YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
Page 1: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA

LUMBA-LUMBA HIDUNG BOTOL (Tursiops aduncus) DI

PUSAT KONSERVASI MAMALIA AIR PT. WERSUT SEGUNI

INDONESIA

RIZKA FITRI SYARAFINA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
Page 3: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Gambaran dan Profil

Sel Darah Putih Pada Lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus) di Pusat

Konservasi Mamalia Air PT. Wersut Seguni Indonesia” adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Rizka Fitri Syarafina

NIM B04100194

Page 4: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

ABSTRAK

RIZKA FITRI SYARAFINA. Gambaran dan Profil Sel Darah Putih Pada Lumba-

lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus) di Pusat Konservasi Mamalia Air PT.

Wersut Seguni Indonesia. Dibimbing oleh ARYANI SISMIN

SATYANINGTIJAS dan AGUSTIN INDRAWATI.

Dewasa ini lumba-lumba yang merupakan mamalia laut mulai dimanfaatkan

oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan

dilakukan dengan melihat gambaran darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran sel darah putih pada lumba-lumba hidung botol sebagai

parameter yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis kesehatan. Penelitian ini

dilakukan pada bulan September 2013 dengan menggunakan tujuh ekor lumba-lumba

hidung botol (Tursiops aduncus) yang ada di kawasan konservasi mamalia air PT.

Wersut Seguni Indonesi. Pengambilan sampel darah dilakukan melalui vena

superficialis sirip ekor. Sampel darah diambil untuk pemeriksaan leukosit, diferensial

leukosit dan preparat ulas darah. Preparat ulas darah diwarnai dengan menggunakan

pewarna Giemsa dan diamati dibawah mikroskrop dengan perbesaran 1000x. Hasil

gambaran hematologi pada lumba-lumba hidung botol memiliki kisaran nilai leukosit

4,2 ± 0,822 x 103/mm

3, limfosit 63,1 ± 9,771%, monosit 3,6 ± 1,718%, neutrofil

31,6 ± 8,432%, eosinofil 1,3 ± 1,604% dan basofil 0,1 ± 0,378%.

Kata kunci: hematologi, sel darah putih, diferensial leukosit, Tursiops aduncus

ABSTRACT

RIZKA FITRI SYARAFINA. ARYANI SISMIN SATYANINGTIJAS and

AGUSTIN INDRAWATI. Representation of White Blood Cells In Bottle Nose

dolphins (Tursiops aduncus) in the Area of Water Mammals Conservation PT.

Wersut Seguni Indonesia. Supervised by ARYANI SISMIN SATYANINGTIJAS

dan AGUSTIN INDRAWATI.

Nowadays dolphins which are sea mammals were began to be used by

human for any purposes. Therefore health monitoring to determine the health

condition of the dolphins is important to do. This study aimed to describe the

white blood cells in the bottle nose dolphins as a parameter that can be used to

help health diagnose. This study was conducted on September 2013 by using

seven bottle nose dolphins (Tursiops aduncus) at the area of Water Mammals

Conservation PT. Wersut Seguni Indonesia. Blood smear was performed through

the superficial veins of each tail fin for examination of leukocytes and diferential

leukocyte. Thin blood smears were stained by Giemsa and observed under

microscope with 100 x 10 magnification. The hematological result of bottle nose

dolphins has a range values of 4,2 ± 0,822 x 103/mm

3 for leukocytes, 63,1 ±

9,771% for lymphocytes, 3,6 ± 1,718% for monocytes, 31,6 ± 8,432% for

neutrophils, 1,3 ± 1,604% for eosinophils and 0,1 ± 0,378% for basophils.

Keywords: hematology, white blood cell, diferential leukocyte, Tursiops aduncus

Page 5: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA

LUMBA-LUMBA HIDUNG BOTOL (Tursiops aduncus) DI

PUSAT KONSERVASI MAMALIA AIR PT. WERSUT SEGUNI

INDONESIA

RIZKA FITRI SYARAFINA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
Page 7: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
Page 8: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan syarat

untuk memperoleh gelar sarjana di Kedokteran Hewan. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada Ibu Dr. drh. Aryani Sismin Satyaningtijas, M.Sc selaku

pembimbing I dan Ibu Dr. drh. Agustin Indrawati, M.Biomed selaku pembimbing

II atas segala waktu, perhatian bimbingan, arahan bantuan dan kesabaran selama

penyusunan skripsi.

Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak dan Ibu tersayang serta keluarga tercinta yang selalu mensuport

dan mendoakan.

2. Dr. Drh. Yudha, Drh. Zaki dan staf yang bekerja di PT. Wersut Seguni

Indonesia yang telah bersedia membantu dalam penelitian ini.

3. Staf Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor atas semua

bantuannya.

4. M. Suryaputra dan Talita Fauziah Milani selaku rekan sepenelitian tas

kebersamaan dalam suka dan duka yang telah dilewati

5. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis kuliah

di Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

6. Keluarga stressoo (Retno, Anne, Azis, Rian, Ari dan Ika) atas doa dan

dukungannya

7. Teman-teman angkatan Acromion 47 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, semoga penelitian dan skripsi ini dapat brmanfaat bagi pihak-pihak yang

memerlukan.

Bogor, Juli 2014

Rizka Fitri Syarafina

Page 9: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Morfologi Lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus) 2

Distribusi Geografis Lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus) 4

Sel Darah Putih 4

Diferensial Leukosit 5

METODE 6

Waktu dan Tempat 6

Bahan dan Alat 6

Pelaksanaan penelitian 6

Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Neutrofil 9

Eosinofil 10

Basofil 10

Limfosit 11

Monosit 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 113

RIWAYAT HIDUP 15

Page 10: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

DAFTAR TABEL

1 Hasil Pemeriksaan Darah Lumba-lumba Hidung Botol 8

DAFTAR GAMBAR

1 Tursiops aduncus 3 2 Perbandingan morfologi lumba-lumba hidung botol Tursiops aduncus

dan Tursiops trucantus 4 3 Distribusi geografis Tursiops aduncus 4 4 Pengambilan darah lumba-lumba pada vena superficialis di dorsal sirip

ekor 7 5 Gambaran sel neutrofil lumba-lumba (pewarnaan Giemsa) dan sel

neutrofil paus pembunuh (Orcinus orca) dengan pewarnaan Wright 9 6 Sel eosinofil lumba-lumba dan mencit dengan pewarnaan Giemsa 10 7 Sel basofil mencit dengan pewarnaan Giemsa 10 8 Morfologi sel limfosit lumba-lumba dan mencit dengan pewarnaan

Giemsa 11 9 Morfologi sel monosit lumba-lumba dan sel monosit mencit dengan

pewarnaan Giemsa 12

Page 11: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lumba-lumba merupakan mamalia laut yang tergolong cerdas dan unik

sehingga mamalia ini mulai dimanfaatkan keberadaannya oleh manusia.

Pemanfaatan lumba-lumba ini adalah sebagai hewan entertain dan sebagai alat

bantu pengobatan/terapi, selain itu pada beberapa kasus seperti di Taiji, Jepang

daging hewan ini juga dikonsumsi. Salah satu alasan lumba-lumba cukup

digemari masyarakat adalah lumba-lumba merupakan mamalia yang cerdas.

Masyarakat dapat menikmati suguhan menarik atraksi lucu yang dilakukan oleh

lumba-lumba terlatih. Bentuk tubuhnya yang kompleks juga merupakan salah satu

contoh pemanfaatan dalam pembuatan baju renang yang dibuat mirip seperti kulit

lumba-lumba dengan tujuan untuk memperkecil gaya gesekan dengan air. Sistem

komunikasi lumba-lumba yang unik, yaitu sistem sonar juga diterapkan dalam

teknologi pembuatan radar kapal selam (Shirihai dan Jarrett 2006).

Pemanfaatan lumba-lumba yang banyak lama-kelamaan akan menyebabkan

lumba-lumba di ambil dari habitat aslinya sehingga populasi lumba-lumba dapat

menurun. Pemanfaatan lumba-lumba yang berlebihan dapat mengancam jumlah

populasi lumba-lumba juga berdampak pula terhadap penyebaran penyakit

zoonotik yang berasal dari lumba-lumba tersebut. Di perairan Indonesia terdapat

lebih dari sepertiga jenis paus dan lumba-lumba, termasuk beberapa jenis

dikategorikan langka dan terancam punah (Klinowska 1991; Kahn 2005).

Menurut UU Lingkungan Hidup Internasional, lumba-lumba saat ini adalah

mamalia laut yang dilindungi dan oleh karena itu setiap orang dilarang untuk

menangkap, dan atau memeliharanya. dimana didalam lampirannya ditegaskan

bahwa lumba-lumba adalah mamalia laut yang dilindungi oleh undang-undang.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam dan Ekosistem, serta Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999

tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, lumba-lumba hidung botol

Indo-Pasifik (T. aduncus) merupakan salah satu fauna yang perlu dilindungi

keberadaannya. Berdasarkan konvensi internasional yang mengatur perdagangan

tumbuhan dan satwa liar, Convention on International Trade in Endangered

Species of Wild Fauna and Flora (CITES), T. aduncus dikategorikan ke dalam

Appendix II yaitu daftar nama spesies yang tidak terancam kepunahan, tetapi

mungkin akan terancam punah apabila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya

pengaturan (CITES 2012).

Berbagai usaha yang dilakukan sebagai usaha pelestarian lumba-lumba

diantaranya adalah konservasi di bidang reproduksi dan di bidang penyakit.

Berkaitan dengan menurunnya jumlah populasi lumba-lumba dan kesehatan

lumba-lumba itu sendiri maka diperlukan pemantauan dan upaya pencegahan

terhadap kesehatan lumba-lumba. Pemantauan kesehatan lumba-lumba dapat

dilakukan dengan melihat gambaran darahnya. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui gambaran sel darah putih pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops

aduncus) yang berperan dalam mekanisme kekebalan tubuh. Penelitian mengenai

fisiologi darah pada lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) belum banyak

Page 12: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

2

dilakukan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan masih sedikitnya informasi

yang berhubungan dengan sel darah pada Tursiops aduncus.

Tujuan Penelitian

Menghitung jumlah dari sel darah putih serta diferensial leukosit pada

lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) sebagai parameter yang dapat

digunakan untuk membantu diagnosis lebih lanjut.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran dari sel darah putih

dan diferensial leukosit dari lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus),

sehingga informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan penelitian lain

selanjutnya demi meningkatkan kesehatan lumba-lumba.

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus)

Lumba-lumba hidung botol merupakan salah satu anggota dari famili

Delphinidae yag berukuran sedang, memiliki keragaman warna dari biru keabu-

abuan hingga hitam dengan pigmentasi yang cukup jelas di bagian ventral. Kata

Tursiops diambil dari gabungan bahasa Yunani tursio yang artinya lumba-lumba

dan ops yang berarti rupa atau berbentuk, sedangkan aduncus berasal dari bahasa

latin yang berarti bengkok (rahang bawah sedikit membengkok ke belakang)

(Perrin et al. 2008). Spesies ini merupakan kelompok cetacea yang paling umum

berada di perairan. Beberapa kelompok cetacea dapat tumbuh hingga ukuran yang

sangat besar, hal ini terjadi karena mereka tidak perlu menahan bobot tubuhnya.

Berbagai bentuk tubuh dan ukuran kelompok cetacea mencerminkan habitat dan

pola makan yang berbeda, struktur sosial dan perilaku masing masing kelompok

(Nowak 2003).

Carwadine (1995) menerangkan ciri-ciri umum yang terdapat pada

Cetacea yaitu mereka memiliki bentuk bagian tubuh yang berbeda dengan

kebanyakan mamalia yang lain. Kebanyakan mamalia memiliki lubang hidung

yang menghadap ke depan, tetapi Cetacea memiliki lubang hidung diatas kepala.

Lebih ke belakang, terdapat cekungan di samping kepala yang merupakan posisi

dari kuping namun tidak terdapat daun telinga. Cetacea memiliki leher yang

pendek, tidak fleksibel dan pergerakan kepala yang terbatas. Di belakang kepala

terdapat lengan depan yang berbentuk seperti sirip tanpa jari dan lengan. Bentuk

seperti ikan yang terdapat pada bagian tubuh Cetacea adalah sirip dorsal dan sirip

ekor (fluks). Sirip dorsal berguna untuk kestabilan dan pengaturan panas tubuh.

Perbedaan mendasar antara ikan dan Cetacea adalah dari bentuk tubuh yaitu ekor.

Ekor mamalia berbentuk horizontal dan ketika berenang bergerak keatas dan

kebawah dan dikombinasikan dengan sedikit gerakan memutar, sedangkan pada

ikan ekornya berbentuk vertikal dan bergerak dari sisi ke sisi ketika berenang.

Page 13: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

3

Gambar 1 Tursiops aduncus (Amir et al. 2002).

Lumba-lumba hidung botol indo-pasifik (Tursiops aduncus) memiliki

taksonomi sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Ordo : Cetacea

Subordo : Odontoceti

Familia : Delphinidae

Genus : Tursiops

Spesies : Tursiops aduncus (Perrin et al. 2008)

Tursiops aduncus (Indo-Pacific Bottlenosed Dolphin) cenderung hidup di

perairan dangkal yang dekat dengan pantai pada kedalaman kurang dari 300 m.

Spesies ini dapat menahan nafas ketika menyelam dan bernafas secara normal

ketika di permukaan secara teratur karena proses pertukaran gas terjadi dengan

sangat cepat di kapiler paru-paru. Selain itu spesies ini memiliki jumlah eritrosit

dua kali lipat lebih banyak dan 2-9 kali jumlah myoglobin hewan darat.

Tursiops aduncus dewasa memiliki panjang tubuh sekitar 175 – 400 cm

dan panjang sirip di bagian pektoral sekitar 23 cm. Bobot tubuhnya mencapai

sekitar 230 kg. Biasanya ukuran pejantan dewasa lebih panjang dan besar

dibandingkan yang betina. Secara umum lumba-lumba hidung botol memiliki 20

– 28 gigi pada setiap sisi rahangnya. Bentuk tubuh T.aduncus memiliki kemiripan

dengan T.truncatus, namun terdapat perbedaan pada bagian ventral dari spesies

dewasa. T.aduncus memiliki ukuran tubuh dan kepala lebih kecil, selain itu sirip

yang lebih besar dibandingkan T.truncatus (Martin, et al 2001). Secara umum

T. aduncus memiliki proporsi sirip dorsal (dorsal fin) dan sirip ventral (flipper)

yang lebih besar dibandingkan T. truncatus bila dilihat dari ukuran tubuhnya yang

lebih kecil (Perrin et al. 2008). T.aduncus juga memiliki sifat lebih pemalu dan

kurang memiliki sifat sosial dibandingkan dengan lumba-lumba hidung botol

lainnya (Hoelzel 2002).

Page 14: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

4

(a) (b)

Gambar 2 Perbandingan morfologi (a) lumba-lumba hidung botol Tursiops

aduncus (Corbet and Harris 1991) dan (b) Tursiops truncatus.

Distribusi Geografis Lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops aduncus)

Tursiops aduncus ditemukan hanya pada daerah bertemperatur hangat

sampai tropis di seluruh pesisir Indo-Pasifik, dari bagian barat Afrika Selatan,

sepanjang Laut Hindia (termasuk Laut Merah, Teluk Persia, Laut China Selatan,

Laut Sulu, Laut Celebes, dan di seluruh pulau serta semenanjung kepulauan Indo-

Melayu, Kepulauan Solomon dan Caledonia Baru) hingga Jepang bagian selatan

dan Australia tenggara (Wells dan Scott 2002; Moller dan Beheregaray 2001).

Namun tingkat kontinuitas dalam kisaran distribusi tidak diketahui (Wang dan

Yang 2009).

Gambar 3 Distribusi geografis Tursiops aduncus (Hammond et al. 2009).

Sel Darah Putih

Secara anatomis, darah terdiri atas komponen-komponen yang meliputi

plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah adalah cairan intravaskular yang

memiliki komposisi dan konsistensi tertentu. Sel-sel darah terdiri atas sel darah

merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit).

Sel darah putih berdasarkan ada atau tidaknya granula dalam sitoplasmanya

diklasifikasikan dalam granulosit dan agranulosit. Agranulosit merupakan leukosit

yang tidak memiliki granula pada sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit,

yaitu limfosit dan monosit. Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula

pada sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit

dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil dan eosinofil (Price 2006).

Page 15: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

5

Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral

organisme terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran

lambat, leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke arah perifer sepanjang

pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan melakukan gerakan

amuboid. Melalui proses diapedesis, yaitu kemampuan leukosit untuk

meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus

kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada

jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah

oleh sinyal kimia (Price 2006).

Diferensial Leukosit

Neutrofil adalah leukosit yang jumlahnya paling banyak. Granula ini

terwarnai oleh zat warna netral. Nukleus dari sel-sel ini terbagi dalam lobus-lobus

(segmen). Neutrofil bersegmen menandakan bahwa granula ini sudah tua,

sedangkan yang lebih muda belum bersegmen (band). Neutrofil memiliki gerakan

seperti amoeba dan aktif dalam proses fagositosis, menelan bakteri dan partikel

lainnya. Neutrofil dibentuk dalam sumsum tulang dari myelosit neutrofilik ekstra

vaskular. Intinya bermacam-macam, dengan bentuk bermacam-macam pula antara

lain batang, bengkok, dan bercabang-cabang. Sel-sel neutrofil paling banyak

dijumpai pada sel darah putih (Effendi 2003).

Eosinofil adalah salah satu jenis granulosit. Pada sitoplasma banyak granul

besar dan terwarnai oleh zat warna asam. Intinya tidak bersegmen seperti neutrofil,

biasanya berlobus dua dan jumlahnya tidak banyak. Eosinofil berasal dari

myelosit eosinofilik dari sumsum tulang. Dalam keadaan alergi shock anafilaksis

dan parasitism akan meningkat jumlahnya. Sedangkan pada keadaan stres atau

tercekam akan menurun jumlahnya karena adanya respon adrenocortical (Moberg

and Mench 2000). Jumlah eosinofil hanya 1-4 % leukosit darah, bergaris tengah

9um. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan mampu melakukan

fagositosis, lebih lambat tetapi lebih selektif dibanding neutrofil. Memfagositosis

komplek antigen dan anti bodi merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan

fagositosis selektif terhadap komplek antigen dan antibodi. Eosinofil mengandung

profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan,

khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses Patologi.

Kortikosteroid akan menimbulkan penurunan jumlah eosinofil darah dengan cepat.

(Effendi 2003).

Basofil adalah granulosit yang larut dalam air dan terwarnai oleh zat warna

basa. Dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit, yaitu 1 % dari leukosit

darah. Kemampuan fagositik kecil, bahkan terkadang tidak ada. Basofil berasal

dari sumsum tulang pada myelosit basofilik. Ukuran garis tengah 12µm, inti satu,

besar bentuk ireguler umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul

yang lebih besar dan seringkali menutupi inti. Granula basofil metakromatik dan

mensekresi histamin dan heparin dalam keadaan tertentu. Basofil merupakan sel

utama pada tempat peradangan hipersesitivitas kulit basofil. Hal ini menunjukkan

basofil berhubungan dengan mekanisme kekebalan (Effendi 2003).

Limfosit adalah agranulosit yang terdapat banyak dalam darah. Limfosit

terbentuk pada sumsum tulang dan timus yang kemudian pada jaringan dan organ

limfoid memngalami proses pematangan, seperti organ limfonodus, daun peyer,

Page 16: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

6

limpa, dan tonsil. Limfosit menghasilkan antibodi karena kandungan

gamaglobulin pada ekstraknya. Memiliki gerakan amoeboid, tapi tidak terlalu

aktif dalam fagositosis. Monosit adalah agranulosit yang beredar dalam darah

dalam jumlah terbatas. Sel darah putih ini berbentuk besar, memiliki sitoplasma

berbutir-butir banyak dan menyerap zat warna. Merupakan sel leukosit yang besar,

jumlanya 3-8% dari jumlah leukosit normal. Monosit dapat ditemui dalam darah,

jaringan penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik

mononuclear (sistem retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor

pada permukaan membrannya untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit

beredar melalui aliran darah dan menembus dinding kapiler masuk kedalam

jaringan penyambung. Dalam jaringan penyambung monosit bereaksi dengan

limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi sel-sel

immunocompetent dengan antigen (Effendi 2003).

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2013 di kawasan

wisata Pantai Cahaya, Sendang Sikucing-Kendal dan Laboratorium Wahana,

Pawiyatan Luhur, Bendandhuwur, Semarang, Jawa tengah.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 7 sampel darah Tursiops

aduncus yang sudah dinyatakan sehat oleh dokter hewan pada PT. Wersut Seguni

Indonesia, EDTA sebagai anti koagulan, alkohol 70%, larutan Tur, metil alkohol,

pewarna Giemsa dan akuades.

Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel darah lumba-lumba

adalah spoid 5 ml, tabung reaksi anti koagulan, cool box. Peralatan yang

digunakan untuk penghitungan jumlah leukosit dan diferensial leukosit adalah

kaca preparat, pipet Thoma leukosit, kamar hitung, blood counter tabulator dan

mikroskop.

Pelaksanaan Penelitian

Tahap Pengambilan Sampel Darah

Hewan ditangani oleh beberapa orang untuk dilakukan pengambilan sampel

darah. Pengambilan sampel dilakukan pada 7 ekor Tursiops aduncus dengan

melakukan pengambilan darah masing-masing sebanyak 5 ml pada bagian

pembuluh darah superficial di dorsal sirip ekor lumba-lumba menggunakan spoid

5 ml. Darah yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah

diberi anti koagulan yang kemudian dibawa ke Laboratorium Wahana, Pawiyatan

Luhur, Bendandhuwur, Semarang untuk dilakukan penghitungan jumlah sel darah

putih dan diferensial leukosit.

Page 17: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

7

Gambar 4 Pengambilan darah lumba-lumba di vena superficialis di dorsal sirip

ekor

Pembuatan Preparat Ulas Darah

Pewarnaan preparat ulas dilakukan untuk mengamati ada tidaknya

kelainan morfologi sel darah putih. Kaca preparat dibersihkan dengan alkohol

70%. Satu tetes darah lumba-lumba diteteskan di salah satu sisi preparat. Kaca

preparat lain diambil dan ditempatkan di salah satu sisi ujungnya pada kaca

preparat pertama dengan membentuk sudut kira-kira 45 derajat. Kaca preparat

kedua ditarik sampai menyentuh tetes darah dan dibiarkan menyebar sepanjang

tepi kaca preparat kedua. Kaca preparat kedua didorong sepanjang permukaan

kaca preparat pertama sehingga terbentuk lapisan merata dan tipis. Preparat

dikeringkan dengan cara diayun-ayunkan di udara. Kemudian preparat ulas

dimasukkan ke dalam metil alkohol selama 5 menit. Setelah dikeringkan preparat

dimasukkan ke dalam larutan Giemsa 10% selama 15 menit. Setelah 15 menit,

preparat dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan di udara. Preparat yang

sudah jadi diamati dengan mikroskop perbesaran 1000x. Kemudian dilakukan

pengamatan dan penghitungan jumlah sel leukosit dan diferensial leukosit

(Tambur et al. 2006).

Penghitungan Jumlah Sel Leukosit dan Diferensial Leukosit

Penghitungan jumlah leukosit dilakukan dengan menggunakan pipet Thoma

leukosit. Sampel darah yang diberi anti koagulan (EDTA) dihisap dengan pipet

sampai tanda “0,5”. Pipet kemudian dicelupkan ke dalam larutan Turk dihisap

sampai tanda “11” sehingga diperoleh pengenceran 1:20. Pipet dihomogenkan

dengan memutarkan pipet membentuk angka delapan, kemudian 2-3 tetes darah

yang pertama dibuang. Selanjutnya darah diteteskan dipinggir kamar hitung.

Kamar hitung dibiarkan satu menit yang bertujuan untuk melisiskan eritrosit dan

memberi kesempatan kepada leukosit untuk menempati kamar hitung.

Penghitungan leukosit dilakukan dengan bantuan mikroskop perbesaran 400x

pada empat kotak besar dari kamar hitung. Jumlah leukosit tiap milimeter kubik

(mm³) adalah jumlah sel terhitung dikalikan dengan 50 (Tambur et al. 2006).

Preparat ulas darah yang sudah jadi diperiksa di bawah mikroskop dengan

perbesaran 1000x untuk dihitung setiap jenis diferensial leukosit menggunakan

blood counter tabulator. Sel yang dihitung paling sedikit 100 sel dan dilakukan

Page 18: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

8

perhitungan persentase jenis leukosit. Angka yang diperoleh merupakan jumlah

relatif masing-masing jenis leukosit dari seluruh jenis leukosit (Tambur et al.

2006).

Analisis Data

Data yang didapat dianalisa secara deskriptif dengan pengamatan

hematologi. Pengamatan morfologi sel darah putih dilakukan pada preparat ulas

darah dengan pewarnaan Giemsa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian hematologi darah lumba-lumba hidung botol

(Tursiops aduncus) yang telah dilakukan diperoleh jumlah leukosit/WBC/SDP

dan diferensial leukosit dari masing-masing sampel darah lumba-lumba seperti

yang ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Darah Lumba-lumba Hidung Botol

No. Sampel Leukosit

(x103/mm

3)

Diferensial Leukosit (%)

Neutrofil Eosinofil Basofil Limfosit Monosit

Tabaru 4,6 38 4 1 52 5

Arapin 4,2 26 0 0 70 2

Ragil 4,4 33 0 0 65 2

Penti 5,7 41 3 0 50 6

Ginda 3,6 31 1 0 65 3

Ucil 3,1 16 1 0 78 5

Ozawa 4,0 36 0 0 62 2

Rata-rata ± SD 4,2 ± 0,822 31,6 ±

8,432

1,3 ±

1,604

0,1 ±

0,378

63,1 ±

9,771

3,6 ±

1,718

Range* 7,0-19,1 12-62 26-57 0-3 3-58 0-4

Ket : Range* = rentang jumlah sel darah putih lumba-lumba (Tursiops truncatus) yang dilaporkan

oleh Patricia et al. tahun 2006

SD = Standar Deviasi

Berdasarkan ada atau tidaknya granula dalam sitoplasmanya leukosit/sel

darah putih diklasifikasikan menjadi leukosit granulosit dan leukosit agranulosit.

Terdapat dua jenis leukosit agranulosit yaitu limfosit dan monosit, sedangkan

leukosit granulosit dibedakan menjadi tiga yaitu neutrofil, basofil dan eosinofil.

Tabel 1 menunjukkan jumlah total leukosit pada ke-7 ekor sampel lumba-lumba

pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan jumlah total leukosit yang pernah

dilaporkan oleh Patricia et al. pada tahun 2006. Jumlah total leukosit dipengaruhi

oleh salah satu atau beberapa jenis leukosit (Frandson 1992). Sel darah putih

sangat dibutuhkan dalam tubuh untuk membantu menjaga sistem kekebalan

terhadap benda asing. Fluktuasi jumlah leukosit dapat terjadi pada kondisi tertentu,

misalnya stress, gizi, umur, penyakit dan lain-lain. Jumlah leukosit yang

Page 19: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

9

menyimpang dari keadaan normal mempunyai arti klinik yang penting untuk

evaluasi suatu proses penyakit (Dellmann dan Brown 1992).

Benda asing yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kenaikan

jumlah leukosit. Proses fagositosis yang dilakukan oleh neutrofil dan monosit

untuk melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi

kenaikan jumlah leukosit. Kelainan kuantitatif leukosit meliputi leukositosis dan

leukopenia. Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam

sirkulasi. Leukositosis merupakan suatu respon normal terhadap infeksi atau

peradangan. Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, setelah anestesia

atau berolahraga, dan selama kehamilan (Corwin 2009). Leukopenia adalah

keadaan jumlah sel darah putih yang lebih rendah dari normal (Lonsdale 1995).

Leukopenia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain depresi sumsum

tulang pada kasus anemia aplastik, mielofibrosis dan osteosklerosis, infeksi oleh

bakteri (Thypus abdominalis, Parathypus, Brucellosis), Obat-obat sitostatika

(myleran, mercaptopurin, dll) dan dapat juga disebabkan oleh iradiasi.

Neutrofil

Neutrofil merupakan garis pertahanan utama seluler terhadap invasi jasad

renik dan memfagosit partikel kecil dengan aktif. Neutrofil mempunyai

metabolisme yang sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis baik secara aerob

maupun anaerob. Kemampuan neutrofil untuk hidup dalam lingkungan anaerob

sangat menguntungkan, karena dapat membunuh bakteri dan membantu

membersihkan debris pada jaringan nekrotik (Effendi 2003). Neutrofil merupakan

komponen paling banyak dari jumlah total leukosit (Frandson 1992). Jumlah

neutrofil yang ditemukan pada penelitian menunjukkan jumlah yang sama dengan

yang dilaporkan oleh Patricia et al. tahun 2006. Rata-rata jumlah relatif sel

neutrofil dalam darah pada lumba-lumba (Tursiops aduncus) adalah 31,6 %.

Jumlah neutrofil dalam darah dipengaruhi oleh adanya infeksi, peradangan atau

stress. Perbandingan morfologi sel neutrofil lumba-lumba dan mencit dapat dilihat

pada Gambar 5. Peradangan atau infeksi akan menstimulasi pengeluaran neutrofil

untuk menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Neutrofil tersebut

akan menerima sinyal yang dihasilkan oleh sel yang bersangkutan atau racun dari

bakteri (Frandson 1992). Dalam kondisi stres, jumlah kortisol dalam tubuh juga

dapat mempengaruhi keluarnya neutrofil dari sumsum tulang, sehingga

menyebabkan peningkatan neutrofil (Samuelson 2007). Morfologi dari sel

neutrofil dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Gambaran (A) sel neutrofil lumba-lumba (pewarnaan Giemsa) dan (B)

sel neutrofil paus pembunuh (Orcinus orca) dengan pewarnaan Wright

(Thomas 2010).

A B

Page 20: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

10

Eosinofil

Eosinofil berperan aktif dalam mengatur alergi akut dan proses peradangan,

mengatur infestasi parasit dan memfagosit bakteri, kompleks antigen-antibodi,

mikoplasma dan ragi (Dellmann dan Brown 1992). Eosinofil mengandung

profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan

khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses patologi.

Kortikosteroid dapat mempengaruhi jumlah eosinofil dengan menimbulkan

penurunan jumlah eosinofil darah dengan cepat (Effendi 2003). Jumlah rata-rata

sel eosinofil lumba-lumba (Tursiops aduncus) dalam penelitian ini adalah 1,3 %.

Tabel 1 menunjukkan jumlah eosinofil dalam darah sampel kurang dari rentang

jumlah eosinofil dalam darah yang dilaporkan oleh Patricia et al. tahun 2006 yaitu

26-57 %. Gambaran morfologi sel eosinofil pada lumba-lumba dan mencit dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Sel eosinofil (A) lumba-lumba dan (B) mencit dengan pewarnaan

Giemsa (Hoffbrand 2006).

Basofil

Basofil merupakan jenis leukosit yang memiliki jumlah paling sedikit

dalam darah. Basofil memiliki fungsi utama dalam membangkitkan reaksi

hipersensitif dengan sekresi mediator yang bersifat vasoaktif. Sel ini melepaskan

mediator untuk aktivitas peradangan dan alergi (Mahmmod et al. 2011).

Pengamatan darah yang dilakukan pada 7 ekor lumba-lumba ini, hanya ditemukan

adanya basofil pada satu sampel darah saja. Tidak adanya basofil bukan berarti

hewan tidak mengalami alergi atau peradangan, namun perlu dilihat perubahan

dari jenis leukosit lainnya untuk memastikan ada tidaknya peradangan tersebut.

Basofil terlibat dalam proses peradangan, oleh karena itu terjadi suatu

keseimbangan yang peka antara basofil dan eosinofil dalam mengawali dan

mengontrol peradangan tersebut (Frandson 1992). Fagosit oleh basofil bersifat

terbatas, sehingga basofil lebih jarang ditemukan (Samuelson 2007).

Gambar 7 Sel basofil mencit dengan pewarnaan Giemsa (Hoffbrand 2006).

A B

Page 21: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

11

Limfosit

Limfosit merupakan leukosit yang berespon terhadap antigen dengan cara

membentuk antibodi yang bersirkulasi di dalam darah atau dalam pengembangan

imunitas seluler (Frandson 1992). Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan,

lima dari tujuh sampel darah yang diambil menunjukkan jumlah limfosit yang

melebihi rentang jumlah limfosit yang pernah dilaporkan oleh Patricia et al.

(2006). Jumlah rata-rata sel limfosit pada penelitian ini adalah 63,1 %.

Peningkatan limfosit terjadi jika antigen masuk ke dalam tubuh, sehingga

tubuh harus memproduksi antibodi (Frandson 1992). Penurunan limfosit dapat

dialami jika terjadi imunosupresi atau kerusakan pada jaringan limfoid akibat

faktor tertentu atau hewan dalam keadaan tercekam (stres). Pada kondisi stres,

kadar kortisol dalam darah meningkat. Kortisol dapat menyebabkan limfopenia

dengan cara mengurangi mitosis atau pembentukan limfosit. Kortisol juga

berpengaruh terhadap berkurangnya limfosit dalam sirkulasi karena terjadi

redistribusi limfosit ke sumsum tulang dan bagian lain (Chastain dan Ganjam

1986). Gambaran morfologi sel limfosit mamalia pada lumba-lumba dan mencit

dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Morfologi sel limfosit (A) lumba-lumba dan (B) mencit dengan

pewarnaan Giemsa (Hoffbrand 2006).

Monosit

Monosit merupakan jenis leukosit yang bekerja pada infeksi yang tidak

terlalu akut (Dellmann dan Brown 1992). Keberadaan leukosit dalam darah hanya

beberapa hari (Samuelson 2007). Dalam jaringan monosit bereaksi dengan

limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi sel-sel

immunocompetent dengan antigen (Effendi 2003). Monosit juga bertugas untuk

memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat

dikenali dan dibentuk antibodinya. Menurut Tabel 1 ditemukan lebih banyak

jumlah monosit pada sampel darah yang diperiksa tergolong sama dengan hasil

yang pernah dilaporkan oleh Patricia et al (2006) meskipun pada tiga sampel

darah ditemukan jumlah monosit yang melebihi rentang jumlah monosit.

Gambaran morfologi sel monosit pada lumba-lumba dan mencit dapat dilihat pada

Gambar 9.

A B

Page 22: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

12

Gambar 9 Morfologi sel monosit (A) lumba-lumba dan sel monosit (B) mencit

dengan pewarnaan Giemsa (Handayani 2008).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil gambaran hematologi pada lumba-lumba hidung botol memiliki

kisaran nilai leukosit (4,2 ± 0,822), limfosit (63,1 ± 9,771), monosit (3,6 ± 1,718),

neutrofil (31,6 ± 8,432), eosinofil (1,3 ± 1,604) dan basofil (0,1 ± 0,378).

Morfologi sel darah putih pada lumba-lumba memiliki kesamaan dengan

morgologi sel darah mamalia lainnya. Jika dibandingkan dengan hasil penelitian

hematologi Tursiops trucantus yang dilaporkan Patricia et al. pada tahun 2006,

nilai hematologi Tursiops aduncus rata-rata lebih rendah.

Saran

Penelitian lebih lanjut mengenai hematologi lumba-lumba hidung botol

(Tursiops aduncus) sangat perlu dilakukan agar dapat dijadikan sebagai acuan

bagi penelitian lainnya mengenai lumba-lumba hidung botol.

A B

Page 23: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

13

DAFTAR PUSTAKA

Amir O, Berggren P, Jiddawi NS. 2002. The Occurrence and Distribution of

Dolphins in Zanzibar, Tanzania, with Comments on the Differences

Between Two Species of Tursiops. Western Indian Ocean J. Mar Sci. 4(1):

85-93.

Carwardine M. 1995. Smithsonian Handbooks: Whales, Dolphins, and

Porpoises. New York (US): Dorling Kindersley Publishing Inc.

Chastain CB, Ganjam VK. 1986. Clinical Endocrinology of Companion Animals.

Philadelphia (US): Lea & Febiger.

[CITES]. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild

Fauna and Flora. 2012. Apendices I, II and III. [diunduh 2014 Maret 6].

Tersedia pada: http://www.cites.org.

Corbet GB dan Harris S. 1991. The Handbook of British Mammals Third Edition.

Oxford (UK): Blackwell Scientific Publications.

Corwin JE. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta (ID): EGC. Dellmann HD, Brown EM. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner I. Jakarta (ID):

UI Press.

Effendi Z. (2003). Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik Dalam

Tubuh. Sumatera Utara (ID): Universitas Sumatera Utara

Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta (ID): UGM press.

Hammond PS, Bearzi G, Bjørge A, Forney K, Karczmarski L, Kasuya T, Perrin

WF, Scott MD, Wang JY, Wells RS, Wilson B (2008) Tursiops aduncus. In:

IUCN 2009. Cambridge (UK): IUCN Red List of Threatened Species.

Version 2009.2. <www.iucnredlist.org>.

Handayani, Wiwik. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta (ID): Salemba Medika.

Hoelzel AR. 2002. Marine Mammal Biology. Australia (AU): Blacwell Science

Ltd.

Hoffbrand, Victor. 2006. At a Glance Hematology. Jakarta (ID): EMS.

Kahn B. 2005. Indonesia Oceanic Cetacean Program Activity Report: January –

February 2005. The Rapid Ecological Assesment (RATE) of Oceanic

Cetaceans and Asociated Habitats In The Bali – Lombok Strait Region. 21.

Klinowska M. 1991. Dolphins, Porpoises and Whales of the World. The IUCN

red data book. IUCN. Gland. Switzterland.

Lonsdale T. 1995. Periodontal Disease and Leucopenia. Journal of Small Animal

Practice 36: 542-546.

Mahmmod YS, Elbalkemy FA, Klaas IC, Elmekkawy MF, Monazie AM. 2011.

Clinical and haematological study on water buffaloes (Bubalus bubalis) and

crossbread cattle naturally infected with Theileria annulata in Sharkia

province, Egypt. Tick and Tick-borne Diseases 54: 1-4.

Martin R., Pine R, DeBlase A. 2001. A Manual of Mammalogy with Keys to

Families of the World. Long Grove (IL): Waveland Press, Inc.

Moberg GP, Mench JA. 2000. The Biology of Animal Stress: Basic Principles and

Implications for Animal Welfare. UK: AMA DataSet Ltd.

Page 24: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

14

Moller LM, Beheregaray LB. 2001. Coastal bottlenose dolphin from south-eastern

Australia are Tursiops aduncus according to sequences of the mitochondrial

DNA control region. Mar Mamm Sci 17: 249-263.

Nowak R. 2003. Walker's Marine Mammals of the World. Baltimore (MD): John

Hopkins University Press.

Patricia AF, Thomas CH, Rene AV, Juli DG, Jeffrey A, Eric SZ, Gregory DB.

2006. Hematology, Serum Chemistry and Cytology Findings from

Apparently Healthy Atlantic Bottlenose Dolphins (Tursiops trucantus)

Inhabiting the Estuarine Waters of Charleston, South Carolina. Aquatic

Mammals 32(2): 182-195.

Perrin W, Würsig B, Thewissen J. 2008. Encyclopedia of Marine Mammals. San

Diego (CA): Academic Press.

Price SA. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 1

Edisi 6. Lorraine MW, penerjemah. Jakarta (ID): EGC.

Samuelson DA. 2007. Textbook of Veterinary Histology. China (CN): Saunders,

an imprint of Elsevier Inc.

Shirihai H, Jarrett B. 2006. Whales, Dolphins, and Other Marine Mammals of the

World. Princeton (NJ): Princeton University Press.

Tambur Z, Kulišić Z, Maličević Z, Nevenka AB, Zorana M. 2006. White Blood

Cell Differential Count in Rabbits Artificially Infected with Intestinal

Coccidia. J. Protozool. Res 16, 42-50.

Thomas HR. 2010. Schalm’s Veterinary Hematology. State Avenue (USA):

Blackwell Publishing.

Wang JY, Yang AC. 2009. Indo-Pacific bottlenose dolphin (Tursiops aduncus).

In: Encyclopedia of marine mammals, 2nd Ed. (Perrin WF, Würsig B,

Thewissen JGM, eds.) Academic Press, Amsterdam, pp. 602-608.

Wells RS, Scott MD. 2002. Bottlenose dolphins. In: Encyclopedia of marine

mammals (Perrin WF, Wursig B, Thewissen JGM, eds) Academic Press,

San Diego, pp. 122-125.

Page 25: GAMBARAN DAN PROFIL SEL DARAH PUTIH PADA LUMBA … · 2015-08-28 · oleh manusia untuk berbagai tujuan. Upaya pemantauan dan pencegahan kesehatan ... tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 6 April 1992 dari pasangan

Bapak Rustam Effendi dan Ibu Isnaeni Pamungkasingrum. Penulis merupakan

anak kedua dari dua bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di SMAN 39

Jakarta Timur hingga lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis

diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) Fakultas Kedokteran Hewan melalui

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi. Selama menjadi mahasiswa, penulis

aktif dalam organisasi intra kampus, yaitu Himpunan Minat Profesi Hewan

Kesayangan dan Satwa Akuatik Eksotik (HKSA) sebagai anggota divisi eksternal.


Related Documents