EKONOMI LINGKUNGAN (ESL )Pertemuan – 2Dept. Ekonomi Sumberdaya & Lingkungan
EKONOMI LINGKUNGAN vsEKONOMI SUMBERDAYA
Desain kebijakan lingkungan
Ekonomi lingkungan berperan penting dalam perancangan kebijakan publik untuk perbaikan kualitas lingkungan.
Kebijakan lingkungan harus dirancang se-efektif &se-efisien mungkin.
Perancangan kebijakan lingkungan menjadi semakin kompleks karena juga melibatkan proses politik.
Ekonomi Makro:
Pertumbuhan dan Lingkungan (1)
Bagaimanakah hubungan antara isu2 lingkungan dengan perilaku ekonomi makro ?
Hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC):degradasi lingkungan akan meningkat pada tahap2 awal pembangunan ekonomi, namun setelah mencapai titik tertentu, pertumbuhan ekonomi lebih lanjut akan mampu mengurangi tingkat kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang parah rawan terjadi di negara-negara berkembang.
Ekonomi Makro:
Pertumbuhan dan Lingkungan (2)
Ekonomi Makro:
Penduduk dan Lingkungan (1)
I = Impact/dampak (volume)
P = Population/populasi (jmlh penduduk)
A = Affluence/tingkat kemakmuran (jmlh unit mata uang per
kapita )
T = Technology/teknologi (degradasi lingkungan per unit mata
uang)
I ≡ P . A . T
PDB
Polusi
Populasi
PDBPopulasiDampak ..
$.
$.
ton
nnton
Ekonomi Makro:
Penduduk dan Lingkungan (2)
Skenario emisi CO2 global pada tahun 2100
(sumber: Perman et al, 2003)
P A T I
milyar PDB/kapita ton/PDB milyar ton
Current (1999) 5.8627 6948 0.0005862 23.881952
Px1.5 8.8005 6948 0.0005862 35.843711
Px1.5; Ax2 8.8005 13896 0.0005862 71.687417
Px1.5; Ax2; I at current 8.8005 13896 0.0001952 23.881952
I ≡ P . A . T
Perkembangan perhatian dunia
thdp masalah lingkungan (1)
Gelombang pertama (sebelum 1950)
sebatas konsep/pemikiran
signal pertama: Man and Nature (George Perkin
Marsh, 1864) aktivitas manusia, terutama
dalam industrialisasi, adalah perusak
keseimbangan alamiah lingkungan
kata lingkungan sangat jarang dikemukakan
belum ada aksi/dukungan dari pemerintah,
pengusaha dan dunia int’l
Perkembangan perhatian dunia
thd masalah lingkungan (2)
Gelombang kedua (era 1960-1970an)Muncul kesadaran potensi krisis lingkungan global
Perdebatan masalah lingkungan bersifat lokal/regional, belum mengglobal
Pengusaha enggan menjalankan aturan/UU lingkungan
Spring Silent (Rachel Carson, 1962)mengenai efek pestisida DDT terhadap lingkungan, khususnya populasi burung
Konferensi Stockholm 1972 (UN Conference on the Human Environment) UNEP lahir
Perkembangan perhatian dunia
thd masalah lingkungan (3)
Gelombang ketiga (era 1980-an)Dukungan thd masalah lingkungan dalam pembangunan ekonomi makin meluas
1983 dibentuk the World Comission on Environment and Development the Bruntland Report “Our Common Future” (1987) konsep Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan)
Masalah lingkungan mulai menjadi perhatian negara2 berkembang
Perkembangan perhatian dunia
thd masalah lingkungan (4)
Gelombang keempat (1990an – sekarang)
KTT Bumi di Rio de Janeiro 1992
Masalah lingkungan mjd isu global dan tanggung
jawab seluruh bangsa (contoh: global warming)
Isu lingkungan menjadi faktor penekan dalam
transaksi ekonomi dunia ecolabelling
Isu2 Lingkungan Internasional
Problem2 lingkungan tidak hanya selalu menjadi masalah untuk suatu negara, namun bisa menjadi masalah regional bahkan global.
Contoh masalah regional: masalah kabut asap
Contoh masalah global: ozone depletion, greenhouse gas emissions), global warming
Sumberdaya Alam
Bagi ekonom, sda adalah faktor-faktor produksi
yang dikombinasikan dengan tenaga kerja, kapital
dan materi-materi lainnya untuk menghasilkan
barang dan jasa.
Sumberdaya alam memiliki karakteristik yang unik yaitu:
1. Agar dapat dikonsumsi atau diolah dalam proses
produksi, umumnya sda seperti kapital, harus
“diproduksi” dgnmenggunakan input lainnya
2. Sda terbatas & langka, padahal kebutuhan umat
manusia akan sda cenderung tidak terbatas
3. Sda dapat tersedia dalam jangka waktu tertentu.
Macam & Ketersediaan
Sumberdaya
SDA diklasifikasikan dalam 3 tipe:
• renewable natural resources sda yang dapat menyediakan input-input produktif bagi sistem ekonomi untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
• non renewable natural resources sda dengan jumlah stok (deposit) yang terbatas dan dapat habis
• potentially renewable natural resources sda yang dapat habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat tetapi akhirnya bisa diganti melalui proses alam. Stok dapat dipertahankan jika proses eksploitasinya berada pada titik produksi yang sustainable.
Ekonomi Lingkungan vs
Ekonomi Sumberdaya
Ekonomi Sumberdaya mempelajari peranan alam sebagai pemasok bahan baku bagi aktivitas produksi dan konsumsi.
Ekonomi Lingkungan mempelajari aliran residu yang merupakan sisaan dari aktivitas produksi & konsumsi, & juga mempelajari bagaimana dampak residu terhadap lingkungan
Alam berperan penting sebagai penyedia bahan baku &energi sebagai input bagi kegiatan produksi & konsumsi.
Kegiatan2 ini menghasilkan sisaan/sampah (residu)
Eksternalitas (1)
adalah pengaruh/dampak/efek samping yang diterima oleh beberapa pihak sebagai akibat dari kegiatan ekonomi, baik produksi, konsumsi atau pertukaran, yang dilakukah oleh pihak lain
eksternalitas dapat bersifat menguntungkan (positive externalities) atau bersifat merugikan (negative exsternalities)
Dengan adanya eksternalitas kita tidak dapat mencapai kondisi-kondisi optimalitas Pareto
P
Jumlah output
D
ps
pp
qs qp
Marginal Private
Cost
Marginal Social
Cost
Eksternalitas (2)
jika perusahaan itu mencemarkan air sungai, marginal private
cost < marginal social cost
dari sudut pandang masyarakat, eksternalitas mengakibatkan
terlalu banyak barang yang diproduksi dengan harga yang lebih
rendah. terdapat ketidakefisienan dalam produksi
berdasarkan sebab & dampak yang dimunculkannya:
Jenis2 Eksternalitas
1. Pecuniary externality
2. Multidirectional externality
3. Reciprocal externality (eksternalitas reproksikal)
berdasarkan interaksi agen ekonomi:
1. Producer to producer externality
2. Producer to consumer externality
3. Consumer to consumer externality
4. Consumer to producer externality
Penyebab Eksternalitas
Masalah eksternalitas pada umumnya disebabkan oleh:
1. Masalah hak pemilikan (property rights)
2. Keberadaan barang publik (public goods)
3. Keberadaan SD bersama (common resource)
4. Ketidaksempurnaan pasar (imperfect market)/kegagalan
pasar (market failure)
5. Kegagalan pemerintah (state failure)
Property Rights
Property rights (PR) sangat menentukan alokasi sumberdaya yang efisien krn bgmn produsen dan konsumen menggunakan SDA tergantung pada hak pemilikan/pengelolaan yang mengatur SDA tsb.
PR menjadi problematik karena SDA sering dikategorikan sbg free of gift
PR dapat didefinisikan sebagai:
Klaim yang sah (secure claim) terhadap sumberdaya
ataupun jasa yang dihasilkan dari sumberdaya
tersebut.
Suatu gugus karakteristik yang memberikan kekuasan
kepada pemilik hak (Hartwick dan Olewiler, 1998).
Public Goods (1)
Barang Publik / Public Goods (PG) barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut.
Pure public goods barang yang harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama thd seluruh anggota masyarakat.
Ciri-ciri public goods :
1. Non-rivalry (tidak ada ketersaingan) dan non-
divisible (tidak habis).
2. Non-Excludable (tidak ada larangan).
Public Goods (3)
Karena ciri-ciri tadi, PG tidak diperjualbelikan sehingga tidak memiliki harga, akibatnya PG dimanfaatkan berlebihan dan tidak mempunyai insentif untuk melestarikannya.
PG mendorong sebagian masyarakat menjadi “free rider”.
PG sering dinilai lebih rendah dr yg seharusnya (undervalued) oleh masyarakat
Common Resources (1)
CR dapat diartikan akses terbuka terhadap sumberdaya tertentu.
Masalah CR dititikberatkan pada alokasi dan penggunaan SDA serta efek yg ditimbulkannya.
CR tidak memenuhi prinsip2 PRinefisiensi alokasi.
Pihak2 yang memanfaatkan CR tidak memiliki kendali dan tanggung jawab yang jelas thd kualitas/prospek SDAtdk ada kendali utk membuat keputusan investasi dan efisiensi alokasiekploitasi berlebihan
Common Resources (2)
• Contoh klasik masalah CR: “The Tragedy of the Commons”
(tragedi massal) yang diilustrasikan oleh Hardin (1968):
Sebuah grup peternak menggunakan suatu padang
penggembalaan umum untuk ternaknya. Tiap peternak
akan mengabaikan dampak penggembalaan ternaknya thd
ketersediaan rumput bagi peternak lain, padang
dimanfaatkan berlebihan (overgrazed)
Market Failure (1)
Sumberdaya alam (sda), dalam beberapa hal, tidak ditransaksikan dalam mekanisme pasar atau mekanisme pasar bekerja tidak sempurna (incomplete).
Dengan kata lain, kegagalan pasar cerminan sifat sda yang dalam beberapa hal menjadi barang publik.
Ledyard (1987) “ kegagalan pasar dapat dipahami dengan pendekatan konsep keberhasilan pasar”
Market Failure (2)
Ada beberapa persyaratan di mana pasar akan berhasil:
1. Well-defined property rights sehingga pembeli & penjual dapat secara bebas melakukan transaksi. Well-defined property rights akan terkukuhkan dengan baik jika karakteristik hak kepemilikan terpenuhi (universality, excludability, transferability, enforceability)
2. Konsumen dan produsen berlaku secara kompetitif dengan memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya.
3. Harga pasar diketahui oleh konsumen dan produsen.
4. Tidak ada biaya transaksi.
State Failure
Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau kelompok tertentu (interest groups) yg tdk mendorong efisiensi dan tdk berwawasan lingkungan. Kelompok2 ini memanfaatkan pemerintah utk mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik melalui kebijakan dsb.
Aksi rent seeking bisa dalam bentuk: lobby interest groups utk memberlakukan aturan yang melindungi/menguntungkan mereka, sogokan (bribe) pada oknum2 pemerintah
Rent seeking berakibat dampak lingkungan yang seharusnya diselidiki/diatasi dengan revenue pemerintah dari denda/pajak dll tidak dilaksanakan dg semestinya shg masalahnya makin lama makin bertambah serius