumlah dana yang ditransaksikan, likuiditasnya, serta volume transaksi pasar keuangan Indonesia yang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain adalah beberapa indikator. Instrumen pasar keuangan kita memang tidak banyak. Selain itu, pasar keuangan banyak terkonsentrasi ke instrumen jangka pendek. Jika ada investor yang berminat investasi di Indonesia, pilihannya sangat terbatas. Padahal, di pasar juga ada segmentasi tipikal pelaku, ada yang memiliki limit besar, ada juga yang tidak besar.

Jika instrumen investasi terbatas, kondisi keuangan negara rentan. Sentimen negatif pasar bisa menggoncang moneter. Misalnya, ketika ada berita kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika, investor akan

cenderung menanamkan dananya di negera lain yang kondisinya lebih menarik dibandingkan dengan investasi di Indonesia.

Pasar keuangan harus diperdalam agar kondisi pasar menjadi ideal. Pasar keuangan yang dalam akan menguntungkan bagi stabilitas sistem keuangan, dari sisi intermediasi, juga dari sisi pembiayaan pembangunan.

Dari sisi ketahanan keuangan, pasar keuangan yang dalam akan menawarkan instrumen beragam, sehingga memungkinkan investor melakukan diversifikasi risiko. Investor bisa memilih, apakah berinvestasi pada intrumen jangka pendek atau jangka panjang. Instrumen yang beragam bisa meredam gejolak pasar ketika ada sentimen negatif. Investor punya pilihan untuk memindahkan dananya dari intrumen jangka panjang yang berisiko lebih besar ke instrumen

jangka pendek yang risikonya relatif lebih kecil.

Yang kedua adalah dari sisi intermediasi. Fungsi intermediasi adalah fungsi bank dalam menyalurkan pendanaan. Ketika pasar keuangan dangkal, bank tidak bisa maksimal menjalankan fungsi intermediasi tersebut.

Pasar keuangan yang dalam juga bermanfaat bagi sisi moneter, yaitu agar transmisi kebijakan bisa berjalan. Kebijakan moneter akan lebih berdampak ketika terdapat banyak pelaku transaksi di pasar keuangan. Saat kebijakan disampaikan, maka perbankan dan pelaku pasar akan melakukan macam-macam penyesuaian dalam mencari mekanisme pembentukan harga atau price discovery. Jika pasar tidak dalam, dengan sendirinya kebijakan akan sulit direspon oleh pasar.

Yang ketiga adalah manfaat kedalaman pasar keuangan dari sisi pembiayaan pembangunan. Banyaknya instrumen keuangan, mengundang banyak investor, yang pada akhirnya menyediakan sumber dana yang lebih besar bagi negara. Dana dari perbankan dan non perbankan bisa disalurkan ke aktivitas pembangunan dengan lebih leluasa. Artinya kita memiliki sumber pembiayaan pembangunan yang berkesinambungan.

GERAI INFO BANK INDONESIA9

agar OPtimal

Oleh: Solikin M. JuhroDepartemen Kebijakan Ekonomi dan

Moneter

(6-13) Sorot-rev.indd 9 3/4/16 11:49 AM

Page 10: gerai info digital

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA10

Dengan perekonomian terbuka yang kita anut, apapun yang terjadi pada perekonomian global pasti turut mempengaruhi perekonomian Indonesia. Belajar dari goncangan terjadi pada perekonomian global pada tahun pertengahan tahun 2015, Bank Indonesia mengambil berbagai langkah kebijakan untuk memulihkan stabilitas ekonomi. Tujuannya tentu agar tekanan tidak berlanjut dan mengganggu sendi perekonomian yang lain.

Salah satu pembenahan yang dilakukan adalah memperkuat

struktur pembiayaan domestik agar bisa mendukung pembiayaan ekonomi secara lebih optimal. Kita perlu segera menyusun strategi agar bisa mendorong peranan dana domestik sebagai sumber pembiayaan ekonomi. Yang lebih diutamakan adalah untuk pembiayaan jangka menengah-panjang agar dapat meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing nasional.

Hingga kini, peran pembiayaan domestik masih terbatas. Akibatnya terjadi

peningkatan sumber dana asing, khususnya dana asing jangka pendek. Meskipun dana asing turut menjembatani kebutuhan pembiayaan ekonomi, besarnya porsi dana asing jangka pendek menimbulkan kerentanan, antara lain pengendalian nilai tukar dan inflasi, serta dapat menimbulkan syok pada perekonomian kita jika ekonomi global bergejolak.

Di sisi lain, stabilitas makro tidak dapat dicapai tanpa pasar keuangan yang dalam dan likuid. Jika pasar keuangan kita

Pasar keuangan dalam negeri perlu diperdalam agar bisa menjadi sumber pembiayaan pembangunan.

rePOsisi sumBer Dana

Sorot

(6-13) Sorot-rev.indd 10 3/4/16 11:49 AM

Page 11: gerai info digital

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA11

GERAI INFO BANK INDONESIA11

Sorot

glOssary:Sertifikat Bank

indoneSia (SBi) adalah surat berharga yang dikeluarkan

oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang.

Surat Berharga negara adalah surat

berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai pengakuan

utang.

dalam dan terjaga stabilitasnya, maka likuiditas akan mengalir lancar dalam sistem keuangan. Likuiditas yang mengalir lancar akan mampu menopang kegiatan ekonomi yang produktif dengan biaya yang efisien. Lagipula, likuiditas lancar akan membuat perekonomian negara tetap kuat meskipun ada guncangan dari luar.

Sumber pembiyaan ekonomi kita belum cukup terdiversifikasi. Kita masih tertinggal dari beberapa negara tetangga dalam lingkup ASEAN. Sedangkan pembiayaan ekonomi oleh sektor swasta, sebagian besar bersumber dari perbankan. Peran pasar modal dalam pembiayaan ekonomi tidak terlalu besar.

Jumlah investor domestik masih tertinggal jika dibandingkan dengan pangsa pasar asing. Selain itu, pasar obligasi belum likuid. Akibatnya investor domestik cenderung melakukan “buy and hold”. Artinya, setelah mereka membeli instrumen pasar keuangan, untuk meminimalkan risiko mereka tidak melakukan apa-apa terhadap instrumen tersebut.

Padahal, sebetulnya instrumen tersebut dapat diperjualbelikan atau diagunkan.

Di sisi lain, keterbatasan sumber dana dari dalam negeri menyebabkan dunia usaha domestik mencari sumber pembiayaan dari Utang Luar Negeri (ULN). Dalam empat tahun terakhir, jumlah utang luar negeri swasta mengalami peningkatan yang signifikan. Pemicunya adalah suku bunga di luar negeri dalam dolar AS yang lebih rendah daripada suku bunga kredit bank dalam negeri. Tentu saja hal ini menimbulkan risiko bagi perekonomian Indonesia.

Meski suku bunga lebih rendah, jika terjadi depresiasi rupiah, pelaku pasar membutuhkan dana yang lebih besar untuk membayar ULN tersebut. Akan terjadi aksi borong dolar. Mengingat tingginya risiko ULN, sebaiknya kita mulai menggali potensi sumber dana dalam negeri. Harus mulai ada upaya memotivasi pasar agar semakin berkembang.

Bisa dikatakan, kebutuhan memperdalam pasar keuangan

SBn terdiri dari Surat Utang Negara SBN terdiri dari Surat

Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

SUN terdiri dari Obligasi Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 s bulan dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan dua belas bulan. SBSN

terdiri dari SBSN jangka panjang (Ijarah Fixed Rate/IFR) dan

Global Sukuk

negotiaBle CertifiCate of

depoSit (nCd), adalah sertifikat deposito yang

diterbitkan perbankan dengan tenor jangka pendek yang dapat

diperjualbelikan. Suku bunga sertifikat deposito dibayar di

muka sehingga saat penempatan dana atau diperdagangkan

nasabah akan mendapatkan diskon.

Indonesia sudah sangat mendesak. Perlu dilakukan langkah yang tepat, terukur, dan terkoordinasi dengan baik untuk mempercepat prosesnya.

BI menginisiasi beragam kebijakan-kebijakan, termasuk operasi pasar terbuka. Dalam aktivitas ini, BI melakukan penyerapan dan penambahan likuiditas pasar melalui instrumen moneter. Untuk menyerap, BI mengeluarkan surat berharga seperti SBI. Untuk menambah likuiditas, BI melakukan reversed repo. Artinya, BI memberikan likuiditas kepada pasar dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga.

Yang lebih penting, percepatan pendalaman pasar keuangan tidak dapat dilakukan oleh BI saja, namun memerlukan kolaborasi dengan pelaku pasar serta instansi lain. Artinya, perlu ada koordinasi dengan Departemen Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan. Masyarakat juga perlu terlibat. Semua harus bahu-membahu untuk mendukung pembangunan perekonomian di Indonesia.

(6-13) Sorot-rev.indd 11 3/4/16 11:49 AM

Page 12: gerai info digital

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA12

SISTEM KEUANGANINDONESIA

Sistem keuangan mencakup institusi keuangan (Bank, IKNB), pasar keuangan, regulator, infrastruktur keuangan, dan pelaku pasar lainnya, dengan tujuan untuk

memindahkan dana dalam rangka investasi maupun pendanaan (IMF).

FINANCIAL SYSTEM

Deficit Unit

BI sebagai otoritas monemeter, sistem pembayaran dan makroprudensial

OJK sebagai otoritas pengawas

mikrorudensial

• Penabung• Investor• Pengirim Dana

• Peminjam• Pebisnis• Penerima Dana

Sistem keuangan yang stabil dan sehat akan

memberikan keyakinan kepada seluruh pihak.

Surplus Unit

Institusi Keuangan(Bank, IKNB)

Pasar Keuangan(Pasar Uang, Pasar Valas, Pasar Modal)

Infrastruktur Keuangan:

Sistem Pembayaran, Kliring Efek, Deposit

Insurance

OTORITASJASAKEUANGAN

Mendukung pertumbuhan

ekonomi berkesinambungan

(6-13) Sorot-rev.indd 12 3/4/16 11:49 AM

Page 13: gerai info digital

Sorot

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA13

KONDISI STRUKTUR MIKRO PASAR KEUANGAN DOMESTIK

Pasar keuangan domestik yang masih belum “likuid dan efisien.”

Bond Market

Equity Market

Forex Market

Money Market

• Efisiensi harga dan vol transaksi yang masih rendah.

• Pangsa asing yang terus meningkat

• Rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB masih rendah

•Asing masih dominan• Jumlah emiten belum menigkat signifikan

• Efisiensi harga dan vol transaksi masih rendah• Transaksi spot masih dominan• Transaksi hedging kurang berkembang

•Aktivitas didominasi BI-Perbankan•Uncollateralized trx (PUAB) mendominasi dengan

tenor jangka pendek•Collateralized loan (Repo) kurang berkembang

PASAR KEUANGAN

(6-13) Sorot-rev.indd 13 3/4/16 11:49 AM

Page 14: gerai info digital

Perspektif

GERAI INFO BANK INDONESIA14

Pendalaman pasar keuangan bukanlah barang baru. BI, pemerintah dan Bappenas sudah pernah membahas pendalaman pasar, namun belum ada realisasi. Targetnya, pasar keuangan Indonesia bisa melampaui pasar keuangan negara tetangga, membaik dari posisi saat ini yang masih tertinggal. Sebagai contoh, nilai kapitalisasi pasar obligasi kita jauh lebih kecil dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia.

Mengingat pentingnya pasar keuangan yang dalam, maka BI telah membentuk task force pendalaman pasar keuangan yang bertugas untuk mengawal program pendalaman pasar keuangan ke depan. Sebagai awal, BI menginisiasi langkah-langkah untuk merealisasikan agar pasar keuangan Indonesia lebih dalam dengan membentuk Indonesia Foreign Exchange Market Committee (IFEMC). Anggotanya adalah perbankan yang aktif bertransaksi di pasar domestik, serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam IFEMC, BI dan pelaku pasar berdiskusi dan mengevaluasi kondisi pasar, sehingga BI mendapat masukan yang bermanfaat sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait pendalaman pasar keuangan, salah satunya

adalah mengenai penyempurnaan ketentuan transaksi valas.

Penyempurnaan ketentuan transaksi valas mulai bergulir dan mendapat respon pasar yang sangat positif. Eksportir dan importir juga mulai aktif bertransaksi di pasar. Saat inilah BI memperkenalkan konsep lindung nilai (hedging). BI berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Badan Pemerika Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan dan Kepolisian memberikan edukasi kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan transaksi valutas asing dengan tujuan lindung nilai.

BUMN merupakan pelaku pasar valas dengan volume transaksi yang besar. Ketika BUMN membutuhkan dolar AS dalam jumlah besar sedangkan di pasar tidak ada penyedia dolar AS, maka harga akan bergejolak. Oleh karena itu, BI mendorong BUMN untuk melakukan lindung nilai.

Lindung nilai bisa dilakukan dengan mekanisme forward hedging. Namun, jika melakukan forward, kemungkinan terdapat selisih kurs yang bersifat merugi. Hal ini bisa dianggap sebagai kerugian negara, sehingga mulanya banyak BUMN yang

enggan melakukan forward hedging karena kuatir selisih kurs akan dianggap sebagai bentuk korupsi.

Otoritas dan penegak hukum sepakat bahwa jika terdapat selisih kurs yang bersifat rugi dari transaksi valas untuk lindung nilai tidak dikategorikan sebagai kerugian negara jika dalam pelaksanaannya telah dipertimbangkan dengan baik dan melalui standar prosedur operasional. Dengan perkembangan yang positif ini, BUMN mulai melakukan transaksi lindung nilai, sebagai contoh Pertamina, Garuda dan PLN telah melakukan transaksi lindung nilai dengan jumlah yang menggembirakan. Aktivitas ini termasuk pendalaman pasar.

Saat ini, BI berkoordinasi dengan OJK untuk melakukan kajian mengenai pasar uang. Diharapkan mendatang akan ada PBI mengenai pasar uang, Negotiable Certificate of Deposit (NCD), dan Commercial Paper yaitu surat utang dengan jangka waktu sangat pendek, misalnya 1-3 bulan.

Pasar keuangan terdiri dari berbagai macam pasar yang saling terkait. Diperlukan koordinasi antara otoritas yang berkepentingan. BI menginisiasi Forum Koordinasi Pembiayaan

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

Strategi Pendalaman PaSar KeuanganAda beberapa cara agar Indonesia memiliki pasar keuangan yang dalam dan likuid. Oleh : Agus Seno Aji

Program Pendalaman Pasar Keuangan

(14-17) Apakata+Perspektif.indd 14 3/4/16 11:38 AM

Page 15: gerai info digital

GERAI INFO BANK INDONESIA15

Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK) yang beranggotakan Departemen Keuangan, BI, dan OJK. Diharapkan melalui forum ini, masing-masing pihak lebih bersinergi dalam mempercepat pendalaman pasar keuangan.

Sebagai contoh, jika pemerintah menerbitkan obligasi, sebaiknya tidak hanya dijual kepada investor asing saja, tetapi juga kepada investor dalam negeri. Sebelumnya, dilakukan sosialisasi dan edukasi bagi investor dalam negeri agar lebih paham terhadap investasi melalui obligasi dari pemerintah.

Melalui forum koordinasi, peran Institusi Keuangan Non Bank (IKNB) dalam pendalaman pasar keuangan juga dapat lebih dioptimalkan, melalui penyempurnaan regulasi yang memberikan keleluasaan untuk investasi dana pensiun dan asuransi.

Dalam hal ini, penggunaan dana pensiun dapat lebih

dimaksimalkan melalui transaksi repo. Dengan kepemilikan dana IKNB yang sangat besar, selayaknya pengelolaannya jangan lagi secara tradisional.

Agar target pendalaman pasar keuangan bisa tercapai, maka disusunlah blue print pendalaman pasar keuangan. Blue print ini terdiri dari tiga besaran pokok. Yang pertama adalah mengkaji permasalahan yang dihadapi oleh pasar keuangan, serta mencari solusinya.

Pada pasar valas, tingginya volumen transaksi spot sangat mempengaruhi nilai tukar. Ke depan, sebagian transaksi spot akan didorong untuk menjadi transaksi derivatif dengan jangka waktu yang lebih panjang. BI juga menyiapkan perbankan nasional agar lebih siap menerima transaksi derivatif dari nasabah dan dari bank lain. Kondisi saat ini, transaksi lindung nilai yang ada diserahkan ke luar negeri karena kapasitas perbankan kita yang terbatas.

Yang kedua, adalah memperkuat kerangka hukum untuk transaksi derivatif. Jadi, untuk transaksi derivatif didorong agar menggunakan kontrak yang dipakai secara internasional, yaitu International Swap Derivative Agreement atau ISDA. BI mendukung penggunaan ISDA. Penggunaan ISDA mempunyai potensi permasalahan yang saat ini sedang dikaji BI dan IFEMC. Kajian tersebut akan menghasilkan pedoman untuk pemahaman bank mengenai kontrak derivatif.

Yang ketiga, BI akan mempertemukan perbankan nasional dari berbagai tingakatan usaha (BUKU). Pertemuan ini merupakan langkah awal untuk menjembatani komunikasi antarbank yang mungkin sebelumnya tidak pernah berinteraksi. Apa manfaatnya? Tentu untuk mendorong perbankan membuka dan meningkatkan credit line. Diharapkan suatu bank memiliki

Perspektif

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

(14-17) Apakata+Perspektif.indd 15 3/4/16 11:38 AM

Page 16: gerai info digital

Perspektif

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA16

lebih banyak pilihan bank lain sebagai mitra melakukan transaksi sesuai dengan kebutuhan.

Pasar UangPada pasar uang, ada empat

hal yang terkait pendalaman pasar keuangan. Yang pertama adalah kontrak yang jelas, hubungan antar berbagai bank, memperbanyak surat berharga yang bisa dijadikan jaminan, dan masalah pajak.

Salah satu sasaran pendalaman dalam pasar uang adalah pasar repo yang membutuhkan jaminan. Jika ada jaminan dalam pinjam meminjam, diharapkan transaksi tidak hanya berkembang dalam jangka pendek tapi lebih panjang. Pada pasar repo, kontrak yang digunakan adalah General Master Repurchase Agreement (GMRA). BI membantu bank dalam pemahaman kontrak GMRA yang diharapkan agar jangan ada transaksi repo yang terhenti karena ketidaktahuan atas isi kontrak tersebut.

BI juga menjembatani bank kecil dan bank besar untuk menghindari segmentasi antarbank. Segmentasi adalah kecenderungan bank untuk melakukan transaksi dengan bank tertentu saja. Berdasar kebiasaan, bank besar akan bertransaksi dengan sesama bank besar. Jika bank besar dan bank kecil saling berhubungan,

dengan sendirinya credit line akan meluas. Umumnya, bank kecil surplus rupiah, sedangkan bank besar defisit rupiah. Jika terjadi transaksi antara kedua bank tersebut, maka rupiah bisa mengalir ke bank besar dengan jaminan. Misalnya, banyak bank asing yang memiliki dolar AS dalam jumlah besar, namun likuditas rupiahnya kering. Sedangkan Bank Pembangunan Daerah yang ada di tiap provinsi di Indonesia memiliki rupiah yang besar. Jika mereka bisa dijembatani, tentunya akan meningkatkan kapasitas kredit nasional.

Selain itu, BI mendorong pemerintah agar memperbanyak surat berharga yang bisa dijadikan jaminan. Kondisi saat ini, surat berharga banyak dibeli oleh pihak asing, pemegang dana pensiun, dan asuransi. Masih ada peluang untuk memperbanyak segmen investor dalam negeri untuk membeli surat berharga pemerintah, baik SBI maupun SBN.

Hal lain yang menjadi perhatian adalah pajak. Ketika dua pihak melakukan transaksi repo, maka akan terkena pajak. Ketika melakukan pembelian ulang atau repurchase, mereka akan terkena pajak lagi sehingga menanggung pajak ganda. Pajak ganda tentu membuat pelaku pasar enggan melakukan transaksi.

Padahal, jumlah transaksi yang banyak akan mendukung pendalaman pasar uang. Untuk menanggulangi permasalahan ini, BI akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dalam hal ini Dirjen Pajak.

Obligasi terdiri dari dua, yaitu obligasi negara dan korporasi, keduanya diarahkan untuk pembiayaan pembangunan. Karena obligasi ada di otoritas lain, BI berkoordiasi dengan otoritas yang berwenang. BI bekerja sama dengan IMF, Kementerian Keuangan dan OJK untuk memetakan permasalahan yang dihadapi dua jenis obligasi ini. Harapannya, BI bisa melakukan diskusi lebih lanjut tentang temuan masalah dan memberi masukan pada pemerintah dan OJK untuk mengembangkan obligasi negara dan obligasi korporasi.

Strategi pendalaman pasar keuangan telah disusun secara sistematis, lengkap dengan dibentuknya forum koordinasi. Mengingat manfaat pendalaman pasar keuangan sangat besar bagi kemajuan perekonomian Indonesia, selayaknya strategi tersebut diimplementasikan secara berkesinambungan. Diperlukan dukungan dan sinergi dari seluruh institusi yang terkait, juga masyarakat, agar strategi pendalaman pasar keuangan tersebut bisa mencapai tujuannya.

SAlAH SATU SASARAN PENDAlAmAN DAlAm PASAR UANG ADAlAH PASAR REPO yANG mEmBUTUHKAN jAmINAN.

(14-17) Apakata+Perspektif.indd 16 3/4/16 11:38 AM

Page 17: gerai info digital

Perspektif

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA17

aPa Kata mereKa?

Pasar keuangan bukanlah hal yang familiar bagi sebagian ma-syarakat. Berbeda dengan pasar keuangan, saham dan reksa dana sebagai bagian dari instru-men pasar keuangan bukanlah hal yang asing . Seperti yang disampaikan Annisa Widyasari, seorang guru SD di Bekasi. “Saya sering membaca di surat kabar dan melihat TV tentang saham. Kalau reksa dana sering dengar, tapi tidak tahu seperti apa ben-tuknya,” demikian jelasnya.

Senada dengan yang dikemu-kakan oleh Simon Hasibuan, karyawan swasta yang tinggal di Jakarta Selatan. Ia mengaku kurang paham dengan apa yang disebut sebagai pasar keuangan. “Setahu saya itu berhubungan dengan saham. Misalnya orang akan membeli saham perusa-haan apa. Yang saya tahu kalau investasi dalam bentuk tanah, emas atau rumah,” kata Simon panjang lebar.

Simon sendiri memilih tabungan berjangka sebagai investasi. Ia menabung dengan tujuan mem-biayai pendidikan anaknya ketika masuk perguruan tinggi. “Kalau tabungan berjangka tidak bisa diambil sebelum jatuh tempo. Jika menabung biasa lebih sulit karena pasti ada macam-macam kebutuhan, kemungkinan uang-

nya akan diambil,” lanjutnya lagi.

Lain halnya dengan Zulfah Fadhillah. Sebagai mahasiswi Strata-2 Unviersitas Indonesia, ia cukup paham mengenai pasar keuangan. Namun, ia kurang tertarik berinvestasi di pasar keuangan, misalnya saham dan reksadana. Sebagai pili an investa-si, ia tertarik pada logam mulia. “Faktor gambling dalam investasi tidak diperkenankan dalam Is-lam,” ungkapnya. Ia juga menilai pasar keuangan di Indonesia belum secanggih di Amerika dan Eropa, jadi wajar jika masyarakat pada umumnya belum tertarik pada pasar keuangan.

Hal senada juga disampaikan Astrie Dewi, seorang perencana keuangan. “Secara umum masyarakat Indonesia belum terlalu ‘melek’ finansial, oleh karena itu, perlu diadakan literasi keuangan. Dengan kondisi sekarang saja banyak orang yang mengalami penipuan terkait hal ini, padahal bisa dibilang pasar kita belum shopisticated,” tutur Dewi.

Menurut Dewi, orang yang mengenal pasar keuangan biasanya memang telah bergelut di industri keuangan. “Lebih baik pemangku kebijakan berupaya meningkatkan pemahaman

masyarakat mengenai konsep pasar keuangan. Selanjutnya, mendorong masyarakat ikut berpartisipasi,” tuturnya lagi. Ia menambahkan, reksa dana sudah mulai dikenal di daerah, terutama sejak bank menjadi agen penjual reksa dana. Hal ini bisa dipahami karena masyarakat Indonesia lebih terbiasa ber-hubungan dengan bank dari pada asset management.

Dewi berbagi pengalaman ketika memberikan materi literasi keuangan di Lombok, NTB, masyarakat banyak yang tertarik dengan reksadana. Sayangnya belum ada yang memfasilitasi. “Akses bagi masyarakat sebaiknya lebih dipermudah, terutama untuk di daerah. Jadi pemangku kebijakan harus mempersiapkan edukasi dan infrastruktur untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.”

mASyARAKAT INDONESIA BElUm TERlAlU ‘mElEK’ FINANSIAl, OlEH KARENA ITUlAH PERlU DIADAKAN lITERASI KEUANGAN.

(14-17) Apakata+Perspektif.indd 17 3/4/16 11:38 AM

Page 18: gerai info digital

BI Peduli

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

GERAI INFO BANK INDONESIA18

Warisan Budaya Berdaya Pikat Kain tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) begitu memikat. Bukti­nya, banyak desainer Indonesia menggunakan kain tenun ikat asal NTT sebagai bahan pakaian rancangannya.

Adalah langkah tepat jika BI menggandeng kelompok tenun NTT di Kupang melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). BI memberikan bantuan untuk mendirikan empat rumah pro­duksi, peralatan tenun dan bahan baku produksi, misalnya benang dan pewarna. Selain itu, dibe­rikan pelatihan teknik pewar­naan, pemasaran dan pengelo­

laan keuangan. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Deputi Gubernur BI Mirza Ad­ityaswara di Rumah Tenun Inda Ndao milik Dorce Lussi di Kelu­rahan Naikoten, Kupang.

Dorce Lussi adalah seorang pengrajin tenun asal Pulau Ndao, Kabupaten Rote­Ndao NTT, yang tinggal di Kota Kupang dan mem­bentuk Rumah Tenun Ina Ndao. Dorce memulai bisnis tenun pada tahun 1980­an. Ia meng­umpulkan modal untuk membeli benang dan peralatan dari ha­sil berjualan tanaman. Ia mulai membuat kain tenun ikat dengan

motif Rote­Ndao. . Beberapa tahun berjalan, ia

sering mendapat pesanan dan mengikuti pameran bersama Pemerintah Daerah NTT. Dari situ ia bisa belajar membuat mo­tif lain, seperti Timor, Sabu, dan Alor, sekaligus mendapat pelatih­an pewarnaan kain tenun dari Dinas Perindustrian dan Perda­gangan.

Kualitas dan KuantitasKepala Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi NTT, Naek Tigor Sinaga mengatakan, tujuan dibentuk klaster tenun

18

BI Peduli

Tingkatkan produktivitas melalui klaster destinasi wisata.

(18-19) BI Peduli.indd 18 3/4/16 11:38 AM

Page 19: gerai info digital

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

BI Peduli

GERAI INFO BANK INDONESIA19

GERAI INFO BANK INDONESIA19

BI Peduli

adalah meningkatkan produk­tivitas kerja para pengrajin tenun di Kupang. “Sebelum disatu­kan, para pengrajin ini bekerja di rumah masing­masing. Jadi, kontrol kualitasnya agak sulit,” katanya. Selain itu, cara ini akan lebih meningkatkan motivasi antar pengrajin sehingga berse­mangat menyelesaikan kain yang dikerjakan.

Menurut Dorce, saat ini kegiat­an produksi bisa lebih terpantau. Kain dengan panjang 1 sampai 1,5m bisa diselesaikan dalam waktu empat hari.

Para pengrajin di Rumah Tenun Ina Ndao pun memiliki jam kerja yang lebih teratur, mu­lai jam delapan pagi sampai jam lima sore. Namun, ada juga yang masih mengerjakan kain tenun ikat sampai petang. “Di belakang tempat ini (rumah produksi) ada tempat tinggal untuk pengrajin yang berasal dari luar Kupang atau yang masih kerja lewat dari jam lima sore,” kata Dorce.

destinasi WisataDalam sebulan seorang peng­

rajin tenun bisa menyelesaikan

kurang lebih lima kain. Harga kain ditentukan oleh panjang dan lebar kain, motif, dan bahan pembuatnya. Misal, kain tenun ikat Sumba yang dijual di show-room Ina Ndao dibuat dari bahan alami, seperti akar tumbuhan dan daun sehingga warnanya cen­derung gelap. Waktu pembuatan­nya bisa sampai dua bulan, karena pewarnaan dengan bahan alami harus berulang­ulang.

Sejak dibina oleh BI, Rumah Tenun Ina Ndao semakin se­ring mendapat pesanan. Selain datang dari dalam negeri, Dorce juga mendapat pesanan dari luar negeri, antar lain Jepang dan Aus­tralia.

Pembuatan kain tenun ikat di Rumah Tenun Ina Ndao sepenuhnya dikerjakan dengan tangan (fully handmade). Hal ini menjadi keunggulan rumah tenun yang dibinanya. Namun, pembuatan dengan tangan juga menuntut Dorce untuk berhati­hati dalam mengambil pesanan. “Saya sampai saat ini belum mau teken kontrak jika ada pemesan yang menentukan semua ukuran kain harus sama dan tidak

toleransi perbedaan ukuran. Karena ini (kain) semuanya hasil kerja tangan manusia, bukan me­sin,” ungkapnya.

Di samping itu, agar pesanan tidak surut, Dorce dan pengrajin yang ia bina selalu memperhati­kan perkembangan pasar. “Saat ini tenun sudah dipakai orang juga untuk acara tidak resmi. Jadi bisa kami sesuaikan warna. Mi­sal dengan motif yang sama, tapi warnanya kami buat lebih terang,” katanya.

Saat ini, pariwisata NTT ma­kin bergaung. Menurut Tigor, hal itu terjadi setelah Sail Komodo tahun 2013. “BI berharap klaster tenun ini juga jadi destinasi wisata di Kupang,” kata Tigor. BI juga membantu promosi Rumah Tenun Ina Ndao dengan mengi­kutsertakan dalam pameran da­lam event BI di luar NTT. Salah satunya adalah Indoneisa Sharia Economic Festival 2015 di Sura­baya pada 27 Oktober­1Novem­ber 2015. Dengan begitu, akan semakin banyak orang mengenal tenun ikat asal NTT seperti salah satu warisan budaya bernilai seni tinggi.

Proses Pembuatan tenun iKat ntt1. Gulung benang: mengumpulkan bola benang

sebagai bahan tenun 2. Rentang: menyusun benang dari bola benang ke

atas alat tenun untuk menentukan ukuran kain3. Membuat motif: dilakukan dengan membalut

beberapa bagian pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan

4. Pewarnaan: pewarnaan dilakukan dua sampai tiga kali. Bagian yang dibalut tali rafia belum dibuka

5. Atur Motif: setelah selesai mewarnai kain dan mendapatkan warna yang diinginkan, barulah bagian yang dibalut tali rafia dibuka. Setelah itu akan terlihat motifnya

6. Pengulangan warna dan mulai membuat tenun

(18-19) BI Peduli.indd 19 3/4/16 11:38 AM

Page 20: gerai info digital

Potret

EDIS

I 55

TAH

UN V

I 2

015

GERAI INFO BANK INDONESIA20

Setelah soft launching pada September 2015, KPwBI Sulawesi Barat (Sulbar) diresmikan oleh Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo pada 1 Oktober 2015. Keberadaan KPwBI memang diharapkan dapat ikut membangun dan memajukan provinsi ke-33 ini. Sebelum KPwBI dibuka, kegiatan perbankan Sulbar bergantung pada KPwBI Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Sembilan tahun Sulbar bergantung pada stok keuangan di KPwBI Makassar, Sulsel.

Selama membawahi provinsi

Sulbar, KPwBI telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulbar, antara lain dibentuknya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan semua kabupaten atau kota. Selain itu,

telah dilakukan juga kerja sama melalui Nota Kesepahaman dengan Kantor Perbendaharaan Negara Sulbar, diseminasi Kajian Ekonomi Keuangan Regional, serta pengembangan sektor riil atau UMKM dan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Dukung gnnTSelain menyediakan uang

kartal, KPwBI Sulbar juga melayani sistem pembayaran non tunai. Perangkat dan sistem yang terintegrasi untuk transaksi kliring melalui sistem kliring nasional dan Real-Time

Geliat MaMujuBI mendukung pembangunan Sulawesi Barat dengan membuka kantor

perwakilan di Mamuju.

Ernawati JatiningrumDepartemen Komunikasi

(20-21) Potret.indd 20 3/4/16 11:51 AM

Page 21: gerai info digital

Potret

GERAI INFO BANK INDONESIA21

Gross Settlement (RTGS) sudah berjalan dengan baik. Empat bank yaitu BRI, BTN, Bank Panin, dan Bank Muamalat sudah siap melakukannya. Diharapkan bank-bank lainnya bisa segera melaksanakan kegiatan sistem pembayaran non tunai dalam waktu dekat.

Dengan berbagai layanan yang diberikan, tentu saja kehadiran KPwBI Sulbar disambut sangat baik oleh seluruh masyarakat Sulbar. Anwar Adnan Saleh, Gubernur Sulbar menyebutkan bahwa tidak adanya jaminan uang kartal di bank-bank yang ada lumayan menyulitkan masyarakat dan berpengaruh pada kegiatan perekonomian Sulbar.

“Padahal pertumbuhan ekonomi Sulbar 8,4% pada triwulan II tahun 2015, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yaitu 4,67% pada saat yang sama. Tapi kami akui, inflasi di Sulbar masih tinggi. Jadi, kami berharap dengan keberadaan kantor BI Sulbar ini akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah ini dan dapat menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di sini,” paparnya.

Tentu saja pertumbuhan ekonomi Sulbar yang tinggi diapresiasi oleh Gubernur BI. “Melihat pertumbuhan ekonomi Sulbar mencapai 8,4%; maka diharapkan ekonomi nasional sepanjang tahun 2015 akan mencapai 4,7 sampai 5,1% dan pertumbuhan ekonomi Sulbar bisa mencapai 7,5 sampai dengan 8,5%,” ungkap Agus. “Kami mohon dukungan dari semua pemangku kepentingan di Sulbar agar pertumbuhan ekonomi bisa tercapai, karena ini bisa memberikan kontribusi yang baik sekali bagi perkonomian nasional.”

Siap Dukung Ekonomi mamuju

Melihat pertumbuhan ekonomi Sulbar yang tinggi tentu saja tak lepas dari pembangunan

infrastruktur yang telah dilakukan, antara lain Bandara Tampapadang Mamuju dan Pelabuhan Belang-Belang Mamuju serta jalan nasional trans Sulawesi. Tak hanya itu, Sulbar juga sedang membangun pembangkit listrik tenaga air 450 megawatt. “Kami apresiasi semua yang sudah dilakukan secara serius dan konsisten. Apalagi pembangunan pembangkit listrik yang memakai tenaga air masuk dalam kategori energi terbarukan,” ungkap Agus.

Dalam kaitan menjalankan tugas di sistem pembayaran, BI menyelenggarakan kegiatan kliring dan kegiatan RTGS yang akan membuat kegiatan usaha di Sulbar menjadi lebih efisien. Masyarakat tidak perlu pergi ke Makassar untuk melakukan kliring.

“Dengan hadirnya BI di Sulbar berarti BI sudah menjadi bagian dari Sulbar, sehingga dapat membantu mengendalikan inflasi di Sulbar,” papar Agus.

KEBERADAAN KANTOR BI SUlBAR DIHARApKAN DApAT mENINGKATKAN pERTUmBUHAN EKONOmI DAN mENARIK lEBIH BANyAK INVESTOR

EDIS

I 55

TAH

UN V

I 2

015

(20-21) Potret.indd 21 3/4/16 11:51 AM

Page 22: gerai info digital

Dinamika

GERAI INFO BANK INDONESIA22

GERAI INFO BANK INDONESIA22

Dinamika

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

Launching PerPustakaan Bank indonesia

Akhirnya, penantian panjang warga BI untuk memiliki ruang perpustakaan yang nyaman dengan konsep modern library terwujudkan. Transformasi Perpustakaan Kantor Pusat BI merupakan respon atas tuntutan untuk terus berbenah diri. Hal ini sejalan dengan perkembangan dunia di bidang teknologi informasi, learning style, library space usage, sistem layanan dan kebutuhan-kebutuhan baru lainnya.

Penataan ulang ruang perpustakaan dilakukan dengan konsep library as the delivery room for the birth of ideas, and place to elevate quality. Selain meningkatkan fungsi tradisional ruang perpustakaan sebagai tempat penyimpanan pengetahuan tertulis

dan ruang baca, desain juga mengadopsi fungsi perpustakaan modern yang memberikan ruang yang bisa digunakan untuk aneka kegiatan diskusi.

Pada akhir Oktober 2015, ruang Perpustakaan Kantor Pusat Bank Indonesia diresmikan oleh Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI. “I have always imagined that paradise will be a kind of library,” Perry mengutip Jorge Luis Borges. “Perpustakaan adalah surga bagi para penuntut ilmu, dan juga menjadi pendorong terwujudnya knowledge based society”.

Dalam peresmian tersebut, diberikan Pelatihan, Seminar dan Workshop “Transformasi Perpustakaan Bank Indonesia” kepada pustakawan dari seluruh KPw BI di Indonesia.

(22-23) DINAMIKA.indd 22 3/4/16 11:37 AM

Page 23: gerai info digital

EDIS

I 55

T

AHUN

VI

201

5

Dinamika

GERAI INFO BANK INDONESIA23

edukasi Bidang sistem PemBayaran di kediriAwas uang palsu! Kira-kira itulah yang ingin dis-ampaikan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, ketika sosialisasi pengenalan ciri-ciri kea-slian, Kewajiban Penggunaan Rupiah, dan sekaligus mengkampanyekan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Kabupaten Pacitan, awal Oktober lalu. Ronald Waas, Deputi Gubernur BI menyampaikan, “Kegiatan ini juga untuk mendorong perluasan penggunaan instrumen pembayaran nontunai.”

Sudah menjadi komitmen BI untuk selalu hadir di seluruh penjuru negeri dalam melayani keterse-diaan uang Rupiah dan menyediakan sistem pem-bayaran yang lancar, aman dan efisien serta untuk mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level yang stabil dan berkelanjutan.

Agar menarik dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, acara digelar dalam bentuk bazaar in-

termediasi perbankan dengan UMKM lokal, sosial-isasi Cikur, juga BI mengajar di SMAN 1 Pacitan. Puncaknya adalah pagelaran wayang kulit dengan menghadirkan Ki Dalang Cahyo Kuntadi, serta bintang tamu Yati Pesek dan Marwoto.

Bertepatan dengan ulang tahun Kota Atambua ke-99, Bank Indonesia (BI) menggelar Gerakan Cinta Rupiah di Lapangan Umum Simpang Lima, Kota Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) (17/10/2015). Acara yang berlangsung pada siang sampai malam hari ini dihadiri sejumlah pejabat, antara lain Plt Bupati Belu Wilhelmus Foni, Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Luctor E. Tapiheru, Kepala Kantor Perwakilan BI Nusa Tenggara Timur (NTT) Naek Tigor Sinaga, dan Wakapolda NTT Kombes Pol Sumartono.

Atambua merupakan ibukota Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan negara Republik Demokratik Timor Leste. Tigor berkata, bahwa Gerakan Cinta Rupiah bisa dimulai dari daerah

terluar Indonesia (perbatasan) untuk menghindari infiltrasi, khususnya pada penggunaan mata uang. “Kita jadikan penggunaan Rupiah sebagai salah satu bentuk kedaulatan,” kata Tigor.

Hal-hal yang ditekankan dalam acara ini adalah wujud mencintai mata uang Rupiah ke dalam dua bentuk, yaitu menggunakan mata uang Rupiah dalam segala bentuk transaksi dan memahami ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Dalam kesempatan ini BI juga mengadakan layanan kas keliling untuk penukaran uang kertas yang lusuh dan rusak. Acara yang melibatkan lebih dari 4.000 pelajar, TNI, dan masyarakat Atambua ini menampilkan Tari Tebe secara masal dan berhasil meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

PerBatasan cinta ruPiah

(22-23) DINAMIKA.indd 23 3/4/16 11:37 AM

Page 24: gerai info digital

EDIS

I 55

TAH

UN V

I 2

015

GERAI INFO BANK INDONESIA24

,

Bank Indonesia kembali menggelar Pertemuan Tahunan BI 2015 di Jakarta akhir November lalu. Kali ini, PTBI 2015 mengangkat tema “Sinergi Untuk Percepatan Transformasi”.

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengemukakan perlunya upaya pembenahan dan penguatan struktur ekonomi Indonesia di berbagai aspek. Upaya ini membutuhkan sinergi kebijakan sektor moneter, fiskal serta riil untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.

“Transformasi sangat diperlukan agar perekonomian Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Tantangan global ke depan semakin berat sehingga kita harus memperkuat struktur perekonomian,” kata Agus.

Langkah perbaikan diperlukan di sektor riil dan keuangan. Di sektor riil, kita sedang menghadapi

proses de-industrialisasi. Pangsa industri pengolahan terhadap PDB terus menurun. “Dari 29% di tahun 2001, mejadi 23,7% di tahun 2014,” papar Agus.

Ketiadaan industri dasar yang dapat memasok industri antara dan industri hilir, menyebabkan sebagian bahan baku diimpor sehingga industri hilir rentan terhadap depresiasi rupiah. “Kita perlu membenahi komposisi ekspor kita agar tidak tergantung pada ekspor sumber daya alam

mentah dan nilai tambah rendah,” tutur Agus.

Di sektor keuangan, perlu dirumuskan strategi pembiayaan jangka panjang. Tujuannya, agar sumber pembiayaan ekonomi tidak hanya berasal dari kredit perbankan tetapi juga dari industri pasar modal, contohnya obligasi korporasi dan saham.

Menghadapi beragam tantangan sektoral, diperlukan strategi untuk mencapai satu

tujuan transformasi. Agus memaparkan, pencapaian tujuan transformasi tergantung dari kemampuan bangsa ini mencapai dua sasaran antara, yang ditopang oleh tiga prinsip kebijakan ekonomi dan empat prioritas kebijakan.

Dua sasaran itu adalah peningkatan produktivitas dan perluasan partisipasi ekonomi. Sementara, tiga prinsip kebijakan ekonomi itu antara lain, kebijakan yang berkesinambungan,

kebijakan yang konsisten dan sinergi kebijakan. Sedangkan empat prioritas kebijakan itu terdiri dari, pertama, kebijakan memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan, energi, serta ketersediaan air. Kedua, kebijakan industrialisasi di berbagai sektor. Ketiga, kebijakan percepatan pembangunan infrastruktur fisik dan non fisik. Dan, keempat, kebijakan penguatan sektor keuangan.

Aktivitas

BI Gelar Pertemuan tahunan 2015

Transformasi memerlukan sinergi berbagai sektor untuk menjawab tantangan global.

GERAI INFO BANK INDONESIA24

EDIS

I 55

TAH

UN V

I 2

015

(24-25) Aktivitas+Etalase.indd 24 3/4/16 11:36 AM

Page 25: gerai info digital

EDIS

I 55

TAH

UN V

I 2

015

GERAI INFO BANK INDONESIA25

,

Diperlukan upaya yang lebih agresif dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait investasi.

Etalase

menGajak BerInvestasI

Steven YudhaDirektur Pemasaran dan Distribusi PT Ashmore Asset Management

Dilihat dari Produk Domestik Bruto, besaran perekonomian Indonesia terbesar di Asia Tenggara. Namun, pasar keuangan di Indonesia belum digarap maksimal. Padahal, pasar keuangan yang dalam akan berkontribusi positif pada stabilitas perekonomian.

Menurut Steven Yudha, Direktur Pemasaran dan Distribusi PT Ashmore Asset Management, perekonomian Indonesia sedang memasuki masa transisi. “Sebelumnya, perekonomian kita tergantung dengan dua hal utama, yaitu komoditas dan konsumsi domestik. Hal ini harus diimbangi dari sisi investasi, terutama infrastruktur dan manufaktur,” jelas Steven.

Ketidakseimbangan dua hal ini mengakibatkan ekonomi kita menjadi berbiaya mahal. Tingginya konsumsi domestik yang tidak dibarengi sisi manufaktur dan produksi menyebabkan kita terpaksa melakukan impor sehingga sangat rentan terhadap pergerakan nilai rupiah.

Perlambatan ekonomi global memberi efek ke hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia dan negara ASEAN. Namun, Indonesia memiliki keunggulan

dibandingkan negara ASEAN lain. Pangsa pasar Indonesia yang sangat besar, jumlah kelas menengah yang besar serta pengembangan infrastruktur di berbagai daerah akan mampu menggerakkan ekonomi Indonesia.

Steven memaparkan, tingginya konsumsi domestik jika diimbangi dengan investasi dan infrastruktur yang massif , akan membuat Indonesia mampu bertahan dalam perlambatan ekonomi. Namun, ekonomi biaya mahal seringkali membuat investor besar enggan untuk melakukan investasi dan produksi di Indonesia.

Di sisi lain, kesadaran masyarakat Indonesia untuk berinvestasi cenderung rendah. “Contohnya reksadana. Kami pernah melakukan studi, penetrasi program reksadana terhadap total deposan di bank kurang dari 10%,” kata Steven. Penyebabnya, masyarakat umumnya masih lebih nyaman pada sistem yang bersifat lebih tradisional. “Orang lebih senang deposito dibandingkan berinvestasi di pasar modal,” lanjut Steven.

Ia menyayangkan hal tersebut, karena sebenarnya dana pihak ketiga di bank berjumlah sangat

besar, lebih dari 4000T. Hanya saja, jumlah yang disalurkan untuk investasi sangat minim. Di negara maju, pasar modalnya bisa membiayai 50-80% perekonomian, sementara di Indonesia masih sangat kecil. Peran bank masih sangat dominan dalam pembiayaan.

Salah satu tantangan adalah mendorong masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dalam bentuk investasi. Steven menegaskan harus ada upaya yang lebih agresif dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang lebih luas. Selama ini investasi identik dengan kalangan tertentu saja. Edukasi akan menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya investasi untuk memenuhi kebutuhan finansialnya, antara lain pendidikan anak, pensiun dan kesehatan.

“Kami juga melakukan edukasi kepada masyarakat, baik umum dan akademisi. Kami bekerja sama dengan bank agar produk investasi bisa menjangkau kalangan yang lebih luas, tak hanya nasabah priotitas saja. Tersedia juga reksadana dengan nominal setoran kecil bagi masyarakat yang ingin berinvestasi di reksadana melalui Ashmore,” tutur Steven.

(24-25) Aktivitas+Etalase.indd 25 3/4/16 11:36 AM

Page 26: gerai info digital

EDIS

I 55

TAH

UN V

I 2

015

GERAI INFO BANK INDONESIA26

Lindung nilai adalah salah satu bentuk strategi manajemen risiko

TakTis Hadapi Nilai Tukar

Risiko selalu hadir dalam setiap transaksi. Terlebih, transaksi yang melibatkan mata uang asing. Sebagai contoh, seorang penjual komputer jinjing di Glodok, Jakarta. Penjual ini mengimpor komputer jinjing dari luar negeri, kemudian menjualnya di Indonesia. Ia membeli komputer jinjing menggunakan dolar AS, namun menjualnya dalam rupiah.

Jika nilai dolar AS menguat terhadap rupiah, maka ia harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mengimpor komputer jinjing. Padahal, ia tidak serta merta bisa menaikkan harga jual barangnya. Sebaliknya, ketika rupiah melemah, ia berpeluang meraup keuntungan dari selisih nilai tukar dolar AS dengan rupiah.

Untung-rugi ini adalah kondisi yang tidak pasti. Untuk itu, dalam dunia perekonomian dikenal istilah hedging atau lindung nilai. Lindung nilai untuk mengunci nilai tukar dari risiko gejolak perubahan yang muncul.

Lindung nilai adalah cara untuk mengurangi risiko yang timbul akibat perubahan harga di pasar keuangan. Cara ini akan mengurangi risiko keuangan dalam bentuk kepastian perhitungan arus kas dan penetapan harga pokok produksi.

Dalam berbagai kesempatan, Gubernur BI Agus Martowardojo selalu menekankan pentingnya lindung nilai bagi perusahaan maupun BUMN. Menurutnya, lindung nilai ini adalah sebuah strategi manajemen risiko agar perusahaan tidak merugi di tengah gejolak nilai tukar yang tiada menentu. Risiko kerugian bisa dikendalikan melalui lindung nilai.

Secara praktik, ada dua macam yang lazim digunakan di Asia termasuk Indonesia, yaitu Forward Currency Swap dan Cross Currency Swap. Forward Currency Swap adalah perjanjian antara kedua belah pihak untuk melakukan transaksi pembelian atau penjualan suatu aset di masa

yang akan datang dengan nilai tukar yang telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan Cross Currency Swap adalah perjanjian yang dilakukan saat kedua belah pihak saling menukar dua mata uang berbeda, dengan suku bunga yang disepakati bersama. Biasanya praktik ini berjangka panjang. Saat jatuh tempo transaksi, kedua mata uang ditukar kembali berdasarkan kesepakatan kurs dalam kontrak.

Perlu diketahui, lindung nilai adalah sebuah langkah antisipasi alih-alih spekulasi. Langkah lindung nilai ini semata-mata bukan ditujukan untuk menambah keuntungan atau mengurangi biaya. Dalam pelaksanaannya,  lindung nilai musti mengukur risiko yang terjadi, semacam nilai tukar, suku bunga dan likuiditas. Dengan demikian potensial  lost  dan potensial gain karena selisih kurs bisa diantisipasi.

Ekspose

(26) Ekspose.indd 26 3/4/16 11:36 AM

Page 27: gerai info digital

GERAI INFO DIGITALsegera

download aplikasinya!

gratis!

IKLAN DIGITAL.indd 2 10/7/15 3:45 PM

Page 28: gerai info digital

EDIS

I 55

TAH

UN V

I 2

015

GERAI INFO BANK INDONESIA28

(28) Back Cover.indd 28 3/4/16 11:39 AM


Related Documents