YOU ARE DOWNLOADING DOCUMENT

Please tick the box to continue:

Transcript
  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    1/35

    KEBUDAYAANBATAK

    Mata Kuliah Budaya Nusantara

    Dosen : Bpk. M. Zahari 

    Disusun Oleh : 

    Haryo Gemilang (133010004144)

    Pradita Galih S.P. (133010004261)

    Zhafira Yaziar R. (133010004292) 

    PRODI KEBENDAHARAAN NEGARA

    POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN 2016

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    2/35

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah Yang Mahakuasa atas rahmat-

     Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang penulis beri judul ” Kebudayaan

    Batak ”. 

    Dalam proses penyusunan makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai

     pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

    telah membantu penyusunan makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna.Oleh karena itu,

     penulis mengharapkan kritik dari pembaca.Akhirnya, penulis berharap makalah ini

     bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

    Jakarta, April 2016

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    3/35

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

    BAB I IDENTIFIKASI .............. .............. .............. .............. ............. .............. .... 1 

    1.1 Pengertian Kebudayaan Batak ............................................................................ 1

    1.2 Identitas Batak dan Suku-Suku Batak ................................................................. 2

    1.3 Wilayah Bermukim ............................................................................................ 3

    1.4 Batak pada Era Modern ...................................................................................... 5

    BAB II SISTEM BUDAYA ......................................................................................... 6 

    2.1 Kekerabatan ....................................................................................................... 6

    2.2 Falsafah ............................................................................................................. 7

    2.3 Partuturon .......................................................................................................... 8

    BAB III SISTEM SOSIAL .................................................................................................. 10 

    3.1 Stratifikasi Sosial ............................................................................................... 10

    3.2 Kepemimpinan ................................................................................................... 10

    3.3 Perkawinan dan Perceraian ................................................................................. 10

    3.4 Marga dan Tarombo ........................................................................................... 14

    BAB IV KEBUDAYAAN FISIK ................................................................................ 15 

    4.1 Bahasa dan Aksara ............................................................................................ 15

    4.2 Sistem Organisasi Sosial .................................................................................... 15

    4.3 Sistem Pengetahuan ........................................................................................... 17

    4.4 Sistem Teknologi ............................................................................................... 18

    4.5 Sistem Ekonomi ................................................................................................. 22

    4.6 Sistem Religi ...................................................................................................... 24

    4.7 Kesenian ............................................................................................................ 27

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 31

    5.1 Simpulan ............................................................................................................ 31

    5.2 Saran .................................................................................................................. 31

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 32

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    4/35

    BAB I

    IDENTIFIKASI 

    1.1 Pengertian Kebudayaan Batak

    Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera

    Utara. Berdasarkan Tabel 1, saat ini pada umumnya orang Batak menganut agama Islam,

    Kristen Protestan, Kristen Katolik. Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tadisional

    yakni: tradisi Malim dan juga menganut kepercayaan animisme (dise but Sipelebegu atau

    Parbegu), walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang.

    Tabel 1. Agama yang Dianut oleh Suku Batak  

    Yang dimaksud dengan kebudayaan Batak yaitu seluruh nilai-nilai kehidupan suku bangsa Batak yang merupakan penerusan dari nilai-nilai kehidupan di masa lampau

    dan menjadi faktor penentu sebagai identitasnya di masa kini dan masa yang akan

    datang. Refleksi dari nilai-nilai kehidupan tersebut menjadi suatu ciri yang khas bagi

    suku bangsa Batak yakni keyakinan dan kepercayaan bahwa ada Maha Pencipta

    sebagai Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta segala sesuatu isinya, termasuk

    langit dan bumi.

    Untuk mewujudkan keseimbangan dalam menjalankan nilai-nilai kehidupan sebagai

    mahluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, Tuhan Maha

    Pencipta sebagai titik orientasi spiritualnya, dan alam lingkungan sebagai objek

    integritasnya, suku bangsa Batak telah dinaungi Patik. Patik berfungsi sebagai batasan

    tatanan kehidupan untuk mencapai nilai-nilai kebenaran. Patik ditandai dengan kata

    Unang, Tongka, Sotung, Dang Jadi. Peringatan untuk tidak melanggar Patik itu

    ditegaskan dengan kata Sotung. Dan mengharamkan segala aturan untuk dilanggar

    dikatakan dengan kata Subang. Sebagai akibat dari penyimpangan tatanan kehidupan

    yang dimaksud dibuatlah Uhum atau Hukum. Uhum/Hukum ditandai oleh kata Aut,

    Duru, Sala, Baliksa, Hinorhon, Laos, Dando, Tolon, Bura, dsb.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_Katolikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Parmalimhttps://id.wikipedia.org/wiki/Animismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Animismehttps://id.wikipedia.org/wiki/Parmalimhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_Katolikhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kristen_Protestanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttps://id.wikipedia.org/wiki/Agama

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    5/35

    Secara umum, suku Batak memiliki falsafah adat  Dalihan Na Tolu yakni Somba

    Marhula-hula (hormat pada pihak keluarga ibu/istri) Elek Marboru (ramah pada

    keluarga saudara perempuan) dan Manat Mardongan Tubu (kompak dalam hubungan

    semarga). Dalam kehidupan sehari-hari, falsafah ini dipegang teguh dan hingga kini

    menjadi landasan kehidupan sosial dan bermasyarakat di lingkungan orang Batak.

    1.2 Identitas Batak dan Suku-Suku Batak

    Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera

    Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan

     beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur.

    Suku bangsa yang dikategorikan ke dalam suku Batak yaitu Batak Toba, Batak Karo,Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

    R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak

    terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren. Menurutnya sampai abad

    ke-19, interaksi sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar

    kelompok kekerabatan, atau antar kampung. Dan hampir tidak ada kesadaran untuk

    menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih besar. Pendapat lain

    mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak

     baru terjadi pada zaman kolonial. Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan

     bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing.

    Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba

    menyatakan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun

    Simalungun mengakui dirinya sebagai Batak, dan Belandalah yang telah membuat

    terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Sebuah mitos yang memiliki berbagai

    macam versi menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba,

    adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga

    menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.

    Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga,

    sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di

    Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann,

     berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu  Pustaka Kembaren

    dan  Pustaka Ginting . Menurut  Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari

    Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur

     pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang

    https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=R.W_Liddle&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=J._Pardede&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Siti_Omas_Manurung&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Karohttps://id.wikipedia.org/wiki/Simalungunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pusuk_Buhithttps://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Tobahttps://id.wikipedia.org/wiki/Samosirhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=J.H_Neumann&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pustaka_Kembaren&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pustaka_Kembaren&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pustaka_Ginting&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pustaka_Ginting&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pustaka_Ginting&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyunghttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pustaka_Ginting&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pustaka_Kembaren&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=J.H_Neumann&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Samosirhttps://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Tobahttps://id.wikipedia.org/wiki/Pusuk_Buhithttps://id.wikipedia.org/wiki/Simalungunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Karohttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Siti_Omas_Manurung&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=J._Pardede&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=R.W_Liddle&action=edit&redlink=1

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    6/35

    diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai

     barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang

     pada abad ke-14 untuk menguasai Barus. 

    1.3 Wilayah Bermukim

    Dalam tata pemerintahan

    Republik Indonesia yang

    mengikuti tata pemerintahan

    Kolonial Belanda, setiap sub

    suku berdiam dalam satu

    kedemangan yang kemudian

    diubah menjadi kabupaten setelah Indonesia merdeka. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan

    Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba,

    Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di

    daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba

    yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami

    wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara Yaitu:

    Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, Dan Asahan.

    Sub suku Batak Toba  berdiam di

    Kabupaten Tapanuli Utara yang

    wilayahnya meliputi Ajibata (berbatasan

    dengan Parapat), Pulau Samosir, Pakkat,

    serta Sarulla. Empat tahun terakhir ini,

    Kabupaten Tapanuli Utara sendiri telah

    dimekarkan menjadi beberapa lima

    kabupaten yakni Kabupaten Tapanuli

    Utara (ibukota Tarutung), Kabupaten

    Toba Samosir (ibukota Balige),

    Kabupaten Samosir (ibukota

    Pangururan), Kabupaten Humbang

    (ibukota Siborong-borong), Kabupaten Humbang Hasundutan (ibukota Dolok

    Sanggul).

    https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Tamilhttps://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Tamil

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    7/35

    Sub suku Batak Karo mayoritas berdiam di Kabupaten Karo dengan ibukota

    Kabanjahe, namun sebagian juga tersebar di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.

    Mereka yang bermukim di wilayah Kabupaten Karo kerap disebut sebagai Karo

    Gunung, sementara yang di Kab. Langkat dan Deli Serdang kerap disebut dengan

    Karo Langkat.

    Sub suku Batak Alas  bermukim di wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi

     Nanggroe Aceh Darussalam. Populasi mereka meningkat paska Perang Aceh dimana

     pada masa perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda, suku Batak Toba selalu

    mengirimkan bala bantuan. Setelah perang usai, mereka banyak yang bermukim di

    wilayah Aceh Tenggara.

    Sub suku Batak Pakpak terdiri atas lima sub Pakpak yaitu Pakpak Kelasen,

    Pakpak Simsim, Pakpak Boang, Pakpak Pegagan, bermukim di wilayah Kabupaten

    Dairi yang kemudian dimekarkan pada tahun 2004 menjadi dua kabupaten yakni:

    Kabupaten Dairi (ibukota Sidikalang)dan Kabupaten Pakpak Bharat (ibukota Salak).

    Suku Batak Pakpak juga berdomisili di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah

    Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian

    dari Kabupaten Tapanuli Tengah.Suku Pakpak yang tinggal diwalayah tersebut

    menamakan diri sebagai Pakpak Kelasan. Dalam jumlah yang sedikit, suku Pakpak

     juga bermukim di wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.

    Sub suku Batak Simalungun mayoritas bermukim di wilayah Kabupaten

    Simalungun (ibukota Pematang Siantar) namun dalam jumlah yang lebih kecil juga

     bermukim di kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Asahan.

    Sub suku Batak Mandailing dan Angkola  bermukim di wilayah Kabupaten

    Tapanuli Selatan (ibukota Padang Sidempuan) dan Kabupaten Mandailing Natal

    (sering disingkat dengan Madina dengan ibukota Penyabungan). Kabupaten ini berdiri

    sejak tahun 1999 setelah dimekarkan dari Kabupaten Tapsel. Sementara itu,

    Kabupaten Tapanuli Tengah (ibukota Sibolga) sejak dulu tidak didominasi oleh salah

    satu sub suku batak. Populasi Batak Toba cukup banyak ditemui di daerah ini,

    demikian juga dengan Batak Angkola dan Mandailing. Dalam jumlah yang kecil,Batak Pakpak juga bermukim di daerah ini khususnya Kota Barus. Hal ini

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    8/35

    dimungkinkan karena Tapanuli Tengah terletak di tepi Samudera Hindia yang

    menjadikannya sebagai pintu masuk dan keluar untuk melakukan hubungan dagang

    dengan dunia internasional. Salah satu kota terkenal yang menjadi bandar

    internasional yang mencapai kegemilangannya sekitar abad 5 SM-7 SM adalah Kota

    Barus.

    1.4 Batak pada Era Modern

    Sejarah Batak modern dipengaruhi oleh dua agama samawi yakni Islam dan

    Kristen. Islam makin kuat pengaruhnya pada saat Perang Padri, melalui aktivitas

    dakwah yang dilakukan para da'i dari dari negeri Minang. Perluasan penyebaran

    agama islam juga pernah memasuki hingga ke daerah Tapanuli Utara dibawah

     pimpinan Tuanku Rao dari Sumatera Barat, namun tidak begitu berhasil. Islam lebih

     berkembang di kalangan Batak Mandailing dan sebagian Batak Angkola.

    Agama Kristen baru berpengaruh di kalangan Batak Angkola dan Toba setelah

     beberapa kali misi Kristen yang dikirimkan mengalami kegagalan. Misionaris yang

     paling berhasil adalah I.L. Nommensen yang melanjutkan tugas pendahulunya

    menyebarkan agama Kristen di wilayah Tapanuli. Ketika itu, masyarakat Batak yang

     berada di sekitarTapanuli, khususnya Tarutung, diberi pengajaran baca tulis, keahlian

     bertukang untuk kaum pria dan keahlian menjahit serta urusan rumah tangga bagi

    kaum ibu. Pelatihan dan pengajaran ini kemudian berkembang hingga akhirnya berdiri

    sekolah dasar dan sekolah keahlian di beberapa wilayah di Tapanuli.

     Nommensen dan penyebar agama lainnya juga berperan besar dalam

     pembangunan dua rumah sakit yang ada saat ini, RS Umum Tarutung dan RS HKBP

    Balige, yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Sementara itu,

     perkembangan pendidikan formal juga terus berlanjut hingga dibukanya sebuah

     perguruan tinggi bernama Universitas HKBP I.L. Nommensen (UHN) tahun 1954.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    9/35

    BAB II

    SISTEM BUDAYA

    2.1 Kekerabatan

    Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan

    hidup. Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis

    keturunan (genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial

    tidak ada.

    Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah

    marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga.

    Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar

    marga tertentu) maupun karena perkawinan. Dalam tradisi Batak, yang menjadi

    kesatuan adat adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian marga. Artinya misalnya

    Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs Marga lainnya. Berhubung

     bahwa Adat Batak/Tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan

    waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah.

    Sebutan Raja kepada si Raja Batak bukanlah karena beliau seorang Raja

    akan tetapi merupakan sebutan dari pengikutnya atau pun keturunannya

    sebagai penghormatan karena memang tidak ada ditemukan bukti-bukti yangmenunjukkan adanya sebuah kerajaan yang dinamakan kerajaan Batak. 

    Suku Batak sangat menghormati leluhurnya sehingga hampir semua leluhur

    marga-marga batak diberi gelar Raja sebagai gelar penghormatan, juga makam-

    makam para leluhur orang Batak dibangun sedemikian rupa oleh keturunannya dan

    dibuatkan tugu yang bisa menghabiskan biaya milyaran rupiah. Tugu ini dimaksudkan

    selain penghormatan terhadap leluhur juga untuk mengingatkan generasi muda akan

    silsilah mereka.

    Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi:

     Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul , merupakan suatu filosofi agar

    kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman

    terdekat. Namun dalam pelaksanaan adat, yang pertama dicari adalah yang satu

    marga, walaupun pada dasarnya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan

    adat.

     Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam pelaksanaan adat

    https://id.wikipedia.org/wiki/Margahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Si_Raja_Batak&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Margahttps://id.wikipedia.org/wiki/Margahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Si_Raja_Batak&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Marga

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    10/35

    Dalian Na Talu, dimana seseorang harus mencari jodoh diluar kelompoknya, orang-

    orang dalam satu kelompok saling menyebut Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok

    yang menerima gadis untuk diperistri disebut Hula-hula. Kelompok yang memberikan

    gadis disebut Boru. Dalam persoalan perkawinan, dalam tradisi suku Batak seseorang

    hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan. Maka dari itu, jika ada

    yang menikah harus mencari pasangan hidup dari marga lain. Apabila yang menikah

    adalah seseorang yang bukan dari suku Batak, maka dia harus diadopsi oleh salah satu

    marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan

    yang dilakukan di gereja bila agama yang dianutnya adalah Kristen.

    2.2 Falsafah

    Masyarakat Batak memiliki falsafah yang melambangkan sikap hidup dalam

     bermasyarakat yaitu  Dalihan Natolu. pengertian  Dalihan Natolu adalah satuan tungku

    yang terdiri dari tiga batu. Pada zamannya orang Batak memasak dengan bahan kayu

     bakar, untuk menahan periuk dipergunakan tiga batu. Keadaan ini dipakai sebagai

    falsafal orang Batak dalam hidup bermasyarakat yang meliputi :

    a. Marsomba tu Hula-Hula

    “Hula-Hula” adalah orang tua dari wanita yang dinikahi oleh seorang pria,

    namun hula-hula ini dapat diartikan secara luas. Semua saudara dari pihak wanita

    yang dinikahi oleh seorang pria dapat disebut hula-hula. Marsomba tu hula-hula

    artinya seorang pria harus menghormati keluarga pihak istrinya. 

     b. Elek marboru

    Boru adalah anak perempuan dari suatu marga,misalnya boru gultom adalah

    anak perempuan dari marga Gultom. Dalam arti luas, istilah boru ini bukan berarti

    anak perempuan dari satu keluarga saja, tetapi dari marga tersebut. Elek

    marboru artinya harus dapat merangkul boru. Hal ini melambangkan kedudukan

    seorang wanita didalam lingkungan marganya.

    c. Manat mardongan tubu

    Dongan Tubu adalah saudara-saudara semarga. Manat Mardongan Tubu

    melambangkan hubungan dengan saudara-saudara semarga. Dalihan Natolu ini

    menjadi pedoman hidup orang Batak dalam kehidupan bermasyarakat.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    11/35

    2.3 Partuturon

    Dalam kehidupan orang Batak sehari- hari, kekerabatan (partuturon ) adalah kunci

     pelaksanaan dari falsafah hidupnya. Kekerabatan itu pula yang menjadi semacam

    tonggak agung untuk mempersatukan hubungan darah, menentukan sikap kita untuk

    memperlakukan orang lain dengan baik (nice attitude).

    Ada tiga bagian kekerabatan, dinamakan ” Dalihan Na Tolu ”. Adapun isi :

    1. Manat mardongan tubu = hati-hati bersikap terhadap dengan tubu;

    2. Elek marboru = memperlakukan semua perempuan dengan kasih;

    3. Somba marhulahula = menghormati pihak keluarga perempuan.

    Yang dimaksud dengan dongan tubu (sabutuha) : 

    1. Dongan sa-ama ni suhut = saudara kandung

    2. Paidua ni suhut ( ama martinodohon ) = keturunan Bapatua/Amanguda

    3. Hahaanggi ni suhut / dongan tubu ( ompu martinodohon ) = se-marga, se-kampung

    4. Bagian panamboli ( panungkun ) ni suhut = kerabat jauh

    5. Dongan sa-marga ni suhut = satu marga

    6. Dongan sa-ina ni suhut = saudara beda ibu

    7. Dongan sapadan (teman seikrar, teman sejanji) ni marga (pulik marga)

      Dalam masyarakat Batak, sering terjadi ikrar antara suatu marga dengan marga

    lainnya. Walaupun berlainan marga, tetapi dalam setiap marga pada umumnya

    ditetapkan ikatan, agar kedua belah pihak yang berikrar itu saling menganggap

    sebagai dongan sabutuha (teman semarga).

      Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap

     putra dan putri dari teman ikrarnya sebagai putra dan putrinya sendiri. Karena ada

     perumpamaan Batak mengatakan sebagai berikut :

    “Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang;Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan”.

     Artinya : 

    “Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput (berakar tunggang);

    Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji”.

     Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri. Marga-marga yang

    mengikat ikrar antara lain adalah :

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    12/35

    1. Marbun dengan Sihotang

    2. Panjaitan dengan Sitompul

    3. Tampubolon dengan Sitompul

    4. Sitorus dengan Hutajulu –  Hutahaean –  Arean

    5. Nahampun dengan Situmorang

    Yang dimaksud dengan boru : 

    1. Iboto dongan sa-ama ni suhut = ito kandung kita

    2. Boru tubu ni suhut = puteri kandung kita

    3. Namboru ni suhut

    4. Boru ni ampuan, i ma naro sian na asing jala jinalo niampuan di huta ni iba =

     perempuan pendatang yang sudah diterima dengan baik di kampung kita.

    5. Boru na gojong = ito, puteri dari Amangtua/Amanguda ataupun Ito jauh dari pihak

    ompung yang se-kampung pula dengan pihak hulahula.

    6. Ibebere/Imbebere = keponakan perempuan

    7. Boru ni dongan sa-ina dohot dongan sa-parpadanan = ito dari satu garis tarombo

    dan perempuan dari marga parpadanan (sumpah).

    8. Parumaen/maen = perempuan yang dinikahi putera kita, dan juga isteri dari semua

    laki-laki yang memanggil kita “Amang”.

    Yang dimaksud dengan hulahula : 

    1. Tunggane dohot simatua = lae kita dan mertua.

    2. Tulang

    3. Bona Tulang = tulang dari persaudaraan ompung

    4. Bona ni ari = hulahula dari Bapak ompung kita. Pokoknya, semua hulahula yang

     posisinya sudah jauh di atas, dinamai Bona ni ari.

    5. Tulang rorobot = tulang dari lae/isteri kita, tulang dari nantulang kita, tulang dari

    ompung boru lae kita dan keturunannya. Boru dari tulang rorobot tidak bisa kita

    nikahi, merekalah yang disebut dengan inang bao.

    6. Seluruh hulahula dongan sabutuha, menjadi hulahula kita juga.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    13/35

    10 

    BAB III

    SISTEM SOSIAL

    3.1 Stratifikasi SosialSistem pelapisan sosial terbagi dalam:

    a.  Perbedaan umur

     b.  Perbedaan pangkat dan jabatan

    c.  Perbedaan sifat keaslian, status kawin

    3.2 Kepemimpinan

    Kepemimpinan dalam masyarakat Batak Karo terpisah menurut tiga bidang yaitu

     bidang adat, bidang pemerintahan, dan bidang keagamaan.

    3.3 Perkawinan dan Perceraian

    Perkawinan pada suku Batak merupakan suatu pranata yang mengikat seorang laki-

    laki dengan seorang wanita tetapi mengikat suatu hubungan tertentu, sehingga seorang laki-

    laki suku bangsa Batak tidak bebas memilih jodoh. Perkawinan ideal dalam masyarakat

    Batak adalah perkawinan antara orang-orang rimpal (marpariban bahasa Batak Toba) yaitu

     perkawinan antara laki-laki Batak dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya. Dalam

    hal ini perkawinan yang pantang dilakukan adalah perkawinan dengan wanita dari marganya

    sendiri (namun sekarang sudah banyak pemuda yang tidak mengikuti adat kuno tersebut).

    Berikut ini adalah tata cara atau urutan pernikahan Orang Batak. Antara lain :

    1.Mangarisika 

    Adalah kunjungan utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita dalam rangka

     penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan maka pihak orang tua

     pria memberikan tanda mau (Tanda Holong dan Pihak Wanita memberi tanda mata).Jenis barang-barang pemberian itu dapat berupa Kain, Cincin Emas, dan lain-lain.

    2. Marhori-Hori Dinding/Marhusip 

    Pembicaraan antara kedua belah pihak yang Melamar dan yang Dilamar, terbatas

    dalam hubungan kerabat terdekat dan belum diketahui oleh umum.

    3. Marhata Sinamot

    Pihak kerabat pria (Dalam jumlah yang terbatas) datang oada kerabat wanita untuk

    melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah uang jujur (Tuhor).

    4. Pudun Sauta 

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    14/35

    11 

    Pihak kerabat pria tanpa hula-hula mengantarkan wadah sumpit berisi nasi dan lauk

     pauknya (Ternak yang sudah disembelih) yang diterima oleh pihak parboru dan

    setelah makan bersama dilanjutkan dengan pembagian Jambar Juhut (Daging) kepada

    anggota kerabat, yang terdiri dari :

    1) 

    Kerabat Marga Ibu (Hula-hula)

    2)  Kerabat Marga Ayah (Dongan Tubu)

    3)  Anggota Marga Menantu (Boru)

    4)  Pengetuai (Orang-orang Tua)/Pariban

    5)  Diakhir kegiatan Pudun Saut maka pihak Keluarga Wanita dan Pria bersepakat

    menentukan waktu Martumpol dan Pamasu-masuon.

    5. Martumpol (Baca : Martuppol) 

    Penanda-tanganan persetujuan pernikahan oleh orang tua kedua belah pihak atas

    rencana perkawinan anak-anak mereka dihadapan pejabat gereja. Tata cara

    Partumpolon dilaksanakan oleh pejabat gereja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Tindak lanjut Partumpolon adalah pejabat gereja mewartakan rencana pernikahan dari

    kedua mempelai melalui warta jemaat, yang di HKBP disebut dengan Tingting (baca :

    Tikting). Tingting ini harus dilakukan dua kali hari minggu berturut-turut. Apabila

    setelah dua kali tingting tidak ada gugatan dari pihak lain baru dapat dilanjutkan

    dengan pemberkatan nikah (pamasu-masuon).

    6. Martonggo Raja atau Maria Raja 

    Adalah suatu kegiatan Pra Pesta/Acara yang bersifat seremonial yang mutlak

    diselenggarakan oleh penyelenggara pesta/acara yang bertujuan untuk :

    1) 

    Mempersiapkan kepentingan pesta/acara yang bersifat teknis dan non teknis.

    2)  Pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah ditentukan ada

     pesta/acara pernikahan dan berkenaan dengan itu agar pihak lain tidak

    mengadakan pesta/acara dalam waktu yang bersamaan.3)

     

    Memohon izin pada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta atau penggunaan

    fasilitas umum pada pesta yang telah direncanakan.

    7. Manjalo Pasu-pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan) 

    Pengesahan pernikahan kedua mempelai menurut tatacara gereja (pemberkatan

     pernikahan oleh pejabat gereja). Setelah pemberkatan pernikahan selesai maka kedua

    mempelai sudah sah sebagai suami-istri menurut gereja. Setelah selesai seluruh acara

     pamasu-masuon, kedua belah pihak yang turut serta dalam acara pamasu-masuon

    maupun yang tidak pergi menuju tempat kediaman orang tua/kerabat orang tua wanita

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    15/35

    12 

    untuk mengadakan pesta unjuk. Pesta unjuk oleh kerabat pria disebut Pesta Mangalap

     parumaen (baca : Parumaen)

    8. Pesta Unjuk  

    Suatu acara perayaan yang bersifat sukacita atas pernikahan putra dan putri. Ciri pesta

    sukacita ialah berbagi jambar :

    1)  Jambar yang dibagi-bagikan untuk kerabat Parboru adalah Jambar Juhut

    (Daging) dan Jambar Uang (Tuhor ni Boru) dibagi menurut peraturan.

    2)  Jambar yang dibagi-bagikan bagi kerabat paranak adalah dengke (baca : Dekke)

    dan Ulos yang dibagi menurut peraturan. Pesta Unjuk ini diakhiri dengan

    membawa pulang pengantin ke rumah Paranak.

    9. Mangihut di Ampang (Dialap Jual) 

    Yaitu mempelai wanita dibawa ke tempat mempelai pria yang dielu-elukan kerabat

     pria dengan mengiringi jual berisi makanan bertutup ulos yang disediakan oleh pihak

    kerabat pria.

    10. Ditaruhon Jual 

    Jika pesta untuk pernikahan itu dilakukan di rumah mempelai pria, maka mempelai

    wanita dibolehkan pulang ke tempat orang tuanya untuk kemudian diantar lagi oleh

     para namborunya ke tempat namborunya. Dalam hal ini paranak wajib memberikan

    upa manaru (Upah Mengantar), sedang dalam dialap jual upa manaru tidak dikenal.

    11. Paranak makan bersama di tempat kediaman si Pria (Daulat ni si Panganon) 

    Setibanya pengantin wanita beserta rombongan di rumah pengantin pria, maka

    diadakanlah acara makan bersama dengan seluruh undangan yang masih berkenan ikut

    ke rumah pengantin pria. Makanan yang dimakan adalah makanan yang dibawa oleh

     pihak parboru

    12. Paulak Unea 

    Setelah satu, tiga, lima atau tujuh hari si wanita tinggal bersama dengan suaminya,maka paranak, minimum pengantin pria bersama istrinya pergi ke rumah mertuanya

    untuk menyatakan terima kasih atas berjalannya acara pernikahan dengan baik,

    terutama keadaan baik pengantin wanita pada masa gadisnya (acara ini lebih bersifat

    aspek hukum berkaitan dengan kesucian si wanita sampai ia masuk di dalam

     pernikahan). Setelah selesai acara paulak une, paranak kembali ke kampung

    halamannya/rumahnya dan selanjutnya memulai hidup baru.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    16/35

    13 

    13. Manjahea. 

    Setelah beberapa lama pengantin pria dan wanita menjalani hidup berumah tangga

    (kalau pria tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae, yaitu dipisah rumah

    (Tempat Tinggal) dan mata pencarian.

    14. Maningkir Tangga (baca : Manikkir Tangga) 

    Beberapa lama setelah pengantin pria dan wanita berumah tangga terutama setelah

     berdiri sendiri (rumah dan mata pencariannya telah dipisah dar i orang tua si laki-laki)

    maka datanglah berkunjung parboru kepada paranak dengan maksud maningkir tangga

    (yang dimaksud dengan tangga disini adalah rumah tangga pengantin baru). Dalam

    kunjungan ini parboru juga membawa makanan (nasi dan lauk pauk, dengke sitio tio

    dan dengke simundur-mundur).Dengan selesainya kunjungan maningkir tangga ini

    maka selesailah rangkaian Pernikahan Adat Na Gok

    Selain itu, ada beberapa jenis pernikahan orang Batak yang masih dianggap sah

    secara adat yaitu:

    1.  Kawin Lari

    Perkawinan yang di luar prosedur adalah kawin lari (mangalua). Hal ini terjadi karena

    tidak terdapat penyesuaian antara salah satu pihak atau kedua belah pihak kaum

    kerabat. Pada kawin lari ini, dalam waktu kurang dari satu hari kaum kerabat pihak

    laki-laki harus mengirimkan delegasi ke rumah orang tua si gadis untuk

    memberitahukan bahwa anak gadis mereka telah dibawa dengan maksud dikawini (

    diparaja bahasa Toba). Setelah beberapa lama akan dilakukan upacara manuruk-nuruk  

    untuk minta maaf. Setelah upacara ini dilalui barulah kemudian disusul dengan

    upacara perkawinan secara resmi.

    2.  Perkawinan Levirat

    Perkawinan levirate adalah perkawinan janda ( yang ditinggal mati suaminya)

    dengan saudara suaminya.. jika si janda tidak mau maka ia harus minta diceraikanterlebih dahulu kepada  jabu asal dari suaminya. Adapun merekan yang berhak

    menceraikan si janda adalah anak kandung laki-laki, anak tiri laki-laki, cucu laki-

    laki, kalau mereka tidak ada maka  senina dari almarhum suaminya dapat bertindak

    sebagai orang yang akan melepas si janda dari ikatannya dengan klen si suami.

    3.  Poligini

     pada umumnya masyarakat Batak bersifat monogamy, walaupun masyarakat Batak

    tidak melarang poligami. Norma-norma agama Kristen menghambat orang

    melakukan poligami. Kalau ada seseorang Batak menjadi istri kedua (manindi

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    17/35

    14 

    dibaca:maniddi) maka ia dan anak-anaknya sama sekali tidak berhak atas segala

    harta yang ada. Ia harus mencari nafkah sendiri, kalau tidak maka kedua keluarga

     batih mereka akan bermusuhan. Penyebab poligami ini antara lain karena

    kemandulan.

    Adapun perceraian orang Batak dapat terjadi karena:

    1)  Si istri tidak dapat bergaul dengan keluarga suami.

    2)  Tidak memperoleh keturunan laki-laki.

    3)  Selingkuh.

    3.4 Marga dan Tarombo

    a.  MARGA adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah

    (patrilineal). Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis keturunan selaludihubungkan dengan anak laki laki. Seorang ayah merasa hidupnya lengkap jika ia

    telah memiliki anak laki-laki yang meneruskan marganya. Sesama satu marga

    dilarang saling mengawini, dan sesama marga dalam Dalihan Na Tolu disebut

    Dongan Tubu. Menurut buku “Leluhur Marga Marga Batak ”, jumlah seluruh Marga

    Batak sebanyak 416, termasuk marga suku Nias. Setiap orang Batak memiliki nama

    maraga, pemakaian nama marga biasanya dicantumkan di belakang atau di akhir

    namanya. Nama marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilineal) yang

    selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus-menerus.

     b.  TAROMBO adalah silsilah, asal-usul menurut garis keturunan ayah. Dengan

    tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga. Bila orang Batak

     berkenalan pertama kali, biasanya mereka saling tanya Marga dan Tarombo.

    Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui apakah mereka saling “mardongan

    sa butuha” (semarga) dengan panggilan “ampara”  atau “marhula-hula” dengan

     panggilan “lae/tulang”. Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah ia harus

    memanggil “ Namboru” (adik perempuan ayah/bibi),“Amangboru/Makela”, (suami

    dari adik-ayah/Om), “Bapatua/Amanganggi/Amanguda” (abang/adik ayah),

    “Ito/boto”(kakak/adik), PARIBAN atau BORU TULANG (putri dari saudara laki laki

    ibu) yang dapat kita jadikan istri, dst.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    18/35

    15

    BAB IV

    KEBUDAYAAN FISIK

    4.1 Bahasa dan Aksara

    Bahasa Batak dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

    a.  Bahasa Batak Utara

     b.  Bahasa Batak Simalungun

    c. 

    Bahasa Batak Selatan

    Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa

    logat, antara lain :

    (1) Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo;

    (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak;

    (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun;

    (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.

    Di antara keempat logat tersebut, dua yang paling jauh jaraknya satu dengan lain

    adalah logat Karo dan Toba.Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut  Abugida. Aksara Batak

     biasanya ditulis di atas bambu atau kayu, penulisan dimulai dari bawah ke atas dan baris

    dimulai dari kiri ke kanan. Surat Batak dulunya digunakan untuk menulis naskah Batak.

    Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan  Pustaha.  Pustaha ini di tulis oleh  Datu

    (dukun) yang berisikan penanggalan dan ilmu nujum (hal-hal gaib).

    4.2 Sistem Organisasi Sosial

    a. 

    Pola Perkampungan

    Sebagian besar masyarakat Batak masih hidup di dalam perdesaan, perdesaan

    itu disebut Huta, Kuta, Lumban, Sosor, Bius, Pertahian, Urung, dan Pertumpukan.

    Huta (bahasa Toba) merupakan satu kesatuan yang dihuni asal dari satu klen. Pada

    orang Karo kesatuan tersebut disebut Kuta yang biasanya lebih besar dari pada Huta,

     penduduknya dapat dari berbagai klen. Dahulu huta itu dikelilingi oleh suatu parit,

    suatu dinding tanah yang tinggi dan rumpun-rumpun bambu yang tumbuh rapat. Ini

    dimaksudkan untuk melindungi diri dari serangan musuh. Di bagian dalam huta ada

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    19/35

    16

    deretan-deretan rumah yang diantaranya ada halaman yang dapat dipergunakan

    untuk pesta perkawinan, upacara kematian, dan upacara adat lainnya. Selain itu, di

    halaman juga ada lumbung- lumbung untuk menyimpan padi dan lesung untuk

    menumbuk padi.

    Pada orang Karo, Simalungun, dan Mandailing tiap desa mempunyai balai

    desa yang dipakai untuk sidang pengadilan dan sidang lainnya. Pada orang Toba

     balai desa ini digantikan dengan partunghoan (baca: partukkoan).

     b.  Perkawinan dan Perceraian

    Perkawinan pada suku Batak merupakan suatu pranata yang mengikat

    seorang laki-laki dengan seorang wanita tetapi mengikat suatu hubungan tertentu,

    sehingga seorang laki-laki suku bangsa Batak tidak bebas memilih jodoh.

    Perkawinan ideal dalam masyarakat Batak adalah perkawinan antara orang-orang

    rimpal (marpariban  bahasa Batak Toba) yaitu perkawinan antara laki-laki Batak

    dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya. Dalam hal ini perkawinan yang

     pantang dilakukan adalah perkawinan dengan wanita dari marganya sendiri (namun

    sekarang sudah banyak pemuda yang tidak mengikuti adat kuno tersebut).Inisiatif

    lamaran diambil dari kaum kerabat laki-laki dengan mengirimkan suatu utusan resmi

    ke rumah si gadis.

    1.  Kawin Lari

    Perkawinan yang di luar prosedur adalah kawin lari (mangalua). Hal ini terjadi

    karena tidak terdapat penyesuaian antara salah satu pihak atau kedua belah pihak

    kaum kerabat. Pada kawin lari ini, dalam waktu kurang dari satu hari kaum

    kerabat pihak laki-laki harus mengirimkan delegasi ke rumah orang tua si gadis

    untuk memberitahukan bahwa anak gadis mereka telah dibawa dengan maksud

    dikawini ( diparaja  bahasa Toba). Setelah beberapa lama akan dilakukanupacara manuruk-nuruk   untuk minta maaf. Setelah upacara ini dilalui barulah

    kemudian disusul dengan upacara perkawinan secara resmi.

    2.  Perkawinan Levirat

    Perkawinan levirate adalah perkawinan janda ( yang ditinggal mati suaminya)

    dengan saudara suaminya.. jika si janda tidak mau maka ia harus minta

    diceraikan terlebih dahulu kepada  jabu asal dari suaminya. Adapun merekan

    yang berhak menceraikan si janda adalah anak kandung laki-laki, anak tiri laki-

    laki, cucu laki-laki, kalau mereka tidak ada maka  senina  dari almarhum

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    20/35

    17

    suaminya dapat bertindak sebagai orang yang akan melepas si janda dari

    ikatannya dengan klen si suami.

    3. 

    Poligini

     pada umumnya masyarakat Batak bersifat monogamy, walaupun masyarakat

    Batak tidak melarang poligami. Norma-norma agama Kristen menghambat

    orang melakukan poligami. Kalau ada seseorang Batak menjadi istri kedua

    (manindi dibaca:maniddi) maka ia dan anak-anaknya sama sekali tidak berhak

    atas segala harta yang ada. Ia harus mencari nafkah sendiri, kalau tidak maka

    kedua keluarga batih mereka akan bermusuhan. Penyebab poligami ini antara

    lain karena kemandulan.

    Adapun perceraian orang Batak dapat terjadi karena:

    1) 

    Si istri tidak dapat bergaul dengan keluarga suami.

    2)  Tidak memperoleh keturunan laki-laki.

    3)  Selingkuh.

    4.3 Sistem Pengetahuan

    Sistem pengtahuan masyarakat Batak tampak pada perubahan-perubahan musim

    yang diakibatkan oleh siklus alam, misalnya musim hujan dan musim kemarau. Perubahan

    dua jenis musim tersebut dipelajari masyarakat Batak sebagai pengetahuan untuk keperluan

     bercocok tanam. 

    Selain pengetahuan tentang perubahan musim, masyarakat suku Batak juga

    menguasai konsep pengetahuan yang berkaitan dengan jenis tumbuh-tumbuhan di sekitar

    mereka. Pengetahuan tersebut sangat penting artinya dalam membantu memudahkan hidup

    mereka sehari-hari, seperti makan, minum, tidur, pengobatan, dan sebagainya.Jenis

    tumbuhan bambu misalnya dimanfaatkan suku masyarakat Batak untuk membuat tabung air,

    ranting-ranting kayu menjadi kayu bakar, sejenis batang kayu dimanfaatkan untukmembuat lesung dan alu, yang kegunaannya untuk menumbuk padi.

     

    Pengetahuan tentang beberapa pohon, kulit kayu (lak-lak ), serta batu, yang

    dimanfaatkan masyarakat Batak untuk keperluan makam raja-raja. Sedangkan dari kulit

    kayu biasanya masyarakat Batak memanfaatkannya untuk menulis ilmu kedukunan, surat

    menyurat dan ratapan. Kulit kayu (lak-lak ) tidak ditonjolkan tetapi secara tersirat ada,

    karena yang menggunakan lak-lak tersebut hanya seorang Datu. Masyarakat Batak

    mengetahui dan menguasai kegunaan bagian-bagain tumbuhan dan bebatuan secara efektif

    dan memanfaatkan untuk acara tergambar pemakaman raja-raja. Upacara pemakaman itu

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    21/35

    18

    hanya untuk raja-raja, tetua adat, dan para tokoh yang mempunyai kedudukan saja. Hal itu

    disebabkan pelaksanaan upacara pemakaman membutuhkan dana yang cukup besar.

    Berikut pengelompokan sistem pengetahuan di berbagai bidang lainnya:

    a.  Di bidang keamanan

    Di setiap huta atau kuta dahulu dikelilingi oleh suatu parit dan suatu dinding tanah

    yang tinggi dan rumpun bambu yang tumbuh rapat.

     b.  Di bidang kemasyarakatan

    Dalam suatu huta terdapat dua atau lebih deretan rumah dan halaman yang

    diantaranya dipakai untuk mengadakan pesta perkawinan, upacara kematian, dan

     juga ada lumbung- lumbung untuk menyimpan hasil panen.

    c.  Di bidang seni

    Rumah-rumah adat selalu dihiasi dengan hiasan yang bermakna, dilengkapi dengan

    warna merah, hitam dan kuning.

    d.  Di bidang kekerabatan

    Masyarakat Batak memiliki falsafah hidup yang tetap menghormati dan menjaga

    kerukunan kekerabatannya yaitu falsafah Dalihan Natolu. 

    e. 

    di bidang kekerabatan

    sejak dulu suku Batak telah menggunakan pengobatan secara tradisional, baik

    dengan menggunakan tumbuhan maupun dengan upacara ritual.

    4.4 Sistem Teknologi

    a. 

    Alat-Alat Pertanian, Alat Rumah Tangga, Tenun, Berburu, dan Menangkap Ikan.

    Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Batak memiliki peralatan sebagai sarana

    menyelesaikan pekerjaannya.

    1)  Alat pertanian

    a) 

     Ansuan berfungsi cangkul yang terbuat dari batang pohon enau b)

     

    Ordang  berfungsi sebagai alat pelobang tanah

    c)   Panasapi berfungsi untuk membersihkan pematang sawah

    d)   Pangali berfungsi sebagai penggali tanah

    e)  Sorha-soreng ha berfungsi sebagai pembajak sawah

    2) 

    Alat rumah tangga

    a) 

    Sapa  berfungsi sebagai tempat nasi yang terbuat dari kayu.

     b)   Pinggan pasu berfungsi sebagai tempat makanan pada upacara adat.

    c)  Sake piring  berfungsi sebagai tempat piring.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    22/35

    19

    3) 

    Alat tenun tradisional

    a) 

     Busur hapas berfungsi untuk membusur kapas, alat ini terbuat dari bambu.

     b)  Sorha tangan berfungsi untuk memintal benang, rodanya digerakan

    dengan tangan.

    c)  Sorha pat  berfungsi untuk memintal benang, rodanya digerakan dengan

    kaki.

    d)   Erdeng-erdeng  ( panghulhulan) berfungsi untuk menggulung benang.

    4)  Alat berburu

    a)  Ultop berfungsi untuk menembak.

     b)  Sumbia berfungsi untuk memanah.

    c) 

     Pulur  (peluru anak panah).

    d)   Pana adalah busur panah dengan anak panah.

    5)  Alat menangkap ikan

    a.  Solu iunjup adalah jenis sampan khusus di air deras.

     b.  Solu jambang  adalah sampan yang dipakai di air yang tak mengalir.

    c. 

     Hole berfungsi sebagai dayung.

    d.  Goli-goli berfungsi sebagai tempat duduk dalam sampan.

    e. 

    Tahu-tahu berfungsi untuk membuang air yang masuk dalam sampan.

     b.  Rumah Adat Orang Batak

    Meski rumah adat Bolon dianggap sebagai satu-satunya identitas rumah adat

    Sumatera Utara yang diakui secara nasional, namun sebenarnya orang Batak di

    Sumatera Utara memiliki lebih dari satu gaya arsitektur hunian. Suku Batak

    sendiri terbagi menjadi beberapa anak suku yang masing-masing suku memiliki seni

    arsitektur rumah adat yang berbeda-beda.

      Rumah Adat Bolon 

    Rumah Bolon adalah rumah adat suku batak di Sumatera Utara. Pada zaman

    dahulu kala, rumah bolon merupakan tempat tinggal raja-raja di Sumatera Utara,

    dimana tercatat ada 14 raja antara lain : Pangultop-ultop 1624-1648, Ranjinman

    (1648 –   1669), Nanggaraia (1670 –  1692), Butiran (1692 –  1717), Bakkararaja

    (1738-1738), Baringin (1738-1769), Bona Batu (1769-1780), Raja Ulan (1781-

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    23/35

    20

    1769), Atian (1800-1825), Horma Bulan (1826-1856), Raondop (1856-1886),

    Rahalim (1886-1921),

    Karel Tanjung

    (1921-1931) dan

    Mogang (1933-

    1947).

    Rumah Bolon

    terdiri dari beberapa

     jenis, dan rumah adat

    yang dapat

    ditemukan di masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba, rumah Bolon

    Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon Mandailing, rumah Bolon

    Pakpak dan rumah Bolon Angkola. Setiap rumah mempunyai ciri khasnya

    masing-masing.

    Rumah Bolon telah didaulat menjadi perwakilan rumah adat Sumatera Utara

    di kancah nasional. Rumah berbentuk persegi panjang dan masuk dalam

    kategori rumah panggung ini umumnya dihuni oleh 4-6 keluarga yang hidup

    secara bersama-sama. Jika di Jawa dan suku-suku di Sumatera lainnya rumah

    gaya panggung sengaja dibuat untuk menghindari serangan binatang buas,

    rumah adat bolon justru sengaja dibuat panggung agar memiliki kolong rumah.

    Kolong rumah tersebut kemudian digunakan sebagai kandang bagi hewan

     peliharaan mereka seperti babi, ayam, atau kambing.

    Bila hendak masuk ke dalam rumah bolon, kita harus melalui sebuah tangga

    yang berada di bagian depan rumah. Tangga tersebut memiliki jumlah anak

    tangga yang ganjil, dan saat memasuki rumah ini, kita akan dipaksa menunduk

    karena pintu rumahnya yang pendek. Pintu rumah memang sengaja dibuat pendek agar tamu menunduk sehingga secara filosofis mereka dianggap

    menghargai pemiliki rumah.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    24/35

    21

      Rumah Adat Siwaluh Jabu 

    Rumah adat Siwaluh Jabu begitu biasa disebut, merupakan rumah adat Batak

    Karo yang hingga

    kini keberadaannya

    masih dapat kita

    temukan. Rumah

    ini secara arsitekur

    memiliki gaya yang

    sangat artistik.

    Dindingnya dibuat

    miring, atapnya berbentuk segitiga bertingkat tiga, dan di setiap puncak segitigatersebut dihiasi dengan kepala kerbau perlambang kesejahteraan. Rumah adat

    Siwaluh Jabu ini umumnya berukuran sangat besar. Ia biasa dihuni oleh sekitar

    8 keluarga adat. Masing-masing keluarga dalam rumah tersebut umumnya sudah

    mempunyai perannya sendiri-sendiri. Ada yang berperan sebagai pemimpin,

     pekerja, juru masak, dan lain sebagainya. Berikut adalah penampilan fisik dari

    rumah adat di Sumatera Utara yang satu ini.

      Rumah Adat Bolon, Batak Simalungun 

    Batak Simalungun memiliki

    rumah adat namanya sama

    dengan rumah adat Batak Toba

    yaitu rumah bolon. Meski

    memiliki nama yang sama,

    namun secara arsitektur rumah

    adat Bolon ala adat Batak

    Simalungun memiliki

     perbedaan dengan rumah bolon ala Batak Toba. Perbedaan tersebut terletak

     pada tiang penyangga, gaya atap, dan dekorasinya. Tiang penyangga rumah adat

    Batak Simalungun disusun bersilang secara horizontal dan menumpu di atas

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    25/35

    22

     pondasi umpak. Gaya atapnya yang tinggi dengan tingkat kemiringan sangat

    curam dan dilengkapi dengan jendela. Adapun dekorasinya juga lebih memiliki

    nilai estetika karena hiasan-hiasan ukiran yang terpahat pada dinding kayunya.

    Berikut adalah tampak depan dari rumah adat Sumatra Utara yang satu ini.

      Rumah Adat Bagas Godang, Batak Mandailing 

    Salah satu sisa peninggalan

    seni arsitektur suku Mandailing

    di Sumatera Utara tempo dulu

    adalah seni arsitektur rumah

    Bagas Godang. Rumah adat di

    Sumatera Utara yang satu ini di

    masa silam diperuntukan sebagai

    rumah kediaman raja. Oleh

    karena itu, Rumah bagas godang ini biasanya dibangun di atas kompleks yang

    luas dan keberadaannya pun umumnya selalu didampingi oleh bangunan Sopo

    Godang atau balai adat.

    Baik rumah Bagas Godang maupun bangunan sopo godang, keduanya

    merupakan rumah panggung yang disangga oleh tiang kayu besar berjumlah

    ganjil, sama seperti jumlah anak tangganya.

    4.5 Sistem Ekonomi

    a.  Mata Pencarian

    Pada umumnya, mata pencaharian masyarakat Batak adalah bercocok

    tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan

    marga. Setiap keluarga mandapatkan tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya.

    Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan. Selain pertanian,

     perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak. Hewan yang diternakan

    antara lain kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Masyarakat yang

    tinggal di sekitar danau Toba sebagian bermata pencaharian menangkap ikan.

    Selain itu juga, mereka berprofesi pada sektor kerajinan. Hasil kerajinannya antara

    lain tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, tembikar, dan lainnya yang ada kaitan

    dengan pariwisata.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    26/35

    23

     b. 

    Konsumsi dan Pengeluaran

    Besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga dapat menggambarkan

    tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Tabel 2 menunjukkan distribusi penduduk

    menurut golongan pengeluaran per kapita sebulan.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    27/35

    24

    Di Sumatera Utara, paling banyak pengeluaran per kapita sebulan antara

    500.000 sampai dengan 749.999 rupiah, yaitu sebesar 33,36 persen, namun masih

    ada 0,43 persen rumah tangga yang mempunyai pengeluaran per kapita di

     bawah 200.000 rupiah.

    Persentase pengeluaran per kapita sebulan menurut jenis pengeluaran

    (makanan dan bukan makanan), dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu

    daerah. Semakin tinggi persentase pengeluaran untuk bukan makanan, maka

    semakin tinggi tingkat kesejahteraan penduduknya.

    Dari tabel 3 terlihat bahwa tingkat kesejahteraan penduduk di daerah

     perkotaan lebih tinggi, yaitu persentase pengeluaran untuk non makanan 52,16

     persen di bandingkan pedesaan yang 39,47 persen.

    4.6 Sistem Religi

    a.  Agama

    Terdapat agama Islam dan Krisrten Protestan yang diperkirakan masuknya

     pada masa yang sama yaitu pada tahun 1810-an. Agama Islam disiarkan oleh orang-

    orang Minangkabau, yang sebagian besar dianut oleh orang Batak Selatan seperti

    Mandailing dan Angkola.Agama Kristen disiarkan ke daerah Toba dan Simalungun oleh organisasi

     penyiar agama dari Jerman ( Rheinische Missions Gesselsschaft ) dan tahun 1863 ke

    daerah Karo oleh penyiar agama dari Belanda ( Zendelingsgenootschaap). Kini

    agama Kristen Protestan dianut oleh sebagian orang Batak Utara.

     b.  Mitologi Batak

    Walaupun masyarakat Batak sudah mengenal agama (Islam dan Krisrten),

    namun konsep-konsep agama aslinya masih hidup. Sumber utama untuk mengetahui

    sistem kepercayaan orang Batak asli adalah dari buku kuno yang disebut Pustaha.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    28/35

    25

    1) 

    Konsepsi Tuhan

    Dalam mitologi Batak dunia dibagi atas tiga bagian, yaitu dunia atas

    yang disebut dengan  Banua Ginjang , dunia tengah yang disebut  Banua

    Tonga  dan dunia bawah yang disebut  Banua Toru. Dunia tengah tempat

    manusia hidup juga merupakan perantara antara dunia atas dan dunia bawah.

    Dunia atas tempat tinggal para dewata sedangkan dunia bawah adalah tempat

    tinggal setan, roh, bumi, dan kuburan. Warna putih, merah, dan hitam

    merupakan simbol-simbol dari dunia tersebut. Pecipta dunia dalam mitologi

    Batak adalah Debata Mulajadi Nabolon, anak-anaknya bernama batara guru,

    soripada, dan mangala bulan. Ketiganya dikenal sebagai kesatuan dengan

    nama Debata Sitolu Sada (tiga dewata dalam satu) atau Debata Na Tolu (tiga

    sewata).

    2)  Konsepsi Sang Pencipta

    Konsepsi sang pencipta oleh orang Batak dimulai oleh  Debata Mulajadi

     Nabolon  (Toba) atau  Debata Kaci-Kaci  (Karo) sebagai sang pencipta alam

    yang berdiam di langit, sebagai penguasa alam tengah yaitu di dunia ini ia

     bernama Silaon Na Bolon  (Toba) dan Tuan Padukah Ni Aji  (Karo),

    sedangkan sebagai penguasa dunia mahluk halus disebut  Pane Na Bolon 

    (Toba) atau Tuan Banua Koling  (Karo). Tentang jiwa, roh, dan dunia akhirat

    dalam hubungan manusia dengan dunia roh, orang Batak mengenal:

      Tondi yaitu jiwa atau roh orang itu sendiri.

      Sahala yaitu jiwa atau roh orang itu sendiri yang memiliki kekuatan

    gaib (kesaktian).

     

    Begu yaitu jiwa atau roh orang yang telah meninggal dunia.

    Beberapa begu yang disegani orang Batak adalah:

    o  Begu sombaon

    o  Begu solobean

    o  Begu silan

    o  Begu ganjang

    Orang Batak Karo mempunyai kepercayaan tentang adanya

     perkampungan Begu. Mereka dapat berkeliaran dan berhubungandengan kerabatnya melalui mediasi dengan seorang dukun yang

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    29/35

    26

    disebut guru sibaso (wanita). Mereka juga percaya akan adanya

    mahluk halus yang disebut umang dan jangak, kedua mahluk halus ini

    dianggap suka menolong manusia dan tinggal di tebing atau di sungai.

    Orang Batak juga percaya kepada kekuatan sakti dari jimat, tongkat

    wasiat, mantra (tabas) yang mengandung kekuatan sakti.

    c.  Upacara Adat

    Upacara adat dibagi ke dalam beberapa jenis yaitu:

    1)  Upacara adat inti

    Adat inti mencakup seluruh kehidupan yang berkaitan dengan penciptaan

    dunia oleh sang pencipta  Debata Mulajadi Nabolon. Pelaksanaan adat inti

    tidak boleh diubah karena terikat dengan norma dan aturan yang diturunkan

    oleh  Debata Mulajadi Nabolon  sebelum agama mempengaruhi sikap etnis

    orang Batak Toba terhadap upacara adat.

    2)  Upacara adat na taradat

    Secara harfiah adat na taradat adalah undang-undang dan kelaziman yang

     berupa adat. Adat na taradat bersifat adaptif dan menerima pergeseran dari

    adat inti dan bagian adat inilah yang dilaksanakan oleh pelaku-pelaku adat

    Batak Toba pada saat sekarang dengan berpedoman pada ungkapan  folkrore 

    Batak Toba.

    3)  Adat naniadathon

    Adat naniadathon adalah tingkatan pelaksanaan upacara adat yang sudah

    dipengaruhi peradaban yang telah menjadi kebiasaan dan kelaziman baru.

    Pada adat naniadathon terjadi pergeseran nilai dan perubahan pelaku adat,

    misalnya upacara adat wisuda, babtisan anak, perayaan ulang tahun, dan

     peresmian perusahaan.4)

     

    Adat na soadat

    Secara harfiah adat na soadat adalah adat yang bukan adat karena tatalaksana

    upacara adat tidak lagi berdasarkan struktur dan sistematika yang lazim

    dilaksanakan oleh etnis Batak Toba. Upacara ini dipandang sekedar

     berkumpul dalam bentuk resepsi baik dalam upacara perkawinan, kematian,

    dan sebagainya. Struktur kekerabatan dalam dalihan nan tolu  dan juga

    simbol-simbol yang dipakai dalam upacara adat ini disingkirkan.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    30/35

    27

    4.7 Kesenian

    a.  Pakaian Adat

    Pakaian adat orang Batak dikenal dengan ulos. Secara harfiah ulos berarti selimut,

     pemberi kehangatan badaniah dari terpaan udara dingin. Menurut pemikiran leluhur

    Batak ada tiga sumber kehangatan yaitu matahari, api, dan ulos. Dari ketiga sumber

    tersebut ulos dianggap yang paling nyaman dan akrab dengan kehidupan sehari-hari.

    Matahari sebagai sumber kehangatan tidak dapat diperoleh pada malam hari,

    sedangkan api dapat menjadi bencana jika lalai dalam penggunaannya. Dalam

     perkembangannya ulos juga diberikan kepada orang bukan Batak, sebagai tanda

     penghormatan dan kasih sayang.

    ULOS adalah kain tenun khas Batak

     berbentuk selendang, yang melambangkan

    ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak-

    anaknya atau antara seseorang dan orang lain,

    seperti yang tercantum dalam filsafat batak

    yang berbunyi, “Ijuk pengihot ni hodong.”

    Ulos penghit ni halong, yang artinya ijuk

     pengikat pelepah pada batangnya dan ulos pengikat kasih sayang diantara sesama.

    Dikenal beberapa macam ulos, antara lain :

    a. Ulos ragidup 

    Yang tertinggi derajatnya, sangat sulit pembuatannya. Ulos ini terdiri atas

    tiga bahagian, yaitu dua sisi yang ditenun sekaligus, dan satu bahagian tengahyang ditenum tersendiri dengan sangat rumit. Dalam upacara adat perkawinan,

    ulos ragidup diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada ibu

     pengantin lelaki sebagai “ulos pargomgom”  yang maknanya agar besannya ini

    atas izin Tuhan YME tetap dapat melalui bersama sang menantu anak dari

    sipemberi ulos tadi.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    31/35

    28

    b. Ulos ragihotang 

    Juga termasuk berderajat tinggi,

    namun cara pembuatannya tidak

    serumit ulos ragidup. Dalam upacara

    kematian,ulos ini dipakai untuk

    membungkus jenazah, sedangkan

    kepada upacara pengkuburan kedua kalinya, untuk membungkus tulang-

     belulangnya.

    c. Ulos sibolang 

    Semula disebut sibolang sebab dibeikan kepada orang yang berjasa untuk

    “mabulangbulangi” (menghormati) orang tua penggantin perempuan untuk

    mengulosi ayah pengantin lelaki sebagai “ulos pansaniot”. 

    d. Ulos Bintang Maratur 

    Adalah kain ulos yang merupakan

    simbol suka cita. Ulos ini sering juga

    digunakan dalam tradisi Batak

    seperti mangulosi. 

     b. 

    Tarian Tradisional

    Beberapa Tarian Batak, antara lain : 

     Tari Tor-Tor Tujuh Cawan 

    Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap

    sebagai tarian paling unik karena sang penari

    harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang

    diletakkan di kedua belah tangan kanan dan kiri tiga

    serta satu di kepala. Tarian tujuh cawan

    mengandung arti pada setiap cawannya. Untuk cawan

    1 mengandung makna kebijakan, cawan 2 kesucian,

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    32/35

    29

    cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan hidup, cawan 5

    hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian

    atau pengobatan.

    Kegunaan lain dari tarian ini adalah untuk membuang semua penghalang bagi

    orang yang hadir disitu, tentunya bagi yang percaya. Biasanya manusia punya

    kegagalan karena ada penghalang bawaan dari lahir, karma, guna-guna, atau akibat

     perbuatan sendiri.

    Dari segi budaya, tarian ini merupakan tarian spiritual tertinggi di Danau Toba.

    Sekarang tarian ini juga digunakan untuk pelantikan menteri, walikota, bupati dll.

    Dari dulu tarian ini sudah menjadi kebanggan di kalangan orang Batak. Tarian ini

     juga dulunya digelar di opera Batak.

     Tari Tongkat Panaluan 

    Tari tongkat Panaluan adalah sebuah

    tongkat yang bersifat magis dan terbuat

    dari kayu yang telah diukir dengan

    gambar kepala manusia dan binatang,

     panjang tongkat tersebut diperkirakan lebih

    kurang 2 (dua ) meter sedangkan tebalnya / besarnya kira –  kira 5-6 cm.

    Dalam suku batak tongkat panaluan dipakai oleh para datu dalam upacara ritual,

    dan tongkat ini dipakai para datu (dukun) dengan tarian tortor yang diiringi gondang

    (gendang) sabangunan.

     Tari Tor-Tor Sigale-gale 

    Sigale-gale merupakan

     pertunjukan kesenian dari

    daerah Tapanuli Utara. SiGale-

    gale adalah nama sebuah

     patung yang terbuat dari

    kayu yang berfungsi

    sebagai pengganti anak

    raja Samosir yang telah

    meninggal.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    33/35

    30 

    Untuk menghibur raja maka dibuatlah patung kayu yang di beri nama sigale-gale dan

    di gerakkan oleh manusia.

    c.  Lagu Tradisional

    1)  Ketabo.

    2)  Sinanggar tullo.

    3) 

    Sigulempong.

    4)  Dago inang sarge.

    5)  Ungut-ungut.

    6)  Sitogo.

    d.  Musik

    1) 

    Gondang

    Musik tradisi masyarakat Batak Toba disebut sebagai gondang. Ada tiga

    arti untuk kata “gondang”:

    a)  Satu jenis musik tradisi Batak toba;

     b)  Komposisi yang ditemukan dalam jenis musik tsb. (misalnya komposisi

     berjudul Gondang Mula-mula, Gondang Haroharo);

    c) 

    Alat musik “kendang”. Ada 2 ansambel musik gondang, yaitu

    Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan diluar rumah dihalaman

    rumah; dan gondang Hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumah.

    2)  Sarune Bolon

    Sarune Bolon adalah alat tiup double reed (obo) yang mirip alat-alat lain yang

     bisa ditemukan di Jawa, India, Cina, dsb. Pemain sarune mempergunakan teknik

    yang disebut marsiulak hosa (kembalikan nafas terus menerus) dan biarkan pemain

    untuk memainkan frase-frase yang panjang sekali tanpa henti untuk tarik nafas.

    3)  Ogung

    Ogung terdiri dari empat gong yang masing-masing punya peran dalam

    struktur irama. Pola irama gondang disebut doal, dan dalam konsepsinya mirip

    siklus gongan yang ditemukan dimusik gamelan dari Jawa dan Bali, tetapi irama

    tetapi irama siklus doal lebih singkat.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    34/35

    31 

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan paparan dari bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan

    yaitu:

    1.  Sebagian masyarakat suku Batak pada dasarnya masih sangat menghargai

    kebudayaan dan juga sangat menghormati leluhur mereka karena dalam kehidupan

    mereka sangat mempercayai lelulur mereka. Apapun yang ditinggalkan oleh leluhur

    mereka itulah yang wajib dikerjakan dan mereka beranggapan bahwa jika tidak

    dikerjakan maka akan mendatangkan bencana bagi keluarga mereka dan juga orang

    yang ada di sekitar mereka.

    2.  Suku Batak memiliki kepercayaan bahwa mereka adalah keturunan si raja Batak.

    3. 

    Masyarakat Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal.

    4.  Marga adalah ciri kesatuan kemasyarakatan yang mengikuti paham patrilineal.

    5.  Suku batak Toba merupakan bagian masyarakat yang setia melaksanakan upacara

    adat.

    6. 

    Orang Batak telah menganut agama Islam dan Kristen, akan tetapi tradisi adat

    istiadatnya tetap dipertahankan.

    5.2 Saran

    Sebagai warga Negara Indonesia kita perlu mengetahui kebudayaan-kebudayaan

    yang ada di Negara kita sendiri. Kebanyakan dari kita bahkan ada yang lebih mengenal

     budaya yang ada di Negara Barat dibandingkan budaya kita sendiri. Salah satu budaya dari

     Negara kita adalah budaya Batak dan masih banyak lagi budaya lainnya yang belum kitaketahui. Oleh sebab itu, kita harus mulai mengenal budaya kita sendiri dan mulai

    memberikan wawasan kepada anak-anak sejak dini agar kita bisa memahami beragam

     budaya yagn ada di negeri tercinta ini.

  • 8/16/2019 Fix Makalah BATAK

    35/35

    DAFTAR PUSTAKA

    Aryandini, Woro. 2012. Budaya Nusantara. Jakarta: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

    BPS Provinsi Sumatera Utara. 2015. Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumatera 

    Utara. Medan : BPS Provinsi Sumatera Utara.

    Ruhut, Debrian S. dkk. 2009. Dalam Makalah Mengenal Kebudayaan Batak Sumatera Utara. 

    Sri, Nanik W. 2012. “Macam-Macam Tari dari Daerah Sumatera Utar a”. Blogspot.com. 10

    April 2016. Diunduh dari http://baleodedi.blogspot.com/2012/11/tarian-sumatera-utara_20.html

    https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak  diakses pada 10 April 2016. 

    http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/952/suku-batak-sumatera-utara diakses pada

    10 April 2016.

    http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/rumah-adat-sumatera-utara-batak-gambar.htmldiakses pada 10 April 2016.

    http://murnariamanalu.blogspot.co.id/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo_01.html diakses

     pada 10 April 2016.

    http://baleodedi.blogspot.com/2012/11/tarian-sumatera-%20utara_20.htmlhttp://baleodedi.blogspot.com/2012/11/tarian-sumatera-%20utara_20.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batakhttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batakhttp://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/952/suku-batak-sumatera-utarahttp://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/952/suku-batak-sumatera-utarahttp://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/952/suku-batak-sumatera-utarahttp://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/rumah-adat-sumatera-utara-batak-gambar.htmlhttp://murnariamanalu.blogspot.co.id/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo_01.htmlhttp://murnariamanalu.blogspot.co.id/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo_01.htmlhttp://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/rumah-adat-sumatera-utara-batak-gambar.htmlhttp://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/952/suku-batak-sumatera-utarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batakhttp://baleodedi.blogspot.com/2012/11/tarian-sumatera-%20utara_20.htmlhttp://baleodedi.blogspot.com/2012/11/tarian-sumatera-%20utara_20.html